EFEKTIVITAS STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINANSOSIAL KESEHATAN DALAM PERLUASAN PESERTA BUKAN
PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk MelaksanakanPenelitian Pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Disusun oleh :
AKUN TANJUNG PRAYOGO
6661131316
PRORAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
Akun Tanjung Prayogo. 6661131316. Efektivitas Strategi BadanPenyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta BukanPenerima Upah di Kota Serang. Pembimbing 1 : Rahmawati S.Sos, M.SI.Pembimbing 2 : Maulana Yusuf S.IP, M.Si
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kategori Pekerja Bukan PenerimaUpah (PBPU) adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiriatau pekerja diluar hubungan kerja yang iuran kepesertaannya ditanggung sendiri.Untuk mengukur efektivitas peneliti menggunakan teori Efektivitas menurutMakmur. Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode penelitian kuantitatifdengan teknik Deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah Peserta BukanPenerima Upah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah randomsampling yang terdiri dari 100 sampel penelitian. Dari Hasil penelitian diketahuibahwa tingkat Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalamPerluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang adalah sebesar 63,31%.Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi Faktor Pendorong antara lain : (1) Adanyaketerlibatan RT/RW (2) Dibutuhkan oleh beberapa masyarakat (3) Pelayananmedis yang diberikan terdapat keunggulan yang dimiliki (4) Masyarakatdibebaskan memilih tempat fasilitas pelayanan kesehatan dan (5) Memilikimanfaat yang cukup banyak bagi masyarakat. Faktor Penghambat antara lain : (1)Penetapan komposisi premi dengan tiga kategori pembayaran (2) Ketidak patuhanmasyarakat (3) Tidak adanya sanksi yang tegas (4) terjadinya penolakan terhadapkelas terendah. Rekomendasi yang diberikan (1) Menghapus sistem denda (2)Menetapkan standar indikator bantuan iuran (3) Melakukan pengawasan bersamaOmbudsman (4) Memberikan sanksi pencabutan hak-hak sipil
Kata Kunci : Efektivitas, Strategi, Peserta Bukan Penerima Upah
ABSTRACT
Akun Tanjung Prayogo. 6661131316. The effectiveness of the Strategy of theOrganizer Body of Social Security of Health in the Expansion of Non-Beneficial Participants in Serang City. Supervisor 1 : Rahmawati S. Sos,M.SI. Supervisor 2 : Maulana Yusuf S.IP, M.Si
Participant of National Health Insurance (JKN) Category Not Receiver WageWorkers (PBPU) is any person who works or undertaking at own risk or workersoutside working relationship borne membership dues. To measure theeffectiveness of researchers using the theory of Effectiveness according toMakmur. The research method used is Quantitative Research Method withDescriptive approach. The sample in this study is Non-Beneficiary. The samplingtechnique used is random sampling consisting of 100 research samples. From theresults of the study note that the level of Effectiveness of Health InsuranceAdministering Body in the Expansion of Non-Beneficial Participants in SerangCity is 63.31%. There are 2 factors that affect the Effectiveness of Strategy ofHealth Insurance Administering Body in Expansion of Non Wage Member inSerang City. Drivers are: (1) The involvement of RT / RW (2) Needed by somecommunities (3) Medical services provided there are advantages possessed (4)Communities are free to choose health facility facilities and (5) For thecommunity. Inhibiting factors include: (1) Determination of the composition ofpremiums with three categories of payments (2) Disobedience of the community(3) Absence of strict sanctions (4) the occurrence of rejection of the lowest class.Recommendations (1) Deleting the system of fines (2) Establishing standards ofcontribution assistance indicators (3) Conducting joint oversight of theOmbudsman (4) Providing sanctions for the revocation of civil rights
Keywords: Effectiveness, Strategy, Participant Not Wage Receiver
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hargailah Hasil Usaha Sendiri Walaupun Tidak Memuaskan, Setidaknya Sudah
Berusaha dan Ikhtiar” – Akun Tanjung Prayogo
Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada Pemerintah Pusat selaku pembuat
kebijakan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa selaku lembaga pendidikan dimana penulis menimba ilmu untuk
dimanfaatkan sebagaimana semestinya.
KATA PENGANTAR
Bismillahir rahma nir rahim
Assalamu alaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw beserta kepada keluarga, dan sahabatnya.
Alhamdulillah puji syukur dengan izin Allah swt pembuatan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan Judul “EFEKTIVITAS STRATEGI BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM
PERLUASAN PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG”
Pembuatan skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari banyak pihak yang turut
membantu dan mendukung penulis secara moril dan materil dalam pembuatannya,
Maka dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada :
1. Prof. Dr. Shaleh Hidayat, M.Pd selaku rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai Dosen
Pembimbing Akademik Penulis selama masa aktif perkuliahan.
3. Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakuktas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai Dosen
Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi dan pemberian arahan
kepada penulis.
4. Iman Nurakhman, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakuktas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakuktas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam
penyusunan skripsi dan pemberian arahan kepada penulis.
8. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa selaku pemberi pembekalan ilmu pengetahuan kepada
penulis dan pemberi pelayanan selama masa aktif perkuliahan.
9. Yuanda S.H selaku humas BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kota
Serang yang telah Bersedia untuk Memberikan Data dan Informasi
Penelitian.
10. Kepala UPTD Puskesmas yang telah Bersedia untuk Mengizinkan
Melakukan Penelitian.
11. Amir Syarifudin dan Siti Rahmawati selaku kedua orang tua
penulis yang telah membesarkan penulis hingga saat ini dan turut
memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
12. Adi irfan, Jaka Permana, dan Agung Sudradjat selaku sahabat yang
turut serta dalam memberikan dukungan.
13. Seluruh Teman-Teman Angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa selaku teman, sahabat, motivator dan inspirator penulis
selama masa aktif perkuliahan.
Peneliti Menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena hal tersebut peneliti
berharap kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi. Dalam
kesempatan ini penulis meminta maaf sebesar besarnya kepada semua pihak
bilama terdapat hal hal yang tidak berkenan dalam penyusunan penelitian ini.
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambahkan
wawasan dan pengetahuan kepada pembaca. Demikian hal yang dapat penulis
sampaikan, Terima Kasih.
Wassalamu alaikum wr. wb
Serang,
Akun Tanjung Prayogo
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 15
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 16
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 17
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 17
1.6.1 Manfaat Praktis ................................................................... 17
1.6.2 Manfaat Teoritis ................................................................. 18
1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 20
2.1 Konsep Teori ................................................................................. 20
2.1.1 Konsep Efektivitas ................................................................ 20
2.1.2 Konsep Manajemen Strategi ............................................. 24
2.1.3 Konsep Pembangunan ........................................................... 30
2.1.4 Konsep Program .................................................................. 36
2.1.5 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional .................................. 38
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 49
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................. 50
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 55
3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 55
3.2 Fokus Penelitian ............................................................................ 55
3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................... 56
3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................... 56
3.4.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................ 59
3.5 Populasi dan Sampel ....................................................................... 61
3.5.1 Populasi ................................................................................. 61
3.5.2 Sampel ............................................................................... 62
3.6 Variabel Penelitian ......................................................................... 63
3.6.1 Definisi Konsep .................................................................. 64
3.6.2 Definisi Operasional ........................................................... 64
3.7 Teknik Pengelolaan Data ............................................................... 66
3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 66
3.7.1 Uji Validitas Data ................................................................ 66
3.7.2 Uji Reliabilitas Data ............................................................ 67
3.7.3 Uji T-Test ........................................................................... 68
3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 69
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................ 69
4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ............................................ 69
4.1.2 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
........................................................................................... ......,,,. 71
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik .................................................... 79
4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ............................................ 79
4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen .......................................... 81
4.3 Deskripsi Data Responden ........................................................... 82
4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................... 87
4.5 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 123
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................... 125
4.7 Pembahasan ................................................................................ 126
BAB V PENUTUP ................................................................................. 138
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 138
5.2 Saran ........................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.1 Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia Kota Serang
.................................................................................................. 2
1.2 Data Iuran Peserta PBI dan non-PBI .................................. ........... 9
1.3 Data Jumlah Peserta Program JKN di Kota Serang ......... ........... 10
1.4 Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2016 ............................... 12
1.5 Komposisi Penduduk yang Berkerja Menurut Status Pekerjaan di Kota
Serang Tahun 2016 ................................................................... 13
2.1 Tabel Perbedaan Sosial dan Konvensional .................................. 39
2.2 Kriteria Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional ........... 43
3.1 Skala Likert .............................................................................. 55
3.2 Jumlah Populasi Penelitian ........................................................... 59
3.3 Indikator Variabel .......................................................................... 61
3.4 Jadwal Penelitian .......................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 50
4.1 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis ............................... 125
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 83
Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Rentang Usia ................... 84
Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan .................... 84
Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 85
Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... 86
Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Kelas Perawatan ............... 87
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam meningkatkan pesertanya
sudah tepat dikarenakan menjawab permasalahan kesehatan yang sudah lama ada
di masyarakat ..................................................................................... 88
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui televisi dalam setiap waktunya yang dilakukan oleh BPJS
Kesehatan sudah tepat ........................................................................... 89
Diagram 4.9 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku pihak yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam melakukan perluasan
cakupan dengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat ...................... 90
Diagram 4.10 Tanggapan Responden nmengenai Strategi Penetapan BPJS
Kesehatan dalam hal pembayaran iuran bulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10
untuk mempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat ........... 91
Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat dalam perluasan peserta
dikarenakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalam memberikan
Jaminan Kesehatan Kepada Masyarakat.................................................. 92
Diagram 4.12 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan
kemampuan ekonomi masyarakat sudah tepat.......................................... 93
Diagram 4.13 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas
dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat ...... 94
Diagram 4.14 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Pembagian tiga kategori kelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran
yang ditentukan sudah tepat................................................................... 95
Diagram 4.15 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Penentuan bantuan iuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakir
miskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah................................. 96
Diagram 4.16 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Penerapan denda ketika terlambat dalam membayar iuran yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan sudahlah
tepat ...................................................................................................... 97
Diagram 4.17 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Komposisi yang dibuat oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada
peserta sudah tepat.................................................................................. 98
Diagram 4.18 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Penerapan denda sebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalam
setiap keterlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhan dalam
pembayaran iurannya sudah tepat ............................................................ 99
Diagram 4.19 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Penentuan tiga kategori kelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatan
kepada peserta berdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat
............................................................................................................. 100
Diagram 4.20 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta
dengan Penentuan peserta yang berhak dibantu oleh pemerintah dalam
Biaya/iuran yang dilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat
.............................................................................................................. 101
Diagram 4.21 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional lebih unggul dalam ruang akses
pelayanan medis daripada asuransi konvensional ..................................... 102
Diagram 4.22 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan kesehatan Nasional lebih unggul dalam tarif premi yang
telah ditetapkan daripada premi asuransi konvensional............................... 103
Diagram 4.23 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional menetapkan tiga kategori besaran
bayaran iuran premi bulanannya sudah tepat ........................................... 104
Diagram 4.24 Tanggapan Responden BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional lebih menekankan kepada masyarakat untuk
berkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudah tepa.......... 105
Diagram 4.25 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional memberikan kesempatan masyarakat
untuk memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakat
sudah tepat............................................................................................. 106
Diagram 4.26 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan dimana seluruh masyarakat memperoleh hak yang sama dalam
kesehatan............................................................................................... 107
Diagram 4.27 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS
Kesehatan dengan sistem Asuransi sosial sudah tepat dikarenakan dapat
memudahkan masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan
disangka-sangka .................................................................................... 108
Diagram 4.28 Tanggapan Responden Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan
sistem gotong royong sudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutan
masyarakat dibalik mahalnya biaya berobat............................................... 109
Diagram 4.29 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS
Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan
besaran Biaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat
............................................................................................................... 110
Diagram 4.30 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah tepat dikarenakan untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk memperoleh kesehatan yang layak................................ 111
Diagram 4.31 Tanggapan Responden mengenai Sistem rujukan yang dibuat oleh
BPJS Kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat......... 112
Diagram 4.32 Tanggapan Responden mengenai Penetapan status wajib kepada
masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat
................................................................................................................ 113
Diagram 4.33 Tanggapan Responden mengenai Pemberian sanksi penon-aktifan
peserta oleh BPJS Kesehatan sudah tepat.................................................. 114
Diagram 4.34 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional ..................................... 115
Diagram 4.35 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan Tujuan untuk memberikan hak kesehatan layak
untuk seluruh masyarakat........................................................................ 116
Diagram 4.36 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan cita-cita negara indonesia sehat 2020....... 117
Diagram 4.37 Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan tujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan dasar .................................................... 118
Diagram 4.38 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS
Kesehatan sudah efektif dalam membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan yang layak khususnya masyarakat menengah ke
bawah...................................................................................................... 129
Diagram 4.39 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta
Jaminan Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah efektif dalam
menjawab permasalahan sosial yang berketerkaitan dengan kesehatan...... 130
Diagram 4.40 Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta Jaminan
Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup membantu dalam
mencegah penyakit yang akan berakibat jangka panjang ......................... 131
Diagram 4.41 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta
Jaminan Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup dirasakan
manfaatnya kepada masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan...... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial merupakan usaha
yang terencana dan melembaga meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan
pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan Manusia, mencegah dan mengatasi
permasalahan sosial, serta memperkuat Institusi-Institusi sosial, Pembangunan
dalam Negara berkembang terutama di Indonesia yang pada umumnya masih
memiliki permasalahan yang banyak dalam kegiatan pembangunannya, hal ini
mendasari dengan keterbatasan infrastruktur yang dimiliki, dengan melihat
potensi sumber daya modal dan sumber daya manusia yang masih rendah.
Pembangunan dalam suatu Negara akan mudah tercapai apabila
infrastruktur yang diberikan oleh Pemerintah sudah memadai dan Masyarakat
sudah dianggap mampu dari aspek kualitas sumber daya manusia untuk
berpartisipasi dalam proses Pembangunan sehingga Pemerintah dan Masyarakat
saling bersinergi dalam melakukan Pembangunan, akan tetapi hal tersebut
faktanya di Indonesia tidak mendapat dukungan dari sumber daya manusia itu
sendiri hal ini dapat dibuktikan dimana data Indeks Pembangunan Manusia masih
rendah, hal ini dapat dilihat dari tabel seperti berikut :
2
Tabel 1.1Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia
Kota Serang
Komponen Satuan 2011 2012 2013 2014 2015Angka
Harapan HidupTahun 67,22 67,23 67,23 67,23 67,33
Harapan LamaSekolah
Tahun 11,27 11,82 11,92 12,34 12,36
Rentang LamaSekolah
Tahun 8,39 8,48 8,56 8,58 8,59
PengeluaranPer-Kapita
RibuRupiah
11.834 11.880 11.950 12.091 12.289
IndeksPembangunan
Manusia
Tahun 68,69 69,43 69,69 70,26 70,51
(sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2016)
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data indeks pembangunan manusia
tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Kota
Serang mengalami peningkatan yang signifikan dalam setiap tahunnya dimana
pada tahun 2011 Indeks Pembangunan Manusia Kota Serang diperoleh sebesar
68,69 dan pada tahun 2015 mencapai 70,51, Indeks Pembangunan Manusia
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia tidak luput dari berbagai macam cara
yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia masyarakat Kota Serang dengan kebijakan ataupun Program-program
yang telah diluncurkan untuk bidang kesejahteraan seperti Pendidikan dan
Kesehatan, berdasarkan pada Tabel 1.1 tersebut masih dapat dikatakan bahwa
posisi kualitas sumber daya manusia Kota Serang masih belum baik hal ini
dikarenakan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia mengalami kenaikan
rata-rata sebesar 1% dalam setiap tahunnya adapun faktor-faktor yang
3
menyebabkan Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan adalah
kesehatan masyarakat yang membaik, Partisipasi Pendidikan Masyarakat yang
meningkat, dan Kesejahteraan Masyarakat yang mengalami Peningkatan dalam
setiap tahunnya yang didorong oleh beberapa komponen seperti Angka Harapan
Hidup Masyarakat Kota Serang dimana secara umum mengalami peningkatan,
komponen Harapan Sekolah dimana Pemerintah Kota Serang mengharapkan
masyarakat Kota Serang bersekolah hingga jenjang Sekolah Menengah Atas atau
Sederajat namun realisasi dilapangan rata-rata masyarakat Kota Serang
berpendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama dan selain itu juga dapat dilihat
dari Pengeluaran Perkapita Masyarakat Kota Serang yang mengalami Peningkatan
signifikan hingga jumlahnya mencapai 12 Juta pertahun, Akan tetapi dalam fakta
di lapangan Kesehatan di Kota Serang masih dapat dikatakan dalam posisi
dibawah rata-rata Provinsi Banten, hal tersebut diperoleh dengan data Indeks
Angka Harapan Hidup sebagai berikut :
Tabel 1.2Data Indeks Angka Harapan Hidup
Kabupaten/KotaAngka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota
(Tahun)2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kab Pandeglang 62.26 62.46 62.66 62.83 62.91 63.51Kab Lebak 65.49 65.63 65.74 65.83 65.88 66.28Kab Tangerang 68.79 68.86 68.92 68.96 68.98 69.28Kab Serang 62.56 62.75 62.90 63.03 63.09 63.59Kota Tangerang 71.07 71.08 71.09 71.09 71.09 71.29Kota Cilegon 65.72 65.78 65.84 65.84 65.85 66.15Kota Serang 67.20 67.22 67.23 67.23 67.23 67.33Kota TangerangSelatan
72.04 72.07 72.09 72.10 72.11 72.12
Provinsi Banten 68.50 68.68 68.86 69.04 69.13 69.43(Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2016)
4
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa kondisi Kesehatan
Masyarakat Kota Serang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten mengalami
sedikit peningkatan dengan kualitas kesehatan Sumber Daya Manusia yang
dimiliki pada tahun 2010 sampai 2013, dan tidak mengalami kenaikan pada tahun
2013 sampai 2015, rendahnya indeks angka harapan hidup masyarakat Kota
Serang hal ini disebabkan oleh kesehatan lingkungan masyarakat yang belum
bersih, dan pemenuhan kebutuhan Gizi dan Kalori yang belum tercukupi, tabel
tersebut juga menjelaskan bahwa terselenggaranya Program Jaminan Kesehatan
Nasional masih belum mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota
Serang.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program jaminan
kesehatan nasional yang dirancang pada tahun 2004 dan diimplementasikan pada
tahun 2014 dengan landasan hukum Undang-Undang nomor 40 tahun 2004
tentang sistem jaminan sosial nasional yang diperuntukan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta
untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dasar
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan, Sesuai dengan falsafah dasar negara
Pancasila terutama sila ke 5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan, dimana hal
tersebut termaktud dalam pasal 28 H ayat 1 dan 3yang berbunyi “setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” dan “setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
5
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat” dan
pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 2 dan 3 yang berbunyi “negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”
dan “negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak”, dimana dalam hal ini juga ditegaskan
dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
Kesadaran akan pentingnya Jaminan perlindungan sosial terus bekembang
sesuai amanat pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 134 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh
rakyat indonesia, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah menjadi suatu bukti yang kuat
bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan
kesejahteraaan sosial bagi seluruh rakyatnya dimana pada hakekatnya bertujuan
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak. Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal
28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
6
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Kesadaran
tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat
pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal l34 ayat 2, yaitu menyebutkan
bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD
1945, kemudian terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah
dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial, pada
hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Untuk mewujudkan komitmen global
sebagaimana amanat resolusi World Health Association (WHA) ke-58 tahun 2005
di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangan Universal Health
Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan
menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,
diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang
melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai
swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan
7
jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih
terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya Kesehatan dan mutu pelayanan
menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 inis
mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk
termasuk Program Jaminan Kesehatan melalui suatu Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
terdiri dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut
selanjutnya disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pengaturan teknis pelaksanaan lebih lanjut program Jaminan Kesehatan Nasional
dituangkan dalam berbagai peraturan sebagai turunan dari kedua Undang-Undang
tersebut diatas, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden
(Perpres), Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes), Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan, Pedoman
Pelaksanaan (Manlak), Petunjuk Teknis (Juknis), Panduan Praktis dan lain-lain.
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini
8
memuat berbagai ketentuan pokok yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai
petunjuk teknis sehingga diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Tujuan
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam
bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah program Jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau dibayarkan iurannya oleh
pemerintah dalam setiap bulannya, program ini pada tujuannya merupakan
program yang diselenggarakan untuk memperoleh kesehatan yang layak dengan
biaya berobat yang cukup relatif murah dan diwajibkan untuk seluruh warga
negara Indonesia dan warga negara asing yang berkerja dan menetap di Indonesia
selama lebih dari enam bulan untuk berpartisipasi dengan membayar iuran setiap
bulannya sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan peserta, pada dasarnya
Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi
kepesertaan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran atau yang
iurannya dibayar pemerintah.
9
Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas 2
kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan
Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan, Peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang
tidak mampu. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (non-PBI) Jaminan
kesehatan adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja
Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota
keluarganya. Dalam mekanisme pembayaran yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
peserta kategori Pekerja Penerima Upah (PPU) iurannya dibayarkan oleh pemberi
kerja dan pekerja yang bersangkutan, Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)
iurannya dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan, dan Peserta Bukan Pekerja
iurannya dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan, adapun khusus Bukan
Pekerja dimana penerima pensiunan pemerintah iurannya dibayarkan oleh
pemerintah dan penerima pensiun, sedangkan veteran dan perintis kemerdekaan
dibayarkan oleh pemerintah. Dalam program Jaminan Kesehatan Nasional,
Kepesertaan paling lambat pada tanggal 1 januari 2019 seluruh penduduk
indonesia terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional, untuk lebih jelas
peneliti menjabarkan aturan iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional untuk
Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan peserta bukan Penerima Bantuan
Iuran (Non-PBI) sebagai berikut :
10
Tabel 1.3Data Iuran Peserta PBI dan Non-PBI
SasaranPeserta
Non-PBI
Pekerja Penerima Upah PBPU Bukan PekerjaTNI/Polri/Pejabat
Negara/PNS/PegawaiPemerintah Non-Pegawai Negeri
PegawaiSwasta
PekerjaMandiri
PensiunanPemerintah
PensiunanSwasta
Veteran/PerintisKemerdekaan
PresentaseUpah
5% 4%Nilai
Nominal5%
NilaiNominal
5% dari 45%Gaji Pokok
Kontribusi
3% Pemerintah4%
PemberiKerja
Rp.25.500Rp.51.000Rp.80.000
3%Pemerintah Rp.25.500
Rp.51.000Rp.80.000
5% dari 45%Gaji Pokok
2% Pekerja1%
Pekerja
2%PenerimaPensiun
KeteranganGaji Pokok dan
Tunjangan Keluarga
GajiPokok danTunjangan
Tetap
Kelas 3Kelas 2Kelas 1
Gaji Pokokdan
TunjanganKeluarga
Kelas 3Kelas 2Kelas 1
Gaji Pokok
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2016)
Berdasarkan tabel tersesbut dapat dilihat dimana terdapat perbedaan dalam
penetapan presentase konstribusi yang diberikan dalam penetapan besaran iuran
kepada masing-masing kategori Peserta dari Program Jaminan Kesehatan
Nasional dimana presentase dari pembayaran peserta PPU pegawai pemerintahan
adalah sebesar 5% dimana 3% ditanggung oleh pemerintah dan 2% nya
ditanggung oleh pekerja, selain itu presentase pembayaran pada PPU pegawai
swasta ditetapkan sebesar 5% dimana 4% ditanggung oleh perusahaan selaku
pemberi kerja dan 1% ditanggung oleh pekerja, sedangkan untuk Peserta kategori
PBPU mereka menanggung seluruh iuran pembayaran dengan menetapkan kelas
atau kategori yang diinginkan oleh peserta, adapun jumlah Kepesertaan dari
program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan adalah Sebagai Berikut :
11
Tabel 1.3Data Jumlah Peserta BPJS Kesehatan di Kota Serang Per-September 2016
No KategoriJumlahPeserta
1 Bukan Pekerja 13.4002 Peserta Bantuan Iuran APBD 37.4723 Peserta Bantuan Iuran APBN 124.5174 Pekerja Bukan Penerima Upah 24.1805 Pekerja Penerima Upah 150.223
Jumlah Peserta Keseluruhan 349.792jumlah Peserta PBI 161.989
Jumlah Peserta Non-PBI 187.803(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Tahun 2016)
Program ini merupakan program yang dirancang sebagai asuransi
kesehatan nasional yang dikelola oleh pemerintah pusat dengan asas gotong
royong yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, kehadiran program ini
merupakan angin segar untuk seluruh masyarakat Indonesia mengingat dengan
mahalnya jumlah uang biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat. untuk
mengatasi permasalahan tersebut pemerintah menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan Nasional dengan dibentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS kesehatan) yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan
atau yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional, untuk menyukseskan program
Jaminan Kesehatan Nasional pemerintah berkerjasama dengan berbagai pihak
seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan apotik untuk menyelenggarakan
program tersebut di seluruh Indonesia, dengan adanya program tersebut
merupakan langkah kebijakan yang dimana masyarakat dapat terbantu dengan
adanya program tersebut untuk berobat tanpa mengeluarkan biaya cukup dengan
membayar iuran bulanan sehingga program ini diharapkan masyarakat agar lebih
12
berpartisipasi untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang berkerja sama dengan
program Jaminan Kesehatan Nasiona Nasional.
Dengan diterapkannya program Jaminan Kesehatan Nasional diharapkan
kesenjangan sosial masyarakat dalam hal memperoleh hak kesehatan yang layak
dapat diatasi terutama permasalahan untuk memperoleh berobat bagi masyarakat
kurang mampu, namun dalam pelaksanaan program tersebut tidak luput dari
permasalahan yang dihadapi mengingat program tersebut dijalankan secara
serentak dan berjalan sudah 3 tahun, sehingga hal ini merupakan tugas berat
pemerintah dalam menjalankan program tersebut agar lebih efektif dan efesien.
adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional adalah sebagai berikut :
Pertama, Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang
Program Jaminan Kesehatan Nasional. kurangnya sosialisasi yang dilakukan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat, hal ini
penulis amati dimana sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat hanya melalui media massa
sehingga publik merasa kurang paham sepenuhnya secara mendetail mengenai
program Jaminan Kesehatan Nasional, hal ini dikuatkan juga oleh pak yuanda
selaku Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang
dimana beliau menjelaskan mengenai keterkendalaan dalam meningkatkan jumlah
kepesertaan adalah kompetensi dan kualitas dari pemasarannya yang belum
dilakukan secara efektif, mengingat yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam sosialisasi hanya melewat media massa (Sumber
13
: wawancara dengan Pak yuanda selaku Humas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Kota Serang).
Kedua, Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat Program
Jaminan Kesehatan Nasional Ketidak Pahaman masyarakat mengenai pentingnya
keikutsertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional untuk memperoleh manfaat
dari Program Jaminan Kesehatan Nasional. hal ini dapat dilihat dalam tabel
jumlah penduduk sebagai berikut :
Tabel 1.4Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2016
Berdasarkan Jenis KelaminKecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Serang 112.544 107.879 220.423Kasemen 48.908 45.437 94.345Walantaka 44.097 41.921 86..018Curug 27.558 25.711 53.269Cipocok Jaya 44.163 41.795 85.958Taktakan 46.016 42.405 88.421
Jumlah 323.286 305.148 628.434(Sumber : Disdukcapil Kota Serang, Tahun 2016)
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa terdapat
628.434 penduduk Kota Serang dari seluruh Kecamatan, sedangkan
peserta program Jaminan Kesehatan Nasional tidak mencapai
angka keseluruhan dari Jumlah Penduduk Kota Serang hal ini dapat
dilihat dalam Tabel Penunjang sebagai berikut :
14
Tabel 1.5Data Jumlah Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Serang
Per-Desember 2016
No KategoriJumlahPeserta
1 Bukan Pekerja 13.4002 Peserta Bantuan Iuran APBD 37.4723 Peserta Bantuan Iuran APBN 124.5174 Pekerja Bukan Penerima Upah 24.1805 Pekerja Penerima Upah 150.223
Jumlah Peserta Keseluruhan 349.792jumlah Peserta PBI 161.989
Jumlah Peserta Non-PBI 187.803(Sumber : BPJS Kota Serang, Tahun 2016)
Ketiga, Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit, berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti masih terdapatnya
Diskriminasi dalam pemberian pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan
dimana dalam hal tersebut mengatakan ruang kamar rawat inap sudah penuh
kepada pasien pengguna kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
kategori I dan II, selain itu terjadinya penelantaran peserta dari Program Jaminan
Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Dradjat Prawiranegara
(sumber : www.radarbanten.com/pasien-BPJS-ditolak dikutip desember 2017).
Keempat, Kurang Kompetensinya sumber daya manusia didalam
organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang dalam
mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan Nasional hal ini didasari kepada
kemampuan dan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kota Serang.
15
Kelima, Tidak ada indikator yang menetapkan peserta yang layak untuk
memperoleh bantuan dari pemerintah ataupun pemerintah daerah dalam
menetapkan Peserta Bukan Penerima Upah, hal ini dapat dilihat dalam Undang-
Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional bagian Kepesertaan dimana tidak adanya
penetapan kriteria peserta yang berhak dibantu iurannya atau tidak.
Keenam, Tidak adanya sanksi hukum yang kuat terhadap masyarakat yang
tidak mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional, hal ini dapat dilihat
dilapangan dimana masyarakat yang tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan
Nasional tidak memperoleh sanksi mengingat keikutsertaan dalam program
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan kewajiban bagi seluruh Masyarakat
Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka penulis perlu
melakukan mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada di (Locus)
tempat penelitian, dan berdasarkan pada pemaparan diatas maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang
Program Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional.
16
3. Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit.
4. Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki
dalam mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan Nasional
Secara langsung.
5. Tidak adanya indikator dalam penetapan status kepesertaan.
6. Tidak adanya sanksi hukum yang tegas kepada Masyarakat yang
tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memfokuskan penulis dalam
penulisan penelitian sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga penelitiannya
tidak melebar kepada permasalahan yang perlu diteliti dan mencegah hal tersebut
terjadi, pembatasan masalah juga perlu untuk membantu penelulis agar fokus
kepada pelaksanaan penelitian.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya terbatas pada
“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang” serta
menekankan fokus kepada persentasi Partisipasi dari pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional yang dijawab oleh pengguna Kartu Jaminan
Kesehatan Kategori Peserta Bukan Penerima Upah Sebagai Responden dalam
penelitian peneliti.
17
1.4 Rumusan Masalah
Dari pemaparan permasalahan-permasalahan serta pembahasan-
pembahasan permasalahan yang telah dijabarkan didalam lokasi penelitian
sebelumnya oleh penulis mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja
Penerima Upah di Kota Serang maka penulis dapat merumuskan permasalahan
yang ada adalah :
”Seberapa besar Tingkat Efektivitas Strategi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan
Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan yasng hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
“Untuk Mengetahui Berapa Besarkah Efektivitas Strategi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan
Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang”
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Praktis
Secara teoritis penelitian yang dilakukan ini dapat dipergunakan dalam
mengembangkan ilmu administrasi negara pada umumnya dan khususnya pada
pemerintah selaku pengambil keputusan.
18
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan, pengalaman
dan khasanah keilmuan tentang Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan suatu
program, dimana hal tersebut nantinya akan berguna untuk penulis dan pembaca
pada umumnya, penulis juga berharap penelitian ini juga dapat berguna bagi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Banten terutama Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan selaku penyelenggara sebagai bahan
kajian dan evaluasi serta masukan bagi instansi pemerintah terkait untuk lebih
mengembangkan program ini lebih lanjut.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini tersusun atas sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan berisi tentang materi dasar yang akan
diuraikan pada bab bab selanjutnya yaitu mengenai masalah dan
uraian pembahasannya. Yang berisikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penilaian penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori dari para ahli
yang relevan terhadap masalah. Setelah memaparkan teori,
kemudian membuat kerangka berpikir penelitian.
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada metode penelitian ini berisi tentang beberapa uraian
penjelasan mengenai metode penelitian, fokus penelitian, Lokasi
Penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel penelitian,
teknik pengelolaan dan analisis data, serta waktu dan tempat
penelitian tersebut dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan pembahasan dalam penelitian
ini, proses penelitian, gambaran umum lokasi penelitian,
karakteristik responden, jawaban responden atas angket interpretasi
penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan, kemudian memberikan saran yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan agar adanya perbaikan yang lebih
baik terhadap program pemerintah.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Teori
2.1.1. Konsep Teori Efektivitas
Drucker (1964:5) mendefinisikan efektivitas sebagai melakukan
pekerjaan yang benar (doing the rights things), sedangkan efisiensi adalah
melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). Dari kedua definisi yang
dikemukakan oleh Drucker tersebut, maka jelaslah perbedaan antara efektivitas
dengan efisiensi.
Chung & Megginson (Siahaan,1999:17) mendefinisikan efektivitas
sebagai istilah yang diungkapkan dengan cara berbeda oleh orang- orang yang
berbeda pula. Namun menurut Chung & Megginson yang disebut dengan
efektivitas ialah kemampuan atau tingkat pencapaian tujuan dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan agar organisasi tetap survive (hidup).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Supriyono (2000:29)
mendefinisikan pengertian efektivitas, sebagai berikut :
“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusattanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakinbesar konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadapnilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektifpula unit tersebut”
21
Oleh karena itu, dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan hubungan
keluaran tanggung jawab dengan sasaran yang harus di capai. Semakin besar
keluaran yang dihasilkan dari sasaran yang akan dicapai maka dapat dikatakan
efektif dan efisien. Suatu tindakan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil
atau efeknya dalam pencapaian tujuan.
Sementara Gibson dkk (1994:31) memberikan pengertian efektivitas
dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu (1) seluruh siklus input-proses-
output, tidak hanya output saja, dan (2) hubungan timbal balik antara organisasi
dan lingkungannya. Gibson berpendapat (1994:25), efektivitas dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Efektivitas individu, merupakan tingkatan efektivitas yang palingdasar yang menekankan pada hasil karya individu atau anggotatertentu dari organisasi.
2. Efektivitas kelompok yang lebih menekankan jumlah kontribusidari semua anggotanya.
3. Efektivitas organisasi, yang merupakan gabungan dari efektivitasindividu dan efektivitas kelompok yang secara sinergis mampumendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatnya.
Sedangkan Robbins (1994:51-54) menyatakan bahwa efektivitas dapat
diukur dengan tiga pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan tujuan, dengan anggapan bahwa tujuan merupakanukuran efektivitas organisasi.
2. Pendekatan sistem, dengan anggapan bahwa kelangsungan hidupdan perkembangan organisasi bergantung pada kemampuannyamenghasilkan produksi barang dan jasa yang dibutuhkanlingkungannya. Pendekatan sistem ini lebih bersifat makro karena
22
efektivitas mencakup baik aspek organisasi maupun aspeklingkungannya.
3. Pendekatan konstituasi-strategis, yang didasari pada berbagai pihakyang berkepentingan dalam kinerja organisasi seperti :
a. Pimpinan organisasi berharap organisasi berjalan sesuai tujuanyang telah ditetapkan,
b. Pemilik ingin meraih profit.c. Manajer dan karyawan berharap memiliki penghasilan yang
tinggi,d. Kreditur berharap organisasi mampu memenuhi kewajibannya,e. Pemasok berkeinginan organisasi lancar melakukan
pembayaran,f. Pemerintah berharap organisasi taat pada peraturan yang
telah ditetapkan,g. Pelanggan dapat dilayani dengan baik oleh organisasi.
Menurut Gibson (1994:26-28) ukuran efektivitas organisasi dapat dilihat
dari perspektif waktu yang dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1. Jangka pendek, yaitu ukuran kegiatan kurang atau sama dengan satutahun yang mencakup kuantitas dan kualitas produksi yangdikonsumsi pelanggan, efisiensi penggunaan sumber organisasi,serta kepuasan karyawan organisasi.
2. Jangka menengah, yaitu ukuran kegiatan organisasi selama 5 (lima)tahun yang meliputi kemampuan organisasi beradaptasi denganperubahan internal dan eksternal, serta kemampuan memperbesarkapasitas untuk berkembang.
3. Jangka panjang, yaitu memiliki jangka waktu yang tidak terbatasdalam hal bertahan hidup dan berkembang.
Dari segi kriteria efektivitas menurut Makmur (2011: 7-9) terdapat
beberapa unsur-unsur kriteria efektivitas, yang diantaranya:
1. Ketepatan penetuan waktu, Sebagaimana kita maklumi bahwa waktuadalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu kegiatan yangdilakukan dalam sebuah organisasi. Demikian pula halnya akan sangatberakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi, penggunaan waktuyang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telahditentukan sebelumnya.
23
2. Ketepatan perhitungan biaya, Setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik yangmelekat pada individu, organisasi, maupun negara yang bersangkutan.Ketepatan dalam pemanfaatan biaya terhadap sesuatu kegiatan, dalam artibahwa tidak mengalami kekurangan sampai kegiatan itu dapatdiselesaikan. Demikian pula sebaliknya tidak mengalami kelebihanpembiayaan sampai kegiatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik danhasilnya memuaskan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Ketepatan dalam pengukuran, Kita telah menyadari bahwa setiap kegiatanyang dilakukan senantiasa mempunyai ukuran keberhasilan tertentu.Ketepatan ukuran yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatanatau tugas yang dipercayakan kepada kita adalah merupakan bagian darikeefektivitasan.
4. Ketepatan dalam menentukan pilihan, Kesalahan dalam memilih suatupekerjaan, metode, benda, sahabat, pasangan, dan lain sebagainya berartitindakan yang dilakukan itu gambaran ketidakefektivan serta kemungkinanmenciptakan penyesalan di kemudian hari.
5. Ketepatan berpikir, Memang kita tidak dapat menyangkal tentangpemikiran Descartes yang mengungkapkan cogito ergo sum (aku adakarena aku berpikir). Dengan demikian bahwa kelebihan manusia yangsatu dengan manusia lainnya sangat tergantung ketepatan berpikirnya,karena ketepatan berpikir dari berbagai aspek kehidupan baik yangberkaitan dengan dirinya sendiri maupun pada alam semesta yangsenantiasa memberikan pengarugh yang sifatnya positif maupun negatif.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah, Keberhasilan aktivitas suatuorganisasi sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin,salah satu tuntutan kemampuan memberikan perintah yang jelas danmudah dipahami oleh bawahan.
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan, Organisasi apa pun bentuknya akanselalu berusaha untuk mencapai tujuan yang telah mereka sepakatisebelumnya dan biasanya senantiasa dituangkan dalam sebuah dokumensecara tertulis yang sifatnya lebih stratejik, sehingga menjadi pedomanatau sebagai rujukan dari pelaksanaan kegiatan sebuah organisasi, baikyang dimiliki oleh pemerintah maupun organisasi yang dimiliki olehmasyarakat tertentu.
8. Ketepatan sasaran, Sejalan dengan apa yang kita sebutkan di atas, bahwatujuan lebih berorientasi kepada jangka panjang dan sifatnya stratejik,sedangkan sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebihbersifat operasional. Jika sasaran yang ditetapkan kurang tepat, maka akanmenghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.
24
Dari studi kepustakaan, terdapat berbagai pendekatan yang sangat
bervariasi dari para sarjana dalam memberikan perspektif mengenai konsep
efektivitas organisasi. Akibatnya dalam memberikan pengertian mengenai
efektivitas organisasi itu sendiri terjadi persepsi yang berbeda pula, tergantung
pada kerangka acuan yang digunakan. Pandangan ahli ekonomi dan keuangan
terhadap efektivitas organisasi ialah menekankan pada aspek keuntungan atau laba
investasi. Sedangkan para ilmuwan bidang publik, lebih menekankan kepada
aspek kualitas produk jasa pelayanan kepada masyarakat. Dalam kaitan dengan
pandangan-pandangan seperti di atas.
Berdasarkan berbagai pandangan para ahli dengan berbagai pandangan
yang berbeda mengenai konsep efektivitas organisasi, namun dapat diambil garis
besarnya bahwa yang dimaksud dengan efektivitas adalah kesesuaian antara
tujuan awal yang telah direncanakan dengan hasil akhir yang didapat.
2.1.2 Konsep Manajemen Strategi
Siagan dalam Rachmat (2014:15) menjelaskan bahwa manajemen
strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Rachmat (2014:14)
manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu
perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah proses penetapan
tujuan organisasi. Pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi
25
mengombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut pendapat para ahli lainnya Barney mengartikan
Manajemen Strategik sebagai pemilihan dan penerapan strategi, seangkan strategi
adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi dapat
mempertahankan kinerjanya. Adapun Grant memahami strategi sebagai
keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya untuk menciptakan
posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajemen strategik terlibat dengan
pengembangan dan implementasi stretegi dalam kerangka pengembangan
keunggulan bersaing. Selanjutnya Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, dan Robert
E. Hoslisson menyebutkan bahwa manajemen strategik adalah proses untuk
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi hal-hal yang ingin dicapai dan cara
mencapai hasil yang bernilai. Selanjutnya, menurut J. David Hunger dan Thomas
L.Wheelen Strategic management is that a set of managerial decisions and actions
that determines the long-run performance of a corporation. Yang artinya,
manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Rachmat, 2014:14-15).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diketahui fokus manajemen
strategik terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produk/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Pada hakikatnya, manajemen strategik
adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah pada
pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu perusahaan mencapai
26
tujuan. Dengan demikian, terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu
sebgai berikut :
1. Manajemen srategik terdiri atas tiga proses : (1) pembuatanstrategi, meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,pengidentifikasian peluang dan ancaman serta kekuatan dankelemahan perusahaan, pengembangan alternatif strategi danpenentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. (2) penerapanstrategi meliputi penentuan sasaran operasional tahunan, kebijakanorganisasi, pemotivasian anggota dan pengalokasian sumber dayaagar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan. (3)evaluasi kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memenuhimemonitor seluruh hasul pembuatan dan penerapan strategi,termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan sertamengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Peran manajemen strategik meraih tujuan yang diinginkan olehsuatu perusahaan. Dengan manajemen strategik, setiap unit ataubagian yang ada di perusahaan dapat melaksanaan tugas dantanggung jawabnya sebaik mungkin.
Adapun fungsi manajemen strategik menurut Rachmat, (2014:19-21)
adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan ataupun perencanaan yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Fungsi manajemen dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning), yaitu proses kegiatan memikirkan hal-halyang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki danmenentukan prioritas ke depan agar dapat berjalan sesuai dengantujuan dasar organisasi.
2. Pengorganisasian (Organizing), yaitu proses penyusunanpembagian kerja dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya sertapenempatan orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secaratepat.
27
3. Pengarahan (Directing), yaitu tindakan untuk mengusahakan agarsemua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuaidengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
4. Pengevaluasian (Evaluating), yaitu proses pengawasan danpengendalian performa organisasi untuk memasstikan bahwajalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut James A.F.Stoner menyatakan manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun menurut pendapat lainnya Stoner
Merumuskan keempat ungsi manajemen sebgai berikut :
1. Perencanaan (Planning) menunjukan bahwa para manajermemikirkan tujuan dan kegiatan sebelum melaksanakannya.
2. Pengorganisasian (Organizing) berarti para manajermengkordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahanyang dimiliki organisasi.
3. Memimpin (To Lead) menunjukan cara para manajermempengaruhi dan mengarahkan bawahannya.
4. Pengendalian (Conrolling) berarti para manajer berusha untukmeyakinkan bahwa organisasi bergerak ke arah tujuan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi organisasi adalah
sebagai alat dari manajemen strategik untuk mencapai tujuan.
28
2.1.3 Proses Manajemen Strategi
Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) proses manajemen strategis
meliputi empat elemen dasar yaitu :
1. Pengamatan Lingkungana. Analisis Eksternal, Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-
variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada diluarorganisasi dan secara tidak khusus ada dalam pengendalianjangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabeltersebut membentuk keadaan dalam organisasi ini hidup.Lingkungan eksternal memiliki dua bagian : Lingkungan kerjadan Lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok secara langsung berpengaruh ataudipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Berapaelemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok,komunitas lokal, pesaing, pelanggan, pedagang, kreditur, serikatburuh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan.Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan-kekuatan umumkekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan seringmempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
b. Analisis Internal, Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasitetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek darimanajemen puncak. Varibel-variabel tersebut membentuksuasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itumeliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi. Strukturadalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yangberkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja.Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yangdibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah asetyang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasaorganisasi.
29
2. Perumusan Strategi, Perumusan strategi adalah pengembanganrencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatandan ancaman lingkungan . dilihat dari kekuatan dan kelemahanperusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misiperusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai,pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.
3. Implementasi Strategi, Implementasi strategi adalah proses dimanamanajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakanmelalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Prosestersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh,struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secarakeseluruhan. Kecuali katika diperlukan perubahan secara drastispada perusahaan, manajer level menengah dan bawah akanmengimplementasikan strateginya secara khusus denganpertimbangan dari manajemen punak.
4. Evaluasi dan Pengendalian, Evaluasi dan Pengendalian adalahproses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasilkinerja dimonitor dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer disemua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukantindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasidan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama darimanajemen strategis. Elemen itu juga dapat menunjukan secaratepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi stretegisebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulaikembali.
Pada level korporasi, proses manajemen strategi meliputi aktivitas-
aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen
mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan
mengamati lingkungan internal untuk kekuatan dan kelemahan faktor-faktor yang
paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan
diringkas dengan singkatan SWOT yang berarti Strenghts (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunies (Kesempatan), dan Treats (Ancaman)
30
Sedangkan menurut David mendefinisikan proses manajemen strategis
adalah usaha untuk mengulangi apa yang tejadi dalam pikiran orang cerdas,
instuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis, proses
manajemen strategis menurut David (2004:5-6) terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1. Perumusan Strategi, Termasuk mengembangkan misi bisnis,mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkankekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangkapanjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategitertentu untuk dilaksanakan.
2. Implementasi Strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkanobyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasikaryawan, mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yangdirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasukmengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan strukturorganisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran,menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sisteminformasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan denganprofesi organisasi.
3. Evaluasi Strategi, Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalammanajemen strategis, para manajer sangat perlu mengetahui kapanstrategi tertentu berfungsi dengn baik evaluasi strategi terutamaberarti berusaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategidapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternaldan internal selalu berubah (David, 2004:5-6)
2.1.4 Konsep Pembangunan
Pembangunan biasanya secara umum didefinisikan sebagai rangkauan
usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang
ditempuh oleh suatu negara dan bangsa menuju modernitas. Pembangunan pada
hakekatnya adalah upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang
menjadi cita-cita bangsa Indonesia, pembangunan juga dipandang sebagai
peningkatan pertumbuhan eonomi disertai keadilan sosial secara sadar, tujuan-
31
tujuan yang harus dicapai dalam pembangunan yaitu kemakmuran secara adil
kepada semua warga negara, peningkatan kreativitas dan produktivitas bangsa,
alih teknologi, kebebasan dan martabat kemanusiaan yang lebih baik, partisipasi
penuh masyarakat dalam mengambil keputusan, kebebasan menyatakan pendapat,
dan pendidikan bagi semua anggota masyarakat. (Mochtar Lubis, 1990).
Sedangkan Menurut Mardikanto (1993:1-4) ialah pembangunan dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Proses yang diupayakan secara sadar dan terencana.2. Proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggotamasyarakat.
3. Proses pertumbuhan ekonomi4. Proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu
hidup atau kesejahteraan individu dan seluruh warga masyarakat.5. Pemanfaatan teknologi baru atau inovasi yang terpilih.
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh (Rahardjo 1999:192)
pembangunan dapat diartikan sebagai berikut :
1. Proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapaikondisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi yangmendahuluinya.
2. Usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan perubahansosial melalui modernisasi, perubahan sosial yang dimaksud adalahperubahan sosial yang utuh, bukan yang parsial. Dengan kata lain,pembangunan adalah proses perubahan yang disengaja ataudirencanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidakdikehendaki kearah yang dikehendaki.
Dengan demikian pembangunan masyarakat adalah setiap usaha usaha
perbaikanatau kegiatan yang dilakukanoleh seluruh warga masyarakat setempat
guna mencapai kondisi masyarakatnya setingkat lebih baik dari pada kondisi yang
mendahuluinya. Pembangunan masyarakat adalah suatu gerakan untuk
32
menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan
melibatkan peran serta nyata dari mereka (Hartoyo 1996:3-4), dari batasan
pengertian tersebut bahwa dalam pembangunan masyarakat terkandung 3 hal,
yaitu :
1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruhanggotamasyarakat.
2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkatkehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaansebelumnya.
3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta nyata dariseluruh anggota masyarakat.
Peran serta yang dimaksud adalah keterikatan langsung dari warga tanpa
adanya dorongan yang kuat dari pihak luar. Dalam hal ini peran serta yang
diharapkan tumbuh dan berkembang dari seluruh warga masyarakat hendaknya
meliputi :
1. Peran serta dalam pemikiran, misalnya dalam identifikasi masalah-masalah yang perlu segera dibangun, membuat perencanaanpembangunan, dan sebagainya.
2. Peran serta dalam penghimpunan dana, misalnya memberikansumbangan uang dan bahan-bahan guna pembangunan.
3. Peran serta dalam penyelesaian tenaga, misalnya turut serta dalamkegiatan kerja bakti melaksanakan pembangunan.
4. Peran serta menikmati hasil pembangunan.
Menurut Siagian (1988:30-46), sedkitnya ada 10 prinsip dalam
penyelenggaran pembangunan masyarakat, yaitu :
1. Kesemestaan atau kompherensif, artinya cakupan bidang-bidangpembangunan masyarakat harus meliputi seluruh segi kehiupan danpenghidupan masyarakat luas.
2. Partisipasi masyarakat, maksudnya berapapun dominannya perananpemeritah dalam menyelenggarakan pembangunan tidak mungkinseluruh beban menyelenggarakan pembangunan itu dipikul oleh
33
pemerintah beserta seluruh aparaturnya betapapun tingginyadisiplin dan dedikasi aparatur tersebut.
3. Keseimbangan, artinya sesuatu bidang pembangunan tidak dapatdipandang lebih dari bidang yang lain. Bahwa sesuatu bidangtertentu didahulukan pelaksanaannya, kiranya tidak merupakanmasalah, karena secara logis akan menuntun pelaksanaan yangdidasarkan atas sesuatu skala prioritas yang jelas.
4. Kontinuitas, maksudnya diperlukan kesinambungan pelaksanaanberbagai kegiatan pembangunan itu, dan satu tahap pembangunanhanyalah satu rantai dari sesuatu mata rantai yang amat panjang.
5. Pendekatan kesisteman, yaitu suatu cara yang tepat untukdipergunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit.Pendekatan sistem ini tidak terlihat suatu komponen bergerakdalam keadaan isolasi, melainkan melihat dan menganalisaketergantungan antara dua interrelasi serta interaksi diantarakomponen-komponen sehingga keseluruhan komponen bergeraksebagai suatu kesatuan yang bulat.
6. Mengendalkan kekuatan tersendiri, namun bukan berarti bahwapenyelenggaraan pembangunan itu dilakukan dalam suasanaterisolasi.
7. Kejelasan strategi dasar, maksudnya harus mengandung pedomanpokok sebgai pegangan utama yang dalam proses selanjutnya perludan memang dijabarkan dalam rencana danprogram kerjayangdalam banyak hal ini dituangkan dalam proyek-proyekpembanunan.
8. Skala prioritas yang jelas dan bersifat luwes, artinya skala prioritasyang telah ditetapkan sebelumnya harus dimungkinkan untukditinjau secara berkala dan apabila memang perlu dilakukanpenyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga menjadi lebih realistis.
9. Kelesteraian ekologi, maksudnya pembangunan harus pulasekaligus menjamin kelestarian ekologis dan keseimbanganekosistem di bumi ini.
10. Pemerataan disertai pertumbuhan, maksudnya hasil-hasilpembangunan yang telah dicapai (seperti di bidang ekonomi) harussudah dapat dinikmati oleh masyarakat, terutama yangberpenghasilan rendah, tetapi tidak dibagi habis sehingga tetaptersedia kemampuan yang semakin meningkat untuk mencapaihasil yang lebih besar di masa yang akan datang.
34
Pembangunan masyarakat sebagai suatu kegiatan dalam pelaksanaannya
haruslah berpegang teguh pada prinsip-prinsip pembangunan masyarakat. Prinsip
merupakan suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman
dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten, suatu
prinsip dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang diyakini kebenarannya bagi
pelaksanaan kegiatan. Menurut sanders dalam sjafari (2012:22) terdapat sepuluh
prinsip dalam pembangunan masyarakat, yakni :
1. Semua kegiatan yang dilakukan harus ada kaitannya dengankebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Kegiatan pertama harusdimunculkan dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakatyang sudah diutarakannya.
2. Pengembangan lokal harus dilakukan melalui usaha-usaha yangtidak berkaitan dengan substansi kegiatan, namun dengan demikianpengembangan masyarakat memerlukan kegiatan yang terfokusmelalui keberadaan program-program yang memiliki tujuan ganda.
3. Perubahan perilaku masyarakat sama pentingnya dengan usaha-usaha proyek pengembangan material dalam tahap awalpembangunan.
4. Pembangunan komunitas bertujuan untuk meningkatkan partisipasimasyarakat secara umu, evitalisasi keberadaan danperubahanpemerintah lokal ke arah administrasi lokal yang lebih efektif.
5. Identifikasi, dan pelatihan dan pengayaan epemimpinan lokal harusdijadikan tujuan utama dalam setiap program.
6. Pembebasan yang lebih besar dalam partisipasi wanita dan pemudadalam pembangunan komunitas, keberadaan mereka harusdipertahankan dan dikembangkan masa mendatang.
7. Untuk mendapatkan hasil efektif, proyek pembangunan masyarakatharus mendapatkan dukungan intensif dari pemerintah.
8. Implementasi program pembangunan masyarakat dalam skalanasional menghendaki penerapan terhadap kebijakan yangkonsisten, pengaturan administrasi yang spesifik, rekrutmen danpelatihan personil, mobilisasi sumber daya dan organisasipenelitian lokal dan nasional, eksperimentasi, dan evaluasi.
35
9. Sumber daya lembaga swadaya masyarakat harus dimanfaatkansecara penuh dalam program pembangunanmasyarakat di tingkatlokal, nasional, dan internasional.
10. Kemajuan ekonomi dan sosial di tingkat lokal memerlukanpengembangan yang pararel di tingkat yang lebih luas secaranasional.
2.1.4.1 Konsep Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Suharto (2010:2) Mengemukakan bahwa Kesejahteraan sosial memiliki
beberapa makna yang relatif berbeda walaupun substansinya tetap sama.
Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yaitu terpenuhinyakebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembagakesejahteraan sosial dan berbagai profesi kegiatan kemanusiaanyang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanansosial.
3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yangterorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.
Kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi
pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup,
khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,perumahan,
pendidikan, daan perawatan kesehatan. Pembangunan kesejahteraan sosial
adalah usaha yang terencana an melembaga yang meliputi berbagai bentuk
intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia,
mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi
sosial, tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup :
36
1. Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosialdan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutamakelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan rentanyang sangat memerlukan perlindungan sosial.
2. Peningkatan keberdayaan melalui pencapaian sistem dankelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung hargadiri dan martabat kemanusiaan.
3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksebilitas danpilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan danstandar kemanusiaan.
2.1.5 Konsep Program
Secara umum pengertian program adalah penjabaran dari suatu rencana
dalam hal ini program merupakan bagian dari perencanaan sering pula diartikan
bahwa program adalah kerangka dasar dari pelaksanaan suatu kegiatan.untuk
lebih memahami mengenai pengertian program,berikut ini akan di kemukakan
definisi oleh beberapa ahli:
Pariata westra dkk (1989:236) mengatakan bahwa Program adalah
rumusan yang membuat gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta
petunjuk cara-cara pelaksanaannya. Menurut sindhunata, mengatakan bahwa:
Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya
untuk memberi tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Thomas Dye yang dikutip dalam Subarsono (2005:2)
mendefinisikan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan
atau tidak dikerjakan oleh pemerintah, alasan suatu kebijakan harus dilakukan dan
manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang holistik agar
kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan tidak
37
menimbulkan kerugian, disinilah pemerintah harus bijaksana dalam menetapkan
kebijakan.
Siagian (1998:117) mengemukakan bahwa Perumusan program kerja
merupakan perincian daripada suatu rencana dalam hubungannya dengan
pembagunan nasional program kerja itu berwujud berbagai macam bentuk dan
kegiatan. Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas paling sedikit lima
hal, yaitu:
1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu.3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya.4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan di laksanakan.5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari sudut
kualifikasinya maupun ditinjau dari segi sejumlahnya.
Suatu program yang baik menurut bintoro Tjokroamidjojo (1984:181)
harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau4. Proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program
seefektif mungkin.5. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan
keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan dihasilkan programtersebut.
6. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembagunan danprogram pembangunan lainnya.
7. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaantenaga pembiayaan dan lain-lain untuk melaksanakan programtersebut.dengan demikian,dalam menentukan suatu program harusdi rumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar dapatmencapai tujuan melalui partisipasi dari masyarakat.
38
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa program
adalah perincian dari penyusunan suatu rencana yang dilakukan untuk mengatasi
dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
2.1.6 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional adalah program jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
seriap orang yang telah membayar iuran atau iuran yang dibayar oleh pemerintah,
Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi
Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang
No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar
semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Kelebihan sistem
asuransi sosial dengan asuransi komersial bisa dilihat pada tabel 1.9 dibawah ini:
Tabel 2.1Perbedaan Asuransi Sosial dan Asuransi Konvensional
No Asuransi Sosial Asuransi Komersial
1Kepesertaan Bersifat
wajibKepesertaan bersifat
sukarela2 Non profit Profit
3 Manfaat KomperhensifManfaat sesuai denganpremi yang dibayarkan
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2017)
39
Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Setiap peserta berhak untuk memperoleh Jaminan kesehatan yang bersifat
komprehensif (menyeluruh) yang terdiri dari:
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, yaitu Rawat Jalan TingkatPertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP).
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, yaitu Rawat JalanTingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).
3. Pelayanan Promotif dan Preventif.4. Pelayanan Kebidanan dan Neonental.5. Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan.6. Pelayanan Gawatdarurat.7. Pelayanan Ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar
fasilitas kesehatan.8. Pemberian Kompensasi Khusus bagi peserta di wilayah yang tidak
tersedia fasilitas kesehatan. Pelayanan Kesehatan lain yang ditetapkanoleh Mentri.
Badan penyelenggara jaminan sosial yang selanjutnya disebut BPJS
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan. Program ini adalah program wajib yang diikuti oleh setiap
orang sebagai peserta termasuk orang asing yang berkerja di Indonesia paling
singkat selama enam bulan lamanya dimana iuran jaminan kesehatan harus
dibayar secara teratur dalam setiap bulannya oleh peserta, pemberi kerja ataupun
pemerintah, adapun bagi masyarakat fakir miskin atau tidak mampu memperoleh
bantuan sebagai peserta program dengan memperoleh bantuan iuran yang disebut
penerima bantuan iuran jaminan kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah,
adapun penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional meliputi dari :
40
1. Kepesertaan2. Iuran kepesertaan3. Penyelenggara pelayanan kesehatan4. Kendali mutu dan kendali biaya5. Pelaporan dan utilization review
Kepesertaan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi
dua macam peserta yaitu :
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan, adapun yang dimaksud denganpeserta PBI Jaminan Kesehatan adalah pekerja penerima upah dananggota keluarganya termasuk warga negara yang berkerja diIndonesia paling singkat enam bulan dan anggota keluarganya,pekerja bukan penerima upah dan anggota kelurganya termasukwarga negara asing yang berkerja di Indonesia paling singkat enambulan dan anggota keluarganya dan terakhir adalah bukan pekerjadan anggota keluarga.
2. Peserta non-PBI Jaminan kesehatan, adapun yang dimaksud denganpeserta PBI non-Jaminan Kesehatan adalah peserta pekerjapenerima upah dan anggota keluarganya termasuk warga negaraasing yang berkerja di Indonesia paling singkat enam bulan dananggota keluarganya yang terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil.b. Anggota TNI.c. Anggota Poliai Republik Indonesia.d. Pejabat Negara.e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri.f. Pegawai swasta.g. Pekerja yang tidak termasuk dalam poin a sampai f yang
menerima upah.
Selain itu terdapat Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Sesuai Peraturan
Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:
1. Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan olehPemerintah Pusat dibayar oleh Pemerintah Pusat dan iuran yangdidaftarkan Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orangmiskin dan tidak mampu).
2. Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS,Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawainegeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotonglangsung dari gaji bulanan yang diterimanya.
41
3. Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja ataupekerja mandiri) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
4. Peserta bukan Pekerja yaitu investor, perusahaan, penerima pensiunswasta, veteran, dibayar oleh Peserta yang bersangkutan. Sedangkanpenerima pensiunan pemerintah, dibayar oleh pemerintah dan Pesertayang bersangkutan. Untuk perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatimpiatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Pemerintah.
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah
yang terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau Upah
per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 2 persen
dibayar oleh peserta. Tapi iuran tidak dipotong sebesar demikian secara sekaligus.
Karena secara bertahap akan dilakukan mulai 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2015
adalah pemotongan 4 persen dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4
persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta. Namun mulai
1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4
persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.Sementara bagi peserta
perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat
ini sudah ditetapkan bahwa:
1. Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 80.000 per orangper bulan.
2. Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 51.000 per orangper bulan.
3. Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orangper bulan.
Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan
apabila ada keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari total
iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran
Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang ditetapkan dengan
42
Peraturan Presiden. Sedangkan Fasilitas Kelas untuk Peserta JKN yang telah
ditetapkan yaitu:
1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Orang yang tergolong fakir miskin dantidak mampu yang dibayarkan preminya oleh pemerintahmendapatkan layanan kesehatan kelas III.
2. Pekerja penerima upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara,Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akanmendapatkan pelayanan kelas I dan II.
3. Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja ataupekerja mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelasI, II dan III sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.
4. Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran,perintis kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteranatau perintis kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani,nelayan, pembantu rumah tangga, pedagang keliling dan sebagainya)bisa mendapatkan kelas layanan kesehatan I, II, dan III sesuai denganpremi dan kelas perawatan yang dipilih.
Adapun untuk lebih jelasnya Kriteria kepesertaan JKN dapat dilihat pada
tabel 2.2 dibawah ini:
Tabel 2.2Kriteria Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
No. Kriteria Peserta1. Peneriman Bantuan
Iuran (PBI) JaminanKesehatan
a. Orang yang tergolong fakir miskindan orang tidak mampu.b. Penetapan peserta PBI JaminanKesehatan dilakukan sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Pekerja Penerima Upah a. Pegawai Negeri Sipil;b. Anggota TNI;c. Anggota Polri;d. Pejabat Negara;e. Pegawai Pemerintah Non PegawaiNegeri;f. Pegawai Swasta; dang. Pekerja yang tidak termasuk huruf asamapai dengan huruf f yang sudahmenerima upah
43
3. Pekerja BukanPenerima Upah
a. Pekerja di luar hubungan kerja ataupekerja mandirib. Pekerja yang tidak termasuk huruf ayang bukan penerima upah
4. Bukan Pekerja a. Investor;b. Pemberi Kerja;c. Penerima Pensiun;d. Veteran;e. Perintis Kemerdekaan; danf. Bukan pekerja yang tidak termasukhuruf a sampai dengan huruf e yangmampu membayar iuran
5. Warga Negara Asing Wargra negara asing yang bekerja diIndonesia paling singkat 6 (enam)bulan.
6. Warga NegaraIndonesia di LuarNegeri
Jaminan Kesehatan bagi Pekerja WargaNegara Indonesia yang bekerja di LuarNegeri diatur dengan ketentuanperaturan perundang-undangantersendiri.
7. Anggota Keluarga bagiPekerja Penerima Upah
a. Istri atau suami yang sah daripeserta; danb. Anak kandung, anak tiri &/atau anakangkat yang sah dari peserta, dengankriteria:- Tidak atau belum pernah menikahatau tidak mempunyai penghasilansendiri; dan- Berlum berusia 21 tahun atau belumberusia 25 tahun yang masihmelanjutkan pendidikan formal.
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2017)
Adapun dalam hal kepesertaan dari Program Jaminan Kesehatan Nasional,
peserta sekaligus pengguna Kartu BPJS Kesehatan memiliki beberapa Hak dan
Kewajiban yang harus dipenuhi, Setiap peserta mempunyai hak untuk :
a. Mendapatkan identitas peserta.b. Mendapatkan nomor virtual accountc. Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berkerja sama
dengan pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.d. Memperoleh manfaat dari Jaminan Kesehatan.
44
e. Menyampaikan pengaduan kepada fasilitas kesehatan dan atauBPJS Kesehatan yang berkerja sama ;
f. Mendapatkan informasi pelayanan kesehatan dang. Mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.
Dengan demikian maka manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional
yang telah dipaparkan sebelumnya mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan dan dilakukan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan yang berkerjasama dengan BPJS Kesehatan,
adapaun kewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta BPJS Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Membayar iuran.2. Melaporkan perubahan data kepesertaan.3. Melaporkan perubahan status kepesertaan4. Melaporkan kerusakan dan atau kehilangan kartu identitas peserta
Jaminan Kesehatan.
Dalam kategori kepesertaan yang telah ditetapkan, Pemerintah
menetapkan besaran dalam iuran yang harus dibayar oleh peserta dalam setiap
bulannya adapun besaran Iauran dalam masing-masing Kepesertaan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah adalah sebagaimana dalam Tabel 1.3 dimana dalam
Tebel tersebut Iuran bulanan yang diberikan diajukan sesuai dengan kemampuan
atau kesanggupan setiap Peserta yang menanggung Iuran Sendiri ataupun
Ditanggung oleh Pemberi Kerja yang akan berpengaruh terhadap Kategori Kelas
dari BPJS Kesehatan. Adapun rencana strategi yamh dirumuskan oleh BPJS
Kesehatan dalam meningkatakan jumlah kepesertaan non-PBI adalah Sebagai
Berikut :
45
Tabel 2.1Tujuan dan Sasaran BPJS Kesehatan
NoKebijakanStrategi
Tujuan Sasaran
1
MeningkatkanCakupanKepesertaanMelalui KartuIndonesia Sehat
Membangunkemitraan strategisdengan berbagailembaga danmendorong partisipasimasyarakat dalamperluasan kepesertaanJaminan KesehatanNasional (JKN).
Tercapainyakepesertaansemesta sesuaidengan peta jalanmenuju JaminanKesehatanNasional
2
PeningkatanJumlahFasilitasKesehatan yangmenjadipenyedialayanan SesuaiStandar
Menjalankan danmemantapkan sistemjaminan pelayanankesehatan yangefektif, efisien, danbermutu kepadapeserta melaluikemitraan yangoptimal denganfasilitas kesehatan.
3
PeningkatanPengelolaanJaminanKesehatandalam BentukPenyempurnaandan Koordinasi
Mengoptimalkanpengelolaan danaprogram jaminansosial dan dana BPJSKesehatan secaraefektif, efisien,transparan danakuntabel untukmendukungkesinambunganprogram
Tercapainyajaminanpemeliharaankesehatan yangoptimal danberkesinambungan
4
PenyempurnaanSistemPembayaranuntukPenguatanPelayananKesehatanDasar
Membangun BPJSKesehatan yangefektif berlandaskanprinsip-prinsip tatakelola organisasi yangbaik danmeningkatkankompetensi pegawaiuntuk mencapaikinerja unggul.
46
5
PengembanganBerbagaiRegulasitermasukStandarGuidelinePelayananKesehatan
Mengimplementasikandan mengembangkansistem perencanaandan evaluasi, kajian,manajemen mutu danmanajemen risiko atasseluruhoperasionalisasi BPJSKesehatan.
6
PeningkatanKapasitasKelembagaanuntukMendukungMutuPelayanan
Mengembangkan danmemantapkanteknologi informasidan komunikasi untukmendukungkeseluruhanoperasionalisasi BPJSKesehatan
Terciptanyakelembagaan bpjskesehatan yangunggul danterpercaya
7
PengembanganPembiayaanpelayananKesehatanKerjasamaPemerintah-Swasta
(Sumber : BPJS Kesehatan)
2.1.7 Pedoman Pelaksana Program Jaminan Kesehatan Nasional
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan
Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Adapun sasaran dalam pedoman pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional adalah seluruh komponen mulai dari pemerintah (pusat dan
daerah), BPJS, Fasilitas Kesehatan, Peserta dan Pemangku kepentingan lainnya
sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, dan
Ruang lingkup pengaturan dalam pedoman pelaksanaan Program Jaminan
47
Kesehatan Nasional ini meliputi penyelenggaraan, peserta dan kepesertaan,
pelayanan kesehatan, pendanaan, badan penyelenggara dan hubungan antar
lembaga, monitoring dan evaluasi, pengawasan dan penanganan keluhan.
Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional tidak luput
dari unsur-unsur penyelenggaraan yang terlibat dalam mengoperasionalkan
Program ini agar berjalan dengan baik, efektif, efesien dan optimal. Adapaun
unsur-unsur penyelenggara dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional meliputi
sebagai berikut :
a. Regulator.Yaitu meliputi berbagai kementerian atau lembaga terkait antaralain Kementerian Kodinator Kesejahteraan Rakyat, KementerianKesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial,Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian dalamNegeri dan Dewan Jaminan Sosial Nasional.
b. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional.Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional adalah seluruhpenduduk indonesia, termasuk orang asing yang berkerja palingsingkat enam bulan di indonesia yang telah membayar iuran.
c. Pemberi Pelayanan Kesehatan.Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah seluruh fasilitas kesehatanprimer (fasilitas kesehatan tingkat pertama) dan rujukan (fasilitaskesehatan tingkat lanjut).
d. Badan Penyelenggara.Badan penyelenggara adalah badan hukum publik yangmenyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan sebagaimanaditetapkan oleh Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentangBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mengacu kepada prinsip-prinsip
sebgaimana dimanfaatkan dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu :
48
1. Kegotongroyongan.Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, prinsip Gotong-royongberarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurangmampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujudkarena kepesertaanya yang bersifat wajib untuk seluruh penduduk.
2. Nirlaba.Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan adalah dana amanah yang dikumpulkan dari masyarakatsecara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-besarnyakepentingan peserta.
3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efesiensi dan efektivitas.Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaandana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Portabilitas.Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikanjaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun merekaberpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah negarakesatuan republik indonesia.
5. Kepesertaan yang wajib.Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadipeserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifatwajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengankemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakanpenyelenggaran program.
6. Dana amanah.Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipankepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalamrangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial.Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuksebesar-besarnya pengembangan peserta.
Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional memiliki
dua jenis manfaat dalam program BPJS kesehatan yaitu manfaat medis dan
manfaat non-medis, dimana yang dimaksud dalam manfaat medis adalah manfaat
berupa pelayanan kesehatan yang kompherensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) sesuai dengan indikasi medis yang tidak terikat dengan besarnya
iuran yang dibayarkan. Adapun manfaat non-medis meliputi akomodasi dan
49
ambulan. Dalam program ini memiliki manfaat yang dijamin didalamnya yaitu
sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.2. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan.3. Pelayanan Promotif dan Preventif.4. Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal.5. Pelayanan Alat Kesehatan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua acuan
dari penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Pertama,
dari penelitian yang dilakukan oleh :
1. Rezqi Kurnia Gesar, Nurhayani, dan Balqis dalam sebuah karya
penelitian yang berjudul “Kesiapan Stakeholder Dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Di Kabupaten
Gowa”, dari Universitas Hasanudin Fakultas Kesehatan
Masyarakat 2014. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesiapan
fasilitas kesehatan, regulasi, dan sosialisasi stakeholder kepada
masyarakat dalam pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan
sebanyak delapan orang.Informan dalam penelitian ini adalah orang
yang dianggap layak dan memahami tentang kesiapan pelaksanaan
program jaminan kesehatan.Pengumpulan data dilakukan dengan
metode indepth interview, observasi, dan telaah dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa belum ada kesiapan untuk aspek
fasilitas kesehatan dikarenakan alat kesehatan masih kurang, aspek
50
regulasi juga belum terlihat kesiapannya dikarenakan belum ada
petunjuk teknis di Kabupaten Gowa mengenai jaminan kesehatan,
untuk sosialisasi sudah dilakukan seluruh pihak stakeholder.
Namun karena sosialisasi yang belum optimal sehinggga masih
banyak masyarakat belum memahami tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum
adanya kesiapan stakeholder dalam pelaksanaan program Jaminan
Kesehatan Nasional di Kabupaten Gowa disarankan agar fasilitas
kesehatan untuk melengkapi dan meningkatkan sarana
prasarananya, pemerintah lebih memperhatikan implementasi
program Jaminan Kesehatan Nasional, serta sosialisasi ke
masyarakat lebih dioptimalkan.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini dilatar belakangi oleh berbagai permasalahan-permasalahan
yang dijumpai didalam masyarakat mengingat perspektif masyarakat yang masih
kuno dan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional yang masih memiliki
berbagai permasalahan dalam pelaksanaannya, selain itu penelitian ini digunakan
untuk melihat tingkat Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional dimana dalam hal tersebut merupakan program yang sudah
berusia menuju 3 tahun dan dapat dikatakan program tersebut masih baru dimana
program ini mulai diimplementasikan pada tahun 2014, akan tetapi permasalahan
yang dimiliki dalam program ini membuat penulis ingin mengkaji secara umum
Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
51
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang, adapun kerangka
berpikir yang penulis susun adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
(Sumber : Dikelola oleh Penulis, Tahun 2017)
ProsesMakmur (2011: 7-9)
1. Ketepatan penetuan waktu.2. Ketepatan perhitungan biaya.3. Ketepatan dalam pengukuran.4. Ketepatan dalam menentukan pilihan.5. Ketepatan berpikir.6. Ketepatan dalam melakukan perintah.7. Ketepatan dalam menentukan tujuan.8. Ketepatan sasaran.
Output
Efektivitas strategi Badan Penyelenggara JaminanSosial dalam peningkatan jumlah peserta bukanpenerima upah lebih baik
Input
1. Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentangProgram Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang program JaminanKesehatan Nasional.
3. Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan olehRumah Sakit.
4. Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimilikidalam mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan NasionalSecara langsung.
5. Tidak adanya indikator dalam penetapan status kepesertaan.6. Tidak adanya sanksi hukum yang tegas kepada Masyarakat yang
tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional.
52
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hpypo = kurang dari, dan thesis = pendapat.
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara yang harus
diuji dengan melakukan kegiatan penelitian (Ali, 1987:48), hipotesis adalah
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2003:115). Hipotesis dapat
dikatakan kesimpulan sementara karena jawaban yang diberikan harus
berdasarkan pada teori yang relevan , belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008 :70).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis deskriptif, yaitu
jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. Dengan mengacu pada
uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis
nolnya (H0) dalam berbentuk sebagai berikut :
“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang lebih dari sama
dengan 60% dari kriteria yang diharapkan”. Adapun Hipotesis Alternatifnya (Ha)
masing-masing adalah sebagai berikut :
“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang Tercapai kurang
dari 60%”. Adapun secara statistik hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut :
H0 : p ≥ 60%
Ha : p < 60 %
53
Adapun dalam penelitian ini peneliti menguji Hipotesis alternatif yang
berbunyi “Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota
Serang Tercapai paling tinggi 60%”
54
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Keith
Davis. Dengan menggunakan prinsip-prinsip teoritis yang sesuai dengan topik
yang diteliti kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan rancangan penelitian,
menyusun instrumen penelitian, dan menginterprestasikan data yang pada
akhirnya akan membentuk suatu kesimpulan. Perolehan data didapat dengan
menggunakan metode kuantitatif berupa penyebaran kusioner. Apabila ditinjau dari
jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif.
3.2 Fokus Penelitian
Karena terlalu luasnya penelitian maka ruang lingkup penelitian yang
digunakan sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada penelitian yang
dijalankan sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mlakukan penelitian yaitu
mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota
Serang.
Pembatasan ruang lingkup penelitian ini didasarkan kepada permasalahan-
permasalahan yang terjadi yang telah dijelaskan secara terperinci dalam
identifikasi masalah, adapun dalam ruang lingkup pembatasan masalah pada fokus
penelitian ini adalah mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan
55
Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima
Upah di Kota Serang.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu menjelaskan lokasi penelitian yang akan dilakukan
nanti termasuk menjelaskan tempat, dan alasan memilihnya. Kota Serang dipilih
dikarenakan beberapa alasan yang ditemukan dalam permasalahan-permasalahan
yang dijumpai di lapangan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sub bagian
latar belakang masalah sebelumnya, selain itu hal ini didasari kepada lokasi
penelitian dimana kota serang merupakan ibu kota provinsi banten tetapi memiliki
kualitas kesehatan masyarakatnya berada dibawah rata-rata provinsi banten.
3.4. Instrumen Penelitian
Menurut Bungin (2009:94) Pengertian dasar dari instrumen penelitian
adalah pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting dalam
hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di lapangan.
Kedua, instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses
penelitian. Kesalahan bagian ini, dapatdipastikan suatu penelitian akan gagal atau
berubah dari konsep semula. Ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian
kuantitas memiliki dua fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada
beberapa instrumen umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil
peneliti satu-satunya di lapangan atau wakil satu-satunya orang yang membuat
instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan diukur dari indikator
indikator variabel yang diberikan oleh penulis. Karena melakukan penelitian harus
56
ada alat ukur yang baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuisioner dengan variabel tunggal yaitu Partisipasi. Dalam melakukan sebuah
penelitian maka diperlukan teknik pengumpulan data yaitu suatu pencatatan dari
peristiwa-peristiwa dari elemen populasi yang menunjang suatu penelitian yang
sedang dilakukan. Tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi yang valid
dan objektif sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah berbentuk kuesioner
dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri. Sedangkan
skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah skala likert, skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:107).
Dalam penelitian ini skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah
Skala Likert. Skala Likert digunakans untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau secara sekelompok orang tentang fenomena sosial yang
terjadi. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun instrumen yang daat berupa pernyataan atau pertanyaan dan diberikan
jawaban pada setiap item instrumennya. Berikut ini merupakan skoring item
instrumen dari jawaban resonden mengenai Efektivitas Strategi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta
Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang, yaitu :
57
Tabel 3.1Tabel Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Hasil Jawaban di setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert,
akan mempunyai gradiasi sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor
yaitu dimana resonden diminta untuk memilih angka 1 hingga 4. Angka 1
mempresentasikan sikap responden yang sangat tidak setuju terhadap pertanyaan
yang tertera didalam kuisioner, angka 2 mempresentasikan sikap responden yang
tidak setuju terhadap pertanyaan yang tertera didalam kuisioner, angka 3
mempresentasikan sikap responden yang setuju terhadap pernyataan yang tertera
didalam kuisioner, dan angka 4 mempresentasikan sikap responden yang sangat
setuju terhadap pertanyaan yang tertera didalam kuisioner. Karena penelitan ini
berkaitan dengan Partisipasi Masyarakat dalam program Jaminan Kesehatan
Nasional maka penelitian ini menggunakan indikator yang tertera dalam
pengukuran partisipasi masyarakat.
58
3.4.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis teknik pengumpulan data, yakni :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber data
tersebut diperoleh melalui responden. Data-data primer tersebut
didapat melalui:
a. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti
ingin mengetahui dengan pasti jumlah variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
b. Interview (Wawancara)
Interview adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak atau lebih yang terdiri atas pewancara dan responden
sebagai pengadu atau pemberi pernyataan. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam
melakukan wawancara penulis telah menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannyapun telah
59
disiapkan. Dalam proses wawancara penelitian ini penulis
menggunakan interview secara terstruktur.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan cara
membaca dan mengutip data-data yang terdapat dalam buku, artikel,
jurnal, skripsi, tesis, situs internet, penelitian terdahulu, dan berbagai
literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat
mendukung penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini dapat
dilakukan melalui :
a. Studi Dokumentasi
Dokumen (Sugiyono, 2011:3260 berpendapat bahwa dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.
b. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data ini diperoleh melalui referensi yang relevean
dengan penelitian yang dijalankan dam tknik ini berdasarkan
text books maupun jurnal ilmiah.
60
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 :72).
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian sedangkan sample adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2004:73), Lebih jauh (Sugiyono, 2004:55) menyebutkan bahwa
populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu dalam penelitian ini adalah
masyarakat Kota Serang sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional
sekaligus pengguna dari Kartu BPJS Kesehatan di Kota Serang, sehingga hal ini
membuat peneliti untuk mengeneralisir penelitian ini dengan mengambil beberapa
populasi untuk dijadikan sampel, dalam hal ini populasi yang terdapat dalam
Penelitian ini adalah Jumlah dari Peserta Jaminan Kesehatan Nasional kategori
Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang sebagai Berikut :
Tabel 3.2Jumlah Populasi Pertahun
Bulan PPU PBI-APBN PBI-APBD PBPU BPSeptember
2016150.223 124.517 37.472 24.180 13.400
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang)
61
Berdasarkan Tabel tersebut diperoleh jumlah populasi dari Peserta
Jaminan Kesehatan Nasional Kategori Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)
pada Per-September 2016 mengalami kenaikan menjadi 24.180 Peserta, sehingga
dalam penelitian ini peneliti menjadikan Populasi Peserta Bukan Penerima Upah
Pada Tahun 2016 sebagai populasi yang akan diperhitungkan untuk dijadikan
Sampel Penelitian.
3.5.2 Sampel
Sampel yang merupakan bagian dari pada populasi, sample diambil darii
bagian populasi yang dipilih. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang
mudah ditemukan atau dijangkau (Soehartono, 2004:62).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
masyarakat atau peserta dari program BPJS Kesehatan. Sedangkan teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik penarikan
sampel probabilita. adapun teknik yang digunakan untuk mengambil sampel
adalah teknik random sampling, teknik ini juga disebut acak, serampangan, tidak
pandang bulu, tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi
mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian dengan kriteria
utamanya adalah pengguna kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
bagi Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang. Adapun Taraf kesalahan
dalam penelitian ini adalah sebesar 10% dengan menggunakan rumus Solvin
dalam Sugiyono (2011:57) adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
62
n = NN. e + 1Keterangan :n = Ukuran SampelN = Ukuran Populasie2 = Tingkat Kesalahan
Adapun dalam hal ini peneliti melakukan perhitungan jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
n = 24.18024.180. 0,1 + 124.180242,8 = 100Berdasarkan perhitungan tersebut maka peneliti memperoleh jumlah
responden yang dijadikan sampel adalah 100 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
dari kategori Peserta Bukan Penerima Upah.
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Definisi Konsep
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partisipasi
Masyarakat. indikator teori yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian
ini berdasarkan identifikasi masalah diatas yaitu teori Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat Menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah (2003:23) yang
terletak dari pengukaran empat indikator Partisipasi Masyarakat yaitu sebagai
berikut :
63
Dari segi kriteria efektivitas menurut Makmur (2011: 7-9) terdapat
beberapa unsur-unsur kriteria efektivitas, yang diantaranya:
1. Ketepatan penetuan waktu.
2. Ketepatan perhitungan biaya.
3. Ketepatan dalam pengukuran.
4. Ketepatan dalam menentukan pilihan.
5. Ketepatan berpikir.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah.
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan.
8. Ketepatan sasaran.
3.6.2 Definisi Operasional
Variabel yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah Partisipasi
Masyarakat Partisipasi Masyarakat Menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah
(2003:23) yang terletak dari pengukaran empat indikator Partisipasi Masyarakat
yaitu sebagai beriku :
64
Tabel 3.3
Indikator Vatiabel
VARIABEL INDIKATOR NO.ITEM
KriteriaEfektifitasMenurutMakmur
1. Ketepatan penetuan waktu.
2. Ketepatan perhitungan biaya.
3. Ketepatan dalam pengukuran.
4. Ketepatan dalam menentukanpilihan.
5. Ketepatan berpikir.
6. Ketepatan dalam melakukanperintah.
7. Ketepatan dalam menentukantujuan.
8. Ketepatan sasaran.
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14
15,16,17,18,19
20,21,22,23,24
25,26,27
28, 29, 30,31
32,33,34,35,36
3.7 Teknik Pengelolaan Data
Pengelolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses
pengelolahan data merupakam tahapan dimana data dipersiapkan, diklarifikasikan,
dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu
proses analisis data. Data yang telah terkumpul diolah dengan beberapa proses
(dalam sugiyono 2005:207) sebagai berikut :
1. Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan kategori
tertentu.
2. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan data yang ada pada data
yang yang harus dilakukan secara berulang ulang dan cermat.
65
3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-jenis
data, serta perhitungan dari kualitas dan frekuensi data yang
disajikan dalam bentuk tabel.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Validitas Data
Sugiyono (2005:137) menjelaskan instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Hasil penelitian yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kevalidan
instrumen berarti bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel
yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian
antara konsep dan hasil pengukuran. Pada penelitian ini, pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment dengan
bantuan piranti lunak SPSS versi 21. Berikut ini adalah rumus korelasi product
moment :
= ∑ − ∑ ∑( ∑ − (∑ ) )( ( ∑ − ( (∑ ) )Keterangan :r = Koefisien Korelasi Product Moment∑X = Jumlah Skor dalam sebaran X∑Y = Jumlah Skot dalam sebaran Y∑XY = Jumlah Hasil Kali skor X dan Y yang berpasangan∑X2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X∑Y2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran Yn = Jumlah Sampel
66
Instrumen penelitian yang baik tentu saja instrumen yang valid, sehingga
dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Kevalidan
instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur
variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat
kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran.
3.8.2 Uji Reliabilitas Data
Realibilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris rely yang berarti
percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya (Purwanto, 2007:161).
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi dengan
menggunakan teknik Cronbach Alpha. Cronbach Alpha yaitu penghitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir
pertanyaan dalam kuisioner, variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih
dari 0,30 (Purwanto, 2007:181). Pada penelitian ini pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Cronbach Alpha dengan bantuan piranti lunak SPSS versi
21. Berikut ini adalah rumus Teknik Alpha Cronbavh yang akan digunakan dalam
penelitian :
= − 1 1 − ∑Keterangan :R11 = Koefisien reabilitasK = Banyak Butir Soal (item)∑ = Jumlah Varians Skor Setiap Soal (item)
= Varians Skor TotalX1 = Skor TotalN = Banyak Subyek (testi)
67
3.8.3 Uji T-Test
Uji T-Test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih
variabel yang dataya berbentuk interval atau ratio. maka dalam pengujian
Hipotesis Deskriptif digunakan Uji T-Test Pihak Kiri untuk satu sampel atau satu
variabel, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:207) :
t = X − μos√nKeterangan :
t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya dihitung t-hitung.X = Nilai rata-rata x
= Nilai yang dihipotesiskanS = Simpangan Baku Sampeln = Jumlah anggota Sampel
3.9 Jadwal Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan september 2016
sampai bulan juni 2017. Untuk jadwal penelitian yang dilakukan penulis sbuat
dengan bentuk tabel agar lebih jelas, adapun waktu pelaksanaan kegiatan
penelitian adalah sebagai berikut :
68
Tabel 3.4Jadwal Penelitian
No KeteranganBulan
Okt-16
Nov-16
Des-16
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
Mei-17
Juni-17
Juli-17
1 Pengajuan judul
2 Penetapan Judul
3 Studi pendahuluan
4Pencarian DataPenelitian
5PenyusunanProposal Bab I-III
6Revisi ProposalBab I-III
7 Seminar Proposal
8Pencarian DataPenelitian
9Penyusunan BabIV dan V
10Revisi Bab IV danV
11 Sidang Skripsi
12 Revisi Skripsi(Sumber : Dikelola oleh peneliti, 2017)
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Deskripsi obyek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan membeikan gambaran umum
Kota Serang, dan gambaran umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Kesehatan Kota Serang. Hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang
Sejak abad ke 16, Serang merupakan pusat pemerintahan, pusat
peragangan dan pusat kebudayaan, baik pada zaman kesultanan, zman kolonial,
maupun pada zaman kemerdekaan. Dengan letaknya yang strategis Kota Serang
merupakan jalur utama penghubung lintas Jawa-Sumatera dan merupakan
alternatif penyangga Ibu Kota Negara. Kora Serang merupakan wilayah
pemekaran dari Kabupaten Serang yang terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007. Secara Administratif Kota
Serang dibagi dalam 6 kecamatan dan 66 Kelurahan. Kecamatan Kasemen
nerupakan Kecamatan dengan Wilayah yang terluas yaitu sekitar 63,36Km2 atau
sekitar dari 23,75% luas wilayah Kota Serang, sedangkan kecamatan dengan luas
wilayah yang kecil adalah Kecamatan Serang yang hanya sekitar 25,88Km2 atau
9,7% dari luas wilayah Kota Serang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 Kota Serang
memiliki luas wilayah sekeluruhan ± 266,71KM2 dan terbagi menjadi enam
kecamatan Meliputi :
70
Tabel 4.1Jumlah dan Luas Kecamatan di Kota Serang
No KecamatanJumlah
KelurahanLuas Wilayah
Km2%
1 Curug 10 49,6 18,59
2 Walantaka 14 48,48 18,18
3 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82
4 Serang 12 25,88 9,7
5 Taktakan 12 47,88 17,95
6 Kasemen 10 63,36 23,75
Jumlah 66 266,74 100(Sumber : BPS Kota Serang, 2017)
Kota serang memiliki batasan-batasan wilayah dengan yang lainnya,
adapun wilayah yang berbatasan dengan Kota Serang adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten dan Laut Jawa.2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan
Cikeusal, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan
Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang.4. Senelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Keamatan
Waringin, Keamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
Adapun Visi dan Misi yang dimiliki Kota Serang adalah sebagai berikut :1. Visi Kota Serang
”Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yangBertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya.”
2. Misi Kota Serang1. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur.2. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan.3. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Kesehatan.4. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan serta Optimalisasi
Potensi Pertanian dan Kelautan.5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, Hukum, dan
Peningkatan.6. Penghayatan terhadap Nilai Agama.
71
4.1.2 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan
sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan
hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan,
kehati- hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat,
dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan Peserta.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional maka dibentuk Badan penyelenggara Jaminan Sosial
melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Dengan Undang-Undang ini dibentuk 2 (dua) Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mulai beroperasi
menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014
dan merupakan transformasi kelembagaan PT Askes (Persero).
4.1.2.1 Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) ~ 1968,
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur
pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan
ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230
Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan
72
Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr.
G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio Asuransi Kesehatan Semesta.
Perusahaan Umum Husada Bhakti ~ 1984-1991, Untuk lebih meningkatkan
program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola
secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai Negeri Sipil,
Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya.
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984. status badan penyelenggara
diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan
kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan
Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan
diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan
lainnya sebagai peserta sukarela. PT Askes (Persero) ~ 1992 - 2013 Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perusahaan Umum (Perum)
diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan
fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat
dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih
mandiri. Pada tahun 2004 sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, PT Askes (Persero) sebagai
salah satu calon Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/Menkes/XI/2004 PT
Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan
73
Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan
untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Di
tahun 2008, Pemerintah mengubah nama Program Jaminan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI
Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan
Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana
kepesertaan, tatalaksana pelayanan dan tatalaksana organisasi dan manajemen.
Untuk mempersiapkan PT Askes (Persero) bertransformasi menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atas diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka dilakukan pemisahan Program Askes
Sosial dan Askes Komersial. Dan tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT
Askes (Persero) yaitu PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, yang didirikan
berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008, tanggal 6 Oktober 2008 dengan
perubahan Nomor 7 tanggal 18 Desember 2008 dengan Akta Nomor 4 tanggal 13
Maret 2009. Pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia
selaku anak perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin
operasionalnya. Dengan dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT
Asuransi Jiwa InHealth Indonesia mulai beroperasi secara komersial pada 1
April 2009. PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 2009 ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi para
menteri dan pejabat tertentu (Program Jamkesmen). Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
74
Sosial, Dewan Komisaris dan Direksi PT Askes (Persero) sampai dengan
beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ditugasi untuk:
1. menyiapkan operasional BPJS Kesehatan untuk program jaminankesehatan .
2. menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dankewajiban PT Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ~ 2014 – sekarang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka pada tanggal 1 Januari 2014
PT Askes (Persero) bertransformasi kelembagaan menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Transformasi tersebut diikuti adanya
pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban.
Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan masyarakat, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,
dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program
pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan
tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya yang ditetapkan dengan
Peraturan Presiden dan PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan
program jaminan pemeliharaan kesehatan.
4.1.2.2 Visi, Misi, Sasaran dan Tata Nilai Organisasi
1. Visi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan“Cakupan Semesta 2019” : Paling lambat 1 Januari 2019, seluruhpenduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untukmemperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungandalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
75
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
2. Misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kesehatana. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai
lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalamperluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
b. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanankesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu kepada pesertamelalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
c. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosialdan dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatansecara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untukmendukung kesinambungan program.
d. Membangun Badan Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tatakelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensipegawai untuk mencapai kinerja unggul.
e. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistemperencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu danmanajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BadanPenyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
f. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasidan komunikasi untuk mendukung keseluruhanoperasionalisasi Badan Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan.
3. Sasaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan:a. Tercapainya kepesertaan semesta sesuai peta jalan menuju
Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2019.b. Tercapainya jaminan pemeliharaan kesehatan yang
optimal dan berkesinambungan.c. Terciptanya kelembagaan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.4. Tata Nilai Organisasi
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menetapkan danmengembangkan tata nilai organisasi yang terdiri atas 4 (empat) elemen,yaitu :
a. Integritas, merupakan prinsip dalam menjalankan setiaptugas dan tanggung jawab melalui keselarasan berpikir,berkata dan berperilaku sesuai keadaan sebenarnya.
b. Profesional, merupakan karakter dalam menjalankan tugasdengan kesungguhan, sesuai kompetensi dan tanggungjawab yang diberikan.
76
c. Pelayanan Prima, merupakan tekad dalam memperikanpelayanan terbaik dengan ikhlas kepada seluruh peserta.
d. Efisiensi Operasional, merupakan upaya untuk mencapaikinerja optimal melalui perencanaan yang tepat danpenggunaan anggaran yang rasional sesuai kebutuhan.
4.1.3 Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Kepesertaan Program JKN kategori PBPU di Kota Serang dijalankan oleh
Kantor Layanan Operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Kota Serang, Di Kota Serang sendiri pelayanan operasionalitas yang diberikan
dalam Program JKN memiliki banyak mitra fasilitas kesehatan dalam
memberikan pelayanan bagi peserta JKN yang didalamnya terdapat klinik ataupun
puskesmas dan Rumah Sakit yang bersedia menampung atau memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien yang merupakan peserta program Jaminan
Kesehatan Nasional adapun fasilitas kesehatan mitra Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan kota serang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1Data Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut Mitra BPJS Kesehatan di Kota
SerangData Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Mitra BPJS Kesehatan di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Rumah Sakit Alamat1 0222R004 RS Sari Asih Serang JL. JENDRAL SUDIRMAN NO. 382 0470R000 Rumah Sakit Umum Banten Jln. Syeh Nawawi Al Bantani3 0470R001 RSIA Budiasih KH. Sochari No.394 1006R002 RS ABRI Kencana JL.Ahmad Yani No 23
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)
Berdasarkan tabel tersebut diapat dijelaskan dimana fasilitas kesehatan
tingkat lanjut yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan adalah sebanyak 5 rumah sakit di Kota Serang, yaitu Rumah Sakit Sari
Asih, Rumah Sakit Umum Banten, Rumah Sakit Ibu Anak Budiasih, Rumah Sakit
Satya Kencana (Datasemen Kesehatan Tentara) dan Rumah Sakit Umum
77
Dr.Dradjat Prawiranegara. Adapun sebelum mendapat perolehan pelayanan dari
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut masyarakat selaku pengguna harus
memperoleh rujukan dari Fasilitas Tingkat Pertama di Klinik ataupun Puskesmas,
adapun Klinik dan Puskesmas yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2Data Fasilitas Kesehatan Klinik Tingkat Pertama Mitra BPJS Kesehatan di
Kota SerangData Fasilitas Kesehatan Klinik Mitra BPJS Kesehatan di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Klinik Alamat1 0222U003 Klinik Jannah JL. ABD. HADI NO.72 0470B001 Klinik Bona Medika Serang Jl. Raya Serang Ruko Sukmajaya3 0470B002 Klinik Aviva Jl. Ry Banten Lama KM.5 Sukabe4 0470B003 Klinik Jasmine Serang Jl. Trip Jamaksari No.935 0470B005 Klinik Krakatau Medika Serang Jl. A. Yani No.114 Serang6 0470B006 Klinik dr.Rostiati Jl. Raya Taktakan7 0470B007 Klinik Utama Medika Jl. TB. Suwandi Puri Raya No.8 0470B008 Klinik Permata Bunda Perumahan Griya Permata Asri B9 0470B009 Klinik Permata Nabika Komplek PermataSerang Blok C N
10 0470B010 Klinik Buchori Jl. Yusuf M No. 36 Benggala11 0470B012 Klinik Faiqoh Medika JL. PIPITAN WALANTAKA12 0470B013 Klinik Serang Medika RUKO LEGOK SUKMAJAYA BLOK 5C 113 0470B014 Klinik Keagungan JL. KAGUNGAN NO. 3914 0470B015 Klinik Sumber Sehat JL. A. YANI NO. 10615 0470B016 Klinik Family Taman Lopang Indah Blok Parkit16 0470B017 Klinik Wahyu Dharma Medika JL. RAYA PETIR KM. 417 0470B018 Klinik Amal Sehat 2 JL. LINGK SAYABULU CIRACAS18 0470B019 Klinik Diasari Medika Curug KP. TINGGAR JALAN19 0470B020 Klinik Valarie Bara Medika JL. LINK. SELATAN PURI INDAH20 0470B021 Klinik Ikhlas Medika 1 KOMP. BUMI AGUNG PERMAI 121 0470B022 Klinik Jannah 3 Medika Jl. Raya Banten22 0470B023 Klinik Budiasih Unyur Banten Jl. Raya Banten Km. 223 0470B024 Klinik Uwen Yuheni Jl. KH. Abdul Hadi, Kebon Jahe24 0470U001 Klinik Sahabat Sehat JLRAYA TAKTAKAN 6625 0470U002 Klinik Bina Sehat JL. KH FATAH HASAN KOMPL RUKO26 0470U004 Klinik Amal Sehat JL.AYIB KUSMAN PEBAHARAN DUKUH27 0470U005 Klinik Jannah 2 Ruko Nirwana Indah No 8-928 0470U006 Klinik Al-Barokah (JST) Jl. Raya Pipitan, Petir29 0470U008 Klinik Bunda Medika (JST) Jl. Raya Jakarta Km.5 Parung
78
30 0470U009 Klinik Adnan Medika Jl. Raya Sawah Luhur KM.931 0470U010 Klinik Ikhlas Medika 2 JL. Raya Serang Jakarta KM 432 0470U011 Klinik Kimia Farma Benggala Jl. Yusuf Martadilaga No.144
33 0470U012Klinik Kimia Farma AhmadYani
Jl. A. Yani No.57 Serang
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh bahwa sebanyak 33 Klinik yang
telah berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota
Serang dalam memberikan pelayanan tingkat pertama, Adapun Puskesmas yang
terdapat di Kota Serang sebagai berikut :
Tabel 4.3Data Fasilitas Kesehatan Puskesmas Tingkat Pertama Mitra BPJS
Kesehatan di Kota SerangData Fasilitas Kesehatan Puskesmas di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Puskesmas Alamat
1 4700001 Kalodran KALODRAN2 4700102 Unyur DS. UNYUR3 4700103 Banjar Agung DS BANJAR AGUNG4 4700104 Pancur DS PANCUR5 4700105 Sawah Luhur DS SAWAH LUHUR6 4700106 Cipocok Jaya CIPOCOK7 10060101 Serang JL. KI MAS JONG8 10060201 Kasemen Kp. Sukadiri9 10060401 Taktakan JL. TAKTAKAN GUNUNG SARI KM.6
10 10060501 Walantaka JL. RAYA CIRUAS PETIR KM511 10062701 Banten Girang Jl. Raya Pandeglang Km 412 10062801 Curug JL. Raya Petir13 10062901 Singandaru Jl. Letnan Jidun No. 414 10063701 Kilasah Jl. Warung Jaud Sawah Luhur15 10063901 Rawu JL. RAYA CIKEPUH RAU16 10064001 Ciracas Jl. Adikara No. 1 Blok A
(Sumber : Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh bahwa terdapat 16 Puskesmas
di Kota Serang yang Berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Kota Serang yang tersebar di seluruh Kota Serang.
79
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen
benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran. Dalam penelitian ini pengujian validitas tiap butir pertanyaan
digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Adapun jumlah sampel yang
diuji validitas ialah sebanyak 100 responden. Untuk menguji validitas instrumen
dalam penelitian ini digunakan rumus Pearson Product Moment dengan bantuan
program komputer Statistical Product Service Solution (SPSS) 21. Adapun rumus
Pearson Product Moment tersebut ialah sebagai berikut:
= ∑ − ∑ ∑( ∑ − (∑ ) )( ( ∑ − ( (∑ ) )Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka
diperoleh nilai rhitung untuk pernyataan item nomor 1 yaitu = 0,256 dan
seterusnya, bila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan dari 0,195
yang merupakan hasil perhitungan rtabel dengan n = 100 dengan taraf signifikansi
5% maka instrumen dikatakan valid, sebaliknya bila koefisien korelasinya lebih
rendah dari 0,138 maka instrumen dikatakan tidak valid. Adapun hasil pengujian
validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
80
Tabel 4.4Hasil Pengujian Validitas
NoItem
rhitung rtabel keteranganNo
Itemrhitung rtabel Keterangan
1 0,256 0,195 Valid 21 0,340 0,195 Valid2 0,221 0,195 Valid 22 0,229 0,195 Valid3 0,195 0,195 Valid 23 0,230 0,195 Valid4 0,256 0,195 Valid 24 0,256 0,195 Valid5 0,354 0,195 Valid 25 0,203 0,195 Valid6 0,200 0,195 Valid 26 0,440 0,195 Valid7 0,250 0,195 Valid 27 0,239 0,195 Valid8 0,202 0,195 Valid 28 0,440 0,195 Valid9 0,242 0,195 Valid 29 0,205 0,195 Valid10 0,415 0,195 Valid 30 0,259 0,195 Valid11 0,234 0,195 Valid 31 0,203 0,195 Valid12 0,200 0,195 Valid 32 0,253 0,195 Valid13 0,273 0,195 Valid 33 0,211 0,195 Valid14 0,292 0,195 Valid 34 0,291 0,195 Valid15 0,224 0,195 Valid 35 0,216 0,195 Valid16 0,221 0,195 Valid - - - -17 0,284 0,195 Valid - - - -18 0,257 0,195 Valid - - - -19 0,283 0,195 Valid - - - -20 0,262 0,195 Valid - - - -
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan hasil pengujian validitas sebagaimana dalam tabel 4. Hal
tersebut menjelaskan bahwa seluruh responden yang berjumlah sebanyak 100
orang dapat menjawab seluruh pernyataan dalam kuesioner yang berjumlah
sebanyak 35 item instrumen yang dapat dikatakan seluruh instrumen valid,
dengan demikian maka 35 item instrumen tersebut dapat digunakan dalam
penelitian dan dapat diolah dalam analisis berikutnya.
81
4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari
sebuah instrumen atau kuesioner. Instrumen yang dilakukan uji reliabilitas adalah
instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak
valid tidak bisa dilakukan uji reliabilitas, adapun dalam pengujian Reliabilitas
terdapat kategori kekuatan dari pengujian reliabilitas adapun tabel hal tersebut
dapat dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 4.5Tabel Kategori Reliabilitas
No Nilai Reliabilitas Kategori
1 Rxy 0, ≥ 0,200 Tidak Reliabel
2 Rxy0,200 ≥ 0,400 Reliabilitas Rendah
3 Rxy0,400 ≥ 0,600 Cukup Reliabel
4 Rxy0,600 ≥ 0,800 Reliabel
5 Rxy > 0,800 Sangat Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi
dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berikut ini rumus Alpha Cronbach
yang digunakan untuk menguji reliabilitas :
= − 1 1 − ∑Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini
adalah nilai Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,597 dengan menggunakan software
SPSS versi 21 dan dapat diperoleh hasilnya sebagaimana dalam tabel berikut :
82
Tabel 4.6Tabel Uji Reliabilitas Data
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,597 35
(Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner, 2017)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena sudah valid dan
cukup reliabel berdasarkan uji instrumen, maka instrumen dapat digunakan untuk
mengukur dalam rangka pengumpulan data.
4.3 Deskripsi Data Responden
4.3.1 Identitas Responden
Dalam penelitian ini yang berjudul Efektivitas Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota
Serang maka yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah peserta Jaminan
Kesehatan Nasional itu sendiri yang berkategori Peserta Bukan Penerima Upah di
Kota Serang secara keseluruhan yang berjumlah 24.180 peserta dengan
menggunakan rumus solvin dengan taraf kesalahan 10% yang menghasilkan 100
orang untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, adapun dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik
random sampling yang memilih responden dalam penelitian ini secara acak.
Dalam mengisi kuesioner peserta Jaminan Kesehatan Nasional selaku responden
diminta untuk memberikan identitas diri meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan
83
penghasilan, pekerjaan dan kategori kelas perawatan. Adapun karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Diagram 4.1Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas maka dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin terdapat 72% responden yang berjenis
kelamin laki-laki, sedangkan 28% lainnya merupakan responden yang berjenis
kelamin perempuan. Adapun karakteristik responden berdasarkan rentang usia
adalah sebagai berikut :
72%
28%
0%
20%
40%
60%
80%
Laki-Laki Perempuan
Identitas RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin
84
Diagram 4.2Identitas Responden Berdasarkan Rentang Usia
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan rentang usia dimana 12% responden berusia 18-28 tahun,
sementara 64% responden berusia 29-39 tahun, sedangkan 24% responden
berusia 40-50 Tahun, dan 0% responden berusia lebih dari 50 tahun. Adapun
karakteristik responden berdasarkan penghasilan adalah sebagai berikut :
Diagram 4.3Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
12%
64%
24%
0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
18-28 29-39 40-50 >50
Identitas RespondenBerdasarkan Rentang Usia
52%
39%
9%0% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
<2,5 Juta 2,5-5 Juta 5-7,5 Juta 7,5-10 Juta >10 Juta
Identitas RespondenBerdasarkan Penghasilan
85
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan penghasilan dimana 52% responden berpenghasilan di
bawah 2,5 juta, sementara 39% responden berpenghasilan 2.500.001-5.000.000,
sedangkan 9% responden berpenghasilan 5.000.001-.7.500.000, dan 0%
responden berpenghasilan lebih dari 7.500.001. Adapun karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :
Diagram 4.4Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan dimana 83% responden berprofesi sebagai
pedagang, sementara 1% responden berprofesi sebagai pengusaha, sedangkan 6%
responden berprofesi sebagai petani, dan 2% responden berprofesi sebagai
nelayan, dan 8% lainnya berprofesi di sektor jasa sebagai tukang ojek, driver dan
lainnya. Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah
sebagai berikut :
83%
1% 6% 2% 8%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pedagang Pengusaha Petani Nelayan Jasa
Identitas RespondenBerdasarkan Pekerjaan
86
Diagram 4.5Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan pendidikan terakhir dimana 8% responden berpendidikan
tingkat SD, sementara 16% responden berpendidikan tingkat SMP, sedangkan
71% responden berpendidikan tingkat SMA, dan 2% responden berpendidikan
tingkat diploma, dan 3% berpendidikan tingkat Strata 1 dan 0% lainnya
berpendidikan S2 dan S3. Adapun karakteristik responden berdasarkan kelas
perawatan adalah sebagai berikut :
8%16%
71%
2% 3% 0% 0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3
Identitas RespondenBerdasarkan Pendidikan
87
Diagram 4.6Identitas Responden Berdasarkan Kategori Kelas Perawatan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan dimana 34% responden berkategori kelas I,
sementara 58% responden berkategori II, sedangkan 8% responden berkategori
kelas III. Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah
sebagai berikut :
4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Analisis data hasil penelitian merupakan suatu proses analisis yang
dilakukan peneliti dengan cara mendeskripsikan data hasil penyebaran kuesioner
yang ditujukan kepada peserta program Jaminan Kesehatan Nasional yang
termasuk dalam kategori Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang yang
menjadi sampel dalam penelitian peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
tanggapan mereka mengenai seberapa besar Tingkat Efektivitas Strategi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan dalam Meningkatkan Peserta Program
Penerima Upah di Kota Serang.
34%
58%
8%
0%
20%
40%
60%
80%
Kelas I Kelas II Kelas III
Identitas RespondenBerdasarkan Kategori Kelas
Perawatan
88
Adapun untuk lebih mendetailnya peneliti menjelaskan dalam bentuk
grafik disertai pemaparan dari hasil jawaban responden berdasarkan butir-butir
pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner penelitian. Uraian kuesioner
diuraikan oleh peneliti dalam bentuk penjelasan butir-butir pernyataan secara
sistematis dimana kuesioner tersebut diajukan kepada 100 responden yang
menjadi sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemaparan mengenai butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator
pernyataannya sehingga akan terlihat beberapa penafsiran dalam menguraikan
jawaban responden yang berbeda bergantung dari indikator pernyataan.
89
4.4.1 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 1
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Diagram 4.7Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam meningkatkanpesertanya sudah tepat dikarenakan menjawab permasalahan kesehatan
yang sudah lama ada di masyarakat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 1 dapat dilihat bahwa
sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
item nomor 1, sementara 25% atau 25 responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 1, sedangkan 47% atau 47 responden menyatakan setuju
dengan pernyataan item nomor 1, adapun 9% atau 9 responden menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan item nomor 1.
9%
25%
47%
19%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
90
4.4.2 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 2
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.8Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui televisi dalam setiap waktunya yang dilakukan olehBPJS Kesehatan sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 2 dapat dilihat bahwa
sebanyak 17% atau 17 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 2, sementara 28% atau 28 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 2, sedangkan 41% atau 41 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 2, adapun 14% atau 14
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 2.
17%
28%41%
14%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
91
4.4.3 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 3
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.9Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku pihak yangmenyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam melakukanperluasan cakupan dengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 3 dapat dilihat bahwa
sebanyak 30% atau 30 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 3, sementara 70% atau 70 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 3, sedangkan 0% atau 0 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 3, adapun 0 atau 0 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 3.
30%
70%
0% 0%
Sangat Tidak Setuju
Ttidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
92
4.4.4 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 4
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.10Tanggapan Responden nmengenai Strategi Penetapan BPJS Kesehatan
dalam hal pembayaran iuran bulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10untuk mempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 4 dapat dilihat bahwa
sebanyak 5% atau 5 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
item nomor 4, sementara 40% atau 40 responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 4, sedangkan 55% atau 55 responden menyatakan setuju
dengan pernyataan item nomor 4, adapun 0% masyarakat atau 0 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 4.
5%
40%55%
0%
Sangat Tidak Setuju
Ttidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
93
4.4.5 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 5
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.11Strategi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional
sudah tepat dalam perluasan peserta dikarenakan sesuai dengan tuntutanperkembangan zaman dalam memberikan Jaminan Kesehatan Kepada
Masyarakat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 5 dapat dilihat bahwa
sebanyak 10% atau 10 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 5, sementara 64% atau 64 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 5, sedangkan 26% atau 26 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 5, adapun 0% atau 0 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 5.
10%
64%
26%
0%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
94
4.4.6 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 6
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.12Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan kemampuanekonomi masyarakat sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 6 dapat dilihat bahwa
sebanyak 15% atau 15 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 6, sementara 58% atau 58 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 6, sedangkan 25% atau 25 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 6, adapun 2% atau 2 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 6.
15%
58%
25%
2%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
95
4.4.7 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 7
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.13Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta denganBiaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas
dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 7 dapat dilihat bahwa
sebanyak 17% atau 17 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 7, sementara 61% atau 61 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 7, sedangkan 22% atau 22 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 7, adapun 0% atau 0 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 7.
17%
61%
22%
0%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
96
4.4.8 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 8
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.14Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Pembagian tiga kategori kelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran yangditentukan sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 8 dapat dilihat bahwa
sebanyak 513% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 8, sementara 41% masyarakat atau 41 responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 8, sedangkan 37% atau
37 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 8, adapun 9%
masyarakat atau 9 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item
nomor 8.
13%
41%
37%
9%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
97
4.4.9 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 9
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.15Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penentuan bantuan iuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJSKesehatan sudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakir
miskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 9 dapat dilihat bahwa
sebanyak 5% atau 5 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
item nomor 9, sementara 27% atau 27 responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 9, sedangkan 56% atau 56 responden menyatakan setuju
dengan pernyataan item nomor 9, adapun 12% atau 12 responden menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan item nomor 9.
5%
27%
56%
12%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
98
4.4.10 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 10
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.16Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta denganPenerapan denda ketika terlambat dalam membayar iuran yang ditetapkanoleh BPJS Kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan
sudahlah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 10 dapat dilihat
bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 10, sementara 51% atau 51 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 10, sedangkan 40% atau 40 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 10, adapun 1% atau 1
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 10.
8%
51%
40%
1%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
99
4.4.11 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 11
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.17Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta denganKomposisi yang dibuat oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada
peserta sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 11 dapat dilihat
bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 11, sementara 25% atau 25 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 11, sedangkan 53% atau 53 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 11, adapun 16% atau 16
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 11.
6%
25%
53%
16%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
100
4.4.12 Tanggapan Responden dalam Pernyataan nomo 12
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.18Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta denganPenerapan denda sebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalamsetiap keterlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhan
dalam pembayaran iurannya sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 12 dapat dilihat
bahwa sebanyak 11% atau 11 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 12, sementara 44% atau 44 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 12, sedangkan 37% atau 37 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 12, adapun 8% atau 8
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 12.
11%
44%
37%
8%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
101
4.4.13 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 13
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.19Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta denganPenentuan tiga kategori kelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatankepada peserta berdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 13 dapat dilihat
bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 13, sementara 37% atau 37 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 13, sedangkan 43% atau 43 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 13, adapun 14% atau 14
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 13.
6%
37%
43%
14%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
102
4.4.14 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 14
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.20Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penentuan peserta yang berhak dibantu oleh pemerintah dalam Biaya/iuranyang dilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 14 dapat dilihat
bahwa sebanyak 7% atau 7 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 14, sementara 21% atau 21 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 14, sedangkan 52% atau 52 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 14, adapun 20% atau 20
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 14.
7%
21%
52%
20%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
103
4.4.15 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 15
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.21Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggaraJaminan Kesehatan Nasional lebih unggul dalam ruang akses pelayanan
medis daripada asuransi konvensional
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 15 dapat dilihat
bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 15, sementara 20% atau 20 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 15, sedangkan 43% atau 43 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 15, adapun 35% atau 35
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 15.
20%
43%
35%
2%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
104
4.4.16 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 16
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.22Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggaraJaminan kesehatan Nasional lebih unggul dalam tarif premi yang telah
ditetapkan daripada premi asuransi konvensional
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 16 dapat dilihat
bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 16, sementara 24% masyarakat atau 24 responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 16, sedangkan 53% atau
53 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 16, adapun 17%
atau 17 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 16.
6%
24%
53%
17%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
105
4.4.17 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 17
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.23Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggaraJaminan Kesehatan Nasional menetapkan tiga kategori besaran bayaran
iuran premi bulanannya sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 17 dapat dilihat
bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 17, sementara 22% atau 22 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 17, sedangkan 58% atau 58 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 17, adapun 14% atau 14
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 17.
6%
22%
58%
14%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
106
4.4.18 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 18
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.24Tanggapan Responden BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan
Kesehatan Nasional lebih menekankan kepada masyarakat untukberkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 18 dapat dilihat
bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 18, sementara 30% atau 30 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 18, sedangkan 58% atau 58 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 18, adapun 10% atau 10
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 18.
2%
30%
58%
10%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
107
4.4.19 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 19
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.25Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional memberikan kesempatan masyarakat untukmemilih fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakat
sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 19 dapat dilihat
bahwa sebanyak 20% atau 20 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 19, sementara 75% atau 75 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 19, sedangkan 5% atau 5 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 19, adapun 0% atau 0
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 19.
20%
75%
5%
0%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
108
4.4.20 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 20
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.26Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatandimana seluruh masyarakat memperoleh hak yang sama dalam kesehatan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 20 dapat dilihat
bahwa sebanyak 13% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 20, sementara 41% atau 41 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 20, sedangkan 42% atau 42 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 20, adapun 4% atau 4
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 20.
13%
41%
42%
4%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
109
4.4.21 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 21
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.27Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan
sistem Asuransi sosial sudah tepat dikarenakan dapat memudahkanmasyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan
disangka-sangka
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 21 dapat dilihat
bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 21, sementara 35% atau 35 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 21, sedangkan 53% atau 53 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 21, adapun 2% atau 2
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 21.
2%
35%
53%
10%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
110
4.4.22 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 22
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.28Tanggapan Responden Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistemgotong royong sudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutan
masyarakat dibalik mahalnya biaya berobat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 22 dapat dilihat
bahwa sebanyak 15% atau 15 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 22, sementara 48% atau 48 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 22, sedangkan 32% atau 32 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 22, adapun 5% atau 5
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 22.
15%
48%
32%
5%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
111
4.4.23 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 23
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.29Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan besaranBiaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 23 dapat dilihat
bahwa sebanyak 7% atau 7 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 23, sementara 28% atau 28 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 23, sedangkan 61% atau 61 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 23, adapun 4% atau 4
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 23.
7%
28%
61%
4%
STS
TS
S
SS
112
4.4.24 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 24
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.30Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
tepat dikarenakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakatuntuk memperoleh kesehatan yang layak
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 24 dapat dilihat
bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 24, sementara 46% atau 46 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 24, sedangkan 37% atau 37 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 24, adapun 15% atau 15
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 24.
2%
46%
37%
15%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
113
4.4.25 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 25
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.31Tanggapan Responden mengenai Sistem rujukan yang dibuat oleh BPJS
Kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 25 dapat dilihat
bahwa sebanyak 13% atau 12 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 25, sementara 42% atau 42 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 25, sedangkan 36% atau 36 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 25, adapun 9% atau 9
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 25.
13%
42%
36%
9%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
114
4.4.26 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 26
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.32Tanggapan Responden mengenai Penetapan status wajib kepada masyarakat
untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 26 dapat dilihat
bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 26, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 26, sedangkan 48% atau 48 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 26, adapun 15% atau 15
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 26.
8%
29%
48%
15%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
115
4.4.27 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 27
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.33Tanggapan Responden mengenai Pemberian sanksi penon-aktifan peserta
oleh BPJS Kesehatan sudah tepat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 27 dapat dilihat
bahwa sebanyak 14% atau 14 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 27, sementara 71% atau 71 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 27, sedangkan 13% atau 13 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 27, adapun 2% atau 2
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 27.
14%
71%
13%
2%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
116
4.4.28 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 28
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.34Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatmelalui Jaminan Kesehatan Nasional
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 28 dapat dilihat
bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 28, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 28, sedangkan 48% atau 48 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 28, adapun 15% atau 15
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 28.
8%
29%
48%
15%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
117
4.4.29 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 29
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.35Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatansudah sesuai dengan Tujuan untuk memberikan hak kesehatan layak untuk
seluruh masyarakat
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 29 dapat dilihat
bahwa sebanyak 13% masyarakat atau 13 responden menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 29, sementara 63% atau 63 responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 29, sedangkan 22% atau
22 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 29, adapun 2%
atau 2 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 29.
13%
63%
22%
2%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
118
4.4.30 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 30
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.36Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan cita-cita negara indonesia sehat 2020
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 30 dapat dilihat
bahwa sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 30, sementara 30% atau 30 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 30, sedangkan 50% atau 50 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 30, adapun 11% atau 11
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 30.
9%
30%
50%
11%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
119
4.4.31 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 31
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.37Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
sesuai dengan tujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalammemenuhi kebutuhan kesehatan dasar
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 31 dapat dilihat
bahwa sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 31, sementara 27% atau 27 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 31, sedangkan 50% atau 50 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 31, adapun 14% atau 14
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 31.
9%
27%
50%
14%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
120
4.4.32 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 32
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.38Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah efektif dalam membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhankesehatan yang layak khususnya masyarakat menengah ke bawah
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 32 dapat dilihat
bahwa sebanyak 11% atau 11 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 32, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 32, sedangkan 50% atau 50 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 32, adapun 10% atau 10
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 32.
11%
29%
50%
10%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
121
4.4.33 Tanggapan Responden dalam PernyataanNomor 33
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.39Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta JaminanKesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah efektif dalammenjawab permasalahan sosial yang berketerkaitan dengan kesehatan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 33 dapat dilihat
bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 33, sementara 37% atau 37 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 33, sedangkan 50% atau 50 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 33, adapun 11% atau 11
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 33.
2%
37%
50%
11%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
122
4.4.34 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 34
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.40Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta Jaminan Kesehatan yangdijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup membantu dalam mencegah
penyakit yang akan berakibat jangka panjang
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 34. dapat dilihat
bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 34, sementara 42% atau 42 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 34, sedangkan 40% atau 40 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 34, adapun 12% atau 12
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 34.
6%
42%
40%
12%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
123
4.4.35 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 35
Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil
pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam
diagram yang terdapat di bawah ini :
Gambar 4.41Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta Jaminan
Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup dirasakanmanfaatnya kepada masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)
Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel
yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 35 dapat dilihat
bahwa sebanyak 13% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan item nomor 35, sementara 35% atau 35 responden menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan item nomor 35, sedangkan 43% atau 43 responden
menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 35, adapun 9% atau 9
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 35.
13%
35%43%
9%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
124
4.5 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini mengenai Tingkat Strategi Badan Jaminan Penyelenggara
Sosial Kesegatan dalam Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang memiliki
hipotesis sebagai berikut : H0 : p ≥ 60% yang dideskripsikan menjadi Efektivitas
Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan
Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang paling rendah dari
sama dengan 60% dari kriteria yang diharapkan.
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tingkat
signifikansi dari hipotesis yang diajukan oleh peneliti, berdasarkan metode
penelitian maka pada tahap pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan rumus
T-test satu sampel. Adapun hasil perhitungan dalam pengujian hipotesis tersebut
maka kalkulasi yang dilakukan untuk mengetahui jumlahnya adalah sebagai
berikut.
Berdasarkan kepada hasil penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang
diperoleh adalah 4 x100 x35 = 14.000 (4 merupakan angka dari skor tertinggi dari
setiap jawaban yang dinyatakan kepada responden yang didasari penggunaan
skala likert oleh peneliti, 100 merupakan angka dari jumlah anggota sampel yang
menjadi responden dalam penelitian, sementara 35 merupakan angka dari jumlah
keseluruhan item pernyataan yang diberikan kepada setiap responden dalam
kuesioner). Sedangkan rata-rata 14.000 : 100 =140.
Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang yang
dihipotesiskan kurang dari atau sama dengan 60% dari nilai ideal, hal ini berarti
bahwa 0,60 x 14.000 = 8400 dibagi 100 = 84.
125
H0 untuk memprediksikan untuk lebih tinggi atau sama dengan 60% dari
skor ideal, sedangkan Ha kurang dari 60% dari skor ideal yang diharapkan.
Diketahui :X = 8864 : 100 = 88,64o = 60% = 0,60% x 14.000 :100 = 84S = 6,755n = 100
Ditanyakan : t ?Jawab : t = X − μos√nt = 88,64 − 846,755√100t = 4,640,675t = 6,874
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n-1= (100-1 = 99) dan taraf kesalahan n = 10% untuk uji
satu pihak (one tail test), ternyata harga ttabel untuk uji satu pihak = 1,289, karena
harga thitung lebih rendah dari ttabel (6,874 > 1,289) maka Hipotesis nol (H0)
diterima.
Berdasarkan perhitungan, bahwa Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota
Serang yaitu : 886414.000 100% = 63,31%Jadi telah diketahui bahwa Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang
adalah sebesar 63,31%
126
Gambar 4.1Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Daerah Penerimaan Ha
0 1,289 6,8744.6 Interpretasi Hasil Penelitian
Interpretasi dari penelitian yang berjudul Efektivitas Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota
Serang, yaitu menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada
awal penelitian adalah “Seberapa Besar Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota
Serang?”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut,
berdasarkan perhitungan dengan menggunakanrumus t-test satu sampel dengan uji
satu pihak (one tail test) dengan uji pihak kiri bahwa harga - ttabel lebih kecil (<)
dari thitung, maka hal itu dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak karena
mencapai angka 63,31%.
Berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen 4 x 100 x35 =
14.000 (4 = nilai dari setiap jawaban sangat setuju setiap pernyataan yang
ditanggapi oleh responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert. 100 =
127
jumlah sampel yang dijadikan responden, 35 = jumlah pernyataan yang
dinyatakan kepada responden). Nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar
8864. Nilai Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang adalah 8864 : 14.000 =
0,6331 atau 63,31%. Interpretasi hasil penelitian ini adalah Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang mencapai angka 63,31%. Hal ini berarti program
tersebut telah berjalan cukup baik. Penilaian tersebut didasarkan kepada indikator
dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa jumlah skor hasil penelitian ini
adalah 8864.
4.7 Pembahasan
Sebelumnya peneliti akan membahas mengenai perhitungan uji hipotesis
dimana dalam pengujian tersebut didapat hipotesis kerja (Ha) ditolak dan
hipotesis nol (H0) diterima. Hasil ini memberikan arti Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang telah mencapai 63,31%. Hal ini menandakan
bahwa ternyata Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang cukup baik.
Hasil perolehan perhitungan tersebut didapat berdasarkan perhitungan
yang telah digunakan dengan menggunakan data yang diperoleh oleh peneliti.
Skor ideal instrumen adalah 4 x100 x 35 = 14.000 (4 = nilai tertinggi dari setiap
pernyataan yang dinyatakan oleh responden, 100 = jumlah anggota sampel yang
dijadikan responden, 35 = jumlah pernyataan yang dinyatakan oleh setiap
responden). Hasil kuesioner pada tahap pengumpulan data adalah sebesar 8864 :
128
14.000 = 0,6331 atau 63,31%. Dimana persentase skor penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.6Indikator Hasil Penelitian
No Nilai Penjelasan1 0% > 25% Sangat Tidak Efektif2 25% ≥ 50% Tidak Efektif3 50% ≥ 75% Cukup Efektif4 75% ≥100% Sangat Efektif
(Sumber : Pengelolaan Data, 2017)
Berdasarkan Tabel tersebut maka diperoleh hasil penelitian yang
menjelaskan bahwa Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di
Kota Serang sudah cukup baik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teori dari Makmur, dimana dalam teori ini terdapat tiga indikator
untuk melakukan penelitian. Yaitu indikator Ketepatan penetuan waktu,
Ketepatan perhitungan biaya, Ketepatan dalam pengukuran, Ketepatan dalam
menentukan pilihan, Ketepatan berpikir, Ketepatan dalam melakukan perintah,
Ketepatan dalam menentukan tujuan dan Ketepatan sasaran. Adapun hasil yang
diperoleh dalam perolehan persentasi dari setiap indikator yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. indikator ketepatan penentuan waktu peneliti membuat pernyataan
sebanyak 5 item yang terdiri dari item 1,2,3,4, dan 5 dimana dalam
perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan
hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 381 + 252 + 170 +
240 + 316 = 1359, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah
skor sebesar 1359 dari keseluruhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x
100 = 2000) yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari
129
pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi
dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang
dilakukan adalah 1359 : 2000 = 0,6795 X 100% = 67,95 %, sehingga
dalam hal ini berarti indikator ketepatan penentuan waktu Efektivitas
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan
Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel
4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.
2. indikator ketepatan perhitungan biaya peneliti membuat pernyataan
sebanyak 5 item yang terdiri dari item 6,7,8,9, dan 10 dimana dalam
perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan
hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 214 + 305 + 242 +
275 +234 = 1270, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah
skor sebesar 1270 dari keseluruhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x
100 = 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari
pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi
dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang
dilakukan adalah 1270 : 2000 = 0,635 X 100% = 63,5%, sehingga
dalam hal ini berarti ketepatan perhitungan biaya Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta
Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6
dapat dikatakan cukup Efektif.
3. indikator Ketepatan dalam pengukuran peneliti membuat pernyataan
sebanyak 4 item yang terdiri dari item 11,12,13, dan 15 dimana dalam
perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan
130
hasil jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 279 + 242 + 265 +
285 = 1071, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah skor
sebesar 1071 dari keselurhan skor ideal sebesar 1600 (4 x 4 x 100 =
1600), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan
yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor
ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah
1071 : 1600 = 0,6693 X 100% = 66,93%, sehingga dalam hal ini
berarti indikator Ketepatan dalam pengukuran Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta
Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6
dapat dikatakan cukup Efektif.
4. indikator Ketepatan dalam menentukan pilihan peneliti membuat
pernyataan sebanyak 5 item yang terdiri dari item 15,16,17, 18 dan 19
dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item
dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 218
+ 281 + 280 + 276 + 185 = 1071, Berdasarkan hasil perhitungan
dihasilkan jumlah skor sebesar 1071 dari keselurhan skor ideal sebesar
2000 (4 x 5 x 100 = 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh
dari pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi
dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang
dilakukan adalah 1071 : 2000 = 0,5353 X 100% = 53,55%, sehingga
dalam hal ini berarti indikator Ketepatan dalam menentukan pilihan
Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
131
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan
meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.
5. indikator Ketepatan berpikir peneliti membuat pernyataan sebanyak 5
item yang terdiri dari item 20,21,22, 23 dan 24 dimana dalam
perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan
hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 237 + 271 + 227 +
262 + 265 = 1262, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah
skor sebesar 1262 dari keselurhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x 100
= 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan
yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor
ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah
1262 : 2000 = 0,631 X 100% = 63,1%, sehingga dalam hal ini berarti
indikator Ketepatan berpikir Efektivitas Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima
Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan
cukup Efektif.
6. indikator Ketepatan dalam melakukan perintah peneliti membuat
pernyataan sebanyak 3 item yang terdiri dari item 25,26 dan 27
dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item
dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 3 pernyataan yaitu 241
+ 270 + 203 = 714, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah
skor sebesar 714 dari keseluruhan skor ideal sebesar 1200 (4 x 3 x 100
= 1200), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan
yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor
132
ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah
714 : 1200 = 0,595 X 100% = 59,5%, sehingga dalam hal ini berarti
indikator Ketepatan dalam melakukan perintah Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta
Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6
dapat dikatakan cukup Efektif.
7. indikator Ketepatan dalam menentukan tujuan peneliti membuat
pernyataan sebanyak 4 item yang terdiri dari item 28,29,30 dan 31
dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item
dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 270
+ 213 + 263 +269 = 1015, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan
jumlah skor sebesar 1015 dari dari keseluruhan skor ideal sebesar
1600 (4 x 4 x 100 = 1600), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh
dari pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi
dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang
dilakukan adalah 1015 : 1600 = 0,6343 X 100% = 63,43%, sehingga
dalam hal ini berarti indikator Ketepatan dalam menentukan tujuan
Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan
meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.
8. indikator Ketepatan sasaran peneliti membuat pernyataan sebanyak 4
item yang terdiri dari item 32,33,34 dan 35 dimana dalam perhitungan
tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan hasil
jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 259 + 270 + 258 + 248 =
133
1035, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah skor sebesar
1035 dari keselurhan skor ideal sebesar 1600 (4 x 4 x 100 = 1600),
yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan yang telah
dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor ideal lalu
dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah 1035 :
2000 = 0,5175 X 100% = 51,75%, sehingga dalam hal ini berarti
indikator ketepatan sasaran Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di
Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Efektivitas Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota
Serang sudah cukup efektif, hal ini dimungkinkan karena keterbatasan yang
diperoleh oleh peneliti yang menjadi observan non partisipan, sehingga selain
masalah tersebut pada tahap pernyataan kuesioner kurang mendalam untuk
mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dari responden. Untuk lebih
jelasnya dapat kita lakukan dengan menganalisis perdimensi indikator yang telah
ditetapkan oleh peneliti yaitu Ketepatan penetuan waktu, Ketepatan perhitungan
biaya, Ketepatan dalam pengukuran, Ketepatan dalam menentukan pilihan,
Ketepatan berpikir, Ketepatan dalam melakukan perintah, Ketepatan dalam
menentukan tujuan, dan Ketepatan sasaran. Untuk lebih jelasnya peneliti
membuat Tabel 4.7sebagaimana berikut untuk kemudian dianalisis :
134
Tabel 4.7Analisis Indikator Penelitian
Noindikator
Keterangan Persentase
1 Ketepatan penetuan waktu. 67,95%2 Ketepatan perhitungan biaya. 63,5%3 Ketepatan dalam pengukuran. 66,93%4 Ketepatan dalam menentukan pilihan. 53,55%5 Ketepatan berpikir. 63,1%6 Ketepatan dalam melakukan perintah. 59,5%7 Ketepatan dalam menentukan tujuan. 63,43%8 Ketepatan sasaran. 52,75%
(Sumber Pengelolaan Data Tahun 2017)
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, untuk menjawab identifikasi
masalah yang peneliti buat pada saat observasi awal penelitian dijelaskan bahwa
terdapat beberapa faktor yang terdapat dalam Efektivitas Strategi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah Jaminan Kesehatan Nasional bagi Peserta Bukan Pekerja
Penerima Upah di Kota Serang antara lain sebagai beikut :
1. Faktor Pendorong.
a. Adanya keterlibatan RT/RW setempat dalam melakukan
pengawasan secara setiap tahunnya, dimana dalam hal ini
pengawasan dilakukan untuk memastikan kepatuhan peserta
dalam memberikan konstribusi berupa iuran yang dibayarkan
tepat waktu sehingga dapat mendorong Efektivitasnya Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional bagi Peserta
Bukan Penerima Upah di Kota Serang.
135
b. Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional menjadi
efektif karena keberadaannya dibutuhkan oleh beberapa
masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah dimana
program ini menjadi angin segar yang dapat menjawab
permasalahan kebutuhan pelayanan medis masyarakat yang
dikarenakan oleh biaya berobat dan perolehan pelayanan medis
yang dibutuhkan harus mengeluarkan biaya yang dapat
dikatakan mahal.
c. Pelayanan medis yang diberikan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan kepada pesertanya pada umumnya
terdapat keunggulan yang dimiliki dimana dalam hal ini
keunggulan yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional
adalah ruang lingkup dari pelayananan yang diberikan lebih
luas dari pada asuransi konvensional dan tidak terdapat batasan
dalam biaya yang harus dikeluarkan oleh pesertanya selain itu
premi yang harus dikeluarkan dapat dikatakan lebih murah dari
asuransi konvensional sehingga yang positif dalam strategi
yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan suntuk memperluas kepesertaannya.
d. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional mempersilahkan
kepada masyarakat untuk memilih tempat fasilitas pelayanan
136
kesehatan yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dimana dalam hal tersebut
masyarakat dapat memilih klinik ataupun puskesmas yang
tersebar diseluruh Kota Serang sesuai dengan domisili dari
tempat tinggal peserta.
e. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional memiliki manfaat
yang cukup banyak bagi masyarakat dimana dalam hal ini
terdapat pelayanan medis dan pelayanan non medis yang dapat
dperoleh masyarakat.
2. Faktor Penghambat.
a. Penetapan komposisi premi dengan tiga kategori pembayaran
yang akan berdampak pada kelas pelayanan yang akan
diperoleh akan memberikan dampak terhadap kualitas yang
akan diberikan kepada peserta Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nasional selaku pelanggan, sehingga hal
tersebut akan berdampak kepada diskriminasi pelayanan yang
akan diberikan kepada pelanggan dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan yang akan berdampak buruk
terhadap kepesertaan itu sendiri.
b. Ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran tepat waktu
itu sendiri akan berdampak kepada penonaktifan kartu yang
berakibat penolakan atau tidak diterimanya pelayanan
kesehatan medis serta diterapkannya sistem denda maka akan
137
berefek negatif dimana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan tidak akan mampu untuk menyelenggarakan
Jaminan Kesehatan Nasional secara efektif.
c. Tidak adanya sanksi yang tegas oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat yang belum
menjadi pesertanya sehingga akan berdampak penyelenggaraan
jaminan kesehatan nasional tidak berjalan efektif dikarenakan
ketidakpahaman masyarakat manfaat jangka panjang yang akan
diperoleh.
d. Sering terjadinya penolakan terhadap pelanggan Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan kelas terendah oleh
beberapa Rumah Sakit dengan alasan bahwa ruang yang
disediakan telah penuh yang sepatutnya tidak terjadi
dimanakan dalam hal tersebut peneliti simpulkan dari jumlah
klaim yang diperoleh untuk rumah sakit terlalu kecil dan
penolakan tersebut dilakukan untuk menjaga arus keuangan.
e. Kurangnya kordinasi yang dilakukan kepada Dinas Sosial dan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
menentukan siapa saja masyarakat yang berhak dibantu untuk
dimasukan menjadi anggota Peserta Bantuan Iuran (PBI) yang
akan dibantu oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
138
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Penelitian ini mengkaji tentang Efektivitas
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang dengan menyesuaikan rumusan masalah yang
temukan sebelumnya maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian bahwa
Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan
Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang telah cukup efektif karena
mencapai angka 63,31%, selain itu diperoleh bahwa indikator ketepatan sasaran
dapat dikatakan terendah terbilang 52,75% yang selanjutnya ketepatan dalam
menentukan pilihan terbilang 53,55% dan yang terakhir ketepatan dalam
melakukan perintah terbiabg 59,5%.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang yaitu faktor pendorong Faktor Pendorong dimana
Adanya keterlibatan RT/RW setempat, Keberadaan dibutuhkan oleh beberapa
masyarakat menengah ke bawah yang dapat menjawab permasalahan kebutuhan
pelayanan medis masyarakat, terdapat keunggulan yang dimiliki, masyarakat
dibebaskan memilih tempat fasilitas pelayanan kesehatan, dan memiliki manfaat
yang cukup banyak bagi masyarakat.
Adapun Faktor Penghambatnya andalah Penetapan komposisi premi
dengan tiga kategori pembayaran terhadap kualitas pelayanan kesehatan,
Ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran berdampak kepada
139
penonaktifan kartu, Tidak adanya sanksi yang tegas oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat yang belum menjadi pesertanya,
dan terjadinya penolakan terhadap kelas terendah oleh beberapa Rumah Sakit.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektvitas Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Peserta
Bukan Penerima Upah di Kota Serang peneliti memberikan masukan bagi pihak
yang terkait untuk penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang akan
dilakukan akan lebih baik lagi adapun saran yang diberikan adalah :
1. Menghapus sistem denda yang dilakukan karena akan berdampak
kepada tidak inginnya masyarakat untuk membayar premi pada bulan
lainnya.
2. Menetapkan standar indikator-indikator yang dibuat untuk
memberikan bantuan iuran agar lebih tepat sasaran dan melakukan
kordinasi kepada dinas sosial setempat sehingga peserta bantuan iuran
yang diberikan lebih tepat sasaran.
3. Melakukan pengawasan bersama yang dilakukan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dengan Ombudsman untuk
menghindari terjadinya diskriminasi dalam pemberian pelayanan
medis.
4. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memberikan sanksi
kepada masyarakat bila didapati tidak patuh dalam menjalankan
kewajibannya untuk membayar iuran berupa resiko pencabutan hak-
140
hak sipil dalam perolehan pelayanan vital seperti akta kelahiran dan
lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Bintoro Tjokroamidjojo. 1984. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ES.
Jakarta
Drucker, P.F.1964. Managing for Results. New York : Harper&Row
Gibson, dkk.1984. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Edisi
keempat (Terjemahan : Djoerban Wahid). Jakarta : Penerbit Erlangga
Hartoyo Dkk. 1996. Pembangunan Masyarakat Desa. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Hunger J. David dan Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Andi. Yogyakarta
Makmur.2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Jakarta. Refika
Aditama
Mardikanto. Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.
Surakarta.
Rachmat. 2014. Manajemen Stratejik. Jakarta. Refika Aditama
Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Robbins, S.P.1994. Organization Theory : Structure, Design, and Applications.
New York : Pretice Hall Englewood.
Siagan. Sondang. 1988. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. CV.Haji
Mas Agung. Jakarta.
Siahaan, Jurnal E.1999. Studi Tentang Efektivitas Pelatihan Pegawai Kantor
Ketenteraman dan Ketertiban Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Tesis.
Program Studi Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.Siti Irene A.D., (2011). Desentralisasi dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Sjafari. 2012. Pembangunan Masyarakat Teori dan Implementasi di Era Otonomi
Daerah.FISIP Untirta Press. Banten.
Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Alfabeta.
Bandung
Suharto, E. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat.
Bandung. PT.Refika Aditama.
Supriyono, R.A.2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya.
Bandung
Westra, Pariata, dkk. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta
SUMBER HUKUM
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Badan Jaminan Sosial Kesehatan
KUESIONER
Assalamualaikum wr.wbDalam rangka penelitian saya yang berjudul “EFEKTIVITAS STRATEGI BADANPENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM PERLUASANPESERTA BUKAN PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG” saya mengharapkankesediaan Bapak/Ibu dalam menjawab pernyataan yang saya sediakan dalam kuesioner inidengan sebenar-benarnya. Atas kesediaan dan waktunya saya mengucapkan Terima Kasih.
Berilah tanda cecklist (√) pada pernyataan yang dianggap bapak/ibu anggap sesuai
Nama :Jenis Kelamin : Laki-Laki PerempuanUsia :Pekerjaan :Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA Diploma
S1 S2 S3Penghasilan : Dibawah Rp.2.500.000 Rp.2.500.001-Rp.5.000.000Rata-rata Per-Bulan
Rp.5.000.001-7.500.000 Rp.7.500.001-Rp.10.000.000
Lebih Dari Rp.10.000.001
Kategori BPJS : Kategori I Kategori II Kategori III
Petunjuk Pengisian Kuesioner :1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut bapak atau ibu anggap sesuai.2. Setiap pertanyaan hanya memiliki satu alternatif jawaban
Keterangan :SS = Sangat SetujuS = SetujuTS = Tidak SetujuSTS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan STS TS S SSKetepatan Penentuan Waktu1 Strategi BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Jaminan
Kesehatan Nasional dalam meningkatkan pesertanya sudah tepatdikarenakan menjawab permasalahan kesehatan yang sudahlama ada di masyarakat
2 Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat melalui televisidalam setiap waktunya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatansudah tepat
3 BPJS Kesehatan selaku pihak yang menyelenggarakan JaminanKesehatan Nasional dalam melakukan perluasan cakupandengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat
4 Strategi Penetapan BPJS Kesehatan dalam hal pembayaran iuranbulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10 untukmempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat
5 Strategi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara JaminanKesehatan Nasional sudah tepat dalam perluasan pesertadikarenakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalammemberikan Jaminan Kesehatan Kepada Masyarakat
Ketepatan Perhitungan Biaya6 Strategi dalam perluasan peserta dengan Biaya/iuran yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan kemampuanekonomi masyarakat sudah tepat
7 Strategi dalam perluasan peserta dengan Biaya/iuran yangditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas daripelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat
8 Strategi dalam perluasan peserta dengan Pembagian tiga kategorikelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran yang ditentukansudah tepat
9 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan bantuaniuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJS Kesehatansudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakirmiskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah
10 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penerapan denda ketikaterlambat dalam membayar iuran yang ditetapkan oleh BPJSKesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhansudahlah tepat
Ketepatan dalam Pengukuran11 Strategi dalam perluasan peserta dengan Komposisi yang dibuat
oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada peserta sudahtepat
12 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penerapan dendasebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalam setiapketerlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhandalam pembayaran iurannya sudah tepat
13 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan tiga kategorikelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatan kepada pesertaberdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat
14 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan peserta yangberhak dibantu oleh pemerintah dalam Biaya/iuran yangdilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat
Ketepatan dalam Menentukan Pilihan15 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional lebih unggul dalam ruang akses pelayanan medisdaripada asuransi konvensional
16 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan kesehatanNasional lebih unggul dalam tarif premi yang telah ditetapkandaripada premi asuransi konvensional
17 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan KesehatanNasional menetapkan tiga kategori besaran bayaran iuran premibulanannya sudah tepat
18 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan KesehatanNasional lebih menekankan kepada masyarakat untukberkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudahtepat
19 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan KesehatanNasional memberikan kesempatan masyarakat untuk memilihfasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakatsudah tepat
Ketepatan Berpikir20 Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dimana seluruhmasyarakat memperoleh hak yang sama dalam kesehatan
21 Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistem Asuransisosial sudah tepat dikarenakan dapat memudahkan masyarakatdalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan disangka-sangka
22 Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistem gotong royongsudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutanmasyarakat dibalik mahalnya biaya berobat
23 Perluasan peserta BPJS Kesehatan selaku penyelenggaraJaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan besaranBiaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat
24 Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah tepat dikarenakanuntuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untukmemperoleh kesehatan yang layak
Ketepatan dalam Melakukan Perintah25 Sistem rujukan yang dibuat oleh BPJS Kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat26 Penetapan status wajib kepada masyarakat untuk menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat27 Pemberian sanksi penon-aktifan peserta oleh BPJS Kesehatan
sudah tepatKetepatan dalam Menentukan Tujuan28 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan
tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melaluiJaminan Kesehatan Nasional
29 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai denganTujuan untuk memberikan hak kesehatan layak untuk seluruhmasyarakat
30 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengancita-cita negara indonesia sehat 2020
31 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengantujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalam memenuhikebutuhan kesehatan dasar
NoITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total
1 2 2 2 1 4 1 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 3 84
2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 92
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 90
4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 3 1 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 90
5 2 3 1 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 1 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 94
6 2 2 1 3 4 1 4 2 3 3 3 4 1 3 2 2 4 2 2 1 2 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 91
7 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 2 1 3 2 3 4 2 3 3 3 4 1 94
8 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 2 4 4 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2 2 93
9 3 2 1 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 94
10 3 2 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 86
11 3 1 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 1 1 3 4 3 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 3 3 92
12 1 3 2 2 4 2 4 1 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 4 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 93
13 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 90
14 3 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 91
15 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 92
16 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 92
17 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 3 3 92
18 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 89
19 3 1 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 94
20 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 87
21 2 4 1 2 3 3 3 4 3 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 1 93
22 2 2 1 3 2 3 3 2 4 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 87
23 3 3 2 2 4 2 3 3 4 3 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 94
24 3 3 1 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 4 2 4 1 4 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 92
25 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 1 3 3 1 92
26 1 3 2 3 3 2 4 3 4 3 1 2 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 91
27 3 4 2 2 3 1 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 2 4 2 1 4 2 3 3 2 93
28 3 1 1 2 3 2 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 1 3 2 2 4 2 2 2 2 81
29 4 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 4 2 4 2 3 3 3 2 3 2 90
30 3 1 1 3 3 2 4 1 2 2 3 2 3 4 1 3 2 2 2 2 4 1 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4 89
31 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 1 3 3 2 3 3 2 90
32 1 4 2 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 1 2 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 93
33 4 4 2 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 95
34 2 3 1 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 87
35 3 1 2 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 2 3 1 1 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 87
36 3 3 1 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 4 1 3 2 3 3 4 3 3 2 1 3 94
37 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 4 3 2 1 3 96
38 1 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 1 3 4 3 1 2 1 1 3 4 3 1 2 3 89
39 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 1 3 3 4 2 2 2 1 3 4 1 3 2 2 89
40 2 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 4 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 91
41 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 1 2 4 3 3 3 3 90
42 3 4 1 2 3 2 4 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 4 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 93
43 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 97
44 3 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 2 3 1 1 3 2 4 3 2 87
45 4 4 1 2 4 1 3 1 2 3 3 2 3 1 1 3 4 3 2 4 3 2 1 3 4 1 2 1 1 3 3 2 3 1 1 82
46 4 2 2 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 4 2 2 2 1 2 4 3 3 3 2 91
47 2 2 1 3 4 3 2 1 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 2 4 3 4 3 2 95
48 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 1 2 2 3 1 3 3 2 81
49 3 3 1 2 3 1 3 1 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 4 2 3 3 2 85
50 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 2 90
51 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 85
52 4 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 4 3 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 93
53 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 1 1 3 4 2 2 4 3 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 90
54 2 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 91
55 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 2 3 2 3 3 92
56 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 1 4 2 3 3 2 3 2 3 89
57 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 2 2 4 1 3 2 2 4 2 4 2 4 2 2 3 4 1 87
58 2 3 1 3 3 3 3 1 2 2 4 2 4 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 88
59 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 1 2 4 2 2 3 3 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 92
60 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 1 3 2 3 3 89
61 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 2 3 3 94
62 4 2 1 2 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 4 1 3 2 3 2 3 2 92
63 2 2 1 1 4 2 2 1 1 3 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 2 3 3 87
64 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 4 1 4 3 3 2 2 2 4 3 90
65 2 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 93
66 3 1 2 1 4 2 3 1 4 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 4 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 4 88
67 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 1 3 3 2 90
68 3 1 1 2 3 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 1 3 3 3 86
69 4 1 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 83
70 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 89
71 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 1 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 1 4 3 2 2 94
72 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 99
73 3 2 2 2 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 3 102
74 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 2 3 2 1 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 85
75 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 2 2 1 75
76 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 94
77 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 4 2 3 2 2 2 78
78 1 3 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 76
79 3 4 1 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 80
80 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 77
81 4 1 1 3 3 2 3 3 3 1 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 4 1 3 2 77
82 3 1 1 3 4 2 2 4 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 86
83 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 2 3 1 1 3 1 3 4 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 81
84 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 85
85 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 81
86 3 3 2 1 4 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 100
87 4 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 2 4 100
88 3 3 1 2 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 2 3 79
89 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 1 1 4 1 2 86
90 3 1 1 2 3 2 2 4 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 79
91 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 3 80
92 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 4 95
93 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 1 1 2 3 1 2 1 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 77
94 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 67
95 4 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 4 99
96 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 1 4 2 3 93
97 1 3 2 2 3 1 4 2 3 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 2 1 2 2 4 2 1 75
98 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 3 2 1 3 3 3 2 1 3 4 3 2 4 92
99 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 63
100 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 1 97
skor
has
il
280
252
170
240
316
214
305
242
275
234
279
242
265
285
218
281
280
276
185
237
271
227
262
265
241
270
203
270
213
263
269
259
270
258
248
8864
skor
max
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
14000
% 0,7
0,63
0,42
5
0,6
0,79
0,53
5
0,76
3
0,60
5
0,68
8
0,58
5
0,69
8
0,60
5
0,66
3
0,71
3
0,54
5
0,70
3
0,7
0,69
0,46
3
0,59
3
0,67
8
0,56
8
0,65
5
0,66
3
0,60
3
0,67
5
0,50
8
0,67
5
0,53
3
0,65
8
0,67
3
0,64
8
0,67
5
0,64
5
0,62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
IDENTITAS DIRI
Nama : Akun Tanjung Prayogo
NIM : 6661131316
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 3 April 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Moto Hidup : Hargailah hasil usaha sendiri walaupun tidak
memuaskan hasilnya, setidaknya sudah
berusaha dan ikhtiar
Hobby : Membaca Buku dan Bersepedah Gunung
Sekolah Dasar : SD Negeri Kramatwatu 2 2001-2007
Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 15 Kota Serang 2007-2010
Sekolah Menengah Atas : MA Negeri 2 Kota Serang 2010-2013
Perguruan Tinggi (S1) : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2013-2017