Nama` : Atika Dwi Harjanti
NIM : i0212023
Makul : Evaluasi Pasca Huni (EPH)
Indikasi Masalah pada Koridor Bangsal Khadijah
terhadap Aspek Teknis
A. Pengertian Koridor Rumah Sakit
Koridor atau selasar merupakan bagian dari interior rumah sakit yang menjadi area
sirkulasi penghubung utama antar ruang, bangsal maupun antar bangunan dengan intensitas
pemakaian yang tinggi.
Pengertian Koridor menurut Shadily (1987:149) kata koridor berasal dari bahasa Inggris
“corridor” yang berarti gang, jalan beratap yang menghubungkan dua gedung. Jadi koridor
Rumah Sakit merupakan jalan beratap yang menghubungkan dua dua atau lebih ruang dan
gedung dalam rumah sakit dan berfungsi sebagai area sirkulasi utama arus pengunjung, pasien,
paramedis maupun pelayanan.
Karena merupakan alur sirkulasi dengan tingkat aktivitas yang tinggi maka kenyamanan
teknis dari ruang ini sangat perlu diperhatikan, sehingga user merasa nyaman dan alur sirkulasi
dapat berjalan dengan baik.
B. Koridor Bangsal Khadijah
Dimensi koridor : 32.90 (p) x 2.00 (l) meter
Denah :
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) Page 1
BANGSAL AISYAH
BANGSAL KHADIJAH
C. Komponen yang ada di Koridor Bangsal Khadijah
Berikut ini adalah komponen-komponen yang ada di Koridor Bangsal Khadijah berdasarkan:
1. Komponen FIX
Pintu
Jendela Kamar
Bouvenlight
2. Komponen Non-FIX
Kursi Besi
Kursi Kayu (cat abu-abu)
Tempat Sampah dan Rak Sepatu
D. Indikasi Masalah
User yang sedang berjalan di koridor harus merapatkan diri ke dinding, apabila ada troli/kursi
roda/tempat tidur pasien yang juga menggunakan/melewati koridor tersebut. Ini
mengindikasikan bahwa dimensi ruang koridor terlalu sempit dan tidak memenuhi standar yang
ada.
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) Page 2
E. Analisis Masalah
Dimensi lebar Koridor Bangsal Khadijah secara murni adalah 2 meter. Namun, melihat furniture-
furniture kelengkapan RS yang letakkan di samping kanan kiri koridor menyebabkan ruang gerak
untuk sirkulasi user semakin menyempit.
Bila di hitung, di sisi sebelah kiri, terdapat kursi-kursi dengan lebar 60 cm, dan di sisi sebelah
kanan terdapat rak sepatu dan tong sampah yang lebarnya 30 cm. Ini menyebabkan ruang gerak
sirkulasi User hanya tersisa selebar 110 cm ( 200-(60+30)).
Skenario 1
Dimensi Manusia dewasa adalah +/- 60 cm, apabila ada 2 orang yang berjalan berpapasan di
koridor ini maka akan terjadi tubrukan karena space yang tersisa hanya selebar 110 cm (jika 2
orang maka space yang di perluhkan +/- 120 cm). Sekalipun tidak terjadi tabrakan, User akan
merasakan ketidaknyamanan karena space masih terlalu sempit, dan secara tidak sadar akan
merapatkan diri ke dinding untuk membiarkan orang tersebut lewat.
Gambar 1. Dimensi Manusia
(sumber gambar :Architect Data)
Skenario 2
Dimensi Troli pembawa makanan untuk pasien adalah 130x56x80 cm. Ini menyebabkan
space yang tersisa ketika troli melewati koridor ini adalah 54 cm. Ini menyebabkan User yang
ada di arah berlawanan harus menyampingkan tubuh.nya agar tidak tertabrak oleh troli
(keterangan : dimensi manusia dr samping adalah +/- 40 cm). Walaupun masih dapat
melewatinya, ini akan membuat user menjadi kurang nyaman.
Gambar . Troli pembawa Makanan
(sumber gambar : alatangkatangkut.com)
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) Page 3
Skenario 3
Dimensi Kursi Roda adalah 110x75x110 cm. Ketika seorang pasien menaiki kursi roda
berpapasan dengan orang lain, maka sama seperti yang terjadi dengan troli pembawa makanan,
User terpaksa merapat kedinding untuk membiarkan pasien yang berkursi roda tersebut untuk
lewat terlebih dahulu. Lebar kursi roda adalah 75 cm, ini menyebabkan space yang tersisa hanya
tiggal 35 cm. Space tersebut masih memungkinkan user lain untuk berdiri menyamping,
walaupun hal tersebut akan membuat ketidaknyamanan baik bagi pengguna kursi roda maupun
yang berdiri. Sebuah koridor setidaknya dapat memuat 2 pengguna kursi roda dari arah
berlawanan. Sehingga setidak-tidaknya, dimensi Koridor selebar +/- 150 cm.
Gambar . Dimensi Kursi Roda
(sumber gambar : pramudyawardhani.wordpress.com)
Skenario 4
Dimensi Tempat tidur Pasien adalah 205x90x100 cm. Hanya untuk melewati koridor ini,
semua user lain terpaksa harus mengalah dan merapatkan diri ke dinding. Pasalnya, lebar
tempat tidur pasien adalah 90 cm, menyebabkan space yang tersisa hanya 20 cm. Pada kondisi
emergency dan pasien harus segera di bawa dengan cepat, perawat harus mendorong dan
memegangi samping kanan dan kiri tempat tidur pasien. Ini setidaknya membutuhkan space
tambahan selebar 40 cm di sisi kanan dan kiri tempat tidur (karena dimensi manusia dari
samping adalah +/- 40 cm) sehingga menyebabkan ruang gerak yang di butuhkan saat tempat
tidur pasien lewat adalah +/- 170 cm.
Gambar . Troli pembawa Makanan
(sumber gambar : sketsa Anissa Mutia Sari)
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) Page 4
Dari Skenario-skenario kejadian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa, koridor bangsal Khadijah masih belum memenuhi syarat standarisasi RS tipe C.
Departemen Kesehatan RI telah memberikan standar untuk koridor RS tipe C selebar minimal
240 cm.
Jika dibandingkan dengan standart yang ada, secara teknis Koridor bangsal Khadijah belum
memenuhi syarat. Space sirkulasi murni Koridor adalah 110 cm, sehingga untuk menjadikannya
sesuai standart perlu di tambahkan lebar sekitar 130 cm lagi. Dan jika di tambah dengan luas
koridor yang digunakan untuk furniture, lebar koridor yang baik adalah sekitar 320 cm (240 +
(60+30)).
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) Page 5