Download pdf - erlangga biologi

Transcript

Sistem pencernaan terdiri dari dua bahagian pokok, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Fungsinya adalah untuk memasukkan makanan ke dalam tubuh, mencerna, mengabsorbsi, dan membuang sisa makanan yang tidak tercerna. Makanan diperlukan karena merupakan sumber energi, sumber bahan pembangun untuk tumbuh, memerbaiki bagian yang rusak, hasil sekresi, sumber vitamin dan mineral. Saluran pencernaan merupakan suatu tabung yang jarang lurus, tetapi berkelok-kelok atau melingkarlingkar, dimulai dari mulut dan berakhir di anus atau kloaka. Bagian utama dari saluran pencernaan adalah mulut, farink, esofagus, lambung, dan usus. Selain saluran pencernaan terdapat juga kelenjar pencernaan. Ada kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan dan ada juga yang terdapat di luar saluran pencernaan, seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

Gambar 1: Sistem Pencernaan 1. Saluran Pencernaan A. Mulut Bibir dan pipi yang berotot terdapat pada kebanyakan mamalia dan merupakan adaptasi untuk aktivitas menghisap. Didalam mulut terdapat struktur tambahan, seperti gigi dan lidah. Pada pisces, gigi tersebar luas, melekat pada tulang rahang, platinum dan lengkung insang. Pada amphibia dan reptilia terdapat pula tulang vomer, palatinum, pterigoid dan kadang-kadang pada tulang arasfenoid di samping pada tulang. Pada buaya gigi terbatas pada rahang-rahangnya saja, seperti ada mamalia. Hanya pada mamalia terdapat jumlah gigi yang tertentu untuk suatu spesies. Hewan vertebrata sampai reptilia mengalami pergantian gigi yang berulang kali disebut geligi polyphyodont. Mamalia mempunyai dua set geligi yang disebut diphyodont, yakni geligi susu dan geligi permanen. Gigi melekat pada tulang rahang dengan berbagai macam cara, antara lain: Acrodont; gigi dapat melekat pada puncak tulang rahang, seperti pada katak. Pleurodont; gigi dapat melekat pada sisi median tulang rahang. Thecodont; gigi dapat melekat dengan perentaraan akar gigi pad sebuah atau beberapa lekukan tulang rahang (alveoli), seperti pada bangsa buaya dan mamalia.

Gambar 2: Jenis Gigi Berdasarkan Pelekatnya Pada Rahang Gigi berdasarkan morfologinya dibedakan atas dua, yaitu: Homodont; bila semua gigi memiliki bentuk yang sama kecuali ukuranya. Heterodont; Hanya pada mamalia gigi memperlihatkan perbedaan morfologi sesuai dengan fungsinya. Terdapatlah berbagai jenis gigi seperti gigi seri (incisivum), gigi geraham (premolar), dan gigi geraham sejati (molar).

a. Gigi Seri (Incisivum) Gigi seri berfungsi untuk memotong. Pada redontia gigi seri terus tumbuh seumur hidupnya dengan enamel yang hanya dibentuk di bagian antareor. Karena enamel hanya lebih keras dari dentin, maka akan lebih lambat aus. Akibatnya gigi berbentuk seperti tatah. Gading gajah merupakan modifikasi gigi seri. b. Gigi Taring (Caninus) Gigi taring sangat baik pertumbuhannya pada bangsa karnivora, yang berfungsi untukmengoyak mangsanya. Gading walrus adalah modifikasi gigi taring. Pada rodentia gigi taring tidak terdapat, karena itu terbentuk suatu rongga antara gigi seri dengan gigi geraham (premolar) yang disebut diastema. c. Gigi Geraham dan Geraham Sejati (Premolar dan Molar) Berfungsi untuk melumatkan makanan. Gigi molar tidak pernah didahului oleh gigi susu. Karena jumlah gigi tertentu untuk masing-masing spesies mamalia, maka untuk setiap spesies terdapat rumus gigi. Rumus gigi dibuat berdasarkan jumlah jenis gigi yang terdapat pada setengah rahang atas dan setengah rahang bawah. Gambar 3: Jenis Gigi Berdasarkan Morfologinya Pada ikan dan amphibia, lidah lidah merupakan peninggian dasar farink dan disebut lidah primer. Lidah sejati merupakan kantung mukosa yang berisikan otot. Lidah berfungsi untuk menangkap atau menghimpun makanan, membantu dalam proses menelan, dan pada manusia untuk berbicara. Pada mamalia lidah diletakkan pada dasar rongga mulut oleh suatu ligamen yang disebut frenulum. Permukaan lidah pada banyak amniota, termasuk burung dan mamalia, mempunyai papilla berbentuk seperti rambut, sisik, atau seerti duri-duri yang menanduk. Selain lidah juga terdapat kelenjar mulut. Tetropoda memiliki kelenjar mulut yang multiseluler Mengsekresikan sekret yang berair atau pekat karena mengandung lendir, enzim ptylai, toksin atau substansi lainnya. Cairan yang dihasilkan kelenjar oral disebut saliva ( ludah). Kelenjar mulut biasanya diberi nama sesuai dengan lokasinya. Kelenjar labia terdapat di bibir, bermuara di vestubulum mulut di dasar bibir. Kelenjar intermaksila atau internasal terdapat dekat dengan premaksila; pada katak merupakan agregasi dari kelenjar kecil-kecil, yang berjumlah sampai dengan 25 buah, dan masing-masing bermuara di rongga mulut. Sekretnya seperti pelekat , yang menyebabkan serangga dapet melekat di lidah katak. Kelenjar sublingua terdapat di bawah lidah. Pada heloderma kelenjar ini menggetahkan toksin. Sedangkan kelenjar bisa pada ular adalah kelenjar latinum yang bemuara di dasar gigi maksila yang mempunyai alur atau saluran. Kelenjar submaksila atau kelenjar submandibula bermuara dibelakang gigi incisivum yang di bawah. Kelenjar parotid ada mamalia merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan ptyalin. (Gambar 4) B. Farink Pada ikan farink berfungsisebagai organ respirasi. Pada amniota, farink merupakan bagian usus depan yang terletak langsung antarior dari esofagus. Dapat dijumpai adanya glotiss, lubang saluran Eustachius dan lubang yang membuka ke esofagus. Karena adanya langit-langit lunak pada mamaliafarink terdiri atas orofarink ventral dari langit-langit lunak; nasofarink, dorsal dari langit-langit lunak; dan laringofarink, bagian farink yang dekat dengan kepala larink dan esofagus (Gambar 5). Mulai dari reptilia, suatu kutub rawan yag disebut epigotis terdapat menutupi glotis. Pada waktu menelan larink didorong ke depan agar menempel pada epiglotis, dengan demikian makanan atau cairan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.

Gambar 4: Rongga Mulut, Terdapat Beberapa Kelenjar

Gambar 5: Farink C. Esofagus Esofagus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara farink dan lambung, dan sangat berotot. Bagian kranialnya terdiri atas otot bergris melintang, makain ke arah posteriol jumlah sel otot olosnya makin banyak untuk kemudian terdiri sepenuhnya dari otot polos. Walaupun demikian otot bergaris melintang dapat dijumpai hingga dinding lambung, terutama hewan yang memamabiak. Struktur Jaringan Saluran Pencernaan Pada dasarnya struktur umum jaringan sama panjang saluran tersebut. Terdiri atas lapisan: Mukosa merupakan lapisan pokok yang aling dalam. Terdiri atas suatu eitelium, lamina propria (jaringan ikat), dan muscularis mucosae (otot polos). Epitelnya dapat berlapis-banyak ipih atau berlapis tunggal silindris dengan dengan sel-sel ganda yang menghasilkan lendir. Tergantung pada wilayah saluran pencernaan terdapat kelenjar multiseluler yang mengsekresikan getah pencernaan. Juluranjuluran mukosa yang disebut villi sering tampak, demikian pula mikrovilli pada apeks sel epitel yang berfungsi untuk memperluas permukaan. Submukosa Meruakan laisan jaringan ikat padat. Di dalam lapisan tersebut dapat dijumpai saraf, saluran darah, dan saluran limf yang besar-besar, noduli limf serta ganglia dari sistem saraf parasimpatis. Bagian sekretoris kelenjar pencernaan juga dapat mencapai laisan ini. Muskularis eksterna terdiri atas otot polos yang susunannya melingkar (sebelah dalam) dan memanjang di sebelah luar. Penyelarasan kerja antara kedua lapisan ini menghasilkan gerakan peristaltik. Sedangkan lapisan yang aling luar adalah serosa yang terdiri atas suatu jaringan jaringan ikat di sebelah dalam dan suatu epitelium selapis pipih di sebelah luar.

Gambar 6: Struktur Sayatan Melintang Saluran Pencernaan Makanan Yang Memperlihatkan Struktur Histologi Umum. D. Lambung Lambung terletak antara esofagus dan intestinum juga sangat berotot. Berfungsi untuk menampung makanan dan melumatnya, serta menghasilkan enzim-enzim pencernaan tertentu. Lambung berakhirkan suatu sfinkter pilorus. Pada burung pemakan biji-bijian, Lambung di bagi menjadi dua

wilayah, yakni Proventikulus yang menghasilkan enzim pencernaan dan ventrikulus (gizzard) yang merupakan lambung otot yang berfungsi memaserasi makanan (gambar 7). Gambar 7: Tembolok, Esofagus, dan Lambung Burung Pemakan Biji-bijian Lambung mamalia dapat juga terdiri atas beberapa wilayah, seperti ruminansia. Sesudah rumput dikunyah dengan singkat di mulut kemudian ditelan dan rumput masuk ke dalam lambung yang disebut rumen. Di sini terjadi pencernaan dengan bantuan bakteri . Dari rumen makanan masuk ke dalam retikulum dan dibuat bulatan-bulatan (bolus), untuk kemudian dikembalikan ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah makanan lumat di telan kembali dan makanan masuk ke dalam omasum untuk selanjutnya ke obomasum dan dicerna oleh enzim-enzim pencernaan (gambar 8).

Gambar 8: Lambung Hewan Memamabiak. E. Intestinum Merupakan saluran pencernaan yang terdapat antara lambung dan kloaka atau anus. Pada ikan relatif lurus, sedangkan padda tetropoda panjang dan berkelok-kelok untuk memperluas permukaan penyerapan (absorbsi). Dedenum merupakan bagian utama intestinum. Menerima saluran pembuangan dari hati dan pankreas. Mengandung kelenjar yang khas untuk dedenum yaitu yaitu kelenjar Brunner pada manusia. Di bagian seterusnya dari usus halus berlangsung proses pencernaan dan penyerapan (absorbsi). Kelenjar uniseluler dan multiseluler tubuler banyak terdapat di dalam dinding intestinum. Pada mamalia bagian usus halus setelah duodenum dibagi dalam wilayah jejenum dan ileum berdasarkan bentuk villinya (gambar 9). Karena villi berfungsi untuk memperluas permukaan absorbsi (gambar 10). Pada amphibia usus besar lurus dan pendek. Pada reptil, burung dan mamalia usus besar dapat dibagi menjadi kolon dan rektum.

Gambar 9: Intestinum

Gambar: 10 Villi dan Mikrovilli Dalam Usus Halus 2. Kelenjar Pencernaan A. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Hati berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson (gambar 11)

Gambar 11. Anatomi hati Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagai lobulus. Lobulus yaitu susunan heksagonal (persegi enam) jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral (gambar 12). Komponen utama struktural hati adalah selsel hati atau hepatosit. Hepatosit tersusun di antara sinusoid-sinusoid dalam lempeng yang tebalnya dua lapis sel, sehingga setiap tepi lateral berhadapan dengan darah sinusoid. Vena sentral dari semua lobulus hati menyatu untuk membentuk vena hepatika yang akan menyalurkan darah keluar dari hati (Gambar 13).

Gambar 12: Potongan melintang lobulus hati

Gambar 13: Skematis Struktur Hati Setiap tepi luar lobulus terdapat tiga pembuluh yaitu cabang arteri hepatika, cabang vena porta dan duktus biliaris. Darah dari cabang-cabang arteri hepatica dan vena porta tersebut mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar yang disebut sinusoid, dimana terdapat di antara barisan sel-sel hati ke vena sentral (gambar 14). Sel-sel kupfer melapisi bagian dalam sinusoid dan menghancurkan sel darah merah yang telah tua serta bakteri yang lewat bersama darah. Empedu ditampung dalam kantung empedu dan dihubungkan peda pembuluh empedu bersama oleh ductus sistikus. Sedangkan fungsi dari kontung empedu adalah untuk menyimpan empedu dan memekatnya.

Gambar 14: Struktur Sel Hati B. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari), dan bentuknya memanjang. Pankreas terdiri atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian eksorin menghasilkan enzim pencernaan, seperti lipase, tripsin dan amilase. Sedangkan bagian endokrin menghasilkan hormon insulin dan glukogan. Bagian endokrin dari pankreas adalah pulau-pulau langerhan. Sedangkan bagian eksikrinnya adalah asini pankreas. Pankreas merupakan kelenjar asiner bercabang majemuk. Jumlah saluran pembuangannya dapat bervariasi, satu atau du berhubungan dengan duktus koledokus atau duodenum (gambar 15).

Gambar 15: Struktur Pankreas

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem pencernaan terdiri dari dua bahagian pokok, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Bagian utama dari saluran pencernaan adalah mulut, farink, esofagus, lambung, dan usus. Untuk kelenjar pencernaan, ada kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan dan ada juga yang terdapat di luar saluran pencernaan, seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Untuk mendapatkan energi, hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya. Adapun organ yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah organ pencernaan, yang dimulai dari mulut dan berakhir di anus/kloaka. B. Kritik Dan Saran Dalam penulisan makalah ini, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf, penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam pemaparannya. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mencari referensi-referensi lain guna meningkatkan pemahaman dan kesempurnaan makalah ini untuk masa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA Suntoro, Susilo Handari & Nyoman Puniawati Soesilo. 2008. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan Bidang Biologi; Struktur Dan Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Helendra. 2004. Struktur Hewan. Padang: Universitas Negeri Padang Campbell, A. Neil. 2004. Biologi ed. 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga Villee, A. Claude dkk. 1999. Zoologi Umum ed. 6 Jilid 1. Jakarta: Erlangga Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius Anonim. 2008. Sistem Pencernaan. (online): http://andriansaputra.multiply.com/journal/item/16/Sistem_pencernaan Diakses Tanggal 18 April 2011 Anonim. Tanpa Tahun. Sistem Pencernaan. (online): http://anatomikita.blogspot.com/2009/05/sistempencernaan.html Diakses Tanggal 18 April 2011 Aris Purnomo. Tanpa Tahun. Anatomi Dan Fisiologi Mulut, Farink dan Esofagus. (online):

http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-pencernaan-atas Diakses Tanggal 18 April 2011 Anonim. Tanpa Tahun. Pencernaan Pada Manusia. (online): http://agunggenilangit.blogspot.com/2009_10_11_archive.html Diakses Tanggal 18 April 2011 Anonim. Tanpa Tahun. Struktur Hati. (online): http://www.ekskresi.co.cc/2010/12/hati.html Diakses Tanggal 18 April 2011 saktiyono

Sistem pencernaan makanan pada manusiaFiled under: Sistem Pencernaan gurungeblog @ 5:34 am Tags: Anus, Esofagus, Lambung, manusia, Rektum, Rongga Mulut, Sistem pencernaan makanan, Usus Besar, Usus Halus sistem-pencernaan Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut

rongga-mulut Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat : a.Gigi Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.

b..Lidah Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan. c..Kelenjar Ludah Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida. Esofagus (Kerongkongan) Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung Lambung

lambung Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah : Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi. Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan

menjadi bubur yang disebut bubur kim. Fungsi HCI Lambung : 1. Merangsang keluamya sekretin 2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein. 3. Desinfektan 4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya. Usus Halus

usus-halus Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum ( 2,5 m), serta ileum ( 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah : Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino. Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus. Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah : Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino. Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol Tripsinogen Tripsin yang belum aktif. Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal PROSES PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut : a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas. b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. Usus Besar (Kolon)

usus-besar Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah : a. Menyerap air selama proses pencernaan. b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli. c. Membentuk massa feses d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi. Rektum dan Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Gangguan Sistem Pencernaan Apendikitis-Radang usus buntu. Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar) Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung. Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong Tukak Lambung/Maag-Radang pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis). Diare

Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi. Konstipasi (Sembelit) Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Tukak Lambung (Ulkus) Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis. .


Recommended