EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KASStudi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:Lucia Indah Paskarani
NIM : 122114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KASStudi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:Lucia Indah Paskarani
NIM : 122114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
Manusia mendapatkan jatah kegagalan masing-masing
Habiskan jatah gagalmu di masa mudamu
Untuk kedua orang tuaku, terima kasih.
Untuk kakak adikku, terima kasih.
Untuk teman-temanku, terima kasih.
Untuk penyemangatku, terima kasih pula ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat da karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam
Sistem Informasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun
berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dnegan
segala kerendahan hati pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia yang tak
terhingga.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian penulis.
3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
5. Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., dosen pembimbing skripsi
yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi.
6. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., dosen pembimbing akademik yang telah
mendampingi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga saat ini.
7. Romo Laurentius Suhar Dwi Budi Prasetyo, Pr, Romo Paroki Santo Antonius
Padua Kendal yang telah memberikan ijin penulis untuk penelitian di Gereja.
8. Theresia Erni Kurniati, Yulius Bambang Wijanarko, dan Yohana Menik
Aryani sebagai Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara II Gereja yang telah
meluangkan tenaga dan waktu untuk diwawancarai serta memberikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
berupa catatan akuntansi dan dokumen transaksi yang dibutuhkan penulis
selama penelitian.
9. Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan seluruh ilmu di setiap mata kuliah.
10. Orang tuaku, Babe Anton dan Mami Christine yang tak henti-hentinya selalu
mendukung secara finansial dan mendoakan penulis selama penulisan skripsi.
11. Kakakku Putri, dan adikku Nita atas semangat dan doa untuk penulis.
12. Sepupuku Doni dan Ivan yang telah ikut mendukung penulis selama menulis
skripsi.
13. Kekasihku, Dewangga Bagaskoro, atas cinta dan kesabarannya, serta
kekuatan yang diberikan kepada penulis menjelang pendadaran. Jangan kapok
yak
14. Teman Mudika, Aga dan Hendra yang sudah ikut membantu penulis survei
data dan konfirmasi data di Keuskupan Agung Semarang.
15. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKS) angkatan 2014
yang telah mengajari penulis arti kerja sama dan berorganisasi kepada
penulis.
16. Teman-teman Akuntansi 2012 atas kebersamaan dan kekerabatan yang telah
dibangun selama kuliah, serta doa dan dukungan yang kalian berikan.
17. Teman-teman kelas MPAT F yang senantiasa menyemangati, mendukung
dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman-teman Gandroeng Choir, yang dengan keceriaannya turut
menyemangati dan mendukung penulis disaat jenuh dan nyaris putus asa
dalam menyelesaikan skripsi.
19. Teman-teman terbaik: Mika, Lave, Ranti, Mita, Falen yang tak pernah bosan
terus menyemangati dan mendukung penulis dengan segala upaya dalam
‘memaksa’ penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
20. Teman-teman Fasilitator KEK III DIY: Mas Sylvan, Mas Galih, Mbak
Ganesh, Mas Dion, dan Stella yang sudah meluangkan waktu untuk
menyemangati penulis pada hari pendadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS .................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xv
ABSTRAK .................................................................................................... xvii
ABSTRACT ....................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
A. Organisasi Nirlaba ............................................................. 9
B. Sistem ................................................................................. 14
C. Informasi ............................................................................ 17
D. Sistem Informasi Akuntansi ............................................... 19
E. Kas ..................................................................................... 28
F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas .................... 29
G. Evaluasi .............................................................................. 39
H. Pengendalian Internal ........................................................ 40
I. Pengendalian Internal Penerimaan Kas ............................. 58
J. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas ............................. 60
K. Bagan Alir .......................................................................... 62
L. Pengujian Efektivitas Pengendalian ................................... 63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................. 68
B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 68
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 69
D. Data yang Diperlukan ........................................................ 69
E. Populasi dan Sampel ........................................................... 70
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 71
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 72
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah dan Perkembangan Paroki .................................... 92
B. Profil Paroki ....................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Tujuan Paroki ..................................................................... 105
D. Struktur Dewan Paroki ....................................................... 106
BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua
Kendal ................................................................................ 111
B. Perbandingan Pengendalian Internal Sistem Informasi
Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki Santo
Antonius Padua Kendal dengan Teori Pengendalian
Internal Menurut COSO dan PTKAP ................................ 160
C. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
dengan Uji Kepatuhan ....................................................... 181
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 184
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 185
C. Saran .................................................................................. 185
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 188
LAMPIRAN .................................................................................................. 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran
Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen
Lingkungan Pengendalian ........................................................... 75
Tabel 3.2 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran
Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen
Penilaian Risiko........................................................................... 77
Tabel 3.3 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran
Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen
Informasi dan Komunikasi .......................................................... 78
Tabel 3.4 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran
Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen
Aktivitas Pengendalian................................................................ 79
Tabel 3.5 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran
Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen
Pemantauan ................................................................................. 83
Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Pengendalian ............................................................................... 87
Tabel 3.7 Stop-or-go Decision .................................................................... 88
Tabel 3.8 Attribute Sampling for Determining Stop-or-go Sample size and
Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base On
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Sample Result .............................................................................. 89
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada
Komponen Lingkungan Pengendalian ........................................ 161
Tabel 5.2 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada
Komponen Penilaian Risiko ....................................................... 164
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada
Komponen Aktivitas Pengendalian ............................................ 166
Tabel 5.4 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada
Komponen Informasi dan Komunikasi ...................................... 169
Tabel 5.5 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada
Komponen Pemantauan ............................................................. 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan
Sistem yang Lebih Besar dan Lebih Kecil ............................. 24
Gambar 4.1 Skema Pelayanan Pastoral DPSAPK ..................................... 110
Gambar 5.1 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte
Gereja Wilayah ...................................................................... 140
Gambar 5.2 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte
Gereja Paroki .........................................................................141
Gambar 5.3 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte
Gereja Paroki (lanjutan) ........................................................ 142
Gambar 5.4 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan
Bulanan Umat ........................................................................ 143
Gambar 5.5 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan
Bulanan Umat (lanjutan) ........................................................ 144
Gambar 5.6 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan
Bulanan Umat (lanjutan) ........................................................ 145
Gambar 5.7 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia.... 146
Gambar 5.8 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia
(lanjutan)................................................................................. 147
Gambar 5.9 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan
Umat ....................................................................................... 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 5.10 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan
Umat (lanjutan)....................................................................... 149
Gambar 5.11 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan
Teks Missa.............................................................................. 150
Gambar 5.12 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan
Teks Missa (lanjutan) ............................................................. 151
Gambar 5.13 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun..... 152
Gambar 5.14 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun
(lanjutan) ................................................................................ 153
Gambar 5.15 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim
Kerja ....................................................................................... 154
Gambar 5.16 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim
Kerja (lanjutan) ...................................................................... 155
Gambar 5.17 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim
Kerja (lanjutan) ...................................................................... 156
Gambar 5.18 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya
Kepanitiaan ............................................................................ 157
Gambar 5.19 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya
Kepanitiaan (lanjutan) ............................................................ 158
Gambar 5.20 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya
Kepanitiaan (lanjutan) ............................................................ 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Lucia Indah PaskaraniNIM: 122114008
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Evaluasi ini diharapkan mampu menjadi saran dan masukan yang membangun bagi paroki agar semakin memperkuat pengendalian internal yang ada pada paroki.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah mendeskripsikansistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal, membandingkan penerapan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teoripengendalian internal menurut COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, dan menguji efektivitas pengendalian internal dengan uji kepatuhan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat sepuluh fungsi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal, empat belas catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, sebelas dokumen penerimaan dan pengeluaran kas, empat prosedur penerimaan kas dan dua prosedur pengeluaran kas; kemudian pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya mengacu pada teori pengendalian internal menurut COSO dan PTKAP KAS, dan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengenluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian efektivitas pengendalian internal tidak dapat dilakukan.
Kata kunci: pengendalian internal, evaluasi, penerimaan dan pengeluaran kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
AN EVALUATION OF INTERNAL CONTROL IN THE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM OF CASH REVENUE AND CASH
EXPENDITURE
A Case Study at The Paris of Saint Anthony Padua of Kendal
Lucia Indah PaskaraniNIM: 122114008
Sanata Dharma UniversityYogyakarta
2016
This research aims to evaluate the internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. This evaluation is expected to give constructive suggestion and advise for the parish in order to further strengthen the internal control.
The kind of this research is a case study. Data were obtained by interview, observation, and documentation. Steps undertaken to achieve the purpose are describing the accounting information system of cash revenue and cash expenditure flow which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal, then comparing the application of internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal with internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and examining the effectiveness of internal control with the compliance test.
The result of this research showed that there are ten functions that connected with acoounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish ofSaint Anthony Padua of Kendal, fourteen accounting records of cash revenue and cash expenditure, eleven documents of cash revenue and cash expenditure, five procedures of cash revenue and two procedures of cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. The second result isthe internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal have not been fully focused on internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and the third result is the internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal still weak, so the effectiveness of internal control of cash revenue and cash expenditure can not be examined.
Keywords: internal control, evaluation, cash revenue and cash expenditure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi secara umum dimengerti sebagai suatu tempat atau
wadah yang berisi sekumpulan orang dengan tujuan, visi, dan misi yang
sama, serta saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dan visi serta misi
tersebut. Organisasi sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organisasi
berorientasi laba (profit oriented) maupun organisasi berorientasi bukan
laba (non-profit oriented). Gereja dipandang sebagai suatu organisasi yang
tidak berorientasi laba/nirlaba, dengan mengutamakan pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat satu sama lain.
Gereja sebagai organisasi nirlaba memiliki kegiatan manajemen,
baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia maupun keuangan.
Setiap organisasi, baik berorientasi laba maupun tidak berorientasi laba,
memiliki laporan keuangan yang jelas dan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan gereja
dalam pengelolaan keuangan gereja yang baik, meliputi cara gereja
mengelola keuangannya dan mengupayakan informasi keuangan gereja.
Gereja membutuhkan dana untuk mengelola dan mengupayakan serta
melaksanakan tugas dan panggilannya, dan dalam mengupayakan
perolehan dana serta mengatur penggunaannya, gereja memerlukan
manajemen keuangan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada dasarnya, akuntansi merupakan kegiatan mengolah transaksi-
transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai. Kegiatan
dalam proses akuntansi terdiri dari pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan proses analisis data keuangan dari suatu organisasi. Proses
akuntansi tersebut pada akhirnya akan menghasilkan informasi keuangan
berupa laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal organisasi
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
keuangan, dan bagi pihak eksternal organisasi dalam menilai,
mengevaluasi, menganalisis dan memonitor.
Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat terlihat dari
pengendalian internal yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Suatu
organisasi akan beroperasi dengan baik jika memiliki pengendalian
internal yang baik dan efektif. Pengendalian internal yang efektif akan
membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan penerimaan dan
pengeluaran kas sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan dan
penyelewengan. Pengendalian internal berfungsi untuk menjaga kekayaan
organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Warren,
Reeve, dan Fees, 1999:183). Baik buruknya pelaksanaan pengendalian
internal sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan yang dihasilkan.
Jika pengendalian internal buruk maka akan membuka peluang
dilakukannya penyelewengan atau kecurangan yang dapat membentuk
manipulasi, pelanggaran jabatan, pencurian, dan penggelapan. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
jika pengendalian internal baik maka segala bentuk kecurangan yang akan
terjadi dapat diminimalkan, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya.
Berdasarkan penelitian Coe dan Ellis dalam The Wall Street Journal
(dikutip dari skripsi “Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit” oleh Priyanti, Dian Emi)
mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian internal
di lembaga negara, local, dan nirlaba. Pengujian dilakukan terhadap 127
kasus di North Carolina, dimana Negara, daerah, dan pejabat dituntut
akibat kejahatan keuangan karena melaporkan pengendalian yang tidak
terinci. Pengujian menetapkan bahwa 38,6 persen kejahatan adalah hasil
dari pemisahan tugas yang tidak tepat. 12,6 persen merupakan hasil dari
pengendalian pembelian yang lemah, dan 11,8 persen tidak terdeteksi
karena tidak dilakukan audit.
Lebih lanjut (Priyanti, 2014) dikutip dari Duncan, 1999, The Wall
Street Journal melaporkan bahwa Roma Katolik dan imam diosesan
administrator menggelapkan uang gereja lebih dari $3,5 juta selama
periode tiga tahun. Pencurian ini dikaitkan karena tidak adanya audit dan
menggunakan sistem yang berlandaskan kepercayaan atau iman seseorang
dalam mengendalikan arus kas. Staf (dikutip dari Duncan, 1999)
melaporkan bahwa Ellen Cook, mantan bendahara Gereja Episkopal
Centre di New York menggelapkan $2.200.000 antara tahun 1990 dan
1995. Cook mampu mengalihkan uang karena ia memiliki kendali atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
audit dan melanggar kebijakan gereja, yakni mengisi, memeriksa formulir
permintaan, dan menandatanganinya sendiri. MBCB (dikutip dari Duncan,
1999) melaporkan bahwa gereja-gereja di Amerika Serikat telah menjadi
korban penipuan atau penggelapan uang. Pada tahun 1996, ditemukan
sekretaris keuangan gereja telah menggelapkan uang lebih dari $700.000
selama periode tiga tahun. Selama waktu ini, setiap individu percaya
mampu mengambil sekitar 33 persen dari penerimaan kas gereja tanpa
terdeteksi.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian internal sangat penting dan perlu diaplikasikan dalam suatu
organisasi nirlaba seperti gereja. Gereja merupakan salah satu organisasi
nirlaba yang memiliki beberapa karakteristik dan sering kurang memahami
pentingnya pengaplikasian pengendalian internal. Beberapa karakteristik
tersebut adalah tidak adanya kepemilikan saham, tidak adanya pengukur
kinerja secara keseluruhan, dan sering dikelola oleh paraprofesional yang
menyediakan layanan yang ditawarkan oleh organisasi (Priyanti, 2014).
Para profesional biasanya tidak memiliki latar belakang manajemen bisnis
dan akuntansi sehingga pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam
kegiatan operasional gereja (Duncan, 1999).
Paroki Santo Antonius Padua Kendal (PSAPK) pada awalnya
merupakan paroki administratif yang berinduk pada Paroki Santo Martinus
Weleri, kemudian resmi menjadi paroki mandiri pada tahun 2012.
Meskipun tergolong sebagai paroki baru, Paroki Santo Antonius Padua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kendal sudah memiliki pengendalian internal penerimaan kas, namun
dalam proses berjalannya, pengendalian internal penerimaan kas tersebut
belum pernah dievaluasi oleh pihak manapun. Berdasarkan latar belakang
tersebut, saya mengambil judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas” Studi
Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal?
2. Apakah penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah
sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah
disesuaikan dengan pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis
Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung
Semarang?
3. Apakah pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan
dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah
berjalan dengan efektif?
C. Batasan Masalah
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa siklus yang terdapat
dalam suatu organisasi. Penelitian ini hanya berfokus pada pengevaluasian
seberapa efektif pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kas yang meliputi penerimaan kolekte, persembahan, dan sumbangan serta
pembayaran gaji, pembelian barang devosional dan pembayaran biaya-
biaya yang telah dibangun sebelumnya oleh paroki.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi apakah
pelaksanaan pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada
Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah berjalan dengan baik dan
layak dengan melihat batasan berupa dokumen, catatan akuntansi, fungsi
laporan, dan prosedur yang baik dalam gereja.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan bahan
informasi untuk penelitian yang akan datang, dan menambah
kepustakaan mengenai evaluasi pengendalian internal dalam sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada gereja
(organisasi nirlaba).
2. Bagi Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi saran dan
informasi, serta masukan yang bermanfaat bagi tim keuangan Paroki
Santo Antonius Padua Kendal untuk menilai sistem yang sudah
dijalankan oleh paroki. Selain itu, juga mampu digunakan sebagai
referensi untuk mengembangkan dan menjalankan sistem dengan
lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai wujud implementasi dari materi yang
telah penulis dapat selama perkuliahan, dan juga mampu memberikan
pengetahuan baru bagi penulis mengenai pengendalian internal dalam
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai
dasar dalam menilai, mengevaluasi, menganalisis, dan
menggambarkan mengenai pengendalian internal dalam
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang
diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM ORGANISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab ini membahas mengenai gambaran umum paroki yang
terdiri dari sejarah pendirian paroki, struktur organisasi,
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari bagian
bendahara, akuntansi, dan kasir paroki.
BAB V : HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan paroki,
membandingkan penerapan pengendalian internal yang
diterapkan dengan teori pengendalian internal menurut
COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi
Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang. Dalam bab
ini akan dijelaskan pula kelemahan dan kekurangan dari
pengendalian internal yang ada pada Paroki Santo
Antonius Padua Kendal, menguji efektivitas pengendalian
internal penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan
dalam paroki, dan
BAB VI : PENUTUP
Bab ini membahas kesimpulan mengenai pengevaluasian
yang terkait dengan rumusan masalah, keterbatasan
penelitian, dan saran serta komentar penulis yang
bermanfaat bagi paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Organisasi Nirlaba
1. Definisi Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran
pokok mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian
publik untuk suatu tujuan tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap
hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba
meliputi gereja, sekolah negeri, rumah sakit dan klinik umum,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-
undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institusi riset, museum, dan beberapa petugas pemerintah.
Menurut PSAK No. 45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun
2011:187).
2. Karakteristik Organisasi Nirlaba
a. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat
ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk
laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka
jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau
pemilik entitas tersebut.
3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak
dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya
entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas (Priyanti,
2014).
b. Tujuan Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba tidak memiliki tujuan mendapatkan laba.
Secara umum tujuan dari organisasi nirlaba adalah menyediakan
layanan bagi masyarakat. Tujuan dari organisasi nirlaba adalah
untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya
dalam hal ekonomi (Priyanti, 2014).
Pada organisasi nirlaba, penganggaran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perencanaan organisasi khususnya
perencanaan program dan kegiatan. Secara garis besar,
penganggaran diawali dengan penyusunan visi, misi, dan tujuan
strategis organisasi dalam jangka panjang. Selanjutnya, tujuan
strategis tersebut dijabarkan lebih terperinci dalam program dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kegiatan jangka pendek maupun jangka menengah berupa program
kerja tahunan.
Di dalam program kerja tahunan, dijabarkan masing-
masing kegiatan yang akan dilakukan yang mendukung tujuan
startegis organisasi dan dilengkapi dengan perhitungan kebutuhan
dana. Perhitungan kebutuhan dana organisasi untuk menjalankan
kegiatannya sering disebut dengan penganggaran.
Proses perencanaan secara garis besar digambarkan sebagai
berikut: pencatatan dimulai setelah ada transaksi keuangan yang
terjadi selama pelaksanaan kegiatan organisasi. Pencatatan
dilakukan berdasarkan dokumen transaksi keuangan yang diterima
bagian keuangan dari pihak lain yang melakukan transaksi
keuangan dengan organisasi. Pencatatan seharusnya dilakukan
secara harian setelah ada transaksi keuangan. Pencatatan dilakukan
untuk semua transaksi yang terjadi baik transaksi melalui kas,
bank, dan transaksi lainnya bukan kas dan bank (Priyanti, 2014).
c. Sumber Dana Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba banyak yang bergerak di bidang sosial
sehingga tidak mencari keuntungan dalam setiap kegiatan yang
diadakan. Sumber dana organisasi nirlaba pada dasarnya jauh lebih
luas daripada organisasi laba. Organisasi nirlaba mendapatkan
sumber dana yang berasal dari sumbangan ataupun sumber lain
yang tidak direncanakan sebelumnya oleh organisasi nirlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba
Apabila dibandingkan dengan organisasi laba, organisasi
nirlaba memiliki beberapa perbedaan seperti berikut:
1) Pendirian badan-badan yang berorientasi laba dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya,
sedangkan organisasi nirlaba tidak semata-mata mengejar
keuntungan tetapi lebih banyak untuk memenuhi
kebutuhan/kepentingan umum.
2) Sumber pendapatan dan permodalan dari organisasi yang
berorientasi laba adalah penjualan barang dan jasa, sedangkan
organisasi nirlaba memperoleh pendapatan dari donatur,
subsidi, iuran anggota, pinjaman, dan lain-lain.
3) Jenis barang dan jasa yang disediakan oleh organisasi nirlaba
bersifat khas, oleh karena itu tidak ada di pasaran sehingga
tidak ada harga yang dapat digunakan untuk mengukur nilai
barang dan jasa itu secara objektif, contohnya ialah pendidikan.
3. Organisasi Nirlaba Gereja
Veranda (2014:7) menjelaskan, Gereja memperoleh sumber
daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya serta
gereja tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi. Gereja
adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan telah dipanggil
Allah dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk dijadikan
milikNya. Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan mengaku bahwa Yesus adalah juru selamat dunia dan manusia.
Uskup mengemban tanggung jawab memelihara seluruh keuskupan,
yang disebut gereja dan menunjuk para imam sebagai pastor yang
mewakilinya melayani komunitas-komunitas lokal yang lebih kecil,
yang sekarang disebut sebagai paroki.
Dikutip dari Kitab Hukum Kanonik nomor 515 (Veranda,
2014:8), paroki ialah jemaat tertentu kaum beriman kristiani yang
dibentuk secara tetap dalam gereja partikular dan yang reksa
pastoralnya dibawah otoritas uskup dan dipercayakan kepada pastor
paroki sebagai gembalanya sendiri. Kesimpulannya ialah paroki
merupakan persekutuan umat Katolik yang dibentuk secara tetap
dalam lingkup keuskupan dengan batas-batas geografis yang
ditentukan oleh uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan
kepada pastor bersama dengan dewannya. Paroki dibagi secara
teritorial dalam lingkungan-lingkungannya. Dewan paroki merupakan
badan pengurus paroki, dimana para pastor bersama-sama dengan
wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan
segala sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan,
membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat
menghayati iman dan mengamalkannya dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Sistem
1. Definisi Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan
sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang
lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai
berikut: “suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
yang tertentu”, sedangkan pendekatan sistem yang merupakan
jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di
dalam sistem (Lilis dan Sri, 2014).
Setiawati (2012:3) berpendapat bahwa sistem merupakan
serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub
sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney, 2003).
Hartono (2005:2) mengatakan bahwa sistem dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
komponen. Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Winarno (2006:1.3) sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu,
yang terdiri dari input (masukan), process (pemrosesan), dan output
(keluaran).
Pendapat lain menjelaskan sistem sebagai suatu unsur yang
memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian
yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output
yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain (Septian,
2015).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling
berkembang membentuk komponen berupa input, proses, dan output
yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan.
2. Karakteristik Sistem
Jogiyanto (2005) memaparkan suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk
suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian
dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari
sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
b. Batasan sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem
Lingkungan di luar suatu sistem adalah apapun di luar batas
dari sistem yang mempengaruhi sistem operasi.
d. Penghubung sistem
Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan
antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui
penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir
dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
e. Masukan sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan
masukan signal maintenance input yang merupakan energi
yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Signal
input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran
dari sistem.
f. Keluaran sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain.
g. Pengolahan sistem
Pengolahan atau proses merupakan perubahan dari masukan
menjadi keluaran. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin,
manusia dan komputer. Suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.
h. Sasaran sistem
Suatusistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak
mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang
dihasilkan.
C. Informasi
1. Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga berguna
untuk pembuatan keputusan (Winarno, 2006:1.6). Data adalah
representasi suatu objek. Data yang telah diperoleh kemudian diolah
untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
strategis. Data yang belum diolah belum dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Romney (2014:4) berpendapat bahwa informasi merupakan
data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data,
meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan
sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah data yang
telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Mardi, 2011:5).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
informasi merupakan data yang diolah kemudian menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima, mampu
menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and
entity) serta digunakan dalam pengambilan keputusan strategis.
2. Karakteristik Informasi
Lebih lanjut Mardi (2011:5) menjelaskan bahwa ada enam
karakteristik yang membuat suatu informasi berguna dan memiliki arti
bagi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.
a. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga
tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakannya dan
dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan.
b. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi,
informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan
kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan runtut
dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya.
d. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update
dan tidak dalam bentuk yang usang sehingga penting untuk
digunakan sebagai pengambilan keputusan.
e. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang
jelas akan memudahkan orang dalam menginterpretasikannya.
f. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang
ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya.
D. Sistem Informasi Akuntansi
1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah
data keuangan dan data lainnya ke dalam bentuk informasi (Bodnar,
2006:3). Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah
dengan sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi.
Romney (2014:10) menjelaskan sistem informasi akuntansi
merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan,
dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil
keputusan.
Mardi (2011:4) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data
keuangan menjadi informasi.
Lilis Setiawati (2011:4) berpendapat, sistem informasi
akuntansi merupakan sistem yang bertujuan mengumpulkan dan
memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan
transaksi keuangan.
Sumber lain mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasi, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan
informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada
pihak-pihak di luar perusahaan, (kantor pajak, investor, dan kreditur),
dan pihak internal, terutama manajemen (Baridwan, 1993:3).
Dari pemaparan-pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa sistem informasi akuntansi merupakan susunan alat
komunikasi, dokumen, dan berbagai laporan yang bertujuan
mengklasifikasi, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
keuangan yang ada untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2000:3) dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” oleh
Brigitta Vivi Veranda (2014:22) menjelaskan fungsi sistem informasi
akuntansi adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi.
b. Memproses data menjadi suatu informasi yang dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan.
3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Winarno (2006:2.3) menjelaskan bahwa komponen-komponen
sistem informasi akuntansi adalah:
a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali
perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan).
b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat
pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data,
mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy
(tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak).
c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan
komputer beserta perangkat pendukungnya.
d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio,
maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data
dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.
e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun
softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan
laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
f. Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah baku untuk
menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari
terjadi di dalam perusahaan.
g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen
sistem dapat berfungsi dengan baik.
4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Septian (2015:12) dikutip dari Abdul (1994:39-43)
menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi adalah:
a. Perencanaan
Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa
informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini
merupakan data informasi akuntansi yang telah terjadi di masa
lampau, tetapi digunakan sebagai titik awal dalam
merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang paling
banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi masa
datang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
b. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi
perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar
bagian untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya
bagian produksi, keuangan, dan pemasaran. Informasi antar
bagian dalam perusahaan dapat menggunakan sistem database,
dimana sistem database merupakan suatu sistem informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan
dengan data yang lainnya.
c. Penilaian dan Pengendalian
Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas
untuk pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama
kegiatan operasi berjalan. Proses penilaian dimulai dengan
membandingkan hasil yang dicapai dan rencana.
d. Pengambilan Keputusan
Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian
dalam suatu pilihan, namum ada kecenderungan pada beberapa
perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak
membantu dalam membuat keputusan. Ada tiga unsur dalam
pengambilan keputusan, yaitu data, model keputusan, dan
pembuat keputusan.
5. Subsistem dalan Sistem Informasi Akuntansi
Veranda (2014:22) menjelaskan subsistem dasar yang terdapat
dalam sistem informasi akuntansi adalah:
a. Siklus pendapatan, yaitu mencakup kegiatan pembelian dan
pembayaran dalam bentuk tunai.
b. Siklus penggajian sumber daya manusia, yaitu mengontrak dan
menggaji pegawai.
c. Siklus produksi, yaitu mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Siklus keuangan, yaitu mendapatkan dana dari investor dan
kreditur dan membayar mereka kembali.
6. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi
Lainnya
Winarno (2006:1.15) memaparkan bahwa sebagai suatu sistem,
sistem informasi akuntansi tidak dapat berdiri sendiri, karena harus
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam
perusahaan. Suatu sistem biasanya memiliki subsistem-subsistem
yang lebih kecil. Bila dilihat dari subsistem, sekumpulan subsistem
akan memiliki sistem induk, atau disebut suprasistem.
Suprasistem
Sistem
Subsistem
Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem yang lebih besar dan lebih kecil
Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15)
Suatu perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem
informasi saja, melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing
bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional adalah
sistem informasi yang dirancang dan ditujukan untuk fungsi-fungsi
Sistem Informasi Perusahaan
Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Anggaran
Sistem informasi Penjualan
Sistem Informasi Pembelian
Sistem Informasi
Penggajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tertentu dalam perusahaan, seperti fungsi produksi, fungsi keuangan,
fungsi persediaan, fungsi penjaminan mutu, dan lain-lain.
7. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan
Sistem informasi akuntansi yang sudah dikomputerisasi akan
memberi pengaruh sebagai berikut (Winarno, 2006:1.17):
a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat
dan lebih akurat.
b. Pembagian tugas dan tanggungjawab tidak dapat lagi dilakukan
secara fisik.
c. Struktur organisasi dalam perusahaan yang menerapkan sistem
informasi manual lebih bersifat hirarkis atau birokratis, yaitu
banyak tingkatan. Dengan demikian, perusahaan yang
menggunakan sistem informasi komputerisasian dapat menerapkan
struktur organisasi yang lebih ringkas.
d. Dalam perusahaan yang sudah terkomputerisasi, data disimpan
secara terpusat dalam suatu basis data, sehingga tidak memerlukan
banyak tempat, tetapi tetap memerlukan teknik pemeliharaan dan
pengawasan yang berbeda dengan cara manual.
e. Dalam sistem komputerisasian, laporan dapat dihasilkan lebih
cepat, lebih bervariasi, lebih akurat, dan bahkan dapat dikerjakan
dari tempat yang jauh karena data dapat diakses dari tempat lain
sepanjang ada jalur komunikasi.
8. Profesi di bidang Sistem Informasi Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dikutip dari Winarno (2006:1.13) sistem informasi akuntansi
memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga
membutuhkan karyawan dan staf untuk menjaga kelancaran alur
sistem informasi akuntansi itu sendiri, dimana setiap staf dan
karyawannya memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Peran dan
fungsi yang sering dijumpai di dalam perusahaan antara lain:
a. Analis sistem (system analyst) adalah orang yang bertugas
mengevaluasi kinerja sistem informasi. Seorang analis sistem wajib
menguasai cara kerja sistem informasi akuntansi, proses bisnis,
akuntansi, pengetahuan komputer, dan basis data.
b. Perancang sistem (system designer) merupakan orang yang
bertugas merancang sistem informasi. Pengetahuan yang harus
dikuasai sama dengan pengetahuan yang ada di dalam analis
sistem.
c. Administrator basis data (database administrator) yaitu orang yang
bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar
tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas
merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak
pemakaian tabel oleh masing-masing pemakai, memelihara dan
mengendalikan data agar selalu up to date.
d. Penulis program (programmer) ialah staf yang bertugas
menerjamahkan rancangan sistem dari perancang sistem ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bahasa program komputer. Penulis program harus menguasai
setidaknya satu bahasa komputer.
e. Perancang web (web designer) adalah orang yang bertugas
membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di
internet. Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman
internet, seluk beluk internet, jaringan komputer, dan basis data.
f. Administrator jaringan (network administrator) merupakan orang
yang bertugas mengendalikan jaringan komputer agar tetap
berfungsi dengan baik. Administrator jaringan perlu mengetahui
sistem operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan
pengetahuan komputer.
g. Administrator web (web administrator) adalah orang yang bertugas
memantau, memperbarui, dan mengendalikan jaringan internet.
Pengetahuan yang perlu dikuasai mirip dengan administrator
jaringan, ditambah dengan pengetahuan mengenai internet.
h. Pustakawan (librarian) merupakan orang yang bertugas
menyimpan dan mengadministrasi program dan data perusahaan
serta memberikan akses kepada pengguna program dan data pada
waktu yang diijinkan. Pustakawan wajib mengetahui pengarsipan
dan penyimpanan file.
i. Teknisi (technician) adalah orang yang bertugas merawat dan
mereparasi perangkat komputer dan jaringan bila ada gangguan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengetahuan yang wajib dimiliki ialah pengetahuan mengenai
perangkat keras komputer dan jaringan.
j. Pemakai akhir (end user) ialah orang yang menggunakan program
aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu
mengetahui teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik
basis data.
E. Kas
Standar Akuntansi Keuangan (2002:85) yang dikutip dalam skripsi
yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas” (Veranda, 2014:21) menjelaskan kas adalah alat
pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan
sebagai suatu ukuran dalam akuntansi.
Kas juga berarti aktiva lancar yang paling likuid, dimana uang
logam, uang kertas dan sejenisnya merupakan aktiva lancar yang paling
mudah untuk berpindah tangan dan yang paling cepat digunakan sebagai
alat pembayaran resmi. Karena sifatnya yang mudah dicairkan dan mudah
berpindah tangan inilah yang membuat pengendalian internal terhadap kas
perlu diperketat untuk menghindari kerugian-kerugian yang akan diderita
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
1. Definisi Penerimaan Kas
Baridwan (1994:158) menjelaskan bahwa penerimaan kas
merupakan berbagai macam sumber. Sumber yang sering terjadi
seperti pelunasan piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang
berasal dari bank ataupun wesel. Hall (2009:239) mengatakan,
penerimaan kas merupakan ruang penerimaan dokumen menerima cek
dari pelanggan bersama dengan permintaan pembiayaan, dimana
dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun
pelanggan.
Mulyadi (2008:500) berpendapat bahwa sistem informasi
akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari
piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan.
Pendapat lain menurut Winarno (2006:15.3) mengatakan
bahwa penerimaan kas berarti siklus yang digunakan untuk mengubah
produk dan jasa perusahaan menjadi kas.
Kesimpulan definisi penerimaan kas ialah proses pencatatan
transaksi dari seluruh proses bisnis yang terjadi pada suatu perusahaan
untuk kemudian diubah bentuknya menjadi kas dan penghasilan bagi
perusahaan tersebut.
2. Sumber Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Veranda (2014:23) menjelaskan, penerimaan kas perusahaan
berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai
dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan kredit.
a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Mulyadi (2008:455) berpendapat bahwa berdasarkan sistem
pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai mengharuskan:
1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank
dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain
kasir untuk melakukan internal check.
2) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi
kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam
pencatatan transaksi penerimaan kas
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa
fungsi yang terkait, yaitu:
1) Fungsi Penjualan
2) Fungsi Kas
3) Fungsi Gudang
4) Fungsi Pengiriman
5) Fungsi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2008:456), prosedur penerimaan kas dari penjualan
tunai ada tiga macam, yaitu:
1) Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Perusahaan menerima uang tunai, uang pribadi, atau pembayaran
langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang
diserahkan kepada pembeli.
2) Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales).
Transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos dalam
penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.
3) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan
bagi penjual yang memberikan kemudahan, baik bagi pembeli,
maupun bagi penjual.
Mulyadi (2008:462) berpendapat, informasi yang umumnya
diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dan penjualan
tunai adalah:
1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
4) Nama dan alamat pembeli, sebagai informasi dalam penjulan
produk tertentu, namun pada umumnya informasi ini tidak
diperlukan oleh manajemen dalam kegiatan penjualan tunai.
5) Kuantitas produk yang dijual.
6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
7) Otorisasi jabatan yang berwenang.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1) Faktur penjualan tunai
2) Pita register kas (cash register tape)
3) Credit Card Sales Slip
4) Bill of Lading
5) Faktur penjualan COD
6) Bukti setor bank
7) Rekap harga pokok penjualan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1) Jurnal penjualan
2) Jurnal penerimaan kas
3) Jurnal umum
4) Kartu persediaan
5) Kartu gudang
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1) Prosedur order penjualan
2) Prosedur penerimaan kas
3) Prosedur penyerahan barang
4) Prosedur pencatatan penjualan tunai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5) Prosedur penyetoran kas ke bank
6) Prosedur pencatatan penerimaan kas
7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Menurut Mulyadi (2008:163), dalam perusahaan, penerimaan kas
dari penjualan tunai biasanya merupakan sumber penerimaan kas
yang relatif kecil. Sistem pengendalian internal yang baik yaitu
sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya
kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak
berhak menerimanya.
3. Prinsip-prinsip dalam Penerimaan Kas
Baridwan (1994:158) berpendapat bahwa, prinsip-prinsip yang
perlu diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas adalah
sebagai berikut:
a. Menetapkan tanggungjawab pengelolaan dan pengawasan fisik
b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup
c. Harus dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau
uang yang diterima, dari siapa, jumlah dan tujuannya untuk siapa.
d. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah
diberi nomor urut atau dicatat dalam mesin cash register.
e. Daftar penerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal
penerimaan uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
f. Tembusan nota penjualan tunai harus dikirimkan ke kasir dan
bagian pengiriman.
g. Bukti setor bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan
uang harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang.
h. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau
pada awal hari kerja berikutnya.
i. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak
berwenang menerima uang maupun yang menulis cek.
j. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak
mengelola kas.
k. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat
kecurangan.
4. Prosedur Penerimaan Kas
Hall (2009:239), prosedur penerimaan kas memiliki dua aspek,
yaitu:
a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama
dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi
utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan
pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran, dan
biasanya ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke
pelanggan.
b. Departemen Penerimaan Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan
dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada
proses ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian
keuangan setelah proses rekonsiliasi antara cek dan permintaan
pembayaran. Tiga departemen dalam penerimaan kas yaitu
departemen piutang dagang, departemen buku besar, dan
departemen controller.
5. Formulir dalam Penerimaan Kas
Baridwan (1994:168) mengatakan bahwa, formulir-formulir
yang digunakan dalam pengolahan dan pengawasan siklus penerimaan
kas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Dokumen asli pendukung setiap penerimaan kas.
b. Data harian yang menunjukkan kumpulan atau ringkasan
penerimaan kas.
c. Buku jurnal.
d. Buku pembantu piutang dan buku besar.
6. Diagram Alir Siklus Penerimaan Kas
Menurut Winarno (2006:15.25), siklus penerimaan kas juga
dapat digambarkan kegiatannya dengan diagram alir atau flowchart,
yang memiliki perbedaan dengan DFD yang hanya menggambarkan
aliran data dan informasi. Siklus penerimaan kas memiliki bagian-
bagian yang terdapat di dalamnya, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Bagian penjualan, berfungsi menerima pesanan dari pembeli dan
meng-inputnya ke dalam komputer.
b. Bagian kredit, bertanggungjawab memelihara catatan para
konsumen, sehingga dapat diketahui konsumen yang rajin
membayar dan konsumen yang bermasalah.
c. Bagian gudang, bertugas menerima perintah dari bagian penjualan
untuk memberikan jasanya kepada konsumen, dan akan diberikan
arsip penagihan dari jasa yang telah diberikan kepada konsumen.
d. Bagian penagihan, yang bertugas mengirimkan faktur penjualan
atau tagihan kepada konsumen.
e. Bagian keuangan, bertanggungjawab menerima pembayaran dari
pembeli dan menyelenggarakan pencatatan atas penerimaan
pembayaran.
7. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas
Septian (2015:24) menjelaskan, kegiatan-kegiatan yang ada di
dalam siklus ini berisi kegiatan yang berhubungan dengan penyerahan
barang dan jasa dari perusahaan kepada pembeli. Winarno (2006:15.4)
mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi permintaan penawaran harga oleh calon pembeli,
b. Menerima pesanan dari pembeli untuk menjual barang atau jasa
perusahaan,
c. Mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli,
d. Menyampaikan tagihan dan menerima pembayaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
e. Menyajikan informasi yang berhubungan dengan penjualan.
Departemen yang terlibat dalam siklus penerimaan kas ada dua,
yaitu bagian pemasaran dan bagian keuangan. Bagian pemasaran
terlibat dalam penerimaan pesanan hingga penyampaian produk
kepada pelanggan, dan bagian keuangan bertanggungjawab menagih
dan menerima pembayaran dari pelanggan (Winarno, 2006:15.4).
8. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi
Hall (2009:249) mengatakan bahwa teknologi dapat diubah
menjadi alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi.
Perubahan organisasi dari bawah disebut otomatisasi, sedangkan
perubahan organisasi dari atas disebut rekayasa ulang. Otomatisasi
mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pekerjaan, namun sistem yang otomatis sering hanya
menyerupai proses manual tradisional yang digantikannya. Rekayasa
ulang meliputi perubahan mendasar pola pikir atas proses dan alur
pekerjaan, yang bertujuan memperbaiki kinerja operasional dan
mengurangi biaya dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan
tugas yang tidak bernilai tambah (Septian, 2015:26-27).
Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya
fungsi akuntansi dalam operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi
tradisional dari penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang,
dan buku besar umum dilakukan oleh aplikasi komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pemasukan data, dalam proses ini dimulai dengan diterimanya
sekumpulan dokumen pemberitahuan pengiriman dari departemen
penagihan. Karyawan yang melakukan pemasukan data
mengkonversikan dokumen pemberitahuan pengiriman ke media
digital untuk menghasilkan file transaksi pesanan penjualan. File
transaksi yang dihasilkan berisi beberapa batch pesanan penjualan,
kemudian total pengendalian batch secara otomatis dihitung untuk
setiap batch yang disimpan pada file tersebut (Hall, 2009:251).
Hall (2009:252) mengemukakan, program edit memvalidasi
transaksi dengan menguji setiap record untuk mengetahui jika terjadi
kesalahan yang diakibatkan karena pengetikan atau kesalahan logis.
Program edit menghitung kembali total pengendalian batch untuk
menunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh pemindahan record
yang salah. File pesanan penjualan yang sudah diedit kemudian
dijalankan untuk proses selanjutnya.
Lebih lanjut menurut Hall (2009:252) bahwa prosedur
pembaharuan file pesanan penjualan yang diedit, program
pembaharuan memasukkan transaksi pertama ke record buku besar
pembantu persediaan dan piutang dagang dengan menggunakan kunci
sekunder untuk mencari record yang sesuai secara langsung. Record
transaksi dicatat dalam jurnal, dan program kemudian pindah ke
transaksi yang selanjutnya dan mengulangi proses ini. Kegiatan ini
terus berjalan sampai seluruh catatan file transaksi selesai dibukukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Akun buku besar umum biasanya diperbaharui setelah setiap batch,
dan ketika program mencapai akhir dari file transaksi, program
tersebut akan berakhir. Prosedur ini akan menghasilkan sejumlah
laporan manajemen mencakup rangkuman penjualan, laporan status
persediaan, daftar transaksi, daftar voucher jurnal, serta laporan
anggaran dan kinerja.
G. Evaluasi
1. Definisi Evaluasi
Menurut Arikunto (2008:2), evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai sesuatu
sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengukur pada dasarnya ialah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan kriteria
atau teori tertentu (Prabowo, 2015:10).
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan dari evaluasi dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus (Arikunto, 2008:13). Tujuan umum diarahkan pada
program secara menyeluruh, sedangkan tujuan khusus hanya
difokuskan pada masing-masing komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dalam kegiatan, untuk memberikan
objektivitas pengamatan dan menentukan kelayakan, dan untuk
memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
H. Pengendalian Internal
1. Definisi Pengendalian Internal
Romney (2014:226) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai
bahwa tujuan-tujuan pengendalian ini telah tercapai. Pengendalian
internal juga merupakan sebuah proses karena menyebar ke seluruh
aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral
dari aktivitas manajemen.
Lebih lanjut Romney (2014:226) menjelaskan, pengendalian
internal memberikan jaminan memadai, jaminan menyeluruh yang
sulit dicapai dan terlalu mahal. Selain itu, pengendalian internal
memiliki keterbatasan yang melekat, seperti kelemahan terhadap
kekeliruan dan kesalahan sederhana, pertimbangan dan pembuatan
keputusan yang salah, pengesampingan manajemen, dan kolusi.
Baridwan (1993:46) mendefinisikan pengendalian internal
menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants),
yaitu meliputi struktur organisasi dan cara-cara serta alat-alat yang
dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang
telah diterapkan terlebih dahulu.
Dari beberapa definisi tersebut disimpulkan bahwa pengendalian
internal merupakan suatu usaha pemeriksaan, penyimpanan, dan
pengawasan yang dilakukan perusahaan demi keamanan aset
perusahaan.
2. Tujuan Pengendalian Internal
Septian (2015:46) dikutip dari Romney (2014:226)
mengemukakan, pengendalian internal memiliki tujuan yaitu:
a. Mengamankan aset, mencegah atau mendeteksi perolehan,
penggunaan, atau penempatan yang tidak sah.
b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset
perusahaan secara akurat dan wajar.
c. Memberikan informasi yang akurat dan wajar.
d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.
f. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah
ditentukan.
g. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Komponen Pengendalian Internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway
Commission (COSO) (2013: 56), pengendalian internal mempunyai
lima komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan
struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian
internal di seluruh organisasi.
Lingkungan pengendalian terdiri dari:
1) Integritas dan nilai etika organisasi.
2) Parameter yang memungkinkan direksi untuk melaksanakan
tanggung jawab pengawasan tata kelola.
3) Struktur organisasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab.
4) Proses untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
individu yang kompeten.
5) Kekakuan sekitar ukuran kinerja, insentif, dan penghargaan
untuk mendorong akuntabilitas kinerja.
Lingkungan pengendalian (Control Environment) yang
dihasilkan memiliki dampak luas pada sistem secara keseluruhan
pengendalian internal.
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal
maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu
peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang
untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian
tujuan. Risiko terhadap pencapaian tujuan dianggap ‘relatif’ atau
tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan
demikian, penilaian risiko (Risk Assessment) membentuk dasar
untuk menentukan bagaimana resiko akan dikelola.
Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko (Risk Assessment) adalah
pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas.
Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan
dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang
cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk
tujuan tersebut. Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian
tujuan entitas. Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen
untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan
dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang
mungkin membuat pengendalian internal tidak efektif.
Ada empat prinsip yang berkaitan dengan Penilaian Risiko (Risk
Assessment):
1) Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup
untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang
berkaitan dengan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan
di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3) Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam
menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang
signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.
c. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian (Control Activities) adalah tindakan yang
ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap
pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian (Control
Activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap
dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi.
Kegiatan pengendalian (Control Activities) bersifat preventif atau
detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun
otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi,
dan ulasan kinerja bisnis.
Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan Kegiatan Pengendalian
(Control Activities):
1) Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
yang berkontribusi terhadap penanggulangan risiko terhadap
pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.
3) Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui
kebijakan yang menetapkan tujuan dan prosedur yang
menempatkan kebijakan ke dalam tindakan (action).
d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab
pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuannya.
Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk
mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian
internal. Komunikasi adalah bersifat terus-menerus yang
menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan.
Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi
ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau
karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang
mengontrol tanggung jawab. Komunikasi eksternal adalah dua kali
lipat dari komunikasi internal: menyediakan informasi kepada
pihak eksternal dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak
eksternal.
Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan Informasi dan Komunikasi:
1) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan,
kualitas informasi yang relevan untuk mendukung fungsi
pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2) Organisasi internal mengkomunikasikan informasi, termasuk
tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal, yang
diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
3) Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal
yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.
e. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)
Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi
berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari
keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-
masing dari lima komponen pengendalian internal, ada dan
berfungsi. Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis
pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang
tepat waktu. Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara
periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung
pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan
pertimbangan manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi
terhadap kriteria yang ditetapkan oleh regulator, kriteria yang
diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi,
dan kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan
direksi yang sesuai.
Ada dua prinsip yang berkaitan dengan Aktivitas Pemantauan
(Monitoring Activities):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi
berkelanjutan dan / atau evaluasi terpisah untuk memastikan
apakah komponen pengendalian internal ada dan berfungsi.
2) Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan
pengendalian internal pada waktu yang tepat untuk pihak-
pihak yang bertanggung jawab dalam mengambil tindakan
korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi, yang
sesuai.
4. Unsur Pokok Pengendalian Internal
Veranda (2014:28) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis
dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”
menjelaskan bahwa unsur pokok pengendalian internal adalah:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
5. Aktivitas Pengendalian Internal
Menurut Gondodiyoto (2007:240) konsep klasik pada sistem manual
tentang aktivitas pengendalian internal ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Otorisasi
Gondodiyoto (2007:241) mengatakan bahwa transaksi-transaksi
tertentu pada sistem harus diotorisasi dengn semestinya unuk
mengurangi risiko penyalahgunaan. Otorisasi dapat diberikan
dalam bentuk umum maupun khusus. Otorisasi umum berarti
bahwa manajemen menetapkan kebijakan yang dirumuskan untuk
dilaksanakan di dalam organisasi. Contoh otorisasi umum ialah
dikeluarkannya daftar harga penjualan barang yang pasti untuk
barang-barang yang akan dijual, jumlah kredit maksimum yang
dapat diberikan kepada pelanggan, dan penetapansaat pemesanan
kembali secara otomatis untuk melakukan setiap pembelian.
Otorisasi khusus berlaku bagi transaksi tertentu. Contoh otorisasi
khusus ialah otorisasi yang diberikan bagi transaksi penjualan oleh
manajer penjualan dalam perusahaan mobil bekas.
b. Pembagian Tugas dan Fungsi
Pedoman pembagian tugas untuk mencegah kesalahan (kelalaian,
tidak disengaja) atau penyalahgunaan (kekeliruan, disengaja) yang
perlu diperhatikan (Gondodiyoto, 2007:243) ialah:
1) Pemisahan Pengelolaan Aktiva – Akuntansi
Alasan tidak diperkenankannya satu orang memegang
tanggung jawab atas seluruh aktiva ialah untuk menghindari
kesalahan atau penyalahgunaan. Contoh pemisahan fungsi
yang tidak baik ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a) Pembayaran gaji oleh petugas pembukuan yang
menangani gaji karyawan.
b) Pengolahan catatan persediaan barang oleh karyawan
bagian gudang.
c) Pada sistem berbasis komputer, operator seharusnya
tidak dibenarkan untuk berpartisipasi dalam
penyusunan program, dan para pemrogram seharusnya
tidak diperkenankan melakukan kegiatan pemasukan
data.
Sebagai ketentuan umum, sebaiknya setiap orang yang
menyelenggarakan fungsi akuntansi (baik yang berbasis
komputer maupun manual) tidak diperkenankan berhubungan
dengan aktiva perusahaan yang dapat mereka manfaatkan
untuk kepentingan pribadi, untuk setiap transaksi dari
penanganan aktiva bersangkutan.
2) Pemisahan Otorisasi – Penanganan Aktiva
Sebaiknya orang yang memberi otorisasi transaksi tidak turut
berpartisipasi dalam pengendalian terhadap aktiva yang
bersangkutan. Contohnya, tidak boleh orang yang memberikan
otorisasi untuk pembayaran faktur penjualan sekaligus
menandatangani cek untuk pembayaran tagihan atas faktur
tersebut.
3) Pemisahan Tugas dalam fungsi Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sistem akuntansi dikatakan kurang baik apabila dalam sistem
tersebut seorang karyawan bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi, dari sejak tahap pertama pembukuan (jurnal) sampai
akhir berupa posting dalam buku besar dan pelaporan. Hal ini
memperbesar kemungkinan bahwa kesalahan yang disengaja
tidak terungkap, dan mendorong pelaksanaan kerja yang
serampangan. Dengan pemisahan tugas penyusun jurnal
berbeda dengan petugas posting ke buku besar, akan terbuka
kesempatan periksa silang (cross-checking antar karyawan).
4) Pemisahan Tanggung Jawab Operasi dengan Akuntansi
Fungsi akuntansi mempunyai sifat independen terhadap
kegiatan unit lainnya dari segi pandang pucuk pimpinan
organisasi perusahaan. Jika tiap-tiap bagian melakukan
pembukuan/pelaporan sendiri-sendiri, akan cenderung untuk
membuat laporan/hasil kegiatan secara berat sebelah
(subjektif). Oleh karena itu, untuk mencegahnya dibuat secara
khusus bagian penanganan catatan dalam departemen sendiri
(akuntansi) dibawah pengawasan kontroler. Setidak-tidaknya
harus ada 3 macam pemisahan yang paling penting:
a) Akuntansi sepenuhnya terpisah dibawah pengawasan
seorang kontroler, yang tidak memiliki tanggung jawab
operasi atau penanganan aktiva (custodial) sama sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b) Penanganan kas, termasuk penerimaan dan pengeluarannya,
merupakan tanggung jawab pejabat bendahara (secretary-
treasurer).
c) Auditor internal bertanggung jawab langsung kepada
direktur utama.
c. Dokumen atau Catatan Memadai
Dokumen merupakan objek fisik untuk membawa data (dokumen
sumber, source document), dan catatan akuntansi untuk recording
transaksi, diikhtisarkan, dan dilaporkan. Dokumen dan catatan
akuntansi merupakan unsur penting dalam sistem akuntansi, yang
jika tidak memadai dapat menyebabkan timbulnya masalah besar.
Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan
organisasi atau di antara organisasi yang berbeda. Bebeapa prinsip
tertentu mengenai penggunaan dokumen/form yang tepat adalah
sebagai berikut:
1) Diberikan nomor urut tercetak (pre-printed number) untuk
mencegah adanya dokumen yang hilang, berkaitan erat dengan
tujuan kelengkapan, dan untuk membantu melacaknya kembali
apabila dibutuhkan di masa mendatang.
2) Form harus sederhana agar benar-benar mudah dimengerti dan
mudah diisi.
3) Memuat data yang lengkap sesuai kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4) Dibuat pada saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya
(ketepatan waktu), sebab jika ada tenggang waktu lama,
kemungkinan untuk terjadi kesalahan lebih besar dan catatan itu
kurang dapat dipercayai lagi.
d. Pengamanan Fisik
Pengamanan fisik sangat penting, terutama untuk tujuan
safeguarding assets. Pengamanan fisik tersebut merupakan salah
satu bentuk pengendalian internal.
e. Verifikasi Independen
Istilah teknis akuntansi verifikasi (internal check) ialah menguji
kecermatan data transaksi dengan pengecekan ulang oleh orang lain
(perbandingan antara hasil kerja dua orang atau lebih yang tidak
saling mempengaruhi karena mereka bekerja secara bebas,
independent, antara yang satu dan lainnya, lazimnya unitnya
berbeda). Contohnya, untuk menentukan apakah data akuntansi
mengenai jumlah persediaan benar, dapat diperoleh dengan
membandingkan catatan buku dari faktur pembelian dan penjualan,
dengan catatan barang yang dibuat oleh petugas gudang. Contoh
lain misalnya bukti/dokumen yang dikerjakan oleh petugas pada
suatu unit diperiksa ulang isinya: tanggal, kode, jumlah, dan
sebagainya (akurasi mekanis). Kegiatan cek ulang oleh petugas lain
(atau divisi lain) yang independen (tidak bias) disebut dengan
istilah verifikasi independen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
6. Fungsi-fungsi dalam Pengendalian Internal
Menurut Romney (2014:227), pengendalian internal
menjalankan tiga fungsi penting yaitu:
a. Pengendalian preventif (preventive control), untuk mencegah
masalah sebelum timbul, misalnya adalah merekrut personel yang
berkualifikasi baik, memisahkan tugas pegawai, dan
mengendalikan akses fisik atas aset dan informasi.
b. Pengendalian detektif (detective control), menemukan masalah
yang tidak terelakkan, contohnya adalah menduplikasi pengecekan
kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank serta neraca saldo
bulanan.
c. Pengendalian korektif (corrective control), dapat mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah serta memulihkannya dari kesalahan
yang dihasilkan. Contohnya ialah menjaga salinan backup pada file,
perbaikan kesalahan entri data, dan pengumpulan ulang transaksi-
transaksi untuk pemrosesan selanjutnya.
Pengendalian internal sering kali dipisahkan ke dalam dua kategori
sebagai berikut (Romney, 2014:227):
1) Pengendalian umum (general control), memastikan lingkungan
pengendalian sebuah organisasi stabil dan dikelola dengan
baik. Contohnya ialah pengendalian pembelian perangkat
lunak, keamanan, pengembangan, dan pemeliharaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2) Pengendalian aplikasi (application control), untuk mencegah,
mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan transaksi serta
penipuan di dalam program aplikasi. Pengendalian ini fokus
pada ketepatan, kelengkapan, validitas, serta otorisasi data
yang didapat kemudian dimasukkan, diproses, disimpan,
ditransmisikan ke sistem lain yang akhirnya dilaporkan.
7. Jenis-jenis Pengendalian Internal
Robert Simsons dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi
karya Marshall Romney (2014:227) telah menganut empat jenis kaitan
pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan konflik di
antara kreativitas dan pengendalian, yaitu:
a. Sebuah sistem kepercayaan (believe system), menjelaskan cara
sebuah perusahaan menciptakan nilai, membantu pegawai
memahami visi manajemen, dan mengkomunikasikan nilai-nilai
dasar perusahaan kepada setiap karyawan.
b. Sebuah sistem batas (boundary system) membantu pegawai
bertindak secara etis dengan membangun batas-batas dalam
perilaku kepegawaian.
c. Sebuah sistem pengendalian diagnostik (diagnostic control system)
berfungsi mengukur, mengawasi, dan membandingkan
perkembangan perusahaan aktual berdasarkan anggaran dan tujuan
kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
d. Sebuah sistem pengendalian interaktif (interactive control system)
membantu manajer untuk memfokuskan perhatian bawahan pada
isu-isu strategis utama dan lebih terlihat di dalam kepuasan
mereka.
8. Kerangka Pengendalian Internal
Marshall (2014:229-231) berpendapat bahwa terdapat tiga
kerangka untuk mengembangkan pengendalian internal, yaitu:
a. Kerangka COBIT, Information System Audit and Control
Association (ISACA) mengembangkan kerangka Control Objective
for Information and Related Technology (COBIT). COBIT
menggabungkan standar-standar pengendalian dari banyak sumber
berbeda ke dalam sebuah kerangka tunggal yang memungkinkan
manajemen membuat tolok ukur praktik keamanan dan
pengendalian lingkungan, para pengguna layanan teknologi
informasi (IT) dijamin dengan adanya keamanan pengendalian
yang memadai, dan para auditor yang memperkuat opini
pengendalian internal.
Kerangka COBIT menjelaskan praktik-praktik terbaik dan tata
kelola manajemen yang efektif. Prinsip-prinsip yang
memungkinkan dalam membantu organisasi adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi keperluan pemangku kepentingan, membantu para
pengguna mengatur proses dan prosedur bisnis untuk
menciptakan sebuah sistem informasi yang menambah nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung, tidak hanya
berfokus pada teknologi informasi (TI), namun juga
mengintegrasikan semua fungsi dan proses ke dalam fungsi
secara keseluruhan.
3) Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal, dapat
disejajarkan pada tingkatan yang tinggi dengan standar dan
kerangka yang lainnya.
4) Memungkinkan pendekatan holistik, memberikan sebuah
pendekatan holistik yang menghasilkan tata kelola dan
manajemen yang efektif.
5) Memisahkan tata kelola dari manajemen, membedakan antara
tata kelola dan manajemen.
b. Kerangka pengendalian internal COSO, Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) terdiri dari Asosiasi Akuntansi Amerika,
Ikatan Auditor Internal, Ikatan Akuntan Manajemen, dan Ikatan
Eksekutif Keuangan. COSO menerbitkan pengendalian internal dan
kerangka terintegrasi pada tahun 1992 untuk pengendalian internal
yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturan, dan regulasi
yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Kerangka
pengendalian internal COSO diperbaharui untuk kesepakatan yang
lebih baik lagi dengan proses bisnis dan penguasaan teknologi di
tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Kerangka manajemen risiko perusahaan COSO, dalam
memperbaiki proses manajemen resiko, COSO mengembangkan
kerangka pengendalian kedua yang disebut manajemen risiko
perusahaan, dan kerangka terintegrasi. Kerangka terintegrasi adalah
proses yang digunakan oleh dewan direksi dan manajemen untuk
mengatur strategi, mengidentifikasi kejadian, menilai dan
mengelola risiko dan menyediakan jaminan. Kerangka manajemen
risiko ini memiliki prinsip dasar (Romney, 2014:231) yaitu:
1) Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi para
pemiliknya.
2) Manajemen harus memutuskan seberapa banyak
ketidakpastian yang akan diterima saat menciptakan nilai.
3) Prinsip ketidakpastian yang menghasilkan risiko, merupakan
kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi
perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai.
4) Prinsip ketidakpastian menghasilkan peluang yang merupakan
kemungkinan bahwa sesuatu secara positif mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau
mempertahankan nilai.
5) Kerangka manajemen dapat mengelola ketidakpastian serta
menciptakan dan mempertahankan nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
I. Pengendalian Internal Penerimaan Kas
1. Definisi Pengendalian Internal Penerimaan Kas
Pengendalian internal penerimaan kas merupakan pengendalian
internal yang saling memisahkan fungsi antara pencatatan dan
pengurusan kas yang jelas, dan bertujuan menghindari
penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi dalam
perusahaan dan tidak dapat digelapkan oleh siapapun (Veranda,
2014:30).
Dua prinsip pokok pengendalian untuk merancang prosedur-
prosedur antara lain:
a. Terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
bertanggungjawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas
tidak merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas.
b. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank
secara harian.
2. Unsur Pengendalian Internal Penerimaan Kas
Veranda (2014:31) dikutip dari Mulyadi (2008:470)
mengatakan, unsur pengendalian internal penerimaan kas meliputi:
a. Organisasi
Untuk menciptakan pengendalian internal dalam lingkungan
pengolahan data elektronik, yang fungsi otorisasi dan fungsi
akuntansinya dimasukkan dalam program komputer, perlu
diadakan pemisahan fungsi-fungsi berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Veranda (2014:31) mengatakan, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan terdiri dari:
1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan
tunai.
2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan
penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank.
4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur
penjualan tunai.
5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur
penjualan tunai.
c. Praktik yang sehat
Praktik yang sehat dapat dilakukan dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau pada awal hari kerja berikutnya.
J. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas
Priyanti (2014) dikutip dari Mulyadi (2001: 543) menjelaskan
bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran, baik dengan cek, maupun
dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Lebih lanjut Mulyadi (2001: 455) mengatakan bahwa pengeluaran kas di
perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu pengeluaran kas dengan
cek, dan dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi pengeluaran kas adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk
melaksanakan pengeluaran kas, baik dengan cek, maupun uang tunai
untuk kegiatan perusahaan. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan
serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar,
menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang
berada dalam pengelolaan organisasi tersebut.
Baridwan (1994: 14) mengatakan bahwa ciri-ciri pokok dari sistem
pengeluaran kas adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tepat.
b. Suatu wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna
untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta,
utang-utang, pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya.
c. Praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas
dan fungsi-fungsi di setiap bagian dalam organisasi.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Dokumen serta catatan penting yang umum digunakan dalam
pengelolaan transaksi pengeluaran kas meliputi (Jusup, 2001: 111):
a. Cek
Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada
orang yang namanya tertulis dalam perintah tersebut atau kepada
pembawa.
b. Ikhtisar Cek
Laporan yang berisi seluruh cek yang diterbitkan dalam suatu batch
atau selama sehari.
c. File Transaksi Pengeluaran kas
Informasi tentang pengeluaran yang dilakukan dengan menggunakan
cek kepada pemasok atau pihak lainnya.
d. Jurnal Pengeluaran Kas atau Register Cek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada
pemasok atau pihak lainnya.
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan
sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi
pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang
bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas.
K. Bagan Alir (flowchart)
Menurut Romney (2015:67), bagan alir (flowchart) adalah teknik
analisis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek
dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Mengenai simbol
bagan alir (flowchart), Romney (2015:67) membaginya menjadi empat:
1. Simbol input/ output: simbol ini menunjukkan input ke atau output dari
sistem.
2. Simbol pemrosesan: simbol ini menunjukkan pengolahan data, baik
secara elektronik atau manual (dengan tangan).
3. Simbol penyimpanan: simbol ini menunjukkan tempat data disimpan.
4. Simbol arus dan lain-lain: simbol ini menunjukkan arus data,
menunjukkan dimana bagan alir dimulai dan berakhir, menunjukkan
keputusan dibuat, dan menunjukkan cara menambah catatan penjelas
untuk bagan alir.
Sedangkan tentang jenis bagan alir (flowchart), Romney (2015:68)
membaginya menjadi tiga:
1. Bagan alir dokumen (document flowchart)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen di antara
area-area pertanggungjawaban dalam organisasi.
2. Bagan alir pengendalian internal (internal control flowchart)
Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengendalian internal, termasuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, dan ketidakefisienan sistem.
3. Bagan alir sistem (system flowchart)
Bagan alir yang menggambarkan hubungan antar-input, pemrosesan,
penyimpanan, dan output sistem.
L. Pengujian Efektivitas Pengendalian
Berdasarkan pemahaman mengenai struktur pengendalian
internal, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan
dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Mulyadi (2009) berpendapat,
atribut adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang
membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya
dengan pengujian pengendalian, atribut adalah penyimpangan dari ada
atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu pengendalian internal yang
seharusnya ada.
Jusup (2001), dikutip dalam Jehaut (2014) mendefinisikan atribut
sebagai karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus
diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk
mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat
dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah
ditetapkan.
Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling digunakan
terutama untuk menguji efektifitas pengendalian internal dalam suatu
sistem. Ada tiga model attribute sampling menurut Mulyadi (2009):
a. Fixed-sample-size Attribute Sampling
Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak
digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini
ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu
dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model ini auditor dapat
memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang terdapat
dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap.
Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian
pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian internal, dan auditor
tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan
(kesalahan). Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas
pengendalian internal.
2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.
3) Penentuan besarnya sampel.
4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
5) Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektivitas
pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel.
b. Stop-or-go Sampling
Model pengambilan sampel ini sering juga disebut sebagai decision
attribute sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari
pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara
menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika
auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi
sangat kecil. Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah
menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut:
1) Menetukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat
keandalan
Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan (reliability
level) yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang
dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling ini
menyarankan akuntan untuk memilih tingkat kepercayaan 90%,
95%, atau 97,5%. Jika kepercayaan terhadap pengawasan internal
cukup besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan
reliability level kurang dari 95% dan tidak menggunakan
acceptable precision limit lebih besar dari 5%.
2) Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian
pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus
diambil. Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah
selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
diambil dengan menggunakan bantuan tabel besarnya sampel
minimum untuk pengujian pengendalian.
3) Membuat tabel Stop-Or-Go Decision
Dalam tabel Stop-Or-Go Decision auditor akan mengambil
sampel sebanyak 4 kali. Namun jika dalam langkah 1 auditor
melakukan pemeriksaan terhadap sampel minimum yang telah
ditentukan dan tidak ditemukan kesalahan, maka auditor
menghentikan pengambilan sampel dan dapat dikatakan
pengendalian internal yang diperiksa adalah efektif.
4) Jika AUPL (Achived Upper Precision Limit) = DUPL (Desire
Upper Precission Limit), maka pengendalian internal dikatakan
efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan 4 kali dan
hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian internal dikatakan
tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini, penulis dapat
menggunakan model Fixed-Sample-Size Attribute Sampling
sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.
c. Discovery Sampling
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan
yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol).
Dalam model ini auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk
menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat
kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan. Discovery
sampling dipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian internal, dan
ketidakberesan yang lain. Prosedur pengambilan sampel dalam model
ini:
1) Tentukan atribut yang akan diperiksa.
2) Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil
sampelnya.
3) Tentukan tingkat keandalan.
4) Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL).
5) Tentukan besarnya sampel.
6) Periksa atribut sampel.
7) Evaluasi hasil pekerjaan terhadap karakteristik sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan ialah metode penelitian studi
kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal mengenai “Evaluasi
Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas”. Penelitian dilakukan di tempat penelitian tersebut dan
pada objek dan subjek tertentu agar lebih fokus dan mendapat kesimpulan
yang terbatas.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian:
a. Ketua dewan paroki
b. Sekretaris gereja
c. Bendahara paroki
d. Kasir
2. Objek Penelitian:
a. Dokumen penerimaan dan pengeluaran kas
b. Catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
c. Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal yang
beralamat di Jalan Pemuda nomor 10 Kendal. Penelitian dilakukan mulai
tanggal 1April 2016 sampai dengan tanggal 30April 2016.
D. Data yang Diperlukan
1. Sejarah Paroki
Data berupa sejarah paroki diperlukan dalam penelitian ini untuk
membantu penulis dalam memberikan gambaran umum paroki.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Paroki
Struktur organisasi dan deskripsi paroki dapat membantu penulis
dalam memberikan gambaran mengenai paroki, sistem pembagian
tugas dari jabatan-jabatan yang ada di paroki, dan alur kerja antar
divisi di paroki sehingga penulis dapat mengevaluasi sistem
penerimaan kas yang telah diterapkan.
3. Prosedur Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Data prosedur penerimaan kas diperlukan penulis dalam memberikan
gambaran mengenai sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang
telah diaplikasikan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Data mengenai pengendalian internal dalam sistem penerimaan dan
pengeluaran kas diperlukan penulis untuk memberikan gambaran
umum mengenai pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran
kas yang telah diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sehingga penulis mampu mengevaluasi dan menilai apakah
pengendalian internal tersebut mampu meminimalkan risiko terjadinya
kecurangan yang terjadi pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas
di Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
5. Dokumen
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini berupa dokumen siklus
penerimaan dan pengeluaran kas, deskripsi tentang siklus sistem
penerimaan dan pengeluaran kas, laporan pengendalian internal dari
internal control, catatan akuntansi sistem penerimaan dan pengeluaran
kas, laporan keuangan bulanan, fungsi-fungsi yang terkait dengan
pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas, Standard
Operational Procedures (SOP), dan prosedur dalam sistem
penerimaan dan pengeluaran kas.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokumen atau slip dan
catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas di
Paroki Santo Antonius Padua Kendal dimulai dari tanggal 1 Januari
2016 sampai dengan 31 Maret 2016.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 60 lembar per jenis dokumen atau
slip atau catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dari 1 Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
sampaidengan 31 Maret 2016. Peneliti mendapatkan angka sampel 60
lembar dari Tabel 3.6 (Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk
Pengujian Pengendalian). Dalam tabel tersebut penulis menentukan
tingkat keandalan (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar 5% karena
kepercayaan penulis terhadap efektivitas pengendalian internal sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas cukup besar.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah
random sampling. Penulis mendapatkan sampel acak dari populasi
dengan menggunakan program Microsoft Excel.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh seseorang
kepada narasumber untuk mendapatkan sumber informasi secara tatap
muka. Teknik wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-
pihak yang terkait, seperti bendahara, kasir, serta ketua dewan paroki
untuk mencari data terkait dengan sistem penerimaan dan pengeluaran
kas.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ialah kumpulan data berbentuk nyata yang diperoleh
berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses
dokumentasi. Dokumen yang akan dianalisis berupa:
a. Bukti Kas Masuk (BKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Bukti Kas Keluar (BKK)
c. Bukti Bank Masuk (BBM)
d. Bukti Bank Keluar (BBK)
e. Bukti Memorial
f. Laporan Kas Harian
g. Laporan Keuangan
h. Nota dan bukti penerimaan dan pengeluaran kas lain yang relevan
i. Bagan alir (flowchart) sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas
3. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan
mengamati langsung kegiatan organisasi tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi langsung dengan subjek yang diteliti. Observasi
dilaksanakan untuk mengetahui langkah penerimaan dan pengeluaran
kas dan cara menyimpan kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah pertama adalah dengan menggunakan analisa deskriptif, yaitu
dengan menjelaskan dan memaparkan secara keseluruhan mengenai
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang ada pada
Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Teknik analisis data untuk
menjawab rumusan masalah kedua ialah dengan menggunakan metode
analisa deskriptif dan analisa komparatif.Teknik analisis data untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menjawab rumusan masalah ketiga ialah menguji efektivitas pengendalian
internal dengan menggunakan Stop-Or-Go Sampling.
1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
pertama ialah:
a. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem
penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo
Antonius Padua Kendal.
b. Mendeskripsikan catatan akuntansi yang terkait dengan sistem
penerimaan dan pengeluaran kas paroki.
c. Mendeskripsikan dokumen-dokumen akuntansi yang terkait
dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas paroki.
d. Memaparkan prosedur-prosedur pencatatan akuntansi yang
diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
e. Menggambarkan alur sistem dan dokumen penerimaan dan
pengeluaran kas dalam sebuah bagan alir/flowchart.
2. Langkah-langkah untuk menjawab rumusan masalah keduaadalah
dengan melakukan perbandingan antara penerapan pengendalian
internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori
pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan
teori pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan
Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
a. Membandingkan kesesuaian antara pengendalian internal dalam
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
ada di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima
komponen pengendalian internal menurut COSO yang telah
disesuaikan dengan teori pengendalian internal menurut Petunjuk
Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan
Agung Semarang akan dijabarkan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel
3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian
Elemen Komponen PengendalianLingkungan
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Struktur Organisasi Struktur organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Struktur organisasi harus dipaparkan dengan jelas sehingga terlihat pembagian tugas setiap orang dengan jelas.
Setiap paroki harus memiliki struktur organisasi yang jelas agar mudah dalam pembagian tugas antar tim kerja dewan paroki.
Nilai integritas dan etika Manajemen harus menciptakan lingkungan bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas dan nilai etika agar tercipta iklim kerja yang kondusif.
Setiap paroki disarankan untuk memberi pelatihan dan rekoleksi kepada karyawan gereja dan pengurus dewan paroki yang baru agar mereka memahami tugas-tugas yang harus diembannya.
Komitmen terhadap kompetensi Untuk mencapai tujuan entitas, personil di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
Setiap ketua dewan paroki memilih awam yang menguasai bidang tertentu untuk mengisi formasi pengurus Dewan Paroki sesuai dengan kecakapan ilmu mereka masing-masing.
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian internal yang baik harus memisahkan fungsi akuntansi dengan fungsi yang lainnya untuk meminimalkan terjadinya kecurangan atau penyalahgunaan aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian
(Lanjutan)
Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
ebijakan dan praktik sumber daya manusia Perusahaan seharusnya memiliki karyawan yang kompeten dan jujur sehingga unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
Ketua Dewan Paroki (Pastor Paroki) memilih karyawan-karyawan (Sekretariat Gereja dan Koster) yang kompeten dan jujur untuk membantu Dewan Paroki menjalankan tugas kepengurusannya.
(Sumber: COSO Framework, 2013, Mulyadi, 2002, dan PTKAP, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 3.2 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko
Elemen Komponen Penilaian Risiko Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Bencana alam atau kerusuhan politik Perusahaan harus memiliki arsip data untuk mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa.
Bendahara Dewan Paroki harus membuat back up data laporan keuangan di tempat terpisah dan menyimpan bukti-bukti transaksi di tempat yang aman.
Produk dan aktivitas baru Pembaruan produk atau pembaruan aktivitas harus disosialisasikan agar dimengerti oleh seluruh staf sehingga tidak mengganggu proses bisnis yang sedang berlangsung.
Ketika ada pengajuan program kerja baru atau pengajuan ijin penelitian, Ketua Dewan Paroki membicarakannya dalam rapat harian Dewan Paroki.
Sistem informasi dan teknologi baru Pembaruan sistem informasi dan teknologi baru mempengaruhi proses bisnis dan transaksi yang sedang berjalan.
Jika ada pembaruan sistem informasi dan teknologi, Ketua Dewan Paroki sebaiknya mengadakan sosialisasi bagi karyawan dan pengurus dewan paroki.
Personil baru Personil yang baru perlu menguasai teknik dan teori yang diterapkan sehingga perannya dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.
Melatih dan melakukan orientasi bagi karyawan baru (Koster dan Kasir) oleh Ketua Dewan Paroki.
(Sumber: COSO Framework, 2013 dan Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 3.3 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan KomunikasiElemen Komponen Informasi dan
KomunikasiTeori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KASMengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
Pihak entitas harus mencatat semua transaksi yang valid, yaitu mencatat seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Apabila transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode tersebut tidak tercatat, akan mengakibatkan kerancuan antara kas yang dicatat pada catatan akuntansi entitas dengan jumlah kas yang sesungguhnya.
Transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada dokumen dan catatan akuntansi yang berkaitan, seperti Bukti Kas Masuk (BKM), Bukti Kas Keluar (BKK), Bukti Bank Masuk (BBM), Bukti Bank Keluar (BBK), dan Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (BKHBDP).
Mengklasifikasi transaksi seperti yang seharusnya
Entitas harus mengklasifikasikan transaksi seperti yang seharusnya agar pencatatan menjadi tepat, misalnya utang keuskupan diklasifikasikan sebagai penerimaan, maka penerimaan kas akan dicatat terlalu berlebih.
Penerimaan sumbangan umat, kolekte, penerimaan APBU, devosionalia, penerimaan hasil kebun, dicatat pada penerimaan kas paroki, dan pembiayaan kebutuhan rumah tangga, tim kerja dan kepanitiaan dicatat pada pengeluaran kas.
Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat
Entitas harus mencatat transaksi pada periode yang tepat agar tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan.
Pencatatan transaksi pada BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM dicatat hanya pada waktu transaksi.
Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan dengan tepat
Entitas harus menyajikan transaksi dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang terkait agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
Penerimaan kas setelah dikurangi dengan pengeluaran kas akan dicatat pada akun kas dalam laporan keuangan Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
(Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas
Pengendalian
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak
Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh pengguna sehingga meminimalkan terjadinya kecurangan. Dokumen yang baik juga harus memuat tempat tanda tangan bagi yang berwenang, dan bernomor urut tercetak untuk menghindari adanya penyelewengan dokumen transaksi.
a. Seluruh bukti transaksi didesain dengan sederhana dan mudah digunakan.
b.Seluruh bukti transaksi terdapat tempat tanda tangan.
c. Seluruh bukti transaksi harus bernomor urut tercetak.
Pemisahan tugas Entitas harus memisahkan tugas antara karyawan keuangan yang satu dengan yang lainnya untuk meminimalkan terjadinya kecurangan, pencurian, dan pemalsuan dokumen transaksi.
Bendahara Dewan Paroki sebaiknya lebih dari satu orang dan tiap bendahara memiliki tugasnya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikn dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)Elemen Komponen Aktivitas
PengendalianTeori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KASPengamanan harta dan catatan perusahaan Yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mengamankan harta dan informasi tersebut, antara lain meliputi: a. Membatasi akses fisik terhadap harta
(seperti pengamanan kotak brankas, dan lain-lain).
b. Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemari yang terkunci, serta dengan membuat back-up yang memadai.
c. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan.
a. Uang kolekte dan APBU sebaiknya dipisah dan disimpan di tempat yang aman.
b. Laporan keuangan dan semua bukti transaksi disimpan oleh satu bendahara dan diletakkan di tempat yang aman.
c. File laporan keuangan hanya dipegang oleh satu bendahara yang bertugas menyusun laporan keuangan.
Otorisasi yang memadai atas transaksi bisnis
Otorisasi merupakan pemberian wewenang oleh manajer kepada stafnya untuk melakukan aktivitas atau mengambil keputusan tertentu. Otorisasi diwujudkan dalam bentuk tanda tangan atas suatu dokumen.
Otorisasi harus dilakukan pada suatu dokumen sebagai bukti bahwa dokumen tersebut sah. Otorisasi harus dilakukan sesaat setelah transaksi selesai dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Review atas kinerja Beragam aktivitas untuk pemeriksaan independen antara lain meliputi: a. Membandingkan catatan dengan aktual
fisik. Misalnya, perusahaan dapat membandingkan antara catatan persediaan dengan saldo persediaan yang benar-benar ada.
b. Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan.
c. Menciptakan adanya review atau pemeriksaan independen. Contoh: laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen.
a. Ketua Dewan Paroki harus memeriksa laporan keuangan secara berkala.
b. Bendahara Dewan Paroki memeriksa jumlah aset secara aktual dengan jumlah aset yang tertera pada laporan keuangan.
Pelaporan keuangan tepat waktu Kondisi keuangan organisasi harus dilaporkan sesuai periodenya agar informasinya relevan dengan kondisi dan situasi yang bersangkutan sehingga mampu sebagai sarana pengambian keputusan yang tepat.
Laporan keuangan dilaporkan ke KAS setiap tanggal 10 setiap bulan, dan selalu dilaporkan dalam rapat pengurus harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Dasar anggaran Setiap organisasi harus memiliki dasar yang jelas dalam membuat anggaran tahunan, termasuk gereja. Ada RAPB dan RAI yang disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral.
RAPB dan RAI disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral. Penyusunannya sebagai berikut.a. Tim kerja, ketua bidang dan bendahara
menyusun kegiatan sesuai dengan sasaran strategis dan rincian anggarannya.
b. Bendahara dan Dewan Harian memeriksa anggaran yang diajukan apakah sesuai atau tidak.
c. RAPB dan RAI disahkan melalui Rapat Pleno.
Pembagian tugas Tugas yang sama dengan pengurus atau karyawan yang lebih dari satu harus dibagi agar lebih fokus.
Pembagian tugas abtara bendahara dan kasir masih belum seimbang. Fungsi Kasir juga belum maksimal.
(Sumber: COSO Framework, 2013, Mulyadi, 2012, Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011, dan PTKAP KAS, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 3.5 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Pemantauan
Elemen Komponen Pemantauan Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menuurut PTKAP KAS
Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi monitor kinerja karyawan serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai.
Sebaiknya diadakan supervisi secara rutin oleh Ketua Dewan Paroki agar aset gereja tetap terkendali.
Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi: Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap
kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku.
Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen.
Ketua Dewan Paroki secara berkala memeriksa laporan keuangan yang disusun oleh Bendahara I.
Secara berkala, kinerja seluruh pengurus Dewan Paroki dievaluasi oleh Ketua Dewan Paroki dan Ketua Tim Kerja masing-masing.
(Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Mendeskripskan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima
komponen pengendalian internal menurut COSO yang telah
disesuaikan dengan pengendalian interal menurut PTKAP KAS.
c. Mendeskripsikan hasil analisis komponen pengendalian menurut
COSO yang telah disesuaikan dengan PTKAP KAS dan
pengendalian internal yang telah diterapkan Paroki Santo Antonius
Padua Kendal secara keseluruhan.
3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, langkah-langkah yang
ditempuh ialah dengan menguji efektivitas pengendalian internal yang
diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Untuk menguji
efektif atau tidaknya pengendalian internal yang diterapkan, digunakan
pengujian kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling. Stop-or-go
Sampling dapat mecegah penulis dari pengambilan sampel yang terlalu
banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin.
Model ini digunakan jika penulis yakin bahwa kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Penulis menggunakan uji
pengujian kepatuhan Stop-Or-Go Sampling karena penulis yakin
bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.
Adapun langkah-langkah dalam uji pengujian kepatuhan Stop-
Or-Go Sampling sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian internal:
1) Attribute I: adanya otorisasi dari pejabat berwenang. Hall
Singleton (2007: 33) mengatakan bahwa tujuan dari otorisasi
transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi
material yang diproses valid dan sesuai dengan tujuan pihak
manajemen. Otorisasi sebaiknya dilakukan pada seluruh bukti
transaksi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu pada Bukti Kas Masuk,
Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Masuk, Bukti Bank Keluar, dan
Bukti Memorial.
2) Attribute II: adanya nota transaksi yang menyertai bukti
transaksi. Nota transaksi penting untuk disertakan dengan
bukti transaksi sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-
benar terjadi dengan nominal yang sama dengan nota transaksi
yang menyertai. Untuk penerimaan kas, seharusnya ada Tanda
Terima yang menyertai Bukti Kas Masuk dan Bukti Bank
Masuk sebagai bukti diterimanya uang, sedangkan untuk
pengeluaran kas seharusnya ada Tanda Bayar atau nota
transaksi yang menyertai Bukti Kas Keluar dan Bukti Bank
Keluar sebagai bukti pembayaran.
3) Attribute III: adanya kesesuaian antara bukti transaksi dengan
catatan akuntansi. Bukti transaksi yang sesuai dengan catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
akuntansi menjadi hal yang penting karena hal tersebut
membuktikan bahwa bukti transaksi yang telah dibuat valid
dan sinkron dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Pada
penerimaan kas, uang yang diterima beserta nama pengirim
dan penyetor uang dan nominal yang tertera di bukti transaksi
harus sama dengan yang tertera pada catatan akuntansi, dan
pada pengeluaran kas, nominal dan tujuan pembayaran yang
ada di bukti transaksi harus sama dengan yang ada di catatan
akuntansi.
4) Attribute IV: adanya nomor urut tercetak pada dokumen
transaksi. Menurut Romney (2004: 240), dokumen perlu
bernomor urut tercetak agar dokumen dapat
dipertanggungjawabkan dan agar mengurangi kesempatan
pengguna dokumen melakukan kecurangan (fraud). Nomor
urut tercetak seharusnya ada pada setiap dokumen transaksi
pada penerimaan dan pengeluaran kas paroki untuk
memperkuat pengendalian internal.
5) Attribute V: adanya tanda validasi di bukti transaksi yang
membuktikan bahwa transaksi yang tertulis di bukti transaksi
sinkron dan valid dengan transaksi yang tertulis di buku kas
harian dewan paroki elektronik.
b. Setelah menentukan attribute, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
adalah dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas dari 1 Januari 2016
sampai dengan 31 Maret 2016.
c. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL
Pada tahap ini penulis menentukan tingkat keandalan yang akan
dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih diterima.
Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling menyarankan
penulis untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, dan 97,5%.
d. Menentukan jumlah sampel yang harus diambil dengan
menggunakan tabel besarnya sampel minimum.
Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk PengujianPengendalian
Acceptable Uper Precision Limit
Sample Size Based on Confidence Levels90% 95% 97,5%
10% 24 30 379% 27 34 428% 30 38 477% 35 43 536% 40 50 625% 48 60 744% 60 75 933% 80 100 1242% 12 150 1851% 240 300 370
Sumber: Mulyadi (2002: 265)
e. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.
Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel anggota, maka pemilihan
sampel dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
acak. Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil
dengan tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL.
f. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian internal. Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang
sudah ditentukan di atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada
sampel yang diambil.
g. Membuat tabel Stop-Or-Go Decision
Tabel Stop-Or-Go Decision berisi informasi tentang jumlah sampel
awal dan tindakan yang harus diambil jika terdapat kesalahan.
Langkah-langkah untuk menyusun Stop-Or-Go Decision yaitu:
Tabel 3.7 Tabel Stop-Or-Go Decision
Langkah Besarnya smpel kumulatif yang digunakan
Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan
Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan
Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar
1 60 0 1 42 96 1 2 43 126 2 3 44 156 3 4 4
Sumber: Mulyadi (2002: 266)
Langkah 1:
Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan,
atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. AUPL
dihitung dengan menggunakan rumus:
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Menurut tabel 3.3, Confidence level factor pada R = 95% dan tingkat
keandalan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika kesalahan
yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka pengambilan sampel
dihentikan.
Tabel 3.8Attribute Sampling for Determining Stop-Or-Go Sample Sizeand Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base
on Sample ResultNumber of Occurance
Convidance Levels90% 95% 97,5%
0 2,4 3,0 3,71 3,9 4,8 5,62 5,4 6,3 7,33 6,7 7,8 8,84 8,0 9,2 10,35 9,3 10,6 11,76 10,6 11,9 13,17 11,8 13,2 14,5- - - -- - - -
51 61,5 64,5 67,0Sumber: Mulyadi (2002:268-269)
Langkah 2:
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel = 1
maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan AUPL =
4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL maka perlu mengambil sampel
tambahan dengan rumus:
=Besar sampel dihitung sebagai berikut 4,8/5% = 96. Angka besarnya
sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya sampel kumulatif
yang digunakan” pada baris langkah 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota
sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL,
maka pengambilan sampel dihentikan.
Langkah 3:
Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2 ditemukan
dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan. Besarnya sampel
dihitung sebagai berikut 6,3/5% = 126. Angka besarnya sampel ini
kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang
digunakan” pada baris langkah 3.
Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan, maka
AUPL = 6,3/126 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL maka pengambilan
sampel dihentikan.
Langkah 4:
Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan 3
kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel tambahan.
Besarnya sampel dihitung sebagai berikut: 7,8/5% adalah 156. Angka
besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “ besarnya
sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4.
Jika 156 anggota tersebut hanya terdapat tiga kesalahan, penulis akan
mengambil keputusan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif,
dan penulis akan menghentikan pengambilan sampelnya kaena AUPL =
DUPL. Namun jika dari 156 anggota sampel tersebut penulis
menemukan 4 kesalahan maka AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2/156).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dalam keadaan ini penulis beralih ke langkah kelima yaitu mengambil
kesimpulan bahwa elemen sistem pengendalian internal yang diperiksa
tidak dapat dipercaya atau penulis dapat menggunakan fixed-sample-size-
attribute sampling sebagai alternatif.
h. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara
membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat
diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL).
Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
internal efektif. Tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan
bahwa pengendalian internal belum efektif. Fungsi, catatan,
prosedur, dan dokumen pengendalian internal tidak semuanya
memiliki kelemahan, ada juga yang tidak memiliki kelemahan.
Fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen yang tidak memiliki
kelemahan juga akan dijelaskan bahwa ketiga hal tersebut sudah
berjalan dengan baik. Kemudian untuk fungsi, catatan, prosedur, dan
dokumen pengendalian internal yang masih lemah atau memiliki
kelemahan akan diberikan rekomendasi yang akan dibahas di
langkah ketiga. Perekomendasian tersebut dapat dilakukan dengan
menceritakan kelemahan-kelemahan terkait pengendalian internal
dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ditemukan
dalam bentuk narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah dan Perkembangan Paroki
1. Sejarah Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Perjalanan Gereja Kendal tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan orang-orang Belanda yang bertugas di perkebunan tebu
dan pabrik gula Cepiring. Tidak ada satupun orang Kendal yang
memeluk agama Katolik. Pada tahun 1945, orang-orang Belanda mulai
meninggalkan Kendal dan bersamaan itu pula datanglah orang-orang
Jawa yang beragama Katolik ke perkebunan tebu dan pabrik gula
Cepiring. Situasi Kendal mulai berubah. Sekitar tahun 1950-an,
puluhan orang Katolik pendatang hidup di Kendal, yang bekerja
sebagai guru, polisi, pegawai pemerintah daerah, pegawai kejaksaan
dan pengadilan, pegawai pabrik gula Cepiring dan perhutani.
Pada tahun 1948, Rm. Petrus Chrisologus Soetapanitra, SJ,
yang tinggal di paroki Gedangan Semarang, mulai memperhatikan
kehidupan iman umat di Kendal, Weleri, dan Sukorejo secara intensif.
Romo sering mengadakan kunjungan keluarga, sehingga terbentuklah
paguyuban keluarga-keluarga Katolik yang diyakini sebagai perintis
dan dasar berkembangnya umat Katolik di Kaliwungu, Kendal, dan
Pegandon. Di Kaliwungu ada keluarga bapak Supardjono, bapak
Sukirman, dan bapak Soejadi. Di Pegandon ada keluarga bapak Tamsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dan bapak Tjipto (Carik Magangan). Di Pabrik Gula Cepiring ada
keluarga Ibu Sumodarmono. Di Kendal ada keluarga bapak
Atmowijoyo (Ketua Partai Katolik Kabupaten Kendal), bapak
Sudarmo, ibu Nanik, dan bapak van Ersen (orang Belanda).
Pada tahun 1969-1972, Rm. Constantinus Harsasuwita SJ.
ditugaskan menjadi pastor di Weleri-Kendal-Kaliwungu, sekaligus
menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II
Kabupaten Kendal. Keterlibatan beliau di DPRD, menjadikan Gereja
Katolik dikenal di seluruh kabupaten, baik di kalangan pemerintah
maupun masyarakat luas.
2. Pelindung Paroki (Santo Antonius Padua)
Antonius dilahirkan pada tahun 1195 di Lisabon, ibu kota
Portugal. Ayahnya adalah kapten dari angkatan bersenjata kerajaan di
situ. Ketika berumur lima belas tahun, pemuda ini telah masuk
Kongregasi Regular Kanon dari St. Agustinus dan sangat memusatkan
diri sungguh-sungguh dalam studi dan melakukan kesalehan dalam
biara di Coimbra. Pada tahun 1220 terjadilah suatu kejadian penting
yang mengubah kariernya seumur hidup.
Relikui St. Bernardus dan kawan-kawannya, para martir Ordo
Fransiskan yang pertama, dipindahkan dari Afrika ke Coimbra. Ketika
menyaksikan hal itu, Antonius terasuki dengan kerinduan yang sangat
kuat untuk menderita kemartiran sebagai seorang misionaris
Fransiskan di Afrika. Sebagai jawaban atas permohonannya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sederhana dan berulang-ulang itu, akhirnya dengan berat hati
atasannya memberikan ijin untuk berpindah ke Ordo Fransiskan.
Ketika dia berpamitan meninggalkan mereka, salah seorang Kanon
berkata kepadanya dengan sedikit mengejek, “Pergilah saja, mungkin
engkau akan menjadi seorang santo dalam Ordo yang baru itu.”
Antonius menjawab: “Saudara, bila engkau mendengar bahwa saya
menjadi seorang santo, engkau akan memuji Tuhan karenanya.”
Dalam sebuah biara Fransiskan yang kecil dan sepi di Coimbra
dia diterima dengan ramah tamah dan dalam tahun yang sama itu
kerinduannya yang besar untuk dapat diutus sebagai misionaris ke
Afrika terpenuhi. Tetapi Tuhan telah memutuskan sesuatu yang lain.
Begitu Antonius menginjakkan kakinya di Afrika, dia langsung
tertimpa sakit berat. Bahkan setelah sembuh, dia menjadi begitu
lemah, sehingga dia menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan
dan naik ke sebuah perahu dan kembali ke Portugal. Tetapi angin
badai menerpa perahu itu dan menghanyutkannya ke pantai Sisilia.
Dari sana Antonius pergi ke Asisi. Dan di sana tengah diadakan
kapitel general Ordo, pada bulan Mei 1221.
Antonius dikirim ke Forli dengan beberapa saudara lain, untuk
menghadiri upacara pentahbisan. Di biara itu, atasan menghendaki
seseorang memberikan sambutan. Setiap orang memberikan dalih
bahwa dirinya tidak siap dan akhirnya Antonius diminta untuk
memberi sambutan. Ketika dia juga dengan sangat rendah hati minta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dimaafkan, atasan itu pun memerintahkannya demi kaul ketaatan
untuk memberikan kotbah. Antonius mulai berbicara dalam nada yang
sangat sederhana; tetapi segera semangat yang kudus menyergapnya,
dan dia pun berbicara dengan kefasihan, keilmuan dan keagungan
yang sedemikian menakjubkan, sehingga setiap orang menjadi
tercengang-cengang.
St. Antonius sendiri memberikan nilai yang lebih besar pada
keselamatan jiwa-jiwa daripada pada studi. Dengan alasan itulah dia
tidak pernah berhenti melaksanakan tugasnya sebagai pengkhotbah, di
samping karyanya sebagai pengajar. Jumlah para pendengarnya
seringkali sedemikian besar sehingga tidak ada gereja yang cukup luas
untuk menampungnya; dan dia harus berkhotbah di tempat terbuka.
Dia dihiasi dengan mukjizat-mukjizat pentobatan yang sejati. Orang-
orang yang sudah bermusuhan sampai mati dapat dirujukkan kembali
satu sama lain. Pencuri-pencuri dan pemeras-pemeras memberikan
kembali barang-barang yang telah diperolehnya dengan tidak halal.
Orang-orang pemfitnah dan pengumpat menjadi saling minta maaf.
Dia sedemikian bersemangat mempertahankan kebenaran Iman
Katolik, sehingga banyak orang-orang tersesat kembali masuk ke
naungan Gereja, sehingga Paus Gregorius IX menggelarinya “tabut
perjanjian.”
Berkat-berkat khotbah St. Antonius tidaklah terhalang oleh
perbatasan Italia. St. Fransiskus mengirim dia ke Perancis, di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
selama hampir tiga tahun (1225-1227) dia berjerih payah dengan
hasil-hasil yang melimpah baik di biara-biara maupun dari mimbar.
Dalam semua kerja kerasnya itu, dia tidak pernah melupakan nasehat
dari Bapa rohanianya, bahwa semangat doa tidak boleh dipadamkan.
Bila dia menghabiskan hari itu dengan pengajaran, dan dia mendengar
pengakuan orang-orang berdosa sampai jauh malam, maka kemudian
dia menghabiskan berjam-jam malam itu dalam kesatuan yang mesra
dengan Tuhan.
Pada 1227, Antonius dipilih menjadi Minister Provinsial dari
Italia Utara. Sesudah itu dia mulai lagi karya khotbahnya. Karena
terhisap oleh kerja keras dan laku hidup matiraganya yang keras,
segeralah dia merasa bahwa kekuatannya sedemikian terkuras
sehingga dia mempersiapkan diri menghadapi ajalnya. Setelah
menerima Sakramen Terakhir, dia tetap melihat ke atas dengan
senyum kebahagiaan. Ketika dia ditanya ada apa di atas sana, dia
menjawab, “Aku melihat Tuhanku.” Lalu dia pun menghembuskan
nafasnya yang terakhir pada 13 Juni 1231, dan baru berumur 36 tahun
saja. Serta merta anak-anak di jalanan kota Padua itu berteriak-teriak,
“Sang Santo telah meninggal. Antonius telah wafat.”
Tahun berikutnya Paus Gregorius IX memasukkan Antonius di
antara para Santo. Di Padua sebuah basilika yang megah dibangun
untuk menghormatinya. Relikwi kudusnya dimakamkan di sana pada
1263. Sejak waktu kematiannya sampai hari ini, tak terbilang jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mukjizat telah terjadi berkat pengantaraan St. Antonius, sehingga dia
terkenal dengan nama Pembuat Mukjizat. Pada 1946 dia juga
dinyatakan sebagai Doktor Gereja.
3. Pembangunan Gereja
a. Pembangunan Gereja Kendal
Pada saat itu, Kendal memiliki sebuah gereja yang sangat
kecil dan sederhana sehingga tidak mampu lagi untuk menampung
umat yang mulai berkembang jumlahnya. Umat berusaha untuk
mendirikan gereja yang lebih baik dan besar. Usaha ini juga
didukung oleh Bupati Kendal, bahkan beliau juga memberikan
sumbangan dana untuk pendirian gereja. Gereja mulai dibangun
pada tahun 1969 di atas tanah milik Yayasan Kanisius, yaitu bekas
gedung Sekolah Katolik Budi Murni (telah dibubarkan dan
dipindahkan ke Weleri).
Pada tahun 1971, gereja selesai dibangun, diberkati, dan
diresmikan pemakaiannya dengan berlindung di bawah naungan
Santo Antonius Padua. Gedung gereja lama, sesuai dengan
kehendak umat, dijadikan pastoran dan ruang pertemuan dalam
mengadakan aktivitas paroki. Pada Tahun 1996, gereja dibangun
lebih besar dan ditinggikan dari permukaan tanah sebab sering
terkena banjir. Sampai sekarang gereja masih berdiri dengan
megahnya.
b. Pembangunan Gereja Kaliwungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Umat di Kaliwungu tumbuh dan berkembang bersama
dengan keberadaan anggota Brimob yang beragama Katolik dan
usaha mereka untuk memertahankan identitasnya sebagai orang
Katolik di tengah masyarakat. Mereka berusaha untuk mendirikan
gereja, meski menemui banyak tantangan yang berasal dari
masyarakat yang beragama non Katolik. Perjuangan mereka
menghasilkan buah yang membahagiakan, sebab pada tahun 1974
umat mulai membangun gereja di atas tanah yang disediakan oleh
pemerintah. Dengan bantuan pelbagai pihak dan penggalian
potensi umat, akhirnya gereja dapat berdiri pada tahun 1975,
dengan nama pelindung Santa Maria Diangkat ke Surga, sehingga
umat tidak lagi merayakan Ekaristi di rumah umat secara
bergantian dan dapat merayakannya setiap hari Minggu.
Umat semakin berkembang jumlahnya, sehingga gereja
tidak mampu lagi menampung umat yang merayakan Ekaristi.
Pada tanggal 18 Desember 2001, dilaksanakan pemugaran gereja
dengan melakukan peletakan batu pertama oleh Rm. Johannes
Baptista Suyitna, SJ. Gereja baru diresmikan oleh bupati Kendal
Hendy Boedhoro, SH, Msi pada tanggal 26 Mei 2005 dan diberkati
oleh Mgr. Ignatius Suharyo pada tanggal 24 Juni 2005,
c. Terbentuknya Lingkungan Bleder dan Pembangunan Kapel.
Sebelum tahun 1974, Bleder merupakan daerah rawa-rawa
yang belum didiami oleh penduduk. Pemerintah menyediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tanah tersebut untuk didiami dan diolah menjadi tanah pertanian
oleh para Veteran. Pemerintah juga memberikan sebagian tanah
yang ada untuk umat Katolik agar dapat beribadat dengan baik.
Umat mulai membangun kapel dengan kemampuan
finansial yang ada dan berkat bantuan dari pelbagai pihak, akhirnya
kapel dapat didirikan yang letaknya berada di tengah-tengah 2
(dua) gereja Kristen, yaitu Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja
Pentakosta di Indonesia.
4. Perkembangan Paroki
a. Paroki Administratif
Sejak tanggal 29 Januari 2006, karya pastoral paroki St.
Martinus Weleri, termasuk paroki administratif St. Antonius Padua
Kendal, diserahkan dari Yesuit Provinsi Indonesia kepada
Keuskupan Agung Semarang. Romo Benedictus Yosef Labre
Subagio Atmodiharjo, Pr.ditugaskan sebagai pastor kepala untuk
menggantikan Rm. Joannes Baptista Suyitna, SJ dan 2 (dua) bulan
berikutnya, tanggal 1 April 2006, hadirlah Rm. Antonius Dadang
Hermawan, Pr. sebagai pastor pembantu. Mereka berkarya untuk
menggembalakan umat Paroki Weleri dan Paroki Administratif
Kendal. Mereka berusaha untuk mewujudnyatakan tertib
administrasi keuangan dan kesekretariatan paroki, sebagaimana
yang dituntut oleh Keuskupan Agung Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Mereka mempunyai pembagian tugas yang jelas dalam
menggembalakan umat, yaitu Rm. Benedictus Yosef Labre
Subagio Atmodiharjo, Pr bertanggungjawab atas pelayanan umat di
paroki Weleri dan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr
bertanggungjawab atas pelayanan umat di paroki administratif
Kendal. Dalam pendampingan karya bidang di kedua paroki ini,
Rm. Benedictus Yosef Labre Subagio Atmodiharjo, Pr
mendampingi bidang Pewartaan dan Pelayanan Kemasyarakatan,
sedangkan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr mendampingi
bidang Liturgi dan Peribadatan serta Paguyuban dan Tata
Organisasi.
Pada tanggal 15 Juli 2009 hadirlah Rm. Petrus Tri Margana
Pr menjadi pastor pembantu menggantikan Rm. Antonius Dadang
Hermawan, Pr. Awalnya beliau tinggal di pastoran Weleri, tetapi
pada bulan September 2009 beliau hidup di pastoran Kendal. Di
Kendal, beliau melayani Ekaristi harian setiap hari serta melakukan
pembangunan pastoran, gedung pelayanan pastoral, taman doa, dan
wisma. Semuanya dilakukan untuk mempersiapkan Kendal
menjadi paroki.
b. Paroki
Pada tanggal 13 Juni 2012, paroki administratif St.
Antonius Padua Kendal diresmikan menjadi paroki, dengan Surat
Keputusan dari Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Johannes Pujasumarta, nomor 0395/B/I/b-59/12. Keberadaannya
tentu tidak dapat dilepaskan dari posisi strategis Kendal yang
berada di pusat kota kabupaten. Status baru ini pun mengandung
konsekuensi bahwa paroki harus hidup dan berkembang sebagai
paroki penuh, meski dengan umat yang berjumlah 670 orang
(berdasarkan statistik umat tahun 2013).
Pastor paroki pertama yang menggembalakan umat paroki
St. Antonius Padua Kendal adalah Romo Laurentius Suhar Dwi
Budi Prasetya Pr. Beliau memulai tugas penggembalaannya dengan
melakukan kunjungan umat, dari rumah ke rumah, bersama dengan
pengurus Dewan Harian. Beliau juga berupaya untuk menyatukan
umat yang tersebar di 2 (dua) wilayah, baik di Kendal maupun
Kaliwungu. Penataan paroki yang terkait dengan tata
penggembalaan, tata kelola keuangan, dan tata kelola administrasi
juga menjadi perhatiannya. Penataan paroki dilakukan secara
pelan-pelan, sedikit demi sedikit, baik melalui rapat-rapat Dewan
Paroki, pendampingan fungsionaris Dewan Paroki, maupun kursus
umat.
B. Profil Paroki Santo Antonius Padua Kendal
a. Letak Geografis Paroki
Paroki St. Antonius Padua Kendal terletak sekitar 28 Km
sebelah barat kota Semarang. Dari ujung Timur hingga Barat, Paroki
ini berjarak sekitar 15 Km dan dari Utara sampai Selatan sekitar 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Km. Wilayah seluas itu terdiri atas 7 wilayah pemerintahan kecamatan
yaitu Kendal, Patebon, Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, Brangsong,
Ngampel, dan Pegandon. Di keempat penjuru mata angin, Paroki
Administratif St. Antonius Padua – Kendal berbatasan dengan
beberapa paroki tetangga, antara lain Paroki Bongsari – Semarang
(Timur), Paroki St. Isidorus -Sukorejo (Selatan), Paroki St. Martinus –
Weleri (Barat), dan Laut Jawa (Utara).
Paroki Santo Antonius Padua Kendal terbagi ke dalam
beberapa lingkungan:
1. Lingkungan St. Thomas – Kendal
2. Lingkungan St. Paulus – Kendal
3. Lingkungan St. Bartholomeus – Kendal
4. Lingkungan St. Mikhael (Kartika Jaya – Bleder) – Kendal
5. Lingkungan St. Thadeus (Pegandon) – Kendal
6. Lingkungan St. Magdalena – Kaliwungu
7. Lingkungan St. Paulus – Kaliwungu
8. Lingkungan St. Petrus – Kaliwungu
Ketiga lingkungan terakhir masuk sebagai Wilayah
Kaliwungu. Beberapa keluarga dari lingkungan St. Petrus Kaliwungu
memiliki jarak yang cukup jauh dan tidak memungkinkan bergabung
dengan keluarga-keluarga lain dalam kegiatannya sehingga dalam satu
tahun terakhir ini diberi pelayanan tersendiri. Dari sekian lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
yang ada, terhubung oleh jalan-jalan yang relatif lumayan baik
sehingga tidak terlalu memakan waktu untuk menjangkaunya.
Selain itu Paroki St. Antonius Padua – Kendal memiliki
geografis yang relatif datar, hanya lingkungan St. Petrus – Kaliwungu
yang berada dalam dusun Darupono yang jalannya agak berbukit.
Khusus untuk lingkungan St. Thadeus – Pegandon, jarak antara
keluarga katolik sangat berjauhan satu dengan yang lainnya. Selain
Gereja pusat paroki, dua kapel yang ada di Paroki St. Antonius Padua
– Kendal, adalah Kapel St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga di
Wilayah Kaliwungu dan Kapel St. Mikhael di lingkungan Kartika
Jaya / Bleder – Patebon - Kendal.
b. Kelompok Kategorial yang Hidup di Paroki
Jumlah kelompok kategorial yang ada di Paroki St. Antonius
Padua – Kendal tidaklah banyak. Namun demikian, kelompok-
kelompok tersebut cukup mewarnai kehidupan menggereja dan
memasyarakat. Paguyuban-paguyuban yang ada antara lain PD
Karismatik, PD Hati Kudus Yesus, WKRI, Paguyuban Guru-guru
Katolik, Kelompok Kitab Suci “ Ngangsu Kawruh “ dan OMK.
Dengan memperhatikan keterlibatan atau peran serta umat
dalam hidup menggereja di paroki dan lingkungan, tidak terlalu
berlebihan bila dikatakan membanggakan. Semua lingkungan rutin
mengadakan kegiatan tiap minggu dengan kreativitasnya masing-
masing. Kaum muda, remaja dan anak-anak dalam wadahnya masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
masing menghidupi kelompoknya dengan kegiatan rutin dan
incidental yang terprogram. Sedang dalam perencanaan yang matang
untuk membuat kegiatan belajar bersama anak-anak sekolah yang
diampu oleh guru-guru katolik yang ada. Tim-tim kerja dan bidang-
bidang dalam kepengurusan Dewan Paroki sudah berjalan mesti perlu
banyak pembinaan dalam perjumpaan yang lebih intensif dan rutin.
Menurut Statistik Paroki hingga tanggal 31 Desember 2010
jumlah umat katolik Paroki St. Antonius Padua Kendal ada 1.050
jiwa. Jumlah tersebut sudah termasuk umat yang kerja di luar wilayah
Kendal atau studi ke kota lain. Lebih dari 85 % umat katolik yang ada
adalah pendatang dari kota-kota lain yang sebagian besar Jogja dan
Solo. Karena itu 90% dari umat yang ada adalah suku Jawa.
Selebihnya dari jumlah umat yang ada adalah suku Batak, Flores,
Tionghoa, Irian Jaya dll.
Jumlah umat yang bekerja sebagai buruh 30%, pegawai negri
sipil 45%, polisi/tentara 5%, pensiunan/purnawirawan 5%, wiraswasta
10% dan petani 5%. Dari keseluruhan jumlah umat, kebanyakan dari
mereka termasuk keluarga-keluarga muda dan tentu berusia produktif.
Dengan demikian bisa dimengerti bahwa jumlah anak-anak usia
sekolah cukup besar. Bisa dipastikan anak-anak pada jenjang usia
kuliah pergi ke kota lain untuk menuntut ilmu. Karena sebagian besar
pendatang, pada hari-hari libur banyak umat menyempatkan pulang ke
kampung halaman untuk menengok keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
C. Tujuan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Paroki St. Antonius Padua Kendal merumuskan tujuannya sebagai
berikut:
a. Tujuan Jangka Panjang
Umat Paroki St. Antonius PaduaKendal ingin hadir ditengah
masyarakat dengan semakin melayani sehingga kehadiran Gereja
menjadi relevan dan signifikan di wilayah Pantai Utara dengan segala
karakteristiknya yang khas.
b. Tujuan Jangka Menengah
Umat Paroki St. Antonius Padua Kendal ingin menjadi paroki yang
mandiri dengan didukung hidup iman umat yang mendalam,
pengelolaan administrasi secara baik, dukungan finansial yang cukup
dan sarana prasarana yang memadai.
c. Tujuan Jangka Pendek
Umat Paroki St. Antonius Padua Kendal dengan segala kekuatan,
keprihatinan dan peluang-peluang melalui pendataan umat yang
diupayakan; mampu mendalami ARDAS KAS (Arah Dasar Keuskupan
Agung Semarang) dengan baik demi iman yang signifikan dan relevan;
dan menjadikan keluarga-keluarga sebagai basis pengembangan iman
yang mendalam dan tangguh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
D. Struktur Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
1. Dewan Paroki
Dewan paroki merupakan persekutuan para pelayan umat yang
terdiri dari umat beriman kristiani yang diketuai oleh Pastor Paroki,
secara bersama-sama mengambil bagian dalam reksa pastoral di paroki
dan memberikan bantuannya untuk mengembangkan kegiatan pastoral.
Dewan Paroki terdiri dari:
a. Dewan Harian
1) Ketua (Pastor Kepalaex officio)
2) Wakil Ketua (Awam)
3) Ketua Bidang Liturgi dan Peribadatan
4) Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi
5) Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan
6) Ketua Bidang Paguyuban dan Persaudaraan
7) Ketua Bidang Rumah Tangga
8) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan
9) Sekretaris I
10) Sekretaris II
11) Bendahara I
12) Bendahara II
13) Bendahara III
b. Dewan Inti
1) Dewan Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2) Ketua-ketua Wilayah
3) Ketua-ketua Tim Kerja
c. Dewan Pleno
1) Dewan Inti
2) Pengurus Tim Kerja
3) Ketua-ketua Lingkungan
4) Ketua Kelompok Kategorial
5) Tokoh-tokoh
2. Tim Kerja
Tim Kerja merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama
sebagai suatu tim yang menjalankan tugas dalam lingkup unit
pelayanan terbatas di salah satu bidang pelayanan Dewan Paroki.
Prinsip Tim Kerja ialah membicarakan dan melaksanakan segala
sesuatu bersama-sama dalam tim sedemikian rupa sehingga setiap
anggota tim ikut terlibat. Tim Kerja terdiri dari:
a. Bidang Liturgi dan peribadatan
1) Tim Kerja Prodiakon
2) Tim Kerja Putra-putri Altar
3) Tim Kerja Musik Liturgi
4) Tim Kerja Lektor
5) Tim Kerja Paduan Suara dan Pemazmur
6) Tim Kerja Dekorasi dan Paramenta
7) Tim Kerja Teks Misa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
b. Bidang Pewartaan dan Evangelisasi
1) Tim Kerja Katekis
2) Tim Kerja Inisiasi
3) Tim Kerja Pendampingan Iman Anak (PIA)
4) Tim Kerja Pendampingan Iman Remaja (PIR)
5) Tim Kerja Pendampingan Iman OMK (PIOM)
6) Tim Kerja Pendampingan Iman Keluarga (PIKEL)
7) Tim Kerja Pendampingan Iman Usia Lanjut (PIUL)
8) Tim Kerja Kitab Suci
9) Tim Kerja Evangelisasi
c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan
1) Tim Kerja Karya Kerasulan Kemasyarakatan
2) Tim Kerja Kesehatan
3) Tim Kerja Pendidikan
4) Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)
5) Tim Kerja Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK)
6) Tim Kerja Aksi Puasa Pembangunan (APP)
7) Tim Kerja Keutuhan Ciptaan
d. Bidang Paguyuban dan Persaudaraan
1) Tim Kerja Komunikasi Sosial (Komsos)
2) Tim Kerja Pangrukti Laya
3) Tim Kerja Ibu-ibu Paroki
4) Tim Kerja Bapak-bapak Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5) Paguyuban Guru-guru
e. Bidang Rumah Tangga
1) Tim Kerja Rumah Tangga Paroki
2) Tim Kerja Rumah Tangga Pastoran
3) Tim Kerja Listrik dan Audio Visual
4) Tim Kerja Inventaris
5) TimKerja Keamanan dan Ketertiban
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan
1) Tim kerja Data
2) Tim kerja Pengembangan Sumber Daya
Adapun alur pelayanan seluruh struktur dewan paroki dapat dilihat
dalam skema berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.1 Skema Pelayanan Pastoral Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
1. Fungsi-fungsi yang Berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas
a. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan kas paroki terdiri dari tiga kategori, yaitu kategori
penerimaan rutin paroki, kategori penerimaan devosionalia, dan
kategori penerimaan lain-lain. Penerimaan rutin paroki berasal dari
penerimaan kolekte dan penerimaan persembahan mingguan, dan
amplop persembahan bulanan umat yang dikoordinasi langsung oleh
Bendahara II. Penerimaan devosionalia terdiri dari penerimaan hasil
penjualan barang-barang rohani, madah bakti, dan buku bacaan
rohani. Hasil dari penerimaan devosionalia ini diterima oleh Kasir
kemudian diteruskan ke Bendahara III untuk selanjutnya Bendahara
III meneruskan laporan ke Bendahara II. Penerimaan lain-lain berasal
dari penerimaan sumbangan umat, sumbangan teks missa, dan hasil
kebun yang dikelola oleh Bendahara I.
b. Fungsi Penghitung Kolekte
Kolekte terdiri dari dua jenis, yaitu kolekte wilayah dari Gereja Santa
Maria Diangkat Ke Surga Kaliwungu (gereja wilayah) dan kolekte
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
paroki. Kolekte wilayah dihitung dan dihimpun oleh bendahara
wilayah, untuk selanjutnya diserahkan ke Bendahara III. Bendahara
III kemudian mencatat penerimaan kolekte dan menyerahkan uang
beserta catatan berupa Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan
Kolekte (BAPK) ke Bendahara II. Kolekte paroki dihitung, dihimpun,
dan dicatat oleh Bendahara II, untuk selanjutnya bendahara
melaporkan catatan Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan
Kolekte (BAPK) kolekte wilayah dan paroki ke Bendahara I,
sedangkan uang kolekte sebagian disimpan di bank, sebagian
disimpan di brankas kas operasional.
c. Fungsi Penghimpun Amplop Persembahan Bulanan Umat
Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU) dikelola dan dihimpun
oleh bendahara masing-masing lingkungan, dan selanjutnya
diserahkan ke Bendahara II. Bendahara II bertugas menghitung
kemudian merekap penerimaan APBU secara rinci berdasarkan nama
kepala keluarga dari masing-masing lingkungan, lalu melaporkan ke
Bendahara I.
d. Fungsi yang Memerlukan Kas
Fungsi ini maksudnya ialah karyawan, kepanitiaan, dan tim kerja
yang membutuhkan dana untuk mendanai kegiatan tim kerja paroki.
Tim kerja paroki terlebih dahulu menyusun proposal kegiatan,
kemudian diserahkan ke Ketua Tim Kerja, untuk selanjutnya Ketua
Tim Kerja membawa proposal tersebut ke dalam rapat dewan paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
untuk mendapat persetujuan dari Ketua Dewan Paroki dan Bendahara
I.
e. Fungsi Kas
Fungsi kas bertugas menyimpan uang yang berasal dariamplop
persembahan bulanan umat. Bagian ini juga bertanggungjawab
mengeluarkan dana kesekretariatan (kas kecil), liturgi dan dana
imamat. Fungsi kas dilaksanakan oleh Bendahara II dan Bendahara I
serta Ketua Dewan Paroki (Pastor Paroki). Bendahara II bertugas
menerima kolekte, dan amplop persembahan bulanan umat,
sedangkan Bendahara I bertanggungjawab mengeluarkan dana untuk
tim kerja, liturgi dan dana imamat, dan dana kesekretariatan dalam
bentuk kas kecil.
f. Fungsi Kas Rinci
Kas terdiri dari kas kecil paroki, kas kecil gereja wilayah, kas
operasional, dan kas pada bank. Kas kecil paroki dikeluarkan oleh
Bendahara II kepada Kasir (sekretariat) dengan nominal Rp
3.000.000,00 hingga Rp 4.000.000,00 tiap bulannya untuk
pembiayaan rumah tangga paroki, seperti membayar listrik dan air,
dan bensin. Kasir bertugas mencatat seluruh pengeluaran dari kas
kecil paroki, kemudian melaporkan penggunaan dan sisanya kepada
Bendahara II. Kas kecil gereja wilayah dikeluarkan oleh Bendahara II
kepada Bendahara III dengan nominal Rp 1.500.000,00 setiap
bulannya untuk pembiayaan rumah tangga gereja wilayah. Bendahara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
III bertugas mencatat seluruh pengeluaran kas kecil gereja wilayah
dan melaporkan penggunaan dan sisanya kepada Bendahara II. Kas
operasional berfungsi menyimpan uang sementara (transit) dari
kolekte mingguan dan digunakan untuk membiayai program kerja
yang membutuhkan dana nominal kecil. Kas operasional disimpan
pada sebuah brankas terkunci password dan hanya Bendahara II serta
Ketua Dewan Paroki yang bisa mengaksesnya. Kas pada bank berisi
kas dengan nominal besar. Paroki Santo Antonius Padua Kendal
memiliki tiga rekening bank, yaitu Bank Paroki, Bank Pendidikan,
dan Bank Pembangunan.
g. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab mencatat seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas paroki. Fungsi ini dilaksanakan oleh Bendahara III,
Bendahara II dan Bendahara I. Bendahara III bertugas mencatat
seluruh penerimaan (kolekte dan persembahan umat) dan pengeluaran
serta kas kecil gereja wilayah. Bendahara II bertugas mencatat
penerimaan kolekte mingguan, dan Amplop Persembahan Bulanan
Umat (APBU). Kasir bertugas mencatat pengeluaran dari kas kecil
dan merekap saldo kas kecil bulan lalu kemudian melaporkannya
kepada Bendahara II. Bendahara I bertanggungjawab merekap
penerimaan dan pengeluaran yang telah dicatat sebelumnya oleh
Bendahara II, mencatat penerimaan lain-lain paroki, mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
pengeluaran dana (tim kerja dan gaji karyawan) lalu menyusun
laporan keuangan.
h. Fungsi Transfer Bank
Fungsi ini dilaksanakan oleh Bendahara I. Bendahara I bertugas
mentransfer dana ke Keuskupan Agung Semarang.
i. Fungsi Pengesahan
Fungsi ini bertanggungjawab melakukan pengesahan proposal
permohonan dana dan laporan pertanggungjawaban yang telah
disusun oleh tim kerja dalam masing-masing bidang. Fungsi ini
dilaksanakan oleh Ketua Dewan Paroki, Ketua Tim Kerja atau Ketua
Panitia, dan Bendahara I.
j. Fungsi Audit Internal
Fungsi ini dilaksanakan oleh Ketua Dewan Paroki. Fungsi ini
bertanggungjawab memeriksa kas secara periodik dan mencocokkan
hasil penghitungan kas dengan saldo menurut catatan akuntansi yang
telah disusun oleh Bendahara I, Bendahara II, dan Bendahara III.
2. Catatan Akuntansi Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
a. Tanda Terima (Pemasukan) dan Tanda Terima (Pengeluaran)
Catatan akuntansi ini berisi pemasukan dan pengeluaran dana gereja
wilayah yang disusun oleh Bendahara III. Tanda terima (pemasukan)
berfungsi sebagai bukti diterimakannya kas kecil untuk gereja wilayah
dari Bendahara II ke Bendahara III, sedangkan tanda terima
(pengeluaran) berisi rincian kolekte mingguan dan amplop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
persembahan umat gereja wilayah yang diserahkan kepada Bendahara
II dari Bendahara III. Tanda terima ini ada pada Lampiran 1.
b. Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki
Buku kas harian ini mencatat aktivitas keuangan (pemasukan dan
pengeluaran) harian paroki. Buku kas harian disusun oleh Bendahara
II, dan diserahkan ke Bendahara I untuk diinput dan diolah ke dalam
laporan yang berbentuk Microsoft Excel. Buku kas harian ini ada pada
Lampiran 2.
c. Laporan Buku Harian Paroki
Laporan buku harian paroki disusun oleh Bendahara I menggunakan
program Microsoft Excel. Laporan ini berisi catatan kas harian paroki
yang sebelumnya telah dicatat secara manual oleh Bendahara II, buku
kas kecil dewan paroki, buku kas kecil gereja wilayah, buku bank
aktiva bersih tidak terikat (ABTT), buku bank aktiva bersih terikat
sementara (ABTS) dana pendidikan, buku bank pembangunan, dan
buku memorial. Laporan buku harian tertera pada Lampiran 3.
d. Penerimaan Uang Persembahan Lingkungan dan Rekap Amplop
Persembahan Bulanan Umat
Penerimaan uang persembahan lingkungan mencatat seluruh
pemasukan uang persembahan tiap lingkungan. Uang persembahan
lingkungan ini diklasifikasi ke dalam tiga jenis, yaitu penerimaan
paroki; penerimaan pendidikan; dan penerimaan NaPas (Natal dan
Paskah) atau pelayanan gereja, dan dicatat berdasarkan nomor dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
nama anggota (kepala keluarga) dari lingkungan yang bersangkutan.
Penerimaan uang persembahan lingkungan ada di Lampiran 4. Rekap
amplop persembahan bulanan umat mencatat ringkasan dari seluruh
penerimaan dan dicatat berdasarkan nama lingkungan yang ada di
paroki Santo Antonius Padua Kendal. Rekap amplop persembahan
bulanan umat ada pada Lampiran 5.
e. Nomor, Nama, dan Saldo Akun
Catatan ini berisi kode rekening, rekening atau pos, dan saldo umum
dan detail dari setiap rekening yang dicatat pada laporan keuangan
bulanan paroki. Nomor, nama, dan saldo akun ini terlampir pada
Lampiran 6.
f. Jurnal Umum
Jurnal umum mencatat penerimaan dan beban yang ditanggung oleh
paroki dalam satu bulan. Contoh jurnal umum ada pada Lampiran 7.
g. Laporan Arus Kas dan Bank
Laporan arus kas dan bank berisi kas dan bank yang digunakan selama
periode tersebut; jumlah dan asal penerimaan paroki selama satu bulan
bersangkutan yang meliputi jumlah penerimaan aktiva bersih tidak
terikat (ABTT), jumlah penerimaan aktiva bersih terikat sementara
(ABTS); jumlah biaya paroki selama satu bulan, meliputi jumlah
pengeluaran ABTT, dan jumlah pengeluaran ABTS; dan perubahan
saldo kas paroki dari rekening ABTT dari bulan lalu, bulan berjalan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dan akhir bulan berjalan. Laporan arus kas dan bank terlampir pada
Lampiran 8.
h. Lampiran Laporan Keuangan
Lampiran laporan keuangan berisi penjelasan lebih rinci mengenai kas,
bank, deposito ABTT, deposito ABTS, dan dana pembangunan paroki
pada bulan bersangkutan. Lampiran laporan keuangan disusun oleh
Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 9.
i. Berita Pengiriman Uang
Berita pengiriman uang mencatat uang yang telah ditransfer atau
dikirim ke Keuskupan Agung Semarang pada bulan bersangkutan,
meliputi dana solidaritas paroki (DSP), kolekte pelayan-pelayan gereja
(KPG), kolekte khusus, dan angsuran pinjaman/beban paroki. Berita
pengiriman uang terlampir pada Lampiran 10.
j. Neraca dan Neraca Rinci
Neraca berisi posisi keuangan paroki pada bulan bersangkutan yang
meliputi jumlah aktiva dan jumlah kewajiban serta aktiva bersih.
Neraca rinci berisi penjelasan lebih rinci mengenai aktiva lancar; kas
dan bank; kas yang terdiri dari kas dewan paroki, kas kecil sekretariat
dan kas kecil gereja wilayah; bank tidak terikat yang meliputi bank
ABTT 1 dan bank ABTT 2; bank terikat sementara yang meliputi bank
pendidikan, tabungan ABTS 2, dan tabungan ABTS 3; dan bank dana
pembangunan yang terdiri dari bank pembangunan dan tabungan bank
pembangunan bank 2 beserta perubahannya dari bulan sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
bulan berjalan, dan akhir bulan bersangkutan. Neraca dan neraca rinci
diolah menggunakan Microsoft Excel dan disusun oleh Bendahara I,
terlampir pada Lampiran 11.
k. Laporan Aktivitas dan Laporan Aktivitas Rinci
Laporan aktivitas mencatat penerimaan yang meliputi penerimaan
aktiva bersih tidak terikat (ABTT), penerimaan aktiva bersih terikat
sementara (ABTS), biaya ABTT-program, biaya ABTT-rutin, beban
ABTS, kenaikan (penurunan) ABTT, kenaikan (penurunan) ABTS,
dan kenaikan (penurunan) aktiva bersih dan perubahannya dari bulan
sebelumnya, bulan berjalan, dan akhir bulan bersangkutan. Laporan
aktivitas rinci berisi penjelasan lebih rinci mengenai sub-sub rekening
yang ada pada laporan aktivitas. Laporan aktivitas dan laporan
aktivitas rinci disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran
12.
l. Laporan Saldo Dana Aktiva Bersih Terikat Sementara (ABTS)
Laporan ini berisi perubahan saldo awal bulan, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir bulan dari beberapa dana ABTS yang
meliputi Dana Papa Miskin (DANPAMIS), Dana Pendidikan, Dana
Kesehatan, Dana Seminari, Dana Aksi Puasa Pembangunan (APP),
dan Dana Untuk Maksud Tertentu. Laporan ini disusun oleh
Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 13.
m.Laporan Penerimaan dan Biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Laporan penerimaan dan biaya mencatat total penerimaan aktiva bersih
tidak terikat (ABTT), total penerimaan aktiva bersih terikat sementara
(ABTS), jumlah penerimaan ABTS dan ABTT, jumlah biaya ABTT
Program, ABTT Rutin, total pengeluaran ABTS, dan total penerimaan
dan pengeluaran sehingga diketahui keuangan paroki pada bulan
bersangkutan mengalami surplus atau defisit. Laporan penerimaan dan
biaya disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 14.
3. Dokumen yang Terkait dengan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
a. Bukti Kas Masuk (BKM)
Bukti kas masuk digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat
semua penerimaan uang oleh kasir dalam rangka memudahkan
pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi
akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti kas masuk dapat dilihat pada
Lampiran 15.
b. Bukti Kas Keluar (BKK)
Bukti kas keluar digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat
semua pengeluaran uang oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka
memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam
program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti kas keluar dapat
dilihat pada Lampiran 16.
c. Bukti Bank Masuk (BBM)
Bukti bank masuk digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat
semua penerimaan uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan
transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti
bank masuk dapat dilihat pada Lampiran 17.
d. Bukti Bank Keluar (BBK)
Bukti bank keluar digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat
semua pengeluaran uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki
dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan
transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti
bank keluar dapat dilihat pada Lampiran 18.
e. Bukti Memorial (BMM)
Bukti memorial digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang
bukan merupakan transaksi kas dan atau bank. Contohnya ialah
transaksi pembebanan kewajiban khusus paroki yang belum dibayar
pada akhir periode akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti memorial dapat
dilihat pada Lampiran 19.
f. Tanda Bayar
Tanda bayar berfungsi sebagai:
Media otorisasi/tanda persetujuan Pastor Paroki dan Bendahara
Dewan paroki atas pengeluaran uang yang akan dilakukan.
Bukti eksternal. Dalam bukti ini terdapat nomor urut bukti yang
tercetak sebagai bentuk pengendalian internal (PTKAP, 2008).
Tanda bayar dapat dilihat pada Lampiran 20.
g. Tanda Terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tanda terima berfungsi sebagai bukti penerimaan sumbangan dan
penerimaan lain-lain secara tunai/wesel/Cek/BG (PTKAP, 2008).
Tanda terima dapat dilihat pada Lampiran 21.
h. Bon Sementara
Bon sementara merupakan bukti pengeluaran uang yang bersifat
sementara, sehingga belum dicatat/dibebankan sebagai
beban/biaya/pengeluaran lainnya dalam Buku Kas Dewan Paroki
(PTKAP, 2008). Bon sementara dapat dilihat pada Lampiran 22.
i. Catatan Bon Sementara (CTBS)
CTBS dibuat oleh Bendahara Dewan Paroki untuk mencatat
pengeluaran Bon Sementara dan Bon Sementara yang sudah
dipertanggungjawabkan (PTKAP, 2008). CTBS dapat dilihat pada
Lampiran 23.
j. Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK)
BAPK digunakan sebagai bukti atas penghitungan kolekte mingguan,
berisi rincian uang kertas dan uang logam sesuai nominal yang
diterima dari kotak kolekte. Kolekte dihitung oleh dua orang, yang
salah satunya merupakan Bendahara II Dewan Paroki dan
ditandatangani oleh keduanya, kemudian BAPK dibawa oleh
Bendahara II beserta uangnya. BAPK dapat dilihat pada Lampiran 24.
k. Laporan Keuangan Kas Kecil Sekretariat
Laporan ini disusun oleh Kasir (Sekretariat Gereja) yang berisi
penghitungan penerimaan dan pengeluaran kas kecil selama satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
bulan. Laporan keuangan kas kecil sekretariat dapat dilihat pada
Lampiran 25.
4. Prosedur pencatatan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
a. Prosedur pencatatan penerimaan hasil kolekte
Penerimaan hasil kolekte gereja wilayah
1. Petugas atau Tim Penghitung Kolekte setelah selesai missa,
melakukan penghitungan kolekte di tempat yang telah
ditentukan dan setelah selesai wajib mengisi dan
menandatangani Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan
Kolekte (BAPK).
2. Petugas atau Tim Penghitung Kolekte selanjutnya menyerahkan
BAPK beserta uang hasil kolekte kepada Bendahara wilayah.
3. Bendahara wilayah kemudian mencocokkan jumlah uang
dengan yang tertulis pada BAPK, kemudian menandatangani
BAPK.
4. Bendahara wilayah selanjutnya menyerahkan BAPK beserta
uang hasil kolekte kepada Bendahara III.
5. Bendahara III menerima uang dan BAPK dari Bendahara
wilayah, mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada
BAPK dan menandatanganinya.
6. Kemudian, Bendahara III menyerahkan BAPK, Buku Tanda
Terima (pengeluaran), dan uang hasil kolekte kepada Bendahara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
II setelah sebelumnya mencatat terlebih dahulu ke dalam Buku
Tanda Terima (pengeluaran).
7. Bendahara II mencocokkan jumlah uang yang diterima dengan
BAPK dan catatan Buku Tanda Terima (pengeluaran) kemudian
menandatanganinya.
Penerimaan hasil kolekte gereja paroki
1. Bendahara II atau Tim Penghitung Kolekte setelah selesai
missa, melakukan penghitungan kolekte di tempat yang
ditentukan dan setelah selesai wajib mengisi dan
menandatangani Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan
Kolekte (BAPK).
2. BAPK dibuat masing-masing untuk Kolekte pertama dan
Kolekte kedua.
3. Bendahara II atau Tim Penghitung Kolekte selanjutnya
mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAPK,
kemudian menandatanganinya.
4. Bendahara II kemudian menyerahkan BAPK kepada Bendahara
I, lalu Bendahara I mencocokkan jumlah uang dengan yang
tertera pada BAPK.
5. Berdasarkan BAPK, Bendahara I membuat Bukti Kas Masuk
dan menandatanganinya, lalu mencatat penerimaan kas pada
Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (BKHBDP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
6. Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani Bukti
Kas Keluar (BKK) untuk menyetorkan uang ke bank dan
mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP.
7. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan
menandatangani Bukti Bank Masuk (BBM) dan mencatat pada
Buku Bank Tidak Terikat (BBTT).
8. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani
Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I yang
juga bertindak sebagai operator memasukkan/entry data ke
komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah
disediakan, dan menyimpan BKM, BKK, dan BBM beserta
bukti-bukti pendukungnya.
b. Prosedur pencatatan penerimaan persembahan bulanan umat
Penerimaan persembahan bulanan umat diterima dan dikordinir oleh
pengurus lingkungan, maka prosedur pencatatannya adalah sebagai
berikut.
1. Pengurus lingkungan yang menerima APBU dari umat,
mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada APBU,
kemudian menandatangani APBU pada kolom penerima, mengisi
Catatan Penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat (CPAP,
terlampir pada Lampiran 26) dan selanjutnya mengembalikan
APBU kepada umat.
2. Pengurus lingkungan menyerahkan uang dan CPAP kepada Kasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3. Kasir mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada CPAP,
kemudian menandatangani CPAP. Berdasarkan uang yang
diterima, kasir membuat Tanda Terima dan menyerahkan tindasan
Tanda Terima dan CPAP kepada pengurus lingkungan.
4. Kasir mencatat penerimaan uang pada Catatan Penerimaan Lain-
lain (CPLL, terlampir pada Lampiran 27) pada kolom yang
disediakan.
5. Berdasarkan Tanda Terima, Kasir membuat BKM dan
menyerahkan uang persembahan, BKM, Tanda Terima, dan CPLL
kepada Bendahara II.
6. Bendahara II mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis
pada Tanda Terima, CPLL, dan BKM.
7. Kemudian Bendahara II menandatangani CPLL dan menyerahkan
CPLL kepada Kasir.
8. Kemudian Bendahara II membuat rekap amplop persembahan dan
menandatanganinya.
9. Selanjutnya Bendahara II menandatangani BKM dan mencatat
penerimaan kas pada BKHBDP.
10. Selanjutnya Bendahara II membuat dan menandatangani BKK,
menyetorkan uang persembahan ke bank dan mencatat
pengeluaran kas pada BKHBDP.
11. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara II membuat dan
menandatangani BBM dan mencatat pada BBTT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
12. BKM, BKK dan BBM kemudian diserahkan kepada Bendahara I
untuk diinput ke komputer.
13. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani
Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I yang
juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki memasukkan
atau entry data ke komputer dengan menggunakan program
akuntansi pada yang telah disediakan, dan menyimpan BKM,
BKK, dan BBM beserta bukti-bukti pendukungnya.
c. Prosedur pencatatan penerimaan devosionalia
Penerimaan devosionalia meliputi penerimaan hasil penjualan barang-
barang rohani, madah bakti, dan buku-buku bacaan rohani. Prosedur
pencatatannya adalah sebagai berikut.
1. Kasir menerima uang hasil penjualan barang-barang rohani, dan
menyimpan nota/bukti penerimaan penjualan.
2. Berdasarkan bukti penerimaan penjualan, Kasir mencatatnya ke
dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK, terlampir pada
Lampiran 28) dan menandatanganinya.
3. Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang hasil penjualan
devosionalia kepada Bendahara II.
4. Bendahara II mencocokkan uang dengan yang tertera pada TPKK,
kemudian menandatangani TPKK.
5. Berdasarkan TPKK, Bendahara II membuat dan menandatangani
BKM lalu menyerahkannya kepada Bendahara I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
6. Kemudian, Bendahara I mencatat penerimaan kas pada BKHBDP.
7. Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan
devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan
mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP.
8. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan
menandatangani BBM.
9. Selanjutnya, berdasarkan BBM, BKM, dan BKK yang telah
ditandatangani Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya,
Bendahara I memasukkan atau entry data ke komputer
menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan
menyimpan TPKK, BKM, BBM, BKK, dan bukti-bukti
pendukungnya.
d. Prosedur pencatatan penerimaan lain-lain
Penerimaan lain-lain meliputi penerimaan sumbangan umat,
sumbangan teks missa, dan hasil kebun.
1. Prosedur penerimaan sumbangan umat.
Kasir menerima uang sumbangan umat dan menyimpan
nota/bukti penerimaan sumbangan umat.
Berdasarkan bukti penerimaan sumbangan umat, Kasir
mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK)
dan menandatanganinya.
Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang sumbangan
umat kepada Bendahara I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada
TPKK, kemudian menandatangani TPKK.
Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM
dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP.
Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan
devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan
mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP.
Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan
menandatangani BBM dan mencatat pada BBTT.
Berdasarkan BBM, TPKK, dan BBM yang telah
ditandatangani Pastor Paroki beserta bukti-bukti
pendukungnya, Bendahara I, yang juga bertindak sebagai
Operator Akuntansi Paroki, kemudian memasukkan atau entry
data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi
yang telah disediakan dan menyimpan TPKK, BKM, dan
bukti-bukti pendukungnya.
2. Prosedur penerimaan sumbangan teks missa.
Kasir menerima uang sumbangan umat dan menyimpan
nota/bukti penerimaan sumbangan teks missa.
Berdasarkan bukti penerimaan sumbangan teks missa, Kasir
mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK)
dan menandatanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang sumbangan
teks missa kepada Bendahara I.
Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada
TPKK, kemudian menandatangani TPKK.
Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM
dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP.
Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan
devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan
mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP.
Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan
menandatangani BBM.
Berdasarkan BBM, BKK, dan BKM yang telah ditandatangani
Pastor Paroki beserta bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I,
yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki,
kemudian memasukkan atau entry data ke komputer dengan
menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan
menyimpan TPKK, BKM, BKK, BBM, dan bukti-bukti
pendukungnya.
3. Prosedur penerimaan hasil kebun.
Kasir menerima uang hasil kebun dan menyimpan nota/bukti
penerimaan hasil kebun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Berdasarkan bukti penerimaan hasil kebun, Kasir mencatatnya
ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK) dan
menandatanganinya.
Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang hasil kebun
kepada Bendahara I.
Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada
TPKK, kemudian menandatangani TPKK.
Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM
dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP.
Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan
devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan
mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP.
Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan
menandatangani BBM.
Berdasarkan BKM, BBM, dan BKK yang telah ditandatangani
Pastor Paroki beserta bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I,
yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki,
kemudian memasukkan atau entry data ke komputer dengan
menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan
menyimpan TPKK, BKK, BKM, BBM, dan bukti-bukti
pendukungnya.
e. Prosedur pencatatan pengeluaran gereja
1. Prosedur pencatatan pengeluaran biaya tim kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
a) Tim Kerja wajib membuat proposal kegiatan sebelum
meminta uang dari Bendahara I.
b) Proposal kegiatan minimal mencakup:
1) Tujuan kegiatan
2) Target/sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta
yang dituju dan jumlah peserta yang diharapkan
3) Penanggung jawab
4) Pelaksana kegiatan
5) Waktu/lama penyelenggaraan
6) Tempat kegiatan
7) Teknis pelaksanaan, contoh; dengan mengundang
pembicara dari luar paroki (dalam hal ini harus disebutkan
nama pembicaranya)
8) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya Kegiatan.
Rancangan harus dibuat cukup rinci supaya tidak terlalu
banyak penjelasan lisan.
9) Ditandatangani oleh Koordinator Tim Kerja dan Ketua
Bidang.
c) Proposal dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada
Bendahara I paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.
d) Proposal kegiatan harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
e) Bendahara I memeriksa apakah kegiatan yang akan
dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah
disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno.
f) Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat langsung
memberikan persetujuan proposal kegiatan, apabila:
1) Proposal kegiatan tersebut tercantum dalam program kerja
yang telah disahkan, dan
2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan sama atau lebih
kecil dari RAPB Paroki.
g) Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat memberikan
persetujuan proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan
Paroki Harian, apabila:
1) proposal kegiatan tersebut tidak tercantum dalam program
kerja yang telah disahkan, atau
2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan lebih besar dari
RAPB Paroki.
h) Setelah proposal kegiatan disetujui, pelaksana kegiatan dapat
menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
i) Untuk menerima uang, pelaksana kegiatan mengajukan
permintaan dengan mengisi Bon Sementara rangkap 2 (dua).
j) Bendahara I menyerahkan uang dan tindasan bon sementara
kepada pelaksana kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
k) Berdasarkan Bon Sementara asli, Bendahara I mencatat pada
Catatan Bon Sementara.
l) Bon Sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana
kegiatan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut
selesai dilakukan.
m) Setelah kegiatan selesai dilakukan, pelaksana kegiatan wajib
membuat laporan pertanggungjawaban yang mencakup
laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan anggaran
penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai dengan bukti-
bukti.
n) Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut,
Bendahara I:
1) Membuat dan menandatangani BKK untuk semua biaya
yang dikeluarkan,
2) Membuat dan menandatangani BKM untuk semua
penerimaan yang diperoleh dari kegiatan tersebut,
contoh; kontribusi peserta, sumbangan dari umat.
3) Membukukan/mencatat transaksi tersebut dalam
BKHBDP.
4) Mengembalikan Bon Sementara asli kepada pelaksana
kegiatan dan mencatat realisasi pada Catatan Bon
Sementara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
o) Berdasarkan BKK dan BKM yang telah ditandatangani oleh
Pastor Paroki, Bendahara I yang juga bertindak sebagai
Operator Akuntansi Paroki memasukkan/entry data ke
komputer dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang telah
disediakan.
p) Bendahara I menyimpan BKK dan BKM beserta bukti-bukti
pendukungnya.
2. Prosedur pencatatan pengeluaran biaya kepanitiaan
a. Panitia, yang dibentuk oleh Dewan Paroki wajib membuat
proposal kegiatan kepanitiaan sebelum meminta uang dari
Bendahara I.
b. Proposal kegiatan minimal mencakup:
1) Tujuan kegiatan
2) Target/sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta
yang dituju dan jumlah peserta yang diharapkan
3) Susunan panitia
4) Waktu/lama penyelenggaraan
5) Tempat kegiatan
6) Teknis pelaksanaan, contoh; dengan mengundang
pembicara dari luar paroki (dalam hal ini harus disebutkan
nama pembicaranya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
7) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya Kegiatan.
Rancangan harus dibuat cukup rinci supaya tidak terlalu
banyak penjelasan lisan.
8) Ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara Panitia.
c. Proposal kegiatan kepanitiaan dibuat rangkap 2 (dua) dan
diserahkan kepada Bendahara I paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai
arsip.
d. Proposal kegiatan kepanitiaan harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki.
e. Bendahara I memeriksa apakah kegiatan yang akan
dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah
disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno.
f. Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat langsung
memberikan persetujuan proposal kegiatan, apabila:
1) proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tercantum dalam
program kerja yang telah disahkan, dan
2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan sama
atau lebih kecil dari RAPB Paroki.
g. Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat memberikan
persetujuan proposal kegiatan kepanitiaan setelah melalui rapat
Dewan Paroki Harian, apabila:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
1) proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tidak tercantum
dalam program kerja yang telah disahkan, atau
2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan lebih
besar dari RAPB Paroki.
h. Setelah proposal kegiatan kepanitiaan disetujui, bendahara
panitia dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
i. Untuk menerima uang, bendahara panitia mengajukan
permintaan dengan mengisi Bon Sementara rangkap 2 (dua).
j. Bendahara I menyerahkan uang dan tindasan bon sementara
kepada bendahara panitia.
k. Berdasarkan Bon Sementara asli, Bendahara I mencatat pada
Catatan Bon Sementara.
l. Bon Sementara harus dipertanggungjawabkan oleh bendahara
panitia paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut
selesai dilakukan.
m. Setelah kegiatan selesai dilakukan, Ketua Panitia wajib
membuat laporan pertanggungjawaban yang mencakup laporan
pelaksanaan kegiatan dan laporan anggaran penerimaan dan
biaya kegiatan yang disertai dengan bukti-bukti pendukung
dengan batas waktu sesuai dengan yang ditetapkan dan
diserahkan kepada Dewan Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
n. Laporan pertanggungjawaban panitia dibahas secara khusus
dalam rapat yang dihadiri oleh Dewan Paroki Harian dan
Panitia untuk memutuskan penerimaan atau penolakan atas
laporan pertanggungjawaban panitia.
o. Kepanitiaan dibubarkan setelah laporan pertanggungjawaban
kegiatan diterima oleh Dewan Paroki.
p. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara
I:
1) Membuat dan menandatangani BKK untuk semua biaya
yang dikeluarkan,
2) Membuat dan menandatangani BKM untuk semua
penerimaan yang diperoleh dari kegiatan tersebut, contoh;
kontribusi peserta, sumbangan dari umat.
3) Membukukan/mencatat transaksi tersebut dalam BKHBDP.
4) Mengembalikan Bon Sementara asli kepada pelaksana
kegiatan dan mencatat realisasi pada Catatan Bon
Sementara.
q. Berdasarkan BKK dan BKM yang telah ditandatangani oleh
Pastor Paroki, Bendahara I yang juga bertindak sebagai
Operator Akuntansi Paroki memasukkan/entry data ke
komputer dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang telah
disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
r. Bendahara I menyimpan BKK dan BKM beserta bukti-bukti
pendukungnya.
5. Gambar sistem penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius
Padua Kendal menggunakan bagan alir (flowchart).
Pemaparan untuk menjelaskan alur dokumen, catatan dan prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal
akan dijabarkan dalam bagan alir/flowchart berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Gambar 5.1Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja
WilayahSumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Gambar 5.2Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja
ParokiSumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Gambar 5.3Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja
Paroki (Lanjutan)Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Gambar 5.4Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan
UmatSumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Gambar 5.5Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan
Umat (Lanjutan)Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Gambar 5.6Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat
(Lanjutan)Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Gambar 5.7Flowchart Pencatatan Penerimaan Devosionalia
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Gambar 5.8Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Gambar 5.9Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Gambar 5.10Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Gambar 5.11Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Gambar 5.12Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Gambar 5.13Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Gambar 5.14Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Gambar 5.15Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Gambar 5.16Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Gambar 5.17Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Gambar 5.18Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Gambar 5.19Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Gambar 5.20Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (Lanjutan)
Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
B. Perbandingan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal
dengan Teori
1. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal dalam sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Paroki
Santo Antonius Padua Kendal dengan lima komponen pengendalian
internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan PTKAP KAS.
Pengendalian internal sangat penting untuk diterapkan pada sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo
Antonius Padua Kendal guna meminimalkan terjadinya penyimpangan dan
kecurangan (fraud). Dengan kuatnya pengendalian internal yang ada, akan
memaksimalkan fungsi-fungsi yang telah berjalan sehingga uang kas yang
ada dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan sasaran dan
tujuan Dewan Paroki. Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara
implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi
penerimaan kas dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang
meliputi komponen Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Informasi
dan Komunikasi, Aktivitas Pengendalian, dan Pemantauan yang akan
dipaparkan lebih rinci ke dalam Tabel 5.1, Tabel 5.2, Tabel 5.3, Tabel 5.4,
dan Tabel 5.5 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian
Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP
KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Struktur Organisasi Struktur organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Struktur organisasi paroki harus dipaparkan dengan jelas sehingga terlihat pembagian tugas setiap pengurus dengan jelas.
Paroki Santo Antonius Padua Kendal memiliki struktur organisasi yang jelas dalam bentuk uraian.
Sesuai -
Nilai integritas dan etika Pimpinan organisasi harus menciptakan lingkungan organisasi yang menjunjung tinggi nilai integritas dan nilai etika agar tercipta iklim kerja yang kondusif.
a. Antar koordinator tim kerja memberitahukan kepada Pastor Paroki apabila ada kesalahan, baik yang dilakukan oleh pengurus inti maupun anggota tim kerja.
b. Dewan Paroki mengadakan rekoleksi dua kali dalam setahun.
Sesuai
Sesuai
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan
Pengendalian (lanjutan)
Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP
KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Komitmen terhadap kompetensi
Untuk mencapai tujuan entitas, termasuk tujuan paroki, setiap personil di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
Ketua Dewan Paroki memilih awam dengan kompetensi tertentu untuk menduduki jabatan dalam kepengurusan Dewan Paroki sesuai dengan ilmunya, misalnya Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara II diisi oleh Sarjana Ekonomi Akuntansi.
Sesuai -
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.
Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal memiliki job desc yang jelas dan terperinci.
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian
(Lanjutan)
Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Setiap organisasi, termasuk gereja, seharusnya memilikikriteria karyawan yang kompeten dan jujur sehingga unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karyawan yang dipilih sebaiknya memiliki kriteria khusus seperti pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja.
a. Ketua Dewan Paroki selalu melakukan evaluasi bagi seluruh pengurus Dewan Paroki melalui pertemuan khusus setiap akhir bulan.
b. Ketua Dewan Paroki selalu berusaha membantu pengurus dalam menangani masalahnya dengan berkonsultasi kepada beliau saat beliau bisa ditemui di tempat.
c. Tidak ada hukuman bagi pengurus Dewan Paroki yang melanggar peraturan.
d. Tidak ada kriteria khusus dalam memilih karyawan.
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
-
-
Memungkinkan terjadi kesalahan
yang sama di kemudian hari.Berpengaruh ke
hasil kerja.(Sumber: COSO Framework, 2013; PTKAP KAS, 2008; dan Mulyadi, 2002; data diolah, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Tabel 5.2Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko
Elemen Komponen Penilaian Risiko
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Bencana alam atau kerusuhan politik
Setiap organisasi harus memiliki arsip data untuk mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa.
Bendahara Dewan Paroki selalu membuat back-up data secara teratur dalam bentuk print out yang disimpan di Sekretariat Paroki.
Sesuai -
Produk dan aktivitas baru Pembaruan produk atau pembaruan aktivitas harus disosialisasikan agar dimengerti oleh seluruh pengurus sehingga tidak mengganggu aktivitas organisasi yang sedang berlangsung.
Ketika ada pengajuan program kerja baru atau pengajuan ijin penelitian, Ketua Dewan Paroki selalu membicarakannya dalam rapat harian Dewan Paroki.
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Tabel 5.2Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko
(lanjutan)
Elemen Komponen Penilaian Risiko
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sistem informasi dan teknologi baru
Pembaruan sistem informasi dan teknologi baru mempengaruhi aktivitas organisasi dan transaksi yang sedang berjalan.
Ketika ada pembaruan sistem informasi dan teknologi, Ketua Dewan Paroki menghadirkan ekonom dari Keuskupan Agung Semarang untuk memberikan pelatihan bagi Bendahara Dewan Paroki dan Kasir.
Sesuai -
Personil baru Personil yang baru perlu menguasai teknik dan teori yang diterapkan sehingga perannya dapat membantu manajemen atau pimpinan dalam mencapai tujuannya.
Ketika terjadi pergantian posisi Kasir atau Koster gereja, Ketua Dewan Paroki melatih dan memberitahu tugas-tugas dari Kasir dan Koster.
Sesuai -
(Sumber: COSO Framework, 2013; Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011; data diolah, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan
Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
Organisasi harus mencatat semua transaksi yang valid, yaitu mencatat seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Apabila transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode tersebut tidak tercatat, akan mengakibatkan kerancuan antara kas yang dicatat pada catatan akuntansi entitas dengan jumlah kas yang sesungguhnya.
Kasir dan seluruh Bendahara Dewan Paroki mencatat transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada dokumen dan catatan akuntansi yang berkaitan.Pada penerimaan kas, penerimaan sumbangan umat, sumbangan teks misa, hasil kebun, devosionalia, kolekte dan APBU didokumentasikan pada BKM, BBM dan diakui sebagai penerimaan kas paroki, sedangkan pada pengeluaran kas, pembayaran gaji karyawan, kas kecil, dan pencairan dana untuk kegiatan tim kerja dan
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi
(lanjutan)
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan
Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid (lanjutan)
kepanitiaan didokumentasikan pada BKK dan BBK serta diakui sebagai pengeluaran kas paroki.
Mengklasifikasi transaksi seperti yang seharusnya
Keuangan organisasi harus mengklasifikasikan transaksi seperti yang seharusnya agar pencatatan tepat, misalnya utangdiklasifikasikan sebagai penerimaan, maka penerimaan kas akan dicatat terlalu berlebih.
Seluruh penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada pos rekeningnya masing-masing.Penerimaan kas dicatat pada penerimaan kas, dan pengeluaran kas dicatat pada pengeluaran kas paroki.
Sesuai -
Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat
Organisasi, termasuk Bendahara Dewan Paroki, harus mencatat transaksi pada periode yang tepat agar tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan(Ketua Dewan Paroki).
Pencatatan transaksi pada BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM dicatat hanya pada waktu transaksi.
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi
(lanjutan)
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan
Paroki Santo Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan dengan tepat
Bendahara Dewan Paroki harus menyajikan transaksi dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang terkait agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
Penerimaan kas setelah dikurangi dengan pengeluaran kas akan dicatat pada akun kas dalam laporan keuangan Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
Sesuai -
(Sumber: COSO Framework, 2013; James Hall, 2007; PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Tabel 5.4 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas PengendalianElemen Komponen
Aktivitas Pengendalian Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Desain dokumen yang baik Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana, jelas, dicetak rangkap dan ada pembedaan warna,pengarsipan dokumen yang salah tulis atau rusak,dan mudah dipahami oleh pengguna sehingga meminimalkan terjadinya kecurangan. Dokumen yang baik juga harus memuat tempat tanda tangan bagi yang berwenang, dan bernomor urut tercetak untuk menghindari adanya penyelewengan dokumen transaksi.
a.BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM didesain dengan sederhana dan mudah digunakan serta terdapat pembedaan warna.
b.BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM terdapat tempat tanda tangan.
c.BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM tidak bernomor urut tercetak.
d.Dokumen tidak ditulis rangkap.
e. Jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan, dokumen yang rusak tidak disimpan atau diarsipkan.
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
-
-
Ada peluang pemalsuan bukti
transaksi.Hanya satu rangkap
saja.Kerusakan dokumen yang dibuang tidak cukup berpengaruh
karena tidak bernomor urut
tercetak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada
Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)Elemen Komponen
Aktivitas PengendalianPenyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Pemisahan tugas Setiap organisasi, termasuk gereja, harus memisahkan tugas antara karyawan keuangan yang satu dengan yang lainnya untuk meminimalkan terjadinya kecurangan, pencurian, dan pemalsuan dokumen transaksi.
Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara Bendahara I, Bendahara II, dan Bendahara III. Penerimaan sumbangan umat, sumbangan teks misa, hasil kebun ditangani oleh Bendahara I, penerimaan kolekte dan APBU gereja paroki ditangani oleh Bendahara II, dan penerimaan kolekte gereja wilayah ditangani oleh Bendahara III. Pengeluaran dana kegiatan tim kerja, kepanitiaan, pembayaran gaji karyawan, pengiriman dana ke KAS ditangani oleh Bendahara I, pengisian dana kas kecil gereja paroki oleh Bendahara II, dan kas kecil gereja wilayah oleh Bendahara III yang dananya
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada
Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Pemisahan tugas (lanjutan) sebelumnya telah dikeluarkan oleh Bendahara II.
Pengamanan harta dan catatan perusahaan
Yang dapat dilakukan untuk mengamankan harta dan informasi tersebut, antara lain meliputi: a. Membatasi akses fisik
terhadap harta (seperti pengamanan kotak brankas, dan lain-lain)
b. Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemariyang terkunci, serta dengan membuat back-up yang memadai.
c. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap
a. Hanya Bendahara II seijin Pastor Paroki dan Pastor Paroki saja yang berhak mengakses kas operasional dan kas pada Bank.
b. Kas operasional dan kas kecil diletakkan pada brankas yang terkunci dan diletakkan di Ruang Romo yang juga selalu terkunci ketika ditinggalkan.
c. Bendahara I harus menyimpan catatan dan dokumen transaksi di tempat yang aman.
d. Laporan keuangan hanya diolah, disusun, dan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada
Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Pengamanan harta dan catatan perusahaan (lanjutan)
file perusahaan. disimpan oleh Bendahara I.
Review atas kinerja Beragam aktivitas untuk pemeriksaan independen antara lain meliputi: a. Membandingkan
catatan dengan aktual fisik. Misalnya, perusahaan dapat membandingkan antara catatan persediaan dengan saldo persediaan yang benar-benar ada.
b. Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana
a. Bendahara I membuat rekap dan melakukan perbandingan antara kas yang dimiliki dengan catatan kas pada laporan.
b. Paroki Santo Antonius Padua Kendal menggunakan double entry bookkeeping dalam pencatatannya.
c. Setiap rapat harian Dewan Paroki, Ketua Dewan Paroki selalu memeriksa laporan keuangan yang disusun oleh Bendahara I dalam setiap kurun waktu tertentu diaudit oleh auditor dari Keuskupan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada
Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Review atas kinerja (lanjutan)
pengecekan.d. Menciptakan adanya
review atau pemeriksaan independen. Contoh: laporan keuangan diaudit oleh auditor independen.
Agung Semarang.
Pelaporan keuangan tepat waktu
Kondisi keuangan organisasi harus dilaporkan sesuai periodenya agar informasinya relevan dengan kondisi dan situasi yang bersangkutan sehingga mampu sebagai sarana pengambian keputusan yang tepat.
Laporan keuangan dilaporkan ke KAS setiap tanggal 10 setiap bulan, dan selalu dilaporkan dalam rapat pengurus harian.
Sesuai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada
Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan)
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Dasar anggaran Setiap organisasi harus memiliki dasar yang jelasdalam membuat anggaran tahunan, termasuk gereja. Ada RAPB dan RAI yang disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral.
RAPB dan RAI disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral. Penyusunannya sebagai berikut.a. Tim kerja, ketua bidang
dan bendahara menyusun kegiatan sesuai dengan sasaran strategis dan rincian anggarannya.
b. Bendahara dan Dewan Harian memeriksaanggaran yang diajukan apakah sesuai atau tidak.
c. RAPB dan RAI disahkan melalui Rapat Pleno.
Sesuai -
Pembagian tugas Tugas yang sama dengan pengurus atau karyawan yang lebih dari satu harus dibagi agar lebih fokus.
Pembagian tugas antara bendahara dan kasir masih belum seimbang. Fungsi Kasir juga belum maksimal.
Tidak Sesuai Bendahara I menjadi tidak
fokus, fungsi Kasirtidak maksimal.
(Sumber: COSO Framework, 2013; Mulyadi, 2012; Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011; PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Tabel 5.5 Hasil Analsis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Pemantauan
Elemen Komponen Pemantauan
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Pengendalian Internal yang dilaksanakan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi monitor kinerja karyawan serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta organisasi. Supervisi sangat penting, terutama di organisasi kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai.
a. Ketua Dewan Paroki harus selalu mengawasi Kasir yang memiliki akses terhadap kas.
b. Ketua Dewan Paroki mengkoreksi kesalahan yang dilakukan oleh semua Bendahara Dewan Paroki.
Sesuai
Sesuai
-
-
Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi: a. Evaluasi kepatuhan
karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku.
b. Evaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen.
a. Ketua Dewan Paroki memeriksa laporan keuangan yang disusun oleh Bendahara I setiap bulan.
b. Secara berkala, kinerja seluruh pengurus Dewan Paroki dievaluasi oleh Ketua Dewan Paroki dan Ketua Tim Kerja masing-masing.
Sesuai
Sesuai
-
-
(Sumber: COSO Framework, 2013; James Hall, 2007; dan PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
2. Deskripsi kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal dengan komponen pengendalian internal menurut
COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut
PTKAP KAS.
a. Lingkungan Pengendalian
Berdasarkan Tabel 5.1 tentang hasil analisis implementasi
pengendalian internal Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan
teori, Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya
melaksanakan pengendalian internal komponen Lingkungan
Pengendalian. Dewan Paroki tidak menetapkan hukuman bagi
pengurus yang melanggar peraturan. Hal yang mendasari tidak
ditetapkannya hukuman bagi pelanggar peraturan ialah rasa
kekeluargaan dan kepercayaan yang melandasinya. Namun, hal ini
berdampak negatif bagi kinerja Pengurus Dewan Paroki ke depannya.
Dengan tidak diberlakukannya hukuman bagi pelanggar aturan,
pengurus akan merasa bahwa segala hal yang dia lakukan benar.
Selain itu, tidak ditetapkannya hukuman bagi pelanggar memicu
terjadinya pelanggaran yang sama di kemudian hari sehingga tidak
ada efek jera bagi yang melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
b. Penilaian Risiko
Menurut tabel 5.2, semua implementasi pengendalian internal
sudah sesuai dengan teori pengendalian internal elemen penilaian
risiko.
c. Informasi dan Komunikasi
Menurut tabel 5.3, semua implementasi pengendalian internal
sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang
telah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP KAS
elemen Informasi dan Komunikasi yang sudah disesuaikan dengan
pengendalian internal PTKAP KAS.
d. Aktivitas Pengendalian
Berdasarkan tabel 5.4, Paroki Santo Antonius Padua Kendal
belum sepenuhnya melaksanakan pengendalian internal elemen
aktivitas pengendalian. Desain bukti-bukti transaksi seperti BKM,
BKK, BBM, BBK, dan BMM tidak bernomor urut tercetak dan hanya
melakukan penomoran secara manual, penulisan bukti transaksi yang
tidak rangkap, dan jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan
bukti transaksi, bukti transaksi tidak disimpan atau diarsipkan. Bukti
transaksi yang tidak bernomor urut tercetak ini merupakan kelemahan
yang cukup fatal, karena berisiko memungkinkan terjadinya
pemalsuan dan atau penggelapan bukti transaksi oleh pihak yang
berwenang. Bukti transaksi yang tidak bernomor urut tercetak juga
dapat memicu terjadinya mark up pada proses pengklaiman anggaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Apabila bukti transaksi bernomor urut tercetak, akan meminimalkan
terjadinya kecurangan tersebut. Hal ini juga dapat membantu
Bendahara Dewan Paroki untuk mengurutkan bukti transaksi dengan
tepatdan sebagai acuan dalam pengurutan bukti transaksi apabila
terdapat bukti transaksi dengan tanggal yang sama.
Pada elemen pembagian tugas, praktik pengendalian internal
yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan teori
pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan
pengendalian internal menurut PTKAP KAS belum sesuai.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dan Ketua
Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal, Kasir berfungsi sebagai
penerima pertama penerimaan-penerimaan gereja yang meliputi
penerimaan kolekte, penerimaan APBU, dan penerimaan lain-lain.
Menurut PTKAP (2008), selain fungsi di atas, kasir juga
bertugasBukti Kas Masuk sebagai bukti penerimaan untuk selanjutnya
diteruskan ke Bendahara dan ditandatangani. Dalam praktiknya di
Paroki Santo Antonius Padua Kendal terutama pada penerimaan
kolekte, Kasir tidak menerima uang kolekte beserta BAPK (Berita
Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte) dan karena tidak
menerima uang kolekte dan BAPK, Kasir juga tidak membuat BKM
atas penerimaan kolekte tersebut. Uang kolekte dikoordinir secara
langsung oleh Bendahara II, diteruskan ke Bendahara I untuk
kemudian Bendahara I membuat BKM atas uang kolekte tersebut. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
ini dapat menyulitkan Ketua Dewan Paroki ketika mengadakan
pengecakan fisik secara langsung dan membuat kerja Bendahara I
menjadi terlalu banyak.
e. Pemantauan
Menurut tabel 5.5, semua implementasi pengendalian internal
sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang
sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP
KAS elemen pemantauan.
3. Deskripsi hasil komparasi antara teori pengendalian internal menurut
COSO yang disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP
dan pengendalian internal yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua
Kendal secara keseluruhan.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan
bahwa implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi
penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua
Kendal belum seluruhnya sesuai dengan teori pengendalian internal
menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal
menurut PTKAP KAS. Ada beberapa komponen yang tidak sesuai dengan
implementasi di lapangan, yaitu komponen Lingkungan Pengendalian dan
komponen Aktivitas Pengendalian. Implementasi yang tidak sesuai dengan
komponen Lingkungan Pengendalian ialah tidak adanya hukuman bagi
karyawan dan pengurus yang melanggar peraturan. Sementara dari
komponen Aktivitas Pengendalian adalah bukti transaksi yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
bernomor urut tercetak, penulisan bukti transaksi yang tidak rangkap, dan
jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan bukti transaksi, bukti
transaksi tidak disimpan atau diarsipkan.
Kemudian ketidaksesuaian yang lain yaitu pembagian tugas antar
Bendahara Dewan Paroki dan fungsi Kasir yang tidak maksimal.
Sebaiknya dilakukan pembagian tugas antara yang membuat bukti
transaksi atas suatu kejadian ekonomi dengan yang mencatat transaksi
tersebut dalam catatan akuntansi. Bendahara I juga bertindak sebagai
Operator Akuntansi Paroki yang menginput data keuangan ke komputer
yang berpengaruh terhadap terbukanya peluang Bendahara I untuk
melakukan kecurangan dan manipulasi data laporan karena tidak ada
bendahara lain yang mengawasi.
Ketidaksesuaian berikutnya adalah tidak adanya kriteria khusus
dalam memilih karyawan. Paroki Santo Antonius Padua Kendal dalam
memilih karyawannya tidak memiliki kriteria khusus, seperti latar
belakang keluarga, pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan lain-lain
yang akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.
C. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas dengan Uji Kepatuhan
Hasil dari perbandingan teori pengendalian internal menurut COSO
yang sudah disesuaikan dengan PTKAP KAS praktek pengendalian internal
menurut Paroki Santo Antonius Padua Kendal menunjukkan bahwa ada
kelemahan pada item desain dokumen yang baik. Kelemahan terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Pada
penerimaan kas, kelemahan terjadi pada:
a) Tidak adanya nomor urut tercetak pada dokumen penerimaan kas, yaitu
pada Bukti Kas Masuk, Bukti Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda
Terima;
b) Tidak dilakukannya penulisan rangkap terhadap Bukti Kas Masuk, Bukti
Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda Terima;
c) Bukti Kas Masuk, Bukti Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda Terima
yang mengalami kerusakan atau salah penulisan tidak disimpan.
Implikasi dari kelemahan tersebut adalah:
1) Menyulitkan Bendahara Dewan Paroki dalam melakukan pengurutan
pengarsipan dokumen,
2) Ketika akan dilakukan pengecekan kembali oleh Ketua Dewan Paroki
akan mengalami kesulitan,
3) Rawan terjadi penyalahgunaan, kecurangan atau pencurian uang kas
paroki,
4) Menyulitkan Bendahara Dewan Paroki dalam menyesuaikan antara
nominal pada dokumen transaksi dan nominal pada catatan akuntansi,
5) Laporan keuangan menjadi tidak andal dan tidak dapat dipercaya lagi
karena adanya peluang kecurangan yang cukup besar dalam sistem
penerimaan kas paroki.
Kelemahan pada dokumen pengeluaran kas ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
a) Tidak adanya nomor urut tercetak pada dokumen pengeluaran kas, yaitu
pada Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda
Bayar;
b) Tidak dilakukannya penulisan rangkap terhadap Bukti Kas Keluar, Bukti
Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda Bayar;
c) Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda Terima
yang mengalami kerusakan atau salah penulisan tidak disimpan.
Implikasi dari kelemahan pada pengeluaran kas ialah:
1) Rawan terjadi kecurangan atau pencurian uang,
2) Penulisan dokumen yang tidak secara rangkap menyulitkan proses
pemeriksaan, penyesuaian dan pengecekan kembali, baik oleh Bendahara
Dewan Paroki maupun oleh Ketua Dewan Paroki,
3) Tidak adanya nomor urut tercetak akan menyulitkan proses pengarsipan
dokumen transaksi dan menyulitkan pelacakan kembali,
4) Laporan keuangan akan diragukan keandalannya karena terdapat peluang
terjadi kecurangan yang cukup besar dalam sistem pengeluaran kas paroki.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian
efektivitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas tidak dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, sebaiknya paroki memperbaiki
desain dokumen penerimaan dan pengeluaran kas sehingga memperkecil risiko
terjadinya kecurangan dengan melakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
a) Pemberian nomor urut tercetak pada dokumen penerimaan dan pengeluaran kas
sehingga memudahkan pengarsipan dan proses pelacakan kembali,
b) Penulisan dokumen transaksi secara rangkap, untuk membantu memudahkan
konfirmasi antar data,
c) Penyimpanan dokumen yang mengalami kesalahan penulisan atau kerusakan
sebagai bukti bahwa dokumen tersebut ada, hanya tidak digunakan karena
rusak sehingga meminimalkan timbulnya persepsi negatif dari auditor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengendalian
internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Ada sepuluh fungsi, empat belas catatan, sebelas dokumen, empat
prosedur penerimaan kas, dan dua prosedur pengeluaran kas yang
berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal.
2. Pengendalian internal yang diterapkan oleh Paroki Santo Antonius Padua
Kendal belum sepenuhnya sesuai dengan teori pengendalian internal
menurut COSO yang telah disesuaikan dengan PTKAP KAS.
Ketidaksesuaian tersebut terdapat pada komponen Lingkungan
Pengendalian dan komponen Aktivitas Pengendalian. Implementasi yang
tidak sesuai dengan komponen Lingkungan Pengendalian ialah tidak
adanya hukuman bagi karyawan dan pengurus yang melanggar peraturan.
Sementara dari komponen Aktivitas Pengendalian adalah bukti transaksi
yang tidak bernomor urut tercetak, penulisan bukti transaksi yang tidak
rangkap, dan jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan bukti
transaksi, bukti transaksi tidak disimpan atau diarsipkan yang sangat rawan
menimbulkan kecurangan dan penyalahgunaan bukti transaksi. Kemudian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
pembagian tugas antar Bendahara Dewan Paroki dan fungsi Kasir yang
tidak maksimal, dan tidak ada kriteria khusus dalam memilih karyawan.
3. Berdasarkan hasil perbandingan atara teori dan praktik pengedalian
internal pada rumusan masalah kedua menunjukkan bahwa pengendalian
internal yang diterapkan oleh Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih
lemah, sehingga tidak dapat dilakukan pengujian efektivitas pengendalian
internal.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ditemui penulis selama penelitian ialah:
1. Bendahara I sulit ditemui sehingga penulis melakukan pengambilan data
terhadap Bendahara I dengan wawancara melalui media sosial, dan
wawancara secara tatap muka dilakukan penulis kepada Bendahara II dan
Bendahara III sehingga informasi yang didapat kurang lengkap dan ada
kemungkinan dalam memberikan informasi bersifat subjektif.
2. Keterbatasan akses data yang dialami penulis, karena data keuangan tahun
2015 sudah direkap dan tidak dapat diberikan kepada penulis, maka
penulis menggunakan data tahun 2016 sebagai objek penelitian.
C. Saran
Saran yang mampu diberikan oleh penulis kepada pihak Paroki Santo
Antonius Padua Kendal berkaitan dengan ketidaksesuaian antara
implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
teori pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan
PTKAP KAS adalah:
1. Berkaitan dengan ketidaksesuaian antara implementasi pengendalian
internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan teori pengendalian internal
menurut COSO pada komponen Lingkungan Pengendalian dan Aktivitas
Pengendalian, Paroki Santo Antonius Padua Kendal sebaiknya:
a. Memberi hukuman atau peringatan berupa teguran dan nasihat bagi
karyawan yang melakukan kesalahan agar peluangterjadinya
kesalahan yang sama di kemudian hari semakin kecil, dan agar kinerja
mereka ke depannya lebih baik lagi,
b. Memberi nomor urut tercetak pada bukti-bukti transaksi untuk
memperkecil peluang terjadinya kecurangan dan atau penyalahgunaan
bukti transaksi, dan untuk memudahkan Bendahara dalam
mengurutkan bukti transaksi,
c. Melakukan pencatatan rangkap pada bukti transaksi,
d. Ketika bukti transaksi sudah bernomor urut tercetak, jika ada
kesalahan penulisan atau ada bukti transaksi yang rusak sebaiknya
disimpan atau diarsipkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
dan memudahkan pelacakan,
e. Pembagian tugas disarankan lebih merata, tidak terpusat pada
Bendahara I saja. Fungsi Kasir lebih dimaksimalkan lagi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
prosedur penerimaan kolekte disarankan untuk mengacu pada PTKAP
KAS,
f. Perlu adanya kriteria khusus dalam memilih karyawan, seperti
pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan lain-lain agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
2. Pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas paroki masih lemah. Sebaiknya dilakukan perbaikan
desain dokumen yang baik untuk memperkuat pengendalian internal yang
sudah ada sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini dan Jabar, Cepi Syafrudin Abdul. 2008. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Bodnar, George H & William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta
Gondodiyoto, Sanyoto Drs. 2007. Audit Sistem Informasi +Pendekatan CobIT.Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media
Hall, A James. 2009. Accounting Information System. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat
Hall, A. James dan Tommie Singleton. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta: Salemba Empat
Haryono. 2002. Auditing (pengauditan). Buku 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi ketujuh. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
Jehaut, Yohanes K. 2014. “Analisis Efektifitas Pengendalian Intern Sistem Pemberian Kredit”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta
Mahsun, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanugraha. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM Yogyakarta
Mardi, Dr. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Mulyadi. 2009. Auditing 1. Jakarta: Salemba Empat
Prabowo, Ireneus. 2015. “Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Penyaluran Kredit Umum”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Priyanti, Dian Emi. 2014 “Evaluasi Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Puspitawati, Lilis & Sri Dewi Anggadini. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Romney, Marshal B & Paul John Steintbart. 2003. Accounting Information System. Jakarta: Salemba Empat
Romney, Marshal B & Paul John Steintbart. 2014. Accounting Information System. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat
Septian, F. A. D. 2015. “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Setiawati, L. 2011. Sistem Informasi Akuntansi (Perancangan, Proses, dan Penerapan). Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2008. Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Veranda, V. B. 2014. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Winarno, W. W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit dan percetakan) STIE YKPN Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 1 Tanda Terima (Pemasukan) dan Tanda Terima (Pengeluaran)
Lampiran 2 Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (BKHBDP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 2 Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (lanjutan)
Lampiran 3Laporan Buku Harian Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 4 Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU)
Lampiran 5 Rekap APBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 6 Nomor, Nama dan Saldo Akun
Lampiran 7 Jurnal Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 8 Laporan Arus Kas dan Bank
Lampiran 9 Lampiran Laporan Keuangan
Lampiran 10 Berita Pengiriman Uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 11 Neraca dan Neraca Rinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 12 Laporan Aktivitas dan Aktivitas Rinci
Lampiran 13 Laporan Saldo Dana ABTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 14 Laporan Penerimaan dan Biaya
Lampiran 15 Bukti Kas Masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 16 Bukti Kas Keluar
Lampiran 17 Bukti Bank Masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 18 Bukti Bank Keluar
Lampiran 19 Bukti Memorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran 20 Tanda Bayar
Lampiran 21 Tanda Terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 22 Bon Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 23 Catatan Bon Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 24 BAPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 25 CPAP
Lampiran 26 CPLL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 27 Laporan Keuangan Kas Kecil Sekretariat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 28 Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
HASIL WAWANCARA: PENULIS DENGAN KETUA DEWAN PAROKI
Penulis : Selamat pagi, Romo. Saya mau tanya, Romo. Orang-orang yang
menangani keuangan gereja ada berapa ya?
Rm Pras : Dalam struktur organisasi Dewan Paroki ada tiga bendahara dan satu
karyawan bagian sekretariat gereja yang sekaligus berperan sebagai
kasir yang mengurusi keuangan gereja.
Penulis : Siapa sajakah bendahara-bendahara serta kasir tersebut?
Rm Pras : Bendahara Dewan Paroki ada tiga, yaitu Bu Erni sebagai Bendahara I,
Pak Bambang sebagai Bendahara II dan Sdri Menik sebagai Bendahara
III. Sedangkan Kasir yaitu Pak Benny.
Penulis : Apakah mereka semua merupakan Sarjana Ekonomi-Akuntansi,
Romo?
Rm Pras : Bendahara I merupakan Sarjana Ekonomi-Akuntansi, Bendahara III
merupakan lulusan D3 Akuntansi, sedangkan Bendahara II dan Kasir
bukan lulusan Akuntansi.
Penulis : Apakah Romo menetapkan kriteria khusus, misalnya lulusan
Akuntansi, dalam memilih Bendahara Dewan Paroki?
Rm Pras : Sejauh ini saya tidak menerapkan kriteria khusus. Perlu disadari
bahwa umat Paroki Kendal sebagian besar merupakan PNS dan
karyawan, dan mereka ini merupakan volunteer yang sangat membantu
saya dalam mengurusi keuangan Gereja. Saya menganggap mereka
yang menjadi pengurus Dewan Paroki ialah relawan-relawan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
sangat berjasa bagi Paroki ini. Asalkan mereka bisa mengerjakan
tugasnya dan melaksanakannya dengan baik, saya rasa tidak ada
masalah. Namun untuk ke depannya memang perlu ada kriteria khusus
dalam menerima pengurus Dewan, terutama bagian Akuntansi agar
kinerjanya semakin baik.
Penulis : Apakah Gereja sudah memiliki sistem akuntansi?
Rm Pras : Sistem akuntansi keuangan Gereja mengacu pada PTKAP yang sudah
disusun oleh KAS. Catatan-catatan dan dokumen-dokumen akuntansi
juga sudah mengikuti pedoman pada PTKAP, penginputan secara
manual dan terkomputerisasi juga sudah menganut pedoman dari KAS.
Penulis : Bagaimana pengendalian internal dalam keuangan Gereja, Romo?
Rm Pras : Selama ini baik, setiap Rapat Harian Pengurus Dewan Paroki (tiap
bulan), saya selalu memeriksa laporan keuangan yang dilaporkan
Bendahara I, dan memeriksa uang fisiknya juga sesuai. Dokumen-
dokumen transaksi juga tersimpan rapi oleh Bendahara I.
Penulis : Baik, terima kasih atas waktu dan informasi yang diberikan. Selamat
pagi, Romo.
Rm Pras : Yak, sama-sama, Rani. Berkah Dalem....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
HASIL WAWANCARA: PENULIS DENGAN BENDAHARA III
Penulis : Selamat sore, Mbak Menik. Minta waktunya sebentar untuk tanya-
tanya seputar keuangan gereja, Mbak.
Mb Menik: Oiya, Dek. Silakan, silakan. Mau tanya apa ya?
Penulis : Mbak Menik disini posisinya sebagai Bendahara III bukan? Nah,
tugas-tugasnya Mbak Menik sebagai Bendahara III apa aja sih, Mbak?
Mbak Menik: Iya, saya Bendahara III. Kebetulan saya juga baru menjabat, karena
Bendahara III sebelumnya mengundurkan diri karena urusan keluarga.
Untuk tugas-tugas, saya bagian mengurusi keuangan Gereja Wilayah
Kaliwungu. Saya yang mengisi kas kecil Gereja Wilayah. Gereja
Wilayah memiliki Bendahara Wilayah, dan saya utusan dari Gereja
Paroki, ikut memeriksa dan mengontrol penggunaan kas kecil, ikut
mengawasi penghitungan kolekte, dan melaporkan penerimaan dan
pengeluaran kas Gereja Wilayah ke Bendahara II.
Penulis : kemudian, tugas-tugas Bendahara II dan Bendahara I apa ya, Mbak?
Mbak Menik: Bendahara II bertugas menerima kolekte mingguan dari tim
penghitung kolekte, menerima laporan keuangan dari saya (Gereja
Wilayah), mengurusi urusan transfer-mentransfer Bank, dan
melaporkan APBU Gereja Wilayah dan Gereja Paroki. Bendahara I
bertugas menerima laporan dan rekapan APBU dan kolekte dari
Bendahara II, menyusun laporan keuangan, mengesahkan proposal
pengajuan dana, dan melaporkan laporan keuangan tiap bulan ke Romo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Penulis : Baik. Menurut Mbak Menik adakah kesulitan selama menjalankan
tugas sebagai Bendahara III Dewan Paroki?
Mbak Menik: Sejauh ini nggak ada kesulitan sih, Dek. Kami memang mengikuti
sistem yang ditetapkan KAS, dan selama ini kami lancar-lancar saja.
Penulis : Oke, trimakasih atas waktu dan informasi yang diberikan ya, Mbak.
Selamat sore..
Mbak Menik: Oiya, Dek, sama-sama. Sukses skripsinya ya...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI