i
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
GEREJA WILAYAH
(Studi Kasus di Paroki Pugeran Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM: 152114019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KAS GEREJA WILAYAH
(Studi Kasus di Paroki Pugeran Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM: 152114019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARANKAS GEREJA WILAYAH
(Studi Kasus d·j Paroki Pugeran Yogyakarta)
0leh:Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM: 152114019
Telah Disett~illi 0leh:
Drs. Gabri J Anto Lis~ianto, M.S.A., Akt
iii
Tanggal: 9 Juli 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM AKUNTANSIPENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KAS GERltJA WILAYAH
(Studi Kas'us di ParokfPugerim Yogyakarta)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM: 152,1140i9 .
t~lahdipertahankan di depan Dewan PengujiPadaTanggal 18 Juli 2019
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lcngkap Tanda Tangan
Anggota Drs. G. Anto Listiallto, M.S.A., Ak
Anggota Dr. Firma Sulistiyowati, NLSL. ,t."k., QIA., CA
Sekretaris Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini,M.si" Ak., CAKetua
Anggota A. Diksa Kuntara, S.E., MFA.) QV\ ...c4B.
A.lbt:ftU<; Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Aku datang untuk melemparkan api ke bumi
dan betapakah Aku harapkan,
api itu telah menyala.
(Lukas 12: 49)
“Ad Maiorem Dei Gloriam”
Kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi berkat
Bapak, Ibuk, Dek William, dan Dek Willem
Seluruh kerabat dan teman yang selalu memberikan warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KAS GEREJA WILAYAH
(Studi Kasus di Paroki Pugeran Yogyakarta)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Albertus Henri Listyanto Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Fr Reni Retno Anggraini., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing
akademik yang telah mendampingi penulis dalam menjalakan perkuliahan
dari awal masuk sampai dengan menyelesaikan skripsi.
5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt selaku pembimbing skripsi yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
serta memberi semangat dari awal sampai pada penulis menyelesaikan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Romo Paulus Supriya Pr dan Ibu Emilia Supadmi selaku Pastor Kepala dan
Bendahara Dewan Paroki Pugeran, yang sudah memberikan izin bagi peneliti
untuk melaksanakan penelitian di Gereja Wilayah Paroki Pugeran.
7. Bapak Stefanus Agus Siswanto dan Bapak Martinus Priyono selaku
Koordinator Wilayah Padokan dan Bendahara Wilayah Padokan yang telah
menerima dengan baik dari awal sampai dengan akhir peneliti mengambil
data.
8. Ibu Dimitria Dwikora Ratnasari dan Ibu Yustina Titik Setyaningsih selaku
Koordinator Wilayah Bangunharjo dan Bendahara Wilayah Bangunharjo
yang telah menerima dengan baik dari awal sampai akhir peneliti mengambil
data.
9. Ibu Maria Sisilia Endang Her Kusumawardani dan Mbak Caecilia Anggraini
Retno Dewantari selaku Koordinator Wilayah Brayat Minulya dan Bendahara
Wilayah Brayat Minulya yang telah menrima dengan baik dari awal sampai
akhir peneliti mengambil data.
10. Bapak A. Ketut Sudargo dan Bapak FX. Hesthi Pranyoto selaku Koordinator
Wilayah Gunung Sempu dan Bendahara Wilayah Gunung Sempu yang telah
menrima dengan baik dari awal sampai akhir peneliti mengambil data.
11. Arin, Rida, Suster Jeni, Bang Peke, dan Rendra, keluarga MPAT yang selalu
memberikan masukan, semangat, dan telah bersedia menjadi pendengar keluh
kesah peneliti selama mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
12. Seluruh teman-teman yang telah memberikan berbagai macam dorongan dan
dukungan dan selalu memberikan warna disetiap langkah penulis
menyelesaikan skripsi.
13. Semua pihak yang telah membentu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Albertus Henri Listyanto Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS................................................. vi
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI........................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR............................................................... xvii
HALAMAN DAFTAR TABEL....................................................................xviii
ABSTRAK....................................................................................................xx
ABSTRACT..................................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................. 3
E. Sistematika Penulisan............................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 6
A. Organisasi Nirlaba dan Gereja............................................... 6
B. Sistem..................................................................................... 12
C. Sistem Akuntansi................................................................... 12
D. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja............................ 18
1. Pengertian.......................................................................... 18
2. Deskripsi Kegiatan............................................................ 18
3. Fungsi yang Terkait........................................................... 19
4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas............... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem..................... 32
6. Unsur Pengendalian Internal............................................. 36
E. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja............................41
1. Pengertian.......................................................................... 41
2. Deskripsi Kegiatan............................................................ 41
3. Fungsi yang Terkait........................................................... 42
4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas............. 44
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem..................... 51
6. Unsur Pengendalian Internal............................................. 53
F. Penelitian Terdahulu.............................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... .59
A. Jenis Penelitian........................................................................59
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ .59
C. Subjek dan Objek Penelitian.................................................. .60
D. Data........................................................................................ .60
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... .60
F. Teknik Analisis Data...............................................................61
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI.......................................... ......70
A. Gereja Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran.. ............... ......70
B. Gereja Wilayah Padokan....................................................... .......72
C. Gereja Wilayah Gunung Sempu.................................................. .74
D. Gereja Wilayah Brayat Minulya.................................................. .76
E. Gereja Wilayah Bangunharjo........................................................78
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................... ......80
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah.........................................................................................80
1. Deskripsi Kegiatan.................................................................. 80
2. Fungsi yang Terkait................................................................. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Dokumen..................................................................................84
4. Jurnal......................................... ............................................. 97
5. Buku Kas Sekretaris Paroki ....................................................97
6. Buku Kas Dewan Paroki..........................................................97
7. Laporan Posisi Keuangan........................................................99
8. Laporan Aktivitas....................................................................102
9. Laporan Arus Kas....................................................................104
10. Laporan Realisasi Anggaran....................................................105
11. Catatan atas Laporan Keuangan..............................................109
12. Jaringan Prosedur.....................................................................109
13. Unsur Pengendalian Internal Organisasi..................................116
14. Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan..............................................................................116
15. Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat....................117
B. Deskripsi Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah........................................................................................ 118
1. Deskripsi Kegiatan............................................................. .....118
2. Fungsi yang Terkait.................................................................120
3. Dokumen............................................................................ .....121
4. Jurnal........................................................................................124
5. Buku Kas Sekretaris Paroki.....................................................125
6. Buku Kas Dewan Paroki..........................................................125
7. Laporan Posisi Keuangan........................................................125
8. Laporan Aktivitas....................................................................127
9. Laporan Arus Kas....................................................................128
10. Laporan Realisasi Anggaran....................................................129
11. Catatan atas Laporan Keuangan..............................................130
12. Jaringan Prosedur.....................................................................130
13. Unsur Pengendalian Internal Organisasi..................................135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
14. Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan................................................................................135
15. Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat................ ...136
C. Perbandingan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah.........................................................................................137
1. Perbandingan Fungsi yang Terkait..........................................137
2. Perbandingan Dokumen.......................................................... 140
3. Perbandingan Jurnal................................................................ 143
4. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki............................. 144
5. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki...................................145
6. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan.................................146
7. Perbandingan Laporan Aktivitas.............................................147
8. Perbandingan Laporan Arus Kas.............................................148
9. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran.............................149
10. Perbandingan Catatan atas Laporan Keuangan.......................150
11. Perbandingan Jaringan Prosedur..............................................151
12. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi...........154
13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi
dan Pencatatan.........................................................................155
14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang
Sehat.........................................................................................157
D. Perbandingan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah........................................................................................ 159
1. Perbandingan Fungsi yang Terkait......................................... 159
2. Perbandingan Dokumen.......................................................... 161
3. Perbandingan Jurnal................................................................ 163
4. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki............................. 164
5. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki...................................165
6. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan.................................166
7. Perbandingan Laporan Aktivitas.............................................167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
8. Perbandingan Laporan Arus Kas.............................................168
9. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran.............................169
10. Perbandingan Catatan atas Laporan Keuangan.......................170
11. Perbandingan Jaringan Prosedur..............................................171
12. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi...........172
13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi
dan Pencatatan.........................................................................173
14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang
Sehat.........................................................................................175
E. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah ................................................176
BAB VI PENUTUP.............................................................................................180
A. Kesimpulan...................................................................................180
B. Keterbatasan Penelitian................................................................181
C. Saran.............................................................................................181
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .183
LAMPIRAN....................................................................................................185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Flowchart.......................................................................................15
Gambar 2 Jurnal Umum Penerimaan Paroki.......................................... ........28
Gambar 3 Jurnal Umum Penerimaan Paroki...................................................29
Gambar 4 Jurnal Umum Penerimaan Paroki.......................................... ........29
Gambar 5 Jurnal Umum Pengeluaran Paroki..................................................48
Gambar 6 Jurnal Umum Pengeluaran Paroki......................................... ........48
Gambar 7 Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Padokan...................85
Gambar 8 Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Brayat Minulya........86
Gambar 9 Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Gunung Sempu........87
Gambar 10 Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Bangunharjo............88
Gambar 11 Contoh Berita Acara Penghitungan Uang Parki.............................89
Gambar 12 Contoh Formulir Peminjaman Gereja............................................91
Gambar 13 Contoh Formulir Peminjaman Gereja............................................92
Gambar 14 Contoh Tanda Terima Brayat Minulya..........................................93
Gambar 15 Contoh Tanda Terima Gunung Sempu..........................................93
Gambar 16 Contoh Catatan Penerimaan Kolekte Bangunharjo........................95
Gambar 17 Contoh Catatan Penerimaan Panduan Bangunharjo......................96
Gambar 18 Contoh Buku Kas Bangunharjo.....................................................98
Gambar 19 Contoh Buku Kas Gunung Sempu.................................................99
Gambar 20 Contoh Laporan Keuangan Gereja Padokan................................101
Gambar 21 Contoh Laporan Keuangan Gereja Bangunharjo.........................103
Gambar 22 Contoh Laporan Keuangan Gereja Brayat Minulya......... ...........105
Gambar 23 Contoh Laporan Keuangan Gunung Sempu................................107
Gambar 24 Contoh Laporan Keuangan Gunung Sempu (lanjutan)................108
Gambar 25 Flowchart Prosedur Penerimaan Kas Gereja Wilayah.................113
Gambar 26 Flowchart Prosedur Penerimaan Kas Gereja Wilayah.................114
Gambar 27 Flowchart Prodsedur Pengeluaran Kas Gereja Wilayah .............115
Gambar 28 Contoh Tanda Bayar Padokan......................................................122
Gambar 29 Contoh Tanda Bayar Brayat Minulya..........................................123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 30 Contoh Kas Bon Sementara Brayat Minulya...............................124
Gambar 31 Flowchart Prosedur Pengeluaran Kas Gereja Wilayah ...............133
Gambar 32 Flowchart Prosedur Pengeluaran Kas Gereja Wilayah................134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Perbandingan Fungsi Penerimaan Kas................................. 137
Tabel 2 Perbandingan Dokumen Penerimaan Kas............................ 140
Tabel 3 Perbandingan Jurnal Penerimaan Kas................................. 143
Tabel 4 Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki Gereja WIlayah.. 144
Tabel 5 Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki Gereja Wilayah....... 145
Tabel 6 Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Gereja Wilayah..... 146
Tabel 7 Perbandingan Laporan Aktivitas Gereja Wilayah............... 147
Tabel 8 Perbandingan Arus Kas Gereja Wilayah................................ 148
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Anggaran Gereja Wilayah............. 149
Tabel 10 Perbandingan Catatan atas Laporan Keuangan..................... 150
Tabel 11 Perbandingan Jaringan Prosedur Penerimaan Kas................. 151
Tabel 12 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi
Penerimaan Kas............................................................... 154
Tabel 13 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi
dan Pencatatan Penerimaan Kas......................................... 155
Tabel 14 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal
Praktik yang Sehat...........................................................157
Tabel 15 Perbandingan Fungsi Pengeluaran Kas................................ 159
Tabel 16 Perbandingan Dokumen Pengeluaran Kas...........................161
Tabel 17 Perbandingan Jurnal Pengeluaran Kas ................................. 163
Tabel 18 Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki Gereja Wilayah.. 164
Tabel 19 Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki Gereja Wilayah....... 165
Tabel 20 Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Gereja Wilayah ..... 166
Tabel 21 Perbandingan Laporan Aktivitas Gereja Wilayah ................167
Tabel 22 Perbandingan Laporan Arus Kas Gereja WIlayah................ .168
Tabel 23 Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran.......................... 169
Tabel 24 Perbandingan Catatan atas Laporan Keuangan.....................170
Tabel 25 Perbandingan Jaringan Prosedur Pengeluaran Kas................171
Tabel 26 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi
Pengeluaran Kas..................................................................... 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 27 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi
dan Pencatatan Pengeluaran Kas......................................... 173
Tabel 28 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal
Praktik yang Sehat Pengeluaran Kas..................................... 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
GEREJA WILAYAH
(Studi Kasus di Paroki Pugeran Yogyakarta)
Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM : 152114019
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran Yogyakarta
dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki. Penelitian ini berangkat dari
adanya tuntutan pengelolaan keuangan yang ugahari, transparan, mudah diakses,
dan akuntabel sesuai tercantum dalam Rencana Induk Kesukupan Agung
Semarang. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan sistem
akuntansi yang baik untuk mengelola keuangan terkait penerimaan dan
pengeluaran kas sesuai pedoman yang berlaku di Kesukupan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data penelitian
ini adalah wawancara dan dokumentasi. Metode teknik analisis data menggunakan
deskriptif komparatif, dengan rincian sebagai berikut: (1) melakukan
pendeskripsian, (2) membandingkan praktik sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki beserta analisisnya, dan (3) melakukan pembahasan.
Berdasarkan hasil perbandingan dan analisis, sistem akuntansi penerimaan
dan pengeluaran kas Gereja Wilayah tidak sepenuhnya sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki. Ketidaksesuaian tersebut meliputi: tidak ada
dokumen Bukti Kas Masuk (BKM) dan Bukti Kas Keluar (BKK), tidak
menggunakan pencatatan jurnal, penyajian laporan keuangan di Gereja Wilayah
yang tidak sesuai dengan teori, jaringan prosedur penerimaan, penyimpanan, dan
pencatatan yang tidak sesuai dengan teori, serta tidak diterapkannya unsur
pengendalian internal yang meliputi unsur organisasi, unsur sistem otorisasi dan
pencatatan, serta unsur praktik yang sehat.
Kata kunci : Sistem Akuntansi, Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
Kas, dan Gereja Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
EVALUATION ON ACCOUNTING SYSTEM
OF CASH RECEIPT AND EXPENDITURE IN REGIONAL CHURCH
(Case Study at Pugeran Parish in Jogjakarta)
Albertus Henri Listyanto Nugroho
NIM : 152114019
Sanata Dharma University
Jogjakarta 2019
This study aims to evaluate the suitability on cash recepit and expenditure
of a regional church at Pugeran Parish in Jogjakarta with Parish Accounting
Implementation Guidelines. This study departs from the demands on a temperate,
transparent, easily accessed, and accountable financial management as listed in
the Master Plan of the Archdiocese of Semarang. In order to fulfill that demand, a
good accounting system to manage the cash recepit and expenditure of the
treasury in accordance to the Archdiocese’s guideline is needed.
This study is a case study. The data is gathered through the use of
interview and documentation. The data analysis method used is comparative
descriptive, with the details are as follows: (1) writing the description, (2)
comparing and analyzing the accounting system implementation on cash receipt
and expenditure of regional church in Pugeran parish with Parish Accounting
Implementation Guidelines, (3) Writing the discussion.
According to the comparison and analysis, accounting system on cash
receipt and expenditure of the regional church didn’t fully in accordance with the
Parish Accounting Implementation Guidelines. The discrepancies were: there
weren’t cash receipt document and expenditure document, journal records weren’t
used, the presentation of financial statements which weren’t in accordance with
the theory, the income, saving, and registration procedure network which weren’t
in accordance with the theory, and there were also no application of internal
control covering organizational element, authorization and registration element,
and healthy practice element.
Keywords: Accounting system, cash receipt and expenditure of regional church’s
accounting system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) merupakan
Petunjuk arah kehidupan Gereja di Keuskupan Agung Semarang
(KAS), karena didalamnya terdapat keinginan-keinginan, cita-cita jauh
kedepan dan hasil yang dibayangkan bisa dicapai. RIKAS berisi
pilihan-pilihan pastoral, baik pilihan baru maupun pilihan lama yang
masih revelan dikembangkan.
Pilihan-pilihan pastoral tersebut diterjemahkan dalam Outcomes
RIKAS. Menurut Dewan Karya Pastoral (2015 : 14), “outcome adalah
hasil kerja bersama antara KAS dan pihak lain yang diharapkan terjadi
ditingkat Paroki, Komisi atau salah satu institusi dalam lingkup KAS”.
Outcomes tersebut menyangkut berbagai macam bidang yang sesuai
dengan kacamata RIKAS dianggap penting untuk dikerjakan karena
sesuai dengan Visi, Misi, dan Startegi Keuskupan untuk 20 tahun
mendatang. Salah satu outcome yang terdapat dalam RIKAS yaitu tata
kelola administrasi dan dana.
Menurut Dewan Karya Pastoral (2015: 58) outcome B.VI.2.3
menyebutkan “tata kelola administrasi dan dana dikelola secara
ugahari, transparan, mudah diakses, dan akuntabel membangun
kepercayaan umat dan publik sesuai pedoman yang berlaku di
Keuskupan”. Artinya bahwa seluruh institusi yang ada di KAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
termasuk Gereja Wilayah yang merupakan bagian dari Paroki dituntut
melakukan pengelolaan administrasi dan dana secara ugahari,
transparan, mudah diakses dan akuntabel. Dalam rangka memenuhi
tuntutan tersebut, maka dibutuhkan sistem akuntansi yang baik.
Menurut Mulyadi (2016 : 3), “sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajmen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Sesuai dengan
teori tersebut dapat dipastikan bahwa sistem akuntansi memegang
peran penting dalam pengelolaan keuangan.
Penerimaan dan pengeluaran kas menjadi transaksi yang paling
sering terjadi di Paroki, tak terkecuali di Gereja Wilayah yang sudah
memiliki bangunan gereja tersendiri. Penerimaan kas tersebut berasal
dari sumbangan umat yang diberikan harian atau mingguan, sedangkan
pengeluaran kas digunakan untuk operasional Gereja Wilayah.
Sehingga, penerimaan dan pengeluaran kas menjadi transaksi cukup
penting karena berkaitan dengan intensitas yang sering terjadi.
Pentingnya penerimaan dan pengeluaran kas, mendorong beberapa
pihak melakukan penelitian tentang evaluasi sistem akuntansi
penerimaan maupun pengeluaran kas, untuk memastikan bahwa
penerimaan dan pengeluaran kas sudah dicatat dan dilaporkan dengan
baik. Penelitian yang dilakukan oleh Arief (2009), Yudiasti (2013),
Aginowo (2013), Siahaan (2018), dan Efrita (2018) masih melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penelitian di Gereja Paroki dan belum meneliti berkaitan dengan
sistem akuntansi yang berada di Gereja Wilayah. Oleh karena itu
penulis melakukan penelitian mengenai evaluasi sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas di Gereja Wilayah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah: apakah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
gereja wilayah di Paroki Pugeran Yogyakarta sudah sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas gereja wilayah di Paroki
Pugeran Yogyakarta dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi Paroki, Gereja Wilayah, Penulis dan
Universitas.
1. Manfaat bagi Paroki
Memberikan sumbangan pemikiran dan juga saran berkaitan
dengan pelaksanaan sistem akuntansi yang berjalan di setiap gereja
wilayah Paroki Pugeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Manfaat bagi Gereja Wilayah
Memberikan sumbangan pemikiran dan juga masukan-masukan
berkaitan dengan pelaksanaan sistem akuntansi yang sudah
berjalan di gereja wilayah.
3. Manfaat bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bacaan dan referensi
di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
4. Manfaat bagi penulis
Memberikan pengalaman yang nyata mengenai implementasi
sistem akuntansi yang ada di organisasi.
E. Sistematika Penelitian
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan bahasan mengenai teori-teori yang
menjadi acuan dalam melakukan penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisikan penjelasan mengenai jenis
penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan
objek penelitian, jenis data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum
mengenai sejarah singkat dan letak geografis dari
Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran berserta
empat Gereja Wilayah yaitu: Gereja Wilayah
Padokan, Gereja Wilayah Bangunharjo, Gereja
Wilayah Brayat Minulya, dan Gereja Wilayah
Gunung Sempu.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai gambaran umum
sistem akuntansi yang ada di masing-masing Gereja
Wilayah, Perbandingan sistem akuntansi dengan
teori yang berlaku, dan pembahasan dari data yang
telah diteliti.
Bab VI Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil
analisis dan pembahasan penelitian, keterbatasan,
dan saran-saran bagi beberapa pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Organisasi Nirlaba dan Gereja
1. Pengertian Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis pada
umumnya. Perbedaan yang sangat mencolok adalah mengenai sumber
penerimaan dan maksud didirikannya organisasi tersebut. “Organisasi
nirlaba termasuk dalam Pure-Nonprofit Organization yang didirikan
dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (kebutuhan) sehingga salah satu penerimannya
menggunakan sumbangan anggotanya” (Mahsun dkk, 2011: 4). Dalam
dinamikanya organisasi nirlaba itu sendiri memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi (PSAK 45).
2. Karakteristik Organisasi Nirlaba
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
45 paragraf 1 huruf a sampai dengan c, organisasi nirlaba memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa tujuan memupuk laba,
namun apabila barang dan/atau jasa menghasilkan laba maka laba
tersebut tidak diserahkan kepada pemilik.
c. Tidak ada kepemilikan seperti pada umumnya pada entitas bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat
dijual, dialihkan, atau ditebus kembali.
3. Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan merupakan salah satu dari organisasi
nirlaba. Hal ini dikarenakan organisasi keagamaan tidak menginginkan
adanya laba dalam berjalannya organisasi. Selain itu organisasi
keagaman mayoritas dalam kegiatannya menggunakan sumbangan dari
anggoatnya masing-masing. “Organisasi keagamaan itu sendiri secara
etimologis diartikan sebagai organisasi yang fokus gerakannya terkait
dengan agama tertentu, yang menyangkut juga permasalahan ibadah
atau menjalankan segala kewajiban Tuhan terkait agama atau
kepercayaan tertentu” (Bastian, 2007: 216).
Meskipun pada dasarnya organisasi keagamaan terkait dengan
kepercayaan dan peribadatan, bukan berarti organisasi ini tidak
memerlukan akuntansi sama sekali. Hal ini dimaksudkan bahwa
organisasi keagamaan tetap memerlukan keuangan dalam menjalankan
kegiatannya. Dengan adanya perputaran keuangan dalam organisasi
tersebut, maka organisasi ini tetap memerlukan akuntansi meskipun
tidak serumit organisasi swasta maupun bisnis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Gereja Sebagai Organisasi Nirlaba
Menurut Mahsun (2011:213), “Paroki-paroki di Kota Yogyakarta
dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba karena memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
operasinya dari sumbangan para anggota (umat) dan para penyumbang
lain yang tidak mengaharapkan imbalan apapun dari Paroki tersebut”.
Hal ini sesuai dengan karakteristik organisasi nirlaba pada Petunjuk
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45, yang menyebutkan bahwa
pemberi sumber daya pada organisasi nirlaba tidak mengharapkan
imbalan atau pengembalian dari entitas nirlaba tersebut. “Sebagai
akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi
tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas
bisnis, contohnya penerimaan sumbangan” (Mahsun 2011:185).
Kepemilikan Gereja Paroki tidak dimiliki oleh induvidu, namun
dimiliki oleh Keuskupan Agung Semarang. Hal tersebut sesuai dengan
karakteristik organisasi nirlaba pada Petunjuk Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 45, yang menyebutkan bahwa tidak ada
kepemilikan pada organisasi nirlaba seperti pada organisasi nirlaba
sehingga tidak ada diperjualbelikan, diatau ditembus kembali.
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (2018 : 86), “barang devosi
adalah barang devosi (buku, kaset, VCD/DVD, patung, dan benda
rohani lain) yang diperoleh dengan cara dibeli dengan maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
disediakan untuk umat dengan memberikan konpensasi berupa bantuan
penggantian”. Berdasarkan teori tersebut, Gereja menyediakan
berbagai macam barang yang disediakan untuk pelayanan umat.
Namun barang tersebut tidak untuk tujuan memupuk laba. Hal tersebut
sesuai dengan karakteristik entitas nirlaba menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 yang menyebutkan bahwa entitas
nirlaba dapat menghasilkan barang dan/atau jasa namun tanpa tujuan
memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka lama
tersebut tidak diberikan kepada pemilik.
5. Organisasi Gereja
Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (2008:
2), menyebutkan bahwa “Paroki” yang juga dalam hal ini termasuk
Paroki Administratif, Stasi, Wilayah, Lingkungan, Kelompok
Kategorial, dan Unit Karya di Paroki sebagai salah satu organisasi
gereja mempunyai karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainn.
a. Paroki
Menurut Petunjuk Dasar Dewan Paroki (PDDP) Keuskupan
Agung Semarang 2013 Bab I Pasal 1 Ayat 1, “Paroki adalah
persekutuan umat beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara
tetap dalam keuskupan, yang reksa pastoralnya di bawah otoritas
Uskup dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya
sendiri.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Wilayah
Menurut Petunjuk Dasar Dewan Paroki (PDDP) Keuskupan
Agung Semarang 2013 Bab I Pasal 1 Ayat 5, “Wilayah adalah
persekutuan lingkungan-lingkungan yang secara teritorial
berdekatan dengan jumlah antara 3-8 lingkungan dan berada dalam
tata kelola serta reksa paroki.”
Menurut Petunjuk Dasar Dewan Paroki (PDDP) Keuskupan
Agung Semarang 2013 pada penjelasan Bab I Pasal 1 Ayat 5,
“Wilayah yang memiliki gedung/kapel diatur oleh paroki yang
bersangkutan terkait dengan tata penggembalaan dan tata kelola
harta benda. Selain itu, tata kelola dan reksa pastoral kewilayahan
ditentukan oleh Paroki yang bersangkutan.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah
merupakan bagian teritori dari Paroki itu sendiri. Setiap wilayah
memiliki perbedaan masing-masing, terutama dalam hal
kepemilikan bangunan gereja di wilayah tersebut. Paroki Pugeran
merupakan salah satu Paroki, yang wilayahnya telah memiliki
gereja sendiri.
c. Keuangan Dalam Gereja Paroki
“Keuangan paroki adalah uang dan harta benda paroki yang
berasal dari kolekte, amplop persembahan, sumbangan, dan usaha-
usaha lain yang halal sesuai dengan peraturan Gereja yang berlaku
(Mahsun dkk, 2007: 239). Sedangkan menurut Mahsun dkk (2017 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
239), menyebutkan bahwa tanggung jawab pengelolaan keuangan
paroki berada ditangan Pastor Kepala Paroki dibantu dengan
Bendahara Dewan Paroki.
Mengutip dari (Keuskupan Agung Semarang, 1991: 8) dalam
(Mahsun dkk, 2007: 239), “harta benda Paroki diperoleh melalui
pembelian, penghasilan, kolekte, amplop persembahan, derma,
pemberian dan usaha-usaha lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip
kristiani dan peraturan Gereja yang berlaku.
Menurut Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) Keuskupan
Agung Semarang 2013 Bab VIII Pasal 42, pengelolaan keuangan
Paroki diatur sebagai berikut:
1) Keuangan paroki dikelola berdasarkan RAPB untuk
mendukung program kerja yang disahkan oleh Dewan
Paroki menurut ketentuan Keuskupan Agung Semarang.
2) Keadaan keuangan paroki wajib dilaporkan ke keuskupan
setiap bulan.
3) Uang disimpan di bank/keuskupan atas nama PGPM
Paroki.
4) Penerimaan dan/atau pengeluaran dana dalam jumlah yang
besar diperlukan izin Uskup.
5) Pastor Kepala sebagai Ketua Dewan Paroki bertanggung
jawab atas Laporan Keuangan kepada Uskup dan Dewan
Pleno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Sistem
1. Pengertian Sistem
Menurut Moscove (1981) dalam Baridwan (2012), “sistem
diartikan sebagai suatu kesatuan (entry) yang terdiri dari bagian-
bagian (disebut Subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Menurut Winarno (2006), “sistem
adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu”. Menurut Mulyadi (2016: 2) “suatu sistem
pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungan satu
dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah kumpulan dari komponen atau unsur yang menyatu dan bekerja.
Dari definisi tersebut, menurut (Mulyadi, 2016: 2), arti sistem
dapat dipereinci sebagai berikut: setiap sistem terdiri dari unsur-unsur,
unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan, unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai
tujuan sistem, dan suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain
yang lebih besar.
C. Sistem Akuntansi
1. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016 : 3) “sistem akuntansi adalah sebagai
organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan”. Menurut Nainggolan (2005 : 43), “Sistem akuntansi
merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
merangkaikan, menggolongkan, menganalisa, mencatat, dan
melaporkan transaksi lembaga serta menyelenggarakan
pertanggungjawaban aset dan hutang lembaga”. Pada dasarnya,
akuntansi itu sendiri merupakan sistem pengolahan informasi yang
menghasilkan keluaran berupa informasi Akuntansi, seperti laporan
keuangan. Oleh karena itu menurut Bastian (2007: 4), “sistem
akuntansi memberikan pengetahuan tentang pengolahan informasi
akuntansi sejak data direkam dalam dokumen”.
2. Tujuan Sistem Akuntansi
Menurut Elder, Beasley, dan Arens (2008) dalam Sunyoto (2014: 164),
menyebutkan bahwa tujuan dari sistem akuntansi adalah transaksi yang
dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam tujuan audit
umum atas transaksi, yaitu:
a. Transaksi yang dicatat memang ada.
Dalam hal ini memenuhi prinsip keterjadian. Misalnya pembelian
yang dicatat adalah untuk perolehan barang dari pemasok nonfiktif.
b. Transaksi yang ada sudah dicatat.
Dalam hal ini memenuhi prinsip kelengkapan. Misalnya seluruh
transaksi pembelian yang terjadi telah dicatat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Transaksi yang dicatat dinyatakan dalam jumlah yang benar.
Dalam hal ini memenuhi prinsip keakuratan. Misalnya pembelian
yang dicatat adalah untuk seluruh jumlah barang yang telah
diperoleh dari pemasok nonfiktif dan telah dicatat dengan benar.
d. Transaksi yang dicatat dipostingkan dan diikhtisarkan dengan
benar.
Dalam hal ini memenuhi prinsip posting dan pengikhtisaran.
Misalnya jurnal untuk mencatat transaksi pembelian telah
dipindahbukukan secara akurat ke masing-masing catatan pemasok
(buku besar pembantu) dan buku besar umum, serta diikhtisarkan
ke dalam laporan keuangan secara tepat.
e. Transaksi diklasifikasikan dengan benar
Dalam hal ini memenuhi prinsip klasifikasi. Misalnya transaksi
pembelian telah diklasifikasikan dengan benar pada akun yang
tepat.
f. Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
Dalam hal ini memenuhi prinsip penetapan waktu transaksi dicatat.
Misalnya transaksi pembelian telah dicatat pada tanggal yang
benar.
Dengan kata lain, “sistem akuntansi dirancang untuk memastikan
perihal keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan
pengikhtisaran, klasifikasi, dan penetapan waktu transaksi dicatat”
(Sunyoto, 2014: 164)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Bagan Alir (Flowchart)
Menurut TMBooks (2015: 24), “flowchart merupakan diagram
simbolik yang menggambarkan aliran data. Pada flowchart, aliran
pemrosesan digambarkan dengan menggunakan simbol yang
dihubungkan dengan garis berpanah”.
Menurut Romney dan Steinbart (2014: 67), “bagan alir (flowchart)
adalah teknik analitis tergambar yang digunakan untuk menjelaskan
beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.”
Menurut Romney dan Steinbart (2014: 67), simbol bagan alir dibagi
menjadi empat kategori yaitu:
Simbol Nama Penjelasan
Simbol Input/Output
Dokumen Dokumen atau laporan
elektrik atau kertas
Berbagai salinan
dokumen kertas
Diilustrasikan dengan
melebihi simbol dokumen
dan mencetak nomor
dokumen pada muka
dokumen disudut kanan
atas
Output elektronik Informasi ditampilkanoleh
alat output elektronik
seperti terminal, monitor,
atau layar.
Entri data elektronik Alat entri data elektronik
seperti komputer,
terminal, tablet, atau
telpon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Alat input dan output
elektronik
Entri data elektronik dan
simbol output digunakan
bersama untuk
menunjukkan alat yang
digunakan untuk
keduanya
Simbol Pemrosesan
Pemrosesan komputer. Fungsi pemrosesan yang
dilakukan oleh komputer:
biasanya menghasilkan
perubahan dalam data atau
informasi
Operasi manual Operasi pemrosesan yang
dilakukan secara manual
Simbol Penyimpanan
Database Data yang disimpan
secara elektronik dalam
database.
Pita magnetis Data yang disimpan dalam
pita magnetis: pita yang
merupakan media
penyimpanan backup yang
populer
File dokumen kertas File dokumen kertas,
huruf mengindikasikan
file pemesanan, N= secara
numerik, A= secara
alfabet, D= berdasarkan
tanggal
Jurnal/buku besar Jurnal atau buku besar
akuntansi berbasis kertas
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Simbol Arus dan Lain-lain
Arus dokumen atau
pemrosesan
Mengarahkan arus
pemrosesan atau
dokumen; stud normal
kebawah dan ke kanan
Hubungan komunikasi Transisi data dari satu
lokasi geografis ke lokasi
lainnya via garis
komunikasi.
Konektor dalam-
halaman
Menghubungkan arus
pemrosesan pada halaman
yang sama;
penggunaannya
menghindari garus yang
melintasi halaman
Konektor luar-halaman Entri dari, atau keluar ke,
halaman lain.
Terminal Awal, akhir, atau titik
interupsi dalam proses;
juga digunakan untuk
mengindikasikan pihak
luar.
Keputusan Langkah pembuatan
keputusan
Anotasi (catatan
tambahan)
Penambahan komentar
deskreptif atau catatan
tambahan sebagai
klarifikasi
Gambar 1. Simbol Flowchart
Sumber: Romney dan Steinbart (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
D. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
1. Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (PPAP) 2018,
penerimaan dalam ini diartikan sebagai arus masuk bruto/kotor dari
manfaat yang timbul dari aktivitas normal Paroki selama satu periode,
bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan aset bersih (bdk.
PSAK No23 Paragraf 06).
2. Deskripsi Kegiatan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (PPAP) 2018,
penerimaan kas yang mengakibatan kenaikan aset bersih, berdasarkan
keberadaan pembatasan, diklasifikasikan menjadi:
a. Penerimaan Tidak Terikat yaitu penerimaan yang penggunaannya
tidak dibatasi. Penerimaan tidak terikat berkaitdan dengan program
rutin, kegiatan rutin dan tugas bidang dan tim kerjanya.
b. Penerimaan Terikat Sementara – Non Pembangunan yaitu
penerimaan arus masuk bruto/kotor dari manfaat yang
penggunaannya dibatasi sampai dengan periode waktu tertentu atau
sampai dipenuhinya keadaan tertentu dan mengakibatkan kenaikan
aset bersih terikat sementara dan tidak berkaitan dengan
pembangunan.
c. Penerimaan Terikat Sementara – Pembangunan yaitu penerimaan
arus masuk bruto/kotor dari manfaat yang penggunaannya dibatasi
sampai dengan periode waktu tertentu atau sampai dipenuhinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
keadaan tertentu dan mengakibatkan kenaikan aset bersih terikat
sementara dan berkaitan dengan pembangunan.
3. Fungsi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Menurut Buku Akuntansi Penerimaan Paroki (2018), fungsi dalam
penerimaan paroki meliputi:
a. Fungsi Penghitungan
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 2), “fungsi penghitungan bertanggung jawab
atas penerimaan Kolekte Umum. Fungsi penghitungan melakukan
pembukaan kunci kotak Kolekte Umum, menghitung uang yang
terdapat dalam kotak tersebut”
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 8), “berdasarkan hasil penghitungan, fungsi
penghitungan mengisi Berita Acara Penghitungan Persembahan
Bulanan” Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 42), “dalam struktur organisasi, fungsi
penghitungan berada ditangan Tim Penghitungan Kolekte”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
penghitungan terdapat pada penerimaan gereja yang berasal dari
kotak persembahan. Sebagai contoh adalah penerimaan kolekte
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
misa, penerimaan persembahaan yang berasal dari kotak
persembahan, dan penerimaan bantuan parkir. Dalam hal ini,
penerimaan tersebut membutuhkan penghitungan terlebih dahulu
sebelum dilakukan penyimpanan. Fungsi penghitungan
bertanggung jawab mulai dari kotak dibuka, sampai dengan
penulisan Berita Acara Penghitungan masing-masing penerimaan.
Fungsi penghitungan berada ditangan Tim Penghitung Kolekte.
b. Fungsi Penerimaan
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 17), “fungsi penerimaan bertanggung jawab
atas penerimaan persembahaan yang berasal dari persembahan
bulanan”. Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 276), “fungsi penerimaan bertanggung jawab
atas penerimaan persembahaan yang berasal dari bantuan bebas
umat secara langsung”
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 17), “dalam struktur organisasi, fungsi
penerimaan berada ditangan Romo Paroki, Bendahara I Dewan
Paroki dan atau Sekretaris Kantor Paroki.” Menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 276),
“dalam struktur organisasi, fungsi penerimaan berada ditangan
Romo Paroki, Bendahara III Dewan Paroki dan atau Sekretaris
Kantor Paroki.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan, bahwa fungsi
penerimaan terdapat pada penerimaan gereja yang berasal dari
penerimaan langsung tunai atau tidak menggunakan proses
penghitungan terlebih dahulu. Contoh penerimaan yang memiliki
fungsi penerimaan adalah persembahan bulanan (APBU) dan
bantuan pembangunan langsung. Tanggung jawab fungsi
penerimaan pasti berada ditangan Romo Paroki dan Sekretaris
Kantor Paroki, sedangkan Bendahara Dewan Paroki mengikuti
dengan jenis penerimaannya.
c. Fungsi Penyimpanan
Dalam penerimaan kolekte umum, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 2), “fungsi
penyimpanan bertanggung jawab atas penyimpanan uang dari
penerimaan kolekte umum. Fungsi penyimpanan menerima uang
yang berasal dari penerimaan Kolekte Umum dari Tim Penghitung
Kolekte.” Dalam penerimaan bantuan bebas pembangunan,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penerimaan (2018 : 276), “fungsi penyimpanan bertanggung jawab
atas penyimpanan uang dari penerimaan pembangunan. Fungsi
penyimpanan menerima uang yang berasal dari Romo Paroki,
Bendahara Dewan Paroki dan atau Sekretaris Kantor Paroki.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
penyimpanan terdapat pada penerimaan gereja yang berasal dari
seluruh transaksi. Hal ini dikarenakan, ketika gereja melakukan
transaksi penerimaan (kotak kolekte, tunai, dan transfer bank)
gereja tetap akan melakukan penyimpanan atas penerimaan
tersebut. Perbedaan yang terjadi adalah dari mana uang tersebut
diterima, jika dalam bentuk kolekte makan fungsi penyimpanan
akan menerima dari Tim Penghitung Kolekte, sedangkan jika
dalam bentuk tunai maka akan menerima dari Romo Paroki,
Bendahara Dewan Paroki dan atau Sekretaris Kantor Paroki.
Fungsi penyimpanan dipegang oleh Bendahara Dewan Paroki.
d. Fungsi Akuntansi
Berkaitan dengan penerimaan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
2), “fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
penerimaan berdasarkan Bukti Kas Masuk Penerimaan Tidak
Terikat ke dalam Buku Dewan Paroki Tidak Terikat dan perangkat
lunak (software) akuntansi paroki.” Berkaitan dengan penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bantuan bebas pembangunan, menurut Tim Akuntansi Keuskupan
Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 276), “fungsi akuntansi
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penerimaan terikat
sementara pembangunan berdasarkan Bukti Kas Masuk ke dalam
Buku Kas Dewan Paroki – terikat sementara pembangunan dan
perangkat lunak (software) akuntansi.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
akuntansi terdapat pada seluruh penerimaan yang terjadi dalam
transaksi penerimaan gereja. fungsi akuntansi melakukan
pencatatan berdasarkan bukti kas yang diterima dan mencatatnya
dalam buku kas dewan paroki dan perangkat lunak akuntansi.
Pencatatan berdasarkan bukti kas masuk ke buku dewan
paroki berada ditangan masing-masing Bendahara yang bertugas.
“fungsi akuntansi pencatatan bukti masuk ke dalam buku kas
dewan paroki-terikat sementara pembangunan berada ditangan
Bendahara III Dewan Paroki” Tim Akuntansi Keuskupan Agung
Semarang (2018 : 276)
Pencatatan berdasarkan bukti kas masuk ke perangkat lunak
akuntansi berada ditangan Sekretaris Kantor Paroki. “fungsi
akuntansi pencatatan bukti kas masuk ke dalam perangkat lunak
akuntansu berada ditangan Sekretaris Kantor Paroki” Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang (2018 : 276)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
a. Formulir
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018), terdapat beberapa dokumen atau dokumen
yang digunakan pada saat penerimaan kas:
1) Berita Acara Penghitungan
Dalam penerimaan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan
(2018 : 1), “dokumen ini digunakan untuk mencatat hasil
penghitungan uang yang berasal dari kolekte umum.
Dokumen ini dibuat oleh tim penghitung kolekte” Dalam
penerimaan bantuan parkir, Tim Akuntansi Keuskupan
Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 174),
“dokumen ini digunakan untuk mencatat hasil
penghitungan yang berasal dari bantuan parkir. Dokumen
ini dibuat oleh tim penghitung kolekte.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disumpulkan bahwa
dokumen Berita Acara Penghitungan dibuat berdasarkan
penerimaan yang membutuhkan penghitungan. Dokumen
ini dibuat jika penerimaan tersebut memiliki fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penghitungan. Beberapa contoh penerimaan yang
menggunakan dokumen ini adalah: penerimaan kolekte
umum maupun pembangunan, penerimaan persembahan
dalam kotak, serta bantuan parkir. Dokumen ini dibuat oleh
tim penghitung kolekte.
2) Tanda Terima
Dalam penerimaan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan
(2018 : 1), “Dokumen ini digunakan sebagai pendukung
berita acara penghitungan kolekte umum yang dibuat oleh
tim penghitung kolekte menyerahkan berita acara
penghitungan kolekte umum kepada sekretaris paroki.”
Dalam penerimaan bantuan bebas pembangunan, menurut
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 275), “Dokumen ini digunakan untuk
mencatat penerimaan terikat sementara pembangunan yang
berasal dari penerimaan terikat sementara pembangunan
bebas umat.”
Berdasarkan teori di atas, tanda terima dibagi
menjadi dua jenis. Pertama, tanda terima yang digunakan
sebagai dokumen pendukung bagi berita acara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penghitungan bagi penerimaan yang memiliki fungsi
penghitungan. Kedua, tanda terima yang langsung
digunakan sebagai catatan penerimaan bagi penerimaan
yang langsung memiliki fungsi penerimaan, biasanya dalam
bentuk penerimaan langsung.
3) Catatan Penerimaan
Dalam penerimaan kolekte, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 1),
“Dokumen ini digunakan untuk mencatat rincian untuk
masing-masing penerimaan kolekte umum.” Dalam
penerimaan persembahan, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 6),
“Dokumen ini digunakan untuk mencatat rincian untuk
masing-masing penerimaan persembahan bulanan.” Dalam
penerimaan devosionalia lilin devosi, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan
(2018 : 112), “Dokumen ini digunakan untuk mencatat
rincian untuk masing-masing penerimaan devosionalia
yang berasal dari lilin devosi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen catatan penerimaan merupakan dokumen yang
digunakan sebagai rekapitulasi bulanan atas penerimaan
dalam gereja. Dokumen ini dibuat oleh Sekretaris Kantor
Paroki sebagai rekapitulasi sebelum nantinya uang yang
diterima diserahkan kepada Bendahara Dewan Paroki.
Dokumen ini disesuaikan oleh jenis penerimaan.
4) Bukti Kas Masuk
Dalam penerimaan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan
(2018 : 1), “Dokumen ini digunakan sebagai perintah
pencatatan penerimaan kolekte umum secara tunai.
Dokumen ini dibuat oleh Bendahara 1 Dewan Paroki.”
Dalam penerimaan bantuan parkir, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
174), “Dokumen ini digunakan sebagai perintah pencatatan
penerimaan lain-lain: bantuan parkir secara tunai.
Dokumen ini dibuat oleh Bendahara 1 Dewan Paroki.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
bukti kas masuk merupakan dokumen perintah pencatatan
dalam seluruh penerimaan gereja. Dokumen tersebut dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
oleh Bendahara I Dewan Paroki. Berdasarkan dokumen
tersebut Sekretaris Kantor Paroki mencatat dalam perangkat
lunak akuntansi paroki. “Berdasarkan bukti kas masuk,
Sekretaris Kantor Paroki mencatat transaksi penerimaan
terikat sementara pembangunan dalam perangkat lunak
akuntansi paroki (software).” Tim Akuntansi Keuskupan
Agung Semarang (2018 : 275)
b. Jurnal
Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (2018)
disebutkan ilustrasi jurnal yang digunakan untuk transaksi
penerimaan tidak terikat dan penerimaan terikat sementara non dan
pembangunan.
1) Mencatat penerimaan tidak terikat yang berasal dari
penerimaan kolekte umu dan persembahan bulanan umat.
No Akun Nama Akun Jumlah
Debit Kredit
1.01.01 Kas Dewan Paroki Xxx
4.01.01 Kolekte Umum dan Persembahan Bulanan xxx
Gambar 2. Jurnal Umum Penerimaan Paroki
Sumber: PPAP (2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Mencatat penerimaan terikat sementara non pembangunan
untuk pendidikan.
No Akun Nama Akun Jumlah
Debit Kredit
1.01.04 Kas Bantuan Pendidikan Xxx
4.10.02 Penerimaan Bantuan Pendidikan Xxx
Gambar 3. Jurnal Umum Penerimaan Paroki
Sumber: PPAP (2018)
3) Mencatat penerimaan terikat sementara pembangunan pada
saat mencatat penerimaan kolekte, persembahan atau
bantuan yang lain yang diintensikan untuk pembangunan
gereja paroki.
No Akun Nama Akun Jumlah
Debit Kredit
1.20.01 Kas Pembangunan Dewan Paroki Xxx
4.11.01 Penerimaan Pembangunan Xxx
Gambar 4. Jurnal Umum Penerimaan Paroki
Sumber: PPAP (2018)
c. Buku Kas Sekretaris Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018), buku kas sekretaris paroki digunakan untuk
mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh
sekretaris paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Buku Kas Dewan Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018), buku kas sekretaris paroki digunakan untuk
mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh
Bendahara Dewan Paroki.
e. Laporan
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (2018 : 19),
komponen laporan keuangan paroki terdiri dari:
1) Laporan Posisi Keuangan
Menurut Petunjuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45
Paragraf 10, menyebutkan bahwa tujuan laporan posisi
keuangan adalah untuk menyediakan infromasi mengenai aset,
liabilitas, hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu.
Dalam kaitannya dengan klasifikasi aset neto terikat atau tidak
terikat, menurut Petunjuk Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 45 Paragraf 14, “laporan posisi keuangan menyajikan
jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada
ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang
tidak diharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat”
2) Laporan Aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan
biaya/beban/pengeluaran menurut karakteristiknya yang
dikelompokkan secara berjenjang (mutiple step). Oleh karena
itu laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat (ABTT) dan Aktiva Bersih Terikat
Sementara (ABTS)
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut:
a) Aktivitas Operasi
Aktivitas penghasil utama penerimaan paroki dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan pendanaan.
b) Aktivitas Investasi
Aktivitas yang mencatat perolehan dan pelepasan aktiva
tetap, aktiva lain-lain, dan investasi lainnya yang tidak
termasuk setara kas.
c) Aktivitas Pendanaan
Aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi aktiva bersih dan kewajiban/utang
4) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang
menyajikan perbandingan anggaran yang telah ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk suatu periode akuntansi dengan realisasinya. Laporan ini
untuk mengetahui apakah program kegiatan yang telah
ditetapkan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan (CALK) harus disajikan secara
sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan. Informasi dalam CALK berkaitan dengan
rekening/pos dalam neraca, laporan aktivitas dan laporan arus
kas yang sifatnya memberi penjelasan, baik bersifat kualitatif
maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontuijensi yang
ada.
6) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB) dan
Rancangan Anggaran Investasi (RAI) untuk tahun yang
mendatang.
RAPB untuk tahun yang akan datang dibuat untuk dapat
mengetahui rencana program kegiatan yang ditetapkan sesuai
dengan tema pastoral KAS atau teman pastoral paroki.
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Gereja
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terdapat jaringan prosedur yang membentu sistem dalam penerimaan
kas, yaitu:
a. Prosedur Penghitungan
Dalam prosedur penghitungan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
3), “Fungsi penghitungan melakukan penghitungan uang kolekte
umat yang terdapat dalam kotak kolekte. Penghitungan ini
dilakukan oleh tim penghitung kolekte.” Dalam prosedur
penghitungan bantuan parkir, menurut Tim Akuntansi Keuskupan
Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 176), “Fungsi penghitungan
mengisi berita acara penghitungan penerimaan bantuan parkir.
Fungsi penghitungan menyerahkan uang penerimaan bantuan
parkir dan Berita Acara penerimaan bantuan parkir kepada fungsi
penyimpanan.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prosedur penghitungan menjelaskan secara detail berkaitan dengan
penerimaan yang memiliki fungsi penghitungan. Tim penghitung
kolekte melakukan penghitungan terhadap penerimaan yang berada
didalam kotak kolekte, melakukan pengisian dokumen berita acara
penghitungan, dan menyerahkan uang hitungan beserta
dokumennya kepada fungsi penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Prosedur Penerimaan
Dalam penerimaan bantuan pembangunan, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
277), “Fungsi penerimaan menerimaan penerimaan terikat
sementara pembangunan bantuan bebas pembangunan.” Dalam
penerimaan persembahan bulanan, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 : 18),
“Fungsi penerimaan menyerahkan uang bantuan dan tanda terima
tidak terikat-persemabahan bulanan tidak terikat-persembahan
bulanan kepada fungsi penyimpanan.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prosedur penerimaan menjelaskan tahap-tahap dalam fungsi
penerimaan. Dalam teori tersebut menjelaskan bahwa setelah
menerima penerimaan, maka fungsi penerimaan membuat
dokumen tanda terima. Selanjutnya akan menyerahkan uang
beserta dokumen tersebut kepada fungsi penyimpanan.
c. Prosedur Penyimpanan
Dalam prosedur penerimaan kolekte umum, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
3), “Fungsi penyimpanan menerima uang kolekte umat, tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
terima tidak terikat-kolekte umum, dan berita acara penghitungan
kolekte umum. Fungsi penyimpanan akan menyimpan uang
kolekte ke dalam brankas dan atau ke dalam tabungan/giro”.
Dalam prosedur penerimaan bantuan pembangunan, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
277), “Fungsi penyimpanan menyerahkan tanda terima terikat
sementara pembangunan kepada fungsi akuntansi”.
Berdasarkan teori di atas, prosedur penyimpanan
menjelaskan menganai tahap-tahap penyimapanan penerimaan
gereja. prosedur penyimpanan akan menerima dana penerimaan
dan dokumen terkait dari prosedur penghitungan atau prosedur
penerimaan. Setelah melakukan penyimpanan, maka dokumen
penerimaan akan diserahkan kepada prosedur pencatatan.
d. Prosedur Pencatatan
Dalam penerimaan kolekte misa paskah, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan (2018 :
23), “Fungsi akuntansi mencatat transaksi penerimaan kolekte misa
paskah dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti kas masuk
penerimaan tidak terikat”. Dalam penerimaan devosionalia: lilin
devosi, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Penerimaan (2018 : 114), “Fungsi akuntansi mencatat transaksi
penerimaan devosionalia dari lilin devosi ke dalam jurnal
penerimaan kas berdasarkan bukti kas masuk penerimaan tidak
terikat”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prosedur pencatatan menjelaskan tahap-tahap pencatatan
penerimaan. Berdasarkan dokumen yang diterima dari prosedur
penyimpanan, prosedur pencatatan melakukan pencatatan
penerimaan pada jurnal penerimaan kas dan rekap catatan
penerimaan.
6. Unsur Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Penerimaan
(2018), terdapat beberapa unsur pengendalian internal penerimaan kas,
yaitu:
a. Organisasi
“Pemisahan Fungsi yang terkait yaitu fungsi penerimaan,
fungsi penghitungan, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi”
(Tim Akuntansi Paroki KAS, 2018 : 3).
b. Sistem Otorisasi dan Pencatatan
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Penerimaan (2018 : 3), pengendalian Internal terkait sistem
otorisasi dan pencatatan Kolekte Umum antara lain:
1) Tim Penghitung Kolekte berwenang menghitung uang dari
kotak Kolekte Umum.
2) Seluruh anggota Tim Penghitung Kolekte membubuhkan
tandatangan pada berita acara penghitungan Kolekte Umum.
3) Sekretaris Kantor Paroki berwenang menerima uang Kolekte
Umum dari Tim Penghitung Kolekte.
4) Sekretaris Kantor Paroki membubuhkan tandatangan pada
Tanda Terima Tidak Terikat – Kolekte Umum.
5) Tim Penghitung Kolekte harus membubuhkan tandatangan dan
nama pada Berita Acara Pengitungan Kolekte Umum.
6) Bendahara I Dewan Paroki membuat Bukti Kas Masuk
Penerimaan Tidak Terikat.
7) Bendahara I Dewan Paroki membubuhkan tanda tangan ke
Bukti Kas Masuk Penerimaan Tidak Terikat.
8) Sekretaris Kantor Paroki mencatat Penerimaan Kolekte Umum
berdasarkan Bukti Kas Masuk Penerimaan Tidak Terikat.
Menurut Tim Akuntansi Paroki KAS (2018 : 88),
pengendalian Internal terkait sistem otorisasi dan pencatatan
Bantuan Perkawinan antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) Sekretaris Kantor Paroki berwenang menerima uang
Bantuan Bebas Umat. Apabila uang Bantuan Bebas Umat –
Bantuan Perkawinan diterima melalui Romo.
2) Paroki dan atau Bendahara I Dewan Paroki, maka uang
tersebut harus diserahkan kepada Sekretaris Kantor Paroki.
3) Sekretaris Kantor Paroki membuat Tanda Terima Tidak
Terikat – Bantuan Bebas Umat - Bantuan Perkawinan
berdasarkan uang bantuan bebas umat yang diterima dari
Romo Paroki dan atau Bendahara I Dewan Paroki.
4) Sekretaris Kantor Paroki menandatangani Tanda Terima
Tidak Terikat – Bantuan Bebas Umat - Bantuan
Perkawinan.
5) Penyumbang harus menandatangani dan menuliskan nama
pada Tanda Terima Tidak Terikat – Bantuan Bebas Umat -
Bantuan Perkawinan.
6) Bendahara I Dewan Paroki membuat Bukti Kas Masuk
Penerimaan Tidak Terikat
7) Bendahara I Dewan Paroki menandatangani Bukti Kas
Masuk Penerimaan Tidak Terikat.
8) Sekretaris Kantor Paroki mencatat penerimaan bantuan
bebas umat berdasarkan Bukti Kas Masuk Penerimaan
Tidak Terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan teori di atas pengendalian internal sistem
otorisasi dan pencatatan berkaitan dengan langkah-langkah
otorisasi dan pencatatan penerimaan kas Paroki.
c. Praktik yang Sehat
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 4), pengendalian Internal terkait praktik yang
sehat Kolekte Umum antara lain:
1) Setiap uang penerimaan Kolekte Umum harus didukung oleh
Tanda Terima Tidak Terikat – Kolekte Umum.
2) Tanda Terima Tidak Terikat – Kolekte Umum harus bernomor
urut tercetak.
3) Penghitungan jumlah uang Kolekte Umum dilakukan setiap
selesai misa diselenggarakan.
4) Brankas hanya boleh dibuka oleh Bendahara I Dewan Paroki
dan Sekretaris Kantor Paroki.
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 9), pengendalian Internal terkait praktik yang
sehat Persembahan Bulanan antara lain:
1) Setiap uang penerimaan Persembahan Bulanan harus didukung
oleh Tanda Terima Tidak Terikat – Persembahan Bulanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Tanda Terima Tidak Terikat – Persembahan Bulanan harus
bernomor urut tercetak.
3) Penghitungan jumlah uang Persembahan Bulanan dilakukan
setiap selesai misa diselenggarakan.
4) Brankas hanya boleh dibuka oleh Bendahara I Dewan Paroki
dan Sekretaris Kantor Paroki.
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Penerimaan (2018 : 89), pengendalian Internal terkait praktik yang
sehat Bantuan Perkawinan antara lain:
1) Setiap uang penerimaan Bantuan Bebas Umat harus didukung
oleh Tanda Terima Tidak Terikat – Bantuan Bebas Umat -
Bantuan Perkawinan
2) Tanda Terima Tidak Terikat – Bantuan Bebas Umat - Bantuan
Perkawinan harus bernomor urut tercetak.
3) Penghitungan jumlah uang Bantuan Bebas Umat dilakukan
secara periodik dan mendadak oleh Bendahara I Dewan Paroki
dan atau Romo Paroki
4) Brangkas hanya boleh dibuka oleh Bendahara I Dewan Paroki
Berdasarkan teori di atas pengendalian internal praktik yang
sehat berkaitan dengan proses penerimaan kas yang seharusnya
dilakukan oleh Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (PPAP) 2018,
pengeluaran kas disebutkan sebagai beban yang dalam hal ini diartikan
sebagai arus keluar dari manfaat yang timbul dari kegiatan Paroki
selama satu periode, bila arus keluar tersebut mengakibatkan
penurunan aset bersih.
2. Deskripsi Kegiatan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (PPAP) 2018,
Beban yang mengakibatkan penurunan aset bersih diklasifikasikan
menjadi:
a. Beban Tidak Terikat Program Rutin yaitu beban yang
mengakibatkan penurunan aset bersih tidak terikat untuk mendanai
program dan kegiatan rutin serta tugas bidang dan atau tim kerja
Dewan Paroki.
b. Beban Tidak Terikat Kegiatan Rutin yaitu beban yang
mengakibatkan penurunan aset bersih tidak terikat yang dilakukan
dalam rangka mendanai kegiatan rutin Paroki.
c. Beban Terikat Sementara Non Pembangunan yaitu beban yang
mengurani aset bersih terikat sementara yang dilakukan dalam
rangka memenuhi kewajiban dan atau mendanai pengeluaran
sesuai dengan tujuan pembatasannya dan tidak berkaitan dengan
pembangunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Fungsi Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018), terdapat beberapa fungsi dalam sistem akuntansi pengeluaran
paroki, yaitu:
a. Fungsi Pengeluaran
Dalam pengeluaran (beban) bidang liturgi dan peribadatan,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018 : 2), “fungsi pengeluaran bertanggung jawab atas
pengeluaran beban bidang liturgi dan peribadatan. Dalam struktur
organisasi, fungsi pengeluaran berada ditangan Bendahara I Dewan
Paroki.” Dalam pengeluaran (beban) karyawan, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban (2018 : 87),
“fungsi pengeluaran bertanggung jawab atas pembayaran beban
karyawan. Dalam struktur organisasi, fungsi pengeluaran berada di
tangan Bendahara II Dewan Paroki.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
pengeluaran terdapat pada seluruh transaksi pengeluaran (beban)
gereja. Hal ini terjadi karena fungsi pengeluaran bertanggung
jawab atas pembayaran/pengeluaran uang yang terjadi pada setiap
permohonannya. Namun yang menjadi perbedaan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tanggungjawab fungsi pengeluaran yang menjadi bagian dari
masing-masing Bendahara Dewan Paroki.
b. Fungsi Akuntansi
Dalam pengeluaran (beban) bidang liturgi dan peribadatan,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018 : 2), “fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi pembayaran beban bidang liturgi dan peribadatan
berdasarkan bukti keluar ke dalam buku kas dewan paroki dan
perangkat lunak (software) akuntansi.” Dalam pengeluaran (beban)
panitia natal, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Beban (2018 : 30), “fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk
mencatat transaksi pembayaran Beban Tidak Terikat- beban panita
natal berdasarkan bukti kas keluar ke dalam buku kas dewan paroki
– tidak terikat dan perangkat lunak (software) akuntansi.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
akuntansi terdapat pada seluruh pengeluaran (beban) yang terjadi
di gereja. Hal ini dikarenakan seluruh transaksi mebutuhkan
pencatatan baik dalam buku kas dewan paroki maupun dalam
perangkat lunak akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Unsur-unusr Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Paroki
a. Formulir
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018), terdapat beberapa formulir yang digunakan dalam sistem
pengeluaran bidang liturgi dan peribadatan:
1) Proposal
Berkaitan dengan pengeluaran (beban) keperluan
rumah tangga, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung
Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
Buku Akuntansi Beban (2018 : 100), “Dokumen ini
digunakan untuk pembayaran beban keperluan rumah
tangga”. Berkaitan dengan pengeluaran (beban) dewan
paroki, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung
Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
Buku Akuntansi Beban (2018 : 130), “Dokumen ini
digunakan untuk pembayaran beban dewan paroki”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen proposal digunakan untuk pembayaran uang yang
diajukan oleh pemohon. Sebelum melakukan pengeluaran,
fungsi pengeluaran harus menerima proposal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Tanda Bayar
Berkaitan dengan pengeluaran (beban) panitia natal,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku
Akuntansi Beban (2018 : 30), “Dokumen ini digunakan
untuk mencatat uang yang diserahkan oleh Bendahara I
Dewan Paroki kepada Bendahara Tim Kerja. Dokumen ini
dibuat oleh Bendahara I Dewan Paroki”. Berkaitan dengan
pengeluaran (beban) perawatan dan perbaikan, menurut
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
Beban (2018 : 110), “Dokumen ini digunakan untuk
mencatat uang yang diserahkan oleh Sekretaris Kantor
Paroki kepada perawatan dan perbaikan. Dokumen ini
dibuat oleh Bendahara I Dewan Paroki”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen tanda bayar digunakan untuk mencatat uang yang
diserahkan kepada pemohon. Uang tersebut dapat
diserahkan melalui Sekretaris Kantor Paroki atau langsung
melalui Bendahara Dewan Paroki yang bersangkutan.
Dokumen ini dibuat oleh Bendaraha Dewan Paroki sesuai
dengan jenis pengeluaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3) Bukti Kas Keluar
Berkaitan dengan pengeluaran (beban) karyawan,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku
Akuntansi Beban (2018 : 90), “Dokumen ini diunakan
sebagai perintah pencatatan beban karyawan secara tunai.”
Berkaitan dengan pengeluaran (beban) panitia natal,
menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku
Akuntansi Beban (2018 : 30), “Dokumen ini digunakan
sebagai perintah pencatatan beban tidak terikat-beban
panitia natal secara tunai”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen bukti kas keluar digunakan sebagai perintah
pencatatan pengeluaran yang terjadi. Perintah pencatatan
tersebut untuk dicatat dalam perangkat lunak akuntansi dan
juga buku kas Dewan Paroki.
4) Laporan Pertanggungjawaban
Berkaitan dengan pengeluaran (beban) pembekalan
dewan paroki, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung
Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
Buku Akuntansi Beban (2018 : 65), “Dokumen ini
digunakan untuk melaporkan penggunaan uang muka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
digunakan oleh Pemohon. Dokumen ini digunakan
Bendahara 1 Dewan Paroki untuk memverivikasi
kesesuaian Laporan Pertanggungjawaban dengan
proposal”. Berkaitan dengan pengeluaran (beban) bidang
liturgi dan peribadatan, menurut Tim Akuntansi Keuskupan
Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki Buku Akuntansi Beban (2018 : 1), “Dokumen ini
digunakan untuk mengajukan uang atas suatu kegiatan yang
sudah terlaksana kepada Bendahara I Dewan Paroki, sesuai
dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Beban”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen ini digunakan sebagai dokumen
pertanggungjawaban atas pengeluaran yang telah terjadi.
Dokumen ini wajib diserahkan kepada Bendahra Dewan
Paroki sebagai bentuk verivikasi atas pengeluaran yang
telah terjadi. Biasanya pemohon akan menyertakan bukti
pendukung bahwa kegiatan sudah terlaksana.
b. Jurnal
Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (2018)
disebutkan ilustrasi jurnal yang digunakan untuk transaksi beban
tidak terikat kegiatan rutin dan program rutin serta penerimaan
terikat sementara non pembangunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1) Mencatat transaksi beban tidak terikat program rutin pada
saat pengeluaran kas transportasi dalam rangka
pembekekalan lektor baru.
No Akun Nama Akun Jumlah
Debit Kredit
5.01.06 Beban Tim Kerja Lektor xxx
1.01.01 Kas Dewan Paroki xxx
Gambar 5. Jurnal Umum Pengeluaran Paroki
Sumber: PPAP (2018)
2) Mencatat transaksi beban tidak terikat kegiatan rutin pada
saat pengeluaran kas menggunakan kas dewan paroki.
No Akun
Nama Akun Jumlah
Debit
Kredit
5. Akun/Pos Beban Tidak Terikat Rutin yang DiDebit
xxx
1.01.01 Kas Dewan Paroki xxx
Gambar 6. Jurnal Umum Pengeluaran Paroki
Sumber: PPAP (2018)
c. Buku Kas Sekretaris Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018), buku kas sekretaris paroki digunakan untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh sekretaris
paroki.
d. Buku Kas Dewan Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(2018), buku kas sekretaris paroki digunakan untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Bendahara
Dewan Paroki.
e. Laporan
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki (2018 : 19),
komponen laporan keuangan paroki terdiri dari:
1) Laporan Posisi Keuangan
Menurut Petunjuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45
Paragraf 10, menyebutkan bahwa tujuan laporan posisi
keuangan adalah untuk menyediakan infromasi mengenai aset,
liabilitas, hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu.
Dalam kaitannya dengan klasifikasi aset neto terikat atau
tidak terikat, menurut Petunjuk Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 45 Paragraf 14, “laporan posisi keuangan menyajikan
jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada
ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang
tidak diharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat”
2) Laporan Aktivitas
Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan
biaya/beban/pengeluaran menurut karakteristiknya yang
dikelompokkan secara berjenjang (mutiple step). Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
itu laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat (ABTT) dan Aktiva Bersih Terikat
Sementara (ABTS)
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut:
a) Aktivitas Operasi
Aktivitas penghasil utama penerimaan paroki dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan pendanaan.
b) Aktivitas Investasi
Aktivitas yang mencatat perolehan dan pelepasan aktiva
tetap, aktiva lain-lain, dan investasi lainnya yang tidak
termasuk setara kas.
c) Aktivitas Pendanaan
Aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi aktiva bersih dan kewajiban/utang
4) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang
menyajikan perbandingan anggaran yang telah ditetapkan
untuk suatu periode akuntansi dengan realisasinya. Laporan ini
untuk mengetahui apakah program kegiatan yang telah
ditetapkan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan (CALK) harus disajikan secara
sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan. Informasi dalam CALK berkaitan dengan
rekening/pos dalam neraca, laporan aktivitas dan laporan arus
kas yang sifatnya memberi penjelasan, baik bersifat kualitatif
maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontuijensi yang
ada.
6) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB) dan
Rancangan Anggaran Investasi (RAI) untuk tahun yang
mendatang.
RAPB untuk tahun yang akan datang dibuat untuk dapat
mengetahui rencana program kegiatan yang ditetapkan sesuai
dengan tema pastoral KAS atau teman pastoral paroki.
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas Paroki
Menurut Tim Akuntansi Paroki KAS (2018), terdapat jaringan
prosedur yang membentu sistem dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas, yaitu:
a. Prosedur Pengeluaran
Dalam pengeluaran (beban) keperluan rumah tangga,
manurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018 : 102), “Fungsi pengeluaran bertanggung jawab atas
pembayaran beban keperluan rumah tangga. Fungsi pengeluaran
membuat tanda bayar-beban keperluan rumah tangga”. Berkaitan
pengeluaran (beban) aula paroki, menurut Tim Akuntansi
Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban (2018 : 127), “Fungsi
pengeluaran menyerahkan uang beban aula paroki kepada
Sekretaris Kantor Paroki untuk diserahkan kepada pemohon”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prosedur pengeluaran menjelaskan fungsi pengeluaran bertanggung
jawab mengeluarkan tanda bayar seusai dengan pengeluaran yang
diajukan oleh pemohon. Selanjutnya akan menyerahkan uang
tersebut kepada sekretaris kantor paroki untuk diserahkan kepada
pemohon.
b. Prosedur Pencatatan
Dalam pengeluaran (beban) karyawan, menurut Tim
Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban (2018 : 88),
“Fungsi akuntansi membuat bukti kas keluar berdasarkan tanda
bayar-beban karyawan”. Dalam pengeluaran (beban) keperluan
gereja, menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Beban (2018 : 97), “Fungsi akuntansi mencatat transaksi
pembayaran beban keperluan gereja ke dalam jurnal pengeluaran
kas berdasarkan bukti kas keluar dan buku kas dewan paroki-tidak
terikat”.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prosedur pencatatan menjelaskan mengenai tahap-tahap dari fungsi
akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggungawab membuat bukti kas
keluar berdasarkan tanda bayar yang diterima dari prosedur
pengeluaran. Berdasarkan bukti kas keluar, fungsi akuntansi
melakukan pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas dan buku
dewan paroki.
6. Unsur Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Paroki
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018), pengendalian Internal yang membentuk sistem akuntansi
pengeluaran kas antara lain:
a. Organisasi
“Pemisahan Fungsi yang terkait yaitu fungsi pengeluaran dan
fungsi akuntansi” (Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang
2018: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Sistem Otorisasi dan Pencatatan
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018 : 3), pengendalian internal terkait sistem otorisasi dan
pencatatan Beban Bidang antara lain:
1) Lembar Pertangungjawaban (LPJ) program rutin yang diajukan
harus diketahui oleh Ketua Bidang dan disetujui oleh Romo
Paroki
2) Ketua Bidang dan Romo Paroki sudah membubuhkan tanda
tangan pada Lembar Pertangungjawaban (LPJ)
3) Bendahara I Dewan Paroki berwenang menentukan kesesuaian
antara Lembar Pertangungjawaban (LPJ)yang diajukan dengan
RAPB yang telah disahkan
4) Bendahara I Dewan Paroki menandatanganiTanda Bayar
5) Bendahara I Dewan Paroki membuat Bukti Kas Keluar
6) Bendahara I Dewan Paroki menandatangani Bukti Kas Keluar
7) Romo Paroki menandatangani Bukti Kas Keluar
8) Bendahara I Dewan Paroki menyerahkan Bukti Kas Keluar
kepada Sekretaris Kantor Paroki
9) Sekretaris Kantor Paroki mencatat Pengeluaran berdasarkan
Bukti Kas Keluar ke dalam Buku Kas Sekretaris Kantor Paroki
dan menyerahkan uang kepada Ketua Bidang/pemohon setelah
tanda bayar ditandatangani oleh Ketua Bidang/pemohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018 : 146), pengendalian Internal terkait sistem otorisasi dan
pencatatan Beban Bantuan Pendidikan antara lain:
1) Bendahara II Dewan Paroki menandatangani Tanda Bayar
2) Bendahara II Dewan Paroki membuat Bukti Kas Keluar
3) Bendahara II Dewan Paroki menandatangani Bukti Kas
Keluar
4) Pastor Paroki menandatangani Bukti Kas Keluar
5) Sekretaris Kantor Paroki mencatat pengeluaran beban
bantuan pendidikan berdasarkan Bukti Kas Keluar dalam
jurnal pengeluaran kas.
Berdasarkan teori di atas pengendalian internal sistem
otorisasi dan pencatatan berkaitan dengan langkah-langkah
otorisasi dan pencatatan pengeluaran kas Paroki.
c. Praktik yang Sehat
Menurut Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang dalam
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki Buku Akuntansi Beban
(2018: 3), pengendalian Internal terkait praktik yang sehat Beban
Bidang antara lain:
1) Setiap Pengeluaran uang untuk Beban Bidang Liturgi dan
Peribadatan harus didukung oleh Tanda Bayar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Tanda Bayar Pengeluaran Beban Bidang Liturgi dan
Peribadatan harus bernomor urut tercetak.
3) Pencocokan antara jumlah Beban Bidang Liturgi dan
Peribadatan dengan Bukti Kas Keluar berikut bukti pendukung
(misal nota, kwitansi, foto, dll)
4) Brankas hanya boleh dibuka oleh Bendahara I Dewan Paroki
dan atau Sekretaris Kantor Paroki
Menurut Tim Akuntansi Paroki KAS (2018: 27), pengendalian
Internal terkait praktik yang sehat Beban Panitia Paskah antara
lain:
1) Setiap Laporan Pertanggungjawaban Panita Paskah harus
dilampiri bukti pengeluaran.
2) Pencocokan antara Laporan Pertanggungjawaban Panita
Paskah dengan semua bukti pengeluaran.
3) Pencocokan antara Uang Muka Beban Tidak Terikat – Panita
Paskah dengan Laporan Pertanggungjawaban Panita Paskah.
Berdasarkan teori di atas pengendalian internal praktik yang
sehat berkaitan dengan proses pengeluaran kas yang seharusnya
dilakukan oleh Paroki.
F. Penelitian Terdahulu
Arif (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa masih
terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan teori. Sistem akuntansi
penerimaan kas yang tidak sesuai yaitu tidak adanya pemisahan tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
jawab dalam fungsi, pencatatan yang masih dilakukan oleh satu orang saja,
dan tidak adanya penomoran pada kuitansi. Sistem akuntansi pengeluaran
kas yang kurang sesuai yaitu tidak adanya pemisahan tanggung jawab
antar fungsi, masih terpusatnya pencatatan, dan tidak adanya pencatatan
formulir
Yudaisti (2013) dalam penelitiannya mengenai sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas menyimpulkan bahwa belum seluruhnya
sesuai dengan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Sistem
akuntansi yang belum sesuai tersebut yaitu terjadinya pertukaran tanggung
jawab antara kasir dan bendahara I dalam hal pencatatan, penghitungan
kolekte yang tidak dilakukan setelah akhir misa. Selain itu format yang
tidak tepat dengan PTKAP, dan keterlambatan pelaporan keuangan.
Aginowo (2013) dalam penelitiannya mengenai evaluasi sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa item yang berkaitan dengan unsur pengendalian intern yang tidak
sesuai dengan PTKAP. Sistem akuntansi penerimaan kas yang tidak sesuai
dengan PTKAP terdiri dari organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur
pencatatan, serta praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten. Sistem
akuntansi pengeluaran kas yang tidak sesuai dengan PTKAP terdiri dari
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta praktik yang
sehat dan karyawan yang kompeten.
Efrita (2018) dalam penelitiannya mengenai evaluasi sistem
akuntansi penerimaan kas menyimpulkan bahwa tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Beberapa hal yang tidak
sesuai yaitu fungsi pencatatan, penerimaan kas, input data masih dilakukan
oleh satu bagian saja, ada beberapa dokumen yang tidak digunakan Paroki,
serta catatan akuntansi yang tidak digunakan Paroki.
Siahaan (2018) dalam penelitiannya mengenai evaluasi penerimaan
kas menyimpulkan bahwa ada sebgaian sudah sesuai dan sebagian tidak
sesuai dengan kajian teori. Beberapa kesesuaian meliputi dokumen yang
sudah sesuai format, catatan penerimaan yang sudah sesuai, fungsi yang
sudah dikerjakan oleh bagian yang benar, dan kesesuaian sistem
pengendalian internal penerimaan kas. Beberapa ketidaksesuaian sistem
akuntansi penerimaan kas yaitu kuitansi yang tidak bernomor urut,
beberapa catatan yang tidak sesuai format, fungsi pencatatan akuntansi dan
penrimaan kas.
Perbedaan penelitian terdahulu yang digunakan penulis sebagai
refrensi terletak pada perbedaan obyek yang diteliti. Penelitian terdahulu
menggunakan obyek penelitian Gereja Paroki sedangkan pada penelitian
ini menggunakan obyek penelitian Gereja Wilayah. Gereja Wilayah dalam
hal ini merupakan bagian teritori dari Gereja Paroki yang telah memiliki
bangunan gereja sendiri, sehingga melakukan pengelolaan administrasi
dan dana secara mandiri namun masih mengikuti tata kelola yang
digunakan oleh Gereja Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian yang
difokuskan pada obyek tertentu pada Gereja Wilayah Paroki Pugeran
Yogyakarta secara intensif dan detail sehingga kesimpulan yang diambil
hanya sebatas obyek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di empat Gereja Wilayah Paroki Pugeran
Yogyakarta yang meliputi:
a. Gereja Wilayah Gunung Sempu, yang beralamat di Jl. Rakai Hino,
Kasih, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55184.
b. Gereja Wilayah Padokan, yang beralamat di Jl. Madukismo No.34,
Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55184.
c. Gereja Wilayah Brayat Minulya, yang beralamat di Jl. Lokananta,
Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55251
d. Gereja Wilayah Bangunharjo, yang beralamat di Jl. Imogiri Barat,
Semail, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55188.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai dengan
bulan Februari 2019
C. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah Koordinator dan Bendahara Wilayah
bersangkutan.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah unsur sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran Yohyakarta.
D. Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah unsur sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
Yogyakarta.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut Spillane (2008: 152), wawancara pribadi adalah percapakan
dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari
responden. Melalui jawaban dari narasumber, penulis dapat
mengumpulkan data berkaitan dengan unsur sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pihak-pihak yang akan diwawancarai adalah Koordinator dan
Bendaraha Wilayah bersangkutan mengenai Sistem Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk melihat dokumen, arsip,
pencatatan akuntansi, dan laporan keuangan yang berhubungan dengan
sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Teknik yang
digunakan adalah rekaman suara narasumber, daftar pertanyaan, foto
dokumen.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif, yaitu
metode yang sifatnya membandingkan antara Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki dan fenomena yang terjadi dilapangan, sehingga ditarik
suatu kesimpulan. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menganalisis sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk menjawab rumusan
masalah, yaitu:
1. Mendeskripsikan sistem akuntansi penerimaan kas yang terdapat pada
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran. Langkah-langkah dalam tahap ini
adalah:
a. Mendeskripsikan kegiatan sistem akuntansi penerimaan kas Gereja
Wilayah
b. Mendeskripsikan fungsi yang terdapat dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Mendeskripsikan dokumen yang terdapat dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah.
d. Mendeskripsikan jurnal yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah.
e. Mendeskripsikan buku kas sekretaris paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
f. Mendeskripsikan buku kas dewan paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
g. Mendeskripsikan penyajian laporan posisi keuangan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
h. Mendeskripsikan penyajian laporan aktivitas dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
i. Mendeskripsikan penyajian laporan arus kas dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
j. Mendeskripsikan penyajian laporan realisasi anggaran dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
k. Mendeskripsikan penyajian catatan atas laporan keuangan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
l. Mendeskripsikan jaringan prosedur yang terdapat dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
m. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan organisasi dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja
Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
n. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah.
o. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan praktik yang sehat dalam sistem akuntansi penerimaan kas
Gereja Wilayah.
2. Mendeskripsikan sistem akuntansi pengeluaran kas yang terdapat pada
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran. Langkah-langkah dalam tahap ini
adalah:
a. Mendeskripsikan kegiatan sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja
Wilayah.
b. Mendeskripsikan fungsi yang terdapat dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah.
c. Mendeskripsikan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah.
d. Mendeskripsikan jurnal yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah.
e. Mendeskripsikan buku kas sekretaris paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
f. Mendeskripsikan buku kas dewan paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
g. Mendeskripsikan penyajian laporan posisi keuangan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
h. Mendeskripsikan penyajian laporan aktivitas dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
i. Mendeskripsikan penyajian laporan arus kas dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
j. Mendeskripsikan penyajian laporan realisasi anggaran dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
k. Mendeskripsikan penyajian catatan atas laporan keuangan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
l. Mendeskripsikan jaringan prosedur yang terdapat dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
m. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan organisasi dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja
Wilayah.
n. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah.
o. Mendeskripsikan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan praktik yang sehat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
Gereja Wilayah.
3. Membandingkan sistem akuntansi penerimaan kas yang terdapat pada
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan teori yang ada. Langkah-
langkah dalam tahap ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a. Membandingkan fungsi yang terdapat dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta
analisisnya.
b. Membandingkan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta
analisisnya.
c. Membandingkan jurnal yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta
analisisnya.
d. Membandingkan buku kas sekretaris paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah teori yang ada
beserta analisisnya.
e. Membandingkan buku kas dewan paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
f. Membandingkan penyajian laporan posisi keuangan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
g. Membandingkan penyajian laporan aktivitas dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
h. Membandingkan penyajian laporan arus kas dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
i. Membandingkan penyajian laporan realisasi anggaran dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
j. Membandingkan penyajian catatan atas laporan keuangan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
k. Membandingkan jaringan prosedur yang terdapat dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
l. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan organisasi dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja
Wilayah dengan teori yang ada beserta analisisnya.
m. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
n. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan praktik yang sehat dalam sistem akuntansi penerimaan kas
Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4. Membandingkan sistem akuntansi pengeluaran kas yang terdapat pada
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan teori yang ada. Langkah-
langkah dalam tahap ini adalah:
a. Membandingkan prosedur dalam sistem sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah untuk melihat fungsi terkait
dengan teori yang ada beserta analisisnya.
b. Membandingkan dokumen yang ada dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta
analisisnya.
c. Membandingkan jurnal yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta
analisisnya.
d. Membandingkan buku kas sekretaris paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
e. Membandingkan buku kas dewan paroki yang digunakan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
f. Membandingkan penyajian laporan posisi keuangan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
g. Membandingkan penyajian laporan aktivitas dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
h. Membandingkan penyajian laporan arus kas dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
i. Membandingkan penyajian laporan realisasi anggaran dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
j. Membandingkan penyajian catatan atas laporan keuangan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori
yang ada beserta analisisnya.
k. Membandingkan jaringan prosedur yang ada dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
l. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan organisasi dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja
Wilayah dengan teori yang ada beserta analisisnya.
m. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah dengan teori yang ada
beserta analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
n. Membandingkan unsur pengendalian internal yang berkaitan
dengan praktik yang sehat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
Gereja Wilayah dengan teori yang ada beserta analisisnya.
5. Menyimpulkan hasil analisis perbandingan antara sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Gereja Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran
1. Sejarah Singkat
Kraton Ngayogyakarta merupakan suatu kompleks yang dikelilingi
oleh benteng berbentuk bujur sangkar, dengan sudut-sudut yang
dinamakan pojok beteng dan gerbang-gerbangnya yang dinamakan
plengkung. Di sebelah selatan pojok beteng kulon, sudut benteng sebelah
barat selatan, terdapat kampung bernama Pugeran, berasal dari nama
Pangeran Puger, seorang tokoh bangsawan Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat di masa lampau.
Di kampung Pugeran inilah pada tanggal 5 November 1933
diletakkan batu pertama untuk pembangunan Gereja Hati Kudus Tuhan
Yesus Pugeran, yang dirancang oleh arsitek Belanda Th.Van Oyen.
Delapan bulan kemudian, tepatnya pada hari Minggu Pon , 8 Juli 1934,
bangunan gereja yang sudah jadi diberkati oleh Pater A. Van Kalken, SJ.,
Superior Misi Serikat Jesus di Hindia-Belanda saat itu. Pemberkatan
gereja ini dipersembahkan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus (Sacratissimi
Cordis Iesu) sebagai ungkapan dan rasa syukur atas limpahan kasih
Tuhan kepada Ordus Serikat Yesus yang genap 75 tahun berkarya di
Hindia-Belanda. Oleh karena itulah di depan gereja ini ditempatkan
patung Hati Kudus Tuhan Yesus yang sebar, sebuah patung Tuhan Yesus
yang mengulurkan tangan dan memberikan berkat kepada setiap orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang datang. Di kemudian hari, gereja ini dikenal dengan nama Gereja
Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Pugeran.
Sejak pemberkatan tersebut, Gereja Pugeran menjadi sebuah gereja
paroki, terpisah dari Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kiduloji yang telah
ada sebelumnya. Sebagai Pastor Paroki ditunjuk Rm.A. Djajasepoetra, SJ
(1894-1979), yang kemudian menjadi Uskup Agung Jakarta. Pembaptisan
pertama yang tercatat dalam Buku Baptis (Liber Baptismorum) paroki ini
dilakukan untuk Bapak FX Suyatna dari Padokan pada tanggal 9 Juli
1934.
2. Letak Geografis
Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran memiliki luas
wilayahsekitar 64 km2 , meliputi pinggir selatan kota Yogyakrata
(sebagian kecamatan Wirobrajan, Nampilan, Kraton, Mergangsan, dan
seluruh kecamatan Mantrijeron) dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul
(kecamatan Sewon dan Kasihan). Wilayah Paroki Pugeran yang paling
utara berjarak ±500 meter dari pusat kota (Kantor Pos Besar) Yogyakarta,
sedangkan yang paling selaran berjarak ±9 kilometer dari pusat kota
Yogyakarta
Ditinjau dari wilayah penggembalaan paroki-paroki, batas wilayah
penggembalaan Paroki Pugeran adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : Paroki Santa Maria Assumpta
Gamping, dan Paroki Santa Theresia Sedayu
b. Sebelah timur : Paroki Santo Yusup Bintaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Sebelah utara : Paroki Santo Fransiskus Xaverius
Kidulloji, Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela
Kumetiran, dan Paroki Santo Yusup Bintaran.
d. Sebelah selatan : Paroki Santo Yakonus Bantul
3. Kondisi Demografis
Setelah 80 tahun berdiri, kondisi umat Paroki Pugeran telah mengalami
perubahan yang cukup signifikan. Di masa awal berdirinya, Paroki ini
terdiri atas 10 lingkungan (saat itu disebut kring). Kini menjadi 87
lingkungan. Jumlah umat saat ini yang mencapai 12.000-an jawa tentulah
merupakan jumlah yang besar untuk sebuah paroki.
Berdasarkan pen dataan umat tahun 2011, komposisi terbesar, yakni
60,4%, adalah usia produktif (19-59 tahun). Yang perlu dicermati,
kegiatan ekonomi umat dalam umat dalam bidang “setengah terampil”
26% dan “Ibu Rumah Tangga” 16,6%, sedang bidang “Terampil” hanya
1,6% dan bidang “usaha” hanya 5,7%. Inilah salah satu tantangan bagi
Paroki Pugeran saat ini.
B. Gereja Wilayah Padokan
1. Sejarah Singkat
Sebelum berdirinya gedung gereja di Padokan, kegiatan lingkungan
berupa Ekaristi Lingkungan , dilaksanakan di salah satu rumah umat.
Sedangkan seluruh umat Padokan yang tercatat pada waktu itu berjumlah
100 orang. Ternyata jumlah umat di Padokan bertambah dengan cepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
meskipun kegiatan Ekaristi dan Hari Raya masih dilakukan di rumah
umat.
Kabar gembira muncul awal tahun 1967 saat PG Madukismo
menyampaikan rencana untuk menyediakan tanah bagi pembagunan
gereja katolik bagi karyawannya. Letak rencana bangunan tersebut
dibangun di selatan lapangan sepak bola Madukismo, satu kompleks
dengan Parumahan Jogonalan Baru. PG Madukismo menyediakan tanah
seluas ±1141m2 dan bantuan dana pembangunan sebesar 40,000.
Awal tahun 1971 gedung Gereja Padokan mulai digunakan umat untuk
melaksanakan bergbagai kegiatan seperti sembahyangan, pertemuan,
tempat bermain anak, bahkan menjadi TPS dalam pemilu 1971. Tanggal 6
Juni 1971 Pastor Paroki Pugeran, Rm. Antonius Wignyamartaya, Pr.,
berkenan mempersembahkan Ekaristi Kudus pertama di Gereja Padokan
dengan iringan kor bahasa Jawa dan gamelan lengkap. Tanggal perayaan
Ekaristi pertama itulah yang sejak tahun 1996 diperingati sebagai hari jadi
Gereja Santo Yusup Padokan.
2. Letak Geografis
Bangunan Gereja Santo Yusup Padokan terletak di Dusun Joginalan Lor,
Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Oleh
karena itu, dahulu gereja ini disebut Sektor Luar Kota karena berada
diluar Kotamdya Yogyakarta, sekitar 2 km dari gedung Gereja Hati
Kudus Tuhan Yesus Pugeran ke arah selatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
C. Gereja Wilayah Gunung Sempu
1. Sejarah Singkat
Ketika kompleks perumahan Proyek Pengembangan Lingkungan
Hidup (PPLH) Gunung Sempu mulai dihuni, sebagaian besar warga
kesulitan mencari air minum. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, warga
mencari air minum di sumur milik Bapak VY Suhartono, seorang
prodiakon Paroki Pugerann yang tinggal di Dusun Kembaran. Ternyata
bebarapa warga yang mencari air minum itu adalah orang-orang Katolik.
Muncullah keinginan untuk berdoa bersama, dan diantara mereka yang
menanggapi ajakan doa bersama ialah Bapak FX Mujiyono.
Lokasi doa bersama dimulai dari rumah Bapak V.Y.Suhartono,
kemudian berpindah ke beberapa tempat yang dirasa lebih nyaman.
Tempat terakhir yang dipilih dan dirasa paling sesuai untuk berdoa adalah
watu ceper atau watu kumlasa, yang sekarang terletak ditengah-tengah
lantai gedung gereja. sejak berlokasi di watu ceper itulah, Bapak
A.Samsuri dan kawan-kawan tergerak hatinya untuk turut berdoa bersama
malam demi malam. Peristiwa tersebut berlangsung sekitar satu bulan.
Perjumpaan disetiap kegiatan doa bersama ini ternyata
menimbulkan dalam hati umat untuk mendirikan gereja di Bukit Sempu.
Allah mengambulkan doa mereka. Pada suatu malam Bapak Ir. Susilo
Raharjo dan Bapak Gunandi Malangyudo selaku direktur dan staf PT IBS
yang diberi hak untuk mengelola Bukit Sempu berkenan mengikuti
kegiatan doa besama tersebut. Bapak Ir. Susilo Raharjo berjanji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
memberikan tanah kepada kelompok doa tersebut untuk mendirikan
sebuah gereja. kelompok doa tersebut memutuskan luas tanah yang
dibutuhkan 1295m2, yang kemudian dimintakan melalui proposal kepada
direktur PT IBS.
Dalam proses yang panjang dengan aneka dinamika dan
perencanaan dilakukan oleh Ir.RJB.Soehendrojati, akhirnya berdirilah
sebuah gereja di puncak Bukti Sempu. Gereja tersebut kemudian
diresmikan oleh Kepala Daerah/Bupati Bantul Bapak Suryopadmo
Hadiningrat dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Julius Rijadi
2. Letak Geografis
Gereja Salib Suci Gunung Sempu, Paroki Pugeran Yogyakarta
terletak di ujung paling timur Kompleks Perumahan PPLH Gunung
Sempu; tepatnya di Jalan Rakai Hino No 76, Wilayah RT 03, PPLH
Gunung Sempu, Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183. Secara
teritorial gereja ini terletak dalam wilayah Kabupaten Bantul.
Gereja ini berbatasan dengan wilayah selatan Kota Yogyakarta,
kurang lebih 5 km dari Gereja Pugeran. Wilayah Gereja Salib Suci
Gunung Sempu sebelah timur berbatasan dengan Paroki Klodran Bantul,
sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Ngestiharjo Kidul Paroki
Pugeran dan Gereja Maria Assumpta Gamping. Secara geografis, sebagian
besar wilayah Gunung Sempu merupakan pegunungan di mana terdapat
banyak kompleks perumahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
D. Gereja Wilayah Brayat Minulya
1. Sejarah Singkat
Sekitar tahun 1964 Romo Paroki yang kala itu bdijabat oleh Rm.
Alexander Djajasiswaja, Pr, mengusulkan agar semua Lingkungan yang
berada di Wilayah Kulon Kali dijadikan satu Sektor dan akan
mendapatkan layanan misa mingguan setiap hari Minggu ganjil.
Menanggapi usulan tersebut, timbul satu masalah, yakni ketersediaan
tempat yang memadai bagi seluruh umat di Sektor Wirobrajan yang akan
merayakan Ekaristi. Maka berkumpullan keenam Ketua Kring
(Lingkungan) untuk memikirkan tempat paling tepat untuk
menyelenggarakan misa secara rutin.
Akhirnya umat di Sektor Wirobrajan dapat melaksanakan misa
secara rutin dengan menggunakan Pringgitan nDalem Sindurejan yang
merupakan milik Kraton Yogyakarta di belakaang Kantor Kemantren
Wirobrajan untuk melaksanakan kegiatan misa secara rutin. Peribadatan
berlangsung 11 tahun dari 1967-1977. Pada era tahun 1970-an, beredar
isu bahwa tempat tersebut akan diminta kembali oleh pihak Kraton. Oleh
sebab itu para pengurus melakukan pertemuan untuk mencari jalan keluar
tersebut.
Berkat campur tangan Roh Kudus, salah satu umat di Lingungan
Sindurejan mempersembahkan sebidang tanah miliknya seluas 840m2 di
Kampung Patangpuluhan untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Tepat
pada Hari Raya Keluarga Kudus 1 Januari 1979 dilaksanakan peletakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
batu pertama oleh Romo FX. Wiyono,Pr dengan menanam patung
Keluarga Kudus tepat di tengah-tengah lahan calon tempat ibadat.
Adapun pelaksanaan pembangunannya baru dimulai pada tanggal 19
Februari 1979.
Proses pembangunan berjalan perlahan tapi pasti, mengingat dana
yang tersedia. Akhirnya pada tanggal 12 Juli 1980 Gereja Brayat Minulya
diberkati oleh Uskup Agung Semarang waktu itu, Kardinal Yustinus
Darmoyuwono, Pr. Beliau berpesan agar Gereja Brayat Minulya
hendaknya menjadi pertanda bahwa umat Kristiani di Wilayah
Wirobrajan bukan hanya berlajar dan berbicara mengenai cinta kasih,
melaikan dapat menghayati dan mengamalkab dalam kehidupan keluarga
sendiri dalam kehidupan bersama dengan insan Tuhan di lingkungan
masing-masing.
2. Letak Geografis
Bila kita menuju Gereja HKTY Pugeran dari arah barat, kita akan
menemukan sebuah sungai yang cukup besar, yang dikenal dengan nama
Sungai Winongo. Disebelah barat sungai inilah Gereja Brayat Minulya
terletak, tepatnya di Jalan Lokananta nomor 9, Patangpuuhan,
Yogyakarta. Untuk mencapai Gereja Brayat Minulya dari gedung gereja
Pugeran, umat dapat menuju ke utara sampai Pojok Beteng Kulon, lalu ke
Barat sampai simpang empat Bugisan, ke utara sampai Pasar Legi, lalu
belok ke timur Jalan Lokananta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
E. Gereja Wilayah Bangunharjo
1. Sejarah Singkat
Pada awal tahun 1980, setiap ada pertemuan umat, selalu dibicarakan
tempat peribadatan umat Katolik di Wilayah Bangunharjo. Atas prakarsa
sesepuh umat yaitu Bapak Martinus Darmoyuwono dan didukung seluruh
umat Katolik di Wilayah Bangunharjo bertekad untuk memiliki tempat
ibadah atau gereja sendiri. Keluarga Bapak Martinus Darmoyuwono
kemudian berkenan menghibahkan tanah seluas 417m2 yang terletak
ditepi Jalan Imogiri Barat Km 6, Dusun Semail untuk pendirian gereja
tersebut.
Dengan swadaya umat, donatur, bantuan dari pemerintah daerah dan
pemerintah pusat serta dilandasi atas karya Roh Kudus, bangunan Gereja
Bangunharjopun terwujud meskipun sangat sederhana. Pada Hari Raya
Pentakosta, 30 Mei 1982, Gereja Bangunharjo diresmikan dengan Santo
Martinus sebagai pelindung dan selanjutnya Gereja Santo Martinus
Bangunharjo. Misa pemberkatan dilaksanakan pada ahri itu juga,
dipimpin oleh Romo J.M. Harjoyo, Pr dan diresmikan oleh Bupati Bantul
saat itu, Bapak Suhirman Praptosaputro.
2. Letak Geografis
Gereja Santo Martinus Bangunharjo terletak di wilayah Paroki Hati
Kudus Tuhan Yesus Pugeran, kira-kira ke arah tenggara dari
pastoran/gedung Gereja Pugeran. Terletak di Jalan Imogiri Barat
Kilometer 7,tepatnya di Dusun Semail yang dikenal juga dengan Gandhok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sehingga gereja inipun populer dengan sebutan Gereja Gandhok. Gereja
Santo Martinus Bangunharjo mempunyai umat yang tersebar di Desa
Bangunharjo, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Luas daerah administrasi Gereja Bangunharjo
diperkirakan 20 km2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
1. Deskripsi Kegiatan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah
Sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
Yogyakarta, terdapat beberapa jenis penerimaan yang disesuaikan dengan
akun penerimaan yang ada di Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki
2018. Penerimaan tersebut meliputi:
a. Kolekte Umum & Persembahan Bulanan
Penerimaan kolekte umum di Gereja Wilayah Paroki Pugeran
seluruhnya akan masuk ke kas Gereja Wilayah. Sehingga Wilayah
memiliki hak atas penerimaan kolekte umum setiap minggunya.
b. Kolekte Misa & Persembahan Paskah
Penerimaan Misa Paskah, merupakan penerimaan kolekte yang berasal
dari Misa Rabu Abu dan Tri Hari Suci. Sebagian Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran mencatat penerimaan ini didalam pencatatan Gereja
Wilayah, sebagian lainnya masuk ke dalam pencatatan penerimaan
Panitia Paskah di Gereja tersebut. Persembahan Paskah diadakan
melalui kotak persembahan.
c. Kolekte Misa & Persembahan Natal
Penerimaan Kolekte Misa Natal merupakan penerimaan yang berasal
dari kolekte Natal. Sebagian Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mencatat penerimaan ini didalam pencatatan Gereja Wilayah, sebagian
lainnya masuk ke dalam pencatatan penerimaan Panitia Natal di Gereja
tersebut. Persembahan Natal diadakan melalui kotak persembahan.
d. Kolekte Misa Jumat Pertama
Kolekte Misa Jumat Pertama merupakan kolekte yang diadakan saat
misa jumat pertama di Gereja Wilayah. Penerimaan kolekte ini
menjadi hak Gereja Wilayah.
e. Kolekte Misa Hari Kenaikan Tuhan
Kolekte Misa Hari Kenaikan Tuhan merupakan kolekte yang diadakan
saat misa Hari Kenaikan Tuhan di Gereja Wilayah. Penerimaan
kolekte ini menjadi hak Gereja Wilayah.
f. Bantuan Bebas Umat: Cetak Lembaran Misa
Penerimaan yang didapat dari bantuan umat yang menggunakan
lembaran atau teks misa mingguan, tidak termasuk bantuan umat yang
menggunakan cetak buku panduan misa hari raya.
g. Bantuan Bebas Umat: Pemakaian Gereja
Penerimaan yang didapat dari bantuan umat yang menggunakan atau
meminjam bangunan Gereja untuk misa atau kegiatan lain. Namun
tidak semua Gereja Wilayah menggunakan penerimaan ini sebagai
unsur penerimaan di Gereja Wilayah.
h. Bantuan Bebas Umat: Pemakaian Aula Paroki
Penerimaan yang didapat dari bantuan umat yang menggunakan atau
meminjam aula untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tidak semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran memiliki penerimaan peminjaman
Aula.
i. Penerimaan Lain-lain: Bantuan Parkir
Penerimaan yang berasal dari sumbangan atau bantuan umat sebagai
penganti jasa parkir pada saat misa yang dilaksanakan di Gereja
Wilayah. Tidak semua Gereja Wilayah memiliki penerimaan bantuan
parkir, karena hasil bantuan parkir masuk dalam penerimaan pihak
yang berjaga parkir.
j. Penerimaan Pembangunan: Kolekte Pembangunan
Penerimaan bantuan atau sumber lain yang digunakan khusus untuk
kepentingan pembangunan yang berasal dari kolekte kedua misa
mingguan di Gereja Wilayah.
k. Penerimaan Pembangunan: Bantuan Bebas Pembangunan
Penerimaan bantuan atau sumber lain yang digunakan khusus untuk
kepentingan pembangunan yang berasal bantuan langsung umat atau
seseorang (donatur) yang menjadi hak Gereja Wilayah.
l. Penerimaan Pembangunan: Persembahan Bulanan untuk Pembangunan
Penerimaan bantuan atau sumber lain yang digunakan khusus untuk
kepentingan pembangunan yang berasal iuran bulanan perlingkungan
yang menjadi hak Gereja Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Deskripsi Fungsi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran, terdapat beberapa fungsi yang mendukung prosedur penerimaan.
Fungsi-fungsi tersebut adalah:
a. Fungsi Penghitungan
Fungsi penghitungan bertanggung jawab atas seluruh prosedur
penghitungan kotak kolekte saat pertama kali dibuka sampai dengan
dibuatnya Berita Acara Penghitungan Kolekte. Jenis penerimaan yang
menggunakan fungsi penghitungan adalah segala penerimaan kolekte
umum dan persembahan. Dalam fungsi ini, fungsi penghitungan
kolekte berada di tangan Tim Penghitung Kolekte.
b. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan uang yang
berasal dari umat atau sumbangan lainnya. Penerimaan yang
memerlukan fungsi penerimaan adalah penerimaan pemakaian Gereja ,
pemakaian aula, serta bantuan bebas pembangunan. Fungsi
penerimaan di Gereja Wilayah Paroki Pugeran dipegang oleh
Koordinator dan Bendahara Wilayah.
c. Fungsi Penyimpanan
Fungsi penyimpanan bertanggung jawab menerima bukti dan uang
yang berasal dari fungsi penghitungan atau fungsi penerimaan
menyimpannya dalam bentuk apapun. Seluruh penerimaan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mempunyai fungsi penyimpanan. Dalam fungsi ini berada di tangan
Bendahara Wilayah.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan atas
bukti yang telah diterima dalam buku pencatatan kas. Fungsi akuntansi
terdapat dalam seluruh penerimaan. Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
tidak memiliki Sekretaris Kantor sehingga dalam fungsi ini berada di
tangan Bendahara Wilayah.
3. Deskripsi Dokumen Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran, terdapat beberapa dokumen yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang mendukung prosedur penerimaan kas. Dokumen tersebut
tersebut adalah:
a. Berita Acara Penghitungan Kolekte
Dokumen ini digunakan untuk mencatat hasil penghitungan kolekte
mingguan maupun misa lain pada akhir misa. Dokumen ini berisikan
rincian penerimaan uang kolekte yang didapat pada setiap misanya.
Dokumen ini sekaligus sebagai bukti penerimaan kas. Berikut ini
beberapa contoh Berita Acara Penghitungan kolekte yang terdapat di
Gereja Wilayah Paroki Pugeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 7. Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Padokan
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 8. Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Brayat
Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 9. Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Gunung
Sempu
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Gunung Sempu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 10. Contoh Berita Acara Penghitungan Kolekte Bangunharjo
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
b. Berita Acara Penghitungan Uang Parkir
Dokumen ini digunakan untuk mencatat hasil penghitungan uang
parkir pada setiap akhir misa. Dokumen ini berisikan rincian
penerimaan uang bantuan parkir yang didapat pada setiap misanya.
Dokumen ini hanya dimiliki oleh Gereja Brayat Minulya. Gereja
Wilayah lain tidak menjadikan uang parkir sebagai penerimaan.
Dokumen ini sekaligus sebagai bukti penerimaan kas. Berikut ini
contoh Berita Acara Penghitungan Uang Parkir yang ada di Gereja
Wilayah.
Gambar 11. Contoh Berita Acara Penghitungan Uang Parkir Brayat
Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
c. Formulir Pemakaian Gereja dan Wisma
Dokumen ini digunakan untuk mengajukan izin pemakaian gereja atau
aula wilayah. Dokumen ini sekaligus digunakan untuk mencatat segala
rincian sumbangan yang akan diberikan kepada gereja berkaitan
dengan pemakaian gereja dan/atau wisma. Dokumen ini hanya dimiliki
oleh Gereja Padokan dan Brayat Minulya, Gereja lain tidak memiliki
dokumen ini. Dokumen ini sekaligus menjadi bukti penerimaan kas.
Berikut ini beberapa formulir pemakaian gereja dan wisma di gereja
wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 12. Contoh Formulir Peminjaman Gereja dan Aula Padokan
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 13. Contoh Formulir Peminjaman Gereja dan Aula Brayat
Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
d. Tanda Terima
Dokumen ini digunakan sebagai bukti penerimaan uang. Gereja Brayat
Minulya sudah memiliki format tersendiri bukti terima, sedangkan
Gereja Wilayah lainnya masih menggunakan kuitansi atau memo
dengan tulisan tangan sebagai bukti terima. Dokumen ini berisikan
nominal, nama, penerima, dan yang menyerahkan. Berikut ini
beberapa tanda terima yang terdapat di gereja wilayah Paroki Pugeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 14. Contoh Tanda Terima Brayat Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
Gambar 15. Contoh Tanda Terima Gunung Sempu
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Gunung Sempu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
e. Catatan Penerimaan
Dokumen ini digunakan untuk mencatat penerimaan selama yang
terjadi selama satu bulan. Dokumen ini hanya dimiliki oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo untuk mencatat penerimaan kolekte dan
panduan, sementara Gereja Wilayah lain langsung melakukan
pencatatan dalam buku besar kas masing – masing gereja. Berikut ini
beberapa contoh catatan penerimaan kolekte yang ada di gereja
wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 16. Contoh Catatan Penerimaan Kolekte Bangunharjo
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Bangunahrjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
f. Catatan Penerimaan Panduan
Dokumen ini digunakan untuk mencatat penerimaan panduan misa
selama satu bulan. Hasil total dari penerimaan penduan misa ini akan
masuk ke dalam laporan keuangan bulanan. Dokumen ini hanya
dimiliki oleh Gereja Wilayah Bangunharjo, Gereja lain langsung
melakukan pencatatan dalam buku besar kas masing – masing gereja.
Dokumen ini dicatat oleh Bendahara Wilayah.
Gambar 17. Contoh Catatan Penerimaan Panduan Misa Bangunharjo
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4. Deskripsi Jurnal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki pencatatan akuntansi
berupa jurnal. Hal ini dikarenakan dalam melakukan penerimaan kas,
Gereja Wilayah langsung melakukan pencatatan dalam buku besar atau
laporan keuangan Gereja masih-masing berdasarkan dokumen yang
diterima.
5. Deskripsi Buku Kas Sekretaris Paroki Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
tidak menggunakan buku kas sekretaris paroki, karena di Gereja Wilayah
tidak memiliki kantor kesekretariatan wilayah.
6. Deskripsi Buku Kas Dewan Paroki Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
menggunakan buku kas dewan paroki atau dalam praktiknya buku kas
pengurus wilayah untuk mencatat penerimaan kas yang terjadi di Gereja
Wilayah. Berikut ini beberapa contoh buku kas pengurus wilayah yang ada
di Paroki Pugeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 18. Contoh Buku Kas Pengurus Wilayah Bangunharjo
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 19. Contoh Buku Kas Pengurus Wilayah Gunung Sempu
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Gunung Sempu
7. Deskripsi Laporan Posisi Keuangan Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan posisi keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan
pengeluaran (kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta
memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah
terbaru. Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan
keuangan operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat
oleh Gereja Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
penerimaan yang terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku
panduan yang nantinya akan direkap menjadi laporan buku kas dan
menghasilkan informasi saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas
Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru. Berikut ini contoh laporan keuangan
yang disajikan oleh Gereja Wilayah Padokan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 20. Contoh Laporan Keuangan Padokan
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
8. Deskripsi Laporan Aktivitas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan aktivitas. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan pengeluaran
(kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan
operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap penerimaan yang
terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku panduan yang nantinya
akan direkap menjadi laporan buku kas dan menghasilkan informasi saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
uang kas Gereja Wilayah terbaru. Berikut ini contoh laporan keuangan
yang disajikan oleh Gereja Wilayah Bangunharjo..
Gambar 21. Contoh Laporan Keuangan Bangunharjo
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
9. Deskripsi Laporan Arus Kas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan arus kas. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan pengeluaran
(kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan
operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap penerimaan yang
terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku panduan yang nantinya
akan direkap menjadi laporan buku kas dan menghasilkan informasi saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
uang kas Gereja Wilayah terbaru. Berikut ini contoh laporan keuangan
yang disajikan oleh Gereja Wilayah Bangunharjo.
Gambar 22. Contoh Laporan Keuangan Brayat Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
10. Deskripsi Laporan Realisasi Anggaran Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas Gereja Wilayah
Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik laporan
realisasi anggaran. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan pengeluaran
(kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap penerimaan yang
terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku panduan yang nantinya
akan direkap menjadi laporan buku kas dan menghasilkan informasi saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru. Berikut ini contoh laporan keuangan
yang disajikan oleh Gereja Wilayah Gunung Sempu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gambar 23. Contoh Laporan Keuangan Gunung Sempu
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Gunung Sempu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gambar 24. Contoh Laporan Keuangan Gunung Sempu
Laporan Keuangan (lanjutan)
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Gunung Sempu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
11. Deskripsi Catatan Atas Lapoaran Keuangan Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik catatan
atas laporan keuangan. Masing-masing Gereja Wilayah hanya membuat
laporan keuangan sesuai dengan format tersendiri dan tidak melampiri
dengan catatan atas laporan keuangan yang telah dibuat.
12. Deskripsi Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Dalam penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran, terdapat
jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penerimaan kas.
Jaringan prosedur tersebut adalah:
a. Prosedur Penghitungan
Prosedur penghitungan Gereja Wilayah di Paroki Pugeran adalah
fungsi penghitungan yang melakukan penghitungan terhadap
penerimaan yang menggunakan kotak persembahan. Penghitungan ini
dilakukan oleh tim penghitung kolekte. Selanjutnya fungsi
penghitungan membuat Berita Acara Penghitungan, kemudian
menyerahkann uang hasil penghitungan beserta dokumen Berita Acara
Penghitungan kepada fungsi penyimpanan.
b. Prosedur Penerimaan
Prosedur penerimaan Gereja Wilayah di Paroki Pugeran adalah fungsi
penerimaan yang melakukan penerimaan uang dari umat atau donatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Dalam hal ini fungsi penerimaan membuat tanda terima atas
penerimaan yang didapat dua rangkap. Selanjutnya fungsi penerimaan
akan menyerahkan uang yang diterima beserta tanda terima rangkap
kedua kepada fungsi penyimpanan. Namun terdapat beberapa Gereja
Wilayah yang belum tentu membuat bukti penerimaan atas penerimaan
yang diterima.
c. Prosedur Penyimpanan
Prosedur penyimpanan Gereja Wilayah di Paroki Pugeran, meliputi
fungsi penyimpanan yang menerima uang yang diterima beserta
buktinya dari fungsi penghitungan dan fungsi penerimaan. Fungsi
penyimpanan akan menyimpan uang yang diterima ke dalam brankas
atau dalam tabungan Gereja Wilayah. Namun jika tidak memiliki bukti
penerimaan, maka fungsi penyimpanan akan langsung melakukan
penerimaan atas uang yang diterima.
d. Prosedur Pencatatan
Dalam prosedur pencatatan Gereja Wilayah di Paroki Pugeran,
meliputi fungsi akuntansi yang melakukan pencatatan berdasarkan
bukti yang diterima dari fungsi penghitungan dan fungsi penerimaan.
Fungsi pencatatan melakukan pencatatan pada buku kas. Namun jika
penerimaan tidak memiliki bukti penerimaan, maka fungsi pencatatan
melakukan pencatatan atas uang yang diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Bagan Alir Penerimaan Kas Prosedur Penerimaan Kolekte:
a. Tim Penghitung Kolekte membuka kotak kolekte.
b. Tim penghitung kolekte melakukan penghitungan uang kolekte.
c. Tim penghitung kolekte membuat berita acara penghitungan kolekte
satu rangkap dan membubuhkan tanda tangan. Rangkap pertama
diserahkan kepada Bendahara Wilayah.
d. Bendahara Wilayah menerima berita acara beserta uang yang telah
dihitung.
e. Bendahara Wilayah melakukan pencatatan pada buku catatan khusus
sementara penerimaan kas berdasarkan uang yang diterima
f. Bendahara melakukan pencatatan dalam buku besar kas secara manual
berdasarkan berita acara penghitungan kolekte.
Bagan Alir Penerimaan Kas Prosedur Penerimaan Peminjaman Gereja dan
Wisma:
a. Pemohon mengisi Formulir Peminjaman Gereja dan Wisma secara
lengkap.
b. Pemohon menyerahkan formulir permohonan beserta uang
sumbangannya kepada Bendahara Wilayah.
c. Bendahara Wilayah menerima formulir peminjaman beserta uangnya.
d. Bendahara Wilayah melakukan verifikasi terhadap formulir dengan
uang yang diserahkan, dan membubuhkan tanda tangan pada formulir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
e. Bendahara Wilayah membuat tanda terima sebanyak dua rangkap
berdasarkan uang yang telah diterima dan formulir penerimaan.
f. Rangkap pertama, diserahkan kepada pemohon sebagai tanda bayar.
g. Rangkap kedua, disimpan oleh Bendahara Wilayah sebagai dasar
pencatatan transaksi.
h. Bendahara Wilayah melakukan pencatatan pada buku besar
kasberdasarkan tanda terima yang telah dibuat.
Bagan Alir Penerimaan Kas Prosedur Penerimaan Bantuan Langsung:
a. Koster menerima penerimaan bantuan pemakaian Gereja
b. Koster menyerahkan penerimaan bantuan kepada Bendahara Wilayah.
c. Pengurus Wilayah menerima bantuan pembangunan atau donatur
d. Pengurus Wilayah menyerahkan bantuan pembangunan atau donatur
kepada Bendahara Wilayah.
e. Bendahara WIlayah menerima uang penerimaan bantuan dari Koster
dan Pengurus Wilayah.
f. Bendahara Wilayah. melakukan verifikasi dengan melakukan
penghitungan ulang uang yang diterima,
g. Bendahara Wilayah melakukan pencatatan berdasarkan uang yang
diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kolekte Gereja Wilayah
Tim Penghitung Kolekte Bendahara WIlayah
Mulai
Membuka Kotak
Kolekte
Menghitung Uang
Membuat Berita Acara
Penghitungan Kolekte
BAPK
1
BAPK
Menerima dan membubuhkan tanda tangan
Bersama uang kolekte
BAPKD
Selesai1
Buku Besar KasBersama uang
kolekte
Gambar 25. Flowchart Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Bagan Alir Prosedur Penerimaan Peminjaman Gereja dan Wisma Gereja Wilayah
Bendahara WIlayahPemohon
Mulai
Mengisi formulir bukti
penerimaan peminjaman
GBM dan wisma
1
Formulir Peminjaman
Beserta uang penerimaan
1
Beserta uang penerimaan
Melakukan verifiksi dan
membubuhkan tanda tangan
Formulir Peminjaman
Membuat tanda terima
Formulir Peminjaman
Tanda Terima
Tanda Terima1
2
D
2
2
Tanda Terima1
P
Buku Besar Kas
Selesai
Gambar 26. Flowchart Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Bagan Alir Prosedur Penerimaan Bantuan Langsung Gereja Wilayah
Bendahara WIlayahPengurus Wilayah atau Koster
Laporan Keuangan Gereja
Padokan
Selesai
Mulai
1
1
Menerima Uang
Bantuan Tunai
Menerima Uang
Bantuan Tunai
Gambar 27. Flowchart Penerimaan Gereja Wilayah
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
13. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Organisasi Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam unsur pengendalian internal organisasi Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran tidak memiliki pemisahan fungsi antara fungsi penyimpanan dan
fungsi akuntansi. Sehingga bagian yang bertanggung jawab atas
penyimpanan uang yang dterima dengan bagian yang bertanggung jawab
atas pencatatan dalam sistem akuntansi adalah sama. fungsi penyimpanan
dan fungsi akuntansi dipegang oleh pihak yang sama yaitu Bendahara
Wilayah.
14. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Sistem Otoriasasi dan
Pencatatan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Unsur pengendalian internal sistem otorisasi dan pencatatan Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran meliputi:
a. Wewenang untuk melakukan penghitungan uang yang berada di kotak
persembahan dan membuat Berita Acara Penghitungan berada di
tangan tim penghitung kolekte.
b. Tidak semua tim penghitung kolekte membubuhkan tanda tangan
dalam Berita Acara Penghitungan. Pihak yang membubuhkan tanda
tangan hanya perwakilan dari tim penghitung kolekte.
c. Wewenang untuk melakukan fungsi penerimaan di Gereja Wilayah
Paroki Pugeran berada di tangan Koordinator dan Bendahara Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
d. Jika membuat tanda terima, maka Bendahara Wilayah akan
membubuhkan tanda tangan pada dokumen tersebut. Namun jika tidak
membuat tanda terima, maka Bendahara hanya menerima penerimaan
uang yang diterima.
15. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Unsur pengendalian internal sistem praktik yang sehat Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran meliputi:
a. Uang yang diterima selalu didukung dengan tanda terima. Praktik ini
terjadi di Gereja Wilayah Brayat Minulya, selain itu terdapat
dibeberapa kesempatan uang yang diterima tidak didukung oleh tanda
terima.
b. Tanda terima yang dibuat, memiliki nomor urut tercetak dan memiliki
beberapa rangkap. Beberapa Gereja Wilayah belum memiliki nomor
urut tercetak dalam dokumennya, karena masih meggunakan kuitansi
sebagai bukti penerimaannya.
c. Penghitungan jumlah uang kolekte selalu dilaksanakan setelah misa
diselenggarakan. Hal ini dapat dilakukan karena setiap Gereja Wilayah
hanya memiliki satu jadwal misa mingguan.
d. Pengelolaan keuangan berada di tangan Bendahara Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
B. Deskripsi Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
1. Deskripsi Kegiatan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran, terdapat beberapa jenis pengeluaran berdasarkan akun yang ada
di Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki. Pengeluaran tersebut meliputi:
a. Beban Bidang dan Tim Kerja
Setiap Gereja Wilayah di Paroki Pugeran memiliki kelompok atau tim
kerja yang mendukung setiap kegiatan liturgi maupun non-liturgi di
Gereja Wilayah. Tidak ada aturan yang baku mengatur mengenai
pembentukan tim kerja, masing-masing Gereja memiliki kebutuhannya
sendiri. Masing-masing tim kerja memiliki hak keuangannya sesuai
dengan Rencana Anggaran dan Belanja.
b. Beban Kepanitiaan
Pengeluaran atau beban kepanitiaan Gereja Wilayah di Gereja Pugeran
terdiri dari kepanitiaan paskah, natal, dan/atau kepanitiaan lain yang
dibentuk oleh pengurus wilayah dalam rangka melaksanakan perayaan
tertentu. Dalam pengeluaran ini, pengurus wilayah akan memberikan
subsidi dana. Terdapat pula Gereja Wilayah yang tidak membentuk
kepanitian untuk merayakan perayaan tertentu, namun ditangai
langsung oleh pengurus wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
c. Beban Karyawan: Gaji, Tunjangan, dan Upah
Pengeluaran beban karyawan di Gereja Wilayah Paroki Pugeran
digunakan untuk membayar karyawan yang berada di wilayah gereja.
setiap Gereja Wilayah memiliki karyawan yang dipekerjakan untuk
keperluan rumah tangga Gereja. Pengeluaran ini rutin bulanan namun
dicatat sebagai honor.
d. Beban Keperluan Gereja
Pengeluaran atau beban keperluan Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
meliputi: Hosti/Anggur/Lilin, Tata Altar, Peralatan Peribadatan,
Perawatan Paramenta, dan Cetak Lembaran Misa. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa pengeluaran keperluan gereja ini dicatat
sebagai beban tim kerja.
e. Beban Keperluan Rumah Tangga
Pengeluaran atau beban keperluan rumah tangga Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran meliputi: Perlengkapan Kebersihan, Keperluan Dapur,
Listrik, Telpon/Wifi/Tv berlangganan, Air, Transportasi, Iuran
Kemasyarakatan, dan Obat PPPK. Pengeluaran ini selain digunakan
untuk kesekretariatan, juga digunakan untuk gereja.
f. Beban Perawatan dan Perbaikan
Pengeluaran atau beban perawatan dan perbaikan Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran meliputi: bangunan dan inventaris. Biasanya
pengeluaran ini digunakan untuk renovasi sederhana serta perbaikan
alat yang berat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
g. Beban Administrasi
Pengeluaran atau beban admnistrasi Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
meliputi: Alat Tulis Kantor, Fotocopy/Cetakan, dan Kirim Surat/Paket.
h. Beban Dewan Paroki
Pengeluaran atau beban dewan paroki dalam pengeluaran Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran, merupakan pengeluaran pengurus wilayah
yang biasanya digunakan untuk: Rapat, Jamuan Tamu, Kelompok
Kategorial, Pajak dan Bantuan Sosial.
2. Deskripsi Fungsi Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran, terdapat beberapa fungsi yang mendukung prosedur pengeluaran
kas. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
a. Fungsi Pengeluaran
Fungsi Pengeluaran bertanggung jawab atas pengeluaran uang sesuai
dengan permohonan. Dalam hal ini, permohonan dapat dalam bentuk
proposal, memo permohonan, dan nota pengembalian (reimbursement)
Dalam prosedur ini, fungsi pengeluaran berada di tangan Bendahara
Wilayah.
b. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran oleh
pemohon. Dalam hal ini, fungsi akuntansi melakukan mencatat ke
dalam laporan keuangan atau buku besar kas yang formatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
ditentukan sendiri oleh Bendahara Wilayah. Pencatatan berdasarkan
bukti pembayaran yang dikeluarkan. Dalam prosedur ini, fungsi
akuntansi berada di tangan Bendahara Wilayah.
3. Deskripsi Dokumen Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah Paroki Pugeran,
terdapat beberapa dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
mendukung prosedur pengeluaran. Dokumen tersebut tersebut adalah:
a. Proposal dan Dokumen Permohonan
Dokumen ini berisikan rincian kegiatan dan anggaran yang akan
diajukan. Sebelum diserahkan kepada Bendahara Wilayah, dokumen
ini harus mendapatkan persetujuan dari Koordinator Wilayah. Melalui
dokumen ini Bendahara Wilayah akan mengeluarankan dana yang
diajukan oleh pemohon.
b. Tanda Bayar
Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas yang telah
diterima oleh pemohon. Dokumen ini digunakan sebagai bukti
pengeluaran kas bagi pemohon yang mengajukan anggaran sesuai
dalam Rencana Anggaran dan Belanja Gereja Wilayah atau
kesepakatan sebelumnya. Namun terdapat Gereja yang masih
menggunakan kuitansi sebagai bukti pembayarannya, belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
menggunakan format tersendiri. Berikut ini beberapa contoh tanda
bayar yang terdapat di Gereja Wilayah.
Gambar 28. Contoh Tanda Bayar Padokan
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Gambar 29. Contoh Tanda Bayar Brayat Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
c. Tanda Bayar – Bon Sementara
Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas yang telah
diterima oleh pemohon. Dokumen ini digunakan sebagai bukti
pengeluaran kas bagi pemohon yang mengajukan anggaran tidak
dianggarkan dalam Rencana Anggaran dan Belanja Gereja Wilayah
atau kesepakatan sebelumnya. Dokumen ini hanya terdapat di Gereja
Wilayah Brayat Minulya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Gambar 30. Contoh Kas Bon Sementara Brayat Minulya
Sumber: Dokumen Gereja Wilayah Brayat Minulya
d. Laporan Pertanggungjawaban
Dokumen ini digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penggunaan dana Gereja Wilayah di Paroki Pugeran. Dokumen ini
berisikan rincian penggunaan dana sekaligus bukti-bukti (nota atau
kuitansi). Dokumen ini dapat digunakan bagi pengeluaran kas
permohonan atau reimbursement.
4. Deskripsi Jurnal Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki pencatatan akuntansi
berupa jurnal. Hal ini dikarenakan dalam melakukan pengeluaran kas,
Gereja Wilayah langsung melakukan pencatatan dalam buku besar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
laporan keuangan Gereja masih-masing berdasarkan dokumen yang
diterima. Sehingga Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak melakukan
pencatatan jurnal pengeluaran kas.
5. Deskripsi Buku Kas Sekretaris Paroki Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran tidak menggunakan buku kas sekretaris paroki, karena di Gereja
Wilayah tidak memiliki kantor kesekretariatan wilayah.
6. Deskripsi Buku Kas Dewan Paroki Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas Gereja Wilayah
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran menggunakan buku kas dewan paroki atau dalam praktiknya
buku kas pengurus wilayah untuk mencatat pengeluaran kas yang terjadi
di Gereja Wilayah.
7. Deskripsi Laporan Posisi Keuangan Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan posisi keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan
pengeluaran (kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah
terbaru. Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan
keuangan operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat
oleh Gereja Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap
penerimaan yang terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku
panduan yang nantinya akan direkap menjadi laporan buku kas dan
menghasilkan informasi saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas
Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
8. Deskripsi Laporan Aktivitas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan aktivitas. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan pengeluaran
(kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan
operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap penerimaan yang
terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku panduan yang nantinya
akan direkap menjadi laporan buku kas dan menghasilkan informasi saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
9. Deskripsi Laporan Arus Kas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan arus kas. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan pengeluaran
(kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan
operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap penerimaan yang
terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku panduan yang nantinya
akan direkap menjadi laporan buku kas dan menghasilkan informasi saldo
akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
10. Deskripsi Laporan Realisasi Anggaran Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
laporan realisasi anggaran. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja
Wilayah Padokan hanya terdiri dari rincian penerimaan (debet) dan
pengeluaran (kredit) yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta
memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah
terbaru. Laporan keuangan yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan
keuangan operasional dan pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat
oleh Gereja Wilayah Bangunharjo terdiri dari laporan kas setiap
penerimaan yang terdiri dari kas kolekte I, kas kolekte II, kas buku
panduan yang nantinya akan direkap menjadi laporan buku kas dan
menghasilkan informasi saldo akhir yang menunjukkan jumlah uang kas
Gereja Wilayah terbaru.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah Brayat
Minulya terdiri dari rincian penerimaan (debit) dan pengeluaran (kredit)
yang disusun berdasarkan waktu transaksinya serta memiliki saldo akhir
yang menunjukkan jumlah uang kas Gereja Wilayah. Laporan keuangan
yang dibuat berjumlah dua, yaitu laporan keuangan operasional dan
pembangunan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Wilayah
Gunung Sempu terdiri dari rincian penerimaan (kredit) dan pengeluaran
(debit) yang disusun dengan penjelasanannya berdasarkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
terjadinya transaksi serta memiliki saldo akhir yang menunjukkan jumlah
uang kas Gereja Wilayah terbaru.
11. Deskripsi Catatan Atas Lapoaran Keuangan Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran tidak memiliki secara spesifik
catatan atas laporan keuangan. Masing-masing Gereja Wilayah hanya
membuat laporan keuangan sesuai dengan format tersendiri dan tidak
melampiri dengan catatan atas laporan keuangan yang telah dibuat.
12. Deskripsi Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Dalam pengeluaran kas Gereja Wilayah di Gereja Wilayah, terdapat
jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pengeluaran kas.
Jaringan prosedur tersebut adalah:
a. Prosedur Pengeluaran
Dalam prosedur pengeluaran Gereja Wilayah di Gereja Wilayah adalah
fungsi pengeluaran yang melakukan pengeluaran uang pemohon.
Dalam hal ini fungsi pengeluaran mengeluarkan uang berdasarkan
proposal atau dokumen permohonan. Fungsi pengeluaran bertugas
membuat bukti berupa kuitansi atau bukti bayar. Selanjutnya bukti
tersebut akan diserahkan pada fungsi akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Prosedur Pencatatan
Dalam prosedur pencatatan Gereja Wilayah di Gereja Wilayah adalah
fungsi akuntansi yang melakukan pencatatan berdasarkan bukti yang
diterima dari fungsi pengeluaran. Dalam hal ini, fungsi akuntansi
melakukan pencatatan dalam laporan keuangan yang berisikan
penerimaan dan pengeluaran kas.
Bagan Alir Pengeluaran Kas Prosedur Permohonan Dana:
a. Pemohon membuat proposal yang berisikan rincian kegiatan dan
rincian anggaran yang digunakan.
b. Pemohon menyerahkan proposal kepada koordinator wilayah untuk
meminta tanda tangan persetujuan.
c. Koordinator Wilayah melakukan pengecekan isi proposal tersebut.
d. Koordinator wilayah membubuhkan tanda tangan persetujuan.
e. Koordinator menyerahkan proposal kepada pemohon.
f. Pemohon akan menyerahkan proposal tersebut kepada Bendahara
Wilayah.
g. Bendahara Wilayah menerima proposal tersebut, dan melakukan
verifikasi.
h. Bendahara membuat tanda bayar berupa kuitansi satu rangkap. Satu
rangkap tersebut digunakan sebagai arsip pengeluaran bendahara.
i. Bendahara melakukan pencatatan berdasarkan kuitansi yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Bagan Alir Pengeluaran Kas Prosedur Reimbursement::
a. Pemohon membuat laporan rincian pengeluaran beserta bukti
pengeluaran yang valid.
b. Pemohon mengajukan laporan tersebut kepada Bendahara Wilayah.
c. Bendahara menerima laporan rincian pengeluaran.
d. Bendahara melakukan verifikasi terhadap laporan tersebut.
e. Bendahara melakukan pencatatan berdasarkan laporan rincian
pengeluaran beserta bukti pengeluarannya.
f. Bendahara Wilayah melakukan pencatatan berdasarkan uang yang
diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Permohonan Dana Gereja Wilayah
Pemohon Koordinator Wilayah Bendahara Wilayah
Mulai
Membuat proposal
permohonan dana
Proposal
1
1
Verifikasi dan
Otorisasi
Proposal
Proposal
2
2
Proposal
3
3
Proposal
Verifikasi atas
Otorisasi
Proposal
KwitansiD
Laporan Keuangan
Selesai
Gambar 31. Flowchart Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Reimbursement:
Pemohon Bendahara Wilayah
Mulai
Membuat rincian pengeluaran
beserta lampiran bukti transaksi pengeluaran
1
Rincian Pengeluaran
1
Verifikasi dan
Otorisasi
Laporan Keuangan
Selesai
Rincian Pengeluaran
Rincian Pengeluaran
D
Gambar 32. Flowchart Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
13. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Organisasi Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam unsur pengendalian internal organisasi di Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran, tidak terdapat pemisahan fungsi antara fungsi pengeluaran dan
fungsi akuntansi. Kedua fungsi tersebut dipegang oleh Bendahara
Wilayah.
14. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Sistem Otoriasasi dan
Pencatatan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam unsur pengendalian internal sistem otoriasasi dan pencatatan Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran meliputi:
a. Pemohon mengajukan proposal atau dokumen permohonan lainnya
dengan persetujuan Koordinator Wilayah. Koordiator Wilayah harus
membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk persetujuan
b. Laporan pertanggungjawaban yang diserahkan harus disetujui oleh
Koordinator Wilayah dengan membubuhkan tanda tangan
c. Bendahara Wilayah membuat kuitansi atau tanda bayar lainnya sebagai
tanda bayar kepada pemohon. Sekaligus sebagai bukti pengeluaran
kas.
d. Bendahara Wilayah melakukan pencatatan berdasarkan kuitansi atau
tanda bayar lainnya dalam buku besar kas atau laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
15. Deskripsi Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam unsur pengendalian internal praktik yang sehat Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran meliputi:
a. Setiap pengeluaran didukung oleh tanda bayar maupun nota
(reimbursement).
b. Tanda bayar dan tanda bayar-bon sementara memiliki nomor urut
tercetak. Namun beberapa Gereja Wilayah belum memiliki nomor urut
tercetak, karena masih menggunakan kuitansi pada umumnya.
c. Setiap laporan pertanggungjawaban menggunakan bukti pegeluaran
(nota, kuitansi, dll).
d. Pengelolaan dan akses keuangan dipegang oleh Bendahara Wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
C. Perbandingan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
1. Perbandingan Fungsi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara fungsi-fungsi
dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 1. Perbandingan Fungsi Penerimaan Kas
No
Fungsi yang Terkait
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Fungsi
Penerimaan
Bertanggung
jawab menerima
uang dalam
rangka
penerimaan tunai
langsung; berada
di tangan Romo,
Bendahara
dan/atau
Sekretaris Gereja.
Bertanggung jawab
menerima uang
dalam rangka
penerimaan tunai
langsung; berada di
tangan Koordinator
dan Bendahara
Wilayah.
Sesuai.
(Sudah memiliki
fungsi
penerimaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Tabel 1. Perbandingan Fungsi Penerimaan Kas (Lanjutan)
2 Fungsi
Penghitungan
Bertanggung
jawab dalam
melakukan
penghitungan
terhadap
penerimaan yang
memerlukan
perhitungan;
berada di tangan
Tim Peghitung
Kolekte.
Bertanggung jawab
melakukan
penghitungan
terhadap
penerimaan yang
memerlukan
perhitungan;
berada di tangan
Tim Penghitunga
Kolekte.
Sesuai.
(Fungsi
penghitungan
sudah dipegang
oleh Tim
Penghitung
Kolekte)
3 Fungsi
Penyimpanan
Bertanggung
jawab atas
penyimpanan
uang yang
diterima dan
disimpan dalam
brankas dan/atau
lainnya; berada di
tangan
Bendahara.
Bertanggung jawab
atas penyimpanan
uang yang diterima
dan disimpan
dalam brankas
dan/atau lainnya;
berada di tangan
Bendahara
Wilayah.
Sesuai
(Fungsi
Penyimpanan
sudah dipegang
oleh Bendahara)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 1. Perbandingan Fungsi Penerimaan Kas (Lanjutan)
4 Fungsi
Akuntansi
Bertanggung
jawab untuk
melakukan
pencatatan
penerimaan kas
dalam setiap
transaksi; berada
di tangan
Bendahara.
Bertanggung jawab
untuk melakukan
pencatatan
penerimaan kas
dalam setiap
transaksi; berada di
tangan Bendahara
Wilayah.
Sesuai.
(Fungsi
akuntansi sudah
dipegang oleh
Bendahara
Wilayah, karena
tidak memiliki
Sekretaris
Kantor Paroki)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
2. Perbandingan Dokumen Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah
Tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara dokumen-dokumen
yang digunakan dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 2. Perbandingan Dokumen Penerimaan Kas
No
Dokumen yang Digunakan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Berita Acara
Penghitungan
Kolekte
Dokumen ini
digunakan untuk
melakukan
pencatatan atas
penghitungan
kolekte, dokumen
ini sudah
memiliki format
tersendiri.
Terdapat dokumen
berita acara
penghitungan
kolekte yang
digunakan untuk
melakukan
pencatatan atas
perhitungan
kolekte; format
sesuai kebutuhan
wilayah.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menggunakan
Berita Acara
Penghitungan
Kolekte)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Tabel 2. Perbandingan Dokumen Penerimaan Kas (Lanjutan)
2 Tanda Terima Dokumen ini
digunakan untuk
melakukan
pencatatan atas
transaksi
penerimaan kas,
dan sebagai bukti
penerimaan kas.
Terdapat dokumen
tanda terima yang
digunakan untuk
melakukan
pencatatan
penerimaan kas,
dan sebagai bukti
transaksi.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menggunakan
tanda terima)
3 Catatan
Penerimaan
Dokumen ini
digunakan untuk
melakukan
pencatatan secara
rinci berikaitan
dengan
penerimaan kas
transaksi tertentu,
dokumen ini
sudah memiliki
format tertentu.
Terdapat dokumen
catatan penerimaan
yang digunakan
untuk melakukan
pencatatan secara
rutin berkaitan
dengam
penerimaan kas
tertentu.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menggunakan
catatan
penerimaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Tabel 2. Perbandingan Dokumen Penerimaan Kas (Lanjutan)
4 Bukti Kas
Masuk
Dokumen ini
digunakan
sebagai perintah
pencatatan
penerimaan kas.
Tidak terdapat
dokumen bukti kas
masuk. Perintah
pencatatan
berdasarkan tanda
terima atau bukti
transaksi
penerimaan
lainnya.
Tidak Sesuai.
(Gereja
Wilayah tidak
menggunakan
bukti kas
masuk, karena
perintah
pencatatan
berdasarkan
tanda terima
atau bukti
transaksi
lainnya)
5 Berita Acara
Penghitungan
Uang Parkir
Dokumen ini
digunakan
mencatat hasil
penghitungan
uang yang berasal
dari bantuan
parkir.
Terdapat dokumen
berita acara
penghitungan yang
parkir yang
digunakan untuk
mencatat hasil
penghitungan uang
yang berasal dari
bantuan parkir.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menggunakan
berita acara
penghitungan
yang parkir)
6 Bukti
Penerimaan
Pemakaian
Gereja dan
Wisma
- Gereja memiliki
formulir yang
berisi rincian
tagihan
penggunaan Gerja
dan Wisma.
-
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
3. Perbandingan Jurnal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja
Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara pencatatan
jurnal yang digunakan dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki.
Tabel 3. Perbandingan Jurnal Penerimaan Kas
No
Jurnal yang Digunakan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Jurnal
Penerimaan
Kas
Jurnal yang digunakan
terdiri dari dua atau
lebih akun yang ada
disesuaikan dengan
Sistem Akuntansi
Paroki. Dalam teori
yang ada terdapat dua
akun yang tersedia
yaitu, (D) kas
pengurus wilayah, dan
(K) untuk akun
penerimaan yang
sesuai dengan
jenisnya masing-
masing.
Tidak ada
pencatatan jurnal
pada prosedur
penerimaan kas.
Hal ini terjadi
karena Bendahara
langsung
melakukan
pencatatan dalam
buku besar kas
Tidak
Sesuai.
(tidak
menggunak
an
penjurnlan,
karena
langsung
melakukan
pencatatan
transaksi
pada buku
besar)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
4. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan ada atau tidaknya
buku kas sekretaris paroki yang digunakan pada praktik sistem akuntansi
penerimaan kas dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 4. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki
No
Buku Kas Sekretaris Paroki
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Buku Kas
Sekretaris
Paroki
Buku kas ini
digunakan untuk
mencatat rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
yang dikelola oleh
Sekretaris Kantor
Paroki.
Tidak terdapat
buku kas sekretaris
paroki atau dalam
praktik buku kas
sekretaris wilayah.
Hal ini dikarenakan
gereja wilayah
tidak memiliki
kantor
kesekretariatan.
Tidak dapat
diperbanding
kan.
Sumber: (Data Diolah Peneliti (2019))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
5. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan ada atau tidaknya
buku kas dewan paroki yang digunakan pada praktik sistem akuntansi
penerimaan kas dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 5. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki
No
Buku Kas Dewan Paroki
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi
Paroki
1 Buku Kas
Dewan
Paroki
Buku kas ini
digunakan untuk
mencatat rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
yang dikelola
oleh Dewan
Paroki.
Terdapat buku
kas dewan paroki
atau buku kas
pengurus wilayah
dalam praktiknya
yang digunakan
untuk mencatat
rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
gereja wilayah.
Sesuai.
(Terdapat buku kas
dewan paroki)
Sumber: (Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
6. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan posisi keuangan
yang ada dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas gereja wilayah di
Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 6. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Gereja Wilayah
No
Laporan Posisi Keuangan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan Posisi
Keuangan
Menyediakan
informasi
mengenai aset,
liabilitas, hubungan
diantara unsur-
unsur tersebut pada
waktu tertentu.
Menyediakan
informasi berkaitan
dengan rincian debit
dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya
serta memiliki saldo
akhir yang
menunjukkan jumlah
uang kas terbaru atau
rekapitulasi dari
catatan penerimaan
yang sudah tertulis
yang nantinya
menghasilkan
informasi saldo.
Tidak Sesuai.
(Gereja
memiliki format
tersendiri dalam
menyajikan
laporan
keuangan)
Sumber: (Data Diolah Peneliti (2019))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
7. Perbandingan Laporan Aktivitas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan aktivitas yang ada
dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas gereja wilayah di Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 7. Perbandingan Laporan Aktivitas Gereja Wilayah
No
Laporan Aktivitas yang digunakan
Praktik Keterangan
Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Aktivitas
Menyajikan
perubahan jumlah
aset neto selama satu
periode. Perubahan
aset neto dalam
laporan aktivitas
tercermin pada aset
neto atau ekuitas
dalam posisi
keuangan.
Menyediakan
informasi berkaitan
dengan rincian debit
dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya
serta memiliki saldo
akhir yang
menunjukkan jumlah
uang kas terbaru atau
rekapitulasi dari
catatan penerimaan
yang sudah tertulis
yang nantinya
menghasilkan
informasi saldo.
Tidak Sesuai.
(Gereja
memiliki format
tersendiri dalam
menyajikan
laporan
keuangan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
8. Perbandingan Laporan Arus Kas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan arus kas yang ada
dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas gereja wilayah di Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 8. Perbandingan Laporan Arus Kas Gereja Wilayah
No
Laporan Arus Kas yang digunakan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan Arus
Kas
Menyajikan
laporan penerimaan
dan pengeluaran
yang
diklasifikasikan
menurut: aktivitas
operasi, aktivitas
investasi, dan
aktivitas
pendanaan.
Menyajikan
informasi berkaitan
dengan rincian debit
dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya
serta memiliki saldo
akhir yang
menunjukkan jumlah
uang kas terbaru atau
rekapitulasi dari
catatan penerimaan
yang sudah tertulis
yang nantinya
menghasilkan
informasi saldo.
Tidak Sesuai.
(Gereja
memiliki format
tersendiri dalam
menyajikan
laporan
keuangan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
9. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan realisasi anggaran
yang ada dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas gereja wilayah di
Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 9. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran Gereja Wilayah
No
Laporan Realisasi Anggaran
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Realisasi
Anggaran
Menyajikan
perbandingan
anggaran yang telah
ditetapkan untuk
satu periode
akuntansi dengan
realisasinya.
Menyajikan
informasi berkaitan
dengan rincian debit
dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya
serta memiliki saldo
akhir yang
menunjukkan jumlah
uang kas terbaru atau
rekapitulasi dari
catatan penerimaan
yang sudah tertulis
yang nantinya
menghasilkan
informasi saldo.
Tidak Sesuai.
(Gereja
memiliki format
tersendiri dalam
menyajikan
laporan
keuangan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
10. Perbandingan Catatan Atas Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan catatan atas laporan
keuangan yang ada dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas gereja
wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 10. Perbandingan Catatan atas Laporan Keuangan Gereja Wilayah
No
Catatan Atas Laporan Keuangan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Catatan Atas
Laporan
Keuangan
Menyajikan
informasi berkaitan
dengan rekening/pos
dalam neraca,
laporan aktivitas dan
laporan arus kas
yang sifatnya
memberi penjelasan,
baik secara
kualitiatif maupun
kuantitatif.
Gereja Wilayah
tidak menyajikan
catatan laporan
keuangan untuk
mendukung laporan
keuangan yang telah
dibuat.
Tidak Sesuai.
(Gereja Wilayah
tidak
menyajikan
catatan atas
laporan
keuangan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
11. Perbandingan Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan jaringan prosedur
sistem akuntansi penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 11. Perbandingan Jaringan Prosedur Penerimaan Kas
No
Jaringan Prosedur
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Prosedur
Penghitungan
Fungsi
penghitungan
melakukan
penghitungan
terhadap
penerimaan
didalam kotak
kolekte,
melakukan
pengisian
dokumen berita
acara
penghitungan dan
menyerahkan
uang hitungan
beserta
dokumennya
kepada fungsi
penyimpanan.
Fungsi penghitungan
melakukan
penghitungan
terhadap penerimaan
yang menggunakan
kotak persembahan,
melakukan pengisian
berita acara
penghitungan serta
menyerahkan berita
acara kepada fungsi
penyimpanan.
Sesuai.
(Seluruh
Gereja telah
menerapkan
prosedur
penghitungan
dengan
benar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Tabel 11. Perbandingan Jaringan Prosedur Penerimaan Kas (Lanjutan)
2 Prosedur
Penerimaan
Fungsi
penerimaan
bertanggung
jawab melakukan
penerimaan uang,
membuat
dokumen tanda
terima serta
menyerahkan
uang beserta
tanda terima
kepada fungsi
penyimpanan.
Fungsi penerimaan
melakukan
penerimaan terhadap
penerimaan yang
diterima dari umat
namun tidak selalu
membuat tanda
terima selanjutnya
fungsi penerimaan
akan menyerahkan
uang beserta bukti
kepada fungsi
penyimpanan.
Tidak Sesuai.
(Gereja
Wilayah
tidak selalu
membuat
bukti terima
terhadap
penerimaan
yang terjadi)
3 Prosedur
Penyimpanan
Fungsi
penyimpanan
akan menerima
uang penerimaan
dan dokumen
terkait dari fungsi
penerimaan dan
penghitungan.
selanjutnya
menyerahkan
dokumen kepada
fungsi pencatatan.
Fungsi penyimpanan
akan menerima uang
beserta buktinya
(jika ada) dari fungsi
penghitungan dan
fungsi penerimaan.
Fungsi penyimpanan
akan menyimpan
uang yang diterima
ke dalam brankas
atau dalam tabungan.
Tidak Sesuai.
(Fungsi
penyimpanan
terkadang
hanya
menerima
uang
penerimaan
karena tidak
selalu
membuat
bukti terima)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Tabel 11. Perbandingan Jaringan Prosedur Penerimaan Kas (Lanjutan)
4 Prosedur
Pencatatan
Menerima
dokumen
penerimaan dari
fungsi
penyimpanan ,
membuat bukti
kas masuk, dan
melakukan
pencatatan.
Fungsi akuntansi
melakukan
pencatatan
berdasarkan bukti
yang diterima (jika
ada) dari fungsi
penghitungan dan
fungsi penerimaan.
Bukti kas masuk
menggunakan bukti
terima yang diterima
sebelumnya.
Tidak Sesuai.
(Gereja
Wilayah
terkadang
melakukan
pencatatan
berdasarkan
uang yang
diterima,
karena tidak
selalu
membuat
tanda terima)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
12. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal organisasi dalam praktik sistem akuntansi penerimaan kas Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 12. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Organisasi Pemisahan fungsi
yang berkaitan
dengan fungsi
penghitungan,
penerimaan,
penyimpanan, dan
akuntansi.
Tidak terdapat
pemisahan
terhadap fungsi
penyimpanan dan
akuntansi.
Tidak Sesuai.
(fungsi
penyimpanan
dan akuntansi
masih
dipegang oleh
Bendahara
Wilayah)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otoriasasi dan
Pencatatan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal sistem otorisasi dan pencatatan dalam praktik sistem akuntansi
penerimaan kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Sistem
Otoriasasi
dan
Pencatatan
Fungsi
penghitungan
bertanggung jawab
atas penghitungan
penerimaan
kolekte, membuat
bukti
penghitungan, dan
melakukan tanda
tangan dalam berita
acara penghitungan
kolekte.
Fungsi penghitungan
melakukan
penghitungan
penerimaan kolekte,
membuat berita
acara penerimaan
kolekte, dan
melakukan tanda
tangan berita acara
tersebut.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
sudah
menerapkan
pengendalian
internal sistem
otorisasi dan
pencatatan
dengan baik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Tabel 13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan (Lanjutan)
Fungsi penerimaan
bertanggung jawab
menerima uang
penerimaan bantuan
tunai, membuat bukti
terima, dan
melakukan tanda
tangan.
Fungsi penerimaan
bertanggung jawab
menerima uang
penerimaan
bantuan tunai,
namun tidak selalu
membuat tanda
terima.
Tidak Sesuai
(Gereja Wilayah
tidak selalu
membuat tanda
terima)
Pencatatan
berdasarkan tanda
terima atau bukti
transaksi penerimaan
yang diterima.
Pencatatan
berdasarkan tanda
terima atau bukti
transaksi
penerimaan dan
berdasarkan uang
yang diterima (jika
tidak ada tanda
terima).
Tidak Sesuai.
(Pencatatan tidak
selalu
berdasarkan bukti
terima, terkadang
berdasarkan uang
yang diterima
karena tidak
membuat bukti
terima)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal sistem praktik yang sehat dalam sistem akuntansi penerimaan kas
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki.
Tabel 14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Praktik
yang
Sehat
Transaksi penerimaan
yang terjadi selalu
didukung dengan
bukti penerimaan.
Setiap transaksi
penerimaan tidak
selalu didukung
dengan bukti
penerimaan.
Tidak Sesuai.
(fungsi penerimaan
terkadang hanya
menerima uang
saja dan tidak
membuat bukti
terima)
Penghitungan jumlah
uang yang berasal dari
fungsi penghitungan
dilakukan setiap
selesai misa
diselenggarakan.
Penghitungan
kolekte, selalu
dilaksanakan selesai
misa
diselenggarakan.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
sudah menerapkan
pengendalian
internal praktik
yang sehat dalam
penghitungan
kotak kolekte)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Tabel 14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat
(Lanjutan)
Bukti terima harus
bernomor urut cetak.
Tidak terdapat
nomor urut tercetak
dalam bukti terima.
Tidak Sesuai.
(belum ada
dokumen terformat
khusus, sehingga
tidak dapat
menggunakan
nomor urut
tercetak)
Tidak semua orang
bisa mengakses
simpanan penerimaan
kas yang telah
disimpan.
Akses keuangan
Gereja Wilayah di
Paroki Pugeran
berada di tangan
Bendahara Wilayah.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
telah menerapkan
pengendalian
internal praktik
yang sehat dalam
pengaksesan
penyimpanan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
D. Perbandingan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
1. Perbandingan Fungsi Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara fungsi-fungsi
dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 15. Perbandingan Fungsi Pengeluaran Kas
No
Fungsi yang Terkait
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Fungsi
Pengeluaran
Bertanggung jawab
mengeluarkan uang
atas permohonan dana
yang telah diajukan
pemohon; berada di
tangan Bendahara.
Bertanggung jawab
mengeluarkan uang
atas permohonan dana
yang telah diajukan
pemohon; berada di
tangan Bendahara
Wilayah.
Sesuai.
(Fungsi
pengeluaran
di Gereja
Wilayah
sudah sesuai
dengan
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi
Paroki)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Tabel 15. Perbandingan Fungsi Pengeluaran Kas (Lanjutan)
2 Fungsi
Akuntansi
Bertanggung jawab
untuk melakukan
pencatatan dalam
setiap transaksi
pengeluaran kas;
berada di tangan
Bendahara.
Bertanggung jawab
melakukan pencatatan
dalam setiap transaksi
pengeluaran kas;
berada di tangan
Bendahara Wilayah.
Sesuai.
(fungsi
akuntansi di
Gereja
Wilayah
sudah dicatat
oleh
Bendahara,
karena tidak
memiliki
Sekretaris
Kantor)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
2. Perbandingan Dokumen Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah
Tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara dokumen-dokumen
yang digunakan dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 16. Perbandingan Dokumen Pengeluaran Kas
No
Dokumen yang Digunakan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Proposal atau
Dokumen
Permohonan
Dokumen ini
digunakan sebagai
bukti permohonan
dana yang diajukan
oleh pihak yang
berkepentingan
yang isinya
meliputi rincian
kegiatan dan
rincian dana.
Terdapat dokumen
proposal atau dokumen
permohonan yang
digunakan sebagai bukti
permohonan dana yang
diajukan oleh pihak
yang berkepentingan
yang isinya meliputi
rincian kegiatan dan
rincian dana.
Sesuai.
(Terdapat
dokumen
proposal dan
dokumen
permohonan
untuk
mengajukan
permohonan
dana.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Tabel 16. Perbandingan Dokumen Pengeluaran Kas (Lanjutan)
2 Tanda Bayar Dokumen ini
digunakan untuk
mencatat uang
yang diberikan
kepada pihak
pemohon, atas
permohonan dana
yang diajukan.
Terdapat dokumen
tanda bayar yang
digunakan untuk
mencatat uang yang
diberikan kepada pihak
pemohon, atas
permohonan yang
diajukan.
Sesuai.
(Terdapat
dokumen tanda
bayar untuk
mencatat
pengeluaran
kas)
3 Bukti Kas
Keluar
Dokumen ini
digunakan sebagai
perintah pencatatan
terhadap
pengeluaran kas
yang terjadi.
Tidak terdapat
dokumen bukti kas
keluar. Perintah
pencatatan
menggunakan bukti
transaksi pengeluaran
kas (nota, kuitansi, dll)
Tidak Sesuai.
(Tidak
memiliki
dokumen bukti
kas keluar,
pencatatan
menggunakan
bukti transaksi
pengeluaran
kas)
4 Laporan
Pertanggung
jawaban
Dokumen
digunakan untuk
melaporkan
penggunaan uang
yang telah
digunakan oleh
pemohon dan untuk
memverifikasi
terhadap proposal
yang diajukan.
Terdapat dokumen
laporan
pertanggungjawaban
yang digunakan untuk
melaporkan
penggunaan uang yang
telah digunakan dan
untuk memverifikasi
terhadap proposal yang
diajukan sebelumnya.
Sesuai.
(Terdapat
dokumen
laporan
pertanggungja
waban)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
3. Perbandingan Jurnal Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja
Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan antara pencatatan
jurnal yang digunakan dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki.
Tabel 17. Perbandingan Jurnal Pengeluaran Kas
No
Jurnal yang Digunakan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Jurnal
Pengeluaran
Kas
Jurnal yang
digunakan terdiri dari
dua atau lebih akun
yang ada disesuaikan
dengan Sistem
Akuntansi Paroki.
Dalam teori yang ada
terdapat dua akun
yang tersedia yaitu,
(D) untuk jenis akun
pengeluaran yang
terjadi, dan (K) untuk
akun kas pengurus
wilayah
Tidak terdapat
pencatatan jurnal
pada prosedur
penerimaan kas.
Hal ini terjadi
karena Bendahara
langsung
melakukan
pencatatan dalam
buku besar atau
laporan keuangan.
Sehingga tidak
melakukan
pencatatan
penjurnalan.
Tidak Sesuai
(Gereja tidak
membuat
penjurnalan
karena
langsung
melakukan
pencatatan
dalam buku
besar atau
laporan
keuangan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
4. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan ada atau tidaknya
buku kas sekretaris paroki yang digunakan pada praktik sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 18. Perbandingan Buku Kas Sekretaris Paroki Gereja Wilayah
No
Buku Kas Sekretaris Paroki
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Buku Kas
Sekretaris
Paroki
Buku kas ini
digunakan untuk
mencatat rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
yang dikelola oleh
Sekretaris Kantor
Paroki.
Tidak terdapat buku
kas sekretaris paroki
atau dalam praktik
buku kas sekretaris
wilayah.
Hal ini dikarenakan
gereja wilayah tidak
memiliki kantor
kesekretariatan.
Tidak dapat
diperbandingkan
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
5. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini, menyajikan perbandingan ada atau tidaknya
buku kas dewan paroki yang digunakan pada praktik sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 19. Perbandingan Buku Kas Dewan Paroki Gereja Wilayah
No
Buku Kas Dewan Paroki
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi
Paroki
1 Buku Kas
Dewan
Paroki
Buku kas ini
digunakan untuk
mencatat rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
yang dikelola
oleh Dewan
Paroki.
Terdapat buku
kas dewan paroki
atau buku kas
pengurus wilayah
dalam praktiknya
yang digunakan
untuk mencatat
rincian
penerimaan dan
pengeluaran kas
gereja wilayah.
Sesuai.
(Terdapat buku kas
dewan paroki)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
6. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan posisi keuangan
yang ada dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas gereja wilayah
di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 20. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Gereja Wilayah
No
Laporan Posisi Keuangan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Posisi
Keuangan
Menyediakan
informasi mengenai
aset, liabilitas,
hubungan diantara
unsur-unsur
tersebut pada waktu
tertentu.
Menyajikan informasi
berkaitan dengan rincian
debit dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya serta
memiliki saldo akhir
yang menunjukkan
jumlah uang kas terbaru
atau rekapitulasi dari
catatan penerimaan yang
sudah tertulis yang
nantinya menghasilkan
informasi saldo.
Tidak Sesuai
(gereja
memiliki
format
laporan
keuangan
tersendiri)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
7. Perbandingan Laporan Aktivitas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan aktivitas yang ada
dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas gereja wilayah di Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 21 Perbandingan Laporan Aktivitas Gereja Wilayah
No
Laporan Aktivitas
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Aktivitas
Menyajikan
perubahan jumlah
aset neto selama
satu periode.
Perubahan aset
neto dalam laporan
aktivitas tercermin
pada aset neto atau
ekuitas dalam
posisi keuangan.
Menyajikan informasi
berkaitan dengan rincian
debit dan kredit yang
disusun berdasarkan waktu
transaksinya serta
memiliki saldo akhir yang
menunjukkan jumlah uang
kas terbaru atau
rekapitulasi dari catatan
penerimaan yang sudah
tertulis yang nantinya
menghasilkan informasi
saldo.
Tidak Sesuai
(gereja
memiliki
format
laporan
keuangan
tersendiri)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
8. Perbandingan Laporan Arus Kas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan arus kas yang ada
dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas gereja wilayah di Paroki
Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 22 Perbandingan Laporan Arus Kas Gereja Wilayah
No
Laporan Arus Kas
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Arus
Kas
Menyajikan laporan
penerimaan dan
pengeluaran yang
diklasifikasikan
menurut: aktivitas
operasi, aktivitas
investasi, dan
aktivitas pendanaan.
Menyajikan informasi
berkaitan dengan rincian
debit dan kredit yang
disusun berdasarkan
waktu transaksinya serta
memiliki saldo akhir yang
menunjukkan jumlah
uang kas terbaru atau
rekapitulasi dari catatan
penerimaan yang sudah
tertulis yang nantinya
menghasilkan informasi
saldo.
Tidak Sesuai
(gereja
memiliki
format
laporan
keuangan
tersendiri)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
9. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan realisasi anggaran
yang ada dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas gereja wilayah
di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 23. Perbandingan Laporan Realisasi Anggaran Gereja Wilayah
No
Laporan Realisasi Anggaran
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Laporan
Realisasi
Anggaran
Menyajikan
perbandingan
anggaran yang
telah ditetapkan
untuk satu
periode akuntansi
dengan
realisasinya.
Menyajikan informasi
berkaitan dengan rincian
debit dan kredit yang
disusun berdasarkan waktu
transaksinya serta memiliki
saldo akhir yang
menunjukkan jumlah uang
kas terbaru atau
rekapitulasi dari catatan
penerimaan yang sudah
tertulis yang nantinya
menghasilkan informasi
saldo.
Tidak Sesuai
(gereja
memiliki
format
laporan
keuangan
tersendiri)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
10. Perbandingan Catatan Atas Laporan Keuangan Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan laporan catatan atas laporan
keuangan yang ada dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas gereja
wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 24 Perbandingan Catatan Atas Laporan Keuangan Gereja Wilayah
No
Catatan Atas Laporan Keuangan
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Catatan
Atas
Laporan
Keuangan
Menyajikan informasi
berkaitan dengan
rekening/pos dalam
neraca, laporan
aktivitas dan laporan
arus kas yang sifatnya
memberi penjelasan,
baik secara kualitiatif
maupun kuantitatif.
Gereja Wilayah
tidak menyajikan
catatan laporan
keuangan untuk
mendukung laporan
keuangan yang
telah dibuat.
Tidak Sesuai.
(gereja
memiliki
format
laporan
keuangan
tersendiri)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
11. Perbandingan Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan jaringan prosedur
sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran
dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 25. Perbandingan Jaringan Prosedur Pengeluaran Kas
No
Jaringan Prosedur
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Prosedur
Pengeluaran
Fungsi pengeluaran
bertanggung jawab
mengeluarkan tanda
bayar serta
menyerahkan uang
permohonan kepada
sekretaris kantor untuk
diserahkan kepada
pemohon.
Fungsi pengeluaran
mengeluarkan tanda
bayar serta
menyerahkan uang
langsung kepada
pihak pemohon. Hal
ini dikarenakan,
Gereja Wilayah
tidak memiliki
sekretaris kantor.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
melaksanakan
prosedur
pengeluaran)
2 Prosedur
Pencatatan
Fungsi akuntansi
bertanggung jawab
membuat bukti kas
keluar berdasarkan
bukti tanda bayar.
Berdasarkan bukti kas
keluar tersebut
melakukan pencatatan.
Fungsi akuntansi
melakukan
pencatatan
berdasarkan tanda
bayar yang juga
merupakan bukti kas
keluar.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
melakukan
prosedur
pencatatan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
12. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal organisasi dalam praktik sistem akuntansi pengeluaran kas Gereja
Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Paroki.
Tabel 26. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Organisasi
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Organisasi Terdapat emisahan
fungsi yang
berkaitan dengan
fungsi pengeluaran
dan akuntansi
Tidak terdapat
pemisahan fungsi
antara fungsi
pengeluaran dan
akuntansi.
Tidak Sesuai.
(fungsi pengeluaran
dan fungsi
akuntansi berada di
tangan Bendahara
Wilayah)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
13. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otoriasasi dan
Pencatatan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal sistem otorisasi dan pencatatan dalam praktik sistem akuntansi
pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk
Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Tabel 27 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Sistem
Otorisasi
dan
Pencatatan
Pemohon mengajukan
proposal atau
dokumen permohonan
yang telah disetujui
oleh koordinator
wilayah untuk
mengajukan
permohonan dana.
Pemohon mengajukan
proposal atau
dokumen permohonan
yang telah disetujui
oleh koordinator
wilayah untuk
mengajukan
permohonan dana.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menerapkan
pengendalian
internal sistem
otoriasasi dan
pencatatan)
Fungsi pengeluaran
membuat bukti
transaksi
menggunakan
dokumen tanda bayar
dan melakukan tanda
tangan dalam
dokumen tersebut.
Fungsi pengeluaran
membuat bukti
transaksi
menggunakan
dokumen tanda bayar
dan melakukan tanda
tangan dalam
dokumen tersebut.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menerapkan
pengendalian
internal sistem
otoriasasi dan
pencatatan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Tabel 27 Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Sistem Otorisasi dan
Pencatatan (Lanjutan)
Fungsi pencatatan
melakukan pencatatan
berdasarkan bukti
transaksi yang sudah
terotorisasi.
Fungsi pencatatan
melakukan pencatatan
berdasarkan bukti
transaksi yang sudah
diotorisasi.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menerapkan
pengendalian
internal sistem
otoriasasi dan
pencatatan)
Penyerahan laporan
pertanggungjawaban
dilampiri dengan bukti
transaksi dan disetujui
oleh Koordinator
Wilayah.
Laporan
pertangungjawaban
sudah dilampiri
dengan bukti transaksi
dengan persetujuan
koordinator wilayah.
Sesuai.
(Gereja
Wilayah sudah
menerapkan
pengendalian
internal sistem
otoriasasi dan
pencatatan)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
14. Perbandingan Unsur Pengendalian Internal Praktik yang Sehat
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Dalam tabel di bawah ini menyajikan perbandingan unsur pengendalian
internal sistem praktik yang sehat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
Tabel 28. Perbandingan Internal Praktik yang Sehat Gereja Wilayah
No
Unsur Pengendalian Internal
Praktik Keterangan Jenis
Petunjuk
Pelaksanaan
Akuntansi Paroki
1 Praktik
yang
Sehat
Transaksi
pengeluaran yang
terjadi selalu
didukung dengan
bukti pengeluaran.
Setiap transaksi
pengeluaran selalu
didukung oleh bukti
pengeluaran.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
sudah menerapkan
pengendalian internal
sistem praktik yang
sehat)
Bukti pengeluaran
harus bernomor
urut cetak.
Bukti pengeluaran
tidak memiliki
nomor urut tercetak.
Namun diurutkan
sesuai dengan
tanggal transaksi.
Tidak Sesuai.
(dokumen belum
memiliki format
khusus, sehingga tidak
dimungkinkan
menggunakan nomor
urut tercetak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Tabel 28. Perbandingan Internal Praktik yang Sehat Gereja Wilayah
(Lanjutan)
Adanya
pencocokan
antara jumlah
pengeluaran
dengan bukti
pengeluaran
beserta buktinya
(nota, kuitansi,
foto)
Selalu ada
pencocokan antara
jumlah pengeluaran
dan bukti
pengeluaran.
Terutama dalam
pengeluaran sistem
reimbursement.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
sudah menerapkan
pengendalian
internal sistem
praktik yang sehat)
Brankas hanya
boleh dibuka oleh
Bendahara
Wilayah.
Pengelolaan dan
akses keuangan
terutama brankas
dipegang oleh
Bendahara Wilayah.
Sesuai.
(Gereja Wilayah
sudah menerapkan
pengendalian
internal sistem
praktik yang sehat)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2019)
E. Pembahasan Hasil Analisis Perbandingan Sistem Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Gereja Wilayah
Analisis data penelitian ini berdasarkan pada unsur-unsur akuntansi yang
terdapat di Gereja Wilayah Paroki Pugeran Yogyakarta. Berdasarkan hasil
perbandingan dan analisis, sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran Yogyakarta tidak sepenuhnya sesuai
dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Hasil penelitian dalam penggunaan dokumen, masih terdapat beberapa
Gereja Wilayah yang belum menggunakan dokumen-dokumen yang
diperlukan dalam sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Bukti
Kas Masuk (BKM) dan Bukti Kas Keluar (BKK) masih belum digunakan
oleh seluruh Gereja Wilayah. Perintah pencatatan yang seharusnya
menggunakan BKM dan BKK, masih menggunakan bukti transaksi yang
tersedia. Selanjutnya catatan penerimaan belum digunakan secara menyeluruh
oleh Gereja Wilayah, hanya terdapat satu Gereja yang menggunakan catatan
penerimaan untuk merinci penerimaan yang terjadi selebihnya langsung
melakukan pencatatan dalam buku kas.
Hasil penelitian mengenai penggunaan catatan akuntansi penjurnalan,
Gereja Wilayah tidak melakukan penjurnalan terhadap setiap transaksi yang
terjadi sebelum masuk kedalam buku kas. Hal ini terjadi karena Gereja
Wilayah langsung melakukan pencatatan terhadap transaksi yang terjadi pada
buku kas pengurus wilayah.
Laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja Wilayah tidak
mencerminkan laporan keuangan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, laporan realisasi anggaran, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan yang disajikan oleh Gereja Wilayah terbatas pada penyajian urutan
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, dan pengaruhnya terhadap saldo
kas. Praktik penyajian laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Perbandingan jaringan prosedur yang ada, dalam praktiknya terdapat
ketidaksesuaian terhadap jaringan prosedur penerimaan, penyimpanan, serta
pencatatan. Dalam hal ini ketidaksesuaian terletak pada tidak rutinnya fungsi
penerimaan dalam jaringan prosedur penerimaan membuat bukti transaksi,
padahal dalam Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki fungsi penerimaan
wajib membuat bukti transaksi. Hal tersebut mempengaruhi jaringan prosedur
penyimpanan dan pencatatan, sehingga jaringan prosedur tersebut hanya
menerima uang dan tidak menerima bukti transaksi. Sehingga hal tersebut
tidak sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
Dalam perbandingan dan analisis, memperlihatkan bahwa Gereja Wilayah
masih belum menerapkan pengendalian internal. Dilihat dari unsur
pengendalian internal organisasi, masih terdapat fungsi yang dipegang oleh
Bendahara Wilayah saja yaitu fungsi penyimpanan dan pencatatan.
Selanjutnya dalam unsur pengendalian internal sistem otorisasi dan
pencatatan penerimaan kas, fungsi penerimaan tidak membubuhkan tanda
tangan karena tidak selalu membuat bukti terima sehingga mempengaruhi
pencatatan yang dicatat hanya berdasarkan uang yang diterima. Serta unsur
pengendalian internal praktik yang sehat, memperlihatkan bahwa dokumen
yang dikeluarkan oleh Gereja Wilayah tidak semuanya menggunakan nomor
urut tercetak, hal ini dikarenakan masih terdapat Gereja Wilayah yang masih
menggunakan dokumen umum (kuitansi) untuk melakukan pencatatan
transaksi. Sehingga praktik pengendalian internal tersebut tidak sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif
(2009), yaitu tidak adanya pemisahan tanggung jawab, pencatatan yang masih
dilakukan oleh satu orang saja, dan tidak adanya penomoran dalam kuitansi
sistem akuntansi penerimaan kas. Selain itu dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas, ketidaksesuaian terdapat pada tidak adanya pemisahan
tanggung jawab antar fungsi serta masih terpusatnya pencatatan.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aginowo (2013), yaitu pengendalian internal pada sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak sesuai dengan teori berkitan
dengan organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta praktik
yang sehat.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Eftita
(2018) dan Siahaan (2018), yaitu beberapa dokumen yang tidak memiliki
nomor urut, catatan akuntansi yang tidak digunakan oleh Gereja serta fungsi
yang masih dipegang oleh satu orang saja.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan Yudiasti (2013), yaitu
penghitungan kolekte yang tidak dilakukan setelah akhir misa. Sedangkan
dalam penelitian ini, kolekte selalu dihitung setelah misa selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbandingan dan analisis yang dilakukan,
kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas Gereja Wilayah di Paroki Pugeran Yogyakarta tidak
sepenuhnya sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Paroki,
ketidaksesuaian tersebut terdapat pada:
1. Dokumen Bukti Kas Masuk (BKM) dan Bukti Kas Keluar (BKK)
masih belum digunakan oleh Gereja Wilayah di Paroki Pugeran. Serta
catatan penerimaan yang hanya digunakan di beberapa Gereja saja.
2. Catatan akuntansi penjurnalan yang tidak digunakan
3. Penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan teori, terbatas
pada penyajian urutan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, dan
pengaruhnya terhadap saldo kas.
4. Jaringan prosedur penerimaan yang tidak melakukan
tanggungjawabnya yaitu membuat bukti transaksi mempengaruhi
jaringan prosedur selanjutnya yaitu penyimpanan dan pencatatan
sehingga tidak dapat menyimpan atau mencatat berdasarkan bukti
transaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
5. Unsur pengendalian internal organisasi, unsur pengendalian internal
sistem otorisasi dan pencatatan, serta unsur pengendalian internal
praktik yang sehat belum diterapkan seluruhnya..
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneilitan ini, terletak pada perbedaan istilah
dokumen dan penyebutan laporan keuangan yang terdapat di beberapa
Gereja Wilayah. Misalnya berkaitan dengan Berita Acara Penghitungan
Kolekte, Gereja Wilayah Padokan menyebutkan rekapitulasi kolekte, dana
pembangunan, dan panduan sedangkan Gereja Wilayah Bangunharjo
menyebutkan register penghitungan kolekte. Selanjutnya berkaitan dengan
penyebutan laporan keuangan, Gereja Wilayah Bangunharjo menyebutkan
sebagai buku kas.
Terdapat nominal yang terlalu kecil dalam pecahan koin di Berita
Acara Penghitungan Kolekte pada gambar 10 yang dianggap sudah tidak
relevan lagi dengan kondisi sekarang yang lebih banyak menggunakan
uang kertas dan/atau uang koin namun dengan nominal yang tidak terlalu
kecil.
C. Saran
Gereja Wilayah di Paroki Pugeran sangat disarankan untuk melengkapi
dokumen yang harus dilengkapi oleh masing-masing Gereja Wilayah
terutama BKM, BKK, dan Catatan Penerimaan. Menggunakan catatan
akuntansi berupa penjurnalan. Mulai menerapkan penyajian laporan
keuangan sesuai dengan teori agar laporan keuangan dapat lengkap dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
jelas. Memperhatikan tanggungjawab dari setiap jaringan prosedur, agar
memperlancar siklus dari masing-masing prosedur. Menerapkan
pengendalian internal berkaitan dengan unsur organisasi, unsur sistem
otorisasi dan pencatatan, serta unsur praktik yang sehat.
Diusulkan untuk menghapus nominal pecahan koin yang terlalu kecil
dalam dokumen berita acara penghitungan kolekte pada gambar 10 karena
sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang. Jika akan
mencantumkan nominal pecahaan, dapat dicantumkan yang masih sering
digunakan atau dicantumkan dalam bentu akumulasi nominal pecahaan
koin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki.2012. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.
BPFE, Yogyakarta.
Danang, Sunyoto. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. CAPS, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. IAI, Jakarta
Indra, Bastian. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.
Indra, Bastian. 2007. Akuntansi Untuk LSM dan Partai Politik. Erlangga, Jakarta
Jusup, Haryono .2011.Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi 7. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Keuskupan Agung Semarang. 2013. Pedoman Dasar Dewan Paroki Kesukupan
Agung Semarang dan Penjelasannya.
Mahsun, Moh., Sulistiyowati, Firma., dan Purwanugraha, Heribertus Andre. 2011.
Akuntansi Sektor Publik. Edisi Tiga. BPFE, Yogyakarta.
Mahsun, Moh., Sulistiyowati, Firma., dan Purwanugraha, Heribertus Andre. 2007.
Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Salemba Empat, Jakarta.
Nainggolan, Pahala. 2005. Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. USC-
SATUNAMA, Yogyakarta.
Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul John. 2015. Sistem Informasi
Akuntansi. Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta.
Spillane, James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2018. Buku Akuntansi Penerimaan.
Kanisius, Yogyakarta. (unpublish document)
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2018. Buku Akuntansi Beban
Kanisius, Yogyakarta. (unpublish document)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2018. Petunjuk Teknis Keuangan
dan Akuntansi Paroki no.1. Kanisius, Yogyakarta.
Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2018. Petunjuk Pelaksanaan
Akuntansi Paroki. Kanisius, Yogyakarta.
TMBooks. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Warren Carl S, James M.Reeve, dan Jonathan E. Duchac. 2017. Pengantar
Akuntansi 1. Salemba Empat, Jakarta.
Winarno, Wing Wahyu. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 1. Draft Wawancara Dengan Bendahara Bangunharjo
Bendahara Bangunharjo : Ibu Titik
Penanya : Albertus Henri
Data diambil : Senin, 11 Februari 2019
Penanya : Bagaimana pemberian subsidi kepada panita natal atau paskah?
Apakah murni pengeluaran wilayah?
Ibu Titik :iya, karena yang kita punya kita pakai untuk itu.
Penanya : kalau sisa bu?
Ibu Titik : masuk ke kas lagi, nanti kan kita pakai itu. Misalkan nanti habis
15 juta pakai kas bendahara dulu to, nah nanti kan ada pemasukan
lagi dari kolekte atau dari mana, pas hari besar kan kolektenya
pasti lebih besar. Istilahnya tambal sulam. Kecuali ada donatur,
akan dimasukkan. Untuk hari besar keuangan murni dari wilayah,
ya panitianya ya pengurus harian wilayah.
Penanya : ibu, apakah disini ada karyawan?
Ibu Titik : ada, itu yang penjaga malam Cuma satu selama ini.
Penanya : itu ada gajinya juga bu? Bagaimana cara mencairkan gaji
tersebut?
Ibu Titik : dari Kas Wilayah dari Bendahara, jadi setiap bulan kan ada
posnya untuk gaji karyawan atau gaji petugas kalo disini jaga
malam istilahnya.
Penanya : jadi nanti dari Ibu akan mengeluarkan kuitansi sebagai tanda
bayar dan tanda tangan ya?
Ibu Titik : iya pasti, setiap bulan pasti. Kuitansi seperti biasa, nanti dianya
yang tanda tangan. Jadi yang pegang hanya bendahara. Pencairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
dan perhitungannya setiap tanggal satu, karena kebetulan dia
mintanya juga tanggal satu.
Penanya : jika pembelian hosti dan anggur bu?
Ibu Titik : ada , dari tim paramenta
Penanya : bagaimana prosedurnya bu?
Ibu Titik : prosedurnya sama seperti tadi, jadi pakai uang pribadi dulu nanti
baru ditukar ke Bendahara. Tergantung habisnya berapa to, nanti
mereka beli dulu, terus tukar nota. Ya saya menukarnya
berdasarkan kuitansi mereka.
Penanya : apakah prosedur ini digunakan juga untuk pengeluaran tata altar
dan alat liturgi?
Ibu Titik : iya, seluruh pengeluaran yang ada di Bangunharjo itu sama
prosedurnya, kecuali kadang misalnya sudah tau pembeliannya
atau ini perlu beli dan sutau tau harganya, itu minta dulu ke
Bendahara Wilayah. Kalo hosti kan cuma sedikit-sedikit, tapi kalo
banyak kadang minta dulu baru beli.
Penanya : untuk pembayaran biaya cetak panduan misa bagaimana bu?
Ibu Titik :kita mengambil dari paroki, dan melakukan pembayaran setiap
satu tahun sekali. Kalo nomilanya saya lupa berapa, tapi satu tahun
sekali bayarnya.
Penanya : untuk prosedurnya bagaimana bu?
Ibu Titik : itu nanti saya mencarikan uang biasa dari Kas Wilayah nanti saya
langsung ke Paroki, dan nanti ada tanda terima dari Paroki dan
nanti dicatat sesuai dengan tanda terima tersebut.
Penanya : untuk perlengkapan kebersihan gereja bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Ibu Titik : semua sama, ada tim rumah tangga kan. Kadang minta dulu atau
gini kalo sudah pasti yang dibeli mereka minta dulu nanti saya
tinggal meminta notanya nanti saya cocokan dengan notanya.
Penanya : apakah disini ada bukti kas keluar atau bukti kas masuk? Untuk
perintah pencatatan gitu bu....
Ibu Titik : oh tidak ada, jadi langsung masuk atau keluar menggunakan bukti
bulanan itu..
Penanya : untuk biaya transportasi yang digunakan untuk antar-antar gitu
bagaimana prosedurnya?
Ibu Titik : itu pasti ada, jadi nanti yang membutuhkan biaya transportasi
nanti mereka mengajukan ke ketua wilayah, nanti dari ketua
wilayah akan memberikan memo ke Bendahara. Nanti notanya
baru saya catat. Kalo misalkan yang besa
Penanya : jika ada perbaikan atau renovasi bagaimana perosedrunya?
Ibu Titik : itu dari tim sarpras. Kalo yang besar misalnya memasang plafon,
kita rapatkan di pengurus harian. Tim sarpras mengajukan
anggaran biaya, disetujui atau endaknya sama pengurus harian
wilayah sama dilihat keuangannya ada atau endak. Kali misalnya
di acc, nanti pengurus harian dan tim sarpras membangun itu.
Termasuk dengan perawatan.
Penanya : apakah ada pengeluaran unuk PBB?
Ibu Titik : ada, sejak dulu selalu membayar pajak PBB. Nanti pebayarannya
langsung dari saya.
Penanya : saya mohon izin untuk melakukan dokumentasi dokumen yang
ada di Bangunharjo ya bu..
Ibu Titik : Silakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Penanya : apakah ada catatan atau dokumen lain bu?
Ibu Titik : ini ada buku bank, tapi kalo bendahara tidak pernah pegang
atmnya karena ada di sekretaris dan wakil ketua, jadi bendahara
hanya pegang bukunya. Jadi sama-sama gak bisa ngambil,
bendahara cuma bisa masukin yang ngambil harus tanda tangan
dua orang, yaitu wakil dan sekretaris dan seizin ketua wilayah.
Setornya tergantung keuangan, namun wilayah punya kas kecil.
Ibu Titik : ada lagi buku sarpras, yang digunakan untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran sarpras. Biasanya pencatatan tuh
sarpras, kolekte pertama, kolekte kedua, dan panduan. Jadi nanti
dibuat sendiri-sendiri, baru dipadukan dalam laporan keuangan
perbulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 2. Draft Wawancara Dengan Bendahara Brayat Minulya
Bendahara Bangunharjo : Mbak Cici
Penanya : Albertus Henri
Data diambil : Sabtu, 2 Februari 2019 dan Minggu 24 Februari 2019
Penanya :ini untuk penerimaan kolekte satu, dokumen yang digunakan apa
saja ya?
Mbak Cici : ada berita acara penghitungan kolekte,
Penanya : setelah itu prosedur selanjutnya bagaimana?
Mbak Cici : diserahkan kepada Bendahara
Penanya : apakah ada dokumen penerimaan lainnya?
Mbak Cici : berita acara terus ada yang menerima juga sudah diterapkan.
Penanya : bagaimana pencatatannya?
Mbak Cici : langsung dicatat dalam buku kas, nanti saldonya berapa dicatat.
Penanya : apakah ada buku besar?
Mbak Cici : karepe yo buku besar, tapi bukan buku besar sih, rekapan
Penanya : siapa yang menuliskan berita acara?
Mbak Cici : wilayah yang bertugas tata tertib
Penanya : apakah ketika berita acara diserahkan ke bendahara ada tanda
tangan koordinator wilayah?
Mbak Cici : tidak, koordinator wilayah hanya tanda tangan pada laporan
keuangan.
Penanya : untuk kolekte misa hari besar bagaimana prosedurnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Mbak Cici : sama, dihitung oleh wilayah yang bertugas dan membuat berita
acara.
Penanya : apakah berita acaranya sama?
Mbak Cici : sama
Penanya : untuk kolekte misa hari raya masuk ke panitia atau ke bendahara
wilayah?
Mbak Cici : bendahara, langsung dicatat di buku kas.
Penanya : jika ada yang hendak meminjam gereja atau aula dan ikut
membayar biaya pemakaian gereja, bagaimana prosedurnya?
Mbak Cici : sama, nanti ada formnya terus nati masuk ke bendahara dicatat
dibuku kas.
Penanya : nanti formnya diambil dimana?
Mbak Cici : di koordinator wilayah, nanti diisi oleh pemakai gereja.
Penanya : setelah itu diserahkan kemana?
Mbak Cici : ke koordinator wilayah, lalu ke bendahara. Dengan catatan tidak
harus mengisi nominal uang.
Penanya : untuk pencatatan apakah digabung atau dipisah?
Mbak Cici : dipisah, ada dua operasional sama pemeliharaan.
Penanya : untuk penerimaan parkir, bagaimana prosedurnya?
Mbak Cici : sama, ngitung duit sama yang jaga parkir, buat berita acara, nanti
dikasih ke bendahara.
Penanya : ada formnya tersendiri?
Mbak Cici : ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Penanya : untuk kolekte kedua, apakah prosedurnya sama?
Mbak Cici : sama dengan kolekte pertama.
Penanya : apakah ada yang diserahkan ke paroki?
Mbak Cici : saat ini ada, bersifat kondisional karena sedang ada
pembangunan. Jika tidak ada permintaan ya tidak.
Penanya : apakah ada persembahan bulanan untuk pembangunan?
Mbak Cici : ada, berasal dari lingkungan. Nanti masuk ke bendahara,
bendahara membuat tanda terima, masuk kas.
Penanya : bukti tanda terima menggunakan kuitansi biasa atau form khusus?
Mbak Cici : form khusus, form tanda terima.
Penanya :untuk bantuan bebas pembangunan yang berasal dari donatur,
bagaimana prosedurnya?
Mbak Cici : sama seperti persembahan bulanan.
Penanya : apakah bisa melihat bukti fisik dokumen yang digunakan?
Mbak Cici :yang mana, silakan.
Penanya :untuk selanjutnya pengeluaran yang dilakukan oleh setiap tim
kerja bagaimana perosedurnya?
Mbak Cici : jadi selama sudah komunikasi dengan korwil, nanti ke bendahara,
terus menggunakan tanda bayar
Penanya : komunikasi apakah dengan menggunakan proposal?
Mbak Cici : tidak selalu, Cuma biasanya sesuai kesepakatan diawal tahun
sesuai dengan RAB. Ya jadi setiap bulan, ini disubsidi berapa, ini
disubsidi berapa jadi gitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Penanya :jadi penyerahannya menggunakan tanda bayar ya mbak, apakah
sudah ada formatnya?
Mbak Cici :ada formatnya.
Penanya : apakah berlaku semua untuk semua tim kerja?
Mbak Cici : iya
Penanya : untuk panitia paskah atau natal, apakah ada subsidi yag diberikan
oleh gereja?
Mbak Cici : jadi untuk panitia ada bergantian dari gereja wilayah. Bisanya
mengajukan proposal pengeluaran dan penerimaan, tapi kalo dari
kami subsidinya sudah pasti
Penanya :jadi yang mengeluarkan dari Mbak Cici ya?
Mbak Cici : iya
Penanya : untuk pengeluaran karyawan untuk gaji atau tinjangan bagaimana
prosedurnya?
Mbak Cici : sama nanti langsung dicatat dalam pengeluaran menggunakan
tanda bayar
Penanya : selanjutnya untuk pembelian hosti anggur lilin? Bagaimana
prosedur pencairan dananya?
Mbak Cici : itu dari paramenta, biasanya ada bon satu bulan terus nanti ditukar
Penanya :nanti untuk pembayaran lembaran misa, bentu tagihannya
bagaimana ya?
Mbak Cici : bukan tagihan sih, jadi sana tidak menagih tapi dikira-kira sendiri
Penanya :untuk pembeliat alat kebersihan bagaimana prosedurnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Mbak Cici : bisa menggunakan bon kondisional, soalnya kalo alat kebersihan
kan tidak mesti beli, artinya kan beli sekali bisa digunakan untuk
beberapa bulan.
Penanya : jika untuk pembayara listrik bagaimana?
Mbak Cici : melalui tim kerja rumah tangga, kesepakatannya rumah tangga
diberikan bon sejumlah sekian. Jika sisa dikembalikan atau
ditambah.
Penanya : baik, apakah bisa melihat dokumen yang diguanakan?
Mbak Cici : silakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 3. Draft Wawancara dengan Bendahara Gunung Sempu
Bendahara Bangunharjo : Pak Hesthi
Penanya : Albertus Henri
Data diambil : Rabu, 27 Februari 2019
Penanya : Bagaiman proses penghitungan kolekte mingguan?
Pak Hesthi : Setelah selesai misa langsung melakukan penghitungan melalui
petugas tatib, nanti bersama saya untuk mengunggui sambil saya
membuat tanda bukti penghitungan yang terdiri dari jumlah
kolekte pertama, kolekte kedua, panduan, dan nanti
ditandatangani serta saya tanda tangan sebagai bukti terima.
Penanya : untuk penerimaan sumbangan bagaimana ya pak?
Pak Hesthi : Ada buku di sekretariat gereja, jadi kalo ada penerimaan bisa
dititipkan ke tukang kebun atau koster yang dipasrahi biasanya
ikut mencatat dulu dalam buku tersebut sebagai bukti nanti
ditaruh dalam amplop. Kemudia dia datang ke saya menyerahkan
uang tersebut. Kadang mereka tidak mungkin memberikan
kuitansi, makannya yaudah percaya saja saya mereka. Tapi kalau
sudah sampai disaya, amplopnya saya pakai sebagai bukti kas
dengan tulisan sendiri.
Penanya : jika ada penerimaan sumbangan, masuk ke mana ya pak?
Apakah kedalam operasional atau pembangunan?
Pak Hesthi : oh, jadi satu mas.
Penanya : tadi jika sudah ada berita acara penghitungan dan bukti terima,
selanjutnya dicatat dimana ya pak?
Pak Hesthi : Ke sini (sambul menunjukkan buku kas), misalkan ada
penerimaan kolekte nanti pengeluaran ini pemasukan. Terus ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
tanggal, bulan, keterangan. Jadi untuk pengeluaran dan
pemasukan.
Penanya : setelah dari sini lalu dilanjutkan kemana pak?
Pak Hesthi : nanti buktinya akan saya simpan mas, lalu nanti saya menulis
seperti ini. Jadi nanti dibuat untuk setiap bulannya
Penanya :baik pak, selanjutnya kalo kolekte misa hari raya masuk kemana
ya pak?
Pak Hesthi : jadi gini, wilayah membentuk panitia. Biasanya bergantian
perwilayah, jadi panitianya langsung jadi satu paskah dan natal.
Untuk operasionalnya pinjam ke wilayah, lalu lainnya masuk ke
dalam panitia, misalkan kolekte, panduan, dan lilin masuk ke
mereka. Jika udah selesai, membuat laporan ke wilayah, terdapat
sisa kas panitia. Bisa dikembalikan ke wilayah lagi.
Penanya : apakah ada misa jumat pertama? Kolekte bagaimana?
Pak Hesthi : kolekte masuk ke wilayah sendiri, tapi sejak ada pembangunan
beberapa masuk ke panitia pembangunan. Sekitar 50-50 persen.
Penanya : kalau ada yang menggunakan sekretariat, apakah ditarik biaya?
Pak Hesthi :tidak, tidak wajib untuk memberikan sumbangan. Jika mau
meminjam meminta izin ke korwil, jika ada pemasukan masuk ke
bendahara.
Penanya : apakah ada penerimaan pangruktilayan?
Pak Hesthi : ada, tetapi tidak masuk ke dalam pencatatan wilayah, langsung
masuk ke paroki
Penanya : apakah gereja wilayah gunung sempu pernah mendapatkan dana
dari donatur untuk pembangunan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Pak Hesthi : oh pernah, biasanya langsung ditujukan kepada wilayah.
Penanya : untuk prosedurnya bagaimana ya pak?
Pak Hesthi : biasanya nanti mencari saya melalui warung yang ada didepan
sana, tapi juga tidak pasti ya jadi semua bisa. Bisa saja saat
setelah misa berlangsung.
Penanya : saat bapak menerima uang tersebut, apakah bapak mengeluarkan
kuitansi?
Pak Hesthi : saya nggak sempat, karena itu amplop wujudnya. Biasanya kalo
sudah saya terima baru nanti dibuka bersama-sama dan dalam
amplop tersebut dituliskan penerimaannya berapa begitu. Yaudah
pakai gitu ajaaa
Penanya : setelah itu dicatat dimana pak?
Pak Hesthi : langsung dicatat dibuku merah ini, sedangkan bukti transaksinya
saya terima dan saya simpan.
Penanya : baik pak, selanjutnya untuk pengeluaran kas ya pak.
Pak Hesthi : baik silakan mas.
Penanya : untuk prosedur pengeluaran kas dari tim kerja bagaimana pak?
Pak Hesthi : jadi ada yang menggunakan proposal ada yang langsung, jika
langsung biasanya menggunakan surat pengajuan dana. Nanti
dituliskan acaranya apa, nanti diimintakan persetujuan dari korwil,
biasanya nanti saya konfrimasi lagi. saya Juga tidak berani
mengeluarkan tanpa persetujuan dari korwil.
Penanya : selanjutnya setelah bapak menerima proposal dan konfirmasi,
apa yang bapak lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Pak Hesthi : selanjutnya saya menyerahkan uangnya, menggunakan kuitansi.
Bahkan sering juga mas, ada proposal dari RT setempat.
Penanya : Rukun Tetangga maksudnya pak?
Pak Hesthi : iya, jadi kalo ada kegiatan juga minta ke gereja. ya prosedurnya
sama, nanti suratnya masuk ke korwil dulu, setelah di acc oleh
kowril baru nanti ke saya
Penanya : untuk kuitansi yang bapak keluarkan,menggunakan format sendiri
apa kuitansi biasa?
Pak Hesthi : kuitansi biasa mas.
Penanya : jika untuk panitia hari raya, berarti bentunya subsidi ya pak?
Pak Hesthi : iya, bentuknya subsidi jadi prosedurnya sama membuat
permohonan, nanti persetujuan korwil selanjutnya saya yang
mencairkan dana.
Penanya : jika di wilayah ini ada pembekalan atau rapat pengurus gitu pak?
Pak Hesthi : ada, belum lama ini baru saja mengadakan rapat kebetulan
tempatnya ada diluar gereja dirumah makan omah ndeso.
Penanya : selajutnya untuk pengeluarannya bagaimana ya pak?
Pak Hesthi : kemarin kita keluarkan persekot 5 juta, kemudian yang mengurusi
adalah bendahara 2. Jadi benhdara 2 mengurusi macem-macem,
jadi waktu saya terima totalnya 7 juta, jadi masih ada kekuarang 2
juta dan yang membayarkan bendahara 2. Jadi waktu saya terima
saya menuliskannya pengeluaran 2 juta namun diberi keterangan
dikeluarkan Bendahra 2 begitu
Penanya : apakah di gunung sempu ada karyawan pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Pak Hesthi : ada dua mas, tukang kebun dan koster diberikan honor 700 ribu.
Untuk honor diberikan setiap tanggal 1. Nanti langsung dari saya
yang membayar, sebenarnya seharunya dari Rumah Tangga. Tapi
kadang terlalu lama, jadi langsung saja dari saya mas. Sama seperti
listrik, telpon dan air juga mas, harusnya rumah tangga tapi terlalu
lama maka kadang langsung saya saja.
Penanya : untuk keperluan gereja bagaiaman peorsedurnya pak?
Pak Hesthi : itu bisa dari koster, rumah tangg, dan timja. jadi koster saya kasih
kas kecil mas, jadi 500 ribu perbulan. Jadi digunakan unntuk
membeli keperluan gereja, dan ditukar setiap habis. Hanya koster
saja yang diberi kas kecil. Nanti nota-nota diserahkan kesaya,
mencatatnya berdasarkan tanggalnya.
Penanya : untuk lembaran misa, apakah menyetorkan ke paroki?
Pak Hesthi : betul, jadi satu tahu sekali menyetorkan ke paroki. bisanya saya
langsung yang menyetorkan, nanti dari paroki akan memberikan
tanda bayar gitu mas.
Penanya : untuk pengeluaran lainnya apakah sama prosedurnya?
Pak Hesthi : rata-rata menggunakan proposal terlebih dahulu terutama
mengenai program kerja, tapi kadang juga ada yang melakukan
pembelian dulu atau pemesanan nanti notanya akan diserahkan ke
saya dan saya baru menukar dan mencatat ke buku kas ini.
Penanya : apakah saya bisa melihat dokumen yang ada di sini pak?
Pak Hesthi : silakan mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 4. Draft Wawancara dengan Bendahara Padokan
Bendahara Bangunharjo : Pak Priyono
Penanya : Albertus Henri
Data diambil : Kamis, 7 Februari 2019
Penanya : apakah untuk penghitungan kolekte menggunakan berita acara?
Pak Priyono : ada mas, untuk bulan ini saja semua penghitungan menggunakan
berita acara. Disini ada kolekte dan panduan, setlah dihitung
dimasukkan kedalam berita acara. Kalo jumat pertaama, membuat
dua rangkap, satu untuk diumumkan satu untuk saya. Kalo
mingguan, nanti rangkap 3, satu diumumkan, dua untuk masing-
masing bendahara operasional dan pembangunan.
Penanya : yang membuat siapa pak?
Pak Priyono : para petugas tata tertib, nanti membuat dan menandatangani
berita acara, nanti saya juga tand tangan. Nanti setelah misa
langsung dihitung.
Penanya : setelah diserahkan ke bapak, bagaimana bapak mencatat?
Pak Priyono : biasanya dua minggu atau seminggu sekali langsung saya catat,
tapi biasanya seminggu sekali langsung saya catat. Karena akhir
bulan harus sudah ada laporan keuangan yang dibuat.
Penanya : berarti ketika bapak menerima berita acara, langsung mencatat
dalam kolom di laptop ini ya pak?
Pak Priyono : iya sudah ada kolomnya, bisa dilihat mingguannya dan
transaksinya.
Penanya : berarti bapak mencatat berdasarkan waktu transaksinya?
Pak Priyono : iya sesuai tanggal transaksinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Penanya : apakah sebelum dimasukkan laptop, bapak mencatat dalam buku
kas atau buku apa gitu?
Pak Priyono : dulu pernah mencatat dulu, tapi lama-lama agak rumit jadi males.
Jadi langsung saya susun dulu buktinya, nanti baru saya masukkan
kedalam kolom laptop. Dulu kadang saya sudah saya masukkan,
tau-tau ada nota yang menyusul jadi agak susah, jadi buku saya
tinggalkan langsung ke komputer. Jadi langsung urut.
Penanya : apakah ada proses lain selain dalam laptop ini?
Pak Priyono : sudah selesai, ini terakhir mas.
Penanya : kalau untuk kolekte misa hari raya bagaimana prosedurnya pak?
Pak Priyono : sama, tapi petugasnya lebih banyak. Nanti membuat berita acara.
Tapi kalo hari raya tidak masuk ke harian, namun laporan
tersendiri khusus panitia nanti bisa dilihat saldonya jadi kalo sisa
akan menambah kas dari wilayah. Kebetulan bendahara hari raya
itu pasti saya juga mas.
Penanya : apakah saat menerima berita acara, apakah bapak membuat tanda
terima?
Pak Priyono : tidak, hanya menggunakan berita acara jadi tidak perlu
menggukan kuitansi.
Penanya : apakah bapak tetap menggunakan kuitansi?
Pak Priyono : iya, kuitansi untuk hari raya sudah berformat sedangkan untuk
pengeluaran biasa menggunakan kuitansi pada umumnya.
Penanya : untuk buku panduan, berarti setor ke paroki setiap setahun sekali
ya pak?
Pak Priyono : iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Penanya : untuk peminjaman gereja bagaimana pak?
Pak Priyono : itu harus mengajukan formulir pengajuan yang diambil ke
koordinator tapi ada juga yang lisan. Nanti dicocokan dengan
jadwal penggunaan gereja pada hari itu. Nanti didalam formulir
tersebut ada tulisan sumbangan untuk gereja biasanya untuk
pembangunan gereja. biasanya bisa langsung ke koster atau bisa ke
bendahara.
Penanya : apakah ketika bapak menrima uangnya, juga bersama dengan
formulirnya?
Pak Priyono : tidak, hanya dalam bentuk amplop saja.
Penanya : untuk bantuan pendidikan, apakah masuk ke wilayah?
Pak Priyono : tidak, namun diterimakan oleh ibu-ibu wilayah namun dikirimkan
ke paroki.
Penanya : ini untuk penerimaan yang terakhir, kalo misalnya ada donatur
khusus pambangunan bagaimana prosedurnya?
Pak Priyono : untuk pembangunan ada yang langsung titip ke saya, nanti
dimasukan dalam berita penghitungan kolekte untuk diumumkan
dalam misa. Misalnya hari kamis saya menerima uang tersebut,
lalu sabtunya akan saya serahkan ke bendahara pembangunan lalu
dicatat dalam berita acara penghitungan kolekte lalu minggu
depannya diumumkan.
Penanya : untuk donatur apakah difokuskan ke bapak atau bisa ke siapa
saja?
Pak Priyono : bisa siapa saja pak, yang penting pengurus wilayah nanti masuk
ke saya atau bendahara pembangunan. Nanti mengeluarkan tanda
terima, selanjutnya diserahkan kepada donatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Penanya : lalu dalam penyajian laporan keuangan, apakah akan dipisah atau
dijadikan satu?
Pak Priyono : nanti laporannya masing-masing bendahara, lalu nanti dijadikan
satu bendel. Jadi tidak melaporkan sendiri-sendiri, nanti tugas
ketua untuk memgang seluruhnya.
Penanya : baik terimakasih, saya lanjutkan untuk yang pengeluaran kas ya
pak.
Pak Priyono : baik mas.
Penanya : bagaimana prosedur pengeluaran dari tim kerja?
Pak Priyono : sebelum melangkah dalam satu tahun kerja, ada perencanaan tapi
kadang bisa terealisasi adan yang tidak. Itu kalo sudah buat
perencanaan, kalo mereka mau jalan bisa langsung mengajukan.
Pertama membuat proposal ada penerimaan dan pengeluaran. Nanti
tanda tangan panitia, tim kerja, lalu persetujuan korwil. Lalu
diserahkan ke bendahara.
Penanya :habis itu uang langsung cair pak?
Pak Priyono : iya, sampai sini langsung cair. Nanti saya mengeluarkan kuitansi
untuk bukti bayar kepada pemohon. Nanti ada juga yang bon
sementara, jika ada kondisi yang mendesak nanti untuk laporannya
menyusul. Nanti untuk tim kerja lain sama.
Penanya : kemarin diberitahukan ada tali asih untuk peserta yang mengikuti
krisma, itu bagaimana prosedurnya pak?
Pak Priyono : itu nanti dari korwil langsung memberikan arahan, siapa yang
ditunjuk untuk membeli nanti langsung bertemu dengan saya dan
diberi uang lalu nanti notanya diserahkan kepada saya lagi.
Penanya : baik pak, selanjutnya untuk gaji karyawan bagaimana pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Pak Priyono : nanti rutin setiap bulannya, tapi tidak rutin. Biasanya kosternya
yang meminta kepada saya, tergantung kosternya yang penting satu
bulan sekali. Selanjutnya saya mengeluarkan kuitansi untuk
mencatat gaji karyawan.
Penanya : untuk pembelian perlengkapan gereja bagaimana pak?
Pak Priyono : biasanya nanti dari koster, biasanya membeli dulu nanti baru
ditukarkan. Misalnya beli anggur, nanti ada nota dari paroki.
misalnya nanti membeli lilin, nanti membawa nota biasa. tapi
biasanya koster memberikan nota biasa.
Penanya :untuk tata altar atau paramenta pak?
Pak Priyono : sama mas, biasanya juga koster. Sudah sejak dulu, misalkan cuci
alba..
Penanya : untuk cetak lembaran misa, apakah masih sama yaitu satu tahun
sekali?
Pak Priyono : iya, memberikan setoran kepada gereja paroki satu tahun sekali
kecuali misa hari raya yang bertanggung jawab adalah panitia.
Penanya : untuk pengeluaran air atau listrik pak?
Pak Priyono : kita mendaoat subsidi dari madukismo, jadi berapapun
pengeluaran nanti dibayarkan oleh madukismo. Namun jika air,
biasanya langsung saya sendiri yang membayar pdam, nanti
notanya akan saya simpan dan masukkan dalam laptop.
Penanya : untuk pengeluaran lainnya, apakah ada prosedur lainnya pak?
Pak Priyono : biasanya jika ada kebutuhan bisa menggunakan uang pribadi
terlebih dahulu nanti jika sudah membeli bsia ditukarkan kepada
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Penanya : apakah ada yang lain pak? Jika tidak saya mohon izin
mendokumentasikan beberapa formulir di padokan.
Pak Priyono : silakan mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 5. Surat Pengentar Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Wawancara Pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 8. Daftar Rencana Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 9. Rekapitulasi Proses Pengambilan Data Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 10. Rekapitulasi Proses Pengambilan Data Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 11. Rekapitulasi Proses Pengambilan Data Brayat Minulya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran 12. Rekapitulasi Proses Pengambilan Data Gunung Sempu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lampiran 13. Laporan Keuangan Misa Hari Raya Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 14. Laporan Keuangan Hari Raya Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Lampiran 15. Pengumuman Gereja Wilayah Bangunharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Lampiran 16. Tanda Bayar Divisi Hari Raya Gereja Wilayah Padokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI