i
EVALUASI TERHADAP PROGRAM CSR PERTAMINA
DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9
TAHUN DI SD NEGERI 1, 2, DAN 3 DESA LEDOK
KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
Skripsi
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada
Universitas Negeri Semarang
oleh
Rina Widiastutik
1102407013
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka
Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok
Kecamatan Sambong Kabupaten Blora” telah disetujui oleh pembimbing untuk
diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wardi, M.Pd Drs. Hardjono, M.Pd
NIP. 19600318 198703 1 002 NIP. 19510801 197903 1 007
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Drs. Budiyono, M.S
NIP. 19631209 198703 1 002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul :
Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan Wajar
Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong
Kabupaten Blora.
Disusun oleh:
Nama : Rina Widiastutik
NIM : 1102407013
telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 16 September 2011
Panitia :
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd Heri Triluqman BS, S.Pd
NIP. 19510801 197903 1 007 NIP. 19820114 200501 1 001
Penguji I
Dr. Nugroho, M.Psi
NIP. 19620706 198703 1 002
Penguji II Penguji III
Drs. Wardi, M.Pd Drs. Hardjono, M.Pd
NIP. 19600318 198703 1 002 NIP. 19510801 197903 1 007
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, September 2011
Rina Widiastutik
NIM. 1102407013
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d:
11).
Seberapa jauh Anda gagal tidak masalah, tetapi yang penting seberapa sering
Anda bangkit kembali (John Maxwell).
Orang cerdas adalah mereka yang memiliki visi cerdas, berjiwa cerdas serta
memiliki karya cerdas yang senantiasa bermanfaat bagi orang lain.
PERSEMBAHAN
Skipsi ini saya persembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan kasih dan sayangnya serta
menyertaiku dalam do’a
Untuk kakakku Rini Widya Asih serta keponakanku Danar Yukti Ganendra
yang selalu memberikan semangat dan keceriaan
Setya Adhi Nugraha, thanks for fidelity
Sahabat-sahabatku TP’07 “Salam Kompak”, perjuangan sesungguhnya baru
akan kita mulai
Sahabat-sahabat di “Puri Asri”, kebersamaan dengan kalian takkan pernah
terganti
Almamaterku UNNES
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan
segala rahmat, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan
judul “Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam Rangka Penuntasan
Wajar Dikdas 9 Tahun Di SD Negeri 1, 2, Dan 3 Desa Ledok Kecamatan
Sambong Kabupaten Blora” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Drs. Budiyono, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
yang telah memberikan segala kebijakan kepada penulis sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
4. Drs. Wardi, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan
dan membimbing penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
vii
5. Drs. Hardjono, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penelitian dan penulisan
skripsi ini.
6. Dr. Nugroho, M.Psi, selaku dosen penguji I yang banyak memberikan
pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang
telah mendidik dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
S1 di Jurusan Teknologi Pendidikan.
8. Sri Harti, S.pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ledok 1 yang telah
memberikan ijin penelitian
9. Sutikno, S.Pd, selaku Kepala sekolah SD Negeri Ledok 2 yang telah
memberikan ijin penelitian
10. Sisni, S.Pd, selaku Kepala sekolah SD Negeri Ledok 3 yang telah
memberikan ijin penelitian
11. Sahabat-sahabat dan teman-teman TP 07 atas kebersamaannya selama ini
12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang penulis tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2011
Penulis
viii
ABSTRAK Widiastutik, Rina. 2011. Evaluasi Terhadap Program CSR Pertamina Dalam
Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di SD Negeri 1, 2, dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wardi, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Hardjono, M. Pd.
Kata Kunci : Evaluasi, Program CSR Pertamina, Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun.
Tujuan negara Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, etnis, dan jenis kelamin. Upaya pemerataan pendidikan telah dilakukan pemerintah diantaranya Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun dan pemberantasan buta aksara. Banyak kendala yang dihadapi terkait dengan pemerataan dan perluasan akses, program peningkatan mutu dan daya saing pendidikan serta tata kelola dan akuntabilitas. Berkaitan dengan kondisi tersebut, dan sejalan dengan dikeluarkannya UU Perseroan Terbatas (UUPT) yang mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui program peduli masyarakat (CSR) dengan pemberian bantuan pendidikan, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur.
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan perlunya evaluasi pada pelaksanaan program CSR Pertamina. Penelitian ini dilakukan di desa Ledok yang merupakan salah satu tempat pengoperasian kegiatan pertambangan Pertamina. Desa Ledok tingkat pendidikannya masih rendah, data pada BPS Blora tahun 2006 tercatat penduduk yang menempuh pendidikan dasar 16%, tidak tamat SD 11 % dan tidak sekolah 23 %. Pertamina melalui program CSR memberi bantuan salah satunya di bidang pendidikan dalam rangka ikut berpartisipasi menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di SD Negeri 1, 2, dan 3 desa Ledok.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan efektifitas program CSR Pertamina dalam mengurangi Apus, meningkatkan APK, meningkatkan APM, dan meningkatkan Anjut siswa di SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif (penelitian tidak mengadakan perlakuan terhadap subjek penelitian hanya menganalisis data-data yang telah ada) dengan menggunakan model CIPP (Contex, Input, Process, Product). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan deskriptif persentase. Data hasil analisis berupa persentase kemudian ditransformasikan dalam bentuk kalimat yang bersifat kuantitatif.
Hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh: Program CSR Pertamina berhasil mengurangi Apus sebesar 1.33%, belum berhasil meningkatkan APK karena jumlah APK yang sebelumnya 114.72% menurun 12.98% sehingga jumlah APK menjadi 101.74%, berhasil meningkatkan APM sebesar 3.76%, dan berhasil meningkatkan Anjut sebesar 24.00%. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah program CSR Pertamina efektif dalam mengurangi Apus, meningkatkan APM, dan meningkatkan Anjut. Maka program CSR Pertamina telah berhasil membantu penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok. Kegiatan CSR Pertamina diharapkan melakukan inovasi dalam programnya dengan terus menyesuaikan keadaan dan kebutuhan daerah binaan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xvi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
1.4 Manfaat Penelitan ............................................................................... 10
1.5 Penegasan Istilah ................................................................................ 12
1.6 Sistematika Skripsi ............................................................................. 14
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teknologi Pendidikan ..................................................... 16
2.1.1 Definisi Teknologi Pendidikan ........................................ 16
x
2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan ........................ 18
2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan ........................................ 20
2.2 Kajian Corporate Social Responsibility (CSR) ........................... 25
2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility ..................... 25
2.2.2 Tujuan Corporate Social Responsibility .......................... 27
2.2.3 Perkembangan Corporate Social Responsibility .............. 30
2.3 Kajian Pertamina ........................................................................ 33
2.3.1 CSR Pertamina ................................................................. 35
2.3.2 Tujuan CSR Pertamina ..................................................... 36
2.3.3 Millenium Development Goals (MDGs) ........................... 36
2.3.4 Millenium Development Goals (MDGs) dan CSR
Pertamina .......................................................................... 39
2.3.5 Bidang Kegiatan CSR Pertamina ..................................... 42
2.4 Kajian Penuntasan ...................................................................... 43
2.5 Kajian Wajib Belajar .................................................................. 43
2.5.1 Tujuan Wajib Belajar ....................................................... 43
2.5.2 Pelaksanaan Wajib Belajar ............................................. .. 45
2.5.3 Sasaran Pelaksanaan Wajib Belajar ................................. 46
2.5.4 Angka Partisipasi Kasar ................................................... 47
2.5.5 Angka Partisipasi Murni .................................................. 48
2.5.6 Angka Putus Sekolah ....................................................... 48
2.5.7 Angka Melanjutkan .......................................................... 49
2.6 Kajian Evaluasi ........................................................................... 49
xi
2.6.1 Pengertian Evaluasi .......................................................... 49
2.6.2 Pengertian Evaluasi Program ........................................... 50
2.6.3 Syarat-Syarat Evaluasi Program ...................................... 51
2.6.4 Manfaat Evaluasi Program ............................................... 52
2.6.5 Komponen Evaluasi Program .......................................... 53
2.7 Kerangka Berfikir ........................................................................ 58
2.8 Hipotesis ...................................................................................... 59
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................ 60
3.2 Prosedur Penelitian ..................................................................... 61
3.3 Karakteristik Penelitian .............................................................. 63
3.3.1 Responden Penelitian ........................................................ 63
3.3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................. 63
3.4 Populasi, Sampel, dan Sumber Data ........................................... 63
3.5 Variabel Penelitian ..................................................................... 64
3.5.1 Definisi Operasional Variabel ........................................... 65
3.5.2 Sub-sub Variabel ............................................................... 66
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 68
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................. 69
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 71
4.1.1 Context (Konteks) .............................................................. 71
4.1.1.1 Latar Belakang Kondisi Pendidikan Indonesia ..... 71
xii
4.1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional ..
................................................................................. 73
4.1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah ........................................ 76
4.1.1.4 Kebijakan Diknas Kabupaten Blora Dalam Rangka
Pembangunan Pendidikan .................................. 79
4.1.1.5 Kebijakan Go Green Unnes ............................... 80
4.1.1.6 Kondisi Wilayah Desa Ledok ............................ 84
4.1.1.7 Keadaan Penduduk Desa Ledok ........................ 86
4.1.1.8 Gambaran Umum SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok ..... 90
4.1.2 Input (Masukan) ................................................................ 95
4.1.2.1 Input dari Program CSR Pertamina ....................... 95
4.1.2.2 Input dari Pemerintah Kabupaten Blora .................. 99
4.1.2.3 Input dari Universitas Negeri Semarang ............... 99
4.1.3 Process (Proses) ................................................................. 100
4.1.4 Product (Produk/Hasil) ....................................................... 106
4.1.4.1 Perbandingan Jumlah Angka Putus Sekolah
(APts/APUS) Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun
Ajaran 2010/2011 .................................................. 107
4.1.4.2 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK)
Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran
2010/2011 .............................................................. 109
xiii
4.1.4.3 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Murni (APM)
Tahun Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran
2010/2011 .............................................................. 111
4.1.4.4 Perbandingan Jumlah Angka Lulus dan Angka
Melanjutkan (ANJUT) Tahun Ajaran 2009/2010
dengan Tahun Ajaran 2010/2011 .......................... 114
4.2 Pembahasan ................................................................................ 120
BAB 5. PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................... 121
5.2 Saran ............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 123
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Program CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di
Indonesia ......................................................................................... 32
Tabel 3.1 Komponen CIPP Dalam Penelitian ............................................... 62
Tabel 3.2 Deskripsi Variabel ......................................................................... 67
Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Ledok 1 tahun ajaran 2010/2011 .................... 91
Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 1 .............................................. 91
Tabel 4.3 Data Tenaga SDN Ledok 1 ............................................................ 92
Tabel 4.4 Jumlah Siswa SDN Ledok 2 tahun ajaran 2010/2011 .................... 92
Tabel 4.5 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 2 .............................................. 93
Tabel 4.6 Data Tenaga SDN Ledok 2 ............................................................ 93
Tabel 4.7 Jumlah Siswa SDN Ledok 3 tahun ajaran 2010/2011 .................... 94
Tabel 4.8 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 3 .............................................. 94
Tabel 4.9 Data Tenaga SDN Ledok 3 ............................................................ 95
Tabel 4.10 Rincian Bantuan BSE, UASBN dan Buku Koleksi Keaksaraan
Dasar yang diberikan CSR Pertamina ke SDN 1, 2, 3 Ledok ....... 98
Tabel 4.11 Perbandingan Angka Putus Sekolah (APts/APUS) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ................................. 108
Tabel 4.12 Perbandingan Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ............................... 111
Tabel 4.13 Perbandingan Angka Partisipasi Murni (APM) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 ............................... 113
xv
Tabel 4.14 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (ANJUT) tahun
ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 .................. 115
Tabel 4.15 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (ANJUT) tahun
ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 .................. 117
Tabel 4.16 Presentase Jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Kasar,
Angka Partisipasi Murni serta Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1,
2, dan 3 sebelum dan sesudah Dilaksanakan Program CSR
Pertamina .................................................................................. 117
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006
............................................................................................................ 7
Grafik 4.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................... 87
Grafik 4.2 Komposisi Desa Ledok Tahun 2009 dan 2010 menurut Kelompok
Umur .............................................................................................. 88
Grafik 4.3 Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Pendidikan Tahun 2009 ...
........................................................................................................... 89
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan ...................................................... 21
Bagan 2.2 Hubungan antar kawasan Teknologi Pendidikan dalam bidang .... 24
Bagan 2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................ 58
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Desa Ledok ....................................................................... 85
Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Ledok Tahun 2004-2014 ................... 86
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Guru dan Karyawan SDN Ledok 1, 2, 3 ................ 127
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Pendataan ..................................................... 130
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Pendataan di SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran
2009/2010 ...................................................................................... 139
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Pendataan di SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran
2010/2011 ..................................................................................... 141
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Pendataan Penduduk Usia Pendidikan Dasar di
Desa Ledok Tahun 2009 ............................................................... 143
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Pendataan Penduduk Usia Pendidikan Dasar di
Desa Ledok Tahun 2010 ............................................................... 147
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Analisis Data APts/Apus, APK, APM, dan Anjut
SDN Ledok 1, 2, 3 Tahun Ajaran 2009/2010 ............................... 151
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Analisis Data APts/Apus, APK, APM, dan Anjut
SDN Ledok 1, 2, 3Tahun Ajaran 2010/2011 ................................ 153
Lampiran 9 Rekapitulasi Jumlah Siswa Tingkat I di SMPN 1 Sambong
Tahun Ajaran 2009/2010 dan Tahun Ajaran 2010/2011............... 155
Lampiran 10 Analisis Hasil Perhitungan Data Siswa SDN Ledok 1, 2, 3 dan Siswa
Tingkat I SMP N 1 Sambong Tahun Ajaran 2009/2010 ............... 156
xx
Lampiran 11 Analisis Hasil Perhitungan Data Siswa SDN Ledok 1, 2, 3 dan Siswa
Tingkat I SMP N 1 Sambong Tahun Ajaran 2010/2011 .............. 159
Lampiran 12 Data Siswa Mengulang/Tidak Naik Kelas di SDN Ledok 2 dan 3
Tahun Ajaran 2009/2010.............................................................. 162
Lampiran 13 Data Siswa Mengulang/Tidak Naik Kelas di SDN Ledok 1, 2 dan 3
Tahun Ajaran 2010/2011.............................................................. 164
Lampiran 14 Sampel Buku Induk Penduduk (BIP) RW I – RW VI Desa Ledok
Tahun 2009 .................................................................................. 167
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 181
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia telah menyadari peran vital dari pendidikan
dalam mengembangkan potensi manusia hingga optimal untuk
menjadikannya insan pembangunan yang berkualitas. Kesadaran bangsa
Indonesia akan pentingnya pendidikan begitu dalamnya sehingga
dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
pernyataan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, etnis, dan
jenis kelamin.
Hal tersebut senada dengan yang terkandung dalam Undang-Undang
pasal 31 ayat 1, 2, dan 3 yakni; (1) Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya, (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pasal 31 juga
mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak bagi setiap warga
2
negara tetapi pendidikan dasar merupakan kewajiban yang harus diikuti
oleh setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayai kegiatan
tersebut. Lebih lanjut dalam Pasal 31 ayat (4) disebutkan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
Diperkuat dengan isi yang terkandung dalam Undang-Undang
Pasal 34 ayat 1, 2, dan 3 yaitu; (1) Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara, (2) Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, (3) Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa; setiap warga negara
berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Senada yang
terkandung dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 5 yang menyebutkan bahwa ; Setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, serta
pasal 6 yaitu ; Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-
luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan,
3
kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.
Berbagai upaya pemerataan pendidikan telah dilakukan bangsa
Indonesia salah satunya sebagaimana tercantum dalam Inpres Nomor 1
Tahun 1994 mengenai Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
(Wajar Dikdas). Tahun 2006 tekad tersebut diperkuat dengan diterbitkan
Inpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan pemberantasan
buta aksara. Dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan dasar
melalui penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada tahun
2008/2009, masih dijumpai berbagai masalah dan tantangan. Masalah dan
tantangan yang dihadapi cukup kompleks, terkait dengan pemerataan dan
perluasan akses maupun terkait dengan program peningkatan mutu dan
daya saing pendidikan serta tata kelola dan akuntabilitas, maka pemerintah
menerapkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program bantuan
pemerintah yang pada dasarnya bertujuan menyediakan pendanaan biaya
operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. BOS menyediakan bantuan bagi sekolah dengan
tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan
meringankan beban bagi siswa yang lain dalam rangka mendukung
pencapaian program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
4
Berkaitan dengan kondisi tersebut, banyak perusahaan yang
menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui program peduli
masyarakat sebagai wujud komitmen perusahaan dalam dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial.
Hal tersebut telah diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang mewajibkan
Perusahaan/Persero untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan Undang-Undang tersebut telah diperbarui dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang menjelaskan “Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Kegiatan peduli
sosial tersebut dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility
(CSR).
Corporate Social Responsibilitiy adalah sebuah wujud
tanggungjawab dan kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitarnya
(perusahaan itu berada). CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelAngka Melanjutkanan dengan memperhatikan tanggung jawab
lingkungan dan sosial.
Beberapa perusahaan di Indonesia yang melakukan CSR,
diantaranya yaitu (1) Telkom dengan program “Telkom Peduli”
5
kegiatannya antara lain pembinaan usaha kecil, kegiatan sosial, agama,
pendidikan dan kebudayaan (www.telkom.co.id); (2) BNI dengan program
“BNI Berbagi” (www.bni.co.id); (3) Kalbe Farma dengan berbagai merek
diantaranya ; (a) Procold dengan Puskemas Keliling sejak Tahun 2004, (b)
Promag dengan Promag Mulia Tahun 2005, (c) Woods dengan program
Pelangi Solusi bekerjasama dengan Polisi tahun 2004 dengan membagi-
bagikan masker (www.kalbe.co.id); dan (4) Pertamina.
PT. Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menjalankan usaha inti minyak, gas bumi dan bahan bakar nabati.
Pertamina telah lama menjalankan program peduli masyarakat, saat itu
namanya adalah Community Development (Comdev) yang berarti
pengembangan masyarakat. Tahun 2007 sebagai Badan Usaha Milik
Negara dan sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat, PT.
Pertamina melakukan program CSR berupa kegiatan bina lingkungan
sebagai program pemberdayaan masyarakat dengan tujuan dapat
meningkat kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar wilayah
kerja PT. Pertamina. Programnya dibagi menjadi beberapa bidang yakni
pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur.
Bentuk kegiatan yang sudah dilakukan oleh Pertamina pada
program CSR dalam beberapa bidang tersebut antara lain ; melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
6
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut.
Program ini dilakukan sebagai komitmen Pertamina sebagai aset
nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia. Program CSR
diselaraskan dengan kebutuhan komunitas di sekitar wilayah operasi
Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting, sekaligus untuk
mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelAngka
Melanjutkanan (www.pertamina.com).
Bidang pendidikan menjadi fokus Pertamina, hal ini dimaksudkan
sebagai komitmen perusahaan untuk turut meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pendidikan dan untuk peningkatan akses komunitas
terhadap pendidikan di tanah air, melalui program CSR dan Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).
Desa Ledok yang terletak antara 32 km arah tenggara dari Blora,
atau 4 km arah utara dari pusat Kecamatan Sambong Kabupaten Blora,
merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi yang dijadikan
sebagai daerah operasi kegiatan eksploitasi dan eksplorasi Pertamina. Desa
Ledok memiliki luas ± 1240,180 Ha² dan jumlah penduduk ± 3.365 jiwa.
Desa Ledok menyimpan kekayaan alam berupa hutan jati dan tambang
minyak mentah, desa Ledok sangat memberikan kontribusi yang besar
untuk negara.
7
Kontras dengan kekayaan alam yang dimiliki, sumber daya
manusia dan keadaan ekonomi di desa Ledok yang berada di kecamatan
sambong masih rendah. Hal ini bisa dilihat dalam tabel komposisi
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan :
Sumber: BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 2006
Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2006
Jika dilihat penduduk yang menempuh pendidikan dasar 16%,
tidak tamat SD sebesar 11 % dan tidak sekolah sebesar 23 %. Hal ini
disebabkan angka partisipasi terhadap pentingnya pendidikan masih
rendah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri 1, 2, dan 3
desa Ledok, proses pembelajaran berjalan dengan lancar, tetapi belum
maksimal karena sarana dan prasarana yang digunakan masih sangat
minim serta tercatat beberapa anak putus sekolah dan tidak melAngka
Melanjutkankan pendidikannya.
8
Berdasarkan kondisi tersebut, sebagai komitmen perusahaan untuk
turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan
untuk peningkatan akses komunitas terhadap pendidikan di tanah air, CSR
Pertamina bidang pendidikan melaksanakan sejumlah program.
Diantaranya ikut membantu memeratakan pendidikan dalam rangka ikut
mensukseskan program wajib belajar 9 tahun dengan memberikan dana
bantuan pendidikan guna membantu/meringankan beban bagi siswa kelas
6 di SD Negeri 1, 2, 3 desa Ledok untuk melAngka Melanjutkankan studi
ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Masyarakat desa Ledok kurang memahami tentang konsep dari
CSR Pertamina, tetapi masyarakat desa Ledok sangat antusias dengan
program-program yang dilaksanakan. Kegiatan CSR yang dilaksanakan
oleh Pertamina di desa Ledok akan dilakukan secara berkelAngka
Melanjutkanan dalam waktu 4 tahun. Masyarakat berharap dengan jangka
waktu tersebut akan membantu warga desa Ledok untuk lebih mandiri dan
berkembang dari segi ekonomi, kesehatan, lingkungan/infrastruktur dan
khususnya dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang “Evaluasi Terhadap Program
CSR Pertamina dalam Rangka Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di
SD Negeri 1, 2, dan 3 Desa Ledok Kecamatan Sambong, Kabupaten
Blora” dalam penelitian ini.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka
dapat diidentifikasi permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan
dalam mengurangi Angka Putus Sekolah (APUS) di SD Negeri 1, 2
dan 3 desa Ledok?
2) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan
dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di SD Negeri 1, 2
dan 3 desa Ledok?
3) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan
dalam meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) di SD Negeri 1,
2 dan 3 desa Ledok?
4) Bagaimana efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan
dalam meningkatkan Angka Melanjutkan siswa di SD Negeri 1, 2 dan
3 desa Ledok agar terpacu untuk melanjutkan pendidikan ke SMP?
10
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan :
1) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam
mengurangi Angka Putus Sekolah (APUS) di SD Negeri 1, 2 dan 3
desa Ledok.
2) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam
meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di SD Negeri 1, 2 dan 3
desa Ledok.
3) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam
meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) di SD Negeri 1, 2 dan 3
desa Ledok.
4) Efektifitas program CSR Pertamina bidang pendidikan dalam
meningkatkan Angka Melanjutkan siswa SD Negeri 1, 2 dan 3 desa
Ledok agar terpacu untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan sebagai
bahan kajian dalam penelitian sejenis diwaktu yang akan datang dan dapat
dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah wacana baru sebagai
sumber pustaka atau sebagai referensi guna penelitian lebih lanjut.
11
.
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan mengenai evaluasi
program yang diterapkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
b) Bagi kawasan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan
referensi bagi rekan-rekan mahasiswa Teknologi Pendidikan serta sebagai
masukan penelitian evaluasi program yang telah peneliti tempuh terkait
dengan mata kuliah yang telah diambil yakni Evaluasi Program
Pendidikan.
c) Bagi masyarakat desa binaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
positif bagi masyarakat desa Ledok agar terpacu untuk bisa berkembang
dari segi pendidikan, ekonomi, sosial, politik, kesehatan dan lingkungan
supaya sumber daya manusia yang dimiliki semakin meningkat sehingga
mampu mengolah dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kemampuan,
kreatifitas dan sumber daya alam yang dimiliki secara mandiri.
12
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Evaluasi Program
Menurut Stark and Thomas (1994: 12) evaluasi merupakan suatu
proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
serta penyusunan program selAngka Melanjutkannya.
Jadi evaluasi merupakan proses sistematis dan berkelAngka
Melanjutkanan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun
kebijakan maupun menyusun program selAngka Melanjutkannya.
Program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama
(Arikunto 2008: 291). Program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan
seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh
(Tayibnasis 2000: 9).
Dapat disimpulkan evaluasi program merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program
dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik
terhadap program yang sedang berjalan maupun program yang telah
berlalu.
13
1.5.2 CSR Pertamina
Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah sebuah komitmen bisnis untuk kontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelAngka Melanjutkanan, bekerja dengan
karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas
setempat (local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka
meningkatkan kualitas.
PT. Pertamina adalah perusahaan pertambangan yang menjalankan
usaha inti minyak, gas bumi dan bahan bakar nabati.
CSR Pertamina adalah kegiatan bina lingkungan yang dilakukan
oleh Pertamina sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan, yang
dilakukan melalui program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi
masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina (Persero).
1.5.3 Penuntasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penuntasan berasal dari
kata dasar “tuntas”, yang artinya selesai secara menyeluruh; sempurna
(sama sekali).
Maka penuntasan dapat di definisikan sebagai suatu proses, cara,
atau perbuatan menuntaskan suatu hal/kegiatan secara menyeluruh.
14
1.5.4 Wajib Belajar
Wajib belajar 9 tahun merupakan program nasional perwujudan
konstitusi serta tekad pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta Amandemen Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Wajib belajar diartikan
sebagai pemberian kesempatan belajar seluas-luasnya kepada kelompok
usia sekolah untuk mengikuti pendidikan dasar tersebut.
1.6 Sistematika Skripsi
Sistematika dalam penyusunan skripsi ini terdiri tiga bagian
sebagai berikut :
(a) Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan skripsi meliputi halaman judul, persetujuan
pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar
tabel, dan daftar lampiran.
(b) Bagian Isi
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab 1 : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika skripsi.
15
Bab 2 : Landasan teori yang berisi teori-teori yang mendukung
penulisan serta penelitian.
Bab 3 : Metodologi penelitian yang meliputi metode penentuan
objek penelitian, prosedur penelitian, karakteristik
penelitian, populasi dan sampel sumber data, variabel
penelitian, metode pengumpulan data, dan metode
analisis data.
Bab 4 : Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi
penjabaran hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
Bab 5 : Penutup yang meliputi simpulan dan saran.
(c) Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
16
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teknologi Pendidikan
2.1.1 Definisi Teknologi Pendidikan
Secara historis definisi teknologi pendidikan selalu mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun. Definisi terakhir yang dikemukakan
oleh AECT (the Association for Educational Communication and
Technology) menyatakan bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta
evaluasi proses dan sumber untuk belajar (AECT 1994).
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang kajian khusus
(spesialisasi) ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar” pada manusia
secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Bidang kajian
ini pada mulanya digarap dengan mensintensiskan berbagai teori dan
konsep dari berbagai disiplin ilmu ke dalam suatu usaha terpadu, atau
disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu penggabungan berbagai
unsur yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna.
Perkembangan bidang kajian ini selanjutnya mensyaratkan pendekatan
tambahan, yaitu sistematik dan sistemik. Sistematik artinya dilakukan
secara runtut (teratur dengan langkah tertentu), sedangkan sistemik artinya
17
menyeluruh atau disebut pula holistik atau komprehensif (Miarso 1994:
199).
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan
dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri khas : (1)
memberikan perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik
dari masing-masing sasaran didik, (2) menggunakan aneka ragam dan
sebanyak mungkin sumber belajar, dan (3) menerapkan pendekatan sistem
(Miarso 1994: 140).
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan secara
konseptual didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
proses, sumber, dan sistem untuk belajar (Miarso 2007: 168). Dengan
masuknya bidang penelitian dalam teknologi pendidikan, maka kawasan
teknologi pendidikan (pembelajaran) menjadi enam bidang, yaitu: Desain,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian, dan Penelitian.
Dari definisi teknologi pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa
teknologi pendidikan dapat membantu jalannya pembelajaran, mengingat
bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia.
18
2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan
Falsafah merupakan rangkaian pernyataan yang di dasarkan pada
keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang yang menunjukan arah atau
tujuan yang diambilnya (Miarso 2004: 102). Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan Ely (dalam Miarso 1980: 81) dimana seseorang memberikan
arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti tersebut
didasarkan oleh pengalaman empiric atas sejumlah data yang diamati, jadi
merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan
rujujan tertentu.
Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan
mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh
pengetahuan yang didukungnya (Suriasumantri 1983: 88). Ketiga
komponen tersebut adalah ontology (apa), epistemologi (bagaimana), dan
aksiologi (untuk apa). Selanjutnya Suriasumantri mengemukakan bahwa
ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang
menjadi objek penelaahan, serta penafsiran terntang hakikat realitas dari
objek tersebut.
Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan.
Sedangkan aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan
yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.
(Miarso 2004: 103).
19
Landasan falsafah teknologi pendidikan akan memberikan
pembenaran bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu
pengetahuan terapan yang berdiri sendiri, sehingga diakui keberadaannya
sejajar dengan disiplin ilmu lainnya. Landasan falsafah suatu ilmu
hendaknya ditinjau dari tiga system filsafat yaitu ontologia, epistemology
dan aksiologi.
Tinjauan ontologia, mempelajari dan menjelaskan apa hakekat
suatu yang ada atau yang mungkin ada. Hakekat teknologi pendidikan
adalah memepelajari dan menjelaskan bahwa obyek formal belajar, belajar
sepanjang hayat, kesempatan belajar terbatas, sumber yang ada dan
potensial belum didayagunakan, perlu usaha khusus dan perlu pengelolaan
yang inovatif dan reformatif.
Teknologi pendidikan ditinjau dari segi filsafat pengetahuan, maka
dapat pula disebut sebagai obyek formal atau landasan ontologi teknologi
pendidikan. Obyek formal tersebut digarap dengan cara khusus yaitu
dengan pendekatan isomeristik yaitu menggabungkan berbagai pemikiran
atau bidang keilmuan seperti psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen,
dan sebagainya ke dalam kebulatan tersendiri. Pendekatan sistemik yaitu
dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan
persoalan. Pendekatan sinergistik yaitu yang menjamin adanya nilai
tambah dari keseluruh kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu
dijalankan sendiri-sendiri. Sistemik yaitu pengkajian secara menyeluruh.
Inovatif yaitu mencari penyelesaian masalah dengan pendekatan baru.
20
Komponen inovatif ini merupakan usaha khusus atau pendekatan ini
merupakan asas epistemologis teknologi pendidikan.
Tinjauan epistemology menjelaskan bagaimana kebenaran dan
teknologi pendidikan diperoleh. Tinjauan aksiologi menjelaskan apa nilai
teori dan praktek dari teknologi pendidikan. Nilai teknologi pendidikan
secara potensial adalah efektivitas dalam kegiatan, efisiensi dalam
penyelenggaraan, memungkinkan kesempatan meluasnya kesempatan
pendidikan, daya penyesuaian terhadap kondisi belajar, menyelaraskan
dengan lingkungan (Sugandi 2003: 6).
2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan
Pada tahun 1973, Ely mengemukakan bahwa definisi-definisi
teknologi pendidikan mengandung tiga tema utama, dengan
mengetengahkan bahwa teknologi pendidikan merupakan pendekatan
sistematik, pengkajian sarana atau cara, dan suatu bidang untuk diarahkan
untuk tujuan tertentu (Barbara 1994: 22).
Dari definisi ini, mencerminkan teknologi pendidikan adalah suatu
bidang kajian dan profesi, dan bahwa kontribusi bidang kajian ini berupa
teori dan praktek. Teknologi Pendidikan mempunyai beberapa kawasan
(domain) yang menjadi bidang garapannya.
Menurut Barbara (1994: 28) Kawasan Teknologi Pendidikan dapat
digambarkan sebagai berikut :
21
Bagan 2.1. Kawasan Teknologi Pendidikan
Berikut masing-masing domain dalam kawasan teknologi
pendidikan adalah: Pertama, desain, merupakan proses menspesifikasikan
kondisi belajar. Domain desain mencakup studi tentang desain sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik
pembelajaran. Desain sistem pembelajaran merupakan prosedur yang
terorganisir mencakup langkah-langkah antara lain menganalisis,
mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Desain
pesan melibatkan perencanaan untuk mengatur bentuk fisik pesan tersebut.
Strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi dan
mengurutkan peristiwa kegiatan dalam sebuah pelajaran.
PENGELOLAAN
Manajemen proyek
Manajemen sumber
Manajemen sistem
penyampaian
Manajemen
informasi
DESAIN
Desain sistem
pembelajaran
Desain pesan
Strategi
pembelajaran
Karakteristik
pebelajar
PENGEMBANGAN
Teknologi cetak
Teknologi audiovisual
Teknologi berbasis komputer
Teknologi terpadu
PEMANFAATAN
Pemanfaatan media
Difusi inovasi
Implementasi&institusionalisasi
Kebijakan dan regulasi
TEORI &
PRAKTEK
PENILAIAN/EVALUASI
Analisis masalah
Pengukuran acuan patokan
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
22
Kedua, adalah pengembangan, merupakan proses penerjemahan
spesifikasi desain kedalam bentuk fisiknya. Domain pengembangan
diorganisasikan dalam empat kategori yaitu teknologi cetak, teknologi
audio visual, teknologi berdasarkan komputer dan teknologi terpadu.
Ketiga, adalah pemanfaatan atau pemakaian, merupakan tindakan
untuk menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Domain ini
bertanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan materi dan
kegiatan spesifik, mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi dengan
materi dan kegiatan yang dipilih, memberikan bimbingan selama
keterlibatan tersebut, memberikan penilaian hasil dan memadukan
pemakaian ini ke dalam keberlanjutan prosedur organisasi. Dalam domain
pemakaian terdapat empat kategori yaitu pemakaian media, difusi inovasi,
implementasi dan institusionalisasi dan kebajikan dan aturan.
Keempat, Pengelolaan, domain manajemen melibatkan
pengontrolan teknologi pembelajaran melalui perencanaan, organisasi,
koordinasi dan supervisi. Dalam domain manajemen sendiri terdapat
empat kategori domain yaitu manajemen proyek, manajemen sumber,
manajemen sistem penyebaran dan manajemen informasi. Manajemen
proyek melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan desain
pembelajaran dan proyek pengembangan. Manajemen sumber melibatkan
perencanaan, monitoring dan pengontrolan sistem dukungan sumber daya
dan layanannya. Manajemen sistem penyebaran memfokuskan pada isi
produk, seperti persyaratan perangkat keras atau perangkat lunak dan
23
dukungan teknis kepada pemakai dan operator seperti petunjuk untuk
desainer dan instruktur. Manajemen informasi melibatkan perencanaan,
monitoring, pengontrolan, penyimpanan, transfer dan proses informasi
untuk belajar.
Kelima, evaluasi, adalah proses penentuan kesesuaian pebelajar
dan belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis masalah. Analisis masalah
merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan evaluasi
pembelajaran. Dalam domain evaluasi terdapat empat kategori yaitu
analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria, evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.
Hubungan antar kawasan tidak linier tetapi saling melengkapi,
terbukti dengan ditunjukkannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap
kawasan. Hubungan antar kawasan juga bersifat sinergetik. Sebagai
contoh, seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan
menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem
pembelajaran dan desain pesan. Seorang praktisi yang bekerja dalam
kawasan desain menggunakan teori mengenai karakteristik media dari
kawasan pengembangan dan kawasan pemanfaatan dan teori mengenai
analisi masalah dan pengukuran dari kawasan penilaian. Sifat saling
melengkapi dari hubungan antar kawasan dalam bidang dapat dilihat
dalam gambar berikut :
24
Bagan 2.2 : Hubungan antar kawasan Teknologi Pendidikan dalam bidang
(Barbara B. 1994:28)
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa setiap kawasan
memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian
maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Sebagai
contoh, teori yang digunakan bersama ialah teori mengenai umpan balik
yang dalam beberapa hal digunakan oleh setiap kawasan. Umpan balik
dapat masuk dalam strategi pembelajaran maupun dalam desain pesan.
Putaran umpan balik digunakan dalam sistem pengelolaan, dan penilaian
juga memberikan umpan balik (Barbara, 1994: 28). Teknologi pendidikan
merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola
pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN TEORI & PRAKTEK
PENGELOLAAN PENILAIAN
DESAIN
25
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini termasuk dalam
kawasan penilaian (evaluasi formatif). Evaluasi formatif biasanya
dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan, topik atau
kegiatan dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu
kegiatan itu telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Artinya
evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana keefektifan program CSR Pertamina dalam
rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun.
2.2. Kajian Corporate Social Responsibility (CSR)
2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility
Pada hakekatnya setiap orang, kelompok dan organisasi
mempunyai tanggungjawab sosial (social responsibility) pada
lingkungannya. Tanggung jawab sosial seorang atau organisasi adalah
etika dan kemampuan berbuat baik pada lingkungan sosial hidup
berdasarkan aturan, nilai dan kebutuhan masyarakat. Berbuat baik atau
kebajikan merupakan bagian dari kehidupan sosial.
Dalam konteks perusahaan, tanggung jawab sosial itu disebut
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).
Tanggung jawab sosial merupakan suatu ide bahwa bisnis memiliki
tanggung jawab tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan
(the persuit of profits).
26
Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah sebuah komitmen bisnis untuk kontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan
perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat
(local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab
sosial. Bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam. Pembangunan
dibidang pendidikan, ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dilakukan oleh
korporasi yang mempunyai kebudayaan perusahaan sebagai suatu bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responcibility).
Corporate Social Responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha
untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup
dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara
lebih luas.
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Asyari (2009: 28) dalam
penelitiannya tentang CSR mengemukakan gagasannya sebagai berikut:
“Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan
kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan
manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat
menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati
serta memanfatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-
perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan
27
kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses
usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu
komunitas ….” (Asyari 2009: 28).
Tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas
pada konsep pemberian donor saja, tetapi konsepnya sangat luas dan tidak
bersifat statis dan pasif dan statis, hanya dikeluarkan dari perusahaan akan
tetapi hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antara stakeholders.
Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab
kemitraan antara pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga
komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif atau
statis. Kemitaraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial
antara stakeholders (Asyari 2009: 29).
2.2.2 Tujuan Corporate Social Responsibility
Wahyuni (2007: 12) berpendapat bahwa CSR ditujukan untuk
memenuhi harapan stakeholder dalam memaksimumkan dampak positif
perusahaan terhadap lingkungan sosial dan fisik, dengan tetap
menyediakan suatu pengembalian keuntungan kompetitif kepada
shareholder finansial, sehingga CSR diposisikan sebagai suatu kewajiban
sosial perusahaan untuk mempertimbangkan kepentingan stakeholder
dalam menjalankan bisnis.
CSR penting bagi perusahaan agar keberadaan perusahaan
mendapat dukungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Apabila perusahaan tidak memberikan kontribusi pada lingkungan di
28
sekitarnya, perusahaan akan mengalami berbagai kendala dalam bisnisnya.
Jadi CSR berfungsi memelihara kelangsungan perusahaan sepanjang masa
yang memungkinkan perusahaan terhindar dari berbagai risiko dari
masyarakat sekitar perusahaan.
CSR pada jangka panjang menjadi aset strategis dan kompetitif
bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang menuntut praktik-praktik etis
dan tanggung jawab. Praktik tanggung jawab sosial dipercaya menjadi
landasan fundamental bagi pertumbuhan berkelanjutan, bukan hanya untuk
perusahaan itu sendiri, tapi juga stakeholders secara keseluruhan.
Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Siregar dalam
penelitiannya (2007: 288) :
Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat
membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih
sejahtera dan mandiri, yang mana setiap kegiatan tersebut
akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara
terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan
dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari
masyarakat yang terlibat dalam program tersebut, sesuai
dengan kemampuannya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa program CSR
yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan di
masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.
Meskipun dalam implementasi kegiatan CSR korporat memiliki
kebebasan dalam melakukan aktivitas CSR yang hendak dilakukannya
Menurut Archie Carrol (Rahman 2009: 37-38), perusahaan dalam
melakukan CSR pada dasarnya ada empat kategori tanggung jawab sosial
yang harus dilakukan yaitu:
29
1) Tanggung jawab Ekonomi
Pricing, sebagai aktivitas ekonomi, akan bersinergi dengan
tanggung jawab sosial jika didasari pada itikad untuk memberikan
harga yang memihak kepada konsumen. Motif perusahaan dalam
melakukan CSR tetap berujung pada profit (keuntungan). Perusahaan
melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat dengan
membangun image positif bagi perusahaan yang tujaan akhirnya tetap
pada peningkatan profit.
2) Tanggung jawab Etis
Tanggung jawab etis berkaitan pada kewajiban perusahaan untuk
menyesuaikan aktivitasnya sesuai dengan norma sosial dan etika yang
berlaku meskipun tidak diselenggarakan secara tertulis formal.
Tanggung jawab etis ini bertujuan untuk memenuhi standar, norma,
dan pengharapan dari pihak yang berkaitan terhadap perusahaan.
3) Tanggung jawab Hukum
Saat perusahaan memutuskan untuk menjalankan operasinya di
wilayah tertentu maka ia telah sepakat untuk melakukan kontrak sosial
dengan segala aspek norma dan hukum yang telah ada maupun yang
akan muncul kemudian. Menjadi keharusan bagi perusahaan untuk
menjalankan dan patuh terhadap hokum dan norma yang berlaku.
4) Tanggung jawab Filantropis
Tanggung jawab filantropis ini dimaksudkan perusahaan tidak
hanya memberikan sejumlah fasilitas dan sokongan dana, perusahaan
30
juga disarankan untuk dapat memupuk kemandirian masyarakatnya.
Tanggung jawab ini didasari dari itikad perusahaan untuk
berkontribusi pada perbaikan masyarakat secara mikro maupun
makrososial. Tanggung jawab filantropis merupakan wujud konkret
berupa pembangunan fisik yang dilakukan perusahaan terhadap
masyarakat.
2.2.3 Perkembangan Corporate Social Responsibility
Revolusi industri pada dekade 19, telah mengakibatkan adanya
ledakan industri. Pada era itu, korporat memandang dirinya sebagai
organisasi yang bertujuan mengambil keuntungan semata. Kontribusinya
terhadap komunitas hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan
mekanisme pajak yang dipungut pemerintah. Padahal, komunitas
membutuhkan lebih dari itu. Kegiatan ekonomi yang dilakukan korporat
telah membawa kerusakan pada lingkungan, yang seringkali biaya
pemulihannya dibebankan pada komunitas/pemerintah (Rahman 2009:
19).
Seiring berkembangnya teori manajemen, pada periode 1970-an
korporat mulai menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan
eksternal terhadap keberadaannya. Komunitas tidak lagi dianggap sebagai
konsumen semata, melainkan juga sebagai mitra (partnership). Maka
lahirlah istilah CSR atau tanggung jawab sosial korporat.
Komisi Masyarakat Eropa menyebutkan ada empat faktor yang
mendorong perkembangan CSR :
31
1) Kepedulian dan harapan baru komunitas, konsumen, otoritas publik,
dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala
besar
2) Kroteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan
investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen maupun
investor
3) Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan
kegiatan ekonomi
4) Transportasi kegiatan bisnis akibat perkembangan media teknologi
komunikasi dan informasi modern (Iriantara 2004: 46, dalam Rahman
2009: 19).
Secara umum CSR akan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam
usaha penciptaan kesejahteraan oleh korporat yang dalam jangka panjang
dapat meningkatkan dan memperkuat nilai korporat di mata
komunitas/masyarakat.
Rahman (2009: 21-22) menerangkan beberapa praktek CSR yang
dilakukan oleh sejumlah perusahaan di Indonesia :
32
(Sumber MIX/03/17 Maret – 13 April 2008)
Tabel 2.1 Program CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di
Indonesia
Perusahaan Program CSR yang dilakukan
Indosat
1) “Indonesia Belajar” : dilakukan dalam bentuk
pelatihan guru IPA & matematika, pendirian
sekolah di Aceh, Beasiswa, dll
2) “Indonesia Sehat” : berbentuk mobil klinik
sehat keliling Indosat dan pelayanan kesehatan
masyarakat
3) “Berbagi Bersama Indosat” : dalam bentuk
SMS donasi dan SMS Cinta Duafa
4) “Indosat Peduli” : bantuan pasca bencana,
aktivitas comdev sekitar perusahaan
XL
Program Indonesia Berprestasi, XL Care,
Community Development di beberapa wilayah di
Indonesia, dan program pendidikan untuk semua
Telkom
Pembinaan usaha kecil, kegiatan sosial dan
keagamaan, pendidikan budaya dan olahraga,
pemagangan industry, dll
Pertamina
Pertamina Sehati, Partnership Program For
Small And Medium Enterprises, Beasiswa
Pertamina, Reforestation, Pertamina Youth
Program, dll
33
2.3 Kajian Pertamina
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki
Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
10 Desember 1957 dengan nama PT. Permina. Pada tahun 1961
perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah bergabung
dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN
Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1971
sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah
Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina (Persero) pada
tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi (www.pertamina.com).
PT. Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Janis Ishak, SH Nomor 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh
Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan Nomor C-24025
HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini
dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan
Pemerintah Nomor 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),
dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk
34
Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara (Pertamina)
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)".
Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan
adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi,
baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait
atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:
1) Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan
secara efektif dan efisien.
2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (www.pertamina.com).
Selanjutnya untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil
olahan dan turunannya.
2) Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada
pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil
menjadi milik Perseroan.
3) Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas
(LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
35
4) Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3
(www.pertamina.com).
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru,
Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli
industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan
kepada mekanisme pasar (www.pertamina.com).
2.3.1 CSR Pertamina
Corporate Social Responsibility adalah komitmen Pertamina
sebagai asset nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia.
Semangat pemberdayaan masyarakat yang telah berlangsung seiring
berdirinya perusahaan ini adalah komitmen untuk memberikan nilai
tambah lebih terhadap masyarakat Indonesia.
Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas di sekitar
wilayah operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting,
sekaligus untuk mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara
berkelanjutan (www.pertamina.com).
CSR Pertamina adalah kegiatan bina lingkungan sebagai program
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja PT.
Pertamina.
Dalam penelitian ini wilayah yang diteliti adalah desa Ledok yang
merupakan salah satu daerah operasi kegiatan PT. Pertamina.
36
2.3.2 Tujuan CSR Pertamina
Tujuan CSR Pertamina di bedakan menjadi dua, yaitu :
1) Tujuan Eksternal
Membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang
membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium
Development Goals (MDGs).
2) Tujuan Internal
Membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua
pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian
tujuan korporasi (perusahaan) terutama dalam membangun reputasi
korporasi (www.pertamina.com).
Tujuan kegiatan CSR Pertamina yang dilaksanakan di desa Ledok
Kecamatan Sambong Kabupaten Blora adalah untuk memberdayakan
masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. Pertamina dalam segala aspek
kehidupan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,
lingkungan dan bantuan peningkatan prasarana/infrastruktur wilayah
sehingga dapat meningkat kesejahteraan sosial-ekonomi (Wijaya, dkk
2010: 75).
2.3.3 Millenium Development Goals (MDGs)
Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan
millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan
manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk
37
melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua,
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan
angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian
lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam
pembangunan.
1) Goals 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah
dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur
pendukung, dan memperkuat sektor pertanian
2) Goals 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Tantangan utama dalam percepatan pencapaian sasaran MDGs
pendidikan adalah meningkatkan pemerataan akses secara adil bagi
semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan
pendidikan dasar yang berkualitas di semua daerah. Berbagai
kebijakan dan program pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut
adalah berupa: (1) perluasan akses yang merata pada pendidikan dasar
khususnya bagi masyarakat miskin; (2) peningkatan kualitas dan
relevansi pendidikan; (3) penguatan tatakelola dan akuntabilitas
pelayanan pendidikan. Disamping itu kebijakan alokasi dana
pemerintah bagi sektor pendidikan minimal sebesar 20% dari jumlah
38
anggaran nasional akan diteruskan untuk mengakselerasi pencapaian
pendidikan dasar universal pada tahun 2015.
3) Goals 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan
Prioritas dalam mewujudkan kesetaraan gender meliputi; (1)
peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan,
(2) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, dan
(3) peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan
perempuan
4) Goals 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak
Prioritasnya adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan
akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan
daerah terpencil.
5) Goals 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Upaya peningkatan kesehatan ibu diprioritaskan pada perluasan
pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan obstetrik yang
komprehensif, peningkatan pelayanan keluarga berencana dan
penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
6) Goals 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular
lainnya
39
Pendekatan untuk mengendalikan penyebaran penyakit diarahkan
terutama pada upaya pencegahan dan pengarusutamaan ke dalam
sistem pelayanan kesehatan nasional. Selain itu, pengendalian penyakit
harus melibatkan semua pemangku kepentingan dan memperkuat
kegiatan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat.
7) Goals 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Upaya yang dilakukan antara lain memperjelas peran dan tanggung
jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya air dan
pengelolaan sistem air minum dan sanitasi yang layak, sedangkan
untuk penurunan proporsi rumah tangga kumuh dilakukan melalui
penanganan pemukiman
8) Goals 8 : Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan
Komitmen untuk terus mengembangkan kemitraan yang bermanfaat
dengan berbagai organisasi multilateral, mitra bilateral dan sektor
swasta untuk mencapai pola pertumbuhan ekonomi yang berdampak
pada penurunan tingkat kemiskinan (pro-poor).
(www.tabloiddiplomasi.org)
2.3.4 Millenium Development Goals (MDGs) dan CSR Pertamina
CSR merupakan salah satu bagian dari good corporate
govermence. Bagi Pertamina, melakukan CSR bukanlah hal baru,
mengingat sejak pertama berdiri pada tahun 1957, Pertamina sudah
40
dikenal sebagai agent of development, yang lebih banyak mengacu pada
aspek sosial. Pertamina sendiri memiliki andil cukup besar dalam
pembangunan Indonesia melalui pengelolaan sektor migas serta panas
bumi.
Seiring dengan upaya mensosialisasikan Millenium Development
Goals (MDGs) sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
serta kualitas hidup masyarakat di setiap negara, maka perlu diselaraskan
program-program pengentasan kemiskinan yang mengarah pada
tercapainya MDGs.
Program CSR Pertamina sesuai dengan yang dipaparkan oleh DR.
Sugiharto Komisaris Utama Pertamina (Persero) mengatakan bahwa,
program CSR yang dilakukan merujuk kepada ISO 26000 sebagai acuan
tata laksana dan MDGs sebagai acuan tujuan program
(www.pertamina.com)
MDGs diharapkan tercapai pada 2015 yang mencakup : (1)
Menghapus tingkat kelaparan dan kemiskinan, (2) Mencapai pendidikan
dasar secara universal, (3) Mendorong kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan, (4) Mengurangki tingkat kematian anak, (5)
Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit lainnya, (7) Menjamin keberlanjutan lingkungan, (8)
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
41
Sejauh ini program CSR Pertamina difokuskan kedalam bidang
Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan dan Infrastruktur dan bencana Alam.
1) Untuk pendidikan dinamakan Cerdas Bersama Pertamina, terdiri atas;
beasiswa, Olimpiade Sains Nasional perguruan Tinggi Indonesia,
Indonesia membaca, pelatihan Guru, laboratorium komputer,
Pertamina Youth program, Pertamina Goes to Campus.
2) Bidang Kesehatan dinamakan Sehat bersama Pertamina, terdiri atas ;
Asuransi mekanik, Clino Gigi, Bright with Pertamina dan Pertamina
Sehati (Pertamina untuk Kesehatan Anak dan Ibu). Pertamina melalui
kegiatan Pertamina Sehati mewujudkan kepeduliannya terhadap
kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan anak dan ibu. Kegiatan
Pertamina sehati merupakan salah satu komitmen perusahaan terhadap
Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi fokus
masyarakat dunia dalam mengatasi masalah sosial global, yaitu
mengurangi angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan.
3) Lingkungan hidup bernama Oksigen dari Pertamina, terdiri atas;
program sejuta biopori, uji emisi kendaraan bermotor, fastron go
green, pekan lingkungan Indonesia, Green Act, Green Festival, Satu
Aksi Untuk Ciliwung, Penanaman Pohon, Rehabilitasi Hutan
Mangrove (bakau).
4) Bidang Infrastruktur dinamakan Pertamina peduli, telah melakukan
program Rumah pintar, Sarana dan prasarana umum, manajemen
bencana Alam dan Desa Binaan.
42
2.3.5 Bidang Kegiatan CSR Pertamina
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program CSR Pertamina di bagi
menjadi 5 bidang, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan
infrasturktur.
Kegiatan CSR Pertamina yang dilaksanakan di desa Ledok
diantaranya adalah :
1) Bidang Pendidikan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain
memberikan bantuan kepada siswa miskin, peningkatan sarana/media
pembelajaran, peningkatan profesionalisme guru, dan bantuan
penambahan koleksi buku pada perpustakaan sekolah.
2) Bidang Kesehatan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemberdayaan Posyandu,
peningkatan sanitasi lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan
kerja.
3) Bidang Ekonomi/UMKM, kegiatan yang dilaksanakan antara lain
pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu, penanganan pasca panen,
pelatihan keterampilan di bidang peternakan, perikanan, dan
pemberian bantuan peralatan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
4) Bidang Lingkungan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain
peningkatan kesehatan ternak melalui pembangunan jaringan air
bersih, peningkatan tata laksana kandang sapi komunal.
43
5) Bidang Infrastruktur, yang meliputi kegiatan pembangunan kandang
sapi komunal, pembangunan MCK, dan pembangunan gapura masuk
desa.
2.4. Kajian Penuntasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penuntasan berasal dari
kata dasar tuntas, yang artinya selesai secara menyeluruh; sempurna (sama
sekali). Penuntasan adalah suatu proses, cara, perbuatan menuntaskan,
menyelesaikan semua.
Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa penuntasan
merupakan suatu proses atau cara dalam rangka menghentikan,
menyelesaikan atau mengentaskan suatu hal secara berkesinambungan dan
menyeluruh. Dalam penelitian ini penuntasan yang dimaksud adalah
terkait dengan program CSR Pertamina dalam rangka mensukseskan
penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok.
2.5. Kajian Wajib Belajar
2.5.1 Tujuan Wajib Belajar
Program wajib belajar 9 tahun didasari konsep “pendidikan dasar
untuk semua” (universal basic education), yang pada hakekatnya berarti
penyediaan akses terhadap pendidikan yang sama untuk semua anak
(Kedeputian evaluasi kinerja pembangunan 2009: 4-5). Melalui program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun diharapkan dapat mengembangkan
44
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh
semua warga negara sebagai bekal untuk dapat hidup dengan layak di
masyarakat dan dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih
tinggi baik ke lembaga pendidikan sekolah ataupun luar sekolah.
Berikut adalah tujuan pelaksanaan wajib belajar yang hendak
dicapai dalam gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar 9
tahun :
1) Meningkatkan APK SMP/MTs/ setara hingga mencapai minimal 95%
pada akhir tahun 2008.
2) Menurunkan angka putus sekolah SMP dari 2,83% menjadi 2%.
3) Meningkatkan kualitas lulusan dengan indikator 70% peserta Ujian
Nasional mencapai nilai diatas 6,00.
4) Melengkapi sarana pendidikan sehingga 75% SMP memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (antara lain minimal 80% SMP mempunyai
perpustakaan, 50% SMP memiliki laboratorium IPA, 50% SMP
memiliki laboratorium bahasa, dan 80% SMP mempunyai ruang
keterampilan).
5) Menyelenggarakan minimal satu rintisan SMP bertaraf internasional di
setiap kabupaten/kota.
6) Terbentuknya dan berfungsinya jaringan system informasi pendidikan
di setiap propinsi di seluruh wilayah Indonesia dengan baik.
7) Meningkatkan mutu pengelolaan SMP dengan 70% SMP menjalankan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan baik.
45
8) Meningkatkan kesadaran akan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan (Tim Redaksi NPM 2010: 141-142).
2.5.2 Pelaksanaan Wajib Belajar
Wajib belajar 9 tahun merupakan program nasional perwujudan
konstitusi serta tekad pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Amandemen Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Wajib belajar diartikan sebagai
pemberian kesempatan belajar seluas-luasnya kepada kelompok usia
sekolah untuk mengikuti pendidikan dasar tersebut. Dalam rangka
membangun sumber daya manusia yang berkualitas, Pemerintah Indonesia
mewajibkan semua warga negara usia pendidikan dasar (7-15 tahun) tanpa
memandang agama, status sosial, etnis, dan jenis kelamin untuk
menempuh minimal pendidikan dasar.
Dalam laporan Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan (2009:
5) menjelaskan bahwa pelaksanaan program Wajib Belajar 9 tahun di
Indonesia memiliki empat ciri utama, yaitu; (1) dilakukan tidak melalui
paksaan tetapi bersifat himbauan, (2) tidak memiliki sanksi hukum tetapi
menekankan tanggung jawab moral dari orang tua untuk menyekolahkan
anaknya, (3) tidak memiliki undang-undang khusus dalam implementasi
program, (4) keberhasilan dan kegagalan program diukur dari peningkatan
partisipasi bersekolah anak usia 6 - 15 tahun.
46
Pelaksanaan Wajib Belajar 9 tahun dilakukan melalui jalur sekolah
maupun luar sekolah. Melalui jalur sekolah meliputi program 6 tahun di
SD dan program 3 tahun di SLTP. Untuk tingkat SD diberlakukan pada
SD regular, SD Kecil, SD Pamong, SD terpadu, MI, Pondok Pesantren,
SDLT, dan kelompok belajar Paket A. Sedangkan untuk tingkatan SLTP
dilaksanakan SLTP Reguler, SLTP Kecil, SLTP Terbuka dan SLTP-LB
dan kelompok belajar Paket B.
Sejak mulai diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada
tahun 2000, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola pemerintahan di daerah, termasuk pengelolaan
pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000). Dengan
kebijakan otonomi daerah ini membuka kesempatan bagi para ahli,
praktisi, dan pengamat pendidikan untuk bersama-sama memberdayakan
pendidikan secara menyeluruh, termasuk wajib belajar 9 tahun. Otonomi
pendidikan merupakan salah satu kesempatan yang sangat baik bagi
daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah masing-masing
yang merupakan tolok ukur kualitas sumber daya manusia.
2.5.3 Sasaran Pelaksanaan Wajib Belajar
Sasaran yang hendak dicapai dalam gerakan nasional percepatan
penuntasan wajib belajar sembilan tahun sesuai yang terkandung dalam
Inpres Nomor 5 Tahun 2006 adalah (1) Anak usia 7-12 tahun yang belum
mengikuti pendidikan atau putus sekolah SD/MI/pendidikan yang setara;
47
(2) Anak yang telah lulus SD/MI/pendidikan yang setara yang belum
bersekolah atau DO (Drop Out) di SMP/MTs/pendidikan yang setara.
Penyelenggaraan wajib belajar 9 tahun bukan semata-mata untuk
mencapai target angka partisipasi secara maksimal, namun perhatian yang
sama ditujukan juga untuk memperbaiki kualitas pendidikan dasar yang
sekarang ini masih jauh dari standar nasional. Agar sasaran tersebut
terwujud secara optimal perlu diupayakan adanya kesinambungan
penyelenggaraan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs serta satuan
pendidikan sederajat berkenaan dengan berbagai komponen pendidikan
yang mendukung.
2.5.4 Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu
terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu (Data Statistik Indonesia).
Angka Partisipasi Kasar menunjukkan tingkat partisipasi penduduk
secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka Partisipasi Kasar
merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Angka Partisipasi Kasar didapat dengan membagi jumlah
penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa
memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah
48
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
tersebut.
2.5.5 Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan
usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk
di usia yang sama (Data Statistik Indonesia).
Angka Partisipasi Murni menunjukkan partisipasi sekolah
penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM
juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap
jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan
indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi
penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut.
Angka Partisipasi Murni di suatu jenjang pendidikan didapat
dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang
bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang sekolah tersebut.
2.5.6 Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah (APUS/APts) didefinisikan sebagai
perbandingan antara jumlah murid putus sekolah pada jenjang pendidikan
tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan jumlah murid pada
jenjang pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase.
49
Hasil perhitungan Angka Putus Sekolah ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya siswa putus sekolah di suatu jenjang pendidikan
tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi Angka Putus Sekolah
berarti semakin banyak siswa yang putus sekolah di suatu jenjang
pendidikan pada suatu wilayah.
2.5.7 Angka Melanjutkan
Angka Melanjutkan (Anjut) adalah persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di
usia yang sama yang melanjutkan pendidikan dari jenjang pendidikan
SD/MI ke SMP.
Besarnya Angka Melanjutkan didapat dengan membagi jumlah
siswa SMP pada tingkat pertama dengan jumlah siswa SD ditambah siswa
MI pada tahun tertentu.
2.6 Kajian Evaluasi
2.6.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris) yang berarti
menilai suatu produk sehingga dapat melukiskan pengembangan suatu
proses dan berperan penting dalam menilai.
Beberapa pendapat tetang evaluasi dikemukakan oleh para ahli
diantaranya :
1) Stark and Thomas (1994: 12) menyatakan bahwa evaluasi merupakan
suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan
50
penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
2) Suchman (1961) memandang evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
3) Suharsimi Arikunto (2009: 2) berpendapat evaluasi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
2.6.2 Pengertian Evaluasi Program
Secara umum program diartikan sebagai “rencana”. Menurut
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2008: 3-4) program didefinisikan
sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang.
Farida Yusuf Tayibnasis (2000: 9) memandang program sebagai
segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh. Dalam pengertian tersebut ada empat
unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu :
1) Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan saksama.
2) Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu
kegiatan ke kegiatan yang lain.
51
3) Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik
organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan
individu.
4) Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya
melibatkan banyak orang.
Dari pengertian diatas maka evaluasi program adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program
dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik
terhadap program yang sedang berjalan maupun program yang telah
berlalu sehingga dapat mengambil keputusan melalui kegiatan
pengukuran, penilaian.
Dalam penelitian ini evaluasi program yang dimaksud adalah
kegiatan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan Program CSR
Pertamina dalam rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok
Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.
2.6.3 Syarat-Syarat Evaluasi Program
Dalam melaksanakan evaluasi program terdapat syarat-syarat
evaluasi yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Valid, dikatakan valid apabila mengukur yang sebenarnya diukur,
kesahihan evaluasi biasanya diukur dengan presentase atau derajat
tertentu.
52
2) Terandalkan (reliable), evaluasi dikatakan terandalkan jika alat
evaluasi yang sama dilakukan pada kelompok siswa yang sama
beberapa kali dalam waktu yang berbeda maka akan memberikan hasil
yang sama.
3) Objektif, evaluasi dikatakan objektif jika tidak mendapatkan pengaruh
subjektif dari pihak penilai.
4) Seimbang, keseimbangan evaluasi meliputi keseimbangan bahan,
keimbangan kesukaran, dan keseimbangan tujuan.
5) Membedakan, suatu evaluasi harus dapat membedakan antara kegiatan
yang berhasil, cukup berhasil, tidak berhasil dan gagal.
6) Norma, evaluasi yang baik hasilnya harus mudah ditafsirkan, hal ini
menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk
menafsirkan hasil evaluasi dari tiap komponen program.
7) Fair, evaluasi yang fair harus mengemukakan persoalan-persoalan
dengan wajar, tidak bersifat jebakan.
8) Praktis, baik ditinjau dari segi pembiayaan maupun segi
pelaksanaannya. Evaluasi harus efisian dan mudah dilaksanakan.
2.6.4 Manfaat Evaluasi Program
Evaluasi program bermanfaat bagi pengambil keputusan karena
dengan masukan/informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi
program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut
dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil
53
evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari elevator untuk pengambil
keputusan.
Arikunto (2009: 22) menyatakan ada empat kemungkinan
kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan
sebuah program keputusan, yaitu :
1) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut
tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana
diharapkan.
2) Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan
bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan
memberikan hasil yang bermanfaat.
4) Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempta-temat
lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena program
tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi
di tempat dan waktu yang lain.
2.6.5 Komponen Evaluasi Program
Evaluasi program memegang peranan penting untuk mengetahui
pelaksanaan program kegiatan secara efektif dan efisien. Evaluasi program
dilakukan agar dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang mendukung
pelaksanaan program dan memutuskan tindak lanjut pelaksanaan program.
Komponen evaluasi program antara lain :
54
1) Tujuan program
Tujuan program merupakan sesuatu yang pokok dan harus
dijadikan pusat perhatian evaluator. Tujuan menunjukkan apa yang
akan diraih, akibat, atau akhir dari pengembangan program untuk
dicapai. Beberapa program tujuannya dinyatakan dalam bentuk yang
sangat rinci tetapi sebagian tidak secara jelas dinyatakan. Tujuan
program dapat dirumuskan dalam berbagai cara dan berbagai tingkat
kecermatan.
2) Sumber dan prosedur
Sumber-sumber dan prosedur merupakan sarana penunjang yang
digunakan oleh pengembang dalam melaksanakan program sehingga
mencapai tujuan yang ditetapkan.
3) Manajemen program
Manajemen program dilakukan untuk monitoring pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan antara penggunaan sumber dan prosedur
sehingga dapat mencapai tujuan program yang ditetapkan.
4) Model-model evaluasi program
Model evaluasi program digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh keberhasilan program yang dilakukan sehingga diperoleh
langkah-langkah untuk melakukan perbaikan atau pengembangan.
Model evaluasi adalah model desain yang dibuat oleh ahli-ahli atau
pakar-pakar evaluasi. Model evaluasi mencakup konsep evaluasi yang
55
mencakup waktu pelaksanaan, kapan evaluasi dilaksanakan, tujuan
evaluasi dan acuan serta peham yang dianut oleh evaluator.
Model-model evaluasi program antara lain :
1) Model TYLER
Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari
program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai.
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, mencek
seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses
pelaksanaan program.
2) Model STAKE
Menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu
deskripsi dan pertimbangan. Deskripsi menyangkut dua hal yang
menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi), yaitu apa
maksud/tujuan yang diharapkan oleh program, dan pengamatan/akibat,
atau apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang betul-betul terjadi.
Sedangkan pertimbangan menunjukkan langkah pertimbangan, yang
dalam langkah tersebut mengacu pada standar; serta membedakan
adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu persiapan
(antecedents), proses atau transaksi (transaction/process) dan keluaran
(output).
3) Model CIPP, terdiri dari :
(a) Context, evaluasi program dalam dimensi pengertian sebagai ide,
yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang
56
dimiliki evaluan sehingga dapat memberikan arah perbaikan.
Penilaian context meliputi analisis masalah yang berhubungan
dengan lingkungan pendidikan atau dengan kata lain, penilaian
context adalah penilaian terhadap kebutuhan tujuan pemenuhan
kebutuhan dan karakteristik individu yang menangani.
(b) Input, penilaian input meliputi pertimbangan tentang sumber dan
strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan khusus.
Informasi yang terkumpul selama tahap penilaian hendaknya
digunakan untuk menentukan sumber dan strategi didalam
keterbatasan dan hambatan yang ada.
(c) Process, penilaian proses meliputi koleksi data penilaian yang telah
ditentukan dan diterapkan dalam praktek. Suatu program yang baik
tentu sudah dirancang mengenai siapa yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan program.
(d) Product, penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan diadakan
penilaian hasil maka dapat diambil keputusan mengenai tindak
lanjut program.
4) Model kesenjangan
Model ini menekankan bahwa penilaian kesenjangan dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah
ditentukan dalam program dengan penampilan actual dari program
tersebut. Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan
57
ditetapkan dalam program berdasarkan atas sumber, prosedur dan
manajemen dengan hasil yang efektif. Penampilan adalah sumber,
prosedur, manajemen dan hasil yang tampak ketika program
dilaksanakan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model kesenjangan
adalah:
(1) Tahap penyusunan desain, tahap ini dilakukan kegiatan seperti
merumuskan tujuan program, menyiapkan obyek dan subyek
sasaran program, dan merumuskan standar dalam bentuk rumusan
sesuatu yang dapat diukur.
(2) Tahap pemasangan instalasi, yaitu tahap melihat apakah
kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan
meliputi kegiatan meninjau kembali penetapan standar, meninjau
ulang program yang sedang berjalan dan meneliti kesenjangan
antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai.
(3) Tahap proses, kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan
penilaian tujuan-tujuan yang sudah dicapai.
(4) Tahap pengukuruan tujuan, mengadakan analisis data dan
menetapkan tingkat output yang diperoleh.
(5) Tahap perbandingan, membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan kemungkinan keputusan
yang diambil adalah menghentikan program, merevisi, meneruskan
dan memodifikasi tujuan.
58
2.7 Kerangka Berfikir
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan, desa Ledok
merupakan salah satu desa binaan Pertamina yang dilaksanakan melalui
program CSR (Corporate Social Responsibility). Dalam penelitian ini
yang menjadi fokus penelitian adalah pemberian dana bantuan bidang
pendidikan. Dalam rangka mensukseskan Wajar Dikdas 9 tahun, program
pemberian dana bantuan CSR Pertamina bidang pendidikan diharapkan
dapat memotivasi siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dalam hal
mengurangi Angka Putus Sekolah, meningkatkan Angka Partisipasi Kasar,
meningkatkan Angka Partisipasi Murni serta meningkatkan Angka
Melanjutkan Sekolah di SD Negeri 1, 2, dan 3 desa Ledok.
Hal tersebut digambarkan dalam kerangka berfikir berikut ini :
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan model CIPP
Bagan 2.3. Kerangka Berfikir
CSR Pertamina
bidang pendidikan
Peningkatan Angka
Melanjutkan Sekolah
Peningkatan Angka
Partisipasi Kasar
Pengurangan Angka
Putus Sekolah
Peningkatan Angka
Partisipasi Murni
59
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka akan dilakukan
penelitian evaluasi yang merupakan salah satu bidang garapan teknologi
pendidikan. Evaluasi yang dilakukan akan menggunakan model CIPP dari
Stufllebeam. Dalam penelitian ini yang akan dievaluasi adalah program
bantuan CSR Pertamina bidang pendidikan di SD Negeri desa Ledok,
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan program dalam
rangka mensukseskan program wajib belajar 9 tahun di desa tersebut.
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dijelaskan dimuka, maka
dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1) Ada penurunan yang signifikan Angka Putus Sekolah (APUS/APts) di
SD Negeri 1, 2 dan 3 di desa Ledok
2) Ada peningkatan yang signifikan Angka Partisipasi Kasar (APK) di
SD Negeri 1, 2 dan 3 di desa Ledok
3) Ada peningkatan yang signifikan Angka Partisipasi Murni (APM) di
SD Negeri 1, 2 dan 3 di desa Ledok
4) Ada peningkatan yang signifikan Angka Melanjutkan Sekolah
(ANJUT) di SD Negeri 1, 2 dan 3 di desa Ledok.
60
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi evaluatif deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif merupakan suatu
proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan
terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan
suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah
digunakan untuk melakukan penelitian (Arikunto 2003: 292).
Krathwohl (2001: 58) mengemukakan studi evaluatif adalah suatu
proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Ciri-ciri studi evaluatif
adalah (1) lebih diarahkan untuk pengambilan keputusan daripada
pembuktian hipotesis, (2) karena diarahkan untuk pengambilan keputusan,
maka nilai dari suatu evaluasi terletak pada prosesnya dan oleh karena itu
kegunaan merupakan ukuran utama, (3) karena kegunaan benar-benar
dituntut, maka proses evaluasi boleh jadi lebih penting daripada produk,
(4) kesimpulan selalu dibuat berdasarkan informasi yang lengkap oleh
karenanya evaluasi sungguh-sungguh dapat mengurangi ketidakpastian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa studi
evaluatif deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang untuk diketahui
nilainya demi perbaikan dimasa mendatang.
61
3.2 Prosedur Penelitian
Arikunto (2003: 299-300) mengemukakan langkah-langkah dalam
melakukan penelitian evaluasi yang meliputi prosedur sebagai berikut :
1) Pengkajian terhadap buku-buku, lapangan dan menggali informasi dari
pakar untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan
diteliti.
2) Perumusan problematika penelitian dalam bentuk pertanyaan
penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang
relevan untuk memperoleh ketajaman problematika.
3) Penyusunan proposal penelitian.
4) Pengaturan perencanaan penelitian, menyusun instrument, menyiapkan
kancah penelitian dan melaksanakan ujicoba instrumen.
5) Pelaksanaan penelitian.
6) Pengumpulan data dengan instrumen yang telah disusun berdasarkan
rincian komponen yang akan dievaluasi.
7) Menganalisis data yang terkumpul dengan menerapkan tolok ukur
yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh
pengelola program.
8) Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan atas gambaran tentang
sejauh mana data sesuai dengan tolok ukur.
Pada penelitian evaluasi, kriteria atau tolok ukur tersebut berfungsi
untuk menentukan tingkat pencapaian atau keberhasilan suatu kegiatan
dalam rangkaian pelaksanaan program.
62
Pendekatan dan metode evaluasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).
Keempat kata yang disebutkan merupakan sasaran evaluasi, yang tidak
lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Model ini
dipilih karena peneliti ingin mengetahui pelaksanaan program berdasarkan
komponen-komponennya yaitu context, input, process, product.
Komponen-komponen CIPP dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.1 Komponen CIPP Dalam Penelitian
Context Input Process Product
Latar belakang
Pendidikan
Nasional
Kebijakan makro
Kemendiknas
Kebijakan Mikro
Diknas Prov.
Jateng
Kebijakan Mikro
Diknas Kab.
Blora
Kebijakan Go
Green Unnes
Keadaan desa
Ledok
Kondisi SD
Ledok 1,2,3
sebelum
dilaksanakan
CSR Pertamina
Input dari CSR
Pertamina (dana
pendidikan/
beasiswa, seragam
dan peralatan/
perlengkapan
sekolah untuk
siswa, Buku
Sekolah Elektronik
dan UASBN)
Input dari
Pemerintah Kab.
Blora (Beasiswa)
Input dari Unnes
(Tenaga tutor &
mahasiswa KKN)
Pendataan siswa
dari SDN 1, 2, 3
Sosialisasi oleh
tutor
Kerjasama dengan
pihak sekolah
dalam pengelolaan
pemberian bantuan
Pemberian
beasiswa
Pembagian
seragam dan
peralatan/
perlengkapan
sekolah untuk
siswa
Pemberian Buku
Sekolah Elektronik
dan UASBN
Siswa
termotivasi
untuk sekolah
dan melanjutkan
sekolah,
sehingga Angka
Melanjutkan
Sekolah
(ANJUT) ke
SMP meningkat
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
meningkat
Angka
Partisipasi
Murni (APM)
meningkat
Angka Putus
Sekolah
(APUS/APts)
berkurang
63
Melalui studi evaluatif deskriptif ini diharapkan akan memperoleh
informasi atau data yang komprehensif, sistematis, dan mendalam
mengenai masalah penelitian.
3.3 Karakteristik Penelitian
3.3.1 Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3, 4 dan 6 dari SD
Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok Kecamatan Sambong yang mendapatkan
bantuan bidang pendidikan program CSR Pertamina.
3.3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2011 yang berlokasi di SD
Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok Kecamatan Sambong.
3.4 Populasi, Sampel, dan Sumber Data
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002:
108). Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
SD Negeri 1, 2 dan 3 Ledok yang berjumlah 285 siswa. Dengan rincian
sebagai berikut : (1) jumlah seluruh siswa SD Negeri 1 Ledok 129 siswa,
(2) jumlah seluruh siswa SD Negeri 2 Ledok 85 siswa, (3) jumlah seluruh
siswa SD Negeri 3 Ledok 71 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling
(sampel bertujuan) merupakan teknik sampling yang di dalam
64
pengambilan sampelnya didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto
2002: 117).
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, dalam penelitian
ini yang menjadi anggota sampel adalah siswa yang memperoleh bantuan
dari program CSR Pertamina di bidang pendidikan yaitu siswa-siswi kelas
3, 4 dan 6 dari SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok.
Dalam penelitian ini, sampel yang akan digunakan hanya siswa
kelas 4 dan 6 dari SD Negeri 1, 2 dan 3 desa Ledok. Dengan pertimbangan
: (1) bantuan yang diberikan untuk siswa kelas 3 dan 4 dari ketiga SD
tersebut adalah sama, (2) jumlah siswa kelas 4 dan 6 dari ketiga SD Negeri
tersebut dirasa sudah cukup memenuhi jumlah responden untuk dijadikan
sampel, yaitu berjumlah 76 siswa.
3.5 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 104) variabel adalah gejala yang
bervariasi, yang menjadi objek penelitian.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya (independen) adalah
treatment yang diberikan yaitu pelaksanaan program CSR Pertamina
bidang pendidikan berupa bantuan dana pendidikan, seragam serta
peralatan sekolah, sedangkan variabel terikatnya (dependen) adalah Angka
Putus Sekolah (APUS/APts), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM) serta Angka Melanjutkan Sekolah (Anjut).
Dapat dijelaskan bahwa variabel dalam penelitian ini adalah :
65
1) Efektifitas CSR dalam mengurangi Angka Putus Sekolah
(APUS/APts),
2) Efektifitas CSR dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK),
3) Efektifitas CSR dalam meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM),
4) Efektifitas CSR dalam meningkatkan Angka Melanjutkan Sekolah
(ANJUT).
3.5.1 Definisi Operasional Variabel
1) Angka Putus Sekolah (APUS/APts) adalah perbandingan antara jumlah
murid putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP,
SLTA dan sebagainya) dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan
tertentu dan dinyatakan dalam persentase.
Untuk menghitung Apus SD/MI dengan cara membagi jumlah siswa
putus SD dengan jumlah siswa SD pada tahun tertentu kemudian
dikalikan 100%. Sedangkan untuk menghitung Apus siswa SMP/MTs
dengan cara membagi jumlah siswa putus SMP/MTs dengan jumlah
siswa SMP/MTs pada tahun tertentu kemudian dikalikan 100%.
2) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu (Data Statistik Indonesia).
Untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI adalah
dengan cara membagi seluruh jumlah siswa SD/MI dengan jumlah
66
penduduk usia pendidikan saat itu dikali 100%. Sedangkan untuk
menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs dengan cara
membagi seluruh jumlah siswa SMP/MTs dengan jumlah penduduk
usia pendidikan saat itu dikali 100%.
3) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di
usia yang sama (Data Statistik Indonesia).
Angka Partisipasi Murni (APM) di suatu jenjang pendidikan didapat
dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang
sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut.
4) Angka Melanjutkan Sekolah (ANJUT) adalah persentase siswa dengan
usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah
penduduk di usia yang sama yang melanjutkan pendidikan dari jenjang
pendidikan SD/MI ke SMP.
Angka Melanjutkan Sekolah (ANJUT) didapat dengan membagi
jumlah siswa SMP pada tingkat tingkat pertama dengan jumlah siswa
SD ditambah siswa MI.
3.5.2 Sub-Sub Variabel
Sub variabel merupakan kemampuan menganalisis atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil
(Arikunto 2002: 99). Pemecahan variabel menjadi sub variabel ini juga
67
disebut sebagai kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori-
kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini
diartikan sebagai indikator variabel.
Sub variabel dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.2 Deskripsi Variabel
Variabel Sub
Variabel Indikator Instrumen
Penuntasan
Wajar
Dikdas
Angka Putus
Sekolah
(APUS/APts)
jumlah murid putus sekolah
pada tahun tertentu
Instrumen
pendataan
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
jumlah siswa dengan usia
pendidikan tertentu, di tingkat
pendidikan tertentu, terhadap
jumlah penduduk kelompok
usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikan tertentu
Instrumen
pendataan
Angka
Partisipasi
Murni
(APM)
persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang
sama
Instrumen
pendataan
Angka
Melanjutkan
Sekolah
(Anjut)
persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang
sama yang melanjutkan
pendidikan dari jenjang
SD/MI ke SMP
Instrumen
pendataan
68
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan
prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data
dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
intstrumen pendataan dan dokumentasi. Mengacu pada hal tersebut maka,
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi disebut pula dengan pengamatan, yang meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera (Arikunto 2002: 133).
Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keadaan konkrit SD
Negeri 1, 2, 3 Ledok sebagai setting penelitian yang berkaitan dengan
kegiatan pemberian bantuan dana melalui program CSR Pertamina.
2. Instrumen pendataan
Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrument/tabel pendataan. Dimana peneliti setelah melakukan
penelitian selanjutnya mengolah data, setelah diperoleh hasil kemudian
hasil tersebut dimasukkan dalam tabel hasil pendataan disesuaikan
dengan variabelnya.
69
3. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang keadaan murid,
keadaan orangtua murid, data pendukung latar belakang seperti data
penerima bantuan dana, dan juga data lain yang mendukung.
4. Wawancara
Wawancara atau interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data
tesebut. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menganalisis
data dibedakan menjadi empat berdasarkan pada kebutuhan masing-
masing sub variabel.
Rumus yang akan digunakan dalam menganalisis data yang
diperoleh adalah :
(1) Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Putus Sekolah
(APUS/APts) SD adalah :
Untuk menghitung Angka Putus Sekolah (APUS/APts) SMP
menggunakan rumus :
70
(2) Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar
(APK) SD/MI adalah:
Untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
menggunakan rumus :
(3) Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI adalah :
Untuk menghitung Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
menggunakan rumus :
(4) Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Melanjutkan
Sekolah (ANJUT) adalah :
71
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Context (Konteks)
4.1.1.1 Latar Belakang Kondisi Pendidikan Indonesia
Pendidikan dimasa orde baru dinilai berhasil secara kuantitatif,
namun belum terlihat pemberdayaan masyarakat secara luas, sehingga
pendidikan produk orde baru belum bisa diharapkan untuk membangun
dan memberdayakan masyarakat, karena pendidikan yang berjalan pada
masa orde baru dan produknya sebatas pada sosialisasi nilai dengan pola
hafalan dan memasung kreatifitas. Produk orde baru masih dirasakan
pengaruhnya hingga saat ini, sedangkan kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini sudah berubah yaitu era reformasi, sehingga pendidikan
nasional dikembalikan pada fungsinya yaitu memberdayakan masyarakat
dengan mengembalikan kedaulatan rakyat untuk membangun dirinya
sendiri.
Selain kondisi diatas, realitas abad 21 membawa sejumlah
pengaruh bagi dunia pendidikan. Ini karena pendidikan bertugas
mencaetak sumber daya manusia yang langsung atau tidak langsung
mempunyai andil dalam membangun dan mengarahkan peradaban,
72
mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang secara
nyata terbukti sebagai kekuatan produktif dalam konstruksi peradaban.
Bagi Indonesia, setidaknya ada tiga agenda pokok dalam
merekonstruksi pendidikan nasional, yaitu Pertama agenda daya saing.
Pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam
mengembangkan keahlian dan pengetahuan manusia. Pendidikan
merupakan kegiatan investasi sumber daya manusia, dimana
pengembangan ekonomi sangat berkepentingan. Pembangunan ekonomi
membutuhkan kualitas sumber daya manusia, yang unggul baik kapasitas
penggunaan IPTEK maupun sikap mental, supaya menjadi subjek atau
pelaku pembangunan ekonomi yang handal. Oleh karena itu pendidikan
seringkali berkembang dengan tuntutan pembangunan ekonomi.
Kedua, agenda ekonomi politik. Ini merupakan masalah struktural
dari kelangsungan pendidikan selama ini, sehingga menjadi agenda
ekonomi politik. Disini dapat disadari bahwa visi pengembangan sumber
daya manusia melalui pendidikan terkait melalui ekonomi politik yang
diciptakan pemerintah. Pengembangan pendidikan semakin kondusif dan
memiliki pengaruh positif bagi kondisi ekonomi politik, bila pemerintah
semakin konsisten dalam mengembangkan marketisasi ekonomi, seperti
deregulasi (mengurangi aturan administrasi), debirokratisasi (mengurangi
tata kerja yang lamban), transparansi (keterbukaan administrasi), serta
keterbukaan politik agar kondisi ekonomi makro mendukung
73
pengembangan sumber daya manusia dari proses pendidikan formal
sampai dengan memasuki dunia kerja.
Ketiga, agenda etik. Kapasitas penguasaan teknologi disertai etos
kerja kuat saja tidak cukup membekali manusia untuk mengkontruksi
peradaban abad 21. Modernisasi yang gencar dengan pemasyarakatan
IPTEK, tidak saja membawa kemajuan berarti melalui indikator-indikator
ekonomi dan teknis, tetapi juga menimbulkan dehumanisasi (kemerosotan
nilai/norma) yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Oleh
karenanya agenda etik, ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kualitas
sumber daya manusia, agar kemampuan IPTEK diimbangi dengan nilai
etika.
4.1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional
Pancasila dan UUD 1945 menjadi landasan filosofis serta berbagai
prinsip dasar pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis
tersebut, sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai
makhluk yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya
dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat serta
menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk
berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang
menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma agama dan
ketuhanan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi dan
nilai-nilai keadilan sosial.
74
Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia didasarkan pada
beberapa paradigma universal, yaitu : pemberdayaan manusia seutuhnya,
pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik, pendidikan
untuk semua, pendidikan untuk perkembangan, pengembangan dan atau
pembangunan berkelanjutan.
Arah kebijakan pembangunan pendidikan 2010-2014 dirumuskan
berdasarkan visi dan misi serta tujuan strategis Kemendiknas dan
memperhatikan komitmen pemerintah terhadap konvensi Internasional
mengenai pendidikan, khususnya Konvensi Dakar tentang Pendidikan
Untuk Semua (Education For All), Konvensi Hak Anak (Convention of
The Right Of Child) serta Milenium Development Goals (MDGs). Strategi
tersebut diuraikan menjadi :
1) tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan
di semua propinsi, kabupaten dan kota
2) terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu
dan berkesetaraan di semua propinsi, kabupaten dan kota
3) tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah bermutu,
relevan dan berkesetaraan disemua propinsi, kabupaten dan kota
4) tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermut, relevan,
berdaya saing ineternasional dan berkesetaraan di semua propinsi
5) tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa
berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat
75
6) tersedianya system tata kelola yang handal dalam menjamin
terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional.
Strategi tersebut menghasilkan arah kebijakan pembangunan
pendidikan nasional secara makro, yang dirinci sebagai berikut :
1) Peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik
2) Peningkatan mutu lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
dan lulusannya
3) Pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah
4) Pengembangan metodologi pendidikan yang membangun manusia
yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha
5) Keterpaduan sistem evaluasi pendidikan
6) Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan
7) Penyedian buku teks murah
8) Rasionalisasi pendanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat
9) Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri
10) Penguatan dan perluasan pendidikan non formal dan informal
11) Reformasi birokrasi
12) Koordinasi antar kementrian dan atau lembaga pemerintahan pusat dan
daerah
13) Akselerasi pembangunan pendidikan daerah perbatasan, tertinggal dan
rawan bencana
14) Penyelenggaraan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
76
Kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendiknas tersebut mengarah
pada pembangunan pendidikan nasional secara makro, yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tiga tahun kedepan secara berkesinambungan.
4.1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah
Pembangunan bidang pendidikan Provinsi Jawa Tengah dalam
kerangka pembangunan bidang pendidikan daerah dan nasional, diarahkan
untuk mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang cerdas, produktif, dan
berakhlak mulia melalui upaya pengembangan dan penyesuaian
pendidikan dengan tuntutan perkembangan IPTEK dan kebutuhan pasar
kerja.
Kebijakan Diknas Provinsi Jawa Tengah dalam rangka
pembangunan pendidikan Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada :
1) Meningkatkan pemerataan dan mutu serta perluasan akses
penyelenggaraan PAUD
2) Meningkatkan pemerataan dan mutu serta perluasan akses
penyelenggaraan Pendidikan Dasar
3) Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta
perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Menengah
4) Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta
perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Informal
5) Meningkatkan pemerataan, mutu, dan relevansi serta perluasan
akses penyelenggaraan Pendidikan Khusus
77
6) Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada
Pendidikan Formal dan Non Formal
7) Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
dalam penyelenggaraan pendidikan
8) Meningkatkan fasilitasi penyelengaraan Pendidikan Tinggi
9) Meningkatkan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan
gender dalam penyelenggaraan pendidikan (Program Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013).
Upaya yang dilakukan Diknas Provinsi untuk mencapai sasaran
pendidikan di Jawa Tengah antara lain dengan :
1) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas,
terutama untuk daerah perdesaan dan wilayah terpencil yang disertai
dengan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan termasuk yang
berada di wilayah konflik dan bencana alam, serta penyediaan biaya
operasional pendidikan secara memadai, dan/atau subsidi/hibah dalam
bentuk block grant atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan dasar
untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan termasuk subsidi atau
beasiswa bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu
tanpa diskriminasi gender
2) Penyediaan berbagai alternatif layanan pendidikan dasar baik melalui
jalur formal maupun non formal untuk memenuhi kebutuhan, kondisi,
dan potensi anak termasuk anak dari keluarga miskin dan yang tinggal
di wilayah perdesaan, terpencil dan kepulauan serta pemberian
78
perhatian bagi peserta didik dengan kemampuan berbeda (diffable),
pekerja anak, anak jalanan, anak korban konflik dan bencana alam
tanpa diskriminasi gender
3) Peningkatan kerjasama perguruan tinggi dengan dunia usaha, industri
dan pemerintah daerah untuk meningkatkan relevansi pendidikan
tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan potensi sumber daya lokal,
termasuk kerjasama dalam pendidikan dan penelitian yang
menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pemanfaatan hasil
penelitian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa.
4) Perluasan akses dan kualitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan
fungsional bagi penduduk buta aksara tanpa diskriminasi gender baik
di perkotaan maupun perdesaan (Program Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa arah kebijakan
pembangunan pendidikan di Provinsi Jawa Tengah dipusatkan pada
pemerataan akses dan layanan pendidikan secara merata untuk
menciptakan pendidikan yang adil dan berkualitas tanpa memandang
gender.
79
4.1.1.4 Kebijakan Diknas Kabupaten Blora Dalam Rangka Pembangunan
Pendidikan
Diknas Kabupaten blora dalam mewujudkan pembangunan
pendidikan yang berkualitas melalui pelayanan pendidikan dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia telah mengeluarkan kebijakan
pendidikan yang ditekankan untuk mewujudkan kualitas pelayanan
pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (sumber :
RKPD Kabupaten Blora).
Kebijakan tersebut diarahkan untuk peningkatan pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat. Untuk
mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia, Diknas Kabupaten Blora memprioritaskan
pembangunan melalui :
1) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan.
2) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
3) Program Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
4) Program Pendidikan Menengah
5) Program Pendidikan Non Formal
6) Program Pembinaan Pemuda dan Olah Raga.
Arah kebijakan yang dikeluarkan oleh Diknas Kabupaten Blora
terkait dengan pembangunan pendidikan masyarakat Blora menekankan
80
pada pemerataan dan keterjangkauan pelayanan pendidikan serta
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
4.1.1.5 Kebijakan Go Green Unnes
1) Konsep Konservasi secara Umum
Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore
Roosevelt pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”,
bersumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang
dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what
we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use).
Lazimnya, konservasi dimaknai sebagai tindakan perlindungan dan
pengawetan alam. Salah satu fokus kegiatan konservasi adalah
melestarikan bumi atau alam semesta dari kerusakan atau kehancuran
akibat ulah manusia. Namun dalam perkembangannya, makna konservasi
juga dimaknai sebagai pelestarian warisan kebudayaan (cultural heritage).
Dapat disimpulkan bahwa pengertian konservasi tidak hanya
menyangkut masalah perawatan, pelestarian, dan perlindungan alam, tetapi
juga menyentuh persoalan pelestarian warisan kebudayaan dan peradaban
umat manusia. Dalam konteks yang lebih luas, konservasi tidak hanya
diartikan secara sempit sebagai menjaga atau memelihara lingkungan alam
(pengertian konservasi fisik), tetapi juga bagaimana nilai-nilai dan hasil
budaya dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan dikembangkan demi
kesempurnaan hidup manusia (Handoyo).
81
2) Konservasi Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada pasal 1 ayat (2) menyebutkan
bahwa “konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber
daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya”.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dilakukan
dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup. Namun demikian, daya dukung lingkungan hidup, yakni
kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya menjadi berkurang atau merosot. Merosotnya daya
dukung lingkungan hidup dikarenakan terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan hidup dan kerusakan yang dilakukan oleh manusia baik untuk
memenuhi kebutuhan dirinya maupun untuk dan atas nama pembangunan.
Dunia saat ini menghadapi tantangan besar di bidang lingkungan,
antara lain ditandai oleh meningkatnya tingkat pencemaran baik udara, air,
maupun tanah. Dunia juga dihadapkan pada tantangan besar berupa
ancaman yang mungkin timbul akibat dari perubahan iklim (climate
change). Ancaman terhadap lingkungan ini juga merupakan ancaman bagi
generasi umat manusia pada saat ini maupun masa mendatang, karena
hidup manusia sepenuhnya tergantung pada alam. Oleh karena itu, sudah
semestinya universitas menunjukkan perannya dalam menjaga dan
82
melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta warisan
budaya leluhur kita.
Universitas bisa melakukan upaya preventif, membekali
mahasiswanya melalui pendidikan lingkungan hidup atau pendidikan
konservasi. Pendidikan konservasi ini merupakan pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development).
Untuk tujuan inilah, Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas
Konservasi pada tanggal 12 Maret 2010 bertepatan dengan Dies Natalis
Unnes yang ke-45.
Universitas konservasi merupakan universitas yang dalam
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
berdasarkan prinsip-prinsip konservasi, seperti perlindungan, pengawetan,
dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam, lingkungan,
sumber daya manusia, seni, dan budaya.
3) Kebijakan Pendidikan Karakter
Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai bagian dari sistem
pendidikan tinggi turut mengemban misi mulia pemerintah untuk
mengembangkan pendidikan karakter bagi para mahasiswanya.
Kebijakan Unnes untuk menerapkan pendidikan karakter adalah
pendidikan karakter berbasis konservasi. Ini dimaksudkan bahwa
penyemaian nilai-nilai karakter kepada mahasiswa harus dilandasi oleh
niat baik untuk merawat, memelihara, menjaga, dan mengembangkan
83
lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai budaya demi terwujudnya
kehidupan harmoni antara lingkungan hidup dan manusianya.
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang mendasar dalam
proses pendidikan manusia, bukan pendidikan yang bersifat asesoris. Oleh
karena itu, pendidikan karakter merupakan sarana pembudayaan dan
pemanusiaan agar terbentuk sosok pribadi manusia yang memiliki
kemampuan intelektual dan moral secara seimbang. Pendidikan karakter
tersebut akan menciptakan pribadi manusia yang utuh dan pada gilirannya
membentuk masyarakat menjadi semakin manusiawi. Sebagai bagian dari
program pendidikan, pendidikan karakter dapat menciptakan makhluk
baru, yaitu manusia yang berkarakter.
Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, pendidikan
karakter memiliki peran strategis dan merupakan sesuatu yang sangat
esensial bagi kekuatan (power) suatu negara. Dikatakan sebagai sesuatu
yang sangat esensial, karena hilangnya karakter berarti menghilangkan
potensi generasi penerus bangsa. Karakter berperan sebagai kemudi dan
kekuatan, agar bangsa ini tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai
persoalan yang dihadapi.
Berpijak pada paparan di atas, warga Unnes (mahasiswa, dosen dan
tenaga administrasi) juga merasa ikut prihatin atas dampak pemanasan
global. Keprihatinan ini ditunjukkan dengan tindakan nyata, berupa
meminimalkan pemakaian kertas dalam aktivitas sehari-hari. Selain
melakukan penanaman pohon dikarenakan mereka menyadari bahwa
84
pohon dapat berfungsi sebagai paru-paru dunia. Penanaman pohon ini
tidak hanya dilakukan di dalam kampus sebagai usaha perwujudan Green
Campus, akan tetapi juga dilakukan di desa dan kelurahan di sekitar
kampus.
Penanaman juga dilakukan di daerah-daerah kritis di wilayah
provinsi Jawa Tengah, khususnya di Semarang. Untuk melaksanakan misi
mulia ini, para praktikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan peserta
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mendapat embanan tugas menanam di kota
dimana mereka praktik mengajar (PPL) dan melakukan KKN. Semua itu
dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian warga Unnes terhadap kondisi
lingkungan dan keinginan untuk memberikan kontribusi nyata bagi
pelestarian lingkungan alam. Hal ini dapat dimaknai sebagai pendidikan
karakter berbasis konservasi (Handoyo).
Salah satu daerah yang dijadikan sebagai lokasi KKN adalah desa
Ledok. Kegiatan KKN tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan PT.
Pertamina sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap
kondisi lingkungan di desa Ledok.
4.1.1.6 Kondisi Wilayah Desa Ledok
Desa Ledok terletak antara 32 km arah tenggara dari Blora, atau 4
km arah utara dari Pusat Kecamatan Sambong dengan batas wilayahnya :
sebelah utara : Desa Nglebur
sebelah timur : Desa Giyanti, Brabowan, Biting
85
sebelah selatan : Desa Gagakan, Pojokwatu, Sambong
sebelah barat : Desa Sambong, Nglebur
Sumber : Peta Desa Ledok 2009
Gambar 4.1 Peta Desa Ledok
Luas Desa Ledok kurang lebih 1240,180 Ha² yang dibagi menjadi :
Wilayah hutan : 874 Ha² (Hutan Negara)
: 27 Ha² (Hutan Rakyat)
Lahan persawahan : 86 Ha² (Tadah Hujan)
Lahan kering : 156 Ha² (Ladang)
: 39 Ha² (Perkebunan)
: 21 Ha² ( Pemukiman )
Lahan perkampungan : 37,180 Ha²
86
Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Ledok Tahun 2004-2014
Wilayah Desa Ledok terdiri dari pemukiman/pekarangan,
persawahan, tegalan, hutan, dan pertambangan minyak. Sebagian besar
masyarakat Ledok bermata pencaharian sebagai petani, penambang
minyak tradisional dan buruh tani. Desa Ledok termasuk kawasan
pertanian tadah hujan yang memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan
kemarau.
4.1.1.7 Keadaan Penduduk Desa Ledok
1) Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Jenis Kelamin dan
Pekerjaan
Jumlah penduduk di Desa Ledok tahun 1997-2004 mengalami
penurunan, 3.371 jiwa menjadi 3.315 jiwa. Dan tahun 2006 mengalami
kenaikan sekitar 1% menjadi 3.341 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga
87
mengalami peningkatan kurang lebih seperlimanya, dari 676 menjadi 819
Kepala Keluarga yang berarti rata-rata jumlah anggota keluarga dalam satu
keluarga semakin berkurang. Semula rata-rata 4,99 jiwa/Kepala Keluarga
menjadi 3,32 jiwa/Kepala Keluarga. Tahun 2009 jumlah Kepala Keluarga
mengalami kenaikan menjadi 982, dan pada tahun 2010 jumlahnya naik
menjadi 999 Kepala Keluarga dengan jumlah 3.662 jiwa.
Dari jumlah penduduk tersebut, sekitar 20% bekerja sebagai buruh
tani dan buruh swasta. Kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang
masih kurang dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kesehatan,
gizi, dan pendidikan.
Sumber : BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 1997, Tahun 2004
Dan Monografi Desa Ledok Tahun 2006, Tahun 2009 Dan Buku Induk
Penduduk Tahun 2010
Grafik 4.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
2) Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Umur
Komposisi jumlah penduduk menurut umur secara terinci di tiap
desa tidak dapat ditunjukkan karena ternyata data yang tersedia adalah
88
data yang sudah menyatukan data monografi desa ke dalam data satu
kecamatan. Data yang diperoleh dalam monografi Desa Ledok hanya
mencatat antara usia 4 tahun hingga 40 tahun. Dengan mengasumsikan
bahwa keadaan komposisi penduduk di Desa Ledok tidak jauh berbeda
dengan jumlah keseluruhan penduduknya, tetapi komposisi yang ada pada
tiap jenjang umur tersebut dapat digunakan sebagai bahan gambaran.
Sumber: Monografi Desa Ledok Tahun 2009dan Buku Induk Penduduk Tahun 2010
Grafik 4.2. Komposisi Desa Ledok Tahun 2009 dan 2010 menurut
Kelompok Umur
3) Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Pendidikan
Komposisi jumlah penduduk yang berumur 5 tahun ke atas secara
terinci menurut tingkat pendidikan yang diselesaikan di Desa Ledok pada
tahun 2009 terdapat 5% (88 orang) lulusan perguruan tinggi dan
merupakan jumlah sarjana terbesar di Kecamatan Sambong.
89
Sumber : BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 2009
Grafik 4.3. Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Pendidikan
Tahun 2009
Jumlah sarjana ini menggambarkan tingkat ekonomi di Desa Ledok
relatif lebih baik dari desa lainnya. Jika dilihat penduduk yang tidak tamat
SD sebesar 9 % dan tidak sekolah sebesar 22 %. Maka hal ini
menggambarkan tingkat ekonomi yang baik dinikmati sebagian orang dan
sebagian yang lain kurang mendapatkan keberuntungan untuk dapat
menikmati pendidikan.
4) Prasarana Umum Lingkungan Desa Ledok
Jalan lingkungan yang menghubungkan antar dukuh di Desa Ledok
sebagian sudah diperkeras dan diaspal dan sebagian besar masih berupa
jalan tanah. Fasilitas pendidikan yang ada terdiri dari sebuah TK yang
menampung 50 anak yang dibimbing oleh dua orang guru. Sebuah SD
dengan jumlah siswanya mencapai 300-an yang dibimbing oleh 29 orang
guru.
90
Untuk melanjutkan sekolah setingkat SMP, anak-anak desa Ledok
harus keluar dari Desa Ledok. SMP-nya berada di Brabowan atau di
Pojokwatu, desa di selatannya. Untuk tingkat SMA biasanya anak-anak
Desa Ledok melanjutkan SMA-nya di Kota Cepu karena di kecamatan
Sambong tidak tersedia.
Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Ledok adalah sebuah
Puskesmas Pembantu dan sebuah Balai Pengobatan. Sedangkan Posyandu
yang ada sebanyak 4 buah. Tenaga bidan desa yang tersedia 1 orang.
Sementara itu tercatat ada 2 dukun bayi yang biasa membantu persalinan
yang ada di desa. Sedangkan fasilitas olah raga berupa lapangan sepak
bola, lapangan tenis, lapangan bulu tangkis masing-masing satu dan
lapangan volley 6 buah.
Tidak terdapat pasar umum di Desa Ledok tetapi aktivitas
perdagangan untuk kebutuhan-kebutuhan harian dilayani oleh warung atau
toko-toko yang dimiliki oleh sebagian warga desa. Setidaknya tercatat ada
10 warung dan 7 warung atau kedai makanan. Untuk memenuhi kebutuhan
yang tidak tersedia di warung atau toko di desa, maka penduduk akan
berbelanja di Kota Cepu yang jaraknya hanya sekitar 10 km dari desa.
4.1.1.8 Gambaran Umum SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok
1) SDN Ledok 1
SDN Ledok 1 terletak di RT 3/RW 3 desa Ledok, dengan
kepemimpinan Ibu Sri Harti, S.Pd sebagai kepala sekolah.
91
Berikut adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 1 :
Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Ledok 1 tahun ajaran 2010/2011
Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 1
No Kelas L P Jumlah
1 I 11 9 20
2 II 12 14 26
3 III 15 7 22
4 IV 11 9 20
5 V 10 15 25
6 VI 11 9 20
Jumlah 70 63 133
No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan
1 Luas tanah - 2450 Hak pakai
2 Ruang kelas 5 280
3 Ruang guru 1 -
4 Ruang TU - - -
5 Ruang komputer - - -
6 Ruang perpustakaan 1 - -
7 Ruang laboratorium - - -
8 Aula - - -
9 Gudang - - -
10 Ruang jaga - - -
11 Kantin - - -
12 KM/WC - - -
92
No Data Tenaga Jumlah Status
PNS GB GTT WB
1 Kepala sekolah 1 1 - - -
2 Guru kelas 4 4 - - -
3 Guru mapel
Agama 1 1 - - -
Olahraga 1 1 - - -
Matematika - - - - -
Bahasa Inggris - - - - -
4 WB 1 - - - 1
5 Penjaga 1 - - - 1
Tabel 4.3 Data Tenaga SDN Ledok 1
2) SDN Ledok 2
SDN Ledok 2 terletak di RT 3/RW 5 desa Ledok dibawah
kepemimpinan Bapak Sutikno, S.Pd sebagai kepala sekolah. Berikut
adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 2 :
Tabel 4.4 Jumlah Siswa SDN Ledok 2 tahun ajaran 2010/2011
No Kelas L P Jumlah
1 I 3 11 14
2 II 11 - 11
3 III 10 11 21
4 IV 9 6 15
5 V 3 5 8
6 VI 10 7 17
Jumlah 46 40 86
93
No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan
1 Luas tanah - 2250 Hak pakai
2 Ruang kelas 5 280
3 Ruang guru - -
4 Ruang TU - - -
5 Ruang komputer - - -
6 Ruang perpustakaan - - -
7 Ruang laboratorium - - -
8 Aula - - -
9 Gudang - - -
10 Ruang jaga - - -
11 Kantin - - -
12 KM/WC - - -
Tabel 4.5 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 2
No Data Tenaga Jumlah Status
PNS GB GTT WB
1 Kepala sekolah 1 1 - - -
2 Guru kelas 4 4 - - -
3 Guru mapel
Agama 1 1 - - -
Olahraga - - - - -
Matematika - - - - -
Bahasa Inggris - - - - -
4 WB 2 - - - 2
5 Penjaga 1 - - - 1
Tabel 4.6 Data Tenaga SDN Ledok 2
3) SDN Ledok 3
SDN Ledok 3 terletak di RT 4/RW 2 desa Ledok, dengan
kepemimpinan Ibu Sisni, S.Pd sebagai kepala sekolah.
94
Berikut adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 3 :
Tabel 4.7 Jumlah Siswa SDN Ledok 3 tahun ajaran 2010/2011
No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan
1 Luas tanah - 2300 Hak pakai
2 Ruang kelas 5 280
3 Ruang guru 1 -
4 Ruang TU - - -
5 Ruang komputer - - -
6 Ruang perpustakaan - - -
7 Ruang laboratorium - - -
8 Aula - - -
9 Gudang - - -
10 Ruang jaga - - -
11 Kantin - - -
12 KM/WC - - -
Tabel 4.8 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 3
No Kelas L P Jumlah
1 I 9 6 15
2 II 7 9 16
3 III 4 7 11
4 IV 6 5 11
5 V 6 3 9
6 VI 7 3 10
Jumlah 39 33 72
95
No Data Tenaga Jumlah Status
PNS GB GTT WB
1 Kepala sekolah 1 1 - - -
2 Guru kelas 4 4 - - -
3 Guru mapel
Agama 1 1 - - -
Olahraga 1 1 - - -
Matematika - - - - -
Bahasa Inggris - - - - -
4 WB 1 - - - 1
5 Penjaga 1 - - - 1
Tabel 4.9 Data Tenaga SDN Ledok 3
4.1.2 Input (Masukan)
Berdasarkan hasil penelitian, input dalam penelitian ini di bedakan
menjadi tiga, yaitu :
4.1.2.1 Input dari Program CSR Pertamina
Input/ masukan dari CSR Pertamina yang diangkat dalam
penelitian ini adalah input/masukan di bidang pendidikan, yang meliputi :
1) Bantuan Dana Pendidikan/Beasiswa
Bantuan dana pendidikan diberikan kepada siswa- siswi kelas 6
dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok yang seluruhnya berjumlah 45 orang
siswa. Besar bantuan beasiswa untuk masing-masing siswa adalah Rp
600.000,-. Yang akan diberikan untuk masing-masing siswa sebesar
Rp 60.000,- per bulan selama 10 bulan.
96
Bantuan beasiswa ini akan diberikan bertahap sesuai dengan
periode pelaksanaan kegiatan CSR Pertamina yaitu selama empat
tahun atau empat periode pelaksanaan kegiatan CSR. Untuk tahun
berikutnya beasiswa juga akan diberikan kepada siswa-siswi yang naik
kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok sesuai dengan tahun ajaran tertentu
selama program CSR itu masih berlangsung.
2) Bantuan Seragam Sekolah dan Peralatan/Perlengkapan Sekolah
Bantuan berupa satu (1) set seragam sekolah diberikan kepada
masing-masing siswa kelas 3 dan 4 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok yang
seluruhnya berjumlah 64 orang siswa.
Diberikan pula bantuan berupa pemberian peralatan dan
perlengkapan sekolah disiapkan 64 paket alat kelengkapan sekolah
untuk 64 siswa yang terdiri dari :
1 buah tas ransel berlogo PT. Pertamina dan Unnes
5 buah buku tulis
1 buah kotak pensil
2 buah bolpoin
2 buah pensil
1 buah penghapus karet
1 buah mistar
Untuk pelaksanaan program CSR periode selanjutnya, peneliti
belum mengetahui secara jelas apakah program pemberian bantuan
seragam sekolah dan peralatan/perlengkapan sekolah ini akan
97
dilanjutkan pada program CSR periode berikutnya atau akan diganti
dengan program bantuan yang baru.
3) Bantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan UASBN (Ujian Akhir
Sekolah Berstandar Nasional) dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar
Program bantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan buku
UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) dan Buku Koleksi
Keaksaraan Dasar berjumlah 152 eksemplar. Bantuan diberikan
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing SD dengan rincian
sebagai berikut :
SDN 1 Ledok
NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH
1 I 1 1 1 1 1 - 5
2 II 2 2 4 2 2 - 12
3 III 2 2 2 2 2 - 10
4 IV 2 2 2 2 2 - 10
5 V 2 2 1 1 2 - 8
6 VI 2 3 1 1 2 2 11
TOTAL 11 12 11 9 11 2 56
SDN 2 Ledok
NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH
1 I 1 1 1 1 1 - 5
2 II 2 2 2 2 2 - 10
3 III 2 2 2 2 2 - 10
4 IV - 2 2 2 2 - 8
5 V - 2 1 1 2 - 6
6 VI - - - - - 2 2
TOTAL 3 9 8 8 9 2 41
98
SDN 3 Ledok
NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH
1 I 1 1 1 1 1 - 5
2 II 2 2 3 2 2 - 11
3 III 2 2 2 2 2 - 10
4 IV 2 2 2 2 2 - 10
5 V 2 2 1 1 2 - 8
6 VI 2 2 1 1 2 2 10
TOTAL 11 11 10 9 11 2 54
Tabel 4.10 Rincian Bantuan BSE, UASBN dan Buku Koleksi
Keaksaraan Dasar yang diberikan CSR Pertamina ke
SDN 1, 2, 3 Ledok
Berdasarkan pembagian tersebut dapat dijelaskan :
1) SDN 1 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 56 eksemplar,
yang terdiri dari 54 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN
2) SDN 2 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 41 eksemplar
yang terdiri dari 39 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN
3) SDN 3 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 54 eksemplar
yang terdiri dari 52 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN.
Pemberian bantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan
buku UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) dan
Buku Koleksi Keaksaraan Dasar yang diserahkan kepada SDN 1,
2, dan 3 Ledok ini hanya dilaksanakan satu kali, yaitu pada
program CSR tahun pertama (2010).
99
4.1.2.2 Input dari Pemerintah Kabupaten Blora
Input atau masukan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Blora berupa beasiswa untuk masing-masing siswa kelas 6 dari
SDN 1, 2, dan 3 Ledok. Besar dana yang diberikan belum jelas karena
pada saat penyerahan bantuan yang diberikan bersamaan dengan
pemberian beasiswa dari program CSR Pertamina tanggal 12 April 2011
yang lalu, pihak pemerintah Kabupaten Blora tidak menyebutkan secara
jelas besar dana yang diberikan.
4.1.2.3 Input dari Universitas Negeri Semarang
Masukan yang diberikan oleh Universitas Negeri Semarang berupa
tenaga tutor yang bertugas memberikan penyuluhan serta tim pelaksana
masing-masing bidang yang diemban, serta sebagai evaluator pelaksanaan
program CSR serta mahasiswa KKN yang membantu pelaksanaan
program CSR.
Tenaga tutor dalam pelaksanaan program CSR Pertamina yang
diutus oleh Universitas Negeri Semarang adalah :
1) Drs. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd, ketua Tim Dosen Pengampu
Lapangan KKN CSR dan bertanggung jawab sebagai Koordinator
CSR bidang pendidikan
2) Drs. Amin Yusuf, M.Si, selaku Koordinator CSR bidang pendidikan
dan Tim pelaksana CSR bidang pendidikan
3) Dr. Yuni Wijayanti, M.Kes, selaku Koordinator CSR bidang kesehatan
dan lingkungan
100
4) Ir. Pramesti Dewi, M.Si, selaku Koordinator CSR bidang ekonomi
5) Danang D.S, M.T, selaku Koordinator CSR bidang infrastruktur
Mahasiswa KKN yang membantu pelaksanaan program CSR
Pertamina di desa Ledok adalah :
1) Misbakul Munir, bertugas sebagai Ketua Koordinasi Mahasiswa
2) Pupuh Wulan P., bertugas sebagai Sekretaris
3) Meka Hanifah, bertugas sebagai Bendahara I
4) Ragil Setio Atmojo, bertugas sebagai Bendahara II
5) Rina Widiastutik, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Pendidikan
6) Yudi Ristu P., bertugas sebagai Koordinasi Bidang Pendidikan II
7) Nur Badriyah, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Ekonomi
8) Wiwit Wulandari, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Ekonomi II
9) Eko Baskoro, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Infrastruktur
10) Maulida Arisandi, bertugas sebagai Humas
11) Akhfas Adzim F., bertugas sebagai Humas
12) Taufiq, bertugas sebagai humas
Dalam pelaksanaan program CSR Pertamina para Tim Dosen
Koordinator dibantu oleh mahasiswa KKN dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan sehingga antara dosen coordinator dan mahasiswa
mempunyai tanggungjawab serta beban kerja yang sama.
4.1.3 Process
Program CSR Pertamina bidang pendidikan dilakukan untuk
membantu menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk keperluan
101
sekolah anak-anak dari orangtua yang berpendapatan rendah. Proses
pemberian bantuan program CSR Pertamina tidak serta merta
dilaksanakan begitu saja, tetapi tahap pertama yang dilakukan sebelum
pemberian bantuan adalah pendataan seluruh siswa dari SDN 1, 2, dan 3
yang hasilnya terlampir. Setelah dilakukan pendataan, selanjutnya
tutor/penanggung jawab program CSR Pertamina Drs. Burhan Rubai
Wijaya, M.Pd bersama dengan dosen koordinator lain yang dibantu
mahasiswa KKN melakukan penyuluhan/sosialisasi tentang maksud dan
tujuan dari program CSR Pertamina kepada Kepala SDN 1, 2, dan 3
Ledok, Kepala desa dan pamongnya, serta Kader sebelum program
kegiatan pemberian bantuan bidang pendidikan dilaksanakan, supaya
masyarakat mengerti tentang hakikat dari CSR Pertamina.
Partisipasi masyarakat sangat besar dalam mengikuti setiap
kegiatan yang dilakukan oleh tim tutor bersama mahasiswa. Ketika
diadakan penyuluhan tentang program-program CSR yang akan
dilaksanakan, baik Kepala SD, pamong desa, Kader dan anggota PKK
selalu hadir dan aktif dalam memberikan pertanyaan maupun saran kepada
tutor. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua masyarakat desa Ledok ikut
berpasrtisipasi aktif mengikuti seluruh kegiatan selama proses pelaksanaan
program CSR di desa Ledok.
Pelaksanaan pemberian bantuan CSR bidang pendidikan
dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan dengan rincian sebagai berikut :
102
1) Pemberian Beasiswa diberikan kepada siswa- siswi kelas 6 SDN 1, 2,
dan 3 Ledok berjumlah 45 anak pada tanggal 12 April 2011 bertempat
di SD Ledok 1, 2, dan 3.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan anak usia sekolah TK – SD, melalui bantuan beasiswa
sebagai penunjang kelancaran pendidikan. Disamping itu beasiswa
yang diterima diharapkan dapat membantu meringankan beban
orangtua siswa yang berpendapatan rendah sehingga dapat digunakan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Proses pemberian beasiswa ini tidak serta merta diberikan di awal
kegiatan CSR Pertamina, namun pemberian beasiswa ini sistemnya
dititipkan kepada pihak sekolah melalui rekening sekolah untuk
diberikan pada akhir tahun pelajaran yakni April 2011 sehingga
beasiswa tersebut tepat guna dan tepat sasaran. Pihak sekolah
mendapat wewenang untuk menyimpan dana direkening sekolah
sampai tanggal pemberian beasiswa akan diberikan secara langsung
kepada siswa satu per satu yang di damping oleh orangtuanya masing-
masing pada 12 April 2011.
Hasil yang diharapkan pada pemberian beasiswa ini supaya anak
usia sekolah dasar dari keluarga yang kurang mampu diharapkan bisa
memperoleh tambahan biaya pendidikan selama 10 bulan sebesar Rp
600.000,- dengan rincian masing-masing siswa Rp 60.000,-/bulan yang
pemanfaatannya dipantau untuk kegiatan yang berkaitan langsung
103
dengan pendidikan atau dengan kata lain tidak digunakan untuk
keperluan diluar pendidikan.
Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan, dana bantuan yang
diberikan kepada siswa hampir seluruhnya digunakan untuk membayar
biaya masuk SMP.
2) Pemberian bantuan seragam dan perlengkapan sekolah diberikan
kepada siswa-siswi kelas 3 dan 4 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok 12 April
2011 bertempat di Balai Desa Ledok.
Tujuan dari pemberian bantuan ini adalah untuk meningkatkan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas
pendidikan anak usia sekolah TK – SD, melalui bantuan peralatan dan
perlengkapan sekolah sebagai penunjang kelancaran pendidikan.
Proses pemberian bantuan seragam dan perlengkapan sekolah
untuk 1 tahun, telah disiapkan sejumlah 60 paket tas sekolah yang
masing-masing berisi alat perlengkapan sekolah dan 1 set seragam
sekolah SD. Proses penyerahan pemberian bantuan ini bertepatan
dengan monitoring yang dilakukan Rektor Unnes pada tanggal 12
April 2011 yang lalu di Blora.
Hasil yang diharapkan melalui pemberian bantuan ini agar anak
usia sekolah dari keluarga yang kurang mampu dapat memperoleh
bantuan berupa perlengkapan sekolah sehingga terjadi peningkatan
dalam kualitas belajar.
104
3) Pemberian bantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan UASBN
(Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) dan Buku Koleksi
Keaksaraan Dasar ditujukan untuk sekolah guna kepentingan bersama.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah referensi sekolah
dalam penyediaan buku karena koleksi dan jumlah buku masih minim
dan termasuk buku-buku lama yang tidak pernah ditambah/diperbarui.
Proses yang dilakukan sebelum penyerahan bantuan ini adalah
pendataan masing-masing SD untuk mengetahui apa saja dan seberapa
banyak koleksi buku yang telah dimiliki, sehingga pemberian bantuan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing agar tepat
sasaran. Proses penyerahan dilakukan oleh peneliti sendiri yang saat
itu bertindak sebagai koordinator mahasiswa KKN bidang pendidikan.
Tempat penyerahan dilakukan di SDN 1, 2 dan 3 Ledok diserahkan
kepada kepala SD masing-masing sebagai pihak kedua. Pemberian
buku ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan warga
sekolah di SDN 1, 2 dan 3 Ledok dalam menunjang proses
pembelajaran maupun dalam mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah.
Hal tersebut dibuktikan dengan penyediaan satu ruangan di SDN 3
Ledok yang sebelumnya adalah gudang, kemudian digunakan sebagai
perpustakaan serta menghimbau para siswa untuk membaca secara
bergiliran berdasarkan kelas masing-masing selama satu minggu secara
bergantian ketika jam istirahat.
105
Tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap bantuan
yang diberikan CSR Pertamina diantaranya dengan memanfaatkan
buku-buku bantuan yang diberikan. Dimana biasanya saat proses
pembelajaran satu buku digunakan untuk beberapa siswa, kini dengan
adanya bantuan tersebut satu siswa bisa memegang masing-masing
satu buah buku sehingga lebih semangat untuk belajar dan tidak
menggangu proses belajar mengajar.
Pemberian buku UASBN dimanfaatkan sebagai tambahan materi
try out atau latihan ujian kepada siswa-siswi kelas 6 untuk
mempersiapkan mental serta melatih siswa sebelum menempuh ujian
akhir nasional. Dengan latihan-latihan pra ujian yang dilakukan, serta
harapan melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah karena
adanya bantuan beasiswa, membuat siswa serta orangtua siswa
teringankan bebannya untuk membayar biaya masuk sekolah.
Berdasarkan wawancara pada pihak sekolah SDN 1, 2, dan 3
Ledok beasiswa yang diberikan kepada seluruh siswa-siswi kelas 6
melalui rekening sekolah, tidak diberikan setiap bulan seperti yang
tertuang dalam agenda pemberian beasiswa, tetapi terjadi kesepakatan
antara pihak dosen koordinator dengan pihak bahwa beasiswa
diberikan secara langsung sebesar Rp 600.000,- pada saat kelulusan
sehingga bisa digunakan untuk membantu biaya masuk sekolah.
Harapan yang besar untuk bisa melanjutkan sekolah dan didukung
dengan adanya beasiswa itulah yang menjadi motivasi sekaligus
106
memacu siswa untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri
mengahadapi ujian akhir nasional. Hal ini pula yang mendorong
semangat orangtua siswa untuk melanjutkan pendidikan putra-putri
mereka karena tanggungan biaya pendidikan menjadi ringan.
Berdasarkan laporan hasil kelulusan tahun ajaran 2010/2011
seluruh siswa kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok dinyatakan lulus
ujian dengan persentase kelulusan untuk desa Ledok sebesar 100%.
Pihak sekolah dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok juga menuturkan bahwa
seluruh siswa kelas 6 tahun ajaran 2010/2011 melanjutkan
pendidikannya ke SMP.
4.1.4 Product (Produk/Hasil)
Berdasarkan pemberian bantuan yang telah diberikan oleh
Pertamina kepada siswa-siswi di SDN 1, 2, dan 3 Ledok melalui kegiatan
CSR serta berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
para warga sekolah sangat antusias dengan program yang dilaksanakan
oleh Pertamina terutama siswa yang mendapat bantuan sangat senang
sehingga lebih termotivasi untuk melanjutkan sekolah.
Semangat dan antusias warga sekolah yang mendapat bantuan dari
CSR Pertamina tersebut ternyata membawa dampak yang positif terhadap
kualitas pendidikan dan partisipasi siswa dalam pendidikan. Hal ini dapat
diketahui dengan adanya perubahan yang signifikan terhadap jumlah
Angka Putus Sekolah (APUS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Angka Melanjutkan Sekolah (ANJUT) siswa
107
sebelum dilaksanakan kegiatan CSR Pertamina dengan setelah
dilaksanakan program CSR Pertamina.
Hasil penelitian selengkapnya disajikan pada laporan berikut ini :
4.1.4.1 Perbandingan Jumlah Angka Putus Sekolah (APts/Apus) Tahun
Ajaran 2009/2010 dengan Tahun Ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR
Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap
berkurangnya Angka Putus Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian
yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka Putus
Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan
program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah dilaksanakan
program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut :
1) Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah seluruh siswa SD di desa Ledok
pada tahun 2009 yang berusia 7-12 tahun adalah 296 siswa, dengan
jumlah siswa putus sekolah di SDN Ledok 1 sebanyak 3 orang, SDN
Ledok 2 berjumlah 1 orang, dan SDN Ledok 3 juga sebanyak 1 orang
siswa. Dalam satu tahun di desa Ledok tercatat 5 siswa putus sekolah,
jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus ;
108
Maka didapatkan hasil pada SDN Ledok 1 persentase Angka Putus
Sekolah sebesar 2.22%, SDN Ledok 2 sebesar 1.08%, SDN Ledok 3
sebesar 1.44%, dan rerata Angka Putus Sekolah di desa Ledok pada
tahun ajaran 2009/2010 sebesar 1.67%.
2) Pada tahun ajaran 2010/2011 di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tercatat 1
orang siswa yang putus sekolah di SD Ledok 3 karena tidak mampu
mengikuti pelajaran dengan baik. Jika dihitung menggunakan rumus
Angka Putus Sekolah maka diperoleh hasil sebagai berikut, di SDN
Ledok 1 persentase Angka Putus Sekolah sebesar 0%, SDN Ledok 2
sebesar 0%, SDN Ledok 3 sebesar 1.38%, dan rerata Angka Putus
Sekolah di desa Ledok pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 0.34%.
Hasil pendataan Angka Putus Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3
tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011 selengkapnya
disajikan pada tabel berikut:
No Nama SD
Angka
APts/Apus
tahun ajaran
2009/2010
Angka
APts/Apus
tahun ajaran
2010/2011
Rerata
APts/Apus
tahun
ajaran
2009/2010
(%)
Rerata
APts/Apus
tahun
ajaran
2010/2011
(%)
1 2 3 4 5 6
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah 3 0 2.22 0
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah 1 0 1.08 0
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah 1 1 1.44 1.38
Rerata 1 desa 5 1 1.67 0.34
Tabel 4.11 Perbandingan Angka Putus Sekolah tahun ajaran 2009/2010
dengan tahun ajaran 2010/2011
109
4.1.4.2 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR
Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap
berkurangnya Angka Partisipasi Kasar (APK) di SDN Ledok 1, 2, dan 3.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian
yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka
Partisipasi Kasar (APK) di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009
sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010
setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai
berikut:
1) Pada tahun 2009 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia
7-12 tahun sebanyak 289 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1
adalah 135 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun
sebanyak 132 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 92
orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 74 orang,
di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 69 orang dengan jumlah siswa
yang berusia 7-12 tahun sebesar 52 orang. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus :
110
Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Kasar (APK)
pada tahun ajaran 2009/2010 pada masing-masing SD adalah SDN
Ledok 1 sebesar 102.27%, SDN Ledok 2 sebesar 124.32%, SDN
Ledok 3 sebesar 132.69%, dan rata-rata Angka Partisipasi Kasar
(APK) desa Ledok sebesar 114.72%.
2) Tahun 2010 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12
tahun sebanyak 287 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1
adalah 133 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun
sebanyak 130 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 86
orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 65 orang,
di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 72 orang dengan jumlah siswa
yang berusia 7-12 tahun sebesar 72 orang. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus:
Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Kasar (APK)
pada tahun ajaran 2010/2011 pada masing-masing SD adalah SDN
Ledok 1 sebesar 102.30%, SDN Ledok 2 sebesar 132.30%, SDN
Ledok 3 sebesar 100.00%, dan rata-rata Angka Partisipasi Kasar
(APK) desa Ledok sebesar 101.74%.
Hasil pendataan Angka Partisipasi Kasar (APK) di SDN Ledok 1,
2, dan 3 tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
111
Tabel 4.12 Perbandingan Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
4.1.4.3 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Murni (APM) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR
Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap
meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) di SDN Ledok 1, 2, dan 3.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian
yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka
Partisipasi Murni (APM) di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009
sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010
setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai
berikut:
No Nama
SD
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
pada tahun
2009
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
pada tahun
2010
Jumlah siswa
SD/Mi/Sdrjt
Tahun
2009/2010
Jumlah siswa
SD/Mi/Sdrjt
Tahun
2010/2011
APK
tahun
ajaran
2009/2010
(%)
APK
tahun
ajaran
2010/2011
(%) Seluruh
nya
Usia
7-12 th
Seluruh
nya
Usia
7-12 th
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Ledok 1
135 132 133 130 102.27 102.30
2. Ledok 2
92 74 86 65 124.32 132.30
3. Ledok 3
69 52 72 72 132.69 100.00
Jumlah 1
desa 289 287 296 258 292 267 114.72 101.74
112
1) Pada tahun 2009 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia
7-12 tahun sebanyak 289 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1
adalah 135 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun
sebanyak 132 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 92
orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 74 orang,
di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 69 orang dengan jumlah siswa
yang berusia 7-12 tahun sebesar 52 orang. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus:
Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Murni (APM)
pada tahun ajaran 2009/2010 pada masing-masing SD adalah SDN
Ledok 1 sebesar 45.67%, SDN Ledok 2 sebesar 25.60%, SDN Ledok 3
sebesar 17.99%, dan rata-rata Angka Partisipasi Murni desa Ledok
sebesar 89.27%.
2) Tahun 2010 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12
tahun sebanyak 287 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1
adalah 133 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun
sebanyak 130 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 86
orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 65 orang,
di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 72 orang dengan jumlah siswa
113
yang berusia 7-12 tahun sebesar 72 orang. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus :
Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Murni (APM)
pada tahun ajaran 2010/2011 pada masing-masing SD adalah SDN
Ledok 1 sebesar 45.29%, SDN Ledok 2 sebesar 22.64%, SDN Ledok 3
sebesar 25.08%, dan rata-rata Angka Partisipasi Murni (APM) desa
Ledok sebesar 93.03%.
Hasil pendataan Angka Partisipasi Murni (APM) di SDN Ledok 1,
2, dan 3 tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Perbandingan Angka Partisipasi Murni (APM) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
No Nama
SD
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
pada tahun
2009
Jumlah
penduduk
usia 7-12
th
pada
tahun 2010
Jumlah
siswa
SD/Mi/Sdrjt
Tahun
2009/2010
Jumlah siswa
SD/Mi/Sdrjt
Tahun
2010/2011
APM
tahun
ajaran
2009/2010
(%)
APM
tahun
ajaran
2010/2011
(%)
Seluru
hnya
Usia
7-12 th
Seluru
hnya
Usia
7-12 th
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Ledok 1
135 132 133 130 45.67 45.29
2. Ledok 2
92 74 86 65 25.60 22.64
3. Ledok 3 69 52 72 72 17.99 25.08
Jumlah 1 desa 289 287 296 258 292 267 89.27 93.03
114
4.1.4.4 Perbandingan Jumlah Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (Anjut)
tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR
Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap
meningkatnya Angka Melanjutkan Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian
yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka
Melanjutkan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum
dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah
dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut:
1) Pada tahun ajaran 2009/2010 peserta ujian di SDN Ledok 1 berjumlah
23 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 15 orang, dan SDN Ledok 3
berjumlah 12 orang, dengan masing-masing Angka Kelulusan sebesar
100%. Sedangkan jumlah siswa yang melanjutkan ke SMP di SDN
Ledok 1 berjumlah 18 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 11 orang, dan
SDN Ledok 3 berjumlah 9 orang.
Jumlah tersebut jika dihitung rata-ratanya maka didapatkan hasil
persentase Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1 sebesar 78.22%, SDN
Ledok 2 sebesar 73.33%, SDN Ledok 3 sebesar 75.00% dengan rerata
Angka Melanjutkan di desa Ledok pada tahun 2009 sebesar 76.00%.
2) Pada tahun ajaran 2010/2011 peserta ujian di SDN Ledok 1 berjumlah
17 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 17 orang, dan SDN Ledok 3
115
berjumlah 10 orang, dengan masing-masing angka kelulusan 100% dan
Angka Melanjutkan sebesar 100%.
Hasil pendataan Angka Kelulusan dan Angka Melanjutkan di SDN
Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan (Anjut)
tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga didapatkan data
mengenai jumlah siswa SMP N Sambong tingkat I pada tahun ajaran
2009/2010 dan 2010/2011. Jumlah SMP di kecamatan Sambong hanya 1
No
Nama
SD/Mi/
Sdrjt
Angka kelulusan
2009/2010
Angka kelulusan
2010/2011
Angka
melanjutkan
2009/2010
Angka
melanjutkan
2010/2011
Peserta
Ujian
Lulus Peserta
Ujian
Lulus Lulus
2009/
2010
Melanjutkan
ke
SLTP/Sdrjt
Lulus
2010/
2011
Melanjutkan
ke
SLTP/Sdrjt
Orang % Orang % Orang % Orang %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 LEDOK 1
Jumlah 1
sekolah 23 23 100.00 17 17 100.00 23 18 78.22 17 17 100.00
2 2 LEDOK 2
Jumlah 1
sekolah 15 15 100.00 17 17 100.00 15 11 73.33 17 17 100.00
3 3 LEDOK 3
Jumlah 1
sekolah 12 12 100.00 10 10 100.00 12 9 75.00 10 10 100.00
Jumlah
seluruhnya 50 50 100.00 44 44 100.00 50 38 76.00 44 44 100.00
116
unit, maka yang digunakan sebagai data perbandingan hanya pada SMPN I
Sambong dengan hasil sebagai berikut:
1) Tahun ajaran 2009/2010 jumlah keseluruhan siswa di SDN Ledok
adalah 296 orang siswa, dan jumlah keseluruhan siswa tingkat I di
SMPN I Sambong adalah 98 orang siswa. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus:
Maka didapatkan hasil persentase Angka Melanjutkan siswa pada
tahun ajaran 2009/2010 adalah sebesar 33.10%
2) Tahun ajaran 2010/2011 jumlah keseluruhan siswa di SDN Ledok
adalah 287 orang siswa, dan jumlah keseluruhan siswa tingkat I di
SMPN I Sambong adalah 128 orang siswa. Jumlah tersebut apabila
dihitung menggunakan rumus untuk mencari Angka Melanjutkan,
maka di dapatkan hasil persentase Angka Melanjutkan sebesar 44.59%
Hasil pendataan perbandingan rerata Angka Melanjutkan di SDN
Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
117
Tabel 4.15 Perbandingan Angka Melanjutkan (Anjut) tahun ajaran
2009/2010 dengan tahun ajaran 2010/2011
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN Ledok 1, 2,
dan 3 yang meliputi pendataan mengenai Angka Putus Sekolah
(APts/APUS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni
(APM) serta Angka Melanjutkan Sekolah (ANJUT) pada tahun 2009
sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pendataan tentang hal
yang sama pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina
didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :
No Tahun
Angka
Putus
Sekolah
(%)
Angka
Partisipasi
Kasar
(%)
Angka
Partisipasi
Murni
(%)
Angka
Melanjutkan
Sekolah
(%)
1 2009
(sebelum CSR) 1.67 114.72 89.27 76.00
2 2010
(setelah CSR) 0.34 101.74 93.03 100.00
Selisih 1.33 -12.98 3.76 24.00
Tabel 4.16 Presentase Jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi
Kasar, Angka Partisipasi Murni serta Angka Melanjutkan
Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 sebelum dan sesudah
Dilaksanakan Program CSR Pertamina
No
Jumlah
Siswa SD
Tahun
Ajaran
2009/2010
Jumlah
Siswa SD
Tahun
Ajaran
2010/2011
Jumlah Siswa
SMP Tingkat I
Tahun Ajaran
2009/2010
Jumlah Siswa
SMP Tingkat I
Tahun Ajaran
2010/2011
Rerata Anjut
Tahun
Ajaran
2009/2010
(%)
Rerata Anjut
Tahun
Ajaran
2010/2011
(%)
1 2 5 3 6 4 7
1 296 287 98 128 33.10 44.59
Jumlah 296 287 98 128 33.10 44.59
118
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bantuan yang
diberikan oleh Pertamina melalui program CSR terutama bidang
pendidikan telah membawa perubahan yang posistif dalam memotivasi
dan meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke SMP,
sehingga dapat dikatakan program CSR Pertamina telah berpartisipasi
dalam pemerataan pendidikan dan penuntasan wajar dikdas 9 tahun di desa
Ledok.
4.2 Pembahasan
Program bantuan bidang pendidikan yang dilakukan oleh
Pertamina melalui program CSR berupa dana pendidikan/beasiswa dan
peralatan/perlengkapan sekolah serta Buku Sekolah Elektronik (BSE) telah
memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar serta kualitas
pendidikan di desa Ledok. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan
yang signifikan mengenai jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi
Kasar, Angka Partisipasi Murni serta Angka Melanjutkan Sekolah di SDN
Ledok 1, 2, dan 3 sebelum dan sesudah dilaksanakan program CSR
Pertamina.
Bantuan yang dilakukan oleh Pertamina dalam bidang pendidikan
ini telah sesuai dengan tujuan eksternal yang telah ditetapkan program
CSR Pertamina yaitu membantu pemerintah Indonesia memperbaiki
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), melalui pelaksanaan program-
program yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau
Millenium Development Goals (MDGs). Dimana tujuan dari Millenium
119
Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium ini
adalah untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia, yang salah satu
hak dasar itu adalah hak untuk mendapat pendidikan.
Sesuai dengan keberhasilan yang dilakukan oleh Pertamina dalam
memberikan bantuan bagi siswa-siswi SDN 1, 2, 3 Ledok dalam
memperoleh hak dan kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikan
hingga ke SMP, maka program CSR Pertamina telah sukses membantu
pemerintah Indonesia dalam melakukan Goals MDGs yang kedua, yaitu
Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua, dalam hal ini adalah
pendidikan dasar untuk semua siswa-siswi yang bersekolah di SND 1, 2, 3
desa Ledok.
Hal tersebut juga telah membuat Pertamina ikut mensukseskan
tujuan Wajib Belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah dimana
tujuan tersebut didasari oleh konsep “pendidikan dasar untuk semua”
(universal basic education), yang pada hakekatnya berarti penyediaan
akses terhadap pendidikan yang sama untuk semua anak (Kedeputian
evaluasi kinerja pembangunan 2009: 4-5)
Dapat dikatakan bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh
Pertamina dalam melaksanakan program CSR pada tahun pertama di desa
Ledok telah menjawab tantangan tentang peningkatan serta pemerataan
akses pendidikan dasar secara adil bagi semua anak, khususnya bagi
masyarakat kurang mampu baik laki-laki maupun perempuan, untuk
mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas di semua daerah.
120
Apabila hal serupa juga dilaksanakan dan dilanjutkan pada
program CSR tahun-tahun berikutnya, maka kualitas pendidikan di desa
Ledok akan terus meningkat, sesuai dengan pernyataan yang dipaparkan
oleh Siregar dalam penelitiannya (2007: 288) bahwa, “Program CSR yang
berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan
dimasyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri, yang mana setiap kegiatan
tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus
menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya
akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program
tersebut, sesuai dengan kemampuannya”.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program CSR Pertamina
bidang pendidikan telah membantu pemerintah dalam mencapai
Pendidikan Dasar Universal pada tahun 2015 dan membantu menuntaskan
Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok.
121
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
beberapa simpulan antara lain:
5.1.1 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina
melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3
telah berhasil mengurangi Angka Putus Sekolah sebesar 1.33%
5.1.2 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina
melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3
belum berhasil meningkatkan Angka Partisipasi Kasar, karena
jumlah yang sebelumnya 114.72% menurun 12.98% sehingga
jumlahnya menjadi 101.74%
5.1.3 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina
melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3
telah berhasil meningkatkan Angka Partisipasi Murni sebesar
3.76%
5.1.4 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina
melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3
telah berhasil meningkatkan Angka Melanjutkan Sekolah sebesar
24.00%
122
Program CSR Pertamina telah memberikan dampak positif bagi
SDN Ledok 1, 2, dan 3. Dengan keberhasilan/keefektifitasannya, program
CSR Pertamina bidang pendidikan dapat dikatakan telah membantu
pemerintah dalam mencapai Pendidikan Dasar Universal pada tahun 2015
dan membantu menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, tampak bahwa program CSR yang
dilakukan oleh Pertamina berdampak positif terhadap warga sekolah
maupun masyarakat di desa Ledok, oleh karena itu disarankan:
1) Dalam pelaksanaan program-program CSR Pertamina mendatang
diharapkan warga sekolah serta masyarakat desa Ledok terus ikut
berpartisipasi aktif mendukung terlaksananya kegiatan, sehingga pada
pelaksanaan CSR tahun berikutnya program yang dilaksanakan dapat
berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Kegiatan CSR Pertamina diharapkan selalu melakukan inovasi dalam
program-programnya dengan terus menyesuaikan keadaan dan
kebutuhan daerah binaan, serta terus melanjutkan dan menuntaskan
kegiatan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
123
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1986. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bina Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Asy’ari, Hasan. 2009. Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Sebagai Modal Sosial Pada PT. Newmont. Universitas
Diponegoro Semarang
Badan Pusat Statistik Blora. 2009. Blora dalam Angka Tahun 2010, Blora
in Figures. Blora: BPS Kabupaten Blora dan Bappeda Kabupaten
Blora
Bantri, Alwen dkk. 2008. Efektivitas Pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan
Tahun di Sumatera Barat. Universitas Negeri Padang. Diunduh dari
http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/51_Alwen%2
0Bantri_EFEKTIVITAS%20PELAKSANAAN%20WAJIB%20BEL
AJAR%209%20TAHUN%20.pdf , tanggal 2 Juni 2011
124
Daryanto, M. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Delapan Sasaran MDGs. Diakses dari : www.tabloiddiplomasi.org, Edisi
Desember 2010. Tanggal 18 September 2011
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta :
Balai Pustaka
Handoyo, Eko. 2010. Model Pendidikan Krakter Berbasis Konservasi
Pengalaman Universitas Negeri Semarang. Semarang : Widya Karya
Press.
Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2009. Evaluasi Pelaksanaan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jakarta : Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. Diakses dari
http://www6.bappenas.go.id/get-file-server/node/10269/, tanggal 6
Juli 2011
MDGs dan CSR Pertamina. Diakses dari
http://www.marumpa.wordperss.com. Posting tanggal 25 juli 2011.
Diakses tanggal 18 September 2011
PT. Pertamina (Persero). Oil and Gas, Natural gas, Fuel, Petrol, Industry,
Indonesia Petroleum-Corporate Website. Diakses dari
http://www.pertamina.com/index.php/home/read/tanggung-jawab-
sosial, tanggal 8 Maret 2011
125
Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility (Antara Teori Dan
Kenyataan). Jakarta : MedPress (anggota IKAPI)
Sells, Barbara B & Richey Rita C.1994. Teknologi Pembelajaran. Jakarta :
Unit Percetakan UNJ
Sianturi, Abel. 2009. Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Studi Pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di
SMP Negeri se-Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2008/2009).
Universitas Negeri Semarang.
Siregar, Chairil N. Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate
Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia. Jurnal
Sosioteknologi Edisi 12 Tahun. 6 Desember 2007. Halaman 288.
Diunduh dari
http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/12/Chairil-3.pdf ,
tanggal 27 Juni 2011
Sugandi, Achmad.2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK
UNNES.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Tim Penyusun Cemerlang. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT
Cemerlang
126
Tim Redaksi NPM. 2010. Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
Tahun 2006-2009. Universitas Negeri Semarang
Wahyuni, Dewi. Corporate Social Responsibility (CSR) Mewujudkan
Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial. Volume 12. 02 Mei - Agustus 2007. Hal 13.
Diunduh dari
http://www.depsos.go.id/unduh/litbang/Jurnal%20Vol%2012,%20No
.%2002%202007.pdf, tanggal 29 Juni 2011
Widiyoko, Eko Putro. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta
: Pustaka belajar
Wijaya, Burhan Rubai, dkk. 2010. Laporan Pemberdayaan Masyarakat di
Sekitar Wilayah Kerja PT. PERTAMINA (Persero) Sebagai
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di Jawa
Tengah, (Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora).
Universitas Negeri Semarang.
http://www.datastatistik-indonesia.com. [diakses 5 Juli 2011]
0
L A M P I R A N
127
DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI LEDOK 1
DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
No Nama Jabatan Pendidikan Masa
kerja
Gol Gaji Men
gajar
1 Sri Harti Kepala
Sekolah
SPG (1984)
S1 (2003)
23 tahun
6 bulan
3d 2.276.400 VI
2 Suparno Guru
kelas
SPG (1981)
S1 (2004)
27 tahun
10 bulan
4a 2.551.800 III
3 Henry
Sumarsono
Guru
Penjaskes
SGO (1980)
D2 (1997)
27 tahun
10 bulan
3d 2.248.200 I –VI
4 H. Zainuri Guru PAI PGAN
(1978)
D2 (1997)
26 tahun
6 bulan
3c 2.292.600 I –VI
PAI
5 Suparno Guru
kelas
SPG (1986)
D2 (1997)
16 tahun
11 bulan
3b 1.948.000 IV
6 Yamini PGA (1992) 4 tahun
10 bulan
2a 1.369.300 I – II
7 Yanto Penjaga
8 Rofika
Soumalina
N.K.
GTT
9 Riani
Krestyanti
GTT
128
DATA KEADAAN GURU, PENJAGA, DAN MURID
SD NEGERI LEDOK 2 KADEP DIKNAS KECAMATAN SAMBONG
BULAN OKTOBER 2010
No Nama
Status
Pend.
Mulai bekerja/ masa kerja/ gaji akhir
Men
ga
jar
PG
N
CP
N
GT
T
permulaan di sekolah
ini
Masa
Kerja Gol
Pokok
Gaji Th Bln
1 Sutikno 1 - -
SPG 1977
D2 1997
S1 2003
01-02-1974 28-06-2003 35 02 4 a III
2 Supartini 1 - - SPG 1977
D2 1997 01-02-1978 02-02-1992 31 02 4 a 2.229.600 V
3 Paryani 1 - - PGA 1978
D2 1997 01-01-1982 01-01-1982 26 03 4a 2.106.100
IV
PAI I-VI
4 Tarni S.Pd
1 - -
SPG 1984
D2 1997
S1 2003
01-06-1988 02-08-1997 20 10 3 b 1.964.400 VI
5 Sunarti 1 - - SPG 1986
D2 2002 01-02-1993 02-05-1994 16 02 3 b 1.618.000 I - II
129
DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI LEDOK 3
DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
No Nama Jabatan Pendidikan Tangal
lahir
Gol Gaji
1 Sisni, S.Pd Kepala
Sekolah
S1 5/5/1951 4a 2.551.800
2 Suwartini Guru
kelas
D2 7/5/1963 3d 2.276.400
3 Setiyaningsih Guru
kelas
D2 7/7/1960 3c 2.292.600
4 Sunarto Guru
Penjaskes
SGO 22/9/1969 3b 1.948.000
5 Pitri Guru
kelas
D2 8/9/1984 3b 1.948.000
6 Fadloli,
S.Pdi
Guru
Agama
S1 20/10/1960 3d 2.248.200
130
KISI-KISI INSTRUMENT PENDATAAN
Variabel
Sub
Variabel Indikator
Instrumen
Item jumlah
Angka
Partisipasi
Kasar
(APK)
jumlah siswa dengan usia
pendidikan tertentu, di
tingkat pendidikan
tertentu, terhadap jumlah
penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan
jenjang pendidikan
tertentu
1.1, 1.2,
1.3, 1.4,
2.1, 2.2,
2.3, 2.4,
3.1
9
Angka
Partisipasi
Murni
(APM)
persentase siswa dengan
usia yang berkaitan
dengan jenjang
pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia
yang sama
1.1, 1.2,
1.3, 1.4,
2.1, 2.2,
2.3, 2.4,
3.1
9
Angka
Putus
Sekolah
(Apus/APts)
jumlah murid putus
sekolah pada tahun
tertentu
2.2, 2.3,
3.3
3
Angka
Melanjutkan
Sekolah
(Anjut)
persentase siswa dengan
usia yang berkaitan
dengan jenjang
pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia
yang sama yang
melanjutkan pendidikan
dari jenjang SD/MI ke
SMP
2.4, 3.4 2
131
I. INSTRUMEN PENDATAAN SD
1.1 SD Ledok 1
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 3, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
Jumlah
1.2 SD Ledok 2
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 5, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
Jumlah
132
1.3 SD Ledok 3
Alamat : Desa Ledok, RT 4/RW 2, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
1.4 Jumlah keseluruhan siswa
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
Jumlah
No Nama SD
Jumlah siswa SD/Mi/Sederajat
Seluruhnya Dibawah
7 th
Usia
7-12 th
Diatas
12 th
1 2 3 4 5 6
1 Ledok 1
Jumlah satu gugus
2 Ledok 2
Jumlah satu gugus
3 Ledok 3
Jumlah satu gugus
Jumlah 1 desa
133
II. INSTRUMEN PENDATAAN PENDUDUK USIA PENDIDIKAN
DASAR
Desa / Kelurahan Ledok, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
2.1 Rekapitulasi Penduduk Usia Pendidikan Dasar
No Nomor Urut
RW
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-15 tahun
Jumlah anak
seluruhnya usia 7-12 th usia 13-15 th
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
Jumlah seluruhnya
134
2.2 Jumlah anak usia 7-12 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-12 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Di SD/
MI/
Sdjt
Di
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SD/MI/
Sdjt
tidak
melan
jutkan
Belum
pernah
sekolah
DO SD/
MI/
Sdjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah seluruhnya
135
2.3 Jumlah anak usia 13-15 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 13-15 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Tamat SD/MI/ Sdjt Tidak Tamat
SD/MI/ Sdjt
SD/
MI/
Sdjt
SMP/
MTs/
Sdjt
SLTA tidak
melan
jutkan
DO
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SMP/
MTs/
Sdjt
Belum
pernah
sekolah
DO
SD/
MI/
Sdrjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
seluruhnya
136
2.4 Jumlah anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP/MTs/Sederajat yang
belum bersekolah di SMP/MTs/Sederajat.
No Desa/
kelurah
an
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP / MTs /
Sederajat yang belum bersekolah serta jenis sekolah yang dipilih
Seluruh
nya
Sekolah yang dipilih
SMP MTs SD-
SMP
satu
atap
SMP
Ter-
buka
Paket B Ponpes Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
seluruhnya
137
III. REKAPITULASI DATA APK, APM, APUS/APTS DAN ANJUT
SD LEDOK 1, 2 DAN 3
3.1 APK dan APM SD Ledok 1, 2 dan 3
3.2 Angka mengulang dan angka putus sekolah (DO)
No NamaSD Rerata angka
Mengulang
Rerata angka
APts/Apus
1 2 3 4
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah
Rerata 1 desa
No Nama SD
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
Jumlah siswa
SD/Mi/Sederajat
APK APM
Seluruhnya Usia
7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1. Ledok 1
2. Ledok 2
3. Ledok 3
Jumlah 1 desa
138
3.3 Angka lulus dan angka melanjutkan
No Nama SD/Mi/
Sederajat
Angka kelulusan 2010/2011 Angka melanjutkan 2010/2011
Peserta
Ujian
Lulus Lulus
2010/2011
Melanjutkan ke
SLTP/Sederajat
Orang % Orang %
1 2 3 4 5 6 7 8
1. LEDOK 1
Jumlah 1 sekolah
2. LEDOK 2
Jumlah 1 sekolah
3. LEDOK 3
Jumlah 1 sekolah
Jumlah seluruhnya
139
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN DI SDN LEDOK 1, 2, 3
TAHUN AJARAN 2009/2010
1. SD Ledok 1
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 3, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 26 14 12 26 -
2 II 22 13 9 22 -
3 III 21 12 9 21 -
4 IV 26 12 14 25 1
5 V 17 9 8 16 1
6 VI 23 9 14 22 1
Jumlah 135 69 66 132 3
2. SD Ledok 2
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 5, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 9 9 - 2 7
2 II 19 9 10 18 1
3 III 16 10 6 16 -
4 IV 15 9 6 14 1
5 V 18 11 7 15 3
6 VI 15 11 4 9 6
Jumlah 92 59 33 74 18
140
3. SD Ledok 3
Alamat : Desa Ledok, RT 4/RW 2, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
4. Jumlah keseluruhan siswa
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 18 8 10 4 14
2 II 10 4 6 10 -
3 III 10 6 4 10 -
4 IV 9 5 4 9 -
5 V 10 5 5 10 -
6 VI 12 4 8 9 3
Jumlah 69 32 37 52 17
No Nama SD
Jumlah siswa SD/Mi/Sederajat
Seluruhnya Dibawah
7 th
Usia
7-12 th
Diatas
12 th
1 2 3 4 5 6
1 Ledok 1
Jumlah satu gugus 135 - 132 3
2 Ledok 2
Jumlah satu gugus 92 8 74 10
3 Ledok 3
Jumlah satu gugus 69 14 52 3
Jumlah 1 desa 296 22 258 16
141
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN DI SDN LEDOK 1, 2, 3
TAHUN AJARAN 2010/2011
1. SD Ledok 1
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 3, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 20 11 9 20 -
2 II 26 12 14 26 -
3 III 22 15 7 22 -
4 IV 20 11 9 18 2
5 V 25 10 15 25 -
6 VI 20 11 9 19 1
Jumlah 133 70 63 130 3
2. SD Ledok 2
Alamat : Desa Ledok, RT 3/RW 5, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 14 3 11 2 12
2 II 11 11 - 11 -
3 III 21 10 11 21 -
4 IV 15 9 6 14 1
5 V 8 3 5 7 1
6 VI 17 10 7 10 7
Jumlah 86 46 40 65 21
142
3. SD Ledok 3
Alamat : Desa Ledok, RT 4/RW 2, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Status : Negeri
4. Jumlah keseluruhan siswa
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan 7-12 th Di luar 7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1 I 15 9 6 15 -
2 II 16 7 9 16 -
3 III 11 4 7 11 -
4 IV 11 6 5 11 -
5 V 9 6 3 9 -
6 VI 10 7 3 10 -
Jumlah 72 39 33 72 -
No Nama SD
Jumlah siswa SD/Mi/Sederajat
Seluruhnya Dibawah
7 th
Usia
7-12 th
Diatas
12 th
1 2 3 4 5 6
1 Ledok 1
Jumlah satu gugus 133 - 130 3
2 Ledok 2
Jumlah satu gugus 86 12 65 9
3 Ledok 3
Jumlah satu gugus 72 - 72 -
Jumlah 1 desa 291 12 267 12
143
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN PENDUDUK USIA PENDIDIKAN
DASAR TAHUN 2009
Desa / Kelurahan Ledok, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
1. Rekapitulasi Penduduk Usia Pendidikan Dasar Tahun 2009
No Nomor Urut
RW
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-15 tahun
Jumlah anak
seluruhnya usia 7-12 th usia 13-15 th
1 2 3 4 5 6
1 I 241 87 61 26
2 II 149 44 27 17
3 III 125 58 39 19
4 IV 144 109 66 43
5 V 209 96 67 29
6 VI 111 45 29 16
Jumlah seluruhnya 980 439 289 150
144
2. Jumlah anak usia 7-12 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-12 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Di SD/
MI/
Sdjt
Di
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SD/MI/
Sdjt
tidak
melan
jutkan
Belum
pernah
sekolah
DO SD/
MI/
Sdjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1/ 1 57 16 12 1 - 3 -
2 2/ 1 44 9 9 - - - -
3 3/ 1 74 15 11 2 - 2 -
4 4/ 1 66 21 20 - - 1 -
5 1/ 2 54 6 6 - - - -
6 2/ 2 46 11 2 4 - 5 -
7 3/ 2 49 10 9 1 - 1 -
8 1/ 3 37 7 3 3 - 1 -
9 2/ 3 46 15 7 5 1 2 -
10 3/ 3 42 17 12 2 - 3 -
11 1/ 4
29 18 13 3 - 1 -
12 2/ 4
74 30 24 2 2 2 -
13 3/ 4
41 18 12 1 2 3 -
14 1/ 5 46 8 7 - - 1 -
15 2/ 5 43 13 11 - - 2 -
16 3/ 5 51 17 16 1 - - -
17 4/ 5 69 29 23 4 - 2 -
18 1/ 6
33 11 10 1 - - -
19 2/ 6
38 9 9 - - - -
20 3/ 6
40 9 8 - - 1 -
Jumlah seluruhnya 980 289 224 29 5 30 -
145
3. Jumlah anak usia 13-15 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 13-15 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Tamat SD/MI/ Sdjt Tidak Tamat
SD/MI/ Sdjt
SD/
MI/
Sdjt
SMP/
MTs/
Sdjt
SLTA tidak
melan
jutkan
DO
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SMP/
MTs/
Sdjt
Belum
pernah
sekolah
DO
SD/
MI/
Sdrjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1/ 1 57 8 - 6 1 - - - 1 -
2 2/ 1 44 5 - 3 - 1 - - 1 -
3 3/ 1 74 5 - 3 2 - - - - -
4 4/ 1 66 8 - 8 - - - - - -
5 1/ 2 54 3 - 3 - - - - - -
6 2/ 2 46 6 - 4 1 - - - 1 -
7 3/ 2 49 8 1 5 - 2 - - - -
8 1/ 3 37 5 1 4 - - - - - -
9 2/ 3 46 9 1 5 - 3 - - - -
10 3/ 3 42 5 - 3 - 2 - - - -
11 1/ 4
29 12 - 9 - 2 - - - -
12 2/ 4
74 15 1 12 - 1 - - 1 -
13 3/ 4
41 16 2 10 - 4 - - - -
14 1/ 5 46 6 2 4 - 1 - - - -
15 2/ 5 43 4 1 2 - - - 1 - -
16 3/ 5 51 9 1 7 - 1 - - - -
17 4/ 5 69 10 - 8 - 1 - - 1 -
18 1/ 6
33 7 - 4 - 1 - 1 1 -
19 2/ 6
38 3 - 1 - 2 - - - -
20 3/ 6
40 6 - 4 - 2 - 1 - -
Jumlah
seluruhnya 980 150 11 105 4 23 - 3 6 -
146
4. Jumlah anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP/MTs/Sederajat yang
belum bersekolah di SMP/MTs/Sederajat.
No Desa/
kelurahan
RT/ RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP / MTs
/ Sederajat yang belum bersekolah serta jenis sekolah yang
dipilih
Seluruh
nya
Sekolah yang dipilih
SMP MTs SD-
SMP
satu
atap
SMP
Ter-
buka
Paket B Ponpes Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1/ 1 57 - - - - - - - -
2 2/ 1 44 1 1 - - - - - -
3 3/ 1 74 - - - - - - - -
4 4/ 1 66 - - - - - - - -
5 1/ 2 54 - - - - - - - -
6 2/ 2 46 - - - - - - - -
7 3/ 2 49 2 2 - - - - - -
8 1/ 3 37 - - - - - - - -
9 2/ 3 46 4 3 - - - - - 1
10 3/ 3 42 2 2 - - - - - -
11 1/ 4
29 2 2 - - - - - -
12 2/ 4
74 3 3 - - - - - -
13 3/ 4
41 6 4 - - - - - 2
14 1/ 5 46 1 1 - - - - - -
15 2/ 5 43 - - - - - - - -
16 3/ 5 51 1 1 - - - - - -
17 4/ 5 69 1 1 - - - - - -
18 1/ 6
33 1 1 - - - - - -
19 2/ 6
38 2 2 - - - - - -
20 3/ 6
40 2 2 - - - - - -
Jumlah
seluruhnya 980 28 25 - - - - - 3
147
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN PENDUDUK USIA
PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2010
Desa / Kelurahan Ledok, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
1. Rekapitulasi Penduduk Usia Pendidikan Dasar
No Nomor Urut
RW
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-15 tahun
Jumlah anak
seluruhnya usia 7-12 th usia 13-15 th
1 2 3 4 5 6
1 I 245 86 62 24
2 II 154 47 29 18
3 III 127 56 41 15
4 IV 147 103 61 42
5 V 213 95 66 29
6 VI 113 37 28 9
Jumlah seluruhnya 999 424 287 137
148
2. Jumlah anak usia 7-12 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 7-12 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Di SD/
MI/
Sdjt
Di
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SD/MI/
Sdjt
tidak
melan
jutkan
Belum
pernah
sekolah
DO SD/
MI/
Sdjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1/ 1 59 18 16 - - 3 -
2 2/ 1 46 10 10 - - - -
3 3/ 1 74 13 11 1 - 1 -
4 4/ 1 66 21 21 - - - -
5 1/ 2 56 6 5 - - - -
6 2/ 2 47 12 4 3 - 5 -
7 3/ 2 51 11 11 - - -
8 1/ 3 38 8 4 3 - 1 -
9 2/ 3 47 15 11 1 - 2 -
10 3/ 3 42 18 13 1 - 4 -
11 1/ 4
30 19 14 3 - 1 -
12 2/ 4
74 26 23 - - 3 -
13 3/ 4
43 16 11 1 - 3 -
14 1/ 5 48 10 9 - - 1 -
15 2/ 5 43 11 10 - - 1 -
16 3/ 5 52 18 18 - - - -
17 4/ 5 70 27 25 - - 2 -
18 1/ 6
34 9 10 - - 1 -
19 2/ 6
39 10 10 - - - -
20 3/ 6
40 9 8 - - 1 -
Jumlah seluruhnya 999 287 244 13 - 29 -
149
3. Jumlah anak usia 13-15 tahun
No Desa/
kelurahan
Ledok
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak usia 13-15 tahun
Seluruh
nya
Sekolah Tidak sekolah
Tamat SD/MI/ Sdjt Tidak Tamat
SD/MI/ Sdjt
SD/
MI/
Sdjt
SMP/
MTs/
Sdjt
SLTA tidak
melan
jutkan
DO
SMP/
MTs/
Sdjt
Tamat
SMP/
MTs/
Sdjt
Belum
pernah
sekolah
DO
SD/
MI/
Sdrjt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1/ 1 59 7 - 6 - - - - 1 -
2 2/ 1 46 3 - 3 - - - - - -
3 3/ 1 74 5 2 3 - - - - - -
4 4/ 1 66 9 2 7 - - - - - -
5 1/ 2 56 4 1 3 - - - - - -
6 2/ 2 47 6 4 - - - - 2 -
7 3/ 2 51 8 1 5 - 2 - - - -
8 1/ 3 38 4 1 3 - - - - - -
9 2/ 3 47 7 1 6 - - - - - -
10 3/ 3 42 4 3 - 1 - - - -
11 1/ 4
30 8 2 5 - 1 - - - -
12 2/ 4
74 17 2 13 - - - - 2 -
13 3/ 4
43 16 5 9 - 2 - - - -
14 1/ 5 48 3 3 - - - - - -
15 2/ 5 43 4 1 2 - - - - 1 -
16 3/ 5 52 9 2 6 - 1 - - - -
17 4/ 5 70 13 1 12 - - - - - -
18 1/ 6
34 5 2 2 - - - - 1 -
19 2/ 6
39 1 1 - - - - - -
20 3/ 6
40 3 1 2 - - - - - -
Jumlah
seluruhnya 999 136 24 98 - 7 - - 7 -
150
4. Jumlah anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP/MTs/Sederajat yang
belum bersekolah di SMP/MTs/Sederajat.
No Desa/
kelurah
an
RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah anak anak lulus SD/MI/Sederajat dan DO SMP / MTs /
Sederajat yang belum bersekolah serta jenis sekolah yang dipilih
Seluruh
nya
Sekolah yang dipilih
SMP MTs SD-
SMP
satu
atap
SMP
Ter-
buka
Paket B Ponpes Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1/ 1 59 - - - - - - - -
2 2/ 1 46 - - - - - - - -
3 3/ 1 74 - - - - - - - -
4 4/ 1 66 - - - - - - - -
5 1/ 2 56 - - - - - - - -
6 2/ 2 47 - - - - - - - -
7 3/ 2 51 2 2 - - - - - -
8 1/ 3 38 - - - - - - - -
9 2/ 3 47 - - - - - - - -
10 3/ 3 42 1 1 - - - - - -
11 1/ 4
30 1 1 - - - - - -
12 2/ 4
74 - - - - - - - -
13 3/ 4
43 2 2 - - - - - -
14 1/ 5 48 - - - - - - - -
15 2/ 5 43 - - - - - - - -
16 3/ 5 52 1 1 - - - - - -
17 4/ 5 70 - - - - - - - -
18 1/ 6
34 - - - - - - - -
19 2/ 6
39 - - - - - - - -
20 3/ 6
40 - - - - - - - -
Jumlah
seluruhnya 999 7 7 - - - - - -
151
REKAPITULASI HASIL ANALISIS DATA
ANGKA PUTUS SEKOLAH (APUS/APTS), ANGKA PARTISIPASI
KASAR (APK), ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM), DAN ANGKA
MELANJUTKAN SEKOLAH (ANJUT) SD LEDOK 1, 2 DAN 3
TAHUN AJARAN 2009/2010
1. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SD Ledok 1, 2
dan 3
2. Angka Drop Out (DO) dan Angka Mengulang
No NamaSD
Rerata
angka DO
Rerata angka
Mengulang
1 2 3 4
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah - -
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah - 5
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah - 2
Rerata 1 desa
- 7
No Nama SD
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
Jumlah siswa
SD/Mi/Sederajat
APK APM
Seluruhnya Usia
7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1. Ledok 1
135 132 102.27 45.67
2. Ledok 2 92 74 124.32 25.60
3. Ledok 3 69 52 132.69 17.99
Jumlah 1 desa 289 296 258 114.72 89.27
152
3. Angka Putus Sekolah (APts/APUS)
No NamaSD
Angka
APts/Apus
Rerata
APts/Apus
1 2 3 4
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah 3 2.22
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah 1 1.08
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah 1 1.44
Rerata 1 desa 5 1.67
4. Angka Lulus dan Angka Melanjutkan
No Nama SD/Mi/
Sederajat
Angka kelulusan 2009/2010 Angka melanjutkan 2009/2010
Peserta
Ujian
Lulus Lulus
2009/2010
Melanjutkan ke
SLTP/Sederajat
Orang % Orang %
1 2 3 4 5 6 7 8
4. LEDOK 1
Jumlah 1 sekolah 23 23 100.00 23 18 78.22
5. LEDOK 2
Jumlah 1 sekolah 15 15 100.00 15 11 73.33
6. LEDOK 3
Jumlah 1 sekolah 12 12 100.00 12 9 75.00
Jumlah seluruhnya 50 50 100.00 50 38 76.00
153
REKAPITULASI HASIL ANALISIS DATA
ANGKA PUTUS SEKOLAH (APUS/APTS), ANGKA PARTISIPASI
KASAR (APK), ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM), DAN ANGKA
MELANJUTKAN SEKOLAH (ANJUT) SD LEDOK 1, 2 DAN 3
TAHUN AJARAN 2010/2011
1. APK dan APM SD Ledok 1, 2 dan 3
2. Angka Drop Out (DO) dan Angka Mengulang
No NamaSD
Rerata
angka DO
Rerata angka
Mengulang
1 2 3 4
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah - 18
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah - 5
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah - 2
Rerata 1 desa
- 25
No Nama SD
Jumlah
penduduk
usia 7-12 th
Jumlah siswa
SD/Mi/Sederajat
APK APM
Seluruhnya Usia
7-12 th
1 2 3 4 5 6 7
1. Ledok 1
133 130 102.30 45.29
2. Ledok 2 86 65 132.30 22.64
3. Ledok 3 72 72 100.00 25.08
Jumlah 1 desa 287 292 267 101.74 93.03
154
3. Angka Putus Sekolah (APts/Apus)
No NamaSD
Angka
APts/Apus
Rerata
APts/Apus
1 2 5
1. LEDOK 1
Rerata 1 sekolah 0 0
2. LEDOK 2
Rerata 1 sekolah 0 0
3. LEDOK 3
Rerata 1 sekolah 1 1.38
Rerata 1 desa 1 0.34
4. Angka Lulus dan Angka Melanjutkan
No Nama SD/Mi/
Sederajat
Angka kelulusan 2010/2011 Angka melanjutkan 2010/2011
Peserta
Ujian
Lulus Lulus
2010/2011
Melanjutkan ke
SLTP/Sederajat
Orang % Orang %
1 2 3 4 5 6 7 8
4 LEDOK 1
Jumlah 1 sekolah 17 17 100.00 17 17 100.00
5 LEDOK 2
Jumlah 1 sekolah 17 17 100.00 17 17 100.00
6 LEDOK 3
Jumlah 1 sekolah 10 10 100.00 10 10 100.00
Jumlah seluruhnya 44 44 100.00 44 44 100.00
155
REKAPITULASI JUMLAH SISWA TINGKAT I DI SMP N 1 SAMBONG
TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN TAHUN 2010/2011
1. Data siswa SMP N 1 Sambong tahun ajaran 2009/2010
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin
Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan Di bawah
13 th
13-15 th Di atas
15 th
1 VII 98 53 45 23 75 -
2 VIII 82 38 44 - 82 -
3 IX 72 39 33 - 64 8
Jumlah 252 130 122 23 221 8
2. Data siswa SMP N 1 Sambong tahun ajaran 2010/2011
No Kelas Jumlah
siswa
seluruhnya
Jumlah siswa menurut
jenis kelamin
Jumlah siswa menurut usia
Laki-laki Perempuan Di bawah
13 th
13-15 th Di atas
15 th
1 VII 128 61 67 9 113 6
2 VIII 92 47 45 - 92 -
3 IX 82 38 44 - 82 -
Jumlah 302 146 156 9 287 6
156
ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DATA SISWA SDN LEDOK 1, 2, 3
DAN SISWA TINGKAT I SMPN 1 SAMBONG
TAHUN AJARAN 2009/2010
1. Angka Putus Sekolah
a) Angka Putus Sekolah siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 100%
= 1. 67%
b) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 1
= 100 %
= 2.22%
c) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 2
= 100%
= 1.08%
d) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 3
100% =
= 1.44%
157
2. Angka Partisipasi Kasar
a) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 100%
= 114.72%
b) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 1
= 100%
= 102.27%
c) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 2
= 100%
= 124.32%
d) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 3
= 100%
= 132.69%
158
3. Angka Partisipasi Murni
a) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 100%
= 89.27%
b) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 1
= 100%
= 45.67%
c) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 2
= 100%
= 25.60%
d) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 3
= 100%
= 17.99%
4. Angka Melanjutkan siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 100%
= 33.10%
159
ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DATA SISWA SDN LEDOK 1, 2, 3
DAN SISWA TINGKAT I SMPN 1 SAMBONG
TAHUN AJARAN 2010/2011
1. Angka Putus Sekolah
a) Angka Putus Sekolah siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 0.34%
b) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 1
= 00.00%
c) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 2
= 00.00%
d) Angka Putus Sekolah SDN Ledok 3
= 1.38
160
2 Angka Partisipasi Kasar
a) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 1. 2. 3 seluruhnya
= 101.74%
b) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 1
= 102.30%
c) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 2
= 132.30%
d) Angka Partisipasi Kasar siswa SDN Ledok 3
= 100%
161
3 Angka Partisipasi Murni
e) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 93.03%
f) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 1
= 45.29%
g) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 2
= 22.64%
h) Angka Partisipasi Murni siswa SDN Ledok 3
= 25.08%
4 Angka Melanjutkan siswa SDN Ledok 1, 2, 3 seluruhnya
= 44.59%
162
DATA SISWA MENGULANG/TIDAK NAIK KELAS
SDN LEDOK 2 DAN 3 TAHUN AJARAN 2009/2010
Nama Sekolah : SDN 2 Ledok
Alamat : Ds. Ledok
No Kelas Nama siswa Jenis
kelamin Keterangan
1 I - - -
2 II Irfan Pamungkas L Tidak Naik
3 III
1. Irfan Gustianto
2. Dhika Yuda Paksi
3. Winda Budi Lestari
L
L
P
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
4 IV Deby Ayu Lestari P Tidak Naik
5 V - - -
6 VI - - -
Ledok, 7 November 2009
Kepala SDN 2 Ledok
Imam Suwandi, A.Ma.Pd
NIP. 19510609197402 1 003
163
Nama Sekolah : SDN 3 Ledok
Alamat : Ds. Ledok
No Kelas Nama siswa Jenis
kelamin Keterangan
1 I 1. Yoky Kurniawan
2. Duwi Wulandari
L
P
Tidak Naik
Tidak Naik
2 II - - -
3 III - - -
4 IV - - -
5 V - - -
6 VI - - -
Ledok, 7 November 2009
Kepala SDN 3 Ledok
Sisni, S.Pd
NIP. 19509830 1973 06 2 002
164
DATA SISWA MENGULANG/TIDAK NAIK KELAS
SDN LEDOK 1, 2, 3 TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama Sekolah : SDN 1 Ledok
Alamat : Ds. Ledok
No Kelas Nama siswa Jenis
kelamin Keterangan
1 I
1. Aceng Setiawan
2. Ananda
3. Muhamad Adi Triyanto
4. Sandi Tri Setiawan
L
L
L
L
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
2 II 1. Mareta Sekti Anjawani
2. Tomicho Setiawan
P
L
Tidak Naik
Tidak Naik
3 III
4. Bagas Darwanto
5. Sanova Ning Harum
6. Muhammad Risky Novanto
7. Andika Budi Utomo
L
P
L
L
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
4 IV
1. Parman
2. Uti Lestari
3. Rifqi Adi Setiawan
L
P
L
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
5 V
1. Nur Dwi Agustiani
2. Rianti Agustina
3. Muhammad Sidiq
4. Woro Adinda Berliana Yohana
5. Junaidi Suwanto
P
P
L
P
L
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
Tidak Naik
6 VI - - -
Ledok, 7 November 2010
Kepala SDN 1 Ledok
Sri Harti, S.Pd
NIP. 19650903 198608 2 001
165
Nama Sekolah : SDN 2 Ledok
Alamat : Ds. Ledok
No Kelas Nama siswa Jenis
kelamin Keterangan
1 I Johan Kristianto L Tidak Naik
2 II Tony Irawan L Tidak Naik
3 III
1. Mayasari Tri Astuti
2. Erico Apriedito P
P
L
Tidak Naik
Tidak Naik
4 IV Isnanik P Tidak Naik
5 V - - -
6 VI - - -
Ledok, 9 Agustus 2010
Kepala SDN 2 Ledok
Imam Suwandi, A.Ma.Pd
NIP. 19510609197402 1 003
166
Nama Sekolah : SDN 3 Ledok
Alamat : Ds. Ledok
No Kelas Nama siswa Jenis
kelamin Keterangan
1 I
3. Arief fajar pratama
4. Agung wiranto
L
L
Tidak Naik
Tidak Naik
2 II - - -
3 III - - -
4 IV - - -
5 V - - -
6 VI - - -
Ledok, 9 Agustus 2010
Kepala SDN 3 Ledok
Sisni, S.Pd
NIP. 19509830 1973 06 2 002
167
SAMPEL BUKU INDUK PENDUDUK (BIP) RW I – RW VI DESA LEDOK
TAHUN 2009
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
Akses Menuju Desa Ledok, Kecamatan Sambong
SDN Ledok 1, Kecamatan Sambong
182
SDN Ledok 2, Kecamatan Sambong
SDN Ledok 3, Kecamatan Sambong
183
SMP 1 Sambong, Kecamatan Sambong
Foto bersama bapak Sutarno, Wakil Kepala SDN 1 Ledok
184
185
186