Download docx - Evolusi Tumbuhan

Transcript

MAKALAH BIOLOGI DASAR IEVOLUSI TUMBUHAN

DISUSUN OLEHBAIQ AZQIANA SATIRAHLALU RIZA MAHENDRA

RIZA KURNIA HAFIZIROSITA WATI

WINDA HARNIATI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MATARAM

2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teori evolusi (dalam kajian biologi) dapat diartikan sebagai perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi  organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang dapat di katakan sebagai  dasar evolusi ini yang dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup sehingga menjadi bervariasi dalam suatu populasi.

Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru itu dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar spesies dan atau antar populasi. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan sifat kecil yang terjadi secara terus menerus serta acak ini dengan adanya seleksi alam. Proses ini akan mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan oleh sebab itu, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan.

B. Tujuan

Untuk mengetahui tentang evolusi tumbuhan.

Untuk mengetahui peranan atau manfaat dari keanekaragaman tumbuhan akibat adanya

evolusi tumbuhan.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Evolusi

Evolusi berasal daribahasa latin evolvere "membuka lipatan," dari ex- "keluar" + volvere

"menggulung" (1641) yang berarti "membuka lipatan, keluar, berkembang,". Evolusi pada tahun

1622, pada awalnya berarti "membuka gulungan buku"; namun istilah ini digunakan pertama kali

dalam pengertian ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang Geologis berkebangsaan

Skotlandia bernama Charles Lyell. Charles Darwin kemudian menggunaka istilah ini satu kali

dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul "The Origin of Species" (Asal mula Spesies)

pada tahun 1859. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer dan ahli biologi

lainnya.

Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu

berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah

menjadi bentuk yang lebih baik,

2. Evolusi Tumbuhan

Menurut Campbell dkk (2003), berdasarkan catatan fosil yang ada, sejarah adaptasi daratan oleh tumbuhan terdapat empat periode utama evolusi tumbuhan. Periode tersebut merupakan radiasi adaptif yang mengikuti evolusi struktur bagi peluang kehidupan di darat. Keempat periode adalah sebagai berikut:

Gambar di atas menjelaskan empat periode utama dalam evolusi tumbuhan, yaitu:1)     Periode pertama, evolusi yaitu selama masa Ordovisian, zaman palaeozoikum, sekitar

475 juta tahun yang silam, asal mula tumbuhan diduga berasal dari nenek moyang akuatik. Adaptasi terhadap kehidupan darat (terrestial) dibuktikan oleh adanya sporopolenin dan gametangia berlapis yang melindungi gamet dan embrio. Adaptasi ini terjadi pada briofita yang merupakan tumbuhan darat pertama. Briofita atau tumbuha lumut ini berkembang menjadi berbagai variasi dalam kelompoknya. Jaringan pembuluh yang terdiri atas sel-sel membentuk pembuluh untuk mengangkut air dan zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Evolusi briofita merupakan evolusi yang relatife dini dalam sejarah tumbuhan. Oleh karena sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan pembuluh maka briofita disebut sebagai tumbuhan yang “non vaskuler” atau tumbuhan “tidak berpembuluh”. Namun ada sebagian kecil briofita yang memiliki jaringan pembuluh pengangkutan air, dengan demikian pengelompokan briofita sebagai tumbuhan non vaskuler tidak seluruhnya benar.

2)      Periode kedua, diversifikasi tumbuhan vaskuler selama masa Devon awal, sekitar 420 juta tahun silam. Di mana tumbuhan vaskuler pertama tidak memiliki biji, dan keadaan ini masih ditemukan pada paku-pakuan.

3)      Periode ketiga, dimulai dengan kemunculan biji, yaitu struktur yang mempercepat kolonisasi daratan dengan cara melindungi embrio tumbuhan dari kekeringan dan ancaman lainnya. Tumbuhan vaskuler biji pertama  muncul sekitar 360 juta tahun silam, dekat dengan masa Devon. Tumbuhan berbiji awal, bijinya tidak terbungkus dalam ruang khusus, seperti pada berbagai jenis gimnospermae termasuk konifer seperti pinus dan tumbuhan konus. Tumbuhan ini hidup bersama tumbuhan lainnya mendominasi bentang alam selama lebih dari 200 juta tahun.

4)      Periode keempat, evolusi tumbuhan terjadi pada masa Kreta, zaman Mesozoikum sekitar 130 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai dengan kemunculan tumbuhan berbunga yang memiliki struktur reproduksi yang agak rumit dimana biji dilindungi oleh ruangan yang disebut ovarium. Karena biji terlindung sedemikian rupa maka kelompok ini disebut tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae (Bhs. Yunani: Angion= “wadah”; spermae= benih atau biji) Betapapun juga telah lama diyakini bahwa tumbuhan berevolusi dari alga hijau, yaitu protista fotosintetik yang hidup di air. Kelompok alga hijau berkembang sangat pesat sehingga keanekaragamannya juga tinggi. Kini banyak bukti yang mengarahkan kekerabatan jenis alga hijau yang termasuk karofita degan tumbuhan.

Studi evolusi tumbuhan didasarkan pada kesamaan bukti dan pada umumnya memiliki keterbatasan yang secara umum hampir sama dengan studi evolusi pada hewan, yaitu adanya kenyataan berikut ini:

1)      Tumbuhan tinggi tidak dapat berpindah tempat sehingga kecil kemungkinan terjadinya fosilisasi apabila tumbuh ditempat yang tidak memungkinkan terjadinya proses fosilisasi.

2)      Tumbuhan cenderung menggugurkan bagian-bagiannya, seperti daun, batang, bunga, dan biji. Jadi daun dan polen yang mengalami fosilisasi mungkin dapat dinyatakan

sebagai spesies yang berbeda, karena sepintas lalu tidak tampak adanya hubungan organik satu sama lain. Meski pada kenyataannya berasal dari tumbuhan yang sama.

Bila kita telusuri lebih lanjut ternyata tumbuhan yang sudah memiliki sistem pembuluh (floem dan xilem) sudah ada sejak periode Silur, 425 ± 10 juta tahun yang lalu, yaitu pada akhir periode Devon, muncul empat kelompok tumbuhan yang keturunannya masih dapat kita temui pada masa sekarang. Kelompok tumbuhan tersebut adalah psilopsida, spenhopsida, dan pteropsida, serta gymnosperma primitif yang dikenal dengan sebutan paku biji.

Keturunan jenis paku biji yang dapat kita jumpai pada saat ini adalah pakis dan ginkgo. Jenis gimnosperma terus berevolusi, dan pada akhir periode Trias 230 ± 10 juta tahun yang lalu mulai muncul konifer. Kemudian pada periode Jura 180 ± 5 juta tahun yang lalu tumbuhan angiosperma yang pertama mulai terdapat di daratan.

Evolusi selanjutnya menghasilkan jenis angiospermae modern yang mulai mendominasi dunia tumbuhan sejak awal periode Kreta ± 70 tahun yang lalu. Sejak periode tersebut jenis-jenis angiosperma dapat dijumpai dengan mudah hampir di setiap habitat. Angiosperma dibagi kedalam 2 kelas, yaitu dikotil dan monokotil berdasarkan jumlah kotiledon yang terdapat di dalam biji. Tumbuhan jenis dikotil muncul lebih dahulu dipermukaan bumi dan kemudian diikuti oleh tumbuhan monokotil.

Keberhasilan tumbuhan angiosperma mendominasi dunia tumbuhan didukung olehperkembangan yang sangat baik pada beberapa bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan adanya bunga serta buah yang merupakan adaptasi untuk menunjang penyerbukan dan penyebaran biji.

Karofita yang diwakili oleh ganggang karangan (Characeae) menunjukan bahwa karofita dan tumbuhan memiliki nenek moyang yang sama. Karofita modern umumnya hidup di perairan dangkal, sementara karofita primitif diduga juga telah hidup di air dangkal yang mudah terancam kekeringan. Seleksi alam terjadi sehingga alga ini bertahan hidup di laut dangkal. Perlindungan terhadap embrio yang berkembang di dalam gametangia merupakan cara adaptasi terhadap kekeringan, dan ternyata cara ini berguna pada saat mereka hidup di darat.

Walaupun mengenai evolusi tumbuhan tidak ada bukti fosil secara langsung, tetapi diduga dimulai pada periode Pra Kambrium sebelum era Paleozoic, saat laut bertemu daratan alga hijau telah mengembangkan ciri-ciri yang memungkinkan bertahan hidup dalam periode kekeringan yang sebentar-sebentar. Kemiripan antara tumbuhan dan ganggang hijau antara lain:

Struktur selulosa dinding sel

Mekanisme pembentukan lempengan sel

Peroksisom

Sperma berflagel

Gen inti dan kloroplas

Pada akhir Silur keturunan yang mampu hidup ditanah gersang telah muncul dan mulai

menempatilingkungan yang baru, kelompok itu yang disebutsebagai tumbuhan dengan syarat,

yaitu:

1 Mengandung klorofil a dan b.

2. Kekurangan daya gerak/daya berpindah tempat dengan cara pengkerutan serabutnya.

3.Mempunyai tubuh yang tersusun dari banyak sel yang berlainan untuk membentuk

jaringan dan organ.

4. Mempunyai organ seks yang tersusun dari banyak sel tambahan

5. menghasilkan keturunan yang disebut embrio yang berkembang sebagian dan dilindungi

serta diberi makan untuk masa tertentu dalam tubuh induknya

Perbandingan antara tumbuhan dan alga

Dengan syarat tersebut, Ernest Haeckel menempatkan ALGA (kecuali Cyanophyta) ke dalam

dunia Protista, karena Alga tidak mempunyai persyaratan 4 dan 5 Ahli botani membagi dunia

Tumbuhan ke dalam 2 devisi yaitu Bryophyta dan Tracheophyta.

3. Bryophyta

Bryophiyta atau briofita (dalam bahasa Indonesia) merupakan tumbuhan “darat” awal yang berevolusi dari jenis yang hidup di air. Adaptasi ini belum sempurna, sehingga briofita memerlukan tempat hidup yang lembab. Briofita (Bhs Yunani “lumut”) menunjukkan adaptasi penting dengan kehidupan darat yaitu adanya, arkegonium (gametangium betina) dan anteridium (gametangium jantan). Arkegonium menghasilkan satu sel telur (ovum), anteridium menghasilkan sperma berflagela. Sel telur dibuahi di dalam arkegonium dan kemudian berkembang menjadi zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio di dalam selubung pelindung organ betina. Sekalipun embrio telah terlindung sedemikian rupa, namun briofita belum sepenuhnya terbebas dari kehidupan air. Untuk bereproduksi, sperma berflagela (ciri kehidupan air) masih tetap memerlukan air untuk dapat membuahi sel telur. Briofita juga tidak  memiliki jaringan “lignin” dan tidak memiliki jaringan vaskuler, sehingga air dari lingkungan berdifusi dan diserap oleh sel. Tinggi tumbuhan lumut umumnya 1-2cm, namun ada yang mencapai 20 cm.Briofita terdiri atas 3 divisi, yaitu:

1)      Divisi Lumut Daun (Divisi Briofita)Lumut daun merupakan briofita yang sangat dikenal, tumbuhan lumut ini hidup

berkelompok seperti hamparan yang lunak yang bersifat menyerap air. Masing-masing tumbuhan memiliki rhizoid (rhiza= akar;-oid= mirip) sebagai alat untuk  melekat pada  substrat. Lumut daun mempunyai bagian yang mirip akar, mirip daun dan mirip batang. Bagian “akar”, “batang”, dan “daun” ini memang berbeda strukturnya dengan akar, batang, dan daun sejati pada tumbuhan tinggi. Namun bagian “daun” –nya dapat menyelenggarakan fotosintesis. Lumut daun berukuran kecil (pendek), meski demikian, hamparan Sphagnum (lumut gambut) yang sangat tebal dapat menutupi kira-kira 3 % permukaan bumi kita. Sphagnum yang mati di tanah yang basah menyimpan karbon organik yang tak mudah diuraikan oleh mikroba.

2)      Divisi Lumut hati (Divisi Hepatofita)Lumut hati banyak tumbuh di hutan tropika yang sarat dengan keanekaragaman disebut

lumut hati karena tubuhnya terdiri dari beberapa lobus yang mengingatkan kita pada lobus hati. Siklus hidupnya mirip dengan lumut daun yaitu memiliki fase seksual dan aseksual. Secara aseksual dengan membentuk  gemmae yang terdapat di dalam ”mangkuk” dan kemudian akan terpental ke luar dari mangkuk oleh tetesan air hujan.

3)      Divisi Lumut tanduk (Anthoserofita)Lumut ini disebut lumut tanduk karena sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang

mirip tanduk. Berdasarkan penelitian asam nukleat diperoleh bukti bahwa lumut tanduk merupakan kelompok briofita yang paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Ketiga divisi briofita tersebut telah berhasil hidup di darat dan beradaptasi selama lebih dari 450 juta tahun. Bahkan diyakini bahwa pada 50 juta tahun pertama sejak lahirnya komunitas darat, lumut merupakan satu-satunya tumbuhan yang mendominasi daratan

4. Evolusi Tumbuhan Vaskuler Di atas telah diuraikan bahwa kelompok briofita telah berhasil beradaptasi dengan

kehidupan darat, sekalipun tidak sepenuhnya dapat hidup ditempat yang kurang air. Pada bagian “daun” nya terdapat stomata dan kutikula yang mirip dengan tumbuhan vaskuler. Keberadaan stomata dan lapisan kutikula ini merupakan tahap evolusi briofita terhadap kehidupan di darat.

Tubuh tumbuhan briofita juga telah mengalami diferensiasi menjadi bagian-bagian yang mirip akar, mirip batang dan mirip daun. Pada tumbuhan vaskuler, tubuhnya juga berdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun sejati. Sistem perakaran di bawah permukaan tanah berfungsi: untuk menyerap air dan zat hara. Sistem tunas di atas permukaan tanah akan menghasilkan daun yang berfungsi untuk menyelenggarakan proses fotosintesis. Pada bagian batang terdapat jaringan vaskuler yang membentuk sistem pembuluh angkut. Sistem pembuluh angkut terdiri atas xylem (pembuluh kayu) dan floem(pembuluh tapis). Pembuluh kayu yang berbentuk tabung sebenarnya merupakan sel mati, namun dindingnya masih merupakan sistem pipa kapiler mikroskopis untuk mengangkut air dan zat hara dari akar kebagian tubuh tanaman. Floem merupakan jaringan sel hidup yang berfungsi menghantarkan makanan, yang mendistribusikan gula, asam amino, dan zat-zat lain dari daun ke seluruh bagian tubuh tanaman. Adaptasi terhadap kehidupan darat lainnya adalah lignin (zat kayu) yang terdapat di dalam matriks selulosa dinding sel, sifatnya keras, dan berfungsi untuk menyokong batang tumbuhan agar kokoh. Adanya lignin sangat penting bagi tumbuhan darat, karena lingkungan darat tidak memberikan sokongan eksternal seperti lingkungan air. Alga yang tumbuh di air tidak memerlukan zat lignin karena lingkungan sekitarnya menunjang tubuhnya sedemikian rupa.Sel-sel pembuluh kayu memiliki dinding berlignin yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai jaringan vaskuler dan sebagai penyokong tubuh tanaman. Pada tumbuhan yang kecil dan tak berkayu, maka tekanan turgo rmembantu agar tumbuhan tetap tegak, namun pada pohon dan tumbuhan yang besar harus ada lignin agar dapat tegak. Berbagai fosil tumbuhan ditemukan pada lapisan sedimen masa Silur dan Devon. Tumbuhan ini terfosilkan dengan sangat indahnya, hingga tampak susunan jaringan mikroskopiknya. Fosil tumbuhan tertua adalah Cooksonia yang ditemukan di lapisan Silur di Eropa dan Amerika Utara. Temuan di dua benua yang berbeda ini menunjukkan bahwa dahulu kala kedua benua ini masih bersatu.

Perbedaan Cooksonia dengan briofita adalah pada siklus hidupnya. Pada briofita tahap gametofit merupakan tahap dominan. Pada tumbuhan vaskuler awal, tahap sporofit-lah yang dominan, yang ditandai oleh adanya sporangia. Sporofit Cooksonia bercabang, hal ini menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan sporofit briofita yang tak bercabang. Percabangan berfungsi untuk meningkatkan jumlah sporangia dan spora yang dihasilkan oleh tubuh tumbuhan, sehingga dapat lebih banyak menghasilkan keturunan. Percabangan ini juga merupakan bahan mentah bagi evolusi tumbuhan vaskuler. Daun pada tumbuhan vaskuler diduga berevolusi dari terbentuknya jalinan jaringan beberapa cabang yang tumbuh berdekatan. Contoh Divisi Bryofita: Musci (lumut daun), Marchantia (lumut hati), Anthoceros (lumut tanduk).

5. Tumbuhan Vaskuler Tak Berbiji Tumbuhan vaskuler atau tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan vaskuler tak berbiji.

Tumbuhan vaskuler tak berbiji dimulai sejak 360 juta tahun silam yaitu pada masa. Karbon.Filogeninya digambarkan sebagai berikut: Karofita, Briofita Tumbuhan vaskuler tak berbiji Gimnosperma, Angiosperma.1)             Filogeni tumbuhan vaskuler tak berbiji

Baik pada Cooksonia maupun tumbuhan vaskuler tak berbiji, siklus hidupnya didominasi oleh generasi sporofit. Generasi gametofitnya  sangat kecil dan terdapat di permukaan tanah. Berkurangnya dominasi generasi gametofit dalam evolusi tumbuhan merupakan bentuk kecenderungan tumbuhan  untuk  beradaptasi dengan kehidupan darat.  Pada jenis  paku-pakuan, ada dua macam tumbuhan sporofit, yaitu paku homospora dan paku heterospora. Paku homospora= sel telur sporofit, spora gametofit (berukuran sama) (biseksual) sperma. Sedangkan

paku heterospora= megaspora, gametofit, betina, sel telur, sporofit mikrospora, gametofit, jantan sperma.

Paku homospora menghasilkan spora yang sama bentuk dan ukurannya, sementara paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yaitu megaspora dan mikrospora. Megaspora menghasilkan gametofit betina (arkegonium) sedangkan mikrospora menghasilkan gametofit jantan (anteridium). Anggota paku heterospora diantaranya ada yang berevolusi kembali ke air. Tumbuhan vaskuler tak berbiji terdiri atas tiga divisi:a.       Divisi Lycophyta (likofita)Paku likofita berevolusi selama masa Devon dan mendominasi daratan selama masa Karbon. Pada masa itu, divisi Lycophyta berevolusi menjadi dua kelompok yaitu:(1) Kelompok yang berevolusi menjadi pohon berkayu dengan diameter batang 2 meter dan tinggi lebih dari 40 meter. (2) Kelompok yang tetap berukuran kecil, berbentuk herba (tak berkayu), contohnya Lycopodium (paku “lumut”, paku kawat,“pinus tanah”) Spesies Lycophyta raksasa mendominasi rawa Karboniferous selama jutaan tahun, dan kemudian punah ketika terjadi perubahan suhu di bumi dan rawa-rawa mengering pada akhir periode Karbon. Spesies Lycophyta yang berukuran kecil hidup dekat permukaan tanah di dasar hutan atau hidup sebagai epifit pada pohon lain. Penyebarannya mulai dari hutan beriklim sedang hingga hutan tropika.b.      Divisi Sphenophyta (paku ekor kuda)

Kelompok sphenophyta dikenal sebagai paku ekor kuda (horse tail), contohnya Equisetum. Tumbuhan paku ini termasuk kelompok tumbuhan vaskuler primitif yang telah menghuni daratan sejak masa Devon. Kelompok ini mendominasi daratan pada masa karbon, beberapa spesies diantaranya mencapai tinggi 15 meter. Paku ekor kuda yang bertahan hingga masa kini adalah genus tunggal. Equisetum dengan kira-kira 15 spesies yang tersisa. Hidup di bumi belahan utara hingga daerah tropika di tepian aliran sungai. Paku ekor kuda merupakan paku homospora.Tumbuhan yang terlihat adalah generasi sporofit. Pembelahan meiosis terjadi di dalam sporangia dan menghasilkan spora haploid. Gametofit berkembang dari spora, berukuran sangat kecil hanya beberapa millimeter saja.Sistematika tumbuhan paku ekor kuda Kingdom         : PlantaeDivisi               : PteridophytaKelas               : EquisetopsidaOrdo                : EquisetalesFamili              : EquisetaceaeGenus              : EquisetumSpesies            : Equisetum telmateiac.       Divisi Pterophyta (Pakis)

Divisi ini sangat beranekaragam, dikenal sebagai “pakis” dengan jumlah spesies lebih dari 12.000 spesies yang hidup hingga masa kini. Jumlah spesies terbanyak terdapat di daerah tropika, tetapi ada beberapa spesies yang hidup di daerah beriklim sedang. Daun pakis berukuran besar, berbeda dengan daun lycophyta. Diduga bentuk daun mengalami evolusi, setiap daun pakis yang disebut megafil kemungkinan berasal dari beberapa daun-daun kecil yang berdekatan. Daun pakis merupakan daun majemuk, ketika masih muda menggulung dan ujungnya membentuk seperti ujung biola, dan kemudian berangsur sempurna seiring dengan membukanya gulungan daun tersebut. Ada pohon pakis yang berukuran besar yang hidup di daerah tropika, misalnya “pakis haji”.

Tumbuhan vaskuler tak berbiji sangat dominan pada masa karboniferous sekitar 290-360 juta tahun silam, dan pada masa kini meninggalkan spesies yang masih hidup dan juga bahan bakar fosil dalam bentuk batu bara.

6.     Tumbuhan Vaskuler BerbijiIstilah Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, sperma berarti biji dan phyta berarti

tumbuhan

1.   Ciri – ciri Umum

Disebut tumbuhan berbiji karena menghasilkan biji, dan termasuk tumbuhan kormophyta (memiliki akar, batang, dan daun sejati), dan menghasilkan bunga  sehingga disebut Anthophyta.

Memiliki plastida yang mengandung klorfil a dan b, sehingga bersifat autotrof. Termasuk sel eukariotik dan mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulose,

hemiselulose, lignin. Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler) Memiliki berkas pengangkut, berupa xylem (mengangkut air dan mineral dari tanah) dan

floem (mengangkat zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh).2.    Perkembangbiakan  (reproduksi)

Perkembangbiakan secara generatif/seksual dengan membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio.

Perkembangan secara vegetatif/aseksual dengan organ-organ vegetatif (tunas, tunas adventif, rhizoma, stolon).

3.   Klasifikasi SpermatophytaTumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan (sub devisio), yaitu :

a.   Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah. Umumnya memiliki

struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif  terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.

Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu : Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai

tajuk di pucuk pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji). Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat reproduksi

berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum.  Contoh : Aghatis alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus merkusii

Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan, bunga berkelamin tunggal.Misal : Gnetum gnemon (mlinjo)

Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai daun. Merupakan tumbuhan asli di negara Tiongkok.

b.  Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)

Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).

Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu :

    1)  Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)

Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun, memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang / bercabang sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar), tipe kolateral tertutup, tulang daun melengkung/sejajar, memiliki akar serabut, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak mencolok.

Terdiri dari beberapa famili :

Liliaceae, Misal : Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium sativum (bawang putih), Alium ascolonicum (bawang merah).

Palmae (keluarga palem), Misal : Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp (kurma) Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal : Oryza sativa (padi), Zea mays

(Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya. Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal : Cattleya sp, Dendrobium sp, Arundina

sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).

2)     Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki kotiledon ganda/berkeping

dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral terbuka,  tulang daun menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna mencolokTerdiri dari beberapa familia, yaitu :

Caryophyllaceae, Misal : Dianthus chinensis. Magnoliaceae, Misal : Magnolia grandiflora (cempaka putih). Rosaseae, Misal : Rosa hybrida ( bunga maqar) Leguminoceae, Misal : Leucena glauca (lamtoro), Parkia specinosa (petai),

Tamarindus indica (asam). Malvaceae, Misal : Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium

obtusifolium (kapas). Umbelliferae, Misal : Centella asiatica (talas) Solanaceae, Misal : Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon grandiflorus

(kumisal kucing). Compositae, Misal : Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus (bunga

matahari), Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum sp (cabe), Lycopersicum esculentum (tomat), dan sebagainya

4.  Reproduksi AngiospermaeReproduksi pada tumbuhan angiospermae meliputi :a.  Reproduksi Generatif

Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain : Gametogenesis, yaitu pembentukan gamet (sel kelamin).  Terjadi di bagian bung

Penyerbukan (Polinasi), yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau melekatnya  serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae). Macam Penyerbukan :1)     Berdasar asal serbuk sari

Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami.

Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi masih satu individu.

Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain tapi masih dalam satu jenis.

Bastar (hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.  2)     Berdasar Faktor yang membantu:

Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.

Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air. Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan hewan. Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang

mekar di malam hari.

Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.

Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung. Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca). Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri : bunga yang tidak

mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik tidak matang bersamaan. Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik. Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.

Pembuahan (fertilisasi), yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).

Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula.  Ovula adalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.

Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :

1. Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan),  yaitu peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.

2. Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan),  yaitu :

peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot  —> embrio. peleburan inti sperma >< kandung lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk

cadangan makanan). Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.

b.  Reproduksi Vegetatif

Reproduksi vegetatif yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi)     gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah      menghasilkan keturunan yang identik (sifat sama) dengan induknya.Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :

Alami,  cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif  tumbuhan tanpa bantuan manusia.Organ vegetatif yang berperan antara lain :

Rhizoma (rimpang/akar tinggal), yaitu batang yang menjalar  secara horisontal dalam tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.

Stolon (geragih), yaitu batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi), daun kaki kuda (Centela asiatica)

Umbi Lapis (Bulbus), yaitu batang berukuran pendek yang dikelilingi daun berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).

Umbi Batang, yaitu batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar, kentang. Tunas , yaitu bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan

sebagainya. Daun , yaitu bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek. Kormus , yaitu pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup. Misal :

bunga tasbih, gladiol. Buatan, yaitu cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.   

Macam reproduksi vegetatif secara buatan : Mencangkok Menempel (okulasi) Menyambung Menyetek Merunduk Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi . Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang dapat tumbuh menjadi individu baru.

F. Manfaat Tumbuhan

1. Tumbuhan menyediakan oksigen untuk pernafasan kita melalui proses fotosintesis:- atmosfer pada jaman dulu:

H2O + N2+NH3+ CO2+ CO + CH4+ H2+ H2-atmosfer sekarang

±70% nitrogen, ±20% oksigen, sedikit gas-gas lain2. Tumbuhan sebagai sumber keanekaragaman makanan.

sumber serat: kacang panjang,buncis,dll. sumber protein: kacangan dansayuranpakan ternak: produksisusu, daging, kejusumber karbohidrat: padi, singkong, ubi jalar

lemak:kacang, kelapa, bunga matahari, zaitunsumber vitamin: anggur, mulberrie, pisang, dll.sumber pemanis : batang tebu atau akar beet

3. Tumbuhan sebagai sumber obat-obatan. Selaginella plana(biflavonoid ): antikanker dan antioksidan

Piperine cabe jawa (Piperretrofractum): antipiretik, analgesik, antiinflamasi

Curcumasp., (kurkuminoid & minyak asiri): anti tumor dan anti radang

Catharantusroseus, (alkaloid): antikanker, menghentikan pendarahan, menurunkan kadar gula darah

4. Tumbuhan membantu membersihkan lingkungan tercemar (Fitoremediasi) Bunga Matahari: menghilangkan 90% tanah yang terkontaminasi

radioaktif caesium dan strontium dalam 10 hari

Mengkudu dan Eceng Gondok : menghilangkan logam berat pada daerah industry

Bayam Duri: akumulator timbal

5. Tumbuhan menyediakan lapangan pekerjaan

Penyadap getah karet

Petani

6. Tumbuhan Menyediakan Estetika Sebagai penghias taman

Indoor plant

Bunga potong

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Menurut Campbell dkk, evolusi tumbuhan memiliki empat periode. Periode

pertama, evolusi yaitu selama masa Ordovisian, zaman palaeozoikum, sekitar 475 juta tahun yang silam, asal mula tumbuhan diduga berasal dari nenek moyang akuatik. Periode kedua, diversifikasi tumbuhan vaskuler selama masa Devon awal, sekitar 420 juta tahun silam. Periode ketiga, dimulai dengan kemunculan biji. Tumbuhan vaskuler biji pertama  muncul sekitar 360 juta tahun silam, dekat dengan masa Devon. Periode keempat, evolusi tumbuhan terjadi pada masa Kreta, zaman Mesozoikum sekitar 130 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai dengan kemunculan tumbuhan berbunga yang memiliki struktur reproduksi yang agak rumit dimana biji dilindungi oleh ruangan yang disebut ovarium.

Manfaat dari terjadinya evolusi tumbuhan yaitu, tumbuhan menyediakan oksigen untuk pernafasan kita melalui proses fotosintesis, sumber keanekaragaman makanan, sumber obat-obatan, membantu membersihkan lingkungan tercemar, dan menyediakan lapangan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKAH. Fried, George, J. Hademenos George. 2006. Biologi Edisi 2. Jakarta: ErlanggaRiyanto, Bekti, dkk. 2000. Biologi Untuk SMA Kelas X.Solo: CV. Sindunata