Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Salah satu masalah utama kesehatan pada negara berkembang adalah masalah gizi.
Tingginya angka kematian ibu, bayi, dan anak Balita di Indonesia merupakan bukti masalah
gizi di Indonesia.1 Masalah gizi di Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia, Indonesia menduduki tempat ke 124 dari 187 negara. Masalah gizi
perlu diperhatikan karena mempengaruhi 3 sasaran besar Millenium Development Goals
(MDGs) yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, menurunkan angka kematian
anak dan meningkatkan kesehatan ibu.1,2
Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat
19,6% Balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% Balita dengan gizi buruk dan 13,9%
berstatus gizi kurang. Sebesar 4,5% Balita dengan gizi lebih, dan sisanya 75,9% tumbuh
mengikuti garis pertumbuhan normal. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional
tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi pada Balita tahun
2013 terlihat meningkat.1,3
Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia < 6 bulan di dunia dilaporkan
jumlahnya masih kurang dari 40%. Di Indonesia sendiri angka pemberian ASI eksklusif
berdasarkan analisis data oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bayi yang
diberikan hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir sampai umur 6 bulan sebanyak 30,2 %
(2013).1,4 Di Jawa Barat sendiri presentasi pemberian ASI eksklusif sebesar 33,65%.5
Anak memerlukan vitamin A untuk membantu melawan penyakit, melindungi
penglihatan mereka, serta mengurangi risiko meninggal. Anak yang kekurangan vitamin A
kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan berisiko rabun senja. Oleh
karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan
prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan yang tinggi dari pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada
masyarakat. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis
100.000 SI, anak Balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan
1
kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup
melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari
dan Agustus pada Balita usia 6-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita
usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013 mencapai 83,9%.1,6
Sejak lahir sampai dengan usia lima tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur
untuk mengetahui pertumbuhannya. Cara ini dapat membantu untuk mengetahui lebih awal
tentang gangguan pertumbuhan, sehingga segera dapat diambil tindakan tepat secepat
mungkin. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012
sebesar 75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.1,7
Pemberian 90 tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu hamil di Jawa Barat pada
tahun 2013 sebesar 87,3%.1,5 Target yang ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah
sebesar 90%. Prevalensi anemia yang tinggi dapat mempengaruhi angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.7
1.2 Rumusan Masalah
1. Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat
19,6% Balita kekurangan gizi.
2. Di Indonesia angka pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 sebanyak 30,2 %. Di
Jawa Barat sendiri presentasi pemberian ASI eksklusif sebesar 33,65%.
3. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita usia 6-59 bulan di Indonesia tahun
2013 sebesar 83,9%.
4. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012
sebesar 75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.
5. Pemberian 90 tablet Fe di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 87,3%. Target yang
ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah sebesar 90%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui keberhasilan program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di
Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai Juni 2015 dengan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan keluarga sadar gizi di Puskesmas Rengasdengklok periode Juli
2014 sampai dengan Juni 2015.
2
2. Diketahuinya cakupan Balita ditimbang (D/S) di Puskesmas Rengasdengklok periode
Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
3. Diketahuinya cakupan distribusi kapsul Vitamin A pada bayi, anak Balita dan ibu
nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
4. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas
Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
5. Diketahuinya cakupan distribusi MP-ASI Baduta gakin di Puskesmas
Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
6. Diketahuinya cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan di Puskesmas
Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
7. Diketahuinya cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam merencanakan suatu program, khususnya
program kesehatan.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang
haarus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program perbaikan gizi di
Puskesmas dan pemecahan masalahnya.
2. Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
3
1.4.4 Bagi Masyarakat
1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok.
2. Mendapatkan pelayanan gizi yang lebih baik dari puskesmas.
3. Memperoleh pembinaan mengenai program perbaikan gizi sehingga meningkatkan
peran serta masyarakat untuk lebih memperhatikan status gizi keluarganya.
1.5 Sasaran
Keluarga khususnya bayi, anak Balita, ibu hamil (Bumil), ibu Nifas, ibu menyusui
(Buteki), dan wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode Juli 2014 sampai Juni 2015.
4
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Data dari laporan bulanan kegiatan perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Rengasdengklok
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015:
a. Cakupan keluarga sadar gizi (Kadarzi)
b. Cakupan Balita ditimbang (D/S)
c. Cakupan distribusi kapsul vitamin A 100.000 IU pada bayi (6-11 bulan),
200.000 IU pada anak Balita (12-59 bulan) dan 200.000 IU pada ibu Nifas
d. Cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
e. Cakupan distribusi MP-ASI Gakin
f. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
g. Cakupan ASI eksklusif
2.2. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data, analisis data dan
pengolahan data sehingga dapat diinterpretasi untuk menjawab permasalahan yang ada pada
pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat, baik yang terjadi di awal, ditengah program
maupun diakhir program sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap seluruh kegiatan
program apakah cakupan dapat dicapai sesuai tolok ukur atau tidak dan berusaha menemukan
penyebab masalah dengan pendekatan sistem.
5
MASUKAN(I)
PROSES(II)
KELUARAN(III)
DAMPAK(V)
UMPAN BALIK(IV)
LINGKUNGAN(VI)
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 KerangkaTeoritis
Bagan diatas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam enam unsur, yakni:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut dan terdiri dari unsur
tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
dan terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
6
3.2 Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik,
dampak dan lingkungan, digunakan sebagai pembanding atau tolok ukur yang harus dicapai
dalam program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
7
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data:
Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari:
1. Laporan bulanan program gizi Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai
dengan Juni 2015.
2. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas(PKP) Rengasdengklok periode 2014 hingga
Juni 2015.
3. Rekapitulasi Laporan Program Gizi Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014
sampai Desember 2014.
4. Data demografi Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014 sampai dengan 2015.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Wilayah Geografi
1. Lokasi Puskesmas
Lokasi gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Jalan Tugu Proklamasi
RT 022/ RW 012, Rengasdengklok, Karawang
2. Luas wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok memiliki wilayah kerja 6 desa terdiri dari 32 dusun
157 RT dengan luas wilayah ± 1.575 Ha, terdiri dari tanah darat dengan luas 315
Ha, dan tanah sawah dengan luas 1260 Ha. Berikut nama-nama desa yaitu:
Desa Jarak ke Puskesmas
1.Desa Dewisari ± 3 km
2.Desa Kertasari ± 2 km
3.Desa Rengasdengklok Utara ± 1 km
4.Desa Rengasdengklok Selatan ± 150 m
5.Desa Amansari ± 4 km
6.Desa Dukuh Karya ± 4 km
3. Bangunan gedung
Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Karawang adalah
gedung konkrit 1 lantai dengan luas 220 m2 dibangun di atas tanah seluas 600 m2.
8
4. Batas wilayah kerja
Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:
Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Medangasem Kecamatan Jayakerta
Sebelah Selatan : Wilayah Pusesmas Kalangsari Kecamatan Rengasdengklok
Sebelah Barat : Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi
Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Kutawaluya Kecamatan Kutawaluya
4.2.2 Data Demografis
1. Jumlah penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah 80.335
jiwa.
2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 41.407 jiwa dan jumlah
perempuan 38.928 jiwa, bayi (0-11 bulan) 2.177 jiwa, Balita (12-59 bulan) 5.148
jiwa, Bumil 2.279 jiwa, Buteki 2.198 jiwa dan WUS 6.868 jiwa.
3. Terdiri dari 6 desa dengan jumlah kepala keluarga 21.342 Kepala Keluarga (KK).
4. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten
Karawang adalah pedagang sebanyak 57.841 penduduk (72,43%). Data umum
selengkapnya terdapat pada lampiran.
5. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang
yang terbanyak adalah tingkat pendidikan rendah sebanyak 55.519 penduduk
(69,11%). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.
6. Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok Kabupaten Karawang antara lain : Puskesmas (1), Rumah Sakit
(1), Rumah Bersalin (1), Klinik 24 Jam (2), Praktek bidan (14), Dokter praktek (10),
Posyandu (57). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
A. Tenaga
Dokter Umum : 1 Orang
Tenaga Pelaksana Gizi : 1 Orang
Bidan Desa : 12 bidan
Kader Posyandu : 175 orang (3-4 orang/posyandu
B. Dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tingkat II: Tersedia
9
C. Sarana
Medis
i. Inventaris
a) Stetoskop : 1 buah/posyandu
b) Tensimeter : 1 buah/posyandu
c) Timbangan dewasa : 1 buah/posyandu
d) Timbangan dacin anak Balita : 1 buah/posyandu
e) Alat ukur tinggi badan : 1 buah/posyandu
f) Alat ukur panjang badan : 1 buah/desa
ii. Habis pakai
a) Kapsul vitamin A 100.000 IU (biru) : Tersedia (cukup)
b) Kapsul vitamin A 200.000 IU (merah) : Tersedia (cukup)
c) Tablet zat besi : Tersedia (cukup)
d) Iodine Test : Tersedia untuk pemeriksaan garam Kadarzi
e) PMT Baduta Gakin: Hanya tersedia untuk baduta dengan gizi buruk
f) PMT pemulihan : Tersedia (cukup)
Non Medis
i. Inventaris
a) Meja : Ada
b) Kursi : Ada
c) Poster/gambar/Alat peraga berupa contoh bahan makanan: Ada
ii. Habis pakai
a) Brosur /Pamflet : Tersedia
b) KMS Balita : Tersedia
c) Alat tulis : Tersedia
D. Metode
a. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dengan cara menentukan klaster
untuk menjadi sampel, lalu dilihat apakah keluarga memenuhi indikator
keluarga sadar gizi:
1. Menimbang berat badan secara teratur;
2. Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan;
3. Makan beraneka ragam;
10
4. Menggunakan garam beryodium;
5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran
Untuk memeriksa indikator nomor 4 digunakan iodine test dengan cara
meneteskan cairan pada setengah sendok teh garam, apabila warna berubah,
garam yang diperiksa mengandung kadar yodium yang cukup. Apabila
keluarga tidak memenuhi indikator makan dilakukan konseling. Melakukan
penyuluhan kelompok untuk membangun kesadaran akan perilaku gizi yang
baik.
b. Penimbangan dilakukan setiap bulan:
Pada Balita memakai timbangan dacin. Balita memakai baju tipis dan
tidak menggunakan popok disposable yang basah, kemudian ditimbang
di atas dacin, lalu dicatat diatas secarik kertas, kemudian dicatat
hasilnya di KMS Balita dan buku register.
Pencatatan hasil penimbangan 12x/tahun (data yang tertulis di buku
register di catat dalam bentuk laporan yang kemudian dari tiap
Posyandu dikumpulkan ke Puskesmas)
c. Pemberian vitamin A:
Kapsul biru Vitamin A (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) diberikan
secara langsung oleh petugas dengan menggunting bagian atas kapsul
dan meneteskan ke mulut bayi. Dilakukan pada bulan Februari dan
Agustus.
Kapsul merah Vitamin A (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) dan
ibu Nifas diberikan secara langsung oleh petugas dengan menggunting
bagian atas kapsul dan meneteskan ke mulut anak Balita. Untuk balita
dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, untuk ibu Nifas diberikan 2
kali, pertama dalam 1 jam setelah melahirkan lalu diberikan lagi 24 jam
setelahnya. Setiap bulannya bidan yang memiliki praktek swasta
diberikan persediaan kapsul merah Vitamin A.
d. Pemberian tablet zat besi:
Pada Bumil diberikan minimal 90 tablet zat besi, diberikan sebanyak 3
kali selama masa kehamilan, biasanya diberikan pada Trimester ke-II
dimana gejala mual dan muntah sudah berkurang (1 tablet/ hari).
11
e. Pemberian MP-ASI Baduta Gakin dimulai dengan mendata semua Gakin yang
memiliki Baduta. MP-ASI didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan dari
sumbangan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. MP-ASI
didistribusikan kepada bidan desa atau kader untuk diberikan pada sasaran.
f. Kasus gizi buruk Balita yang ditemukan oleh kader dirujuk ke Puskesmas.
Dilakukan dengan cara kader memberikan rujukan Balita yang hasil
penimbangannya dua kali berturut-turut tidak naik dan berada di bawah garis
merah (BGM) untuk mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Pos
Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas setiap hari Selasa.
g. Pemantauan cakupan bayi mendapat ASI eksklusif dilakukan setiap bulan
pada Posyandu dengan metode recall 24 jam dan hasilnya dicatat di KMS.
4.3.2. Proses
A. Perencanaan
Perencanaan kegiatan secara tertulis tidak lengkap mengenai program upaya
perbaikan gizi masyarakat, dari hasil wawancara dengan pelaksana program,
didapatkan hasil perencanaan program upaya perbaikan gizi masyarakat adalah
sebagai berikut:
i. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dan pemeriksaan garam beryodium
sebanyak 1 kali/tahun.
ii. Penimbangan Balita dan pencatatan setiap bulan di Posyandu pada minggu ke
1-3 dan pelaporan ke Puskesmas pada minggu ke-4.
iii. Pemberian kapsul vitamin A (pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi dan
balita)
a. Vitamin A 100.000 IU pada bayi : 2 kali/tahun
b. Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita : 2 kali/tahun
c. Vitamin A 200.000 IU untuk ibu Nifas disebarkan pada bidan untuk
diberikan pada ibu setelah melahirkan.
iv. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal 90 tablet: 3 kali selama masa
kehamilan (mulai trimester kedua).
v. Pencarian Gakin dengan Baduta dan distribusi MP-ASI oleh bidan desa atau
kader untuk diberikan pada sasaran.
vi. Kasus gizi buruk pada Balita yang dirujuk ke Pos Pemulihan Gizi Puskesmas
dilakukan pada setiap ditemukan kasus balita dengan status gizi buruk.
12
vii. Pemantauan cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
B. Pengorganisasian
Terdapat bagan dan struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas dan tanggung
jawab yang jelas dan teratur dalam melaksanakan tugas perbaikan gizi seperti berikut:
Bagan Struktur Organisasi Bagian Gizi di Puskesmas Rengasdengklok Tahun 2015
C. Pelaksanaan
a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan desa, kemudian pada tokoh-
tokoh agama dan masyarakat mengenai program Kadarzi. Diambil 30 klaster
dengan masing-masing klaster 10 rumah tangga untuk menjadi sampel.
Pemantauan garam beryodium dan Kadarzi melalui indikator dilakukan 1
kali/tahun.
b. Penimbangan bayi dan anak Balita dilakukan setiap bulan (12x/tahun) pada
minggu pertama hingga ketiga di Posyandu.
c. Pemberian vitamin A:
i. Vitamin A kapsul biru (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) 2kali/tahun
yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
ii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) 2
kali/ tahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
13
Kepala Puskesmasdr. Hj. Siti Yulyana
Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan
Riabus Solihin, SKM
Pelayanan dan Jaminan Kesehatan
dr. Eliza Qhadri
GiziHj. Nani Mulyani
iii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) setiap bulannya disediakan dan
disalurkan pada bidan untuk diberikan pada ibu Nifas.
d. Pemberian 90 tablet zat besi pada Bumil (3x selama masa kehamilan) untuk
diminum 1 tablet/hari.
e. Dilakukan pendataan Gakin yang memiliki Baduta dengan status gizi buruk,
lalu diberikan MP-ASI.
f. Rujukan gizi buruk: Semua kasus gizi buruk Balita dilakukan rujukan ke
Puskesmas dan mendapat PMT pada Pos Pemulihan Gizi.
g. Pemantuan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi (0-6 bulan)
saat datang ke posyandu.
D. Pengawasan
i. Pengawasan oleh Kepala Puskesmas setiap bulan: Ada
ii. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap bulan: Ada tapi tidak lengkap
pada indikator distribusi MP-ASI Baduta Gakin dan ASI Eksklusif
iii. Laporan triwulan dan pertemuan triwulan: Ada
4.3.3 Keluaran
a. Cakupan keluarga sadar gizi:
Cakupan keluarga
Sadar Gizi=
Jumlah Keluarga yang Sadar Gizi di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahunx 100%
Jumlah sasaran keluarga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= 51/300 x 100% = 17%
Indikator menimbang Balita secara teratur:
233/300 x 100% = 77,67%
Indikator pemberian ASI Eksklusif
88/300 x 100% = 29,33%
Indikator makan aneka ragam makanan
250/300 x 100% = 83,33%
Indikator mengonsumsi garam beryodium
232/300 x 100% = 77,33%
14
Indikator mengonsumsi suplemen gizi:
100/300 x 100% = 33,33%
b. Cakupan penimbangan Balita (D/S):
Cakupan Balita
Ditimbang (D/S)=
Jumlah balita yang datang ditimbang di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahunx 100%
Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= 4251/6276 x 100% = 67,73%
c. Cakupan pemberian Vitamin A pada pada bayi, anak Balita dan ibu Nifas:
Cakupan pemberian Vitamin A 100.000 IU pada bayi:
Cakupan Distribusi
Kapsul Vitamin A
Bagi Bayi (6 – 11
bulan)
=
Jumlah bayi umur 6 - 11 bulan yang dapat kapsul satu kali
dengan dosis 100.000 SI (kapsul berwarna biru) selama 1
(satu) tahun di wilayah kerja Puskesmas x 100%
Jumlah sasaran bayi (0 - 11 bulan) selama 1 (satu) tahun di
wilayah kerja Puskesmas
= 1401/1417 x 100% = 98,87%
Cakupan pemberian Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita:
Cakupan
Distribusi Kapsul
Vitamin A Bagi
Anak Balita Bayi
(12 - 59 bulan)
=
Jumlah anak balita (umur 12 - 59 bulan) yang mendapat
kapsul Vit.A 200.000 SI (kapsul warna merah) pada
bulan Februari dan Agustus yang ada di wilayah kerja
Puskesmasx 100%
Jumlah sasaran anak balita (12 - 59 bulan) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= 9764/10012 x 100% = 97,52%
Cakupan pemberian Vitamin A 200.000 IU pada ibu Nifas:
Cakupan
Distribusi Kapsul
Vitamin A bagi
Ibu Nifas
=
Jumlah ibu nifas yang mendapat 2 (dua) kapsul vitamin A
dosis tinggi dalam wilayah kerja Puskesmas dalam waktu
satu tahun x 100%
Jumlah ibu nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
= 1809/1930 x 100% = 93,73%
d. Cakupan pemberian tablet zat besi pada Bumil:
15
Cakupan
Distribusi tablet
Fe pada Bumil
=
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD (Fe3) sampai
dengan bulan berjalan (kumulatif) di wilayah kerja
Puskesmas x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
sampai dengan bulan berjalan
= 1844/2014 x 100% = 91,56%
e. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin:
Cakupan Distribusi
MP-ASI Baduta
Gakin
=
Jumlah anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin yang
mendapat MP-ASI di wilayah kerja Puskesmas x 100%
Jumlah seluruh anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
yang ada di wilayah kerja Puskesmas
= 123/1315 x 100% = 9,35%
f. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan:
Cakupan
Distribusi MP-
ASI Baduta
Gakin
=
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
= 95/95 x 100% = 100%
g. Cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi (0-6 bulan):
Cakupan ASI
Eksklusif=
Jumlah bayi umur 0- 6 bulan dengan ASI Esklusif di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahunx 100%
Jumlah bayi umur 6 bulan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
= 393/1087 x 100% = 36,21%
4.3.4 Umpan Balik
a. Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap setiap bulannya dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan sehingga dapat digunakan sebagai masukan tetapi
pencatatan yang lengkap tidak dilakukan untuk semua program perbaikan gizi.
16
Program yang ada tanpa adanya pelaporan rinci: distribusi MP-ASI Baduta Gakin
dan cakupan pemberian ASI Eksklusif.
b. Adanya rapat kerja yang membahas laporan kegiatan-kegiatan tiap bulan untuk
mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.5 Dampak
a. Langsung : Belum dapat dinilai.
b. Tidak langsung : Belum dapat dinilai. Diharapkan penurunan angka morbiditas
dan mortalitas ibu, bayi dan anak Balita akibat kurang gizi serta peningkatan
kesejahteraan ibu, anak dan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
4.3.6 Lingkungan
Lingkungan Fisik
Tersedianya alat transportasi yaitu kenderaan umum yang relatif murah
seperti becak, angkot dan sebagainya
Lokasi Puskesmas dan Posyandu yang mudah dijangkau
Terdapatnya fasilitas kesehatan yang lain dan mempunyai kerjasama
yang baik
Lingkungan Non Fisik: Dalam aspek pendidikan dan sosial ekonomi,
mayoritas masyarakat mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan status
ekonomi yang relatif rendah.
Bab V
17
Pembahasan
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
I. Keluaran
1. Cakupan Keluarga Sadar Gizi
2. Cakupan Balita Ditimbang (D/S)
3. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A
bagi bayi (6-11 bulan)
4. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A
bagi Ibu Nifas
5. Cakupan ASI Eksklusif
6. Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta
Gakin
100%
85%
100%
100%
90%
100%
17%
67,73%
98,87%
93,73 %
36,21%
9,35%
(+) 83%
(+) 20,31%
(+) 1,13%
(+) 6,27%
(+) 59,77%
(+) 90,65%
II. Masukan
Sarana : Infantometer
MP-ASI Baduta Gakin
Tenaga :Kader
1/Posyandu (57)
Tersedia untuk
seluruh Baduta
Gakin
5/Posyandu
1/Desa (6)
Hanya tersedia
untuk Baduta gizi
Buruk
3-4/Posyandu
(+)
(+)
(+)
III. Proses
1. Pelaksanaan
Pemeriksaan Garam Beryodium
Penyuluhan Kelompok Kadarzi
Pelaksanaan Posyandu
2. Pengawasan untuk pencatatan dan
pelaporan setiap bulan
2 kali/tahun
Ada
Ada sesuai
jadwal
Ada
1 kali/tahun
Tidak ada
Ada tapi tidak
sesuai jadwal
Ada tapi tidak
lengkap
(+)
(+)
(+)
(+)
Perbandingan Persentase Beberapa Indikator Kadarzi dengan Indikator Lain UPGM
18
Terdapat beberapa indikator program Kadarzi yang serupa dengan indikator yang
terdapat pada program UPGM, karena itu akan dilihat perbandingan persentase cakupan
indikator dalam Kadarzi yang menggunakan sampel, dan UPGM yang memantau populasi.
Tabel 5.2. Perbandingan Persentase Cakupan Indikator Kadarzi dan UPGM yang Serupa
Indikator Kadarzi UPGM
Penimbangan Balita 77,67% 67,73%
ASI-Eksklusif 29,33% 36,21%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase cakupan pada
Kadarzi yang memantau dengan mengambil sampel dan pada UPGM yang mememantau
populasi, namun perbedaan keduanya tidak terlalu jauh sehingga dapat dilihat bahwa kedua
indikator tersebut memang masih menjadi masalah.
Bab VI
Perumusan Masalah
19
Masalah sebenarnya :
6.1 Masalah menurut keluaran
A. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
B. Cakupan balita ditimbang (D/S) 67,73% dari tolok ukur 85%, besar masalah 20,31%.
C. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi bayi (6-11 bulan) 98,87% dari tolok ukur
100%, besar masalah 1,13%.
D. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi ibu Nifas 93,73% dari tolok ukur 100%, besar
masalah 6,27%.
E. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
F. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin 9,35% dari 100%, besar masalah 90,65%.
Penyebab masalah pada keluaran :
6.2 Masalah menurut masukan :
1. Infantometer tersedia 1/desa dari target 1/Posyandu
2. MP-ASI Baduta Gakin hanya tersedia untuk Baduta Gakin dengan gizi buruk
3. Jumlah kader Posyandu 175 orang dari target 285 orang
6.3 Masalah menurut proses :
Perencanaan: Perencanaan program upaya perbaikan gizi masyarakat banyak
yang tidak tertulis
Pelaksanaan:
Tidak ada pelaksanaan penyuluhan kelompok untuk Kadarzi.
Pemeriksaan garam beryodium hanya dilakukan 1 kali dalam setahun
Pelaksanaan Posyandu seringkali tidak sesuai dengan jadwal
Pengawasan: Pencatatan dan pelaporan untuk setiap bulan ada tapi tidak lengkap
6.4 Masalah menurut lingkungan:
Lingkungan Non Fisik: Tingkat pendidikan, pengetahuan dan tingkat ekonomi
penduduk yang mayoritas rendah.
Bab VII
Prioritas Masalah
20
Masalah sebenarnya berdasarkan keluaran:
A. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
B. Cakupan balita ditimbang (D/S) 67,73% dari tolok ukur 85%, besar masalah 20,31%.
C. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi bayi (6-11 bulan) 98,87% dari tolok ukur
100%, besar masalah 1,13%.
D. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi ibu Nifas 93,73% dari tolok ukur 100%, besar
masalah 6,27%.
E. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
F. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin 9,35% dari 100%, besar masalah 90,65%.
Pemilihan prioritas dengan menggunakan parameter seperti berikut:
No. Parameter A B C D E F
1 Besarnya masalah 5 3 1 1 5 5
2 Berat ringan akibat yang
ditimbulkan
4 4 3 2 5 3
3 Keuntungan sosial karena
terselesaikannya masalah
3 4 2 2 4 3
4 Teknologi yang tersedia dan
dapat dipakai
4 4 5 5 4 3
5 Sumber daya yang tersedia
untuk menyelesaikan
masalah
4 4 4 4 5 2
Total 20 19 15 14 23 16
Keterangan derajat masalah:
5 : Sangat penting
4 : Penting
3 : Cukup penting
2 : Kurang penting
1 : Tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah adalah:
1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
21
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
22
1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
Penyebab masalah
Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.
Kelas ibu hamil sulit diadakan dan kurang peserta karena jadwal posyandu berubah-
ubah, pemberitahuan posyandu dan kelas ibu hamil pada hari H.
Masih kurang penyuluhan terhadap keluarga ibu hamil dan ibu menyusui mengenai
pemberian ASI eksklusif, yang mengakibatkan pemberian MP-ASI terlalu dini.
Penyelesaian masalah
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,
merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader
secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas
Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5
orang.
Kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa dengan kader,
agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi pengumuman
kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.
Meningkatkan kelas ibu hamil dan mengajarkan mengenai penggunaan breast-pump
dan menyimpan ASI agar bayi usia 0 sampai 6 bulan tetap dapat diberikan ASI saat
ibu sedang bekerja atau sedang berada di tempat umum.
Mengedukasi keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan mengenai pemberian
ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.
2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
Penyebab masalah
Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.
Pemeriksaan garam beryodium hanya 1 kali dalam setahun.
Tidak dilakukan penyuluhan kelompok tentang Kadarzi, kurang kerjasama lintas
sektoral dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Sampel yang bias sehingga tidak dapat mewakili populasi karena hanya diambil yang
23
mudah dijangkau saja
Penyelesaian masalah
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,
merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader
secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas
Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5
orang.
Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta
bantuan kader aktif posyandu.
Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih
terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih
aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.
Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku gizi yang baik sesuai
dengan indikator keluarga sadar gizi. Dapat dibuat leaflet mengenai makanan aneka
ragam sesuai dengan tumpeng gizi seimbang, dan pada leaflet dapat diberi contoh
kombinasi makanan atau resep untuk menu seimbang sehari-hari.
Memilih sampel dengan lebih berhati-hati menggunakan probability sampling agar
sampel yang diambil dapat mewakili populasi.
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
24
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil kesimpulan bahwa
program perbaikan gizi di Puskesmas Rengasdengklok masih belum berjalan dengan baik,
melihat adanya berbagai masalah yang ditemui. Berikut merupakan hasil evaluasi secara
singkat:
1. Cakupan pencapaian keluarga sadar gizi sebesar 17%.
2. Cakupan penimbangan balita (D/S) sebesar 67,73%.
3. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi bayi (6-11 bulan) sebesar 98,87%.
4. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi balita (12-59 bulan) sebesar 97,52%.
5. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi ibu Nifas sebesar 93,73%.
6. Cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet bagi ibu hamil sebesar 91,56%.
7. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin sebesar 9,35%.
8. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%.
9. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebesar 36,21%.
Dari hasil evaluasi tersebut, diambil prioritas dua masalah yaitu:
1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
Penyebab dari masalah-masalah diatas adalah:
Jumlah kader aktif yang ada 175 kurang dari target 285 orang.
Penyuluhan masih kurang berjalan dengan baik
Kurangnya kerjasama lintas-program dan lintas-sektoral.
9.2 Saran
Saran yang diusulkan untuk penyelesaian masalah adalah:
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader untuk mengatasi kekurangan jumlah kader
dari target.
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa
dengan kader, agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi
pengumuman kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.
25
Meningkatkan kelas ibu hamil dan mengajarkan mengenai penggunaan breast-pump
dan menyimpan ASI agar bayi usia 0 sampai 6 bulan tetap dapat diberikan ASI saat
ibu sedang bekerja atau sedang berada di tempat umum.
Mennyelenggarakan edukasi kepada keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan
mengenai pemberian ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.
Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta
bantuan kader aktif posyandu.
Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih
terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih
aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.
Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku gizi yang baik sesuai
dengan indikator keluarga sadar gizi. Dapat dibuat leaflet mengenai makanan aneka
ragam sesuai dengan tumpeng gizi seimbang, dan pada leaflet dapat diberi contoh
kombinasi makanan atau resep untuk menu seimbang sehari-hari.
Menyarankan agar Puskesmas meningkatkan kinerja petugas untuk pencatatan dan
pelaporan data.
Dengan dilaksanakannya saran yang telah diberikan, diharapkan masalah yang ada
pada program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Rengasdengklok akan
terselesaikan dan tidak terulang kembali di masa mendatang sehingga dapat meningkatkan
status gizi dan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak Balita.
Daftar Pustaka
1. Primadi O, Sitohang V, Budijanto D, Hardhana B, Soenardi TA. Profil kesehatan
Indonesia 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
26
2. Indonesia Hadapi Masalah Gizi Ganda. Diunduh dari
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/05/21442790/Indonesia.Hadapi.Masalah.Gizi.
Ganda, 26 Juli 2015.
3. Sedyaningsih ER. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia tentang penggunaan
kartu menuju sehat bagi balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
4. Widodo Y. Cakupan pemberian ASI eksklusif: akurasi dan interpretasi data survei dan
laporan progam. Jurnal Gizi Indonesia 2011, 34(2).h.101-8.
5. PPKM Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Pedoman usaha perbaikan gizi masyarakat.
Edisi ke-15. Karawang: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang; tahun 2007.
6. Distribusi Vitamin A di Posyandu Belum Maksimal. Diunduh dari
http://news.okezone.com/read/2011/01/23/337/416897/distribusi-vitamin-a-di-posyandu-
belum-maksimal, 26 Juli 2015.
7. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman pemantauan wilayah setempat (pws) setempat
– gizi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
Lampiran I
Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan Variabel
Tabel Tolok Ukur Keberhasilan Variabel
27
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan untuk variable ini
1 Masukan
1.1. Tenaga (Man) Tersedianya tenaga pelaksana:
1. Dokter: 1 orang
2. Bidan: 1 orang
3. Petugas Gizi: 1 orang
4. Kader : 5 orang/posyandu
1.2. Dana (Money) Adanya dana yang mencukupi diperoleh dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)
2. BOK
1.3. Sarana (Material)
A. Sarana Medis
i. Inventaris:
ii. Habis pakai:
Stetoskop: 1 buah
Tensimeter: 1 buah
Timbangan Bumil: 1 buah/posyandu
Timbangan Balita/Dacin: 1 buah/posyandu
Ukuran tinggi badan: 1 buah/posyandu
Ukuran panjang badan: 1 buah/posyandu
WHO Child Growth Standard: 1 buah
Kapsul Vit A 200.000 SI: Cukup
Kapsul Vit A 100.000 SI: Cukup
Tablet zat besi: Cukup
Iodine test: Cukup
MP-ASI Baduta Gakin: Cukup
B. Non medis
i. Inventaris Kursi : 5 buah
Meja :5 buah
Papan tulis1: buah
Poster/gambar yang berhubungan dengan gizi:
Cukup
28
ii. Habis pakai Brosur/pamphlet: Cukup
Kartu Menuju Sehat(KMS) Balita: Cukup
Alat tulis kantor: Cukup
1.4 Metode (Method)
A. Cakupan Kadarzi
8. Memeriksa garam beryodium 2 kali dalam
setahun
9. Mengambil 30 klaster dengan masing klaster
10 keluarga untuk menjadi sampel
10. Memeriksa apakah keluarga
memenuhi indikator Kadarzi, diperiksa 1
kali/tahun
B. Penimbangan Balita dengan:
1. Timbangan Dacin
2. Menggunakan pakaian setipis mungkin dan
tidak menggunakan popok disposable yang
basah
3. Menggunakan KMS Balita
4. Pencatatan dan penimbangan 12x/tahun
C. Pemberian kapsul Vitamin A
1. Pemberian kapsul Vitamin A 100.000 IU
untuk Bayi (6-11 bulan) yang berwarna biru
2 kali/tahun
2. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU
untuk anak Balita (12-59 bulan) yang
berwarna merah 2 kali/tahun
3. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU
untuk ibu Nifas 2 kali, pertama dalam 1 jam
setelah melahirkan, lalu 24 jam sesudahnya
4. Pemberian dilakukan dengan cara kapsul
Vitamin A digunting, lalu diteteskan ke
mulut
29
D. Pemberian Tablet zat besi pada Bumil
minimal 90 tablet sebanyak 3x selama
trimester II masa kehamilan
E. Distribusi MP-ASI Baduta Gakin
1. Mendata semua Gakin yang memiliki
Baduta
2. Menyalurkan MP-ASI kepada sasaran
F. Balita gizi buruk mendapat perawatan.
Kasus gizi buruk Balita yang ditemukan
kader, dirujuk ke Puskesmas. Dilakukan
dengan cara kader memberikan rujukan
kepada bayi dan anak Balita yang hasil
penimbangannya dua kali berturut-turut
tidak naik dan berada di bawah garis merah
(BGM) untuk mendapatkan PMT di Pos
Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas
G. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pada bayi, tanpa pemberian makanan
tambahan.
2 Proses
2.1 Perencanaan (Planning)
Ada perencanaan tertulis mengenai:
A. Pemeriksaan garam beryodium 2 kali/tahun
B. Penyuluhan kelompok Kadarzi
C. Pemantauan cakupan Kadarzi 1 kali/tahun
D. Penimbangan Balita 12x/tahun
E. Pemberian kapsul vitamin A
Vitamin A 100.000 IU pada bayi 2x/tahun
Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita
2x/tahun
Vitamin A 200.000 IU pada ibu Nifas
F. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal
90 tablet sebanyak 3x selama trimester II
30
2.2 Pengoranisasian (Organisation)
2.3 Pelaksanaan (Actuating)
masa kehamilan
G. Pendataan Gakin yang memiliki Baduta dan
penyaluran MP-ASI
H. Rujukan gizi buruk ke Puskesmas setiap
ditemukan kasus dan diberi PMT di PPG
I. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pada
bayi
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian
tugas serta tanggungjawab yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya.
A. Cakupan Kadarzi
1. Penyuluhan kelompok Kadarzi
2. Pemeriksaan garam beryodium
3. Pemantauan cakupan Kadarzi
B. Penimbangan Balita 12x/tahun
C. Pemberian kapsul vitamin A
Vitamin A pada bayi (6-12 bulan)
2x/tahun
Vitamin A pada anak Balita 2x/tahun
Vitamin A pada ibu Nifas 2 kapsul
D. Pemberian tablet zat besi
a. Pada Bumil 3x selama masa kehamilan
E. Pemberian MP-ASI Baduta Gakin
1. Mendata Gakin
2. Menyalurkan MP-ASI
31
2.4 Pengawasan (Controlling)
F. Rujukan gizi buruk ke PPG Puskesmas
setiap ditemukan kasus
G. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pada bayi
Oleh Kepala Puskesmas atau Pembina lapangan
melalui pencatatan dan pelaporan bulanan:
12x/tahun.
3 Keluaran
3.1 Cakupan Kadarzi
3.2 Penimbangan bayi dan anak
Balita (D/S)
3.3 Cakupan pemberian Vit. A
a. Pemberian Vit A pada bayi
(6-11bulan)
b.Pemberian Vit A pada anak
Balita (11-59bulan)
c. Pemberian Vit A pada ibu
Nifas
3.1 Cakupan pemberian tablet besi
pada Bumil (Fe3)
3.2 Cakupan distribusi MP-ASI
Baduta Gakin
3.3 Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan
3.4 Cakupan ASI eksklusif
100%
85%
100%
90%
100%
90%
100%
100%
90%
4 Umpan Balik
32
4.1 Pencatatan dan pelaporan
4.2 Ada rapat kerja yang membahas
laporan kegiatan setiap bulannya
untuk mengevaluasi program
yang telah dijalankan
Adanya pencatatan dan pelaporan setiap
bulan, triwulan dan tahunan yang lengkap
mengenai setiap kegiatan sehingga dapat
digunakan sebagai masukan dalam program
perbaikan gizi masyarakat 12x/tahun
Adanya hasil rapat kerja yang membahas
laporan kegiatan setiap bulan, triwulan dan
tahunan untuk mengevaluasi program yang
telah dijalankan.
5 Dampak
5.1 Langsung
5.2 Tidak langsung
Diharapkan terjadi peningkatan status gizi
masyarakat yang baik.
Diharapkan penurunan angka morbiditas
dan mortalitas ibu, bayi dan anak Balita
akibat kurang gizi
Diharapkan terjadi peningkatan derajat
status kesehatan keluarga
6 Lingkungan
6.1 Lingkungan Fisik:
Lokal
Transportasi
Fasilitas kesehatan
Tempat tinggal
6.2 Lingkungan Non Fisik
Pendidikan dan sosial ekonomi
Mudah dijangkau
Tersedia sarana transportasi yang mudah
Terdapat fasilitas kesehatan lain yang
bekerjasama dengan Puskesmas
Keadaan tempat tinggal yang tidak padat
dan tidak kumuh
Masyarakat mempunyai
pendidikan dan pengetahuan yang
cukup serta tingkat sosial ekonomi
yang cukup untuk memenuhi gizi
33
Lampiran II
Data Demografi Kecamatan Rengasdengklok
Tabel Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok 2014
No Nama Desa KK Jumlah Penduduk L + P
Lelaki Perempuan
34
1 Dewisari 2.308 4359 4098 8.457
2 Kertasari 2.796 5891 5538 11.429
3 R.dengklok utara 5.693 10.752 10.109 20.861
4 R.dengklok Selatan 5.734 12.433 11.688 24.121
5 Amansari 2.981 5.400 5.077 10.477
6 Dukuh Karya 1.486 2.572 2.418 4.990
Total 21.342 41.407 38.928 80.335
Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
Tabel Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala Keluarga di
Kecamatan Rengasdengklok Tahun 2014.
No Pekerjaan Persentase
1 Petani 13.27 %
2 Pedagang 72.43 %
3 Pegawai negeri 05.09 %
4
5
TNI/POLRI
Lain-lain
00.04 %
09.17 %
Total 100 %
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
Tabel Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Rengasdengklok Tahun 2014.
NoSarana Kesehatan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rumah Sakit Umum Swasta
Praktek Perorangan
Praktek Dokter Gigi
Praktek Bidan
Balai Pengobatan Sore
Rumah Bersalin
Klinik 24 Jam
Apotek
Posyandu
Posbindu
1
10
2
14
2
1
2
10
57
7
Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
35
Tabel Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas
Rengasdengklok Tahun 2014
No Pendidikan Persentase
1 Tidak Sekolah 3.89%
2 Tidak Tamat SD 2.00%
3 Tamat SD 30.54%
4 Tamat SLTP 26.60%
5 Tamat SLTA 25.28%
6 Akademi 10.20%
7 Universitas/S1 1.49%
Total 100%
Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
Lampiran III
Tabel Keluaran
Tabel Pemetaan Keluarga Sadar Gizi Puskesmas Rengasdengklok Agustus 2014
No. Indikator Kadarzi Baik Belum Baik
1 Menimbang BB secara teratur 233 67
2 Memberi ASI saja sampai bayi usia 6 bulan 88 212
3 Makan aneka ragam makanan 250 50
36
4 Mengkonsumsi garam beryodium 232 68
5 Mengkonsumsi suplemen gizi 100 200
Jumlah
Tabel Cakupan Balita Ditimbang Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015 di Wilayah
Kerja Puskesmas Rengasdengklok
No Bulan D S
1 Juli 2014 405
4
6195
2 Agustus 2014 423
5
6353
3 September 2014 408
8
6251
4 Oktober 2014 413
8
6325
5 November 2014 415
7
6316
6 Desember 2014 426
4
6348
7 Januari 2015 436
2
6401
8 Februari 2015 568
3
6029
9 Maret 2015 400
0
6144
10 April 2015 385
9
6217
11 Mei 2015 405
9
6274
12 Juni 2015 411
1
6356
37
Rata-rata 425
1
6276
Keterangan:
D = Balita yang datang ditimbang
S = Jumlah riil Balita di wilayah kerja Puskesmas
Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi (6-11 bulan), Anak Balita (12-59 bulan) di
Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No. Bulan
Jumlah
sasaran
Bayi
Jumlah Bayi yang
mendapat
vitamin A
Jumlah
sasaran anak
Balita
Jumlah anak
Balita yang
mendapat
vitamin A
1 Agustus 2014 807 793 5090 4902
2 Februari 2015 610 608 4922 4862
Total 1417 1401 10012 9764
Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No Bulan Nifas yang Mendapat
Vitamin A
1 Juli 2014 142
2 Agustus 2014 130
3 September 2014 112
4 Oktober 2014 131
5 November 2014 203
6 Desember 2014 182
7 Januari 2015 169
8 Februari 2015 177
9 Maret 2015 153
10 April 2015 136
11 Mei 2015 145
12 Juni 2015 129
38
Jumlah Total 1809
Tabel Cakupan Pemberian Tablet Zat Besi (Fe 3) pada Bumil di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015
No Bulan Bumil Mendapat Fe 3
1 Juli 2014 147
2 Agustus 2014 133
3 September 2014 114
4 Oktober 2014 135
5 November 2014 204
6 Desember 2014 180
7 Januari 2015 169
8 Februari 2015 177
9 Maret 2015 163
10 April 2015 141
11 Mei 2015 149
12 Juni 2015 132
Jumlah Total 1844
Tabel Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015
No Bulan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
1 Juli 2014 8
2 Agustus 2014 6
3 September 2014 9
4 Oktober 2014 10
5 November 2014 9
6 Desember 2014 6
7 Januari 2015 7
8 Februari 2015 7
39
9 Maret 2015 8
10 April 2015 8
11 Mei 2015 9
12 Juni 2015 8
Tabel Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No Bulan Bayi Mendapat ASI
Eksklusif
1 Juli 2014 32
2 Agustus 2014 41
3 September 2014 35
4 Oktober 2014 30
5 November 2014 29
6 Desember 2014 27
7 Januari 2015 40
8 Februari 2015 36
9 Maret 2015 31
10 April 2015 35
11 Mei 2015 33
12 Juni 2015 24
Jumlah Total 393
40
Lampiran IV
Tabel Pembahasan
Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
I. Keluaran
1. Cakupan Keluarga sadar gizi 100% 17% +
2. Cakupan penimbangan Balita (D/S) 85% 67,73% +
3. Cakupan pemberian vit. A 100.000 IU bagi bayi 100% 98,87% +
4. Cakupan pemberian vit. A 200.000 IU bagi anak
Balita
5. Cakupan pemberian vit. A 200.000 IU ibu Nifas
90% 97,52% -
100% 93,73 +
6. Cakupan pemberian tablet besi 90 tablet bagi ibu
hamil90% 91,56% -
7. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin 100% 9,35% +
8. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% -
9. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 90% 36,21% +
II. Masukan
1.1 Tenaga
i. Dokter 1 orang 3 -
ii. Bidan 1 orang 4 -
iii. Petugas gizi 1 orang 1 -
iv.Kader 5 orang
/posyandu
175 orang+
1.2 Dana
i. APBD Tingkat II Cukup Cukup -
1.3 Sarana
A. Sarana Medis
i. Inventaris:
- Stetoskop 1buah 1 buah -
- Tensimeter 1 buah 1 buah -
41
- Timbangan Bumil 1 buah 1 buah -
- Timbangan Balita/Dacin 1
buah/Posyandu57 buah -
- Alat ukur tinggi badan 1
buah/Posyandu57 buah -
- Alat ukur panjang badan 1
buah/Posyandu6 buah +
ii. Habis pakai:
- Kapsul Vit A 200.000 SI Cukup Cukup -
- Kapsul Vit A 100.000 SI Cukup Cukup -
- Tablet zat besi
- Iodine test
- MP-ASI Baduta Gakin
Cukup Cukup -
Cukup Cukup -
Cukup Tidak cukup +
B. Sarana non medis
i. Inventaris
- Meja Cukup Cukup -
- Kursi Cukup Cukup -
- Poster/gambar yang berhubungan dengan gizi Cukup Cukup -
ii. Habis pakai -
- Brosur/pamphlet Cukup Cukup -
- Kartu Menuju Sehat(KMS) Balita Cukup Cukup -
- Alat tulis Cukup Cukup -
1.4 Metoda
A. Penyuluhan kelompok Kadarzi Ada Tidak ada +
B. Pemeriksaan garam beryodium
C. Pemantauan cakupan Kadarzi
D. Konseling Kadarzi
2 kali/tahun 1 kali/tahun
Ada
Ada
-
Ada
Ada
-
-
E. Penimbangan Balita tiap bulan di Posyandu Ada Ada -
F. Pemberian kapsul Vit.A 100.000 IU untuk Bayi
(6-11 bulan) 2 kali/tahun
Ada Ada -
G. Pemberian kapsul Vit.A 200.000 IU untuk anak
Balita 2 kali/tahun
Ada Ada-
42
H. Pemberian kapsul Vit.A 200.000 IU untuk ibu
Nifas 2 kali Ada Ada -
I. Pemberian tablet zat besi pada Bumil
J. Pencarian dan pendataan Baduta Gakin
K. Distribusi MP-ASI Baduta Gakin
L. Balita gizi buruk mendapat perawatan
M. ASI Eksklusif bayi 0-6 bulan
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
-
-
-
III. Proses
1 Perencanaan
i. Pemantauan cakupan keluarga sadar gizi dan
pemeriksaan garam beryodium sebanyak 1
kali/tahun.
ii. Penimbangan Balita dan pencatatan setiap bulan di
Posyandu pada minggu ke 1-3 dan pelaporan ke
Puskesmas pada minggu ke-4.
iii. Pemberian kapsul vitamin A (pada bulan Februari
dan Agustus untuk bayi dan balita)
a. Vitamin A 100.000 IU pada bayi 2x/tahun
b. Vitamin A 200.000 IU pada anak Balita 2x/tahun
c. Vitamin A 200.000 IU untuk ibu Nifas
disebarkan pada bidan untuk diberikan pada ibu
setelah melahirkan.
iv. Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal 90
tablet: 3x selama trimester II masa kehamilan
(mulai trimester kedua).
v. Pencarian Gakin dengan Baduta dan distribusi MP-
ASI pada bidan desa atau kader untuk diberikan
pada sasaran.
vi. Kasus gizi buruk pada Balita yang dirujuk ke Pos
Pemulihan Gizi Puskesmas dilakukan pada setiap
ditemukan kasus gizi buruk.
vii. Pemantauan cakupan pemberian ASI eksklusif
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada tertulis
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
-
-
-
-
-
-
-
43
selama 6 bulan.
2 Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi yang jelas
mengenai pembagian tugas yang teratur
Ada Ada -
3 Pelaksanaan
a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan
desa, kemudian pada tokoh-tokoh agama dan
masyarakat mengenai program Kadarzi. Diambil
30 klaster dengan masing-masing klaster 10
rumah tangga untuk menjadi sampel. Pemantauan
garam beryodium dan Kadarzi melalui indikator
dilakukan 1 kali/tahun.
b. Penimbangan bayi dan anak Balita dilakukan
setiap bulan (12x/tahun) pada minggu pertama
hingga ketiga di Posyandu.
c. Pemberian vitamin A:
i. Vitamin A kapsul biru (100.000 IU) pada bayi
(6-11 bulan) 2kali/tahun yaitu pada bulan
Februari dan Agustus.
ii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) pada
anak Balita (1-4 tahun) 2 kali/ tahun yaitu
pada bulan Februari dan Agustus.
iii. Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) setiap
bulannya disediakan dan disalurkan pada
bidan untuk diberikan pada ibu Nifas.
d. Pemberian 90 tablet zat besi pada Bumil (3x
selama masa kehamilan) untuk diminum 1
tablet/hari.
e. Dilakukan pendataan Gakin yang memiliki
Baduta dengan status gizi buruk, lalu diberikan
MP-ASI.
f. Rujukan gizi buruk: Semua kasus gizi buruk
Balita dilakukan rujukan ke Puskesmas dan
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
-
-
-
-
44
mendapat PMT pada Pos Pemulihan Gizi.
g. Pemantuan pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan kepada bayi (0-6 bulan) saat datang ke
posyandu.
-
4 Pengawasan
a. Oleh Kepala Puskesmas atau pembina lapangan Ada Ada -
b. Pencatatan dan pelaporan
Laporan dan pertemuan bulanan
Laporan dan pertemuan triwulan
AdaAda tapi tidak
lengkap
+
IV. Umpan Balik
1. Pencatatan dan Pelaporan
i. Adanya pencatatan dan pelaporan yang
lengkap setiap bulannya dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan untuk
semua program kegiatan UPGM.
ii. Adanya pencatatan dan pelaporan
tentang adanya rapat kerja triwulan
2. Rapat Kerja
i. Ada rapat kerja yang membahas laporan
kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi
program yang telah dijalankan.
Ada
(12x/tahun)
Ada
(4x/tahun)
Ada
(12x/tahun)
Ada
(12x/tahun)
Tidak ada
Ada
(12x/tahun)
Ada tapi
tidak
lengkap
+
-
V. Dampak
1. Langsung
Diharapkan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk menurun
2. Tidak langsung
i. Diharapkan penurunan angka
morbiditas dan mortalitas ibu, bayi,
anak Balita akibat kurang gizi.
ii. Diharapkan peningkatan derajat
Ada
Ada
Ada
Belum dapat
dinilai
Belum dapat
dinilai
Belum dapat
-
-
-
45
kesehatan ibu, anak dan keluarga
dalam rangka mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
dinilai
Lampiran V
Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok
Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang
46