Daftar Isi
Table of Contents
Tentang Simbol Identitas .......................................................... 2
About Identity Symbol
Visi dan Misi ................................................................................ 3
Vision and Mission
Profi l: Membangkitkan Semangat Pemberdayaan .............. 4
Profile: Rising the Spirit of Empowerment
Nilai Budaya Perusahaan .......................................................... 6
Corporate Values
Imperatif ....................................................................................... 7
Essence
Jejak Sejarah ................................................................................ 9
The History
Komposisi pemegang saham .................................................10
Composition of Shareholders
Tonggak Sejarah .......................................................................13
The Milestone
Kegiatan Usaha .........................................................................14
Scope of Business
Produk dan Layanan ................................................................15
Products and Services
Peristiwa Penting ......................................................................16
Significant Events
Manajemen dan Struktur Organisasi ....................................18
Structure of Organization and Management
Ikhtisar Keuangan ....................................................................21
Financial Highlights
Laporan Komisaris & Direksi ...................................................31
Report from Board of Commissioners and the Directors
Sambutan Dewan Komisaris ..................................................32
Message from Board of Commissioners
Laporan Direktur Utama .........................................................36
Report from President Director
Profi l Dewan Komisaris ............................................................40
The Board of Commissioners Profile
Profi l Direksi ..............................................................................42
The Board of Directors Profile
Analisa & Pembahasan Manajemen .....................................45
Analysis and Management Discussion
Pembiayaan UMKM ..................................................................48
Micro & SME Financing
Tresuri dan Lembaga Keuangan ............................................50
Treasury and Financial Institution
Produk Konsumer .....................................................................51
Consumer Products
Sumber Daya Manusia ............................................................53
Human Resources
Pejabat Eksekutif .....................................................................55
Executive Officers
Teknologi Informasi .................................................................58
Information Technology
Kepedulian dan Tanggungjawab Sosial ...............................60
Corporate Social Responsibilities
Tata Kelola Yang Baik ...............................................................63
Good Corporate Governance
Penilaian Tata Kelola Yang Baik..............................................88
Self Assesment GCG
Pengungkapan Permodalan serta
Pengungkapan Eksposur Risiko dan
Penerapan Manajemen Risiko Bank .....................................93
Disclosure of Capital, Risk Exposure and
Risk Management Implementation
Rencana Strategis Bank .........................................................121
Bank’s Strategic Plans
Jaringan Kerja dan Mitra Usaha ...........................................130
Our Network and Partnership
Hal-hal Penting Yang Diperkirakan Terjadi
di Tahun 2013 ..........................................................................132
Key Important Initiatives in 2013
Simbol Tiga Tangan (“The Three Hands”)
Simbol tiga tangan merepresentasikan sinergi antara Perusahaan,
nasabah/mitra kerja dan komunitas. Perusahaan adalah pihak
yang selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam bentuk
teamwork dan fleksibilitas. Nasabah/mitra kerja terkait dengan
menjaga hubungan yang timbal balik antara perusahaan dan
nasabah dengan cara saling menghormati, menjaga integritas
dan etika. Sedangkan komunitas adalah sasaran kontribusi
Perusahaan.
Dalam industri keuangan, Bank Sampoerna berperan dalam
proses tersebut dengan menyediakan jasa perbankan berkualitas
untuk mendukung, membantu dan mendampingi masyarakat
(nasabah) dibidang keuangan untuk meraih kehidupan yang
lebih sejahtera.
The Three Hands Symbol
The Three Hands symbolizes the synergy among the Company,
business partners and communities. The Company stands as
the party that will always make effort to deliver the best
performance through team work and flexibility. Meanwhile the
relation with customers or related business partners is maintained
by respecting each other, showing integrity and ethical business
one another. Eventually, communities will be the ultimate target
of the Company contribution.
In the financial industry, Bank Sampoerna plays a role of
providing the high quality banking services to support, facilitate
and serve the public (customers) of financial sector to make a
better living.
Tentang Simbol Identitas
About Identity Symbol
Semangat untuk memberdayakan dan mensejahterakan usahawan mikro dan kecil di Indonesia
tercermin dari Logo yang mengapresiasikan sinergi sebagai basis keunggulan dan kekuatan
Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”)
The logo represents the spirit to develop and improve the state of the welfare of Indonesia’s small
and micro enterprises which reflects synergy as the basis leading advantages and strength of Bank
Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”)
2 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Kami menegaskan tekad dengan menentukan visi dan misi optimis
serta fokus pada pencapaian target dan prestasi.
We are determined to combine vision and optimistic mission that focus to achieve business targets.
Visi dan Misi
Vision and Mission
Visi Vision
Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat
dengan fokus pada sektor usaha mikro, kecil dan
menengah yang memberikan pelayanan yang
amanah dan profesional.
To be the most preferred financial institution that focus on micro, small
and medium enterprises and served the society with trust and
professionalism spirit.
Misi Mission
Memberdayakan masyarakat dengan menyediakan
kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
To empower the community by providing opportunity and support to
succeed in the micro, small and medium businesses.
3Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Membangkitkan Spirit Pemberdayaan
Profil
Profile
" Kami mengembangkan sikap
kepedulian untuk membangkitkan
semangat pemberdayaan "
we develop a caring attitude to ignite the
empowerment spirit
4 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna4 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”), merupakan
implementasi gagasan pemberdayaan yang dirancang untuk
berkontribusi memutus hambatan finansial pada masyarakat yang
memiliki semangat memperjuangkan kehidupan yang lebih
sejahtera. Sebagai bagian dari aktivitas bisnis keuangan Grup
Sampoerna, Bank Sampoerna menyatukan bisnis dengan
persaudaraan dan komitmen kepedulian sebagai landasan
pertumbuhannya.
Semangat tersebut dimulai dengan membangun jaringan Koperasi
melalui Koperasi Mitra Sejati atau dengan merek dagang Sahabat
UKM pada tahun 2008, sebagai cikal bakal keberadaan Sampoerna
Financial Group ke berbagai pelosok Indonesia. Didukung 120
kantor yang tersebar di Jakarta, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi, Grup Sampoerna telah membantu puluhan ribu nasabah
mikro dan UKM di Indonesia. Langkah pemberdayaan ini tidak
hanya dilakukan kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah
namun juga kepada sektor pemberdayaan wanita prasejahtera
atau KWANTREN (Kelompok Wanita Tanggung Renteng) serta
usahawan muda atau PROMUDA di wilayah Jawa Timur.
Untuk melengkapi pelayanan, pada bulan Mei 2011 Grup Sampoerna
melalui PT Sampoerna Investama mengakuisisi 85% saham PT
Bank Dipo Internasional, dengan PT Pahalamas Sejahtera sebagai
Pemegang Saham Pengendali sebelumnya tetap memiliki 15%
saham Bank. Pada bulan Februari 2012, nama Bank juga diubah
menjadi Bank Sahabat Sampoerna.
Setelah resmi menyandang nama Bank Sahabat Sampoerna,
Pemegang Saham Pengendali melalui jajaran manajemen yang
progresif, agile dan berdedikasi melakukan pembenahan di berbagai
lini usaha dengan tetap mempertahankan tradisi kesungguhan,
kesempurnaan dan kemenangan yang telah menjiwai tradisi bisnis
keluarga Sampoerna selama lebih dari 9 (Sembilan) dasawarsa.
Tahun 2012 merupakan tahun kedua bagi Bank Sampoerna untuk
menunjukkan kesungguhan tekadnya. Penyempurnaan organisasi
terus dilakukan bersamaan dengan upaya pengembangan bisnis
sehingga para nasabahnya mendapatkan produk dan pelayanan
perbankan terbaik. Upaya-upaya Bank Sampoerna dalam 2 (dua)
tahun eksistensinya sudah menampakkan hasil yang signifikan.
Landasan yang disiapkan kini semakin kokoh untuk menyangga
pertumbuhan Bank di masa yang akan datang.
PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”), represents an
idea of development, designed to address any financial access in
the society which have fighting spirit for better living. As part of
the financial business chain of Sampoerna Group, Bank Sampoerna
puts forward the business in one spirit of brotherhood and a caring
commitment as the basis for the sustainable growth.
Such spirit is represented, among which is by developing Cooperative
network through Koperasi Mitra Sejati or Sahabat UKM brand in
2008, further serving as the origin for the establishment of Sampoerna
Financial Group chain across Indonesia. Supported by 120 offices
in Jakarta, Sumatera, Java, Kalimantan and Sulawesi, Sampoerna
Group has lent a hand to thousands of micro and SME customers
in Indonesia. The development step does not end at micro and
SME customers but also reaches to poor women or KWANTREN
(Women Group with Shared Responsibility) as well as young
entrepreneurs or PROMUDA in East Java.
In order to deliver comprehensive services, in May 2011 Sampoerna
Group through PT Sampoerna Investama acquired 85% stake in
PT Bank Dipo Internasional, where PT Pahalamas Sejahtera as the
Previous Controlling Shareholder still held 15% of the stake
ownership in the Bank. In February 2012, the Bank changes its
name into Bank Sahabat Sampoerna.
After officially employing the name of Bank Sahabat Sampoerna,
the Controlling Shareholder through the progressive, agile and
dedicated management launched restructuring action across the
business lines by putting forward the strong determination,
perfection and triumphant success which have been the soul of
the Sampoerna family’s tradition carried out more than 9 (nine)
decades.
In 2012 was the second year for Bank Sampoerna to prove its
strong will. In the meantime, the improvements in the organization
continued as the Bank expanded the business in order to deliver
better banking products and services to the customers. These
efforts Bank Sampoerna took within 2 (two) years started to
demonstrate significant results. It has built stronger foundation to
sustain the Bank’s growth in the years to come.
Membangkitkan semangat PemberdayaanRising the Spirit of empowerment
5Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna 5Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Nilai Budaya Perusahaan
Corporate Values
Perilaku
Kami mudah dikenali karena kehadiran perilaku
yang menjunjung tinggi keluhuran nilai pelayanan,
penghargaan, spirit yang mengapresiasi keunggulan
setiap individu, serta efektifitas dan produktifitas
dalam berkarya.
1. Ramah, Santun, Hangat.
2. Tulus dan Jujur.
3. Sikap “Selalu Bisa”
4. Proaktif.
5. Memberikan Solusi, bukan Mengeluh.
6. Komunikasi Efektif, Jelas, Singkat dan Meyakinkan.
NILAI DASAR Iman dan Taqwa
Persaudaraan
BASIC VALUES Faith & Self Alert
Brotherhood
NILAI INTI Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Kehati-hatian
Kualitas
Integritas
CORE VALUES Hard and smart work
Prudentiality
Quality
Integrity
6 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Imperatif
Essence
Code of Conduct
We are easily recognized for our code of conduct
that we uphold, which respects the prominent
value of service, rewarding, spirit to appreciate the
personal’s significance, as well as effectiveness and
productivity in performance delivery.
1. Friendly, Respectful, Warm.
2. Sincere and Honest.
3. Can "Do" Attitude.
4. Proactive.
5. Giving solution, not complaining.
6. Effective, clear, brief and convincing communication.
NILAI HASIL Keuntungan
Pertumbuhan Berkelanjutan
RESULT VALUES Profit
Sustainable Growth
7Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) didirikan tanggal
27 September 1990 berdasarkan Akte Notaris Ny. Susana Zakaria,
S.H., No.95 dengan nama PT Dipo Internasional Bank. Anggaran
Dasar (AD) Bank telah disetujui Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan
No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 439, Tambahan No.13 tanggal 13
Februari 1991.
Bank beroperasi secara komersial tanggal 9 September 1991 sesuai
izin usaha yang diberikan Menteri Keuangan Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No.668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991.
Berdasarkan Akte Notaris Ricardus Nangkih Sinulingga, S.H., No.68
tanggal 5 Februari 1996 dan Akte Notaris Haji Muhammad Afdal
Gazali S.H., No.302 tanggal 16 Oktober 1997 dilakukan perubahan
nama Bank menjadi PT Bank Dipo Internasional sekaligus penyesuaian
anggaran dasar bank sesuai Undang-Undang No.1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas (PT). Perubahan tersebut telah disyahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Desember
1997 melalui Surat Keputusan No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 dan
diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No.5675,
Tambahan No.80 tanggal 6 Oktober 1998.
Tanggal 5 Februari 2008, PT Pahalamas Sejahtera yang merupakan
pemegang saham pengendali PT Bank Dipo Internasional
menandatangani Perjanjian Pembelian dan Penjualan Saham
Bersyarat (CSPA) dengan Grup Sampoerna melalui Orient Distributions
Network Pte. Ltd, terkait pembelian saham PT Bank Dipo Internasional.
Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Para
Pemegang Saham Bank No. 65 tanggal 22 Mei 2008 yang dibuat
dihadapan Notaris Arikanti Natakusumah,SH., telah dilakukan
perubahan modal dasar Bank menjadi Rp400 miliar, sekaligus
dilakukan penyesuaian anggaran dasar Bank sesuai Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) . Perubahan
tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU.31043.
AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008.
Pada periode tersebut, krisis keuangan global terjadi dan Para
Pihak sepakat untuk menunda proses akuisisi, pada periode
penundaan tersebut, Grup Sampoerna tetap membantu para
pengusaha UMKM dengan membangun bisnis di bidang finansial
melalui pendirian Koperasi Mitra Sejati (Sahabat UKM) pada tahun
2008.
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) was established
on September 27, 1990, based in the Notarial Act of Mrs. Susana
Zakaria, S.H., No. 95 under the name of PT Dipo International Bank.
The Article of Association of the Bank was approved by Minister
of Justice of Republic of Indonesia dated 17 December 1990
through Decision Letter No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 and was
announced in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 439,
Appendix No.13, dated 13 February 1991.
The Bank kicked off its commercial operation on 9 September
1991, based on the license of Ministry of Finance of Republic of
Indonesia through Decision Letter No. 668/KMK.013/1991 dated
1 July 1991.
Based on the Notarial Act prepared by Ricardus Nangkih Sinulingga,
S.H., No. 68 dated 5 February 1996 and Notarial Act prepared by
Haji Muhammad Afdal Gazali S.H., No. 302 dated 16 October 1997,
the Bank confirmed to change its name into PT Bank Dipo
Internasional as well as confirmed an amendment to the Bank’s
Article of Association with reference to Law No.1 of 1995 about
Limited Liability Company (PT). The name change was agreed by
Minister of Justice of Republic of Indonesia on December 17, 1997,
through a Decision Letter No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 and was
already announced in the State Gazette of Republic of Indonesia
No.5675, Appendix No.80 dated 6 October 1998.
On February 5, 2008, PT Pahalamas as the Controlling Shareholder
of PT Bank Dipo Internasional signed a Conditional Sale and Purchase
agreement with Sampoerna Group through Orient Distributions
Network Pte. Ltd,, regarding the acquisition of PT Bank Dipo
Internasional’s stake.
Based on the Minutes Meeting of Extraordinary Meeting of
Shareholders (EGMS) of the Bank’s shareholders No. 65 dated 22
May 2008 prepared in front of Arikanti Natakusumah,SH., a Notary,
the Bank confirmed the change in the Authorized Capital to Rp400
billion, as well as confirmed an amendment to the Bank’s Article
of Association according to Law No. 40 of 2007 about the Limited
Liability Company. The amendment was agreed by Minister of
Justice and Human Rights of Republic of Indonesia in a Decision
Letter No. AHU.31043.AH.01.02 of 2008 dated 6 June 2008.
In this period, the global financial crisis came off, so the Parties
have agreed to delay the acquisition process, during the delay,
the Sampoerna Group continued helping the SMEs by establishing
a financial business which was managed under Mitra Sejati
Cooperative (Sahabat UKM) in 2008.
8 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dalam periode 2008–2010 perkembangan dan pertumbuhan
Sahabat UKM cukup signifikan dan mampu bersaing dengan
lembaga keuangan lainnya. Pada periode tahun tahun 2009-2012,
Sahabat UKM telah memiliki 120 kantor yang tersebar di Jakarta,
Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
Bersamaan dengan itu secara paralel juga telah dilakukan perubahan
pihak yang mengakuisi saham Bank dari Orient Distribution Network
Pte. Ltd. Kepada PT Sampoerna Investama. Pada bulan Mei 2011,
proses akuisisi telah diselesaikan melalui PT Sampoerna Investama
dan selanjutnya nama Bank diubah menjadi PT Bank Sahabat
Sampoerna.
Perubahan Nama Bank
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No.52 tanggal 28 Desember 2011
dari Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, telah disetujui perubahan
nama Perseroan dari semula bernama PT Bank Dipo Internasional
menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna.
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia pada melalui Surat Keputusan
No. AHU-02080.AH.01.02, tanggal 13 Januari 2012 dan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 14/7/KEP.GBI/2012 tanggal
22 Februari 2012.
Kantor Pusat Bank berlokasi di gedung Sampoerna Strategic Square,
lantai mezzanine Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta, 12930 dan
memiliki 5 (lima) kantor cabang di Jakarta, Medan, Pekanbaru,
Palembang dan Surabaya. 2 (dua) cabang terakhir baru beroperasi
di bulan Oktober 2012 sebagai bentuk perluasan dan ekspansi
jaringan kantor untuk peningkatan bisnis. Disamping itu terdapat
5 (lima) kantor cabang pembantu di Jakarta, yaitu kantor cabang
pembantu di Bandengan, Pecenongan, Kelapa Gading, Matraman
dan Fatmawati.
Mensinergikan Bank dengan Koperasi
Sesuai dengan misi Bank untuk UMKM, pada bulan Agustus 2011,
aktivitas Bank dan Koperasi disinergikan untuk mendukung
pertumbuhan portofolio kredit Bank melalui program asset buying
dengan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian. Program asset
buying antara Bank dan Koperasi ini membuktikan sikap konsisten
dan kesungguhan Sampoerna Financial Group dalam mendukung
pemberdayaan sektor UMKM di Indonesia.
Grup Sampoerna juga menyatakan komitmennya dalam mendukung
Sampoerna Financial Group untuk tumbuh dan berkembang serta
dapat bersaing di pasar yang memang ditekuni.
In period of 2008–2010, Sahabat UKM experienced a vast development
and growth and in fact could compete with the other financial
institutions. During 2009-2012, Sahabat UKM managed 120 offices
in Jakarta, East Java, Sumatera, Kalimantan and South Sulawesi.
In parallel, there was a handover in term of the acquiring party,
from Orient Distribution Network Pte. Ltd. to PT Sampoerna
Investama. In May 2011, the Company through PT Sampoerna
Investama completed the acquisition process and the Bank’s
name underwent another change into PT Bank Sahabat
Sampoerna.
The Bank’s Name Changes
Based on the Statements Beyond the Decision of Extraordinary
Meeting of Shareholders No.52 dated 28 December 2011 prepared
by Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, a Notary, the Bank’s name
change was agreed from PT Bank Dipo Internasional to PT Bank
Sahabat Sampoerna.
The change was approved by Minister of Justice and Human Rights
of Republic of Indonesia through Decision Letter No. AHU-02080.
AH.01.02, dated 13 January 2012 and Decision Letter of Bank of
Indonesia’s Governor No. 14/7/KEP.GBI/2012 dated 22 February
2012.
The Bank is headquartered at Sampoerna Strategic Square, mezzanine
floor on Jl Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta, 12930, and has 5 (five)
branch offices in Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang and
Surabaya. The latest 2 (two) branches began its operation in October
2012, confirming its successful network expansion to boost the
business. In the meantime, there are 5 (five) supporting branch
offices in Jakarta, located in Bandengan, Pecenongan, Kelapa
Gading, Matraman and Fatmawati.
In Synergy with Cooperative
Referring to the Bank’s mission for the SME segment, in August
2011, the Bank synergized its activities with the Cooperative to
support the growth of credit portfolios through asset buying
program with prudenced as a priority aspects. The asset buying
program between Bank and Cooperative proved the consistency
and willingness of Sampoerna Financial Group in supporting the
development of SMEs in Indonesia.
Sampoerna Group also states its commitment to extend its big support
to the Sampoerna Financial Group to continue growing and expanding
and at the end be ready to compete in the financial market.
Jejak Sejarah
The History
9Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komposisi pemegang saham
Composition of Shareholders
10 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna10 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komposisi Pemegang Saham
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal
3 Desember 2012 telah diputuskan untuk melakukan peningkatan
modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp305.000.000.000
(tiga ratus lima miliar rupiah) sehingga komposisi pemegang saham
Bank berubah menjadi :
NoPemegang Saham
Shareholders
Jumlah Lembar Saham
Total Shares
Nilai Saham (Rp)
Share Value (Rp)
Modal Ditempatkan
& Disetor (Rp)
Issued and Paid-in Capital (Rp)
1 PT Sampoerna Investama 272,000,000 1,000 272,000,000,000
2 PT Pahalamas Sejahtera 33,000,000 1,000 33,000,000,000
305,000,000 1,000 305,000,000,000*
*Penambahan setoran modal tahap II pada tanggal 3 Desember 2012 sebesar Rp85 miliar oleh PT Sampoerna Investama.
Pemegang Saham memiliki komitmen untuk melakukan setoran
modal sebesar Rp100 miliar setiap tahun sampai dengan tahun
2015. Hal ini sebagai perwujudan dukungan sepenuhnya terhadap
pertumbuhan Bank Sampoerna saat ini dan di masa yang akan
datang.
Persentase kepemilikan saham oleh PT Pahalamas Sejahtera di
tahun 2012 mengalami penurunan dari 15% menjadi 10,8%. Hal
ini disebabkan karena di tahun 2012, PT Pahalamas Sejahtera tidak
berpartisipasi dalam setoran modal tahap II. Sedangkan kepemilikan
saham PT Sampoerna Investama meningkat menjadi 89,2%.
Dari struktur kepemilikan saham tersebut, PT Sampoerna Investama
bertindak sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan
Ultimate Shareholders, yaitu:
1. Michael J. Sampoerna : 99,9%
2. Eka Dharmajanto Kasih : 0,1%
Dari komposisi kepemilikan saham tersebut tidak terdapat porsi
kepemilikan saham yang dimiliki Dewan Komisaris, Direksi maupun
Pejabat Eksekutif Bank.
PT Sampoerna Investama
PT Pahalamas Sejahtera
15%
85%
89.2%
10.8%
Composition of Shareholders
At the Extraordinary Meeting of Shareholders on 3 December,
2012, it was agreed and decided to add the issued and paid-in
capital to Rp305,000,000,000 (three hundred and five billion Rupiah),
and changed the composition of shareholders of the Bank into:
* The phase II of capital injection was completed on 3 December 2012, amounting to Rp85 billion by PT Sampoerna Investama.
The shareholders hold commitment to add the capital of Rp100
billion each year until 2015. Such commitment reflects their full
support to sustain the Bank Sampoerna’s growth today and in the
future.
The percentage of the stake ownership of PT Pahalamas Sejahtera
was diluted in 2012 from 15% to 10.8%. This resulted from the
decision that PT Pahalamas Sejahtera in 2012 did not participate
in the phase II of capital injection. On the other hand, PT Sampoerna
Investama’s stake ownership increased to 89.2%.
Based on the structured above, PT Sampoerna Investama is the
Controlling Shareholder with the Ultimate Shareholders are as
follows:
1. Michael J. Sampoerna : 99,9%
2. Eka Dharmajanto Kasih : 0,1%
The Bank could confirm that neither Board of Commissioner,
Directors nor the Executive Officers of the Bank has stakes in the
Bank.
11Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna 11Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel Hubungan Kepemilikan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Usaha per 31 Desember 2012.
Relation of ownership table between Directors, Board of Commissioners and Shareholders in the Business Group as per 31 December 2012.
No Nama/name
Bank Sahabat Sampoerna
PT Sampoerna Investama PT Pahalamas sejahteraPT Setia kawan Pahala
motorPT Dipo Star Finance
Jabatan/Level
Kepemilikan/Ownership
Relation
Jabatan/Level
Kepemilikan/Ownership
Relation
Jabatan/Level
Kepemilikan/Ownership
Relation
Jabatan/Level
Kepemilikan/Ownership
Relation
Jabatan/Level
Kepemilikan/Ownership
Relation
1 PT Sampoerna Investama PS 89,2
2 PT Pahalamas Sejahtera PS 10,8 PS 98% PS 15%
3 Michael J Sampoerna PS 99,99%
4 Ekadharmajanto Kasih PS 0,01%
5 Suhanti Poniman PS & Dirut 90% Komut
6 Suhanda Poniman PS & Dir 10% Wk Dirut
7 Budi S Halim Komut
7 A Putranto Kom
8 Adiwarman Karim Kom In
9 Boediarto S Judo Kom In
11 Indra W Supriadi Dirut
12 Agresius R Kadiaman Dir
13 Ganda Rahaja Rusli Dir
14 Nyoman W Artha Dir Kep
Keterangan/Description :
PS : Pemegang Saham/Shareholder
Komut : Komisaris Utama/President Commissioner
Kom : Komisaris /Commissioner
Kom Ind : Komisari Independen/Independent Commissioner
Dirut: Direktur Utama/President Director
Dir : Direktur/Director
Dir Kep : Direktur Kepatuhan/Compliance Director
Hubungan Kepemilikan Dewan Komisaris, Direksi dan
Pemegang Saham Dalam Kelompok Bank
Kepemilikan saham Bank telah berubah sejak tanggal 9 Mei 2011
dengan masuknya Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna
Investama yang telah mengakuisisi 85% saham Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi adalah para profesional yang tidak
terkait pertalian saudara hingga derajat kedua dengan para
pemegang saham.
Hubungan kepemilikan Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang
Saham pada perusahaan-perusahaan Kelompok Usaha diuraikan
dalam tabel berikut :
Relation of Ownership between Board of Commissioners,
Directors and Shareholders in the Bank’s Group
The stake ownership of the Bank had changed since 9 May 2011,
following the joining of Sampoerna Group through PT Sampoerna
Investama which acquired 85% of the Bank’s stake.
Board of Commissioners and Directors are from professional parties
with no family relation until second rank with the shareholders.
Relation of ownership between Board of Commissioners, Directors,
and Shareholders in the Business Group, describe on table as
follow:
12 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
September 1990Bank Dipo didirikan oleh PT Pahalamas Sejahtera dengan status sebagai bank non devisa.
September 1990PT Pahalamas Sejahtera established Bank Dipo as non-foreign exchange bank.
Mei 2011 A k u i s i s i 8 5 % s a h a m Bank Dipo Internasional oleh PT Sampoerna Investama, 15% s isanya masih tetap dimiliki oleh PT Pahalamas Sejahtera.
May 2011 PT Sampoerna Investama acquired 85% of stakes in Bank Dipo Internasional, whereas the rest 15% was still held by PT Pahalamas Sejahtera.
Mei - Desember 2011 Proses transisi dan integrasi Bank paska akuisisi.
May - December2011 The Bank's post-acquisition and integration process.
January 2012 The change in Bank’s management to realize the new vision and mission.
Januari 2012 Perubahan manajemen Bank untuk pencapaian visi dan misi yang baru.
Februari 2012Persetujuan Bank Indonesia atas perubahan nama dan logo Bank menjadi Bank Sampoerna dan pemindahan kantor Pusat ke Pusat ke Gedung Sampoerna Strategic Square.
February 2012Bank Indonesia issued an approval to the change of name and logo of the Bank into Bank Sampoerna and the relocation of the bank’s headquarter to Sampoerna Strategic Square building.
Mei 2012 Peresmian dan peluncuran (grand launching) Bank Sampoerna.
May 2012Grand launching of Bank Sampoerna.
Oktober 2012 Pembukaan Cabang Palembang dan Surabaya.
October 2012 Branch Offices opening in
Palembang and Surabaya.
Desember 2012 Peluncuran layanan ATM dan Call Center.
December 2012 ATM and Call Center services launched.
Tonggak Sejarah
The Milestone
13Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna 13Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Business Focus:
Referring to the Article 3 of the Bank’s Article of Association, the
Bank’s goals and objectives are to run a banking business with
scope of business as follows:
1. To provide conventional banking products and services, yet
not limited to the micro, small and medium businesses. Next,
Bank Sampoerna is planning to open a sharia banking unit.
2. To cooperate with the other non-financial institutions yet not
limited to the strategic alliance, joint financing, asset buying,
chanelling and other arrangement with the cooperatives, rural
credit bank (BPR) and other financial institutions.
3. To provide the technical and financial access to the micro,
small and medium enterprises.
4. To conduct other banking activity according to the applying
rules and regulations.
Referring to the Decision Letter of Minister of Finance of Republic
of Indonesia No. 668/KMK.013/1991 dated 1 July 1991, the Bank
started its operation as a conventional bank.
Kegiatan Usaha
Scope of Business
Kegiatan Usaha :
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan
adalah berusaha di bidang perbankan dengan ruang lingkup
kegiatan meliputi :
1. Menyediakan produk-produk dan pelayanan perbankan
konvensional, tetapi tidak terbatas pada usaha mikro, kecil dan
menengah. Kedepannya, Bank Sampoerna berencana untuk
memiliki unit usaha syariah.
2. Bekerjasama dengan lembaga non keuangan lainnya akan
tetapi tidak terbatas pada aliansi strategis, kegiatan pembiayaan
bersama asset buying, chanelling dan pengaturan pelaksanaan
lainnya dengan koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan
lembaga keuangan lain.
3. Memberikan akses teknis dan finansial kepada pengusaha
mikro, kecil dan menengah.
4. Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991, Bank memulai kegiatan
operasionalnya sebagai Bank Umum.
14 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank Sampoerna memberikan produk dan Jasa perbankan unggulan
untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
PRODUK1. Produk Pendanaan
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
2. Produk Pinjaman
Pinjaman Modal Kerja
Pinjaman Investasi
Pinjaman Konsumtif
Bank Garansi
3. Produk Jasa
Inkaso
Kiriman Uang
Kliring
4. Layanan lain
Safe Deposit Box
ATM bekerjasama dengan jaringan Prima
ATM Call Center
Bank Sampoerna offers the primary banking products and services
for the customers.
PRODUCT1. Funding Products
Current Accounts
Savings
Time Deposits.
2. Loan Producsts
Working Capital Loan
Investment Loan
Consumer Loan
Bank Guarantee
3. Service Products
Cheque Collection
Remittance
Clearing
4. Other Services
Safe Deposit Box
ATM in cooperation with Prima network
ATM Call Center
Produk dan Layanan
Products and Services
15Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
JanuariPerubahan manajemen Bank untuk
pencapaian visi dan misi yang baru
JanuaryThe change in Bank’s management to
realize the new vision and mission
Februari Perubahan nama dan logo Bank menjadi
Bank Sahabat Sampoerna. Pemindahan kantor Pusat ke Pusat ke
Gedung Sampoerna Strategic Square.
Mei Grand launching Bank Sampoerna.
February The Bank changed its name and logo
into Bank Sahabat Sampoerna The relocation of the Head Office to
the Sampoerna Strategic Square building.
MayGrand Launching of Bank Sampoerna.
Peristiwa Penting Significant Events
16 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
DesemberPeluncuran Layanan ATM dan ATM
Call Center.Oktober Pembukaan Cabang Surabaya.
Oktober Pembukaan Cabang Palembang.
OctoberThe Opening of Surabaya Branch Office.
OctoberThe Opening of Palembang Branch Office.
DecemberThe launch of ATM and ATM Call
Center Services.
17Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Manajemen dan Struktur Organisasi
Structure of Organization and Management
Jajaran manajemen Bank Sampoerna terdiri dari para
profesional berpengalaman yang berintegritas tinggi.
Didominasi kalangan muda visioner yang siap bekerja
keras dan cerdas untuk menghasilkan berbagai inovasi
dan terobosan untuk melahirkan pola pengelolaan
yang lebih dinamis, lentur namun tetap prudent.
Keragaman latar belakang keahlian dan pengalaman
diharapkan dapat saling melengkapi sehingga membawa
Bank pada kondisi yang sehat dan diperhitungkan.
Untuk menjamin pelaksanaan tugas dengan tepat dan
efisien, Perusahaan telah memiliki struktur yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan usahanya.
The management of Bank Sampoerna consist young
professionals with strong experience and high integrity
in the banking industry. Dominated with visionary
young executives, the bank’s management is ready to
dedicate themselves to deliver innovative and
breakthroughs that will result in more dynamic, flexible
yet prudent management's strategy. With their various
skill background and experience, we expect to see a
complete team which can lead the Bank to be a healthy
and credible organization.
To ensure the efficient duty implementation, the
company established a structure that is adjusted to
the business development.
18 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Struktur Organisasi 2012/
Organization Structure 2012
Struktur organisasi di atas disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
The above organization structure has been adjusted according to regulation.
19Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Financial Highlights
Ikhtisar Keuangan Penting
(RpMiliar/IDR Billion)
Indikator Kinerja Keuangan 2012 2011 2010 2009 2008 Financial Performance Indicator
Neraca Balance Sheet
Total Aset 1.691,0 1.078,7 797,8 679,6 650,2 Total Assets
Kredit yang diberikan 1.065,9 643,4 559,3 493,8 385,3 Loans
Aset Produktif 1.627,4 775,7 690,9 706,6 681,6 Earning Assets
Dana Pihak Ketiga Third Party Funds
a. Tabungan 30,0 22,7 25,1 19,8 19,2 a. Savings
b. Giro 426,9 163,6 158,8 147,2 187,6 b. Current Accounts
c. Deposito Berjangka 866,6 625,1 437,7 355,5 299,4 c. Time Deposits
Total Kewajiban 1.344.9 819,7 640,3 538,1 532,0 Total Liabilities
Ekuitas 346,1 259,0 157,5 141,5 127,2 Equity
Laba/Rugi Profi t/Loss
Pendapatan Bunga - Bersih 57,3 42,9 42,8 40,7 38,0 Net – Interest Income
Pendapatan Operasional lainnya 7,0 5,0 3,4 2,1 2,5 Other Operating Income
Beban Operasional Lainnya 60,3 45,2 26,2 22,2 21,4 Other Operating Expenses
Laba Operasional 3,9 2,7 21,2 20,6 16,7 Operating Income
Pendapatan/Beban Non Operasional – Bersih 0,1 -0,3 1,1 0,2 0,8 Net – Non Operational Income Expenses
Laba sebelum Pajak Penghasilan 4,0 2,3 22,3 20,8 17,5 Income Before Tax
Laba setelah Pajak Penghasilan 2,1 1,5 15,9 14,2 11,2 Income After Tax
Data Saham Share Information
Modal Saham 220 220 120 120 100 Share Capital
Nilai nominal Rp1.000 per saham per 31 Desember
2012 dan 2011
Par Value Rp1.000 per share as of
December 31, 2012 and 2011
Modal Dasar - 400.000.000 saham per 31 Desember
2012 dan 2011
Authorized Capital - 400.000.000 shares
as of December 31, 2012 and 2011
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 220.000.000
saham per 31 Desember 2012 dan 2011
Issued and Fully Paid Up Capital -
220.000.000 shares as of December 31,
2012 and 2011, respectively
Dana Setoran Modal 85 - - - - Capital Paid in Advance
Rasio Keuangan (%) Financial Ratio (%)
KPMM (risiko kredit, pasar dan operasional) 32,60 36,45 25,66 27,79 30,38 CAR (credit,market,operational risk)
Imbal Hasil Aset (ROA) 0,32 0,25 2,98 3,29 2,50 Return on Assets (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE) 0,80 0,89 10,99 10,96 9,48 Return on Equity (ROE)
Marjin Bunga Bersih (NIM) 4,67 4,88 5,61 6,57 5,33 Net Interest Margin (NIM)
Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor 2,62 5,47 1,95 2,68 3,52 Non Performing Loan (NPL) – Gross
Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih 1,54 3,78 1,83 2,37 2,78 Non Performing Loan (NPL) – Net
Kredit/Dana Pihak Ketiga 78,69 79,30 89,97 94,69 76,08 Loan to Deposit
Beban Operasional/Pendapatan Operasional 96,94 97,46 76,74 74,98 79,92 Operating Expenses/ Operating Income
Biaya Dana 5,04 6,06 6,59 5,81 11,21 Cost of Fund
Tingkat suku bunga penyediaan dana 12,88 13,68 13,91 14,95 13,74 Lending rate
Rasio Aset Produktif dan Non Produktif bermasalah
terhadap total Aset Produktif dan Non Produktif 1,78 4,90 1,76 2,52 n.a.
Non Performing Earning Assets and Non
Earning Assets to Earning Assets and Non
Earning Assets
Rasio Aset Produktif bermasalah terhadap total Aset
Produktif 1,79 5,10 1,37 1,87 1,99
Non Performing Earning Assets to Earning
Assets
Rasio CKPN aset keuangan terhadap Aset Produktif 0,97 2,49 0,88 1,06 1,10Allowance for impairment losses on
financial assets to Earning Assets
Kepatuhan Compliance
Persentase Pelanggaran BMPK - Violance of LLL
Persentase Pelampauan BMPK - - - - - Excess of LLL
Giro wajib Minimum Rupiah 8,07 8,06 8,08 5,25 5,11 Statutory Reserves-Rupiah
Giro wajib Minimum Valuta Asing - Statutory Reserves-Foreign Currency.
Posisi Devisa Netto - Net Open Position
22 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Financial Performance
Kinerja Keuangan
Aset/Assets (Rp Miliar/IDR Billion)
2012
2012
2012 2012
Kredit/Loans (Rp Miliar/IDR Billion)
Dana Pihak Ketiga/Third Party Funds (Rp Miliar/IDR Billion)
Kewajiban/Liabilities (Rp Miliar/IDR Billion)
2012
Ekuitas/Equity (Rp Miliar/IDR Billion)
2012
Pendapatan Bunga Bersih/Net Interest Income (Rp Miliar/IDR Billion)
63.1%56.8% 65.7%
1.6
91
,0
1.0
65
,9
1.3
23
,55
7.3
34
6.1
1.3
44
.9
ASETASSETS
DANA PIHAK KETIGATHIRD PARTY FUNDS
TOTAL KREDIT TOTAL LOANS
23Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Kinerja Keuangan Bank
The Bank’s Financial Performance
Total AsetSelama tahun 2012, Aset Bank meningkat dari Rp1,0 triliun menjadi
Rp1,7 triliun seiring dengan telah tuntasnya proses akuisisi dan
integrasi Bank, serta berjalannya proses pembenahan infrastruktur
dan sumber daya manusia yang berdampak pada perbaikan sistem
dan prosedur kerja. Penambahan Dana Pihak Ketiga terjadi secara
cukup signifikan pada produk deposito dan giro. Penambahan
Aset juga disebabkan oleh penambahan modal dari pemegang
saham sebesar Rp85 miliar pada bulan Desember 2012.
Aset ProduktifAset produktif (diluar rekening administratif) Bank di tahun 2012
mencapai Rp1,5 triliun atau mengalami peningkatan sebesar
Rp571,1 miliar dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp985,2 miliar.
Komponen terbesar dari aset produktif adalah kredit yang diberikan.
Hal ini menunjukkan makin meningkatnya kepercayaan masyarakat
kepada kinerja Bank yang berdampak pada keberhasilan menjalankan
fungsi intermediasinya.
Total AssetsThe Bank’s assets climbed from Rp1.0 trillion to Rp1.7 trillion,
following the completion of the Bank’s acquisition and integration,
as well as continuous infrastructure and human resources
development during 2012. Third Party Funds increased quite
significantly, particularly in time deposits and current deposits.
The increase in assets was also due to additional capital injection
of Rp85 billion by the Shareholders in December 2012.
Earning AssetsThe Bank’s earning assets (excluding off balance sheet items) in
2012 reached Rp1.5 trillion, or an increase by Rp571.1 billion
compared to Rp985.2 billion in 2011. The biggest component of
the earning assets was loan. This showed increase of the public
trust in the Bank’s performance, thus impacting the success of its
intermediary function.
24 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel Neraca/Balance Sheet : 2008-2012
No Uraian 2012 2011 2010 2009 2008 Description
1 Total Aset 1.691,0 1.078,7 797,8 679,6 650,2 Asset
2 Aset Produktif (diluar transaksi rekening
administratif)1.556,3 985,2 617,4 569,4 478,6
Earning Asset (excluding off balance
sheet item)
3 Kredit yang Diberikan - Kotor 1.065,9 643,4 559,3 493,8 385,3 Loans-gross
4 Penempatan pada SBI 63,7 46,5 58,1 75,4 93,1 Placement on SBI
5 Giro pada Bank Lain 0,2 0,7 0,1 0,2 0,2 Current Accounts with Others Bank
6 Dana Pihak Ketiga 1.323,5 811,4 621,6 522,5 506,2 Third Parties Fund
7 Ekuitas 346,1 259,0 157,5 141,5 127,2 Equity
Tabel Komposisi Dana Pihak III/Third Parties’s Fund Composition : 2008 - 2012
Rekening 2012 % 2011 % 2010 % 2009 % 2008 % Account
Giro 426,9 32,25 163,6 20,16 158,8 25,55 147,2 28,17 187,6 37,06 Current Account
Tabungan 30,0 2,27 22,7 2,80 25,1 4,04 19,64 3,79 19,2 3,79 Saving
Deposito 866,6 65,48 625,1 77,04 437,7 70,41 355,5 68,04 299,4 59,15 Time Deposit
Jumlah 1.323,5 100 811,4 100 621,6 100 522,5 100 506,2 100 Total
Dana Pihak KetigaTotal Dana Pihak Ketiga mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu
sebesar 63,1% dari Rp811,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1,323,5
triliun di tahun 2012. Kenaikan yang cukup drastis atau sebesar
160,9% terjadi pada giro, yaitu dari Rp163,6 miliar pada tahun 2011
menjadi Rp426,9 miliar di tahun 2012. Deposito juga mengalami
peningkatan sebesar 38,6% yakni dari Rp625,1 miliar menjadi
Rp866,6 miliar. Tabungan juga mengalami peningkatan sebesar
32%, yakni dari Rp22,7 miliar menjadi Rp30,0 miliar. Peningkatan
Dana Pihak Ketiga yang signifikan ini disebabkan oleh berbagai
program pemasaran dan promosi, upaya-upaya intensif untuk
meningkatkan hubungan baik dengan nasabah existing, serta
penambahan fasilitas produk baru berbasis teknologi informasi
yang dilakukan Bank, seperti adanya fasilitas ATM dengan jaringan
Prima.
KreditTotal Kredit yang disalurkan juga mengalami peningkatan hingga
65,7% yakni dari Rp643,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.065,9
miliar di tahun 2012.
Sesuai visi yang fokus pada bidang UMKM, di tahun 2012 Bank
telah menyalurkan kredit kepada sektor UMKM sebesar Rp927,9
miliar atau meningkat 70,7% dibandingkan tahun 2011 sebesar
Rp543,4 miliar.
Third Party FundTotal Third Party Fund significantly rose by 63.1% from Rp811.4
billion in 2011 to Rp1.323.5 trillion in 2012. The high jump by
160.9% took place in current accounts which climbed from Rp163.6
billion in 2011 to Rp426.9 billion in 2012. Time deposits also rose
by 38.6% to Rp866.6 billion from Rp625.1 billion. The saving also
increased by 32% from Rp22.7 billion to Rp30.0 billion. The increasing
of Third Party Fund was due to the attractive marketing and
promotional programs, intensive efforts to develop the good
relation with the existing customers and to introduce the new
information technology-based products, such as ATM facility with
Prima’s network.
LoansTotal disbursed loan stepped up by 65.7% from Rp643.4 billion in
2011 to Rp1,065.9 billion in 2012.
In line with the vision in Micro & SME segment in 2012, the Bank
disbursed Rp927.9 billion to this segment, a rise by 70.7% from
Rp543.3 billion in 2011.
(Rp miliar/IDR billion)
(Rp miliar/IDR billion)
25Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
GiroCurrent Account
TabunganSaving
DepositoTime Deposit
2012
2011
2010
Komposisi Dana Pihak Ketiga
Third Parties’s Fund Composition
Komposisi Kredit UMKM
Loan Composition on Micro and SME
2012
2011
2010
Kredit usaha mikro, kecil dan menengah
Micro and SME Loan
Bukan kredit usaha mikro, kecil dan menengah
Non Micro and SME Loan
426,9
30,0866,6
163,6
22,7
625,1
158,8
25,1
437,7
927,9
138,0
543,4
100,0
444,6
114,7
26 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Laba BersihLaba bersih Bank meningkat 44,8% yakni dari Rp1,5 miliar di tahun
2011 menjadi Rp2,1 miliar di tahun 2012. Peningkatan Laba ini
merupakan implikasi telah berfungsinya berbagai organ dan sistem
baru yang diterapkan Bank. Namun demikian peningkatan Laba
Bersih Bank ini dirasa belum cukup signifikan yang merupakan
awal dampak strategi manajemen Bank yang mengalokasikan
sebagian besar dananya untuk membiayai kegiatan penguatan
infrastruktur teknologi informasi, jaringan distribusi dan SDMnya
sehingga fondasi pengembangan bisnis Bank di masa depan makin
kuat dan siap memenangkan persaingan.
Pendapatan (Beban) Operasional BankPada sisi Pendapatan Bunga Bank di tahun 2012 tercatat sebesar
Rp121 miliar atau meningkat dibandingkan tahun 2011 yaitu
sebesar Rp97,9 miliar. Pendapatan Operasional lain juga mengalami
peningkatan yakni dari Rp5,0 miliar di tahun 2011 menjadi Rp7,0
miliar di tahun 2012 atau meningkat 40,68%. Namun demikian
peningkatan Pendapatan Operasional Lainnya juga diikuti
peningkatan Beban Operasional Lainnya yakni dari Rp45,2 miliar
di tahun 2011 menjadi Rp60,3 miliar di tahun 2012. Hal ini disebabkan
penyisihan cadangan penurunan kerugian (CKPN) aset keuangan
dan non keuangan serta beban operasional lainnya sebagai
konsekuensi peningkatan dan perluasan usaha Bank sebagai
rangkaian proses perubahan platform bisnis Bank secara fundamental.
Net IncomeThe Bank’s net income increased by 44.8% from Rp1.5 billion in
2011 to Rp 2.1 billion in 2012. The hike implied the functioning of
the new organs and system of the Bank. Still, the increase was not
significant yet, which initial impact of the Bank’s management
strategy which mostly allocated the fund to strengthen the
infrastructure of the information technology, distribution line and
the human resources so as to foster the fundamental of the Bank’s
business development and prepare it for the competition.
The Bank’s Operating Income (Expenses) The interest income of the Bank in 2012 was at Rp121 billion, a
rise from Rp97.9 billion in 2012. The Operating Revenue improved
from Rp5.0 billion in 2011 to Rp7.0 billion in 2012, or rose by 40.68%.
The increase in Other Operating Income followed by Other Operating
Expense also climbed to Rp60.3 billion from Rp45.2 billion in 2011.
This was due to the provision to loss reserve of the financial and
non financial assets as well as other operating expenses as the
consequence of the growth and expansion of the Bank’s business,
which represented the chain of process of the fundamental change
in the business platform.
Tabel Komposisi Kredit UMKM/Composition of Micro and SME Loans: 2010-2012
No Uraian2012 2011 2010
DescriptionJumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Kredit usaha mikro, kecil dan menengah 927,9 87,05 543,4 84,46 444,6 79,50 Micro and SME Loan
2Bukan kredit usaha mikro, kecil dan
menengah138,0 12,95 100,0 15,54 114,7 20,50 Non Micro and SME Loan
Jumlah 1.065,9 100 643,4 100 559,3 100 Total
Tabel : Pertumbuhan Laba Rugi/Growth of Profi t/Loss
Ringkasan Laba Rugi 2012 2011 2010 2009 2008 Summary of Profi t Loss
Pendapatan Bunga 121,0 97,9 87,4 80,0 80,4 Interest Income
Beban Bunga 63,7 55,0 44,6 39,3 42,4 Interest Expenses
Pendapatan Bunga Bersih 57,3 42,9 42,8 40,7 38,0 Net Interest Income
Pendapatan Operasional Lainnya 7,0 5,0 3,4 2,1 2,5 Other Operating Income
Beban Operasional Lainnya 60,3 45,2 26,2 22,2 21,4 Other Operating Expenses
Pendapatan/Beban Operasional Bersih 3,9 2,7 21,2 20,6 16,7 Net Operating /Expenses Income
Pendapatan/Beban Non Operasi Bersih 0,1 -0,3 1,1 0,2 0,8 Non Operating Income/Expenses Net
Laba sebelum Pajak Penghasilan 4,0 2,3 22,3 20,8 17,5 Income Before Tax
Laba setelah Pajak Penghasilan 2,1 1,5 15,9 14,2 11,2 Income After Tax
(Rp miliar/IDR billion)
(Rp miliar/IDR billion)
27Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
RASIO-RASIOImbal Hasil Aset (ROA)ROA Bank mengalami peningkatan dari 0,25% menjadi 0,32% yang
disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak.
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)ROE Bank mengalami sedikit penurunan dari 0,89% menjadi 0,80%,
hal ini disebabkan peningkatan laba bersih yang lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan modal.
Marjin Bunga Bersih (NIM)NIM bank mengalami penurunan dari 4,67% menjadi 4,88% yang
disebabkan adanya penurunan suku bunga kredit yang dilakukan
Bank akibat penyesuaian kebijakan penurunan BI rate oleh Bank
Indonesia (BI).
Kredit Bermasalah (NPL)-BersihNPL-Bersih Bank tercatat 1,54% atau menurun signifikan dibandingkan
tahun 2011 sebesar 3,78%. Perbaikan ini disebabkan adanya debitur
inti yang menyelesaikan kewajibannya sebagai dampak pembentukan
spesial aset manajemen unit Bank yang bertugas membantu
penyelesaian hutang-hutang bermasalah serta menjaga performa
nasabah sehat agar tetap berada dalam posisi yang aman.
Kecukupan Modal (CAR)Rasio kecukupan modal Bank diakhir tahun 2012 tercatat 32,60%
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 sebesar 36,45%.
Penurunan CAR ini disebabkan karena pembukaan cabang baru
dan peningkatan signifikan aktiva produktif Bank.
Tabel Perbandingan Rasio Keuangan Bank tahun 2008 - 2012
Table of Comparison of Bank Financial Ratio during 2008 to 2012
No Rasio Keuangan Bank 2012 (%) 2011 (%) 2010 (%) 2009 (%) 2008 (%) Financial Ratio Bank
1 Rasio Kecukupan Modal 32,60 36,45 25,66 27,79 30,38 Capital Adequacy Ratio (CAR)
2 Imbal Hasil Aset 0,32 0,25 2,98 3,29 2,50 Return on Asset (ROA)
3 Imbal Hasil Ekuitas 0,80 0,89 10,99 10,96 9,48 Return on Equity (ROE)
4 Marjin Bunga Bersih 4,67 4,88 5,61 6,57 5,33 Net Interest Margin (NIM)
5 Kredit Bermasalah (NPL)-Kotor 2,62 5,47 1,95 2,67 3,52 Non Performing Loan-Gross
6 Kredit Bermasalah (NPL)-Bersih 1,54 3,78 1,83 2,37 2,78 Non Performing Loan-Net
7 Kredit/Dana Pihak Ketiga (LDR) 78,69 79,30 89,97 94,69 76,08 Loan To Deposit (LDR)
8 Beban Operasional/Pendapatan Operasional 96,94 97,46 76,74 74,98 79,92 Operating Expenses/Operating Income
RATIOSReturn on Asset (ROA)The Bank’s ROA rose from 0.25% to 0.32% following the increase
in earnings before tax.
Return on Equity (ROE)The Bank’s ROE slightly decreased from 0.89% to 0.80%, as the
increase in net income was lower than the capital increase.
Net Interest Margin (NIM)The Bank’s NIM decreased from 4.88% to 4.67% due to the decrease
in lending rate to adjust to the slowdown in BI rate of Bank of
Indonesia (BI).
Non Performing Loan (NPL)-Net RatioNPL-Net of the Bank was realized at 1.54%, considerably down
from 3.78% in 2011. The improvement followed the settlement of
loans by core debtors as the impact of the establishment of special
asset management unit in the Bank, which responsible for settling
down the non-performing loans and maintaining the healthy
customer’s performance.
Capital Adequacy Ratio (CAR)The Bank’s Capital Adequacy Ratio was at 32.60% at the end of
2012 or slowed from 36.45% in 2011. The decreasing CAR was due
to branches expansion and significantly higher productive assets.
28 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Penyediaan Kredit Kepada Pihak Terkait
Tabel Penyediaan Kredit Kepada Pihak Terkait/Loans to Related Parties(Rp miliar/IDR billion)
Keterangan Nominal Keterangan/Remarks Description
Kredit Diberikan 14,4 - Loan
Toleransi BMPK 35,2 10% dari Modal Bank LLL Tolerance
Plafon Kredit Kepada Pihak Terkait 32,3 - Facility limit to Related Parties
Penyediaan kredit yang diberikan kepada grup usaha terkait telah
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku, dan hingga saat ini Bank
Sampoerna tidak pernah melakukan pelanggaran Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) baik pemberian kredit kepada debitur
grup maupun kepada debitur non grup. Penyediaan dana kredit
kepada grup usaha terkait per posisi Neraca 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp14,4 miliar.
Klasifi kasi Kredit/Loans Clasifi cation
Klasifi kasi Kredit2012 2011 2010
Loans Classifi cationJumlah % Jumlah % Jumlah %
Lancar 977,9 94,91 588,7 91,5 486,1 86,92 Pass
Dalam Perhatian Khusus 60,1 3,37 19,5 3,03 62,3 11,14 Special Mention
Kurang Lancar 2,7 0,17 2,6 0,41 2,0 0,36 Substandard
Diragukan 4,9 0,30 7,8 1,21 1,1 0,2 Doubtfull
Macet 20,3 1,25 24,8 3,86 7,7 1,38 Loss
Jumlah 1.065,9 100 643,4 100 559,3 100 Total
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio
Item 2012 2011 2010 Items
Modal Inti 343,3 256,7 148,1 Core Capital
Modal Pelengkap 9,3 5,6 5,0 Supplementary Capital
Total Modal Tersedia 352,6 262,3 153,1 Total Available Capital
Total ATMR 1.081,8 719,7 596,7 Total Risk Weighted Assets
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 32,60 36,45 25,66 Capital Adequacy Ratio
Loans to Related Parties
Total loans disbursed to related business in the Group Company
was ensured to comply with the laws, and until today Bank
Sampoerna has never exceeded the Maximum Loan Disbursement
Limit while providing loans to debtors from Group Company or
those of non Group. The loans disbursed to Group as stated in
Balance Sheet as per 31 December 2012 reached to Rp14.4 billion.
(Rp miliar/IDR billion)
(Rp miliar/IDR billion)
29Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Laporan Komisaris & Direksi
Reports from Board of Commissioners and the Directors
Sambutan Dewan Komisaris
Message from Board of Commissioners
Pandangan Terhadap Kinerja Bank
Direksi Perusahaan terdiri dari para profesional muda yang memiliki
energi besar untuk melakukan berbagai langkah terobosan. Dalam
kesempatan ini dengan gembira kami sampaikan dan perkenalkan
bahwa pada pertengahan tahun 2012, Bank telah melengkapi
komposisi jajaran Direksinya dengan masuknya direktur kredit dan
manajemen risiko Bapak Ganda Raharja Rusli. Kehadiran direktur
baru dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian yang sesuai
dengan kebutuhan pengembangan bisnis Bank saat ini diharapkan
dapat segera memperkuat jajaran Direksi dalam menjalankan tugas
pengelolaan Bank dengan lebih baik.
Assessment over the Bank’s Performance
Directors of the Company are supported with young professionals
that bring great energy to create any breakthroughs. In this
opportunity, we would like to announce that in the mid of 2012,
the Bank had completed the composition of the Directors with
the appointment of Mr. Ganda Rahaja Rusli as the Director of Credit
and Risk Management. His qualification, experience, and skills,
which indeed meet the Bank’s requirements, are expected to foster
the structure of the Directors and help the board to bring Bank
Sampoerna into a new height.
Tahun 2012 merupakan titik awal perkembangan Bank Sampoerna. Tuntasnya beberapa program penting paska akuisisi hingga terbentuknya Bank dengan identitas, semangat dan visi yang seluruhnya baru memberikan harapan akan tibanya masa pertumbuhan bisnis Bank yang lebih menjanjikan.
2012 marked the first year of the Bank Sampoerna’s development period. The completion of several post-acquisition
programs leading to the establishment of the Bank which now bears its new identity, new spirit and new vision, has
brought a new hope too for a promising growth of the Bank’s business.
Kreativitas Untuk Tumbuh Sehat
"Creativity to Achieve a Healthy Growth"
“”
32 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Kami memberikan apresiasi atas berbagai langkah pembenahan
organisasi yang disertai dengan perbaikan atas sistem, kebijakan
dan standar operasi serta prosedur yang akan memudahkan seluruh
lini Perusahaan dalam bekerja dan mencapai target-targetnya.
Meskipun masih memerlukan beberapa penyempurnaan untuk
mencapai performa yang optimal. Upaya Direksi untuk meletakkan
fondasi yang lebih kokoh sebagai landasan pertumbuhan dimasa
yang akan datang kami pandang merupakan suatu langkah yang
penting dan esensial.
Kami memahami sepenuhnya bahwa saat ini, ketika Bank sedang
berada dalam fase integrasi dan konsolidasi, Direksi dihadapkan
pada tugas berat untuk mampu menyeimbangkan proses
pembenahan institusi dengan kecepatan merebut peluang. Dalam
kondisi ini, kami melihat bahwa Direksi dengan smart senantiasa
mampu menjaga keberlangsungan proses perbaikan sistem dan
infrastruktur Bank sambil mempertahankan profitabilitas Bank
tetap berada dalam pertumbuhan yang positif.
Pada tahun 2012, Direksi dan seluruh karyawan Bank telah bekerja
keras dengan penuh dedikasi. Kami paham sepenuhnya bahwa
tidak mudah bagi Bank untuk tumbuh cepat dan tetap sehat
dengan ukuran (size) bisnis Bank saat ini. Keterbatasan ukuran (size)
ini memiliki banyak kendala terutama dalam pengembangan
produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan Bank. Namun
sekali lagi kreativitas dan komitmen yang tinggi dari jajaran Direksi
membuat Bank tetap mampu menciptakan momentum dengan
menjadi bagian dari pasar perbankan yang tumbuh pesat dengan
penuh percaya diri. Berada dan menjadi bagian dari proses yang
penuh dinamika ini, kami lega melihat bahwa pada akhirnya setiap
tahapan penting dari fase ini berhasil diselesaikan dengan baik.
Di sisi lain kami juga melihat bahwa berbekal budaya Bank yang
baru, kondisi internal Bank makin solid sehingga mampu menciptakan
atmosfir bekerja yang nyaman dan menyenangkan. Penerapan
sistem manajemen baru yang lebih fokus dan taktis juga berhasil
membangkitkan potensi yang tersimpan serta menciptakan iklim
kompetisi yang positif dan bermanfaat bagi kemajuan bisnis Bank.
Melalui berbagai upaya tersebut, Bank mencatat beberapa
keberhasilan penting diantaranya : membaiknya tingkat NPL,
pertumbuhan yang bagus dari sisi aset dan kredit, meningkatnya
pemenuhan aspek-aspek kepatuhan Bank dengan dilengkapinya
organ perangkat Tata Kelola Yang Baik, meningkatnya kualitas
sumber daya manusia, serta makin intensifnya komunikasi antara
Komisaris dan Direksi melalui pelaksanaan meeting-meeting reguler
yang mengagendakan pembahasan berbagai kebijakan secara
terbuka dan demokratis.
We appreciate all efforts to improve and establish a new system,
policy and operational standards as well as procedures, which will
facilitate the whole business lines to perform their duties and finally
achieve the targets. Although a number of improvements are still
required to ensure the optimum performance, it is essential for
the Board of Directors to put in a stronger fundamental for sustaining
the Bank’s future growth.
We realize today that the Bank enters integration and consolidation
phase, the Board of Directors carries a heavy task, that is, to be able
to balance out the institutional restructuring process and the
efforts to reach the opportunities. In this condition, we see that
the smart strategies of the Directors will be able to sustain and
improve the Bank’s system and infrastructure while ensuring the
Bank’s profit to stay in positive trend.
During 2012, the Board of Directors and the employees of Bank
show their hard work and dedication. We do realize that it is not
easy to accelerate the Bank’s growth while maintain it in a healthy
condition. The Bank’s business size is another challenge for products
and services development. Still, with the Board of Director’s strong
commitment and creativity, the Bank succeeded to create a
momentum that has placed it as part of the vast-growing banking
market with full of confidence. Being part of the dynamic process
somehow gives us a relief that at the end we successfully passed
the important phase of the process very well.
In the meantime, we also see that the new culture has shaped the
internal condition of the Bank to be more solid, thus creating a
much comfortable working environment. The implementation of
new management system that is more focused and tactical has
unleashed the potential and creates a competitive climate, which
is positive for the Bank’s further business development.
With these efforts, the Bank noted some important achievements,
among which were improved NPL rate, satisfying growth pace in
term of assets and credit, improved compliance as the Bank began
completing its Good Corporate Governance (GCG) structure with
the required elements and components, better quality of Human
Resources as well as more intensive communications between
Board of Commissioners and Directors through regular meetings
that put forward an agenda of an open and democratic strategy
business.
33Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Arsono Putranto, Adiwarman Azwar Karim, Budi Setiawan Halim, Boediarto Soetrisno Judo.
34 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Budi Setiawan Halim
Komisaris Utama/President Commissioner
Komitmen Pada Tata Kelola Yang Baik
Bank merupakan bagian dari bisnis Grup Sampoerna yang dikenal
memegang teguh prinsip tata kelola yang baik dalam bisnisnya.
Implementasi prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik jelas
merupakan komponen utama dalam pengoperasian bisnis Grup
Sampoerna, tak terkecuali dalam bisnis Banknya.
Hal tersebut dibuktikan Bank melalui penyempurnaan organisasi
dan perangkat tata kelolanya. Komposisi, struktur dan tata kerja
komite terus diperbaiki sehingga dapat mendukung tata kelola
Bank yang lebih baik. Pengisian posisi kepala Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI) serta penyempurnaan Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR) juga menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya Bank
untuk makin meningkatkan tata kelola dan kepatuhan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Prospek Bisnis Bank
Bisnis keuangan mikro dan SME masih tumbuh sangat potensial.
Pesatnya pertumbuhan kelas menengah Indonesia telah membawa
level perekonomian domestik tumbuh makin menjanjikan, bahkan
tercatat sebagai salah satu yang terbaik di Asia. Pasar konsumsi
yang tumbuh juga ikut mendorong tumbuhnya usaha-usaha
produktif yang menjadi sasaran bisnis Bank.
Peluang untuk tumbuh maju diperkuat komitmen Pemegang
Saham untuk melakukan penambahan modal secara berkelanjutan.
Semua langkah-langkah yang telah dilakukan dalam dua tahun
pertama telah menempatkan Bank dalam jalur dan arah yang
tepat, untuk tumbuh sehat, sehingga pada saat yang sudah
ditentukan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), kami harapkan Bank
akan mampu menciptakan momentum terbaik dari pertumbuhannya
setelah tahun 2015.
Berbekal komitmen seluruh pemangku kepentingan, saya
berkeyakinan bahwa Bank Sampoerna akan segera menjadi pilihan
nasabah bukan semata karena membantu memberikan pinjaman
tetapi sebagai mitra kerja yang mendukung usaha mereka.
Dalam kesempatan ini, atas nama Dewan Komisaris, saya sampaikan
terimakasih kepada semua nasabah, mitra kerja, karyawan, Direksi,
dan Pemegang Saham yang memberikan kepercayaan kepada
Bank sehingga kami tetap dapat tumbuh dengan baik.
Commitment to Good Corporate Governance
The Bank, as a part of Sampoerna Group who has a strong
commitment to implement the good corporate governance
concept in doing the business. The implementation of good
corporate governance principles has been the main aspect in the
whole business operation of Sampoerna Group, including in its
banking business.
The Bank proves its commitment by improving the elements and
the structure of the good corporate governance. The composition,
structure and the working mechanism of the committees are
constantly improved so that they can support the implementation
of the Bank’s good corporate governance. The appointment of
Internal Audit Unit Head (SKAI) as well as enhancement of Risk
Management Unit (SKMR) is also part of the Bank’s effort to comply
with the rules and regulations.
Bank’s Business Prospect
The growing micro and SME business shows a huge potential. The
expanding middle-class households in Indonesia has increase
some rooms for the domestic economy to grow higher, and even
becomes one of the vast growing economies in Asia. The expansion
in consumer market also brings opportunity for productive businesses
to develop. This business in one of the Bank’s target market.
The opportunity to grow is also strengthening the shareholders
commitment to increase capital in sustainable basis if the Bank
and its infrastructure are ready. The efforts taken in the last two
years have put the Bank in the right corridor to grow a healthy
organization, thus as stated in the Bank’s Business Plan, the Bank
will be able to reach its best momentum of growth after 2015.
With great commitment from all Stakeholders, I have a strong
confidence that Bank Sampoerna will soon become the customer’s
preferred choice not only as the lender but as a partner to supports
their business.
In this occasion, on behalf of The Board of Commissioners, I would
like to give my appreciation and thank you to all valuable customers,
business partners, all employees, The Board of Directors, and
shareholders for the trust and support to raise Bank Sampoerna
to new heights.
35Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
“ ”
Laporan Direktur utama
Report from President Director
Dalam fase ini Bank dihadapkan pada tantangan yang cukup tinggi
karena secara bersamaan harus mampu memperbaiki infrastruktur,
sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa kehilangan
momentum pertumbuhan dari pasar yang sedang tumbuh sangat
menjanjikan. Kemampuan mengelola keterbatasan dengan smart
dan menjadikannya peluang untuk bergerak lebih lincah menjadi
tantangan yang menuntut kreativitas dan komitmen yang tinggi.
Kinerja Tahun 2012
Banyak progam penting yang berhasil diselesaikan Perusahaan di
tahun 2012. Keberhasilan yang dicapai tentu melalui kerja keras
dan disiplin pengendalian serta pengawasan ketat yang melibatkan
efektivitas sistem dan prosedur yang saling terintegrasi. Kami mulai
bekerja dengan mengubah sistem yang sebelumnya manual
menjadi otomasi (mengoptimalkan Teknologi Informasi). Sejalan
dengan itu, kami juga telah meningkatkan kapasitas TI Perusahaan
dan memanfaatkannya untuk meningkatkan aktivitas bisnis baru
Integrasi, Konsolidasi :
Menjadi Lebih Baik Setiap Hari.
Integration, Consolidation:
To be a Better Company Every Day.
At this phase, Bank Sampoerna was exposed to competitive
challenges since at the same time; the Bank needs to have an
established infrastructure, system and Human Resources without
losing the momentum of growth from the promising market. We
are highly committed to manage some limitations and turn it into
key and strategic opportunities.
Performance of 2012
A number of important programs could be realized in 2012. The
success was indeed a result of the hard work and relentless
perseverance as well as tight monitoring which involved the system
effectiveness and integrated procedures. We began to work on
the system which was initially operated manually and now has
been run automatically (IT Optimization). We also have upgraded
the IT capacity and utilized it to improve the new Information
Technology-based businesses such as ATM. As the ATM is now
Seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank Sampoerna memasuki tahun 2012 dengan optimis dan semangat tinggi paska suksesnya proses akuisisi Bank di tahun 2011. Tahun 2012 merupakan tahun kedua dari lima tahun pertama (2011-2015) tahapan investasi (investment stage) yang ditetapkan Perusahaan. Berdasarkan komitmen tersebut, maka pada tahun 2012 Perusahaan tetap fokus melanjutkan proses integrasi dan konsolidasi yang prosesnya telah dimulai sejak tahun 2011.
All management and staffs of Bank Sampoerna welcomed the year of 2012 with optimism and high spirit following the
successful acquisition of the Bank Sampoerna in 2011. The year of 2012 is the second year of the five-year period (2011-2015)
of the company’s investment stage. Based on the commitment, in 2012 the Company carried on the integration and
consolidation process which was started in 2011.
36 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
berbasis teknologi informasi seperti ATM. Melalui produk ATM
Bank yang telah terintegrasi dengan jaringan PRIMA, nasabah Bank
Sampoerna yang sebelumnya tidak bisa melakukan transaksi
melalui ATM kini terhubung dengan 43.000 ATM dalam jaringan
PRIMA serta didukung oleh layanan call center. Kami juga telah
melengkapi layanan kami dengan Safe Deposit Box (SDB).
Kami juga melengkapi peningkatan kapasitas IT dengan database
tersentralisasi yang dilengkapi Disaster Recovery Center (DRC) untuk
menjaga kehandalan fungsi dan kualitas pelayanan kepada nasabah
(service excellence).
Kami juga telah membangun sistem, prosedur dan pola kerja yang
disertai ukuran-ukuran keberhasilan yang ekstrim melalui evaluasi
kinerja harian. Melalui cara ini kami memacu bangkitnya potensi-
potensi yang tersimpan pada diri setiap karyawan melalui
pembentukan kelas Elang bagi yang unggul dan siap berubah,
serta kelas kura-kura bagi yang tertinggal dan membutuhkan
dorongan serta motivasi lebih besar untuk terlibat dan berkontribusi
dalam proses perubahan. Untuk menjawab kebutuhan
pengembangan bisnisnya, Perusahaan juga terus melengkapi
SDMnya melalui penyelenggaraan inhouse training, training eksternal
serta program management trainee dengan menggandeng beberapa
Perguruan Tinggi ternama di Indonesia.
Budaya baru perusahaan juga terus disosialisasikan dan dikuatkan
penetrasinya melalui berbagai kegiatan yang makin mengeratkan
hubungan antar karyawan dan manajemen. Untuk meningkatkan
pemahaman tentang budaya kepatuhan, Perusahaan juga telah
menciptakan ikon kepatuhan (compliance Icon) yang dilekatkan
dengan nilai-nilai unggul yang mudah diingat. Ikon tersebut terdiri
dari Mas Luki yang merepresentasikan sikap Manusia Anti Suap
Loyal Unggul Komitmen Integritas, serta Mbak Juli yang
merepresentasikan Manusia Bertanggungjawab dan Amanah Jujur
Ulet Lincah Inisiatif. Melalui berbagai kegiatan ini, kami telah melihat
perubahan sikap dan semangat yang jauh melebihi ekspektasi.
Perusahaan telah masuk dalam fase baru dan akan tumbuh dinamis
karena memilik SDM unggul yang penuh inisiatif untuk bergerak
dan mendedikasikan hal terbaik dalam dirinya.
Untuk mendukung pengembangan bisnis kami terus melakukan
pembukaan cabang di area-area pasar potensial, memperluas
jaringan, serta membangun aliansi-aliansi strategis dengan berbagai
pihak untuk mendorong pertumbuhan Bank lebih cepat.
Dengan berbagai pembenahan tersebut, di tahun 2012 Bank dapat
tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2011. Laba Bersih meningkat
dari Rp1,5 miliar menjadi Rp2,1 miliar, Aset tumbuh dari Rp1 triliun
menjadi Rp1,7 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat dari
Rp811,4 miliar menjadi Rp1,3 triliun yang sejalan dengan penyaluran
kredit yakni dari Rp643.4 menjadi Rp1 triliun.
Perkembangan yang belum cukup optimal ini diakibatkan konsensus
bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk
menjadikan fase tahun 2011-2015 sebagai tahapan investasi. Dalam
fase dan kondisi ini otomatis sebagian besar pendapatan dan
keuntungan Bank akan dikembalikan sebagai investasi untuk
pembenahan institusi dan SDM yang akan dijadikan landasan
pertumbuhan Bank dimasa yang akan datang. Untuk tetap menjaga
komitmen atas kesepakatan tersebut, dalam fase ini Perusahaan
dituntut mampu bergerak taktis sambil tetap menjaga efisiensi
yang ketat ditengah dorongan untuk tumbuh cepat.
integrated with PRIMA network, Bank Sampoerna’s customers are
now connected to 43.000 of ATMs in PRIMA network that also
supported by call center services. We also equipped our services
with Safe Deposit Box.
In the meantime, IT capacity upgrading was completed with
centralized database and a Disaster Recovery Center (DRC) to
ensure service excellence delivery for the customers.
We also have built system, procedures, and working mechanism
completed with key success indicators based on daily evaluation
performance. We tried to stimulate the unleashed potential in
each individual by classifying them into eagle or turtle. Eagle is
those who have a strong leadership, adaptive and make significant
contributions. Turtle are those who need to improve their goals
and motivations. To address the needs of the expansion of its
business, the Company also continues to develop its employees
through in house and external training, also partnership with
several well known universities in Indonesia for management
trainee.
In the meantime, we continued socializing new corporate cultures
in many activities, thus strengthening the relationship between
management and staffs. To enhance the knowledge on compliance
culture, the Company in fact created icons of compliance. The
icons are ‘Mas Luki’ short for representing the values of a human
with spirit of anti-bribery, loyal, competent, committed and having
integrity, and ‘Mbak Juli’ short for representing the values of a
human which is responsible, honest, striving, flexible and has
initiative. The effort in fact has already had impact on the behavior
and spirit among the employees, which is far beyond our expectation.
The Company then entered a new phase and ready to grow
dynamically with the support from competent, full of initiative
and dedicated human resources.
To sustain the business development, new branch offices were
opened at potential areas, while expanding the network as well
as building strategic alliance with many parties to accelerate the
Bank’s growth.
All of the improvements in 2012 had helped accelerate the Bank’s
growth compared to 2011. Our net profit climbed from Rp1.5
billion to Rp2.1 billion, the assets grew from Rp1 trillion to Rp1,7trillion,
the third party fund expanded from Rp811.4 billion to Rp1,3trillion
in line with the loan disbursed which soared from Rp634.4 billion
to Rp1 trillion.
The relatively moderate achievements were in line with the
consensus of all stakeholders to put the phase of 2011-2015 as
the investment phase. In the period, we faced the situation where
most of the revenues and profits of the Bank would be retained
in the form of investment to restructure the institution and human
resources that will form the base for future growth. To maintain
its commitment to the consensus, the phase required the Company
to move tactically while ensuring tight efficiency amid support to
accelerate the growth.
37Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Nyoman W. Artha, Ganda R. Rusli, Indra W. Supriadi, Agresius R. Kadiaman.
38 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
InIndra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
Komitmen Pada Tata Kelola
Dari sisi kepatuhan dan pemenuhan tata kelola yang baik (GCG),
Bank menunjukkan banyak kemajuan yang signifikan. Format/
frame tata kelola yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu di tahun
2012 posisi-posisinya sudah mulai lengkap. Budaya kepatuhan
juga sudah bergerak ketatanan kesadaran karena tumbuhnya
dorongan dan pemahaman dari masing-masing individu. Setiap
individu sudah bergerak kearah pemahaman bahwa compliance
merupakan bagian yang melekat dalam setiap aktivitas kerja
kesehariannya. Untuk menegaskan pemahaman ini seluruh karyawan
pada semua level telah menandatangani pakta integritas yang
harus dijadikan sebagai basis tindakan, tanpa terkecuali.
Pada level top manajemen, hubungan dengan Dewan Komisaris
juga semakin kondusif. Komunikasi berlangsung semakin intensif,
rapat-rapat yang dilakukan semakin intensif dilakukan dengan
semangat untuk menemukan solusi terbaik sehingga dapat
berlangsung terbuka dan sangat demokratis. Fungsi pengawasan
intern makin digiatkan dengan telah lengkapnya struktur Satuan
Kerja Audit Intern (“SKAI”) serta Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR).
Kami juga terus menumbuhkan iklim kepedulian melalui beberapa
inisiatif yang lebih riil dan menyentuh, bukan sebagai kegiatan
brand image semata. Kami menumbuhkan sikap social sensitive
untuk menggugah rasa kepedulian dan tanggungjawab yang
mampu menumbuhkan dorongan dan menggerakan kesadaran
setiap individu untuk peduli dan te rgerak membantu lingkungannya,
tujuan self fulfilment. Hal ini dimulai dengan program serving day
yang mewajibkan karyawan bekerja sehari ditempat dan bersama-
sama nasabahnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa
kami peduli dan berada dekat dengan mereka, sebuah contoh
aksi nyata yang dapat dikembangkan oleh masing-masing individu
dalam skala dan tujuan yang lebih besar.
Prospek Bisnis Perusahaan
Prospek disegmen mikro dan UKM masih sangat luas dan belum
seluruhnya tergarap optimal. Pilihan untuk menggarap pasar mikro
dan UKM adalah pilihan berdasarkan pertimbangan yang cermat
dan matang mengingat sektor ini merupakan sasaran yang tepat
untuk mentrasformasikan nilai-nilai pemberdayaan yang sejalan
dengan visi dan misi Bank.
Saat ini kami telah berada dijalur dan arah yang tepat, kami mohon
kesabaran karena semua proses perubahan tengah berlangsung
dan tidak dilakukan secara instan. Kami yakin dan percaya bahwa
pada saat yang telah direncanakan, Bank akan tumbuh menjanjikan,
karena kami bertekad menjadi lebih baik setiap hari dengan terus
menerus melakukan perubahan menuju kesempurnaan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, karyawan, nasabah dan mitra kerja atas
kepercayaannya memilih dan mendukung bisnis kami.
Good Corporate Governance Commitment
We are strongly committed to implement Good Corporate
Governance. The Company has prepared the good corporate
governance format since 2012 and filled in each of the positions.
The employees also had better awareness of the compliance
culture as there was support and acknowledgment from each
individual. Each individual had a better understanding that
compliance is an inherent part and embedded the daily activities.
To sharpen this understanding, all levels of employees signed for
an integrity pact which would serve as the basis for each action,
unexceptionally.
At the top management level, we built a better relation with the
Board of Commissioners. We had more intensive communication
so that we could hold open and democratic meetings to seek for
the best solutions. The internal supervisory function was more
enhanced following the fulfilment of Internal Audit Unit (“SKAI”)
and Risk Management Unit (SKMR) structure.
We then encouraged the establishment of a caring climate through
a number of real and more personal initiatives. We develop social
sensitive behavior to stimulate the sense of caring and responsibility
which will be able to motivate and bring more awareness to each
individual to show their care to the surrounding environment as
self fulfillment. This all started with the serving day program which
required each employee to work together with the customer at
the customer’s site. This is how we show that we care for them
and how close we are to them, and this is one real example which
each individual can take and develop in a bigger scale and for a
greater purpose.
The Company’s Business Prospect
The business prospect in micro and SME segments still promising
growth potential and we have not tap such opportunity optimally.
The focus on micro and SME segments is the choice based on
thorough consideration as the sector is the appropriate target
market helping us transforms the empowerment values with the
Bank’s vision and mission.
We are now in the right direction yet we need to be patient for all
changes as it still continues and it is not an instant process. We
believe that at the targeted time, the Bank will offer more business
expectation as we are determined to deliver best results every day
by continuing to make changes to finally get a perfect shape.
To conclude, we would like to thank all the Shareholders, Board
of Commissioners, employees, the loyal customers, and business
partners for their trust and support for our business continuity.
39Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Profil Dewan Komisaris
The Board of Commissioners Profile
Bapak Putranto lahir di Jakarta, 18 Juli 1966. Bachelor of Science,
Electrical Engineering, University of Texas, 1989. Merintis karir
sebagai asisten manajer technical sales support dan engineer of
manufacturing & production di ESL Ltd. A Subsidiary of TRW Group,
Sunnyvale, CA, USA (1991-1995). Menduduki berbagai posisi penting
diberbagai Perusahaan seperti : Artha Graha Group, PT Inti Prakasa
Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta hingga PT Alita Proses
Inovasi. Menjabat sebagai Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic
sejak tahun 2010 hingga sekarang. Sejak Februari 2012 telah
disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris PT Bank Sahabat
Sampoerna.
Mr. Putranto was born in Jakarta, 18 July 1966. Bachelor of Science,
Electrical Engineering, University of Texas, (1989). He started his
career as an assistant manager of technical sales support and
engineer of manufacturing & production in ESL Ltd. A Subsidiary
of TRW Group, Sunnyvale, CA,USA (1991-1995). He held various
important positions in various companies such as: Artha
Graha Group, PT Inti Prakarsa Media, PT Excelcomindo Pratama
Jakarta until PT Alita Proses Inovasi. He has served as Corporate
Affairs of PT Sampoerna Strategic since 2010, until now. Since
February 2012, he was approved by Bank Indonesia as Commissioner
of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Budi Halim lahir di Jakarta, 19 Januari 1971. Sarjana Ekonomi
Akuntansi Universitas Tarumanegara, Jakarta, tahun 1995. Merintis
karir di Prasetio Utomo & Co sebagai Audit Supervisor (1992-1995).
Bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk sebagai Head of Group
Finance & Acounting (1996-2005). Sejak tahun 2006-2012, menjabat
sebagai Head of Finance & Accounting PT Sampoerna Strategic.
Januari 2013 menjabat sebagai CFO PT Sampoerna Agro Tbk. Sejak
Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris
Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Budi Halim was born in Jakarta, 19 January 1971, Bachelor of
Accounting Economy of Tarumanegara University, Jakarta 1995.
Started his career in Prasetio Utomo & Co as an Audit Supervisor
(1992-1995). Joined PT HM Sampoerna Tbk as Head of Group
Finance & Accounting (1996-2005). Since 2006-2012, he has served
as the Head of Finance & Accounting of PT Sampoerna Strategic.
In January 2013 as CFO at PT Sampoerna Agro Tbk, Since February
2012, he was approved by Bank Indonesia as President Commissioner
of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Budi Setiawan Halim
Komisaris Utama/President Commissioner
Arsono Putranto
Komisaris/ Commissioner
40 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bapak Boediarto lahir di Solo, 17 November 1946. Sarjana Ekonomi
Manajemen Universitas Indonesia (UI) tahun 1967. Merintis karir
di Bank Pacific sejak tahun 1976 hingga 1990. Sempat menduduki
berbagai posisi penting dan bertugas di beberapa daerah. Menjabat
sebagai Direktur PT Bank Dipo Internasional sejak tahun 1991-2001.
Sejak tahun 2010 sampai saat ini menjabat sebagai Komisaris
Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Boediarto was born in Solo, 17 November 1946. Bachelor of
Management Economics Of Universitas Indonesia, (1967). Started
his career at Bank Pacific from 1976 to 1990. He held various
important position and worked in several areas. He has served as
Director of PT Bank Dipo Internasional since 1991-2001. Since 2010
until now hold position as Independent Commissioner of PT Bank
Sahabat Sampoerna.
Bapak Adiwarman Karim lahir di Jakarta, 29 Juni 1963. Sarjana
Ekonomi IPB, tahun 1986. Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia
(UI), Jakarta, 1989, Master of Business Administration in General
(MBA), European University, Belgium, 1988, Master of Arts in
Economic Policy (MAEP), Boston University, USA, 1992. Berkarir di
lembaga perancang kebijakan publik perbankan dan konsultan
bisnis serta research assistant Bappenas (1987-1990). Menduduki
beberapa posisi penting di Bank Muamalat sejak tahun 1992,
hingga menjabat Vice President Muamalat Institute (2000-2001),
Direktur Utama KARIM Business Consulting (2001-2011). Sejak
Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris
Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Adiwarman Karim was born in Jakarta, 29 June 1963. Bachelor
of IPB Agricultural Economics, Bogor (1986), and Economics of
Universitas Indonesia,Jakarta (UI 1989), Master of Business
Administration in General (MBA), European University, Belgium
(1988), Master of Arts in Economic Policy (MAEP), Boston University,
USA (1992). He started his career at the banking public policy
formulation institution and business consultant, research assistant
at Bappenas. He has held various important positions at bank
Muamalat since 1992 until served as Vice President of Muamalat
Institute (2000-2001). President Director of KARIM Business Consulting
(2001-2011). Since February 2012 has been approved by Bank
Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat
Sampoerna.
Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
Adiwarman Azwar Karim
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
41Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Mr. Indra was born in Jakarta, 12 March 1967. Bachelor of Development
Study of Economics of University of Indonesia, 1990. He started
his career and held the top positions in various multifinance,
companies and banks since 1990. World Bank (1990-1991), AVP,
Senior Relationship Manager Citibank (1997), Director of Bank Tiara
(1997-1998), Director of Business Development GE International
Indonesia (1998-2000). Director of GE Finance Indonesia (2001-
2008), Commissioner of PT Astra Sedaya Finance (AFS) or Astra
Credit Company (ACC) (2005-2008), Chairman of Sahabat UKM
Sampoerna Microfinance (2008-January 2012). Since 25 January
2012 he has been serving as the President Director of PT Bank
Sahabat Sampoerna.
Profil Direksi
Directors Profile
Bapak Agresius lahir di Jakarta,13 Januari 1967. Sarjana Ekonomi
Manajemen Universitas Indonesia (UI) ini juga bergelar Master
Business Administration dari Universitas Teknologi Nanyang,
Singapura. Berkarir di beberapa bank, BPPN, serta menduduki
poisisi puncak di berbagai Perusahaan. Citibank (1991-1997), Kepala
Divisi Treasury & International Bank Danamon (1997-1999), Tim
Pengelola Bank Bali (1999-2000), Kepala Grup Restrukturisasi Bank
BPPN (1999-2001), Kepala Divisi Risk Manajemen BPPN (September
2001-Mei 2002), Advisor PT Trans Pacific Petrochemical (September
2001–Februari 2004), Menjabat sebagai Direktur & CFO, hingga
Wakil Direktur Utama & CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/
TPP (Mei 2001-Agustus 2008), serta Bendahara/CFO Sahabat UKM-
Sampoerna Microfinance (2008- Januari 2012). Sejak 25 Januari
2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Agresius was born in Jakarta, 13 January 1967. Bachelor of
Management Economics of University of Indonesia and Master Degree
of Business Administration of Nanyang Technology University, Singapore.
Started his career in various Banks, IBRA, and held various top positions
in some companies. Citibank (1991-1997), Head of Treasury Division
& International Bank Danamon (1997-1999), Management Team of
Bank Bali (1999-2000), Division Head of Bank Restructuring Agency
(IBRA) (1999-2001), Division Risk Management Head at IBRA (September
2001-May 2002), Advisor of PT Trans Pacific Petrochemical (September
2001 –February 2004), Director & CFO , until Vice President Director
& CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/TPPI (May 2004-August
2008), Treasurer/CFO of Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance (2008-
January 2012). Since 25 January 2012, he has been serving as Director
of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Indra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur/Director
Bapak Indra dilahirkan di Jakarta, 12 Maret 1967. Sarjana Ekonomi
Studi Pembangunan Universitas Indonesia (UI) Jakarta lulusan
tahun 1990. Berkarir dan menduduki jabatan puncak di berbagai
lembaga keuangan dan perbankan sejak tahun 1990. World Bank
(1990-1991), AVP, Senior Relationship Manager Citibank (1997),
Direktur Bank Tiara (1997-1998), Direktur GE Finance Indonesia
(2001-2008), Komisaris PT Astra Sedaya Finance (AFS) atau Astra
Credit Company (ACC) (2005-2008), Ketua Sahabat UKM-Sampoerna
Microfinance (2008 – Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat
sebagai Direktur Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
42 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bapak Nyoman lahir di Denpasar, Bali, tahun 1950. Menyelesaikan
pendidikan International Hotel School di Jakarta tahun 1972.
Merintis karir di Citibank dengan berbagai posisi dengan jabatan
terakhir sebagai Assistant Vice President Department Head di Trade
& Financial Institution Operation tahun 1995. Project Manager
Persiapan Bank Devisa Bank Papan Sejahtera sampai akhir tahun
1995. Bergabung dengan Bank Dipo International sejak tahun 1995
dan menjabat sebagai Direktur Utama (16 Nopember 2006-9
Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat sebagai Direktur
PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Ganda lahir di Bandung, tanggal 23 Oktober 1973. Sarjana
Sains Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) lulusan
tahun 1997. Berkarir di Bank dan lembaga keuangan ternama serta
berpengalaman menangani manajemen risiko di berbagai
Perusahaan. Merintis karir di : Citibank (1997-2004) dan ABN Amro
(2004-2006). Dipercaya sebagai Deputi Chief Risk Officer GE Finance
Indonesia (2006-2007), Manager Credit Policy National Commercial
Bank, Jeddah (2007-2010) dan Direktur Risiko GE Finance Indonesia
(2010-2011). Sejak bulan Juni 2012 menjabat sebagai Direktur
PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Ganda was born in Bandung, on October 23, 1973. Holding a
degree in Science majoring Matemathics from Bandung Institute
of Technology (ITB) in 1997. He held career at prominent Banks
and financial institutions and was experienced in handling risk
management in some companies. He held career at: Citibank
(1997-2004) and ABN Amro (2004-2006). He was trusted as Deputy
Chief Risk Officer at GE Finance Indonesia (2006-2007), Manager
Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah (2007-2010) and
Director of Risk at GE Finance Indonesia (2010-2011). As of June
2012, he is serving as Director at PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Nyoman was born in Denpasar, Bali,1950. Completed his study
at International Hotel School, Jakarta,1972. He started his career
at Citibank with various position and his last post as an Assistant
Vice President Department Head in Trade & financial Institution
Operation in 1995. Project Manager of Foreign Exchange Bank
Preparation of Bank Papan Sejahtera until the end of 1995. Joined
Bank Dipo Internasional since1995 and served as President Director
(16 November 2006 - 9 January 2012). Since 25 January, he was
appointed as Compliance Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Nyoman Wenten Artha
Direktur Kepatuhan /Compliance Director
Ganda Rahaja Rusli
Direktur/Director
43Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Analisa & pembahasan
Manajemen
Analysis and Management Discussion
KONDISI PEREKONOMIAN MAKROIndonesia dalam dalam beberapa tahun terakhir tetap mampu
mempertahankan pertumbuhannya secara konsisten dan merupakan
salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia (6,1 -
6,2% per-tahun). Ekonomi Indonesia tumbuh ditengah melemahnya
kekuatan ekonomi dunia, salah satunya karena berhasil menjaga
keseimbangan pertumbuhan yang tinggi dengan tingkat inflasi
yang terjaga. Pada akhir tahun 2011, Pendapatan Per Kapita
Indonesia sudah mencapai USD3.000 dan telah masuk sebagai
salah satu negara dalam middle income country.
Kondisi perekonomian nasional sangat mendukung bisnis Bank
dan memberikan ruang ekspansi yang makin luas. Beberapa
sentimen positif yang memberikan optimisme bagi pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang juga akan berdampak pada bisnis Bank
diantaranya :
Perekonomian Indonesia yang tumbuh positif di angka
6,1% – 6,2% per-tahun.
Eskalasi kelompok kelas menengah yang terus meningkat.
Daya tahan perekonomian domestik yang makin kuat.
Kondisi makro dan sistem keuangan yang kondusif.
Inflasi dan nilai tukar yang stabil.
MACRO ECONOMIC CONDITION Indonesia in the past few years consistently grew in resilient level,
and is now positioned as one of the highest growing economies
in the world (6.1 – 6.2 % per-year). Indonesian economy continued
growing amid the weakening world economy, one which was
due to its success to balance out the high growth rate with the
controlled inflation. At the end of 2012, the income per capita of
Indonesia arrived at USD3,000 and led Indonesia to reach the status
of middle income country.
The national economy supported the Bank by giving a bigger
room to expand. A number of positive sentiments which sent
optimism for Indonesian growth and had impact on the Bank’s
business among which were:
Indonesian economy grew positively at 6.1% – 6.2% per year.
Escalated middle income households.
Stronger and more resilient domestic economy
Favorable macro and financial system.
Stable inflation and foreign exchange rate.
Analisa dan Pembahasan Manajemen
Analysis and Management Discussion
46 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Ditahun 2013, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan
berada pada kisaran 6,3%-6,7%, dengan tingkat inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK) masih berada dalam kisaran pemerintah yakni
sekitar 3,5%-55%. Nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung stabil
pada kisaran Rp9.200-Rp9.600 dengan kisaran harga minyak dunia
berkisar USD80-USD90 per-barrel. BI rate yang diperkirakan akan
berada pada kisaran 5,75%-5,50% dengan likuiditas perbankan
yang cukup kuat sejalan dengan meningkatnya ekspansi rekening
pemerintah serta masih kuatnya daya tarik Indonesia sebagai
negara tujuan investasi memberikan optimisme bagi pertumbuhan
bisnis Bank di tahun-tahun berikutnya.
KINERJA OPERASIONAL BANKPada tahun 2012 kinerja operasional Bank ditandai dengan proses
integrasi dan konsolidasi paska suksesnya proses akuisisi Bank yang
dilakukan sejak tahun 2011. Kini, di tahun kedua operasionalnya,
Bank telah bergerak dengan institusi, visi dan misi baru yang
mencerminkan kuatnya semangat untuk menjadi bagian dari
pertumbuhan bisnis Bank yang sangat menjanjikan di Indonesia.
Dalam proses integrasi dan konsolidasi yang merupakan bagian
dari fase investasi yang ditetapkan Bank akan berlangsung selama
tahun 2011-2015, Bank melakukan upaya-upaya pembenahan
institusi secara fundamental.
In 2013, the national economy is projected to grow at 6.3%-6.7%,
whereas the inflation rate of Consumer Price Index (CPI) will still
be within the government’s target of 3.5%-5.5%. Then the rupiah
exchange rate tends to move stable at Rp9,200-Rp 9,600 and the
world’s oil price is to stay within USD80-USD90 per-barrel. BI rate
is expected to stay within 5.75%-5.50% with strong banking liquidity
in line with the increasing government’s account and the strong
attractiveness of Indonesia as a promising investment that will
support the business growth of the Bank in the next years.
THE BANK’S OPERATIONAL PERFORMANCE In 2012, the Bank’s operational performance was marked with the
success of integration process and consolidation after the completion
of the Bank’s acquisition in 2011. Now, in the second year of its
operation, the Bank is now run with new institution, vision and
mission that reflect the strong spirit to be part of the business
growth of the Bank in Indonesia.
During the integration and consolidation, which is part of investment
phase set for the period of 2011-2015, the Bank was striving to
make fundamental improvements for the institution.
47Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Sejalan dengan kebijakan Bank untuk melakukan transformasi
secara menyeluruh pada semua lini operasional Bank, tim micro
dan SME business juga ditingkatkan keahliannya melalui training-
training rutin yang diselenggarakan dengan intensif. Pos-pos
penting yang dalam format Bank sebelumnya dirangkap
penugasannya, di tahun 2012 telah dibenahi dan di isi SDM yang
kompeten dengan struktur dan level tanggungjawab yang lebih
jelas dan terarah.
Branch Manager (BM) yang dulu melakukan kegiatan operasional,
funding dan lending melalui pembenahan ini telah dapat
berkonsentrasi pada kegiatan supervisi di cabang, sementara
kegaitan funding dan lending Bank digarap sebagai kegiatan crash
program yang di back up oleh Financial Advisor, Relationship Manager
& Account Officer terlatih yang khusus disiapkan Bank untuk
memasarkan produk dengan lebih agresif. Untuk memacu
produktivitas kinerja tim, Bank memberikan sales reward menarik
diantaranya melalui program insentif funding dan hujan emas,
bagi tim yang mampu memenuhi target kinerja yang ditetapkan
manajemen.
Unit Bisnis Mikro dan UKM menguatkan dan melakukan penetrasi
lebih dalam nasabah-nasabah yang telah ada, terutama pada
nasabah prospektif yang bergerak pada alat berat dan trucking,
inline dengan bisnis Bank sebelumnya sambil melakukan diversifikasi
dalam produk pembiayaan lain yang menarik dan menguntungkan.
Nasabah-nasabah yang telah ada yang memiliki kemampuan diatas
limit terpakai saat ini ditawarkan untuk top-up hingga maksimal
exposure Rp15 miliar dengan mendorong pemanfaatan utilisasinya.
Nasabah sangat mengapresiasi berbagai inisiatif yang ditawarkan
Bank dan menyambut baik aktivitas produk baru berbasis Teknologi
Informasi seperti kehadiran ATM yang didukung jaringan Prima
yang memberikan akses dan kemudahan bertransaksi yang
sebelumnya belum pernah mereka dapatkan.
In line with the Bank’s policy to launch full transformation across
the business line, the micro and SME business teams had their
skills improved through regular training programs held intensively.
Strategic posts, whose duties were taken over by other function,
were reformed in 2012 and supported with more competent
human resources with clear structure and level of responsibility.
Branch Manager which was also sent to conduct the operational
task, funding and lending, is now more concentrated on the Bank’s
operation, while the funding and lending tasks of the Bank are
now carried out as part of crash program and are backed up by
the well-trained Financial Advisor, Relationship Manager & Account
Officer. They are prepared to market the products more aggressively.
To accelerate the productivity of the team performance, the Bank
also offered interesting sales reward among which are incentive
funding and “hujan emas” program to achieve performance target
set by the management.
The Micro and SME businesses deeply penetrated into existing
and prospective customers of heavy equipment and trucking inline
sectors while diversifying the other financing products which were
more attractive and profitable. The existing customers having
capacity more than the used limit are currently offered for topping
up the limit to maximum exposure of Rp15 billion by pushing
forward the utilization. The customers really appreciate any initiatives
of the Bank and positively welcome new technology based products,
such as ATM with the support from Prima network. The products
now offer the customers easy access to transactions.
Pembiayaan UMKM
Micro & SME Financing
48 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank juga menerapkan risk based price untuk jenis-jenis bisnis yang
telah dipahami dengan baik sehingga mampu memberikan rate
yang kompetitif bagi nasabah, disamping menawarkan tenor yang
lebih panjang (dari maksimal 3 tahun menjadi 5 tahun). Langkah
pemasaran produk Bank di tahun 2012 juga jauh lebih terarah
karena sebelumnya telah dilakukan mapping (risk acceptance criteria)
terhadap daerah-daerah yang memiliki potensi yang besar. Informasi
mengenai peta bisnis yang potensial ini didistribusikan kepada
cabang terdekat sehingga upaya pemasaran produk menjadi jauh
lebih terarah dan fokus (selected by reference).
Dengan berbagai pembenahan yang dilakukan secara simultan
dan berkelanjutan di tahun 2012 realisasi kredit usaha mikro tercapai
sebesar Rp154,2 miliar atau meningkatkan sebesar 189% jika
dibandingkan realisasi tahun 2011 sebesar Rp53,4 miliar. Bank juga
memacu penyaluran kredit kepada usaha kecil melalui program
asset buying dengan Koperasi Mitra Sejati kepada kelompok Usaha
Kecil yang disalurkan sebesar Rp221,7 miliar atau 23,9% dari kredit
UMKM. Dengan demikian total kredit kepada kelompok UMKM di
tahun 2012 adalah sebesar Rp927,9 miliar atau mengalami
peningkatan sebesar Rp384,5 miliar atau 70,7% jika dibandingkan
tahun 2011 sebesar Rp543,4 miliar dari total kredit bank.
Kondisi ini membuktikan tingginya komitmen Bank untuk fokus
pada target prioritas Bank yakni dengan memberikan akses
pembiayaan kepada sektor UMKM yang dimanfaatkan bagi usaha-
usaha produktif untuk menciptakan pemberdayaan.
Untuk memberikan pengalaman dan kesan yang lebih personal
kepada nasabah, beberapa kantor bank (3 dari 7 kantor di Jakarta)
telah di remodeling full branding Bank Sampoerna. Perubahan ini
diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri kalangan internal
serta memberikan kebanggaan dan gairah baru bagi para nasabah
Bank. Selain itu, pada Oktober 2012 juga dilakukan penambahan
jaringan 2 kantor cabang (Palembang & Surabaya).
The Bank also applied risk based pricing to well-recognized business
types in order to offer competitive rate to the customers, besides
extending the term of payment (from 3 years at maximum to 5
year, case by case). The Bank also had more focused product
marketing in 2012, helped by risk acceptance criteria mapping to
big potential areas. Information on potential business mapping
was distributed to the closest branch offices to launch a product
marketing concept of selected by reference.
Simultaneous and consistent improvements in 2012, the micro
financing was realized at Rp154.2 billion or rose by 189% compared
to realization in 2011 as much as Ro53.4 billion. The Bank also
accelerated the financing to small enterprises through asset buying
program with Koperasi Mitra Sejati for small enterprises was realized
at Rp221.7 billion or 23.9% of Micro, Small & Medium Enterprise
(MSME). Total financing to MSME in 2012 reached to Rp927.9 billion
or rose by Rp384.5 billion or 70.7% compared to realization in 2011
as much as Rp543.4 billion.
The condition proved the high commitment of the Bank to focus
on its priority target, by providing financing access to MSME sector
utilized to create an empowerment productive businesses.
To give more personal experience and image to the customers,
some offices (3 out of 7 offices in Jakarta) have been remodeled
with full branding of Bank Sampoerna. Such transformation has
grown confidence among internal employees as well as pride and
motivation to the Bank’s customers. On October 2012, Bank also
added 2 offices in Palembang and Surabaya.
49Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Salah satu fungsi Bank adalah menyalurkan kredit. Kegiatan ini
memegang peranan penting sebagai penggerak pertumbuhan
Bank. Upaya-upaya dilakukan untuk mendukung kerjasama
penyaluran dana kepada institusi keuangan mikro dan kecil (melalui
Koperasi Sahabat UKM), penyaluran kredit reguler, dan penyaluran
kredit financial institution (meliputi kredit kepada BPR, multifinance,
dan asset buying). Sebagai fokus bisnis Bank maka kegiatan ini
sepenuhnya mendapat dukungan melalui pengelolaan dana oleh
unit kerja Tresuri.
Sesuai dengan perkembangan bisnis Bank, kegiatan Tresuri di
tahun 2012 lebih fokus pada penjagaan likuiditas. Tresuri harus
dapat menjamin ketersediaan likuiditas sebagai upaya agar
operasional bisnis Bank berlangsung dengan baik dengan tetap
mematuhi ketentuan penyediaan Giro Wajib Minimum oleh Bank
Indonesia. Fungsi lain yang dilaksanakan oleh Tresuri adalah
mengoptimalkan pengelolaan dana Bank baik sisi asset maupun
liabilities sehingga bisnis Bank dapat berkembang berkelanjutan.
Dalam melakukan peranannya, Treasuri secara bertahap melakukan
peningkatan kuantitas dan kualitas SDM demi terbentuknya tim
kerja yang solid, diantaranya dengan membenahi, melengkapi
struktur serta mengisi posisi SDM yang masih tersedia sehingga
Tresuri berada dalam kondisi yang lebih siap untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Di tahun-tahun yang akan datang, aktivitas tresuri
Bank akan diarahkan untuk masuk ke pasar uang secara terbatas.
Dengan berbagai upaya pembenahan yang dilakukan, tingkat
kepercayaan terhadap Bank mulai tumbuh. Pada tahun 2012 Bank
untuk pertama kalinya mendapatkan pinjaman jangka panjang
(long term funding) dari BCA sebesar Rp. 50 miliar. Prestasi ini
merupakan langkah awal yang baik untuk menunjukkan kemampuan
dan kesiapan infrastruktur Tresuri dalam menjaga dan mengelola
likuiditas. Peningkatan kerjasama dengan lembaga perbankan
akan terus ditingkatkan guna mendukung kegiatan Tresuri yang
lebih efektif.
One the Bank functions is lending. This activity plays an important
role as a driver of the Bank’s growth. Efforts are created to support
lending to micro and SME (through Cooperative Sahabat UKM),
regular lending, and financial institution lending (including loan
for rural credit Bank, multifinance and asset buying). As one of the
Bank’s business focused, this activity should be fully supported by
fund management through treasury division.
In accordance with Bank’s business growing, treasury activities in
2012 were more focused on maintaining liquidity. Treasury have
to guaranteed availability of liquidity as an effort to keep Bank’s
operational runs well with compliance of Bank Indonesia’s Minimum
Reserve Requirement. Another function run by treasury division
was optimizing Bank’s fund management both assets and liability,
so that the Bank’s business continues growing. In performing its
role, treasury division gradually upgrading quantity and quality of
its human resources to form solid teamwork, which are fix and fit
up the division structure, also fulfilled vacant position so treasury
will be in better condition to do its role.
All of the improvements had lifted confidence in the Bank so that
in 2012 for the first time Bank Sampoerna earned long term funding
from BCA amounting to Rp50 billion. This achievement served as
a good start for showing the ability and readiness of the treasury
infrastructure in maintaining and managing the Bank’s liquidity.
In the next future the Bank is going to collaborate extensively with
other bank in the banking industry to enhance the treasury activities
effectively.
Tresuri dan lembaga keuangan
Treasury and Financial Institution
50 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Produk Konsumer
Pada sisi produk konsumer, Bank mengawali dengan mengadakan
penataan/standarisasi giro, tabungan, deposito dan fitur produk-
produknya. Bank di masa lalu tidak mengelola produk tabungan
dengan serius karena hanya diperlakukan sebagai salah satu syarat
saat pembukaan kredit saja. Langkah penataan produk ini merupakan
salah satu bukti keseriusan Bank untuk mulai menggarap produk
konsumer sebagai salah satu sumber pendapatan penting bagi
Bank di tahun-tahun mendatang.
Untuk membantu pengenalan produknya, Bank telah memiliki
unique value, yaitu bahwa dana yang disimpan di Bank Sampoerna
dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam pengembangan usaha
Mikro dan UKM di Indonesia. Unique value yang dikomunikasikan
dalam berbagai program pemasaran, promosi dan kampanye
korporat dan produk ini digencarkan untuk mendorong keinginan
menabung masyarakat. Bank juga melakukan berbagai promosi
menarik seperti: program cash back rekening Koran, serta berbagai
program promosi berhadiah langsung.
Peningkatan hubungan (relationship) dengan nasabah tetap terus
ditingkatkan sambil membangun sales team yang tangguh,
mengakuisisi nasabah baru, memperluas cabang serta berbagai
strategi pemasaran yang berdampak signifikan dalam waktu singkat.
Program pendukung (back office) juga disiapkan untuk mendukung
kecepatan kinerja tim frontliners seperti: menciptakan program-
program yang lebih spesifik bagi nasabah/segmen tertentu
(customized) agar lebih mudah dalam proses realisasinya.
Consumer Products
In term of consumer products, the Bank had conducted reformation
standardization for current & savings products, time deposits, and
its product features. Initially the Bank did not maintain the saving
products seriously since the product was used as requirement in
credit application. The product reformation is one of the Bank’s
serious steps to develop the consumer products as important part
of the Bank source of income in years to come.
To promote the products, the Bank has already had unique value;
funds saved in Bank Sampoerna will be utilized to make contribution
to develop the Micro and SME segments in Indonesia. Such
statement is consistently communicated in many of marketing
programs, promotion and corporate campaign as well as the
products area aggressively promoted to stimulate people to do
saving. The Bank also launches a number of attractive promotions,
such as: cash back program for bank’s statement as well as a
number of promotions with direct rewards.
Intensity of the relationship with the existing customer is consistently
enhanced while building solid sales team, acquiring new customers,
expanding the branch network and launching the marketing
strategy with significant impact in the nearest term.
Meanwhile, our back office is also prepared to accelerate the
performance of the front liner team, such as: creating specific/
customized programs for certain customers/segments to facilitate
the realization and a quick, safe and efficient credit approval system.
Produk Konsumer
Consumer Products
51Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Untuk membantu sukses program ini, Bank dibantu divisi manajemen
risiko sehingga program yang dihasilkan tidak hanya cepat tapi
juga aman dari sisi risikonya.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan Bank sejak tahun
2011, Dana Pihak Ketiga (DPK) di tahun 2012 mengalami peningkatan
yang cukup berarti, yakni dari Rp811,4 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp1,324 triliun di tahun 2012 atau meningkat 63%. Peningkatan
tersebut terjadi pada rekening deposito yaitu Rp625,1 miliar di
tahun 2011 menjadi Rp866,6 miliar di tahun 2012, giro dari Rp163,6
miliar menjadi Rp426,9 miliar di tahun 2012, serta tabungan yang
meningkat sekitar 32% yaitu dari Rp22,7 miliar menjadi Rp30,0
miliar.
Daya saing Bank semakin meningkat karena di tahun 2012, Bank
telah memiliki 10 jaringan ATM yang didukung jaringan Prima
yang memungkinkan nasabah Bank menggunakan 43.000 ATM
ke seluruh Bank dalam jaringan Prima. Bank juga telah melakukan
pengembangan sistem teknologi informasi yang up to date untuk
memperkuat Backbone bisnis Bank serta melengkapinya dengan
sistem basis data terintegrasi yang didukung Disaster Recovery
Center (DRC) untuk menjamin kehandalan sistem dan kualitas
layanan Bank.
To support the success of this program, the Bank is supported by
risk management division, to create not just a fast, but also safe
from risk perspective of the program.
Through a number of efforts taken by the Bank since 2011, the
Third Party Funds in 2012 raised significantly, from Rp811.4 billion
in 2011 to Rp1.324 trillion in 2012, an increase by 63%. The hike
took place in the deposit accounts from Rp625.1 billion in 2011
to Rp866.6 billion in 2012, demand deposits from Rp163.6 billion
to Rp426.9 billion in 2012, as well as the saving accounts which
rose by 32% from Rp22.7 billion to Rp30.0 billion.
Then Bank’s competitiveness also improved in 2012, in which the
Bank has started to operate 10 ATM supported by Prima network
that enabled the customers to do ATM transactions through Bank
43,000 Prima network. The Bank upgraded the information technology
system to strengthen the backbone of the Bank’s business and
complete it with integrated database system and Disaster Recovery
Center (DRC) to ensure the reliability of the system and service
quality of the Bank.
52 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Perusahaan memberikan perhatian khusus pada pengembangan
Sumber Daya Manusia sebagai modal penting untuk memenangkan
persaingan. Pada SDM yang unggul, masa depan perusahaan
dipertaruhkan. Untuk mencapai kondisi tersedianya SDM yang
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan serta
mendorong peningkatan produktifitas organisasi, telah dikembangkan
berbagai kebijakan dan program meliputi:
1. Standarisasi jabatan dan Key Performance Indicator (KPI).
2. Program pengembangan karir dan kaderisasi.
3. Program pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan
4. Program peningkatan engagement karyawan.
5. Pengembangan kebijakan remunerasi (termasuk rewards &
punishment) yang bersifat variable/berbasis kinerja.
Pengelolaan SDM dilakukan secara serius dimulai dari proses
rekrutmen, assessment dan pemetaan terhadap seluruh karyawan.
Pengelolaan kinerja dilakukan secara berkesinambungan dengan
menerapkan mekanisme penilaian kinerja secara harian untuk
mengukur kemajuan kinerja setiap karyawan. Proses penguatan
internalisasi nilai dan budaya perusahaan yang berorientasi kepada
organisasi pembelajar (learning organization) juga terus dilanjutkan.
Peningkatan kapasitas kepemimpinan yang memiliki sifat
intrapreneurial yang mampu menciptakan strategi bisnis dan
produk perbankan yang inovatif sesuai target segmen sekaligus
mampu menjadi motivator dan penggerak tim juga terus dilakukan.
HUMAN RESOURCES (HR)The Company gives particular attention to the development of its
human resources as they serve as important capital to win the
competition. On the leading human resources, we lay the future
of the Company. So as to have reliable human resources that will
support the company’s growth and boost the productivity of the
organization, the Company has issued the following policies and
programs which are:
1. Standardization on levelling and KPI.
2. Develop career path and program.
3. Launch sustainable education and training programs.
4. Enhance employee engagement.
5. Develop variable/performance-based remuneration policy
(including rewards and punishment).
The Company seriously develops its human resources, from the
recruitment, assessment, to mapping on employees. The Company
managed its performances in sustainable basis through the
implementation of the daily assessment mechanism to measure
the progress of individual performance. The internalization of
corporate cultures and values which are oriented to create a
learning organization was carried on. We continued enhancing
their leadership capacity with intrapreneurial skill so that they
could create smart business strategies and innovative banking
products according to the need of target segment as well as lead
them to be a motivator and business driver.
53Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Untuk menjamin kesesuaian program dengan target, perusahaan
juga telah mengembangkan Sistem Informasi Human Capital,
kebijakan dan prosedur di bidang SDM untuk mendukung terciptanya
budaya kerja yang berorientasi terhadap pencapaian kinerja.
Sepanjang tahun 2012 perusahaan menginvestasikan Rp1,914
miliar untuk biaya pengembangan SDMnya atau meningkat 95,73%
jika dibandingkan tahun 2011.
Saat ini, Perusahaan diperkuat oleh 301 orang yang terdiri dari 167
karyawan tetap, 104 karyawan kontrak dan 30 orang karyawan
percobaan. Jumlah karyawan perusahaan berdasarkan jenjang
pendidikan, dan kepangkatan ditampilkan dalam bagan-bagan
dibawah ini.
Jumlah Karyawan per jenjang pendidikan posisi 31 Desember 2012
The Composition of Employees Based on Educational Background as per 31 December 2012
PendidikanTetap/
Permanent
Kontrak/
Contract
Percobaan/
In Probation
Jumlah/
TotalEducation
Pasca Sarjana (S2) 4 2 5 11 Post Graduate (S2)
Sarjana 112 89 22 232 S-1 Degree
D3 23 9 2 34 Diploma
SLTA 26 3 1 30 Senior High School
SLTP 2 1 3 Junior High School
Jumlah 167 104 30 301 Total
Karyawan per kepangkatan posisi 31 Desember 2012
The Composition of Employees Based on Job Level as per 31 December 2012
Kepangkatan Jumlah % Job Level
Officer 174 57.81 Officer
Clerical 127 42.19 Clerical
Non-clerical - - Non-clerical
Jumlah 301 100,0% Total
To ensure the program’s compliance with the target, the Company
has developed Human Capital Information System, policies and
procedures related to HR to facilitate the building of result-oriented
working culture.
During 2012 the Company invested a total of Rp1.914 billion in
HR Development or rose by 95.73% compared to 2011 allocation.
Currently the Company manages 301 employees, comprising of
167 permanent employees and 104 contract employees, while 30
employees are still in probation period. The composition of
employees based on the educational background and job level is
presented in the following tables.
54 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
HEAD OFFICE:
Agus Rully Satria Wijaya
Project Manager of IT Transformation
Joined the Bank since June 2012
He earned S-1 Degree in Literature at Padjajaran University
Prior to join the Bank, he was IT Solution Delivery at Sahabat
UKM.
Ahmad Dendi Hardiansah
Audit Head
Joined the Bank since September 2012
He earned a S-1 Degree in Economics and Business Law from
Parahyangan University
Prior to join the Bank, he was Credit Audit Head at PT UOB
Indonesia
Arif Wiryawan
Corporate Affairs Head
Joined the Bank since May 2011
He earned a S-1 Degree in Planology at Indonesian Institute
of Technology
Prior to join the Bank, he was Corporate Secretary at Sahabat
UKM
Azmar Zulkarnain
Business & Product Development Head
Joined the Bank since July 2011
He earned a S-1 Degree from Bandung Institute of Technology
Prior to join the Bank, he was Business Development Head at
PT. OCBC NISP
Burlita Chan
Compliance Head
Joined the Bank since June 2012
She earned a S-1 Degree in Architecture From University of
Indonesia
Prior to join the Bank, she was Financing Review Head at PT
Bank BRI Syariah
Fajaruddin Simanjutank
Treasury and Funding Head
Joined the Bank since January 2012
He earned a Master of Business Administration at State University
of New York
Prior to join the Bank, he was Treasury Head at Sahabat UKM
Cooperative
Lila Damanitya Anandari
Human Capital Head
Joined the Bank since January 2012
She earned a S-1 Degree in Industrial Engineering from University
of Indonesia
Prior to join the Bank, she was Human Capital Management
Head at Sahabat-UKM
Pejabat Eksekutif
Executive Officers
KANTOR PUSAT:
Agus Rully Satria Wijaya
Project Manager IT Transformation
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Sastra, Universitas
Padjajaran
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah IT Solution
Delivery di Sahabat UKM
Ahmad Dendi Hardiansah
Kepala Bagian Audit
Bergabung dengan Bank sejak September 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi dan Hukum
Bisnis, Universitas Parahyangan
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Audit
Kredit di PT. UOB Indonesia
Arif Wiryawan
Kepala Bagian Corporate Affairs
Bergabung dengan Bank sejak Mei 2011
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Planologi, Institut
Teknologi Indonesia
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Corporate
Secretary di Sahabat-UKM
Azmar Zulkarnain
Kepala Bagian Pengembangan Bisnis dan Produk
Bergabung dengan Bank sejak Juli 2011
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana di Institut Teknologi
Bandung
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Business
Development di PT. OCBC NISP
Burlita Chan
Kepala Bagian Kepatuhan
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Arsitektur, Universitas
Indonesia
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala
Financing Review, PT. Bank BRI Syariah
Fajaruddin Simanjuntak
Kepala Bagian Treasury & Funding
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Business
Administration di State University of New York
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Divisi
Tresuri di Koperasi Sahabat UKM
Lila Damanitya Anandari
Kepala Bagian Human Capital
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Industri,
Universitas Indonesia
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Human
Capital Management di Sahabat-UKM
55Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Marzaini
Special Asset Management Head
Joined the Bank since December 1996
He earned a Master in Management from STIE IPWI
Prior to join the Bank, he was Director at BPR Mutiara Semesta
Muhamad Imron Wiradikusuma
Credit & Collection Head
Joined the Bank since June 2012
He earned a Master in Management from Gadjah Mada University
Prior to join the Bank, he was Syariah Approval Head at PT.
Bank Danamon Tbk
Muljani Iskandar
Finance & Accounting Head
Joined the Bank since November 2002
She earned a Diploma Degree at Accounting Academy of
Trisakti
Prior to join the Bank, she was Accounting Head at Selular
Shop
Pandu Adiguna Ketaren
Corporate Legal Head
Joined the Bank since January 2012
He earned a S-1 Degree in Law from Parahyangan University
Prior to join the Bank, he was Associates at Malik, Stamboel &
Associates
Raden Musya Muhamad Ismail
SME Banking Head
Joined the Bank since January 2012
He earned a S-1 Degree in Computer Accounting from Bina
Nusantara University
Prior to join the Bank, he was Branch Manager at BII Maybank
Sri Budjono
Operations Head
Joined the Bank since Desember 1995
He earned a Degree in Management Economics from Pancasila
University
Prior to join the Bank, he was Operational Head at Head Office
of Bank Subentra.
Suwandi Wijaya
IT Head
Joined the Bank since January 1995
He earned a Diploma Degree in PAT Computer Informatics at
UPN-Veteran
Prior to join the Bank, he was Technical Support at PT Perdana
Surya Indonusa
Marzaini
Kepala Bagian Special Asset Management
Bergabung dengan Bank sejak Desember 1996
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Manajemen, STIE
IPWI
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Direktur BPR
Mutiara Semesta
Muhamad Imron Wiradikusuma
Kepala Bagian Credit & Collection
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Manajemen,
Universitas Gadjah Mada
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Syariah
Approval di PT. Bank Danamon Tbk
Muljani Iskandar
Kepala Bagian Finance & Accounting
Bergabung dengan Bank sejak November 2002
Pendidikan terakhir beliau adalah Diploma di Akademi Akuntansi
Trisakti
Sebelum bergabung dengan Bank beliau bekerja sebagai Staf
Akunting di Selular Shop
Pandu Adiguna Ketaren
Kepala Bagian Hukum Perusahaan
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Hukum, Universitas
Parahyangan
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Associates di
Malik,Stamboel,& Associates
Raden Musya Muhamad Ismail
Kepala Bagian SME Banking
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Komputerisasi
Akuntansi, Universitas Bina Nusantara
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Branch
Manager di BII Maybank
Sri Budjono
Kepala Bagian Operations
Bergabung dengan Bank sejak Desember 1995
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi Manajemen,
Universitas Pancasila
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Operasi
Kantor Pusat di Bank Subentra
Suwandi Wijaya
Kepala Bagian IT
Bergabung dengan Bank sejak Januari 1995
Pendidikan terakhir beliau adalah Diploma PAT Informatika
Komputer, UPN-Veteran
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Technical
Support di PT. Perdana Surya Indonusa
56 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
BRANCH:
Mariana Jusrin
Branch Manager - Sampoerna Strategic Square, Jakarta
Joined the Bank since February 2012
She earned a S-1 Degree from Tarumanegara University
Prior to join the Bank, she was Senior Relationship Manager
for SME at PT. Bank Permata Tbk
Gunawan
Branch Manager - Wisma Sejahtera, Jakarta
Joined the Bank since January 2012
He earned a S-1 Degree from Institute of Indonesian Business
Management
Prior to join the Bank, he was Relationship Manager at PT. Bank
Danamon Tbk
Antonius Adrianto
Branch Manager - Surabaya
Joined the Bank since June 2012
He earned a S-1 Degree in Accounting from Unika Widya
Mandala
Prior to join the Bank, he was Relationship Manager at PT. PT
Bank UOB Indonesia
Amir Halim
Branch Manager - Medan
Joined the Bank since August 1995
He earned a S-1 Degree in Engineering from University of HKBP
Nomensen
Prior to join the Bank, he was Honda Distributor at PT. Capella
Dicky
Branch Manager - Pekanbaru
Joined the Bank since September 2012
He earned a S-1 Degree at Inti College
Prior to join the Bank, he was Commercial Account Officer at
PT. Bank Mega
Kemas Muhammad Afandi Abdullah
Branch Manager - Palembang
Joined the Bank since June 2012
He earned a S-1 Degree in Chemical Engineering from Sriwijaya
University
Prior to join the Bank, he was Marketing Manager at PT. BRI
Syariah
KANTOR CABANG:
Mariana Jusrin
Kepala Cabang Sampoerna Strategic Square, Jakarta
Bergabung dengan Bank sejak Februari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Universitas
Tarumanegara
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Senior
Relationship Manager SME di PT. Bank Permata Tbk
Gunawan
Kepala Cabang Wisma Sejahtera, Jakarta
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Institut Manajemen
Bisnis Indonesia
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Relationship
Manager di PT. Bank Danamon Tbk
Antonius Andrianto
Kepala Cabang Surabaya
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Akuntansi, Unika
Widya Mandala
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Relationship
Manager di PT. Bank UOB Indonesia
Amir Halim
Kepala Cabang Medan
Bergabung dengan Bank sejak Agustus 1995
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik, Universitas
HKBP Nomensen
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Distributor
Honda di PT. Capella
Dicky
Kepala Cabang Pekanbaru
Bergabung dengan Bank sejak September 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana di Inti College
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Account Officer
Komersil di PT. Bank Mega
Kemas Muhammad Afandi Abdullah
Kepala Cabang Palembang
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Kimia, Universitas
Sriwijaya
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Marketing
Manager di PT. BRI Syariah
57Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Pada tahun 2012 telah dilakukan beberapa kegiatan TI perusahaan
yang meliputi 10 (sepuluh) kegiatan besar yaitu :
1. Migrasi data center Perusahaan dari Wisma Sejahtera ke Telkom
Sigma German Center BSD. Hal ini dilakukan dengan tujuan :
Memenuhi kebutuhkan pertumbuhan bisnis dari sisi
kapasitas dan kemampuan core system IT.
Menunjang kebutuhan bisnis dengan produk baru dan
dapat beroperasi 24x7 hari/seminggu.
Memenuhi persyaratan BI dalam hal pengelolaan dan
keamanan data center.
Peningkatan kapasitas sistem hardware.
Peningkatan level kesiapan Disaster Recovery Plan (DRC)
atau sarana Contigency Data Center.
2. Melakukan upgrade core banking dari AB ver 2.01 ke ver.2.02
yang dilakukan untuk penambahan/penyempurnaan fungsi-
fungsi pembayaran (payment) di Modul Loan, serta mendukung
regulasi Bank Indonesia.
3. RTGS dan SKN Automation.
Hal ini dilakukan dengan tujuan :
Melakukan efisiensi terhadap proses penginputan serta
menghindari double entry (kesalahan input).
Percepatan bisnis proses.
During 2012, major IT improvements took place on 10 (ten) major
activities, they were :
1. Migration of data center of the Company from Wisma Sejahtera
to Telkom Sigma German Center BSD. This was aimed at:
Responding to the needs for the increased capacity and
the capability of IT core system according to the business
needs.
Supporting the business with the new products and starting
the 24x7 days/week operation.
Complying with the BI regulation in term of management
and security of the data center.
Enhancing the hardware system capacity
Improving the readiness level of DRC.
2. Upgrading the core banking from AB ver 2.01 to ver.2.02 which
was aimed at adding/improving the payment functions at
Loan Module, as well as supporting the regulation of Bank
Indonesia.
3. RTGS and SKN Automation.
This was aimed at:
Promoting efficiency in entry process to avoid double
entry.
Acceleration of business process
Teknologi Informasi
Information Technology
Perusahaan telah mengidentifikasi kebutuhan pengembangan Teknologi Informasi (TI) sejalan dengan pertumbuhan bisnis Perusahaan. Hasil identifikasi tersebut telah dituangkan dalam RSTSI (information technology strategic plan) yang memuat prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan pengembangan sistem teknologi informasi Perusahaan. Penyediaan sarana dan prasarana seperti : hardware, software, brainware dan jaringan komunikasi data yang akan dikelola dengan menaati prinsip tata kelola yang baik dan penerapan manajemen risiko telah terimplementasi dengan baik dan terus disempurnakan agar sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan TI Perusahaan.
The Company has identified the needs for IT development
in line with the business growth of the company. The
identification result was stated in RSTSI (information
technology strategic plan) containing the main principles
as the fundamental for further development of
information technology system of the Company. We
continue to operate and improve the facilities such as:
hardware, sofware, brainware and data communication
network, which are managed with respect to the good
corporate governance and the implementation of the risk
management, so as to meet the IT needs in the Company.
58 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
4. Pengembangan Sistem ATM untuk diversifikasi produk,
peningkatan nilai jual bank, peningkatan pelayanan nasabah
serta peningkatan dana pihak ketiga dengan bunga rendah.
5. Pengembangan jaringan ATM Prima.
Perluasan terhadap jaringan dan pelayanan ATM Bank
Sampoerna yang bekerjasama dengan jaringan ATM Prima
pada lebih dari 43.000 lokasi.
Untuk peningkatan pelayanan terhadap nasabah di tahun
2012, Bank Sampoerna juga telah menyediakan fasilitas
layanan ATM Call Center.
6. Pengembangan System core Alphabits
Improvement core untuk kebutuhan bisnis.
Penyempurnaan fungsi-fungsi aplikasi di core banking.
7. Compliance PSAK 50/55
Mengadopsi kebutuhan aplikasi terhadap ketentuan PSAK.
Mengganti hardware server lama untuk kapasitas respon
yang lebih baik.
8. Perbaikan infrastruktur network dan penggantian seluruh PC
user.
Mengganti teknologi komunikasi data dengan yang terbaru.
Meningkatkan kapasitas bandwidth jaringan.
Menyediakan link yang handal dan back up-nya sebagai
sarana contigency.
Memenuhi komitmen pemenuhan terhadap BI.
9. Aplikasi loan system untuk asset buying dan joint finance.
Mencatat data kredit hasil kerjasama penyaluran dana Bank
dengan Lembaga Keuangan seperti kerjasama channeling,
join financing maupun pembelian aset sengan pola asset
buying yang diserahkan kepada Bank secara bacth file.
Memudahkan proses pelaporan Sistem Informasi Debitur.
Menyediakan data untuk laporan bulanan bank yang akan
disampaikan secara on line ke Bank Indonesia.
Mempercepat transaksi pencairan, pembayaran dan
pelunasan pinjaman asset buying.
10. Otomasi sistem pelaporan Bank Indonesia.
Implementasi sistem pelaporan Bank Indonesia secara
otomatis dan akurat melalui proses validasi data secara
terintegrasi antara beberapa paket kebutuhan pelaporan
harian, mingguan maupun bulanan.
Menghindari kemungkinan kesalahan dalam pembuatan
laporan karena seluruh informasi bersumber dari tempat
data yang sama
Tersedia data warehouse untuk kebutuhan MIS Bank untuk
perhitungan Tingkat Kesehatan Bank (RBBR) yang di-support
secara sistem.
Validasi data report secara otomatis sebelum di kirim ke BI
4. Development of ATM system for product diversification, increasing
bank’s selling value, improvement of service to customers and
increasing the third party fund at low interest rate.
5. Development of ATM Prima network.
The expansion of Bank Sampoerna’s ATM network and
services in cooperation with Prima ATM network with more
than 43.000 locations.
Service improvement. To improve customer service delivery
in 2012, Bank Sampoerna provided ATM Call Center facility.
6. Development of Alphabits core system
Improvement of system core for business needs.
improvement of application functions on core banking.
7. Compliance against PSAK 50/55
To adopt the needs for application to meet the PSAK
requirements .
To replace the old server hardware to get better response
capacity.
8. Improvement on the network infrastructure and the replacing
the whole user’s PC.
To replace the data communication technology with the
latest one.
To upgrade the network bandwidth capacity.
To provide reliable link and its back-up for contingency
purpose.
To comply with BI regulation.
9. Loan system application for asset buying and joint finance.
To record credit data which is the results of cooperation
in financing between the Bank and Financial Institutions,
such as channelling, joint financing as well as asset buying,
presented to the Bank in the form of batch file.
To facilitate reporting system in the Debtor Information
System.
To provide data for the bank’s monthly report which is
presented on line to Bank Indonesia.
To accelerate disbursement transactions, payments and
repayment of the loan asset buying.
10. Automation in Bank Indonesia’s reporting system.
The implementation of the automated and accurate
reporting system of Bank Indonesia through integrated
data validation process which involve the daily, weekly
and monthly reporting.
To avoid possible error in the reporting since all information
is sourced to the same data.
To provide data warehouse for the needs of Bank MIS to
measure Bank Health Level (RBBR) on systematic basis.
Validation of data report automatically before it is submitted
to BI
59Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Kami memiliki falsafah : doing good and doing great at the same
time, serta melakukan bisnis secara komersial, profitable dan tumbuh
berkelanjutan sekaligus mampu memberikan manfaat sebaiknya
dimanapun kami berada. Berpijak pada prinsip tersebut, kami
mengembangkan konsep kepedulian dan tanggungjawab sosialnya
dengan memberikan induksi atas pengembangan sikap social
responsible dan social sensitive kepada seluruh karyawan Bank. Sikap
kepedulian yang tulus ini diharapkan akan mampu menumbuhkan
iklim kepedulian yang mendorong sikap dan tindakan kepedulian
yang spontan serta langsung berdampak kepada pribadi atau
komunitas sekitar. Berbeda dengan sikap kepedulian yang dilakukan
lebih pada keinginan untuk expose, sikap kepedulian dan
tanggungjawab sosial yang tumbuh dari social sensitive ini akan
memberikan kepuasan batin (self fulfilment) bagi orang yang
menjalaninya.
Di tahun 2012 Bank melaksanakan kegiatan kepedulian dan
tanggungjawab sosialnya dengan menyisihkan sebagian keuntungan
serta donasi karyawan untuk membantu korban bencana, membantu
We uphold the philosophy: doing good and doing great at the
same time and also doing business in commercial, profitable way
and growing in sustainable basis as well as creating the benefits
to the surrounding. Referring to the principle, we have developed
the concept for social care and responsibility by giving induction
to the development of social responsible and social sensitive
behaviour to all Bank employees. This sincerity is expected to raise
a commitment that will encourage spontaneous caring actions
and bring positive impact to the individual and the surrounding
environment. Different from the willingness to show the care for
others, but only for exposure purpose, social care and responsibility
that is developed from social sensitive will give them self fulfilment.
During 2012 the Bank had fulfilled its social care and responsibility
by retaining some of the profits and employees’ donation to help
the victims of flood, the sick customers, as well as other social
Kepedulian dan Tanggungjawab Sosial
Corporate Social Responsibilities (CSR)
60 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
nasabah yang sedang mengalami musibah/sakit, serta kegiatan
lain yang langsung berdampak pada komunitas sekitar. Disamping
aksi nyata yang spontan tersebut, Bank juga akan mengembangkan
program kepedulian dan tanggungjawab sosial berkesinambungan
yang berdampak bagi tumbuh dan bangkitnya langkah
pemberdayaan masyarakat yang lebih luas.
Terkait hal tersebut, Bank Sampoerna akan fokus pada kegiatan :
1. Pemberdayaan terhadap kaum muda (young empowerement)
dengan menerapkan konsep bapak angkat (foster model)
2. Pemberdayaan lain terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Serving day dengan membantu nasabah di lokasi tempatnya
bekerja.
Implementasi kegiatan CSRnya dapat berupa : pemberian bantuan
usaha, pengembangan/peningkatan kapasitas (capacity building),
bantuan dana dan lainnya, serta menjalin kerjasama dengan pihak
yang memiliki program yang sejalan.
activities that had direct impact on the surrounding community.
Adding to that spontaneous action, the Bank will also develop
social care and responsibility activities in sustainable basis for
sustaining the community empowerment in much greater ways.
Bank Sampoerna therefore will focus on the following activities:
1. Young empowerment with foster model.
2. Other empowerment activities relating to improvement of
social Welfare.
3. Serving day by helping the customers at their work places.
The CSR activities are implemented in the form of giving business
aid, capacity building, donation and others as well as building
cooperation with the parties that promote similar social activities.
61Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tata Kelola Yang Baik
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Bank Sampoerna menjalankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik
dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Bank Sampoerna
berkomitmen secara berkesinambungan meningkatkan pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) di seluruh tingkatan dan jenjang/
level organisasi dengan berlandaskan pada lima prinsip GCG
sebagai berikut yaitu: Transparasi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban,
Kemandirian dan Kewajaran.
Untuk menjamin pelaksanaan tata kelola yang baik, Bank Sampoerna
telah melengkapi struktur tata kelola yang terdiri dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
4. Komite-Komite Pembantu Komisaris
5. Komite-Komite Pembantu Direksi
6. Satuan Kerja Manajemen Risiko
7. Satuan Kerja Kepatuhan
8. Audit Eksternal dan Internal
9. Corporate Affairs
LANDASAN PELAKSANAAN GCGPelaksanaan GCG di Bank Sampoerna mengacu kepada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Bank Indonesia
(PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta
perubahannya di PBI Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum
Tata Kelola Yang Baik
Good Corporate Governance
Bank Sampoerna runs the principles of good corporate governance
(GCG) with full awareness and responsibilities. The Bank is committed
to the GCG implementation across the levels of the organization
with respect to five GCG principles: Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency and Fairness.
To ensure the effective GCG implementation, the Bank has introduced
GCG structure which consists of :
1. General Meeting of Shareholders (GMS)
2. Board of Commissioners
3. Board of Directors
4. Supporting Committees of the Board of Commissioners
5. Supporting Committees of the Directors
6. Risk Management Unit
7. Compliance Unit
8. External and Internal Audit
9. Corporate Affairs
GCG FUNDAMENTALS The GCG implementation within the company is based on the
applying regulations, namely Regulation of Bank of Indonesia (PBI)
No. 8/4/PBI/2006 juncto PBI No. 9/12/PBI/2007 about the
Implementation of Good Corporate Governance in General Bank.
64 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Untuk mendukung pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna telah
memiliki kelengkapan kebijakan internal yang mengatur pelaksanaan
GCG sesuai dengan kebutuhan dan ukuran bisnis perusahaan,
yang meliputi :
Kebijakan Umum Tata Kelola Perusahaan (GCG) dan Kebijakan
Umum Kepatuhan yang merupakan kebijakan umum/ payung
seluruh kebijakan internal.
Komitmen integritas berupa dokumen formal yang mengikat
seluruh karyawan untuk berperilaku professional,
bertanggungjawab, patut, baik dalam melakukan hubungan
bisnis dengan para nasabah, rekanan, maupun hubungan
dengan sesama rekan sekerja.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite Pembantu Dewan Komisaris.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan yang sekaligus merupakan
wadah bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan
penting terkait kelangsungan operasional Perusahaan. Pada tahun
2012, Perusahaan telah melakukan 1 (satu) kali Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada tanggal 3 Desember
2012 yang memutuskan hal yaitu :
Melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh
menjadi Rp 305.000.000.000 (tiga ratus lima miliar rupiah) sehingga
komposisi sebagai berikut :
a. PT Sampoerna Investama sejumlah Rp 272.000.000.000 (dua
ratus tujuh puluh dua miliar rupiah).
b. PT Pahalamas Sejahtera sejumlah Rp 33.000.000.000 (tiga puluh
tiga miliar rupiah).
Pada tahun 2012 juga dikeluarkan Keputusan Sirkuler Pemegang
Saham pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tertanggal 18 Juni 2012 dan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham
di luar Rapat Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 25 Juli 2012.
Keputusan Sirkuler tertanggal 18 Juni 2012 memutuskan hal-hal
sebagai berikut :
a. Persetujuan Laporan Direksi untuk tahun buku 2011.
b. Persetujuan Laporan Keuangan untuk tahun buku 2011.
c. Persetujuan pengesahan atas Neraca perhitungan laba dan
rugi tahun 2011
To support the GCG implementation, the Bank has already had
internal policies that regulate the implementation according to
the needs and size of the business, they are:
General Policy on Good Corporate Governance (GCG), presented
in the form of general policy that will guide all internal regulations.
Commitment to integrity consists of formal binding documents
applicable to all employees to act in professional, responsible,
acceptable manner, in conducting business relation with the
customers, partners as well as with the colleagues.
Manual and Working Guidelines of Board of Commissioners,
Directors and the Committees.
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS)General Meeting of Shareholders (GMS) holds the highest authorities
in the Company and serves as a forum for the shareholders to take
any important decisions regarding the Company’s operation. In
2012, the Company held an Extraordinary Meeting of Shareholders
(EMS) on 3 December 2012, which took the following decisions:
To increase the issued and paid up-capital to Rp305,000,000,000
(three hundred and five billion rupiah) with composition as follows:
a. PT Sampoerna Investama at the value of Rp272,000,000,000
(two hundred and seventy two billion rupiah).
b. PT Pahalamas Sejahtera at the value of Rp33,000,000,000 (thirty
three billion rupiah).
During 2012, Shareholders’ Circular to replace the Annual General
Meeting of Shareholders on 18 June 2012 and the Decision of
Shareholders’ Circular outside Extraordinary Meeting of Shareholders
on 25 July 2012, were issued.
The Circular released on 18 June 2012 contained the following
decisions:
a. To give consent to the Directors’ Report for the book year of
2011.
b. To give consent to the Financial Statements of the book year
of 2011.
c. To approve the Balance Sheet (Profit/Loss) of 2011.
65Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
d. Persetujuan untuk menetapkan keuntungan Perusahaan
sebagai laba ditahan.
e. Persetujuan untuk membentuk cadangan.
f. Persetujuan untuk memberikan kewenangan kepada Dewan
Komisaris untuk menunjuk Auditor Independen sebagai
Akuntan Publik untuk tahun buku 2012.
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tertanggal 25 Juli 2012 memutuskan pengangkatan
Bapak Ganda Rahaja Rusli sebagai Direktur Perusahaan.
DEWAN KOMISARIS Susunan Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris Perusahaan per Mei 2012 berjumlah 4
(empat) orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia. 2 (dua)
dari 4 (empat) anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris
Independen yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen. Seluruh anggota
Dewan Komisaris telah lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit
and proper test) serta telah memperoleh persetujuan dari Bank
Indonesia. Dari 4 (empat) anggota Dewan Komisaris, 3 (tiga)
diantaranya baru efektif mulai tanggal 23 Mei 2012.
Persetujuan Bank Indonesia
Nama /Name Persetujuan BI/BI Approval Tanggal/date
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner ) 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012/ January 18, 2012
Arsono Putranto(Komisaris/Commissioner ) 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012/ January 18, 2012
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner) 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012/ January 18, 2012
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner) 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012/ January 18, 2012
d. To give consent to the use of the Company’s profit as retained
earnings.
e. To give consent to the establishment of a fund reserve.
f. To give authorities to Board of Commissioners to appoint the
Independent Auditor as Public Accountant for the book year
of 2012.
The Decisions of Shareholders’ Circular outside the Extraordinary
Meeting of Shareholders held on 25 July 2012, among which were
to appoint Mr. Ganda Rahaja Rusli as the Director of the Company.
BOARD OF COMMISSIONERS The Structure of Board of Commissioners Members of Board of Commissioners of the Company as per May
2012 consisted of 4 (four) persons and all resided in Indonesia. 2
(two) of 4 members of Board of Commissioners served as Independent
Commissioner who did not have financial relation, management
ownership and the family relation with the other members of
Board of Commissioners, Directors and/or Controlling Shareholders
or relation with the Bank, the factor that could influence its
independence. All members of Board of Commissioners passed
fit and proper test as well as already pocketed approval from Bank
of Indonesia. Of 4 (four) members of Board of Commissioners, 3
(three) were effective as of May 23, 2012.
Bank Indonesia Approval
66 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Susunan Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Budi Setiawan Halim
Komisaris : Arsono Putranto
Komisaris Independen : Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris Independen : Adiwarman Azwar Karim
Rangkap JabatanDalam rangka penerapan prinsip Transparency dan Independency
pada pelaksanaan GCG, seluruh anggota Dewan Komisaris telah
mengungkapkan rangkap jabatannya, sebagaimana tabel berikut:
Nama/Name
Rangkap Jabatan di
Perusahaan/Lembaga Lain/
Jobs at Other Company/
Institution
Jabatan di Perusahaan/
Lembaga Lain/Position at
the Other Company/
Institution
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner ) Ada/Exist CFO Sampoerna Agro
Arsono Putranto (Komisaris/Commissioner ) Ada/ExistDeputy Head of Corporate
Affairs PT Sampoerna Strategic
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner) Tidak Ada/None -
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner) Tidak Ada/None -
Kondisi rangkap jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris independen yang
melakukan rangkap jabatan pada lembaga keuangan dan atau
perusahaan yang menjadi nasabah bank. Rangkap Jabatan hanya
dilakukan oleh Komisaris yang menjadi wakil dari Pemegang Saham
Pengendali.
Hal ini menjadikan Dewan Komisaris lebih independen serta dapat
menghindari terjadinya conflict of interest.
Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan Kepemilikan Saham Dewan KomisarisSeluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan
keuangan dan/atau kekeluargaan (sampai dengan derajat kedua,
baik vertikal maupun horisontal) dengan Pemegang Saham
Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota
Direksi, sebagaimana tabel berikut:
Structure of Board of Commissioners
President Commissioner : Budi Setiawan Halim
Commissioner : Arsono Putranto
Independent Commissioner : Boediarto Soetrisno Judo
Independent Commissioner : Adiwarman Azwar Karim
Job OverlappingIn carrying out the principles of Transparency and Independency,
all members of the Board of Commissioners have revealed the
other jobs, as reported below:
Job overlapping among the members of Board of Commissioners
in fact do not violate the applying rules.
Independent Commissioners does not have job overlapping at
any other financial institution or companies that become bank’s
customer. Job overlapping is only applied by representative of
commissioners of the controlling shareholder.
This condition has encouraged the Board of Commissioners to act
more independently and avoid the conflict of interest.
Financial and Family Relations and Stock Ownership among the Board of CommissionersThe Bank confirms that all members of its Board of Commissioners
do not have financial and/or family relations (until second rank,
both vertically and horizontally) with the Controlling Shareholders,
the other members of Board of Commissioners and/or members
of the Bank’s Directors. The details are as follows:
67Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Nama/Name
Hubungan Keuangan dan/atau Kekeluargaan
Financial and/or Family Relations
Pemegang Saham
Pengendali /
The Controlling
Shareholders
Anggota Dewan
Komisaris Lainnya/
The Other Members of
Board of Commissioners
Anggota Direksi /
The Members of the
Board of Directors
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Budi Setiawan Halim
(Komisaris Utama/President Commissioner )
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Arsono Putranto (Komisaris/Commissioner)Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No -
Boediarto Soetrisno Judo
(Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Adiwarman Azwar Karim
(Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Tidak ada/
No-
Dengan tidak adanya hubungan keuangan, hubungan kekeluargaan
dan kepemilikan saham Dewan Komisaris dengan Pemegang
Saham Pengendali (PSP), sesama anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku
membuat Dewan Komisaris lebih independen dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict
of interest.
Terkait dengan kepemilikan saham, selama tahun 2012 tidak
terdapat anggota Dewan Komisaris yang mencapai 5% (lima
persen) atau lebih dari modal disetor di Perusahaan, sebagaimana
tabel berikut:
Nama
Name
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Sebesar 5% atau Lebih
Dari Modal Disetor di Bank/
Ownership of 5% or More Stakes by Members of Board of Commissioners Out of the Total
Paid-in Capital of the Bank
Ada/Tidak
Yes / No
Keterangan (Jika Ada)
Remark (If Any)
Jenis Saham yang Dimiliki
Type of Share Owned
Jumlah Lembar Saham yang
Dimiliki
Total Shares Owned
Budi Setiawan Halim
(Komisaris Utama/President Commissioner )Tidak Ada/ No - -
Arsono Putranto
(Komisaris/Commissioner )Tidak Ada/ No - -
Boediarto Soetrisno Judo
(Komisaris Independen/Independent Commissioner)Tidak Ada/ No - -
Adiwarman Azwar Karim
(Komisaris Independen/Independent Commissioner)Tidak Ada/ No - -
Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang memilki saham
pada Perusahaan sehingga kondisi tersebut lebih baik dari kententuan
dimana ketentuan masih memperbolehkan anggota Dewan
The situation where there is an absence in financial relation, family
relation and stake ownership among the members of Board of
Commissioners with the Controlling Shareholders, the other
members of Board of Commissioners and members of Directors
has met the requirements. In this situation, Board of Commissioners
can act more independently in carrying out their duties and
responsibilities, and avoid certain conflict of interest.
Relating to stake ownership, during 2012 none of the members
of the Board of Commissioners owned 5% (five percentage) or
more stakes out of the total paid-in capital of Bank Sampoerna.
The details are as follows:
None of the members of Board of Commissioners owned the
Bank’s stake, and this situation was far more accepted than the
policy that allows members of Board of Commissioners to have
68 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komisaris untuk memiliki saham tidak lebih dari 5% dari modal
disetor Perusahaan.
Hal ini membuat Dewan Komisaris lebih independen dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari
terjadinya conflict of interest.
Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja,
dan sudah diperbaharui melalui memo nomor 09/001/MI/KOM/
VI/2012 tanggal 4 Juni 2012 mengenai Mekanisme Kerja Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap
tugas dan tanggungjawab Direksi, memberikan nasehat serta
masukan atas pelaksanaan tugas-tugas Direksi sesuai dengan
pedoman kerja dan tata tertib kerja yang ditetapkan. Tugas
pengawasan yang dilaksanakan meliputi : Pengendalian intern,
kebijakan strategis, kebijakan investasi dan divestasi, tata nilai,
target kinerja bank, kebijakan SDM, pelaksanaan program anti
pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU-TPPU),
kebijakan manajemen risiko serta pelaksanaan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan dalam kebijakan usaha bank.
Sesuai Pedoman Kebijakan Perusahaan, Dewan Komisaris tidak
diperkenankan terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional bank kecuali dalam hal penyediaan dana kepada
pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah tertentu dan
hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau
peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan
fungsi pengawasan.
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas-tugasnya, Dewan
Komisaris telah membentuk 3 (tiga) komite yakni: Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Rapat Dewan KomisarisRapat Dewan Komisaris dilakukan setiap bulan yang dihadiri lengkap
secara fisik (100%) oleh seluruh Dewan Komisaris.
NoNama/Jabatan
Names/PositionTotal Meeting
Frekuensi KehadiranFrequency of Attendance
Persentase KahadiranPercentage of
Attendance
1 Budi Setiawan Halim - Komisaris Utama/President Commissioner 8 8 100%
2 Arsono Putranto- Komisaris/Commissioner 8 8 100%
3Boediarto Soetrisno Judo - Komisaris Independen/Independent Commissioner
8 8 100%
4Adiwarman Azwar Karim - Komisaris Independen/Independent Commissioner
8 8 100%
not more than 5% stake of total paid-in capital of the Bank.
In this situation, Board of Commissioners can act more independently
in carrying out their duties and responsibilities, and potentially
avoid certain conflict of interest.
Role and Responsibilities of The Board of CommissionersBoard of Commissioners has had manual and working guidelines,
which experienced some adjustments through memo No. 09/001/
MI/KOM/VI/2012 dated 4 June 2012 about the Mechanism of
Manual of Board of Commissioners.
Board of Commissioners is responsible for running supervisory
function against the implementation of duty and responsibilities
of the Directors, providing advice and inputs to the Directors’ duty
implementation according to the manual and working guidelines.
The supervisory duty consists of internal control, strategic policy,
investment and divestment policies, corporate values, bank’s
performance target, HR policy, the implementation of anti-money
laundering and anti-terrorist funding and Law on Anti-Money
Laundering (UU-TPPU), risk management policy and the
implementation of good corporate governance policy in the
business policy of the bank.
According to the Corporate Policy Guideline, the Board of
Commissioners is not allowed to be involved in the process of
decision making regarding the bank’s operation, except: providing
the fund to the related parties and in certain amount and other
issues determined in the Article of Association of the Bank and/or
applying regulations in running the supervisory function.
To support the effective implementation of the Board’s duties, the
Board of Commissioners has established 3 (three) Committees,
which are the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and
Remuneration & Nomination Committee.
Meeting of The Board of CommisionersMeetings of Board of Commissioners were held in monthly basis
with full (100%) attendance by all members of Board of Commissioners.
69Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
DIREKSISusunan DireksiDireksi Bank berjumlah 4 (empat) orang yang dipimpin oleh seorang
Direktur Utama yang seluruhnya berdomisili di Indonesia. Direksi
Bank terdiri dari para professional dengan keahlian dan berpengalaman
luas di bidang Perbankan serta telah lulus uji kemampuan dan
kepatutan Bank Indonesia. Seluruh anggota Direksi tidak saling
memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua baik
vertikal maupun horisontal dengan sesama anggota Direksi dan/
atau dengan anggota Dewan Komisaris maupun pemegang saham
pengendali.
Direksi Bank pada tahun 2012 berjumlah 4 (empat) orang dan
terdapat perubahan komposisi Direksi dengan pengangkatan
seorang Direksi baru yaitu Bapak Ganda Rahaja Rusli. Yang
bersangkutan ditunjuk oleh RUPS sebagai Direktur Bank yang baru
dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia (BI) tanggal 10
Mei 2012 sesuai surat Gubernur BI No. 14/46/GBI/DPIP/Rahasia.
Seluruh anggota Direksi Bank telah lulus Fit and Proper Test yang
dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan telah memperoleh surat
persetujuan dari Bank Indonesia, dengan penjelasan:
Nama /Name Persetujuan BI/BI Approval Tanggal/date
Indra W. Supriadi - Direktur Utama/President Director 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 25 Januari 2012/January 25, 2012
Agresius R. Kadiaman - Direktur/Director 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 25 Januari 2012/January 25, 2012
Nyoman W. Artha – Direktur Kepatuhan/Director of Compliance 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 25 Januari 2012/January 25, 2012
Ganda R. Rusli - Direktur /Director 14/46/GBI/DPIP/Rahasia 10 Mei 2012/ May 10, 2012
Susunan Direksi Perusahaan
Direktur Utama : Indra Wijaya Supriadi
Direktur : Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur : Ganda Rahaja Rusli
Direktur Kepatuhan : Nyoman Wenten Artha
Indra Wijaya Supriadi, Agresius Robajanto Kadiaman dan Nyoman
Wenten Artha, masing-masing sebagai Direktur Utama, Direktur
dan Direktur Kepatuhan diangkat dalam Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 28 Desember 2011 dan disetujui oleh Bank Indonesia
berdasarkan surat No. 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 tanggal 25 Januari
2012. Sedangkan Ganda Rahaja Rusli diangkat sebagai Direktur
berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham di luar Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tertanggal 25 Juli
2012.
DIRECTORSThe Structure of The Board of DirectorsThe Board of Directors consist of 4 (four) members led by a President
Director, who all reside in Indonesia. The Directors of the Company
are of professional parties who have skills and vast experience in
the banking industry as well as passed fit and proper test of Bank
of Indonesia. All members of the Directors do not have family
relation one another until second rank, vertically and horizontally
with the other members of Directors and/or with the members
of Board of Commissioners and controlling shareholders.
Directors of the Bank in 2012 totaled 4 (four) members and the
composition underwent reshuffle following the appointment of
a new Director, Mr. Ganda Rahaja Rusli, by GMS and his appointment
attained approval from Bank of Indonesia (BI) dated 10 May 2012
according to BI Governor No. 14/46/GBI/DPIP/Rahasia.
All members of the Bank’s Directors passed Fit and Proper Test by
Bank Indonesia (BI) and already obtained approval letter:
The Structure of Directors:
President Director : Indra Wijaya Supriadi
Director : Agresius Robajanto Kadiaman
Director : Ganda Rahaja Rusli
Director of Compliance : Nyoman Wenten Artha
Indra Wijaya Supriadi, Agresius Robajanto Kadiaman and Nyoman
Wenten Artha, each served President Director, Director and Director
of Compliance who were appointed at General Meeting of
Shareholders on December 28, 2011, and attained approval by
Bank of Indonesia based on the Letter No. 14/13/GBI/DPB3/TPB
3-3 dated 25 January 2012. Meanwhile, Ganda Rahaja Rusli was
appointed to the Board of the Company based on the Decision
of Shareholders’ Circular outside Extraordinary Meeting of
Shareholders (EMS) on July 25, 2012.
70 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Independensi Direksi
Rangkap Jabatan
Dalam rangka menjaga independensinya dalam melaksanakan
tugas, selama tahun 2012, tidak ada Direksi yang melakukan rangkap
jabatan di perusahaan lain.
Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan
Kepemilikan Saham Direksi
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan/
atau kekeluargaan (sampai dengan derajat kedua, baik vertikal
maupun horisontal) dengan Pemegang Saham Pengendali, anggota
Dewan Komisaris dan/atau sesama anggota Direksi lainnya,
sebagaimana tabel berikut:
Nama
Hubungan Keuangan dan/atau Kekeluargaan
Financial and/or Family Relation
Pemegang Saham
Pengendali
Controlling Shareholders
Anggota Dewan Komisaris
Members of Board of
Commissioners
Anggota Direksi Lainnya
Other Members of Directors
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Ada/Tidak
Yes/No
Keterangan/
Remark
Indra W. Supriadi
Direktur Utama/President DirectorTidak ada/ No - Tidak ada/ No - Tidak ada/ No -
Agresius R. Kadiaman
Direktur/DirectorTidak ada/ No - Tidak ada/ No - Tidak ada/ No
-
Nyoman W. Artha
Direktur Kepatuhan/Director of
Compliance
Tidak ada/ No - Tidak ada/ No - Tidak ada/ No -
Ganda R. Rusli
Direktur /DirectorTidak ada/ No - Tidak ada/ No - Tidak ada/ No -
Tidak adanya hubungan Keuangan, hubungan kekeluargaan dan
kepemilikan Saham Direksi dengan pemegang saham pengendali
(PSP), anggota Dewan Komisaris dan sesama anggota direksi
lainnya telah sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku. Hal
ini membuat Direksi lebih independen dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict of
interest
Terkait dengan kepemilikan saham, selama tahun 2012 tidak
terdapat kepemilikan saham anggota Direksi yang mencapai 5%
(lima persen) atau lebih dari modal disetor di Bank Sampoerna.
Hal yang sama juga berlaku untuk bank lain dan perusahaan lain,
baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri,
sebagaimana tabel berikut:
Independency of the Bank’s Directors
Job Overlapping
The aspect of independency of the Directors was carried out by
avoiding job overlapping during its duty implementation in 2012.
The Directors’ Financial Relation, Family Relation and Stock
Ownership
All members of the Board of Directors have no financial and/or
family relation (until second rank, vertically and horizontally) with
the Controlling Shareholders, members of Board of Commissioners
and/or with the other members of Directors, as presented in the
following table:
The Directors did not have any financial and family relation as well
as stock ownership with the controlling shareholders (CS), members
of Board of Commissioners and with the other members of Directors
and this was in compliance to the applying regulation. In the
situation, the Directors could act more independently in running
the duties and responsibilities as well as could avoid conflict of
interest.
Related to the stock ownership, during the year of 2012, members
of the Directors did not own 5% (five percent) stocks or more than
the paid-in capital of the Bank. The situation also applies in the
other bank and other companies having business locations in the
country and abroad, as explained below:
71Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Nama
Names
Kepemilikan Saham Anggota Direksi Bank Sebesar 5% atau Lebih dari Modal
Disetor di Bank dan/atau di Bank Lain dan/atau di Perusahaan Lain Dalam/Luar
Negeri/
Members of BSS Directors’ Stock Ownership as much as 5% or more than the Paid-in
Capital in BSS and/or other Bank and/or in the Companies in/outside the Country
Ada/Tidak Ada
Yes/No
Keterangan (Jika Ada)
Remark (If Any)
Jenis Saham yang Dimiliki/
Types of Stocks Owned
Jumlah Saham yang
Dimiliki /
Total Stocks Owned
Indra W. Supriadi
Direktur Utama/President DirectorTidak ada/ No - -
Agresius R. Kadiaman
Direktur/DirectorTidak ada/ No - -
Nyoman W. Artha
Direktur Kepatuhan/Director of ComplianceTidak ada/ No - -
Ganda R. Rusli
Direktur /DirectorTidak ada/ No - -
Tidak terdapat anggota Direksi yang memilki saham pada Perusahaan
sehingga kondisi tersebut lebih baik dari ketentuan dimana masih
memperbolehkan anggota Direksi untuk memilki saham tidak
lebih dari 5% dari modal disetor. Hal ini membuat Direksi lebih
independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta
dapat menghindari terjadinya conflict of interest.
Tugas dan TanggungjawabTugas dan tanggungjawab Direksi telah ditetapkan di dalam
Pedoman Kerja Direksi yang telah sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direksi bertanggungjawab penuh atas terselenggaranya seluruh
kegiatan operasional Perusahaan. Dalam melakukan tugas-tugas
pengelolaan, Direksi wajib mengelola kegiatan bisnis agar mencapai
visi dan misinya. Direksi wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugasnya dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Untuk membantu efektifitas pelaksanaan tugas-tugasnya, Direksi
telah membentuk 4 (empat) Komite, yaitu Komite Manajemen
Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Pengarah Teknologi
Informasi dan Komite ALCO.
None of the Directors’ members owns stocks in the Bank, and the
situation is much better than the policy which allows members
of the Directors to own not more than 5% stake of the total paid-
in capital of the Bank. This positions the Directors more independently
in carrying out their duties and responsibilities and could help
avoid such conflict of interest.
Role and Responsibilities
The role and responsibilities of the Directors is outlined in the
Bank’s Manual which has been adjusted to the Company’s Article
of association and the applying regulations. The Directors is fully
responsible for the whole operation of the Company. In performing
the operational tasks, Directors must manage the business activities
so that the Company can reach vision and mission. The Directors
shall present the accountability report of its duty implementation
to General Meeting of Shareholders (GMS).
To deliver effective duty implementation, the Directors shall
establish 4 (four) Committees which are: Risk Management
Committee, Credit Policy Committee, Information Technology
Management Committee and ALCO Committee.
72 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Frekuensi Rapat Direksi
Selama tahun 2012, Direksi telah melakukan rapat sebanyak 21
kali yang diuraikan dalam tabel di bawah ini:
NoNama
NamesTotal Meeting
Frekuensi Kehadiran
Frequency of
Attendance
Persentase Kahadiran
Percentage of
Attendance
1 Indra Wijaya Supriyadi - Direktur Utama/President Director 21 21 100%
2 Agresius Robajanto Kadiaman – Direktur/Director 21 21 100%
3 Ganda Rahaja Rusli – Direktur /Director *) 21 8 38%
4 Nyoman Wenten Artha – Direktur Kepatuhan/Director of Compliance 21 21 100%
*) Baru bergabung menjadi Direktur pada bulan Juli 2012
Pelatihan Untuk Peningkatan Kompetensi
Untuk peningkatan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi,
selama tahun 2012 telah dilakukan pelatihan sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris
Sejak bulan Mei mengikuti BSMR training untuk level I dan II.
b. Direksi
Pada bulan April : Transformer.
Pada bulan Mei : FKDKP
Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi mendapatkan
kompensasi atas kinerja profesionalnya dalam melakukan pengawasan
dan pengelolaan Perusahaan sesuai yang ditentukan dalam
Anggaran Dasar. Pada tahun 2012, Perusahaan telah memberikan
kompensasi berupa remunerasi dan fasilitas lainnya dalam bentuk
natura sebesar Rp551,9 juta kepada Dewan Komisaris dan Rp6,16
miliar kepada Direksi
KOMITE-KOMITEKomite yang bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris Perusahan memiliki 3 (tiga) komite yang bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi.
Komite Audit
Anggota Komite Audit yang paling kurang terdiri dari seorang
Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang
keuangan atau akuntansi dan seorang pihak independen yang
ahli di bidang hukum atau perbankan.
Komite ini bertugas membantu Dewan Komisaris dengan melakukan
pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit
termasuk memantau tindak lanjut hasil temuan audit dalam rangka
Frequency of Attendance at Meetings of the DirectorsDuring 2012, the Directors held 21 meetings as presented in the
following table:
*) Recently Joined as Director in July 2012
Trainings for Competence
To improve the competence of the Board of Commissioners and
the Directors, during 2012, the Bank conducted the following
trainings:
a. Board of Commissioners
They joined in training on BSMR in May (level I dan II).
b. Board of Directors
Training on Transformer in April.
Training on FKDKP in May.
Remuneration Policy Package for Board of Commissioners and DirectorsAll members of Board of Commissioners and the Directors of the
Bank are entitled to compensation package for their professional
performance in doing the monitoring and management of the
Bank according to the Article of the Association. In 2012, the Bank
had a paid a compensation package consisting of remuneration
and the other facilities amounting to Rp551.9 million to the Board
of Commissioners and Rp6.16 billion to the Directors.
THE COMMITTEESCommittees that are responsible to Board of Commissioners The Company has 3 Committees which are responsible to the
Board of Commissioners, namely: the Audit Committee, Risk
Monitoring Committee, and Nomination and Remuneration
Committee.
The Audit Committee
Members of the Audit Committee consist of an Independent
Commissioner, an Independent financial or accounting professional
and an independent legal or banking professional.
The Committee is to give assistance to Board of Commissioners
in term of monitoring and evaluating the audit plan and the
implementation including monitoring the follow-ups to the audit
73Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan, serta memberikan rekomendasi
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Audit
juga melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern.
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
dengan standar audit yang berlaku.
c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang
berlaku.
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan
Kerja Audit Intern, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank
Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris.
Seluruh Anggota Komite Audit Perusahaan memiliki keahlian sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat Keputusan
tanggal 26 September 2012, Anggota Komite Audit Bank terdiri
dari :
Ketua/Komisaris Independen : Adiwarman Azwar Karim.
Anggota/Pihak Independen : Jus Rustian
Anggota/Pihak Independen : Herwin Kurniawan.
Susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:
Nama/NameSK Pengangkatan/
Letter of AppointmentBidang Keahlian/Expertise Jabatan/Position
Adiwarman Azwar Karim Skep. 007/BSS/DIR/V/2012 Perbankan/Banking Ketua/Chairman
Jus Rustian Skep. 007/BSS/DIR/V/2012 Keuangan/Finance Anggota/Member
Herwin Kurniawan Skep. 007/BSS/DIR/V/2012 Audit/Auditing Anggota/Member
Selama tahun 2012, Komite Audit secara umum telah melaksanakan
tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan
Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi:
Memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan
audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka
menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan;
Melakukan evaluasi terhadap:
pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI);
kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) dengan standar audit yang berlaku;
kesesuaian Laporan Keuangan dengan standar akuntansi
yang berlaku; dan
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan
audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank
Indonesia, auditor intern, dan/atau auditor ekstern, guna
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris; serta
findings in assessing the adequacy of the internal control including
the adequacy of financial reporting process, as well as giving
recommendation to Board of Commissioners regarding the
appointment of the Public Accountant and Public Accountant
Firm, which shall be submitted to GMS. The Audit Committee also
monitors and evaluates the following issues:
a. The implementation of Internal Audit Unit’s duties.
b. The conformity of the audit implementation by Public Accountant
Office with the applying audit standards.
c. The compliance of the financial report with the applying
accounting standards.
d. The implementation of follow-ups by the Directors to the
findings of Internal Audit Unit, Public Accountant and supervision
by Bank of Indonesia to provide the recommendations to the
Board of Commissioners.
All members of the Audit Committee of the Company possess
skills as required in the regulation of Bank of Indonesia (BI). Based
on the Decision Letter dated 26 September 2012, the Bank’s Audit
Committee consists of:
Chairman/ Independent Commissioner : Adiwarman Azwar Karim.
Member/ Independent Party : Jus Rustian
Member/ Independent Party : Herwin Kurniawan.
The Structure of the Bank’s Audit Committee is as follows:
During 2012, the Audit Committee completed its tasks in accordance
to the applying rules, namely to assist the Board of Commissioners
in supervisory function, they were:
To monitor and evaluate the audit plan and the implementation
as well as monitor the follow-up to the audit results in a way
to measure the adequacy of the internal control including the
adequacy of financial reporting process;
To evaluate:
The implementation of Internal Audit Unit’s duties;
The compliance of audit implementation by Public
Accountant Firm with the applying audit standards;
The compliance of Financial Report with the applying
accounting standards; and
The follow-up by the Directors to the audit findings and/
or recommendations based in the monitoring results of
Bank of Indonesia, internal auditor, and/or external auditor,
in order to provide recommendations to the Board of
Commissioners; and
74 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan
KAP (Kantor Akuntan Publik) sesuai ketentuan yang berlaku
kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko
Anggota Komite Pemantau Risiko yang paling kurang terdiri dari
seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di
bidang keuangan dan seorang pihak Independen yang ahli di
bidang manajemen risiko.
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mengevaluasi kesesuaian kebijakan dengan pelaksanaan
manajemen Risiko.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan kerja Manajemen Risiko.
Susunan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
Nama/NameSK Pengangkatan/
Letter of Appointment
Bidang Keahlian/
ExpertiseJabatan/Position
Boediarto Soetrisno Judo Skep. 008/BSS/DIR/V/2012 Perbankan/BankingKetua/Komisaris Independent
/Independent Commissioner
Arsono Putranto Skep. 008/BSS/DIR/V/2012 Keuangan/Finance Komisaris/Commissioner
Herwin Kurniawan Skep. 008/BSS/DIR/V/2012 Audit/Auditing Pihak Independen/Independent Party
Jus Rustian Skep. 008/BSS/DIR/V/2012 Keuangan/Fianance Pihak Independen/Independent Party
Selama tahun 2012, Komite Manajemen Risiko secara umum telah
melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu
membantu Dewan Komisaris dalam hal-hal berikut:
Melakukan evaluasi tentang kebijakan manajemen risiko;
Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;
dan
Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen
Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Sesuai surat ketetapan tanggal 26 September 2012, Komite
Pemantau Risiko Bank terdiri dari :
Ketua/Komisaris Independent/Independent Commissioner : Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris/Commissioner : Arsono Putranto
Pihak Indenpenden/Independent Party : Herwin Kurniawan
Pihak Independen/Independent Party : Jus Rustian
To give recommendations to the GMS through Board of
Commissioners for the appointment of Public Accountant and
Public Accountant Firm according to the applying regulations.
Risk Monitoring Committee
The members of Risk Monitoring Committee consist of an
Independent Commissioner, an Independent expert in the financial
sector and an Independent expert in risk management.
The duties and responsibilities of the Risk Monitoring Committee
are to provide recommendations to the Board of Commissioners
through the followings:
Assessment against the policy compliance with the
implementation of risk management.
Monitoring and evaluation of the duty performance of Risk
Management Committee and Risk Management Unit.
The structure of the Bank’s Risk Monitoring Committee is as follows:
During 2012, the Risk Monitoring Committee in general executed
the duties according to the regulation, that was, to assist the Board
of Commissioners in the following activities:
To evaluate the risk management policy;
To evaluate the compliance of risk management policy and
the policy implementation; and
To evaluate the duty implementation of Risk Management
Committee and Risk Management Unit, in order to provide
recommendations to the Board of Commissioners.
Based on decree, 26 September 2012, The Risk Monitoring Committee
consist of:
75Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komite Remunerasi dan Nominasi
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri
dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang
Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia atau
seorang perwakilan pegawai.
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
Nama/NameSK Pengangkatan/
Letter of AppointmentBidang Keahlian/Expertise Jabatan/Position
Adiwarman A. Karim Skep. 009/BSS/DIR/V/2012 Perbankan/BankingKomisaris Independen/Independent
Commisioner
Budi S.Halim Skep. 009/BSS/DIR/V/2012 Keuangan/Finance Komisaris Utama/President Commisioner
Kepala SDM Skep. 009/BSS/DIR/V/2012 SDM/Human Capital Anggota/Member
Dalam kaitan dengan remunerasi, komite bertugas membantu
Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan
memberikan rekomendasi mengenai kebijakan remunerasi untuk
Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Dalam kaitan dengan nominasi, komite bertugas yaitu menyusun
dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
Serta memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada RUPS, dan memberikan rekomendasi mengenai Pihak
Independen yang akan menjadi anggota Komite.
Sesuai Surat Keputusan tanggal 25 Mei 2012, Komite Remunerasi
dan Nominasi Bank terdiri dari :
Komisaris Independen : Adiwarman A. Karim
Komisaris Utama : Budi S. Halim
Anggota : Kepala SDM
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dilakukan secara berkala
sesuai kebutuhan. Selama semester II tahun 2012 , telah dilakukan
5 kali rapat, seluruhnya mencapai korum, yaitu tanggal 27 Juni
2012, 23 Juli 2012, 30 Agustus 2012, 27 September 2012, dan 29
November 2012
Nomination and Remuneration Committee
Members of the Nomination and Remuneration Committee consist
of an Independent Commissioner, a Commissioner and an Executive
that leads human resources or an employee representative.
The structure of the Bank’s Nomination and Remuneration Committee
is as follows:
Related to the remuneration, the Committee is assigned to help
the Board of Commissioners to evaluate the policies and
recommendations about the remuneration policy for Board of
Commissioners, Directors, the Executives and employees to be
further submitted to the Directors.
Related to the nomination task, the Committee is responsible for
formulating and giving recommendation on system and procedures
for selection process of the members of Board of Commissioners
and Directors to the Board of Commissioners to be further submitted
to GMS, as well as providing recommendations on the member
candidates for the Board of Commissioners and Directors, to the
Board of Commissioners to be further submitted to the GMS and
recommendations on the Independent Party which will serve as
the Committee members.
Based on decree, 25 May 2012, The Nomination and Remuneration
Committee consist of:
Independent Commisioner : Adiwarman A. Karim
President Commisioner : Budi S. Halim
Member : Head of Human Capital
The Meeting of Nomination and Remuneration Committee is
carried out as necessary and in periodical basis. During second
half of 2012, the Committee held 5 meetings, and all reached
quorum, namely on 27 June 2012, 23 July 2012, 30 August 2012,
27 September 2012, and 29 November 2012.
76 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komite-Komite yang bertanggungjawab kepada Direksi
Komite Manajemen Risiko
Komite ini bertugas membantu Direksi menyusun kebijakan dan
strategi manajemen risiko serta perubahannya termasuk perencanaan
keadaan darurat untuk mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan usaha maupun kondisi eksternal, memperbaiki/
menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan
secara berkala dan insidentil akibat perubahan kondisi eksternal
dan internal yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil
risiko serta efektivitas terhadap penerapannya, memberikan
pembenaran (justification) yang tepat atas hal-hal yang terkait
keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal atau
pengambilan posisi/ekposur risiko yang melampaui batas yang
telah ditetapkan. Justifikasi disampaikan dalam bentuk rekomendasi
kepada Direktur Utama berdasarkan pertimbangan bisnis dan hasil
analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha tertentu.
Susunan Komite Manajemen Risiko terdiri dari anggota tetap dan
anggota tidak tetap sebagai berikut :
a. Anggota Tetap :
1. Direktur Perkreditan dan Collection
2. Direktur Keuangan dan Operasi
3. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
4. Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
5. Kepala Operasi
6. Kepala Treasury
7. Kepala Sales & Distribution
b. Anggota Tidak Tetap :
Pimpinan Bagian/Departemen/Unit Kerja
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) berfungsi memberikan masukan
kepada Direksi dalam penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank
(KPB) terutama perumusan prinsip kehati-hatian, melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan KPB dan merumuskan
pemecahan jika ada hambatan/kendala, melakukan kajian berkala
terhadap KPB serta memberikan saran kepada Direksi jika diperlukan
perubahan/perbaikan KPB. Dalam melaksanakan fungsinya KKP
melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan/triwulanan.
KKP juga melakukan pemantauan dan mengevaluasi :
a. Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara
keseluruhan.
b. Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus kredit.
Committees that are responsible to the Directors
Risk Management Committee
This Committee is assigned to assist the Directors in formulating
risk management policy and strategies as well as the adjustments
including the contingency plan for anticipating any business
dynamics as well as external changes, improving the risk management
implementation in periodical and incidental basis due to external
and internal changes that have impact on the capital adequacy,
risk profile and the effectiveness of the implementation, providing
justification over business decisions that violate the normal
procedures or positioning/risk exposure that exceeds the agreed
limit. Justification is stated in the form of recommendations to the
President Director based on business consideration and analytical
results relating to the certain transactions or business activities.
The structure of Risk Management Committee consists of permanent
and temporary members, which are:
a. Permanent Members:
1. Director of Credit and Collection
2. Director of Finance and Operation
3. Director of Compliance and Risk Management
4. Head of Risk Management Unit
5. Head of Operation
6. Head of Treasury
7. Head of Sales & Distribution
b. Temporary Members:
Division/Department/Unit Heads
Credit Policy Committee (CPC)
The Credit Policy Committee (CPC) functions to give advice to the
Directors in formulating the Bank’s Credit Policy (BCP) particularly
in formulating the prudence principle, monitoring the BCP
implementation and formulating solutions to any problems,
conducting periodical review against the BCP and providing advice
to the Directors if necessary regarding any adjustments/improvements
in CPC. While carrying out the function, CPC holds at least 1 (one)
meeting in 3 (three) months.
CPC also monitors and evaluates:
a. The development and quality of credit portfolios across all
aspects.
b. The proper implementation of authorities to give credit approval.
77Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
c. Kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas
kredit yang diberikan kepada Pihak Yang Terkait dengan Bank
dan debitur-debitur besar tertentu.
d. Kebenaran pelaksanaan ketentuan Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK).
e. Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan
peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit.
f. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan
dalam KPB.
g. Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan
penghapusan kredit.
Susunan Keanggotaan Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) :
Ketua
(merangkap anggota)Direktur Utama
Sekretaris
(merangkap anggota)Direktur Perkreditan dan Collection
Anggota Direktur Keuangan dan Operasional
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Kepala Sales & Distribution
Kepala SKMR
Kepala Treasury
Kepala Kredit Inisiasi
Komite ALCO
Komite ALCO berfungsi melakukan pengendalian risiko suku bunga
dan risiko likuiditas, melakukan analisa atas dana pihak ketiga (DPK)
serta melakukan fungsi anggaran. Komite juga membantu melakukan
kajian penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan
bahwa pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman
dana, meminimalkan biaya dana serta memelihara struktur neraca
Bank. Komite juga bertanggungjawab menyampaikan informasi
kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan dan
peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan asset
liability manajemen. Komite ALCO melakukan rapat secara rutin
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 bulan.
Susunan Keanggotaan Komite ALCO :
Ketua
(merangkap anggota)Direktur Utama.
Sekretaris
(merangkap anggota)Kepala Treasury
Anggota Direktur Keuangan dan Operasional
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Direktur Perkreditan dan Collection
Kepala Sales & Distribution
c. The proper process of disbursement, development and credit
given to Related Parties with the Bank and big debtors.
d. The proper implementation of regulation on Maximum Loan
Disbursement Limit.
e. Compliance against the other laws and regulations in giving
credit approval.
f. Settlement to non-performing loans as required in BCP.
g. The Bank’s effort in fulfilling the adequate provision for credit
write-off.
The Structure of Credit Policy Committee (CPC) :
Chairman
(also member)President Director.
Secretary
(also member)Director of Credit and Collection
Members Director of Finance and Operation
Director of Compliance and Risk Management
Head of Sales & Distribution
Head of SKMR
Head of Treasury
Head of Initiation Credit
ALCO Committee
The AlCO Committee is responsible for controlling the risk of
interest rate and risk of liquidity, doing analysis over third party
fund, and budgeting function. The Committee also gives assistance
to the pricing review of the assets and liabilities to ensure that the
pricing can optimize the return of investment, minimize the cost
of fund and maintain the structure of the Bank’s balance sheet.
The Committee is also responsible for delivering information to
the Directors about each development of related rules and
regulations influencing the strategies and policies on the
management of asset liability. The ALCO Committee holds a regular
meeting once in a month.
The Structure of ALCO Committee:
Chairman
(also member)President Director
Secretary
(also member)Head of Treasury
Members Director of Finance and Operation
Director of Compliance and Risk Management
Director of Credit and Collection
Head of Sales & Distribution
78 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Komite ini membantu Direksi merumuskan rencana strategis
pengembangan teknologi sistem informasi yang sesuai dengan
rencana strategis Perusahaan, serta memastikan kemanfaatan
implementasinya dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasional
serta mutu pelayanan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian dan berbagai aspek manajemen risiko.
Susunan Keanggotaan Komite Pengarah Teknologi Informasi :
Ketua
(merangkap anggota)Direktur Keuangan dan Operasi.
Sekretaris
(merangkap anggota)Kepala Teknologi Informasi
Anggota Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Kepala Operasional
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
Kepala Admin Pinjaman
Kepala Akunting
Kepala Sistem dan Prosedur
FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN EKSTERN
Fungsi KepatuhanBank Sampoerna telah memiliki Direktur Kepatuhan yang tugas
dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia serta telah dicantumkan dalam kebijakan kepatuhan
yang sudah diperbaharui dan disetujui Direksi per-tanggal 18
Oktober 2012 melalui memo nomor 09/065/MI/SISDUR/X/2012.
Direksi juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dengan
mengisi posisi Kepala Divisi Kepatuhan dan jajarannya.
Selengkapnya tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan di
uraikan sebagai berikut :
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
KepatuhanBank.
Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan
yang akan ditetapkan oleh Direksi.
Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan
digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal
Bank.
Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.
Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi
Kepatuhan.
Information Technology Committee
The Committee assists the Directors to formulate strategic plan
for the development of information technology system that is in
line with the Company’s strategic plan, as well as to ensure the
implementation benefits in enhancing the efficiency in operational
activities as well as service quality with respect to prudence
principles and many aspects of risk management.
The Structure of Information Technology Committee:
Chairman
(also member)Director of Finance and Operation.
Secretary
(also member)Head of Information Technology
Members Director of Compliance and Risk Management
Head of Operation
Head of Risk Management Unit
Head of Compliance Unit
Head of Loan Administration
Head of Accounting
Head of System and Procedures
COMPLIANCE, INTERNAL AND EXTERNAL AUDIT FUNCTION
Compliance FunctionThe Bank appoints a Director of Compliance to fulfil the duties and
responsibilities as required in the regulation of Bank of Indonesia
and stated in the policy of compliance which has been adjusted
and approved by the Directors as per 18 October 2012 through a
memo No. 09/065/MI/SISDUR/X/2012. The Directors also has
established Compliance Unit by appointing a Head of Compliance
Division and its staffs.
The scope of duties and responsibilities of the Director of Compliance
is as follows:
Formulating strategies to build Bank’s Compliance Culture.
Proposing the policy of compliance or compliance principles
to be determined by the Directors.
Determining compliance system and procedures to be used
to formulate Bank’s internal manual and regulation.
To ensure the compliance of the whole policies, regulations,
system, and procedures as well as business activities of the
Bank against the regulation of Bank of Indonesia and the
applying rules.
To minimize the Risk of Compliance of the Bank.
To take any anticipative actions so that the policies and/or
decisions of the Bank’s Directors would not violate the regulation
of Bank of Indonesia and the applying rules.
To carry out other duties relating to the Compliance Function.
79Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Audit InternalPerusahaan telah memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) sebagai
satuan kerja independen yang bertugas membantu manajemen
melakukan pengawasan kegiatan operasional.
Penerapan fungsi audit intern sudah berjalan efektif pada seluruh
aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan Perusahaan dan masyarakat. Bank
Sampoerna saat ini telah memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit intern Bank (SPFAIB) dengan :
a. Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter).
b. Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
c. Menyusun panduan audit intern.
Kelembagaan SKAI independen terhadap Satuan Kerja Operasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dan Dewan Komisaris
memberikan dukungan sepenuhnya kepada SKAI agar dapat
bekerja secara bebas dan obyektif. Guna menjaga independensi
dan obyektivitasnya organisasi SKAI, para personil SKAI tidak
diperkenankan memiliki ikatan hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua baik vertikal maupun horisontal dengan jajaran
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi maupun dengan para
personil diluar SKAI.
Selama tahun 2012, SKAI telah melakukan fungsi pengawasan
secara independen dengan melakukan pemeriksaan pada aspek:
manajeman, perkreditan, operasional, manajemen risiko, IT, RTGS,
SKN dan audit keuangan. Selain itu juga telah dilakukan kontrol
harian atas transaksi yang dilakukan oleh seluruh Kantor Cabang.
Rencana pemeriksaan dituangkan dalam satu Rencana Kerja
Tahunan Audit terhadap unit-unit Kerja/Departemen, Kantor
Cabang dan Capem yang pelaksanaannya diawasi dan dilaporkan
kepada Direktur Utama & Komite Audit.
Melakukan penilaian atas hal-hal sebagai berikut :
1) Kecukupan sistem pengendalian intern yang dilakukan melalui
pemeriksaan terhadap kecukupan dan kemampuan sumber
daya manusia pelaksana, kecukupan atas bukti-bukti pencatatan
yang memadai, kecukupan atas pemberian limit kewenangan
dalam melakukan transaksi, kecukupan atas adanya dual control
dalam setiap transaksi dan kecukupan atas sistem dan prosedur
yang ada.
2) Efektivitas sistem pengendalian intern dilakukan melalui
pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan terhadap prosedur
yang ada (comply to procedure) dan tingkat kehandalan dari
pengendalian intern untuk mencegah timbulnya risiko yang
mungkin terjadi.
3) Kualitas kinerja dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
audit berupa penilaian terhadap asset quality dan kinerja
cabang.
Internal AuditThe Company has established Internal Audit Unit (IAU) as an
independent working unit that is responsible for assisting the
management in monitoring the operational activities.
The internal audit function has been effectively implemented
across all aspects and activities which directly impact on the interest
of the Bank and the public. The Bank currently has applied Standard
for the Implementation of the Bank’s Internal Audit (SIBIA) by:
a. Formulating the Internal Audit Charter.
b. Establishing Internal Audit Unit (IAU).
c. Formulating internal audit guidelines.
IAU acts independently against Operational Units. While performing
the duties, Directors and the Board of Commissioners fully support
the IAU in order to carry out the duties with freedom and objectively.
To ensure its independency and objectivity in IAU organization,
the unit personnel are not allowed to have family relation until
second rank, vertically and horizontally with the Shareholders,
Board of Commissioners, Directors as well as personnel beyond
the IAU.
During 2012, IAU performed the supervisory function independently
by reviewing the following aspects: management, credit, operation,
risk management, IT, RTGS, SKN and finance audit. Adding to that,
the Bank has implemented daily control over transactions at all
Branch Offices. The review plan is included in the Annual Audit
Work Plan for units/departments, branch offices and supporting
branches, whose implementation will be monitored and reported
to the Management.
The Unit is also assigned to assess the following issues:
1) The adequacy of the bank’s internal control system through
the assessment over the adequacy and competence of the
operating human resources, adequacy of the reporting records,
adequacy of giving the authorization limit in doing transactions,
adequacy of the implementation of dual control in each
transaction and adequacy of the existing system and procedure.
2) The effective internal control system is completed through
review over the compliance to procedure and the reliability
of the internal control to anticipate the risk potential.
3) The performance quality is reviewed in line with the audit
implementation in the form of assessment over asset quality
and the branch performance.
80 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Efektivitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap
SPFAIB dilakukan oleh pihak eksternal secara berkala setiap 3 (tiga)
tahun. Kaji ulang terakhir dilakukan pada bulan Mei 2011 oleh KAP
Weddie Adriyanto & Rekan dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia.
Akuntan PublikPerusahaan bekerjasama dengan Akuntan Publik Independen
untuk menjaga integritas Laporan Keuangan Tahunannya. Penunjukan
dilakukan berdasarkan RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Untuk
tahun 2012 Perusahaan menunjuk Kantor Akuntan Publik Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ). Penunjukkan KAP AAJ
disertai legalitas perjanjian kerja No. 0410912/DSN/103/EL tertanggal
18 September 2012.
MANAJEMEN RISIKOPenerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada Kebijakan
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang disusun berdasarkan
PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/
PBI/2009 dan Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP perihal Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
Penerapan manajemen risiko merupakan suatu proses yang
meliputi kegiatan: identifikasi, pengukuran, pengendalian dan
pemantauan risiko yang mencakup hal-hal sebagai berikut
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Kecukupan kebijakan , prosedur dan penetapan limit.
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta informasi manajemen risiko.
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Penerapan manajemen risiko juga mencakup: pengelolaan risiko
produk dan aktivitas baru.
Perusahaan secara terus menerus juga mengupayakan peningkatan
kemampuan, penyempurnaan kebijakan dan prosedur, melakukan
pengembangan teknologi pendukung, serta memperketat sistem
pengendalian intern. Selain itu, Perusahaan juga telah membentuk
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang
independen terhadap satuan kerja operasional maupun Satuan
Kerja Audit Intern (“SKAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara
keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir
dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
Dengan kelengkapan sistem dan komitmen tinggi terhadap
pengendalian risiko serta identifikasi yang ditindaklanjuti strategi
antisipasi, diharapkan Perusahaan mampu memberikan rasa aman
kepada setiap nasabah karena jaminan keberlangsungan usaha.
The effective duty performance of the IAU and its compliance
against SIBIA is reviewed by the external party in every 3 (three)
year. The latest review was completed in May 2011 by Public
Accountant Office of Weddie Adriyanto & partners and was reported
to Bank of Indonesia.
The Public AccountantThe Company cooperated with the Independent Public Accountant
to maintain the integrity of the Annual Financial Statements. The
appointment was based on the GMS and recommendations of
the Audit Committee. In 2012, the Company appointed the Public
Accountant Firm of Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP
AAJ). The appointment of KAP AAJ was completed with the legalized
working agreement No. 0410912/DSN/103/EL dated 18 September
2012.
RISK MANAGEMENT The implementation of risk management refers to the Policy of
Risk Management Guidelines which refers to the PBI No. 5/8/
PBI/2003 about the Implementation of Risk Management in General
Bank juncto PBI No.11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Bank of
Indonesia No. 5/21/DPNP about Implementation of Risk Management
in General Bank juncto BI Circular Letter No13/23/DPNP dated 25
October 2011.
The implementation of risk management in the Bank includes
several activities: risk identification, measurement, controlling and
monitoring the following issues:
a. Active monitoring against the Board of Commissioners and
Directors.
b. Adequacy of policy, procedures and limit determination.
c. Adequate process of risk identification, measurement, monitoring
and control as well as information of risk management.
d. Internal control system across all aspects.
The implementation of risk management in the Bank also includes:
risk management over new products and activities.
The Company consistently improves the capacity, completes the
procedures and policies, develop the supporting technology, as
well as tightening the internal control system. Besides, the Bank
has also established Risk Management Committee and Risk
Management Unit which act independently to operational units
as well as Internal Audit Unit (IAU) with expectation that the whole
risk management process can be conducted integrated, well
coordinated and sustainable to boost the Bank’s performance.
With complete system and high commitment to risk control and
identification as well as anticipative strategies, Bank is expected
to be able to promote security and safety to the customers since
we guarantee the business continuity.
81Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Profi l RisikoBank Sampoerna juga telah membuat profil risiko yang secara
garis besar dapat memetakan aktivitas yang memiliki risiko maupun
potensi risiko yang dapat menggangu kelangsungan usaha
Perusahaan.
Perusahaan telah membentuk struktur organisasi manajemen
risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi
mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko
dasar dan menetapkan pedoman kebijakan risiko.
Pada tahun 2012, Bank Sampoerna telah melakukan beberapa
upaya pengendalian risiko terhadap 8 (delapan) jenis risiko yang
dikelola yang dijelaskan sebagai berikut :
(1) Risiko Kredit
Dalam pengelolaan risiko kredit, difokuskan pada beberapa unsur
utama yang meliputi: sumber daya yang sadar risiko, kebijakan
dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati-
hatian, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang
oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran
risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi yang lengkap
serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga
kualitas kredit. Perusahaan juga melakukan pengawasan secara
berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi
risiko kredit yang mungkin timbul sehingga dapat melakukan
langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian yang efektif
dan efisien.
Risiko kredit secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”
dengan perbaikan kualitas kredit akibat penurunan rasio Non
Performing Loan (NPL) Bank sebagai dampak pelunasan kredit
bermasalah, serta penyaluran kredit melalui kredit kerjasama
pembiayaan oleh Bank dengan koperasi, multifinance dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
(2) Risiko Pasar
Perusahaan melakukan pengukuran risiko suku bunga dengan
metodologi yang dapat mengidentifikasi risiko suku bunga dari
portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap perusahaan.
Selain itu penghimpunan dana perusahaan selalu dikaitkan dengan
kemampuan penyalurannya sambil mengupayakan tidak terjadinya
negative interest gap, sehingga net interest margin yang diperoleh
selalu dalam kondisi positif dan risiko tingkat suku bunga dapat
di tekan seminimal mungkin.
Risk Profi leThe Bank has also made a risk profile that in general an help map
the risky activities and the risk potentials possibly hampering the
business continuity of the Bank.
The Bank has established a centralized and independent
organizational structure of risk management which carries the
function of identifying, measuring, monitoring and managing the
basic risks and determining the risk policy guidelines.
In 2012, the Bank had taken some risk management efforts against
8 (eight) types of managed risks, namely:
(1) Credit Risk
In managing the credit risk, the Bank focused on several major
factors, they were, risk sources that were aware of the credit risk,
policies and procedures with respect to the prudence principles,
transparent and staged credit approval process by the Credit
Committee, criteria and clear risk indicators, fair risk distribution,
complete administration and documentation as well as continuous
credit monitoring to ensure the credit quality. The Bank also held
sustainable monitoring to identify earlier the credit risk potential
so as to be able to prepare the effective and efficient anticipative
steps and solutions.
The credit risk in composite score was considered “low to moderate”
with the improvement on the credit quality due to the impact of
decreasing ratio of Non-Performing Loan (NPL) of the Bank following
the settlement of non performing loans, as well as loan disbursement
through joint financing between the Bank and the cooperative,
multifinance and Rural Credit Bank.
(2) Market Risk
The Bank has measured the interest rate ratio using methodology
that would help identify interest rate from interest-sensitive asset
portfolios and liabilities as well as determined the risk potential to
the bank. Adding to that, the fund collection always relates to the
ability to disburse the loans while avoiding the negative interest
gap to obtain positive net interest margin and minimize the interest
rate risk.
82 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Risiko pasar secara komposit dinilai ”rendah”, permodalan cukup
untuk menutupi potensi kerugian akibat fluktuasi suku bunga
dengan struktur aset dan kewajiban tidak sensitif terhadap perubahan
suku bunga.
(3) Risiko Likuiditas
Perusahaan melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan
kepada nasabah penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas
jumlah simpanan, kebijakan penempatan dana pada instrumen
yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan dan
pemantauan likuiditas secara harian serta evaluasi posisi likuiditas
melalui rapat Aset Liability Committee (“ALCO”), secara rutin.
Risiko Likuiditas secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”.
Adanya perubahan parameter berdampak pada terjadinya perbedaan
penilaian dibandingkan periode sebelumnya. Rasio net cash flow
terhadap dana pihak ketiga berada pada kisaran 8.85-9.30% yang
mencerminkan pemeliharaan likuiditas yang cukup memadai
untuk membiayai operasional dan pemenuhan Giro Wajib Minimum
(GWM).
(4) Risiko Operasional
Peningkatan risiko operasional diantaranya disebabkan tingginya
turnover karyawan akibat proses akuisisi dan pembenahan organisasi.
Untuk meminimalkan terhambatnya pelayanan nasabah sebagai
akibat proses tersebut, perusahaan meningkatkan fungsi kontrol
dalam pemrosesan transaksi dengan menerapkan prosedur yang
menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan
penyesuaian metode akuntansi sesuai standar yang berlaku,
memelihara arsip dengan tertib, mengamankan akses terhadap
aset dan data serta mengefektifkan fungsi Satuan Kerja Audit
Intern(“SKAI”)
Risiko operasional secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”,
masih terdapat kelemahan dan pelanggaran prosedur operasional
yang dapat menimbulkan potensi kerugian. Pada aktivitas fungsional
SDM turn overnya masih melebihi rasio 5%.
(5) Risiko Hukum
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan mendokumentasikan,
mengelola kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir
kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari
pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan ketentuan hukum.
Risiko hukum secara komposit “rendah menuju sedang”, risiko
hukum tergolong rendah selama waktu tertentu dimasa mendatang,
namun perlu menjadi fokus manajemen.
Market risk in composite score was considered ‘low’ yet the Bank’s
capital was adequate to cover the loss potential due to the
fluctuation in interest rate with the structure of assets and liabilities
that were not sensitive to the interest rate change.
(3) Liquidity Risk
The Bank upgrades the quality of service to the saving customers
to secure the stability and continuity in term of total saving, policy
of placement in the safe and liquid instrument, contingency funding
plan policy and daily monitoring on liquidity and evaluation over
liquidity position through regular meeting of Asset Liability
Committee (“ALCO”).
Liquidity Risk in composite score was considered ‘Low to moderate].
The change in parameter had triggered the difference of values
compared to previous period. The net cash flow ratio against the
third party fund stayed within 8.85-9.30%, reflecting the adequate
management of the Bank’s liquidity used to finance the operation
and Minimum Reserve Requirement.
(4) Operational Risk
Among the reasons for the increasing operational risk was due to
the higher turnover of the employees following the acquisition
process and organizational restructuring. To anticipate problems
in serving the customers due to the process, the Bank enhances
the control function in the transaction process by applying the
procedures that guarantee time accuracy in the settlement of
transactions, adjusting the accounting methods according to the
applying standards, securing the archive administration, securing
the access to assets and data while ensuring the effective function
of the Internal Audit Unit (“IAU”).
The operational risk in composite score was considered “low to
moderate”, still showed weaknesses and violation against the
operational procedures possibly triggering loss potential. In term
of HR functional activity, the turnover still exceeded the ratio of 5%.
(5) Legal Risk
The legal risk is managed by documenting, managing the
completeness and authorization of the documents, minimizing
the loss/costs relating to the legal claims, and avoiding the violation
against banking regulation and laws.
Legal risk in composite score was considered “low to moderate’.
The Bank’s legal risk was considered low for certain period of time
in the future yet it still needed the management’s attention.
83Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(6) Risiko Reputasi
Risiko inheren meningkat sebagai dampak belum optimalnya
pelayanan nasabah yang disebabkan keterbatasan sumber daya
dan infrastruktur. Perusahaan meresponnya dengan melakukan
upaya perbaikan melalui peningkatan keahlian dan rekrutmen
tenaga-tenaga profesional. Perusahaan juga aktif merespon publikasi
negatif yang berpotensi merugikan reputasi perusahaan.
Risiko reputasi secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”,
tidak ditemukan publikasi negatif, pelanggaran etika bisnis.
Perusahaan senantiasa memperhatikan dan mengupayakan agar
kesalahan/ pelanggaran terhadap ketentuan dapat diminimalisir.
(7) Risiko Strategis
Pencapaian budget tidak tercapai khususnya pada pos laba bersih
akibat adanya pos laba tahun berjalan yang diperuntukan untuk
membentuk CPKN atas kredit yang bermasalah, serta investasi
dibidang SDM dan Infrastruktur. Perusahaan melakukan pengelolaan
atas risiko ini dengan mengoptimalkan kinerja dan melakukan
pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) sambil
melakukan penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan
eksternal.
Risiko strategik secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”,
relatif sama dengan periode sebelumnya dimana dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong rendah selama
periode waktu tertentu dimasa yanga akan datang namun perlu
menjadi fokus manajemen.
(8) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan diantisipasi dengan sesegera mungkin membangun
organisasi, infrastruktur dan melengkapi SDM pada pos-pos strategis
yang belum terisi, termasuk pembentukan komite-komite dengan
kelengkapannya.
Risiko kepatuhan secara komposit dinilai ‘’sedang”, dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong cukup tinggi
selama periode waktu tertentu di masa mendatang.
(6) Reputation Risk
The inherent risk increased as the impact from the less optimum
service to the customers due to limitation of sources and infrastructure.
The Bank responded to the risk by launching several improvement
programs through skill enhancement and recruitment of professional
staffs. The Bank also actively responded to the negative publications
that adversely hit the Bank’s reputation.
Reputation risk in composite score was considered “low to moderate’.
There was not negative publication against the Bank, and no ethical
violation. The Bank consistently put attention and minimized the
regulatory mistakes/violation.
(7) Strategic Risk
The budget missed the target particularly in term of net income
as the earnings of the current year was utilized to establish CPKN
over non-performing loan, as well as to invest in HR and infrastructure.
The Bank managed the risk by optimizing the performance and
monitoring against the realization of the Bank’s Business Plan while
making some adjustments to the policies and procedures against
the external changes.
Strategic risk in composite score was considered “low to moderate’,
and was relatively the same with the previous period, in which by
considering the business activities of the Bank, the loss potential
was probably low for the certain period of time in the future yet
it still needed management’s attention.
(8) Compliance Risk
The Bank’s compliance risk could be anticipated by building organs,
infrastructure, and completing the need for the human resources
in the unfilled strategic posts, including by establishing the
Committees and its supporting elements.
Compliance risk in composite score was considered “moderate”.
By taking into account the business activities of the Bank, the risk
potential could be intense for the certain period of time in the
future.
84 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
DISCLOSURE OF OTHER FACTS RELATING TO GCG IMPLEMENTATION
a. GMS had determined the Remuneration Package and other facilities for the Board of Commissioners and Directors as follows :
*) In Rupiah equivalent.
**) Remuneration for Sri Budjono still calculated until 25 July 2012
***) 2 (two) Board of Commissioner members are assigned by PT Sampoerna Investama.
Total remuneration for members of Board of Commissioners and
Directors in the period of 2012, in term of salaries, is explained in
the following table:
*) receive in the form of cash (non-natura)
**) Remuneration for Sri Budjono still calculated until 25 July 2012
***) 2 (two) Board of Commissioner members are assigned by PT Sampoerna Investama.
PENGUNGKAPAN DATA-DATA LAIN YANG TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN GCG
a. Remunerasi dan Fasilitas Lainnya (Remuneration Package) yang Ditetapkan RUPS Bagi Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lainnya
Types of Remuneration and Other Facilities
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (Tahun 2012)
Total Packages Received in 1 Year (the Year of 2012)
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Directors
Jumlah Orang
Total Members
Miliar Rupiah
In Billion Rupiah
Jumlah Orang**
Total Members
Miliar Rupiah
In Billion Rupiah
1. Remunerasi/Remuneration 2 0.54 5 5,94
2. Fasilitas lainnya/Other Facilities*):
a. yang dapat dimiliki/Owned
b. yang tidak dapat dimiliki/Not Owned
2 0.014 5 0.22
Total 2 0.55 5 6.16
*) dinilai dalam ekuivalen Rupiah.
**) remunerasi untuk Bapak Sri Budjono tetap diperhitungkan (sampai 25 Juli 2012)
***) 2 (dua) anggota Dewan Komisaris merupakan penugasan dari PT Sampoerna
Investama.
Jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama
periode tahun 2012 dalam kisaran tingkat penghasilan adalah
sebagaimana tabel berikut:
*) yang diterima dalam bentuk tunai (non-natura)
**) remunerasi untuk Bapak Sri Budjono tetap diperhitungkan (sampai 25 Juli 2012)
***) 2 (dua) anggota Dewan Komisaris merupakan penugasan dari PT Sampoerna
Investama.
Jumlah Remunerasi*) per Orang dalam 1 Tahun
Total Remuneration*) per Person in 1 Year
Jumlah Dewan Komisaris
Total Members of Board of
Commissioners
Jumlah Direksi**
Total Members of Directors
di atas Rp1 miliar
more than Rp1 billion 0 2
di atas Rp500 juta s.d. Rp1 miliar
between Rp500 million and Rp1 billion0 2
Rp 500 juta kebawah
Rp500 million and below4 1
85Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
b. Rasio Gaji Pengungkapan mengenai rasio gaji tertinggi dan gaji terendah
adalah sebagaimana skala perbandingan dalam tabel berikut:
No Uraian/ RemarkRasio Gaji
Salary Ratio
1 Rasio gaji pegawai yang tertinggi terhadap yang terendah
Ratio of the highest salaries of the employees against the lowest ones35,7
2 Rasio gaji Direksi yang tertinggi terhadap yang terendah
Ratio of the highest salaries of the Directors against the lowest ones2,9
3 Rasio gaji Komisaris yang tertinggi terhadap yang terendah
Ratio of the highest salaries of the Board of Commissioners against the lowest ones1,2
4 Rasio gaji Direksi yang tertinggi terhadap gaji pegawai yang tertinggi
Ratio of the highest salaries of the Directors against the highest salaries of the employees3,0
Gaji yang dibandingkan sebagaimana di atas adalah gaji yang
diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai per
bulan.
c. Permasalahan Hukum Selama tahun 2012 terdapat beberapa perkara hukum berupa
gugatan terkait kredit, dimana perkara tersebut sedang dalam
proses penyelesaian di pengadilan, sebagaimana tabel berikut:
Permasalahan Hukum
Legal Issues
Jumlah
Total
Perdata
Civil Law
Pidana
Criminal Law
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)/ Done 1 -
Dalam proses penyelesaian/ In the process of completion 3 -
Total 4 -
d. Jumlah PenyimpanganSelama tahun 2012, tidak terjadi internal fraud. Perusahaan telah
melaksanakan mekanisme anti fraud management sesuai dengan
SE BI No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 tentang penerapan
strategi anti fraud bagi Bank Umum.
Para periode ini, perusahaan telah memiliki dan menerapkan
kebijakan khusus tentang fraud management yang didukung
dengan pembentukan Satuan Kerja Anti Fraud, serta infrastruktur
lainnya berupa ketentuan tentang Whistle Blower dan ketentuan
tentng pengenaan sanksi bagi karyawan yang melakukan fraud.
b. Salary Ratio The information on the highest and lowest salaries is disclosed in
the scale of comparison presented in the following table:
The compared salaries are the salaries received by members of
Board of Commissioners, Directors and employees on monthly
basis.
c. Legal Issues In 2012, there were several legal issue related to lending and
currently is subjected to processed by law, which are:
d. Internal FraudDuring 2012, the Bank did not involve in any fraud cases. The Bank
carried out the mechanism of anti fraud management in line with
BI Circula No. 13/28/DPNP dated 9 December 2011 about the
implementation of anti fraud strategies for General Bank.
During the period, the Bank has already had and applied special
policy about the fraud management which was supported by the
establishment of Anti Fraud Unit, as well as other infrastructure in
the form of regulation on Whistle Blower and on reinforcement
of sanction over employees that were proven to have committed
a fraud.
86 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
e. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Bank telah memiliki kebijakan yang mengatur pemberian kredit
kepada pihak terkait dan nasabah besar. Pihak terkait yang dimaksud
adalah: peminjam (perorangan maupun perusahaan/badan usaha)
atau kelompok peminjam yang memiliki keterkaitan (hubungan
pengendali) dengan bank, baik langsung maupun tidak langsung
dalam hal hubungan kekeluargaan, kepemilikan, kepengurusan
dan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI) mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK). Sedangkan
nasabah besar, yaitu nasabah yang memperoleh kredit dalam
jumlah relatif besar terhadap total portfolio bank. Pada tahun
2012, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan
kepentingan
f. Buy Back Shares dan/atau Buy Back Obligasi Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas buy back
shares dan/atau buy back obligasi. Yang dimaksud dengan buy
back shares atau buy back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah
saham atau obligasi yang telah diterbitkan dengan cara membeli
kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESARDalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan atau penyediaan
dana besar, Bank selalu memperhatikan ketentuan Bank Indonensia
mengenai BMPK dan prinsip kehati-hatian. Hingga saat ini perusahaan
belum pernah melakukan pelanggaran ataupun pelampauan
terhadap ketentuan Bank Indonesia terkait BMPK. Jumlah penyediaan
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar per 31
Desember 2012 adalah Rp14,45 miliar dan telah menyampaikan
laporan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan
dana besar (debitur inti) setiap bulannya kepada Bank Indonesia
secara tepat waktu.
HASIL SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GCG
Hasil self assessment yang dilakukan menempatkan Bank pada
peringkat Cukup Baik yang mencerminkan perusahaan sudah
cukup memadai dalam memenuhi prinsip-prinsip GCG dengan
secara terus menerus memperbaiki kualitas budaya organisasi,
SDM, serta infrastruktur yang diperlukan untuk mewujudkan visi
dan misi yang ditetapkan. Secara rinci yang dilakukan sebagai
berikut :
e. Transactions of Confl ict of Interest
The Bank has introduced policies that regulate credit disbursement
to related parties and big customers. The related parties are: debtors
(individual or corporate/business entity) or group of debtors that
have family relation, ownership, management and finance (controlling
shareholders) with the bank, both directly and indirectly, as regulated
in Bank of Indonesia’s Regulation (PBI) concerning Maximum Loan
Disbursement Limit (BMPK). The big customers are the customers
that obtain relatively huge amount of loans against the total Bank’s
portfolios. During 2012, the bank did not have transactions containing
conflict of interest.
f. Share buyback and/or bond buybackDuring 2012, the Bank did not conduct any share buyback and/
or bond buyback. The share buyback or bond buyback here refers
to an effort to reduce the number of shares or bonds issued by
repurchasing the shares or bonds, whose payment mechanism is
in accordance with the applying regulations.
FUNDS PROVIDED TO RELATED PARTY AND LARGE EXPOSUREIn accordance of funds to related party, Bank always pay attentions
to Bank Indonesia’s Regulation for BMPK and prudentiality concept.
Thus far, organization never breach BI’s regulation related to BMPK.
Funds to related party until 31 December 2012 is Rp14.45 billion
and has been submitted to Bank Indonesia on schedule and in
monthly basis.
RESULTS OF SELF ASSESSMENT AGAINST GCG IMPLEMENTATION Referring to the results of the Bank’s self assessment program, the
Bank was rated good that reflected the adequate implementation
of the GCG principles in the Bank continuously improve the
performance through enhancement of quality of organizational
culture, Human Resources, and necessary infrastructure in order
to realize the vision and mission. In details, the results of the
assesment are presented as follows:
87Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
SELF ASSESMENT GCG
N0 Aspek dinilai Aspects Reviewed
1 Pelaksanaan tugas & tanggungjawab Dewan Komisaris
Keterangan:
Prinsip-prinsip GCG berjalan cukup efektif perlu penyesuaian
jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Komisaris agar
sesuai ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Akan dikembangkan
pedoman kerja yang terbaru mencakup mekanisme pengawasan
operasional serta mekanisme penilaian kinerja komite sesuai
ketentuan yang berlaku.
The implementation of Board of Commissioners’ duties
Remarks:
The GCG principles were implemented effectively yet need some
adjustments in term of number, composition, integrity and
competence of the Commissioners to match the size and complexity
of the Bank’s business. A new manual is to be developed to include
mechanism of operational monitoring as well as mechanism of
performance evaluation for the Committees as required by
regulation.
2 Pelaksanaan tugas & tanggungjawab Direksi
Keterangan:
Pelaksanaan tugas & tanggungjawab direksi telah berjalan efektif
dan memenuhi prinsip-prinsip GCG. Jumlah, komposisi, integritas
dan kompetensi telah sesuai ukuran dan kompleksitas bank.
The implementation of the Directors’ duties
Remarks:
The Directors performed its duties and responsibilities effectively
and already met the GCG principles. The number, composition,
integrity and competence had matched the size and complexity
of the Bank’s business.
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
Keterangan:
Bank telah membentuk komite Audit, Pemantau Risiko dan
Remunerasi & Nominasi, dengan jumlah dan komposisi yang
sesuai. Rapat-rapat telah diselenggarakan efektif dan efisien,
meskipun perlu beberapa penyesuaian.
The adequacy and the implementation of the duties of the
Committees
Remarks:
Bank has established the Audit Committee, Risk Monitoring and
Nomination & Remuneration, with required number and
composition. The meetings were held effectively and efficiently,
yet still some adjustments were necessary.
4 Benturan Kepentingan
Keterangan:
Bank mampu menghindari potensi benturan kepentingan melalui
kebijakan intern dengan enforcement yang cukup baik. Setiap
karyawan telah mendatangani komitmen integritas yang mengikat,
didalamnya termasuk pengaturan benturan kepentingan dan
sanksi terhadap pelanggarannya.
Conflict of Interest
Remarks:
The Bank could avoid the potential conflict of interest through
relatively good enforcement of internal policy. Each employee
already signed a binding commitment of integrity, containing
regulation on conflict of interest and sanctions against the violation.
88 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
N0 Aspek dinilai Aspects Reviewed
5 Fungsi Kepatuhan Bank
Keterangan:
Fungsi kepatuhan berjalan baik. Upaya pemenuhan komitmen
kepada BI terus ditingkatkan. Selama semester II tahun 2012 terjadi
peningkatan denda karena kesalahan field input dan keterlambatan
laporan.
Function of Bank’s Compliance
Remarks:
The function of compliance ran well. The commitment to BI
consistently improved. In second half of 2012, fine charged
increased due to erroneous in field input and delay in report.
6 Fungsi Audit Intern
Keterangan:
SKAI melaksanakan fungsi secara independen dan cukup objektif.
Namun tetap diperlukan penyempurnaan metodelogi pemeriksaan
serta peningkatan kompetensi pemeriksa. SKAI sudah melakukan
pemeriksaan terhadap seluruh lini unit dan cabang sesuai rencana
pemeriksanaan dan harus mengkaji ulang sistem informasi
manajemen risiko. Kepala SKAI definitif telah diangkat Oktober
2012.
Internal Audit Function
Remarks:
IAU performed its function independently and quite objective.
Yet, some adjustments in the audit technology and improvement
of the auditor’s competence were still necessary. IAU already
audited the whole business units and branches according to the
audit plan and should need review risk management information
system. Definitive IAU Head was selected in October 2012.
7 Fungsi Audit Ekstern
Keterangan:
Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik sangat efektif dan telah
sesuai persyaratan dan ketentuan. Audit dilakukan Akuntan Publik
KAP independen yang telah memenuhi kriteria.
External Audit Function
Remarks:
The Bank applied the risk management and internal control
function quite effectively. Some developments however were
still necessary in term of risk management organization and policy
and procedure needed to be reviewed to meet the current
condition.
8 Fungsi Manajemen Risiko dan pengendalian intern
Keterangan:
Bank telah menerapkan fungsi manajemen risiko dan pengendalian
intern cukup efektif. Namun masih perlu dikembangkan organisasi
manajemen risiko sekaligus memperbaharui kebijakan dan prosedur
yang disesuaikan kondisi saat ini.
Risk Management and internal control funtion
Remarks:
The Bank applied the risk management and internal control
function quite effectively. Some developments however were
still necessary in term of risk management organization and policy
and procedure needed to be reviewed to meet the current
condition.
89Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
N0 Aspek dinilai Aspects Reviewed
9 Prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak
terkait (Related Party dan Debitur besar/large exposure)
Keterangan:
a. Tidak ada pelanggaran BMPK.
b. Diversifikasi penyediaan dana cukup merata/jumlah penyediaan
dana dari debitur inti dibandingkan total penyediaan dana
cukup signifikan.
c. Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan
dengan independen.
Prudence principles in disbursing fund to Related Party, and
debtors of large exposure
Remarks:
a. No violation against the Maximum Loan Disbursement Limit.
b. Diversification of fund disbursement was fair enough/total
fund disbursed from the core debtors compared to total fund
disbursed was quite significant.
c. Decision making on the disbursement of fund was taken
independently.
10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank
Keterangan:
a. Bank transparan menyampaikan informasi keuangan dan
non keuangan kepada publik melalui homepage dan media
yang memadai serta sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Bank transparan menyampaikan Informasi produk dan jasa,
serta menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah secara
memadai.
c. Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan
utuh dan telah disampaikan kepada stakeholder sesuai
ketentuan.
d. Sistem informasi manajemen bank mampu menyediakan
data dan informasi tepat waktu, akurat, lengkap dan handal
serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
Transparency in financial and non financial condition of the
Bank
Remarks:
a. The Bank revealed any financial and non financial information
transparently to the public through adequate homepage and
media as well as in line with the applying rules.
b. The Bank revealed information on products and services
transparently while applying the management of customer’s
complaints as regulated.
c. The coverage of report on GCG implementation was complete,
accurate, up to date and comprehensive and already submitted
to the stakeholder as regulated.
d. The Bank’s management information system also provided
data and information punctually, accurately, comprehensively
and reliably and was effective for the management’s decision
making.
11 Rencana Strategis Bank
Keterangan:
a. Bank telah menyusun rencana bisnis secara lengkap dan
realistis dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan
internal serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas
perbankan yang sehat.
b. Realisasi rencana bisnis tahun 2012 hampir secara keseluruhan
telah sesuai dengan target, kecuali pertumbuhan kredit dan
rasio CAR yang disebabkan mundurnya setoran modal
Pemegang Saham.
c. Rating Risiko Strategis hasil penilaian internal Bank per-
Desember 2012 adalah “low to moderate”.
Bank’s Strategic Plans
Remarks:
a. Bank has outlined the business strategies comprehensively
and quite realistic with respect to the whole external and
internal factors as well as prudence principles and healthy
banking principle.
b. The business plans of 2012 were realized according to the
target, except in term of loan growth and CAR ratio due to
the delay in the capital addition by the Shareholders.
c. Strategic Risk of internal assessment results as per-December
2012 was rated “low to moderate”.
90 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Corporate Aff airsUntuk melengkapi struktur tata kelola dan menjawab kompleksitas
perkembangan bisnis perusahaan, pada tahun 2011 Bank telah
membentuk divisi Corporate Affairs. Divisi ini bertugas
menyelenggarakan tata kelola komunikasi Bank dengan stakeholders
eksternal dan internal agar senantiasa terjaga kesepahaman dan
hubungan yang saling menguntungkan, sehingga terbentuk
persepsi positif terhadap citra dan reputasi perusahaan.
Stakeholders eskternal meliputi lembaga/badan publik maupun
individu yang memiliki kaitan dengan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung terhadap kebijakan Bank, termasuk dan
tidak terbatas pada Pemegang Saham, Pemerintah, Media, Analis,
Nasabah, Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi
Profesi, Rekanan maupun kompetitor. Sedangkan Stakeholders
internal meliputi : Pegawai, Direksi dan Dewan Komisaris.
Divisi ini akan menyelenggarakan, memenuhi dan mendistribusikan
informasi perusahaan melalui berbagai media dan penyebarluasan
informasi sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
Keterbukaan InformasiUntuk menjalankan fungsi komunikasi kepada para stakeholder,
perusahaan menyediakan informasi yang mudah diakses melalui
situs korporasi www.banksampoerna.com. Bank juga telah
mempublikasikan secara transparan laporan secara tepat waktu
dengan cakupan sesuai ketentuan pada homepage Bank meliputi
hal-hal :
a. Laporan Tahunan (keuangan dan catatan keuangannya).
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sekurang-kurangnya
dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang memiliki
peredaran luas di tempat kedudukan kantor pusat Bank.
c. Membuat buku laporan tahunan yang memuat informasi
mengenai Bank dan kinerjanya secara lengkap setiap tahun,
serta mendistribusikan kepada pihak-pihak terkait.
Corporate Aff airs To complete the structure of the good corporate governance and
to answer the business complexity of the Bank, the Bank in 2011
had established a Corporate Affairs Division. Such division is
responsible for managing the communication of the Bank with
the external and internal stakeholders to maintain the good
understanding and mutual relation in order to create a positive
perception to the Bank’s image and reputation.
The external stakeholders include public as well as individual
institutions/bodies that have direct and indirect relation with the
Bank’s policies, including and not limited to the Shareholders,
Government, Media, Analysts, the Customers, Public, Mass
Organizations, Association of Professions, Partners and Competitors.
In the meantime, the internal stakeholders are the employees,
Directors and Board of Commissioners.
The division will hold, fulfil and distribute the information about
the Bank through any distributing media according to the needs
of the stakeholders.
Information DisclosureTo run the communication function to the whole stakeholders,
the Bank provides information that is accessible through corporate
website :www.banksampoerna.com. The Bank has also publicized
reports in transparent manner and punctually, in which the report
coverage is in line with the regulation of Bank’s homepage, such
as:
a. Annual Report (financial and non financial).
b. Quarterly Financial Report published on Indonesian language
newspaper which has wide circulation particularly in the area
where Bank’s headquarter is located.
c. To present annual report containing comprehensive information
about the Bank and its business performance published annually
and distribute it to related parties.
91Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Pengungkapan Permodalan serta
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan
Manajemen Risiko Bank
Disclosure of Capital, Risk Exposure and Risk Management Implementation
PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
Pengelolaan Permodalan
1. Struktur Permodalan
Jumlah modal Bank per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp352,6 miliar yang terdiri dari Modal Inti sebesar Rp343,3 miliar
atau sebesar 97% dan Modal Pelengkap sebesar Rp9,3 miliar atau
sebesar 3%. Modal Disetor dan Dana Setoran Modal sebesar
Rp305 miliar merupakan komponen utama dari Modal Inti Bank.
Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia
yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2012 dapat dilihat pada
Tabel 1a. Sedangkan untuk Tabel 1b mengenai Permodalan Bank
Asing, Bank Sampoerna tidak memiliki eksposur permodalan
Bank asing.
2. Penilaian Kecukupan Modal
Bank selalu memastikan kecukupan modal untuk menutupi risiko
kredit, risiko pasar dan risiko operasional menggunakan Rasio
Kecukupan Modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
melakukan penilaian Rasio Kecukupan Modal, Bank menghitung
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”) untuk risiko kredit
dengan Pendekatan Standar dan ATMR untuk risiko operasional
dengan Pendekatan Indikator Dasar.
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
1) Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen
Risiko Bank secara umum,
Bank telah mengimplementasikan prosedur Manajemen Risiko
sesuai dengan PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan PBI
No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP perihal
“Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana
telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25
Oktober 2011.
Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses
yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian
dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko;
dan
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
BANK CAPITAL DISCLOSURE, RISK EXPOSURE AND RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Capital Management
1. Capital Structure
As at December 31, 2012 the Bank’s capital amounted to Rp352.6
billion, which consist of Core Capital of Rp343.3 billion or equal to
97% and Supplementary Capital of Rp9.3 billion or equal to 3%.
Paid-up Capital and Capital Paid in Advance amounted to Rp305
billion are the main component of the Core Capital. The Bank’s
regulatory capital position under the prevailing BI regulation as at
31 December 2012 are presented in Table 1a. For Table 1b related
to Foreign Bank Capital, Bank Sampoerna has no exposures.
2. Capital Adequacy Assessment
Bank always ensures to maintain adequate capital to cover credit
risk, market risk and operational risk using Capital Adequacy Ratio
(“CAR”) in line with prevailing regulations. In evaluating CAR, Bank
calculates the Risk Weighted Assets (“RWA”) for credit risk using
Standardized Approach and RWA for market risk by using Basic
Indicator Approach.
Disclosure of Risk Exposure and Implementation of Risk Management
1) General disclosure regarding Bank Risk Management
implementation,
Bank have implemented Risk Management Procedure in accordance
with PBI No. 5/8/PBI/2003 regarding “Implementation of Risk
Management for Commercial Bank”, as amended with PBI No.
11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Indonesia Central Bank No.
5/21/DPNP regarding “Implementation of Risk Management for
Commercial Bank” as amended with Circular Letter of Indonesia
Central Bank No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011.
The implementation of risk management is a process that include
identification, measurement, controlling and monitoring risk which
includes:
Active supervision of the Board of Commissioners and the
Board of Directors;
The adequacy of policies, procedures and limits;
Adequacy of identification process, measurement, controlling
and monitoring risk incuding information system for risk
management; and
Comprehensive internal control system
94 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan
risiko produk dan aktivitas baru.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko
(KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen
terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit
Intern (“SKAI”), dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan
dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan
berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan
Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan
risiko stratejik, dan secara berkala melaporkan Laporan Profil Risiko
kepada Bank Indonesia.
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi:
Dewan Komisaris dan Direksi aktif mengawasi pertumbuhan
usaha Bank seperti kredit dan kualitasnya, termasuk risiko-risiko
yang melekat pada aktivitas Bank tersebut secara keseluruhan
dan komprehensif yang tercermin dari menurunnya rasio NPL
Bank.
Struktur organisasi cukup mendukung penerapan manajemen
risiko dengan terus memenuhi kebutuhan sumber daya manusia
di area pengendalian intern Bank.
SKMR dalam rapat KMR terus memberikan perhatian terhadap
besarnya persentase konsentrasi kredit Bank untuk debitur
inti.
Kebijakan dan strategi kredit telah memperhatikan faktor
internal dan ekternal dan juga mempertimbangkan penerapan
prinsip GCG, Basel II dan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
.
b) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit:
Bank sedang dalam proses mengkinian kebijakan dan prosedur
terkait manajemen risiko.
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur dan penetapan
limit yang telah disetujui oleh Direksi.
Limit-limit risiko kredit dievaluasi secara berkala dan
disempurnakan dengan melibatkan SKMR.
c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko:
proses identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko kredit
dilakukan melalui proses end-to-end kredit maupun analisis
terhadap Penyediaan / perpanjangan / penambahan / penurunan
fasilitas Money Market Line yang diberikan kepada Bank's
counterparty.
Implementation of the Bank's risk management includes risk
management products and new activities.
In addition, management has established a Risk Management
Committee (RMC) and a Risk Management Unit (RMU) which is
independent toward the Operational Units and Internal Audit Unit
(IAU), with the objective that overall risk management can be
integrated, focused, coordinated and sustainable efforts to improve
the Bank's performance.
Bank managed 8 (eight) types of risk in accordance with the Central
Bank regulation which are credit risk, liquidity risk, market risk,
operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk and
strategic risk, and periodically submit the Risk Profile Report to
Central Bank (BI).
a) Active supervision of the Board of Commissioner and Board
of Directors:
Board of Commisioner and Board of Director are actively
oversee comprehensively the Bank’s business growth such as
credit and its quality, including inherent risk on the Bank's
activities which reflected on the improvement of the Bank NPL
ratio .
Organization structure supports the implementation of risk
management by consistently fulfill human resources needs in
the area of Bank's internal control.
RMU through the RMC meeting raises the concern on the
Bank's credit concentration level of the core debtors.
Credit policy and strategy has considered the internal and
external factors and also the application of good corporate
governance principles, Basel II and Indonesian Banking
Architecture (IBA).
b) The adequacy of policies, procedures and limits;
Bank is in the process of updating risk management policies
and procedures.
Bank had policies, procedures and limits which have been
approved by Board of Directors.
Limits of credit risk are periodically evaluated and improved
by involving RMU.
c) Adequacy of identification process, measurement, risks
monitoring & control, and risk managment information system:
credit risk identification process, measurement, and monitoring
are conducted through end-to-end credit processes and
analysis toward the provision / extension / addition / reduction
of Money Market Line facility provided to Bank's counterparties.
95Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh:
SKMR, SKAI dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) telah bekerja
secara independen. Sosialisasi terkait pengendalian intern,
manajemen risiko, regulasi, budaya kepatuhan dan lainnya
yang terkait dengan good corporate governance secara bertahap
dan berkesinambungan terus dilaksanakan.
SKK memberikan opini kepatuhan untuk keputusan pemberian
kredit yang diputuskan oleh Komite kredit Bank untuk limit
fasilitas kredit tertentu.
2) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus.
Pengungkapan dilakukan berdasarkan pengungkapan umum yang
terdiri dari pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif.
Sehubungan Bank tidak memiliki perusahaan anak, maka
pengungkapan kuantitatif dilakukan secara individual.
a) Risiko Kredit
(1) Pengungkapan umum
Dalam pengelolaan risiko kredit difokuskan pada beberapa
unsur utama yang meliputi: sumber daya yang sadar risiko,
kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan
prinsip kehati- hatian, proses persetujuan kredit yang transparan
dan berjenjang oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko
yang jelas, penyebaran risiko yang merata, administrasi dan
dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara
berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit. Bank juga
melakukan pengawasan secara berkesinambungan untuk
mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin
timbul, sehingga dapat melakukan langkah-langkah
penyelamatan maupun penyelesaian yang efektif dan efisien.
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
i. Penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit.
i.1 Organisasi manajemen risiko kredit;
Struktur organisasi manajemen risiko telah didesain agar
dapat bekerja secara optimal dengan asas independensi
dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan
implementasi dual control processes.
i.2 Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang
memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan;
Bank senantiasa melakukan prinsip kehati-hatian secara
komprehensif dalam menjaga eksposur risiko kredit dengan
pemantauan secara berkala serta proses keputusan yang
berjenjang dan mitigasi yang optimal atas segala potensi
kerugian yang terjadi.
d) Comprehensive internal control system:
RMU, IAU and Compliance Unit work independently. Socialization
related to internal control, risk management, regulation,
compliance culture, and others related to good corporate
governance are implemented consistently.
Compliance Unit provides compliance opinion for credit
decision which is decided by the Bank's Credit Comittee for
certain credit limit.
(2) Specifi c disclosure on the Bank's risk exposure and risk management implementation
Risk exposure and risk management implementation consist of
qualitative and quantitative disclosure. As the Bank does not have
any subsidiaries, then quantitative disclosure will refer to the Bank's
individual report.
a) Credit Risk
(1) General disclosure
In managing the credit risk, Bank focuses on a few main aspects
which consist of: risk awareness, credit policy and procedure
which prioritize on the prudential principle, transparency in
credit approval process and Tiered Credit Committee, clear
criteria and risk measurement, spreading the risk, complete
credit administration and documentation, as well as continuous
credit monitoring to maintain the credit quality. The Bank also
conduct sustainable control to early identify any potential
credit risk which may arise, in which the preventive steps can
be taken to remediate and recover it effectively and efficiently.
(a) Qualitative disclosure which include:
i. Implementation of risk management for credit risk
i.1 Credit risk management organization;
Organization structure of risk management has been
designed in order to work independently by abiding to
the prudential principle implementing dual control
processes.
i.2. Credit risk management strategy for activities that has
significant credit risk exposure;
Bank credit risk management strategy is committed to
conduct comprehensive prudential principles in maintaining
credit risk exposure through regular monitoring and
implement tiered credit decision processes as well as
optimum risk mitigation for any potential losses.
96 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
i.3 Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit:
Bank mengelola risiko atas konsentrasi kredit secara
berkesinambungan melalui proses pemantauan secara
berkala untuk kemudian menjadi early warning system bagi
manajemen Bank.
i.4 Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit;
Bank melakukan pengukuran risiko yang dilakukan secara
berkala seperti yang dituangkan dalam profil risiko Bank
dan pengendalian dilakukan dengan menekankan perlunya
untuk mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
dan apabila dianggap perlu akan dilakukan pengkajian
ulang atas kesesuaian kebijakan dan prosedur tersebut
agar manajemen risiko kredit dapat terlaksana secara efektif.
ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang
mengalami penurunan nilai / impairment
Bank mendefinisikan tagihan yang telah jatuh tempo berdasarkan
jatuh tempo kontrak. Sementara itu Bank menetapkan nilai
signifikansi kredit sebesar Rp500 Juta dan apabila terdapat
bukti obyektif penurunan nilai dimana kolektibilitas kredit
masuk kedalam kredit bermasalah maka kredit tersebut akan
dievaluasi secara individual. Nilai signifikansi tersebut akan
terus dievaluasi sejalan dengan perkembangan usaha Bank
agar hasilnya dapat lebih optimal.
iii. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta
metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN.
Bank menggunakan pendekatan secara statistik dalam
menetapkan tingkat kerugian kelompok kredit, yaitu Probability
of Default (PD) dengan metode Migration Analysis dan Loss
Given Default (LGD) dengan metode Expected Recoveries.
Bank mengelompokkan kredit berdasarkan kolektibilitas dengan
memperhatikan status tunggakan yang terdiri dari Kolektibilitas
1, 2,3,4 dan 5. Evaluasi kredit secara kolektif dilakukan terhadap
semua kredit dengan nilai sampai dengan Rp500 Juta dan
juga untuk kredit dengan nilai diatas Rp500 Juta yang masuk
kedalam Kolektibilitas 1 dan 2 (tunggakan hingga 90 hari).
i.3. Concentration of credit risk management policy;
Bank continuously manages credit concentration risk by
conducting periodic monitoring which becomes an early
warning system for Bank’s management.
i.4. Credit risk measurement and control mechanism;
Bank periodically measures credit risk as stated in Bank’s
risk profile and control in order to ensure the adherence
to the policies and procedures, if deemed necessary, the
policies and procedures will be reviewed and adjusted
accordingly hence the credit risk management can be
conducted effectively.
ii. Definition of past due loans and impairment
Bank defines past due loans based on contractual due date.
Meanwhile Bank defines the amount significant credit with
threshold of Rp500 million, and if there is an evidence of loans
quality impairment which becomes non-performing, then the
loan will be evaluated on an individual basis. In addition, the
threshold will be evaluated and adjusted accordingly in line
with the Bank's business growth.
iii. Allowance for Impairment Losses (CKPN) individual and
collective approach and statistical methodology for loans
impairment calculation.
Bank implemented statistical approach in determining credit
group loss namely Probability of Default (PD) with Migration
Analysis and Loss Given Default method (LGD) with Expected
Recoveries method.
Bank categorizes loan quality based on days past due which
consist of quality 1, 2, 3, 4 and 5. Credit evaluation is conducted
collectively for all loans quality for the loans up to Rp500 million
and for loans above Rp500 million which were in loans
quality 1 and 2 (up to 90 days past due).
97Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam
Tabel 2.1.a sampai dengan Tabel 2.6.b, yang mencakup:
i. Tagihan Bersih Bank berdasarkan wilayah lokasi proyek tersebar
dengan cukup merata di wilayah di Pulau Jawa, Sumatera dan
Kalimantan. Bank juga melakukan ekspansi pada wilayah
Indonesia Timur seperti tersebar pada Pulau Sulawesi, Kepulauan
Nusa Tenggara & Bali serta Kepulauan Maluku dan Pulau Papua.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah sebagaimana
Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b (terlampir);
ii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
terkonsentrasi pada kelompok periode jangka waktu di bawah
satu tahun dan antara satu sampai tiga tahun. Hal ini dapat
dilihat dalam Tabel 2.2.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.2.b mengacu kepada Tabel 2.2.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak.
iii. Seiring dengan strategi Bank yang fokus pada area usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM), maka penyaluran dana Bank
didominasi pada sektor ekonomi perdagangan. Pada sektor
lainnya paling besar pada tagihan kepada pemerintah yang
ditempatkan pada Bank Indonesia (BI) dalam SBI dan FASBI.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
sebagaimana Tabel 2.3.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.3.b mengacu kepada Tabel 2.3.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak.
iv. Sejalan dengan besarnya portofolio di Pulau Jawa, maka
konsentrasi pencadangan Bank paling besar di pulau Jawa,
yaitu sebesar Rp13.803 Juta yang terdiri dari CKPN individual
sebesar Rp11.402 Juta dan CKPN kolektif sebesar Rp2.401 Juta.
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah
sebagaimana Tabel 2.4.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.4.b mengacu kepada Tabel 2.4.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak.
v. Dari sisi Pencadangan Kredit berdasarkan sektor ekonomi
paling besar berada pada sektor real estate, usaha persewaan
dan jasa perusahaan, yaitu sebesar Rp8.076 Juta terdiri dari
CKPN Individual sebesar Rp, 7.626 Juta dan CKPN Kolektif
sebesar Rp450 Juta, sektor konstruksi sebesar Rp2.409 Juta
terdiri dari CKPN Individual sebesar Rp2.220 Juta dan CKPN
Kolektif sebesar Rp189 Juta, kemudian sektor perantara keuangan,
dan sektor Perdagangan besar & eceran. Pengungkapan Tagihan
dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana
Tabel 2.5.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.5.b mengacu
kepada Tabel 2.5.a karena Bank tidak memiliki perusahaan
anak.
(b) Quantitative disclosure as refer to Table 2.1.a up to Table 2.6.b,
which explains:
i. Bank's net receivables based on project location is relatively
spreaded in the area of Java, Sumatera and Kalimantan. Bank
also expanded in Eastern Indonesia such as to Sulawesi, Nusa
Tenggara and Bali, as well as Maluku and Papua. The Disclosure
of Bank's net receivables based on Region as stated in Table
2.1.a and Table 2.1.b (attached):
ii. Net receivable based on remaining contractual maturity is
concentrated in the bucket of below one year and one to three
years. This is shown in the table 2.2.a (attached). Table 2.2.b
will be refered to table 2.2.a since the Bank does not have any
subsidiaries.
iii. In line with the Bank strategic focus in micro, small and medium
businesses, the Bank is financing is dominated in trading
sector. The other largest sector is the receivable to government
which is placed in Central Bank (BI) in the form of SBI and
FASBI. This is shown in the table 2.3.a (attached). For table
2.3.b will be refered to table 2.3.a since the Bank does not
have any subsidiaries.
iv. As the biggest portfolio is in Java, therefore, the biggest
concentration of Bank reserve is in Java amounting to Rp13,803
million which consist of individual CKPN amounting to Rp11,402
million and collective CKPN amounting to Rp2,401 million.
This is shown in the table 2.4.a (attached). While for table 2.4.b
will be refered to table 2.4.a since the Bank does not have any
subsidiaries.
v. From Credit Provision based on economy sector, the largest
concentration is in real estate sector, rental business and
services which amounted to Rp 8,076 million consist of Individual
CKPN amounting to Rp7,626 million and Collective CKPN
amounting to Rp450 million, construction sector of Rp2,409
million consist of individual CKPN of Rp2,220 million and
collective CKPN of Rp189 million and in the sector of financial
intermediaries, and wholesale trading & retail. This is shown
in the table 2.5.a (attached). Table 2.5.b will be refered to table
2.5.a since the Bank does not have any subsidiaries.
98 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
vi. Terjadi perbaikan dari sisi CKPN, yaitu pada posisi Desember
2012 sebesar Rp15.174 Juta dari nilai sebelumnya pada posisi
Desember 2011 sebesar Rp17.195 Juta. Pengungkapan Rincian
Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.6.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.6.b mengacu kepada Tabel 2.6.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak. Secara umum terjadi perbaikan pengelolaan
risiko kredit, karena pada periode yang sama terjadi peningkatan
kredit cukup signifikan dari Rp 643.400 juta pada posisi 31
Desember 2011 menjadi Rp 1.065.981 juta pada posisi 31
Desember 2012., dan NPL gross dapat ditekan dari 5,47% pada
posisi 31 Desember 2011 menjadi 2,62% pada posisi 31
Desember 2012.
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang
terdiri dari:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:
i. Informasi mengenai kebijakan penggunaan peringkat
dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
untuk risiko kredit;
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
dilakukan dengan pendekatan standar dan untuk memitigasi
risiko kredit Bank menggunakan bobot risiko yang besarnya
mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat;
Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk
seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah
usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki
pemeringkatan eksternal.
iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan;
Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk
seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah
usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki
pemeringkatan eksternal.
iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit
risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/
diserahkan oleh Bank.
Segmen nasabah Bank adalah usaha mikro, kecil dan
menengah, sehingga dalam pengukuran risiko kredit pihak
lawan (counterparty credit risk), Bank menggunakan penilaian
risiko kredit yang standar tanpa memperhitungkan peringkat
eksternal sebagai instrumen mitigasi.
(b) Bank saat ini belum menggunakan metode pemeringkat
eksternal serta counterparty credit risk, dan Bank belum melakukan
transaksi derivatif, Repo, Reverse Repo dan juga Bank tidak
memiliki perusahaan anak, sehingga informasi terkait hal ini
tidak disajikan
vi. There is an improvement in CKPN side which in December
2012’s position the value is Rp15,174 million from the previous
value which in December 2011 amounting to Rp17,195 million.
This is shown in the table 2.6.a (attached). While for table 2.6.b
will be refered to table 2.6.a since the Bank does not have any
subsidiaries. In general, there is an improvement in credit risk
management as at the same period there was significant
increase in the Bank's lending amount from Rp 643,400 million
per 31December 2011 to Rp. 1,065,981 million per 31 December
2012, as well as NLP gross was decrease from 5.47% in 31
December 2011 to 2.62% in 31 December 2012.
(2) Disclosure of Credit Risk with standardized approach which
include:
(a) Qualitative disclosure, which include:
i. Information regarding the utilization of rating policy in the
calculation of Risk-Weighted Assets (RWA) for credit risk;
The calculation of RWA is using the standardize approach
to mitigate the Bank's credit risk that is based on risk
weighted asset in accordance with Central Bank's regulation.
ii. Portfolio category based on rating;
Bank is not using rating method considering most of the
Bank's customer segment are in micro, small, and medium
business which do not have external rating.
iii. Rating agency that being used;
Bank is not using rating method since the most of the
Bank's customer segment are in micro, small, and medium
business which do not have external rating
iv. Disclosure of counterparty credit risk, including type of
mitigation instrument which commonly accepted /
submitted by Bank;
Due to the Bank customer's segment are in micro, small,
and medium businesses, for counterparty credit risk
measurement, the Bank is using standardized approach
without considering external rating as mitigating instrument.
(b) Currently Bank has not using external rating method and
counterparty credit risk approach, and Bank has no derivative,
Repo, Reverse Repo transactions nor subsidiaries company
hence the related information is not presented.
99Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan
Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:
Bank telah menetapkan strategi mitigasi risiko kredit melalui
ketentuan intern persyaratan agunan dalam pemberian kredit.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana dimaksud pada Tabel
4.1.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 4.1.b mengacu kepada
Tabel 4.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak yang
mencakup:
Berdasarkan portofolio Bank, selain tagihan pada pemerintah,
sebagian besar fasilitas kredit Bank dijamin dengan agunan
selain kas, yaitu dalam bentuk tanah dan bangunan, kendaraan
dan lain-lain, sehingga pembentukan ATMR dilakukan lebih
tinggi tanpa memperhitungkan agunan non-kas
(4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset.
Bank tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset
(5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit
Pendekatan Standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 6.1.1
sampai dengan Tabel 6.2.7 (informasi Tabel 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5,
6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5 dan 6.2.6 tidak disajikan karena Bank
tidak memiliki aktivitas terkait).
Perbedaan perhitungan ATMR sebelum dan sesudah mitigasi
risiko kredit relatif tidak signifikan karena Bank tidak
memperhitungkan agunan non-kas sebagai pengurang nilai
ATMR, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
b) Risiko Pasar
Sesuai ketentuan Bank Indonesia, Bank tidak memenuhi kriteria
yang diharuskan untuk menghitung risiko pasar. Meskipun
demikian Bank melakukan identifikasi risiko suku bunga pada
portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga pasar.
c) Risiko Operasional
(1) Pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen
risiko untuk risiko operasional.
Sebagai upaya pengelolaan risiko operasional, Bank meningkatkan
pengendalian intern dengan terus mengevaluasi implementasi
dari kebijakan dan prosedur Bank melalui kegiatan audit intern
dan ekstern serta pengkinian dan sosialisasi atas kebijakan dan
prosedur tersebut agar risiko operasional Bank dapat lebih
termitigasi dengan baik. Bank juga terus berupaya meningkatkan
kualitas pengelolaan risiko operasional sesuai dengan
perkembangan usaha dan kompleksitas aktivitas Bank
(3) Disclosure of Credit Risk Mitigation using standard approach
which include:
(a) Qualitative disclosure which include:
Bank has established credit risk mitigation strategy through
internal policy related to collateral requirement for loan facility.
(b) Quantitative disclosure as stated in Table 4.1.a (attached). Table
4.1.b will be refered to table 4.1a since the Bank does not have
any subsidiaries which include:
Based on Bank's portfolio, other than receivable to government,
most of loan facilities are covered by non cash collateral in the
form of land and building, vehicles and others, therefore the
RWA is booked higher without taking into account the non-
cash collaterals.
(4) Disclosure of Asset Securitization
Bank does not have exposure on asset securitization
(5) Quantitative disclosure using Risk Weight Approach (RWA)
credit risk with standard approach as stated in Table 6.1.1. until
Table 6.2.7 (information on Table 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5, 6.1.6, 6.2.3,
6.2.4, 6.2.5 and 6.2.6 are not presented since the Bank has no
related activities).
The difference of RWA calculation, before and after credit risk
mitigation is relatively not significant since the Bank has not
consider non cash collateral as RWA deduction factor, this is
in accordance to Bank Indonesia regulations.
b) Market Risk
As per Bank Indonesia regulation, Bank is not required to
calculate market risk. However, Bank conducts interest rate
risk measurement by identifying interest rate risk on the asset
and liabilities portfolio that has sensitive to the changes of
market interest rate
c) Operational Risk
(1) Qualitative disclosure on implementation of operational risk
management.
In managing operational risk, Bank enhances the internal
control through continous evaluating the implementation of
policies and procedures by using Bank internal and external
audit activities, as well as updating and dissemination of policies
and procedures so that the Bank's operational risk can be
mitigated well. In addition, Bank continously enhances the
quality of operational risk management in line with Bank
busines growth and complexity.
100 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(a) Organisasi manajemen risiko operasional;
Struktur organisasi yang ada disesuaikan dengan ukuran dan
kompleksitas Bank. Struktur organisasi cukup mendukung
penerapan menajemen risiko operasional dan terhadap
karyawan baru diberikan pelatihan sehingga diharapkan dapat
bekerja secara optimal. Implementasi dan strategi pengendalian
risiko dievaluasi melalui rapat pada masing-masing departemen
ataupun antar departemen. Strategi dan kebijakan pengendalian
risiko antara lain melalui budaya pengendalian intern, pendidikan
dan pengembangan karyawan serta penerapan manajemen
risiko.
(b) Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan
mengukur risiko operasional
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengevaluasi kejadian
risiko operasional, seperti melalui evaluasi atas hasil audit intern
dan ekstern. Dalam pengukuran risiko operasional, Bank
menggunakan pendekatan indikator dasar (basic indicator
approach).
(c) Bank melakukan mekanisme untuk memitigasi risiko operasional
seperti :
Bank telah memiliki dan senantiasa mengevaluasi kebijakan,
prosedur dan penetapan limit operasioanl sesuai ukuran
dan kompleksitas Bank.
Kebijakan dan prosedur operasional dikomunikasikan
melalui rapat antar maupun masing-masing departemen.
Secara umum prosedur pada masing-masing departemen
/satuan kerja telah menggambarkan tugas dan batas
wewenang/tanggungjawab masing-masing pejabat.
Implementasi dan strategi pengendalian risiko dievaluasi
melalui rapat masing-masing departemen ataupun antar
departemen.
Pelaksanaan audit oleh SKAI dilakukan secara berkala dan
peranan Petugas internal kontrol di kantor cabang terus
di tingkatkan.
(2) Perhitungan risiko operasional mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar.
Aktiva Tertimbang Bank untuk risiko operasional sebesar
Rp98.850 Juta dimana pendapatan brutto (rata-rata 3 tahun
terakhir) sebesar Rp52.720 Juta dan beban modal sebesar
Rp7.908 Juta. Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko
operasional sebagaimana disajikan pada Tabel 8.1.a. (terlampir).
Sedangkan untuk Tabel 8.1.b mengacu kepada Tabel 8.1.a
karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.
(a) Organization of operational risk management;
The organization structure is aligned with the Bank's size and
complexity. Organization stucture supports the implementation
of operational risk management and for new employee are
given adequate training so they could work optimally.
Implementation and strategy of risk management is evaluated
in the meetings of each department or inter department. Risk
management strategies and policie, is conducted among
others, through implementing internal control culture, employee
trainings and development, risk management implementation.
(b) Operational risk identification and measurement mechanism.
Risk identification is conducted by evaluating of operational
risk events such as through evaluating the results of internal
and external audit. In measuring operational risk, Bank uses
basic indicator approach.
(c) Bank conducts a mechanism to mitigate operational risk, such
as:
Bank has and continously evaluate the policies, procedures
and limits in accordance to the size and complexity of the
Bank.
Operational policy and procedure are communicated
through meetings inter and intra department.
In general, the procedures in each department / unit have
described the duties and authority limits/responsibility of
each officer.
Risk control strategies and implementation are evaluated
through inter and intra department meetings.
Audit by the Internal Audit Unit is periodically conducted
and the role of internal audit at branch is continously
enhanced.
(2) Operational risk calculation is conducted in accordance to
Bank Indonesia regulation by using basic indicator approach.
The Bank's operational RWA is reached of Rp98,850 million
whereby the last three years average gross income was Rp52,720
million and capital charge of Rp7,908 million.
Quantitative disclosure on operational risk as stated in Table
8.1.a (attached). Table 8.1.b will be refered to table 8.1a since
the Bank does not have any subsidiaries.
101Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
d) Risiko Likuiditas
(1) Penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas.
Bank melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada
nasabah penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas
jumlah simpanannya di Bank melalui kebijakan penempatan
dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency
funding plan dan pemantauan likuiditas secara harian serta
evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Liability Committee
(“ALCO”) yang dilakukan secara berkala.
Adanya perubahan parameter berdampak pada terjadinya
perbedaan penilaian dibandingkan periode sebelumnya. Rasio
net cash flow terhadap dana pihak ketiga berada pada kisaran
8,85 - 9,30% yang mencerminkan pemeliharan likuiditas yang
cukup memadai untuk membiayai operasional Bank serta
pemenuhan giro wajib minimum (GWM) Primer.
(a) Organisasi manajemen risiko likuiditas;
Struktur organisasi manajemen risiko likuiditas telah didesain
agar dapat bekerja secara optimal dengan mengutamakan
prinsip kehati-hatian dengan implementasi dual control processes.
(b) Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas;
Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas antara lain
dilihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Flow, maturity
profile, dan rasio Giro Wajib Minimum (GWM).
(c) Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas.
Mekanisme pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan
menggunakan data-data terkait aset, kewajiban, dan rekening
administratif. Selain itu pengendalian risiko likuiditas dilakukan
dengan kaji ulang dan pemantauan atas implementasi kebijakan,
limit wewenang dalam transaksi dan lain sebagainya secara
berkala.
(2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas
Bank menyadari bahwa masih terdapat maturity mismatch
antara aset dan kewajiban Bank (baik dari sisi neraca maupun
rekening administratif), terutama untuk posisi jangka waktu
sampai dengan 1 bulan, >1 s.d 3 bulan dan >3 s.d 6 bulan.
Namun demikian, Bank terus melakukan upaya-upaya pendekatan
pada deposan inti (termasuk grup Bank) agar likuiditas Bank
semakin terkelola dengan baik dari waktu ke waktu.
Data terlampir pada table 9.1.a. Sedangkan untuk Tabel 9.1.b
mengacu kepada Tabel 9.1.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak. Bank bukan merupakan Bank devisa, maka
tidak melakukan transaksi valuta asing, sehingga infromasi
pada tabel 9.2.a dan 9.2.b tidak disajikan
d) Liquidity Risk
(1) Implementation of liquidity risk management.
Bank made efforts to enhance the quality of services to depositors
to maintain the stability and continuity of deposits amount,
fund placement policies on safe and liquid instruments, policy
and contingency funding plan and daily liquidity monitoring
as well as evaluation meeting on the liquidity position through
the Asset Liability Committee meeting ("ALCO") which conducted
periodically.
The change of parameters have impacted the valuation
difference compared to the previous period. Ratio of net cash
flow toward third party deposit is in the range of 8.85-9.30%,
which reflects the maintenance of adequate liquidity to fund
operations and fulfillment of the primary statutory reserve
requirement (GWM).
(a) Organization of liquidity risk management;
Organization structure of liquidity risk management was
designed to work optimally in particular to implement prudential
principle of dual control processes.
(b) Early warning indicator for liquidity issue;
Early warning indicator for liquidity issue can be seen from
Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Flow, maturity of profile, and
statutory reserve ratio (GWM).
(c) Liquidity risk measurement and management mechanism.
Liquidity risk measurement mechanism was performed using
data related to assets, liabilities, administrative account. Liquidity
risk management is also performed by periodic reviewing and
monitoring on the implementation of policies, transaction
authority limit and others.
(2) Quantitative disclosure on liquidity risk
Bank awares that there is asset and liability maturity mismatch
(on and off balance sheet) particularly for the maturity bucket
of up to 1 month, >1- 3 month and >3 - 6 month. However
Bank continuously approach the core depositor (including
Bank's group) in order to maintain the liquidity position from
time to time.
This can be seen on table 9.1.a. For table 9.1.b will refer to table
9.1.a since the Bank does not have subsidary company. Due
to the Bank is not foreign exchange Bank, the information of
table 9.2.a and 9.2.b are not presented.
102 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
e) Risiko Hukum
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan lebih menertibkan
pendokumentasian termasuk didalamnya terkait dengan kelengkapan
dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang
terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap
regulasi perbankan dan ketentuan hukum yang berlaku.
(1) Organisasi manajemen risiko hukum; dan
Pada struktur organisasi Bank telah terdapat unit legal yang
khusus menangani perkreditan. Proses manajemen risiko
hukum pada transaksi/produk yang memiliki eksposur risiko
hukum juga dilakukan melalui legal opinion dari Pejabat yang
berkompeten dan/atau dari konsultan hukum Bank yang
ditunjuk.
Identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko hukum pada
aktivitas fungsional perkreditan antara lain dilakukan mulai
dari awal proses pemberian kredit sampai pada saat
dilaksanakannya perikatan kredit, serta pada proses pembukaan
rekening/Customer Identification File (CIF).
Terdapat laporan mengenai perkembangan penanganan kasus
hukum yang disampaikan secara berkala kepada manajemen
Bank..
(2) Mekanisme pengendalian risiko hukum.
Penanganan masalah berkaitan dengan aspek hukum yang
ditangani oleh Bank dilakukan oleh Pejabat yang berkompeten
dan/atau dapat diserahkan kepada konsultan hukum (pihak
ketiga) yang ditunjuk.
Direksi dan Dewan Komisaris secara aktif melakukan pengawasan
terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko
hukum, antara lain aktivitas perkreditan melalui rapat-rapat
berkala terutama terkait dalam hal penyelesaian debitur
bermasalah.
f) Risiko Stratejik
Bank melakukan pengelolaan atas risiko stratejik dengan
melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank
(RBB) sejalan dengan dilakukannya penyesuaian kebijakan dan
prosedur terhadap perubahan lingkungan bisnis baik eksternal
maupun internal.
(1) Organisasi manajemen risiko stratejik;
Bank telah membentuk Unit kerja Corporate Planning yang
melakukan pemantauan atas pencapaian kinerja Bank terhadap
anggaran/rencana yang telah ditetapkan Bank.
(2) Bank telah memiliki kebijakan yang dapat mengidentifikasi
dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal
maupun internal.
e) Legal Risk
Legal risk management is conducted by perfecting the legal
documentation which includes completeness and validity of
documents, minimize losses/costs associated with legal cases as
well as avoiding violation of Banking regulation and law.
(1) Organization of Legal Risk Management; and
The Bank has dedicated a legal unit for credit in the organization
structure. Legal risk management process on transactions /
products with legal risk exposure is reviewed by competent
officer and or from an appointed lawyer who give a legal
opinion.
Identification, measurement, and legal risk monitoring on
credit functional activities among other is conducted from the
initial loan processing (underwriting) until the signing of credit
agreement, including customer account opening/Customer
Identification File (CIF).
Progress report on the legal cases is inplace and reported to
the Bank's management periodicaly.
(2) Legal risk management mechanism.
Legal cases is handled by Bank's officer and if necessary it could
outsource to the appointed lawyer.
Board of Directors and Board of Commissioners actively monitor
the functional activities which has legal risk exposure, such as
credit, through periodic meeting especially in terms of the
settlement of problem debtors.
f) Strategic Risk
The Bank manages the strategic risks by monitoring the
realization of the Bank Business Plan in line with policies and
procedures adjustment on the external and internal business
changes.
(1) Organization of strategic risk management;
Bank has set up a Corporate Planning Unit which monitors
the Bank achievement against the budget / plan established
by the Bank.
(2) Bank has the policy which can identify and respond the changes
in the business environment, externally and internally.
103Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(3) Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari
rencana bisnis yang ditetapkan.
Bank telah mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana
bisnis yang ditetapkan melalui laporan pencapaian target
secara bulanan.
g) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan diantisipasi dengan membangun organisasi,
infrastruktur, proses dan melengkapi SDM pada pos-pos
strategis yang belum terisi, termasuk pembentukan komite-
komite dengan kelengkapan pemenuhan anggotanya serta
pengkinian kebijakan dan prosedur Bank secara bertahap dan
komprehensif.
(1) Organisasi manajemen risiko kepatuhan;
Struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) telah dikinikan
dan pemenuhan personilnya secara bertahap telah disesuaikan
agar senantiasa sesuai dengan perkembangan bisnis Bank.
(2) Strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen
risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan
penyusunan kebijakan dan prosedur telah dilakukan agar
senantiasa sesuai dengan standar yang berlaku secara umum,
ketentuan/regulasi, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(3) Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan
dilakukan melalui sosialisasi atas regulasi serta kebijakan dan
prosedur Bank secara berkesinambungan dan terdapat pengujian
kepatuhan oleh SKK melalui pemberian opini kepatuhan atas
keputusan kredit Bank untuk nilai limit fasilitas tertentu.
h) Risiko Reputasi
Bank berupaya untuk terus mengedepankan prinsip perlindungan
konsumen secara profesional untuk menjaga reputasi Bank
melalui pelayanan yang semakin baik dari waktu ke waktu
serta segera merespon segala publikasi negatif (jika ada) yang
berpotensi merugikan reputasi Bank sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku.
(3) Mechanism to measure progress and achievement against
business plan.
Bank has periodically measured level of achievement against
business plan and report it on monthly basis.
g) Compliance Risk
Compliance risk is anticipated by building the organization
infrastructure, process and complete the human resource in
some strategic positions which are still vacant, including setting
up and completing the comittees and comprehensively
updating policies and procedure.
(1) Organization of compliance risk management;
Organization structure of Compliance Unit has been updated
and the personel is gradually fullfiled in accordance to the
Bank’s business growth
(2) Risk management strategy and effectiveness of risk management
implementation for compliance risk, especially to ensure policy
and the procedure establishment are inline with the best
practices, regulation, and prevailing legislation.
(3) Monitoring mechanism and compliance risk management is
continously performed by socializing the regulation, policy
and procedure as well as compliance testing by compliance
unit by providing compliance opinion for certain limit of credit
proposal.
h) Reputation Risk
Bank is always put in front the customers protection professionally
in order to manage the Bank's reputation and image by
providing an excellent services from time to time. On the other
hand the Bank is consistently and immediately responded to
any negative publicity (if any) that could potentially harm the
Bank’s reputation in accordance with the Central Bank regulation.
104 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(1) Organisasi manajemen risiko reputasi
Bank telah membentuk unit kerja Corporate Affairs yang bertugas
untuk meningkatkan reputasi dan brand awareness Bank kepada
publik serta mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan terutama
terkait dengan budaya risiko dan kepatuhan.
Corporate Affairs juga senantiasa menjaga aspek transparansi
informasi mengenai Bank kepada nasabah dengan menyediakaan
jalur komunikasi melalui corporate website (www.banksampoerna.
com) serta company profile, laporan tahunan dan lainnya.
(2) Bank telah memiliki kebijakan terkait mekanisme peningkatan
pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya
(stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi seperti
melalui kebijakan terkait pengaduan nasabah dan laporannya
dikirimkan ke Bank Indonesia secara berkala sesuai dengan
ketentuan.
(3) Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis.
Bank telah memiliki kebijakan dalam memitigasi kondisi krisis
agar Bank dapat terus beroperasi melayani nasabah dan
pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), walau dalam
kondisi krisis dengan telah di sediakannya lokasi Disaster
Recovery Center (DRC)
(1) Organization of reputation risk management
In order to manage the reputation risk, Bank has set up a
Corporate Affairs Unit which assigned for building a good
reputation and brand awareness of the Bank to public and
also to promote the corporate values, risk and compliance
culture internally.
Corporate affairs is consistently manage the tranparency of
information by providing a communications network that can
be easily accessed by customers such as corporate website
(www.banksampoerna.com) and also company profile, annual
report and others.
(2) Bank has a policy related to the customer handling as part of
enhancing the services to customer and other stakeholders.
Such policy is designed to manage the reputation risk by
providing a complain handling policy and report it to Central
Bank.
(3) Reputati on risk management during crisis.
Bank has a policy related to the crisis management with the
purpose to ensure the Bank can still operate to serve customer
and stakeholder continously eventhough under crisis condition.
For that, the Bank has setup a location for Disaster Recovery
Center (DRC).
105Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(dalam Jutaan Rupiah)
No. KOMPONEN MODAL 2012 2011
(1) (2) (3) (4)
I. KOMPONEN MODAL
A. Modal Inti 343.310 256.694
1 Modal disetor 220.000 120.000
2 Cadangan Tambahan Modal 123.310 136.694
3 Modal Inovatif - -
4 Faktor Pengurang Modal Inti - -
5 Kepentingan Non Pengendali - -
B. Modal Pelengkap 9.331 5.595
1 Level Atas (Upper Tier 2) 9.331 5.595
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti - -
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap - -
C.Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi
- -
D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) - -
E.MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
- -
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C) 352.641 262.289
III.
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODALPELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUKMENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)
- -
IV.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUKRISIKO KREDIT
994.408 636.171
V.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUKRISIKO OPERASIONAL
87.407 83.495
VI.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUKRISIKO PASAR
- -
a. Metode Standar - -
b. Model Internal - -
VII.
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN
RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
32,60% 36,45%
Tabel 1a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank
106 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
No.Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA
TIMUR Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.093 587.093
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional-
4 Tagihan Kepada Bank 24.734 24.734
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 10.006 948 - - 10.954
6 Kredit Beragun Properti Komersil 63.236 18.935 - - 82.171
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan -
8Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel69.943 245.919 42.264 7.812 365.938
9 Tagihan kepada Korporasi 502.747 50.604 7.252 936 561.539
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 10.904 4.770 737 - 16.411
11 Aset Lainnya 39.030 7.164 - - 46.194
12 Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total 1.307.692 328.340 50.253 8.748 1.695.033
107Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
No Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
≤ 1 tahun> 1 tahun s.d 3
tahun
> 3 tahun s.d 5
tahun> 5 tahun Non Kontraktual Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.093 587.093
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
4 Tagihan Kepada Bank 2.191 22.543 - - 24.734
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 0.486 5.161 2.211 3.096 10.954
6 Kredit Beragun Properti Komersil 40.512 41.587 - 0.072 82.171
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan - -
8Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
41.626 316.843 6.861 0.608 365.938
9 Tagihan kepada Korporasi 176.593 354.957 26.509 3.481 561.539
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 8.983 7.113 0.315 - 16.411
11 Aset Lainnya 46.194 46.194
12 Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada) -
Total 857.484 748.203 35.896 7.257 46.194 1.695.034
(dalam Jutaan Rupiah)
108 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tab
el 2
.3.a
Pe
ng
un
gk
ap
an
Ta
gih
an
be
rsih
Be
rda
sark
an
Se
kto
r E
ko
no
mi B
an
k s
eca
ra In
div
idu
al
No
Se
kto
r E
ko
no
mi
Tag
iha
n
Ke
pa
da
P
emer
inta
h
Tag
iha
n
Ke
pa
da
E
nti
tas
Se
kto
r P
ub
lik
Tagi
han
Kepa
da B
ank
Pem
bang
unan
M
ultil
ater
al
dan
Lem
baga
In
tern
asio
nal
Ta
gih
an
K
ep
ad
a
Ba
nk
Kre
dit
B
era
gu
n
Ru
ma
h
Tin
gg
al
Kre
dit
B
era
gu
n
Pro
pe
rti
Ko
me
rsia
l
Kre
dit
P
eg
aw
ai/
Pe
nsi
un
an
Ta
gih
an
K
ep
ad
a
Usa
ha
M
ikro
, U
sah
a
Ke
cil d
an
P
ort
ofo
lio
R
ite
l
Ta
gih
an
k
ep
ad
a
Ko
rpo
rasi
Ta
gih
an
y
an
g T
ela
h
Jatu
h
Tem
po
Ase
t L
ain
ny
a
Ek
spo
sur
di U
nit
U
sah
a
Sy
ari
ah
(a
pa
bil
a
ad
a)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10
)(1
1)
(12
)(1
3)
(14
)
Po
sisi
31
De
sem
be
r 2
01
2
1P
ert
ania
n, P
erb
uru
an d
an K
eh
uta
nan
4
0.3
99
1.9
47
2P
eri
kan
an4
27
3P
ert
amb
ang
an d
an P
en
gg
alia
n1
.06
22
4.0
73
34
9
4In
du
stri
Pe
ng
ola
han
7.0
46
34
.76
84
48
5Li
stri
k, G
as d
an A
ir
6K
on
stru
ksi
50
.23
50
1.4
53
7P
erd
agan
gan
be
sar
dan
ece
ran
28
5.2
41
10
5.3
23
7.4
87
8P
en
yed
iaan
ako
mo
das
i dan
pe
nye
dia
an m
akan
min
um
5.1
91
1.0
62
9Tr
ansp
ort
asi,
pe
rgu
dan
gan
dan
ko
mu
nik
asi
12
.85
51
01
.32
11
.45
9
10
Pe
ran
tara
Ke
uan
gan
24
.73
42
02
.13
7
11
Re
al e
stat
e, u
sah
a p
ers
ew
aan
dan
jasa
pe
rusa
haa
n3
1.9
35
10
.65
17
5.3
47
5.1
20
12
Ad
min
istr
asi p
em
eri
nta
han
, pe
rtah
anan
dan
jam
inan
so
sial
waj
ib
13
Jasa
pe
nd
idik
an8
99
14
Jasa
ke
seh
atan
dan
ke
gia
tan
so
sial
22
11
.83
2
15
Jasa
ke
mas
yara
kata
n, s
osi
al b
ud
aya,
hib
ura
n d
an
pe
rora
ng
an la
inn
ya1
.41
17
.92
1
16
Jasa
pe
rora
ng
an y
ang
me
laya
ni r
um
ah t
ang
ga
53
43
.60
4
17
Bad
an in
tern
asio
nal
dan
bad
an e
kstr
a in
tern
asio
nal
la
inn
ya
18
Ke
gia
tan
yan
g b
elu
m je
las
bat
asan
nya
19
Bu
kan
lap
ang
an u
sah
a1
.45
5
20
Lain
nya
58
7.0
93
10
.95
47
51
95
46
.19
4
Tota
l 5
87
.09
32
4.7
34
10
.95
48
2.1
71
-3
65
.93
85
61
.53
91
6.4
11
46
.19
4
(dal
am J
uta
an R
up
iah
)
109Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
No Keterangan
31 Desember 2012
Wilayah
JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA
TIMUR Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tagihan 688.094 319.405 49.823 8.658 1.065.980
2Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
-
a. Belum Jatuh Tempo -
b. Telah Jatuh Tempo 19.590 - 19.590
3Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-individual
11.402 11.402
4Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-kolektif
2.401 1.177 177 17 3.772
5 Tagihan yang dihapus buku 980 980
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
110 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
(dalam Jutaan Rupiah)
No Sektor Ekonomi Tagihan
Tagihan yang
mengalami penurunan
nilai (impaired)
Cadangan
kerugian
penurunan nilai
(CKPN)-
individual
Cadangan
kerugian
penurunan
nilai (CKPN)-
kolektif
Tagihan
yang
dihapus
buku Belum
jatuh
tempo
Telah
jatuh
tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Posisi 31 Desember 2012
1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 41.905 104
2 Perikanan 422 1
3 Pertambangan dan Penggalian 25.350 84
4 Industri Pengolahan 41.881 99
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi 53.666 3.634 2.220 189
7 Perdagangan besar dan eceran 395.039 583 388 1.411
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 6.195 18
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 116.450 2.627 1.168 818
10 Perantara Keuangan 225.660 451
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 129.976 12.746 7.626 450 980
12 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan 890 3
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 2.030 4
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 9.230 19
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 4.108 8
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan lapangan usaha 1.438 3
20 Lainnya 11.749 111
Total 1.065.990 19.590 11.402 3.772 980
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
No. KeteranganPosisi 31 Desember 2012
CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4)
1 Saldo awal CKPN 7.004 10.191
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 5.433 (6.475)
a. Pembentukan CKPN pada periode berjalan 5.433 9.137
b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan (15.611)
3 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
4CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan
(980)
Saldo akhir CKPN 11.457 3.717
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
111Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
No. Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan
Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0% 20% 35% 40%
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.092
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 170
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 10.955
6 Kredit Beragun Properti Komersil
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya 9.677
12 Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca
B Eksposur Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif
1 Eksposur Neraca
2 Tagihan Kepada Pemerintah
3 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
4 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
5 Tagihan Kepada Bank
6 Kredit Beragun Rumah Tinggal
7 Kredit Beragun Properti Komersil
8 Kredit Pegawai/ Pensiunan
9 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
10 Tagihan kepada Korporasi
11 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Total Eksposur TRA
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan
Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
112 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
ATMR Beban Modal
45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
-
4.775 2.422
3.834
76.136 76.136
364.661 273.496
544.396 544.396
95 16.316 24.569
33.402 1.107 35.063
959.915
5.507 5.507
4.119 3.089
25.898 25.898
34.494
(dalam Jutaan Rupiah)
113Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
No. Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan
Bersih
Bagian yang Dijamin DenganBagian yang
Tidak Dijamin
Agunan GaransiAsuransi
kreditlainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)(8)=(3)-
[(4)+(5)+(6)+(7)]
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.092 587.092
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 24.734 19.789 4.945
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 10.954 10.955
6 Kredit Beragun Properti Komersil 82.171 6.035 76.136
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan
8Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
365.938 1.277 364.661
9 Tagihan kepada Korporasi 561.539 17.143 544.396
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 16.411 16.411
11 Aset Lainnya 44.186 35.063
12Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca 1.693.025 1.639.659
B Eksposur Rekening Adminsitratif
1 Eksposur Neraca
2 Tagihan Kepada Pemerintah
3 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
4Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
5 Tagihan Kepada Bank
6 Kredit Beragun Rumah Tinggal 5.507 5.507
7 Kredit Beragun Properti Komersil
8 Kredit Pegawai/ Pensiunan 4.119 3.089
9Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
25.898 25.898
10 Tagihan kepada Korporasi
11 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Total Eksposur Rekening Administratif 34.493
C Eksposur Counterparty Credit Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
Total (A+B+C) 1.674.152
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
114 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
No Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.092 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4 Tagihan Kepada Bank 24.734 12.316 2.422
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 10.955 3.834 3.834
6 Kredit Beragun Properti Komersil 82.171 82.171 76.136
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan - - -
8Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
365.938 274.454 273.496
9 Tagihan kepada Korporasi 561.539 561.539 544.396
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 16.411 24.569 24.569
11 Aset Lainnya 46.194 - 37.070
Total 1.695.034 958.883 961.923
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam Jutaan Rupiah)
(dalam Jutaan Rupiah)
No Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4 Tagihan Kepada Bank - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersil 5.507 5.507 5.507
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 4.119 3.089 3.089
9 Tagihan kepada Korporasi 25.898 25.898 25.898
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Total 35.524 34.494 34.494
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
115Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Posisi 31 Desember 2012
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 996.417
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL -
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
No Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 587.092 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4 Tagihan Kepada Bank 24.734 12.316 2.422
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 10.955 3.834 3.834
6 Kredit Beragun Properti Komersil 82.171 82.171 76.136
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan - - -
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 365.938 274.454 273.496
9 Tagihan kepada Korporasi 561.539 561.539 544.396
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 16.411 24.569 24.569
11 Aset Lainnya 46.194 - 37.070
Total 1.695.034 958.883 961.923
Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam Jutaan Rupiah)
(dalam Jutaan Rupiah)
116 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam Jutaan Rupiah)
(dalam Jutaan Rupiah)
No Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4 Tagihan Kepada Bank - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersil 5.507 5.507 5.507
7 Kredit Pegawai/ Pensiunan
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 4.119 3.089 3.089
9 Tagihan kepada Korporasi 25.898 25.898 25.898
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Total 35.524 34.494 34.494
Posisi 31 Desember 2012
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 996.417
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL -
Tabel 6.2.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
117Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
No. Pendekatan yang digunakan
Posisi 31 Desember 2012
Pendapatan Bruto
(rata-rata 3 tahun terakhir)Beban Modal ATMR
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pendekatan Indikator Dasar 52.720 7.908 98.850
Total 52.720 7.908 98.850
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
118 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profi l Maturitas Rupiah - Bank secara Individual
No Pos - Pos Saldo
Posisi 31 Desember 2012
JATUH TEMPO
≤ 1 Bulan >1 bulan s/d
3 bulan
>3 bulan s/d
6 bulan
>6 bulan s/d
12 bulan > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. ASET 1.683.934 596.587 40.807 92.324 157.945 796.271
1. Kas 9.677 9.677
2. Penempatan pada Bank Indonesia 587.092 523.352 9.952 29.519 24.269
3. Penempatan pada Bank lain 170 170
4. Surat Berharga
5. Kredit yang Diberikan 1.041.523 61.418 27.016 57.227 132.186 763.676
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain 45.472 1.970 3.839 5.578 1.490 32.595
B. KEWAJIBAN 1.346.473 875.945 184.767 267.617 16.448 1.696
1. Dana Pihak Ketiga 1.323.632 864.982 181.803 260.753 16.094
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain 9.070 4.421 2.199 2.450
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban Lainnya
7. Lain-lain 13.771 6.542 765 4.414 354 1.696
C. SELISIH ( A - B ) 337.461 (279.358) (143.960) (175.293) 141.497 794.575
II REKENING ADMINISTRATIF - - - - - -
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontinjensi
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen 70.402 36.716 5.569 10.869 17.239 9
2. Kontinjensi
70.402 36.716 5.569 10.869 17.239 9
C. Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(70.402) (36.716) (5.569) (10.869) (17.239) (9)
Selisih [(IA-IB) + (IIA-IIB)] 267.059 (316.074) (149.529) (186.162) 124.258 794.566
Selisih Kumulatif - (316.074) (465.603) (651.765) (527.507) 267.059
(dalam Jutaan Rupiah)
119Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Rencana Strategis Bank
Bank’s Strategic Plans
Rencana Strategis Bank
Bank’s Strategic Plans
The year of 2012 marked the second year of the first phase of the
Bank’s business development plan (2011-2015) called as the
investment stage. The Bank this year still focuses on the integration
and internal consolidation the company embarked on soon after
the completion of the acquisition in 2011. The Bank initiated the
phase by launching fundamental change to meet the new vision
and mission. The improvement process on the organization, system,
infrastructure, human resources, and culture still continues until
today and is done in parallel with the business development
activities.
GENERAL POLICIES OF THE BANKGeneral policies of the Bank are designed to accomplish the
missions of the majority Shareholders, including empowering the
Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), with respect to the
prudence principles and a principle of a healthy credit distribution.
Such policy is in line with the strata of Indonesian Banking Architecture
(IBA), in which the Bank focuses on extending financing the Micro,
Small and Medium Enterprises (“MSME”).
In the short term, the Bank will keep its focus on the enhancement
of quality of human resources (HR), development of Information
Technology (“IT”) system, the opening of sharia unit, the launch
of new products/activities, consistently build brand awareness, as
well as expand the office network as long-term investment to
sustain the bank’s mission and vision.
Currently the Bank is still within the investment stage, which
requires lots of investment expenses, both operating expenses
and capital expenditure. The consequence it will take in the first
three years is that the ratio of ROA is projected to slow and BOPO
in the meantime will increase. Yet, the enhanced infrastructure
quality and capacity as well as capital support from Controlling
Shareholders (“CS”) for the mid and long term is believed to help
the Bank’s business improve and develop with more focused and
accelerated.
Below is the Bank’s development since the initial stage before the
process of acquisition, investment phase until the harvesting phase:
Tahun 2012 merupakan tahun kedua dari tahapan pertama rencana
pengembangan bisnis Bank (2011-2015) yang merupakan tahapan
investasi. Ditahun ini Bank masih berkonsentrasi melanjutkan
proses integrasi dan konsolidasi internal yang dilakukan segera
setelah tuntasnya proses akuisisi di tahun 2011. Bank telah mengawali
tahapan ini dengan melakukan perubahan fundamental untuk
menjawab visi dan misi barunya. Proses penyempurnaan organisasi,
sistem, infrastruktur, SDM dan budaya yang hingga saat ini masih
terus berlangsung dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan
pengembangan bisnisnya.
ARAH KEBIJAKAN UMUM BANKArah kebijakan umum Bank dirancang sejalan misi pemegang
saham mayoritas yakni : memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), dengan tetap berpijak pada pada prinsip
kehati-hatian yang mengacu pada prinsip pemberian kredit yang
sehat. Kebijakan ini sesuai strata Arsitektur Perbankan Indonesia
(API), yaitu Bank dengan fokus pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (“UMKM”).
Dalam jangka pendek, Bank tetap akan fokus pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan Sistem
Teknologi Informasi (“TI”), pembukaan unit usaha syariah, peluncuran
produk/aktivitas baru, konsisten membangun brand awareness,
serta perluasan jaringan kantor sebagai investasi jangka panjang
untuk mendukung tercapainya visi dan misi bank.
Saat ini Bank masih berada dalam tahap investasi (invesment stage)
yang membutuhkan banyak biaya investasi baik operating expenses
maupun capital expenditure. Konsekuensinya dalam periode 3
tahun pertama maka ratio ROA diproyeksikan mengalami penurunan
dan BOPO akan mengalami peningkatan. Namun demikian dengan
peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur yang dimiliki serta
dukungan Pemegang Saham Pengendali (“PSP”) dalam hal
permodalan, dalam jangka menengah dan panjang kinerja Bank
diyakini akan semakin membaik sehingga berkembang lebih cepat
dan terarah.
Berikut gambaran yang telah terjadi di Bank dari masa awal sebelum
akuisisi, tahap investasi sampai pada tahap harvesting.
122 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Rencana Bisnis Bank Tahun 2013-2015
The Bank’s Business Plan of the Period of 2013-2015.
Kondisi Awal Sampai mid 2011
Tahap Investasi mid 2011-2014Tahap Harvesting 2015 dan
seterusnya.
1 PSP Pahala Sejahtera Sampoerna Investama Sampoerna Investama
2 Jumlah Kantor/Total Offices 8 15 >15
3Jumlah Pegawai/Tota l Employees
183 orang +/- 490 orang >500
4Jumlah marketing lending/cabang
0-1 orang 4-5 orang 4-5 orang
5 Modal disetor Rp120 miliar Rp550 miliar >Rp550 miliar
6 Laba Bersih/tahun Rp10-15 miliar Rp15-20 miliar >Rp40 miliar
7 BOPO 89.7% 98.1%-91.2% < 90%
8 ROA 0.4% 0.2%-1.1% >1.5%
9 NPL Gross >5% 4.7%-2.3% <3%
Rendah Menengah Tinggi
Penggunaan Teknologi Core banking versi lama Pengkinian core banking Pengkinian core banking
Tidak ada ATM ATM, Debit Card & Call Center Service to Sales System
Tidak ada surel Bank Internet Banking, payment point online Campaign Management
Paper based approval system Surel Bank Branchless Banking
SKN/RTGS manual Loan Origination System
Manual entry untuk asset buying HR System
Unsecured & unreliable data center
SKN/RTGS Otomasi
Tidak ada treasury system LBU/SID otomasi
PSAK engine
Otomasi sistem asset buying & joint financing
Website bank
Signature verification system
Treasury System
Data warehouse
MIS System
Secure & reliable data center & Disaster Recovery Center (DRC)
Compliance tracking system
Branch dashboard
Procurement System
Collateral tracking management System
Collection system
123Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank telah menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi
sesuai arah kebijakan umum Bank yang meliputi :
a. Membangun brand awareness melalui kegiatan promosi
korporasi maupun produk secara selektif dan proporsional.
b. Fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,
pengembangan Sistem Teknologi Informasi (TI), pembukaan
unit usaha syariah, peluncuran produk/aktivitas baru dan
perluasan jaringan kantor sebagai pondasi dalam menopang
pertumbuhan Bank kedepannya.
c. Dalam bidang penghimpunan dana dan untuk mengantisipasi
ketatnya persaingan di produk pendanaan serta menciptakan
struktur pendanaan yang lebih terdiversifikasi, Bank berencana
melakukan perluasan jaringan kantor, mengembangkan
sumberdaya dan mengoptimalkan produk pendanaan yang
dikhususkan untuk segmen tertentu, termasuk pemanfaatan
customer base yang berasal dari grup usaha.
Bank berencana menerbitkan produk tabungan baru dengan
memberikan bunga yang cukup bersaing, melakukan
peningkatan kualitas pelayanan nasabah (service excellence),
mengembangkan produk/aktivitas baru berbasis teknologi
untuk memudahkan nasabah bertransaksi di Bank seperti :
debit card, internet banking, payment point on line, serta produk
simpanan syariah melalui unit usaha syariah.
Bank juga mengkaji sumber dana lain, baik dalam jangka
pendek maupun panjang melalui instrumen-instrumen pasar
pendanaan seperti surat berharga dan lainnya. Dalam jangka
menengah dan panjang untuk menampung sumber pendanaan
Bank khususnya dari luar negeri, maka Bank berencana
meningkatkan status menjadi Bank Devisa dengan tetap
mengacu pada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
The Bank has implemented strategies to realize the vision and
mission according to the general policies of the Bank, which include:
a. Building brand awareness through corporate promotional
activities and selected and proportional products.
b. Focusing on enhancing the quality of Human Resources,
developing Information Technology (IT) System, opening sharia
business unit, launching new products/activities and expanding
the office network as fundamental to sustain the future growth
of the Bank.
c. In collecting the fund and anticipating the tight competition
in the financing products as well as developing more diversified
funding structure, the Bank is planning to expand the office
network, developing the human resources and optimizing the
financing products for particular segment, including the
utilization of customer base derived from the business group.
The Bank plans to issue new saving products with competitive
rate, enhancing service excellence, developing new technology-
based products/activities to facilitate the customers in doing
banking transactions, such as: debit card, internet banking,
payment point on line, as well as saving products through
sharia business unit.
The Bank also reviews the other short and long term sources
of fund, through many instruments of funding market, such
as securities and the others. In the short and long run, in order
to accommodate the Bank’s foreign fund, the Bank is planning
to upgrade the status from Foreign Exchange Bank with
reference to the applying regulation of Bank of Indonesia.
124 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dengan reputasi pemegang saham baru yang cukup dikenal
masyarakat, diharapkan Bank dapat meningkatkan reputasi
guna meningkatkan kemampuan Bank dalam menghimpun
dana masyarakat.
d. Dalam bidang penyaluran dana, Bank memfokuskan penyaluran
dana pada segmentasi pasar UMKM dan melakukan kerja sama
strategis dalam rangka pelaksanaan program executing, asset
buying, channeling dan joint financing dengan pihak-pihak lain
seperti Koperasi, BPR, perusahaan pembiayaan dan lembaga
keuangan lainnya, dengan tetap senantiasa mengedepankan
prinsip kehati-hatian dan mengacu pada mekanisme penyaluran
dana yang sehat.
Bank juga akan menyalurkan dana dengan prinsip syariah
melalui unit usaha syariah serta mengembangkan produk dan
layanan untuk pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
nasabah pembiayaan di segmen UMKM.
e. Dalam upaya pengembangan bisnis, Bank merencanakan
untuk tumbuh secara in-organic dengan melakukan akuisisi
terhadap lembaga keuangan mikro dan/atau lembaga
pembiayaan lainnya. Hal ini dilakukan agar skala ekonomis
Bank dapat tercapai lebih awal dengan tetap menjaga tingkat
kesehatan Bank.
TARGET JANGKA PENDEK DAN MENENGAHUntuk memandu implementasi kebijakan, Bank telah menentukan
target-target jangka pendek dan menengah yang akan mengarahkan
seluruh sumber daya Bank untuk bergerak sinergis mencapai visinya.
Target Jangka Pendeka. Perbaikan rating RBBR menjadi 2 dan GCG menjadi 2.
b. Tingkat pertumbuhan kredit sebesar 43.70%
c. Tingkat pertumbuhan dana pihak ketiga 45.03%
d. Peningkatan kompetensi dan keahlian SDM
e. Peningkatan Penerapan Manajemen Risiko
f. Peningkatan kualitas Pengendalian Intern
g. Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
h. Menetapkan Jumlah Modal Inti Minimum
i. Tingkat Non Performing Loan (NPL) berada di bawah 5%
j. Mempertahankan rating penerapan KYC minimal di Rating 3
(Cukup Baik)
Target Jangka Menengaha. Bank mentargetkan rating RBBR 2 dan bisa meningkatkan
rating GCG menjadi 1 dengan memonitor setiap komponen
dari RBBR dan meningkatkan awareness seluruh staf bank
melalui pelatihan berkala
b. Jumlah Modal Inti Minimum akan terus ditingkatkan melalui
strategi rencana penambahan modal dalam rangka memenuhi
komitmen permodalan kepada Bank Indonesia dan juga melalui
strategi pertumbuhan organik (internal growth).
With new reputation of the Shareholders which are publicly
known, the Bank is expected to be able to secure the reputation
in order to maintain the Bank’s ability to collect the public
fund.
d. In distributing the fund, the Bank focuses on the MSME segment
and develops strategic partnership in the implementation of
executing program, asset buying, channelling and joint financing
with the other parties such as Cooperatives, Rural Credit Banks,
multifinance companies and other financial institutions, by
putting forward the prudence principle and a healthy mechanism
of the fund distribution.
The Bank will also distribute fund based on sharia principle
through sharia business unit as well as develop financing
products and services that meet the financing needs of the
customers from MSME.
e. In order to develop the business, the Bank is seeking to grow
inorganically through acquisition over the micro financial
institutions and/or other multifinance companies. This is to
meet the economic scale of the Bank by keeping the health
level of the Bank.
SHORT AND MEDIUM TERM TARGETTo guide the policy implementation, the Bank has determined
short and medium term targets which will direct the whole resources
of the Bank to move in synergy to realize the vision.
Short Term Targetsa. RBBR to 2 and GCG to 2
b. Credit growth by 43.70%
c. Third party fund growth by 45.03%
d. Improvement of HR skills and competence
e. Improvement of the Implementation of Risk management
f. Improvement of Internal Control Quality
g. Implementation of Good Corporate Governance (GCG)
h. Determining Total Minimum Core Capital
i. Non Performing Loan (NPL) below 5%
j. Maintaining the minimum rating of KYC implementation at 3
(Quite Good)
Mid Term Targetsa. The Bank is targeting the RBBR rating at 2 and GCG rating at
1 by closly monitoring each component of RBBR and improving
the awareness of all Bank’s staffs through the training program
in periodical basis
b. Total Minimum Core Capital will be enhanced through capital
addition strategy in order to fulfil the capitalization commitment
to Bank of Indonesia and internal growth plan.
125Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
c. Sejalan dengan pencapaian jumlah Modal Inti Minimum di
atas, maka sesuai dengan strata API yang dipilih, Bank akan
tetap menjadi bank dengan fokus kegiatan usaha pada segmen
tertentu, yaitu UMKM.
d. Dalam upaya meningkatkan struktur pendanaan yang sehat,
disamping tetap meningkatkan penghimpunan dana pihak
ketiga, Bank akan mengupayakan diperolehnya alternatif
sumber-sumber pendanaan lainnya, seperti penerbitan surat
berharga maupun pinjaman-pinjaman lunak lainnya.
e. Bank akan terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan
APU dan PPT, sehingga diharapkan dapat mencapai rating 2
(Baik).
f. Bank secara konsisten akan melakukan perluasan jaringan
kantor dengan menambah Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu dan/atau Kantor Kas sesuai kebutuhan.
g. Bank akan terus memenuhi persyaratan penerapan GCG untuk
mendapatkan predikat sebagai Bank Berkinerja Baik.
h. Dalam rangka memperluas sumber pendanaan bank khususnya
dari luar negeri maka Bank berencana untuk meningkatkan
status menjadi Bank Devisa dengan tetap mengacu kepada
Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
c. In line with the achievement of Minimum Core Capital, thus
according to the agreed API strata, the Bank will keep the status
of the bank that is focused on MSMEs.
d. In order to promote a healthy financing structure, the Bank,
besides increasing the third party fund, will be seeking other
alternative sources of fund, such as the issuance of securities
and other soft loans.
e. The Bank will continue enhancing the quality of the
implementation of APU and PPT, so as to realize the rating 2
(Good).
f. The Bank consistently expands the office network by adding
new Branch Offices, Supporting Branch Office and/or Cash
Office according to the needs.
g. The Bank will consistently comply with GCG implementation
to earn the predicate of Best Performing Bank.
h. In order to expand the foreign sources of fund, the Bank is
planning to upgrade its status to Foreign Exchange Bank with
reference to Regulation of Bank of Indonesia.
126 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Akuntabilitas pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Sahabat Sampoerna mengambil
tanggungjawab penuh atas kebenaran Laporan Tahunan ini berikut
laporan keuangan dan informasi terkait lainnya dengan
menandatangani dibawah ini :
Accountability statement of the Board of Commissioners and Directors.
The Board of Commissioners and Directors of PT Bank Sahabat
Sampoerna take full accountability for the correctness of this annual
report and its financial statements and the others related information
by signing below :
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Budi Setiawan Halim
Komisaris Utama/President Commnisioner
Arsono Putranto
Komisaris/Commissioner
Adiwarman Azwar Karim
Komisaris Independen/Independent Commissoner
Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris Independen/Independent Commissioner
Direksi/Directors
Indra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur /Director
Nyoman Wenten Artha
Direktur Kepatuhan/Compliance Director
Ganda Rahaja Rusli
Direktur / Director
127Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Surabaya, Jawa Timur
Jakarta
Palembang, Sumatera Selatan
Medan, Sumatera Utara
Pekanbaru, Riau
Jaringan Kerja dan
Mitra Usaha
Our Network and Partnership
Jaringan Kerja dan Mitra Usaha
Our Network and Partnership
Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,
Bank Sampoerna senantiasa menjalin kerjasama dengan bank-bank
lain sebagai mitra usaha, khususnya dalam kiriman uang dan
kegiatan inter bank money market.
Disamping itu, untuk meningkatkan kinerja operasional, di tahun
2012 Bank Sampoerna juga telah menjalin kerjasama dan bersinergi
dengan beberapa perusahaan di antaranya :
1. Beberapa Perusahaan Asuransi
2. PT Sigma Caraka
3. PT Rintis Sejahtera
4. PT Kelola Jasa Arta
5. Infomedia
Customer satisfaction is our key indicator of success. In order to
deliver our excellent services to our customer, Bank Sampoerna is
collaborating closely to other banks as our partner in particularly
for remittance and inter bank money market initiatives.
On the other side, to swell financial performance Bank Sampoerna
is working together in partnership with:
1. Insurance companies
2. PT Sigma Caraka
3. PT Rintis Sejahtera
4. PT Kelola Jasa Arta
5. Infomedia
ASURANSI WAHANA TATA
130 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Di tahun 2012, Bank Sampoerna melakukan ekspansi jaringan
kantor, dengan membuka 2 (dua) kantor cabang di Surabaya dan
Palembang pada bulan Oktober 2012, sehingga jaringan kantor
yang dimiliki saat ini meliputi :
In October 2012, Bank Sampoerna expand its branches by opening
two (2) offices in Palembang and Surabaya. By adding two branches,
the Bank’s current network and branches consists of:
Kantor Cabang/Branch Offi ces
Jakarta
■ Cabang Utama Sampoerna Strategic
North Tower, Mezzanine Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930
Telp. 021. 5795 1234, 5795 1515 Fax. 021. 5795 0626
■ Slipi
Gedung Wisma Sejahtera
Jl. S. Parman Kav. 75, Lt. 1, Jakarta Barat 11410
Telp. (021) 530 6360
Fax. (021) 530 6362, 530 6370
Surabaya, Jawa Timur
Jl. Diponegoro No. 73
Kel. Darmo, Kec. Wonokromo
Surabaya 60241
Telp. (031) 568 7157
Fax. (031) 567 8973
Medan, Sumatera Utara
Jl. Sutomo No. 27 D-E, Medan 20232
Telp. (061) 4565 666
Fax. (061) 453 0013
Pekanbaru, Riau
Jl. Tuanku Tambusai No.391, Pekanbaru, 28282
Telp. (0761) 839 590-91
Fax . (0761) 839 589
Palembang, Sumatera Selatan
Jl. Jend. Sudirman Km. 4,5
Komplek Ruko Ario Kemuning No. 2
Palembang 30128
Telp. (0711) 56 101 77- 79
Fax. (0711) 56 101 80
Kantor Cabang Pembantu/Sub Branch Offi ce
Pecenongan
Ruko Red Top Square
Jl. Pecenongan No. 72, Lt.2 - 4, Jakarta Pusat 10120
Telp.021. 350 0091-94
Fax. 021. 350 1337-38
Kelapa Gading
Jl. Boulevar Raya Blok CN 3 No.5, Jakarta Utara 14240
Telp. 021. 451 4581-83
Fax. 021. 451 45 80
Bandengan
Jl. Bandengan Utara No. 36, Lt 1-3, Jakarta Utara 11240
Telp. 021. 691 3092-94
Fax. 021. 690 5425
Fatmawati
Jl. RS Fatmawati No. 37, Jakarta Selatan
Telp. 021. 7591 3868
Fax. 021. 7591 0289
Matraman
Rukan Mitra Matraman
Jl. Matraman Raya No. 148 Lt 1-4, Jakarta Timur 13320
Telp. 021. 8591 8030-31
Fax. 021. 8591 2488
Kantor Pusat/Head Offi cePT Bank Sahabat Sampoerna
Sampoerna Strategic Square, North Tower, Mezzanine Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930
Telp. 021. 5795 1234, 5795 1515 Fax. 021. 5795 0626
Web. www.banksampoerna.com
Di Desember 2012, Bank Sampoerna telah melengkapi layanannya
dengan telah dimilikinya jaringan ATM dan Call Center ATM. Dan
untuk lebih memudahkan nasabah dalam bertransaksi, maka
direncanakan akan dilakukan kerjasama dengan jaringan PRIMA
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di lebih dari 43.000
jaringan PRIMA di seluruh Indonesia.
Bank Sampoerna is gladly offers it’s customer with ATM and ATM
Call Center services in December 2012. To bring additional value
to the customer, Bank Sampoerna is working in partnership with
PRIMA network so that our customer is able to do their banking
transaction through more than 43,000 PRIMA network throughout
Indonesia.
131Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Macro economy condition as well as conducive monetary system
that looked stable in 2012 is one of the positive factor to boost
banking sector growth and development in Indonesia. This
advantageous momentum was one of the positive factor for Bank
Sampoerna to grow after acquisition period. In particular, integration
and consolidation as well as redefining the best strategy for each
business and division are the bank’s key important focus to compete
in the marketplace, increase it’s investment or even to anticipate
the future competition.
The positive growth trend would be a good benefit for Bank
Sampoerna’s business expansion, include opening a new branch,
developing new initiatives and products as well as re-inventing
innovative initiatives to the next level.
Besides, the Government and Bank Indonesia is consistently
stabilizing monetary systems to ensure adequate liquidity in the
foreign exchange and Rupiah market and to create effective
stimulus to the national economy. Bank Indonesia predicts that
Indonesia economy would stays strong and stable in 2013, and
shows positive financial performance so that the banking sector
trend would also be positive.
Kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan yang cukup kondusif
dan relatif stabil di tahun 2012 menjadi faktor positif dalam
pendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor perbankan
di Indonesia. Momentum yang sangat baik ini tentunya menjadi
pendorong pertumbuhan Bank Sampoerna paska akuisisi, dimana
proses integrasi dan konsolidasi serta pembenahan diberbagai
bidang sebagai bagian dari tahapan investasi terus dilakukan untuk
mengantisipasi persaingan ke depannya.
Tren pertumbuhan yang positif ini tentunya telah dimanfaatkan
oleh Bank Sampoerna untuk melakukan ekspansi jaringan kantor,
produk dan aktivitas baru, serta mengkaji beberapa inisitif baru
yang dapat dijadikan terobosan untuk pengembangan Bank ke
depannya.
Disamping itu, Pemeringah dan Bank Indonesia tetap melanjutkan
upaya stabilisasi moneter dan system keuangan dengan terus
memastikan kecukupan likuiditas Rupiah dan Valas di pasar serta
mengefektifkan stimulus pada perekonomian nasional. Di tahun
2013, Bank memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tetap
stabil dan menunjukkan kinerja yang positif sehingga sektor
perbankanpun akan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif.
Hal-hal Penting Yang Diperkirakan Terjadi di Tahun 2013
Key Important Initiatives in 2013
132 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
With prominent macro economy condition, Bank would be able
to focus to deliver lending services to micro, small and medium
sector. The sector which is believed to have a relative strong
resistance, potential market, and affordable product compare to
commercial sector. The bank will continue its collaboration with
other financial institution in particularly with Koperasi Mitra Sejati
through asset buying program.
Despite, the Bank will consistently anticipating any potential
concern in macro economy sector in 2013 followed by the
Government new initiatives such as fuel raise, inflation, and other
economy and monetary policy which is possibly launch next year.
Bank Sampoerna key important milestones in 2013 include:
a. The Bank will focus to increase it’s human capital qualities,
Information Technology improvement, network and branches
expansion to support future growth as well as to obtain Unit
Usaha Syariah licensing.
b. For funding area, the Bank will optimize segmented funding
products, include using the existing customer based data
based from other business group.
c. Bank is planning to launch new product and activities organically,
engage closely with business partners such as mini market,
cooperative, BPR, multifinance, and other technology based
product such as internet banking.
d. To strengthen the capital structure, the shareholders committed
to inject capital of Rp 100 billion yearly in accordance with the
commitment given to Bank Indonesia. On the other hand, the
Bank will also leverage the reatain earning.
e. Bank is planning to anticipate the possibility of new strategic
investor.
f. Bank is going to focus in increasing asset to be sizeable.
g. Bank is going to look for other short or long term alternative
through other funding market such as securities.
Dengan prediksi kondisi perekonomian yang menjanjikan tersebut,
Bank akan terus memfokuskan penyaluran dana pada sektor Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pertimbangan bahwa
sektor ini memiliki ketahanan yang relatif dibandingkan dengan
sektor usaha komersial, serta sektor UMKM ini memiliki potensi
pasar yang sangat baik dikarenakan produk yang dihasilkan masih
dapat terjangkau oleh seluruh kalangan. Bank juga akan melanjutkan
kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, khusus dengan
Koperasi Mitra Sejati melalui program asset buying.
Namun demikian, Bank tetap akan mengantisipasi kemungkinan
pergeseran terhadap Kondisi makro ekonomi yang mungkin terjadi
di tahun 2013 sebagai dampak dari kebijakan pemerintah yang
akan diterapkan, seperti kenaikan BBM, peningkatan suku bunga,
inflasi dan kebijakan ekonomi dan moneter yang mungkin akan
diluncurkan.
Beberapa hal penting yang akan dilakukan oleh Bank Sampoerna
di tahun 2013 antara lain :
a. Bank akan tetap fokus pada peningkatan kualitas SDM,
penyempurnaan Sistem Teknologi Informasi, perluasan jaringan
kantor dalam menopang pertumbuhan ke depan serta
mengupayakan untuk mendapatkan ijin Unit Usaha Syariah.
b. Dalam bidang penghimpunan dana, Bank akan mengoptimalkan
produk pendanaan yang dikhususkan untuk segmen tertentu,
termasuk pemanfaatan customer base yang berasal dari grup
usaha.
c. Bank juga berencana akan meluncurkan produk dan aktivitas
baru secara organik, melakukan kerjasama dengan mitra seperti
mini market/koperasi/BPR/Multifinance dan juga produk-produk
yang berbasis teknologi seperti internet banking.
d. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, maka setoran
modal akan dilakukan setiap tahun oleh para pemegang saham
sebesar Rp 100 miliar sesuai dengan komitmen yang diberikan
kepada Bank Indonesia disamping juga melalui pemupukan
keuntungan.
e. Bank juga berencana untuk mengantisipasi kemungkinan
masuknya calon pemegang saham baru maupun investor
strategis.
f. Bank juga akan fokus dalam meningkatkan jumlah aset yang
dimiliki sehingga dapat menjadi sizeable.
g. Bank akan mengkaji sumber dana lain, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang melalui instrumen-instrumen
pasar pendanaan seperti surat berharga dan lainnya.
133Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page has been left blank intentionally
134 Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Laporan Keuangan bank31 Desember 2012 dan 2011
Financial StatementsDecember 31, 2012 and 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page has been left blank intentionally