Download pdf - Fahmi Muizzuddin Fsh

Transcript
  • KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN

    SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

    Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

    Oleh: FAHMI MUIZZUDIN NIM : 107046102058

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1432 H/2011 M

  • KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk memenuhi Syarat

    Pembimbing I

    Dr. JAENAL ARIPIN, MNIP. 197210161998031004

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN

    SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

    Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh:

    FAHMI MUIZZUDIN NIM : 107046102058

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    JAENAL ARIPIN, M.Ag. 197210161998031004

    TITI DEWI WARNNIP. 197312212005012002

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

    KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE ADJUSTED RETURN

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Syarat Mencapai Gelar

    Pembimbing II

    WI WARNINDA, S.E, M.Si. NIP. 197312212005012002

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

  • Skripsi Yang Berjudul PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

    Panitia Ujian Munaqasyah

    Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012

    Sekretaris : Mu'min Roup, NIP.

    Pembimbing I : DrNIP. 197210161998031004

    Pembimbing II : Titi Dewi WarnNIP.

    Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. 197107011998032002

    Penguji II : Dwi Nur'aini I

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi Yang Berjudul KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA 2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN

    diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

    Jakarta, 21 September 2011 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

    Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012

    Panitia Ujian Munaqasyah

    Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012

    Mu'min Roup, M.A. NIP. 197004161997031004

    Dr. Jaenal Aripin, M.Ag. NIP. 197210161998031004

    Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si. NIP. 197312212005012002

    Dr. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 197107011998032002

    Dwi Nur'aini Ihsan, SE., MM.

    KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA RISK ADJUSTED RETURN, telah

    diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif . Skripsi ini telah diterima

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada

    Fakultas Syariah dan Hukum

    Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.

    Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. (............................)

    (............................)

    (............................)

    (............................)

    (............................)

    (............................)

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan ketrentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya saya merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedian untuk menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 21 September 2011

    Fahmi Muizzudin

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah,

    serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh

    kelulusan dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan besar kita

    Nabi Besar Muhammad SAW, karena beliaulah suri tauladan kita yang patut kita

    ikuti langkahnya dalam setiap aspek kehidupan.

    Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul KINERJA

    REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN

    METODE RISK ADJUSTED RETURN ini, tidak terlepas dari kesempatan,

    bimbingan, arahan, dan dorongan yang telah saya terima dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, perkenankan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

    kasih yang tulus kepada:

    1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bapak Prof. Dr. Drs. H. Muhammad

    Amin Suma, SH, MA, MM.

    2. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Ibu Euis

    Amalia, M.Ag. dan Sekretaris Program Studi Muamalat, Bapak Mumin roup,

    M.A.

    3. Bapak DR. Jaenal Aripin, M.Ag. dan Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si.,

    selaku dosen pembimbing, yang dengan penuh kesabaran memberikan arahan

  • v

    dan bimbingan serta tidak sungkan untuk meluangkan waktunya hingga

    terselesaikannya skripsi ini.

    4. Para Dosen pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,

    Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya baik di

    dalam maupun diluar perkuliahan

    5. Keluarga Besarku, Kedua Orang Tua, Ayahanda Abdul Razzak dan Ibunda

    Lea Muvida, yang senantiasa berdoa dan mendukung penuh keseluruhan

    proses hidupku. Adik-adikku Farhan, Fadhli, Farouqi, dan Fahsan.

    6. Teman-teman Konsetrasi Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas

    B, terima kasih atas kebersamaan ini.

    7. Serta pihak lain yang juga turut membantu dan mendukung penulis.

    Selama penulisan ini, saya menyadari masih banyak kekurangan karena

    keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis, untuk ini saya

    meinta maaf dan semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh pihak

    terkait. Saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

    membacanya.

    Jakarta, September 2011

    Fahmi Muizzudin

  • vi

    ABSTRAKSI

    Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kinerja reksadana syariah yang terdapat di Indonesia selama periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return. Metode pengukuran kinerja ini memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio.

    Dalam penilaian kinerja dengan Risk Adjusted Return, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen. Penelitian ini menggunakan sampel dua puluh tiga reksadana syariah di Indonesia dari semua jenis reksadana syariah yang ada. Terdiri dari sepuluh reksadana campuran syariah, enam reksadana saham syariah, enam reksadana pendapatan tetap syariah, dan satu reksadana indeks syariah. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan pembandingnya yaitu return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

    Kinerja dengan metode Treynor dan Jensen memiliki hasil kinerja yang lebih baik di banding dengan kinerja metode Sharpe. Ini berarti bahwa portofolio belum terdiversifikasi sempurna, karena kinerja portofolio yang kurang terdiversifikasi menjadi lebih tinggi pada rasio Treynor dan Jensen Alpha dibandingkan dengan rasio Sharpe. Hal ini muncul sebagai akibat dari adanya komponen risiko non-sistematis pada rasio Sharpe. Sedangkan, Jika portofolio telah terdiversifikasi sempurna, maka rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha akan memberi peringkat kinerja yang sama bagi portofolio. Hal ini disebabkan oleh total variance yang sama dengan systemtic variance pada portofolio yang terdiversifikasi sempurna. Kata Kunci : Investasi, Reksadana Syariah Indonesia, risk adjusted return.

  • vii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR . iv

    ABSTRAKSI vi

    DAFTAR ISI . vii

    DAFTAR TABEL .... x

    DAFTAR GAMBAR ... xii

    BAB I PENDAHULUAN ...... 1

    A. Latar Belakang .. 1

    B. Perumusan Masalah .. 7

    C. Tujuan Penelitian .. 8

    D. Kajian Terdahulu .. 9

    E. Metodologi Penelitian .. 11

    F. Sistematika Penulisan ... 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

    A. Teori Reksadana ... 14

    B. Reksadana Syariah 25

    C. Penilaian Kinerja (Performance Measurement) Reksadana . 35

    D. Kerangka Pemikiran . 39

  • viii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

    A. Objek Penelitian .. 42

    B. Metode Penetuan Sampel 45

    C. Sumber Data 46

    D. Variabel Penelitian .. 47

    E. Metode Pengukuran Kinerja 49

    F. Evaluasi Kinerja Reksadana Syariah ... 53

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 54

    A. Analisis Statistik Deskriptif 54

    1. Reksadana Campuran Syariah 54

    2. Reksadana Saham Syariah .. 57

    3. Reksadana Pendapatan Tetap Syariah .... 60

    4. Reksadana Indeks Syariah .. 61

    B. Analisis Kinerja Reksadana Campuran Syariah . 62

    1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 62

    2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 64

    3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 66

    C. Analisis Kinerja Reksadana Saham Syariah ... 68

    1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 68

    2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 69

    3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 71

  • ix

    D. Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah ..... 72

    1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 72

    2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 73

    3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 75

    E. Analisis Kinerja Reksadana Indeks Syariah 75

    1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 75

    2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 76

    3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 77

    F. Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia Dengan

    Metode Risk Adjusted Return ...... 78

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

    A. Kesimpulan . 86

    B. Saran 84

    DAFTAR PUSTAKA ... 91

    LAMPIRAN .. 94

  • x

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 3.1 Daftar Reksadana Syariah di Indonesia . 39 2. Tabel 3.2 Daftar Objek Penelitian . 41 3. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Campuran

    Syariah Indonesia... 51 4. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Saham

    Syariah Indonesia... 55 5. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Pendapatan

    tetap Syariah Indonesia..... 58 6. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Indeks

    Syariah Indonesia... 59 7. Tabel 4.5 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

    Sharpe 60 8. Tabel 4.6 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

    Treynor . 62 9. Tabel 4.7 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

    Jensen ... 64 10. Tabel 4.8 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

    Sharpe ... 66 11. Tabel 4.9 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

    Treynor . 67 12. Tabel 4.10 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

    Jensen ... 69 13. Tabel 4.11 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan

    Indeks Sharpe ... 70

    14. Tabel 4.12 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan Indeks Treynor . 71

  • xi

    15. Tabel 4.13 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan Indeks Jensen ... 73

    16. Tabel 4.14 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Sharpe .. 74

    17. Tabel 4.15 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Treynor . 74

    18. Tabel 4.16 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Jensen ... 75

    19. Tabel 4.17 Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan 3 Metode 76

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah... 26

    2. Gambar 2.2 Skema Akad Wakalah Pada Reksadana Syariah... 32

    3. Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran . 38

    4. Gambar 4.1 Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia

    Dengan Metode Risk Adjusted Return. 78

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pasar Modal merupakan pasar untuk berbagai macam instrumen keuangan

    jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu

    fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi

    ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang

    mempertemukan dua kepentingan, antara pihak yang memiliki kelebihan dana

    (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer atau emiten). Dengan adanya

    pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana

    tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil, sedangkan pihak emiten dapat

    memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu

    tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi

    keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal

    hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Karena

    kedua fungsi dijalankannya tersebut, maka semakin jelas bahwa pasar modal

    memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara. Dengan adanya pasar

    modal maka aktivitas perekonomian akan meningkat karena pasar modal

    menyediakan berbagai alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat

  • 2

    beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan

    pendapatan perusahaan dan kemakmuran rakyat luas.1

    Salah satu alternatif instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal

    adalah reksadana. Reksadana menurut undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995

    merupakan wadah yang di pergunakan dalam rangka menghimpun dana dari

    masyarakat dalam pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek

    yang dilakukan oleh manajer investasi. Reksadana merupakan instrument investasi

    yang belum begitu populer dibanding dengan investasi pada valas atau deposito,

    ternyata mampu menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi dalam

    perkembangannya. Sejak di perkenalkan di Indonesia oleh PT Danareksa tahun 1967,

    terjadi peningkatan karena masyarakat mulai mengenal dan mendapatkan

    pengembalian dari investasi reksadana yang dilakukan lebih baik dibanding dengan

    investasi lainnya.

    Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari

    masyarakat yang memiliki modal dan keinginan untuk berinvestasi, namun hanya

    memiliki waktu, pengetahunan serta keahlian menghitung profil resiko dan imbal

    hasil investasi, yang terbatas. Himpunan dana dari masyarakat investor tersebut

    1 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. F, Pasar Modal di Indonesia (Jakarta, Salemba Empat, 2006),

    h.11.

  • 3

    kemudian diinvestasikan, dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang di

    percaya oleh pihak investor untuk mengelola dana tersebut2.

    Di Indonesia, pasar modal syariah mulai sejak tahun 2003 walaupun

    instrument syariah telah diluncurkan sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan

    peluncuran Danareksa syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment

    Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa

    Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000

    yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara

    syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka telah tersedia saham-saham yang

    dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.3

    Perkembangan pasar modal syariah memberikan dampak positif terhadap

    perkembangan reksadana syariah. Produk reksadana kini semakin beragam dengan

    hadirnya berbagai jenis reksadana seperti reksadana syariah pendapatan tetap,

    reksadana syariah saham, reksadana syariah campuran, dan yang paling baru

    reksadana syariah indeks.

    Reksadana Syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan seluruh dana

    ke dalam instrumen investasi yang berbasis syariah seperti saham-saham yang

    tergabung dalam JII, Obligasi syariah dan instrumen keuangan berbasis syariah

    2 Anisa Rachmawati, Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori

    Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di Indonesia : Periode maret-2005-Maret 2008, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.6.

    3 Anonimous, Tentang Efek Syariah Artikel di akses pada November 2010 dari

    http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/ShariaMarket/ShariaSecurities/tabid/156/language/id-ID/Default.aspx

  • 4

    lainnya untuk membentuk suatu portofolio. Hal ini yang menjadi pembeda antara

    reksadana syariah dengan reksadana konvensional. Sedangkan dalam hal mekanisme

    perdagangan, tidak ada perbedaan diantara keduanya. Suatu efek dapat memenuhi

    kriteria syariah apabila memenuhi beberapa persyaratan , antara lain core business

    dari perusahaan penerbit efek (emiten) tersebut tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah islam (sesuai dengan Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001) yaitu

    diantaranya; (i) Kegiatan usahanya tidak tergolong judi atau perdagangan yang

    dilarang, (ii) usahanya tidak bersifat ribawi atau mengandung bunga, (iii) tidak

    memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangakan makanan atau minuman

    haram, serta barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat4. Dalam hal

    proses manajemen portofolio, reksadana syariah melakukan proses penyaringan

    (filtering) efek dalam portofolio reksadana benchmarking kinerja reksadana syariah,

    serta cleansing. Dari sisi filtering saham-saham yang kegiatan usaha emitenya

    memiliki keterkaitan denga sesuatu yang diharamkan seperti yang telah disebutkan

    pada fatwa DSM MUI. Sementara dari sisi benchmarking, penilaian kinerja

    portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan perbandingan.

    Selain filtering dan benchmarking, reksadana syariah juga melakukan proses

    cleansing. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat berasal dari sumber

    non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal, misalnya bunga bank, proses ini

    4 Anisa Rachmawati, Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori

    Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di Indonesia : Periode maret-2005-Maret 2008, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.8.

  • 5

    dilakukan untuk membersihkan dana yang disimpan dalam kas bank, kemudian agar

    bersih dari unsur tidak halal.

    Alat atau tolak ukur Reksadana ialah NAB (nilai Aktiva bersih). Nilai Aktiva

    Bersih (NAB) merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual

    dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan dari Nilai Aktiva Bersih ini dapat

    dijadikan indikator kinerja suatu reksa dana apakah nilainya positif (meningkat) atau

    negatif (menurun). Nilai Aktiva Bersih dihitung dengan menjumlahkan nilai masing-

    masing efek yang ada dalam suatu reksa dana, berdasarkan harga pasar penutupan

    efek yang bersangkutan, yang kemudian dikurangkan dengan kewajiban-kewajiban

    reksa dana tersebut seperti biaya Manajer Investasi, biaya Kustodian dan biaya-biaya

    lainnya.5

    Namun, NAB hanya memberikan infomasi harian atas satu portofolio

    reksadana itu sendiri. Investor tidak dapat melihat secara langsung perbandingan

    kinerja terhadap reksadana lain, selain itu reksadana hanya mewakili return atas satu

    reksadana tersebut, tanpa mempertimbangkan tingkat resiko yang dimiliki. Bila

    menggunakan NAB saja, investor dapat memperoleh informasi yang keliru. Misalnya

    salah satu reksadana memiliki NAB tinggi di beberapa periode tanpa

    memperhitungkan tingkat resiko yang dimiliki, investor tersebut dapat langsung

    5 Anonimuos, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Artikel diakses pada 2 desember 2010 dari

    http://www.wealthindonesia.com/mutual-fund/nilai-aktiva-bersih-nab.html

  • 6

    menginterpretasikan bahwa reksadana tersebut menguntungkan.6 Oleh karena itu

    dalam mengukur kinerja suatu reksadana tidak hanya dilihat dari imbal hasil saja

    tetapi juga harus memperhatikan resiko yang akan di tanggung investor.

    Mustakim (2008) telah meneliti kinerja reksadana syariah dari jenis reksadana

    syariah campuran dan reksadana syariah pendapatan tetap yang terdapat di Indonesia

    selama periode desember 2006 sampai desember 2007. dengan menggunakan metode

    sharpe dan treynor di hasilkan bahwa kinerja sharpe memiliki risk adjusted return

    yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja treynor untuk reksadana jenis

    campuran, tetapi untuk reksadana syariah pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe

    mencerminkan nilai yang negatif.

    Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

    adalah metode yang digunakan tidak hanya mentode sharpe dan treynor tetapi juga di

    tambah dengan metode Jensen. Selain itu, jenis reksadana syariah yang diteliti terdiri

    dari reksadana syariah saham, reksadana pendapatan tetap syariah, reksadana

    campuran syariah dan reksadana indeks syariah. Periode yang diteliti pun jauh lebih

    lama, penelitian sebelumnya hanya meneliti selama 13 bulan, sedangkan dalam

    penelitian ini periode yang digunakan selama 36 bulan atau tiga tahun dari januari

    2008 sampai desember 2010.

    6 Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk

    adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.4.

  • 7

    Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

    mengambil judul "PENILAIAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DI

    INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED

    RETURN.

    B. Perumusan Masalah

    Dalam memilih reksadana, investor memerlukan informasi tentang kinerja

    masing-masing portfolio. Penilaian kinerja yang diberikan oleh manajer investasi,

    selaku perwakilan investor yang bertugas mengelola reksadana, hanya berupa

    informasi harian mengenai nilai aktiva bersih (NAB) yang mencerminkan keuntungan

    atau kerugian reksadana yang diterima investor dari portfolio yang dibentuk manajer

    investasi. Kenaikan NAB berarti peningkatan nilai investasi yang dimiliki investor.

    Reksadana yang baik untuk kita tidak hanya dilihat dari tingkat returnnya

    tetapi juga dari tingkat risiko. Untuk mengukur perbandingan tingkat resiko dan

    return kita dapat menggunakan metode risk adjusted return dimana terdapat 3

    parameter yang digunakan yaitu sharpe rasio, treynor model, dan Jensen alpha yang

    menunjukkan harga dari suatu risiko.7

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio pada alternatif

    pengukuran kinerja ini menekankan pada tingkat pengembalian portofolio yang

    disesuaikan dengan resiko portofolio. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk

    7 Christian Linardo, Dua sisi Mata Uang Yang Tak Terpisahkan, artikel diakses pada 27

    November 2010 dari www.bapepam.go.id/reksadana/

  • 8

    mengukur kinerja portofolio dapat menggunakan metode pengukuran kinerja risk

    adjusted return. metode ini mengakomodasi unsur return atau imbal hasil portofolio

    dan juga tingkat resiko portofolio. Selain itu, juga disebutkan bahwa risk adjusted

    return method dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar portofolio

    reksadana. Indeks sharpe merupakan metode penilaian kinerja yang berfokus pada

    penilaian individu reksadana sedangkan indeks treynor dan indeks Jensen merupakan

    metode penilaian kinerja dengan mempertimbangkan sensitivitas return portofolio

    terhadap return pasar.8

    Berdasarkan pengidentifikasian adanya masalah-masalah tersebut maka

    penulis merumuskan masalah, yaitu:

    1. Bagaimana perbedaan kinerja reksadana di indonesia (saham, campuran,

    pendapatan tetap, dan indeks) menggunakan 3 metode Risk Adjusted

    Return (Sharpe, Treynor, dan Jensen)?

    2. Reksadana syariah manakah yang memiliki kinerja paling baik?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan dalam mengevaluasi kinerja pada portofolio reksadana

    syariah di Indonesia sebagai berikut :

    1. Untuk menganalisis perbedaan kinerja Reksadana Syariah di indonesia

    dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return (sharpe, treynor, dan

    Jensen).

    8 Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk

    adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.4.

  • 9

    2. Untuk menganalisis reksadana syariah di Indonesia yang memiliki kinerja

    paling baik.

    D. Kajian Terdahulu

    Berbagai macam penelitian untuk menganalisis kinerja portofolio reksadana

    syariah telah ada beberapa yang dilakukan di dalam Indonesia. Seperti yang

    dilakukan oleh:

    1. Penelitian tentang kinerja reksadana syariah pernah dilakukan oleh Mustakim

    (2008). Didalam penelitiannya, mustakim menganalisis kinerja reksadana

    syariah dari jenis campuran dan pendapatan tetap yang ada di Indonesia pada

    periode desember 2006 - desember 2007. metode yang di gunakan adalah

    metode sharpe dan treynor. Hasil penelitianya menunjukkan kinerja sharpe

    memiliki risk adjusted return yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja

    treynor untuk reksadana jenis campuran, tetapi untuk reksadana syariah

    pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe mencerminkan nilai yang negatif.

    2. Anisa Rahmawati yang menganalisis perbandingan kinerja Reksadana syariah

    dengan kinerja reksadana konvensional pada periode maret 2005 - maret 2008

    dengan menggunakan metode risk adjusted return dengan pengukuran sharpe

    index, asset under management (AUM), Pertumbuhan AUM, dan Biaya

    reksadana. Hasil penelitiannya keempat metode tersebut yaitu kinerja reksadana

    syariah lebih unggul dibanding kinerja reksadana konvensional, karena kesemua

    hasil perhitungan bernilai positif.

  • 10

    3. Penelitian yang menyangkut dengan perhitungan kinerja reksadana syariah yaitu

    Yeni Rahmawati yang berjudul Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah

    Campuran Menggunakan Risk adjusted return Method: Studi Komparasi

    Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007) yang menyatakan

    bahwa secara individu, portofolio reksadana syariah mengungguli reksadana

    syariah Malaysia. Hal ini mempertimbangkan risiko dan return reksadana yang

    sama meskipun ada unsur resiko pasar pada indeks Modigliani tetapi belum

    mempertimbangkan sensitivitas pasar.

    4. Jurnal yang berjudul Analisis kinerja reksadana fixed income dan

    hubungannya dengan umur reksadana yang ditulis oleh indra widjaja dan M. I.

    Waica Wahayuni yang mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap dengan

    pembanding instrument obligasi untuk mencari reksadana pendapatan tetap

    yang memberikan kinerja terbaik dengan metode pengukuran sharpe, treynor,

    dan Jensen. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat

    pengembalian Nilai Aktiva Bersih 20 reksadana pendapatan tetap dengan

    benchmark indeks obligasi menunjukkan pada tahun 2005 berdasarkan P- value

    uji-t dengan signifikansi 5%, seluruh reksadana pendapatan tetap tidak

    signifikansi terhadap indeks obligasi,

  • 11

    E. Metodologi Penelitian

    Penelitian ini menggunakan 3 parameter risk adjusted return yaitu indeks

    sharpe, indeks treynor dan indeks Jensen. Metodologi yang digunakan adalah studi

    literature dan uji empiris penilaian kinerja reksadana syariah campuran. Data di

    peroleh dari prospektus reksadana yang menjadi objek penelitian, artikel-artikel di

    berbagai media cetak dan elektronik.

    1. Metode Indeks Sharpe

    Adalah mengukur risk premium yang dihasilkan setiap unit resiko yang diambil.

    Dalam hal portofolio reksadana, maka risk premium yang dimaksud adalah

    selisih antara rata-rata imbal hasil reksadana dengan rata-rata tingkat

    pengembalian asset bebas resiko. Penghitungan indeks sharpe menggunakan

    standar deviasi reksadana yang menginterpretasikan tingkat resiko suatu

    reksadana.

    2. Metode Indeks Treynor

    Indeks ini mengukur kinerja portofolio sebagai rasio excess return terhadap

    beta. Beta merupakan representasi dari resiko sistematisatau resiko pasar.

    Dalam hal ini beta menunjukkan volatilitas atau kepekaan return portofolio

    terhadap return pasar. Indeks ini menggunakan beta portofolio yang diperoleh

    dengan melakukan regresi pengemblian portofolio terhadap pengembalian pasar

    yang dijadikan tolak ukur.

  • 12

    3. Metode Indeks Jensen

    Indeks Jensen mengukur kinerja dengan menghitung perbedaan pengembalian

    yang diperoleh dari suatu portofolio dengan pengembalian yang diharapkan

    berdasarkan tingkat resiko sistematisnya. Metode ini sebagai pelengkap rasio

    sharpe dan rasio treynor, dimana alfa dari indeks di periksa sebagai pembanding

    dari tolak ukur pasar.

    F. Sistematika Penulisan

    Kerangka penulisan dalam Penelitian ini dibagi secara sitematis menjadi lima

    bab, secara garis besar kelima bab tersebut terdiri dari:

    BAB I Pendahuluan

    Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah,

    tujuan penelitian, metodologi yang di gunakan dan sistematika penulisan

    BAB II Tinjauan Pustaka

    Bab ini berisi tentang studi literature yang terdiri dari teoi reksaana secara umum

    diikuti dengn acuan teori mengenai reksadana syariah serta metodoliogi penelitian

    kinerja yang digunakan dalam penelitian ini.

    BAB III Metodologi Penelitian

    Bab ini membahas langkah-langakah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

    yang digunakan, pengolahanya menjadi data yang dapat dianalisis dan metode

    penalitian yang digunakan.

  • 13

    BAB IV Hasil Penelitian

    Bab ini berisi tentang uraian hasil pengolahan data yang diperoleh, yaitu analisis dan

    pembahasan hasil penilaian kinerja reksaana syariah diindonesia dengan

    menggunakan kinerja yang dipilih.

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    Pembahasan akan ditutup dengan kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini merupakna

    ikhtisar dari uraian pada bab-bab sebelumnya . penelitian ini akan memberikan saran

    berupa pola investasi berdasarkan evaluasi kineeerja dengan menggunakan metode

    risk adjusted return. Selain itu juga mengungkapkan kelemahan dari penelitian ini

    serta saran bagi penelitian selanjutnya.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Reksadana

    1. Pengertian Reksadana

    Dalam kamus keuangan reksadana di definisikan sebagai portofolio

    asset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi

    yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga

    penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (diversified

    Portfolio of securities, registered as an open-end investment company, which

    sells shares to the public at an offering price dan redeems them on demand at

    net asset value).1

    Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menyebutkan

    bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana

    dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio

    efek oleh manajer investasi.2

    Dari pengertian reksadana tersebut, secara jelas disebutkan bahwa

    reksadana memiliki karakteristik :3

    1Adler Haymans Manurung, Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku (Jakarta: Penerbit Buku

    Kompas, 2007), h. 1 2 Nurul Huda dan Mustafa E Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana,

    2007), h. 95 3 Manurung, Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, h. 2

  • 15

    a. Pertama, kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik reksadana adalah

    berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke

    reksadana dengan berbagai variasi.

    b. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument

    investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut di

    investasikan kedalam instrument investasi seperti rekening Koran,

    deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan Repurchase

    Agreement (REPO), Commercial Paper (CP)/Promissory Notes (PN),

    surat utang jangka panjang

    c. Ketiga, Reksadana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi ini

    dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu, sebagai lembaga dan sebagai

    perorangan.

    Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan

    sumberdaya keuangan (dana) yang dimiliki individu-individu dibawah arahan

    Manajer investasi professional yang selanjutnya melakukan diversifikasi

    secara luas sehingga ujung-ujungnya akan sangat menguntungkan individu-

    individu bersangkutan, di anggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di

    abad dua puluh satu.4

    4Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era

    Modern edisi revisi ke-2 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 35

  • 16

    2. Manfaat Reksadana

    Reksadana memiliki berbagai fitur untuk para pemula yang tidak

    memiliki kemampuan untuk me-manage instrumen-instrumen investasi dan

    hanya memiliki modal atau dana investasi yang terbatas manfaat yang

    diperoleh investor jika melakukan investasi pada reksadana antara lain :5

    a. Dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman

    Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola oleh professional

    yang mempunyai pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan dari

    pada manajer investasi yang kompeten, yang akan mendukung pola kerja

    untuk memberikan hasil investasi yang maksimal dan aman.

    b. Jumlah dana investasi yang relatif kecil

    Reksadana dapat membantu calon investor yang memiliki hambatan dana

    untuk berinvestasi di pasar modal sebab reksadana memungkinkan jumlah

    investasi yang relatif kecil. Investor yang akan membali reksadana tidak

    harus memiliki jumlah dana yang besar. Cukup disesuaikan dengan nilai

    setiap unit penyertaan reksadana yang akan dibelinya.

    c. Portofolio yang terdiversifikasi

    Diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan

    tingkat risiko dan mengoptimalkan hasil investasi. Konsep diversifikasi

    5 Aidil Akbar, Rich Game: Cara kaya dengan Investasi, membangun Pondasi Portofolio keuangan

    yang Kokoh (Jakarta: Rabka publisher, 2007) dalam Yeni Rahmawati Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008) h.11

  • 17

    yang dimaksud adalah apabila satu jenis investasi yang dibeli investor

    mengalami kerugian. Masih ada kemungkinan jenis investasi lain yang

    tidak merugi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Hal ini memberikan

    rasa aman bagi investor. Baik investor yang memiliki dana besar maupun

    kecil.

    d. Informasi pengelolaan yang transparan

    Calon investor mendapatkan informasi tentang strategi investasi,

    pemilihan instrument investasi, profil dan kompetensi manajer investasi

    dan berbagai informasi penting lainnya.

    e. Likuiditas yang tinggi

    Reksadana merupakan instrumen investasi yang cukup likuid. Hal ini

    disebabkan pihak pemegang unit penyertaan reksadana dapat melakukan

    penjualan kembali (redemption) kepada pihak manajer investasi.

    Pemegang unit penyertaan akan mendapatkan pembayaran sesuai tingkat

    NAB yang dihitung berdasarkan hari atau periode penjualan reksadana

    tersebut.

    f. Prosedur investasi

    Dengan berinvestasi di reksadana, prosedur berinvestasi akan menjadi

    mudah. Investor hanya perlu memantau peningkatan kinerja NAB atas

    unit penyertaan reksadana yang dibelinya.

  • 18

    3. Risiko Reksadana

    Untuk melakukan investasi reksadana, investor harus mengenal jenis

    potensi resiko yang berpotensi timbul saat membeli reksadana. dengan

    mengetahui berbagai risikonya, diharapkan setiap investor lebih berhati hati

    dalam memilih berbagai jenis reksadana yang di tawarkan. Risiko tersebut

    diantaranya :6

    a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

    Risiko ini dipengaruhi oleh turunya harga dari efek (saham, obligasi, dan

    surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksadana tersebut

    b. Risiko Likuiditas

    Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika

    sebagian besar pemegang unit penyertaan melakukan penjualan kembali

    (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan

    dalam menyediakan uang tunai atas penjualan tersebut.

    c. Risiko Wanprestasi (Gagal bayar)

    Risiko ini merupakan risiko terburuk, dapat timbul ketika perusahaan

    asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera

    membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan

    saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-

    pihak terkait dengan reksadan, pialang, bank custodian, agen pembayaran

    6 Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era

    Modern edisi revisi ke-2 (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009) h.94

  • 19

    atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan Nilai Aktiva

    bersih (NAB) reksadana.

    4. Profil Risiko Investor7

    Sebelum mulai berinvestasi pada sebuah instrumen portofolio, seorang

    investor hendaknya mengenali profil risiko dirinya sendiri terlebih dahulu.

    Hal ini penting agar investor tidak kaget melihat fluktuasi nilai investasinya.

    Tentu saja setiap investor ingin memiliki investasi yang memberikan return

    yang tinggi dengan risiko yang seminim mungkin. Tetapi di dalam investasi

    dikenal istilah high risk high return. Semakin tinggi return investasi maka

    risikonya semakin tinggi pula. Secara garis besar terdapat tiga profil risiko :

    a) Konservatif. Investor tipe ini kurang menyukai risiko dan cenderung

    menghindarinya. Pilihan investasi yang cocok untuk tipe konservatif

    dalam jangka waktu pendek (1 tahun) adalah reksadana pasar uang.

    Reksadana pasar uang memberikan return yang paling rendah

    dibandingkan dengan reksadana lainnya dan memberikan tingkat

    risiko yang paling rendah juga. Pilihan lainnya untuk tipe konservatif

    adalah reksadana pendapatan tetap yang memberikan return lebih

    besar dibandingkan reksadana pasar uang dan juga risiko yang lebih

    besar. Untuk mengatasi risiko yang lebih besar ini maka time horizon

    atau waktu berinvestasi dapat diperpanjang menjadi di atas satu tahun.

    7 Anonimuos, Kenali Profil Risiko Anda Dalam Berinvestasi, Artikel diakses pada 28 September

    2011 dari http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/2803386-kenali-profil-resiko-anda-dalam-berinvestasi-di-reksadana

  • 20

    b) Moderat. Investor moderat berada di tengah-tengah antara konservatif

    dan agresif dimana cenderung bisa menerima sedikit risiko dengan

    risiko kehilangan sebagian dana investasi. Investasi yang cocok untuk

    tipe moderat adalah reksadana campuran yang merupakan reksadana

    yang menginvestasikan dananya pada efek ekuitas (saham) dan efek

    utang (obligasi dan deposito) dengan komposisi yang tidak termasuk

    kategori reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, maupun

    reksadana pasar uang.

    c) Agresif. Investor tipe ini memiliki tingkat toleransi yang tinggi

    terhadap risiko. Reksadana yang cocok adalah reksadana saham yang

    sangat fluktuatif namun mampu memberikan return yang paling tinggi.

    5. Jenis-Jenis Reksadana

    Reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain dari

    bentuk, sifat portofolio investasi, dan tujuan investasi : 8

    a. Berdasarkan bentuk

    Dilihat dari bentuknya, reksadana dapat dibedakan menjadi :

    1) Reksadana berbentuk perseroan (Corporate Type)

    Perusahaan penerbit reksadana jenis ini menghimpun dana dengan

    menjual saham, kemudian dana dari hasil penjualan saham tersebut

    diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar

    8 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar modal di Indonesia, (Jakarta: salemba

    Empat, 2006) h. 212

  • 21

    uang dan pasar modal. Reksadana jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai

    berikut :

    a) Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas

    b) Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara

    direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk

    c) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara

    manajer investasi dengan bank kustodian

    2) Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (Contrectual Type)

    Reksadana bentuk ini merupakan kontrak antara manajer investasi

    dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan

    (UP), dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola

    portofolio investasi kolektif sedangakan bank kustodian berwenang

    untuk melakukan penitipan kolektif. Reksadana bentuk inilah yang

    lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan

    reksadana berbentuk perseroan. Reksadana bentuk ini mempunyai ciri-

    ciri sebagai berikut :

    a) Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.

    b) Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi

    berdasarkan kontrak.

    c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank

    kustodian berdasarkan kontrak.

  • 22

    b. Berdasarkan sifat

    Berdasarkan sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjadi:

    1) Reksadana Bersifat tertutup (Closed end fund)

    Reksadan tertutup merupakan suatu bentuk reksadana yang investor

    pemegang unit penyertaannya tidak dapat menjual kembali unit

    penyertaan tersebut kepada manajer investasi. Pemegang unit

    penyertaan hanya dapat menjual kembali unit penyertaan melalui

    bursa efek tempat saham tersebut dicatatkan.

    2) Reksadana Bersifat Terbuka (Open End Fund)

    Reksadana terbuka merupakan reksadana yang pemegang unit

    penyertaanya dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimiliki

    saat diinginkan langsung kepada manajer investasi. Manajer investasi

    reksadana melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan

    nilai aktiva bersih sesuai unit penyertaan pada saat tersebut.

    c. Berdasarkan portofolio investasi

    Jika dilihat dari portofolio investasinya, maka reksadana dapat

    dibedakan menjadi:

    1) Reksadana Pasar Uang

    Reksadana jenis ini menekankan pada upaya menjaga likuiditsa dan

    pemeliharaan modal dengan membentuk portofolio yang

    terdiversifikasi pada berbagai instrumen jangka pendek (kurang dari

  • 23

    satu tahun), seperti sertifikat bank Indonesia (SBI), surat berharga

    pasar uang (SBPU), dan lain-lain.

    2) Reksadana Pendapatan Tetap

    Pengalokasian asset pada reksadana pendapatan tetap dikonsentrasikan

    pada berbagai tipe obligasi yang dikelompokkan menjadi obligasi

    pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah

    (municipal bond) yang dapat mengeneralisasi adanya tingkat

    pengembalian yang stabil dengan tingkat kemungkinan risiko yang

    lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah

    dibandingkan dengan kemungkinan risiko pada reksadana saham.

    3) Reksadana Saham

    Reksadana jenis ini mengalokasikan lebih dari 80 persen dananya pada

    efek yang bersifat ekuitas (saham), terutama saham biasa (common

    stock). Saham dikenal dengan karakteristik imbal hasil tinggi, risiko

    tinggi. Artinya, reksadana saham merupakan surat berharga yang

    memberikan peluang keuntungan yang tinggi, namun memberikan

    potensi risiko yang tinggi pula.

    4) Reksadana Campuran

    Reksadana campuran membentuk diversifikasi portofolio dengan

    mengkombinasikan pengalokasian asset pada saham, sekuritas

    pendapatan tetap dan efek pasar uang. Komposisi pengalokasian asset

  • 24

    diantara ketiganya berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-

    masing manajer investasi, dan biasanya kebijakan investasi ini

    tercantum pada masing-masing prospektus reksadana.

    5) Reksadana Terproteksi9

    Reksadana terproteksi merupakan jenis reksadana yang memberikan

    proteksi terhadap nilai awal investasi pada saat jatuh tempo. Invetasi

    dialokasikan pada efek hutang dengan peringkat layak investasi

    (investment grade), misalkan: 80 persen pada surat utang Negara dan

    20 persen pada efek derifative sebagai yield enhancer.

    6) Reksadana Indeks10

    Reksadana indeks adalah reksadana yang memiliki pertumbuhan

    mengikuti pertumbuhan indeks yang menjadi acuan reksadana

    tersebut.

    d. Berdasarkan tujuan investasi

    1) Growth fund

    Reksadana Jenis ini menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan

    nilai dana, sehingga biasanya reksadana ini mengalokasikan dananya

    pada saham.

    9 Bursa Efek Indonesia, Modul Sekolah Pasar Modal: Struktur Pasar Modal, Pengetahuan Umum

    Tentang Pasar Modal, Reksadana, Fraud di pasar Modal (Jakarta, Bursa Efek Indonesia, 2010) h. 86 10

    Bursa Efek Indonesia, Modul Sekolah pasar Modal, h. 89

  • 25

    2) Income Fund

    Reksadana ini menekankan pada upaya mendapatkan pendapatan yang

    konstan sehingga reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada

    obligasi atau surat utang.

    3) Safety Fund

    Reksadana jenis ini lebih mengutamakan keamanan daripada

    penambahan. Pengalokasian dananya ditempatkan pada instrumen-

    instrumen di pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito,

    dan surat utang jangka pendek.

    B. Reksadana Syariah

    1. Definisi Reksadana Syariah

    Menurut Heri Sudarsono Reksadana Syariah mengandung pengertian

    sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu

    pada syariah islam.11 Reksadana yang berlandaskan syariah islam yaitu

    portofolionya hanya berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan syariah

    islam dan menghindari unsur gharar, maisir, dan riba didalamnya.

    Reksadana Syariah tidak menginvestasikan dananya pada saham-

    saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan dan produknya

    bertentangan dengan syariat islam. Seperti pabrik makanan atau minuman

    11

    Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Jogjakarta: Ekanusia, 2007). Cet. Keempat, h. 200

  • 26

    yang mengandung alkohol, daging babi, rokok tembakau, jasa keuangan

    konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau

    maksiat.12

    Menurut Sofiniyah Ghufron Reksadana Syariah (Islamic Invesment

    Funds) dalam hal ini memiliki pengertian yang sama dengan reksadana

    konvensional, hanya saja cara pengelolaan dan kebijakan investasinya harus

    berdasarkan pada syariat islam, baik dari segi akad, pelaksanaan investasi,

    maupun dari segi pembagian keuntungan.13 Menurut Tedy fardiansyah

    reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip-

    prinsip islam. Instrument investasi yang dipilih dalam portofolionya harus

    dikatakan halal.14

    Pengertian yang lebih khusus lagi diberikan oleh dewan syariah

    nasional yang tercantum dalam fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001,

    yaitu reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan

    dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai

    pemilik harta (shahib al maal/rab al maal), dengan manajer investasi sebagai

    pengelola, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al maal

    dengan pengguna investasi.15

    12

    Heri Sudarsono., h 201. 13

    Sofiniyah Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Investasi halal di Reksa Dana Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005.15

    14 Tedy Fardiansyah, Kiat Dan Strategi Menjadi Investor Piawai, Jakarta: PT Elex media

    Komputindo, 2002 h.89 15

    Kanny Hidayah, Investasi Dalam Reksadana Syariah, edisi. III, (Jakarta: jurnal Mualmalatuna, 2002), h. 37

  • 27

    Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa dalam reksadana

    terkandung empat unsur utama, yaitu:16

    a. Masyarakat pemilik modal (shahib al maal/ rab al maal)

    b. Modal yang disetor (al maal)

    c. Manajer investasi sebagai pengelola modal (wakil shahib al maal /rab al

    maal)

    d. Investasi yang dilakukan oleh manajer investasi (amal)

    Antara manajer investasi dan investor dilakukan dengan sistem akad

    Wakalah, dimana pemodal sebagai shahibul maal menitipkan dananya

    kepada manajer investasi sebagai pengelola modal, kemudian manajer

    investasi melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal. Atas usahanya,

    manajer investasi akan menerima fee (ujrah) atas usaha pengelolaan dana

    pemodal17. Biasanya fee yang diperoleh manajer investasi 1%-2% dari return

    NAB pertahun.

    Dari beberapa pengertian reksadana syariah, penulis bependapat

    bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang seluruh dananya

    diinvestasikan pada instrument-instrumen investasi berbasis syariah dengan

    menggunakan akad wakalah antara investor dengan manajer investasi.

    16

    Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi. I (Jakarta: Dewan Syariah nasional dan MUI dan BI, 2001) h. 38

    17 Ibid, h. 39

  • Skema

    Sumber : Bapepam.go.id dengan perubahan

    2. Landasan Hukum reksadana

    Pada dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan

    aktivitas ekonomi (

    melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat

    menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syari

    merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan,

    dijadikan alternatif

    Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah

    Sumber : Bapepam.go.id dengan perubahan

    Landasan Hukum reksadana

    dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan

    aktivitas ekonomi (muamalat) dengan cara yang benar dan baik., serta

    melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat

    menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syari

    merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan,

    dijadikan alternatif investasi bagi masyarakat yang menginginkan dan

    28

    Pembelian Reksadana Syariah

    dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan

    ) dengan cara yang benar dan baik., serta

    melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat

    menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syariah

    merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan, yang dapat

    investasi bagi masyarakat yang menginginkan dan

  • 29

    memperoleh return investasi dari sumber dan cara yang bersih, dan dapat di

    pertanggung jawabkan secara syariah.18

    Dalam ketentuan legal secara formal tentu yang menjadi landasan

    hukum reksadana di Indonesia saat ini adalah undang-undang pasar modal

    no.8 tahun 1995. Sementara itu untuk reksadana syariah tentu harus sesuai

    dengan aturan muamalah secara syariah yang berlandaskan sumber pokok

    ajaran islam dan ijtihad para ulama, seperti fatwa DSN yang tertuang dalam

    pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah, yaitu Fatwa DSN-

    MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001.

    Dalam Reksadana Konvensional berisi akad muamalah yang

    dibolehkan dalam islam, yaitu jual beli dan bagi hasil

    (mudharabah/musyarakah). Dan disana terdapat banyak mashlahat, seperti

    memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantara para

    pelakunya, meminimalkan risiko dalam pasar modal, dan sebagainya. Namun

    didalamnya juga ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah baik dalam

    segi akad, operasi, investasi, transaksi, dan pembagian keuntungannya.19

    Untuk itulah Allah telah memberikan garis besar dalam Al Quran dan

    hadist sebagai pedoman hidup manusia dalam bermuamalah.

    18

    Shofiniyah Ghufron, Briefcase book edukasi profesional sistem keuangan dan investasi syariah, (Jakarta: renaisan, 2005), h. 12

    19 Nurul huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h. 121

  • 30

    $ y r't % !$# (# t#u (# =2 ' s? 3s9u r& 6ot/ t6 9$$ / H ) r& 3s? tpgB t

  • 31

    sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat (Al Baqarah :

    198)

    Manusia diberikan kebebasan untuk berusaha mencari rezeki demi

    kelangsungan hidupnya dimasa depan. Segala usaha dapat dilakukan tetapi

    harus sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Artinya Allah

    mendorong umatnya untuk selalu berusaha untuk mencari rezeki yang halal

    yang telah Allah karuniakan.

    3. Perbedaan Reksadana Syariah dengan Reksadana konvensional

    Perbedaan fundamental antara reksadana syariah dengan reksadana

    konvensional terletak pada tujuan investasinya. Tujuan manajer investasi pada

    reksadana syariah tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan

    pemilik modal tapi juga memastikan bahwa portofolio yang dimiliki tetap

    dalam prinsip-prinsip syariah yang diingin investor.

    Beberapa perbedaan proses manajemen portofolio reksadana syariah

    dengan reksadana konvensional, antara lain adalah proses penyaringan

    (filtering) efek dalam portofolio reksadana dan benchmarking kinerja

    reksadana syariah, serta cleansing. Dari sisi filtering, saham-saham yang

    kegiatan usaha emitennya memiliki keterkaitan dengan sesuatu yang

    diharamkan seperti mengambil riba, melakukan spekulasi, memproduksi

    minuman keras, judi, rokok, dan daging haram tidak diikutsertakan dalam

    pembentukan portofolio. Sementara dari sisi benchmarking, penilaian kinerja

  • 32

    portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan

    perbandingan. Penggunaan risk adjusted return seperti indeks sharpe, indeks

    treynor, dan indeks Modigliani dimungkinkan dengan catatan komponen risk

    free return dianggap sebagai opportunity cost, kecuali tersedia instrument

    syariah yang memiliki karakter bebas risiko tersebut.20

    Selain filtering dan bechmarking, reksadana syariah juga melakukan

    proses cleansing. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat

    berasal dari sumber non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal,

    misalnya return bank. Proses ini dilakukan untuk membersihkan dana yang

    disimpan dalam bank kustodian agar bersih dari unsur tidak halal. Caranya

    antara lain dengan sumbangan untuk kemashlahatan umat.

    4. Akad dalam Reksadana Syariah

    Setidaknya terdapat 2 hureturnn penting beberapa pihak dalam

    reksadana syariah. Pertama hureturnn antara pemilik modal dengan manajer

    investasi, dimana kontrak yang digunakan adalah wakalah atau mudharabah,

    namun yag paling sering di gunakan adalah akad wakalah. Hureturnn antara

    manajer investasi dengan emiten, dimana kontrak yang digunakan dapat

    berupa murabahah, mudharabah, jual beli dan ijarah. Dalam Fatwa DSN

    20

    Iggi H Achsin. Investasi Syariah di pasar Modal : menggagas Konsep dan praktek manajemen Portofolio Syariah (Jakarta, Rabka publisher, 2003)

  • 33

    MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 mekanisme operasional dalam reksadana

    syariah atas:

    a. Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem

    wakalah. akad wakalah yang digunakan adalah wakalah bil ujrah dengan

    memberikan fee kepada manajer investasi. Dalam prospektus Reksadana

    Manulife Syariah Perjanjian (akad) antara Manajer Investasi dan

    pemegang unit penyertaan berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif Reksa

    Dana merupakan akad yang dilakukan secara wakalah yaitu pemegang

    unit penyertaan memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk

    melakukan investasi bagi kepentingan pemegang unit penyertaan sesuai

    dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif Reksa

    Dana.

    b. Antara Manajer Investasi dilakukan dengan Pengguna Investasi sistem

    mudharabah. Karakteristik sistem mudarabah adalah:

    1) Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang

    diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi

    berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak

    melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas

    hasil investasi tertentu kepada pemodal.

    2) Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah

    diberikan.

  • 3) Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko

    kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena

    kelalaiannya (

    Skema Akad Wakalah pada R

    C. Penilaian Kinerja Reksadana

    Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan

    kinerja reksadana itu sendiri.

    mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut

    dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksa

    lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembali

    Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko

    kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena

    kelalaiannya (gross negligence/tafrith).

    Gambar 2.2 Skema Akad Wakalah pada Reksadana Syariah

    Penilaian Kinerja Reksadana

    Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan

    kinerja reksadana itu sendiri. Hanya saja, pengukuran ini memiliki kelemahan

    mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut

    dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksa

    lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembali

    34

    Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko

    kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena

    Syariah

    Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan

    Hanya saja, pengukuran ini memiliki kelemahan

    mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut

    dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksadana

    lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembalian reksadana harus

  • 35

    mempertimbangkan risiko (risk adjusted return) agar hasil pengukuran ini dapat

    dibandingkan dan ditafsirkan dengan kinerja reksadana lain.21

    Penggunaan metode risk adjusted return dapat digunakan sebagai

    parameter yang relevan untuk diperbandingkan dengan asumsi investor bersikap

    risk averse (mentoleransi risiko hingga batas tertentu). Dengan asumsi ini,

    diharapkan investor akan memilih instrument yang memaksimalkan hureturnn

    antara tingkat pengembalian dengan risiko, yakni instrumen yang mampu

    memberikan tingkat pengembalian paling tinggi untuk tingkat risiko tertentu.

    Terdapat 3 metode pengukuran kinerja reksadana dengan memasukkan unsur

    risiko yang sering digunakan yaitu indeks sharpe, treynor dan Jensen.22

    Pengukuran kinerja portofolio dengan teknik ini berdasarkan pada

    fenomena bahwa pengukuran atas kinerja portofolio yang terjadi selama ini

    sebagian besar hanya didasarkan pada tingkat hasil yang diperoleh portofolio

    (portofolio rate of return). Imbal hasil ini bukan sekedar mengukur return tetapi

    risk adjusted, karena adanya trede off antara return dan risiko. Asumsi bahwa

    investor biasanya risk averse juga membuat risk adjusted return sebagai

    parameter yang relevan untuk perbandingan. Semakin tinggi tingkat risiko

    21

    Muhammad Firdiansyah, Analisis Kinerja Rekasadana Syariah Campuran, dalam Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana syariah Campuran menggunakan Risk adjudted return Method:study komparasi Indonesia dan Malaysia (periode November 2004-Mei 2007)(skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h. 26

    22 Ira Maharani, Analisis Kinerja reksadana Syariah di Indonesia dengan metode risk adjusted

    return, dalam Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana syariah Campuran menggunakan Risk adjudted return Method:study komparasi Indonesia dan Malaysia (periode November 2004-Mei 2007)(skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h. 27

  • 36

    membuat return yang diekspektasikan pun semakin naik. Dengan demikian risk

    averse akan mendorong investor meminta kenaikan return untuk setiap

    penambahan tingkat risiko.23

    Dengan demikian kinerja terbaik yang di tampilkan oleh portofolio yang

    memiliki hasil tertinggi perunit risiko. Begitu pula sebaliknya, kinerja terndah

    yang ditampilkan oleh portofolio yang memiliki hasil terendah perunit risiko.

    1. Metode Sharpe

    Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara

    membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat

    pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat return aset bebas risiko)

    dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).

    Secara matematis indeks sharpe dirumuskan sebagai berikut :

    Spi =Rpi Rf

    SDpi

    Keterangan symbol:

    Spi = Indeks sharpe portofolio i Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i Rf = rata-rata atas investasi bebas risiko SDpi = Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i Rpi-Rf = Premi risiko Portofolio i

    23

    Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.98

  • 37

    Indeks sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menanamkan

    dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko

    portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.

    2. Metode Treynor

    Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara

    membandingkan antara premi risiko (yaitu selisih rata-rata tingkat

    pengembalian portofolio dengan rata-rata return bebas risiko) dengan risiko

    portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis).

    Secara sistematis indeks treynor dirumuskan sebagai berikut:

    Tpi =Rpi Rf

    pi

    Keterangan simbol:

    Tpi = Indeks Treynor portofolio i

    Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i Rf = rata-rata atas return investasi bebas risiko pi = beta portofolio I (Risiko Pasar atau Risiko Sistematis) Rpi-Rf = Premi risiko Portofolio i

    Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implisit

    mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah

    didiversifikasi dengan baik.

    Indeks treynor ini relevan digunakan untuk investor yang memiliki

    berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai reksadana

    (mutual funds), atau melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio,

  • 38

    sehingga risiko portofolio yang dinyatakan dalam beta (), yaitu risiko pasar

    atau risiko sistematis.

    3. Metode Jensen

    Metode ini didasarkan pada konsep pasar sekuritas (security market

    line - SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar

    dengan kesempatan investasi yang bebas risiko, sehingga secara matematis

    dirumuskan Rp = Rf + (Rm Rf) p. Kemiringan SML dinyatakan sebagai

    (Rm-Rf)/p, dan konstantanya adalah Rf. Dalam keadaan equilibrium semua

    potofolio diharapkan berada pada SML, maka perbedaan tersebut disebut

    dengan indeks Jensen. Dimana risikonya dinyatakan dalam beta. (risiko pasar

    atau risiko sistematis). Apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu

    portofoli lebih besar dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan

    SML, berarti indeks Jensen akan bernilai positif. Sebaliknya apabila tingkat

    pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat

    pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen

    akan bernilai negatif.24

    Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    Jpi = (Rpi Rf) ( Rm Rf) pi

    Keterangan simbol:

    Jpi : Indeks Jensen Portofolio i

    24Halim, Abdul, Analisis Investasi Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta, 2005 h.70

  • 39

    Rp : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i

    Rf : Rata-rata returnn investasi bebas risiko

    Rm : rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)

    pi : beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)

    Rpi Rf : premi risiko Portofolio i

    Rm Rf : Premi risiko pasar

    D. Kerangka pemikiran

    Prinsip utama dalam manajemen keuangan yaitu dengan adanya risiko

    yang tinggi akan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi pula25. Namun

    karakter investor yang ada di Indonesia kurang menyukai adanya risiko tetapi

    menginginkan imbal hasil yang maksimal. Maka instrumen investasi yang paling

    diminati adalah investasi yang risikonya cukup rendah seperti halnya deposito dan

    Surat Utang Negara (SUN).

    Dalam berinvestasi investor terlebih dahulu harus mengenali kebutuhan

    dan produk yang akan dibeli sebagai langkah awal. Investasi melalui reksadana

    yang menjadi topik dalam penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai sarana

    untuk melakukan investasi. Reksadana diciptakan agar mempermudah

    pengelolaan dalam berinvestasi terutama untuk investor individu. Reksadana

    menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi dari tareturnn

    25Keown, Arthur J, David F Scott, Yr, John D, Martin, And William Petty, 2005, financial management. 10th Edition, prentice Hall dalam Indra dan mahayuni Widjaja, Indra. M. I. Waica Mahayuni, 2009, Analisis kinerja Reksadana Fixed Income dan Hureturnnya dengan umur Reksadana. Jurnal Organisasi dan Manajemen h. 128

  • 40

    dan deposito, namun yang tetap perlu disadari adalah semua investasi

    mengandung risiko didalamnya, termasuk investasi pada reksadana26.

    Penilaian kinerja investasi melalui reksadana bertujuan untuk mengetahui

    reksadana mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat

    pengembalian dan risiko masing-masing. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan

    membandingkan kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan

    pembandingnya yaitu return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Pada

    penelitian ini, penilaian kinerja reksadana syariah dihitung dengan menggunakan

    pengukuran metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Ketiga metode tersebut

    digunakan agar dapat mengetahui kinerja reksadana dan apakah hasil yang

    diperoleh dari pengukuran tersebut relevan pada ketiga metode pengukuran

    tersebut.

    26

    Indra. M. I. Waica Mahayuni, 2009, Analisis kinerja Reksadana Fixed Income dan Hureturnnya dengan umur Reksadana. Jurnal Organisasi dan Manajemen, h. 128

  • 41

    Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai

    berikut :

    Gambar 2.3

    Kerangka Pemikiran

    Reksadana Syariah yang terdaftar dalam Bapepam -LK

    Seleksi Reksadana syariah

    Klasifikasi Data

    Pengolahan data

    Metode Rasio

    Sharpe

    Treynor

    Index

    Jensen

    Index

    Peringkat Reksadana Syariah

    Di indonesia

    Interpretasi

  • 42

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Objek Penelitian

    Reksadana yang menjadi objek penelitian ini adalah reksadana syariah

    dari semua kategori reksadana syariah yang ada di Indonesia. yaitu reksadana

    saham syariah, reksadana campuran syariah, reksadana pendapatan tetap syariah,

    reksadana terproteksi syariah, dan reksadana indeks syariah.

    Terdapat 46 (empat puluh enam) reksadana syariah yang terdaftar di

    badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam-LK) Indonesia.

    Terdiri dari 14 reksadana saham syariah, 17 reksadana Campuran syariah, 11

    reksadana pendapatan tetap syariah, 2 reksadana terproteksi syariah, dan 1

    reksadana indeks syariah. Berikut adalah daftar reksadana syariah di Indonesia

    Tabel 3.1

    Daftar Reksadana Syariah di Indonesia

    No Manajer Investasi Reksadana Syariah

    1 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas AAA Amanah Syariah Fund

    2 PT BATASA Capital Batasa Capital - Syariah Batasa Kombinasi

    3 PT BATASA Capital Batasa Syariah Sukuk

    4 PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Batavia Dana Saham Syariah

    5 PT BNI Securities BNI Dana Plus Syariah

    6 PT BNI Securities BNI Dana Syariah

    7 PT BNP Paribas Investment Partners BNP Paribas Equitra Amanah

    8 PT Recapital Asset Management Capital Syariah

    9 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Equity Growth Syariah

  • 43

    10 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Sukuk II Syariah

    11 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Sukuk I Syariah

    12 PT Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Balance Fund

    13 PT Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Equity Fund

    14 PT Commonwealth Life Commonwealth Life Balanced Syariah Fund

    15 PT Commonwealth Life Commonwealth Life Investra Equity Syariah Fund

    16 PT Danareksa Investment Management Danareksa Indeks Syariah

    17 PT Danareksa Investment Management Danareksa Syariah Berimbang

    18 PT Insight Investment Management I-Hajj Syariah Fund

    19 PT Lautandhana Investment Management Lautandhana Proteksi Syariah I

    20 PT Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Atraktif Syariah

    21 PT Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Syariah Berimbang

    22 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Berimbang Syariah

    23 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Ekuitas Syariah

    24 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Pasar Uang Syariah

    25 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Syariah Sektoral Amanah

    26 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Obligasi Syariah

    27 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Saham Syariah

    28 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Syariah

    29 PT Bhakti Asset Management MNC Dana Syariah

    30 PT PNM Investment Management PNM Amanah Syariah

    31 PT PNM Investment Management PNM Syariah

    32 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Cash and Bond Fund

    33 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Equity Fund

    34 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Managed Fund

    35 PT PNM Investment Management Reksa Dana PNM Ekuitas Syariah

    36 PT Samuel Aset Manajemen SAM Sukuk Syariah Sejahtera

    37 PT Samuel Aset Manajemen SAM Syariah Berimbang

    38 PT Schroder Investment Management

    Indonesia Schroder Syariah Balanced Fund

    39 PT Trimegah Securities Tbk Trim Syariah Terproteksi Prima II

    40 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Hasanah Equity

    41 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Hasanah Balance

    42 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Salam Balanced Fund

    43 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Salam Equity Fund

    44 PT Trimegah Securities Tbk Trimegah Syariah Berimbang

    45 PT Trimegah Securities Tbk Trimegah Syariah Saham

  • 44

    46 PT Trimegah Securities Tbk Trim Syariah Terproteksi Prima II (TRISTII)

    Sumber : Pusat info reksadana Bapepam-LK, 12 mei 2011

    Untuk memudahkan proses pengambilan data, maka data yang digunakan

    dalam penelitian ini bersumber dari reksadana syariah yang terdaftar (listed) pada

    akses keuangan Bloomberg. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk

    mengukur kinerja reksadana, diperlukan reksadana yang telah berjalan efektif

    minimal 3 tahun. Dimensi waktu yang digunakan adalah cross secsional artinya

    penelitian dilakukan pada periode tertentu yaitu antara bulan januari 2008 sampai

    Desember 2010. Peneliti mengambil periode tersebut karena penulis ingin melihat

    fluktuasi imbal hasil reksadan syariah dimana pada awal tahun 2008 reksadana

    mengalami penurunan nilai NAB secara drastis. Berdasarkan kriteria yang telah

    ditentukan pembatasan periode, reksadana dalam penelitian ini berjumlah 23.

    Tabel 3.2

    Daftar Objek Penelitian

    No TICKER Reksadana Syariah

    1 AAAMANS AAA Amanah Syariah Fund

    2 BASYKOM Batasa Capital - Syariah Batasa Kombinasi

    3 BSDSSYH Batavia Dana Saham Syariah

    4 BNIPSYA BNI Dana Plus Syariah

    5 BNISYAR BNI Dana Syariah

    6 FOREQSY Capital Syariah

    7 RIFCASF CIMB Islamic Equity Growth Syariah

    8 DADINAR Danareksa Indeks Syariah

    9 DANBERI Danareksa Syariah Berimbang

    10 INSHAJI I-Hajj Syariah Fund

    11 MANVEST Mandiri Investa Syariah Berimbang

    12 MLLDEKS Manulife Link Dana Ekuitas Syariah

  • 45

    13 MEGOSYA Mega Dana Obligasi Syariah

    14 MEGSHSY Mega Dana Syariah

    15 BHAMUAM MNC Dana Syariah

    16 PNMAMAN PNM Amanah Syariah

    17 PNMSYAR PNM Syariah

    18 PRUSRCB Prulink Syariah Rupiah Cash and Bond Fund

    19 PRUSREQ Prulink Syariah Rupiah Equity Fund

    20 PRUSRMG Prulink Syariah Rupiah Managed Fund

    21 PNMEQTY Reksa Dana PNM Ekuitas Syariah

    22 TRISYAB Trimegah Syariah Berimbang

    23 TRISYAH Trimegah Syariah Saham

    Sumber : Bloomberg (diolah)

    B. Metode Penentuan Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam

    penelitian ini adalah semua reksadana syariah yang terdaftar dalam bapepam dan

    memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Teknik penentuan sampel yang digunakan

    dalam memilih reksadana adalah teknik porposive sampling yang berdasarkan

    judgement sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel secara

    tidak acak dan didasarkan pada tujuan tertentu,1 adapun kriteria dalam

    pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:

    1. Data Reksadana Syariah yang sudah beroperasi sebelum Januari 2008 dan

    masih melakukan kegiatan hingga desember 2010.

    2. Tidak mengikutsertakan reksadana syariah yang baru berdiri dan yang

    dibubarkan dalam rentang waktu penelitian.

    1 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan

    Manajemen, edisi pertama, (Yogyakarta: BPFE, 2002) h. 56

  • 46

    3. NAB reksadana yang bersangkutan tersedia.

    C. Sumber Data

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana

    metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dari berbagai

    literature-literatur terbitan BEI, Bapepam, dan BI, majalah, dan situs internet.

    Secara terperinci data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

    Nilai aktiva bersih yang disebut juga net asset value (NAV). NAB yang

    digunakan adalah NAB perunit penyertaan reksadana yang menjadi objek.

    Data diperoleh melalui situs bapepam

    2. Jakarta Islamic Index (JII)

    Jakarta Islamic index (JII) merepresentasikan tingkat pengembalian untuk

    poertofolio pasar dan dan digunakan sebagai benchmark atau tolak ukur bagi

    portofolio dengan aset berisiko.

    3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

    Sertifikat Bnak Indonesia Syariah (SBIS) adalah bukti penitipan dana wadiah

    , yaitu penitipan dana jangka pendek dengan menggunakan prinsip wadiah

    (perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan peneriman titipan yang

    dipercaya untuk menjaga dana tersebut). SBIS menggunakan sistem bagi hasil

    dengan pemberian bonus dari sejumlah dana yang ditanamkan perbankan

  • 47

    syariah. SBIS dapat digunakan sebagai tingkat pengembalian aset bebas risiko

    (risk free asset). Data tingkat bonus SBIS diperoleh melalui data statistik

    www.bi.go.id.

    D. Variabel Penelitian

    Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Return Reksadana

    Return (tingkat pengembalian) reksadana yang diperoleh investor

    berasal dari peubahan posisi NAB. Rumus yang digunakan untuk menghitung

    return ini adalah:

    =NAB NAB

    NAB

    Dimana :

    : Return reksadana

    NAB : Nilai aktiva bersih pada akhir periode

    NAB : nilai aktiva bersih pada awal periode

    2. Return JII

    Return Jakarta Islamic Index (JII) mencerminkan benchmark atau

    tolak ukur dari reksadana syariah di Indonesia

  • 48

    =JII JII

    JII

    Dimana :

    : Return reksadana

    JII : Nilai aktiva bersih pada akhir periode

    JII : nilai aktiva bersih pada awal periode

    3. Return SBIS

    Tingkat bonus SBIS berfluktuasi sesuai dengan kebijakan bank sentral

    yaitu Bank Indonesia. Perhitungan return SBIS mencerminkan tingkat risk

    free rate. Tingkat bonus SBIS sudah dalam bentuk persentase sehingga

    perhitungan return SBIS dapat dilakukan dengan membagi tingkat bonus

    SBIS dengan jumlah bulan dalam satu tahun.

    =SBIS

    n

    Dimana :

    : Return SBIS

    SBIS : Bonus SBIS

    n : 300 untuk data harian

  • 49

    selanjutnya, variable return SBIS dirata-ratakan. Langkah ini menggunakan

    fungsi AVERAGE() pada Microsoft Excel. Variabel ini digunakan

    sebagai variabel tingkat pengembalian (kinerja) investasi bebas risiko/risk free

    asset return (), dimana return SBIS mencerminkan tingkat pengembalian

    bebas risiko untuk reksadana syariah diindonesia.

    4. Standar Deviasi Portofolio dan Standar deviasi pasar

    Perhitungan standar deviasi harian pada penelitian ini dilakukan

    terhadap tingkat pengembalian (return) seluruh reksadana syariah dan return

    pasar. Dalam program Microsoft excel, perhitungan ini dapat dilakukan

    dengan formula STDEV().

    Tahapan memperoleh standar deviasi harian adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung return harian di mana NAB pada akhir periode merupakan

    NAB pada hari itu dan NAB awal periode merupakan NAB pada hari

    sebelumnya

    b. Standar deviasi portofolio diperoleh dari STDEV return NAB reksadana

    c. Standar deviasi pasar diperoleh dari STDEV return JII

    5. Beta Portofolio dan Beta Pasar

    Beta merupakan parameter yang menunjukkan volatilitas relatif dari

    return portofolio terhadap return pasar. Perhitungan beta dalam penelitian

    adalah beta portofolio sedangkan beta pasar tidak dihitung karena bernilai

    satu. Perhitungan beta dalam penelitian ini menggunakan regresi linier Y = a

  • 50

    + bX pada fungsi aplikasi Microsoft excel dengan fungsi SLOPE()

    dengan ketentuan return portofolio reksadana sebagai sumbu Y dan return

    market sebagai sumbu X.

    E. Metode Pengukuran Kinerja

    1. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Rasio Sharpe

    Sharpe mengukur kinerja portofolio yang dinyatakan dengan rasio

    excess return portofolio terhadap standar deviasi. Metode pengukuran kinerja

    portofolio ini disebut juga rasio sharpe atau reward to variability (RVAR)

    Rumus sharpe measure adalah:

    Spi =Rpi Rf

    SDpi

    Dengan ketentuan sebagai berikut:

    RVAR = Sharpe ratio

    Rpi Rf = Rata-rata (Average) excess return dari portofolio

    SDpi = Standar deviasi dari portofolio

    Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja dengan metode Sharpe

    adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung rata-rata tingkat pengembalian (average return) harian

    portofolio selama periode Januari 2008 - Desember 2010.

    b. Menghitung return dan average return asset bebas risiko, yaitu tingkat

    bonus SBIS dibagi 300 untuk return harian.

  • 51

    c. Menghitung standar deviasi reksadana dengan menggunakan formula

    STDEV pada Microsoft excel.

    d. Menghitung average excess return portofolio. average excess return

    portofolio diperoleh dengan melakukan pengurangan average return

    portofolio dengan average return of riskfree rate.

    e. Setelah nilai average excess return dan standar deviasi diketahui

    kemudian dimasukkan kedala persamaan sehingga akan diperoleh.

    2. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Indeks Treynor

    Indeks treynor atau disebut juga Reward to volatility ratio (RVOL),

    mengukur kinerja portofolio yang dihitung sebagai rasio excess return

    portofolio terhadap beta. Rumus pengukuran kinerja portofolio dengan indeks

    treynor adalah sebagai berikut:

    Tpi =Rpi Rf

    pi

    Dimana:

    Tpi : Rasio treynor

    Rpi Rf : rata-rata excess return dari portofolio

    pi : Beta dari portofolio

    Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja denga metode indeks

    treynor

    a. Menghitung rata-rata tingkat pengembalian harian portofolio reksadana

    selama periode januari 2008-Desember 2010

  • 52

    b. Menghitung return dan average return harian risk free rate.

    c. Menghitung beta reksadana. beta dihitung dengan melakukan regresi

    dengan return portofolio reksadana sebagai sumbu Y dan return pasar

    sebagai sumbu X.

    d. Menghitung average excess return portofolio dengan melakukan

    pengurangan average return portofolio reksadana dengan average return

    dari risk free rate.

    e. Setelah nilai average excess return dan beta diketahui maka variable-

    variabel tersebut dapat diinput kedalam persamaan sehingga akan

    diperoleh indeks treynor.

    3. Pengukuran Kinerja Dengan metode Indeks Jensen

    Indeks jensen mengukur kinerja portofolio reksadana yang dinyatakan

    dengan perbedaan antara return yang benar-benar (actual) dihasilkan

    portofolio dengan return yang diharapkan sesuai dengan tingkat risiko

    sistematisnya. Rumus pengukuran kinerja portofolio dengan metode indeks

    jensen adalah sebagai berikut.

    Jpi = (Rpi Rf) {( Rm Rf) pi}

    Keterangan simbol:

    Jpi : Indeks Jensen Portofolio i

    Rp : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i

    Rf : Rata-rata return investasi bebas risiko

  • 53

    Rm : rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)

    pi : beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)

    Rpi Rf : premi risiko Portofolio i

    Rm Rf : Premi risiko pasar

    Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja dengan metode indeks Jensen

    adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung risk premium dari portofolio / pada periode t (R -RFR).

    b. Menghitung excess return pasar (R!- RFR).

    c. Menghitung beta portofolio .

    d. Perhitungan indeks Jensen dilakukan dengan regresi excess return

    reksadana terhadap excess return pasar.

    F. Evaluasi Kinerja Reksadana Syariah

    Evaluasi Kinerja reksadana syariah pada penelitian ini dilakukan

    berdasarkan harian dan berdasarkan statistik deskriptif maupun berdasarkan

    metode sharpe, treynor dan Jensen. Evaluasi yang dilakukan adalah

    membandingkan dan merangking reksadana berdasarkan kinerja yang diperoleh

    dari ketiga metode tersebut.

  • 54

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Analisis Statistik Deskriptif

    Analisis dan pembahasan pada bab ini akan dimulai dengan pemaparan

    statistik deskriptif harian dengan periode Januari 2008 Desember 2010. Kemudian

    dilanjutkan dengan analisis kinerja harian menggunakan metode sharpe, treynor, dan

    Jensen berdasarkan jenis masing-masing reksadana.

    1. Reksadana Campuran Syariah

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Campuran Syariah

    Indonesia

    Reksadana Syariah

    Imbal Hasil

    Reksadana (%)

    Imbal Hasil SBIS (%)

    Imbal hasil JII (%)

    Excess Return reksadana

    Standar Deviasi Reksadana Beta

    reksadana (%) Peringkat (%) Peringkat AAAMANS 0.0010 0.0217 0.0180 (0.0207) 6 0.0194 9 (0.0976) BASYKOM (0.0006) 0.0217 0.0180 (0.0222) 10 0.0208 8 0.3678 BNIPSYA 0.0233 0.0217 0.0180 0.0016 2 0.0476 5 (0.0066) RIFCASF (0.0001) 0.0217 0.0180 (0.0218) 9 0.0215 7 0.0736 DANBERI 0.0024 0.0217 0.0180 (0.0192) 4 0.0679 4 (0.1307) MANVEST 0.0022 0.0217 0.0180 (0.0195) 5 0.0735 3 (0.1093) MEGSYAR 0.0003 0.0217 0.0180 (0.0214) 7 0.0190 10 (0.2701) PNMSYAR 0