FAKTOR PENENTU MINAT MAHASISWA UNTUK
BERWIRAUSAHA
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN
MANAJEMEN KAMPUS DEPOK)
PENULISAN ILMIAH
OLEH : SRI WALUYO
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2020
2
ABSTRAK
“FAKTOR-FAKTOR PENENTU MINAT MAHASISWA UNTUK
BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
KAMPUS DEPOK)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor motivasi, kepribadian, dan
pengetahuan dan pengalaman secara parsial dan simultan terhadap minat
berwirausaha. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Depok sebanyak 100 orang.
Jenis penelitian menggunakan data primer.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS
22. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda,uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi (R²).
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel motivasi dan kepribadian tidak
berpengaruh secara parsial terhadap minat berwirausaha, variabel pengetahuan
dan pengalaman berpengaruh secara parsial terhadap minat berwirausaha, dan
variabel motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman berpengaruh
secara simultan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Depok.
Kata Kunci : Motivasi, Kepribadian, Pengetahuan dan Pengalaman, dan Minat
Berwirausaha.
3
I. PENDAHULUAN
Kewirausahaan sebagai perilaku yang terencana terkait dengan minat yang
dimiliki oleh seseorang. Krueger dan Carsrud dalam Siswadi (2013) menekankan
bahwa minat berwirausaha merupakan prediktor terbaik untuk perilaku
berwirausaha. Hasil penelitian Gorman et al. (1997) serta Kourilsky dan Walstad
(1998) juga menyatakan minat wirausaha pada diri mahasiswa adalah sumber
berdirinya suatu usaha baru.
Dalam hubungannya dengan alasan dan pertimbangan di atas, mahasiswa
sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan menjadi pemimpin-
pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam
mengembangkan semangat kewirausahaan. Mahasiswa jurusan manajemen yang
menekuni ilmu manajerial khususnya kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa
wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja
yang lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi negeri maupun
swasta diharapkan mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya jurusan
manajemen untuk menjadi wirausaha yang unggul. menjadi usaha mandiri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis Faktor-
Faktor yang Menjadi Penentu Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Kampus Salemba). Faktor-faktor yang akan diuji pada penelitian ini adalah faktor
motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman. Hasil dari analisis inilah
yang kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
yang efektif, serta tindakan dan kebijakan yang diperlukan bagi Universitas
Gunadarma dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Rumusan Masalah
1.Apakah faktor motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha?
2.Apakah faktor motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk
berwirausaha?
Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas, maka penulis merasa perlu
4
membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Depok dengan total responden sebanyak
100 orang.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh faktor motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman
secara parsial (individu) terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha.
2. Pengaruh faktor motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman
secara simultan (bersama-sama) terhadap minat mahasiswa untuk
berwirausaha.
3.
II. LANDASAN TEORI
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan menurut Soekidjo (2007) mencerminkan semangat, sikap,
dan perilaku sebagai teladan dalam keberanian mengambil resiko yang telah
diperhitungkan berdasarkan atas kemauan dan kemampuan sendiri. Orang yang
memiliki sikap-sikap tersebut dikatakan sebagai wiraswasta atau wirausaha.
Sedangkan menurut Suryana dalam Purwanto (2011) menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Entrepreneur (wirausaha) merupakan seseorang yang mengambil resiko
yang diperlukan untuk mengorganisasi dan mengelola suatu bisnis dan menerima
imbalan atau balas jasa berupa keuntungan (profit) dalam bentuk financial
maupun non financial. Seseorang yang mampu dan berani menciptakan lapangan
kerja bagi diri sendiri dan orang lain, yang bertujuan mencari penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan masyarakat pada umumnya disebut juga
wirausaha (entrepreneur). Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa
entrepreneur (wirausaha) adalah orang yang mendirikan, mengembangkan, dan
5
melembagakan usaha yang dimilikinya. Menurut Kusnadi dalam jurnal Sawqy
(2010
Menurut Stevenson, Presiden Harvard Bussinesscholl (Mustis 1995) dalam
jurnal Ariesta (2010) tentang kewirausahaan : “Kewirausahaan merupakan suatu
pola tingkah laku manajerial terpadu, pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia
tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya.” Kewirausahaan (Suryana:
2003) dalam jurnal Ariesta (2010) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti
dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif.
Menurut Zimmerer yang dikutip oleh Okta Diana, dkk mendefinisikan
“Entrepreneur adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru, dengan
menghadapi resiko dan ketidakpastian, dan bertujuan untuk mencapai laba serta
pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-peluang melalui kombinasi
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya”. Menurut
Kao R (1995) dalam jurnal Ariesta (2010) Kewirausahaan adalah suatu proses
dari mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan sesuatu yang berbeda (inovatif)
dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi individu dan menambah
nilai bagi masyarakat.
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan.
Pentingnya motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Oleh karena itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara
sadar (Suratman, dikutip Purnamasari : 2008).
Rivai (2004) dalam jurnal Purnamasari (2008) mengartikan motivasi
sebagai serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan suatu yang tidak tampak yang memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Apabila individu
termotivasi, maka individu akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan
sesuatu karena dapat memuaskan keinginannya.
Motivasi dalam berwirausaha dalam penelitian ini diajukan pada mahasiswa.
6
Motivasi berwirausaha pada mahasiswa adalah dorongan dan usaha individu
yang sedang belajar di perguruan tinggi untuk melakukan upaya kreatif dengan
jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup.
Orang atau individu dapat termotivasi untuk maju, yang umumnya
didasarkan pada kebutuhannya, selalu menginginkan mencapai kepuasaan, ingin
selalu maju, dan selalu ingin berprestasi. Motif-motif seperti ini sebagai dasar
sudah ada pada setiap orang dan tidak mungkin nol atau tidak ada sama sekali
tinggal pemupukan atau pengarahannya. Meskipun demikian, motivasi usaha yang
rendah perlu dimunculkan menjadi motivasi yang lebih besar, supaya energi
yang dihasilkan juga menjadi besar.
Percaya diri dalam menemukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan
sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang
dihadapi merupakan faktor mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha.
Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang
diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak
selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis
untuk terus maju.
a) Berinisiatif (energik dan percaya diri)
Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling
dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi
dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang
dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar.
Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga
akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
b) Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu
dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka
7
raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya
kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi
keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur
menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi
mereka masa depan adalah kesuksesan, sedangkan kesuksesan adalah
keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
c) Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani
mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi
wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang
harus walalaupun penuh resiko. Seorang yang takut untuk tampil
memimpin
dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit
meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat tidak percaya diri, minder, malu
yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang
harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari kita apabila ingin meraih
sukses dalam berwirausaha.
d) Suka tantangan
Kemungkinan gagal dalam berbisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi
wirausaha. Tantangan berwirausaha berupa kerja keras, pengorbanan
untuk memperoleh imbalan, dan resiko menginvestasikan lebih banyak
waktu dan tenaga. Diantaranya banyaknya tantangan tersebut,
berwirausaha masih menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja
keluar dari kemapanannya di perusahaan. Karena begitu banyak variasi
pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.
Seorang wirausaha tidak akan dapat mengembangkan ide-idenya bila tidak
didasari dengan kemampuan diri sendiri dan kompetensinya. Oleh karena itu,
kompetensi harusnya ada dan tidak mungkin tidak ada. Dengan demikian,
motivasi berwirausaha baru bisa tercapai dengan baik apabila seorang wirausaha
8
tersebut mempunyai kompetensi yang baik.
2.1.6 Kepribadian Wirausaha
Alex Inkeles dan David H. Smith (1974), adalah salah satu diantara ahli
yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern tercermin pada
orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam
bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi
keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membawa perubahan sosial, lebih
realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang
akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi,
berpendidikan, memiliki keahlian, hati-hati, dan memahami produksi.
9
Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986) dalam jurnal
Widiastuti, pola tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan
kemampuan sebagai berikut :
a. Kepribadian dari segi kreatifitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian
menghadapi resiko, memiliki dorongan dan kemauan kuat.
b. Kemampuan hubungan dari indikator komunikasi dan hubungan antar-
personal, kepemimpinan dan manajemen.
c. Pemasaran (kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan
dan promosi).
d. Keahlian dalam mengatur penentuan tujuan, perencanaan dan penjadwalan
serta pengaturan pribadi.
e. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur
uang.
Kepribadian wirausaha menurut David McClelland (1961), tercemin
dalam perilaku kewirausahaan yang meliputi :
a. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat
dan bukan atas dasar kebetulan belaka.
b. Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.
c. Tanggungjawab individual.
d. Mengetahui hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak
ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.
e. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa yang akan datang.
f. Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa seorang wirausaha
memiliki kemampuan keterampilan, kepemimpinan dan manajerial.
2.1.7 Pengetahuan dan Pengalaman
Oswari (2005:211), mengatakan seorang wirausaha harus mempunyai
wawasan yang luas dalam hubungan dengan dunia bisnisnya. Dengan wawasan
yang luas, seorang wirausaha akan mampu menganalisis berbagai peluang,
10
tantangan, dan resiko yang akan timbul. Linan et al. (2005:13) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa minat untuk menjadi seorang pengusaha dipengaruhi oleh pengetahuan kewirausahaan.
Turker et al. (2008:155) mengatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan yang memadai akan
mengingkatkan minat anak muda untuk berwirausaha. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zaidatol (2009:346) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang memahami dan
memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan, maka minat untuk menjadi seorang pengusaha
akan meningkat.
Pengertian pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu
yang diketahui. Wirausahawan secara umum diartikan sebagai orang-orang yang mampu
menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui
seseorang tentang berwirausaha.
Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau
pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman ini
merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya
nanti.
Drennan (Basu et al. 2009:84) menyatakan bahwa pandangan yang positif terhadap
pengalaman bisnis keluarga dan pengalaman langsung memulai bisnis baru akan
mempengaruhi sikap dan persepsi tentang kewirausahaan sebagai karier.
Peterman dan Kennedy (Frazier, 2009:29) menemukan bahwa pengalaman yang positif
dalam kegiatan kewirausahaan pada bisnis kecil mempunyai pengaruh terhadap minat
kewirausahaan. Penelitian Reitan (Frazier, 2009:32) menemukan bahwa pengalaman kerja pada
bisnis keluarga mempunyai pengaruh positif pada minat kewirausahaan.
Penelitian yang dilakukan Indarti et al. (2008:19) membuktikan bahwa mahasiswa
Norwegia yang memiliki pengalaman kerja akan memiliki minat kewirausahaan yang lebih
tinggi dibandingkan yang tidak. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Basu et al. (2009:85)
yang mengatakan bahwa mahasiswa yang
telah memiliki pengalaman langsung dalam berwirausaha memiliki minat yang lebih baik
11
terhadap karir kewirausahaan dan lebih percaya diri dalam menjalankan usahanya.
2.1.8 Minat Berwirausaha
Segala perbuatan timbul karena dorongan dari dalam dan rangsangan dari luar, tapi tidak
akan terjadi jika tidak berminat. Secara umum minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu
(Noeng Muhadjir, 1992). Minat adalah perasaan senang atau kecenderungan hati seseorang
yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu dengan berpartisipasi terhadap
kegiatan yang menjadi obyek kesukaannya. Minat seseorang dapat dideskripsikan melalui
pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek tertentu dan
cenderung menaruh perhatian lebih besar pada obyek tersebut.
Menurut Yanto (1996) dalam jurnal putri, minat berwirausaha adalah kemampuan untuk
memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup,
memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri kita sendiri.
Minat wirausaha menurut Santoso (1993) dalam jurnal putra adalah gejala psikis untuk
memasukkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan yang dapat
menjadi senang karena membawa manfaat bagi dirinya.
Minat berwirausaha adalah sikap dan keinginan yang membuat seseorang tertarik
mencoba sesuatu yang baru dan berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan
mempertimbangkan semua resiko yang harus dihadapi sehingga menimbulkan kekuatan
pendorong kepada individu tersebut untuk menciptakan kesejahteraan bagi individu dan
menambah nilai bagi masyarakat dengan mengelola sumber daya yang dimiliki. Adapun
faktor-faktor minat seperti alasan melalui bisnis sendiri yang dapat menjadi indikator minat
berwirausaha yaitu tantangan pribadi, menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas dan
keuntungan.
Dari pengertian diatas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah
keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk
berwirausaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang terjadi,
serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami.
12
Gambar 2.1 Kerangka ng relevan secara tertulis melalui buku- buku dan jurnal-jurnal
lainnya.
III. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 2.1
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Tahun
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Motivasi
(X1)
Kepribadian Minat Berwirausaha
(X2) (Y)
Pengetahuan dan
Pengalaman (X3)
13
Praswati Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat
Wirausaha Di Kalangan
Mahasiswa Studi Kasus :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
2014 Harga Diri (X1)
Tantangan Pribadi
(X2)
Keinginan Menjadi
Bos (X3)
Inovasi (X4)
Kepemimpinan
(X5)
Fleksibelitas (X6)
Keuangan (X7)
Lingkungan (X8)
Minat Wirausaha
(Y)
Variabel harga diri
mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap minat
wirausaha. Dan
variabel tantangan
pribadi dan fleksibelitas
mempunyai pengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
minat wirausaha.
Paulina Faktor Pendukung Terhadap
Intensi Berwirausaha Pada
Mahasiswa
2012 Kecerdasan Emosi
(X1)
Sikap Mandiri (X2)
Lingkungan (X3)
Intensi
Berwirausaha (Y)
Kecerdasan emosi
berpengaruh langsung
dan positif dengan
tingkat signifikansi
terhadap intensi
berwirausaha,
sedangkan sikap
mandiri berpengaruh
signifikan terhadap
intensi berwirausaha,
dan lingkungan tidak
berpengaruh terhadap
intensi berwirausaha.
Koranti Analisis Pengaruh Faktor
Eksternal dan Internal
Terhadap Minat Berwirausaha
2013 Lingkungan
Keluarga (X1)
Lingkungan Sekitar
(X2)
Kepribadian (X3)
Motivasi
Variabel yang paling
berpengaruh terhadap
minat berwirausaha
mahasiswa Universitas
Gunadarma adalah
motivasi berwirausaha.
21
Berwirausaha (X4)
Minat
Berwirausaha (Y)
Pengaruh variabel
berikutnya secara
berurutan adalah
kepribadian,
lingkungan keluarga
dan lingkungan sekitar.
Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa
semua variabel
lingkungan eksternal
maupun internal
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat
berwirausaha
mahasiswa Universitas
Gunadarma, baik secara
parsial maupun
simultan.
Hanum Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan Terhadap
Motivasi Kewirausahaan
Mahasiswa (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Unimus Di
Semarang)
2012 Latar Belakang
Pendidikan (X1)
Mata Kuliah
Kewirausahaan
(X2)
Pengetahuan dan
Pelatihan (X3)
Pendidikan
Pengalaman
Bekerja (X4)
Motivasi
Kewirausahaan (Y)
Mata kuliah
kewirausahaan yang
diberikan kepada para
mahasiswa di UNIMUS
mampu memotivasi
mereka dalam
berwirausaha.
Sebaliknya, latar
belakang pendidikan
yang secara formal
sedang ditempuh
mahasiswa UNIMUS
ternyata tidak
mempengaruhi
motivasi mereka dalam
berwirausaha.
Demikian pula untuk
latar belakang keluarga
yang berasal dari orang
tua pengusaha maupun
bukan pengusaha
ternyata tidak memiliki
pengaruh terhadap
motivasi mahasiswa.
21
Hermina Pengaruh Mata Kuliah
Kewirausahaan Terhadap
Minat Mahasiswa Menjadi
Wirausaha Pada Program
Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Pontianak
2011 Mata Kuliah
Kewirausahaan (X)
Minat Menjadi
Wirausaha (Y)
Pembelajaran mata
kuliah kewirausahaan
dilihat dari faktor
intrinsik dan faktor
ekstrinsik, ternyata
secara keseluruhan
mampu mempengaruhi
minat mahasiswa
menjadi wirausahawan.
Nurul
Indarti
dan
Rokhina
Rostiani
Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa: Studi
Perbandingan Antara
Indonesia, Jepang dan
Norwegia
2008 Efikasi Diri (X1)
Kesiapan
Instrumen dan
Pengalaman
Bekerja
Sebelumnya (X2)
Latar Belakang
Pendidikan (X3)
Kebutuhan Akan
Prestasi, Umur dan
Gender (X4)
Demografi (X5)
Intensi
Kewirausahaan (Y)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi
kewirausahaan berbeda
antara satu negara
dengan negara lain.
Efikasi diri
mempengaruhi intensi
mahasiswa Indonesia
dan Norwegia.
Kesiapan instrumen
dan pengalaman
bekerja menjadi faktor
penentu intensi
kewirausahaan bagi
mahasiswa Norwegia.
Latar belakang
pendidikan menjadi
penentu intensi bagi
mahasiswa Indonesia.
Kebutuhan akan
prestasi, umur, dan
gender tidak terbukti
secara signifikan
sebagai prediktor
intensi kewirausahaan.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa
variabel-variabel terkait
dengan kepribadian,
instrumen, dan
demografi bersama-
sama secara signifikan
menentukan intensi
kewirausahaan.
22
Setiyorini Pengaruh Faktor Personal dan
Lingkungan Terhadap
Keinginan Berwirausaha
(Studi Kasus Mahasiswa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta)
2009 Efikasi Diri (X1)
Motivasi
Berprestasi (X2)
Modal (X3)
Kemampuan
Mengakses
Informasi (X4)
Kepemilikan
Hubungan Sosial
(X5)
Minat
Berwirausaha (Y)
Dari uji R² diperoleh
kesimpulan bahwa
faktor personal dan
lingkungan dapat
menjelaskan minat
kewirausahaan
mahasiswa Universitas
Sebelas Maret
Surakarta sebesar 44%,
sisanya sebesar 56%
dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak diteliti.
Secara umum minat
kewirausahaan
mahasiswa Universitas
Sebelas Maret
Surakarta yang diteliti
adalah moderat.
Sumarni Pengaruh Konsep Diri,
Percaya Diri dan Resiko
Wirausaha Terhadap Minat
Wirausaha di Wilayah Kota
Semarang
2006 Konsep Diri (X1)
Percaya Diri (X2)
Resiko (X3)
Minat
Berwirausaha (Y)
Konsep diri dan
percaya diri wirausaha
berpengaruh positif
terhadap minat
berwirausaha, namun
resiko wirausaha tidak
berpengaruh terhadap
minat berwirausaha di
Wilayah Kota
Semarang. Secara
simultan ada pengaruh
konsep diri, percaya
diri dan resiko terhadap
minat berwirausaha
yaitu sebesar 25,4%.
Anuradha
Basu dan
Meghna
Virick
Assessing Entrepreneurial
Intensions Among Students: A
Comparative Study.
di Universitas San Jose
terhadap mahasiswa dari
berbagai fakultas
2009 Pendidikan
Kewirausahaan
(X1)
Lingkungan
Keluarga (X2)
Pengalaman
Berwirausaha (X3)
Minat
Kewirausahaan
Mahasiswa (Y)
Pendidikan
kewirausahaan
mempunyai pengaruh
positif terhadap minat
kewirausahaan
mahasiswa. Mahasiswa
yang memiliki ayah
yang bekerja sendiri
dan mahasiswa yang
memiliki pengalaman
berwirausaha
23
mempunyai sikap yang
lebih positif terhadap
kewirausahaan.
Duygu
Turker
dan
Senem
Sonmez
Selcuk
Which Factors Affect
Entrepreneurrial Intention Of
University Students?
2008 Dukungan
Pendidikan (X1)
Kepercayaan Diri
(X2)
Dukungan
Struktural (X3)
Dukungan
Relasional (X4)
Niat
Kewirausahaan (Y)
Niat kewirausahaan
mahasiswa positif
berkaitan dengan
dukungan pendidikan
yang dirasakan. Tidak
terdapat hubungan
antara niat
kewirausahaan dan
dukungan pendidikan
yang dipengaruhi oleh
tingkat kepercayaan
diri. Kekuatan
hubungan antara niat
kewirausahaan dan
dukungan struktural
dirasakan dipengaruhi
oleh tingkat
kepercayaan diri. Tidak
terdapat hubungan
antara niat
kewirausahaan dan
dukungan relasional
yang dipengaruhi oleh
tingkat kepercayaan
diri.
IV. HASIL DAN PEMBHASAN
Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Depok. Adapun populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah ). Sampel dalam penelitian ini adalah 100
orang dari Jurusan Manajemen Kampus yang dipilih secara random untuk
menjadi responden. data primer, data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari responden pada lokasi penelitian yang telah ditetapkan. Data
24
primer dalam penelitian ini berupa hasil jawaban responden atas kuesioner
yang diajukan kepada mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Kampus Depok
1. Variabel Bebas/Independent Variable (X) yaitu variabel yang
mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel
dependen (terikat). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah faktor motivasi (X1), faktor kepribadian (X2) dan faktor
pengetahuan dan pengalaman (X3) .
2. Variabel Terikat/Dependent Variable (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat adanya variabel independen (bebas). Yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha
(Y).Melalui kuesioner, pengumpulan data diperoleh dengan cara
memberikan kuesioner kepada 100 responden mahasiswa Universitas
Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Salemba.
Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor
motivasi, kepribadian, pengetahuan dan pengalaman terhadap minat
mahasiswa untuk berwirausaha.
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah :
Ho = Faktor motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman tidak
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba.
Ha = Faktor motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Depok.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Indikator tersebut yang nantinya dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
25
(Sugiyono, 2007:133). Berikut tabel kriteria penilaian yang digunakan dalam
penelitian ini :
26
Tabel 3.1
Skala Likert
No Kriteria Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.5.1 Uji Instrument
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.Uji
validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.
Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan (df) = n – 2 = 98
didapat r tabel = 0,197. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation) > r tabel dan nilai r positif, maka butir
pernyataan dikatakan valid.
Begitupun sebaliknya, jika r hitung (nilai Corrected Item-Total Correlation) < r
tabel, maka butir pernyataan dikatakan tidak valid.
27
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kehandalan instrumen
penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data Reliabel.
Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka data tidak Reliabel
Untuk melakukan uji reliabilitas, perhitungan dilakukan dengan bantuan
program Statistic Product and Service Solution (SPSS). Dalam penelitian ini
digunakan SPSS versi 22.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau
mendekati nol. Suatu data berdistribusi normal dilihat dari grafik dengan dasar
keputusan sebagai berikut :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
28
3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji sama atau tidaknya
varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama maka disebut homoskedastisitas dan sebaliknya
jika variansnya tidak sama/berbeda dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen/ZPRED)
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dengan dasar analisis sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0
pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengukur tingkat asosiasi/keeratan
hubungan/pengaruh antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance dan variance inflation factor (VIF),
dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan
sebaliknya jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dikatakan tidak
terjadi multikolinieritas.
31
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengukur kesalahan sampel yang
digunakan untuk menggambarkan ukuran kesalahan terhadap satu pengamatan
dengan pengamatan lainnya pada model regresi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan syarat sebagai berikut :
1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.3 Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel bebas (independent variable) yaitu faktor motivasi (X1), faktor
kepribadian (X2), faktor pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap variabel
terikat (dependent variable) yaitu minat berwirausaha (Y) dan juga digunakan
untuk meramalkan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen jika nilai dua
atau lebih variabel independen dinaik-turunkan. Model hubungan antara variabel-
variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Minat berwirausaha
a = Konstanta
b1-b3 = Koefisien regresi
31
X1 = Variabel faktor motivasi
2 = Variabel faktor kepribadian
X3 = Variabel faktor pengetahuan dan pengalaman
3.5.4 Pengujian Hipotesis
3.5.4.1 Uji Parsial (Uji t hitung)
Uji parsial atau uji t hitung digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
pengaruh variabel independen secara parsial atau individu terhadap variabel
dependen. Untuk menguji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel coefficient, nilai
sig. pada tabel coefficient dapat menunjukkan berpengaruh atau tidak masing-
masing variabel independen yaitu motivasi (X1), kepribadian (X2), dan
pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap variabel dependen yaitu minat
berwirausaha (Y). Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (α) = 0.05.
a. Jika nilai sig. pada tabel coefficient sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti variabel independen secara parsial atau individu
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai sig. pada tabel coefficient sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, berarti variabel independen secara parsial atau individu tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.5.4.2 Uji Simultan (Uji F hitung)
Uji simultan atau uji F hitung digunakan untuk melihat apakah variabel
bebas/variabel independen yaitu variabel motivasi (X1), kepribadian (X2), dan
31
pengetahuan dan pengalaman (X3), secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat/variabel dependen yaitu minat berwirausaha
(Y). Untuk menguji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel uji ANOVA, nilai
probabilitas pada kolom sig. menunjukkan berpengaruh atau tidaknya variable
independen secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen
dengan tingkat signifikan (α) = 0.05.
a. Jika nilai sig. pada tabel ANOVA sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti masing-masing variabel independen secara simultan atau
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Jika nilai sig. pada tabel ANOVA sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, berarti masing-masing variabel independen secara simultan atau
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi digunakan sebagai ukuran ketepatan/kecocokan
garis regresi yang dibuat dari hasil pendugaan terhadap sekelompok data hasil
observasi (Sudarmanto, 2005: 206). Tingkat ketepatan suatu garis regresi dapat
diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R² (R square).
Nilai koefisien R² dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran untuk
menyatakan kecocokan garis regresi yang diperoleh. Semakin besar nilai koefisien
determinasi (R²) maka akan semakin baik kemampuan variabel bebas
menerangkan variabel terikat.
Jika nilai koefisien determinasi (R²) semakin mendekati 1 (satu) maka
dapat dikatakan bahwa semakin besar pengaruh variabel bebas yaitu motivasi
(X1), kepribadian (X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap variabel
terikat yaitu minat berwirausaha (Y). Sebaliknya, jika nilai koefisien determinasi
31
(R²) semakin mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Salemba sebanyak 100 orang.
Berikut ini akan diberikan data deskriptif mengenai gambaran dan penjelasan
karakteristik responden yang diteliti.
4.1.2 Gambaran Umum Responden Penelitian
Gambaran umum responden menggambarkan tentang karakteristik
responden yang merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan ciri responden
secara individu, atau dengan kata lain karakteristik responden merupakan suatu
keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang
keadaan responden tersebut. Responden pada penelitian ini berjumlah 100 orang
responden yang merupakan mahasiswa di Universitas Gunadarma Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Salemba. Adapun karakteristik responden
yang diteliti meliputi :
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuesioner
maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1 di bawah ini :
31
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang
responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar responden
yang memiliki minat untuk berwirausaha yaitu responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 58 orang (58%), sedangkan sisanya responden berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 orang (42%). Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa berjenis kelamin perempuan di Universitas Gunadarma lebih potensial
dalam minat untuk berwirausaha.
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia responden dalam keterkaitannya dengan perilaku individu di
Universitas Gunadarma biasanya sebagai gambaran akan pengalaman dan
tanggung jawab individu. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dari
penyebaran kuesioner maka diperoleh data tentang usia responden yang dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut :
Jenis Kelamin Responden
42%
58% Laki-laki
Perempuan
31
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang
responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa
Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba berusia antara 18-
20 tahun sebanyak 55 orang (55%), antara 21-23 tahun sebanyak 40 orang (40%),
dan sisanya berusia lebih dari 24 tahun sebanyak 5 orang (5%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari mahasiswa Universitas Gunadarma
Jurusan Manajemen Kampus Salemba yang memiliki minat untuk berwirausaha
adalah mereka yang berusia antara 18-20 tahun.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuesioner
maka diperoleh data tentang uang saku per bulan responden yang dapat dilihat
pada Gambar 4.3 di bawah ini :
Usia Responden
5%
40% 55%
18-20 Tahun
21-23 Tahun
> 24 Tahun
31
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan
Berdasarkan Gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang
responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa
Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba mendapatkan uang
saku per bulannya antara Rp.500.000 – Rp.1.000.000 sebanyak 55 orang (55%),
lebih dari Rp.1.000.000 sebanyak 27 orang (27%), dan sisanya mendapatkan uang
saku per bulannya sebanyak 18 orang (18%). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kebanyakan dari mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen
Kampus Salemba mendapatkan uang saku per bulannya antara Rp.500.000 –
Rp.1.000.000.
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner dalam rangka pengambilan
data primer pada penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap 100 responden yang dilakukan kepada mahasiswa Universitas
Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Kampus Salemba.
Uang Saku Per Bulan
27% 18%
55%
< Rp.500.000
Rp.500.000 - Rp.1.000.000
> Rp.1.000.000
31
4.2.1 Hasil Uji Instrument
4.2.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 20
pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan
dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan
(df) = n – 2 = 98 didapat r tabel = 0,197. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat
dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) ≥ r tabel dan nilai r positif,
maka butir pernyataan dikatakan valid. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
maka hasil pengujian validitas yang ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Variabel / Item r-Hitung r-Tabel Keterangan
Motivasi (X1)
X1.1 0,585 0,197 Valid
X1.2 0,499 0,197 Valid
X1.3 0,385 0,197 Valid
X1.4 0,458 0,197 Valid
X1.5 0,216 0,197 Valid
Kepribadian (X2)
X2.1 0,506 0,197 Valid
X2.2 0,388 0,197 Valid
X2.3 0,532 0,197 Valid
X2.4 0,299 0,197 Valid
X2.5 0,231 0,197 Valid
Pengetahuan dan Pengalaman (X3)
X3.1 0,232 0,197 Valid
X3.2 0,549 0,197 Valid
X3.3 0,574 0,197 Valid
31
X3.4 0,522 0,197 Valid
X3.5 0,469 0,197 Valid
31
Minat Berwirausaha (Y)
Y.1 0,537 0,197 Valid
Y.2 0,427 0,197 Valid
Y.3 0,404 0,197 Valid
Y.4 0,371 0,197 Valid
Y.5 0,276 0,197 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa semua item
indikator tersebut dinyatakan valid karena r hitung (Corrected Item-Total
Correlation) lebih besar daripada nilai r tabel yaitu ≥ 0,197.
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat tingkat keandalan kuesioner,
kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara
berulang- ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama dengan pernyataan bahwa jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 maka
data Reliabel dan begitu pun sebaliknya. Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Uji
Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
Nilai
Reliabel
Keterangan
Motivasi (X1) 0,665 0,60 Reliabel
Kepribadian (X2) 0,632 0,60 Reliabel
Pengetahuan dan Pengalaman (X3) 0,711 0,60 Reliabel
Minat Berwirausaha (Y) 0,648 0,60 Reliabel
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa
31
semua variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan
dalam variabel
motivasi (X1), kepribadian (X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap
minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pendeteksian
normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Berikut adalah hasil
dari uji normalitas :
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas (P-P Plot)
31
Sumber : Hasil olah data SPSS
41
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas, terlihat titik-titik menyebar di garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga data pada variabel Motivasi,
Kepribadian, Pengetahuan dan Pengalaman, dan Minat Berwirausaha terdistribusi
normal dan dapat digunakan dalam model regresi karena memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat
grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya.
Adapun dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka hal ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi Heteroskedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik berada diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Berikut adalah hasil Uji Heteroskedastisitas yang tergambar melalui grafik
Scatterplot :
41
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan Gambar 4.5 diatas, terlihat tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas pada model
regresi sehingga model regresi layak digunakan.
4.2.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
41
penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier
antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas.
42
Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dalam suatu model
regresi dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan angka
Tolerance yang terdapat pada masing-masing variabel. Jika nilai Tolerance < 0,1
dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolineritas dan sebaliknya jika nilai
Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolineritas. Berikut
adalah hasil Uji Multikolineritas :
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Mod
el
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
.984
1.017 X1 = Motivasi
X2 = Kepribadian .979 1.021
X3 = Pengetahuan dan .993 1.007
Pengalaman
a. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas diatas, menunjukkan
bahwa semua variabel independen dari model regresi tidak mengalami
multikolinieritas.Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang dibawah 10 dan nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,1 pada setiap variabel.
43
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam
44
penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai uji Durbin
Watson (DW-nya). Berdasarkan hasil output spss maka hasil uji autokorelasi
dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .541a .293 .270 2.330 1.808
a. Predictors: (Constant), X3 = Pengetahuan dan Pengalaman, X1 = Motivasi, X2 = Kepribadian
b. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi diatas, menunjukkan nilai
Durbin Watson sebesar 1.808 yang dimana berkisar diantara -2 sampai dengan +2.
Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi, sehingga model regresi ini bebas
dari autokorelasi.
4.2.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui besarnya
pengaruh faktor variabel bebas yaitu motivasi (X1), kepribadian (X2), dan
pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap variabel terikat yaitu minat
berwirausaha (Y). Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan software SPSS 22 menunjukkan hasil perhitungan sebagai berikut :
45
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
X1 = Motivasi
14.340 2.043 7.020 .000
.030 .068 .038 .435 .665
X2 = Kepribadian -.140 .074 -.165 -1.897 .061
X3 = Pengetahuan dan
Pengalaman
.399
.068
.504
5.855
.000
a. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan regresi
yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Y = 14.340 + 0.030 X1 + (-0.140) X2 + 0.399 X3
Model persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 14.340 memberikan arti bahwa jika motivasi,
kepribadian, pengetahuan dan motivasi nilainya adalah 0, maka minat
berwirausaha (Y) nilainya 14.340.
2. Koefisien regresi variabel motivasi (X1) sebesar 0.030 memberikan arti
bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan motivasi akan
mengalami kenaikan 1%, maka minat berwirausaha (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.030. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara motivasi dengan minat berwirausaha, semakin
naik motivasi maka semakin meningkat minat berwirausaha.
3. Koefisien regresi variabel kepribadian (X2) sebesar -0.140 memberikan
46
arti bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan kepribadian
akan mengalami kenaikan 1% maka minat berwirausaha (Y) akan
47
mengalami peningkatan sebesar -0.140. Koefisien bernilai negatif artinya
terjadi hubungan negatif antara kepribadian dengan minat berwirausaha,
semakin naik kepribadian maka semakin menurun minat berwirausaha.
4. Koefisien regresi variabel pengetahuan dan pengalaman (X3) sebesar
0.399 memberikan arti bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap
dan pengetahuan dan pengalaman mengalami kenaikan 1% maka minat
berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.399. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pengetahuan dan
pengalaman dengan minat berwirausaha, semakin naik pengetahuan dan
pengalaman maka semakin meningkat minat berwirausaha.
Berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk diatas dapat diketahui
bahwa variabel pengetahuan dan pengalaman merupakan variabel dengan nilai
koefisien tertinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor
pengetahuan dan pengalaman merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi minat berwirausaha.
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis
4.2.4.1 Uji Parsial (Uji t hitung)
Uji t hitung digunakan untuk melihat pengaruh motivasi (X1), kepribadian
(X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap minat berwirausaha (Y)
secara parsial (individu) dilakukan dengan melihat nilai sig. pada tabel
Coefficients dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05 dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jika nilai sig. < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel
dependen.
48
b. Jika nilai sig. > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel
independen secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial :
Tabel 4.6
Hasil Uji t hitung
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
X1 = Motivasi
14.340 2.043 7.020 .000
.030 .068 .038 .435 .665
X2 = Kepribadian -.140 .074 -.165 -1.897 .061
X3 = Pengetahuan dan
Pengalaman
.399
.068
.504
5.855
.000
a. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Keterangan dari hasil uji t adalah sebagai berikut :
1. Variabel Motivasi (X1)
Diketahui nilai t hitung sebesar 0.435 dengan tingkat signifikan 0.665 > 0.05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
faktor motivasi secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha pada mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen
Kampus Salemba.
2. Variabel Kepribadian (X2)
Diketahui nilai t hitung sebesar -1.897 dengan tingkat signifikan 0.061 > 0.05,
49
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
faktor kepribadian secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap minat
50
berwirausaha pada mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen
Kampus Salemba.
3. Variabel Pengetahuan dan Pengalaman (X3)
Diketahui nilai t hitung sebesar 5.855 dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
faktor pengetahuan dan pengalaman secara parsial (individu) berpengaruh
terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan
Manajemen Kampus Salemba.
4.2.4.2 Uji Simultan (Uji F hitung)
Uji F hitung digunakan untuk melihat pengaruh motivasi (X1),
kepribadian (X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap minat
berwirausaha (Y) secara simultan (bersama-sama) dengan melihat nilai sig. pada
tabel ANOVA dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05 dengan ketentuan
sebagai berikut :
c. Jika nilai sig. pada tabel ANOVA sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti variabel independen secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Jika nilai sig. pada tabel ANOVA sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, berarti variabel independen secara simultan (bersama-sama) tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berikut akan dijelaskan hasil perhitungan uji F hitung pada Tabel 4.11
dibawah ini :
51
Tabel 4.7
Hasil Uji F hitung
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
215.515 3 71.838 13.235 .000b
521.075 96 5.428
736.590 99
a. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
b. Predictors: (Constant), X3 = Pengetahuan dan Pengalaman, X1 = Motivasi, X2 =
Kepribadian
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.11 diatas, diperoleh nilai F
hitung sebesar 13.235 dengan tingkat signifikan 0.00 < 0.05, maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel faktor motivasi,
kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba.
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi (R²) dilakukan untuk mengetahui besarnya
persentase pengaruh variabel bebas/variabel independen yaitu variabel motivasi
(X1), kepribadian (X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap variabel
terikat/variabel dependen yaitu minat berwirausaha (Y). Dimana semakin besar
nilai koefisien determinasi (R²) maka akan semakin baik pula kemampuan
variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Berikut akan dijelaskan hasil
perhitungan Uji Koefisien Determinasi (R²) pada Tabel 4.12 dibawah ini:
52
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .541a .293 .270 2.330
a. Predictors: (Constant), X3 = Pengetahuan dan Pengalaman, X1 = Motivasi, X2 = Kepribadian
b. Dependent Variable: Y = Minat Berwirausaha
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diatas, dapat dilihat bahwa
nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.293. Hasil ini menunjukkan bahwa
29,3% minat berwirausaha pada mahasiswa dapat dijelaskan oleh faktor motivasi,
kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan sisanya 70,7% (100%-
29,3%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi penilaian
responden terhadap variabel-variabel penelitian secara umum sudah baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari :
1) Uji Validitas
Dari hasil uji validitas dengan menggunakan sampel sebanyak 100
responden diatas dapat diketahui bahwa semua indikator dari variabel
independen maupun variabel dependen (minat berwirausaha) mempunyai
nilai r hitung > r tabel (0,197), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
indikator tersebut valid.
51
2) Uji Reliabilitas
Dari hasil uji reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa semua variabel
mempunyai Cronbach’s Alpha > 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua pernyataan yang digunakan dalam variabel motivasi (X1),
kepribadian (X2), dan pengetahuan dan pengalaman (X3) terhadap minat
berwirausaha dalam penelitian ini adalah reliabel.
3) Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas diatas dalam Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot
terlihat titik-titik menyebar di garis diagonal dan penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan data pada variabel
motivasi (X1), kepribadian (X2), pengetahuan dan pengalaman (X3), dan
minat berwirausaha (Y) terdistribusi normal dan dapat digunakan dalam
model regresi karena memenuhi asumsi normalitas.
4) Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas dalam Gambar 4.5 Grafik
Scatterplot, terlihat tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas pada model regresi sehingga
model regresi layak digunakan.
5) Uji Multikolinieritas
Dari hasil uji multikolinieritas dapat diketahui bahwa pada setiap variabel
mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0.1, sehingga dapat
disimpulkan semua variabel independen dari model regresi tidak
mengalami multikolinieritas.
6) Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel bebas
51
yang paling berpengaruh adalah variabel pengetahuan dan pengalaman dan
yang paling rendah pengaruhnya adalah variabel motivasi dan kepribadian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pengetahuan dan
pengalaman merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi
minat berwirausaha.
7) Uji Parsial (t hitung)
Dari hasil uji t hitung diatas pada Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa
variabel faktor motivasi tingkat signifikan 0.665 > 0.05 tidak berpengaruh
secara parsial (individu) terhadap minat berwirausaha, variabel faktor
kepribadian dengan tingkat signifikan 0.061 > 0.05 tidak berpengaruh
secara parsial (individu), dan variabel faktor pengetahuan dan pengalaman
secara parsial (individu) dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba.
8) Uji Simultan (F hitung)
Dari hasil uji F hitung diatas pada Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
variabel faktor motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman
secara simultan (bersama-sama) dengan tingkat signifikan 0.00 < 0.05
berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas
Gunadarma Jurusan Manajemen Kampus Salemba.
9) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Dari hasil uji koefiesien determinasi (R²) diatas pada Tabel 4.12 dapat
dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.293. Hasil ini
menunjukkan bahwa 29,3% minat berwirausaha pada mahasiswa dapat
dijelaskan oleh faktor motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan
51
pengalaman. Sedangkan sisanya 70,7% (100%-29,3%) dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
V.. P E N U T U P
a. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Faktor motivasi dan kepribadian secara parsial (individu) tidak
berpengaruh, sedangkan faktor pengetahuan dan pengalaman secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada
mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Kampus Depok.
2. Faktor motivasi, kepribadian, dan pengetahuan dan pengalaman secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada
mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Kampus Depok.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Universitas hendaknya mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam bidang
51
kewirausahaan tidak hanya melalui pembelajaran mata kuliah
kewirausahaan, melainkan juga melalui kegiatan rutin seperti pelatihan
kewirausahaan ataupun seminar-seminar kewirausahaan.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiwa sebaiknya secara mandiri mengembangkan minatnya untuk
berwirausaha melalui partisipasinya dalam seminar-seminar
kewirausahaan ataupun kegiatan kewirausahaan seperti praktek
kewirausahaan karena dengan adanya praktek berwirausaha maka
mahasiswa dapat meningkatkan minat berwirausahanya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari keterbatasan-keterbatasan penelitian ini, maka saran untuk penelitian
selanjutnya adalah menambahkan variabel-variabel lain selain yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.
51
VI. Daftar Pustaka
Alma, Buchari, 2009. Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung.
Ariesta, Egga, 2010. Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha Studi Kasus Pada
Mahasiswa Manajemen UNIKA SOEGIJAPRANATA, Skripsi,
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Basrowi, 2014. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Ghalia
Indonesia.
Basu, Anurudha and Meghna Virick, 2009. Assesing Enterpreneursl Intentions
Amongst Students: A Comparative Study, San Jose State University
(tidak dipublikasikan).
Farzier Barbara and Linda S Neihm, FCS Students’ Attitudes and Intentions
Toward Enterpreneurial Carrers, Journal of Family and Consumer
Sciences, April 2008: 100,2 Academic Research Library pg 17
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indarti, N.,dan Rokhim Rostiani, 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa :
Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis vol.23, No.4, Oktober 2008.
Linan, Fransisco, Juan C. Rodriguez-Cohard and Jose M. Rueda-Cantuche, 2005.
“Factors Affecting Enterpreneurial Intention Levels”, 45th Congress Of
The European Regional Science Associations, Amsterdam, 23-27 August.
Mahesa, Aditya Dion, 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha, Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
58
Oswari, Teddy, 2005. Membangun Jiwa Kewirausahaan (Enterpreneurship). “Menjadi
Mahasiswa Pengusaha (Enterpreneur Student) Sebagai Modal Untuk
Menjadi Pelaku Usaha Baru”. In: PESAT 2005, 23-24 Agustus 2005,
Jakarta.
Purnamasari, Putri Intan, 2008. Motivasi Berwirausaha Pada Mahasiswa Ditinjau
Dari Persepsi Terhadap Pelaku Wirausaha, Skripsi, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang.
Purwanto, Maret Adi, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Kewirausahaan Siswa Kelas XII SMK Nasional Berbah Tahun 2012/2013,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Purwanto, 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda,
Jakarta: Salemba Empat.
Sawqy, Shavinaz, 2010. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa Smk Muhammadiyah 3
Yogyakarta, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Soekidjo, Notoatmodjo, 2007. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Salemba Empat, Jakarta.
Turker, Duygu, dan Senem Sonmez Selcuk, 2008. Whick Factors Affect
Enterpreneurial Intention Of University Students, Journal of European
Industrial Training
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIANPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Nomor Pengunggahan
SURAT KETERANGANNomor: 167/PERPUS/UG/2020
Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : Sri WaluyoNomor Penulis : 000204Email Penulis : [email protected] Penulis : Jl Sukur no 73 Lenteng Agung
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FTI/ID/PENELITIAN/167/2020Judul Penelitian : Faktor Penentu Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa
Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Kampus Depok)Tanggal Penyerahan : 09 / 12 / 2020
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.
Dicetak pada: 05/03/2021 09:18:18 AM, IP:158.140.191.16 Halaman 1/1