1
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN
SMA ISLAM AL-AZHAR DAN SMA AL-IZHAR JAKARTA :
SUATU PERBANDINGAN
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana ilmu Perpustakaan
Disusun Oleh :
FARHAN FAHMI
NIM: 103025027581
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
2
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN
SMA ISLAM AL-AZHAR DAN SMA AL-IZHAR JAKARTA :
SUATU PERBANDINGAN
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Disusun Oleh :
FARHAN FAHMI
NIM: 103025027581
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
3
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperolehgelar strata 1 di UIN Syarif HidayatullahJakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli karya saya ataumerupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerimasanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 20 Mei 2009
Farhan Fahmi
4
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAANSMA AL-AZHAR DAN SMA AL-IZHAR JAKARTA :
SUATU PERBANDINGAN
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk
Memenuhi Syarat-syarat MencapaiGelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
OlehFARHAN FAHMI
NIM: 103025027581
Di Bawah Bimbingan
Drs. Rizal Saiful Haq, MANIP: 19530319199504 1001
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
5
ABSTRAK
FARHAN FAHMI. Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan SMA Islam Al-Azhar dan SMA Al-Izhar Jakarta : Suatu Perbandingan
Skripsi ini membahas tentang pengembangan koleksi di perpustakaan SMAIslam Al-Azhar dan SMA Al-Izhar Jakarta. Pengembangan koleksi yang dibahas diskripsi ini antara lain Community Analysis (analisis pemakai), Selection Policies(kebijakan seleksi), Selection (seleksi), Acquisition (pengadaan), Weeding(penyiangan) dan Evaluation (evaluasi).
Untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan objekpenelitian, penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif melalui wawancara,pemanfaatan dokumen dan studi dokumentasi.
Adapun tujuan penulis meneliti hal ini untuk mengetahui apakah elemen-elemen pengembangan koleksi telah diterapkan di kedua perpustakaan tersebut. Dandari hasil penelitian didapatkan bahwa perpustakaan SMA Al-zhar dan SMA Al-Izhartidak memiliki kebijakan pengembangan koleksi tertulis namun mereka telahmenjalankan elemen-elemen pengembangan koleksi dengan cukup baik.
6
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia Allah SWT, skripsi ini
akhirnya selesai juga meskipun telah melewati batas waktu yang telah direncanakan
sebelumnya.
Selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung, penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA., selaku Ketua Jurusan IPI sekaligus
pembimbing skripsi yang dengan ketelitian dan kesabarannya ikhlas
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak DR H Abdul Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ida Farida, MLS sebagai penguji skripsi ini yang dengan ketelitiannya
menjadikan hasil akhir skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku
kuliah, semoga menjadi amal jariyah Bapak dan Ibu semua. Dan kepada para
Dosen yang telah menaruh harap kepada saya, semoga harapan yang telah
disampaikan tidak saya kecewakan.
6. Kepala Seksi Kurikulum dan Sumber Belajar SMP SMA Al-Azhar Drs.Ali
Mashar, MPd dan kedua pustakawan andalannya Bunda Nisa dan Bunda Yayu
yang tak bosan membantu penulis selama proses penelitian.
7. Kepala Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu (PIIPL) Ibu Sri Darma Lokandari
dan jajaran pustakawannya terutama Bapak Sutisna yang sangat hangat
menyambut setiap permintaan penulis guna melengkapkan data dalam skripsi
ini.
8. Orang tua; Ibunda tercinta yang memberiku kebebasan dan Ayahanda yang
memberiku nama Farhan, Kedua kakak yang banyak memberikan fasilitas
serta adikku Bassam yang banyak memberikan pelajaran.
7
9. Rekan-rekan dan alumni IPI terutama angkatan 2003 yang banyak
memberikan motivasi agar skripsi ini segera diselesaikan.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas
bantuannya.
Akhirnya penulis berharap semoga amal dan niat baik Dosen, keluarga, rekan-
rekan semua dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat. Semoga skripsi
ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Mei 2009
Farhan Fahmi
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………. . i
KATA PENGANTAR.……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Masalah dan Pembatasan Masalah …………………………………… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………….. 5
D. Metode Penelitian……………………………………………………... 6
E. Sistimatika Penulisan………………………………………………….. 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR…………………………………………….. 8
A. Pengertian dan Tujuan Pengembangan Koleksi………………………. 8
B. Manfaat Pengembangan Koleksi……………………………………… 9
C. Pengembangan Koleksi Sebagai Sistem………………………………. 9
D. Eleman – Elemen Pengembangan Koleksi: …………………………. 11
i. Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi……………………….. 12
ii. Analisa Pemakai…………………………………………………. 15
iii. Seleksi dan Ketentuannya………………………………………… 17
iv. Pengadaan………………………………………………………… 21
v. Weeding atau Penyiangan Koleksi………………………………. 23
vi. Evaluasi Koleksi…………………………………………………. 25
BAB III GAMBARAN UMUM………………………………………………. 29
A. Perpustakaan SMP-SMU ISLAM AL-AZHAR…………………….. 29
1. Sejarah Singkat Al-Azhar……………………………………….. 29
2. Sejarah Perpustakaan SMP-SMA Al-Azhar…………………….. 29
3. Visi dan Misi……………………………………………………. 30
4. Letak Geografis………………………………………………….. 31
9
5. Administrasi dan Struktur Organisasi Perpustakaan…………….. 32
6. Staf Perpustakaan………………………………………………... 32
7. Gedung dan Perlengkapan……………………………………….. 32
8. Koleksi Perpustakaan…………………………………………….. 33
9. Pelayanan Perpustakaan………………………………………….. 34
B. Perpustakaan SMP-SMU ISLAM AL-IZHAR……………………….. 36
1. Sejarah Singkat Al-Izhar………………………………………….. 36
2. Sejarah Perpustakaan SMP-SMA Al-Izhar………………………. 36
3. Visi dan Misi……………………………………………………... 37
4. Letak Geografis…………………………………………………… 38
5. Administrasi dan Struktur Organisasi Perpustakaan……………… 39
6. Staf Perpustakaan…………………………………………………. 39
7. Gedung dan Perlengkapan………………………………………… 40
8. Koleksi Perpustakaan……………………………………………… 42
9. Pelayanan Perpustakaan…………………………………………… 42
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………………. 46
A. Perpustakaan SMP-SMU ISLAM AL-AZHAR……………………….. 46
1. Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi………………………… 46
2. Analisa Pemakai…………………………………………………… 46
3. Seleksi Koleksi…………………………………………………….. 48
4. Pengadaan Koleksi………………………………………………… 49
5. Penyiangan (Weeding)…………………………………………….. 50
6. Evaluasi Koleksi…………………………………………………… 50
B. Perpustakaan SMP-SMU ISLAM AL-IZHAR………………………... 51
1. Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi………………………… 51
2. Analisa Pemakai…………………………………………………….52
3. Seleksi Koleksi…………………………………………………….. 52
4. Pengadaan Koleksi………………………………………………….53
5. Penyiangan (Weeding)…………………………………………….. 54
6. Evaluasi Koleksi…………………………………………………... 54
C. Hasil Perbandingan dan Kesimpulan .......................…..……………… 55
A. Kebijakan Pengembangan Koleksi Tertulis ..…………………….. 56
B. Analisa Pemakai………………………………………………….. 56
10
C. Seleksi Koleksi…………………………………………………… 57
D. Pengadaan Koleksi……………………………………………….. 57
E. Penyiangan (Weeding)…………………………………………… 58
F. Evaluasi Koleksi…………………………………………………. 58
G. Faktor Pendukung Lainnya………………………………………. 59
D. KESIMPULAN………………………………………………………… 60
A. Kesamaan………………………………………………………….. 60
B. Perbedaan………………………………………………………….. 60
C. Keunggulan…………………………………………………………60
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 63
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Hal
TABEL 1 Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan Al-Azhar......................................... 32
TABEL 2 Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan Al-Izhar .......................................... 40
TABEL 3 Hasil perbandingan kebijakan pengembangan koleksi ................................. 55
TABEL 4 Hasil perbandingan analisa pemakai........................................................... 55
TABEL 5 Hasil perbandingan seleksi koleksi............................................................. 56
TABEL 6 perbandingan pengadaan koleksi................................................................ 57
TABEL 7 Hasil perbandingan weeding...................................................................... 57
TABEL 8 Hasil perbandingan evaluasi koleksi........................................................... 58
TABEL 9 Hasil perbandingan faktor pendukung lainnya ............................................ 58
12
DAFTAR GAMBAR
Hal
GAMBAR 1 Collection Development Proces …………………….………………… 11
GAMBAR 2 Peta Lokasi SMP SMA Al-Azhar, Jakarta……………………………… 31
GAMBAR 3 Struktur Organisasi Perpustakaan Al-Azhar …………………………… 32
GAMBAR 4 Peta Lokasi Perguruan Islam Al-Izhar ………………………………….. 38
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan Sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Bahkan
keberhasilan lembaga pendidikan baik pendidikan dasar, menengah dan atas
tergantung pada sistem pembelajaran yang dimotori oleh empat komponen utamanya,
yaitu siswa, guru, kurikulum (sistem) dan sarana prasarana termasuk perpustakaan.
Empat komponen utama tersebut tidak akan memperoleh hasil maksimal manakala
satu diantaranya tidak berjalan dengan semestinya karena komponen yang satu
dengan komponen yang lainnya saling melengkapi satu sama lain.
Sarana dan prasarana dalam hal ini perpustakaan hampir selalu menjadi nomor
terakhir dalam hal perhatian dari masyarakat sekolah. Dalam kenyataannya di
lapangan banyak sekolah-sekolah yang menaruh concern (perhatian lebih) terhadap
tiga komponen yang disebutkan pertama daripada komponen yang disebut terakhir
yaitu perpustakaan. Padahal manfaat perpustakaan tidak hanya dirasakan oleh siswa
saja melainkan seluruh warga sekolah termasuk guru, seperti yang diungkapkan oleh
C. Larasati Milburga, bahwa tujuan perpustakaan sekolah untuk mempertinggi daya
serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas
cakrawala pengetahuan guru, siswa dalam lingkungan sekolah.1
Tidak hanya itu saja, keberadaan perpustakaan sekolah telah menjadi suatu
keniscayaan sebagaimana yang termuat dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun
1 C. Larasati Milburga, Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), h 57
14
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.yang kemudian diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Dalam
Peraturan Pemerintah tersebut antara lain disebutkan “setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,…… yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan“ 2.
Selain undang-undang di atas, UU No 43 tahun 2007 yang belum lama
disahkan semakin menguatkan posisi perpustakaan dan pustakawan dikancah
pendidikan. Maka berdasarkan Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut
setiap satuan pendidikan, baik sekolah dasar, menengah dan atas harus memiliki dan
memperhatikan perpustakaan serta mengelolanya dengan sebaik-baiknya.
Untuk menuju perpustakaan sekolah yang berdayaguna tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan, dibutuhkan pengetahuan atau manajemen perpustakaan
sekolah yang komprehensif khususnya dalam hal pengembangan koleksi mengingat
koleksi perpustakaan merupakan salah satu pilar penting selain pemakai dan
pustakawan.
Tiga pilar utama yang akan memperkokoh perpustakaan, menurut Zulfikar
Zein adalah pemakai perpustakaan yang aktif dan disiplin, pustakawan yang memiliki
sikap tulus hati, ramah, berpikiran positif, supel, pro aktif, dedikatif, dan professional
serta koleksi3.
Lebih lanjut Zulfikar menambahkan koleksi yang banyak, lengkap, dan
beragam. Yang dimaksud koleksi disini adalah semua bahan pustaka yang
2 Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta : Lekdis, 2005), h.35, dapat diakses dihttp://www.depdiknas.go.id/inlink.php?to=snp, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Terdapat juga dalam buku Undang-undang .R.I.Nomor:20 Thn 2003 tentang sisdiknas, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003), cet, ke-1, h. 31
3 Penyebab Kurang Optimalnya Penggunaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber IlmuPengetahuan. hal.3 dalam http://media.diknas.go.id/media/document/4468.pdf
15
dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan guna memenuhi kebutuhan
pemakai.4 Hakekatnya koleksi tidak sebatas dikumpulkan, diolah atau disimpan saja
tetapi diperlukan suatu cara atau sistem terpadu yang dikenal dengan istilah
pengembangan koleksi perpustakaan atau Developing Library Collections, yang
terdiri dari Community Analysis (analisis pemakai), Selection Policies (kebijakan
seleksi), Selection (seleksi), Acquisition (pengadaan), Weeding (penyiangan) dan
Evaluation (evaluasi).5
Namun dalam menjalankan sistem terpadu atau pengembangan koleksi di atas
tidak semua perpustakaan sekolah dapat menjalankannya. Sebagai contoh, data yang
dilansir oleh Fuad Hasan, Mendiknas pada tahun 2001 mengungkapkan dari sekitar
70.000 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) baru 34 % yang memiliki
perpustakaan standar, dan dari sekitar 14.000 Sekolah Menengah Umum hanya sekitar
54 % yang memiliki perpustakaan standar,6 Data-data tersebut menunjukkan bahwa
tidak mudah untuk menjalankan sistem pengembangan koleksi.
Rachmat Natadjumena mengatakan pada seminar sehari dengan tema
Optimalisasi peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah, “hanya dua persen dari sekitar 168.000 sekolah dasar (SD) di seluruh
Indonesia yang memiliki perpustakaan yang memenuhi syarat keberadaan sebuah
perpustakaan. Padahal, kegiatan belajar – mengajar di sekolah sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan literatur yang ada di perpustakaan7.
Penyebab atau kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah pada umumnya
berkisar pada dua hal yakni, Pertama, kurangnya dana yang bisa digunakan untuk
4 Sukarman, Pedoman Umum Pengolahan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ( Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. 5
5 Edward Evans, Developing Library Collections, ( Litleton : Libraries Unlimited, 1979 ) h. 56 Penyebab Kurang Optimalnya Penggunaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Ilmu
Pengetahuan, http://media.diknas.go.id/media/document/4468.pdf7Rachmat Natadjumena, Perpustakaan Sekolah Minim dan Memprihatinkan” Harian Kompas,
15 November 2000
16
menambah jumlah koleksi secara teratur. Dan yang Kedua, tidak adanya tenaga yang
secara khusus diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara koleksi yang
ada 8
Penulis menyimpulkan jika suatu perpustakaan sekolah dikelola dengan sangat
baik, ditopang anggaran memadai dan pustakawan yang kompeten maka perpustakaan
sekolah tersebut dapat dipastikan ”sehat” dan dapat “menyehatkan” siswa dan guru
(lingkungan sekolah). Adalah suatu hal yang tidak wajar bila satuan pendidikan dalam
hal ini sekolah menengah atas (SMA) yang ditopang anggaran memadai dan
pustakawan yang kompeten tidak berjalan dengan maksimal apalagi jika sekolah
tersebut berlabel sekolah swasta favorit (terbaik). Hal inilah yang menarik minat
penulis untuk meneliti apakah perpustakaan SMA swasta dengan segala kelebihannya
telah menjalankan sistem pengembangan koleksinya dengan baik? Apakah benar
bahwa anggaran perpustakaan yang memadai sangat mempengaruhi kesuksesan
pengembangan koleksi?
Dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dan melihat latar
belakang yang ada penulis ingin melakukan penelitian yang mendalam dengan
mengambil judul Skripsi Pengembangan Koleksi Perpustakaan SMA Al-Azhar
dan SMA Al-Izhar Jakarta : Suatu Perbandingan
B. Masalah dan Pembatasan Masalah
A. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
yang menjadi fokus penelitian kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :
8 Sulistia,et al, Manajemen Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 1995 ) h. 4
17
1. Bagaimana Perpustakaan SMA Al-Azhar dan SMA Al-Izhar menerapkan
elemen – elemen pengembangan koleksinya.
2. Apakah semua kegiatan pengembangan koleksi di SMA Al-Azhar dan
SMA Al-Izhar telah memenuhi standar ?
3. Apakah ketersediaan dana yang cukup menjadi faktor kunci dalam
suksesnya sistem pengembangan koleksi ?
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang luas terhadap masalah yang dibahas
dalam penelitian ini maka penulis memberikan batasan bahwa penulisan ini
hanya membahas dan membandingkan Sistem Pengembangan Koleksi pada
Perpustakaan SMA Al-Azhar dan SMA Al-Izhar yang terdiri atas kebijakan
umum pengembangan koleksi, analisa pemakai, seleksi koleksi, pengadaan
koleksi, penyiangan (weeding), dan evaluasi koleksi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui apakah Perpustakaan SMA Al-Azhar dan SMA Al-
Izhar memiliki kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis.
b. Untuk mengetahui apakah kedua perpustakaan tersebut menerapkan
elemen-elemen pengembangan koleksi.
2. Manfaat Penelitian
a. Mendapatkan sebuah gambaran tertulis tentang manajemen pengembangan
koleksi yang baik dan aplikatif.
b. Khususnya sebagai bahan pertimbangan bagi kedua pimpinan
perpustakaan sekolah dalam menjalankan pengembangan koleksi kearah
18
yang lebih baik dan bagi perpustakaan-perpustakaan sekolah lain pada
umumnya.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian
kualitatif dimana hasil dari penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati9. Untuk menguatkan hasil penelitian
dalam mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa cara antara lain :
1. Wawancara10, yaitu dengan mewawancarai langsung Pustakawan yang
bertugas dalam bidang pengembangan koleksi pada Perpustakaan SMA Al-
Azhar dan SMA Al-Izhar
2. Pemanfaatan dokumen, yaitu dengan menambah literatur berupa buku, jurnal,
artikel dan bahan lainnya guna mendukung landasan teori penelitian.
3. Studi dokumentasi, yaitu memperhatikan arsip-arsip atau data-data sekolah
yang berhubungan dengan penelitian ini, dalam hal ini peneliti menggunakan
data-data mengenai jumlah siswa, guru, koleksi perpustakaan dan grafik atau
tabel yang terdapat di Perpustakaan SMA Al-Azhar dan SMA Al-Izhar.
E. Sistematika Penulisan
Sistimatika penulisan penelitian ini terbagi kedalam 6 (enam) bab yang terdiri
dari:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini dikemukakan latar belakang penelitian, masalah dan pembatasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.
9 Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong: Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung :Rosda, 2006), h 410 Ibid h.5
19
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Berisi tentang pengertian dan tujuan pengembangan koleksi, serta penjelasan
komponen-komponen pengembangan koleksi di antaranya adalah analisis
komunitas pemakai, kebijakan seleksi, kebijakan pengadaan, kebijakan weeding
serta evaluasi koleksi perpustakaan.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA AL-AZHAR DAN
SMA AL-IZHAR JAKARTA
Bab ini berisi tentang sejarah singkat berdirinya SMA Al-Azhar dan SMA-Al
Izhar, visi, misi dan tujuan didirikannya kedua sekolah tersebut. Termasuk pula
jumlah siswa, guru serta sarana dan prasarana. Dalam bab ini juga dibahas tentang
sejarah berdirinya Perpustakaan SMA Al-Azhar dan SMA Al-Izhar beserta visi,
misi dan strukturnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Membahas tentang hasil penelitian seputar pengembangan koleksi yang telah
dilakukan di kedua objek penelitian.
BAB V HASIL PERBANDINGAN
Pada bab ini hasil penelitian dianalisa dalam bentuk tabel perbandingan. Tabel
tersebut dibandingkan satu per satu berdasarkan elemen-elemen pengembangan
koleksi seperti kebijakan umum pengembangan koleksi, analisa pemakai, seleksi
koleksi, pengadaan koleksi, penyiangan (weeding), dan evaluasi koleksi.
Kemudian di akhir bab ini disampaikan kesimpulan berdasarkan penelitian
yang telah dibandingkan dan memberikan saran-saran yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
D. Pengertian dan Tujuan Pengembangan Koleksi
Jika orang awam ditanyakan seputar perpustakaan, pasti yang terlintas di
benak mereka adalah suatu ruangan yang berisi buku-buku atau koleksi. Paradigma
sederhana tersebut menyiratkan bahwa koleksi adalah representasi dari suatu
perpustakaan. Oleh sebab itu salah satu daya tarik perpustakaan adalah koleksinya,
terlebih lagi jika koleksi yang dimiliki banyak dari segi kuantitas, lengkap dari segi
cakupan ilmu, dan beragam dari segi cabang keilmuan. Koleksi yang banyak,
beragam dan lengkap adalah kebutuhan setiap perpustakaan. Tanpa adanya koleksi,
perpustakaan tidak akan bisa beroperasi.
Untuk itu koleksi tidak hanya sebatas diadakan (pengadaan) tetapi juga
dikelola dengan suatu cara tertentu baik sebelum atau sesudah koleksi tersebut
didapatkan. Proses tersebut dalam dunia Ilmu Perpustakaan dikenal dengan istilah
pengembangan koleksi, yaitu kegiatan yang bermaksud mencapai titik temu antara
kebutuhan pemakai dengan koleksi.
Dalam arti yang lebih luas pengembangan koleksi adalah kegiatan pustakawan
dalam menyediakan sumber informasi dan memberikan pelayanan informasi kepada
pemakai sesuai dengan kebutuhan dan minatnya tanpa melupakan, dana, sarana serta
prosedur dan tata kerja11. Sedangkan menurut Darmono pengembangan koleksi
mencakup semua kegiatan untuk memperluas semua koleksi yang ada di
11 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan & Pustakawan, ( Yogyakarta : Kanisius, 1992 )
21
perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi
bahan pustaka12.
E. Manfaat Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi memiliki beragam manfaat bagi perpustakaan yang
menerapkannya, antara lain :
a. mengetahui kondisi pengguna perpustakaan dari segi geografis, demografis
maupun psikografisnya.
b. mendapatkan koleksi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pemakai.
c. terjalinnya komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung antara
petugas perpustakaan (pustakawan) dengan pengguna perpustakaan.
d. mampu mengelola dana dan sarana dalam proses pengadaan koleksi secara
efektif.
e. terbukanya informasi kekinian (current) yang berpengaruh pada proses
pengadaan dan penyiangan koleksi serta terbukanya kesempatan kerjasama
dengan perpustakaan lain.
f. dapat menghasilkan pedoman atau prosedur pengembangan koleksi yang
dapat dimanfaatkan di waktu atau tahun-tahun yang akan datang.
Dengan pengembangan koleksi yang dilakukan perpustakaan akan mendorong
masyarakat untuk datang ke perpustakaan untuk mencari dan memenuhi informasi
yang mereka perlukan karena bila pengembangan koleksi tidak berkembang maka
perpustakaan akan ditinggalkan pembacanya13
C. Pengembangan Koleksi Sebagai Sistem
12 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Grasindo,2001),h.4513 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia, 1991), h. 34
22
Dalam berbagai literatur nasional maupun asing yang membahas sebuah bab
tentang pengembangan koleksi hampir seluruhnya mengangkat sub topik di bawahnya
berupa kegiatan-kegiatan pokok yang terdapat dalam pengembangan koleksi,
misalnya membuat kebijakan pengembangan koleksi, seleksi bahan pustaka,
pengadaan bahan pustaka, penyiangan bahan pustaka dan evaluasi bahan pustaka.
Namun, kegiatan-kegiatan pokok atau dapat kita sebut sebagai elemen – elemen
pengembangan koleksi berbeda nama dan urutannya antara satu buku dengan buku
lainnya. Misalnya Sutarno NS mengurutkan kegiatan – kegiatan pengembangan
koleksi berupa :
Menyusun rencana operasional pengembangan koleksi, menghimpun alatseleksi, melakukan survei minat pemakai, melakukan survei bahan pustaka,membuat dan menyusun desiderata, menyeleksi bahan pustaka, pengadaanbahan pustaka, meregistrasi bahan pustaka, dan mengevaluasi dan menyiangikoleksi14
Sementara Darmono menggariskan kegiatan pokok pengembangan koleksi
antara lain penyusunan kebijaksanaan, penetapan prosedur seleksi, pengadaan koleksi,
serta evaluasi15. Sedangkan menurut Peter Clayton & G E Gorman dalam Managing
Information Resources in Libraries: Collection Management in Theory and Practice,
mengurutkan sebagai berikut :
a. manajemen koleksi dan kebijakan pengembangan koleksi
b. conspectus, yakni salah satu pendekatan dalam evaluasi koleksi
c. berbagi sumber dan pengembangan kerjasama koleksi
d. seleksi : kebijakan dan prosedur
e. sumber (alat) seleksi,
f. proses pengadaaan dan prosedur
g. manajemen pendanaan, dan
14 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 90 – 9115 Darmono, h.45
23
h. evaluasi koleksi dan pengecekan16
Dan, terakhir disusun secara sistematis oleh Evans yang meliputi enam
langkah utama antara lain :
a. Community Analysis (analisis pemakai)
b. Selection Policies (kebijakan seleksi)
c. Selection (seleksi)
d. Acquisition (pengadaan)
e. Weeding (penyiangan) dan
f. Evaluation (evaluasi).
Bahkan Evans menguraikannya dalam bentuk ilustrasi yang dapat dilihat
dibawah ini :
Gambar 1 Collection Development ProcessBy G.Edward Evans17
16 Peter Clayton & G E Gorman, Managing information resources in libraries : collection managementin theory and practice, (London : Library Association Publishing, 2001), h.xiii17 Edward Evans, Developing Library Collections, ( Litleton : Libraries Unlimited, 1979 ) h. 20
CommunityAnalysis
SelectionPolicies
Selection
Acquisition
Weeding
Evaluation
LibraryStaff
24
Dengan memperhatikan beberapa definisi dan uraian di atas, pengembangan
koleksi dapat dikatakan sebagai sistem. Sistem disini bermakna rangkaian dari metode
yang disusun secara teratur18 hal ini sejalan dengan karakteristik pengembangan
koleksi yang terdiri atas beberapa elemen yang saling terkait, disusun sedemikian rupa
hingga menghasilkan sebuah metode pengembangan koleksi.
D. Eleman – Elemen Pengembangan Koleksi :
Setelah memperhatikan referensi-referensi yang ada terkait tata urutan
pengembangan koleksi dari berbagai sisi, penulis mengambil kesimpulan bahwa
pengembangan koleksi memiliki elemen-elemen pokok yang terdiri dari kebijakan
umum pengembangan koleksi, analisis pemakai, seleksi dan ketentuannya, pengadaan
koleksi, penyiangan (weeding), dan evaluasi koleksi.
Pendapat di atas hampir mirip dengan teori Evans hanya saja elemen pertama
dan elemen ketiga yang berbeda. Penulis mengambil kesimpulan, bahwa elemen
pertama kebijakan umum pengembangan koleksi penting untuk menjelaskan segala
kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan koleksi sehingga pada elemen
berikutnya tidak perlu membahas kebijakannya kembali. Kemudian, karena kata
kebijakan bermakna lebih umum sedangkan kata ketentuan lebih bermakna khusus.
Di bawah ini akan dijelaskan satu per satu elemen-elemen pengembangan koleksi di
atas.
1. Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi
Kegiatan pengembangan koleksi biasanya berbeda-beda antara satu
perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa
18 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani,[s.a.]), h452
25
faktor seperti kebijaksanaan pemerintah, kondisi ekonomi yang berpengaruh terhadap
kebijaksanaan pendanaan, suasana dan lingkungan pendidikan, keadaan penerbitan,
kebiasaan pemakai, sikap masyarakat, serta faktor-faktor lain yang bersifat lokal
(kondisi setempat).
Karena berbagai faktor tadi, maka kesamaan standar untuk pengembangan
koleksi perpustakaan sulit untuk dirumuskan. Masing-masing perpustakaan akan
mengembangkan koleksinya, sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya19.
Kebijakan dalam megembangkan koleksi sangat diperlukan untuk
mengarahkan kinerja pustakawan secara sistematis. Kebijakan pengembangan koleksi
adalah kebijakan yang tertulis, tanpa adanya suatu kebijakan tertulis, maka
pengembangan koleksi berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Dalam artikelnya Melling Simandjuntak mengatakan bahwa kebijakan
pengembangan koleksi adalah garis-garis besar pengelolaaan koleksi yang dibuat
tertulis20. IFLA dalam Pedoman Perpustakaan Sekolah yang dikeluarkannya juga
memperhatikan hal yang sama sebagaimana yang tertulis berikut ini :
…Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yangberjalan secara dinamis, melalui banyak konsultasi yang dapat diterapkan, serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media cetak... 21
Kebijakan pengembangan koleksi yang secara tertulis dapat berfungsi sebagai
berikut :
a. Pedoman bagi para pustakawan (penyeleksi). Dengan adanya kebijakan tertulismereka bekerja lebih terarah karena sasaran jelas dan dana yang terbatasdimanfaatkan lebih bijaksana.
b. Sebagai sarana komunikasi kebijakan untuk para pemakai, administrator, dewanPembina dan pihak lain tentang apa cakupan dari ciri-ciri koleksi yang telah ada danrencana untuk pengembangan selanjutnya.
19 Darmono, h.4520 Melling Simandjuntak, Dana Yang Terbatas dan Kebijakan Pengembangan Koleksi Sebagai
Pedoman Seleksi Bahan-bahan Pustaka, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 4 (April, 1983)h.174
21 Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO, http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm h. 6 - 7
26
c. Sarana perencanaan. Kebijakan memberi informasi yang akan membantu dalamproses alokasi dana22.
Selain menyampaikan pentingnya kebijakan pengembangan koleksi dalam
bentuk tertulis, IFLA juga menambahkan bahwa kebijakan tidak boleh ditulis oleh
pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen
senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah dan mendapat
dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam.
Lebih lanjut, dalam pembuatan kebijakan pengembangan koleksi sangat perlu
memperhatikan kurikulum sekolah, metode pembelajaran di sekolah, memenuhi
standar dan kriteria nasional dan lokal, kebutuhan pengembangan pribadi dan
pembelajaran murid dan kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf. Selain itu kebijakan
dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang23.
Selanjutnya, bagaimana dengan isi kebijakan tertulis itu sendiri, Yuyu Yulia
memberikan gambaran tentang isi sebuah kebijakan pengembangan koleksi. Isi
kebijakan pengembangan koleksi diawali dengan penjelasan singkat tentang misi
perpustakaan dan sasaran yang ingin dicapai, serta deskripsi singkat masyarakat yang
dilayani. Kemudian dilanjutkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Penjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaandan siapa yang diberi wewenang untuk seleksi.
b. Metode pemilihan, pengaturan anggaran komposisi masyarakat yang dilayani daninformasi berupa : pedoman dan kriteria seleksi, dan daftar timbangan buku ( revieu)atau tipe timbangan buku yang digunakan untuk seleksi.
c. Masalah-masalah khusus didaftarkan dengan rinci, misalnya jenis bahan pustaka yangtidak dikoleksi, berapa kopi dari satu judul, penjilidan, penggantian buku atau bahanpustaka lain yang hilang.
d. Penjelasan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan, dibagi atas bidangsubjek dan keterangan mengenai prioritas. Tiap bidang subjek disarankan uintukdirinci sebagai berikut :
1) Tingkat kedalaman, yaitu koleksi yang sudah ada, penambahan yang sedangberjalan, penambahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan program.
2) Bahasa3) Cakupan priode kronologis
22 Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) h.1723 Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO, h.6-7
27
4) Format yang dibeli atau yang tidak dibeli5) Siapa yang bertanggung jawab atas seleksi,
e. Bahan pustaka yang berbahasa asingf. Jenis bahan pustaka beserta definisi tiap-tiap jenis dan kategorinya, keterangan mana
yang dibeli, mana yang tidak, dan pentingnya bahan pustaka tersebut bagi koleksiatau pemakai,
g. Hadiah dan cara penanganannya.h. Pinjam antar perpustakaan, jaringan dan bentuk kerjasama lain yang berpengaruh
pada pengembangan koleksi.i. Kriteria dan tata cara penyiangan.j. Sikap perpustakaan terhadap sensor dan masalah lain yang berkaitan dengan
intellectual freedom24.
Jadi dapat disimpulkan beberapa hal penting pada elemen kebijakan umum
pengembangan koleksi adalah :
a. kebijakan pengembangan koleksi harus tertulis,
b. pembuatan kebijakan tertulis memerlukan diskusi, masukan dan pembahasan
dari pihak sekolah (tidak hanya pustakawan),
c. kebijakan yang dibuat harus mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan
langsung dengan kondisi organisasi induk (sekolah) seperti kurikulum,
pendanaan, kebijakan pemerintah atau dinas terkait, suasana dan lingkungan
pendidikan, kebiasaan pemakai, dan lain-lain,
d. kebijakan dan rencana perpustakaan merupakan dokumen aktif yang harus
selalu ditinjau ulang.
2. Analisa Pemakai
Keberhasilan penggunaan perpustakaan ada ditangan pemakai yang harus
memiliki sikap belajar yang tepat dan intelectual curiosity25. Tetapi tidak semua
pengguna perpustakaan memiliki kedua sifat tersebut sehingga pustakawanlah yang
harus proaktif untuk dapat mencapai kepuasaan pemakai paling tidak mendekatkan
mereka pada koleksi yang tepat sesuai latar belakang kebutuhannya.
24 Yuyu, Yulia, h. 1725 Towa.P.Hamakonda, Pedoman Penggunaan Perpustakaan, (Universitas IKIP Kristen Satya
Watjana,1970) h 2
28
Untuk mendekatkan bahkan menemukan kebutuhan pemakai, pustakawan
harus terlebih dahulu mengenal siapa pemakai perpustakaannya. Hal ini penting
karena layanan yang diberikan oleh perpustakaan melalui pustakawannya harus tepat
tidak boleh salah sasaran. Sebagai ilustrasi sebuah toko penjual alat-alat pancing tidak
akan laku manakala kondisi pasar atau market-nya bermata pencaharian sebagai
petani. Maka tidak mungkin perpustakaan yang mayoritas koleksinya berbicara
tentang hukum didirikan didaerah pegunungan atau pedalaman, akan terjadi ketidak
cocokan (mismatch).
Jadi, sekelompok pustakawan yang tergabung dalam institusi bernama
perpustakaan wajib mengetahui dan memahami pemakai. Proses mengenal dan
memahami pemakai secara lebih luas dikenal dengan istilah Community Analysis.
Pengertian analisis pemakai adalah suatu proses yang menggambarkan suatu
kebutuhan dari pemakai yang menggunakan format survei dalam memenuhi
kebutuhan pemakai, pembelajaran terhadap pemakai dan analisa dari pustakawan26.
Pemakai perpustakaan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
koleksi yang bisa menunjang program perpustakaan:
a. Jenis dan bahan yang tepat untuk masyarakat pemakai. Di sini timbul
pertanyaan, siapakah sebenarnya para pemakai ini. Apakah perpustakan cukup
melayani pemakai yang menjadi anggota saja, ataukah melayani mereka yang
datang kemudian.
b. Jumlah pemakai yang dilayani, keragaman pendidikan, profesi dan
sebagainya.
c. Dapat memenuhi tuntutan masyarakat pemakai.
26 G.Edrwad Evans, h.97
29
Adapun informasi yang diperlukan perpustakaan agar dapat mengenal
pemakainya adalah dengan cara memeriksa laporan-laporan kegiatan tahunan, buletin
atau terbitan sekolah serta observasi, dengan cara menyebarkan kuesioner.27
Selain itu untuk lebih mengenal dan memahami pengguna perpustakaan perlu
dilakukan pemetaan pemakai, proses ini dinamakan segmentasi. Adapun metode
untuk melakukan segmentasi yang lazim digunakan di institusi yang berorientasi pada
profit adalah28 :
a. Segmentasi geografis, misalnya berdasarkan daerah atau region, pedesaan atau
perkotaan
b. Segmentasi demografis, misalnya berdasarkan umur, pekerjaan,
kewarganegaraan, dan agama
c. Segmentasi psikografis, contohnya kelas sosial dan tipe personalitas
d. Segmentasi tingkah laku, misalnya intensitas penggunaan produk, loyalitas
terhadap merek.
Pada penutup artikel yang membahas tentang empat segmentasi di atas,
Hendro Wicaksono menambahkan bahwa segmentasi psikografis adalah salah satu
metode yang banyak digunakan untuk memetakan konsumen atau pengguna
berdasarkan nilai dan gaya hidup yang dianut. Lebih lanjut, metode ini bisa digunakan
untuk lingkungan institusi non-profit seperti perpustakaan. Bahkan, sebagai contoh
Perpustakaan Nasional Singapura telah menggunakan metode tersebut untuk
memetakan sekaligus lebih mengenal para penggunanya dan terbukti mampu
membuat strategi pemasaran yang lebih baik untuk penggunanya29.
27 Siti Sumarningsih, Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Al-Maktabah, III, I (April, 2001), h. 228 Hendro Wicaksono, Pasarkan Layanan Perpustakaan Anda Dengan Tepat!, Visi Pustaka, (Jakarta :Perpustakaan Nasional), vol.9 No.I, 1 April 2007, h. 1129 Hendro Wicaksono, h.17
30
Meski perpustakaan sekolah tidak sedinamis atau heterogen perpustakaan
umum, cara segmentasi tetap dapat dilakukan karena sesungguhnya tidak ada
pengguna perpustakaan (siswa) yang berlatar belakang sama. Dengan melakukan
segmentasi, pustakawan sekolah dapat mengetahui karakteristik siswa seperti latar
belakang ekonomi, tingkat kecerdasan, minat baca, kemawasan informasi terhadap
teknologi dan lain-lain.
3. Seleksi dan ketentuannya
Tahap selanjutnya dalam pengembangan koleksi adalah menyeleksi bahan
pustaka. Penyeleksian dilakukan setelah staf perpustakaan melakukan penganalisaan
pemakai. Karena dari penganalisaan terhadap pemakai dapat diketahui siapa yang
menjadi masyarakat pengguna perpustakaan, apa yang menjadi kebutuhan pengguna,
bagaimana karakteristik pengguna dan lain-lain. Setelah perpustakaan menganalisa
pemakai, maka tahap selanjutnya menyeleksi bahan pustaka yang akan disediakan
perpustakaan. Dalam penyeleksian, pustakawan tetap harus mempertimbangkan
pemakai (user) yang dilayani. Hal ini dimaksudkan agar penyeleksian benar-benar
dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Seleksi merupakan proses memutuskan bahan pustaka apa yang dibutuhkan
perpustakaan, memutuskan juga pilihan – pilihan diantara informasi – informasi yang
subjeknya sama tanpa meninggalkan nilai dan kualitas30.
Kegiatan penyeleksian adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh
bidang Akusisi. Untuk melakukan kegiatan tersebut para seletor harus mengetahui
prinsip dasar seleksi bahan pustaka. Ketentuan tentang bagaimana melakukan seleksi,
30 G.Edrwad Evans, h. 28 – 29
31
siapa yang berhak melakukan seleksi, alat bantu untuk pengembangan seleksi,
menjadi tanggung jawab pustakawan yang bertugas dibidang Akusisi.31
Beberapa hal yang menjadi kriteria umum dalam kegiatan seleksi bahan
pustaka yaitu :
a. Tujuan, cakupan, dan kelompok pembaca dari bahan pustaka tersebutb. Tingkat kesulitan (derajat keterbacaan) dari bahan bacaanc. Otoritas, kejujuran dan kredibilitas pengarang dan penerbit dari bahan pustaka
tersebutd. Bidang subjek dari bahan pustakae. Perbandingan dengan bahan pustaka yang sejenisf. Faktor waktug. Format fisikh. Hargai. Menunjang kurikulumj. Permintaan32
Setelah kriteria umum dalam penyeleksian, maka dalam penyeleksian juga
mempunyai profil penyeleksi atau persyaratan yang harus dimiliki pustakawan
dibidang Akusisi yakni sebagai berikut :
a. Informet, artinya pustakawan harus selalu mempunyai informasi lengkap
mengenai semua terbitan terbaru serta membacanya sehingga dapat memilih
yang terbaik dari setiap kelompok. Selain itu juga pustakawan bidang Akusisi
perlu memahami beberapa hal antara lain :
1) Harus mengetahui keistimewaan setiap pengarang serta kaitannya dengan
pengarang atau subjek tertentu.
2) Mengenal semua penerbit, kekuatan dan kelemahan, serta pelanggaran
hukum yang pernah dilakukan oleh penerbit
31 Nelwaty, Pedoman Tekhnis Pengembangan Koleksi Layanan Perpusnas RI., Op Cit ., h.2022 Siti Maryam, et al., Laporan Penelitian, “ Kegiatan Pembinaan Dan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan Pada Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Priangan Timur,(Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, 1998) h.20
32
b. Educated, artinya pustakawan harus mempunyai pengetahuan yang luas dan
selalu mengikuti perkembangan zaman, serta harus mempunyai pendidikan
yang lebih dalam bidangnya.
c. Akrab, artinya penyeleksi harus mengenal karakteristik para pengguna secara
akrab seperti :
1) Mengenal pendidikan dan pengalaman pengguna
2) Memiliki informasi minat baca masyarakat secara detail dan teliti
3) Mampu mengkaitkan kesulitan membaca pengguna dengan tingkat
pendidikannya
d. Impartial-Netral, artinya seorang pustakawan dalam melakukan penyeleksian
bahan pustaka harus bebas dari segala praduga atau prasangka, sehingga bebas
dan adil.
e. Mengetahui semua koleksi yang dimiliki perpustakaan, sehingga tahu persis
bagaimana yang perlu dikembangkan33.
Untuk alat penyeleksian yang tujuannya menentukan bahan pustaka yang akan
dipilih secara tepat. Soejono Trimo (1986) menyebutkan beberapa alat bantu
penyeleksian bahan pustaka yakni sebagai berikut :34
a. Pakar ahli resources persons, yakni para ahli yang diminta rekomendasinya
berkaitan dengan koleksi sesuai dengan bidang ilmunya.
b. Bibliografi (Current, restrocpevtive) local, nasional maupun internasional
c. Majalah-majalah professional atau book review dalam harian
d. Katalog-katalog penerbit, toko buku, dealer, serta lembaga tertentu
33 Neneng Komariah, et al., Laporan Penelitian, “Pemanfaatan Alat Bantu Seleksi Bahan PustakaDalam Kegiatan Pengembangan Koleksi Perpustakaan”, (Jatinangor, Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran, 2002), h.20
34 Ibid. h.22
33
Kemudian selain alat bantu di atas ada beberapa alat identifikasi dan verifikasi
bahan pustaka yang digunakan seperti kurikulum, Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
atau silabus mata kuliah, usulan para guru dan murid35.
Menurut Soeatminah36 agar pembinaan koleksi dapat dilaksanakan dengan
efektif dan efisien ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam
mengadakan seleksi buku pada umumnya :
a. Prinsip Relevansi. Koleksi hendaknya disesuaikan dengan program
pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat
perguruan tinggi. Perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang
program yang ada.
b. Prinsip Individualisasi. Pembinaan koleksi hendaknya berorientasi pada minat
dan kebutuhan pemakai secara individual atau pribadi agar dapat membantu
perkembangannya. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi yaitu tenaga
pengajar, tenaga peneliti, mahasiswa dan lain-lain.
c. Prinsip Kelengkapan. Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri dari buku ajar
yang langsung dipakai dalam perkuliahan saja, tetapi juga harus meliputi
bidang ilmu yang terkait erat dengan program yang ada secara lengkap.
d. Prinsip Kemutakhiran. Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini
berarti bahwa perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui bahan
pustaka sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
e. Prinsip Kerjasama. Koleksi hendaknya merupakan hasil kerjasama semua
pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi yaitu antara
pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa.37
35 Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan, jil 2 (Bandung : Penerbit Alumni,1988), h.3936 Soeatminah, h. 67.
34
4. Pengadaan
Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per
murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi
perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur,
kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku
nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum38.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah
diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan
sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses
informasi ke internet. Selain itu perpustakaan sekolah mempunyai fungsi kembar yaitu
melayani kurikulum dan melayani hasrat baca anak – anak39.
Proses mendapatkan koleksi itulah baik melalui pembelian, hadiah, program
pertukaran atau kerjasama yang disebut dengan pengadaan koleksi40. Isi perpustakaan
haruslah selalu mencerminkan kemajuan – kemajuan manusia disegala bidang. Oleh
karena itu, secara kontinyu bahan – bahan baru harus ditambahkan. Dan, perpustakaan
yang isinya (koleksinya) jarang atau tidak pernah ditambah dengan penerbitan –
penerbitan baru, tentu saja akan ketinggalan zaman, dan para pemakai lambat laun
akan berkurang.41
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan buku, bahwa buku
harus bisa untuk membantu anak-anak memahami peradabannya sendiri, dapat menjadi
petunjuk untuk aktivitas diluar sekolah dan membentuk nilai estetika, serta memberi
inspirasi42.
37 Soeatminah, h. 67.38Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO, h. 1339 Ibid, h.3940 G.Edrwad Evans, h. 2941 Noerhayati S, h.3742 Ibid, h.42 – 43
35
Selain itu dalam proses pengadaan tidak boleh hanya melihat dari segi
kuantiítas tetapi juga harus melihat segi kualitas seperti yang dikatakan Ratchliffe
(1980) jumlah koleksi yang besar (large library) bukan faktor yang menentukan
tingkat pemanfaatan koleksi perpustakaan. Tingginya nilai koleksi perpustakaan
(great library) dalam artian koleksi memiliki relevansi dengan kebutuhan pengguna
adalah factor utama yang akan menentukan tingkat pemanfaatan koleksi oleh sivitas
akademika43.
Beberapa pertimbangan lain dalam mengadakan bahan pustaka adalah
dengan mendatangkan bahan pustaka yang telah mendapatkan setidaknya dua ulasan
atau resensi, mendukung program minat baca, dan memperhatikan daftar rekomendasi
bacaan44.
5. Penyiangan (weeding)
Kebutuhan pengguna perpustakaan akan berubah dari waktu kewaktu,
disamping itu dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka beberapa
bahan pustaka menjadi usang isinya, untuk menjaga agar koleksi perpustakaan dapat
bermanfaat bagi penggunanya maka selain koleksi itu perlu ditambah, koleksi perlu
pula disiangi.45 Penyiangan atau (weeding) adalah kegiatan yang tidak boleh
dihindari, justru weeding merupakan suatu keharusan. Weeding atau penyiangan
bermakna proses mempertimbangkan buku yang akan disisihkan dari jajaran koleksi
yang tidak ada manfaatnya lagi46.
43 Wishnu Hardi, Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk Pembentukan JaringanPerpustakaan Perguruan Tinggi, Visi Pustaka, (Jakarta : Perpustakaan Nasional),vol 7. no.2,Desember 2005
44 http://www.geocities.com/lisajunedenton/collection.html45 Yuyu, Yulia, h. 20146 Leonard Montague Harrod, Harrod’s Librarian’s Glossary: 9.000 Term Used in Information
Management, Library Science, Publishing, The Book Trdes and Archive Management, (England:Gower Publishing Company Limited, 1995) h.676
36
Peraturan tertulis mengenai penyiangan perlu dimiliki oleh sebuah
perpustakaan, agar pelaksanaan penyiangan konsisten dari waktu kewaktu.47 Salah
satu contoh peraturan weeding tertulis yang dikeluarkan oleh Lindbergh School
District, St. Louis, Missouri, berikut ini :
The following guidelines should be considered. Materials should be removedwhen it is determined that :a. Materials are worn, torn, or spoiled; or if pages or parts are missing or have
significant disfigurement as to destroy the value.b. Materials contain information that is out-of-date, factually inaccurate or if the
illustrations are out-moded or perpetuate sexual, racial, or cultural stereotypes.c. The technical quality of nonprint materials is poor: (a) when visuals are poor, faded,
or off-color, or (b) when sound reproductions are faulty or inferior.d. Materials do not fit the general purpose of the library media center48.
5.1 Kriteria Penyiangan
Penyiangan koleksi tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa beberapa
pertimbangan, berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan weeding :
a. Sebaiknya pustakawan memilki peraturan tertulis tentang penyiangan, dengan
demikian ada pegangan dalam melaksanakan penyiangan dari waktu ke waktu.
b. Hendaknya perpustakaan meminta bantuan dari para spesialis subjek dari
bahan pustaka yang akan disiangi, untuk bersama – sama menentukan apa
yang perlu yang perlu dikeluarkan dari koleksi perpustakaan serata apa yang
harus dilakukan terhadap penyiangan itu.
c. Pedoman penyiangan koleksi, yaitu :
1) Subjek tidak sesui lagi dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.
2) Bahan pustaka yang sudah usang isisnya.
3) Edisi terbaru sudah ada sehingga yang lama dapat dikeluarkan dari
koleksi.
47 Yuyu, Yulia, h. 20148 Weeding Policy http://www2.lindbergh.k12.mo.us/lmsc/weeding.PDF
37
4) Bahan pustaka yang sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
5) Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan
gantinya.
6) Bahan pustaka yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak, tetapi
frekuensi pemakainya rendah.
7) Bahan pustaka terlarang
5.2 Prosedur Penyiangan
a. Pustakawan (bersama dengan guru atau peneliti yang berwenang),
mengadakan pemilihan bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi
berdasarkan pedoman penyiangan.
b. Untuk mempercepat proses penyiangan bisa saja pustakawan membuat daftar
dari bahan pustaka yang mungkin sudah waktunya dikeluarkan dari koleksi.
Namun tidak dianjurkan untuk menyiangi bahan pustaka itu hanya membaca
daftar itu, melihat langsung bahan pustaka tersebut perlu dilakukan sebelum
memutuskan untuk mengeluarkan dari koleksi.
c. Buku yang dikeluarkan dari koleksi , kartu- katunya dikeluarkan dari katalog
buku yang bersangkutan, begitu juga kartu katalognya, baik untuk katalog
pengarang, judul, sunjek, dan sebagainya dicabut dari jajaran katalog.
d. Buku- buku tersebut di cap, dikeluarkan dari koleksi perpustakaan sebagai
bukti bahwa bahan pustaka itu sudah bukan milik perpustakaan lagi.
e. Apabila bahan tersebut masih dapat dipakai orang lain , maka dapat disishkan
untuk bahan pertukaran atau dihadiahkan.
f. Bila perpustakaan merasa ragu bahwa buku yang dikeluarkan dari koleksi itu
mungkin masih dicari pengguna sekali-kali, maka buku-buku seperti itu dapat
disusun digedung dahulu, agar masih bisa dicari kembali dengan mudah.
38
Apabila dalam beberapa tahun buku tersebut tidak dibutuhkan lagi maka buku
tersebut dapat dikeluarkan dari perpustakaan.
g. Bahan yang lain dimusnahkan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku
tentang penghapusan barang milik negara, terutama untuk perpustakaan yang
bernaung dibawah badan pemerintah.49
6. Evaluasi
Segala sesuatu yang telah kita putuskan perlu ditinjau kembali, apakah sudah
mencapai tujuan yang telah ditentukan atau belum, demikian pula halnya dengan
koleksi perpustakaan bila perpustakaan sudah membuat suatu kebijakan
pengembangan koleksi, kemudian telah membeli serta mengembangkan koleksinya
sering kali timbul pertanyaan apakah koleksi yang dibeli tersebut sudah sesui dengan
standar tertentu.50
Evaluasi perlu dilakukan oleh perpustakaan sebagai penyeleksi, ada beberapa
kriteria evaluasi yang harus dipahami yaitu :
1. Tujuan, cakupan dan kelompok pembaca.
Setiap bahan pustaka yang dibuat untuk tujuan tertentu, tujuan ini dapat
diketahui dari judul, daftar isi, indeks, atau dari uraian singkat isi buku pada
sampul. Cakupan dapat diketahui dari daftar isis dan keterangan dari penerbit.
Setiap bahan pustaka yang baik biasanya menyebutkan sasaran yang hendak
dicapai, biasanya informasi ini dapat diketahui dari keterangan penerbit atau
pengantar.
2. Tingkat kesulitan dapat diperkirakan dengan memperhatikan siapa penerbitnya
dan jenis/ bahan lain apa yang biasa diterbitkannya, pengarangnya siapa dan
bidang subjek apa.
49 Yuyu, Yulia, h. 19950 Ibid, h. 20
39
3. Otoritas, kejujuran dan kreadibilitas pengarang dan penerbit jika yang
mengevaluasi mengetahui pengarah adalah seorang pakar yang otoritasnya
dibidang yang bersangkutan, maka biasanya akan dipilih apabila kriteria
pertama terpenuhi.
4. Bidang subjek, bila bahan pustaka tersebut termasuk bidang subjek yang
diprioritaskan diperpustakaan atau ada permintaan secara terus menerus maka
pertimbangan lain dinomor duakan.
5. Perbandingan bagaimana karya tersebut jika dibandingkan dalam hal cakupan,
tujuan dan kelompok pembaca dengan buku lain yang sudah ada
diperpustakaan.
6. Faktor waktu, selain buku klasik yang tidak berkurang nilainya walaupun
sudah tua, faktor waktu menjadi kriteria penting, faktor waktu juga tergantung
pada bidang sunjek, misalnya sains dan teknologi lebih cepat berkembang dari
humaniora.
7. Faktor fisik, masalah tipografi ( mudah dibaca ) dan penjilidan, jika ada
ilustrasi dan photo bagaimana kualitas produksi ilustrasi dan photo.
8. Harga, untuk bahan pustaka dengan harga diatas rata- rata perlu pertimbangan
apakah pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan, apakah benar-
benar sangat dibutuhkan, apakah banyak dipakai ?
9. Menunjang kurikulum, merupakan kriteria yang objektif untuk perpustakaan
perguruan tinggi dan sekolah
40
10. Permintaan, jika ada permintaan suatu buku tertentu, pembelian harus
dipertimbangkan, meskipun menurut kriteria lain buku tersebut kurang
memenuhi syarat.51
Selain faktor – faktor tadi beberapa indikator penggunaan koleksi juga
berguna untuk memantau dan mengevaluasi koleksi seperti laporan pinjaman per
anggota komunitas sekolah, jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitas
sekolah, peminjaman bahan pusataka per bidang ilmu, pinjaman per jam buka
perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir). Dan yang tidak
kalah penting adalah dengan menyebar dan menganalisa hasil survei kepuasan
pengguna perpustakaan.52
Dengan menjalankan pengembangan koleksi pada umumnya dan evaluasi
koleksi pada khususnya diharapkan akan lahir perpustakaan yang mampu menghadapi
perubahan zaman (arus informasi), dinamika pemakai dan berdaya guna bagi
lingkungan sekitar.
51 Haryono, Pembinaan dan Pengembangan koleksi pada pusat Perpustakaan Islam Indonesia MasjidIstiqlal Jakarta, Skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, ( Jakarta: Perpustakaan Fakultas Adab danHumaniora, 2005), h. 34
52 Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO, h. 7 - 8
41
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
AL-AZHAR DAN AL-IZHAR JAKARTA
PERPUSTAKAAN AL-AZHAR JAKARTA
Sejarah Singkat Al-Azhar
Al-Azhar adalah sebuah nama yang sangat dikenal oleh kalangan pendidik dan
orang tua murid sebagai lembaga pendidikan islami yang favorit dan prestisius.
Sejarah Al-Azhar berawal pada tanggal 7 April 1952 dengan dibentuknya suatu
yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Islam (YPI).
42
Sepak terjang YPI dimulai dari pembangunan Masjid Agung pada tahun 1953
hingga 1958. Masjid yang diberi nama Al-Azhar oleh Imam Masjid Al-Azhar dari
Mesir kala berkunjung ke Indonesia itu berdiri diatas lahan seluas 43.755 m2 yang
berlokasi di Blok K-I, Persil No.2 Kelurahan Selong Jalan Sisingamangaraja,
Kebayoran Baru, Jakarta53
Setelah berhasil membangun Masjid Agung, YPI Al-Azhar bergerak pada
ranah pendidikan dengan didirikannya TK Islam Al-Azhar dan SD Islam Al-Azhar
pada 1 Agustus 1964 serta SLTP dan SMU Islam Al Azhar pada 3 Januari 197654.
Sejarah Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar
Pada tahun 1982 Perpustakaan Al-Azhar masih berupa ruangan sederhana
yang bernama Perpustakaan SMP deangan seorang guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia yang ditunjuk sebagai koordinatornya. Kemudian pada tahun 1988
Perpustakaan SMP dengan SMA digabung dengan bentuk fisik sebuah gedung dua
lantai (gedung tersebut kini menjadi gedung TK). Sebagai penanggung jawab
perpustakaan diserahkan kepada Kepala Sub Urusan Pusat Sumber Belajar
Ibu Muslicah,BA. Mulai tahun 2001 hingga sekarang Perpustakaan SMP SMA
Al-Azhar Kebayoran menempati ruangan di gedung baru tepatnya dilantai tujuh. Dan
pengawasannya berada di bawah Kepala Seksi Kurikulum dan Sumber Belajar SMP
SMA Drs.Ali Mashar MPd55.
Kini ruang Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar semakin bagus dari segi fisik
dan non fisiknya, ruang bercat hijau tersebut terdiri dari ruang AVA (ruang belajar
yang dilengkapi sarana multimedia), ruang baca ; baik yang menggunakan meja dan
53 Badruzzaman Busyairi, Setengah Abad Al-Azhar: 7 April 1952 – 7 April 2002, (Jakarta : YPI AlAzhar,2002)54 Badruzzaman Busyairi, h.9355 Yayu Rahayu, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran 10September 2008
43
kursi maupun tanpa kursi dan meja atau lesehan. Selain itu Perpustakaan SMP SMA
Al-Azhar dilengkapi dengan beberapa unit komputer yang bisa digunakan untuk
mengakses internet serta Air Conditioner (AC) sebagai penambah kenyamanan para
pemakai perpustakaan.
Visi dan Misi
Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar memiliki visi dan misi yang sama dengan
visi dan misi Perguruan Al-Azhar, yaitu56:
Visi :
Mewujudkan cendekiawan yang bertaqwa, akhlak mulia, cerdas, terampil, sehat
jasmani dan rohani, percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak pejuang, mampu
mengembangkan diri dan keluarga, bertanggung jawab atas pembangunan umat dan
bangsa.
Misi :
Terutama adalah pengembangan sistem instruksional yang merupakan sarana utama
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
Letak Geografis
Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar yang bernaung pada YPI Al-Azhar terletak
di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta. Dengan batas wilayah sebagai
berikut; batas wilayah utara Jalan Raden Patah 3 dan SMU 82. Sementara batas
wilayah timur adalah Jalan Pattimura, dan batas wilayah selatan dengan Departemen
Pekerjaan Umum, Jalan Raden Patah.
56 Brosur Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar dan Poster Visi dan Misi YPI Al-Azhar
44
Gambar 2 : Peta Lokasi SMP SMA AL-Azhar, Jakarta
Administrasi dan Struktur Organisasi Perpustakaan
Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar memiliki alur kerja atau model struktur
sebagai berikut57 :
Majelis Pendidikan
Kabid. Pendidikan SMP,SMA dan Kursus
Kasie. Kurikulum dan Sumber belajar
Koordinator
57Nazmunnisa, Profile Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar (Jakarta : YPI Al-Azhar)
45
Staf Perpustakaan Staf AVA dan Produksi media Laboratorium
Gambar 3 : Struktur Organisasi Perpustakaan Al-Azhar
Staf Perpustakaan
Saat ini pengelola atau petugas Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar terdiri dari
tiga orang dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut58 :
Tabel 1 : Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan Al-Azhar
Jumlah Tingkat Pendidikan
1 orang S1 Teknologi Pendidikan IKIP (UNJ)
1 orang S1 Teknologi Pendidikan IKIP dan pendidikan D3 PengelolaanInformasi Pertanian IPB
1 orang S1 Teknologi Pendidikan IKIP dan pendidikan D3 PengelolaanInformasi Pertanian IPB
Gedung dan Perlengkapan
Gedung atau ruang Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar telah mengalami dua
kali perubahan. Pada tahun 1982 perpustakaan menempati sebuah ruangan dengan
kondisi sederhana dengan luas yang tidak terlalu besar. Kemudian di tahun 1988
ruang perpustakaan pindah ke sebuah gedung baru berlantai dua. Terakhir, pada tahun
2001 ruang Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar pindah ke gedung sekolah baru
berlantai tujuh, dilantai tujuh itulah ruang perpustakaan berada dan hingga kini
ruangan tersebut permanen digunakan untuk perpustakaan.
Ruang dengan luas 18 x 38 meter itu telah dilengkapi dengan sarana yang
dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan para pemakainya. Sarana yang dimiliki
oleh perpustakaan antara lain :
a. 19 unit komputer
58 Yayu Rahayu, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP – SMA Al Azhar, Wawancara, 10 September2008
46
b. 1 unit Laptop
c. 1 unit LCD
d. Home Theatre (biasa digunakan untuk memutar film)
e. Ruang Audio Visual
f. Kamera digital
g. Kamera video
Koleksi Perpustakaan
Berdasarkan data jumlah koleksi Perpustakaan Al-Azhar diketahui hingga kini
perpustakaan Al-Azhar memiliki koleksi sebanyak 20.197 eksemplar dengan 9.891
judul. Sedangkan koleksi referensi sebanyak 776 judul dengan jumlah 1.907
eksemplar59.
Selain koleksi di atas perpustakaan Al Azhar juga menghimpun koleksi
berupa terbitan berseri seperti :
a. Koran ; Jakarta Pos, Kompas, Media Indonesia, dan Republika yang
dilanggan setiap hari.
b. Majalah Gatra, dilanggan satu kali seminggu.
c. Majalah Annida, dilanggan dua minggu sekali
d. Majalah ilmiah populer National Geographic
e. Majalah Ilmu Komputer, Muslimah, Noor, Parenting, dilanggan satu bulan
sekali
f. Terbitan YPI Al-Azhar yakni Warta Al-Azhar setiap satu bulan satu kali.
Pelayanan Perpustakaan
59 Nazmunnisa, Laporan Jumlah Koleksi Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar Tahun 1982 s.d 2008
47
Kegiatan dan tujuan bagian pelayanan perpustakaan pada dasarnya adalah
memenuhi kebutuhan pengguna dan mempermudah pengguna dalam menemukan
informasi yang dibutuhkannya, dan juga memberi kemudahan dalam menggunakan
koleksi atau informasi yang dimiliki perpustakaan.
Adapun masyarakat pengguna yang dilayani oleh Perpustakaan di YPI
Al-Azhar adalah murid, guru dan karyawan. Bagian pelayanan Perpustakaan YPI
Al-Azhar terdiri atas empat bagian besar, yaitu pelayanan sirkulasi, referensi,
bimbingan pembaca, dan pelayanan klasikal.
Pelayanan sirkulasi yaitu layanan yang terdiri atas layanan peminjaman dan
layanan pengembalian buku. Sedangkan pelayanan referensi yaitu pustakawan
menjawab pertanyaan-pertanyaan referensi yang dilontarkan pengguna perpustakaan,
mampu membantu pengguna dalam menggunakan koleksi referensi dan mencari
informasi yang terdapat dalam koleksi referensi. Untuk pelayanan referensi ini dibuat
pencatatan khusus, agar penggunaan koleksi referensi dapat terpantau.
Kemudian Bimbingan Pembaca, di sini pustakawan memberi bimbingan cara
mencari buku atau informasi yang mereka cari agar para pengguna atau anggota
perpustakaan tidak selalu bergantung kepada pustakawan dalam mencari sebuah buku.
Dan Pelayanan Klasikal, yaitu pelayanan yang diberikan pada satu kelas.
Caranya adalah dengan memberikan informasi kepada guru, tentang koleksi
perpustakaan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya, serta jumlah
masing-masing judul buku tersebut.
Selain keempat pelayanan tadi, Perpustakaan Al-Azhar juga memberikan
pelayanan lain guna memenuhi kebutuhan penggunanya seperti layanan internet,
dalam hal ini penyediaan komputer online yang dapat digunakan untuk mencari
maupun mengunjungi situs – situs tertentu guna menemukan informasi yang
48
diinginkan para anggota perpustakaan. Serta layanan produksi media yaitu
perpustakaan menyediakan alat – alat audio visual yang dapat digunakan siswa untuk
membuat karya – karya seperti pembuatan film dokumenter, rekam suara, slide dan
produk media lain yang bertujuan meningkatkan intelektual dan kreatifitas siswa.
Perpustakaan Al-Izhar Jakarta
Sejarah Singkat Al-Izhar
Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan bernaung di bawah
Yayasan Anakku. Perguruan Islam Al-Izhar yang beralamat di jalan RS. Fatmawati
Kav. 49 Pondok Labu Jakarta Selatan ini telah beroperasi sejak tahun 1987. Perguruan
Islam Al-Izhar telah mendapatkan akreditasi dari pemerintah dari tahun 1999 dan
jumlah siswa saat ini dari tingkat TK, SD, SMP dan SLTA mencapai 1387 orang
dengan jumlah guru 136 orang dan karyawan 149 orang.
49
Perguruan Islam Al-Izhar sebagai sekolah dengan dukungan lingkungan dan
lokasi strategis serta menerapkan pola pendidikan yang komprehensif telah menjadi
salah satu tempat pendidikan yang amat diminati, terutama oleh keluarga kalangan
menengah atas. Berdiri sejak tahun 1987 Perguruan Islam Al-Izhar telah membangun
berbagai sektor pendukung untuk memungkinkannya terus berkembang sebagai
sebuah sekolah modern.
Sejarah Perpustakaan Al Izhar
Sistem pendidikan sekolah yang diterapkan dengan mengedepankan pola
hidup seimbang dan mengakomodir pola pikir masyarakat kota dengan pola hubungan
keluarga yang terbuka, ini sangatlah menuntut adanya perhatian pengelola yayasan
untuk terus menerus mengadakan inovasi, menjaga keseimbangan dalam prioritas
pembangunan sekolah. Salah satu wujud nyata di Perguruan Islam Al-Izhar saat ini
mempunyai dua unit perpustakaan, yaitu perpustakaan untuk TK dan SD kelas rendah
(yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 3), dan perpustakaan yang diperuntukan bagi
siswa tingkat SD kelas tinggi (yaitu kelas 4 dan kelas 6) serta siswa tingkat SMP dan
SMA.
Perpustakaan pertama didirikan pada tahun 1990 Al-Izhar yang kini menjadi
perpustakaan TK/SD, dan perustakaan kedua didirikan pada tahun 1992 untuk tingkat
SLTP dan SLTA. Pemisahan dua unit perpustakaan itu dilakukan karena ada
pemikiran yang mendasar, bahwa karakter anak pada setiap tingkat pendidikan itu
berbeda. Oleh karena itu, sebagaimana juga direkomendasikan dalam ilmu
perpustakaan, perpustakaan tentu saja perlu memberi ruang yang cukup bagi
tersedianya layanan dan fasilitasnya sesuai dengan tingkat perkembangan pemakai.
Ini untuk memungkinkan bahwa proses belajar di perpustakaan itu menjadi maksimal,
karena pemakai dapat menemui lingkungan yang pas dengan pola pikir, karakter,
kehendak dan tingkat daya nalarnya. Di lingkungan suatu sekolah kebutuhan
50
informasi para siswa itu sebenarnya berbeda antara satu tingkat dengan tingkat
lainnya. Antara TK, SD, SMP dan SMA pasti mempunyai kebutuhan, tampilan dan
lingkungan informasi yang spesifik.
Dengan dasar pemikiran yang kreatif, Al-Izhar telah menyimpulkan untuk
menggabungkan empat tingkat pendidikan itu menjadi dua dalam hal penyediaan
layanan perpustakaan, yaitu perpustakaan TK/SD untuk siswa TK dan SD terutama
untuk kelas 1 sampai dengan 3. Sedangkan perpustakaan SMP/SMA untuk siswa
SMP dan SMA namun pengelompokan tersebut tidak menutup akses bagi semua
siswa di semua tingkat pendidikan60.
Visi dan Misi
Visi :
Membantu pelaksanaan motto Perguruan Islam Al-Izhar yaitu beriman,
mandiri, kreatif, dan cerdas
Misi :
Menjadikan Perpustakaan PIIPL sebagai sarana pengembangan dan penunjang
kegiatan pendidikan, sarana penyimpanan hasil karya tulis siswa dan guru
serta sumber ilmu pengetahuan, informasi, dan dokumentasi61.
Letak Geografis
Komplek Sekolah Al-Izhar terletak di Jalan RS. Fatmawati Kav. 49 Pondok
Labu, Jakarta Selatan. Pada sisi selatan dan Timur, Al-Izhar bersebelahan dengan
60 Rizal Syaiful Haq, Perpustakaan Dan Pendidikan : Pemetaan Peranserta Perpustakaan DalamProses Belajar Mengajar (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, 2007) h.72 -7361 Brosur Perpustakaan PIIPL
51
Kampus Bina Sarana Informartika. Sedangkan pada sisi utara Al-Izhar terdapat
perumahan, Jalan Haji Kemang, begitu pula dengan batas wilayah bagian barat yang
dipadati pemukiman.
Gambar 4 : Peta Lokasi Perguruan Islam Al-IzharAdministrasi dan Struktur Organisasi Perpustakaan
UNIT SEKOLAHTK, SD, SMP, SMA ADM & KEU
PERSONALIA
PENGADAANKOLEKSI
SiePENGOLAHAN
KOLEKSI
DISKRIPSIKATALOG
KLASIFIKASI &
SieAUTOMATIS
RANCANGANPROGRAM
PENGOLAHANDATA
SieLAYANAN
SIRKULASIBAHAN
PUSTAKA
SEKSIPERPUSTAKAAN
KELAS
KEPALAPERPUSTAKAAN
52
Gambar 5 : Struktur Organisasi Perpustakaan Al-Izhar
Staf Perpustakaan / tenaga pengelola
Sampai saat ini tenaga pengelola petugas perpustakaan Perguruan Islam
Al-Izhar berjumlah 8 orang, dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut :
Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan Al-Izhar
No JENJANG PENDIDKAN PUSTAKAWAN JML
1 S1 Sarjana Bahasa Inggris 1 orang
2 Sarjana Ilmu Perpustakaan 1 orang
3 D3 Diploma Ilmu Perpustakaan 1 orang
4 Sarjana Muda Ekonomi 1 orang
5 D3 Diploma Ilmu Komputer 1 orang
6 D3 Perkantoran 1 orang
AUDIO VISUAL
OPAC
PENJILIDAN &FOTO COPYPERBAIKAN
PEMELIHARAAN
53
7 SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2 orang
Jumlah 8 orang
Disamping pendidikan formal dibidangnya masing – masing, mereka juga
mendapat pelatihan dibidang ilmu perpustakaan, dan juga sistem pembelajaran.
Gedung dan Perlengkapan
Perpustakaan Perguruan Islam Al-Izhar memiliki gedung perpustakaan yang
bersifat permanen. Untuk tingkat TK dan SD, lokasi perpustakaan menyatu dengan
ruang belajar, akan tetapi mempunyai desain yang berbeda dari ruang kelas. Ruang
tersebut memang didesain untuk perpustakaan. Perpustakaan SMP/SMA kini
menempati gedung tersendiri dengan luas sekitar 650 meter persegi, dan terpisah dari
gedung dan ruang-ruang belajar. Meskipun begitu jarak antara gedung perpustakaan
dengan ruang belajar tidak jauh sehingga mudah diakses oleh para siswa maupun
guru.
Sarana perlengkapan perpustakaan Perguruan Islam Al-Izhar termasuk cukup
lengkap. Perpustakaan tersebut telah dilengkapi dengan sarana yang dapat
meningkatkan kinerja dan pelayanan para pemakainya. Sarana yang dimiliki oleh
perpustakaan antara lain : komputer, internet, mesin foto copy, telepon.
a. Komputer tersebut dimanfaatkan untuk keperluan :
1) Beberapa unit komputer untuk mendukung operasional pekerjaan.
2) 3 unit komputer yang difungsikan untuk layanan OPAC.
3) 2 unit komputer yang difungsikan untuk layanan internet.
4) 2 unit komputer yang difungsikan untuk layanan CDROM.
5) Semua komputer difungsikan dengan menggunakan LAN (Local Area
Network).
b. Peruntukan ruang perpustakaan terdiri dari :
54
1) Ruang Pimpinan / Kepala Perpustakaan
2) Ruangan yang khusus untuk Audio Visual (A/V) dengan kapasitas
pemakai sebanyak 30 orang siswa.
3) Ruangan koleksi referensi.
4) Ruangan koleksi umum.
5) Ruang lobi perpustakaan, dimana para pemakai dapat dengan santai
membaca koran, majalah dan sebagainya.
6) Ruang kerja untuk pustakawan.
7) Ruang sirkulasi.
c. Sarana lain yang dimiliki perpustakaan Al-Izhar diantaranya :
1) Meja baca sebanyak sekitar 20 unit.
2) Tempat duduk sebanyak sekitar 90 unit.
3) Study carrel 6 unit.
4) Setiap ruang perpustakaan dilengkapi mesin pendingin udara (AC).
Koleksi Perpustakaan
Sesuatu yang berbeda dengan umumnya perpustakaan sekolah negeri atau
madrasah adalah bahwa perpustakaan Al Izhar ini tidak menjadikan jenis buku paket
(buku pelajaran yang digunakan di kelas) sebagai bagian dari koleksi perpustakaan.
Jenis – jenis bahan pustaka yang menjadi bagian koleksi perpustakaan Al Izhar ini
adalah sebagai berikut :
a. Koleksi buku pelajaran non buku paket. Koleksi buku pelajaran ini adalah
buku–buku yang dapat memberi pengayaan bagi para siswa dalam memahami
atau mendalami berbagai topik pembahasan yang dipelajari di kelas.
55
b. Koleksi buku fiksi. Yaitu buku–buku cerita anak–anak dan remaja.
Diharapkan dengan membaca buku-buku jenis ini semakin meningkatkan
minat baca para siswa dan meningkatkan juga daya imajinasi mereka.
c. Koleksi referensi dan Audio Visual serta Multimedia.
d. Koleksi karya para siswa. Koleksi jenis ini semuanya adalah hasil karya para
siswa, yang merupakan hasil-hasil dari tugas-tugas penulisan ilmiah dibawah
bimbingan para guru mereka. Selain itu koleksi jenis ini juga bersumber dari
hasil karya lomba para siswa.
e. Koleksi Khusus. Koleksi jenis ini diantaranya terdiri dari benda – benda
budaya seperti boneka dengan pakaian daerah, souvenir atau benda lainnya
yang berasal dari suku – suku bangsa di Indonesia dan dunia.
Pelayanan Perpustakaan
Layanan Pengguna di Perpustakaan Perguruan Islam Al-Izhar menggunakan
sistim Open Acces (sistim terbuka), yaitu pemakai mengakses sendiri koleksi yang
diperlukan pada rak koleksi. Meskipun demikian, untuk koleksi khusus dan koleksi
audio-visual, pemakai tidak dapat mengakses secara mandiri, tetapi harus melalui
petugas perpustakaan. OPAC (On Line Public Access Catalog). Cara mudah
menelusur/temu kembali bahan pustaka melalui system computer. Pengoperasiannya
disetiap unit.
a. Jenis Layanan Pengguna meliputi :
1) Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan kegiatan rutin yang sama seperti yang terjadi
di perpustakaan manapun. Setiap hari sesuai dengan jam kerja/jam buka
perpustakaan, pemakai melakukan kunjungan perpustakaan dan
melakukan sejumlah aktifitas belajar di perpustakaan, baik menelusur
56
informasi dengan membaca maupun mengakses informasi melalui bahan
yang tersedia. Disamping itu pengguna dapat juga melakukan transaksi
peminjaman dan pegembalian bahan pustaka.
2) Layanan Referensi
Layanan referensi adalah layanan berupa bantuan, petunjuk dan bimbingan
untuk menemukan bahan informasi.
3) Layanan Audio Visual.
4) Layanan Pembaca
5) Layanan Story Telling
Kegiatan story telling dilakukan bagi pustakawan yang telah menjiwai
aktifitas belajar anak sambil bermain. Kegiatan ini menjadi kegiatan yang
spesifik di perpustakaan anak, karena ia memiliki imbas yang besar dan
luas bagi proses pembelajaran sekaligus memberi dampak bagi promosi
untuk kedekatan anak dengan perpustakaan.
6) Layanan Orientasi Perpustakaan (llibrary orientation)
Kegiatan orientasi perpustakaan ini dilakukan untuk membangun
kompetensi dasar bagi pengguna. Guru baru, para siswa baru dan
pengguna pada umumnya mendapat orientasi yaitu dengan teknik melalui
tatap muka (direct orientation), melalui pendekatan informal (informal
approach) misalnya melalui brosur, melalui guru dan majalah dinding.
7) Layanan Foto Copy/Jilid
57
Layanan foto copy yaitu pelayanan untuk memudahkan pengguna
mengkopi informasi yang diperlukan dan manfaat bagi perpustakaan untuk
keamanan dan keutuhan koleksi lebih terpelihara.
8) Kegiatan Bulan Bahasa
Kegiatan ini berlangsung pada bulan Agustus sampai bulan Oktober setiap
tahunnya. Kegiatan ini para siswa dapat memilih bidang yang
diperlombakan dan untuk mereka disediakan hadiah.
Adapun bidang yang dilombakan diantaranya :
a) Pembuatan Sinopsis
Pembuatan sinopsis adalah lomba meringkas buku. Siswa memilih
buku yang akan disinopsis sesuai dengan minat dan kesukaannya
secara bebas dari judul yang telah ditentukan oleh pustakawan dan para
guru bahasa mereka.
b) Buku Menarik dan Buku Unik
Berbeda dengan sinopsis dimana siswa membangun imajinasinya dan
menulis ringkasan dari suatu sumber yang diekpresikan dalam bentuk
buku.
c) Penyumbang Buku Terbanyak
Dalam bulan bahasa ini juga perpustakaan menggelar suatu kegiatan
untuk pertumbuhan koleksi perpustakaan, yaitu penyumbang buku
terbanyak. Ini merupakan paket kegiatan amal yang diberi apresiasi.
Siswa dan orang tua mereka mendapat kesempatan baik untuk
memberikan infak dalam bentuk wakap buku kepada perpustakaan.
d) Lomba Mewarnai Tokoh Buku
58
Lomba ini khusus bagi abak-anak TK dan SD kelas satu dan kelas dua.
Dibantu guru dan pustakawan untuk memilih sebuah buku fiksi yang
disukai di perpustakaan.
9) Layanan Internet
Dalam rangka meningkatkan layanan perustakaan, di perpustakaan
Perguruan Islam Al-Izhar juga menggunakan fasilitas dan layanan internet
dengan menggunakan sistem jaringan lokal (Local Area Network) dan
penggunaannya hanya untuk intern sekolah.
Dengan internet pengguna perpustakaan cukup membuka komputer di
ruangan yang memiliki fasilitas internet dan dapat mengakses informasi
tentang perpustakaan dan koleksinya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
PERPUSTAKAAN AL-AZHAR JAKARTA
Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi
Untuk mewujudkan perpustakaan yang berkembang seiring zaman dan sesuai
dengan kebutuhan pemakai dibutuhkan sebuah visi yang mampu mengarahkan
potensi dan kinerja perpustakaan kearah yang lebih baik. Untuk itu dibutuhkan
sebuah kebijakan tertulis yang salah satu isinya adalah rencana jangka panjang atau
dikenal dengan istilah visi.
Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar memiliki visi mewujudkan cendekiawan
yang bertaqwa, akhlak mulia, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, percaya diri,
59
berkepribadian kuat, berwatak pejuang, mampu mengembangkan diri dan keluarga,
bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa. Selain pernyataan visi,
panduan pengelolaan perpustakaan SMP SMA Al-Azhar juga memuat tentang
prosedur operasional perpustakaan seperti prosedur pengadaan, pengolahan,
pelayanan dan lain lain62.
Panduan tersebut disusun oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar
pada tahun 1999/2000 dan rencananya akan ditinjau ulang pada tahun ini (2009)
untuk menyesuaikan dengan peraturan atau himbauan pemerintah yang
mempengaruhi kegiatan pendidikan di Al Azhar.
Namun setelah penulis amati panduan pengelolaan perpustakaan yang dimiliki
perpustakaan SMP SMA Al-Azhar bukanlah kebijakan tertulis yang dimaksud dalam
bab 2 yang berisi penjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan
perpustakaan dan siapa yang diberi wewenang untuk seleksi, pedoman dan kriteria
seleksi, jenis bahan pustaka yang tidak dikoleksi, kriteria penyiangan dan lain-
lainnya. Meski demikian perpustakaan SMP SMA Al-Azhar telah menerapkan
elemen-elemen pengembangan koleksi.
Analisa Pemakai
Salah satu cara menemukan kebutuhan pemakai perpustakaan adalah dengan
cara mengetahui siapa dan bagaimana pemakai perpustakaan (analisa pemakai).
Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar melayani 637 siswa SMP yang terdiri dari 316
laki-laki dan 321 perempuan, dan melayani 847 siswa, 446 laki-laki dan 401
perempuan dari dua SMA yakni SMA 1 dan SMA 3.
62 YPI Al-Azhar, Buku Pedoman Pengelolaan Pusat Sumber Belajar Al Azhar, (Jakarta : YPI AlAzhar,1999/2000)
60
Untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa idealnya perpustakaan
mengeluarkan angket namun Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar tidak mengeluarkan
angket. Setelah dikonfirmasi, Nazmunnisa salah seorang pustakawan Al-Azhar
membenarkan bahwa perpustakaannya tidak mengeluarkan angket dengan alasan
“setiap tahun disini ada mahasiswa yang mengadakan penelitian dan mereka selalu
membuat angket tentang Pusat Sumber Belajar, dimana perpustakaan termasuk kajian
didalamnya”63.
Lebih lanjut Nazmunnisa menjelaskan angket tersebut dibuat rutin setahun
sekali oleh mahasiswa-mahasiswa yang mengadakan penelitian skripsi atau tugas
perkuliahan lainnya. Adapun mengenai isi angket tersebut seputar inisiatif
pustakawan terhadap pengguna, kondisi koleksi, kenyamanan pemakai dan lain
sebagainya.
Maka dapat disimpulkan proses analisa pemakai yang dilakukan pustakawan
Al-Azhar jauh dari standar dan berpotensi tidak tepat sasaran, karena angket yang
dibagikan adalah hasil pemikiran mahasiswa perorangan yang tidak mengetahui seluk
beluk perpustakaan dan besar kemungkinan tidak melalui hasil diskusi dengan
pustakawan.
Seleksi Koleksi
Tidak semua media informasi atau bahan pustaka dikoleksi dalam sebuah
perpustakaan mengingat tempat, isi yang terkandung serta biaya, oleh karena itu
perlunya dilakukan seleksi koleksi. Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar menggunakan
63 Nazmunnisa, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 2009
61
Buku Pedoman Administrasi Pusat Sumber Belajar yang dikeluarkan YPI AL Azhar
sebagai panduan dalam melakukan seleksi.
Ketika ditanyakan apa kriteria seleksi bahan pustaka, Yayu Rahayu menjawab
”termuat didalam buku Pedoman kami, koleksi tidak melanggar Al-Qur’an, Hadist,
Pancasila dan HAM”64.
Dalam pelaksanaannya seleksi dilakukan oleh pustakawan langsung sehingga
pustakawan Al-Azhar dituntut untuk mawas informasi khususnya informasi seputar
penerbitan buku. Untuk mencapainya pustakawan Al-Azhar rutin melakukan
browsing melalui media internet yang tersedia untuk mengetahui perkembangan
buku–buku baru dan media pembelajaran lainnya. Selain itu katalog penerbit, katalog
toko buku serta informasi dari pengguna langsung menjadi tambahan informasi untuk
menjalankan proses seleksi tersebut.
Pengadaan Koleksi
Pengadaan koleksi di Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar dilakukan melalui
beberapa cara seperti pembelian, penerimaan hadiah atau sumbangan. Untuk hadiah,
YPI Al Azhar mengeluarkan kebijakan bagi siswa-siswi kelas 3 (XII) yang akan lulus
untuk memberi hadiah berupa 1 buku untuk perpustakaan. Agar buku-buku yang
disumbang tidak berjudul sama atau berlebihan, pustakawan berinisiatip menyajikan
judul-judul yang harus dipenuhi siswa-siswi tersebut.
Mengenai kriteria bahan pustaka yang diadakan seperti halnya seleksi
mengikuti buku Pedoman Pengelolaan Pusat Sumber Belajar Al-Azhar. Beberapa
data yang ditemukan bahwa di Perpustakaan Al-Azhar menerapkan perbandingan 1 :
64 Yayu Rahayu, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 2009
62
4 antara buku fiksi dengan non fiksi. Selain itu buku paket yang tersedia hanya satu
eksemplar per mata pelajaran, alasannya ”karena setiap siswa telah memilikinya dan
bila perpustakaan mengoleksi dengan banyak maka rak – rak buku akan sangat
penuh” ujar Yayu menjelaskan65.
Dalam prosedur permintaan buku baru di Perpustakaan Al-Azhar terbilang
mudah selain menggunakan lembaran permintaan yang tersedia para siswa atau
anggota perpustakaan dapat juga menyampaikan permintaan buku baru langsung
secara lisan kepada pustakawan yang bertugas, hal ini tentu memudahkan para
anggota dan membuat kedekatan antara pustakawan dengan pemakai yang
dilayaninya. Sedangkan untuk memenuhi permintaan pemakai tadi, pustakawan lebih
mengutamakan koleksi yang menunjang kegiatan belajar mengajar hal ini dilakukan
bila anggaran pembelian terbatas mengingat frekuensi pengadaan koleksi hanya
empat kali dalam setahun dengan anggaran rata-rata per pembeliannya sebesar
Rp 10.400.000,-
Penyiangan (Weeding)
Tidak semua jenis koleksi di perpustakaan dapat dipertahankan, seiring
berjalannnya waktu beberapa koleksi akan mengalami beberapa kondisi diantaranya
rusak secara fisik, isi tidak lagi relevan dengan zaman, dan hadirnya koleksi sejenis
yang telah direvisi. Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar secara periodik melakukan
weeding atau penyiangan sebanyak satu kali dalam setahun. Setelah weeding
dilakukan pustakawan akan memilah koleksi – koleksi yang ada, bila koleksi telah
rusak akan dibuang, lalu bagaimana dengan koleksi yang masih layak pakai?
Nazmunnisa mengatakan “akan disumbangkan kepada sekolah-sekolah dilingkungan
YPI Al-Azhar dan pesantren yang telah mengajukan surat permohonan
65 Yayu Rahayu, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 2009
63
sebelumnnya”66. Kemudian mengenai pelaporannya “kami catat dalam buku
penghapusan, dicatat tanggal, nomor induk, nomor kelas, judul dan pengarang”67 ujar
Yayu menambahkan..
Evaluasi Koleksi
Para pustakawan di Al-Azhar diberi kewenangan oleh yayasan untuk memilih,
mengelola dan mengevaluasi koleksi yang ada. Evaluasi koleksi dilakukan secara
kondisional atau tidak terikat dengan waktu. Ketika penulis bertanya tentang dasar
dalam melakukan evaluasi mereka menawab “melihat masukan dari pengguna
perpustakaan, perubahan kurikulum, kondisi fisik koleksi, dan statistik pemanfaatan
koleksi oleh siswa”68
PERPUSTAKAAN AL-IZHAR JAKARTA
Kebijakan Umum Pengembangan Koleksi
Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu yang disingkat PIIPL memiliki visi
menjadi pusat pendidikan yang unggul dalam menghasilkan intelektual Islam yang
berkualitas internasional. Sebagai perpustakaan yang bernaung dibawah PIIPL,
perpustakaan dituntut menjadi sarana pengembangan dan penunjang kegiatan
pendidikan, sarana penyimpanan hasil karya tulis siswa dan guru serta sumber ilmu
pengetahuan, informasi, dan dokumentasi69
Dalam aplikasi kerja, para pustakawan Al-Izhar memiliki garis pedoman yang
dibuat oleh pimpinan dan pustakawan dari hasil rapat kerja mereka yang biasa
66 Nazmunnisa, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 200967 Yayu Rahayu, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 200968 Nazmunnisa, Bagian Pengolahan Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar, Wawancara, Kebayoran, 23Maret 200969 Brosur Perpustakaan PIIPL
64
dilakukan diawal tahun. Raker atau rapat kerja tersebut membahas seputar kegiatan –
kegiatan perpustakaan yang akan dilakukan setahun kedepan, pengadaan buku, dan
evaluasi.
Selain raker awal tahun, tradisi seluruh unit fungsional di PIIPL rutin
mengadakan rapat setiap hari selasa, Sutisna, pustakawan Al-Izhar menyebutnya
“Rapat Selasaan”70. Pada Rapat Selasaan setiap pekannya itu, pustakawan dan
pimpinan perpustakaan akan menggali lebih jauh seputar kegiatan, permasalahan dan
evaluasi kinerja. Dengan tradisi ini para pustakawan Al-Izhar khususnya lebih
terbuka dalam menyampaikan saran dan juga lebih terbuka dalam menerima kritik.
Analisa Pemakai
Salah satu cara menemukan kebutuhan pemakai perpustakaan adalah dengan
cara mengetahui siapa dan bagaimana pemakai perpustakaan (analisa pemakai).
Perpustakaan PIIPL melayani 418 siswa SMP dan melayani 365 siswa SMA.
Untuk mengetahui minat baca, motivasi, dan kebutuhan siswa Perpustakaan
PIIPL mengeluarkan angket yang biasa diadakan setahun sekali. Adapun mengenai isi
angket tersebut seputar71 :
a. Berapa judul buku yang Anda baca setiap pekan ?b. Jenis bacaan apa yang paling Anda sukai ?c. Apa pandangan Anda terhadap koleksi Perpustakaan PIIPLd. Apakah di Perpustakaan PIIPL Anda pernah tidak menemukan buku atau
bacaan yang Anda cari ?e. Apa yang menggerakkan Anda untuk berkunjung ke perpustakaan ?f. Apakah Anda ingin atau sudah tergabung sebagai Relawan Perpustakaan ?g. Apa saran Anda untuk kemajuan Perpustakaan PIIPL ?
Selain angket untuk siswa, Perpustakaan PIIPL “juga mengeluarkan angket untuk
para guru” sambung Sri Darma Lokandari menjelaskan72.
70 Sutisna, Bagian Pengembangan dan Administrasi Koleksi Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 4Februari 200971 Angket Perpustakaan PIIPL Untuk Siswa72 Sri Darma Lokandari, Kabag. Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 2 Februari 2009
65
Seleksi Koleksi
Kriteria media pembelajaran atau bahan pustaka yang dikembangkan di
Perpustakaan PIIPL antara lain untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar
sesuai perkembangan ilmu dan teknologi, bermutu dan bersifat mendidik73.
Dalam melakukan seleksi bahan pustaka, pustakawan PIIPL menggunakan
alat seleksi berupa katalog buku terbaru dari penerbit, pameran buku – buku IKAPI
dan resensi buku. Dan, pengambil keputusan hasil seleksi para pustakawan adalah
Kabag. Perpustakaan PIIPL. Pustakawan yang melakukan seleksi dituntut untuk
mawas informasi khususnya informasi seputar penerbitan buku. Untuk mencapainya
pustakawan Perpustakaan PIIPL rutin melakukan browsing melalui media internet
yang tersedia untuk mengetahui perkembangan buku – buku baru dan media cetak
seperti surat kabar dan majalah.
Pengadaan Koleksi
Pengadaan koleksi di Perpustakaan PIIPL dilakukan melalui beberapa cara
seperti pembelian dan penerimaan atau hadiah. Mengenai kriteria bahan pustaka yang
diadakan Perpustakaan PIIPL mengutamakan bahan pustaka yang bermutu, up to
date, tidak berbau unsur SARA, dan sesuai materi untuk KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar). Dari data yang ditemukan, di Perpustakaan PIIPL menerapkan
perbandingan 50 : 50 antara buku fiksi dengan non fiksi. Selain itu buku paket tidak
diadakan hal ini dikarenakan buku paket telah disediakan di perpustakaan kelas74.
Dalam prosedur permintaan buku baru di Perpustakaan PIIPL baik guru
maupun siswa menggunakan lembaran permintaan yang tersedia (formulir). Hasil
73 Sri Darma Lokandari, Kabag. Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 2 Februari 2009
74 Sri Darma Lokandari, Kabag. Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 2 Februari 2009
66
dari formulir tersebut akan dilaporkan untuk disetujui pengadaannya oleh Kepala
Sekolah setiap satuan unit. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa Perpustakaan
PIIPL mengedepankan fleksibilitas hal ini dilihat dari pengadaan buku yang
dilakukan oleh para guru yang langsung membeli buku baru, setelah diperhatikan
dengan kebutuhan dan kesesuaian maka “harga buku yang dikeluarkan para guru
akan diganti dengan menunjukkan kwitansi pembelian” ujar Sutisna75.
Selain fleksibilitas diatas pembeliaan atau pengadaan bahan pustaka baru di
Perpustakaan PIIPL juga fleksibel atau kondisional sesuai kebutuhan namun bila
dilihat dari frekuensi pembelian paling sedikit dilakukan tiga bulan sekali. Mengenai
anggaran pengadaan selain dari Biro Akademik, Perpustakaan PIIPL telah mampu
membeli bahan pustaka baru dari hasil uang denda yang dikumpulkan76.
Penyiangan (Weeding)
Tidak semua jenis koleksi di perpustakaan dapat dipertahankan, seiring
berjalannnya waktu beberapa koleksi akan mengalami beberapa kondisi diantaranya
rusak secara fisik, isi tidak lagi relevan dengan zaman, dan hadirnya koleksi sejenis
yang telah direvisi. Perpustakaan PIIPL melakukan weeding atau penyiangan
sebanyak dua tahun sekali dengan memperhatikan buku – buku yang sudah tidak up
to date, jumlah eksemplar terlalu banyak dan rusak.
Setelah weeding dilakukan pustakawan akan memilah koleksi – koleksi yang
ada, bila koleksi telah rusak akan dibuang dan bila koleksi masih layak pakai akan
disumbangkan kepada Pesantren atau Yayasan atau LSM atau sekolah – sekolah yang
75 Sutisna, Bagian Pengembangan dan Administrasi Koleksi Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 4Februari 200976 Ani, Bagian Layanan Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 4 Februari 2009
67
biasa (rutin) mengajukan surat permintaan kepada Perpustakaan Perguruan Islam Al-
Izhar Pondok Labu77.
Evaluasi Koleksi
Kepala Bagian Perpustakaan PIIPL dan para pustakawan rutin mengadakan
Rapat Selasaan sepekan sekali untuk membahas kegiatan, permasalahan, dan evaluasi
kinerja. Terkadang Rapat Selasaan juga membahas evaluasi koleksi.
Evaluasi koleksi seperti diungkapkan Kepala Perpustakaan PIIPL dilakukan
dengan cara seperti :
Menyebarkan angket kepada guru dan siswa
Stock Opname, dilakukan minimal dua tahun sekali
Melihat data statistik buku – buku yang diminati dan yang tidak diminati78
C. HASIL PERBANDINGAN DAN KESIMPULAN
Kegiatan pengembangan koleksi biasanya berbeda-beda antara satu
perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kebijaksanaan pemerintah, kondisi ekonomi yang berpengaruh terhadap
kebijaksanaan pendanaan, suasana dan lingkungan pendidikan, keadaan penerbitan,
kebiasaan pemakai, sikap masyarakat, serta faktor-faktor lain yang bersifat lokal
(kondisi setempat).
Karena berbagai faktor tadi, sehingga kesamaan standar untuk pengembangan
koleksi perpustakaan sulit untuk dirumuskan. Masing-masing perpustakaan akan
mengembangkan koleksinya, sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
77 Sutisna, Bagian Pengembangan dan Administrasi Koleksi Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 4Februari 200978 Sri Darma Lokandari, Kabag. Perpustakaan PIIPL, Wawancara, 2 Februari 2009
68
Tetapi setidaknya ada indikator-indikator umum yang bisa digunakan untuk
membandingkan kedua perpustakaan yang menjadi objek penelitian ini. Indikator-
indikator dibawah ini diperoleh dari referensi yang ada, salah satunya dari Evans
dengan bukunya Developing Library Collection dan juga indikator pembanding
lainnya yang diperoleh secara acak selama penelitian berlangsung. Berikut ini hasil
perbandingan pengembangan koleksi di Perpustakaan YPI Al Azhar dengan
Perpustakaan Al Izhar (PIIPL).
Kebijakan Pengembangan Koleksi Tertulis
Tabel 3 : Hasil perbandingan kebijakan pengembangan
koleksi tertulis
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Kebijakan pengembangan koleksi tertulis dan sesuai
standar
Tidak
Ada
Tidak
Ada
2. Kebijakan dibuat secara bersama – sama
(pustakawan dilibatkan)
Tidak Ya
3. Kebijakan tersebut didiskusikan Tidak Ya
4. Kebijakan rutin diperbaharui Tidak Ya
69
Penjelasan Tabel 3 :
Baik perpustakaan Al-Azhar maupun Al-Izhar tidak mempunyai kebijakan
pengembangan koleksi tertulis. Yang penulis temukan pada perpustakaan Al-Azhar
hanya pedoman pengelolaan perpustakaan, sedangkan pada perpustakaan Al Izhar
hanya memiliki pedoman kerja yang diperoleh dari hasil Rapat Kerja diawal tahun.
Analisa Pemakai
Tabel 4 : Hasil perbandingan analisa pemakai
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Mengeluarkan angket analisa kebutuhan pemakai Tidak Ada Ada
2. Frekuensi penyebaran angket Tidak ada 1 tahun 1x
3. Mengetahui kebutuhan siswa yang dilayani Kurang Ya
Penjelasan Tabel 4 :
Perpustakaan Al Izhar mengeluarkan angket setahun sekali sedangkan
perpustakaan Al Azhar tidak, namun pustakawan AL Azhar memanfaatkan angket
penelitian mahasiswa yang selalu hadir setahun sekali. Saat pustakawan PIIPL
ditanya karakteristik siswa yang mereka layani, mereka menjawab dengan baik
dengan menjelaskan 4 karakteristik seperti kritis, aktif, menyukai dunia teknologi
informasi dan update terhadap informasi penerbitan buku. Sedangkan pustakawan Al
Azhar kurang memahami karakteristik pemakai meski mereka dapat menjawab
dengan 3 hal yaitu menengah keatas, kurang mandiri dan kurang disiplin tetapi
dengan mereka tidak mengeluarkan angket sendiri membuat mereka tidak bisa
mengetahui lebih dalam siapa dan apa kebutuhan siswa-siswi mereka.
Seleksi Koleksi
70
Tabel 5 : Hasil perbandingan perbandingan seleksi koleksi
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Memperhatikan pedoman seleksi Ya Ya
2. Pustakawan memiliki silabus atau kurikulum Ya Ya
3. Pustakawan update terhadap dunia penerbitan Ya Ya
Penjelasan Tabel 5 :
Kedua perpustakaan memiliki acuan dalam melakukan seleksi bahan pustaka
serta masing-masing pustakawan rutin melihat perkembangan dunia penerbitan salah
satunya melalui fasilitas internet yang tersedia ditempat kerja mereka. Hal penting
lain yang ditemukan adalah, pustakawan PIIPL dan Al Azhar proaktif meminta
silabus kepada unit pendidikan yang mengurusi kurikulum.
Pengadaan Koleksi
Tabel 6 : Hasil Hasil perbandingan pengadaan koleksi
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Pustakawan berwenang penuh dalam pengadaan
koleksi
Ya Ya
2. Frekuensi pengadaan koleksi 2x per
semester
3x per
semester
3. Anggaran pengadaan koleksi per semester Rp 20 Jt Rp 90 jt
4. Display / menampilkan buku baru setelah pengadaan 2 pekan 2 pekan
Penjelasan Tabel 6 :
Meski kedua perpustakaan telah memiliki jadwal rutin pengadaan, namun
dalam aplikasinya kedua perpustakaan juga melakukan pembelian atau pengadaan
bahan pustaka sewaktu-waktu dengan alasan bahan pustaka yang ingin dibeli sangat
dibutuhkan segera.
Penyiangan (Weeding)
71
Tabel 7 : Hasil perbandingan weeding
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Kriteria weeding sesuai kebijakan Ya Ya
2. Frekuensi weeding 1x / pekan 1x / tahun
3. Tindakan setelah weeding Disumbangkan disumbangkan
Penjelasan Tabel 7 :
Dari hasil pengamatan dan wawancara pustakawan Al-Azhar lebih fleksibel
dalam proses pengembangan koleksi salah satunya kegiatan weeding dan evaluasi
yang dilakukan dengan tidak terikat waktu. Untuk bahan pustaka yang diweeding
dicatat dalam Buku Penghapusan sebagaimana diatur dalam buku pedoman Pusat
Sumber Belajar YPI Al-Azhar. Namun, sebagaimana disampaikan di awal (bab dua)
kebijakan pengembangan koleksi harus tertulis artinya tidak diperkenankan
menjalankan proses pengembangan koleksi yang terlalu fleksibel karena nantinya
akan sulit menilai keberhasilan pelaksanaannya.
Evaluasi Koleksi
Tabel 8 : Hasil perbandingan evaluasi koleksi
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Format Evaluasi Fleksibel Rapat
2. Frekuensi evaluasi koleksi 1x / pekan 1x / pekan
3. Tindakan setelah evaluasi koleksi langsung
dilaksanakan
Menjalankan
hasil rapat
Penjelasan Tabel 8 :
Sebuah kreatifitas dalam pembagian kerja yang dilakukan pustakawan PIIPL
untuk mengevaluasi koleksi adalah dengan membagi 7 staff yang ada untuk
menangani rak – rak per kelas, misalnya pustakawan 1 bertanggung jawab segala hal
72
yang berhubungan dengan koleksi dikelas 000-200 ; pustakawan 2 bertanggung
jawab terhadap koleksi dikelas 201-400 dan seterusnya.
Faktor pendukung lainnya
Tabel 9 : Hasil perbandingan faktor pendukung lainnya
No Indikator pembanding Al Azhar Al Izhar
1 Jumlah Staf perpustakaan 3 org 8 org
2. Jumlah koleksi fiksi 3.631 eks 3.795 eks
3. Total Koleksi 20.197 eks 17.122 eks
4. Luas perpustakaan 684 m2 650 m2
5. Frekuensi kegiatan perpustakaan Tidak ada Sebulan 1x
Penjelasan Tabel 9 :
Hal yang penting yang nampaknya tidak terlalu diperhatikan oleh pimpinan
atau Yayasan Al Azhar adalah tidak memiliki rencana penambahan sumber daya
pustakawan, padahal secara kuantitas siswa yang mereka layani sangat banyak (lebih
dari 800 siswa). Dan mungkin pula faktor ini yang menyebabkan tidak tergarapnya
kegiatan-kegiatan promosi perpustakaan dan pembuatan angket tahunan.
D. KESIMPULAN
Pengembangan koleksi yang diterapkan di Perpustakaan SMP SMA YPI Al-
Azhar dan Perpustakaan SMP SMA Al-Izhar (PIIPL) telah diteliti. Satu per satu
elemen pengambangan koleksi seperti analisis pemakai, seleksi, pengadaan koleksi,
penyiangan (weeding), dan evaluasi koleksi telah dikaji. Hasil penelitian
menunjukkan beberapa kesamaan, perbedaan dan keunggulan.
1. Kesamaan
Kesamaan-kesamaan di bawah ini dirangkum berdasarkan hasil penelitian pada
bab sebelumnya, antara lain:
73
a. Perpustakaan melayani dua jenjang pendidikan SMP dan SMA
b. Perpustakaan didirikan dan selanjutnya dikordinasikan kepada yayasan
c. Perpustakaan yang berada dalam naungan sekolah, berlabel sekolah Islam
favorit
d. Secara umum, kondisi fisik dan perlengkapan perpustakaan lengkap dan dalam
kondisi baik.
e. Pelajar yang dilayani adalah siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga
menengah keatas.
2. Perbedaan
Jumlah siswa yang dilayani Perpustakaan YPI Al-Azhar lebih banyak dari siswa
yang dilayani Perpustakaan Al-Izhar
3. Keunggulan
Keungulan pada kedua perpustakaan, penulis rangkum dengan melihat hasil tabel
perbandingan pada bab sebelumnya, yaitu:
a. Yayasan Pendidikan Islam Al-Azhar mengeluarkan buku pedoman atau
kebijakan pengelolaan perpustakaan.
b. Pustakawan Al-Izhar rutin mengadakan rapat untuk evaluasi, program kerja,
dan diskusi seputar perpustakaan (Rapat Selasaan).
c. Pustakawan Al-Izhar rutin (1tahun sekali) mengeluarkan angket untuk
keperluan analisis pemakai dan analisis kebutuhan.
d. Pengadaan koleksi di Perpustakaan Al-Izhar lebih sering daripada pengadaan
koleksi di Perpustakaan YPI Al-Azhar.
e. Anggaran dana pengadaan koleksi di Perpustakaan Al-Izhar jauh lebih banyak
dari Perpustakaan YPI Al-Azhar.
74
f. Pustakawan YPI Al Azhar lebih sering melakukan pengecekan koleksi
disetiap rak untuk diweeding atau untuk evaluasi namun,
g. Pustakawan Al-Izhar mengembangkan pola evaluasi, weeding, dan tanggung
jawab koleksi per kelas kepada setiap staffnya.
h. Ruang Perpustakaan YPI Al-Azhar lebih luas dari Ruang Perpustakaan Al-
Izhar
i. Frekuensi kegiatan promosi perpustakaan di Al-Izhar terencana dan berjalan
dengan baik, dan
j. Jumlah staff di Perpustakaan Al-Izhar lebih banyak daripada Perpustakaan
YPI Al-Azhar
Memperhatikan hasil rangkuman penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengembangan koleksi di Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu (PIIPL) lebih baik dari
pengembangan koleksi di Perpustakaan YPI Al-Azhar.
Kemudian dengan memperhatikan tujuan penelitian pada bab satu penulis
memperoleh point penting bahwa pengembangan koleksi dapat termanfaatkan dengan
baik bila terpenuhi beberapa syarat penting, antara lain :
a. kebijakan pengembangan koleksi harus ada dan tertulis, karena dengan
adanya kebijakan tertulis kinerja perpustakaan dalam hal ini
pengembangan koleksi akan mudah dievaluasi karena ada indikator-
indikator yang dapat diukur.
b. dibuat melalui hasil diskusi pustakawan dan pimpinan sekolah dengan
mempertimbangkan kurikulum dan faktor-faktor lain seperti ekonomi,
sosial dan hal lain yang berkaitan dengan kondisi lokal (setempat).
c. dalam aplikasinya pengembangan koleksi akan efektif bila dijalankan
dengan kolaborasi antara pustakawan dan guru karena guru dapat
75
mengarahkan dan memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajar dan
mengajar.
d. dukungan yayasan atau pimpinan sekolah yang terwujud dalam
penyerahan tanggung jawab dan kepercayaan serta sokongan dana yang
cukup adalah hal yang patut dimiliki setiap perpustakaan sekolah.
e. kehadiran SDM pustakawan yang cukup secara kuantitas dengan
pemikiran yang visioner, memiliki sifat terbuka dalam masukan serta
update dalam mengikuti trend siswa (pemakai perpustakaan), serta dunia
teknologi dan penerbitan adalah kualifikasi penting yang wajib dimiliki
pustakawan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani,[s.a.]
Basuki, Sulistio. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1991
Busyairi, Badruzzaman. Setengah Abad Al-Azhar: 7 April 1952 – 7 April 2002.Jakarta:
YPI Al Azhar, 2002
Clayton. Peter..dan Gorman.GE. Managing Information Resources in Libraries:Collection Management in Theory and Practice. London: Library AssociationPublishing, 2001
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2001
Evans, G.Edward. Developing Library Collections. Litleton: Libraries Unlimited,1979
Hamakonda, Towa.P. Pedoman Penggunaan Perpustakaan. Universitas IKIP KristenSatya Watjana: Salatiga, 1970
Hardi, Wishnu. “Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk PembentukanJaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi” Visi Pustaka, ,vol 7. no.2
76
(Desember 2005) Jakarta: Perpustakaan Nasional
Harrod, Leonard Montague. Harrod’s Librarian’s Glossary: 9.000 Term Used ininformation Management, Library Science, Publishing, The Book Trdes andArchive Management. England: Gower Publishing Company Limited, 1995
Haryono. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Pada Pusat Perpustakaan IslamIndonesia Masjid Istiqlal Jakarta. Skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan. Jakarta:Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, 2005
Komariah, Neneng, et al., Laporan Penelitian, Pemanfaatan Alat Bantu SeleksiBahan
Pustaka Dalam Kegiatan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Bandung:Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, 2002
Maryam, Siti, et al. Laporan Penelitian, Kegiatan Pembinaan Dan PengembanganKoleksi Perpustakaan Pada Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi
Swasta diWilayah Priangan Timur. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi UniversitasPadjadjaran, 1998
Milburga, C.Larasati. Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Kanisius,1996
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2006
Natadjumena, Rachmat. Perpustakaan Sekolah Minim dan Memprihatinkan dalamKompas (Jakarta), 15 November 2000
Nazmunnisa. Laporan Jumlah Koleksi Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar Tahun1982
s.d 2008. Jakarta: Pusat Sumber Belajar Perpustakaan Al-Azhar, 2008
_______. Profile Perpustakaan SMP – SMA Al-Azhar. Jakarta: Pusat Sumber BelajarPerpustakaan Al-Azhar, 2008
Nelwaty. Pedoman Tekhnis Pengembangan Koleksi Layanan Perpustakaan NasionalRI.
Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2002
Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan, Bandung: Penerbit Alumni,1988
Pedoman Pengelolaan Pusat Sumber Belajar Al Azhar, Jakarta: YPI Al Azhar, 1999
Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO. darihttp://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
Penyebab Kurang Optimalnya Penggunaan Perpustakaan Sekolah Sebagai SumberIlmu
Pengetahuan.dari http://media.diknas.go.id/media/document/4468.pdf
77
Penyebab Kurang Optimalnya Penggunaan Perpustakaan Sekolah Sebagai SumberIlmu
Pengetahuan. dari http://media.diknas.go.id/media/document/4468.pdf
Simandjuntak, Melling. “Dana Yang Terbatas dan Kebijakan Pengembangan KoleksiSebagai Pedoman Seleksi Bahan-bahan Pustaka”. Majalah Ikatan PustakawanIndonesia, No 4 (April, 1983)
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan & Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius,1992
Sukarman. Pedoman Umum Pengolahan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000
Sulistia, et.al. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka, 1995
Sumarningsih, Siti. “Pengembangan Koleksi Perpustakaan” Al-Maktabah, III, I(April, 2001)
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003
Syaiful Haq, Rizal. Perpustakaan Dan Pendidikan : Pemetaan PeransertaPerpustakaan
Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UINJakarta, 2007
Undang-undang R.I. Nomor:20 Thn 2003. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003Weeding Policy dari http://www2.lindbergh.k12.mo.us/lmsc/weeding.PDF
Wicaksono, Hendro. “Pasarkan Layanan Perpustakaan Anda Dengan Tepat!” VisiPustaka, vol.9 No.I, (April, 2007)
Yulia, Yuyu. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993
78
BERITA WAWANCARA
Nama Responden : Nazmunnisa dan Yayu Rahayu
Jabatan : Pustakawan Al-Azhar
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar
Waktu Wawancara : 3 kali dalam waktu (hari) yang berbeda;
1. 10 September 2008
2. 17 Desember 2008
3. 23 Maret 2009
Hasil wawancara: 10 September 2008, Yayu Rahayu
1. Bagaimana sejarah berdirinya Al-Azhar dan Perpustakaan SMP SMA Al-
Azhar?
Jawaban:
berawal dari dibentuknya yayasan yang bernama Yayasan pendidikan
Islam (YPI) Al-Azhar sekitar tahun 1952, lebih tepatnya ada dalam buku Setengah
Abad Al-Azhar (pustakawan menunjukkan kepada penulis buku yang dimaksud),
79
sedangkan perpustakaan, dulu tahun 82 masih berupa ruangan sederhana
dengan guru Bahasa Indonesia yang menjadi koordinatornya. Kemudian pada
tahun 88 Perpustakaan SMP dengan SMA digabung dengan bentuk fisik sebuah
gedung dua lantai (sekarang menjadi gedung TK) penanggung jawabnya
Ibu Muslicah, BA.
Mulai tahun 2001 hingga sekarang Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar
menempati ruangan di gedung baru tepatnya dilantai tujuh. Pengawasannya
berada di bawah Kepala Seksi Kurikulum dan Sumber Belajar SMP SMA Drs.Ali
Mashar MPd.
2. Apa visi dan misi didirikannya Perpustakaan SMP SMA Al-Azhar?
Jawaban:
Visi dan misinya sama dengan visi dan misi Perguruan Al-Azhar (sambil
menunjukkan poster visi dan misi di tembok perpustakaan) yaitu mewujudkan
cendekiawan yang bertaqwa, akhlak mulia, cerdas, terampil, sehat jasmani dan
rohani, percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak pejuang, mampu
mengembangkan diri dan keluarga, bertanggung jawab atas pembangunan umat
dan bangsa.
Dan misinya, pengembangan sistem instruksional yang merupakan sarana
utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
3. Berapa jumlah koleksi buku yang ada saat ini di Perpustakaan SMP SMA
Al-Azhar?
Jawaban : Totalnya mencapai 20.197 eksemplar
4. Berapa jumlah staf perpustakaan SMP SMA Al-Azhar?
Jawaban :
Tiga orang dengan kualifikasi; 1 orang S1 Teknologi Pendidikan IKIP
(UNJ) dan dua orang S1 Teknologi Pendidikan IKIP dan pendidikan D3
Pengelolaan Informasi Pertanian IPB
Hasil wawancara: 17 Desember 2008, Yayu Rahayu
1. Kebijakan umum pengembangan koleksi (PK)
a. PK mengedepankan aspek pendidikan atau rekreasi ?
Jawaban: Kedua-duanya
b. PK mengedepankan aspek kualitas atau permintaan pemakai ?
Jawaban: Kedua-duanya
80
c. PK mengedepankan aspek kualitas atau kuantitas ?
Jawaban: Kualitas
d. Filosofi dalam PK adalah idealisme atau realisme ?
Jawaban:
Sesuai kebutuhan pemakai tetapi juga dengan memperhatikan peraturan
tentang seleksi koleksi. Selama ini antara idealisme (peraturan) dengan
kebutuhan pengguna (realisme) relevan.
e. Siapa yang menyusun kebijakan PK ?
Jawaban:
Institusi, dalam hal ini Yayasan dengan memperhatikan kebutuhan pengguna
f. Apakah kebijakan PK ada atau tertulis ?
Jawaban: Ada dan tertulis
g. Apakah rutin diperbaharui ?........ setahun sekali atau ?
Jawaban: Tidak rutin diperbaharui, tetapi kalau ada info baru dari pemerintah
baru diperbaharui
h. (pertanyaan umum) Apakah perpustakaan ini memiliki rencana tertulis
(work plan) untuk mengembangkan koleksi dan SDM satu atau dua
tahun kedepan?
Jawaban: Ya
2. Analisis Pemakai
a. Berapa jumlah anggota perpustakaan disini :
SMP ; laki-laki : …316….. perempuan : …321….
SMA ; laki-laki : …446….. perempuan : …401…
b. Apakah perpustakaan Anda mengeluarkan angket untuk menggali
kebutuhan pemakai ?
Jawaban:
ya, tetapi angket yang kami gunakan adalah angket yang dibuat oleh
Mahasiswa yang magang disini, dan setiap tahun pasti ada, satu kali.
Hasil wawancara: 17 Desember 2008, Nazmunnisa dan Yayu Rahayu
3. Seleksi dan ketetuannya
a. Apa kriteria bahan pustaka (buku dll) yg dikembangkan ?
Jawaban: Koleksi yang sesuai dan dibutuhkan oleh pengguna
b. Alat seleksi apa yg digunakan untuk menyeleksi bahan pustaka ?
81
Jawaban: Buku Pedoman Administrasi Pusat Sumber Belajar
c. Siapa yg meilih buku atau pengambil keputusan ?
Jawaban: Pustakawan
d. apakah Anda mengetahui (update) terhadap perkembangan buku –
buku yang terbit, bestseller dan sebagainya ?
Jawaban: Ya
e. Cara apa yang Anda lakukan agar tetap update ?
Jawaban: Melalui browsing di internet, catalog penerbit, katalog toko buku,
informasi dari pengguna
4. Pengadaan koleksi; 17 Desember 2008, Nazmunnisa
a. Apa kriteria penerimaan buku ?
Jawaban:
Sesuai dengan aturan pad buku Pedoman Administrasi Pusat Sumber Belajar
b. Apa kriteria penolakan buku ?
Jawaban:
Tidak sesuai dengan Buku Pedoman Administrasi Pusat Sumber Belajar
c. Brp jumlah perbandingan antara fiksi dengan nonfiksi ?
Jawaban: 2:8
d. Bagaimana prioritas pengadaan buku kaitannya dengan dana ?
Jawaban: Diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan guru dan murid yang
menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
e. Apakah buku paket diadakan ? bila tidak diadakan mengapa ?
Jawaban: Ya tetapi hanya sample saja (masing mapel 1 buku), karena setiap
murid sudah mempunyai buku paket. Jika diadakan sejumlah murid, rak
buku akan penuh.
f. Bagaimana prosedur permintaan pemakai terhadap buku baru ?
Jawaban:
i. Memberikan data tertulis mengenai judul atau pengarang buku yang
dibutuhkan
ii. Memberikan informasi secara lisan mengenai judul atau pengarang buku
yang dibutuhkan, dan pustakawan mencatatnya untuk kemudian
diadakan.
g. Jumlah frekuensi dalam pengadaan selama satu tahun ? satu kali, dua
kali atau kondisional ?
82
Jawaban: Tiga kali
5. Penyiangan (weeding); 17 Desember 2008, Nazmunnisa dan Yayu Rahayu
a. Apa kriteria weeding yg diterapkan di perpustakaan ini ?
Jawaban: rusak, jarang terjamah
b. apa yang dilakukan selanjutnya terhadap buku yang di weeding ?
(dibuang/disumbang atau..)
Jawaban:
i. untuk koleksi-koleksi yang masih layak pakai, disumbangkan
ii. untuk koleksi-koleksi yang rusak dibuang
6. Evaluasi koleksi
a. Bagaimana evaluasi koleksi dilakukan ?
Jawaban: kondisional, tidak berkala
b. Siapa saja yang melakukan evaluasi koleksi ?
Jawaban: Pustakawan, pengguna (memberikan masukan)
Wawancara tambahan : 23 Maret 2009, Yayu Rahayu
7. Bagaimana karakteristik siswa (Al-Azhar) yang Anda ketahui?
Jawaban: menengah keatas, kurang mandiri, kurang disiplin
8. Apakah Pustakawan memiliki silabus atau kurikulum KBM ?
Jawaban: ada, proaktif meminta ke bagian kurikulum
9. Untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap buku ditanyakan kepada
pustakawan sebutkan buku-buku bestseller 1-2 bulan terakhir?
Jawaban:
Maryamah Karpov, kambing Jantan, ma’yan, Jejak Langkah, Kegagalan CIA,
Enteria
10. Berapa kali dalam setahun koleksi diadakan?
Jawaban: 2x dalam setahun atau 1x per semester
11. Bagaimana dgn anggaran pengadaan koleksi (limited/unlimitted/ < 5jt/
>5jt….)?
Jawaban: di atas lima juta
12. Berapa waktu yg dibutuhkan untuk mendisplay/menampilkan buku baru
setelah buku diadakan (1pekan/2pekan/…) ?
Jawaban: 2 pekan
13. Bagaimana dengan frekuensi weeding?
83
Jawaban: fleksibel, sepekan sekali tetapi hampir tiap hari kami mengecek ke rak
buku. Bila ditemukan buku rusak langsung kami angkat, kemudian kami lihat
statistik buku bila ada buku yang sangat jarang dipinjam atau tersentuh akan kami
pertimbangkan untuk diangkat juga.
14. Bagaimana format Evaluasi koleksi dilakukan (rapat evaluasi/.…)?
Jawaban: fleksibel, langsung dikomunikasikan di antara staff, kami jarang
melakukan rapat evaluasi rutin, namun bila ada program kami akan buat rapat
Faktor pendukung lainnya
15. Berapa luas (m2) perpustakaan?
Jawaban: 684m2
16. Bagaimana dengan frekuensi kegiatan perpustakaan?
Jawaban: tidak ada
BERITA WAWANCARA
Nama Responden : Hj. Sri Darma Lokandari
Jabatan : Kepala Perpustakaan Al-Izhar (PIIPL)
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMP SMA Al-Izhar (PIIPL)
Waktu Wawancara : 2 Februari 2009
1. Kebijakan umum pengembangan koleksi (PK)
a. PK mengedepankan aspek pendidikan atau rekreasi ?
Jawaban: Sangat mengedepankan unsur pendidikan dan rekreasi
b. PK mengedepankan aspek kualitas atau permintaan pemakai ?
Jawaban: tentu kualitas yang dikedepankan, dan permintaan pemakai sebagai
pertimbangan
c. PK mengedepankan aspek kualitas atau kuantitas ?
Jawaban: mengedepankan aspek kualitas
d. Filosofi dalam PK adalah idealisme atau realisme ?
Jawaban:
Idealisme dan kedua-duanya
e. Siapa yang menyusun kebijakan PK ?
Jawaban:
84
Kepala Bagian Perpustakaan bersama dengan pustakawan dan disetujui oleh
Kepala Biro Akademik
f. Apakah kebijakan PK ada atau tertulis ?
Jawaban: sebagian tertulis
g. Apakah rutin diperbaharui ?........ setahun sekali atau ?
Jawaban: ya, setiap tahun pengembangan koleksi selalu nertambah dan
disesuaikan dengan kebutuhan.
h. (pertanyaan umum) Apakah perpustakaan ini memiliki rencana tertulis
(work plan) untuk mengembangkan koleksi dan SDM satu atau dua
tahun kedepan?
Jawaban: perpustakaan Al-Izahr mempunyai rencana program kerja jangka
pendek dan jangka panjang, bulanan, tahunan dan dua tahunan.
2. Analisis Pemakai
a. Berapa jumlah anggota perpustakaan disini :
SMP, jumlah siswa-siswi 418 orang, dengan guru 34 orang sedangkan SMA
jumlah siswa-siswinya 365 orang dengan guru 39 orang
b. Apakah perpustakaan Anda mengeluarkan angket untuk menggali
kebutuhan pemakai ?
Jawaban:
ya, sesuai kebutuhan, bisa satu tahun sekali bisa dua tahun sekali dikeluarkan
angket untuk guru dan siswa.
3. Seleksi dan ketetuannya
a. Apa kriteria bahan pustaka (buku dll) yg dikembangkan ?
Jawaban: untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai perkembangan ilmu
dan teknologi, bermutu dan bersifat mendidik
b. Alat seleksi apa yg digunakan untuk menyeleksi bahan pustaka ?
Jawaban: pameran buku IKAPI, katalog bukuterbaru dari penerbit, dan resensi
buku
c. Siapa yg memilih buku atau pengambil keputusan ?
Jawaban: guru-guru dan siswa-siswi bisa memilih namun persetujuan ada di
kepala sekolah dan pengurus perguruan
85
d. apakah Anda mengetahui (update) terhadap perkembangan buku – buku
yang terbit, bestseller dan sebagainya ?
Jawaban:
ya, informasi dari surat kabar, majalah maupun dari internet, dan lain-lain
e. Cara apa yang Anda lakukan agar tetap update ?
Jawaban: mencari informasi terbaru dari para penerbit buku, informasi dari
kepala sekolah dan para guru disesuaikan dengan media pembelajaran saat
kini, dan informasi dari distributor, toko buku dan lain-lain
4. Pengadaan koleksi;
a. Apa kriteria penerimaan buku ?
Jawaban:
Bermutu dan update, tidak berbau SARA, sesuai materi untuk KBM
b. Apa kriteria penolakan buku ?
Jawaban:
Komik fantasi, buku-buku yang tidak sesuai untuk pendidikan (pornografi,
dan lain-lain)
c. Brp jumlah perbandingan antara fiksi dengan nonfiksi ?
Jawaban: non fiksi 60, fiksi 40
d. Bagaimana prioritas pengadaan buku kaitannya dengan dana ?
Jawaban: pengadaan buku disesuaikan dengan dana anggaran yang telah
disetujui oleh Yayasan.
e. Apakah buku paket diadakan ? bila tidak diadakan mengapa ?
Jawaban: buku paket hanya diadakan di perpustakaan kelas bukan di
perpustakaan utama, disini jumlahnya terbatas.
f. Bagaimana prosedur permintaan pemakai terhadap buku baru ?
Jawaban: Mengisi formulir pengajuan buku yang telah disediakan oleh
perpustakaan, disetujui oleh kepala sekolah setiap unit
g. Jumlah frekuensi dalam pengadaan selama satu tahun ? satu kali, dua
kali atau kondisional ?
Jawaban: kondisional sesuai keperluan
5. Penyiangan (weeding);
a. Apa kriteria weeding yg diterapkan di perpustakaan ini ?
86
Jawaban: buku-buku yang tidak sesuai atau sudah tidak up to date, jumlah
eksemplar terlalu banyak, dan rusak atau halaman hilang
b. apa yang dilakukan selanjutnya terhadap buku yang di weeding ?
(dibuang/disumbang atau..)
Jawaban:
Disumbangkan kepada sekolah-sekolah maupun yayasan-yayasan yang
membutuhkan
6. Evaluasi koleksi
a. Bagaimana evaluasi koleksi dilakukan ?
Jawaban: menyebarkan angket kepada siswa dan guru-guru, melalui atau
mengadakan stock opname minimal 2 tahun sekali dan melihat data statistik
b. Siapa saja yang melakukan evaluasi koleksi ?
Jawaban: Kabag perpustakaan dan para pustakawan
Wawancara tambahan :
Nama Responden : Sutisna
Jabatan : Bagian Pengembangan dan Administrasi Koleksi
Perpustakaan PIIPL (PIIPL)
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMP SMA Al-Izhar (PIIPL)
Waktu Wawancara : 4 Februari 2009
7. Bagaimana karakteristik siswa (Al-Azhar) yang Anda ketahui?
Jawaban:
Kritis, melek IT, update terhadap informasi khususnya buku baru dan aktif
8. Apakah Pustakawan memiliki silabus atau kurikulum KBM ?
Jawaban: kita proaktif minta dengan unit sekolah per semester
9. Untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap buku ditanyakan kepada
pustakawan sebutkan buku-buku bestseller 1-2 bulan terakhir?
Jawaban:
Laskar Pelangi, YouTube, Kambing Jantan, Harus Bisa.
10. Berapa kali dalam setahun koleksi diadakan?
Jawaban: 3x dalam 1 semester
87
11. Bagaimana dgn anggaran pengadaan koleksi (limited/unlimitted/ < 5jt/
>5jt….)?
Jawaban: di atas lima juta
12. Berapa waktu yg dibutuhkan untuk mendisplay/menampilkan buku baru
setelah buku diadakan (1pekan/2pekan/…) ?
Jawaban: 2 pekan
13. Bagaimana dengan frekuensi weeding?
Jawaban: rapat selasaan (per pekan) dan rapat tahunan
14. Bagaimana format Evaluasi koleksi dilakukan (rapat evaluasi/.…)?
Jawaban: sesuai job description, 7 staff dibagi-bagi misalnya saya ngurusin dua
kelas koleksi misalnya kelas 000-200
Faktor pendukung lainnya
15. Berapa luas (m2) perpustakaan?
Jawaban: 650m2
16. Bagaimana dengan frekuensi kegiatan perpustakaan?
Jawaban: perbulan baik internal dari kita maupun eksternal atau acara sekolah
1. Misi Perpustakaan SMP,SMA Islam al Azhar :Terutama adalah pengembangan sistem instruksional yang merupakan sarana
utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
Visi Perpustakaan SMP,SMA Islam Al AzharMewujudkan cendekiawan yang bertaqwa, akhlak mulia, cerdas, terampil, sehatjasmani dan rohani-percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak pejuang, mampumengembangkan diri dan keluarga, bertanggung jawab atas pembangunan umatdan bangsa.
2. a.. Tujuan UmumPerpustakaan bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan prosesbelajar mengajar melalui pengembangan sistem instruksional. Hal inidilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjangkegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara cara yangbaru (non-tradisional) yang paling sesuai untuk mencapai tujuan programakademis dan kewajiban kewajiban yang bersifat kelembagaan yangdirencanakan lainnya.
b. Tujuan KhususSecara khusus PSB bertujuan untuk :a. Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang
kegiatan kelas tradisional.
88
b. Mendorong penggunaan cara cara belajar baru yang paling cocok untukmencapai tujuan program akademis.
c. Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional dantindakan lanjutan untuk pengembangan sistem instruksional.
d. Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar mengenai pengembangansistem instruksional dan integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar.
e. Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan mediapendidikan.
f. Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaanberbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efisien.
g. Menyediakan pelayanan produksi bahan pengajaran.h. Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas sumber
belajar.i. Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber sumber belajar.j. Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan.k. Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan bahan media dan
peralatan.l. Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektivitas
berbagai cara pengajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan bertujuanmeningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses belajar mengajar. JadiPerpustakaan bukan semata mata suatu tempat atau gudang penyimpananberbagai macam peralatan dan bahan pengajaran.
3. Struktur Organisasi
Majelis Pendidikan
Kabid. Pendidikan SMP,SMA dan Kursus
Kasie. Kurikulum dan Sumber belajar
Koordinator
Staf Perpustakaan Staf AVA dan Produksi mediaLaboratorium
4. Landasan hukum
Ditunjang/berdasarkan Undang undang sebagai berikut :1. TAP MPR RI no. 11/MPR/1993 (GBHN).2. UU RI no.2 th.1989 (Undang undang Pendidikan Nasional) Bab VIII pasal 35.3. Khusus bagi Al Azhar adalah RIP Al Azhar.
89
PELAYANAN PERPUSTAKAAN
1. Pelayanan Sirkulasi Yaitu layanan peminjaman dan pengembalian buku.
Peminjaman Buku
(i) Buku yang akan dipinjam, kartu bukunya dikeluarkan, dan diisi dengan nama dan kelas si peminjam, sertatanggal kembali buku.
(ii) Lalu kartu tersebut dimasukkan ke dalam kanton peminjaman(iii) Slip tanggal kembai diisi dengan tanggal kembali.(iv) Kartu buku dan kantong peminjaman disusun berdasarkan tanggal kembali(v) Petugas mencatat peminjaman pada kartu peminjaman
Pengembalian Buku
(i) Bila suatu buku pinjaman dikembalikan, lihat tanggal kembali yang tertera pada slip tanggal kembalibuku tersebut.
(ii) Telusuri tanggal tersebut pada jajaran kantong peminjaman.(iii) Keluarkan kantong buku dari jajarannya.(iv) Cabut kartu buku dari kantong peminjaman, dan masukkan ke dalam kantong buku yang ada di
bagian belakang buku.(v) Kembalikan kantong peminjaman kepada si peminjam.
2. Pelayanan Referensi
Pustakawan harus mengetahui jenis buku referensi yang dimiliki perpustakaannya dan mempelajari carapenelusuran masing-masing jenis referensi. Pustakawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan referensiyang dilontarkan pengguna perpustakaan, mampu membantu pengguna dalam menggunakan koleksi referensi danmencari informasi yang terdapat dalam koleksi referensi. Untuk pelayanan referensi ini dibuat pencatatan khusus,agar penggunaan koleksi referensi dapat terpantau.
3. Bimbingan Pembaca
Seringkali pengguna perpustakaan merasa canggung atau tidak terbiasa dengan perpustakaan, tidakmengerti guna perpustakaan selain untuk membaca cerita-cerita. Mereka juga seringkali tidak mengetahui bagaimanamencari informasi yang ada di perpustakaan, dan lain sebagainya. Biasanya ketidaktahuan ini menyebabkan sipengguna tidak tahu bahwa sebenarnya perpustakaan memiliki informasi yang mereka cari, atau dapat menjawabmasalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Untuk itu pustakawan harus tanggap dan sigap dalam membantupengguna. Tentunya bantuan yang diberikan sebaiknya yang tidak menyebabkan si pengguna tergantung padapustakawan, yaitu tidak dengan cara memberi langsung buku yang diperlukan, tetapi dengan memberi bimbingan caramencari buku atau informasi yang mereka cari itu.
4. Pelayanan Klasikal
Salah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan koleksi perpustakaan adalah dengan pelayananklasikal, yaitu pelayanan yang diberikan pada satu kelas. Caranya adalah dengan memberikan informasi kepada guru,tentang koleksi perpustakaan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya, serta jumlah masing-masing judulbuku tersebut. Untuk pelayanan klasikal ini disiapkan buku khusus untuk mencatatnya
TATA KERJA PELAYANAN
Kegiatan dan tujuan bagian pelayanan perpustakaan pada dasarnya adalah memenuhi kebutuhan pengguna danmempermudah pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya, dan juga memberi kemudahan dalam menggunakankoleksi/informasi yang dimiliki perpustakaan.
90
Adapun masyarakat pengguna yang dilayani oleh perpustakaan di YPI Al Azhar adalah murid, guru dan karyawanpada sekolah induk masing-masing perpustakaan tersebut.
Bagian pelayanan terdiri dari 3 bagian, yaitu : peraturan pelayanan, administrasi pelayanan dan kegiatan pelayanan.
1. PERATURAN PELAYANAN
1.1. KEANGGOTAANSetiap koleksi perpustakaan dapat digunakan di dalam perpustakaan oleh semua masyarakat pengguna perpustakaan.Sedangkan untuk dapat menggunakan koleksi perpustakaan ke luar perpustakaan (meminjam), maka setiap penggunaterlebih dahulu harus menjadi anggota perpustakaan. Peraturan keanggotaan dibedakan antara murid dengan guruatau karyawan, sebagai berikut :
1.1.1. Guru/karyawanSetiap guru dan karyawan sekolah yang telah diangkat menjadi guru atau karyawan tetap di YPI Al Azharmaupun yayasan kerjasama secara otomatis adalah anggota perpustakaan, jadi tidak diperlukan pendaftaranlagi.
1.1.2. MuridSetiap murid secara otomatis adalah anggota perpustakaan, jadi tidak diperlukan pendaftaran lagi.
1.2. PERATURAN PEMINJAMAN
1.2.1.WAKTU PEMINJAMAN
1.2.1.1. Guru/karyawanDisarankan setiap guru/karyawan dapat meminjam buku maksimal 5 buah, dengan lamapeminjaman selama 2 minggu.
1.2.1.2. MuridBanyak koleksi yang dapat dipinjamkan adalah 4 buah dengan lama peminjaman 1minggu.
1.2.2.SANKSI-SANKSI1.2.2.1. Setiap keterlambatan diberi sanksi/denda untuk buku referensi Rp. 5000/hari dan non
referensi Rp. 200.-/hari.1.2.2.2. Setiap koleksi yang hilang/rusak harus diganti dengan koleksi yang sama atau sejenis dengan
mutu subyek yang sama.1.3. PENAGIHAN
Bila koleksi yang dipinjam terlambat dikembalikan, maka seminggu setelah tanggal pengembalian seharusnya, yangtertera pada kartu buku, dilakukan penagihan pada pengguna yang bersangkutan. Proses penagihan dibedakan antaraguru dan murid, sebagai berikut :
1.3.1. GURU/KARYAWANSurat penagihan bagi guru/karyawan disampaikan pada yang bersangkutan. Bila masih berlarut, disampaikanmelalui kepala sekolah.
1.3.2. MURIDSurat/nota penagihan murid melalui guru piket. Bila masih berlarut, disampaikan kembali melalui wali kelasatau guru BP, dan bila masih juga berlarut, disampaikan melalui kepala sekolah.
Penjelasan :
1. SELEKSI
91
Kegiatan ini dimulai dengan penyeleksian/pemilihankoleksi yang akan dibeli dan pada waktu meminta sumbangan. Pemilihankoleksi ini dilakukan berdasarkan :
a. Usulan dari guru dalam bentuk format yang berisi :(i) Nomor
Diisi dengan nomor urut pengisian.(ii) Nama guru
Adalah nama guru yang memberikan usulan.(iii) Bidang studi
Yaitu bidang studi yang diajarkan oleh guru yang menyampaikanusulan.
(iv) Judul bukuYaitu judul buku yang diusulkan untuk diadakan.
(v) PengarangYaitu nama pengarang buku yang diusulkan
(vi) PenerbitYaitu nama penerbit yang menerbitkan buku yang diusulkan
(vii) HargaDiisi dengan harga satuan atau harga per set buku yang diusulkan
(viii) JumlahYaitu jumlah buku yang diperlukan
b. Usulan dari murid
c. Usulan dari pustakawan sendiri yang bersifat menunjang mata pelajarandan menambah wawasan bagi pembaca (guru dan murid)
Ketiga usulan tersebut diseleksi lagi berdasarkan :
- sesuai dengan agama dan falsafah negara.- sesuai dengan kebijaksanaan sekolah.- menunjang PBM/KBM.
Untuk memiliki koleksi yang diperlukan tersebut, perpustakaan melakukandua macam kegiatan, yaitu pembelian dan sumbangan.
2. PEMBELIANDilakukan dengan dana yayasan dengan memperhatikan kriteria
3. SUMBANGANSumbangan didapat dengan cara :
a. Mengajukan sumbangan dari murid kelas akhir.b. Mengajukan sumbangan pada peringatan hari-hari besar Islam danNasional.
c. Sumbangan dari orang tua dan instansi baik Pemerintah maupun nonPemerintah.
92
Pengolahan
BAGAN SISTEMATIKA KERJA
PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Penjelasan :
Bahan pustaka
diseleksi
Membubuhkanstempel
dibukuindukkan
Mencantumkan nomor induk
pada koleksi
Membuat konsep katalog
Menentukan tajuk subyek dannomor klasifikasi
? Mengetik kartu katalog
Diperlengkapanbuku
Disusun di rak sesuaicall number
Filing kartu
katalog
Konsep *)Katalog
KoLeksi
*) ditulis dalam buku besar bergaris dengan format aturan menulis sama sepertiformat katalog
93
Koleksi yang masuk ke perpustakaan diperiksa, apakah sesuai dengan pesananatau tidak, rusak atau tidak dan diperiksa juga keutuhan halamannya. Khususuntuk pembelian, bila tidak sesuai atau rusak atau terdapat halaman yang tidakutuh, perpustakaan dapat menyampaikannya ke bagian pengadaan atau penjualyang menawarkan.
I. PRAKATALOGAN
Bila koleksi yang diterima sudah sesuai dengan permintaan, maka dapat diolahlebih lanjut. Berikut ini langkah-langkah pengolahan koleksi yang dilakukan diPerpustakaan Al Azhar, secara berurutan :
1. Pembubuhan cap
Setiap koleksi diberi cap :a. Cap kepemilikan perpustakaan
Dicantummkan di tiga tempat yaitu : di balik halaman judul, di halamanrahasia (kebijakan sekolah) dan di halaman terakhir buku (akhir teks bukutersebut). Halaman rahasia ditetapkan sesuai kebijakan sekolah masing-masing, misalnya pada halaman 11 untuk buku yang berjumlah halamankurang dari 25 dan pada halaman 27 untuk buku dengan jumlah halamanlebih dari 25.
b. Cap inventarisDicantumkan pada halaman judul, pada bagian yang kosong dan tidakmengganggu teks.
2. Membukuindukkan
Setiap buku/koleksi diinventarisir ke dalam buku induk.a. Koleksi buku umum
Dibukuindukkan dalam buku induk buku, dengan cara pengisian sebagai
berikut :
(i) Nomor urutNomor urut buku dicatat dalam buku induk. Penulisannya dimulai dengan nomor 001 dan terus berurutan walaupun
berganti tahun.
(ii) Nomor indukPenulisan nomor induk hampir sama dengan nomor urut, yaitu dimulai dengan nomor 001, namun setiap awal tahun
atau bulan Januari tahun berikutnya dimulai dengan 001 lagi (mis : bulan Desember 2000 nomor induk terakhir sampaiangka 998, maka untuk nomor induk bulan Januari 2001 dimulai dengan 001 lagi, bukan 999).
(iii) PengarangPeraturan pengisian kolom ini secara umum adalah sebagai berikut :
- Gelar/jabatan pengarang (Drs., Ir., MSc., Raden, Haji, dll) tidak perlu dicantumkan.- Nama pengarang yang terdiri dari dua kata atau lebih ditulis dengan cara menuliskan kata yang
paling akhir terlebih dahulu dengan huruf kapital, diikuti tanda koma, lalu kata pertama diikuti katakedua dan seterusnya. Contoh : Ahmad Rally Siregar ditulis : SIREGAR, Ahmad Rally.
94
- Bila pengarang adalah perusahaan atau lembaga atau instansi, dicantumkan sebagaimana tercantumpada buku dan kata pertama ditulis dengan huruf kapital. Contoh : Lembaga Pembinaan danPengembangan Manajemen ditulis LEMBAGA Pembinaan dan Pengembangan Managemen.
- Bila pengarang adalah suatu lembaga pemerintah yang hanya ada satu di suatu negara (misalnyaDepartemen Agama), maka sebelum menuliskan nama departemen tersebut dituliskan pula namanegaranya dengan huruf kapital. Contoh Departemen Agama RI, maka ditulis INDONESIA.Departemen Agama. Agar lebih dalam untuk mengetahui hal ini, sebaiknya sekolah mempunyaibuku peraturan Katalogisasi Judul terbitan Perpustakaan Nasional.
(iv) Judul bukuJudul sebuah buku adalah yang tercantum pada halaman judul buku, bukan cover atau sampul buku. Judul buku
ditulis sesuai dengan apa yang tercantum pada judul buku tersebut, tidak ditambah atau dikurang, namun ditulis persisseperti tertera pada buku itu.
(v) Tempat, nama dan tahun penerbitanDiisi dengan “dimana, oleh perusahaan apa dan bilamana” buku tersebut diterbitkan. Caranya adalah sebagai berikut :Tempat terbit : Nama penerbit, Tahun terbit.
Contoh : Jakarta : Gema Insani Press, 1996.
Bila dalam buku tidak tercantum :
- Tempat terbit, maka ditulis [s.l.]Contoh : [s.l.] : Gema Insani Press, 1996.
- Nama penerbit, maka ditulis [s.n.]Contoh : Jakarta : [s.n.], 1996.
- Tahun terbit, maka ditulis [s.a.]Contoh : Jakarta : Gema Insani Press, [s.a.].
(vi) Volume atau jilidDiisi dengan mencantumkan volume atau jilid buku yang dibukuindukkan, misalnya : Fikih Islam jil.1, maka pada kolom ini dicantumkan angka 1.
(vii) Edisi dan cetakanDiisi dengan edisi dan cetakan buku yang biasanya tercantum pada balik halaman judul.
(viii) EksemplarDiisi dengan jumlah suatu judul buku yang sama, yang dibukuindukkan.
(ix) BahasaKolom ini terbagi menjadi 3 sub kolom, yaitu : Indonesia, Arab dan Inggris. Kolom ini diisi sesuaidengan bahasa yang digunakan dalam buku.
- Bila buku itu baru (C1) maka pada kolom bahasa ditulis angka 1.- Namun bila buku tersebut merupakan C2 dan Cn, maka pada kolom bahasa ditulis tanda
penghubung (-).Dengan data ini dapat diketahui jumlah judul koleksi.
(x) TerbitanKolom ini terbagi menjadi 2 sub kolom, yaitu dalam negeri dan luar negeri. Pengisiannya sesuaidengan di mana buku tersebut diterbitkan, di dalam ataukah di luar negeri. Pengisian sama dengankolom bahasa.
(xi) SumberDiisi sesuai dengan cara perolehan buku tersebut, apakah dari pembelian, sumbangan, denda ataulainnya dan cantumkan harganya untuk mengetahui nilai investarisasi.
(xii) KeteranganDiisi dengan keterangan status buku tersebut, apakah buku pertama (ditulis ‘C1’), buku kedua (ditulis‘C2’) dan seterusnya. Bila berjilid, sertakan keterangan jilid/volumenya, dengan ditandai huruf ‘V’,contoh : C1V1.
b. Koleksi buku paketDibukuindukkan pada buku induk paket dengan cara pengisian sebagai berikut :
(i) NomorDiisi dengan nomor urut buku paket yang dibukuindukkan. Setiap judul buku mendapat satu nomorurut walaupun terdiri lebih dari satu eksemplar, tetapi pada buku itu sendiri ditulis no.urut misalnyano.1 s.d. no 50 bila jumlah buku tersebut ada 50 buah Bila judul buku yang dicatat telah ada padanomor sebelumnya, maka pada kolom ‘nomor’ ini dicantumkan nomor urut terdahulu.
Contoh : pada nomor urut 001 tercantum buku “Kimia untuk SMU”, setelah nomor urut 006, ternyatajudul itu ada lagi, maka pada kolom “nomor” dicantumkan angka 001, bukan 007.
No.001 itu diberikan untuk buku pelajaran yang sesuai dengan daftar pelajaran yang tertulis padaraport yaitu Pendidikan Agama dan seterusnya. Atau cara penomoran buku induk buku pelajaran ini
95
boleh dengan melihat susunan mata pelajaran dalam raport. Misalnya : Agama no.01, PMP/PPKnno.02 dan seterusnya.
(ii) TanggalYaitu tanggal pencatatan.
(iii) JudulDiisi dengan judul buku paket sesuai dengan judul yang tertera pada halaman judul.
(iv) KelasSetiap buku paket selalu diperuntukkan khusus untuk kelas tertentu, dan hal tersebut tercantum padahalaman judul dan sampul buku. Kolom ini diisi dengan kelas yang dimaksud oleh buku pakettersebut.
(v) JilidDiisi dengan jilid/volume buku paket tersebut.
(vi) CawuDiisi dengan keterangan Cawu berlakunya buku tersebut.
(vii) JumlahDiisi dengan jumlah eksemplar buku tersebut.
(viii) KeteranganDiisi dengan informasi yang berkaitan dengan buku tersebut, misalnya jumlah yang hilang, rusak dsb.
3. Mencantumkan nomor induk pada buku
Langkah teraknir dari membukuindukkan ini adalah mencantunkan nomor induk pada bukunya, yaitu pada capinventaris yang terdapat pada halaman judul. Mencantumkannya disertai dengan status copy buku tersebut. Caramenulisnya adalah sebagai berikut : nomor induk/tahun
Contoh : 040/1995
C2
Keterangan : 040 : nomor induk
1995 : tahun koleksi dibukuindukkan
C2 : keterangan copy buku tersebut. Ada 2 buah atau urutan bukuyang kedua dari jumlah buku tersebut.
Cara pengisiannya dapat dilihat pada lampiran 3, gbr.2. hlm 23
II. PENGATALOGAN
1. Pembuatan Konsep Katalog
Buku yang telah dibukuindukkan, kemudian dibuatkan konsep katalog, yang terdiri dari nomor klasifikasi, deskripsibibliografis buku (judul, pengarang, cetakan, edisi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit), deskripsi fisik buku (tebaldan ukuran buku) serta jejakan (subyek buku dan pengarang tambahan). Khusus untuk ukuran buku, bila ukuran bukutidak bulat, maka dibulatkan ke atas, misalnya : 24,6 cm maka dicantumkan pada konsep katalog : 25cm. Bila suatubuku berukuran fisik melebar, maka pada bagian deskripsi fisik ditulis lengkap tinggi x lebar.
Misalnya : 311 hlm. : ilus. ; 15 x 30 cm.
Penulisan konsep kartu ini sebaiknya urut sesuai nomor di buku induk dan ditulis di dalam buku folio bergaris. Bilabuku tersebut merupakan Cn, maka tetap ditulis nomor urutnya dan tidak perlu dibuatkan konsep lagi, tetapi ditulis :“lihat konsep nomor ……. Tahun …….(lihat, C1-nya no....th....) Kemudian pada konsep yang ditunjuk tersebutdicantumkan nomor induk tersebut sebagai Cn-nya.
Biasanya yang didahulukan adalah deskripsi bibliografis, fisik dan jejakan selain subyek buku. Untuk nomorklasifikasi dan subyek buku, ditentukan terakhir setelah deskripsi fisik dan bibliografis selesai. Penentuan nomorklasifikasi di Perpustakaan Al Azhar berdasarkan sistem klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal ClassificationsSystems). Sedangkan penentuan subyek didasarkan pada Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan yang dikeluarkanoleh Perpustakaan Nasional RI.
96
2. Pengetikan Katalog
Setelah konsep katalog ini lengkap, maka diketik kartu katalognya. Untuk satu judul buku dibuat 4 jenis kartukatalog, yaitu : katalog shelflist, katalog judul, katalog pengarang dan katalog subyek
3. Filing Katalog
Kartu-kartu katalog yang telah diketik, disusun berdasarkan jenisnya dan masing-masing disusun berdasarkan abjad.Sedangkan kartu shelflist, biasanya disusun tersendiri berdasarkan call number dan ditempatkan di dekat petugas ditempat pengolahan buku
III. PASCAKATALOGAN
1. Perlengkapan buku
Setelah konsep katalog dibuat, buku diberi perlengkapan buku, berupa :
a. Slip tanggal kembali, ditempel di halaman terakhir buku dan tidak menganggu teksb. Kantong buku, ditulis judul buku dan nomor induk, lalu ditempel di bagian dalam cover belakang buku.c. Kartu buku, ditulis nama pengarang, judul buku, call number dan nomor induk, lalu dimasukkan ke dalam
kantong buku.d. Label tahun, ditempelkan pada punggung buku, 2,5 cm dari atas. Keterangan tahun adalah tahun buku induk,
bahan label adalah kertas schotlight berwarna dan tiap tahun buku induk berbeda.e. Label call number, ditempelkan pada punggung buku 3 cm dari bawahf. Khusus untuk koleksi refensi, diberi tanda “R” pada punggung buku bagian tengah.g. Menyampul buku dengan sampul plastik tranparans agar buku rapi, tidak cepat rusak, namun cover buku tetap
terlihat.
Setelah lengkap, buku disusun di rak (shelfing) sesuai dengan kelas dan call numbernya. Khusus koleksi referesidisusun tersendiri, namun tetap berdasarkan call number. Untuk koleksi referensi berseri disusun berdasarkan CallNumber judul seri sehingga koleksi tersebut tidak terpisah dari judul seri (contoh : Khasanah Pengetahuan bagiAnak).
IV. Buku Penghapusan
Untuk buku-buku yang hilang atau rusak ditulis datanya pada buku penghapusan (lamp. 11, hlm. 31) dengan carapengisian sebagai berikut :
(i) NomorAdalah nomor urut pendataan.
(ii) TanggalDiisi dengan tanggal pendataan.
(iii) Nomor indukDiisi dengan nomor induk buku yang hilang.
(iv) KelasDiisi dengan nomor klasifikasi buku yang hilang.
(v) JudulDiisi dengan judul buku yang hilang.
(vi) PengarangDiisi dengan nama pengarang buku yang hilang.
7. Sirkulasi
Yaitu layanan peminjaman dan pengembalian buku.
Peminjaman Buku
97
(vi) Buku yang akan dipinjam, kartu bukunya dikeluarkan, dan diisi dengan nama dan kelas si peminjam, sertatanggal kembali buku.
(vii) Lalu kartu tersebut dimasukkan ke dalam kanton peminjaman(viii) Slip tanggal kembai diisi dengan tanggal kembali.(ix) Kartu buku dan kantong peminjaman disusun berdasarkan tanggal kembali(x) Petugas mencatat peminjaman pada kartu peminjaman
Pengembalian Buku
(vi) Bila suatu buku pinjaman dikembalikan, lihat tanggal kembali yang tertera pada slip tanggal kembalibuku tersebut.
(vii) Telusuri tanggal tersebut pada jajaran kantong peminjaman.(viii) Keluarkan kantong buku dari jajarannya.(ix) Cabut kartu buku dari kantong peminjaman, dan masukkan ke dalam kantong buku yang ada di
bagian belakang buku.(x) Kembalikan kantong peminjaman kepada si peminjam.
2. Pelayanan Referensi
Pustakawan harus mengetahui jenis buku referensi yang dimiliki perpustakaannya dan mempelajari carapenelusuran masing-masing jenis referensi. Pustakawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan referensiyang dilontarkan pengguna perpustakaan, mampu membantu pengguna dalam menggunakan koleksi referensi danmencari informasi yang terdapat dalam koleksi referensi. Untuk pelayanan referensi ini dibuat pencatatan khusus,agar penggunaan koleksi referensi dapat terpantau.
3. Bimbingan Pembaca
Seringkali pengguna perpustakaan merasa canggung atau tidak terbiasa dengan perpustakaan, tidakmengerti guna perpustakaan selain untuk membaca cerita-cerita. Mereka juga seringkali tidak mengetahui bagaimanamencari informasi yang ada di perpustakaan, dan lain sebagainya. Biasanya ketidaktahuan ini menyebabkan sipengguna tidak tahu bahwa sebenarnya perpustakaan memiliki informasi yang mereka cari, atau dapat menjawabmasalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Untuk itu pustakawan harus tanggap dan sigap dalam membantupengguna. Tentunya bantuan yang diberikan sebaiknya yang tidak menyebabkan si pengguna tergantung padapustakawan, yaitu tidak dengan cara memberi langsung buku yang diperlukan, tetapi dengan memberi bimbingan caramencari buku atau informasi yang mereka cari itu.
4. Pelayanan Klasikal
Salah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan koleksi perpustakaan adalah dengan pelayananklasikal, yaitu pelayanan yang diberikan pada satu kelas. Caranya adalah dengan memberikan informasi kepada guru,tentang koleksi perpustakaan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya, serta jumlah masing-masing judulbuku tersebut. Untuk pelayanan klasikal ini disiapkan buku khusus untuk mencatatnya
8. Tata Kerja Pelayanan
Kegiatan dan tujuan bagian pelayanan perpustakaan pada dasarnya adalah memenuhi kebutuhan pengguna danmempermudah pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya, dan juga memberi kemudahan dalam menggunakankoleksi/informasi yang dimiliki perpustakaan.
Adapun masyarakat pengguna yang dilayani oleh perpustakaan di YPI Al Azhar adalah murid, guru dan karyawanpada sekolah induk masing-masing perpustakaan tersebut.
Bagian pelayanan terdiri dari 3 bagian, yaitu : peraturan pelayanan, administrasi pelayanan dan kegiatan pelayanan.
98
1. PERATURAN PELAYANAN
1.4. KEANGGOTAANSetiap koleksi perpustakaan dapat digunakan di dalam perpustakaan oleh semua masyarakat pengguna perpustakaan.Sedangkan untuk dapat menggunakan koleksi perpustakaan ke luar perpustakaan (meminjam), maka setiap penggunaterlebih dahulu harus menjadi anggota perpustakaan. Peraturan keanggotaan dibedakan antara murid dengan guruatau karyawan, sebagai berikut :
1.4.1. Guru/karyawanSetiap guru dan karyawan sekolah yang telah diangkat menjadi guru atau karyawan tetap di YPI Al Azharmaupun yayasan kerjasama secara otomatis adalah anggota perpustakaan, jadi tidak diperlukan pendaftaranlagi.
1.4.2. MuridUntuk menjadi anggota perpustakaan harus menyerahkan :
- 3 (tiga) lembar pas foto, ukuran 2 X 3 cm, dan- Mengisi formulir keanggotaanKarena setiap murid diwajibkan menjadi anggota perpustakaan, maka pustakawan disarankan bekerjasamadengan bagian Tata Usaha sekolah dalam proses penerimaan anggota baru tersebut.
Setiap anggota perpustakaan ditulis datanya pada buku induk anggota perpustakaan dengan pengisian sebagai berikut :
(i) Nomor Induk Anggota (NIA)Adalah nomor induk yang terdiri dari : nomor urut pendaftaran/perp/bulan/tahun. Misalnya : 027/perp/VII/1999.
(ii) NamaAdalah nama lengkap murid yang menjadi anggota dan apabila dirasa perlu, sertakan pula nama panggilan, dalamtanda kurung, hal ini perlu untuk pesan pada teman-temannya.
(iii) KelasDiisi dengan kelas murid yang menjadi anggota.
(iv) Tempat/tanggal lahirDiisi dengan tempat dan waktu kelahiran murid yang menjadi anggota.
(v) Orang tuaDiisi dengan nama orang tua atau wali murid yang menjadi anggota.
(vi) Alamat/teleponDiisi dengan alamat anggota disertai nomor telepon yang dapat dihubungi.
(vii) Menempelkan satu lembar pas foto anggota yang berukuran 2 X 3 cm. Pada sisi kanan atau kiri.
Kemudian dibuatkan kartu anggota dan kantong peminjamannya. Pengisian kartu anggota adalah sebagai berikut :
(i) Nomor AnggotaDiisi dengan nomor anggota sesuai dengan buku induk anggota.
(ii) Nama, umur, orang tua, sekolah/kelas, dan alamat, diisi sesuai data yang tertera di buku induk anggota.(iii) Mencantumkan tanggal pembuatan kartu.(iv) Menempelkan pas foto anggota ukuran 2 X 3 di sebelah kiri tanggal dan tanda tangan pustakawan.(v) Membubuhkan stempel perpustakaan di antara tanda tangan pustakawan dengan pas foto.
Kartu anggota ini diserahkan pada murid yang menjadi anggota perpustakaan disertai kantong peminjaman. Setiap murid diberiempat buah kantong peminjaman sehingga setiap murid secara otomatis akan meminjam maksimal empat buku dalam waktuyang bersamaan. Pada kantong peminjaman ini terdapat informasi sebagai berikut :
(i) NamaAdalah nama lengkap murid/anggota
(ii) KelasKelas anggota
(iii) AlamatAlamat anggota yang dapat dihubungi
Kantong peminjaman ini harus dibawa setiap kali seorang anggota ingin meminjam buku perpustakaan.
99
1.5. PERATURAN PEMINJAMAN
1.5.1.WAKTU PEMINJAMAN
1.5.1.1. Guru/karyawanDisarankan setiap guru/karyawan dapat meminjam buku maksimal 5 buah, dengan lamapeminjaman selama 2 minggu.
1.5.1.2. MuridBanyak koleksi yang dapat dipinjamkan adalah 4 buah dengan lama peminjaman 1minggu.
1.5.2.SANKSI-SANKSI1.5.2.1. Setiap keterlambatan diberi sanksi/denda untuk buku referensi Rp. 5000/hari dan non
referensi Rp. 200.-/hari.1.5.2.2. Setiap koleksi yang hilang/rusak harus diganti dengan koleksi yang sama atau sejenis dengan
mutu subyek yang sama.1.6. PENAGIHAN
Bila koleksi yang dipinjam terlambat dikembalikan, maka seminggu setelah tanggal pengembalian seharusnya, yangtertera pada kartu buku, dilakukan penagihan pada pengguna yang bersangkutan. Proses penagihan dibedakan antaraguru dan murid, sebagai berikut :
1.6.1. GURU/KARYAWANSurat penagihan bagi guru/karyawan disampaikan pada yang bersangkutan. Bila masih berlarut, disampaikanmelalui kepala sekolah.
1.6.2. MURIDSurat/nota penagihan murid melalui guru piket. Bila masih berlarut, disampaikan kembali melalui wali kelasatau guru BP, dan bila masih juga berlarut, disampaikan melalui kepala sekolah.
Recommended