5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
1/39
Fatwa DSN & Fungsi DPS
Dalam Perbankan Syariah
DIREKTOR T PERB NK N SY RI H
Oleh
Cecep M. Hakim
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
2/39
Pengaturan & Pengawasan Bank Syariah
Keunikan dan
Aspek Penting
dalam
Pengaturan &
Pengawasan
Fungsi dasar BS secara umum sama dengan bank
konvensional, sehingga prinsip pokok pengaturan dan
pengawasan yg dikembangkan bagi sistem perbankan
sebagian besar berlaku pula pada BS. Namun adanya
sejumlah perbedaan yang cukup mendasar dalam
filosofi dan prinsip operasional BS mengakibatkanadanya perbedaan pengaturan dan pengawasanBS.
Karakteristik khusus BS yang mengakibatkan adanya
perbedaan dalam pengaturan dan pengawasan BS
terutama adalah:
(1) Perlunya jaminan pemenuhan ketentuan dan ketaatanpada prinsip syariah dalam seluruh aktivitas bank
syariah
(2) Perbedaan karakteristik operasional khususnya akibat
dari pelarangan bunga yang digantikan dengan skema
PLS dengan instrumen nisbah bagi hasil.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
3/39
Langkah penting dalam menciptakan jaminan pemenuhan
prinsip syariah
Menciptakan regulasi dan sistem pengawasan yang
sesuai dengan karakteristik bank syariah
Menetapkan aturan tentang mekanisme pengeluaran
setiap produk bank syariah yang memerlukan
pengesahan (endorsement) dari DSN-MUI tentang
kehalalan/kesesuaian produk dan jasa keuangan bankdengan prinsip syariah,
Menerapkan sistem pengawasan baik untuk penilaian
aspek kehatian-hatian dan kesesuaian operasional
bank dengan ketentuan syariah dengan melibatkan
Dewan Pengawas Syariah dan unsur pengawasansyariah lainnya.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
4/39
Fungsi dan Peran DPS dalam Perbankan Syariah
Faktor utama pendorong keberadaan bank syariah
adalah keinginan pengguna jasa utk secara kaffah
menghindarilarangan dan melaksanakan ketentuan
syariah dalam seluruh aktivitas perbankan yg
dilakukan.
Kunci keberhasilan dan kesinambungan eksistensi
bank syariah adalah adanya jaminan dan
kepercayaan pengguna jasa bhw bank syariah
melaksanakan norma dan prinsip syariah secara
is t iqomah.
Peran pemantauan, memberikan nasihat kesyariahanmenjelaskan secara gamblang yg haqdan yang bathi l
adalah peran keulamaan yg tak tergantikan.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
5/39
Fungsi dan Peran DPS dalam Perbankan Syariah
Peran DPS (dan DSN) sangat sentral dalam sistemjaminan shariah compliance karena :
Nasabah : memiliki banyak keterbatasan keahlian,
waktu dan akses informasi serta kewenangan masuk
dlm operasional bank,
Pengelola Bank: memiliki kecenderunganmemaksimal keuntungan serta mendorong
kepraktisan yg terkadang mengabaikan aspek
shariah compliance
Unsur lainnya e.g. Internal Shariah Reviewer,
External Shariah Auditor, lembaga advokasi
konsumen syariah belum ada/efektif. Sifat delegasi wewenang yg diberikan nasabah kepada
DPS adalah amanahsehingga dimensi tanggung jawab
DPS selain bersifat formal kelembagaan juga kepada
Allah SWT.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
6/39
LANDASAN YURIDIS,
FUNGSI & TUGASDEWAN PENGAWAS
SYARIAH
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
7/39
Direktorat Perbankan Syariah
Dasar Hukum
UU No.40 Thn
2007 ttgPerseroanTerbatas
UU No.21 Thn2008 ttg
PerbankanSyariah
Peraturan Bank Indonesia
No.11/3 ttgBank
UmumSyariah
No.11/10ttg UnitUsahaSyariah
No.11/23 ttgBank
PembiayaanSyariah
No.11/15 ttgKonversi BankKonvensionalmenjadi Bank
Syariah
No.11/33ttg GCGbagi BUSdan UUS
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
8/39
Pasal 26
1. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 20, dan Pasal 21 dan/atau produk dan jasa syariah,
wajib tunduk kepada Prinsip Syariah.
2. Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia.3. Fatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
dalam Peraturan Bank Indonesia.
4. Dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bank Indonesia
membentuk komite perbankan syariah.5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,
keanggotaan, dan tugas komite perbankan syariah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
Peraturan Bank Indonesia.
KEDUDUKAN DSN MUI DALAM REGULASI
PERBANKAN SYARIAH
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
9/39
Direktorat Perbankan Syariah
UU No.40 Th 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pasal 109
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib
mempunyai Dewan Pengawas Syariah.(2) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas seorang ahli syariah atau lebih yang diangkat
oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.
(3) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi
serta mengawasikegiatan Perseroan agar sesuai dengan
prinsip syariah.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
10/39
Direktorat Perbankan Syariah
UU No.21 Th 2008 tentang Perbankan Syariah
Pasal 32
(1) Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah (BUS dan BPRS) dan
BUK yang memiliki UUS.
(2) Dewan Pengawas Syariah diangkat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama
Indonesia.
(3) Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi
serta mengawasikegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan Pengawas Syariah diatur
dengan PBI.
Penjelasan: Yang diatur dalam PBI sekurang-kurangnya meliputi:
a. Ruang lingkup, tugas dan fungsi DPSb. Jumlah anggota DPS
c. Masa kerja
d. Komposisi keahlian
e. Maksimal jabatan rangkap
f. Pelaporan DPS
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
11/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 34:
(1) Bank wajib membentuk DPS yang berkedudukan di kantor pusat Bank.
(2) Anggota DPS wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Integritas, yang paling kurang mencakup:1. memiliki akhlak dan moral yang baik;
2. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku;
3. memiliki komitmen terhadap pengembangan Bank yang sehat dan tangguh
(sustainable); dan
4. tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus sebagaimana diatur dalam ketentuan
mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang ditetapkanoleh Bank Indonesia.
b. Kompetensi, yang paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang
syariah muamalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara
umum; dan
PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
12/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
c. Reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup:
1. tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
2. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pemegang saham, anggota Dewan
Komisaris, atau anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatuperseroan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
dicalonkan.
Pasal 36 :
(1) Jumlah anggota DPS paling kurang 2 (dua) orang atau paling banyak 50% (lima puluh
persen) dari jumlah anggota Direksi(2) DPS dipimpin oleh seorang ketua yang berasal dari salah satu anggota DPS.
(3) Anggota DPS hanya dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada
4 (empat) lembaga keuangan syariah lain.
PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
13/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 37
(1) Bank wajib mengajukan calon anggota DPS untuk memperoleh persetujuan Bank
Indonesia sebelum menduduki jabatannya.
(2) Pengangkatan anggota DPS oleh Rapat Umum Pemegang Saham berlaku efektif setelahmendapat persetujuan Bank Indonesia.
(3) Pengajuan calon anggota DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mendapat rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.
Pasal 38
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
ayat (1) diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumenpendukung.
(2) Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan Bank Indonesia berdasarkan pada:
a. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan
b. wawancara terhadap calon anggota DPS.
PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
14/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
(3) Persetujuan atau penolakan atas pengajuan calon anggota DPS diberikan paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak dokumen permohonan diterima secara lengkap.
(4) Calon anggota DPS yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia namun tidak
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal persetujuan diterbitkan, maka persetujuan terhadap calon
anggota DPS menjadi tidak berlaku.
(5) Pengangkatan anggota DPS wajib dilaporkan oleh Bank kepada Bank Indonesia paling
lambat 10 (sepuluh) hari setelah tanggal pengangkatan efektif disertai dengan dokumen
pendukung.
(6) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (5) diatur lebih lanjut
dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
Pasal 39
Pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS wajib dilaporkan kepada Bank
Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pemberhentian dan/atau pengunduran
diri efektif.
PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
15/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 9
(1) BUK yang memiliki UUS wajib membentuk DPS yang berkedudukan di kantor
UUS.
(2) Anggota DPS harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. integritas, yang paling kurang mencakup:
1. memiliki akhlak dan moral yang baik;
2. memiliki komitmen untuk mematuhi ketentuan perbankan syariah dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku;
3.memiliki komitmen terhadap pengembangan perbankan syariah yang sehat dan tangguh
(sustainable); dan
4.tidak termasuk dalam Daftar Kepatutan dan Kelayakan (Daftar Tidak Lulus) sebagaimanadiatur dalam ketentuan mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. kompetensi, yang paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang
syariah muamalahdan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum;
dan
PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
16/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
c. reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup:
1. tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
2. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pemegang saham, anggota Dewan
Komisaris, atau anggota Direksi suatu perseroan dan/atau anggota pengurussuatu badan usaha yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dan/atau badan usaha dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
sebelum dicalonkan.
Pasal 11
(1) Jumlah anggota DPS paling kurang 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga)orang.
(2) DPS dipimpin oleh seorang ketua yang ditunjuk dari salah satu anggota DPS.
(3) Anggota DPS dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada
4 (empat) lembaga keuangan syariah lain.
PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
17/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 12
(1) Calon anggota DPS wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebelum diangkat dan
menduduki jabatannya.
(2) Pengajuan calon anggota DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mendapat rekomendasi Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
Pasal 13
(1) Pengangkatan calon anggota DPS wajib dilaporkan oleh UUS paling lambat 10 (sepuluh)
hari sejak tanggal pengangkatan.
(2) Dalam hal calon DPS tidak diangkat oleh rapat umum pemegang saham dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal persetujuan diberikan maka persetujuan
terhadap calon anggota DPS dimaksud menjadi tidak berlaku.
Pasal 14
Pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS wajib dilaporkan oleh UUS
paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pemberhentian dan/atau pengunduran diri efektif.
PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
18/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 28
(1) BPRS wajib membentuk DPS yang berkedudukan di kantor pusat BPRS.
(2) Anggota DPS wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Integritas, yang paling kurang mencakup:1. memiliki akhlak dan moral yang baik;
2. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional BPRS yang
sehat;
4. tidak termasuk dalam Daftar Kepatutan dan Kelayakan (Daftar Tidak Lulus)
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai uji kemampuan dan kepatutan(fit and proper test) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Kompetensi, yang paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang
syariah muamalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan
secara umum; dan
PBI No.11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
19/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
c. Reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup:
1. tidak termasuk dalam daftar kredit macet;
2. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pemegang saham,
anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang dinyatakanbersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, dalam
waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Pasal 30
(1) Jumlah anggota DPS paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga)
orang.
(2) DPS dipimpin oleh seorang ketua yang berasal dari salah satu anggota DPS.(3) Anggota DPS dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak
pada 4 (empat) lembaga keuangan syariah lain.
PBI No.11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
20/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 31
(1) Penunjukkan anggota DPS harus mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham.
(2) Penunjukkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat
rekomendasi Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
(3) Pengangkatan anggota DPS berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia.
Pasal 32
(1) Rencana pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS wajib disampaikan
kepada Bank Indonesia.
(2) Pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) berlaku efektif setelah mendapat penegasan dari Bank Indonesia.
PBI No.11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
21/39
Direktorat Perbankan Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 6:
Bank Konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi Bank Syariah
harus: d. membentuk DPS.
Pasal 10:(1) Bank Umum Konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usahanya menjadi
Bank Umum Syariah harus membentuk DPS.
(2) Calon anggota DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
DPS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum Syariah
yang berlaku.
Pasal 13:
(1) BPR yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi BPRS harus membentuk
DPS.
(2) Calon anggota DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
DPS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai BPRS yang berlaku.
PBI No.11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Konvensional Menjadi Bank Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
22/39
Direktorat Perbankan Syariah
PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi BUS dan UUS
BAB II. Bank Umum Syariah
Bagian 4. Dewan Pengawas Syariah (New)
Proses Pengangkatan DPS
Paragraf 1
Persyaratan Dewan Pengawas Syariah
Pasal 44
Jumlah, kriteria, rangkap jabatan dan persyaratan lain bagi Dewan Pengawas Syariah tunduk
kepada ketentuan Bank Indonesia terkait.
Pasal 45
(1) Usulan pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan Pengawas Syariah kepada
Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi Komite
Remunerasi dan Nominasi.
(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas Syariah paling lama sama dengan masa jabatan
anggota Direksi atau Dewan Komisaris.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
23/39
Direktorat Perbankan Syariah
BAB III. Unit Usaha Syariah
Bagian 2. Dewan Pengawas Syariah
Proses Pengangkatan DPS
Pasal 71
(1) Ketentuan tentang Dewan Pengawas Syariah yang berlaku bagi BUS
sebagaimana dimaksud dalam Bab II Bagian Keempat tentang DewanPengawas Syariah dalam Peraturan Bank Indonesia ini berlaku pula
bagi Dewan Pengawas Syariah pada Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS dan kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di
luar negeri yang memiliki UUS.
(2) Pengangkatan Dewan Pengawas Syariah pada UUS yang dimiliki oleh
kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri,
ditetapkan oleh pimpinan tertinggi di Indonesia dari kantor cabang
tersebut.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
24/39
Direktorat Perbankan Syariah
Tugas-Tugas DPS
Pasal 35:
(1) DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasihat dan saran kepada Direksi
serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi antara lain:
a. menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan
produk yang dikeluarkan Bank;
b. mengawasi proses pengembangan produk baru Bank;
c. meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang
belum ada fatwanya;
d. melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadapmekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan
e. meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank
dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
(3) Pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
25/39
Direktorat Perbankan Syariah
Tugas-Tugas DPS
(1) DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasihat dan saran kepada Direktur UUS
serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
antara lain:
a. menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah dalam pedoman operasional dan produkyang dikeluarkan UUS;
b. mengawasi proses pengembangan produk baru UUS sejak awal sampai dengan dikeluarkannya
produk tersebut;
c. memberikan opini syariah terhadap produk baru dan/atau pembiayaan yang direstrukturisasi;
d. meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru UUS yang belum ada
fatwanya
e. melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanismepenghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan
f. meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja UUS dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.
(3) Pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
26/39
Direktorat Perbankan Syariah
Tugas-Tugas DPS
Pasal 29
(1) DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasihat dan saran kepada Direksi
serta mengawasi penerapan Prinsip Syariah dalam penghimpunan dana, pembiayaan
dan kegiatan jasa BPRS lainnya.(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi antara lain:
a. mengawasi proses pengembangan produk baru BPRS;
b. meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru BPRS yang
belum ada fatwanya.
c. melakukan review secara berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa BPRS; dand. meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja BPRS
dalam rangka pelaksanan tugasnya.
(3) Pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
PBI No.11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
27/39
Direktorat Perbankan Syariah
PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate GovernanceBagi BUS dan UUS
BAB II. Bank Umum Syariah
Bagian 4. Dewan Pengawas Syariah (New)
Tugas-Tugas DPS
Paragraf 2
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas SyariahPasal 46
Dewan Pengawas Syariah wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG.
Pasal 47
(1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan nasihat dan
saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi antara lain:
a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan
produk yang dikeluarkan Bank;
b. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa
Dewan Syariah NasionalMajelis Ulama Indonesia;
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
28/39
Direktorat Perbankan Syariah
Bagian 4. Dewan Pengawas Syariah (New)
Tugas-Tugas DPS
c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah NasionalMajelis UlamaIndonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;
d. Melakukan reviewsecara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
Bank; dan
e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja
Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
(3) Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan
Dewan Pengawas Syariah secara semesteran.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disampaikan kepada Bank
Indonesia paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester dimaksud
berakhir.
(5) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan diatur
lebih rinci dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
29/39
Direktorat Perbankan Syariah
Bagian 4. Dewan Pengawas Syariah (New)
Tugas-Tugas DPS
Pasal 48
Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Paragraf 3Rapat Dewan Pengawas Syariah
Pasal 49
(1) Rapat Dewan Pengawas Syariah wajib diselenggarakan paling kurang 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan.
(2) Pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas Syariah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat.
(3) Seluruh keputusan Dewan Pengawas Syariah yang dituangkan dalam risalah
rapat merupakan keputusan bersama seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah.
(4) Hasil rapat Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
30/39
Direktorat Perbankan Syariah
Bagian 4. Dewan Pengawas Syariah (New)
Tugas-Tugas DPS
Paragraf 4
Aspek Transparansi Dewan Pengawas Syariah
Pasal 50
Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib mengungkapkan rangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Pengawas Syariah pada lembaga keuangan syariah lain dalam laporan pelaksanaan
GCG sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini.Pasal 51
(1) Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang memanfaatkan BUS untuk kepentingan
pribadi, keluarga dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi
keuntungan BUS.
(2) Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari BUS selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan Rapat Umum
Pemegang Saham.(3) Anggota Dewan Pengawas Syariah wajib mengungkapkan remunerasi dan fasilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada laporan pelaksanaan GCG sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bank Indonesia ini.
(4) Anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang merangkap jabatan sebagai konsultan di
seluruh BUS dan/atau UUS.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
31/39
Direktorat Perbankan Syariah
Sanksi
Pasal 1 butir 15:
Pihak Terafiliasi adalah: b. pihak yang memberikan jasanya kepada Bank Syariah atau UUS,
antara lain Dewan Pengawas Syariah, akuntan publik, penilai, dan konsultan hukum.
Pasal 41 :
Bank dan Pihak Terafiliasi wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan
dan Simpanannya serta Nasabah Investor dan Investasinya.
Pasal 60 ayat (2):
Anggota direksi, komisaris, pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS, atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan
yang wajib dirahasiakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah)
UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
32/39
Direktorat Perbankan Syariah
Sanksi
Pasal 64:
Pihak Terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan
Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki
UUS terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda palingsedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
33/39
Direktorat Perbankan Syariah
PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi BUS dan UUS
BAB IV. SANKSI
Bagian 1. Sanksi Pelaksanaan GCG
Sanksi
Pasal 82(1) Dalam hal terdapat 3 (tiga) kali teguran tertulis dari Bank Indonesia terkait
pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49
ayat (1) dan ayat (4), Pasal 50 dan Pasal 51, maka BUS atau UUS terkait harus
mengganti anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut.
(2) Dalam hal Dewan Pengawas Syariah tidak melaksanakan tugasnya dengan baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 sampai dengan izin usaha Bank dicabut,maka anggota Dewan Pengawas Syariah dimaksud dapat dikenakan sanksi
berupa pelarangan menjadi anggota Dewan Pengawas Syariah di perbankan
syariah paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal pencabutan izin usaha
Bank oleh Bank Indonesia.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
34/39
Direktorat Perbankan Syariah
PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi BUS dan UUS
BAB IV. SANKSI
Bagian 2. Sanksi Pelaporan
Sanksi
Paragraf 2
Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah, Pedoman, Sistem dan Prosedur sertaStruktur Kelompok Usaha
Pasal 88
(1) Bank yang tidak menaati ketentuan pelaporan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4), pelaporan perubahan pedoman, sistem dan
prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2), serta pelaporan
perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan ayat
(5), dapat dikenakan sanksi administratif sesuai Pasal 58 Undang-Undang Nomor 21 tahun2008 tentang Perbankan Syariah, berupa :
a. teguran tertulis dan sanksi kewajiban membayarpaling banyak sebesar Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) per hari kerja kelambatan untuk setiap laporan;
b. teguran tertulis dan sanksi kewajiban membayarpaling banyak sebesar Rp40.000.000,00
(empat puluh juta rupiah) apabila Bank tidak menyampaikan laporan.
i S i
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
35/39
Direktorat Perbankan Syariah
Bagian 2. Sanksi Pelaporan
Sanksi
(2) Bank dinyatakan tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b apabila Bank belum menyampaikan laporan
dimaksud setelah 1 (satu) bulan sejak batas akhir penyampaian laporan,
untuk pelaporan perubahan pedoman, sistem dan prosedur sertapelaporan perubahan struktur kelompok usaha.
(3) Bank dinyatakan tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b apabila Bank belum menyampaikan laporan
dimaksud setelah 2 (dua) bulan sejak batas akhir penyampaian laporan,
untuk pelaporan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah.
(4) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
menghapuskan kewajiban Bank untuk menyampaikan laporan
dimaksud.
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
36/39
Substansi SK MUI Terkait Kedudukan dan Fungsi
Dewan Syariah Nasional MUI
KEDUDUKAN, STATUS DAN ANGGOTA DSN:
1. DSN merupakan bagian dari MUI
2. DSN membantu pihak terkait spt. Depkeu, BI dlm menyusun
peraturan/ketentuan untuk LKS
3. Anggota DSN terdiri dari para ulama, praktisi dan pakar dlm bid.
Terkait dg muamalah syariah
4. Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI selama 5 th masa
bakti
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
37/39
TUGAS & WEWENANG DSN:
TUGAS-TUGAS DSN:
1. Menumbuhkembangkan penerapan nilai-
nilai syariah dlm aktivitas keuangan dan
ekonomi
2. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis
kegiatan keuangan
3. Mengeluarkan fatwa atas produk & jasa
keuangan syariah4. Mengawasi penerapan fatwa yang telah
dikeluarkan
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
38/39
KEWENANGAN DSN:
1. Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing LKS dan
menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait
2. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang spt. Depkeu dan BI
3. Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-namayang akan duduk sebagai DPS pada LKS
4. Mengundang para ahli unt. Menjelaskan masalah yang diperlukan dlm
pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas moneter/lembaga
keuangan dalam maupun LN
5. Memberikan peringatan kpd LKS atas penyimpangan dari fatwa DSN
6. Mengusulkan kpd instansi berwenang untuk mengambil tindakan apabila
peringatan tdk diindahkan
T i k ih
5/28/2018 Fatwa DSN Dan Fungsi DPS 2010 SBU
39/39
2008, Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia
Jalan MH Thamrin No. 2 Gedung A Lantai 21-22, Jakarta 10110
Telpon : (021) 3817513/7774
Fax. (021) 350 1989 / 1990
E-mail : [email protected]
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb.,