7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
1/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Esofagus
Esofagus memiliki panjang kurang lebih 20 cm dimulai dari Upper
esofagus spingter (UES) setinggi kartilago crikoid, berjalan sepanjang dinding
dada di belakang trakea dan jantung hingga menembus diagrafma dan bagian
tersebut disebut hiatus dan berakhir tepat sebelum lambung atau Gastro-esofageal
Junction . Secara anatomi, esofagus dibagi menjadi 3 bagian, esofagus bagian
servikal, torakal dan abdominal. 5
Gambar 2.1. Anatomi Esofagus 5
Secara histologi, lapisan-lapisan esofagus terdiri dari lapisan mukosa,
submukosa atau lamina propia, dan adventisia. Hal ini sangat berguna untuk
menentukan staging dari tumor esofagus
Gambar 2.2 Lapisan-lapisan esofagus 5
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
2/17
2.2 Tumor Esofagus
2.2.1 Epidemiologi
Kurang lebih sampai saat ini sudah ada 500.000 kasus tumor esofagus di
seluruh dunia yang jumlah kasusnya bervariasi berdasarkan geografisnya. Daerah
yang memiliki kasus terbanyak adalah China, Iran, Prancis dan Afrika Selatan. 1
terjadi peningkatan yang sangat tajam selama beberapa dekade terakhir, rata-rata
pasien pertama kali didiagnosa pada usia 67 tahun dan sangat jarang di bawah
usia 25 tahun, dan lebih dari 50% pasien sudah dalam kondisi yang parah dan sulit
disembuhan atau incurable . 3
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi tumor esofagus secara histologi berdasarkan WHO adalah
sebagai berikut: 9
2.2.3 Faktor Resiko dan Etiologi
Faktor resiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya suatu penyakit, termasuk tumor. Setiap tumor memiliki
faktor resiko yang berbeda-beda. Sebagai contoh, merokok adalah faktor resiko
untuk tumor paru. 6
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
3/17
Para peneliti telah banyak menemukan faktor resiko untuk tumor esofagus.
Sebagian faktor resiko untuk terjadinya adenocarsinoma, dan sebagian lagi untuk
faktor resiko squamous cell carcinoma. Diantaranya adalah :
1. Usia, kemungkinan terjadinya tumor esofagus rendah pada usia muda, dan
menigkat seiring bertambahnya usia. Kurang dari 15% kasus ditemukan
pada usia dibawah 55 tahun. 2,6
2. Jenis kelamin, dibandingkan dengan wanita, pria memiliki resiko terkena
tumor esofagus 3 kali lipat. 2, 4, 6,7
3. GERD, pada sebagian orang, adam lambung dapat keluar dari lambung
kemudian melewati gastroesofageal juncrion dan sampai ke esofagus.
Kondisi ini disebut gastroesofageal reflux disease. Pada sebagian besar
penderita, GERD menimbulkan gejala seperti heartburn atau nyeri ulu hati
atau dapat pula nyeri yang dirasakan di dada bagian tengah. Pasien dengan
GERD memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena adenocarcinoma
esofagus. Resiko semakin tinggi jika GERD telah lama terjadi dan telah
menimbulkan gejala yang lebih parah. GERD juga dapat menyebabkan
Barretts esofagus yang akan dijelaskan kemudian. 2,3,5,6
4. Barrets esofagus. Jika refluks dari lambung ke esofagus bagia bawahterus terjadi dalam waktu yang lama, dapat merusak lapisan dari esofagus.
Hal ini menyebabkan squamous cell yang terdapat di lapisan esofagus
berubah menjadi collumnar epitelium yang normalnya ditemukan di
lambung dan usus, dan lebih resisten terhadap asam lambung. Kondisi
inilah yang dikenal dengan Barrets esofagus. Istilah Barrets esofagus
sendiri dikemukakan oleh Norman Barret seorang ahli bedah dari autralia
yang menemukan epitel columnar pada esofagus pada tahun 1950.3,5,6
Barrets esofagus meningkatkan resiko terjadinya adenocarcinoma
esofagus. Hal ini terjadi karena epitel columnar atau gland sel pada
barrets esofagus dapat terus memburuk seiring berjalannya waktu. Dan
dapat menyebabkan dysplasia, yang merupakan kondisi pre-tumor.
Tingkatan dysplasia ditentukan dengan seberapa parah kondisinya dari
hasil pemeriskaan mikroskopis. Semakin parah kondisi dysplasia, maka
semakin meningkatkan resiko tumor esofagus. 3,5,6
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
4/17
5. Rokok dan Alkohol, Konsumsi rokok adalah salah faktor resiko utama
terjadinya tumor esofagus. Resiko meningkat jika konsumsi rokok juga
semakin banyak dan semakin lama mengkonsumsi rokok. Seseorang yang
merokok 1 bungks rokok dalam sehari meningkatkan resiko 2 kali lipat
untuk terkena adenocarcinoma esofagus daripada yang tidak merokok.
Resiko terjadinya tumor esofagus dapat berkurang jika konsumsi rokok
dihentikan. 3,5,6,7
Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko tumor esofagus.
Semakin banyak konsumsi alkohol, semakin meningkatkan resiko tumor
esofagus. Alkohol lebih beresiko meningkatkan kemungkinan terjadinya
squamous cell carcinoma daripada adenocarcinoma. 6
6. Diet dan obesitas, diet yang banyak konsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran dapat menurunkan resiko terjadinya tumor esofagus. Alasan
ilmiahnya belum begitu jelas, namun buah dan sayur mengandung banyak
vitamin dan mineral yang dapat mencegah tumor. Sebaliknya, konsumsi
makanan yang banyak mengandung daging secara berlebihan dapat
meningkatkan resiko tumor esofagus. Minum-minuman yang terlalu panas
juga dapat menyebabkan perubahan pada lapisan esofagus yang apabilaterjadi terus menerus dapat meningkat resiko terjadinya squamous cell
carcinoma pada esofagus. Sementara itu, orang yang overweight (obesitas)
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena adenocarcinoma esofagus.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa orang dengan obesitas meningkatkan
resiko untuk terjadi GERD. 3,5,6,7
7. Achalasia, pada kondisi ini, otot di bagian bawah esofagus (lower
esofageal sphincter) tidak dapat rileks dengan baik. Makanan dan cairanyang ditelan tida dapat melewati esofagus dengan normal untuk masuk
kedalam lambung, akibatnya terjadi tumpukan makanan dan cairan di
esofagus, yang menyebabkan esofags berdilatasi. Sel epitel pada lapisan
esofagus akan teritasi karena terpapar makanan dan cairan lebih lama dari
seharusnya. Penelitian menunjukkan tumor esofagus ditemukan sekitar 15-
20 tahun setelah didiagnosa achalasia. 6
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
5/17
2.2.4 Diagnosa
Tumor eosofagus biasanya dapat diketahui dari gejala dan tanda dari
pasien. Jika kita mencurigai adanya tumor esofagus, beberapa test perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosa tumor esofagus tersebut. 6
1. Gejala dan tanda. Pada sebagian besar kasus, tumor esofagus diketahui dari
gejala dan tanda yang dikeluhkan pasien. Diagnosa pada orang yang tidak
mengeluhkan gejala sangat jarang terjadi dan biasanya insidentil (saat
melakukan pemeriksaan kesehatan lain/ckeck up). Sayangnya, sebagian besar
tumor esofagus tidak memberikan gejala sebelum mencapai tahap yang berat.
Adapun gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan tumor esofagus
adalah
a. Dysphagia (sulit menelan/nyeri saat menelan). Gejala ini merupakan
gejala tersering dari tumor esofagus, seperti perasaan adanya makanan
yang tersangkut di kerongkongan atau di dada. Gejala ini awalnya ringan,
dan semakin memburuk dari waktu kewaktu seiring dengan semakin
menyempitnya lumen esofagus. Dysphagia biasanya gejala dari tumor
yang memiliki ukuran besar.
Saat menelan menjadi sulit, pasien awalnya merubah kebiasaan makannya,mulai dari makan dengan gigitan yang lebih kecil dan mengunyahnya
lebih lama sebelum ditelan. Jika tumor semakin besar, masalah ini
semakin parah. Pasien kemudian mulai makan makanan yang lebih
lembut untuk memudahkan makanan untuk ditelan. Keadaan ini bisa
semakin buruk sehingga pasien biasanya lansung beralih ke makanan
dalam bentuk cair. Dan apabila tetap tidak tertangani, bahkan cairan pun
tidak mampu tertelan. Untk membantu makanan melewati esofagus, tubuhmengkompensasinya dengan mengeluarkan saliva lebih banyak, oleh
karena itu, gejala lain yang mungkin mucul adalah hipersalivasi. 2,3,5,6
b. Nyeri dada. Pasien bisa mengeluh nyeri dada atau merasa tidak nyaman di
bagian tengah dari dinding dada. Nyeri dirasakan seperti ditekan atau ada
perasaan seperti panas dan terbakar. Nyeri dada biasanya dirasakan
beberapa detik setelah menelan. 6
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
6/17
c. Penurunan berat badan. Sekitar 50% atau lebih pasien dengan tumor
esofagus mengalami penurunan berat badan. Hal ini terjadi mungkin karena
asupan makanan yang kurang karenapasien sulit untuk menalan, sehingga
asupan makanan menjadi berkurang. Selain itu, penurunan berat badan pada
pasien dengan tumor bisa disebabkan oleh metabolisme dari sel tumor itu
sendiri, seperti pada enis tumor yang lain. 6
d. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul antara lain : suara serak, batuk
kronik, cegukan, pneumonia, nyeri tulang atau perdarahan dari esofagus. 2,6,7
2. Anamnesis dan pemeriksaan Fisik. Pada anamnesis, informasi yang perlu
digali adalah faktor resiko yang ada pada pasien atau riwayat penyakit yang
berhubungan dengan tumor esofagus. Untuk pemeriksaan fisik, yang perlu
diperhatikan dan diutamakan adalah pemeriksaan leher dan pemeriksaan
rongga thoraks.
3. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan radiologi pada tumor esofagus selain
untuk menegakkan diagnosa, juga memiliki beberapa tujuan dan manfaat
khusus, yaitu : 6
1. Untuk menentukan area yang terdapat tumor
2. Untuk mengetahui sejauh mana tumor telah menjalar
3. Untuk mengetahui atau mengevaluasi keberhasilan terapi
4. Untuk melihat kemungkiman tanda-tanda kekambuhan setelah terapi.
Pemeriksaan radiologi yang digunakan dalam pemeriksaan tumor esofagus
diantaranya : foto thorak (dengan kontras barium / barium swallow), CT-Scan
dan MRI.
4. Pemeriksaan penunjang lain. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosa tumor esofagus antara lain:
a. Endoskopi (upper endoskopi, Endoskopik ultrasound)
b. Bronkoskopi
c. Thorakoskopi dan laparoskopi
d. Tes laboratorium dari jaringan biopsi.
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
7/17
2.2.5 Staging tumor esofagus
American Joint Committee on Cancer memberikan penjelasan mengenai
staging tumor esofagus sebagai berikut : 3,5,8,9,10,11
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
8/17
2.3 Gambaran Radiologi Tumor Esofagus
Kanker esofagus merupakan penyakit progresif dan biasanya tidak
terdeteksi hingga berkembang ke stadium lanjut. Teknik pencitraan modern yang
dapat dilakukan antara lain, X-ray thorax, barium esophagography, Computed
Tomography Scanning (CT- Scan) dengan menggunakan kontras, Magnetic
Resonance Imaging (MRI), Ultrasonografi Endoskopik (EUS), dan tomografi
emisi positron (PET) 20.
1. X-ray Thorax
Pada beberapa kasus, pemeriksaan imaging dengan thorax x-ray
menunjukkan adanya kanker esofagus, namun pada sebagian kasus hasilnyanormal. Adanya air-fluid level pada mediastinum menunjukkan adanya retensi
cairan di esofagus yang dilatasi. Selain itu x-ray thorax digunakan untuk mencari
adanya metastase ke paru, tulang, infeksi pneumonia, dilatasi trakea,
pneumopericardium, efusi pleura, dan limfadenopati 21.
2. Oesophagografi
Oesophagografi adalah pemeriksaan radiologi yang digunakan padaesophagus untuk melihat struktur anatomi dan jenis kelainan yang terdapat pada
esofagus tersebut. Oespophagografi dilakukan dengan menggunakan sinar-X
untuk melihat gambaran secara radiologi oesophagus, teknik pemeriksaan terdiri
dari 22 :
a. Kontras tunggal
Pada pemeriksaan ini pasien diminta minum suspensi barium sulfat kental dan
diikuti dengan fluoroskopi sewaktu menyelusuri esophagus sampai tercapai
persambungan esofagogastrik dan dibuat potret isi penuh. Pada potret isi penuh
terdapat indentasi di dua tempat, yaitu arkus aorta dan cabang-cabang bronkus
besar. Setelah menunggu kontras sudah hamper habis, pasien dilakukan foto ulang
dan akan memberikan gambaran sisa barium sulfat pada selaput lendir esophagus
yang sejajar jalannya dalam keadaan normal 22.
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
9/17
b. Kontras ganda
Pemeriksaan ini dilakukan dengan penegukan udara sebanyak mungkin
bersamaan dengan suspensi barium sulfat maka akan diperoleh foto kontras ganda
dan baik dilakukan pada ulkus atau tumor yang kecil 22.
Penggunaan modalitas barium oesofagografi dan dengan kontras barium
ganda merupakan teknik sensitif untuk mendeteksi karsinoma esofagus dan
persimpangan esofagogastrik dengan nilai prediksi positif 42%. Penentuan jenis
tumor yang bersifat ganas dan jinak dapat diidentifikasi berdasarkan penyempitan
esofagus. Gambaran tumor jinak biasanya memiliki area simetris penyempitan
dengan kontur halus dan margin proksimal dan distal meruncing, sedangkan pada
tumor ganas biasanya menyebabkan penyempitan asimetris, rak-seperti margin
dan kontur tidak teratur dengan permukaan mukosa nodular atau ulserasi 23.
Gambar 2.1 Penyempitan esophagus pada tumor ganas 20.
Barium esofagogram (barium intake) sangat penting untuk menegakkan
diagnosis dan staging dari tumor esofagus. Pemeriksaan ini sering menjadi
prosedur awal untuk menentukan lesi, lokasi tumor, panjangnya, karakteristik
patologis makro, dan metastase ke jaringan lain. Beberapa jenis tumor esofagus
yang dapat ditampilkan dengan barium esofagogram adalah tumor polipoid dan
tumor ulseratif. Bentuk polipoid biasanya terlokalisir tapi dapat juga multipel dan
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1434596/figure/F1/7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
10/17
berkelompok. Bentuk tumor ulseratif dapat dinilai dengan lumen yang tidak rata
(iregular) dan sering menyempit. Ke 3 jenis bentuk tersebut dapat saling tumpang
tindih, dimana bentuk polipoid dapat menjadi ulseratif ataupun sebaliknya.
Bentuktumor yang polipoid berkembang kedalam lumen dari tempat asalnya, dan
umumnya mengakibatkan obstuksi. Tipe yang ulseratif jarang bulky (besar) dan
lebih sering terjadi perdarahan dibandingkan obstruksi. Infiltrasi tumor di
submukosa dan dapatmenyebabkan obstruksi akibat terjadinya konstriksi lumen 20.
2.3.1 Foto thoraks dengan Barium Swallow
Gambar 2.2 Gambaran radiologi barium esohagogram pada pasien wanita 59
tahun dengan keluhan disphagia selama 5 bulan. Terlihat penyempitan lumen
esofagus dengan dilatasi pada bagian proksimalnya. 12
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
11/17
Gambar 2.3. Gambaran esophagogram dari pasien laki-laki 60 tahun dengan
squamous cell carcinoma di bagian atas esofagus. Tampak massa ukuran 4 cm
dengan penyempitan lumen esofagus serta tampak gambaran mukosa yang
ireguler pada setinggi arcus aorta. 13
Gambar 2.4. Gambaran esophagogram dari pasien laki-laki 69 tahun dengan
squamous cell carcinoma. Terlihat massa dengan ukuran 7 cm dan penyempitan
lumen esofagus serta mukosa yang ireguler. 13
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
12/17
Gambar 2.5. Gambaran esophagogram pada laki-laki 52 tahun dengan squamous
cell carcinoma terlihat pada tanda panah adanya filling defect yang menandakan
kemungkina adanya tumor esofagus bagian torakal. 13
Gambar 2.6 gambaran esophagogram pada laki-laki 65 tahun dengan squamous
cell carcinoma pada bagian bawah esofagus sampai gastroesofagela junction
terlihat penyempitan lumen hingga gastroesofageal junction.
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
13/17
2.3.2 Gambaran CT-Scan tumor esofagus.
Gambar 2.7 gambaran CT Scan toraks pasien dengan tumor esofagus. Tampak
massa dalam lumen esofagus. 14
Gambar 2.8 gambaran CT scan thoraks pasien dengan tumor esofagus. Tampak
massa yang sangat besar dalam lumen esofagus. 15
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
14/17
Gambar 2.9 gambaran CT Scan laki-laki 64 tahun dengan adenocarcinoma di
esofagus distal. Pasien ini tanpa keluhan GERD. 16
Gambar 2.10 Gambaran Ct scan laki-laki 64 tahun dengan GERD sejak usia 20
tahun. Dengan keluhan tambahan adanya hematemesis. 17
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
15/17
2.3.3 Gambaran MRI tumor esofagus
Gambar 2.11 gambaran MRI potongan Sagital pasien dengan tumor esofagus di
daerah distal esofagus. 18
Gambar 2.12 gambaran MRI pada pasien wanita 75 tahun. tampak massa yang
besar di lumen esofagus. 19
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
16/17
Gambar 2.13. Gambaran MRI pada pasien yang sama dengan gambar 2.11. massa
tetap terlihat di lumen esofagus. 19
7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus
17/17
BAB III
KESIMPULAN
1. Kasus tumor esofagus meningkat sebanyak 500.000 di seluruh dunia dan
bervariasi berdasarkan geografisnya. Daerah yang memiliki kasus
terbanyak adalah China, Iran, Prancis dan Afrika Selatan.
2. Rata-rata pasien pertama kali didiagnosa tumor esofagus pada usia 67
tahun dan sangat jarang di bawah usia 25 tahun, dan lebih dari 50% pasien
sudah dalam kondisi yang parah dan sulit disembuhan atau incurable .
3. Tumor esofagus merupakan penyakit progresif dan biasanya tidak
terdeteksi hingga berkembang ke stadium lanjut.
4. Teknik pencitraan modern yang dapat digunakan untuk penegakkan
diagnosis tumor esofagus antara lain, X-ray thorax, barium
esophagography, Computed Tomography Scanning (CT- Scan) dengan
menggunakan kontras, Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Ultrasonografi Endoskopik (EUS), dan tomografi emisi positron (PET).