Bab III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN PT H.M. SAMPOERNA
Pada tahun 1913, di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee
memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga
penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe
(234), pada tahun 1930 perusahaan industri rumah tangga ini
diresmikan dengan dibentuknya Handel Maatschapij Sampoerna
untuk seterusnya disebut Handel.
Seiring dengan pertumbuhan industri rokok, Aga Sampoerna,
putera kedua almarhum bersama-sama dengan kakaknya mendirikan
PT Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bemama PT Perusahaan
Dagang dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT Panamas
berkedudukan di Surabaya berdasarkan akta no. 69 tanggal 19
Oktober 1963, yang dibuat dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris di
Surabaya dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. J.A./5/59/15 tanggal 30
April 1964 dan telah diumumkan dalam Tambahan nomor 357 Berita
Negara Rebublik Indonesia nomor 94 tanggal 24 Nopember 1964.
Pada tahun 1980, putera kedua Aga Sampoerna (Putera
Sampoerna) mengambil alih manajemen Handel dan Panamas dan
23
dengan sadar memutuskan untuk melakukan modernisasi dan
ekspansi, sehingga menjadi salah satu penghasil utama rokok kretek
di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi tersebut diawali pada tahun
1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas tembakau dan prasarana
pembelian tembakau di berbagai daerah perkebunan tembakau di
pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun kemudian diadakan
penghapusan keagenan yang kemudian dilanjutkan dengan
pengembangan prasarana dan jaringan distribusi Sampoerna yang
ekstensif. Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga
merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut.
Pada tahun 1988 Panamas mengambil alih aktiva dan operasi
Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya
menjadi PT Hanjaya Mandala Sampoerna, pada waktu yang sama
juga dimulai pembangunan fasilitas baru yang mutakhir di daerah
Pandaan seluas 150 Ha.
3.2. LOKASI PERUSAHAAN
Kantor pusat perseroan, administrasi dan pabrik utamanya
yang memproduksi rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin
yang terletak di Rungkut Industri, Surabaya. Disamping lokasi
perseroan juga mempunyai fasilitas produksi rokok Kretek Tangan
di Taman Sampoerna Surabaya dan Malang.
24
Tabel 3.1 Lokasi Pabrik, Luas Tanah dan Luas Bangunan
PT HM Sampoerna
Lokasi Pabrik
Rungkut, Surabaya Taman Sampoerna, Surabaya Malang Pandaan
Luas Tanah (dalam Ha)
12.9 1.3 2.0
150.0
Luas Bangunan (dalam Ha)
4.6 0.4 0.8
Sedang dalam konstruksi
Sumber: Perspektus Perusahaan.
3.3. STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, perseroan akan
dikelola oleh Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris.
Anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi diangkat oleh Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan untuk jangka waktu lima tahun.
Susunan Dewan Pengurus Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris Aga Sampoerna
Komisaris Budi Sampoerna dan John Rachman
Direksi :
Presiden Direktur/Direktur Pelaksana : Putera Sampoerna
Direktur : Hendra Prasetya, Sumadi Kusuma , Djoko Susanto
Sedangkan untuk mengetahui struktur organisasi PT HM Sampoerna
dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini.
Gambar 3.1
BAGAN ORGANISASI PT H.M. SAMPOERNA
SUMBER DAYA MANUSIA
_ PERSONALIA
RENCANAPE NGEMBANGAN
R U P S
DEWANKOMISARIS
DIREKSI
DIREKTUR PELAKSANA(CEO)
KESEJAHTE RAAN
ADMINISTRASI
UMUM
HUKUM
HUMAS
PEMASARAN MANUFAC
TURING
PENELITIAN PASAR
PENGEMBANG ANMERK
PEMASARAN LAPANGAN
Sumber : Perspektus Perusahaan
KOORDJNASI PENJUALAN
BAHAN BAKU
PENCAMPUR AN
PRODUKSI
ENJINERING
LITBANG
LABORATO RIUM
_ PENGEMBANG ANPRODUK
PENGONTROL ANMUTU
PENELITIAN PASAR
KEUANGAN
BENDAHARA
AKUNTANSI
EDP
26
3.4. P R O D U K S I
3.4.1. Proses Produksi
Proses produksi rokok pada prinsipnya sederhana namun
diperlukan suatu ketelitian yang cukup tinggi baik dalam hal
pemilihan tembakau dan cengkeh, juga pada saat pencampuran.
Pada umumnya campuran daripada rokok kretek terdiri 30%
cengkeh dan 70% campuran tembakau. Namun demikian, rasio yang
pasti dari komposisi ini dapat bervariasi dan sangat tergantung pada
formula yang dikehendaki.
Adapun proses pembuatan rokok kretek dapat disusun sebagai
berikut:
~. Berbagai macam tembakau dibersihkan dan kemudian dicampur
menurut formula tetentu.
~. Cengkeh dicuci dan diproses, kemudian dicampur dengan
tembakau campuran tersebut di atas.
~. Hasil campuran ditaruh di tempayan-tempayan yang kemudian
digulung (dilinting) baik dengan mesin maupun dengan tenaga
manusia. Seorang tenaga kerja ahli mampu menggulung 325
batang rokok per jam dan 3000 batang rokok per menit dengan
satu mesin.
~. Setelah digulung, rokok tersebut dipotong baik oleh tenaga
manusia maupun mesin. Tenaga Kerja yang ahli dapat memotong
sejumlah 1000 batang per jam.
27
~. Rokok-rokok yang telah dipotong kemudian dimasukkan ke
dalam bungkus masing-masing.
Kapasitas terpasang dari mesin-mesin yang dipunyai
Perseroan pada saat ini sebesar 30.000 batang per menit, dengan
kapasitas realisasi 80%.
3.4.2. Bahan Baku
Bahan baku utama didalam pembuatan rokok kretek adalah
tembakau, cengkeh dan saus (sauce). Kurang lebih 90% tembakau
yang digunakan dibeli dari pemasok lokal (yang terdiri dari para
petani dan pedagang besar yang mayoritasnya dari Jawa Timur dan
Madura) dan sisanya diimpor dari negara-negara seperti Virginia
(USA), Zimbabwe, Brazil, Izmir (Turki) dan Yunani. Cengkeh dan
saus dibeli dari pemasok lokal.
3.4.3. Pengawasan Mutu
Laboratorium penelitian Perseroan dilengkapi dengan
peralatan modern dan dikelola oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang
tembakau. Fasilitas ini memegang peranan yang penting didalam
penelitian dan pengembangan, percobaan produk baru dan
mempertahankan kualitas produk pada semua fase produksi. Dji
Sam Soe sebagai suatu produk yang merupakan ungkapan paling
sempurna dari falsafah perusahaan. Produk ini menentukan ciri
28
produk secara keseluruhan, baik dalam mutu produk maupun dalam
standar pembuatannya. Kedua hal ini tetap dijunjung tinggi oleh
produsen rokok ini dan terus dilestarikan berdasarkan pengaruh
budaya perusahaan yang berkesinambungan, yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi lainnya; serta menggarisbawahi kenyataan
bahwa perusahaan rokok kretek dengan tradisi tertua ini kini juga
merupakan perusahaan dengan teknologi modern. Peluncuran "A
Mild" sigaret kretek mesin baru-baru ini yang memperlihatkan
hasil dan harapan yang luar biasa adalah indikator kuat dan ciri
khas perusahaan dalam mempertahankan mutu melalui riset dan
pcngembangannya yang mutakhir.
3.5. PEMASARAN
Produk-produk Sampoerna difokuskan pada segmen pasar
rokok kretek menengah atas. Filosofi Perseroan adalah
menciptakan, mengembangkan dan memproduksi produk yang
dikenal karena kualitasnya yang tinggi. Oleh karena itu gerakan
promosi Sampoerna dikonsentrasikan pada aspek kualitas dari
produk, seperti misalnya pada penekanan kualitas tembakau
daripada penekanan pada perasa buatan.
Menyadari besarnya potensi pertumbuhan sektor rokok kretek
mesin, pada tahun 1987 Perseroan memperkenalkan secara agresif
20
serangkaian rokok kretek mesin yang dilengkapi dengan merk
Sampoerna "A".
Produk yang paling sukses dari kelompok rokok kretek mesin yang
diproduksi perseroan adalah "Sampoerna A Mild". Pada saat ini
produk tersebut merupakan kretek mesin yang mempunyai kadar
nikotin dan tar rendah dan tetap menghasilkan rasa khas kretek
yang diproduksi di Indonesia.
Dengan produk-produk yang diarahkan kepada lapisan tengah
dan atas dari pasar, Perseroan senantiasa berhasil mempertahankan
kenaikan harga pada tingkat tetap.
Perseroan merupakan organisasi inofatif yang tetap berakar
pada tradisi, serta telah meremajakan diri dari suatu produsen yang
mantap dengan peluang pasarnya tersendiri menjadi suatu kelompok
yang dinamis. Perseroan ini dikenal karena gagasan promosinya
yang tidak biasa dan ternyata sangat berhasil. Salah satu
diantaranya "Marching Band Sampoerna", yang merupakan duta
terkenal bagi Indonesia secara umum dan sangat besar manfaatnya
bagi Perseroan secara khusus.
3.5.1. Kebijakan Harga Jual
Secara garis besar, produk-produk utama Perseroan sudah
menduduki posisi pada tingkat harga diatas Rp.500,00 per bungkus,
bahkan Dji Sam Soe sudah mencapai harga Rp. 1.300,00 per
30
bungkus. Karena itu Perseroan sudah berada pada posisi yang tepat
untuk dapat mengantisipasi kenaikan harga di masa yang akan
datang, yang selama ini telah dilakukan pemerintah sehubungan
dengan kebijaksanaan cukai rokok.
3.5.2. Distribusi Rokok
Sampai dengan tahun 1986, produk Perseroan disalurkan
melalui pedagang-pedagang besar di luar Perseroan dengan
menggunakan jasa angkutan luar yang dikontrak, sehingga
pengawasan Perseroan atas saluran distribusinya menjadi sangat
terbatas. Mulai akhir tahun 1986, PT H.M Sampoerna membentuk
divisi penjualan dan pemasarannya sendiri secara agresif dan
memulai integrasi vertikal, dimana divisi ini akhimya diubah
menjadi PT H.M Sampoerna Transportasi Nusantara, salah satu
perusahaan afiliasi.
Tonggak utama prasarana PT H.M Sampoerna adalah jaringan
distribusinya, yang dapat dibanggakan karena mengkaryakan lebih
dari 3000 orang, menggunakan lebih dari 600 "van" dan lebih dari
1500 sepeda motor yang beroperasi di seluruh Nusantara, melalui
51 cabang utama dan 84 cabang pembantu. Melalui jaringan
distribusi ini PT H.M Sampoerna berkemampuan untuk menyalurkan
produk konsumen apa saja termasuk produk dari pihak ketiga
kemana pun di Indonesia. Di Jawa dan Sumatera, pengangkutan
31
produk-produknya dilakukan armada sebanyak lebih dari 160 truk
trailer, dikelola oleh PT Sampoerna Transportasi Nusantara,
perusahaan afiliasi, yang mempunyai pangkalan masing-masing di
Surabaya, Jakarta dan Medan. Dengan menggunakan truk-truk inilah
produk-produk Perseroan diantar kepada cabang-cabang perwakilan
di seluruh Indonesia.
Dengan jaringan yang ada sekarang, Perseroan dapat lebih
mudah mengawasi aktivitas distribusi dan promosi produknya.
Walaupun infrastruktur yang ada dapat memberikan jasa bagi
distribusi produk pihak ketiga namun pada saat ini hanya digunakan
untuk menyalurkan produk Sampoerna.
3.6. SUMBER DAYA MANUSIA
Perseroan menyadari sedalam-dalamnya peranan dari sumber
daya manusia menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu
secara bersungguh sungguh memusatkan perhatian untuk selalu
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, melalui berbagai
program pelatihan, pengembangan, pengasuhan, pemeliharaan dan
pelayanan kesejahteraan (Astek, Koperasi, Poliklinik, Keluarga
Berencana) bagi seluruh karyawannya. Selain itu, Marching Band
Sampoerna juga bermanfaat memberikan suatu perasaan kebanggaan
yang nyata bagi para karyawan perusahaan.
32
Karyawan yang bergabung secara administrasi dalam PT H.M
Sampoerna meliputi:
~. Manajemen Puncak 6 orang
~. Manajemen Atas 18 orang
~. Manajemen Madya 72 orang
~. Karyawan Kantor 450 orang
~. Karyawan Produksi & Pemasaran : 15.786 orang
3.7. KEUANGAN
3.7.1. Modal Sendiri
Sehubungan dengan penawaran saham Perseroan kepada
masyarakat, Perseroan telah melakukan perubahan-perubahan
Anggaran Dasar termasuk struktur permodalannya. Perubahan-
perubahan ini telah disetujui dalam rapat Umum Luar Biasa
Pemegang Saham pada tanggal 6 Mei 1990 yang diaktakan dengan
akta No. 101 dari A.Partomuan Pohan SH.,IIM., tanggal 28 Mei 1990
Notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-3498,HT.01.04.
tahun 1990; tanggal 12 Juni 1990.
Perubahan struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut:
> Merubah nilai nominal saham dari Rp. 20.000.000,00 per saham
menjadi Rp. 1000,00 per saham.
33
> Meningkatkan modal dasar dari RplOO.000.000.000,00 menjadi
Rp 234.000.000.000,00.
> Meningkatkan modal yang ditempatkan dan disetor penuh dari
Rp. 75.880.000.000,00 menjadi Rp.153.000.000.000,00 melalui
kapitalisasi laba yang ditahan per 31 Desember 1989 sebesar
Rp.34.120.000.000,00 dan setoran tunai pada tanggal 7 Mei 1990
sebesar Rp.43.000.000.000,00.
> Menawarkan 27.000.000 saham pada masyarakat melalui Bursa
Efek di Indonesia, sehingga setelah diadakan emisi saham ini,
maka jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi
Rp. 180.000.000.000,00.
Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan
sehubungan dengan rencana Perseroan untuk menawarkan sahamnya
pada masyarakat sebagaimana diuraikan di atas, serta penawaran
umum saham Perseroan pada masyarakat sebesar 27.000 saham
dengan nilai nominal Rp 1000,00 per saham dan harga penawaran
Rp. 12.600,00 per saham terjadi pada tanggal 31 Desember 1989.
3.7.2 Kebijakan Deviden
Para pemegang saham baru yang berasal dari penawaran
umum ini mempunyai hak sama dan sederajat dengan pemegang
saham lama atas pembayaran deviden.
34
Perseroan merencanakan untuk membayar deviden
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun dengan keadaan keuangan
dan tingkat keuntungan Perseroan pada tahun bulan yang
bersangkutan.
Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan
perseroan dan tanpa mengurangi hak dari para pemegang saham
untuk menentukan besarnya deviden pada Rapat Umum Pemegang
Saham, seperti yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan.