BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang
memepelajari perihal bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-
gejala geologi yang menyebabakan terjadinya perubahan-perubahan
bentuk (deformasi) pada batuan sedangkan pertambangan adalah
rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas).
Aplikasi struktur geologi sangat bermanfaat untuk menemukan
adanya sumber daya alam yang tersembunyi di dalam perut bumi ini.
Dari struktur lipatan, rekahan, dan patahan dapat ditemukan adanya
sumber daya alam yang dapat bermanfaat untuk keperluan hidup
sehari-hari.
Geologi sebagai ilmu yang mempelajari bumi, mempunyai
peranan penting di dalam bidang pertambangan terutama dalam
penataan lingkungan daerah pertambangan, yang kajian utamanya
adalah membahas karakteristik fisik dan kimiawi lingkungan
pertambangan yang meliputi aspek-aspek Klimatologi, Geomorfologi,
Geologi, dan Hidrogeologi. Bentuk roman muka bumi (bentang alam)
yang sesuai untuk suatu kawasan pertambangan ditentukan
berdasarkan hasil pengamatan terhadap lansekap lapangan yang
meliputi relief, kemiringan lereng, ketinggian daerah (elevasi), pola
pengaliran sungai, litologi, dan struktur geologi yang berkembang.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja pengaruh struktur geologi dalam usaha pertambangan?
2. Bagaimana pengaruh geologi struktur dalam tahap eksplorasi dan
perencanaan wilayah pertambangan?
1.3 Maksud dan tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang
dikemukakan, maka maksud dan tujuan dari makalah adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan pengaruh dari struktur geologi usaha
pertambangan.
2. Untuk menjelaskan pengaruh geologi struktur dalam tahap
eksplorasi dan perencanaan wilayah pertambangan.
1.4Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dan rumusan masalah
yang dikemukakan, maka batasan masalah dalam makalah ini adalah
tentang pengaruh geologi struktur terhadap usaha pertambangan
khusunya pada tahap eksplorasi dan perencanaan wilayah
pertambangan. Makalah ini dibatasi hanya pada pengaruh struktur
geologi, dan tidak mengembang pada aspek lainnya dalam usaha
pertambangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Geologi Struktur
Dalam dunia pertambangan struktur geologi sangat berpengaruh
dalam usaha pertambangan khususnya dalam tahap eksplorasi dan
usaha perencanaan tambang.
Seorang enginer yang mendukung kegiatan tambang terbuka
setiap hari memetakan dan memperbaharui aspek-aspek geologi,
seperti jenis batuan, struktur geologi, dan ubahan batuan untuk
mendukung perencanaan dan pengembangan tambang. Selain itu,
Enginer juga melakukan pemetaan harian jenjang (bench) tambang
dan material hasil peledakan untuk memperbaharui model geologi
yang telah ada. Pengambilan contoh batuan juga dilakukan untuk
menguji kadar batuan, di samping tujuan lainnya seperti uji material
terhadap liquifaction, pemeriksaan ulang klasifikasi dan uji metalurgi
untuk material cebakan bijih..
2.2 Pengaruh Geologi Struktur dalam Tahap Eksplorasi
Aplikasi struktur geologi sangat bermanfaat untuk menemukan
adanya sumber daya alam yang tersembunyi di dalam perut bumi ini.
Dari struktur lipatan, rekahan, dan patahan dapat ditemukan adanya
sumber daya alam yang dapat bermanfaat untuk keperluan hidup
sehari-hari. Misalnya minyak bumi dari adanya lipatan yang cembung
atau concave yaitu antiklin, tempat terjebaknya minyak bumi atau
yang umum disebut cebakan minyak. Antiklin ini dapat terbentuk
akibat proses tektonik yang membentuk deformasi batuan yang
melipat ke arah atas. Eksplorasi pencarian sumber daya alam di bumi
oleh geologis pada zaman sekarang bukanlah hal susah karena
3
segala fasilitas penunjang telah tersedia. Bahkan, bila terdapat
kesusahan suatu pengukuran, maka dalam waktu tidak terlalu muncul
peralatan baru yang lebih canggih dari pendahulunya atau muncul
peralatan pelopor yang bermanfaat mempermudah pekerjaan
geologis. Seperi halnya ilmu mengenai remote sensing yang dapat
melihat skala regional suatu wilayah. Penemuan ini pertama
mempermudah mencari struktur geologi secara garis besar dari
geomorfologinya yaitu pola kelurusan atau lineament yang
mengidentifikasikan adanya pola distribusi suatu sumber daya alam.
Dengan canggihnya zaman ini dari foto udara dan sekarang dig anti
citra landsat yang lebih mudah, praktis, dan hemat waktu dapat dilihat
daerah mana yang terdapat temperature yang tinggi, misal untuk
mencari bahan baku listrik yaitu geothermal. Hanya dengan melihat
daerah yang rawan bencana gunung api untuk eksplorasi sumber
daya mineral dapat ditemukan, misal Gunung Grasberg di papua barat
sebagai sumber penghasil emas dan tembaga terbesar di dunia dapat
ditemukan dari struktur geologinya yang mengerucut akibat gaya
deformasi batuannya sehingga muncul sumber daya mineral di
permukaan yang biasa di sebut daerah epithermal yang ± 300° untuk
membentuk emas dan tembaga di lingkungan pegunungan.
Struktur geologi seperti adanya air terjun, perbedaan ketinggian
akibat amblasan (dapat disebut adanya sesar normal), lipatan, sesar
naik, rekahan atau fracture dan kekar-kekar dapat disimpulkan
dekatnya lingkungan tersebut dengan lingkungan pegunungan api
baik aktif maupun pasif sehingga berpotensi untuk tenaga listrik.
Dengan adanya struktur geologi yang ditemukan, missal rekahan yang
mengeluarkan uap panas atau yang disebut geothermal dapat selalu
diberi air untuk terus menguap uap panas tersebut sehingga dapat
mengalirkan listrik di lingkungan sekitar. Seperti PLTU Suralaya dan
PLTU Paiton adalah contohnya yang memanfaat tenaga alam.
Eksplorasi awalnya dilihat dari dasar pemetaan geologi struktur
4
secara keseluruhan, kemudian pilih lokasi daerah mana yang
berpotensi untuk dapat dieksploitasi atau dimanfaatkan tenaganya.
Pemetaan dapat dilalui dengan tiga cara yaitu pemetaan liniaments,
pemetaan lihtologic, dan pemetaan geobotanic. Seandainya
ditemukan sumber daya alam atau pun deposit, maka pemetaan akan
dilakukan secara lebih detail dengan pemetaan detail. Pemetaan
lineaments dapat menggunakan monoskopik (satu citra), tetapi akan
memalui banyak kesusahan dalam mencari data yang akurat karena
masih banyak yang harus diteliti dari satu citra. Dengan stereoskopik
(dua citra) akan lebih mudah lagi dari menganalisis suatu daerah
karena pada dasarnya stereoskopik ini campuran antara monoskopik
dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit-unit bebatuan.
Menurut para Ahli Geologi dengan mengeksplorasi seperti ini sangat
mudah karena hanya denngan melihat data citra satelit dapat
ditemukan lokasi yang tepat untuk mengeksploitasinya. Ahli Geologi
yakin bahwa refleksi gelombang 1,6-2,2 mikrometer (6-10 meter) dan
spectrum infra red 1,3-3,0 mikrometer sangat baik untuk eksplorasi
mineral dan pemetaan lithologic. Jika terdapat vegetasi yang lebat
atau banyak tumbuhan, maka perlu dipelajari lebih lanjut lagi tentang
geo-botanic untuk mengetahui tentang pengetahuan hubungan antara
jenis tumbuhan dengan kebutuhan nutrisi dan airsehingga dapat
mengetahui deposit apa yang terkandung di daerah bervegetasi lebat.
Vegetasi yang lebat atau tidak terdapat perbedaan jenis deposit
yang akan ditemukan. Misal vegetasi yang lebat di Kalimantan dapat
mengindikasikan adanya daerah rawa yang menyimpan batubara di
bawahnya mengandung unsur karbonat atau karbon C di hulu Sungai
Mahakam atau delta mahakan dan adanya intan di Martapura, Kalsel.
Selain itu, dengan melihat vegetasi yan lebat dapat mengindikasikan
adanya cebakan minyak karena adanya tumbuhan yang hidup
khususnya gangang dan binatang kecil yang hidup di zona lithoral
pantai, lalu mati dan terdistribusi ke sungai sehingga mengendap
5
karena adanya daerah yang lebih landai atau curam dan mengendap
dalam hingga puluhan atau ratusan juta tahun dan menghasilkan
minyak. MInyak ini naik ke permukaan dan tertutup oleh batuan di
atasnya yang telah membatu. Umumnya batupasir atau batugamping
yang menjebak minyak karena dari organisme yang telah mati tadi
kemudian membatu dan hal ini pula yang memudahkan para
penambang dapat menyedot minyak dengan adanya pori-pori batuan.
Biasanya struktur geologi yang berpengaruh adalah antiklin dan
patahan yang menyebabkan minyak terperangkap.
Perangkap jenis eksplrolasi minyak ada empat yaitu :
1. Perangkap Stratigrafi
2. Perangkap Struktural
3. Perangkap Kombinasi Strtigrafi –Struktur
4. Perangkap Hidrodinamik
2.3 Pengaruh Geologi Struktur dalam Perencanaan Wilayah
pertambangan
Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai
sasaran,kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian utama, yaitu:
1. Perencanaan strategis yang mengscu kepada sasaran secara
menyeluruh, strategi pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan
biaya.
2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan
penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran.
6
Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa suatu perencanaan akan berjalan dengan menggunakan dua
pertimbangan yaitu pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis.
Untuk merealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu
program-program kegiatan yang sistematis berupa rancangan
kegiatan yang dalam perencanaan penambangan disebut rancangan
teknis penambangan. Rancangan teknis ini sangat dibutuhkan karena
merupakan landasan dasar atau konsep dasar dalam pembukaan
suatu tambang.
Setelah sebuah tahapan eksplorasi dan studi kelayakan pada
suatu daerah selesai dilakukan dan menyatakan bahwa suatu
cebakan bijih layak secara ekonomis untuk ditambang, bagian teknik
tambang segera menyusun perencanaan tambang. Dalam suatu
perencanaan tambang, khususnya tambang bijih, terdapat dua
pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu; pertimbangan
ekonomis dan pertimbangan teknis. Salah satu dari pertimbangan
teknis dalam suatu perencanaan ialah pertimbangan kondisi geologi,
dalam hal ini struktur geologi yang dominan.
Struktur gologi yang mempengaruhi dalam perancangan suatu
tambang terbuka yaitu:
- Perlapisan dan perlipatan (sinklin dan antiklin)
- sesar dan patahan
- cleavage
Struktur geologi yang mempengaruhi jenjang pada tambang
terbuka karena struktur ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan
karena umumnya merupakan bidang lemah pada batuan tersebut, dan
merupakan tempat rembesan air yang mempercepat proses
7
pelapukan. Petimbangan mengenai bentuk struktur geologi yang
dominan tersebut akan mempengaruhi dalam melakukan
perancangan tambang. Adanya daerah perlapisan, perlipatan, sesar
dan patahan akan mempengaruhi batas-batas daerah yang akan
ditambang (geometri dari daerah penambangan) serta adanya struktur
pada bagian jenjang (bench) karena struktur ini sangat mempengaruhi
kekuatan batuan karena umumnya merupakan bidang lemah pada
batuan tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang
mempercepat proses pelapukan. Kejadian ini akan berpengaruh pada
kemantapan lereng dalam hal ini perlu mengindentifikasi struktur-
struktur tersebut untuk mengetahui zona hancuran, dan potensi
kelongsoran pada lereng sehingga dapat mengantisipasi adanya
permasalahan dan mencegah terjadinya bahaya dalam kelangsungan
operasi penambangan setiap harinya.
2.3.1 PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG
Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih
nikel terdapat dua pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Pertimbangan Ekonomis
Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk
pertimbangan ekonomis dalam melakukan perencanaan tambang
batubara,yaitu:
a. Nilai (value) dari endapan per ton.
b. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai
mendapatkan produk berupa bijih nikel diluar ongkos stripping.
c. Ongkos”stripping of overburden”dengan terlebih dahulu
mengetahui “stripping ratio”nya.
d. Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui “Economic
Stripping Ratio”.
e. Kondisi pasar
8
2.3.2 Pertimbangan Teknis
Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:
a. Menentukan “Ultimate Pit Slope (UPS)” Ultimate pit slope adalah
kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak
menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil.
Untuk menentukan UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
- Stripping ratio yang diperbolehkan.
- Sifat fisik dan mekanik batuan
- Struktur Geologi
- Jumlah air dalam di dalam batuan
b. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir
operasi
c. Dimensi jenjang/bench, Cara-cara pebongkaran atau penggalian
mempengaruhi ukuran jenjang. Dimensi jenjang juga sangat
tergantung pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang
digunakan.Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran
aktivitas alat mekanis dan faktor keamanan. Dimensi jenjang ini
meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.
d. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan
curah hujan daerah penambangan.
e. Kondisi geometrik jalan, terdiri dari beberapa parameter antara lain
lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari
belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak terdekat yang dapat
dilalui oleh alat angkut.
9
f. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:
- Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai.
-Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.
g. Kondisi geografi dan geologi
Topografi
Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem
penambanganyang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat
ditentukan cara penggalian, tempat penimbunan overburden,
penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem
penirisan tambang.
Struktur geologi
Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan,
perlapisan dan gerakan-gerakan tektonis.
Penyebaran batuan
Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan
rekahan.Adanya air dalam massa ini akan menimbulkan tegangan air
pori.
2.3.3 RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN
Rancangan teknis penambangan merupakan bagian dari suatu
perencanaan tambang. Rancangan penambangan ini merupakan
program penambangan yang akan dikerjakan dan telah diberikan
batas-batas dan aturan tegas yang harus dipenuhi dalam setiap
aktivitasnya sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan tambang
tersebut.
10
Setelah menganalisa dasar dari pemilihan sistem penambangan,
maka dibuat suatu rancangan penambangan atau teknis pelaksanaan
penambangan tersebut. Analisa yang dibuat berupa metode
penambangan yang akan diterapkan.
2.3.4 Persiapan Penambangan
Persiapan penambangan merupakan kegiatan pendahuluan dari
aktivitas penambangan. Persiapan penambangan ini berupa
pembersihan areal yang akan ditambang (Land Clearing), pembuatan
jalan tambang, penanganan masalah air (drainase) dan pengupasan
tanah penutup (Stripping OB).
Pembersihan lahan adalah suatu pekerjaan tahap awal pada
kegiatan penambangan. Pembersihan lahan ini dilakukan untuk
menyingkirkan pepohonan dan semak belukar yang tubuh di sekitar
areal penambangan dan mempersiapkan akses masuk ke tambang
atau pembuatan jalan angkut.
Penanganan masalah air tambang mencakup pembuatan
saluran, sumuran, dan kolam pengendapan. Dimensi saluran,
sumuran dan kolam pengendapan harus dibuat sesuai dengan debit
air yang ada sehingga air tambang tidak langsung mengalir ke air
bebas yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Pekerjaan pengupasan yang dilakukan pada tanah
penutup,biasanya dilakukan bersama-sama dengan clearing dengan
menggunakan alat bulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tepat yang
lebih tinggi, dan tanah penutup didorong ke bawah ke arah yang lebih
rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi.
11
2.3.5 Desain Jenjang dan Analisis Kemantapan Lereng
Karena letak bijih berada dilapisan bawah dari permukaan dan
tertutup oleh lapisan tanah penutup, maka untuk mencapai lapisan
bijih itu biasanya dibuat jenjang/bench. Suatu jenjang yang dibuat
harus mampu menampung dan mempermudah pergerakan alat-alat
mekanis pada saat aktivitas pengupasan tanah penutup dan
pengambilan bijih.
Dimensi suatu jenjang dapat ditentukan dengan mengetahui data
produksi yang diinginkan, peralatan mekanis yang digunakan, material
yang digali, jenis pembongkaran dan penggalian yang dipergunakan
dan batas kedalaman penggalian atau tebalnya lapisan bijih, serta
data sifat mekanik dan sifat fisik batuan unutk kestabilan lereng.
Dimensi daripada jenjang adalah:
a. Panjang jenjang
Panjang jenjang tergantung pada produksi yang diinginkan
dan luas dari areal penambangan atau dibuat sampai pada
batas penambangan yang direncanakan. Pada dasarnya
adalah alat-alat mekanis yang digunakan mempunyai ruang
gerak yang cukup untuk bermanuver dalam aktivitasnya.
b. Lebar jenjang
Lebar jenjang dirancang sesuai dengan jarak yang
dibutuhkan oleh alat mekanis dalam beroperasi, dalam hal ini
alat gali/muat dan alat angkut.
c. Tinggi jenjang adalah jarak vertikal yang diukur dari kaki
jenjang ke puncak jenjang tersebut. Tinggi jenjang dibuat
tergantung dari faktor keamanan suatu lereng dan tinggi
maksimum penggalian dari alat gali yang digunakan.
d. Analisis kemantapan lereng (slope stability) diperlukan
sebagai pendekatan untuk memecahkan masalah
kemungkinan longsor yang akan terjadi pada suatu lereng.
12
Lereng pada daerah penambangan dapat mengalami
kelongsoran apabila terjadi perubahan gaya yang bekerja pada lereng
tersebut. Perubahan gaya ini dapat terjadi karena pengaruh alam atau
karena aktivitas penambangan.
Kemantapan lereng tergantung pada gaya penggerak (driving
force) yaitu gaya yang menyebabkan kelongsoran dan gaya penahan
(resisting force) yaitu gaya penahan yang melawan kelongsoran yang
ada pada bidang gelincir tersebut serta tergantung pada besar atau
kecilnya sudut bidang gelincir atau sudut lereng.
Longsoran pada suatu lereng dapat terjadi dengan beberapa
bentuk atau cara. Hal ini yang membuat analisa dari kemantapan
lereng sangat penting menurut Hoek & Bray (1981), klasifikasi
longsoran dapat dibagi atas :
1. Longsoran busur
Bidang gelincir dari longsoran ini mempunyai bentuk busur
lingkaran. Longsoran ini biasanya terjadi pada lereng dengan batuan
yang sudah mengalai pelapukan, tanah atau batuan yang ikatan
anatarbutirnya relatif lemah. Analisis kemantapan lereng dengan
bentuk longsoran busur adalah yang paling banyak dipakai terutama
pada pekerjaan sipil dan pertambangan atau tambang terbuka di
daerah tropis.
2. Longsoran bidang (Plane failure)
Pergerakan material pada jenis longsoran ini akan melalui satu
bidang luncur. Bidang luncur adalah bidang lemah pada lereng
perlapisan, sesar, dan kekar. Longsoran ini dapat terjadi jika terdapat
bidang luncur dan arah bidang luncur relatif sejajar dengan kemiringan
13
lereng. Kemiringan lereng lebih besar dari sudut geser dalam dan
terdapat bidang bebas pada kedua sisi lereng.
3. Longsoran baji (wedge failure)
Bidang luncur dari longsoran jenis ini merupakan dua bidang
lemah yang saling berpotongan. Arah pergerakan akan searah
dengan garis perpotongan bidang lemah tersebut.
4. Longsoran guling ( topling failure)
Longsoran guling terjadi pada jenis batuan yang keras dan pada
batuan tersebut banyak terdapat bidang lemah yang relatif sejajar satu
sama lain. Kondisi yang memungkinkan terjadinya longsoran ini
adalah jika kemiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan
bidang-bidang lemahnya.
Longsoran tanah pada daerah penambangan diasumsikan
bahwa:
a. Material yang membentuk lereng dianggap homogen
dengan sifat mekanik akibat beban sama ke segala
arah.
b. Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur
berupa busur.
c. Tinggi permukaan air pada lereng adalah jenuh sampai
kering sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Untuk menganalisa keungkinan longsoran, ada beberapa macam
cara yang digunakan. Salah satu diantara cara yang digunakan
adalah dengan menggunakan diagaram Hoek & Bray dimana tanah
dengan lima macam kondisi permukaan air tanahnya dibagi ke dalam
lima diagram. Pemilihan metode ini selain dan cepat hasilnya juga
cukup teliti dan sering dipergunakan untuk tahap perancangan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi,mengenai
asl,struktur,komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan
kehidupan), serta proses-proses yang teleh menyebabkan keadaan
bumi sekarang ini.Dengan belajar ilmu Geologi kita bisa mengetahui
segala hal tentang bumi dan isinya.
Dalam dunia pertambangan struktur geologi sangat berpengaruh
dalam usaha pertambangan khususnya dalam tahap eksplorasi dan
usaha perencanaan tambang.
Aplikasi struktur geologi dalam tahap eksplorasi sangat
bermanfaat untuk menemukan adanya sumber daya alam yang
tersembunyi di dalam perut bumi ini. Dari struktur lipatan, rekahan,
dan patahan dapat ditemukan adanya sumber daya alam yang dapat
bermanfaat untuk keperluan hidup sehari-hari.
Sedangkan dalam Perencanaan Wilayah pertambangan geologi
struktur berpengaruh pada pertimbangan teknis suatu wilayah
pertambangan mencakup kondisi geografi dan geologi, kondisi
geometrik jalan, dimensi jenjang hingga sistem penirisan.
3.2 Kritik dan Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk setiap pembaca dan
dapat dijadikan pedoman ketika ingin memelajari tentang struktur bumi ,
dan fenomema-fenomema geologi.
15