GLAUKOMAKelompok 4 : Feby Hanjani
Greenita InggrianiKomala Sari DewiM. Ramadhani Rahman
PENGERTIAN Glaucoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan
tekanan intraokuler atau tekanan bola mata. Tekanan intraokuler disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi
cairan dan pembuangan cairan dan dalam bola mata, tekanan yang tinggi dalam bola mata dapat merusak jaringan-jaringan saraf halus yang ada disekitar retina.
Glaucoma adalah penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat dan penyebab tersering kedua kebutaan di seluruh dunia.
TIO normal <20 mmHg TIO glaucoma >23 mmHg (Tamsuri, anas : 71)
ANATOMI FISIOLOGI Mata merupakan organ indra rumit, mata
disusun dari bercak sensitive cahaya primitive. Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa pemfokusan cahaya atas resptor, dan merupakan suatu system saraf.
Adapun bagian-bagian mata diantaranya :
1. Aqueous humor berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
2. Vitreous humor berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
3. Retina berfungsi meneruskan cahaya ke saraf optik.
4. Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
5. Iris berfungsi mengubah ukuran pupil.
6. Pupil, penting untuk akomodasi.
7. Otot siliaris penting dalam pengolahan ransangan cahaya.
8. Sklera berfungsi sebagai lapisan jaringan ikat protektif.
9. Koroid berperan penting dalam kemampuan refraktif mata.
10.Kornea berfungsi menentukan warna mata (syaifudin : 614)
PATOFISIOLOGICairan bilik mata yang dihasilkan oleh epitel badan siliari akan masuk kedalam bilik mata belakang dan berjalan melalui pupil ke bilik mata depan. Cairan bilik mata keluar dari bola mata melalui anyaman trabekululum dalam canal schlemm yang terletak di sudut bilik mata. Dari canal schlemm yang melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan mata keluar dari canal colektor dan masuk kedalam pembuluh darah vena episklera. Tekanan intaokuler akan naik bila :
Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedangkan pengeluarannya pada anyaman trabekulum normal.
Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang ke bilik mata depan.
Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.
Jadi bola mata yang dimasuki air terlalu banyak tidak akan meledak tetapi akan menggelembung didaerah yang paling lemah pada pupil optic atau pada sclera tempat saraf optic keluar. Bila tekanan bola mata naik, serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel akan mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen.
KLASIFIKASI1. Glaukoma primer
a. Glaucoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaucoma (90%-95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran scheelm, dan saluran yang berdekatan. Perubahan saraf optic juga dapat terjadi.
Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkaan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
b. Glaukoma sudut tertutupDisebut sudut tertutup karena ruang
anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong kedepan, menempel ke jaringan trabekulear dan menghambat humor aqueus mengalir ke saluran schleem. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterios atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatkan TIO, dapat berupa nyeri mata berat, penglihatan yang kabur dan terlihat halu. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
Sumber: Ameliana, Dina. Online: http://eprints.undip.ac.id/
MANIFESTASI KLINIS Terdapat halu atau pelangi disekitar lampu yang dilihat. Gejala dapat mencakup pandangan kabur di sekitar cahaya, kesulitan
memfokuskan penglihatan perifer, rasa sakit atau ketidak nyamanan disekitar mata dan sakit kepala.
Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar lambat. Tekanan bola mata yang tinggi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Oftalmoskopi: untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina, discus optikus macula
dan pembuluh darah retina.
2. Tonometri: adalah alat untuk mengukur tekanan intraokuler, nilai yang mencurigakan apakan berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmHg.
3. Parimetri: kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandang yang khas pada glaucoma. Secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
4. Pemeriksaan ultrasonografi: adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan strutur okuler. (Nurarif, Amin Huda:254)
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah
2. Ansietas berhubungan dengan factor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup
DIAGNOSA PREOPERASI
1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi2. Resiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun, penyakit
akut, sulit penglihatan3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit yang di
derita penyakit yang di derita
DIAGNOSA POST OPERASI
PERAWATAN SEBELUM OPERASI
Melakukan pemeriksaan fisik bagian mataMelakukan tes ketajaman mata dan lapang pandangMelakukan pengukuran gonioskopi untuk membantu membedakan glaucoma
sudut terbuka atau sudut tertutup.Melakukan pemeriksaan darah lengka, LEDTes toleransi glukosa pasieninstruksikan klien untuk tidak berbaring pada posisi operatif
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN TIO
Diagnosa Preoperasi
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
2. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
Stress mental atau emosi dapat meningkatkan TIO
3. Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler
Pada tekanan mata sudut ditingkatkan bila sudah datar
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program
Untuk mengurangi nyeri
ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN FACTOR FISIOLOGIS
intervensi Rasional1. Identifikasi tingkat kecemasan Mengetahui tingkat kecemasan pasien2. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Membantu mengurangi kecemasan pasien
3. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Agar pasien merasa lebih rileks
4. Berikan informasi yang akurat dan jujur
Agar pasien dan keluarga tidak cemas
5. Dorong keluarga untuk menemani pasien
Agar pasien merasa lebih semangat karena selalu mendapat dukungan dari keluarga
Diagnosa Preoperasi
RESIKO INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN LUKA POST OPERASI
Diagnosa Post operasi
Intervensi Rasional1. Cek kondisi luka bekas operasi Agar luka ternkontrol, tidak terjadi infeksi
2. Pertahankan tindakana aseptic Meminimalisir terjadinya INOS
3. Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih rendah dananjurkan untuk membatasi pergerakan mendadak, serta menggerakkan kepala berlebih.
Istirahat mutlakdiberikan 12-24 jam pasca operasi.
4. Bantu aktifitas selama fase istirahat. Ambulasi dilakukan dengan hati-hati.
Mencegah/menurunkan risiko komplikasi cedera
5. Amati kondisi mata setiap 6 jam pasca operasi atau seperlunya
Berbagai kondisi seperti luka menonjol, bilik mata depan menonjol, nyeri mendadak, hipertemia, serta hipopion mungkin menunjukan cederamata pasca operasi.
GANGGUAN CITRA TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT YANG DI DERITA
Intervensi Rasional1. Dorong klien mengungkapkan
perasaannyaMengetahui tingkat kepercayaan diri klien setelah di operasi
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Membantu klien untuk mengubah pikirannya menjadi kearah yang positif
3. Kolaborasi obat dan jelaskan kemajuan kondisi klien
Supaya klien menjadi percaya diri dengan kondisi dirinya yang sekarang.
Diagnosa Post operasi
RESIKO JATUH BERHUBUNGAN DENGAN USIA LEBIH 65 TAHUN, PENYAKIT AKUT, SULIT PENGLIHATAN
Diagnosa Post operasi
Intervensi Rasional1. Ukur tanda-tanda vital mengetahui keadaan pasien.
2. Monitor kemampuan aktivitas pasien
mengetahui kemampuan pasien
3. Anjurkan untuk cukup istirahat mempercepat pemulihan kondisi
4. Kolaborasi/lanjutkan penggunaan alat bantu penglihatan/tongkat
Menghindari kesalahpahaman persepsi pasien
PERAWATAN SETELAH OPERASIA. Di Rumah Sakit
Diadakan pemeriksaan mata; Pemberian antibiotik
subkonjungtiva oleh ahli oftalmologis
Tinggikan bagian kepala tempat tidur 15-20 derajat
instruksikan klien untuk tidak berbaring pada posisi operatif
Jika perlu, diterapkan penutup mata.
B. Di RumahPastikan untuk mengikuti petunjuk dokter. Jika Anda telah ditumpangkan penutup mata atau
perban, Anda perlu memakainya, seperti yang ditunjukkan oleh dokter;
Gunakan tetes mata, seperti yang ditentukan oleh dokter Anda. Tetesan ini sering membantu mencegah infeksi dan peradangan;
Hindari kegiatan, di mana mata bisa mendapatkan air; Tanyakan kepada dokter Anda tentang, bagaimana mencuci muka dan kapan waktu yang aman untuk mandi atau mandi;
Menahan diri dari berat, aktivitas berat atau mengemudi, sampai diperbolehkan untuk dokter.
DAFTAR PUSTAKATamsuri, Anas. 2011. klien gangguan mata dan penglihatan. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarankan Diagnosis Medis & Nanda NIC-NOC. Jakarta: MediAction.
Syaifuddin. 2016. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
http://omedicine.info/id/glaukoma-operatsiya-po-lecheniyu-glaukomy.html
TERIMA KASIHHH… Xiexie…
Gracias…