KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA
‘Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat Indonesia Mandiri’
5 – 7 FEBRUARI 2010
PANITIA ITB FAIR 2010
KABINET KELUARGA MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
EXECUTIVE SUMMARY
Konferensi Mahasiswa Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 5 – 7 Februari 2010
bertempat di ITB Fair 2010 Kampus ITB Bandung telah menghasilkan Deklarasi
Bandung. Deklarasi ini merupakan buah kesatuan rasa dan asa dengan daya kritis
pemikiran mahasiswa dalam mencoba menemukan bentuk baru gerakan
kemahasiswaan bersama dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Lebih dari itu
deklarasi ini juga diawali oleh suatu pembelajaran bersama mengenai pengembangan
masyarakat sebagai bentuk gerakan kemahasiswaan serta dilengkapi dengan
pembentukan wadah bersama sehingga deklarasi bukan hanya deklarasi, melainkan
deklarasi adalah momentum awal yang akan ditindaklanjuti bersama.
Sesuai dengan tema konferensi yaitu “Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat
Indonesia Mandiri”, KMI diharapkan menjadi awal dari penyusunan landasan dan
konsepsi bersama mahasiswa Indonesia dalam menjalankan keilmuannya dan
pengimplementasiannya di kehidupan masyarakat demi kemajuan bangsa Indonesia
secara mikro dan menyeluruh. Konferensi ini juga merupakan awal dari cita-cita besar
penyatuan pandangan, penyamaan persepsi dan visi ke depan serta langkah konkrit
mahasiswa Indonesia dalam pengembangan pergerakan community development.
Sedangkan, tujuan khusus dari konferensi ini adalah:
- Akselerator
Mengakselerasi kampus-kampus yang sudah memulai program Community
Development.
- Motivator
Memotivasi kampus-kampus yang baru memulai program Community Development.
- Visioner
Menghasilkan komitmen dan keputusan bersama tentang pengembangan keilmuan
dan keprofesian mahasiswa serta membentuk suatu visi bersama dalam pencapaian
target Community Development.
- Fasilitator
Membentuk suatu wadah (portal komunitas) Community Development yang berfungsi
sebagai pengikat, pengontrol, dan sebagai alat untuk mensinergiskan pergerakan
Community Deveopment di kampus Indonesia.
Negara kita tercinta, Republik Indonesia, pada saat ini menghadapi berbagai persoalan
dalam setiap isu dan dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Permasalahan
energi, pangan, kemiskinan, lingkungan, kesehatan, kriminalitas, dan sebagainya tentu
setiap hari kita dengar; pertanyaan berikutnya ialah apa yang akan kita lakukan
kemudian sebagai mahasiswa? Bergerak dengan pola gerakan kemahasiswaan yang
dikenal publik secara umum bukanlah suatu kesalahan. Turun ke jalan, aksi,
demonstrasi, dan berbagai tindakan lainnya untuk menunjukkan posisi kita sebagai
pressure group tentu masih perlu diperlukan karena memang pada ada persoalan–
persoalan dalam permasalahan bangsa yang perlu kita sikapi dengan cara tersebut.
Namun demikian, pada konferensi ini titik tekannya ialah pada tindakan langsung kita
untuk mengembangankan masyarakat sebagai bagian dari pemecahan persoalan
bangsa dengan menggunakan keilmuan kita masing – masing. Analoginya ialah seperti
mahasiswa bisa dan memang harus melakukan aksi untuk melakukan tekanan
terhadap kebijakan energi di Negara ini jika tidak pro terhadap kesejahteraan rakyat,
tapi di saat yang sama ketika kita dengan kompetensi kita mampu memberikan akses
energi, katakanlah dengan pembangkit listrik berskala kecil, maka tentu kita pun
memiliki tanggung jawab untuk melakukannya. Seperti jika terdapat persoalan dalam
swasembada pangan, kita boleh dan harus turun ke jalan untuk mendemo kebijakan
yang tidak pro kesejahteraan rakyat, tapi di saat yang sama ketika calon sarjana
pertanian, perencanaan, ekonomi, sipil, dan lainnya bisa turun langsung ke desa – desa
dan membantu berbuat nyata untuk menyelesaikan salah satu saja persoalan yang ada,
tentu kita punya tanggung jawab lebih untuk melakukannya dalam rangka
implementasi keilmuan dan pengembangan keilmuan itu sendiri.
Konferensi Mahasiswa Indonesia telah menghasilkan Deklarasi Bandung sebagai
simbol dan cita – cita atas komitmen ini. Di sisi lain, seluruh peserta yang mewakili
kampusnya masing – masing pun telah dapat saling belajar mengenai bagaimana
sebenarnya bentuk kegiatan pengembangan masyarakat dapat dilakukan oleh
mahasiswa. Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia pun dapat disepakati
sebagai bentuk forum komunikasi untuk saling belajar, serta semakin menggelorakan
dan menasionalkan gerakan ini; tentu dalam kapasitasnya untuk terus berkembang
sebagai wadah bersama. Pergerakan yang dilakukan kemudian pasca Konferensi
Mahasiswa Indonesia ini ialah dengan langsung mencoba melakukan gerakan
pengembangan kepada masyarakat oleh setiap kampus dengan tetap saling
berkomunikasi dan semakin memantapkan wadah yang ada untuk kemudian dapat
menghasilkan formulasi gerakan ini yang lebih solid, konkrit, dan bermanfaat di
kemudian hari.
Bandung, 12 Februari 2010
Penyusun
A. Latar Belakang Konferensi Mahasiswa Indonesia
• Konferensi ini merupakan sebuah awal dari penyusunan landasan dan konsepsi
bersama mahasiswa Indonesia dalam menjalankan keilmuannya dan
pengimplementasiannya di kehidupan masyarakat demi kemajuan bangsa
Indonesia secara mikro dan menyeluruh.
• Konferensi ini merupakan awal dari cita-cita besar penyatuan pandangan,
penyamaan persepsi dan visi ke depan serta langkah konkrit mahasiswa
Indonesia dalam pengembangan keilmuan dan penerapannya dalam pengabdian
masyarakat.
• Konferensi ini merupakan momentum untuk mengingat kembali pentingnya
pergerakan Community Development serta pembentukan wadah bersama untuk
memfasilitasi kegiatan tersebut.
B. Tujuan Konferensi Mahasiswa Indonesia
Perlu dipahami bahwa Konferensi Mahasiswa Indonesia ini memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut :
• Akselerator
"Mengakselerasi kampus-kampus yang sudah memulai program Community
Development.”
• Motivator
“Memotivasi kampus-kampus yang baru memulai program Community
Development.”
• Visioner
“Menghasilkan komitmen dan keputusan bersama tentang pengembangan
keilmuan dan keprofesian mahasiswa serta membentuk suatu visi bersama dalam
pencapaian target Community Development.”
• Fasilitator
“Membentuk suatu wadah (portal komunitas) Community Development yang
berfungsi sebagai pengikat, pengontrol, dan sebagai alat untuk mensinergiskan
pergerakan Community Development di kampus Indonesia.”
C. Target Keluaran Konferensi Mahasiswa Indonesia
Di dalam persiapan awal Kepanitiaan ITB Fair 2010 sebagai bagian dari Kabinet KM
ITB terdapat beberapa ekspektasi terhadap keluaran Konferensi sebagai berikut :
a) Visi Bersama / Cita – cita bersama untuk mewujudkan Indonesia di Tahun 2045
melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia.
b) Definisi bersama mengenai pengembangan masyarakat, meliputi pembelajaran
dan pemahaman atas konsep dan implementasi pengembangan masyarakat.
c) Wadah bersama mahasiswa Indonesia dalam melaksanakan gerakan
pengembangan masyarakat
d) Langkah – langkah jangka pendek dalam mewujudkan gerakan pengembangan
masyarakat oleh mahasiswa Indonesia
e) Langkah – langkah strategis per 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2045 untuk
mengawal pencapaian mahasiswa dalam gerakan pengembangan masyarakat
Perlu diketahui bahwa Konferensi Mahasiswa Indonesia dalam ITB Fair 2010 pada
tanggal 5 – 7 Februari 2010 baru dapat menyepakati untuk sementara point keluaran “a”
sampai dengan “d”. Terminologi sementara ini perlu dipahami sebagai bentuk
pencapaian bersama yang harus ditindaklanjuti bersama di dalam Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia (yang risalahnya akan diketengahkan dalam dokumen
ini). Adapun point “e” memang urung dihasilkan bersama, namun demikian pada
bagian lampiran terdapat essat dari beberapa kampus yang telah mengetengahkan
rekomndasi langkah strategis yang mungkin ditempuh.
Berikut ialah keluaran Konferensi Mahasiswa Indonesia yang berhasil disepakati:
a) Visi Bersama / Cita – cita bersama untuk mewujudkan Indonesia di Tahun 2045
melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia. �
Diwujudkan dalam bentuk Deklarasi Bandung.
b) Definisi bersama mengenai pengembangan masyarakat, meliputi pembelajaran
dan pemahaman atas konsep dan implementasi pengembangan masyarakat.
�Dihasilkan sebagai bentuk lesson learned yang diharapkan dapat menjadi
rujukan kampus – kampus dalam melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat.
c) Wadah bersama mahasiswa Indonesia dalam melaksanakan gerakan
pengembangan masyarakat � Diwujudkan dalam Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia yang format organisasi sementaranya telah
dihasilkan dan akan dilanjutkan pembahasan format yang lebih baiknya di
dalam pertemuan nasional berikutnya dalam kurun 4 (empat) bulan
mendatang.
d) Langkah – langkah jangka pendek dalam mewujudkan gerakan pengembangan
masyarakat oleh mahasiswa Indonesia. � Diwujudkan dalam bentuk baby steps
yang akan ditempuh dalam 4 (empat) bulan mendatang.
D. Deklarasi Bandung
DEKLARASI BANDUNG*)
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur
Kami, Mahasiswa Indonesia
Berjanji akan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui suatu gerakan
pengembangan masyarakat
Kami, Mahasiswa Indonesia
Bereperan aktif melaksanakan gerakan pengembangan masyarakat sebagai partisipasi
dalam pembangunan nasional menuju 100 tahun Republik Indonesia
Kami, Mahasiswa Indonesia
Bersatu padu dalam Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia menuju
kemandirian Bangsa
Bandung, 7 Februari 2010
Atas Nama Mahasiswa Indonesia
VISI INDONESIA 2045
MELALUI GERAKAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT OLEH MAHASISWA**)
“Terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan yang merata dalam masyarakat
Indonesia melalui pengembangan komunitas yang sinergis dengan para pemangku
kepentingan”
*) Deklarasi Bandung ini merupakan hasil kesepakatan bersama sebagai simbol cita-cita dan semangat bersama
melalui gerakan pengembangan masyarakat
**) Visi Indonesia 2045 ini bersifat tentatif karena hanya merupakan benang merah hasil diskusi mengenai
pengembangan masyarakat dan kemungkinan visi penerapannya dari setiap grup – grup diskusi, sehingga untuk
benar – benar menjadi visi bersama yang mengikat dapat ditinjau kembali
E. Definisi Pengembangan Masyarakat dan Keluaran Lesson Learned
Pengembangan Masyarakat
Dalam Konferensi Mahasiswa Indonesia, didapatkan benang merah kesepahaman
terhadap terminologi pengembangan masyarakat sebagai :
“Upaya pembangunan masyarakat yang berorientasi pada penyelesaian persoalan,
keberlanjutan, serta kemandirian melalui proses partisipatif dan berbasis potensi
lokal masyarakat” (Konferensi Mahasiswa Indonesia, 7 Februari 2010)
Suatu pemahaman yang perlu disadari oleh penggerak gerakan ini ialah bahwa
community development / pengembangan masyarakat ialah suatu bentuk “pembangunan
dari bawah” (development from below – bottom up) yang merupakan counterpart dari
konsep “pembangunan dari atas” (development from above – top down). Jika di dalam
“pembangunan dari atas” elemen pemerintahan (apapun bentuk pemerintahannya)
merupakan aktor penting dalam menentukan persoalan bangsa dari berbagai tingkatan
dan juga sebagai aktor penting dalam pengambilan keputusan tindakan yang harus
diambilnya, maka dalam “pembangunan dari bawah” masyarakat didorong untuk
memiliki akses yang lebih luas baik dalam menentukan persoalan sampai dengan
merumuskan inisiatif tindakan penyelesaian. Dengan kata lain, mahasiswa sebagai
penggerak pengembangan masyarakat merupakan katalis agar masyarakat dapat lebih
berdaya. Beberapa definisi pengembangan masyarakat dari berbagai referensi sebagai
berikut :
• Pembangunan masyarakat/ Pengembangan Komunitas adalah proses
pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses
kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri
(Christenson and Robinson)
• Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikannya: “as the process by which the
efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities to
improve the economic, social and cultural conditions of communities, to integrade
these communities into the life of nations, and to enable them to contribute fully to
national progress”.(Luz.A.Einsiedel)
• US International Cooperation Administration mendeskripsikan
Pengembangan Komunitas itu sebagai : “a process of social action in which the
people of a community organized themselves for planning action; define their common
and individual plans with a maximum of relience upon community resources; and
supplement the resources when necessary with service and material from government
and non-government agencies outside the community”. (the Community
Development guidelines of the international cooperation administration,
Pengembangan Komunitas review, december,1996,p.3)
Guideline Pelaksanaan Community Development
Model 1
Model diatas merupakan model yang bisa dianggap umum dalam pelaksanaan program
pengembangan komunitas. Secara umum, langkah program pengembangan komunitas
dapat di bagi pertahap menjadi persiapan awal (preliminary preparation), social
mapping, perencanaan program, tahap eksekusi, dan exit plan (tahap penyelesaian).
Tahap persiapan awal atau preliminary preparation bertujuan untuk mempersiapkan
langkah awal program comdev seperti pengkaderan agen – agen pelaku comdev,
pembentukan karakter yang diperlukan untuk membangun suatu masyarakat dan
penanaman nilai – nilai pengembangan masyarakat. Langkah ini diperlukan agar para
pelaku kegiatan siap untuk melakukan program.
Langkah selanjutnya yaitu social mapping, yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
masyrakat yang akan dijadikan partnet untuk dikembangkan. Dengan social mapping,
kita dapat mengetahui kebutuhan dan permasalahan masyarakat yang terjadi di
masyarakat.
Setelah kita mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang sedang dirasakan oleh
masyarakat, kita dapat menyusun dan merencanakan program yang akan kita lakukan.
Tahap ini termasuk kedalam tahap perencanaan program dan persiapan. Setelah
mendapatkan inputan berupa masalah dan kebutuhan masyarakat, diharapkan kita
dapat menyusun program yang bersifat solutif bagi permasalahan tersebut. Solutif
disini berarti dapat mnyelesaikan masalah dan dapat mengembangkan pola pikir
masyarakat untuk mencapai kemandirian dalam rangka mempercepat pembangunan
nasional. Langkah selanjutnya yaitu eksekusi dari program – program yang telah
disusun dan direncanakan. Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan koordinasi dan
pembagian kerja serta jenis – jenis program yang bersifat memandirikan.
Tahap akhir dari keseluruhan aliran kerja ini yaitu berupa evaluasi akhir yang
mnyeluruh yang mengarahkan kepada exit plan. Tahap penyelesaian (exit plan)
dilakukan jika sekiranya program atau kegiatan yang telah diakukan memberikan
manfaat sesuai dengan tujuan program itu disusun, yaitu untuk mengembangkan
masyarakat agar menjadi mandiri.
Namun, tidak berarti evaluasi hanya dilakukan diakhir keberjalanan program. Proses
evaluasi sebaiknya dilakukan pada tiap tahapan krja, agar hasil dari tiap – tiap tahapan
tidak melenceng dari koridor / tujuan utama program kegiatan pengembangan
komunitas
Model 2
Model 3
Pada dasarnya, model 2 dan 3 tidak jauh berbeda dari model 1. Namun, pada model
ketiga ditambahkan bebrapa butir penjelasan dari tiap – tiap tahapan, butir – butir tidak
bersifat kaku, namun merupakan tambahan yang bersifat optional. Karena pada
kenyataan dilapangan, kita harus menyesuaikan tahapan kerja dengan kondisi daerah
pada saat itu.
Model 4
Manjemen
program
Model 4 juga tidak berbeda jauh dari model – model sebelumnya. Namun, kita dapat
melihat beberapa poin penting, diantarany JOC.
JOC ( Join Operational Control) adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk
mengawasi setiap tahapan yang dilakukan, JOC dapat terdiri dari para pelaku kegitan
itu sendiri dan para masyarakat. Melalui JOC, diharapkan daerah – daerah yang
dikembangkan dapat saling berkomunikasi sebagai salah satu fungsi control terhadap
kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan.
Selain itu, dalam tahapan eksekusi juga dapat ditambahkan langkah manajemen
program, agar kegiatan yang dilakukan lebih terarah, sistematis, dan terkoordinasi
sehingga tujuan program dapat tercapai dengan baik.
Hambatan
HAMBATAN SOLUSI
Kebiasaan “lama” masyarakat *Adanya pendahuluan/pendekatan u/
memahami masyarakat (social mapping).
*Menyampaikan perubahan kebiasaan melalui
tokoh2 masyarakat/yang diyakini.
*Keterbukaan/transparansi terhadap
maksud,tujuan, bentuk CD.
* Memastikan adanya impian/visi bersama.
Perbedaan persepsi (antara apa yang
masyarakat “inginkan” dengan apa yang
masyarakat “butuhkan”)
*Keterbukaan/transparansi terhadap
maksud,tujuan, bentuk CD.
*Adanya proses pembelajaran terhadap
rencana CD -> penekanan pada aspek manfaat
*Pendekatan emosional-> via interaksi yg
intensif + kesan pertama yg baik
Akses ke sumberdaya kegiatan (uang,
barang, dll)
* Audiensi ke Lembaga terkait (pemerintah)
* Pendekatan pada dana ataupun sumber daya
CSR perusahaan2 (sesuai dengan bidang CD)
+ orientasi pada program jangka panjang
* Orientasi pada donator/pribadi
* Perkuat jaringan dengan alumni / bentuk lain
yang bisa menghimpun dana abadi
*Pembuatan program pendamping u/
mendukung kebutuhan finansial -> modal
Birokrasi *Endorsment dari Institusi kampus, yg
berkepentingan (pemerintah, dll)
*Penyesuaian/menjadikan program
pemerintah sebagai konsideran
* Lobbying yang konsisten dan intens
Hambatan teknis -> medan * Pelibatan penduduk sekitar (karena mereka
yang lebih paham medan)
* Pencarian alternatif (alat, jejaring, dll)
* Persiapan fisik dan mental
SDM mahasiswa (jumlah, kualitas
penghayatan, regenerasi) ->
*Perubahan pola/susbtansi kaderisasi ->
karakter u/ siap mengabdi pada masyarakat
*Sosialisasi yang terus kontinu, mengajak
seluruh stakeholder
*Adanya pengemasan jenis kegiatan CD yang
menarik untuk mahasiswa terlibat: award,
endorse kaitan program CD (via bem/apapun)
ke kegiatan akademis, endorse transkrip
kemahasiswaan.
1. Koordinasi antar mahasiswa di
berbagai perguruan tinggi atau
dalam satu perguruan tinggi.
2. Kerjasama dengan pihak pendukung
dan stakeholder terkait (publik,
privat, maupun NGO)
3. Transfer nilai dan pendidikan
tentang pentingnya gerakan
Comdev
1. Pembentukan lembaga khusus yang
mengelola gerakan Comdev
2. - Networking yang baik, dengan investor
dan stakeholder terkait
- Menjalin koordinasi dengan institusi
- Pemetaan potensi stakeholder
- Diskusi dan sharing dengan stakeholder
secara berkala membahas progress yang
terjadi
- Pembuatan MoU antara pemerintah dan
mahasiswa.
Keterlibatan masyarakat dalam inisiasi
gerakan dan pendefinisian kebutuhan
masyarakat.
3. - Regenerasi: pendidikan tentang visi
comdev sejak awal kepada mahasiswa
- Publikasi salah satu atau beberapa contoh
comdev yang telah berhasil dilakukan sebagai
inspirator dan role model
4. Permasalahan yang kompleks
dalam pelaksanaan program
Comdev dalam sebuah komunitas
5. Kesulitan dalam langkah awal
pelaksanaan program Comdev
4. - Kolaborasi antar lembaga keilmuan
- Pemetaan potensi agen comdev
5. Pembuatan guideline yang detail dan
sistematis dari awal sampai selesai, yang
mencakup kebutuhan masyarakat dan aplikasi
keilmuan
Langkah Palapa Satoe Indonesia Rumah Belajar
Preliminary Preparation Internalisasi kepanitiaan Internalisasi kepanitiaan Internalisasi tim Rumah Belajar
Social Mapping - Musyawarah dan
pendekatan dengan tokoh
masyarakat
- Sosialisasi mengenai
pentingnya listrik
- Social Mapping Data
- Community Potential
Data
- Research Potential
Business
- Survey latar belakang
sosial dan pendidikan
- - Survey tingkat ekonomi
peserta didik
Planning Desain teknologi yang sesuai
Desain konsep ekonomi yang
sesuai
Merencanakan system manajerial
yang sesuai
Desain kurikulum pendidikan yang
sesuai
Desain kurikulum pelatihan
keprofesian yang sesuai
Desain sistem pembelajaran yang
efektif
Desain alat-alat penunjang belajar
yang sesuai dengan kebutuhan
Execute
Technical
- Membentuk kepanitiaan
warga
- Membentuk koperasi
warga
- Pelatihan Manajemen
Organsiasi
- Pelatihan Manajemen
Keuangan
- Pelatihan teknis
Pembangkit Listrik
- Tata cara perawatan
generator, turbin, dst
- Pembuatan Perancangan
Bentuk Badan Usaha
Pengelola Pembangkit
Listrik dan Peternakan
Ayam.
- Mekanisme pemasangan
- Rumah Pintar (art and
culture center,
environment center,
religious study center)
� start
- Rumah Pintar
� disempurnakan
tools, kurikulum, tambah
kelas, computer activities
- Sekolah Sepakbola
- Mobil Pintar
- 8 local business
- Membentuk tim rumah
belajar
- Menyusun kurikulum
pelajaran
- Mencari dan mendidik
tenaga pengajar
- Membuat kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan
- -Mengevaluasi berbagai
hasil pengajaran
- -Koordinasi dengan
himpunan dan unit untuk
mengisi pos pengajaran
- -Melakukan berbagai tes
untuk melihat potensi
kecerdasan peserta didik
Langkah Universitas Gajah Mada IPB
UNS
Preliminary Preparation Kampung ceria. Desentralisasi Bekerja sama dengan
bem.
Social Mapping Identifikasi
Planning Membentuk desa binaan
di desa tempat berkumpul
para pemulung.
Membuat desa yang
mandiri dari berbagai
aspek
Membangun desa binaan
untuk pemanfaatan jam
belajar. Serta
memberikan pendidikan
mengenai bahaya
korupsi ke semua
golongan.
Execute
Technical
Pemberdayaan desa
dengan koordinasi dengan
masing2 fakultas yang ada
di ugm
Tahun ke 3 melakukan
pengembangan usaha
petani.
Berupaya melakukan
proses perbaikan yang
lebih bersifat prefentif.
Pencegahan dan
pendidikan korupsi
dengan pemerintah solo
untuk menyebarluaskan
pendidikan tersebut.
Coordination Fakultas-fakultas yang
ada di ugm
Pemerintah, LSM,
Swasta
Rencananya dengan
pemerintah kota serta
dengan KPK dalam
upaya pendidikan
bahaya korupsi.
Fund Raising Pemerintah, LSM,
Swasta
Masih dalam
perencanaan ntuk
berkerja sama dengan
pemerintah kota dalam
pencarian dana dalam
usaha pelaksanaan
comdev.
Resources Access
Masih dalam tahap
perencanaan untuk
bekerja sama dengan
pemerintah kota.
Community Activities Pekan kesehatan dengan
bantuan unit kesehatan
mahasiswa.
Comdev yang
berkelanjutan yang
berupa desa mitra, dan
comdev yang merupakan
incidental semisal
pendidikan politik oleh
FH.
Pekan kesehatan dengan
bantuan unit kesehatan
mahasiswa.
Beasiswa untuk adik
mahasiswa
Dukungan jaringan
infrasrtruktur untuk
para petani. Membentuk
lembaga perbankan /
keuangan yang berbasis
kemandirian masyarakat
Gerakan menanam
pohon nanional
Evaluation Belum bisa menggait
semua unsur masyarakat.
Semua fakultas bisa
bekerja sama dengan bem
universitas sehingga bisa
bekerja membangun
dengan beramai-ramai.
Fakultas membangun desa
binaan masing2, tidak
saling berkoordinasi.
- Dana
- Kurangnya
koordinasi dengan
aparat pemerintah
setempat
- Kenyataan yang
terjadi di lapangan
tidak sesuai dengan
idealisme
Pemerintah kota juga
harus ikut andil,
sehingga bisa kerja sama.
Mahasiswa jadi
pengawas dan pengingat
kalau-kalau pada saat
pelaksanaannya
pemerintah menjadi lupa
dan salah.
Exit Mechanism
Dalam pelaksanaannya
diperlukan
kekonsistenan.
F. Keluaran Wadah bagi Mahasiswa Indonesia dalam Pengembangan Masyarakat
“Gerakan Mahasiwa Pengabdi Masyarakat Indonesia”
Dalam tataran wadah bagi mahasiswa maupun perguruan tinggi, Konferensi
Mahasiswa Indonesia berhasil menyepakati untuk berhimpun di dalam Gerakan
Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia. Untuk sementara wadah tersebut lebih
kepada forum komunikasi dan koordinasi antar perguruan tinggi yang sama – sama
bergerak dalam ranah pengembangan masyarakt sebagai mainstream gerakannya. Sifat
keikutsertaannya pun terbuka untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia sampai
dengan Pertemuan Lanjutan 4 bulan yang ada datang untuk ditentukan lebih lanjut.
Dalam masa pelaksanaan langkah – langkah jangka pendek, Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia hanya terdiri atas Koordinator Pusat, Koordinator
Wilayah, dan kampus – kampus sebagai simpul gerakan. Berikut ialah daftar
koordinator Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia :
Koordinator Pusat : Institut Teknologi Bandung
Koor. Wilayah Sumatera : Universitas Sriwijaya
Koor. Wilayah DKI – Banten : Untirta Banten
Koor. Wilayah Jabar : Institut Pertanian Bogor
Koor. Wilayah Jateng – DIY : Unika Soegiayapranata
Koor. Wilayah Jatim – Bali – NTT – NTB : Univ. Petra Surabaya
Koor. Wilayah Kalimantan : akan ditentukan kemudian
Koor. Wilayah Indonesia Timur : Univ. Sam Ratulangi Manado
Peran Koordinator Pusat dalam rentang pelaksanaan langkah – langkah jangka pendek
ialah selaku pusat koordinasi dan penentu kebijakan akhir untuk memastikan agenda –
agenda dala jangka pendek terelisasi.
Adapun peran Koordinator Wilayah meliputi pembangunan jejaring di wilayah
masing–masing, pusat koordinasi gerakan pengembangan masyarakat di wilayah
masing–masing, serta penentu kebijakan di tingkat wilayah untuk memastikan agenda–
agenda jangka pendek wilayah.
Bagan Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia
G. Keluaran Baby Steps Gerakan Mahasiwa Pengabdi Masyarakat Indonesia
Baby steps didefinisikan sebagai langkah – langkah jangka pendek Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia (GMPMI) yang berorientasi pada konsolidasi internal
dan persiapan sistem jangka panjang untuk mewujudkan visi besar Indonesia 2045
melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa. Jangka waktu
pelaksanaan baby steps ini direncanakan selama 4 (empat) bulan sejak saat deklarasi
dilakukan. Bentuk – bentuk baby steps yang dilakukan terbagi untuk dilakukan oleh
Koordinator Pusat GMPMI, setiap Koordinator Wilayah GMPMI, serta setiap kampus
yang terlibat di dalam Konferensi Mahasiswa Indonesia.
Berikut ialah hasil keluaran Baby Steps dalam Konferensi:
No Bentuk Baby Steps PJ
1 Pembuatan jejaring komunikasi GMPMI di dunia maya Korpus
2 Studi feasibilitas bentuk wadah “GMPMI” Korpus
3 Pertemuan Lanjutan secara Terpusat (Munas/Muker/Rakernas/dll) Korpus
4 Konsolidasi dan publikasi gerakan dengan kampus – kampus di Pulau Kalimantan Korpus
5 Pelatihan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Masyarakat (Community Development) Korpus
6 Publikasi hasil Konferensi Mahasiswa Indonesia Korpus
7 Pertemuan Wilayah + konsolidasi wilayah + perluasan jaringan ataupun kampus yang
berpartisipasi dalam GMPMI
Korwil
8 Evaluasi Keberjalanan Baby Steps H-1 bulan sebelum Pertemuan Lanjutan Korwil
9 Upaya pembuatan/pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat di setiap kampus Setiap
Kampus
10 Pemetaan sosial terhadap keadaan di daerah masing – masing dan potensi di dalam
kampus. Kedua keluaran dimaksudkan untuk memunculkan alternatif kegiatan
pengembangan masyarakat yang dapat dilakukan.
Setiap
Kampus
11 Kajian untuk menyusun kaderisasi materi pengembangan masyarakat ataupun
memasukkan materi pengembangan masyarakat di dalam kaderisasi kemahasiswaan
kampus masing – masing
Setiap
Kampus
12 Publikasi Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia Setiap
Kampus
13 Internalisasi gerakan pengembangan masyarakat di kampus masing-masing
(seminar,diskusi,talkshow)
Setiap
Kampus
14 Audiensi dengan stakeholder Pemerintahan terkait. Dapat kementrian terkait (untuk
pusat), pemda / badan legislatif di masing – masing daerah, dan sebagainya � sesuai
kapasitas masing – masing).
Setiap
Kampus
LAMPIRAN
1. Database peserta konferensi
NO NAMA PESERTA UNIVERSITAS EMAIL NO HANDPHONE
1. Eka Sahputra
Ronny Dewanyara Putra
Universitas Muhammadiyah
Bengkulu
08992240699
085267724441
2. Eka Puspitasari
Izan
Gina Ginanjarsari
IPB
085692507838
085692770175
085720260049
3. Dedi Tri Ari Rahmat
Ngurah Wahyu Resta UDAYANA
085737573877
081999570239
4. Ahmad Barkah
Andhika S.U
Via Virginia
POLBAN
085723515612
085649564102
085624596779
5. Majelin Ello
Maria Olivia
Cherisma Massay
UK. Petra
085231777070
081803120208
081355903031
6. Fiqi Ahmad
Triyanto P. Nugroho
M. Asnan F.M
UNY
081804396378
085292584020
7. Jack Liow
Samuel Butar Butar UNSRAT
085256717912
08152382514
8. David Laksamana .C
Latifatul Khoriyah .N
Dwi Prastawaningsih
UNNES
085727448958
085640874205
085727153634
9. Hendri
Lakita Aknesia
UNAND [email protected] 081374708555
10. Nuruddin Ahmad P.
Wahyu Dani Woro
Ritzka Sufhan
Universitas Brawijaya
085646728063
085755153170
085286862679
11. Andik Mariono
Achmad Ridlo UNESA
08563414797
085645002344
12. Ilyas Wiradirga
Taufik Indarmawan
Iklil Shoumy
UNAIR
13. Muhammad Isa Abdil A.Y
Yogie Aditia Nugraha
Henri Sinurat
UNIKOM
081584266375
085721821330
087821353621
14. Anna Sofiani
Priyatiningsih UNDIP
085740800066
08985630887
15. Niko Rinaldo
Dudi Nurahmat P.
Efik Hidayat
Universitas Subang
08979527262
16. Lambang Wicaksono
Andryan Wikrawardana
UGM
17. M. Ali Fathurozi
Agus M. Herlambang
Mubarok
UNIPDU
[email protected] 085856261005
19. Sandy Yana
Cholik Mawardi S.A
Asep Hery
Universitas Nurtanio
085221934743
081809705797
08569325164
20. Iqbal Yogiswara
Linda Haryono
Ahmad Nurhadi
UNPAD
085659171914
08561218095
085624688498
21. Nyanyang Solehadin
Dede Priatna
Fany Nurdamaiyanti
STKIP Kusuma Negara
08138408331
08569846187
085714841683
22. Mizan Bustanul
Auzan Abirama
Bram Audiansha
Ramadhani Wahono
Gini Arimbi
Defri Rizaldy
ITB
08170202491
08562250575
085710023355
085659029339
08121394267
085697899500
23. Haikal Aulia Rahman
Hamando Widodo
Edwin Fadillah
Polman Bandung
085624209613
08562226556
081322138612
24. Arida Sahputra
Muttakin
Yusuf Simatupang
UNSYIAH
081360336066
085260286605
081362032476
25. Thomas Devisa
Bustanul Imam UMS Solo
08562839964
081392403269
26. Dodid Nurianto
Kamaluddin Husen
Stisi Farah H.
USM
085727920909
085740552229
08995908170
27. Agung Listyono
Zainal Arifin Universitas Muria Kudus
085642942999
0856225107170
28. Frist Vicky Depari
Ivonne Hadisubroto
Gorby Gonzalles
UNIKA Soegijapranata
085222666291
08176623541
088802556835
29. M. Jatnika Sidili
Riyan Aqbar
Dian Nuraiman
UIN
085220825713
085294432167
30. Panji Tri Pratomo
Agung Wiseso
Lukman
Aditya Prasetyo
Guntur
Nugroho Budhi S.
Muh. Djamaluddin F.
Esa F.
Universitas Mercu Buana
08561251097
085692404870
02199829146
085697098856
02194498770
02191355760
02199192451
08388533329
31. Sulton Amma
Hendra Wijaya S.
Beni Saputra
UNSRI
08994916877
087897126346
085669493042
32. Muhammad Faidin
Kharisma Kurniawan
Satria Panji P.
ISTN Jakarta
02191363000
085691851299
08568844115
33. Wahyu Prihantoro
Tito Anugrah Perdana
M. Catur Saefuddin
ITT
085722609801
02276539739
085258434484
34. Chandra Kasmawijaya
Arief Nasrullah Politeknik Praktisi
085659515253
08562079614
35. Adi Maulana Z.
Shodik UNDAR Jombang
081935005672
36. Lazaro Legina UPI Bandung [email protected] 085624560936
37. William
Darwin Universitas Tarumanagara
08567622253
085667665280
38. Fahmi Sahab
Marjuki Adha Tambunan
Pelemon Tariban
Tri Siswandi
UNIMED
081396073252
081396171795
085275151357
39. Deasyana Theresia Angela
Sukma Febriana
Nosa Daniswara
UPI YAI
02192975432
02194888237
02194629212
40. Riandi Tarigan
M. Teguh Syuhada
Roni Darmawan
Ridho Tri Septyand
UMSU
081370883990
081370136613
085262691717
085275715706
41. Yuli Dwi Rahayu
Endang Fitri UNIB
085664912580
085273530009
42 Gunawan Siskamto
Munawar Shidiq POLINES
085727242840
085728161069
43. Achmad Farid Wadjdi
Reza Hidayatullah
Dandy Hariz .F
ITS
081554041507
085732841303
085746631123
44. Habib Hidayat
Razaq Heru Santoso
Sugiarto
Akhad Trimulyo
Kukuh Gita Prayogi
Okky Azhar Hasri
UNISSULA
085640453536
08562784027
45. Wachid Noor Hidayat UNS
085643805972
46. Imaduddin A.
Dzufian S.
Iklasul Amal
UI
085692999375
085697449109
08998734339
47. Ihyauddin Rosyadi El B.
Try Adi Dharma Putra
Dekky Saputra
Viktor M.P. Manulu
Heri Perdana Tarigan
UNTIRTA Banten
085711211573
081911054145
48. Reza Muflichin
M. Hadi Kusumah UNJ
085718762082
08568477442
49. Imaduddin A.
Dzufian S.
Iklasul Amal
UI
50. Rahmania Luhri
Margala Juang Belaurio
UII
51.
Ghufron Islahudin Lahore UNS
08575605623
52. Asep Saepuloh
Islamic Banking School 02292456771
2. Essay – essay Peserta Konferensi
Institut Pertanian Bogor
“comdev merupakan suatu proses yang memberdayakan suatu komunitas melalui proses partisifatif
dalam upaya untuk menciptakan kemandirian komunitas tersebut”
Selain pengembangan masyarakat BEM KM IPB mengacu pada People Centered Development yang
meliputi konsep desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring sosial, territorial,
keswadayaan lokal, dan prinsip sustainability. Desa modern ialah desa yang mandiri dalam berbagai
aspek sehingga dapat menjadi desa yang unggul secara keseluruhan
Langkah-langkah :
Mahasiswa sebagai kaum intelektual ialah sebagai promotor dan pendamping dalam mengaktifkan
peran serta masyarakat desa dalam upaya pengembangan desa modern. Peran sebagai promotor dapat
dilakukan dengan upaya pendekatan kepada masyarakat desa dengan tujuan mengubah paradigma
pemikiran masyarakat terkait dengan pengembangan suatu desa. Kemudian peran sebagai fasilitator
terhadap pihak luar manapun perlu terus digalakkan. Peran sebagai pendamping ialah bersama-sama
dan membantu masyarakat desa dalam mengembangkan seluruh aspek yang ada. Adanya
pendampingan dalam birokrasi sangat diperlukan masyarakat desa dalam menunjang masuknya
program pemerintah dan perusahaan untuk desa. Seharusnya masyarakat mempunyai keinginan kuat
dan konsep pemikiran yang baik pengembangan desa berkelanjutan dalam membangun dan
memajukan desa. Untuk itu perlu adanya suatu kesinergisan gerak serta langkah konkrit bersama dalam
mewujudkan pengembangan desa modern.
Di sektor pertaninan
1. Mencari persoalan yang mendasar dalam sekor pertanian di suatu daerah. Seperti kerusakan
lingkungan yang semakin bertambah dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur
rendah, bertambahnya status dan luas kepemilikan lahan kurang dari 0.5 hektar, lemahnya
sistem perbenihan dan pembibitan nasional, keterbataan akses petani terhadap permodalan dan
suku bunga usaha tani, lemahnya kapasitas kelembagaan petani, masih rawannya ketahanan
pangan dan ketahanan energi, diversifikasi pangan yang belum optimal, rendahnya nilai tukar
petani, tidak adanya kesinambungan dengan sektor selain pertanian dalam pembangunan
pertanian, dan kurang optimal kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.
2. Melakukan perubahan paradigma dalam pembangunan desa yaitu dari orientasi produksi ke
orientasi agribisnis, dari sentralistis ke desentralistis, dari peran pemerintah ke partisipasi
masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. pengembangan ekonomi perdesaan berbasis agribisnis,
5. Dukungan jaringan innfrastuktur (perlu adanya kerja sama dan sinergi antara pelaku utama dan
pelaku usaha)
6. Adanya tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Dalam mewujudkan hal ini
perlu segera melakukan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
publik. Reformasi birokrasi lebih diarahkan kepada penghapusan praktik KKN, peningkatan
kualitas pelayanan kepada publik, peningkatan efisiensi dan efektifitas birokrasi pemerintahan
di setiap tingkatan.
Langkah-langkah di sektor perbankan :
Untuk mewujudkan pengembangan desa modern, ada tiga tahapan yang dilalui yaitu;
1. Pembagian masyarakat menjadi tiga; masyarakat yang belum visible dan belum bankable,
masyarakat yang belum visible dan sudah bankable, dan masyarakat yang sudah visible dan sudah
bankable.
2. Membentk lembaga keuangan yang dapat menyalurkan dana guna mengembangkan daerah
pedesaan tersebut. Lembaga Keuangan Mikro yang ada saat ini adalah koperasi. Koperasi dapat
berperan dalam pengmbangan usaha di pedesaan dalam segi permodalan
3. Diadakannya kerjasama antara perbankan formal dengan Lembaga Keuangan Mikro. Seperti
membentuk swamitra dalam pembiayaan sektor usaha mikro
Langkah-langkah di sektor energi:
Di sektor energi mewujudkan pengembangan desa modern ialah dengan mengembangkan desa
mandiri energi berbasis komunitas
1. Membangun kesamaan opini dan perumusan langkah aksi. sebagai langkah awal dengan
pendekatan kepada masyarakat desa dalam membangun kesamaan opini. Hal ini sangat penting
karena sebagian besar desa sangat kental dengan budaya masyarakat yang kekeluargaan dan
berlandaskan gotong royong. Perlu adanya pemahaman terlebih dahulu kepada masyarakat.
Bersama dengan masyarakat melakukan analisis sumberdaya dan potensi daerah yang dapat
dimanfaatkan agar dapat memilih teknologi yang tepat. Adanya preferensi dan pandangan
masyarakat perlu dilakuakan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah kerjasama yang
baik dan transparan.
2. Pengorganisasian. Membentuk manjemen organisasi yang rapi dalam lingkup pemerintahan
desa. Pembentukan unit kelompok dengan tujuan sebagai tenaga ahli dari masyarakat setempat
yang dilatih dan diberi wawasan terkait teknologi yang akan diterapkan, selain itu juga sebagai
penangggung jawab secara keseluruhan. Pembentukan unit kelompok ini perlu adanya
kerjasama dari akademisi seperti perguruan tinggi atau LSM, dan perusahaan.
3. Langkah aksi. langkah aksi ini berupa pembangunan pembangkit terbarukan berdasarkan
potensi lokal alam yang ada. Tahapan ini perlu adanya sinergisasi dari seluruh pihak yang
terlibat.
Kendala:
• Terbatasnya modal para pelaku usaha
• Kurangnya penoptimalan Lembaga Keuangan Mikro yang dikarenakan kelembagaan yang
tumpah tindih, keterbatasan SDM serta kecukupan modal
Universitas Dipenogoro
“Community development merupakan suatu upaya yang dilakukan akademisi khususnya adalah
mahasiswa, untuk membangun masyarakat sebagai upaya nyata pengaplikasian ilmu yang diterima
dibangku kuliah oleh mahasiswa untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat
dengan upaya pembangunan yang berkesinambungan melalui peran serta masyarakat itu sendiri”’
LANGKAH-LANGKAH :
5 tahun pertama (2010-2015)
• Membuat analisa tentang apa saja kebutuhan, potensi dan kendala yang ada di masyarakat
khususnya dalam bidang kesehatan. Pembentukkan suatu komunitas peduli kesehatan
masyarakat (perancangan program bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat)
• Melakukan penyuluhan kesehatan bersama kader kesehatan setempat
• Pembuatan solusi alternatif (contohnya dengan membuat alat yang berfungsi untuk
membersihkan dan menjernihkan air sungai)
• Bagi daerah yang masih menggunakan sungai maupun kebun untuk buang air besar karena
keterbatasan yang dipunyai dapat dilakukan pembuatan beberapa toliet umum. Pembuatan
toilet ini di lakukan oleh mashasiswa yang terkait dan masyarakat setempat dengan
memperhatikan standar sanitasi yang benar.
• Menjadikan salah satu rumah warga setempat sebagai acuan dalam pembentukan rumah
sehat (meliputi pengaturan ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian, penerangan
alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran
manusia dan penyediaan air bersih). Sehingga dapat diaplikasikan oleh beberapa rumah.
• Menjalin kerjasama dengan LSM yang terkait dan pemerintah untuk terus mengembangkan
program Community Development yang sedang dilakukan.
10 tahun selanjutnya ( 2015-2025)
• Sekitar 75% masyarakat sudah memenuhi standar rumah sehat.
• Peningkatan efektifitas dan efisiensi dari alat yang digunakan untuk membersihkan sungai
• Menjalin kerjasama dengan daerah-daerah yang ada di sekitarnya untuk mensosialisasikan
comdev yang sudah ada
• Mengadakan kegiatan bersama antara daerah Community Development dengan daerah
sekitarnya.
• Mengadakan pelatihan tentang bagaimana mencegah, mengendalikan dan menanggulangi
pemasalahan penyakit akibat lingkungan.
• Melakukan kerjasama dengan pemerintah dan stakeholder yang terkait untuk mendukung
program Community Development yang bertujuan untuk meningkakan derajat kesehatan
masyarakat.
10 tahun selanjutnya ( 2025-2035)
• Meningkatkan kerjasama dengan pihak pemerintah dan Stakeholder yang terkait dalam
bentuk pengembangan fasilitas kesehatan yang lain
• Mengadakan kegiatan-kegiatan bersama antara masyarakat, pemerintah maupun LSM yang
terkait (seminar ataupun diskusi bersama).
• Masyarakat bekerjasama dengan pihak birokrasi pendidikan kesehatan dalam pengoptimalan
peran dan fungsi puskesmas dan posyandu dengan terus melatih para kader kesehatan secara
berkelanjutan
• Terbentuknya tim Monev (Monitoring dan evaluasi) untuk memantau perkembangan comdev
tersebut yang terdiri dari perwakilan masyarakat, pemerintah dan LSM terkait serta birokrasi
pendidikan.
10 tahun selanjutnya ( 2035-2045)
• Pengoptimalan kerja tim-tim Monev dalam menjaga program-program pemberdayaan
tersebut berjalan sesuai dengan rencana sehingga dapat terkontrol dan terorganisir dan bisa
membuat program-program baru untuk mendukung peningkatan program kesehatan di
masyarakat tersebut.
• Meningkatkan kapasitas dan keefektifan alat pembersih sungai tersebut sehingga sungai
dapat dibersihkan hingga mencapai 1 minggu sekali dengan teknologi yang mudah dan
efisien (kerjasama dengan mahasiswa yang bergerak dalam bidang pembuatan alat pembersih
lingkungan yang modern dan canggih namun tidak rumit)
• Membuat tim-tim relawan tanggap bencana atau wabah sehingga bisa dilakukan penanganan
terhadap masalah kesehatan
• Masyarakat sudah bisa mandiri dalam menjaga, menanggulangi dan mengendalikan
permaslahan kesehatan di daerahnya. Seperti masyarakat yang sudah mempunyai
keterampilan dalam tanggap bencana ( Wabah penyakit ), bisa menggunakan potensi
daerahnya untuk mendukung kesehatan di daerahnya.
KENDALA :
• Belum banyak digunakannya konsep-konsep dan model-model tindakan dari sebuah disiplin
keahlian yang disebut Community Development.
• Keterbatasan dana, pembelian peralatan yang mahal dan kurang adanya respon baik dari
masyarakat.
• Masyarakat mengalami kesulitan dalam merealisasikan usaha peningkatan derajat kesehatan
karena belum bisa mengembangkan potensi yang ada di daerah tersebut yang sebenarnya dapat
diberdayakan untuk menjadi hal yang berguna di masyarakat
• Kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan masih kurang.
SOLUSI :
• Melakuan pendekatan personal dengan tokoh masyarakat
• Memberikan sejumlah alternative penyelesaian (solusi) dengan kerjasama dengan masayarakat
• Menggerakan masyarakat untuk bisa mengoptimalkan potensi yang ada di daerahya menjadi
sesuatu yang berguna untuk meningkatkan deajat kesehatan masyarakat. Salah satunya yaitu
dengan promosi kesehatan.
Universitas Bengkulu
“Community Development adalah sebagai sebuah model pengembangan masyarakat yang menekankan
pada partisipasi penuh seluruh warga masyarakat dan pihak terkait yang dimotori dan diperantarai oleh
mahasiswa”
Konsep Community Development yang BEM KBM UNIB tawarkan berbasis nilai-nilai pemberdayaan,
partisipasi, dan kemandirian (self reliance) dalam masyarakat yang tentunya tidak terlepas dari kondisi
nyata dan kebutuhan masyarakat Kota Bengkulu.
LANGKAH COMDEV YANG PERNAH DILAKUKAN:
1. Mendata anak jalanan (berupa jumlah anak jalanan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan
terakhir yang ditempuh, data keluarga anak jalanan, alasan menjadi anak jalanan, serta harapan
mereka dalam pemberian keterampilan dan konsep pendidikan sesuai minat.
2. Mendesak Dinas Sosial untuk lebih membantu anak jalanan dan memprioritaskan pendidikan
mereka demi menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.
3. Mendesak pemerintah kota (pemkot) agar tidak menjadikan anak jalanan sebagai obyek kegiatan
mereka apalagi menganggap mereka sebagai subyek yang meresahkan masyarakat dan pelaku
kejahatan melainkan menjadi mitra pemerintah kota dalam menciptakan kondisi yang aman,
adil, dan sejahtera.
4. Menguatkan jaringan gerakan melalui kerjasama dengan LSM-LSM yang peduli kepada anak
jalanan demi tercapainya indikator-indikator keberhasilan gerakan community development.
5. Penyadaran masyarakat kota Bengkulu untuk membantu gerakan community development melalui
pemberian bantuan kebutuhan pokok.
KENDALA :
1. Beberapa anak jalanan tidak mau mengikuti kegiatan yang dilakukan alasan mereka lebih
mementingkan mencari uang dari pada kegiatan tersebut.
2. Ketidakjelasan data–data keluarga anak jalanan yang ditemui sehingga mempersulit upaya
gerakan.
3. Sulitnya melakukan koordinasi dan komunikasi dikarenakan letak dan keberadaan mereka
selalu berpindah–pindah dari satu tempat ketempat yang lain.
4. Adanya keterlibatan pihak lain yang tak bertanggung jawab terhadap aktivitas anak jalanan
sehingga kesulitan dalam memasukkan suatu gerakan community development dalam jiwa anak
jalanan.
5. Kebanyakan anak jalanan yang terdata berasal dari luar kota atau sebagai pendatang.
6. Beberapa program yang dijalankan mengalami kekurangan peserta atau hilangnya keikutsertaan
mereka dengan berbagai alasan.
7. Permasalahan sosial yang menuntut mereka berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
memaksa mereka menjauhi berbagai kegiatan atau program yang dijalankan.
8. Keterbatasan fasilitas yang tersedia mengakibatkan terhampatnya suatu gerakan yang
dijalankan.
Gagasan Masa Depan Gerakan Community Development Hingga 2045
1. Mengajak bekerjasama pihak instasi pemerintah yang terkait dan Lembaga Swadaya Masyarakat
untuk membangun sebuah yayasan pendidikan khusus anak jalanan yang.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dari anak jalanan bahwa anak-anak sesuai hukum
dilindungi untuk mendapatkan hak sekolah dan bermain tanpa boleh dieksploitasi untuk
mencari uang demi dengan alasan apapun
3. Untuk membantu ekonomi keluarga maka setiap keluarga dari anak jalanan dibuatkan usaha
sesuai kemampuan berwirausaha mereka dan bagi keluarga yang belum mempunyai
keterampilan maka akan diberikan pelatihan selama 3 bulan hingga terampil berwirausaha.
4. Memberikan pendidikan kepada para keluarga anak jalanan mengenai hak-hak daripada anak-
anak yang wajib dilaksanakan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
5. Dalam rangka menyambut Pilkada yang akan dilangsungkan di Bengkulu maka akan diadakan
pendidikan politik kepada pihak-pihak yang terkait dengan anak-anak jalanan bahwa anak-anak
dilarang ikut berkampanye sebagai bagian kerjasama BEM KBM UNIB dengan LSM dan Dinas
Sosial.
6. Membina anak jalanan agar kembali ke hakikatnya menjadi anak-anak “normal” lainnya sesuai
amanat Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan Hukum
Konvensi Anak.
7. Membangkitkan gairah masyarakat kota Bengkulu untuk dapat membantu setiap anak jalanan
yang ditemui dalam bentuk uang,benda,maupun buku-buku penunjang kegiatan pendidikan
khusus anak jalanan.
8. Dibentuknya sekolah khusus bagi anak-anak dari golongan ekonomi bawah.
9. Membentuk lembaga kemahasiswaan mandiri yang mampu mengangkat harkat dan martabat
anak jalanan sebagai bagian generasi masa depan serta mengangkat perekonomian bangsa
Indonesia
10. Membentuk lembaga permanen antara Dinas Sosial, LSM, dan Mahasiswa yang khusus
menangani permasalahan sosial yang terjadi di kota Bengkulu terutama masalah anak jalanan
dengan target “Bebas Anak Jalanan pada 2015”.
Universitas Negri Semarang
“Community development adalah pengembangan kemasyarakatan yang mengarah pada banyak hal
pada masyarakat terutama pada bidang konservasi. pada beberapa prinsip pokok antara lain
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestarai terhadap sumber daya alam, cagar budaya
serta berwawasan lingkungan”
Comdev yang telah dijalani
1. Peresmian Taman Keanekaragaman Hayati oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur
Jawa Tengah pada tanggal 27 Nov 2008, 07.00-09.30 WIB. Tempat di Gunung Ledek UNNES.
2. Stadium General oleh Menteri Lingkungan Hidup dengan tema “Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Keanekaragaman Hayati” pada tanggal 27 Nov 2008, 09.30-11.00 WIB. Tempat di
Auditorium UNNES.
3. Pentas Budaya Tari Bedoyo Gunungsari, drama tari Ambangun Deso, dan Lelagon Dolanan
Anak pada tanggal 27 Nov 2008, 19.30-22.30 WIB. Tempat di Auditorium UNNES.
4. Launching Materi Ajar pada tangal 27 Nov 2008, 19.30-22.30 WIB. Tempat di Auditorium
UNNES.
5. Gerakan Menanam Nasional oleh Sekretaris Jendral Departemen Kehutanan dan Sekretaris
Jendral Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 28 Nov 2008, 07.00-09.30 WIB.
Tempat di Gunung Ledek UNNES.
Kendala :
Sejauh ini memang baru sebagian program atau kegiatan yang dilaksanakan, dan partisipasi baik
itu dari segenap civitas akademika dan masyarakat sekitar kampus belum begitu apresiatif . program
jangka panjang unnes karena perubahan lingkungan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, namun
butuh proses dan waktu yang cukup lama.
Langkah untuk pengembangan 2025
1. Pengelolaan Limbah
Program pertama dalam priorotas program yang direncanakan oleh unnes dalam upayanya
menjadi kampus konservasi adalah pengelolaan limbah. Kegiatan ini sudah mulai dilalukan
dengan penempatan beberapa tempat sampah telah terspesifikasi masing-masing yaitu
untuk sampah organic dengan warna kuning dan sampah anorgnaik dengan warna biru di
hampir seluruh tempat di kampus. Namun, dalam praktinya masih banyak pelanggaran dan
penyalahgunaan baik itu dilakukan oleh dosen, karyawan ataupun mahasiswa. Memang
semuanya itu buth proses yang panjang, apalagi berkaitan dengan sikap dan kebiasaan
seseorang. Mungkin pemanfaatan tempat sampah ini akan berjalan dengan baik lima sampai
sepuluh tahun mendatang. Kegiatan lain yang juga sudah mulai digalakan adalah
pengolahan sampah-samaph organic menjadi kompos yang dipelopori oleh Mapala sebuah
Unit Kegiatan Mahasiswa pecinta alam di Unnes.
2. Paperless Policy
Paperless policy atau kebijakan tentang pengurangan penggunaan kertas juga sudah mulai
diterapkan. Beberapa dosen telah mengurangi penggunaan kertas dalam pengumpulan
tugas-tugas kuliahnya. Mereka lebih memilih memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pengumpulan tugas mata kuliahnya. Bentuk nyata lain dari
paperless policy yaitu sudah jarangnya para pimpinan dan petinggi kampus ketika
mengadakan rapat menggunakan snack dengan bungkus kertas atau bahan anorganik
seperti plastic atau lainnya. Apabila memang menggunakan snack dengan bungkus tertentu,
maka sampah yang dihasilkan menjadi tanggung jawab masing-masing orang yang
mengkonsumsi snack tersebut.
3. Green Energy
Untuk program atau kegiatan pokok yang ketiga yaitu green energy juga sudah mulai
dilakukan walaupun baru sampai tataran pejabat-pejabat kampus saja, belum sampai
menyentuh keranah kemahasiswaan. Kebijakan tersebut yakni dengan penggunaan sepeda
ketika para pejabat atau dosen akan melaksanakan rapat dibeberapa tempat di lingkungan
kampus. Sepeda-sepeda tersebut telah ditempatkan di tiap fakultas, namun memang
pemanfaatanya hanya untuk para pejabat dan dosen saja.
Langkah untuk 2045:
1. Pengelolaan Limbah
Untuk program pengelolaan limbah, hingga akhir tahun 2009 ini Unnes belum mulai
melakukan kegiatan baru selain menempatkan tong sampah di setiap sisi kampus. Kegaitan
yang akan dilakukan hingga tahun 2045 antara lain:
- Rencana tahun 2010-2015
Pembuatan tempat pengelolaan sampah terpadu dengan menerapkan system 4R (reuse,
recycle, reduce dan recovery).
- Rencana tahun 2015-2020
Membuat dan memanfaatkan alat-alat untuk mengelola limbah cair dari kampus,
sehingga akan dihasilkan output air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman
dan taman-taman yang ada dilingkungan kampus. Hal ini akan berlangsung tersu
hingga tahun 2045 dan seterusnya.
- Rencana tahun 2015-2045
Mulai mengaktifkan tempat pengelolaan sampah terpadu tersebut, dan mulai
memproduksi hasilnya kemasyarakat. Serta membuat inovasi-inovasi baru.
Mengenalkan program ini kepada masyarakat sekitar lingkungan kampus sehingga
Unnes benar-benar menjadi kampus konservasi yang tidak hanya memberikan manfaat
untuk diri sendiri namun juga lingkungan sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.
2. Paperless Policy
- Rencana tahun 2010-2015
Membuat atau merancang peraturan rector atau kebijakan lain yang berlaku untuk
semua civitas akademika kampus tentang regulasi dalam penggunaan kertas.
Mengadakan seminar-seminar yang berkaitan dengan paperless polidy ini.
- Rencana tahun 2015-2045
Menetapkan peraturan dan mulai menawarkan peraturan yang ada ke lingkungan yang
lebih luas
3. Greeen Energy
Program jangka panjangnya adalah menciptakan Unnes tanpa asap kendaraan bermotor.
Untuk mencapai tujuan ini perlu beberapa tahapan, antaralain:
- Rencana tahun 2010-2015
Melengkapi infrasturutur seperti trotoar dan daerah-daerah untuk para pejalan kaki.
Membuat dan merancang peraturan menganai green energy ini.
Membuat tempat parkir untuk kendaraan bermotor yang jauh dari kampus
- Rencana tahun 2015-2020
Menyiapkan sepeda kampus sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan baik itu oleh
mahasiswa ataupun dosen untuk mengaskses antar fakultas bisa lebih mudah.
Sepeda-sepeda ini diharapkan ada ditiap-tiap fakultas diseluruh Universitas Negeri
Semarang.
- Rencana tahun 2020-2045
Memberlakukan peraturan mengenai larangan mengendarai kendaraan bermotor untuk
semua civitas akademika (dosen, karyawan dan mahasiswa) Unnes.
Dan peraturan ini akan berlangsung bukan hanya terpatok pada tahun 2045.
Politeknik Manufaktur Bandung
Community development diartikan sebagai “kegiatan pengembangan masayarakat untuk
menuju kondisi yang lebih baik dalam segala bidang, terutama social-ekonomi dan budaya”
Community development untuk mahasiswa kami artikan sebagai bentuk implementasi dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi poin ke-tiga yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Dimana kita sebagai mahasiswa
bertugas mendedikasikan apa yang telah kita dapat kepada masyarakat luas untuk memberikan manfaat
secara efektiv kepada masyarakat. Dalam community development, kita dapat berdasar pada tiga, yaitu
berbasis masyarakat ( community based), berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan
berkelanjutan (sustainable). Gerakan-gerakan community development yang telah kami ikuti banyak
bergerak dibidang lingkungan, salah satu program yang kami laksanakan adalah program bina desa.
Namun program tersebut tidak kami laksanakan atas nama institusi pribadi namun kami hanya dapat
melaksanakan program tersebut bersama dengan beberapa politeknik lain.
Program bina desa ini menyangkut beberapa bidang diantaranya bidang, kesehatan,
ekonomi, pendidikan, social dan budaya, serta lingkungan.tujuan kami bekerja sama dengan beberapa
politknik lain diantaranya adalah untuk mengefektifkan kekuaatan masing masing politeknik sehingga
dapat menjadi sebuah kekuatan yang cukup untuk membangun community development. Namun dalam
pelaksanaannya ada beberapa kendala dalam melaksanakan program tersebut.diantaranya, kurangnya
waktu yang membuat acara yang kami laksanakan menjadi sedikit terhambat. Program yang dapat
terlaksana dengan cukup baik hanya dibidang kesehatan, selain karena ada salah satu.
Politeknik yang memang bergerak khusus di bidang kesehatan, peran serta warga setempat
pun hanya peduli terhadap bidang tersebut. Dan yang menjadi kesulitan adalah ketika politeknik lain
bergerak di bidang lain hingga politeknik yang tidak memiliki bidang keahlian yang berhubungan
dengan kondisi masyarakat tidak dapat berkonstribusi terhadap masarakat secara langsung. Warga
setempat pun tidak memiliki kepedulian yang kurang tinggi terhadap program-program yang menjadi
tujuan kita. Jadi yang menjadi inti permasalahan umum bukan hanya dari pihak kami sebagai pelaksana
namun mncul dari masarakat yang menjadi objek program kami tersebut.selain itu keterbatasan yang
dimilki para mahasiswa pun menjadi masalah yang sangat kompleks. Karena kami cukup sulit dalam
mahami apa yang masarakat global inginkan hingga dibatasinya pergerakan kami oleh kemampuan serta
pamahaman terhadap bidang tersebut.
Selain bidang-bidang tersebut kami jga bergerak dibidang, sesuai tdengan bidang yang kami
tekuni dalam melakukan pendidikan. Namum secara konsep pelaksanaan.sedikit berbeda dengan bina
desa. Kami berusaha mengembangkan teknologi pemanfaatan energy alternative. Mesikipun program ini
belum dilaksanakan secara baik. Namun konsepnya kami rasa sudah cukup baik.
Konsep dari program ini adalah melalui program kreatifitas mahasiswa kampus untuk membuat
pemanfaatan teknologi alternative, dimana hasil program tersebut adalah sebuat alat atau metoda untuk
membantu masarakat tertinggal dalam melakukan aktifitas sehari hari. Misalnya membuat alat untuk
menaikan air hingga 10 x ketinggian mula-mula tanpa menggunakan energi listrik atau yang lainnya
dan hanya memanfaatkan tekanan yang ada pada air dan udara di sekelilingnya tersebut. Atau
pembangkit listri tenaga angin, pengolahan limbah, dll. Sehingga dengan begitu mahasiswa memiliki
kontribusi secara langsung terhadap masarakat. Dan dengan demikian pula pertahanan Negara di
bidang ekonomi akan semakin kuat.
Universitas UDAYANA
Definisi Gerakan Community Development
Didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar
akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih baik. Jadi dapat
dikatakan bahwa “gerakan community development” adalah kegiatan pengembangan masyarakat dari
segi sumber daya alam dan sumber daya manusia secra berkerlanjutan.
Pengantar
Mengapa masalah atau isu budaya ini mendapat posisi yang cukup penting ? Adalah untuk
dapat menciptakan suatu keadaan masyarakat yang mandiri serta terwujudnya kesejahteraan yang lebih
baik. Selain itu, program community cultural development ini juga sebagai bagian dari perbaikan budaya
dalam masyarakat.
Pembahasan.
Yang menjadi permasalahan utama tentang terjadinya ketidakpedulian terhadap budaya sendiri
adalah, generasi muda sekarang lebih banyak “dicekoki” dengan landasan teoritis yang berjubel, dengan
mengesampingkan pelajaran yang sifatnya memperkenalkan budaya bangsanya sendiri.
Kami sudah melakukan sosialisasi tentang “Hak Cipta” ke salah satu pusat seni yang ada di Bali,
dan tanggapan dari masyarakat setempatpun sangat beragam, ada yang menyambut positif bahkan ada
yang tidak peduli sama sekali. Maka dari dasar itulah kami memandang sangat perlu kita melakukan
suatu program Community Cultural Development untuk menjadikannya sebagai suatu wadah bagi
masyarakat yang membutuhkan pengarahan mengenai pembangunan budaya secra terpadu serta
“meluruskan” lagi persepsi masyarakat yang kurang perduli terhadap asset budaya yang sebenarnya
dapat mendatangkan keuntungan dari segi ekonomi.
Gagasan Pengembangan Gerakan Community Development
Program yang kami rencanakan dalam community development kami namakan program
“Sekolah Budaya Balai Banjar Udayana”. Sasaran utama kami adalah anak-anak usia sekolah dasar dan
menengah terutama bagi anak-anak yang putus sekolah sehingga tidak bias mengecap bangku sekolah.
Kami akan menerapkan system kurrikulum berbasis budaya, dengan presentasi 70%praktek dan
30% teori. Sekolah ini akan diadakan dua kali seminggu, dan anak-anak itu akan diperkenalkan bukan
saja budaya bali namun juga budaya asli Indonesia lainnya.Yang akan kami utamakan adalah bagi anak-
anak yang putus sekolah, yaitu belajar membaca dan menulis tentu saja, dan melatih keterampilan
mereka dalam seni budaya seperti seni tari bali, seni ukir bali, dengan tujuan member keterampilan
khusus bagi mereka.
Kurikulum yang pertama untuk umur 6-10 tahun dan atau yang sama sekali belum mengenal
dasar apapun, kami kategorikan program dasar. Dalam program dasar, disamping akan dijarkan
keterampilan, akan pula diajarkan membaca dan menulis. Keterampilan yang kami maksud antara lain,
akan kami perkenalkan dengan tarian-tarian dasar bali, seni lukis, seni musik tradisional semuanya
dalam tingkat dasar dalam artian untuk pemula.
Yang kedua untuk 11-20 tahun dan atau lanjutan dari program dasar yaitu program pendalaman
yaitu lanjutan dari program dasar, disini tujuan kami tidak hanya memperkenalkan namun menjadikan
mereka menjadi seorang yang professional di bidang seninya masing-masing. Sehingga pada akhirnya
mereka akan diproyeksikan ke pementasan-pementasan seni professional seperti pementasan tari, lomba
“bleganjur” dll. Namun tidak hanya mendalami seni asli bali, kami juga akan memperkenalkan mereka
dengan budaya-budaya luar dan keaneka ragaman budaya yang kita miliki sehingga pengetahuan
mereka tidak hanya ada di lingkunagn daerah saja namun juga berada di lingkup nasioanal. Tujuannya
agar timbulnya rasa memiliki dari budaya tersebut sehingga di masa yang akan datang pengetahuan
tentang budaya mereka berkembang menjdai lingkup yang luas.
Yang ketiga adalah program tingkat akhir. Program ini akan kami khususkan untuk anak-anak
yang sudah mengikuti program tingakt dasar dan pendalaman, dan berumur minimal 17 tahun. Karena
dalam tahap ini, sudah tidak akan dijarkan lagi tentang ketrampilan dan diharapkan pada jenjang ini
peserta akan dididik untuk membuat dan mengelola sanggar sendiri, dengan pengaturan manajemn
yang baik. Pada tingkat ini peserta tidak hanya akan memiliki keterampilan seni bali saja namun mereka
juga dapat mementskan seni daerah luar bali.
Program ini gratis dan terbuka untuk siapa saja, sedangkan tenaga pengajar, akan kami
upayakan berasal dari mahasiswa terpilih yang ahli dalam bidang seni tradisional dan mempunyai
keterampilan, serta melibatkan seluruh fungsionaris bem secara bergantian setiap minggunya.
Untuk program dasar kami akan bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian
tradisional di universitas kami untuk menjadi mentor dalam praktek dasar seni tradisional bali
sedangkan untuk pelajaran teori akan dilibatkan fungsionaris Bem untuk menjadi mentor. Sehingga
untuk persiapan tahap awal tidak memerlukan banyak dana dan persiapan yang lama.
Untuk program pendalaman kami akan bekerja sama dengan mahasiswa dan dosen dari Institut
Seni Indonesia untuk mengajarkan mereka mendalami seni, sehingga mereka akan di arahkan menjadi
seorang yang professional di bidang seni budaya. Lalu kami akan memproyeksikan mereka dengan
pentas-pentas seni untuk melatih mereka tampil dimuka umum, atau kami akan membuat event dengan
pengisi acara adalah para peserta didik sekolah budaya “balai banjar”udayana.
Untuk program tingkat akhir, karena tujuan dari program tingkat akhir ini adalah mendidik para
peserta untuk membuat sanggar-sanggar mandiri sehingga ilmu yang sudah kami sajikan nantinya akan
berguna bagi kehidupan masing-masing, maka yang akan kami lakukan hanya terbatas sebagai mitra
kerja, kami akan membantu mereka dalam mebangun sanggar, lalu mereka akan mengembangkan
sanggar tersebut sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Program jangka pendek yaitu 2010 sampai 2013 kami akan fokuskan pada program dasar, karena
tidak mudah untuk melakukan pemahaman tentang budaya, dan untuk melatih keterampilan seni juga
tidak bisa dalam waktu singkat, sehingga akan dilakukan pelatihan secara teratur dan rutin. Kami akan
berusaha untuk menyeimbangkan pengetahuan mereka antara praktik dan teorinya, sehingga tidak
hanya keterampilan yang mereka dapatkan, pengetahuan tentang seni budayapun akan mereka kuasai
dengan baik sehingga mereka mengenal tidak hanya budayanya sendiri namun juga budaya dari daerah-
daerah lain Indonesia.
Dalam program dasar ini tidak ada batas waktu untuk perserta tersebut belajar, karena mereka
dapat naik ke jenjang berikutnya setelah kami anggap mereka mampu barulah mereka akan naik ke
jenjang selanjutnya. Evaluasi untuk tahap ini akan kami lakukan setiap tanggal 17 Agustus sambil
memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan kami sebisa mungkin akan menyelenggarakan even
pagelaran tari di desa setempat dan yang mengisi acara adalah anak-anak binaan. Dari sanalah kami
akan menilai anak-anak yang mampu untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya atau masih harus belajar
kembali, sehingga kami juga dapat belajar metode yang cocok yang harus diterapkan dalam mendidik
anak-anak tersebut.
Program tingkat menengah kami tahun 2012 sampai 2020, adalah kami akan mengembangkan
program dasar menjadi program pendalaman, karena sudah pasti akan bermunculan bibit-bibit berbakat
yang dapat menjadi seniman-seniman unggul di bidangnya. Pada program pendalaman ini yang akan
kami bentuk adalah karakter mereka dalam berseni.
Pada program jangka panjang yang akan kami rencanakan sampai tahun 2045, yaitu kami akan
melanjutkan ke jenjang tingkta akhir, disini peserta sudah tidak lagi dibimbing secara penuh, namun
mereka sendirilah yang belajar dan memahami seni budaya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Mereka juga difokuskan selain menjadi pengisi acara di even-even mereka diperbantukan untuk
mengajar para peserta baru yang mengikuti program tingkat dasar.
Dalam program tingkat akhir, tujuan kami adalah bagaimana caranya mendidik para peserta
untuk mengmbangkan usaha sanggar seni budaya sendiri. Sebisa mungkin kami akan membantu mereka
untuk mendapatkan modal usaha dan ijin usaha sanggar, untuk mempermudah mereka membuka
sanggar tersebut. Sehingga pada akhirnya mereka dapat mandiri untuk mengembangkan usaha mereka
sekaligus dengan berdirinya sanggar mereka juga tak henti-hentinya belajar untuk mengembangkan
kemampuan mereka.
Tujuan akhir kami dalam program tingkat akhir adalah, bagaimana upaya kami untuk
menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuka sanggar-sanggar seni yang pemiliknya itu sendiri
adalah peserta didik dari sekola budaya”balai banjar”udayana itu sendiri. Yang kedua secara tidak
langsung budaya itupun secara otomatis sudah dilestarikan karena semakin banyak peserta yang
membuka sanggar maka semakin banyak pula siswa dari sanggar tersebut dan tidak heran pada
akhirnya kita tidak perlu resah lagi karena budaya kita secara otomatis akan dikenal dari generasi ke
generasi sehingga tidak mematikan budaya itu sendiri.
Disini bukan hanya satu kesenian saja yang akan kami fokuskan namun tiga kesenian, yaitu seni
tari tradisional,seni lukis dan ukir, seni musik dan suara. Dengan jalan tersebut ada beberapa
keuntungan yang akan kami dapatkan yang pertama kami anak-anak desa yang kurang beruntung
tersebut mendapat keterampilan dan dapat mencari penghasilan sendiri dari keterampilan yang sudah
didapatkannya. Yang kedua menciptakan lapangan pekerjaan dengan membukan sanggar seni,
setidaknya dari sanggar tersebut mereka akan memperoleh penghasilan. Yang ketiga melestarikan
budaya, jadi karena yang mereka peroleh adalah keterampilan di bidang seni budaya dan mereka
sendiripun akan mengajarkan orang lain dari ilmunya tersebut maka budaya tersebut sudah langsung
terjaga dan meregenerasi sehingga tidak “mandeg” begitu saja dan tentu saja akan memberika inspirasi.
Universitas Kristen Petra
Menurut UKPetra, diperlukan inovasi dalam reformasi, dengan realita bahwa mahasiswa
kurang tanggap dengan hal tersebut. Inovasi yang dimaksud adalah kegiatan kemahasiswaan, yang pada
Petra dilakukan oleh lembaga kemahasiswaan dengan fokus pada peningkatan taraf hidup khususnya
pendidikan.
Comdev Petra didasari visi UK Petra, Caring and Global University Based on Christian Value.
Dilakukan oleh lemabaga khusus yaitu Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), dan
partisipasi dari unit terkecil seperti Himpunan Mahasiswa (HIMA) di setiap jurusan maupun Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Dalam BEM-nya di Departemen Pengabdian masyarakat tidak hanya pengabdian masyarakat
jangka panjang, namun, dalam implementasinya hampir semua kegiatan di BEM memasukkan usaha-
usaha pengembangan komunitas jangka pendek. Hal itu sebagai usaha perwujudan dari visi BEM 2009-
2010 yaitu, “Mapan dan Berkualitas dalam Melayani Bagi Negeri”.
Kegiatan UKP:
• Aku Untuk Indonesiaku (AUI): Lomba debat dengan bahan realita Indonesia dengan tujuan
kepedulian mahasiswa terhadap realita tersebut dan hasil debatnya diajukan ke pemerintah
sebagai bahan pertimabangan masalah di Indonesia.
• BEM Peduli Jawa Barat : Bantuan yang fokus pada pemulihan trauma anak-anak korban gempa.
• BEM untuk Padang: Serupa dengan sebelumnya, dokumentasinya dijadikan inspirasi UNICEF
dan Yayasan Tanggul Bencana Indonesia untuk penanggulangan korban-korban bencana alam di
dunia.
• Kasih untuk Wediawu: Kegiatan peningkatan taraf hidup masyarak desa wediawu yang fokus
pada perkembangan pendidikan masyarakat.
• Community Outreach Program : pengembangan dalam hal teknologi dan pembangunan fasilitas
desa.
Terdapat dua kendala utama dalam pelaksanaan comdev:
Minat mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa UK Petra berpikir bahwa permasalahan ini adalah
tugas dari pemerintah semata, hal ini kemudian menjadi semakin sulit melihat profil mahasiswa UK
Petra yang rata-rata adalah kalangan menengah ke atas.
Masalah dana.Dana yang tidak sedikit, apalagi dalam usaha tersebut harus dilakukan lebih dari
satu kali, belum lagi usaha follow up-nya. Usaha pencarian sponsor seringkali dilakukan, namun untuk
daerah terpencil dengan jumlah warga yang sedikit, kami mengalami kesulitan.
Visi untuk Indonesia hingga tahun 2045:
-Melanjutkan usaha pengembangan masyarakat yang berfokus pada peningkatan SDM.
-Lebih banyak lagi desa-desa terkecil yang jauh berkembang.
-Membuat desa Wediawu bisa jauh berkembang dan mengikuti perkembangan jaman.
-Target jangka panjang kami, 5 tahun dari sekarang BEM UK Petra khususnya telah berhasil
membangun 7 desa lainnya.
-Untuk jangka pendeknya, kegiatan Kasih untuk Wediawu ini dapat dijadikan sebagai kegiatan
rutin BEM UK Petra setiap tahunnya.
UNIKA Soegrajapranata
Pengertian
sebuah komunitas yang telah memilki keeratan yang tinggi yang memiliki kesamaan tujuan dan sama-
sama ingin mencapai tujuan tersebut, yang berasal dari komunitas kesil yang saling bergabung menjadi
komunitas yang besar.
Kendala
1. kami mengalami penolakan dan juga kurang diterima di masyarakat, hal ini disebabkan karena
basis unveristas kami yang beragama Katolik sehingga ada anggapan program kami tersebut
adalah upaya untuk “mengkristenkan” masyarakat sekitar, namun sejauh ini hal ini dpaat kami
atasi karena setelah biasanya kami memberikan penjelasan bahwa kegiatan ini murni kegiatan
sosial untuk membantu masyarakat
2. komunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pada umunya masyarkat sekitar yang
berada di desa lebih sering menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan mereka sehari-hari,
sedangkan mahasiswa UNIKA sendiri ada yang kurang mengerti bahasa Jawa khusunya
mahasiswa UNIKA yang berasal dari luar pulau. Namun sejauh ini kedua persoalan di atas
masih dalam taraf yang wajar dan dapat diatasi sehingga tidak mengganggu jalannya program
secara keseluruhan.
3. pendampingan SDM pengajar, pada service learning
Comdev yang telah dilakukan
Comdev yang dilakukan terkait banyak bidang, yaitu pendidikan, lingkungan, kesehatan,dll
1. pendidikan
service learning: untuk memberdayakan masyarakat baik dalam segi sosial, budaya, pendidikan,
maupun ekonomi berupa pendampingan pendidikan bagi instansi TK, SD, maupun SMP
2. lingkungan
membentuk sebuah wadah organisasi pecinta lingkungan yang dinamai “Wanacaraka”. menjadi
mahasiswa yang mandiri dan mampu menempatkan diri mereka secara tepat di lingkungan
3. Kesehatan
KSR, Korps Sukarelawan: , yang bekerjasama dengan klinik untuk mengadakan pengobatan
murah dengan membayar dengan harga lima ratus rupiah untuk masyarakat di sekitar UNIKA
4. Ekonomi
LPPM, Lembaga Penelitian dan Pengabdia Masyarakat: upaya memberdayakan perekonomian
mereka guna mendapatkan kualitas masyarakat yang tinggi dengan usaha melakukan pengembangan
produk yang sudah ada untuk mencapai kualitas produk yang lebih bagus sehingga didapatkan harga
jual yang lebih tinggi namun tetap mamppu bersaing di pasaran.
Langkah untuk 2045:
1. menggalang dan mengumpulkan suatu mahasiswa yang tebeban untuk menolong dan
mengorbankan waktunya untuk korban bencana alam. mempersiapkan secara tanggap dan sigap
apabila bencana alam terjadi dan melanda, sehingga situasi yang membutuhkan kondisi yang
tepat tanggap, dapat langsung ditindaki
2. mebuka suatu sekolah-sekolah kecil di desa-desa atau daerah yang kurang akan pendidikanya
dimana segala sesuatunya diurus oleh mahasiswa itu sendiri, baik dari hal membangun sekolah,
mengajar, hingga belajar untuk mengabdi pada masyarakat.
Institut Teknologi Sepuluh November
Departemen Sosial Masyarakat BEM ITS menggagas suatu program kerja dengan nama Village
Development atau dengan nama lain Community Development. Dalam hal ini SOSMAS BEM ITS
melakukan survey sebagai awal pergerakan comdev di suatu desa yaitu desa sawahan di kota nganjuk.
Pemilihan desa ini sebagai desa percontohan adalah karena potensi pengembangan minyak atsiri yang
dimiliki oleh desa ini cukup besar. Dalam pelaksanaannya SOSMAS bekerja sama dengan departemen
Ristek BEM ITS dengan dua arahan kerja yang berbeda. Yaitu Sosmas bergerak dalam lingkup
kemasyarakatannya sedangkan ristek gerakannya lebih kepada proses pengolahan minyak atsirinya.
Gerakan Sosmas BEM ITS dalam vildev ini tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi seluruh aspek
yang berhubungan dengan masyarakat. Antara lain adalah pendidikan, keprofesian, ekonomi,
lingkungan, dan lain-lain. Dalam hal ini ditemukan berbagai kendala dalam pelaksanaan vildev itu
sendiri. Sehingga menyebabkan lesunya animo masyarakat dalam membangun desa itu sendiri. Apalagi
pengaruh tengkulak dalam menentukan harga minyak atsiri sebagai penghasil utama terkesan
direndahkan. Bahkan penjualan minyak atsiri tidak sebanding dengan pembelian bibit penghasil minyak
tersebut. Badan penyuluhan PPA sebagai sarana pembimbing dan sosialisasi dari pemerintah terkesan
enggan dan cuek terhadap masyarakat sekitar.
Oleh karena itu Sosmas BEM ITS memiliki suatu gagasan yang akan dijadikan sebagai suatu
pergerakan utama mahasiswa ke depannya dalam membantu masyarakat yang akan terbagi sebagi
rencana jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah sosialisasi yang akan diberikan
oleh Sosmas BEM ITS kepada masyarakat petani atsiri. Sedangkan rencana jangka panjangnya adalah
membangun sarana dan prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat tersebut dalam mengelola
pertanian atsirinya.
Universitas Nurtanio Bandung
Pengertian Umum
Community Development adalah kegiatan yang berupaya untuk memberdayakan individu dan
kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok ini dengan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk membuat perubahan di komunitas mereka sendiri. Komunitas pengembang harus
mengerti baik bagaimana bekerja dengan individu-individu dan bagaimana masyarakat mempengaruhi
posisi dalam konteks yang lebih luas, contohnya dalam lembaga-lembaga sosial.
Tujuan dari Community Development UNB adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
organisasi dikampus ke masyarakat sekitar, khususnya ilmu penerbangan. Allhamdulillah kampus
Universitas Nurtanio Bandung telah Approve Certificate AMTO yang sangat membanggakan karena
kampus Universitas Nurtanio Bandung merupakan kampus ke dua di Indonesia yang berhak
menyelenggarakan certificate AMTO setelah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), dan juga
kampus satu-satunya di Indonesia yang mendidik kataloger muda bagi perkembangan kodifikasi di
Tanah Air.
Permasalahan Umum
Permasalahan yang sering dihadapi dalam memberi penjelasan pada masyarakat luar adalah
antara lain :
a. Dari segi biaya karena kegiatan Aeromodelling membutuhkan peralatan-peratan yang
bertahap internasional yang didatangkan langsung dari daerah asal.
b. Dari segi SDM kami ini masih terbilang sangat kurang sekali karena ilmu Aerodinamika
tidak popular di masyarakat.
Pergerakan Community Development untuk jangka waktu sampai 2045
Jangka pendek :
a. Memberikan waktu dan kesempatan bagi masyarakat luar untuk lebih mengenal ilmu
penerbangan.
b. Memudahkan akses masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pengembangan ilmu
penerbangan di Universitas Nurtanio Bandung.
c. Lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Universitas lain
guna menambah wawasan dan pengalaman dalam berorganisasi.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan Universitas lain dalam berbagai bidang guna
mempererat tali silaturahmi para Mahasiswa.
e. Melakukan study banding dengan berbagai Universitas di Indonesia.
Gerakan Community Development Yang Sudah Dilaksanakan
Program yang telah dilaksanakan lembaga adalah pengenalan tentang dunia penerbangan ke
masyarakat yang masih belum mengenal tentang dunia penerbangan adapun programnya adalah antara
lain :
a. Kegiatan Aeromodelling
Unnur Aeromodelling Club (UAC) adblah sebuah wadah bagi mahasiswa yang memiliki
bakat, minat, maupun keahlian dalam bidang Aeromodelling. Selain itu, UAC juga berperan
sebagai wadah pembinaan dan pembelajaran mahasiswa dalam bidang kedirgantaraan.
Dalam kegiatan Club kita akan memperagakan kepada masyarakat tentang :
b. F1 (Free Flight)
c. F2 (Control Line)
d. F3 (Radio Control)
e. F4 (Flying Scale)
f. F5 (Radio Control Electric Powered)
g. F6 (Airsports Promotion Classes)
h. F7 (Aerostats)
i. SM (Space Models)
b. Pecinta Alam
Merupakan kegiatan yang menonjol dari segi lingkungan supaya kita bisa melestarikan
lingkungan disekitar kita dan melatih mahasiswa untuk lebih mengenal dan peduli tehadap
lingkungan. Kegiatan-kegiatan kami banyak dilaksanakan didaerah pegunungan
c. Team Rescue
Maka dari itu, dibentuklah Tim Rescue yaitu sebagai sebuah wadah bagi mahasiswa yang
memiliki bakat, minat, maupun keahlian dalam bidang kesehatan dan penyelamatan. Selain itu,
Tim Rescue juga berperan sebagai wadah pembinaan dan pembelajaran mahasiswa dalam
bidang kepalang merahan.
Tujuan dari Community Development UNB adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
organisasi dikampus ke masyarakat sekitar, khususnya ilmu penerbangan.
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM (UNIPDU) JOMBANG
Pengertian Umum
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-
ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan.
Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan
dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development memiliki tiga karakter utama
yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan
berkelanjutan (sustainable).
Secara khusus sebagai mahasiswa pengertian community development sendiri adalah bentuk
gerakan nyata dalam mengembangkan, memberdayakan dan mendidik masyarakat sekitar berlandaskan
atas wujud tanggungjawab mahasiswa sebagai insan akademis serta moral force dan agent of change
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam 3 (tiga) pokok permasalah meliputi sosial, budaya
dan ekonomi.
Pengembangan sumberdaya masyarakat
Gambaran riil tentang apa yang ada dalam masyarakat sekitar kampus Unipdu peterongan
khususnya serta masyarakat kabupaten Jombang umumnya tentang sosial budaya dan yang
berhubungan dengan kesejahteraanya bisa dikatakan mandiri. Hal ini terbukti dengan pembentukan
program UMKM Kabupaten jombang. Dilingkungan Sekitar Unipdu Jombang sendiri telah dijalani
sumber pokok kerjasama dalam bentuk entreprenurship antara pimpinan Pondok pesantren Darul
‘Ulum dengan masyarakat dalam bentuk Koperasi. Setiap toko atau badan usaha dikawasan pondok
akan diberi kewenangan untuk pemenuhan kebutuhan para santri dengan berupa pinjaman modal
pemberdayaan dalam hal wawasan kewirausahaan.
Rencana jangka pendek
Dalam rencana perkiraan ini akan dibuat perencanaan dan stimulus tentang berkesinambungannya
program-program latihan kewirusahaan. Ini penting karena apa yang harus dikembangkan dan
disinergikan dalam masyarakat adalah berupa ilmu pengetahuan yang sudah teruji dan memang itu riil
terjadi serta dibutuhkan dalam masyarakat. Sebelum mengembangkan dan memberdayakan masyarakat,
sumber daya mahasiswa yang ada harus memenuhi beberapa aspek;
Yang pertama adalah kampus harus menyediakan sumber daya mahasiswa yang mampu menjadi
fasilitator dalam pengembangan komunitas (masyarakat) dan memberikan gambaran agar komunitas itu
dapat menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi dan berkembangan baik itu yang berhubungan
dengan sosial budaya masyarakat maupun tentang tantangan menhadapi arus globalisasi mendatang.
Yang kedua adalah kampus harus dapat menyediakan media pelatihan serta pengkajian secara
berkelanjutan. Hal ini dikarenakan keberadaan universitas yang merupakan rujukan tentang dunia
pendidikan dan lembaga penelitian.
Kedua aspek bisa dibentuk jika disosialisasikan serta diadakan pelatihan-pelatihan dan diadakan
diskusi serta kesinambungan dalam internal mahasiswa itu sendiri. Setelah unsur dari kedua aspek
sudah dimiliki oleh elemen mahasiswa terkait. Maka baru kita akan mensinergikan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan.
Rencana jangka menengah
Dalam paradigma jangka menengah sebagai insan akademin harus mampu memberi perlindungan
dan payung hukum setiap pemberdayaan itu sendiri. Artinya ketika masyarakat condong dan berusaha
membentuk koperasi dan usaha mandiri lainnya, kita harus dapat mengawal dan mendampingi secara
aktif. Dengan kata lain kita akan memberikan stimulus yang berhubungan dengan administrasi maupun
pengetahuan tentang penting legalitas atau status hukum dari setiap badan. Karena ini sangat erat
kaitannyya dengan HAKI serta kondisi perundangan-undangan yang ada.
Rencana jangka panjang
Setelah seluruh komponen terbangun dan terencana dengan matang, hal lain yang harus
diperhatikan adalah pemberdayaan dan kontinutas. Karena permasalahan mendasar yang sering terjadi
dalam setiap perencanaan atau perubahan apa yang terjadi dilapangan. Maka setiap emitmen yang
berkecimpung dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan informasi yang akurat serta aktual.
Dengan mengatasi hal mendasar itu kita dapat menyelenggarakan serta menekankan tentang pentingnya
media informasi sebagai bagian dari komponen kemasyarakatan, disamping juga akses tentang
kemajuan teknologi dalam membangun setiap infomarsi agar selalu up to date.
UNIVERSITAS SEMARANG
Community development berbasis nilai-nilai pemberdayaan, partisipasi, dan kemandirian dalam
masyarakat tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh masyarakat, maka penerapan community
development lebih ditekankan kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas warga masyarakat dalam
hal perekonomian daripada pemecahan masalah demi masalah. Nantinya masyarakat diharapkan
mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Jadi dalam
paradigma ini tujuan community development harus diupayakan dengan keberlanjutannya yang artinya
tidak harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa memperdulikan kebutuhan masa yang akan datang,
akan tetapi mengusahakan agar keberlanjutan pemenuhan kebutuhan tersebut pada masa selanjutnya
pada generasi kemudian..
Dalam proses community development, pemenuhan prasyarat untuk berpartisipasi harus
diupayakan oleh pelaksana perubahan. Masyarakat harus diberi kekuatan dan lingkungan yang kondusif
untuk dapat berpartisipasi. Hal ini dilakukan melalui pengkondisian secara simultan sebagai rangkaian
dari proses community development.
Dari sumber yang ada terdapat beberapa prinsip yang mendasar dalam pengembangan masyarakat :
1. Integrated Development
Kegiatan pengembangan masyarakat harus merupakan sebuah pembangunan yang terintegrasi, yang
dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan,
dan spiritual. Dengan kata lain, ketika kegiatan pengembangan masyarakat difokuskan pada satu aspek,
maka kegiatan tersebut harus memperhatikan dan memperhitungkan keterkaitan dengan aspek lainnya.
2. Human Right
Kegiatan pengembangan harus dapat menjamin adanya pemenuhan hak bagi setiap manusia untuk
hidup secara layak dan baik.
3. Sustainability
Kegiatan pengembangan masyarakat harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan, sehingga
penggunaan bahan-bahan yang non-renewable harus diminimalisir. Hasil kegiatan pengembangan
masyarakat pun tidak menimbulakn dampak buruk bagi lingkungan hidup manusia. Sustainability ini
mengandung pengertian pula bahwa kegiatan pengembangan tidak hanya untuk kepentingan sesaat,
namun harus memperhatikan sifat keberlanjutan dari kegiatan yang direncanakan.
4. Empowerment
Pemberdayaan merupakan tujuan dari pengembangan masyarakat. Pemberdayaan mengandung arti
menyediakan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga masyarakat
untuk meningkatkan kapasitasnya agar dapat menentukan masa depannya, dan dapat berpartisipasi
dalam kehidpan masyarakat dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Termasuk di dalamnya
menghilangkan berbagai hambatan yang akan menghalangi perkembangan masyarakat. Hal ini juga
berarti bahwa pengembangan masyarakat menjadi proses belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan
dirinya, sehingga keghiatan pengembangan masyaakat dapat berkelanjutan.
5. Self-reliance
Kegiatan pengembangan masyarakat sedapat mungkin memanfaatkan berbagai sumber yang dimiliki
oleh masyarakat daripada menggantungkan kepada dukungan dari luar. Adapun sumber yang berasal
dari luar haruslah hanya sebagai pendukung saja.
6. Organic Development
Kegiatan pengembangan merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Selain itu, masyarakat sendiri
mempunyai sifat organis. Oleh karena itu, untuk bisa berkembang membutuhkan lingkungan dan
kondisi yang sesuai dengan keadaan masyarakat yang unik. Untuk itu percapatan perkembangan
masyarakat hanya bisa ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, dalam pengertian ditentukan oleh kondisi
dan situasi pada masyarakat.
7. The Integrity of Process
Pengembangan masyarakat tidak hanya mementingkan hasil, namun juga prosesnya itu sendiri. Proses
di dalam pengembangan masyarakat akan melibatkan berbagai pihak, berbagai teknik, berbagai strategi,
yang kesemuanya harus terintegrasi dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar.
8. Co-operation
Pengembangan masyarakat lebih membutuhkan struktur yang kooperatif, mengingat proses
pengembangan masyarakat dilakukan untuk dalam kondisi yang harmonis dan tanpa kekerasan.
Kerjasama akan dapat lebih menguntungkan, karena dalam prosesnya terjadi saling melengkapi dan
saling belajar.
9. Participation
Pengembangan masyarakat sedapat mungkin memaksimalkan partisipasi masyarakat, dengan tujuan
agar setiap orang dapat terlibat secara aktif dalam aktivitas dan proses masyarakat. Partisipasi ini juga
harus didasarkan kepada kesanggupan masing-masing. Artinya bahwa setiap orang akan berpartisipasi
dengan cara yang berbeda-beda. Dengan demikian perlu diperhatikan adanya upaya-upaya yang dapat
menjamin partisipasi dari berbagai kelompok masyarakat.
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Isu : Lingkungan
Judul : Meneropong Lingkungan Hidup di Kudus
Pengertian
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan, lingkungan hidup adalah segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Permasalahan
Bentuk permasalahan lingkungan adalah mengenai isu pemanasan global yang secara lengsung
ataupun tidak langsung saling berdampak terhadap masalah lingkungan lainnya.
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Kerusakan Alam
a. Letusan gunung berapi
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa Bumi
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin Topan
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Manusia
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan
Solusi
Mengingat perubahan iklim berdampak terhadap banyak sektor, maka penanganannya
membutuhkan konsep yang holistik dan koordinasi yang baik di antara sektor. Strategi nasional
menghadapi perubahan iklim juga perlu diarahkan pada pengembangan rekayasa sosial agar masyarakat
dapat mengalami perubahan sosial secara terencana, sistematis, dan menyeluruh yang dapat
memberikan manfaat bagi kelangsungan kehidupan sosial dan ekologi.
Adapun solusi yang bisa dilakukan masyarakat secara langsung dalam upaya menangani maalah
lingkungan dan kelestariannya :
a. Pelestarian tanah
b. Pelestarian Udara
-Menggalakan penanaman pohon
-Mengupayakan pengurangan emisi
c. Pelestarian Hutan
Langkah-langkah (penanganan masalah)
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek kunci yang harus menjadi agenda
pembangunan nasional dalam rangka mengembangkan pola pembangunan yang tahan terhadap
dampak perubahan iklim dan gangguan anomali cuaca yang terjadi saat ini dan antisipasi dampaknya ke
depanAgenda adaptasi dalam strategi pembangunan untuk menghadapi anomali iklim atau variabilitas
iklim saat ini, antara lain dengan cara:
1. Program pengurangan risiko bencana terkait iklim melalui program penghutanan kembali,
penghijauan terutama di kawasan hutan/lahan yang kritis, baik di hulu maupun di hilir (kawasan
pesisir) dengan keterlibatan masyarakat;
2. Peningkatan kesadaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim dan informasi adaptasi
pada berbagai tingkat masyarakat terutama untuk masyarakat yang rentan sebagai tindakan
kesiap-siagaan dini dan peningkatan kesadaran tentang bencana iklim yang semakin meningkat;
3. Peningkatan kapasitas pengkajian ilmiah tentang perubahan iklim dan dampaknya serta upaya
pengendaliannya serta mengembangkan model proyeksi perubahan iklim jangka pendek,
menengah, dan panjang untuk skala lokal atau regional yang diperlukan untuk menilai kerentanan
dan dampak iklim serta menyusun rencana dan strategi kebijakan adaptasi terhadap perubahan
iklim untuk jangka pendek, menengah dan panjang;
4. Peninjauan kembali kebijakan-kebijakan inti yang secara langsung maupun tidak langsung akan
dipengaruhi oleh perubahan iklim. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mengidentifikasi penyesuaian
apa yang harus dilakukan terhadap program-program yang didesain dengan mempertimbangkan
arah perubahan iklim dan kenaikan muka air laut serta perubahan kondisi sosial-ekonomi untuk
mendapatkan kebijakan dan program yang lebih tahan terhadap perubahan iklim;
5. Peningkatan kapasitas untuk mengintegrasikan perubahan iklim dengan pengarus-utamaan
adaptasi perubahan iklim ke dalam perencanaan, perancangan infrastruktur, pengelolaan konflik,
dan pembagian kawasan air tanah untuk institusi pengelolaan air;
6. Pengarus-utamaan adaptasi perubahan iklim kedalam kebijakan dan program di berbagai sektor
(dengan fokus pada penanggulangan bencana, pengelolaan sumber daya air, pertanian, kesehatan
dan industri);
7. Pengembangan isu perubahan iklim dalam kurikulum sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Universitas Gajah Mada
Pengertian
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-
ekonomi-budaya yang lebih baik. Community development merupakan sebuah gerakan nyata serta aplikasi
multidisiplin ilmu sebagai suatu perwujudan menyelesaikan beragam permalahan yang terjadi di
masyarakat. Dan pada akhirnya, community development mampu menciptakan masyarakat lebih mandiri
dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Pembangunan merupakan hal yang harus dilaksanakan demi terwujudnya suatu tujuan yang
ingin dicapai. Dan untuk membangun segala aspek yang ada di negara ini bukanlah hal yang mudah.
Bangsa Indonesia perlu melakukan revolusi pola pikir, sebagai satu cara cepat yang dapat digunakan
sebagai proses penyadaran yang menyeluruh bagi seluruh komponen bangsa, agar bangsa ini tidak
terlalu lama berada dalam perjalanan yang tidak pasti, akan ke mana, dan harus bagaimana. Jika revolusi
pola pikir dalam membangun dapat diterima dan dipahami dengan baik, maka inovasi sosial dapat
diselenggarakan.
Gerakan Community Development oleh mahasiswa adalah sevuah revolusi pola pikir yang harus
segara dilaksanakan. Bukan sekedar mengejar eksistensi pribadi, namun perwujudan nilai-nilai
kerakyatan yang menjadi nilai luhur perjuangan bangsa. Komitmen, konsistensi dan implementasi
adalah modal utama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera di masa yang akan
datang.
Pelaku community development
• Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya mensejahterakan
masyarakatnya sehingga pemerintah memiliki porsi yang paling besar dalam pengembangan
masyarakat. Secara tidak langsung pemerintah telah melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat melalui penyelenggaraan program-program pembangunan pada berbagai bidang
kehidupan.
• Organisasi juga turut menyelenggarakan pengembangan masyarakat atau menjadi pelaksana
pengembangan masyarakat. Organisasi ini dapat pula yang menyediakan dana untuk kegiatan
pengembangan masyarakat. Sebagaian besar organisasi pada umumnya bersentuhan langsung
dengan masyarakat dalam menyelenggarakan pengembangan masyarakat, terlebih lagi setelah
pemerintah memberikan porsi yang lebih besar kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
untuk turut melaksanakan kegiaatn pengembangan masyarakat.
• Agen perubahan ini merupakan sekelompok orang yang mau mengabdikan dirinya untuk
membangun masyarakat tanpa pamrih sepeserpun. Dan mahasiswa merupakan salah satu agen
perubahan yang diharapkan mampu menjadi pelaku community development di lapangan.
VISI Gerakan Community Development 2045
Universitas Gadjah Mada merumuskan bahwa sasaran utama dalam kegiatan Community Development
adalah desa beserta masyarakatnya. Universitas Gadjah Mada merumuskan visi Gerakan Community
Development adalah , “Mewujudkan Desa Maju Berintegritas pada tahun 2045”. Dengan harapan , pada
tahun 2045 desa-desa di Indonesia akan mengalami kemajuan yang cukup signifikan baik dari kualitas
sumberdaya manusianya maupun kehidupan perekonomiannya.
Perumusan Langkah Strategis Gerakan Community Development Mahasiswa.
Program Community Development memiliki tiga karakter utama yang harus menjadi pondasi utama
dalam pelaksanaannya, yaitu
1. Berbasis masyarakat (community based),
2. Berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan
3. Berkelanjutan (sustainable).
Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran
pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment) agar
anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi,
kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan
(sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan.
Dalam kegiatan Community Development , mahasiswa dalam lembaga kemahasiswaan akan mengambil
peranan penting baik sebagai eksekutor dilapangan maupun perumus konsep kegiatan. Adapun langkah
strategis yang akan dilakukan sebagai berikut :
Langkah Strategis 2010 – 2015
1. Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
2. Pembuatan guideline yang sistematis dan detail.(di dalamnya trmasuk revitalisasi)
3. Membentuk lembaga koordinasi yang mewadahi pergerakan comdev Indonesia.
4. Konsistensi Gerakan
5. Gerakan Community Development sebagai kegiatan akademik formal.
6. Pendekatan kultural kepada masyarakat.
Langkah Strategis 2015 – 2025
1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan
2. Evaluasi tahap pertama.
Institut Teknologi Bandung
Community development adalah “Sebuah upaya untuk turut membangun masyarakat sebagai bentuk
pendidikan dan tanggung jawab mahasiswa melalui tindakan nyata dalam bentuk mendayagunakan dan
mengamalkan ilmu serta wawasan mahasiswa untuk memecahkan persoalan – persoalan di masyarakat
yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat membangun masyarakat tanpa menimbulkan
dependensi dari masyarakat itu sendiri”
**definisi comdev disini merupakan definisi comdev versi mahasiswa, sebagai bentuk tanggung jawab
dari mahasiswa
Comdev yang dimaksud, merupakan:
-Diversifikasi gerakan mahasiswa
- Lesson-learned
- Gerakan yang massive
Kendala umum pergerakan Comdev yang menyebabkan gerakan Comdev tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya dan gerakan COmdev tidak dapat menjadi gerakan yang massive, dibagi menjadi
2 cluster:
1. Koordinasi
- Institusi terkait (universitas)
- Pemerintah
- Investor
- Perbedaan persepsi masyarakat
- Perbedaan kultur antar kampus dan masyarakat di setiap daerah
2. Langkah dan teknis
- Kontinuitas dan konsistensi
- Implementasi keilmuan dalam gerakan comdev
- Kurangnya SDM
- Social Mapping yang belum sempurna
- Kurang pengetahuan tentang langkah, peran dan tanggung jawab apa yang harus dilakukan oleh
mahasiswa, tidak ada guideline yang jelas.
Bayangan Solusi
Koordinasi:
• Pembentukan lembaga khusus mengelola gerakan comdev.
• Networking yang baik, dengan investor dan pihak terkait.
• Regenerasi: pendidikan tentang visi comdev sejak awal kepada mahasiswa.
• Koordinasi dengan institusi.
• Pemetaan potensi stakeholder.
• Diskusi dan sharing dengan stakeholder scara berkala membahas progress yang terjadi.
• Publikasi salah satu atau beberapa contoh comdev yang telah berhasil dilakukan sebagai inspirator
dan role model.
• Mensinergiskan gerakan comdev pemerintah dan mahasiswa.
• Pembuatan MoU antara pemerintah dan mahasiswa.
• Keterlibatan masyarakat dalam inisiasi gerakan dan pendefinisian kebutuhan masyarakat.
Langkah dan Teknis
• Ada organisasi yang mengontrol kontinuitas.
• Pembuatan guideline yang detail dan sistematis dari awal sampai selesai, yang mencakup
kebutuhan masyarakat dan aplikasi keilmuan.
• Kolaborasi antar lembaga keilmuan
• Pemetaan potensi agen comdev.
• Penurunan nilai dan kaderisasi.
• Pengelompokkan universitas yang sudah mapan dalam pelaksanaan comdev, dan membuat
kurikulum sebagai petunjuk bagi universitas lain yang akan mulai melaksanakan comdev.
• Background keilmuan bukan masalah dalam pelaksanaan. Kelompok ini dapat mengambil peran di
bidang yang lain yang berfokus pada pengembangan dan pencerdasan masyarakat. Atau penerapan
pada level yang lebih umum.
• Research for society � penelitian utk memecahkan masalah di masyarakat.
Visi pengembangan Community development secara umum di tahun 2045
1) Mandiri
Kemandirian masyarakat meningkat dalam memberdayakan potensi yang ada dengan
kemampuannya sendiri. Mampu beradaptasi dan bertahan dari perubahan zaman.
2) Pemerataan Kesejahteraan
Setiap daerah dapat mengenali lebih lanjut potensi daerahnya sehingga terjadi pemerataan
pembangunan
3) Sinergis
Kerjasama dengan stakeholder semaki solid dan meningkat dalam menjalankan community
development
4) Agen Comdev
Comdev sebagai identitas pergerakan mahasiswa. Perguruan Tinggi secara keseluruhan sebagai
Komponen utama pergerakan.
5) Influence
Masyarakat yang dapat mempengaruhi kemajuan.
Langkah Strategis Comdev secara Umum
5 tahun pertama (2010-2015):
Persiapan dan Pematangan Langkah Awal
Langkah konkret:
• Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
• Pembuatan guideline yang sistematis dan detail (di dalamnya trmasuk revitalisasi)
• Membentuk lembaga penanggung jawab yang mewadahi pergerakan comdev satu Indonesia untuk
mengawal pergerakan Comdev.
• Melakukan comdev awal secara serentak dengan tema yang sama sebagai perwujudan dari
komitmen yang terbentuk. (tema sesuai dengan kondisi, yang ditekankan adalah momentum)
• Pembudayaan gerakan comdev.
• Koordinasi dengan institusi terkait untuk menekankan bahwa comdev adalah bagian dari proses
pendidikan. Bentuknya tidak harus berupa nilai sks.
• Pendekatan kultural kepada masyarakat.
10 tahun selanjutnya (2015-2025) :
Implementasi Gerakan Comdev
Langkah konkret:
• Melanjutkan gerakan comdev sederhana yang sustainable di beberapa daerah.
• Menyebarkan dan mengembangkan gerakan comdev ke beberapa daerah, dengan karakter yang
berbeda disesuaikan kondisi daerah.
• Pertukaran potensi daerah sekitar.
• Meningkatkan cakupan comdev. Research ulang untuk lingkup baru.
• Keterkaitan comdev antar daerah.
• Melakukan kerjasama khusus dengan pemerintah beserta stakeholder yang terkait.
Langkah Strategis 2025-2045
- Belum terbahas, kurang lebih mengandung:
� Menciptakan kerja sama yang lebih intensif dengan pemerintah daerah untuk pembangunan
daerah, mahasiswa mitra pemerintah dalam pembangunan
� Membuat inovasi dalam pergerakan comdev sesuai kondisi zaman.
� Memantapkan dan menjaga kestabilan gerakan Comdev
Universitas Tarumanegara
Pengertian
Community development atau pembangunan komunitas merupakan sebuah langkah briliant yang
dapat diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspek, misalnya budaya, ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Setiap pihak baik
dari pemerintah, aparatur negara, swadaya masyarakat (LSM),masyarakat umum, dan generasi muda
Indonesia yang termasuk di dalamnya mahasiswa/i dan pelajar dapat memberikan kontribusinya,
misalnya kegiatan pementasan seni yang dilaksanakan oleh mahasiswa/i. Harapan dari community
development ini adalah untuk menjadikan kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan pemikiran mendasar mengenai community development tersebut, maka gerakan community
development ini cocok diterapkan di kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya,
sosial, adat istiadat, sumber daya alam, dan kondisi geografis yang bervariasi.
Global warming menjadi isu internasional yang tidak akan pernah lepas dibicarakan oleh para
aktivis dan ilmuan lingkungan. Selain isu global warming yang sifatnya mendunia, ada juga masalah
kemiskinan yang harus kita perhatikan di ibukota Jakarta ini. Para gelandangan dan pengamen adalah
hasil para pejuang ekonomi yang kalah, mereka menjadi sasaran ketidaktahuan dan ketidakpedulian
terhadap sesama.
Kegiatan
Workshop dan pameran kreatifitas barang bekas dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2009 di
Kampus I Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S.Parman Jakarta Barat.
Dalam workshop ini yang bertemakan “Peduli Lingkungan Bersama Universitas Tarumanagara”,
kami mengajarkan masyarakat sekitar Universitas Tarumanagara perihal lingkungan yang kurang kita
perhatikan dan memberi pelatihan bagaimana melindungi ligkungan dengan potensi memanfaatkan
sebagai ladang usaha, yang diharapkan nantinya dapat mengurangi kemiskinan di ibu kota. Selain itu
workshop ini bertujuan untuk:
1. Mengajak masyarakat umum serta mahasiswa/i Universitas Tarumanagara untuk peduli
lingkungan.
2. Memberikan pendidikan kreatifitas untuk masyarakat sekitar Universutas Tarumanagara.
3. Melatih masyarakat untuk membuka lapangan kerja mandiri yang baru.
4. Membantu mengurangi dampak global warming
Pameran barang bekas dijadikan ajang pengenalan dan pengetahuan bahwa sampah/barang non-
organik seperti plastik dapat di daur ulang dan dijadikan sesuatu yang benar dan bias dimanfaatkan
dalam hidup sehari-hari kita. Dengan ini diharapkan sampah di ibukota dapat berkurang dan setidaknya
berpartisipasi dalam pencegahan global warming yang lebih parah, karena ini bukan hanya gerakan satu
orang untuk menghentikannya tetapi tugas kita semua untuk memperbaikinya.
Universitas Mercu Buana
Kendala
Arus globalisasi merupakan krisis terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia saat ini. Arus
informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan memudarnya nilai-nilai pelestarian
budaya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Boleh dikatakan bahwa budaya yang merupakan sistem simbol dan norma dalam
masyarakat Indonesia yang ada sekarang ini macet. Kemacetan budaya ini karena masyarakat kurang
mengantisipasi dengan baik pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa sendiri.
Diversitas budaya bangsa Indonesia menjadi sebuah anugerah yang membuat kita terlena. Terlalu
nyaman buat kita memiliki keragaman budaya ini. Hingga setelah lagu kita, baju kita, sampai masakan
kita diambil orang baru kita menyadari bahwa ternyata kita kaya.
Solusi
Solusi yang tepat adalah dengan menyerahkan hak kepemilikan ekspresi budaya tradisional kepada
negara dengan harapan hal ini mampu menumbuhkan rasa kepemilikan bersama sehingga kita dapat
terhindar dari proses disintegrasi bangsa. Sudah saatnya kini bangsa Indonesia membuat suatu
perlindungan hukum semisal Paten Negara atau yang lebih jauh Pengakuan Internasional bagi Ekspresi
Budaya Bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan
pelestarian budaya bangsa.
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Pengertian
“Rangkaian Kegiatan secara kontinue dalam rangka mengubah perilaku (pengetahuan, sikap, kesadaran dan
keterampilan yang ada kaitannya dengan upaya konservasi sumber daya yang dimiliki) masyarakat secara langsung
atau tidak langsung agar optimalnya peran mahasiswa mendayagunakan dan mengamalkan ilmu serta
wawasannya untuk menuju masyarakat yang sejahtera”
Kendala
1. Koordinasi
- Institusi terkait
Belum banyak nya institusi/sekolah tertarik dengan konsep pembelajaran yang ditawarkan dilihat
masih jarangnya sekolah yang mengadakan pendidikan konsevasi.
- Pemerintah
Pemerintah masih menitik beratkan pendidikan formal belum intens terhadap pendidikan
konservasi dan konsep community development.
- Universitas
Tri darma perguruan tinggi yang pincang terhadap kebijakan pemerintah sebagai tempat
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dan mahasiswa kurang gerak publik untuk
mengimplementasikan kebijakan community development diberbagai aspek.
- Investor
Kurang tertarik nya investor terhadap perubahan iklim secara umum dilihat dari hasil protokol
kyoto yang tidak jelas alur kebijakan dan pelaksanaan masing-masing negara, dan pendidikan
konservasi anak usia dini pada khususnya.
- Perbedaan persepsi masyarakat
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang Community Development (pengembangan komunitas)
dan pendidikan konservasi.
- Perbedaan kultur antar kampus dan masyarakat di setiap daerah
Hambatan dalam mengsinkronisasikan pemahaman dan informasi tentang lingkungan antara
mahasiswa dan masyarakat.
2. Langkah dan teknis
- Kontinuitas dan konsistensi
- Implementasi keilmuan dalam gerakan comdev
- Kurangnya SDM
- Social Mapping yang belum sempurna
- Kurang pengetahuan mengenai langkah, peran dan tanggung jawab apa yang harus dilakukan oleh
mahasiswa.
- Tidak ada guideline yang jelas.
Langkah
1. Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
2. Pembuatan guideline yang sistematis dan detail.(di dalamnya trmasuk revitalisasi)
3. Membentuk lembaga penanggung jawab yang mewadahi pergerakan comdev satu Indonesia
untuk membangun rasa saling memiliki dan saling bertanggung jawab.
4. Merancangan pergerakan comdev satu Indonesia.
5. Melakukan comdev awal secara serentak dengan tema yang sama sebagai perwujudan dari
komitmen yang terbentuk.
6. Kaderisasi agen2 berkarakter comdev dalam setiap lembaga untuk regenerasi. Atau
pembudayaan gerakan comdev.
7. Gerakan comdev bisa bernilai SKS. Termasuk kegiatan kurikuler?? (Intinya adalah koordinasi dengan
institusi terkait utk menekankan bahwa comdev adalah bagian dari proses pendidikan.
Bentuknya tidak harus berupa nilai sks.)
8. Pendekatan kultural kepada masyarakat.
IMPIAN 2045
Impian 2025-2045
1. Gerakan Comdev sebagai salah satu identitas pergerakan mahasiswa yang stabil dan massive
2. Kerja sama yang lebih intensif dengan pemerintah daerah untuk pembangunan daerah,
mahasiswa mitra pemerintah dalam pembangunan
3. Inovasi dalam pergerakan comdev sesuai dengan kondisi ideal.
SOLUSI
a) Comdev ini masih tahap rancangan kami /gagasan awal dari BEM Unmuh Bengkulu dan perlu
pengkajian yang lebih dalam.
b) Pendidikan konservasi melalui anak usia dini ini diambil karena cukup potensial diterapkan di
Bengkulu karena tingkat kerusakan lingkungan belum terlalu parah, perlu di uji coba sebagai
model yang digunakan dalam proses pembelajaran dan penyelamatan lingkungan.
c) Pendidikan konservasi ini sudah saatnya diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan
dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran mengingat tantangan iklim dunia yang semakin
memprihatinkan.
d) Memanfaatkan sebaik mungkin peranan mahasiswa dalam pencapaian Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan tanpa mengindahkan komponen lainnya.
Universitas Padjadjaran
Nama dan Tema Kegiatan
Nama : “Bina Desa PKM (Bisa PKM)”
Tema : ‘Social It’s Our Focus’
Nama : Taman Ilmu(TAMU)
Target
A. Bina Desa selama 3 tahun kedepan
1. Tahun pertama : Meningkatkan perekonomian dan menjalin hubungan antara
masyarakat desa Sindangsari dengan mahasiswa UNPAD
2. Tahun kedua : Pengembangan kemampuan masyarakat dibidang pendidikan dan
kesehatan.
3. Tahun ketiga : Membentuk kemandirian warga dan meningkatkan peran serta aktif dari
masyarakat.
B. Target Taman Ilmu selama 3 tahun kedepan
1. Tahun pertama : Pencitraan Taman Ilmu kepada masyarakat.
2. Tahun kedua : Penguatan Fondasi Taman Ilmu.
3. Tahun ketiga : Perubahan Taman Ilmu menjadi Badan Hukum Mandiri.
Kegiatan
Bina Desa
Bina Desa (Bisa PKM) merupakan suatu kegiatan pengabdian mahasiswa Unpad kepada desa di
sekitar lingkungan Unpad Jatinangor. Fokus kegiatan Bisa adalah upaya peningkatan dan
pengembangan masyarakat pada tiga bidang yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Keterangan
Bidang Kesehatan
1 Ibu Senang, JaninSehat Meningkatkan
kesehatan ibu
hamil dan janin
Ibu hamil yang
berada di desa
Sindangsari
2 Efisiensi Tanaman Obat
bagi Masyarakat
Memberikan
informasi manfaat
tanaman obat.
Masyarakat Desa
Sindangsari.
3 Penyuluhan tentang
sampah dan simulasi
pembuatan tong
sampah
Meningkatkan
kesadaran untuk
peduli pada
lingkungan
Masyarakat Desa
Sindangsari
4 Kami Ada Untuk Anda Meningkatkan
kesehatan warga
Masyarakat Desa
Sindangsari
Balai Pengobatan
Gratis
Program kerja Bidang Ekonomi
1. KUMAN ( Koperasi
Usaha Mandiri)
Meningkatkan
pendapatan
warga melalui
koperasi
Pengurus
Koperasi Desa
Sindangsari
2. PELET IKAN (
Pelatihan Pembuatan
Pakan Alternatif Ikan )
Mengatasi
masalah
mahalnya harga
pakan ikan dan
membantu
meminimalisir
dana dalam
proses ternak ikan
Kelompok Tani
Perikanan
3. PINDANG (
Pengembangan Home
Industri Dodol Pisang )
Meningkatkan
ekonomi warga
desa melalui
bisnis rumah
tangga
Ibu – ibu PKK
4. PAHAT RINGAN
(Pelatihan
Pengendalian Hama
Penyakit Tanaman
Ramah lingkungan)
Mengatasi
masalah hama
penyakit
pertanian tanpa
mengabaikan
kelestarian alam
Kelompok Tani
Pertanian
Program kerja Bidang Pendidikan
1. Bimbel Mata Pelajaran
UN
Membantu persiapan
siswa dalam
6menghadapi UN dengan
tujuan akhir siswa lulus
100%.
Siswa kelas VI
SDN I dan II
Manglayang dan
MI.
2. Lebih Dekat dengan
English dan
Matematika
Membantu memberikan
pengenalan terhadap
bahasa Inggris dan
memantapkan
pemahaman tentang
matematika
Siswa kelas V
SDN
Manglayang I, II
dan MI
Bimbingan
Belajar
3. Aku Tahu Karena Aku
Membaca
Menghidupkan kembali
perpustakaan sekolah
yang sudah ada
Siswa – siswi
SDN I dan II
Manglayang dan
MI
4. It’s All About Me Membangun kesadaran
akan pentingnya
pendidikan untuk masa
depan yang lebih baik
Siswa kelas VI
SDN I dan II
Manglayang dan
MI
5. Be Smart n Cretive
With Mading
Meningkatkan kreatifitas
dan untuk mengetahui
minat siswa siswi
Siswa kelas IV
dan V SDN I&II
Manglayang dan
MI
Program kerja Bidang Kepemudaan
1. KAKUS ( Kejuaraan
Antar Kampung Untuk
Sehat )
Membentuk pemuda yang
sehat, Mengisi waktu
luang pemuda sehingga
terhindar dari kegiatan
negatif.
Pemuda desa
Sindang Sari.
2. Yuk..Ngaji..Yuk..
(pendidikan berbasis
keagamaan)
meningkatkan ketakwaan
dan keimanan pemuda
Desa Sindangsari
pemuda –
pemudi Desa
Sindangsari
Bidang Bantuan Sosial
1. KPK (Kegiatan
Penyuluhan Katarak)
Mendeteksi dan
menanggulangi katarak
sejak dini
Anak SD di
wilayah desa
Sindang Sari
2. BI (Bantuan Insidental) Menimbulkan rasa
kepedulian mahasiswa.
Warga desa di
sekitar Kampus
Unpad
Jatinangor
Memberikan
bantuan kepada
masyarakat
TAMAN ILMU (TAMU)
Taman Ilmu (TAMU) merupakan suatu kegiatan kepedulian Keluarga Mahasiswa Universitas
Padjadjaran dalam bidang pendidikan yang difokuskan pada anak-anank SD di sekitar kampus Unpad
Jatinangor. Kegiatan yang bekerjasama dengan yayasan Insan Bakti merupakan upaya dari mahasiswa
Unpad dalam meningkatkan kemampuan siswa-siswa SD yang ada di sekitar kampus dari segi
akademis, soft skill, mental dan spiritual anak, sehingga diharapkan kelak siswa-siswa binaan dapat
menunjukkan keunggulannya dibanding siswa-siswa lain. Beberapa rangkaian kegiatan TAMU yang
telah berjalan dari pertengahan kepengurusan diantarnya adalah :
No Nama Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan
Rutin
1. Kegiatan Belajar Mengajar Memperdalam ilmu yang didapat
siswa disekolah
Proses belajar - mengajar berbasis
creative learning
2. Mading Curhatan Kami (MCK) Media mencurahkan kreativitas
anak - anak
Pembuatan mading
3. Rapor dan Konseling Mengetahui perkembangan si
anak dan memberikan motivasi
untuk terus semangat dalam
belajar.
Report dari setiap wali kelas
mengenai keadaan siswa dan
pemberian konseling kepada anak-
anak yang mengalami
keterlambatan dibidang akademik
4. How To Make Prakarya? Membantu melejitkan
kemampuan otak kanan anak-
anak dan menambah satu
kemampuan baru
Pemberian pelatihan keterampilan
tentang prakarya
5. Taman Bacaan Untuk mendekatkan anak-anak
dengan buku dan menumbuhkan
minat baca semenjak dini.
Perpustakaan Taman Ilmu
Insidental
1. Upgrading Pengurus dan
Pengajar
Untuk manjaga semangat pengajar dan
pengurus dalam menjalankan peran dan
fungsinya.
Pelatihan dan training
motivasi
2. Launching Taman Ilmu Memperkenalkan Taman Ilmu di
masyarakat Sukawening dan
menanamkan rasa kepedulian akan
pendidikan
Sosialisasi dan pengesahan
Taman Ilmu di masyarakat
disertai dengan Talk Show
3. It's Time For Fun Part I Memberikan semangat belajar baru pada
anak - anak
Kunjungan ke kandang
kelinci, domba, sapi yang
ada di UNPAD
4. Up Grading Pengurus dan
Pengajar part II
Menjaga semangat pengajar dan pengurus
dalam menjalankan peran dan fungsinya,
serta untuk menambah softskill para
pengajar dan pengurus Taman Ilmu
Training Motivasi,
pelatihan, dan simulasi
disertai games
5. Keep Study at School Membantu anak-anak putus sekolah tapi
tetap memiliki semangat untuk sekolah.
Advokasi dan membantu
mengurus anak-anak yang
putus sekolah agar dapat
tetap sekolah.
6. Beasiswa, I want it Membantu meringankan biaya anak-anak
bersekolah.
Memberikan bantuan
berupa beasiswa kepada
anak-anak yang tidak
mampu tapi tetap semangat
dalam nersekolah
7. Islam is My Religion Memberikan pengetahuan tentang agama
disela-sela menunggu buka puasa.
Pesantren kilat selama satu
minggu
8. Halal Bihalal Mempererat silahturahim dengan siswa
dan orang tua.
Halal bihalal di Taman
Ilmu dan diakhiri dengan
kunjungan kerumah siswa-
siswa.
9. It's Time For Fun Part II
Rekreasi Ke Taman Lalu lintas Bandung Merefresh semangat anak-
anak dalam belajar,
sekaligus memperkenalkan
tata tertib berlalu lintas
10. Peresmian Taman Bacaan Menarik minat anak-anak untuk mau
selalu datang ke taman bacaan.
Peresmian dan pengenalan
taman bacaan Taman Ilmu
11. It's Time For Fun Part III Mempererat hubungan diantara sesama
siswa dan pengajar sekaligus
memperkenalkan hewan-hewan kepada
mereka
Kunjungan ke kebun
binatang.
12. Show Up U'r Talent Melatih keberanian siswa tampil didepan
umum
Pentas Seni.
13. Workshop Memperkenalkan pentingnya dunia
pendidikan kpd masyarakat
Work Shop Pentingnya
Pendidikan
STKIP Kusuma Negara Jakarta
Isu: Community Development di bidang pendidikan
Community Development adalah cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
sosial. Menurut istilah, ComDev berarti proses pengembangan masyarakat yang sistematis, terencana,
dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai akses sosial kehidupan yang lebih
baik.
Tahapan kegiatan ComDev, di antaranya adalah mengidentifikasi masalah oleh kita dan dengan
melibatkan masyarakat. Kemudian membentuk ‘task group’ (Kelompok Kegiatan) yang meliputi
kelompok-kelompok kegiatan yang akan mengidentifikasi lokasi sumber daya yang ada, masalah yang
ada maupun potensi yang dimiliki.
Dapat ditarik kesimpulan tentang definisi Community Development:
1. Community development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan,
artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisasi dan dilaksanakan tahap demi tahap
dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi
2. Community development bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan
masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik
3. Community development memfokuskan kegiatannya melaui pemberdayaan potensi-potensi
yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sehingga prinsip to
help the community to help themselves dapat menjadi kenyataan
4. Community development memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya partisipasi
aktif dalam bentuk aksi bersama –group action- dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu metode yang tepat untuk menjawab isu-isu dan masalah-masalah
sosial pada Indonesia saat ini dan saat yang akan datang. Namun, masih kurangnya pemahaman
terhadap konsep pendidikan itu sendiri merupakan kendala yang sedang dihadapi bersama. Terdapat
hubungan antara pengembangan industri dengan dengan pengembangan masyarakat, khususnya
masyarakat lokal tempat pusat atau kegiatan industry berada. Namun, hubungan seperti itu belum
terwujud seperti yang diharapkan. Banyak factor penyebab, salah satunya belum banyak digunakannya
konsep-konsep dan model-model tindakan dari sebuah disiplin keahlian yang disebut Community
Development Pendidikan.
Program yang telah dilaksanakan di STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA:
1. Sosialisasi pemendiknas No.16 th 2006 tentang kualifikasi dan standar kompetensi guru dan
sosialisasi guru
2. Seminar tentang profesionalisme guru dan lembaga pendidikan
3. Pelatihan guru dalam pengembangan PTK penelitian tindakan kelas
4. Bimbingan teknis kpda ips sma dalam pembelajaran berbasis IT
Langkah atau program STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA 2010-2045:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia dengan konsep modern
2. Memberikan pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan sehingga dijadikan pedoman
dalam pengembangan hidup
3. Memberikan pengajaran dengan pendidikan yang mampu bersaing di era modern sekarang
4. Mempersiapkan tenaga didik yang siap memberikan kontribusi pendidikan sehingga mencapai
sesuai dengan keinginan
5. STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA siap memberikan pengajaran dan penelitian dan
pengabdian untuk seluruh masyarakat Indonesia dalam mencerdaskan anak bangsa sesuai
dengan cita-cita kemerdekaan
6. Pengembangan pendidikan harus dinomorsatukan karena Jepang mampu menjadi negara
termaju di dunia karena pendidikan yang disiapkan dengan maksimal begitu pun Indonesia
harus melebihi Jepang
7. STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA akan menjadi pelpor dalam pengembangan pendidikan
di Indonesia yang paling depan
Universitas Islam Sultan Agung
Pengertian
Community Development adalah gerakan pemberdayaan dari masyarakat yang bersifat lokal dan
mengangkat secara spesifik dan unik kemampuan-kemampuan daerah yang dapat diunggulkan agar
dapat mencapai suatu perkembangan daerah yang berkelanjutan melalui intergrasi dari tiga komponen
utama dalam perkembangan yaitu: masyarakat, ekonomi, dan lingkungan (ASEAN, UNDP 2006).
Permasalahan
Pada tatanan kehidupan masyarakat di pedesaan banyak terdapat berbagai permasalahan yang
sering terabaikan oleh masyarakat itu sendiri antara lain :
1. Masalah Kesehatan
1. Adanya penyakit mewabah di desa setempat yang dengan pantauan khusus terhadap
penyakit tertentu
2. Pemantauan status gizi penduduk setempat.
3. Adanya kawasan desa sehat dengan focus utama pengelolaan sanitasi rumah tangga dan
penanggulangan
penyakit menular.
2. Masalah Pendidikan
1. Prosentase penduduk buta huruf/angka.
2. Prosentase penduduk pada umur pelajar yang sedang mengenyam pendidikan pada
tingkatan SLTA/SMU.
3. Prosentase penduduk yang meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Prosentase penduduk yang mendapatkan pendidikan agama serta kompentensi dalam
menjalankan agama.
5. Prosentase Penduduk yang mengerti dan menguasai akan kemajuan jaman terutama di
bidang Teknologi Informasi.
3. Masalah Kesejahteraan
1. Daya beli masyarakat setempat.
2. Pendapatan per kapita penduduk setempat yang terukur pada saat intervensi akan dimulai.
3. Peluang kerja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
4. Jumlah kelompok usaha mikro pada masyarakat desa.
4. Masalah Infrastruktur
1. Tersedianya sistem pengolahan limbah dan sanitasi lingkungan
2. Tersedianya sistem pengairan serta drainase yang memadai
3. Tersedianya jalan akses yang layak
4. Tersedianya bangunan fasilitas umum
5. Tersedianya fasilitas umum yang meliputi:
a. Air bersih
b. Listrik
c. Komunikasi (internet, jaringan telephone dan sebagainya)
Tahap-Tahap Kegiatan
Setelah ditentukan berbagai permasalahan yang ada maka perlu disusun sebuah tahapan dalam
kegiatan ini. Adapun tahapan-tahapan itu terdapat 5 tahap yang akan dijalankan antara lain sebagai
berikut :
Tahap I
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Survei statistikal untuk mendapatkan wilayah desa yang tertinggal berdasarkan
nilai IPM warga dengan menggunakan data sekunder berasal dari BPS maupun
BAPEDA Jateng.
- Survei lokasi untuk memastikan wilayah sekaligus melakukan verivikasi
lingkungan dengan data dari BPS dan BAPEDA.
- Pengecekan medan operasional dengan penentuan kebutuhan logistika guna
memperlancar pemberangkatan serta pemulangan segala perbekalan serta
peserta program.
Tahap II
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Menganalisa semua permasalahan sesuai dengan hasil survey yang dilakukan
pada tahap I
- Menentukan Prioritasi permasalahan utama serta sekunder dari masyarakat serta
pemetaan kebutuhan serta kompetensi warga setempat yang dilaksanakan
melalui kajian ilmiah terhadap berbagai variable yang terdapat pada desa
tersebut.
- Perencanaan intervensi Pelaksanaan Program yang akan dijalankan di wilayah
desa disesuaikan dengan hasil survey, kondisi dan keperluan warga serta kriteria
keberhasilan/kegagalanya.
- Pencarian nilai unggulan desa yang dapat dikembangkan menjadi identitas desa.
Tahap III
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Mempersiapkan dan memilih personalia yang akan diterjunkan sesuai dengan
kemampuan yang dibutuhkan berdasarkan Perencanaan Intervensi Pelaksanaan
Program yang akan dijalankan
- Pelatihan personalia yang akan diterjunkan sebagai pelaksana intervensi yang
telah direncanakan.
Tahap IV
Waktu : 4 bulan
Kegiatan : - Intervensi di desa binaan yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur
berdasarkan Rencana Program yang akan dijalankan.
- Mencari permasalahan kemudian mencari pemecahan masalah selama dalam
masa intervensi yang tidak ditemukan pada saat survey di tahap I (Kondisional)
Tahap V
Waktu : 2 bulan
Kegiatan : - Monitoring dari hasil intervensi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
- Pelaporan hasil intervensi pada forum mahasiswa, forum ilmiah, serta
pemerintahan setempat, wilayah, maupun pusat.
Hasil yang di Harapkan
1. Masalah Kesehatan
Diharapkan keadaan kesehatan desa diusahakan sesuai dengan standarisasi kesehatan yang telah
ditentukan oleh Departemen Kesehatan Nasional .
2. Masalah Pendidikan
Diharapkan tingkat pendidikan masyarakat sesuai dengan panduan dari Departmen Pendidikan
Nasional dengan program wajib belajar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara/angka secara kontinue
dan berkesinambungan. Diharapkan pula pengoptimalisasian dari pendidikan agama agar dapat
mempertahankan dan mengembangkan kekuatan moral penduduk setempat. Selain itu masyarakat
tergugah kesadarannya akan artinya pentingnya kemajuan Teknologi Informasi
3. Masalah Kesejahteraan
Terdapat peningkatan secara nyata dari pendapatan per kapita masyarakat setempat secara
signifikan sehingga dapat memperdayakan masyarakat untuk mengembangkan wilayah tersebut secara
mandiri dengan semangat gotong-royong
4. Masalah Infrastruktur
Diharapkan melalui kerja sama lintas sektoral, direalisasikan fasilitas umum yang dapat
mendukung terbentuknya masyarakat yang aman, tertib, maju, dan terpadu.
Universitas Sriwijaya
Pengertian Umum
Pengembangan masyarakat secara garis besar, pekerjaan Sosial melibatkan intervensi atau penanganan
masalah pada dua aras atau tingkatan, yakni tingkat mikro (individu, keluarga, kelompok) dan makro
(organisasi dan masyarakat). Keterkaitan antara kedua tingkatan tersebut merupakan jantungnya
praktek Pekerjaan Sosial. Karenanya, selain dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai penanganan
masalah yang dialami individu, keluarga dan kelompok. Pekerja Sosial juga perlu memiliki pemahaman
mengenai metode atau strategi dalam melakukan perubahan organisasi, masyarakat dan kebijakan.
Kendala
Secara garis besar permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program adalah keterbatasan dana,
keterbatasan pendampingan karena program community development merupakan program jangka
panjang, serta dukungan dari pemerintah tidak berkala, dan sifatnya jangka pendek
Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan
Program pendidikan telah sedikit memberikan kontribusi berupa pendirian PAUD, TK/TPA, Bimbingan
Belajar yang objeknya anak anak usia sekolah dasar. Diharapkan dengan program ini pemberantasan
buta huruf masyarakat desa serta akselerasi pembelajarn untuk anak anak lebih bisa dimaksimalkan.
Program pertanian berupa pemberian bibit jagung serta penyuluhan pertanian telah memberikan andil
yang besar untuk memberikan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat desa.
Program kesehatan yang telah dilakukan berupa pengobatan gratis berkala serta sunnatan masal bekerja
sama dengan dinas kesehatan dan LSM serta penyuluahn kesehatan yang menyangkut isu isu kesehatan
terkini yang dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat
Program pembinaan agama untuk rutin dengan melakukan pendidikan untuk anak anak TK/TPA, serta
peringatan hari hari besar Islam. Untuk program sosila ekonomi berupa pelayanan sembako murah dan
lain lainMendukung program wirausaha, untuk program jangka pendek program wirausaha yang
dilakukan adalah koperasi sembako dan hasil pertanian, sebagian dana disisihkan oleh warga untuk
membangun koperasi yang dana bisa dipakai untuk pendirian koperasi. Tutorial wirausaha diharapkan
kedepannya masyarakat bisa membuat usaha mandiri berupa usaha tenun songket yang modal usaha
bisa didapatkan daridana bergulir yang dikeluarkan oleh LPM, serta lembaga zakat. Potensi sungai
diharapkan juga menjadi potensi tambak yang diusahakan warga sebagai mata pencarian sampingan
dengan pengusahan bantuan bibit dari dinas terkait di daerah. Harapan besar pada pemerintah
kabupaten dan pihak swasta untuk bisa membangun jalan akses keluar masuk desa untuk mendukung
keberlanjutan usah masyarakat desa itu sendiri.
Universitas Airlangga
Pengembangan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan program comdev adalah suatu
program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pada masyarakat. Program ini sesuai
dengan Tridharma perguruan tinggi yang salah satunya ada unsur pengabdian masyarakat. Universitas
Airlangga sebagai salah satu univ yang menjunjung pengabdian masyarakat harus bisa ikut serta dalam
memajukan masyarakat sekitar khususnya masyarakat jawa timur.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan saat ini
menjadi salah satu indikator kesuksesan dari masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
diterima maka akan semakin tinggi pula peluang untuk meraih kesuksesan. Namun ironisnya, sejalan
dengan majunya perkembangan pendidiakan yang disertai dengan peningkatan dalam segi fasilitas
belajar membuat sebagian masyarakat terlantar pendidikannya akibat kurangnya kemampuan ekonomi
mereka untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Karena itulah dari analisa tadi terdapat kaitan erat
antara pendidikan dengan ekonomi masyarakat. Hal ini akan coba diatasi dengan planning konsep
sinergisitas pendidikan dengan ekonomi.
A. Program Community Develovment I (Bidang Pengembangan Ekonomi masyarakat)
Dasar program :
1. Masyarakat disekitar kampus rata-rata terdiri dari masyarakat menengah ke bawah.
2. Pemberdayaan masyarakat disekitar kampus Unair masih kurang dan perlu adanya program
yang berkesinambungan untuk peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Prinsip kerja :
Adalah pembangunan masyarakat berupaya untuk memberdayakan individu dan kelompok
masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok ini dengan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk membuat perubahan di komunitas mereka sendiri. Pemberdayaan dapat
dimulai dengan pelatihan dalam Urban Farming di perikanan, peternakan, pertanian maupun
hasil produk pangan yang berguna bagi masyarakatnya. Sinergisitas antara ekonomi dan
pendidikan sangat berperan besar pada konsep comdev kali ini.
B. Program Community Development II ( Bidang Pendidikan ) :
1. Program Pengentasan anak – anak putus sekolah di kota Surabaya
2. Adanya Rumah Belajar Anak
3. Adanya Peningkatan kualitas mutu pendidikan dengan adanya bantuan Beasiswa Belajar
bagi anak2 berprestasi.
Dasar program :
Survey Depdiknas ada sekitar 15.000 anak2 putus sekolah, dinas pendidikan surabaya >
1.000 anak-anak putus sekolah karena berbagai faktor :
1. Tidak mampu membeli perlengkapan sekolah seperti : seragam, alat tulis, dll = 80 %
2. Tidak ada motivasi = 10 %
3. Tidak ada Pendampingan = 3 %
4. Lain-lain 2 %
Tujuan jangka panjang :
• Diharapkan pada tahun 2020 tidak ada lagi anak – anak indonesia yang putus sekolah.
• Peningkatan Kualitas pendidikan lewat Rumah Belajar Anak dan Beasiswa Belajar
Planning Strategi Pelaksanaan:
Difasilitasi Pemerintah / Stakeholder
Teknis Pelaksana
Mahasiswa
Rumah Belajar
Pengembangan Moral, Akademik dan
Agama
• Kesehatan
• Konservasi Lingkungan
• Seni
• Dll.
Sistematika Manajemen Anggaran & Fasilitas :
Anggaran & Fasilitas
Program CSR Donasi Mahasiswa
Stakeholder &
Pemerintah Daerah
• Pembiayaan
Biaya Belajar
• Beasiswa Belajar
• Fas. RBA
• Dll
Cadangan Dana
Institut Teknologi TELKOM
Pengertian
Community Development usaha yang dapat dilakukan pada umumnya bisa berupa pembentukan
komunitas yang perlu, pemantapan internalisasi, peningkatan kualitas perangkat (kader), serta perluasan
jaringan.
Kendala
1. Kendala internal:
a. Belum semua pelaku kegiatan memahami visi besar dan misi dari program-program
tersebut.
b. Kekurangmampuan mengatur waktu dan kegiatan yang harus diprioritaskan menjadi
masalah berikutnya.
c. Tidak jarang ditemui pelaksana yang tidak siap ataupun tidak serius saat menyiapkan acara,
baik materi ataupun sudah masuk tahapan teknis.
d. Kekurangan Dana.
2. Kendala eksternal:
a. Kurangnya komunikasi dan kesepahaman antara BEM dengan institusi.
b. Tidak semua stakeholder masyarakat peduli dengan program yang dicanangkan oleh
mahasiswa.
c. Pemberian materi langsung dari kegiatan kita kepada masyarakat tidak banyak membantu
pengembangan tersebut.
Langkah Strategis
a. Rencana jangka pendek ( 1 s.d 3 tahun – 2010 s.d. 1012)
1. Program Community Development sudah dilaksanakan secara berkelanjutan.
2. Program unggulan Community Development ini dapat meningkat secara keseluruhan dari
jumlah pesertanya, meningkat sampai 10-20% per tahunnya.
3. Timbulnya antusiasme dari para peserta (masyarakat maupun mahasiswa) secara
bertahap.
4. Perluasan daerah kerja dapat ditingkatkan dari mulai sebatas beberapa RT, menjadi satu
atau lebih desa-desa yang ada.
5. Pemahaman masalah korupsi menjadi bagian dari program Community Development
6. Untuk mempersiapkan point nomor empat, kita galang kerja sama dengan beberapa
BEM dan LSM yang ada di kabupaten Bandung.
b. Rencana jangka menengah (3 s.d 10 tahun – 2012 s.d 2020)
1. Kegiatan Community Development ini didukung oleh beberapa pihak yang tertarik
mengadakan pengembangan masyarakat.
2. Communtiy Development sudah memperhatikan isu pemanasan global dan dampaknya
pada masyarakat.
3. Program-program terkait dengan Community Development ini sudah mengambil energi
dari para masyarakat sebagai pelaksana program.
4. Terlaksananya lokakarya antara masyarakat di daerah yang kita bina dengan masyarakat
di daerah lain, pada ujungnya adalah munculnya cita-cita bersama antar lingkup
wilayah tersebut.
5. Community Development ini menjadi wacana besar di kampus yang ada dalam wilayah
propinsi, ujungnya adalah dukungan kuat dari pemerintah propinsi baik pembenahan
infrastruktur ataupun dana pendukung pelaksanaan program bersama.
c. Rencana jangka panjang (10 s.d 35 tahun – 2010-2045)
1. Masyarakat sudah “tidak perlu dibimbing”, artinya masyarakat yang sudah tergabung
dalam program ini sejak lama bisa mengambil kebijakan bersama terhadap
keberlangsungan program.
2. Adanya peran Internasional dalam program Community Development. Semacam
brotherhood city antarkota atau antarpropinsi di dunia.
3. Indonesia dengan masyarakat mandiri bukan sekedar menjadi slogan dan wacana
belaka, namun sudah mampu teraplikasi dalam seluruh segmen masyarakat dalam
setiap aspek kehidupan.
3. Notulensi
Terlampir