14
HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN
OTOT KAKI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA
JONGKOK PADA SISWA KELAS V DAN VI SDN NGUJUNG 01
KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Oleh
BAMBANG SANTOSO
NIM. 215263251240
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
TAHUN 2007
15
HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT
KAKI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA
SISWA KELAS V DAN VI DI SDN NGUJUNG I KECAMATAN
MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Oleh
BAMBANG SANTOSO
NIM. 215263251240
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
16
TAHUN 2007
17
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Bambang Santoso
NPM : 215263251240
Jenis Judul : Hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot kaki dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V dan V Di
SDN Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun
Pelajaran 2007/2008
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dipertahankan.
Disetujui,
………… Nopember 2007
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. H. Zainul Arifin, M.Si. Drs. Subandono, M.Or.
18
Panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta IKIP Budi Utomo
Malang, setelah meneliti dan mengetahui cara penyusunan yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan, maka atas nama Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta IKIP Budi Utomo Malang mengesahkan.
Malang, Nopember 2007
Panitia Uji Skripsi
Ketua,
_____________________
Tim Penguji,
1. Drs. H. Zainul Arifin, M.Si. 1. ..............................................
2. Drs. Budiyanto, M.Kes. 2. ..............................................
3. Drs. H. Mustofa, M.M. 3. .............................................
19
MOTTO
Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa seorang pemimpin itu harus mempunyai tiga
prinsip, yaitu :
1. Ing Ngarso Sung Tuladha
2. Ing Madya Mangun Karsa
3. Tut Wuri Handayani
Yang artinya :
1. Di depan seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh
2. Di tengah-tengah kita membangun
3. Di belakang harus dapat memberikan dorongan atau semangat
20
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya, skripsi ini bisa selesai sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk melatih mahasiswa memecahkan
masalah-masalah sesuai dengan profesinya secara ilmiah dan sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Pendidikan Ilmu Eksakta Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo Malang.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini berkat bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Sofyan Aman, S.H., selaku Rektor IKIP BUDI UTOMO
MALANG
2. Bapak Drs. Zainal Arifin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
3. Bapak Drs. Subandono, M.Or., selaku Dosen Pembimbing II
4. Ibu Kasmiati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Ngujung 01 Kec. Maospati
Kabupaten Magetan
5. Bapak-bapak Dosen Program Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP BUDI
UTOMO MALANG
6. Rekan-rekan Mahasiswa IKIP BUDI UTOMO MALANG
7. Para siswa kelas V dan VI SDN Ngujung I Kecamatan Maospati Kabupaten
Magetan tahun 2007/2008
21
8. Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan skripsi ini
Semoga amal baik Bapak dan Ibu serta saudara-saudara mendapat imbalan
yang setimpa dari Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi isi, bahasa serta dalam teknik penyusunannya.
Akhirnya penyusun berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para atlit,
guru dan pelatih pada khususnya, serta masyarakat pada umumnya.
Madiun, Nopember 2007
Penyusun
22
ABSTRAK
Bambang S, 2007. Hubungan Antara Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Kaki, dengan
Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok pada siswa kelas V dan VI Di SDN
Ngujung I Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran
2007-2008.
Skripsi, Jurusan Olahraga dan Kesehatan FPOK IKIP Budi Utomo Malang.
Pembimbing : (I) Drs. Zainal Arifin, M.Si., (II) Drs. Subandono, M.Or.
Kata Kunci : Panjang tungkai, Kekuatan Otot Kaki, Hubungan
Penelitian tentang Hubungan antara Panjang Tungkai, dan Kekuatan Otot kaki
dengan Prestasi Lompat Jauh Gaya jongkok, ini sangat berguna sekali bagi para
pelatih, guru olah raga, dan para atlet sendiri yaitu untuk memillih calon atlet dan
sekaligus mengarahkannya ke cabang olah ragayang sesuai dengan kemampuan dan
postur tubuhnya. Terutama bagi atlet yang mau menekuni nomor lompat jauh
khususnya dan atletik umumnya, karena atletik memerlukan postur tubuh dan fisik
yang baik.
Permasalahannya adalah apakah ada hubungannya antara Panjang tungkai,
dan kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra
kelas V dan VI SDN Ngujung I Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun
pelajaran 2007/2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara panjang tungkai,
kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok. Yang dimaksud dengan
dengan panjang tungkai adalah ukuran yang didapatkan dari telapak kaki sampai
pangkal paha (tranchanter mayor) dengan satuan sentimeter. Kekuatan otot kaki
adalah kekuatan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam
satu gerakan yang utuh. Dan Prestasi Lompat Jauh gaya jongkok adalah hasil yang
telah dicapai dari tes lompat yang menggunakan gaya jongkok.
Jenis penelitian ini tergolong penelitian korelasi dengan metode pengumpulan
datanya adalah test dan pengukuran.
Populasi dalan penelitian ini adalah siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung
I Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan sebanyak 30 siswa. Dari keseluruhan
populasi diambil 30 siswa atau 100% sebagai sampel. Pengolahan data yang
dipergunakan adalah menggunakan rumus : T-skort, teknik korelasi Product Moment
dari Pearson dan untuk mencari korelasi dari ketiga variabel mempergunakan Analisa
Regresi.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Data pengukuran panjang tungkai, diperoleh hasil r hitung = 0.929 taraf
signifikan 5%, N = 30 r tabel menunjukkan angka = 0,361 dengan demikian r
23
hitung lebih besar dari r tabel maka hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif
diterima. Berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok.
2. Sedangkan berdasarkan hasil pengolahan data kekuatan otot kaki dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok, diperoleh hasil r hitung = 0.909. Pada taraf signifikan
5% dan N = 30, tabel menunjukkan angka 0.361. Karena r hitung hitung lebih
besar dari r tabel.
3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai, kekuatan otot kaki dengan
prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Ngujung I
Maospati tahun ajaran 2007/2008. Karena koefisien korelasi antara panjang
tungkai, kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh dengan hasil Fh =
117.355 dan Ft = 3.35, pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (db)
untuk menguji F itu adalah m lawan N – m – 1. Atau 2 lawan 27 dengan
demikian Fh > Ft.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. ZAINAL ARIFIN, M.Si. Drs. SUBANDONO, M.Or
Purek I
Drs. NURCHOLIS SUNUYEKO, M.Si.
24
25
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 9
D. Hipotesa........................................................................... 9
E. Pentingnya Penelitian ..................................................... 10
1. Bagi Peneliti ............................................................. 10
2. Bagi Lembaga/Perguruan Tinggi ............................. 10
3. Bagi Guru ................................................................. 11
F. Asumsi dan Hipotesa ...................................................... 11
26
G. Ruang Lingkup ............................................................... 11
1. Variabel ................................................................... 11
2. Batas Operasional ..................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................ 14
A. Gerak .............................................................................. 14
B. Kekuatan Otot ................................................................ 16
C. Panjang Tungkai ............................................................. 20
D. Vertical Jump dan Kekuatan Otot Kaki ......................... 22
E. Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok .............................. 24
1. Awalan ..................................................................... 26
2. Tolakan/Tumpulan .................................................... 28
3. Sikap Badan Saat di Udara ........................................ 28
4. Pendaratan ................................................................. 29
F. Hubungan Antara Panjang Tungkai, Kekuataan Otot
Kaki Dengan Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok ....... 30
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 31
A. Rancangan Penelitian ..................................................... 31
1. Prosedur Penelitian ................................................... 32
2. Tempat Penelitian ..................................................... 32
3. Waktu Penelitian ...................................................... 32
B. Populasi dan Sampel ...................................................... 33
1. Pengertian Populasi .................................................. 33
27
2. Pengertian Sampel .................................................... 33
3. Teknik Pengambilan Sampel .................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ............................................ 35
1. Pengukuran Panjang Tungkai .................................. 36
2. Pengukuran Kekuatan Otot Kaki ............................. 36
3. Test Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok ................ 38
D. Teknik Analisa Data ....................................................... 40
1. Menyusun data mentah ............................................. 40
2. Menyusun data mentah menjadi nilai standart .......... 40
3. Menguji Normalitas Row Skor ................................ 40
4. Menghitung Korelasi dua variabel dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment ....... 42
5. Menghitung Korelasi Ganda .................................... 43
E. Uji Signifikasi ................................................................ 45
BAB IV ANALISA DATA ................................................................ 46
A. Penyajian Hasil Penghitungan dan Uji Hipotesa ............ 46
1. Hasil Uji Normalitas ................................................ 47
2. Hasil Perhitungan Korelasi Antara Variabel
Bebas dan Terikat ..................................................... 48
3. Analisa Korelasi Product Moment ........................... 49
4. Analisa Regresi ........................................................ 49
28
5. Bobot Sumbangan Relatif Predikator Terhadap
Prediksi ..................................................................... 50
6. Sumbangan Efektif ................................................... 50
B. Diskusi Hasil .................................................................. 51
1. Hasil Korelasi Product Moment ............................... 52
2. Hasil Regresi ............................................................ 52
29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 54
A. Kesimpulan .................................................................... 54
B. Saran-saran ..................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 57
30
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel I Variabel Bebas Dan Variabel Terikat ................................. 12
2. Tabel II Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ...... 48
3. Tabel III Hasil Ringkasan Analisis Regresi .................................... 49
4. Tabel IV Sumbangan Prediktor ....................................................... 50
5. Tabel V Nilai-nilai r Product Moment ............................................
6. Tabel VI Nilai F Dengan Taraf Signifikan 5% (Deretan Atas)
dan 1 % (Deretan Bawah) .................................................................
7. Tabel VII Nilai Chi Kwadrat ...........................................................
31
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Peserta dan Hasil Penelitian Hubungan Antara Panjang
Tungkai, Kekuatan Otot kaki dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok ............................................................................................. 57
2. Daftar Peserta dan hasil pengukuran panjang tungkai ..................... 58
3. Daftar peserta dan hasil tes kekuatan otot kaki ............................... 59
4. Daftar peserta dan hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok ............ 60
5. Hasil uji normalitas data panjang tungkai ........................................ 61
6. Hasil uji normalitas data kekuatan otot kaki ................................... 62
7. Hasil uji normalitas data prestasi lompat jauh gaya jongkok ........... 63
8. Grafik hasil uji normalitas ............................................................... 64
9. Rekapitulasi row skor menjadi T skor ............................................. 65
10. Hasil perubahan Row skor menjadi T skor ...................................... 66
11. Hasil pengolahan data panjang tungkai dengan prestasi lompat
jauh gaya jongkok ............................................................................ 67
12. Hasil pengolahan data tentang kekuatan otot kaki dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok .................................................. 68
13. Mencari skor deviasi ........................................................................ 69
14. Rumus mencari dan menemukan a1 dan a2 ..................................... 70
15. Analisis regresi ................................................................................. 71
32
16. Sumbangan Prediktor X1 dan X2 .................................................... 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap pergantian jaman selalu diiringi oleh perubahan dan
perkembangan. Perkembangan teknologi mempengaruhi segala aktivitas manusia,
tidak terkecuali perkembangan di bidang olah raga, dengan teknologi manusia
bisa mencapai prestasi yang diharapkan dibidang olahraga. Atletik adalah salah
satu cabang olahraga yang telah mengalami banyak perubahan, karena adanya
semakin majunya teknologi, semakin banyak rekor dunia terpecahkan.
Di atas telah peneliti sampiakan bahwa olahraga atletik banyak mengalami
perubahan karena dilihat dari sejarah, atletik paling tua dari pada cabang olahraga
lainnya. Berdasarkan sejarah, atletik disebut sebagai induk dari semua cabang
olahraga, hal ini dapat dipahami, sebab sebagian gerakan-gerakan yang terdapat
dalam cabang atletik seperti : jalan, lari, lempar, dan lompat merupakan gerakan-
gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Gerakan tersebut sudah dilakukan
sejak manusia pertama yaitu Adam dan Hawa turun ke bumi. Untuk
mempertahankan hidupnya manusia purba harus melakukan berburu yang tidak
terlepas dari gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan melempar. Kata
atletik berasal dari bahasa Yunani atletha artinya perlombaan. Di dalam cabang
Atletik terdapat bermacam-macam latihan fisik yang lengkap dan menyeluruh
33
yang mampu memberikan kepuasan kepada manusia atas terpenuhinya dorongan
naluri untuk bergerak tetapi harus tetap mematuhi disiplin gerak dan aturan
lainnya.
Atletik dipelajari, dilakukan dan dikembangkan karena mengandung nilai
pendidikan yang tinggi dan penting. Hal ini seperti dikemukakan Engkos Kosasih
dalam buku pendidikan jasmani teori dan praktek sebagai berikut :
Atletik memegang peranan penting dalam mengembangkan kondisi fisik,
sering pula menjadi dasar pokok pengembangan, peningkatan prestasi
yang optimal bagi cabang olahraga lain bahkan diperhitungkan sebagai
ukuran kemajuan suatu bangsa (Engkos Kosasih : 1993 : 17)
Olaharaga atletik pada masa sekarang merupakan olahraga yang telah
dikenal dan dipelajari dari seluruh bangsa-bangsa yang ada di dunia ini, karena
olahraga atletik merupakan salah satu olahraga yang dipertandingkan pada even-
even dunia. Namun begitu di Cabang olahraga ini Indonesia masih sangat
ketinggalan jika dibandingkan dengan negara-negara sesama Asia Misalnya,
Cina, Jepang, dan Thailand. Hal ini terbukti dengan adanya perolehan medali di
Olypiade Kemarin di Athena, Indonesia belum bisa bicara di Cabang Olahraga.
Di bawah pemerintahan baru, yang dipimpin oleh Presiden Susilo
Bambang Yudoyono sebetulnya olahraga mendapatkan perhatian yang baik hal
ini dibuktikan dengan adanya pembentukan kembali kementrian di bidang
olahraga dan di usulkannya undang-undang pada tahun 2005 ini, yang mengatur
tentang olahraga di tanah air dengan demikian sebetulnya ada kesempatan bagi
para olahragawan untuk lebih meningkatkan dibidang prestasi olahraga. Semoga
34
dengan prestasi yang meningkat dapat mendongkrak kehormatan bangsa seperti
yang disampaikan presiden ketika hendak membentuk kabinet gotong-royong.
"Saya lihat selama masa transisi ini, bidang olahraga ini tidak lagi diperhatikan,
padahal Bidang olahraga sangat penting untuk mendongkrak kehormatan dan
martabat bangsa Indonesia di mata Dunia Internasional".
Dengan di bentuknya kembali Kementrian Olahraga ini, ada kesempatan
yang luas bagi masyarakat umumnya dan kalangan Olahragawan khususnya untuk
ikut berpartisipasi dalam meningkatkan prestasi Olahraga di Indonesia. Dan yang
tak kalah penting lagi adalah, sudah waktunya keolahragaan di Indonesia dikelola
secara Propesionalisme sehingga akan menimbulkan motivasi bagi para atlet dan
Coad dalam menekuni bidang Olahraga masing-masing. Pengelolaan Olahraga
secara Proposionalisme ini juga diungkapkan oleh Engkos Kosasih sebagai
berikut : " Era baru perkembangan Olahraga menuntut adanya kepemimpinan
yang mempunyai ketrampilan manajerial, kemampuan teknis, serta kejelian dalam
memanfaatkan potensi masyarakat ". (Engkos Kosasih: 1992 : 17)
Di atas telah peneliti sampaikan bahwa Olahraga di cabang Atletik belum
banyak bicara di dunia Internasional, padahal Bangsa Indonesia ini memiliki
kesempatan yang luas untuk mendapatkan medali dari olahraga ini, karena
Indonesia memiliki warga negara yang terdiri dari banyak suku yang masing-
masing memiliki kemampuan yang lebih, asalkan di bina dengan baik. Saudara-
saudara kita dari Irian memiliki postur tubuh yang besar-besar dan tinggi alamiah
miliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengna suku yang lainnya. Peneliti
35
berkeyakinan jika mereka di bina dengan cara Profesional maka Peningkatan
Prestasi Olahraga Cabang Atletik di Indonesia akan maju pesat.
Pembinaan dan pembibitan Olahraga Atletik bisa dimulai dari sejak dini
yaitu sejak anak berada dalam lingkungan sekolah, oleh sebab itu kurikulum baik
yang lama (1999) maupun kurikulum berbasis Kompetensi (2004) mencantumkan
Olahraga cabang Atletik ini merupakan Olahraga yang wajib di ajarkan baik dari
tingkat sekolah dasar sampai dengan Sekolah menengah. Dengan harapan selain
menciptakan Generasi yang sehat dan kuat juga mendapatkan atlit berprestasi,
yang di kemudian hari Indonesia tidak akan kesulitan untuk mendapatkan para
olahragawan-olahragawan di bidang Olahraga, seperti yang disampingkan oleh
Tim Penyusun Penataran Pendidikan Dasar Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa
Timur sebagai berikut :
Olahraga yang ditanamkan pada anak-anak sekolah akan dapat
menghasilkan bibit-bibit olahragawan yang baik. Sebab anak sekolah akan
lebih tahan dalam memasuki masa-masa perkembangan berikutnya
sehingga diharapkan pembinaan guru olahraga dalam memberikan dasar-
dasar pada anak didiknya, agar kelak dalam peningkatan prestasinya tidak
mengalami kesulitan. (Tim penyusun bahan penataran bidang Pendidikan
Dasar Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Timur, hal ; 9).
Hal demikian juga sesuai dengan pokok pikiran pemerintah yang
dituangkan dalam GBHN tentang Pemuda dan Olahraga poin a dan b yaitu:
1. Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia
Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup,
yang hams dimulai sejak usia dini melalui pendidikan olahraga di sekolah dan
Masyarakat.
2. Meningkatkan usaha Pembibitan dan Pembinaan Olahraga prestasi hams
dilakukan secara sistematis dan komprehensif melalui lembaga 1 lembaga
Pendidikan sebagai pusat pembinaan di bawah koordinasi masing-masing
36
organisasi Olahraga penyandang cacat bersama-sama dengan masyarakat
demi tercapainya sasaran prestasi yang membanggakan di tingkat
Intemasional. (GBHN No IV/MPR/2004: 36).
Atletik selain berisikan latihan fisik atau jasmani, juga merupakan sarana
untuk mendapatkan kepuasan dan memupuk sportivitas clan disiplin tinggi. Jose
Manuel Bellesteros seorang pelatih dari Spayol mengatakan
Atletik adalah Induk dari semua cabang olahraga, berisikan latihan fisik
yang lengkap menyeluruh dan mampu memberikan kepuasan kepada
manusia atas terpenuhinya dorongan nalurinya untuk bergerak, namun
tetap mematuhi suatu disiplin dan aturan main (Jose Manuel Bellesteros :
2004: 2.)
Olahraga At1etik terdiri dari nomor lintasan dan lapangan (Track and
fild). Sedangkan nomor-nomor yang termasuk dalam Olaharaga Atletik dapat
dilihat di bawah ini:
Nomor-nomor lintasan (track) meliputi :
1. Lari jarak pendek, menengah dan jauh.
2. Jalan cepat
Nomor-nomor lapangan (fild) meliputi :
1. Lempar cakram
2. Lontar martil
3. Tolak peluru
4. Lompat tinggi
5. Lompat jauh
6. Lompat galah
37
Sedangkan nomor-nomor yang diperlombakan dalam even-even regional,
nasional, maupun international adalah :
1. Lari
a. Jarak pendek (sprint) : 100 m, 200 m, dan 400 m.
b. Jarak sedang/menengah : 800 m, 1500 m, dan 3000 m.
c. Jarak jauh : 5000 m, 10.000 m dan Marathon 142,195 m.
d. Gawang
e. Sambung/estafet : 4 x 100 m dan 4 x 400 m.
2. Lompat
a. Lompat tinggi/lompat tinggi galah
b. Lompat jangkit/jingkit
c. Lompat jauh
3. Lempar
a. Lempar lembing
b. Lempar cakram
c. Tolak peluru
d. Lontar martil
4. Jalan cepat
5. Nomor khusus
a. Lari lintas alam
b. Panca lomba
c. Sapta lomba
38
d. Dasa lomba
Proses pemilihan atlet dan peningkatan prestasi cabang olahraga Atletik
khususnya Lompat Jauh hendaknya memperlihatkan faktor-faktor biologis atau
postur tubuhnya sehingga di kemudian hari dapat dijadikan atlet yang handal.
Yang dapat membawa nama baik Indonesia di Dunia Intemasional. Ada terobosan
baru yang dikembangkan oleh Pengda PASI Jawa Timur untuk mendapatkan atlit
Lompat Jauh yang handal.
Olahraga Atletik perlu di teliti dan dikembangkan karena menurut peneliti,
Olahraga ini masih banyak memberikan kesempatan bagi para Atlit Indonesia
untuk mendapatkan prestasi dalam even-even Regional, Nasional maupun
Intemasional, baik tingkat remaja maupun dewasa mengingat warga negara
Indonesia ada yang memiliki postur tubuh yang baik serta kemampuan meloncat
tegak yang merupakan namisfestasi dari kekuatan otot kaki. Seperti yang sudah di
uraikan di atas.
Lompat jauh adalah merupakan salah satu nomor cabang atletik yang
tercantum di dalam setiap perlombaan. Sedangkan dasar-dasar Gerakan Lompat
Jauh tak lepas dari gerakan awalan lari, tumpuan, saat badan melayang diudara
dan pendaratan/landing.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas peneliti
mempunyai anggapan bahwa :
39
1. Atletik merupakan salah satu olahraga yang perlu dikembangkan karena dari
cabang ini kesempatan untuk mengharurnkan nama bangsa Indonesia terbuka
lebar.
2. Panjang Tungkai dan Kekuatan Otot Kaki merupakan unsur-unsur penentu
Hasil Prestasi akhir bagi pelompat jauh.
Dari latar belakang, tersebut di atas maka peneliti dalam penyusunan
skripsinya mengangkat sebuah judul tentang : ”Hubungan antara Panjang
Tungkai dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Prestasi Lompat Jauh Gaya
Jongkok pada Siswa Putra Kelas V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008?
2. Adakah hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi lompat jauh
gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008?
3. Adakah hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN
40
Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran
2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01
Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01
Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008.
3. Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot
tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V
dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun
pelajaran 2007/2008.
D. Hipotesa
Berdasarkan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesa
yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut :
41
1. Ada hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008.
2. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008.
3. Ada hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN
Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran
2007/2008.
E. Pentingnya Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalamatan yang praktis dan pengetahuan dalam
melaksanakan penelitian.
b. Sebagai pertimbangan untuk penelitian berikutnya.
c. Sebagai bahan penyusunan skripsi
d. Ikut mengembangkan olahraga atletik, khususnya lompat jauh gaya
jongkok.
2. Bagi Lembaga
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi dan bahan kepustakaan
apabila mengadakan penelitian sejenis.
42
b. Dapat dijadikan pedoman dan bahan pertimbangan dalam melakukan
penelitian sejenis.
3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
a. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswanya/atletnya.
b. Membantu mendeteksi lebih dini kemampuan skill dan cabang olahraga
yang ditekuni para peserta didik dan calon atlitnya.
F. Asumsi
Dalam rangka penelitian ini pelaksanaannya berpijak pada asumsi sebagai
berikut :
1. Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian telah mendapatkan materi baik
teori maupun praktek olahraga lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan
kurikulum Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar tahun 2004.
2. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk penelitian juga memenuhi
persyaratan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Untuk menghindari permasalahan yang luas dan timbul pada
penelitian ini, maka di bawah ini peneliti membatasi dari ruang lingkup
penelitian dengan harapan tidak menyimpang dari apa yang telah peneliti
tetapkan. Pada penelitian ini variabel yang kami teliti adalah :
43
a. Variabel bebas : Panjang tungkai, kekuatan otot tungkai
b. Variabel terikat : Prestasi lompat jauh gaya jongkok
Tabel 1
Konsep Variabel Indikator Instrument
Konsep Variabel Indikator Instrument
Hubungan
antara Panjang
Tungkai dan
Kekuatan Otot
Kami dengan
Prestasi Lompat
Jauh Gaya
Jongkok pada
Siswa Putra
Kelas V dan VI
SDN Ngujung
01 Kecamatan
Maospati
Kabupaten
Magetan Tahun
Pelajaran
2007/2008
Variabel bebas:
Panjang tungkai Hasil yang
dicapai dengan
satuan cm
Pengukuran
Kekuatan otot
tungkai
Hasil yang
dicapai dengan
vertikal jump
sebanyak 3 kali
lompatan
Test vertikal
jump
Variabel terikat
Prestasi lompat
jauh gaya
jongkok
Hasil yang
dicapai
Test lompat
jauh
44
2. Batasan Operasional
Sesuai dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini, maka
pembatasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hubungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sangkut paut.
Jadi hubungan adalah sangkut paut atau keterkaitan antara panjang tungkai
dan kekuatan otot tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok.
b. Panjang tungkai adalah diukur dari mulai titik tempat pijakan kaki/telapak
kaki sampai dengan pangkal paha.
c. Kekuatan otot tungkai dengan test vertikal jump yang bertujuan untuk
mengetaui kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot yang ada pada
tungkai dalam mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam
satu gerakan utuh yang diberikannya.
d. Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah hasil yang telah dicapai dari
hasil tes serangkaian gerakan lompat jauh yang terdiri dari start (awalan),
tumpuan, saat badan di udara dan melakukan pendaratan yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
45
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan, yaitu untuk
mengetahui hubungan antara panjang tungkai dan Kekuatan Otot tungkai dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung 01,
Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan tahun ajaran 2007/2008, maka perlu
adanya tinjauan pustaka yang akan digunakan sebagai landasan berfikir dalam
penelitian ini. Oleh karena itu dalam uraian ini akan dijelaskan tentang :
A. Gerak
B. Panjang Tungkai
C. Kekuatan Otot tungkai
D. Vertical Jump dan Kekuatan Otot tungkai
E. Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok
A. Gerak
Dalam setiap kegiatan olahraga, gerak merupakan unsur yang sangat
penting. Gerak dalam olahraga bisa berupa gerak anggota badan itu sendiri atau
gerak suatu benda yang sengaja digerakkan oleh anggota badan itu sendiri.
Gerakan dalam olahraga teIjadi oleh adanya perubahan sikap badan yang
disebabkan oleh pembatalan keseimbangan. "Keseimbangan adalah suatu keadaan
tenang dan tidak bergerak dari suatu benda. Gerak dan kaitannya dengan
46
keseimbangan, terdapat hubungan yang erat sekali. Maka sebagai seorang pelatih
atau guru olahraga hendaknya memahami dan mengerti azas-azas yang mengatur
hubungan antara gerak dan keseimbangan. (Depdikbud, 1983 : 13).
Untuk mengembangkan suatu gerakan dari setiap gerakan pada setiap
cabang olahraga, seorang guru olahraga, Pembina, atau pelatih hendaknya
mengetahui sebab-sebab suatu gerakan dan mengetahui bagaimana gerak tersebut
seharusnya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang benar. Dengan bekal
pengetahuan ini maka akan lebih mudah dalam mengajarkan suatu tehnik
gerakan. Dengan gerakan yang benar, yang didemontrasikan oleh pelatih atau
guru olahraga, akan menjadikan siswa atau atlit lebih mudah dalam mempelajari
dan memahami gerak tersebut, sehingga lebih mudah untuk mencapai prestasi
sesuai dengan apa yang diharapkan. (Depdikbud, 1983 : 13).
Pada dasarnya ada dua jenis gerak yaitu :
1. Gerak Lurus (Linier Mation)
"Gerak lurus adalah suatu gerak dalam garis lurus dari satu titik ketitik
yang lain. Ciri-ciri dari gerak lurus adalah semua bagian dari benda bergerak
dalam jarak yang sama dan dengan kecepatan sama".
Dalam suatu perlombaan lempar, lompat dan lari, jarang kita temukan
gerak lurus murui, tetapi gerak lurus ini tidak dapat begitu saja diabaikan
peranannya dalam olahraga. Contoh yang sederhana adalah gerak pada
seorang pelari, yaitu gerak badan menuju ke garis finish.
47
2. Gerak berputar
Gerak berputar merupakan gerak dasar sebagai penggerak dalam
semua gerakan manusia. Tubuh manusia dapat membuat gerak lurus dan
gerak berputar sekaligus.
Gerak berputar adalah gerak sebuah benda mengelilingi sebuah pusat
putaran. Perbedaannya dengan gerak lurus adalah pada gerak berputar, suatu
bagian dari obyek sumbunya tetap tidak berubah terhadap bagian yang lain,
sedangkan pada bagian gerak lurus setiap bagian dari obyek bergerak serentak
pada jarak yang sama, bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Prestasi pada suatu cabang atletik selalu memadukan kedua gerakan
ini. Demikian halnya dengan suatu gerakan lompat jauh gaya jongkok selalu
memadukan gerakan lurus dan gerakan berputar pada saat mengambil awalan
dan saat mengambil tumpuan. Sedang gerak berputar lainnya adalah gerak
ayunan lengan pada saat badan sedang melayang di udara.
B. Panjang Tungkai
Perkembangan materi tehnik prasarana pertandingan, seperti dengan
ditemukannya lintasan sintetis : mondo, rekortan, tartan dan akust, menyebabkan
perkembangan pesat pada tehnik lompat tinggi dan juga mengakibatkan kemajuan
prestasi.
Pada garis besaruya perkembangan tehnik lompat jauh memang terarah
pada perbaikan awalan dan tolakan, dengan pengertian bagaimana merubah
gerakan dari kecepatan horizontal dan membelokkan membentuk gerakan menuju
48
ke gerakan melompat ke depan. Dewasa ini para atlit berusaha melakukan awalan
dengan kecepatan yang lebih besar, mengatur struktur awalan terutama pada tiga
langkah terakhir sebelum lepas landas.
Selain perbaikan pada awalan dan tolakan, juga arah perbaikan ditujukan
kepada cara melayang di udara, dengan pengertian memanfaatkan gerak parabola
pada titik berat badan melalui gerakan-gerakan di udara secara maksimal.
Faktor-faktor prestasi lompat jauh.
Faktor-faktor yang secara langsung menunjang prestasi lompat jauh
adalah :
1. Tinggi badan/panjang tungkai (hi)
2. Power dan kekuatan maksimal tungkai (hz)
3. Efisiensi tehnik lompatan kesempurnaan tehnik (HL).
Diusahakan agar pemindahan kecepatan/momentum horizontal ke
momentum vertikal dapat dilakukan lebih baik dengan menyempurnakan gerak
pengalihan momentum-momentum tersebut. Selain itu berusaha memanfaatkan
elemen-elemen ayunan secara maksimal. Hal itu terlihat dengan adanya pelompat
tinggi yang menggunakan ayunan lengan ganda pada waktu lepas landas.
49
Tinggi badan/panjang tungkai sebagai faktor prestasi.
Dari data yang tercatat, rata-rata tinggi badan peserta lompat jauh untuk
putra ialah 1,86 meter dan putri 1,70 meter. Sedangkan enam pelompat dengan
urutan teratas mempunyai tinggi badan rata-rata 1,90 meter, putrid 1,76 meter.
Demikian data yang dikumpulkan oleh Bauersfeld dan Schoeter kepada para
peserta lompat jauh yang turut serta dalam pesta Olimpiade di Mexico City 1968,
Muenchen 1972 dan Montreal 1976.
Power dan kekuatan maksimal tungkai sebagai faktor prestasi.
Kalau power pada tungkai itu besar dan disertai koordinasi yang baik
untuk menghimpun semua elemen ayunan secara menguntungkan, maka titik
berat badan (center of gravity atau koerperschwerpunkt) dapat diangkat setinggi
mungkin (h2) kalau kekuatan maksimal tungkai juga besar, maka kecepatan lepas
landas secara vertikal juga besar. Kecepatan lepas landas vertikal yang besar juga
akan mengantar titik berat badan lebih tinggi ke atas (h2).
Anggota badan yang paling dominan dalam menunjang olahraga adalah
tungkai, karena tungkai merupakan alat gerak tubuh bagian bawah. Yang
dimaksud panjang tungkai adalah : "Jarak antara lantai dengan coxae yang diukur
pada saat testee berdiri tegak". (Moeloek dan Tjokronegoro, 1976: 72).
Tungkai selain bagian menumpu dan penggerak anggota bawah
pengaruhnya besar pada prestasi lompat jauh. Dengan demikian orang yang
mempunyai tungkai lebih panjang diharapkan mampu melompat lebih jauh
dibanding mereka yang tungkai kakinya lebih pendek karena jangkauan
melangkah sudah barang tentu lebih panjang. Dilihat dari anatomi, tungkai
50
penggerak tubuh bagian bawah (extremitas inferior) terdiri dari :
1 Tulang Coxae - tulang pangkal paha.
1 Tulang Femur - tulang paha
1 Tibia - tulang kering
1 Fibula - tulang betis
1 Patela - tulang tempurung lutut
1 Tarsal - tulang pangkal kaki
5 Metatarsal - tulang telapak kaki
14 Palank - tulang ruas jari kaki
(Evelyn C Pearce, 1988 : 75).
Dalam hal ini tulang mempunyai peranan yang besar pada kaki walaupun
yang menggerakkan adalah otot. Namun tulang berfungsi sebagai pengungkit.
Jadi lebih jelasnya prestasi lompat jauh gaya jongkok akan berhasil baik jika
didukung oleh tulang otot yang kuat. Berdasar tehnik lompat jauh, maka gerak
bagian bawah harus kuat karena harus menahan berat badan. Akan lebih efisien
apabila pelompat jauh mempunyai berat badan yang ringan sehingga beban
tungkai di sini tidak terlalu berat.
Tenaga yang menahan beban badan dapat digunakan kaki untuk
mempercepat langkah, sehingga tenaga yang tersedia sebagian besar untuk
mempercepat konteraksi otot kaki untuk melangkah. Untuk melatih tehnik
tersebut harus dianalisa dari gerakan itu dengan ilmu "Biologi mekanika". Yaitu
analisa tehnik dalam olahraga atas dasar hukum mekanika, untuk
mengembangkan metode latihan dan pengajaran serta penelitian untuk
51
meningkatkan hasil belajar dan prestasi olahraga.
C. Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan menurut Suharno H.P adalah kemampuan otot untuk mengatasi
tekanan atau beban dalam menjalankan aktifitas untuk mencapai prestasi
maksimal. Hal ini berarti kemampuan untuk mengatasi tahanan atau beban dalam
menjalankan aktifitas, sangat ditentukan oleh seberapa besar kekuatan otot.
Semakin besar kekuatan otot akan semakin besar dan ringan kerja otot dalam
mengatasi tahanan dan beban, semakin kurang kekuatan otot akan semakin kecil
kemampuan otot dalam mengatasi tahanan dan beban.
Dalam setiap olahraga, kekuatan merupakan unsur yang sangat penting
untuk dapat mempertinggi prestasi. Tanpa ada kekuatan yang maksimal tidak
mungkin akan dapat mencapai prestasi yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh
Suharno H.P sebagai berikut :
Strength dapat digunakan untuk mengatasi beban berat, gerakan meledak
dalam suatu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama.
Berdasarkan kegunannya, strength dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
- Maksimum strength adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal
pula.
- Explosif power adalah kemampuan otot atau segerombol otot untuk
mengatasi tahanan atau beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu
gerakan.
- Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekukatan otot
untuk melawan tahanan atau beban yang tinggi intensitasnya. (Suharno
HP, 1987: 81)
Dari pengertian di atas kita bisa menganalisa gerakan lompat jauh adalah
gerakan explosive power. Dalam lompat jauh kekuatan otot akan sangat
berpengaruh pada kemampuan seseorang di dalam mencapai prestasi yang
52
maksimal. Lebih lanjut Tamsir Riyadi mengatakan :
“Sedangkan mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang di dalam melakukan lompat jauh adalah : daya ledak, kecepatan,
kekuatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, keseimbangan dan lain-lain" .
(Riyadi T, 1985 : 36).
Dari uraian di atas jelaslah bahwa unsur Kekuatan Otot tungkai
mempunyai peranan yang besar terhadap pencapaian prestasi lompat jauh. Namun
perlu dimengerti bahwa kekuatan otot yang digunakan untuk gerakan lompat jauh
berupa kekuatan explosif power, dengan mengerahkan energi untuk menghasilkan
suatu ledakan usaha.
Seorang pakar ilmu yang bemama Dangsina Moeloek mengatakan bahwa
"Kekuatan atau daya dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Lebih lanjut dikatakan bahwa karena kekuatan otot dipengaruhi kekuatan explosif
otot" (Moeloek D, 1984 : 29)
Kemampuan kerja otot tergantung pada pengerahan secara sadar sebagian besar
unit otot dan volume otot, sedangkan kerja otot secara explosif ditentukan oleh
hubungan antara otot dan sistem syaraf.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak explosif adalah :
1. Kekuatan otot
2. Kecepatan kontraksi otot
3. Volume otot
4. Kerja sistem syaraf.
53
D. Vertical Jump dan Kekuatan Otot Tungkai
Dalam membina beberapa cabang olahraga sering kali kita menjumpai
seorang pelatih, pembina maupun guru olahraga menggunakan vertical jump
untuk meningkatkan kondisi fisik, meningkatkan Kekuatan Otot tungkai, dengan
harapan agar kemampuan dan kondisi fisik para atlitnya tetap terjaga.
Salah satu keuntungan dari vertical jump adalah kita tidak memerlukan
alat sebagai sarana untuk membebani tubuh, sebab tubuh kita sendiri akan
berfungsi sebagai beban. Apabila aktifitas ini kita lakukan dengan teratur
berdasarkan tehnik yang benar, kita akan bisa merasakan peningkatan Kekuatan
Otot tungkai, terutama bagian otot paha. Vertical jump merupakan bentuk
aktifitas fisik yang harus dilakukan secara berkesinambungan, apabila seorang
atlit lompat jauh ingin mendapatkan prestasi yang maksimal. Oleh sebab itu, perlu
diketahui dan dipahami semua rangkaian gerakan vertical jump supaya kita
mengerti dan bisa menyimpulkan, mengapa latihan vertical jump merupakan jenis
latihan yang sangat baik untuk mengingkatkan Kekuatan Otot tungkai". (Sujoto,
1995 : 85).
Berbicara mengenai kekuatan otot untuk melompat M. Sujoto menulis :
Aktivitas pembebanan terhadap otot kaki mempunyai pengaruh terhadap
hasil yang dicapai pada kemampuan gerak lain seperti dalam
pengembangan daya lompat pada kaki, dan juga terhadap tleksibilitas pada
otot dan persendian. Jenis latihan, jumlah set, dan banyak ulangan serta
frekuensi latihan, adalah cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan
melompat. (Sujoto, 1995 : 86).
Dari uraian di atas peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas untuk
meningkatkan Kekuatan Otot tungkai dengan melakukan vertical jump, akan
54
mampu meningkatkan kemampuan kondisi fisik yang diperlukan untuk mencapai
prestasi maksimal dalam lompat jauh.
Gerakan vertical jump adalah berdiri tegak dengan kaki rapat dekat
dengan tembok, yang di atasnya terdapat papan ukuran/metris dicat pada papan
tulis.
Dalam hal ini yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagaimana arah
kerja tenaga dapat digunakan agar pencapaian prestasi dapat diraih dengan baik,
karena besaruya tenaga "power" berbanding dengan kekuatan dan kecepatan
latihan.
Pada waktu melakukan vertical jump, perlu diperhatikan cara-cara
melakukan yang benar. Walaupun sampai semuanya telah dianggap bisa
melakukan vertical jump. Namun penelitian menyajikan cara-cara melakukan
vertical jump yang baik dan efisien, seperti di bawah ini :
1. Berdirilah secara wajar dengan kaki rapat dekat tembok lurus yang di atasnya
terdapat papan ukuran/metris dicat pada papan tulis.
2. Dengan tumit tetap di tanah, angkat lengan ke atas dan beri tanda pada
ketinggian yang dicapai di papan metris tersebut (bekas jari-jari yang
tertinggi).
3. Bengkokkan kaki/lutut setengah ditekuk, kemudian melompatlah ke atas dan
buatlah tanda setinggi-tingginya pada papan metris tersebut.
4. Usahakan pada setiap melompat jari tangan dapat menyentuh ketinggian yang
maksimal.
5. Ulangi gerakan tersebut masing-masing anak mendapat kesempatan 3 kali
55
lompatan.
Gerakan vertical jump akan memberikan manfaat kepada kita apabila
dilaksanakan dengan sikap atau posisi yang benar. Sering kita menjumpai
seseorang melakukan gerakan ini dengan posisi yang terlalu rendah sehingga
kurang memberikan manfaat terhadap peningkatan Kekuatan Otot tungkai,
khususnya kekuatan yang bersifat explosif power.
Gerakan yang dilakukan dengan benar akan memberi pengaruh terhadap
peningkatan kekuatan otot paha dan otot pinggang.
E. Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok
Pengertian prestasi adalah "hasil yang telah dicapai". Sedangkan
pengertian lompat adalah “gerakan melompat ke depan, ke atas, ke bawah
dengan cepat”. Dalam lompat jauh faktor penting yang akan dijadikan perhatian
adalah gerakan saat melompat dengan didahului dengan awalan lari kearah depan,
dilanjutkan dengan mengubah kecepatan kearah depan atas. Dalam hal ini
Rorimpanday mengatakan :
“Kecepatan yang diperoleh dalam awalan harus dialihkan seefektif-efektifnya
kepada lompatan dari kecepatan ke muka kepada kecepatan ke muka atas.
Tumpuanlah yang menjadi impuls gerak yang sebenaruya, yang menyebabkan
peralihan itu". (Rorimpanday, F.G.E, 1960: 123).
Seorang atlit akan berprestasi maksimal, apabila faktor-faktor pendukung
ketercapaian prestasi mendapat perhatian yang serius. Faktor-faktor tersebut
menurut A. Anwar Pasau adalah :
1. Aspek biologis, terdiri dari :
1.1. Potensi/kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill).
1.2. Fungsi organ tubuh.
56
1.3. Struktur dan poster tubuh.
1.4. Gizi (sebagai penunjang aspek biologis).
2. Aspek psikologis, terdiri dari :
2.1. Intelektual (kecerdasan).
2.2. Motifasi.
2.3. Kepribadian.
2.4. Koordinasi ketja otot dan syaraf.
3. Aspek lingkungan (enveriment), terdiri dari :
3.1. Sosial : kehidupan sosial ekonomi, interaksi antar pelatih, atlit dan
sesama.
3.2. Prasarana dan sarana yang tersedia.
3.3. Cuaca dan iklim di sekitar.
3.4. Orang tua, keluarga dan masyarakat.
4. Aspek penunjang, terdiri dari :
4.1. Pelatih yang berkualitas tingi.
4.2. Program latihan yang tersusun secara sistematis.
4.3. Penghargaan dari pemerintah dan masyarakat.
4.4. Dana yang memadai.
4.5. Organisasi yang tertib". (Sajoto M, 1995 : 2 sid 5).
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dan diterapkan dalam
kegiatan yang sesungguhnya akan diperoleh prestasi yang maksimal.
Tinjauan secara teknis pada lompat jauh meliputi 4 bagian pokok, yaitu :
1. Awalan.
2. Tumpuan.
3. Gaya jongkok/melayang.
4. Pendaratan.
1. Awalan
Untuk mencapai lompatan yang benar, maka harus menentukan letak
kaki tumpu, sehingga pada waktu melakukan dari awalan 30-40 m, sudah
melakukan lari dengan kecepatan dan ketepatan pelaksanaan lari semakin
dekat dengan belok lompat sehingga makin cepat. Oleh karena itu unsur
kecepatan dan gerak langkah yang benar di dalam menggunakan awalan ini
57
harus dikuasai benar.
Sebagai akhir awalan pelompat harus memusatkan perhatian pada
balok tumpuan agar tumpuannya dapat tepat.
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cara melakukan awalan
dalam lompat jauh, adalah:
a. Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlit. Bagi
pelompat yang dalam jarak relatif pendek sudah mampu mencapai
kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat/pendek
saja (sekitar 30 - 40 m atau kurang dari itu). Sedangkan bagi atlit yang lain
yang dalam jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka
jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 40-50 m, atau lebih jauh dari
itu). Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari
ancar-ancar tersebut.
b. Posisi permulaan pada saat berdiri pada titik awalan dapat seperti pada
lompat tinggi (salah satu kaki di depan atau sejajar). Hal ini tergantung
dari kebiasaan dan kemantapan masing-masing atlit.
c. Cara mengambil awalan dari lari pelan semakin dipercepat (sprint).
Kecepatan ini harus dipertahankan. Sampai menjelang bertumpu/menolak.
Langkah-langkah kaki gerakan sprint sebaiknya jangan seperti lari cepat
pada umumnya, tetapi pada awalan lompat jauh gerakan/langkah kaki
harus lebih kuat, mantap dan menghentak (langkah yang dinamis/dinamis
step). Hal itu harus dilakukan dengan maksud agar pada saat
menolak/bertumpu dapat dilakukan dengan kuat dengan kuat dan
58
seeksplosif mungkin.
d. Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah
terakhir sebelum bertumpu (take off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa
mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya (free wheeling).
Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga dicurahkan untuk
melakukan tumpuan pada papan/balok tumpu. Namun ada sementara
pendapat, bahwa "free wheeling" ini tidak harus/perlu dilakukan. Karena
apabila hal itu tidak dilakukan dengan baik dan tepat justru akan
menghambat kecepatan. Oleh sebab itu bagi pemula hal ini belum perlu
dipaksakan.
2. Tolakan/Tumpuan
a. Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat (misalnya kiri). Bagian
telapak kaki yang untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit
terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki. Sikap akhir kaki kiri
saat menolak harus lurus pada lutut.
b. Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang Gangan
berlebihan). Hal ini untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih
baik (sekitar 45°).
c. Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan. Asal ujung kaki tidak
melewati/menginjak tepi balok yang terdekat dengan baik di pasir.
d. Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan-atas.
Pandangan ke depan-atas Gangan melihat ke bawah).
e. Pada kaki ayun (kanan) diangkat cukup tinggi ke depan setinggi pinggul
59
dalam posisi lutut ditekuk. Jadi pada saat mengaayunkan kaki bebas ke
depan jangan dalam posisi lutut dikedangkanldiluruskana terlalu awal.
Karena mengangkat kaki terlalu lurus akan lebih berat dan kurang cepat
dibandingkan dengan mengangkat paha dalam posisi tungkai bawah
dilipat/ditekuk dan sudut tolakan 45°.
3. Sikap Badan Saat di Udara
Gaya ini pada waktu melayang di udara, kaki dalam keadaan berjalan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Setelah kaki terkuat bertumpu, maka kaki ayun segera diangkat ke depan.
Sewaktu melayang atau menjelang meneapai titik ketinggian maka kaki
ayun segera digerakkan ke belakang dan kaki yang lain diayunkan ke
depan.
b. Setelah meneapai titik tertinggi, maka kaki ayun digerakkan lagi ke depan
sehingga sejajar dengan kaki yang lain. Selanjutnya sewaktu badan mulai
bergerak menurun, badan eondong ke depan kedua lengan diluruskan ke
depan dan pandangan ke arah depan.
4. Pendaratan
Pada waktu akan mendarat berat badan dibawa ke depan, begitu juga
dengan kedua tangan dan mendarat harus dengan kedua kaki bersama-sama
dan berusaha mendarat sejauh mungkin dan sikap badan jongkok.
Walaupun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Berusaha mempertahankan skap melayang, dan hindarkan gerakan kontra.
b. Pada waktu jatuh lebih baik kaki sejajar dan setengah jongkok kedua
60
tangan lurus ke depan.
c. Untuk menghindari rasa sakit atau cidera, pendaratan sebaiknya dilakukan
dengan kedua belah kaki dan padaa bagian tumit terlebih dahaulu.
d. Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/
dijulurkan ke depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan
terlampau jauh beIjauhan. Karena semakin besar jarak antara kedua kaki
(terlalu lebar/kangkang) berarti akan semakin mengurangi jauhnya
lompatan.
e. Untuk menghindari agar tidakjatuh duduk pada pantat, maka setelah tumit
berpijak di pasir, kedua lutut segera ditekuk dan dibiarkan badan condong
terus jatuh terjerembab/terjerumus ke depan.
f. Sesaat setelah melakukan pendaratan, jangan keluar atau kembali ke
tempat awalan melewati/menginjak daerah pendaratan yang terletak antara
bekas pendaratan dengan papan tumpuan.
F. HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT
TUNGKAI DENGAN PREST ASI LOMP A T JAUH GAY A JONGKOK
1. Panjang tungkai yaitu untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai
dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok
61
2. Kekuatan Otot tungkai yaitu untuk mengetahui hubungan antara Kekuatan
Otot tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok
3. Prestasi lompat jauh yaitu untuk mengetahui hubungan antara panJang tungkai
dan Kekuatan Otot tungkai dengan prestasi lompat jauh.
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu ada tidaknya
hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat
jauh gaya jongkok pada siswa kelas putra V dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan
Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2007/2008, dengan menggunakan
pendekatan sample. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan
antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan efisiensi
korelasi.
Agar dalam penelitian dapat dilaksanakan dengan cermat dan tepat, serta
diharapkan memperoleh data yang lengkap maka digunakan metode analisis,
karena selain bertujuan menggambarkan apa adanya, juga mencoba memberikan
penyimpulan yang bersifat inferensial menggunakan teknik korelasi. Dengan
demikian diharapkan dalam penelitian ini akan menghasilkan temuan yang
bermanfaat bagi kita semua.
Suatu penelitian haruslah dilaksanakan secermat mungkin dengan
menetapkan langkah-langkah yang tersusun secara rapi, serta menggunakan
teknik tertentu supaya dapat menemukan suatu kebenaran yang pasti. Dalam
pengumpulan data hendaknya diusahakan subyektif mungkin serta tidak berat
sebelah.
1. Prosedur Penelitian
63
Selama pelaksanaan ini, prosedur penelitian yang peneliti gunakan
adalah sebagai berikut :
a. Membuat Proposal penelitian
b. Mengajukan Proposal ke Lembaga Pendidikan Budi Utomo
c. Mengajukan Ijin Penelitian ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
d. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pengukuran panjang tungkai,
kekuatan otot kaki serta pengukuran prestasi lompat jauh gaya jongkok.
e. Menentukan sample penelitian.
f. Mengadakan pengukuran panjang tungkai, kekuatan otot kaki dengan
vertikal jump dan pengukuran prestasi lompat jauh gaya jongkok.
g. Mengumpulkan data akhir dari hasil pengukuran dan test kekuatan otot
kaki dan prestasi lompat jauh gaya jongkok.
h. Menganalisa data.
i. Menyusun Laporan Penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngujung 01 Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan.
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
64
B. Populasi dan Sample
1. Pengertian Populasi
Populasi adalah ”keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi Arikunto,
1998 : 115). Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa putra kelas V dan VI
sebanyak 30 siswa. Dengan perincian sebagai berikut :
No Kelas Jumlah
1 Kelas V 13
2 Kelas VI 17
Jumlah 30
2. Pengertian Sample
Sample adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi
Arikunto : 1998 : 117).
Suharsimi Arikunto berpendapat :
”Untuk sekedar ancar-ancar bila subjeknya kurang dari 100 maka lebih
baik semua populasi diambil, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian pupulasi, selanjutnya jika jumlah subjek lebih dari 100 atau
lebih besar lagi maka diambil 10-11% atau 20-21% atau lebih
(1992:107).
Dengan mengacu pada teori tersbut di atas, maka peneliti mengambil
seluruh Populasi yang ada sejumlah 30 siswa. Sehingga penelitian ini disebut
penelitian Populasi.
65
3. Teknik Pengambilan Sample
Dalam bukunya yang berjudul Menyusun rencana Penelitian Drs.
Tatang M Aminin membagi Teknik pengambilan sample menjadi dua:
a. Teknik pengambilan secara adil / probabilitas. (Probability Sampling).
Teknik ini ada 4 macam :
1) Sampling secara acak / random
2) Sampling secara sistematik.
3) Sampling berdasarkan pelapisan dan penggolongan.
4) Sampling berdasarkan pembagian wilayah.
b. Teknik pengambilan sample secara tidak adil (non probability sampling).
Yang termasuk cara ini adalah :
1) Sampling secara asal nemu (portunisic atau accidental sampling)
2) Sampling menurut quota (quota sampling)
3) Sampling secara bertujuan (porpusive sampling)
Dalam pengambilan sample, karena populasi yang ada dijadikan
sample semua maka teknik pengambilan sample ini dengan mengambil
seluruh siswa putra kelas V dan VI yang ada sebanyak 30 anak untuk
dijadikan sample. Oleh karena subyeknya meliputi semua yang terdapat di
dalam populasi, maka juga disebut Sensus. ( Suharsini Arikunto : 1998 : 116)
66
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah Teknik atau cara yang dipergunakan
utnuk memperoleh penjelasan atau keterangan serta data yang diperlukan sebagai
dasar dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh peneliti.
Ada beberapa macam Teknik pengumpulan data tersebut dibawah ini :
1. Pengukuran
2. Test
Sesuai judul penelitian yaitu Hubungan antara Panjang Tungkai, Kekuatan
Otot Kaki dengan Pretasi Lompat Jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V
dan VI SDN Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun
pelajaran 2007/2008, maka peneliti dalam pengumpulan datanya menggunakan
Teknik.
1. Pengukuran langsung. Yaitu untuk pengumpulan data tentang Panjang tungkai
2. Test yaitu untuk pengumpulan data tentang Kekuatan otot kaki dengan
vertical jump dan pre stasi lompat jauh gaya jongkok.
67
1. Pengukuran Panjang Tungkai
Pengukuran panjang tungkai dilaksanakan dengan menggunakan cara
test, anak-anak diminta untuk berdiri tegak dilantai tanpa menggunakan kaos
kaki ataupun sepatu. Kemudian tester mengukur panjang tungkai dengan
menggunakan meteran baja. Panjang tungkai testee di dapat dari beberapa
jarak antara telapak kaki sampai dengan coxae.
Peralatan yang digunakan :
a. Metlin panjang 5 meter.
b. Alat-alat tulis.
c. Blangko hasil pengukuran.
Teknik Pengukuran:
Subyek Penelitian Berbaris dan Antri satu persatu untuk diadakan
pengukuran panjang tungkai, yaitu diukur mulai dari telapak kaki paling
bawah sampai dengan coxae.
2. Pengukuran Kekuatan Otot Kaki
Pengukuran Kekuatan Otot Kaki ini dilakukan dengan cara testee
disuruh melakukan vertical jump dengan gerakan yang benar. Tujuannya yaitu
untuk mengukur kekuatan kaki siswa. Test ini dilaksanakan dalam tiga kali
kesempatan melompat, serta testee dalam hitungan ketiga hams melakukan
gerakan vertical jump sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing
testee. Semua gerakan vertical jump dimulai dari sikap berdiri.
Adapun urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
68
a. Papan berskala digantung pada dinding setinggi raihan orang yang
diperiksa.
b. Selama melakukan test, tangan peserta ditaburi serbuk kapur.
c. Peserta siap berdiri di bawah papan skala menghadap ke samping.
d. Tangan yang akan dipakai ootuk menempuh papan skala diangkat tinggi-
tinggi ke atas dan ditempelkan pada paapn skala. Sehingga bekas dari
tangan fang telah diberi serbuk kapur dibaca ada skala yang ada pada
berskala tersebut. (Titik A)
e. Peserta mengambil sikap hendak meloncat tinggi tinggi ke atas.
f. Peserta segera meloncat tinggi tinggi ke atas sambil menepuk papan skala
pada saat berada di poocak loncatan bekas tangan adalah titik B.
g. Selisih antara B-A adalah Prestasi peserta.
Adapun peralatan yang dipergooakan adalah :
a. Papan berskala.
b. Penghapus papan tulis.
c. Serbuk kapur.
d. Alat -alat tulis
e. Blanko daftar nama anak atau testee.
69
3. Test Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok
Untuk mendapatkan data hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok
maka pelaksanaannya berpedoman pada buku Test Kesegaran Jasmani
Indonesia.
a. Tujuan : Mengukur prestasi lompatan dengan awalan lari
b. Alat dan perlengkapan :
1) Bak lompat jauh
2) Pacul atau alat pengaduk pasir
3) Alat perata pasir
4) Meteran atau pengukur
5) Formulir test
6) Alat tulis sepert kapur, sapu, bolpoin, dan lain-lain.
c. Tester
1) Dua orang pengukur lompatan
2) Satu orang pencatat hasil
3) Satu orang pemanggil siswa
4) Satu orang perata pasir
d. Pelaksanaan Test
1) Sikap permulaan : peserta berdiri di belakang garis start
2) Gerakan
70
Murid yang akan di test diminta bersiap di tempat mereka
melakukan awalan. Setelah ada panggilan dari pengetes, murid yang
dipanggil tadi bersiap di tempat dia akan melakukan awalan.
Setelan siap, dia segera berlari cepat, dan setelah sampai pada
batas/papan tolakan dengan salah satu kakinya dioa menolak dan
melaukan lompatan sejauh mungkin ke depan.
Cara mengukur jarak lompatan : diukur dari sentuhan anggota
badan pada pasir yang terdekat jaraknya dari batas/papan tolak bagian
depan. Setiap murid diberi kesempatan melakukan lompatan tiga kali
dengan catatan, mereka selalu gagal melakukan lompatan diberi
kesempatan melakukan lompatan lagi sampai pada satu lompatan yang
sah.
Lompatan dianggap gagal, apabila ujung depan kaki tolaknya
melewati batas/pinggir depan tolak.
e. Pencatatan Hasil
1) Hasil ketiga lompata dicatat. Hasil lompatan terbaik itulah yang
diambil atau dinilai.
2) Jarak lompatan dicatat dengan satuan ukuran sentimeter (cm) dan
dicatat sampai bilangan lima perselupuh terdekat.
71
D. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisa data berdasarkan variabel dan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot tungkai,
dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok. Maka teknik analisa data yang
dipergunakan dengan penelitian ini adalah teknik analisa korelasi product moment
dari pearson, dan analisa regresi. Adapun analisa statistiknya adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun Data Mentah (Row Skor)
Guna memudahkan data perlu adanya penyusunan data-data dari hasil tes
pengukuran. Sedangkan data yang tersusun dalam tahap ini masih berupa data
mentah, artinya data tersebut belum bisa menggambarkan yang tepat
mengenai hasil penelitian ini.
2. Menguji Normalitas Row Skor
Dalam bukunya statistik jilid 2 Sutrisno Hadi mengatakan syarat-syarat
pengetesan nilai r.
Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang
seharusnya ditarik, maka syarat-syarat berikut ini perlu dipenuhi :
72
a. Sampel yang digunakan dalam penyelidikan harus sampel diambil secara
random dari populasi terhadap nama kesimpulan penyelidikan yang
hendak kita kenakan.
b. Hubungan antara variabel X dan variabel Y merupakan hubungan garis
lurus atau hubungan linier.
c. Bentuk distribusi variabel X dan variabel Y dalam Populasi adalah atau
mendekati distribusi Normal.
Dari ketiga syarat itu, karena syarat yang ketiga sangat sukar diketahui, maka
bilamana kedua syarat yang pertama telah dipenuhi biasanya orang dapat
menarik kesimpulan-kesimpulan dari sampel untuk populasi tanpa kesalahan-
kesalahan yang berarti. Sutrisno Hadi, Yogyakarta (1987:303). Untuk
mengetahui apakah skor yang diperoleh dari hasil penelitian termasuk
distribusi normal atau tidak maka diadakan uji Normalitas dengan
menggunakan Chi Kwadrat dengan rumus sebagai berikut :
fh
fhfo2
Keterangan :
2
= Chi Kwadrat
fo = Frekuensi yang di observasi
fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel
(Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., 1987 : 317)
73
3. Menghitung Korelasi Dua Variabel Dengan Menggunakan Teknik
Korelasi Product Moment dari Pearson
Setelah data diubah menjadi T Skor maka selanjutnya data tersebut dicari
korelasinya antara dua variabel, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.
Adapun langkah-langkah dalam menghitung koefisien korelasi antara dua
variabel adalah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah kasusa
b. Mennghitung jumlah skor dari masing-masing variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y)
c. Menghitung jumlah kwadrat dari masing-masing variabel bebas (X2) dan
variabel terikat (Y2)
d. Menghitung koefisien korelasi antara variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Untuk menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut :
rxy =
N
YY
N
XX
N
YXXY
2
2
2
2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
X = Jumlah skor distribusi X
Y = Jumlah skor distribusi Y
XY = Jumlah perkalian skor X dan Y
N = Jumlah responden X dan Y yang mengisi kuesioner
74
X2 = Jumlah kwadrat skor distribusi X
Y2 = Jumlah kwadrat skor distribusi Y
4. Menghitung Korelasi Ganda dengan menggunakan Teknik Analisis
Regresi
Analisa terakhir dalam penelitian ini adalah menghitung koefisien korelasi
ganda dengan menggunakan Teknik Analisa Regresi.
Adapun langkah-langkahnya dalam menghitung adalah :
a. Menghitung jumlah kwadrat dari masing-masing variabel (JK)
b. Menghitung jumlah product dari masing-masing variabel.
c. Menghitung koefisien garis regresi (Jpxy)
d. Menghitung koefisien korelasi antara dua prediktor dengan satu kriteria
(Ry 1,2)
e. Menghitung jumlah kwadrat regresi (JK reg)
f. Menghitung jumlah kwadrat residu (JK res)
g. Menghitung jumlah prediktor regresi (db reg)
h. Menghitung jumlah prediktor residu (db res)
i. Menghitung jumlah koefisien rearata regresi (KR reg)
j. Menghitung uji signifikansi F
k. Menghitung tabel ringkasan analisa regresi.
l. Menghitung bobot sumbangan efektif (SE %) dan bobot sumbangan relatif
(SR %)
m. Untuk menghitung koefisien ganda dengan menggunakan rumus analisis
75
regresi seperti rumus dibawah ini :
Ry(1,2) = 2
..2.1.1
y
yxayxa
(Analisa Regresi, 1990, Andi Offset, Yogyakarta, Hal. 38)
Keterangan :
Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Y dan X1 dan X2
a1 = Koefisien prediktor X1
a2 = Koefisien prediktor X2
x1.y = Jumlah produk antara X1 dan Y
x2.y = Jumlah produk antara X2 dan Y
y2 = Jumlah kwadrat kriterium Y
Dengan nilai F dihitung dengan rumus :
F reg = )1(
)1(2
2
RM
mNR
Untuk bobot sumbangan relatif menggunakan rumus sebagai berikut :
1) SR %X1 = gJK
yxa
Re
.11
2) SR %X2 = gJK
yxa
Re
.22
(Analisa Regresi, 1990, Andi Ofset, Yogykarta, Hal. 26)
E. Uji Signifikansi
Dalam penelitian ini apabila hipotesa nol (Ho) ditolak maka hipotesa
alternatif (Ha) diterima. Demikian sebaliknya hipotesa nol diterima maka hipotesa
76
alternatif ditolak.
Hipotesa alternatif diterima dan hipotesa nol ditolak apabila r hitung lebih
besar atau sama dengan r tabel. Hipotesa alternatif ditolak dan hipotesa nol
diterima apabila r hitung lebih keeil atau sama dengan r tabel. Untuk pengetesan
ini digunakan tabel nilai r dari produek moment dengan taraf signifikasi 1 %.
Untuk korelasi antar dua variabel bebas terhadap vriabel terikat digunakan
analisa regresi dengan taraf signifikan 1 %, hipotesa alternatif diterima dan
hipotesa nol ditolak apabila f hitung lebih besar atau sama dengan F tabel.
Demikian juga sebaliknya, hipotesa alternatif ditolak dan hipotesa nol diterima,
apabila F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel.
Taraf signifikan untuk koefisien korelasi antar dua variabel ditetapkan 1 %
artinya apabila hipotesa alternatif diterima berarti 99 % ada hubungan yang
signifikan antar masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Seangkan
taraf signifikan untuk analisa regusi ditetapkan 1 % artinya apabila hipotesa
alternatif diterima berarti 99 % ada hubungan yang signifikan antara keseluruhan
dari variabel bebas dengan variabel terikat.
77
BAB IV
PENYAJIAN DAN HASIL ANALISA DATA
F. Penyajian Hasil Perhitungan dan Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Normalitas
a. Panjang Tungkai
Dari uji normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Derajat kebebasan untuk tes signifikan ini adalah jumlah sel fh dikurangi
satu, atau 6-41 = 5. Dengan db = 5 ini pada taraf signifikan 5% batas
penolakan hipotesanya = 11,07. Sedangkan chi kwadrat yang penulis
peroleh = 4,761. Ini ternyata jauh di bawah batas penolakan. Atau Chi
Kwadrat hitung lebih kecil dari Chi Kwadrat tabel. Maka ini berarti data
panjang tungkai berasal dari Distribusi Normal.
b. Kekuatan Otot Kaki
Dari uji normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Derajat kebebasan untuk tes signifikan ini adalah jumlah sel fh dikurangi
satu, atau 6 – 1 = 5. Dengan db = 5 ini pada taraf signifikan 5% batas
penolakan hipotesanya = 11,07. Sedangkan Nilai Chi Kwadrat yang
penulis peroleh = 8,459. Ini ternyata jauh di bawah batas penolakan. Atau
Chi Kwadrat hitung lebih kecil dari Chi Kwadrat tabel. Maka ini berarti
data kekuatan otot kaki berasal dari Distribusi Normal.
c. Data Prestasi Lompat jauh Gaya Jongkok
78
Dari uji normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Derajat kebebasan untuk tes signifikan ini adalah jumlah sel fh dikurangi
satu, atau 6 – 5 = 1. Dengan db = 5 ini pada taraf signifikan 5% batas
penolakan hipotesanya = 11,07. Sedangkan Nilai Chi Kwadrat yang
penulis peroleh = 2,184. Ini ternyata jauh di bawah batas penolakan. Atau
Chi Kwadrat hitung lebih kecil dari Chi Kwadrat tabel. Maka ini berarti
data prestasi lompat jauh gaya jongkok berasal dari Distribusi Normal.
2. Hasil Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas Dan Terikat
Untuk menguji hipotesis dalam suatu penelitian selalu berangkat dari
hipotesis nihil (nol). Dalam penelitian ini hipotesis nihilnya adalah “Tidak ada
hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dan kekuatan otot kaki
dengan lompat jauh gaya jongkok, pada siswa putra kelas V dan VI SDN
Ngujung 01 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun pelajaran
2007/2008.
Dalam persiapan hipotesis diperlukan hasil perhitungan yang diperoleh
dari suatu penilitian. Hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
a. Analisa Korelasi Product Moment
Tabel II
Korelasi Antara
79
Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel X1 X2 rt 5 %
Y 0,929 0,909 0,361
P 0,05 0,05 -
Interpretasi Analisis Product Moment
Untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan atau tidak
antara panjang tungkai kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh
gaya jongkok, maka dilakukan analisis dengan teknik analisis korelasi
Product Moment dari Pearson.
Hasil perhitungan untuk panjang tungkai menunjukkan bahwa rh =
0,929 dan rt = 0,361, pada taraf signifikasi 5%, N = 30. Dengan demikian
rh > rt, maka hipotesa nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima berarti
ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri
Ngujung I Maospati Kabupaten Magetan tahun ajaran 2007/2008.
Hasil perhitungan untuk kekuatan otot kaki menunjukkan bahwa rt
= 0,909 dan rt = 0,361, dengan taraf signifikan 5%, N = 30. Dengan
demikian rh > rt, maka hipotesis nihil (nol) ditolak dan hipotesis alternatif
diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki
dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan
VI SD Negeri Ngujung I Maospati tahun ajaran 2007/2008.
b. Analisa Regresi
Tabel III
Hasil Ringkasan Analisis Regresi
80
Sumber JK db RK F P
Resresi 2690.497036 2 1345.248518 117.355 0,05
Residu 309.5029636 27 11.46307273
Total 3000 29 - - -
Keterangan :
JK : Jumlah Kwadrat
Db : Derajat Kebebasan
RK : Rerata Kwadrat
F : Hasil F hitung analisa Regresi
P : Probabiliti atau kemungkinan kesalahan
Interpretasi Analisa Regresi
Untuk menganalisa, apakah ada hubungan yang signifikan antara
dua Predikator panjang tungkai dan kekuatan otot kaki dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok maka diperlukan rumus regresi dengan hasil F =
117.355 dan Ft = 3.35, pada taraf signifikan 5% N = 30, dengan derajat
kebebasan (db) untuk menguji F itu adalah m lawan N-m-1. Atau 2 lawan
27. Dengan demikian Fh > Ft berarti ada hubungan yang signifikan antara
panjang tungkai, kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Ngujung I Maospati
tahun ajaran 2007/2008.
c. Bobot Sumbangan Relatif Predikator Terhadap Prediksi
Sumbangan relatif dalam persen, atau SE %, tiap Predikator adalah :
81
1) SR% X1 = %100497036.2690
406124.1610x
2) SR % X2 = %100497036.2690
090913.1080x
= 10.1%
d. Sumbangan Efektif (SE%) Prediktor X1 dan X2
Sumbangan relatif (SR%) predikator X1 dan X2
1) SE X 1% = 59.9% x 0,896832345
= 53.68 %
2) SE X 2% = 10.1 % x 0,896832345
= 36%
Tabel IV
Bobot Sumbangan Prediktor
Ubahan
X
Korelasi
rxy
Sumbangan Relatif
SR %
Sumbangan Efektif
SE%
1 0,929 59,9 53,7
2 0,900 40,1 36,0
Total 100 89,7%
Interpretasi Sumbangan Predikator
Dari bobot sumbangan relatif diketahui panjang tungkai
memberikan sumbangan sebesar 59,9% dan kekuatan otot kaki
memberikan sumbangan sebesar 40.1%. Panjang tungkai mempunyai
sumbangan yang paling besar terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok
dibandingkan dengan kekuatan otot kaki. Pada siswa putra kelas V dan VI
SD Negeri Ngujung I Maospati tahun ajaran 2007/2008. Sedangkan dari
hasil bobot sumbangan totalnya sebesar 89.7%. Hal ini berarti variabel
82
bebas yaitu panjang tungkai dan kekuatan otot kaki menyumbang 89.7%
terhadap peningkatan prestasi lompat jauh, sedangkan sumbangan lain
sebesar 10.3% berasal dari variabel lain yang tidak diselidiki dalam
penelitian ini. Dari data penelitian ini ternyata bobot sumbangan efektif
panjang tungkai dan kekuatan otot kaki pengaruhnya lebih besar terhadap
prestasi lompat jauh gaya jongkok dibandingkan dengan variabel lain yang
tidak diteliti.
G. Diskusi Hasil
Setelah diperoleh hasil pengolahan dan korelasi dari masing-masing
data maka perlu ditindak lanjuti. Adapun tindakan selanjutnya adalah sebagai
berikut:
83
1. Hasil Korelasi Product Moment
Berdasarkan perhitungan maka diperoleh hasil korelasi antara panjang
tungkai, kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada
siswa putra kelas V dan VI SDN Ngujung I Kecamatan Maospati Kabupaten
Magetan tahun ajaran 2007/2008.
a. Koefisien korelasi antara panjang tungkai dengan prestasi lompat jauh
gaya jongkok menunjukkan bahwa rh = 0.929 dan rt = 0.361 dengan taraf
signifikan 5%, N = 30. Dengan demikian rh > rt, maka hipotesis nihil (nol)
ditolak dan hipotesa alternatif diterima.
Berarti ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri
Ngujung I Maospati tahun ajaran 2007/2008.
b. Koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh
gaya jongkok menunjukkan bahwa rh = 0.909 dan rt = 0.361, dengan taraf
signifikasi 5% = 30. Dengan demikian rh > rt, maka hipotesis nihil (nol)
ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Berarti ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dengan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD
Negeri Ngujung I Maospati tahun ajaran 2007/2008.
2. Hasil Regresi
Sehubungan dengan hasil perhitungan regresi F hitung sebesar
117.355 sedangkan F tabel 3.35 untuk taraf signifikasi 5%, N = 30 dengan
derajat kebebasan (db) untuk menguji F itu adalah M lawan N – m – 1 atau 2
84
lawan 27. Dengan demikian Fh > Ft berarti ada hubungan yang signifikan
antara panjang tungkai, kekuatan otot kaki, dengan prestasi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Ngujung I Maospati
tahun ajaran 2007/2008.
85
BAB V
PENUTUP
H. Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan data secara statistik oleh
peneliti sendiri dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat
jauh pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Ngujung I Maospati tahun
ajaran 2007/2008. Karena koefisien korelasi antara panjang tungkai dengan
prestasi lompat jauh menunjukkan bahwa rh = 0.929 dan rt = 0.361, pada
taraf signifikan 5%. Dengan demikian rh > rt, maka hipotesis nihil ditolak
dan hipotesis alternatif diterima (periksa lampiran 12 halaman 72)
2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot kaki dengan prestasi
lompat jauh pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Ngujung I Maospati
tahun ajaran 2007/2008. Karena koefisien korelasi antara kekuatan otot kaki
dengan prestasi lompat jauh menunjukkan bahwa rh = 0.909 dan rt = 0.361,
dengan taraf signifikan 5%. Dengan demikian rh > rt, maka hipotesis nihil
(nol) ditolak dan hipotesis alternatif diterima. (periksa lampiran 13 halaman
73).
3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai, kekuatan otot kaki
dengan prestasi lompat jauh pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri
Ngujung I Maospati tahun ajaran 2007/2008. Karena koefisien korelasi antara
panjang tungkai, kekuatan otot kaki dengan prestasi lompat jauh dengan hasil
86
Fh = 117.355 dan Ft = 3.35, pada taraf signifikan 5% dengan derajat
kebebasan (db) untuk menguji F itu adalah m lawan N – m – 1. Atau 2 lawan
27 dengan demikian Fh > Ft (periksa lampiran 16. halaman 76)
I. Saran-saran
Pada akhir skripsi ini penulis memberi saran kepada :
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengarahkan anak
didiknya atau muridnya untuk memilih cabang olah raga yang sesuai dengan
bakat dan motivasi yang dimilikinya.
2. Bagi Pelatih
Hasil penelitian ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengarahkan para
atlitnya untuk memilih cabang olah raga yang sesuai dengan bakat dan
motivasi yang dimilikinya.
3. Bagi Siswa
Hendaknya siswa berperan aktif untuk menanyakan teknik yang baik dalam
pelajaran olah raga, agar dapat meningkatkan prestasi yang diharapkan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma. Pembuatan Alat Evaluasi Keterampilan Olahraga. Depdikbud,
P2LPTK, Jakarta, 1984:3.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara,
Jakarta, 1986:94.
Depdikbud. Biomekanika Olahraga, Buku II Program Akta V-B Proyek
Pengembangan Institusi Perguruan Tinggi Jakarta, 1983:13
Kosasih, Engkos. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Erlangga. Jakarta. 1973:17.
Moeloek dan Tjokronegoro. Kesehatan Olahraga. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
1976:72
Pearce, C. Evelyn. Alat-alat Test dan Pengukuran Kesegaran Jasmani, dan Rekreasi,
Depdikbud Dirjen Dikti, PT. Gramedia, 1975:75.
Riyadi T. Atletik. IKIP Yogyakarta. 1985.
Rorimpanday F.G.E. Lari, Lompat, dan Lempar. PT. Pembangunan. Jakarta.
1960:115
Sajoto M. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.
Dahara Prize. Semarang. 1995:22
Suharno HP. Coaching dalam Olahraga. Depdikbud Dirjend. Dikti. Jakarta. 1981:37
Suryatna Rofi’i. Metode Statistik Analisis. Bina Cipta. Bandung. 1983:6
Sutrisno, H. Analisis Regresi. Yayasan Penerbit Fakulas Psikologi. UGM.
Yogyakarta. 1993:18.
Sutrisno, H. Statistik Jilid II. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. 1980
Syarifudin Aip. Pengetahuan Umum Olahraga. CV. Baru. Jakarta. 1973:4