HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARTASURA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
BAYU ARGO KUSUMO
J 210 120 053
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARTASURA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
BAYU ARGO KUSUMO
J 210 120 053
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Vinami Yulian, Ns.,M.Sc,Nursing
NIK. 1530
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARTASURA
OLEH
BAYU ARGO KUSUMO
J 210 120 053
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari, 10 Agustus 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Vinami Yulian, Ns., M.Sc, Nursing (……..……..)
2. Sulastri, S.Kp., M.Kes (……………)
3. Siti Arifah, S.Kp., M.Kes (……………)
Dekan,
Dr. Suwaji, M.Kes
NIK. 195311231983031002
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 10 Agustus 2016
Penulis
Bayu Argo Kusumo
J 210 120 053
1
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARTASURA
Bayu Argo Kusumo*
Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing **
Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan
terutama negara-negara berkembang, seperti di Indonesia yang masih tergolong tinggi
apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Penyebab AKI dapat
diminimalkan dengan upaya pengoptimalan Antenatal Care (ANC) yang sesuai
standar pelayanan pada pemeriksaan kehamilan. Pelayanan ANC ditujukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kelainan pada masa kehamilan. Pada ibu
multigravida pemeriksaan kehamilan masih sama pentingnya dengan kehamilan
sebelumnya maka diwajibkan untuk melaksanakan kunjungan ANC agar
perkembangan kehamilan ibu dan kondisi janin dapat terpantau dengan baik sehingga
dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu multigravida, umur
ibu, usia kehamilan ibu, paritas dengan kepatuhan dalam melaksanakan kunjungan
ANC. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dan dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Kartasura, dengan populasi seluruh ibu hamil multigravida, jumlah
sampel dalam penelitian terdiri dari 71 responden. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data diperoleh dari lembar
kuesioner dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Analisa data dilakukan dengan
menggunakan analisis Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan terhadap kepatuhan (p-value=0,044), sehingga diketahui terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan
dalam melaksanakan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura.
Kata kunci : Pengetahuan, multigravida, kepatuhan
2
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF
MULTIGRAVIDA PREGNANT WOMEN AND ANTENATAL CARE
COMPLIANCE
IN PUSKESMAS KARTASURA
Bayu Argo Kusumo*
Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing**
Abstract
Maternal mortality/Angka Kematian Ibu (AKI) is a big problem in the field of health
are mainly developing countries, such as in Indonesia that is still classified as high
when compared to other ASEAN countries. The cause of the AKI can be minimized by
optimizing the efforts of Antenatal Care (ANC) the appropriate service standard on
inspection of the pregnancy. ANC services aimed at preventing the occurrence of
complications and disorders during pregnancy. Multigravida mother pregnancy
examination is still as important as pregnancy before then are required to carry out
the visit of the ANC so that the development of maternal and fetal condition of
pregnancy can be tracked properly so it can suppress the number of morbidity and
mortality in the mother and fetus. This research aimed to find the relationship
between multigravida knowledge, age of mother, age of the mother's pregnancy,
parity and compliance in ANC. This study was descriptive correlative research and
used cross sectional approach. This research was conducted in the area of Kartasura
health center with multigravida population. Number of samples in the study consisted
of 71 respondents. Sampling technique used total sampling. Data collection used
questionnaire and books of maternal and child health/Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Data analysis used Spearman Rho. The result showed that, there is a
relationship between the level of knowledge of multigravida pregnant women and
compliance in antenatal care in the region (p-value = 0,044) conclusion.
Keywords: Knowledge, multigravida, compliance
1. PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan
tertinggal tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan
(WHO, 2013). Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan
negara-negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal
per 100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013).
Data dari The World Bank (2015), menunjukkan AKI pada tahun 2012
sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013 menjadi 140/100.000 kelahiran
3
hidup, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 kelahiran hidup, tahun
2015 menurun menjadi 126/100.000 kelahiran hidup.
Dalam rentang waktu 2 tahun terakhir AKI di Provinsi Jawa Tengahmenurut
Dinkes Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 yang dilakukan di Kabupaten/Kota
sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, sehingga
belum terjadi penurunan secara signifikan sesuai dengan target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). AKI di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2014 sebesar 100,47/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 13 kasus, sedangkan
AKB di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 terdata sebesar 10,43/1.000 kelahiran
hidup, dan dalam wilayah kerja Puskesmas Kartasura, jumlah AKI pada tahun 2012
sebanyak 2 kasus, dan AKI di tahun 2013 juga terdapat 2 kasus (Dinkes Sukoharjo,
2014).
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan-
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum
optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program
kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI, 2015).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan kesehatan ibu
hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan tingkat AKI(Depkes RI,
2008). Pelayanan tersebut berguna memantau kemajuan kehamilan, mengetahui
kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu maupun janin, serta mengetahui secara dini
adanya kelainan atau ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan
(Manuaba, 2005 & Kemenkes RI, 2010). Dalam RAN PP AKI 2013-2015.Di
Indonesia,manfaat pelayanan ANC oleh ibu hamil termasuk dalam kriteria belum
terlaksana secara optimal berdasarkan standar pedoman yang telah ditetapkan.
Ibu hamil yang telah mempunyai pengalaman kehamilan sebelumnya,
seringkali mengesampingkan dan mengabaikan pemeriksaan antenatal. Karena
paradigma mereka telah berhasil dalam menjalani kehamilan yang lalu meskipun
tidak dilandasi oleh pemeriksaan antenatal obstetric. Padahal, tanpa mereka ketahui
dan sadari akan risiko dan bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan yang lalu
dapat terjadi pula pada kehamilan saat ini. (Hasnah,2003 & Prawirohardjo, 2009).
Puskesmas Kartasura merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam
cakupan wilayah Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan studi pendahuluan yang
4
dilakukan di Puskesmas Kartasura, diperoleh data pada bulan Januari-November
2015 jumlah K1 sebesar 76,51% dan jumlah kunjungan dan K4 sebesar 72,9%.
Namun adanya perbedaan persentase antara cakupan kunjungan K1 dan K4, hal ini
dapat mengindikasikan bahwa adanya beberapa ibu yang tidak melakukan kunjungan
awal (K1) atau bahkan melewatkan kunjungan K4 selama masa kehamilan terkhusus
ibu dengan multigravida, dan didukung oleh penelitian dari Sari et al (2015),
mengatakan bahwa paritas multigravida sebagian besar tidak teratur dalam
pemanfaatan pelayanan antenatal, mereka merasa telah memiliki pengalaman lebih
banyak dari pada primigravida, padahal setiap kehamilan akan memiliki keadaan
serta kondisi yang berbeda
Dari data yang diperoleh melalui wawancara kepada 4 ibu hamil multigravida
di puskesmas kartasura, mengatakan bahwa belum mengetahui secara jelas mengenai
apa itu ANC dan manfaatnya bagi mereka, hal ini mengindikasikan bahwa masih
adanya ibu hamil multigravida yang belum mengerti sepenuhnya tentang betapa
pentingnya kunjungan ANC secara teratur dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida dengan
kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Kartasura.
Tujuan penelitian ini mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu
hamil multigravida dalam kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura.
2. METODELOGI PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan
antara dua variabel, yaitu variabel bebas (tingkat pengetahuan ibu hamil
multigravida) dengan variabel terikat (kepatuhan kunjungan antenatal care), dan
menggunakan pendekatan cross sectional. Desain Cross Sectional adalah suatu
penelitian yang menghubungkan antara variabel sebab atau risiko dan akibat atau
kasus yang terjadi pada obyek penelitian dan diukur atau dikumpulkan secara
simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Hidayat, 2011).
2.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melaksanakan kunjungan ANC
pada periode November-Desember 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kartasura
yang berjumlah K1 dan K2 total 272 populasi, dan ibu dengan kehamilan kedua
atau lebih berjumlah 71 populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
5
teknik total sampling untuk pengambilan sampel, sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 71 responden (Nursalam, 2015).
2.3 Intrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan buku KIA.
2.4 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi Spearman rho.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Umur ibu
a. 20-35 tahun
b. > 36tahun
44
27
62,0
38,0
Jumlah 71 100
2 Usia kehamilan
a. 25-28 minggu
b. 29-32 minggu
c. 33-36 minggu
17
29
25
23,9
40,8
35,2
Jumlah 71 100
3 Kehamilan saat ini
a. 2-3 kali
b. 4-5 kali
c. >5 kali
62
6
3
87,3
8,5
4,2
Jumlah 71 100
3.2 Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Multigravida
Tingkat Pengetahuan
Ibu
Frekuensi Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
49
20
2
69,0
28,2
2,8
Jumlah 71 100%
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care
Kepatuhan
Kunjungan
Antenatal Care
Frekuensi
Persentase (%)
6
Patuh
Tidak Patuh
43
28
60,6
39,4
Jumlah 71 100%
3.3 Analisis Bivariat
Tabel 4. Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan
Kunjungan Antenatal Care
Tingkat
Pengetahuan
Kepatuhan
Jumlah Patuh Tidak Patuh
Frekuensi % Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
33
9
1
46,5
12,7
1,4
16
11
1
22,5
15,5
1,4
49
20
2
Jumlah 43 60,6 28 39,4 71
Tabel 5. Analisis Korelasi Spearman Rho Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal
Care
Variabel Spearman
Rho
p-value Keputusan
Uji
Tingkat pengetahuan ibu
hamil multigravida dengan
kepatuhan kunjungan
antenatal care
0,204 0,044 H0 ditolak
4. Pembahasan
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Karakteristik Umur Responden
Hasil dari distribusi frekuensi umur ibu menunjukkan bahwa responden
terbanyak pada penelitian ini adalah umur ibu 20-35 tahun sebanyak 44
responden (62%). Umur ibu sangat berpengaruh terhadap kehamilan, pada
umur 20-35 tahun cenderung akan teratur karena paradigma merasa
pemeriksaan sangatlah penting untuk dilakukan, sedangkan umur > 35 tahun
cenderung acuh pada kunjungan antenatal, disebabkan mereka telah
memiliki pengalaman yang matang dalam kehamilan (Pongsibidang, 2013).
Namun penelitian lain (Vitriani, 2012), menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara faktor usia ibu terhadap kunjungan pemeriksaan ANC pada
ibu hamil.
7
4.1.2 Karakteristik Usia Kehamilan
Hasil distribusi frekuensi usia kehamilan menunjukkan bahwa responden
terbanyak pada penelitian ini adalah ibu dengan usia kehamilan 29-32
minggu sebanyak 29 responden (41%).
Usia kehamilan pada ibu berpengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam
melaksanakan kunjungan ANC, hal tersebut cenderung terjadi pada ibu
dengan usia kehamilan yang telah memasuki trimester III, ibu akan
berpikiran pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga dapat memicu
terjadinya kecemasan dan kegelisahan menjelang persalinan, hal ini dapat
memunculkan kesadaran ibu untuk lebih patuh dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan serta mempersiapkan upaya persalinannya
(Aprianawati, 2007).
4.1.3 Karakteristik Paritas
Distribusi frekuensi paritas menunjukkan bahwa responden terbanyak pada
penelitian ini adalah ibu dengan paritas 2-3 kali sebanyak 62 responden
(87%). Ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung menganggap bahwa
dirinya telah memiliki pengalaman dalam kehamilan dan persalinan,
sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan kehamilannya saat ini. Sedangkan
pada paritas 2-3 merasa bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan suatu
kewajiban dalam setiap kehamilan sehingga merasa perlu untuk rutin dalam
memeriksakan kehamilannya (Pongsibidang 2013).
4.2 Tingkat pengetahuan
Dari hasil analisis pada tabel 4.2 diketahui bahwa frekuensi tingkat
pengetahuan ibu terbanyak adalah ibu dengan tingkat pengetahuan baik, sebanyak
49 responden (69,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa apabila tingkat
pengetahuan yang semakin baik tentang antenatal care akan meningkatkan
kemungkinan ibu untuk patuh dalam memeriksakan kehamilannya, sehingga
apabila terdapat ibu hamil yang memiliki karakteristik dan latar belakang yang
sama, maka ibu dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat
kepatuhan yang lebih baik dalam memeriksakan kehamilannya (Pratitis, 2013 &
Pongsibidang, 2013).
Damayanti (2009), mengatakan bahwa semakin baik tingkat pemahaman ibu
hamil tentang ANC tentunya akan semakin baik pula tingkat kepatuhannya dalam
melaksanakan ANC dan apabila ibu multigravida memiliki pengetahuan yang
baik tentang ANC maka kemungkinan besar ibu akan berfikir dalam menentukan
sikap dan perilaku untuk mencegah dan menghindari atau mengatasi masalah
kehamilan yang akan terjadi. Literatur lain mengatakan bahwa ibu hamil
multigravida memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik mengenai ANC
8
dibandingkan ibu primigravida, apabila pengetahuan ibu baik maka baik juga
kunjungan antenatalnya (Rezeki & Choiriyah, 2015 ; Shafqat et al, 2015).
Ibu multigravida yang memiliki pengetahuan baik tentang kehamilannya
maka ibu akan mempunyai kesadaran yang tinggi untuk merawat kehamilannya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan jadwal pemeriksaan
kehamilan, manfaat pemeriksaan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, risiko
tinggi kehamilan dan tempat memeriksakan kehamilaan serta melakukan
kunjungan-kunjungan rutin untuk pemeriksaan (Irmayanti, 2007). Hal ini terkait
dengan yang dikatakan oleh Mubarak (2007), bahwa pengalaman dan ingatan
terdahulu dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Sehingga dengan tingginya tingkat
pengalaman dan pengetahuan ibu multigravida yang, diharapkan dapat
mendorong keaktifan dalam melaksanakan kunjungan ANC.
4.3 Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care
Dari hasil analisis diketahui pada tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa sebagian
besar kepatuhan kunjungan antenatal care adalah patuh yaitu sebesar 60,6%,
sedangkan yang tidak patuh sebesar 39,4%. Hasil tersebut menyatakan bahwa
sebagian besar ibu yang mempunyai kepatuhan kunjungan sudah cukup baik, hal
ini sebanding dengan tingkat pengetahuan dari responden yang sebagian besar
dikategorikan baik pula (Pratitis, 2013). Tingkat kepatuhan dan kesadaran ANC
dipengaruhi oleh status pendidikan, pekerjaan, dan jumlah kunjungan ANC yang
dikunjungi (Demissie, 2015). Sedangkan ketidakpatuhan umumnya disebabkan
karena kurangnya pemahaman tentang instruksi (Pratitis, 2013). Pengetahuan
yang baik tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dapat mendorong
kesadaran ibu untuk aktif dalam melaksanakan kunjungan ANC secara rutin
sehingga tercapainya tujuan pelayanan antenatal (Siregar, 2001).
Ibu yang patuh dalam melaksanakan kunjungan ANC akan memperoleh
informasi mengenai pentingnya menjaga kehamilan dan perkembangan serta
pertumbuhan janin, sedangkan ibu yang tidak patuh diharapkan mampu aktif dan
menumbuhkan kesadaran dalam melaksanakan kunjungan ANC, sehingga
kebutuhan gizi ibu dan janin dapat terpenuhi, kemudian ibu dapat langsung
memperoleh penanganan serta pelayanan kesehatan apabila terdapat masalah
dalam proses kehamilan, sehingga ibu terdorong untuk melaksanakan kunjungan kehamilan secara teratur (Hardiani, 2012).
4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida dengan
Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Kartasura
Hasil pengujian hipotesis tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida
dengan kepatuhan kunjungan antenatal care yang diperoleh bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,044. Dikarenakan nilai p<0,05 (0,044 < 0,05), maka H0
9
ditolak sehingga dinyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal care di Wilayah Kerja
Puskesmas Kartasura dengan koefisien korelasi Spearman Rho sebesar 0,204,
yang berarti semakin baik tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida maka
kepatuhan kunjungan antenatal care pada responden semakin baik pula. Hasil
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratitis & Kamidah (2013), mengemukakan
apabila semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang tanda bahaya kehamilan
maka akan semakin patuh pula dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Namun penelitian Hardiani (2011), menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil
multigravida pada trimester III memiliki motivasi yang baik dalam melakukan
kunjungan ANC tetapi tingkat kepatuhan mereka masih kurang dalam
melaksanakan kunjungan ANC. Berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa perlu adanya peran serta dari masyarakat dan keluarga untuk memberikan
motivasi dan dukungan kepada ibu hamil untuk patuh dalam melaksanakan
kunjungan ANC baik pada ibu multigravida maupun primigravida. Dan
diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan keaktifan sebagai
educator dan konselor dalam upaya meningkatkan pemberian informasi berupa
pengetahuan dan konseling pada ibu hamil pada kegiatan ANC.
Dengan adanya pengalaman kehamilan sebelumnya pada ibu multigravida
diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai tanda bahaya
kehamilan, selain itu diharapkan pula ibu multigravida dapat berperan aktif dalam
melaksanakan kunjungan antenatal, karena hal tersebut sangat berguna untuk
menekan dan meminimalkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu
sebanyak 49 orang (69,0%)
5.1.2 Kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah Kerja Puskesmas
Kartasura sebagian besar termasuk dalam kategori patuh yaitu sebanyak
43 orang (60,6%)
5.1.3 Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida
dengan kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi ibu multigravida
Bagi ibu multigravida diharapkan tetap patuh dalam melakukan
kunjungan antenatal, dan dapat menjadi motivator ataupun teladan bagi
ibu-ibu yang lain agar meningkatkan pengetahuan mengenai seputar
10
masalah kehamilan. Serta berperan aktif dalam kegiatan seperti posyandu,
pertemuan kader dan arisan PKK.
5.2.1 Bagi Pihak Puskesmas
Bagi petugas kesehatan diharapkan agar tetap mempertahankan sikap
pelayanan dengan melibatkan keluarga agar dapat menjaring semua ibu
hamil di wilayah kerjanya untuk memeriksakan kehamilannya sedini
mungkin serta diharapkan petugas kesehatan sering melakukan
penyuluhan secara berkesinambungan agar ibu hamil memahami tentang
manfaat dan pentingnya menjaga kehamilan untuk memantau kondisi ibu
dan janinnya.
5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang lain diharapkan agar lebih mendalam lagi mengenai
aspek lain selain tingkat pengetahuan ibu hamil yang dapat
mempengaruhi kepatuhan kunjungan antenatal care.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianawati, R.B. (2007). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Anak Pertama Pada Masa Triwulan
Ketiga. Jurnal Keperawatan. Universitas Islam Indonesia
BPS, BKKBN, Kemenkes.(2013). Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta.
Damayanti, Erni, Nur, A Winarsih (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Resiko Tinggi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan
Antenatal Care Di RSUD Boyolali. Jurnal Keperawatan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat
Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta: Pusdiknakes.
Dinas Kesehatan Sukoharjo. (2014). Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi.
Di Sukoharjo.
Direktorat Bina Kesehatan Ibu., Ditjen Bina Gizi dan KIA., Kementerian Kesehatan
RI. (2013). Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Di
Indonesia 2013-2015. Jakarta.
11
Hardiani, Ratna Sari & Purwanti, Agustin. (2012). Motivasi Dan Kepatuhan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester III. Volume 3,
Nomor 3. Jurnal Keperawatan, ISSN: 2086-3071.
Hasnah, Atik T. (2003). Penelusuran Kasus-Kasus Kegawatdaruratan Obstetri Yang
Berakibat Kematian Maternal Studi Kasus Di RSUD Purworejo, Jawa
Tengah. Makara, Kesehatan, Vol.7, No.2, Desember 2003.
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing.
Irmayanti. (2007). MPKT Modul 1. Jakarta : Lembaga Penerbitan FKUI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta.
Mansyur, Ahmed.M.S.A., Rezaul, Karim M., Mahmudul, M Hoque., Chowdhury.
(2013). Quality Of Antenatal Care In Primary Health Care Centers Of
Bangladesh. Vol. 8, No. 4, Desember 2014. Journal of Family And
Reproductive Health.
Manuaba, IBG. (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mubarak, W, I. (2007). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Nursalam. (2015). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan :Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Pongsibidang, G. S., Abdullah, Z.,Ansariadi. (2013). Factor Yang Berhubungan
Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara 2013. Jurnal Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Pratitis, Dian & Kamidah. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan
Kehamilan Di BPS Ernawati, Boyolali. GASTER Vol. 10 No. 2 Agustus
2013.
12
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2012).
http://dinkes.jatengprov.go.id/userfile/dokumen_Buku_Profil_Kesehatan_Pro
vinsi_Jawa_tengah_Tahun_2012. pdf (Sitasi pada tanggal 29 Oktober 2015).
Prawirohardjo, Sarwono.(2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sari, Gita Nirmala., Shentya Fitriana., Diana Hartaty Anggraini. (2015). Faktor
Pendidikan, Pengetahuan, Paritas, Dukungan Keluarga Dan Penghasilan
Keluarga Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015.
Vitriyani, Eka., Kirwono, Badar., Firnawati, A.F. (2012). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) K1 Ibu Hamil Di
Kacamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan, 1SSN 1979-
7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 149-156.
WHO.(2013). Media Center (Maternal Mortality).
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/. (Sitasi pada tanggal 27
Oktober 2015).
WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, and the United Nations Population
Division. (2015). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Geneva, World
Health Organization : 2015.
* Bayu Argo Kusumo : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura
** Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Tromol Post 1 Kartasura.