perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI
BELAJAR ANTENATAL CARE (ANC)
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
YULIANA KARTIKA DEWI
R0108043
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HAI,AII4ANPSJSGS$AIIA!{
KAP.YA TULIS ILMLATI
HUBLTHGAI}{ K&CERDA$AF6 EM+$K}NAL I}EFI'trA!T PRE"$TASI
BELAJAR ANTFNATAE C,/LEE iANg
Yuliaag Ksrtik* Sesi
R{ti08043
Tel*h *ip€rtalffikerl d*n Di6.+qiui di H*dapn Tim Pe*$rji KTI
Pada Tangggl 24 A$stus 20lZ
Penbimbiag IDr. Soeterno, M.Pd
FgP. !94SO?S719?5gI I g1
Fembimbing ffSri *!aly*+i, S-K*p, Ns, ${=I{+s
NIP. r9{i70214 199303 2 00r
Fe*guji IIir. Suharroo Ffi.Fd
NIP. 19521129 19gSS3 I S01
Penguji IIEriedr* Bedi e**y**te, $.Iq€F, It{e, M.Ke*
N-rF. it7E0220 2w50i i fioi
rya Tulis llrniah
Eriedre e., $-Kep, N+ M,Ke*
1"
1
4.
dr, Sp-OGS)
*4-.dtq i
Hs iE,
*u"l,*g- ?\*#h*FfiF.1 zfffisfft i 6*t
Itt
.;:!r
*&42i l**Stt r fi02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Yuliana Kartika Dewi. R0108043. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional
Dengan Prestasi Belajar Antenatal Care (ANC). Program Studi DIV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan
emosional dan prestasi belajar Antenatal Care (ANC) mahasiswa kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta semester VI tahun pelajaran 2011/2012. Kecerdasan
emosional rendah menyebabkan hasil belajar yang dicapai tidak baik. Hal ini
karena kecerdasan emosional berkaitan dengan aspek-aspek kecerdasan emosional
yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional, dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus 2012. Subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta semester
VI tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dengan teknik simple random
sampling, diambil 98 peserta yang memenuhi kriteria restriksi. Pengumpulan data
kecerdasan emosional dengan metode kuisioner, menggunakan instrumen skala
Likert yang telah diuji coba. Pengumpulan data prestasi belajar Antenatal Care
(ANC) dengan metode dokumenter. Data yang diperoleh diolah dengan SPSS 16.0
for windows dengan uji statistik Chi-Square.
Hasil analisis korelasi Chi-Square menunjukkan kecerdasan emosional
berhubungan dengan prestasi belajar Antenatal Care (ANC), nilai korelasi X2
44,720, kekuatan korelasi kuat ditunjukkan secara statistik dengan nilai koefisien
kontingensi 0,560. Kecerdasan emosional berhubungan dengan prestasi belajar
Antenatal Care (ANC).
Kata Kunci : Kecerdasan emosional, prestasi belajar, Antenatal Care
(ANC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Yuliana Kartika Dewi. R0108043. 2012. The Relationship between Emotional
Intelligence with Antenatal Care (ANC) Learning Achievement. DIV
Midwifery Study Program of Medical Faculty of Surakarta Sebelas Maret
University.
The objective of research is to find out the significant relationship between
emotional intelligence and Antenatal Care (ANC) learning achievement of the
midwifery students of STIKES Aisyiyah Surakarta of the VI semester of
2011/2012 academic year. The low emotional intelligence provides poor learning
achievement. It is because the emotional intelligence relates to the aspects of
emotional intelligence affecting the learning process.
This study was an analytical observational research using cross sectional
approach, conducted from March to August 2012. The subject of research was the
midwifery students of STIKES Aisyiyah Surakarta of the VI semester of
2011/2012 academic year. The sampling technique used was simple random
sampling technique, obtaining 98 participants who met restriction criteria. The
data of emotional intelligence was collected using questionnaire method, with
Likert scale instrument that had been tried out. The data of Antenatal Care (ANC)
learning achievement was documentary method. The data obtained was processed
with SPSS 16.0 for windows with Chi-Square statistic test.
The result of Chi-Square correlation analysis showed that the emotional
intelligence was correlated with Antenatal Care (ANC) learning achievement,
with correlation value X2 of 44.720, the strong correlation power was indicated
statistically with contingency coefficient value of 0.560. Emotional intelligence
was correlated with Antenatal Care (ANC) learning achievement.
Keywords: Emotional Intelligence, learning achievement, Antenatal Care
(ANC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
taufik-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Antenatal Care
(ANC).
Selama penyusunan karya tulis imiah ini, penulis mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada bapak/ibu:
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K), selaku Kepala Program Studi D IV
Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Sri Mulyani, S.Kep.Ns, M.Kes., selaku Sekretaris Program Studi DIV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
pembimbing pendamping atas segala petunjuk, bimbingan, motivasi dan saran
bagi penulis
3. Erindra Budi, S. Kep Ns, M. Kes., selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
4. Dr. Soetarno, M.Pd., selaku pembimbing utama atas segala petunjuk,
bimbingan, motivasi dan saran bagi penulis
5. Penguji atas segala petunjuk, motivasi dan saran bagi penulis
6. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,
sehingga kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
Akhirnya, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……..…………………………..……………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ……….……………….…………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….………………..…………… iii
ABSTRAK …………………………………………….…………… iv
ABSTRACT …………………………..……………….…………… v
KATA PENGANTAR ………………..……………….…………… vi
DAFTAR ISI …………………………….…………….…………… viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………..………… xii
BAB I PENDAHULUAN ………….…………………………….… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………..……………… 3
C. Tujuan ……………………………………………………… 3
D. Manfaat ………..…………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 6
A. Tinjauan Teori …………………………………………….... 6
1. Prestasi Belajar Antenatal Care (ANC) ………………… 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
2. Kecerdasan Emosional ….……………………………… 17
3. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan
Prestasi Belajar ANC …………………………………… 21
B. Kerangka Konsep …………………………………………… 23
C. Hipotesis …………………………………………………… 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………..…………… 25
A. Desain Penelitian …..……………………………………… 25
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ……..……………………… 25
C. Populasi …….……………………………………………… 25
D. Sampel Dan Teknik Sampling ……………………………… 26
E. Estimasi Besar Sampel ……………………………………… 26
F. Kriteria Retriksi …….……………………………………… 27
G. Definisi Operasional ..…………………………………….... 27
H. Instrumentasi Penelitian …….……………………………… 28
I. Analisis Data ..……………………………………………… 34
BAB IV HASIL PENELITIAN …………….……………………… 36
A. Gambaran Umum …………………………………………… 36
B. Karakteristik Responden …………………………………… 36
1. Kecerdasan Emosional ….……………………………… 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Prestasi Belajar ANC …………………………………… 37
C. Uji Korelasi Chi Square …….…………………………….... 37
BAB V PEMBAHASAN …………………………………………… 39
A. Deskripsi Hasil Penelitian …..……………………………… 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian .……………………………… 40
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ..………………..…………… 43
A. Simpulan …………………………………………………… 43
B. Saran ..……………………………………………………… 43
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 45
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Jadwal penelitian
2. Lampiran 2 : Lembar konsultasi pembimbing I
3. Lampiran 3 : Lembar konsultasi pembimbing II
4. Lampiran 4 : Surat ijin pengambilan data dan penelitian
5. Lampiran 5 : Surat ijin pelaksanaan validitas instrumen penelitian
6. Lampiran 6 : Surat jawaban ijin pelaksanaan validitas dan penelitian
7. Lampiran 7 : Kisi-kisi dan draft instrumen penelitian (angket)
8. Lampiran 8 : Daftar mahasiswa peserta uji validitas
9. Lampiran 9 : Hasil uji validitas
10. Lampiran 10 : Hasil uji reliabilitas
11. Lampiran 11 :Daftar responden penelitian dan korelasi antara kecerdasan
emosional dan prestasi belajar ANC
12. Lampiran 12 : Hasil uji korelasi Chi-Square
13. Lampiran 13 : Tabel distribusi Chi-Square
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Tabel blue-print skala kecerdasan emosi
2. Tabel 4.1 : Tabel distribusi responden berdasarkan kecerdasan emosional
3. Tabel 4.2 : Tabel distribusi responden berdasarkan prestasi belajar ANC
4. Tabel 4.3 : Tabel distribusi frekuensi data kecerdasan emosional dan prestasi
belajar ANC
5. Tabel 4.4 : Tabel hasil uji statistik Chi-Square dengan menggunakan SPSS
16 for windows
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.
Perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan dalam masyarakat,
dimana kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan,
utamanya untuk bertahan hidup dalam menghadapi perubahan hidup. Salah
satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan
(Alvita, 2008).
Prestasi belajar peserta didik biasa ditunjukkan dengan nilai. Berdasar nilai
tersebut dapat diketahui bagaimana hasil belajar mereka. Keberhasilan peserta
didik dalam belajar tidaklah sama. Peserta didik merupakan individual yang
unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik yang benar-benar sama. Tiap
peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan individual
ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik (Dimyati dan
Mudjiono, 1999). Untuk itu, prestasi belajar peserta didik satu dengan yang
lain tentu berbeda.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan
menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati (impuls) dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa
(Goleman, 2007). Dalam proses belajar peserta didik, kecerdasan intelektual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan kecerdasan emosi bekerja saling melengkapi. Emosi yang lepas kendali
dapat membuat orang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosi, orang
tidak akan bisa menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai
dengan potensi yang maksimum (Goleman, 2001). Dengan demikian,
kecerdasan emosi mempengaruhi kesuksesan peserta didik dan dapat
menyebabkan perbedaan prestasi belajar antara peserta didik satu dengan yang
lainnya.
Pendidikan seorang bidan diarahkan untuk menyiapkan tenaga ahli atau
professional yang dibutuhkan di lingkungan departemen penyelenggara yang
mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas seorang bidan. Hal ini tampak jelas
bahwa tidak hanya pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga sikap
profesionalisme bidan sangat diperlukan. Sikap seorang bidan yang penuh
empati, terbuka, dan kesadaran bidan mengenai perasaan, pikiran yang dialami
ibu maupun keluarganya merupakan wujud seorang bidan yang memiliki
kecerdasan emosional. Hal ini menunjukkan betapa berarti kecerdasan
emosional seorang calon bidan, tak terkecuali para mahasiswa kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta. Dari data yang diperoleh bahwa rata-rata prestasi
belajar Antenatal Care (ANC) mengalami penurunan yaitu dari 75,4 (2009)
menjadi 73,7 (2010). Setelah itu, pihak prodi kebidanan mengadakan upaya
latihan sebelum ANC dilaksanakan guna mematangkan kemampuan dan
melatih dalam manajemen emosi diri saat menghadapi ANC sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diharapkan prestasi belajar yang akan datang mengalami peningkatan dari
sebelumnya (Data Primer, 2012).
Penelitian mengenai kecerdasan emosional ini sebelumnya pernah
dilakukan oleh Kurniawan tahun 2007 dengan judul “Hubungan antara Rasa
Percaya Diri dan Kestabilan Emosi dengan Prestasi Belajar Otomotif Dasar di
SMK Giri Puro Sumpiuh Banyumas Tahun Pelajaran 2007/2008”. Hasil yang
diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan yang positif antara
kecerdasan emosi dan kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa SMK
tersebut. Perbedaan penelitian dahulu dengan penelitian ini terletak pada
populasi yang digunakan, desain penelitian, aspek prestasi belajar yang
diambil.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi
Belajar Antenatal Care (ANC)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Antenatal Care (ANC)?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan emosional
dan prestasi belajar Antenatal Care (ANC).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kecerdasan emosional mahasiswa kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta semester VI tahun pelajaran 2011/2012.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar Antenatal Care (ANC) mahasiswa
kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta semester VI tahun pelajaran
2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
mengenai kecerdasan emosional dalam hal faktor-faktor yang
mempengaruhinya guna meningkatkan prestasi belajar Antenatal Care
(ANC) peserta didik.
2. Manfaat aplikatif
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pentingnya kecerdasan emosional terhadap pencapaian prestasi belajar
peserta didik sehingga dapat melakukan upaya lebih dengan melatih
dan membentuk kecerdasan emosional guna meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian
atau referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis
untuk lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Antenatal Care (ANC)
a. Pengertian Prestasi Belajar Antenatal Care (ANC)
1) Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah salah satu jenis Ujian Akhir
Program (UAP) suatu akademi kebidanan sebagai syarat kelulusan
mahasiswa kebidanan. ANC dilakukan untuk mengevaluasi
pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan pada mata
kuliah Asuhan Kebidanan I (asuhan kehamilan) yaitu pada sub
pokok bahasan pemeriksaan pada ibu hamil. Pada Antenatal Care
ini menggunakan model uji seperti osca (objective structured
clinical assessment) (Data Primer, 2012).
Dikatakan objective karena pada tahap prosedur/skill setiap
mahasiswa di observasi oleh dosen yang sebelumnya mengadakan
persamaan persepsi dalam hal penilaian, sehingga mempunyai
standart yang sama, sedangkan pada tahap penyusunan
dokumentasi askeb telah tersedia jawaban baku. Structured disini
berarti bahwa pada uji ini terdapat struktur yang konsisten dimana
pada tahap prosedur/skill mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap perilaku. Sedangkan clinical assessment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
berarti bahwa materi uji adalah pengetahuan dan ketrampilan yang
terkait dengan pasien. Sehingga dapat diringkas bahwa dalam hal
ini peserta akan dinilai secara objektif tentang kemampuan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam mengelola pasien dengan
baik dan sesuai prosedur yang mampu menjadikan alat evaluasi
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor secara serentak
dimana untuk menghadapinya diperlukan sebuah persiapan psikis
yang matang (Riwanto, 2008).
Untuk teknis dari Antenatal Care (ANC) sendiri adalah
pertama-tama peserta melakukan skill pemeriksaan pada ibu hamil
terlebih dahulu pada masing-masing ibu hamil yang telah tersedia.
Setiap peserta memeriksa ibu hamil yang berbeda dari mahasiswa
lainnya. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik
kehamilan dan laboratorium (protein urin dan glukosa urin).
Setelah selesai melakukan skill pemeriksaan ibu hamil, peserta
keluar ruang pemeriksaan kemudian menyusun dokumentasi
asuhan kebidanan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukannya
tadi.
Prosedur penilaian disini dilakukan oleh dosen yang
sebelumnya telah dilakukan persamaan persepsi sehingga
mempunyai standart yang sama. Penilaian skill ini dengan
menggunakan lembar penilaian ceklist yang telah tersedia.
Kemudian untuk penilaian dokumentasi asuhan kebidanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dilakukan oleh dosen dengan standart asuhan kebidanan yang telah
ditentukan.
Setelah prosedur Antenatal Care (ANC) tersebut dilaksanakan,
akan menghasilkan suatu prestasi belajar peserta didik yang secara
langsung dapat melihat kemampuan kognitif, psikomotor, dan
afektifnya.
2) Pengertian Prestasi Belajar
Widyaningrum dan Rachmawati (2007) mendefinisikan
prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai dari suatu aktivitas
belajar yang dilakukan secara sengaja dan didasarkan pada
pengukuran dan penilaian berupa angka-angka yang dicantumkan
dalam laporan hasil belajar tertentu. Prestasi atau keberhasilan
belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator
berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat
keberhasilan, dan semacamnya (Azwar, 1999). Prestasi belajar
merupakan ketrampilan atau kecakapan yang dimiliki oleh peserta
didik yang diperolehnya setelah melalui proses belajar, yang
mencakupi bidang kognitif, afektif, dan psikomotor (Mulyati,
2004). Salah satu contoh ketrampilan yang harus dimiliki oleh
peserta didik utamanya mahasiswa kebidanan adalah ketrampilan
dalam melakukan pemeriksaan pada ibu hamil atau Antenatal Care
(ANC). Ketrampilan ini diperoleh dari proses belajar teori dan
skillab Asuhan Kebidanan Kehamilan (Askeb I).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Pengertian Prestasi Belajar Antenatal Care (ANC)
Berdasarkan uraian di atas mengenai Antenatal Care (ANC)
dan prestasi belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar Antenatal Care (ANC) adalah
hasil pencapaian peserta didik dalam kegiatan belajar dalam hal
pemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan dalam bentuk test
prosedural/skill sebagai gambaran tingkat keberhasilan peserta
didik baik dalam ranah kognitif, psikomotor, dan afektifnya, yang
penilaiannya diukur dengan menggunakan ceklist kemudian
menghasilkan nilai test hasil belajar berbentuk angka.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Antenatal
Care (ANC)
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang
perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit
siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki
dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk
meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyataannya prestasi yang
dihasilkan di bawah kemampuannya.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004), faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar meliputi:
1) Faktor internal, meliputi:
a) Faktor fisiologis, seperti penglihatan, pendengaran, dan lain-
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Faktor psikologis, meliputi:
(1) Faktor intelektif, meliputi:
(a) Faktor potensial, seperti kecerdasan dan bakat.
(b) Faktor kecakapan nyata, seperti prestasi yang telah
dimiliki.
(2) Faktor non intelektif, seperti sikap, kebiasaan, minat
kebutuhan, motivasi, kecerdasan emosional, dan
penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan
2) Faktor eksternal
a) Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga, tempat belajar,
masyarakat, dan kelompok.
b) Faktor budaya, seperti adat istiadat.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dan iklim.
Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor
yang perlu diperhatikan. Sumadi dan Suryabrata (1998) dan Stone
dalam Winkle (1997) menjelaskan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah
faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera
(1) Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya.
Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi
siswa dalam menyelesaikan program studinya.
(2) Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya
belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem
pendidikan dewasa ini di antara panca indera itu yang
paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan
telinga.
b) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik, antara lain adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(1) Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan
peserta didik mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimilikinya. Taraf inteligensi ini sangat
mempengaruhi prestasi belajar seorang peserta didik, di
mana mereka yang memiliki taraf inteligensi tinggi
mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi
belajar yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya. Namun
bukanlah suatu yang tidak mungkin jika peserta didik
dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar
yang tinggi, juga sebaliknya .
(2) Kepercayaan Diri
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang kepercayaan
diri dapat merupakan faktor yang menghambat seseorang
dalam menampilkan prestasi belajarnya. Kepercayaan diri
adalah keyakinan atau kesiapan seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap peserta didik
yang positif terhadap mata pelajaran di institusi pendidikan
merupakan langkah awal yang baik dalam proses
belajarnya.
(3) Motivasi
Motivasi adalah penggerak perilaku, pendorong
seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang.
Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah
atau semangat belajar, peserta didik yang termotivasi kuat
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.
2) Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri peserta didik, ada hal-
hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
akan diraih, antara lain adalah:
a) Faktor lingkungan keluarga
(1) Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih
baik, mulai dari buku, alat tulis dan lain sebagainya.
(2) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan
tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan
dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota
keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu
semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal
ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat;
maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga
yang harmonis.
b) Faktor lingkungan sekolah
(1) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas institusi pendidikan , seperti
papan tulis, OHP, LCD akan membantu kelancaran proses
belajar mengajar. Selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara
dan lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar.
(2) Kompetensi tenaga pendidik dan peserta didik
Kualitas seorang tenaga pendidik dan peserta didik
sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana
dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para
penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang peserta didik
merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di
sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas
dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat
memenuhi rasa ingin tahuannya, hubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pendidik dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka
peserta didik akan memperoleh iklim belajar yang
menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk
terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
(3) Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara
memberikan materi tersebut kepada peserta didik. Metode
pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk
menumbuhkan minat dan peran sertanya dalam kegiatan
pembelajaran. Faktor yang paling penting adalah faktor
tenaga pendidik. Jika pendidik mengajar dengan arif
bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu
membuat peserta didik menjadi senang akan pelajaran,
maka prestasi belajarnya akan cenderung tinggi, paling
tidak mereka tersebut tidak bosan dalam mengikuti
pelajaran.
c) Faktor lingkungan masyarakat
(1) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan
akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta
didik. Masyarakat yang masih memandang rendah
pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke bangku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pendidikan dan cenderung memandang rendah pekerjaan
pendidik/pengajar.
(2) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung
kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa
kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah,
setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha
memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar utamanya prestasi belajar
Antenatal Care antara lain adalah faktor internal yang meliputi faktor
inteligensi, kecerdasan emosi, kepercayaan diri, motivasi, dan kondisi
fisik seorang peserta didik. Sedangkan faktor dari eksternal sendiri
antara lain yang mempengaruhi adalah faktor dari pendidikan itu
sendiri (tenaga pendidik, fasilitas institusi pendidikan, dan lain
sebagainya, faktor keluarga, dan masyarakat.
c. Aspek-aspek Prestasi Belajar
Aspek-aspek prestasi belajar menurut Harahap dalam Ahmadi dan
Supriyono (2004) antara lain:
1) Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi: inteligensi, ingatan, cara
menginterpretasi data, pokok-pokok pekerjaan, pemikiran yang
logis, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Perasaan sosial, meliputi: kerjasama dengan kawan sekelasnya,
cara bergaul, cara pemecahan masalah serta nilai-nilai sosial, cara
mengatasi dan menghadapi serta cara berpartisipasi dalam
kehidupan sosial.
3) Kekayaan sosial dan kewarganegaraan, meliputi: pandangan hidup
atau pendapatnya terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan
ekonomi.
Berdasar uraian di atas, maka aspek-aspek prestasi belajar adalah
kognitif, afektif, psikomotor, dan perasaan atau kekayaan sosial serta
kewarganegaraan.
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian kecerdasan emosional
Di dalam Stein dan Book (2002) dijelaskan bahwa kecerdasan
emosional biasanya kita sebut sebagai “akal sehat”, terkait dengan
kemampuannya membaca lingkungan politik dan sosial, dan
menatanya kembali; kemampuan memahami secara spontan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh orang lain, kelebihan dan kekurangan
mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan yang
terjadi; dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan,
yang kehadirannya didambakan oleh orang lain.
Salovey dan Mayer dalam Stein dan Book (2002) mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai suatu kemampuan untuk mengenali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu
pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan
perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi
dan intelektual.
Berdasar uraian di atas, maka yang dimaksud dengan kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengolah emosi
dengan efektif, baik dalam pemahaman untuk diri sendiri maupun
pemahaman terhadap orang lain, sehingga kemampuan berpikirnya
tidak terganggu saat menghadapi tekanan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
Inteligensi emosional tidak berkembang secara alamiah, artinya
seseorang tidak sendirinya dapat memiliki kematangan emosional
semata-mata hanya dari perkembangan usia biologisnya. Kecerdasan
emosional sangat bergantung pada proses pelatihan dan pendidikan
yang terus-menerus (Suharsono, 2001).
Kecerdasan emosional merupakan suatu hal yang dapat dipelajari
dan bukan bersifat bawaan. Proses pembelajaran emosional dimulai
pada saat paling awal kehidupan, dan terus berlanjut sepanjang masa
kanak-kanak. Semua jenis interaksi antara orang tua dan anak
mempunyai makna dalam pembentukan emosional secara tersembunyi,
dan pesan-pesan dalam interaksi atau pergaulan tersebut yang
berlangsung selama bertahun-tahun akan membentuk inti pandangan
dan kemampuan emosional anak-anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Berdasar uraian di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan emosional adalah proses pelatihan dan pendidikan yang
secara terus-menerus dan interaksi atau pergaulan antara orang tua dan
anak dari awal kehidupannya.
c. Aspek-aspek kecerdasan emosional
Salovey (dalam Goleman, 2007) menyebutkan 5 wilayah utama
kecerdasan emosional, yakni:
1) Mengenali emosi diri
Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu
terjadi merupakan dasar kecerdasan emosi. Kemampuan untuk
memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting
bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan
untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita
berada dalam kekuasaan perasaan. Mengetahui apa yang kita
rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan sendiri, memiliki tolak ukur yang realitas
atas kemampuan diri yang kuat (Goleman dalam Widodo, 1999)
2) Mengelola emosi
Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas
adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang-
orang yang buruk kemampuannya dalam ketrampilan ini akan
terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat
dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.
3) Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal
yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk
memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk
berkreasi. Kendali diri emosional, menahan hati terhadap kepuasan
dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan
dalam berbagai bidang. Mampu menyesuaikan diri dalam “flow”
memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala
bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung
jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka
kerjakan.
4) Mengenali emosi orang lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri
emosional merupakan ketrampilan bergaul dasar. Orang yang
empatik lebih mampu menangkap apa-apa yang dibutuhkan atau
dikehendaki orang lain. Merasakan yang dirasakan orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan
saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam
orang (Goleman dalam Widodo, 1999).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5) Membina hubungan
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan sosial,
berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini untuk
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan dan untuk bekerja sama dalam tim (Goleman dalam
Widodo, 1999). Seni membina hubungan sebagian besar
merupakan ketrampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang
yang hebat dalam ketrampilan sosial akan sukses dalam bidang
apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang
lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
Berdasar uraian di atas maka aspek-aspek kecerdasan emosional
antara lain mengenali emosi diri (pengenalan diri), mengelola emosi
(pengendalian diri), motivasi, mengenali emosi orang lain (empati),
dan membina hubungan (ketrampilan sosial).
3. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Antenatal
Care (ANC)
Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik merupakan gambaran
keberhasilan dalam belajarnya. Studi sebelumnya mengidentifikasi hal-hal
yang berhubungan dengan prestasi antara lain motivasi, kecerdasan, dan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Di dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik tidak hanya dituntut
untuk pandai secara intelektual, peserta didik juga harus memiliki emosi
yang cerdas apabila ingin sukses. Emosi yang tidak terkendali dapat
membuat orang melakukan hal-hal buruk yang membuatnya menjadi
tampak bodoh. Tanpa kecerdasan emosi seseorang tidak akan bisa
menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai dengan
potensi yang maksimum.
Seperti penjelasan di atas, bahwa prestasi belajar peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kecerdasan emosional.
Pengendalian emosi yang baik pada diri seseorang akan menjadikannya
manusia yang cerdas di dalam lingkungannya sehingga menimbulkan
penerimaan di lingkungan tersebut yang akan menciptakan kepercayaan
diri, orang dengan keadaan seperti ini tetap dapat belajar dengan baik
meskipun mendapatkan beberapa tekanan dari luar. Kegiatan belajar yang
tetap berjalan baik tanpa ada gangguan yang berarti tentunya mendukung
pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Begitupun dalam menghadapi
berbagai test-test yang dilakukan oleh institusi pendidikan seperti uji
prosedural/skill Antenatal Care, peserta didik yang memiliki kecerdasan
emosional akan merasa bahwa ia mampu menghadapinya dan
menghasilkan prestasi yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. KERANGKA KONSEP
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Kecerdasan emosional termasuk dalam
kategori faktor internal yang bersifat psikologis turut berperan dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Kecerdasan emosional yang dimanajemen
dengan baik diduga akan mempengaruhi prestasi belajar ANC, prestasi belajar
ANC akan meningkat. Keterkaitan kecerdasan emosional dan prestasi belajar
ANC dapat dilihat lebih lanjut pada bagan di bawah ini:
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
prestasi belajar:
Faktor internal
Tinggi Tinggi Prestasi Belajar ANC
Non intelek (EQ)
Psikologis
Kecerdasan Emosional
Fisiologis
Intelligensi (IQ)
Faktor eksternal
Kesadaran diri
Pengendalian diri
Motivasi
Empati
Sosialisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Keterangan: = variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
C. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Antenatal Care (ANC)”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimen
(observasional) jenis analitik korelasional dengan menggunakan rancangan
cross sectional, yang mempunyai arti bahwa penelitian ini bertujuan
menjelaskan, memperkirakan, dan menguji hubungan korelatif antar variabel
subjek berdasarkan teori yang ada tanpa melakukan manipulasi atau
intervensi, pengambilan data dilakukan pada saat yang bersamaan dalam
sekali waktu, kemudian akan dilakukan analisis data dari data yang telah
terkumpul (Nursalam, 2009).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus STIKES Aisyiyah Surakarta pada
bulan Juli 2012. Pengambilan data diadakan pada bulan tersebut saat
Antenatal Care (ANC) selesai dilaksanakan sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan dan pada bulan tersebut data prestasi belajar Antenatal Care
(ANC) telah selesai diolah.
C. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kebidanan
yang telah mengikuti salah satu rangkaian Ujian Akhir Program (UAP) yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Antenatal Care (ANC). Sedangkan populasi terjangkau yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta
semester VI tahun pelajaran 2011/2012 yang telah mengikuti salah satu
rangkaian Ujian Akhir Program (UAP) yaitu Antenatal Care (ANC) yaitu
sebanyak 130 mahasiswa.
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau
penelitian yaitu mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta semester
VI tahun pelajaran 2011/2012 yang telah mengikuti salah satu rangkaian Ujian
Akhir Program (UAP) yaitu Antenatal Care (ANC), yang diambil berjumlah
sesuai dengan estimasi besar sampel yang ditentukan yaitu sebesar 98
mahasiswa.
Teknik sampling untuk penelitian ini adalah simpel random sampling yaitu
pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam anggota populasi sehingga akan didapatkan sampel yang representatif.
E. Estimasi Sampel
Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus :
(Nursalam, 2009)
)(12
dN
Nn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi (p)
Estimasi Besar Sampel:
Jadi, estimasi jumlah sampel yang digunakan adalah 98 responden.
F. Kriteria Retriksi
Kriteria dalam penelitian ini, yaitu:
1) Kriteria inklusi: mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta
semester VI tahun pelajaran 2011/2012 yang telah mengikuti Antenatal
Care (ANC).
2) Kriteria eksklusi: mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta
semester VI yang tidak hadir (absen) dan yang menolak untuk menjadi
responden.
G. Definisi Operasional
1. Variabel bebas 1 : kecerdasan emosional (X)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengolah
emosi secara akurat dan efisien untuk menghadapi tekanan, sehingga
kemampuan berpikir tidak terganggu. Kecerdasan emosional meliputi
11,98)05,0(1301
1302
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali
emosi orang lain, dan membina hubungan.
2. Variabel terikat : prestasi belajar Antenatal Care (Y)
Prestasi belajar Antenatal Care (ANC) adalah hasil pencapaian peserta
didik dalam kegiatan belajar dalam hal pemeriksaan pada ibu hamil yang
dilakukan dalam bentuk test prosedural/skill sebagai gambaran tingkat
keberhasilan yang penilaiannya diukur dengan ceklist kemudian
menghasilkan nilai hasil belajar dan berbentuk angka kemudian
dikategorikan dalam kategori tertentu.
H. Instrumenasi Penelitian
Instrumen pengumpul data variabel bebas yang digunakan pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan angket. Sedangkan untuk variabel terikat
menggunakan metode dokumenter. Berikut rincian instrumen masing-masing
variabel:
1. Variabel kecerdasan emosional
Skala pada angket untuk variabel bebas dalam penelitian ini dibuat dan
berpedoman pada skala Likert yang telah dimodifikasi, yaitu
menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga responden akan memilih
jawaban yang pasti ke arah yang sesuai atau tidak sesuai dengan dirinya.
Pernyataan item dalam skala dikelompokkan menjadi favorable dan
unfavorable yang dibuat dalam 4 alternatif jawaban. Pilihan untuk bentuk
favorable ada 4 yaitu SS (Sangat Setuju) dengan nilai 4, S (Setuju) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
nilai 3, TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju)
dengan nilai 1. Bentuk unfavorable yaitu STS (Sangat Tidak Setuju)
dengan nilai 4, TS (Tidak Setuju) dengan nilai 3, S (Setuju) dengan nilai 2,
dan SS (Sangat Setuju) dengan nilai 1. Perbedaan empat alternatif jawaban
tersebut adalah pada frekuensi sesuai masing-masing individu. Berikut
penjelasan dan contohnya:
Pernyataan :
Saya sulit berbicara ketika berhadapan dengan orang yang baru saya kenal.
Jawaban :
a. Apabila pernyataan tersebut cocok dengan keseharian anda, maka
pilihlah salah satu alternatif jawaban antara SS atau S, tergantung
frekuensinya.
b. Apabila pernyataan tersebut tidak cocok dengan keseharian anda
(berlawanan), maka pilihlah salah satu alternatif jawaban antara TS
atau STS, tergantung frekuensinya.
Angket kecerdasan emosional penelitian ini disusun berdasarkan
aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Goleman, yaitu mengenali
emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, mengendalikan emosi orang
lain dan membina hubungan. Sebelum membuat pernyataan-pernyataan
dalam angket, maka terlebih dahulu blue-print skala kecerdasan
emosional. Berikut adalah blue-print skala kecerdasan emosional:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 3.1 Blue-print skala kecerdasan emosional
Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable f %
Mengenali
emosi diri
Kesadaran diri
1,31 6,36 12 20
Sikap asertif 11,41 16,46
Penghargaan diri
21,51
26,56
Mengelola
emosi
Mengelola suasana hati
sendiri
2,32
7,37
12
20
Penanganan stress
12,42
17,47
Mengendalikan
impuls
22,52
27,57
Motivasi diri
Mengambil inisiatif dan
bertindak efektif
3,33
8,38
12
20
Optimisme
13,43
18,48
Bergerak menuju
sasaran
23,53
28,58
Mengenali
emosi orang
lain
Empati
4,34
9,39
12
20
Mampu mengendalikan
orang lain
14,44
19,49
Mampu mengendalikan
emosi orang lain
24,54
29,59
Membina
hubungan
Mampu berinteraksi
dengan baik
5,35
10,40
12
20
Bertanggung jawab
terhadap tindakannya
terhadap orang lain
15,45
20,50
Mampu bekerja sama
dengan baik
25,55
30,60
Jumlah 60 100
Kemudian setelah blue-print selesai disusun, disusul langkah
berikutnya yaitu membuat pernyataan-pernyataan sesuai dengan blue-print
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tersebut. Angket yang telah jadi kemudian diuji cobakan terlebih dahulu
kepada peserta didik diluar sampel penelitian yang memiliki kriteria sama
seperti sampel, yaitu pada mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah
Surakarta semester VI tahun pelajaran 2011/2012. Setelah dilakukan uji
coba kemudian dilakukan analisis berupa tes validitas dan reliabilitas
instrumen sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Validitas (kesahihan) alat pengumpul (instrumen) sangat
diperlukan sebelum dipergunakan dalam penelitian. Instrumen harus
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Prosedur validitas
skala instrumen pada penelitian ini melalui pengujian isi skala dengan
melakukan konsultasi pada ahli (Salamah, 2009).
Selanjutnya dilakukan analisis dengan bantuan metode korelasi
product moment. Alasan menggunakan korelasi product moment
karena skala yang digunakan dalam penelitian ini tiap itemnya diberi
skor pada level interval. Berikut ini adalah rumus yang digunakan:
Keterangan:
X = skor butir hitung
Y = skor total
n = banyaknya subjek
(Azwar, 2003)
2222)(..)(.
)).(()(
YYnXXn
YXXYnrhitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Validitas setiap butir pertanyaan juga dapat diukur dengan
menggunakan program SPSS versi 16. Hasil dianggap memuaskan
apabila melebihi 0,30 (Azwar, 2005).
Hasil uji validitas pada taraf kesalahan 5% didapat rtabel=0,254,
kemudian dibandingkan dengan rhitung dari masing-masing item,
didapatkan 34 butir item valid dari total soal berjumlah 60 item.
b. Uji Reliabilitas
Selain validitas instrumen, juga perlu dilakukan uji reliabilitas
(kehandalan). Uji reliabilitas adalah untuk menguji seberapa handal
instrumen penelitian, tidak berubah-ubah hasil ukurnya meskipun
digunakan berulang kali (Salamah, 2009).
Pada penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan
reliabilitas Alpha Cronbach. Alasan menggunakan teknik ini karena
data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat
penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada
sekelompok responden, sehingga masalah yang mungkin timbul pada
pendekatan reliabilitas terulang dapat dihindari (Azwar, 2003). Berikut
adalah rumus koefisien alpha:
α =
2
2
11 Stot
Sx
k
k
Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sx = total varians butir
Stot = jumlah varians skor total
(Azwar, 2003)
Reliabilitas instrumen ini juga dapat diukur dengan program SPSS
versi 16. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,60 (Nugroho, 2005).
Hasil penggunaan rumus tersebut diperoleh nilai koefisien
reliabilitas Alpha sebesar 0,907. Hasil perhitungan mendekati angka 1,
yang berarti instrumen skala kecerdasan emosional memiliki
reliabilitas yang sangat baik sehingga memungkinkan atau layak
digunakan untuk penelitian.
2. Variabel prestasi belajar Antenatal Care (ANC)
Sumber data variabel terikat pada penelitian ini adalah dokumen
prestasi belajar Antenatal Care (ANC) yang dimiliki oleh prodi Kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta. Metode pengambilan data prestasi belajar
Antenatal Care (ANC) ini adalah dokumenter yaitu pengambilan data dari
dokumen-dokumen dari tempat penyimpanan data. Instrumen atau alat
ukur yang dipakai untuk variabel terikat ini adalah lembar data prestasi
belajar Antenatal Care (ANC).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
I. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pengolahan data
menurut Hidayat (2007) adalah :
a. Editing
Merupakan upaya untuk mengoreksi data yang meliputi
kelengkapan pengisian dan jawaban yang tidak jelas. Editing
dilakukan pada saat pengambilan data agar jika terjadi kesalahan dapat
segera diperbaiki.
b. Koding
Data yang telah di olah kemudian dilakukan tahap berikutnya yaitu
mengkode data dengan pemberian kode untuk setiap pernyataan untuk
mempermudah dalam pengolahan data.
c. Skoring
Merupakan upaya untuk memberikan nilai pada jawaban
pernyataan yang berupa angka.
d. Tabulating
Merupakan upaya untuk mengelompokkan data kemudian
ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabel sebagai bahan
informasi. Selanjutnya data dimasukkan ke dalam komputer dan
dianalisis secara statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
e. Melakukan analisis data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakterisitik masing-masing variabel yang
diteliti (Sugiyono, 2011).
2) Analisis Bivariat
Merupakan suatu analisis yang menggambarkan dua variabel
yakni variabel kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dan
variabel prestasi belajar Antenatal Care (ANC) sebagai variabel
terikat serta mencari korelasi antara kedua variabel yang diteliti.
Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah chi square untuk
mengukur hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
Antenatal Care (ANC) yang menggunakan skala ordinal. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan bantuan SPSS 16 for Windows
(Riwidikdo, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta merupakan
lembaga pendidikan tinggi milik Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surakarta.
Terdiri dari dua kampus yaitu di Jalan Ki Hajar dewantoro Jebres dan di Jalan
Kapulogo Griyan Pajang Surakarta. STIKES Aisyiyah Surakarta mempunyai
tiga program studi yaitu Program Studi Diploma III Kebidanan, Program Studi
Diploma III Keperawatan dan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1
Keperawatan). Program studi Diploma Kebidanan sendiri terdiri atas 3
tingkat, yang masing-masing terdiri atas 130 mahasiswa, sehingga total
seluruh mahasiswa kebidanan adalah 390 mahasiswa.
B. Karakteristik Responden
1. Kecerdasan Emosional
Hasil kategori kecerdasan emosional pada subjek penelitian melalui
angket yang telah dibagikan dan diisi, dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kecerdasan Emosional
No. Kecerdasan
Emosional
Kelas Interval Cakupan
Frekuensi Persentase (%)
1. Rendah 34-68 3 3,06
2. Sedang 69-102 47 47,96
3. Tinggi 103-136 48 48,98
Jumlah 98 100
Sumber: Data Primer, Juli 2012
2. Prestasi Belajar ANC
Hasil kategori prestasi belajar ANC pada subjek penelitian melalui data
dokumentasi dari pihak akademis, dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar ANC
No. Prestasi Belajar Kelas Interval Cakupan
Frekuensi Persentase (%)
1. Rendah 0-59 0 0
2. Sedang 60-79 50 51,02
3. Tinggi 80-100 48 48,98
Jumlah 98 100
Sumber: Data Sekunder, Juli 2012
C. Uji Korelasi Chi Square
Analisis dalam penelitian ini adalah dengan uji Chi Square, karena peneliti
ingin mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat dengan skala ukur kedua variabel adalah ordinal. Berikut adalah
distribusi frekuensi untuk data kecerdasan emosional dan prestasi belajar
ANC:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional dan Prestasi
Belajar ANC
Prestasi belajar ANC
Rendah (1) Sedang
(2)
Tinggi (3) Jumlah
Kecerdasan
emosional
Rendah (1) 0 3 0 3
Sedang (2) 0 40 7 47
Tinggi (3) 0 9 39 48
Jumlah 0 52 46 98
Sumber: Data Hasil Penelitian, Juli 2012
Dari data yang telah ada kemudian dilakukan analisi dengan menggunakan
uji statistik Chi Square dan dilanjutkan uji korelasi dengan korelasi
kontingensi. Berikut adalah hasil uji statistik Chi Square dengan menggunakan
SPSS 16 for windows:
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Chi Square dengan menggunakan SPSS 16
for windows
Chi Square Koefisien Kontingensi
44,720 0,560
Sumber: Data Sekunder, Juli 2012
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square didapatkan nilai X2
hitung sebesar 44,720. Kemudian diperoleh pula harga koefisien kontingensi
yaitu sebesar 0,560.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini diambil sesuai dengan
kriteria retriksi. Berdasarkan kriteria retriksi tersebut diambil 98 subjek
penelitian. Responden yang menjadi subjek penelitian merupakan mahasiswa
kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta semester VI tahun pelajaran
2011/2012 yang telah memperoleh pengalaman praktek kebidanan dan telah
melaksanakan serangkaian Ujian Akhir Program (UAP) yaitu Antenatal Care
(ANC). Subjek penelitian telah memenuhi Nilai Batas Lulus (NBL) yaitu
dengan jumlah nilai dengan indeks sedang dan tinggi (≥60). Kendala yang
ditemui dalam pelaksanaan penelitian adalah kendala waktu. Waktu yang
tersedia untuk penelitian sangat terbatas, hal ini dikarenakan berbenturan
dengan jadwal mahasiswa kebidanan semester VI yang sangat padat.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai X2 adalah 44,720. Dasar
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
membandingkan nilai X2 hitung dengan nilai X
2 tabel. Nilai X
2 hitung>nilai
X2 tabel yaitu 44,720>9,4877. Hal ini berarti ada hubungan antara dua
variabel tersebut, yaitu kecerdasan emosional dan prestasi belajar ANC.
Kemudian dari hasil uji tersebut juga diperoleh harga koefisien kontingensi
0,560. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan antara kecerdasan emosional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dan prestasi belajar ANC tersebut kuat karena harga koefisien
kontingensi>tingkat signifikansi yaitu 0,560>0,05.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah
Surakarta semester VI tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kecerdasan
emosional kategori tinggi dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi pula.
Hal ini dibuktikan dengan mahasiswa yang mampu mengenali emosi diri,
mempunyai kepekaan atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi.
Kepekaan tersebut dijelaskan oleh Goleman dalam Widodo (1999)
sebagaimana mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan
menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan sendiri, memiliki
tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri yang kuat yang
mendorongmahasiswa untuk mengaktualisasikan diri sehingga akan mampu
memperoleh prestasi belajar yang baik.
Selain itu pencapaian hasil belajar yang baik didukung pula dengan
kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosi sedemikian rupa sehingga
berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan
sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran (Goleman
dalam Widodo, 1999). Seseorang yang dapat mengelola emosi dengan baik
akan dapat melakukan manajemen stress, ceria, optimis, tenang dalam
menghadapi setiap masalah, dan cerdas dalam menentukan strategi pemecahan
masalah, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Motivasi juga turut menyumbang keberhasilan seseorang dalam meraih
prestasi belajar yang baik, dengan adanya motivasi yang mendorongseseorang
untuk berbuat atau bertindak dalam mencapai suatu tujuan atau cita-cita, maka
aka nada suatu penggerak atau motor yang memberikan energy kepada
mahasiswa untuk melakukan tugas secara optimal (Purwanto, 2006).
Keberhasilan dalam belajar didukung pula sikap empati yang dijelaskan
Goleman dalam Widodo (1999) adalah merasakan apa yang dirasakan orang
lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling
percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Seseorang
yang bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda dan mampu
menghargai perbedaan, tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan
citra dirinya sendiri, ketidakinginan untuk memperalat atau memanipulasi
orang lain, sehingga akan dapat berpikir positif terhadap orang lain dan
mendorong untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang optimal.
Kemampuan dalam membina hubungan yang menuntut kecerdasan dan
keterampilan seseorang dalam mengelola emosi orang lain sangat diperlukan
untuk menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan (prestasi)
seorang mahasiswa. Dengan terbinanya hubungan dengan orang lain maka
mempengaruhi terhadap kegiatan belajar. Semakin baik kegiatan belajar
dimungkinkan semakin baik pula hasil belajarnya, yang ditunjukkan dalam
angka prestasi hasil belajar (Goleman dalam Widodo, 1999).
Melalui prestasi belajar ANC ini dapat diketahui sejauh mana pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa serta bagaimana menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk menghasilkan prestasi yang
lebih meningkat lagi di bidang lain dengan tetap dapat mengelola emosi
dirinya sendiri dan juga mengenali emosi pasien yang dihadapinya. Peranan
kecerdasan kognitif dalam hal ini sangat berpengaruh, sesuai pernyataan
Januarsari dan Murtanto (2002) bahwa kecerdasan kognitif mengacu pada
kemampuan berkonsentrasi dan merencanakan, mengelola bahan,
menggunakan kata dan memahaminya, memahami fakta dan mengartikannya.
Namun, tanpa memiliki kecerdasan emosional, mahasiswa tidak mampu
menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang
maksimum (Widodo, 1999). Bagi mahasiswa yang memiliki kecerdasan
emosional rendah dapat diperbaiki kecerdasan emosional tersebut dengan
memberikan bimbingan atau perlakuan melalui fasilitas yang tersedia, misal
bimbingan melalui pembimbing akademik atau memberikan perlakuan yang
dapat dilakukan dalam kegiatan perkuliahan untuk dapat meningkatkan
kecerdasan emosional mahasiswa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang signifikan dengan
prestasi belajar Antenatal Care (ANC) mahasiswa kebidanan STIKES
Aisyiyah Surakarta semester VI tahun pelajaran 2011/2012. Dengan kata lain,
mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan diikuti prestasi
belajar Antenatal Care (ANC) yang tinggi pula.
B. SARAN
1. Mahasiswa kebidanan STIKES Aisyiyah diharapkan agar meningkatkan
kemampuan serta kepekaan dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi,
motivasi dalam berprestasi, mengenali emosi orang lain (empati), dan
membina hubungan (kerjasama) atas dasar peranannya dalam keberhasilan
mahasiswa.
2. Pendidik prodi kebidanan STIKES Aisyiyah sebaiknya lebih
meningkatkan dalam memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosional
dalam proses pembelajaran seperti memperbanyak interaksi dengan orang
lain melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan perkuliahan. Pendidik juga
sekaligus dapat memberikan bimbingan atau perlakuan kepada
mahasiswanya guna peningkatan kecerdasan emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya dalam menggunakan instrumen penelitian
tidak hanya menggunakan angket, tetapi dapat juga mengambil data
penelitian dengan metode lainnya seperti observasi atau wawancara
langsung agar data yang diberikan lebih akurat.