56
HUKUM DAN KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI
Efan Setiadi
1
Solten Rajagukguk2
Universitas Satya Negara Indonesia
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Arteri Pondok Indah No. 11
ABSTRAK
Hukum dan komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat pada saat hal tersebut diterapkan
oleh pribadi atau individu satu dengan individu yang lain atau istilahnya pada saat hubungan antar
pribadi dilakukan dengan pola komunikasi. Karena dengan mengedepankan hukum dan komunikasi
yang baik, maka secara tidak langsung akan tercipta komunikasi yang efektif, saling menghargai
antara kominkator dan komunikan dengan memperhatikan etika dan norma demi terwujudnya tujuan yang hendak dicapai. Penulis menyampaikan beberapa hal dalam tulisan ini, baik itu pengertian
hukum, komunikasi, maupun bagaimana hukum dan komunikasi dalam penerapannya didalam
hubungan antar pribadi. Dalam peneilitian ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yang diperoleh dari sejumlah literatur yang meliputi buku-buku yang dapat mendukung isi penulisan, situs-
situs melalui jaringan internet yang berkaitan dengan judul dan pembahasan. Di bagian akhir penulis
mengambil kesimpulan bagaimana hukum dan komunikasi dalam hubungan antar pribadi seharusnya
dilakukan.
Kata Kunci : Hukum, Komunikasi, Hubungan, Antar, Pribadi
ABSTRACT
Law and communication have a very close relationship when it is applied by individuals with each
other or the term when interpersonal relationships are carried out with communication patterns.
Because by promoting good law and communication, it will indirectly create effective communication, mutual respect between the committees and communicants by paying attention to ethics and norms for
the realization of the goals to be achieved. The author presents a number of things in this paper, both
in terms of law, communication, and how law and communication are applied in interpersonal relations. In this research the author uses the literature study method, which is obtained from a
number of literature which includes books that can support the content of writing, sites through the
internet network related to the title and discussion. At the end of the writer concludes how law and
communication in interpersonal relations should be done.
Keywords: Law, Communication, Relationship, Interpersonal, Personal
57
I. PENDAHULUAN
Dengan berjalannya waktu, setiap
individu atau makhluk akan berubah atau
mengalami perubahan, baik langsung
maupun tidak langsung, sadar maupun
tidak sadar. Manusia merupakan pelaku
komunikasi terbesar di dunia ini, tetapi
terkadang sering mengabaikan etika yang
pada akhirnya memiliki dampak hukum
yang dapat merugikan berbagai pihak
termasuk dirinya sendiri sebagai pelaku.
Jika kita berbicara manusia dan
kehidupan sosial dimana di dalamnya
terjadi proses komunikasi, maka seiring
perubahan zaman dan perkembangan
teknologi yang begitu pesat, maka dapat
dipastikan komunikasi pun akan berubah,
termasuk segala sesuatu yang berkaitan
dengan hukum yang mengatur prilaku
manusisa tersebut. Perubahan yang terjadi
tersebut tentunya akan menuntut kita untuk
mempelajari lebih banyak dan terus
menerus mengenai perubahan yang terjadi
tersebut, mengapa hal tersebut perlu kita
lakukan? agar kita lebih memahami
mengenai makan hidup ini yang
sebenarnya. Dengan perubahan yng terjadi
dalam komunikasi ditambah lagi dinamika
kebijakan hukum yang terus menyesuaikan
keadaan, sebagai makhluk individu
ataupun makhluk sosial, penting kiranya
kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi pada proses perubahan komunikasi
dan perkembangan hukum dari dulu
sampai dengan era sekarang ini.
Tujuannya adalah agar terwujudnya
komunikasi yang baik, efektif dan tidak
menimbulkan segala sesuatuyang negatif
terutama yang berurusan dengan masalah
hukum. Maka komunikasi antar individu
yang mengedepankan pola komunikasi
yang baik dan memperhatikan etika
komunikasi yang mengedepankan nilai-
nilai positif yang tidak bertentangan
dengan norma atau hukum sangatlah
penting. Dengan terciptanya komunikasi
antar individu yang baik dan beretika
maka akan terciptanya hubungan yang
baik antara komunikator dengan
komunikan sehingga tujuan yang hendak
dicapai bersama akan dapat terwujud.
Dalam kalimat “Ubi societas ibi ius”
atau yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia “Dimana ada masyarakat disitu
ada hukum” adalah perkataan dari Marcus
Tullius Cicero seorang filsuf, ahli hukum,
dan ahli politik kelahiran Roma. Teori ini
mengungkapkan konsep filosofi Cicero
yang menyatakan bahwa hukum tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat.
Kedamaian dan keadilan dari masyarakat
hanya bisa dicapai apabila tatanan hukum
telah terbukti mendatangkan keadilan dan
dapat berfungsi dengan efektif. Jadi jika
dihubungkan dengan konteks komunikasi,
maka dapat dikatakan tidak ada hukum
58
seandainya tidak ada proses penyampaian
pesan antar manusia (“Ubi communication
ubi ius”). Ada peribahasa yang maknanya
tidak dapat dipisahkan dengan judul yang
penulis ambil, peribahasa tersebut
berbunyi “mulutmu adalah harimaumu”,
banyak individu maupun masyarakat yang
terseret kepermasalahan hukum dengan
mengabaikan hal tersebut diatas.
Nilai dan norma dalam melakukan
komunikasi antar pribadi merupakan dua
hal yang saling berhubungan dan sangat
penting bagi terwujudnya suatu tujuan
yang hendak dicapai dalam komunikasi
tersebut. Beberapa pandangan tentang nilai
sangat perlu diperhatikan jika harus
mengkaitkan antara hukum dan
komunikasi itu sendiri, karena jika
berbicara lebih luas dalam komunikasi,
artinya tidak akan terlepas dengan yang
namanya objek ataupun subjek :
a. Nilai bersifat Objektif
Pandangan ini menganggap bahwa nilai
suatu objek itu melekat pada objeknya
dan tidak tergantung pada subjek yang
menilai, maksudnya setiap objek itu
memiliki nilai sendiri meskipun tidak
diberi nilai oleh seseorang/subjek.
b. Nilai bersifat Subjektif.
Pandangan ini beranggapan bahwa nilai
dari sesuatu itu tergantung pada
orang/subjek yang menilainya, suatu
objek yang sama dapat mempunyai
nilai yang berbeda bahkan bertentangan
bagi orang yang satu dengan orang lain,
suatu objek yang sama dapat dinilai
baik atau buruk, benar atau salah serta
berguna atau tidak berguna tergantung
pada subjek yang menilainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
individu sampai dengan masyarakat luas
mengabaikan beberapa nilai. Untuk
menjaga hubungan hukum dan komunikasi
dalam hubungannya pada saat
dilakukannya komunikasi antar pribadi,
maka ada beberap nilai yang harus
dilakukan :
1. Nilai Etika
Nilai etika merupakan nilai untuk
manusia sebagai pribadi yang utuh,
misalnya kejujuran, nilai tersebut saling
berhubungan dengan akhlak, nilai ini
juga berkaitan dengan benar atau salah
yang dianut oleh golongan atau
masyarakat, nilai etik atau etis sering
disebut sebagai nilai moral, akhlak atau
budi pekerti, selain kejujuran, perilaku
suka menolong, adil, pengasih dan
penyayang, ramah dan sopan termasuk
juga ke dalam nilai etika tersebut,
sanksinya berupa teguran, caci maki,
pengucilan atau pengusiran dari tengah
masyarakat.
59
2. Nilai Estetika / Nilai Keindahan
Nilai ini sering dikaitkan dengan benda,
orang maupun peristiwa yang dapat
menyenangkan hati (perasaan), nilai
estetika juga dikaitkan dengan karya
seni, meskipun sebenarnya semua
ciptaan Tuhan juga memiliki keindahan
alami yang tak tertandingi. Artinya nilai
tersebut bisa ditujukan juga pada lawan
bicara kita.
3. Nilai Agama
Nilai agama berhubungan antara
manusia dengan Tuhan, kaitannya
dengan pelaksanaan perintah dan
larangannya. Nilai agama diwujudkan
dalam bentuk amal perbuatan yang
bermanfaat, salah satunya adalah di
implementasikan pada saat melakukan
komunikasi dengan orang lain.
4. Nilai Sosial
Nilai sosial berkaitan dengan perhatian
dan perlakuan kita terhadap sesama
manusia di lingkungan kita.nilai ini
tercipta karena manusia sebagai
mahkluk social, manusia harus menjaga
hubungan diantara sesamannya, baik
secara individu maupun berasyarakat,
hubungan ini akan menciptakan sebuah
keharmonisan dan sikap saling
membantu serta dapat menghindarkan
dari hal-hal yang memiliki dampak
negative ataupun permasalahan hukum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa Pengertian
A. Pengertian Hukum
Banyak para ahli hukum yang
mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian hukum, dan ternyata hukum
memiliki pengertian yang sangat luas dan
setiap ahli dibidangnya mengungkapkan
pengertiannya berbeda-beda. Beberapa
pengertian hukum menurut para ahli:
1. Plato
Hukum adalah seperangkat peraturan
peraturan yang tersusun dengan baik
dan teratur dan bersifat mengikat
hakim dan masyarakat.
2. Aristoteles
Mengatakan bahwa hukum hanyalah
sebagai kumpulan peraturan yang
tidak hanya mengikat tetapi juga
hakim bagi masyarakat. Dimana
undang-undanglah yang mengawasi
hakim dalam melaksanakan tugasnya
untuk menghukum orang-orang yang
bersalah atau para pelanggar hukum.
3. Immanuel Kant
Hukum adalah segala keseluruhan
syarat dimana seseorang memiliki
kehendak bebas dari orang yang satu
dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain dan
menuruti peraturan hukum tentang
kemerdekaan.
60
4. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja;
Hukum adalah keseluruhan kaidah
serta semua asas yang mengatur
pergaulan hidup dalam masyarakat
dan bertujuan untuk memelihara
ketertiban serta meliputi berbagai
lembaga dan proses guna mewujudkan
berlakunya kaidah sebagai suatu
kenyataan dalam masyarakat.
5. Mr. E.M. Meyers
Menurutnya hukum ialah aturan-
aturan yang didalamnya mengandung
pertimbangan kesusilaan. Hukum
ditujukan kepada tingkah laku
manusia dalam sebuah masyarakat
dan menjadi acuan atau pedoman bagi
para penguasa negara dalam
melakukan tugasnya.
6. Prof. Dr. Van Kan
Menyatakan bahwa hukum
merupakan keseluruhan peraturan
hidup yang sifatnya memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia di
dalam masyarakat suatu negara.
7. J.C.T. Simorangkir
Hukum merupakan segala peraturan
yang sifatnya memaksa dan
menentukan segala tingkah laku
manusia dalam masyarakat dan dibuat
oleh suatu lembaga yang berwenang.
8. Drs. E. Utrecht, S.H
Menyatakan bahwa hukum adalah
suatu himpunan peraturan yang
didalamnya berisi tentang perintah
dan larangan, yang mengatur tata
tertib kehidupan dalam bermasyarakat
dan harus ditaati oleh setiap individu
dalam masyarakat karena pelanggaran
terhadap pedoman hidup itu bisa
menimbulkan tindakan dari pihak
pemerintah suatu negara atau
lembaga. tersebut.
9. Sunaryati Hatono
Menurutnya hukum tidak menyangkut
kehidupan pribadi seseorang dalam
suatu masyarakat, tetapi jika
menyangkut dan mengatur berbagai
kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan manusia lainnya, dengan kata
lain hukum ialah mengatur berbagai
kegiatan manusia di dalam kehidupan
bermasyarakat.
10. Tullius Cicerco
Hukum ialah akal tertinggi yang
ditanamkan oleh alam pada diri setiap
manusia untuk menetapkan segala
sesuatu yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara
umum:
- Hukum adalah peraturan tingkah laku
manusia yang diadakan atau dibuat oleh
lembaga atau badan-badan resmi yang
berwajib, yang bersifat memaksa, harus
dipatuhi, dan memberikan sanksi tegas
61
bagi pelanggar peraturan tersebut(sanksi
itu pasti dan dapat dirasakan nyata bagi
yang bersangkutan.
- Hukum adalah suatu sistem yang dibuat
manusia untuk membatasi tingkah laku
manusia agar tingkah laku manusia
dapat terkontrol, hukum adalah aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan,
Hukum mempunyai tugas untuk
menjamin adanya kepastian hukum
dalam masyarakat. Oleh karena itu
setiap masyarat berhak untuk mendapat
pembelaan didepan hukum sehingga
dapat di artikan bahwa hukum adalah
peraturan atau ketentuan-ketentuan
tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur kehidupan masyarakat dan
menyediakan sangsi bagi pelanggarnya.
B. Pengertian Komunikasi
Berikut ini beberapa pengertian
Komunikasi Menurut para Ahli:
1. Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.
2. Rogers & D. Lawrence Kincaid
Komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya,
yg pada gilirannya akan tiba pada
saling pengertian yg mendalam.
3. Shannon & Weaver
Komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yg saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak sengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,
seni, dan teknologi.
4. Harorl D. Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan
suatu proses yg menjelaskan siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa,
kepada siapa? Dengan akibat apa atau
hasil apa.
5. Raymond S. Ross
Komunikasi adalah suatu proses
menyortir, memilih dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons
dari pikirannya yg serupa dengan yg
dimaksudkan komunikator.
6. William I. Gordon
Komunikasi secara ringkas dapat
didefinisikan sebagai suatu transaksi
dinamis yg melibatkan gagasan dan
perasaan.
7. M. Djenamar. SH
62
Komunikasi adalah seni untuk
menyampaikan informasi, ide-ide,
seseorang kepada orang lain.
8. Prof. Dr. Alo Liliweri
Komunikasi adalah pengalihan suatu
pesan dari satu sumber kepada
penerima agar dapat dipahami.
9. Menurut Carl I.Hovland,
(Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar 2005, hal 62)
komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan
rangsangan untuk mengubah perilaku
orang lain
10. Anwar Arifin
Komunikasi merupakan suatu konsep
yg multi makna. Makna komunikasi
dapat dibedakan berdasarkan
Komunikasi sebagai proses sosial
Komunikasi pada makna ini ada dalam
konteks ilmu sosial. Dimana para ahli
ilmu sosial melakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan
komunikasi yg secara umum
menfokuskan pada kegiatan manusia
dan kaitan pesan dengan perilaku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara
umum:
- Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi, baik pesan,
ide, ataupun gagasan dari satu pihak
kepada pihak lain.
- Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak,
apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti
ini disebut komunikasi nonverbal.
III. METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang
dilakukan dalam penulisan jurnal ini
adalah dengan menggunakan metode studi
pustaka, yang diperoleh dari sejumlah
literatur yang meliputi buku-buku yang
dapat mendukung isi penulisan, situs-situs
melalui jaringan internet yang berkaitan
dengan pembahasan.
IV. PEMBAHASAN
Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Secara umum, komunikasi antar
pribadi atau komunikasi interpersonal
adalah proses interaksi tatap muka antara
pengirim pesan dan penerima pesan.
Sebagaimana konteks komunikasi lainnya,
komunikasi antar pribadi juga memiliki
63
beberapa fungsi, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Membentuk Identitas Diri
Fungsi komunikasi antar pribadi yang
pertama adalah membentuk identitas diri.
Dalam artian bahwa komunikasi antar
pribadi dapat membantu kita membentuk
identitas diri yang didasarkan pada
hubungan dan pencitraan diri.
2. Memahami Diri dan Orang Lain
Dalam sistem komunikasi
interpersonal atau sistem komunikasi antar
pribadi, memahami diri dan orang lain
sangatlah penting. Pemahaman kita
tentang diri sendiri dan orang lain dapat
diperoleh melalui interaksi yang kita
lakukan dengan orang lain dan bersedia
membuka diri atau self-disclosure kepada
orang lain. Salah satu pengaruh self-
disclosure dalam komunikasi antar
pribadi diantaranya adalah meningkatkan
efektivitas komunikasi interpersonal.
3. Mengembangkan Hubungan
Interpersonal
Komunikasi antar pribadi dapat membantu
kita terhubung dengan orang lain,
membentuk serta mengembangkan
hubungan yang baik. Sebagai makhluk
sosial tentunya kita membutuhkan orang
lain untuk mengurangi tekanan dan
terhindar dari kesendirian. Membina
hubungan dengan orang lain
memungkinkan kita untuk saling berbagi
dan menjadikan kita menjadi lebih positif
terhadap diri sendiri.
4. Menyesuaikan Diri
Komunikasi antar pribadi yang baik
memungkinkan kita untuk melihat ke
dalam realitas orang lain. Misalnya,
mengembangkan hubungan interpersonal
dengan seseorang yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda dengan kita
dapat memperluas sudut pandang yang kita
miliki. Masing-masing individu memiliki
gaya interpersonal sendiri namun kita
menyesuaikan diri dengan suara, bentuk,
dan isi pesan yang mereka kirimkan. Salah
satu dari teori-teori komunikasi antar
pribadi yang menjelaskan tentang hal ini
adalah teori akomodasi komunikasi. Teori
ini menyatakan bahwa pembicara akan
menyesuaikan atau mengakomodasi gaya
berbicara pendengar dalam rangka untuk
memperoleh persetujuan sosial dan
efisiensi komunikasi yang lebih besar.
5. Memperoleh Informasi
Selama berlangsungnya proses komunikasi
antar pribadi atau proses komunikasi
interpersonal berbagai informasi dan
pengetahuan tentang orang lain tersaji
dengan melimpah. Hal ini dapat membantu
kita untuk berkomunikasi secara lebih
efektif dengan orang lain. Mengenal orang
lain dapat membantu kita memprediksi apa
yang mereka pikirkan, rasakan, dan
tindakan mereka.
64
6. Mengurangi Ketidakpastian
Terkait dengan informasi yang diperoleh
selama proses komunikasi, berbagai
informasi yang kita bagi dengan orang
begitu juga sebaliknya dapat mengurangi
sejumlah ketidakpastian yang dialami.
Memperoleh informasi yang diperlukan
memberikan dampak pada bertambahnya
pengetahuan yang kita miliki. Salah satu
teori komunikasi antar pribadi yang
mengupas pengurangan ketidakpastian
adalah teori pengurangan
ketidakpastian yang dikemukakan
oleh Charles Berger dan Richard
Calabrese.
7. Mempengaruhi Orang Lain
Komunikasi antar pribadi terkadang
digunakan untuk mencapai beberapa
tujuan salah satunya adalah untuk
mempengaruhi orang lain. Untuk
mencapai tujuan tersebut, umumnya kita
menggunakan teknik komunikasi
persuasif agar orang bersedia menerima
suatu paham atau keyakinan, melakukan
sesuatu, dan lain sebagainya. Selain
menggunakan teknik komunikasi
persuasif, kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain juga ditunjang
dengan keterampilan keasertifan yang
membantu dalam menciptakan dan
membina hubungan.
8. Manajemen Konflik
Ketika kita berinteraksi dengan orang lain
tak jarang akan terjadi konflik. Konflik
interpersonal atau konflik antar pribadi
merupakan salah satu dampak
ketidakefektifan komunikasi antar
pribadi atau disebut juga sebagai dampak
komunikasi interpersonal yang tidak
efektif. Konflik yang terjadi dalam
hubungan antar pribadi dapat membawa
emosi yang negatif. Namun perlu
dipahami pula bahwa konflik tidak selalu
berdampak negatif atau tidak produktif
bagi partisipan komunikasi. Beberapa hasil
studi menunjukkan bahwa kuantitas
konflik dalam sebuah hubungan tidak
sepenting bagaimana konflik itu
ditangani. Ketika kita dapat menangani
konflik dengan baik maka akan mengarah
pada kepuasan hubungan. Berbagai jenis
manajemen konflik yang dapat dilakukan
adalah bersaing, berkolaborasi, akomodasi,
penghindaran, dan kompromi.
9. Mengembangkan Keterampilan
Komunikasi Suportif
Komunikasi suportif adalah komunikasi
interpersonal yang membantu individu
untuk berkomunikasi secara akurat
terutama dalam situasi dan kondisi yang
sulit. Komunikasi suportif berusaha untuk
meningkatkan kualitas hubungan yang
positif antara kita dan orang lain ketika
menangani suatu masalah dengan cara
65
memberikan umpan balik negatif atau
mengatasi masalah yang sulit.
Sponsors Link
10. Mendeteksi Kebohongan
Komunikasi antar pribadi dapat berfungsi
untuk mendeteksi kebohongan seseorang.
Hasil studi menunjukkan bahwa metode
verbal yang digunakan untuk mendeteksi
kebohongan jauh lebih baik dibandingkan
dengan metode nonverbal walaupun secara
umum terdapat beberapa pandangan yang
mengatakan hal sebaliknya. Mendeteksi
kebohongan dapat dilakukan salah satunya
dengan menggunakan metode wawancara.
Melalui wawancara, pewawancara dapat
mengidentifikasi ketidakonsistenan antara
jawaban dan bukti yang ada. Selain itu,
berbagai petunjuk nonverbal seperti
ekspresi wajah dan bahasa tubuh dalam
komunikasi lainnya juga dapat digunakan
untuk mengungkapkan kebenaran dibalik
kebohongan yang dilakukan oleh manusia.
Manfaat Mempelajari Fungsi Komunikasi
Antar Pribadi.
Hukum dan Komunikasi
Jika dikaitkan dengan pembahasan
dibagian pendahuluan, dimana dikatakan
bahwa hukum adalah suatu sistem yang
dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia
dapat terkontrol, sementara komunikasi
adalah suatu proses
penyampaian informasi, baik pesan, ide,
ataupun gagasan dari satu pihak kepada
pihak lain. Jadi penulis membatasi pada
judul diatas, maka untuk mengedepankan
komunikasi yang baik dan tidak
menimbulkan dampak hukum perlu
memperhatikan Lima Hukum
Komunikasi Yang Efektif (The 5
Inevitable Laws ofEffective
Communication). Dalam buku Make
Yourself A Leader yang ditulis oleh
Aribowo Prijosaksono dan Ping Hartono
Lima hukum ini dikembangkan dan
dirangkum dalam satu kata yang
mencerminkan esensi dari komunikasi,
yaitu REACH, yang berarti merengkuh
atau meraih. Pada
dasarnya komunikasi adalah upaya kita
untuk meraih perhatian, cinta kasih, minat,
kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain.
1. Respect
Hukum pertama dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu
yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam kita berkomunikasi dengan
orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya
manusia ingin dihargai dan dianggap
penting. Jika kita bahkan harus mengkritik
atau memarahi seseorang, lakukan dengan
penuh respek terhadap harga diri dan
66
kebanggaaan seseorang. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja kita baik
sebagai individu maupun secara
keseluruhan sebagai sebuah tim.
Bahkan menurut mahaguru komunikasi
Dale Carnegie dalam bukunya How to
Win Friends and Influence People, rahasia
terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia
adalah dengan memberikan penghargaan
yang jujur dan tulus. Seorang ahli
psikologi yang sangat terkenal William
James juga mengatakan bahwa "Prinsip
paling dalam pada sifat dasar manusia
adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia
mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan
(bukan harapan ataupun keinginan yang
bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi),
yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa
lapar manusia yang tak terperikan dan tak
tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie
mengatakan bahwa setiap individu yang
dapat memuaskan kelaparan hati ini akan
menggenggam orang dalam telapak
tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang
pertama dalam sejarah perusahaan
Amerika yang mendapat gaji lebih dari
satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa
aset paling besar yang dia miliki adalah
kemampuannya dalam membangkitkan
antusiasme pada orang lain. Dan cara
untuk membangkitkan antusiasme dan
mendorong orang lain melakukan hal-hal
terbaik adalah dengan memberi
penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang
menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu
menit dalam buku Ken Blanchard dan
Spencer Johnson, The One Minute
Manager.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain. Secara khusus
Covey menaruh kemampuan untuk
mendengarkan sebagai salah satu dari 7
kebiasaan manusia yang sangat efektif,
yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih
dahulu, baru dimengerti (Seek First to
Understand -
understand then be understood to build the
skills of empathetic listening that inspires
openness and trust). Inilah yang
disebutnya dengan Komunikasi Empatik.
Dengan memahami dan mendengar orang
lain terlebih dahulu, kita dapat
67
membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun
kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita
untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang
akan memudahkan penerima pesan
(receiver) menerimanya. Oleh karena itu
dalam ilmu pemasaran (marketing)
memahami perilaku konsumen
(consumer's behavior) merupakan
keharusan. Dengan memahami perilaku
konsumen, maka kita dapat empati dengan
apa yang menjadi kebutuhan, keinginan,
minat, harapan dan kesenangan dari
konsumen. Demikian halnya dengan
bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi dalam membangun kerjasama
tim. Kita perlu saling memahami dan
mengerti keberadaan orang lain dalam tim
kita. Rasa empati akan menimbulkan
respek atau penghargaan, dan rasa respek
akan membangun kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam
membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun
komunikasi atau mengirimkan pesan, kita
perlu mengerti dan memahami dengan
empati calon penerima pesan kita.
Sehingga nantinya pesan kita akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan
psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk
mendengar dan bersikap perseptif atau siap
menerima masukan ataupun umpan balik
apapun dengan sikap yang positif. Banyak
sekali dari kita yang tidak mau
mendengarkan saran, masukan apalagi
kritik dari orang lain. Padahal esensi dari
komunikasi adalah aliran dua arah.
Komunikasi satu arah tidak akan efektif
manakala tidak ada umpan balik
(feedback) yang merupakan arus balik dari
penerima pesan. Oleh karena itu dalam
kegiatan komunikasi pemasaran above the
lines (mass media advertising) diperlukan
kemampuan untuk mendengar dan
menangkap umpan balik dari audiensi atau
penerima pesan.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat
didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar
terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan. Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan. Hukum
ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual
yang akan membantu kita agar pesan yang
68
kita sampaikan dapat diterima dengan
baik. Dalam komunikasi personal hal ini
berarti bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat
dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika
saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini
merupakan hukum yang paling utama
dalam menyiapkan korespondensi tingkat
tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau
pesan yang dapat menimbulkan berbagai
penafsiran akan menimbulkan dampak
yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan
dan transparansi. Dalam berkomunikasi
kita perlu mengembangkan sikap terbuka
(tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan atau anggota tim kita.
Karena tanpa keterbukaan akan timbul
sikap saling curiga dan pada gilirannya
akan menurunkan semangat dan
antusiasme kelompok atau tim kita.
5. Humble
Hukum kelima dalam membangun
komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur
yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32
Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang
pada intinya antara lain: sikap yang penuh
melayani (dalam bahasa pemasaran
Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan,
lemah lembut dan penuh pengendalian
diri, serta mengutamakan kepentingan
yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun
didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita
dapat menjadi seorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan
orang lain yang penuh dengan
penghargaan (respect), karena inilah yang
dapat membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan dan
saling menguatkan.
69
V. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah disampaikan
penulis diatas, maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa Komunikasi antar
pribadi harus dibangun dengan
menghargai orang lain, mengedepankan
nilai-nilai etika, kejujuran, terbuka dan
transparan serta harus menunjukkan sikap
rendah hati, maka kalau hal ini dilakukan,
makna komuniaksi yang hendak dicapai
akan terwujud dan segala sesuatu yang
bersifat negative atau berkaitan dengan
permasalahan hukum akan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
E. Utrecht, Dr, SH, Pengantar Dasar
Hukum Indonesia, Jakarta, 1984.
J.B. Daliyo, SH, Pengantar Ilmu Hukum
(Buku Panduan Mahasiswa), PT.
Gramedia Jakarta, 1982.
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi:
Perspektif, Proses, dan Konteks.
Bandung: Widya Padjadjaran
L.J. van Apeldoom, Prof, Dr, Mr,
Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya
Paramita, jakarta, 2001.
Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi
Suatu Pengantar. PT Remaja
Rosdakarya. 2007.
Peter Mahmud Marzuki, Prof, Dr, SH,
MH, LL.M, Pengantar Ilmu Hukum
Edisi Revisi, Prenada Media, 2008
Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi:
Perspektif,Ragam, & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
R. Soeroso, SH, Pengantar Ilmu Hukum,
Sinar Grafika, Jakarta, 2007.
Soedjono Dirdjosisworo, Dr, SH,
Pengantar Ilmu Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, 2010.
Suciati, Dr, S.Sos. M.Si, Komunikasi
Interpersonal, Buku Litera, 2015
Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://www.academia.edu/35801268/Huk
um_Komunikasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_dan_
etika_media_komunikasi
http://id.shvoong.com/books/1942088-
etika-komunikasi-menipulasi-media-
kekerasan/
http://www.scribd.com/doc/6026803/Etika
-media
http://www.waena.org/index.php?option=c
om_content&task=view&id=1386&Itemid
=1