STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
SILVIKULTUR DAN PERLINDUNGAN HUTAN
Oleh Ir. Indriyanto, M.P.
(Kepala Laboratotium)Budi Sulistiyawan, S.P., M. Si.
(Pranata Laboratorium Pendidikan)
JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Dokumen : Struktur Organisasi Laboratorium Silvikultur dan Perlindungan Hutan
Penyusun : Ir. Indriyanto, M.P.(Kepala Laboratotium)
Budi Sulistiyawan, S.P., M. Si.(Pranata Laboratorium Pendidikan)
Bandar Lampung, Juli 2017
Mengetahui, Kepala Laboratorium,Ketua Jurusan Kehutanan,
Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. Ir. Indriyanto, M.P.NIP 197705032002122002 NIP 196211271986031003
1
ORGANISASI PENGELOLA LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN PERLINDUNGAN HUTAN
I. PENDAHULUAN
Telah diketahui bahwa laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan
akademik dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi di
Universitas Lampung. Laboratorium diharapkan mampu melayani kebutuhan
proses ekademik pada suatu cabang-cabang ilmu yang relevan, sehingga
pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat yang
membutuhkan perangkat laboratorium dapat terpenuhi dan terlayani dengan baik.
Sesungguhnya pelayanan suatu laboratorium tidak hanya terbatas untuk kalangan
internal perguruan tinggi, akan tetapi juga diharapkan mampu melayani
masyarakat secara luas dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
relevan. Namun demikian, pelayanan utama tetap harus disesuaikan dengan status
dari laboratoriumnya. Sebagaimana status Laboratorium Silvikultur dan
Perlindungan Hutan itu sendiri adalah laboratorium pembelajaran, sehingga
pelayanan laboratorium harus diutamakan untuk pelaksanaan praktikum mata
kuliah yang relevan. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan laboratorium
secara baik sesuai dengan kapasitas dan fasilitas yang dimiliki di setiap
laboratorium agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai sasaran
belajar yang diharapkan.
Selain fasilitas/sarana laboratorium yang tersedia, pemanfaatan laboratorium
sangat bergantung kepada pengelola labaratorium itu sendiri. Kelengkapan
komponen-komponen pengelola laboratorium, relevansi bidang ilmu, serta kinerja
yang baik akan dapat mewujudkan perannya melayani proses akademik secara
maksimal. Oleh karena itu, organisasi laboratorium harus terbentuk dengan baik,
meliputi adanya komponen pengelola beserta kejelasan peranan dan tugasnya, dan
disertai dengan kesadaran setiap komponen dalam organisasi untuk memahami
dan menjalankan peranan dan tanggung jawab masing-masing. Dengan terbentuk
struktur organisasi beserta kejelasan peranan/fungsi masing-masing komponen,
2
maka secara otomatis akan memudahkan berjalannya sistem organisasi
laboratotium untuk mencapai tujuan didirikannya suatu laboratorium.
II. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
Tata pamong laboratorium mencakup kepala laboratorium, pranata
laboratorium pendidikan (dulu laboran dan teknisi), dan petugas kebersihan.
Laboratorium pembelajaran (teaching laboratory) di Universitas Lampung
berada di bawah jurusan, oleh karena itu pengelola laboratorium ini harus
bertanggung jawab kepada ketua jurusan.
Untuk mengetahui gambaran sistem kinerja pengelola laboratorium, pada
Gambar 1 di bawah ini disajikan bagan struktur organisasi Laboratorium
Silvikultur dan Perlindungan Hutan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
Gambar 1. Bagan struktur organisasi Laboratorium Silvikultur dan Perlindungan Hutan.
Adapun peranan dan tugas masing-masing komponen dalam organisasi
laboratorium diuraikan sebagai berikut.
3
Ketua Jurusan Kehutanan
PLP (Laboran dan Teknisi)(Pranata Laboratorium Pendidikan)
Petugas Kebersihan
Kepala Laborataium Silvikultur dan Perlindungan Hutan
1.1 Peranan dan Tugas Setiap Komponen
1. Kepala Laboratorium
Kepala laboratorium berperan sebagai pemimpin dalam mengelola laboratorium
serta menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pengguna laboratorium.
Adapun tugas kepala laboratorium meliputi sebagai berikut.
(1) Membuat perencanaan pengelolaan laboratorium yang meliputi perencanaan
jangka panjang, jangka pendek, dan rencana operasional. Perencanaan
tersebut dibuat dengan tujuan untuk melakukan kegiatan yang jelas, dapat
dievaluasi, dan terukur keberhasilannya, baik berkaitan dengan pemanfaatan
fasilitas yang ada, penambahan fasilitas baru, maupun peningkatan
keterampilan sumberdaya manusianya.
(2) Membuat tata tertib penggunaan laboratorium dan memberlakukannya
kepada semua pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen, dan pihak lainnya).
(3) Menyediakan petunjuk operasional penggunaan semua alat yang ada di
laboratorium bersangkutan, dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga aman
dan mudah dibaca oleh pemakai alat tersebut.
(4) Membuat usulan pengadaan peralatan laboratorium dan bahan praktikum,
usulan penambahan ruangan laboratorium, serta usulan perbaikan alat-
alat yang rusak berat dan penghapusan peralatan yang tidak bisa
dipergunakan lagi.
(5) Memprioritaskan, mengakomodasikan, dan mengatur praktikum mata kuliah
tertentu yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan semua pihak yang
terlibat dalam praktikum tersebut (semua dosen yang terlibat, semua asisten
mahasiswa, pranata laboratorium, dan petugas kebersihan).
(6) Mengakomodasi permintaan praktikum susulan dari penanggung jawab
praktikum serta.membantu menghitung kebutuhan bahan dan tenaga yang
diperlukan untuk praktikum pengganti pada mata kuliah tertentu.
(7) Mengakomodasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh dosen/mahasiswa jika fasilitas yang ada memungkinkan untuk
pelayanan ini.
(8) Membina semua petugas di laboratorium antara lain dengan membuat
deskripsi tugas staf laboratorium dan mengawasi pelaksanaannya.
4
(9) Apabila laboratorium yang bersangkutan memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan mendapat imbalan jasa, maka kepala laboratorium membuat
tarif imbalan pelayanan jasa kepada masyarakat (mahasiswa, dosen, dan
pihak lain di luar Unila) sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
(10)Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan semua kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya, serta mengevaluasi kepuasan pengguna yang
telah memanfaatkan fasilitas laboratorium.
(11) Melaporkan secara tertulis tentang kinerja pengelolaan laboratorium kepada
ketua jurusan pada setiap akhir semester.
2. Pranata Laboratorium Pendidikan (Laboran dan Teknisi)
Pranata laboratorium mempunyai peranan/fungsi membantu kepala
laboratorium dalam mengelola laboratorium serta menjalankan fungsi pelayanan
terhadap para pengguna laboratorium.
Adapun tugas pranata laboratorium adalah sebagai berikut.terkait dengan
penyusunan dokumen perencanaan, pelaksanaan kegiatan di laboratorium,
evaluasi pelaksanaan kegiatan, serta penyusunan laporan kinerja laboratorium
(1) Menerima alat-alat dan bahan hasil pengadaan laboratorium, kemudian
memeriksa kondisi alat dan bahan, serta menginventarisasi dan mendata
jenis dan jumlah alat maupun bahan tersebut, lalu melaporkannya kepada
kepala laboratorium.
(2) Melakukan uji coba peralatan laboratorium yang baru dan mengatur
penempatan peralatan tersebut di ruangan laboratorium sesuai dengan
fungsinya.
(3) Mengontrol kondisi alat-alat laboratorium, merawat/memelihara alat-alat
laboratorium secara rutin (tiap semester), memperbaiki alat-alat yang
mengalami kerusakan ringan, serta mendata dan memisahkan alat-alat
yang tidak bisa dipergunakan lagi.
(4) Melakukan semua kegiatan administrasi laboratorium.
(5) Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktikum atau
penelitian.
5
(6) Menata kembali alat-alat dan bahan setelah dipergunakan untuk
praktikum dalam kondisi bersih dan rapi.
(7) Melayani peminjaman peralatan dan bahan untuk penelitian mahasiswa
dan dosen di laboratorium.
(8) Membuat laporan pelaksanaan tugas pranata laboratorium pada setiap
akhir semester dan bertanggung jawab kepada kepala laboratorium.
(9) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang masih dalam lingkup kegiatan
pengelolaan laboratorium atas instruksi dari kepala laboratorium.
3. Petugas Kebersihan Laboratorium
Petugas kebersihan laboratorium berperan dalam menjaga kebersihan
ruangan laboratorium, serta menjaga kebersihan dan kerapihan meja dan
kursi dalam laboratorium. Adapun tugas utama petugas kebersihan
laboratorium adalah sebagai berikut.
(1) Membersihkan ruangan laboratorium dari kotoran yang terdapat di
lantai, dinding, plapon, jendela, dan pintu ruangan.
(2) Membuka kunci pintu ruangan laboratorium setiap akan
dipergunakan untuk kegiatan praktikum mata kuliah.
(3) Merapikan meja dan kursi laboratorium secara rutin setelah
digunakan untuk praktikum mata kuliah.
(4) Menutup jendela dan merapikan hordeng, serta menutup dan
mengunci pintu ruangan laboratorium.
(5) Mengajukan usul permintaan peralatan dan bahan untuk keperluan
kebersihan laboratorium.
(6) Melaksanakan tugas lainnya yang berkaitan dengan kebersihan ruangan
laboratorium, kebersihan serta kerapihan meja dan kursi atas instruksi
kepala laboratorium.
2.2 Etika Pelayanan Laboratorium
Semua komponen pengelola laboratorium harus menjaga etika ketika berada
di kampus, serta melakukan pelayanan prima kepada pengguna laboratorium.
6
Beberapa hal terkait dengan etika bekerja di laboratorium diuraikan sebagai
berikut.
(1) Berpakaian bersih, rapi, dan sopan; pakaian tidak terlalu ketat dan tidak
transparan (tembus pandangan).
(2) Tidak merokok di ruangan laboratorium.
(3) Memperlakukan adil dan tidak diskriminatif terhadap semua pengguna
laboratorium sepanjang pengguna laboratorium mematuhi ketentuan yang
diberlakukan dalam pemanfaatan fasilitas/sarana laboratorium.
(4) Ramah dan sopan dalam bekerja dan ketika melayani pengguna orang
yang ada kepentingannya dengan laboratorium.
(5) Disiplin diri dalam bekerja, cerdas dalam menyikapi persoalan, dan tegas
di dalam mengambil keputusan.
(6) Bekerja secara professional.
(7) Memberi kemudahan dalam pelayanan kepada para pengguna fasilitas
laboratorium sepanjang mereka mematuhi tata tertib dan aturan yang
berlaku.
(8) Tidak menyalahgunakan kewenangan untuk memanfaatkan sarana dan
prasarana serta fasilitas laboratorium bagi kepentingan pribadi.
(9) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam
menanggapi permintaan informasi dari siapapun, serta proaktif dalam
memenuhi kepentingan akademik.
(10) Tidak melanggar aturan dan prosedur kerja.
2.3 Tata Kerja
Kepala laboratorium dan pranata laboratorium pendidikan bersama-sama
membuat perencanaan kegiatan, perencanaan pengadaan alat dan bahan, serta
melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Lalu
mengevaluasi realisasi pelaksanaan kegiatan dan mengadministrasikannya. .
Kemudian menyusun laporan kinerja pengelolaan laboratorium sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada kepada ketua jurusan.
7
2.4 Personalia
Kepala Laboratorium : Ir. Indriyanto, M.P.
Pranata Laboratorium Pendidikan : Budi Sulistiyawan, S.P., M. Si.
Petugas kebersihan : Sutikno.
Kinerja pengelola laboratorium sangat bergantung kepada kinerja semua komponen
sumber daya manusia yang terdapat dalam struktur organisasi laboratorium. Oleh
karena itu, setiap komponen tersebut harus memiliki etos kerja dan dedikasi tinggi yang
senantiasa berdisiplin dan bekerja sesuai dengan peranan dan tugasnya masing-masing
dalam organisasi.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan laboratorium, seharusnya ditambahkan
komponen petugas administrasi dalam struktur organisasi laboratorium.
8