.1
I. LATAR BELAKANG
A. Deskripsi Kondisi Umum
Pengembangan Pusat Anggrek Manokwari merupakan sebuah inovasi
yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang telah ada di Balai
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK)
manokwari. Perlu diketahui bahwa Anggrek merupakan satu jenis tumbuhan
yang mempunyai suku yang sangat banyak dan tersebar luas di seluruh
wilayah Indonesia. Papua sebagai salah satu daerah dengan jenis yang
beragam merupakan salah satu surga Anggrek di Indonesia. Balai Penelitian
dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) manokwari
sebagai salah satu lembaga penelitian berusaha menangkap hal tersebut
dengan mengkoleksi beberapa jenis anggrek. Namun saat ini kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang berifat temporer dan bukan bagian dari
kegiatan rutin. Diharapkan hasil akhir dari jangka panjang dari kegiatan ini
adalah menjadikan Pusat Anggrek Manokwari sebagai icon penelitian dari
BP2LHK Manokwari.
Tujuan pengembangan Pusat anggrek Manokwari dalam jangka
pendek adalah untuk penyediaan sarana dan prasarana serta media promosi
berkenaan dengan keberadaan Pusat anggrek manokwari.
Manfaat dari kegiatan pengembangan ini adalah untuk sebagai
media bagi masyakat untuk lebih mengenal dan mempelajari keragaman
spesies anggrek Papua. Selain itu juga sebagai sarana memperkenalkan
BP2LHK Manokwari sebagai salah UPT KLHK yang memiliki fungsi sebagai
pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang hutan, hasil hutan,
peningkatan kualitas dan laboratorium lingkungan.
Adapun Tahapan dalam Pembangunan Pengembangan Pusat
Anggrek Manokwari ini terdiri dari jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.
.2
Pada jangka pendek diharapkan adalah tersedianya sarana untuk
kegiatan pengembangan pusat anggrek manokwari dan sarana promosi yang
berkenaan dengan hal tersebut.
Pada jangka menengah adalah adanya keberlanjutan dari kegiatan
tersebut sebagai kegiatan rutin yang dapat di biayai oleh APBN, sehingga
perlu adanya pengusulan kegiatan tersebut dalam RKA-KL di tahun
berikutnya.
Pada jangka panjang diharapkan kegiatan pengembangan Anggrek
Manokwari dapat menjadi salah satu Pusat Anggrek Manokwari/Pusat
Anggrek Manokwari/Orchird Center Of Manokwari (OCM) sebagai icon
kegiatan BP2LHK Manokwari yang dapat dijadikan sebagai show window dari
BP2LHK Manokwari dan mendapat dukungan pembiayaan baik dari APBN
KLHK ataupun sumber-sumber pendanaan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan
B. Pemilihan/Penetapan Area Perubahan
Pusat Anggrek Manokwari/Pusat Anggrek Manokwari/Orchird Center
Of Manokwari (OCM) BP2LHK Manokwari merupakan sebuah inovasi baru
karena berdasarkan pengamatan selama ini pengelolaan Anggrek di
Manokwari belum dilaksanakan didalam satu tempat yang terpadu.
berdasarkan kenyataan bahwa Pusat Anggrek Manokwari /Pusat
Anggrek Manokwari/Orchird Center Of Manokwari (OCM) di wilayah BP2LHK
Manokwari saat ini hanya sebagai tempat untuk menyimpan dan memelihara
tanaman anggrek yang dibawa oleh Peneliti BP2LHK Manokwari dimana
kegiatannya selama ini belum berjalan dengan optimal serta belum berjalan
sesuai prioritas penanganannya (menurut klasifikasi proses dan legalitasnya).
BP2LHK Manokwari juga belum mampu memberikan layanan data/informasi
tentang budidaya tanaman anggrek yang mandiri kepada
masyarakat/stakeholders yang membutuhkannya secara cepat, lengkap dan
akurat. Hal ini disebabkan karena BP2LHK Manokwari belum memiliki tempat
.3
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan terutama berkenaan
dengan budidaya yang mandiri dan menjadi kegiatan berkelanjutan di
BP2LHK Manokwari yang dibiayai oleh APBN KLHK
C. Keterkaitan Area Perubahan dengan Isu Strategi Kebijakan
Organisasi
Kegiatan pembentukan Pusat Anggrek Manokwari, yang pada
awalnya bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sarana dan prasarana di
BP2LHK Manokwari dan menghasilkan pendapatan diluar APBN untuk
mendukung kegiatan non penelitian di BP2LHK Manokwari. Namun diluar
tujuan tersebut terdapat tujuan konservasi untuk melestarikan tanaman
Anggrek di Papua. Tingginya potensi keragaman tersebut tidak disertai
dengan upaya konservasi yang maksimal, sehingga kondisi saat ini telah
terjadi tekanan terhadap jenis dan populasinya. Tekanan tersebut berupa
pengambilan secara langsung, kerusakan habitat, fragmentasi habitat dan
penurunan daya perkembangbiakan satwa karena banyaknya gangguan.
Sementara itu kegiatan konservasi insitu maupun eksitu nyaris terabaikan.
Upaya konservasi dan pengembangan anggrek alam dapat dilakukan melalui
kegiatan pembudidayaan dan perbanyakan anggrek yang telah dikuasai
secara vegetatif, generatif dan melalui kultur jaringan. Perbanyakan secara
vegetatif dilakukan dengan pemisahan rumpun, stek batang maupun keiki
anggrek. Sedangkan kultur jaringan saat ini masih menjadi metode efektif
untuk perbanyakan anggrek untuk tujuan komersil.
Sebagai salah satu langkah awal mendukung upaya konservasi dan
pengembangan keanekaragaman jenis anggrek tersebut, Balai Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manokwari
memulai pembangunan kandang pemeliharaan dan pengumpulan koleksi
anggrek spesies yang ditemukan selama penelitian-penelitian di kawasan
hutan Papua. Guna menunjang kegiatan pemeliharaan anggrek-anggrek
tersebut diperlukan pengadaan dan penyediaan peralatan, bahan dan media
pendukung secara optimal.
.4
Kegiatan ini sebenarnya bertautan dengan salah satu dari 10
prioritas nasional RKP 2018 (Peraturan Presiden RI nomor 79 tahun 2017
tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018) khususnya pada 4.4.
Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, dimana kegiatan
pengembangan jenis Anggrek sebagai tanaman hias asli Indonesia dan
dilindungi selaras dengan arah kebijakan untuk mencapai sasaran umum
Prioritas Nasional Pengembangan dunia usaha (Peningkatan ekspor barang
dan jasa bernilai tambah tinggi); Teknologi budidaya dan pemanfaatan
lahan; Teknologi kemandirian bahan baku obat.
Adapun manfaat yang timbul dari kegiatan ini adalah :
1. Menunjang prioritas nasional Pengembangan Dunia Usaha dan
Pariwisata, dimana kegiatan pengembangan jenis Anggrek sebagai
tanaman hias asli Indonesia dan dilindungi selaras dengan arah
kebijakan untuk mencapai sasaran umum Prioritas Nasional
Pengembangan dunia usaha (Peningkatan ekspor barang dan jasa bernilai
tambah tinggi); Teknologi budidaya dan pemanfaatan lahan; Teknologi
kemandirian bahan baku obat.
2. Mendukung Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada
program Konservasi Keanekaragaman Hayati
3. Mendukung Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada program
Peningkatan Usaha Jasa Lingkungan Hutan Produksi dan HHBK
4. Mendukung Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung pada program
Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan
.5
II. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
A. Tujuan Proyek Perubahan
Proyek perubahan “Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari” yang
dilaksanakan, memiliki tujuan jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek
Ada 2 (dua) tujuan proyek perubahan dalam jangka pendek (60 hari,
hingga akhir masa Diklatpim Tk. IV) adalah tersedianya sarana untuk
pelaksanaan Pusat Anggrek Manokwari lingkup BP2LHK Manokwari. Serta
tersedianya informasi tentang keberadaan Pusat Anggrek Manokwari
lewat media Onlne ataupun Offline.
2. Tujuan Jangka Menengah
Tujuan proyek perubahan yang akan dicapai dalam waktu kurang lebih
satu tahun ke depan (Januari 2019 s.d. Januari 2020) adalah
Terlaksananya Fungsi dari Pusat Anggrek Manokwari sebagai sebuah
kegiatan tetap dari kegiatan penelitian di BP2LHK Manokwari serta
mandiri, serta tersedianya anggaran rutin dari APBN maupun diluar APBN
yang dapat mendukung keberadaan dan kegiatan yang dilaksanakan di
Pusat Anggrek Manokwari.
3. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang yang akan dicapai setelah satu tahun ke depan
(Januari s.d. Desember 2020) adalah Pengembangan Pusat Anggrek
Manokwari sebagai bagian dari kegiatan penelitian yang mandiri yang
pembiayaannya berasal dari Pemerintah, ataupun perusahaan swasta
.6
B. Manfaat Proyek Perubahan
Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya keberadaaan Pusat Anggrek
Manokwari adalah:
1. Manfaat untuk Masyarakat;
Bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi
Pusat Anggrek Manokwari. Pusat Anggrek Manokwari diharapkan dapat
menjadi tempat untuk kegiatan penelitian dan pendidikan bagi
masyakat yang ingin mengenal jenis jenis tanaman anggrek yang ada
di propinsi Papua Barat.
Selain sebagai sebuah tempat penelitian dan pendidikan, keberadaan
pusat anggrek manokwari diharapkan dapat menjadi tempat tujuan
ekowisata artinya Pusat Anggrek Manokwari dapat menjadi tempat
pariwisata yang tetap mengedepankan sisi edukasi dan tetap
mengutamakan dan mengenalkan aspek-aspek konservasi, sosial dan
budaya. Sehingga Pusat Anggrek Manokwari selain sebagai tempat
Litbang dapat menjadi faktor untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat terutama yang berada disekitar lokasi Pusat
Anggrek Manokwari.
2. Manfaat untuk Kementerian LHK;
Bagi Kementerian LHK kegiatan ini dapat memberikan beberapa
manfaat diantaran :
1. Menunjang prioritas nasional Pengembangan Dunia Usaha dan
Pariwisata, dimana kegiatan pengembangan jenis Anggrek sebagai
tanaman hias asli Indonesia dan dilindungi selaras dengan arah
kebijakan untuk mencapai sasaran umum Prioritas Nasional
Pengembangan dunia usaha (Peningkatan ekspor barang dan jasa
.7
bernilai tambah tinggi); Teknologi budidaya dan pemanfaatan lahan;
Teknologi kemandirian bahan baku obat.
2. Mendukung Ditjen Konservasi Sumberdaya Alama dan Ekosistem
pada program Konservasi Keanekaragaman Hayati
3. Mendukung Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada program
Peningkatan Usaha Jasa Lingkungan Hutan Produksi dan HHBK
4. Mendukung Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung pada
program Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan
5. Sebagai data dan informasi untuk penyusunan kebijakan
pengembangan ekowisata di wilaya UPT KLHK, di masa yang akan
datang.
.8
III. KRITERIA KEBERHASILAN
Untuk mengukur keberhasilan proyek perubahan pada jangka pendek,
dapat dilihat dengan indikator keberhasilan sebagaimana yang telah dilaksanakan
berikut ini:
a. Terbentuknya SK Tim Kerja Proyek Perubahan pada minggu kedua bulan
Oktober tahun 2019.
b. Tersusunnya data dan dokumen yang berkenaan dengan pembuatan Pusat
Anggrek Manokwari.
c. Tersedianya sarana berupa pusat anggrek manowari.
d. Tersedianya media pemasaran untuk kegiatan pembangunan Pusat Anggrek
Manokwari
e. Terlaksananya pelaksanaan monitoring berklenajutan dari kegiatan tersebut
sehingga dapat menjadi kegiatan tahunan yang dibiayai dalam belanja negara.
f. Diperolehnya surat dukungan dari para stakeholder pada bulan Oktober dan
November tahun 2019
Selain itu, keberhasilan proyek perubahan ini juga dapat dilihat dengan
indikator telah dilaksanakannya kegiatan yang menjadi target jangka
menengah yaitu:
a. Pusat Anggrek Manokwari menjadi kegiatan yang berkelanjutan yang
mendapat dukungang APBN.
b. Tersedianya donator yang mau menyediakan anggaran untuk kegiatan yang
berkenaan dengan pusat anggrek manokwari diluar APBN.
IV.
.9
V. DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
Pengembangan sebuah Pusat Anggrek Anggrek Manokwari merupakan
sebuah inovasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang telah ada di
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK)
manokwari. Perlu diketahui bahwa Anggrek merupakan satu jenis tumbuhan yang
mempunyai suku yang sangat banyak dan tersebar luas di seluruh wilayah
Indonesia. Papua sebagai salah satu daerah dengan jenis yang beragam
merupakan salah satu surga Anggrek di Indonesia. Balai Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) manokwari sebagai
salah satu lembaga penelitian berusaha menangkap hal tersebut dengan
mengkoleksi beberapa jenis anggrek. Namun saat ini kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang berifat temporer dan bukan bagian dari kegiatan rutin.
Diharapkan hasil akhir dari jangka panjang dari kegiatan ini adalah menjadikan
Pusat Anggrek Manokwari sebagai icon penelitian dari BP2LHK Manokwari.
Tujuan pengembangan Pusat anggrek Manokwari dalam jangka pendek
adalah untuk penyediaan sarana dan prasarana serta media promosi berkenaan
dengan keberadaan Pusat anggrek manokwari.
Manfaat dari kegiatan pengembangan ini adalah untuk sebagai media
bagi masyakat untuk lebih mengenal dan mempelajari keragaman spesies
anggrek Papua. Selain itu juga sebagai sarana memperkenalkan BP2LHK
Manokwari sebagai salah UPT KLHK yang memiliki fungsi sebagai pelaksanaan
penelitian dan pengembangan dibidang hutan, hasil hutan, peningkatan kualitas
dan laboratorium lingkungan.
Adapun Tahapan dalam Pembangunan Pengembangan Pusat Anggrek
Manokwari ini terdiri dari jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Pada jangka pendek diharapkan adalah tersedianya sarana untuk
kegiatan pengembangan pusat anggrek manokwari dan sarana promosi yang
berkenaan dengan hal tersebut.
Pada jangka menengah adalah adanya keberlanjutan dari kegiatan
.10
tersebut sebagai kegiatan rutin yang dapat di biayai oleh APBN, sehingga perlu
adanya pengusulan kegiatan tersebut dalam RKA-KL di tahun berikutnya.
Pada jangka panjang diharapkan kegiatan pengembangan Anggrek
Manokwari dapat menjadi salah satu Pusat Anggrek Manokwari/Orchird Center Of
Manokwari (OCM) sebagai icon kegiatan BP2LHK Manokwari yang dapat dijadikan
sebagai show window dari BP2LHK Manokwari dan mendapat dukungan
pembiayaan baik dari APBN KLHK ataupun sumber-sumber pendanaan lain yang
dapat dipertanggungjawabkan.
A. Pelaksanaan Tiap Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan yang dilaksanakan selama periode laboratorium
kepemimpinan (breakthrough II) merupakan implementasi dari proyek
perubahan yang telah disusun dalam milestone. Seluruh milestone yang
direncanakan pelaksanaannya pada tujuan jangka pendek dapat tercapai
pada periode breakthrough II bahkan ada kegiatan pada milestone jangka
menengah dapat terlaksana pada periode ini.
Pelaksanaan pada setiap tahapan (milestone) jangka pendek adalah
sebagai berikut:
1. Pembentukan Tim Kerja Proyek Perubahan
Kegiatan direncanakan periode tanggal 1 s.d. 5 Oktober 2019 dan dapat
terealisasi pada tanggal 9 Oktober 2019, hal ini karena kegiatan
laboratorium kepemimpinan yang baru dimulai setelah tanggal 5 Oktober
2019, adapun bukti surat yang yang terlampir adalah surat S.
365/BP2LHKw/Um/10/2019 tanggal 9 Oktober 2019
a. Koordinasi internal seksi Program Evaluasi dan kerjasama : semuanya
mendukung dan siap bekerja sebagai anggota Tim Kerja proyek
perubahan.
.11
Gambar 1. Koordinasi Internal Seksi PEK
b. Konsultasi dengan mentor: hasilnya adalah sangat mendukung untuk
menyusun tim kerja proyek perubahan serta segera melakukan
langkah-langkah kegiatan proyek perubahan bersama Tim Kerja.
Gambar 2. Konsultasi dengan Mentor
c. Terbentuknya Tim Kerja Proyek Perubahan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala BP2LHK Manokwari nomor: SK.
30/BP2LHKMkw/KPA/10/2019 tanggal 14 Oktober 2019 tentang
Penunjukan Tim Kerja Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari
pada Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Manokwari.
d. Membuat surat undangan rapat Tim Kerja untuk Inventarisasi
Kebutuhan berkenaan dengan Pusat Anggrek Manokwari
.12
Dalam rangka pelaksanaan rapat Tim Kerja untuk Inventarisasi
Kebutuhan Data Base Hutan Adat terlebih dahulu dibuat surat
undangan rapat melalui Nota Dinas oleh Kepala Seksi PEK selaku
project leader proyek perubahan pada tanggal 15 Oktober 2019, yaitu:
Nomor: ND. 370/BP2LHKw/Um/10/2019, sebagaimana di bawah ini.
Tim kerja proyek perubahan adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan proyek perubahan. Tanpa adanya tim kerja yang efektif maka
proyek perubahan dalam penyusunan Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK
Manokwari ini tidak bisa berjalan dengan baik dan lancar. Pada prakteknya,
penyusunan dan keaktifan tim kerja ini tidaklah mudah karena banyaknya
kesibukan tugas sehari-hari baik tupoksi dan tugas ke-DIPA-an serta tugas
tambahan lainnya menjadikan tantangan yang harus dihadapi agar tim kerja
bisa terbentuk serta berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
Data/bukti pendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada milestone 1
ini sebagaimana dalam Lampiran 2.
2. Pengumpulan data dan informasi berkenaan dengan anggrek
dan pembentukan sebuah pusat kegiatan terpadu
Pelaksanaan tahapan kegiatan direncanakan pada periode tanggal 21 s.d
31 Oktober 2019 tapi dapat terealisasi pada periode tanggal 20 Oktober
2019.
a. Membuat Surat Undangan Rapat
Surat Undangan rapat sudah dibuat pada minggu sebelumnya, yaitu
pada tanggal 20 Oktober 2019, sebagaimana tersebut di atas.
b. Melaksanakan rapat untuk mengumpulkan data dan dokumen terkait
pembuatan sarana sebuah pusat kegiatan anggrek yang terpusat dan
terorganisir
Rapat dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2019, hasil rapat
diperoleh daftar kebutuhan pembuatan sebuah pusat anggrek
manokwari, antara lain :
.13
Untuk membuat sebuah tempat yang dijadikan lokasi sebagai sebuah
pusat anggrek terpadu diperlukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Lokasi yang akan dijadikan tempat untuk menampung tanaman
anggek di BP2LHK Manokwari
2. Media tanam yang tepat untuk tanaman anggrek
3. Tanaman anggrek yang akan di masukkan ke dalam Pusat
Anggrek Manokwari
4. Peralatan dan sarana pendukung dalam membuat pusat anggrek.
5. Petugas yang akan mengelola Pusat Anggrek Manokwari
Selanjutnya jika memungkinkan bisa dilengkapi dengan
informasi/keterangan lebih detail sebagai berikut:
1. Potensi Lokasi
2. Jenis-jenis Anggrek Lokal
3. Rancang bangun Pembuatan Pusat Anggrek
4. Referensi pengembangan Pusat Anggrek
Gambar 3. Rapat Tim Kerja
Pada periode ini, Tim Kerja juga menyempatkan diri melakukan
koordinasi/konsultasi untuk mendapatkan dukungan kepada Pihak
internal lingkup BP2LHK Manokwari.
Bukti pendukung pelaksanaan milestone 2 secara rinci tersaji pada
Lampiran 3.
.14
3. Pembuatan Sarana, dan materi yang diperlukan untuk kegiatan
pengembangan
Pelaksanaan kegiatan direncanakan pada tanggal 1 November s.d 4
November 2019 dan realisasi pada tanggal 18 Oktober s.d 4 November
2019.
a. Penyediaan tempat untuk Pusat Anggrek Manokwari (Persiapan,
Penanaman dan Persiapan Peralatan untuk Media Anggrek di Pusat
Anggrek Manokwari.
A. Tinjauan Umum Anggrek
Anggrek memiliki banyak keragaman bentuk. Secara morfologi,
anggrek terdiri dari daun, batang, akar, bunga, dan buah. Secara
morfologi pula bentuk tiap-tiap bagian itu berbeda-beda ditiap spesies
anggrek. Variasi tersebut bisa terjadi akibat adanya perbedaan tempat
lingkungan hidup anggrek
Untuk dapat memelihara anggrek yang baik, harus menciptakan suatu
kondisi lingkungan hidup yang sesuai dengan jenis - jenis spesies
anggrek tersebut agar anggrek dapat tumbuh dan berbunga dengan
sehat dan indah. Untuk itulah, kita perlu mengetahui karakteristik dari
tanaman anggrek agar dapat menentukan syarat lingkungan tumbuh
yang sesuai dengan spesies anggrek.
B. Pembudidayaan Anggrek
Beberapa syarat Tumbuh Tanaman Anggrek yang harus diperhatikan
adalah :
a. Iklim
1) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek.
2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini.
Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman
anggrek. Ada yang memerlukan intensitas penyinaran penuh, ada
.15
juga yang tidak penuh alias memerlukan naungan, karena adanya
perbedaan kebutuhan cahaya setiap tanaman anggrek berbeda.
3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 15 derajat C
dan suhu maksiumnya adalah 28 derajat C. Jika suhu udara malam
berada di bawah 13 derajat C, maka daerah tersebut tidak
dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
Berdasarkan kebutuhan suhu, tanaman anggrek dibedakan menjadi
tiga tipe, yakni: 1) Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu siang
sekitar 18-21 derajat C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini
adalah Cymbidium sp. dan Miltona sp. 2) Anggrek tipe sedang,
membutuhkan suhu siang sekitar 21-24 derajat C, dan suhu malam
sekitar 18-21 derajat C. Anggrek yang termasuk tipe ini adalah
Dendrobium sp. dan oncidium sp. 3) Anggrek tipe hangat,
membutuhkan suhu siang sekitar 24-29 derajat C dan suhu malam
21-24 derajat C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini adalah
Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp.
4) Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar
antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman
antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada
malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena
dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh
karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau
basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari
dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut disekitar
tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.
b. Media Tanam Anggrek
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
.16
1) Media untuk anggrek epifit dan semi epifit terdiri dari: serat pakis
yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut
kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan
batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata,
bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan
akarnya. Untuk anggrek semi epifit yang akarnya menempel pada
media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan
seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
2) Media untuk anggrek terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah
maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang,
darah binatang, serat pakis dan lainnya.
3) Media untuk anggrek semi terrestria : Bahan untuk media anggrek
ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk
kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting,
serabut kayu, serat pakis dan lainnya.
Berdasarkan beberepa kriteria di atas di tentukan bahwa tempat yang
akan menjadi Pusat Anggrek Manokwari berada didalam lokasi kantor
BP2LHK Manokwari, lokasi yang di tentukan berada di dekat Kandang
Kasuari, beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan pemilihan
lokasi, adalah sebagai berikut :
1. Kondisi keamanan Kota Manokwari umumnya dan keamanan
disekitar lokasi yang akan menjadi tempat lokasi ekowisata
2. Kemudahan untuk mengakses lokasi pusat anggrek manokwari baik
untuk petugas maupun untuk pengunjung yang akan datang ke
Pusat Anggrek Manokwari.
3. Modal yang diperlukan, hal ini merupakan salah satu faktor penting
karena pembangunan Pusat Anggrek Manokwari memerlukan modal
yang besar untuk pembangunan infrastruktur, sedangkan anggaran
.17
yang tersedia tidak tersedia, karena rencana pembuatan pusat
anggrek Manokwari yang berada di tengah-tengah Tahun Anggaran
2019.
4. Daya dukung kantor untuk menerima kunjungan dari masyarakat jika
ingin mengunjungi Pusat Anggrek Manokwari, diharapkan juga
keberadaan Pusat Anggrek Manokwari tidak mengganggu aktivitas
yang dilakukan Pegawai BP2LHK Manokwari.
b. Identifikasi Jenis Tanaman Anggrek
Melakukan identifikasi jenis anggrek spesies yang ditemukan dengan
mengamati langsung karakteristik dari anggrek yang ada di Pusat
Anggrek Manokwari. Identifikasi meliputi sifat serta ciri vegetatif dan
generatif anggrek spesies. Kegiatan identifikasi adalah pengamatan
dari karakter morfologis dari tanaman tersebut. Stuktur tanaman
anggrek terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Sifat-sifat khas
tanaman dari family Orchidaceae terlihat pada karakter akar , batang,
daun, dan bunga. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
melakukan karakterisasi sifat serta ciri vegetatif dan generatif anggrek
spesies.
1. Batang
Mengamati bentuk batang mulai dari bagian pangkal sampai
ujung batang kemudian membandingkan dengan buku panduan
pengamatan.
Mengamati tipe batang yaitu batang sejati atau batang semu.
Mengamati ada/tidaknya batang dewasa yang membentuk umbi
semu (pseudobulb). Umbi ini merupakan bagian batang yang
membesar dan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Mengamati ada tidaknya batang yang tumbuh menggantung.
Mengamati ada/tidaknya lekukan pada batang dewasa. Pada
umumnya lekukan pada batang dewasa pada batang anggrek
.18
sejajar dengan bentuk batang dan muncul pada tanaman
anggrek yang telah memasuki fase generatif.
Mengamati warna batang yaitu hijau gelap, hijau terang dan
ungu.
Mengukur panjang batang (cm) mulai dari pangkal atau ruas
batang paling bawah sampai dengan ujung ruas batang terujung
menggunakan penggaris.
2. Helaian Daun
Mengamati bentuk daun dan kemudian membandingkan dengan
buku panduan pengamatan.
Mengamati bentuk ujung daun kemudian membandingkan
dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati ada/tidaknya upih daun.
Mengamati warna permukaan atas daun yaitu hijau gelap atau
hijau terang.
Mengamati warna tepi daun yang masih muda.
Mengamati simetri daun.
Mengamati titik tumbuh daun yaitu disepanjang batang atau di
bagian ujung batang.
Mengamati struktur daun.
Mengukur panjang helaian daun (cm) mulai dari duduk daun
sampai ujung sampai ujung daun dengan penggaris.
Mengukur lebar helaian daun (cm) pada bagian terlebar pada
daun dengan penggaris.
3. Bunga
Mengamati tipe tandan bunga dan kemudian membandingkan
dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati tipe titik tumbuh bunga dan kemudian
membandingkan dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati tipe sepal dan kemudian membandingkan dengan
buku panduan pengamatan.
.19
Mengamati tipe petal dan kemudian membandingkan dengan
buku panduan pengamatan.
Mengamati bentuk margin sepal dan kemudian membandingkan
dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati bentuk margin petal dan kemudian membandingkan
dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati bentuk margin labelum dan kemudian
membandingkan dengan buku panduan pengamatan.
Mengamati corak bunga dan kemudian membandingkan dengan
buku panduan pengamatan.
Bapak Pudja Mardi sebagai Peneliti di BP2LHK Manokwari yang
membantu pengamatan di Pusat Anggrek Manokwari
mengelompokkan jenis jenis anggrek menjadi 2 kelompok besar yaitu
anggrek epifit yaitu anggrek yang biasa menempel pada tanaman di
hutan dan anggrek bukan epifit atau lebih dikenal dengan anggrek
tanah, karena sifatnya yang tidak menmpel pada tanaman inang.
Untuk pemberian nama karena BP2LHK manokwari belum mempunyai
pakar taksonomi untuk mengidentifikasi anggrek, sehingga untuk
penamaan menggunakan sumber dari internet ataupun tulisan-tulisan
yang telah diterbitkan yang berkenaan dengan Anggrek.
Pusat Anggrek Manokwari saat ini menampung 42 jenis anggrek yang
berasal dari kawasan Hutan yang berada di Propinsi Papua Barat. Dari
42 jenis tersebut terdapat 15 jenis yang sudah di identifikasi hingga
tingkat spesies. 16 jenis tanaman anggrek baru diidentikasi hingga
genus dari anggrek tersebut. Namun terdapat 11 jenis anggrek yang
belum dapat di identifikasi. Berikut ini ditampilkan identifikasi anggrek
yang berada di Pusat Anggrek Manokwari.
.20
Tabel 1. Hasil Identifikasi Tanaman Anggrek yang berada di Pusat
Anggrek Manokwari
No. Nama Famili Nama Latin
1 Orchidaceaes Acriopsis, SP
2 Orchidaceaes Bulbophyllum phalaenopsis
3 Orchidaceaes Bulbophyllum densiflorum
4 Orchidaceaes Bulbophyllum macranthum
5 Orchidaceaes Bulbophyllum Sp.1
6 Orchidaceaes Bulbophyllum Sp.2
7 Orchidaceaes Coelogyne asperata
8 Orchidaceaes Coelogyne speciosa
9 Orchidaceaes Coelogyne Sp.1
10 Orchidaceaes Coelogyne Sp.2
11 Orchidaceaes Coelogyne Sp.3
12 Orchidaceaes Dendrobium smilliae
13 Orchidaceaes Cendrobium stratiotes
14 Orchidaceaes Dendrobium Sp.1
15 Orchidaceaes Dendrobium Sp.2
16 Orchidaceaes Dendrobium Sp.3
17 Orchidaceaes Dendrobium Sp.4
18 Orchidaceaes Dendrobium Sp.5
19 Orchidaceaes Dendrobium Sp.6
20 Orchidaceaes Dendrobium macrophyllum
21 Orchidaceaes Dendrobium macrophyllum papua
22 Orchidaceaes Dendrobium capituliflorum
23 Orchidaceaes Dendrobium insigne
24 Orchidaceaes Dipodium pandanum
25 Orchidaceaes Eria floribunda
26 Orchidaceaes Eria javanica
27 Orchidaceaes Grammatophyllum scriptum
28 Orchidaceaes Grammatophyllum speciosum
29 Orchidaceaes Pomatocalpa marsupiale
30 Orchidaceaes Pomatocalpa Sp.
Anggrek yang telah teridentikasi kemudian di beri nama dengan
menggunakan plat seng, kemudian plat tersebut di kaitkan ke tanaman
Anggrek. Berkenaan dengan pemberian nama pada tanaman anggrek,
terdapat rencana untuk mengubah plat seng nama menjadi bentuk yang
.21
lebih menarik dan menggunakan foto berwarna. Adapun implementasi
dari rencana terbut akan dilaksanakan di tahun berikutnya ketika tersedia
anggran untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Sosialisasi dan pemasaran tentang keberadaan Pusat Anggrek Manokwari.
Rencana pemasaran adalah rencana yang menguraikan strategi
pemasaran perusahaan yang akan dijalankan tahun depan. Untuk
menyusun rencana pemasaran yang baik, kita harus mencantumkan
target pangsa pasar, cara memasarkan produk, strategi membangun
relasi dengan prospek pelanggan, dan cara melakukan transaksi
penjualan. Rencana pemasaran membantu kita menawarkan produk dan
jasa kepada target pangsa pasar secara efektif dan efisien.
Berdasarkan gambaran umum terhadap keadaan masyarakat disekitar
Balai Litbang KLHK Manokwari diketahui bahwa masyarakat di sekitar
BP2LHK manokwari terdiri dari beberapa suku. Dalam etnografi Papua
dijelaskan bahwa persebaran suku-suku bangsa yang ada didasarkan
pada daerah dan kebudayaannya. Oleh karenanya secara aspek
demografi, dikaitkan dengan persebaran suku-suku bangsa tersebut,
Manokwari dan sekitarnya termasuk Manokwari selatan, banyak dihuni
oleh suku bangsa Amberbaken atau Mansubaber, Wandamen, Bintuni
atau Wamesan, yang didalamnya dihuni oleh sub suku bangsa Mantion,
Hatam, Meyah, Sough, Amberbaken, Saukerom, Karon Pantai, Tanah
merah, Babo, Arandai, Kemberano, Maninggo, Kaburi, Roon, Mioswar,
Rumberpon, dan Wandamen. Keseluruhan suku maupun sub suku
tersebut mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri walau sepintas bisa
dikatakan sama namun sangat berbeda. Masyarakat suku asli Papua
tersebut kebanyakan bermata pencaharian utama adalah berladang
berpindah-pindah, menangkap ikan disungai dan laut. Khusus untuk
masyarakat yang berada diwilayah sekitar BP2LHK manokwari,
masyarakatnya biasa menggantungkan hidup dari kegiatan Bertani dan
berkebun.
.22
Kondisi wilayah yang berada di dekat Kawasan perbukitan
mengakibatkan susahnya jaringan Komunikasi di sekitar Kantor BP2LHK
Manokwari, selain kondisi geografis yang tidak mendukung, ketertarikan
masyarakat untuk mencari berita yang berkenaan dengan objek
pariwisata masih sangat rendah, sehingga keinginan saya sebagai
pelaksana proyek perubahan yang ingin memasarkan Pusat Anggrek
Manokwari melalui media online berubah menjadi menggunakan media
offline seperti leaflet, booklet dan banner, namun karena terbatasnya
dana, maka media yang dipergunakan adalah banner dan leaflet.
Penyusunan leaflet dan banner untuk sarana promosi di mulai dengan
mengumpulkan data-data pendukung dan foto-foto yang menarik yang
berkenaan dengan anggrek yang bisa menjadi daya tarik. Setelah data
tersebut di kumpulkan lalu dilanjutkan dengan pembuatan design
branding yang menarik dalam bentuk cetak. Hasil dari cetakan tersebut
nantinya akan disebarkan di Institusi Pendidikan yang ada di Manokwari,
baik itu Institusi Pendidikan tinggi, ataupun Pendidikan dasar.
5. Penggalangan dukungan dari para mitra berkenaan dengan
Pusat Anggrek Manokwari
Pelaksanaan kegiatan direncanakan pada tanggal 22 s.d. 19 November
2019 namun kegiatan penggalangan dukungan dilaksanakan selama 2
bulan karena kesibukan dari Stake Holder yang akan diminta dukungan.
Dalam rangka mencapai tujuan pembuatan sebuat tempat penampungan
anggrek, sebagai langkah awal maka dukungan dari para stakeholder
yang berwenang sangat dibutuhkan. Dalam hal ini dukungan dari instansi
terkait di tingkat provinsi yaitu Dinas Kehutanan dan Kepolisian
merupakan hal yang penting, mengingat urusan kehutanan di tingkat
provinsi adalah merupakan kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi,
sedangkan urusan keamanan untuk lokasi Pusat Anggrek Manokwari
merupakan bagian dari tugas Kepolisian.
.23
Pada periode ini Tim Kerja telah berhasil melakukan penggalangan
dukungan dari para stakeholder inti yang berwenang yaitu:
a. Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat
1) Kepala Dinas Kehutanan
2) Komandan Satuan Brigade Mobil Manokwari
b. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) manokwari
1) Kepala KPH Wilayah XII Manokwari.
Adapun Bukti-bukti berupa Surat Pernyataan Dukungan dari para
stakeholder sebagaimana tersebut di atas secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran __.
6. Terkumpulnya Data tentang Anggrek berkenaan dengan
pembuatan Pusat Anggrek Manokwari.
Kegiatan ini direncanakan pada tanggal 7 s.d. 18 November 2019 dan
direalisasikan pada tanggal 7 s.d. 18 November 2019.
Pengumpulan data yang semula direncanakan dengan cara melakukan
studi literatur dan diskusi dengan tenaga peneliti ataupun tenaga
pengajar dari Perguruan Tinggi, namun menyadari keterbatasan dana,
waktu serta tenaga, maka berdasarkan saran dari penguji pada saat
presentasi rancangan proyek perubahan disarankan untuk melaksanakan
melakukan cara yang lebih efektif dan efisien yaitu dengan cara
mengundang para stakeholder terkait dalam sebuah forum dialog
multipihak berkenaan dengan pelaksanaan Proyek Perubahan.
Pada tahapan ini melalui pelaksanaan Diskusi dengan beberapa pihak,
selain memperoleh surat pernyataan dukungan dari stakeholder,
diperoleh juga data tentang anggrek yang menjadi bagian dari proyek
perubahan dan hal-hal mendukung dalam pelaksanaan pembangunan
sarana untuk tempat Anggrek yang dikumpulkan oleh peneliti dilapangan.
Selain data pendukung berkenaan dengan pembuatan pusat anggrek
Manokwari di temukan juga bahwa Papua mempunyai potensi kekayaan
.24
anggrek yang besar. Papua menyimpan hampir setengah dari seluruh
spesies anggrek yang terdapat di Indonesia. Beberapa jenis anggrek yang
pernah terdokumentasikan, diantaranya :
1. Appendicula fasciculata
Daerah Sebaran : Endemik Papua, Indonesia.
Status Konservasi : Data Deficient IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
2. Bulbophyllum erinaceum
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
3. Bulbophyllum fritillariiflorum
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; Anggrek Tidak
Dilindungi.
4. Bulbophyllum globulosum
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini
Status Konservasi : Data Deficient IUCN Redlist; Anggrek Tidak
Dilindungi.
5. Bulbophyllum ischnopus
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
6. Bulbophyllum macranthum
Daerah sebaran : Indonesia (termasuk Papua), India, Malaysia,
Myanmar, Filipina, Papua Nugini, Kep. Solomon.
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
7. Coelogyne fragrans (Fragrant Coelogyne)
Anggrek Coelogyne fragrans
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini.
.25
Status Konservasi : CITES Appendix II; Anggrek Tidak Dilindungi.
8. Dendrobium aloifolium (The Aloe-Like Dendrobium)
Daerah sebaran : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua,
Sulawesi (Indonesia), Kamboja, Malaysia, Laos.
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; Anggrek Tidak
Dilindungi.
9. Dendrobium bigibbum (Anggrek Larat)
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini, Australia.
Status Konservasi : CITES Appendix II; Anggrek Dilindungi.
10. Dendrobium isochiloides
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini, Australia.
Status Konservasi : Data Deficient IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
11. Dendrobium lancifolium (The Sword-Like Leafed Dendrobium)
Daerah sebaran : Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua (Indonesia)
Status Konservasi : Least Concern IUCN Redlist; CITES Appendix II;
Anggrek Tidak Dilindungi.
12. Dendrobium lasianthera (Anggrek stuberi atau Wooly Pollina
Dendrobium)
Daerah sebaran : Indonesia (Papua), Papua Nugini
Status Konservasi : CITES Appendix II; Anggrek Dilindungi.
B. Analisis Stakeholder Internal dan Eksternal: Peran dan
Pengaruhnya
Stakeholder adalah pihak-pihak yang dapat mempengaruhi atau
terpengaruh proyek perubahan. Berdasarkan hasil identifikasi stakeholder
dan pemetaan hubungan dapat ditentukan terdapat kelompok stakeholder
internal dan eksternal. Dalam proses persiapan sampai dengan
terbangunnya Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari ini peran
serta dukungan stakeholder sangat berpengaruh dalam pencapaian
keberhasilan proyek perubahan ini.
.26
Stakeholder meyakini bahwa keberadaan Pusat Anggrek Manokwari
sebagai sebuah inovasi untuk tempat untuk menyimpan kekayaan plasma
nutfah di propinsi Papua Barat yaitu Anggrek, sungguh sangat diperlukan.
Dalam rangka upaya untuk mendukung dan mendorong proses tersebut
para stakeholder tersebut telah memberikan beberapa dukungan secara
tertulis dalam form dukungan.
Secara lebih terperinci, analisis peranan dan pengaruh para stakeholder
dalam pembangunan Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari
sebagai berikut:
1. Stakeholder Internal
Tabel 4. Peranan/Pengaruh Stakeholder Internal
No Stakeholder Peranan Pengaruh
Semula Menjadi
1 Kepala BP2LHK
Manokwari
Sangat besar, tanda
tangan pada SK Tim
Kerja, inspirator,
dukungan penuh
dalam pelaksanaan
kegiatan dan
mengatasi kendala
serta dukungan
anggaran.
Promote Promote
2 Staf Seksi PEK Membantu dalam
setiap tahapan
kegiatan
Promote Promote
2. Stakeholder Eksternal
Tabel 5. Peranan/Pengaruh Stakeholder Eksternal
No Stakeholder Peranan Pengaruh
Semula Menjadi
1 Kepala Dinas
Kehutanan
Provinsi Papua
Barat
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan
Promote Promote
.27
No Stakeholder Peranan Pengaruh
Semula Menjadi
fasilitas untuk
pengembangan
kerjasama lain di
luar anggrek.
2 Kesatuan
Pengelolaan Hutan
(KPH)
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan saran
dan masukan.
Defenders Promote
3 Kepolisian
(Brigade Mobil
Propinsi Papua
Barat)
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan saran
dan masukan.
Defenders Promote
4 Kepala Seksi
Desiminasi dan
pengelola Sara
Penelitian BP2LHK
Manokwari
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan saran
dan masukan,
pengusulan lokasi
kerja.
Latents Promote
5 Kepala Sub Bagian
TU BP2LHK
Manokwari
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan saran
dan masukan.
Pemberian zin
tempat kerja
Latents Promote
6. Organisasi
Kepemudaan KNPI
dan KAMMI
Memberikan
apresiasi dan
dukungan penuh,
memberikan saran
dan masukan,
kesanggupan
untuk ikut serta
Apathetics Promote
.28
Tak kalah pentingnya dukungan dari Kepolisian di daerah propinsi
Papua Barat dan Angkatan Laut juga sangat penting dan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proyek perubahan ini, mengingat
institusi tersebut adalah institusi yang bertugas menjaga kemanan
disekitar kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup
Kehutanana Manokwari. Perlu di ketahui, bahwa keadaan kemanan di
propinsi Papua Barat diantara bulan oktober hingga Desember 2019
cenderung memanas. Hal ini karena adanya perayaan-perayaan yang
berkenaan dengan kegiatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bulan
Oktober hingga Desember 2019, walaupun saat ini konsisi kemanan di
kabupaten manokwari relatif aman, namun perlu adanya kewaspadaan
untuk melihat setiap pergerakan yang memicu gangguan kemanan,
salah satu contoh adalah adanya pengibaran bendera dan lambang-
langbang yang berkenaan dengan peringatan HUT Organisasi Papua
Merdeka (OPM). Selain usaha-usaha pengibaran bendera, adanya
kekhawatiran terjadinya kerusuhan seperti yang terjadi di tanggal 19
Agustus 2019 di kabupaten Manokwari. Diman akibat dari kerusuhan
tersebut adalah lumpuhnya kegiatan ekonomi masyarakat selama
beberapa hari dan terusirnya beberapa suku non papua. Untuk itu
walaupun Polisi dan Angkatan Laut tidak terlibat langsung didalam
proyek perubahan, namun kehadiran apparat untuk menjaga situasi
kemanan dinilai punya nilai yang penting
Secara Garis Besar perubahan dukungan Stake Holder berkenaan
dengan keberadaan Pusat Anggrek Manokwari, dapat digambarkan
lewat bagan dibawah ini :
.29
Perubahan/perpindahan stakeholder dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4. Kuadran Stakeholder Awal
Gambar 5. Kuadran Stakeholder setelah Implementasi Proyek Perubahan
DEFENDERS (+/-)
PROMOTER (+):
Kepala Balai Litbang LHK Manokwari
Ka. Sie Desiminasi dan Sarana Penelitian BP2LHK Manokwari
KSBTU BP2LHK Manokwari UPT KLHK Manokwari Dinas Kehutanan Provinsi
Papua Barat
TNI dan Polri
SMK Kehutanan
KNPI Kab. Manokwari SD di Manokwari Masyarakat
APATHETICS (-):
LATENT (+/-):
INFLUENCY
INTEREST
PROMOTER (+): • Kepala Balai Litbang LHK
Manokwari • Ka. Sie Desiminasi dan
Sarana Penelitian BP2LHK Mnokwari
DEFENDERS (+/-): • Perguruan tinggi kota
manokwari • Dinas Kehutanan
Provinsi Papua Barat
APATHETICS (-): • KNPI Kab. Manokwari • SD di Manokwari • Masyarakat sekitar
BP2LHK Manokwari
LATENT (+/-): • KSBTU BP2LHK Manokwari • Ka. Sie Dispra BP2LHK
Manokwari • UPT KLHK Manokwari • SMK Kehutanan
INFLUENCY
INFLUENCY
INTEREST INTEREST
INFLUENCY
.30
C. Kendala: Internal dan Eksternal
Proyek perubahan dapat berhasil sangat tergantung dari komitmen yang
telah disepakati oleh kelompok kerja, disamping identifikasi permasalahan
baik internal maupun eksternal. Permasalahan yang dihadapi selama
pelaksanaan proyek perubahan antara lain:
1. Internal
a. Kurangnya Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan kegiatan,
pada seksi THA BPSKL Kalimantan hanya ada 5 orang staf,
sedangkan volume pekerjaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
menyita watktu, karena selain harus membantu menyukdeskan
Proyek Perubahan staf PEK juga untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sehari-hari.
b. Waktu untuk menggalang dukungan hingga pengumpulan dan
penyusunan data base hutan adat relatif singkat mengingat
banyaknya pekerjaan rutin serta tambahan yang harus diselesaikan
serta adanya persiapan untuk penyelesaian akhir tahun anggaran
berupa persiapan penyusunan laporan tahunan dan menggalang
kerjasama dengan beberapa UPT di Papua Barat.
2. Eksternal
a. Kesibukan Kepala UPT Satker di Papua Barat pejabat maupun staf
dalam melaksanakan kegiatan tugas dan fungsi yang sangat tinggi
sehingga sulit untuk bisa bertemu muka langsung setiap hari,
b. Domisili sebagian stakeholder jauh sehingga tidak mudah ditemui.
c. Keterbatasan anggaran untuk inventarisasi data potensi hutan adat
jika langsung inventarisasi dan identifikasi ke lokasi-lokasi/desa di 6
Kabupaten di Kalimantan Selatan.
D. Strategi Mengatasi Kendala
1. Untuk mengatasi keterbatasan SDM seksi THA, yaitu dengan berusaha
memaksimalkan pelibatan dan peran aktif dari anggota tim kerja yang
.31
lain yang berasal dari sub bagian TU dan seksi lain lingkup BPSKL
Kalimantan sebagaimana yang tertuang dalam SK. Tim Kerja.
2. Dalam mengatasi kendala waktu yang banyak hari libur, maka
mengintensifkan pemanfaatan hari kerja dengan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
3. Mengatasi kesibukan pejabat UPT Kementerian LHK di Papau Barat
yang sangat tinggi sehingga sulit bertemu muka langsung setiap hari
maka dilakukan dengan memaksimalkan koordinasi melalui
pemanfaatan media sosial whatsApp.
4. Mengatasi masalah domisili stakeholder yang jauh sehingga tidak
mudah ditemui, dilakukan dengan Melakukan komunikasi yang intensif
dengan stakeholder bersangkutan untuk membuat kesepakatan kapan
dan dimana bisa bertemu dan berkoordinasi dengan baik.
5. Kendala jaringan pada saat berkomunikasi dengan stakeholder yang
sedang berada di lokasi hutan adat (daerah pelosok terpencil) diatasi
dengan menyampaikan pesan baik melalui sms dan whatsApp sejak
jauh-jauh hari, sehingga pada saat sewaktu-waktu stakeholder
mendapat signal dia segera membaca dan merespon sms dan
WhatsApp tersebut.
6. Keterbatasan anggaran untuk inventarisasi data potensi hutan adat jika
langsung ke lokasi, maka telah diatasi dengan melaksanakan kegiatan
Dialog Multipihak yang menghadirkan langsung para stakeholder baik
sebagai narasumber maupun peserta sehingga kebutuhan untuk
memperoleh data base hutan adat berhasil terpenuhi.
Capaian
Capaian pelaksanaan dalam proyek perubahan Pusat Anggrek Manokwari
BP2LHK Manokwari untuk jangka pendek, seluruh tahapan I sampai
dengan VII telah dilaksanakan oleh Tim Kerja dengan hasil akhir Data Base
Hutan Adat. Rincian capaian sebagaimana tabel berikut.
Tabel 6. Capaian Implementasi Proyek Perubahan
.32
Capaian Implementasi Proyek Perubahan
No. TAHAP UTAMA WAKTU
JANGKA PENDEK
1. Terbentuknya Tim Kerja Proyek Perubahan,
Melalui Surat Keputusan Kepala BPSKL
Kalimantan nomor:
30/BP2LHKMkw/KPA/10/2019 tanggal 14
Oktober 2019 tentang Penunjukan Tim Kerja
Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari
pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari.
7 – 8 Oktober 2019
2. Mengumpulkan Data dan Informasi
pembangunan Pusat Anggrek Manokwari
21 – 31 Oktober
2019
3. Tersedianya tempat untuk tempat Pusat
Anggrek Manokwari
1-24 Oktober 2019
4. Terlaksananya sosialisasi dan pemasaran
tentang Pusat Anggrek Manokwari
25 – 30 November
2019
5. Monitoring 6 Oktober – 4
Desember 2019
6. Revisi Anggaran berkenaan dengan kegiatan
Pusat Anggrek Manokwari/Pusat Anggrek
Manokwari/Orchird Center Of Manokwari
(OCM) (OCM) dalam DIPA 2019
25 – 31 Oktober
2019
JANGKA MENENGAH
1. Terlaksananya Fungsi dari Pusat Anggrek
Manokwari sebagai sebuah kegiatan tetap
diluar kegiatan penelitian di BP2LHK
Manokwari
1 Januari – 31
Desember 2020
2. Tersedianya usulan anggaran yang berkenaan
dengan Pusat Anggrek Manokwari (OCM)
untuk tahun Anggaran 2020 (Menunggu
pengesahan Anggaran pada bulan Desember
2019)
29-November 2019
E. Instrumen Monitoring yang Digunakan
.33
Untuk memastikan bahwa setiap tahapan proses telah dilakukan dengan baik
dan benar, maka perlu dilakukan monitoring atau pengecekan terhadap
keseluruhan aktivitas proyek perubahan. Instrumen yang digunakan untuk
memonitoring tahapan proses proyek perubahan.
Instrumen kontrol yang berfungsi untuk pengecekan dokumentasi pada
setiap tahapan proses sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 7. Instrumen Kontrol Proyek Perubahan
No Tahapan Kegiatan Bukti Fisik Alat Kontrol/Check list
1. Terbentuknya Tim
Kerja Proyek
Perubahan
- Dokumentasi
koordinasi
internal Seksi
THA
- Dok. konsultasi
kepada Mentor
- SK. Tim Kerja
- Undangan Rapat
Tim Kerja
- Dokumentasi
koordinasi
internal Seksi
THA
- Dok. konsultasi
kepada Mentor
- SK. Tim Kerja
- Undangan Rapat
Tim Kerja
√
√
√
√
2. Terinventarisasi
kebutuhan
Pembangunan
Pusat Anggrek
Manokwari
- Notulen Rapat
Tim Kerja
- Daftar Hadir
Rapat Tim Kerja
- Dokumentasi
Rapat Tim Kerja
- Surat Pernyataan
Dukungan dari
Eksternal Lingkup
BPSKL
Kalimantan
- Notulen Rapat
Tim Kerja
- Daftar Hadir
Rapat Tim Kerja
- Dokumentasi
Rapat Tim Kerja
- Surat Pernyataan
Dukungan dari
Eksternal
Lingkup BPSKL
Kalimantan
√
√
√
√
3. Tersedianya sarana
dan jadwal
kegiatan
pemeliharaan
untuk Pusat
- Tersedianya
bangunan
- Tersedianya
jadwal
- Tersedianya
bangunan
- Tersedianya
jadwal
√
√
.34
No Tahapan Kegiatan Bukti Fisik Alat Kontrol/Check list
Anggrek
Manokwari
4. Tersedianya
Sarana Promosi
berupa tentang
keberadaan Pusat
Anggrek
MAnokwari
- Tersedianya
bahan promosi
cetak berupa
Leaflet
- Tersedianya
bahan promosi
cetak berupa X-
Banner
- Tersedianya bahan promosi cetak berupa Leaflet
- Tersedianya bahan promosi cetak berupa X-Banner
√
√
5. Tergalangnya
dukungan
Rancangan Proyek
Perubahan.
- Surat Pernyataan
Dukungan dari
Stake Holder di
Papua Barat
- Surat Pernyataan
Dukungan
√
√
6. Terlaksananya
kegiatan
berkelanjutan di
Tahun 2020
- Tersedianya
anggaran di tahun
2020 berkenaan
dengan Pusat
Anggrek
Manokwari dalam
DIPA BP2LHK
Manokwari 2020
- Tersedianya
anggaran di tahun
2020 berkenaan
dengan Pusat
Anggrek
Manokwari dalam
DIPA BP2LHK
Manokwari 2020
√
Disamping instrumen di atas, dilaksanakan pula melalui pertemuan, diskusi
dengan mentor, dengan tim kerja baik secara langsung maupun media sosial
(WhatsApp).
.35
.36
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan implementasi proyek perubahan Pusat Anggrek Manokwari
BP2LHK Manokwari yang dapat disampaikan, adalah sebagai berikut:
1. Target jangka pendek proyek perubahan dapat tercapai semuanya dan
bahkan target jangka menengah berupa Terlaksananya Fungsi dari
Pusat Anggrek Manokwari/Orchird Center Of Manokwari (OCM) sebagai
sebuah kegiatan tetap diluar kegiatan penelitian di BP2LHK Manokwari
dapat dicapai dan berhasil dengan baik.
2. Berdasarkan data Indonesia kaya akan keragaman spesies anggrek
dengan jumlah lebih dari 5.000 spesies anggrek yang tersebar di
seluruh tanah air. Anggrek tersebut merupakan anggrek alam yang
hidup di berbagai tipe hutan dengan ketinggian berbeda-beda. Jenis-
jenis yang banyak dijumpai antara lain adalah Bulbophyllum spp.,
Dendrobium spp., Phalaenopsis spp., Paphiopedilum spp., Vanda
spp.,dan lain-lain. Jenis-jenis tersebut merupakan potensi plasma
nutfah yang sangat besar, terutama sebagai bahan mentah kegiatan
persilangan (hibridisasi).
3. Nilai ekonomi anggrek di Papua sendiri sangat tinggi, hal ini dapat
dilihat dari tingginya harga dan minat masyarakat yang tinggi untuk
memiliki tanaman anggrek yang umumnya diambil langsung dari alam.
Dengan nilai ekonomi tinggi tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan
oleh KPH sebagai salah satu unit usaha yang mendatangkan
pendapatan bagi KPH. Saat ini BP2PHK Manokwari memiliki tempat
berkaitan dengan tanaman anggrek namun kegiatan yang dilakukan
hanya berkenaan dengan pengumpulan tanaman Anggrek hasil temuan
peneliti di Lapangan dan sifatnya sementara dan tidak dilaksanakan
setiap saat, Hai ini tentunya merupakan salah satu Potensi Besar yang
perlu untuk di kembangkan menjadi sebuah kegiatan yang
.37
berkelanjutan di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (BP2LHK) Manokwari.
4. Manfaat yang diperoleh dari perubahan Pusat Anggrek Manokwari
BP2LHK Manokwari;
- Tersedianya tempat untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan
rekreasi yang berkenaan dengan tanaman anggrek di luar kawasan
alam di Kota Manokwari.
- adanya sarana untuk kegiatan pendidikan dan penelitian serta
rekreasi berkenaan dengan tanaman anggrek.
- Sebagai sarana bagi BP2LHK Manokwari untuk lebih
memperkenalkan dan memamerkan (Show windows) hasil-hasil
dari kegiatan penelitian yang telah dan atau akan dilaksanakan
oleh BP2LHK Manokwari.
- Sebagai bagian dari kegiatan konservasi keanekaragaman hayati,
Pusat Anggrek Manokwari merupakan sarana untuk menunjukkan
kepada generasi berikutnya tentang kekayaan Sumber Daya Hayati
di tanah papua, khusunya anggrek.
.38
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diusulkan terkait dengan implementasi proyek
perubahan ini adalah:
1. Pusat Anggrek Manokwari merupakan awal dari kegiatan yang akan
dilaksanakan di BP2LHK Manokwari, beberapa kegiatan yang juga akan
dilaksanakan adalah pengembangan penangkaran kasuari, kendang ular
dan kopi kasuari, maka diharapkan kepada BP2LHK Manokwari untuk
segera membuat tim untuk melakukan Penyusunan model
pengembangan pengelolaan ekowisata yang didalamnya termasuk
kegiatan Pusat Anggrek Manokwari, Penangkaran Kasuari, Arboretum
hasil-hasil IPTEK yang berasal dari kegoatan tersebut, seperti Kopi
Kasuari.
2. Tim Pusat Anggrek Manokwari BP2LHK Manokwari diharapkan dapat
segera melakukan inventarisasi dan penyusunan Jadwal Kegiatan yang
berkenaan dengan kegiatan pemeliharaan anggrek yang berada di
tempat pengembangan serta menyiapkan bahan yang akan ditampilkan
melalui website resmi BP2LHK Manokwari dan kegiatan pameran
ataupun roadshow.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak kedua yang berasal dari UPT KLHK,
Dinas Kehutanan Propinsi Papua Barat, KPHP yang berada di propinsi
Papua Barat, Swasta (Bank Mandiri) untuk pengembangan sarana yang
telah ada di Pusat Anggrek MAnokwari