Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen Sebuah Analisis Pendahuluan 1/1/2009
MUHAMMAD FAJAR
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
(otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk
mengambil keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai
komponen desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan
untuk mengatur urusan rumahtangganya sendiri.Saat ini pemerintah tidak hanya berperan
sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat seperti pada era sebelumnya, namun lebih
berperan sebagai penentu kebijakan di daerahnya (Yuwono, 1999).
Kebijakan-kebijakan yang ditentukan tidak harus sama dengan kebijakan nasional
atau kebijakan daerah lain karena kondisi perekonomian suatu daerah belum tentu sama
dengan kondisi perekonomian nasional atau daerah lainnya. Dengan perkataan lain kebijakan
yang diambil harus berdasarkan kondisi dan situasi daerah itu sendiri.
Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang masih menyertai pelaksanaan UU
Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, setiap daerah seharusnya menyambut
gembira dan bertanggung jawab atas proses demokratisasi pemerintah daerah ini dengan
mengantisipasi pelaksanaan undangundang tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dalam upaya
agar setiap daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lainnya.
Dengan keunggulan itu, maka eksistensi suatu daerah akan tetap terjamin.
Antisipasi dapat dilakukan diantaranya menentukan sektor apa yang memiliki
keunggulan di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain. Dengan antisipasi demikian,
maka pumpunan dapat lebih diarahkan pada pengembangan dan pembinaan potensi tersebut
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2
di masa mendatang. Potensi-potensi tersebut harus dibangun dan dikembangkan untuk
mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya (Yuwono,1999).
Namun yang perlu diingat dari pembagunan ekonomi daerah adalah bahwa
pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan kondisi
perekonomian daerah lain yang juga merupakan bagian dari perekonomian nasional tersebut.
Hal ini memberikan pemahaman bahwa analisis perekonomian daerah yang nantinya akan
dipergunakan sebagai landasan pembangunan daerah, sebaiknya mengikutsertakan keadaan
perekonomian di tingkat nasional dan keadaan perekonomian daerah lain sebagai
pembanding.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagai kabupaten yang baru enam tahun melaksanakan pemerintahan sendiri
setelah berpisah dari Kabupaten Yapen Waropen sebagai kabupaten induk. Kabupaten
Waropen berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Papua.
Berbagai usaha dilakukan dalam memacu pembangunan disegala sektor untuk memberikan
hasil yang terbaik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Waropen.
Walaupun kendala yang dihadapi dalam menjalankan roda pembangunan cukup
beragam karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagian masih dalam proses
pembenahan, akan tetapi berbagai kebijakan dilakukan untuk menata perkembangan dan
pertumbuhan di semua sektor ekonomi sesuai dengan daya dukung yang dimiliki.
Sebagai bahan rencana strategis pembangunan diperlukannya identifikasi sektor-
sektor ekonomi yang berpotensi dan memiliki keunggulan yang dimiliki Kabupaten Waropen
agar pembangunan pada sektor yang mempunyai keunggulan tersebut dapat mem-push sektor
lainnya menjadi berkembang lebih maju lagi.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengetahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di
Kabupaten Waropen.
2. Untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten
Waropen yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.
3. Untuk menentukan sector-sektor potensial di Waropen.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebaai berikut:
1. Dapat diketahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di Kabupaten
Waropen.
2. Dapat diketahui sektor-sektor unggulan dan potensial di Kabupaten Waropen yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.
3. Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di Kabuapten
Waropen dalam rangka pemilihan alternative pembangunan daerah.
1.5 Sistematika Penulisan
Publikasi ini terdiri dari lima bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, bab ini berisi uraian tentang beberapa teori, pendapat atau
pengamatan orang terkenal yang relevan dengan topic publikasi ini.
Bab III Metodologi, bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian, sumber data
dan teknik analisis yang diterapkan.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 4
Bab IV Analisis dan Pembahasan bab ini berisi gambaran mengenai pergeseran
struktur ekonomi dan sektor-sektor unggulan Kabupaten Waropen.
Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan
saran yang disampaikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan-
kebijakan ekonomi Kabupaten Waropen.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pergeseran Struktur Ekonomi
Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur,
baik dengan pendekatan ekonomi maupun pendekatan non ekonomi. Penilaian dengan
pendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun non
pendapatan.Berdasarkan aspek pendapatan, perekonomian biasanya diukur dengan tolok ukur
pendapatan per kapita (Dumairy, 1999).
Menurut Tambunan (2000), untuk meningkatkan pendapatan per kapita,
pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai
dalam proses pembangunan. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan
kinerja perekonomian suatu daerah.
Menurut Djojohadikusumo (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan
proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan
diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.Kegiatan ekonomi yang
produktif mengandung berbagai dampak positif, diantaranya menambah pendapatan nyata
bagi sebagian besar rakyat atau penduduk, hal itu berarti pula dapat meningkatkan daya
konsumsi secara kuantitatif maupun kualitatif. Lagipula, satu sama lain itu dapat mengurangi
ketimpangan dalam distribusi pendapatan diantara berbagai golongan dalam kehidupan
masyarakat. Dengan demikian pengertian tentang pembangunan ekonomi selain menyangkut
perubahan kuantitatif pada produksi dan pendapatan mencakup juga perubahan kualitatif
dalam tata susunan masyarakat secara menyeluruh.Pembangunan merupakan suatu
transformasi dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 6
masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat
pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.
Todaro (1997:112) mengungkapkan bahwa tingkat perubahan struktural dan
sektoral yang tinggi, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen
utama perubahan strutural tersebut mencakup pergeseran yang berangsur-angsur dari
aktivitas pertanian ke sektor non pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa.
Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi dalam suatu periode lebih terlihat bila
terjadi suatu kejadian yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku ekonomi baik di tingkat
regional (provinsi) maupun tingkat nasional (negara), seperti terjadinya krisis ekonomi yang
dimulai pertengahan Juli 1997. Perubahan struktur ekonomi tersebut memberikan dampak
perubahan posisi ekonomi suatu provinsi di suatu negara (Urai,2000).
Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor, misalnya, dapat
mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika
keadaan demikian hanya bersifat sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan
ekonomi.(Arsyad,1999:7-8).
Kinerja perekonomian daerah tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari
kinerja perekonomian nasional.Dalam merancang kebijakan yang mepertinggi pembangunan
ekonomi daerah secara jelas, asumsi yang melandasinya adalah bahwa penyesuaian diri
ekonomi daerah merupakan suatu komponen penting yang mempermudah pemulihan
perekonomian nasional.
Daerah-daerah dapat tumbuh sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh lain yang
bukan perluasan ekspor, pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang bersangkutan, migrasi
masuk yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan non ekonomi, substitusi impor dalam
industri-industri lokal dan meningkatkan efisiensi produksi dalam industri-industri pensuplai
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 7
lokal, tetapi pada umumnya mereka memandang investasi dalam industri-industri lokal
sebagai hal yang terdorong oleh kenaikan pendapatan yang diterima dari luar daerah yang
bersangkutan. Manfaat paling besar dari cara pendekatan basis ekspor adalah apabila kita
menafsirkannya secara bebas dengan menekankan pentingnya perubahan pola-pola
permintaan nasional dalam pertumbuhan regional dan ketergantungan tingkat pertumbuhan
suatu daerah kepada bekerjanya pertumbuhan perekonomian nasional (Richardson,
1991:39).
Arsyad (1999:139-140) menyatakan bahwa analisis Shift Share memberikan data
tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi daerah, diukur dengan cara menganalisis perubahan
pengerjaan (absolute) aggregate secara sektoral dibandingkan dengan perubahan
pada sektor yang sama di perekonomian nasional.
2. Pergeseran proposional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,
pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian
nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat
dari pada perekonomian nasional.
3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa
jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian nasional. Oleh karena
itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri
tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada
perekonomian yang dijadikan acuan.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 8
Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah
ditentukan oleh tiga komponen (Richardson, 1978):
1. Provincial share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran
struktural perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB
daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran
pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (Provinsi). Hasil perhitungan
tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi
pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama
dengan pertumbuhan provinsi, maka peranannya terhadap provinsi tetap.
2. Proportional Shift (PS) atau industrial mix adalah pengaruh bauran industry atau
pergeseran proporsional sektor I pada wilayah j.
3. Differential Shift (DS) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah
(kabupaten) dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini
juga digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama
pada tingkat daerah yang lebih tinggi (provinsi).
Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena
lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson
(1977), kedua komponen shift, yaitu PS dan DS memisahkan unsur – unsur pertumbuhan
regional yang bersifat eksternal dan internal; PS merupkan akibat pengaruh unsur – unsur
eksternal yang bekerja secara nasional, sedangkan DS merupakan akibat dari pengaruh
factor – factor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan (Sitohang, 1977).
Apabila nilai PS dan DS positif, maka sektor yang bersangkutan dalam
perekonomian daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan.
Sebaliknya, bila nilainya negative maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 9
diperbaiki, antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi
(Richardson, 1978:202).
Sektor – sektor yang memiliki DS positif memiliki keunggulan komparatif terhadap
sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor – sektor yang memiliki DS positif berarti
bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan dengan daerah lainnya.Apabila DS negative, maka tingkat pertumbuhan
sektor tersebut relative lamban.
2.2 Sektor Unggulan
Sektor yang unggul secara definitif adalah sektor yang memenangkan persaingan.
Dalam konteks kekhasan daerah, memenangkan persaingan ini lebih diutamakan pada
keunggulan suatu sektor di suatu daerah di bandingkan sektor yang sama di daerah lain.
Masalahnya kini adalah daerah mana yang akan digunakan sebagai pembanding.
Sektor X pada daerah A barangkali kalah bersaing dengan sektor yang sama di daerah B,
tetapi bisa saja menang dengan daerah C. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan daerah
himpunan sebagai pembanding, misal Kabupaten Waropen dibandingkan dengan Prov.
Papua.
Penggunaan daerah himpunan sebagai pembanding karena pangsa daerah
himpunan menggambarkan kondisi rata-rata seluruh daerah bagian dari seluruh himpunan
tersebut. Jika pangsa suatu sektor di daerah lebih besar dari pada pangsa sektor tersebut di
daerah himpunan, artinya pangsa sektor itu lebih besar dibandingkan rata-rata pangsa seluruh
daerah bagian, dapat disimpulkan bahwa sektor daerah tersebut unggul dibandingkan
umumnya daerah bagian yang lain. Rumusan perbandingan antara pangsa suatu sektor pada
suatu daerah dengan pangsa sektor tersebut dengan daerah himpunan disebut Location
Quotients (LQ).
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 10
Yuwono (1999), dalam penelitiannya tentang penentuan sektor unggulan di Kota
Salatiga dalam rangka menghadapi otonomi daerah, menyebutkan bahwa salah satu teknik
yang dapat dipergunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah dengan analisis Location
Quotients (LQ).Namun indikator ini akan lebih baik lagi jika digabungkan dengan analisis
Shift-Share (SS), karena analisis ini membantu memahami keuntungan dan kerugian yang
dialami suatu daerah akibat adanya posisi dan reposisi sektoral.
Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Fauzi (1999) di Jawa
Timur.Penelitian tersebut menggunakan metode Location Quotients (LQ) untuk menentukan
sektor unggulan dan metode Shift Share untuk menunjukkan sektor yang berkembang di Jawa
Timur dibandingkan dengan ekonomi nasional.Hasil analisis dari masing-masing metode
tersebut kemudian dilakukan skoring.Sektor dengan sekor tertinggi merupakan sektor yang
layak untuk dikembangkan.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 11
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 12
BAB III
METODOLOGI
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam publikasi ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan,
yaitu dengan menggunakan data publikasi BPS. Data yang digunakan adalah: PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto)Kabupaten Waropen dan PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) Provinsi Papua atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 maupun atas dasar harga
berlaku, dari series tahun 2003 s.d. 2008.
3.2 Metode Analisis
3.2.1 Analisis Shift Share
Untuk melihat posisi relatif suatu daerah dalam konteks daerah yang menaunginya
(dalam hal ini berarti posisi ekonomi Kabupaten Waropen terhadap pola perekonomian
Papua) dapat dengan memanfaatkan analisis sederhana yang dikenal sebagai analisis Shift
Share (SS). Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih besar
(nasional).Dari analisis tersebut dapat diketahui sektor-sektor yang masih memungkinkan
untuk dikembangkan.
Metode analisis Shift Share diawali dengan perubahan nilai tambah (value added)
suatu sektor (i) antara dua periode, yaitu periode tahun dasar 0 dan periode tahun t yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 + ∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖atau
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
𝑡 −𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0…(1)
Dimana:
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 13
i = 1, 2, … , 9 (sembilan sektor ekonomi)
Persamaan (1) dapat diperluas menjadi:
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1 + 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 𝑁𝑇𝐵𝑖
𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 −
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0
+ 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 … (2)
Persamaan (2) di atas didasarkan pada asumsi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi suatu
daerah (provinsi) dipengaruhi oleh tiga komponen utama yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi provinsi
2. Pertumbuhan sektoral (industrial mix component)
3. Pertumbuhan daya saing wilayah (competitive efect component)
Komponen pertama (pertumbuhan ekonomi provinsi) menggambarkan perubahan
output suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan ekonomi regional (provinsi),
perubahan kebijakan ekonomi daerah atau perubahan dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi seluruh wilayah dan sektor secara seragam.
Komponen kedua (pertumbuhan sektoral) muncul karena adanya permintaan output
akhir, ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral serta perilaku dan kinerja struktur pasar
setiap sektor ekonomi daerah.
Komponen ketiga (pertumbuhan daya saing wilayah) terjadi karena peningkatan
atau penurunan output atau pendapatan suatu wilayah yang lebih cepat atau lebih lambat dari
wilayah lainnya. Ini ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output,
dukungan kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 14
Alat ukur analisis Shift Share yang digunakan untuk menganalisis posisi suatu daerah adalah:
a. Pangsa Regional (PR), untuk melihat struktur atau posisi relatif suatu daerah dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh di Papua. PR dirumuskan
sebagai berikut:
𝑃𝑅𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1
b. Analisis Pergeseran, yang terdiri dari:
Industrial mix component / Proportional Shift (PS), yaitu perubahan secara
proporsional, untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ouput pada suatu sektor
kabupaten berbeda dengan pertumbuhan output pada sektor yang sama di tingkat
provinsi. PS dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 −
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0
Dengan analisis PS dapat diketahui besarnya konsentrasi regional/provinsi pada
sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi atau lamban pada tingkat
nasional.
Competitive Effect Component / Different Shift (DS), yaitu pergeseran yang berbeda
antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, untuk mengukur seberapa jauh
output pada suatu sektor di suatu kabupaten memiliki laju pertumbuhan yang lebih
tinggi daripada laju pertumbuhan pada sektor yang sama di kabupaten lain. Perbedaan
ini mencerminkan perbedaan dalam locational advantage position (posisi keuntungan
lokasi) suatu wilayah. DS dirumuskan sebagai berikut:
𝐷𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0
Dengan analisisDifferent Shift (DS) dapat diteliti apakah pertumbuhan output
pada suatu sektor lebih kecil atau lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi provinsi
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 15
rata-rata untuk sektor yang sama. Dengan kata lain, apakah pergeseran pangsa output
suatu sektor di suatu provinsi relatif terhadap perubahan pangsa output pada sektor
yang sama pada di tingkat provinsi.
Keterangan:
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
i = 1, 2, … , 9 (sembilan sektor ekonomi dalam PDRB)
Berdasarkan nilai PS dan DS sektor – sektor dalam suatu daerah dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori sebagai berikut:
Gambar 2. Kategori Sektor Berdasarkan Nilai PS dan DS
1. Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah sektor dengan pertumbuhan sangat
pesat.
2. Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah sektor yang kecepatan
pertumbuhannya terhambat namun daya saingnya kuat.
3. Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah sektor yang mempunyai
pertumbuhan cepat namun daya saingnya lemah.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 16
4. Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah sektor dengan daya saing lemah
dan juga peranan terhadap wilayah rendah.
Beberapa pakar merasa perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek
komposisi industry dengan menguraikan DS yang ada. Oleh sebab itu, Esteban – Marquillas
memperkenalkan konsep homothetic employment, yaitu jumlah atau perubahan pendapatan
yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi 𝐸𝑖𝑗′′ . Homothetic employment dapat
juga diartikan sebagai wilayah (Eij) bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau
Eij yang diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment
adalah:
𝐸𝑖𝑗′′ = 𝐸𝑗
𝐸𝑖𝑛𝐸𝑛
Nilai HE digunakan untuk menguraikan PR yang terdiri dari allocation effect (AE) dan
pangsa regional effect (PRE).
𝐴𝐸𝑖𝑗 = 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛
𝑃𝑅𝐸𝑖𝑗′ = 𝐸𝑖𝑗
′′ 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑛
Dimana:
𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ adalah spesialisasi yang muncul apabila variable wilayah aktual Eij lebih besar
dari variable yang diharapkan.
𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor
regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi.
Keterangan:
𝑟𝑖𝑗 adalah pertumbuhan sektor i (2003 – 2008) kabupaten Waropen
𝑟𝑖𝑛adalah pertumbuhan sektor i (2003 – 2008) Provinsi Papua
𝑟𝑛adalah pertumbuhan PDRB (2003 – 2008) Provinsi Papua
𝐸𝑗 adalah PDRB Kabupaten Waropen (2003)
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 17
𝐸𝑖𝑛 adalah NTB sektor i Provinsi Papua (2003)
𝐸𝑛adalah PDRB Provinsi Papua (2003)
Menurut Olzen dan Herzog (1997) AE mempunyai empat kemungkinan, yaitu:
1. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ > 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 > 0 = specialized, competitive advantage (S, CA)
2. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ > 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 < 0 = specialized, competitive disadvantage (S, CD)
3. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ < 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 > 0 = not specialized, competitive advantage (NS, CA)
4. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ < 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 < 0 = not specialized, competitive disadvantage (NS,
CD)
Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan mampu
bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak
kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing
dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang
bukan unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor
yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan dan tidak
mampu bersaing dengan daerah lain.
3.2.2 Model Rasio Pertumbuhan
Model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan modifikasi dari analsis shift share.
MRP digunakan untuk melihat perbandingan pertumbuhan ekonomi antar satu daerah
dengan daerah lain dengan mengamati sektor – sektor ekonomi. Analisis ini digunakan
untuk membandingkan pertumbuhan suatu sektor yang dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu rasio pertumbuhan referensi (RPR) dan rasio pertumbuhan studi (RPS). Oleh karena
belum tersedianya data PDRB per Distrik di Kabupaten Waropen, maka kita hanya bias
gunakan RPR saja.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 18
𝑅𝑃𝑅 =
∆𝐸𝑖𝑅𝐸𝑖𝑅(0)
∆𝐸𝑅𝐸𝑅(0)
Dimana:
RPR adalah rasio pertumbuhan wilayah referensi (Kabupaten Waropen)
∆𝐸𝑖𝑅adalah perubahan NTB adhk sektor i di wilayah referensi dari tahun 2003 s.d. 2008
𝐸𝑖𝑅(0)adalah NTB adhk sektor i di wilayah referensi pada tahun 2003
∆𝐸𝑅adalah perubahan PDRB adhk Kabupaten Waropen dari tahun 2003 s.d. 2008
𝐸𝑅(0)adalah PDRB adhk Kabupaten Waropen pada tahun 2003
Jika nilai RPR lebih besar dari satu dikatakan positif dan jika kurang dari satu dikatakan
negative.RPR yang positif menunjukkan pertumbuhan suatu sektor pada kabupaten
Waropen lebih tinggi daripada pertumbuhan PDRB-nya dan demikian pula sebaliknya jika
RPR negative.
3.2.3 Analisis Location Quotients (LQ)
Location Quotients (LQ) ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
memperluas Shift Share, teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor
perekonomian daerah dan derajat self-suficiency suatu sektor.
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:
1. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.
2. Kegiatan ekonomi atau industri yang mengalami pasar di daerah tersebut saja, jenis ini
dinamakan industry non basic atau industri lokal.
Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah: karena
industri basik menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 19
daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan menghasilkan pendapatan
bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya
kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan
pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak
hanya menaikkan permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan
akanindustry non basic atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan
investasi pada industri yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri
lokal merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari industry basic. Oleh karena itu,
industri basik-lah yang patut dikembangkan di suatu daerah.
Untuk keperluan ini dipakai LQ, yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu
kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam
perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian
nasional. Adapun rumus LQ adalah:
𝐿𝑄 =
𝑉𝑖𝑘𝑉𝑘
𝑉𝑖𝑝𝑉𝑝
Dimana:
𝑉𝑖𝑘 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛
𝑉𝑘 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛
𝑉𝑖𝑝 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎
𝑉𝑝 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎
Nilai LQ mulai dari 0, dengan nilai 1 sebagai patokan. Nilai 1 menyatakan bahwa
pangsa sektor di daerah bagian sama dengan pangsa sektor di daerah himpunan. Jika nilai LQ
lebih kecil dari 1, berarti sektor tersebut bukanlah sektor unggulan bagi daerah, karena masih
kalah dengan sektor itu di daerah lain dalam daerah himpunannya. Jika nilai LQ lebih besar
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 20
dari 1, maka sektor itu merupakan sektor unggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan
sektor yang sama di daerah lain dalam daerah himpunan.
3.2.4 Kombinasi MRP dan LQ
Untuk melihat gambaran kegiatan ekonomi yang potensial akan digunakan kombinasi dari
LQ dan MRP yang dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1. Pertumbuhan positif dan kontribusi positif menunjukkan sektor yang sangat dominan
baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.
2. Pertumbuhan positif dan kontribusi negative, menunjukkan sektor yang
pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Sektor ini dapat ditingkatkan
kontribusinya agar dapat menjadi sektor yang dominan.
3. Pertumbuhan negatif dan kontribusi positif, menunjukkan sektor yang
pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar. Sektor ini kemungkinan mengalami
penurunan.
4. Pertumbuhan negatif dan kontribusi negatif menunjukkan sektor yang tidak potensial
baik dari criteria pertumbuhan maupun dari criteria kontribusi.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 21
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Geografi Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen berada pada 136° 23’ 00” Bujur Timur dan 02° 14’ 40” Lintang Selatan.
Kabupaten Waropen diapit oleh lima kabupaten, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Kepulauan Yapen, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai, sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Nabire dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Mamberamo Raya.
Kabupaten Waropen terletak pada wilayah pesisir pantai, dengan ketinggian antara 110 –
1350 meter diatas permukaan laut, Kabupaten Waropen beriklim pantai dengan suhu berkisar
antara 23o – 33
oC dan rata – rata kelembaban udara 83 persen.
4.2 Gambaran Perekonomian Kabupaten Waropen
4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan ekonomi yang
dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode.Gambaran kinerja ekonomi dapat dilihat
dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
0.00
20,000.00
40,000.00
60,000.00
80,000.00
100,000.00
120,000.00
Periode
PDRB Riil Kabupaten Waropen(Dalam Juta Rupiah)
PDRB
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 22
Gambar diatas merupakan perkembangan PDRB Riil Kabupaten Waropen dari kurun waktu
sebelum pemekaran (2000 – 2002) hingga sesudah pemekaran (2003 – 2008) menunjukkan
peningkatan yang terus menerus sepanjang tahun, yang berarti kegiatan perekonomian yang
terjadi di Kabupaten Waropen dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan.Hal ini seiring
semakin meningkatnya nilai tambah yang dihasilkan semua sector selama kurun waktu 2000
– 2008, terlebih sector pertanian yang menghasilkan nilai tambah tebesar dibandingkan
sector-sektor lainnya.
Gambar Perkembangan Nilai Tambah Riil Sektor Usaha Di Kab. Waropen
0.00
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
30,000.00
35,000.00
40,000.00
45,000.00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r)
2008 *)
P E R T A N I A N
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR BERSIH
B A N G U N A N
PERDAGANGAN, HOTEL, Dan RESTORAN
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 23
Tabel 1.Pertumbuhan Sektor Usaha Kabupaten Waropen 2000 – 2008.
LAPANGAN USAHA Pertumbuhan
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
P E R T A N I A N
5.49
4.64
2.80
3.39
3.32
4.14
3.43
3.28
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.85 5.07 6.99 2.48 9.72 15.33 16.51 4.54
INDUSTRI PENGOLAHAN 2.66 4.24 3.97 5.69 8.56 9.34 10.41 5.34
LISTRIK DAN AIR BERSIH 3.29 23.23 18.37 8.95 7.11 13.00 11.39 6.13
B A N G U N A N 4.52 16.26 13.40 -7.46 16.21 54.12 39.53 3.84
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7.87 10.23 10.16 11.95 12.37 13.26 16.48 10.34
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 14.21 7.57 13.96 9.91 11.17 11.39 14.84 6.55
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 2.03 2.29 5.03 6.97 16.65 25.10 27.24 6.33
JASA-JASA 20.99 12.77 16.16 12.01 12.68 12.50 10.52 8.70
PDRB 8.48 7.82 7.68 5.07 8.04 12.74 12.23 5.48
CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki
*) Angka Sementara
Sumber: BPS Kabupaten Waropen
Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada sector jasa-jasa, yaitu sebesar 20.99
persen, sedangkan pertumbuhan terendah dialami sector pertambangan dan penggalian, yaitu
sebesar 1.85 persen. Lalu pada tahun 2002 pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector listrik
dan air bersih sedangkan sector jasa-jasa mengalami kontraksi sebesar – 8.22 persen.
Pertumbuhan terendah pada tahun 2002 terjadi pada sector keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan sebesar 2.29 persen walaupun mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya,
hal ini terjadi karena peningkatan laju pertumbuhan dari sector-sektor lainnya.
Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 terjadi pada sector listrik dan air bersih sebesar
18.37 persen, sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sector industry pengolahan
sebesar 3.97 persen.Yang menarik selama 2001 – 2003 sektor pertanian mengalami
perlambatan pertumbuhan sedangkan sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
mengalami kemajuan pertumbuhan walaupun secara perlahan. Lalu pada tahun 2004,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector jasa-jasa sebesar 12.01 persen, sedangkan
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 24
pertumbuhan terendah terjadi sector bangunan sebesar -7.46 persen, hal tersebut terjadi karena
lesunya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Waropen.
Pada tahun 2005, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan sebesar 16.65 persen, sector bangunan mengalami peningkatan pertumbuhan
yang signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negative tetapi
pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan positif sebesar 16.21 persen, hal ini menandakan
bahwa pembangunan infrastruktur maupun perumahan kembali berjalan lagi. Pertumbuhan
terendah dialami sector pertanian sebesar 3.32 persen.
Pada tahun 2006, semua sector mengalami kenaikan pertumbuhan yang positif dibanding
tahun sebelumnya, terlebih sector yang mengalami kenaikan paling tajam adalah sector
bangunan mengalami kenaikan sebesar 37.91 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 54.12
persen. Hal ini menandakan terjadi pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan
Kabupaten Waropen.
Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007, masih dipegang sector bangunan, yaitu
sebesar 39.53 persen meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.Sector
pertanian mengalami pertumbuhan paling rendah dibandingkan sector lainnya walaupun tahun
sebelumnya sempat mengalami kenaikan.
Pada tahun 2008, semua sector usaha mengalami kontraksi pertumbuhan, dimana laju
pertumbuhan semua sector menurun, terutama sector bangunan yang mengalami penurun
paling drastic dibanding tahun sebelumnya.Hal tersebut memicu pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Waropen menurun 6.75 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar 12.23
persen.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 25
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Waropen
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa dari kurun waktu 2000 – 2004 pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Waropen mengalami kontraksi atau penurunan tetapi pada dua tahun
berikutnya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, yang
disebabkan oleh pertumbuhan sector bangunan yang mengalami pertumbuhan yang sangat
signifikan. Lalu pada tahun 2007, pertumbuhan mengalami sedikit penurunan tetapi pada
tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Waropen mengalami penurunan yang
sangat drastic, hal ini disebabkan karena semua sector usaha mengalami penurunan
pertumbuhan.
0
2
4
6
8
10
12
14
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)
P
e
r
s
e
n
Periode
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 26
Gambar 5. Pertumbuhan Sektor Usaha
Terlihat pada gambar di atas, bahwa sector bangunan memiliki laju pertumbuhan yang
fluktuatif, dimana pada tahun 2004 pertumbuhan mencapai nilai minus tetapi pada dua tahun
berikutnya terjadi peningkatan yang signifikan lalu dua tahun berikutnya juga mengalami
penurunan yang drastic. Pertumbuhan sektor pertanian tidak begitu fluktuatif, jika
diperhatikan sector perdagangan, hotel, dan restoran selama kurun tahun 2001 – 2007 terus
merangkak naik walau sempat 2003 mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 0.07
persen menjadi 10.16 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 10.23 persen. Satu hal
yang menarik pada tahun 2008, semua sector usaha mengalami penurunan.
-20.00
-10.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r)
2008 *)
Pe
rse
n
Periode
P E R T A N I A N
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR BERSIH
B A N G U N A N
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 27
4.2.2 Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari seberapa besar suatu sector mempunyai
andil dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku.
Gambar Perkembangan Struktur Ekonomi Kab. Waropen
No. lapangan usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)
1. p e r t a n i a n 58.34 55.55 54.08 52.13 52.87 51.39 46.99 42.71 43.12
2. pertambangan dan penggalian 1.69 1.63 1.53 1.41 1.32 1.33 1.42 1.55 1.51
3. industri pengolahan 0.80 0.77 0.71 0.65 0.66 0.64 0.62 0.63 0.62
4. listrik dan air bersih 0.25 0.27 0.31 0.32 0.35 0.33 0.32 0.31 0.31
5. b a n g u n a n 9.66 9.86 10.33 10.63 9.30 10.32 15.50 20.33 19.58
6. perdagangan, hotel dan restoran 6.37 6.54 6.41 6.61 6.84 7.00 6.70 6.98 7.11
7. pengangkutan dan komunikasi 3.68 4.01 4.00 4.22 4.47 4.75 4.83 5.05 5.10
8. keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.45 1.40 1.29 1.25 1.24 1.29 1.44 1.67 1.64
9. jasa-jasa 17.75 19.97 21.33 22.77 22.97 22.94 22.18 20.76 21.00
( P D R B ) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki
*) Angka Sementara
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 28
Berdasarkan gambar di atas terlihat perkembangan struktur ekonomi Kabupaten
Waropen selama periode penelitian masih didominasi oleh sector pertanian, dimana selama
kurun waktu 2000 – 2005, peranan sector pertanian diatas 50 persen sedangkan pada tiga
tahun berikutnya menurun walau masih mendominasi. Sektor penyumbang terbesar kedua
terhadap perekonomian Kabupaten Waropen adalah sector jasa – jasa, dimana selama kurun
waktu 2000 – 2004 selalu mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan
jumlah pegawai pemerintahan sehingga berbanding lurus dengan jasa pemerintahan yang
dihasilkan. Sementara itu, dari tahun 2005 – 2008, sector jasa – jasa mengalami penurunan
yang tidak signifikan.
Sektor bangunan adalah penyumbang terbesar ketiga dalam struktur perekonomian
Waropen, sector ini mempunyai kecenderungan untuk meningkat karena Kabupaten Waropen
masih dalam proses pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Sektor yang
mempunyai andil terendah dalam struktur perekonomian Waropen adalah sector listrik dan
air bersih, hal ini dikarenakan masih kurangya investasi pada sector ini sehingga memberikan
output yang masih terbatas pula.
4.3 Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah
4.3.1 Efek Pertumbuhan Provinsi
No. Lapangan Usaha Provincial Share
1. P e r t a n i a n 65897.00
2. Pertambangan dan Penggalian 344338.85
3. Industri Pengolahan 9815.94
4. Iistrik dan Air bersih 749.47
5. B a n g u n a n 17578.32
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18678.18
7. Pengangkutan dan Komunikasi 12725.83
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9635.96
9. Jasa-jasa 25696.90
Total 505116.45
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 29
Berdasarkan table di atas, diperoleh bahwa besarnya pengaruh tingkat pertumbuhan provinsi
Papua terhadap PDRB Waropen adalah sebesar Rp. 505,116.45 juta.
4.3.2 Efek Bauran Industri
No. Lapangan Usaha Industrial Mix
1. P e r t a n i a n 11467.15
2. Pertambangan dan Penggalian -294.12
3. Industri Pengolahan 140.86
4. Iistrik dan Air bersih 89.17
5. B a n g u n a n 6476.07
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3305.22
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3681.36
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 327.74
9. Jasa-jasa 5861.01
Total 31054.45
Secara umum, hasil penghitungan Industrial Mix menunjukkan nilai positif, yaitu sebesar
Rp.31,054.45 juta. Artinya, distribusi industry atau sektoral di tingkat provinsi menyebabkan
bertambahnya nilai PDRB Waropen sebesar Rp 31,054.45 juta. Walaupun secara total
peranan distribusi industry di tingkat provinsi terhadap pertumbuhan sektoral Waropen
adalah positif, namun sector pertambangan dan penggalian pengaruhnya negative. Hal ini
berarti bahwa sector tersebut belum banyak dikembangkan lebih maju lagi.
4.3.3 Regional Shift
No. Lapangan Usaha Differential Shift
1. P e r t a n i a n 254978.48
2. Pertambangan dan Penggalian -1182936.25
3. Industri Pengolahan 34366.89
4. Iistrik dan Air bersih 5292.48
5. B a n g u n a n 238641.66
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 193100.81
7. Pengangkutan dan Komunikasi 250743.85
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 43800.47
9. Jasa-jasa 178004.84
Total 15993.24
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 30
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa secara umum perekonomian
Waropen mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada perekonomian Provinsi
Papua.Hal ini bisa dilihat dari nilai total Differential Shift (DS) yang positif. Jika ditinjau
keadaan persektor, ternyata hanya sector pertambangan dan penggalian yang mempunyai
daya saing yang lebih rendah atau lemah dibandingkan sector yang sama pada tingkat
provinsi. Hal ini terlihat dari nilai DS yang negative.
Sementara itu, kedelapan sector lainnya mempunyai nilai DS yang positif. Artinya,
mempunyai daya saing yang lebih tinggi atau sama dibandingkan sector-sektor yang sama
pada tingkat provinsi.
Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa hanya sector
penggalian dan pertambangan adalah sector pertumbuhannya cepat namun daya saingnya
lemah sedangkan kedelapan sector lainnya adalah sector-sektor yang pertumbuhannya pesat.
4.4 Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan
No. LAPANGAN USAHA (Eij-E"ij) Rij-Rin
1. P E R T A N I A N -665853.98 -0.05
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -3641324.21 1.11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN -103400.64 0.27
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH -7791.59 0.67
5. B A N G U N A N -180773.65 1.03
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN -194161.84 0.40
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -132639.43 -0.57
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN -101149.45 0.86
9. JASA-JASA -262323.74 1.06
Berdasarkan table diatas, ternyata semua sector usaha memiliki nilai(Eij-E"ij)kurang
dari 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa kesembilan sector usaha di Kabupaten Waropen
adalah sector yang tidak spesialisasi, maksudnya di Waropen tidak terdapat suatu sector
unggulan.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 31
Kemudian hanya ada dua sector yang memiliki nilai (Rij-Rin) kurang dari nol, yaitu
sector pertanian dan sector pengangkutan dan komunikasi, yang berarti bahwa kedua sector
tersebut bukanlah sector kompetitif yang mampu bersaing dengan daerah lainnya. Sedangkan
tujuh sector usaha memiliki nilai (Rij-Rin) lebih dari nol sehingga dapat dikatakan bahwa
sector pertambangan dan penggalian, sector industry pengolahan, sector listrik dan air bersih,
sector bangunan, sector perdagangan, hotel, dan restoran, sector keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan, dan sector jasa – jasa adalah sector- sector kompetitif yang mampu bersaing
dengan daerah lain. Sehingga jika dikombinasikan dapat disajikan pada table berkut:
No. LAPANGAN USAHA Keterangan Sektor
1. P E R T A N I A N Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
3. INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
5. B A N G U N A N Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
9. JASA-JASA Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif
Terlihat pada table RPR, ternyata hanya ada tiga sector yang mempunyai nilai RPR
kurang dari satu dikatakan negatif, yaitu sector pertanian, sector pertambangan dan
penggalian, dan sector industry pengolahan, yang berarti sector tersebut menunjukkan
pertumbuhan yang lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Waropen.
Tabel Rasio Pertumbuhan Referensi
No. LAPANGAN USAHA RPR(2000 - 2008)
1. P E R T A N I A N 0.38
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.89
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.69
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.49
5. B A N G U N A N 2.54
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.54
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.47
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1.45
9. JASA-JASA 1.88
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 32
Sedangkan keenam sector lainnya, yaitu sector listrik dan air bersih, sector bangunan,
sector perdagangan, hotel, dan restoran, sector pengangkutan dan komunikasi, sector
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sector jasa – jasa memiliki nilai RPR lebih
dari satu, dikatakan positif, yang menunjukkan pertumbuhan sector – sector tersebut lebih
tinggi dari pertumbuhan ekonomi waropen. Yang menarik adalah sector bangunan memiliki
nilai RPR tertinggi, yaitu sebesar 2.54.
4.5 Analisis Basis Ekonomi
Tabel LQ
No. LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)
1. P E R T A N I A N 4.47 4.33 4.14 3.76 2.88 3.59 2.61 2.48 2.33
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.41 0.40 0.39 0.35 0.27 0.35 0.26 0.27 0.26
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.71 1.70 1.93 1.93 1.44 1.81 1.38 1.35 1.29
5. B A N G U N A N 2.78 2.78 2.85 2.78 1.74 2.38 2.40 2.69 2.17
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.72 1.74 1.70 1.60 1.22 1.60 1.21 1.20 1.11
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.46 1.53 1.42 1.25 0.89 1.10 0.79 0.73 0.63
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 0.76 1.55 1.50 1.39 0.94 1.28 0.94 0.76 0.65
9. JASA-JASA 3.49 3.83 3.88 4.06 3.24 4.52 3.44 3.22 3.09
CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
Berdasarkan table LQ di atas, pada tahun 2000 sewaktu Kabupaten Waropen masing
dalam Kabupaten Yapen Waropen, hanya tiga sector yang memiliki nilai LQ kurang dari
satu, yaitu sector pertambangan dan penggalian, sector industry pengolahan, dan sector
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang berarti bahwa peranan ketiga sector tersebut
kurang menonjol di Waropen dalam hal pembentukan PDRB Waropen daripada peranan
ketiga sector tersebut pada Provinsi Papua dalam hal pembentukan PDRB Papua. Sedangkan
keenam sector lainnya selain ketiga sector tersebut memiliki nilai LQ lebih dari satu sehingga
dapat dikatakan bahwa peranan keenam sector tersebut lebih menonjol di Waropen dalam hal
pembentukan PDRB Waropen daripada peranan keenam sector tersebut pada perekonomian
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 33
Papua dalam hal pembentukan PDRB Papua. Sektor pertanian memiliki nilai LQ tertinggi,
yaitu sebesar 4.47, dan nilai LQ terendah dimiliki oleh sector pertambangan dan pertanian.
4.6 Deskripsi Sektor Ekonomi Potensial
Untuk melihat gambaran sector ekonomi potensial Waropen yang bisa dikembangkan lebih
lanjut, kita harus melihat kombinasi antara RPR dan LQ.Jika nilai RPR dan LQ lebih dari
satu dikatakan positif dan jika nilainya kurang dari satu dikatakan negative.
No. LAPANGAN USAHA RPR LQ 2008 *) RPR LQ
1. P E R T A N I A N 0.38 2.33 - +
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.89 0.03 - -
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.69 0.26 - -
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.49 1.29 + +
5. B A N G U N A N 2.54 2.17 + +
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.54 1.11 + +
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.47 0.63 + -
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1.45 0.65 + -
9. JASA-JASA 1.88 3.09 + +
Berdasarkan kombinasi RPR dan LQ, dapat disimpulkan bahwa sector listrik dan air
bersih, sector bangunan, sector perdagangan, hotel, dan restoran, dan sector jasa-jasa masuk ke
dalam kategori sector yang pertumbuhannya dan kontribusinya positif, berarti sector-sektor
tersebut sangat dominan baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.
Sector pertanian masuk ke dalam kategori sector yang pertumbuhannya negative tetapi
kontribusinya positif, berarti sector ini pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar
sehingga dapat mengakibatkan penurunan NTB yang dihasikannya. Sektor pengangkutan dan
komunikasi dan sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan masuk ke dalam kategori
sector yang pertumbuhannya positif tetapi kontribusinya negative, berarti sector – sector
tersebut menunjukkan sector yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil
sehingga sector – sector ini dapat ditingkatkan kontribusnya agar menjadi dominan dalam
perekonomian Waropen. Sektor pertambangan dan penggalian dan sector industry pengolahan
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 34
masuk ke dalam kategori sector yang pertumbuhannya dan kontribusinya negative, berarti
kedua sector ini tidak potensial baik dari criteria pertumbuhan dan kontribusi.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perkembangan struktur ekonomi Waropen masih didominasi oleh sector pertanian
tetapi peranannya dari tahun ke tahun mengalami pernurunan sedangkan penyumbang
terbesar kedua dalam perekonomian Waropen adalah sector jasa - jasa dan
penyumbang terbesar ketiga adalah sector bangunan, kedua sector tersebut
mempunyai kecenderungan peranannya selalu meningkat. Hal tersebut dikarenakan
karena Waropen sedang mengalami proses pembangunan dimana kedua sector
tersebut mempunyai peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi
Waropen.
2. Berdasarkan criteria pertumbuhan ternyata semua sector usaha di Waropen termasuk
ke dalam bukan sector unggulan. Sektor pertanian dan pengangkutan dan komunikasi
selain bukan sector unggulan tetapi juga tidak punya daya saing. Sedangkan ketujuh
sector lainnya walaupun bukan sector unggulan tetapi mempunyai daya saing.
3. Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS ternyata dapat disimpulkan bahwa hanya
sector penggalian dan pertambangan adalah sector yang pertumbuhannya cepat
namun daya saingnya lemah sedangkan kedelapan sector lainnya adalah sector-sektor
yang pertumbuhannya pesat.
4. Sektor usaha yang paling potensial secara ekonomi dan jika bisa dikembangkan bisa
memberikan sumbangsih yang signifikan bagi perekonomian Waropen adalah sector
listrik dan air bersih, sector bangunan, sector perdagangan, hotel dan restoran, dan
sector jasa – jasa.
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 36
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen harus memberikan stimulus dan lebih
menekankan pembangunan pada sector listrik dan air bersih, sector bangunan, sector
perdagangan, hotel dan restoran, dan sector jasa – jasa karena keempat sector tersebut
mempunyai pertumbuhan yang pesat dan paling potensial secara ekonomi.
2. Tulisan ini mencoba menyajikan criteria sector unggulan Kabupaten Waropen,
dimana sajian lebih condong ke penentuan sector unggulan dan potensial. Namun
demikian jika ada data yang lebih rinci sehingga dapat dianalisis lebih khusus, akan
lebih baik unggulan daerah ditentukan secara spesifik.
*) Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Angkatan 46, sekarang bekerja sebagai Koordinator Statistik Distribusi BPS Kabupaten Waropen. Analisis ini adalah sebuah pandangan pribadi
. Karya ini dibuat tahun 2009
Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 37
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah.Yogyakarta:BPFE.
Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia.Jakarta, berbagai edisi.
Badan Pusat Statistik Provinsi DIY.Daerah Dalam Angka Provinsi DIY.Yogyakarta, berbagai
edisi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.Analisa Kesenjangan Ekonomi Sulawesi
Selatan 1993 – 1999. Sulawesi Selatan.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan.Jakarta: LP3ES.
Fauzi, Muhammad Musyaffak. 1999.Perubahan Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor
Unggulan di Provinsi Jawa Timur periode 1987-1997[Tesis].Yogyakarta.Program Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta. (tidak dipublikasikan).
Richardson, Harry. 1991.Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tambunan, Tulus. 2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Todaro, Michael. 1984.Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku I.Jakarta:
Akademi Pressindo.
Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku II. Jakarta:
Akademi Pressindo.
Urai, Nursinah Amal. 2000.Pergeseran Struktur Ekonomi Regional Analisa Shift Share
Yuwono, Prapto. 1999.Penentuan Sektor Unggulan Daerah Menghadapi Implementasi UU
22/1999 dan UU 25/1999.Kritis Vol. XII No.2
Kuntoro, Mohamad Ardi. 2003. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor
Unggulan di Provinsi DI Yogyakarta [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.