EDISI I / JUNI 2012
KENDALA PERBANKAN SYARIAH
?Ihsan merupakan berbuat baik atau kebaikan. Ihsan juga merupakan tingkatan dimana hanya mengharapkan
ridha Allah untuk mencapai kemuliaan di sisi Allah.
?Tujuan penamaan Ihsan ini agar bulletin yang diterbitkan comes ini dapat memberikan kebaikan dan manfaat
bagi umat dan alam semesta.
?[2:278]Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa(yang belum dipungut) jika
kamu orang-orang yang beriman.
?[3:130]orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakanribaberlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
C A R E A N D A P P R E C I A T E E C O N O M I C S H A R I A T E
Oleh Fika AnggrainiManajer PNJ COMES
u m b e r d a y a m a n u s i a
merupakan Skunci utama Skeberhasilan suatu kegiatan.
Semakin handal sumber daya
manusia maka kegiatan tersebut
semakin dapat bergerak maju.
Begitu juga dengan perbankan
syariah, dibutuhkan sdm yang ahli
dalam hal perbankan syariah.
Berdasarkan pengamatan Direktur
Eksekutif Perbankan Syariah Bank
Indonesia Edy Setiadi, SDM
perbankan konvensional ditransfer
ke sektor perbankan syariah dan
diikutsertakan dalam pelatihan
(Dikutip dari www.bisnis.com). Maka
dibutuhkan kerja sama dengan
perguruan tinggi dalam mencetak
SDM yang po tens i a l un tuk
perbankan syariah, menerbitkan
buku-buku, dan menggandeng
asosiasi untuk mencetak sdm yang
berkompeten. Salah satu yang dapat
dilakukan perguruan tinggi yaitu
membuka mata kuliah Perbankan
Syariah. Di Pulau Jawa sendiri sudah
banyak perguruan tinggi yang
membuka mata kuliah Perbankan
Syariah dan sudah banyak orang-
orang yang mengetahui tentang
perbankan syariah.
Lalu apa yang menyebabkan
kurang berkembangnya perbankan
syariah itu sendiri ? Menurut Pembina
KSEI (COMES) STIE Bank BPD
Jateng Fitri Lukiastuti, tidak hanya
pengadaan mata kuliah Perbankan
syariah saja tetapi dibutuhkan
pengembangan sdm dan pembinaan
kurikulum tentang perbankan syariah.
Di Semarang sendiri universitas yang
pengembangan kurikulum tentang
perbankan syariahnya bagus adalah
IAIN Wali Songo dan di Jogja adalah
Universitas Islam Indonesia (UII) .
Teori lebih bagus daripada
penera-pannya. Itu lah yang pantas
digambarkan dalam Perbankan
Syariah. Katanya menggunakan
sistem perbankan syariah, tetapi
kenyataannya perbankan syariah tetap
memakai sistem perbankan konven-
sional. Kenapa demikian ? Ini
disebabkan karena software dan
teknologi yang digunakan di dalam
perbankan syariah itu masih bersistem
konvensional.
Tidak hanya membuka mata
kuliah perbankan syariah saja untuk
menunjang perkembangan perbankan
syariah di Indonesia. Namun,
diperlukan IT yang bersistem syariah
dan sdm yang berkompeten dalam IT
syariah.
EDISI I / JUNI 2012K A J I A N
Inggris
Tawarkan
Kerja Sama
Syariah
2
JAKARTA–Pemerintah Inggris mena-
warkan kerja sama sektor keuangan
syariah kepada Pemerintah Indonesia.
Hal itu dibahas dalam pertemuan
Menteri Keuangan Agus Martowardojo
dengan Perwakilan Khusus Inggris
untuk Investasi dan Perdagangan
Internasional Pangeran Andrew Albert
Christian Edward di Kementerian
Keuangan, Jakarta, pekan lalu.
“Isu mengenai pembiayaan
berbasis syariah mengambil porsi
utama dalam pertemuan,” kata Kepala
Biro Komunikasi dan Layanan
Informasi Kementerian Keuangan,
Yudi Pramadi. Inggris merupakan
salah satu negara yang memiliki sektor
keuangan Islam paling berkembang di
dunia, terutama dibanding negara
Barat lainnya.
Yudi mengatakan, hingga
2010, Kerajaan Inggris merupakan
negara Barat dengan jumlah bank
yang menyediakan layanan berbasis
syariah terbanyak, yaitu 22 bank.
Posisi berikutnya Amerika Serikat
dengan sembilan bank.
“Pemerintah Inggris telah
menyatakan niatnya untuk menjadikan
London sebagai kota pusat penghu-
bung transaksi syariah dunia,” kata
Yudi. Di sisi lain, Indonesia merupakan
negara berpenduduk Muslim terbesar
di dunia sehingga berpotensi besar
untuk mengembangkan layanan
keuangan berbasis Islam.
Sebe lumnya, an tus iasme I n g g r i s d a l a m m e n d u k u n g perkembangan bank syariah menjadi kekhawatiran sendiri bagi Amerika Ser ika t . Bahkan, Wash ing ton mensinyalir London bisa menjadi pusat pendanaan teroris.
Menurut situs berita The Telegraf, setidaknya hal ini terkuak dalam bocoran Wikileaks yang diberitakan beberapa waktu lalu. Dorongan reformasi keuangan yang d i sokong kaum buruh da lam pemerintahan, membuat keuangan syariah di Inggris berkembang pesat hingga memiliki aset 12 miliar pound.
Untuk sesuai dengan hukum Islam, produk keuangan tidak boleh mengandung unsur bunga. Selain itu, bank syariah tidak diperkenankan berinvestasi pada perusahaan pembuat minuman keras, rokok, dan tembakau ataupun perusahaan perjudian.
Saat Pemerintah Inggris mem-promosikan diri sebagai pusat keuang-an Islam paling ramah di dunia Barat, AS justru khawatir sekutunya itu bakal menjadi pusat penyaluran dana empuk buat para pelaku teror. Departemen L u a r N e g e r i A S b a h k a n memerintahkan diplomatnya di London untuk menyusun semua laporan tentang kegiatan bank syariah di Inggris.
Di masa Presiden Goerge W Bush berkuasa, kabel diplomatik yang dikirim dari kantor Condoleezza Rice pada Juni
2006, meminta begitu banyak informasi
tentang institusi keuangan syariah.
Dalam dokumen tersebut juga
disebutkan permintaan AS kepada
diplomatnya untuk melihat kerentanan
lembaga syariah dalam memanfaatkan
dana mereka.
AS menuding terdapat kemungkinan
eksploitasi bank syariah pada apa
mereka sebut sebagai “tindakan
dengan tujuan tidak sah” atau
terorisme, seperti pembuatan rekening
untuk kegiatan terlarang dan pencucian
uang. Selain itu, AS pun curiga dengan
sumbangan amal, seperti zakat, yang
biasa dalam keuangan syariah bisa
disalurkan untuk kegiatan Al-Qaeda.
Washington juga sangat ingin
mengetahui apakah regulator di Inggris
dan investigator antikorupsi di negara
itu, memiliki kemampuan yang benar-
benar efektif untuk memonitor bank
syariah. AS meminta diplomatnya
mengirimkan jenis pelanggan yang
memiliki rekening di bank syariah.
(Republika)
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah : 216)
st
Peningkatan
Pengetahuan
Ekonomi Islam,
COMES ikuti SET 2
EDISI I / JUNI 2012 C O M E S A C T I V I T Y
3
Semarang, IHSAN Bulletin - sebanyak 27 mahasiswa
STIE Bank BPD Jateng telah ikut serta dalam program
Sharia Economist Training 2nd ( SET 2) yang bertajuk
Merajut Ukhuwah dalam Dakwah Bernuansa Ilmiah.
Acara yang diadakan selama dua hari pada tanggal 12
sampai dengan 13 Mei 2012 di Gedung PKB,
Semarang ini merupakan kelanjutan dari program
Sharia Economist Training 1st (SET 1) yang diadakan
oleh COMES STIE Bank BPD Jateng pada bulan
Desember tahun lalu di Surakarta.
Dalam program SET 2, materi yang
disampaikan bukan lagi hanya sebatas pengetahuan
mengenai KSEI, tetapi telah menginjak pada cakupan
yang lebih luas, yaitu mengenai ekonomi syariah secara
umum. Adapun meteri yang disampaikan dalam SET 2
kali ini adalah seputar mikro dan makro ekonomi Islam,
perbankan syariah dan peluang kader FOSSEI dan
pasar modal syariah serta manajemen Islami.
Pada penyelenggaraan acara di hari pertama,
sore harinya para peserta diberikan materi mengenai
fiqih muamalah dasar yang disampaikan oleh Bapak
Abdul Ghafur. Dalam materi fiqih muamalah dijelaskan
prinsip dasar fiqih muamalah sebagai sistem
kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap
dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia
ekonomi. Sistem Islam ini berusaha mendialektikkan
nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah atau pun etika.
Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
manusia dibangun dengan dialektika ni lai
materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan
tetapi terdapat sandaran transendental di dalamnya,
sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep
dasar Islam dalam kegiatan muamalah (ekonomi) juga
sangat konsen terhadap nilai-nilai humanisme.
Malam harinya para peserta diajak untuk larut
dalam sesi motivation training yang disampaikan oleh
Bapak Ahsin Zaedi dan kawan-kawan. Para peserta
diminta untuk merenungkan tentang bagaimana
seharusnya menjadi seserang yang kuat dalam
meraih cita-cita dan bagaimana menjadi pemimpin
dalam sebuah organisasi.
Dalam materi pengantar syariah disampaikan
bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar
hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan
dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan
sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam
pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis,
pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan
menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian
atau peristiwa.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah
bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma
(kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu
peristiwa tertentu, dan 'Uruf(adat kebiasaan) yang
tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-
kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik
khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi
Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah
sesuai dengan normanorma masyarakat islami, dan
termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai
pelayan masyarakat pada tempat penerapan
Akuntansi tersebut.
Ketika kerjamu tak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan.Ketika usahamu dinilai tak penting, maka saat itu kamu sedang belajar telajar tentang kesungguhan.Dan ketika kmu merasa sepi & sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan. (Prof DR. IR Soenarso, MS)
BPRS Bidik Sektor Mikro, Bagi Hasil Tinggi
EDISI I / JUNI 2012
KAMNAS, COMES STIE BPD JATENG Turun ke Jalan
A R T I K E L
C O M E S A C T I V I T Y
T E S T I M O N I
Prescomes :
Lahirnya "IHSAN" merupakan salah satu
perjuangan teman2 COMES yang peduli
dengan Ekonomi Syariah semoga
buletin ini bermanfaat dan mendapat
Ridha Allah. Aamiin…
Dewan Syuro :
Alhamdulillah yah, dan sungguh luar
biasa skrg COMES udah bias nerbitin
bulletin, inilah yang baru di periode
ini…
Internal Comes :
ini merupakan dobrakan terbaru bagi
Comes BPD Jateng. Patut bersyukur
karena bulletin yg dinantikan akhirnya
terbit jg. Semoga buletinnya menjadi
makanan bergizi bagi mahasiswa yg
lapar akan wawasan ekonomi Islam
Pembina : Dr. Fitri Lukiastuti, SE, MM (Pembina COMES)
Penanggung Jawab : Eko Sudarmakiyanto (Presiden COMES)
Pemimpin Redaksi : Fika Anggraini ( Manajer PNJ COMES)
Redaktur Pelaksana : Safrila Kartika Nisa
Editor : David Frankiki Vihantoro, Dita Aditama
Kontributor : Rr. Sarah Sulendra, Sadatun Nida, Susi Kurniawati, Tri Muryati
Alamat Redaksi : UKM COMES STIE Bank BPD Jateng Jl. Pemuda 4A, Semarang 50139
Email : [email protected]
Web : comesbpdjateng.web.id
Susunan Redaksi
KSEI (COMES) STIE BANK BPD JATENGhttp://www.facebook.com/groups/comesbpdjateng/
@comesbpdjatenghttps://twitter.com//comesbpdjateng
Skala usaha boleh kecil, tapi kalau soal hasil jangan diremehkan. Itulah yang
ditunjukkan oleh tingkat bagi hasil deposito di Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
BPRS bisa memberikan bagi hasil yang tinggi karena BPRS melempar dananya ke sektor
mikro. Karena sektor ini sebagai penggerak perekonomian disektor lini yang marginnya besar
sehingga bagi hasilnya cukup besar.
Bagi hasil yang cukup yang besar itu dapat diberikan karena jangka depositonya relatif
pendek. Dengan demikian perputaran uang lebih cepat. Kelebihan lain BPRS adalah dalam
hal pendekatan nasabah. BPRS menerapkan pendekatan secara personal dengan pelayanan
yang prima. Jika pada bank konvensional, nasabah diwajibkan memenuhi persyaratan dan
prosedur tertentu. Namun BPRS sebaliknya. Persyaratan yang diajukan kepada nasabah
tetap ada tetapi tidak berbelit-belit. Lembaga-lembaga keuangan syariah selalu memberi
kemudahan pembiayaan, dengan prosedur yang tidak rumit dan tidak berbelit-belit sekalipun
tidak memiliki jaminan yang cukup.
Semarang - Dalam rangka memperingati ulang tahun FOSSEI yang jatuh pada
tanggal 13 Mei 2012, COMES STIE BPD JATENG bersama beberapa universitas lain turun ke
jalan sebagai bentuk partisipasi penyelenggaraan Kampanye Nasional (KAMNAS) yang
diadakan oleh FOSSEI.
Acara yang diadakan di bundaran Simpang Lima ini berlangsung sukses. Hal ini
terbukti dari respon positif masyarakat kota Semarang dalam kegiatan yang diselenggarakan
COMES STIE BPD JATENG ini.
Sesuai tema yang diusung FOSSEI, yaitu Indonesia Berzakat, beberapa universitas
lain, seperti UNDIP, UNNES, UNISSULA, STAIN Salatiga, POLINES, IAIN Walisongo, dan
FOSSEI juga turut serta dalam membagikan bunga dan stiker yang telah dipersiapkan
sebelumnya oleh COMES STIE BPD JATENG sebagai wujud kepedulian dan partisipasi
COMES STIE BPD JATENG dalam mengajak masyarakat untuk sadar berzakat guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang mampu.