9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Budidaya Paprika
Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi, dimana sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar
negeri. Menurut Linnaeus book tentang Species Plantarium (1753) yang dikutip
oleh Prihmantoro dan Indriani (2000), tanaman paprika dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annuum var grossum.
Paprika (Sweet Bell) merupakan salah satu varietas cabai besar (Capsicum
annum) tetapi rasa buahnya manis dan sedikit pedas. Secara umum bentuknya
memanjang, memendek sampai membulat dimana bobot buahnya dari 150gr
sampai 250gr/buah. Varietas paprika yang sudah dibudidayakan petani Indonesia,
di antaranya California Wonder, Ruby King, Chinese Giant, World Beater, dan
Blue Star. Masing masing varietas paprika ini memiliki perbedaan waktu
pemanenan. Masalah ini tergantung dari situasi pasar, jika pasar sedang meminta
banyak paprika hijau makan dipanenlah paprika yang masih muda. Sebaliknya
jika pasar sedang banyak meminta paprika yang merah,kuning maka
pemanenannya dilakukan saat buah sudah memasuki usia matang.
10
Paprika memiliki daging yang tidak tebal, berbiji sedikit serta tidak
memiliki zat capcaisin yaitu semacam alkaloid yang menyebabkan rasa pedas
pada cabai biasa. Paprika juga mengandung zat gizi yang cukup tinggi.
Kandungan dan komposisi gizi dalam paprika dapat dilihat dari Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Kandungan Gizi Paprika dalam 100 gr Bdd (Food eddible)
Kandungan gizi per
100 gram bahan
Paprika merah Paprika hijau Paprika kuning
Energi (kkal) 26 20 27
Protein (g) 0,99 0,86 1
Lemak total (g) 0,3 0,17 0,21
Lemak jenuh (g) 0,06 0,06 0,03
Karbohidrat (g) 6,03 4,64 6,32
Serat (g) 2 1,7 0,9
Kalsium (mg) 7 10 11
Besi (mg) 0,43 0,34 0,46
Fosfor (mg) 26 20 24
Vitamin C (mg) 190 0,06 183,5
Vitamin B12 (mkg) 0 370 0
Vitamin A (IU) 3.131 0,37 200
Vitamin E (mg) 1,58 7,4 -
Vitamin K (mkg) 4,9 7,4 -
Keterangan : SI Satuan Internasional
Sumber : Departemen Kesehatan,1989
Paprika adalah tanaman subtropis sehingga akan lebih cocok ditanam pada
daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl (di atas permukaan laut). Paprika
hanya bagus ditanam didaerah dingin, yakni dibawah 30˚C (antara 15 – 25˚C)
ataupun dataran tinggi yang kelembabannya rendah dibawah 70%. Karena pada
suhu tinggi atau pada dataran rendah menyebabkan peningkatan serangan hama
dan penyakit. Adapun daerah-daerah yang bisa ditanami paprika yakni Jawa Barat
(Lembang, Ciwidey, Cisarua-Puncak, Pengalengan, Cikajang - Garut Selatan),
11
Jawa Tengah (Peg. Dieng) Jawa Timur (Malang & Bromo), Sumatera (Curup
Bengkulu, Brastagi, Gunung Kerinci, Bukit Tinggi), Bali (Bedugul), NTT
(Ruteng, Bajawa) dan NTB (Pulau Lombok).
2.2 Budidaya Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, dimana terdiri dari kata Hydro
yang artinya air dan ponous yang artinya bekerja, sehingga dapat diartikan sebagai
pekerjaan yang menggunakan air. Hidroponik juga dapat didefenisikan sebagai
soilles culture atau budidaya tanaman tanpa media tanah. Jadi kesimpulannya
adalah hidroponik merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan
tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.
Adapun beberapa keunggulan budidaya sistem hidroponik antara lain adalah :
1. Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga
menghemat penggunaan lahan.
2. Mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat
dijamin karena kebutuhan nutrisi tanaman dipasok secara terkendali di
dalam rumah plastik.
3. Tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Di samping itu budidaya hidroponik juga memiliki kekurangan, yaitu :
a. Modal yang digunakan cukup besar.
b. Pada kultur substrat,kapasitas memegang air substrat lebih kecil
daripada media tanah, sedangkan pada kultur air volume air dan
jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga akan menyebabkan pelayuan
tanaman yang cepat.
12
Setelah melihat dari segi kelebihan dan kekurangannya, ada beberapa hal
juga yang harus diperhatikan dalam menerapkan budidaya hidroponik,yaitu :
2.2.1 Media tumbuh tanaman hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara
tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan
harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat
yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media
tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam,
spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan
mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban
media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai
dengan bahan yang digunakan sebagai media. Arang sekam (kuntan) adalah
sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna, dan telah banyak digunakan sebagai mediatanam secara komersial pada
sistem hidroponik. Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2
yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO,
CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik
lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak
pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi
sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruhpenyakit khususnya bakteri dan gulma.
13
2.2.2 Perlengkapan hidroponik
Adapun dalam budidaya hidroponik ini, perlengkapan yang biasanya
diperlukan adalah (Anonimious, 2010) :
a. Perlengkapan bangunan green house (bambu kayu, paku, plastik UV).
b. Media tumbuh tanaman (polybag, arangsekam, dan tali perambat)
c. Perlengkapan alat ukur (PH meter, EC meter, termometer, dll)
d. Perlengkapan suplai air (pompa air, tangki pembuatan nutrisi, pipa distribusi
dan filter).
2.2.3 Pengelolaan Tanaman
Aspek lain yang penting dalam menentukan keberhasilan budidaya
hidroponik pada tanaman paprika adalah pengelolaan tanaman, yang meliputi
persiapan bahan media, larutan nutrisi maupun tanaman, pemeliharaan tanaman
mulai dari persemaian/pembibitan, aplikasi larutan nutrisi, proteksi tanaman dari
hama dan penyakit, panen, serta pasca panen.
Beberapa pakar hidroponik mengatakan,meskipun budidaya hidroponik
dilakukan di green house, namun tidak terlepas dari gangguan hama ataupun
penyakit. Adapun kunci penting untuk mengendalikan hama penyakit di rumah
kaca adalah memilih varietas yang tahan hama penyakit, mengawasi lingkungan
untuk mengurangi penyakit, melaksanakan sanitasi yang baik di dalam dan sekitar
green house, dan menerapkan tindakan pengendalian secara manual dan kimiawi
yang tepat.
Selanjutnya, penanganan pasca panen seperti pemangkasan dahan/ranting
yang tidak berguna,pembuatan tali rambatan, pencegahan dan pemberantasan
hama perlu dilakukan secara teliti. Pemangkasan bakal buah perlu dilakukan agar
14
buah yang benar benar untuk dipanen dapat tumbuh optimal karena mendapatkan
makanan yang cukup.
Sedangkan proses pemanenan dilakukan secara manual dengan memilih
buah paprika yang benar benar telah masak. Artinya, proses pemanenan dapat
dilakukan secara bertahap selama 2 minggu. Panen dan penanganan pasca panen
yang tepat akan menentukan kualitas hasil paprika yang diharapkan.
2.3 Kriteria Penilaian Investasi
Layak atau tidaknya suatu investasi yang ditinjau dari aspek keuangan
dapat ditentukan atau diukur dengan beberapa kriteria. Kriteria investasi adalah
suatu indeks untuk mengukur dan membandingkan keuntungan dari berbagai
proyek, melalui kriteria investasi dapat dinilai apakah suatu proyek
menguntungkan atau tidak menguntungkan (Husnan dan Swarsono, 2000). Dalam
prakteknya ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau
tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini tergantung dari
kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.
Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan
beberapa metode sekaligus. Artinya, semakin banyak metode yang
digunakan,maka semakin memberikan gambaran yang lengkap sehingga
diharapkan memberikan hasil yang akan lebih sempurna.
Kriteria yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha
atau investasi adalah :
15
2.3.1 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini
bersih) yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat discount
factortertentu. NPV dihitung dengan mengurangkan nilai sekarang aliran biaya
(present worth of cost stream) dari nilai sekarang aliran manfaat (present worth of
benefit stream.Jadi dapat disimpulkan NPV merupakan selisih antara nilai kedua
PV tersebut. Dalam menghitung NPVdiperlukan data tentang perkiraan biaya
investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat (benefit) dari
proyek yang akan direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik
arus kas yang didiskontokan.
Jika NPV>0 (positif) maka proyek layak dijalankan, namun jika NPV<0
(negatif) maka proyek tidak layak dijalankan (Husnan dan Swarsono, 2000).
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
n
tt
tt
i
CBNPV
0 )1(
Keterangan :
Bt : merupakan Benefit atau seluruh penerimaan dan keuntungan finansial yang
diterima pada tahun tertentu.
Ct: merupakan seluruh biaya atau pengeluaran sehubungan dengan usulan
investasi pada tahun tertentu, baik yang bersifat modal (pembelian, peralatan,
tanah, konstruksi dan sebagainya).
t : periode investasi (0,1,2,...n ) usaha
n :umur ekonomis usulan investasi 10 tahun
i :merupakan tingkat bunga.
16
2.3.2 Net benefit cost-ratio (Net B/C)
Metode Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah nilai sekarang dari aliran
benefit terhadap nilai sekarang dari aliran biaya. Dalam perhitungan Net B/C,
pembilang adalah aliran kas bersih/net cash flow biaya, berarti usulan investasi
relaif semakin menguntungkan, yang di discount positif dan penyebut adalah
aliran kas bersih/net cash flow yang di discount negatif, dari usulan investasi
dengan rumus:
Net B/C
n
tt
tt
n
tt
tt
i
BC
i
CB
0
0
1
1 UntukBt-Ct> 0 dan Untuk Ct-Bt< 0
Kriteria :
1. Jika Net B/C >1 , berarti usulan investasi layak dilaksanakan, karena arus
benefit yang diperoleh lebih besar daripada arus biaya.
2. Net B/C = 1 usulan investasi tersebut mencapai break even point.
3. Jika Net B/C <1 , berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan, karena
arus benefit yang diperoleh lebih kecil daripada arus biaya (Imam
Soeharto, 2001 dalam Vivi Febryana, 2014).
Jadi, semakin besar nilai net B/C, semakin besar pula perbandingan antara
benefit dengan biaya, berarti usulan investasi relatif semakin menguntungkan
2.3.3 Internal rate of return(IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang membuat NPV dari aliran kas sama dengan
nol (Kadariah dkk., 1976). IRR dipertimbangkan sebagai ukuran yang sangat
berguna untuk mengukur nilai proyek dan digunakan oleh hampir semua lembaga
termasuk Bank Dunia dalam analisis finansial maupun analisis ekonomi suatu
proyek.
17
Secara matematis, IRR dirumuskan:
n
t
t
tt NPVatauiCB1
00)1/()(
Keterangan :
Bt adalah manfaat proyek per tahun;
Ct adalah biaya proyek per tahun;
n adalah umur ekonomis proyek;
i adalah tingkat bunga (discount rate) yang menyebabkan NPV= 0 yang disebut
IRR.
Perhitungan IRR menggunakan metode interpolasi (trial and error
method) pada tingkat bunga (i) di atas Excel sheet 2010 sehingga memberikan
nilai NPV sama dengan nol. Investasi akan menguntungkan bila IRR lebih besar
atau sama dengan i. Pada saat IRR sama dengan i maka NPV sebesar nol dan
ketika IRR lebih besar dari i maka NPV positif.
2.3.4 Payback Period
Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengambilan investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat
dinilai dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Aliran
kas bersih adalah selisih pendapatan terhadap pengeluaran per tahun. Periode
pengeluaran biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun (Imam Soeharto,
1999 dalam Rinrin Rindyani, 2011).
Kriteria penilaian investasi ini termasuk dalam kriteria investasi
undiscounted (tidak memperhitungkan suku bunga yang berlaku). Kelemahan dari
metode payback period adalah seperti mengabaikan time value of money serta
18
tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.
Adapun rumus metode Payback period ini adalah :
Payback Period = t+ ⁄
Keterangan :
t : tahun terakhir dimana jumlah net cash flow belum menutupi investasi
awal
b : kumulatif net cash flow pada tahun ke t
c : nilai net cash flow pada tahun ke (t+1) (saat payback periode berada)
Kriteria Keputusan :
a. Apabila payback periode dari suatu investasi uang diusulkan lebih pendek
daripada period payback yang telah ditentukan,maka usulan investasi
tersebut dapat diterima.
b. Sebaliknya jika payback periode lebih panjang daripada periode payback
yang telah ditentukan,maka usulan investasi tersebut ditolak (Husnan dan
Suwarsono, 2000).
2.3.5 Sensitivity Analysis (Analisis Sensitivitas)
Analisis Sensitivitas adalah analisis yang bertujuan untuk melihat apa
yang akan terjadi dengan hasil analisis suatu usaha jika terjadi kesalahan atau
perubahan pada perhitungan biaya dan penjualan. Pudjosumarto
(2002)menambahkan bahwa analisis sensitivitas dapat digunakan untuk melihat
apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada sesuatu kesalahan atau
perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit. Khusus untuk proyek-
proyek pertanian, terdapat empat hal yang perlu di perhatikan dalam analisis
sensitivitas, yaitu sebagai berikut.
a. Cost overrun, misalnya kenaikan dalam biaya produksi.
19
b. Perubahan dalam perbandingan harga terdapat tingkat harga umum,
contohnya penurunan harga hasil produksi.
c. Mundurnya waktu implementasi.
d. Kesalahan dalam perkiraan hasil produksi per hektar.
Tujuan utama analisis sensitivitas menurut Pudjosumarto (2002) adalah:
a. untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa
tindakan pncegahan yang harus diambil.
b. untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis yang akan
dilakukan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Badrutaman (2005) yang berjudul Pengembangan
Usahatani Cabai Paprika Pada Tiga Sistem Hidroponik di PD Lima Bersaudara
menunjukan pada tingkat suku bunga 18% hasil kelayakan secara finansial pada
masing-masing sistem hidroponik menunjukkan NPV yang positif, IRR yang
lebih besar dari suku bunga, Net B/C yang lebih besar dari 1 dan Payback Period
lebih kecil dari umur ekonomis, menunjukkan bahwa usahatani ini layak secara
finansial. Analisis sensitivitas menunjukkan usahatani ini menjadi tidak layak
dijalankan saat terjadi penurunan produktivitas sebesar 27%, 30% dan 32%.
Usaha ini juga menjadi tidak layak apabila terjadi peningkatan biaya sebesar 42%,
67% dan 78%. Selain itu usahatani ini menjadi tidak layak jika terjadi penurunan
harga paprika sebsar 10%, 15% dan 17%.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis mencoba menganalisis
mengenai finansial usahatani dan kendala serta solusi dalam usahatani Paprika
Hidroponik dalam Green House di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti,
20
Kabupaten Tabanan. Penelitian terdahulu dijadikan sebagai refrensi terhadap
perbandingan hasil penelitian ini.
2.5 Kerangka Pemikiran
Usahatani paprika dalam green housedi Desa Candi Kuning, Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan merupakan investasi jangka panjang yang memiliki
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Prospek bisnis usahatani
paprika ini memangcerah dan menjanjikan, namun perlu diperhitungkan benefit
dan costdalam usahatani paprika ini. Adapun alat ukur untuk menentukan
kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui
pendekatan Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return(IRR), Net
Benefit/Cost Ratio (Net B/C R), Payback period (PP), serta Sensitivity Analysis
(Analisis Sensitivitas).
Aspek penilaian bisnis paprika hidroponik dalam green house ini juga
mempunyai beberapa kendala yang sering dihadapi oleh petani paprika. Sehingga
ini bisa menjadi ketakutan buat beberapa petani yang ingin beralih ke paprika
hidroponik. Untuk itu diperlukan nya suatu penanganan langsung untuk mengatasi
kendala ini.
Dari hasil analisis investasi dan aspek penilaian bisnis paprika hidroponik
dapat diambil suatu kesimpulan yang selanjutnya dapat memberikan suatu saran
atau rekomendasi kepada pihak petani paprika di Desa Candi Kuning (Gambar
2.1).
21
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Teoritis Kelayakan Finansial Usahatani
Paprika Hidroponik dalam Green House di Desa Candi Kuning
Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan
Usahatani Paprika Dengan
Tekhnologi Hidroponik
Aspek Penilaian Bisnis
(Non Finansial)
Aspek Keuangan
(Finansial)
Undiscounted :
Payback Period
Discounted:
1. NPV
2. Net B/C Ratio
3. IRR
4. Analisis
Sensitivitas
Kendala dan Solusi
Usahatani Paprika
Hidroponik
Kelayakan Investasi Usahatani Paprika Hidroponik dalam Green House di Desa
Candi Kuning Bedugul
Saran dan rekomendasi