31
III. METODE PENCIPTAAN
A. Implementasi Teoritik
1. Tematik
Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik.
Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya
tarik tersendiri. Kucing memiliki ciri khas yang istimewa. Keistimewaannya mulai
ciri fisik hingga tingkah lakunya. Ciri khas kucing dari segi ciri fisik, diantaranya
pada matanya yang tajam dan memiliki warna-warna mata yang berbeda, dari
bulu yang memiliki warna dan corak yang khas, bentuk kepala yang beragam
sesuai dengan jenis ras, bentuk hidung yang berbeda-beda, ukuran ekor mulai dari
pendek hingga panjang. Ciri fisik pada kucing memberikan nilai keindahan
sehingga memunculkan karakter pada karya lukis.
Tingkah laku kucing mulai dari sifat yang dimiliki menjadi ciri khas
tersendiri. Kucing bisa bertingkah baik atau buruk sesuai dengan respon manusia
jika memberikan kasih sayang maka kucing akan bersikap manja dan sebaliknya,
dan jika respon manusia buruk terhadap kucing maka kucing juga tidak bersikap
manis terhadap kita. Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang alami karena
memang ini adalah insting hewan.
Tingkah laku kucing juga memiliki karakter tersendiri, karakter
masing-masing dari kucing akan terlihat ketika mereka sedang beraktifitas.
Contohnya ketika sedang makan, tidur, bermain, membersihkan diri, dan lain-lain.
Hal-hal tersebut akan memberikan karakter tersendiri bagi masing-masing kucing.
32
2. Konsepsi
Penjelasan konsep yang dipakai penulis berupa konsep yaitu berupa
garis, bidang, warna, tekstur, dan komposisi. Berikut penjelasannya :
a. Garis
Visualisasi kucing sebagai sumber ide seni lukis, menggunakan garis
lurus dan lengkung. Penggunaan garis tersebut ditorehkan untuk membentuk
kontur, sebagai batasan objek visual satu dengan lainnya.
b. Bidang (shape)
Bentuk bidang yang digunakan terdiri dari bidang geometrik dan
biomophic. Bidang geometrik yang digunakan saat membuat bentuk bidang
berupa lingkaran yang divisualisasikan ke objek kucing. Bidang biomorphic guna
menghasilkan bentuk bebas dan tidak beraturan sesuai dengan keinginan. Bidang
yang sering dimunculkan pada karya ini adalah bidang biomorphic.
c. Warna
Pemilihan warna menggunakan warna-warna pastel dalam
memvisualisasikan karya dengan sumber ide kucing. Warna pastel merupakan
warna primer (warna dasar) yang dicampur dengan warna putih, sehingga
menimbulkan warna yang cerah. Pemilihan warna tersebut dilakukan agar
member kesan lembut pada lukisan. Warna objek kucing dalam pengerjaannya
tidak sesuai dengan warna asli kucing yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti warna hitam, coklat, putih, abu-abu, dan lain-lain, tetapi menggunakan
warna-warna pastel sesuai yang diinginkan.
33
d. Tekstur
Tekstur yang ditampilkan dalam karya adalah tekstur nyata. Tekstur
nyata tersebut muncul dikarenakan sapuan kuas dalam lukisan, dengan cara
menggoreskan cat dengan tebal serta dalam memberikan kontur terhadap objek
dan menggunakan teknik dekoratif yang memberikan efek tekstur pada
permukaan bidang.
e. Komposisi
Komposisi yang digunakan dalam karya adalah komposisi terbuka,
karena susunan unsur-unsur pada karya terlihat menyebar Komposisi ini
digunakan dengan pola bebas sehingga ada beberapa objek yang terlihat
menyebar.
B. Implementasi Rupa
1. Media dan Teknik
Karya tugas akhir ini mengangkat kucing sebagai sumber ide tema
yang divisualisasikan dalam karya seni lukis dengan teknik dekoratif. Media lukis
yang digunakan, pada umumnya yaitu kanvas dan cat. Cat yang digunakan penulis
untuk melukis karya tugas akhir menggunakan cat akrilik, karena sifat cat akrilik
yang lebih mudah kering sehingga dapat meminimalisir waktu dalam
pengerjaannya.
Karya ini menggunakan teknik dekoratif menghasilkan goresan yang
lebih spontan dan berkarakter sesuai dengan keinginan dalam unsur menghias
lukisan.
34
Proses pembuatan karya selain menggunakan kanvas dan cat, juga
menggunakan alat lukis seperti kuas serta plastik yang berbentuk segitiga yang
memiliki fungsi untuk menunjang pengerjaan karya seni lukis dengan
menggunakan teknik dekoratif.
2. Proses
Adapun cara pembuatan karya seni lukis teknik dekoratif sebagai
berikut:
a. Proses awal adalah membuat sketsa sebagai acuan dalam pengerjaan karya seni
lukis.
b. Proses selanjutnya dari sketsa gambar dipindahkan ke kanvas dengan
menggunakan kapur, karena kapur memiliki ketebalan garis yang tipis dan mudah
dihapus.
c. Proses selanjutnya adalah mengecat gambar, menggunakan cat akrilik dan kuas
khusus untuk cat akrilik, kuas tersebut memiliki ukuran yang berbeda dari yang
kecil sampai yang besar, untuk memudahkan dalam mengecat objek yang kecil
dan besar. Pemilihan warna, menggunakan warna yang ada dalam cat akrilik
dengan mencampur warna-warna tersebut dengan warna putih, karena
memberikan efek warna yang berbeda dan cerah serta lebih mempermudah dalam
menggores dan lebih tebal dalam goresannya.
d. Tahap selanjutnya adalah memberikan kontur pada objek lukisan, kontur
tersebut akan diberikan untuk objek. Warna yang digunakan adalah warna hitam,
dalam pengerjaannya tidak menggunakan kuas tetapi menggunakan plastik
berbentuk segitiga, cara kerjanya adalah plastik segitiga diisi dengan cat kemudian
35
ujung plastik segitiga tersebut dipotong, lalu terapkan pada lukisan, seperti
menghias kue, karena plastik berbentuk segitiga memang digunakan untuk
menghias kue dan tidak dipungkiri hal tersebut dilakukan karena terinspirasi dari
menghias kue.
3. Penyajian
Penyajian pada karya seni memberikan kesan indah dan nilai tersendiri
dalam karya seni, karena merupakan kelengkapan dari sebuah karya seni yang
akan disajikan kepada para penikmat seni. Penyajian karya lukis ini menggunakan
penyajian karya tanpa pigura, dalam penyajian ini kanvas akan dipasang
menggunakan spanram dengan ketebalan 4 cm sampai 5cm, sehingga masih
terlihat rapi meskipun tanpa menggunakan pigura. Penyajian tanpa pigura
dilakukan dengan tujuan supaya penikmat seni lebih tertuju pada hasil karya
visual semata, serta karya lukisan tidak memberikan kesan terbatas dalam
komposisi karya.
IV. ANALISIS KARYA
A. Karya Pertama
Karya pertama yang berjudul “Mom” (lihat Gambar 13), yang artinya
adalah ibu, menggambarkan tentang induk kucing dan ketiga anaknya, mereka
terlihat sedang bercengkrama dan ketiga anak kucing tersebut saling mendekati
induknya, ada yang berada di punggung, ada yang di bawah perut, dan ada yang
berada di bawah mulut induk kucing. Suasana menggambarkan di luar rumah,
yaitu berada di taman. Maksud dari karya ini adalah memvisualisasikan aktivitas
36
induk kucing dan anaknya ketika sedang bersama, ekspresi dari anak kucing yang
manja dan merasa nyaman berada di pelukan induknya, menggambarkan tentang
kasih sayang ibu terhadap anaknya.
Gambar 13. Karya Pertama
“Mom”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
Pemilihan warna pada karya hampir semua sama yaitu menggunakan
warna pastel. Warna pastel memberikan kesan lembut pada lukisan. Warna pada
objek kucing yang warna-warni sesuai dengan imajinasi, namun tetap sesuai
37
dengan kecocokan pada objek supaya terlihat selaras. Ukuran karya pada lukisan
hampir semua sama yaitu 100 x 100 cm, karena memudahkan penataan dan
terlihat balance (seimbang).
Teknik yang digunakan pada karya hampir semua sama yaitu
menggunakan teknik dekoratif dan blok, memberi warna dengan cat akrilik pada
setiap objek dan background pada karya dengan memberi batasan garis kontur
hitam pada setiap bidang. Garis kontur hitam pada karya ini memiliki tekstur
timbul karena pada pengerjaannya tidak menggunakan kuas melainkan
menggunakan media plastik segitiga kemudian diisi dengan cat akrilik lalu
digoreskan kepada bidang. Beberapa bidang pada karya ini juga menggunakan
teknik dekoratif, memberikan hiasan berupa titik-titik dan motif.
B. Karya Kedua
Karya kedua yang berjudul “Gemes” (lihat Gambar 14) yang berarti
gemas, menggambarkan dua ekor kucing sedang bercengkrama dengan seorang
gadis. Gadis tersebut hanya memeluk satu ekor kucing saja, dan satunya lagi
hanya mendekat pada gadis tersebut seolah-olah juga ingin dipeluk juga. Suasana
pada karya ini berada di kamar, dengan adanya objek karpet dan background pada
karya ini menggambarkan tembok kamar, yang ada hiasan berupa gambar bunga.
Maksud dari karya ini adalah memvisualisasikan kucing ketika sedang bersikap
manja terhadap manusia, manusia yang merasa gemas pun juga memberikan
perhatian berupa pelukan terhadap kucing.
38
Gambar 14. Karya Kedua
“Gemes”/Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
C. Karya Ketiga
Karya ketiga yang berjudul “Main Bareng” (lihat Gambar 15) yang
artinya bermain bersama, menggambarkan ada tiga ekor kucing sedang bermain
aquarium yang berisi ikan, yang satu mencoba memasukan tangannya ke dalam
aquarium tersebut, dan keduanya mengamati. Suasana dalam karya tersebut
berada di ruang tamu, digambarkan dengan adanya meja dan hiasan rumah.
39
Maksud dari karya ini adalah memvisualisasikan tingkah laku kucing ketika
sedang bermain bersama dan menunjukkan sifat yang dimiliki kucing, yaitu rasa
ingin tahu, rasa ingin tahu terhadap benda-benda yang hidup atau bergerak.
Gambar 15. Karya Ketiga
“Main Bareng”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
40
4. Karya Keempat
Gambar 16. Karya Keempat
“Bobok”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
Karya keempat yang berjudul “Bobok” (lihat Gambar 16) yang artinya
adalah tidur. Menggambarkan tiga ekor kucing sedang tidur di atas karpet yang
ketiganya saling berhimpitan tetapi berada di posisi yang nyaman. Disekeliling
kucing terdapat mainan, bola, dan tulang ikan. Menggambarkan bahwa aktivitas
tidur dilakukan setelah kucing melakukan aktivitas bermain dan makan. Maksud
41
dari karya ini adalah memvisualisasikan tingkah laku kucing ketika sedang tidur
bersama, yaitu saling berhimpitan tetapi masih tetap merasa nyaman.
5. Karya Kelima
Gambar 17. Karya Kelima
“Berburu Burung”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
Karya kelima yang berjudul “Berburu Burung”(lihat Gambar 17),
menggambarkan kucing yang sedang mendekati mangsa yaitu burung, namun
burung berada di dalam sangkar. Kucing masih saja nekat untuk memangsa,
42
karena tangan kucing mendekati sangkar burung. Maksud dari karya ini adalah
memvisualisasikan tingkah laku kucing ketika sedang ingin menangkap buruan.
6. Karya Keenam
Gambar 18. Karya Keenam
“Minta Maem”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
Karya keenam yang berjudul “Minta Maem” (lihat Gambar 18), yang
artinya adalah meminta makan, menggambarkan tentang kucing yang sedang
berada di kaki seorang gadis yang menandakan bahwa kucing ingin makanan,
43
kemudian gadis dalam karya sedang menuangkan makanan kucing. Maksud dari
karya keenam adalah memvisualisasikan tingkah laku kucing ketika sedang diberi
makanan, dia mendekat kepada yang memberi makanan.
7. Karya Ketujuh
Gambar 19. Karya Ketujuh
“Naksir”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
Karya ketujuh yang berjudul “Naksir” (lihat Gambar 19), yang artinya
adalah menyukai sesuatu dan menginginkannya, menggambarkan dua kucing
44
yang sedang berada di luar kandang dan di atas pagar. Kucing yang berada di atas
pagar sedang mengintip kucing yang berada di luar kandang, menandakan bahwa
kucing yang berada di atas pagar tertarik dengan kucing yang berada di luar
kandang. Maksud dari karya ketujuh adalah memvisualisasikan kucing ketika
sedang tertarik dengan lawan jenisnya, yaitu selalu kucing jantan selalu mengintai
kucing betina.
8. Karya Kedelapan
Gambar 20. Karya Kedelapan
“Sembarangan”/ Acrylic on canvas / 100 x 100 cm / 2016
(Sumber : Hre Dharma Santi, 2016)
45
Karya kedelapan yang berjudul “Sembarangan” (lihat Gambar 20)
yang artinya adalah tidak pada tempatnya, menggambarkan kucing yang
merasa tidak bersalah setelah buang air besar di atas kursi, sebelah dari
objek kucing terdapat kotoran air besar. Maksud dari karya kedelapan
adalah memvisualisasikan tingkah laku kucing ketika buang air besar tidak
pada tempatnya yaitu tidak merasa bersalah dan cenderung cuek.