Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Teknologi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandllng, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
IMOBILISASI IgG-ANTI T3 PADA TABUNG DALAM SISTEM RIA
T.Hasan Basry, Rukmini IljasPusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKIMOBILISASI IgG-ANTI T3 PADA TABUNG DALAM SISTEM RIA. Telah dilakukan
penelitian imobilisasi antibodi T3 pada tabung RIA sebagai pengembangan pembuatan KitRIA T3 fase cair ke bentuk fasa padat. Parameter yang diamati an tara lain konsentrasi IgGT3, jenis tabung, pH dapar, volumefwaktu inkubasi, recovery dan kedapat ulangan. Analisisdilakukan secara statistik dengan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwaimobilisasi dengan konsentrasi IgG-T3 2 l1g/tabung dalam dapar EDTA 0,008 M pH 8,0 yangdiinkubasi selama 24 jam dengan volume 1100 111memberikan hasil yang baik untuk penentuan RIA yaitu memberikan 50 % perunut terikat. Kedapat ulangan untuk intra assaymemberikan CV lebih kecil dari 10 % dan untuk inter assay lebih kecil dari 15 %, denganrecovery sebesar 99,63 %.
ABSTRACTIMMOBILIZATION OF Ta ANTIBODIES ON PLASTIC TUBES FOR RIA. Immobi
lization ofT3 antibodies has been studied to improve the liquid-phase type thyroid hormoneRIA assay system. Variables under study were T3 antibody concentration, type of tube, pH ofbuffer, volume and incubation time and the reproducibility and recovery were determined.The data were collected in triplicate and analyzed statitistically. Immobilization using aconcentration of2 l1g/tube ofT3 antibody in 0,008 M EDTA buffer of pH 8.0 in a volume of 1100111yielded good results i.e. 50 % bound radioactive tracer. Intra and inter-assay C.V.'s wereless than 10 % and less than 15 % respectively and the recovery obtained was 99.63 %.
PENDAHULUAN
Sejak beberapa tahun terakhir ini PPTNBATANtelah mulai mengembangkan penelitiandalam pembuatan kit RIA. Dalam teknik RIAdigunakan prinsip pengikatan antigen denganantibodi berdasarkan reaksi imunologi yang dikarakterisasi oleh kespesifikannya yang tinggiserta digunakan perunut radioaktifyang dapatdiukur dengan kepekaan yang tinggi. Ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam pemakaian teknik RIA ini yaitu tahap pemisahanantara antigen yang terikat dengan antigenyang bebas. Pemisahan antigen terikat denganantigen bebas merupakan tahap yang cukuppenting, karena ketidak sempurnaan dalampemisahan dapat mempengaruhi hasil analisis.Untuk ini ada beberapa macam teknik pemisahan yang umum digunakan dalam RIAyaitupemisahan fase cair dan pemisahan fase padat.
Pada pemisahan fase padat, antibodi diimobilisasikan pada fase padat (serbuk partikel,bead atau tabung). Selama ini, cara pemisahanyang banyak dilakukan untuk memisahkanfraksi terikat dan fraksi bebasnya dengan antibodi kedua dan larutan PEG dalam fase cairo
Teknik pemisahan ini memerlukan alat sentrifuga yang mempunyai kemampuan putar tertentu dan juga harus dilengkapi dengan alatpendingin. lni merupakan kendala bagi rumahsakit karena alat ini mahal sehingga umumnyamereka menginginkan cara analisis yang cepat,praktis dan murah. Kit RIA fase padat, umumnya dibuat dengan mengikatkan antibodi padasuatu bahan padat seperti misalnya butir plastik, tabung reaksi atau tabung salut. Pada sistern tabung salut antibodi primer diikatkanpada dinding bagian dalam tabung. Kompleksantigen-antibodi akan berada pada dindingtabung, sedang fraksi bebasnya berada dalamsupernatan. Supernatan dibuang, kemudian tabungnya dicacah. Keuntungan teknik ini, tidakperlu memakai sentrifuga. Pemisahan dengancara ini sangat sederhana, mudah, efisien, spesifik, memberikan nilai NSB kecil dan dapatdikeljakan dalam waktu yang relatif singkat.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dicobamelakukan penelitian imobilisasi antibodi T3pada tabung reaksi dengan menggunakan IgGhasil isolasi dari antiserum-T 3' Antibodi yang
305
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalum Penelitian Sainsdan Teknologi MenuJu Era Tinggal Landa.9
akan diimobilisasikan pada tabung haruslahIgG-T3 yang tingkat kemurnian tinggi. Telahdiketahui bahwa imunoglobulin merupakanprotein yang dapat diendapkan oleh bahanpengendap protein seperti sodium sulfat ataudapat diisolasi dengan menggunakan metodeaffinity chromatography. Dengan menggunakancara tersebut dilakukan isolasi imunoglobulindari antiserum yang tersedia sehingga diperoleh imunoglobulin yang lebih murni dan dengan metode imobilisasi pada dinding tabungdapat memberikan hasilyang lebih baik. Dalampenelitian ini IgG-T3yang digunakan adalahhasil isolasi antiserum-T 3 dengan menggunakan protein-A- sepharosa. Teknik isolasinya telah dipublikasikan (1).
BAHAN DAN PERALATAN
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah yang mempunyai tingkat kemurnian proanalisis. Pereaksi yang diperlukan yaitu daparEDTA 0,05 M pH 8,0 ; dapar fosfat 0,05 M pH7,0; antibodi T3 (PPTN); IgG-T3 hasil isolasiantiserum-T 3 (PPTN); 1251_T3 (PPTN) dan tabung plastik polipropilen/polistiren. Sebagai alat pencacah dipakai pencacah gamma.
TATAKERJA
Cara menempelkan IgG-anti T3 pada din- dingtabung.
Sebelum dilakukan penempelan terlebihdahulu ditentukan titer IgG-T3 hasil isolasi dariantiserum-T 3 untuk mendapatkan konsentrasiyang optimal, yaitu dengan mem- buat satu seripengenceran memakai dapar EDTA 0,008 Mdengan pH 8,0 sehingga tiap larutanmengandung IgGsebanyak 3,48; 1,74;0,87; 0,43dan 0,21 ~g/ml. Hasil pengenceran IgGkemudian dimasukkan kedalam tabung plastikdan diinkubasi selama 24jam pad a suhu kamar.Larutan IgG dalam tabung dibuang. Selanjutnya tabung dicuci dengan larutan campuran free serum dan dapar fosfat 0,05 MpH 7,5dengan perbandingan 1: 3 dan didiamkan selama 1 jam, kemudian dicuci lagi dengan daparEDTA 0,05 M dan dibiarkan selama 1/2jam.Lalu tabung disimpan pada suhu 4 DC.Tabungsiap pakai.
Penentuan konsentrasi imobilisasi IgG-anti T3.Tabung polistiren yang telah dilapisi de
ngan IgG-T3 ditentukan ikatan maksimum(BIT) nya dengan melakukan assay. Protokolpenentuannya (assay) yaitu 100 ~l standarl
BUlldung, 8 - 10 Oktober 199"!PPTN - BATAN
cuplikan, 100 ~11251-,{,3 dan 200 ~l dapar EDTA0,008 M pH 8,0. Ca:y.puran larutan divortexdan diinkubasi selama 24jam. Kemudian dicucidengan 2 x 500 ~l dapar fosfat pH 7,5 dan selanjutnya keaktifan tabung dicacah dengan alatpencacah sinar gamma. Persen ikatan maksimum (% BIT) dapat ditentukan dengan membandingkan hasil cacahan dengan cacahan TRA(total radioaktif) 100 ~11251_T3'
% BIT cpm tiap p:~!~nceran X 100 %cpm
Pemilihanjenis tabungDalam penelitian ini digunakan 2jenis ta
bung plastik yaitu polipropilen dan polistiren.Kedalam tabung-tabung ini dilakukan imobilisasi 19G-antiT3' Kemudian dievaluasi dengansistem RIA.
Penentuan pH dapar EDTA 0,008 M untukimohilisasi
Beberapa variasi pH EDTAyangdilakukandalam penelitian ini yaitu pH 6,71; 7,72; 8,89;9,74;dan 10,81.Tabungreaksiyangtelah ditempeli dengan IgG-T3dalam dapar EDTA0,008 Mpada berbagai variasi pH tersebut di atas diinkubasi 1 malam, kemudian dicacah untuk mengetahui BIT nya. Dari data yang diperoleh dapat diketahui pH optimumnya.Penentuan waktu inkubasi imobilisasi
Dibuat beberapa seri imobilisasi IgG-T3 1mdar tertentu pada tabung plastik polistiren/polipropilen dengan variasi inkubasi seperti berikut1; 2; 6; 22,5; 28,5; 48; dan 144 jam, pada suh1.lkamar. Kemudian ditentukan besar ikatanmaksimumnya dengan sistem RIA.
Penentuan volume penempelan IgGKedalam tabung yang akan ditempeli de
ngan IgG-T3 dimasukkan larutan IgG anti T3dengan kadar yang sarna dalam dapar EDTA0,008 M pH 8,0 sebanyak 350; 600; 1100; 2100;dan 3100 ~l.Setelah diinkubasi 1 malam, dicacah untuk diketahui besar ikatan maksimumnya (% BIT).
Penentuan disain dan pH dapar assay (dapar EDTA.0,008 M)
Terhadap tabung yang telah ditempeli dE!ngan 19G-T3 dilakukan beberapa penentuandisain dengan variasi pH dapar EDTAyaitu pH6,0; 7,0; 8,0 dan variasi volume perunut 1251-'1'3dan standar/cuplikan.
306
Proceedings Seminar Reaktor Nllklir dalmn Penelitian Suinsdan Tekrwlvgi Menlljll Era Tinggal Lmtdas
Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN -BATAN
HA.sILDAN PEMBAHASAN
Salah satu bagian yang terpenting dalampenentuan radioimunologi adalah suatu prosedur yang efisien untuk memisahkan antigenyang terikat terhadap antigen bebas. Pada pemisahan dengan metode fase padat antibodidiimobilisasikan pada penunjang padat. Dalampenelitian ini sebagai penunjang padatnya dipakai tabung reaksi plastik yaitu tabung plastikpolipropilen dan polistiren. Pemilihan 2 jenistabung ini berdasarkan penelitian terdahulu(Lee,dkk,1974) yang menyatakan bahwaadsorpsi itu bergantung padajenis polimer darimatrik yang digunakan (5). IgG-T3 yang akandiimobilisasi pada dinding tabung harus mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi. Dalampenelitian ini IgG-T3 yang digunakan didapatdari hasil isolasi melalui metode kromatografiafinitas yaitu dengan Protein A Sepharosa (1)dan diperoleh fraksi IgG-T3sebesar 697 IAg/m!.IgG-T3yang telah murni diimobilisasi pada dinding tabung polipropilen/polistiren. SelanjutnyaIgG ini sebelum digunakan untuk imobilisasiterlebih dahulu dititer dengan sistem tabungsalut. Maksudnya adalah untuk mengetahuikonsentrasi IgG yang optimal guna mendapat-kan hasil pengikatan maksimal (B/T)50 %. Darihasil pengamatan ternyata konsentrasi IgG-T31,74 lAg/mldapat menghasilkan BIT sebesar 3051,81 % (Tabel1).
Tabel1. Konsentrasi IgG anti T3
o
GambaI' 1. Kurva prrofil presisi tabung polistiren (ps) dan polipropilen (pp)
dan polipropilc "1.. Dari Tabel 2 terlihat bahwakedua jenis ta ..JUng ini memberikan nilai QCdalam batas daerah kerja normal dan persentase ikatan maksimum yang tidak berbedanyata antara tabung polistiren dan polipropilen.
Tabel 2. Variasi tabung yang digunakan
~-.-!'sPP'~.
Variabel PolistirenPolipropilen
NSB (%)
0,10 ± 0,050,10 ± 0,05QCA (nmol/l)
0,64 ± 0,010,58 ± 0,01QCB (nmolfl)
2,16 ± 0,102,07 ± 0,03QCc (nmolfl)
6,17 ± 0,015,,76 ± 0,18BIT (%)
35,0 ± 4,8034,8 ± 4,80
Berhubung karena kesulitan dalam pengadaan tabung maka dalam penelitian ini digunakan tabung polistiren.Pada dinding tabung polistiren ini dilakukanbeberapa variasi pH yaitu untuk mencari pHoptimal guna mendapatkan persen ikatanmaksimum. Pada GambaI' 1 dapat dilihat kurva profil presisi dari tabung polistiren dan polipropilen, dimana menunjukkan bahwa IgG-T3yang diimobilisasi memberikan daerah kerjayang cukup luas.
10
20
40
Konsentrasi (lAg)B/T (%)
3,48
68,0 ± 5,51,74
51,9 ± 5,50,87
30,5 ± 7,60,43
18,2 ± 4,50,21
9,6 ± 2,5
Penenluan wak1u dan suhu inkubasi assayPenentuan secara RIAdilakukan terhadap
tabung salut dengan variasi waktu dan suhuinkubasi. Tabung-tabung tersebut diinkubasikan selama 1,3 ;2; 4; 6; 17;dan 24jam pada suhu4°C; 37°C dan suhu kamar.
Untuk tahap-tahap berikutnya pada imobilisasi antibodi T3 dipakai IgG-T3 dengan konsentrasi 2IAg/tabung.Dalam penelitian ini sebagaifase padat dipakai tabung plastik polistiren
Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada dapar EDTA0,008 M pH 7,7 memberikan BIT 47,9 ± 1,4 %.Dan makin bas a dapar EDTA pada penempelan IgG-T3 makin kecil daya ikat antibodi T3
307
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
dengan antigen. Selanjutnya dapar EDTA0,008 M pH 8,0 yang dipakai pada imobilisasianti T3 .
Tabel3. Variasi pH dapar EDTA0,008 M untukpenempelan
pHBtr (%)
6,7
45,4 :!:0,97,7
47,9:!: 1,48,9
44,7:!:1,39,7
28,5 :!:2,610,8
12,5 :!:1,5
Pada tahap berikutnya dipelajari pengaruh inkubasi dan volume penempelan IgG-T3 padatabung polistiren. Ke dalam tabung polistirendimasukkan IgG-T3 2 !Ag/tabungdalam daparEDTA, kemudian dilakukan inkubasi dalambeberapa variasi waktu.Dari Tabel 4, terlihat bahwa waktu inkubasimempengaruhi ikatan maksimum BIT yaitumakin lama waktu penempelan makin besarpula ikatan maksimum BIT nya.
Tabel4. Waktu inkubasi imobilisasi IgG-T3
Waktu Gam)Btr (%)
1,0
50,7 :!:2,82,0
52,0 :!:1,86,0
61,5 :!:1,822,5
65,8 :!:0,628,5
66,9 :!:0,948,0
68,3 :!:0,3144,0
72,0 :!:0,4
Dalam penelitian ini yang diambil adalah waktu inkubasi 22,5 jam yang selanjutnya dibulatkan menjadi 24 jam, karena inkubasi yangdibawah 24 jam pada waktu dilakukan evaluasi dengan sistem RIA memberikan hasilyang kurang baik. Selanjutnya dapat dilaporkan bahwa selama inkubasi dilakukan, jugadipelajari volume penempelannya. Dari hasilpengamatan ternyata makin besar volume penempelan makin besar pula nilai BIT. Nilai iniakan mencapai optimumnya pada volume 1100
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - bA.1'AN
!AIdengan memberikan harga BIT sebesar 55,7:!:1,2 % (Tabel 5).
Tabel 5. Variasi volume penempelan
Volume (!AI)Btr (%)NSB (%)
350
37,4 ± 2,10,40600
43,4 ± 2,20,441100
55,7 ± 1,20,252100
55,6 ± 1,10,313100
56,3 :!:0,90,35
Hal ini menunjukkan bahwa di samping penempelan IgG terpusat di bawah tabung yangdisebabkan karena gaya gravitasi dan BM IgGyang besar ternyata juga ada yang menempeldi dinding tabung. Ini terbukti pada waktudilakukan beberapa bentuk disain penentuandengan variasi jumlah larutan baku dan antigen bertanda diperoleh hasil penentuan BITsebesar 51,3 % dengan 100 !AIlarutan bakulcuplikan dan 1000 !AI125I_T3 (Tabel 6).
Tabel 6. Hasil evaluasi variasi disain penentuan.
Disain Btr (%)NSB (%)
A
28,5 ± 0,50,13B
50,8 ± 1,50,27C
52,0 ± 0,90,23D
51,3 ± 0,80,50E
42,1 ± 1,00,39F
34,7 ± 0,20,33
Keterangan :A = 100 !AIstd/spl dan 100 !AI125I_T3B = 100 !AIstd/spl dan 250 !AI125I_T3C = 100 !AIstd/spl dan 500 !AI125I_T3D = 100 !AIstd/spl dan 1000 ~ll 125I_T3E = 25 !AIstd/spl dan 1000 !AI125I_T3F = 50 !AIstd/spl dan 1000 !AI125I_T3
Disain dan optimasi penentuan dilakukan dengan menentukan volume pereaksi, pH dapar,waktu dan suhu inkubasi optimal untuk mendapatkan daerah kerja yang diinginkan. Daridata yang diperoleh (TabeI5, 7,8) ternyata disain penentuan dengan lOO!AIstd/spi ; 1000 !AI125I-T3 dalam dapar EDTA pH 7,0 dan waktu
308
Proceedings Seminar Reaktor Nllklir cWlam Penelitialt Sainsdun Tekrwlogi Menllju Era Tinggal Landas
inkubasi 24jam pada suhu kamar memberikanhasil yang cukup baik dan sangat spesifik(Gambar 2 dan 3).
Tabel 7. Variasi pH dapar penentuan
pHBrr (%)NSB (%)
6,0
47,5 ± 0,90,357,0
49,2 ± 0,70,508,0
44,2 ± 0,30,45
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Dari analisis recovery dengan sistem RIAterha- dap tal, ..mg salut dengan kadar IgGanti-T 32 I-lg/tabung memberikan hasil sebesar99,63 % dan dari Tabel 9 terlihat bahwa hasilimobili- sasi antibodi T3 dengan kadar IgG 2 I-lg/tabung memberikan kedapatulangan yangcukup baik untuk penentuan RIA karena dariperhitungan secara statistik didapatkanpersen koefisien variansi(% CV) untuk intraassay lebih kecil dari 10 % dan untuk interassay lebih kecil dari 15 % .
Tabel 8. Waktu dan suhu inkubasi penentuan
Waktu/suhu 1,3 (jam)2(jam)4(jam)6(jam)17 (jam)24(jam)
4°C
6,9 ± 0,312,2 ± 0,37,5 ± 1,113,2 ± 0,917,8 ± 0,247,9 ± 2,4kumar
11,5 ± 0,411,5 ± 1,59,7 ± 1,118,3 ± 1,925,8 ± 0,765,9 ± 0,63'/°C
8,8 ± 1,014,7 ± 0,816,0 ± 1,015,0 ± 1,516,9 ± 0,220,7 ± 0,9
Gambar 2. Kurva profil presisi dari variasipenentuan disain.
Gambar 3. Kurva profil presisi variasi pH dapar assay40
30
'.20
~
--
,-
... ---•, "- ,"
'...
-,'.......
t
.•••. ~o_o ""'-l __'"
.'-. " --... - -c.....--. '.•. -- .. _~ ~.-' ~--k~~'4-'__'~~~"~~~\"-..•. ---- ~ .•..~ .--l-
Keterangan :pH 6,0pH 7,0pH 8,0
KESIMPULAN
Dari data - data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa imobilisasi antibodi T3pada tabung polistiren cukup baik untuk penentuan RIA dengan optimasi kondisi sebagai berikut:
- imobilisasi antibodi T3 dilakukan dengankonsentrasi IgG -T3 sebesar 2 I-lg/tabungdalam dapar EDTA 0,008 M pH 8,0 padavolume 1100 I-lldengan waktu inkubasi 24jam pada suhu kamar.
40
30
20
10
o
Keterangan :A = 100 I-ll std/spl dan 100 I-ll 125I_T3B = 100 I-ll std/spl dan 250 I-ll 125I_T3C = 100 I-ll std/spl dan 500 I-ll 125I_T3D = 100 I-ll std/spl dan 1000 I-ll 125I_T3E = 25 I-ll std/spl dan 1000 I-ll 125I_T3F = 50 I-ll std/spl dan 1000 I-ll 125I-T3
10
o
----h ...~ ~,.,..
- ••...•- ..•..;j:::-~ .• - _.it.""-",L ~._-.-.~~ _--- .•-. -4 _ •.._ .•
309
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdon. Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
- Disain penentuan dengan 100 fAlstandar/sampel dan 1000fA1125I_T3 dan inkubasi 24jam pada suhu kamar memberikan hasil
Bandung, 8 - 10 Oktober 19.91PPTN - BAT AN
yang cukup baik ('engan daerah kerja 1,19 12,98 nmol.
Tabel 9. Hasil penentuan kedapat ulangan
Ana lisis Harga rata-rataSDCV(nmol/l) Intra G.8say
QC-A1,180,065,08
QC-B1,610,042,25
QC-C5,450,269,60
Inter G.8say
QC-A0,980,192,03
QC-B1,940,2412,49
QC-C6,200,8213,21
DAFI'AR PUSTAKA
1. NANNY K.H., T. HASAN B., KOSOWICZ, J." Isolasi immunoglobulin dari antisera sebagaiusaha ke arah pembuatan kit RIA-T3fase padat, Prosiding Temu Ilmiah PKBNI, Yogyakarta16-17, (November 1989) 170 -184.
2. THORELL J. I., LARSON, S.M., Radioimmunoassay and Related Techniques, The CV.MosbyCompany, Saint Louis (1978).
3. GEMBICKI, M., POLANSKA, A., KOSOWICZ, J., T3 and T4 solid phase radioimmunoassaywith the spesific antibodies isolated by affinity chromatography, Radioimmunoassay and Related Procedures in Medicine, IAEA, Vienna (1982) 95 - 105.
4. CANTARERO L.A., BUTLER, J. E., OSBORNE, J. M., The characteristic of proteins forpolystyrene and their significance in solid phase immunoassay, Analytical Biochemistry 101>(1980) 375-382 .
5. LEE R.G., ADAMSON, C., KIM, S. W., Thromb. Res. 4 (1974) 485-490.
DISKUSI
Nanny Kartini H.:1. Saya melihat pada saat penentuan pengaruh pH terhadap imobilisasi, pemrasaranmenggunakan satuan pH yang rum it sampai dua angka dibelakang koma. Apakah tidak dapatdigunakan pH dengan angka bulat atau apakah satuan-satuan itu merupakan rata-rata?2. Seberapajauh kestabilan tabung bersalut yang dibuat setelah penyimpanan pada 4°C (lemaries) ?T. Hasan Basry :1. Terima kasih. Dalam hal ini betul dapat digunakan angka bulat. Anda dapat melihat dalammakalah lengkap dimana kami ambil besaran pH untuk imobilisasi dalam bentuk angka bula!.yaitu pH 7,7 menjadi pH 8,0.2. Memang, kami ada menyimpan tabung bersalut tersebut sampai saat ini ( :!: telah 6 bulan ),tapi belum dapat kami evaluasi karena kesulitan peru nut ( antigen bertanda ).
310
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian SainsdAm Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Duyeh Setiawan:Pengamatan terhadap jenis tabung ( polistiren ), perlu kiranya d' 'akukan analisis stiren yangbermigrasi ke dalam sistem, mengingat sifat monostiren mudah lepas dari polistiren akibatpangaruh lingkungan seperti : temperatur, pereaksi yang digunakan dan sebagainya.T. Hasan Basry :Terima kasih atas sarannya. Disini kami hanya membandingkan tabung jenis yang mana yangbaik digunakan untuk imobilisasi IgG tersebut. Data-data yang diperoleh setelah diolah secarastatistik ternyata tidak berbeda nyata antara kedua jenis tabung tersebut. Lagi pula tabungpolistiren yang digunakan adalah tabung khusus untuk RIA, jadi kemungkinan terlepasnyamonostiren telah diperhitungkan.
311