Download pdf - Implementasi CSR

Transcript
Page 1: Implementasi CSR

IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN

YANG BAIK :

Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama

Metode Ilmu Politik

Oleh:

JATI SEPUTRO

NIM. 0811250032

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Implementasi CSR

IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN

YANG BAIK :

Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Brawijaya

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama

Metode Ilmu Politik

Disusun Oleh:

JATI SEPUTRO

NIM. 0811250032

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 3: Implementasi CSR

Motto :

Dengan menebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Kesuksesan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah memberi manfaat

sebanyak-banyaknya kepada siapapun

Sekripsi ini, ku persembanhkan kepada :

Haries Sihombing,

Sri Rejeki,

Murniwati Ndraha,

Lugas Ranjing Apta Sakti,

Keluarga Besar,

Umat.

Page 4: Implementasi CSR

i

Page 5: Implementasi CSR

ii

Page 6: Implementasi CSR

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta

alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah

Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga laporan

sekripsi berjudul “IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK :

Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan

Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dapat terselesaikan.

Penulis berterima kasih kepada banyak pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Berkat perannya, baik secara langsung mau pun tidak secara

langsung mempengaruhi rampungnya penelitian ini.

Penulis menyadari laporan sekripsi ini mempunyai banyak kekurangan.

Berdasarkan segenap kerendahan hati penulis membuka kritik dan saran dari

banyak pihak yang peduli serta dosen pembimbing guna penyempurnaan laporan

Praktek Kerja Nyata ini.

Besar harapan saya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan

akademisi, masyarakat luas dan pihak lainnya.

Hormat saya,

Malang, 23 November 2012

Penyusun, Jati Seputro

Page 7: Implementasi CSR

iv

ABSTRAK

Sekripsi karya Jati Seputro, “IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dibawah bimbingan Ibu Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si dan Bapak Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si.

Terdapat tiga hal menarik dari latar belakang penelitian ini. Pertama, keberadaan warga dan PT Tirta Investama mengeksploitasi air tanah dengan kepentingan berbeda. Kepentingan keduanya dapat bersinergi dengan harmonis. Kedua, PT Tirta Investama menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan (TSP) di NTT dengan biaya besar pada lingkup nasional, kelayakan TSP pada lingkup lokal (khususnya Dusun Jatianom) menarik peneliti meninjau langsung. Ketiga, pelaksanaan TSP PT Tirta Investama disambut Wakil Bupati Pasuruan sebagai harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 2010. Sedangkan peraturan daerah tingkat Jawa Timur yang mengatur TSP disahkan tahun 2011.

Fokus penelitian yang muncul “Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan?” dan “Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan?”.

Metode penelitian ini adalah studi kasus. Pemilihan informan yang dilakukan adalah key person dan snowballing sampling. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara bertahap dan observasi tidak terstruktur. Strategi analisis data yang digunakan adalah kualitatif verifikasi. Sedangkan teori yang digunakan sebagai analisis adalah teori pemerintahan yang baik.

Hasil penelitian pelaksanaan TSP PT Tirta Investama di Dusun Jatianom adalah program TSP mengacu pada komitmen perusahaan. Sasaran TSP mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development. Setiap pelaksanaan TSP, PT Tirta Investama berkordinasi dengan pemerintah dan masyarakat. Hasil kerja TSP telah diterima oleh tiga golongan, yaitu Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan masyarakat Dusun Jatianom secara keseluruhan.

Implentasi TSP belum berjalan sukses, belum sesuai dengan teori pemerintahan yang baik. Belum terdapat solusi memecahkan substansi permasalahan publik terkait TSP. TSP tetap menjadi otoritas perusahaan. Hal ini belum memenuhi unsur demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kesewajaran dan kesetaraan.

Kata Kunci : TSP, Pemerintahan Yang Baik

Page 8: Implementasi CSR

v

ABSTRACT

Jati Seputro’s sekripsi, “IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN GOOD GOVERNANCE’S PERCEPTION: Case Study In Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “, under consulate of MS. Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si and Mr. Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si.

Interesting case in this research’s background has three statement. First, Dusun Jatianom’s members and PT Tirta Investama. They has diference interest to take ground-water. They join well. Second, PT Tiirta Investama executes corporate social responsibility (CSR) much in NTT. This is national enviorement. CSR’s capable in local enviorement (Dusun Jatianom) is interesting to cross chek. Third, PT Tirta Investama’s CSR was received by Pasuruan’s Bupati deputy. It was strong unity of government, civil society and private in 2010. Unless, CSR policy in Jawa Timur province was been since in 2011.

The research’s fokus are “ How furth is PT Tirta Investama’s corporate social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? ” and “ How implementation is PT Tirta Investama’s corporate social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? ”.

This research’s metode is case study. The chosen’s informan are key person and snowballing sampling. Gathering data technics are in depth interview and unstructure observer. Analysis data strategy is verivikation qualitative. The theory used to analysis are good governance.

Conclution of research, PT Tirta Investama’s CSR in Dusun Jatianom is CSR aiming to company’s comitment. CSR’s object are consevation, charity and community development. Every CSR’s event, PT Tirta Investama share to government and civil society. Result of CSR in Dusun Jatianom are recheived by Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan all Dusun Jatianom’s members.

CSR’s implementation is not succes. It is not suitable to good governance theory. It is not solution to handle substance public’s problem. CSR is still under company’s authority. It is not suitable to democracy, transparancy, akuntablility, law culture, natural and egality.

Key Word : CSR, Good Governance

Page 9: Implementasi CSR

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii ABSTAK .......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... vi TABEL .............................................................................................................. x GLOSARIUM .................................................................................................. xi Bab I Pedahuluan .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Fokus Penelitian ........................................................................................... 10 1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 10 1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 11 1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 11 1.4.2 Manfaat Praktik ......................................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13 2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik ........................................................... 13 2.1.1 Pemangku Kepentingan ............................................................................. 13 2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat ...................................................................... 14 2.1.3 Swasta ....................................................................................................... 18 2.1.4 Definisi Teori Good Governance ............................................................... 20 2.1.1.4 Konsep Good Governance ...................................................................... 20 2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................................................. 22 2.2.1 Definisi Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan................................. 22 2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 28 2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .............................................. 38 2.2.4 Double Diamond ....................................................................................... 42 2.3 Hukum Positif .............................................................................................. 47 2.3.1 Undang-Undang N0. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal .............. 49 2.3.2 Undang-Undang N0. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas ............. 51 2.3.3 Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012Tentang Tangggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas .................................................................. 52 2.3.4 Peraturan Daerah Jawa Timur No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab SosialPerusahaan ............................................................................................... 53

Page 10: Implementasi CSR

vii

2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 57 2.4.1 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial Pada PT Newmont ............................................................................................. 57 2.4.2 Peran PT Tirta Investama Kebon Candi Terhadap Perubahan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program Corporat Social Responsibility (CSR) ‘ Kampoeng Sehat Danone ‘ ............................................. 60 2.4.3 Perbandingan Penelitian ............................................................................ 61 2.5 Alur Berfikir ................................................................................................ 65 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 66 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 66 3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 68 3.3 Fokus Penelitian ........................................................................................... 68 3.4 Pemilihan Informan ...................................................................................... 69 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 70 3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 71 3.7 Analisis Data ................................................................................................ 72 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ............................................ 74 4.1 Gambaran Umum Dusun Jatianom ............................................................... 74 4.2 Gambaran PT Tirta Investama ...................................................................... 78 4.3 Gambaran Umum PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom ........................... 80 BAB V PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN................................................................................................ 82 5.1 Badan Perizinan Dan Penanaman Modal ...................................................... 82 5.1.1 Standar Regulasi Perizinan ........................................................................ 83 5.1.2 Eksploitasi PT Tirta Investama .................................................................. 89 5.1.3 Penanaman Modal ..................................................................................... 92 5.2 Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) ........................................................... 96 5.2.1 Arah Pembangunan Kabupaten Pasuruan .................................................. 97 5.2.2 Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kebiijakan .................. 100 5.2.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Kabupaten Pasuruan ................... 103 5.3 PT Tirta Investama ..................................................................................... 107 5.3.1 Eksploitasi .............................................................................................. 107 5.3.2 Dampak Eksploitasi Dan Antisipasi......................................................... 111 5.3.3 Kordinasi Pemangku Kepentingan ........................................................... 114 5.3.4 Kontrol Pemangku Kepentingan .............................................................. 116

Page 11: Implementasi CSR

viii

5.3.5 Dalam Kebijakan .................................................................................... 118 5.3.6 Konsep CSR ............................................................................................ 121 5.3.7 Komitmen Perusahaan ............................................................................. 123 5.3.8 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan ......................... 125 5.3.9 Pelaksanaan CSR ................................................................................... 128 5.3.10 Out Put CSR ......................................................................................... 137 5.3.11 Pendukung Dan Penghambat ................................................................. 138 5.4 Chross Chek Dusun Jatianom ..................................................................... 140 5.4.1 Profil Informan ....................................................................................... 141 5.4.2 Bentuk-Bentuk CSR ................................................................................ 155 5.4.3 Kapasitas Penerima CSR ......................................................................... 158 5.4.4 Sebab CSR .............................................................................................. 165 5.4.5 Sistem Pengelolahan CSR ....................................................................... 171 5.4.6 Out Put CSR .......................................................................................... 180 BAB VI IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.............................................................................................. 189 6.1 Eksploitasi Tak Terkontrol ......................................................................... 189 6.2 Hukum Lemah ........................................................................................... 196 6.3 CSR Merupakan Dinamisator ..................................................................... 205 6.4 Pranata Sosial Terhadap Pengaruh Perusahaan ........................................... 213 6.5 Membutuhkan Sinergi Masarakat, Perusahaan Dan Pemerintah .................. 220 6.6 Relevansi Teori Dan Konsep ...................................................................... 221 6.6.1 Relevansi Teori Good Governance .......................................................... 221 6.6.2 Relevansi Teori Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................. 227 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 228 7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 228 7.1.1 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228 7.1.2 Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228 7.3 Rekomendasi.............................................................................................. 230 7.3.1 Rekomendasi Kepada Pemerintah ........................................................... 230 7.3.2 Rekomendasi Kepada PT Tirta Investama .............................................. 231 7.3.3 Rekomendasi Kepada Masyarakat Dusun Jatianom ................................. 232 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 233

Page 12: Implementasi CSR

ix

LAMPIRAN ................................................................................................... 237

Page 13: Implementasi CSR

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 .............................................................................................................. 41 Tabel 2 .............................................................................................................. 63 Tabel 3 .............................................................................................................. 87 Tabel 4 .............................................................................................................. 91 Tabel 5 .............................................................................................................. 93 Tabel 6 .............................................................................................................. 98 Tabel 7 ............................................................................................................ 101 Tabel 8 ............................................................................................................ 105 Tabel 9 ............................................................................................................ 108 Tabel 10 .......................................................................................................... 113 Tabel 11 .......................................................................................................... 115 Tabel 12 .......................................................................................................... 116 Tabel 13 .......................................................................................................... 119 Tabel 14 .......................................................................................................... 123 Tabel 15 .......................................................................................................... 124 Tabel 16 .......................................................................................................... 127 Tabel 17 .......................................................................................................... 128 Tabel 18 .......................................................................................................... 138 Tabel 19 .......................................................................................................... 139 Tabel 20 .......................................................................................................... 141 Tabel 21 .......................................................................................................... 162 Tabel 22 .......................................................................................................... 167 Tabel 23 .......................................................................................................... 175 Tabel 24 .......................................................................................................... 181 Tabel 25 .......................................................................................................... 192 Tabel 26 .......................................................................................................... 202 Tabel 27 .......................................................................................................... 220 Tabel 28 .......................................................................................................... 225

Page 14: Implementasi CSR

xi

GLOSARIUM

Analisis dampak lingkungan hidup (amdal) : kajian mengenai dampak penting

suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan1.

Asas governance : demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum,

kesewajaran dan kesetaraan

Good Governance : Pemerintahan yang baik

Kearifan lokal : nilai-niai luhur yang berlaku dalam tata kehiduan masyarakat

untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara

lestari2.

Kebijakan : sikap yang diambil pemerintah dengan suatu pertimbangan

berdasarkan respon situasi dan kondisi.

Kepala Dusun : warga yang diberi jabatan mengabdi untuk kepentingan

masyarakat di tingkat dusun

Lingkungan hidup : kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi

1 Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140 2 Lock. Cit

Page 15: Implementasi CSR

xii

alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta mahluk hdup lainnya3.

Masyarakat : kelompok sosial dengan karakteristik kepentingan sosial, domisili,

kewarganegaraan, suku, agama dan persamaan karakter sosial.

Pembangunan berkelanjutan : upaya sadar dari terencana yang memadukan aspek

lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam setrategi pembangunan

untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan4.

Perangkat warga : sebagian pemerintah mau pun masyarakat yang mengabdi untuk kepentingan masyarakat.

Perusahaan : lembaga hukum yang bertujuan mencari keuntungan maksimal

Sinergi : konsisten dalam kordinasi, perencanaan dan pelaksanaan program

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) atau (CSR) Corporate Social

Rsponsibility : upaya maksimal perusahaan untuk memberikan manfaat

positif kepada masyarakat, pemerintah, perusahaan yang bersangkutan,

lingkungan dan publik secara luas.

Transformasi : perubahan positif pada tatanan sosial

3 Lock Cit. 4 Lock Cit

Page 16: Implementasi CSR

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab

sosial perusahaan kepada entitas masyarakat dan lingkungan. Perusahaan sebagai

pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat tidak dapat berdiri sendiri.

Perusahaan harus mampu mensinergikan kepentingan kepada stakeholder dan

memberikan keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Perusahaan dalam menjaga eksistensinya membutuhkan

sistem yang mampu mensinergikan setiap pemangku kepentingan dalam setiap

sendi kehidupan. Artinya dibutuhkan sinergi untuk saling mendukung dan

memberikan keuntungan bagi stakeholder yang terlibat secara langsung maupun

tidak secara langsung terhadap proses produksi.

Mengacu pada konsep yang digagas John Elkington, terbagi tiga

komponen utama yang menjadi fokus CSR. Ketiga fokus tersebut adalah people,

planet and profit5. Ketiga fokus ini merupakan komponen yang harus diperhatikan

keseimbangannya. Melalui ketiga fokus ini, CSR dipahami sebagai infestasi

perusahaan dalam jangka waktu panjang. Perusahaan tidak dapat bertahan dalam

jangka waktu yang lama, apabila terdapat ketidak seimbangan dalam komponen

CSR. Sebuah sistem yang menjaga harmonisasi stakeholder dapat terjaga dengan

adanya sistem saling membutuhkan. Ketidak seimbangan stakeholder berdampak

5 Abraham, Rhonda dan Alice LaPlanter. 2010. Passion to Profit: Panduan Sukses Bisnis Bagi Pengusaha Muda diterjemahkan oleh Kusnandar. Jakarta: Azkia Publisheer. Hlm. 66 - 67

Page 17: Implementasi CSR

2

tidak terbangunnya pendukung produksi perusahaan. Baik ditinjau dari perspektif

faktor produksi, proses produksi, distribusi dan kondisi pasar.

Komitment menjaga sistem operasi perusahaan tidak semata-mata dinilai

dengan nominal internal perusahaan. Orientasi proses produksi turut melibatkan

kondisi lingkungan yang ada di masyarakat. Kondisi masyarakat yang tidak aman,

memungkinkan terciptanya kondisi yang kurang kondusif bagi pasar dan

berpotensi mengganggu operasional perusahaan. Faktor produksi pun

membutuhkan legitimasi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk

mendukung proses produksi. Berdasarkan pemahaman ini diharapkan tercapainya

asas saling menguntungkan bagi stakeholder. CSR hadir untuk kepentingan

stakeholder secara luas. CSR menjadi konsep prioritas terjaganya harmonisasi

perusahaan, lingkungan dan masyarakat dalam jangka panjang. Tujuan

dilaksanakannya CSR adalah sustainable development (pembangunan yang

berlanjutan)6.

Tanggung jawab CSR tidak terbatas tanggung jawab perusahaan atau

pemerintah kepada stakeholder. Secara luas CSR membutuhkan partisipasi

masyarakat, organisasi masyarakat, pemerintah dan perusahaan untuk bersinergi

menjaga hubungan yang baik dalam jangka waktu yang lama. Program CSR

bertujuan untuk kesejahteraan bersama. Harapan kesejahteraan tesebut

membutuhkan konsep Comunity Development (CD)7. CD adalah bentuk

6 Vysser, Wyne, Dirk Matten, Manfred Pohl and Nick Tolhrust. 2010. The A – Z of Cooperate Social Responcibility. Great Britain: Chippenham, Wiltshire. Hlm. 76. 7 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. 2011. Panduan Lengkap Penyusunan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm. 19.

Page 18: Implementasi CSR

3

komunikasi stakeholder dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan derajat.

Kebijakan CSR tidak didasarkan komunikasi top down atau pun bottom up. Akan

tetapi komunikasi kebijakan CSR berdasarkan banyak arah. Salah satu bentuk

CSR perusahaan adalah menyisihkan keuntungan yang diperoleh perusahaan

kepada komunitas di sekitar perusahaan (berupa: pendidikan, kesehatan, fasilitas

umum, pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan lain-lain).

Kebijakan tersebut ditentukan dengan musyawarah menggali substansi masalah.

Demikian seterusnya, proses kebijakan melewati proses formulasi, implementasi

dan evaluasi. Masyarakat turut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Sebagai pelaksanaan CSR adalah transformasi sosial ekonomi. Program

CSR bertujuan untuk membangun kemandirian masyarakat. Transformasi

merupakan kegiatan identifikasi permasalahan (kondisi sosial, ekonomi, prilaku,

kelembagaan, pola perubahan sosial, infrastruktur, perilaku bisnis, rangsangan

komersial masyarakat) untuk membangun tatanan baru8. Hasil kebijakan CSR

tidak semata-mata diberikan kepada masyarakat sebagai tindakan pragmatis

belaka. Masyarakat diharapkan mampu mencapai kesejahteraannya dengan

membangun sistem kemitraan. Kemitraan dibangun dengan memperhatikan nilai-

nilai situasi dan kondisi yang positif.

Sedemikian pentingnya CSR perlu diwujudkan dalam sustaineble

development, tidak terbatas sebagai kegiatan suka rela perusahaan. Tanggung

jawab sosial perusahaan yang menyangkut entitas secara luas menjadi kewajiban

perusahaan. Dilegalkan melalui konstitusi, berdasarkan Undang-undang (UU) No. 8 ibid. hlm 104

Page 19: Implementasi CSR

4

40 Tahun 2008 tentang Perseoran Terbatas (PT) telah ditetapkan “Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan “.9

Salah satu perusahaan yang bersentuhan dengan aspek lingkungan dan

sosial adalah perusahaan Air Minum Dagang Dalam Kemasan (AMDK). Salah

satu perusahaan AMDK tersebut bernama PT Tirta Investama.

Perusahaan AMDK mengelola Sumber Daya Alam (SDA) untuk

diperdagangkan kepada masyarakat umum. Hal yang menunjukkan komitmen

perusahaan menjaga integritas adalah perusahaan memberikan informasi produksi

kepada publik. PT Tirta Investama mengambil mata air dari pegunungan dengan

menjaga kualitas produknya kepada konsumen. Beberapa kriteria yang diberikan

PT Tirta Investama untuk menjaga kualitas produk adalah mengambil air dari

mata air pegunungan yang keluar dari dalam tanah dengan sendirinya, bukan

rekayasa tekhnologi atau campur tangan manusia. PT Tirta Investama memilih

mata air yang melewati proses pemurnian dari dalam tanah. Proses pemurnian air

menyerap mineral dan menjaga keseimbangan sebagaimana sumber mata air

asalnya. Air tersebut diharapkan memberi manfaat bagi kesehatan tubuh

konsumen10.

PT Tirta Investama memiliki kriteria memilih mata air pegunungan untuk

dijadikan AMDK. Kriteria tersebut diantaranya adalah debit mata air harus sesuai

9 Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 4o Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106. Pasal 74 ayat 1. 10 http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/hadiahberharga 29 September 2010

Page 20: Implementasi CSR

5

dengan kebutuhan para metrik berupa kalsium dan magnesium yang harus sesuai

dengan standar SNI, data para metrik mikro biologi menunjukkan tidak adanya

bakteri, pertimbangan polutan sumber mata air, stabiltas parameter fisik yaitu

pemantauan jangka panjang pada periode tahunan berkenaan terjadinya perubahan

pada mata air, stabilitas para meter kimia yaitu adanya perubahan-perubahan para

meter kimia pada periode tahunan, ketersediaan infra struktur yang mendukung

produksi perusahaan tanpa mengganggu stabilitas lingkungan sekitar mata air dan

PT Tirta Investama mempertimbangkan kesinambungan mata air dan jumlah debit

yang dihasilkan11.

Proses produksi PT Tirta Investama melewati tahapan yang tidak mudah

membutuhkan banyak tenaga, waktu dan biaya untuk menjaga daya jual pasar.

PT Tirta Investama memiliki komitmen menjaga citra kepada konsumen dan

publik. Tentu hal ini memiliki konsekuensi positif bagi pemasaran maupun CSR.

PT Tirta Investama memaksimalkan manfaat positif bagi stakeholder.

PT Tirta Investama sebagai perusahaan memiliki track record sukses. PT

Tirta Investama sebagai pelopor AMDK menjadi produsen terbesar di Indonesia.

Di Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 80 persen penjualan AMDK dalam

kemasan galon. “ Sedangkan untuk keseluruhan market share AMDK di

Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 50% pasar. Saat ini PT Tirta Investama

memiliki 14 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra. “. PT Tirta Investama

memiliki 10 sumber mata air diantaranya Berastagi (Sumatra Utara), Lampung

(Jabung dan Umbul Cancau), Mekarsari, Sukabumi (Kubang), Subang 11 http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/mataairterpilih 29 September 2010

Page 21: Implementasi CSR

6

(Cipondoh), Wonosobo (Mangli), Klaten (Sigedang), Pandaan (Jawa Timur),

Kebon Candi (Jawa Timur), Mambal (Bali) dan Menado (Airmadidi). Bahkan

pangsa pasar PT Tirta Investama telah meliputi Singapura, Malaysia, Fiji,

Australia, Timur Tengah dan Afrika12.

Salah satu operasi perusahaan PT Tirta Investama berada di Kabupaten

Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan, PT Tirta Investama turut menempatkan pabrik

di Kecamatan Pandaan berada di dusun Jatianom, Desa Karang Jati.

Operasi perusahaan tidak jauh dari pemukiman warga. Keberadaan

perusahaan tidak lepas dari entitas sosial dan lingkungan. Berdasarkan geografi,

Pandaan berada di kaki Gunung Penanggungan, berjarak 30 km sebelah barat dari

ibu kota Kabupaten Pasuruan. Luas Kecamata Pandaan 4.327 Ha dengan

ketinggian 300 m diatas permukaan air laut dan suhu rata-rata 27’ C13.

Hal pertama yang menarik keberadaan PT Tirta Investama di Pandaan

adalah PT Tirta Investama berdampingan dengan masyarakat. PT Tirta Investama

sebagai AMDK mengelola sumber mata air yang berada disekitar pemukiman

warga. Keberadaan warga di sekitar mata air dan keberadaan PT Tirta Investama

memiliki kepentingan yang berbeda. PT Tirta Investama hadir di Pandan untuk

berbisnis, perusahaan mengeksploitasi air dalam jumlah yang besar. Sedangkan

masyarakat sebagai penduduk yang telah lama tinggal menggunakan air untuk

kebutuhan.

12 http://www.forplid.net/artikel/41-PT Tirta Investama-dan-kejahatan-konspirasi-.html 29 September 2010 13 http://visitpandaan.com/pandaan-adalah/ 29 September 2010

Page 22: Implementasi CSR

7

Air dipahami sebagai kebutuhan yang sangat vital dan menyangkut hajat

kehidupan masyarakat luas. Keberadaan masyarakat dan perusahaan merupakan

kesenjangan dua pihak. Hubungan keduanya membutuhkan sinergi yang saling

menguntungkan. Masyarakat sebagai pihak yang dipayungi yuridhis tidak boleh

dikorbankan oleh kepentingan sebagian pihak.

Keberadaan PT Tirta Investama di tengah-tengah masyarakat memiliki

tanggung jawab sosial secara sungguh-sungguh kepada masyarakat luas, bukan

sekedar aksi filantropi dan charity. Harmonisasi perusahaan dan masyarakat

mendorong pertanyaan sinergi keduannya.

Hal kedua yang menarik, PT Tirta Investama pada skala nasional

mengeluarkan dana sebesar 12 milyar pada tahun 2010. Dana tersebut

diperuntukkan program WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program).

Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan di lingkungan masyarakat pra-

sejahtera. Bentuk WASH diantaranya komitmen memberikan solusi penyediaan

air bersih di Indonesia. Program WASH disebut satu untuk sepuluh. Pelaksanaan

program ini berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2009, PT Tirta

Investama melaksanakan 41 kegiatan. Adapun bentuk 41 kegiatan tersebut berupa

pendidikan lingkungan dan konservasi daerah aliran sungai (DAS) yang berada di

12 lokasi pabrik di seluruh Indonesia14.

14 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=76725:danone-PT Tirta Investama-sediakan-dana-rp12-m-untuk-program-csr&catid=13&Itemid=26 29 September 2010

Page 23: Implementasi CSR

8

Disisi yang berbeda melalui Forum Wartawan Kementerian Perdagangan

(FORWARD) di Bandung pada 12-13 Februari 2011 menyatakan PT Tirta

Investama telah melakukan CSR di Pandaan. Di desa Karang Jati, Tim CSR

Danone PT Tirta Investama bekerjasama dengan LSM mengelola sampah plastik

menjadi kerajinan dan mengelola sampah organik menjadi kompos. Bahkan PT

Tirta Investama bekerjasama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pasuruan

untuk mengembangkan Koperasi bernama “Akar Daun”. Tujuan koperasi ini

adalah mendorong transformasi sosial ekonomi secara keberlanjutan dan

kemandirian bagi kelompok kerja.15

Bentuk CSR lainnya di Dusun Jatianom adalah partisipasi PT Tirta

Investama bersama dengan masyarakat dalam pembangunan Masjid Sabilus

Sajiidiin. Bahkan ditambahkan informasi oleh anggota BPD, PT Tirta Investama

memberikan bantuan sarana prasarana air bersih. Selain itu diberikan bantuan

pengaspalan 600 x 4 meter, perbaikan sarana air untuk mendorong kebersihan dan

kesehatan lingkungan, memberikan sumber air dengan dilengkapi saluran air ke

rumah penduduk dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar16.

Pelaksanaan CSR pada skala nasional tidak lepas dari eksploitasi di Dusun

Jatianom. CSR pada aspek yang luas memiliki etika memperhatikan kondisi sosial

ekonomi pada lingkungan lokal. Terlebih, perusahaan ini telah mendirikan

pabriknya di Dusun Jatiano sejak tahun 1984.

15 http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2011-02-15/92834/Inilah_Pemberdayaan_Masyarakat_lewat_CSR_ala_PT Tirta Investama 15 Februari 2011 16 http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010

Page 24: Implementasi CSR

9

Fenomena tersebut mengundang pertanyaan upaya maksimal perusahaan

memberikan dampak positif ditingkat Dusun Jatianom, sebelum memberi dampak

positif ke tingkat nasional. Apakah bentuk CSR yang diberikan perusahaan

kepada masyarakat Dusun Jatianom telah cukup medorong keseimbangan

kemajuan masyarakat dan perusahaan! Bila dibandingkan besarnya CSR PT Tirta

Investama di NTT.

Hal ketiga yang menarik adalah pelaksanaan CSR PT Tirta Investama

telah disambut Wakil Bupati Pasuruan Eddy Paripurna sebagai harmonis antara

pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 201017.

Pelaksanaan CSR diatur dalam Peraturan Daerah (perda) Jawa Timur No.4

Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Regulasi CSR

berdasarkan Pada pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa ruang lingkup Tangung Jawab

Sosial Perusahaan (TSP) mencakup biaya pembiayaan yang berbasiskan

kerakyatan yang selaras dengan program-program pemerintah daerah.

Pada pasal 15 memiliki substansi beberapa perusahaan dapat membentuk

forum pelaksana TSP. Forum yang dibentuk oleh perusahaan tersebut harus

dilaporkan kepada pemerintah daerah. Dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi

terbentuknya forum tersebut.

Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah menyampaikan

program sekala prioritas kepada forum TSP sebagai program pelaksanaan TSP.

Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan, pelaksanaan dan

17 http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010

Page 25: Implementasi CSR

10

evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada pemerintah daerah.

Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP kepada DPRD.18

Kualitas program CSR PT Tirta Investama menarik untuk diuji.

Perusahaan mampu menyelenggarakan kegiatan positif sebelum pemerintah

membuat kebijakan.

1.2 Fokus Penelitian

a) Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan dilaksanakan?

b) Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan?

1.3 Tujuan Penulisan

a) Mengetahui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan.

b) Mengetahui kualitas tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama

di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

Pasuruan.

18 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya.

Page 26: Implementasi CSR

11

1.4 Manfaat Penulisan

Keberadaan kasus yang telah ditetapkan variabelnya berdasarkan kajian

penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat akademis maupun praktis.

Adapun manfaat tersebut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Pertama, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kajian

Ilmu Politik. Dengan demikian kajian Ilmu Politik mampun mengkaji lebih jauh

fenomena sosial secara komprehensif.

Kedua, Terkait penelitian ini diharapkan kajian teori CSR mampu

berkembang lebih jauh. Perkembangan penelitian ini diharapkan mampu

memberikan inovasi konsep CSR. Perbaikan konsep CSR memberikan kasanah

kekayaan dan penyempurnaan kajian akademik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Pertama, kepada perusahaan PT Tirta Investama. Keberadaan penelitian

PT Tirta Investama di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini diharapakan

mampu hadir sebagai pertimbangan kebijakan perusahaan dalam melaksanakan

tanggung jawab sosial, serta mampu melaksanakan tanggung jawab sosial secara

akurat

Kedua, kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Jatianom

diharapkan turut memberikan informasi dan wawasan. Terlebih masyarakat adalah

pemangku kepentingan yang berada dekat dengan perusahaan. Masyarakat

Page 27: Implementasi CSR

12

memiliki potensi dampak yang besar dengan keberadaan perusahaan. Masyarakat

diharapkan mampu bersikap kritis demi kelangsungan hidupnya, lingkungan dan

investasi jangka panjang. Masyarakat terdidik dan kritis merupakan salah satu

keseimbangan telaksananya sinergi kepentingan yang adil, seimbang dan tidak

terdominasi.

Ketiga, kepada pemerintah. Penelitian diharapkan sebagai pertimbangan

pembangunan. Sebagaimana konstitusi ditetapkan, keberadaan penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan

pemerintah melaksanakan eksekusi kebijakan dengan tepat sasaran. Pertimbangan

yang dilaksanakan tidak lepas dari kajian yang komprehensif.

Page 28: Implementasi CSR

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik

2.1.1 Pemangku Kepentingan

Pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersinergi

membutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan terlibat dalam setiap

kebijakan. Tidak terdapat dominasi kelompok tertentu yang menguasai kebijakan.

Pencapaian harapan tersebut tidak lepas dari peran negara sebagai penyelenggara.

Negara merupakan pihak utama yang memiliki wewenang menjalankan

administrasi. Kelompok kepentingan yang bersinggungan dengan kebijakan, harus

berinteraksi dengan negara.

Negara sebagai pihak yang terepresentasi dari birokrasi dan apratur

pemerintahan memiliki peran yang sangat penting. Negara sebagai pihak yang

berwenang menjalankan administrasi memiliki dampak yang erat terhadap

kebijakan dan pembangunan. Suatu pembangunan atau kebijakan memiliki tolok

ukur kualitas dan kuantitas yang memadai. Kebijakan dan pembangunan tidak

dapat terlaksana menyentuh substansi bila tidak mendapatkan dukungan atas

objek kebijakan tersebut. Terlebih substansi kebijakan tersebut tidak

merepresesntasikan permasalahan yang ada dilapangan.

Harapan terciptanya pembangunan seperti yang telah disebutkan adalah

terdapat upaya peningkatan kinerja administrasi pemerintah. Pemerintah harus

Page 29: Implementasi CSR

14

mampu menyuguhkan konsep dan mekanisme yang mensinergikan para

pemangku kepentingan terlibat dalam kebijakan. Kebijakan merupakan hasil dari

substansi permasalahan yang ada di lapangan. Pihak-pihak yang terlibat terjamin

haknya untuk menyampaikan aspirasi. Kebijakan memiliki kualitas; tidak

merugikan pihak tertentu.

Disinilah pemerintah atau negara berperan sebagai pemrakarsa

pembangunan yang siap terbuka menjamin hak pemangku kepentingan. Negara

menghadirkan dirinya bukan sebagai pihak yang lebih tinggi, tetapi negara

bersama pemangku kepentingan memiliki persamamaan untuk mencapai

pembangunan yang berkelanjutan.

2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat

Paradigma teori good governance merupakan trobosan bagi penyelenggara

pemerintahan dimana pelaksanaan tersebut menyangkut kebijakan. Menyangkut

permasalahan kebijakan, terdapat elemen yang turut memiliki dampak ataupun

mempengaruhi kebijakan. Kebijakan tersebut dapat menempatkan pihak tersebut

sebagai subjek ataupun sebagai objek kebijakan. Disinilah masyarakat sebagai

elemen penting bagi kebijakan. Masyarakat dapat menjadi kelompok kepentingan

maupun kelompok penekan.

Berdasarkan konsep kebijakan terdapat proses penyusunan agenda,

formulasi dan legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi terhadap

Page 30: Implementasi CSR

15

implementasi kinerja dan dampak kebijakan dan proses kebijakan baru19. Proses

kebijakan tersebut menunjukkan adaya siklus dalam kebijakan. Kebijakan tidak

terbatas ketetapan pemerintah yang besifat top down dan tidak memiliki imbal

balik terhadap penyelenggara kebijakan. Kebijakan merupakan merupakan

identifikasi permasalahan. Sebuah permasalahan tersebut dibahas untuk dicari

solusi dari beragam solusi. Setelah permasalahan tersebut melewati formulasi dan

medapatkan dukugan dan solusi, alternatif tersebut diimplementasikan kepada

sasaran berupa kebijakan. Kebijakan tersebut merupakan ketetapan yang

mengikat.

Kebijakan tersebut diimplementasikan dalam bentuk kinerja. Sebagaimana

tujuan kebijakan tersebut dirumuskan sejak awal, pelaksanaan kebijakan

mendapatkan analisis. Pelaksanaan kebijakan ditinjau kembali untuk dinilai

sebuah kebijakan telah tepat sasaran. Kebijakan dirumuskan untuk tujuan yang

efektif. Hasil penilaian tersebut berupa evaluasi, kembali harus diuji. Selanjutnya,

kemunculan alternatif baru memiliki peluang apabila terdapat kondisi lapangan

yang mengharuskan; yaitu terdapat kebijakan baru. Kebijakan pun dapat berakhir

tanpa adanya kebijakan baru apabila suatu kebijkan telah tepat sasaran dan dinilai

tidak terdapat pihak yang dirugikan.

Kebijakan ini tidak lepas dari adanya kerangka analisis. Sebagaimana

digagas oleh Gordon bahwa analisis kebijakan dibagi : analisis determinasi

kebijakan, analisis isi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan, advokasi

19 Ripley, Randal B. 1985. Policy Analysis in Political Science. Nelson-Hall Publisher, Chicago, Chapter 1-4. Hlm 49.

Page 31: Implementasi CSR

16

kebijakan dan informasi untuk kebijakan20. Determinasi kebijakan harus

menyangkut deskripsi masalah. Permasalahan harus teridentifikasi dan

mendapatkan substansi. Seorang analisis kebijakan pun harus mempertanyakan

siapa pihak yang memiliki kepentingan, untuk siapakah kebijakan tersebut

diimplementasikan, oleh siapa sajakah kelompok kepentingan dan penekan yang

berperan, kapan dan mengapa, bagaimana kebijakan dilaksanakan. Sebelum

mengambil alternatif maupun tindakan harus terdapat gambaran yang jelas.

Analisis isi kebijakan menyangkut alternatif yang direkomendasikan atas

pertimbangan evaluasi kebijakan sebelumnya, adanya nilai-nilai yang menjadi

permasalahan, adanya kerangka analisis atas teori dimana hal ini dilakukan oleh

kalangan akademisi, terdapat kritik oleh pihak tertentu. Alterntif kebijakan yang

diberikan mencakup deskripsi secara menyeluruh. Alernatif-alternatif yang

diberikan dapat berupa rekomendasi setelah diuji sebagai pilihan relevan dalam

sebuah kasus. Peran kelompok kepentingan dan penekan yang terlibat semakin

besar ketika tahapan kebijakan telah mencapai proses ini Hal ini disebabkan

perjuangan kepentingan akan segera diproses untuk dimplementasikan.

Monitoring dan evaluasi kebijakan merupakan analisis kinerja kebijakan

dengan mempertimbangkan substansi kinerja dan mencapai target yang

dirumuskan dan mengetahui dampak yang dihasilkan. Keberadaan cost and

benefit merupakan pertimbangan yang tinggi atas dilaksanakannya suatu

kebijakan. Analisis kebijakan pada tahap ini cenderung melibatkan pemeritah,

20 Gordon, I., J. Lewis dan K. Young. 1977. Perspektives on Policy Analysis Dalam Wayne Parson (ed).2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan diterjemahkan oleh Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Kencana Prenada Media group. Hlm. 57

Page 32: Implementasi CSR

17

akan tetapi terdapat peluang bagi pemangku kepentingan untuk mengetahui dan

mempersiapkan strategi untuk proses kebijakan selanjutnya. Hal ini dipengaruhi

oleh proses kebijakan terbuka seperti bagan kebijakan Gabriel Almon.

Informasi unuk kebijakan merupakan analisis kebijakan untuk

memberikan informasi kebijakan kepada pemangku kepentingan, maupun pihak-

pihak yang tertarik terlibat dalam suatu kebijakan. Informasi yang diberikan dapat

berupa hasil penelitian. Terdapat imbal balik pelaksaan kebijakan melibatkan non

government. Disinilah menunjukkan kebijakan bukan bersifat top down.

Kebijakan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang tertarik.

Analisis kebijakan selajutnya adalah advokasi kebijakan. Merupakan

bentuk perjuangan kepentingan oleh pemerintah maupun non pemerintah untuk

mempengaruhi kebjakan selanjutnya. Pengaruh tersebut dapat berupa hasil

penelitian maupun kegiatan lainnya yang melegitmasi.

Analisis kebijakan menunjukkan suatu kebijakan yang diimplementasikan

kepada masyarakat luas meruapakan suatu hal yang urgent. Disini masyarakat

adalah pihak yang dapat memunculkan permasalahan, maupun menerima bentuk

dan dampak kebijakan. Sesuatu hal yang diterima masyarakat memiliki

konsekuensi. Penempatan masyarakat dalam kebijakan ini merupakan subjek dan

objek kebijakan. Pemerintah bukan aktor tunggal kebijakan. Pemerintah tidak

dapat berdiri sendiri menentukan kebijakan.

Pemerintah dan masyarakat memiliki hubungan ketergantungan untuk

memproduksi kebijakan. Terdapat kesetaraan dalam hubungan mereka.

Page 33: Implementasi CSR

18

Mempertahankan hubungan untuk menjaga sistem tersebut dibutuhkan kemitraan

yang sehat. Artinya perlunya menjaga transparansi untuk mengidentifikasi

substansi kebijakan. Setiap pihak yang terlibat dalam kebijakan harus mampu

mempertanggung jawabkan peran, tugas dan fungsinya. Dibutuhkan pula

kesepakatan aturan yang menjaga segala pola dan konsekuensi pihak yang terlibat.

Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

2.1.3 Swasta

Swasta sebagai pihak yang berorientasi kepada pasar memiliki andil peran

yang penting. Pemerintah sebagai penyelenggara kesejahteraan tidak lepas

bermitra dengan swasta. Bahkan keberadaan swasta dalam kondisi tertentu dapat

terselenggara mandiri tanpa harus diintervensi oleh pemerintah.

“ Satu unsur stakeholder lain yang penting dan disorot peran sertanya dalam mewujudkan good governance adalah sektor swasta. Dalam good governance, sektor swasta adalah kelompok yang sama pentingnya dengan pemerintah maupun civil society “21.

Pergeseran perspektif kebijakan ini perlu dipahami; swasta adalah bagian

dari masyarakat yang turut memiliki kepentingan terhadap produk kebijakan. Dan

swasta adalah pihak yang mampu bermitra dengan pemerintah.

Keberadaan swasta dalam kebijakan merupakan pihak yang tidak dapat

diabaikan. Kebijakan pemerintah dalam hal alokasi distribusi kebijakan dan

kesejahteraan turut bersentuhan dengan peran swasta. Hal ini berkaitan erat

21 Sumarto, Hetifah Sj., 2003. Inovasi, Participatory dan Good Governance: 20 Pemrakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 27.

Page 34: Implementasi CSR

19

dengan peran pemerintah sebagai badan yang menghasilkan kebijakan;

pemerintah tidak menghasilkan suatu bentuk barang atau layanan jasa. Walau pun

terdapat potensi pemerintah mampu menjadi pihak yang memproduksi hal

tersebut.

Kemampuan pemerintah menghasilkan produk kebijakan belum tentu

selaras dengan kemampuan pemerintah melaksanakannya. Terdapatnya

keterbatasan tersebut dapat melibatkan swasta sebagai pelaksana. Swasta dalam

perkembangannya mampu mendampingi masyarakat dalam kebijakan pemerintah.

Implementasi kebijakan dapat pula menempatkan swasta memberikan layanan

jasa maupun produksi barang dan jasa kepada masyarakat. Pemerintah pada posisi

ini sebagai pengawas dan mengontrol.

“ Penyediaan layanan kesejahteraan dapat dianggap sebagai campuran komplek dari kontribusi-kontribusi dari empat sumber: pemerintah, pasar, organisasi sukarela, dan rumah tangga individu “22.

Dalam perkembangannya, keberadaan swasta dianggap semakin penting

dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Bahkan peran pemerintah dapat

diambil alih oleh swasta. Swasta kembali memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kebijakan publik muncul dari kepentingan-kepentingan dan polemik.

Polemik yang terjadi di ruang publik memasuki proses kebijakan untuk

menyelesaikan polemik yang ada. Permasalahan tersebut tidak seutuhnya

22 Self, P. 1993. Government by The Market: The Politic of Public Choice. London: Miacmilan. Hlm. 121.

Page 35: Implementasi CSR

20

diselesaikan melalui intervensi pemerintah. Keberadaan organisasi non

pemerintah maupun masyarakat mampu melakukan advokasi.

Hal yang menarik dalam pemenuhan kebutuhan, tanpa adanya intervensi

pemerintah adalah terjadinya interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi

tersebut dipengaruhi oleh keberadaan nilai suatu barang dan jasa. Disinilah pasar

tercipta di atas hubungan pemenuhan kebutuhan. “ Dengan demikian dapat

dipahami bahwa pasar adalah struktur sosial yang muncul secara spontan “23.

Pasar mampu hadir sebagai tandingan peran pemerintah. Pasar merupakan

representasi dari aktivitas civil society. Akan tetapi perlu ditegaskan kembali

bahwa keberadaan pasar diantara masyarakat tidak dapat lepas dari kebijakan

pemerintah. Kebjakan publik yang mengikat turut mempengaruhi interaksi yang

ada di masyarakat. Pencapaian hasil maksimal dalam pemenuhan kebutuhan

dalam interaksi masyarakat dengan pasar membutuhkan legitimasi kebijakan.

Tidak dapat dipungkiri keberadaan swasta sebagai salah satu pihak yang

mempengaruhi pasar memiliki kepentingan dalam kebijakan. Swasta sebagai

representasi masyarakat harus medapatkan kepastian tetap terjaganya hubungan

yang saling menguntungkan dengan keterlibatan masyarakat dan pemerintah.

2.1.4 Definisi Teori Good Governance

Teori good governance bermunculan berkaitan dengan hubungan antara

pemerintah dan civil society. Teori good governance gencar didiskusikan sebagai

23 Winarno, Budi. 2009. Pertarugan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo. Hlm. 45.

Page 36: Implementasi CSR

21

salah satu syarat pelaksanaan kebijakan. Teori good governance menjadi syarat

wajib unsur terpenuhinya stakeholder dalam kebijakan publik.

“ Good governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik dan tata

cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-

masalah publik 24“. Teori good governance memberikan kesempatan kepada

setiap stakeholder berpartisipasi dalam setiap isu maupun kebijakan. Teori

tersebut ditujukan untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang

mengakomodasi kepentingan dengan komunikaif. Teori good governance

memberikan kesempatan stakeholder berkomunikasi dengan saling menghargai.

Keberadaan forum good governance menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam

rangka menuju kebijakan publik.

Keterlibatan komunitas dalam rangka pembangunan dianggap sebagai hal

yang sangat penting. Keberadaan substansti community development merupakan

penghargaan terhadap pembangunan dan kebijakan. Dibutuhkan partisipasi civil

society untuk melaksanakan. Partisipasi merupakan kunci awal terlaksananya

good governance.

Melalui good governance pemerintah diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pencapaian

tujuan tersebut dapat terlaksana berdasarkan pihak pemerintah, apabila pemerintah

bersikap terbuka dan siap bersikap setara dengan masyarakat.

24 Sumarto,ibid. hlm 1.

Page 37: Implementasi CSR

22

Good governance pun memberikan ruang bagi swasta sebagai bagian yang

sangat penting dalam pembangunan untuk terlibat. Hal ini mengingat swasta

memiliki peran andil dalam kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah.

Tujuannya untuk mensinergikan kepentingan dan saling mendukung untuk

menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Sebagaimana dijelaskan oeh

Hidayat Nur Wahid “ Ada tiga komponen yang terlibat dalam governance, yaitu

pemerintah, dunia usaha (comercial society) dan masyarakat pada umumnya

(termasuk partai politik)25 “.

Sinergi stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan tersebut harus

dilandasi dengan karakteristik atau asas yang menlandasi penyelenggaraan good

governance. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance terdapat asas yang

harus menjadi kepastian dalam Good Public Governance disetiap aspek

pelaksanaan fungsinya yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya

hukum dan kesewajaran dan kesetaraan26.

Melalui teori ini pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan

menjaga kepercayaan stakeholder dalam setiap isu kebijakan. Keterlibatan

stakeholder pun merupakan modal perbaikan pelayanan pemerintah dan

mencegah disorder development.

2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2.2.1 Defisini Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

25 Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Public Governance: Proceeeding Diskusi Panel dan Workshop Konsep Pedoman Umum. Jakarta: Penerbit Salemba. Hlm. 38. 26 Ibid, 79.

Page 38: Implementasi CSR

23

Tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat

menjadi tren dengan hadirnya konsep corporate social responsibility (CSR).

Perusahaan mendapat banyak perhatian oleh banyak kalangan untuk memberikan

kontribusi. Perusahaan sebagai industri dianggap sebagai pihak yang harus

bertanggung jawab dengan keberadaannya. Keberadaan perusahaan yang hadir di

tengan-tengah masyarakat dan lingkungan sering kali memberikan dampak

negatif. Kejayaan perusahaan untuk terus mempertahankan produksi dan industri

memiliki biaya sosial dan ekonomi.

Hingga saat ini tanggung jawab perusahaan belum memiliki standart yang

jelas. Ukuran perusahaan untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan

masyarakat dan lingkungan masih bersifat mengambang. Tidaklah mengherankan

bila setiap praktisi dan pakar mendefinisikan tanggung jawab perusahaan dengan

kriteria dan konsep yang berbeda-berda. Didefinisikan Johnson and Johnson “

Corporate Social Responsibility is about how companies manage the business

processes to produce en overall positive impact on society “27. Perusahaan sebagai

pihak yang mengelolah perusahaan harus memberikan dampak positif kepada

masyarakat. Perusahaan tidak terbatas melakukan aktifitas bisnis dan memperoleh

keuntungan pribadi. Perusahaan memiliki hubungan kesatuan dengan masyarakat.

Dampak perusahaan merupakan konsekuensi berdirinya perusahaan.

Perusahaan tidak dapat menutup diri dari keberadaan masyarakat dan lingkungan.

Keberadaan perusahaan harus memberikan keuntungan nilai-nilai sosial maupun

27 Johnson and Johnson.2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 46

Page 39: Implementasi CSR

24

nilai-nilai ekonomi. Konsekuensi perusahaan pun dalam proses produksi harus

mampu memberikan produk yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Sedangkan menurut Lord Holme dan Richard Watts mendefinisikan :

“ Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethtically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large “28.

Argumen yang disampaikan oleh Lord Holme dan Richard Watts

menjelaskan bahwa konsep CSR menunjukkan adanya komitmen atas perusahaan

kepada kepada pekerja, keluarga pekerja, masyarakat sekitar dan masyarakat

secara umum. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk turut serta dalam

pembangunan. Hal ini menyangkut sektor sosial dan ekonomi. CSR merupakan

konsekuensi yang harus ditanggung entitas bisnis atas keberadaannya.

Hal yang menarik dari pendapat Lord Holme dan Richard Watts adalah

komitmen entitas bisnis memiliki peran untuk memberikan kesejahteraan ekonomi

dan sosial tidak terbatas kepada karyawan, keluarga karyawan, masyarakat di

sekitar perusahaan dan masyarakat secara luas. Kepentingan suatu golongan

masyarakat dan masyarakat luas kini tidak terbatas tertuju kepada pemerintah, kini

terdapat golongan swasta yang turut memegang peran. Swasta kini memiliki peran

untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan dan memperjuangkan

kesejahteraan.

28 Lord Holme and Richard Watts. 2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 46

Page 40: Implementasi CSR

25

Komitmen yang diberikan perusahaan kepada masyarakat luas tersebut

bersifat berkelanjutan. Perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya tidak

terbatas aksi pengabdian atau sebagai kewajiban saja. Kegiatan-kegitan yang

hanya bersifat prosedural merupakan langkah-langkah yang belum menyentuh

substansi CSR. Bentuk-bentuk komitmen perusahaan dengan aksi community

development, charity maupun phiilantropy yang hanya dibebankan kepada pihak

tertentu saja bukan mencerminkan suksesnya pelaksanaan CSR. CSR melibatkan

seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan strategis.

Berdasarkan pemahaman Rachman dan kawan-kawan bahwa CSR

memiliki pengertian dasar berdasarkan ISO 26000 sebagai :

“ Responsibility of an organzation or the the impact of its decisions and activities on society and the enviorement, thought transparant and ethichal behavior that contributes to sustainable development, health and the walfare of society, takes into accounts the expectations of stakeholders; is in compliance with applicble law and consistant with international norms of behavior; an is integrated throught the organitation and practiced in its relationship “29.

Tanggung jawab perusahaan turut terlibat dalam aspek sosial dan

lingkungan. Pelaksanaannya mendorong transparansi, menjaga etika untuk

berkelanjuan mendorong pembangunan dalam bidang kesejahterakan masyarakat,

keterlibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan,

mendorong kepastian hukum dan tetap menjalankan norma-norma yang berlaku

dalam hukum internasional. Hal ini penting dalam menjaga integrasi perusahaan

dan menjaga relasi pihak yang terlibat.

29 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 17

Page 41: Implementasi CSR

26

Pelaksanaan komitmen merupakan tanggung jawab setiap pihak yang

terlibat dalam proses produksi maupun pihak-pihak yang memiliki andil dalam

pembangunan. Komitmen perusahaan untuk menjalankan CSR pun harus

melibatkan karyawan, pimpinan perusahaan, pemerintah, konsumen, masyarakat

dan kelompok-kelompok di masyarakat. Hal ini dilakukan berdasarkan alasan

pememenuhan kebutuhan yang telah terjadi dalam proses produksi melibatkan

banyak pihak. Setiap pihak yang terlibat dalam proses produksi tersebut memiiki

peran untuk tetap menjaga hubungan yang sehat untuk memberikan keuntungan

masing-masing pihak. Sinergi kepentingan melalui konsep CSR ini sangat penting

untuk melakukan kontrol masing-masing pihak dan mendorong kemajuan

pemangku kepentingan di level pembangunan.

Integrasi perusahaan pun merupakan faktor yang sangat penting untuk

mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan harus

melakukan upaya membangun citra kepercayaan publik. Upaya tersebut dapat

terlaksana dengan transparansi perusahaan. Transparansi perusahaan untuk

menyantumkan bentuk-bentuk kandungan hasil produksi merupakan bentuk-

bentuk upaya perusahaan melakukan perlindungan konsumen. Konsumem turut

memiliki hak mengetahui kandungan barang yang dibeli. Konsumen berhak untuk

mengetahui kualitas barang yang telah dibeli.

Transparansi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial kepada

masyarakat dan sinergi dalam pembangunan adalah informasi yang menyangkut

kepentingan publik. Publik berhak mengetahui kontribusi perusahaan kepada

Page 42: Implementasi CSR

27

masyarakat sekitar dan lingkungan, agar masyarakat dapat melakukan kontrol

terhadap tanggung jawab perusahaan.

Sinergi kepentingan antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah

melalui tanggung jawab CSR merupakan suatu etika bagi pihak yang menyangkut

kepentingan masyarakat luas. Melalui etika, perusahaan harus turut memberikan

dampak positif. Tidak terbatas perusahaan yang meraup keuntungan, setiap

pemangku kepentingan harus turut maju secara bersama-sama. Hal ini dilakukan

untuk menghindari kesenjangan sosial. Dan menghambat proses poduksi

perusahaan, pembangunan dan keseimbangan pasar.

Komitmen ini dilakukan dengan berbasiskan pembangunan berkelanjutan.

CSR dilaksanakan selama perusahaan melaksanakan proses produksi. CSR tidak

dilaksanakan hanya sementara. Komitmen mempertanggung jawabkan eksistensi

perusahaan ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan, dipertimbangkan dalam

jangka waktu yang lama. Hal ini dilaksanakan melalui regulasi kebijakan dan

program yang melibatkan para pakar untuk melakukan riset.

Pemahaman CSR ini pada dasarnya merupakan konsep yang digagas oleh

John Elikington dengan konsep triple bottom line. Konsep tersebut menempatkan

tiga varian utama sebagai analisa; yaitu melibatkan ekonomi profit, sosial people

dan lingkungan planet30. Ketiga elemen ini memiliki keterkaitan dalam

pemabangunan berkelanjutan. Pelaksanaan CSR pun melibatkan ketiga varian ini

sebagai pemangku kepentingan utama. Ketiga pemangku kepentingan tersebut

30 John Elkington. 1998 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 12.

Page 43: Implementasi CSR

28

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap pemangku

kepentingan memiliki kepentingan untuk saling menunjang dan memberikan

dampak positif.

Adapun definisi lainnya yang dikemukakan oleh Lingkar Studi CSR

Indonesia “ Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalisir

dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh

pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan agar

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan “31.

2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

CSR merupakan moral kepada stakeholder. Perusahaan memiliki

kesadaran memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Pola

kontribusi perusahaan harus memiliki standar yang jelas. Terdapat ciri-ciri umum

perusahaan dapat diidentifikasi dalam melakukan kontribusi.

Terdapat prinsip-prinsip utama yang menjadi kriteria moral perusahaan.

Disampaikan oleh Alyson Warhurst bahwa terdapat prinsip-prinsip CSR : prioritas

korporat, manajemen terpadu, proses perbaikan, pendidikan karyawan,

pengkajian, produk dan jasa, informasi publik, fasilitas dan operasi, peneliti,

prinsip pencegahan, kontraktor dan pemasok, siaga menghadapi darurat, transfer

best practice, memberi sumbangan, keterbukaan, pencapaian dan pelaporan32.

31 Lingkar Studi Indonesia dalam Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. Loc. Cit. Hlm. 15. 32 Warhurst, Alyson. 1998 dalam Nor Hadi. Lock. Cit. hlm. 63-65.

Page 44: Implementasi CSR

29

Prioritas Korporat, dipahami adanya tanggung jawab perusahaan sebagai

pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan memiliki kesadaran

memperhatikan keberadaannya. Pemahaman ini mendorong perusahaan untuk

produksi yang ramah lingkungan dan memprioritaskan tanggung jawab sosial

sebagai hal utama. Perusahaan dalam menjalankan operasinya tidak merugikan

pihak tertentu. Bahkan cenderung memberikan hal positif.

Manajemen terpadu, sebagai perusahaan yang profesional, memiliki visi

dan missi, integritas dan kredibilitas; perusahaan harus mampu mengelola

program, kebijakan dan praktik isu dan aturan ke dalam kegiatan bisnis dan semua

lini manajemen. Adanya aturan dan norma-norma yang berlaku sebagai etika tidak

sebatas sebagai prosedur. Keberadaannya harus mampu dilaksanakan sebagai

regulasi. Melalui regulasi yang disiplin diketahui semua pihak yang terlibat

dengan tanggung jawab masing-masing. Dan setiap pihak pun mengetahui peran

dan aturan main yang jelas.

Proses kebaikan, melakukan kinerja berkesinambungan untuk

memperbaiki program, kebijakan dan keberadaan kondisi sosial yang ada.

Perbaikan dilakukan melalui riset. Riset dilakukan untuk mengetahui kebutuhan

yang berdara di lapangan, serta mengetahui substansi permasalahan.

Prinsip ini perlu dilakukan agar keberadaan perusahaan tidak terbatas pada

kondisi stagnan. Tidak berkembangnya situasi dan kondisi memiliki implikasi

perubahan positif. Disisi yang berbeda situasi dan kondisi di lapangan selalu

Page 45: Implementasi CSR

30

berubah-ubah. Peran perusahaan untuk tetap eksis dan mengetahui kondisi

lapangan dapat dilakukan melalui penelitian.

Pelaksanaan kegiatan ini tampaknya menyibukkan perusahaan untuk

mengurusi kontribusi yang diberikan kepada masyarakat, dibandingkan perolehan

profit. Hal ini tidak seutuhnya terkesan negatif, bila diperhitungkan dengan

untung dan rugi. Terdapat investasi sosial yang harus dipertimbangkan melalui

aktifitas ini. Alasan keuntungan investasi sosial adalah setiap pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan CSR tidak lepas dari para stakeholder. Para pemangku

kepentingan mensinergikan kepentingan.

Melalui kegiatan ini semua pemangku kepentingan akan diuntungkan. Hal

ini harus dipahami bahwa penyelenggara kegiatan tidak terbatas oleh perusahaan.

Akan tetapi perusahaan adalah penggerak utama monitoring kondisi yang telah

ada. Perbaikan ini tentu harus melibatkan semua pihak untuk menyampaikan

argumen.

Pendidikan karyawan, upaya pendidikan dan pelatihan kepada karyawan

adalah bagian dari pada pelaksanaan konsep CSR. Pelatihan kepada karyawan

merupakan upaya peningkatan kualitas kepada konsumen dan pola produksi.

Kualitas kepada konsumen merupakan out put yang diberikan perusahaan kepada

masyarakat luas. Perusahaan memberikan produk dan hasil yang dapat diterima

oleh masyarakat. Kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan produk yang

diapresiasi masyarakat membutuhkan kerjasama. Kerjasama dengan totalitas

Page 46: Implementasi CSR

31

membutuhkan kemampuan yang memadai untuk menghasilkan produk yang

maksimal.

Sedangkan pola produksi memiliki peran yang besar dalam proses

produksi. Pola produksi menekankan kepada proses internal perusahaan.

Perusahaan membutuhkan kemampuan tenaga kerja yang berkualitas untuk

meraih keuntungan maksimal. Perusahaan membutuhkan karyawan dan manajer

yang mampu terus berinovasi. Melalui sumber daya yang berkualitas pola

produksi akan berjalan dengan efektif. Perusahaan membutuhkan bahan faktor

produksi, proses produksi dan waktu produksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

pola produksi. Disinilah pendidikan karyawan merupakan kebutuhan yang sangat

penting.

Proses produksi merupakan kelangsungan perusahaan. Perusahaan hidup

dengan sistem produksi yang melibatkan pasar. Antara permintaan dan penawaran

barang dan jasa ditentukan oleh pasar. Hal yang harus diperhatikan dalam proses

produksi adalah penekanan biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang

maksimal. Keuntungan maksimal tersebut dapat diperoleh melalui proses internal

dan eksternal perushaan. Proses yang melibatkan internal dan eksternal

merupakan sistem yang harus terjaga. Sistem tersebut diantaranya dapat terjaga

dengan menghasilakan produk yang tetap diminati oleh pasar. Kualitas produk

dapat terjaga dengan memaksimalkan pendidikan karyawan. Maka pendidikan

karyawan merupakan bagian dari sistem perusahaan. Keberlangsungan proses

produksi sangat dipengaruhi pendidikan karyawan. Pendidikan karyawan

dilaksanakan selama perusahaan tersebut berproduksi.

Page 47: Implementasi CSR

32

Kajian merupakan upaya mengetahui dampak lingkungan dan sosial

sebelum atau sesudah proyek perusahaan. Prinsip ini dalam kondisi praktik di

lapangan sangat penting sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Pengkajian

sebagai riset dapat dilakukan dengan survei, reseach pendahuluan atau penelitian

lainnya. Satu kondisi lapangan hendaknya dapat diketahui potensi keuntungan,

kerugian dan dampak yang dihasilkan sebelum suatu proyek perusahaan

dilakukan. Prediksi perusahaan merupakan langkah sistematis untuk melakukan

proyek dengan langkah yang diperhitungkan. Keberadaan perusahaan harus

diperhitungkan untuk dapat ramah terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui

prediksi berdasarkan riset yang telah ada, perusahaan dapat mengetahui langkah

yang harus diambil untuk dapat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Baik

dari segi lingkungan, sosial, budaya, pemerintah dan lain-lain. Prediksi ini

merupakan langkah menuju agenda pembangunan secara bersama. Setelah dapat

diketahui prediksi-prediksi yang ada, perusahaan dapat melakukan dialog dengan

para pemangku kepentingan. Dialog tersebut dimaksudkan untuk melakukan

pembangunan yang berkelanjutan. Keberadaan perusahaan harus mampu

melakukan kordinasi dengan pemangku kepentingan. Bahkan keberadaan

perusahaan harus mampu menjadi pelopor agenda pembangunan.

Seteletah perencanaan dan keputusan dilaksanakan, perusahaan masih

memiliki tanggung jawab evaluasi. Evaluasi adalah upaya peninjauan kembali

atas keberadaan perusahaan dan upaya kontribusi yang telah dilakukan oleh

perusahaan. Evalusi perusahaan menyangkut kondisi sosial dan ekonomi yang ada

di perusahaan. Terlebih suatu perusahaan yang bergerak mengekspoitasi sumber

Page 48: Implementasi CSR

33

daya alam. Kontribusi yang diberikan perusahaan kepada alam pun harus tetap

diperhatikan. Ekosistem alam yang ada harus tetap terjaga. Keberadaan

perusahaan bukan untuk merusak ekosistem yang ada. Perusahaan justru harus

mampu melestarikan sumber daya alam yang terbatas.

Hal ini menjadikan penting bagi perusahaan melakukan evaluasi. Sebelum

perusahaan melaksanakan aktivitas yang lebih jauh atau meninggalkan area kerja.

Tidaklah etis perusahaan meninggalkan lingkungan yang telah dieksploitasi

sumber dayanya, hingga berakibat terhadap kerusakan lingkungan. Kerusakan

yang terjadi merupakan permasalahan yang komprehensif bagi sarana dan pra

sarana umum, potensi yang dilakukan perusahaan ataupun keberlangsungan

daerah beberapa tahun selanjutnya.

Produk dan Jasa, merupakan kostribusi perusahaan kepada konsumen dan

lingkungan. Produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan dapat ramah terhadap

lingkungan. Produk dan jasa tidak lepas dari limbah atau sampah. Keberadaannya

hendaknya dapat ditanggulangi; tidak menjadi permasalahan bagi lingkungan,

tercemarnya alam, rusaknya ekosistem dan permasalahan lainnya.

Produk dan jasa menjadi kebutuhan masyarakat secara luas, sebagai

konsekuensinya terdapat sisa produksi yang tidak dapat dipakai. Permasalahn ini

tentu menjadi bagian tanggung jawab perusahaan. Keberadaan kendaraan

bermotor dapat mencemari udara, keberadaan produk makanan cepat saji

menyisakan sampah plastik; sampah plastik sulit diurai.

Page 49: Implementasi CSR

34

Informasi publik; upaya memberikan informasi terkait dengan perusahaan,

produk, pendidikan kepada pelanggan, penggunaan produk yang aman demikian

halnya dengan jasa yang diberikan. Informasi kepada publik merupakan kegiatan

untuk memberikan pemahaman kepada konsumen maupun masyarakat secara luas

bahwa suatu produk memiliki kemampuan dalam hak tertentu dan terdapat

batasan dalam hal guna. Hal ini perlu disampaikan dengan tujuan konsumen

mengetahui kegunaan barang dan resiko penggunaan barang. Bahkan perusahaan

harus mampu mendidik konsumen dalam mempergunakan barang dan jasa.

Tujuannya adalah untuk perlindungan konsumen dan mengantisipasi

kemungkinan yang tidak diinginkan.

Kepuasan konsumen merupakan bagian kesuksesan perusahaan.

Perusahaan yang mendapatkan kepercayaan dari konsumen memiliki apresiasi,

agar publik tidak ragu menggunakan produk atau jasa perusahaan. Hal ini cukup

penting untuk meminimalisir potensi konflik.

Fasilitas dan Operasi merupakan prinsip perusahaan untuk

mempergunakan temuan, rancangan dan mengoperasikan temuan yang

mempertimbangkan dampak lingkungan. Perusahaan harus tetap berinovasi untuk

meminimalisir dampak negatif kepada lingkungan dan sosial-ekonomi. Hal ini

dapat dilakukan dengan mengetahui perkembangan tekhnologi dan informasi.

Teknologi dan informasi harus dipergunakan untuk perlindungan setiap pemangku

kepentingan.

Page 50: Implementasi CSR

35

Perusahaan tidak dapat menganggap sepele keberadaan penggunaan

tekhnologi yang tidak ramah. Beragam dampak dapat menjadi permasalahan bagi

perusahaan itu sendiri. Permasalaan kecil dapat menjadi permasalahn yang besar

bila permasalahn kecil terus bertambah. Bergulirnya waktu menjadikan

perusahaan berhadapan dengan masalah yang mengumpul.

Penelitian adalah pendukung pihak-pihak yang meneliti dampak sosial

bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha.

Perusahaan selalu membutuhkan inovasi untuk menghasilkan beragam hal yang

efektif dan efisien. Perusahaan hadir dengan meminimalisir dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positif. Perusahaan menggunakan modal minimal

dengan harapan memperoleh hasil maksimal. Hal inilah yang menjadikan

perusahaan memperoleh keuntungan. Upaya memperoleh keuntungan ini

membutuhkan langkah-langkah penuh pertimbangan. Perusahaan pun

membutuhkan data kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan tidak dapat

ditanggulangi oleh perusahaan itu sendiri. Sangatlah relevan melibatkan peneliti

ataupun pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ini

merupakan cek dan kontrol perusahaan. Melalui penelitian yang ada, perusahaan

dapat meningkatkan produksi.

Prinsip pencegahan adalah antisipasi atas proses produksi, hasil produksi,

keberadaan perusahaan di lingkungan dan lain-lain. Pencegahan dilakukan dengan

mempertimbangkan dampak negatif, walau dalam kenyataannya belum tejadi.

Page 51: Implementasi CSR

36

Pencegahan dilakukan dengan melakukan perbaruan atau memodifikasi sistem

pemasaran, penggunaan produk dan lain-lain.

Tanggung jawab kontraktor dan pemasok perusahaan harus dipegang

teguh. Tidak terbatas perusahaan sendiri yang berhadapan dengan masyarakat

sekitar. Kontraktor dan pemasok dalam aktivitasnya dengan perusahaan harus

mampu memberikan dampak positif. Kesenjangan sosial harus diminimalisir

untuk mempertahankan kondisi yang kondusif. Keberadaan masyarakat harus

disinergikan dengan pihak pemasok atau kontraktor.

Siaga menghadapi darurat dimaksudkan menjaga keselamatan karyawan

dan lingkungan sekitar. Upaya siaga dapat dilakukan melalui kordinasi dengan

pihak-pihak yang berkompeten.

Siaga menghadapi darurat harus ditekankan sebagai kebutuhan dan syarat

operasi perusahaan. Kondisi darurat dapat terjadi secara tiba-tiba, dan

membutuhkan penanganan cepat. Penekanan siaga menghadapi darurat

menyangkut hak vital manusia.

Taransfer Best Practice merupakan kontribusi kepada publik, lembaga

bisnis dan lembaga pemerintahan. Kontribusi yang dilakukan perusahaan kepada

publik dapat dilakukan dengan turut berpartisipasi dalam proses kebijakan

ataupun melakukan gerakan sosial.

Kontribusi perusahaan adalah upaya bersama untuk maju bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Upaya kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial.

Page 52: Implementasi CSR

37

Kesadaran perusahaan untuk peduli adalah salah satu etika untuk saling

menolong.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan ini adalah memberikan bantuan

pendidikan bagi siswa tidak mampu, memberikan bantuan dana bagi keluarga

tidak mampu dan banyak hal lainnya yang dapat dilakukan. Tujuannya untuk

memberikan bantuan secara nyata. Bantuan dapat digunakan secara langsung oleh

pihak yang bersangkutan.

Memberi sumbangan merupakan usaha bersama dalam rangka

pengembangan kebijakan publik, bisnis, lembaga pemerintah dan lintas

departemen dan lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan bimbingan dan

pelatihan. Melalui kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran tanggung jawab dan

memunculkan program yang berbasis pada kepentingan masyarakat.

Perusahaan sebagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini ditekankan

untuk mampu hadir sebagai pihak yang menseponsori. Bahkan perusahaan akan

lebih baik bila menjadi pelopor. Keberadaan perusahaan merupakan pihak yang

penting hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan pun harus mampu

bersinergi dalam proses kebijakan.

Keterbukaan, hal yang sangat penting dalam berdialog. Perusahaan dalam

menjalin hubungan harus mampu berdialog terkait dengan keberadaan

perusahaan. Perusahaan pun harus siap berhadapan dengan pihak mana pun yang

merasa terganggu dengan keberadaan perusahaan dan keluhan-keluhan lainnya.

Page 53: Implementasi CSR

38

Adapun pihak-pihak yang perlu diajak dialog secara berskala adalah

pekerja dan publik. Keberadaannya merupakan bagian yang berperan penting bagi

perusahaan. Pekerja mewakili internal perusahaan atas keluhan dalam proses

produksi. Sedangkan publik adalah pihak yang bersentuhan dengan keberadaan

perusahaan.

Pencapaian dan pelaporan, melakukan evaluasi kinerja yang telah

dilakukan secara keseluruhan. Melakukan pengkajian sebagaimana target yang

telah ditetapkan perusahaan dan mengevaluasi antara harapan pemangku

kepentingan dengan kegiatan yang telah dilakukan. Dan melakukan analisis sesuai

konstitusi yang berlaku.

Pihak yang berhak mengetahui laporan tersebut diantaranya pemegang

saham, dewan direksi, pekerja dan publik. Hal ini penting agar pemangku

kepentingan mengetahui kondisi yang dihadapi perusahaan. Kegiatan yang telah

dilakukan menjadi koreksi bersama. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran

dan partisipasi.

Melalui prinsip-prinsip ini perusahaan tidak terbatas sebagai golongan

yang mengekspolitasi dan mencari keuntungan. Perusahaan pun memiliki

tanggung jawab kepada lingkungan, pemerintah dan masyarakat.

2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pada era klasik, CSR bukanlah hal baru bagi peradapan manusia. CSR

secara tidak langsung hadir searah dengan etika, sejak manusia mengenal hidup

Page 54: Implementasi CSR

39

bersama dan mengenal perdagangan. Etika diakui masyarakat melalui norma yang

berlaku secara formal maupun secara tidak formal.

Sekitar tahun 1700 BC Raja Hammurabi dari bangsa Mesopotamia telah

menetapkan kebijakan terhadap pelaksanaan perdagangan kayu perhutanan. Pada

massa tersebut terjadi penebangan secara besar-besaran. Eksploitasi lahan secara

besar-besaran mengakibatkan erosi dan pencemaran udara. Dalam undang-undang

ditetapkan bahwa pelaku bisnis dan petani kayu di wilayah perhutanan harus

mampu memberdayakan masyarakat sekitar dan ramah terhadap lingkungan. Bila

pelaku bisnis tidak melaksanakan kegiatan tersebut mendapatkan sangsi penjara

hingga hukuman mati.

Berkembang pada era 1920-an, perdebatan konsep tanggung jawab kepada

lingkungan dan sosial menjadi perhatian banyak kalangan. Kemunculan

industrialisasi memiliki konsekuensi kerusakan lingkungan dan dampak sosial.

Sebagai contohnya meningkatnya kriminalitas. Pada era ini para pelaku bisnis

mulai mengunakan l keuntungannya untuk aksi-aksi bersifat filantropi.

Kegiatan tanggung jawab sosial turut didukung oleh Dekan Sekolah Bisnis

Harvard; Wallace B. Donham. Menurut Donham, kaum pebisnis memulai pola

baru. Pada era sebelumnya bisnis tidak peduli dengan tanggung jawab sosial,

meskipun lingkungan sosial mengharapkan tanggung jawab dari pelaku bisnis33.

Era 1960-1970 diwarnai dengan buku silent sprint oleh Rachel Carson.

Buku tersebut menarik perhatian publik untuk melihat dampak industri terhadap

33 Hadi, Nor.dkk. Lock. Cit. hlm. 21-23.

Page 55: Implementasi CSR

40

lingkungan. Isu buku tersebut bertambah keras dengan kemunculan perusahaan

mobil General Motor dan Standard Oil (Exxon Mobil). Perusahaan tersebut

memproduksi limbah timbal sangat banyak, kondisi tersebut semakin menarik

perhatian anggota Senat Amerika Serikat untuk melakukan uji kelayakan. Isu

lingkungan menjadi kepentingan bersama antara masyarakat, pemerintah dan

pelaku usaha. Kebijakan lingkungan melewati proses yang panjang karena

mendapat kawalan banyak pihak.

Pada era 1980-1990 keberadaan industri kembali menjadi peringatan

keprihatinan dunia. Terjadi peledakan industri nuklir di Chernobyl Ukraina dan

keracunan masal di Bhoqal India. Serta adanya penemuan lubang lapisan ozon

akibat industri. Periode ini merupakan cikal bakal isu pemanasan global.

Pada periode 1990-2000 terjadi kasus perang teluk persia berakibat pada

kebocoran kilang minyak dan kerusakan alam. Peristiwa itu mendorong

pengambilan keputusan politik untuk memperhatikan lingkungan dan kondisi

sosial ekonomi. Bahkan isu perang menjadi bagian isu lingkungan. Banyak pihak

yang memantau kebijakan genjatan senjata, karena diharapkan harus sesuai

dengan norma kemanusian dan lingkungan.

Pada era 2000-an masyarakat lebih selektif mengontrol kebijakan

pemerintahan Amerika sebagai pemenang dunia ketiga. Pada era itu diharapkan

Page 56: Implementasi CSR

41

setiap kebijakan mempertimbangkan dampak lingkungan terhadap masyarakat

sekitar34.

Perkembangan sejarah CSR turut ditandai dengan keberadaan kaum

intelektual. Kaum intelektual merupakan pihak yang turut memberikan

sumbangan tolok ukur penerapan konsep CSR. Perkembangan konsep yang

disumbangkan kaum intelektual memberi kepastian hukum positif. Konsep

tersebut tidak terbatas mewarnai kebijakan di lingkup nasional, akan tetapi CSR

menjadi isu kebijakan dalam lingkup internasional. Adapun tabel yang

menerangkan secara singkat konsep perkembangan CSR, yaitu

Tabel 1 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1953 Diterbitkan “ Social Responsibility of Businessman “ karya Howard Bowen yang kemudian dikenal dengan Bapak CSR.

1987 The World Commisission on Emvironment and Development (WECD) dalam Bruntland Report, menembangkan tiga komponen penting (sustainable development), yang didasarkan kepada pengembangan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai sesuatu yang harus dilakukan semua pihak, termasuk perusahaan.

1992 KTT Bumi di Rio Deneiro menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan kepada perlindungan lingkungan hidup, pembangunan sosial dan ekonomi sebagai sesuatu yang mesti dilakukan semua pihak, termasuk perusahaan.

1998 Konsep CSR semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibal with folks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Dia mengemas CSR dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet, dan people.

2002 Wold Summit Sustainable Development di Yohanburg memunculkan Social Responsibility yang mengirigi dua konsep sebelumnya yaitu economic dan environment sustainability.

2010 Diberlakukan ISO 26000 suatu standar operasional dan norma pelaksanaan tanggung jawab sosial dari organisasi-organisasi termasuk perusahaan yang terhimpun dalam Guidance Social Responsibility35

34 http//www.runet.edu/-wkovarik/hist1/timeline.news.html 29 September 2011 35 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 82

Page 57: Implementasi CSR

42

2.2.4 Double Diamond

Double Diamond merupakan perkembangan dari analisis keunggulan

bersaing yang digagas oleh Michael Porter, atau disebut Fircle Force. Sebuah

konsep yang turut diadopsi menjadi bagian tanggung jawab sosial perusahaan.

Analisis tersebut menganalisis persaingan industri berdasarkan sisi supplay chain

(supplier dan pelanggan) dan pasar (pemain baru dan substitusi). Berdasarkan

hasil analisis menunjukkan bahwa persaingan industri membutuhkan kemandirian

industri.

Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa keberadaan industri tidak

seutuhnya dapat mandiri. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

Sebagai pertimbangan tercapainya industri yang mandiri dan mendorong

persaingan pasar dibutuhkan pemberdayaan bagi masyarakat dan mendorong

industri bangkit. Aspek pemberdayaan tersebut pada direalisasikan dalam aspek

ekonomi. Dalam perkembangannya, kebutuhan pemberdayaan turut dipengaruhi

oleh aspek sosial. Keberadaan aspek sosial dan ekonomi saling mempengaruhi

satu sama lain.

Berdasarkan faktor tersebut transformasi masyarakat menggunakan

Double Diamond. Analisis Double Diamond menggunakan aspek sosial dan

ekonomi sebagai cerminan. Dalam hal ini keberadaan sosial diharapkan mampu

mempengaruhi kondisi ekonomi.

Transformasi sosial ekonomi masyarakat dilaksanakan pada wilayah

terkecil yaitu kecamatan. Lingkup kecamatan merupakan hubungan masyarakat

Page 58: Implementasi CSR

43

dan perusahaan. Batasan ini merupakan tolok ukur terlaksananya kemandirian

masyarakat.

Tantangan utama Double Diamond bukanlah keadaan geografi

masyarakat, melainkan pola sosial ekonomi yang dibangun masyarakat. Pola

sosial ekonomi mempengaruhi perkembangan dunia bisnis yang berada di

lingkungan sekitar, beserta mempengaruhi tingkat perkembangan masyarakat.

Pihak yang dianggap memiliki peran penting dalam konsep Double Diamond

adalah pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Keberadaan elemen ini

merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam transformasi sosial ekonomi

di masyarakat. Tidak dapat dapat dipungkiri bahwa konsep analisis Double

Diamond tidak lepas dari teori good governance sebagai sinergi kebijakan.

Manfaat pelaksanaan Double Diamond ini adalah memetakan, menggali

dan mengenali potensi positif daerah. Pemetaan ini cukup koprehensif untuk

mengetahui pola hubungan pemangku kepentingan, permasalahan yang

berkembang dan lain-lain. Disisi yang berbeda, Double Diamond turut

mengetahui keunggulan potensi daerah.

Hal yang harus dipahami dalam Double Diamond adalah unit analisis

transformasi sosial ekonomi. Transformasi sosial ekonomi merupakan upaya

sinergi kepentingan. Berdasarkan analisis Double Diamond terdapat aspek internal

dan eksternal mempengaruhi kondisi sosial ekonomi. Aspek eksternal meliput

pemerintah dan peluang ekonomi.

Page 59: Implementasi CSR

44

Pemerintah bukanlah pihak yang terlibat dalam internal sosial ekonomi

Double Diamond. Keberadaannya turut memiliki peran penting dalam

mempengaruhi pertumbuhan, pengembagangan sosial ekonomi masyarakat.

Pengaruh pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam kebijakan, pembangunan

dan respon pemerintah kepada suatu isu.

Peluang ekonomi merupakan faktor ekonomi yang berada di dalam dan di

wilayah kajian. Keberadaannya memiliki pengaruh dalam sosial ekonomi wilayah

yang di kaji. Keberadaannya merupakan peluang bagi perusahaan dan masyarakat

untuk mengutungkan. Faktor sosial ekonomi membutuhkan dukungan peluang

ekonomi di luar wilayah kajian. Sebagai contohnya; keberadaan bencana alam dan

krisis global yang terjadi. Hal ini merupakan kejadian yang tidak disangka.

Keberadaan sosial ekonomi pada suatu daerah terpengaruhi oleh bencana alam

atau krisis global, walau di daerah yang bersangkutan tidak mengalami bencana

tersebut. Disini terjadi faktor yang mempengaruhi peluang ekonomi.

Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi sosial ekonomi merupakan

pola transformasi sosial ekonomi swasta dan masyarakat. Adapun7 Pedoman

transformasi sosial ekonomi internal Double Diamond, yaitu prilaku dan nilai-

nilai sosial, rangsangan perubahan sosial, modal sosial dan kelembagaan, kondisi

input sosial budaya dan kondisi input ekonomi, kondisi dan prilaku persaingan,

kondisi dan prilaku persaingan, kondisi permintaan dan rangsangan komersial,

lapis-lapis prilaku ekonomi dan kondisi rantai nilai usaha.

Page 60: Implementasi CSR

45

Prilaku dan nilai-nilai sosial merupakan survei dan pemetaan perilaku

yang menjadi kebiasaan masyarakat dan nilai suatu fenomena sosial di mata

masyarakat yang bersangkutan. Bedasarkan pemetaan ini menyangkut :

a) Permasalahan gender.

b) Status sosial menyangkut pekerjaan.

c) Struktur sosial dan pendapatan.

d) Apresiasi terhadap pendidikan, produktivitas dan etos kerja.

e) Nilai dan kepercayaan masyarakat, keberadaan kearifan lokal, adat-

istiadat, karakteristik masyarakat,pola hubungan sosial, motif

penggerak tingkah laku masyarakat.

f) Pengalaman masyarakat

g) Pengetahuan masyarakat terhadap CSR.

Rangsangan perubahan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi

perubahan sosial budaya yang ada di masyarakat. Adapun poin yang menjadi

pertanyaan menyangkut:

a) Mobilitas sosial.

b) Pola interaksi peduduk pendatang.

c) Perantau terdidik dan pendidikan keluar daerah.

d) Difusi sosial-asimilasi sosial.

e) Brain drain

f) Kehadiran tekhnologi, informasi dan trasnportasi.

g) Pola komunikasi dan informasi.

Page 61: Implementasi CSR

46

Modal sosial dan kebudayaan merupakan pemetaan yang menjadi modal

sosial dan kelembagaan yang terdapat di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi:

a) Kelompok dalam masyarakat.

b) Kelompok dan pola kepemimpinan

c) Hubungan kondisi internal kelompok

d) Hubungan kondisi eksternal kelompok

e) Kelembagaan adat, sosial dan ekonomi

f) Hubungan dan lembaga di antara masyarakat dan perusahaan

Kondisi Faktor Input (Sosial dan Ekonomi) merupakan keberadaan situasi

dan kondisi yang menjadi modal dasar sosial ekonomi di masyarkat. Faktor imput

terdiri dari :

a) Potensi alam, bentuk lahan dan keberadaan geografi daerah

b) Sebaran pelaku usaha

c) Infrastruktur fisik (jalan, listrik, air bersih dan fasilitas umum)

d) Infrastruktur komunikasi dan transportasi

e) Lembaga pelayanan umum

f) Informasi/pendidikan CSR

g) Kebijakan, program dan peraturan daerah

h) Kondisi sumber daya alam dan sumberdaya manusia

Kondisi dan prilaku persaingan berfungsi menganalisis keberadaan aktor

dan pola persaingan usaha di wilayah. Pisau analisa mencakup :

Page 62: Implementasi CSR

47

a) Apresiasi kepada dunia usaha

b) Perilaku dan pola berusaha

c) Respon terhadap investasi luar

d) Kondisi persaingan dan kerja sama

Kondisi permintaan dan rangsangan komersial merupakan faktor yang

menjadi rangsangan dan permintaan bagi masyarakat dalam sosial ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi mencakup:

a) Kondisi permintaan lokal

b) Permintaan dari tempat yang berbeda

c) Apresiasi mutu dan permintaan oleh penduduk lokal

d) Pembelian yang merangsang inovasi

Lapis-lapis Pelaku Ekonomi menjelaskan keberadaan pelaku dan pola

rantai usaha dilaksanakan. Sebagai perbandingan mencakup :

a) Ketersediaan lembaga pendukung ekonomi

b) Ketersediaan lapis industri pendukung

c) Interaksi antar pelaku usaha

d) Kondisi rantai usaha36

2.3 Hukum Positif

Hukum yang mengatur tanggung jawab sosial perusahaan kepada

masyarakat lokal, pemerintah dan kepada lingkungan cukup banyak.

36 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. hlm. 136-159

Page 63: Implementasi CSR

48

Keberadaannya melengkapai satu sama lain. Para pemangku kepentingan yang

terlibat wajib mengetahui hak dan kewajibannya. Terdapat beberapa kebijakan

yang memiliki prinsip tanggung tanggung jawab sosial, yaitu :

a) UUD 1945 pasal 33

b) UU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil,

c) PP No. 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kecil,

d) UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN,

e) Keputusan Menteri Negara BUMN (Kepmen.BUMN) No. Kep-

236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha

Kecil dan Program Bina Lingkungan,

f) Peraturan Menteri Negara BUMN (Permen.BUMN) No. Per-

05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha

Kecil dan Program Bina Lingkungan,

g) UU No. 11 Tahun 2007 Tentang Kesejahteraan Sosial.

Adapun kebijakan tanggung jawab sosial yang akan dibahas yaitu:

a) UU 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

b) UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

c) Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab

Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas

d) Peraturan Daerah Jawa Timur No.4 Tahun 2011 Tentang Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan

Page 64: Implementasi CSR

49

2.3.1 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Korelasi tanggung jawab sosial perusahaan dan undang-undang

penanaman modal terletak pada tujuan penanaman modal tersebut dilaksanakan,

diantaranya terdapat pada pasal 3 ayat 2 :

“ a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

b. menciptakan lapangan kerja;

c. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;

d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

e. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.

f. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;

g. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan

h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat37. “

Berdasarkan pemahaman ayat ini nampak jelas bahwa keberadaan

penanaman modal memiliki tujuan kemanfaatan untuk negara dan usaha mikro.

Ketentuan lainnya yang mengatur kewajiban pemerintah dalam

pengembangan usaha, diatur dalam Bab VIII tentang “ Pengembangan Penanaman

Modal Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah,Dan Koperasi “ yaitu :

“ Pasal 13

(1)Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha

37 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Jakarta.

Page 65: Implementasi CSR

50

yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

(2)Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi melalui program kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran informasi yang seluas-luasnya.38”

Sedangkan pasal yang menjelaskan adanya tanggung jawab sosial

perusahaan kepada masyarakat terdapat pada :

“ Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban:

a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;

b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;

d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan

e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. “

Penjelasan Pasal 15 Huruf b

“ Yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.39 “

Adapun ketentuan lainnya, tanggung jawab sosial turut menjadikan alam

sebagai objek kebijakan, yaitu:

“ Pasal 17

38 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ibid. 39 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ibid.

Page 66: Implementasi CSR

51

Penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak

terbarukan wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk

pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup,

yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan 40“

2.3.2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

UU 40 Tahun 2007 merupakan kebijakan yang banyak mendapat perhatian

banyak pihak. Sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu pasal 1 angka 3 :

“ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya41.”

Kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dalam Bab V

Tanggung Jawab Sosial pasal 74:

“ (1)Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2)Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3)Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

40 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ibid. 41 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta.

Page 67: Implementasi CSR

52

(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.42”

Pasal ini menunjukkan, kewajiban perusahaan menerapkan CSR. Tidak

ada ketentuan atau kriteria spesifik jenis perusahaan yang wajib menjalankan

tanggung jawab sosial.

Hal yang cukup penting untuk dipahami adalah pasal 74 ayat 2. Pasal

tersebut menyebutkan adanya dana yang harus diangarkan untuk CSR. Dana

tersebut merupakan kewajiban. Adapun besar dana tersebut tidak ditentukan.

Acuan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan

dan masyarakat diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun

2012 Tentang Taggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas dan

Peraturan Daerah Jawa Timur No.4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan.

2.3.3 Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab

Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas

Terdapat beberapa pasal yang penting untuk diketahui dalam uraian ini,

karena pasal tersebut dianggap memiliki substansi tanggung jawab sosial

perusahaan. Merujuk kepada pasal 2 dan 3 terdapat substansi tanggung jawab

sosial dan lingkungan menjadi kewajiban bagi perusahaan yang berkaitan atau

menjalankan usaha di bidang sumber daya alam. Tanggung jawab sosial dan

lingkungan wajib dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan perseroan.

42 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Ibid.

Page 68: Implementasi CSR

53

Pada pasal 5, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan wajib

dilaksanakan oleh direksi perusahaan setelah mendapatkan persetujuan Dewan

Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham. Dipertegas dalam substansi pasal

6 bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan harus

dipertanggung jawabkan dalam Rapat Umum pemegang Saham dalam laporan

tahunan.

Adapun sanksi bagi perusahaan yang tidak menjalankan tanggug jawab

sosial diatur dalam pasal 7, yaitu sanksi sesuai dengan praturan perundang-

undangan.

Sebagai benuk apresiasi kepada perseroan yang telah melakukan tanggung

jawab sosial, pasal 8 menjelaskan bahwa perseroan diberi penghargaan dari

instansi yang berwenang43.

2.3.4 Peraturan Daerah Jawa Timur No.4 Tahun 2011 Tentang Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan

Penjabaran tanggung jawab sosial perusahaan (TSP) pada pasal 1 ayat 5

berdasarkan peraturan daerah jawa timur yaitu

“ … tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untutk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dang sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan masyarakat setempat “.

Pada pasal 1 ayat 7 “ Pemangku kepentingan adalah semua pihak baik

dalam lingkungan organisasi maupun di luar lingkungan organisasi, yang

43 Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Jakarta : Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 89.

Page 69: Implementasi CSR

54

mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung yang bisa

mempengaruhi atau terpengaruh dengan keberadaan kegiatan dan prilaku

organisasi yang bersangkutan “.

Perda ini turut mengatur TSP bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan

usaha dalam bidang sumber daya alam, pasal 7 ayat 2 :

“ Bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan TSP dengan biaya yang dianggarkan dan biaya yang diperhitungkan sebagai biaya perusahaan dengan memperhatikan ukuran usaha, cakupan pemangku kepentingan dan kinerja keuangannya.44”

Peraturan Daerah TSP turut mengatur peran pemerintah kota dan

kabupaten kepada pemerintah Jawa Timur untuk bersinergi, pasal 8 ayat 1 :

“ Pemerintah kabupaten/kota yang di wilayahnya tidak terdapat perusahaan atau terdapat perusahaan namun dalam jumlah terbatas sehingga tidak memiliki atau memiliki program TSP yang sangat kecil dapat mengajukan usulan program TSP kepada perusahaan atau forum pelaksana TSP dengan tembusan kepada Gubernur45”

Kewajiban perusahaan dalam menjalankan kewajiban diatur dalam pasal 10 :

“ a. Menyusun, menata, merancang dan melaksanakan kegiatan TSP sesuai dengan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dunia usaha dengan memperhatikan kebijakan pemerintah daerah dan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Menumbuhkan memantapkan dan mengembangkan sistem jejaring kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak lain serta melaksanakan kajian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan TSP dengan memperhatikan perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat dan kelestarian lingkungan; dan

44 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya. 45 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.ibid.

Page 70: Implementasi CSR

55

c. Menetapkan bahwa TSP adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kebijakan manajemen maupun program pengembangan perusahaan46.”

Lingkup tanggung jawab perusahaan melingkupi tiga aspek. Pasal 11

menjelaskan :

“ (1) Program TSP meliputi :

a. Bina lingkungan dan sosial. b. Kemitraan usahaa mikrko, kecil, dan koerasi, dan; c. Program langsung kepada masyarakat

(2) Program sebagiamana dimaksud ayat (1) direncanakan dan ditumbuh kembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, meningkatkan kekuatan ekonomi masyarakat, memperkokoh keberlangsungan para pelaku dunia usaha dan memelihara fungsi-fungsi lingkungan hidup secara keberlanjutan47.”

Selanjutnya program kemitraan usaha mikro, kecil dan koperasi diatur

dalam pasal 13 :

“(1) Program kemitraan usaha mikro, kecil dan koperasi sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (1) huruf b merupakan program untuk menumbuhkan, meningkatkan dan membina kemandirian berusaha masyarakat di wilayah sasaran.

(2) Dalam program kemitraan sebagimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang aspek-aspek kegiatan:

a. Penelitian dan pengkajian kebutuhan; b. Penguatan kelembagaan sosial-ekonomi masyarakat; c. Pelatihan dan pendampingan berwirausaha; d. Pelatihan fungsi-fungsi manajemen dan tata kelola keuangan; e. Pelatiahan, pengembangan usaha seperti peningkatan mutu produk

dan desain, kemasan, pemasaran jejaring kerja sama dan peningkatan klarifikasi perusahaan;

f. Meningkatkan kemampuan menajemen dan kemampuan produktifitas; dan;

g. Mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas48.”

46 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.ibid. 47 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.ibid. 48 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.ibid.

Page 71: Implementasi CSR

56

Dan bantuan langsung perusahaan kepada masyarakat diatur dalam pasal

14. Adapun aspek yang dimaksud mencakup :

“ Program yang secara langsung ditujukan kepada masyarakat sebagimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) huruf c dapat berupa :

a. Hibah, yang dapat diberikan perusahaan kepada masyarakat yang membutuhkan yang besarannya sesuai dengan kemampuan perusahaan;

b. Penghargaan berupa beasiswa kepada karyawan atau warga masyarakat yang berkemampuan secara akademis namun tidak mampu membiayai pendidikan;

c. Subsidi, berupa penediaan pembiayaan untuk proyek-proyek pengembangan masyarakat, penyelenggaraan fasilitas umum bantuan odal usaha skala miko dan kecil;

d. Bantuan sosial, beruap bantuan dalam bentuk uang barang maupun jasa kepada panti-panti sosial/jompo para korban bencana dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS);

e. Pelayanan sosial berupa layanan pendidikan, kesehatan, olahraga dan santunan pekerja sosial; dan

f. Perlindungan sosial berupa kesempatan kerja bagi para atlet nasional/daerah yang sudah purna bakti dan bagi penyandang cacat yang mempunyai kemampuan khusus.49”

Sedangkan regulasi pelaksanaan TSP di Provinsi Jawa Timur dapat

mengacu pada pasal 6 ayat 1, pasal 15 dan pasal 16. Pada pasal 6 ayat 1

disebutkan bahwa ruang lingkup TSP mencakup biaya pembiayaan yang

berbasiskan kerakyatan yang selaras dengan program-program pemerintah daerah.

Pada pasal 15 memiliki substansi beberapa perusahaan dapat membentuk

forum pelaksana TSP. Forum yang dibentuk oleh perusahaan tersebut harus

dilaporkan kepada pemerintah daerah. Dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi

terbentuknya forum tersebut.

49 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.ibid.

Page 72: Implementasi CSR

57

Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah menyampaikan

program sekala prioritas kepada forum TSP sebagai program pelaksanaan TSP.

Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada pemerintah daerah.

Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP kepada DPRD.

2.4 Penelitian Terdahulu

2.4.1 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal

Sosial Pada PT Newmont

Penelitian ini dihasilkan oleh tesis Hasan Asy’ari, SH. dengan nomor

induk mahasiswa B4A 005 021. Penelitian tersebut berada di bawah bimbingan

Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono, SH. dengan instansi Magister Ilmu Hukum

Program Pasca Sarjana; Universitas Diponegoro; Semarang.

Penelitian berdasarkan keberadaan Undang-Udang (UU) No. 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas dengan pasal 74. Keberadaan UU tersebut

memberikan kewajiban bagi perusahaan melakukan tanggung jawab kepada

lingkungan dan masyarakat. Disinilah peneliti memiliki ketertarikan keberadan PT

Newmont sebagai objek penelitian. Peneliti mengkaji penerapan tanggung jawab

sosial sesuai visi korporasi sebagaimana diamanatkan UU dan mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi PT Newmont dalam implementasi coporate social

responsibility (CSR).

Metode penelitian terdiri dari :

1. Metode Pendekatan

Page 73: Implementasi CSR

58

Pendekatan yuridis-empiris, yaitu inventarisasi hukum positif yang

mengatur tanggungn jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial berkaitan

dengan pengentasan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, memperoleh

penjelasan dan mengetahui hal-hal mengenai tanggung jawab sosial

perusahaan, serta kendala-kendala yang dihadapi.

2. Spesifikasi Penelitian

Penelitian deskriptif-analitis yaitu menggambarkan secara rinci,

sistimatik, dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan tanggung

jawab sosial perusahaan terhadap masalah-masalah sosial. Kemudian,

dilakukan analisis korelasi hukum dengan tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap masalah sosial, serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaanya.

3. Sumber dan Jenis Data

“ Sumber daya yang dibutuhkan meliputi data primer, yaitu pandangan, sikap, atau persepsi pelaku usaha mengenai tanggungjawab sosial perusahaan dalam kaitanya dengan pengentasan masalah-masalah sosial. Di samping itu, juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, Sumber data dalam penelitian ini adalah PT. Newmont Minahasa Raya

Data sekunder yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat; b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

tentang bahan hukum primer, yaitu berupa dokumen atau risalah perundang-undangan.

c. Bahan hukum tersier, yang memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder antara lain:

a) Kamus Hukum; b) Berbagai majalah maupun jurnal hukum.”

4. Teknik Pengumpulan Data

Page 74: Implementasi CSR

59

“ Untuk memperoleh data digunakan teknik-teknik pengumpula data sebagai berikut:

a. Studi dokumen/kepustakaan, dan

b. Wawancara, yang dilakukan secara terarah dan mendalam

Penentuan sampel dipilih secara purposive-sampling, yaitu dengan menentukan 1 (satu) perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yakni PT Newmont Minahasa Raya dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan besar yang keberadaannya berdampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. “

5. MetodeAnalisa Data

“ Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif yaitu data skunder yang berupa teori, definisi dan substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan perundang-undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi lapangan, kemudian dianalisis dengan undang-undang, teori dan pendapat pakar yang relevan, sehingga didapat kesimpulan tentang pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan yang berkaitan dengan pengentasan masalah-masalah sosial kemasyarakatan.”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggung

jawab sosial PT Newmont berupa : pendidikan, infrastruktur, perbaikan

kesehatan, pendidikan kejuruan dan pengembangan bisnis, program pertanian dan

perikanan, program perbaikan habitat Laut Minahasa.

“ Sedangkan kendala-kendala yang ditemui adalah meningkatnya ketidak percayaan masyarakat dan kesalahan persepsi yang muncul akibat tuduhan pencemaran terhadap operasi Newmont Minahasa Raya sehingga izin penempatan tailing PT NNT, yang mesti diperpanjang pada tahun 2005, akan tetap ditentang oleh LSM anti tambang, Kontroversi lain muncul terkait daerah eksplorasi Dodo di kecamatan Ropang yang melibatkan sembilan desa. Warga Labangkar mengklaim nenek moyang mereka dimakamkan di Dodo dan menuntut ganti rugi lahan dan pemakaman yang ada sehingga perusahaan memutuskan untuk menghentikan kegiatan eksplorasi di daerah tersebut. Tuntutan oleh beberapa nelayan setempat bahwa kegiatan tambang telah mengurangi hasil tangkapan mereka. Untuk mengatasi tuduhan ini dan memperbaiki kesalahan persepsi, PTNNT telah menyusun suatu sasaran

Page 75: Implementasi CSR

60

untuk melibatkan diri lebih banyak dalam pengembangan desa nelayan setempat dan melakukan survei perikanan pada 2005.”50

2.4.2 Peran PT. Tirta Investama Keboncandi Terhadap Perubahan Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program

Corporate Social Responsibility (CSR) ‘Kampoeng Sehat Danone’

Penelitian ini adalah hasil skripsi Amilatus Solichah. Latar belakang

penelitian ini adalah kebiasaan masyarakat Kecamatan Gondang Wetan, Desa

Mendalan, Dusun Kalongan memiliki kebiasaan hidup tidak sehat. Kebiasaan

hidup tidak sehat tersebut antara lain melakukan MCK di selokal dan

mengkonsumsi air tidak sehat.

Di Kecamatan Gondang Wetan tersebut terdapat perusahaan yang

berdampingan dengan warga, perusahaan tersebut adalah PT. Tirta Investama.

Perusahaan sebagai pihak yang memiliki kesadaran tanggung jawab sosial

memiliki program “Kampoeng Sehat Danon”.

Keberadaan perusahaan dan kebiasaan warga ini memiliki korelasi yang

positif untuk diterapkan. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

(1) apa saja kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Kampoeng

Sehat Danone yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama keboncandi untuk

warga dusun Kalongan, (2) bagaimana implementasi kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) Kampoeng Sehat Danone yang dilakukan oleh PT.

Tirta Investama keboncandi untuk warga Dusun Kalongan, (3) peran PT.

50 Asy’ari, Hasan. 2009. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial PT Newmont. Tesis Magister Ilmu Hukum, Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 76: Implementasi CSR

61

Tirta Investama Keboncandi terhadap perubahan perilaku hidup bersih dan

sehat warga Dusun Kalongan melalui program Kampoeng Sehat Danone.

“ Hasil penelitian menunjukkan kegiatan program Kampoeng Sehat danone antara lain: pengadaan sumber air bersih, pipanisasi air bersih ke rumah penduduk, pembuatan MCK, konservasi dusun dengan tanaman produktif, pembuatan bank sampah, komposting, penyuluhan kesehatan, pembentukan kelembagaan kampoeng. Implementasi dilaksanakan oleh pihak perusahaan dengan dibantu oleh masyarakat setempat dengan biaya dan keperluan lainnya ditanggung oleh perusahaan. Pengaruh program terhadap perubahan perilaku warga ditunjukkan oleh beberapa aspek antara lain: kebersihan (lingkungan menjadi lebih bersih), kesehatan (kesehatan warga lebih terjamin dengan adanya fasilitas yang disediahkan oleh perusahaan), wawasan (warga tahu, mengerti dan mampu melaksanakan pola hidup bersih dan sehat), ekonomi (dalam jangka panjang dapat meningkatkan penghasilan warga dengan tanaman produktif yang telah diberikan.)”51

2.4.3 Perbandingan Penelitian

Terdapat hal yang menjadi perbedanaan dan persamaan antara penelitian

yang dilaksanakan Jati Seputro dengan Hasan Asy’ari, SH dan Amilatus Solichah.

Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui relevansi konsep ataupun teori di

lokasi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan oleh disiplin keilmuan yang berbeda.

Jati Seputro merupakan peneliti Ilmu Politik, Hasan Asy’ari, SH merupakan

Master Hukum dan Amilatus Solichah menggunakan disiplin Ilmu Psikologi.

Berdasarkan judul penelitian, ketiga peneliti memiliki substansi tujuan

penulisan yaitu mengetahui implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di

lokasi penelitian yang berbeda. Ketiga peneliti memiliki ketertarikan mengetahui

51 Solichah, Amilatus. 2010. Peran PT. Tirta Investama Keboncandi Terhadap Perubahan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) ‘Kampoeng Sehat Danone’. Skripsi Sarjana. Fakulta Psikologi Universitas Islam Negri Malang Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Page 77: Implementasi CSR

62

hasil temuan lapangan sebagai materi utama. Akan tetapi Jati Seputro melakukan

penelitian dengan perspektik teori pemerintahan yang baik. Hasil temuan

lapangan turut digunakan menguji relevansi teori pemerintahan yang baik.

Terdapat perbedaan daya tarik pada masing-masing penelitian. Jati Seputro

tertarik melakukan penelitian di Dusun Jatianom berdasarkan harmonisasi PT

Tirta Investama dengan masyarakat sekitar dalam eksploitasi air tanah, kelayakan

TSP Tirta Investama kepada masyarakat Dusun Jatianom dan relevansi program

TSP sebagai sinergi, pemerintah dan masyarakat. Sedangkan Hasan Asy’ari, SH

memiliki ketertarikan relevansi UU 40 Tahun 2007, pasal 74 pada kasus PT

Newmont di Minahasa.

Sedangkan Amilatus Solichah tertarik dengan fenomena kebiasaan hidup

tidak sehat warga Kecamatan Gondang Wetan, Desa Mendalan, Dusun Kalongan

memiliki korelasi positif dengan program ‘Kampoeng Sehat Danone’ PT Tirta

Investama.

Hasil penelitian Jati Seputro menunjukkan bentuk-bentuk TSP PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom mencakup konservasi, pemberdayaan dan

community development dengan melibatkan peran pemerintah, perusahaan dan

masyarakat. Hal ini dilaksanakan berdasarkan komitmen perusahaan. Program

TSP telah dilaksanakan kepada LSEM Wanita Jatianom, Karang Taruna RW 7

dan seluruh warga Dusun Jatianaom. Akan tetapi hasil analisis menunjukkan TSP

tersebut belum sesuai dengan teori pemerintahan yang baik.

Page 78: Implementasi CSR

63

Hasil penelitian Hasan Asy’ari, SH menunjukkan tanggung jawab sosial

PT Newmont berupa : pendidikan, infrastruktur, perbaikan kesehatan, pendidikan

kejuruan dan pengembangan bisnis, program pertanian dan perikanan, program

perbaikan habitat Laut Minahasa. Adapun upaya resolusi konflik mengatasi

tuduhan pencemaran akibat operasi perusahaan, penolakan LSM anti tambang,

penolakan Warga Labangkar dan tuntutan nelayan adalah PTNNT menyusun

sasaran untuk melibatkan diri lebih banyak dalam pengembangan desa nelayan

setempat dan melakukan survei perikanan pada 2005.

Hasil penelitian Amilatus Solichah, adanya program “ Kampoeng Sehat

danone” terdiri: pengadaan sumber air bersih, pipanisasi air bersih ke rumah

penduduk, pembuatan MCK, konservasi dusun dengan tanaman produktif,

pembuatan bank sampah, komposting, penyuluhan kesehatan, pembentukan

kelembagaan kampoeng. Program dilaksanakan oleh perusahaan dan dibantu

masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya dampak positif perubahan

prilaku warga dalam peningkatan kebersihan lingkungan, kesehatan warga lebih

terjamin, warga memiliki wawasan hidup sehat dan peningkat perekonomian

warga melalui tanaman produktif.

Tabel 2 Perbandingan Penelitian

Perbedaan Penelitan Jati Seputro Hasan Asy’ari, SH Amilatus Solichah

Disiplin Keilmuan Ilmu Politik Hukum Psikologi

Judul Implementasi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal

Peran PT. Tirta Investama Keboncandi Terhadap Perubahan

Page 79: Implementasi CSR

64

Dalam Perspektif Pemeritahan Yang

Baik: Studi Kasus PT Tirta Investama Di

Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,

Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan

Sosial Pada PT Newmont Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program Corporate Social

Responsibility (CSR) ‘Kampoeng Sehat

Danone’ Latar Belakang Yang Menarik

a. Harmonisasi perusahaan dengan masyarakat

b. Kelayakan TSP di sekitar perusahaan

c. Relevansi sinergi, pemerintah dan

masyarakat.

Relevansi Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas pasal 74 pada

kasus PT Newmont

Kebiasaan hidup tidak sehat warga Kecamatan Gondang Wetan, Desa

Mendalan, Dusun Kalongan memiliki

korelasi positif dengan program ‘Kampoeng

Sehat Danone’ PT Tirta Investama

Hasil Penelitian a. program TSP

mengacu pada komitmen perusahaan. Sasaran TSP mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development. Pelaksanaan TSP berkordinasi dengan pemerintah dan masyarakat. Hasil kerja TSP telah diterima oleh tiga golongan, yaitu Karang Taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan masyarakat Dusun Jatianom secara keseluruhan.

b. Implentasi TSP belum berjalan sukses, belum sesuai dengan teori pemerintahan yang

a. Tanggung jawab sosial PT Newmont berupa : pendidikan, infrastruktur, perbaikan kesehatan, pendidikan kejuruan dan pengembangan bisnis, program pertanian dan perikanan, program perbaikan habitat Laut Minahasa

b. Upaya resolusi konflik tuduhan pencemaran akibat operasi perusahaan, penolakan LSM anti tambang, penolakan Warga Labangkar dan tuntutan nelayan adalah PTNNT menyusun sasaran untuk melibatkan

a. program “ Kampoeng Sehat danone” terdiri: pengadaan sumber air bersih, pipanisasi air bersih ke rumah penduduk, pembuatan MCK, konservasi dusun dengan tanaman produktif, pembuatan bank sampah, komposting, penyuluhan kesehatan, pembentukan kelembagaan kampoeng.

b. Kegiatan dilaksanakan oleh perusahaan dan dibantu oleh masyarakat sekitar.

c. Terdapat perubahan pola prilaku warga dalam peningkatan

Page 80: Implementasi CSR

65

baik diri lebih banyak dalam pengembangan desa nelayan setempat dan melakukan survei perikanan pada 2005

kebersihan lingkungan, kesehatan warga lebih terjamin, warga memiliki wawasan hidup sehat, peningkat perekonomian warga melalui tanaman produktif

2.5 Alur Berfikir

Implementasi Tanggung Jawab Sosial PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom

↓ Teori Pemerintahan

Yang Baik Konsep Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Hukum Positif

↓ Studi Kasus Interinsik

Implementasi Tanggung Jawab Sosial PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom Sesuai Dengan Teori Pemerintahan Yang Baik, Konsep Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan Dan Hukum Positif

Page 81: Implementasi CSR

66

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian erat kaitannya dengan fokus masalah dan tujuan

penelitian. Fokus masalah penelitian ini “ Sejauh mana pelaksanan tanggung

jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,

Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? “ dan “ Bagaimana implementasi

tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa

Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? “. Penelitian ini erat

kaitannya dengan menjelaskan fenomena, isu, konsep dan kasus dilapangan.

Menurut Robert K. Yin, sebuah penelitian yang secara umum menyangkut

pertanyaan “ How” dan “why”, serta memiliki fokus penelitian terletak pada

fenomena kontemporer, merupakan penelitian yang sesuai dengan metode studi

kasus52. Maka penelitian ini menggunakan metode studi kasus.

Penelitian studi kasus diartikan oleh Robert E. Stake, bahwa kasus adalah

sistem yang padu. Bagian-bagian studi kasus tidak harus berjalan dengan baik,

tuuan bisa jadi irasional, namun itulah tetap sebuah sistem. Sedangkan istilah studi

52 Yin, Robert K. 2012. Studi Kasus: Desain Dan Metode diterjemahkan oleh M. Djazuli Mudzakir. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm. 1

Page 82: Implementasi CSR

67

masih menjadi perdebatan untuk mentafsirkan menjadi konsep. Dalam hal ini

Stake mendefinisikan studi kasus sebagai “ proses mengkaji kasus “53

Detail penelitian ini menggunakan studi kasus interinsik, membahas suatu

kasus dengan kekhasannya. Menurut Robert tujuan studi kasus interinsik adalah

menemukan kekhasan keunikan kasus itu sendiri. Penelitian ini bukan bertujuan

untuk membangun suatu teori, membandingkan suatu kasus dan lain-lain54.

Penelitian ini membahas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama yang berada di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan,

Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Hal yang cukup penting dalam penelitian studi kasus adalah partikularitas.

Partikularitas adalah bagian yang menjadikan suatu penelitian menarik dan unik.

Dalam penelitian studi kasus, partikularitas harus terpenuhi. Partikularitas yang

harus diperhatikan dalam studi kasus ilmu sosial, ekonomi, hukum dan lain-lain:

“ 1. Ciri khas/hakikat kasus.

2. Latar belakang historisnya.

3. Konteks/setting fisik.

4. Konteks lain, mencakup ekonomi, politik, hukum dan estetika.

5. Kasus-kasus lain yang dengannya suatu kasus dapat dikenali.

6. Para informan yang menjadi sumber dikenalinya kasus.”55

53 Stake, Robert E. dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm. 300 54 Stake, ibid. hlm. 301 55 Stake, ibid. hlm. 302

Page 83: Implementasi CSR

68

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian “ Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Dalam Perspektif Pemerintahan Yang Baik“ adalah Dusun Jatianom, Desa Karang

Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Di lingkup dusun, peneliti

melakukan peneliti studi kasus yang melibatan peran masyarakat, swasta dan

perusahaan.

Alasan menarik lokasi penelitian berada di lingkup Dusun Jatianom adalah

a) Dusun Jatianom merupakan sasaran utama CSR PT Tirta Investama di

wilayah Kecamatan Pandaan atau disebut ring satu.

b) Pabrik PT Tirta Investama berada di tengah-tengah lingkungan Dusun

Jatianom. Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada

masyarakat dan lingkungan terdekat.

c) merujuk konsep berfikir di latar belakang penelitian, bentuk CSR yang

diberikan perusahaan di Dusun Jatianom berbanding dengan CSR yang

diberikan PT Tirta Investama di wilayah NTT. Sebelum CSR diberikan

kepada daerah yang jauh, peneliti tertarik mengetahui CSR yang

diberikan perusahaan kepada daerah terdekat perusahaan, yaitu Dusun

Jatianom.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan substansi penelitian. Fokus penelitian

memberikan tujuan dan batasan penelitian. Fokus penelitian memiliki korelasi

Page 84: Implementasi CSR

69

dengan fokus masalah dan tujuan penelitian. Fokus penelitian studi kasus

PT.Aqua di Dusun Jatianom adalah

c) Mengetahui pelaksanan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan.

Peneliti menggali, mengidentifikasi dan melakukan pengecekan fenomena

pelaksanaan CSR PT Tirta Investama di Dusun Jatianom. Peneliti turut menggali

lebih jauh konsep, peran pemangku kepentingan dan aktifitas CSR.

Fokus penelitian ini turut

d) Mengetahui implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan.

Hal ini dimaksudkan peneliti menggali relevansi pola relasi, kordinasi,

sinergi pemangku kepentingan, aktualisasi konsep, analisis pelaksanaan CSR dan

hasil CSR.

3.4 Pemilihan Informan

Cara memperoleh informan dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi 2 yaitu

key person dan snowballing sampling. Disebutkan oleh Burhan Bungin bahwa key

Page 85: Implementasi CSR

70

person dilakukan apabila peneliti telah mengetahui informan yang menjadi

objek/subjek penelitian. Informan dapat bersifat formal dan non formal56.

Sedangkan snowballing sampling dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui

pihak yang objek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menemukan orang

pertama untuk mengetahui orang yang lebih paham terkait permasalahan

penelitian. Demikian seterusnya infoman merekomendasikan peneliti mencari

informan yang lebih memahami masalah.

Pemilihan informan penelitian ini menggunakan key person dan snowballing

sampling. Alasannya adalah peneliti mengetahui sebagian pemangku kepentingan.

Selebihnya, peneliti harus mencari lebih jauh pemangku kepentingan yang berada

di pihak masyarakat, swasta dan pemerintah. Adapun informan yang dimaksud :

a) Key Person : Pemerintah Lokal (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten

Pasuruan, Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan,)

dan Swasta (kordinator CSR PT Tirta Investama Kecamatan Pandaan)

b) Snowbolling : Pemangku kepentingan yang berada di masyarakat dan

pemerintah yang belum teridentifikasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi 2 yaitu wawancara bertahap dan observasi tidak terstruktur.

Bungin menjelaskan bahwa wawancara bertahap adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab dan cara 5656 Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Hlm 77

Page 86: Implementasi CSR

71

bertatap muka antara pewawancara dan informan, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman. Karakter utama penelitian ini adalah peneliti tidak harus

terlibat dalam kehidupan sosial informan dalam waktu yang lama. Peneliti dapat

datang dan pergi dan mempelajari objek penelitian dengan terbuka atau

tersembunyi57.

Sedangkan observasi adalah pengumpulan data penelitian dengan

pengamatan dan pengindraan58. Observasi tidak terstruktur adalah tindakan

observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa peran quide59.

Alasan penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan observasi

adalah berkenaan dengan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk

mengidentifikasi tingkat sosial ekonomi masyarakat, karakteristik sosial budaya

masyarakat, mengidentifikasi pemangku kepentingan dan kepentingan lainnya

yang ditemui di lapangan.

Wawancara dilakukan untuk mempertegas hasil observasi, mengetahui

persepsi pemangku kepentingan, isu, fenomena dan memperdalam fokus

penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini membutuhkan instrumen. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah peneliti, pedoman penelitian (Daftar pertanyaan,

57 Ibid. 108-110. 58 Ibid. 115. 59 Ibid. 116.

Page 87: Implementasi CSR

72

proposal penelitian, surat tugas penelitian) dan instrumen pendukung ( buku

catatan, kamera video, kamera foto dan laptop).

Alasan dibutuhkannya pedoman penelitian adalah keabsahan penelitian,

menggali informasi dan sarana memperkuat fokus penulis di lapangan. Instrumen

penudukung digunakan untuk membantu peneliti memperoleh data lapangan,

sebagai bukti penelitian lapangan.

3.7 Analisis Data

Penelitian melewati fokus masalah, menetapkan tujuan penelitian,

perencanaan dan menggali data di lapangan. Selanjutnya peneliti melakukan

analisis data untuk diolah, dianalisis dan disajikan. Analisis data merupakan faktor

penting menghasilkan temuan lapangan.

Pada penelitian studi kasus ini, peneliti memprioritaskan data lapangan

sebagai materi pembahasan. Data lapangan dianggap mewakili kekhasan

implementasi CSR di Dusun Jatianom.

Berdasarkan karakter data yang diprioritaskan dalam penelitian, peneliti

menggunakan strategi analisis data kualitatif verifikasi. Strategi analisis data

kualitatif-verifikasi adalah upaya analisis induktif dari data penelitian. Format

penelitian mengkontruksi data lapangan sebagai prioritas. Peran data lapangan

menjadi kebutuhan yang lebih penting dibandingkan dengan teori60.

60 Bungin, Lock Cit. 147.

Page 88: Implementasi CSR

73

Adapun tahapan analisis data ini melalui tahapan sebagaimana

disampaikan oleh Robert E. Stake, yaitu

“1. Membingkai kasus dan mengkonseptualisasikan objek penelitian.

2. Memilih fenomena (gejala), menentukan tema-tema atau isu-isu yang menjadi fokus pertanyaan riset.

3. Melacak pola-pola data untuk memperkaya isu-isu dalam penelitian.

4. Mengunakan teknik triguliasi untuk hasil-hasil observasi penting dan landasan interpretasi .

5. Menghadirkan beberapa alternatif penafsiran.

6. Merumuskan pernyataan sikap atau generalisasi suatu kasus.”61

Teknik triangulasi diartikan “ Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kesalahan interpretasi, kami menggunakan prosedur-prosedur yang beragam

termasuk pengumpulan data hingga mencapai titik jenuh dan memperdebatkan

prosedur-prosedur penjelasan “62. Hal ini digunakan untuk mempertimbangkan

validitas secara terpisah untuk mendeskripsikan, interpretasi, teori, generalisasi

,dan penilaian evaluatif63.

61 Stake, ibid. hlm. 313 62 Denzin, N.K. 1989 dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm. 307 63 Maxwell, Joseph. 1992 dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm. 307

Page 89: Implementasi CSR

74

BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Dusun Jatianom

Dusun Jatianom berada di Desa Karang Jati, Kecamataan Pandaan,

Kabupaten Pasuruan. Dusun ini berada tidak jauh dari Gunung Arjuna. Dusun

Jatianom memiliki kontur wilayah sedikit miring ke arah utara. Dusun Jatianom

menunjukkan wilayah yang berada di kaki Gunung Arjuna.

Dusun Jatianom memiliki iklim tropis dan terdapat persawahan.

Keberadaan lahan persawahan berdampingan dengan rumah penduduk. Sehingga

di wilayah Dusun Jatianom masih didapati pemandangan hijau ketika padi

bersemi. Angin pun berhembus stabil.

Karakteristik masyarakat Dusun Jatianom dibagi menjadi dua macam yaitu

masyarakat RW 6 dan masyarakat RW 7. Pemisah antara RW 6 dan RW 7 di

Dusun Jatianom adalah Jalan Raya Surabaya. Sebuah jalan utama yang

menghubungkan wilayah Malang Raya dengan wilayah Sidoarjo, wilayah

Surabaya dan sebagainya. Di sebelah selatan jalan raya merupakan wilayah RW 7

terdiri dari RT 1, RT 2 dan RT 3. Ketiga RT ini memiliki kararakter gemeinschaf.

Masyarakat mengenal antara satu dengan yang lain. Keberadaan norma sosial

sangat mengikat kehidupan warganya. Masyarakat memiki kebersamaan yang

kuat, termasuk dengan isu yang berkembang di lingkungannya.

Page 90: Implementasi CSR

75

Sedangkan RW 6 berada di utara jalan raya surabaya. RW 6 terdiri dari RT

4, RT 5 dan RT 6. Di wilayah RW 6 dapat kita jumpai persawahan yang

berdampingan dengan perkampungan warga. Masyarakat RW 6 turut memiliki

kebersamaan dalam lingkungan masyarakatnya dan saling mengenal, tetapi

kebersamaan warga RW 6 berada masih di bawah kekompakan warga RW 7.

Kurangnya kekompakan warga dipengaruhi oleh kesibukan masyarakat bekerja.

Sebagaian besar laki-laki bekerja sebagai karyawan perusahaan di wilayah

Kecamatan Pandaan. Bahkan banyak pula yang bekerja sebagai karyawan PT

Tirta Investama.

Tingkat pengangguran di Dusun Jatianom sangat rendah karena

perusahaan memprioritaskan masyarakat sekitar sebagai karayawan. Ada pun

perusahaan besar yang berdekatan dengan Dusun Jatianom adalah PT Amsil

sebuah perusahaan AMDK, Inolakto sebuah perusahaan susu dalam kemasan dan

PT Tirta Investama sebuah perusahaan AMDK. Akan tetapi jumlah ibu-ibu di

Dusun Jatianom banyak yang tidak bekerja. Sebagian besar ibu-ibu berprofesi

sebagai ibu rumah tangga.

Sejarah perkembangan Dusun Jatianom sangat dipengaruhi oleh

perkembangan industri. Sebelumnya Dusun Jatianom pada sekitar tahun 1980-an

merupakan daerah pertanian. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani.

Masyarakat menanam padi di sawah yang dimiliki ataupun sawah yang berada

tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Setelah padi menguning, para petani panen

dan menjual padi.

Page 91: Implementasi CSR

76

Menginjak tahun 1990-an arus industri berkembang dengan pesat.

Perindustrian memasuki wilayah Kecamatan Pandaan, sebelumnya pusat

industrialisasi berada di wilayah Surabaya. Perkembangan yang pesat mendorong

perubahan mata pencaharian masyarakat. Masyarakat banyak yang tertarik

menjadi karyawan perusahaan. Sejak saat itulah masyarakat Dusun Jatianaom

memiliki tren bekerja sebagai karyawan. Lahan persawahan pun banyak yang

terbengkalai akibat perpindahan pekerjaan.

Seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun masyarakat tetap

menghendaki menjadi karyawan perusahaan dari pada menjadi seorang petani

atau wiraswasta. Ketergantungan hidup masyarakat sangat dipengaruhi oleh

berdirinya perusahaan. Sedangkan keberadaan sawah tetap berjalan dengan

menggunakan tenaga buruh dari luar Kecamatan Pandaan. Pertanian tetap

berjalan, akan tetapi kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Seiring

dengan berkembangnya permasalahan pertanian pada skala nasional, masyarakat

semakin bergantung menjadi karyawan perusahaan.

Pada tahun 2005, PT Tirta Investama merupakan perusahaan pertama di

Dusun Jatianom yang memberikan progam CSR. Pada perkembangannya disusul

oleh PT Amsil dan Indolakto.

Perkembangan CSR menjadi hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan

masyarakat Dusun Jatianom. Kebutuhan masyarakat dibantu oleh program-

program CSR. Masyarakat Dusun Jatianom menerima keberadaan perusahaan

karena dianggap membawa berkah bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat

Page 92: Implementasi CSR

77

menerima manfaat yang dapat dirasakan secara langsung. Program-program CSR

turut mendorong perkembangan dan pembangunan masyarakat Dusun Jatianom.

Melalui CSR, masyarakat memiliki agenda dan kebersamaan menjadi masyarakat

yang swadaya.

Setiap kegiatan CSR tidak lepas dari kordinasi dengan pemerintah lokal.

Pemerintah yang dilibatkan secara langsung terdiri dari perangkat warga dan

kepada desa. Keberadaan RT, RW dan Kepala Dusun turut menjadi pihak yang

sangat berpengaruh untuk memobilisasi dan mensosialisasikan program-program.

Terlebih sejak berdirinya LSEM Wanita Jatianom (Wanjati), mobilisasi

dan agenda masyarakat yang mandiri terbantu. Wanjati sebagai LSM yang berada

di bawah binaan PT Tirta Investama turut berkordinasi dengan program-program

CSR. Bahkan komunitas ini turut mendorong segala potensi yang berada di Dusun

Jatianom menjadi sesuatu yang bernilai lebih.

Berkembangnya perusahaan dan CSR mendorong perkembangan

masyarakat Dusun Jatianom melakukan inovasi. Masyarakat secara berkelompok

memiliki gairah mendorong perkembangan sosial ekonomi. Bahkan inovasi

masyarakat turut berkordinasi dengan pemerintah dan swasta.

Di Dusun Jatianom nuansa civil society sebagai peran masyarakat yang

mandiri dari negara telah tampak. Masyarakat melalui relasi domisili dan

kemampuan membaca peluang sosial ekonomi mendorong tanggung jawab sosial

perusahaan. CSR tidak terbatas menjadi kebutuhan perusahaan, masyarakat pun

Page 93: Implementasi CSR

78

menyadari peran penting perusahaan. Terdapat potensi yang dapat dibangun

dalam hal hubungan yang saling menguntungkan.

4.2 Gambaran Umum PT Tirta Investama

PT Tirta Investama Golden Mississippi merupakan perusahaan Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama.

Perusahaan ini akrab dikenal dan disebut oleh masyarakat pada umumnya dengan

sebutan “ PT Aqua “.

PT Tirta Investama memulai usahanya sejak 23 Februari 1973, dirintis

oleh Tirto Utomo. Perkembangan bisnis perusahaan ini berkembang dengan pesat.

PT Tirta Investama mampu menarik perhatian perusahaan-perusahaan besar

tingkat internasional, tidak lain adalah Danone. Perusahaan multinasional asal

Perancis ini memiliki penilaian lebih terhadap potensi PT Tirta Investama. Hingga

pada 4 September 1998, Danone bergabung dengan PT Tirta Investama. Danone

meningkatkan kepemilikan saham dari 40% menjadi 74% pada tahun 2001.

Danone memiliki saham mayoritas dari perusahaan AMDK ini. Perusahaan ini

memiliki pemasaran produk tingkat nasional dan internasional.

Kesusksesan perusahaan ini tidak lepas dari permasalahan. Pada awalnya

perusahaan mendapatkan air konsumsi dengan cara mengebor air pemukaan

tanah. Hal yang cukup memprihatinkan terjadi di Kubang yang terletak di

kampung Kubang Jaya, Desa Babakan Pari yang berada di kaki Gunung Salak,

Sukabumi bagian utara.

Page 94: Implementasi CSR

79

Eksploitasi dimulai sejak tahun 1992. Perusahaan mengubah sebagian

daerah pertanian menjadi semacam perhutanan. Daerah tersebut dijaga oleh

petugas selama 24 jam. Warga sekitar tidak diperkenankan memasuki area

tersebut. Hingga tahun 1994 perusahaan menggunakan cara baru untuk

mengeksploitasi air. Perusahaan melakukan pengeboran pada jalur air bawah

tanah. Perusahaan pun melakukan eksploitasi dengan tekanan yang sangat tinggi.

Akibatnya debit air tanah di lingkungan sekitar berkurang. Masyarakat merasakan

kesulitan untuk mendapatkan pasokan kebutuhan hidup. Lahan pertanian pun

mengalami kesulitan untuk mendapatkan air irigasi.

Kasus serupa turut terjadi di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Perusahaan memulai operasi sejak tahun 2002. Di daerah yang berbeda,

masyarakat yang sebagian bekerja sebagai petani turut mengalami kekurangan air.

Hal yang ironis adalah sebelumnya perusahaan ini memiliki izin mengeksploitasi

air 18 liter per detik, selanjutnya perusahaan mengajukan izin mengeksploitasi air

60 liter per detik.

Hingga kini PT Tirta Investama memiliki 10 sumber mata air di Indonesia

yaitu Berastagi Sumatra Utara, Lampung di Jabung dan Umbul Cancau,

Mekarsari, Sukabumi (Kubang), Subang (Cipondoh), Wonosobo (Mangli), Klaten

(Sigedang), Pandaan (Jawa Timur), Kebon Candi (Jawa Timur), Mambal (Bali)

dan Menado (Airmadidi)64.

64 http://www.forplid.net/artikel/41-aqua-dan-kejahatan-konspirasi-.html 29 September 2010

Page 95: Implementasi CSR

80

4.3 Gambaran Umum PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom

PT Tirta Investama mendirikan pabriknya di Dusun Jatianom, Desa

Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan sejak tahun 1984.

Perusahaan mendirikan pabriknya dengan alasan ketersediaan SDA dan hasil riset

yang mendukung standart perusahaan memproduksi AMDK.

Perusahaan ini terletak berhadapan dengan Jalan Raya Surabaya. Sebuah

jalan yang menjadi poros penghubung Wilayah Malang Raya dengan Sidoarjo,

Surabaya dan lain sebagainya. Di pinggir jalan sebelah selatan, perusahaan

mendirikan pabriknya. Berdasarkan geografi, Pabrik PT Tirta Investama berada di

wilayah RW 7. Perusahaan ini terbangun panjang kebelakang. Perusahaan

berdampingan dengan masyarakat sekitar. Di tempat inilah perusahaan melakukan

eksploitasi air, melakukan proses produksi dan memasarkan kepada wilayah

sekitarnya.

Di Dusun Jatianom, PT Tirta Investama merupakan perusahaan pertama

yang melaksanakan CSR. Perusahaan mampu membangun kemitraan dengan

masyarakat dan pemerintah yang bersangkutan. Perusahaan menetapkan wilayah

Dusun Jatianom, Desa Karang Jati sebagai ring satu atau wilayah pelaksanaan

CSR. Alasan kegiatan ini adalah perusahaan memprioritaskan program CSR

kepada masyarakat yang paling dekat dengan perusahaan.Setelah masyarakat

sekitar mampu berkembang sesuai dengan harapan perusahan, perusahaan akan

melaksanakan CSR kepada masyarakat yang lebih luas.

Page 96: Implementasi CSR

81

Di Dusun Jatianom perusahan bermitra dengan masyarakat, khususnya

melibatkan masyarakat Dusun Jatianom secara keseluruhan, karang taruna RW 7

dan Wanita Jatianom. Keberadaan organisasi yang bermitra dengan perusahaan

tidak lain memiliki latar belakang masyarakat yang berdomisi di Dusun Jatianom.

Terdapat hal yang menarik terhadap pemberdayaan yang dilakukan

perusahaan. Kepada Karang taruna RW 7, perusahaan melakukan memberikan

kesempatan karang taruna membeli limbah perusahaan. Organisasi ini bergerak

secara mandiri. Sedangkan Wanjati merupakan LSEM yang berada di bawah

binaan PT Tirta Investama. Anggota Wanjati pada struktur inti kepengurusan

adalah ibu-ibu Dusun Jatianom. Dalam kegiatannya, Wanjati mendorong swadaya

dan kemandirian ibu-ibu.

Wanjati sebagai LSM binaan PT Tirta Investama didampingi oleh SII

(Social Invetsmen Indonesia). LSM ini mengontrol, kordinasi, turut membina dan

mengawasi Wanjati. Sebuah program CSR yang dimiliki Wanjati disampaikan

kepada SII, selanjutnya SII menyampaikan kepa PT Tirta Investama. Ada pun alur

jawaban dan distribusi PT Tirta Investama melalui SII.

CSR lainnya yang melibatkan masyarakat Dusun Jatianom secara luas

melibatkan perangkat warga. Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama

dengan masyarakat Dusun Jatianom.

Sejak tahun 2005 program-program CSR dilaksanakan perusahaan kepada

masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Perusahaan, swasta dan

masyarakat memiliki hubungan yang harmonis.

Page 97: Implementasi CSR

82

BAB V

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

5.1 Badan Perizinan Dan Penanaman Modal

Badan Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan (Bapenam)

merupakan birokrasi yang bertugas membantu tugas Bupati Kabupaten Pasuruan

dalam pembinaan, pengkordinasian, pengawasan, penyelenggaraan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan perizinan dan penanaman modal65.

Peran Bapenam dalam perizinan memfasilitasi hubungan yang harmonis

antara swasta, masyarakat, lingkungan dan pihak yang berkepentingan. Hubungan

harmonis tersebut diatur melalui Bapenam sebagai instrumen penegak regulasi

dan peraturan yang berlaku. Bapenam memiliki wewenang memberikan izin bagi

suatu perusahaan, dan masyarakat luas melakukan aktifitas produksi, mendirikan

bangunan, dan berbagai macam usaha.

Tugas Bapenam dalam penanaman modal memiliki peran penting

mendorong potensi perkembangan perekonominan dan sosial bagi masyarakat

secara luas. Bapenam turut melakukan kordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi penanaman modal yang berada di Kabupaten Pasuruan.

65 Wawancaara dilaksanakan 20 April 2012 kepada 4 kepala bidang, yaitu kepala bidang Penanaman Modal oleh Ir. Sugeng Hari Utomo, kepala bidang Sumber Daya Alam oleh Benny Susatyo, kepala bidang Pemrosesan oleh Ir. Holis Patoni dan kepala bidang Izin usaha oleh Endang Sri Harijati. Wawancara dilakukan kepada masing-masing kepala bidang yang menguasai pertanyaan wawancara. Kepala divisi tidak bersedia menjawab pertanyaan wawancara yang tidak seuai dengan bidangnya. Pelaksanaan wawancara dilakukan di kantor Bapenam, Jalan Hayam Wuruk, No. 14, Kabupaten Pasuruan, mulai pukul 08.00-11.00 WIB

Page 98: Implementasi CSR

83

Tugas Bapenam memiliki korelasi yang positif terhadap pelaksanaan

tangung jawab sosial perseroan terbatas atau disebut perusahaan, yaitu PT Tirta

Investama. Perusahaan merupakan salah satu pihak yang bersinggungan dengan

Bapenam. Mendirikan perusahaan tidak lepas dari peraturan dan syarat suatu

perusahaan dapat beroperasi. Kelangsungan operasi perusahaan di Kabupaten

Pasuruan ditentukan oleh izin Bapenam.

Melalui tugasnya, Bapenam melakukan kontrol terhadap aktifitas

perusahaan. Bapenam mengetahui perkembangan aktifitas perusahaan ditinjau

dari aspek, sosial, ekonomi dan lingkungan.Informasi perkembangan aktifitas

perusahaan ini dibutuhkan untuk mengetahui informasi mendalam tentang PT

Tirta Investama.

5.1.1 Regulasi Perizinan

Langkah awal yang dilakukan setiap perusahaan untuk mendirikan

usahanya di Kaupaten Pasuruan adalah melakukan perizinan kepada Bapenam,

Bapenam akan memberi ketentuan regulasi. Langkah ini digunakan sebagai

langkah awal mengantisipasi aktivitas yang tidak ramah kepada lingkungan dan

sosial, dan menekan bentuk usaha ataupun eksploitasi liar.

Sugeng Hari Utomo selaku bidang penanaman modal menjelaskan bahwa

terdapat 16 Izin yang dapat diberikan oleh Bapenam. Mengacu kepada Keputusan

Bupati Nomor : 503/4/HK/431.012/2009. Ada pun 16 jenis pelayanan perizinan

meliputi Standart Operasi Pelayanan (SOP), yaitu

Page 99: Implementasi CSR

84

a. Izin Lokasi/Rekomendasi,

b. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT),

c. Izin Pengringan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

d. Izin Gangguan (HO),

e. Surat Izin Perdagangan (SIUP),

f. Izin Usaha Industri (IUI),

g. Izin Usaha Kepariwisataan,

h. Izin pemasangan Reklame,

i. Surat Izin Pengeboran (SIP),

j. Surat Izin Penggunaan Air Tanah (SIPA),

k. Izin Usaha Pertambangan.

l. Izin Paralel,

m. Izin Usaha Toko Modern (IUTM),

n. Izin Usaha Pengelolahan Pasar (IUPP)

o. Izin Usaha Pengelolahan Pasar Tradisional66.

Setiap jenis izin yang diberikan Bapenam memiliki syarat administrasi,

baik pada masa memulai usaha maupun memperpanjang usaha. Ada pun syarat

yang harus dipenuhi untuk memulai Izin pengambilan air tanah, terkait produksi

PT Tirta Investama yaitu

“ 1. Mengisi Formulir Permohonan

2. Foto Copy KTP pemohon yang masih berlaku

66 Badan Pelayanan Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan. 2011. Standar Pelayanan Publik. Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Hlm. 2-3

Page 100: Implementasi CSR

85

3. Gambar penampang litologi/bantuan dan hasil rekaman loggin sumur

4. Gambar bagan penampang penyelesaian kontruksi sumur bor

5. Berita Acara Pengawasan Kontruksi Sumur Bor

6. Laporan Uji Pemompaan

7. Hasil analisis fisika dan kimia air bawah tanah

8. Site Plan

9. Neraca penggunaan air

10. Foto Copy Akte Pendirian

11. Foto Copy NPWP

12. Dokumen UKL/URL Perusahaan

13. Foto Copy Surat Izin Pengeboran

14. Foto Copy Bukti Kepemilikikan Tanah/Sertfikat

15. Informasi mengenai rencana pengeboran air bawah tanah terlampir”67

Sedangkan syarat yang harus dipenuhi untuk Izin pengambilan air bawah

tanah (SIPA) Baru (untuk yang sudah melakukan pengeboran) adalah

“ 1. Mengisi Formulir Permohonan

2. Foto Copy KTP pemohon yang masih berlaku

3. Gambar penampang litologi/bantuan dan hasil rekaman loggin sumur

4. Gambar bagan penampang penyelesaian kontruksi sumur bor

5. Berita Acara Pengawasan Kontruksi Sumur Bor

6. Laporan Uji Pemompaan

7. Hasil analisis fisika dan kimia air bawah tanah

8. Site Plan

9. Neraca penggunaan air

10. Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan

67 Ibid. hlm. 31

Page 101: Implementasi CSR

86

11. Foto Copy NPWP

12. Dokumen UKL/UPL Perusahaan

13. Dokumen UKL/UPL Air Tanah

14. Foto Copy IMB, HO

15. Surat pernyataan Kontruksi dan Pumping Tes

16. Foto Copy SIPPAT, STIB, masuk dalam anggota APPATINDO

17. Foto Copy Bukti Kepemilikikan Tanah/Sertfikat

18. Informasi mengenai rencana pengeboran air bawah tanah terlampir68”

Syarat selanjutnya bagi perusahaan yang telah beroperasi dan telah

memenuhi regulasi adalah Izin perpanjangan. Setiap pihak yang menjalankan

aktifitas produksi memiliki masa tenggang. Syarat perpanjangan bagi pihak yang

melakukan eksploitaasi air bawah tanah adalah

“ 1. Mengisi formulir permohonan

2. Salinan/foto copy SIPA yang terakhir

3. Foto Copy NPWPD

4. Foto Copy KTP

5. Foto Copy HO/IMB

6. Foto Copy bukti kepemilikan Tanah/Sertifikat

7. Salinan/Foto Copy nsurat keterangan jumlah pengambilan air bawah tanah satu bulan sejak SIPA berlaku dan Foto Copy pengambilan 3 (tiga) bulan terakhir, sesuai surat ketetapan pajak pemanfaatan air bawah tanah

8. Hasil analisa fisika da kimia air bawah tanah yang terakhir saat SIPA akan diperpanjang dari laboratorium rujukan

9. Gambar letak titik sumur / lay out

10. Dok. UKL / UPL Perusahaan

68 Ibid. hlm. 32

Page 102: Implementasi CSR

87

11. Foto Copy Akte Pendirian

12. Neraca penggunaan air “

Menurut Kepala Bidang Izin usaha oleh Endang Sri Harijati dalam

regulasi perizinan usaha terdapat ketentuan tambahan. Ketentuan selanjutnya yang

menjadi pertimbangan yaitu

a. besaran modal

b. luas wilayah usaha

c. tata ruang

Harijati menyebutkan bahwa pihak yang bersangkutan harus

memperthatikan tata ruang. Hal ini bersangkutan dengan Badan Perencanaan

Daerah (Bapeda). Perusahaan yang melakukan perluasaan usaha atau mendirikan

suatu pabrik harus berkordinasi dengan Bapeda.

Tabel 3 Regulasi Perizinan

Kepala Bidang Penanaman Modal oleh Sugeng Hari Utomo

Kepala Bidang Izin usaha oleh Endang Sri Harijati

a. Standart Operasi Pelayanan (SOP).

b. Ada pun 16 jenis pelayanan perizinan meliputi : Izin Lokasi/Rekomendasi, Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Izin Pengringan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan (HO), Surat Izin Perdagangan (SIUP), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Usaha Kepariwisataan, Izin pemasangan Reklame, Surat Izin Pengeboran (SIP), Surat Izin Penggunaan Air Tanah (SIPA), Izin Usaha Pertambangan. Izin Paralel,

a) Pihak yang bersangkutan harus memperthatikan tata ruang. Hal ini bersangkutan dengan Badan Perencanaan Daerah (Bapeda).

b) Pihak yang bersangkutan memperhatikan luas usaha. Luas lokasi usaha di bawah 250 M tidak harus melakukan Izin, luas lokasi usaha antara 240M-1 hektar harus mendapatkan rekomendasi dari Bupati. Luas lokasi usaha di atas 1 hektar harus mengajukan lokasi terlebih dahulu.

c) Terkait Penanaman Modal Asing (PMA) Izin Usaha Industri (IUI) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) harus berkordinasi dengan Badan Kordinas Penanaman Modal (BKPM). Bagi investasi di luar tanah dan bangunan

Page 103: Implementasi CSR

88

Izin Usaha Toko Modern (IUTM),Izin Usaha Pengelolahan Pasar (IUPP) dan Izin Usaha Pengelolahan Pasar Tradisional

mencapai 10 Milyar berada di bawah kewenangan pemerintahan kota/kabupaten. Sedang keberadaan modal diatas 10 Milyar menjadi kewenangan pemerintah provinsi

Catatan : Setiap jenis izin miliki syarat administrasi, proses produksi, analisis dampak lingkungan dan lain-lain pada masa memulai usaha maupun memperpanjang usaha

Aturan tambahan untuk perusahaan yang mengeksploitasi SDA menurut Kepala Bidang Sumber Daya Alam oleh Benny Susatyo

a) Undang-undang No. 4 Tahun 2010 Tentang Mieral Dan Batu Bara. b) Peraturan Daerah Izin Pertambangan Mineral Bukan Logam Dan Batu

Bara Di Kabupaten Pasuruan, dll Kepala Bidang Penanaman Modal oleh Sugeng Hari Utomo

Hak Perusahaan Kewajiban Perusahaan Perusahaan berhak melakukan perluasan usaha. Regulasi perluasan usaha melaporkan bahan baku produksi, proses produksi dan hasil analisis produksi perusahaan yang bersangkutan.

Perusahaan berkewajiban memberikan laporan penanaman modal kepada Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Sanksi yang diberikan untuk perusahaan yang melanggar Kepala Bidang Penanaman Modal

oleh Sugeng Hari Utomo Kepala Bidang Izin usaha oleh

Endang Sri Harijati Sangsi bagi perusahaan yang

melanggar ditindak oleh Satpol PP “ peringatan, teguran dan pencabutan

Izin “ Selanjutnya, pihak yang bersangkutan memperhatikan luas usaha. Luas

lokasi usaha di bawah 250 M tidak harus melakukan Izin, luas lokasi usaha antara

240M-1 hektar harus mendapatkan rekomendasi dari Bupati. Luas lokasi usaha di

atas 1 hektar harus mengajukan lokasi terlebih dahulu.

Terkait Penanaman Modal Asing (PMA) Izin Usaha Industri (IUI) dan

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) harus berkordinasi dengan Badan Kordinas

Penanaman Modal (BKPM). Bagi investasi di luar tanah dan bangunan mencapai

10 Milyar berada di bawah kewenangan pemerintahan kota/kabupaten. Sedang

modal diatas 10 milyar menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Page 104: Implementasi CSR

89

Beny Susatyo menambahkan, terdapat aturan yang mengatur perusahaan

mengeksploitasi sumber daya alam (SDA), diantaranya Undang-undang No. 4

Tahun 2010 Tentang Mineral Dan Batu Bara, Peraturan Daerah Izin

Pertambangan Mineral Bukan Logam Dan Batu Bara Di Kabupaten Pasuruan, dll.

Setiap perusahaan yang melakukan aktivitas produksi di Kabupaten

Pandaan wajib mematuhi aturan yang berlaku. Bila terdapat perusahaan yang

melanggar, akan ditindak oleh pihak yang berwenang. Menurut Sugeng Hari

Utomo, perusahaan yang melakukan pelanggaran akan ditindak oleh satpol PP.

Sedangkan menurut Harijati, Bapenam akan memberikan surat peringatan,

teguran dan dilakukan pencabutan izin usaha bagi perusahaan yang tidak

mematuhi peraturan.

Utomo menambahkan, perusahaan memiliki kesempatan atau hak

melakukan perluasan usaha. Regulasi perluasan usaha harus melaporkan bahan

baku produksi, proses produksi dan hasil analisis produksi perusahaan yang

bersangkutan.

Kewajiban selanjutnya yang dilakukan perusahaan adalah memberikan

laporan penanaman modal kepada Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM),

bukan melaporkan kepada Bapenam.

5.1.2 Eksploitasi PT Tirta Investama

PT Tirta Investama merupakan perusahaan dagang air minum (AMDK).

Perseroan yang menempatkan salah satu pabriknya di Kecamatan Pandaan ini

Page 105: Implementasi CSR

90

mengeksploitasi air berada di Dusun Jatianom atau sering kali disebut di sebelah

utara Kaki Gunung Arjuna. Air yang dieksploitasi perusahaan tersebut dipasarkan

kepada konsumen. Tidak terdapat klasifikasi tertentu konsumen yang

diperbolehkan atau dilarang mengkonsumsi air ini; produk PT Tirta Investama

dipasarkan kepada masyarakat umum.

Eksploitasi PT Tirta Investama di Dusun Jatianom menarik diteliti dengan

alasan cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan air tersebut. Belum

diketahui secara pasti cara perusahaan memperoleh sumber mata air.

Besaran eksploitasi dalam satuan liter/detik turut menarik. Hal ini

menyangkut banyaknya sumber daya alam yang dieksploitasi. Besarnya sumber

daya alam yang dieksploitasi oleh perusahaan merupakan hal yang sangat penting

untuk mempertimbangkan dampak yang akan terjadi kepada lingkungan. Melalui

informasi besarnya eksploitasi dan potensi SDA dapat digunakan untuk

mengontrol eksploitasi perusahaan dan mengantisipasi kerusakan lingkungan.

Beny Susatyo menjelaskan keberadaan PT Tirta Investama di Kabupaten

Pasuruan telah memenuhi segala persyaratan dan regulasi yang diintruksikan oleh

Bapenam. Hingga saat wawancara ini PT Tirta Investama beroperasi dengan

cukup baik. Hasil amdal terbaru menunjukkan hasil yang masih berada diambang

batas. Selama ini perusahaan tersebut secara berskala berkordinasi dengan

Bapedam dan Badan Lingkungan Hidup.

PT Tirta Investama melakukan eksploitasi dengan cara mengebor air

permukaan tanah untuk mendapatkan sumber mata air. Setelah dilakukan

Page 106: Implementasi CSR

91

pengeboran, perusahaan mengambil air permukaan tanah tersebut dengan

menggunakan mesin. Terdapat sistem tertentu yang menjaga kebersihan air untuk

dipasarkan kepada konsumen. Proses produksi ini dilakukan di dalam parbik.

Tabel 4 Eksploitasi PT Tirta Investama

Kepala Bidang Sumber Daya Alam oleh Benny Susatyo Sejak kapan sampai kapan ekploitasi PT Tirta Investama?

Tidak diketahui secara jelas PT Tirta Investama memulai eksploitasi. Dan secara berskala perusahaan mengurus perpanjangan izin usaha. Selama memenuhi syarat akan mendapat izin

Besaran Ekslpoitasi PT Tirta Investama di Kecamatan Pandaan Dalam Satuan Liter/Detik

a) Tidak mengetahui b) Terkait tata pengaturan air diatur dalam PP 22 Tahun 1982 dan Kepmen Energi

Dan Sumber Daya Mineral Tentang Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah Di Bidang Pengelolahan Air Bawa

Hasil Amdal Terbaru Terhadap PT Tirta Investama Di Pandaan “ Baik ”

Cara PT Tirta Investama Mengeksploitasi Air PT Tirta Investama mengeksploitasi sumber mata air dengan dengan cara mengebor tanah

Permasalahan Yang Muncul Terkait Ekslpoitasi PT Tirta Investama “tidak ada “

Tanggapan Isu Menurunnya Permukaan Air Tanah Karena Eksploitasi PT Tirta Investama

Isu tersebut merupakan isu politik. Bila air tanah turun, maka Izin akan dicabut Sayangnya, besaran eksploitasi PT Tirta Investama dalam hitungan

liter/detik tidak diketahui oleh Beny Susatyo. Regulasi besaran eksploitasi air

bawah tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 dan

Keputusan Mentri Energi Dan Sumber Daya Mineral Tentang Pedoman Tekhnis

Penyelenggaraan Tugas Pemerintah Di Bidang Pengelolahan Air Bawah.

Dampak eksploitasi air tanah yang tidak diketahui besarannya tidak

menunjukkan adanya permasalahan yang muncul. Bila terdapat pengaduan

Page 107: Implementasi CSR

92

masyarakat Bapedam secara berkordinasi dengan pihak berwenang melakukan

kontrol.

Menanggapi maraknya isu menurunnya permukaan air tanah akibat

ekploitasi PT Tirta Investama, secara singkat Beny tidak membenarkan

permasalahan tersebut. Permasalahan tersebut muncul berdasarkan isu politik

yang berkembang di masyarakat.

Demikian eksploitasi PT Tirta Investama tidak diketahui berdirinya, dan

sampai kapan perusahaan ini beroperasi. Secara berskala selama perusahaan

memenuhi prosedur, perusahaan dapat melakukan perpanjangan Izin. Tidak

terdapat kepastian yang menunjukkan batas waktu perusahaan beroperasi.

5.1.3 Penanaman Modal

Setiap perusahaan atau penanam modal memiliki kewajiban

memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Penanam modal

memiliki kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi masyarakat. Perusahaan dan masyarakat diharapkan

mampu maju secara bersama-sama. Kehadiran penanam modal dan perusahaan

diharapkan hadir memberikan kemanfaatan.

Sedemikian penting, penanam modal dan perusahaan diatur dalam

beberapa perundangan. Undang-undang yang mengatur diantaranya UU 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas , Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab

Page 108: Implementasi CSR

93

Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas dan Peraturan Daerah Jawa Timur

No.4 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Melalui aturan tersebut kehadiran perusahaan, pemerintah dan masyarakat

diharapkan mampu bersinergi dalam pembangunan. Melalui perangkat birokrasi,

pemerintah mengatur regulasi yang mendorong berkembangnya swasta untuk

mendorong perekonomian. Perekonomian pada tingkat nasioanal dan

internasional diharapkan mampu bersaing.

Tabel 5 Penanaman Modal

Kepala Bidang Penanaman Modal oleh Sugeng Hari Utomo Kebijakan Lokal Pemerintah Terhadap Investor

Upaya yang dilakukan instansi untuk berkordinasi dengan swasta dilakukan melalui kegiatan temu usaha. Kegiatan dipimpin langsung oleh bupati dalam rangka menjalin kepedulian kepada masyarakat, dll

Penanaman modal di Kabupaten Pasuruan harus sesuai dengan Perda No. 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Tanggung Jawab PT Tirta Investama Menanggapi pertanyaan relevansi tanggung jawab PT Tirta Investama di Pandaan terhadap UU Penanaman Modal dan UU Perseroan terbatas, Utomo menjawab singkat “ Sudah sesuai dengan Laporan Penanaman Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal “

Utomo tidak mengetahui kebenaran PT Tirta Investama mendorong persaingan swasta dan masyarakat di sekitar perusahaan

Operasi PT Tirta Investama melibatkan masyarakat sekitar, ada pun bantuan lainnya untuk masyarakat berupa bakti sosial, hari raya. Terkait ekonomi kerakyatan tergantung kebijakan internal perusahaan

Keberadaan PT Tirta Investama berperan terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan. Perusahaan turut melakukan pemberdayaan masyarakat

Bentuk tanggung jawab PT Tirta Investama terhadap usaha kecil, menengah dan koperasi adalah CSR. Pelaksanaan CSR berkordinasi dengan Badan Perencanaan Daerah

Pelaksanaan penanaman modal PT Tirta Investama bersama perusahaan lainnya di Kabupaten Pasuruan dilaporkan kepada Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Disisi yang berbeda kehadiran perusahaan memiliki tanggung jawab

sosial. Peran pemerintah dalam mendorong tanggung jawab sosial dipertanyakan

Page 109: Implementasi CSR

94

untuk mensejajarkan kesenjangan sosial di masyarakat. Bahkan pemerintah

memiliki kewajiban melakukan pengembangan perekonomian kerakyatan.

UU Penanaman Modal mewajibkan pemerintah untuk menetapkan bidang

usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, serta

adanya usaha terbuka untuk usaha besar. Usaha terbuka ini dimaksudkan

terjalinnya kemitraan antara usaha besar dengan usaha mikro, kecil, menengah

dan koperasi.

Bahkan pemerintah memiliki kewajiban melakukan pembinaan kepada

usaha mikro, kecil dan menengah untuk mampu tumbuh dan berkembang.

Berkembangnya usaha dimaksudkan untuk mendorong daya saing, pemberian

dorongan inovasi dan perluasan pasar69.

Alasan tersebut menunjukkan terdapat korelasi antara PT Tirta Investama

dan Bapenam untuk mendorong pertumbuhan perekonomian dan melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana diamanatkan oleh UU.

Menurut Utomo, langkah yang dilakukan oleh Bapenam untuk menarik

investor adalah melakukan pameran infestasi tingkat nasional dan internasional.

Kegiatan promosi turut menjalain kerjasama dengan disperindat dan dinas

koperasi. Promos ini sangat penting untuk mengenalkan potensi yang terdapat di

Kabupaten Pasuruan.

69 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Jakarta. Loc. Cit.

Page 110: Implementasi CSR

95

Bentuk kegiatan instansi lainnya untuk meningkatkan sosialisasi dan

kordinasi kepada perusahaan adalah temu usaha. Sebuah kegiatan yang dipimpin

langsung oleh Bupati bertemu dengan perwakilan perusahaan. Tujuan kegiatan

tersebut adalah mendorong kepedulian perusahaan terhadap masyarakat,

khususnya masyarakat di sekitar perusahaan.

PT Tirta Investama sebagai salah satu perusahaan yang melakukan

investasi di Kabupaten Pasuruan dianggap telah menjalankan kegiatan sesuai UU

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Tata cara pelaksanaan kewajiban yang dilakukan perusahaan tidak lepas

dari otonomi daerah. Otonomi daerah memiliki wewenang menghasilkan produk

peraturan daerah. Pelaksanaan penanaman modal di Kabupaten Pasuruan turut

diatur dalam Perda No. 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW). Isi dari perda ini yang cukup penting adalah tata ruang wilayah. Investor

yang menanamkan modalnya harus memperhatikan tata ruang dengan

berkordinasi dengan pihak yang berwenang.

Kewajiban lainnya dari UU tersebut adalah perusahaan mendorong

tumbuh dan berkembangnya persaingan usaha kepada masyarakat dan swasta di

lingkungan perusahaan. Tanggung jawab perusahaan ini tidak diketahui oleh

utomo. Utomo tidak mengetahui peran PT Tirta Investama mendorong tumbuh

dan berkembangnya usaha kepada masyarakat dan swasta di sekitar perusahaan.

PT Tirta Investama telah menjalankan dan mendorong ekonomi

kerakyatan dengan cara operasi perusahaan melibatkan masyarakat sekitar. PT

Page 111: Implementasi CSR

96

Tirta Investama juga memiliki kependulian terhadap kegiatan sosial masyarakat,

khususnya pada hari raya. Demikian sedikit informasi bentuk ekonomi kerakyatan

yang diketahui oleh Utomo. Pelaksanaan tanggung jawab ini berdasarkan

kebijakan internal perusahaan.

Hal penting yang perlu diketahui dari implementasi tanggung jawab sosial

PT Tirta Investama adalah perusahaan melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan

yang dimaksud adalah pengembangan sumber daya manusia. Bentuk kegiatan

meliputi pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan

koperasi. Kegiatan ini lebih populer disebut dengan CSR. Ada pun pihak yang

berkompeten berkordinasi dengan CSR perusahaan adalah Badan Perencanaan

Daerah (Bapeda).

5.2 Badan Perencanaan Daerah (Bapeda)

Pihak yang relevan mengetahui kordinasi PT Tirta Investama dengan

pemerintah Kabupaten Pasuruan adalah Badan Perencanaan Daerah (Bapeda).

Bapeda merupakan pihak yang mengetahui pembangunan Kabupaten Pasuruan,

peran CSR dalam kebijakan pemerintah Kabupaten Pasuruan dan pelaksanaan

CSR di Kabupaten Pasuruan70. Terdapat alasan penting peneliti melakukan

wawancara kepada Bapeda yaitu

70 Wawancara kepada pihak Bapeda dilaksankan pada selasa, 1 Mei 2012, sejak pukul 10.00 sampai 10.30 WIB di kantor Bapeda Kabupaten Pasuruan. Pihak Bapeda yang menjadi informan adalah drs. Syaifudin Ahmad M.Si.. Syaifudin menjabat sebagai sekretaris Bapeda Kabupaten Pasuruan.

Page 112: Implementasi CSR

97

a. Melalui perda Jawa Timur terdapat kewajiban perusahaan menyusun,

menata, merancang dan melaksanakan kegiatan TSP sesuai dengan

prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dunia usaha dengan

memperhatikan kebijakan pemerintah daerah dan peraturan

perundangan yang berlaku. Disinilah Bapeda merupakan pihak yang

tepat berkenaan dengan kordinasi menyusun, menata, merancang dan

melaksanakan kegiatan TSP sesuai dengan kebijakan pemerintah.

b. Perda Jawa Timur mengatur ketentuan pemerintah kabupaten/kota yang

di wilayahnya tidak terdapat perusahaan atau terdapat perusahaan

namun dalam jumlah terbatas sehingga tidak memiliki atau memiliki

program TSP yang sangat kecil dapat mengajukan usulan program TSP

kepada perusahaan atau forum pelaksana TSP dengan tembusan kepada

Gubernur. Pelaksanaan CSR merupakan pembangunan berkelanjutan,

dibutuhkan perencanaan. Dalam hal ini Bapeda merupakan pihak yang

merencanakan pembangunan daerah.

c. Dibutuhkan informasi tentang peran Bapeda terhadap kordinasi,

perencanaan dan pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan, khususnya

dengan keberadaa forum CSR di Kabupaten Pasuruan.

5.2.1 Arah Pembangunan Kabupaten Pasuruan

Pembangunan merupakan upaya dan tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mencapai kehidupan yang diharapkan. Pembangunan mencakup

visi dan missi yang dirumuskan oleh eksekutif sebagai pelopor perubahan. Visi

Page 113: Implementasi CSR

98

dan missi ini berfungsi sebagai arah dan tujuan pembangunan di suatu

pemerintahan.

Tabel 6 Arah Pembangunan Kabupaten Pasuruan

Syaifudin Ahmad Selaku Sekretaris Bapeda Kabupaten Pasuruan Visi

Missi Good Governance. Langkah utama yang dilakukan adalah menekankan

keterbukaan. Hal ini merangsang partisipasi masyarakat dalam kebijakan Visi merupakan harapan yang dituju oleh pemerintah yang bersangkutan.

Segala kebijakan pemerintah tertuju kepada visi ini. Sedangkan missi adalah

tindakan yang dilakukan pemerintah. Missi berupa tindakan yang bersifat abstrak,

belum terdapat langkah atau program kerja yang dilakukan. Tindakan abstrak ini

merupakan landasan pemerintah untuk mengambil kebijakan. Segala kebijakan

pemerintah harus mencakup missi.

Rencana strategis pemerintah Kabupaten Pasuruan mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ada pun isi RPJMD

tersebut mengacu kepada visi dan missi pemerintah Kabupaten Pasuruan. Visi

berisi “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pasuruan yang Lebih Maju, Mandiri,

Dinamis, dan Agamis ”.

Sedangkan missi Kabupaten Pasuruan mencakup 13 poin. 13 poin tersebut

dirangkum menjadi

“ 1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan dan profesional yang didukung oleh mantapnya sistem kelembagaan dan aparatur yang berkualitas berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis kompetensi, iman dan taqwa.

Page 114: Implementasi CSR

99

2. Pemberdayaan ekonomi masyarakat agar lebih maju, mandiri dan dinamis dengan mengoptimalkan potensi daerah, pembangunan wilayah dan kemitraan serta pemeliharaan stabilitas pengembangan dunia usaha.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial serta pembinaan pemuda, pemberdayaan perempuan dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.”

Hal yang sangat penting untuk mengawal kebijakan, pemerintah

Kabupaten Pasuruan mengawal kebijakan ke arah kosep good governance. Proses,

pelaksanaan dan pengawasan kebijakan melibatkan perwakilan swasta,

pemerintah dan masyarakat.

Menurut Ahmad dalam mengawal kebijakan ini pemerintah melakukan

kordinasi dengan perwakilan oraganisasi masyarakat (ormas), tokoh masyarakat

dan beberapa pihak swasta yang dianggap relevan. Tidak semua masyarakat

terlibat dalam kebijakan ini. Tidak memungkinkan apabila semua kalangan

masyarakat turut mengambil kebijakan. Jumlah ormas maupun tokoh masrakat

memiliki jumlah yang banyak. Hal ini menjadi konsekuensi dan alasan kendala

pelaksanaan good governance.

Langkah utama sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan dengan

konsep good governance adalah menerapkan keterbukaan bagi masyarakat luas.

Langkah ini penting untuk menunjang keterlibatan masyarakat melalui respon

yang diberikan. Masyarakat mampu mengawasi pembangunan yang dilakukan

oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Keberhasilan pelaksanaan konsep good governance ini dapat diketahui

dari implikasi yang dihasilkan. Pada setiap tahunnya dapat diketahui laporan

Page 115: Implementasi CSR

100

proses pelaksanaan kebijakan melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Masyarakat dapat terlibat untuk mengawasi proses kebijakan. Sedangkan swasta

turut terlibat dalam perencanaan kebijkan.

5.2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kebijakan

Kebijakan memiliki banyak definisi. Dalam hal ini kebijakan lebih

dipahami sebagai proses perencanaan, putusan, pelaksanaan, evaluasi dan kembali

menjadi perencanaan kepentingan. Proses kebijakan tidak lepas dari peraturan

sebagai payung regulasi maupun sebagai produk kebijakan. Kebijakan

menentukan pilihan tindakan yang diakui sah oleh pemerintah.

Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat, lingkungan dan

entitas dunia usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi telah diatur dalam

perundangan. UU 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mewajibkan

perusahaan yang beroperasi dalam sumber daya alam dan berkaitan dengan

sumber daya alam untuk melakukan tanggung jawab sosial. Disebutkan dalam

pasal pasal 74 ayat 1, “ Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial Dan Lingkungan”71.

Sedemikian penting perundangan tersebut dipertegas dalam peraturan

daerah tingkat Jawa Timur No 4 Tahun 2011. Regulasi pelaksanaan tanggung

awab sosial perusahaan harus dilibatkan dalam proses kebijakan pemerintah kota

71 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta. Loc. Cit

Page 116: Implementasi CSR

101

atau kabupaten. Proses kebijakan ini melibatkan eksekutif, legislatif dan

pemerintah Gubernur. Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah

menyampaikan program skala prioritas kepada forum TSP sebagai program

pelaksanaan TSP. Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada

pemerintah daerah. Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP

kepada DPRD72.

Tabel 7 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kebijakan

Syaifudin Ahmad Selaku Sekretaris Bapeda Kabupaten Pasuruan Perda Jatim No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tidak dapat dilaksanakan dengan alasan masih dibutuhkannya perda tingkat kabupaten

Saat ini perda tingkat kabupaten berkenaan dengan CSR berada pada proses legislasi

Pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan selama ini hanya sekedar kordinasi. Kordinasi yang dibangun adalah kordinasi objek pembangunan. Kordinasi pembangunan ini tidak menjadi bagian pembangunan pemerintah

Pelaksanaan CSR merupakan kepedulian perusahaan. Pemerintah tidak dapat memaksa perusahaan untuk melaksanakan CSR. Pihak yang berwenang melakukan pengawasan CSR adalah akuntan publik.

Akan tetapi, menurut Ahmad perda tingkat Jawa Timur ini belum dapat

dilaksanakan. Pelaksanaan perda Jawa Timur membutuhkan perda tingkat

Kabupaten Pasuruan. Perda tingkat kabupaten masih dalam proses legislasi.

Pemerintah Kabupaten Pasuruan belum memiliki wewenang yang kuat untuk

melibatkan diri dalam CSR.

Pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan yang selama ini berjalan sebatas

kordinasi antara pemerintah dan swasta. Pemerintah tidak memiliki wewenang

untuk menindak tegas perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung jawab

72 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya. Loc. Cit

Page 117: Implementasi CSR

102

sosial. Swasta memiliki kebijakan internal melakukan tanggung jawab sosial.

Tanggung jawab sosial merupakan kepedulian perusahaan. Kordinasi yang

dibangun antara bapeda dengan perusahaan berupa pembagian program sosial

perusahaan dengan program pemerintah. Pemerintah memberi kesempatan

perusahaan melakukan pembangunan dengan kordinasi objek pembangunan.

Ada pun pihak yang memiliki wewenang melakukan pengawasan kepada

perusahaan adalah akuntan publik. Akuntan publik merupakan pihak yang

memiliki wewenang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tanggung

jawab sosial atau CSR perusahaan. Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Pasuruan

atau Bapeda tidak memiliki sangkut paut untuk melakukan pengawasan terhadap

palaksanaan CSR.

Maka perlu ditegaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau

disebut CSR tidak menjadi bagian dalam proses kebijakan pemerintah Kabupaten

Pasuruan. Pemerintah memiliki prosedur sendiri untuk melaksanakan agenda

pembangunan dan perusahaan memiliki agenda sendiri untuk melaksanakan CSR.

Hubungan keduanya bersifat dapat saling mengisi dalam pelaksanaan di lapangan.

Pemerintah memberikan kesempatan perusahaan melakukan tanggung jawab

sosial. Perusahaan melakukan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan

keuangan. Proses kebijakan tidak melibatkan keuangan swasta sebagai

penganggaran kebijakan. Pemerintah menganggarkan kebijakan dari sumber

pendapatan daerah.

Page 118: Implementasi CSR

103

Bersinggungan dengan perda Jawa Timur, Bapeda bersikap menunggu

perda tingkat Kabupaten Pasuruan untuk melaksanakan regulasi CSR.

5.2.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Kabupaten Pasuruan

Tanggung jawab sosial perusahaan dalam kebijakan belum terselenggara

sebagaimana amanat perda Jawa Timur No. 4 Tahun 2011, regulasi tanggung

jawab sosial perusahaan di Kabupaten Pasuruan masih menunggu perda

Kabupaten. Selama ini pelaksanaan CSR belum memiliki aturan yang mengikat.

Pelaksanaan CSR belum dapat diatur oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Demikian pula dalam regulasi kebijakan, CSR tidak menjadi bagian kebijakan

pemerintah Kabupaten Pasuruan. Pelaksanaan tanggung awab sosial perusahaan

yang diwajibkan oleh UU tidak memiliki kekuatan untuk menegakkan aturan,

kecuali sebatas dianalisis oleh akuntan publik.

Keberadaan CSR yang belum menjadi bagian kebijakan bukan berarti

perusahaan di Kabupaten Pasuruan tidak menjalankan tanggung jawab sosial

perusahaan. Perusahaan memiliki program CSR. Secara tidak langsung program

CSR ini merupakan bagian dari pembangunan. Pembangunan di Kabupaten

Pasuruan melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat. Keterlibatan

pemerintah, swasta dan masyarakat dibuktikan dalam laporan tahunan Bapeda.

Berdasarkan hal ini menunjukkan pelaksanaan CSR di Kabupaten

Pasuruan turut menjalin kordinasi dengan pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan secara tidak langsung merupakan

bagian perencaan pembangunan. Ada pun pihak yang dianggap berkompeten

Page 119: Implementasi CSR

104

dalam pembangunan adalah Bapeda. Terlebih Bapeda merupakan pihak yang

berperan mengawal perencanaan pembangunan.

Menanggapi hal ini, Bapeda menyatakan bahwa instansi sudah menjalin

kerjasama dengan perusahaan. Pelaksanaan CSR menjadi tanggung jawab

perusahaan, akan tetapi dalam pelaksanaannya perusahaan turut berkordinasi

dengan Bapeda. Pada setiap tahunnya perusahaan melakukan kordinasi dengan

Bapeda. Kordinasi yang dibangun adalah Bapeda memberikan pemetaan wilayah,

sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan lain-lain. Perusahaan sendiri yang

memilih objek CSR. Bapeda hanya berkordinasi atau memberikan data-data.

Peran perusahaan dalam kordinasi ini turut memberikan data perencanaan dan

pelaksanaan CSR.

Pada pelaksanaan setiap tahunnya perusahaan bekerjasama dengan Tim

Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). TKPK merupakan tim yang

dibentuk berdasarkan intruksi presiden. Tim ini beranggotakan LSM, perguruan

tinggi, swasta, perbankkan, perusahaan, dinas yang terkait dan lain-lain.

Keberadaan TKPK memiliki fungsi mempercepat pembangunan. TKPK

dalam menjalankan tugasnya membentuk kelompok kerja. Kelompok kerja ini

melibatkan unsur pemerintah, swasta dan masyarakat. Langkah sinergi ini

dibangun dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Bapeda. Sosialisasi turut

mangajak perusahaan menjadi anggota TKPK. Melalui langkah ini perusahaan

memiliki kemudahan berkordinasi dengan dinas yang bersangkutan.

Page 120: Implementasi CSR

105

Terkait objek penelitian ini, PT Tirta Investama dulu kurang berkordinasi

dengan pemerintah. Akan tetapi saat ini, PT Tirta Investama selalu melakukan

kordinasi dengan pemerintah dalam pelaksanaan CSR tahunan.

Tabel 8 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Kabupaten Pasuruan

Syaifudin Ahmad Selaku Sekretaris Bapeda Kabupaten Pasuruan Dalam hal kordinasi Bapeda dengan perusahaan, setiap tahunnya Bapeda memberikan pemetaan wilayah, sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan lain-lain. Perusahaan sendiri yang memilih objek CSR. Dan perusahaan turut memberikan laporan perencaan dan pelaksanaan CSR. Pelaksanaan CSR selama ini dilaksanakan melalui Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Tim yang terdiri dari masyarakat, pemerintah dan swasta. Tujuannya adalah mempercepat pembangunan. Pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan sudah berjalan, akan tetapi disayangkan bahwa pelaksanaan CSR tidak memiliki tolok ukur keberhasilan, standart dan indikator keberhasilan PT Tirta Investama merupakan salah satu perusahaan yang melakukan kordinasi dengan Bapeda, akan tetapi Bapeda tidak memiliki data pelaksanaan CSR pada aspek lingkungan. Pada aspek sosial ekonomi perusahaan melakukan pemberdayaan masyarakat berupa daur ulang limbah dan lain-lain.

Pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan sudah berjalan, akan tetapi

disayangkan bahwa pelaksanaan CSR tidak memiliki tolok ukur keberhasilan,

standart dan indikator keberhasilan. Pelaksanaan CSR belum memiliki regulasi

yang mengatur kontrol perusahaan untuk menyeimbangkan eksploitasi alam,

kondisi sosial masyarakat dan perekonomian masyarakat. Pelaksanaan CSR hanya

berdasarkan kepedulian perusahaan. Pemerintah pun terbatas berkordinasi dan

mendorong melalui TKPK.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki tanggung jawab

kepada aspek lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Pelaksanaan tanggung

jawab ini mencakup tanggung jawab aspek manajemen internal dan eksternal

perusahaan. Ada pun pihak yang mengawasi pelaksanaan manajemen perusahaan

Page 121: Implementasi CSR

106

adalah akuntan publik, sedangkan pada aspek pelaksanaan lingkungan adalah

dilakukannya analisis dampak lingkungan. Analisis dampak lingkungan ini

dilakukan dua tahun lalu untuk mengetahui perkembangan perusahaan dan tahun

sebelumnya.

Hal ini menunjukkan; eksploitasi yang dilakukan oleh PT Tirta Investama

berdampak kepada adanya masalah kekhawatiran eksploitasi tanpa diimbangi

reboisasi. Dikhawatirkan keseimbangan eksploitasi dan perawatan lingkungan

tidak seimbang. Menaggapi hal ini mengundang pertanyaan langkah yang telah

dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi. Bapeda menginformasikan bahwa

perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab terhadap lingkungan. Bapeda pun

mendorong pelaksanaan CSR. Akan tetapi Bapeda tidak memiliki data

pelaksanaan CSR pada aspek lingkungan.

Pada aspek sosial ekonomi, PT Tirta Investama turut melaksanakan CSR

dengan tema transformasi ekonomi. PT Tirta Investama melakukan pemberdayaan

masyarakat berupa daur ulang limbah dan lain-lain.

Kesuksesan kordinasi dan pelaksanaan CSR dalam sosial ekonomi dan

lingkungan tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor utama

pendukung pelaksanaan CSR di Kabupaten Pasuruan adalah banyaknya

perusahaan. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan CSR adalah perusahaan

tidak berkordinasi dengan TKPK. Perusahaan tidak melakukan CSR. Wewenang

CSR di tangan perusahaan, pemerintah belum mampu memberikan tindakan

secara tegas. Hal ini berdasarkan peraturan yang ada.

Page 122: Implementasi CSR

107

5.3 PT Tirta Investama

Peninjauan relevansi CSR PT Tirta Investama dilakukan kepada pihak

kordinator yaitu Fafit Rahmat Aji73. Peninjauan kepada PT Tirta Investama

penting untuk menggali alasan PT Tirta Investama memilih Dusun Jatianom

sebagai lokasi pendirian pabrik, cara PT Tirta Investama mengeksploitasi SDA,

mengetahui besaran eksploitsi PT Tirta Investama dan dampak yang dihasilkan.

Data eksploitasi PT Tirta Investama merupakan pertimbangan analisis CSR. CSR

turut membahas keseimbangan perusahaan dengan alam. Serta kordinasi swasta,

pemerintah dan masyarakat.

5.3.1 Eksploitasi

Perusahaan dalam menentukan lokasi eksploitasi tidak lepas dari

pertimbangan SDA, kondisi sosial, peluang ekonomi dan lain sebagainya.

Pertimbangan ini merupakan faktor utama untuk mendorong kesuksesan operasi

perusahaan. Terlebih orientasi perusahaan adalah profit. Orientasi bisnis adalah

memperoleh keuntungan.

Pihak yang menjadi objek penelitian ini adalah PT Tirta Investama yang

berada di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

Pasuruan. Alasan perusahaan mendirikan perusahaannya di lokasi tersebut

menarik untuk diketahui. Orientasi perusahaan untuk memperoleh keuntungan di

lokasi tidak lepas dari adanya peluang. Keberadaan peluang, cara eksploitasi dan

73 Wawancara dilaksanakan pada 14 Mei 2012, pukul 14.05 sampai 15.02 WIB di Pabrik PT Tirta Investama kepada Fafit Rahmay Aji selaku Kordinator CSR PT Tirta Investama Pandaan, Jl. Raya Surabaya Malang 48,5 Desa Karangjati Kecamatan Pandaan, Kabuapten Pasuruan.

Page 123: Implementasi CSR

108

besaran eksploitasi menjadi pertimbangan keseimbangan kemanfaatan dan

eksploitasi perusahaan. Disinilah tolok ukur kelayakan CSR.

Perusahaan beroperasi sejak tahun 1984. Di lokasi ini perusahaan

mendirikan pabrik dan mendapatkan Izin dari pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Aktivitas yang dilakukan perusahaan berupa mengeksploitasi SDA berupa air

bawah tanah. Sebelumnya, PT Tirta Investama melakukan penelitian terlebih

dahulu kurang lebih 2 tahun. Setelah penelitian lokasi telah memenuhi kriteria,

perusahaan melakukan pengeboran laipsan bumi dengan tingkat kedalaman

aquiefer 3.

Dari lapisan aquiefer 3 perusahaan melakukan eksploitasi air dengan

peralatan tekhnologi canggih. Perusahaan melakukan eksploitasi dengan

effektifitas dan efisiensi produksi. Hal yang menarik adalah penulis

mempertanyakan besaran ekspoitasi PT Tirta Investama. Besaran eksploitasi yang

dipertanyakan adalah liter per detik. Artinya berapa liter air yang diekploitasi

perusahaan dalam setiap detiknya! Pertanyaan ini cukup penting bahwa

perusahaan telah memenuhi standart perizinan. Dalam standart perizinan turut

mencantumkan besaran eksploitasi. Ketika penulis mempertanyakan besaran

tersebut, Bapeda tidak mengetahui. Maka cukup relevan untuk mengetahui

besaran eksploitasi perusahaan kepada pihak yang paling bersangkutan.

Tabel 9 Eksploitasi

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Alasan perusahaan memilih Kecamatan Pandaan sebagai pabrik adalah adanya faktor pendukung berupa Sumber daya alam yang mendukung, hasil

Sejak 1984 PT Tirta Investama mendirikan perusahaannya di Dusun

Page 124: Implementasi CSR

109

penelitian dan pertimbangan kualitas dan kuantitas SDA.

Jatianom, perusahaan akan tetap beroperasi selama mendapatkan Izin dari pemerintah yang berwenang

PT Tirta Investama telah memenuhi standart perizinan yang diberikan pemerintah untuk berproduksi. Ada pun cara yang dilakukan perusahaan untuk mengeksploitasi adalah sebelum melakukan eksploitasi perusahaan melakukan penelitian kurang lebih selama 2 tahun dan mengeksploitasi SDA dengan cara mengebor lapisan bumi hingga aquiefer 3

Besaran ekslpoitasi PT Tirta Investama Pandaan dalam satuan liter/detik tidak diketahui oleh informan. Terlebih hal ini bersifat rahasia.

Alasan penting selanjutnya adalah pabrik ini telah beroperasi cukup lama,

pemerintah pun telah memberikan Izin cukup lama. Berdasarkan perspektif CSR,

kelangsungan lingkungan hidup dan sosial ekonomi menjadi tanggung jawab

pemangku kepentingan, yaitu pemerintah swasta dan masyarakat. Disinilah

peneliti sebagai bagian dari pemangku kepentingan memiliki peran untuk turut

melakukan kontrol.

Pertanyaan besaran eksploitasi SDA yang dilakukan PT Tirta Investama

pun dipertanyakan kepada Aji selaku kordinator CSR PT Tirta Investama di

Kecamatan Pandaan. Berdasarkan jawaban yang diberikan narasumber

menunjukkan bahwa besaran ekploitasi yang dilakukan perusahaan bersifat

rahasia. Bahkan narasumber pun tidak mengetahui besaran yang dilakukan

perusahaan. Narasumber bukan pihak yang membidangi dalam hal ini. Berkaitan

dengan pertanyaan peneliti, Aji tidak dapat memberikan jawaban. Ditegaskan, di

perusahaan sudah terdapat staf yang membidangi bidang masing-masing.

Di Dusun Jatianom inilah perusahaan melakukan produksi dan pemasaran

produk. Alasan perusahaan mendirikan perusahaan di Dusun Jatianom adalah

Dusun Jatianom memiliki sumber daya yang mendukung dan hasil penelitian yang

Page 125: Implementasi CSR

110

dilakukan oleh tim PT Tirta Investama menunjukkan lokasi memenuhi kriteria.

Penelitian yang dilakukan tim bersama perusahaan dilakukan kurang lebih selama

2 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan waktu yang cukup panjang untuk

menghasilkan produk yang berkualitas.

Hasil pertimbangan lainnya yang cukup penting adalah kualitas dan

kuantitas SDA yang tersedia. Melalui pertibangan ini perusahaan menilai Dusun

Jatianom layak sebagai lokasi produksi. Tahapan yang panjang ini merupakan

bagian dari komitmen perusahaan memberikan produk unggulan untuk konsumen.

Selanjutnya peneliti mempertanyakan sampai kapan perusahaan

menghentikan produksinya di Dusun Jatianom. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk

mengetahui adanya kriteria yang diberikan perusahaan untuk menghentikan

produksi pabrik. Alasan selanjutnya untuk mengetahui program berhentinya

eksploitasi perusahaan.

Menurut Aji, perusahaan akan tetap melakukan eksploitasi selama diberi

Izin oleh pemerintah yang bersangkutan. Selama ini perusahaan telah melakukan

perpanjangan dan perusahaan telah memenuhi aturan-aturan yang diberikan oleh

pemerintah.

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Aji menunjukkan perusahaan

melakukan eksploitasi pada waktu yang tidak dapat diperediksi. Perusahaan akan

terus melakukan eksploitasi selama pemerintah meberikan Izin. Terlebih, hal

yang cukup kritis untuk dipertanyakan adalah besaran eksploitasi perusahaan.

Page 126: Implementasi CSR

111

Berdasarkan belum diketahui besaran tersebut, baik dari pemerintah maupun

pihak perusahaan.

5.3.2 Dampak Eksploitasi Dan Antisipasi

Eksploitasi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak yang

signifikan. Sebuah dampak memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak

secara langsung. Dampak secara langsung dapat dibuktikan secara langsung

dengan panca indra manusia adanya fenomena yang mengganggu kenyamanan

lingkungan hidup. Sedangkan dampak tidak langsung adalah akibat yang diderita

oleh lingkungan hidup pada jangka waktu mendatang.

Tanggung jawab perusahaan berdasarkan perspektif CSR terbagi atas

profit, sosial people dan lingkungan planet74. Pada pembahasan ini peneliti hanya

mengambil pada aspek sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan. Aspek ini

menjadi faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup masyarakat Dusun

Jatianom. Aspek ini menjadi jembatan resolusi konflik antara perusahaan dan

masyarakat. Sedangkan profit menjadi otoritas perusahaan secara internal untuk

mendapatkan keuntungan secara maksimal.

Langkah yang dilakukan penulis di lapangan untuk menggali dampak

eksploitasi perusahaan adalah mempertanyakan hasil dari analisis dampak

lingkungan (Amdal) yang dilakukan oleh perusahaan dan pihak pemerintah. Aji

memberikan informasi bahwa perusahaan masih belum berada pada tahapan

Amdal. Bentuk tekhnis yang dilakukan perusahaan untuk memantau

74 John Elkington. Loc. Cit

Page 127: Implementasi CSR

112

perkembangan dampak operasi perusahaan adalah UKL UPL (Upaya Pengelolaan

Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan). UKL UPL merupakan analisis

lingkungan yang memiliki tingkat akurasi di bawah Amdal.

Pelaksanaan UKL UPL dilaksanakan secara periodik kepada pemerintah

yang berwenang. Setiap 6 bulan, perusahaan melakukan UKL UPL. Pemerintah

yang berwenang mengontrol UKL UPL kepada PT Tirta Investama adalah Badan

Lingkungan Hidup dan Badan Perizinan Dan Penanaman Modal.

Selanjutnya, peneliti menanyakan dampak positif dan negatif yang sedang

terjadi pada persepektif sosial ekonomi dan lingkungan di Dusun Jatianom. Pada

aspek sosial ekonomi, perusahaan merasa memberikan manfaat kepada

masyarakat secara luas. Peran perusahaan di tengah-tengah masyarakat

memberikan peluang lapangan pekerjaan. Perusahaan melakukan penyerapan

tenaga kerja.

Keberadaan perusahaan pun mendorong perkembangan perekonomian

pada lingkup lokal Dusun Jatianom dan lingkup yang lebih luas.

Pada lingkup lokal, perusahaan berdampak terhadap tumbuhnya

perekonomian masyarakat. Banyaknya karyawan PT Tirta Investama turut

merangsang masyarakat Dusun Jatianom melihat adanya peluang ekonomi. Hal

ini dibuktikan dengan berkembangnya warung-warung di sekitar pabrik. Warung-

warung ini memenuhi kebutuhan karyawan PT Tirta Investama.

Page 128: Implementasi CSR

113

Dampak negatif pada perspektif sosial ekonomi tidak menunjukkan

adanya hal yang signifikan. Keberadaan perusahaan memberikan manfaat yang

besar kepada masyarakat.

Setelah mengetahui dampak yang dihasilkan perusahaan dalam sosial

ekonomi masyarakat, peneliti memperdalam perihal lingkungan. Peneliti

mempertanyakan dampak positif dan negatif dari operasi perusahaan. Dampak

yang dihasilkan perusahaan kepada lingkungan hidup sangat penting untuk

mengantisipasi dampak yang lebih besar.

Dampak negatif perusahaan sudah pasti telah terjadi. Dampak negatif

perusahaan yang utama adalah polusi udara dan polusi suara. Operasi perusahaan

menyisahkan gas dan suara yang dihasilkan dari operasi mesin produksi. Sebagai

wujud tanggung jawab, perusahaan telah membentuk tim penanggulangan

gangguan HO. Hasil kerja tim tersebut menunjukkan dampak negatif yang

dihasilkan perusahaan masih dapat ditoleransi masyarakat.

Tabel 10 Dampak Eksploitasi Dan Antisipasi

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Dampak positif PT Tirta Investama di Dusun Jatianom adalah penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi lokal berupa warung.

Dampak negatif PT Tirta Investama di Dusun Jatianom adalah polusi suara dan polusi udara, akan tetapi perusahaan sudah membentuk tim penanggulangan. Melalui tim tersebut gangguan HO masih bisa diterima oleh masyarakat

PT Tirta Investama masih melaksanakan UKL UPL, belum mencapai tahapan amdal. Secara periodik 6 bulan berkordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup dan Badan Perizinan Dan Penanaman Modal. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diharapkan pada 5 hingga 10 tahun mendatang adalah perusahaan memiliki komitmen memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan. Sasaran utama CSR adalah ring 1, yaitu Dusun Jatianom. Selanjutnya perusahaan

Page 129: Implementasi CSR

114

memberikan dampak positif kepada lingkup yang lebih luas. Sedangkan dampak positif yang dihasilkan tidak teridetifikasi.

Narasumber menjelaskan adanya kelebihan dan kekurangan saling melengkapi

pada aspek lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat.

Langkah utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan

dampak positif pada jangka dekat dan jangka panjang adalah dilaksanakannya

program CSR. Program CSR ini memiliki komitmen memberikan dampak positif

kepada masyarakat dan lingkungan.

Sasaran kegiatan utama pelaksanaan CSR ini adalah menempatkan Dusun

Jatianom sebagai ring satu. Kegiatan CSR dimaksimalkan terlebih dahulu di

lingkungan ini. Setelah perusahaan mampu memaksimalkan kerja, perusahaan

melaksanakan kegiatan CSR pada lingkup yang lebih luas.

5.3.3 Kordinasi Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan CSR tidak dapat lepas bersinggungan dengan aspek

pemerintah dan masyarakat. Alasan utama bersinggungannya perusahaan adalah

aktifitas CSR merupakan bagian pembangunan. Ranah ini membutuhkan

kordinasi dengan pemerintah. Pemerintah dan perusahaan membutuhkan kordinasi

untuk mensinergikan program. Baik pemerintah tingkat kota, maupun tingkat

lokal.

Alasan selanjutnya, perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan

membutuhkan kordinasi. Perusahaan dan masyarakat adalah pihak yang memiliki

kepentingan. Perusahaan membutuhkan dukungan lingkungan masyarakat yang

Page 130: Implementasi CSR

115

kondusif untuk melaksanakan produksi. Sedangkan masyarakat membutuhkan

kemanfaatan perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat. Perusahaan dan

masyarakat saling membutuhkan untuk mencapai kepentingannya. Kordinasi ini

perlu dibangun untuk menjaga hubungan yang harmonis antara masyarakat,

perusahaan maupun pemerintah. Ketiganya memiliki peran penting mendorong

kemajuan.

Tabel 11 Kordinasi Pemangku Kepentingan

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR PT Tirta Investama telah berkordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjalankan aktivitasnya. Kordinasi dilaksanakan melalui CSR kolaboratif. Suatu program yang merangkap kebutuhan masyarakat yang bisa dibantu perusahaan

Perusahaan belum berkordinasi dengan TKPK. Kordinasi perusahaan dengan pemerintah pada pelaksanaan CSR langsung kepada instansi yang bersangkutan.

PT Tirta Investama sebagai perusahaan yang memiliki kepentingan di

Dusun Jatianom telah melaksanakan kordinasi dengan pemangku kepentingan.

Kordinasi ini dibangun melalui CSR kolaboratif. Sebuah program yang didesain

untuk merangkap kebutuhan masyarakat yang bisa dibantu perusahaan.

Perusahaan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat melalui bantuan.

Program ini dilakukan untuk memberikan manfaat positif kepada masyarakat.

Bantuan diberikan perusahaan kepada masyarakat berdasarkan kebutuhan

masyarakat. Bantuan ini bersifat sukarela. Perusahaan memberikan bantuan

dengan kemampuan perusahaan.

Sedangkan kordinasi yang dibangun dengan pemerintah cukup menarik

untuk dicermati. Sebelumnya Bapeda Kabupaten Pasuruan menginformasikan

bahwa kordinasi yang dibangun oleh PT Tirta Investama dalam pelaksanaan CSR

Page 131: Implementasi CSR

116

dikordinasikan oleh tim TKPK. Kebenaran informasi menarik untuk dilakukan

crosscek kepada pihak yang bersangkutan.

Menanggapi informasi ini perusahaan menjelaskan bahwa selama ini

perusahaan dalam menjalankan aktifitas CSR belum berkordinasi dengan tim

TKP. Pelaksnaan CSR selama ini langsung berkordinasi dengan pemerintah yang

membidangi. Pelaksanaan CSR dilakukan secara independen oleh perusahaan,

dalam pelaksanaannya di lapangan, CSR berkordinasi dengan instansi yang

bersangkutan.

5.3.4 Kontrol Pemangku Kepentingan

Kordinasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat merupakan upaya

menjaga hubungan yang harmonis. Masing-masing pihak memiliki kepentingan

untuk tidak saling terganggu. Keberadaan aspek lingkungan, hubungan

masyarakat, regulasi pemerintah dan aktifitas perusahaan berproduksi

membutuhkan kontrol masing-masing pihak untuk mendapatkan haknya. Masing-

masing pihak memiki kewajiban bertindak positif sesuai dengan ketetapan yang

ada. Kepincangan kewajiban antar pemangku berdampak kepada situasi dan

kondisi yang tidak kondusif.

Tabel 12 Kontrol Pemangku Kepentingan

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR PT Tirta Investama membangun kordinasi dengan pemangku kepentingan dengan

cara focus group discustion (FGD). Hal ini dilakukan untuk mencegah kesenjangan dan miss komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat

Bentuk kordinasi yang dibangun antara masyarakat dan perusahaan adalah transformasi ekonomi.

Page 132: Implementasi CSR

117

Upaya yang dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk merawat kordinasi

adalah dilaksanakannya Focus Group Discustion (FGD). FGD merupakan upaya

untuk mengkomunikasikan kepentingan. Melalui komunikasi ini, permasalahan

yang melibatkan ketiganya diselesaikan secara diplomasi.

Diplomasi yang dibangun oleh PT Tirta Investama ini telah berjalan

dengan cukup baik. Informan menjelaskan bahwa kontrol yang dibangun

melibatkan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah menjalankan tugasnya

untuk mengontrol aktifitas perusahaan. Pihak pemerintah yang melakukan kontrol

adalah instansi yang terkait.

Sedangkan kontrol yang dilakukan masyarakat melibatkan kebutuhan

masyarakat. Kepentingan masyarakat adalah perusahaan dan masyarakat mampu

maju secara bersama-sama. Harapan ini mendapatkan respon yang positif oleh

perusahaan. Ada pun aspek yang menjadi kontrol masyarakat, khususnya

masyarakat Dusun Jatianom adalah transformasi sosial ekonomi.

Hubungan ini diwujudkan dengan kemitraan kerja, pemberdayaan dan

lain-lain. Sebagai contohnya masyarakat memiliki kesempatan membeli limbah

perusahaan berupa plastik, talat,dll. Perusahaan pun memberikan bantuan untuk

pendidikan masyarakat, tenaga bongkar, catering dan lain-lain. Aktifitas ini

dilakukan secara berkelanjutan untuk maju secara bersama-sama.

Ada pun pihak utama dari masyarakat yang dilibatkan dalam transformasi

ekonomi adalah Komunitas Wanita Jatianom (Wanjati), PKK dan karang taruna.

Page 133: Implementasi CSR

118

5.3.5 Peran Dalam Kebijakan

Pemangku kepentingan memiliki peran yang penting dalam menjalankan

hak dan kewajibannya. Hubungan antar pemangku kepentingan pula merupakan

aspek yang sangat penting bagi kelangsungan pemangku kepentingan. Cukup

relevan apabila para pemangku kepentingan melakukan tarik ulur

memperjuangkan kepentingannya.

Hubungan antar pemangku kepentingan ini membutuhkan regulasi.

Dibutuhkan aturan yang mencakup hak dan kewajiban. Regulasi yang sah dan

bersifat tegas adalah kebijkan.

PT Tirta Investama merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam

tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan memiliki kewajiban untuk

melaksanakan tanggung jawab sosial sebagai mana UU Perseroan Terbatas75.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial harus memperhatikan sosial ekonomi

masyarakat untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya persaingan usaha, serta

memperhatikan lingkungan hidup.

Pelaksanaan UU ini dibutuhkan peraturan di bawahnya; peraturan

pemerintah, perda provinsi dan perda tingkat kota atau kabupaten. Hal ini

dilakukan untuk mempertimbangkan situasi, kondisi, sosial budaya dan lain-lain

yang ada di masyarakat.

75 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta. Loc. Cit.

Page 134: Implementasi CSR

119

Tabel 13 Peran Dalam Kebijakan

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Keberadaan Perda Jatim no. 4 Tahun 2011 tidak dapat dilaksanakan karena belum ada perda tingkat kabupaten. PT Tirta Investama belum memiliki agenda terlibat dalam proses kebijakan untuk memperjuangkan CSR. Walau Perda Jatim tidak dapat dilaksanakan, perusahaan memiliki komitmen untuk melaksanakan CSR. Keberadaan agenda pemerintah (RPJM) merupakan perihal yang dikordinasikan antara pemerintah dan PT Tirta Investama untuk melaksanakan kegiatan masing-masing. Tujuan kordinasi adalah tidak adanya tumpang tindih program.

Sebagai pemangku kepentingan CSR di tingkat Kabupaten Pasuruan, PT

Tirta Investama membutuhkan aturan yang sesuai dengan kepentingannya.

Langkah yang dilakukan PT Tirta Investama dalam kebijakan dipertanyakan

relevansinya. Melalui langkah ini dapat diketahui lebih jauh substansi kepentingan

PT Tirta Investama.

Menurut Aji hingga saat ini PT Tirta Investama belum memiliki agenda

terlibat dalam proses kebijakan. Perusahaan belum terlibat pembuatan perda

tingkat Kabupaten Pasuruan. Perusahaan menjalankan CSR dengan kordinasi

kepada pemerintah yang berwenang.

Walau saat ini telah terdapat perda tingkat Jawa Timur, regulasi yang ada

di dalamnya belum dapat dilaksanakan. Perusahaan menilai perda Jawa Timur

membutuhkan kekuatan hukum yang lebih kuat. Hal ini berkaitan dengan lingkup

dan pelaksanaan CSR perusahaan.

Pelaksanaan CSR di lingkup Kabupaten Pasuruan membutuhkan perda

tingkat Kabupaten Pasuruan. PT Tirta Investama menilai perda Jawa Timur tidak

dapat dilaksanakan dengan alasan belum adanya perda tingkat Kabupaten.

Page 135: Implementasi CSR

120

Walau pun regulasi tersebut belum dilegislasi, PT Tirta Investama telah

melaksanakan CSR. Perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosial

perusahaan. Perusahaan menilai CSR sebagai komitmen kepada masyarakat.

Regulasi yang dibuat dalam peraturan daerah dinilai PT Tirta Investama

sebagai pelaksanaan tekhnik. Peraturan ini dibuat untuk mensinergikan

pemerintah dengan perusahaan. CSR dalam substansinya adalah tanggung jawab

sosial perusahaan. Substansi ini dilaksanakan dalam regulasi maupun kordinasi.

Kordinasi yang disampaikan pihak perusahaan menimbulkan pertanyaan

penting untuk berkorelasi dengan program pemerintah. Program pemerintah yang

dimaksud adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Tahunan. Apakah

kordinasi yang dibangun antara perusahaan dan pemerintah sudah bersinergi?

Menurut Aji, perusahaan dan pemerintah melakukan pembagian tugas

objek kebijakan. Terdapat ranah yang menjadi objek CSR. Objek ini diberikan

pemerintah kepada perusahaan. Melalui kordinasi ini, perusahaan dapat

melaksanakan CSR dengan turut mensukseskan program pemerintah. Walau di

sisi yang berbeda perusahaan memiliki agenda CSR. Perusahaan dan pemerintah

melakukan sinergi.

Tujuan kordinasi yang dibangun antara perusahaan dan pemerintah adalah

tidak adanya tumpang tindih program. Pemerintah dapat terbantu dalam

melaksanakan pembangunan. Pemerintah melaksanakan pembangunan pada aspek

Page 136: Implementasi CSR

121

yang telah direncanakan, sedangkan PT Tirta Investama turut melakukan

pembangunan pada bidang yang menjadi tujuan CSR perusahaan.

5.3.6 Konsep CSR

Konsep merupakan gagasan awal suatu program dirancang. Suatu program

membutuhkan aturan yang jelas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan

sesuai dengan tujuan suatu program. Suatu program membutuhkan nilai-nilai dan

norma sebagai efektifitas kepentingan.

Konsep ini dapat dimaknai sebagai normatif, CSR adalah disiplin yang

belum tentu dilaksanakan di lapangan. Kondisi lapangan yang berubah-ubah

sering kali mengabaikan konsep awal suatu program. Kepentingan lapangan

merupakan realisasi konsep awal suatu program.

Pemahaman konsep sangat relevan dengan CSR PT Tirta Investama.

Gagasan yang dibangun oleh perusahaan menarik untuk dicermati. PT Tirta

Investama merupa perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi SDA. PT Tirta

Investama melakukan perdagangan air minum dalam kemasan. Perusahaan dalam

menjalankan produksi bersinggungan dengan aspek sosial ekonomi, budaya dan

lingkungan masyarakat. Konsep yang dibangun perusahaan hendaknya memiliki

korelasi terhadap aktifitas perusahaan. Konsep CSR merupakan gagasan utama

perusahaan memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan. Gagasan awal

perusahaan merealisasikan program CSR dipengaruhi oleh pemahaman

perusahaan terhadap CSR, aspek utama berkorelasi terhadap aktifitas perusahaan

dan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan CSR.

Page 137: Implementasi CSR

122

PT Tirta Investama memahami CSR sebagai bisnis seiring dengan sosial.

Aspek sosial dan ekonomi merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi.

Kesuksesan ekonomi tidak lepas dari aspek sosial, demikian pula sebaliknya.

Kemajuan aspek ekonomi membutuhkan pembangunan bersama dengan kemajuan

sosial. Akan tetapi keberadaan sosial belum tentu siap maju dengan seiring

perkembangan ekonomi. Dibutuhkan dorongan pemangku kepentingan ekonomi

untuk menyeimbangkan keduanya. Disinilah kegiatan sosial, khususnya dalam

CSR dilaksanakan. Melalui kegiatan sosial terdapat harapan kondisi sosial yang

kondusif turut mendorong kemajuan ekonomi masyarakat. Sehingga perusahaan

dan masyarakat mampu bersaing dan seimbang. Bisnis dapat berjalan kondusif.

Aspek yang menjadi sasaran PT Tirta Investama mencakup konservasi,

pemberdayaan dan community development. Konservasi merupakan kegiatan yang

berorientasi kepada terpeliharanya lingkungan. Hal ini sangat berkorelasi dengan

aktfitas perusahaan yang melakukan eksploitasi SDA. Perusahaan memiliki

tanggung jawab kepada lingkungan.

Pemberdayaan merupakan pengembangan sosial dan ekonomi. Perusahaan

turut melaksanakan transformasi di masyarakat. Perusahaan melalui tim yang

dibentuk melaksanakan kegiatan sosial untuk medorong tumbuh berkembang dan

persaingan di lingku lokal. Hal ini dapat dilakukan melalui dorongan sosial dan

ekonomi masyarakat.

Community development merupakan aktifitas transformasi sosial ekonomi

perusahaan dengan melibatkan komunitas masyarakat. Pelaksanaan CSR tidak

Page 138: Implementasi CSR

123

berdasarkan kepentingan perusahaan semata. Perusahaan dan masyarakat secara

bersama memiliki agenda bersama melakukan perubahan.

Tabel 14 Konsep CSR

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR PT Tirta Investama memahami CSR sebagai bisnis seiring dengan sosial. Aspek yang menjadi sasaran PT Tirta Investama mencakup konservasi, pemberdayaan

dan community development Tolok ukur keberhasilan implementasi program CSR adalah perusahaan dan

masyarakat mampu berkembang sejajar Alasan PT Tirta Investama memilih aspek ini adalah memberikan

hubungan positif antara perusahaan dengan sesama manusia dan konservasi alam.

Perusahaan sebagai pihak yang melakukan eksploitasi memiliki kewajiban

memberikan dampak positif kepada pemangku kepentingan. Seperti yang telah

dijelaskan bahwa lingkungan dan sosial berpengaruh terhadap kelangsungan

aktifitas perusahaan. Kegiatan ini merupakan langkah untuk menjaga harmoni

diantranya.

Sebagai tolok ukur keberhasilan implementasi program CSR adalah

perusahaan dan masyarakat berkembang sejajar. Tidak adanya kesenjangan sosial

merupakan aspek yang dibutuhkan untuk menciptakan situasi yang kondusif.

5.3.7 Komitmen Perusahan

CSR merupakan upaya sungguh-sungguh perusahaan untuk memberikan

dampak positif. Pelaksanaan CSR merupakan suatu kewajiban. Kewajiban

pelaksanaan CSR menyangkut internal dan eksternal perusahaan. Internal

perusahaan melingkupi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan segala pemangku

kepentingan yang berada di lingkungan perusahaan. CSR merupakan bagian

Page 139: Implementasi CSR

124

upaya manajemen perusahaan untuk menjaga situasi dan kondisi yang stabil.

Stabilitas merupakan salah satu kepentingan yang utama perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan ekonomi.

Tabel 15 Komitmen Perusahan

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Konsep internal yang menjadi disiplin perusahaan adalah complay regulasi, efisiensi energi, konservasi, ekulturasi

dan pemberdayaan

Aspek kebijakan eksternal, perusahaan mengacu pada konsep good

manufactory projech dan good coorporate governance

Demikian sebaliknya, pada aspek eksternal perusahaan melibatkan

masyarakat sekitar perusahaan, lingkungan dan lain-lain. Eksternal perusahaan

merupakan pemangku kepentigan pula yang tidak dapat diabaikan. Hubungan

perusahaan dengan eksternal perusahaan sangat mempengaruhi aktifitas

perusahaan. Perusahaan membutuhkan dukungan masyarakat sekitar untuk

aktifitas produksi. Masyarakat pun membutuhkan peran perusahaan sejalan

dengan perkembangan masyarakat.

Aspek internal dan eksternal perusahaan membutuhkan kebijakan

perusahaan untuk menjaga stabilitas situasi kondisi, mendorong hubungan positif,

menyelaraskan dinamika sosial dan terciptanya mutualisme. Perusahaan secara

sadar harus memenuhi kebutuhan sosial ini. Perusahaan dapat menerapkan

melalui program, peraturan perusahaan dan konsep CSR.

Menurut Aji, PT Tirta Investama memiliki konsep utama yang mengatur

regulasi perusahaan. Setiap peraturan mengacu kepada sebuah aturan. Konsep

internal yang menjadi disiplin perusahaan adalah complay regulasi, efisiensi

energi, konservasi, ekulturasi dan pemberdayaan.

Page 140: Implementasi CSR

125

Sedangkan pada aspek eksternal, perusahaan memberikan kebijakan

berupa good manufactory projech dan good coorporate governance. Perusahaan

melaksanakan kegiatan produksi dengan mempertimbangkan tanggung jawab

perusahaan. Perusahaan memiliki pemahaman bisnis sejalan dengan kegiatan

sosial. Melalui program-program yang dilaksanakan perusahaan, perusahaan

memiliki tujuan adanya keseimbangan antara masyarakat, perusahaan, lingkungan

dan pemangku kepentingan.

Pertimbangan perusahaan memberikan manfaat positif dibutuhkan

kepentingan manajemen perusahaan mengelolah perusahaan dengan bersih.

Perusahaan PT Tirta Investama mengelolah aktifitasnya dengan menjaga efisiensi

energi. Perusahaan turut mempertimbangkan prosedur produksi yang memenuhi

prosedur. Setelah perusahaan memulai proses produksi yang baik, perusahaan

mengembangkan manfaat positif kepada lingkup internal perusahaan dan lingkup

yang lebih luas lagi.

5.3.8 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

Pembangunan merupakan aspek utama yang melibatkan pemerintah,

masyarakat dan perusahaan. Secara bersama-sama pemangku kepentingan ini

memiliki kepentingan. Kepentingan yang yang dibangun adalah pemeliharaan

sarana prasarana yang ada, program pembangunan dan lain-lain. Hubungan

ketiganya dilaksanakan berkelanjutan. Selama perusahaan, masyarakat dan

pemerintah menjalankan aktifitasnya, masing-masing pihak memiliki peran dan

kepentingan.

Page 141: Implementasi CSR

126

Perusahaan sebagai salah satu pemangku kepetingan memiliki peran

pembangunan. Peran perusahaan melakukan pembangunan secara berkelanjutan

menjadi kewajiban dan sukarela. Pada aspek tertentu, perusahaan memiliki

kepentingan yang bersinggungan dengan pihak luar perusahaan. Perusahaan harus

melakukan pendekatan dan resolusi. Pada hal tertentu perusahaan memiliki hak

untuk mendorong hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan.

Hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan tidak lagi dapat

dimaknai dengan kesukarelaan. Program-program perusahaan yang mendorong

terciptanya hubungan positif dan berkelanjutan menjadi kewajiban perusahaan.

Berdasarkan regulasi, perusahaan memiliki kewajiban melaksanakan CSR.

Kewajiban ini diatur dalam UU Penanaman Modal dan lain-lain.

Adanya kewajiban perusahaan melakukan program-program yang

bermanfaat untuk eksternal masyarakat, direspon perusahaan dengan positif.

Perusahaan menyadari perlunya membangun perubahan sosial dan ekonomi.

Perusahaan melaksanakan transformasi dan lingkungan untuk kepentingan jangka

panjang dan jangka pendek perusahaan.

Perusahaan memiliki langkah pendekatan kepada masyarakat. Harmonisasi

perusahaan dengan pemangku kepentingan yang paling dekat dengan perusahaan

dijaga. Kolaborasi perusahaan dan masyarakat dilaksanakan berkelanjutan.

Program-program perusahaan disambut positif dan dilaksanakan bersama dengan

perusahaan. Potensi yang mendorong peluang positif dalam pembangunan

dikordinasikan untuk maju bersama. Masyarakat diharapkan memiliki posisi yang

Page 142: Implementasi CSR

127

seimbang. Hubungan masyarakat dan perusahaan dibangun meminimalisir

kesenjangan sosial.

Tabel 16 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Perusahaan melaksanakan transformasi sosial ekonomi dan lingkungan untuk

kepentingan jangkan panjang dan jangka pendek perusahaan. Hal ini dilakukan dengan kolaborasi perusahaan dan masyarakat secara berkelanjutan

Sosial Ekonomi Lingkungan Perusahaan memiliki program-program

yang bertujuan untuk mendorong kemadirian masyarakat

Di lingkungan Dusun Jatianom, PT Tirta Investama melakukan penanaman pohon berkordinasi dengan masyarakat

Perusahaan memiliki program-program yang bertujuan untuk mendorong

kemadirian masyarakat. Tidak terbatas perusahaan yang menjalankan aktifitas

profit, masyarakat diberdayakan untuk memiliki keahlian dan membangun usaha.

Langkah keswadayaan penting membangun kesejahteraan masyarakat. Pada aspek

sosial, langkah ini merupakan upaya untuk memelihara hubungan kedekatan

perusahaan dengan masyarakat.

Kegiatan transformasi sosial ekonomi dilaksanakan secara berkelanjutan

dengan kemitraan yang menjadi kepentingan bersama. Bukan terbatas masyarakat

yang memiliki kepentingan. Perusahaan dan masyarakat saling membutuhkan.

Kegiatan pembangunan turut menyentuh aspek lingkungan. Kebutuhan

lingkungan yang bersih dan sehat didorong melalui program PT Tirta Investama.

Di lingkungan Dusun Jatianom, PT Tirta Investama melakukan penanaman pohon

berkordinasi dengan masyarakat. Bahkan untuk menjaga kondisi alam, PT Tirta

Investama melakukan penanaman pohon di lereng Gunung Arjuna. Penanaman di

lereng Gunung Arjuna berdampak kepada lingkungan Dusun Jatianom.

Page 143: Implementasi CSR

128

Program-program ini akan terus dilaksanakan berkordinasi dengan

pemangku kepentingan.

5.3.9 Pelaksanaan CSR

Setelah PT Tirta Investama menetapkan prinsip-prinsip CSR, PT Tirta

Investama menetapkan lokasi, objek dan kegiatan. Lokasi utama pelaksanaan

CSR adalah Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

Pasuruan. Lingkup ini merupakan ring satu pelaksanaan CSR, artinya pelaksanaan

CSR difokuskan pada lokasi ini. Pelaksanaan CSR akan dilaksanakan kepada

lingkup yang lebih luas, setelah pelaksanaan CSR di ring satu dianggap sukses

dan terdapat pertimbangan lebih lanjut dari perusahaan. Alasan perusahaan

menetapkan Dusun Jatianom sebagai ring satu adalah perusahaan berada di Dusun

Jatianom. Perusahaan memberikan CSR pada masyarakat dan lingkungan yang

terdekat. Masyarakat merupakan pihak yang berperan terhadap produksifitas

perusahaan.

Tabel 17 Pelaksanaan CSR

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Lokasi utama pelaksanaan CSR adalah Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Objek CSR dibagi menjadi tiga

kelompok. Ketiga kelompok ini adalah karang taruna, Wanjati (Wanita Jatianom) dan masyarakat Dusun Jatianom secara luas.

Karang Taruna Karang taruna yang dimaksud adalah karang taruna RW 7, dikenal masyarakat sekitar dengan nama Jatianom kidul terdiri dari RT 4, 5 dan 6. Aktifitas yang

dilakukan oleh karang taruna adalah membeli limbah anfalan. Wanjati

Wanjati adalah Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) berbasis sumberdaya lokal dari masyarakat di sekitar pabrik, khususnya Dusun Jatianom. Wanjati merupakan Lembaga Swadaya Ekonomi Masyarakat (LSEM) yang dibentuk oleh PT Tirta Investama.

Page 144: Implementasi CSR

129

Tujuan umum dibentukya Wanjati adalah “ meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui pengembangan ekonomi produktif dan pengelolaan sampah terpadu “. Pihak utama yang dilibatkan dalam Wanjati adalah ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan ini memiliki target dan indikator keberhasilahan sebagai evaluasi. Out put kegiatan bersama Wanjati adalah

a. Perumusan rencana induk pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dan rencana pemberdayaan KEP

b. Sosialisasi rencana induk pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan pemberdayaan KEP ke seluruh pemangku kepentingan.

c. Workshop pengembangan kapasitas LSEM Wanjati d. Pelatihan pengembangan produk dan manajemen usaha kecil e. Studi banding pengelolaan usaha mikro & pengelolaan sampah terpadu

kepada ASPADIN f. Pengembangan kualitas produk dan desain kemasan produk KEP terdiri

dari 6 produk unggulan. g. Pengembangan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah Wanjati h. Program "Bersih dan Penghijauan Kampung" bersama SKAWAN i. Pengembangan Pusat Pengelolaan Limbah Terpadu Komunitas.

Masyarakat Dusun Jatianom CSR yang dilakukan bersifat lepas, tidak terdapat ikatan antara perusahaan

dan komunitas masyarakat. Bentuk CSR yang dibangun antara persahaan dan masyarakat adalah

a. Perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat Dusun Jatianom yang menawarkan cathring kepada karyawan perusahaan.

b. Perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat sebagai tenaga bongkar muat. Masyarakat mendapatkan upah apabila membantu karyawan perusahaan sebagai tenaga kasar.

c. Rekruitmen karyawan memprioritaskan masyarakat sekitar perusahaan. Objek pelaksanaan CSR dibagi menjadi tiga kelompok. Ketiga kelompok

ini adalah karang taruna, Wanjati (Wanita Jatianom) dan masyarakat Dusun

Jatianom secara luas. Setiap kelompk memiliki kegiatan yang berbeda dengan

perusahaan.

Karang taruna yang dimaksud adalah karang taruna RW 7, dikenal

masyarakat sekitar dengan nama Jatianom kidul terdiri dari RT 4, 5 dan 6.

Aktifitas yang dilakukan oleh karang taruna adalah membeli limbah anfalan.

Page 145: Implementasi CSR

130

Limbah anfalan merupakan limbah produksi PT. Aqua. Limbah anfalan dapat

berbentuk plastik, jurigen, kertas dan lain-lain.

Sedangkan Wanjati adalah Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) berbasis

sumberdaya lokal dari masyarakat di sekitar pabrik, khususnya Dusun Jatianom.

Wanjati merupakan Lembaga Swadaya Ekonomi Masyarakat (LSEM) yang

dibentuk oleh PT Tirta Investama. Tujuan umum dibentukya Wanjati adalah “

meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui pengembangan ekonomi

produktif dan pengelolaan sampah terpadu “. Pihak utama yang dilibatkan dalam

Wanjati adalah ibu-ibu rumah tangga.

Tujuan khusus terbentuknya Wanjati yang adalah

“ pertama, terbentuknya Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) berbasis sumberdaya lokal dari masyarakat di sekitar Pabrik Pandaan, khususnya Dusun Jatianom.

Kedua, terlibatnya warga Dusun Jatianom, pengurus dusun, pengurus LSEM Wanjati, termasuk karyawan Aqua, dalam kegiatan penataan lingkungan hidup di sekitar pabrik, melalui pengelolaan sampah terpadu dan penghijauan dusun “.

Melalui Wanjati, terdapat tujuan out put yang diharapkan dari kegiatan,

antara lain :

“Pertama, Adanya penguatan kapasitas Lembaga Sosial Ekonomi Masyarakat (LSEM) sebagai mitra dan pendamping lokal dalam pengembangan KEP dan pengelolaan sampah terpadu .

Kedua, Adanya peningkatan kualitas produk dan kemasan serta peningkatan keterampilan manajemen usaha kecil dari KEP.

Ketiga, Adanya rencana induk pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat dan kegiatan penghijauan dusun yang melibatkan warga dusun, pengurus LSEM Wanjati, tokoh dan pengurus dusun serta tim SKAWAN Pandaan.”

Page 146: Implementasi CSR

131

Melalui Wanjati, ibu-ibu Dusun Jatianom memiliki kegiatan meningkatkan

keterampilan dan pemberdayaan. Kegiatan Wanjati dibawah payung PT Tirta

Investama memberi manfaat positif bagi pendidikan kredibilitas masyarakat,

mendorong perkembangan usaha di masyarakat, mengasah keterampilan dan

membaca peluang usaha.

PT Tirta Investama pun memiliki indikator atau target keberhasilan dalam

menjalankan CSR. Perusahaan menetapkan indikator keberhasilan CSR pada

bulan September 2011 sampai November 2012 di Dusun Jatianom sebagai berikut

Berdasarkan tujuan khusus terbentuknya Kelompok Ekonomi Produktif

(KEP) berbasis sumberdaya lokal dari masyarakat di sekitar Pabrik Pandaan,

khususnya Dusun Jatianom, PT Tirta Investama menetapkan indikator tumbuh

dan berkembangnya 15 KEP di komunitas sekitar Pabrik Pandaan, yang

memberikan manfaat kepada minimal 50 orang.

Berdasarkan tujuan khusus terlibatnya warga Dusun Jatianom, pengurus

dusun, pengurus LSEM Wanjati, termasuk karyawan Aqua, dalam kegiatan

penataan lingkungan hidup di sekitar pabrik pandaan, melalui pengelolaan sampah

terpadu dan penghijauan dusun. PT Tirta Investama menetapkan 2 indikator, yaitu

a. Terjadi peningkatan volume sampah yang dikelola LSEM Wanjati

minimal 50% dibandingkan volume saat ini, yang berasal dari minimal

40 rumah tangga di Dusun Jatianom.

Page 147: Implementasi CSR

132

b. Terlibat aktifnya tim SKAWAN Pandaan, warga dusun, pengurus

dusun dan pengurus LSEM Wanjati dalam kegiatan penanaman pohon

(penghijauan) di Dusun Jatianom, minimal 1 kali.

Sedangkan berdasarkan tujuan out put yang diharapkan, PT Tirta

Investama juga memiliki indikator pelaksanaan kegiatan. PT Tirta Investama

menetapkan keberhasilan kegiatan yang harus dicapai sebagai tolok ukur, yaitu

Berdasarkan tujuan out put; adanya penguatan kapasitas Lembaga Sosial

Ekonomi Masyarakat (LSEM) sebagai mitra dan pendamping lokal dalam

pengembangan KEP dan pengelolaan sampah terpadu . PT Tirta Investama

menetapkan indikator

a. terlaksananya satu kali workshop pengembangan kapasitas LSEM

Wanjati dan Studi banding pengelolaan sampah terpadu berbasis

komunitas.

b. berkembangnya unit pengelolaan sampah menjadi pusat pengelolaan

sampah terpadu dan mempekerjakan 2 orang sebagai kolektor sampah

dari warga Dusun Jatianom.

c. berdirinya LKM Syariah Wanjati untuk mengelola dan melayani

kebutuhan permodalan KEP.

Berdasarkan tujuan out put; adanya peningkatan kualitas produk dan

kemasan serta peningkatan keterampilan manajemen usaha kecil dari KEP. PT

Aqu menetapkan indikator

Page 148: Implementasi CSR

133

a. terlaksananya satu kali pelatihan untuk pengembangan produk dan

manajemen usaha kecil untuk 15 KEP.

b. 6 produk dari KEP terpilih untuk dikembangan kualitas dan

kemasannya.

Sedangkan berdasarkan tujuan out put; adanya rencana induk pengelolaan

sampah terpadu berbasis masyarakat dan kegiatan penghijauan dusun yang

melibatkan warga dusun, pengurus LSEM Wanjati, tokoh dan pengurus dusun

serta tim SKAWAN Pandaan. PT Tirta Investama menetapkan indikator

keberhasilan kegiatan dengan

a. rencana induk pengelolaan sampah terpadu telah disusun dengan

melibatkan perwakilan warga dusun, pengurus LSEM Wanjati,

pengurus dusun, tokoh informal dan perwakilan Aqua (SKAWAN).

b. terlaksananya penanaman dan pemeliharaan minimal 500 pohon di

Dusun Jatianom.

Melalui laporan pertanggung jawaban kegiatan yang disampaikan oleh Aji,

menunjukkan PT Tirta Investama telah melaksanakan CSR pada pada bulan

September 2011 sampai November 2012 berupa

a. Perumusan rencana induk pengelolaan sampah terpadu berbasis

masyarakat dan rencana pemberdayaan KEP. PT Tirta Investama

melakukan kordinasi dengan SII (Social Invetsment Indonesia)

Foundation mengkonsep pendampingan dan pemberdayaan KEP yang

ada di Dusun Jatianom. Agenda utama dalam pemberdayaan ini adalah

Page 149: Implementasi CSR

134

program pengelolahan sampah yang dihasilkan masyarakat.

Diharapkan sampah tersebut diolah menjadi barang yang bernilai lebih.

b. Sosialisasi rencana induk pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan

pemberdayaan KEP ke seluruh pemangku kepentingan. Pabrik PT

Tirta Investama memberikan tugas kepada tim yang telah dibentuk

yaitu SKAWAN (Sukarelawan Karyawan). SKAWAN memiliki tugas

mensosialisasikan program PT Tirta Investama kepada pemangku

kepentingan yang ada di Dusun Jatianom. Sosialisasi ini dilakukan

dengan alasan membangun kordinasi dan mendapatkan dukungan dari

masyarakat luas. Program ini dilakukan bukan terbatas kepentingan PT

Tirta Investama, program ini dilakukan untuk kepentingan bersama.

c. Workshop pengembangan kapasitas LSEM Wanjati. Setelah PT Tirta

Investama berhasil mendirikan Wanjati, PT Tirta Investama

melakukan pengembangan sumber daya manusia. Melalui

pengembangan diharapkan Wanjati menjadi pendorong perkembangan

sosial ekonomi. Para pengrus dan anggota Wanjati mendapatkan

pendidikan mengembangkan potensi usaha. Di lingkup Dusun

Jatianom ini keberadaan Wanjati bertujuan berkembang mandiri ke

lingkup yang lebih luas. Ada pun pihak yang turut dilibatkan dalam

workshop adalah Badan Perencanaan Daerah, Badan Lingkungan

Hidup dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan.

d. Pelatihan pengembangan produk dan manajemen usaha kecil. Kegiatan

ini dilakukan untuk mempraktikkan pembelajaran yang telah diterima.

Page 150: Implementasi CSR

135

Wanjati terdiri dari pengurus dan anggota mengolah bahan yang

potensi memiliki nilai lebih.

e. Studi banding pengelolaan usaha mikro & pengelolaan sampah

terpadu. Wanjati sebagai lembaga yang dipayungi PT Tirta Investama

melakukan studi banding kepada ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air

Minum Dalam Kemasan Indonesia). Studi banding ini dilakukan untuk

mengetahui pengelolahan usaha mikro dan proses pengelolahan

sampah terpadu. Studi banding ini bertujuan memberikan inovasi

kepada Wanjati.

f. Pengembangan kualitas produk dan desain kemasan produk KEP.

Wanjati berkordinasi melibatkan tokoh masyarakat melakukan

peningkatan hasil produksi berupa kemasan. Produksi ini dilakukan

untuk meningkatkan kualitas barang. Produksi Wanjati terdiri dari 6

produk unggulan.

g. Pengembangan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah Wanjati.

PT Tirta Investama mendorong tumbuh dan berkembangnya

perekonomian masyarakat dengan LKM Syariah di lingkup Dusun

Jatianom. Ada pun pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Pusat

Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna).

h. Program "Bersih dan Penghijauan Kampung" bersama SKAWAN. PT

Tirta Investama berkordinasi dengan masyarakat dan Wanjati

melakukan penghijauan di Dusun Jatianom. PT Tirta Investama

melakasanakan penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom.

Page 151: Implementasi CSR

136

i. Pengembangan Pusat Pengelolaan Limbah Terpadu Komunitas. PT

Tirta Investama dan Wanjati menetapkan lokasi yang menjadi base

camp pengelolahan limbah.

j. Pemantauan perkembangan program secara partisipatif.

k. Stakeholders convening, pertanggungjawaban program kepada

pemangku kepentingan.

l. Dalam kegiatan Wanjati, SII melakukan pendampingan secara intensif.

Program CSR selanjutnya ditujukan kepada kelompok masyarakat Dusun

Jatianom secara luas. Kegiatan CSR yang dilakukan tidak bersifat berkelanjutan.

CSR yang dilakukan bersifat lepas, tidak terdapat ikatan antara perusahaan dan

komunitas masyarakat. Bentuk CSR yang dibangun antara persahaan dan

masyarakat adalah

d. Perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat Dusun

Jatianom yang menawarkan cathring kepada karyawan perusahaan.

e. Perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat sebagai

tenaga bongkar muat. Masyarakat mendapatkan upah apabila

membantu karyawan perusahaan sebagai tenaga kasar.

f. Rekruitmen karyawan memprioritaskan masyarakat sekitar perusahaan

Kegiatan CSR ini dilakukan sebagai komitmen internal dan eksternal

perusahaan. Perusahaan dan masyarakat memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi. Kedua belah pihak diharapkan memberikan manfaat untuk

kelangsungan dalam jangka panjang dan dekat.

Page 152: Implementasi CSR

137

5.3.10 Out Put CSR

Program CSR yang dilakukan oleh PT Tirta Investama di Dusun Jatianom

melewati proses yang panjang. Perusahaan terlebih dahulu memiliki niatan

menjalankan komitmen untuk lingkup internal dan eksternal perusahaan. Setelah

niatan tersebut ada, perusahaan menetapkan konsep CSR. Aspek lingkungan,

sosial dan transformasi ekonmi tidak lepas sebagai sasaran CSR. Bahkan

perusahaan memiliki indikator keberhasilan maupun target-target yang harus

dipenuhi.

Program CSR yang telah dipersiapkan dengan detail dengan segala

pertimbangannya menarik diketahui relevansinya dengan pelaksanaan di

lapangan. Pada tahapan ini peneliti menggali lebih jauh out put yang dihasilkan

dari pelaksanaan CSR yang selama ini dilakukan. Peneliti pun menggali lebih jauh

manfaat yang diperoleh perusahaan dengan masyarakat.

Menurut Aji, program CSR yang dilakukan oleh PT Tirta Investama telah

berjalan dengan baik. Out put kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan telah

memenuhi target. Sebagai contohnya dalam program penghijauan, perusahaan

bersama masyarakat telah menjalankan program bersama-sama.

Melalui kegiatan ini terdapat manfaat yang dapat diambil, baik masyarakat

maupun pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini

sebagai berikut!

Tabel 18 Out Put CSR

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR

Page 153: Implementasi CSR

138

a. kerjasama dengan masyarakat saling menguntungkan. b. CSR membutuhkan jangka panjang, dalam hal ini membutuhkan kerjasama

dengan masyarakat. c. terdapat banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan.

5.3.11 Pendukung Dan Penghambat

Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan CSR merupakan faktor yang cukup

penting bagi perkembangan kegiatan selanjutnya. Pada tahapan ini merupakan

tahapan yang penting bagi penyelenggara kegiatan untuk melanjutkan atau

menghentikan kegiatan.

Berdasarkan hasil evaluasi sebagian telah dibahas. Out put kegiatan dan

manfaat kegiatan menunjukkan hasil yang positif. Suatu kegiatan layak menjadi

program yang berkelanjutan. Akan tetapi sebuah program perlu untuk mengetahui

faktor pendukung dan faktor penghambat yang ditemui di lapangan. Faktor ini

digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman kegiatan.

Faktor pendukung kegiatan ini terbagi menjadi tiga yaitu

a. Sumber Daya Alam (SDA). Keberadaan SDA mendukung perusahaan

untuk beroperasi di Dusun Jatianom. Segala persyaratan yang

ditetapkan oleh perusahaan dapat dipenuhi oleh potensi lingkungan.

b. Dana. Program CSR merupakan kegiatan yang memberikan

kemanfaatan bagi pemangku kepentingan di Dusun Jatianom. Dalam

rangka memenuhi tujuan mulia ini, perusahaan mendukung secara

moril dan materi. Perusahaan memiliki dana kuat untuk dialokasikan

kepada program CSR.

Page 154: Implementasi CSR

139

c. Dukungan masyarakat. Kepentingan masyarakat dan perusahaan maju

secara bersama-sama dirasa perlu oleh kedua belah pihak. Masyarakat

dan perusahaan memiliki harapan hidup berdampingan dan saling

memberikan manfaat. Tujuannya adalah perusahaan dapat menalankan

aktifitas produksi, sedangkan masyarakat tidak tertinggal untuk

mencapai kesejahteraan. Kedua kepentingan ini dapat disinergikan

melalui program CSR.

Tabel 19 Pendukung Dan Penghambat

Fafit Rahmat Aji Selaku Kordinator CSR Pendukung Penghambat

Sumber Daya Alam (SDA) Pelaksanaan tekhnis Dana Kurangnya pengetahuan masyarakat

terhadap CSR berdampak kepada proses sosialisasi dan penjaringan KEP

Dukungan Masyarakat Awal pelaksanaan CSR masyarakat lebih menghendaki uang dari pada

program CSR Selain adanya faktor pendukung, kegiatan ini mengalami hambatan untuk

mencapai tujuan program CSR. Faktor penghambat ini menjadi hasil evaluasi

yang dipertimbangkan bagi pelaksanaan CSR selanjutnya. Ada pun faktor

penghambat pelaksanaan CSR terdiri dari tiga faktor, yaitu

a. Pelaksanaan tekhnis. Pelaksanaa tekhnis erat kaitannya dengan

kordinasi yang dibangun tim penyelenggara. Terdapat pertimbangan

SDM, sosialisasi dan lain-lain yang harus disesuaikan. Situasi dan

kondisi di lapangan sangat mempengaruhipelaksanaan tekhnis.

b. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap CSR. Kurangnya

pengetahuan masyarakat terhadap CSR berakibat kepada proses

Page 155: Implementasi CSR

140

pelaksanaan CSR. Kebutuhan masyarakat terhadap sosialisasi CSR

merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim pelaksana

CSR. Selanjutnya, tim melakukan penjaringan pihak masyarakat yang

memiliki konpetensi sebagai KEP binaan PT Tirta Investama.

c. Awal pelaksanaan CSR masyarakat lebih menghendaki uang dari pada

program CSR. Saat ini mulai terdapat kesadaran pentingnya CSR.

Pemahaman masyarakat terhadap kepentingan pragmatis cukup tinggi

terhadap kedatangan perusahaan kepada masyarakat. Terdapat kesan

perusahaan membagi-bagikan hadiah. Hal ini juga dipengaruhi oleh

minimnya pengetahuan masyarakat terhadap CSR. Seiring dengan

proses sosialisasi dan pemahaman pentingnya CSR, masyarakat

memahami adanya kepentingan kedua belah pihak.

5.4 Cross Chek Dusun Jatianom

Setelah peneliti meninjauan pemerintah, peneliti memperdalam kepada

pihak yang bersangkutan. Sangat penting mengetahui relevansi informasi yang

telah diberikan oleh informan dengan cara snowballing sampling.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa pihak yang bersangkutan dalam

penelitian ini berdasarkan informasi informan sebelumnya dalah Wanjati dan

karang taruna yang membeli limbah

5.4.1 Profil Informan

Page 156: Implementasi CSR

141

Informan pertama yang dianggap mendalami fokus penelitian ini adalah

Wanjati, singkatan Wanita Jatianom. Wanjati merupakan suatu LSM yang

bergerak dalam bidang pemberdayaan perempuan Dusun Jatianom. Wanjati

memiliki hubungan yang erat dengan perusahaan PT Tirta Investama. Wanjati

merupakan LSM yang berada dibawah binaan PT Tirta Investama Kecamatan

Pandaan.

Tabel 20 Profil Informan

Wanita Jatianom Karang Taruna RW 7 LSEM yang berada dibawah binaan PT Tirta Investama. LSEM yang memiliki tujuan memperjuangkan ibu-ibu Dusun Jatianom untuk berkarya

Representasi masyarakat Dusun Jatianom yang membeli limbah PT Tirta Investama dan mengadvokasi kepentingan warga

Danu Kepala Dusun Penerima CSR kambing bergulir dari PT Tirta Investama

Pihak yang dianggap mengetahui program-program CSR PT Tirta Investama

Wanjati beralamatkan kantor di RT 2, RW 6 Dusun Jatianom, Desa

Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Wanjati memiliki ruang

lingkup pemberdayaan tingkat nasional. Ada pun visi Wanjati adalah “ Senyaman

Hakreda “. Sedangkan misi Wanjati adalah

a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia

melalui pendidikan yang membebaskan dan mencerdaskan.

b) Mendayagunakan potensi sumberdaya alam, sosial, ekonomi dan

lingkungan guna memberikan kemanfaatan bersama.

c) Membangun jejaring dan kemitraan dengan perusahaan, pemerintah dan

LSM serta pihak lain yang mempunyai kepedulian terhadap

Page 157: Implementasi CSR

142

peningkatan pembangunan pendidikan, ekonomi, lingkungan dan

kesehatan.

d) Menciptakan, mendorong dan menumbuhkan kewirausahaan

lingkungan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal secara

berkelanjutan.

e) Melakukan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat untuk

mengembangkan segala potensi yang dimiliki menuju kesejahteraan

masyarakat.

f) Melakukan tata kelola organisasi, yang partisipatif, terbuka dan

bertanggungjawab serta demokratis.

Wanjati memiliki sistem keanggotaan dengan memprioritaskan kearifan

lokal. Wanjati bersifat memperjuangkan kemajuan perekonomian masyarakat

Dusun Jatianom, khususnya kaum perempuan. Perjuangan ini dilakukan dengan

meningkatkan potensi SDM, SDA, good governance dan lain-lain. Secara

mendetail keanggotaan Wanjati sebagai berikut!

a) Wanjati kini beranggotakan 36 anggota, terdiri dari perwakilan masing-

masing 3 warga tingkat RT, RW dan Ketua dusun.

b) Keanggotaan khsusus untuk perempuan Dusun Jatianom, siapa saja

dapat mendaftarkan diri untuk menjadi anggota.

c) Sementara waktu Wanjati tidak membuka open recruitment dengan

alasan pembenahan internal organisasi.

Page 158: Implementasi CSR

143

Informasi lainnya yang penting untuk diketahui adalah susunan pengurus.

Susunan pengurus memiliki peran yang menentukan program dan aktifitas

organisasi. Susunan pengurus Wanjati terdiri dari ketua hingga divisi kordinator,

yaitu :

a. Ketua : Yuliasih

b. Wakil : Jubaidah Anis

c. Sekretaris : Andriani

d. Bendahara : Karyawati

e. Divisi kordinator kambing : Khamid

f. Divisi kordinator penghijauan : Sudarsono

g. Divisi kordinator produksi jamur, tempe, jamu, kripik pisang, kopi

wanjati : Sulastri

h. Divisi kordinator jamur : Galeh

i. Divisi kordinator produksi sabun lidah buaya : Nanik

j. Divisi kordinator produksi tas : Bu Budi

k. Divisi kordinator sipan pinjam : Jubidah Anis

l. Divisi kordinator produksi pupuk : Yuliasih

m. Divisi kordinator paud/kepala sekolah paud : Solikah

n. Divisi kordinator packing : Yuliasih

o. Divisi kordinator pelepah pisang : Yuliasih

Sejarah berdirinya Wanjati tidak lepas dari peran ibu-ibu PKK, perangkat

warga dan perusahaan PT Tirta Investama. Sebelum terbentuk Wanjati terdapat

kelompok ibu-ibu PKK, khususnya di RW 6. Ibu-ibu PKK ini menarik perhatian

Page 159: Implementasi CSR

144

PT Tirta Investama. Pada tanggal 3 April 2010 dilakukan penunjukan ibu-ibu dari

masing-masing RT berjumlah 3 orang. Awal pertemuan ini dilaksanakan di rumah

bapak kepala dusun, Kamit. Di rumah tersebut PT Tirta Investama

mempresentasikan program CSR. Akan tetapi terdapat kendala ibu-ibu lebih

menghendaki uang dari pada program CSR.

Pada tanggal 7 April 2010, PT Tirta Investama membentuk komunitas

sebagai cikal bakal Wanjati. PT Tirta Investama memsosialisasikan konsep

Wanjati.

Pada 10 april 2010, Wanjati disahkan berdiri dibentuk oleh PT Tirta

Investama. Tujuan pembentukan komunitas ini sebagai bentuk pelaksanaan CSR

di lingkungan sekitar perusahaan atau ring 1. Awal berdiri terdiri dari 20 anggota.

Pembentukan Wanjati berdasarkan pertimbangan jumlah pengangguran sedikit,

laki-laki yang menganggur di lingkungan Dusun Jatianom sekitar 10%, terlebih

didominasi manula. Sedangkan pihak perempuan banyak menganggur, hak ini

mendorong upaya penekanan angka pengangguran.

Wanjati sempat pasif dengan alasan regulasi PT Tirta Investama. Beberapa

aktifitas dan program Wanjati sangat dipengaruhi oleh dukungan perusaaan. PT

Tirta Investama melanjutkan program CSR setelah melakukan evaluasi program

CSR yang telah dilaksanakan.

Bidang yang ditekuni oleh Wanjati sebagai komitmen mencapai visi dan

missi oraganisasi adalah melaksanakan program secara konsisten. Ada pun

program yang konsisten dilaksanakan menjadi fokus kegiatan Wanjati yaitu

Page 160: Implementasi CSR

145

a) Pengelolahan sampah organik (menjadi pupuk) dan non organik

(menjadi kerajiinan).

b) Pendidikan pengembangan diri.

c) Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe,

pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati dan packing.

d) Koperasi UKM Jatianom.

e) Pendirian PAUD.

Out put yang dihasilkan dari kegiatan Wanjati secara umum adalah mampu

memasarkan produk-produk Wanjati. Akan tetapi pemasaran yang dilakukan

masih terbatas penjajakan kepada pasar. Laba produksi belum dapat dikategorikan

untuk kepentingan profit, masih bersifat kepentingan sosial. Bahkan program-

program Wanjati masih belum dapat berjalan secara menyeluruh. Hal yang perlu

diapresiasi sebagai langkah awal transformasi ekonomi adalah keberadaan

Wanjati merintis pembinaan minat masyarakat untuk mengembangkan diri. Aspek

non materi ini merupakan modal awal pengembangan masyarakat Dusun

Jatianom76.

Informan kedua adalah Teguh Soekarno selaku representasi karang taruna

RW 7 Dusun Jatianom. Karang taruna ini merupakan organisasi yang digerakkan

murni oleh masyarakat RW 7. Organisasi karang taruna memiliki karakteristik

kearifan lokal masyarakat. Eksistensi karang taruna dipengaruhi oleh kedekatan

antar masyarakat.

76 Wawancara kepada Wanjati dilaksanakan pada 21 Mei 2012, sejak pukul 04.30 sampai 05.45 WIB di kantor Wanjati. Informan wawancara ini adalah Yuliasih selaku Kordinator Wanjati.

Page 161: Implementasi CSR

146

Karang taruna merupakan salah satu lembaga sosial di masyarakat,

keberadaannya sebagai wadah pemuda untuk mengembangkan diri di masyarakat.

Melalui karang taruna pemuda bersosialisasi, berkembang dengan menjunjung

tanggung jawab untuk bergerak dalam kesejahteraan sosial di lingkup desa atau

kelurahan. Secara detail karang taruna diatur dalam “ PERATURAN MENTERI

SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77 / HUK / 2010 TENTANG

PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA “ atau disingkat “ Permen 77/2010 “.

Karang taruna merupakan wadah bagi pemuda. Hal ini diatur dalam

Permen 77/2010, karang taruna diperuntukkan untuk anggota masyarakat yang

berusia 13 tahun hingga 45 tahun. Melalui karang taruna pemuda dapat

berpartisipasi mengelolah potensi sumber daya yang memberikan dampak positif

terhadap masyarakat sekitar di lingkungan kelurahan atau desa; yaitu

kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial yang dimaksud adalah terpenuhinya

kekayakan kebutuhan hidup berupa materi, spiritual dan sosial. Hal ini tidak lepas

dengan menjaga sinergi antara masyarakat, pemerintah dan masyarakat lainnya

untuk menjaga dan membina generasi muda ke arah positif. Eksistensi karang

taruna diharapkan menjadikan forum pendorong perkembangan ekonomi, kearifan

lokal, memelihara kesatuan bangsa, rehabilitasi pemuda dan lain-lain.

Organisasi karang taruna didasarkan karakterstik domisili. Organisasi ini

berdasarkan lingkup lokal berkordinasi terdiri dari tingkatan Rukun Tetangga

(RT), Rukun Warga (RW) dan Kelurahan. Terdapat suatu hirarki kepengurusan

yang mewakili tingkatan ini.

Page 162: Implementasi CSR

147

Soekarno menyatakan bahwa lingkup aktifitas organisasi yang ia tekuni

hanya terbatas pada RW 7 Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan

Pandaan, Kebupaten Pasuruan. Di lingkup ini Soekarno bersama rekan-rekan

karang taruna melakukan advokasi kesejahteraan masyarakat. Pihak yang

memiliki peran penting menjalankan karang taruna sebagai adalah

a. Ketua karang taruna : Suherman

b. Wakil 1 : Teguh Soekarno

c. Wakil 2 : Danu

d. Skretaris 1 : Nadi

e. Skretaris 2 : Ngali

f. Bendahara 1 : Samsul arifin

g. Bendahara 2 : Candra Gunawan

h. Pelindung : Sueb Rizal

i. Pembina : Kamto

j. Penanggung jawab pembelian limbah anfalan : Sueb Rizal, Teguh

Soekarno, Suherman dan Nurhadi

Keanggotaan karang taruna ini memiliki lingkup yang kecil. Keanggotaan

karang taruna RW 7 adalah pemuda-pemudi, bapak-bapak dan partisipasi warga

yang berda di dusun Jatianom RW 7 Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

Kebupaten Pasuruan.

Sejarah berdirinya organisasi karang taruna memiliki korelasi dengan

keberadaan pabrik PT Tirta Investama. Keberadaan organisasi yang berbasiskan

Page 163: Implementasi CSR

148

kepada kearifan lokal bersentuhan dengan kedatangan perusahaan yang memiliki

tujuan profit. Disinilah awal perjuangan karang taruna melakukan advokasi bagi

kesejahteraan warganya.

Eksisteni karang taruna berdiri dimulai sejak tahun 1988. Tujuan awal

karang taruna adalah memfasilitasi hobi pemuda untuk olah raga sepak bola.

Organisasi sepak bola bernama Sentana di bawah PSSI Persekap Pasuruan.

Kegiatan karang taruna ini tidak lepas dari finansial. Kebutuhan finansial

mendorong karang taruna bertindak kreatif. Ini adalah awal mula karang taruna

memanfaatkan potensi sekitar untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Dalam perkembangannya, karang taruna memiliki peran memerjuangkan

tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat sekitar. Hal ini

dipengaruhi oleh keprihatinan beberapa tokoh masyarakat dan pengurus karang

taruna atas kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Di lingkungan RW 7,

masyarakat banyak yang tidak bekerja dan masyarakat kesulitan mendapatkan air

saat musim kemarau.

PT Tirta Investama berdiri sejak tahun 1985. Sejak awal berdirinya

perusahaan hingga tahun 2005 atau 2006, perusahaan dianggap Soekarno tidak

memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Kesenjangan sosial antara

perusahaan dan masyarakat cukup tampak.

Pada tahun 2001 hingga 2005, karang taruna memperjuangkan tiga

tuntutan masyarakat yaitu

Page 164: Implementasi CSR

149

a. Air bersih untuk masyarakat

b. Rekruitmen masyarakat sebagai karyawan PT Tirta Investama

c. Kesempatan karang taruna membeli limbah anfalan untuk menunjang

kegiatan karang taruna

Akan tetapi selama 2001 hingga 2005, usaha karang taruna

memperjuangkan kesenjangan sosial dianggap buntu. Perusahaan tidak

memberikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Dalam beberapa aksi

memperjuangkan kepentingan warga, Soekarno bersama masyarakat sempat

demo. Hingga pada tahun 2006, PT Tirta Investama memberikan tanggung jawab

sosial kepada masyarakat.

Sejarah karang taruna memiliki pengaruh yang besar terhadap kemitraan

antara masyarakat dan perusahaan pada tahun-tahun selanjutnya.

Hingga saat ini kegiatan karang taruna terus berkembang. Organisasi

karang taruna memiliki kegiatan rutin untuk menjaga solidaritas antar warga,

memperkuat tali silaturahmi, pendidikan masyarakat dan lain-lain. Kegiatan

warga ini dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu kegiatan fisik dan kegiatan non

fisik. Kegiatan fisik yang dimaksud adalah

a) Pembangunan pemeliharaan lingkungan (jalan, pipa dan penampungan

air, dll)

b) Perjuangan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar

c) Sepak bola Sentana

d) Pembangunan masjid

Page 165: Implementasi CSR

150

e) Kegiatan partisipasi warga

f) Jual-beli anfalan dari PT Tirta Investama

Sedangkan kegiatan non fisik yang dilakukan oleh karang taruna bersama

warga adalah kegiatan rutinitas. Masyarakat dan karang taruna saling membaur,

menunjang kegiatan warga. Bentuk kegiatan non fisik yang dimaksud yaitu

a) Santapan rohani setiap hari kamis malam

b) Pengajian setiap 35 hari sekali

c) Tahlil

d) Arisan karang taruna

Melalui kegiatan-kegiatan warga, karang taruna bersama warga

menghasilkan manfaat bagi kepentingan masyarakat RW 7. Karang taruna sebagai

salah satu penggerak warga mampu mendorong perjuangan warga secara kompak.

Masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan di

lingkungan RW 7. Solidaritas masyarakat terhadap sosial dan lingkungan

memiliki manfaat yang dapat dinikmati oleh warga. Ada pun bentuk hasil

solidaritas tersebut yaitu

a) Minimnya pengangguran karena banyak masyarakat sekitar yang

terserap menjadi karyawan PT Tirta Investama.

b) Tetap berjalannya sepak bola Sentana

c) Rutin melakasanakan jual beli anfalan

d) Distribusi PT Tirta Investama terhadap air bersih untuk warga

e) Terpeliharanya infrastruktur

Page 166: Implementasi CSR

151

f) Berdirinya masjid

g) Pendidikan non fisik yang berkelanjutan

h) Terisinya kas karang taruna dari hasil usaha jual beli anfalan

i) Kuatnya gotong royong masyarakat

Kerjasama antara warga dan karang taruna tidak lepas dari adanya nilai

dan norma berdasarkan kearifan lokal. Suatu nilai dan norma pada suatu

kelompok masyarakat, belum tentu dimiliki oleh kelompok masyarakat lainnya.

Demikian halnya dengan warga RW 7 Dusun Jatianom memiliki pandangan yang

unik. Masyarakat memiliki gagasan dalam mengisi pembangunan di

lingkungannya. Gagasan ini merupakan landasan dasar untuk memperkuat

solidaritas masyarakat. Ada pun gagasan yang dimaksud yaitu

a) Masyarakat Dusun Jatianom memiliki gairah melakukan kegiatan sosial

dan melakukan transformasi ekonomi.

b) Masyarakat alergi terhadap dana APBD dan APBN. Kepercayaan

masyarakat terhadap kontrak politik dan program-program pemerintah

berkurang. Masyarakat memiliki inisiatif memperjuangkan kepentingan

warga melalui gotong royong.

Masyarakat RW 7 Dusun Jatianom memiliki kebersamaan yang kuat.

Masyarakat banyak yang mengenal antara yang satu dengan yang lain, bahkan

pada jarak rumah yang jauh77.

77 Wawancara mendalam kepada Teguh Soekarno dilaksanakan pada dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada 24 Maret 2012, pukul 11.10 sampai 14.00 WIB. Sesi kedua dilaksanakan pada

Page 167: Implementasi CSR

152

Informan ketiga adalah Danu. Danu merupakan warga RT 5 RW 7 Dusun

Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kebupaten Pasuruan yang

pernah memiliki peran dalam CSR PT Tirta Investama.

Latar belakang history keterlibatan Danu dalam CSR tidak diketahui

waktunya secara pasti. Danu sebagai bagian masyarakat Dusun Jatianom pernah

mengusulkan suatu program kepada Wanjati. Secara pribadi Danu mengusulkan

adanya CSR untuk masyarakat tidak mampu dalam bentuk kambing bergulir.

Usulan Danu direspon positif oleh Wanjati, selanjutnya Wanjati berkordinasi

dengan SII. Hasil kordinasi Wanjati dengan SII direspon positif oleh PT Tirta

Investama. PT Tirta Investama merealisasikan program kambing bergulir. Sejak

saat itu Danu menjadi kordinator kambing bergulir dari lima kelompok.

Secara mendalam peneliti memperdalam pertanyaan kepada identitas pihak

yang menjadi bagian kelompok dan pola pengelolahan kambing bergulir tersebut.

Akan tetapi informan tidak mampu memberikan informasi secara lugas, runtut dan

terperinci. Hasil wawancara menunjukkan pihak yang terlibat dalam pengelolahan

kambing bergulir adalah Danu, Handoko, Bualim dan Qoirul.

Sistem pengelolahan kambing bergulir yang dilaksanakan adalah setiap

kelompok diberi dua ekor kambing betina untuk dirawat dan diternak. Terdapat

pula satu kambing jantan yang digunakan secara bergantian untuk membuahi

kambing betina yang ada.

25 Maret 2012, pukul 13.35 sampai 15.13 WIB. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan di kediaman Teguh Soekarno, Dusun Jatianom RT 5, RW 7 Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan.

Page 168: Implementasi CSR

153

Setelah kambing beranak, dari masing-masing kelompok memberikan satu

ekor kambing kepada pihak Wanjati. Pemberian anak kambing diberikan setiap

kambing selesai beranak. Hal ini berdasarkan pertimbangan setiap satu ekor

kambing mampu beranak lebih dari satu ekor. Artinya, terdapat sistem bagi hasil.

Program ini diharapkan mampu bergulir kepada masyarakat lainnya yang

tidak mampu. Program tidak terhenti kepada pihak pertama yang menerima

bantuan. Melalui sebelas kambing diharapkan masyarakat yang tidak mampu

berkesempatan memelihara kambing dan beternak. Sehingga bantuan kambing

yang dikeluarkan PT Tirta Investama mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Melalui program CSR, Danu bersama kawan-kawan memiliki bentuk

kegiatan pemeliharaan kambing bergulir. Pengelolahan kambing dimulai sejak

Februari 2011, Danu menerima kambing bergulir yang diberikan oleh PT Tirta

Investama. Kegiatan pengelolahan kambing bergulir ini berlangsung hingga April

201278.

Out put yang dihasilkan dari pengelolahan kambing bergulir tidak berjalan

sesuai yang diharapkan. Penanggung jawab berhadapan dengan kendala yang

tidak mampu diselesaikan. out put yang dihasilkan dari pengelolahan kambing

bergulir antara Februari 2011 hingga April 2012 yaitu

a. Pengelolahan kambing bergulir tidak dapat dilanjutkan. Pengelolahan

kambing tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

78 Danu turut merekomendasi wawancara turut diajukan kepada pihak Kepala Dusun (kasun). Kasun dianggap sebagai pihak yang memantau pelaksanaan CSR di Dusun Jatianom.

Page 169: Implementasi CSR

154

b. Terdapat pengurus kambing yang tidak bersedia atau sanggup

memelihara kambing. Sehingga kambing diberikan kepada kordinator.

c. Terdapat kambing betina yang mandul tidak dapat beranak.

d. Terdapat masalah antara penanggung jawab kambing dengan Wanjati.

Hal ini disebabkan masalah waktu pemeliharaan anak kambing di

pihak penggembala untuk diberikan kepada pihak Wanjati, serta

kurangnya kordinasi dalam penjualan kambing.

e. PT Tirta Investama menarik kembali kambingnya.

f. Para penggembala kambing mendapatkan anak kambing dari hasil

peranakan.79.

Informan terakhir dari penelitian ini adalah Kamit. Kamit merupakan

seorang Kepala Dusun Jatianom (kasun). Kasun merupakan jabatan perangkat

warga di tingkat Dusun Jatianom. Aktifitas yang dilakukan mencakup beberapa

wilayah RT dan RW. Ada pun tugas Kamit berada di RW 7 dan RW 6, RW 7

terdiri dari RT 4, 5 dan 6. Sedangkan RW 6 terdiri dari RT 1, 2 dan 380.

Khusus di wilayah Dusun Jatianom, kasun membantu kinerja Kepala Desa

(kades) Karang Jati. Kamit dipercaya menjadi kasun oleh masyarakat berdasarkan

sikap kritis dan ingin tahu terhadap pembangunan di wilayah dusunnya. Dalam

jabatan pemerintahan tingkat desa, kasun bertugas sebagai unsur pelaksana kades

di wilayahnya, yaitu

79 Wawancara dilaksanakan pada 27 Maret 2012, sejak pukul 13.10 sampai 14.050 WIB di kediaman informan, Dusun Jatianom RT 5, RW 7 Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan. 80 Iinforman tidak menjawab pertanyaan dengan lugas, terperinci dan berurutan. Hal ini dipengaruhi oleh jenjang pendidikan kasun berada di bawah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Page 170: Implementasi CSR

155

a. melaksanakan kegiatan pemerintahan desa.

b. pelaksana kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

di desanya.

c. pelaksana keputusan dan kebijakan kepala desa.81.

5.4.2 Bentuk-Bentuk CSR

Hasil peninjauan kepada Wanjati menunjukkan terdapat beberapa bentuk

CSR yang diberikan PT Tirta Investama kepada pihak Wanjati dan masyarakat.

Bentuk CSR yang diketahui oleh Wanjati yaitu

a) Pengolahan sampah organik dan non organik

b) Penghijauan Dusun Jatianom berkordinasi dengan Wanjati dan

masyarakat

c) Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe,

pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati dan packing

d) Koperasi Simpan Pinjam Jatianom

e) Alokasi air besih ke rumah tangga. Pada awalnya 100% diberikan oleh

PT Tirta Investama, kini berbagi dengan PT AMDK Amsil

f) Recruitment tenaga bongkar

g) Pemberian beasiswa untuk anak karyawan

h) Pemberian sembako kepada keluarga miskin menjelang lebaran

81 Wawancara kepada kasun dilaksanakan pada 29 Mei 2012 di kediaman informan, alamat informan adalah Dusun Jatianom RW 6, RT 3. Wawancara dilakukan mulai pukul 16.00 hingga 17.30 WIB.

Page 171: Implementasi CSR

156

i) Pendidikan pengembangan diri anggota Wanjati (workshop, studi

banding, dll)

j) Pengaspalan jalan di lingkungan RT 4, 5, 6, RW 7, di sekitar

perusahaan

k) Bantuan ternak kambing bergulir

l) Perdagangan limbah PT Tirta Investama dengan karang taruna RW 7

m) Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30 Mei

2012 untuk menunjang program pengelolahan sampah.

n) Rencana program pemberian limbah Yakult kepada Wanjati untuk daur

ulang.

o) Pendirian PAUD Wanjati

p) Rekruitmen tenaga kerja lokal menjadi karyawan PT Tirta Investama

Hasil informan selanjutnya menunjukkan bahwa Teguh Sekarno

mengetahui bentuk-bentuk CSR PT Tirta Investama yaitu

a) Pengaspalan Jalan sepanjang 400 Meter oleh PT Tirta Investama

b) Perekrutan tenaga kerja dari masyarakat di lingkungan sekitar

perusahaan.

c) Keberadaan tenaga bongkar muat

d) Alokasi air bersih perusahaan kepada masyarakat di tandon induk.

Pihak yang menerima suplay air bersih kurang lebih 102 keluarga dan

200 keluarga.

e) Beasiswa untuk anak karyawan yang tidak mampu.

Page 172: Implementasi CSR

157

f) Kesempatan karang taruna untuk membeli limbah anfalan sekitar 7

sampai 8% seluruh limbah secara berkelanjutan.

g) Program penghijauan di Dusun Jatianom

h) Pembentukan Wanjati

i) Bantuan pembangunan masjid di Dusun Jatianom

Danu menunjukkan terdapat beberapa bentuk CSR PT Tirta Investama.

Secara singkat Danu menyebutkan bentuk-bentuk CSR PT Tirta Investama, yaitu

a. Alokasi air bersih perusahaan kepada masyarakat

b. Kesempatan karang taruna untuk membeli limbah anfalan

c. Program penghijauan di Dusun Jatianom

d. Pembentukan Wanjati

e. Bantuan pembangunan masjid

f. Bantuan Kambing.

g. Wanjati melakukan budi daya jamur

h. Wanjati melakukan budi daya camilan kripik tempe

i. Wanjati melakukan pengolahan limbah

Kamit pun mengetahui beberapa bentuk CSR PT Tirta Investama yang

telah dilaksanakan maupun yang masih bersifat rencana. Bentuk CSR yang

diketahui oleh Kamit, yaitu

a. Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe,

pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati dan packing

Page 173: Implementasi CSR

158

b. Alokasi air besih ke rumah tangga. Pada awalnya 100% diberikan oleh

PT Tirta Investama, kini berbagi dengan PT AMDK Amsil

c. Pendirian PAUD Wanjati

d. Pengolahan sampah organik dan non organik

e. Program penghijauan di Dusun Jatianom

f. Pendidikan pengembangan diri ibu-ibu Dusun Jatianom (workshop,

studi banding, dll)

g. Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30

Mei 2012 untuk menunjang program pengelolahan sampah.

h. Koperasi Simpan Pinjam Jatianom

i. Pemberian limbah mizon untuk pupuk pertanian

j. Bantuan ternak kambing bergulir

k. Rekruitmen karyawan perusahaan memprioritaskan masyarakat Dusun

Jatianom

5.4.3 Kapasitas Penerima CSR

Pelaksanaan CSR telah mempertimbangkan pihak utama yang terlibat

dalam pekerjaan ini. Suatu program CSR sangat penting menetapkan pihak yang

berkapasitas dan bertanggung jawab. Pelaksanaan CSR di lapangan tidak terbatas

menjadi tanggung jawab perusahaan. Praktik CSR melibatkan pemangku

kepentingan untuk bersinergi. Keberadaan pemerintah, swasta dan masyarakat

dibutuhkan untuk mendorong perubahan di masyarakat secara bersama-sama.

Page 174: Implementasi CSR

159

Pelaksanaan CSR di Dusun Jatianom menunjukkan banyaknya program-

program CSR yang digulirkan di lingkup masyarakat. Hal ini memiliki

konsekuensi adanya kepercayaan perusahaan kepada masyarakat yang menjadi

kordinator dan pelaksana lapangan. Cukup penting untuk diketahui perwakilan

dari masyarakat yang dipercaya oleh PT Tirta Investama untuk melakukan

transformasi.

Mengetahui kapasitas pihak yang dipercaya oleh PT Tirta Investama

bertujuan mengetahui pihak yang dianggap mampu mengkordinasikan antara PT

Tirta Investama dengan masyarakat Dusun Jatianom.

Wanjati menyampaikan bahwa Wanjati merupakan LSM yang berada di

bawah kordinasi PT Tirta Investama. Wanjati dipercaya oleh PT Tirta Investama

untuk melakukan pemberdayaan masyarakat Dusun Jatianom. Ada pun bentuk-

bentuk CSR yang dipercayakan PT Tirta Investama kepada Wanjati selaku

penanggung jawab CSR yaitu

a. Pengolahan sampah organik dan non organik

b. Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM berupa kripik tempe,

pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati dan packing

makanan ringan)

c. Koperasi Simpan Pinjam Jatianom atau LKM Syariah Wanjati

d. Pendidikan pengembangan diri anggota Wanjati (workshop, studi

banding, dll)

e. Bantuan ternak kambing bergulir

Page 175: Implementasi CSR

160

f. Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30

Mei 2012 untuk menunjang penegelolahan sampah masyarakat Dusun

Jatianom

g. Pendirian PAUD Wanjati

h. Pemberian limbah Yakult

Pernyataan Wanjati diperkuat oleh kasun. Menurut kasun, PT Tirta

Investama telah memberikan program CSR kepada Wanjati sebagaimana tertera

diatas. Program ini secara eksklusif digerakkan dan dikembangkan oleh PT Tirta

Investama melalui Wanjati. Sedangkan pada beberapa program CSR lainnya,

Wanjati turut mensukseskan program CSR berkordinasi dengan masyarakat

Dusun Jatianom dan birokrasi yang berwenang.

Program CSR lainnya yang melibatkan Wanjati sebagai corong utama PT

Tirta Investama diperkuat dengan informasi yang diberikan oleh Danu. Menurut

Danu, bentuk program CSR yang dimaksud yaitu

a. Pengelolahan sampah organik dan non-organik

b. Bantuan kambing bergulir

c. Pembinaan UKM (budi daya jamur dan kripik tempe)

Data yang disampaikan oleh informan di lapangan memperkuat relevansi

laporan pelaksanaan CSR PT Tirta Investama yang dilakukan pada Februari 2011

hingga April 2012. Pelaksanaan CSR yang melibatkan Wanjati sebagai LSEM

yaitu

Page 176: Implementasi CSR

161

a. Sosialisasi rencana induk pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan

pemberdayaan KEP ke seluruh pemangku kepentingan

b. Pendidikan kepada anggota dan pengurus Wanjati. Kegialan yang

dilakukan mencakup pengembangan SDM, whorkshop, pelatihan dan

pengembangan produk dan manajemen usaha kecil, Studi banding

pengelolaan usaha mikro & pengelolaan sampah terpadu kepada

ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan

Indonesia), serta pengembangan kualitas produk dan desain kemasan

produk KEP

c. Pengembangan 6 produk unggulan Wanjati

d. Pengembangan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah Wanjati

e. Pengembangan Pusat Pengelolaan Limbah Terpadu Komunitas

Terdapat bentuk CSR lainnya yang diberikan PT Tirta Investama kepada

karang taruna RW 7. Pengelolahan CSR yang diberikan atas dasar kapasitas

karang taruna RW selaku pemangku kepentingan. Pihak karang taruna, PT Tirta

Investama, Wanjati dan Danu menunjukkan bahwa PT Tirta Investama memberi

kesempatan kepada karang taruna untuk membeli limbah anfalan.

Tabel 21 Kapasitas Penerima CSR

Bentuk CSR Yang Diberikakan PT Tirta Investama Kepada Wanjati Versi Wanjati Dan Kasun

Versi PT Tirta Investama Versi Danu

a. Pengolahan sampah organik dan non organik

b. Pembinaan 6 Usaha

a. Sosialisasi rencana induk pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan pemberdayaan KEP ke

a. Pengelolahan sampah organik dan non-

Page 177: Implementasi CSR

162

Kecil Menengah (UKM berupa kripik tempe, pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati dan packing makanan ringan)

c. Koperasi Simpan Pinjam Jatianom atau LKM Syariah Wanjati

d. Pendidikan pengembangan diri anggota Wanjati (workshop, studi banding, dll)

e. Bantuan ternak kambing bergulir

f. Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30 Mei 2012 untuk menunjang penegelolahan sampah masyarakat Dusun Jatianom

g. Pendirian PAUD Wanjati

h. Pemberian limbah Yakult secara gratis

seluruh pemangku kepentingan

b. Pendidikan kepada anggota dan pengurus Wanjati. Kegialan yang dilakukan mencakup pengembangan SDM, whorkshop, pelatihan dan pengembangan produk dan manajemen usaha kecil, Studi banding pengelolaan usaha mikro & pengelolaan sampah terpadu kepada ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia), serta pengembangan kualitas produk dan desain kemasan produk KEP

c. Pengembangan 6 produk unggulan Wanjati

d. Pengembangan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah Wanjati

e. Pengembangan Pusat Pengelolaan Limbah Terpadu Komunitas

organik b. Bantuan

kambing bergulir

c. Pembinaan UKM (budi daya jamur dan kripik tempe)

Bentuk CSR Yang Diberikan PT Tirta Investama Kepada Karang Taruna RW 7

Versi Karang Taruna Versi PT Tirta Investama, Wanjati, Danu

Karang taruna diberi kesempatan oleh perusahaan untuk membeli limbah

perusahaan 7% sampai 8% dari limbah yang dikeluarkan perusahaan. Bentuk limbah yang dibeli antara lain anfalan, jurigen,

palet, dll.

Karang taruna diberi kesempatan oleh perusahaan untuk membeli

limbah perusahaan. Bentuk limbah yang dibeli antara lain

anfalan, jurigen, palet, dll.

Bentuk CSR Yang Diberikan PT Tirta Investama Kepada Masyarakat Dusun Jatianom

Versi Karang Taruna Versi Kasun a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom b. Pengaspalan Jalan sepanjang 400 Meter oleh PT

Tirta Investama c. Perekrutan karyawan dari masyarakat di lingkungan

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom

b. Perekrutan

Page 178: Implementasi CSR

163

sekitar perusahaan. d. masyarakat diberi kesempatan menjadi tenaga

bongkar muat e. Alokasi air bersih perusahaan kepada masyarakat di

tandon induk. Pihak yang menerima suplay air bersih kurang lebih 102 keluarga dan 200 keluarga.

f. Beasiswa untuk anak karyawan yang tidak mampu. g. Bantuan pembangunan masjid h. Program penghijauan di Dusun Jatianom

karyawan dari masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan.

c. Alokasi air besih ke rumah tangga

Versi Wanjati Versi PT Tirta Investama

Versi Danu

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom

b. Alokasi air besih ke rumah tangga.

c. Pemberian beasiswa untuk anak karyawan

d. Pemberian sembako kepada keluarga miskin menjelang lebaran

e. Pengaspalan jalan di lingkungan RT 4, 5, 6, RW 7, di sekitar perusahaan

f. Rekruitmen tenaga kerja lokal menjadi karyawan PT Tirta Investama

g. Masyarakat diberi kesempatan menjadi tenaga bongkar muat

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom

b. perusahaan memberi kesempatan kepada masyarakat yang menitipkan catring di perusahaan

c. masyarakat diberi kesempatan menjadi tenaga bongkar muat

d. Perekrutan karyawan dari masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan.

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom sebagai program penghijauan

b. Alokasi air bersih perusahaan kepada masyarakat

c. Bantuan pembangunan masjid

Catatan Kasun sempat memberi informasi PT Tirta Investama pernah memberikan limbah Mizon untuk pertanian di Dusun Jatianom. Akan tetapi tidak dilanjutkan karena limbah memiliki bau yang tidak enak, walau memiliki dampak yang baik untuk lahan pertanian.

Sementara bentuk CSR lainnya diberikan perusahaan kepada masyarakat

Dusun Jatianom. Menurut kasun, CSR yang diberikan kepada perusahaan yaitu

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom

b. Perekrutan karyawan dari masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan.

c. Alokasi air besih ke rumah tangga

Page 179: Implementasi CSR

164

Ditambahkan oleh Wanjati, perusahaan memberikan CSR dalam bentuk

program. Program yang diberikan perusahaan yaitu

a. Pemberian beasiswa untuk anak karyawan

b. Pemberian sembako kepada keluarga miskin menjelang lebaran

c. Pengaspalan jalan di lingkungan RT 4, 5, 6, RW 7, di sekitar

perusahaan

d. Masyarakat diberi kesempatan bekerja sebagai tenaga bongkar muat

secara lepas

Soekarno selaku pengurus karang taruna menambahkan adanya CSR

dalam bentuk bantuan pembangunan masjid di lingkungan Dusun Jatianom.

Sementara Danu hanya mengetahui tiga bentuk CSR yang diberikan perusahaan

kepada masyarakat secara luas yaitu

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom sebagai program penghijauan

b. Alokasi air bersih perusahaan kepada masyarakat

c. Bantuan pembangunan masjid

Pihak perusahaan dalam memberikan informasi CSR sangat sediki, bila

dibandingkan dengan informan snoballing sampling. PT Tirta Investama hanya

memberikan data, yaitu

a. penanaman 500 pohon di Dusun Jatianom

b. perusahaan memberi kesempatan kepada masyarakat yang menitipkan

catring di perusahaan

Page 180: Implementasi CSR

165

c. masyarakat diberi kesempatan menjadi tenaga bongkar muat

d. Perekrutan karyawan dari masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan

5.4.4 Sebab CSR

Sebab kebijakan CSR diketahui dari beberapa perspektif dan pandangan.

Hal ini sangat dipengaruhi oleh informasi yang diberikan oleh nara sumber. Peran

masyarakat dan perusahaan memiliki hubungan yang penting untuk mendorong

hubungan yang positif dan berinergi. Tindakan-tindakan yang diambil oleh kedua

belah pihak merupakan hasil kepentingan.

Wawancara yang dilakukan kepada pihak PT Tirta Investama

menunjukkan bahwa CSR merupakan suatu kebutuhan. Perusahaan memiliki

komitmen memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan. Faktor

penting yang menjadikan sebab perusahaan mengambil kebijakan ini adalah bisnis

sejalan dengan sosial. Kondisi sosial sangat mempengaruhi stabilitas dunia usaha.

Perusahaan mampu beraktifitas dengan stabil bila kondisi sosial di masyarakat

menunjang. Keberadaan kesenjangan diantara keduanya berdampak kepada

terganggunya kepentingan masing-masing pihak.

Kebutuhan yang demikian mendorong PT Tirta Investama untuk

berkomitmen kepada aspek internal perusahaan berupa complay regulasi, efisiensi

energi, konservasi, ekulturasi dan pemberdayaan. Sedangkan kebijakan eksternal

perusahaan khususnya di lingkup Dusun Jatianom, perusahaan berkomitmen

untuk menjalankan bisnis dengan mengacu kepada konsep good manufactory

projech dan good coorporate governance.

Page 181: Implementasi CSR

166

Sebab kebijakan CSR PT Tirta Investama di Dusun Jatianom menurut

Teguh Soekarno selaku perwakilan karang taruna sangat dipengaruhi kepentingan

warga dan perusahaan. Kebijakan CSR melalui proses yang panjang dan di mulai

sejak tahun 1988. Pada tahun ini dimulai sebagai tolok ukur aktifitas karang

taruna RW 7. Karang taruna mendirikan tim sepak bola Sentana, sebuah tim sepak

bola dibawah kordinasi PSSI Persekab Pasuruan. Aktifitas olah raga pemuda-

pemudi ini tidak lepas dari uang. Aktifitas organisasi ini membutuhkan konsumsi,

transportasi, dan lain-lain. Kondisi yang demikian mendorong karang taruna

mencari sponsor dan menggali potensi di lingkungan sekitar.

Disisi yang berbeda kondisi masyarakat Dusun Jatianom dinilai informan

cukup mengenaskan. Pada saat itu banyak masyarakat yang tidak bekerja, sumur

mengering saat musim kemarau dan jalan makadam di sekitar RW 7 perlu

mendapatkan perhatian.

Potensi pendorong perubahan dirasa infoman adalah PT Tirta Investama.

PT Tirta Investama berdiri di Dusun Jatianom sejak tahun 1985 dianggap tidak

memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Masyarakat

merasa terdapat kesenjangan sosial. Masyarakat menilai perusahaan mendapatkan

kesejahteraan dengan mengeksploitasi SDA di lingkungan RW 7 dan mendirikan

pabrik besar, sementara masyarakat setempat berada pada kondisi yang

mengenaskan.

Kesenjangan sosial di Dusun Jatianom mendorong karang taruna RW 7

menuntut adanya tanggung jawab sosial perusahaan. Sejak tahun 2001, karang

Page 182: Implementasi CSR

167

taruna menuntut alokasi air bersih kepada masyarakat, rekruitmen karyawan dari

masyarakat di sekitar perusahaan dan kesempatan karang taruna RW 7 membeli

limbah anfalan. Karang taruna pun sempat melakukan aksi dengan cara demo dan

berkordinasi dengan perangkat warga.

Hingga pada tahun 2005, PT Tirta Investama mengabulkan tuntutan warga

berupa rekruitmen karyawan dengan memprioritaskan masyarakat Dusun

Jatianom, masyarakat RW 7 mendapatkan alolasi air bersih dan karang taruna RW

7 membeli limbah anfalan sebanyak 7 sampai 8% dari setiap pengambilan. Jenis

barang yang dibeli karang taruna antara lain adalah jurigen 5 liter atau 20 liter,

tali plastik, pelet kayu dan rol hitam. Pada tahun 2007 RW 6 turut menerima

alokasi air bersih dari PT Tirta Investama. Alokasi air bersih ini dapat digunakan

sebagai air minum dan kebutuhan rumah tangga.

Tabel 22 Sebab CSR

Fafit Rahmat Aji Danu PT Tirta Investama memahami CSR sebagai bisnis seiring dengan sosial

Danu mengajukan program kambing bergulir kepada pengurus Wanjati. Hal ini direspon positif oleh perusahaan.

Yuliasih Teguh Soekarno a. Pembelian limbah anfalan,

rekruietmen tenaga kerja lokal dan alokasi air bersih merupakan hasil tuntutan masyarakat.

b. Program Wanjati merupakan hasil pemberdayaan PT Tirta Investama.

c. Informan tidak mengetahui sebab CSR lainnya menjadi kebijakan perusahaan

a. Pembelian limbah anfalan, rekruietmen tenaga kerja lokal, pengaspalan jalan sepanjang 400 meter dan alokasi air bersih merupakan hasil tuntutan masyarakat.

b. Sejak tahun 2005, PT Tirta Investama bersikap peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini mendorong kegiatan CSR.

Kebijakan perusahaan memberikan perubahan yang positif bagi

masyarakat sekitar. Masyarakat Dusun Jatianom, khususnya laki-laki bekerja di

Page 183: Implementasi CSR

168

PT Tirta Investama. Jumlah pengangguran di Dusun Jatianom berkurang. Hal ini

menjadikan masyarakat menganggap PT Tirta Investma sebagai berkah. Terlebih

karang taruna RW 7. Karang taruna RW 7 sebagai representasi masyarakat RW 7

melakukan pembelian limbah sebanya 7 hingga 8% dari seluruh limbah

perusahaan. Pembelian ini memberi manfaat kesempatan masyarakat sekitar

mandiri dalam bidang sosial ekonomi. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelian

limbah tersebut mendapatkan upah tenaga kerja. Sedangkan laba bersih swadaya

masyarakat diperuntukkan untuk kas warga RW 7.

Manfaat yang diperoleh dari alokasi air bersih kepada rumah tangga

adalah masyarakat tidak kesulitan mencari air bersih saat musim kemarau.

Masyarakat pun menggunakan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga yaitu

masak, mandi, minum dan lain-lain. Masyarakat menerima program ini dengan

terbuka.

Pada kasus pengaspalan jalan sepanjang 400 meter di wilayah RW 7, CSR

pun muncul dari tuntutan masyarakat RW 7 beserta karang taruna. Tidak

diketahui secara detail waktu pemicu konflik terjadi. Sebelumnya masyarakat

telah membangun jalan dengan cara makadam. Jalan dibuat masyarakat dengan

cara mnyususun batu. Pada pelaksanaannya, truk-truk PT Tirta Investama turut

menggunakan jalan umum ini. Aktifitas truk-truk ini berakibat kepada rusaknya

jalan umum. Hal ini mendorong masyarakat melakukan tuntutan. Masyarakat

melakukan demo, memblokir jalan yang dilalui oleh truk dan menuntut

perusahaan untuk bertanggung jawab.

Page 184: Implementasi CSR

169

Pada tahun 2009, sejalan dengan terpilihnya Bahrul Alam sebagai anggota

dewan terdapat respon dari anggota dewan untuk meresolusi kasus ini. Bahrul

Alam mendatangi pimpinan PT Tirta Investama yang berada di Jakarta. Hasil

pertemuan ini menghasilkan pengaspalan jalan sepanjang 400 meter di wilayah

RW 7 Dusun Jatianom.

Tahun 2005 merupakan era kesadaran PT Tirta Investama terhadap

masyarakat dan lingkungan sekitar. Perusahaan banyak melakukan kordinasi

dengan pemangku kepentingan. Pelaksanaan CSR lainnya yang mendapatkan

respon positif dari masyarakat adalah perusahaan turut membangun masjid.

Perusahaan memberikan bantuan material pembangunan masjid. Kordinasi ini

dibangun antara masyarakat dan perusahaan, keduanya membangun masjid secara

bersama-sama. Program-progam ini turut disusul dengan program Wanita

Jatianom, penghijauan dan lain-lain.

Informasi yang disampaikan oleh Teguh Soekarno tidak berbeda jauh dari

yang disampaikan oleh Yuliasih. Yuliasih menceritakan bahwa dulu sejak PT

Tirta Investama berdiri pada tahun 1985 tidak memberikan kemanfaatan kepada

masyarakat. Disisi yang berbeda kondisi masyarakat Dusun Jatianom berada pada

kondisi kekurangan materi. Terdapat kesenjangan antara masyarakat dan

perusahaan. Hal ini mendorong karang taruna berkordinasi dengan masyarakat

untuk mengajukan tuntutan air bersih, pembelian limbah anfalan dan perekrutan

tenaga kerja masyarakat setempat.

Page 185: Implementasi CSR

170

CSR lainnya yang sangat penting untuk diketahui adalah program-program

yang digalakkan oleh Wanjati. Program-program dibawah wanjati merupakan

hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh PT Tirta Investama. Melalui wanjati ini

perusahaan menggalakkan program pemberdayaan berupa pengolahan sampah

organik dan non organik, Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa

kripik tempe, pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati, packing,

koperasi simpan pinjam Jatianom, pendidikan pengembangan diri, pemberian

limbah Yakult kepada Wanjati untuk daur ulang, diberi 300 tong sampah dan 515

kantong tong, pendirian PAUD dan bantuan wirausaha ternak kambing.

Pada program penghijauan di Dusun Jatianom, Yuliasih tidak mengetahui

sebab dilaksanakannya program tersebut. Yuliasih hanya mengetahui program

tersebut disosialisasikan kepada masyarakat dan Wanjati. Kegiatan yang

dilaksankan adalah penanaman 250 matoa dan 150 durian. Sedangkan CSR dalam

bentuk tenaga bongkar, perekrutan tenaga kerja, pemberian beasiswa untuk anak

karyawan, pemberian sembako kepada keluarga miskin dan pengaspalan jalan di

lingkungan RT 4, 5, 6, RW 7 tidak diketahui oleh informan secara mendetail.

Informan hanya mengatahui program tersebut dari mulut ke mulut.

Danu sebagai pihak penerima CSR turut memiliki pengetahuan sebab

dikeluarkannya CSR. Danu selaku penerima CSR kambing bergulir

menyampaikan bahwa Danu mengajukan program tersebut kepada pengurus

Wanjati. Proram tersebut mendapatkan respon positif dari perusahaan. Perusahaan

memberikan bantuan kambing bagi keluarga yang tidak mampu.

Page 186: Implementasi CSR

171

5.4.5 Sistem Pengelolahan CSR

Peran masyarakat dan PT Tirta Investama dalam bersinergi merupakan

wujud tanggung jawab masing-masing pihak untuk mendorong perubahan.

Hubungan keduanya mempengaruhi komitmen masing-masing pihak kepada

program-program selanjutnya. Salah satu sarana evaluasi dan praktik sinergi CSR

adalah sistem kerja sama dan out put.

Hasil wawancara peneliti kepada PT Tirta Investama tidak menjelaskan

sistem yang dibangun pada masing-masing bentuk CSR. Aji hanya menjelaskan

bahwa CSR dikordinasikan dengan pemangku kepentingan. Pada tingkat

kabupaten, perusahaan berkordinasi dengan instansi. Pada tingkat dusun,

perusahaan berkordinasi dengan perangkat desa dan perangkat dusun.

Informasi ini dianggap belum jelas menjelaskan sistem pengelolahan CSR.

Informasi digali lebih jauh kepada Teguh Soekarno, Yuliasih, Danu dan Kamit.

Teguh Soekarno menjelaskan CSR pada pembelian anfalan. Karang taruna

RW 7 memiliki divisi yang bergerak dalam pengolahan limbah, terdiri dari Sueb

Rizal (Pembina), Suherman (Ketua Karang Taruna), Teguh Soekarno (Wakil

Satu) dan Nurhadi (Operasional Lapangan). Empat orang tersebut yang

bertanggung jawab membeli limbah PT Tirta Investama sebanyak 7 sampai 8%

dari keselurahan limbah per pengambilannya. Harga limbah ditentukan oleh

perusahaan. Modal awal diperoleh oleh penanggung jawab dengan cara hutang

kapada bank. Barang yang diperjual belikan berupa jurigen 5 liter atau 20 liter, tali

Page 187: Implementasi CSR

172

plastik, pelet kayu dan rol hitam. Selanjutnya limbah dijual kembali oleh empat

orang tersebut.

Keempat orang tersebut mendapatkan keuntungan dari beban tenaga kerja.

Laba bersih yang diperoleh dari penjualan disetorkan kepada karang taruna.

Pada kasus pembangunan jalan sepanjang 400 meter ditegaskan bahwa

sebelumnya jalan telah dibagun masyarakat berupa makadam. Sistem kerja sama

yang dibangun tidak diketahui oleh Teguh Soekarno secara mendetail. Perusahaan

hanya memenuhi tuntutan masyarakat dengan cara mengaspal.

CSR dalam bentuk tenaga bongkar muat merupakan kesempatan kerja

yang diberikan perusahaan kepada masyarakat dengan tidak mengikat. Perusahaan

memberi kesempatan masyarakat bekerja secara free land. Masyarakat bekerja

tanpa terikan hubungan kerja. Ada pun bentuk pekerjaan tersebut memindahkan

barang.

Alokasi air bersih yang diberikan PT Tirta Investama kepada masyarakat

adalah program yang bersifat merata bagi masyarakat Dusun Jatianom.

Perusahaan mensuplai air bersih kepada tandon induk dengan volume 8000 liter.

Selanjutnya, air didistribusikan kepada tandon tersier dengan volume 1000 liter

dan didistribusikan kepada rumah warga. Pihak yang menerima suplai air bersih

kurang lebih 102 keluarga dan 200 keluarga. Masyarakat menerima bantuan air

bersih secara gratis. Masyarakat memiliki kewajiban untuk merawat instrumen

alokasi air, berupa tandon, pipa dan lain-lain.

Page 188: Implementasi CSR

173

Penghijauan di Dusun Jatianom dipelopori oleh PT Tirta Investama.

Perusahaan melakukan kordinasi dengan perangkat warga untuk menjalankan

kegiatan. Masyarakat turut terlibat menanam pohon di lingkungan Dusun

Jatianom. Diharapkan masyarakat turut merawat pohon yang ditanam di

lingkungan sekitar.

Perekrutan tenaga kerja dari masyarakat sekitar perusahaan merupakan

bagian dari CSR. Program yang berkelanjutan ini turut dipengaruhi oleh tuntan

masyarakat sekitar. Perekrutan tenaga kerja ini turut menyeleksi warga secara

rasional. Kemampuan dan keterampilan warga menentukan seseorang bekerja di

PT Tirta Investama.

Pembangunan masjid di Dusun Jatianom merupakan gagasan warga.

Proses pembangunan masjid melibatkan PT Tirta Investama sebagai pihak yang

turut berperan. Warga meminta perusahaan membantu pembangunan masjid.

Perusahaan pun memberi bantuan setelah pondasi dan dinding masjid berdiri.

Perusahaan membantu sebagian proses pendirian masjid.

Bentuk kegiatan CSR yang berada dibawah kordinasi Wanjati berbeda

dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh karang taruna RW 7. Wanjati merupakan

hasil pemberdayaan PT Tirta Investama, sedangkan karang taruna merupakan

inisiatif atau kemandirian golongan.

Program pengolahan limbah yang dilakukan Wanjati dibagi menjadi dua

yaitu limbah organik dan limbah non organik. Limbah organik merupakan limbah

yang berasal dari sisah makanan, daun, dan lain-lain. Limbah organik memiliki

Page 189: Implementasi CSR

174

karakteristik dapat mengurai. Pengelolahan sampah organik diperoleh dari sampah

rumah tangga yang dikumpukan. Limbah organik dikelolah menjadi pupuk.

Pengelolahan limbah ini sering kali dilaksanakan di rumah Yuliasih atau di kantor

wanjati. Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan mempertimbangkan

kesempatan pengurus.

Sedangkan pengolahan limbah non organik merupakan aktifitas merubah

benda yang tidak dapat diuraikan untuk memiliki nilai lebih. Aktifitas yang

dilakukan adalah mengubah limbah non oranik menjadi tas dan dompet. Bahan

dasar sampah non organik adalah plastik bungkus makanan, deterjen dan lain-

lain.

Wacana pengelolahan limbah mendapatkan banyak pertimbangan dari

pemangku kepentingan untuk meningkatkan kegiatan. Hal yang menghambat

pengelolahan limbah, khususnya limbah non organik adalah tempat pengelolahan

dan proses penguraian. Faktor produksi limbah memiliki dampak terhadap

lingkungan. Upaya mencari solusi terus dilakukan untuk mendorong efektifitas

produksi.

Tabel 23 Sistem Pengelolahan CSR

PT Tirta Investama CSR dikordinasikan dengan pemangku kepentingan

Wanjati Kepala Dusun a. Pengelolahan sampah organik

diperoleh dari sampah rumah tangga yang dikumpukan. Limbah organik dikelolah menjadi pupuk

b. Aktifitas pengelolahan limbah non

a. Pernah adanya limbah mizon secara gratis untuk lahan pertanian Dusun Jatianom.

b. Tidak menjelaskan pengelolahan kambing, hanya menyatakan banyak

Page 190: Implementasi CSR

175

organik adalah mengubah limbah non oranik menjadi tas, dompet dan lain-lain.

c. Masyarakat Dusun Jatianom turut terlibat menanam 250 matoa dan 150 durian pohon di lingkungan Dusun Jatianom

d. Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe, pelepah pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati, packing dikerjakan di masing-masing rumah kepala divisi dan anggota yang bersangkutan.

e. Koperasi syariah UKM Jatianom diperuntukkan untuk masyarakat Dusun Jatianom di bawah Wanjati. Dana diperoleh dari PT Tirta Investama dengan turun berangsur-angsur

f. Perusahaan berkordinasi dengan perangkat warga melakukan pendataan terhadap warganya yang tidak mampu untuk mendapatkan sembako saat bulan ramadan

g. kegiatan pengembangan diri Wanjati berbentuk diskusi, pelatihan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan dan studi banding.

h. Setiap terdapat peranakan kambing, Wanjati meminta 1 ekor anak kambing dari setiap 1 kordinator

i. Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah secara gratis dilaksankan pada 30 Mei 2012

j. PT Tirta Investama turut memberi Wanjati limbah Yakult secara gratis

kambing yang mati. c. Penghijauan dilaksanakan bersama

masyarakat Dusun Jatianom d. Produksi tempe dulu dikelola Heru,

saat ini produksi tempe berhenti selama 3 bulan.

e. Informasi CSR lainnya memiliki kesamaan dengan informasi yang diberikan oleh Wanjati

Danu Terdapat 10 kambing betina diberikan kepada 5 kelompok, setiap kelompok memperoleh 2 ekor kambing. 10 kambing betina ditambah 1 ekor kambing jantan untuk bergantian membuahi. Setiap peranakan kambing, Wanjati meminta 1 ekor anak kambing. Tempo pemeliharaan anak kambing dikehendaki Wanjati 10 bulan, sedangkan para penggembala kambing menginginkan 5 bulan saja Karang Taruna RW 7 a. karang taruna diberi kesempatan

membeli limbah anfalan. Pembelian mengunakan uang pengurus. Pengurus menerima upah sebagai tenaga angkut. Sisah keuangan diberikan kepada kas karang taruna

b. Perusahaan mengaspal jalan sepanjang 400 meter

c. Sistem yang CSR tenaga bongkar muat adalah tidak mengikat. Pihak yang bersedia menjadi tenaga bonngkar mendapatkan upah.

d. Alokasi air bersih diberikan dengan gratis oleh perusahaan. Masyarakat memiliki kewajiban merawat infrastruktur

Aktifitas produksi dilakukan secara sukarela dan kebersamaan. Tidak

terdapat disiplin waktu produksi. Produksi dapat dilakukan di rumah ibu-ibu.

Proses produksi dapat dilakukan secara berpencar. Hasil kerajinan ini dipasarkan

melalui pameran tingkat kota maupun provinsi.

Page 191: Implementasi CSR

176

Penghijauan di Dusun Jatianom dipelopori oleh PT Tirta Investama.

Perusahaan melakukan kordinasi dengan perangkat warga dan Wanjati untuk

menjalankan kegiatan. Masyarakat turut terlibat menanam 250 matoa dan 150

durian pohon di lingkungan Dusun Jatianom. Diharapkan masyarakat turut

merawat pohon yang ditanam di lingkungan sekitar.

Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe, pelepah

pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati, packing dikerjakan di masing-

masing rumah kepala divisi dan anggota yang bersangkutan. Hasil produksi

berupa jamur dijual kepada langganan, hasil produksi jamu instan dan kopi jati

dijual dipasarkan dibeberapa kantin perusahaan. Hasil produksi dipasarkan di

pameran-pameran.

Koperasi syariah UKM Jatianom diperuntukkan untuk masyarakat Dusun

Jatianom di bawah Wanjati. Dana diperoleh dari PT Tirta Investama dengan turun

berangsur-angsur. Besaran dana ditetapkan oleh PT Tirta Investama. Tujuan

kegiatan ini adalah mendorong kegiatan perekonomian masyarakat Dusun

Jatianom.

Alokasi air bersih diterima masyarakat dengan gratis. Sistem distribusi PT

Tirta Investama bekerjasama dengan PT Amsil. Melalui hubungan kedua

perusahaan, masyarakat memiliki kemudahan mencukupi kebutuhan rumah

tangga.

Perusahaan turut melakukan pemberian sembako kepada keluarga miskin

dilaksanakan saat bulan ramadan. PT Tirta Investama melakukan kordinasi

Page 192: Implementasi CSR

177

dengan perangkat warga. Perangkat warga melakukan pendataan terhadap

warganya yang tidak mampu.

Pendidikan pengembangan diri dilaksanakan dengan disesuaikan dengan

program kerja dan bersifat melengkapi kegiatan Wanjati. Ada pun kegiatan

pengembangan diri lainnya berbentuk diskusi, pelatihan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi kegiatan dan studi banding.

Bantuan ternak kambing merupakan program yang diberikan oleh PT Tirta

Investama melalui Wanjati. Terdapat sistem pembagian bagi hasil. Setiap terdapat

peranakan, Wanjati meminta 1 ekor anak kambing dari setiap 1 kordinator. Pada

sistem ini induk kambing yang diberi Wanjati merupakan aset PT Tirta Investama

yang diamanatkan dibawah Wanjati.

Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah secara gratis

dilaksankan pada 30 Mei 2012. Tujuan pemberian ini adalah menunjang aktifitas

pemberdayaan pengolahan sampah Wanjati. Perusahaan memberi secara gratis.

Distribusi tong sampah disampaikan kepada perangkat warga dan Wanjati.

PT Tirta Investama turut memberi Wanjati limbah Yakult secara gratis.

Kegiatan ini memiliki tujuan menunjang pemberdayaan pengelolahan sampah non

organik. Limbah Yakut memiliki potensi dikelolah menjadi barang dengan nilai

lebih.

Pengembangan Wanjati berkembang dengan pesat. Wanjati turut

mendirikan PAUD. Lembaga pendidikan anak usia dini dilaksanakan di balai

Page 193: Implementasi CSR

178

dusun. Belum terdapat tempat yang memadai sebagai sekolah PAUD. Aktifitas

PAUD mendapat perhatian banyak pihak, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa

PAUD. Masyarakat mempercayakan pendidikan kepada PAUD Wanjati.

Danu sebagai penerima CSR turut menjelaskan sistem pengelolahan

kambing bergulir. Sebelumnya program ini diusulkan oleh Danu untuk warga

yang tidak mampu, khususnya warga yang tidak memiliki lahan. PT Tirta

Investama pun memberikan bantuan kambing melalui Wanjati. Terdapat 10

kambing betina diberikan kepada 5 kelompok, setiap kelompok memperoleh 2

ekor kambing. 10 kambing betina ditambah 1 ekor kambing jantan untuk

bergantian membuahi. Setiap terjadi peranakan kambing, Wanjati mendapatkan 1

ekor kambing, sisahnya diberikan kepada yang memelihara. Awal pemberian

kambing belum ada kesepakatan yang jelas rentang waktu pemeliharaan anak

kambing. Dalam perkembangannya, terdapat himbauan dari Wanjati untuk

memberikan anak kambing dalam tempo 10 bulan, sedangkan para penggembala

kambing menginginkan 5 bulan saja.

Kamit selaku kepala Dusun turut menjelaskan sistem pengelolahan CSR.

Pada pengelolahan kambing bergulir dan penghijauan, Kamit tidak menjelaskan

sistem pengelolahannya. Kamit hanya mengatakan kambing dan tanaman banyak

yang mati. Tidak terdapat penjelasan alasan tanaman dan kambing mati. Sistem

penanaman pohon dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat.

CSR Wanjati yang sedang berkembang adalah pengelolahan limbah.

Selama ini pengelolahan limbah organik belum berjalan. Faktor penghambatnya

Page 194: Implementasi CSR

179

adalah masih banyak hal yang perlu dikordinasikan, khususnya dalam proses

produksi. Proses pembuatan pupuk ini masih bersifat percobaan. Sedangkan

pengelolahan sampah non organik sudah berjalan. Kegiatan UKM ini

dilaksanakan di rumah ibu-ibu. Ibu-ibu diberikan pembekalan mengubah sampah

kering menjadi tas, dompet dan lain-lain. Selanjutnya hasil kerajinan dipasarkan.

Pemasaran produk ini bersifat percobaan. Belum terdapat orientasi profit secara

menyeluruh, demikian halnya dengan 6 UKM lainnya.

Produksi jamur sudah berjalan. Produksi dilakukan di rumah RW 6,

Sudarsono. Selama ini produksi dipasarkan ke pasar terdekat. Skala produksi

bersifat mikro. Sedangkan pada produksi tempe dulu dikelola Heru, saat ini

produksi tempe berhenti. Tidak diketahui secara pasti alasan produksi tempe

berhenti selama tiga bulan. Pada pengelolahan jamu diproduksi di rumah Rojak.

Pengelolahan jamu telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan. Hanya ini

informasi yang diketahui Kamit.

Hal yang menarik dari pelaksanaan CSR adalah pemberian limbah mizon82

kepada lahan pertanian di sekitar Dusun Jatianom. Kamit hanya menyanpaikan

pemberian secara gratis.

Informasi pelaksanaan CSR lainnya yang diberikan oleh Kamit memiliki

kesamaan dengan informasi yang diberikan Yuliasih.

5.4.6 Out Put CSR

82 Proses wawancara tidak berhasil mengidentifikasi mekanisme pengelolahannya. Sayangnya, sistem pelaksanaan CSR tidak disampaikan secara jelas

Page 195: Implementasi CSR

180

Out put yang dihasilkan dari CSR merupakan hasil kordinasi antara

masyarakat, perusahaan dan pemerintah. Terdapat peran masing-masing pihak

mendorong perubahan di Dusun Jatianom. Kontek CSR di Dusun Jatianom

memiliki korelasi dengan Wanjati, karang taruna RW 7 dan masyarakat Dusun

Jatianom secara keseluruhan.

Yuliasih selaku kordinator Wanjati menjelaskan relevansi pelaksanaan

program-program CSR. Pengolahan sampah organik hingga kini diolah menjadi

tas atau dompet. Hasil produksi dipasarkan di pameran-pameran. Hasil penjualan

belum mencapai tahapan profit. Hingga kini laba kegiatan masih belum

mencukupi untuk memberi upah pekerja. Bila terdapat laba yang lebih diberikan

sebagai upah kepada pihak yang menjaga pemasaran. Pemasaran kerajinan masih

bersifat percobaan dan merintis pasar. Hal yang menggembirakan adalah adanya

permintaan produk kerajinan Wanjati dari beberapa kota.

Pengolahan sampah non organik masih belum dapat dipasarkan. Hasil

produksi dikonsumsi warga sekitar dan sebagai uji coba. Terdapat banyak hal

yang menjadi pertimbangan dalam proses produksi.

Penghijauan Dusun Jatianom yang dilakukan oleh PT Tirta Investama

berkordinasi dengan masyarakat dan perangkat warga cenderung gagal. Banyak

tanaman yang telah mati akibat kurangnya perawatan. Tindakan perawatan kurang

digalakkan oleh masyarakat atau perusahaan.

Pembinaan 6 Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa kripik tempe, pelepah

pisang, budi daya jamur, jamu instan, kopi jati, packing. Hasil produksi

Page 196: Implementasi CSR

181

dipasarkan di beberapa koperasi perusahaan di wilayah Kecamatan Pandaan,

sedangkan hasil budi daya jamur dipasarkan kepada langganan dan pasar

tradisional. Terkadang hasil produksi turut dipasarkan di pameran. Hasil penjualan

belum mencapai tahapan profit. Hingga kini laba kegiatan masih belum

mencukupi untuk memberi upah pekerja.

Koperasi UKM Simpan Pinjam Jatianom atau koperasi syariah atau

koperasi Wanjati tetap berjalan dan menunggu bantuan dana susulan. Peran

koperasi turut menunjang kegiatan Wanjati dan kepentingan rumah tangga

masyarakat sekitar.

Tabel 24 Out Put CSR

Wanjati Karang Taruna RW 7 a. 6 produk unggulan Wanjati atau

UKM dan pengelolahan sampah organik menjadi pupuk masih belum berjalan sebagai usaha mandiri. Aktifitas usaha bersifat sosial dan percobaan.

b. Koperasi Wanjati menunjang kegiatan Wanjati dan masyarakat sekitar.

c. Pendidikan diri Wanjati melengkapai aktifitas Wanjati.

d. Alokasi air bersih berjalan memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat.

e. Pemberian sembako diberikan kepada keluarga miskin saat menjelang hari raya Idul Fitri.

f. Recruitment tenaga bongkar, dan pemberian beasiswa untuk anak karyawan tidak diketahui secara pasti, terdapat asumsi tetap berjalan.

g. Pengaspalan jalan sepanjang 400 meter di wiayah RW 7 memberikan manfaat kepada masyarakat secara

a. Pembelian limbah memberikan manfaat pemberian lapangan kerja, pembangunan pemeliharaan lingkungan (jalan, pipa dan penampungan air, dll), sepak bola Sentana, kegiatan warga, santapan rohani setiap hari kamis, pengajian 35 hari sekali, tahlil dan arisan karang taruna.

b. Pembangunan jalan sepanjang 400 meter dapat digunakan masyarakat secara luas.

c. Program rekruitmen karyawan lokal berdampak 2% pengangguran di Dusun Jatianom.

d. Alokasi air besih ke rumah tangga tetap berjalan dan tidak terdapat permasalahan

e. Beasiswa untuk anak karyawan yang tidak mampu mendorong rata-rata pendidikan terendah warga Dusun Jatianom adalah tingkat SMA dan sederajat.

f. Pembangunan masjid dapat

Page 197: Implementasi CSR

182

luas. h. Perdagangan limbah antara

perusahaan dan karang taruna RW 7 berjalan secara berkelanjutan.

i. Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30 Mei 2012 untuk pengolahan sampah campur dan pemberian limbah Yakult kepada Wanjati untuk daur ulang belum berjalan. Pendirian PAUD Wanjati menarik banyak siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan di balai Dusun Jatianom.

j. Program rekruitmen tenaga kerja lokal sebagai karyawan perusahaan memberantas pengangguran di Dusun Jatianom.

digunakan sebagai tempat ibadah oleh masyarakat.

g. Penghijauan berjalan kurang sukses, banyak pohon yang mati.

Danu a. Program kambing bergulir tidak

berkelanjutan, jutru berujung permasalahan antar pengurus. Kambing pun ditarik kembali oleh PT Tirta Investama.

b. Progam penghijauan gagal karena tanaman kurang terawat.

c. Pembangunan masjid sudah jadi, dapat digunakan sebagai tempat ibadah.

Kepala Dusun a. Pemberian pupuk dari limbah mizon tidak berkelanjutan karena limbah cair ini

memiliki aroma yang tidak bersahabat b. Pengelolahan kambing bergulir tidak berlanjut karena banyak kambing yang

mati. c. Hasil pengembangan KEP berupa tempe telah berhenti selama 3 bulan dengan

alasan yang tidak jelas. d. 6 progam KEP Wanjati belum dapat digunakan sebagai kebutuhan profit. e. Pengetahuan pelaksanaan CSR lainnya memiliki kesamaan dengan informasi

yang diberikan oleh Wanjati.

Pendidikan pengembangan diri tetap berjalan dengan bentuk diskusi,

pelatihan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan dan studi banding.

Pendidikan pengembangan diri sangat dipengaruhi oleh kegiatan Wanjati.

Pendidikan diri berjalan melengkapi dari aktifitas Wanjati.

Alokasi air besih ke rumah tangga tetap berjalan. Tidak terdapat

permasalahan. Kebutuhan masyarakat berupa air bersih untuk keperluan rumah

tangga terpenuhi.

Page 198: Implementasi CSR

183

Recruitment tenaga bongkar, dan pemberian beasiswa untuk anak

karyawan tidak diketahui secara pasti, terdapat asumsi tetap berjalan. Aktifitas ini

disinyalir bersifat musiman. Informan tidak memantau kegiatan secara langsung.

Informan hanya mengetahui dari mulut ke mulut. Pemberian sembako diberikan

kepada keluarga miskin saat menjelang hari raya Idul Fitri.

Pengaspalan jalan sepanjang 400 meter di wiayah RW 7 memberikan

manfaat kepada masyarakat secara luas. Pengguna jalan dapat berkendara dengan

nyaman dan tidak membahayakan keselamatan.

Perdagangan limbah antara perusahaan dan karang taruna RW 7 berjalan

secara berkelanjutan. Informan tidak mengetahui informasi lebih jauh. Informan

mengetahui perdagangan limbah dari mulut ke mulut.

Pemberian 300 tong sampah dan 515 kantong tong sampah pada 30 Mei

2012 untuk pengolahan sampah campur dan pemberian limbah Yakult kepada

Wanjati untuk daur ulang belum berjalan. Hal ini masih proses pembahasan

regulasi dan menentukan keputusan.

Pendirian PAUD Wanjati berjalan dengan baik. PAUD mendapatkan

respon masyarakat positif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

mendaftar sebagai siswa PAUD Wanjati. Sayangnya, PAUD belum memiliki

kedung untuk beraktifitas. Proses pembelajaran dilaksanakan di balai Dusun

Jatianom.

Page 199: Implementasi CSR

184

Program rekruitmen tenaga kerja lokal sebagai karyawan perusahaan

memiliki dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Dusun Jatianom.

Sebagian besar laki-laki Dusun Jatianom bekerja di pabrik. Prosentase

pengangguran pada kriteria usia produktif sangat sedikit. Pengangguran banyak

dipengaruhi oleh faktor usia senja.

Hasil kegiatan karang taruna, khususnya dalam pembelian limbah anfalan

memiliki dampak yang besar terhadap warga RW 7. Pembelian limbah anfalan

terus berjalan, keuntungan bersih penjualan limbah dikelolah menjadi kas karang

taruna RW dan warga. Kegiatan warga RW 7 ditunjang oleh pembelian limbah.

Hingga saat ini kegiatan karang taruna terus berkembang. Organisasi

karang taruna memiliki kegiatan rutin untuk menjaga solidaritas antar warga,

memperkuat tali silaturahmi, pendidikan masyarakat dan lain-lain. Kegiatan

warga ini dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu kegiatan fisik dan kegiatan non

fisik. Kegiatan fisik yang dimaksud adalah

a. Pembangunan pemeliharaan lingkungan (jalan, pipa dan penampungan

air, dll)

b. Sepak bola Sentana

c. Kegiatan warga

Sedangkan kegiatan non fisik yang dilakukan oleh karang taruna bersama

warga adalah kegiatan rutinitas. Masyarakat dan karang taruna saling membaur,

menunjang kegiatan warga. Bentuk kegiatan non fisik yang dimaksud yaitu

Page 200: Implementasi CSR

185

a. Santapan rohani setiap hari kamis malam

b. Pengajian setiap 35 hari sekali

c. Tahlil

d. Arisan karang taruna

Pengaspalan Jalan sepanjang 400 Meter di RW 7 telah dilaksanakan.

Masyarakat secara luas dapat menikmati penggunaan jalan. Pembangunan

infrastruktur jalan memberikan manfaat secara menyeluruh. Demikian pula

dengan CSR rekruitmen karyawan lokal dan tenaga bongkar muat memberikan

manfaat positif bagi warga Dusun Jatianom. Sebagian besar laki-laki dan pemuda

Dusun Jatianom bekerja di PT Tirta Investama. Jumlah pengangguran pada usia

produktif sangat sedikit. Jumlah pengangguran banyak didominasi oleh usia senja

dan ibu-ibu, laki-laki yang tidak bekerja kurang lebih sebesar 2%. Rata-rata

pendapatan karyawan sebesar 1,4 sampai 1,6 juta. Adanya pekerjaan tenaga

bongkar muat menjadi sasaran penghasilan tambahan warga.

Alokasi air besih ke rumah tangga tetap berjalan dan tidak terdapat

permasalahan. Kebutuhan masyarakat berupa air bersih untuk keperluan rumah

tangga terpenuhi.

Beasiswa untuk anak karyawan yang tidak mampu mendorong masyarakat

Dusun Jatianom peduli kepada pendidikan. Rata-rata pendidikan terendah warga

Dusun Jatianom adalah tingkat SMA dan sederajat.

Pembangunan masjid telah diselesaikan secara bersama-sama oleh

masyarakat dan perusahaan. Masjid dapat digunakan sebagai tempat ibadah oleh

Page 201: Implementasi CSR

186

masyarakat. Sedangkan program penghijauan di lingkungan Dusun Jatianom tidak

berjalan dengan sukses. Banyak pohon yang mati akibat tidak terawat.

Hasil wawancara kepada Danu menunjukkan bahwa februari 2011 Danu

menerima kambing. Syarat pemberian kambing untuk warga yang kurang mampu

dan tidak memiliki lahan bertani. Kambing diberikan PT Tirta Investama melalui

Wanjati kepada 5 kelompok. Setiap kelompok menerima 2 ekor kambing bentina,

dan terdapat 1 ekor kambing jantan untuk membuahi kambing betina.

Selanjutnya, terdapat satu pengurus yang tidak sanggup memilihara

kambing. Kedua kambing ini diserahkan kepada Danu. Kelompok pengelolah

kambing menjadi 4 yaitu Danu, Handoko, Bualim dan Qoirul.

Pengelolahan kambing ini mengalami 2 masalah. Masalah yang pertama

adalah terdapat kambing Danu yang mandul. Hal ini menjadikan Danu meminta

Wanjati menjual kambing pada bulan Idu Ad’ha. Akan tetapi kambing mandul

dijual setelah Idul Ad’ha, hal ini berdampak kepada kerugian Danu.

Permasalahan kedua adalah terdapat perjanjian setiap terjadi peranakan

kambing, Wanjati mendapatkan 1 ekor kambing, sisahnya diberikan kepada yang

memelihara. Awal pemberian kambing belum ada kesepakatan yang jelas rentang

waktu pemeliharaan anak kambing. Dalam perkembangannya, terdapat himbauan

dari Wanjati untuk memberikan anak kambing dalam tempo 10 bulan, sedangkan

para penggembala kambing menginginkan 5 bulan saja. Hal ini menjadikan

konflik antar penggembala kambing dan pengurus Wanjati. Hingga pada bulan

Page 202: Implementasi CSR

187

April 2012, kambing dicabut oleh perusahaan. Pengembala kambing mendapatkan

anak kambing, sedangkan Wanjati turut menerima 4 ekor anak kambing.

Pada pembangunan masjid kini sudah dapat dinikmati oleh masyarakat

secara bersama-sama. Tetapi pada progam penghijauan tidak berjalan sukses.

Banyak pohon yang mati karena tidak terawat.

Kepada Kepala Dusun menjelaskan bahwa pemberian pupuk dari limbah

mizon tidak berkelanjutan karena limbah cair ini memiliki aroma yang tidak

bersahabat. Banyak petani dan masyarakat yang mengeluhkan baunya, walau pun

hasil pertanian cukup memuaskan.

Pengelolahan lahan pertanian tetap berjalan, tetapi kepedulian masyarakat

terhadap pertanian berkurang karena masyarakat lebih banyak yang bekerja

sebagai karyawan perusahaan. Kini lahan pertanian lebih banyak menggunakan

tenaga buruh tani dari daerah lainnya.

Laporan pengelolahan kambing bergulir hanya disampaikan oleh Kamit

bahwa banyak kambing yang mati karena kurnang terawat. Demikian halnya

dengan penghijauan yang dilakukan di Dusun Jatianom, banyak tanaman yang

mati karena kurang perawatan.

Hasil pengembangan KEP berupa tempe telah berhenti selama 3 bulan

dengan alasan yang tidak jelas. Pihak yang sebelumnya aktif sebagai kordinator

adalah Heru. Hal ini bersangkutan dengan 6 progam KEP Wanjati. Progam

pemberdayaan masyarakat ini masih bersifat merintis, belum dapat digunakan

Page 203: Implementasi CSR

188

sebagai kebutuhan profit. Kegiatan kelompok LSEM Wanjati lebih banyak

bersifat kegiatan sosial. Pengetahuan pelaksanaan CSR lainnya memiliki

kesamaan dengan informasi yang diberikan oleh Wanjati.

Page 204: Implementasi CSR

189

BAB VI

IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

6.1 Eksploitasi Tak Terkontrol

Keberadaann PT Tirta Investama di tengah-tengah Dusun Jatianom, Desa

Karang Jati, Kecamatan Pandaan bukanlah secara tiba-tiba. Perusahaan melalui

proses yang panjang untuk mendirikan perusahaannya. Pihak utama yang

berwenang memberikan izin pendirian pabrik adalah Badan Perizinan Dan

Penanaman Modal (Bapenam), masyarakat Dusun Jatianom dan pejabat yang

berwenang lainnya. Keberadaann Bapenam dan masyarakat Dusun Jatianom

adalah pihak yang sangat rentan terhadap dampak aktifitas perusahaan.

Masyarakat bersinggungan langsung dengan perusahaan yang berada di

lingkungan warga. Sedangkan Bapenam memiliki kewajiban mengatur regulasi

untuk menstabilkan pemangku kepentingan.

Aspek yang sangat fital dalam pendirian, aktifitas dan masa depan

kelangsungan perusahaan adalah lingkungan. Aspek lingkungan memiliki

pengaruh terhadap masyarakat, pemerintahan, stabilitas sosial ekonomi dan lain-

lain. Aspek lingkungan merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan.

Lingkungan menjadi kebutuhan banyak pihak. Setiap pemangku kepentingan

memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi dan prediksi yang akan terjadi.

Hal ini berkaitan erat dengan aktifitas PT Tirta Investama. Terlebih perusahaan ini

mengeksploitasi SDA di Dusun Jatianom. Aktifitas PT Tirta Investama layak

untuk diketahui pemangku kepentingan, publik berhak untuk melakukan kontrol

Page 205: Implementasi CSR

190

dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Secara tekhnik, hubungan pemangku

kepentingan dilaksanakan melalui kordinasi dan sosialisasi.

Sebelumnya terdapat peran Bapenam sebagai pihak yang mengizinkan

perusahaan melakukan eksploitasi. Secara prosedur perizinan, menurut Sugeng

Hari Utomo selaku bidang penanaman modal menjelaskan bahwa terdapat 16 Izin

yang dapat diberikan oleh Bapenam. Mengacu kepada Keputusan Bupati Nomor :

503/4/HK/431.012/2009 terdapat 16 jenis Standart Operasi Pelayanan (SOP). Izin

yang memiliki korelasi kuat dengan eksploitasi PT Tirta Investama adalah Izin

Gangguan (HO), Izin Pengeboran (SIP) dan Izin Penggunaan Air Tanah (SIPA).

Pola aktifitas perusahaan penting untuk diketahui antara lain pola perusahaan

mengeksploitasi SDA, besaran eksploitasi, dampak eksploitasi dan peran

pemangku kepentingan.

Setiap jenis izin yang diberikan Bapenam memiliki syarat administrasi,

baik pada masa memulai usaha mau pun memperpanjang usaha. Ada pun sebagian

syarat penting yang harus dipenuhi untuk memulai izin pengambilan air tanah

adalah gambar penampang litologi/bantuan dan hasil rekaman loggin sumur,

gambar bagan penampang penyelesaian kontruksi sumur bor, berita acara

pengawasan kontruksi sumur bor, laporan uji pemompaan, hasil analisis fisika dan

kimia air bawah tanah, site plan, neraca penggunaan air, dokumen UKL/URL

perusahaan dan informasi mengenai rencana pengeboran air bawah tanah

terlampir”83.

83 Lock cit. hlm. 31

Page 206: Implementasi CSR

191

Sedangkan sebagian syarat yang harus dipenuhi untuk izin pengambilan

air bawah tanah (SIPA) Baru (untuk yang sudah melakukan pengeboran) adalah

Dokumen UKL/UPL Air Tanah, Foto Copy IMB, HO, Surat pernyataan Kontruksi

dan Pumping Tes dan syarat lainnya telah disebutkan.

Syarat-syarat yang diberikan oleh Bapenam kepada perusahaan yang

mengeksploitasi SDA air dapat diketahui dengan jelas. Demikian halnya dengan

syarat berdiri dan perpanjangan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom. Sebelum

PT Tirta Investama melaksanakan pendirian dan perpanjangan izin usaha

memiliki kewajiban memenuhi adminsitrasi Bapenam. Menurut Utomo,

perusahaan yang melanggar akan ditindak oleh Satpol PP. Ditegaskan oleh

Endang Sri Harijati bahwa perusahaan yang melanggar akan mendapat peringatan,

teguran dan pencabutan izin usaha. Wewenang Bapenam sangat besar untuk

mempengaruhi kelangsungan PT Tirta Investama. Pemenuhan regulasi PT Tirta

Investama kepada Bapenam merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar.

Akan tetapi terdapat kejanggalan bagi Bapenam untuk menjalankan

tugasnya. Kedisiplinan Bapenam untuk menertibkan PT Tirta Investama

diragukan untuk menjawab “ sejak kapan dan sampai kapan PT Tirta Investama

akan terus beroperasi? ” . Beni Susatyo tidak mengetahui sejak kapan PT Tirta

Investama mulai mendirikan perusahaannya di Kecamatan Pandaan. Operasi

perusahaan akan terus berjalan setelah tiga tahun sekali mengurus SIPA. Disini

menunjukkan adanya disiplin administrasi setiap tiga tahun sekali. Terdapat

syarat-syarat laporan eksploitasi perusahaan terhadap SDA. Dalam hal ini Beni

belum menjelaskan ambang batas stardart besaran eksploitasi dalam satuan

Page 207: Implementasi CSR

192

liter/detik. Sehingga masih kurang jelasnya indikator fenomena yang berdampak

teguran hingga pencabutan izin operasi perusahaan. Melalui pola ini memberikan

gambaran Bapenam akan terus memberikan izin operasi perusahaan selama tertib

prosedur administrasi. Substansi besaran eksploitasi, ambang batas eksploitasi,

standart eksploitasi dan dampak eksploitasi kurang mendapatkan perhatian.

Menurut Aji perusahaan telah mendirikan pabrik di Dusun Jatianom sejak

tahun 1984. Perusahaan akan terus beroperasi selama mendapatkan izin dari

pemerintah yang berwenang.

Tabel 25 Eksploitasi Tak Terkontrol

a. Meragukan kedisiplinan Bapenam karena kurangnya data yang diberikan pada peneliti dan terdapat perbedaan versi antara Bapenam, PT Tirta Investama dan masyarakat.

b. Ambang batas, indikator dan stardart besaran eksploitasi dalam satuan liter/detik tidak dijawab Beni. Hal ini menunjukkan kurang jelasnya indikator fenomena yang berdampak teguran hingga pencabutan izin operasi perusahaan.

c. Besan eksploitasi dalam satuan liter/detik harus disampaikan kepada publik oleh PT Tirta Investama dan Bapenam. Hal ini menyangkut hajat publik.

d. Rahasia besan eksploitasi dalam satuan liter/detik diperkuat oleh kurangnya keterbukaan PT Tirta Investama dan Bapenam, dan kepedulian masyarakat.

e. Hal ini mengambarkan eksploitasi PT Tirta Investama tidak terkontrol

Menurut Teguh Soekarno, perusahaan telah beroperasi sejak tahun 1985,

sedangkan Yuliasih tidak mampu memberikan jawaban secara akurat. Soekarno

dan Yuliasih tidak memiliki pemikiran akhir operasi PT Tirta Investama di Dusun

Jatianom. Masyarakat akan mendukung operasi perusahaan, selama perusahaan

memberikan manfaat.

Kejanggalan selanjutnya adalah besaran eksploitasi PT Tirta Investama.

Beni kembali mengatakan tidak mengetahui. Beni menambahkan tata pengaturan

Page 208: Implementasi CSR

193

air diatur dalam PP 22 Tahun 1982 dan Kepmen Energi Dan Sumber Daya

Mineral Tentang Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah Di

Bidang Pengelolahan Air Bawah. Sayangnya, Fafit Rachmat Aji turut tidak

mengetahui besaran eksploitasi SDA air dalam satuan liter/detik dan perihal ini

bersifat rahasia perusahaan.

Bahkan masyarakat di sekitar pabrik tidak mengetahui besaran eksploitasi.

Teguh Soekarno dan Yuliasih tidak mempersoalkan dan peduli besaran eksploitasi

PT Tirta Investama dalam satuan liter/detik. Masyarakat lebih memilih mendapat

kemanfaatan praktis. Bagi sebagian masyarakat, selama masyarakat mendapatkan

keuntungan tidak menjadi permasalahan. Masyarakat pun tidak tidak berfikir

dampak yang terjadi pada beberapa tahun mendatang. Sedangkan Aji menjelaskan

bahwa perusahaan akan terus berkomitmen memberikan dampak positif terhadap

masyarakat dan lingkungan pada masa depan, pada 5 hingga 10 tahun lagi dan

jangka yang lebih panjang.

Pada hal sebelum melakukan eksploitasi perusahaan melakukan penelitian

kurang lebih selama 2 tahun dan mengeksploitasi SDA dengan cara mengebor

lapisan bumi hingga aquiefer 3. Adanya prosedur melalui tahapan yang panjang

tidak mampu untuk menyampaikan besaran eksploitasi dalam satuan liter/detik.

Kejanggalan selanjutnya adalah analisis dampak lingkungan (amdal)

operasi perusahaan. Beni menyatakan bahwa hasil amdal PT Tirta Investama di

Dusun Jatianom baik. Menanggapi adanya isu penurunan permukaan air tanah,

Beni menjelaskan bahwa itu adalah isu politik.

Page 209: Implementasi CSR

194

Sedangkan Aji menyatakan bahwa pihak PT Tirta Investama belum

melaksanakan uji kelayakan amdal. Pihak perusahaan masih melaksanakan uji

kelayakan hingga tahapan UKLUPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya

Pemantauan Lingkungan). Menurut Aji UKLUPL merupakan tindakan kontrol

terhadap aktifitas perusahaan dengan level dibawah amdal. Keseriusan pihak

Bapenam menjalankan tugasnya mengontrol aktifitas PT Tirta Investama bersifat

longgar. Padahal kordinasi pelaksanaan UKLUPL dilaksanakan setiap 6 bulan

sekali. PT Tirta Investama berkordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup dan

Badan Perizinan Dan Penanaman Modal.

Kejanggalan selanjutnya adalah dampak aktifitas produksi PT Tirta

Investama. Beni menjelaskan bahwa aktifitas PT Tirta Investama tidak memiliki

dampak lingkungan, tidak terdapat polusi. Sedangkan Aji selaku kordinator CSR

menjelaskan bahwa dampak aktifitas pabrik terhadap lingkungan ada 2 macam

yaitu polusi suara dan polusi udara, akan tetapi perusahaan sudah membentuk tim

penanggulangan. Melalui tim tersebut gangguan HO masih bisa diterima oleh

masyarakat.

Soekarno menjelaskan bahwa eksploitasi PT Tirta Investama memiliki

dampak terhadap lingkungan. Debit air yang terkandung di dalam tanah akan

berkurang dengan eksploitasi dalam jumlah besar. Seiring dengan banyaknya

pembangunan, industri dan PT Tirta Investama mengurangi jumlah pepohonan

dan debit air.

Page 210: Implementasi CSR

195

Soekarno menceritakan bahwa antara tahun 1986 sampai 1990, Dusun

Jatianom memiliki jumlah persawahan dan pepohonan yang banyak. Pada tahun

1990-an industri memasuki lingkungan Dusun Jatianom. Dampak aktifitas ini

adalah berkurangnya lahan persawahan dan penebangan pohon untuk pabrik,

terlebih dengan eksploitasi yang tidak diimbangi reboisasi. Dampak nyata

berkurang industrialisasi adalah debit air sumur. Debit air sumur berkurang pada

setiap tahunnya.

Hal ini diperkuat oleh informan yang tidak bersedia disebutkan namanya

bahwa debit air sumur di Dusun Jatianom telah berkurang.

Kejanggalan-kejanggalan ini menunjukkan lemahnya kontrol pemangku

kepentingan terhadap lingkungan. Pemangku kepentingan dari pemerintah dalam

hal ini adalah Bapenam. Bapenam merupakan pihak utama yang mengawasi dan

memberikan izin perusahaan beroperasi, akan tetapi Bapenam memiliki data yang

lemah untuk disampaikan kepada pemangku kepentingan lainnya.

Kepedulian dan sikap kritis masyarakat terhadap eksploitasi perusahaan

adalah kontrol yang sangat vital. Sayangnya masyarakat Dusun Jatianom kurang

memperdulikan aktifitas operasi perusahaan. Keterlibatan masyarakat untuk

mengambil keputusan dalam jangka waktu panjang sangat kurang dalam aspek

lingkungan. Bahkan masyarakat lebih senang menerima manfaat yang diterima

secara praktis. Masyarakat memiliki anggapan selama merasa mendapatkan

keuntungan saat ini, perusahaan dipersalahkan beroperasi.

Page 211: Implementasi CSR

196

Sedangkan PT Tirta Investama sendiri merahasiakan aspek vital operasi

perusahaan yaitu besaran eksploitasi dalam satuan liter/detik, hal ini dianggap

sebagai rahasia. Kerahasiaan ini diperkuat dengan kinerja Bapenam dan kekritisan

masyarakat. Justru sebenarnya, tindakan perusahaan ini mendorong terciptanya

bom waktu. Minimnya transparansi sangat berpotensi terhadap pembangunan

yang tidak diharapkan. Saat puncak masalah terjadi, akan melibatkan banyak

pihak untuk meminta pertanggung jawaban.

Secara etika, sikap perusahaan ini tidak tepat. Aktifitas perusahaan

mengeksploitasi menjadi kepentingan publik. Menjadi pertanyaan penting

terhadap keseimbangan antara kegiatan CSR dan banyaknya SDA yang

dieksploitasi. Keberadaann perusahaan memiliki pengaruh terhadap sosial,

ekonomi, lingkungan, pasar, kelayakan CSR dan lain-lain.

6.2 Hukum Lemah

Dulu CSR merupakan kemurahan perusahaan kepada masyarakat dan

lingkungan. Tidak terpat kewajiban dan sangsi bagi perusahaan yang tidak

melaksanakan CSR. Perkembangan menunjukkan, CSR dikaji penting untuk

masyarakat dan lingkungan, termasuk perusahaan itu sendiri. CSR pun berubah

menjadi kewajiban setelah disahkan melalui perundangan. “(1) Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”84

84 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lock.Cit.

Page 212: Implementasi CSR

197

Tidak saja perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR, pemerintah

pun memiliki kewajiban mengawal pelaksanaan CSR. Kewajiban pelaksanaan

CSR menjadi suatu sinergi secara bersama-sama antara masyarakat, perusahaan

dan pemerintah.

“Pasal 13

(1) Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

(2) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi melalui program kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran informasi yang seluas-luasnya.85”

Perkembangan CSR berkembang pesat mendapatkan banyak perhatian.

Pada lingkup Provinsi Jawa Timur, CSR telah dirumuskan lebih detail. Konsep

CSR yang dibangun banyak berkordinasi dengan pemerintah. Peraturan Jawa

Timur No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggungg Jawab Sosial Perusahaan

menyebutkan peran pemerintah dalam CSR.

Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah menyampaikan

program skala prioritas kepada forum TSP sebagai program pelaksanaan TSP.

Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada pemerintah daerah.

Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP kepada DPRD86

85 Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lock.Cit. 86 Pemerintah Provinsi Jawa Timur.Lock. Cit.

Page 213: Implementasi CSR

198

Setelah kebijakan telah incrah, penegakan kebijakan membutuhkan

kawalan seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi dalam hal ini, pihak yang

bersentuhan langsung dan memiliki peran penting menegakkan kebijakan adalah

pemerintah.

Bentuk penindakan kewajiban CSR dapat diketahui dari tindakan aparat

pemerintah yang berada di tingkat bawah. Menurut Sugeng Hari Utomo dari

Bapenam, aktifitas penanaman modal di Kabupaten Pasuruan harus sesuai dengan

Perda No. 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Perda

ini mengatur adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan

dalam menjalankan aktifitasnya menanam modal. Perda ini mengatur hubungan

perusahaan dengan lingkungan dan masyarakat. Terkait dengan pelaksanaan CSR,

perda RTRW mampu mencakup CSR.

Selanjutnya, penanam modal di Kabupaten Pasuruan memiliki kewajiban

melaporkan aktifitas penanaman modal. Pelaporan penanaman modal merupakan

sebagian kontrol pelaksanaan CSR menurut UU 40 Tahun 2007 karena

perusahaan memiliki kewajiban menyisihkan sebagian keuntungannya untuk

tanggung jawab sosial. Menurut Utomo, pelaporan penanaman modal dilaporkan

kepada kepada Badan Kordinas Penanaman Modal (BKPM). Bapenam bukan

pihak yang memiliki tugas utama mengawasi penanaman modal. Bapenam

memiliki tugas dalam hal prosedur perijinan dan berkordinasi dengan instansi

lainnya atau masyarakat untuk mengawasi aktifitas perusahaan.

Page 214: Implementasi CSR

199

Ditambahkan oleh Endang Sri Harijati terkait Penanaman Modal Asing

(PMA) Izin Usaha Industri (IUI) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) harus

berkordinasi dengan Badan Kordinas Penanaman Modal (BKPM). Bagi investasi

di luar tanah dan bangunan mencapai 10 Milyar berada di bawah kewenangan

pemerintahan kota/kabupaten. Sedang modal diatas 10 milyar menjadi

kewenangan pemerintah provinsi.

Bapenam tidak memiliki wewenang jauh untuk menegakkan kewajiban

penanam modal sebagaimana kebijakan UU 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal. Bapenam hanya menjalankan prosedur pemerintah daerah. Bapenam tidak

memiliki kontrol menindak perusahaan yang tidak melaksanakan CSR.

Kepada Bapeda, peneliti kembali menanyakan penegakan CSR di tingat

Kabupaten Pasuruan. Terlebih telah disahkan Peraturan Jawa Timur No. 4 Tahun

2011 Tentang Tanggungg Jawab Sosial Perusahaan.

Syaifudin menyatakan bahwa Perda Jatim No. 4 Tahun 2011 Tentang

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tidak dapat dilaksanakan dengan alasan masih

dibutuhkannya perda tingkat kabupaten. Saat wawancara berlangsung, perda

tingkat Kabupaten Pasuruan berada pada tahapan legislasi. Hal ini turut diperkuat

oleh Aji selaku kordinator CSR PT Tirta Investama. Aji menyatakan hal yang

serupa, Perda Jatim No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan belum dapat dilaksanakan. Peraturan di tingkat Kabupaten Pasuruan

belum disahkan.

Page 215: Implementasi CSR

200

Sedangkan dalam aspek penegakan kewajiban perusahaan melaksanakan

CSR, Bapeda tidak memiliki kewenangan untuk memaksa perusahaan. CSR

merupakan kemurahan dan kepedulian perusahaan. Bapeda hanya bersifat

kordinasi dengan perusahaan yang ada untuk menunjang pelaksanaan CSR. Ada

pun pihak berwenang dalam hal pengawasan CSR adalah akuntan publik. Akuntan

publik merupakan pihak yang mengontrol pengggunaan anggaran perusahaan.

Penegakan kebijakan wajib CSR sebagaimana disahkan oleh perundangan,

peraturan pemerintah dan peraturan daerah tingkat provinsi belum mampu

dilaksanakan. Telah banyak perundangan yang berisi substansi tanggung jawab

sosial perusahaan, akan tetapi bersifat tumpul untuk dilaksanakan. Instansi

pemerintah yang sangat bersinggungan tidak memiliki kewenangan mengontrol

CSR. Pemerintah tidak hanya mengandalkan kesadaran perusahaan untuk

melaksanakan CSR.

Kesadaran perusahaan di Kabupaten Pasuruan dalam CSR hanya bersifat

kordinasi dengan pemerintah. Menurut Sugeng Hari Utomo, selama ini kordinasi

yang dibangun oleh pemerintah dan swasta adalah temu usaha. Suatu kegiatan

yang dipimpin langsung oleh Bupati bersama para pengusaha untuk membangun

kesadaran kepada masyarakat.

Pernyataan ini mendorong sebuah pertanyaan tentang relevansi UU

Penanaman Modal terhadap aktivitas PT Tirta Investama di Pandaan. Dengan

singkat Utomo menyatakan bahwa “ Sudah sesuai dengan Laporan Penanaman

Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal “. PT Tirta Investama telah

Page 216: Implementasi CSR

201

melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar. Perusahaan turut

melaksanakan CSR pada usaha kecil, menengah dan koperasi. Bahkan bentuk

CSR lainnya adalah dilibatkannya masyarakat sekitar sebagai karyawan dan

kegiatan sosial. Akan tetapi Utomo tidak mengetahui kebenaran PT Tirta

Investama mendorong persaingan swasta dan masyarakat di sekitar perusahaan.

Pernyataan terakhir ini merupakan substansi UU Penanaman Modal.

Sebelumnya dengan singkat Utomo menyatakan bahwa PT Tirta Investama “

Sudah sesuai dengan Laporan Penanaman Pelaksanaan Kegiatan Penanaman

Modal “. Terlebih Utomo mengetahui kegiatan CSR PT Tirta Investama, akan

tetapi Utomo tidak mengetahui kebenaran PT Tirta Investama mendorong

persaingan swasta dan masyarakat di sekitar perusahaan. Hal ini menunjukkan

adanya kejanggalan pemahaman Utomo terhadap UU Penanaman modal.

Kordinasi pemerintah dan masyarakat turut disampaikan oleh Syarifudin

dari Bepeda. Kordinasi yang dibangun antara swasta dan Bapeda adalah kordinasi

objek pembangunan. Bapeda membantu swasta untuk melakukan pemetaan

kegiatan CSR. Bapeda memberi data-data yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk

melakukan CSR. Data yang diberikan Bapeda antra lain sosial, ekonomi, budaya,

pendidikan dan lain-lain. Perusahaan sendiri yang menentukan objek CSR, bukan

Bapeda. Sebagai konsekuensinya perusahaan memberikan laporan perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan CSR kepada Bapeda. Tujuan kordinasi ini adalah

menghindari tumpang tindih pembangunan pemerintah dan kegiatan CSR

perusahaan.

Page 217: Implementasi CSR

202

Perlu dipertegas bahwa kordinasi CSR bukan bagian pembangunan

pemerintah. CSR dilaksanakan independen oleh swasta. Agenda pembangunan

pemerintah yang diwujudkan dalam RPJM dan RPJMP tidak dapat menekan

kebijakan CSR perusahaan. Program perusahaan memiliki ranah terlepas dari

intervensi pemerintah.

Kebenaran informasi yang disampaikan Syaifudin menarik untuk

diketahui. Peneliti pun mempertanyakan laporan perlaksaan CSR. Syaifudin pun

menyatakan bahwa laporan CSR pada aspek lingkungan tidak diketahui. Bapeda

tidak memiliki data pelaksanaan CSR pada aspek lingkungan. Sedangkan pada

aspek sosial ekonomi terdapat pengelolahan limbah dan lain-lain.

Jawaban yang disampaikan oleh pihak Bapeda menunjukkan kurangnya

laporan pelaksanaan CSR yang dilaksanakan PT Tirta Investama. Hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian di lapangan bahwa PT Tirta Investama

memiliki program CSR yang banyak. Artinya, kordinasi yang dibangun antara PT

Tirta Investama dengan Bapeda belum sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 26 Hukum Lemah

a. Perundangan terkait CSR sulit untuk diterapkan karena birokrasi tidak memiliki kewenangan menegakkan perundangan.

b. Kewajiban CSR tidak dapat dilaksanakan, CSR tetap berdasarkan kesadaran perusahaan. Kewajiban CSR dalam UU dan perda masih lemah dalam prosedur dan substansi.

c. Pernyataan Utomo terkait Relevansi UU Penanaman Modal terhadap aktivitas PT Tirta Investama di Pandaan patut diragukan karena terdapat indikasi pemahaman Utomo terhadap UU dan data lapangan kurang. Hal ini dibuktikan dengan Utomo tidak mengetahui kebenaran PT Tirta Investama mendorong persaingan swasta dan masyarakat di sekitar perusahaan, pada hal Utomo menyatakan CSR PT Tirta Investama adalah usaha kecil, menengan dan koperasi.

Page 218: Implementasi CSR

203

d. Substansi kordinasi Bapeda dan PT Tirta Investama lemah karena sebelumnya terdapat konsekuensi pelaopran perencanaan dan pelaksanaan CSR PT Tirta Investama. Pada kenyataannya Bapeda tidak memiliki data pelaksanaan CSR pada aspek lingkungan. Sedangkan pada aspek sosial ekonomi terdapat pengelolahan limbah dan lain-lain. Data yang disampaikan Bapeda sangat sedikit.

e. Kordinasi TKPK tidak diakui oleh Aji. PT Tirta Investama melakukan kordinasi melalui proggram yang digalang independen oleh perusahaan sendiri, CSR kolaboratif.

f. Kordinasi pemerintah dan swasta, khususnya PT Tirta Investama sangat lemah. Sebagai langkah praktis, Bapeda mensinergikan kegiatan CSR melalui

TKPK (Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan). Sebuah kelompok kerja

terdiri dari unsur masyarakat, swasta dan pemerintah. Anggota TKPK terdiri dari

perguruan tinggi, LSM, birokrasi dan lain-lain. TKPK merupakankelompok kerja

yang dibentuk oleh intruksi presiden. Tujuannya adalah mendorong percepatan

pembangunan pada masyarakat miskin.

Keunggulan dari TKPK adalah program yang dijalankan memiliki

kemudahan akses kepada instansi yang terkait. Kordinasi progam TKPK saling

menunjang dengan pemerintah.

TKPK memiliki potensi disinergikan dengan program CSR. Terdapat

kesamaan unsur independen. TKPK terjun langsung kepada masyarakat.

Syaifudin menyatakan bahwa CSR PT Tirta Investama pun turut bersinergi dalam

TKPK. PT Tirta Investama turut bersinergi bersama TKPK mendorong percepatan

pertumbuhan perekonomian masyarakat. Kegiatn CSR PT Tirta Investama turut

berkordinasi dengan instnsi dinas terkait.

Sayangnnya, Aji selaku kordinator CSR menyatakan tidak tergabung

dalam TKPK. Aji membetulkan pelaksanaan CSR PT Tirta Investama di Dusun

Page 219: Implementasi CSR

204

Jatianom berkordinasi dengan pemerintah melalui birokrasi. Kordinasi

dilaksankan secara langsung kepada instansi yang berwenang. Kordinasi yang

dibangun antara pemerintah dan masyarakat adalah menghindari tumpang tindih

program pemerintah dan perusahaan. Selebihnya, pemerintah dan PT Tirta

Investama memiliki program masing-masing.

Program CSR yang dibangun untuk mensinergikan pemerintah, swasta dan

masyarakat adalah CSR kolaboratif. Sebuah program yang dilaksanakan

independen oleh PT Tirta Investama. Program CSR kolaboratif adalah program

yang digagas oleh PT Tirta Investama, bukan pihak eksternal perusahaan.

Tujuannya, merangkap kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi oleh

perusahaan. Secara teknis, program CSR kolaboratif turut dilaksanakan dengan

cara focus group discustion (FGD). FGD dilaksanakan untuk menghindari

kurangnya informasi stakeholder.

Penegakan CSR sebagai kewajiban tidak dapat dilaksanakan, walau pun

telah disahkan oleh UU dan perda. Sebab tumpulnya penegakan kewajiban CSR

kepada setiap perusahaan di Kabupaten Pasuruan adalah tidak ditunjangnya

prosedur dan substansi CSR. CSR tetap menjadi kemurahan perusahaan.

Peran pemerintah dengan kondisi yang demikian menjadikan pelaksanaan

CSR sebagai kordinasi. Pemerintah mendorong, terbatas memberikan data

pemetaan wilayah untuk pembangunan dan dibentuknya kelompok kerja. Pada

implementasinya kordinasi yang dibangun masih bersifat prosedur. Terdapat

pernyataan-pernyataan yang bertentangan antra pemerintah dan swaasta. Bahkan,

Page 220: Implementasi CSR

205

sebagian birokrasi memiliki kecendrungan kurangnya pemahaman aturan hukum

dan relevansi lapangan.

6.3 CSR Merupakan Dinamisator

Konsep CSR PT Tirta Investama adalah PT Tirta Investama memahami

CSR sebagai bisnis seiring dengan sosial. Aspek yang menjadi sasaran PT Tirta

Investama mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development.

Pemberdayaan memiliki perhatian yang besar kepada masyarakat. Kepentingan

masyarakat dianggap menjadi bagian kepentingan perusahaan. Terdapat

kepentingan yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan. Konsep CSR ini

diperkuat dengan indikator keberhasilan perusahaan yaitu perusahaan dan

masyarakat mampu berkembang sejajar.

Langkah yang diambil perusahaan untuk mencapai konsep ini adalah

dikeluarkannya kebijakan internal dan eksternal perusahaan. Pada aspek internal,

perusahaan berkomitmen menjaga complay regulasi, efisiensi energi, konservasi,

ekulturasi dan pemberdayaan. Sedangkan kebijakan eksternal, perusahaan

mengacu pada konsep good manufactory projech dan good coorporate

governance.

Menurut Aji, program CSR dilaksanakan untuk kepentingan jangka

pendek dan jangka panjang. Terdapat kepentingan yang memfasilitasi hubungan

perusahaan dan masyarakat. Program-program ini dirancang sebagai kolaborasi

perusahaan dan masyarakat maju secara bersama-sama. Kegiatan-kegiatan CSR

dilaksanakan oleh perusahaan melalui community development.

Page 221: Implementasi CSR

206

Bentuk CSR yang dilakukan pada aspek lingkungan adalah melakukan

penanaman pohon dengan cara berkordinasi dengan masyarakat. Transformasi

ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat memiliki tujuan

mendorong kemandirian masyarakat. Aspek sosial ekonomi dan lingkungan

merupakan aspek yang menjadi perhatian perusahaan melalui CSR.

Lokasi utama pelaksanaan CSR di Kecamatan Pandaan adalah Dusun

Jatianom, Desa Karang Jati; ring satu. Lokasi ini merupakan tempat berdirinya

pabrik PT Tirta Investama. Perusahaan memberikan CSR kepada lingkungan yang

terdekat, selanjutnya CSR diberikan kepada lingkungan yang lebih luas.

Berdasarkan data yang diberikan Aji selaku kordinator CSR, terdapat tiga

golongan penerima CSR di Dusun Jatianom. Ketiga kelompok ini adalah karang

taruna RW 7, Wanjati (Wanita Jatianom) dan masyarakat Dusun Jatianom secara

luas. Pelu diketahui ketiga kelompok ini memiliki latar belakang pendirian.

Karang taruna RW 7 merupakan kelompok masyarakat yang berdiri berdasarkan

keorganisasian domisili warga, berdiri dan beraktifitas secara bebas aktif.

Kelompok ini memiliki peran memperjuangkan kepentingan masyarakat RW 7

dan mendorong kegiatan keorganisasian. Dalam aktifitasnya karang taruna RW 7

turut bermitra dengan perusahaan.

Kelompok selanjutnya Wanjati merupakan LSM yang dibentuk oleh PT

Tirta Investama. Keanggotaan Wanjati berdasarkan penunjukan. Wanjati memiliki

latar belakang keanggotaan dari ibu-ibu PKK yang diberdayakan oleh PT Tirta

Investama. Dalam aktifitasnya Wanjati beraada dibawah binaan PT Tirta

Page 222: Implementasi CSR

207

Investama. Wanjati merupakan salah satu bentuk transformasi ekonomi.

Sedangkan kelompok selanjutnya adalah masyarakat Dusun Jatianom secara

umum. Masyarakat Dusun Jatianom merupakan masyarakat yang berdomisili di

Dusun Jatianom. Masyarakat ini mendapatkan perhatian dari PT Tirta Investama

karena memiliki hubungan geografi yang sangat dekat.

Menurut Aji out put kegiatan CSR ini positif yaitu kerjasama dengan

masyarakat saling menguntungkan. CSR membutuhkan jangka panjang, dalam hal

ini membutuhkan kerjasama dengan masyarakat. Serta, terdapat banyak manfaat

yang diperoleh dari kegiatan.

Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan CSR ini.

Faktor pendukung kegiatan CSR adalah SDA, dana dan dukungan masyarakat.

Sedangkan, faktor penghambat adalah pada awalnya masyarakat kurang

memahami CSR, hal ini berdampak pada sosialisasi, penjaringan KEP dan

pelaksanaan tekhnis. Pada awal program, masyarakat lebih menghendaki uang

dari pada program transformasi ekonomi.

Akan tetapi berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan lainnya,

CSR tidak dikeluarkan perusahaan dengan sendirinya. Terdapat proses yang

panjang melibatkan masyarakat melakukan gugatan.

Menurut Danu, program CSR pada bentuk kambing merupakan hasil

usulan dirinya. Program tersebut direspon positif oleh perusahaan sebagai

transformasi ekonomi. Dalam hal ini telah terdapat kemitraan antara masyarakat

Page 223: Implementasi CSR

208

dan perusahaan. Perusahaan dan masyarakat melakukan komunikasi. Kedua belah

pihak saling terbuka untuk mendorong perubahan positif di Dusun Jatianom.

Menurut Yuliasih sebagian progam CSR merupakan tuntutan masyarakat

kepada perusahaan, sebagian merupakan kepedulian perusahaan kepada

masyarakat dan sebagian program tidak diketahui informan.

Sedangkan menurut Soekarno, CSR melalui tahap perubahan. Pada

awalnya, sekitar tahun 1985 CSR menjadi tuntutan warga. Perusahaan dianggap

tidak memberikan manfaat positif terhadap masyarakat. Terdapat kesenjangan

sosial yang mendorong tuntutan masyarakat kepada perusahaan. Pada masa-masa

awal ini CSR kurang mendapatkan perhatian dari perusahaan. Kepedulian

perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat menjadi kepentingan utama

masyarakat. Pada perkembangannya sejak tahun 2005, perusahaan memperhatikan

masyarakat sekitar perusahaan. Terdapat perubahan prilaku perusahaan kepada

masyarakat dan lingkungan. CSR tidak lagi sebatas kebutuhan masyarakat,

perusahaan cukup memertimbangkan keberadaann masyarakat sebagai pemangku

kepentingan. Hal ini mendorong hubungan positif antara masyarakat dan

perusahaan.

Hal ini menunjukkan terjalinnya tangung jawab sosial perusahaan kepada

lingkungan dan masyarakat (CSR) dipelopori oleh karang taruna RW 7 bersama

masyarakat. Terbangunnya hubungan positif dan saling menunjang hadir dari

kepentingan masyarakat. Melalui tekanan masyarakat, perusahaan menjadikan

CSR sebagai kewajiban. CSR memiliki konsekuensi stabilitas sosial di lingkungan

Page 224: Implementasi CSR

209

pabrik. Tidak dapat disangkal situasi merupakan salah satu faktor pendukung

produksi. Keberadaann konflik menghambat proses produksi dan pemasaran.

Bisnis turut harus memperhatikan pemangku kepentingan di sekitar

perusahan. Kesenjangan sosial merupakan faktor pendorong adanya pihak yang

dipersalahkan. Adanya sebuah kesalahan yang menyangkut hajat hidup orang

banyak atau publik akan berdampak kepada pihak utama yang menonjol. Segala

konsekuensi aktifitas, resiko dan kemungkinan terburuk akan ditanggung PT Tirta

Investama bila terdapat diskomunikasi.

Berbeda dengan tanggung jawab sosial yang melibatkan masyarakat di

sekitar perusahaan. Kelangsungan sosial ekonomi dan masa depan lingkungan

dipahami adanya peran masyarakat dan perusahaan. CSR merupakan kebutuhan

masyarakat dan perusahaan. Tanggung jawab sosial ekonomi dan masa depan

lingkungan ditanggung bersama. Segala konsekuensi dan keuntungannya

dirasakan bersama.

Pemahaman persoalan ini sangat relevan dengan konsep CSR PT Tirta

Investama yaitu PT Tirta Investama memahami CSR sebagai bisnis seiring

dengan sosial. Pandangan ini memiliki makna keberadaann perusahaan

merupakan bagian dari masyarakat, demikian sebaliknya. Kepentingan perusahaan

dan masyarakat menjadi bagian yang cukup mempengaruhi. Perusahaan mau pun

masyarakat memiliki peran mendorong kemajuan satu dengan lainnya.

Pandangan ini terbukti dengan kasus yang terjadi dengan pendirian

Wanjati. Pendirian Wanjati dipengaruhi oleh banyaknya ibu-ibu yang tidak

Page 225: Implementasi CSR

210

bekerja. Kepentingan masyarakat mendapatkan perhatian oleh perusahaan. Kini

perusahaan berperan mendorong perubahan positif dengan dibentuknya LSEM.

Kasus lainnya terbukti dengan tuntutan warga adanya perhatian air bersih,

pekerjaan dan pembelian anfalan. Melalui kegiatan ini memunculkan hubungan

sinergi antara kedua belah pihak. Keduanya menikmati manfaat keberadaann

perusahaan. Perusahaan pun mendapatkan situasi yang stabil, operasi perusahaan

berkelanjutan.

Program-program CSR PT Tirta Investama telah terbukti sesuai dengan

kebijakan internal dan eksternal perusahaan. Perusahaan menerapkan complay

regulasi, efisiensi energi, konservasi, ekulturasi, pemberdayaan, good

manufactory projech dan good coorporate governance. Perusahaan mampu

bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat. Program-program CSR

mendapatkan terbukti didukung oleh masyarakat, masyarakat dan perusahaan

mendapatkan banyak hal dan memberikan harapan jangka panjang sebagai

pemelihara sinergi. Pemeliharanaan sinergi ini adalah program-program CSR

yang dijalankan secara bersama.

Harapan yang terbangun kedua belah pihak pada aspek sosial ekonomi

adalah masyarakat sejajar dengan perusahaan dan mandiri dalam hal ekonomi.

Sedangkan aspek lingkungan yang dibangun adalah melakukan penghijauan

bersama masyarakat. Penghijauan merupakan upaya melestarikan lingkungan dan

mengantisipasi dampak beberapa tahun mendatang. Lingkungan merupakan

bagian yang tidak terpsisahkan dari kehidupan masyarakat.

Page 226: Implementasi CSR

211

CSR pada aspek sosial ekonomi dan lingkungan merupakan hal yang

penting dan memiliki manfaat kelangsungan perusahaan. Sosial ekonomi dan

lingkungan mendorong perusahaan mendapatkan dukungan dari pemangku

kepentingan.

CSR pada aspek lingkungan memiliki peran penting menjaga

kelangsungan aktifitas perusahaan. PT Tirta Investama merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang SDA. Aktifitas perusahaan mengeksploitasi air dari

dalam bumi. Produk perusahaan adalah air. Kelestarian lingkungan dimaksudkan

menjaga ketersediaan air berbanding dengan jumlah produksi. Keberadaann

lingkungan turut menyangkut hajat hidup oranng banyak. Sumber profit PT Tirta

Investama adalah mengeksploitasi air dari dalam bumi. Aktifitas ini memiliki

konsekuensi terhadap kelangsungan hidup masyarakat di sekitar pabrik.

Sumber profit PT Tirta Investama dibuktikan dengan faktor pendukung

pelaksanaan CSR yaitu SDA, dana dan dukungan masyarakat. Ketersediaan

lingkungan menjadi kepentingan bagi masyarakat dan perusahaan dalam tempo

jangka panjang dan jangka pendek. Pada jangka pendek, perusahaan dan

masyarakat tetap mampu memperoleh air. Sedangkan pada jangka panjang adalah

mengantisipasi kerusakan lingkungan.

Demikian halnya dengan CSR pada aspek sosial ekonomi. Kegiatan ini

dilakukan untuk menberikan kemanfaatan kepada Karang taruna RW 7, Wanjati

dan masyarakat umum Dusun Jatianom. Program CSR dibangun memiliki sifat

berkelanjutan. Terdapat program yang dilakukan dalam waktu dekat untuk

Page 227: Implementasi CSR

212

memelihara stabilitas sosial dan terdapat program dalam tempo jangka panjang

untuk memiliki tujuan bersama. Kegiatan sosial ekonomi memiliki tujuan

kemanfaatan yang besar terhadap stabilitas jangka pendek dan jangka panjang.

Kemanfaatan yang diterima masyarakat pada program jangka pendek

adalah adanya daya tarik masyarakat terhadap program yang digalakkan oleh

perusahaan, adanya manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat pada

program dan terperliharanya hubungan sinergi perusahaan dan masyarakat.

Program sosial ekonomi ini berkaitan erat dengan keberadaann pelaksana CSR

yaitu Wanjati, Karang taruna RW 7 dan masyarakat Dusun Jatianom. Melalui

hubungan sosial ekonomi ini memfasilitasi komunikasi perusahaan dan

masyarakat. Terdapat tarik ulur kepentingan untuk saling memberi kemanfaatan.

Tujuan jangka penjang program sosial ekonomi adalah konsep CSR PT

Tirta Investama. Masyarakat mampu sejajar dengan perusahaan. Masyarakat

mampu berkembang secara mandiri. Program ini memberikan harapan bagi

masyarakat dan perusahaan.

Tabel 23 CSR Merupakan Dinamisator

Tangung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat (CSR) dipelopori oleh karang taruna RW 7 bersama masyarakat. Pemahaman konsep CSR PT Tirta Investama yaitu PT bisnis seiring dengan sosial, berimplikasi kepada kelangsungan peran masyarakat dan perusahaan. Perusahaan mampu menerapkan complay regulasi, efisiensi energi, konservasi, ekulturasi, pemberdayaan, good manufactory projech dan good coorporate governance. Hal ini berdampak pada stabilitas aktifitas perusahaan. CSR menjadi kebutuhan masyarakat dan perusahaan. Alasan pentingnya perhatian perusahaan lingkungan pada jangka pendek adalah sebagai sumber profit PT Tirta Investama dan sumber kemanfaatan bagi masyarakat. Sedangkan pada jangka panjang memiliki tujuan menjaga kelestarian lingkungan.

Page 228: Implementasi CSR

213

Kemanfaatan program sosial ekonomi pada jangka pendek adalah adanya daya tarik masyarakat terhadap program yang digalakkan oleh perusahaan, adanya manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat pada program dan terperliharanya hubungan sinergi perusahaan dan masyarakat. Sedangkan pada jangka panjang memberikan harapan kemandirian masyarakat dalam ekonomi.

Kemanfaatan jangka penjang dan pedek diperkuat dengan bukti yang

disampaikan oleh Aji. Menurut Aji, out put yang dihasilkan dari program CSR

adalah kerjasama dengan masyarakat saling menguntungkan, terdapat banyak

manfaat yang diperoleh dari kegiatan dan kerjasama masyarakat dan perusahaan

untuk menggapi jangka panjang.

6.4 Pranata Sosial Terhadap Pengaruh Perusahaan

Implikasi merupakan penjelasan adanya perubahan setelah terdapat suatu

fenomena, dalam hal ini perubahan di Dusun Jatianom setelah mendapatkan CSR.

Sebelumya perlu diketahui nilai dan norma yang melekat di masyarakat.

Dibutukan pengetahuan masyarakat yang berkorelasi dengan CSR.

Soekarno dan Yuliasih menjelaskan faktor pendorong perubahan di Dusun

Jatianom, faktor ini turut menjadi faktor pendorong perubahan sosial. Sejak tahun

1990-an, perindustrian memasuki Kecamatan Pandaan. Sebelumnya sebagian

besar masyarakat bekerja sebagai petani. Berdirinya pabrik-pabrik turut mendorng

lapangan kerja, masyarakat sekitar banyak yang beralih profesi menjadi karyawan

perusahaan. Bahkan hal ini memicu perpindahan penduduk. Banyak masyarakat

yang berdomisili menjadi warga Kecamatan Pandaan, termasuk Dusun Jatianom.

Domisili dipengaruhi tempat kerja.

Page 229: Implementasi CSR

214

Masyarakat luar yang menjadi warga Dusun Jatianom dapat membaur

dengan penduduk lama. Hubungan antar warga tidak menunjukkan adanya faktor

primodial. Warga saling membahu dan bekerjasama. Bahkan warga baru ini

cenderung mnyesuaikan diri dengan budaya masyarakat sekitar.

Masyarakat Dusun Jatianom memiliki karakteristk pluralis, kebersamaan

dan menjunjung nasionalisme. Fakor ini merupakan faktor pendorong kerjasama

antar warga dan hubungan antara warga dengan perangkatnya.

Masyarakat Dusun Jatianom, khususnya RW 7 menurut Teguh Soekarno

memiliki kebersamaan dan gotong royong yang kuat. Masyarakat memiliki

kekompakan dan respon yang positif terhadap permasalahan sosial. Terdapat

ikatan emosional antar warga. Kekompakan ini terjaga dengan rutinitas kegiatan

warga berupa santapan rohani setiap hari kamis malam, pengajian setiap 35 hari

sekali, tahlil, arisan karang taruna dan kegiatan sepak bola untuk pemuda.

Respon positif terhadap permasalahan sosial di lingkungan turut

diwujudkan dengan kepedelulian pendidikan, ketenaga kerjaan, hubungan

kemanfaatan dengan PT Tirta Investama. Hasil kepedulian masyarakat adalah

sebagian besar pemuda memiliki tingkat pendidikan minimal SMP, selebihnya

berpendidikan lebih tinggi. Pada tingkat kesejahteraan, sebagian besar masyarakat

bekerja sebagai karyawan perusahaan dengan gaji antara 1,4 sampai 1,6 juta.

Tingkat pengangguran pemuda sekitar 2 %. Hasil ini tidak lepas dari peran

masyarakat berkordinasi dengan PT Tirta Investama.

Page 230: Implementasi CSR

215

Akan tetapi masyarakat kurang memiliki kepedulian terhadap dampak

eksploitasi perusahaan dan resiko yang diambil pada waktu yang akan

datang.Masyarakat kurang kritis masa depan eksploitasi PT Tirta Investama.

Masyarakat mengendaki manfaat praktis yang diterima. Sesuatu yang dirasakan

dan diterima masyarakat menjadi kebutuhan bersama warga.

Berbeda dengan yang disampaikan Yuliasih bahwa masyarakat, khususnya

RW 6 memiliki kepedulian yang kurang terhadap isu lingkungan dan isu sosial.

Masyarakat memiliki ikatan emosial yang stabil terhadap isu. Mobilitas sosial

masyarakat sangat dipengaruhi perangkat warga.

Kepeduliam masyarakat terhadap pendidikan pun cukup tinggi. Setelah

pemuda lulus sekolah, banyak yang menjadi karyawan perusahaan di sekitar

Dusun Jatianom. Warga pun banyak yang bekerja sebagai karayawan perusahaan.

Tingkat pengangguran sangat minim bagi laki-lakinya, berbeda dengan

perempuan.

Terhadap keberadaann PT Tirta Investama, masyarakat cenderung

bersikap pragmatis. Masyarakat mengendaki manfaat praktis yang diterima.

Sesuatu yang dirasakan dan diterima masyarakat menjadi kebutuhan bersama

warga. Selama memberikan manfaat, masyarakat menerima dengan terbuka.

Hal ini diperkuat oleh Danu dan Kepala Dusun. Menurut Danu warga RW

7 lebih memiliki kekompakan bila dibandingkan dengan warga RW 6.

Page 231: Implementasi CSR

216

Menurut Kamit tingkat kekompakan masyarakat RW 6 kurang, bila

dibandingkan masyarakat RW 7. Menurutnya, di RW ini bapak-bapak yang

mudah digerakkan adalah bapak-bapak RT 3, memiliki kekompakan. Faktor yang

mengurangi kekompakan di RW 6 adalah tingkat kesibukan masyarakat bekerja.

Disisi yang berbeda PT Tirta Investama memiliki konsep CSR berupa

konservasi, community development dan pemberdayaan. Terlebih, perusahaan

telah menetapkan standart perusahaan dan masyarakat mampu hidup sejajar.

Terdapat kebutuhan secara bersama-sama antara perusahaan dan masyarakat.

Pendekatan perusahaan telah didukung oleh pranata sosial masyarakat

Dusun Jatianom. Masyarakat memiliki kordinasi yang kuat dengan perangkat

warga. Walau pada lingkup tertentu terdapat perbedaan kekompakan. Terdapat

pengaruh positif terhadap program-program yang digalakkan PT Tirta Investama.

Perusahaan mampu memobilisasi masyarakat dengan mudah.

Tabel 26 Pranata Sosial Terhadap Pengaruh Perusahaan

a. Pranata sosial mendukung program community development. b. Program CSR memperkuat pengaruh perusahaan kepada perusahaan. c. Kurangnya sifat kritis masyarakat terhadap ekploitasi perusahaan menciptakan

situasi yang stabil Program-program CSR akan berjalan sukses apabila mendapatkan

dukungan masyarakat. Melalui pranata sosial ini perusahaan memiliki peluang

melakukan pendekatan kepada masyarakat secara berkelanjutan. Kordinasi ini

memperkuat sinergi perusahaan dan masyarakat. Pembinaan program jangka

panjang dan jangka dekat dapat terkordinasi secara merata. Sehingga terjaga

hubungan yang stabil antara perusahaan dan masyarakat.

Page 232: Implementasi CSR

217

Terlebih masyarakat kurang kritis mengetahui besaran eksploitasi

perusahaan, masyarakat lebih menghendaki manfaat praktis jangka pendek dan

kurang kritis masa depan ekploitasi perusahaan. Bahkan masyarakat tidak

mempedulikan sampai kapan perusahaan terus beroperasi. Hal ini memperkuat

peran perusahaan di tengah-tengah masyarakat Dusun Jatianom. PT Tirta

Investama memiliki pengaruh yang besar kepada masyarakat Dusun Jatianom.

Terdapat manfaat yang diterima pada jangka dekat dan terdapat harapan positif di

masa mendatang.

6.5 Membutuhkan Sinergi Masyarakat, Perusahaan Dan Pemerintah

Dusun Jatianom memiliki fasilitas infrastruktur yang cukup memadai

untuk failitas umum. Keberadaann listrik, sekolah, sarana transportasi, jaringan

komunikasi dan lain-lain dapat diperoleh dengan cukup mudah. Fasilitas ini

menunjang kemudahan masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya, termasuk

dalam kegiatan perekonomian.

Fasilitas infrastruktur bukan satu-satunya faktor pendorong dan perubahan

transformasi ekonomi, khususnya program CSR yang digalakkan PT Tirta

Investama. Terdapat faktor sosial yang turut mempengaruhi kesuksesan program-

program kemasyarakatan. Potensi lainnya untuk mendorong program-program

kemasyarakatan adalah kelembagaan sosial. Menurut Teguh Soekarno terdapat

keorganisasian yang turut memiliki peran terhadap perkembangan di masyarakat,

antara lain karang taruna, pejabat lokal, tokoh masyarakat, Wanjati, sekumpulan

ibu-ibu yang malakukan simpan pinjan di RT5 dan 6, RW 7 dan PKK. Turut

Page 233: Implementasi CSR

218

ditambahkan Yuliasih, yaitu PMPN, Koperasi Wanita Desa, BKM, Kelompok

Tahlil, Kelompok Yasin, UP2K pinjaman bergulir dan Kepala Desa.

Faktor lainnya yang memiliki peran penting dalam kemasyarakatan di

Dusun Jatianom adalah sinergi perangkat warga dengan masyarakat dan

perusahaan. Sinergi memiliki fungsi dalam komunikasi kepentingan, sosialisasi

dan mediasi.

Dusun Jatianom turut memiliki potensi yang kurang mendapatkan

perhatian oleh masyarakat sekitar. Menurut Soekarno persawahan dan pekarangan

warga merupakan potensi yang belum dimaksimalkan sebagai progam CSR.

Ditambahkan Yuliasih, pemanfaatan pengolahan sampah kering dan basah dan

lidah buaya masih belum terlaksana dengan maksimal.

Penghambat keberhasilan transfromasi ekonomi sangat dipengaruhi oleh

rendahnya minat individu dalam masyarakat untuk melakukan wiraswasta.

Menurut Soekarno masyarakat lebih memilih beralih profesi menjadi karyawan

dari pada petani. Prilaku ini berdampak kepada minimnya kreatifitas masyarakat.

Ditambahkan Yuliasih, masyarakat lebih menghendaki usaha yang langsung

memberi manfaat, belum memiliki kehendak membangun usaha dalam jangka

panjang. Perihal ini sangat dipengaruhi oleh SDM yang kurang dan masyarakat

belum dapat membaca peluang sosial ekonomi.

Kondisi yang demikian berdampak kepada keterbatasan membangun rantai

nilai sosial ekonomi. Masyarakat selaku objek transfromasi ekonomi memiliki

kekurangan etos membangun sistem ekonomi. Pihak yang tampak membangun

Page 234: Implementasi CSR

219

rantai sosial ekonomi adalah karang taruna RW 7. Secara mandiri karang taruna

membangun hubungan kemitraan dengan perusahaan dan berjalan dengan

mandiri. Kreatifitas dan inovasi individu dalam masyarakat sebagai pelopor

membangun mitra kerja dengan perusahaan rendah.

Akan tetapi pola prilaku masyarakat sangat berbeda apabila melibatkan

masyarakat secara keseluruhan. Adanya kordinasi dari perangkat warga, kegiatan

warga dan mobilitas warga memiliki dampak yang berbeda. Hal ini termasuk

sebagai faktor pendorong CSR. Menurut Soekarno masyarakat memiliki karakter

integritas, gotong royong dan saling membahu. Ditambahkan oleh Yuliasih

masyarakat memiliki karakter ikut-ikutan, kompak, kebersamaan, loyalitas, saling

mendukung, koperatif dan masyarakat aktif berorganisasi. Sehingga kegaiatan

community development dapat terlaksana.

Fenomena ini menjelaskan bahwa program transformasi harus

dilaksanakan dengan melibatkan peran perangkat warga dan organisasi

pendukung yang berada di Dusun Jatianom untuk memobiliasasi masyarakat

secara keseluruhan. Program CSR dengan sasaran individu atau rumah tangga

kurang didukung karakter masyarakatnya.

Fenomena ini dibuktikan dengan program penghijauan yang tidak

mendapatkan pengawalan secara berkelanjutan. Program penghijauan melibatkan

sinergi secara bersama-sama mendapatkan perhatian masyarakat. Akan tetapi

dalam hal perawatan diserahkan kepada individu. Tanaman pun banyak yang mati

karena tidak terawat. Demikian halnya dengan program kambing bergulir,

Page 235: Implementasi CSR

220

tanggung jawab penggembala sebagai kurang bertanggung jawab. Menurut Danu

terdapat penggembala yang tidak sanggup merawat. Diperkuat oleh Kasun,

banyak kambing yang mati.

Tabel 27 Membutuhkan Sinergi Masyarakat, Perusahaan Dan Pemerintah

a. Kreatifitas dan inovasi individu dalam masyarakat sebagai pelopor membangun mitra kerja dengan perusahaan rendah.

b. program transformasi harus dilaksanakan dengan melibatkan peran perangkat warga dan organisasi pendukung yang berada di Dusun Jatianom untuk memobiliasasi masyarakat secara keseluruhan dan terus mendapatkan pengawasan.

c. Program CSR dengan sasaran individu atau rumah tangga kurang didukung karakter masyarakatnya. Dibuktikan dalam program penghijauan dan kambing bergulir.

d. Persawahan merupakan CSR yang harus didorong karena masyarakat dulu telah membidangi dan mengelolah secara mandiri

Potensi persawahan, pekarang, sampah kering dan basah dan lidah buaya

merupakan potensi yang harus dipertimbangkan. Sebelum berkembangnya

perusahaan di Dusun Jatianom, masyarakat bermata pencaharian sebagai petani.

Setelah berdirinya perusahaan, masyarakat beralih profesi. Sangat disayangkan

apabila terdapat potensi ekonomi yang kurang terawat dan menurunnya kreatifitas

masyarakat. Persawahan merupakan CSR yang harus didorong, terdapat

pertimbangan masyarakat telah membidangi dan mengelolah secara mandiri.

Demikian halnya dengan pekarangan, sampah kering, lidah buaya dan

lain-lain hasus memberikan harapan mendorong kreatifitas masyarakat.

Page 236: Implementasi CSR

221

6.6 Relevansi Teori Dan Konsep

6.6.1 Relevansi Teori Good Governance

“ Good governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik dan tata

cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-

masalah publik 87“. Good governance menjelaskan sistem pemerintahaan yang

memfasilitasi pemangku kepentingan. Sistem ini dimaksudkan untuk

mensinergikan kebijakan dengan melibatkan pemangku kepentingan.

“ Ada tiga komponen yang terlibat dalam governance, yaitu pemerintah,

dunia usaha ( swasta comercial society ) dan masyarakat pada umumnya

(termasuk partai politik)88 “. Ketiga komponen ini merupakan pihak yang tidak

dapat terpisahakan dalam pengambilan kebijakan. Setiap komponen memiliki

peran penting. Bahkan keberadaann masing-masing pihak dapat berperan sebagai

kontrol kebijakan pemerintah.

Good governance merupakan kepastian suatu atau tolok ukur

pemerintahan yang sehat. Terdapat asas yang harus dipenuhi untuk

mengkategorikan suatu pemerintahan berjalan dengan baik. Menurut Komite

Nasional Kebijakan Governance terdapat asas yang harus menjadi kepastian

dalam Good Public Governance disetiap aspek pelaksanaan fungsinya yaitu

demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum dan kesewajaran dan

87 Sumarto.Loc. Cit. 88 Komite Nasional Kebijakan Governance. Loc. Ciit.

Page 237: Implementasi CSR

222

kesetaraan89. Pemangku kepentingan memiliki hak untuk menggunakan asas ini

kepada kemangku kepentingan lainnya.

Pada kenyataannya, pemahaman good governance dilaksanakan untuk

memecahkan permasalahan publik. Pada studi kasus CSR menunjukkan bahwa

CSR merupakan upaya memenuhi kebutuhan perusahaan dan masyarakat. Ada

pun pihak yang dilibatkan dalam hal ini adalah pemerintah. Sugeng Hari Utomo

selaku pejabat Bapenam menginformasikan bahwa Bapenam turut menggalang

CSR melalui kegiatan temu usaha bersama pengusaha dengan dipimpin langsung

oleh Bupati. Demikian hanya dalam kewajiban, Bapenam merupakan pihak yang

mengizinkan perusahaan beroperasi. Bapenam memiliki tugas dan wewenang

mengontrol aktifitas perusahaan. Adanya aktifitas yang merugikan masyarakat

dan lingkungan akan ditindak oleh Bapenam.

Pelaksanaan CSR turut berkordinasi dengan Bapeda. Setiap tahunnya

Bapeda memberikan pemetaan wilayah, sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan

lain-lain. Perusahaan sendiri yang memilih objek CSR. Perusahaan turut

memberikan laporan perencaan dan pelaksanaan CSR.

Perusahaan pun sebaliknya, perusahaan melakukan kordinasi kepada

instansi yang bersangkutan dalam menjalankan CSR. Hal ini dilakukan untuk

menghindari tumpang tindih agenda.

Hubungan perusahaan, masyarakat dan pemerintah lokal atau perangkat

turut berkordinasi. Sebagai wujud kordinasi pemangku kepentingan lokal adalah

89 Komite Nasional Kebijakan Governance. Loc. Ciit.

Page 238: Implementasi CSR

223

keberadaan karang taruna RW 7, Wanjati dan masyarakat Dusun Jatianom secara

umum. Program CSR merupakan komunikasi banyak pihak.

Dalam hal ini pemerintah telah menetapkan mekanisme, praktik dan tata

cara memecahkan masalah publik. Pemerintah mensinergikan hubungan

pemerintah, swasta dan masyarakat melalui kordinasi. Akan tetapi ketetapan ini

belum memecahkan permasalahan publik pada aspek substansi. Terlebih,

kenyataan lapangan yang dibangun belum sesuai dengan asas good publik

governance yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum dan

kesewajaran dan kesetaraan90.

Kenyataan lapangan menunjukkan pemerintah, swasta dan masyarakat

belum menyusun agenda bersama dalam pelaksanaan CSR. Agenda bersama dan

kordinasi memiliki pemahaman berbeda. Dalam hal kordinasi belum terdapat

kesepakatan atau pun regulasi yang mengikat untuk mencapai suatu tujuan.

Pemerintah, swasta dan masyarakat masih berjalan sendiri-sendiri. Belum

mencerminkan pembangunan berkelanjutan yang melibatkan pemerintah, swasta

dan masyarakat dalam aspek CSR.

Pemerintah pun belum menetapkan hak, kewajiban dan sanksi pemangku

kepentingan, standart keberhasilan pelaksanaan CSR, beserta petunjuk tekhnis

pelaksanaan CSR. Bentuk sinergi yang dibangun masih bersifat tumpang tindih.

Belum terdapat hukum positif yang mengatur secara sistematis.

90 Komite Nasional Kebijakan Governance. Loc. Ciit.

Page 239: Implementasi CSR

224

Lemahnya aspek hukum positif turut mempengaruhi demokrasi,

kesewajaran, kesetaraan dan akuntabilitas pemangku kepentingan CSR.

CSR masih menjadi otoritas perusahaan menyisihkan sebagian

keuntungannya untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan. Belum

terdapat sanksi dan kontrol yang jelas bagi perusahaan yang tidak melaksanakan

CSR. Pemerintah dan masyarakat pun tidak dapat memaksa perusahaan

melaksanakan CSR. Kebijakan CSR sangat ditentukan oleh kemurahan

perusahaan. Posisi pengambilan keputusan objek CSR, pada dasarnya ditentukan

oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan kesetaraan dalam pengambilan keputusan

belum terlaksana pada aspek substansi.

Demokrasi dalam CSR tidaklah dapat dilaksanakan bila tidak terdapat

aturan yang jelas dan adanya kepastian hukum yang sehat. Kebijakan yang belum

jelas, terbukti belum menghasilkan kesetaraan untuk membangun agenda

bersama.

Permasalahan ini tentu tidak wajar dalam pengawalan kebijakan CSR.

Terdapat wewenang yang kabur dan kekuasaan yang tidak setara antara pemangku

kepentingan. Kebijakan tidak dapat dihasilkan dengan sehat bila tidak terdapat

kesetaraan dan kesewajaran.

Kejanggalan-kejanggalan ini dapat dibuktikan melalui transparansi dan

akuntabilitas lapangan sebagai asas pelaksanaan pemerintahan yang baik.

Page 240: Implementasi CSR

225

Transparansi perusahaan dan pemerintah untuk mengetahui besaran

eksploitasi perusahaan merupakan hak publik mengetahui. Masyarakat merupakan

pihak yang berkepentingan. Masyarakat memiliki hak mengetahui segala aktifitas

yang berada di lingkungan sekitarnya. Masyarakat memiliki hak untuk

mengontrol untuk mengantisipasi kemungkinan negatif.

Berdasarkan alasan ini menunjukkan teori pemerintahan yang baik tidak

sesuai pada studi kasus implementasi tanggung jawab sosial PT Tirta Investama di

Dusun Jatianom.

Tabel 28 Relevansi Teori Good Governance

Teori pemerintahan yang baik tidak sesuai dengan relevansi studi kasus implementasi tanggung jawab sosial PT Tirta Investama di Dusun Jatianom karena belum terdapat kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan substansi permasalahan.

Akuntabilitas informasi yang disampaikan pejabat dan perusahaan kurang

dapat dipertanggung jawabkan. Terdapat pernyataan yang tidak sesuai dengan

kenyataan lapangan dan tidak dibenarkan oleh pihak yang bersangkutan. Hal ini

terbukti dengan kejanggalan-kejanggalan yang ada. Sebagai contohnya, Pejabat

Bapeda menyampaikan PT Tirta Investama bekerjasama dengan TKPK. Setelah

Kordinator CSR PT Tirta Investama dikonfirmasi, menyatakan tidak tergabung

dalam TKPK.

Contoh lainnya yang menunjukkan lemahnya akuntabilitas pemerintah

dalam melaksanakan pemerintahan yang baik adalah terkait polusi PT Tirta

Investama. Pejabat Bapenam menyampaikan tidak adanya dampak eksploitasi

Page 241: Implementasi CSR

226

perusahaan, sedangkan kordinator CSR menyampaikan adanya dampak polusi

suara dan polusi udara dan terdapat contoh lainnya.

6.6.2 Relevansi Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

CSR dipahami sebagai “ Upaya ungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk

meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya

seluruh terhadap pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan

lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan “91. Berdasarkan

pemahaman ini menunjukkan unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha.

Unsur-unsur ini merupakan menganalisis relevansi CSR di lapangan dengan

konsep yang disampaikan Lingkar Studi CSR Indonesia.

Pada studi kasus di Dusun Jatianaom, PT Tirta Investama telah

menunjukkan adanya upaya meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan

dampak positif. Hal ini dapat diketahui dari bentuk-bentuk CSR yang dikeluarkan

perusahaan. Perusahaan memberikan CSR kepada masyarakat Dusun secara

keseluruhan, karang taruna RW 7 dan Wanjati. Perusahaan pun telah memahami

CSR sebagai bisnis seiring dengan sosial. Aspek yang menjadi sasaran PT Tirta

Investama mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development.

Perusahaan telah menetapkan sasaran programnya kepada ranah ekonomi, sosial

dan lingkungan.

91 Lingkar Studi Indonesia dalam Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. Loc. Cit. Hlm. 17.

Page 242: Implementasi CSR

227

Tujuan program CSR ini diperuntukkan kepada masyarakat Dusun

Jatianom dalam jangka panjang. CSR dilaksanakan dengan kordinasi yang

berkesinambungan dan melibatkan masyarakat secara luas.

Ada pun pemangku kepentingan yang terlibat dalam CSR pada setiap

unsur kebijakan adalah pemerintah, masyarakat dan perusahaan.

Hal ini menunjukkan konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan telah

sesuai dengan studi kasus di Dusun Jatianom.

Page 243: Implementasi CSR

228

BAB VII

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Tirta Investama

Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

Pasuruan.

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Tirta Investama di

Dusun Jatianom terikat dalam komitmen internal dan eksternal perusahaan. Segala

bentuk tanggung jawab sosial perusahaan mengacu kepada komitmen tersebut.

Sasaran tanggung jawab sosial perusahaan mencakup konservasi,

pemberdayaan dan community development. Dalam setiap pelaksanaan tanggung

jawab sosial perusahaan, PT Tirta Investama berkordinasi dengan pemerintah dan

masyarakat untuk mengawal kegiatan.

Hasil kerja tanggung jawab sosial perusahaan telah diterima oleh tiga

golongan, yaitu Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan masyarakat

Dusun Jatianom secara keseluruhan.

7.1.2 Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Tirta Investama

Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

Pasuruan

Page 244: Implementasi CSR

229

Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Tirta Investama di

Dusun Jatianom dalam perspektif teori good governance belum terlaksana dengan

sukses. Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan belum sesuai dengan

kriteria yang tertera dalam teori good governance.

Pemerintah, masyarakat dan swasta telah menjalin mekanisme, praktik dan

tata cara mengawal tanggung jawab sosial perusahaan melalui kordinasi. Akan

tetapi cara tersebut belum memecahkan permasalahan publik pada substansinya.

Hubungan pemangku kepentingan belum sinergi untuk mengawal

pembangunan berkelanjutan. Belum adanya agenda bersama antara pemerintah,

swasta dan masyarakat. Tanggung jawab sosial masih menjadi otoritas perusahaan

perusahaan. Pemerintah dan masyarakat tidak memiliki kapasitas yang jelas untuk

terlibat dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan regulasi sebagai hukum positif, belum ada ketetapan

kapasitas, kordinasi, prosedur, hak, kewajiban, standart pelaksanaan CSR dan

sanksi bagi pemangku kepentingan. Hukum positif bersifat formalitas, lemah dan

tidak dapat diterapkan.

Hal ini menjadikan tidak adanya kesetaraan. Kekuasaan antara pemerintah,

swasta dan masyarakat terbukti tidak seimbang. Hubungan ketiganya tidak

memiliki kejelasan wewenang.

Page 245: Implementasi CSR

230

Kaburnya wewenang dan ketidak setaraan kekuasaan menunjukkan

ketidak wajaran dalam pengawalan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial

belum menjadi hak pemerintah dan masyarakat secara utuh.

Konsekuensinya, transparansi dan akuntabilitas belum dapat diaplikasikan

secara menyeluruh oleh pemangku kepentingan.

Lemahnya kepastian hukum atau budaya hukum, kurang adanya

kesetaraan, tidak terlaksananya kewewajaran, kurang transparansi dan lemahnya

akuntabilitas menunjukkan tidak terlaksananya praktik demokrasi dalam

implementasi tanggung jawab sosial perusahaan.

7.2 Rekomendasi

7.2.1 Rekomendasi Kepada Pemerintah

CSR telah menjadi kewajiban bagi perusahaan. CSR menjadi kebutuhan

masyarakat, pemerintah dan perusahaan yang bersangkutan. Keberadaan UU

Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah yang ada belum mumpuni untuk

mengatur regulasi dan teknis CSR. Hingga pada tingkat Jawa Timur telah

disahkan peraturan daerah. Melalui perda ini telah diatur regulasinya. Tapi

sayangnya, perda ini belum ditunjang oleh perda tingkat Kabupaten Pasuruan.

Kewajiban CSR menjadi mentah, pemerintah daerah tidak memiliki kuasa

menindak tegas perusahaan.

Peran pemerintah daerah dengan melibatkan pemangku kepentingan harus

mampu mendorong terciptanya perda CSR tingkat Kabupaten Pasuruan.

Page 246: Implementasi CSR

231

Pemerintah harus menetapkan prosedur, stadart, tekhnis dan lain-lain terkait CSR.

Melalui kegiatan ini akan mendorong pembangunan berbagai kalangan.

Kepada pemerintah Kabupaten Pasuruan hekdaknya meningkatkan

kualitas kinerja birokrasinya. Pemerintah harus meninjau ke lapangan meneliti

pelaksanaan CSR. Hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi di

lapangan. Simpang siur informasi dan minimnya data yang diberikan instansi

pemerintah menunjukkan pemerintah cenderung bekerja pada tahapan prosedural,

pemerintah belum maksimal menguasai permasalahan lapangan. Pemerintah harus

mampu mempertanggung jawabkan kinerjanya kepada publik.

Hal yang paling substansial adalah keterbukaan. Instansi pemerintah

belum mampu memberikan informasi besaran eksploitasi PT Aqua. Bahasan ini

merupakan kepentingan publik mengontrol kinerja pemerintah dan perusahaan.

Kerahasiaan dalam instansi pemerintah merupakan indikasi yang tidak sehat.

Pemerintah harus terbuka untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

7.2.2 Rekomendasi Kepada PT Tirta Investama

Pelaksanaan CSR di Dusun Jatianom menunjukkan perkembangan positif.

CSR harus lebih ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Peran

perusahaan membuka pintu pasar produk warga Dusun Jatianom harus

dilaksankan. Masyarakat memiliki kebutuhan untuk memasarkan hasil

produksinya. Perusahaan tidak cukup hanya memberi keterampilan, memotifasi,

memberi modal dan memberi peralatan.

Page 247: Implementasi CSR

232

Perusahaan pun harus terbuka dengan besaran eksploitasi. Masyarakat

harus mengetahui keuntungan dan resiko yang ditanggung. Adanya kerahasiaan

berpotensi adanya konflik. Kemungkinan terburuk, adanya dampak akibat

eksploitasi berpotensi menjadi ancaman bagi perusahaan.

7.2.3 Rekomendasi Kepada Masyarakat Dusun Jatianom

Masyarakat Dusun Jatianom sebaiknya banyak belajar dari kasus-kasus

CSR. Masyarakat membutuhkan banyak referensi mengembangkan potensi

pembangunan dan mengantisipasi permasalahan antara pemerintah dan

perusahaan. CSR merupakan kebutuhan secara berkelanjutan.

Masyarakat pun harus banyak peduli, berpartisipasi dan bersifat kritis

terhadap permasalahan yang ada di lingkungan lokal, nasional dan lingkup yang

lebih besar. Kepedulian masyarakat akan mendorong dan mempercepat

pembangunan yang lebih sehat.

Page 248: Implementasi CSR

233

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Rhonda dan Alice La Planter. 2010. Passion to Profit: Panduan Sukses

Bisnis Bagi Pengusaha Muda diterjemahkan oleh Kusnandar. Jakarta: Azkia

Publisheer

Asy’ari, Hasan. 2009. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Sebagai Modal Sosial PT Newmont. Tesis Magister Ilmu Hukum, Program Pasca

sarjana Universitas Diponegoro, Semarang

Badan Pelayanan Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan. 2011.

Standar Pelayanan Publik. Pemerintah Kabupaten Pasuruan

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Denzin, N.K. 1989 dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009.

Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul

Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gordon, I., J. Lewis dan K. Young. 1977. Perspektives on Policy Analysis Dalam

Wayne Parson (ed).2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan diterjemahkan oleh Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Kencana

Prenada Media group

http//www.runet.edu/-wkovarik/hist1/timeline.news.html 29 September 2011

http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010

http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010

Page 249: Implementasi CSR

234

http://flawisperfect.blogspot.com/2012/05/perusahaan-dengan-prospek-vital-

di.html 28 Mei 2012

http://visitpandaan.com/pandaan-adalah/ 29 September 2010

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2011-02-

15/92834/Inilah_Pemberdayaan_Masyarakat_lewat_CSR_ala_PT Aqua 15

Februari 2011

http://www.forplid.net/artikel/41-PT Aqua-dan-kejahatan-konspirasi-.html 29

September 2010

http://www.PT Aqua.com/kebaikanalam/hadiahberharga 29 September 2010

http://www.PT Aqua.com/kebaikanalam/mataairterpilih 29 September 2010

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=767

25:danone-PT Aqua-sediakan-dana-rp12-m-untuk-program-

csr&catid=13&Itemid=26 29 September 2010

John Elkington. 1998 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Johnson and Johnson.2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social

Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Public Governance: Proceeeding

Diskusi Panel dan Workshop Konsep Pedoman Umum. Jakarta: Penerbit Salemba

Page 250: Implementasi CSR

235

Lingkar Studi Indonesia dalam Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir

Wicanasana. 2011. Panduan Lengkap Penyusunan CSR. Jakarta: Penebar

Swadaya

Lord Holme and Richard Watts. 2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social

Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu

Maxwell, Joseph. 1992 dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009.

Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul

Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Jakarta

Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta

Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perseroan Terbatas. Jakarta : Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 89

Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Repubik Indonesia

Nomor 4o Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor

Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya.

Page 251: Implementasi CSR

236

Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. 2011. Panduan

Lengkap Penyusunan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya

Ripley, Randal B. 1985. Policy Analysis in Political Science. Nelson-Hall

Publisher, Chicago, Chapter 1-4

Self, P. 1993. Government by The Market: The Politic of Public Choice. London:

Miacmilan

Solichah, Amilatus. 2010. Peran PT. Tirta Investama Keboncandi Terhadap

Perubahan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui

Program Corporate Social Responsibility (CSR) ‘Kampoeng Sehat Danone’.

Skripsi Sarjana. Fakulta Psikologi Universitas Islam Negri Malang Maulana

Malik Ibrahim, Malang

Stake, Robert E. dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009.

Handbook Of Qualitative Research diterjemahkan Dariyatno, Badrus Samsul

Fata, Abi dan john Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sumarto, Hetifah Sj., 2003. Inovasi, Participatory dan Good Governance: 20

Pemrakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Vysser, Wyne, Dirk Matten, Manfred Pohl and Nick Tolhrust. 2010. The A – Z of

Cooperate Social Responcibility. Great Britain: Chippenham, Wiltshire

Winarno, Budi. 2009. Pertarugan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo

Page 252: Implementasi CSR

237

Lampiran

Lampiran 1 Foto-foto

Masjid yang mendapatkan CSR Lingkunan pabrik PT Aqua

Pabrik PT Aqua dari depan Pintu samping pabrik yang berada di RW 7

Peneliti di ruang tunggu pabrik Peneliti meninjau produk Wanjati

Page 253: Implementasi CSR

238

Kepala Bapenam Kab. Pasuruan,Yuli Hari Sekretaris Bapeda, Syaifudin Ahmad

Pengelolah Kambing Bergulir, Danu Pengurus Karang Taruna RW 7

Teguh Soekarno Peneliti bersama Wanjati & SII

Page 254: Implementasi CSR

239

Kordinator CSR (biru), Kasun, Kades PAUD Wanjati


Recommended