BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengandung makna
bahwa kurikulum dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan
dengan tujuan agar satuan pendidikan yang bersangkutan dapat
mengembangkan kekhasan potensi sumber daya manusia dan daerah di
sekitarnya.1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik
sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta
didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan.2
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
1 http//:[email protected] kurikulum, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Departemen
Pendidikan Nasional, sosialisasi Kurikulum 2004, (20 Juni 2008) 2 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, BSNP, Jakarta, 2008, Hlm. 3
20
disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang
dikembangkan sesuai dengan relevansinya. Oleh setiap kelompok atau atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota
untuk pendidikan Dasar dan Propinsi untuk Pendidikan Menengah.
2. Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam setiap penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dilandasi oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
e. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanakan Permendiknas
Nomor 22 dan 23.3
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa
Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,
dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 adalah peraturan tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP), SNP merupakan criteria minimal tentang
3 Ibid, Hlm. 24
21
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006
mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan Menengah
yang selanjutnya disebut Standar isi, mencakup lingkup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk pencapaian kompetensi lulusan minimal
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 mengatur
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menetukan kelulusan peserta
didik.
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan Dasar dan
Menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
22
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah”.4
Sedangkan menurut E. Mulyasa mengatakan bahwa prinsip
pengembangan KTSP sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan local”.5
4. Penerapan Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Membuat Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes)
Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes) adalah
rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah diketahui kepastian
jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun/semester. Penyusunan prota
dan promes ini berdasarkan hasil analisa alokasi waktu yang ditetapkan
sebelumnya dan hasil pemetaan kompetensi dasar per unit.6
Hasil penyusunan prota dan promes inilah yang nantinya sebagai dasar
untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada sisi lain,
berdasarkan prota dan promes ini pula nantinya kepala sekolah atau
pengawas bisa mengetahui/mengontrol apakah unit-unit pembelajaran telah
dilaksanakan oleh guru atau belum.
4 Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, Hlm. 11 5 E. Mulyasa, Op.Cit, Hlm. 152-153 6 Masnur Muslich, Op.Cit, Hlm. 44
23
Hal yang patut dilaksanakan guru dalam penyusunan prota dan promes
adalah sebagai berikut :
1. Mendaftar kompetensi dasar pada setiap unit berdasarkan hasil pemetaan
kompetensi dasar per unit yang telah disusun.
2. Mengisi jumlah jam pelajaran setiap unit berdasarkan hasil analisis
alokasi waktu yang telah disusun.
3. Menentukan materi pembelajaran pokok pada setiap kompetensi dasar,
yang didapatkan dari pengembangan silabus yang telah disusun atau dari
kreativitas guru.
4. Membagi habis jumlah jam pelajaran efektif (dalam satu tahun atau satu
semester) ke semua unit pembelajaran dan semua jenis ulangan
berdasarkan pengalokasian waktu yang terdapat dalam hasil analisis
alokasi waktu yang telah disusun”.7
Penulis akan memberikan contoh format Program tahunan (Prota) dan
Program Semester (Promes) sebagai berikut :
PROGRAM TAHUNAN
Mata pelajaran :……………………..
Satuan Pendidikan : …………………….
Kelas : ……………………
Tahun Pelajaran : ……………………
Semester Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Pokok
Alokasi
…………………………
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
………………. ……………………. b. Mengembangkan Silabus
1. Pengertian Silabus
7 Ibid, Hlm. 44
24
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan
sumber belajar.8
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan silabus adalah suatu perencanaan pembelajaran suatu kelompok
mata pelajaran yang mencakup di dalamnya antara lain standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber
belajar yang mempunyai tujuan untuk mempermudah dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada
setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu
melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan diberi
kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan
silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam
bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka
perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, adalah : ilmiah, relevan,
8 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyusunan KTSP, BNSP, 2008, Hlm. 11
25
fleksibel, kontinuite, konsisten, memadai, actual, dan kontekstual serta
efektif, dan efesien.9
Dari uraian di atas maka penulis akan menjabarkan dari berbagai
komponen di atas yaitu :
a) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
b) Relevan
Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, social, emosional dan spiritual peserta didik.
c) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan tuntutan masyarakat.
d) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa
setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki
keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi
peserta didik.
9 Ibid, Hlm. 191
26
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal,
yakni dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya, dan bisa juga
secara horizontal yakni dengan program-program lain atau dengan
silabus lain yang sejenis.
e) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indicator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan system penilaian.
f) Memadai
Cakupan indicator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan system penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
g) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indicator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata dan peristiwa yang terjadi.
h) Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara
efektif, yakni memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam
proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai
dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
27
i) Efesien
Efesien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk
memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu
tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.
2. Landasan Pengembangan Silabus
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17
ayat (2) dan pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut :
“Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite
madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, di bawah supervise Dinas Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA,
SMK, dan Departemen yang menaungi urusan pemerintah di bidang
agama untuk, MI, MTs, MA, MAK”.10
Dan pasal 20 yang berbunyi :
“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.
3. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah pengembangan silabus
mengikuti penerapan sebagai berikut :
a. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
10 Masnur Muslich, Op.Cit. Hlm. 24
28
b. Mengidentifikasi materi pokok
c. Mengembangkan pengalaman belajar
d. Merumuskan indicator keberhasilan belajar
e. Penentuan jenis penilaian
f. Menentukan alokasi waktu
g. Menentukan sumber belajar”.11
4. Format Silabus
Berdasarkan komponen di atas, hasil pengembangan silabus dapat
dikemas ke dalam tiga jenis format, pengembangan silabus dapat
memilih satu di antara jenis format tersebut :
Format Silabus
Nama Sekolah :……………..
Mata Pelajaran : …………….
Kelas/Semester : …………….
Standar Kompetensi : …………….
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pengalaman
Belajar
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber/Bahan
/Alat
c. Membuat Perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian RPP
merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran. Yaitu : kompetensi
dasar, materi standar, indicator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi
11 Ibid, Hlm. 28
29
dasar berfungsi mengembangkan peserta didik, materi standar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar
berfungsi menunjukan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta
didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi,
dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar
belum terbentuk atau belum tercapai.
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap
melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang.
Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib
memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dasar
hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut
hanya akan merusak metal dan moral peserta didik, serta akan
menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.
Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam
pengembangan KTSP antara lain : kompetensi dasar, materi standar,
hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian dan prosedur
pembelajaran”.12
2. Prinsip Pengembangan RPP
12 E. Mulyasa, Op.Cit. Hlm. 217
30
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus
memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi
standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan
agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus
berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu
belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan
menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai,
serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Untuk kepentingan tersebut,terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
dalam menyukseskan implementasi KTSP sebagai berikut :
a) Kompetensi yang dirumuskan dalam pelaksanaan pembelajaran
harus jelas, makin kongkrit kopetensi makin mudah diamati, dan
makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan umtuk
membentuk kompetensi tersebut.
b) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel,
serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan
pembentukan kompetensi peserta didik.
c) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
d) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus
utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e) Harus ada koordinasi antara komponen pelaksanaan program di
sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim
(team theaching) atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak
mengganggu jam-jam pelajar yang lain”.13
13 Ibid, Hlm. 219
31
Pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran bagi suksesnya
implementasi KTSP di sekolah, dengan RPP yang optimal, guru dapat
mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam
pembelajaran secara lebih terarah. Perencanaan yang baik sangat
membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun peserta
didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara
mencapaianya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi
agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran
yang telah diprogramkan.
3. Komponen Pengembangan RPP
Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengisi kolom identitas
b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang
telah ditetapkan
c) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun
d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.
e) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi
pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi standar
merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran.
f) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
g) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir.
h) Menentukan sumber belajar yang digunakan
i) Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan
tekhnik penskoran”.14
14 Ibid, hlm. 222-223
32
Dari komponen di atas jelaslah bahwa pengembangan RPP harus
dimulai dari kinerja guru itu sendiri dan itu semua langkah yang patut
dilakukan guru dalam penyusunan RPP.
4. Contoh format rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
Format rencana pelaksanaan pembelanjaran ( RPP ) sekurang-
kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Penulis akan menyajikan
contoh format RPP di bawah ini :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELANJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : …………………
Mata Pelajaran : …………..……..
Kelas / Smester : …………………
Standar Kompetensi : …………………
Kompetensi Dasar : …………………
Indikator : …………………
Alokasi Waktu : …………………
A. Tujuan Pembelajaran
……………………………………………………………………………
B. Materi Pembelajaran
……………………………………………………………………………
C. Metode Pembelajaran
……………………………………………………………………………
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Awal ( dilengkapi dengan alokasi waktu )
……………………………………………………………………………
Kegiatan Inti ( dilengkapi dengan alokasi waktu )
……………………………………………………………………………
Kegiatan Penutup (dilengkapi dengan alokasi waktu )
Pertemuan II
……………………………………………………………………………
Dan seterusnya.
E. Sumber belajar ( disebutkan secara konkrit )
……………………………………………………………………………
F. Penilaian
Teknik
……………………………………………………………………………
Bentuk Instrumen
……………………………………………………………………………
33
Contoh Instrumen, ( Soal / Tugas )
( Ditambah kunci jawaban atau pedoman penilaian )
……………………………………………………………………………
……………………………….
Mengetahui,
Kepala Sekolah
……………………………..
Guru Mata Pelajaran
……………………………..
d. Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
Kegiatan belajar mengajar dirancang dengan mengikuti prinsip-
prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan
aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan
demikian, dalam KBM, guru perlu memberikan dorongan kepada peserta
didik untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun
gagasan. Tanggung jawab belajar tetap berada pada diri peserta didik dan
guru hanya bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa, motifasi dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar secara
berkelanjutan atau sepanjang hayat.
Berikut dikemukakan Lima prinsip kegiatan belajar mengajar yang
bisa memberdayakan potensi siswa :
1. Kegiatan yang berpusat pada siswa
2. Belajar melalui berbuat
3. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan social
4. Belajar sepanjang hayat
5. Belajar mandiri dan belajar bekerja sama “.15
15 Ibid, hlm 50
34
Dari uraian di atas penulis simpulkan bahwa makna dan hakekat
belajar sering kali diartikan sebagai penerimaan informasi dan sumber
informasi ( guru dan buku pelajaran ). Akibatnya, guru masih memaknai
kegiatan mengajar sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau
buku kepada siswa. Proses mengajar lebih bernuansa memberi tahu dari
membimbing siswa menjadi tahu sehingga sekolah lebih befungsi sebagai
pusat pemberitahuan dari pada pusat pengembangan potensi siswa.
Perilaku guru yang sering menjelaskan dan menjawab langsung pertanyaan
siswa merupakan salah satu contoh tindakan yang menjadikan sekolah
sebagai pusat pemberitahuan.
Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di kelas dan di luar kelas
meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas, pengelolaan bahan
pelajaran, pengelolaan kegiatan waktu, pengelolaan siswa, dan pengelolaan
sumber belajar, oleh karena itu, untuk menjawab cara mengelola KBM
diarahkan pada keenam jenis pengelolaan tersebut.
e. Penilaian Kelas
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengembilan keputusan.16
16 Ibid, Hlm. 78
35
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan prosentase pemenuhan indikator-indikator. Berdasarkan PP
Nomor 19 tahun 2005, bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri
atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik
tes dan non tes. Penilaian dengan tes dapat berbentuk tertulis, lisan dan
perbuatan (praktek). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan
dengan pengamatan, pengukuran sikap, hasil karya, proyek atau produk.
Penilaian kelas harus memperhatikan kriteria sebagai berikut :
1. Validitas, hasil penilaian dapat ditafsirkan sebagai apa yang akan
dinilai.
2. Reliabilitas, hasil penilaiannya ajek, dan menggambarkan
kemampuan yang sesungguhnya.
3. Fokus kompetensi, penilaian dilakukan untuk pencapaian
kompetensi yang sesuai dengan kurikulum, dan materinya terkait
langsung dengan indikator pencapaian kompetensi.
4. Komprehensif, informasi yang diperoleh cukup untuk membuat
keputusan.
5. Objektif, penilaian dilakukan secara adil, terencana, dan
berkesinambungan.
6. Mendidik, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan kualitas belajar.17
Ada beberapa bentuk instrumen penilaian yang dapat dipilih sesuai
dengan teknik atau jenis penilaiannya yang sesuai dengan pengembangan
evaluasi KTSP.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut :
17 Ibid, Hlm. 79
36
NO Teknik (jenis) Bentuk Instrumen
1. Tes tertulis - Tes isian
- Tes uraian
- Tes pilihan ganda
- Menjodohkan
- Jawaban singkat
- Benar salah, dll
2. Tes lisan - Daftar pertanyaan
3. Tes perbuatan (unjuk kerja) - Tes simulasi
- Uji petik kerja produk
- Uji petik kerja prosedur
4. Pengamatan/ Observasi - Lembar observasi
- Quisioner
- Skala sikap
5. Penugasan - Tugas rumah
- Tugas proyek
6. Produk - Uji petik
7. Portofolio - Dokumen pekerjaan, karya, prestasi
siswa.
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam adalah “berhaknya jasmani
dan rohani berdasarkan hak-hak agar menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.”18
Selanjutnya dari pendapat lain mengungkapkan bahwa : Pendidikan Islam
adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
Agama Islam yang telah diyakini secara keseluruhannya, serta menjadi warga
18 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, 1986, Hlm. 23
37
negara yang baik serta memenuhi Undang-undang dan peraturan yang berlaku
serta berusaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa”.19
Dari dua pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan
agama Islam adalah suatu bimbingan dan asuhan yang diberikan kepada
peserta didik dalam pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat
kedewasaan sesuai dengan ajaran agama Islam sejahtera hidupnya baik di
dunia maupun diakherat.
2. Dasar - Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Menurut H. Ramayulis dasar pendidikan Islam ialah “firman Allah dan
sunnah Rasulullah SAW, kalau pendidikan itu diibarat bangunan maka isi Al-
Qur’an dan Hadits yang menjadi fundamennya”.20
Sedangkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi :
�� ��� ���������� �� �������� �� ������� ����������� �� ����������������
Artinya : “ Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan kepadanya petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa ( QS. Al-Baqarah : 2)”.21
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dasar
pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadits. Dasar ini mencakup segala
masalah baik yang berhubungan dengan kepribadian maupun dengan
kemasyarakatan. Dan kegiatan pendidikan Islam telah mendapat tuntunan
yang jelas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan demikian bahwa
19 Dikbud, Bahan Inti Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama Islam SLTP dan
SLTA, Dirjen Pendikdasmen, Jakarta, 1992, Hlm. 10 20 Ibid, Hlm. 122
21 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, Jakarta, 1971, Hlm.
38
pendidikan Islam merupakan pengembangan dari firman yang telah diberikan
oleh ALLah SWT.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi
sebagai berikut :
a. Pengembangan
Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga,
sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri
anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan
akherat.
c. Penyesuaian Mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental, yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
39
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan
ajaran agama Islam.
d. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan
Menangkal hal-hal negativ dari lingkungannya atau dari budaya lain yang
dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju
manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran
Tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir
nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran
Untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain”.22
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan ialah suatau yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai, maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
22 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT. Rosda Karya,
2006,Hlm.134
40
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap
dan bertingkat.
Pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi
dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dengan
manusia sesamanya, dapat manfaat yang semakin meningkat dari alam
semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akherat nanti.
Menurut Zakiah Darajat, dkk ada beberapa tujuan pendidikan dalam Islam
yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain, tujuan ini
meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku,
penampilan, kebiasaan dan pandangan.
2. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya
terdapat pada waktu hidup di dunia telah berakhir pula.
3. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik
diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
4. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu”.23
Pendidikan agama Islam bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada
siswa tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
23 Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Hlm. 30
41
Negara dan anggota umat manusia serta untuk mengikuti pendidikan
menengah”.24
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dalam
suatu pendidikan merupakan titik akhir dari segala usaha yang akan dicapai
atau merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Dalam hal
ini tujuan pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan
nasional Negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan
pula dengan tujuan instituisional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
C. Implementasi KTSP dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan sikap.25
Sedangkan implementasi KTSP adalah suatu proses penerapan ide, konsep,
dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta
didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran. Lebih lanjut dikatakan bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide,
program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-
24 Depag RI, Op.Cit, Hlm. 29
25Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Manajemen Pelaksanaan
dan Kesiapan Sekolah Menyosongnya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm 174.
42
aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang
diharapkan untuk berubah.26
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa implementasi kurikulum
adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis)
menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
pembahasan ini akan mengarah pada bagaimana penerapan KTSP yang dibuat
oleh sekolah sendiri yang masih berupa teori atau tulisan menjadi kegiatan
pembelajaran di sekolah. Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan
pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
Implementasi KTSP PAI itu sendiri adalah penerapan dari komponen-
komponen KTSP PAI yang ada yang harus di implementasikan oleh setiap
satuan pendidikan. Adapun KTSP PAI itu sendiri mempunyai karakteristik yang
berbeda dari mata pelajaran yang lain, namun komponen KTSPnya pada
dasarnya sama dengan komponen KTSP mata pelajaran yang lain, di antaranya :
mengembangkan program tahunan, program semester, mengembangkan silabus,
mengembangkan RPP dan pengembangan evaluasi penilaian.
Implementasi KTSP dalam pembelajaran PAI pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Perencanaan.
26Kunandar, Guru Profesional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 119.
43
Dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dalam pembelajaran PAI, maka hal yang harus
dikembangkan adalah :
a. Mengembangkan Program Tahunan (Prota)
Untuk menerapkan KTSP dalam pembelajaran PAI seharusnya guru
menyiapkan Prota terlebih dahulu dengan cara menetapkan kepastian
jumlah jam yang tersedia pada mata pelajaran tersebut dalam satu tahun.
Yang meliputi semester 1 dan 2, kemudian berdasarkan analisa waktu
yang telah ditetapkan guru memetakan kompetensi dasar per unit. Dalam
menentukan langkah-langkah lebih lanjut dapat dilihat pada penjelasan
yang telah dijelaskan di atas.
b. Mengembangkan Program Semester (Promes)
Dalam menyusun Program Semester untuk pembelajaran PAI juga tidak
berbeda dari mata pelajaran lain. Yang perlu dilakukan guru antara lain :
mengisi kolom kompetensi dasar serta menentukan indikator-indikator
yang harus dicapai dari kompetensi dasar tersebut serta alokasi waktu
yang dibutuhkan. Kemudian menentukan pada bulan apa dan minggu
keberapa indicator-indikator tersebut dapat dicapai dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Adapun format program semester adalah sebagai berikut :
44
Bulan
Juli Agustus September Oktober
dst…. No
Kompetensi
Dasar Indikator Waktu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Simpang Pematang, ……, …………., 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
(…………………)
Guru PAI
(………………..)
c. Mengembangkan Silabus dan RPP.
Sama dengan mata pelajaran lain, untuk mengembangkan silabus dan RPP
dalam pembelajaran PAI kita dapat menggunakan langkah-langkah untuk
mengembangkan silabus dan RPP pada mata pelajaran umum, seperti
yang telah dijelaskan di atas. Karena pada dasarnya penyusunan silabus
dan RPP dalam pembelajaran PAI tidak jauh berbeda dengan mata
pelajaran lainnya. Dan idialnya seorang guru PAI dalam menyiapkan
perangkat pembelajarannya dapat mengembangkannya sendiri sesuai
dengan keadaan siswa dan keadaan lingkungan sekolahnya. Tidak hanya
mencontoh atau menggunakan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh
sekolah lain.
2. Pelaksanaan.
Untuk mengelola kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI
seharusnya guru dapat merancang proses pembelajaran dan mempraktekannya
45
di kelas sebuah kegiatan belajar yang mengikuti prinsip-prinsip khas edukatif
yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif peserta didik sehingga
peserta didik dapat mengembangkan dan membangun pemahaman yang benar
terhadap materi pelajaran secara mandiri dengan bimbingan dan arahan dari
guru PAI yang bersangkutan.
3. Evaluasi.
Untuk mengembangkan penilaian atau evaluasi pada pembelajaran PAI,
sebaiknya guru PAI memperhatikan hal-hal pokok tentang penilaian kelas
yang didasarkan pada pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan,
melalui berbagai kegiatan hasil belajar yang terdiri dari ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada keterangan evaluasi di atas.
Implementasi KTSP dalam pembelajaran PAI pada pelaksanaannya,
kurikulum ini dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan untuk menggerakkan
mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Dengan demikian kurikulum ini
dapat lebih disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, serta
memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal. Beban tugas untuk
menerapkan KTSP PAI ini terutama berkaitan dengan peran guru sebagai
fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik,
melalui kegiatan mengajar, membimbing dan melaksanakan administrasi
sekolah.