IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TAHUN
2012 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
PERSEROAN TERBATAS
JURNAL
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu
Pemerintahan
OLEH
ANGGUN KHARISMA PUTRA
130565201117
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TAHUN
2012 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
PERSEROAN TERBATAS
Anggun Kharisma Putra1, Oksep Adhayanto2, Nazaki3
Email: [email protected]
Program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga
negaranya, kemudian banyaknya perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia
setidaknya dapat membantu dan mengurangi beban pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan warga negaranya. Adapun kerja sama anatara pemerintah dan
perusahaan asing nantinya mampu meningkatkan kualitas SDM terutama yang
berada disekitar lingkungan berdirinya perusahaan asing tersebut. Dengan adanya
perjanjian antara pemerintah dan perusahaan sebagaimana tanggungjawab sosial
perusahaan terhadap SDM maupun SDA yang ada. Ini yang diharapkan berjalan
dengan baik guna mengangkat citra perusahaan di dunia perekonomian.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Implementasi
Peraturan pemerintah nomor 47 tahun 2012 tentang tanggungjawab sosial dan
lingkungan perseroan terbatas. Fokus penelitian pada dana CSR PT.BRC pada
bidang pendidikan di Kabupaten Bintan. Masalah yang diteliti adalah sejauh mana
keberhasilan tujuan pelaksanaan peraturan pemerintah. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dan didukung dengan data sekunder dan data primer
yang diperoleh dari hasil wawancara dan dari pengolahan data dan observasi.
Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan informasi melalui wawancara dan
pada tahap akhir dengan menarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaa Peraturan pemerintah
nomor 47 tahun 2012 tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan perseroan
terbatas belum terlaksana secara maksimal. Masih banyak kekurangan dari segi
koordinasi antara pemerintah dan perusahaan, seperti pengawasan dari pemerintah
kurang efektif. Ini yang menjadi kendala pelaksanaan peraturan pemerintah tersebut
masih banyak terdapat kekurangan.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Peraturan Pemerintah, CSR
1 Alumni Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji 2 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji 3 Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
PENDAHULUAN
Secara umum, perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR saat ini telah
menunjukkan adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk
dari suatu kegiatan usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat
sekaligus tetap bersifat kondusif terhadap iklim usaha. Konsep dan praktik CSR
sudah menunjukkan gejala baru sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Para
pemilik modal tidak lagi menganggap CSR sebagai pemborosan. Masyarakat pun
menilai hal tersebut sebagai suatu yang perlu, ini terkait dengan meningkatnya
kesadaran sosial kemanusiaan dan lingkungan.
Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep atau tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial
maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga
lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut,
dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat
banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, Kita mengetahui bahwa terdapat daerah
pariwisata Lagoi. Perusahaan asing yang mengelola usaha tersebut dengan
mendatangkan turis mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Pemerintah telah
membuat kontrak sesuai Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal Asing.
Hadirnya perusahaan tersebut maka wajib bagi perusahaan tersebut untuk
bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dilingkungan sekitar. Yang
mana kewajiban-kewajiban tersebut tertera pada penjelasan CSR yang sudah ada
diatas. Diharapkan perusahan asing yang berdiri ini bisa membantu sesuai Undang-
undang No 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial bahwa yang dimaksud
dengan Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Kemudian undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan mentri sosial nomor 6 tahun 2016
tentang forum tanggungjawab soisal badan usaha dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang
terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
setiap warga negara, yang ditujukan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS). Namun apa yang paling penting adalah peran CSR dalam
membantu mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan mengarah pada bidang
pendidikan. Hal ini sangatlah penting karena untuk menciptakan SDM yang mampu
bekerja dan dapat membantu perekonomian. Sesuai peraturan pemerintah Nomor
47 tahun 2012 tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas
yang pada intinya menyatakan bahwa setiap perusahaan mempunyai
tanggungjawab sosial dan lingkungan. Pada kabupaten bintan dimana kawasan
lagoi sangat berperan aktif dalam membantu masayarakat sekitar untuk
mendapatkan pendidikan yang baik dengan memberikan bantuan beasiswa kepada
siswa serta mahasiswa yang berkesempatan menuntut ilmu setinggi mungkin agar
nantinya menjadi bibit unggul yang mampu bersaing di dunia kerja maka dalam
beberapa tahun terakhir PT.BRC telah turut mengeluarkan dana untuk membantu
anak-anak yang berada di kabupaten bintan khususnya di bidang pendidikan dengan
bantuan dalam bentuk Beasiswa pada setiap tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA
serta perguruan tinggi.
Tabel 1
Tabel Dana Pendidikan
Tahun
Total Penerimaan
Biaya pengeluaran
SD SMP SMA
2012 130 72 50 RP 322,015,600.00
2013 134 75 50 RP 327,455,500.00
2014 135 80 50 RP 490,562,000.00
2015 135 90 41 RP 364,063,000.00
2016 143 79 48 RP 462,061,500.00
TOTAL RP 1,966,247,600.00
Sumber: Bhakti Adi Chandra 2017
Bintan Resort Cakkrawala tidak hanya memberikan bantuan beasiswa untuk
tingkat SD, SMP dan SMA saja, namun beasiswa yang sama juga diberikan untuk
anak-anak yang berprestasi dan berpeluang melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi. Beasiswa tersebut didapatkan melalui seleksi yang dilakukan secara teliti
oleh pihak CD (Community Deplovment) pada setiap tahunnya.
Dana yang dikeluarkan dari mahasiswa penerima perlu bukti berupa slip atau
nota serta kwitansi dalam pengeluarannya sebagai bukti untuk dikembalikan kepada
pihak BRC selaku pengelola.
Maka pada kesempatan ini penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggungjawab Sosial dan Perseroan Terbatas”
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif.
Moleong (2006:6) deskriptif adalah data dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah. Sedangkan kualitatif,
Sugiyono (2005:15) adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,
dan gambar. Pada penelitian ini akan dilihat dan digambarkan bagaimana pelaksaan
program CSR PT.BRC pada bidang pendidikan di kabupaten bintan dengan data
serta fakta yang ada di lapangan.
Dalam proses pengumpulan data, penulis menetapkan sumber data yang
sesuai dengan data yang dibutuhkan, yakni:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh, dikumpulkan langsung dari
tangan pertama informasi dan diolah sendiri dengan melakukan wawancara
terhadap Pelaksana program CSR yaitu pihak perusahaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Data Sekunder diperoleh dengan mengumpulkan dan mencatat
laporan-laporan, dokumen-dokumen, buku, Peraturan Perundang-undangan, jurnal
dan data online mengenai implimentasi program CSR pada bidang pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ukuran-ukuran Dasar dan Tujuan-tujuan Kebijakan
Variabel ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap faktor-faktor yang
menentukan kinerja kebijakan. Dalam hal ini, apakah implementasi Peraturan
pemerintah no 47 tahun 2012 ini sudah berhasil atau tidak. Berdasarkan jumlah
penerima beasiswa yang sedang menjalani pendidikannya untuk mengetahui
berhasil atau tidak pelaksanaan CSR seperti seharusnya.
Pengamatan penulis dilapangan serta data yang didapat bahwasanya proses
pengeluaran dana CSR yang dilakukan oleh agen pelaksana sudah berjalan dengan
baik dengan bukti dokumentasi yang tertera dilapiran bahwasannya proses
pengimplementasian PP tersebut salah satunya melalui bidang pendidikan berjalan
sesuai harapan. Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan
kebijakan adalah penting implementasi kebijakan bisa menjadi gagal ketika
pelaksana tidak menyadari terhadap standard dan tujuan kebijakan. Karena
pemerintah tidak terlalu memfokuskan segala urusan apalagi untuk pendidikan
hanya beberapa persen dari anggaran yang ada.
B. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Dari hasil pantauan penulis dilapangan bahwasanya jumlah penerima
beasiswa di Kabupaten Bintan sudah mencukupi dengan bukti lampiran dana yang
dikeluarkan beberapa tahun terakhir. Dengan jumlah penerima serta dana yang
dikucurkan bagi tiap penerima besiswa sudah mencapai tujuan yang diinginkan,
baik oleh perusahaan BRC maupun dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan.
b. Sumber daya finansial
Selain sumber daya manusia, sumber daya finasial dan waktu menjadi
perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Derthicks (dalam van meter dan van horn): “New town
study suggest that the limited supply of federal incentives was a major contributor
to the failure of the program”
C. Karakteristik Agen Pelaksana
Para agen pelaksana kebijakan ini sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat
dari kesiapan para agen pelaksana dalam menjalankan program sebagaimana yang
diharapkan. Berdasarkan dokumentasi kegiatan agen pelaksana untuk menangani
kasus sudah membuktikan kesiapan para agen dalam melaksanakan tugas walaupun
lokasi kasus sangat jauh. Hal ini penting karena kinerja implementasi kebijakan
akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
pelaksananya. Ini berkaitan dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada
beberapa kebijakan dituntut pelakasana kebijakan yang ketat dan disiplin. Pada
konteks ini diperlukan pelaksana yang demokratis dan persuasif.
D. Sikap/ Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana
Sikap para agen yang ada di PT.BRC sudah sesuai dengan prosedur dan
penempatan agen sudah pada bidangnya masing-masing, hanya saja koordinasi
antara pihak perusahaan dengan pemerintah hanya terjadi saat mengadakan
pertemuan saja, kurang peran pemerintah dalam kontroling terhadap penerima
beasiswa membuat relasi seolah tipis.
Berdasarkan data dan pengamatan penulis, kedua belah pihak sudah cukup
berusaha melakukan yang terbaik sehingga relasi yang diinginkan kedepannya akan
terwujud, demi meringankan beban pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu
kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-
kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya. Van Meter
dan Horn (1974) menjelaskan disposisi bahwa implementasi kebijakan diawali
penyaringan (befiltered) lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana dalam batas
mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat
mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan,
antara lain terdiri dari pertama, pengetahuan (cognition), pemahaman dan
pendalaman (comperehention and understanding) terhadap kebijakan. Kedua, arah
respon mereka apakah menerima, netral atau menolak (acceptance and rejection)
dan ketiga intensitas terhadap kebijakan.
E. Komunikasi Antar organisasi dan Aktivitas Pelaksana.
Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu
standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan sulit
untuk bisa dicapai. Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat
mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan. Dalam
suatu organisasi publik, pemerintah daerah misalnya, komunikasi sering merupakan
proses yang sulit dan komplek. Proses pentransferan berita kebawah didalam
organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi lain, dan ke komunikator lain,
sering mengalami ganguan (distortion) baik yang disengaja maupun tidak. Jika
sumber komunikasi berbeda memberikan interprestasi yang tidak sama
(inconsistent) terhadap suatu standar dan tujuan, atau sumber informasi sama
memberikan interprestasi yang penuh dengan pertentangan (conflicting), maka pada
suatu saat pelaksana kebijakan akan menemukan suatu kejadian yang lebih sulit
untuk melaksanakan suatu kebijakan secara intensif.
F. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi
kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif
dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan
eksternal yang kondusif.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sehubungan dengan permasalahan penelitian yang diajukan sebagai
berikut:
1. Dari hasil penelitian penulis dilapangan bahwa Implementasi Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab sosial dan
lingkungan perseroan terbatas sudah mencapai tujuan hanya saja masih
belum maksimal dikarenakan kurangnya koordinasi antara pihak
perusahaan dan pemerintah Kabupaten Bintan serta banyak kinerja yang
harus diperbaiki.
2. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 belum terlalu
optimal. Hal ini terutama dilihat dari :
a. Ukuran dan tujuan kebijakan, setelah melakukan penelitian bahwa,
tujuan dari pelaksanaan PP tanggungjawab sosial dan lingkungan
perseroan terbatas ini sudah tercapai namun dalam hal pencapaiannya
belum terlalu maksimal karena masih dalam tahap pengembangan
program pendidikan dan masih banyak tahapan peningkatan yang
harus dilakukan.
b. Sumber daya, bahwa sumber daya baik sumber daya manusia maupun
sumber daya finansial sudah cukup baik hanya saja dari sumber daya
manusianya agar lebih ditingkatkan lagi pemahaman dan kesadaran
dalam diri agar mencapai tujuan dengan sempurna.
c. Karakteristik agen pelaksana sudah cukup baik dengan kesiapannya
dalam menangani para penerima beasiswa, hanya saja perlu
penambahan agen pelaksana agar kinerja lebih mudah dan lebih cepat.
d. Sikap/kecenderungan agen pelaksana, dari segi penerapan dan sikap
para agen pelaksana yang menerima dan bekerja secara efektif sesuai
apa yang di tugaskan sudah cukup baik. Hanya saja sikap pemerintah
dalam hal ini terlalu melimpahkan kegiatan atau pemantauan kepada
pihak perusahaan.
e. Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana, bahwa perlunya
peningkatan koordinasi antar pemerintah dengan perusahaan. Kinerja
agen pelaksana yang selalu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga
terkait sudah cukup bagus dan harus makin ditingkatkan lagi.
Informasi yang diberikan kepada agen pelaksana baik dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Bintan haruslah lebih spesifik dan terstruktur.
f. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik, keterlibatan pihak
perusahaan dan pemerintah yang turut mendukung baik secara moril
dan materil sudah cukup baik serta meningkatkan citra perusahaan
dimata masyarakat sekitar. Namun, keterlibatan unsur politik yang
masih sangat kurang.
SARAN
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, dapat direkomendasikan saran-saran
dari penulis sebagai berikut:
1. Pentingnya peran pemerintah Kabupaten Bintan untuk mengoptimalkan
pihak perusahaan dalam Implementasi Peraturan Pemerintah No 47
Tahun 2012 melalui program Pendidikan yang dilakukan perusahaan
BRC di Kabupaten Bintan sesuai dengan tujuan, visi, misi, dan tepat
sasaran dalam rangka terwujudnya keluarga yang berkualitas, sejahtera
dan mandiri. Pemeritah perlu melakukan setidaknya sosialisasi terhadap
pentingnya pendidikan agar generasi muda punya semangat untuk
melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
2. Diharapkan pada pemerintah, untuk mengambil peran yang lebih intens
dan lebih sering berpartisipasi dalam mendukung tercapainya
penyelenggaraan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas ini.
3. Diharapkan kepada anak-anak khususnya para penerima beasiswa agar
meningkatkan lagi pembelajaran dan tidak melakukan hal yang
merugikan, dimana seperti yang kita ketahui pihak perusahaan Bintan
Resort Cakrawala sudah berupaya membantu pendidikan melalui
program guna menjalankan Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab sosial dan lingkungan perseroan
terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdul Wahab, Solichin, 2005. Analisis Kebijakasanaan dari Formulasi.
Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta : Bumi Aksara.
Annatol. Rapport, 2004. General system theory essential consept and
aplications.
Budi Winarno , MA, 2007, Kebijakan Publik, teori dan Proses,Jakarta :
Media Pressindo.
------------------------. 2012, Kebijakan Publik, teori dan Proses,Jakarta : PT.
Buku Gramedia
Edward III, George C. 2004. Implementing public policy. Washington:
Congresional Quarterly Press
Friedman. M. 2005, riset, teori dan praktek. Jakarta : EGC
Hamdi. Muklis. 2014. Metodologi penelitan administrasi. Tanggerang
Selatan : Universitas Terbuka.
Ife. Jim. 2005. Community Development : creating community alternative,
vision, analysis and practice.
Mardikanto, Totok, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Kerja
sama Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT
Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press), Universitas Sebelas
Maret.
Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja.
Rosdakarya.
-----------. Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Revisi. Bandung :
Remaja. Rosdakarya.
Nugroho. 2003. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta : PT.Elex media komputindo
Santoso. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gramedia
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Subarsono. 2008, Analisis kebijakan publik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET
------------. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Gramedia.
Sujianto. 2008. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta :
Depdikbud
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi
Daerah. Jakarta : citra utama
Syaukani. 2004. Implementasi kebiakan pemerintah
Usman. 2004. Teknik pengambian keputusan; Gramedia Widiasara
Indonesia
Widodo. 1947. Hukum Tata Negara Republik Indonesia dalam Masa
Peralihan. Yogyakarta : Garasi
Winarno, 2007. Kebijakan publik, Teori dan Proses. Yogyakarta :Med press
(anggota IKAPI). Syafie, kencana.
-----------. 2012. Kebijakan Publik, Teori dan Proses Revisi. Jakarta : PT.
Buku Gramedia.
Wubisono,yusuf, 2007, Membedah konsep dan aplikasi CSR, jl. Ketumbar
No 2A Gresik ; Fascho publishing.
B. Peraturan Perundang-undaangan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
Undang-undang Nomor 25 tentang Penanaman Modal Asing
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Mentri Sosial Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Forum
Tanggungjawab Sosial Badan Usaha dalam Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial