INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT
PBM ADIPURUSA (ADP)
di Pelabuhan Tanjung Priok
PT PBM Adipurusa
Oktober 2017
1 | P a g e
Daftar isi :
1. Pengantar….…………………………………………………………………………………………………………………………2
2. Deskripsi dari Perusahaan ……………………………………………………………………………………………………3
2.1. Tentang Perusahaan …………………………………………………………………………………….………………3
2.2. Kategori Perusahaan …………………………………………………………………………………………….………3
2.3. Kebutuhan Perusahaan ………………………………………………………………………………………..………3
2.4. Lokasi………………………..…………………………………………………………………………………………….……5
2.5. Lingkup Operasional …………………………………………….………………………………………………………6
2.6. Deskripsi Operasional Perusahaan, Termasuk Tampilan Layout dan Komponen
perusahaan ………………………………………….………………………………………………………………………6
3. Deskripsi dari Lingkungan……………………………………………………………………………………………….……9
3.1. Sumber daya fisika dan kimia ……………………………………………………………………………….………9
3.2. Sumber daya ekologi ………………………………………………………..………………………………….…….17
3.3. Pertumbuhan ekonomi ………………………………………………………..…………………………………….19
3.4. Sumber daya sosial dan budaya ……………………………………………..………………………………….20
4. Penyaringan Potensial Dampak dan Tindakan Mitigasi ………………..……………………………..…….24
5. Persyaratan Kelembagaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan …………….........................27
6. Konsultasi Publik dan Keterbukaan Informasi ………………..……………………………………………..…..29
7. Temuan dan Rekomendasi ………………..………………………………………………………………………..…….30
8. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………...31
2 | P a g e
1. PENGANTAR
Initial Environmental Examination Report ini dibuat di sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan untuk menjaga kesehatan para pekerja, kelestarian lingkungan sekitar
perusahaan melakukan aktifitas operasional.
PT Perusahaan Bongkar Muat Adipurusa (ADP) memiliki Perjanjian Kerjasama Kegiatan
Pelayanan Bonkar Muat Peti Kemas Dalam Negeri untuk jangka waktu 20 (duapuluh) tahun
dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok (Pelindo II) sejak tahun
2015. Sebagai mitra kerja dari Pelindo II, ADP menyediakan jasa pelayanan bongkar muat
peti kemas dari dan ke kapal serta jasa penerimaan dan penyerahan peti kemas dari dan ke
pemilik barang.
Sejak 23 Juni 2015 Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bersama dengan Direksi PT
Multi Terminal Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Nomor
HK.568/23/6/1/PI.II-15 dan Nomor HK.476/1/18/MTI-201 tentang Perubahan Kedua Atas
Surat Keputusan Bersama Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Direksi PT. Multi
Terminal Indonesia Nomor HK. 56/28/5/4/PI.II-14 dan HK. 476/1/18/MTI-2014 tanggal 28
Mei 2014 tentang Organisasi PT. Pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga saat ini ADP merupakan
mitra kerja dari PT. Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) yang merupakan anak perusahaan
(Pelindo II) PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Secara garis besar laporan ini terdiri dari deskripsi perusahaan, identifikasi aspek lingkungan
dan mitigasinya, rencana pemantauan lingkungan, konsultasi publik dan keterbukaan
informasi, temuan dan rekomendasi serta kesimpulan.
PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) sudah memiliki Amdal dan Pelindo II sendiri sudah
memiliki dokumen UKL UPL akan tetapi belum secara spesifik menjelaskan tentang ADP
karena dokumen tersebut bersifat umum. Dokumen ini memastikan bahwa kegiatan
pemantauan lingkungan dan social tetap dilakukan oleh ADP sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan.
3 | P a g e
2. Deskripsi Perusahaan
2.1. Tentang Perusahaan
ADP didirikan pada tanggal 22 Januari 1986 dan berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok,
Jl. Lapangan Panaitan Blok 104 X, Pelabuhan Tanjung Priok. Sesuai dengan Pasal 3
Anggaran Dasar ADP dapat melaksanakan kegiatan usaha perusahaan bongkar muat
barang dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang lini (stevedoring, cargodoring,
receiving/delivery) maupun langsung ke alat angkutan dan melakukan serta
mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu.
2.2. Kategori Perusahaan
Dalam beroperasi di kawasan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), ADP memberikan
dampak minimal terhadap aspek lingkungan dan sosial, dengan demikian merujuk
kepada IIF social & environmental categorization maka ADP termasuk dalam
kategori B.
2.3. Kebutuhan Perusahaan
ADP menjalankan kegiatan operasionalnya bersama dengan PT Pelabuhan Tanjung
Priok (PTP) dalam hal ini adalah Terminal Operasi II.
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dan salah satu negara yang
memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di regional. Indonesia memiliki
pertumbuhan PDB yang tinggi dan didukung oleh pertumbuhan perdagangan.
Fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat tercermin dalam pertumbuhan
PDB yang disertai dengan pertumbuhan arus lalu lintas petikemas. Total petikemas
yang ditangani di pelabuhan Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015
meningkat dengan CAGR sebesar 11,9% dari 88 juta ton menjadi 173 juta ton.
4 | P a g e
Sumber: Draft National Port Masterplan 2011-2030, Indonesia Infrastructure Initiative, Agustus 2011
Lembaga Manajemen FEUI (Sumber:https://lmfeui.com/data/Analisis%20Industri
%20Pelabuhan.pdf) melakukan riset faktor-faktor kunci dalam pengembangan
pelabuhan. Hasil riset tersebut menemukan berbagai faktor yang dapat dirumuskan
menjadi empat faktor kunci sebagai berikut:
1. Kontainerisasi
Penggunaan petikemas dalam kargo angkutan laut (kontainerisasi) telah
meningkatkan efisiensi dalam penanganan kargo. Kegiatan ini mengurangi
kebutuhan tenaga kerja sehingga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya penggunaan kontainerisasi, besarnya
ukuran kapal pengangkut petikemas juga meningkat.
2. Infrastruktur yang memadai
Desakan infrastruktur yang memadai datang dari meningkatnya besarnya ukuran
kapal pengangkut petikemas. Hal-hal seperti besaran, lebar dan kedalaman saluran
utama menuju pelabuhan, harus dipastikan dapat mengakomodir peningkatan
besaran ukuran kapal pengangkut petikemas. Hal ini untuk memastikan keamanan
pelayaran dari dan menuju satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Pelabuhan harus
memastikan bahwa pada kondisi cuaca buruk, pelabuhan memiliki infrastruktur fisik
pelindung sehingga keamanan pelayaran dapat dipastikan. Selanjutnya, desakan
infrastruktur yang memadai di darat datang dari ketersediaan dan penataan yang
baik atas sistem jalan, jalur kereta api dan sarana transportasi. Hal ini untuk
memastikan keamanan transportasi dari dan menuju pelabuhan serta efisiensi
pelayanan.
5 | P a g e
3. Peningkatan keamanan pelabuhan
Rawannya suatu pelabuhan terhadap aksi terorisme menjadikan daya saing suatu
negara berkurang. Hal ini disebabkan oleh posisi pelabuhan yang merupakan pintu
masuk dari suatu negara.
4. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi termasuk diantaranya otomatisasi operasional terminal
pelabuhan merupakan salah satu faktor persaingan. Kegiatan bongkar muat
petikemas dengan menggunakan bantuan komputer meningkatkan efisiensi bongkar
muat dan meningkatkan efisiensi biaya.
Dengan demikian, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup
pesat, ADP melihat adanya peluang untuk menjadi mitra kerja PT Pelabuhan Tanjung
Priok (PTP) sesuai dengan kebijakan Pemerintah.
2.4. Lokasi
ADP berlokasi di Jl Panaitan Lapangan 104X Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta utara.
Provinsi DKI Jakarta. Peta lokasi perusahaan disajikan dalam Gambar 1
Gambar 1 Pencitraan 3D lokasi PT PBM Adipurusa (ADP) tahun 2017 dari google maps
6 | P a g e
2.5. Lingkup Operasional
ADP dalam menjalankan kegiatan operasionalnya yang berada di dalam PT
Pelabuhan Tanjung Priok (PTP).
Adapun potensi penurunan kualitas lingkungan akibat kegiatan operasional ADP
antara lain perubahan kualitas udara, timbulnya limbah domestik cair dan padat,
ceceran oli/solar saat proses perawatan alat, timbulnya limbah B3, bahaya
kebakaran serta bahaya lainnya akibat penyimpanan petikemas bahan berbahaya,
serta kepadatan lalu lintas.
2.6. Deskripsi Kegiatan Operasional Perusahaan, Termasuk Tampilan Layout dan
Komponen Perusahaan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ADP menyediakan jasa pelayanan bongkar
muat peti kemas dari dan ke kapal serta jasa penerimaan dan penyerahan peti kemas
dari dan ke pemilik barang.
Dalam menjalankan proses bongkar muat ADP menyediakan infrastruktur alat
bongkar muat pelabuhan seperti Quay Container Crane (QCC), Rubber Tire Gantry
Crane (RTGC), serta alat pendukung lainnya untuk menjamin standar pelayanan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Secara ringkas ilustrasi kegiatan bongkar muat peti kemas adalah sebagai berikut:
7 | P a g e
1. Kegiatan penyandaran kapal (Vessel berthing).
Proses penyandaran kapal di dermaga ditangani langsung oleh pihak pelayaran.
Kegiatan ini melibatkan pihak Otoritas Pelabuhan, jasa kapal pandu, dan pihak
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pengelola dermaga.
2. Kegiatan Bongkar Peti Kemas (Discharging)
Kegiatan bongkar peti kemas adalah kegiatan menurunkan peti kemas dari
kapal ke atas truk di dermaga untuk selanjutnya dibawa ke lapangan
penumpukan. Di lapangan penumpukan, peti kemas diturunkan dari truk dan
ditempatkan bersusun di lapangan.
3. Kegiatan Pengeluaran Peti Kemas (Delivery)
Proses pengeluaran peti kemas dimulai dengan pengurusan dokumen
pengeluaran peti kemas yang dikenal dengan istilah SP2 (Surat Penyerahan Peti
Kemas). Pelanggan mengurus SP2 di loket PTP. Saat mengurus SP2, pelanggan
membayar biaya penumpukan (penyimpanan) sesuai dengan lamanya peti
kemas disimpan di lapangan. Selanjutnya dokumen SP2 dibawa ke ADP sebagai
dasar pengambilan barang (peti kemas).
4. Kegiatan Penerimaan Petikemas (Receiving)
Proses penerimaan petikemas diawali dengan pengurusan dokumen
penerimaan petikemas yang dikenal dengan istilah RC (Receiving Card). Saat
mengurus RC, pelanggan membayar biaya penumpukan (penyimpanan) sesuai
dengan lamanya peti kemas dititipkan di lapangan sebelum diangkut oleh kapal.
Maksimum lama penitipan adalah 5 hari, jika melebihi dari waktu yang
ditetapkan akan dikenakan biaya tambahan. Selanjutnya dokumen RC dibawa
ke ADP sebagai dasar untuk masuk ke lapangan ADP.
8 | P a g e
Peti kemas isi yang akan dimuat ke kapal masuk ke lapangan dengan melalui
jembatan timbang. Informasi tentang kapal pengangkut, pelabuhan tujuan, dan
berat peti kemas akan menentukan di mana lokasi peti kemas akan ditumpuk.
5. Kegiatan Muat Peti Kemas (Loading)
Kegiatan muat peti kemas adalah kegiatan memindahkan peti kemas dari
lapangan penumpukan ke atas kapal. Peti kemas dari lapangan diangkut dengan
truk, dibawa ke dermaga. Selanjutnya dengan menggunakan kran dermaga, peti
kemas diangkat dan ditempatkan di atas kapal.
ADP memiliki lahan seluas 7 Ha yang terdiri dari : + 6 Ha tempat penumpukan
petikemas dan dermaga + 450 meter yang dikelola bersama dengan PT Pelabuhan
Tanjunng Priok.
Layout peta ADP terlampir.
Gambar 2 Layout PT. PBM Adipurusa tahun 2017
U
9 | P a g e
3. Deskripsi Lingkungan
Lingkungan adalah kesatuan dari sebuat tempat yang di dalamnya ada benda, sumber daya,
dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia, dan mahluk hidup lainnya.
3.1. Faktor fisika dan kimia Lingkungan
Faktor Fisika Lingkungan Kerja
Faktor fisika adalah segala sesuatu yang berada disekitar pekerja yang mempengaruhi
pekerja dalam melakukan pekerjaannya, adapun jenis-jenis faktor fisika adalah :
1. Kebisingan
2. Tekanan Panas / Iklim Kerja (Heat Stress)
3. Pencahayaan
4. Getaran
5. Kebauan
6. Radiasi
Kebisingan
Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
kesehatan dan kenyamanan bekerja dan dinyatakan dalam satuan decibel, kebisingan
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Kebisingan stabil
2. Kebisingan berselang
3. Kebisingan seketika
Kebisingan di lingkungan kerja pelabuhan bisa dari berbagai macam sumber, dari mesin
genset, mesin kendaraan, pekerjaan di workshop, dan lain-lain.
Berdasarkan data dari pelaporan UKL UPL PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang dilakukan
pada semester II tahun 2016 dilakukan pengambilan sampel pada tanggal 14-19
10 | P a g e
Desember 2016 oleh PT. Karya Buana Lestari dengan titik pengukuran Terminal
Penumpang S: 06⁰ 06’21,3” E: 106⁰ 52’15,2” :
Tabel 1 Hasil Pengukuran kebisingan di terminal penumpang (sebelah ADP) tahun 2016
Titik Sampel Waktu Pengukuran Hasil Satuan Baku Mutu Lingkungan
Terminal Penumpang
06:00-09:00 58 dB(A) A. Peruntukan Kawasan Khusus : Pelabuhan : 70 dB(A)
09:00-11:00 59
14:00-1700 61
17:00-22:00 59
22:00-00:00 60
00:00-03:00 59
03:00-06:00 45
Ls (Leq waktu siang) 59
Lm (Leq waktu malam) 57
Ls-m (Leq siang malam) 60 Sumber : Laporan UKL UPL semester II tahun 2016
Tekanan Panas/Iklim Kerja (Heat Stress)
Tekanan panas adalah kondisi dimana tubuh anda tidak dapat mengatur suhu tubuh
dan mendinginkan sendiri secara sempurna. Faktor penyebab adalah suhu lingkungan
yang tinggi, pergerakan udara yang terbatas, kerja fisik yang berat dan terpajan
langsung dengan mesin/ matahari. Selain itu faktor internal seperti konsumsi obat,
kondisi fisik, umur, dan berat badan juga mempengaruhi.
Pencahayaan
Pencahayaan adalah salah satu faktor fisika yang dapat mempengaruhi pekerja dalam
melakukan pekerjaannya dan dapat membahayakan pekerja jika bekerja di tempat
yang pencahayaannya kurang dari segi kesehatan ataupun keselamatan kerja.
Getaran
Getaran adalah suatu faktor fisika yang bekerja pada manusia dengan penjalaran
(Transmission) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan
(osilattor). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada ditempat kerja dan
berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :
11 | P a g e
Mesin-mesin diesel, mesin produksi
Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer (
pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu
gunung, karang dll )
Kebauan
Bau adalah suatu rangsangan zat yang diterima oleh indra menciuman dan kebauan
adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang dapat
mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang pancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang yang dapat mempengaruhi/menurunkan kesehatan para pekerja yang
bekerja di area tersebut.
Faktor Kimia di Lingkungan Kerja
Segala sesuatu zat kimia dalam bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol, dan
uap yang dapat membahayakan keselamatan ataupun kesehatan para pekerja yang
bekerja. Faktor kimia memiliki pentensi bahaya yang dapat masuk kedalam tubuh
pekerja dengan cara : Inhalation (melalui pernafasan), Ingestion (melalui mulut ke
saluran pencernaan), dan Skin contact (melalui kontak dengan kulit).
Terjadinya pengaruh potensi bahaya kimia terhadap tubuh tenaga kerja tergantung dari
jenis bahan kimia atau kontaminan.
Iklim
Keadaan iklim yang dikaji adalah berdasarkan data yang bersumber dari stasiun badan
meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) terdekat yaitu stasiun BMKG maritim
12 | P a g e
Tanjung Priok selama periode 2001-2010. Parameter-parameter iklim yang diamati
meliputi curah hujan, temperatur udara, penyinaran matahari, arah dan kecepatan
arah angin.
Curah Hujan
Curah hujan rata-rata di wilayah Tanjung Priok pada tahun 2001 hingga tahun 2010
berkisar antara 179-433 mm, sedangkan curah rata-rata terendah terjadi pada bulan
agustus dengan jumlah curah hujan 179 mm. Berikut
Tabel 2 curah Hujan Jakarta tahun 2001-2010
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2001 352 538 504 596 523 138 243 403 342 425 355 310
2002 391 109 230 404 457 51 24 34 136 231 422 357
2003 524 423 741 456 581 399 222 252 189 573 181 135
2004 311 271 98 397 326 231 252 207 123 421 381 234
2005 297 286 98 276 491 227 327 208 377 191 480 79
2006 383 352 276 364 335 340 366 142 445 307 445 70
2007 629 475 414 578 247 345 312 128 118 298 416 785
2008 212 638 471 309 501 180 25 91 270 552 326 398
2009 404 327 432 640 374 169 209 166 392 277 401 432
2010 537 580 568 308 429 682 215 163 320 351 423 252
Rata-rata 404 400 383 433 426 276 220 179 271 363 383 305
Sumber : data sekunder : stasiun BMKG maritime Tanjung Priok 2011
Berdasarkan data-data di atas, maka dilakukan regensi linear terhadap curah hujan
sebagai berikut.
13 | P a g e
Gambar 3 Curah Hujan Rata-rata bulanan
Dengan menggunakan persamaan y=6.030x – 11757 maka diperkirakan bahwa curah
hujan rata-rata untuk tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Prakiraan curah hujan rata-rata pada tahun 2014-2019
No Tahun Curah rata-rata perbulan (mm/bulan)
1 2014 387,42
2 2015 393,45
3 2016 399,48
4 2017 405,51
5 2018 411,54
6 2019 417,57
Sumber : data referensi dari Adendum AMDAL Kalibaru 2012
Temperatur Udara
Temperatur udara rata-rata menurut stasiun BMKG maritime Tanjung Priok periode
2001-2010 adalah 31,6 ⁰C dengan temperature udara rata-rata bulanan tertinggi jatuh
pada bulan September yaitu 32,46 ⁰C dan temperature udara rata-rata bulan terendah
yaitu 30,12 ⁰C yang terjadi pada bulan februari. Secara rinci data temperature udara
dari stasiun BMKG Tanjung Priok periode tahun 2001-2010 dapat dilihat dibawah ini :
14 | P a g e
Tabel 4 temperatur udara DKI Jakarta Tahun 2001-2010
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tahunan
2001 30,1 30,6 32,1 31,8 32,5 32,4 32,2 32,2 32,1 32,4 31,8 31,5 31,8
2002 29,5 30,8 31,2 31,6 32,1 32,1 31,8 32,1 31,7 32,6 32,4 31,9 31,6
2003 30,1 30,6 30,5 31,8 32,4 32,4 31,9 32,7 32,3 32,1 31,1 30,3 31,5
2004 30,5 29 30,5 31,5 32,3 32,3 31,7 31,7 31,8 31,2 31,3 30,4 31,1
2005 29,1 29,9 31,5 31,3 31,7 31,7 31,4 31,4 32,2 32,4 32,1 31,7 31,4
2006 31,7 30,9 31,5 32 32,7 32,7 32,0 32,0 32,2 31,1 29,6 31,4 31,4
2007 29,8 29,3 31,7 32,2 31,4 31,4 32,0 32,0 32,9 31,6 31,7 30,5 31,3
2008 30 30,3 31,5 32,5 32,5 32,5 32,0 32,0 33 32,7 31,5 32 31,8
2009 31,1 30 31,6 32,4 32,4 32,4 32,4 32,4 33,3 31,8 31,7 32,1 32
2010 30,2 29,8 31,9 32,6 32,6 32,6 32,7 32,7 33,1 34 33,4 32,3 32,4
Rata-Rata 30,2 30,1 31,4 31,9 32,2 32,2 32,0 32,1 32,4 32,1 31,6 31,4 31,6
Keterangan : satuan dalam derajat celsius dan - = tidak ada data
Sumber : data sekunder stasiun BMKG Maritim Tanjung Priok, 2011
Gambar 4 Trend Temperatur 2001-2010
Berdasarkan data curah hujan dan temperature udara bulanan dapat ditentukan iklim
setempat sesuai dengan klasifikasi tipe iklim menurut koppen (Handoko,1995), yaitu
termasuk tipe iklim Af, yaitu tipe iklim hujan tropis dengan suhu terendah 18⁰C dan
curah hujan setiap bulan selalu lebih besar dari 60 mm.
Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari merupakan keadaan sinar matahari yang sampai di permukaan
bumi pada saat siang hari dan dinyatakan dalam satuan persen. Data penyinaran
matahari yang dicatat menunjukkan bahwa penyinaran matahari di wilayah studi cukup
merata dari bulan ke bulan (tak ada perbedaan mencolok). Penyinaran matahari
15 | P a g e
terkecil terjadi pada bulan Januari (28%) dan tertinggi pada bulan Agustus (73%),
penyinaran matahari rata - rata sebesar 52%. Data penyinaran matahari periode
2001- 2010 disajikan pada table dibawah ini :
Tabel 5 data penyinaran matahari DKI Jakarta tahun 2001-2010
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Rata-rata
2001 42 47 60 52 52 72 82 89 82 66 35 55 61
2002 23 32 47 54 87 68 62 77 48 52 47 36 50
2003 42 43 55 42 61 50 57 78 69 52 48 40 53
2004 11 54 45 54 71 55 66 64 51 46 26 42 49
2005 18 32 64 52 69 68 85 94 76 73 54 31 60
2006 42 52 41 61 56 5 72 71 72 50 37 39 55
2007 36 61 52 17 36 - 69 75 72 48 51 - 52
2008 16 38 41 66 5 45 65 54 81 - - - 35
2009 25 16 41 21 61 - - - - - - - -
2010 26 24 47 52 - 45 65 54 81 78 60 26 51
Rata-rata 28 40 49 50 54 59 69 73 70 58 45 39 52
Keterangan : - = tidak ada data
Sumber : Data Sekunder Stasiun BMKG Maritim Tanjung Priok, 2011.
Gambar 5 Tren Penyinaran matahari DKI Jakarta Tahun 2010
Udara Ambien
Udara ambien atau biasa disebut kualitas udara berdasarkan PerGub DKI Jakarta No.
551 tahun 2001 tentang penetapan baku mutu udara ambien dan baku tingkat
kebisingan di provinsi DKI Jakarta adalah :
16 | P a g e
Tabel 6 Baku Mutu Lingkungan dari PerGub DKI Jakaarta No 551 Tahun 2001
No. Parameter Waktu
Pengukuran
Baku Mutu
1. Sulfur Diosida (SO2) 1 jam
24 jam
1 jam
900 ug/Nm3(0,34 ppm)
260 ug/Nm3 (0,1 ppm)
60 ug/Nm3(0,02 ppm)
2. Karbon Monoksida(CO) 1 jam
24 jam
26.000 ug/Nm3 (23 ppm)
9.000 ug/Nm3 (8 ppm)
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam
24 jam
1 jam
400 ug/Nm3 (0,2 ppm)
92,5 ug/Nm3 (0,05 ppm)
60 ug/Nm3(0,03 ppm)
4. Oksidan (NO3) 1 jam
1 jam
200 ug/Nm3 (0,05 ppm)
30 ug/Nm3 (0,015 ppm)
5. Hidrokarbon (HC) 3 jam 160 ug/Nm3 (0,24 pm)
6. Partikel <10 um (PM 10) 24 jam 150 ug/Nm3
7. Partikel <2,5 um(PM 2,5) 24 jam
1 jam
65 ug/Nm3
15 ug/Nm3
8. Debu (TSP) 24 jam
1 tahun
230 ug/Nm3
90 ug/Nm3
9. Timah Hitam (Pb) 24 jam
1 tahun
2 ug/Nm3
1 ug/Nm3
Sumber : Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 551 tahun 2001
Berdasarkan data dari pelaporan UKL UPL PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang dilakukan
pada semester II tahun 2016 dilakukan pengambilan sampel pada tanggal 14-19
Desember 2016 oleh PT. Karya Buana Lestari dengan titik pengukuran Terminal
Penumpang S: 06⁰ 06’21,3” E: 106⁰ 52’15,2” :
Tabel 7 Hasil pengukuran Air Ambient semester II tahun 2016
Parameter
Hasil
I II III IV V VI VII
06:00-09:00 09:00-12:00 14:00-17:00 17:00-22:00 22:00-00:00 00:00-03:00 03:00-06:00
Temperatur 32,3 ⁰C 34,1 ⁰C 33,3 ⁰C 30,4 ⁰C 29,2 ⁰C 28,6 ⁰C 27,3 ⁰C
Kelembaban 48% RH 45% RH 46% RH 64% RH 74% RH 78% RH 85% RH
Arah Angin Timur Selatan Barat Barat Timur Timur Utara
Cuaca Cerah Cerah Cerah Berawan Berawan Berawan Berawan
Parameter Waktu
Pengukuran Baku Mutu Satuan Hasil Methode
Karbon Monoksida(CO) 1 Jam 26.000 µg/Nm3 1.466 SNI 7119.10:2011
17 | P a g e
Hidrogen Sulfida (H2S) 1 Jam - µg/Nm3 0,7 SNI 19-4844-1998
Amoniak (NH3) 1 Jam - µg/Nm3 0,1 SNI 19-7119.1-2005
Hidro Karbon (HC) 3 Jam 160 µg/Nm3 26 Gas Chromatography
Sulfur Dioksida (SO2) 1 Jam 900 µg/Nm3 69 SNI 19-7119.7-2005
Nitrogen Dioksida (NO2) 1 Jam 400 µg/Nm3 76 SNI 19-7119.2-2005
Oksidan (O3) 1 Jam 200 µg/Nm3 51 SNI 19-7119.8-2005
Debu (TSP) 24 Jam 230 µg/Nm3 95 SNI 19-7119.3-2005
Timah Hitam (Pb) 24 Jam 2 µg/Nm3 0,01 SNI 19-7119.4-2005
Sumber : Laporan UKL UPL PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) semester II tahun 2016
3.2. Sumberdaya ekologi
Flora
Hasil survey flora di sekitar kegiatan lokasi jalan akses mempunyai keragaman yang
rendah. Hal ini dapat di lihat dari hasil inventarisir keberadaan jenis dan tipe vegetasi.
Untuk jenis flora alami yang ada lebih mendominasi oleh tanaman peneduh (antara
lain tanjung, waru laut, ketapang dan glodokan). Hal ini disebabkan oleh iklim dan
kondisi dearah Tanjung Priok yang merupakan lokasi pantai mendukung
perkembangan jenis-jenis flora tersebut. Beberapa vegetasi ditemukan di sekitar lokasi
jalan akses antara lain:
Tabel 8 Jenis-jenis flora yang ditemukan di sekitar ADP
No Nama Lokal Nama Latin
1 Tanjung Mimusops elengi
2 Waru laut Hibiscustiliaceus
3 Ketapang Terminaliacattapa
4 Glogogan Polyalthialongifolia Sumber : data referensi dari Adendum AMDAL Kalibaru 2012
Justifikasi keragaman yang rendah, disebabkan dari hasil survey tanaman ada di
pelabuhan Tanjung Priok merupakan tanaman yang sengaja ditanam untuk
kepentingan estetika dan ekologi, sehingga sebagaimana layaknya tumbuhan sengaja
ditanam, maka memiliki keragaman yang rendah.
18 | P a g e
Fauna
Keberadaan jenis fauna maupun kelimpahannya di tapak kegiatan dan sekitarnya
tergolong rendah. Jenis aves yang ada ialah belibis dan kuntul. Selain itu, juga
ditemukan reptil, seperti cicak dan kadal. Mamalia yang banyak ditemui adalah anjing
(Canis spp), tikus dan kucing (felis spp).
Biota Perairan
Kondisi Pelabuhan Tanjung Priok saat ini telah terbangun dan optimal untuk pelabuhan
internasional dan berdasarkan survey sudah tidak ada lagi ekosistem pesisir dan laut.
Berikut adalah kajian biota perairan di lokasi kegiatan:
a) Plankton
Berdasarkan identifikasi plankton diperoleh informasi bahwa fitoplankton di
perairan Pelabuhan Tanjung Priok memiliki keanekaragaman yang sedang. Hal
tersebut disebabkan banyaknya nutrient yang masuk ke perairan dari daratan (run
off), terutama dari muara-muara sungai yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.
Indeks dominansi yang rendah dari fitoplankton menunjukkan bahwa di kelompok
tersebut tidak ada yang mendominasi. Sebaliknya untuk kelompok zooplankton
memiliki indeks dominansi yang tinggi, yang artinya terdapat persaingan antara
masing-masing zooplankton dalam rantai makanan. Bahkan masing-masing
zooplankton yang sifatnya karnivora juga dapat memangsa sesama zooplankton
lainnnya. Hal tersebut dapat membuat kelimpahan bagi fitoplankton menjadi tinggi
b) Benthos
Umumnya benthos sangat peka terhadap perubahan linkungan perairan yang
ditempatinya, sehingga banyak dipakai untuk berbagai macam penelitian. Dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi IPB Pada
tahun 2004 tentang komunitas makrozoobenthos yang dilakukan di sekitar Tanjung
Priok ditemukan terdiri dari 5 kelas, 43 famili, dan 63 genera. Adapun komposisi
19 | P a g e
jenis-jenis makrozoobenthos yang ditermukan terdiri dari Bivalva, Gastropoda,
Scaphopoda, Malacrostaca, dan Ploychaeta.
3.3. Perkembangan Ekonomi
Fasilitas ekonomi
Pelabuhan Tanjung Priok adalah salah satu asset vital negara dimana roda ekonomi
negara salah satunya dimulai dari sini, didalam pelabuhan sendiri ada 34 tempat
penjamah makanan berdasarkan data dari Kantor Kesehatan pelabuhan, dan 2 mini
market yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Tabel 9 Fasilitas Perekonomian disekitar kel Tanjung Priok
No Sarana Ekonomi Jumlah
1 Pasar 20
2 Tempat Penjamah Makanan (TPM dalam) 34
3 PBM (anggota APBMI) 82
4 PBM (terseleksi TO2) 16
Sumber : KKP, APBMI dan PT. Pelabuhan Tanjung Priok
Fasilitas Infrastruktur
Sarana air bersih di pelabuhan Tanjung Priok difasilitasi oleh PT. Metito Indonesia.
Untuk listrik disuport dari pembangkit listrik PT. Indonesian Power. Dan untuk fasilitas
pengolahan limbah domestic cair menggunakan Bio septi tank sebelum sisa airnya
dibuang ke saluran drainase, serta untuk limbah domestic padat dikelola oleh AKA yang
merupakan mitra pelindo yang terdaftar di sudin Jakarta utara yang dikelola ke bantar
gebang.
Tranportasi
Lokasi ADP beralamat di jalan Padamarang lapangan 104 pelabuhan Tanjung Priok yang
terhubung dengan jalan tol Tanjung Priok dengan jarak 3,5 km. terminal bus dan
stasiun kereta Tanjung Priok terdekat dengan jarak 2,9 Km yang mempermudah akses
untuk karyawan perjalanan pergi dan pulang kerja.
20 | P a g e
Pengembangan Agrikultural
Pelabuhan Tanjung Priok adalah kawasan ekonomi dan asset vital negara yang seluruh
lahannya digunakan untuk bangunan, pekarangan perkantoran, tempat menumpukan
kontainer dan dermaga untuk bersandarnya kapal. Tidak terdapat areal pertanian
seperti sawah, kebun, dan pengembalaan ataupun pertambakan.
Fasilitas pariwisata
Pelabuhan Tanjung Priok terdapat satu tempat tujuan pariwisata, yaitu pelabuhan
penumpang yang dapat menjadi tujuan para turis untuk berkunjung melanjutkan
perjalan dengan menggunakan moda transportasi laut dan disekitar pelabuhan ada
tempat pariwisata religi yaitu makam mbah priok.
3.4. Sosial dan Budaya
Populasi and komunitas
Total penduduk kelurahan Tanjung Priok pada tahun 2016 adalah 42.058 orang dengan
komposisi pria 21.317 orang dan wanita 20.741 orang dengan sex ration 91,14. Dengan
luas kecamatan 5,54 km2 maka kepadatan 7.591 orang per Km2.
Gambar 4 statistic komposisi pria dan wanita di kelurahan Tanjung Priok tahun 2016
Pria51%
Wanita49%
Komposisi Pria dan Wanita di Kelurahan Tanjung Priok
21 | P a g e
Fasilitas kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia di ADP disediakan ruang P3K yang dapat digunakan
untuk tempat beristirahat atau memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan jika
terjadi. Disekitar pelabuhan ada banyak klinik atau rumah sakit terdekat dan rumah
sakit terdekat berjarak 1,9 Km dari lokasi kerja ADP.
Tabel 10 Fasilitas kesehatan di sekitar ADP No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas pembantu 0
3 Poliklinik 6
4 Rumah Sakit (RSIA) 7 Sumber : Data BPS Jakarta Utara 2016
Fasilitas Pendidikaan
Sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan Tanjung Priok adalah Paud / Taman
kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. Para peserta didik di
kelurahan Tanjung Priok biasa ke kelurahan lain yang masih berada di kawasan
Kecamatan Tanjung Priok.
Tabel 11 Fasilitas pendidikan di sekitar pelabuhan Tanjung Priok
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-Kanak / Paud 2
2 Sekolah Dasar 7
3 Sekolah Menengah Pertama 4
4 Sekolah Menegah Atas 0
5 Perguruan Tinggi 0 Sumber : Data BPS Jakarta Utara 2016
Warisan Budaya
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan peninggalan sejarah dari pemerintahan belanda
tetapi tidak ditetapkan menjadi warisan dunia dari UNESCO, dan di sekitar pelabuhan
Tanjung Priok terdapat cagar budaya yang sampai saat ini masih berdiri yaitu makam
Mbah Priok, di sana terdapat komunitas atau jamah yang sering mengadakan istighajah
dan berziarah ke makam tersebut. Mbah Priok adalah istilah yang digunakan oleh
masyarakat betawi yang digunakan untuk al-marhum habib husein bin Muhammad al-
22 | P a g e
haddad. Beliau adalah seorang penyebar agama islam yang wafat pada sekitar tahun
1756 M.
Keberadaan makam Mbah Priok tidak mempengaruhi langsung aktifitas di bongkar
muat di adipurusa, tapi bila ada acara keagaman bisa menambahkan kepadatan lalu
lintas di sekitar priok.
Pranata Sosial Kelembagaan
Di pelabuhan Tanjung Priok berlaku rezim maritime yang dipimpin oleh Otoritas
Pelabuhan di sisi darat dan di sisi laut oleh Syahbandar. Hasil pengamatan menunjukan
bahwa tidak semua stakeholder di perlabuhan mematuhi aturan khususnya untuk
ekspedisi muatan kapal laut (EMKL), sehingga tingkat kecelakaan lalu lintas di dalam
pelabuhan Tanjung Priok sangat banyak terjadi kecelakaan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran keselamatan, kesehatan kerja dan
Lingkungan masyarakat priok yang diinisiasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
bersama dengan Otoritas Pelabuhan dan Syabandar membentuk komite K2L bersama
stakeholder lainnya baik dari PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) ataupun pihak swasta
yang perduli terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
pelabuhan Tanjung Priok.
Adat Istiadat dan Pola Hubungan Masyarakat
Di daerah pelabuhan tidak dijumpai adat istiadat yang bersifat istimewa dalam artian
adat istiadat tersebut dapat menarik perhatian masyarakat dari luar daerah. Tradisi
yang dilakukan oleh masyarakat antara lain :
a) Kebiasaan yang berkaitan dengan musibah (Kematian, dan Orang Sakit)
b) Berkaitan dengan kelahiran anak
c) Peringatan hari besar keagamaan
23 | P a g e
Berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan pelabuhan hubungan masyarakat
pelabuhan tidak memiliki hubungan masyarakat yang istimewa dalam arti unik dan
berbeda dengan masyarakat di Indonesia pada umumnya, budaya gotong royong masih
terasa di lingkungan pelabuhan. Konflik sosial yang terjadi di masyarakat sekitar, baik
secara perorangan ataupun kelompok untuk saat ini sudah berkurang, dalam artian
tiada ada konflik khusus antar perorangan atau kelompok yang perlu penanganan
secara khusus dari pihak berwajib atau pemerintah.
Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek
Bagi masyarakat priok khususnya yang berada di lingkungan pelabuhan umumnya
sudah mengenal tentang ADP yang bergerak pada bidang jasa bongkar muat petikemas,
karena ADP telah lama ada di pelabuhan Tanjung Priok dan merupakan PBM terseleksi
oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP).
Persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan operasional ADP sangatlah baik dan
perubahan yang telah dilakukan memberikan efek yang positif bagi Perusahaan dsan
lingkungan sekitar karena ADP dikenal memiliki lingkungan yang bersih, tertata dan no
tiping.
Hal ini dapat dilihat dari penghargaan yang diberikan Pemerintah berupa piagam
penghargaan atas juara 3 Tempat Penjamah Makanan (TPM) sehat Tanjung Priok serta
partisipasi ADP dalam menyukseskan program-program pelabuhan sehat yang diadakan
tahun 2016 oleh Kementrian Kesehatan yang di inisiasi oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP).
24 | P a g e
4. PENYARINGAN POTENSIAL DAMPAK LINGKUNGAN DAN TINDAKAN MITIGASI
Identifikasi dampak lingkungan dari aktifitas bongkar muat petikemas disaring dari
dokumen identifikasi dampak yang relevan dengan aktifitas bongkar muat petikemas yang
ada di PBM adipurusa. Hasil identifikasi dampak dan arahan mitigasi yang disajikan dalam
table dibawah ini.
Tabel 12 Identifikasi dampak lingkungan dan tindakan mitigasi
No Aktifitas Dampak Mitigasi
A Operasional Bongkar Muat
1 Lalu Lintas Kepadatan dan/atau kecelakaan Lalu Lintas
- Memasang rambu-rambu lalu lintas yang mudah dibaca pengguna jalan.
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
- Berkordinasi dengan PFSO Pelindo TO II untuk membantu pengaturan lalu lintas.
Perubahan kualitas udara dan emisi
- Pemeriksaan & perawatan berkala mobil internal bongkar muat
- Pengunaan masker untuk tally - Pemeriksaan Kesehatan berkala
2 Penggunaan Alat Bongar Muat
Kepadatan dan kecelakaan alat
- Pelatihan dan SIO untuk alat angkat angkut
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk membantu tally.
- Safety induksi untuk seluruh pekerja agar tidak berada dibawah muatan/sprider.
- SOP bongkar muat. - SOP Penanganan Tumpahan. - SOP Investigasi kecelakaan. - SOP Keadaan darurat. - SOP Penanganan Klaim.
Perubahan kualitas udara
- Pengunaan masker untuk tally - Pemeriksaan Kesehatan berkala - Menyediakan tempat minum
untuk pekerja lapangan.
25 | P a g e
No Aktifitas Dampak Mitigasi
3 Operasional lapangan, Gate in dan out
Peningkatan jumlah limbah domestik padat dan cair
- Menyediakan tempat sampah yang cukup.
- Induksi keselamatan untuk seluruh pekerja agar tidak buang sampah sembarangan dan mejaga kebersihan
- Monitor toilet di lapangan dan disedot secara berkala
4 Proses penerimaan BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari truck tanki ke alat / truck / tanki timbun
- SOP Loading unloading BBM - Penempatan secondary
containment saat loading un loading
- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji
Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.
- Sediakan APAR di sekitar truk tanki dan tanki timbun pada saat loading un loading
5 Proses distribusi BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari truck tanki ke alat / head truck
- SOP Loading un loading BBM - Penempatan secondary
containment saat loading un loading
- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji
Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.
- Sediakan APAR di truk tanki BBM
6 Proses Penimbunan BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari tanki timbun ke head truck / truck BBM
- SOP Loading un loading BBM - Penempatan secondary
containment saat loading un loading
- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji
Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.
- Sediakan APAR di truk tanki BBM
26 | P a g e
B Operasional Office (Non Bongkar Muat)
1 Operasional Office Peningkatan Jumlah limbah domestik padat dan cair
- Menyediakan tempat sampah yang cukup.
- Safety induksi untuk seluruh
No Aktifitas Dampak Mitigasi
pekerja agar tidak buang sampah sembarangan dan mejaga kebersihan.
- Membersihkan toilet secara berkala.
- Limbah domestic cair di olah menggunakan Biosepitank.
- Monitor toilet dilapangan dan disedot secara berkala
2 Perawatan Office Limbah B3 - SOP Penanganan limbah B3. - Penyediaan tempat sampah B3
27 | P a g e
5. PERSYARATAN KELEMBAGAAN DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Berdasarkan identifikasi dampak dan arahan mitigasi diatas, selanjutnya dirumuskan
pemantauan lingkungan untuk mengukur efektifitas pengelolaan lingkungan diatas. Arahan
pemantauan meliputi usulan metode, lokasi, waktu & frekuensi, pelaksana, dan estimasi
biaya pemantauan. Arahan ini dapat disesuaikan dengan kondisi proyek terkini. Arahan
pemantauan lingkungan disajikan dalam table dibawah ini.
Table 13 Pengukuran dan rencana pemantauan lingkungan No Aktifitas Dampak Metode Lokasi Waktu &
Frekuensi Pelaksana
A
1 Lalu Lintas Kepadatan Lalu lintas
Pengumpulan data: - Verifikasi arah alur lalu
lintas dan rekayasa lalu lintas di dalam dan luar area. Dan penempatan petugas bantu pengaturan lalu lintas, serta kordinasi dengan PFSO sekitar area.
- Verifikasi data pemeliharaan truck internal, Alat angkat dan manifest limbah B3. Serta pengukuran emisi gas buang head truck.
lapangan 103-105 ADP
1 kali atau Jika ada perubahan Layout
ADP
Perubahan kualitas udara
2
Penggunaan alat bongkar
muat
Kepadatan dan kecelakaan alat
Pengumpulan data: - Verifikasi data lisensi K3
operator, pelatihan K3 untuk Tally dan Karyawan baru, data SOP Bongkar muat, SOP Penanganan Tumpahan, SOP Investigasi Kecelakaan, SOP keadaan darurat, dan SOP Penanganan Klaim
- Verifikasi data pemeliharaan truck internal, penggunaan APD, monitoring data medical checkup serta pengukuran emisi gas buang head truck.
Kantor ADP dan Parvi
1 Kali per 5 tahun untuk Lisensi K3 Operator 1 Kali Pertahun
ADP
28 | P a g e
No Aktifitas Dampak Metode Lokasi Waktu & Frekuensi
Pelaksana
3 Operasional Lapangan Gate in dan Out
Peningkatan jumlah limbah domestic padat dan cair
Pengumpulan data: - Verifikasi layout
kebutuhan tempat sampah, materi safety induksi, dan monitoring setiap bulan toilet dilapangan
ADP 1 kali perbulan ADP
4 Proses penerimaan, distribusi dan penimbunan BBM
Ceceran minyak dari proses transfer dari truck tanki ke alat/truck tanki internal/ tanki timbun
Pengumpulan data: - Verifikasi SOP loading un
loading BBM, secondary containment, dan peralatan spillage kit.
- Verifikasi rambu-rambu
larangan merokok dan bahaya kebakaran, APAR di Mobil Tanki saat loading un loading.
ADP 1 kali per 3 bulan
ADP
Kebakaran
B Operasional Office
1 Operasional Office
Peningkatan limbah domestic padat dan cair
Pengumpulan data: Verifikasi jumlah tempat sampah dan layoutnya, piket berkala OB, monitoring biosepitank
ADP 1 kali per bulan ADP
2 Perawatan Office
Limbah B3 Perngumpulan data: Verifikasi MSDS dan jumlah pemakaian cat
ADP 1 kali per tahun ADP
29 | P a g e
6. KONSULTASI PUBLIK DAN KETERBUKAAN INFORMASI
Sebagai bagian dari proses keterbukaan informasi, IIF akan mengunggah dokumen ini ke
dalam websitenya, agar masyarakat terdampak, stakeholder & masyarakat umum dapat
memberikan masukan terhadap kegiatan ADP.
Tabel 14 Jenis-jenis laporan lingkungan
No Laporan Isi Laporan Instansi
1 Initial environmental
examination report
Menjadi referensi buat PT
Pelabuhan Tanjung Priok (PTP)
untuk melakukan seleksi PBM,
dan laporan untuk Amdal / UKL
UPL, Serta memenuhi
persyaratan dari IIF
PT. Pelabuhan Tanjung
Priok (PTP) dan IIF
30 | P a g e
7. TEMUAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan initial environmental examination dan penelaaahan dampak terhadap
komponen fisik, ekologi & sosial ekonomi, ADP dikategorikan ke dalam kategori B
(Berdasarkan IIF S&E Principle & Categorisation). Dampak tersebut antara lain perubahan
kualitas udara, kebisingan, ceceran miyak, limbah domestic dan B3 padat dan cair, dan
kepadatan lalu lintas. Seluruh dampak dapat dimitigasi dengan teknologi yang ada saat ini.
Dokumen ini akan dijadikan dasar dijadikan dasar environmental assessment untuk
membuat program monitoring lingkungan dan dibutuhkan kajian lanjutan.
31 | P a g e
8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil screening, dokumen intial environmental examination ini mengkonfirmasi
bahwa proyek ADP masuk sebagai kategori B.
Rencana pengelolaan lingkungan dan arahan pemantauan lingkungan pada dokumen ini akan
menjadi panduan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan pemantauan efektivitas
pengelaolaan lingkungan di proyek ADP.