Download docx - Instalasi Gedung Bertingkat

Transcript
Page 1: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB I

PENDAHULUAN

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling

berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system

ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi

manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.

Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat

menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar

tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara:

a. Aman bagi manusia dan peralatan

b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi

konsumen.

Sebagai kelengkapan dari sebuah gedung, listrik adalah elemen penting dari

bangunan itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus

diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung,

sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah. Masalah yang bisa

ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung yang salah, seperti

kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil

bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi

listrik pada bangunan gedung seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik

lainnya,komponen / peralatan listrikyang dipakai, pembagian daya yang harus

diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing, dan sebagainya. Bila

semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan dirasakan

langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik. Baik

dalam instalasi listrik di bangunan gedung, ataupun instalasi listrik di gedung

bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko yang besar dari

penggunaan listrik yang salah bisa menimpa kita semua.

Bengkel Otomasi 1

Page 2: Instalasi Gedung Bertingkat

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya

berkembang , maka sangat dibutuhkan tenaga kerja yang professional dan handal

dibidangnya masing-masing. Untuk menghasilkan pekerjaan yang baik tidak hanya

dibutuhkan teori-teori tetapi juga dibutuhkan praktek berdasarkan teori yang ada.

Umumnya diindustri-industri banyak sekali digunakan mesin-mesin penggerak untuk

mesin produksi, yaitu motor listrik. Pengontrolan motor dapat dilakukan dari yang

sangat sederhana sampai pada system pengontrolan yang sangat baik. Begitu juga

untuk instalasi penerangan sangat banyak digunakan bahkan memang itu yang paling

utama. Pemasangannya harus sesuai dengan standar yang ada karena hal ini

menyangkut keselamatan pekerja.

Dalam praktek bengkel semester V ini, pekerjaan yang dilakukan tidak

terlepas dari pemasangan instalasi penerangan.

A. Latar Belakang

Telah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa untuk menyusun laporan

bengkel semester V ini setelah semua job yang diberikan selesai dikerjakan. Hal ini

bermaksud agar mahasiswa dapat membandinngkan teori yang didapat dari buku

dengan apa yang telah dikerjakan selama praktek dibengkel. Disiplin ilmu yang

dimiliki juga berperan penting sebab teknologi di Indonesia ii sedang berkembang ke

arah yang lebih baik, berkembang dan modern.

Dengan adanya pengembangan teknologi tersebut maka pekerjaan

perbengkelan sangatlah mempengaruhi hasil produksi dari teknologi tersebut. Begitu

juga halnya pada praktek bengkel kali ini, dalam memasang sebuah instalasi listrik

dan menghubungkannya ke motor haruslah membutuhkan keterampilan dan kerapian

serta ketepatan dalam pengerjaannya, sehingga dapat menghasilkan kerja yang lebih

baik, memuaskan dan lebih optimal. sehubungan dengan adanya kemajuan teknologi

tesebut maka dari itu diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan

pengetahuan dan wawasannya tentang industry modern, karena seperti yang kita

Bengkel Otomasi 2

Page 3: Instalasi Gedung Bertingkat

ketahui, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sekarang telah tergantikan oleh

tenaga mesin yang jauh lebih cepat dan efisien dalam pengerjaannya.

Beranjak dari fenomena tadi maka penulis akan mencoba untuk mengulas

bagaiman saya dapat mengerjakan teknik perbengkelan yang baik sehingga dapat

menghasilkan kerja yang lebih baik, memuaskan dan lebih optimal yang akan penulis

uraikan dalam laporan bengkel kali ini.

B. Tujuan

Setiap pekerjaan yang dilakukan tentunya ada tujuan yang ingin dicapai dan

juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Adapun tujuan yang

ingin dicapai dan juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Serta

dicapai pada praktek bengkel ini adalah sebagai berikut :

a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fungsi serta dapat membaca

dan memahami job yang akan dikerjakan.

b. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang

digunakan sewaktu praktek berlangsu nng supaya nantinya apabila telah tamat

dan bekerja tidak bingung lagi tentang peralatan yang dipakai didunia

industry.

c. Agar mahasiswa terampil dalam menggunakan alat-alat yang terdapat

dibengkel dengan baik dan efisien.

d. Agar mahasiswa terampil dalam mengerjakan sebuah instalasi llistrik deangan

baik sesuai dengan standarisasi.

e. Agar mahasiswa teramoil dalam merangkai, rangkaian control dari sebuah

motor listrik.

f. Agar mahasiswa selalu disiplin dalam kerjanya dan bisa memperhatikan

keselamatan alat dan keselamatan pribadi.

g. Agar mahasiswa dapat bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan yang

dilakukannya dalam laporan bengkel kali ini.

Bengkel Otomasi 3

Page 4: Instalasi Gedung Bertingkat

h. Agar mahasiswa mengetahui baik dari segi bentuk, sifat-sifat, maupun prinsip

kerja dari komponen tersebut.

i. Agar mahasiswa mampu merancang suatu instalasi penerangan dan instalasi

tenaga.

j. Agar mahasiswa bisa membuat laporan kerja yang baik.

Agar mahasiswa mampu dengan adanya tujuan dan manfaat yang ingin dicapi

tersebut tentunya setiap kita harus dapat melakukan pekerjaan tersebut ssecara baik

dan benar, sehingga kita bisa dapat menciptakan hasil kerja yang jauh lebih baik dan

memuaskan. Dan tentunya semua itu dapat tercapai apabila ada keseriusan,

ketekunan, dan kesabaran dari setiap mahasiswa tersebut.

C. Permasalahan

Dalam teori pada umumnya mahasiswa hanya mengetahui sifat suatu komponen

listrik secara teori atau sebaliknya. Pada umumnya banyak yang bisa memasang

instalasi tetapi tidak mengerti akan peraturan-peraturan listrik atau asal pasang yang

penting lampu hidup atau ada arus.

Bengkel Otomasi 4

Page 5: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB II

URAIAN UMUM

A. Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dipatuhi

dalam pelaksanaan praktek di bengkel listrik. Hal yang merupakan factor yang paling

penting dalam melakukan praktek dibengkel karena menyangkut keselamatan diri

serta keselamatan peralatan praktek dibengkel. Disiplin merupakan salah satu cara

untuk mencapai hasil yang sempurna dalam praktek brngkel. Disiplin yang paling

utama dalam melaksanakan praktek bengkel adalah ketepatan waktu. Mengingat

pekerjaan bengkel yang akan dilakukan cukup untuk melaksanakan praktek saja maka

waktu yang ada tersebut harus dipergunakan sebaik dan seefisien mungkin.

Kedisiplinan juga menyangkut waktu dan peratura-peraturan yang berlaku dibengkel

listrik. Jadi kedisiplinan merupakan alat yang ampuh untuk mencapai hasil yang

maksimal dalam melaksanakan praktikum maupun kegiatan lainnya.

B. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja harus diperhatikan dalam segala pekerjaan yang akan

dilakukan baik pekerjaan kecil ataupun pekerjaan besar. Keselamatan kerja harus

dilakukan dalam melaksanakan praktikum biasanya terbagi dua yaitu keselamatan diri

sendiri(operator) dan keselamatan alat dan benda kerja. Setiap akan melaksanakan

praktek bengkel terlebih dahulu perhatikan kondisi tubuh dalam keadaan fit. Karena

hal ini erat kaitannya dengan pekerjaaan yang akan kita laksanakan nantinya, agra

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada dibengkel maka dari itu

harus diperhatikan keselamatan kerja.

Dalam melaksanakan praktikum, keselamatan kerja harus terkuasai agar

terlindung dari apa yang tidak diinginkan sehingga proses pekerjaan bisa berjalan

Bengkel Otomasi 5

Page 6: Instalasi Gedung Bertingkat

dengan lancer. Adapun cara-cara yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja

nantinya adalah sebagai berikut.

1. Keselamatn diri sendiri (Operator)

a. Menggunakan perlengkapan kerja yang tidak mengganggu jalannya pekerjaan,

seperti:

b. Menggunakan baju yang tidak sempit (nyaman)

c. Menggunakan sepatu yang sesuai untuk praktek.

d. Menggunakan kacamata jika diperlukan.

e. Dianjurkan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

f. Jangan mempermainkan benda-benda tajam dalam praktek.

g. Selalu melakukan konsultasi dengan instruktur atau dosen jika mengalami

hambatan dalm praktikum.

h. Selalu menanamkan sifat hati-hati dan kecermatan dalam praktek yang sedang

berlangsung.

2. Keselamatan alat dan benda kerja

Sebelum mengambil dan mengembalikan dengan melaporkan kepada teknisi.

a. Menjaga setiap peralatan yang digunakan dari setiap kerusakan dalam

b. Praktek yang sedang berlangsung

c. Membersihkan tempat kerja setelah melakukan praktek

d. Periksa terlebih dahulu kelengkapan peralatan yang dipinjam sebelum

mengembalikannya ke teknisi.

Setelah peralatan dippinjam tadi lengkap, letakkan kembali ketempat semula setelah

dilaporkan keteknisi.

C. Standarisasi

Salah satu upaya untuk mendapatkan suatu sistem yang tepat yaitu dengan

ditentukannya suatu standarisasi yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dengan

maksud mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan tercapainya

Bengkel Otomasi 6

Page 7: Instalasi Gedung Bertingkat

standarisasi, maka peralatan-peralatan listrik dapat dipergunakan dengan baik dan

lebih efisien.

Dua organisasi internasional yang bergerak dibidang standarisasi ini adalah :

1. International Electrotechnical Commission (IEC) untuk bidang teknik

listrik.

2. International Organization For Standarisation (ISO) untuk bidang-bidang

lainnya.

Organisasi tersebut menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau

norma. Untuk teknik listrik dikenal norma-norma IEC. Kegiatan standarisasi di

Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk bidangnya masing-masing.

Untuk bidang teknik listrik arus kuat usaha standarisasi diprakarsai oleh Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa

instansi lainnya.

Peraturan instalasi yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa

instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorcshriften

Voor Electrische Sterkstrom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh

Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE 2004 ini

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai

Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi

Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan kemudian

dilanjutkan untuk PUIL 1977, 1987, dan 2000 sebagai penerbitan PUIL kedua hingga

keempat. Yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya.

Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977, dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan

Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan tahun 2000, namanya menjadi

Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang

sama yaitu PUIL.

Disamping itu, PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam pasal,

subpasal, ayat dan subayat seperti pada PUIL edisi sebelumnya. Pembedaan

tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomorannya dengan digit. Di samping PUIL

Bengkel Otomasi 7

Page 8: Instalasi Gedung Bertingkat

2000, harus diperhatikan peraturan-peraturan lain yang ada hubungannya dengan

instalasi listrik (bagian 1.3 PUIL 2000) antara lain :

a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta

peraturan pelaksanaannya

b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan

Pemanfatan Tenaga Listrik

e. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1993 tentang Usaha Penunjang

Listrik

f. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/ 40/M.PE/1990

tentang Instalasi Ketenagalistrikan

g. Peraturan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/0322/M.PE/1995

tentang Standarisasi, Sertifikat Akreditasi Dalam Lingkungan

Pertambangan dan Energi.

h. Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)

Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi ini adalah agar pengusahaan

instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari

bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan

gedung dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan (bagian 1.1 PUIL

2000).

Persyararan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan

instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000V, arus searah

1500 V dan tegangan menengah sampai dengan 35 KV dalam bangunan dan

sekitarnya baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,

pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait.

(Bait 1.2.1 PUIL 2000). Di samping itu, dengan adanya standarisasi tersebut diatas,

maka dapat menjamin tersedianya peralatan-peralatan listrik yang memenuhi standar

Bengkel Otomasi 8

Page 9: Instalasi Gedung Bertingkat

dipasaran dan dapat mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan –

peralatan listrik.

Bengkel Otomasi 9

Page 10: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB III

LANDASAN TEORI

Dalam melaksanakan praktek bengkel pada semester V pada pemasangan

instalasi gedung bertingkat banyak menggunakan komponen seperti kabel, saklar,

stop kontak, lampu, pipa dan lain sebagainya, begitu juga untuk instalasi tenaga

komponen yang digunakan seperti kontaktor, panel, on delay, overload, puss button,

dan lain sebagainya. Untuk itu dalam melakukan pemasangan suatu instalasi listrik

agar dapat beroperasi dengan baik maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai

berikut:

Pemakaian bahan yang ekonomis.

Maksudnya adalah bahan yang digunakan haruslah seefisien mungkin tidak

ada kelebihan atau kekurangan dalam prakteknya sebab semua itu sebelumya

telah dihiung.

Pemilihan alat yang berkemampuan tinggi.

maksudnya adalah bahan yang digunakan adalah bahan yang handal atau

tahan terhadap panas atau bahan yang digunakan adalah bahan yang sesuai

dengan standarisasi menurut PUIL.

Pemasangan yang mudah dimengerti apabila terjadi kerusakan.

Maksudnya adalah nantintya apabila terjadi kerusakan atau penggantian kabel

hendaknya mudah dimengerti oleh orang yang memperbaikinya, misalnya

dalam penggunaan warna kabel.

Mempunyai kehandalan yang tinggi.

Maksudnya adalah pemasangan yang dilakukan harus tahan trhadap suhu,

cuaca(ptir), alam dan gangguan dari binatang.

Pemilihan alat berdasarkan kemampuannya terhadap fungsi tertentu.

Alat-alat yang digunakan dalam merencanakan suatu pemasangan instalasi

listrik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Setiap pelaksana atau pemasangannya harus tersusun dengan rapi.

Bengkel Otomasi 10

Page 11: Instalasi Gedung Bertingkat

Supplay yang digunakan dalam instalasi listrik harus memmpunyai

kehandalan yang lebih baik.

Perhatikan penggunaan kabel untuk memperhatikan stabilitas tegangan yang

konstan.

Macam-Macam Instalasi

Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi antara lain :

1. Instalasi Dalam yaitu instalasi dalam adalah instalasi yang digunakan untuk

pelayanan tenaga listrik yang terpasang di dalam gedung–gedung seperti

perumahan yang mendapatkan supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan

luar.

2. Instalasi Luar yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti

penyalur tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen. Instalasi luar ada

dua macam yaitu jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan

rendah (JTR).

Jaringan tegangan menengah adalah instalasi listrik penyalur tenaga

listrik yang berawal dari gardu induk sampai ke trafo distribusi.

Tingkat tegangan saluran primer (saluran tegangan menengah) yang

umumnya dipakai di Indonesia adalah tegangan 20 KV.

Jaringan tegangan rendah adalah instalasi listrik jaringan distribusi

sekunder, dimana jaringan distribusi tersebut langsung terhubung ke

Kwh meter konsumen. Tingkat tegangan rendah saluran sekunder

(saluran tegangan rendah) yang umum dipakai di Indonesia adalah

tegangan 380/220 Volt.

Adapun jenis instalasi terbagi atas

1. Instalasi Penerangan

2. Instalasi Daya

Instalasi Daya

Bengkel Otomasi 11

Page 12: Instalasi Gedung Bertingkat

Instalasi daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik

untuk melayani mesin-mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin

ruangan, lift dan lain-lain. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada instalasi

daya antara lain :

a. Pengaman

b. Penghantar

c. Kontak-kontak

d. Tombol tekan

e. Kontaktor

f. Panel

Instalasi Penerangan

Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk

melayani beban penerangan. Untuk pencahayaan suatu ruangan didasarkan pada

fungsi daripada ruangan tersebut. Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara

lain sebagai berikut :

a. Lampu penerangan

b. Saklar

c. Kontak-kontak

d. Pipa

e. Penghantar

f. Pengaman

g. Kotak sambung

h. Panel hubung bagi (PHB)

i. Fitting

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan instalasi gedung

bertingkat sebagai berikut :

Bengkel Otomasi 12

Page 13: Instalasi Gedung Bertingkat

A. Penghantar

Penghantar adalah bahan yang digunakan untuk menghubungkan suatu titik

ketitik yang lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berupa

kawat berisolasi atau kabel. Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah tembaga

dan aluminium.

1. Kabel Tembaga

Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya tembaga

elektrostatis dengan kemurnian 99,5 %. Tahanan jenis (ñ) yang telah

dijadikan standar internasional sama dengan 0,017241 Ohm mm2/m pada

suhu 200 C.

2. Kabel Aluminium

Aluminium untuk beban penghantar harus pula aluminium murni, yaitu

dengan kemurnian sekurang – kurangnya 99,5 %, juga dengan tahanan

jenis tidak boleh melebihi 0,028264 Ohm mm2/m pada suhu 20o C. berat

aluminium jauh lebih ringan dibanding berat tembaga.

3. Rel ( busbar )

Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang dibuat

dari berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi maupun

berongga. Rel dapat dipasang sebagai penghantar tunggal (satu rel

perfasa) atau berbagai penghantar ganda yakni dua rel atau lebih perfasa.

Aluminium lebih ringan dibanding tembaga, namun kekuatan tarik aluminium

lebih kecil dibanding kekuatan tarik tembaga. Untuk itu penghantar aluminium yang

ukurannya besar dan pemasangannya direntangkan memerlukan penguat baja atau

paduan aluminium pada bagian tengahnya.

Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar

Bengkel Otomasi 13

Page 14: Instalasi Gedung Bertingkat

Ukuran luas penampang penghantar dan jenis penghantar yang dipasang

dalam suatu instalasi penerangan maupun instalasi daya ditentukan berdasarkan :

1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar.

2. Jatuh tegangan yang diperbolehkan.

3. Temperatur Sekitar dan Sifat Lingkungan.

4. Kekuatan Mekanis Penghantar.

5. Kemungkinan perluasan.

Dalam suatu instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan

digunakan berbagai jenis kabel, antara lain :

1. Kabel NYM

Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi

PVC, yang uratnya satu hingga lima. Kalau lebih dari satu, urat-uratnya dibelit

menjadi satu dan kemudian diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik

lunak supaya bentuknya menjadi bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, supaya

mudah dikupas pada waktu pemasangan. Sesudah itu baru diberi selubung PVC

berwarna putih. Untuk pemasangan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau

ditanam langsung pada plesteran, juga diruang lembab atau basah,

ditempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran.

2. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari ruangan

konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak

merusak selubung luar kabelnya.

3. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.

Bengkel Otomasi 14

Page 15: Instalasi Gedung Bertingkat

2. Kabel NYY

Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM.

Hanya saja tebal isolasi dan tebal luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan

berbeda. Warna selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah satu sampai

lima. Kabel NYY banyak digunakan untuk instalasi industri didalam gedung maupun

dialam terbuka, disaluran kabel dan didalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan

tidak ada gangguan mekanis. NYY juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan diberi

pelindung secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.

3. Kabel NYFGbY

Penghantar ini adalah jenis penghantar/kabel tanah thermoplastic berperisai

yang paling banyak digunakan di Indonesia. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga

tanpa lapisan timah putih,dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya kebanyakan tiga atau

empat dan kadang-kadang dua. Urat-uratnya ini dibelit menjadi satu, Kemudian

diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak, dan perisai kawat baja

Bengkel Otomasi 15

Page 16: Instalasi Gedung Bertingkat

pipih berlapis seng. Perisai kawat baja ini didikat dengan spiral pita baja berlapis

seng.

Untuk melindungi perisai dari korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC

berwarna hitam. Perisai dan kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung

elektrostatis yang baik, kerena kabel ini kurang fleksibel, kawat baja pipih ini tidak

dapat digunakan perisai kabel ukuran kecil.

Kemampuan Hantar Arus ( KHA )

Yang dimaksud dengan kemampuan hantar arus adalah kemampuan dari suatu

penghantar untuk mengalirkan nilai arus secara terus menerus pada kondisi tertentu,

tanpa menimbulkan perubahan suhu yang melebihi ketentuan.

Berdasarkan PUIL 2000 nomor 7.3 mengenai pembebanan penghantar, setiap

penghantar harus mempunyai kemampuan hantar arus tidak kurang sama dengan arus

yang akan mengalir melaluinya, yaitu yang ditentukan dengan arus maksimum yang

dihitung atau ditaksir. Dengan kata lain KHA maksimum lebih besar atau sama

dengan daripada arus maksimum.

KHA (maks) = I (maks)

KHA (maks) = FK × KHA sebenarnya

I maks = 1,25 × In

In = S/V

FK = FKt × FKp

Dimana :

In = Arus nominal

S = Daya aktif

V = Tegangan

I maks = I sebenarnya

FK = Faktor Koreksi

Bengkel Otomasi 16

Page 17: Instalasi Gedung Bertingkat

FKt = Faktor koreksi temperatur

FKp = Faktor koreksi penempatan

Sedang perhitungan arus nominal (In) dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Perhitungan untuk 3Ø

I n=P

√3 × V ¿×cos∅ ................................................................. (1)

atau

I n=S

√3× V ¿ ............................................................................ (2)

2. Perhitungan untuk 1Ø

I n=P

V ln× cos∅ ........................................................................ (3)

atau

I n=S

V ln .................................................................................... (4)

Dimana :

In = Arus nominal

P = Daya aktif (Watt)

S = Daya Semu (VA)

VLL = Tegangan fasa fasa

VLN = Tegangan fasa-netral

Cos = Faktor daya

Jatuh Tegangan

Yang dimaksud dengan jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan

yang hilang pada penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan

ujung pengirim dan tegangan ujung penerima.

Bengkel Otomasi 17

Page 18: Instalasi Gedung Bertingkat

Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan

yang terjadi. Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi

utama pada setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada panel

hubung bagi utama. Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan :

V=I × R ......................................................................................... (5)

R=ρLA

........................................................................................... (6)

Dimana :

V = Jatuh Tegangan (Volt)

I = Arus Beban (Ampere)

R = Resistansi Penghantar ()

= Resistansi Jenis Penghantar (/mm2)

L = Panjang Penghantar (m)

A = Luas Penampang Penghantar (mm2)

Temperatur Sekitar Penghantar

Adanya perbedaan temperatur dari suatu tempat juga menyebabkan adanya

perbedaan kemampuan hantar arus dari penghantar, dimana untuk temperature sekitar

yang berbeda, maka kemampuan hantar arusnya dipengaharui oleh faktor koreksi

temperatur.

Cara Penempatan Penghantar

Cara penempatan penghantar pada suatu instalasi ada beberapa macam, baik

secara berkelompok maupun tunggal, terbungkus ataupun telanjang. Yang mana

penghantar tersebut dapat dipasang langsung pada, di dalam, di bawah plesteran, atau

dalam ruangan, bangunan, konstruksi, rangka, tanah, udara dan sebagainya, asalkan

lapisan pelindungnya tidak menjadi rusak karena cara pemasangan (tergenjet, sobek)

Bengkel Otomasi 18

Page 19: Instalasi Gedung Bertingkat

dan jika dipasang dalam beton harus menggunakan pipa instalasi yang memenuhi

syarat.

Pemasangan penghantar pada pipa instalasi tidak boleh ada sambungan

penghantar. Penyambungan suatu penghantar harus dilakukan pada kotak sambung

atau kotak cabang yang diperuntukkan bagi maksud tersebut. Untuk kabel yang

berbentuk pipih (NYIFY) tidak boleh dipasang pada bahan yang mudah terbakar,

menumpukkan kabel, dipasang pada ruangan yang terbuat dari kayu dan hanya boleh

terpasang pada ruangan kering dan di bawah plesteran kecuali di dalam rongga pada

loteng dan dinding terbuat dari beton, batu atau bahan lain yang tidak dapat terbakar.

Untuk kabel telanjang hanya boleh dipasang dengan menggunakan isolator

yang berkonstruksi baik dan tepat, baik dipandang dari segi beban mekanis maupun

elektris, kecuali untuk pembumian pada ruang domestik perumahan. Jarak antara

penghantar telanjang dan dinding, serta bagian bangunan konstruksi rangka harus

sekurang-kurangnya 5 cm.

B. Sakelar

Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik.

Macam dan jenis saklar ini bermacam-macam dimana masing-masing disesuaikan

dengan penggunaanya artinya saklar yang biasa dipakai sehari-hari seperti yang

terdapat pada perumahan , sekolah, gedung, dan sebagainya. Setiap saklar yang

melayani setiap sirkit utama atau sirkit cabang mempunyai arus nominal tidak kurang

dari kerbutuhan maksimum dari bagian instalasi yang dilayani sirkit yang

bersangkutan, disamping itu arus nominal saklar, masuk arus mempunyai syarat tidak

kurang dari 10 A dan tidak kurang dari kebutuhan maksimum dari sirkit.

Adapun cara pengoperasiannya adalah dengan menghubungkan dan

memutuskan rangkaian listrimk tersebut ada kalanya saklar tersebut sebagai saklar

beban karena memiliki pemutus sesaat. Pada saat saklr membuka untuk memutuskan

rangkaian sebuah penggas akan direnggangkan. Pegas ini akan menggerakkan

kontak-kontak sakelar sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang

Bengkel Otomasi 19

Page 20: Instalasi Gedung Bertingkat

sangat pendek, jadi kecepatan pemutusnya tidak tergantung pada pegasnya. Pada

umumya, sakelar dibuat dari bahan-bahan semacam ebonite atau PVC keras dengan

warna hitam, coklat tua, atau putih.

Dalam pemasangannya, sakelar ada yang diletakkan pada posisi didalam

tembok dan ada juga diluar tembok. Menurut penggunaanya, sakelar terbagi dalam

beberapa jenis yaitu: saklar deret, system tunggal, system dua kutub, system tukar,

system silang, dan sebagainya, akan tetapi dalam praktek bengkel sakelar yang

digunakan adalah :

1. Sakelar Tunggal

Gambar Saklar Tunggal

Saklar tunggal yang fungsi utamanya sebagai saklar ON-OFF (memadamkan

menyalakan). Jenis saklar ini hanya memiliki dua titik hubung yang menghubungkan

saluran fasa dengan lampu atau alat lainnya. Biasanya hantaran yang diputuskan

untuk menghubungkan pada saklar adalah jalur positif. Jenis ini yang paling umum

dari saklar tunggal dan yang paling banyak digunakan adalah jenis saklar tarik (saklar

geser) yang biasa diterapkan diruangan kamar atau saklar bel(saklar tekan) yang biasa

digunak

Bengkel Otomasi 20

Page 21: Instalasi Gedung Bertingkat

an untuk bel listrik atau saklar baik sebagai saklar ON-OFF.

Saklar mempunyai beberapa persyaratan yaitu harus dapat dilayani secara

aman tanpa menggunakan alat bantu, jumlahnya harus sedemikian rupa sehingga

jumlah pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat

dilakukan dengan aman. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya sesuai dengan daya

yang dihubungkannya tetapi tidak boleh kurang dari 5 A. Pada praktek bengkel ini

saklar yang digunakan pada pemasangan instalasi penerangan adalah. saklar tunggal,

dan saklar tukar, saklar tunggal digunakan untuk rangkaian penerangan dengan daya

satu arah walaupun dalam rangkaian twrsebut dipasang berbagailampu penerangan

yang berbeda tetapi hanya diatur dalam satu saklar.

Pengaturan satu arah merupakan suatu hubungan seri dari saklar tunggal

dengan arah lampu penerangan dengan satu jaringan sumber tegangan sumber 220 V.

Sedangkan saklar tunggal disebutjuga saklar dua arah kareana mempunyai

pengoperasian sebanyak dua arah, maksudnya saklar ini bisa menghidupkan dan

mematikan dari saklar itu juga. Dalam praktek bengkel kali ini menggunakan dua

buah saklar tunggal dimana saklar tersebut bisa menghidupkan dan mematikan lampu

dari dua tempat, biasanya pemasangan saklar ini dipasang dijenjang atau dijalan gang

dan lain-lain.

2. Sakelar Tukar

Selain disebut sakelar tukar umumnya disebut juga saklar dua arah atau saklar

hotel atau system pengaturan saklar dua arah yang memastikan untuk menghidupkan

dan mematikan rangkaian dari satu pemakai atau dapat dilakukan didua tempat

terpisah, dalam system ini pengaturan saklar tukar lampu penerangan dihubungkan

seri dengan kedua saklar tukar dimana kawat penghubungnya bisa disebut dengan

kawat penghantar penghubung. Terminal ”P” dari salah satu saklar dua arah

dihubungkan padaterminal aktif. “P” pada dari saklar lainnya dihubungkan kelampu

penerangan oleh penghantar saklar.

Bengkel Otomasi 21

Page 22: Instalasi Gedung Bertingkat

Gambar sakelar tukar

Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan

dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah

penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu

dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar

tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-

lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel

maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan

tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis.

Dibawah ini adalah contoh rangkaian saklar tukar:

Prinsip kerja rangkaian di atas adalah, lampu akan menyala jika kedua saklar

berada pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada dibagian kontak atas semua

atau kontak bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian diatas. Sedangkan lampu akan

Bengkel Otomasi 22

Page 23: Instalasi Gedung Bertingkat

padam jika posisi saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan

satu lainnya di kontak bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan

saklar bisa dihidupkan maupun dimatikan dari arah bergantian.

3. Sakelar Tuas

TPDT atau saklar engkol merupakan komponen saklar yang banyak

digunakan pada instalasi tenaga. Biasanya digunakan untuk pengoperasian dua

saluran listrik yaitu dari supplay PLN dan dari supplay Generator atau pembangkit

sendiri. Saklar ini digunakan pada system 3 fase karena memiliki tiga terminal pada

setiap partisinya, saklar ini memiliki dua arah yaitu pada posisi 1,0,II. Supplay untuk

penerangan dipasang pada posisi tengah (0) dan yang lainnya (Idan II) dari sumber

tegangan.

C. Stop Kontak

Gambar Kotak Kontak

Stop kontak merupakan salah satu komponen instalasi listrik yang berfungsi

sebagai terminal penghubung antara steker demngan PLN, tipe dan jenis stop kontak

bermacam-macam antara lain ada yang ditan am dalam tembok (IB) dan di luar

tembok (OB). Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat dan ada juga yang

berbentuk persegi.

Bengkel Otomasi 23

Page 24: Instalasi Gedung Bertingkat

Terminal pada stop kotak ada tiga jaluar yaitu untuk jalur positif, untuk jaur

negative dan untuk jalur pentanahan. ((grounding). dengan perkembangan zaman stop

kontak ada yang dilengkapi dengan lampu tanda sekering.

D. Fiting

Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat

jaringan listrik secara aman. Sambungan lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik

harus dilakukan secara aman dan untuk menciptakan keamanan pada pemasangan

lampu dapat menggunakan fitting.

Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu

fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop kontak

dan lain-lain.

Gambar Fitting

Ada dua jenis pemasangan bola lampu pada fitting yaitu :

1. Sistem ulir (puntikr) yang biasanya digunakan pada lampu-lampu rumah dan

penerangan jalan.

2. Sistem tekan yang biasanya digunakan untuk lampu hias, lampu mobil dan

sebagainya yang umumnya brukuran kecil / berdaya kecil.

Bengkel Otomasi 24

Page 25: Instalasi Gedung Bertingkat

E. Lampu

Lampu merupakan komponen yang mengeluarkan dan memberikan sumber

cahaya untuk penerangan. Jenis lampu yang digunakan untuk praktek bengkel adalah

lampu pijar, lampu TL dan lampu tanda.

1. Lampu Pijar

Lampu pijar merupakan lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara

memanaskan serabut pijar (filamen). Serabut pijar adalah kawat logam halus yang

mempunyai hambatan terhadap arus yang mengalir. Didalam serabut pijar inilah

tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya.

Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil dari bola

sedemikian rupa hingga tinggal menghabiskan bola lampu hampa udara tanpa

terdapat zat asam lagi. Keadaan seperti ini akan mencegah filamen terbakar habis.

Gambar Lampu Pijar

Jika bola lampu diisi dengan gas argon, maka gas argon itu akan mencegah

filamen menguap. Filamen yang menyala didalam tempat yang diisi gas argon

suhunya menjadi lebih tinggi, sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya.

Bengkel Otomasi 25

Page 26: Instalasi Gedung Bertingkat

Untuk membaurkan cahaya yang kuat dan berpusat pada serabut pijar, banyak lampu-

lampu yang dibuat dari kaca buram seperti kaca putih susu atau kaca berwarna. Jenis

lampu ini biasanya dipilih dengan alasan untuk hiasan, misalnya untuk lampu lantai,

lampu meja, lampu taman, atau lampu dinding.

2. Lampu TL

Gambar Armatur Lampu TL

Lampu TL memiliki cahaya yng sejuk dibandingkan lampu pijar

sengga digunakan disebut juga lapu fluorescent atau lampu neon, dari segi

cahaya lampu TL sebagai penerangan untuk kebun hidroponik. Lampu TL

terbuat dari kaca dengan bentuk bulat memanjang serta didalamnya terdapat

filament dan gas argon atau air raksa dan elektroda.

Lampu TL dilengkapi denganTrafo ballast dan Starter. Akan tetapi

pada pratikum kali ini hanya menggunakan lampu pijar saja.

Bengkel Otomasi 26

Page 27: Instalasi Gedung Bertingkat

F. Pipa Instalasi

Gambar Pipa instalasi

Pipa instalasi mempunyai fungsi sebagai pelindung terhadap kawat hantar,

dengan jalan memasukan kabel kedalaman pipa agar terlindungi. Pipa yang sering

digunakan berupa pipa paralon yang terbuat dari plastic PVC. Pemasangannya bisa

didalam tembok dan diluar tembok. Hal ini dimaksudkan agar isolasi hantaran

terlindungi dengan baik dan lebih mempunyai daya tahan (awet). Selain itu jenis pipa

union sering digunakan pipa in I terbuat dari pelat besi yang cukup ringan dan mudah

untuk dibengkokkan.

Pipa union lebih kuat dari pipa PVC, tetapi pipa union lebih kuat atau jarang

digunakan dari pada pipa PVC, selain itu harganya murah juga ringan serta tahan

terhadap udara lembab, bahkan terlepas dari kemungkinan terjadinya hubung singkat.

Setiap pipa akhirnya memiliki panjang sekitar 4m, jumlah kabel yang boleh

dimasukkan kedalam pipa tergantung pada diameter kabel.

Penggunaan pupa PVC memiliki keuntungan yakni daya isolasinya baik

sehingga mengurangi kemungkinan gangguan tanah, tahan hamper semua bahan

kimia, tidak menjalarkan nyala api dan mudah penggunaanya. Kelemahan pipa ini

adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal diatas 600 C. Selain itu ditempat

yang diperlukan pipa PVC harus diberi perlindungan dari kerusakan mekanis,

misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Syarat umum pipa instalasi adalah

Bengkel Otomasi 27

Page 28: Instalasi Gedung Bertingkat

harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahanan panas dan lembab serta tidak

menjelas kan panas api, selain itu permukaan luar dan dalm pip harus licin dan rapi.

Keuntungan pipa adalah boleh dihubungkan dengan tanah yang sangat penting

untuk keamanan seperti halnya dalam bengkel konstruksi. Tetapi ada juga, oleh

karena sambungan tidak tepat untuk menganggap suatu pipa sekrup yang

dihubungkan dengan tanah sebagai pengaman yang sempurna untuk mencegah

bahaya penyinggungan.

Klem, digunakan sebagai penahan pipa agar melekat kedinding atau langit-

langit dan juga sebagai penahan kontak sambungan , saklar, stop kontak , dan lain-

lain. yang ditetapkan antara klem dengan komponen yang lain adalah 10 cm, jarak

klem dengan klem adalah 80-100 cm sedangkan untuk meninggikan pipa maka

digunakan pelana yang dipasang serangkai dengan klem pipa. Ukuran klem yang

digunakan disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai.

Elbow, digunakan untuk pemasangan pipa pada belokan-belokan dinding,

ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai bahan elbow terbuat dari

besi atau union dan ada juga yang terbuat dari plastic PVC.

G. Kotak Sambungan

Penyambungan atau percabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa

harus dilakukan dalam kontak sambungan, hal ini dimaksudkan untuk melindungi

sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada

umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kontak sambungan ekor babi (pig

tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan lasdop setelah diisolasi. Selain itu

pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kontak sambung lurus setiap panjang

tertentu penarik kabel unyuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kontak tarik ini

apabila tidak terpaksa hataran tidak boleh dipotong untuk kemudian disambungkan

lagi.

Bengkel Otomasi 28

Page 29: Instalasi Gedung Bertingkat

Gambar 3.9 Kotak Sambung

H. Pengaman

Pengaman adalah suatu peralatan yang digunakan pada instalasi listrik yang

berfungsi untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi

itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal.

Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik

terjadi suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan

itu saja yang bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan

hantar arus dari penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak terdapat

pengaman yang mempunyai arus nominal sama dengan kemampuan hantar arus

penghantar, maka dapat digunakan pengaman yang lebih besar atau setingkat.

Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain :

1. Pengaman Lebur ( Fuse)

2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB )

3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

4. No Fuse Breaker (NFB)

5. Thermal Overlay Relay ( TOR )

Bengkel Otomasi 29

Page 30: Instalasi Gedung Bertingkat

Gambar Bentuk MCB 1 Phasa thermal overload dan 3 phasa

I. Panel

Gambar Bentuk Panel

Panel merupakan box atau wadah tempat rangkaian pengontrolan tertentu

yang fungsinya menjaga keamanan dan keselamatan dari rangkaian terhadap

gangguan yang mungkin akan mengganggu atau panel merupakan salah satu

pengaman, pengontrolan dan pusat dari suatu jaringan listrik. Panel berguna untuk

Bengkel Otomasi 30

Page 31: Instalasi Gedung Bertingkat

memahami suatu rangkaian listrik, panel tersebut macam-macam pengunaanya

adanya yang digunakan sebagai distribusi, penerangan daya dan lain-lain.

Ada beberapa jenis model konstruksi panel yang dipakai dalam pemasangan instalsi

listrik yaitu :

1. Konstruksi panel rangkaian terbuka

Papan hubungan bagi panel jenis ini tidak memakai tutup pada semua

sisi, jadi bagian yang bertegangan tidak terlindungi terhadap bahaya sentuh

sehingga cocok digunakan pada ruangan yang tertutup (gardu induk

perangkat) dan hany aboleh didekati oleh operator panel tersebut.

2. Panel yang bagian dalamnya tertutup rapi

Pada panel ini operator terhindar dari bahaya srntuh. Pada sisi depan

tertutup rapat, tetapi pada sisi lainnya terbuka. Banyak digunakan dalam

ruangan tertentu.

3. Panel jenis cobical

Pada panel jenis ini semua sisi tertutup rapat pada bagian depan dan

terdapat alat-alat listrik diman aoperator dapat mengoperasikan atau

mengamati peralatan tersebut, panel jenis ini banyak digunakan di tempat

terbuka atau pemasangannya lebih tinggi 1 meter keatas.

4. Panel box-box

Panel ini terentuk dari box-box yang terpisah, kemudian diikat menjadi satu

nama bagian yang tegangannya terlindungi. Dalam merencanakan sebuah

panel sebuah rangkaian panel order tertentu harus diamati hantaran

listrik(matering selalu pada permualaan dari suatu diagram) dan hantaran

keluar(dimulai dari ukuran yng diakhiri dengan ukuran kecil), sedangkan

diagram rangkaian panel berguna untuk memberikan informasi yang

diperlukan untuk mengoperasikan atau dipahami oleh teknisi lain.

Sistem diagram panel sangat cocok untuk instalasi kecil misalnya untuk gedung-

gedung perkantoran dengan kata lain panel-panel distribusi sederhana dengan 15

Bengkel Otomasi 31

Page 32: Instalasi Gedung Bertingkat

hantaran keluaran. Indentifikasi dari rangkaian-rangkaian dan peralatan tidak hany

apenting bentuk diagram, tetai sama pentingnya untuk untuk diagram rankaian

instalasi yang benar dengan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel

dan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel dan menunjukkan

maksudnya. Setiap peralatan perlindungan untuk menunjukan bagaimanakah

rangkaian utama dan bagian konsumen yang harus dilindungi.

Panel hubung bagi adalah kotak yang terbuat dari bahan yang tidak mudah

terbakar, tahan lembab dan kokoh dimana tempat meletakkan dan pemasangan dari

peralatan-peralatan seperti penghantar, MCB, MCCB, NFB, TOR., busbar, panel

indikator dan lain sebagainya. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu

perlengkapan hubung bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN atau KWh.

Panel hubung bagi terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan

lembab dan kokoh. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung

bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen dimulai sesudah alat

ukur ini.

Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung bagi yang berdiri sendiri,

harus ada sekurang-kurangnya satu saklar. Kemampuan hantar arus saklar masuk ini

harus sekurang-kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya.

J. Kontaktor

Gambar Bentuk Kontaktor

Bengkel Otomasi 32

Page 33: Instalasi Gedung Bertingkat

Kontaktor adalah komponen pengendali yang digunakan sebagai saklar

kontak yang bekerja memanfaatkan daya magnet . Kontaktor mempunyai 3

kontak utama dan 2 kontak bantu yaitu kontak NO (Normaly Open) dan NC

(Normaly Close) kondisi normal tettutup serta konektor-konektor kumparan

magnet.

Tegangan yang terlalu tinggi pada kumpuran kontaktor menyebabkan

berkurangnya atau sering rusaknya kumparan, sedangkan tegangan yang terlalu

rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dri kontaktor menjadi

berkurang dan dapat menimbulkan bunga api pada permulaanya yang dapat

merasakan kontak-kontak. Pengoperasian kontaktor biasanya dilengkapi dengan

tombol tekan (Push Boton) sebagai pemasok tegangan awal.

Tombol tekan dihubungkan seri dengan kontaktor, cara kerjanya adalah,

apabila tombol tekan ditekan maka arus yang mengalir dalam coil yang

menimbulkan magnet, sehingga anak kontaknya akan tertarik yaitu anak kontak

NO menjadi NC dan anak kontak NC menjadi NO.

Pada tombol tekan ini bekerja hanya sesaat (selama ditekan) maka

dibutuhkan anak kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai penngunci

apabila tombol tekan dilepaskan maka kontaktor akan tetap beroperasi. Maka dari

itu dibutuhkan anak kontak NO yang dirangkai parallel dengan kontaktor itu

sendiri, selain dari anak kontak kontaktor juga memiliki kontak utama yang mana

difungsikan untuk supplay beban yang diinginkan.

Bengkel Otomasi 33

Page 34: Instalasi Gedung Bertingkat

Macam-Macam Peralatan Listrik

Selain komponen diatas, adapun peralatan yang digunakan untuk

mengerjakan suatu instalasi listrik, antara lain :

1. Tang Pengupas

Gambar Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan

digunakan untuk penyambungan.

2. Tang Buaya

Gambar Tang Buaya

Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

Bengkel Otomasi 34

Page 35: Instalasi Gedung Bertingkat

3. Tang Pemotong

Gambar Tang Pemotong

Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran

sesuai dengan benda kerja.

4. Tang Kombinasi

Gambar Tang Kombinasi

Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan

seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.

5. Tang Pembulat

Gambar Tang Pembulat

Bengkel Otomasi 35

Page 36: Instalasi Gedung Bertingkat

Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan

mata itik.

6. Obeng minus dan Obeng Plus.

Gambar Obeng minus dan Obeng Plus

Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut

yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

7. Ragum

Gambar 2.18.10 Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan

kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan

kabel.

Bengkel Otomasi 36

Page 37: Instalasi Gedung Bertingkat

8. Mistar Baja.

Gambar Mistar Baja

Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan

menunjukkan perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang

diukur. Alat ini terbuat dari bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat.

Guna kelenturan mistar adalah untuk memudahkan mengukur panjang benda yang

lengkung.

Bengkel Otomasi 37

Page 38: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB IV

INSTALASI PENERANGAN

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling

berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system

ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi

manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.

Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat

menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar

tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara:

a. Aman bagi manusia dan peralatan

b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi

konsumen.

Penerangan Dalam Ruangan

Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek

secara visual. Pada banyak industri, penerangan mempenyai pengaruh terhadap

kualitas produk. Tingkat penerangan, baik yang tinggi, rendah, maupun yang

menyilaukan berpengaruh terhadap kelelahan mata maupun ketegangan syaraf. Untuk

memperoleh kualitas penerangan yang optimal IES (Illumination Engineering

Society) menetapkan standar kuat penerangan untuk ruangan.

Pada saat merencanakan penerangan dalam ruangan yang harus diperhatikan

pertama kali adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan, dan arah

pencahayaan sumber penerangan. Kuat penerangan akan menghasilkan luminasi

karena factor pantulan dinding maupun lantai ruangan.

Pancaran cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan disamping

warna yang dihasilkan sumber cahaya. Sumber cahaya adalah satuan penerangan

lengkap yang terdiri dari lampu beserta perlengkapannya baik untuk operasi

Bengkel Otomasi 38

Page 39: Instalasi Gedung Bertingkat

kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu,

melindungi serta menghubungkan lampu pada sumber tegangan.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian perancang penerangan di dalam

ruangan anatara lain.

a. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangan ekonomi adalah daya (W)

maka efikesi (lm/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi

pertimbangan.

b. Umur lampu (Life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan

penggantian lampu hanya bila ada lampu yang mati dan seberapa

ekonomis penggantian secara berkelompok

c. Memperhitungkan arus cahaya minimum yang akan terjadi selama

pemakaian.

d. Warna cahaya lampu

e. Alat bantu yang diperlukan, misalnya : armature, pengontrol.

f. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain : bayangan, stroboskopis,

silau.

Sistem Penerangan

Tidak selalu cahaya dari suatu sumber cahaya dipancarkan langsung ke suatu

objek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi system

pancaran cahaya dari sumber cahaya yaitu:

1. Penerangan Tak Langsung

Pada penerangan tak langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan

kelangit-langit ruangan sehingga yang dmanfaatkan pada bidang kerja

adalah cahaya pantulan. Pancaran cahaya pada penerangan tak langsung

dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang sampai pada

permukaan bidang kerja adalah cahaya pantulan dari dinding.

Bengkel Otomasi 39

Page 40: Instalasi Gedung Bertingkat

2. Penerangan Setengah Tak Langsung

Pada penerangan tak langsung 60 hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-

langit.Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi

penerangan tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih

tinggi. Perbandingan kebeningan antara sumber cahaya dan sekelilingnya

tetap memenuhi syarat tetapi pada penerangan ini timbul bayangan

walaupun tidak jelas.

3. Penerangan Menyebar (Difus)

Pada penerangan difus distribusi cahaya keatas dan bawah relative merata

yaitu berkisar 40 hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing

50% karena armature yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya

terbuka pada bagian bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang

tembus cahaya, antara lain: kaca embun, fiberglas, plastic. Penerangan

difus menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih jelas disbanding

yang dihasilkan 2 penerangan yang dihasilkan sebelumnya. Penggunaan

penerangan difus antara lain pada: tempat ibadah.

4. Penerangan Setengah Langsung

Penerangan secara langsung 60 hingga 90% cahayanya diarahkan

kebidang kerja selebihnya diarahkan kelangit-langit.Penerangan jenis ini

adalah efisien. Pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada:

kantor, kelas, took, dan tempat kerja lainnya.

5. Penerangan Langsung

Pada penerangan langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan ke bidang

kerja. Pada penerangan langsung terjadi efek terowongan (tunneling

effect) pada langit-langit yaitu:tepat diatas lampu terdapat bagian yang

gelap. Penerangan langsung dapat dirancang menyebar atau terpusat,

tergantung reflector yang digunakan.

Bengkel Otomasi 40

Page 41: Instalasi Gedung Bertingkat

Kebutuhan Lampu Untuk Ruangan

Aspek pencahayaan menentukan kebutuhan lampu, demikian pula teknik

instalasi penerangan dan perawatannya. Rekayasa penerangan dan factor pemakai

perlu diperhitungkan agar didapat kualitas penerangan yang memadai. Factor yng

menentukan kualitas penerangan adalah: kuat penerangan (Lux), distribusi cahaya,

silau seminimal mungkin, arah pencahayaan dan tata letak lampu, warna cahaya dan

efek pencahayaan. Untuk kebutuhan daya dan jumlah lampu di dalam ruangan, yang

perlu ditentukan kuat penerangan yang diperlukan. Standar untuk kuat penerangan

pada berbagai ruangan merujuk pada ESI (Equal Sphere Illumination).

Jumlah sumber penerangan yang diperlukan (n) pada suatu ruangan dapat

dihitung menggunakan persamaan 1.

n=1,25 . E . AΦ . k p

................................................................................ (7)

Persamaan 7 dapat dinyatakan dengan bentuk lain sebagaimana persamaan 8.

n= E . An1. η . k p . f kc

............................................................................. (8)

Dimana: = arus cahaya tiap lampu (lm)

= efekisi (lm/W)

1,25 = Faktor pengali, karena E Lampu baru lebih besar sekitar 1,25

kali E nominal akibat pengaruh pengotoran dan umur

pemakaian

A = Luas bidang yang diterangi (m2)

E = Kuat penerangan (lx)

fkc = Faktor kerugian cahaya

kp = Koefisien pemakaian

n1 = Banyak lampu tiap sumber cahaya

Metode pertihungan penerangan untuk keperluan penerangan di dalam

ruangan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:

1. Metode perhitungan dengan indeks ruang

Bengkel Otomasi 41

Page 42: Instalasi Gedung Bertingkat

2. Metode perhitungan dengan daerah ruang (zonal cavity)

Metode yang pertama lazim digunakan di Negara: Nederland, Jerman dan

beberapa Negara Eropa. Sedangkan metode yang kedua lazim digunakan di Amerika

Serikat.

Metode Indeks Ruang

Untuk menentukan kebutuhan sumber penerangan suatu ruangan perlu

memperhitungkan indeks bentuk atau indeks ruang. Besarnya indeks ruang

dinyatakan dengan persamaan:

k= p .lt ( p+l ) ..................................................................................... (9)

Dimana: p = panjang ruang (m)

l = lebar ruang (m)

t = tinggi ruang (m)

k = indeks ruang

Metode Daerah Ruang ( Zonal Cavity )

Pada metode ini dibagi menjadi 3 daerah ruang, yaitu: daerah ruang langit-

langit, daerah ruang kamar dan daerah ruang lantai. Langkah perhitungannya sebagai

berikut:

1. Daerah ruang langit-langit adalah ruang antara sumber penerangan dengan

langit-langit, daerah ruang lantai adalah ruang antara lantai dengan bidang

kerja, sedangkan daerah ruang kamar adalah ruang antara bidang kerja

dengan sumber penerangan.

Bengkel Otomasi 42

Page 43: Instalasi Gedung Bertingkat

Gambar Pembagian Daerah Ruang

2. Jika panjang, lebar dan tinggi suau ruangan diketahui, maka perbandingan

ruang (PR) secara umum menggunaan persamaan sebagai berikut:

PR=2,5Luas dinding

Luas bidang kerja .................................................... (10)

Sehingga untuk ruang berbentuk persegi panjang:

PR=2,5 ×2 ×t ( p+l )

p ×l .............................................................. (11)

Sehingga untuk ruang berbentuk lingkaran:

PR=2,5 ×2 ×t × r

r2=5t

r ......................................................... (12)

Perbandingan ruang langit-langit:

PRLL=5t ¿p+lp × l

..................................................................... (13)

Perbandingan ruang kamar:

PRK=5 trkp+lp ×l

...................................................................... (14)

Perbandingan ruang lantai:

PRL=5 trlp+ lp ×l

....................................................................... (15)

3. Untuk mendapatkan nilai pantulan efektif langit-langit menggunakan tabel

koefisien pemakaian berbagai jenis sumber penerangan.

4. Untuk mendapatkan nilai pantulan lantai menggunakan tabel factor

pengali selain reflektasi lantai.

Bengkel Otomasi 43

Page 44: Instalasi Gedung Bertingkat

5. Menentukan factor pemakaian (fp) berdasarkan data dari pabrik lampu.

Penerangan Pada Bagunan Publik

Bangunan publik adalah bangunan yang digunakan oleh masyrakat umum

seperti hotel, rumah sakit, arena olah raga dan pusat perbelanjaan. Ruang medis di

suatu rumah sakit dikategorikan menjadi 3, yaitu:

1. Kategori 1 meliputi ruang fisoterapi, perawatan, hidroterapi, ruang praktek

dokter umum dan gigi,pemeriksaan angiografi dan dialisa.

2. Kategori 1E meliputi ruang pembedahan kecil, ruang bersalin, bedah rawat

jalan, dan pemeriksaan intensif.

3. Kategori 2E meliputi ruang persiapan bedah, bedah, pemulihan, bedah gips,

kateterisasi jantung dan bersalin klinis.

Kuat penerangan untuk meja operasi di rumah sakit distandarkan 10,000

hingga 50,000 lx, sedangkan untuk ruang terapi 1000 lx, 100 lx untuk sal, untuk

koridor sekitar ruang pasien 3-5 lx, dan lampu tidur 0.1 lx. Khusus untuk penerangan

ruang operasi disiapkan Genset cadangan sebagai catu daya pengganti khusus

(CDPK) atau UPS dengan maksud agar sumber listrik untuk ruang operasi tidak

terputus walaupun terjadi gangguan suplai listrik dari perusahaan listrik.

Memasang instalasi listrik rumah bertingkat

Penjelasan dibawah ini merupakan cara pemasangan instalasi listrik pada rumah

bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat

yang sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan

instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya

tidak terganggu dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu

saja ada benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh

saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut

dikarenakan adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam

dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC . Apabila pemasangan instalasinya

Bengkel Otomasi 44

Page 45: Instalasi Gedung Bertingkat

tidak benar akan mengakibatkan kesusahan dalam memperbaiki maupun jika akan

dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?

Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi

kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan

mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya

pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat.

Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton.

Cara pemasangan instalasi rumah bertingkat sebagai berikut :

Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap

lantai.

Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.)

dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri.

Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi

dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang

tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar

ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar

dibawah ini.

Bengkel Otomasi 45

Page 46: Instalasi Gedung Bertingkat

Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik

sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran

menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton

jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita

ambil contoh denah sederhana dibawah ini :

maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan

terlihat seperti gambar dibawah ini:

Bengkel Otomasi 46

Page 47: Instalasi Gedung Bertingkat

dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2

yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini :

Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus

benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah

sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari

kebocoran.

Bengkel Otomasi 47

Page 48: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB V

ALAT DAN BAHAN

Instalasi Penerangan

1. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Obeng + 1 Buah

b. Obeng – 1 Buah

c. Tang buaya 1 Buah

d. Tang kombinasi 1 Buah

e. Gergaji Besi 1 Buah

f. Palu besi 1 Buah

g. Tang potong 1 buah

2. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada praktek instalasi Gedung 3 Tingkat ini adalah :

Bengkel Otomasi 48

Page 49: Instalasi Gedung Bertingkat

a. Box panel 1 Buah

b. Kotak hubung 2 Buah

c. MCB 1 Phasa 3 Buah

d. MCB 3 phasa 1 Buah

e. Line-up Conector 1 Buah

f. Lampu Pijar 9 Buah

g. Fitting 9 Buah

h. Sakelar Tunggal 5 Buah

i. Sakelar Seri 2 Buah

j. Sakelar Bel 1 Buah

k. Stop Kontak 1 Phasa 5 Buah

l. Tekong 5 Buah

m. Kabel NYA 5 Meter

Bengkel Otomasi 49

Page 50: Instalasi Gedung Bertingkat

BAB VI

LANGKAH KERJA

A. Langkah Kerja Pemasangan Instalasi Penerangan

Dalam pemasangan instalasi penerangan memang sangat dituntut ketelitian

karena banyak penyambungan kabel yang akan dilakukan pada kotak hubung maka

dari itu harus mengikuti langkah-langkah berikutini nantinya agar dalam

pemasangannya tidak terjadi kesalahan.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk instalasi penerangan.

2. Setelah peralatann dan bahan siap periksa kembali bahan yang dipinjam

apakah sesuai dengan yang dibutuhkan dan cek juga apakah peralatan tersebut

dalam kondisi baik.

3. Memasang rel untuk meletakan peralatan yang akan dipakai didalam box

panel.

4. Merangkai rangkaian seperti gambar rangkaian yang telah dibuat dan telah

diperiksa oleh dosen.

5. Pemasangan yang akan dilakukan terdiri dari 2 group yaitu pemasangan 3

fhase dan 1.

Bengkel Otomasi 50

Page 51: Instalasi Gedung Bertingkat

6. Setelah rangkaian selesai beri sumber tegangan 3 fase untuk mengoperasikan

pemasangan instalasi yang telah dirangkai.

7. Setelah memberikan sumber tegangan maka lakukan pengetesan rangkaian

tersebut.

B. Langkah Kerja Pemasangan Panel Kontrol

Dalam praktek pemasangan panel daya memang banyak memerlukan

peralatan dan memasangnya haruslah sesuai yang diinginkan karena panel ini

berfungsi sebagai supplay tegangan sumber bagi instalasi penerangan dan instalasi

tenaga adapun langkah-langkah yang dibutuhkan :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memasang panel daya.

Pada tempat yang telah ditentukan.

2. Memasang rewl untuk meletakkan komponen yang akan digunakan.

3. Memasang komponen yang akan digunakan.

4. Pada MCB pertama digunakan untuk sumber tegangan instalasi penerangan.

5. Pada MCB kedua digunaka nn untuk supplay keinstalasi tenaga motor dol.

6. Pada MCB ketiga digunakan untuk suplay kontaktor yang nantinya akan

menyupplay tegangan ke stok kontak 3 fase dan mengoperasikan motor . Dan

kontaktor tersebut dioperasikan dari Ss.

7. Pada MCB keempat untuk digunakan supplay untuk motor segitiga bintanng

otomatis.

8. Pada MCB kelima digunakan untuk supplay starting motor putar kiri putar

kanan.

Bengkel Otomasi 51


Recommended