A. Intervensi Keperawatan1. Intervensi HIV
a. Dx 1 : Kerusakan penyesuaianKriteria hasil : 1) Menyatakan memahami proses penyakit2) Mendemonstrasikan peningkatan rasa percaya dan partisipasi dalam
menggambarkan rencana tindakan3) Melakukan perubahan gaya hidup yang akan memungkinkan adanya adaptasi
terhadap situasi kehidupan yang sekarang
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Evaluasi kemampuan pasien untuk
memahami kejadian dan situasi, dan menilai situasi secara realistis.
2. dorong untuk mengungkapkan perasaan, reaksi penolakan, syok dan rasa takut.
3. Lawan pikiran – pikiran yang tidak wajar dan susun ke dalam pernyataan pernyatan yang positif, mis., “anda tahu mengapa virus itu akan membunuh saya, saya patut mati karena perbuatan saya.”
4. Tentukan sumber – sumber atau program - program yang ada
5. Kaji sistem sosial serta adanya dukungan, persepsi tentang kehilang, dan stesor
6. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam kelompok pendukung
7. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam kelompok pendukung
8. Dorong pasien untuk berpartisipasi
Mandiri1. Memberikan data dasar untuk
mengemvbangkan rencana tindakan2. Penting untuk menyampaikan rasa
percaya dalam tentang pada rasa takut/percaya pasien secara umum. Perkiraan masa depan berfokus pada aspek-aspek negatif yang mungkin terjadi.
3. Virus tersebut mungkin membunuh anda atau mungkin tidak demikian. Ini tidak cukup pandai untuk menentukan kapan anda akan meninggal
4. Hentikan pikiran tidak wajar dan lawan ide ide pasien yang tidak menghargai diri sendiri
5. Perilaku adiktif, kemampuan obat-obat IV untuk mendapat “hasil” yang bersih, mitos mitos seksual, persepsi-persepsi tentangpenggunaan kondom dapat di berikan.
6. Pas ngan, teman dan keluarga akan memiliki respons –respons individual, tergantung dari pnerima gayahidup orang tersebut, pengetahuan tentang penularan HIV, dan kepercayaan terhadap mitos
7. Dukungan jangka panjang pentinguntuk menghadapi sesuatu dan koping secara
dalam kelompok pendukung
9. Beri tahu pasien mengenai interaksi antara obat-obatan, HIV dan emosional
10. Dorong penggunaan kontinu dan pembaruan penggunaan strategi koping efektif yang di kenal
11. Gali dan praktikan penggunaan strategi bkoping baru dan berbeda
12. Bantu pasien menggunakan kata rasa humor untuk mengatasi rasa stigma dari penyakit
13. Kuatkan struktur kehidupan sehari-hari. Masukkan latihan sebagai latihan rutin.
14. Bantu pasien untuk menentukan batas-batas periilaku untuk pengungkapan
15. Bantu pasien untuk mengubah rasa marahke aktivitas-aktivitas yang sehat
16. Informasikan pasien mengenai kemajuan medis atau pengobatan terbaru
Kolaborasi1. Rujuk pada praktisi perawat/spesiali
sklinis, psikolog, pekerja sosisl tentang pengetahua HIV
efektif dan realistis8. Perilaku sosial mungkin di gunakan
untuk mengekspresikan perawatan serta merasa berhubungan dan kurang merasa kespian
9. Kelelahan dan depresi dapat menjadi efek samping dari obat-obatan sama dengan infeksi itu sendiri. Pengetahuan yang di berikan dalam waktu singkat dapat membantu dalam pemilihan berdasarkan informasi/kerja sama dan meningkatkan harapan.
10. Pasien di dukung dan di beri dorongan untuk perilaku masa lalu yang efektif. Penggunaan positif akan meningkatkan rasa percaya diri
11. Menggunakan strategi baru mungkin tidak menyenangkan namun dapat melatih perkembangan rasa percaya diri
12. Humor menutupi rasa kerahasiaan individu, dapat menempatkan pada HIV
13. Rutinitas membantu seseorang untuk tetap berkonsentrasi. Latihan akan meningkatkan rasa sehat
14. Kebutuhan akan cinta, kenyamanan dan rasa persahabatan yang telah di penuhi melalui ekspresi seksual perlu di penuhi melalui cara – cara lain yang memberikan penurunanresiko terhadap penularan HIV
15. Peningkatan rasa marah dapat di gunakan untuk menyempurnakan hal – hal lain dan meningkatkan rasa percaya diri
16. Meningkatkan harapan dan membantu pasien untuk membuat keputusan
Kolaborasi1. Mungkin di perlukan bantuan tambahan
untuk menyelesaikan situasi yang rumit.
b. Dx 2 : Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria hasil :1) Mempertahankan masa otot adekuat2) Mempertahankan berat antara 0,9 – 1,35 kg dari berat sebelum sakit3) Menunjukan nilai laboraturium dalam batas normal4) Melaporkan perbaikan tingkat energy
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Tentukan berat badan umum sebelum
pasien di diagnosa hiv
2. Buat ukuran antropometrik baru
3. Tentukan pola diet/masukan pasien yang tepat dan pengetahuan akan nutrisi
4. Didkusikan/catan efek-efek samping obat-obatan terhadap nutrisi
5. Sediakan informasi mengenai nutrisi dengan kandungan kalori, vitamin, protein, mineral tinggi. Bantu pasien merencankan cara untuk mempertahankan / menentukan masukan
6. Tekankan pentingnya mempertahankan keseimbangan / pemasukan nutrisi adekuat
7. Bantu pasien untuk merumuskan rncana diet
8. Anjurkan lingkungan yang mendukung untuk makan, mis., menghindari aroma masakan jika menggangu, menjaga ventilasi ruangan, memindahkan rangsang cemas, anjurkan menggunakan bumbu, mengasinkan daging sebelum memamsak, dan/atau mengganti sumber protein lainnya untuk daging merah
Mandiri1. Penurunan berat badan dini bukan
ketentuan pasti grafik berat badan dan tinggi badan normal. Karenanya, penentuan berat badan terakhir dalam hubungannya dengan berat badan pradiagnosis lebih bermanfaat
2. Membantu memantau penurunan dan menentukan kebutuhan nutrisi sesuai perjalanan penyakit
3. Identifikasi dari faktoe-faktor ini dapat membantu untuk merencanakan kebutuhan individu. Pasien dengan infeksi hiv telah menunjukan devisit mineral renik zink, magnesium, selenium. Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dapat menggangu masukan adekuat.
4. Umumnya obat-obatan yang digunakan menyebabkan anoreksia dan mual/muntah ; beberapa mempengaruhi produksi sdm sumsum tulang.
5. Memiliki informasi ini dapat membantu pasien memahami pentingnya diet seimbang. Sebagian pasien mungkin akan mencoba diet makrobiotik maupun diet jenis lain dengan kepercayaan bahwa disre di sebabkan oleh ketidak seimbangan laktosa. Menghilangkan produk unggas mempunyai efek –efek penentu bila komponen-komponen ini tidak di gantikan
6. Pasien mungkin akan kecewa dengan
Kolaborasi1. Konsultasikan dengan ahli diet
2. Memantau nilai laboraturium, mis., ht,hb,albumin, kalium, natrium
perubahan status dan menemukan kesulitan makan. Mengetahui pentingnya masukan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan, dapat memotivasi pasien untuk mempertahankan diet yang tepat
7. Memberikan bantuan dan umpan balik selama meningkatkan rasa kontrol, menigkatkan rasa percya diri dan kemungkinan meningkatkan pemasukan
8. Memperbaii pemasukan nutrisi, obat – obatan dan penyakit dapat mengubah indera penciuman dan pengecap. Pasien dapat mengembangkan keengganan terhadp daging merah
Kolaborasi1. Memberikan bantuan dalam
merencanakan diet nutrisi untuk memenuhi kebutuhan individu
2. Meskipun masukan nutrisi adekuat, terjadi fluktuasi dan pemberian makan tambahan ataupun vitamin mungkin di perlukan untuk mencegah penyimpangan lebih lanjut
c. Dx 3 : Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatanKriteria Hasil : 1) mengungkapkan pemahaman tentang kondisi /proses penyakit dan tindakan 2) mengidentifikasikan hubungan antara tanda-tanda/gejala-gejala terhadap
proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor-faktor penyebab3) melakukuan perubahan gaya hidup yang sesuai4) berpartisipasi dalam aturan perawatan
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Tentukan pemahaman saat ini dan persepsi
terhadap diagnosa, diskusikan perbedaan
Mandiri1. Memberikan kesempatan untuk
mengklarifikasikan kesalahan konsep atau
antara HIV positiv dan AIDS.2. Kaji kemampuan emosional untuk
mengasimilasikan infoormasi dan memahami instruksi. Hargai kebutuhan pasien untuk menggunakan tehnik koping atau menyangkal pada awalnya.
3. Kaji potensial terhadap perilaku yang tidak sesuai atau perilaku resiko tinggi : penyahgunaan obat IV terus menerus, praktek seksual tak aman.
4. Berikan informasi mengenai respon atau sistem imun normal dan bagaimana efek dari HIV, penyyebaran virus, perilaku atau factor-factor yang di yakina dapat meningkatkan kemungkinan progresifitas penyakit. Dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan.
5. Berikan informas yang realistis dan optimis selama setiap kontak dengan pasien
6. Rencanakan perttemuan-pertemuan yang singkat untuk memberi informasi tambahan.
7. Tinjau ulang tanda-tanda atau gejal yang mungkin menjadi kosekuensi terjadi infeksi HIV yaitu demam sedang yang terus menerus, anoreksia, penurunan berat badan, kelelahan, berkeringat pada malam hari, diare, batuk kering, kemerahan sakit kepala dan gangguan tidur.
8. Diskusikan tanda-tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
9. Tekankan perlunya memperaktikan seks yang leboh aman dan juga menekankan perlunya menghindari penggunaan obat-obat IV terlarang
10. Diskusikan prubahan aktif dalam perilaku seksual dimana pasien dapat embuatnya rasa pemuas kebutuhan seksual dan di rancang untuk mencegah penularan
11. Berikan informasi mengenai perubahan
mitos dan membuat plihan berdasarkan informasi. Memungkinkan pengembangan rencana perawatan individual.
2. Adanya syok dan ansietas dapat menghalangi masukan informasi. Harga diri, gaya hidup, rasa bersalah dan menyangkal tentang kemungkinan pemajanaan atau tanggung jawab sendiri terthadap penyakit yang di dapat dapat bertindak sebagai mekanisme perlindungan yang meningkatkan perawatan diri lebih efektif.
3. Penolakan atau marah yang hebat, adiksi obat-obatan mungkin muncul dalam perilaku yang merupakan tindakan beresiko tinggi dalam penyebar luasan virus. Seksualitas seseorang dan identitasnya akan terancam oleh adanya penemuan diagnosa.
4. Paseien perlu waspada pada resiko bagi dirinya sendiri sama seperti resikonyya bbagi orang lain untuk membuat keputusan-keputusan yang bersifet segera dan jangka panjang dan juga menetapkan dasar tujuan, perlu juga membina hubungan dan menyediakan kesempatan untuk nmengidentifikasi perhatian dan asimilasi informasi
5. Perlu untuk memberikan harapan yang realistis, untuk mengurangi resiko bunuh diri. Banyak pasien yang telah terpejan pada informasii media tentng aids atau memiliki temen atau pacar yang telah meninggal karena penyakit tersebut.
6. Pasien akan membutuhkan waktu dan kontak yang berulang untuk menyerap informasi
7. Pasien mungkin mengalami penyakit akut 2 – 6 minggu setelah terinfeksi, meskipun demikian adalah umum bagi infeksi
gaya hidup yang sesuai dan faktor-faktor yang membantu mempertahankan kesehatan
12. Hindari kelompok dan masyarakat yang terinfeksi
13. Berlatih sampai batas kemampuan, mengubah masa istirahat dengan aktifitas dan tidur adekuat
14. Makan secara teratur, meskipun jika nafsu makan berkurang
15. Jaga kesehatan oral dan gunakan sikat gigi yang halus, pemeriksaan mulut terhadap luka secara teratur, lapisan mulut atau perubahan warna, lakukan pengecekan gigi setiap 6 bulan sekali.
16. Periksa kulit terhadap ruam, memar, kerusakan integritas kulit
17. Tekankan pentingnya perawaran evaluasi18. Diskusikan strategi penatalaksanaan
terhadap gejala-gejala dan tanda-tanda yang terus menerus
19. Tinjau ulang terapi obat-obatan, efek samping, dan reaksi yang merugikan sebagaimana diperlukan
20. Berikan informasi tertulis21. Dorong kontak dengan orang terdekat,
keluarga, dan teman22. Identifikasi sumber-sumber tambahan,
misalnya klompok pendukung, konselor sesama penderita, dan ahli kesehatan mental
subklinis dengan adanya rasa tiidak nyaman bagi penderitanya.
8. Pengenalan awal dari progresif penyakit atau perkembangan dari kimplikasi memberikan waktu untuk melakukan intervensi.
9. Membatasi penyebaran virus. Mengurangi pemajanan pada agen infeksi atau stres tambahan pada sitem imun
10. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kontrol yang memungkinkan pengurangan tegangan seksual.
11. Bukti menunjukan bahwa diet yang khusus dan faktor gaya hidup dapat berpengaruh pada perkembangan infeksi hiv sampai aids
12. Deteksi awal dan perawatan infeksi penting untuk menghambat ketidakseimbangan sitem imun lebih lanjut dan perkembangan penyakitnya.
13. Menghindari kepenatan yang tidak seharusnya, memelihara kekuatan dan kesehatan.
14. Stresor fikis dan psikologis meningkatkan kebutuhan metabolisme, selain itu, efek samping dari obat-obatan, adanya mual muntah dan anoreksia kadang mebatasi masukan melalui oral
15. Kesehatan gigi/oral yang rendah dapat memperburuk pemasukan melalui oral dan meningkatkan resiko infeksi oportunistik
16. Dapat mengindikasikan berkembangnya komplikasi /meningkatnya resiko infeksi
17. Meskipun pasien mungkin asimtomatik, evaluasi periodik dapat menghalangi dapat menghalangi perkembangan komplikasi ataupun progresi penyakit.
18. Keterlibatan pasien dalam perawatan meningkatkan kerja sama dan kepuasan dengan perawatan
19. Obat-obat eksperimen ini tampak menghalangi proses replikasi hiv. Efek samping seperti gejala neuropati perifer atau pankreatitis mengharuskan evaluasi segera dan kemungkinan penghentian /perubahan terapi
20. Pasien mungkin akan merasa berlebihan , dan materi tertulis di berikan untuk di tinjau lebih lanjut dan penguatan jika pasien memiliki kesempatan untuk menenangkan diri
21. Banyak yang merasa takut mengungkapkannya pada orang terdekat
22. Pasien akan mengalami rasa emosional yang bermacam-macam dan juga respon psikologis terhadap diagnosa dan mungkin membutuhkan bantuan tambahan untuk mningkatkan penyesuaian diri yang optimal.
2. Intervensi AIDSa. Dx 1 : Resiko tinggi terhadap infeksi
Kriteria hasil :1) Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi resiko infeksi2) Mencapai masa penyembuhan luka3) Tidak demam dan bebas dari pengeluaran atau sekresi urulen dan tanda-tanda
lain dari kondisi infeksi
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh
kontak perawatan dilakukan2. Berikan lingkungan yang brsih dan
berventilasi baik. Periksa pengunjung atau staf terhadap tanda infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
3. Diskusikan tingkat dan rasional isolasi pencegahan dan mempertahankan kesehatan pribadi.
Mandiri1. Mengurangi resiko kontaminasi silam2. Mengurangi patogen pada sistem imun
dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami infeksi nasokomial
3. Meningkatkan kerja sama dengan cara hidup dan berusaha mengurangi rasa terisolasi
4. Memberikan informasi data dasar, awitan atau peningkatan suhu secara berulang-
4. Pantau ttv termasuk suhu5. Kaji frekuensi atau kedalaman
pernafasan, perhatikan batuk spasmodik kering pada inspirasi dalam, perubahan karakteristik sputum, dan adannya ronchi. Lakukan isolasi pernafasan bila etiologi batuk produktif tidak diketahui
6. Keluhan sakit kepala , kaku leher, perubahan penglihatan. Catat perubahan mental dan tingkah laku.
7. Periksa kulit atau membran mukosa oral terhadap bercak-bercak outih atau lesi
8. Bersihkan kuku setiap hari.9. Pantau keluhan nyeri uluh hati, dispagia,
sakit retrosternal pada waktu menelan, peningkatan kejang abdominal, diare hebat
10. Periksa adanya luka atau lokasi alat infasiv, perhatikan tanda-tanda inflamasi atau infeksi lokal
11. Gunakan sarung tangan selama kontak berlangsung dengan sekresi atau ekskresi atau kemampuan terdapat kerusakan pada kulit tangan perawat. Gunakan masker dan kacamata pelindung untuk melindungi hidung, mulut dan mata selama prosedur
12. Awasi pembuangan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri
13. Beri label pada tabung darah, wadah cairan tubuh, pembalut atau linen yang kotor dan dibungkus dengan layak untuk pembuangan setiap protokol isolasi
14. Bersihkan percikan cairan tubuh atau darah dengan larutan pemutih (1/10)
Kolaborasi1. Periksa kultur atau sensitifitas lesi darah
urine dan sputum
ulang dari demam yang terjadi untuk menunjukkan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi yang baru dimana obat tidak lagi dapat secara efektif mengontrol infeksi yang tidak dapat terbuka
5. Kongesti atau distres pernafasan dapat mengindikasikan prkembangan pcb, penyakit yang paling umum terjadi
6. Ketidaknormalan neorologis umum dan mungkin dihubungkan dengan hiv ataupun infeksi sekunder
7. Oral, ks, herpes, cmv dan kriptokokus adalah penyakit yang umum terjadi dan memberi efek pada membran kulit
8. Mengurangi resikon transmisi bakteri patogen melalui kulit
9. Esofagitis mungkin terjadi sekunder akibat kandidiasi oral ataupun herpes. Kriptosporidiosis adalah infeksi parasit yang menyebabkan diare encer
10. Identifikasi atau perawatan awal ,dan infeksi sekunder dapat mencegah terjadinnya sepsis
11. Penggunaan masker dan sarung tangan dilakukan oleh osha (1992) untuk kontak langsung dengan cairan tubuh
12. Mencegah inapulasi tak disengaja dari pemberi perawatan
13. Menghindari kontaminasi silam dan mewaspadakan personel atau departemen dengan layak untuk lebihan prosedur matrnial berbahaya khusus
14. Mengontrol mikroorganisme pada permukaan keras
Kolaborasi1. Dilakukan untuk mengidentifikasi
penyebab demam, diagnosa infeksi, organisme, atau untuk menentukan metode perawatan yang sesuai
2. Menghambat proses infeksi
2. Berikan antibiotik, anti jamur, anti mikroba
b. Dx 2 : Perubahan membran mukosa oral Kriteria hasil :a. Menunjukkan membran mukosa lembab, berwarna merah jambu,basah dan
bebas dari inflamasi/ulsrasi b. Menunjukkan tekhnik memperbaiki/mempertahankan keutuhan mukosa oral
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Kaji membran mukosa/catat seluruh lesi
oral.perhatikan keluhan nyeri,bengkak,sulit mengunyah/menelan
2. Berikan perawatan oral setip hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi halus,pasta gigi non-abrasif, obat pencuci mulut non-alkohol dan pelembab bibir
3. Cuci lesi mukosa oral dengan menggunakan hidrogen peroksida/salin atau larutan soda kue
4. Anjurkan permen karet/permen tidak mengandung gula
5. Rencanakan diit untuk menghindari garam, pedas, gesekan, dan makanan/minuman asam.
6. Dorong pemasukan oral sedikitnya 2500 ml perhari
7. Doromng pasien untuk tidak merokok
Kolaborasi1. Dapatkan spesimen kultur lesi2. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk3. Rujuk untuk konsultasi gigi jika
diperlukan
Mandiri1. Edema, lesi, membran mukosa oral dan
tenggorokan kering menyebabkan rasa sakit dan sulit menelan/mengunyah
2. Mengurangi rasa tidak nyaman, mengurangi rasa sehat dan mencegah pembentukan asam yang dikaitkan dengan partikel makanan yang tertinggal
3. Mengurangi penyebaran lesi dan krustasi dari kandidiasis dan meningkatkan kenyamanan
4. Merangsang salipa untuk menetralkan asam dan melindungi membran mukosa
5. Makanan yang pedas akan membuka lesi yang telah di sembuhkan. Lesi yang terbuka akan nyeri dan diperburuk dengan garam, pedas, makanan/minuman asam
6. Mempertahankan fibrasi, mencegah pengeringan rongga mulut
7. Rokok akan mengeringkan dan mengiritasi membran mukosa
Kolaborasi1. Menunjukkan agen penyebab dan
mengidentifikasi terapi yang sesuai2. Obat khusus pilihan tergantung pada
organisme infeksi3. Mungkin membutuhkan terapi tambahan
untuk mencegah kehilangan gigi
c. Dx 3 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairanKriteria hasil : 1) Mempertahankan hidrasi di buktikan oleh membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda-tanda vital stabil, haluaran urin adekuat secara pribadi
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP
bila terpasang. Catat hipetrensi, termasuk perubahan postural.
2. Catat peningkatan suhu dan durasi demam. Berikan kompres hangat sesuai indikasi
3. Kaji turgor kulit, membran mukosa, dan rasa haus.
4. Ukur haluaran urin dan berat jenis urin. Ukur/kaji jumlah kehilangan diare. Catat kehilangan tak kasat mata
5. Timbang berat badan sesuai indikasi.6. Pantau pemasukan oral dan memasukkan
cairan sedikitnya 2500ml/hari7. Buat cairan mudah di berikan kepada
pasien; gunkan cairan yang mudah di toleransi oleh pasien dan yang menggantikan elektrolit yang di butuhkan.
8. Hilangkan makanan yang potensial menyebabkan diare, yakni yang pedas atau makanan yang berkadar lemak tinggi, kacang, kubis dan susu
Kolaborasi1. Berikan cairan atau elektrolit melalui
selang pemberi makanan atau IV2. Pantau hasil pemeriksaan laboraturium
sesuai indikasi.3. Berrikan obat-obatan sesuai indikasi
Mandiri1. Indiktir dari volume cairan sirkulasi2. Meningkatkan kkebutuhan metabolisme
dan diaforesis yang berlebihan yang di hubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan tak kasat mata
3. Indikator tidak langsung dari status cairan4. Peningkatan berat jenis urin/penururunan
haluaran urin menunjukan perubahan perfusi ginjal/volume sirkulasi
5. Meskipun kehilangan berat badan dapat menunjukan penggunaan otot, fluktuasi tiba-tiba menunjukan status hidrasi
6. Mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi rasa haus, dan melembabkanmembran mukosa.
7. Meningkatkan pemasukan.cairan tertentu mungkin tterlalu menimbulkan nyeri untuk di konsumsi. Misalnya jeruk asam karena lesi pada mulut
8. Mungkin dapat mengurangi diare
Kolaborasi1. Mungkin di perlukan untuk mendukung
atau memperbesar volume sirkulasi, terutama jika pemasukan oral tak adekuat, muual muntah terus menerus
2. Bermanfaat dalam memperkirakan
misalnya antiemeti dan antidiare4. Pertahankan selimut hipotermia bila di
gunakan
kebutuhan cairan3. Mengurangi inseden muntah untuk
mengurangi kehilangan cairan elektrolit lebih lanjut. Menurunkan jumlah dan keenceran feses
4. Mungkin di perlukan bila tindakan lain gagal mengurangi demam yang berrlebihan
d. Dx 4 : Resiko tinggi terhadap pola nafas tidak efektifKriteria hasil :1) Mempertahankan pola pernafasan efektif2) Tidak engelami sesak napas/sianosis, dengan bunyi napas dan sinar-X pada
bagian dada yang bersih/meningkat dan GDA dalam batas normal pasien
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Auskultasi napas, tandai daerah paru
yang mengalami penurunan/kehilangan ventilasi, dan munculnya bunyi adventisius misalnya ronkhi
2. Catat kecepatan/kedalaman pernapasan, sianosis, penggunaan otot aksesari/peningkatan kerja pernapaan dan munculnya dipsnea, ansietas.
3. Tinggikan kepala tempat tidur.4. Hisap jalan napas sesuai kebutuhan,
gunakan tehnik steri dan lakukan tindakan pencegahan
5. Kaji perubahan tingkat kesadaran6. Selidiki tentang keluhan nyeri dada7. Berikan periode istirahat yang cukup di
antara waktu aktivitas perawatan
Kolaborasi
Mandiri1. Memperkirakan adanya perkembangan
komplikasi/infeksi pernapasan.2. Takipnea, sianosis, tak dapat beristirahat,
dan peningkatan napas menunjukan kesulitan pernapasan dan adnya kebutuhan untuk mingkatkan pengawasan/intervensi medis
3. Meningkatkan fungsi pernappasan yang optimal dan mengurangi aspirasi atau infeksi yang di timbulkan karena atelektasis
4. Membantu membersihkan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadi pertukaran gas dan mencegah kompliksi pernapasan
5. Hipoksemia dapat terjadi akibat adanya perubahan tingkat kesadaran mulai ndari ansietas dan kekacauan mental sampai
1. Pantau/buat kurva hasil pemeriksaan GDA/nadi oksimtri
2. Tinjau ulang sinar x dada3. Instruksikan untuk menggunakan
spirometer insentif. Lakuakn fisioterapi dada , misalnya perkusi, vibrasi dan drainase posturtal
4. Berikan tambahan O2 yang di lembabkan melalui cara yang sesuai misalnya melalui masker, kanul, intubasi/ventilasi mekanis
5. Berikan obat-obatan yang sesuai indikasi : antimikrooba, bronkodilator, ekspektoran, depresan batuk
kondisi tidak responsif6. Nyeri dada pleuritis dapat
menggambarkan adanya pneumonia non spesifik atau efuusi pleura berkenaan dengan keganasan
7. Menurunkan konsumsi O2
Kolaborasi1. Menunjukan status pernapasan, kebutuhan
keperawatan/keefektifan pengobatan2. Adanya infiltrasi meluas memungkinkan
terjadinya pneumonia atau PCP, sementara daerah kongesti n/konsilidasi menunjukan komplikasi pernapasan yang lain
3. Mendorong teknik pernapasan yang tepatdan menigkatkan pengembangan paru. Melepaskan sekresi, mengeluarkan mukus yang menyumbat untuk meningkatkan bersihan jalan napas
4. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi efektif untuk mencegah/memperbaiki krisi pernapasan
5. Pilihan terapi tergantung pada situasi individu/infeksi organisme. Mungkin di perlukan untuk meningkatkan/ mempertahankan jalan napas atau membantu membersihkan sekresi.
e. Dx 5 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKriteria hasil : 1) Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan
yang mengacu pada tujuan yng di inginkan2) Mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari tanda-tanda
malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energi
Intervensi :
Intervensi Rasional
Mandiri1. Kaji kemampuan untuk mengunyah,
merasakan dan menelan2. Auskultasi bising usus3. Timbang berat badan sesuai kebutuhan4. Hilangkan rangsang lingkungan yang
berbahaya atau kondisi yang memperburuk replek gag
5. Berikan perawatan mulut yang trus menerus
6. Rencanakan diit dengan pasien atau orang terdekat , catat waktu, kapan nafsu makan menjadi baik dan pada waktu itu usahakan untuk menyajikan porsi makan yang lebih besar
7. Kaji obat-obatan terhadap efek samping nutrisi
8. batasi makanan yang menyebabkan mual atau muntah mmungkin kurang ditoleransi oleh pasien karena luka pada mulut atau disfagia. Hindari menghidangkan cairan atau makanan yang sangat panas
9. jadwalkan obat-obatan antara makan dan batasi pemasukan cairan dengan makanan, kecuali jika cairan memilki nilai gizi
10. dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin11. berikan paste istirahat sebelum makan12. dorong pasien untuk duduk pada waktu
makan13. catat pemasukan kalori
Kolaborasi1. tinjau ulang pemeriksaan laboratorium2. pertahankan status puasa jika di
indikasikan3. pasang atau pertahankan selang NGT
sesuai petunjuk4. konsultasikan dengan tim pendukung
Mandiri1. lesi mulut, tenggorokan, dan esofagus
dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan dan mengurangi keinginan untuk makan
2. hipermotilitas saluran intestinal umum terjadi dan dihubungkan dengan muntah dan diare, yang dapat mempengaruhi pilihan diit atau cara makan
3. indikator kebutuhan indikasi atau pemasukan yang adekuat
4. mengurangi stimulus pusat muntah di medula
5. mengurangi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan mual atau muntah, lesi oral, pengeringan mukosa dan halitosis. Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan
6. melibatkan pasien dalam rencana memberikan perasaan kontrol lingkungan dan mungkin meningkatkan pemasukan
7. profilaktik dan obat-obatan terapeutik mungkin memiliki efek samping nutrisi
8. rasa sakit pada mulut atau ketakutan akan mengiritasi lesi mulut mungkin akan menyebabkan pasien enggan untuk makan
9. lambung yang penuh akan mengurangi nafsu makan dan pemasukan makanan
10. dapat meningkatkan nafsu makan dan perasaan sehat
11. mengurangi rasa lelah; meningkatkan ketersediaan energi untuk aktivitas makan
12. mempermudah proses menelan dan mengurangi resiko aspirasi
13. mengidentifikasi kebutuhan terhadap suplemen atau alternatif metode pemberian makanan
Kolaborasi
ahli gizi5. berikan NPT (hiperalimentasi/interpalit)
sesuai petunjuk6. berikan obat-obatan yang sesuai
petunjuk : antiemetik dan suplemen vitamin
1. mengindikasikan status nutrisi dan fungsi organ, dan megidentifikasikan kebutuhan pengganti
2. mungkin diperluka untuk menurunkan muntah
3. mungkin diperlukan untuk mengurangi mual/muntah atau untuk memberi makan perselang
4. menyediakan diit berdasarkan kebutuhan individu dengan rute yang tepat
5. kadang-kadang nutrisi parenteral diperlukan apabila pemberian makan melalui oral/enteral tidak mungkin dilakukan
6. mengurangi insiden muntah , meningkatkan fungsi gester. Kekurangan vitamin terjadi akibat penurunan pemasukan makanan dan/atau kegagalan mengunyah dan absorbsi dalam sistem gastroentestinal
f. Dx 6 : Nyeri akut/kronis kriteria hasil :1) Keluhan hilang/terkontrolnya rasa sakit 2) Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks3) Dapat tidur/beristirahat dengan kuat
Intervensi :
Itervensi RasionalMandiri1. Kaji keluhan nyeri, pertahankan lokasi,
intensitas ( skala 1-10), frekuensi, dan waktu
2. Dorong pengungkapan perasaan.3. Berikan aktifitas hiburan4. Lakukan tindakan paliatip5. Berikan kompres hangat atau lembab
pada sisi injeksi pantimidin/IV selama 20 menit setelah pemberian
Mandiri1. Mengindikasikan kebutuhan untuk
intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan/resolusi komplikasi
2. Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitan rasa sakit
3. Memfokuskan kembali perhatian; mungkin dapat meningkatkan kemampuan untuk menanggulangi
6. Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi/bimbingan imajinasi, relaksasi progresif, relaksasi nafas dalam
7. Berikan perawatan oral
Kolaborasi1. Berikan analgesik/antipiretik, analgesik
narkotik. Gunakan ADP untuk memberikan analgesia 24 jam dengan dosis prn
4. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan tegangan otot
5. Injeksi ini dilakukan sebagai penyebab rasa sakit dan abses steril
6. Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat
7. Ulsrasi/lesi oral mungkin menyebabkan ketidaknyamanan yang sangat
Kolaborasi1. Memberikan penurunan nyeri/tidak
nyaman; mengurangi demam. Obat yang dikontrol pasien atau berdasarkan waktu 24 jam mempertahankan kadar analgesia darah otot stabil, mencegah kekurangan ataupun kelebihan obat-obatan
g. Dx 7: Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit Kriteria hasil :1) Menunjukkan tingkah laku/tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit/meningkatkan kesembuhan 2) Menunjukkan kemajuan pada luka/penyembuhan lesi
Intervensi
Intervensi RasionalMandiri1. Kaji kulit setiap hari. Catat
warna,turgor,sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan
2. Pertahankan atau instruksikan dalam hygine kulit
3. Secara teratur ubah posisi, ganti sepray sesuai kebutuhan. Lindungi penonjolan tulang dengan bantal,bantalan tumit/siku, kulit domba
4. Pertahankan seprei bersih, kering dan
Mandiri1. Menentukan garis dasar dimana perubahan
pada status dapat dibandingkan dan mlakukan intervensi yang tepat
2. Mempertahankan kebersihan luka yang kering dapat menjadi barrier infeksi.
3. Mengurangi stres pada titik tekanan, meningkatkan aliran darah ke jaringan dan meningkatkan proses penyembuhan
4. Friksi kulit disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan
tidak berkerut5. Dorong untuk ambulasi/turun dari tempat
tidur jika memungkinkan6. Bersihkan area parianal dengan
membersihkan feses dengan menggunakan air dan air mineral. Hindari penggunaan kertas toilet jika timbul vesikel. Berikan krim pelindung misalnya zink oksida, salep A dan D
7. Gunting kuku secara teratur8. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan
pembalut yang steril/barrier protektif misalnya DuoDerm sesuai petunjuk
Kolaborasi1. Berikan matras atau tempat tidur
busa/kelokasi2. Dapatkan kultur dari lesi kulit terbuka3. Gunakan/berikan obat-obatan
topikal/sistemik sesuai indikasi4. Lindungi lesi atau ulkus dengan balutan
dassar dan salep antibiotik dan balutan nonstik
iritasi dan potensial terhadap infeksi5. Menurunkan tekanan pada kulit dari
istirahat lama ditempat tidur6. Mencegah maserasi yang disebabkan oleh
diare dan menjaga agar lesi parianal tetap kering
7. Kuku yang panjang/kasar meningkatkan resiko kerusakan dermal
8. Dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan
Kolaborasi1. Menurunkan iskemik jaringan,
mengurangi tekanan pada kulit, jaringan dan lesi
2. Mengidentifikasi bakteri patogen dan pilihan perawatan yang sesuai
3. Digunakan pada perawatan lesi kulit4. Melindungi area ulsrasi dari kontaminasi
dan meningkatkan penyembuhan
h. Dx 8: Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuanKriteria hasil :a. Menunjkan homeostasis yang di tunjukan dengan tidak adanya perdarahan
mukosa dan bebas dari ekimosis
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Lakukan pemeriksaan darah pada cairan
tubuh untuk mengetahui adanya darah pada urin, feses dan cairan muntah
2. Amati/laporkan epistaksi, hemaptisis, hematuria, perdarahan vaginal non menstruasi atau pengeluaran darah melalui lesi/ orifisium tubuh/daerah
Mandiri1. Mempercepat deteksi adanya
perdarahan/penentuan awal dari terapi mungkin dapat mencegah perdarahn kriti
2. Perdaraha spontan mengindikasinkan perkembangan KID atau trombositopenia imun
3. Timbulnya perdarahan/hemoragi dapat
penusukan terapi IV3. Pantau perubahan tanda-tanda vital dan
warna kulit.4. Pantau perubahan tingkat kesadaran dan
gangguan penglihatan5. Hindari injueks IM, pengukuran suhu
rektal/supositoria, selang rektal6. Mempertahankan lingkungan yang aman7. Pertahankan istirahat di tempat
tidur/kursi apabila trombositt di bawah 10.000 atau sesui kbutuhan perseorangan. Kaji aturan obat-obatan
Kolaborasi1. Tinjau ulang pemeriksaan laboraturium2. Berikan produk darah sesuai indikasi3. Hindari penggunaan produk aspirin
menunjukan kegagalan sirkulasi/syok4. Perubahan dapat menunjukan perdarahan
otak5. Melindungi pasien dari prosedur
berkenaan dengan penyebab perdarahan6. Mengurangi cedera yang tidak di sengaja
yang dapet menyebebkan perderahan7. Mengurangi kemungkinan cedra,
meskipun aktivtas harus tetap di pertahankan mungkin di perlukan untuk menghentikan atau mengurangi obat obatan
Kolaborasi1. Mendeteksi gangguan kemampuan
pembbekuan; mengidentifikasi kebutuhan terapi
2. Transfusi mungkin di perlukan pada waktu terjadi perdarahan terus-menerus/perdarahan spontan masif
3. Megurangi agregasi trombosit, keridakseimbangan/perpanjangan prosle koagulasi
i. Dx9 : KelelahanCriteria hasil :1) Melaporkan peningkatan energy2) Melaksanakan AKS3) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuannya
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Kaji pola tidur dan catat perubahan
dalam proses berpikir/perilaku2. Rencana perawatan untuk menyediakan
fase istirahat. Atur aktivitas pada waktu pasien sangat berenergi
3. Tetapkan keberhasilan aktivitas yang
Mandiri1. Berbagai factor dapat meningkatkan
kelelahan, termasuk kurang tidur, penyakit SSP, tekanan emosi dan efek samping obat-obatan/kemoterapi
2. Periode istirahat yang sering sangat dibutuhkan dalam memperbaiki /
realistis dengan pasien.4. Bantu memenuhi kebutuhan perawatan
pribadi5. Dorong pasien untuk melakukan apapun
yang mungkin, mis., perawatan diri, duduk di kursi, berjalan, pergi makan siang.
6. Pantau respon psikologis terhadap aktivitas
7. Dorong masukan nutrisi
Kolaborasi1. Berikan O2 tambahan sesuai petunjuk2. Rujuk pada terapi fisik/okupasi
menghemat energy.3. Mengusahakan control diri dan perasaan
berhasil. Mencegah timbulnya perasaan frustasi akibat kelelaha karena aktivitas berlebihan
4. Rasa lemas dapat membuat AKS hampir tidak mungkin bagi pasien untuk menyelesaikannya
5. Memungkinkan penghematan energy, peningkatan stamina, dan mengizinkan pasien untuk lebih aktif tanpa menyebabkan kepenatan dan rasa frustasi
6. Toleransi bervariasi tergantung pada status proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan, dan jumlah/tipe penyakit dimana pasien menjadi subjeknya
7. Pemasukan/penggunaan nutrisi adekuat sangat penting bagi kebutuhan energy untuk aktivitas
Kolaborasi1. Adanya anemia/hipoksemia mengurangi
persediaan O2 untuk ambilan seluler dan menunjang kelelahan
2. Latihan setiap hari terprogram dan aktivitas yang membantu pasien mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan tonus otot, meningkatkan rasa sejahtera
j. Dx10 : Perubahan proses pikirKriteria hasil : mempertahankan orientasi realita umum dan fungsi kognitif optimalIntervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. Kaji status mental dan neurologis dengan
menggunakan alat yang sesuai2. Pertimbangkan efek dari tekanan
Mandiri1. Menetapkan tingkat fungsional pada
waktu penerimaan dan mewaspadai perawat pada perubahan status yang dapat
emosional mis.,ansietas, berduka, marah.3. Pantau aturan penggunaan obat-obatan4. Pantau adanya tanda-tanda infeksi SSP5. Pertahankan lingkungan yang
menyenangkan dengan rangsangan auditorius, visual, dan kognitif yang tepat
6. Berikan isyarat untuk reorientasi7. Diskusikan pengguanaan buku data,
daftar, perlengakapan lain untuk tetap berada pada jalur aktivitas.
8. Dorong keluarga/orang terdekat untuk bersosialisasi dan berikan reorientasi dengan berita actual, kejadian-kejadian di dalam keluarga
9. Dorong pasien melakuakan kegiatan sebanyak mungkin
10. Berikan bantuan untuk orang terdekat. Dorong diskusi masalah perhatian/rasa takut
11. Kurangi rangsang provokatif / mencemaskan.
12. Kurangi kebisingan, terutama pada malam hari.
13. Susun batasan pada perilaku maladaptive/menyiksa, hindari pilihan pertanyaan terbuka.
14. Pertahankan lingkungan yang aman.15. Berikan informasi mengenai perawatan
secara terus menerus.16. Diskusikan penyebab/harapan di masa
depan dan perawatan jika demensia telah terdiagnosa.
Kolaborasi1. Bantu dengan pemeriksaan diagnostic2. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk :
a. Amfoterisin B (fungizone)b. AZT (retrovir)c. Antipsikotik
3. Berikan lingkungan/manajemen perilaku
dihubungkan dengan infeksi/kemungkinan penyakit SSP yang makin buruk, stressor lingkungan, efek samping terapi obat-obatan.
2. Dapat menunjang penurunan kewaspadaan, kekacauan mental, menarik diri, dan kebutuhan lebih lanjut akan evaluasi da intervensi.
3. Aksi dan interaksi dari berbagai obat-obatan akan memperpanjang obat-obatan penyambung hidup/perubahan ekskresi mengakibatkan efek kumulatif, risiko potensial dari reaksi toksisitas.
4. Gelaja SSP dihubungkan dengan meningitis/ensefalitis diseminata
5. Memberikan rangsang lingkungan normal akan membantu dalam mempertahankan orientasi realitas.
6. Perasaan kontinuitas dapat mengurangi ansietas yang menyertai
7. Teknik-teknik ini akan membantu pasien mengatasi masalah pelupa
8. Hubungan yang biasa seringkali akan berguna dala membantu mempertahankan orientasi realita
9. Membantu mempertahankan kemampuan mental untuk periode yang lebih panjang
10. Perilaku aneh/penyimpangan kemampuan mungkinsangat menakutkan bagi orang terdekat dan mempersulit pelaksanaan keperawatan/situasi.
11. Jika pasien memiliki kecenderungan agitasi, ada perilaku bermusuhan atau menyerang, maka pengurangan rangsang eksternal mungkin akan berguna
12. Meningkatkan waktu tidur, mengurangi gejala kognitif dan kurang tidur.
13. Memberikan rasa aman/stabil pada situasi yang membingungkan
14. Menurunkan kemungkinan pasien
terkontrol4. Rujuk pada konseling sesuai petunjuk
terhadap cedera15. Dapat menurunkan ansietas dan ketakutan
tentang ketidaktahuan16. Mendapaka informasi bahwa AZT telah
muncul untuk memperbaiki kognisi dpat memberikan harapan dan control terhadap kehilangan
Kolaborasi1. Pilihan tes tergantung pada manifestasi
klinis dan indeks kecurigaan2. Membantu proses penyembuhan
a. Antijamur digunakan pada perawatan kriptokokosis meningitis
b. Menunjukkan peningkatan fungsi neurologis dan mental
c. Pengguanaan dengan waspada dapat membantu pada masalah tidak dapat tidur, emosi labil, halusinasi, curiga dan agitas.
3. Pendeatan tim akan diperlukan untuk melindungi pasien pada waktu ketidakseimbangan mental4. Dapat membantu pasien meningkatkan
kontro terhadap timbulnya gangguan berpikir atau simtomatologi psikotik.
k. Dx11 : Ansietas Kriteria hasil :1) Menyatakan kesadaran tentang perasaan dan cara sehat untuk menghadapinya2) Menunjukkan rentang normal dari perasaan dan berkurangnya rasa takut/ansietas3) Menunjukkan kemampuan untuk mengatasi masalah4) Menggunakan sumbber-sumber dengan efektif.
Intervensi RasionalMandiri1. Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam
batasan situasi tertentu2. Pertahankan hubungan yang sering
dengan pasien.
Mandiri1. Memberikan penetraman hati lebih lanjut
dan kesempatan bagi pasien untuk memecahkan masalah pada situasi yang
3. Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis
4. Waspadai terhadap tanda-tanda penolakan/depresi
5. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara.
6. Izinkan pasien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi.
7. Kenali dan dukung tahap pasien/keluarga pada proses berduka
8. Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur.
9. Identifikasi dan dorong interaksi pasien dengan system pendukung.
10. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, juga dukungan untuk ora terdekat.
11. Libatkan orang terdekat sesuai petunjuk pada pengambilan keputusan bersifat mayor.
Kolaborasi1. Rujuk pada konseling pesikiatri
diantisipasi2. Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri
atau ditelantarkan3. Dapat mengurangi ansietas dan
ketidakmampuan pasien untuk membuat keputusan berdasarkan realita.
4. Pasien mungkin akan menggunakan mekanisme bertahan dengan penolakan dan terus bertahap bahwa diagnosanya tidak akurat.
5. Membantu pasien untuk diterima pada kondisi sekarang tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaan harga diri dan control
6. Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi.
7. Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku koping.
8. Informasi yang akurat akan membuat pasien dapat lebih efektif dalam menghadapi realita situasi.
9. Mengurangi perasaan terisolasi. Jika system pendukung keluarga tidak tersedia, bantuan dari luar mungkin dibutuhkan dengan segera
10. Menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik dan menurunkan ansietas dan rasa takut.
11. Menjamin adanya system pendukung bagi pasien, dan memberikan kesempatan orang terdekat untuk berpartisipasi dalam kehidupan pasien.
Kolaborasi1. Mungkin diperlukan bantuan lebih
lanjut dalam berhadapan dengan diagnose/prognosis, terutama jika timbul pikiran untuk bunuh diri.
l. Dx12 : Isolasi sosial
Kriteria hasil : 1) Menunjukan peningkatan perasaan harga diri2) berpartisipasi dalam aktifitas/program pada tingkat kemampuan/hasrat
Intervensi :
Intervensi rasionalMandiri :1. Tentukan persepsi pasien tentang situasi2. Berikan waktu untuk berbicara ddengan
pasien selama dan diantara aktifitas perawatan
3. Batasi atau hindari penggunaan masker, baju, dan sarung tangan jika memungkinkan, missal jika berbicara dengan pasien
4. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia bagi pasien, termasuk adanya/hubungan dengan keluarga kecil atau besar
5. Jelaskan prosedur/petunjuk isolasi pada pasien/orang terdekat
6. Dorong kunjungan terbuka (jika memungkinkan), hubungan telpon dan aktifitas sosial dalam tingkat yang memungkinkan
7. Dorong adanya hubungan yang aktif dengan orang terdekat
8. Kembangkan perencanaan tindakan dengan pasien : lihat sumber-sumber yang tersedia ; dukunng pengambilan perilaku yang sehat. bantu pemecahan masalah pasien pada isolasi jangka pendek.
9. Waspadai gejala-gejala verbal atau non verbal missal menarik diri, putus asa, perasaan kesedihan.
Kolaborasi1. Rujuk pada sumber-sumber, misal
pelayanan sosial, konselor, dan organisasi atau proyek AIDS
Mandiri :1. isolasi sebagian dapat mempengaruhi diri
saat pasien takut penolakan/reaksi orang lain
2. pasien mungkin akan mengalami isolasi fisik
3. mengurangi perasaan pasien akan isolasi fiisik dan menciptakan hubungan sosial ayng positif, yang dapat emnngkatkan rasa percaya diri
4. jika pasien mendapat bantuan dari orang terdekat, perasaan kesepian dan itolak akan berkurang
5. sarung tangan, pakaian pengaman, masker tidak secara rutin diperlukan pada diagnose AIDS kecuali pada waktu dicurigai adanya kontak dengan sekresi atau ekskresi. penyalahgunaan dari rintangan ini akan meningkatkan perasaan emosional dan juga isolasi fisik
6. partisipasi orang lain dapat meningkatkan rasa kebersamaan
7. membantu memantapkan partisipasi pada hubungan sosial.
8. memiliki rencana yang dapat meningkatkan control terhadap kehidupan sendiri dan beri pasien sesuatu untuk memandang kedepan/melakukan penyelesaian.
9. indikasi bahwa putus asa dan ide untuk bunuh diri sering muncul; ketika tanda-tanda ini diketahui oleh pemberi perawatan, pasien umumnya ingin berbicara mengenai perasaan ingin bunuh
2. Berikan tempat pada komunitas jika diperlukan
diri, terisolasi dan putus asaKolaborasi1. adanya sistem pendukung ; dapat
mengurangi perasaan terisolasi2. mungkin memerlukan perawatan yang
lebih khusus jika tidak mampu mempertahankannya dirumah/ketika orang terdekat tidak mempu menangani perawatannya.
m. Dx13: Ketidakberdayaancriteria hasil : 1) menyatakan perasaan dan cara yang sehat untuk berhubungan dengan mereka2) mengungkapkan rasa control terhadap situasi sekarang3) membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan ikut serta dalam
perawatan diri
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. identifikasi factor yang berhubungan
dengan perasaan takberdaya.2. kaji tingkat perasaan tidak berdaya3. dorong peran aktif dalam perencanaan
aktifitas, menetapkan keberhasilan harian yang realistis/dapat dicapai.
4. dorong control pasien dan tanggung jawab sebanyak mungkin. identifikasi hal-hal yang dapat dan tidak dapat dikontrol pasien.
5. dorong harapan hidup dan kekuatan bertahan lama dari dokumen pengacara, dengan instruksi khusus dan tepat mengenai prosedur-prosedur yang dapat dan tidak dapat diterima untuk memperpanjang hidup.
Mandiri1. pasien penderita AIDS umumnya
menyadari literature dan prognosis terbaru. rasa takut akan AIDS adalah kasus paling umum ditemukan pada isolasi pasien
2. pada beberapa pasien homoseksual mungkin pertamakali dimana keluarga diperingatkan bahwa pasien hidup pada gaya yang bersifat alternatif
3. menentukan status individual pasien dan mengusahakan intervensi yang sesuai pada waktu pasien immobilisasi karena perasaan depresi
4. memungkinkan peningkatan perasaan control dan menghargai diri sendiri dan tanggung jawab diri
5. banyak factor yang berkenaan dengan perawatan yang digunakan pada ketidakmampuan ini dan sering
menempatkan proses penyakit fatal pasien didalam kekuasaan personel medis dan orang lain yang tak dikenal yang mungkin membuat keputusan dan tentang pasien tanpa menghargai kehilangan kemandirian pasien.
n. Dx14 : Kurang pengetahuancriteria hasil : 1) mengungkapkan pemahamannya tentang kondisi atau proses dan perawatan dari
penyakit tersebut.2) mengidentifikasi hubungan antara tanda-tanda/gejala-gejala pada proses penyakit
dan hubungan gejala-gejala dengan factor penyebab3) memulai perubahan gaya hidup yang perlu dan ikut serta dalam aturan perawatan
Intervensi :
Intervensi RasionalMandiri1. tinjau ulang proses penyakit dan apa
yang menjadi harapan di massa depan2. tentukan tingkat ketergantungan dan
kondisi fisik.3. tinjau ulang cara penularan penyakit4. instruksikan dan pemberi perawatan
mengenai control fisik5. tekankan perlunya kebutuhan perawatan
kulit harian, termasuk memeriksa lipatan kulit, titik tekan, dan perineum dan menyediakan pembersih serta tindakan perlindungan adekuat.
6. pastikan bahwa pasien/orang terdekat dapat menunjukan perawatan oral dan gigi yang baik.
7. tinjau ulang kebutuhan akan diet dan cara untuk meningkatakan pemasukan pada waktu anoreksia, diare, lemas, depresi yang mengganggu pemasukan.
8. diskusikan aturan obat-obatan, interaksi, dan efek samping.
Mandiri1. memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
2. membantu merencanakan jumlah perawatan dan kebutuhan penatalaksanaan gejala dan juga kebutuhan akan sumber tambahan
3. mengoreksi mitos dan kesalahan persepsi, meningkatkan keamanan bagi pasien/orang lain
4. mengurangi penularan penyakit; meningkatkan kesehatan pada masa berkurangnya kemampuan sistem imun untuk mengontrol tingkat flora
5. kulit yang sehat memberikan barier terhadap infeksi
6. mukosa oral dapat dengan cepat menunjukan komplikasi hebat dan progresif.
7. meningkatkan nutrisi adekuat yang diperlukan untuk penyembuhan dan
9. berikan informasi mengenai penatalaksanaan gejala yang melengkapi aturan medis
10. tekankan pentingnya istirahat adekuat11. dorong aktifitas/latihan pada tingkat yang
dapat ditoleransi pasien.12. tekankan perlunya melanjutkan
perawatan kesehatan dan evaluasi13. anjurkan penghentian merokok14. identifikasi tanda-tanda/gejala-gejala
yang membutuhkan evaluasi medis15. identifikasi sumber-sumber komunitas.
mendukung sistem imun, meningkatkan perasaan sehat
8. meningkatkan kerjasama dengan/peningkatan kemungkinan untuk sukses dengan aturan terpeutik
9. member pasien peningkatan kontrol, mengurangi resiko rasa malu dan meningkatkan kenyamanan.
10. mencegah/mengurangi kepenatan, meningkatkan kemampuan.
11. merangsang pelepassan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sejahtera
12. memberikesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan perubahan/individual
13. merokok akan meningkatkan resiko infeksi pernafasan dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan sistem imun
14. pengenalan awal akan perkembangan komplikasi dan intervensi yang tepat pada waktunya dapat mencegah perkembangan kearah situasi yang dapat membahayakan jiwa.
15. Memudahkan pemindahan dari lingkungan perawatan akut ; mendukung pemuliahan dan kemandirian