7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
1/99
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 10 Juni 2011 di rumah
keluarga Tn. R pukul 16.20 WIB.
Data Umum :
1. Nama kepala keluarga : Tn. R
2. Umur : 31 tahun
3. Alamat : Dukuh Krajan RT 02 RW II Desa
Kangkung Demak
4. Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan : SMP
6. Komposisi Keluarga :
N
o
Nama
Anggota
Keluarga
J
K
Hubungan
dengan
Keluarga
Umur Status Imunisasi Keterangan
BC
G
Polio DPT Hepatitis Ca
m
p
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
1 Ny. I P Istri 32th
2 An. H P Anak
kandung
3 th v v v v v v v v - - - v Lengkap
3 Tn. Rm L Ayah
kandung
58t
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
2/99
45
Genogram
58 th
31 th
32 th
3 th
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Penderita
= Meninggal
= Garis Keturunan
= Tinggal Serumah
7. Tipe Bentuk Keluarga
Keluarga Tn. R termasuk keluarga besar (Extended Family) yang
terdiri dari kepala keluarga, istri, 1 orang anak, mertua.
8. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga Tn. R berasal dari suku jawa,Indonesia.
Tn. R
An.
H
Ny. I
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
3/99
46
9. Pola spiritual/keagamaan
Keluarga Tn. R adalah beragama Islam. Masing-masing anggota
keluarga beribadah sesuai keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah
dan menjalankan perintah Tuhan YME.
10. Status social ekonomi
Ny. I mengatakan pendapatan Tn. R selama ini kadang kurang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny. I mengatakan pendapatan
Tn. R kurang lebih antara Rp. 1.000.000,-/bulan. Dilihat dari
penghasilan masing-masing keluarga, keluaga tersebut mempunyai
status ekonomi menengah ke bawah.
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Setiap hari keluarga Tn. R dalam memenuhi kebutuhan akan
rekreasi dan hiburan biasanya dengan menonton Televisi bersama dan
kadang jika Tn. R pulang dari kerja Ny. I mengajak An. H jalan-jalan
dengan naik motor. Kalau siang hari biasanya bermain di rumah
tetangga.
12. Latar belakang budaya atau kebiasaan
a. Pola makan keluarga Tn. R adalah 3 kali sehari. Pengadaan
makanan setiap hari kadang bergizi seimbang tetapi kadang
seadanya. Hal ini tergantung dari ada tidaknya rejeki keluarga Tn.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
4/99
47
R. Ny. I mengatakan keluarga tidak pernah makan di ruang makan
karena keluarga Tn. R tidak mempunyai ruang makan. Ny. I
mengatakan An. H susah makan, An. H sering jajan chiki dan es
pada siang hari. Ny. I juga mengatakan An. H minum susu 2 kali
sehari. Ny. I mengatakan BB An. H dalam 3 bulan terakhir ini
tidak pernah naik yaitu 11 kg. Jika dilihat dalam KMS, An. H
berada dalam warna kuning mendekati garis merah bawah yang
artinya kurang gizi.
b. Pengobatan tradisional
Keluarga Tn. R mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu.
c. Kebiasaan merokok
Ny. I mengatakan bahwa Tn. R merokok di rumah dan kadang jika
teman Tn. R ada yang bertamu di rumah juga merokok. Ny. I
mengatakan bekas rokok biasanya langsung dibuang di lantai.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat pengkajian keluarga Tn. R mempunyai 1 orang anak
perempuan. Tahap perkembangan keluarga, Tn. R saat ini berada dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
5/99
48
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. R saat ini masih ada tugas perkembangan yang belum
terpenuhi yaitu beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi. Tugas perkembangan
tersebut belum bisa dipenuhi karena keluarga Tn. R baru mempunyai 1
orang anak.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan
menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah
sebagai berikut :
Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien
untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.
Istri : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien
untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.
Anak ke-1 : Mempunyai riwayat penyakit ISPA tapi tidak
pernah dirawat di rumah sakit.
Ayah kandung : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien
untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dari keluarga Tn. R dan Ny. I tidak ada yang pernah menderita
penyakit menular, menahun dan menurun.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
6/99
49
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas Tanah : 10m x 60m Luas Rumah : 10m x 15m
Tipe rumah : Tidak permanen dengan jumlah ruangan 2 kamar tidur, 1
kamar kosong, 1 ruang kosong, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
dapur, 1 kamar mandi dan WC jadi satu tapi terpisah di luar rumah.
Tidak terdapat jendela, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana
fungsinya secara optimal. Peletakan perabot rumah tangga tidak tertata
rapi. Pencahayaan dan tempat pertukaran udara kurang. Lantai rumah
terbuat dari tanah dan berdebu. Jenis air yang digunakan adalah air
sumur dan air artetis.
Denah Rumah :
Keterangan :
1. Teras
2. Ruang tamu
3. Ruang keluarga
4. Kamar tidur
5. Kamar tidur
6. Ruang kosong
7. Kamar kosong
8. Dapur
9. Kamar mandi dan
WC
9
1
2
4 3
6 5
7 8
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
7/99
50
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tetangga klien yang ada disekitar rumah klien ramah-ramah.
Klien tinggal di wilayah pedesaan. Warga memiliki kebiasaan dan
tradisi mengadakan manakib setiap malam sabtu, pengajian ibu-ibu
setelah dzuhur setiap minggu legi dan malam minggu. Penduduk
setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan
tamu yang menginap harap lapor pada RT/RW. Diadakan kerja bakti
setiap 2 minggu sekali.
3. Mobilitas geografis Keluarga
Sejak Tn. R menikah dengan Ny. I, keluarga Tn. R tinggal di
Dukuh Krajan RT 02 RW II Desa Kangkung Meranggen Demak
bersama Tn. Rm (ayah kandung Tn. R) dan belum pernah pindah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Setiap hari, baik siang, sore atau malam klien dan keluarga selalu
meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi
baik dengan masyarakat.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota
keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki
fasilitas meliputi: saranan MCK, tempat tidur, sumber air, motor
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
8/99
51
sebagai saranan transportasi. Sedangkan fasilitas sosialnya berupa
mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi
misalnya campak, polio, dll. Sedangkan dukungan psikologi dan
spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.
D. Stuktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan
masyarakat adalah bahasa Jawa. Komunikasi antar keluarga lebih
sering mulai sore hari setelah Tn. R pulang kerja. Dan malam hari saat
menonton TV bersama.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. R memberi contoh yang baik untuk anaknya.
Kekuatan keluarga berada pada Tn. R walaupun masih tinggal 1 rumah
dengan orang tuanya (Tn. Rm). Jika ada masalah dalam keluarga, Tn. R
selalu menyelesaikannya sendiri dengan Ny. I.
3. Struktur Peran ( Formal dan Informal)
a. Tn. R :
1) Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat dan
perkumpulan bapak-bapak di lingkungan tempat tinggalnya.
2) Peran Informal : Menjadi kepala keluarga,ayah, anak, suami.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
9/99
52
b. Ny. I :
1) Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat
dan perkumpulan ibu-ibu dilingkungan tempat tinggal.
2) Peran Informal : Menjadi ibu rumah tangga, istri, menantu.
c. An. H :
1) Peran Formal : -
2) Peran Informal : Menjadi anak, cucu.
d. Tn. Rm :
1) Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat.
2) Peran Informal : Ayah, mertua, kakek.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga
mereka membiasakan mencuci tangan sebelum makan. Keluarga
kurang menjaga kebersihan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Efektif
Menurut Ny. I, ia senang memiliki keluarga yang lengkap dan
dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga klien tampak harmonis dan
saling memberikan perhatian dan kasih sayang kepada klien dan selalu
mendukung apa yang dilakukan selama dalam batas kewajaran dan
tidak melanggar etik dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi dalam
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
10/99
53
mengatasi permasalahan keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang
lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai
dengan kemampuan.
2. Fungsi Sosial
Interaksi keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga
masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam
berperilaku. Di dalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluaga
dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas. Keluarga
ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar
rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke rumahnya untuk
berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penanganannya
a. Mengenal masalah
Saat dilakukan pengkajian An. H sedang batuk dan pilek
kurang lebih 3 hari tetapi nafas An. H tidak sesak, An. H bisa
mengeluarkan secret sendiri, jika merasa tenggorokannya tidak
enak An. H minta minum air hangat. Keluarga mengatakan kurang
mengetahui tentang pengertian ISPA, tanda dan gejala, penyebab,
dan cara penularan ISPA. Keluarga menganggap penyakit batuk
pilek merupakan penyakit yang biasa dan sering diderita oleh anak-
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
11/99
54
anak. Ny. I berpendapat bahwa penyakit batuk pilek merupakan
penyakit yang tidak berbahaya.
b. Mengambil keputusan
1) Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota
keluarganya.
2) Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarganya
yang sakit. Namun kadang masalah kesehatan tersebut dianggap
sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut. Ny. I
mengatakan belum memeriksakan anaknya ke tempat pelayanan
kesehatan dengan alasan An. H selalu memuntahkan obat yang
diberikan. An. H hanya diberi bodrexin.
3) Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak
kambuh dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
4) Keluarga cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.
5) Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
karena selain tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas
kesehatan, keluarga juga mempunyai sarana transportasi untuk
pergi ke tempat pelayanan kesehatan.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
12/99
55
2) Jika keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan
perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun
bila sakitnya masih tergolong ringan, kluarga hanya membeli
obat di warung. Terbukti saat An. H sakit hanya diberi
bodrexin. Ny. I juga kurang mengetahui dan kurang telaten
dalam merawat An. H misalnya masalah gizi. Saat sakit Ny. I
tetap membiarkan An. H minum es dan makan chiki.
3) Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung
jawab masing-masing.
4) Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan support agar
dapat membantu proses penyembuhan.
d. Memodifikasi lingkungan
1) Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan
yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis
penyakit.
2) Keluarga kurang tahu bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi
untuk menciptakan rumah yang sehat. Terbukti dengan Ny. I
mengatakan hanya menyapu dan membersihkan rumah setiap 2
hari sekali. Lantai rumah terbuat dari tanah dan banyak terdapat
bekas rokok, tempat pertukaran udara dan pencahayaan kurang.
3) Ny. I masih membiarkan anaknya bermain di tempat yang
banyak debu.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
13/99
56
4) Keluarga kurang mengetahui tentang cara pemberian gizi untuk
An. H. Saat An. H susah makan, Ny. I juga masih tidak telaten
dalam memberikan gizi pada An. H.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
1) Keluarga sudah mengetahui bila ada fasilitas kesehatan yang
dekat dengan rumahnya. Ada puskesmas, bidan praktek dan
dokter praktek dekat dari rumahnya.
2) Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh
jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
optimal. Tetapi keluarga tidak dapat memanfaatkan fasilitas
tempat pelayanan kesehatan dengan baik, terbukti saat An. H
sakit keluarga hanya membelikan obat di warung. An. H hanya
diberi bodrexin dengan alasan An. H selalu memuntahkan obat
yang diberikan.
4. Fungsi Reproduksi
a. Jumlah anak yang dimiliki Tn. R ada 1 orang yaitu perempuan
(An.H).
b. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga
jarak kelahiran anak.
c. Keluarga Tn. R menggunakan metode program KB jenis suntik 3
bulan sejak tahun 2008 sampai sekarang.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
14/99
57
F. Tumbuh Kembang Anak
Motorik : tidak ada gangguan dalam tumbuh kembang anak dan
anak berjalan sesuai dengan umurnya. Anak bisa berjalan dan berlari, bisa
berdiri satu kaki serta dapat bermain dengan temannya.
Indra kusus : tidak ada gangguan dan kelainan pada indra kusus
anak, An. H dapat mendengar dan melihat dengan baik dan mampu berfikir
dengan baik.
Adaptasi : An. H belum bisa membaca tetapi An. H suka mencorat-
coret buku. An H sudah mempunyai keinginan untuk bersekolah. Ny. I
sudah mengajari An. H untuk berhitung.
Bahasa : An. H menggunakan bahasa jawa dalam bahasa sehari-
hari.
Social : dalam perkembangan social anak mencari lingkungan yang
lebih luas mencari teman untuk bermain.
G. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor yang muncul dalam keluarga
Tn. R mengatakan jika ada keluarga yang bermasalah maka akan
dibicarakan dan diselesaikan dengan cara musyawarah, dipecahkan dan
didiskusikan bersama anggota keluarga yang lain. Dan saat ini An. H
sedang sakit batuk dan pilek, dan itu merupakan masalah penyakit baru
karena keluarga Tn. R tidak memeriksakan anaknya ke pelayanan
kesehatan/puskesmas.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
15/99
58
2. Koping keluarga dalam menghadapi masalah situasi yang stresfull
Keluarga Tn. R mengatakan jika ada masalah dalam keluarga
selalu membcarakan dengan Ny. I.
3. Mekanisme koping yang tidak adaptif
Keluarga Tn. R mengatakan jika kadang ada keluarga yang sakit
dan sakitnya tidak parah maka akan dibiarkan saja dan apabla jika
belum sembuh juga akan dibelikan obat dari apotik dan jika masih
tambah parah baru diperiksakan ke puskesmas atau dokter.
H. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Fisik
Tn. R Ny. I An. H Tn. Rm
Rambut
Kepala
Hitam,
bersih.
Mesocepal,
tidak ada
nyeri tekan,
tidk ada
luka.
Hitam,
bersih,
lurus.
Mesocepal,
tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
luka.
Hitam,
bersih, lurus.
Mesocpal,
tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
luka.
Beruban,
bersih.
Mesocepal,
tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
luka.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
16/99
59
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Simetris,
tidak
anemis,
sclera tidak
ikterik, tidak
ada
gangguan
penglihatan.
Tidak ada
secret,
bersih.
Bersih, gigi
utuh, tidak
ada karang
gigi,
mukosa
bibir
lembab.
Simetris,
bersih, tidak
Simetris,
tidak
anemis,
sclera tidak
ikterik, tidak
ada
gangguan
pengihatan.
Tidak ada
secret,
bersih.
Bersih, gigi
utuh, tidak
ada karang
gigi,
mukosa
bibir
lembab.
Simetris,
bersih, tidak
Simetris,
tidak anemis,
sclera tidak
ikterik, tidak
ada gangguan
penglihatan.
Keluar cairan
bening dari
hidung.
Bersih,
mukosa bibir
lembab.
Simetris,
bersih, tidak
Simetris,
tidak anemis,
sclera tidak
ikterik,
fungsi
penglihatan
sudah
menurun.
Tidak ada
secret,
bersih.
Bersih,
mukosa bibir
lembab, ada
karang gigi.
Simtris,
bersih, tidak
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
17/99
60
Leher
Dada/Paru
1. Inspeksi
ada
gangguan
fungsi
pendengaran
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
tiroid.
Bentuk
ekspansi
simetris,
frekuensi
pernafasan
normal,
inspirasi
seimbang
dengan
ekspirasi.
ada
gangguan
fungsi
pendengaran
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
tiroid.
Simetris,
frekuensi
pernafasan
normal,
inspirasi
seimbang
dengan
ekspirasi.
ada gangguan
fungsi
pendengaran.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
tiroid.
Simetris,
bentuk dada
normal,
(antero-
posterior),
frekuensi
pernafasan
normal,
inspirasi
seimbang
dengan
ekspirasi.
ada
gangguan
fungsi
pendengaran.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
tiroid.
Simetris,
frekuensi
pernafasan
normal,
inspirasi
sama dengan
ekspirasi.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
18/99
61
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Abdomen
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Perkusi
Tidak ada
nyeri tekan,
taktil
fremitus
sama antara
kanan dan
kiri.
Resonan.
Vesikuler.
Perut datar,
tidak ada
luka.
Peristaltik
usus normal.
Timpani
Tidak ada
nyeri tekan,
taktil
fremitus
sama antara
kanan dan
kiri.
Resonan.
Vesikuler.
Perut datar,
tidak ada
luka.
Peristaltik
usus normal.
Timpani
Tidak ada
nyeri tekan,
taktil fremitus
sama antara
kanan dan
kiri.
Resonan.
Trakheal, ada
penumpukan
secret pada
trachea. (An.
H bisa
mengeluarkan
sekretnya
sendiri)
Perut datar,
tidak ada
luka.
Peristaltik
usus normal.
Timpani
Tidak ada
nyeri tekan,
taktil
fremitus
sama antara
kanan dan
kiri.
Resonan.
Vesikuler.
Perut buncit,
tidak ada
luka.
Peristaltik
usus normal.
Timpani
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
19/99
62
4. Palpasi
Ekstremitas
1. Atas
2. Bawah
TTV
1. TD
2. Nadi
3. RR
4. Suhu
BB
Tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
130/80
mmHg
86 x/mnt
20 x/mnt
36,2oC
65 kg
Tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
120/80
mmHg
80 x/mnt
20 x/mnt
36oC
50 kg
Tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
-
92 x/mnt
24 x/mnt
36,6oC
11 kg
Tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
Tidak ada
luka, tidak
ada edema,
turgor kulit
baik.
130/90
mmHg
84 x/mnt
22 x/mnt
36,4oC
58 kg
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
20/99
63
TB
Lila
160 cm
-
IMT : 21,08
(normal)
154 cm
-
IMT : 21,7
(normal)
88 cm
16 cm
BBI : kurang
(11 kg)
normalnya :
14 kg
162 cm
-
IMT : 22,3
(normal)
Kesimpulan dari pemeriksaan fisik diatas adalah pada An. H saat
dilakukan pemerksaan fisik ada kondisi tidak normal saat dilakukan
auskultasi dada yaitu terdengar bunyi tracheal yang artinya ada secret pada
daerah tenggorokan di atas trachea tapi An. H bisa mengeluarkan sekretnya
sendiri. Dan saat dilakukan pemeriksaan antropometri BB An. H kurang
yaitu 11 kg sedangkan BBI untuk anak usia 3 tahun adalah 14 kg.
I. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan
baik, mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada siapa saja
yang membutuhakan, tidak hanya pasien di Rumah Sakit tapi juga warga
masyarakat yang membutuhakan bantuan pelayanan kesehatan, jangan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
21/99
64
membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat yang
miskin dan yang kaya.
J. Analisa Data
Tanggal Data Fokus Masalah
Keperawatan
Etiologi
10/06/2011 DS :
1. Ny. I mengatakan An. H
sedang batuk pilek
kurang lebih 3 hari.
2. Ny. I mengatakan
sebelum sakit dan saat
sakit An. H sering
makan chiki, permen
dan minum es.
3. Keluarga mengatakan
penyakit batuk pilek
merupakan penyakit
yang biasa dan bisa
sembuh dengan
sendirinya.
4. Ny. I mengatakan tidak
memeriksakan An. H
Bersihan jalan
nafas tidak
efekif.
Ketidakmam
puan
keluarga
merawat
anak dengan
ISPA.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
22/99
65
dengan alasan An. H
selalu memuntahkan
obat yang diberikan dan
An. H hanya diberi
bodrexin.
5. Ny. I masih membiarkan
An. H bermain pasir di
sekitar rumahnya.
6. Ny. I mengatakan hanya
membersihkan rumah
dan menyapu setiap 2
hari sekali. Dan tidak
pernah membasahi lantai
terlebih dahulu padahal
lantai terbuat dari tanah.
DO :
1. Inspirasi dan ekspirasi
teratur. RR : 26 x/menit.
2. An. H tampak
mengeluarkan cairan
bening dari hidung.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
23/99
66
3. An. H terlihat sedang
bermain pasir di
lingkungan sekitar
rumahnya.
4. Di dalam rumah
keluarga Tn. R terdapat
banyak bekas rokok di
lantai.
10/06/2011 DS :
1. Ny. I mengatakan An. H
sulit makan, An. H
sering jajan chiki,
permen dan minum es.
2. Ny. I mengatakan tidak
tahu tentang gizi yang
baik bagi anaknya. Dan
Ny. I tidak tahu cara
membuat menu yang
menarik untuk anaknya.
3. Ny. I mengatakan tidak
telaten dalam
memberikan makanan
Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh.
Ketidakmam
puan
keluarga
dalam
merawat
balita
dengan gizi
yang kurang.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
24/99
67
untuk An. H.
4. Ny. I mengatakan An. H
selalu memuntahkan jika
diberi vitamin oleh
karena itu keluarga Tn.
R tidak memberikan
vitamin penambah nafsu
makan.
DO :
1. 3 bulan terakhir ini BB
An. H tidak pernah naik.
2. BB An. H : 11 kg.
3. Grafik dalam KMS
status gizi An. H berada
pada warna kuning
mendekati garis merah
bawah yang artinya
kurang gizi.
10/06/2011 DS :
1. Ny. I mengatakan An. H
sedang batuk pilek
Resiko
terjadinya
penyakit ISPA
Ketidakmam
puan
keluarga
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
25/99
68
kurang lebih 3 hari.
2. Ny. I mengatakan
sebelum sakit dan saat
sakit An. H sering
makan chiki, permen
dan minum es tetapi An.
H susah makan.
3. Keluarga mengatakan
penyakit batuk pilek
merupakan penyakit
yang biasa dan bisa
sembuh dengan
sendirinya.
4. Ny. I mengatakan tidak
memeriksakan An. H
dengan alasan An. H
selalu memuntahkan
obat yang diberikan dan
An. H hanya diberi
bodrexin.
5. Ny. I masih membiarkan
An. H bermain pasir di
sekitar rumahnya.
berulang. merawat
anak dengan
ISPA yang
mengalami
gangguan
kurangnya
kebutuhan
nutrisi dari
kebutuhan
tubuh/kuran
g gizi.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
26/99
69
6. Ny. I mengatakan hanya
membersihkan rumah
dan menyapu setiap 2
hari sekali. Dan tidak
pernah membasahi lantai
terlebih dahulu padahal
lantai terbuat dari tanah.
7. Ny. I mengatakan An. H
bisa mengeluarkan
sekretnya sendiri dan
jika An. H merasakan
tenggorokannya tidak
enak langsun minta
minum air hangat.
DO :
1. Inspirasi dan ekspirasi
teratur. RR : 24 x/menit.
Auskultasi terdengar
tracheal.
2. BB An. H 11 kg, kurang
dari BBI yaitu 14 kg.
3. An. H tampak
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
27/99
70
mengeluarkan cairan
bening dari hidung.
4. An. H terlihat sedang
bermain pasir di
lingkungan sekitar
rumahnya.
5. Di dalam rumah
keluarga Tn. R terdapat
banyak bekas rokok di
lantai.
10/06/2011 DS :
1. Ny. I mengatakan tidak
tahu cara-cara penularan
ISPA.
2. Ny. I mengatakan An. H
tidurnya dengan Tn. R
dan Ny. I.
3. Ny. I mengatakan An. H
masih dibiarkan bermain
dengan teman-temannya.
4. Ny. I mengatakan tidak
tahu bagaimana cara
Resiko tinggi
terjadinya
penularan
ISPA.
Ketidakmam
puan
keluarga
dalam
memodifikas
i lingkungan
dengan
masalah
ISPA.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
28/99
71
memodifikasi
lingkungan yang sehat
agar tidak terjadi
penularan.
DO :
1. Saat dilakukan
pengkajian Ny. I tahu
kalau penyakit batuk
pilek itu menular tetapi
Ny. I tidak mengetahui
cara penularannya.
2. An. H tampak bermain
dengan temannya dan
sering mengelap
hidungnya dengan baju.
3. Saat dilakukan
kunjungan keluarga pada
siang hari, An. H tidur
ditemani Ny. I, kondisi
kamar pengap.
4. Tempat pertukaran
udara dan pencahayaan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
29/99
72
kurang, lantai rumah
terbuat dari tanah.
K. Skoring
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala : actual
3/2x1 3/2 An.M sedang
menderita ISPA
dan perlu ditangani
untuk mencegah
ISPA menjadi lebih
berat terdapat
sumber-sumber
yang ada.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
mudah
2/2x2 2 Anggota keluarga
dan penanganan
serta tersedianya
fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas,
dokter, bidan
praktek, dll.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
30/99
73
3. Potensi
masalah dapat
dicegah :
cukup
3/2x1 3/2 Masalah yang
terjadi diperlukan
suatu tindakan
prefentive supaya
keadaannya tidak
menjadi berat.
4. Menonjolnya
masalah
Skala : maalah
tidak
dirasakan
1/2x1 Ny. I menyadari
bahwa anaknya
sekarang sedang
batuk pilek.
Keluarga sudah
memeriksakan ke
puskesmas dan
dokter tetapi
pileknya tidak ada
kemajuan.
Jumlah 5 1/2
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala : actual
3/2x1 3/2 Perlu adanya
penatalaksanaan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
31/99
74
karena sifatnya
mengancam untuk
terjadi
memberatnya
masalah.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Skala : mudah
2/2x2 2 Sumber dan
keluarga belum
mencukupi.
Masalah dapat
diubah dengan
pendidikan
kesehatan.
3. Potensi
masalah dapat
dicegah
Skala : cukup
2/3x1 2/3 Sumber dan
keluarga belum
mencukupi masalah
dapat diubah
dengan pendidikan
kesehatan.
4. Menonjolna
masalah
Skala :
dirasakan
1/2x1 1/2 Keluarga Tn. R
menyadari bahwa
An. H susah
makan. BB An. H
selama 3 bulan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
32/99
75
berturut-turut tidak
pernah naik yaitu
11 kg.
Jumlah 4 2/3
3. Resiko terjadinya penyakit ISPA berulang
No Kriteria Penghitungan Score Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala : resiko
2/3x1 2/3 An.M sedang
menderita ISPA
dan perlu ditangani
untuk mencegah
ISPA menjadi
lebih berat terdapat
sumber-sumber
yang ada.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
mudah
2/2x2 2 Anggota keluarga
dan penanganan
serta tersedianya
fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas,
dokter, bidan
praktek, dll.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
33/99
76
3. Potensi
masalah dapat
dicegah :
cukup
2/3x1 2/3 Masalah yang
terjadi diperlukan
suatu tindakan
prefentive supaya
keadaannya tidak
menjadi berat.
4. Menonjolnya
masalah
Skala :
masalah tidak
dirasakan
1/2x1 1/2 Ny. I menyadari
bahwa anaknya
sekarang sedang
batuk pilek.
Keluarga sudah
memeriksakan ke
puskesmas dan
dokter tetapi
pileknya tidak ada
kemajuan.
Jumlah 3 5/6
4. Resiko terjadi penularan
No Kritria Penghitungan Skore Pembenaran
1. Kriteria sifat
masalah :
2/3x1 2/3 Dapat terjadi
penularan terhadap
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
34/99
77
resiko anggota bila tidak
segera ditangani.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
sebagian
1/2x2 1 Diperlukan suatu
penanganan dan
tindakan preventif
agar ISPA tidak
menular anggota
keluarga yang lain.
3. Potensial
masalah utuk
dicegah
Skala : cukup
2/3x1 2/3 Terdapat sumber-
sumber yang
diperlukan agar
penularan ISPA
tidak terjadi pada
anggota keluarga
yang lain.
4. Menonjolnya
masalah
Skala :
masalah tidak
dirasakan
0 0 Keluarga tidak
menyadari adanya
masalah
Jumlah 2 1/3
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
35/99
78
L. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit ISPA.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita yang sakit dengan gizi
yang kurang.
3. Resiko tinggi terjadi penyakit ISPA berulang b/d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anak dengan penyakit ISPA yang mengalami
gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Resiko tinggi terjadi penularan ISPA b/d ketidakmampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan yang sehat dengan penyakit ISPA.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
36/99
105
M. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
keperawatan
keluarga
Tujuan umum
(TUM)
Tujuan khusus
(TUK)
Evaluasi Intervensi Keperawatan
Kriteria Standar
1. Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakmam
puan
keluarga
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
ISPA.
Tujuan umum
: Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari,
bersihan jalan
nafas menjadi
lancer.
Tujuan khusus:
1. Setelah
dilakukan
pertemuan
selama 2x30
menit
keluarga
mampu
mengenal
masalah yang
berhubungan
dengan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif dengan
KH :79
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
37/99
106
1.1 Keluarga
mampu
menyebut
kan
pengertian
ISPA.
1.2 Menyebut
kan
penyebab
ISPA.
Respon verbal
Dapat
menyebutkan
pengertian
ISPA.
Respon verbal
Dapat
menyebutkan
2 dari 4
penyebab
terjadinya
ISPA.
Pengetian ISPA adalah
infeks saluran
pernafasan akut yang
menyerang saluran
pernafasan atas atau
yang mengenai hidung,
tenggorokan.
Penyebab terjadinya
ISPA :
1. Sanitasi lingkungan
yang jelek.
2. Kurang gizi dan
tertular penderita
lain.
3. Kekebalan tubuh
menurun.
4. Adanya kuman
1.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang pengertian ISPA
dengan lembar balik atau
leaflet.
1.1.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
1.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
1.2.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang penyebab ISPA
dengan lembar balik atau
leaflet.
1.2.2 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya.
1.2.3 Tanyakan kembali tentang hal
yang telah dijelaskan.
1.2.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
0
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
38/99
107
1.3 Menyebut
kan tanda
dan gejala
ISPA.
Respon veral
Dapat
menyebutkan
2 dari 3 tanda
dan gejala
ISPA.
penyebab.
Tanda dan gejala ISPA
:
1. Pneumonia berat :
terdapat tarikan
dinding dada ke
dalam, nafas cuping
hidung (hidung
kembang kempis
waktu bernafas).
2. Pneumonia : adanya
nafas cepat lebih
dari 40x/menit.
3. Bukan pneumonia :
batuk pilek dan
kadang disertai
dengan demam,
tidak ada nafas
cuping hidung, dan
ada tarikan di
1.3.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang tanda dan gejala ISPA.
1.3.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.3.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan
1.3.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
81
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
39/99
108
1.4 Mengident
ifikasi
akibat dari
ISPA bila
tidak
segera
ditangani.
2. Setelah 1x30
Respon verbal
dinding ke dalam,
itu tandanya ada
bersihan jalan nafas
tidak efektif,
adanya skret yang
kental/bening
keluar dari hidung.
Keluarga mengetahui
jika bersihan jalan
nafas tidak efektif tidak
segera diatasi maka
akan menyebabkan
sesak nafas, sianosos,
atau kebiruan pada
daerah perifer misalnya
jari-jari tangan dan kaki
karena kekurangan
oksigen.
1.4.1 Bantu keluarga
mengidentifikasi anggota
keluarga yang menderita
ISPA.
1.4.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.4.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
1.4.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
82
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
40/99
109
menit
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
yang tepat
dalam
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
ISPA.
2.1Menyebutk
an
komplikas
i dari
ISPA.
Respon verbal
Menyebutkan
2 dari 3
kompikasi
ISPA.
Komplikasi ISPA yaitu
:
1. Sinusitis paranasal.
2. Penutupan tuba
eusthaci.
3. Penyebaran infeksi.
2.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang komplikasi dari ISPA.
2.1.2 Beri kesempatan kepada
keluarga bertanya.
2.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
2.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
83
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
41/99
110
2.2 Mengambil
keputusan
yang tepat
untuk
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita
ISPA.
3. Setelah 1x30
menit
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
ISPA dengan
Respon
afektif
Keluarga memutuskan
untuk merawat anggota
keluarga yang
menderita ISPA.
2.2.1 Memotifasi keluarga dalam
merawat anggota keluarga
yang menderita ISPA.
2.2.2 Beri reinforcement positif atas
minat keluarga.
84
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
42/99
111
KH :
3.1 Keluarga
mampu
menjelas
kan cara
perawata
n
bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif.
4. Setelah 1x30
menit
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
perawatan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
Cara perawatan
bersihan jalan nafas
tidak efktif pada ISPA :
1. Banyak istirahat
dalam kamar yang
memiliki sirkulasi
udara bersih.
2. Berikan minum
hangat.
3. Ajarkan fisioterapi
dada.
4. Beri posisi
semifowler.
3.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang cara pencegahan
ISPA.
3.1.2 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya.
3.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
3.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga.
85
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
43/99
112
yang sesuai
untuk
penderita
ISPA dengan
KH :
4.1Menyebutk
an cara
memodifik
asi
lingkunga
n yang
sesuai
untuk
penderita
ISPA.
Respon verbal
Keluarga
mengetahui
cara
memelihara
dan
meodifikasi
lingungan
yang sehat.
Cara memelihara dan
memodifikasi
lingkungan yang sehat
yaitu :
1. Rumah setiap hari
harus dibersihkan.
2. Harus terdapat
jendela agar
sirkulasi udara
dapat masuk.
3. Sebelum menyapu
sebaiknya tanah
diguyur pakai air
terlebih dahulu agar
debu tidak
berterbangan.
4. Jauhkan dari asap
4.1.1 Motivasi keluarga untuk
memelihara dan memodifikasi
lingkungan yang sehat untuk
mengurangi bersihan jalan
nafas tidak efektif.
4.1.2 Lakukan evaluasi apakah
keluarga sudah memelihara
dan memodifikasi lingkungan
yang sehat.
4.1.3 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
86
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
44/99
113
5. Setelah 1x15
menit
keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
dengan KH :
5.1 Mampu
menyebutkan
pelayanan
kesehatan untuk
pengobatan dan
perawatan ISPA.
Respon verbal
rokok.
Tempat pemeriksaan
dan pengobatan ISPA :
1. Puskesmas
2. Rumah sakit
Dokter
5.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang tempat-tempat
pemeriksaan dan pemantauan
ISPA.
5.1.2 Beri kesempatn kepada
keluarga untuk bertanya.
5.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
5.1.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
2. Gangguan Setelah Setelah
87
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
45/99
114
kebutuhan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
ketiakmamp
uan keluarga
dalam
merawat
balita yang
sakit dengan
gizi yang
kurang.
dilakukan
kunjungan
selama 2 hari
diharapkan
kebutuhan
nutrisi dapat
terpenuhi.
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
keluarga mampu
mengenal
nutrisi/gizi yang
baik dengan KH:
1. Keluarga
mampu
mengenal
masalah
gizi/nutrisi
yang penting
bagi anak.
Respon verbal Keluarga mengetahui
pengertian gizi dan
kurang gizi.
Gizi adalah : zat-zat
yang terkandung di
dalam makanan yang
diperlukan untuk
kelangsungan hidup.
Kurang gizi adalah :
berkurangnya zat-zat
makanan dalam tubuh
sehingga terjadi
perubahan dalam
1.1.1 Kaji kembali pengetahuan
keluarga tentang pengetahuan
gizi dan kurang gizi.
1.1.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.1.3 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
88
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
46/99
115
2. Keluarga
mampu
mengambil
keputusan
dalam
melakukan
tindakan
yang tepat,
ditandai
dengan
keluarga
paham akan
pentingnya
gizi yang
baik.
Respon verbal
tubuh. Mi salnya :
kurus, lemah, pucat,
BB menurun.
2.1 Keluarga
mengetahui
bagaimana
memberikan
nutrisi yang baik
bagi anak.
2.2 Keluarga
mengetahui
bagaimana
bahayanya jika
anak kekurangan
gizi.
2.1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang pentingnya gizi pada
anak.
2.1.2 Berikan penyuluhan tentang
pentingnya gizi pada anak.
2.1.3 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
2.1.4 Evaluasi kembali apa yang
telah dijelaskan kepada
keluarga.
2.1.5 Beri reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan
keluarga.
89
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
47/99
116
3. Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
(gangguan
kebutuhan
nutrisi).
Respon verbal 3.1 Keluarga
mengetahui
bagaimana cara
merawat anggota
keluarga yang sakit
dengan gangguan
nutrisi yaitu
dengan cara
menyajikan
makanan dalam
bentuk menarik,
dalam keadaan
hangat,
memberikan
makanan dalam
porsi sedikit tetapi
sering.
3.1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang pentignya gizi.
3.1.2 Ajarkan cara membuat ramuan
tradisional untuk menambah
nafsu makan yaitu dengan
menggunakan ramuan
temulawak.
3.1.3 Ajarkan pada kluarga tentang
cara membuat menu yang
menarik bagi anak.
3.1.4 Motivasi keluarga untuk
membuat ramuan temulawak
secara mandiri dan motivasi
untuk membuat menu yang
menarik untuk anak.
3.1.5 Evaluasi kembali apa yang
telah diajarkan kepada
keluarga.
3.1.6 Beri reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan
keluarga.90
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
48/99
117
3. Resiko
tinggi terjadi
penyakit
ISPA
berulang b/d
ketidakmam
puan
keluarga
dalam
merawat
anak dengan
penyakit
ISPA yang
mengalami
gangguan
kebutuhan
nutrisi/kuran
g gizi.
Tujuan umum
: Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari,
diharapkan
resikoterjadinya
penyakit
ISPA
berulang tidak
terjadi.
Tujuan khusus:
1. Setelah
dilakukan
pertemuan
selama 2x30
menit
keluarga
mampu
mengenal
masalah yang
berhubungan
dengan ISPA
dan nutrisi
sehingga tidak
terjadi
penyakit ISPA
yang berulang
dengan KH :
1.1 Keluarga
mampu
menyebut
kan
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
Pengetian ISPA adalah
infeks saluran
pernafasan akut yang
menyerang saluran
1.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang pengertian ISPA
dengan lembar balik atau
leaflet.91
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
49/99
118
pengertian
ISPA.
1.2 Menyebut
kan
penyebab
ISPA.
1.3 Menyebut
pengertian
ISPA.
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
penyebab
terjadinya
ISPA.
Respon verbal
pernafasan atas atau
yang mengenai hidung,
tenggorokan.
Penyebab terjadinya
ISPA :
1. Sanitasi lingkungan
yang jelek.
2. Kurang gizi.
3. Tertular penderita
lain.
4. Kekebalan tubuh
menurun.
5. Adan ya kuman
penyebab.
Tanda dan gejala ISPA
1.1.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
1.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
1.2.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang penyebab ISPA
dengan lembar balik atau
leaflet.
1.2.2 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya.
1.2.3 Tanyakan kembali tentang hal
yang telah dijelaskan.
1.2.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
1.3.1 Diskusikan dengan keluarga
92
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
50/99
119
kan tanda
dan gejala
ISPA.
Keluarga
mampu
menyebutkan
tanda dan
gejala ISPA.
:
1. Pneumonia berat :
terdapat tarikan
dinding dada ke
dalam, nafas cuping
hidung (hidung
kembang kempis
waktu bernafas).
2. Pneumonia :
adanya nafas cepat
lebih dari
40x/menit.
3. Bukan pneumonia :
batuk pilek dan
kadang disertai
dengan demam,
tidak ada nafas
cuping hidung, dan
ada tarikan di
dinding ke dalam,
itu tandanya ada
bersihan jalan nafas
tentang tanda dan gejala ISPA.
1.3.2 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
1.3.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan
1.3.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
93
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
51/99
120
2. Setelah 1x30
menit
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
yang tepat
dalam
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
ISPA dengan
masalah
kurang gizi
agar tidak
terjadi
tidak efektif,
adanya skret yang
kental/bening
keluar dari hidung.
94
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
52/99
121
penyakit yang
berulang
dengan KH :
2.1Menyebutk
an
komplikas
i dari
ISPA.
2.2 Mengambil
keputusan
yang tepat
untuk
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
kompliksi
ISPA.
Respon verbal
Komplikasi ISPA yaitu
:
1. Sinusitis paranasal.
2. Penutupan tuba
eusthaci.
3. Penyebaran infeksi.
1. Keluarga
memutuskan untuk
merawat anggota
keluarga yang
menderita ISPA.
2. Keluarga mau lebih
memperhatikan gizi
anak yang
menderita ISPA
2.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang komplikasi dari ISPA.
2.1.2 Beri kesempatan kepada
keluarga bertanya.
2.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
2.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar.
2.2.1 Beri penjelasan keluarga
tentang cara perawatan anak
yang menderita ISPA agar
tidak terjadi penyakit yang
berulang sehingga keluarga
mampu mengambil keputusan.
2.2.2 Motifasi keluarga dalam
merawat anggota keluarga
yang menderita ISPA.95
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
53/99
122
ISPA agar
tidak
terjadi
penyakit
ISPA yang
berulang.
3. Setelah 1x30
menit
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
ISPA dengan
KH :
3.1 Keluarga
mampu
menjelask
an cara
perawata
Respon verbal
agar tidak terjadi
penyakit ISPA
berulang
Cara perawatan ISPA
agar tidak terjadi
penyakit ISPA yang
berulang adalah :
1. Banyak istirahat
2.2.3 Beri reinforcement positif atas
minat keluarga.
3.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang cara pencegahan
terjadinya ISPA berulang.
3.1.2 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya.96
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
54/99
123
ISPA agar
tidak
terjadi
penyakit
ISPA yang
berulang.
4. Setelah 1x30
menit
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
yang sesuai
untuk
penderita
ISPA dengan
KH :
dalam kamar yang
memiliki sirkulasi
udara bersih.
2. Berikan gizi yang
cukup mengandung
4 sehat 5 sempurna
bagi anak yang
menderita ISPA.
3. Jaga kebersihan
lingkungan.
3.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
3.1.4 Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga.
97
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
55/99
124
4.1Menyebutk
an cara
memodifik
asi
lingkunga
n yang
sesuai
untuk
penderita
ISPA.
5. Setelah 1x15
menit
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
memodifikasi
lingkungan
yang sehat.
Respon verbal
Cara memelihara dan
memodifikasi
lingkungan yang sehat
yaitu :
1. Rumah setiap hari
harus dibersihkan.
2. Harus terdapat
jendela agar
sirkulasi udara
dapat masuk.
3. Sebelum menyapu
sebaiknya tanah
diguyur pakai air
terlebih dahulu agar
debu tidak
berterbangan.
4. Jauhkan dari asap
rokok.
Keluarga mampu
memanfaatkan tempat
4.1.1 Motivasi keluarga untuk
memelihara dan memodifikasi
lingkungan yang sehat.
4.1.2 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya.
4.1.3 Lakukan evaluasi apakah
keluarga sudah memelihara
dan memodifikasi lingkungan
yang sehat.
4.1.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
5.1.1 Diskusikan dengan keluarga
tentang tempat-t empat98
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
56/99
125
keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan.
pelayanan kesehatan
seperti dokter,
puskesmas, bidan,
rumah sakit untuk
pengobatan ISPA.
pemeriksaan dan pemantauan
ISPA.
5.1.2 Beri kesempatn kepada
keluarga untuk bertanya.
5.1.3 Tanyakan kembali hal yang
telah dijelaskan.
5.1.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
4. Resiko
tinggi
terjadinya
penularan
ISPA b/d
ketidakmam
puan
keluarga
dalam
memodifikas
i lingkungan
yang sehat
dengan
Setelah
dilakukan
kunjungan
selama 2 hari,
resiko
penularan
ISPA tidak
terjadi.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x30
menit diharapkan
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
sehingga
penularan ISPA
tidak terjadi
dengan KH :99
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
57/99
126
penyakit
ISPA.
1. Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
penularan
ISPA.
2. Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
pencegahan
terjadinya
ISPA.
Respon verbal
Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
penularan
ISPA.
Respon verbal
Keluarga bisa
menyebutkan
cara
pencegahan
terjadinya
ISPA.
Cara penularan ISPA :
1.1 Meludah di
sembarang tempat.
1.2 Penderita tidak
menutup mulut
saat batuk.
1.3 Kontak langsung
dengan penderita.
Cara pencegahan
terjadinya ISPA :
2.1 Menghindarkan
anak dari kuman
dengan cara
mengawasi anak
saat bermain.
Jangan sampai
anak main di
1.1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang cara-cara penularan
ISPA.
1.1.2 Beri penjelasan kepada
keluarga tentang cara-cara
penularan ISPA.
1.1.3 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali cara-
cara penularan ISPA.
1.1.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
2.1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang cara pencegahan
ISPA.
2.1.2 Beri penyuluhan kepada
keluarga tentang cara
pencegahan ISPA.
2.1.3 Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
penjelasan yang telah100
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
58/99
127
3. Keluarga
mengambil
keputusan
dalam
melakukan
tindakan
yang tepat
untuk
mencegah
terjadinya
Respon verbal
Keluarga
mampu
mengtahui
cara
perawatan
agar tidak
terjadi
penularan.
tempat yang
berdebu.
2.2 Menjaga
kebersihan tubuh
anak.
2.3 Meningkatkan
daya tahan tubuh
dengan menjaga
gizi anak agar
tetap baik (TKTP).
Cara perawatan agar
tidak terjadi penularan :
penderita tidur terpisah
dengan anggota
keluarga yang lain.
disampaikan
2.1.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
3.1.1 Motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang
tepat.
3.1.2 Lakukan evaluasi apakah
keluarga sudah melakukan
pengambilan keputusan
tentang pencegahan ISPA.
3.1.3 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.101
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
59/99
128
penularan
ISPA.
4. Keluarga
dapat
menyebutkan
cara
perawatan
anggota
keluarga
yang sakit
ISPA untuk
mencegah
terjadinya
penularan
pada anggota
keluarga
yang lain.
5. Keluarga
menyebutkan
Respon verbal
Respon verbal
Keluarga
4.1 Melarang
penderita meludah
di sembarang
tempat.
4.2 Bila penderita
batuk usahakan
ditutupi.
Karakteristik
lingkungan rumah yang
4.1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang cara perawatan ISPA
untuk mencegah terjadinya
penularan pada anggota
keluarga yang lain.
4.1.2 Beri penyuluhan kesehatan
tentang cara merawat anggota
keluarga untuk mencegah
penularan terjadinya ISPA.
5.1.1 Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali penjelasan102
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
60/99
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
61/99
130
Respon
afektif
1. Keluarga mampu
memelihara dan
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
penularan ISPA
pada anggota
keluarga yang lain.
2. Keluarga mau
memelihara dan
memodifikasi
lingkungan sehat
agar tidak terjadi
penularan.
5.2.1 Kaji tingkat pengetahuan
keluarga tentang cara
memelihara dan memodifikasi
lingkungan.
5.2.2 Beri penyuluhan terhadap
keluarga tentang cara
memelihara dan memodifikasi
lingkungan shat agar tidak
terjadi penularan
5.2.3 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali tentang
penjelasan yang telah
diberikan.
5.2.4 Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga.
104
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
62/99
106
N. Catatan Keperawatan
No Tanggal Dx. Kep.
Keluarga
Pelaksanaan Respon TTD
1. 10/06/2011 Bersihan
jalan nafas
tidak
efektif b/d
ketidakma
mpuan
keluarga
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang sakit.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
pengertian
ISPA, tanda
dan gejala,
serta faktor-
faktor yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.2. Memberikan
penyuluhan
kesehatan
kepada
keluarga
tentang
pengertian,
tanda dan
gejala, serta
faktor-faktor
yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.
S:1. Keluarga mengatakan
kurang mengetahui
tentang pengertian
ISPA, tanda dan gejala,
serta faktor yang
mempengaruhi
terjadinya ISPA.
2. Ny. I mengatakan
hanya mengetahui
bahwa An. H batuk
pilek.
3. Setelah diberipenjelasan keluarga
mengatakan mengerti
tentang pengertian
ISPA, tanda dan gejala
serta faktor penyebab
ISPA.
4. Keluarga mau
menyebutkan kembali
pengertian ISPA,
tanda dan gejala, serta
faktor yang
mempengaruhi ISPA.
O: 1. Keluarga mau
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
63/99
107
12/06/2011
3. Memotivasi
keluarga
untuk
mengulang
kembali
penjelasan
yang
diberikan
tentang
pengertian dan
faktor-faktor
yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
pengertian
mendengarkan dan
memperhatikan serta
aktif menjawab dan
mengulang penjelasan
yang diberikan.
2. Kontak mata positif
selama interaksi,
keluarga kooperatif.
A: Masalah teratasi sebagian.
Keluarga mampu
mengenal pengertian,
tanda dan gejala, serta
faktor penyebab ISPA.
P: Anjurkan kepada keluarga
untuk berkonsultasi
kepada petugas
pelayanan kesehatan
jika menemui
pertanyaan yang tidak
diketahui berhubungan
dengan ISPA.
S: 1. Keluarga mengatakan
tidak mengetahui
tentang pengertian dan
penyebab bersihan
jalan nafas tidak
efektif.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
64/99
108
13/06/2011
dan penyebab
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
2. Memberikan
penjelasan
kepada
keluarga
tentang
penyebab
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
penyebab dari
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
O: 1. Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan serta
aktif menjawab dan
mengulang penjelasan
yang diberikan.
2. Kontak mata positif,
selama interaksi
keluarga kooperatif.
A: Masalah teratasi sebagian.
Keluarga mampu
mengenal penyebab
bersihan jalan nafas
tidak efektif.
P: 1. Anjurkan kepada
keluarga untuk
bertanya jka belum
jelas.
2. Beri penjelasan kepada
keluarga jika masalah
bersihan jalan nafas
tidak segera diatasi.
S:1. Keluarga mengatakan
penyebab ISPA dan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
65/99
109
keluarga
tentang
penyebab
ISPA dan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif yang
tidak segera
diatasi.
2. Mendiskusika
n bersama
keluarga
tentang
penyebab
ISPA dan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif serta
akibat yang
parah bila
tidak segera
diatasi.
3. Memberikan
kesempatan
keluarga
untuk
mengulang
penjelasan
yang telah
diberikan.
4. Memotivasi
bersihan jalan nafas
tidak efektif serta
akibatnya bila tidak
segera diatasi bisa
menyebabkan sesak
nafas.
2.Keluarga menyebutkan
kembali penyebab
ISPA dan masalah
yang muncul jika
bersihan jalan nafas
tidak efektif yang
tidak segera diatasi.
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan. Kontak
mata positif, selama
interaksi keluarga
kooperatif.
A: Masalah teratasi
sebagian, keluarga
mampu mengambil
keputusan untuk
melakukan tindakan
yang tepat.
P: Memotivasi keluarga
berkaitan dengan
keputusannya membawa
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
66/99
110
14/06/2011
keluarga
untuk
mengambil
keputusan
untuk
mengatasi
masalah
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
5. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang cara
perawatan
anggota
keluarga yang
mengalami
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
2. Memberikan
penyuluhan
kepada
An. H ke pelayanan
kesehatan dan dilakukan
evaluasi pada hari
berikutnya tentang
keputusan keluarga.
S: 1. Ny. I mengatakan bila
ada anggota keluarga
yang mengalami
bersihan jalan nafas
tidak efektif (batuk
pilek) dibelikan dulu
obat di apotik, jika
belum sembuh baru
dibawa ke tempat
pelayanan kesehatan.
Tetapi An. H tidak
dibawa ke tempat
pelayanan kesehatan
dengan alasan An. H
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
67/99
111
keluarga
tentang cara
perawatan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
cara
perawatan
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
4. Memotifasi
keluarga
untuk
menyebutkan
cara merawat
anggota
keluarga yang
mengalami
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
5. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
selalu memuntahkan
obat yang diberikan.
Ny. I mengatakan An.
H hanya diberi
bodrxin.
2. Keluarga mampu
menyebutkan kembali
cara perawatan
bersihan jalan nafas
tidak efektif, keluarga
akan merawat anggota
keluarga ang
mengalami bersihan
jalan nafas tidak
efektif.
O: 1. Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan.
2. Kontak mata positif.
Keluarga kooperatif,
kadang keluarga
bertanya bila belum
jelas.
A: Masalah teratasi yaitu
untuk merawat
anggota keluarga yang
sakit ISPA dengan
masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
68/99
112
6. Mendemonstr
asikan kepada
keluarga
tentang cara
perawatan
pada anggota
keluarga yang
mengalami
bersihan jalan
nafas tidak
efektif yaitu
dengan
melakukan
fisioterapi
dada setiap
pagi dan
menganjurkan
untuk
memberikan
minum air
hangat.
7. Memotivasi
keluarga
untuk
melakukan
redemonstrasi
cara
perawatan
anggota
keluarga yang
mengalami
P: 1. Anjurkan kepada
keluarga untuk
merawat anggota
keluarga yang sakit
dengan masalah
bersihan jalan nafas
tida efektif dengan
memberikan minum
air hangat dan
fisioterapi dada.
2. Evaluasi apakah
keluarga melakukan
tindakan keperawatan
tersebut untuk
mengatasi bersihan
jalan nafas tidak
efektif.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
69/99
113
16/06/2011
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
8. Memberi
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
tentang cara
memelihara
dan
memodifikasi
lingkungan
yang sehat.
2. Memberikan
penyuluhan
dan
mendemonstra
sikan kepada
keluarga
tentang cara
memelihara
dan
memodifkasi
lingkungan
yang sehat,
yaitu dengan
S: 1. Ny. I mengatakan
kurang tahu tentang
cara memodifikasi
lingkungan yang sehat.
Ny. I mengatakan
hanya menyapu dan
membersihkan rumah
setiap 2 hari sekali.
Ny. I mengatakan
tidak pernah
membasahi lantai dulu
sebelum menyapu.
2. Ny. I menyebutkan
kembali cara
memelihara
lingkungan yang sehat.
3. Ny. Imengatakan akan
berusaha
mengubah/memperbai
ki cara memelihara
lingkungan rumahnya.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
70/99
114
17/06/2011
cara
membasahi
dulu lantai
yang terbuat
dari tanah
agar debu
tidak
berterbangan.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
memelihara
dan
memodifikasi
lingkungan
yang sehat
untuk
mengurangi
bersihan jalan
nafas tidak
efektif.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan,
keluarga kooperatif,
kontak mata positif
saat interaksi.
A: Masalah teratasi, keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan yang sehat.
P: Anjurkan pada keluarga
selalu tetap menjaga
kebersihan lingkungan
dan tetap membiasakan
perilaku yang sehat
untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
S: Keluarga mengatakan
sudah mengetahui
manfaat tempat
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
71/99
115
tentang
manfaat
tempat
pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan
penjelasan
kepada
keluarga
tentang
manfaat
tempat
pelayanan
kesehatan.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
mengulangi
penjelasan
yang
diberikan.
4. Memberi
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya.
5. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha yng
pelayanan kesehatan
tetapi Ny. I tidak
memeriksakan An. H
dengan alasan An. H
selalu memuntahkan
obat yang diberikan.
An. H hanya diberi
bodrexin.
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan.
Kontak mata positif,
keluarga kooperatif.
A: Masalah teratasi, keluarga
lebih memahami
betapa pentingnya
tempat pelayanan
kesehatan. Keluarga
mampu memanfaatkan
tempat pelayanan
kesehatan.
P: Motivasi keluarga untuk
selalu memanfaatkan
tempat pelayanan
kesehatan.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
72/99
116
dilakukan
keluarga.
2. 10/06/2011 Gangguan
kebutuhan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
ketiakmam
puan
keluarga
dalam
merawat
balita yang
sakit
dengan gizi
yang
kurang.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
pengertian
gizi, kurang
gizi, serta cara
mengatasinya.
2. Memberi
penyuluhan
kepada
keluarga
tentang gizi,
kurang gizi,
dan cara
mengatasinya
yaitu dengan
menggunakan
leaflet dan
lembar balik.
3. Mendiskusika
n kepada
keluarga
tentang gizi,
kurang gizi
dan cara
mengatasinya.
4. Memberi
S: 1. Keluarga mengatakan
kurang tahu tentang
pengertian gizi, kurang
gizi dan cara
mengatasinya.
2. Ny. E menyebutkan
bahwa manfaat
makanan adalah untuk
proses tumbuh
kembang anak.
3. Penatalaksanaan kurang
gizi yaitu dengan
menyajikan makanan
yang berfariasi,
memberikan makanan
dalam porsi kecil tapi
sering.
4. Ny. I mengatakan
sekarang sudah
mengetahui bagaimana
cara membuat menu
yang menarik.
O: Keluarga memperhatikan
dan kooperatif, serta
antusias sekali untuk
bertanya.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
73/99
117
12/06.2011
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya.
5. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
1. Meriview
kembali
pengetahuan
keluarga
tentang gizi,
kurang gizi,
dan cara
mengatasinya.
2. Mendemontras
ikan pada
keluarga
tentang cara
membuat
A: Masalah teratasi, keluarga
mampu mengenal
masalah kurang gizi
pada anggota keluarga
yang sakit.
P: Menganjurkan keluarga
dan memotivasi
keluarga untuk
memberikan makan
anak dalam porsi sedikit
tapi sering dan
memberikan anak
makanan dalam keadaan
menarik agar anak nafsu
makan.
S: 1. Ny. I mengatakan sudah
mengerti tentang gizi,
kurang gizi, dan cara
mengatasinya.
2. Keluarga mengatakan
mau mencoba membuat
ramuan temulawak
tetapi Ny. I mengatakan
kurang telaten.
O: Keluarga kooperatif dan
mencoba membuat
ramuan temulawak.
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
74/99
118
13/06/2011
ramuan
temulawak
untuk
menambah
nafsu makan
anak.
3. Memotivasi
keluarga untuk
mendemonstra
sikan kembali
cara membuat
ramuan
temulawak.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
pengetahuan
kurang gizi.
2. Member
penjelasan
kepada
keluarga
A: Masalah teratasi.
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sakit
dengan masalah kurang
gizi.
P: Menganjurkan kepada
keluarga dan
memotivasi keluarga
agar telaten membuat
ramuan temulawak
untuk menambah nafsu
makan anak.
S: Keluarga mengatakan
tidak mengerti tentang
tanda kurang gizi, tapi
setelah diberi penjelasan
keluarga mengatakan
sudah mengerti.
O: Keluarga memperhatikan
dan kooperatif.
Keluarga antusias untuk
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
75/99
119
14/06/2011
tentang tanda
kurang gizi.
3. Memotivasi
keluarga untuk
mengulangi
kembali
tentang tanda
kurang gizi.
4. Memberi
kesempatan
kepada
keluarga untuk
bertanya.
5. Memberi
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Merivew
pengetahuan
keluarga
tentang tanda
kurang gizi.
2. Mendemontras
ikan kepada
keluarga
tentang cara
membuat
menu yang
bertanya.
A: Masalah teratasi.
Keluarga mampu
mengenal tana kurang
gizi.
P: 1. Menganjurkan kepada
keluarga untuk
memberikan makanan
dengan menu yang
menarik.
2. Kontrak waktu dengan
keluarga untuk
mengajarkan cara
membuat menu yang
menarik untuk anak.
S: Keluarga mengatakan
sudah mengerti cara
membuat menu yang
menarik untuk An. H
agar nafsu makan An. H
meningkat.
O: Keluarga mau
memperhatikan dan
mendemonstrasikan cara
membuat menu yang
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
76/99
120
16/06/2011
menarik untuk
anak.
3. Memotivasi
keluarga untuk
mencoba
mendemonstra
sikan cara
membuat
menu yang
menarik.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Menanyakan
pada keluarga
tentang menu
yang sudah
diberikan
untuk An. H.
2. Mendiskusika
n dengan
keluarga
tentang menu
yang bergizi
dan menarik
untuk An. H.
3. Memberi
menarik.
A: Masalah teratasi.
Keluarga mampu
merawat dan mengambil
keputusan untuk
mengatasi masalah
kurang gizi.
P: Menganjurkan dan
memotivasi keluarga
untuk mengulangi yang
diajarkan.
S: Keluarga mengatakan
sudah lebih menerti
tentang menu yang
bergizi bagi anak.
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan.
Keluarga kopratif,
kontak mata positif.
A: Masalah teratasi.
Keluarga mampu
merawat anak dengan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
77/99
121
23/06/2011
kesempatan
pada keluarga
untuk
bertanya.
4. Memberi
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Memvalidasi
data dan
tindakan yang
sudah pernah
diberikan
kepada
keluarga.
2. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
menjelaskan
kembali
pengetahuan
tentang
nutrisi/gizi.
3. Memberikan
kesempatan
pada keluarga
masalah kurang gizi.
P: Motivasi keluarga untuk
selalu memberikan
menu yang bergizi untuk
anak.
S: Ny. I mengatakan sudah
mengetahui tentang gizi
yang baik untuk anak
yaitu yang cukup
mengandung
karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin,
dan air.
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan serta
mengulang kembali
penjelasan yang sudah
diberikan.
Kontak mata positif,
keluarga kooperatif.
A: Masalah teratasi.
Keluarga mampu
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
78/99
122
untuk
bertanya jika
ada yang
belum jelas.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
mengenal, mengambil
keputusan dan merawat
anak yang mengalami
kurang gizi.
P: Memotivasi keluarga
untuk selalu
memberikan gizi yang
cukup untuk anak yang
menunjang tumbuh
kembangnya.
3. 10/06/2011 Resiko
tinggi
terjadi
penyakit
ISPA
berulang
b/d
ketidakma
mpuan
keluarga
dalam
merawat
anak
dengan
penyakit
ISPA yang
mengalami
gangguan
kebutuhan
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
pengertian
ISPA, tanda
dan gejala,
serta faktor-
faktor yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.
2. Memberikan
penyuluhan
kesehatan
kepada
keluarga
tentang
pengertian,
S:1. Keluarga mengatakan
kurang mengetahui
tentang pengertian
ISPA, tanda dan gejala,
serta faktor yang
mempengaruhi
terjadinya ISPA.
2. Ny. I mengatakan
hanya mengetahui
bahwa An. H batuk
pilek.
3. Setelah diberi
penjelasan keluarga
mengatakan mengerti
tentang pengertian
ISPA, tanda dan gejala
serta faktor penyebab
ISPA.
4. Keluarga mau
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
79/99
123
nutrisi/kura
ng gizi.
tanda dan
gejala, serta
faktor-faktor
yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
mengulang
kembali
penjelasan
yang
diberikan
tentang
pengertian dan
faktor-faktor
yang
mempengaruh
i terjadinya
ISPA.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
menyebutkan kembali
pengertian ISPA, tanda
dan gejala, serta faktor
yang mempengaruhi
ISPA.
O: 1. Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan serta
aktif menjawab dan
mengulang penjelasan
yang diberikan.
2. Kontak mata positif
selama interaksi,
keluarga kooperatif.
A: Masalah teratasi
sebagian.
Keluarga mampu
mengenal pengertian,
tanda dan gejala, serta
faktor penyebab ISPA.
P: Anjurkan kepada
keluarga untuk
berkonsultasi kepada
petugas pelayanan
kesehatan jika
menemui pertanyaan
yang tidak diketahui
berhubungan dengan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
80/99
124
12/06/2011 1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
penyebab
terjadinya
ISPA
berulang.
2. Mendiskusika
n bersama
keluarga
tentang
penyebab
terjadinya
ISPA
berulang.
3. Memberikan
kesempatan
keluarga
untuk
mengulang
penjelasan
yang telah
diberikan.
4. Memotivasi
keluarga
untuk
mengambil
ISPA.
S:1. Keluarga mengatakan
penyebab ISPA bisa
berulang salah satunya
karena gizi anak yang
kurang.
2. Keluarga menyebutkan
kembali penyebab
ISPA.
O: Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan. Kontak
mata positif, selama
interaksi keluarga
kooperatif.
A: Masalah teratasi sebagian,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk melakukan
tindakan yang tepat agar
tidak terjadi ISPA
berulang.
P: Memotivasi keluarga
berkaitan dengan
keputusannya membawa
An. H ke pelayanan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
81/99
125
13/06/2011
keputusan
untuk
mengatasi
masalah ISPA
agar tidak
berulang.
5. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang cara
perawatan
anggota
keluarga yang
mengalami
ISPA agar
tidak terjadi
ISPA
berulang.
2. Memberikan
penjelasan
kepada
keluarga
tentang cara
perawatan
kesehatan dan dilakukan
evaluasi pada hari
berikutnya tentang
keputusan keluarga.
S: 1. Ny. I mengatakan bila
ada anggotayang sakit
ISPA (batuk pilek)
dibelikan dulu obat di
apotik, jika belum
sembuh baru dibawa
ke tempat pelayanan
kesehatan. Tetapi An.
H tidak dibawa ke
tempat pelayanan
kesehatan dengan
alasan An. H selalu
memuntahkan obat
yang diberikan. Ny. I
mengatakan An. H
hanya diberi bodrxin.
2. Keluarga mampu
menyebutkan kembali
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
82/99
126
agar tidak
terjadi ISPA
berulang.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
cara
perawatan
agar tidak
terjadi ISPA
berulang.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
cara perawatan agar
tidak terjadi ISPA
berulang yaitu dengan
memberikan gizi yang
cukup bagi anak.
O: 1. Keluarga mau
mendengarkan dan
memperhatikan.
2. Kontak mata positif.
Keluarga kooperatif,
kadang keluarga
bertanya bila belum
jelas.
A: Masalah teratasi yaitu
untuk merawat
anggota keluarga yang
sakit ISPA agar tidak
terjadi ISPA berulang.
P: 1. Anjurkan kepada
keluarga untuk
merawat anggota
keluarga yang sakit
ISPA dengan masalah
kurang gizi agar tidak
terjadi ISPA berulang.
2. Evaluasi apakah
keluarga melakukan
tindakan keperawatan
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
83/99
127
16/06/2011 1. Mengkaji
pengetahuan
tentang cara
memelihara
dan
memodifikasi
lingkungan
yang sehat.
2. Memberikan
penyuluhan
dan
mendemonstra
sikan kepada
keluarga
tentang cara
memelihara
dan
memodifkasi
lingkungan
yang sehat,
yaitu dengan
cara
membasahi
dulu lantai
yang terbuat
dari tanah
tersebut untuk
mengatasi ISPA agar
tidak terjadi berulang.
S: 1. Ny. I mengatakan
kurang tahu tentang
cara memodifikasi
lingkungan yang sehat.
Ny. I mengatakan
hanya menyapu dan
membersihkan rumah
setiap 2 hari sekali.
Ny. I mengatakan
tidak pernah
membasahi lantai dulu
sebelum menyapu,
tidak pernah membuka
jendela dan jarang
menjemur kasur.
2. Ny. I menyebutkan
kembali cara
memelihara
lingkungan yang sehat.
3. Ny. I mengatakan akan
berusaha
mengubah/memperbai
ki cara memelihara
lingkungan rumahnya.
O: Keluarga mau
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
84/99
128
18/06/2011
agar debu
tidak
berterbangan,
menjemur
kasur kurang
lebih 1
minggu sekali,
membuka
jendela setiap
hari.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
memelihara
dan
memodifikasi
lingkungan
yang sehat
agar tidak
terjadi ISPA
berulang.
4. Memberikan
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga.
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
mendengarkan dan
memperhatikan,
keluarga kooperatif,
kontak mata positif
saat interaksi.
A: Masalah teratasi, keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan yang sehat.
P: Anjurkan pada keluarga
selalu tetap menjaga
kebersihan lingkungan
dan tetap membiasakan
perilaku yang sehat
untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
S: Keluarga mengatakan
sudah mengetahui
manfaat tempat
7/26/2019 Jtptunimus Gdl Anisaputri 6377 3 Babiii
85/99
129
tentang
manfaat
tempat
pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan
penjelasan
kepada
keluarga
tentang
manfaat
tempat
pelayanan
kesehatan.
3. Memotivasi
keluarga
untuk
mengulangi
penjelasan
yang
diberikan.
4. Membe