i
JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Pasar Kebakkramat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Erza Hari Aziz
NIM : 21414057
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Pasar Kebakkramat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Erza Hari Aziz
NIM : 21414057
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan
koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Erza Hari Aziz
NIM : 21414057
Judul : JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT
PERSPEKTIF HUKUM IALAM (Studi Kasus di
Pasar Kebakkramat)
dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam
sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 21 Agustus 2018
Pembimbing,
Heni Satar Nurhaida, SH.,M.Si
NIP. 197011271999032001
v
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul:
JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Pasar Kebakkrmat)
Oleh:
Erza Hari Aziz
NIM : 21414057
telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Selasa, tanggal 21
Agustus 2018, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam
Dewan Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang : Dr. H. Muh Irfan Helmy, M.A ..........................................
Sekretaris Sidang : Heni Satar Nurhaida, SH., M.S
..........................................
Penguji I : Drs. Machfudz, M.Ag ..........................................
Penguji II : Luthiana Zahriani, SH., MH ..........................................
Salatiga, 21 Agustus 2018
Dekan Fakultas Syari‟ah
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.
NIP.19670115 199803 2 002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS SYARI’AH
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Erza Hari Aziz
NIM : 21414057
Jurusan : Hukum Ekonomi Syari‟ah
Fakultas : Syari‟ah
Judul Skripsi : JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT PRESFEKTIF
HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Pasar Kebakkramat)
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 21 Agustus 2018
Yang menyatakan
Erza Hari Aziz
NIM: 21414057
vii
MOTO
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia
tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.
(Umar bin Khattab)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini.
2. Kedua orang tuaku Ibu Titik Hariati dan Bapak Ahmad Jirjis tercinta, yang
telah mendoakan dan member kasih sayang serta pengorbanan selama ini.
3. Kakakku Soni Hariadi yang telah mendoakan agar selalu semangat dalam
menuntut ilmu untuk menjalani kehidupan di dunia ini.
4. Keluarga besar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa
kepadaku.
5. Temanku Rif‟at Maulidi yang selalu menemaniku dan menyemangati tiada
henti.
6. Teman-teman Rasan-rasan Squad terima kasih kalian memberikan warna
dalam hidupku.
7. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk 4 tahun ini, kaliam
memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.
8. Untuk semua orang yang disekitarku yang tidak bisa kusebutkan satu
persatu, terimakasih atas doa kalian.
ix
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat- Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikansesuai dengan yang
diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan
oleh- Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi, Kekasih, Spirit
Perubahan, Rasulullah Muhammad SAW bserta segenap keluarga dan para
sahabat- sahabatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dengan
Judul JUAL BELI ROTI RIJEKAN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM (Studi Kasus di Pasar Kebakkramat). Penulis mengakui bahwa dalam
menyusun Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa
pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya,
ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata- kata, namun perlu kiranya
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. BapakDr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah
3. IAIN Salatiga.
4. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
5. Syari‟ah IAIN Salatiga.
6. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN
Salatiga.
x
7. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si, selaku Dosen Pembimbing
8. yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga
9. skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
10. Bapak Farkhani, SH., M.H, selaku pembimbing akademik.
11. Bapak Mariman Kepala Pasar Kebakkramat.
12. Kepada Penjual Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat yang sudah memberikan
informasi.
13. Teman- teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 IAIN
Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan maghfiroh,
dilingkupi rahmat dan cita- Nya. Amin.
Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, September 2016
Penulis
xi
ABSTRAK
Aziz, Erza Hari. 2018. Jual Beli Roti Rijekan Dalam Perspektif Hukum Islam
(Studi Kasus di Pasar Kebakkramat). Skripsi Fakultas Syari‟ah. Jurusan
Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institute Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : Heni Satar Nurhaida. S.H., M.SI.
Kata Kunci: Jual Beli, Rijectkan, Hukum Islam
Dalam suatu kegiatan bisnis, banyak masalah yang kadang-kadang
muncul begitu saja. sehingga tidak jarang menimbulkan kecurangan dalam
suatu usaha. Di Pasar Kebakkramat yaitu adanya penjualan Roti Rijekan
misalnya, makanan tersebut sudah popular di kalangan pembeli terutama
oleh pedagang di Pasar kebakkramat dan dijual belikan kembali di Pasar
tradisional dengan setengah harga normalnya. Membuat peneliti tertarik
untuk meneliti faktor apa saja yang menjadi penyebab maraknya penjualan
roti rijekan di Pasar Kebakkrmat. Bagaimana tinjauan hukum islam
terhadap jual beli roti rijekan, tujuan peneliti untuk mengetahui faktor
penyebab maraknya penjualan roti rijekan di Pasar Kebakkrmat untuk
mengetahui tinjauan hukum islam terhadap praktik jual beli roti rijekan
untuk mengetahui sejauh mana peran pemkot kesehatan daerah
Kebakkrmat dalam menangani masalah jual beli roti rijekan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research) yaitu penelitian langsung yang dapat berupa interview dan data-
data yang dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan pendekatan yuridis
sosiologi yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji persepsi dan perilaku
hukum orang (masyarakat dan badan hukum) dan masyarakat serta
efektivitas berlakunya hukum positif yang ada di Indonesia, Dan bersifat
deskriptif analisis yaitu pendekatan yang mentelaah tentang kehidupan
masyarakat.
Dalam praktik jual beli roti rijekan yang ada di Pasar kebakkramat peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa, faktor yang mempengaruhi maraknya jual beli
roti rijekan di Pasar kebakkramat karangannyar secara ekonomi dan sosial karena
harganya yang terjangkau, rasanya yang enak, mudah didapat, jika dilihat dari jual
beli yang dilakukan penjual dan pembeli tidak ada masalah, karena kedua belah
pihak sama-sama ridho. Namun jika dilihat dari objek yang di perjualbelikan roti
rijekan atau roti yang sudah kadaluarsa maka di khawatirkan berdampak negatif
terhadap kesehatan konsumen, maka jual beli termasuk bentuk jual beli yang
fasid.
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Prnggunaa Tempat di Pasar Kebakkrmat ...................................... 55
Tabel 1.2 Prnggunaa Tempat di Pasar Kebakkrmat .... 56 Error! Bookmark not
defined.
Tabel 1.3 Prnggunaa Tempat di Pasar Kebakkrmat ...................................... 57
Tabel 1.4 Prnggunaa Tempat di Pasar Kebakkrmat ...................................... 63
Tabel 1.5 Prnggunaa Tempat di Pasar Kebakkrmat ...................................... 65
Tabel 2.1 Struktur Organisasi .......................................................................... 65
Tabel 3.1 Harga Roti Rijekan .......................................................................... 71
Tabel 4.1 Pembeli Roti Rijekan ....................................................................... 73
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Wawancara Dengan Penjual Roti Rijekan
2. Wawancara Dengan Pembeli Roti Rijekan
3. Wawancara Dengan Kepala Pasar Kebakkrmat
4. Foto Lapak Penjual Roti Rijekan
5. Foto Kantor Pasar Kebakkrmat
6. Surat Nota Pembimbing
7. Surat Izin Penelitian Penjual Roti Rijekan di Pasar Kebakkrmat
8. Daftar Nilai SKK
9. Lembar Konsultasi Skripsi
10. Daftar Riwayat Hidup
xv
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iv
PENGESAHAN .................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. vi
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. vii
MOTO ................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
E. Pengesahan Penelitian ............................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8
xvi
G. Metode Penelitian ................................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 16
A. Akad Perjanjian ....................................................................................... 16
B. Dalam Jual Beli ...................................................................................... 28
C. Jual Beli ................................................................................................... 34
D. Kadaluarsa ............................................................................................... 49
BAB III PROSES JUAL BELI ROTI RIJEKAN DI PASAR
KEABKKRMAT KARANGANNYAR ........................................................... 53
A. Gambaran Umum Pasar Kebakkramat Karangannyar ............................ 53
B. Praktek Jual Beli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat Karangannyar .... 70
C. Jual Beli .................................................................................................. 77
BAB IV ANALISIS ........................................................................................... 78
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jual Beli Roti Rijekan di Pasar
Kebakkrmat ............................................................................................. 78
B. Aanalisis Jual Beli Roti Rijekan di Pasar Kebakkrmat Karangannyar
dalam Prespektif Hukum Islam ............................................................... 79
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 82
A. Kesimpulan ............................................................................................. 82
B. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu kegiatan bisnis, banyak masalah yang kadang-kadang
muncul begitu saja. Persaingan dalam kegiatan usaha senafas dengan
kegiatan usaha itu sendiri. Pada prinsipnya, setiap orang berhak menjual
atau membeli barang atau jasa apa saja, dengan siapa, berapa banyak serta
bagaimana cara produksi, inilah apa yang disebut dengan ekonomi pasar.
Sejalan dengan itu, perilaku dan struktur pasar terkadang tidak dapat
diprediksi, sehingga tidak jarang menimbulkan kecurangan dalam suatu
usaha.
Salah satu bentuk kejahatan bisnis yang dilakukan oleh sebagian
pengusaha yang tidak bertanggung jawab adalah memproduksi,
mengedarkan, menawarkan produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan
manusia (konsumen). Ulah para pengusaha yang hanya mementingkan
keuntungannya tanpa memperhatikan akibat bagi konsumen tersebut telah
menelan banyak korban. Persaingan global yang terjadi membuat produsen
menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan. Akibatnya, berbagai
cara dilakukan untuk mengelabui konsumen. (Apriolem, 2013:1)
Sejak manusia hidup bergaul di dunia tumbuhlah suatu masalah
yang harus dipecahkan bersama-sama, setiap manusia memenuhi
kebutuhan hidup masing masing, karena kebutuhan seseorang tidak
mungkin dapat dipenuhi oleh diri sendiri.
2
Bahwa manusia adalah mahkluk bergaul, istilah itu
menggambarkan bagaiman eratnya hubungan antara seseorang manusia
dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu bentuk hubungan antara sesama manusia (muamalah)
kegiatan ekonomi yaitu kegiatan jual beli. Dalam kehidupa sehari-hari
manusia tidak mungkin lepas dari kegiatan (bermuamalah) yaitu kegiatan
jual beli, jual beli merupakan suatu bagian dari muamalah yang biasa
dialami oleh manusia sebagai sarana berkomunikasi dalam hal ekonomi.
Dari pelaksanaan jual beli itu maka apa yang dibutuhkan manusia dapat
diperoleh, bahkan dengan jual beli itu pula manusia dapat memperoleh
keuntungan yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian
mereka.
Jual beli merupakan sebuah transaksi dilakukan oleh kedua belah
pihak, yaitu penjual dan pembeli dalam hal pemindahan hak pemilikan
suatu benda yang didahului dengan akad dan penyerahan sejumlah uang
yang telah ditentukan, menurut Sayyid Sabiq, jual beli adalah penukaran
harta atas dasr saling rela dan memindahkan hak milik dengan ganti yang
diperbolehkan oleh syar‟i. Pada hakikatnya semua kegiatan bermuamalah
dalam Islam di perbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan syara‟.
Ibnu Qudamah menyatakan bahwa kaum muslim telah sepakat
tentang diperbolehkan jual beli karena mengandung hikmah yang
mendasar, yakni setiap orang pasti mempunyai ketergantungan terhadap
sesuatu yang dimiliki orang lain (rekannya). Padahal, orang lain tidak akan
3
memberikan sesuatu yang dibutuhkan tanpa adanya kompesasi. Dengan
disyari‟atkan jual, beli, setiap orang dapat meraih tujuannya dan
memenuhi kebutuhannya. (Lestari, 2015:2)
Manusia pada dasarnya mempunyai kebutuhan. Manusia dalam
usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang
terbaik. Sebagai makhluk sosial, dalam usaha pemenuhan kebutuhan
hidupnya manusia memerlukan pihak lain. Dan seseorang tidak mungkin
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Islam memandang jual beli merupakan sarana tolong menolong
antar sesama manusia. Orang yang sedang melakukan transaksi jual beli
tidak dilihat sebagai orang yang sedang mencari keuntungan semata, akan
tetapi juga dipandang sebagai orang yang sedang membantu saudaranya.
Bagi penjual, ia sedang memenuhi kebutuhan barang yang dibutuhkan
pembeli. Sedangkan bagi pembeli, ia sedang memenuhi kebutuhan akan
keuntungan yang sedang dicari oleh penjual.
Dasar hukum jual beli terdapat pada al-Qur‟an Surat Al-Baqarah
ayat 198. Allah SWT berfirman :
Artinya:
“Bukanlah dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.Maka apabila kamu telah bertolak dari
´Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam.Dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana.
4
Secara klasik orang selalu mengatakan bahwa memakan atau
meminum sesuatu berarti memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui
rongga mulut guna memenuhi zat-zat yang diperlukan oleh badan. Pada
zaman sekarang, pemenuhan keperluan tubuh dalam bentuk makanan atau
minuman tidak hanya melalui rongga mulut, tetapi dapat pula dilakukan
dengan jalan menyuntikkannya ke dalam tubuh.
Selain kebutuhan pangan yang pokok yang dikonsumsi sehari-hari,
ada juga makanan sampingan yang dibuat oleh beberapa pengusaha
makanan. Di zaman yang modern sekarang ini pengolahan makanan sudah
menggunakan mesin-mesin canggih sehingga produksi barang tidak
memakan waktu. Para pelaku usaha di bidang makanan di antaranya ada
yang mengolah makanan dengan cara yang sederhana atau bisnis makanan
rumahan ada juga yang memproduksi dengan skala besar seperti pabrik,
produsen tersebut ada yang memproduksi makanan yang tidak tahan lama
atau cepat basi dan ada juga makanan yang bertahan lama sampai waktu
yang telah ditentukan.
Untuk makanan yang cepat basi yang penulis sering jumpai di
Pasar tradisional biasanya dibungkus dengan cara sederhana menggunakan
plastik tanpa dikemas dengan rapi. Sedangkan makanan yang bisa
bertahan lama umumya dibungkus dengan kemasan yang rapi dan steril
agar makanan yang di dalamnya tidak berubah dan biasanya mengandung
bahan pengawet. Untuk makanan yang menggunakan kemasan seharusnya
diperlukan pendaftaran makanan yang sudah diatur oleh pemerintah yang
5
terkait dengan masalah tersebut.Pendaftaran diselenggarakan dalam rangka
melindungi masyarakat terhadap makanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan untuk lebih menjamin keamanan dan mutu makanan yang
beredar.
Di Pasar Kebakkramat sendiri jual beli makanan merupakan hal
yang pokok atau wajib yang nantinya akan dikonsumsi oleh konsumen.
Pada dasarnya konsumen tidak mengetahui bahwa makanan tersebut asal-
usulnya seperti apa dari mulai produksi, pengolahan sampai dengan di
tangan konsumen atau ada oknum-oknum penjual nakal yang tidak jujur
dalam menjual makanannya serta tidak bertanggung jawab. (Haqi,
2017:16-22)
Dari permasalahan tersebut penulis menemukan kasus di Pasar
Kebakkramat yaitu adanya penjualan Roti Rijekan misalnya, makanan
tersebut sudah popular di kalangan pembeli terutama oleh pedagang di
Pasar kebakkramat dan dijual belikan kembali di Pasar tradisional dengan
setengah harga normalnya. Pada dasarnya dalam bertransaksi jual beli
haruslah jujur dan tidak merugikan salah satu pihak, permasalahan seperti
semacam itu yang dirugikan disini adalah konsumen itu sendiri.
Dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ” Jual Beli Roti Rijekan Menurut Perspektif
Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Kebakkramat)”
6
B. Rumusan Masalah
Dengan pemaparan penulis dari latar belakang diatas maka penulis
membatasi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya Jual beli roti
rijekan di Pasar Kebakkramat?
2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli roti rijekan di
Pasar Kebakkramat?
C. Tujuan Penelitian
Adapun dalam melakukan penelitian ini penulis memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya Jual
beli roti rijekan di Kasar Kebakkramat?
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jual beli roti rijekan
di Pasar kebakkramat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi dunia perekonomian.
b. Menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
7
2. Manfaat praktis Bagi Penulis
a. Menambah wawasan penulis mengenai wacana jual beli yang
sesuai dengan syariat Islam.
b. Agar konsumen selektif dalam membeli produk makanan yang
baik untuk dikonsumsi.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah fahaman arti dan maksud dari penulisan
penelitian ini, maka penulis megaskan istilah-istilah judul sebagai berikut:
1. Jual beli adalah pertukaran antara benda dengan uang atau benda lain.
(Mahjuddin,1991:35)
2. Rijekan berasal dari kata Reject yang artinya dalam kamus bahasa
indonesia memiliki arti tolak, dan di dalam online shop reject memiliki
pengertian sebagai „barang tidak dalam kondisi baik, ada cacat atau
rusak. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Online)
3. Hukum Islam adalah hukum yang diturunkan oleh Allah kepada
manusia untuk menjamin terwujudnya kemaslahatan bagi manusia itu
sendiri, baik didunia maupun diakhirat kelak. (Koto, 2012:2)
F. Tinjaun Pustaka
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validasi
penelitian yang telah dibuat.Penelitian terdahulu dapat menjadi suatu
8
pijakan penulis agar penelitiannya berbeda dengan yang terdahulu.
Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah
1. Sebuah skripsi yang dibuat oleh Durrotul Isnaeni Haqi mahasiswa
IAIN Purwokerto dalam makalahnya yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Praktik Jual Beli Makanan Yang Belum Memiliki
Nomer Pendaftaran”. Tahun 2017, Rumusan masalahnya adalah
bagaimana praktik jual beli makanan kemasan yang belum memiliki
nomor pendaftaran di pasar cilongok. Dan bagaimana tinjauan hukum
islamtentang jual beli makanan kemasan yang belum memiliki nomor
pendaftaran di pasar cilongok.
Dalam skripsi tersebut membahas tentang Jual beli makanan yang
menggunakan tinjauan hukum islam yang berdasarkan nomer
pendaftaran.
2. Sebuah skripsi yang dibuat oleh Dewi Lestari mahasiwa STAIN yang
berjudul “Jual Beli Makanan di Rumah Makan Cahaya Putra Selatan 2
Ponorog”.Tahun 2015,Rumusan masalah yang pertama bagaimana
tinjauan hukum islam terhadap akad jual beli makanan di rumah
makan cahaya putra selatan 2 ponorogo. yang kedua bagaiman a
tinjauan hukum islam terhadap penentuan harga pada jual beli
makanan di rumah makan cahaya putra selatan 2 ponorogo.
Dalam skripsi tersebut membahas mengenai Jual Beli namun
menggunakan tinjaun hukum islam berdasarkan akadnya.
9
3. Sebuah skripsi yang dibuat oleh Sevila Apriolem mahasiswa UIN
yang berjudul “Perleksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
Terhadap Makanan Dalam Kemasan yang Telah Kadaluarsa di Kota
Pekanbaru” (Studi Kasus Kel. Sukaramai Kec.Pekan Baru
Kota).Tahun 2013, Rumusan masalah yang pertama Apa bentuk
perlindungan hukum bagi konsumen terhadap makanan dalam
kemasan yang telah kadaluwarsa. yang ke dua Bagaimana tanggung
jawab pelaku usaha dan penyelesaian hukumnya jika terjadi
perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha terhadap makanan
dalam kemasan yang telahkadaluwarsa.yang ketiga Bagaimana kasus-
kasus yang terjadi dilapangan terhadap makanan dalam kemasan yang
telah kadaluwarsa, apakah penanganannya sudah terlaksana dengan
baik oleh pihak-pihak penegak hukum terhadap pelaku usaha yang
nakal.
Dalam skripsi tersebut membahas mengenai Jual Beli namun
menggunakan tinjauan hukum islamterhadap Jual Beli Roti Rijekan.
Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan berbeda dengan
penelitian yang lain untuk itu penulis ingin meneliti mengapa Jual Beli
Roti Rijekan masih berlangsung saat ini dan bagaimana Prespektif
Hukum Islam.
G. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap, penelitian yang
digunakan adalah:
10
1. Jenis dan Pendekatan
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian lapangan
(Field Research), yaitu penelitian langsung yang dapat berupa
interview dan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi
ini.
Menurut Nigel Bevan dan Tomer Sharon (2009) studi
lapangan (Field study) adalah metode pembelajaran melalui
pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan,
wawancara, mencatat, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Pada proses berlnagsung pembelajar berada langsung di
lapangan.(makalah, Online)
b. Pendekatan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
yuridis sosiologi yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji
persepsi dan perilaku hukum orang (masyarakat dan badan hukum)
dan masyarakat serta efektivitas berlakunya hukum positif yang
ada di Indonesia (Utsman,2004:66). Dan bersifat deskriptif analisis
yaitu pendekatan yang mentelaah tentang kehidupan masyarakat
(Moleong, 2004:6). Dalam penelitian ini menggambarkan praktek
jual beli roti rijekan yang masih marak sampai sekarang di Pasar
Kebakkramat Karangannyar.
11
2. Jenis Data
a. Data Primer
Sumber Data primer, atau data tangan pertama adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung
pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. (Azwar,
1998:91)
Data yang diperoleh dari responden melaluikuesioner,
kelompok focus, dan panel, atau juga data hasil dari wawancara
peneliti dengan nara sumber. (Surjaweni, 2014:73)
b. Data Sekunder
Sumber Data sekunder, atau data tangan kedua adalah data
yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya
berwujud data dokumentasi atau data laporan yang tersedia.
(Azwar, 1998:91)
Atau biasa yang disebut sumber data ke-2 adalah data yang
diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subyek penelitiannya.
3. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah proses untuk menghimpun
data yang diperhatikan, relevan serta akan memberikan gambaran dari
aspek yang akan diteliti di lapangan.
12
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut
a. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambar riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti
perilaku manusia dan untuk mengevaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut, (Sujarweni, 2014: 32).Penelitian menggunakan
observasi langsung di Pasar Kebakkramat.
b. Wawancara
Proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi
dengan menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka
ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman, (Sujarweni, 2014: 31). Wawancara ini
dilakukan dengan acuan catatan pokok masalah yang akan dinyatakan.
Sasaran wawancara adalah penjual, pembeli roti rijekan dan dinas di
pemkot guna mendapatkan info mengenai kondisi riil di Pasar
Kebakkramat dalam menjualkan prodak di masyarakat.
c. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar
fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi,
13
(Sujarweni, 2014: 33).Metode ini digunakkan sbagaisalah satu
pelengkap data.
4. Metode Analisa Data
Menurut Mujiarahardjo Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan focus
masalah yang ingin dijawab.
Berdasarkan penelitian ini analisa yang digunakan, menggunakan
analisis Kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari
kuantifikasi ( pengukuran), (Sujarweni, 2014: 39)
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka
sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab. Adapun
perinciannya sebagai berikut yaitu:
Bab Pertama: Pendahuluan yang berisi uraian tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian,
Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian
dan Sistematika Penelitian.
14
Bab Kedua: Kajian pustaka yang berisi tentang Tinjauan umum Akad
atau Perjanjian, Khiyar,Jual Beli, Kadaluarsa.
Bab Ketiga: Paparan Data dan Temuan Penelitian tentang deskripsi
lokasi penelitian, paparan data mengenai praktek Jual Beli
Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat.
Bab Keempat: Pembahasan berisi tentang analisis terhadap praktek Jual
Beli Roti Rijekan dipasar kebakkramat dari Tinjauan
Hukum Islam.
Bab Kelima: Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Akad atau Perjanjian
1. Pengertian Akad atau Perjanjian
Akad adalah „aqad dalam istilah Bahasa berarti ikatan dan tali
pengikat.Sehingga akad diterjemahkan sebagai penghubungan
antara dua perkataan, masuk juga dalam janji dan sumpah, karena
sumpah menguatkan niat berjanji untuk melaksanakan isi sumpah
atau meninggalkannya. (Azzam, 2010: 15)
Pengertian akad sebagaimana dikemukakan oleh Hendi Suhendi
adalah pada dasarnya dititiberatkan pada kesepakatan antara dua
belah pihak yang ditandai dengan ijab qabul. Dengan demikian ijab
qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukkan
suatu keridhaan dalam berakad yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak
berdasarkan syara‟. Karena itu, dalam islam tidak semua bentuk
kesepakatan atau perjanjian dapat dikategorikan sebagai akad,
terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridhaan dalam
syari‟ah islam. (Huda, 2011:27)
Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1313
perjanjian adalah, suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
16
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, perjanjian
merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih untuk mendapatkan suatu kesepakatan/persetujuan baik
secara lisan maupun tertulis. (Murda, 2016:19)
2. Rukun-Rukun Akad atau Perjanjian
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan Fuqaha berkenaan
dengan rukun akad. Menurut jumhur fuqaha rukun akad terdiri dari
atas
a. „Aqid yaitu orang yang berakad (bersepakat). Pihak yang
melakukan akad ini dapat terdiri dua orang atau lebih. Pihak
yang berakad dalam transaksi jual beli di pasar biasanya terdiri
dari dua orang yaitu pihak penjual dan pembeli. Dalam hal
warisan, misalnya ahli waris bersepakat untuk memberikan
sesuatu kepada pihak lain, maka pihak yang diberi tersebut
boleh jadi terdiri dari beberapa orang. (Huda, 2011:28)
b. Ma‟qud „alaih ialah benda-benda yang menjadi objek akad,
seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual beli, dalam
akad hibah (pemberian), dalam akad gadai, utang yang dijamin
seseorang dalam akad kafalah. Menurut pendapat Zuhaily
(1989:173-181 Juz IV), objek transaksi harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut.
17
1) Objek transaksi harus ada ketika akad atau transaksi sedang
dilakukan. Tidak dibolehkan melakukan transaksi terhadap
objek yang belum jelas dan tidak ada waktu akad, karena
hal ini akan menimbulkan masalah saat serah terima.
2) Objek transaksi merupakan barang yang diperbolehkan
syariah untuk ditransaksikan (mal mutaqawwin) dan
dimiliki penuh oleh pemiliknya. Tidak boleh bertransaksi
atas bangkai, darah, babi dan lainnya. Begitu pula barang
yang yang belum berada dalam gegaman pemiliknya,
seperti ikan masih dalam laut, burung dalam angkasa.
3) Obyek akad atau transaksi bisa diserah terimakan saat
terjadinya akad atau dimungkinkan dikemudian hari.
Walaupum barang itu ada dan dimiliki akid, namun tidak
bisa diserah terimakan, maka akad itu akan batal.
4) Adanya kejelasan tentang obyek transaksi. Dalam arti
barang tersebut diketahui secara detail oleh kedua belah
pihak, hal ini untuk menghindari terjadinya perselisihan
dikemudian hari. Objek transaksi tidak bersifat tidak
diketahui (majhul) dan mengandung unsure gharar.
5) Objek transaksi harus suci, tidak terkena najis dan bukan
barang najis, syarat ini diajukan oleh ulama‟ selain Mazhab
Hanafiyah. (Nawawi, 2012:23)
18
c. Subtansi akad (Maudhu‟ al-„aqad) yaitu tujuan pokok dalam
melakukan akad. Seseorang ketika melakukan akad, biasanya
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Karena itu, berbeda
dalam bentuk akadnya, maka berbeda pula tujuannya. Dalam
akad jual ijab-qabul beli, tujuan pokoknya adalah
memindahkan barang dari pihak penjual ke pihak pembeli
dengan disertai gantinya (berupa uang atau barang). Demikian
juga dalam akad hibah tujuan pokoknya adalah memindahkan
barang dari pihak pemberi kepada pihak yang diberi tanpa ada
pengganti dan masih banyak contoh lainnya.
d. Shighat al-„aqd yang terdiri dari ijab dan qabul. Pengertiannya
ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah
seorang yang berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam
mengadakan akad. Sedangkan qabul adalah perkataan yang
keluar dari dari pihak yang lain, yang diucapkan setelah adanya
ijab. Adapun pengertian pada sekarang ini dapat dipahami
sebagai bentuk bertukarnya sesuatu dengan yang lain, sehingga
sekarang ini berlangsungnya ijab-qabul dalam transaksi jual
beli tidak harus berhadapan (bertemu langsung), misalnya
berlangganan majalah, pembeli menerima barang beliannya
tersebut dari petugas pos (jasa kurir). (Huda, 2011:29)
19
3. Syarat-Syarat Akad atau Perjanjian
Setiap pembentuk akad mempunyai syarat yang ditentukan
syara‟ yang wajib disempurnakan, syarat-syarat terjadinya aka ada
dua macam:
a. Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang
wajib sempurna wujudnya dalam berbagai akad.
b. Syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat-syarat yang
wujudnya wajub ada dalam sebagai akad, syarat khusus ini juga
di sebut sebagai idhafi (tambahan) yang harus ada disamping
syarat-syarat yang umum, seperti syarat adanya saksi dalam
pernikahan.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam berbagai
macam akad :
1) Kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak (ahli),
maka akad orang tidak cakap (orang gila, orang yang
berada dibawah pengampuan (mahjur) karena boros dan
lainnya) akadnya tidak sah.
2) Yang dijadikan obyek akad dapat menerima hukumnya.
3) Akad itu diizinkan oleh syara‟, dilakukan oleh orang yang
mempunyai hak melakukannya, walaupun dia bukan aqid
yang memiliki barang.
4) Akad bukan jenis akad yang dilarang, seperti jual beli
mulasamah.
20
5) Akad dapat memberikan faedah, maka tidaklah sah apabila
akad rahn dianggap sebagai amanah.
6) Ijab harus berjalan terus, maka ijab tidak sah apbila ijab
tersebut dicabut (dibatalkan) sebelum adanya qabul.
7) Ijab dan qabul harus bersambung, jika seseorang
melakukan ijab dan berpisah sebelum terjadinya qabul,
maka ijab yang demikian dianggap tidak sah (batal). (Huda,
2011:32)
Sedangkan Menurut KUHP pasal 1320 untuk sahnya suatu
perjanjian diperlukan empat syarat :
1) Sepakat mereka mengikatkan dirinya. Maksudnya ialah
sepakatnya para pihak yang mengikatkan diri, artinya kedua
belah pihak dalam suatu perjanjian harus mempunyai
kemauan yang bebas untuk mengikatkan diri, dan kemauan
itu harus dinyatakan dengan tegas atau secara diam. Dengan
demikian, suatu perjanjian itu tidak sah apabila dibuat atau
didasarkan kepada kepaksaan, penipuan atau kekhilafan.
2) Kesepakatan untuk membuat suatu perikatan maksudnya
adalah adanya kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
Menurut hukum, kecakapan termasuk kewenangan untuk
melakukan tindakan hukum pada umumnya, dan menurut
hukum setiap orang adalah cakap untuk membuat
perjanjian kecuali orang-orang yang menurut undang-
21
undang dinyatakan tidak cakap. Adapun orang-orang yang
tidak cakap untuk membuat perjanjian adalah orang -orang
yang belum dewasa, orang yang dibawah pengampuan.
3) Suatu hal yang tertentu yaitu, harus suatu hal atau suatu
barang yang cukup jelas atau tertentu yakni paling sedikit
ditentukan jenisnya dalam suatu perjanjian dan hanya dapat
diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok suatu
perjanjian.
4) Suatu sebab yang halal, perjanjian tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang, ketentuan umum, moral dan
kesuliaan.(Muda, 2016:21)
4. Macam-Macam Akad
Menurut Suhedi (2008:50-51) dan Syafei (2001:66-70),
macam-macam akad dibedakan sebagai berikut.
a. Akad tanpa syarat („aqad munjiz), yaitu akad yang
dilaksanakan langsung pada waktu selesainya akad tanpa
memberikan batasan. Pernyataan akad yang diikuti dengan
pelaksanaan akad ialah pernyataan yang tidak disetai dengan
syarat-syarat dan tidak ditentukan waktu pelaksanaan setelah
adanya akad.
b. Akad bersyarat (ghairu munjiz) atau „aqad mu‟alaq, yaitu akad
yang di dalam pelaksanaannya terdapat syarat-syarat yang telah
22
telah ditentukan dalam akad, misalnya, penentuan penyerahan
barang-barang yang akan diakadkan setelah adanya
pembayaran. „Aqad ghairu munjiz dibedakan menjadi tiga
macam sebagai berikut.
1) Syarat ketergantungan atau ta‟liq syarat: menentukan hasil
suatu urusan dengan urusan yang lain, yakni akad terjadi
dengan urusan yang lain, jika urusan yang lain tidak terjadi
atau tidak ada maka akad pun tidak ada, seperti perkataan
seseoranng: “jika orang yang beruntung kepada anda pergi
saya menjamin utangnya”. Orang akan menanggung utang
(kafil) menyangkut kesanggupan untuk melunasi utang
pada saat orang itu pergi. Ta‟liq ini memerlukan dua
ungkapan: ungkapan pertama, mengharuskan adanya syarat,
seperti kata jika dan kalau yang dinamakan ungkapan
syarat. Adapun ungkapan kedua, dinamakan jaza atau
balasan.
2) Ungkapan atau ta‟yid syarat. Penemuan hukum dalam
tasharruf, ucapan sebenarnya tidak jadi lazim (wajib)
tasharruf dalam keadaan mutlak, yaitu syarat pada suatu
akad atau tasharruf yang hanya berupa ucapan saja. Sebab,
pada hakekatnya, tidak ada atau tidak mesti dilakukan.
Contoh ta‟yid, seperti orang menjual barang dengan syarat
ongkos pengangkutan ditanggung oleh penjual. Penjual
23
berjanji akan memenuhi syarat tersebut, yang mutlak tidak
mengharuskan ongkos angkutan dipikul oleh penjual.
3) Syarat penyadaran atau idhafah, yaitu menyadarkan pada
suatu masa yang akan datang (idhafafi mustaqbal),
melambatkan hukum tasharruf qauli ke masa yang akan
datang.
c. „Aqad Mudhaf, yaitu akad yang dalam pelaksanaanya terdapat
syarat-syarat mengenai penanggulan pelaksanaan akad,
pernyataan yang pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu
yang ditentukan. Perkataan ini sah dilakukan pada waktu, akad
tetapi belum mempunyai akibat hukum sebelum waktu yang
telah ditentukan tiba.(Nawawi, 2012:26)
5. Akad dan Konsekuensi Hukumnya
Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai
rukun-rukun akad, dimana rukun-rukun akad tersebut harus
memenuhi sejumlah persyaratn. Secara garis besar persyaratan
rukun akad dapat dikelompokkan menjadi empat macam:
a. Syarat in‟iqad yaitu persnyaratan yang berkenaan dengan
berlangsung atau tidak berlangsungnya akad, persyaratan ini
mutlak harus dipenuhi bagi keberadaan akad. Karena itu jika
persyaratan ini tidak terpenuhi makan akibatnya akad menjadi
batal (gagal). Persyaratan yang termasuk katagori ini adalah
24
persyaratan akad yang bersifat umum berlaku pada setiap
unsure akad (sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sub bab
sebelumnya).
b. Syarat shihah (sah) adalah syarat yang ditetapkan oleh syara‟
yang berkenaan dengan ada atau tidaknya akibat hukum.
Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka akadnya menjadi rusak
(fasad).Contoh persyaratan jenis ini, dalam hal jual beli yang
sangat popular dalam madhab Hanafi adalah keharusan
terhindarnya akad dari enam perkara yaitu jihalah (tidak
transparan), ikrah, tauqid (batas waktu tertentu). Dharar dan
syarat fasid.
c. Syarat nafadh adalah persyaratan yang ditetapkan oleh syara‟
berkenaan dengan berlaku atau tidak berlakunya sebuah akad.
Jika persyaratan ini tidak terpenuhi akadnya menjadi mauqud
(ditangguhkan). Syarat nafadh ada dua: pertama, milik atau
wilayah, artinya orang-orang yang melakukan akad benar-benar
sebagai pemilik barang atau dia mempunyai otoritas atau obyek
akad. Kedua, obyek akad harus terbebas dari hak-hak pihak
ketiga.
d. Syarat luzum yaitu persyaratan yaitu persyaratan yang
ditetapkan oleh „syara berkenaan dengan kepastian sebuah
akad, karena akad sendiri adalah sebuah ilzam (kepastian). Jika
sebuah akad belum dapat dipastikan berlakunya seperti masih
25
ada unsur-unsur tertentu yang menimbulkan hak khiyar, maka
akad seperti ini dalam kondisi ghair luzum (tidak pasti), sebab
masing-masing pihak masih mempunyai hak untuk tetap
melangsungkan atau membatalkan akadnya.(Huda, 2011:39)
6. Berakhirnya Akad
Berakhirnya akad dapat disebabkan karena fasakh,
kematian atau karena tidak adanya pihak lain dalam hal akad
mauquf.
a. Berakhirnya akad karena fasakh. Hal-hal yang menyebabkan
timbulnya faskhnya akad adalah sebagai berikut:
1) Fasakh karena akadnya fasid (rusak), yaitu jika sesuatu
akad berlangsung secara fasid, seperti akad pada bai‟ al-
mu‟aqqad atau bai‟ al-majhul. Maka akad harus di fasakh
oleh para pihak yang yang berakad atau keputusan para
hakim.
2) Fasakh karena khiyar. Pihak yang mempunyai wewenang
khiyar berhak melakukan fasakh terhadap akad jika
menghendaki, kecuali dalam kasus khiyar „aib setelah
penyerahan barang.
3) Fasakh berdasarkan iqalah, yaitu terjadinya fasakh akad
karena adanya kesepakatan kedua belah pihak.
26
4) Fasakh karena tidak ada realisasi. Fasakh ini hanya terjadi
pada khiyar naqd, misalnya karena rusaknya obyek akad
sebelum penyerahan.
5) Fasakh karena jatuh tempo atau karena tujuan akad telah
terealisasi. Jika batas waktu yang ditetapkan dalam akad
telah berakhir, atau tujuan akad telah terealisasi, maka akad
dengan sendirinya menjadi fasakh (berakhir).
b. Berakhirnya akad karena kematian. Kematian menjadi
penyebab berakhirnya sejumlah akad, meskipun para ulama
berbeda pendapat tentang masalah ini.
c. Berakhirnya akad karena tidak adanya izin pihak lain. akad
akan berakhir apabila pihak yang mempunyai wewenang tidak
mengizinkannya atau meninggal dunia sebelum dia
memberikan izin. (Huda, 2011:47)
B. Khiyardalam Jual Beli
1. Pengertian Khiyar
Khiyaradalah hak yang yang diberikan kepada pihak-pihak
yang melakukan transaksi untuk meneruskan atau
membatalkannya. (Saleh, 2008:386)
Khiyar secara istilah adalah hak yang dimiliki oleh dua
pihak yang berakad („aqidain) untuk memilih antara meneruskan
akad, atau membatalkannya dalam khiyar syarat khiyar dan khiyar
27
„aib, atau hak memilih salah satu dari sejumlah benda dalam khiyar
ta‟yin.Sebagian khiyar adakalanya bersumber dari kesepakatan
seperti khiyar syarat dan khiyar ta‟yin dan sebagainya lagi
bersumber dari ketetapan syara‟ seperti khiyar „aib. (Huda,
2011:41). Fungsikhiyar menurut syara‟ adalah agar kedua orang
yang berjual beli dapat memikirkan dampak posotif negative
masing-masing dengan pandangan ke depan, supaya tidak terjadi
penyesalan dikemudian hari yang disebabkan merasa tertipu atau
adanya kecocokan dalam membeli barang yang telah dipilih
(Sahrani, 2011:76)
2. Hikmah Disyariatkan Khiyar
Hak khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang yang
melakukan transaksi perdata agar dia tidak dirugikan. Tujuannya
agar kemaslahatan di antara keduanya dapat terjaga, sehingga tidak
ada yang merasa dirugikan.Statuskhiyar hukumya boleh, dan
merupakan hak masing masing pelaku akad.
Hikmah disyariatkannya khiyar adalah untuk kemaslahatan
bagi pihak-pihak yang melakukan transksi (akad) itu sendiri,
memelihara kerukunan hubungan baik serta menjalin cinta kasih di
antara sesama manusia.
Adakalanya pembeli barang merasa menyesal membeli
barang karena alasan tertentu, maka dia berniat mengurungkannya.
Sekiranya hak khiyar tidak ada, akan menimbulkan penyesalan
28
yang lebih mendalam, sehingga akan mengakibatkan kebencian,
bukan cinta kasih. Dengan disyariatkan khiyar bertujuan untuk
menghindari manusia dari hal-hal demikian, sehingga
keharmonisan, kerukunan, dan keselamatan akan terjalin di antara
sesama manusia (hablun min al-nas). (Hidayat, 2015:32)
3. Macam-Macam Khiyar
Dibawah ini akan dikemukakan oleh ulama fiqih, di antaranya
sebagai berikut.
a. Hak Pilih Dilokasi (Khiyar Majlis)
Khiyar majlis ialah hak pilih bagi kedua belah pihak
(penjual atau pembeli) untuk meneruskan atau
membatalkan akad selama keduanya berada dalam majelis
akad dan belum berpisah badan.Artinya, suatu akad baru
dianggap sah apabila kedua belah pihak yang melakukan
akad telah berpisah badan atau salah seorang di antara
mereka telah melakukan pilihan untuk menjual atau
membeli.Khiyar seperti ini berlaku dalam suatu akad yang
bersifat mengikat kedua belah pihak yang melaksanakan
akad, seperti jual beli dan sewa menyewa.
b. Khiyar Syarat
Khiyar syarat ialah hak pilih yang ditetapkan bagi salah
satu pihak yang berakad atau keduanya atau bagi orang lain
untuk meneruskan atau membatalkan akad jual bel, selama
29
masih dalam tenggang waktu yang disyaratkan itu dapat
dilakukan pembatalan jual beli yang dengan sendirinya
masing-masing pihak mengembalikan barang dan uang
yang pernah diterimanya. Apabila tenggang waktu itu telah
habis, maka dengan sendirinya hilanglah hak khiyar, dan
akad tersebut pun tidak dapat dibatalkan lagi.
Misalnya, seorang pembeli berkata: “saya beli
barang dari engkau, dengan syarat saya berhak memilih
antara meneruskan atau membatalkan akad selama lima
hari.”
Khiyar syarat ini terdapat pada akad lazim yang
menerima fasakh (batalnya akad) seperti dalam akad jual
beli. Karena manfaatnya kelihatan didalamnya, yaitu
adanya pilihan membatalkan akad apabila hal ini
dikehendakinya dalam masa yang ditentukan syara‟
melakukan hak khiyar sebagaimana akan disinggung di
depan. Dengan demikian, apabila seseorang dalam
masayang ditentukan tersebut tidak membatalkannya, maka
akad dianggap berjalan sah.Oleh karena itu, tidak ada hak
kepadanya melakukan khiyar setelahnya.Tujuannya
disyaratkannya khiyar syarat ini adalah untuk memelihara
hak-hak pembeli dari unsure penipuan yang mungkin
terjadi dari pihak penjual.
30
c. Khiyar „Aib
Khiyar „aib ialah hak pembeli untuk meneruskn
atau membatalkan akad jual beli tatkala terdapat suatu cacat
pada obyek yang diperjual belikan.Sedangkan cacatnya itu
tidak diketahui pemiliknya ketika akad berlangsung.
Ketetapan hak khiyar „aib bagi embelidiberlakukan
baik barang yang diperjualbelikan itu cacatnya diketahui
oleh penjual atau dia sendiri sengaja menyembunyikan atau
tidak tau sama sekali.Adanya hak khiyar „aib itu
disyariatkan untuk menghindarkan adanya kemudaratan
pada barang yang dibeli.
Apabila penjual mengetahui adanya cacat pada
barang yang diperjualbelikan itu dan dan tidak
menjelaskannya pada pembeli, maka dia berdosa atas
perbuatannyaitu dan tidak akan mendapatkan keberkahan
dalam jual belinya itu.
Ketetapan adanya khiyar mensyaratkan adanya
barang pengganti, baik diucapkan secara jelas ataupun
tidak, kecuali ada keridhaan dari pembeli.Sebaliknya, jika
tidak tampak adanya kecacatan, barang pengganti tidak
diperlukan lagi.
Misalnya, seseorang membeli telur ayam satu
kilogram, kemudian satu butir di antaranya sudah busuk
31
atau ketika telur dipecahkan sudah menjadi anak ayam.hal
ini sebelumnya belum diketahui, baik oleh penjual maupun
pembeli.Dalam kasus seperti ini ditetapkan khiyar bagi
pembeli.
Prinsip dasar disyariatkan khiyar „aib ini adalah
bahwa barang dari cacat merupakan dasar adanya
keridhaan, dan tujuan orang yang berakad adalah agar
barang yang diperjualbelikan itu bisa dimanfaatkan secara
baik.Maka agar bisa dimanfaatkan, tentunya barang
tersebutharus terbebas dari cacat.Oleh karena itu, manfaat
secara sempurna pada barang jelas diutamakan.
d. Khiyar Ru‟yah
Khiyar ru‟yah adalah hak khiyar bagi pembeli untuk
menyatakan apakah mau meneruskan akad jual beli atau
membatalkannya terhadap barang yang belum ia lihat
ketika akad berlangsung.
Khiyar ru‟yah merupakan masa memerhatikan
keadaan barang, menimbang-nimbang sebelum mengambil
keputusan melakukan akad.Dan mengingat kemungkinan
timbulnya akibat buruk jika dilakuakn transaksi (akad) bagi
barang yang tidak terlihat, maka perlu dilihatnya.
32
Namun pada kenyataanya, banyak pula barang yang
tidak mungkin dilihat kualitasnya secara langsung, yang
apabila dibuka menimbulkan kerusakan.Misalnya isi telur,
barang-barang kimia dalam tabung, obat obatan dalam
botol, makanan dalam kaleng dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan ru‟yah (melihat) di sini
sifatnya umum, yaitu bisa dilihat dengan mata atau dengan
yang lainnya seperti dicium, dicicipi, atau diraba.Oleh
karena itu, orang yang buta diperbolehkan melakukan
khiyar ru‟yah. (Hidayat, 2015:32)
C. jual beli
1. pengertian Jual Beli
Berdasarkan pasal 1457 KUHPerdata, jual beli adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan.
Wujud dari hukum jual beli adalah rangkain hak-hak dan
kewajiban-kewajiban dari para pihak, yang saling berjanji, yaitu
penjual dan pembeli.Biasanya sebelum mencapai kesepakatan,
didahului dengan tawar menawar, yang berfungsi sebagai penentu
sejak kapan terjadi persetujuan tetap.Sejak terjadinya persetujuan
tetap, maka perjanjian jual beli tersebut baru dinyatakan sah dan
33
mengikat sehingga wajib dilaksanakan oleh penjual dan
pembeli.Jual beli merupakan perjanjian yang paling banyak
diadakan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan utama dari jual beli
ialah memindahkan hak milik atas suatu barang dari seseorang
tertentu kepada orang lain. (Handarningtyas, 2017:17)
Menjual menurut bahasa artinya : memberikan sesuatu karena
ada pemberian (imbalan yang tertentu).sedangkan menurut istilah
artinya: pemberian harta karena menerima harta dengan ikrar
penyerahan dan jawab penerimaan (ijab-qabul) dengan cara yang
diizinkan. (Rifa,1978:183)
Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1447-1540 BW.
Akan tetapi ketentuan tersebut tidaklah cukup untuk mengatur
segala bentuk perjanjuan jual beli yang ada dalam masyarakat, akan
tetapi cukup untuk mengatur tentang dasar-dasar perjanjian jul beli.
Dalam pasal 1457 BW diatur tentang pengertian jual beli
sebagai berikut. Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dengan
mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu
benda dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
(Miru, 2012: 134)
34
2. Dasar Hukum Jual Beli
Landasan atau dasar hukum mengenai jual beli ini
disyariatkan berdasarkan Al-Qur‟an, Hadist Nabi, dan Ijma‟
Yakni :
a. Al Qur’an
Yang mana Allah SWT berfirman dalam surat
1) QS. An-Nisa‟ [4] ayat 29
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman jangan lah
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
(tidak benar) kecuali dengan perdagangan yang berlaku
atas dasar suka sama suka diantara kamu.Dan
janganlah kamu membunuh dirimu sungguh Allah maha
penyayang kepadamu”.
Jual beli merupakan usaha yang baik ntuk mencari rizqi.
Allah telah mengajarkan dengan firman-Nya:
2) QS. Al-Baqarah [2] ayat 275
وأحل الله الب يع وحرم الرباArtinya:
Allah telah menghalalkan jual beli da mengharamkan riba.
b. Sunnah
Nabi, yang mengatakan:
” Suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang mata pencarian
yang paling baik.Beliau menjawab, ‟Seseorang
bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang
mabrur.” (HR. Bajjar, Hakim yang
35
menyahihkannya dari Rifa‟ah Ibn Rafi‟). Maksud
mabrur dalam hadist adalah jual beli yang
terhindar dari usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain.
c. Ijma’
Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan
dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu
mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang
lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang
lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang
lainnya yang sesuai. Mengacu kepada ayat-ayat Al Qur‟an dan
hadist, hukum jual beli adalah mubah (boleh). Namun pada
situasi tertentu, hukum jual beli itubisa berubah menjadi
sunnah, wajib, haram, dan makruh. (Muslich, 2010:179)
3. Rukun Jual Beli
Rukun jual beli menurut Hanafiah adalah ijab dan qabul yang
menunjukkan sikap saling tukar-menukar, atau saling memberi,
atau dengan redaksi yang lain, ijab qabul adalah perbuatan yang
menunjukkan kesediaan dua pihak untuk menyerahkan milik
masing-masing kepada pihak lain, dengan menggunakan perkataan
atau perbuatan. (Muslich, 2010:179)
Menurut jumhur ulama rukun jual beli itu ada empat, yaitu:
a. Aqid (penjual dan pembeli)
36
Aqid atau orang yang melakukan akad, yaitu penjual dan
pembeli. Secara umum, penjual dan pembeli harus orang yang
memiliki ahliyah (kesepakatan) dan wilayah (kekuasaan).
Persyaratan penjual dan pembeli secara rinci akan diuraikan
dalam pembahasan berikutnya, yaitu syarat-syarat jual beli.
b. Shighat (Ijab dan Qabul )
1) Pengertian Ijab dan Qabul
Secara umu ijab dan qabul adalah ikatan kata antara penjual
dan pembeli, jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab
dan qabul dilakukan sebab ijab qabul menunjukkan
kerelaan (keridhaan).
2) Shihat Ijab dan Qabul
Shighatakad adalah bentuk ungkapan dari ijab dan qabul
apabila akadnya akad iltizam yang dilakukan oleh dua
pihak, atau ijab saja apabila akadnya akad iltizam yang
dilakkan dua pihak.
3) Sifa Ijab dan Qabul
Akad terjadi karena adanya ijab dan qabul. Apabila ijab
sudah diucapkan, tetapi qabul belum keluar maka ijab
belum mengikat.
37
4) Ma‟qud „Alaih (Objek Akad Jual Beli)
Ma‟qud „alaih atau objek akad jual beli adalah barang
yang dijual (mabi‟) dan harga atau uang (tsaman).
(Muslich, 2010:180)
4. Syarat-Syarat Jual Beli
Ada empat macam syarat jual beli yang harus dipenuhi dalam akad
jual beli, yaitu (Muslich, 2010:186-200) :
a. Syarat In‟iqad (terjadinya akad).
Syarat in‟iqad syarat harus terpenuhi agar akad jual
beli dipandang sah menurut syara‟. Apabila syarat ini tidak
terpenuhi, maka akad jual beli menjadi batal.
Hanafiah mengemukakan empat macam syarat untuk
keabsahan jual beli :
1) Syarat berkaitan dengan „aqid (orang yang
melakukan akad)
Syarat untuk „aqid (orang yang melakukan
akad), yaitu penjual dan pembeli ada dua:
a) „Aqid harus berakal yakni mumayyiz. Maka
tidak sah akad yang dilakukan oleh orang gila,
dan anak yang belum berakal (belum
mumayyiz).
b) „Aqid (orang yang melakukan akad) harus
terbilang (tidak sendirian).
38
2) Syarat berkaitan dengan akad itu sendiri.
Syarat akad yang sangat penting adalah
bahwa qabul harus sesuai dengan ijab, dalam arti
pembeli menerima apa yang di ijabkan (ditanyakan)
oleh penjual.
3) Syarat berkaitan dengan tempat.
Syarat yang berkaitan dengan tempat akad
adalah ijab dan qabul harus terjadi dalam satu
majelis. Apabila ijab dan qabul berbeda majelis,
maka jual beli tidak sah.
4) Syarat berkaitan dengan objek akad (Ma‟qud „alaih)
Syarat yang harus dipenuhi oleh objek akad
(ma‟qud „alaih) adalah sebagai berikut.
a) Barang yang dijual harus maufud (ada).
b) Barang yang dijual harus mal mutaqawwin.
c) Barang yang sudah dijual harus barang yang
sudah dimiliki.
d) Barang yang sudah dijual harus bisa diserahkan
pada saat dilakukannya akad jual beli.
b. Syarat sahnya jual beli.
Syarat sah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum adalah syarat
39
yang harus ada pada setiap jenis jual beli agar jual beli
tersebut dianggap sah menurut syara‟. Secara global akad
jual beli harus terhindar dari enam macam „aib:
1) Ketidakjelasan (Al-Jahalah)
Yang dimaksud dengan ini adalah ketidakjelasan
yang serius yang mendatangkan perselisihan yang sulit
untuk diselesaikan. Ketidakjelasan ini ada empat
macam yaitu:
a) Ketidakjelasan barang yang dijual, baik jenisnya,
macamnya, atau kadarnyamenurut pandangan
pembeli.
b) Ketidakjelasan harga.
c) Ketidakjelasan masa (tempo).
d) Ketidakjelasan dalam langkah-langkah penjaminan.
2) Pemaksaan (Al-Ikrah)
Pengertian pemaksaan adalah mendorong orang lain
(yang dipksa) untuk melakukan suatu perbuatan yang
tidak disukainya. Paksaan ini ada dua macam:
a) Paksaan absolut, yaitu paksaan dengan ancaman
yang sangat berat, seperti akan dibunuh, atau akan
dipotong anggoota badannya.
b) Paksaan relatif, yaitu paksaan dengan ancaman yang
lebih ringan, seperti dipukul.
40
3) Pembatasan dengan waktu (at-tauqid).
Yaitu jual beli yang dibatasi waktnya.
4) Penipuan (gharar).
Yang dimaksud disini gharar (penipuan) dalam sifat
barang.
5) Kemudaratan (dharar).
Kemudaratan ini terjadi apabila penyerahan barang
yang dijual tidak mungkin dilakukan kecuali dengan
kemudaran kepada penjual, dalam barang selain objek
akad.
6) Syarat-syarat yang merusak.
Yaitu syarat yang ada manfaatnya bagi salah satu
pihak yang bertransaksi, tetapi syarat tersebut tidak ada
dalam syara‟ dan adat kebiasaan, atau dikenhendaki
oleh akad, atau tidak selaras dengan tujuan akad.
Adapun syarat khusus yang berlaku untuk beberapa
jenis jual beli adalah sebagai berikut:
a) Barang harus diterima
b) Mengetahui barang pertama apabila jual belinya
berbentuk murabahah, tauliyah,. Wadhi‟ah, atau
isyrak.
c) Saling menerima (taqabudh) penukaran, sebelum
berpisah, apabila jual beli sharf (uang).
41
d) Dipenuhinya syarat-syarat salam, apabila apabila
jual belinya jual beli salam (pesanan).
e) Harus sama dalam penukaran, apabila barangnya
ribawi.
f) Harus diterima dalam utang piutang yang ada dalam
perjanjian, seperti muslam fih dan modal salam, dan
menjual sesuatu dengan utang kepada selain
penjual.
c. Syarat kelangsungan jual beli (syarat nafadz).
Untuk kelangsungan jual beli diperlukan dua syarat
sebagai berikut:
1) Kepemilikan atau Kekuasaan
Pengertian kepemilikan atau hak milik
adalah menguasai sesuatu dan mampu men-
tasarruf-kannya sendiri, karena tidak ada
penghalang yang ditetapkan oleh syara‟.
2) Pada benda yang dijual (mabi‟) tidak terdapat hak
orang lain. Apabila di dalam barang yang dijadikan
objek jual itu terdapat hak orang lain maka akadnya
mauquf dan tidak bisa dilangsungkan.
d. Syarat mengikat (syarat luzum).
Untuk mengiktnya (luzum-nya) jual beli disyaratkan
akad jual beli terbebas dari salahstu jenis khiyar yang
42
memperbolehkan kepada salah satu pihak untuk
membatalkan akad jual beli, seperti khiyar syarat, khiyar
ru‟yah dan khiyar „aib. Apabila didalam jual beli terdapat
salah satu dari jenis khiyar ini maka akad tersebut tidak
mengikat kepada orang yang memiliki hak khiyar, sehingga
ia berhak membatalkan jual beli atau meneruskan atau
menerimanya.
5. Macam-Macam Jual Beli.
Berdasarkan pertukarannya secara umum, maka jual beli
dibagi menjadi empat macam:
a. Jual beli Ba‟i Salam(pesanan), yaitu jual beli melalui pesanan
dengan cara menyerahkan terlebih dahulu uang muka,
kemudian barangnya diantar belakangan.
b. Jual beli muqayadhah (barter), yaitu jual beli dengan cara
menukar barang dengan barang, seperti menukar baju dengan
sepatu.
c. Jual beli muthlaq (jual beli dalam bentuk kontan), yaitu jual
beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati sebagai alat
pertukaran, seperti uang.
d. Jual beli alat penukar dengan alat penukar, yaitu jual beli
barang yang biasa. dipakai sebagai alat penukar dengan alat
43
penukar lainnya, seperti uang perak dan uang kertas. (Cahyani,
2013:65)
Disamping keempat macam jual beli yang disebutkan diatas
terdapat satu bentuk jual beli lagi dimana dalam jual beli ini
disertai syarat, jika seseorang penjual mengembalikan uang kepada
pembeli maka pembeli harus mengembalikan barang yang telah
dibelinya. Jual beli ini disebut (Bai‟wafa).
6. Bentuk-Bentuk Jual Beli
Ulama Hanafi membagi menjadi tiga bentuk jual beli:
a. Jual Beli Yang Sahih
Yaitu jual beli yang sesuai dengan syariah serta memenuhi
rukun dan syarat yang ditentukan, bukan milik orang lain tidak
tergantung pada hak khiyar lagi.
b. Jual Beli Yang Batal
Yaitu apabila salah satu atau keseluruhan rukun tak terpenuhi
atau jual beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyariatkan,
seperti: jual beli yang dilakukan orang gila atau barang yang
dijadikan itu barang-barang yang diharamkan syara, yaitu babi,
bangkai, dll.
c. Jual Beli Yang Fasid
Dalam hal ini ulama Hanafi membedakan jual beli fasid
dengan jual beli yang batal. Jual beli dikatakan batal jika unsur-
unsur pembatalan berkenaan dengan barang yang dijual (barang
44
yang dijual tersebut tidak sesui dengan syariah), sepert: jual
beli khomer, babi, dll.(Nasrum, 2007:119)
Jika unsur-unsur kerusakan yang menyangkut barang dan
boleh diperbaiki maka jual beli itu disebut fasid, seperti ucapan
penjual kepada pembeli “saya jual kereta saya ini pada enkau
bulan depan setelah gajian”. Jual beli seperti ini dianggap sah
pada saat syaratnya terpenuhi atau tenggang waktu yang
disebutkan dalam akad jatuh tempo.
Perjanjian jual beli diatur dalam Pasal 1447 – Pasal 1540 BW.
Ketentuan tersebut untuk masa sekarang ini tentu saja tidak cukup
untuk mengatur segala bentuk /jenis perjanjian jual beli yang ada
dalam masyarakat, akan tetapi cukup untuk mengatur tentang dasar-
dasar perjanjian jual beli.
Dalam Pasal 1457 BW diatur tentang pengertian jual beli sebagai
berikut.Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak
yang satu mengikat dirinya untuk membayar harga yang yang telah
dijanjikan.
Kewajiban Penjual dalam perjanjian jual beli, terdapat dua
kewajiban utama dari penjual terhadap pembeli apabila harga barang
tersebut telah dibayar oleh pembeli, yaitu:
a. Menyerahkan barang yang diperjualbelikan kepada pembeli
b. Menanggung/menjamin barang tersebut
45
Kewajiban menyerahkan barang yang diperjualbelikan dari
penjual kepada pembeli, sudah merupakan pengetahuan umum, karena
maksud utama seseorang yang membeli barang adalah agar dia
memiliki barang yang dibelinya, namun kewajiban menjamin barang
yang dijual masih perlu dijelaskan lebih lanjut.
Berdasarkan Pasal 1491 BW, ada dua hal yang wajib
ditanggung/dijamin oleh penjual terhadap barang yang dijualnya,
yaitu:
a. Menjamin penguasaan barang yang yang dijual secara aman dan
tenteram
b. Menjamin cacat tersembunyi atas barang tersebut, yang
sedemikian rupa dapat menjadi alasan pembatalan perjanjian.
Penjual dapat dibebaskan dari tanggung jawabnya untuk
menanggung cacat tersembunyi apabila dalam perjanjian jual beli
tersebut secara tegas diperjanjian jual beli dibatalkan ataukah harga
barang tersebut dikurangi. (Miru,2012 :134-147)
D. Kadaluarsa
Pengertian Kadaluarsa dalam peraturan menteri kesehatan RI
telah mengalami perubahan, karena berdasarkan peraturan menteri
nomor 346/men.Kes/per/IX/1983, pengertian tanggal kadaluwarsa
adalah batas waktu akhir suatu makanan dapat di gunakan sebagai
makanan manusia. (Ahmandi, 2004:63)
46
Menurut keputusan Dirjen POM No.02591/B/SK/VIII/1991
tentang perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
180/Men.Kes/Per/iv/1985 tentang Makanan Kadaluarsa (a)
menyatakan bahwa Makanan adalah barang yang diwadahi dan
diberikan label dan yang digunakan sebagai makanan atau
minuman manusia akan tetapi bukan obat. (Mayasari, 2017:30)
Dalam surat Al-Baqarah ayat 168 disebutkan bahwa
diperinta untuk memakan makanan yang halal dan baik, yang
bunyinya:
Artinya:
Hai sekalian manusia, Makanlah yang halal lagi baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitna, sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.
Artinya:
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maaidah
:88)
Dalam peraturan kepala BPOM RI No.27 Tahun 2013tentang
pengawasan dan pemasukan obat dan makanan ke dalam wilayah
Indonesia pasal (1) menyebutkan bahwa obat dan makanan adalah
47
obat, obat tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan, dan panagan
olahan.
Undang-undang tentang pangan menyebutkan bahwa pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, perikanan, pertenakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak yang diperuntukan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau
pembuatan makanan atau minuman. Sedangkan pangan olahan
adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara metode
tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan
maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Kadaluarsa merupakan informasi dari prosedur kepala
konsumen, yang menyatakan batas atau tenggang waktu
penggunaan atau pemanfaatan yang paling “baik” (kualitas) dan
paling “aman” (kesehatan) dari produk makanan atau minuman.
Artinya produk tersebut memiliki “mutu yang paling prima” hanya
sampai batas waktu tersebut dan juga produk tersebut tidak dapat
48
dikonsumsi lagi setelah lewat dari batas waktu yang telah
ditentukan.
Makanan kadaluarsa adalah makanan yang telah lewat tanggal
daluarsa.Sedangkan tanggal daluarsa adalah batas akhir suatu
makanan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh produsen.
Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan
(telah kadaluarsa) jika telah terjadi perubahan-perubahan yang
tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada makanan
dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau
enzimatis.Misalnya, kerusakan pada susuyang ditandai dengan
pembentukan gas, penggupalan, lender, tengik, dan perubahan rasa.
Penggumpalan dan pembentukan lender seta asam pada susu
disebabkan bakteri.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa makanan kadaluarsa adalah makanan atau bahan olahan
yang sudah habis masa konsumsinya dan tidak dapat dikonsumsi
lagi dikarenakan di dalamnya terdapat kerusakan-kerusakan yang
disebabkan oleh bahan kimia di dalam makanan
tersebut.(Mayasari, 2017:31)
49
BAB III
PROSES JUAL BELI ROTI RIJEKAN DI PASAR KEBAKKRAMAT
A. Gambaran Umum Pasar Kebakkramat Karangannyar
Kebakkrmat adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten
Karangnnyar, Jawa Tengah, di Kebakkrmat sendiri terdapat sepuluh
Kelurahan atau Desa antara lain
1. Alastuwo
2. Banjarharjo
3. Kaliwuluh
4. Kebak
5. Kemiri
6. Macanan
7. Malanggaten
8. Nangsri
9. Pulosari
10. Waru
Dikecamatan ini terdapat sebuah Pasar tradisional yang dijadikan
masyarakat setempat sebagai sarana jual beli berbagai macam kebutuhan
sehari-hari, pasar tersebut adalah Pasar Kebakkrmat
1. Sejarah Pasar Kebakkramat
Pasar Kebakkramat terletak di desa Kemiri Kecamatan
Kebakkrmat, tepatnya didusun kramat Rt 01 Rw 06, berdirinya pasar
kebakkrmat tidak tahu persis tahun kapan berdirinya Pasar
Kebakkramat, karena orang tua disekitar Pasar tidak tahu didirikannya
tiba-tiba sudah ada Pasar tersebut dan didalam Pasar terdapat makam
katanya orang sekitar Pasar itu makam Mbah Kramat, pasar tersebut
sekarang masih ada dan sudah banyak perubahan dengan perubahan
50
pasar yang dibangun oleh Pemda agar tidak kalah dengan Pasar
Modern.
Batasan Wilayah Pasar Kebakkrmat karangannyar
Timur : Jalan Raya
Selatan : Jalan Raya
Barat : Kampung Batas Antara Kramat dan Kopaan
Utara : Jalan Kampung Rt 01 Rw 06
(Wawancara dengan Bapak Mariman Kepala Pasar Kebakkramat
Karangannyar, Karangannyar 12 Mei 2018 Jam 10.02 WIB.
2. Pasar Kebakkrmat Memiliki Beberapa Izin Usaha
a. Menepati di kios pemda, yang dibangun oleh pemda
b. Menepati di kios darurat, swadaya atau dari pedagang sendiri
c. Menepati di kios los pemda, yang dibangun oleh pemda
d. Menepati di kios los darurat, swadaya atau dari pedagang sendiri
e. Menepati di kios skak, swadaya atau dari pedagang sendiri
(Wawancara dengan Bapak Mariman Kepala Pasar Kebakkramat
Karangannyar, Karangannyar 12 Mei 2018 Jam 10.30 WIB.)
51
3. Daftar Wajib Retribusi Penggunaan Tempat Kios Pemda
N0 Nama Alamat Usha Luas M2
1. Sudarsito Kaling Rt. 06/01,
Kaling, Ts Madu
BPR 9.9
2. Sudarsito Kaling Rt. 06/01,
Kaling, Ts Madu
BpR 9.9
3. Maryati Kramat Rt. 03/06,
Kemiri
Snak 12
4. Mulyati Candil Rt. 06/16,
Mj, Sragen
Warung
makan
12
5. Saminah Patihan, Sidoharjo,
Sragen
Buah 9
6. Supartono Bakalan, Bakalan,
Sukoharjo
Kelontong 9
7. Sukamto Krmat Rt. 01/06,
Kemiri
Kelontong 12
8. Slamet
Widodo S
Kauman Rt. 03/02 Kelontong 12
9. Muryanto
Kusumoharjo
Krmat Rt.01/06,
Kemiri
Grabatan 12
10. Muryanto
Kusumoharjo
Krmat Rt.01/06,
Kemiri
Grabatan 12
11. Sugimin Beji Kulon Rt. 04/11 Wartel 12
12. Sugimin Beji Kulon Rt. 04/11 Wartel 12
13. Sri Rejeki Jln. Pantisari Rt.
02/04, Jebres
Roti 12
14. Mulyono Karang Kidul Elektronik 12
15. Hastuti Kramat Rt. 02/04 Kelontong 12
16. Maryadi Ngepos Rt. 04/03 Kelontong 12
17. Maryadi Ngepos Rt.04/03 Kelontong 12
18. Eni Hastuti Jogobondo Rt. 02/06 Kelapa 12
19. Dwi Utomo Kramat Rt. 02/06 Alat Listrik 12
20. Sunardi Krmatat Rt. 02/04 Kelontong 12
21. Sunardi Kramat Rt. 02/06 Kelontong 12
22. Sunardi Kramat Rt. 02/04 Kelontong 12
23. Sutarjo Kebak, Kebak,
Kebakkramat
Kelontong 9
24. Yayuk W Dadagan Rt. 03/01,
Pulosari,
Kebakkrmat
Kelontong 9
25. Endang
Sumarni
Redam Rt. 02/06,
Jayapuro
Kelontong 12
26. Sri Suwarti Kopaan Lele 12
27. Supatmi Kemiri Rt. 02/015 Grabatan 12
52
28. Supatmi Kemiri Rt.02/015 Grabatan 12
29. Lidiya Sri W Kramat Rt. 08/06 Kelontong 12
30. Sukarjo Kramat Rt. 08/06 Kelontong 12
31. Suwarjo Krmat Rt. 08/06 Kelontong 12
32. Sutini Kramat Rt. 08/06 Kelontong 12
33. Sujiarti Beji Rt. 04/11 Telur 9,75
34. Ngatiyem Karang Kidul Wedang 12
35. Sawaldi Kopaan Rt. 03/09 Kelontong 12
36. Suyatno Kopaan Rt. 03/09 Alat Listrik 12
37. Suyoto Simo Kidul Mie Ayam 12
38. Suyoto Simo Kidul Mie Ayam 12
39. Suyoto Simo Kidul Mie Ayam 12
40. Suyoto Simo Kidul Mie Ayam 12
JUMLAH LUAS 461.55 M2
Tabel 1.1 Penggunaan Tempat di Pasar Kebakkrmat
Daftar Wajib Retribusi Penggunaan Tempat Kios Darurat
No. Nama Alamat Usaha Luas M2
1. Sri Murtini Pawisman
Gedangan Rt.
01/02
Bumbon 3
2. Dwi Suyato Krempan Rt. 08/11 Bumbon 3
3. Suminem Pulosari Sayuran 3
4. Suwarni Nangsri Kidul Rt.
01/02
Pisang 4
5. Tujiyem Cudon Rt.01/01 Bumbon 6
6. Saminem Pulosari Grabatan 9
7. Sadiyam Pulosari Rt. 05/06 Pisang 4
8. Satiyem Wirengan Rt.
37/16
Telur 9
9. Remiyati Gedangan Rt.
04/05
Kelapa 10.5
10. Sukarti Lajer Rt. 01/18 Sayuran 12
11. Sarto Wijoyo Krmat Rt. 04/04 Bumbon 12
12. Yulianti Gerdu Rt. 01/03 Kelontong 12
13. Supriyanto Kopaan Rt. 01/18 Kelontong 12
14. Supartini Dukuhan Rt. 02/07 Kelapa 12
15. Paniyem Kramat Rt. 02/06 Warung
soto
13.5
16. Sri Hartutik Krmat Rt. 02/07 Bumbon 13.5
17. Sudartanti Kebak , Jetis Rt.
01/09, Nangsri
Bumbon 13.5
18. Supatmi Kemiri Rt. 01/15 Bumbon 15
53
19. Jumawan Krmat Rt. 01/06 Plastik 12
20. Ratna
Isnaeni
Bekon Sepur,
Kaliwuluh
Kelontong 16
21. Sulastri Kramat Rt. 01/06,
Kemiri
Wedang 16
22. Nur Hidayati Kebak Rt. 03/03,
Grabetan
Grabetan 18
23. Dine Beji Tengah Wedang 16.5
24. Sugimin Kramat Rt. 01/06,
Kemiri
Bumbon 20
25. Sukatno Kramat Rt.01/06 Wedang 20
26. Basuki Ngepos Gilingan
Daging
20
27. Wiwik
Idayati
Cumpleng
Rt.02/15, Tangkil,
Sragen
Kelapa 24
28. Suwarno Kramat Rt.01/06,
Kemiri
Kelontong 24
29. Arno Budi
Cahyono
Kopaan Rt.03/09 Bumbon 24
30. Parto Pawiro
Gimin
Kramat Rt.01/06,
Kemiri
Latengan 32
31. Herman Kopaan Rt.03/06 Kelontong 13
32. Sularsih Kramat, Kemiri Kelontong 12
JUMLAH LUAS 438.5 M2
Tabel 1.2 Penggunaan Tempat di Pasar Kebakkramat
Dftar Wajib Retribusi Penggunaan Tempat Los Pemda
No. Nama Alamat Usaha Luas M2
1. Ngadi Kramat Bolo Pecah 4.5
2. Eko
Retnowati
Tosari, Toh Kuning,
Karangpandan
Sayur 4
3. Deni Istuti Masaran Sayur 4
4. Deni Istitu Masaran Sayur 4
5. Siyam Ngempak, Gerdu,
Karangpandan
Sayur 4
6. Sastro
Wijoyo
Kebaksari Pakaian 4
7. Suharni Nglamban Sayur 4
8. Suprapti Jelok Daging 1.5
9. Pawiro
Sariyem
Sroyo Grabatan 4
10. Priyo Bekon Sayuran 4
54
Diharjo
11. Nurohmani Beji Pakaian 4
12. Suharni Nglamban Ayam
Potong
4
13. Narsi Gondang Ayam 2.25
14. Sukadi Kebak Tempe 4
15. Atmo Kromo Nglaroh Karak 1
16. Pawiro
Sukarno
Krmat Bunga 4
17. Kartoloso Nglaroh Karak 2
18. Suyati Jatimalang Roti 4
19. Sujio Masaran Klitikan 3
20. Sumarni Pawisman Pakaian 3
21. Pariyem Pancot Sayuran 4
22. Taryati Sroyo Pakaian 4.55
23. Wongso
Pawiro
Dalemrejo Grabatan 4.5
24. Wanti Sragen Klitikan 4
25. Inem Wirorejan Karak 2.25
26. Harto Sroyo Sandal 2.25
27. Parni Ngraten Sayuran 4
28. Harti Gerdu Kacang 4
29. Sarjono Kramat Minyak 4
30. Suwarti Ngabeyan Kelapa 4
31. Sri Rejeki Sumberejo Tokolan 4
32. Ismiyati Sukowinatan Tempe 4
33. Joyo Nglaroh Tempe 2
34. Ciptaningsih Nglaroh Karak 8
35. Tohari Sumberejo Krupuk 4
36. Mirah Teguhan Krupuk 4
37. Jadi Gerdu Ayam
Potong
4
38. Sariyem Jambang Sayuran 4
39. Supriyanto Jatimalang Roti 4
40. Sutarmin Masaran Klitikan 2.25
41. Wiji Gerdu Ayam
Potong
4
42. Marmi Masaran, Sragen Tahu 4
43. Sri Lestari Jaten Roti 4
44. Simin Masaran, Sragen Tahu 4.5
45. Lasiyem Kebakdemang,
Kemiri,
kebakkramat
Bunga 4
46. Yatno Jatiyoso Sayuran 4.5
55
47. Ratmi Jaten Peyek 2.25
48. Ngadiyem Dingin, Kemiri,
Kebakkrmat
Grabatan 1
49. Topawiro Beji Sayuran 2.25
50. Sutarman Karang Malang Kelapa 4
51. Tukinem Nggrompol Bandeng 2.25
52. Ngadinem Kopaan Jamu 2.25
53. Wantini Sroyo, Jaten Bandeng 2.25
54. Tukinem Ngrompol Bandeng 2.25
55. Kromorejo Beji Sayuran 2.25
56. Sujinah Kebakkalang Tempe 2.25
57. Kriswantini Kopaan Ayam
Bakar
2.25
58. Nurhari Mojosongo, Jebres Tenongan 4
59. Maryani Gerdu, Waru Ayam
potong
4
60. Suparmi Gerdu, Waru Ayam
Potong
4
61. Kinem Kebak Telur 2
62. Sutarman Karang Malang Kelapa 3
63. Kaminem Karang Kidul Tokolan 2
64. Sumini Kebak jetis Sayuran 2
65. Ytmi Jelok, Malanggaten Daging 1
66. Ngatiyem Dadakan, Pulosari Daging 1
67. Kanti Nglaroh Karak 2
68. Siyamti Kebak Tempe 2
69. Jarwanto Tawangmangu Sayuran 2.25
70. Sutarni Narto Karang kidul Grabatan 4
71. Komo
Kariyo
Kramat Karak 4
72. Niyati Nglaroh Telur 2
73. Sri Bak Demang Telur 4
74. Parto Wijoyo Ngrompolrejo Klitikan 4
75. Tukinem mul Nglaroh Tahu 2.25
76. Surati Kemiri Wedang 6.5
77. Sri suharti Kebakjetis Pakaian 4
78. Tarmin Kalisoro Sayuran 2.25
79. Imam
Lamyakun
Karang legi, Sragen Pakaian 4
80. Inem Kebakkalang Tempe 2.25
81. Surasi Kebakdemang Dawet 1
82. Rusmini Dawung Ketela 1
83. Narsi Gondang Ayam 2
84. Pariyem Nayan Ampyang 2
56
85. Mulyani Ngelaroh Latengan 2
86. Sarinem Kopaan Tempe 4
87. Atmo Rejo Cakean, Kaling,
Tasik Madu
Nasi 4
88. Lestari Sroyo, Jaten Sayuran 3
89. Yatmi Nayan Tempe 3
90. Sri Lestari Krudungan, Tngkil,
Sragen
Sayuran 3
91. Sumi Kebak Sayuran 3
92. Ikem Ngelaroh Ayam
Potong
3
93. Sadiyem Kebakdemang Ayam
Potong
3
94. Sutiyem Kebakdemang Bunga 3
95. Sri Rejeki Waru Tokolan 3
96. Karti Karangpandan Sayuran 6
97. Suparti Jelok Plastik 4.5
98. Sriyono Karang Jati,
Masaran
Ayam 3
99. Budi
Suparmi
Karangkidul Klitikan 6
100. Rohmad
Budi S
Kebak Jetis Snak 12
101. Sastro
Sumarno
Kramat Beras 4
102. Sukinem Beruk Wetan Jangan 6
103. Siyamti Kebak Grabatan 1
104. Eko
Mardiyanto
Sendaan,
Pringanom, Klaten
Pisang 4.5
105. Pariyem Temple, Mojolaban Tembakau 4
106. Sriyono Karang Jati,
Masaran,, Sragen
Aayam
Potong
6
107. Sri Stiyarsih Waru Pakaian 4
108. Sriyono Karang Jati Ayam
Potong
4.95
109. Tumine Masaran, Sragen Tahu 2.25
110. Sastro
Pawiro
Beluk Kidul ,sroyo,
Jaten
Bumbon 6
111. Hadi Soko, Brujul,Jaten Bumbon 9
112. Supriyanto Jatimalang,Joho,
Mojolaban
Roti 4.5
113. Sriyono Karang Jati,
Masaran, Jaten
Ayam
potong
6
114. Purnowati Kebak Buah 6
115. Parno Kinah Kopaan Bumbon 7.5
57
116. Sri Rejeki Mojosongo Bumbon 9
117. Ngadiyem Dingin, Kemiri,
Kebakkrmat
Grabatan 2.25
118. Eko
Mardiyanto
Simo Kidul Tempe 6
119. Suparni Jati, Masaran,
Sragen
Rambak 4
120. Wiji Karunagan, Plupuh,
Sragen
Sayuran 6
121. Suwarni Dalon. Sroyo Jaten Pakaian 4
122. Kromo
Kariyo
Kramat Karak 4
123. Joyo Semito Masaran Tumbu 4
124. Karti Telep, Karang
Pandan
Sayuran 3
125. Sukamto Trani, Sukaharjo Bumbon 3
126. Supanti Jelok Plastik 4.5
127. Suyanti Kramat Wedang 4
128. Ninuk Gembong, Cawas,
Klaten
Pakaian 4.5
129. Wahyono Kramat Klontong 4
130. Lina Sidorejo,
Gedangan, Cepogo,
Boyolali
Sayur 4.5
131. Suparmi Blambangan,
Gedangan, Cepogo
Sayur 6
132. Marto
Dikromo
Kramat Buah 4.5
133. Sulastri Kramat Klontong 2.25
134. Suwarti Ngentak Telur 2.25
135. Marsiyanti Sulingan, Sroyo,
Jten
Grabatan 4.5
136. Ika Kirobayan Snak 4.5
137. Eko Pekalongan Tempe 4.5
138. Tuminem Masaran Tahu 4.5
139. Sri Mulyani Kebak Kalang Grabatan 4.5
140. Tutik Piji R Pulosari Sayur 4.5
141. Sunarti Karangngpandan Sayur 4.5
142. Sri Bukti Brati, Macanan,
Kebakkramat
Rambak 4.5
143. Lina Sidorejo,
Gedangan, Cepogo,
Boyolali
Sayur 4
144. Sukinem Kebak Ayam
Potong
2
58
145. Wirosayem Kebak Pecel 3.30
146. Rukiyem Nglaroh, Nagsri, Karak 2.60
147. Sri Sunardi Kebak Jetis Snak 4.5
148. Wiji Astuti Nglaroh Karak 3.30
149. Siyam Ngemplak, Gerdu,
karang Pandan
Sayur 3.9
150. Siyam Ngempal, Gerdu,
Karang Pandan
Sayur 4.5
151. Enah
Walinah
Sidorejo,
Gedangan, Cepogo,
Boyolali
Sayur 4.5
152. Sularsih Kramat Plastik 4.5
153. Ngalinem Beji Jenang 4.5
154. Listiyanti R Kramat Kelontong 4.5
155. Wahyono Kramat Kelontong 4.5
156. Mardi Kopaan Pakaian 3.90
157. Yuli Astuti Gerdu Bumbon 4
158. Perkis Cudon, Tawengan,
Sambi, Boyolali
Alat Dapur 4
159. Tasripah Ngepung,
Sidokerjo, Plupuh,
Sragen
Sayur 2.25
160. Sungatmi Wirorejan, Kemiri,
Kebakkrmat
Kelontong 3
161. Sumarmi Masaran Tempe 2.25
162. Sumayati Masaran Tempe 2.25
163. Siyam Ngemplak, Gerdu,
Karangpandan
Sayur 3.9
164. Suratmi Simo Kidul Grabatan 3.9
JUMLAH 612,31 M2
Tabel 1.3 Penggunaan Tempat di Pasar Kebakkramat
Daftar Wajib Retribusi Penggunaan Tempat Los Darurat
No. Nama Alamat Usaha Luas M2
1. Tarti Bak Jetis Telur 4
2. Painem Bekon Sayur 4
3. Partini Malanggaten Grabatan 4
4. Maryono Nayu, Kadipiro Tempe 1
5. Parno Jati, Jaten Pacul, Arit 4
6. Suwarni Nangsri Kidul Sayuran 2
7. Jaitun Kramat Lontong 1
8. Suwarni Nangsri Kidul Dawet 1
9. Sungatmiyat Silamat, Jetis, Grabata 2
59
Sragen
10. Ngadiyem Nlaroh Tempe 4
11. Madiyem Dingin Sayuran 2
12. Anik
Lestyorini
Sragen Mie Ayam 4
13. Sugiyanto Gelaran, Sobokerto Sayuran 4
14. Sri Mulyani Nglaroh Tempe 4
15. Sri Diah
Astuti
Nglaroh Sayuran 4
16. Wiryo
Dimejo
Silamat, Jetis, Jaten Tembakau 3
17. Widarti Kuman, Masaran,
Sragen
Sayuran 4
18. Suwarni
Slamet
Karang Kidul Grabatan 4
19. Maryani Gondangrejo Sayuran 3
20. Suharni Jogonatan,
Macanan
Kresek 4
21. Nurhani Mojosongo Roti 1.3
22. Sumini Kaliwuluh Sayuran 1.3
23. Ismiyati Sragen Latengan 1.4
24. Suhardi Jirapan, Masaran,
Sragen
Tahu 2.25
25. Tukino Kramat Karak 2.8
26. Sukirno Kramat Karak 2.8
27. Wiji Lestari Pulo Sari Pisang 2.25
28. Sukamti Jetis Grabatan 3
29. Didi setyanto Jelok, Malanggaten Kelapa 2.25
30. Sariyem Kebak Jetis Sayuran 4
31. Maryani Kedung Rejo,
Sidodadi, Masarn
Grabatan 2.25
32. Suwartini Kramat Tokolan 2.25
33. Sri Sulasmi Gedangan Sayuran 2.25
34. Supanti Kopaan Makanan 2.25
35. Tasmi Kopaan Sate
Lontong
2.25
36. Sutarni Kebak Jetis Makanan 2.25
37. Lasmini Kauman Tempe 2.25
38. Tukini Kauman Makanan 2.25
39. Franciska
Rukuini
Nentak, Kemiri Roti 2.25
40. Sri Purwanti Karang Manis,
Bentak, Sragen
Tempe 2.25
41. Sutarni Nangsri Grabatan 4.5
60
42. SetyoWidodo Kemiri Ayam
Potong
2.25
43. Sudarti Kauman Ayam
Potong
4.5
44. Marsi Kebakdemang Sayuran 4.5
45. Suharmi Perum Kalingga
Jaya, Tasik Madu
Kelapa 2.25
46. Surti Sis
Winarti
Sentono, Tawang
Sari, Kerjo
Grabatan 2.25
47. Dwi Ariyanto Ngemplak, Gerdu,
Karangpandan
Sayuran 4.5
48. Parwi Gondang Grabatan 4.5
49. Sukinem Beruk Wetan Sayuran 4.5
50. Tumiyem Kramat Bumbon 2.25
51. Sutarni Kanten Sayuran 2.25
52. Kriswanti Kopaan Ayam
Bakar
2.25
53. Muryanto
Kusumoharjo
Kramat Grabatan 3.5
54. Parni Gondangrejo Sayuran 4
55. Reti Pariyati Kopaan Roti 4.5
56. Sih Sukatri Kopaan Ayam
Potong
2.25
57. Sugiyanto Gelaran Sayur 3
58. Parwi Gondang Tahu 2.1
59. Tuminem Masaran Tahu 2.1
60. Sutam Bojo Gedang Sayur 2.25
61. Basuki Sragen Kelapa 6.75
62. Suharni Mojo Gedang Grabatan 4.5
63. Sis Winarni Sentono,
Tawangsari, Kerjo
Grabatan 2.25
64. Sutarni Kanten, Sroyo,
Jaten
Sayur 2.25
65. Suratno Kramat Grabatan 2.25
66. Kasiyanto Masaran Tahu 2.25
67. Sumiyem Somokado,
Ngemplak,
Tawangmangu
Sayur 6
68. Sunarti Nayan, Nangsri Sayur 2.25
JUMLAH 201.55M2
Tabel 1.4 Penggunaan Tempat di Pasar Kebakkrmat
61
Daftar Wajib Retribusi Penggunaan Tempat Skak
No. Nama Alamat Usaha Luas M2
1. Srwuni Nglaroh Bumbon 1.50
2. Poniyati Nglarangan Kelapa 2
3. Marto
Sukarto
Nangsri Pakaian 2.25
4. Purwanto Nangsri Pakaian 2.25
5. Eni Puji
Lestari
Tunggul Paleman
Sragen
Bumbon 3
6. Satiyem Tangkil Bumbon 3
7. Sarikem Kramat Bumbon 3
8. Parinem
Paryati
Jati Malang, Palur,
Mojolaban
Tempe 3
9. Karti Lajer Kelontong 3
10. Kriswantini Kopaan Bumbon 3
11. Mulyoto Karangmalang Bumbon 3
12. Sakiyem Nglaroh Kelontong 3
13. Mujiyati Kauman, Nangsri Sayuran 3
14. Novi Panca
Mulyati
Brujul Daging 3
15. Mujiyati Kauman Bumbon 3
16. Suparni Ngargoyoso Wedang 3.75
17. Sumirah Jl. Merapi Krupuk 4
18. Kuwanto Kebak Demang Soto 4
19. Sri Mulyati Kebak Jetis Bumbon 4
20. Suwardi Ngabean Kelontong 4
21. Agus
Sukamto
Kebak Bumbon 4
22. Sarjono Jati Grabatan 4
23. Sridani W Kramat Plastik 4
24. Suratmi Beji Tengah Kelontong 4
25. Muryani Nayan Pakaian 4
26. Suyanto Gondang Rejo Kelontong 4
27. Turipan Candi Sayuran 4
28. Sarmi Kopaan Bumbon 4.5
29. Supanti Jelok Plastik 4.5
30. Supanti Jelok Plastik 4.5
31. Sri Sundari Kebak Jetis Telur Asin 9
32. Ngadi Hadi
M
Krmat Bolo Pecah 4.5
33. Sri
Wulandari
Kebak Demang Bumbon 4.5
34. Amin Wirorajan Kelontong 4.5
35. Sri Sulasmi Sumberejo Kelontong 4.5
62
36. Muryono Kramat Kelontong 5
37. Muryono Kramay Kelontong 5
38. Parinem
Paryati
Jati Malang Bumbon 5
39. Sri Lestari Karangguan Sayuran 6
40. Sri Lestari Gedangan Roti 6
41. Muh. Alimi Kedung Rejo Sepatu
Sendal
6
42. Sri
Krisnawati
Gedangan Bumbon 6
43. Herman
Ariyanto
Klolokan Kelontong 8
44. Sugiyono Kebak Demang Bumbon 6
45. Perkis Cudon Grabatan 6
46. Parniyem Kopaan Grabatan 6
47. Ladi Prahasto Wirorejan Bumbon 6
48. Suparni Kopaan Bumbon 6
49. Surti Sis
Winarni
Sentono Grabatan 6
50. Bakat Jatiyoso Sayur 6
51. Herman
Ariyanto
Klolokan Kelontong 8
52. Sukini Gerdu Kelapa 6
53. Sutarti Kopaan Bumbon 6
54. Sungatmi Wirorejan Kelontong 6
55. Sriwarti Kebak Kalang Buah 6.25
56. Sunarsi Asmil Sambirejo Kelontong 7.5
57. Sutarti Kopaan Bumbon 6.25
58. Sutarti Kopaan Bumbon 7.5
59. Sri Sumarni Kiriboyan Bumbon 7.5
60. Sinem Warso
Diharjo
Kramat Roti 7.5
61. Rini Nurma
Ningsih
Kebak Bumbon 7.5
62. Giman Karsi Nglajer Bumbon 7.5
63. Suparni Klolokan Bumbon 8
64. Sumi Karang Malang Bumbon 8
65. Sri Hartutik Kramat Grabatan 9
66. Ladi Prahasto Wirorejan Kelontong 9
67. Ratmi Gronang Roti 9
68. Tutik Untari Kramat Grabatan 9
69. Sukinah Kopaan Kelontong 9
70. Legiyati Kebak Kalang Grabatan 9
71. Suparni Sapen Grabatan 9
63
72. Sunarsi Kebak Demang Daging 9
73. Samiyem Kramat Bumbon 9
74. Suyatmi Kemiri Kelontong 9
75. Supriyanto Kopaan Kelontong 9
76. Tarwanto Kopaan Kelontong 9
77. Anik
Wulandari
Ploso Kerep Roti 9
78. Sukardi
Hadimentarjo
Ploso Kerep Roti 9
79. Suparmi Sapen Bumbon 10
80. Sri Sumarni Kirobayan, Nangsri Pakaian 10.5
81. Sri Mursini Kramat Bumbon 13.5
82. Supatmi Kemiri Bumbon 15
83. Sri Sundari Kebak Jetis Kelontong 2.25
84. Sumarmi Pawisan Gedangan Pakaian 4
85. Titik Sarjiati Dingin Pakaian 4
86. Sri Suharti Pawisan Gedangan Pakain 5
87. Sumarti Ngledok Pakaian 5.5
88. Supanti Jelok Plastik 3
89. Pariyem Ngledok Plastik 4
90. Pariyem Nledok Plastik 2.5
91. Sari Kopaan Pakaian 4
92. Marsih Kopaan Bumbon 4
93. Sri Sulasmi Sumberejo Grabatan 4
94. Sri Sulasmi Sumberejo Grabatan 4
95. Listiyanti
Rahayu
Kramatan Grabatan 4
96. Sugino Kebak Bolo Pecah 4.5
97. Etik
Krisnawati
Krikilan Tahu 6
98. Etik
Krisnawati
Krikilan Tahu 6
99. Etik
Krisnawati
Krikilan Tahu 6
100. Reti Pariyanti Kopaan Roti 3
101. Suyud
Sugiarto
Simo kidul Roti 3.5
102. Sri Suwarti Kebak Lele 3
103. Nurhari Mojosongo, Jebres,
Surakarta
Roti 3
104. Lin Wahyuni Kopaan Ikan Laut 3
105. Sri Suharti Pawisman
Gedangan Kemiri
Pakaian 4
106. Nurhari Mojosongo, Jebres, Roti 6
64
Surakarta
107. Puji Hartono Teguhan Tahu 6
108. Murni Asih Sragen Tahu 6
109. Tri Lestari Beejen Kelontong 4
110. Sri
Widiastuti
Kramat Grabatan 2.25
111. Eni Puji
Lestari
Tunggul,
Gemolong, Sragen
Grabatan 2.25
112. Kuswanti Malanggaten Daging 4.5
113. Suliyem Kauman, Nangsri Tempe 6
114. Sri Sulasmi Gedangan, Sroyo,
Jaten
Sayuran 4.20
115. Sari Kopaan Pakaian 3
116. Muryono Karangpandan Kelontong 6
117. Sriyono Beji, Kemiri,
Kebakkramat
Bolo Pecah
JUMLAH LUAS 637,2M2
Tabel 1.5 Penggunaan Tempat di Pasar Kebakkrmat
Sumber : Dari data anggota Paguyuban pedagang Pasar Kebakkramat
Karangannyar.
4. Struktur Organisasi di Psar Kebakkrmat Karangannyar
Tabel 2.1 Struktur Organisasi
KEPALA PASAR
Bp. Mariman
STAF PASAR
Ibu. Sri Wahyuni
STAF PASAR
Bp. Sajiman
TENAGA
HARIAN
LEPAS (THL)
Ibu. Tri Dewi
Puspitasari
TENAGA
HARIAN LEPAS
(THL)
Bp. Tunas
Waringin Sumsang
SATPAM
Bp. Sulaiman
65
Tugas :
a. Kepala Pasar bertugas sebagai pimpinan pasar yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada di Pasar.
b. Staf Pasar bertugas menangani tata usaha serta administrasi
umum.
c. Tenaga Harian Lepas bertugas menangani ketertiban,
keamanan dan kebersihan Pasar.
d. Satpam bertugas sebagai keamanan di Pasar.
5. Retribusi di Pasar Kebakkramat
Pasar Kebakkrmat pungutan retribusi mengacu pada no. 7 tahun
2017, termasuk kelas dua, tiap permeter kubik dipungut biaya sebesar
dua ratus rupiah.
Retribusi di pasar kebakkramat meliputi dua macam yaitu
a. Karcis retribusi pasar umum
b. Retribusi kebersihan
Pasar Kebakkramat Karangannyar belum mempunyai paguyupan,
dulu sudah terbentuk ada pengurusnya akan tetapi sekarang sudah
tidak aktif, akan tetapi sudah memiliki rencana untuk dibentuknya
kembali sebagai pengurus paguyuban pedagang di pasar kabakkrmat
tersebut. (Wawancara dengan Bapak Mariman Kepala Pasar
Kebakkramat Karangannyar, Karangannyar 12 Mei 2018 Jam 11.06
WIB.)
66
B. Praktek Jual Beli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat
1. Profil Penjual Roti Rijekan di pasar Kebakkramat
Ibu Suyati adalah seorang pegawai toko roti Luwes Bakery
yang cukup terkenal di kota Surakarta, setiap hari Ibu Suyati bekerja di
toko bakery sebagai kasir, menata roti-roti dan mengambil roti-roti
yang sudah tidak layak dijual ke keranjang dan diletakkan ke dalam
keranjang dan disimpang di gudang, setiap harinya roti-roti yang sudah
tidak layak dijual di toko bakery tersebut ada yang membelinya dengan
harga yang miring dari harga roti yang dijual ditoko, lalu Ibu Suyati
memiliki cara mencoba untuk berjualan roti tersebut dengan cara
bekerja sama kepada pemilik bakery luwes, setiap roti memiliki variasi
dan harga yang berbeda-beda seperti contoh tabel dibawah ini.
No Nama Roti Harga
Ditoko
Harga
Membeli
Harga di
pasar
1 Roti Kombinasi Rp. 17.000 Rp.6000 Rp.8000
2 Brownis Rp. 50.000 Rp.15.000 Rp.20.000
3 Roti Tiramisu Rp.50.000 Rp.15.000 Rp.20.000
4 Roti Krumpul Rp. 15.000 Rp.5000 Rp.7000
5 Roti Mandarin Rp. 36.000 Rp.12.000 Rp.15.000
6 Roti Ulang Tahun Rp. 55.000 Rp.15.000 Rp.20.000
7 Roti Pisang Coklat Rp. 7000 Rp.1500 Rp.2500
8 Roti Daging Rp. 20.000 Rp.7500 Rp.9000
67
9 Roti Tawar Rp. 7500 Rp.1500 Rp.2500
Tabel 3.1 Harga Roti Rijekan
Setiaphari dari Penjual Roti Rijekan pendapatan yang diperoleh Ibu
Suyati bisa sampai seratus lima puluh ribu rupiah hingga dua ratus ribu
rupiah. Dari roti yang diperjual belikan Ibu Suyati roti yang banyak
peminatnya adalah roti kombinasi, brownis, dan roti daging. Untuk
berjualan di Pasar dan menyewa lapak di Pasar Kebakkramat dengan
melalui tahap diantaranya membayar karcis setiap harinya kepada
petugas Pasar, pengecekan yang di perjual belikan apakah layak atau
tidak oleh Dinas Kesehatan Pasar apakah aman untuk dikonsumsi.
Disitulah Ibu Suyati mengaku mendapatkan roti rijekan tersebut dari
toko roti tempat Ibu Suyati bekerja. Sampai sekarang jual beli roti
rijekan masih berlangsung saat ini, peminatnya yang masih banyak dan
yang berjualan roti rijekan di Pasar Kebakkrmat hanya Ibu Suyati
seorang belum ada penjual roti rijekanyang lain di Pasar kebakkramat.
(Wawancara dengan Ibu Suyati penjual Roti Rijekan di pasar
Kebakkramat Karangannyar, Karangannyar 31 juli 2018 Jam 06.30
WIB.)
2. Profil pembeli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat
Roti rijekan memiliki cukup banyak peminat, mulai dari kalangan
bawah, menengah sampai atas, pembeli roti rijekan kebanyakan adalah
Ibu rumah tangga, untuk dikonsumsi sendiri dan diberikan kepada
68
tamu atau saudara yang sedang berkunjung di rumah, pembeli roti
rijekan tersebut membeli roti rijekan karena harganya yang murah,
rasanya yang masih enak, dan apabila roti itu terdapat cacat atau rusak
dapat dikembalikan kepada penjual atau ditukarkan dengan roti yang
masih bagus. (Wawancara dengan pembeli roti rijekan di pasar
kebakkramat, Karangannyar 31juli 2018 Jam 07.00 WIB)
Tabel Sebagian Pembeli Roti Rijekan di Pasar Kebakkrmat
NO NAMA PEKERJAAN
1 Titik Ibu rumah tangga
2 Win Penjual klontong di pasar
3 Siti Ibu rumah tangga
4 Warjo Petugas pukesmas
5 Iskandar Ibu rumah tangga
6 Astuti Penjual rosok
7 Sri Guru Tk
8 Ika Buruh pabrik
9 Sari Penjual Rosok
10 Nur Penjual klontong di warung
11 Novi Penjual daging sapi
12 Suroto Guru Smp
13 Dwi Penjual Bumbon di pasar
14 Tri Pegawai Bank
15 Mardi Katring makanan
16 Kris Penjual ayam potong Tabel 4.1 pembeli Roti Rijekan
Dari tabel diatas pembeli roti rijekan bukan dari kalangan Ibu
rumah tangga saja melaikan dari penjual, pegawai bank, guru, buruh
pabrik hingaa petugas pukesmas, dari semua pembeli roti rijekan
tersebut mereka membeli roti rijekan karena memiliki alasan tersendiri
69
yaitu dekat dengan rumah, tidak perlu susah-susah pergi ke tokonya
langsung, banyak pilihannya, malas apabila berpegian jauh.
Hasil wawancara peneliti dengan penjual Roti Rijekan di Pasar
Kebakkramat
Pertama, dengan Ibu Suyati penjual Roti Rijekann Ibu Win selaku
pembeli roti rijekan sebanyak tiga bungkus roti kombinasi dengan
harga delapan ribu lima ratus rupiah perbungkus dari Ibu Suyati
dengan ketentuan
a. Barang masih bagus
b. Rotinya belum berjamur
c. Rasanya masih enak
d. Harganya yang murah
Biasanya setiap penjualan ada barang yang tidak sesuai dan itu
kebanyakan kondisi roti belum sehari sudah berjamur, rasanya aneh,
dan bentuk sudah tidak sesuai, oleh karena itu ketika barang yang di
perjanjikan tersebut tidak sesuai maka dapat di kembalikan atau
ditukar dengan barang yang masih bagus kondisinya, disini di anggap
wajar dan mungkin bisa dibilang sudah terbiasa dengan penjualan
tersebut dari situ dari pihak pembeli itu dapat melihat barang dan
mencoba merasakann roti tersebut dirumah.
Kedua, hasil wawancara dengan Ibu Titik warga dusun Kramat
desa Kemiri kecamatan Kebakkramat dan didapatkan informasi
sebagai berikutsaya membeli membeli roti dari Ibu Suyati dengan
70
barang yang masih bagus dengan harga yang murah harganya pun
berbeda jauh dari toko langsungnya, biasanya bila membeli roti
ditempatnya langsung roti tiramisu harganya enam puluh ribu rupiah ,
sedangkan jika membeli roti tiramisu di Ibu Suyati seharga dua puluh
satu ribu rupiah saja, dari penjualan roti rijekan tersebut Ibu Suyati
selaku penjual roti rijekan tersebut Ibu suyati selaku penjual roti
rijekan menawarkan barang yang bagus dan masih enak, apabila sudah
berjamur atau tidak sesuai rotinya boleh dikembalikan dan ditukarkan
kembali dengan roti yang masih bagus.
Sedangkan dengan adanya perjanjian atau yang ditawarkan Ibu
Suyati ada yang masih mengeluh karena rasanya tidak enak, belum
sehari sudah berjamur, dan kondisi roti sudah tidak bagus.
Faktor yang mempengaruhi pembeli roti rijekan adalah harganya
yang terjangkau, mudah diperoleh, rasanya yang masih enak, dan
sampai sekarang pembeli roti rijekan belum mengetahui dampak dari
mengkonsumsi roti rijekan tersebut bagi kesehatan tubuh meskipun
belum ada yang mengeluh tentang damapak roti rijekan tersebut dan
samapi sekarang masih aman untuk dikonsumsi.
3. Pandangan Pemerintah Kabupaten Karangannyar.
Pemkot Daerah dinas kesehatan Pasar Kebakkramat dalam upaya
melakukan uji kelayakan makanan yang diperjual belikan oleh
pedagang tiap tahunnya melakukan pengecekan, penyuluhan makanan
dan bahan pokok lainnya dengan pengambilan sempel makanan yang
71
akan diuji coba kelayakannya, agar mengetahui apakah makanan yang
diperjual belikan tersebut dapat layak atau tidak layak untuk
dikonsumsi, dari hasil penelitian dinas kesehatan di Pasar
Kebakkramat makanan dan bahan pokok lainnya yang diperjual
belikan hasilnya baik dan layak untuk dikonsumsi, akan tetapi dari
dinas kesehatan sendiri apabila ada pelaku penjual yang menyimpang
maka akan dilakukan tindakan yang tegas bagi penjual atau pelaku
tersebut. Selama yang diperjual belikan itu tidak merugikan orang
lain.Penjual di pasar kebakkramat dari sejauh ini belum ada laporan-
laporan yang menyimpang masih aman samapi sekarang, seperti
pengecekan terhadap roti rijekan yang di ambil sempelnya dan di tes
uji kelayakan konsumsi apakah aman atau tidak untuk dikomsumsi,
dari laporan dinas kesehatan penjual yang ada di Pasar Kebakkramat
sudah lulus uji kelayakan makanan dan aman untuk dikonsumsi.
(Wawancara dengan Bp. Mariman kepala Pasar Kebakkramat,
Karangannyar 12 Mei 2018 jam 10.12 WIB )
C. Bentuk Jual Beli
Bentuk transaksi jual beli yang berada di Pasar Kebakkrmat masih
menggunakan uang tunai secara langsung karena masih menggunakan
sistem tradisional.
Dari kesepakatan tersebut dapat dihasilkan proses penjualan dan
pembelian barang sebagai berikut
72
1. Barangnya sesuai dari yang dijanjikan
2. Jika barang tidak sesuai dengan kesepakatan maka barang yang tidak
sesuai dapat dikembalikan
3. Bentuk roti masih sesuai (masih bagus)
4. Rasa roti masih enak
5. Roti belum berjamur
6. Harganya yang murah
73
BAB IV
JUAL BELI ROTI RIJEKAN DI PASAR KEBAKKRAMAT
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Maraknya Jual Beli Roti
Rijekan di Pasar Kebakkrmat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah
dilakukan peneliti di babIII, sudah jelas bahwa jual beli roti rijekan
di Pasar Kebakkramat Karangannyar antara lain:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengruhi jual beli roti rijekan di
Pasar Kebakkramat dari aspek pembeli adalah kebanyakan dari
kalangan menengah kebawah terutama Ibu-ibu rumah tangga
yang mengedepankan harga yang murah dan enak, adapun dari
aspek penjual mereka tidak memikirkan dampak dari yang
diperjualkan belikan karena hanya ingin mencari keuntungan
saja tanpa mementingan dampak dari penjualan roti rijekan
tersebut terhadap kesehatan konsumen.
74
2. Faktor sosial
Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan
sosial konsumen tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai
berikut:
a. Maraknya penjualan roti rijekan karena mereka tertarik
dengan harganya yang murah dan mudah didapat,
merupakan sebuah kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang, yang meliputi: rekan kerja, teman dekat, teman
sekomunitas, kelompk keagamaan, dan sebagainya.
b. Sebagian masyarakat pembeli roti rijekan adalah Ibu-ibu
rumah tangga dari kalangan menengah kebawah yang
tempat tinggalnya dekat dengan Pasar Kebakkrmat.
(Jayakusumah, 2011:11)
kenapa proses jual beli roti rijekan masih marak di Pasar
Kebakkramat dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah karena harganya yang terjangkau, rasanya yang masih enak,
mudah didapat, bentuk roti yang masih menarik atau masih bagus
dan apabila ada cacat dalam roti tersebut bisa dikembalikan atau
ditukarkan dengan roti yang masih bagus, sejauh ini yang membeli
roti rijekan di Pasar Kebakkrmat tersebut belum mengetahui
dampak dari mengkonsumsi roti rijekan meskipun belum ada
75
keluhan terutama dalam masalah kesehan dan sampai sekarang
masih aman aman saja.
B. Analisis Jual Beli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat
Karangannyar dalam Prespektif Hukum Islam
Pasar Kebakkrmat adalah Pasar tradisional yang dijadikan
masyarakat setempat sebagai sarana jual beli berbagai macam
kebutuhan sehari-hari, Pasar Kebakkrmat terletak di desa Kemiri
kecamatan Kebakkramat, tepatnya didusun Kramat Rt 01 Rw 06,
di Pasar Kebakkrmat terdapat jual beli roti rijekan yang sedang
marak sampai sekarang, roti yang di perjual belikan adalah merek
roti luwes bakery dan horry bakery, roti yang diperjual belikan
menawarkan harga yang terjangkau, dan mempunyai banyak
macam rasa, penjual dari roti rijekan tersebut adalah Ibu Suyati,
roti rijekan sendiri sampai sekarang masih banayak peminatnya
terutama Ibu rumah tangga.
Transaksi jual beli yang ada di Pasar Kebakkramat
Karangannyar sudah sesuai dengan syar‟i karena sudah memenuhi
syarat akad dan barang yang akan diperjual beli roti rijekan di
Pasar Kebakkramat, mungkin alangkah baiknya ketika
menggunakan perjanjian yang kedua islam telah merumuskan
perkara saling rela dalam proses jual beli sebagai landasan utama.
Transaksi dianggap sah dalam Islam apabila proses jual beli
76
tersebut memenuhi unsur saling rela antara kedua belah pihak,
kerelaan antara kedua belah pihak, dalam bertransaksi syarat
mutlak keabsahannya berdasarkan firman Allah SWT dalam Qs.
Annisa dan Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah
“Jual beli haruslah atas dasar kerelaan (suka sama suka)” (Mardani,
2012:105)
Islam mengajarkan kita sikap ketentraman dan kebahagiaan dalam
jual beli karena akan terwujud dengan membangun rasa kepuasan
pada masing-masing pihak. Penjual akan melepas barang
dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang , sedangkan
pembeli memberikan uang dan menerima barang dengan puas,
dengan demikian jual beli roti rijekan di Pasar Kebakkramat
Karangannyar dapat mendorong adanya saling bantu dalam
kegiatan jual beli kesehariannya.
Jual beli roti rijekan yang berada di Pasar Kebakkramat sistem
pembayarannya yaitu dengan sistem tunai, dalam jual beli roti
rijekan di Pasar Kebakkramat masih menggunakan sistem tunai dan
itu dilakukan oleh ibu suyati dengan ibu win dan ibu suyati dengan
ibu titik. Proses pembayaran dengan sistem tunai yaitu ketika
barang sudah ditempat di kios ibu suyati dan barang tersebut sudah
dilihat oleh Ibu Win maupun Ibu Titik, dalam jual beli roti rijekan
ini tidak mungkin semua roti bisa sesuai dengan kesepakatan dan
untuk pembayaran dilakukan dengan sistem tunai. Dalam proses
77
pembayaran tersebut sudah sesuai dengan hukum islam karena
dalam jual beli roti rijekan di Pasar Kebakkramat Karangannyar
tersebut sudah memenuhi syarat dengan adanya kesepakatan antara
penjual dan pembeli, barang yang halal dan adanya uang untuk
pembayaran.
Meskipun dalam proses akad jual beli tidak ada penyimpangan
dalam hukum islam, namn melihat obyek yang diperjual belikan
roti rijekan yang di khawatirkan akan berdampak negatif terhadap
kesehatan, maka menurut etika muamalah termasuk dalam bentuk-
bentuk jual beli yang fasid.Jual beli yang fasid adalah jual beli yang
barang atau bendanya memiliki unsur-unsur kerusakan yang
menyangkut barang dan boleh diperbaiki.
Dalam surat Al-Maidah ayat 88 disebutkan bahwa
diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik, yang
berbunyi:
Artinya:
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maaidah
:88)
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang besumber dari penelitian penulis
terhadap proses pelaksanaan jual beli roti rijekan di pasar kebakkramat
karangannyar dapat diambil kesimpulan yaitu
1. Faktor yang mempengaruhi jual beli roti rijekan di Pasar Kebakkramat
Karangannyar adalah ketidak tahuan pembeli terhadap dampak
mengkonsumsi roti rijekan terhadap kesehatan karena tertarikharganya
yang terjangkau, rasanya yang masih enak, mudah didapat, bentuk roti
yang masih menarik atau masih bagus, sistem pembayarannya
menggunakan sistem tawar menawar secara langsung dari situ terjadi
kesepakatan antara penjual dan pembeli sesuai dengan perjanjian
antara kedua belah pihak, adapun transaksi pembayaran dilakukan
dengan sistem tunai, ketika jual beli tersebut terjadi cacat atau barang
tidak sesuai dengan kesepakatan maka antara penjual dan pembeli
melakukan khiyar dan barang yang tidak sesuai tersebut dapat
dikembalikan atau ditukarkan oleh pihak penjual.
2. Hukum Islam dalam jual beli roti rijekan di Pasar Kebakkramat
Karangannyar untuk syarat jual beli dan rukun jual beli sudah
terpenuhi seperti adanya penjual dan pembeli, uang, benda yang
diperjual belikan, barang sendiri dan barang dapat diketahui oleh
penjual dan pembeli, jadi jual beli roti rijekan di pasar kebakkramat
79
karangannyar tersebut boleh atau halal karena sudah sesuai dengan
hukum islam.
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat di berikan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penjual
Penjual hendaknya berlaku jujur kepada setiap pembeli ketika ada
barang yang cacat ataupun barang yang tidak sesuai dengan
kesepakatan sebab dengan adanya kejujuran maka akan diberi
keberkahan dalam kehidupan karena kejujuran akan menjadi sebuah
budaya yang baik dalam jual beli.
Penjual perlu teliti lagi dan jelas untuk menawarkan barang yang
akan dijual dan ketika membeli barang yang akan dijual lagi itu lebih
teliti karena menghindari pengembalian barang yang cacat atau tidak
sesuai dengan apa yang di tawarkan pada saat perjanjian.
2. Bagi Pembeli
Pembeli harus memperhatikan dan lebih teliti dalam memilih
barang yang akan dibeli jangan langsung percaya dengan perkataan
penjual, karena belum tentu perkataan penjual itu sesuai dengan
ucapannya dan dengan barang yang ditawarkan oleh penjual tersebut.
Pembeli juga harus mengajukan hak khiyar agar tidak mengalami
80
kerugian apabila barang yang dibeli terdapat cacat dan tidak sesuai apa
yang ditawarkan oleh penjual.
3. Bagi Pemerintah Kabupaten Karangannyar
Pemkot daerah dinas kesehatan pasar kebakkramat seharusnya
lebih teliti dan memperhatihan kelayakan makanan yang diperjual
belikan oleh pedagang, agar tidak merugikan orang lain, dan
memberikan tindakan tegas apabila ada yang menyimpang terhadap
barang yang diperjual belikan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Apriolem, Sevila. 2013. Skripsi Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen Terhadap Makanan Dalam Kemasan Yang Telah Kadaluwarsa
Dikota Pekanbaru (Studi di Kel. Sukaramai Kec. Pekan Baru Kota).Uin
Sultan sharif kasim Riau.
Anwar, Rosihon. 1999. Keagungan Dan Keindahan Syariat Islam. Bandung:
Cv. Pustaka Setia.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2010. Fiqih Muamalah (Sistem Transaksi
Dalam Fiqih Islam). Jakarta. Sinar Grafika Offset.Hal 15.
Cahyani, Andi Intan. 2013. Fiqh Muamalah. Makassar: Alauddin University
Press.
Handariningtyas, Dhea. 2017. Skripsi Transaksi Jual Beli Melalui Media
Instagram Menurut Undang-Undang Nomer 11 Tahun 2008 Tentang
Iformasi Elektronik. Universitas Lampung Bandar Lampung.
Haqi, Durrotul Isnaeni. 2017. Skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Praktik Jual Beli Makanan Kemasan Yang Belum Memiliki Nomor
Pendaftaran (Studi Kasus di Pasar Cilongok, Kecamatan Cilongok,
Kabupaten Banyumas). Iain Purwokerto
Hidayat, Enang. 2015. Jual Beli.Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya
Jayakusumah, Herdi. 2011. Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsumen Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi
(Studi Kasus Pada Masyarakat Kota Bekasi). Uin Sharif Hidayatullah
Jakarta
Huda, Qamarul. 2011. Fiqh Mu‟amalah. Yogyakarta: Sukses Offset
Kamus Bahasa Indonesia, Online Di Akses pada Tanggal 12 Oktober 2017
pukul 21.57
Lestari, Dewi. 2015. Skripsi Tinjaun Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Makanan Di Rumah Makan Cahaya Putra Selatan 2 Ponogoro. Stain
Ponorogo.
Mardalis. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:Pt.
Bumi Aksara.
Mayasari, Risa. 2017.Skripsi Produk Home Industry Tanpa Tanggal
Kadaluarsa Implikasinya Terhadap Pelaku Ekonomi Dan Perlindungan
Konsumen (Studi Pada Home Industry Kecamatan Sekicau Kabupaten
Lampung Barat).Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Miru, Ahmadi. 2012. Hukum Kontrak Bernuansa Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muda, Barly Kalingga. 2016. Skripsi Perjanjian Jual Beli Secara Online Pada
Forum Facebook Jual Beli Barang Second Kota Salatiga (No Tipu-Tipu)
82
Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen. Iain Salatiga.
Muslich, Ahmad Wardi, 2010. Fiqh Muamalat, Jakarta:Amzah
Moleong, Ahmad Wardi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya
Nawawi, Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer.Bogor :
Ghalia Indonesia.
Rifa, Moh,.Moh, Zuhri,.Salomo. 1978. Kifayatul Akhyar. Semarang: Cv. Toha
Putra.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pt. Pustaka
Baru.
Utsman, Sabian. 2014. Metologi Penelitian Hukum Progresif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Internet
Artikel,https://zainallokalc.blogspot.com/2014/05/makalah-field-study.html,
Online di Akses pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 11.45.
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA PASAR KEBAKKRAMAT
KARANGANNYAR
Wawancara dengan Bapak Mariman (52) yang merupakan Kepala
pasar di Kebakkramat di kantor pasar Kebakkrmat Karangannyar pada
hari Sabtu, 12 Mei 2018, pukul 11.30 WIB.
Bagaimana gambaran umum pasar Kebakkrmat pak? iya mbak
saya jelaskan ya dari gambaran umum, di kebakkrmat sendiri
memiliki 10 keluraha, terus sejarah berdirinya pasar, apa saja izin
usaha, terus retribusi penggunaa tempat, retribusi karcis samap
struktur organisasi nanti saya berikan file tentang gambaran pasar
kebakkramat, nanti mbak copy terus dicatat yang diperlukan mbak
untuk tugas penelitiaanya disitu juga sudah lengkap termasuk tabel
pengguna lapak.
Bagaimana pandangan pemkok daerah dinas kesehatan untuk
menguji kelayakan makanan yang diperjual belikan oleh penjual
pasar pak? di pasar kebakkrmat kramat sendiri sudah memili syarat
untuk bisa berjualan di pasar ini yaitu harus lulus tes dari uji
kelayakan pangan.
HASIL WAWANCARA DENGAN PENJUAL ROTI RIJEKAN DI
PASAR KEBAKKRAMAT KARANGANNYAR
Wawancara dengan Ibu Suyati (58) yang merupakan penjual roti
rijekan di Pasar Kebakkramat Karangannyar pada hari Sabtu, 12 Mei
2018, Pukul 09.00 WIB.
Bagaimana awal Ibu Suyati berjualan roti rijekan? Awal mulanya
saja bekerja di toko roti luwes disitulah saya mendapatkan roti
rijekan.
Bagaimana Ibu Suyati bisa memperoleh roti rijekan tersebut? Saya
mendapatkan dengan bekerja sama dengan pemilik toko roti
tersebut.
Roti apa saja yang banyak diminati? Saya gak terlalu
memperhatikan mbak setau saya yang paling banyak dibeli yaitu
roti kombinasi, brownis dan roti daging.
Merek apa saja yang di jual? Yang saya jual hanya merek roti
luwes saja mbak.
Roti apa saja yang di jual? Macem-macem mbak saya jual gak
tentu tergantung saya mendapatkannya, saya sering dapat roti ulang
tahun, roti pisang coklat, roti daging, roti tawar, kombinasi,
brownis, roti tiramisu, roti krumpul, roti mandarin pokoknya masih
banyak mbak.
Berapakah harga roti yang masih di toko? Tergantung mbak jenis
rotinya setau saya paling mahal lima puluh ribu rupiah paling
murah tujuh ribu rupiah mbak.
Berapakah harga Roti yang di jual Ibu Suyati? Saya menjual
rotinya murah kok mbak dari harga dua puluh ribu rupiah yang
paling mahal dan paling murah harganya dua ribu rupiah.
Ibu Suyati membeli roti tersebut dengan harga berapa? Itu juga
sama mbak saya ambil untungnya gak banyak kok mbak, saya
membeli dari gudang itu paling mahal cuman lima belas ribu
rupiah saja mbak dan yang murah seharga seribu lima ratus rupiah.
Setiap hari berapa keuntungan yang di peroleh Ibu Suyati?
Tergantung ya mbak yang beli kadang bisa sehari sampek seratus
lima puluh ribu rupiah sampai dua ratus ribu rupiah.
Apa saja syarat Ibu Suyati bisa menyewa lapak di Pasar
Kebakkrmat? Membayar karcis tiap harinya, dan barang yg
diperjualkan harus lulus kelayakan.
Apakah ada pembeli yang pernah mengeluh tentangroti yang
diperjualkan? Ya ada mbak paling ngeluhnya rotinya sudah
berjamur atau rasanya sudah aneh, tapi kalo ada keluhan rotinya
bisa dikembalikan dan ditukar yang baru mbak.
HASIL WAWANCARA DENGAN PEMBELI ROTI RIJEKAN
DI PASAR KEBAKKRAMAT KARANGANNYAR
Wawancara dengan pembeli roti rijekan di pasar Kebakkrmat
Karangannyar pada hari Selasa, 31 Juli 2018 pukul 07.00 WIB.
Kenapa Ibu membeli roti rijekan alasannya apa? Hasil dari
wawancara ibu-ibu yang ada di pasar kebanyakan mempunyai
alasan yang sama dekat dengan rumah, rasanya yang masih
enak, murah, apabila rotinya ada keluhan bisa ditukar
Ibu namanya siapa dan pekerjaanya apa ya bu kalau boleh tau?
Ibu Titik sebagai Ibu rumah tangga, Ibu Win sebagai pedagang
klontong di pasar, Ibu Siti sebagai ibu rumah tangga, Ibu Warjo
sebagai petugas puskesmas, Ibu Astuti sebagai penjual rosok,
Ibu Sri sebagai guru tk, Ibu Ika sebagai buruh pabrik, Ibu Sari
sebagai penjual rosok, Ibu Nur sebagai penjual klontong di
warung, Ibu Novi sebagai penjual daging sapi, Ibu Suroto
sebagai guru smp, Ibu Dwi sebagai penjual bumbon di pasar,
Ibu Tri sebagai pegawai bank, Mbah Mardi sebagai pemilik
katring makanan, dan yang Terakhir Ibu kris sebagai Penjual
ayam potong di pasar.
Untuk apa Ibu membeli roti rijekan tersebut? Hasil wawancara
dari ibu-ibu pembeli roti rijekan menjawab untuk dimakan
sendiri, buat tamu, buat cemilan mbak saat nonton tv, buat anak
suami pas di rumah.
Apakah ibu mengetahui dampak dari membeli roti rijekan
tersebut buk? Hasil wawancara dengan ibu-ibu dipasar
menjawab dampak kenyang mbak, yang penting ada cemilan
mbak.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1.1 Pembeli Roti Rijekan
Gambar 1.2 Roti Rijekan Yang di Jual Ibu Suyati
Gambar 1.3 Roti Rijekan yang di Jual Ibu Suyati
Gambar 1.4 Pembeli Roti Rijekan
Gambar 1.5 Pasar Kebakkramat
Gambar 1.6 Kantor Pasar Kebakkramat
Gambar 1.7 Wawancara Dengan Kepala Pasar Kebakkramat
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Erza Hari Aziz
Nim : 214 14 057
Tempat Tanggal Lahir : Karangannyar, 23 Mei 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kramat Rt 01/Rw 06 Kemiri
Kebakkramat
Karangannyar
Riwayat Pendidikan : SDN 02 Kemiri Kebakkramat
Karangannyar
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
SMA Al-Islam 3 Surakarta
IAIN Salatiga
Pengalaman Organisasi : Anggota HMJ Hukum Ekonomi
Syari‟ah
Anggota PMII Salatiga