PETUNJUK PELAKSANAANPENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIANTAHUN 2012
PUSAT PENYULUHAN PERTANIANBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN2012
PETUNJUK PELAKSANAANPENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIANTAHUN 2012
PUSAT PENYULUHAN PERTANIANBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN2012
Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi 2012 Pusluhtan i
KATA PENGANTAR
Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan danKehutanan (SP3K) dan Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan,Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutananmengamanatkan Pimpinan Kementerian/Lembaga baik Pusat maupun Daerah untukmengalokasikan anggaran pembiayaan penyuluhan berdasarkan tugas dan kewenangannyasesuai kemampuan keuangan masing-masing.
Pemerintah Pusat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q PusatPenyuluhan Pertanian mengalokasikan dana bagi penyelenggaraan penyuluhan di daerahmelalui Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Pengembangan SDM Pertaniantahun 2011. Kegiatan-kegiatan penyelenggaraan penyuluhan sebagai penjabaran dari RencanaStrategis Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Tahun 2010 – 2014 melalui Program AksiPemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang masuk dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM) periode tahun 2010 – 2014.
Terget Utama Pembangunan Pertanian adalah mewujudkan Empat Sukses PembangunanPertanian yaitu: 1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; 2) PeningkatanDiversifikasi Pangan; 3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor; dan 4) PeningkatanKesejahteraan Petani.
Program aksi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian tetap difokuskan pada tataranimplementasi Undang-undang No. 16 Tahun 2006, dengan ruang lingkup penataan danpenguatan kelembagaan, peningkatan kualitas dan kuantitas ketenagaan penyuluh, danpeningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Dana dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian untuk mewujudkan Empat SuksesPembangunan Pertanian agar disinergikan dengan kegiatan pembangunan pertanian di daerahyang bersumber dari dana APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota, serta sumber-sumberlain yang sah dan tidak mengikat.
Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan PertanianTahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana penyelenggaraan penyuluhanpertanian di provinsi dan kabupaten/kota, agar penyelenggaraan penyuluhan lebih produktif,efektif dan efisien.
Jakarta, Januari 2012
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,
Dr. Ir. Momon Rusmono, MSNIP. 19610524.198603.1.003
Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi 2012 Pusluhtan ii
DAFTAR ISI
HalI. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1B. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 3C. Ruang Lingkup ...................................................................................... 4D. Pengertian............................................................................................ 4E. Dasar Hukum ....................................................................................... 4F. Sasaran ............................................................................................... 5G. Hasil Yang Diharapkan .......................................................................... 5
II. ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI ............................................ 6A. Alokasi Dana Dekonsentrasi .................................................................. 6B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi ................................................................ 7
Iii. ORGANISASI MEKANISME KERJA SATKER PENGELOLAAN DANADEKONSENTRASI............................................................................................. 9A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi ............................................... 9B. Mekanisme Pengelola Dana Dekonsentrasi ............................................. 9
iV. PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ............................................................ 11A. Honor dan Biaya Operasional Penyuluh Pertanian THL-TB Penyuluh
Pertanian ............................................................................................. 11B. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS ............................................. 11C. Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian di Provinsi Lampung...... 13D. Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) ......................................... 14E. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian ............ 15F. Fasilitasi Penilaian Penyuluh, Petani, Gapoktan dan Kelembagaan
Penyuluhan ......................................................................................... 16G. Administrasi Kegiatan ........................................................................... 16H. Penggandaan Materi Penyuluhan Pertanian............................................ 17I. Langganan Tabloid................................................................................ 18J. Penyusunan dan Pengadaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan
Gapoktan ............................................................................................ 18K. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung
P2BN di Lokasi SL-PTT ........................................................................... 19L. Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani ................................ 20M. Evaluasi pembinaan Poktan dan Gapoktan .............................................. 21N. Pembinaan Poktan Gapoktan ................................................................. 21O. Pembinaan Petani Berbasis Teknologi di Kuatai Kertanegara, Kaltim .......... 22P. Pengawalan dan Pendampingan THL-TB Penyuluh Pertanian .................... 22Q. Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB Penyuluh Pertanian .................... 23R. Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya .. 23
Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi 2012 Pusluhtan iii
S. Pemberdayaan Petani Melalui Denfarm SL-Agribisnis .............................. 24V. DUKUNGAN KEGIATAN PUSAT UNTUK PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
PERTANIAN DI DAERAH .................................................................................. 26VI. DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
OLEH PEMERINTAH DAERAH 28VII. PENUTUP ...................................................................................................... 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 30
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
”Menjadikan Pusat Penyuluhan Pertanian andal untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global”.
Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentu an oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis dan kualitas sumberdaya manusia yang mendukungnya, yaitu SDM yang menguasai serta mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan.
Penyuluhan Pertanian memiliki peran yang sangat strategis di dalam mendukung dan mengawal program utama pembangunan pertanian, untuk tercapainya Empat Sukses Pembangunan Pertanian, yaitu: (1) Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Diversifikasi Pangan; (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Sesuai dengan fungsi Pusat Penyuluhan Pertanian dan memperhatikan po capaian hasil pada periode sebelumnya, serta tantangan dan permasalahan yang ada, maka visi Pusat Penyuluhan Pertanian periode 2010-2014 adalah
Guna mewujudkan visi tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian mencanangkan Program Aksi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian tersebut merupakan upaya untuk mendudukkan, memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud arah dan kesatuan gerak di dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Untuk meningkatkan peran penyuluhan pertanian dalam pembangunan pertanian, perlu adanya sinergitas dan penyamaan persepsi terhadap kegiatan-kegiatan penyuluhan di daerah dengan program penyuluhan di pusat, sesuai dengan peran pemerintah sebagai regulator, koordinator dan supervisor, maka Kementerian Pertanian melalui Satker Badan Koordinasi/ Dinas yang menangani penyuluhan pertanian memfasilitasi dana Dekonsentrasi kegiatan penyuluhan pertanian Tahun 2012.
Dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan penyuluhan tahun 2012 di provinsi dan kabupaten/kota, dilaksanakan melalui:
a. Dana Dekonsentrasi yang bersumber dari APBN yang dialokasikan di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota;
b. Dana Tugas Pembantuan (TP) dengan Program FEATI () yang bersumber dari pinjaman Bank
Dunia, APBN dan APBD yang dialokasikan di 18 provinsi dan 68 kabupaten/kota;
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian dalam rangka membantu kabupaten/kota untuk pembangunan, rehabilitasi/ renovasi, penyediaan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan, penyediaan seperangkat alat pembelajaran untuk Balai Penyuluhan Kecamatan;
Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information Project
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 2
d. Alokasi dana untuk Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Pusat yang secara tidak langsung mendukung penyelenggaraan penyuluhan di daerah, seperti pengadaan sarana kendaraan roda 2 bagi penyuluh dan soil-teskit, pengembangan sistem informasi penyuluhan melalui jaringan internet ( dan Pengembangan Sistem Informasi Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN)
Implementasi UU No.16 Tahun 2006 tentang SP3K sampai saat ini (Desember 2011) belum optimal namun telah menunjukkan perkembangannya, hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek, sebagai berikut :
1. Kelembagaan :
a. Pada tingkat provinsi telah terbentuk 22 Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Bakorluh), dan 7 Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (Bakorluh Campuran);
b. Pada tingkat kabupaten/kota telah terbentuk 145 Badan Pelaksanan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Bapelluh) dan 179 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (Bapelluh Campuran).
2. Ketenagaan
Data tenaga Penyuluh Pertanian yang tercatat di Pusat Pertanian adalah 57.694 orang terdiri dari :
a. Penyuluh pertanian PNS 27.514 orang;
b. Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) angkatan I, II dan III sebanyak 22.163 orang; dan
c. Penyuluh swadaya sebanyak 8.017 orang.
3. Penyelenggaraan
a. Programa penyuluhan sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan telah disusun di setiap tingkatan wilayah mulai dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat nasional. Sedangkan di tingkat desa masih tergantung pada kesiapan daerah setempat.
b. Telah terdistribusi dan terbangunnya sarana dan prasarana penyuluhan pertanian untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan sejak tahun 2006, seperti: pengadaan untuk penyuluh pertanian di 6 provinsi (Gorontalo, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur); KendaraanRoda Dua bagi Penyuluh Pertanian, Mobil Unit Penyuluhan Pertanian;Pembangunan Balai Penyuluhan di Kecamatan melalui dana FEATI dan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian dan lain-lain;
c. Sistem informasi dan pelaporan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari daerah ke pusat dilakukan melalui pos udara, faximili (012-7804386) dan e-mail dengan alamat:
Cyber Extension)
Handphone
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 3
Berdasarkan kondisi umum sumberdaya penyuluhan pertanian dan hasil-hasil yang telah dicapai selama periode 2005-2009, maka permasalahan yang dihadapi dalam pemantapan sistem penyuluhan pertanian guna mewujudkan sumberdaya manusia pertanian yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global, adalah sebagai berikut:
a. Lemahnya kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
b. Lemahnya kapasitas kelembagaan petani.
c. Belum optimalnya jumlah dan kompetensi penyuluh pertanian.
d. Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
e. Belum optimalnya dukungan sarana-prasarana dan pembiayaan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Berdasarkan kondisi dan permasalahan dalam penyelenggaran penyuluhan pertanian tersebut, pusat penyuluhan pertanian melaksanankan program Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian melalui pengalokasian .
Maksud penyusunan petunjuk pelaksanaan dana dekonsentrasi penyuluhan pertanian adalah agar pengelolaan dan penggunaan dana dekonsentrasi sesuai dengan peraturan/pedoman yang telah ditetapkan dari aspek teknis maupun administrasi.
Sedangkan tujuannya adalah :
1. Pengalokasian dana dekonsentrasi penyuluhan pertanian dapat memenuhi sasaran kegiatan dan mencapai target yang telah ditetapkan dalam Mendukung Program Empat Sukses Pembangunan Pertanian;
2. Terselenggaranya tertib administrasi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang didekonsentrasikan;
3. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas penyelenggaraan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan di pusat dan daerah.
Ruang lingkup pedoman pelaskaanaan dana dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian tahun 2012, adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pengertian, Dasar Hukum, dan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
3. Alokasi dan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
4. Organisasi dan Mekanisme Kerja Satker Dana Dekonsentrasi
5. Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
6. Penutup
Dana Dekonsentrasi
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 4
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
2. Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua erimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi.
3. Kelembagaan Penyuluhan Provinsi adalah lembaga pemerintah di Provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Koordinasi Penyuluhan/ Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian/Dinas lingkup Pertanian yang menangani penyuluhan;
4. Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota adalah lembaga pemerintah di Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Pelaksana Penyuluhan/Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian/Dinas lingkup Pertanian yang menangani penyuluhan.
5. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian adalah pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada THL-TB Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai THL-TB Penyuluh Pertanian
6. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) adalah biaya yang diberikan kepada para penyuluh untuk lebih memperlancar pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat sehingga dapat meningkatkan prestasi kerjanya.
1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
4. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
5. PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
6. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintan, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
7. PP No. 6 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
8. PP No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
9. Peraturan Menteri Keuangan No. 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
10. Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 5
1.
2.
3.
4.
1.
2.
F. Sasaran
G. Hasil yang Diharapkan
.
Kelembagaan penyuluhan pemerintah di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota;
Penyuluh pertanian PNS penerima BOP sebanyak 27.514 orang;
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) sebanyak 22.163 orang di 497 kabupaten/kota;
Petugas operator Simluhtan dari 33 provinsi dan 315 kabupaten/kota.
Teralokasikannya dana dekonsentrasi penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan sasaran untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Mendukung Empat Sukses Pembangunan Pertanian;
Terselenggaranya tertib administrasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang didekonsentrasikan;
Terjadinya sinergitas dan koordinasi semua kegiatan penyelenggaraan penyuluhan antara pusat dan daerah
3.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 6
II. ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSESNTRASI
A. Alokasi Dana Dekonsentrasi
Lampiran 1.
No. Jenis Kegiatan *)
BP4K / BP2KP
Perda Sesuai UU 16/2006
Perda Campuran/
Perbup /Walikota
NonKelembagaan
(Kantor KP/Dinas)
- -
- -
Pengalokasian dana dekonsentrasi pusat penyuluhan mengacu pada sinergitas antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, berbagai sumber pembiayaan yang tersedia, baik APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota, maupun sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Dana dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian dialokasikan kepada 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota. Pemberian dana dekonsentrasi tersebut difokuskan kepada kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan UU No. 16 Tahun 2006 per bulan Juli 2011 yang terdata di Pusat Penyuluhan Pertanian.
Untuk tingkat provinsi secara berurutan dibagi dalam 3 (tiga) kategori yang disesuaikan dengan status dan bentuk kelembagaan penyuluhan, yaitu:
1. Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) yang dibentuk melalui Peraturan Daerah (PERDA);
2. Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) dan Ketahanan Pangan (KP) yang dibentuk melalui PERDA dan Bakorluh serta Bakorluh KP yang dibentuk melalui PERGUB;
3. Unit kerja pelaksana penyuluhan tingkat provinsi (kelembagaan yang menangani penyuluhan).
Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota secara berurutan dibagi dalam 3 (tiga) kategori yang disesuaikan dengan status dan bentuk kelembagaan penyuluhan, yaitu:
1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) yang berdasarkan PERDA;
2. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) yang dibentuk melalui PERDA, BP4K/BP2KP yang dibentuk melalui Peraturan Bupati/Walikota;
3. Unit kerja pelaksana penyuluhan (Dinas lingkup pertanian/Kantor Penyuluhan).
Kategori status dan bentuk kelembagaan penyuluhan provinsi dan kabupaten/kota dapat dilihat pada
Lebih rinci Jenis Kegiatan Dana Dekonsentrasi sesuai dengan status Kelembagaan Penyuluhan di tingkat kabupaten/kota, dapat dilihat dalam tabel berikut :
1 Honor dan BOP THL-TB PP
2 Biaya Operasional Penyuluh (BOP) untuk Penuluh PNS
3 Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian Provinsi Lampung**)
4 Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 7
5 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
6 Fasilitasi Penilaian Penyuluh, Petani,/Gapoktan dan Kelembagaan Penyuluhan
7 Administrasi Kegiatan
8 Penggandaan Materi Penyuluhan
9 Langganan Tabloid Pertanian
10 Penyusunan dan Penggandaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan Gapoktan
11Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung P2BN di Lokasi SLPTT (5760 desa)
12 Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani
13 Evaluasi Pembinaan Poktan dan Gapoktan
14 Pembinaan Poktan dan Gapoktan
15 Pembinaan Petani Berbasis Teknologi di Kutai Kertanegara***)
16 Pengawalan dan Pendampingan THL-TB PP
17 Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB PP
18 Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya
19Pemberdayaan Petani Melalui Demfarm SL-Agribisnis****)
Jumlah alokasi Dana Dekonsentrasi tahun 2012 sebesar (rincian anggaran pada Lampiran 1).
Untuk melaksanakan strategi penyuluhan pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian memiliki program, sebagai berikut:
1. Mengembangkan program dan informasi penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
- -
Keterangan :
*) Kegiatan penyuluhan yang tidak dialokasikan dari dana dekonsentrasi agar mendapat dukungan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota;
**) Kegiatan Temu Teknis dan Temu Karya hanya dilakukan di Provinsi Lampung
***) Pembinaan Petani Berbasis Teknologi di Kutai Kertanegara hanya dilakukan di Provinsi Kalimantan Timur sebagai tindak lanjut Pelaksanaan PENAS XIII
****) Pemberdayaan Petani Melalui Demfarm SL-Agribisnis Padi dilaksanakan di lokasi BP3K yang diasilitasi, dan masing-masing BP3K mendapatkan 3 unit Denfarm serta tempatnya harus di luar lokasi SL-PTT
Rp. 622.750.629.000,-
B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 8
2. Mengembangkan kelembagaan penyuluhan pertanian yang andal, dan ketenagaan penyuluhan pertanian yang profesional.
3. Memberdayakan kelembagaan petani dan usaha tani yang kuat, mandiri dan berdaya saing.
4. Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (FEATI).
Dalam pelaksanaannya, program Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 2012 didukung oleh kegiatan Dana Dekonsentrasi di provinsi dan kabupaten/kota, sebagai berikut
1. Honor dan BOP THL-TB PP
2. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) untuk Penuluh PNS
3. Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian Provinsi Lampung
5. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
6. Fasilitasi Penilaian Penyuluh, Petani,/Gapoktan dan Kelembagaan Penyuluhan
7. Administrasi Kegiatan
8. Penggandaan Materi Penyuluhan
9. Langganan Tabloid Pertanian
10. Penyusunan dan Penggandaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan Gapoktan
12. Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani
13. Evaluasi Pembinaan Poktan dan Gapoktan
14. Pembinaan Poktan dan Gapoktan
15. Pembinaan Petani Berbasis Teknologi di Kutai Kertanegara
16. Pengawalan dan Pendampingan THL-TB PP
17. Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB PP
18. Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya
4. Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan
11. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung P2BN di Lokasi SLPTT (5760 desa)
19. Pemberdayaan Petani Melalui Demfarm SL-Agribisnis Padi
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 9
III. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA SATKER PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi
B. Mekanisme Pengelola Dana Dekonsentrasi
Pelimpahan
Organisasi Pengelola dana dekonsentrasi meliputi:
1. Kementerian Pertanian:2. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian:3. Pusat Penyuluhan Pertanian:4. Bakorluh/Dinas lingkup pertanian Provinsi:5. BP4K/BP2KP/Dinas lingkup pertanian/Kantor Penyuluhan Kabupaten/Kota.
1. Pusat
a. Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran (PA) memberikan kuasa kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sebagai Penanggungjawab Program;
b. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian merupakan penanggungjawab Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dalam pelaksanaan sehari-hari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menunjuk Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian selaku penanggungjawab teknis kegiatan dan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) selaku penanggungjawab keuangan.
2. Provinsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 58/Permentan/KU.410/12/2009 tentang kepada Gubernur dalam pengelolaan kegiatandan tanggungjawab dana dekonsentrasi provinsi tahun anggaran 2010, Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Satker pelaksana kegiatandekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi kepada KepalaSekretariat Bakorluh/Kepala Dinas lingkup pertanian provinsi untuk bertindak sebagai pejabat KPA, sekaligus menunjuk pejabat struktural di Bakorluh/dinas lingkup pertanian sebagai P2K; Bendahara Pengeluaran; dan pejabat penguji Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan usulan Kepala Sekretariat Bakorluh/Dinas lingkup pertanian Provinsi;
Untuk membantu pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi di kabupaten/kota, Gubernur meminta Bupati untuk menetapkan BP4K/BP2KP/Dinas lingkup pertanian sebagai pelaksana kegiatan di Kabupaten/Kota.
a.
b.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 10
3. Kabupaten/Kota
a. Kepala BP4K/BP2KP/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di Kabupaten/Kota sebagai atasan langsung Pemegang Uang Muka (PUM),bertindak selaku penanggungjawab kegiatan penyuluhan di Kabupaten/Kota;
b. Dalam pengelolaan dana dekonsentrasi, penanggungjawab kegiatan di Kabupaten/Kota dibantu oleh pelaksana teknis kegiatan (pejabat struktural).
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 11
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI
Honor dan Biaya Operasional Penyuluh Pertanian THL-TB Penyuluh Pertanian
NO ANGKATAN S1/D4 D3 SLTA JUMLAH
NOTINGKAT
PENDIDIKANHONOR
(RP)BOP(RP)
JUMLAH(RP)
Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS
Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2012 di Provinsi dan Kabupaten/Kotadifokuskan kepada kegiatan, sebagai berikut:
Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu (THL-TB) Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2007, sampai dengan er 2011 tercatat masih sebanyak 22.163 orang yang tersebar di kabupaten/kota Indonesia, dengan rincian berdasarkan Angkatan dan Pendidikan, seperti tabel berikut:
1 Angkatan I + II + III 8.358 2.376 11.429 22.163
Jumlah 8.358 2.376 11.429 22.163
Selanjutnya besaran Honorarium dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian setiap bulan, dengan rincian sebagai berikut:
1 S1/D4 1.400.000 600.000 2.000.000
2 D3 1,200.000 300.000 1.500.000
3 SLTA 1.000.000 100.000 1.100.000Keterangan :
Biaya Operasional Penyuluh (BOP) dimaksudkan untuk memfasilitasi operasional penyuluh di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan kunjungan/pembinaan penyuluhan di wilyah binaannya masing-masing. Besaran BOP setiap bulan dibedakan dalam 3 (tiga) wilayah dengan rincian sebagai berikut:
A.
B.
Lebih rinci mekanisme pembayaran Honorarium dan BOP THL-TB Penyuluh Pertaniandiatur tersendiri dalam Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Honorarium dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian Tahun 2012.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 12
NO WILAYAHBOP(RP)
1 Wilayah Barat 320.000
2 Wilayah Tengah 400.000
3 Wilayah Timur 480.000
Adapun persyaratan penyuluh pertanian yang menerima BOP, adalah sebagai berikut:
a. Yang berhak menerima BOP:
1) Penyuluh pertanian PNS yang telah diangkat menjadi pejabat fungsional penyuluh pertanian sesuai dengan PERMENPAN No. PER/02/MENPAN/2/2008 (dibuktikan dengan SK pengangkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian);
2) Bertugas dan melakukan pembinaan penyuluhan pertanian di wilayah kerjanya;
3) Untuk penyuluh pertanian PNS dengan keahlian perikanan dan telah diangkat kembali sebagai pejabat fungsional penyuluh pertanian.
b. Yang tidak berhak menerima BOP:
1) Penyuluh pertanian yang sedang dalam tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan berturut-turut;
2) Penyuluh pertanian yang telah mengalami mutasi jabatan dari fungsional ke struktural;
3) Penyuluh pertanian yang mendapat tugas khusus di luar tugas sebagai penyuluh;
4) Penyuluh pertanian yang tidak dapat memenuhi kewajibannya, dengan alat verifikasi, yaitu:
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluh Pertanian yang disusun berdasarkan Programa Penyuluhan sesuai lokasi penugasan;
Laporan Bulanan Kegiatan Penyuluh Pertanian;
Persetujuan dari Koordinator Penyuluh atau atasan langsung penyuluh.
Pelaksanaan pencairan dan pendistribusian BOP bagi penyuluh pertanian, adalah sebagai berikut:
1) Melakukan verifikasi ulang terhadap penyuluh calon pen BOP baik di provinsi maupun kabupaten/kota sebelum pencairan BOP triwulan I tahun 2012;
2) Biaya Operasional Penyuluh bagi penyuluh pertanian yang bertugas di tingkat provinsi (termasuk penyuluh pertanian yang bertugas di instansi lingkup pertanian) dan kabupaten/kota (termasuk kecamatan dan esa) dialokasikan melalui Satker provinsi;
3) Kuasa Pengguna Anggaran di satker provinsi menerbitkan SK penyuluh pertanian penerima BOP di provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan usulan dari Bakorluh/dinas lingkup pertanian provinsi dan dari BP4K/BP2KP/dinaslingkup pertanian/Kantor Penyuluhan kabupaten/kota;
-
-
-
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 13
4) Pencairan dana BOP dilakukan oleh bendahara pengeluaran Satker provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening PUM kabupaten/kota. Masing-masing PUM tersebut mengirimkan langsung ke rekening penyuluh penerima BOP atas dasar persetujuan/rekomendasi dari Koordinator Penyuluh atau atasan langsung penyuluh. Apabila jumlah penyuluh yang terbatas di kabupaten/kota, maka pengiriman BOP dapat langsung disalurkan oleh PUM provinsi ke rekening penyuluh;
5) Persetujuan/rekomendasi tersebut dikeluarkan triwulanan setelah penyuluh terlebih dahulu menyerahkan: programa penyuluhan, RKT Penyuluh, laporan bulanan kegiatan penyuluh pertanian selama triwulan sebelumnya;
6) Kinerja setiap penyuluh pertanian akan dievaluasi berdasarkan 9 indikator keberhasilan penyuluh pertanian;
7) Pencairan dana BOP dilakukan paling lambat setiap 3 bulan sekali;
8) Koordinator penyuluh atau atasan langsung penyuluh agar segera melaporkan kepada Satker provinsi, apabila terjadi alih tugas, pensiun, wafat, dan tindak indisipliner lainnya, untuk dilakukan pemberhentian terhadap penyaluran BOP. Apabila penyuluh tersebut tetap menerima BOP, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
9) Terhadap BOP tidak , termasuk pemotongan pajak;
10) Dana BOP Penyuluh Pertanian PNS yang tidak terserap, dan harus disetorkan ke Kas Negara.
Pemberian batuan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) terhadap para penyuluh pertanian diharapakan dapat memberikian motivasi kerja yanga lebih baik dan optimal dalam melaksanakan pendampingan sesuai tugas dan fungsinya.
Mengingat keterbatasan dana dekonsentrasi yang tersedia di tingkat pusat, maka daerah dapat bagi penyuluh pertanian, antara lain melalui dan bentuk-bentuk pendanaan lain yang bersumber dari APBD provinsi, kabupaten/kota atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluhan adalah forum/pertemuan ini digunakan untuk membangun persamaan persepsi dari berbagai unsur terkait lingkup pertanian, UPT lingkup BPPSDMP (Badan Koordinasi Penyuluhan/Satker Provinsi, Dinas Teknis yang membidangi Tanaman Pangan, Balai Pengkajian Teknologi ertanian (BPTP) dan instasi terkait lainnya) dalam rangka mendukung program percepatan produksi beras tingkat provinsi. Sedangkan temu karya adalah pertemuan para penyuluh pertanian untuk menunjukkan hasil karyanya dalam menyampaikan suatu materi dengan metode yang baik dan efektif kepada para petani yang difasilitasinya.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1) Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan dan menyusun rencana kerja peningkatan produksi beras tingkat provinsi
2) Menyusun matrik kegiatan peningkatan produksi beras tingkat provinsi
dikenakan pemotongan
tidak dapat direvisi
menambahkan dukungan dana operasionalpenyediaan Uang Kerja Bimbingan (UKB)
Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian di Provinsi LampungC.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 14
3) Menyusun rencana evaluasi dan supervisi terhadap kegiatan peningkatan produksi beras tingkat provinsi, dan lain-lain.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bersama Badan Koordinasi Penyuluhan/Satker provinsi dalam bentuk pertemuan/Jambore penyuluhan di provinsi Lampung.
Dalam rangka memberikan informasi, masukan untuk pengembangan program peningkatan produksi beras nasional, penyelenggara kegiatan menghadirkan narasumber dari pusat , pakar di bidang pertanian/penyuluhan,dan para pejabat eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Unsur-unsur daerah yang dihadirkan dalam pertemuan tersebut, yaitu:
1) Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota;2) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota;3) Asisten Daerah Provinsi yang membidangi pertanian;4) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP);5) Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi (KPPP) dan Komisi Penyuluhan Pertanian
Kabupaten/Kota (KPPK);6) Penyuluh Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dengan adanya temu teknis dan temu karya penyuluhan pertanian di Provinsi Lampung tersebut, diharapkan dapat meningkatkan motivasi para penyuluh pertanian dan stakeholder lainnya dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas padi nasional.
Pencanagan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang ditindak lanjuti dengan munculnya Undang-Undang no. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) menempatkan kembali peran BP3K sebagai kelembagaan yang berfungsi sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di tingkat kecamatan. Agar keberadaan BP3K dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan undang-undang, maka perlu diberikan fasilitasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga BP3K mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi para petani di wilayah binaannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada BP3K bukan kegiatan fisik kelembagaan BP3K, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian diwilayah binaan dan sekitarnya.Sedangkan jumlah sasaran kegiatan fasilitasi BP3K tahun 2012 adalah sebanyak 1.206 BP3K yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Metoda pelaksanaan fasilitasi BP3K ini adalah dengan membiayai pelaksanaan pertemuan-pertemuan di tingkat kecamatan yang diinisiasi oleh kepala/koordinator penyuluh pertanian di BP3K. Adapun kegiatan fasilitasi BP3K tersebut meliputi penyediaan materi informasi spesifik lokasi, percontohan, latihan dan kunjungan (LAKU),dan penyusunan laporan singkat setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Hasil yang diharapkan dari fasilitasi BP3K adalah terwujudnya terlaksananya fasilitasi kegiatan-kegiatan di BP3K untuk meningkatkan kualitas SDM para petani dan penyuluh pertanian.
D. Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K)
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 15
E. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban dari suatu penyelenggaraan kegiatan Satuan Kerja (Satker) Pusat Penyuluhan Pertanian, terutama mengenai bagaimana penggunaan dan pencapaian sasaran kinerjanya. Monitoring diarahkan untuk kegiatan pencatatan secara sistematis dan analisa berkala dan koutinyu dari informasi instansi penyelenggara serta para penyuluh pertanian. Evaluasi diarahkan untuk melakukan penilaian dan pengamatan yang merefleksikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dari atau sedang dilaksanakan di 33 Provinsi Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dengan tujuan agar kegiatan yang telah ditetapkan dalam DIPA serta Rencana Operasional Kegiatan (ROK) tahun 2012 berjalan dengan baik dan sesuai dengan target serta tertib administrasi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi bertujuan :a) Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan
pertanian.b) Mengetahui tingkat kemajuan kegiatan baik yang sedang maupun yang telah
selesai sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan.c) Memastikan penggunaan sumberdaya penyuluh pertanian secara efektif dan efisien.d) Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.e) Mengukur pencapaian dampak kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan
indikator yang ditetapkan.
Sasaran monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian tahun 2012 adalah 33 provinsi Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang meliputi 497 kabupaten/kota.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di provinsi adalah melakukan supervisi. monitoring dan evaluasi ke kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota pelaksanaan monitoring dan evaluasinya adalah ke kecamatan dan desa/kelurahan..
Hasil kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian baik di provinsi maupun kabupaten/kota adalah merupakan bahan penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan yang harus di serahkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian serta akan sangat berguna sebagai bahan pengambilan keputusan dan kebijakan pengembangan penyelenggaraan penyuluhan di masa yang akan datang.
Lebih lengkap tentang pelaksanaan monitoring evaluasi pelaksanaan dana dekonsesntrasi dapat dilihat pada pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi dana dekonsentrasi tahun 2012
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 16
F.
G.
Fasilitasi Penilaian Penyuluh, Petani, Gapoktan dan Kelembagaan Penyuluhan
Administrasi Kegiatan
Fasilitasi penilaian penyuluh PNS, penyuluh swadaya, THL-TB Penyuluh Pertanian, petani, gapoktan dan kelembagaan penyuluhan teladan adalah untuk memberikan dukungan dan kesamaan gerak terhadap provinsi dalam melakukan penilaian sehingga penilaian dapat terlaksana dengan baik dan dapat memotivasi penyuluh dalam melakukan penyelenggaraan penyuluhan di daerah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pemangku penyelenggara penyuluhan di daerah sehingga dapat memberikan dukungan yang kong terhadap program P2BN sekaligus mendukung program 4 sukses kementerian pertanian.
Sasaran kegiatan ini adalah para penyuluh PNS dari desa sampai provinsi, penyuluh swadaya, THL-TB Penyuluh Pertanian, petani, gapoktan dan kelembagaan penyuluhan di kecamatan.
Pelaksanaan kegiatan fasilitasi ini adalah mengacu kepada pedoman-pedoman pelaksanaan penilaian yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan fasilitasi penilaian ini adalah terpilihnya penyuluh, petani, pengurus gapoktan, dan kelembagaan penyuluhan yang benar-benar dapat digunakan sebagai contoh dalam menyelenggarakan penyuluhan.
Dalam rangka Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian diperlukan SDM yang berkualitas, dengan ciri-ciri: mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi dan etos kerja yang tingggi, disiplin dan moral yang baik serta berwawasan global. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian adalah dengan pemberdayaan petugas dan petani melalui proses pembelajaran sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya.
Oleh karena itu, diperlukan program dan kegiatan di Pusat yang dapat mengintegrasikan segala sumberdaya penyelenggaraan penyuluhan pertanian mulai dari Pusat hingga ke Daeah. Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melalui Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2012 memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di Pusat dalam rangka mengoperasionalkan kegiatan di tingkat Pusat sekaligus untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Daerah.
Administrasi kegiatan dimaksudkan untuk memfasilitasi operasional penyelenggaraan penyuluhan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, meliputi diantaranya:
Honorarium petugas yang terkait dengan operasional Satker. Khusus di provinsi tersedia honorarium bagi petugas Operator Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (simluhtan, ) yang diberikan setiap 3 bulan;
Pengadaan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan provinsi dan kabupaten/kota ke pusat dalam berbagai bentuk formulir pelaporan yang disusun oleh Pusat Penyuluhan Pertanian;
a.
b.
cyber extention
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 17
c.
d.
e.
Perjalanan dalam rangka koordinasi dan perencanaan dari provinsi ke kabupaten/kota dan sebaliknya serta perjalanan konsultasi dari provinsi dan kabupaten/kota ke Pusat;
Biaya perjalanan dalam rangka koordinasi dan perencanaan dari kabupaten/kota ke provinsi di gunakan untuk kegiatan pertemuan awal tahun. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan merencanakan kegiatan-kegiatan di provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi tahun 2012. Pertemuan dihadiri oleh para pelaksana/penanngungjawab kegiatan dana dekonsentrasi penyuluhan yang berada di BP4K/BP2KP/Dinas lingkup pertanian/Kantor Penyuluhan kabupaten/kota.
Laporan bulanan kegiatan provinsi dan kabupaten/kota paling lambat diterima tanggal 10 pada bulan berikutnya meliputi rekapitulasi kegiatan di kabupaten/kota dan kegiatan di provinsi dengan alamat : Pusat Penyuluhan Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Gedung D, Lantai V, Jakarta (12550), Telp/Fax. 021-7804386.e-mail: [email protected] atau [email protected] atau [email protected]
Pusat Penyuluhan Pertanian akan menginformasikan keragaan penerimaan laporan bulanan/triwulanan/tengah tahunan/tahunan kepada Satker Provinsi.
Metode plelaksanaan kegiatan ini adalah melalui fasilitasi pengelolaan administrasi,pertemuan/rapat-rapat. Hasil kegiatan ini adalah terciptanya kesatuan gerak penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat daerah dan tertib administrasi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penyuluh pertanian PNS, penyuluh swadaya, THL-TB Penyuluh Pertanian, dan petani adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan petani dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan. Kegiatan ini dilakukan melalui informasi media tercetak (brosur,folder, leaflet dan poster) , meda audio visual dan media elektronik.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya perbanyakan bahan-bahan informasi penyuluhan pertanian berupa media tercetak (brosur, folder, leaflet dan poster) sebagai alat bantu penyuluh pertanian dalam memfasilitasi petani.
Kegiatan Perbanyakan Materi Penyuluhan Pertanian berupa penyusunan dan/atau penggandaan materi penyuluhan pertanian berupa lembar leaflet/brosur/folder dan VCD untuk penyuluh pertanian PNS, penyuluh swadaya, dan THL-TB Penyuluh Pertanian bertujuan dalam rangka peningkatan kapasitas dan pelayanan penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
Sistematika Penyusunan dan Penyebaran Materi
a. Mengidentifikasi materi penyuluhan pertanian dari masing-masing provinsi, dan kabupaten/kota untuk menetapkan prioritas materi penyuluhan yang akan dipublikasikan;
H. Penggandaan Materi Penyuluhan Pertanian
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 18
b. Penyusunan/pemilihan judul materi penyuluhan pertanian oleh anggota Tim Materi;
c. Pencetakan/Penggandaan/Perbanyakan materi penyuluhan pertanian
d. Pengiriman materi penyuluhan pertanian ke kepada penyuluh pertanian PNS, penyuluh swadaya, THL-TB Penyuluh Pertanian dan pelaku utama serta pelaku usahasebagai bahan menambah wawasan dalam membangun pertanian
Sasaran dari kegiatan perbanyakan materi penyuluhan pertanian adalah penyuluh pertanian PNS, penyuluh swadaya, dan THL-TB Penyuluh Pertanian.
Dengan adanya perbanyakan materi penyuluhan maka akan tersedianya materi penyuluhan dalam bentuk media cetak (Brosur, Folder, Leaflet dan Poster), mediaelektronik dan lain-lain sesuai kebutuhan lapangan.
Taboid pertanian merupakan bentuk media cetak yang berisi informasi pertanian, yang merupakn hasil liputan langsung maupun tidak langsung. Kegiatan Langganan Tabloid Pertanian bertujuan dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh dan pelayanan penyuluhan.
Persyaratan tabloid pertanian sebagai materi penyuluhan, adalah sebagai berikut:
Terbit minimal 4 kali dalam sebulan;
Mampu melayani pendistribusian sampai ke tingkat kecamatan/desa;
Menyampaikan informasi teknis pertanian dan kebijakan khususnya Kementerian Pertanian;
Berpengalaman/telah terbit minimal 5 tahun secara terus menerus;
Berbadan hukum.
Sasaran berlangganan tabloid pertanian adalah para penyuluh pertanian dengan menerima satu eksemplar tabloid pertanian per minggu selama satu tahun.
Tabloid pertanian disalurkan melalui Satker provinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke BP4K/BP2KP/Dinas lingkup pertanian/Kantor Penyuluhan kabupaten/kota melalui Koordinator Penyuluh.
Dengan berlangganan Tabloid pertanian diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan penyuluh pertanian serta dapat mengaplikasikan informasi yang didapat untuk memajukan pertanian di Indonesia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ke Kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) adalah penambahan pengetahuan melalui penyediaan informasi melalui media tercetak (brosur, folder, leaflet dan poster) sebagai bahan untuk menambah wawasan petani dalam melaksanakan program penyuluhan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya perbanyakan bahan-bahan informasi penyuluhan pertanian berupa media tercetak (brosur, folder, leaflet dan poster) sebagai alat bantu penyuluh pertanian dalam pelaksanaan program penyuluhan.
I.
J.
Langganan Tabloid Pertanian
Penyusunan dan Penggandaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan Gapoktan
a.
b.
c.
d.
e.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 19
Kegiatan Perbanyakan Materi Penyuluhan Pertanian berupa penyusunan dan/atau penggandaan materi penyuluhan pertanian berupa lembar informasi/ leaflet/brosur/ folder dan VCD untuk Kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) bertujuan dalam rangka peningkatan kapasitas dan pelayanan penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
Sistematika Penyusunan dan Penyebaran Materi
Mengidentifikasi materi penyuluhan pertanian dari masing-masing kabupaten/kota untuk menetapkan prioritas materi penyuluhan yang akan dipublikasikan;
Penyusunan/pemilihan judul materi penyuluhan pertanian oleh anggota Tim Materi;
Pencetakan/Penggandaan/Perbanyakan materi penyuluhan pertanian
Pengiriman materi penyuluhan pertanian ke kepada Kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai bahan menambah wawasan dalam membangun pertanian
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani dan gabungan kelompok tani.
Dengan adanya perbanyakan materi penyuluhan bagi poktan dan gapoktan maka akan tersedianya materi penyuluhan dalam bentuk media cetak (Brosur, Folder, Leaflet dan Poster), dan media elektronik.
Hasil yang diharapkan dari pertemuan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan para petani dan pengurus gapoktan sesuai spesifik lokasi.
Dalam melakukan kegiatan percepatan produksi beras nasional peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam melaksanakan perannya, penyuluh pertanian bertindak sebagai fasilitator agar para petani mampu mengambil keputusan sendiri, dengan jalan membantu: 1) mengidentifikasi potensi wilayah; 2) mengidentifikasi menganalisa penerapan teknologi sesuai dengan spesifik lokalita; 3) mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan; dan 4) mengorganisasikan kelompoktani dan gabungan kelompoktani dalam suatu gerakan.
Pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluhan pertanian dilaksanakan di 11 provinsi sentra produksi beras nasional mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kecamatan.
Pengawalan dan pendampingan bertujuan untuk memfasilitasi percepatan kegiatan peningkatan produksi beras nasional oleh penyuluh pendamping. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, setiap Sekretariat/kelembagaan yang menangani penyuluhan di provinsi agar berkoordinasi dengan kabupaten/kota lokasi SL-PTT.
Sasaran kegiatan ini adalah Penyuluh Pertanian di Lokasi SL-PTT.Kegiatan pengawalan dan pendampingan tersebut, meliputi:
Temu Koordinasi Penyuluhan Pertanian Tingkat ProvinsiTemu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota
a.
b.
c.
d.
a.b.
K. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung P2BN di Lokasi SL-PTT
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 20
c.d.e.f.g.
h.
a.
b.
Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan Penyusunan RDKK Tingkat Kecamatan dan Desa;Kaji Terap SL-PTT Padi Hari Temu Lapang (Farmers Field Day)Bantuan transport bagi penyuluh pertanian dalam melakukan pendampingan di lokasi SL-PTT Monitoring dan evaluasi
Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian di Lokasi SL-PTT diharapkan dapat memberdayakan petani sekaligus meningkatkan produksi dan produksivitas padi pada 11 provinsi sentra produksi beras nasional untuk dalam Mendukung P2BN.
Upaya pemberdayaan petani dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain: (1) peberdayaan sumberdaya manusia (SDM) baik secara individu maupun kelompok; (2) pemberdayaan kelembagaan petani dalam memberikan wadah kerjasama kemitraan; (3) pemberdayaan usahatani sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Pemberdayaan petani diarahkan pada penerapan agribisnis melalui penumbuhkembangan kerjasama antar petani (kemitraan) dan atau dengan pihak lain yang terkait (pengusaha) untuk mengembangkan skala usahataninya.
Untuk meningkatkan usaha pertanian maka perlu dilakukan upaya, antara lain pengembangan jejaring usaha kelembagaan petani, sebagai salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap kelembagaan usaha pertanian dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.
Pengembangan jejaring usaha kelembagaan petani menjadi sangat penting dan strategis, karena beberapa permasalahan yang dihadapi petani dalam pengembangan usahanya, antara lain: (1) belum optimalnya kelembagaan usaha pertanian di perdesaan dalam mengembangkan jejaring usaha kelembagaan petani; (2) masih sulitnya akses petani terhadap pelayanan lembaga-lembaga yang ada termasuk akses pemasaran; rendahnya posisi tawar petani dalam transaksi usaha komoditas pertanian. Melalui pengembangan jejaring kelembagaan petani, diharapkan akan mempermudah terjalinnya kemitraan usaha dengan berbagai pihak sehingga hubungan kerjasama yang dijalin akan saling menguntungkan antar dua pihak yang bermitra.
Kegiatan ini bertujuan :
Meningkatkan kapasitas kelembagaan petani dalam membangun jejaring usaha baik antar kelembagaan petani maupun dengan pihak-pihak lain (perbankan,mitra usaha dll) yang berkaitan dengan pengembangan usaha
Meningkatnya kemampuan kelembagaan petani dalam membangun jejaring usahabaik antar kelembagaan petani maupun dengan pihak-pihak lain.
Lebih lengkap tentang pelaksanaan pengawalan dan pendampingan SL-PTT dapat dilihat pada pedoman pelaksanaan pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian di lokasi SL-PTT pada 11 provinsi sentra produksi beras nasional.
L. Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 21
Pelaksanaannya kegiatan ini yaitu mulai dari rapat persiapan; rapat koordinasi provinsi/kabupaten/kota; inventarisasi kelembagaan petani yang memenuhi persyaratan untuk membangun jejaring usaha; pertemuan jejaring usaha kelembagaan petani;pembinaan jejaring usaha kelembagaan petani; monitoring dan evaluasi; dan pelaporan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelembagaan petani (gapoktan) yang telah mengembangkan kelembagaannya menjadi kelembagaan usahatani.
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat meningkatnya interaksi usaha baik antar kelembagaan petani maupun dengan pihak lain yang berkaitan dengan engembangan komoditi unggulan dan Berkembangnya kegiatan agribisnis komoditi unggulan yang dilakukan oleh kelembagaan petani berskala ekonomi .
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 penumbuhan dan pembinaan kelompoktani yang dilaksanakan secara berkesinambungan diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi sehingga mampu mengembangkan usaha agribisnis dan menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.
Salah satu upaya untuk mengetahui sejauh mana pembinaan kelompoktani berdampak terhadap perkembangan kemajuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya adalah dengan melakukan evaluasi pembinaan kelompoktani.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui sejauh mana pembinaan kelompoktani berdampak terhadap peningkatan kelas kemampuan kelompoktani;
b. Sejauhmana pembinaan kelompoktani berdampak terhadap peningkatan usahatani.
Tahapan pelaksanaan kegiatan ini, dimulai persiapan pembinaan di tingkat Provinsi, Kabupaten/kota, dan Kecamatan; pelaksanaan evaluasi pembinaan poktan dan gapoktan;Penyusunan laporan evaluasi di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi yang dilakukan setiap akhir tahun; proses pengukuhan kelas kelompok; penyampaian laporan ke Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melalui Pusat Penyuluhan Pertanian dengan sasaran kegiatan ini adalah kelembagaan petani atau kelompoktani di 33 Provinsi.
Hasil kegiatan ini adalah diketahuinya kelas kemapuan kelompoktani seluruh Indonesia dan diketahuinya kemampuan kelompoktani sebagai dasar kebijakan pembinaan kelompoktani tahun selanjutnya.
Keberhasilan program pembangunan pertanian perlu didukung dengan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui penyuluhan pertanian, dengan pendekatan kelompoktani (poktan) beserta keluarganya dan gabungan kelompoktani (gapoktan) agar mampu mengelola usahataninya secara profesional dan berwawasan agribisnis.
Pembinaan dilakukan melalui pendekatan kelompok bertujuan agar kelompoktani mampu melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit
M.
N.
Evaluasi Pembinaan Poktan dan Gapoktan
Pembinaan Poktan dan Gapoktan
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 22
produksi. sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam mengembangkan usahatani yang berbasis agribisnis yang dapat menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.
Disamping itu, tujuan pembinaan poktan dan gapoktan adalah untuk memperkuat manajemen kelembagaan petani melalui kegiatan penyelenggaraan penyuluhan, dengan sasaran pengurus poktan dan gapoktan di 33 Provinsi (115 Kab/kota)
Tahap pelaksanaan kegiatan tersebut mulai dari persiapan pembinaan berupa analisis kebutuhan belajar kelompoktani; melaksanakan proses pembelajaran/kursus tani bagi pengurus poktan dan gapoktan yang mewakili kabupaten/kota (pelaksanaannya di tingkat kecamatan), dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran (kursus) dan menyusun laporan serta rencana tindak lanjut.
Hasil dari pembinaan poktan dan gapoktan adalah terbinanya poktan dan gapoktan dalam memperkuat manajemen kelembagaan petani.
Gelar Tekonologi merupakan merupakan salah satu metode yang mengembangkanmodel budidaya komoditas pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan dengan menggunakan teknologi inovatif.
Keberhasilan pelaksanaan gelar teknologi yang dilakukan pada PENAS XIII di Kutai Kartanegara, telah menunjukan adanya hasil yang signifikan terhadap diterapkannya berbagai teknologi yag ditawarkan oleh para petani, terutama petani yang berada di sekitar lokasi gelar teknologi berlangsung.
Untuk memberikan dukungan terhadap proses diseminasi teknologi secara utuh di lokasi gelar teknologi Penas XIII, maka diperlukan adanya kegiatan lanjutan yang dapat menjamin keberlanjutan kegiatan tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai upaya pembelajaran untuk pemberdayaan petani.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
a. Memperkenalkan teknologi tepat guna yang merupakan hasil kajian;b. Meningkatkan penguasaan pengetahuan dan teknologi tepat guna bagi petani
Sasaran kegiatan ini adalah penyuluh, peneliti, dan pe dalam penerapan teknologi inovatif spesifik lokasi, dengan pelaksanaan sebagai berikut : diawali dengan kegiatan rapat persiapan; penentuan lokasi kegiatan; pembentukan tim pelaksana kegiatan;pertemuan Perencanaan (penyiapan Instrumen, metode dan pan kegiatan); aplikasi teknologi inovatif spesifik lokasi; pertemuan evaluasi pelaksanaan kegiatan/hari temu lapang; penyusunan RTL; dan penyusunan laporan.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menyebarkan informasi teknologi inovatif spesifik lokasi yang di terapakan oleh penyuluh dalam rangka memfasilitasi petani.
THL-TBPP membantu penyuluh pertanian PNS dalam melakukan pendampingan dan bimbingan serta memfasilitasi pelaku utama dalam berbagai kegiatan, seperti penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), penyusunan Rencana Usaha Bersama
O.
P.
Pembinaan Petani Berbasis Teknologi di Kutai Kertanegara
Pengawalan dan Pendampingan THL-TB Penyuluh Pertanian
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 23
(RUB), akses informasi pasar, permodalan, teknologi, agar mampu mengembangkan usaha agribisnisnya yang menguntungkan. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, kepada THL-TBPP diberikan honorarium dan Biaya Operasional Penyuluhan (BOP) yang bersumber dari DIPA Kementerian Pertanian.
Sejak tahun 2011, pembayaran honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian telah dialokasikan melalui Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Mengingat Kementerian Keuangan telah mengalokasikan anggaran honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian Tahun 2011 melalui dana dekonsentrasi di 33 provinsi dan adanya perubahan kebijakan tersebut, memiliki implikasi terhadap berbagai aspek penanganan THL-TB Penyuluh Pertanian, maka diperlukan kegiatan Pengawalan dan Pendampingan THL-TB Penyuluh Pertanian.
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memverifikasi administrasi THL-TB Penyuluh Pertanian; memantau kinerja THL-TB Penyuluh Pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memfasilitasi petani, memperoleh umpan balik dari petani/poktan terhadap kinerja THL-TB Penyuluh Pertanian, membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh THL-TB Penyuluh Pertanian di lapangan, serta memberikan saran-saran dan umpan balik ke provinsi;
Sasaran kegiatan ini adalah THL-TB Penyuluh Pertanian di 33 Provinsi di Indonesia, dengan tahapan pelaksanaan mulai dari penyusunan intrumen samapai kepada pelaksanaan ke lapangan, pengolahan data dan penyusunan laporan.
Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif terhadap terlaksananya kegiatan-kegiatan THL-TB Penyuluh Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya melaksanakan tugas penyuluhan pertanian di lapangan; terbitnya SK Honorer THL-TB Penyuluh Pertanian; lancarnya penyaluran honorarium dan biaya operasional bagi THL-TB Penyuluh Pertanian ke rekening masing-masing THL-TB Penyuluh Pertanian di wilayah kerjanya; terpecahkannya masalah-masalah yang dihadapi oleh THL-TB Penyuluh Pertanian di lapangan, diperolehnya saran-saran dan umpan balik ke provinsi; dan tersusunnya laporan hasil Monitoring dan Evaluasi THL-TB Penyuluh Pertanian.
Peranan THL-TB Penyuluh Pertanian menjadi amat strategis melaksanakan tugas pendampingan, bimbingan dan konsultasi bagi petani/kelompoktani dalam mengembangkan usaha agribisnisnya yang berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.
Dalam hal ini THL-TB Penyuluh Pertanian diupayakan diberikan apresiasi dalam rangka program percepatan produksi dan produktivitas padi, agar melaksanakan kegiatan penyuluhan sesuai tugas dan fungsinya dengan baik. Sasaran dari kegiatan ini adalah THL-TB Penyuluh Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi, peran dan motivasi bagi THL-TB Penyuluh Pertanian dalam penyelenggaraan penyuluhan secara optimal.
Apresiasi peningkatan Kapasitas THL-TB PP dilakukan dengan metode pertemuan yang dilaksanakan oleh 33 satker pelaksana dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP. Hasil dari apresiasi ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan dukungan yang makin kuat terhadap peningkatan produksi dan produktivitas padi nasional.
Q. Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB PP
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 24
R.
S.
Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya
Pemberdayaan Petani Melalui Demfarm SL-Agribisnis
Untuk mendukung jiwa profesionalisme dan kemandirian petanian diperlukan pembinaan pola karier bagi penyuluh pertanian PNS melalui Peraturan Peraturan yang telah diterbitkan tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Saat ini, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pelaksanaannya Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS, S Menkowasbangpan No. 19/1999 tentang Pedoman Penilaian Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kredit yang disempurnakan dengan Permenpan Nomor:02/02/2008 serta Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN No.54/Permentan/OT.210/II/2008 dan No. 23 A Tahun 2008 dan No. 41 Tahun tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional.
Agar pembinaan dan penilaian angka kredit bagi penyuluh pertanian PNS dapat memberikan kepastian dalam meniti karier profesi penyuluh pertanian untuk setiap tingkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian diperlukan kegiatan Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penilaian angka kredit jabatan fungsional penyuluh pertanian pusat, provinsi, kabupaten/kota dan BPTP terhadap usulan DUPAK, dengan sasaran penyuluh pertanian PNS.
Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya dilakukan dengan cara Tim Penilai melakukan sosialisasi tatacara penilaian angka kredit kepada tim penilai daerah.
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang pem ya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia guna mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Dalam struktur pangan, beras merupakan salah satu komoditas yang paling strategis sehingga Presiden Republik Indonesia pada sidang Kabinet terbatas tanggal 6 September 2011 dan Pidato Kegijakan setelah pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II 19 Oktober 2011, mengamanatkan bahwa produksi pangan dalam negeri mampu menyediakan surplus beras sebesar 10 juta ton paa tahun 2014.
Startegi yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk mewujudkan surplus beras tersebut, yaitu peningkatan produktivitas, perluasan areal dan optimasi lahan, penurunan konsumsi beras, dan penyempurnaan manajemen Gerakan Massal P2BN.
Salah satu metode yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian target produksi beras yaitu pemberdayaan petani melalui metode demfarm SL-Agribisnis Padi. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompoktani serta memberi contoh petani disekitarnya menerapkan teknologi baru melalui kerjasama kelompok.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan, pemberdayaan petani melalui Demfarm yaitu :
a. Pertemuan Koordinasi Tingkat provinsi dan kabupatenb. Temu Teknis Penyuluh Tingkat Kabupaten/Kotac. Temu Teknis Penyuluh Tingkat Kecamatan
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 25
d. Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan dalam rangka pemberdayaan petani melalui Demfarm
e. Penyusunan RDK/RDKKf. Forum Petani Tingkat Desa g. Pelaksanaan Dem farm SL- Agribisnis Padih. Hari Temu Lapangani. Pengawalan dan Pendampingan Demfarmj. Pelaporan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah semakin berdayanya petani dalam melakukan peningkatan produksi dan produktivitas padi ekaligus mendukung program P2BN.
Lebih lengkap tentang Pemberdayaan Petani dapat dilihat pada Pedoman Pemberdayaan Petani Melalui Denfarm SL-Agribisnis Padi
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 26
V. DUKUNGAN KEGIATAN PUSAT UNTUK PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DAERAH
Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi dapat berjalan sesuai dengan efektif dan efisien, diperlukan dukungan kegiatan penyuluhan di pusat.
Kegiatan-kegiatan pusat yang mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah, sebagaimana di bawah ini:1. Apresiasi Cyber Extension2. Pengawalan dan Pendampingan Cyber Extension3. Apresiasi Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan)4. Pengembangan dan Penyusunan Materi Cyber Extension5. Penerbitan Majalah Ekstensia6. Pencetakan Buku Saku Penyuluhan Pertanian7. Langganan Tabloid Pertanian8. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Melalui Televisi 9. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Melalui Radio
10. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Melalui Media Cetak 11. Penyusunan Program dan kegiatan Pengembangan Penyuluhan Pertanian12. Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian13. Pengawalan dan Pendampingan Balai Penyuluhan Kecamatan14. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional15. Penyusunan Rencana Kerja dan Evaluasi Penyelenggaraan rangka Pemantapan
Sistem Penyuluhan Pertanian 16. Kerjasama Pengembangan Penyuluhan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri17. Pengembangan Profesionalisme Staf18. Administrasi Kegiatan
19. Koordinasi Penyelenggaraan Penyuluhan20. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian21. Pangadaan Perlengkapan Kantor22. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian Dalam mendukung P2BN di Lokasi
SL-PTT23. Mobil Unit Penyuluhan Pertanian24. Kendaraan Operasional Penyuluhan Pertanian25. Kendaraan Operasional Penyuluh Pertanian Roda 226. Soil Tester27. Penyelesaian Peraturan Presiden Tindak Lanjut UU No.16/2006 dan Peraturan-peraturan
lainnya
28. Pengembangan Database Kelembagaan Penyuluhan Pertanian29. Pengembangan Database Ketenagaan Penyuluhan Pertanian30. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan, Kelembagaan Teknis dan Kelembagaan
Litbang31. Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 27
32. Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan33. Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN)34. Koordinasi Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi35. Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian dalam mendukung 4 Sukses
Pembangunan Pertanian 36. Bimbingan Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh37. Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya Tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota
38. Fasilitasi Tim Penilaian Angka Kredit Penyuluh Pertanian Pusat39. Pemberian Penghargaan bagi Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Swadaya dan THL-TB PP
Teladan Nasional, serta Balai Penyuluhan Terbaik40. Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB PP41. Pengawalan dan Pendampingan THL-TB PP42. Pengembangan Profesionalisme Penyuluh Pertanian (seminar, workshop dan magang
penyuluh)43. Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya44. Pendampingan/Binaan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Pusat45. Pemberdayaan Petani melalui Metode Demfarm (3.600Desa)46. Pengembangan Data Base Kelembagaan Petani (Kelembagaan Poktan/Gapoktan dan
Usahatani)47. Apresiasi Pengurus Kelembagaan Petani (Rembug Tani)48. Pertemuan Pengurus Kelembagaan Usaha Tani (Temu Usaha)49. Pengawalan dan Pendampingan Poktan dan Gapoktan50. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Petani (5 Jurus Kemampuan Kelompoktani) 51. Pemberian Penghargaan bagi Petani dan Gapoktan Berprestasi52. Apresiasi Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani53. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Petani Tingkat Nasional54. Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan Usahatani di Pedesaan
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 28
VI. DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIANOLEH PEMERINTAH DAERAH
Agar penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan secara dan efisien, diperlukan dukungan pembiayaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak
dialokasikan pada dana dekonsentrasi, seperti : 1. Penyusunan programa penyuluhan pertanian2. Replikasi pemberdayaan balai penyuluhan kecamatan lain3. Pengawalan dan Pendampingan Balai Penyuluhan di Kecamatan4. Identifikasi Kebutuhan Informasi Pertanian5. Pendampingan penyusunan rencana kegiatan kelompoktani n) dan Gabungan
Kelompoktani (Gapoktan)6. Rembug-rembug Petani/Poktan/Gapoktan di kecamatan7. Forum-forum penyuluhan pertanian di pedesaan8. Pelatihan penyuluh di Balai Penyuluhan Kecamatan9. Administrasi dan pelaporan kegiatan10. Advokasi penumbuhan dan pengembangan POSLUHDES11. Supervisi, evaluasi dan penilaian kinerja penyuluh oleh koordinator penyuluh di Balai
Penyuluhan Kecamatan12. Sarana perkantoran Balai Penyuluhan Kecamatan (perpustakaan, sarana)13. Eksploitasi dan biaya berlangganan internet untuk kegiatan Cyber Extension14. Tambahan Honorarium dan BOP THL-TB PP selama 2 bulan15. Fasilitasi kegiatan Komisi Penyuluhan Provinsi dan Kabupaten16. Fasilitasi Penilaian Penyuluh Teladan, Petani/Gapoktan Berprestasi dan Balai Penyuluhan
Terbaik17. Replikasi Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam mendukung P2BN18. Temu Teknis dan Temu Karya (Jambore Penyuluh) di Provinsi Lampung
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 29
VII. PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2012 disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi Satker provinsi dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian di provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk operasionalisasi kegiatan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi, Satker provinsi wajib menyusun dan menerbitkan petunjuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Jakarta, .Januari 2012
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Dr. Ir. Momon Rusmono, MSNIP. 196105241986031003
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 30
Lampiran 1.
Alokasi Anggaran, Status dan BentukKelembagaan Penyuluhan Provinsi dan Kebupaten/Kota
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian s/d Juli 2011
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 7
I ACEH
Badan KP & Penyuluhan 1
1 Aceh Barat
12 Aceh Besar
13 Bireuen
14 Aceh Jaya
15 Aceh Tamlang
16 Bener Meriah
17 Aceh Tenggara
18 Aceh Utara
19 Aceh Tengah
110 Gayo Lues
111 Pidie
112 Pidie Jaya
113 Aceh Barat Daya
114 Aceh Selatan
115 Aceh Singkil
116 Kota Sibulussalam
117 Nagan Raya
118 Aceh Timur
119 Kep. Simeuleu
120 Kota Banda Aceh
1
29,164,278,000
706,868,000
944,528,000
683,864,000
287,576,000
663,302,000
320,600,000
787,664,000
1,022,960,000
616,052,000
438,548,000
775,280,000
295,832,000
169,240,000
415,544,000
479,828,000
291,704,000
415,544,000
1,184,912,000
291,704,000
78,424,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 31
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 721 Kota Sabang
122 Kota Lokseumawe
123 kota Langsa
1
JUMLAH I0 1 0 2 16 0 5
1,113 1.879 40,327,316,000
II SUMATERA UTARA
Bakorluh PPK
11 Deli Serdang
12 Karo
13 Pak Pak Bharat
14 Simalungun
15 Binjai Kota
16 Asahan
17 Samosir
18 Mandailing Natal
19 Kota Padang
Sidempuan1
10 Serdang Bedagal
111 Dairi
112 Batu bara
113 Humbang
Hasundutan 114 Langkat
115 Tebing Tinggi Kota
116 Tapanuli Utara
117 Toba Samosir
118 Medan Kota
119 Labuhan Batu
120 Pematang Siantar
Kota 1
90,808,000
86,680,000
115,576,000
33,070,050,000
45,400,000
755,600,000
445,400,000
527,600,000
217,400,000
527,600,000
217,400,000
527,600,000
217,400,000
445,400,000
45,400,000
217,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
522,950,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 32
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 721 Tapanuli Selatan
122 Tapanuli Tengah
123 Sibolga Kota
124 Tanjung Balai Kota
125 Nias
126 Nias Selatan
127 Padang Lawas
128 Padang lawas Utara
129 Labuhan Batu Utara
130 Labuhan Batu
Selatan 131 Nias Barat
132 Nias Utara
133 Gunung Sitoli Kota
1
JUMLAH II 1 -
-
6
9
2
16
1,250 1,824
III SUMATERA BARAT
Distan TP & Bun Prov
11 Lima Puluh Kota
12 Pasaman
13 Solok
14 Tanah Datar
15 Pasaman Barat
16 Agam
17 Kep. Mentawai
18 Padang Pariaman
19 Pesisir Selatan
110 Sijunjung
1
755,600,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
682,700,000
45,400,000
445,400,000
217,400,000
217,400,000
217,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
40,954,100,000
10,698,180,000
701,336,000
460,952,000
797,684,000
412,792,000
345,368,000
739,892,000
66,040,000
485,720,000
388,024,000
660,056,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 33
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 711 Bukit Tinggi Kota
112 Padang Kota
113 Padang Panjang Kota
114 Pariaman Kota
115 Payakumbuh Kota
116 Sawah Lunto Kota
117 Kota Solok
118 Dharmasraya
119 Solok Selatan
1
JUMLAH III -
1
-
2
5
2
10
884 700
IV SUMATERA SELATAN
Bakorluh PPK
11 Musirawas
12 Muara Enim
13 Ogan Komering Ilir
14 Ogan Ilir
15 OKU Timur
16 OKU Selatan
17 Pagar Alam Kota
18 Banyuasin
19 Ogan Kemering Ulu
110 Musi Banyuasin
111 Palembang Kota
112 Lahat
113 Empat Lawang
114 Prabumulih Kota
1
94,936,000
284,824,000
94,936,000
86,680,000
341,240,000
115,576,000
82,552,000
353,624,000
169,240,000
17,379,652,000
12,261,320,000
1,027,448,000
1,221,464,000
1,158,662,000
390,776,000
735,764,000
627,032,000
374,264,000
1,348,550,000
730,232,000
977,030,000
173,368,000
737,606,000
573,368,000
262,808,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 34
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 715 Lubuk Linggau Kota
1
JUMLAH IV
1 -
-
9
4
-
2
1,263 670
V BANGKA BELITUNG
Bakorluh PPK
11 Bangka Barat
12 Bangka Selatan
13 Bangka Tengah
14 Bangka
15 Belitung
16 Belitung Timur
17 Pangkalpinang
1
JUMLAH V
1 -
-
-
2
1
4
69 132
VI JAMBI
Bakorluh & KP
11 Batanghari
12 Bungo
13 Merangin
14 Muaro Jambi
15 Sarolangun
16 Tanjung Jabung
Timur 17 Tanjung Jabung
Barat 18 Tebo
19 Kerinci
110 Jambi Kota
111 Kota Sungai Penuh
1
JUMLAH VI
1 -
-
6
5
-
-
849 363
222,904,000
22,822,596,000
2,570,432,000
45,400,000
217,400,000
217,400,000
217,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
3,404,232,000
5,537,350,000
419,672,000
1,114,136,000
944,888,000
543,512,000
767,384,000
680,696,000
693,080,000
791,270,000
923,888,000
349,496,000
320,600,000
13,085,972,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 35
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 7
VII BENGKULU
Bakorluh Prov
11 Bengkulu Selatan
12 Muko-muko
13 Seluma
14 Bengkulu Kota
15 Rejang Lebong
16 Lebong
17 Kapahiang
18 Bengkulu Utara
19 Bengkulu Tengah
110 Kaur
1
JUMLAH VII
1 -
-
6
2
2
-
563 385
VIII LAMPUNG
Bakorluh PPK
11 Lampung Barat
12 Lampung Timur
13 Lampung Utara
14 Tanggamus
15 Tulang Bawang
16 Way Kanan
17 Bandar Lampung
Kota 18 Metro Kota
19 Lampung Selatan
110 Pasawaran
111 Lampung Tengah
1
8,308,164,000
522,950,000
445,400,000
522,950,000
217,400,000
445,400,000
445,400,000
445,400,000
372,500,000
217,400,000
217,400,000
12,160,364,000
14,567,191,000
740,734,000
1,070,974,000
872,830,000
769,630,000
1,018,792,000
565,516,000
114,576,000
510,448,000
931,504,000
217,776,000
761,296,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 36
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 712 Pringsewu
113 Mesuji
114 Tulang Bawang
Barat1
JUMLAH VIII
1 -
-
8
2
-
4
928
735
IX R I A U
Bakorluh Prov
11 Kampar
12 Rokan Hulu
13 Bengkalis
14 Indragiri Hilir
15 Indragiri Hulu
16 Pelalawan
17 Rokan Hilir
18 Siak
19 Dumai Kota
110 Kuantan Singingi
111 Pekanbaru Kota
112 Kep. Meranti
1
JUMLAH IX
1 -
-
-
7
-
5
712 383
X KEPULAUAN RIAU
Dinas Pertanian Prov
1 1 Bintan
12 Natuna
13 Kota Batam
14 Karimun
15 Tanjung Pinang
1
1,006,408,000
254,928,000
164,112,000
23,566,715,000
9,056,736,000
527,600,000
372,500,000
217,400,000
527,600,000
372,500,000
45,400,000
45,400,000
217,400,000
45,400,000
45,400,000
217,400,000
45,400,000
11,736,136,000
602,514,000
217,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
45,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 37
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 76 Lingga
17 Anambas
1
JUMLAH X -
-
1
-
1
-
6
38
16
XI BANTEN
Distan & Nak Prov
11 Lebak
12 Serang
13 Tangerang
14 Pandeglang
15 Tangerang Kota
16 Cilegon Kota
17 Kota Serang
18 Tangerang Selatan
1
JUMLAH XI -
-
1
1
2
1
4
282 425
XII DKI JAKARTA
Distan & Hut Prov
11 Jakarta Barat
12 Jakarta Pusat
13 Jakarta Selatan
14 Jakarta Timur
15 Jakarta Utara
16 Kep. Seribu
1
JUMLAH XII -
-
1
-
-
-
6
78 53
XIII JAWA BARAT
Distan TP Prov
11 Bekasi
1
45,400,000
45,400,000
1,092,314,000
7,260,813,000
498,468,000
483,720,000
417,672,000
864,456,000
76,424,000
76,424,000
80,552,000
68,168,000
9,826,697,000
1,616,934,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
1,877,334,000
38,214,712,000
525,600,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 38
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 72 Bogor
13 Subang
14 Sukabumi
15 Cirebon
16 Ciamis
17 Majalengka
18 Bandung
19 Kuningan
110 Tasikmalaya Kota
111 Karawang
112 Depok Kota
113 Bekasi Kota
114 Bogor Kota
115 Bandung Barat
116 Purwakarta
117 Cianjur
118 Indramayu
119 Cirebon Kota
120 Garut
121 Bandung Kota
122 Kota Banjar
123 Tasikmalaya
124 Sumedang
125 Cimahi Kota
126 Sukabumi Kota
1
JUMLAH XIII -
1
-
6
6
2
12
2,200 1.748
520,950,000
215,400,000
753,600,000
525,600,000
753,600,000
753,600,000
370,500,000
520,950,000
43,400,000
525,600,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
525,600,000
525,600,000
43,400,000
753,600,000
43,400,000
43,400,000
43,400,000
525,600,000
43,400,000
43,400,000
46,531,312,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 39
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 7
XIV JAWA TENGAH
Bakorluh PPK
11 Tegal
12 Tegal Kota
13 Pemalang
14 Batang
15 Pekalongan
16 Semarang
17 Kudus
18 Blora
19 Cilacap
110 Banyumas
111 Boyolali
112 Temanggung
113 Klaten
114 Karanganyar
115 Banjarnegara
116 Sragen
117 Pati
118 Grobogan
119 Purworejo
120 Kebumen
121 Wonosobo
122 Purbalingga
123 Brebes
124 Pekalongan Kota
1
45,027,272,000
1,138,504,000
274,192,000
689,356,000
671,440,000
638,416,000
881,608,000
164,112,000
778,408,000
1,105,480,000
674,608,000
881,608,000
1,035,304,000
571,408,000
1,080,712,000
860,968,000
1,221,064,000
914,632,000
856,840,000
881,608,000
1,051,816,000
672,844,000
1,097,224,000
869,224,000
69,168,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 40
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 725 Kendal
126 Semarang Kota
127 Demak
128 Jepara
129 Kota Surakarta
130 Wonogiri
131 Sukoharjo
132 Rembang
133 Salatiga Kota
134 Kota Magelang
135 Magelang
1
JUMLAH XIV
1 -
-
11
4
15
5
2,369 2.757
XV D.I. YOGYAKARTA
Badan KP & Penyuluhan 1
1 Gunung Kidul
12 Bantul
13 Kulonprogo
14 Sleman
15 Yogyakarta Kota
1
JUMLAH XV
1 -
-
1
1
-
3
314 241
XVI JAWA TIMUR
Bakorluh
11 Pamekasan
12 Magetan
13 Probolinggo
14 Mojokerto
1
1,010,536,000
93,936,000
729,232,000
840,328,000
44,400,000
641,584,000
668,716,000
623,308,000
253,552,000
81,552,000
1,013,704,000
70,108,664,000
4,338,024,000
1,142,632,000
786,664,000
271,440,000
378,768,000
73,296,000
6,990,824,000
45,955,675,000
209,520,000
827,944,000
575,536,000
399,408,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 41
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 75 Batu Kota
16 Malang
17 Ngawi
18 Trenggalek
19 Situbondo
110 Jember
111 Bondowoso
112 Bangkalan
113 Sumenep
114 Lumajang
115 Pasuruan
116 Pasuruan Kota
117 Probolinggo Kota
118 Lamongan
119 Tuban
120 Sampang
121 Gresik
122 Blitar Kota
123 Jombang
124 Mojokerto Kota
125 Sidoarjo
126 Malang Kota
127 Bojonegoro
128 Tulungagung
129 Kota Surabaya
130 Blitar
1
139,344,000
1,108,648,000
877,480,000
635,692,000
786,664,000
721,392,000
439,312,000
699,976,000
337,488,000
819,688,000
387,024,000
48,528,000
77,424,000
292,080,000
881,608,000
565,516,000
815,560,000
77,424,000
519,120,000
81,552,000
664,588,000
106,320,000
448,944,000
997,192,000
282,448,000
1,229,320,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 42
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 731 Madiun
132 Ponorogo
133 Nganjuk
134 Madiun Kota
135 Pacitan
136 Kediri
137 Kediri Kota
138 Banyuwangi
1
JUMLAH XVI -
1
-
1
11
7
19
2,610 2.759
XVII BALI
Distan TP Prov
11 Bangli
12 Tabanan
13 Badung
14 Gianyar
15 Jembrana
16 Karangasem
17 Klungkung
18 Buleleng
19 Denpasar Kota
1
JUMLAH XVII -
-
1
1
-
2
6
670 230
XVIIIKALIMANTAN BARAT
Badan KP & Penyuluhan 1
1 Kapuas Hulu
12 Kubu Raya
13 Pontianak
1
681,100,000
1,063,240,000
436,560,000
44,400,000
296,208,000
922,888,000
106,320,000
519,120,000
66,078,251,000
7,186,710,000
235,400,000
480,900,000
56,400,000
235,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
8,476,810,000
10,249,650,000
480,900,000
480,900,000
235,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 43
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 74 Sanggau
15 Sintang
16 Singkawang Kota
17 Sambas
18 Bengkayang
19 Ketapang
110 Kayong Utara
111 Landak
112 Pontianak Kota
113 Melawi
114 Sekadau
1
JUMLAH XVIII
1 -
-
3
7
-
4
700 436
XIXKALIMANTAN TENGAH
Bakorluh PPK
11 Kapuas
12 Pulang Pisau
13 Barito Utara
14 Barito Timur
15 Gunung Mas
16 Katingan
17 Kotawaringin Barat
18 Kotawaringin Timur
19 Lamandau
110 Murung Raya
111 Seruyan
112 Palangkaraya Kota
1
558,450,000
235,400,000
56,400,000
235,400,000
545,600,000
56,400,000
235,400,000
390,500,000
56,400,000
56,400,000
235,400,000
14,108,600,000
8,557,984,000
235,400,000
235,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
235,400,000
56,400,000
235,400,000
235,400,000
56,400,000
56,400,000
235,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 44
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 713 Sukamara
114 Barito Selatan
1
JUMLAH XIX -
1
-
-
5
2
7
693
340
XXKALIMANTAN SELATAN
BAKORLUH PPK
11 Balangan
12 Banjar
13 Hulu Sungai Tengah
14 Hulu Sungai Utara
15 Tanah Bumbu
16 Tanah Laut
17 Tapin
18 Barito Kuala
19 Hulu Sungai Selatan
110 Kota Baru
111 Tabalong
112 Banjarbaru Kota
113 Banjarmasin Kota
1
JUMLAH XX
1 -
-
3
5
-
5
1,008 508
XXIKALIMANTAN TIMUR
Bakorluh & KP
11 Berau
12 Pasir
13 Bulungan
14 Kutai Barat
15 Kutai Kartanegara
1
56,400,000
235,400,000
10,600,584,000
14,081,525,000
56,400,000
791,100,000
558,450,000
235,400,000
235,400,000
558,450,000
235,400,000
235,400,000
468,050,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
17,681,175,000
9,446,472,000
235,400,000
235,400,000
56,400,000
56,400,000
545,600,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 45
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 76 Kutai Timur
17 Malinau
18 Nunukan
19 Panajam Paser Utara
110 Samarinda Kota
111 Tarakan Kota
112 Balikpapan Kota
113 Bontang Kota
114 Tanah Tidung
1
JUMLAH XXI
1 -
-
-
7
-
7
769 344
XXII SULAWESI UTARA
Bakorluh PPK
11 Bolaang
Mongondow 12 Kep. Sangihe
13 Minahasa
14 Minahasa Selatan
15 Minahasa Tenggara
(MITRA)1
6 Kota Kotamobagu
17 Bolaang
Mongondow Utara 18 Kep. Talaud
19 Kep. Siau
Tagulandang Biaro (SITARO) 1
10 Minahasa Utara
111 Tomohon Kota
112 Bitung Kota
113 Manado Kota
114 Bolmong Timur
1
235,400,000
56,400,000
235,400,000
235,400,000
235,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
56,400,000
11,799,272,000
7,091,930,000
559,450,000
792,100,000
792,100,000
792,100,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
236,400,000
481,900,000
236,400,000
236,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 46
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 715 Bolmong Selatan
1
JUMLAH XXII
1 -
-
11
2
2
-
735 210
XXIII GORONTALO
Bakorluh PPK
11 Boalemo
12 Bone Bolango
13 Gorontalo
14 Gorontalo Utara
15 Gorontalo Kota
16 Pohuwato
1
JUMLAH XXIII
1 -
-
4
2
-
-
254 172
XXIV SULAWESI TENGAH
BAKORLUH PPK
11 Buol
12 Banggai Kepulauan
13 Donggala
14 Morowali
15 Parigi Mauntong
16 Poso
17 Toli- Toli
18 Tojo Una-una
19 Palu Kota
110 Banggai
111 Sigi
1
JUMLAH XXIV
1 -
-
7
4
-
-
767 444
XXVSULAWESI TENGGARA
236,400,000
14,346,580,000
3,826,952,000
391,500,000
326,800,000
792,100,000
481,900,000
481,900,000
391,500,000
6,692,652,000
7,032,472,000
869,818,000
848,236,000
1,398,970,000
737,530,000
602,736,000
840,688,000
577,296,000
439,920,000
363,600,000
1,119,130,000
481,900,000
15,312,296,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 47
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 7BAKORLUH PPK
11 Kolaka
12 Konawe Selatan
13 Konawe
14 Konawe Utara
15 Bau-Bau Kota
16 Buton
17 Buton Utara
18 Kolaka Utara
19 Muna
110 Kendari Kota
111 Bombana
112 Wakatobi
1
JUMLAH XXV
1 -
-
7
3
-
2
646 520
XXVI SULAWESI SELATAN
Bakorluh PPK
11 Bantaeng
12 Barru
13 Jeneponto
14 Maros
15 Pinrang
16 Sidenreng Rappang
17 Sinjai
18 Soppeng
19 Takalar
110 Wajo
1
11,665,248,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
481,900,000
57,400,000
236,400,000
236,400,000
481,900,000
57,400,000
481,900,000
481,900,000
236,400,000
15,862,548,000
25,338,971,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
481,400,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 48
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 711 Selayar
112 Bone
113 Bulukumba
114 Enrekang
115 Gowa
116 Luwu
117 Luwu Timur
118 Luwu Utara
119 Pangkajene
Kepulauan 120 Tana Toraja
121 Makassar Kota
122 Pare-Pare Kota
123 Kota Palopo
124 Tanah Toraja Utara
1
JUMLAH XXVI
1 -
-
3
16
1
4
1,825 955
XXVII SULAWESI BARAT
Bakorluh PPK
11 Mamuju
12 Polewari Mandar
13 Majene
14 Mamasa
15 Mamuju Utara
1
JUMLAH XXVII
1 -
-
1
4
-
-
375 170
XXVIIINUSA TENGGARA BARAT
BAKORLUH PPK1
1 Lombok Barat1
2 Lombok Timur1
235,900,000
481,400,000
235,900,000
56,900,000
56,900,000
235,900,000
481,400,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
56,900,000
56,900,000
235,900,000
235,900,000
31,021,071,000
4,630,200,000
235,900,000
235,900,000
235,900,000
481,400,000
235,900,000
6,055,200,000
14,622,072,000
235,900,000
481,400,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 49
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 73 Bima Kota
14 Sumbawa Barat
5 Mataram Kota1
6 Bima1
7 Dompu
18 Lombok Tengah
19 Sumbawa
110 Lombok Utara
1
JUMLAH XXVIII 1
-
-
5
4
-
1
795
625
XXIXNUSA TENGGARA TIMUR
Badan KP dan Penyuluhan
11 Timor Tengah Utara
12 Sumba Timur
13 Sikka
14 Lembata
15 Nagekeo
16 Kupang
17 Timor Tengah
Selatan 18 Kupang Kota
19 Belu
110 Sumba barat
111 Sumba Barat Daya
112 Sumba Tengah
113 Alor
114 Ende
115 Flores Timur
116 Manggarai
117 Manggarai Barat
118 Manggarai Timur
1
235,900,000
1 481,400,000
235,900,000
481,400,000
235,900,000
481,400,000
481,400,000
56,900,000
18,029,572,000
15,389,044,000
664,664,000
864,184,000
682,808,000
640,472,000
628,376,000
1,075,864,000
873,284,000
338,072,000
942,872,000
356,216,000
253,400,000
392,504,000
604,184,000
785,624,000
616,280,000
670,712,000
628,376,000
483,224,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 50
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 719 Ngada
120 Rote-Ndao
121 Sabu Raijua
1
JUMLAH XXIX
1 -
-
2
16
1
2
1,177 1.008
XXX MALUKU
Bakorluh PPK
11 Buru
12 Maluku Tengah
13 Maluku Tenggara
14 Maluku Tenggara
Barat 15 Ambon Kota
16 Seram Bagian Timur
17 Seram Bagian Barat
18 Kepulauan Aru
19 Buru Selatan
110 Kota Tual
111 Maluku Barat Daya
1
JUMLAH XXX
1 -
-
-
4
-
7
384
202
XXXI MALUKU UTARA
Bakorluh PPK
11 Halmahera Tengah
12 Halmahera Utara
13 Ternate Kota
14 Halmahera Barat
15 Halmahera Selatan
16 Halmahera Timur
1
531,608,000
319,928,000
68,900,000
27,810,596,000
5,645,232,000
68,900,000
253,400,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
253,400,000
253,400,000
68,900,000
253,400,000
68,900,000
68,900,000
7,141,132,000
3,797,672,000
428,792,000
555,800,000
664,600,000
803,704,000
604,120,000
195,908,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 51
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 77 Kepulauan Sula
18 Tidore Kepulauan
Kota 19 Kep. Morotai
1
JUMLAH XXXI
1 -
-
4
1
1
3
270
252
XXXII PAPUA BARAT
Bakorluh dan KP
11 Manokwari
12 Sorong Kota
13 Sorong
14 Teluk Bintuni
15 Teluk Wondama
16 Sorong Selatan
17 Raja Ampat
18 Fak-Fak
19 Kaimana
110 Tambrauw
111 Maybrat
1
JUMLAH XXXII
1 -
-
-
1
-
10
334 217
XXXIII PAPUA
Distan dan KP
11 Pegunungan Bintang
12 Timika
13 Merauke
14 Keerom
15 Yopen
16 Boven Digul
1
141,476,000
852,088,000
68,900,000
8,113,060,000
5,597,732,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
253,400,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
6,540,132,000
6,578,026,000
592,024,000
316,868,000
537,656,000
749,272,000
483,224,000
604,120,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 52
NOPROV/KELEMB/
KAB/KOTA
STATUS PROV STATUS KABUPATEN JUMLAHPENYULUH
PNS
JUMLAHTHL-TB PP T O T A L
PERDA PERGUB NON KLMBG
PERDAUU
PERDACAMPUR
PERBUP/WALIKOTA
NONKLMBG
1 2 3 4 5 6 77 Jayapura Kota
18 Yahukimo
19 Waropen
110 Mamberamo Raya
111 Supiori
112 Sarmi
113 Puncak Jaya
114 Paniai
115 Tolikara
116 Mappi
117 Jayawijaya
118 Jayapura
119 Biak Numfor
120 Asmat
121 Nabire
122 Dogiyai
123 Lanny Jaya
124 Maberamo Tengah
125 Nduga
126 Puncak
127 Yalimo
128 Deiyai
129 Intan Jaya
1JUMLAH XXXIII
- -
1
5
3
2
19
590 470
TOTAL: 23 5 5 115 161 43 178
27,514 22.163622,750,629,000
195,908,000
123,332,000
585,976,000
68,900,000
111,236,000
135,428,000
111,236,000
74,948,000
105,188,000
398,552,000
537,656,000
1,081,912,000
365,252,000
226,148,000
682,808,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
68,900,000
15,216,870,000
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 53
Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dari Aspek Teknis dan Keuangan dalam pemanfaatan
THL-TB Penyuluh Pertanian
Kewenangan Pusat1.
a. Aspek Teknis
b. Aspek Keuangan
1). Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian menyusun draf keputusan Menteri Pertanian berdasarkan endasi kinerja baik THL-TB Penyuluh Pertanian dari Bupati/Walikota, setelah dilakukan Verifikasi.
2). Melaksanakan Pengawalan dan Pendampingan sesuai Permentan 26 tahun 2010tentang Pembinaan dan Pengawalan THL-TB Penyuluh Pertanian.
1). Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengalokasikan anggaran THL-TB Penyuluh Pertanian tahun 2011 sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian tentang pembaharuan kontrak THL-TB Penyuluh Pertanian.
2). Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian segera melakukan koordinasi dengan BRI Pasar Minggu perihal penyaluran dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian yang semula dilaksanakan di Pusat, tahun 2011 dialihkan ke Satuan Kerja Pelaksana Dana Dekonsentrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
3). Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melakukan monotoring dan evaluasi pelaksanaan pembiayaan honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian.
4). Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menyusun PetunjukPelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2011.
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 54
2. Kewenangan Provinsi
a. Aspek Teknis
1). Gubernur membuat surat kepada Bupati/Walikota untuk menerbitkan SK Penempatan THL-TB Penyuluh Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian.
2). Penetapan pemberhentian THL-TB Penyuluh Pertanian yang berkinerja tidak baik, dilakukan oleh pejabat pembina di Sekretariat Bakorluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan setelah mendapatkan rekomendasi dari BP4K/kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota. Selanjutnya hasil penetapan pemberhentian THL-TBPP tersebut dilaporkan ke Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, c.q Pusat Penyuluhan Pertanian.
3). Pejabat Pembuat Komitmen pada Satker Dana Dekonsentrasi Provinsi melakukan pemberhentian pembayaran honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian, menindaklanjuti penetapan pemberhentian THL-TBPP yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembina di Sekretariat Bakorluh/ kelembagaan yang menangani penyuluhan di provinsi
4). Satker Dana Dekonsentrasi Provinsi melaporkan perkembangan jumlah dan status THL-TB Penyuluh Pertanian di wilayah kerjanya, setiap tiga bulan sekali ke Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, cq Pusat Penyuluhan Pertanian.
5). Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di provinsi menyusun THL-TBPP yang berisi data nama, nomor tes, tingkat pendidikan, jurusan, jenis kelamin, alamat, nomor rekening, nomor handphone, kabupaten/kota, wilayah kerja.
b. Aspek Keuangan
1). Satker Dekonsentrasi Provinsi melakukan koordinasi dengan perbankan /BRI di provinsi perihal penyaluran honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian, paling lambat Desember 2010.
2). Satker Dekonsentrasi Provinsi mencairkan honor bagi THL-TB Penyuluh Pertanian ke rekening THL-TB Penyuluh Pertanian yang disalurkan melalui BRI Provinsi setiap bulan dilakukan paling lambat minggu pertama untuk setiap bulannya setelah menerima laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan THL-TB Penyuluh Pertanian periode 1 bulan sebelumnya.
database
P etunjuk P elaks anaan D ana D ekonses ntrasi 20 12 P us luhtan 55
3. Kewenangan Kabupaten/Kota :
KONTRAK KERJA
a. Aspek Teknis
1). Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (BP3K)/kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kecamatan melakukan pengamatan dan melaporkan kinerja THL-TBPP kepada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K)/kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota.
2). BP4K/kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota:
a) menyampaikan laporan kinerja THL-TB Penyuluh Pertanian yang berkinerja baik dan berkinerja tidak baik ke Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi (Bakorluh)/kelembagaan yang menangani penyuluhan provinsi;
b) menyusun rencana penempatan THL-TBPP untuk ditetapkan wilayah kerjanya oleh Bupati/Walikota. Nama THL-TBPP yang ditetapkan harus sesuai dengan nama yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian;
c) melaporkan perkembangan jumlah dan status THL-TB Penyuluh Pertanian di wilayah kerjanya, setiap tiga bulan sekali (Maret, Juni, September, Desember) ke Bakorluh, pada minggu ketiga bulan ketiga.
b. Aspek Keuangan
BP4K/kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan BRI kabupaten/kota, apabila terjadi dalam kelancaran penyaluran honor dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian.
Tenaga Harian Lepas (THL)Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian mempunyai kewajiban untuk mematuhi segala ketentuan yang berlaku terkait dengan pensasi kerja yakni besarnya honorarium, BOP, dan Percontohan yang menjadi haknya dengan cara membuat kontrak kerja antara THL-TB PP dengan Kuasa Pengguna Anggaran di satker provinsi.
Recommended