STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER ISLAMI MURID PAUD SMART RAUDHOH
JAKARTA PUSAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh :
Adil Asasyahid Muhammad
NIM: 11140510000199
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
i
ABSTRAK
Adil Asasyahid Muhammad
11140510000199
STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER ISLAMI MURID PAUD SMART RAUDHOH JAKARTA
PUSAT
Krisis moral seperti kenakalan remaja kini marak menerjang generasi muda
Indonesia. Dari berbagai macam solusi, pembentukan karakter kepada anak usia
dini merupakan cara yang tepat untuk mengatasinya. Dilihat dari proses
komunikasi, proses pembentukan karakter perlu adanya hubungan antara
komunikator dengan komunikan. Untuk dapat menjadi komunikasi yang efektif
diperlukannya strategi komunikasi, dalam halnya strategi komunikasi guru dalam
pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat. Para guru
memiliki tujuan untuk dapat membentuk karakter Islami murid.
Berdasarkan hal tersebut, maka muncul pertanyaan penelitian. Apa bentuk
strategi komunikasi yang digunakan guru dalam pembentukan karakter Islami
murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat? Bagaimana upaya guru dalam
pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat? Apa saja
evaluasi guru dalam pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh
Jakarta Pusat?
Secara umum strategi terdiri dari tiga tahapan. Pada tahap awal yaitu,
perumusan strategi yang terdapat langkah-langkah untuk perencanaan komunikasi.
Selanjutnya, tahap implementasi strategi yang merupakan penerapan
dilaksanakannya proses strategi. Terakhir, tahap evaluasi strategi, yaitu sebagai
pengukur sudah sejauh mana strategi yang sudah berjalan.
Strategi komunikasi oleh guru PAUD Smart Raudhoh yaitu perumusan
strategi, berupa mengenali sasaran khalayak untuk dapat mengetahui situasi dan
kondisi seorang murid. Dalam penyusunan pesan dengan cara menarik perhatian
murid disaat belajar dan melakukan kegiatan praktek sholat. Sedangkan, penetapan
metode yang dilakukan guru yaitu, redundancy, penyampaian pesan secara
informative, persuasive dan educative. Penggunaan media juga sebagai sarana
pendukung agar penyampaian pesan oleh guru berjalan dengan efektif.
Dalam upaya implementasi strategi, guru melakasanakan program-program
kegiatan yang telah dirancang. Beberapa program kegiatan tersebut berjalan dengan
baik. Murid yang menjadi komunikan telah dapat memahami pesan yang
disampaikan oleh guru lewat program kegiatan. Dari pemahaman murid, maka
pembentukan karakter Islami dapat berproses sesuai dengan rancangan strategi.
Proses pelaksanaan strategi komunikasi guru mendapatkan beberapa
hambatan. Dari berbagai macam faktor, diantaranya faktor orang tua yang
terkadang masih belum membiasakan suasana yang Islami di dalam rumah.
Ketidakseimbangan ini membuat pembentukan karakter Islami anak menjadi
goyah. Perlu adanya sosialiasi Islami kepada orang tua murid untuk dapat
mendukung anaknya agar dapat membiasakan dirinya berprilaku Islami di rumah.
Dengan demikian, strategi komunikasi akan berdampak efektif apabila dapat
dijalankan sesuai dengan langkah yang telah dirancang.
Kata kunci: strategi, komunikasi, guru, murid, dan PAUD.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbilaalamin, segala puji bagi Allah SWT
yang telah menurunkan rahmat, nikmat iman dan nikmat sehat,
beserta ridhaNya sehingga penulis memiliki kekuatan dan
kesabaran untuk dapat menghadapi hambatan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, terdapat berbagai
macam hambatan yang menghadang. Bersyukur, atas kebesaran
Allah SWT, penulis berada bersama orang-orang yang senantiasa
memberikan dukungan serta bantuan untuk dapat terus melaju
hingga ke titik terakhir dalam penulisan. Tanpa adanya doa,
bantuan serta dukungan dari semua pihak, penulis menyadari
skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan. Maka dari itu, dengan
segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M. Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Terima kasih juga kepada Dr. Suparto, M.
Ed, Ph.D selaku wakil dekan I Bidang Akademik. Dr. Hj.
Roudhonah, M. Ag selaku wakil Dekan II Bidang Keuangan
dan Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil
iii
2. Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M. Si selaku Ketua
dan Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf sebagai Guru Besar dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta
pikiran untuk dapat membimbing dan memberikan arahan
selama proses pembuatan skripsi.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam yang telah mendidik dan memberikan
tambahan wawasan selama perkuliahan.
6. Guru PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat selaku narasumber,
Sri Henianti, S. Pd, Triyani, Endang Cahyani Dewi, S. Pd,
Linda Siswati. SE, Almaidah Nurul Khotimah, S. Ag, serta
mendapat tiga murid PAUD Smart Raudhoh, Rizky Fauzan
Fathin, Alfarizi, Farica Valeri Oktalina dan Farliza Noor
Erlizza, yang telah meluangkan waktu dalam membantu penulis
dalam penelitian.
7. Ayah dan Ibu tercinta, Edo dan Heni, orang tua terhebat yang
selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih
sayangnya selama ini kepada penulis. Semoga Allah selalu
memberikan umur yang panjang, selalu diberikan kesehatan,
serta keberkahan kepada mereka. Amin.
8. Para adik-adikku yang tersayang Dzulfikar Raul Ibrahim, Farah
Kamilah Hudzaifah, Ziaulhaq Farras Ismail, Abdurrahman
Kenzie Yunus dan Hezarfen Hamzie Sulaiman, yang telah
memberikan warna dan motivasi untuk dapat terus memacu
iv
semangat selama perkuliahan, semoga kalian dapat menggapai
cita-cita kalian dan tetap semangat.
9. Segenap Keluarga Besar Soemiati, khususnya Mbahku,
Almarhumah Soemiati, yang selama ini penulis banggakan, dan
telah memberikan rasa sayang, doa, serta pengalamannya
kepada penulis. Semoga Allah menemukan kita kembali di
surga. Adil sayang mbah.
10. Hadaina Nur Hafizah, terima kasih telah memberikan banyak
dorongan, doa, saran dan motivasi kepada penulis. Butuh
banyak cat dan canvas untuk melukiskan perjuangan ini.
11. Teman-teman KPI E angkatan 2014, RDK FM 2014-2016 dan
HMJ KPI 2016 yang telah bersama menggali pengetahuan serta
berproses dalam berorganisasi. Serta teman-teman KKN
Sempurna 2017 yang telah memberikan pengalaman
bersosialisasi, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi
ini,
12. The Mosque 5 beserta kawan seperjuangan skripsi, Kindi
Akasya, Singgih Egananto, Sayyid Achmad (Reza), Fadhly
Dzil, Imam Li Dz, Abdul Rouf, Bilal Ubay, Thoriqul Anwari,
Aditja, Luthfi Yahya, Jordi Moenalsyah, Nabil Bintang,
Nurikhsan Aldi, Alya Sukma, Eriana, Aprillia, Sheilla dan
Farhaniah. Terima kasih atas kebersamaannya, semoga tetap
menjaga silaturahmi.
13. Teman teknik mesin, Syauqi Rahmat, Fajar Setiawan, Ian
Clinton, Bewok Aji, Saeny, Herwin, Azis, Rangga, Zaenal,
Jodie, dan Adul. Atas motivasi, dan doa.
v
14. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian
skripsi ini, yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.
Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih
yang begitu besar. Semoga seluruh kebaikan yang telah
diberikan mendapat balasan terbaik dari Allah SWT. Amin.
Demikian, semoga karya skripsi ini dapat memberikan
manfaat dalam menambah pengetahuan pembaca. Apabila ada
kekurangan dan kesalahan mohon dimaafkan, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis.
Jakarta, 3 Agustus 2018
Adil Asasyahid Muhammad
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................ix
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 8
F. Metodologi Penelitian ........................................................ 10
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 16
BAB II ........................................................................................ 18
KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 18
A. Landasan Teori .................................................................. 18
vii
1. Strategi ............................................................................ 18
2. Komunikasi .................................................................... 23
3. Strategi Komunikasi ...................................................... 27
4. Karakter Islami .............................................................. 36
B. Kerangka Berpikir ............................................................. 43
BAB III ....................................................................................... 44
GAMBARAN UMUM .............................................................. 44
PAUD SMART RAUDHOH .................................................... 44
A. Sejarah Singkat PAUD Smart Raudhoh ......................... 44
B. Profil PAUD Smart Raudhoh ........................................... 45
C. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................ 46
D. Program Pembelajaran PAUD ......................................... 47
E. Profil Guru ......................................................................... 48
F. Prestasi PAUD .................................................................... 49
G. Tata Tertib Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat .................................................................................... 51
H. Tata Tertib Orang Tua PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat .................................................................................... 53
vii
I. Struktur Keorganisasian ................................................... 54
BAB IV ....................................................................................... 57
TEMUAN DAN ANALISIS DATA ......................................... 57
A. Bentuk Strategi Komunikasi Guru dalam Pembentukan
Karakter Islami Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat .................................................................................... 57
B. Upaya Guru dalam Pembentukan Karakter Islami
Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat ................. 73
C. Evaluasi Guru dalam Pembentukan Karakter Islami
Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat ................. 87
BAB V ......................................................................................... 93
PENUTUP .................................................................................. 93
A. Kesimpulan ......................................................................... 93
B. Saran ................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Murid sedang menunaikan shalat Dhuha berjamaah.75
Gambar 4.2 Murid sedang menghafal Asmaul Husna bersama76
Gambar 4.3 Murid sedang menghafal Surah, Hadist dan Doa.77
Gambar 4.4 Murid sedang mengikuti kegiatan renang.................80
Gambar 4.5 Murid sedang menyuapi Ibunya ketika Hari
Ibu83
Gambar 4.6 Murid sedang praktek melempar Jumroh Manasik
Haji..84
Gambar 4.7 Murid sedang memperhatikan guru ketika Manasik
Haji..84
Gambar 4.8 Murid sedang mengikuti santunan anak yatim pada
bulan Ramadhan......86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan oleh
permasalahan krisis moral yang terjadi di kalangan generasi
muda bangsanya. Semakin hari permasalahan mengenai krisis
moral ini sudah semakin memprihatinkan. Maraknya
kenakalan remaja yang masih duduk di bangku sekolahan
seperti mencontek, membolos, tawuran, pergaulan bebas dan
perilaku menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral
generasi penerus bangsa ini sudah sangat rusak.1
Salah satu solusi untuk mengatasi berbagai kerusakan
moral agar tidak terjadi pada generasi bangsa selanjutnya
adalah dengan pembentukan karakter kepada anak sejak dini.
Solusi ini telah diteliti oleh para ahli psikologi dan pendidikan
untuk membuat konsep pembentukan karakter anak melalui
jalur keluarga sebagai titik awal. Dengan terbinanya keluarga-
keluarga yang akan melahirkan anak-anak dengan karakter
yang baik, diharapkan dapat meningkatkan moral bangsa.2
Anak usia dini merupakan waktu yang paling tepat
dalam pembentukan karakter. Melalui penanaman nilai-nilai
1 Laras Iin Fitriyani Krisis Moral Melanada Generasi Muda Tanpa
Adanya Pendidikan Karakter diakses dari http://www.kompasiana..com/
larasiin/ pada tanggal 23 Februari 2018 pukul 01.00. 2 Rahmat Rosyadi Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter
Anak Usia Dini (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), h.3.
http://www.kompasiana..com/%20larasiin/http://www.kompasiana..com/%20larasiin/
2
agama Islam, anak akan bertindak dan berprilaku sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma agama Islam. Prosesnya
dilakukan melalui pendidikan yang mesti berlangsung seumur
hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogis Islam yang
menekankan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup
yang bertumpu pada qalbu; hati nurani untuk membentuk
karakter yang mahmudah.3
Dalam sebuah ayat Alquran surah Al-Isra ayat 23,
Allah berfirman:
an tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan
3 Rahmat Rosyadi, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter
Anak Usia Dini, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), h. 6.
3
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. 4
Ayat ini merupakan salah satu ayat yang memuat
materi tentang pendidikan yang harus ditanamkan kepada
seorang anak dalam kelurga. Perintah Allah yang tercantum
dalam ayat ini, mencakup dalam pendidikan karakter berupa
aqidah, ibadah dan akhlak yang harus terbina bagi seorang
anak.5
Menurut Vigotskyl, aktivitas mental yang tinggi pada
anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.
Pembelajaran yang berkarakter akan menjadi pengalaman yang
bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu (baik itu
merubah atau mengikuti) atas lingkungannya. Karakter itu
sama dengan akhlak dalam pandangan Islam, dan sebagai
penanda bahwa seorang itu layak atau tidak layak disebut
manusia, dan pendidikan karakter itu adalah tugas semua
orang.6
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga
melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan
4 Guntur Cahyono, Pendidikan Karakter Perspektif Alquran dan
Hadits, Al-Astar, Jurnal Ahwal al-Syahsiyah dan Tarbiyah STAI Mempawah,
Vol. V, No. I, (Maret 2017). h. 34. 5 Guntur Cahyono, Pendidikan Karakter Perspektif Alquran dan
Hadits,h. 35. 6 Darmuin, Konsep Dasar Pendidikan Karakter Taman Kanak-kanak,
(Semarang: Pustaka Zaman, 2003), h. 7.
4
sesuatu kepada orang lain.7 Dilihat dari berbagai dimensi, salah
satunya komunikasi sebagai sistem. Sistem sering kali
didefinisikan sebagai suatu aktivitas di mana semua komponen
atau unsur yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama
lain dalam menghasilkan saluran. Sistem senantiasa
memerlukan sifat-sifat yakni menyeluruh, saling bergantung,
berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, terarah, adaptif, dan
memiliki tujuan. Karena itu sistem bergerak secara aktif,
dinamis, dan tidak statis. Jika komunikasi dikaitkan dengan
sistem, maka hal itu tercermin dari unsur-unsur atau elemen
yang mendukungnya, di mana sumber, pesan, media,
penerima, efek dan umpan balik saling mengikat dan
berurutan.8 Fungsi instrumental dalam komunikasi dilakukan
dengan tujuan untuk menginformasikan, mendidik,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah
perilaku atau menggerakan tindakan.9
PAUD adalah pendidikan yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.10 Layanan
PAUD juga bertujuan untuk membangun landasan bagi
7 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4. 8 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 37. 9 Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013), h. 8. 10 Susi Susiati, Modul Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PP-PAUD dan
DIKMAS Jawa Barat, 2017), h. 1.
5
berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya
diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.11 Komunikasi guru dan murid menjadi
prasyarat utama terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
Guru dan murid menjalankan peran penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah.12
Dilihat dari proses komunikasi, pendidikan adalah
bagian dari komunikasi yaitu proses pengajaran yang
melibatkan dua komponen yang terdiri dari guru sebagai
komunikator dan dari siswa sebagai komunikan. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan Wilbur Schramm, yang dikutip oleh
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa komunikasi
didasarkan atas hubungan antara dua orang atau antara
seseorang dengan orang lain. Hakikat hubungan ini adalah
setara (tune) antara satu sama lain yang terfokus pada informasi
yang sama. Kesangkutpautan tersebut berada dalam
komunikasi tatap muka.13
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Smart Raudhoh
adalah salah satu lembaga pendidikan yang berlokasi di
wilayah Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. PAUD Smart
11 Susi Susiati, Modul Konsep Dasar PAUD, h. 3. 12 Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013), h.72. 13 Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi (Bandung:
CV Mandiri Maju, 2000), h. 58.
6
Raudhoh mempunyai kepedulian kepada anak usia dini untuk
dapat membentuk karakter Islami dengan membimbing
muridnya dengan program yang berasas Islam dan sangat
mudah dipahami oleh anak usia dini. PAUD Smart Raudhoh
memiliki konsep dan program-program pembentukan karakter
dalam mendidik anak usia dini sejak awal berdiri.
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul Strategi Komunikasi Guru dalam
Pembentukan Karakter Islami Murid PAUD Smart
Raudhoh Jakarta Pusat.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk dapat membuat penelitian agar tidak meluas
dan dapat lebih fokus terarah maka perlu diberikan
pembatasan masalah sebagai berikut:
a. Bentuk strategi komunikasi guru yang merupakan
perencanaan dan cara mensiasati suatu program untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan unsur
komunikasi antara guru dengan murid PAUD Smart
Raudhoh.
b. Proses pembentukan karakter Islami yang terdapat pada
murid PAUD Smart Raudhoh sesuai dengan adab dan
norma dari ajaran Islam.
7
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Apa bentuk strategi komunikasi yang digunakan guru
dalam pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart
Raudhoh Jakarta Pusat?
b. Bagaimana upaya guru dalam pembentukan karakter
Islami murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat?
c. Apa saja evaluasi guru dalam pembentukan karakter
Islami murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh
guru.
b. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru dalam
pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh
Jakarta Pusat.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
baik kepada berbagai pihak diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Akademis
8
Dapat menambah pengalaman serta menerapkan ilmu yang
telah didapat pada saat kuliah. Penelitian ini juga diharapkan
dapat berguna dalam mengembangkan komunikasi guru.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk umat Islam agar dapat membangun karakter
Islami pada anak usia dini. Dapat dijadikan evaluasi tingkat
keberhasilan dan tingkat kegagalan guru dalam membentuk
karakter Islami pada murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Untuk menentukan judul penelitian ini, penulis
melakukan tinjauan kajian di perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) dan Perpustkaan
Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menambah
kelengkapan dalam pembuatan penelitian.
Penelitian ini menambil referensi dari judul penelitian
yang sudah ada, terutama dalam penelitian ini menyangkut
analisis media sosial dari penelitian lainnya, penulis telah
membaca penelitian-penelitian sebelumnya, diantaranya yaitu:
1. Strategi Komunikasi Guru dalam Menanamkan Nilai-
Nilai Agama di SD Islam Terpadu Al-Kahfi Ciracas Jakarta
Timur, oleh Anis Nurfitriani (1113051000153)
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada tahun 2017.
Penelitian ini menganalisa tentang strategi komunikasi
9
Guru dalam menanamkan nilai-nilai agama di SDIT Al-
Kahfi. Sedangkan dalam penelitian saya menganalisis
mengenai strategi komunikasi Guru dalam pembentukan
karakter Islami murid PAUD Smart Roudhoh Jakarta
Pusat.14
2. Strategi Komunikasi Guru dalam Penanaman Nilai-Nilai
Pendidikan Agama pada Anak Penyandang Tunagrahita di
SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor oleh Rizqi Nurul
Ilmi (109051000058) mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam pada tahun 2013. Persamaan skripsi peneliti dengan
skripsi Rizqi adalah pembahasan strategi komunikasi guru.
Perbedaannya adalah peneliti meneliti strategi komunikasi
Guru dalam pembentukan karakter Islami murid PAUD
Smart Roudhoh Jakarta Pusat sedangkan Rizqi Nurul Ilmi,
strategi komunikasi guru dan dalam menanamkan nilai-
nilai pendidikan terhadap anak penyandang Tunagrahita di
SLB-C Tunas Kasih Kabupaten Bogor.15
3. Strategi Public Relations Kantor Staf Presiden Republik
Indonesia dalam Mengelola Isu Keagamaan di Media
Sosial oleh Ayu Utami Saraswati (1113051000055)
14 Anis Nurfitriani, Strategi Komunikasi Guru dalam Menanamkan
Nilai-Nilai Agama di SD Islam Terpadu Al-Kahfi Ciracas Jakarta Timur
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah, 2017) 15 Rizqi Nurul Ilmi, Strategi Komunikasi Guru dalam Penanaman
Nilai-Nilai Pendidikan Agama pada Anak Penyandang Tunagrahita di SLB-C
Tunas Kasih I Kabupaten Bogor (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
10
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada tahun 2017. Di
dalamnya membahas mengenai strategi public relations
pada kantor staff presiden Republik Indonesia dalam
mengelola Isu keagamaan di media sosial. Dengan karya
ilmiah tersebut peneliti mempelajari teori strategi untuk
penelitian yang berjudul strategi komunikasi guru dalam
pembentukan karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh
Jakarta Pusat.16
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah salah satu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata.17 Penelitian ini
mencoba menggunakan paradigma konstruktivisme
sebagai pedoman proses pelaksanaan penelitian. Guba
menyatakan bahwa konstruktivisme terbentuk dari adanya
konstruksi realitas yang berasal melalui kemampuan
berpikir seseorang.18 Konstruktivisme mempunyai sifat
tidak tetap alias berkembang terus. Ibaratnya,
konstruktivisme adalah fasilitator yang menghubungkan
keragaman sikap dan pandangan pelaku sosial. Perlu
16 Ayu Utami Saraswati, Strategi Public Relations Kantor Staf Presiden
Republik Indonesia dalam Mengelola Isu Keagamaan di Media Sosial (Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah,
2017) 17 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 6. 18 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
(Bandung, PT Bumi Aksara, 2013), h. 48.
11
adanya interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar
bertujuan untuk dapat mengkonstruksi realitas yang
diteliti.19 Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian
dengan mengidentifikasi dan mengekplorasi fakta-fakta
terlebih dahulu untuk dapat membentuk suatu konstruksi
yang dibangun atas pengetahuan yang berasal dari
pemikiran peneliti.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang diamati.20 Lebih lanjut,
Cresswell menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan,
angka, skor atau nilai. Melainkan data yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat
dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat
diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau
kata-kata.21
Flick menyatakan, penelitian kualitatif yaitu adanya
keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang
19 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h.
48-49. 20 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997) h. 3 21 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
(Bandung, PT Bumi Aksara, 2013), h. 82.
12
berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia
kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan
memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi
orang dan lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara
apa adanya.22 Dengan kata lain, melalui metode kualitatif
peneliti akan memahami data sebagai subjek dan objek
penelitian yang sedang berlangsung kemudian memandang
dan menafsirkan apa yang ada di balik data tersebut
menjadi suatu pemahaman mendalam atas data yang diteliti
menghasilkan fakta yang mudah dipahami dan kalau
memungkinkan dapat menghasilkan hipotesis baru.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian
adalah satu pimpinan (kepala sekolah) dan empat orang
guru PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat.
b. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah strategi komunikasi guru dalam membentuk
karakter Islami murid PAUD Smart Raudhoh.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
22 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. h.
82.
13
penelitian adalah mendapatkan data.23 Untuk menunjang
kelancaran dan keberhasilan dalam penelitian ini yang
berdasarkan pertimbangan objek yang akan diteliti, maka
peneliti memilih teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, akan tetapi peneliti juga dapat
mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam.24
Wawancara dilakukan kepada Ibu Sri Henianti, S. Pd
selaku kepala sekolah, para pengajar Triyani, Endang
Cahyani Dewi, S. Pd, Linda Siswati. SE, Almaidah
Nurul Khotimah, S. Ag, serta mendapat informasi dari
tiga murid PAUD Smart Raudhoh yang bernama Rizky
Fauzan Fathin, Alfarizi, Farica Valeri Oktalina dan
Farliza Noor Erlizza.
b. Observasi
Menurut Nasution observasi adalah dasar semua
pengetahuan. Melalui observasi, peneliti belajar
tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.25
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan peneliti
23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010), h. 62. 24 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 72. 25 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 64.
14
melakukan pengamatan secara langsung sebanyak
tujuh kali, yaitu pada tanggal 4 Juni 2018 sampai
dengan 23 Juni 2018 disaat kegiatan belajar di dalam
kelas dan di area PAUD Smart Raudhoh sedang
berlangsung. Dalam hal ini penulis mengamati strategi
komunikasi guru dalam membentuk karakter Islami
murid PAUD Smart Raudhoh.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan catatan peristiwa ataupun arsip
berupa data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Peneliti akan menggunakan buku induk guru, Modul
RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian),
Modul RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan), Raport murid, hasil karya anak dan foto-
foto kegiatan beserta catatan lainnya yang berkaitan
dengan proses pembentukan karakter Islami murid
yang sebagai pendukung hasil wawancara dan
observasi.
5. Teknik Analisis Data
Setelah peneliti telah mengumpulkan data yang
dibutuhkan, peneliti kemudian melanjutkan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
15
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.26
Teknik Analisa data yaitu dengan menggunakan
metode deskriptif analisis. Analisis penelitian ini
didasarkan pada melukiskan secara sistematis fakta,
karakteristik, dan penggambaran secara faktual terhadap
tema penelitian dengan pendekatan kualitatif.27 Penulis
menganalisa data dengan menyusun kata-kata ke dalam
tulisan yang lebih luas. Keterangan-keterangan yang ada
kemudian dihubungkan satu fakta yang dapat terungkap
mengenai topik yang dipertanyakan dan yang menjadi
pokok masalah dalam penelitian penulis.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian beralamat di Jl. Taruna Jaya No.22
RT 016/003 Kelurahan Serdang Kecamatan
Kemayoran Kota Madya Jakarta Pusat.
b. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juni sampai
dengan Juli 2018 di PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat.
26 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 89. 27 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h. 37.
16
G. Sistematika Penulisan
Untuk memiliki gambaran dan mempermudah
pengkajian, pembahasan, dan penyusunan. Maka peneliti
membagi pembahasannya ke dalam lima bab yang terdiri dari
beberapa sub-sub bab sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka yakni akan mengkaji teori yang digunakan
dalam penelitian yaitu Strategi, Komunikasi, Strategi
Komunikasi dan Karakter Islami.
BAB III: GAMBARAN UMUM
Gambaran umum mengenai PAUD Smart Raudhoh yang
meliputi: Sejarah berdirinya PAUD Smart Raudhoh, profil
PAUD, visi, misi dan tujuan, program kegiatan, serta struktur
yang terdapat di dalam PAUD.
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS HASIL TEMUAN
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi hasil penelitian, terdapat
jawaban atas perumusan masalah yaitu Apa bentuk strategi
komunikasi yang digunakan guru dalam pembentukan karakter
Islami murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat? Bagaimana
17
upaya guru dalam pembentukan karakter Islami murid PAUD
Smart Raudhoh Jakarta Pusat?
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
yang dijelaskan secara singkat serta dilengkapi dengan saran
yang berhubungan dengan hasil temuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Ditinjau dari arti kata, strategi berasal dari
bahasa Yunani, yaitu strategos, yang berarti
komandan militer pada zaman demokrasi Athena.
Selain itu juga kata strategi diartikan sebagai seni
berperang. Awalnya strategi digunakan dalam dunia
militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.
Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema
untuk mencapai suatu sasaran yang dituju.
1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa Strategi adalah ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam keadaan
perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2
Pengertian strategi menurut Onong Uchayana
Effendi, strategi pada dasarnya adalah perencanaan
atau planning dan management untuk mencapai suatu
1 Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
Cet. ke-1, h. 539. 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), Edisi ketiga, h. 1092.
19
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjuk satu arah saja, melainkan harus
menunjukkan bagaimana cara operasionalnya.3
Sedangkan menurut Anwar Arifin strategi adalah
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Dalam
merencanakan sebuah startegi, keterampilan dalam
menentukan serta memanfaatkan ruang dan waktu
merupakan aspek yang penting demi tercapainya suatu
tujuan.4 Seperti halnya suatu organisasi atau lembaga,
untuk mencapai kesuksesan tentunya perlu didasari
dengan penggunaan strategi, apabila strategi yang
digunakan dapat diterapkan dengan baik maka segala
tujuan dan hasilnya akan tercapai, sebaliknya apabila
strategi yang digunakan tidak bisa digunakan dengan
kurang efektif terjadi kesalahan dalam penerapannya,
maka hasilnya pun kemungkinan akan gagal dalam
mencapai hasil dan tujuan suatu organisasi atau
lembaga tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi merupakan sebuah rencana atau
planning dan cara mensiasati suatu program atau
3 Onong Uchayana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1984), Cet, ke-6, h, 32. 4 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, Sebuah Studi Komunikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) h. 227.
20
kegiatan yang dilaksanakan agar tercapai dengan baik
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
b. Tahapan-Tahapan Strategi
Strategi merupakan hal yang sangat penting
oleh para perencana, dalam pemilihan serta penerapan
strategi memerlukan kehati-hatian. Apabila salah
memilih strategi dapat menyebabkan kerugian yang
bisa berdampak besar sehingga untuk mencapai tujuan
tidak dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu,
perlu adanya privasi dalam memilih strategi bagi para
perencana. Menurut Fred R. David bahwa dalam proses
strategi ada tiga tahapan yang harus ditempuh, yaitu:
1) Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi mencakup
pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi
kesempatan dan ancaman eksternal organisasi,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menciptakan tujuan jangka panjang, memulai
strategi alternatif, dan memilih strategi khusus
untuk dicapai. Strategi tentu menentukan
pencapaian jangka panjang. Untuk hal baik maupun
hal buruk, keputusan memilih strategi memiliki
konsekuensi multifungsi yang besar dan berdampak
panjang pada organisasi.
2) Implementasi Strategi
21
Implementasi strategi disebut juga sebagai
tindakan dalam strategi, karena implementasi
berarti memobilasi untuk menerapkan strategi yang
telah dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan
yang mencakup implementasi strategi adalah
pegembangan budaya pendukung strategi,
penciptaann struktur yang efektif, pengarahan
kembali bentuk strategi, menyiapkan anggaran,
mengembangkan dan memanfaatkan sistem
informasi. Agar implementasi strategi berjalan
dengan sukses, maka dibutuhkan disiplin dan
motivasi kerja.
3) Evaluasi Strategi
Tahap evaluasi strategi merupakan tahap
akhir yang dilaksanakan setelah tahap
implementasi strategi. Evaluasi strategi
menjelaskan proses penilaian dari pelaksanaan
strategi yang telah dilakukan, apakah sudah
mencapai hasil yang diharapkan atau tidak, dan
apabila terjadi penyimpangan maka akan
ditentukan penyebabnya. Evaluasi strategi
merupakan tahapan penting yang diperlukan untuk
menjadi tolak ukur strategi yang akan dilaksanakan
kembali oleh suatu organisasi dan untuk
22
memastikan sudah sampai dimana tujuan yang
ingin dicapai. 5
Dalam tahap evaluasi strategi, suatu
organisasi atau perusahaan perlu melakukan kajian
ulang terhadap strategi yang digunakan dalam tahap
implementasi strategi yang telah dijalankan untuk
dapat mengukur hasil yang diharapakan. Dalam hal
tersebut diperlukannya proses penyelidikan
penyimpangan pelaksanaan dari rencana.
Selajutnya harus mengambil langkah korektif untuk
memastikan bahwa pencapaian sesuai rencana.
Ada empat macam langkah dasar untuk
mengevaluasi strategi, yaitu :
a) Meninjau kembali faktor-faktor eksternal dan
internal yang terjadi saat ini, apakah terjadi
perubahan-perubahan pada startegi yang sudah
dirumuskan.
b) Mengadakan pengukuran terhadap kemampuan
dan kinerja organisasi atau perusahaan dengan
kembali memastikan apakah sudah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c) Mengadakan perbaikan-perbaikan untuk
perkembangan organisasi atau perusahaan.
5 Fred R David, Manajemen Strategik, (Jakarta: Salemba Empat, 2016)
h, 4.
23
d) Membantu dalam mengembangkan model
dimasa mendatang.6
2. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Istilah Komunikasi berasal dari bahasa latin
communis yang artinya membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal
dari akar kata communico yang artinya berbagi.7
Secara terminologis, komunikasi berarti proses
penyampaian suatu pernyataan dari seseorang kepada
orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain.8 Dalam proses
komunikasi tersebut akan terjadi aksi dan interaksi
yang menuntut reaksi balik dari penerima informasi
kepada pemberi komunikasi, demikian pula pula
sebaliknya dari pemberi informasi kepada penerima
informasi.9
6 Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam
Pengembangan daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 28. 7 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 33. 8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004). h. 4. 9 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 36.
24
Adapun Pengertian komunikasi menurut
terminologis yang telah dikemukakan oleh ilmuwan
komunikasi, antara lain:
1) Menurut Wiliam Albiq, dalam bukunya Public
Opinion bahwa komunikasi adalah: Proses
pengoperasian lambing-lambang yang berarti
diantara individu-individu.
2) Laswell, 1960, mengatakan bahwa komunikasi
pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan
saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat
atau hasil apa (Who? Says what? In which channel
? To whom ? With what effect ?).
3) Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. 10
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh
para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau mengubah sikap, pendapat, atau
10 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h.
20-21.
25
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak
langsung melalui media.11
b. Komponen Dasar Komunikasi
Ada empat komponen dalam komunikasi, yaitu
orang yang mengirimkan pesan, pesan yang akan
dikirmkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari
pengirim kepada penerima, dan penerima pesan.
Karena komunikasi merupakan proses dua arah atau
timbal balik, komponen output perlu ada dalam proses
komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar
komunikasi ada lima, yaitu sebagai berikut.
1) Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang
mengirimkan pesan. Pesan atau informasi yang
akan dikirimkan berasal dari otak pengirim pesan.
Oleh sebab itu, sebelum mengirimkan pesan,
pengirim harus membuat pesan yang akan
dikirimkan kemudian menyandikan arti tersebut
dalam suatu pesan. Setelah itu dikirimkan melalui
saluran.
2) Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan
kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal
ataupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat
11 Yusuf Zaenal Abidin, Manajemen Komunikasi Filosofi Konsep dan
Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2015) h. 35.
26
secara tertulis, seperti surat, buku, majalah, memo,
dan pesan secara lisan, seperti percakapan tatap
muka, percakapan melalui telepon, radio, dan
sebagainya. Adapun pesan yang nonverbal dapat
berupa isyarat gerakan badan, eksperesi muka, dan
nada suara.
3) Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari
pengirim dengan penerima. Channel dalam
komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara itu
berpindah berbeda-beda. Misalnya, apabila dua
orang berbicara tatap muka, gelombang suara dan
cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Jika
pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan,
gelombang cahaya merupakan saluran yang dapat
melalui huuf pada surat tersebut.
4) Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang menganalisis
dan menginterpetasikan isi pesan yang diterimanya.
5) Output
Output adalah respons penerima terhadap pesan
yang diterimanya. Adanya reaksi ini membantu
pengirim untuk mengetahui sesuai tidaknya
interpretasi pesan yang dikirimkan dengan hal-hal
yang dimaksudkan oleh pengirim. Apabila arti
pesan yang dimaksudkan oleh pengirim
27
diinterpretasikan sama oleh penerima, berarti
komunikasi tersebut efektif. 12
3. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai satu
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, startegi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah, tetapi juga harus menunjukkan taktik
operasionalnya.13
Demikianlah pula strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi
harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu, bergantung
kepada situasi dan kondisi.14
Menurut Rogers seperti yang dikutip Hafied
Changara dalam bukunya perencanaan dan strategi
komunikasi bahwa pengertian strategi komunikasi
adalah sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk
12 Yusuf Zaenal Abidin, Manajemen Komunikasi Filosofi Konsep dan
Aplikasi, h. 35-36. 13 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 29. 14 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 29.
28
mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang
lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Sedangkan
menurut Middleton strategi komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi
mulai dari komunikator, pesan, saluran (media),
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang
untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.15
Menurut R. Wayne Peace, Brent D. Petterson
dan M Dallas Burnet dalam bukunya techniques for
effective communication, seperti yang dikutip oleh
Onong Uchjana Effendy, tujuan sentral strategi
komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:
1) To secure understanding: memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterima.
Andaikan ia sudah dapat mengerti dan menerima,
maka penerimaannya itu harus dibina.
2) To establish acceptance: setelah komunikan
mengerti dan menerima pesan maka pesan ini harus
diberikan proses kelanjutan dengan pembinaan.
3) To motivation action: lalu setelah penerimaan pesan
dan telah dilakukan pembinaan maka tahap
selanjutnya dengan memberikan motivasi pada
kegiatan.16
15 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), h. 61. 16 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 29.
29
Dengan demikian, unsur antara pemberi pesan,
penerima pesan dan pesan merupakan ketiga unsur
penting dalam strategi komunikasi yang dilakukan
dalam suatu kelompok atau organisasi. Dari ketiga
unsur tersebut akan menjadi pendukung jalannya
strategi komunikasi bersama unsur-unsur lainnya.
Sehingga nanti akan tercipta suatu pencapaian tujuan
komunikasi efektif.
b. Langkah-Langkah dalam Strategi Komunikasi
Dalam rangka menjalankan suatu strategi
komunikasi perlu adanya langkah-langkah strategi
yang perlu dilaksanakan. Agar dapat berjalan
diperlukanya pemikiran yang dapat memperhitungkan
komponen-kompenen komunikasi beserta faktor
pendukung dan faktor penghambat komunikasi.
Harold Laswell, seorang sarjana hukum pada
Yale University, yang dikutip oleh Onong Uchjana
Effendy, dalam bukunya dinamika komunikasi, telah
menghasilkan suatu pemikiran mengenai komunikasi
yang dituangkan dalam bentuk paper dan dimuat dalam
buku the communication of ideals, suntingan Lyman
Bryson. Laswell, menyatakan bahwa yang terbaik
untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan who says what in which channel
to whom with what effect. Untuk mantapnya strategi
komunikasi, maka segala sesuatunya harus
30
dipertautkan dengan unsur komunikasi yang
merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus
Laswell tersebut.
1) Who? Siapakah komunikator.
2) Says what? Pesan yang dinyatakan.
3) In which channel? Media apa yang digunakan.
4) To whom? Siapa komunikan.
5) With what effect? Efek apa yang diharapkan.17
Strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
praktis, maksudnya berbagai pendekatan (approach),
bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan
kondisi.18 Sebagai penunjang operasional strategi
komunikasi, terdapat langkah-langkah dalam strategi
komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1) Mengenal Khalayak
Mengenal khayalak haruslah merupakan
langkah pertama bagi komunikator dalam usaha
komunikasi yang efektif. Dalam proses
komunikasi, khalayak itu tidak sekali pasif,
melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
17 Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 29.
17 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 32.
31
komunikan bukan saja terjadi saling hubungan,
tetapi juga saling mempengaruhi.
a) Faktor Kerangka Referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan
kepada komunikan harus sesuai dengan
kerangka referensi. Kerangka referensi
seseorang terbentuk dari pengalaman dan
kehidupan sosial manusia. Seperti halnya gaya
hidup, norma hidup, status sosial dan ideologi.
b) Faktor Situasi dan Kondisi
Situasi yang dimaksud di sini ialah situasi
komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang akan disampaikan. Agar
komunikasi berjalan efektif, tempat
penyampaian pesan komunikasi haruslah
diperhatikan. Kita perlu mengatur tempat dan
ruangan dimana komunikasi akan berlangsung,
sehingga hambatan yang datang dapat
diminimalisir. Yang dimaksud dengan kondisi
yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada
saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi
kita tidak akan efektif apabila komunikan sedang
marah, sedih, bingung, sakit atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti
itu kita diharapkan sebisa mungkin untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan.
32
Akan tetapi tidak jarang pula kita harus
melakukannya pada saat itu juga.
2) Menyusun Pesan
Setelah mengenal khayalak dan situasinya,
maka langkah selanjutnya dalam perumusan
strategi adalah menyusun pesan dengan
menentukan tema dan materi sebagai syarat utama
untuk mempengaruhi khalayak tersebut dengan
mampu membangkitkan perhatian. Lewat
bangkitnya suatu perhatian, maka efektivitas
penyampain pesan-pesan dapat terlaksana.
Dalam menentukan tema dan materi atau isi
pesan yang akan disampaikan kepada khalayak
sesuai kondisinya dikenal dengan dua bentuk
penyajian permasalahan yaitu yang bersifat one
side issue (sepihak) dan both sides issue (kedua
belah pihak). One side issue dimaksudkan sebagai
penyajian masalah yang bersifat sepihak, yaitu
dengan mengemukakan hal yang positif saja, atau
hal-hal yang negatif saja kepada khalayak.
Sebaliknya both sides issue suatu permasalahan
yang disajikan baik negatif maupun positifnya.
3) Menetapkan Metode
Dalam bukunya, menurut Anwar Arifin
suatu komunikasi untuk mencapai suatu efektivitas
akan bergantung dari kemantaban isi pesan yang
akan diselaraskan dengan kondisi khalayak,
33
sehingga metode-metode penyampain pesan akan
turut berpengaruh.
Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut,
bahwa yang pertama, semata-mata melihat
komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan
melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedangkan
yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi
bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud
yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama
(menurut pelaksanaanya), dapat diwujudkan dalam
dua bentuk, yaitu metode redundancy (repetion)
dan canalizing. Sedang yang kedua (menurut
bentuk dan isinya) dikenal metode-metode,
informative, persuasive, educative dan cursive.
Dalam dunia komunikasi terdapat dua aspek
penyampaian, menurut cara pelaksanaanya dan
menurut bentuk isinya :
a) Reduncacy (repetion). Metode ini adalah cara
mempengaruhi khayalak dengan cara
mengulang-ulang pesan kepada khalayak.
Dengan motode ini terdapat banyak manfaat
yang dapat diambil, diantaranya khalayak tidak
mudah melupakan isi pesan, komunikator juga
akan mengambil pelajaran untuk dapat
memperbaiki kesalahan dalam penyampaian
pesan sebelumnya, dan khalayak akan lebih
memperhatikan pesan, karena metode ini
34
berkontras dengan pesan yang tidak diulang-
ulang, sehingga ia akan lebih mengikat
perhatian.
Akan tetapi dalam metode ini, pada tingkat
tertentu akan kehilangan magisnya, namun bila
digunakan dengan sederhana akan cukup
berfaedah di antara yang maksimum dan yang
minimum. Menurut Scharm dalam buku Anwar
Arifin, pengulangan yang terlalu banyak bisa
mecapai titik kekenyangan (saturation point),
yaitu redundancy berkelebihan atau tidak tepat
pengunaannya. Sebab manusia memiliki
kapasitas tertentu saja di dalam menangkap atau
menerima stimuli yang ditujukan kepadanya.
Sedangkan di dalam melakukan pengulangan-
pengulangan itu sebaiknya dengan variasi-
variasi yang menarik dan tidak membosankan.
b) Canalizing, dengan metode ini penyampaian
pesan dengan memahami dan meneliti
kelompok pengaruh individu atau khalayak.
Dengan cara ini komunikator menyediakan
saluran-saluran tertentu untuk menguasai
motif-motif pada diri khalayak, lewat
permulaan komunikator terlebih dahulu
mengenal khalayaknya, dan mulai
menyampaikan pesan sesuai dengan
kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak,
35
kemudian diubah sedikit demi sedikit kearah
tujuan komunikator.
c) Informative, suatu bentuk penyampaian pesan
yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak
dengan memberikan penerangan sesuai dengan
fakta dan pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, bagi
komunikan dapat diberi kesempatan untuk
menilai, menimbang-nimbang dan mengambil
keputusan atas dasar pemikiran-pemikiran yang
sehat.
d) Persuasive, bentuk metode ini mempengaruhi
dengan cara membujuk khalayak baik
pikirannya, maupun perasaannya, dengan
metode ini tidak memberikan khalayak
untuk berpikir kritis, dan terlebih khalayak
dapat terpengaruh secara tidak sadar.
e) Educative, sebagai salah satu usaha
mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan
umum yang diberikan, dapat diwujudkan dalam
bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan
pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi
kebenarannya. Metode Educative memakan
waktu yang sedikit lebih lama dibanding
metode lain, karena dijalankan dengan
disengaja, teratur dan terencana, dengan tujuan
36
merubah tingkah laku manusia kearah yang
diinginkan.
f) Cursive, berarti mempengaruhi khalayak
dengan cara memaksa, khalayak dipaksa tanpa
diberikan waktu berpikir lebih banyak lagi,
untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide
yang diberikan oleh komunikator. Metode ini,
biasanya dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan, perintah dan intimidasi.
4) Penggunaan Media
Penggunaan media sebagai alat untuk
menyampaikan pesan dan pengaruh kepada
khalayak merupakan suatu keharusan di masa
modern sekarang. Untuk dapat menyampaikan
pesan komunikasi agar berjalan dengan baik,
seorang komunikator harus selektif memilih media
sesuai dengan keadaan dan kondisi khalayak.19
4. Karakter Islami
a. Pengertian Karakter Islami
Menurut bahasa karakter berasal dari bahasa
Inggris, character yang berarti watak, sifat batin
manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan
perbuatannya, dan berarti tabiat dan budi pekerti.
Dalam bahasa Arab, kata karakter sering disebut
19 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar
Ringkas, (Bandung: Armico, 1984), h. 59-80.
37
dengan istilah akhlak yang oleh para ulama diartikan
bermacam-macam.20 Ibn Miskawaih misalnya
mengatakan:
Artinya, sifat atau keadaan yang tertanam
dalam jiwa yang paling dalam yang selanjutnya
melahirkan berbagai perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.21
b. Ruang Lingkup Karakter Islami
Menurut Muhammad Ali Hasyimi ruang
lingkup seorang muslim meliputi sebagai berikut:
1) Muslim bersama Tuhannya.
2) Muslim bersama dirinya.
3) Muslim bersama kedua orangtuanya.
4) Muslim besama anak-anaknya.
5) Muslim bersama keluarga dekat dan keluarga jauh
6) Muslim bersama tetangganya.
7) Muslim bersama sahabatnya.
8) Muslim bersama masyarakatnya. 22
20 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Depok, PT.
Rajagrafindo Persada, 2015), h. 266. 21 Ibn Miskawaih, Tahdzib al-Akhlaq wa Thathir al-Araq, (Mesir: al-
Mathbaah al-Misriyah, 1934), Cet. 1 h. 40. 22 Muhammad Ali Hasyimi, Membentuk Pribadi Muslim Ideal:
Menurut Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta: al-Ithisom, 2011), h. 3.
38
Menurut Abu bakar Jabir al-Jazairi menyebutkan adab
meliputi:
1) Adab terhadap Allah SWT.
2) Adab terhadap Al-Quran.
3) Adab terhadap Rasulullah.
4) Adab terhadap diri sendiri.
5) Adab terhadap sesama makhluk ciptaan Allah.23
c. Norma-Norma Menurut Alquran
Alquran adalah merupakan sumber ajaran
moral yang lengkap dan meliputi segala bidang
kehidupan manusia, mempunyai norma-norma moral
yang sifatnya permanen dan universal, karena
berdasakan wahyu dari Allah SWT. Dalam
memberikan suatu ukuran penilaian bagi kehidupan
moral manusia, yaitu keridhaan Illahi, Alquran juga
menyediakan alat-alatnya sekaligus untuk menentukan
tingkah laku yang baik dan buruk.24
Norma-norma moral yang telah ditetapkan
Allah SWT dalam Al-quran, diantaranya:
1) Al-quran memerintahkan supaya mencintai dan
mengagungkan Allah dan Rasul-Nya (QS. Al-Isra:
22)
23 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal
dalam Islam, ( Jakarta: Darul Haq, 2011). h. XV. 24 Ahmad Shahibuddin, Fungsi Al-Quran Dalam Pembentukan
Mental Remaja, (Jakarta: Dewaruci Press, 1984), h. 38.
39
Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di
samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan
tidak ditinggalkan (Allah).
2) Alquran mengajarkan berbuat baik kepada kedua
orang tua. (QS. Al-Isra: 23).
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia.
3) Alquran memerintahkan agar menyatu, mencintai
dan menghormati sesama manusia (QS. Ali Imron:
103).
40
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu
Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari sana.
Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
4) Alquran menganjurkan supaya berlaku amanah dan
bersikap benar (QS. Al-Muminun: 8).
Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
5) Alquran memerintahkan agar mencintai dan
menghormati guru (QS. Al-Kahfi: 65-69).
41
Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang
hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah
Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan
yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi
Kami.Musa berkata kepadanya Bolehkah aku
mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku
(ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu
(untuk menjadi) petunjuk?.Dia
menjawab,Sungguh engkau tidak sanggup sabar
bersamaku. Dan bagaimana engkau belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal
itu?Dia Musa berkata, Insya Allah akan engkau
dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan
menentangmu, dalam urusan apapun.
6) Alquran memerintahkan agar manusia berusaha
(QS. Saba: 10-11).
42
Dan sungguh, telah kami berikan kepada Daud
karunia dari Kami. (Kami berfirman), Wahai
gunung-gunung dan burung-burung bertasbihlah
berulang-ulang bersama Daud, Dan kami telah
melunakkan besi untuknya. (yaitu) buatlah baju
besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya dan
kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. 25
Dari norma-norma moral menurut Alquran tersebut
dapat disimpulkan bahwa Allah memberikan suatu ukuran
penilaian kehidupan manusia sebagai seorang karakter
Islami, yaitu dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya,
menghormati sesame manusia. Berperilaku amanah dan
bersikap benar, mencintai dan menghormati guru, dan
sebagai manusia selalu harus berusaha. Dari perilaku
tersebut, tentunya harus diperankan dengan baik oleh
manusia, sebagaimana apa yang telah Allah SWT
perintahkan kepada umat Islam.
25 Ahmad Shahibuddin, Fungsi Al-Quran Dalam Pembentukan
Mental Remaja, h. 40-50.
43
B. Kerangka Berpikir
Murid
PAUD Smart Raudhoh
Strategi Komunikasi Guru
Perumusan Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
Pembentukan Karakter Islami
Murid PAUD Smart Raudhoh berkarakter Islami
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
PAUD SMART RAUDHOH
A. Sejarah Singkat PAUD Smart Raudhoh
Berawal dari pandangan masyarakat terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini yang sudah mulai dikenal oleh
masyarakat sebagai pendidikan pra sekolah, dan di saat
bersamaan banyak masyarakat yang masih belum memahami
betul akan Pendididkan Anak Usia Dini adalah bagian penting
sebagai pondasi dasar masa depan seorang anak, membuat
Yayasan Farah Kamilah kemudian membuat PAUD Smart
Raudhoh untuk dapat membantu anak usia dini khususnya di
wilayah RW 03, Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran,
Jakarta Pusat, agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak
dengan adanya keterbatasan dana untuk memasuki pendidikan
formal.
Sebelum mendirikan sebuah lembaga pendidikan
formal, Pendiri Yayasan Farah Kamilah yaitu, Ibu Sri Henianti
telah membuka kursus di rumahnya sendiri dengan
mengajarkan anak-anak belajar tambahan untuk memantapkan
lagi pelajaran yang diterima disekolah. Lambat laun beliau
kemudian berkeinginan membuat Pendidikan Anak Usia Dini
untuk dapat lebih memberikan dampak positif kepada
masyarakat sekitar dengan menggunakan kompetensi yang
dimilikinya.
Ketika menjelang diselenggarakannya kegiatan belajar
di PAUD Smart Raudhoh, ternyata terdapat berbagai macam
kendala dalam permasalahan seperti belum adanya perizinan
beroperasi dan belum adanya tenaga pengajar. Hal ini
membuat persiapan menempuh tahun ajaran perdana di PAUD
Smart Roudhoh kemungkinan belum dapat dimulai pada tahun
itu. Namun, dengan berbekal doa serta usaha, Ibu Sri Henianti
segera mengambil langkah untuk dapat segera merealisasikan
pengoperasian tahun ajaran perdana di PAUD Smart Raudhoh.
Alhamdulillah, pada akhirnya tahun ajaran yang
pertama tepat pada bulan Juli PAUD Smart Raudhoh dapat
menjalankan kegiatan pendidikan dengan baik. Para orang tua
yang memiliki anak kecil juga banyak yang berminat untuk
menyekolahkan anaknya di PAUD Smart Raudhoh ditambah
murid yang sebelumnya mengikuti les. Di PAUD yang
tergolong masih muda ini juga terdapat hal istimewa bagi anak
yatim dan anak kurang mampu, yaitu terdapat keringanan
pembayaran administrasi bagi mereka yang niat ingin belajar.1
B. Profil PAUD Smart Raudhoh
Diawal perjalanan, PAUD Smart Raudhoh telah
memiliki klasifikasi sebagai berikut :
1. Kelompok usia 2 - 3 tahun ( Batita )
2. Kelompok usia 4 5 tahun ( Balita )
1 Wawancara dengan Sri Henianti S. Pd, Kepala Sekolah PAUD
Smart Raudhoh, pada 20 Juli 2018.
45
46
3. Kelompok usia 5 - 6 tahun
Dari klasifikasi diatas akhirnya PAUD pada tahun
ajaran pertamanya (2012 2013) mempunyai siswa/i yaitu :
1. Kelompok usia 2 - 3 tahun ( Batita ) : 10 Siswa
2. Kelompok usia 4 5 tahun ( Balita ) : 20 Siswa
3. Kelompok usia 5 - 6 tahun : 23 Siswa 2
Dan pada bulan Juni 2013 telah berhasil mewisuda
kelompok usia 5-6 tahun sebanyak 23 murid dan juga berhasil
100% menghantarkan mereka ke SD Negeri dan SDIT Swasta.
Hingga pada tahun ajaran berikutnya PAUD Smart Raudhoh
dapat terus mewisuda para anak muridnya dan PAUD turut
serta aktif dalam mengikuti berbagai macam kegiatan dan
perlombaan tingkat kecamatan maupun tingkat Nasional.3
C. Visi, Misi dan Tujuan
PAUD Smart Raudhoh adalah lembaga pendidikan
anak usia dini yang didirikan oleh Yayasan Farah Kamilah
pada tahun 2012. Berdiri di atas tanah seluas 118 m2 dengan
luas bangunan 80 m2 dan berlokasi di JL.Taruna Jaya II NO.
22 RT. 016 RW. 03, Kelurahan Serdang, Kecamatan
Kemayoran, Jakarta Pusat. Berikut logo dari PAUD Smart
Raudhoh beserta tanda identitas.4
2 Dokumen Proposal PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012. 3 Dokumen Proposal PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012. 4 Dokumen Proposal PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012.
47
PAUD SMART RAUDHOH
NPSN : 69917079
Jenis PAUD : SPS (Satuan PAUD Sejenis)
No. Izin : 003/12.01/31.71.03.1004/-1.851.1/2016
Kode Pos : 10650
D. Program Pembelajaran PAUD
PAUD Smart Raudhoh memiliki program
pembelajaran yang sistematis sesuai dengan kebutuhan anak
didiknya untuk mengembangkan potensi dan karakter. Dalam
kegiatan belajar di PAUD Smart Raudhoh program
pembelajaran meliputi enam aspek pengembangan, yaitu :
1. Pengembangan Moral dan nilai-nilai agama.
a. Pengenalan dasar ke-Islaman (Aqidah).
b. Hafalan doa sehari-hari.
c. Hafalan surah pendek.
d. Praktek ibadah.
e. Mengucapkan kalimat Thoyyibah.
48
2. Pengembangan fisik motorik
a. Motorik kasar.
b. Motorik halus.
3. Pengembangan bahasa
a. Menerima bahasa.
b. Mengungkapkan bahasa.
4. Pengembangan kognitif
a. Mengenal pengetahuan umum.
b. Mengenal konsep ukuran, bentuk dan pola.
5. Pengembangan sosial emosional.
6. Pengembangan seni.5
E. Profil Guru
1. Sri Henianti, S. Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1973
Alamat : Jl. Taruna V No. 19,
Serdang, Kemayoran
Jabatan : Kepala sekolah
2. Triyani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Oktober 1973
Alamat : Jl. Taruna Jaya No. 18
Serdang, Kemayoran
Jabatan : Staff guru dan administrasi
3. Lindah Siswanti, SE
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Oktober 1975
Alamat : Jl. Sunter Kemayoran No. 2
5 Dokumen Proposal PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012.
49
RT.01 RW.02
Jabatan : Staff guru
4. Endang Cahyani Dewi, S. Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Mei 1971
Alamat : Jl. Cempaka Putih Barat X
No.14
Jabatan : Staff guru
5. Almaidah Nurul Khotimah, S. Ag
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1990
Alamat : Komp. Garuda Blok. E5
No.14
Jabatan : Staff guru 6
F. Prestasi PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini Smart Raudhoh Jakarta
Pusat mempunyai berbagai prestasi dalam berbagai
perlombaan, Berikut prestasi yang telah selama ini diraih :
1. Juara III Lomba Peragaan Sholat PORSENI 2012 Tingkat
Wilayah Jakarta Pusat.
2. Juara Harapan III Lomba Peragaan Sholat PORSENI 2012
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
3. Juara Harapan I Lomba Memasangkan Gambar PORSENI
21012 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
4. Juara Harapan I Lomba Memindahkan Bendera PORSENI
2013 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat
6 Dokumen Buku Induk Guru Paud Smart Raudhoh Jakarta Pusat
50
5. Juara Harapan I Lomba Mengelompokan Bola PORSENI
2013 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
6. Juara Harapan III Lomba Paduan Suara PORSENI 2014
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
7. Juara Harapan I Memindahkan Bendera PORSENI 2014
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
8. Juara III Lomba Gerakan Wudhu PORSENI 2014 Tingkat
Wilayah Jakarta Pusat.
9. Juara Harapan II Lomba Sholat Berjamaah PORSENI 2015
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
10. Juara Harapan III Lomba Menyanyi Bersama PORSENI
2015 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
11. Juara III Lomba Finger Painting 2015 Tingkat Wilayah
Kecamatan Kemayoran
12. Juara II Lomba Memindahkan Bola PORSENI 2016
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
13. Juara I Lomba Mewarnai HUT RI Ke 71 2016 Tingkat
Wilayah Kelurahan Serdang.
14. Juara II Lomba Memindahkan Bola PORSENI 2016
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
15. Juara II Lomba Memasangkan Kata PORSENI 2016
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
16. Juara III Lomba Hafalan Surah Pendek PORSENI 2016
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat
17. Juara III Lomba Gerakan Wudhu PORSENI 2016 Tingkat
Wilayah Jakarta Pusat
51
18. Juara II Lomba Memasangkan Kata PORSENI 2017
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
19. Juara III Lomba Memindahkan Bola PORSENI 2017
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
20. Juara Harapan II Lomba Memasangkan Kata PORSENI
2017 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
21. Juara Harapan II Lomba Memindahkan Bola PORSENI
2017 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
22. Juara Harapan III Lomba Memindahkan Bola PORSENI
2017 Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
23. Juara Harapan II Lomba Sholat Berjamaah PORSENI 2017
Tingkat Wilayah Jakarta Pusat.
24. Juara III Lomba Pengelola KB/TPA/SPS 2017 Tingkat
Wilayah Jakarta Pusat.7
G. Tata Tertib Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat
1. Siswa belajar dari hari Senin - Jumat dengan jam belajar :
a. Kelompok B 150 menit ( 07.30-09.30 ) atau ( 09.30-
12.00 WIB)
b. Kelompok A 120 menit ( 07.30-09.30 ) atau ( 09.30
11.30 WIB)
c. Playgroup setiap hari senin, rabu dan Jum`at 90 menit
( 07.30 09.30 ) atau ( 09.30- 11.30 WIB)
2. Sebaiknya memberitahukan guru kelas/pihak sekolah
ketika siswa berhalangan hadir.
7 Dokumen Hasil Prestasi PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2018.
52
3. Siswa diantar dan dijemput kembali pada saat pulang (tidak
ditunggu).
4. Penjemput harus sudah ada disekolah 5 menit sebelum
anak pulang.
5. Orang tua/wali murid yang mengantar tidak diperkenankan
menunggu diruang kelas, kecuali 1 minggu pertama dan
mendapat izin dari sekolah.
6. Jadwal seragam sekolah :
a. Senin : Seragam motif kotak-kotak.
b. Selasa : Seragam motif batik.
c. Rabu : Seragam Olahraga
d. Kamis : Seragam motif kotak-kotak.
e. Jumat : Pakaian muslim
7. Sebelum berangkat sekolah siswa harus sudah sarapan.
8. Siapkan juga bekal makanan dan minuman yang bergizi
dalam tempat yang bersih dan dibawa setiap hari.
9. Tidak diperkenankan membawa bekal makanan berupa
snack ringan seperti chiki dan sejenisnya juga permen
(menjadi milik sekolah bila membawa ).
10. Bekal makanan yang masih dibungkus harap dibuka
dirumah dan ditempatkan dalam tempat makan.
11. Siswa tidak boleh membawa uang jajan.
12. Siswa diwajibkan menabung setiap hari Senin-Rabu-
Jum`at sebesar minimal Rp 2.000,- maksimal Rp 20.000,-
diserahkan kepada administrasi sekolah. Setiap siswa
dikenakan biaya administrasi menabung sebesar Rp
10.000,- /tahun.
53
13. Setiap hari Jum`at siswa diharapkan membawa uang amal.
14. Tidak merayakan ulang tahun di sekolah kecuali jika
melibatkan seluruh siswa, maka diperbolehkan.
15. Perubahan jam belajar karena ada kegiatan tertentu akan
diberitahukan oleh pihak sekolah kemudian.8
H. Tata Tertib Orang Tua PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat
1. Tidak menunggu siswa ketika jam belajar berlangsung.
Siswa diantar dan di jemput kembali pada saat pulang
sekolah.
2. Memberitahukan pihak guru/sekolah ketika siswa
berhalangan hadir.
3. Membayar SPP paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.
4. Memakai pakaian muslim/sopan ketika datang ke sekolah.
5. Mendukung setiap kebijakan dan kegiatan sekolah.
6. Selalu berkomunikasi dan menjaga hubungan baik antar
orang tua, dan pihak sekolah.
7. Tidak menghubungi guru ketika jam belajar berlangsung.
Orang tua dapat berkomunikasi dengan guru sesudah jam
belajar selesai.
8. Selalu memantau perkembangan anak dengan melihat hasil
kerja siswa atau berkonsultasi dengan guru yang
bersangkutan baik dengan datang langsung ke sekolah
ketika jam belajar usai ataupun melalui telepon.
8 Dokumen Tata Tertib PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012.
54
9. Selalu memperhatikan setiap pengumuman yang diberikan
pihak sekolah baik melalui surat, buku penghubung, atau
pengumuman.
10. Hal-hal lain yang berhubungan dengan program
pembelajaran/kebijakan sekolah akan diatur kemudian.9
I. Struktur Keorganisasian
1. Struktur Organisasi Yayasan Farah Kamilah
Pada struktur Yayasan Farah Kamilah telah
tertulis dari bagian atas, Suhendro sebagai pengawas
dan juga penasehat dari Yayasan. Ketua Yayasan, yaitu
Sri Henianti yang kemudian menjadi ketua yang
mengekepalai sekretaris dan bendahara dibawahnya.
Ketua dari Yayasan Farah Kamilah juga ikut langsung
9 Dokumen Tata Tertib PAUD Smart Raudhoh Jakarta Pusat, 2012.
Ketua
Sri Henianti, S. Pd
Sekretaris
Debbie W. Miranti, S. Si
Bendahara
Sri Windu Hastuti, S. Kom
Pengawas
Suhendro
55
berkontribusi membawahi PAUD Smart Raudhoh
Jakarta Pusat.10
2. Struktur Organisasi PAUD Smart Raudhoh
10 Dokumen Profil Yayasan Farah Kamilah, 2012.
Kepala Sekolah
Sri Henianti, S. Pd
Sekretaris
Triyani
Bendahara
Suhendro
Guru Inti
Endang Priyatin, S. Pd
Almaidah Nurul, S. Ag
Linda Siswanti, SE
Guru Seni
Handoko
Murid PAUD Smart Raudhoh
56
Struktur organisasi PAUD Smart Raudhoh di
atas telah menggambarkan bentuk dari kepengurusan
PAUD Smart Raudhoh. Dari bagian atas Ibu Sri
Henianti yang bertugas sebagai Kepala Sekolah.
Sekretaris dan Bendahara berada sejajar di bawah
komando Kepala Sekolah PAUD Smart Raudhoh,
mereka bertugas untuk mengurus administrasi PAUD.
Berlanjut dibagian bawahnya terdapat staff guru inti
dan guru seni yang mengajar dan berhadapan langsung
ketika murid-murid PAUD Smart Raudhoh sedang
masuk ke dalam kegiatan belajar.11
11 Dokumen Profil PAUD Smart Raudhoh, 2014.
57
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk Strategi Komunikasi Guru dalam Pembentukan
Karakter Islami Murid PAUD Smart Raudhoh Jakarta
Pusat
Dalam menyusun langkah-langkah ke depan,
perumusan strategi merupakan tahap awal dari pembentukan
strategi, yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi
dari suatu organisasi, menetapkan tujuan strategi, memahami
peluang maupun hambatan eksternal, menetapkan kelemahan
dan kekuatan internal, serta merancang strategi untuk sampai
ke tujuan tersebut. Dalam penelitian ini, visi yang dibentuk
oleh PAUD Smart Raudhoh adalah terwujudnya anak usia dini
yang sehat, cerdas, ceria berbudi pekerti luhur serta memiliki
kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki
pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Sedangkan pada
misinya yaitu, mengupayakan layanan pendidikan bagi seluruh
anak di Indonesia, tanpa terkecuali dalam rangka membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yaitu insan yang beriman,
bertaqwa, disiplin, mandiri, inovatif, kreatif, memiliki
kesetiakawanan sosial yang tinggi, berorientasi masa depan,
serta mempunyai kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Setelah melakukan pengamatan pada saat observasi
langsung di PAUD Smart Raudhoh, penulis melihat proses
58
pembentukan karakter Islami murid yang dilakukan oleh guru
untuk mencapai tujuan strategi, yaitu agar murid dapat
memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Jika sudah
memahami dan menerima, selanjutnya guru membimbing
dengan kegiatan yang memotivasi untuk dapat membentuk
murid yang berkarakter Islami. Berikut adalah perumusan
strategi komunikasi guru PAUD Smart Raudhoh dalam
pembentukan karakter Islami berdasarkan pengamatan
peneliti.
1. Mengenali Sasaran Komunikasi/Khalayak
Langkah awal yang harus dilakukan komunikator
sebagai pelaku perumusan strategi komunikasi agar dapat
mewujudkan komunikasi yang efektif adalah mengenal
khalayak. Dalam proses komunikasi, antara komunikator
dan komunikan bukan hanya terjadi saling berinteraksi,
melainkan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Seorang komunikator perlu meperhatikan kerangka
referensi, situasi dan kondisi pada komunikan apapun
metode atau tujuan yang akan dilaksanakan.
a. Mengetahui Kerangka Referensi
Dalam suatu proses penyampaian pesan,
sebagai komunikator perlu mengetahui kerangka
referensi komunikan. Kerangka referensi dari
komunikan merupakan perpaduan hasil dari
pengalaman, gaya hidup, pendidikan, norma hidup,
59
status sosial, ideologi dan juga cita-cita. Berdasarkan
pengamatan penulis, guru PAUD Smart Raudhoh
mengetahui kerangka referensi muridnya dengan
melakukan identifikasi dan pendekatan antarpersonal.
Seperti yang diungkapkan informan Linda Siswanti,
yaitu:
Awalnya, kami mengidentifikasi terlebih
dahulu murid tersebut ketika pertama kali mendaftar,
kami tanya-tanya seputar latar belakang muridnya
lewat orang tua dan kami perhatikan juga bagaimana
murid tersebut. Selanjutnya ketika sudah masuk
sekolah, kami juga aktif tanya jawab antara guru dan
murid di dalam ruang kelas. Selama proses belajar,
guru kemudian membimbing, serta melihat hasil dari
hafalan yang telah dihafal dan juga hasil mengerjakan
tugas selama kegiatan di kelas.1
Tujuan dari proses komunikasi, yaitu agar
pesan dari komunikator dapat tersampaikan kepada
komunikan. Berdasarkan pernyataan diatas, menurut
penulis untuk dapat menaplikasikan strategi, kerangka
referensi yang didapatkan yaitu lewat pengenalan
khalayak dan berhadapan langsung komunikann (face
to face). Dengan pendekatan tersebut guru dapat
mengetahui keadaan dan cara berfikir murid yang akan
mereka ajarkan. Tujuan yang paling mendasar dari
kegiatan komunikasi ini adalah timbulnya pemahaman.
Sehingga pada akhirnya, nanti akan tercapai
1 Wawancara dengan guru PAUD Smart Raudhoh, Linda Siswanti, S
E, Jakarta, 20 Juli 2018.
60
munculnya pemahaman suatu pengetahuan efek timbal
balik dari komunikan.
b. Situasi dan Kondisi
Selain faktor kerangka referensi, selanjutnya
ada faktor situasi dan kondisi. Situasi yang dimaksud
disini ialah situasi pada saat komunikan menerima
pesan dari komunikator. Sedangkan kondisi yang
dimaksud adalah keadaan psikis dan fisik komunikan
pada saat menerima pesan yang akan disampaikan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan Linda
Siswanti, yaitu:
Mengetahuinya, dengan bertanya dan
memperhatikan murid tersebut, biasanya selama
seminggu kami mengajar, kami sudah kenal dengan
kondisi mereka. Misalnya, untuk dapat mengetahui
kondisi dari murid kalau dia sedang bosan, kami tanya
anak tersebut untuk dapat mengetahui respon dari anak.
Faktor orang tua juga biasanya membantu kami
menjadi lebih mengetahui keadaan murid, karena kami
suka bertukar informasi tentang keadaan murid.2
Mengenal murid PAUD Smart Raudhoh berarti
mengenal komunikan. Langkah pertama yang
dilakukan ole