KAIDAH DASAR DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DAN
SUMBER – SUMBER HUKUM DI INDONESIA
KELOMPOK 2 AHMAD FATONI
HERLINDA LENIE OKVIANA
?KAIDAH
PENGERTIAN SUMBER HUKUM Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sumber hukum
adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu.
Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; atau sumber yang menimbulkan hukum.
Menurut Achmad Ali sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat menemukan hukum.
Menurut C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata
SUMBER HUKUM
MATERIIL
FORMAL
UNDANG-UNDANG
KEBIASAAN
YURISPRUDENSI
TRAKTAT
DOKTRIN
TIGA DASAR KEKUATAN HUKUM
LANDASAN YURIDIS
LANDASAN SOSIOLOGIS
LANDASAN FILOSOFIS
LANDASAN YURIDISDasar yuridis dalam pembuatan per-UU menunjukkan :
keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan.
keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis peraturan perundang-undangan dengan materi yang diatur.
keharusan mengikuti tata cara tertentu keharusan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya.
bila kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis, maka kemungkinan besar kaidah tersebut merupakan kaidah mati (dode regel)
LANDASAN SOSIOLOGI Kenyataan itu dapat berupa kebutuhan
atau tuntutan, atau masalah-masalah yang dihadapi seperti masalah perburuhan, hubungan majikan-buruh, dan lain sebagainya.
Peraturan perundang-undangan yang diterima secara wajar akan mempunyai daya berlaku efektif dan tidak begitu banyak memerlukan pengarahan institusional untuk melaksanakannya.
jika kaidah tersebut hanya berlaku secara sosiologis (artian teori kekuasaan), maka kaidah hukum tersebut seringkali hanya menjadi aturan pemaksa (dwangmaat regel)
LANDASAN FILOSOFIS
Menyangkut pandangan mengenai inti atau hakekat sesuatu. Hukum diharapkan mencerminkan sistem nilai tersebut baik sebagai sarana yang melindungi nilai-nilai maupun sebagai sarana mewujudkan dalam tingkah laku masyarakat.
bila hanya berlaku secara filosofis, maka kaidah hukum tersebut hanya merupakan kaidah hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Undang-Undang• TAP MPR• Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu) • Peraturan Pemerintah (PP) • Peraturan Presiden (Perpres) • Peraturan Daerah (Perda)
“EVERYBODY CAN MAKE HISTORY,BUT JUST THE GREAT PEOPLE WHO ABLE TO WRITTEN”