KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia Samarinda
Triwulan III - 2010
i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim)
periode triwulan III-2010 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan
ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam
rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia.
Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi
pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak
lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi
Kalimantan Timur.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah
Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2010, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami
pertumbuhan yang positif sebesar 4,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% (yoy). Pertumbuhan
ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai 7,45% (yoy),
menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar
5,84% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju
inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Angka inflasi Kaltim
tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan
Tarakan, masing-masing sebesar sebesar 6,51% (yoy), 8,35% (yoy) dan 8,12% (yoy).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan.
a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank
umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 49.366 milyar, mengalami
peningkatan sebesar 3,22%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama
triwulan III-2010 mencapai sebesar Rp 29.994 milyar atau sebesar 6.61% (qtq)
atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan II-
2010 sebesar 9,27%. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem
perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 13,13%(qtq)
dibandingkan dengan posisi kredit pada Triwulan sebelumnya sehingga posisinya
menjadi Rp 46.481 milyar pada triwulan III-2010 (s.d Agustus).
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui
bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek
mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor
di Kaltim yang sebesar 60,76%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan
bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,81%
atau Rp 19.741 milyar dari total kredit sebesar Rp 29.994 triliun. Secara
triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami
peningkatan 8,11% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan
pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%.
i i
4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan
IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan
laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy).
Pertumbuhan positif perekonomian Kalimantan Timur pada akhir tahun 2010 ini
berasal dari semakin meningkatnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan
dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi.
Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal
ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun
ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber
Daya Alam (SDA) tidak terbarui tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dengan
menyiapkan pengembangan pada sektor lainnya yang lebih sustainable dan mampu
menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas
pembangunan Kalimantan Timur diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan
didukung oleh pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung iklim investasi yang
memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan.
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu
secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang
membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi
ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan
data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah,
BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan
tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat
ditingkatkan di masa yang akan datang.
Samarinda, November 2010
BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis
Pemimpin
iii
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..........................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………............................................
DAFTAR TABEL .....................………………………………………………....................................
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................
i
iii
vi
vii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………….
I. Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………
II. Asesmen Perekonomian ..................................................................
III. Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................
1. Perbankan ..............................................................................
2. Sistem Pembayaran .................................................................
V. Perkiraan ………………………………………………………………………………………………..
BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….…….
1.1 Gambaran Umum ............................................................................
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………
1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................
Boks. 1 Pembangunan PLTU Mulut Tambang Sangatta
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………….
2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..
2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..……..
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………...
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..
1
1
1
2
2
2
3
3
5
5
5
6
7
8
8
11
12
13
14
14
15
15
16
16
16
20
20
22
22
23
iv
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………
2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..
23
24
24
25
25
BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH….…………………………………………………
3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….
b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………
a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………
3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..
3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................
3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................
BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ...........................
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………......
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………....
4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….
Boks. 2 Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….
5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..
6.2 Kesejahteraan…………………………………………………………………………………………………
27
27
28
28
29
30
30
31
33
36
36
36
36
37
37
38
39
40
40
41
43
48
48
48
48
49
49
49
52
52
54
v
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ......................................
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 ....................................
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................
LAMPIRAN
55
55
55
57
vi
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
5.1
6.1
6.2
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ..........................
Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010……………………
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim
Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) .....................................
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……........................
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2011 …………………………………………..
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda…………………………………
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan………………………………
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan …………………………………………………..
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan………………………………………
Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa…………
Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa…………
Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa…….………
Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota………………….
Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum…………
Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum………………………………
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim………………………………
Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim…………………………………
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota………………………………..
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………………
Perkembangan Kredit MKM Bank Umum………………………………………………………
Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)……………………….
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur…………………………………………
Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum……………………………………………
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…………..
Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………………
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan III-2010………………
Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010………………………
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur…………………………………..
Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur…………………………………
Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010……………………
6
10
11
12
20
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
28
29
31
32
33
34
34
35
37
37
38
39
41
43
50
52
53
vii
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..
Indeks Kenyakinan Konsumen......................................................................
Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...
Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................
Kredit Konsumsi..........................................................................................
Pengeluaran Pemerintah...............................................................................
Realisasi Investasi & Konsumsi Listrik………………………………………………………………………
Kredit & Investasi........................................................................................
Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………
Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………
Nilai Impor Non Migas Kaltim…………………………………………………………….…………………………
Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….
Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………
Indeks Produksi Sawit.....................................................................................
Kredit Sektor Pertanian ...................................................................................
Indeks Produksi Pertambangan .................................................... ............……….
Kredit Sektor Pertambangan…………………………………………………………………………………………
Indeks Industri Pengolahan………………………………………………………………………………………
Produksi Kilang Minyak………………………………………………………………………………………………….
Kredit Sektor Listrik dan Air………………………………………………………………………………………
Kredit Sektor Bangunan………………………………………………………………………………………………..
Indeks Sektor Perdagangan………………………………………………………………………………………
Kredit Perdagangan……………………………………………………………………………………………………….
Indeks Jumlah Penumpang…………………………………………………………………………………………..
Perkembangan Kredit Kaltim………………………………………………………………………………………
Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum…………………………………………………………………………
Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)………………………………………………………………………
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)……………………………………………………..
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)……………………………………………………..
Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)…………………………………………………
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)………………
Perkembangan Simpanan Masyarakat…………………………………………………………………………
Suku Bungan Kredit………………………………………………………………………………………………………
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim…………………………………………
Perkembangan Kredit Lokasi Proyek…………………………………………………………………………
Perkembangan Aset BPR………………………………………………………………………………………………
Perkembangan DPK BPR………………………………………………………………………………………………
Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR……………………………………………………………………….
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs………………………………………………………….
Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………
Belanja APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………………..
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Timur Triwulan III-2010……………………
Pendapatan Transfer Kalimantan Timur Triwulan III-2010………………………………………
Belanja Operasi (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………
5
6
7
7
7
7
8
8
9
9
10
11
12
12
13
13
13
14
14
14
15
15
15
16
16
16
20
21
21
27
27
29
30
30
31
36
36
36
39
40
40
42
42
44
viii
4.6
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
6.1
6.2
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Belanja Modal (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………...
Peredaran Uang Kartal di Kaltim…………………………………………………………………………………
Perkembangan PTTB........................................................................................
Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim.........................................................
Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim............................................................
Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI........................................................
Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek.......................................................
Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan..................................................
Indeks Ekspektasi Konsumen............................................................................
Harga Komoditas Minyak dan Batubara..............................................................
Harga Komoditas Pangan Dunia........................................................................
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)....................
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)....................
44
48
49
49
50
51
53
54
55
55
56
56
56
1
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL
PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIIIII--22001100
I. Gambaran Umum
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2010 mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 7,57%. Dari
sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada
triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih
tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas
ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik.
Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh
pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh
tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga
hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III-2010.
Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur
pada periode laporan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II-
2010. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang
dipengaruhi oleh faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri.
Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan
III-2010 mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan posisi triwulan
sebelumnya dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (27,48%)
maupun kredit atas dasar lokasi proyek (36,06%).
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar
antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan
positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank
Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen
(IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini
dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada
di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi
perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan
ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan
dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan
harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar
internasional.
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan
IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya
tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
2
dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data
pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan
makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan.
II. Asesmen Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
tumbuh secara positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar
7,57%(yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan
disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB
tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah
tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64% .
Dari sisi penawaran
III. Asesmen Inflasi
, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini
berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh
kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor
pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai
sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%)
dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh
meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan
batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup
mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010.
Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-
2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar
7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84%
(yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju
inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok
komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan
makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan,
rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar
7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa
keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah,
yaitu sebesar 2,42%.
Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq),
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar
0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan
yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan
komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas
sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada
bulan September 2010.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
3
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar
4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar
0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi
adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar
17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA,
Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai
bulan pergantian tahun ajaran baru.
Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
triwulan III-2010 mengalami kenaikan
5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-
2010 yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok
komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya
harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah,
bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh
kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan.
1. Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2010 dari sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,94% (yoy) sehingga
posisinya menjadi Rp 49,36 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada
triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 5,12%; deposito
tumbuh sebesar 4,68%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar 1,12%.
Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada
triwulan laporan mencapai Rp 29.994 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
27,48% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan
secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 36,06% dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (s.d Agustus). Berdasarkan
perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio
pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai
94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim
yang sebesar 60,76%.
Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan
penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,68% dan
17,96% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 239,78 miliar dan DPK meningkat
menjadi Rp 152,71 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 13,02% (yoy); menjadi Rp 166,7 miliar.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
4
2. Sistem Pembayaran
Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank
Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2010 mencapai Rp 7.517
milyar atau mengalami pertumbuhan yang relatif tajam sebesar 160,88%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar
Rp 910 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 6.606 miliar; sehingga pada triwulan
III-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 5.696
miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur
pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang
kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 365
miliar atau naik 209,49% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan
Timur triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp 4.755 miliar, mengalami pertumbuhan
sebesar 7,94% (yoy); dan transaksi RTGS mencapai Rp 45.603 miliar, atau
mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu sebesar 29,58% (yoy).
V. Outlook
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar
antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan
positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank
Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen
(IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini
dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada
di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi
perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja.
2. Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan
IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya
tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung
dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data
pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan
makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan.
5
PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN EEKKOONNOOMM II MM AA KKRROO RREEGGIIOONNAA LL
1.1 Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh secara positif,
yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010
yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar
5,8% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-
2010 tumbuh sebesar 0,38% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 0,74%.
Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan
pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih
tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor
primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan
sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor
pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong
oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di
pasar internasional pada triwulan III-2010.
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII
2006 2007 2008 2009 2010
-2
0
2
4
6
8
10
(% yoy) Kaltim Nasional
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan
secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal
dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%,
serta investasi sebesar 0,64% (Tabel 1.1).
BAB I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
2009
Q IV Q I QII QIII Q IV QI Q II QIII
Konsumsi Rumah Tangga 3.22 3.72 4.93 5.40 0.41 0.47 0.63 0.73
Makanan 3.68 3.48 3.63 3.30 0.23 0.22 0.23 0.22
Non Makanan 2.77 3.97 6.21 7.47 0.18 0.25 0.40 0.51
Pengeluaran KLSN 14.15 6.33 6.24 5.21 0.03 0.01 0.01 0.01
Pengeluaran Pemerintah 5.12 3.93 3.07 3.64 0.28 0.20 0.16 0.20
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.12 4.34 4.14 4.45 0.56 0.58 0.57 0.64
Perubahan Stok 3.86 2.92 3.85 4.04 0.03 0.02 0.03 0.03
Ekspor 10.76 16.02 13.93 8.72 11.84 17.69 15.53 9.80
Ekspor LN 9.60 15.32 13.77 8.38 7.17 11.51 10.38 6.38
Ekspor Antar Daerah 13.43 17.63 14.30 9.48 4.76 6.22 5.15 3.43
Impor 15.44 24.11 18.81 14.34 6.60 10.29 8.33 6.68
Impor LN 21.32 31.47 22.57 15.19 4.97 7.33 5.46 3.83
Impor Antar Daerah 9.88 17.22 15.08 13.46 1.92 3.34 3.03 2.88
Ekspor Neto 6.75 9.45 9.73 3.81 4.55 6.41 6.54 2.51
PDRB 5.65 7.30 7.57 4.17 5.65 7.30 7.57 4.17
2010Jenis Penggunaan
Kontribusi
2009 2010
Pertumbuhan (% yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
mengalami ekspansi sebesar 5,40% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh
sebesar 4,93%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan inii
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena bulan ramadhan dan
hari raya Idul Fitri. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank
Indonesia Samarinda pada triwulan III tahun 2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 116,33
(Grafik 1.2).
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Indeks keyakinan konsumen yang optimis pada periode laporan ini masih
didudkung oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari relatif stabilnya
penghasilan saat ini, sedangkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berasal dari
relatif stabilnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan
sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik 1.4.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
Grafik.3 Indeks Ekspektasi Konsumen
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100
Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Peningkatan kegiatan konsumsi ini
didorong oleh meningkatnya kredit
konsumsi pada triwulan III-2010 yang
mengalami peningkatan pertumbuhan
secara tahunan sebesar 42,63%, atau
meningkat dari 7,35 trilyun pada
triwulan III-2009 menjadi 10,48 trilyun
pada triwulan III-2010 (Grafik 1.5).
Pertumbuhan ini lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 40,97%.
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah pada
triwulan III-2010 mengalami
pertumbuhan sebesar 3,64% (yoy),
sedikit meningkat jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-
2010 yang tercatat sebesar 3,07%. Hal
ini dipengaruhi oleh meningkatnya
pertumbuhan belanja pemerintah
daerah selama triwulan III-2010
sebagaimana dapat dilihat pada
peningkatan konsumsi Pemda secara
tahunan (Grafik 1.6) yang disebabkan oleh peningkatan realisasi belanja operasi dalam
bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan III-2010. Sedangkan belanja
modal belum menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik yang signifikan,
yang disebabkan mayoritas kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang
dilakukan pada triwulan III-2010 baru memasuki tahap lelang pekerjaan dan persiapan
pekerjaan lainnya.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
0
40
80
120
160
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
(yoy)(Indeks)Konsumsi Pemda (APBD) g Konsumsi Pemda
Grafik 1.6 Pengeluaran Pemerintah Sumber : Prompt Indicator BPS
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Trilliun)Kredit Konsumsi g Kredit Konsumsi
Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada
triwulan III-2010 diperkirakan mengalami ekspansi sebesar 4,45% (yoy), setelah
tumbuh 4,14% pada triwulan II-2010. Faktor positif yang turut menjadi pendorong
pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi
Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan jika
dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan sebelumnya (Grafik
1.7). Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada
triwulan III-2010 mencapai Rp 7,75 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar
30,72 (yoy) dari Rp. 5,93 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Akan
tetapi pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara
tahunan pada triwulan II-2010 yang meningkat sebesar 38,53% (yoy) (Grafik 1.7).
Berbeda halnya dengan peran perbankan dalam pembiayaan investasi yang mengalami
perlambatan, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan mengalami
peningkatan diantaranya adalah pembukaan beberapa pabrik CPO serta pembangunan
beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional dan asing.
80
90
100
110
120
130
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Trilliun)Kredit Investasi g Kredit Investasi
Grafik 1.7 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia
1.2.4 Ekspor dan Impor
Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010,
diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 8,72% (yoy), tumbuh lebih
rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan II-2010 yaitu
sebesar 13,93%. Perlambatan tersebut terlihat juga dari perkembangan ekspor
Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan III-2010 tumbuh sebesar 41% (yoy) dengan
volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 13,97 juta ton atau melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 66% (yoy).
Berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai
yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2010
mencapai USD 3.265 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 29,89%
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 2.513 juta.
Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan
II-2010 yang mencapai 35,34% (yoy).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan
laporan, China memiliki pangsa terbesar yaitu 21,56%, diikuti oleh Korea Selatan
(15,85%), dan Jepang (15,00%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor
bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan
Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 90,19% dengan nilai USD 2.944
juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 32,36%
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor
komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 29,19% terhadap pertumbuhan ekspor
non migas Kaltim pada triwulan laporan.
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor
Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
0%
10%
20%
30%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
ShareMALAYSIA C. INDIA C. R.R.C
C. SOUTH KOREA C. TAIWAN C.JAPAN
Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama
Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010 (HS2 digit, dalam USD)
Komodit as Nil ai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kont ribusi
27 - Mineral fuels, minaral oil products 2,944,841,518 90.19 32.36 29.19
44 - Wood and articles of wood 81,259,406 2.49 27.68 0.69
28 - Inorganic chemicals 67,945,727 2.08 -8.88 -0.18
15 - Animal or vegt. fats and oils 59,849,594 1.83 -7.87 -0.14
03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 43,393,735 1.33 25.12 0.33
29 - Organic chemicals 30,469,886 0.93 8.58 0.08
lainnya 37,369,894 1.14 62.37 0.71
Total 3,265,129,759 100 29.89 29.89
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
mengalami penurunan sebesar 14,34% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mengalami penurunan sebesar 18,81% (yoy).
Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama
triwulan III-2010 berjumlah USD 394,37 juta, atau mengalami penurunan 26,70%
(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 20,48%(yoy) (Grafik
1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 adalah
komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 29,47%) dengan impor
sebesar USD 116,23 juta atau menurun 15,28% (yoy), diikuti oleh komoditas ships,
boats, and floating structures dengan nilai 67,09 juta (pangsa 17,01%) atau turun
58,90% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayorita berasal
dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 87,91 juta (pangsa 22,29%), diikuti oleh
Singapura yaitu sebesar USD 73,68 juta (18,68%), dan Jepang sebesar USD 58,27 juta
(14,78%) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1.12.
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor
Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Komodit as Nilai (USD) Pangsa Growt h (YoY) Kontr ibusi
84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 116,232,631 29.47 -15.28 -4.50
89 - Ships,boats and floating structures 67,094,366 17.01 -58.90 -10.02
31 - Fertilizers 54,418,486 13.80 24.79 3.42
87 - Vehicles other than railway 35,119,873 8.91 -49.91 -4.44
73 - Articles of iron and steel 28,304,214 7.18 14.58 1.05
40 - Rubber and articles thereof 24,901,760 6.31 -4.60 -0.29
lainnya 68,300,562 17.32 -6.47 -1.12
Total 394,371,892 100 -26.70 -26.70 Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada
triwulan II-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi
besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.244,3 juta,
atau mengalami penurunan sebesar -5,05% (yoy).
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada
periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%,
diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan
sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian
sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%)
dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh
meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan
batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung
terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010.
-20%
0%
20%
40%
60%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2006 2007 2008 2009 2010
(Share)
SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY
Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama
Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Q IV Q I Q II QIII Q IV Q I Q II QIII
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 11.01 10.74 9.28 8.74 0.58 0.66 0.53 0.51
Pertambangan dan Penggalian 8.62 9.82 11.26 5.91 4.26 4.83 5.56 2.95
Industri Pengolahan (1.58) 0.73 0.11 -3.52 (0.41) 0.18 0.03 -0.81
Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.65 5.95 5.36 5.36 0.02 0.02 0.01 0.01
Bangunan 12.11 12.11 10.00 8.78 0.31 0.32 0.27 0.24
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.60 11.11 11.83 11.14 0.50 0.83 0.92 0.92
Pengangkutan dan Komunikasi 10.38 9.82 10.00 9.38 0.37 0.35 0.37 0.36
Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 10.79 10.56 10.42 9.79 0.23 0.23 0.23 0.23
Jasa-jasa 6.34 7.45 7.86 8.46 0.22 0.25 0.27 0.31
PDRB 5.65 7.30 7.57 4.17 5.65 7.30 7.57 4.17
PDRB TANPA MIGAS 13.19 13.11 13.55 11.08 7.21 7.27 7.64 6.63
LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan (% yoy)
2009 2009 20102010
Kontribusi
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri
pengolahan (pangsa 23,13%) mengalami penurunan pada triwulan III-2010 yaitu
sebesar 3,52% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap terhadap pertumbuhan
ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,81%. Beberapa hal penyebab penurunan kinerja
pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga
produksi LNG mengalami penurunan serta produksi kilang minyak yang juga mengalami
penurunan produksi.
1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2010
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,74% (yoy), lebih rendah jika
dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 9,28%. Perlambatan
tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas pada sub sektor tanaman bahan
makanan seperti padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dikarenakan terjadi
penurunan luas panen karena bergesernya masa tanam yang biasa terjadi pada bulan
Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember dan alih fungsi
lahan pertanian menjadi area kegiatan tambang.
60
80
100
120
140
160
180
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada
Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit
Sumber : Prompt Indicator BPS
60
70
80
90
100
110
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Padi Sawah Padi Ladang
Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi
Sumber : Prompt Indicator BPS
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
Sementara itu dari subsektor perkebunan
terjadi peningkatan produksi Tandan
Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Hal ini
terlihat pada indeks produksi sawit
(Grafik 1.14). Pertumbuhan sektor
pertanian cukup didorong dari
pembiayaan perbankan, dimana
penyaluran kredit pada sektor pertanian
di triwulan III-2010 mencapai Rp. 1.132
miliar atau meningkat sebesar 7,81%
dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 1.15).
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang melambat,
yaitu mencapai 5,91% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010
yang tumbuh sebesar 11,26% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan positif pada sektor
pertambangan dan penggalian ini didukung oleh peningkatan produksi batubara dan
minyak bumi yang dipengaruhi oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas
pertambangan dan penggalian tersebut di pasar internasional. Hal ini sebagaimana
terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren meningkat
(Grafik 1.16). Faktor penghambat sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan
laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas (201-
300mm) di kawasan Kaltim selama bulan Juli sampai dengan September 2010, sehingga
mengganggu aktivitas atau operasional kegiatan pertambangan. Selain itu
perkembangan sektor ini juga kurang didukung dengan kinerja kredit sektor
pertambangan yang secara tahunan mencapai 34,32% (yoy) atau lebih rendah jika
dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan
sebelumnya sebesar 65,84% (yoy) (Grafik 1.17).
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Produksi Batubara
Produksi Minyak Mentah (kondensat)
Produksi Gas Bumi
Grafik 1.16 Indeks Produksi
Pertambangan Sumber : Prompt Indicator BPS
-40%
0%
40%
80%
120%
160%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Pertambangan g Kredit Pertambangan
Grafik 1.17 Kredit Sektor
Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.15 Pertanian Kaltim
Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian
Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini diperkirakan tumbuh negatif pada triwulan III-2010, yaitu sebesar
3,52% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-
2010 yang sebesar 0,11%. Penurunan yang terjadi pada sektor ini terutama dipengaruhi
oleh menurunnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar dalam industri
pengolahan (pangsa 69% terhadap industri pengolahan), karena jumlah pasokan gas
yang semakin terbatas. Selain itu produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan ini
juga mengalami penurunan produksi sebagaimana dialami oleh produksi kilang minyak
Pertamina Balikpapan yang turun 9,7% (yoy). Penurunan sektor industri pengolahan
ditunjukkan oleh penurunan Indeks Produksi LNG dan Perkembangan Produksi Kilang
Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18 dan Grafik 1.19).
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih
pada periode laporan
diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 5,36%
(yoy), masih relatif sama jika
dibandingkan dengan
pertumbuhan sektor ini pada
triwulan sebelumnya yang
mampu tumbuh sebesar 5,36%.
Faktor pendukung pada sektor
ini adalah penyaluran kredit
perbankan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 163,71 miliar atau mengalami
pertumbuhan secara tahunan sebesar 103,44%. Pertumbuhan ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar
323,55% (yoy) (Grafik 1.20).
60
70
80
90
100
110
120
130
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Produksi Pupuk
Grafik 1.18 Indeks Industri Pengolahan
Sumber : Prompt Indicator BPS
-20%
-10%
0%
10%
20%
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Juta barrel Vol.Produksi (barrel) g. Produksi yoy
Grafik 1.19 Produksi Kilang Minyak
Sumber : Pertamina UPV Balikpapan
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
0
40
80
120
160
200
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
Grafik 1.20 Kredit Sektor Listrik dan Air
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy),
lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mampu
tumbuh sebesar 10%. Perlambatan
pertumbuhan tersebut dapat terlihat
dari sisi penyaluran kredit
perbankan, dimana kredit untuk
sektor konstruksi yang disalurkan
oleh perbankan di Kalimantan Timur
triwulan III-2010 mencapai Rp 2.687
miliar, atau mengalami penurunan
sebesar 17,37% secara tahunan
(Grafik 1.21).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III-2010 mengalami
pertumbuhan yang positif yaitu mencapai 11,14%, relatif sama jika dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,83%. Faktor pendorong
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, restoran pada triwulan ini adalah
meningkatnya permintaan masyarakat terhadap perdagangan besar, hotel, dan restoran
akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Peningkatan
permintaan ini terlihat dari Indeks Sektor Perdagangan yang menunjukkan tren
meningkat pada trwiulan III-2010 (Grafik 1.22). Selain itu beberapa even berskala
nasional dan internasional di Kaltim seperti penyelenggaraan kejuaraan bulutangkis
internasional Indonesia Grandprix Gold yang digelar di Kaltim pada periode triwulan
laporan juga mendukung pertumbuhan pada sektor ini.
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor
perdagangan pada triwulan III-2010 mencapai Rp 6.084 miliar, mengalami
pertumbuhan sebesar 16,19% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 7,07% secara tahunan (Grafik 1.23).
90
100
110
120
130
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Indeks Harga Perdagangan Besar
Malam Kamar Terjual (Hotel)
Omzet Restoran
Grafik 1.22 Indeks Sektor Perdagangan
Sumber : Prompt Indicator BPS
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi
Grafik 1.21 Kredit Sektor Bangunan
Sumber : LBU Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
0
2,000
4,000
6,000
8,000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan
Grafik 1.23 Kredit Perdagangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan &
komunikasi pada triwulan III-2010
diperkirakan mengalami pertumbuhan
sebesar 9,38% (yoy), relatif masih sama
jika dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan II-2010 yang sebesar
10,00%. Faktor pendorong pertumbuhan
sektor ini dipengaruhi oleh semakin
meningkatnya aktivitas perjalanan
masyarakat yang disebabkan oleh
meningkatnya kegiatan perekonomian di Kaltim, yang didukung pula oleh
perkembangan fasilitas perhubungan dan moda transportasi di Kaltim terutama moda
transportasi udara. Perkembangan positif sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat
dari perkembangan Indeks Jumlah Angkutan Laut, Darat, dan Udara yang menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.24).
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2010 ini
mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,79% (yoy), relatif sama jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan I-
2010 sebesar 10,42%. Pertumbuhan
positif sektor ini pada triwulan III-2010
ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit
perbankan yang mengalami peningkatan
yang cukup tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yaitu mencapai Rp 29.995
milyar, tumbuh secara tahunan sebesar
27,49% atau lebih tinggi dari
pertumbuhan triwulan sebelumnya
sebesar 26,17% (yoy) (Grafik 1.25).
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode laporan
mengalami pertumbuhan positif sebesar
8,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan II-2010
sebesar 7,86%. Salah satu indikator
pertumbuhan pada sektor ini adalah
meningkatnya Indeks Upah Gaji
Pemerintahan Umum terutama pada
akhir triwulan III-2010 (Grafik 1.26).
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
95
100
105
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
(yoy)(Indeks) Upah gaji Pemerintahan Umum
g Upah Gaji Pemerintahan Umum
Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji
Pemerintahan Umum Sumber : Prompt Indicator BPS
0%
10%
20%
30%
40%
0
10,000
20,000
30,000
40,000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit g Kredit
Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim
Sumber : LBU Bank Indonesia
80
90
100
110
120
130
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
Jumlah Penumpang Angkutan Laut
Jumlah Penumpang Angkutan Darat
Jumlah Penumpang Angkutan Udara
Grafik 1.24 Indeks Jumlah Penumpang
Sumber : Prompt Indicator BPS
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
17
Boks 1. PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG SANGATTA
Tujuan dan Manfaat Pembangunan PLTU Mulut Tambang
Bagi Masyarakat dan Daerah Kalimantan Timur
– Dengan adanya investasi baru akan memberikan nilai tambah atas pemanfaatan
sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah.
– Meningkatkan pendapatan dan kualitas SDM khususnya penduduk setempat.
– Membuka lapangan kerja baru selama masa konstruksi dan masa operasi.
– Menumbuhkan dan mendukung industri baru dan bidang usaha lainnya yang akan
menyerap tenaga kerja, terutama di daerah bagian utara.
Bagi Sektor Ketenagalistrikan dan Kepentingan Nasional
– Memenuhi kebutuhan dan menanggulangi kekurangan kebutuhan listrik.
– Meningkatkan kualitas dan keandalan pasokan listrik.
– Melaksanakan program diversifikasi energi nasional.
– Mendukung sistem baru di Kalimantan Timur bagian utara dan memperkuat sistem
kelistrikan di pulau Kalimantan melalui jaringan interkoneksi.
Kebutuhan dan Pertumbuhan Kelistrikan
• Kebutuhan listrik Kalimantan Timur pada saat ini 250 MW dan diperkirakan pada
tahun 2013 sebesar 434 MW serta di tahun 2019 menjadi sebesar 810 MW
• Pertumbuhan rata-rata sebesar 11% per tahun, tertinggi di tahun 2011 dan 2012
sebesar 20%.
• Cadangan (reserve margin) yang dibutuhkan umumnya sebesar 20 – 25%
• Dari tahun ini sampai 2013 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 300 MW
• Dari tahun 2013 sampai 2019 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 450 MW
• Dibutuhkan tambahan minimal 200 MW untuk mendukung pengembangan kawasan
industri dan bidang usaha lainnya di Kalimantan Timur bagian utara.
Sistem Kelistrikan dan Interkoneksi
• Penyaluran daya dan energi listrik dari PLTU Mulut Tambang ke sistem jaringan;
• Melalui transmisi 150 kV disalurkan ke pusat beban di Maloy, Bengalon
• Disalurkan ke sistem jaringan melalui Gardu Induk Sangatta, yang akan
terinterkoneksi dengan jaringan Kalimantan Timur, Selatan dan Tengah
• Pembangunan Pembangkit dan jaringan terkaitnya harus terintegrasi
Sinkronisasi Jadwal Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Transmisi Terkait
• Jaringan transmisi 150 kV dari PLTU Mulut Tambang ke beban industri, pelabuhan,
coal terminal diperlukan jadwal yang terintegrasi.
• Interkoneksi jaringan 150 kV dari Samarinda–Bontang–Sangatta sangat diperlukan
untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan energi listrik di Kalimantan Timur.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
18
Schedule Proyek PLTU
• Fase Pra-Konstruksi : 12 bulan
• Feasibility Study, Engineering Design, Pemilihan dan penunjukan kontraktor EPC,
Kontrak Supply Batubara, AMDAL, PPA dengan PLN dan Negosiasi dengan Bank
• Fase Konstruksi : 36 bulan
• Fase Operasi : umur ekonomis dari PLTU pada umumnya diperkirakan 30 tahun
Keunggulan Aspek Teknik
• Dekat dengan konsesi tambang batubara dengan cadangan yang cukup untuk
menjalankan PLTU 2 x 100 MW selama 30 tahun
• Dekat dengan pasokan air
• Dihubungkan dengan jaringan 150 kV ke pusat beban dan bagian dari interkoneksi
pulau Kalimantan
• Transportasi peralatan PLTU dapat dilakukan melalui jalan darat yang ada atau sungai
• Lokasi PLTU MT datar dan sesuai untuk konstruksi
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang
• Tipe Boiler : CFB atau PCB
• Electrostatic Precipitators (ESP) untuk meminimalisasi emisi debu gas buang
• Sistem pendinginan menggunakan cooling tower
• Teknologi untuk PLTU low rank coal sudah terbukti dan tersedia
• Kinerja pembangkit dapat diperkirakan bahkan dapat dijamin, serta dapat dirancang
sesuai dengan kebutuhan lingkungan
Pengendalian Dampak Lingkungan
Dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain:
• Debu, emisi gas buang dapat dikendalikan dengan elektrostatic precipitator
• Sulphur pada emisi gas buang tidak berpengaruh karena menggunakan batubara
dengan kandungan sulphur rendah
• Temperatur air di Sungai Bengalon tidak terpengaruh dengan kenaikan suhu air
pendingin PLTU karena menggunakan Cooling Tower
• Debit air Sungai Bengalon relatif tidak terpengaruh karena pemakaian oleh PLTU
hanya untuk make up water saja
Batubara Untuk PLTU Mulut Tambang Kaltim
• Kebutuhan untuk kapasitas 2x100 MW diperkirakan sebesar satu juta ton per tahun
• Cadangan “low rank coal” dari tambang terdekat, diperkirakan sekitar 100 juta ton
• Cadangan lebih dari cukup untuk operasi selama 30 tahun
• Mempunyai potensi untuk memperbesar kapasitas PLTU
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
19
Kualitas Batubara dan Air
Air untuk keperluan “make up” air pendingin, boiler dan keperluan lain diambil dari sungai
Bengalon :
• Kebutuhan air : 600 m3/jam
• Untuk antisipasi pada waktu debit sungai sangat rendah, dibuat reservoir sebesar 80
m x 50 m sedalam 6 m (± 20,000 m3)
Sumber Daya Manusia
• Dalam tahap pembangunan, 4 tahun proyek ini akan menyerap lebih dari 2000
orang tenaga kerja
• Dalam tahap operasi selama 30 tahun proyek ini akan menyerap 150 orang tenaga
untuk kegiatan operasi, pemeliharaan, technical services dan administrasi, serta 200
orang : jasa/kontrak lokal.
Skema PLTU
Gambar Skema PLTU Mulut Tambang
Sumber: Rapat Kerja Gubernur Beserta Bupati/Walikot a, Instansi Vert ikal, SKPD Se Kalimantan Timur
20
EEVVAA LLUUAA SSII PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN IINNFFLLAA SSII
2.1 Gambaran Umum
Laju perkembangan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada
triwulan III-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat
sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84%
(yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi
tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy).
Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok
komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok
komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas
sandang sebesar 7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi
terendah, yaitu sebesar 2,42% (Tabel 2.1).
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
% (YoY) Kaltim Nasional
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2010
Qt Q YoY Qt Q YoY Qt Q YoY
BAHAN MAKANAN 5.54 7.43 0.36 8.33 8.20 13.66
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 3.31 10.39 -0.05 8.12 1.55 6.74
PERUMAHAN 0.83 3.27 0.68 3.00 2.02 3.97
SANDANG 1.23 3.91 1.93 7.43 2.46 7.64
KESEHATAN 1.05 5.10 1.02 5.52 1.59 4.91
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.55 10.41 0.07 9.53 9.52 11.69
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.46 2.11 0.04 1.85 1.02 2.42
U M U M 2.38 5.96 0.39 5.84 3.89 7.45
Inf lasi (Q3-2010)In f lasi (Q1-2010) Inf lasi (Q2-2010)KELOM POK
Sumber : BPS Kaltim, diolah
BAB II
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
21
Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan di Kaltim
menunjukkan bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan yang cukup tinggi
pada triwulan III-2010, dengan laju inflasi secara tahunan 13,91%, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan laju inflasi volatile food pada triwulan sebelumnya sebesar 8,57%
(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan III,
dipicu oleh kenaikan inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Juli 2010 yang
mengalami peningkatan sebesar 5,07% atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2010
(akhir triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,44%(mtm) (Grafik 2.3). Kenaikan ini
disebabkan oleh kenaikan harga cabe, bawang merah, dan beberapa komoditi ikan di
kota Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan.
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan
laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 8,35% (yoy), diikuti oleh kota Tarakan dan
Samarinda masing-masing sebesar 8,12% (yoy) dan 6,51% (yoy). Secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-III 2010
dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :
Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola
konsumsi musiman karena masa akhir musim liburan, tingginya konsumsi pada bulan
puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri pada triwulan III-2010. Selain itu pembayaran
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6(% mtm)
Core Volatile Foods Administered
Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
(% yoy) Administered Volatile Foods Core
Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
22
gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, TNI, POLRI serta tahun ajaran baru pendidikan
pada bulan Juli 2010 juga menambah tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah,
cabe merah yang disebabkan oleh gagal panen akibat curah hujan yang tidak menentu
dan banjir di beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa
menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-III 2010. Selain
itu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mulai Juli 2010 diperkirakan meningkatkan harga
dari sisi supply terutama untuk biaya sewa rumah dan kenaikan harga beberapa
komoditas makanan jadi produk manufaktur.
2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda
pada triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju
inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada
kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh
kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang
terjadi pada bulan September 2010 (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Sementara itu, kelompok
komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta kelompok transportasi
dan komunikasi merupakan kelompok komoditas yang mengalami laju inflasi terendah
yaitu sebesar 0,88% (qtq).
Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 3.62 -0.60 2.98 1.50 7.68MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.23 1.18 5.13 -0.74 0.88PERUMAHAN 0.46 0.06 0.87 0.78 2.31SANDANG 2.69 2.26 1.55 3.03 2.90KESEHATAN 3.74 0.84 1.38 1.13 2.30PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.52 0.12 0.51 0.05 2.86
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.39 0.14 0.60 0.07 0.88U M U M 1.81 0.29 2.07 0.74 3.28
KELOM POKInf lasi Qt Q (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
1 BERAS 0.40 TARIP LISTRIK 0.36 DAGING AYAM RAS 0.26
2 BAW ANG PUTIH 0.22 SEWA RUMAH 0.07 LAYANG 0.18
3 JASA PERPANJANGAN STNK 0.14 CABE RAWIT 0.05 DAGING AYAM KAMPUNG 0.09
4 CABE RAWIT 0.13 PASTA GIGI 0.05 EMAS PERHIASAN 0.08
5 UDANG BASAH 0.11 GULA PASIR 0.04 JAGUNG MANIS 0.07
6 BAW ANG MERAH 0.10 BERAS 0.04 BIAWAN 0.05
7 DAGING AYAM RAS 0.09 MIE KERING INSTANT 0.04 BAHAN BAKAR RMH TANGGA 0.04
8 CABE MERAH 0.08 CABE MERAH 0.03 KEMBUNG/GEMBUNG 0.03
9 KEMBUNG/GEMBUNG 0.07 GABUS 0.03 GABUS 0.02
10 SLTP 0.06 SABUN DETERGEN BUBUK 0.02 BAWAL 0.02
NOJULI AGUSTUS SEPTEMBER
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
23
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat
sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang
sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi
tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu
sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA,
Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai
bulan pergantian tahun ajaran baru. Sub kelompok komoditas bahan makanan
memiliki peningkatan inflasi terbesar kedua yaitu 7,73% (qtq) yang bersumber pada
laju inflasi yang terjadi pada beberapa jenis komoditas ikan antara lain ikan layang,
bandeng, tongkol, dan gembung pada bulan Agustus dan September akibat
terbatasnya jumlah pasokan akibat cuaca yang tidak menentu sehingga mengurangi
jumlah tangkapan nelayan (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5).
Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 1.29 -2.12 8.24 2.01 7.73
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.56 2.37 1.47 0.46 1.26
PERUMAHAN 1.96 0.71 0.62 0.51 1.61
SANDANG 1.52 0.56 0.59 0.64 2.50
KESEHATAN 0.41 1.22 0.80 0.15 0.42
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 16.44 2.64 0.76 0.09 17.59
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.75 2.09 0.35 0.00 1.10
U M U M 2.55 0.69 2.55 0.76 4.14
KELOM POKInf lasi Qt Q (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
1 SLTA 0.40 TARIP LISTRIK 0.42 LAYANG 0.19
2 AKADEMI/PERGURUAN TINGGI 0.36 LAYANG 0.20 DAGING AYAM RAS 0.11
3 SEKOLAH DASAR 0.32 BERAS 0.18 TONGKOL 0.10
4 DAGING AYAM RAS 0.30 BANDENG 0.07 BAJU KAOS/T-SHIRT 0.04
5 GULA PASIR 0.17 UDANG BASAH 0.06 BANDENG 0.04
6 SLTP 0.16 CABE RAWIT 0.05 PASIR 0.03
7 BAW ANG PUTIH 0.12 GULA PASIR 0.05 KENTANG 0.02
8 KANGKUNG 0.12 JAGUNG MANIS 0.05 TRAKULU 0.02
9 BERAS 0.11 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 DAGING SAPI 0.02
10 JASA PERPANJANGAN STNK 0.11 TELUR AYAM RAS 0.05 SELAR 0.02
AGUSTUS SEPTEMBERNO
JULI
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)
Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23%
(qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010
yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok
komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya
harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah,
bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
24
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh
kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. Sedangkan pada
kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar
0.21% (qtq).
Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 6.44 2.31 6.38 -7.15 11.19
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.06 2.27 2.16 0.93 4.68
PERUMAHAN 0.67 0.69 1.22 0.87 2.18
SANDANG 2.72 3.70 1.77 1.31 0.64
KESEHATAN 1.52 2.24 0.51 3.06 2.21
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.64 0.63 -0.25 0.09 -0.21
TRANSPORT & KOMUNIKASI -0.08 -0.03 0.25 0.07 1.29
U M U M 3.52 1.66 2.89 -1.77 5.23
Inf l asi Qt Q (% )KELOM POK
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
1 JASA PERPANJANGAN STNK 0.12 TARIP LISTRIK 0.46 CABE RAWIT 0.43
2 LAYANG 0.10 TELUR AYAM RAS 0.26 ROKOK KRETEK FILTER 0.31
3 BERAS 0.08 CABE RAWIT 0.25 LAYANG 0.12
4 TELUR AYAM RAS 0.07 BAWANG PUTIH 0.19 ROKOK KRETEK 0.10
5 BAWANG MERAH 0.05 ROKOK KRETEK FILTER 0.17 KANGKUNG 0.09
6 BAWANG PUTIH 0.04 BAWANG MERAH 0.14 CABE MERAH 0.09
7 KENTANG 0.03 NASI 0.13 DAGING SAPI 0.09
8 DAGING AYAM RAS 0.02 PEPAYA 0.11 BAWANG MERAH 0.09
9 PAPAN 0.02 BANDENG 0.10 KACANG PANJANG 0.09
10 KETIMUN 0.02 KANGKUNG 0.09 BAWANG PUTIH 0.08
AGUSTUS SEPTEMBERJULINO
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3 Inflasi Tahunan (yoy)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2010 tercatat
sebesar 6,51% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,99%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi
terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (11,88%), diikuti kelompok
komoditas sandang yaitu sebesar 10,09%, diikuti oleh kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (6,52%). Laju inflasi pada bahan
makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran
musim panen padi, serta meningkatnya harga komoditas sayuran/tanaman
holtikultura dan bumbu-bumbuan yang disebabkan gagal panen pada beberapa
sentra penghasil komoditas tersebut akibat cuaca yang kurang baik. Sementara itu,
inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi
dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-
masing sebesar 1,70% dan 3,57%.
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
25
Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut Kelompok Barang & Jasa
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 8.30 5.97 6.52 7.66 11.88
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.71 7.57 9.86 7.95 6.52
PERUMAHAN 2.05 4.67 2.15 2.20 4.07
SANDANG 4.05 5.54 4.48 9.87 10.09
KESEHATAN 6.55 6.64 6.13 7.25 5.77
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 2.35 1.35 2.24 1.21 3.57
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.18 -2.99 1.47 1.21 1.70
U M U M 3.69 4.06 4.65 4.99 6.51
KELOM POKIn f lasi Yo Y (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 8,35%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2010 yang mencapai
6,70%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan
dengan laju inflasi tahunan nasional sebesar 5,05%. Laju inflasi tertinggi di kota ini
tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu
sebesar 21,72% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada
tahun ajaran baru 2010. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat
inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2010 adalah kelompok komoditas bahan
makanan (16,42%) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
(5,67%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas
kesehatan, yaitu sebesar 2,61%.
Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 0.35 -3.06 5.81 9.46 16.42
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.23 9.92 8.48 7.03 5.67
PERUMAHAN 4.55 5.08 4.55 3.85 3.50
SANDANG 3.77 3.22 1.97 3.35 4.35
KESEHATAN 2.77 3.07 3.02 2.60 2.61
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 17.45 19.80 20.80 20.53 21.72
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.03 -1.55 3.23 3.21 3.57
U M U M 3.30 3.60 6.21 6.70 8.35
KELOMPOKIn f lasi Yo Y (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2010 mencapai 8,12% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2010 yang
sebesar 6,37%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan
makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar
12,37% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok &
tembakau (10,38%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan secara
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
26
tahunan masih dipengaruhi oleh ketergantungan terhadap suplai kebutuhan beberapa
barang dari luar daerah dan tingginya tingkat permintaan masyarakat. Sementara inflasi
terendah terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi, dan olahraga yaitu
sebesar 0,27% (yoy).
Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa
Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
BAHAN MAKANAN 10.70 9.89 14.69 7.57 12.37
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 15.28 15.93 18.04 11.85 10.38
PERUMAHAN 2.39 2.64 3.58 3.48 5.04
SANDANG 8.99 10.62 7.33 9.82 7.60
KESEHATAN 5.80 6.72 7.18 7.52 8.25
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.09 3.51 3.26 1.12 0.27
TRANSPORT & KOMUNIKASI -8.83 -3.28 1.11 0.21 1.58
U M U M 6.33 7.21 9.73 6.37 8.12
KELOM POKInf lasi Yo Y (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) pada triwulan III tahun 2010
inflasi kumulatif Kaltim telah mencapai 6,77%, lebih tinggi dari inflasi kumulatif tahun
2009 yang sebesar 3,64% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional
triwulan III tahun 2010 yang tercatat 5,28% (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga masih
lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Balikpapan memiliki laju inflasi tertinggi
(7,61%), diikuti oleh laju inflasi Tarakan (6,36%), dan Samarinda (6,20%).
Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota
Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas
2006 5.85 4.42 - 5.18 4.06 6.5 5.52 - 6.04 6.6
2007 7.2 5.79 - 6.55 4.41 9.18 7.27 - 8.3 6.59
2008 12.7 8.14 20.68 12.76 10.47 12.69 11.3 19.85 13.06 11.06
2009 3.76 2.89 5.47 3.64 2.28 4.06 3.6 7.21 4.31 2.78
2010 6.2 7.61 6.36 6.77 5.28 - - - - -
TAHUNINFLASI KALENDER JANUARI-SEPTEMBER INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER
Sumber : BPS Kaltim, diolah
27
PERKEM BANGAN PERBANKAN DA ERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum
masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara
tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator
utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga
(DPK) dan penyaluran kredit perbankan.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2010) menurut
pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi
pertumbuhan aset dan penyaluran kredit di Kaltim dan nasional menunjukkan
perkembangan yang searah. Jumlah aset dan kredit yang disalurkan bank umum
secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 0,82% dan
3,40%, dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami
peningkatan aset dan pertumbuhan kredit masing-masing sebesar 3,47% dan 6,61%.
Sementara itu dari sisi penghimpunan DPK secara nasional mengalami penurunan
0.16%, berbeda dengan penghimpunan DPK di Kaltim yang secara triwulanan
mengalami kenaikan 3,22%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy)
menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan searah dimana jumlah aset,
DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi
masing-masing sebesar 14,86%, 14,94% dan 27,68%, lebih tinggi jika dibandingkan
0.82%
-0.16%
3.40%
3.47%
3.22%
6.61%
-2% 0% 2% 4% 6% 8%
Aset
DPK
Kred it
(Pertum buh an qtq)
N asional
Kalt im
Grafik 3.1
Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
Sumber: LBU Bank Indonesia
13.23%
13.30%
20.10%
14.86%
14.94%
27.58%
0% 10% 20% 30%
Aset
DPK
Kred i t
(Pertumbuhan yoy)
Nasional
Kaltim
Grafik 3.2
Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Sumber: LBU Bank Indonesia
BAB III
Perkembangan Perbankan Daerah
28
dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar
13,23%, 13,30% dan 20,10%.
Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 18,68% (yoy).
Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 17,96% (yoy),
sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 13,02% (yoy) meskipun
mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mampu mencapai pertumbuhan sebesar 14,52%.
Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah,
memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, begitu pula dengan risiko
likuiditas dalam kondisi yang sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010
tercatat Rp 63.958 milyar, mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan
posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan
jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar
8,74%(qtq) sedangkan bank pemerintah mencatat peningkatan aset bersih
sebesar 1,43%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, total aset
perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,76% (yoy).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif
Bank Umum di Kaltim
Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw 3-10 qt q yoy
Jumlah Aset Bersih 60,375 61,816 63,958 100.00% 100.00% 3.47% 19.76%
Bank Pemerintah 44,076 44,614 45,253 72.17% 70.75% 1.43% 13.46%
Bank Swasta 16,299 17,202 18,705 27.83% 29.25% 8.74% 38.34%
Akt iva Produkt if 34,216 35,931 37,897 100.00% 100.00% 5.47% 19.54%
Penempatan pada Bank Indonesia 1,183 5,936 5,840 16.52% 15.41% -1.61% -11.73%
Penempatan pada Bank Lain 6,138 1,102 1,413 3.07% 3.73% 28.19% 354.34%
Surat berharga yang dimiliki 1,135 745 636 2.07% 1.68% -14.61% -56.05%
Kredit yang diberikan 25,749 28,135 29,995 78.30% 79.15% 6.61% 28.63%
Lainnya 11 13 13 0.04% 0.03% -1.75% 30.00%
Pertumb. Tw 3-10Keterangan
Posisi (dalam Rp mil iar) Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih
didominasi oleh kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 79,15%, sedikit
meningkat jika dibandingkan dengan triwulan-II 2010. Sementara itu penempatan
pada Bank Indonesia sedikit mengalami penurunan sebesar 1,61% dibandingkan
triwulan sebelumnya, dengan pangsa sebesar 15,41% pada triwulan-III 2010.
Perkembangan Perbankan Daerah
29
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan III-2010 mencapai Rp 49.366 milyar, atau meningkat 3,22% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi
triwulan III-2009, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar
14,94% (yoy).
Peningkatan dana pada
triwulan laporan berasal dari
tabungan dan deposito, sementara
giro mengalami kontraksi.
Berdasarkan pertumbuhan
triwulanan (qtq), tabungan
mencatat pertumbuhan tertinggi
sebesar 5,12%, deposito tumbuh
sebesar 4,68%; sedangkan giro
mengalami kontraksi sebesar
1,12%.
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank
pemerintah, yaitu sebesar 2,19% dengan peningkatan terbesar pada deposito,
sedangkan bank milik swasta meningkat sebesar 5,84% dengan peningkatan
terbesar pada tabungan.
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim
Tw 1-10 Tw 2-10 tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 qtq yoy
Total DPK 46,588 47,825 49,366 100.00% 100.00% 3.22% 14.94%
Giro 14,428 13,456 13,305 28.14% 26.95% -1.12% 5.80%
Tabungan 18,007 18,646 19,601 38.99% 39.71% 5.12% 21.98%
Deposito 14,153 15,724 16,460 32.88% 33.34% 4.68% 15.08%
Bank Pemerintah 33,226 34,341 35,094 100.00% 100.00% 2.19% 13.45%
Giro 11,818 10,915 10,621 31.78% 30.26% -2.69% 3.25%
Tabungan 12,343 12,814 13,275 37.32% 37.83% 3.60% 19.01%
Deposito 9,065 10,611 11,198 30.90% 31.91% 5.53% 17.96%
Bank Swasta 13,363 13,485 14,272 100.00% 100.00% 5.84% 18.79%
Giro 2,610 2,541 2,684 18.84% 18.81% 5.63% 17.27%
Tabungan 5,664 5,831 6,326 43.24% 44.32% 8.48% 28.71%
Deposito 5,088 5,113 5,262 37.91% 36.87% 2.92% 9.39%
Pert .Tw 3-10Posisi (dalam Rp Mil iar) KomposisiJenis Simpanan
Sumber : LBU Bank Indonesia
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2006 2007 2008 2009 2010
DPK (triliun Rp)
DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan
Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
30
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit bank
umum di Kaltim triwulan III-2010
menunjukkan pertumbuhan
positif. Peningkatan pertumbuhan
kredit diperkirakan disebabkan
oleh menurunnya tingkat bunga
pinjaman. Akan tetapi, penurunan
suku bunga pinjaman tersebut
masih relatif kecil seiring dengan
suku bunga BI-rate selama
triwulan laporan yang dipertahankan tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4).
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang
disalurkan bank umum yang
berkantor di Kaltim pada
triwulan III-2010 mencapai Rp.
29.994 milyar (tabel 3.3).
Secara triwulanan, pertumbuhan
kredit pada triwulan laporan
tercatat 6,61% (qtq) atau lebih
rendah jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada
triwulan II-2010 sebesar 9,27%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-
2009, penyaluran kredit pada triwulan III-2010 telah tumbuh sebesar 27,48%
(yoy) atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 26,46% (Grafik 3.5).
Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah
mencapai Rp. 18.686 milyar (pangsa 62,30%) atau mengalami peningkatan
4,46% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran
kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp. 11.308
milyar atau meningkat sebesar 10,36% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan
konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit
Modal Kerja (pangsa terbesar 39,22%) mencatat pertumbuhan triwulanan
tertinggi yaitu sebesar 10,18% menjadi Rp 11.764 milyar. Selanjutnya kredit
konsumsi (pangsa 34,96%) meningkat sebesar 6,59% menjadi Rp 10.484 milyar.
Sementara itu kredit investasi (pangsa 27,09%) mengalami pertumbuhan terkecil
yaitu sebesar 1,64% menjadi Rp 7.747 milyar.
Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor
pertanian (24,03%), diikuti sektor perdagangan (12,77%), sektor jasa dunia
6
8
10
12
14
16
18
20
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2007 2008 2009 2010
Suku Bunga (%)
K. Inv K. Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit
Sumber: LBU Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2006 2007 2008 2009 2010
Kredit (triliun Rp)
Kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank
Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
31
usaha (12,49%) dan sektor angkutan (1,66%). Sementara itu kredit sektor
perindustrian, sektor listrik, gas dan air, sektor pertambangan, serta sektor
konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -4,66%, -4,64%, -
2,97%, dan -2,50%.
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Tw1-10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y
Kredi t 25,749 28,135 29,994 100.00% 100.00% 6.61% 27.48%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 16,546 17,889 18,686 63.58% 62.30% 4.46% 21.40%
Bank Swasta 9,203 10,247 11,308 36.42% 37.70% 10.36% 39.00%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 9,983 10,677 11,764 37.95% 39.22% 10.18% 14.76%
Investasi 6,694 7,622 7,747 27.09% 25.83% 1.64% 30.72%
Konsumsi 9,072 9,836 10,484 34.96% 34.96% 6.59% 42.63%
Sektor Ekonomi
Pertanian 857 913 1,133 3.25% 3.78% 24.03% 7.80%
Pertambangan 1,209 1,274 1,236 4.53% 4.12% -2.97% 34.32%
Perindustrian 1,056 1,119 1,067 3.98% 3.56% -4.66% 31.32%
Listrik, Gas dan Air 158 172 164 0.61% 0.55% -4.64% 103.44%
Konstruksi 2,515 2,757 2,688 9.80% 8.96% -2.50% -17.37%
Perdagangan 5,162 5,396 6,085 19.18% 20.29% 12.77% 16.19%
Angkutan 1,423 1,589 1,615 5.65% 5.39% 1.66% 56.47%
Jasa Dunia Usaha 2,482 2,736 3,077 9.72% 10.26% 12.49% -12.19%
Jasa Sosial 883 1,511 1,496 5.37% 4.99% -1.02% 448.31%
Lain-Lain 10,002 10,620 11,435 37.75% 38.12% 7.67% 55.28%
LDR 55.27% 58.77% 60.76%
Pert. Tw 3-10Posisi (dalam Rp M il iar) KomposisiKeterangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan cukup tinggi
secara tahunan antara lain sektor listrik, gas, dan air (103,44%), sektor
angkutan (56,47%), sektor pertambangan (34,32), sektor perindustrian
(31,32%), serta sektor perdagangan (16,19%). Nisbah pinjaman terhadap
simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim sedikit
meningkat dari 58,77% pada triwulan II tahun 2010 menjadi 60,76% pada
triwulan III-2010.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan
secara nasional untuk membiayai
proyek yang berlokasi di wilayah
Kaltim pada periode laporan (s.d
Agustus 2010) tercatat sebesar Rp
46.481 milyar, mengalami
peningkatan sebesar 13,13% (qtq)
dibandingkan dengan posisi kredit
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
10
20
30
40
50
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2006 2007 2008 2009 2010
Kredit (triliun Rp)
Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.6 Perkembangan
Kredit Lokasi Proyek di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
32
pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan
triwulan III tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami
pertumbuhan sebesar 36,06% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan
dibanding triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 33,50% (Grafik 3.6).
Berdasarkan kelompok bank (Tabel 3.4), pertumbuhan secara triwulanan
menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank swasta yang mengalami
peningkatan kredit sebesar 5,03%. Sedangkan bank pemerintah juga mengalami
peningkatan meskipun relatif kecil sebesar 1,77%. Menurut sektor ekonomi,
beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif yaitu
sektor pertanian sebesar 19,67%, sektor perdagangan (15,91%), sektor jasa
sosial (11,27%), dan sektor angkutan (3,77%). Pertumbuhan negatif terjadi
pada sektor perindustrian (-12,97%), sektor listrik, gas, dan air bersih (-8,49%),
sektor konstruksi (-3,38%), serta sektor pertambangan (-1,04%).
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal
kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 48,32%, diikuti oleh kredit
investasi sebesar 29,20%, dan kredit konsumsi 22,4%. Sedangkan menurut
sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan dan
perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 19,79% dan 15,22%.
Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10* Tw2-10 Tw 3-10* q-t -q y-o-y
Kredit Lokasi Proyek 39,808 41,086 46,481 100.00% 100.00% 13.13% 36.06%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 18,595 21,054 21,427 51.24% 46.10% 1.77% 20.79%
Bank Swasta 21,214 23,854 25,054 58.06% 53.90% 5.03% 52.56%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 18,365 21,098 22,461 51.35% 48.32% 6.46% 43.54%
Investasi 12,271 13,862 13,574 33.74% 29.20% -2.08% 21.79%
Konsumsi 9,172 10,000 10,446 24.34% 22.47% 4.46% 41.78%
Sektor Ekonomi
Pertanian 4,031 4,410 5,278 10.73% 11.36% 19.67% 70.93%
Pertambangan 7,827 9,294 9,197 22.62% 19.79% -1.04% 68.96%
Perindustrian 2,231 3,318 2,888 8.08% 6.21% -12.97% 53.53%
List rik, Gas dan Air 362 302 276 0.73% 0.59% -8.49% -38.06%
Konstruksi 2,774 2,819 2,724 6.86% 5.86% -3.38% -24.63%
Perdagangan 5,798 6,105 7,076 14.86% 15.22% 15.91% 19.99%
Angkutan 2,314 2,482 2,576 6.04% 5.54% 3.77% 59.89%
Jasa Dunia Usaha 3,364 3,794 3,552 9.23% 7.64% -6.37% -21.77%
Jasa Sosial 876 1,503 1,672 3.66% 3.60% 11.27% 589.10%
Lain-Lain 10,231 10,933 11,241 26.61% 24.18% 2.81% 51.97%
LDR - lokasi proyek 85.45% 85.91% 94.16%
Pert . Tw 3-10*KomposisiPosisi (dalam Rp Miliar)Keterangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
33
Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim
Kredit DPK Kredi t DPK
Kab. Kutai 5,647.48 3,272.33 12.15% 6.63% 172.58%
Kab. Berau 1,773.40 2,047.31 3.82% 4.15% 86.62%
Kab. Pasir 1,325.26 1,074.43 2.85% 2.18% 123.35%
Kab. Bulungan 660.53 1,954.37 1.42% 3.96% 33.80%
Kab. Kutai Barat 584.45 332.61 1.26% 0.67% 175.72%
Kab. Kutai Timur 1,674.54 1,416.11 3.60% 2.87% 118.25%
Kab. Malinau 150.66 728.38 0.32% 1.48% 20.68%
Kab. Nunukan 335.36 543.15 0.72% 1.10% 61.74%
Kodya Samarinda 13,932.77 18,752.65 29.98% 37.99% 74.30%
Kodya Balikpapan 12,422.78 12,199.52 26.73% 24.71% 101.83%
Kodya Tarakan 1,355.64 4,158.91 2.92% 8.42% 32.60%
Kodya Bontang 6,618.22 2,886.37 14.24% 5.85% 229.29%
Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa
LDR
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk
membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat
bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota
Samarinda mencapai Rp 13.932 milyar (pangsa 29,98%) dan di kota Balikpapan
(termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 12.422 milyar (pangsa
26,73%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau
sebesar Rp. 150,66 milyar (pangsa 0,32%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar
229,29%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat (175,72%), Kabupaten Kutai
Kartanegara sebesar 172,58%, Kabupaten Pasir (123,35%) dan kota Balikpapan
(101,83%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau, Bulungan
dan Tarakan dengan nisbah masing-masing sebesar 20,68%, 33,80% dan
32,60% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum
di Kaltim pada Triwulan III-2010 mencapai Rp 17.468 milyar atau dengan pangsa
58,23% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit
MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -4,34% (qtq) atau
memiliki arah yang berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang
naik sebesar 6,61%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi kredit MKM
terjadi pada kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) yang tumbuh
sebesar 7,01%. Sedangkan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta)
mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -22,25%(qtq).
Perkembangan Perbankan Daerah
34
Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim
TW1-10 TW2-10 Tw 3-10 TW2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt ) 3,744 4,027 4,301 14.31% 14.34% 6.82% 9.40%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt ) 6,286 7,056 5,486 25.08% 18.29% -22.25% 7.81%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 6,632 7,177 7,680 25.51% 25.60% 7.01% 21.90%
Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 16,661 18,260 17,468 64.90% 58.23% -4.34% 14.01%
Besar (> Rp 5 miliar) 9,088 9,875 12,528 35.10% 41.77% 26.86% 52.65%
Total 25,749 28,135 29,995 100.00% 100.00% 6.61% 27.49%
Komposisi Pert . Tw3- 10Skala Kredit
Posisi (mil iar Rp)
Sumber : LBU Bank Indonesia
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah
pada triwulan laporan tercatat Rp 11.730 milyar atau mengalami peningkatan sebesar
6,20% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada
jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp 8.012 milyar atau
mengalami peningkatan sebesar 11,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
(Tabel 3.7).
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim
Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y
Kredit MKM 16,661 18,260 19,742 100.00% 100.00% 8.11% 30.40%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 10,146 11,045 11,730 60.49% 59.41% 6.20% 25.27%
Bank Swasta 6,516 7,215 8,012 39.51% 40.59% 11.05% 38.72%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 6,069 6,434 7,126 35.24% 36.10% 10.75% 14.53%
Investasi 1,934 2,187 2,310 11.98% 11.70% 5.63% 23.20%
Konsumsi 8,658 9,639 10,306 52.79% 52.20% 6.92% 46.34%
Sektor Ekonomi
Pertanian 164 176 227 0.96% 1.15% 28.92% -56.50%
Pertambangan 231 204 240 1.12% 1.22% 17.44% 30.53%
Perindustrian 312 341 370 1.87% 1.88% 8.65% 99.21%
Listrik, Gas dan Air 17 12 24 0.06% 0.12% 104.41% -18.89%
Konstruksi 916 981 1,075 5.37% 5.44% 9.58% -15.79%
Perdagangan 3,611 3,890 4,450 21.30% 22.54% 14.39% 15.99%
Angkutan 409 473 491 2.59% 2.49% 3.93% 40.18%
Jasa Dunia Usaha 1,096 1,039 1,114 5.69% 5.64% 7.20% -29.09%
Jasa Sosial 417 772 796 4.23% 4.03% 3.10% 564.38%
Lain-Lain 9,488 10,372 10,955 56.80% 55.49% 5.62% 55.07%
Pert . Tw 3-10Posisi (dalam Rp miliar) KomposisiKeterangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut jenis penggunaan, kredit modal kerja dan kredit investasi yang telah
disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 7.126 milyar (pangsa 36,1%) dan Rp. 2.130
milyar (pangsa 11,70%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit modal
kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,75%. Sedangkan kredit investasi
mengalami peningkatan yang lebih kecil yaitu sebesar 5,63% (qtq).
Perkembangan Perbankan Daerah
35
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai
tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 22,54%), sektor jasa dunia
usaha (pangsa 5,64%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,44%). Dilihat dari
pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi pada sektor listrik, gas, dan
air yang tumbuh sebesar 104,41%, diikuti oleh sektor pertanian (28,92%) dan sektor
pertambangan (17,44%). Sedangkan sektor angkutan, sektor jasa sosial, dan sektor
perindustrian mengalami pertumbuhan terkecil masing-masing sebesar 3,93%,
3,10%, dan 8,65% (qtq).
Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)
menurut Sektor Ekonomi Kaltim
Tw 1-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10
NPLs Kredit UM KM 402.261 482.67 520.602 19.99% 7.86% 2.64% 2.64%
Sektor Ekonomi
Pertanian 8.512 5.967 9.082 -29.90% 52.20% 3.39% 4.00%
Pertambangan 14.252 7.442 5.036 -47.78% -32.33% 3.64% 2.10%
Perindustrian 6.539 8.653 20.072 32.33% 131.97% 2.54% 5.42%
Listrik, Gas dan Air - - - - - - -
Konstruksi 52.739 91.642 65.694 73.77% -28.31% 9.34% 6.11%
Perdagangan 94.775 111.332 141.113 17.47% 26.75% 2.86% 3.17%
Angkutan 9.122 16.403 24.816 79.82% 51.29% 3.47% 5.05%
Jasa Dunia Usaha 23.655 28.072 34.342 18.67% 22.34% 2.70% 3.08%
Jasa Sosial 20.011 44.013 39.738 119.94% -9.71% 5.70% 4.99%
Lain-Lain 172.656 169.146 180.709 -2.03% 6.84% 1.63% 1.65%
Posisi (Rp mil iar) q-t -q Nisbah NPLKeterangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan III
2010 menunjukkan kinerja yang tetap seperti terlihat dari persentase kredit
bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,64% atau tetap
jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar
2,64%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada
sektor konstruksi (6,11%), sektor perindustrian (5,42%) dan sektor angkutan
(5,05%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5 %
pada triwulan III-2010 (Tabel 3.8).
Perkembangan Perbankan Daerah
36
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim
Jumlah aset BPR di wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
mengalami pertumbuhan sebesar
18,68% (yoy), dengan total nilai
mencapai Rp. 239,78 milyar (Grafik 3.7).
Pertumbuhan ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan II-2010 yang sebesar 15,93%
(yoy). Sementara secara triwulanan,
aset BPR sedikit meningkat dibandingkan
dengan jumlah aset pada triwulan II-
2010 yang mencapai Rp. 234,23 milyar atau meningkat sebesar 2,37% (qtq).
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim
Jumlah dana pihak ketiga (DPK)
BPR di Kalimantan Timur pada triwulan
III-2010 mengalami pertumbuhan
sebesar 17,96% (yoy), dengan nilai Rp
152,71 milyar (Grafik 3.8). Akan tetapi
pertumbuhan ini mengalami perlambatan
jika dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan II-2010 yang tumbuh
sebesar 29,75%. Perlambatan
pertumbuhan DPK pada triwulan III-2010
dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan jumlah deposito yang hanya
meningkat sebesar 23,52% menjadi Rp 97,82 milyar setelah triwulan sebelumnya
tumbuh 33,09% (yoy), begitu pula tabungan yang tumbuh sebesar 9,19% (yoy)
menjadi Rp 54,89 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 24,81% (yoy).
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim
Penyaluran kredit oleh BPR pada
triwulan III-2010 mencapai Rp 166,17
milyar, atau mengalami pertumbuhan
sebesar 13,02% (yoy) dibandingkan
triwulan III-2009 (Grafik 3.9).
Pertumbuhan ini lebih rendah jika
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan
II-2010 yang tumbuh sebesar 14,52%.
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
0%
20%
40%
60%
-
40
80
120
160
200
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII
2008 2009 2010
(yoy)Rp Milyar Investasi Konsumsi Modal Kerja growth
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR
Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
-
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII
2008 2009 2010
yoyRp MilyarDeposito Tabungan growth DPK
Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
50
100
150
200
250
300
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII
2008 2009 2010
YoYRp Milyar Total Aset growth (yoy)
Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
37
Perlambatan pertumbuhan kredit ini terutama disebabkan oleh perlambatan
pertumbuhan pada komponen kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 13,28%
(yoy) menjadi Rp. 54,70 milyar, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh
22,23% (yoy) atau mencapai Rp. 56,09 milyar.
Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim
Q IV Q I Q II QIII qtq yoy
Total Aset (Rp M iliar) 222.44 220.48 234.23 239.78 2.37% 18.68%
DPK (Rp Miliar) 143.46 141.98 150.86 152.71 1.23% 17.96%
Tabungan 64.67 60.29 58.48 54.89 -6.15% 9.19%
Giro - - - - - -
Deposito 78.79 81.69 92.38 97.82 5.89% 23.52%
Kredit (Rp Miliar) 147.93 155.47 163.49 166.17 1.64% 13.02%
Modal Kerja 83.25 85.18 90.51 94.01 3.87% 11.23%
Konsumsi 50.40 55.44 56.09 54.71 -2.46% 13.28%
Investasi 14.27 14.85 16.89 17.46 3.36% 22.81%
Rasio NPL Gross (%) 18.00 19.00 17.62 17.78
LDR 1.03 1.10 1.08 1.09
TW3-20102009INDIKATOR
2010
Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim
meningkat karena terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah
bruto (Gross-NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan
konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan
mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2010
sebesar 2,55% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan II-2010
sebesar 2,44% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit
bermasalah tercatat mengalami peningkatan sebesar 11,18% (qtq) bila
dibandingkan dengan posisi triwulan II-2010.
Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim
Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw3-10 qtq yoy
1-Lancar 22,987 25,045 26,636 89.02% 88.80% 6.35% 30.38%
2-Dalam Perhat ian Khusus 2,025 2,403 2,596 8.54% 8.66% 8.04% 25.12%
3-Kurang lancar 311 154 206 0.55% 0.69% 33.95% 109.13%
4-Diragukan 88 189 139 0.67% 0.47% -26.28% 23.59%
5-Macet 338 343 418 1.22% 1.39% 21.60% -1.10%
NPLs (3+4+5) 737 687 763 2.44% 2.55% 11.18% 20.47%
Total Kredit 25,749 28,135 29,995 100.00% 100.00% 6.61% 27.49%
Komposisi Pert. Tw3-10Sektor
Kolekt ibil it as (Rp Mi l liar)
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
38
Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs
dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang
persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,49%. Sementara itu,
persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing
sebesar 2,31% dan 1,66%. Namun kredit investasi mengalami peningkatan
persentase NPLs jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 1,60%.
Berdasarkan sektor ekonomi, nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah
5%), kecuali untuk sektor angkutan yang mencapai nisbah NPLs tertinggi
prosentase sebesar 5,25% (Tabel 3.11).
Tabel 3.11.
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum di Kaltim
Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 +/- (Rp M) qtq Tw2-10 Tw 3-10
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 466 396 411 14 3.65% 3.71% 3.49%
Investasi 106 122 179 57 46.51% 1.60% 2.31%
Konsumsi 166 168 174 6 3.29% 1.71% 1.66%
Sekt or Ekonomi
Pertanian 9 6 9 3 52.20% 0.65% 0.80%
Pertambangan 88 50 47 -2 -4.84% 3.90% 3.82%
Perindustrian 7 9 20 11 131.97% 0.77% 1.88%
Listrik, Gas & Air 0 0 0 0.00% 0.00%
Konst ruksi 250 179 132 -46 -25.88% 6.48% 4.93%
Perdagangan 99 116 154 38 33.13% 2.15% 2.53%
Angkutan 42 41 85 44 106.85% 2.58% 5.25%
Jasa Dunia Usaha 43 52 71 20 38.01% 1.89% 2.32%
Jasa Sosial 20 51 56 5 10.23% 3.38% 3.77%
Lain-Lain 180 184 188 4 2.08% 1.73% 1.64%
737 687 764 77 11.18% 2.45% 2.55%
Keterangan
Total
Nisbah NPL (%)Pert . Tw3-10Nominal NPL (Rp Mil iar)
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.2 Risiko Likuiditas
Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas
yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur
kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening
simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi
tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,66% (Tabel 3.12).
Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut
rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama
oleh nasabah besar. Prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan III-2010
ini masih relatif sama jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya
yang sebesar 93,15%.
Perkembangan Perbankan Daerah
39
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim
Tw1- 10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw1- 10 Tw 2-10 Tw3-10
Jangka pendek
Giro 14,428 13,456 13,307 30.97% 28.14% 26.96%
Tabungan 18,007 18,646 19,594 38.65% 38.99% 39.70%
Simpanan berjangka s.d 3 bulan 10,823 12,450 13,331 23.23% 26.03% 27.01%
Total DPK s.d 3 bulan 43,258 44,552 46,232 92.85% 93.15% 93.66%
Jangka menengah panjang
Total DPK > 3 bulan 3,330 3,274 3,127 7.15% 6.85% 6.34%
46,588 47,825 49,359 100.00% 100.00% 100.00%Total DPK
KeteranganPosisi Nominal (mi liar Rp) Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga
kredit dengan rasio NPLs dalam
periode triwulan I-2006 s.d triwulan
III-2010 (Grafik 3.10), terlihat
pergerakan yang searah antara nisbah
NPLs dengan suku bunga kredit. Hal
ini didukung oleh hasil penghitungan
koefisien korelasi2 kedua variabel
tersebut yang hanya 0,6308. Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa
persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2006 2007 2008 2009 2010
Bunga Kredit (sumbu kiri)
Gross NPLs (sumbu kanan)
Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit
dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia
40
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Realisasi pendapatan daerah provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2010 secara
total mencapai Rp. 5,24 trilyun atau secara prosentase sebesar 83,14% dari total
keseluruhan pendapatan pada APBD Kaltim 2010. Dilihat dari realisasi pendapatan,
kontribusi pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan asli
daerah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar Rp. 3,28 trilyun dan Rp. 1,93 trilyun.
Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010 mencapai Rp. 2,62 trilyun atau
39,03% dari total rencana belanja APBD Kaltim 2010. Realisasi belanja tertinggi berasal dari
belanja operasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau mencapai 35,52%. Sedangkan belanja modal
mencapai realisasi yang lebih rendah dari belanja operasi yaitu sebesar Rp. 0,60 trilyun atau
30,88% dari total APBD 2010.
Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
BAB IV
Keuangan Daerah
41
4.2 Pendapatan
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan Triwulan III-2010 telah
mencapai Rp. 1,93 trilyun atau 86,98% dari rencana PAD APBD Kaltim 2010 (Tabel 4.1).
Dari jumlah tersebut kontribusi utama berasal dari komponen pendapatan pajak daerah
sebesar Rp. 1,43 trilyun dengan tingkat prosentasi realisasi sebesar 86,41% dari total
pendapatan pajak daerah pada rencana APBD Kaltim 2010 (Rp. 1,65 trilyun). Komponen
pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap total
keseluruhan PAD yaitu sebesar 73,86%. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup
besar terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari
optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi
dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan
dan Tarakan, dengan nilai realisasi sampai dengan TW III-2010 sebesar 362 milyar atau
75,05% dari rencana APBD 2010. Sedangkan komponen yang berasal dari Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 107,94%.
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
42
1,984
1,432
7
137
362
2,280
1,657
13
127
483
PAD
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Lain-lain PAD
0 1,000 2,000 3,000
(Rp. Miliar)
Rencana APBD 2010
Realisasi s.d. Tw 3-2010
Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
3,285
486
2,789
10
4,015
630
3,352
34
Pendapatan Transfer
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil SDA
DAK
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
(Rp. Miliar)
Rencana APBD 2010
Realisasi s.d.Tw 3-2010
Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Realisasi komponen Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) APBD Kaltim sdampai
dengan triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp. 3,28 trilyun atau secara prosentase telah
mencapai 81,81%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana Bagi Hasil
Bukan Pajak (dana bagi hasil SDA) dengan nilai Rp. 2,78 trilyun atau prosentase kontribusi
sebesar 84,88% dari total Dana Perimbangan realisasi sampai dengan triwulan III-2010.
Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi dan iuran
eksploitasi-eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen
dana Bagi Hasil SDA APBD Kaltim.
Keuangan Daerah
43
4.3 Belanja
Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2010
menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 2,62 trilyun atau prosentase realisasi sebesar
39,03%. Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer yang menca[ai prosentase
realisasi masing-masing sebesar 35,52%, 30,88%, dan 72,15%(Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim TW III 2010
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim TW III-2010 mencapai realisasi sebesar Rp.
1,36 trilyun atau 35,52%. Jika dilihat per-komponen Belanja Operasi, Belanja Pegawai yang
memiliki kontribusi terbesar (37,35%) dengan nilai realisasi sampai dengan triwulan III
2010 sebesar Rp. 509 milyar atau mencapai 48,80% dari total rencana Belanja Pegawai
APBD Kaltim 2010. Belanja Barang memiliki kontribusi terbesar kedua setelah Belanja
Pegawai, dengan realisasi sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp. 387 milyar atau
secara prosentase mencapai 37,36% dari total rencana Belanja Barang APBD Kaltim 2010.
Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi komponen Belanja
Modal APBD Kaltim TW III 2010 memiliki pencapaian realisasi yang lebih kecil yaitu sebesar
Rp. 605 milyar atau hanya mencapai prosentase sebesar 30,88%. Belanja jalan, irigasi, dan
jaringan memiliki kontribusi terbesar (49,37%) pada komponen belanja modal tersebut,
dengan tingkat realisasi mencapai Rp.372 milyar atau hanya sebesar 38,42%. Kecilnya
tingkat realisasi belanja modal pada triwulan III-2010 disebabkan karena beberapa proyek
pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas perhubungan besar di Kaltim
masih dalam tahap lelang pekerjaan dan persiapan lainnya. Beberapa proyek infrastruktur
Keuangan Daerah
44
tersebut antara lain pembangunan jalan freeway Balikpapan-Samarinda yang diperkirakan
akan menyerap anggaran Rp. 163 milyar pada APBD 2010, sampai dengan akhir triwulan
III-2010 penyerapan keuangan baru mencapai 15,19% karena masih dalam lelang
kontraktor tahap kedua yaitu survey lokasi untuk selanjutnya menyusun metode kerja.
Realisasi keuangan yang cukup kecil juga ditunjukkan oleh pembangunan bentang pendek
jembatan pulau Balang yang baru mencapai 39,84%, serta realisasi keuangan
pembangunan bandara Juwata Tarakan dan Pembangunan TPK Kariangau yang masih kecil.
1,363
509
388
103
5
358
3,839
1,044
1,038
436
126
1,196
B. Operasi
B. Pegawai
B. Barang
B. Hibah
B. Bantuan Sosial
B. Bantuan Keuangan
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
(Rp. Miliar)
Rencana APBD 2010
Realisasi s.d. Tw 3-2010
Grafik 4.5 Belanja Operasi s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
606
42
61
131
372
0
1,962
91
292
591
969
20
B. Modal
B. Tanah
B. Peralatan dan Mesin
B. Bangunan dan Gedung
B. Jalan, Irigasi, Jaringan
B. Aset Tetap lainnya
0 1,000 2,000 3,000
(Rp. Miliar)
Rencana APBD 2010
Realisasi s.d. Tw 3-2010
Grafik 4.6 Realisasi Belanja Modal s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Boks.2 SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (SIPPD)
Upaya Membangun APBD yang Akuntabel, Efisien, Efektif dan Transparan
Norma Anggaran
Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan
legeslatif untuk mewujudkan pelayanan dan kemakmuran rakyat. Anggaran Daerah harus
mencerminkan kebutuhan riil masyarakat.
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004.
Dengan beberapa problema yang di hadapi adalah :
1. Lemahnya koordinasi perencanaan nasional, propinsi, kabupaten/kota
2. Kurangnya kesamaan pemahaman & persepsi Visi dan Misi Pembangunan
3. Perencanaan tidak didasarkan atas Visi dan Sasaran Pembangunan
4. Perencanaan tidak realistis dengan anggaran yang tersedia (result oriented)
5. Benturan ruang/wilayah dan kepentingan
6. Dokumen perencanaan tidak digunakan sebagai acuan
SIPPD
Suatu sistem yang diharapkan mampu memaduserasikan dan mensinkronkan program prioritas
Pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, konsistensi alokasi anggaran dan
program prioritas, menjelaskan hubungan antara alokasi anggaran dengan output kegiatan dan
outcome program, serta dapat digunakan untuk sebagai baseline dalam pengendalian dan
evaluasi pembangunan dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan daerah, sehingga
belanja negara/daerah efektif sebagai instrumen fiscal untuk semata-mata pelayanan dan
kemakmuran rakyat.
Dasar Hukum
1. UU 25/2004: SPPN
2. PP 8/2008: Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
3. PP 39/2006: Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
4. Permendagri 37/2010: Pedoman Penyusunan APBD 2011
5. Peraturan Bersama (Menteri Dalam Negeri 28/2010, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas 0199/M PPN/2010 dan Menteri Keuangan PMK 95/2010:
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
Substansi Materi SIPPD
1. Usulan Program atau Kegiatan Kabupaten/Kota dan sumber pendanaannya (APBD Kab/Kota,
APBD Prov, APBN/PHLN, dan lainnya)
2. Usulan Program SKPD Provinsi dan sumber pendanaannya (APBD prov, APBN/PHLN, dan
lainnya) dan Bahan Rancangan Awal RKPD Prov.
3. Keselarasan Program/Kegiatan Kabupaten/Kota VS SKPD Provinsi untuk bahan Forum SKPD
Prov, Rakor Bidang Pembangunan, Musrenbang RKPD dan Musrenbang Nasional, Bilateral
Bappeda dengan SKPD Prov dan Kementerian/Lembaga
4. Bahan Rancangan Akhir RKPD, KUA dan PPAS
5. Hasil Akhir Pra RKA sebagai bahan input di SIMDA
6. Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi berbasis GIS dan WEB.
Mekanisme Proses SIPPD
APBD sebagai Refleksi Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan
Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Sumber : Bahan Raker Gubernur bersama Bupati Walikota dan Kepala SKPD se Kaltim Sept 2010
48
PERKEM BA NGAN SISTEM PEM BAYARAN
5.1. Gambaran Umum
Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan III-2010, yang terdiri dari
transaksi tunai melalui uang kartal dan transaksi non tunai melalui kliring dan RTGS
menunjukkan menunjukkan perkembangan yang beragam. Transaksi tunai (uang
kartal) mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya, dan mengalami net inflow karena meningkatnya jumlah
setoran uang kartal dari perbankan di wilayah Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah
uang kartal yang termasuk dalam kategori Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)
mengalami pertumbuhan yang negatif.
Sementara itu, transaksi non tunai melalui kliring pada periode berjalan ini
masih mengalami pertumbuhan yang positif, namun relatif melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya, sedangkan transaksi melalui RTGS mengalami pertumbuhan
yang positif.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai
5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai antara
perbankan di Kalimantan Timur
dengan Kantor Bank Indonesia
Samarinda dan Balikpapan, pada
triwulan III-2010 mencapai Rp
7.517 milyar atau mengalami
pertumbuhan yang relatif tajam
sebesar 160,88% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Transaksi ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan II-2010 yang
mengalami penurunan 10,42%(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
perkembangan transaksi tunai di Kaltim Triwulan III-2010 mengalami peningkatan
sebesar 363,43% (qtq).
Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang
yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 6.606
milyar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 153,17%
(y-o-y). Sedangkan uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan
mencapai Rp 910 milyar atau naik sebesar 234,82% (y-o-y). Secara keseluruhan,
BAB V
-100%
0%
100%
200%
-
2,000
4,000
6,000
8,000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III
2008 2009 2010
(Rp Milyar) Outflow Inflow Growth (yoy)
Grafik 5.1 Peredaran Uang Kartal di Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
49
pada triwulan III-2010, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang
keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk), yaitu sebesar Rp
5.696 milyar.
Dari jumlah uang kartal yang
masuk ke kas Bank Indonesia di
wilayah Kalimantan Timur, terdapat
uang kartal yang masuk dalam
kategori Uang Tidak Layak Edar
(UTLE), yaitu uang yang menurut
klasifikasi Bank Indonesia sudah
tidak layak untuk menjadi alat
pembayaran karena mengalami
kelusuhan atau rusak. Jenis uang
yang termasuk dalam UTLE tersebut
kemudian masuk dalam klasifikasi
untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak
Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada
triwulan III-2010 mencapai Rp 365 milyar atau mengalami pertumbuhan sebesar
209,49% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2010. Sedangkan secara triwulanan,
jumlah PTTB ini mengalami pertumbuhan sebesar 118,59%.
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring
Transaksi Kliring di Wilayah
Kalimantan Timur pada Triwulan III-
2010 mencapai Rp 4.755 milyar, bila
dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya mengalami
pertumbuhan 7,94% (yoy).Volume
transaksi pada triwulan III-2010 yang
mencapai 182,761 bilyet
dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun 2009 mengalami
pertumbuhan transaksi sebesar
0,39% (yoy), namun apabila
dibandingkan pada triwulan sebelumnya volume transaksi kliring di Kaltim pada
triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 2,13% (qtq).
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS
Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan Timur pada
Triwulan III 2010 mencapai Rp. 45.603 miliar dengan Volume 47.135 transaksi atau
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
0
100
200
300
400
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III
2008 2009 2010
(Rp Milyar) PTTB Growth (yoy)
Grafik 5.2 Perkembangan PTTB Sumber: Bank Indonesia
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
3,600
4,000
4,400
4,800
5,200
QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV QI QII QIII
2008 2009 2010
(Rp Mi lyar) Nilai Growth yoy
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
50
mengalami pertumbuhan sebesar 29,58% (yoy) dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS periode berjalan dipengaruhi
oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 34,07%, dan
pertumbuhan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang mengalami peningkatan sebesar
24,92%. Secara volume, transaksi RTGS pada Triwulan III-2010 mengalami
penurunan sebesar 7,87% (yoy), meskipun volume transaksi keluar dari Kaltim
mengalami peningkatan sebesar 0,50%. Penurunan volume transaksi RTGS pada
periode berjalan dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim
sebesar 13,30%.
Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III 2010 mengalami
peningkatan sebesar 11,43%. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang
masuk ke Kaltim sebesar 7,99% dan Nilai transaksi keluar Kaltim sebesar 15,53%.
Volume transaksi RTGS pada triwulan berjalan dibandingkan pada triwulan II 2010
mengalami penurunan 25,52%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi
yang masuk ke Kaltim sebesar 26,62% dan penurunan volume transaksi keluar Kaltim
sebesar 24,01%.
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim (Rp milyar)
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
51
Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, di wilayah
kerja KBI Samarinda pada periode Triwulan III 2010 mencapai Rp. 33.110 milyar atau
tumbuh sebesar 25.95% (yoy) dibandingkan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Sementara nilai transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Balikpapan tercatat sebesar
Rp.12.493 milyar atau mengalami peningkatan 40.30% (yoy) dibandingkan triwulan yang
sama tahun sebelumnya.
Grafik 5.5 Perkembangan RTGS per Wilker KBI
Sumber: Bank Indonesia
52
PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Perkembangan jumlah penduduk usia di atas 15 tahun di Kaltim sampai dengan
September 2010 mencapai 2.307.357 orang atau mengalami peningkatan sebesar 5,00%
(yoy) dibandingkan posisi tahun 2009. Jumlah angkatan kerja dari penduduk berusia diatas
15 tahun tersebut berjumlah 1.460.996 orang, atau turun sebesar 2,79% dari posisi tahun
2009, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 63.32% atau sedikit menurun
dari periode sebelumnya yang sebesar 66,53%. Jumlah pengangguran di Kaltim mengalami
penurunan sebesar 11,11% menjadi 158.224 orang, dan Tingkat Pengangguran Setengah
Terbuka mengalami penurunan 2% dari 12% menjadi 10% (Tabel 6.1) .
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Kaltim
2008 2009 2010* SATUAN
2 3 4 5
2,103,859 2,197,509 2,307,357 Orang
1,335,071 1,502,875 1,460,996 Orang
1,168,047 1,324,878 1,302,772 Orang
167,024 177,997 158,224 Orang
13 12 10 Orang
31,576 4,912 114 Orang
3,233 502 438 Orang
Laki-laki 2,591 392 323 Orang
Perempuan 642 110 115 Orang
Anak-anak - - - Orang
9,342 1,023 Orang
22,234 3,889 Orang
67 293 Orang
- - Orang
758 715 Orang
1,209,870 1,327,108 1,435,374 Orang
889,654 955,000 1,200,000 Orang
Kasus PHK
Orang terkena PHK
Rata-rata kebutuhan Hidup Minimum
Rata-rata upah Minimum Regional
Pengangguran Setengah Terbuka (%)
TKI d i Luar Negeri
Data Deportasi Luar Negeri
Tenaga Kerja Wanita
Tenaga Kerja Pria
PHK/Kasus
JENIS DATA
1
Penduduk 15 Tahun Keatas
Angkatan Kerja
Kesempatan Kerja
Jumlah Pengangguran*
* Posisi September 2010
Sumber : Disnakertrans Kalimantan Timur Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 di Kaltim, diperoleh hasil pada seluruh
kabupaten dan kota memiliki jumlah sex ratio laki-laki yang lebih banyak daripada
perempuan (Tabel 6.2). Tingginya sex ratio laki-laki tersebut merupakan indikasi bahwa
Kaltim merupakan tujuan migrasi penduduk dari luar Kaltim. Pada umumnya sex ratio
berhubungan dengan tingkat urban suatu wilayah, dimana semakin menarik suatu wilayah
BAB VI
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah
53
dijadikan suatu tujuan urbanisasi, maka semakin banyak proporsi penduduk laki-laki di
wilayah tersebut dibandingkan penduduk perempuan. Dengan tingginya sex ratio laki-laki
hasil sensus penduduk 2010, menunjukkan Kaltim masih menjadi tempat yang cukup
menarik untuk mencari pekerjaan. Hal ini didukung oleh perkembangan sektor
pertambangan Batubara dan perkebunan Kelapa Sawit. Selain itu berjalannya otonomi
daerah di Kaltim membuka peluang bagi penduduk antar kab/kota lainnya di Kaltim untuk
mengisi kesempatan kerja yang diperkirakan masih terbuka.
Tabel 6.2 Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010
Laki-Laki Perempuan Total L P
1 Berau 96,708 82,736 179,444 116.89 100 4.30
2 Bontang 72,834 67,953 140,787 107.00 100 3.52
3 Balikpapan 289,560 269,636 559,196 107.00 100 3.20
4 Bulungan 60,422 52,623 113,045 114.82 100 4.09
5 Kutai Timur 137,882 115,965 253,847 119.00 100 5.70
6 Kutai Barat 87,782 78,152 165,934 112.00 100 2.01
7 Kutai Kartanegara 329,992 296,294 626,286 111.37 100 1.47
8 Malinau 33,660 28,763 62,423 114.00 100 5.47
9 Nunukan 75,247 65,595 140,842 114.00 100 5.87
10 Penajam Paser Utara 74,705 67,988 142,693 110.00 100 2.66
11 Samarinda 376,238 349,985 726,223 107.50 100 3.36
12 Tarakan 101,464 91,605 193,069 111.00 100 6.50
No Kab/KotaPertumbuhan Rata-rata per tahun 2000-2010 (%)
Jumlah Penduduk Sex Ratio
Sumber : Hasil Sensus 2010 BPS Kaltim
Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) kondisi
ketenagakerjaan di Kaltim menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Indikasi ini terlihat
dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami sedikit penurunan dari Rp 11,95 milyar
pada triwulan III-2009 menjadi Rp 11,74 milyar pada triwulan III-2010 atau mengalami
penurunan sekitar 1,73% (yoy) (Grafik 6.1).
-100
0
100
200
300
0
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
I II III IV I II III IV I II III
2008 2009 2010
(%)(Rp. Juta)JHT yoy
Grafik 6.1 Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek
Sumber : PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda
Prospek perekonomian Daerah
54
6.2 Kesejahteraan Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kaltim, meningkatnya jumlah penduduk,
angka melek huruf dan tingginya kesempatan kerja di Kaltim menjadikan Kaltim sebagai
salah satu tujuan para pencari kerja. Upah minimum Provinsi Kaltim di Tahun 2010 sebesar
Rp. 1.002.000,- telah disetujui oleh dewan pengupahan Kaltim naik menjadi Rp. 1.084.000,-
pada tahun 2011. Dengan peningkatan UMP yang akan diikuti oleh peningkatan Upah
Minimum Sektoral memberi harapan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim,
dan akan mendukung peningkatan daya beli masyarakat. Meskipun UMP tersebut
diperkirakan masih jauh untuk menutup biaya hidup di Kaltim tahun 2009 diatas Rp.
3.703.716,- (rata-rata di kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan), diharapkan akan
mampu mengurangi tingkat kemiskinan Kaltim. Program-program dukungan pemerintah
Provinsi, Kabupaten/Kota antara lain Jamkesmas, Raskin, Tunjangan Melahirkan, Tunjangan
Kematian, Bantuan Operasional Sekolah, program beasiswa, dsb, diharapkan dapat
meminimalkan gap antara tingkat penghasilan masyarakat Kaltim dan Tingkat kebutuhan
biaya hidup minimal di Kaltim .
Kondisi kesejahteraan masyarakat Kaltim pada triwulan III 2010 mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan adanya peningkatan penghasilan masyarakat saat ini.
Kondisi tersebut tercermin dari indeks penghasilan saat ini yang sedikit meningkat sebesar
dari 145,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi 147 (Oktober 2010), begitu juga dengan
tingkat ekspektasi penghasilan yang meningkat dari 155,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi
156 (Oktober 2010) (Grafik 6.2). Penghasilan masyarakat yang meningkat didukung oleh
inflasi yang terkendali sehingga memberikan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi
ekonomi Kaltim yang positif dan meningkatnya ekspektasi penghasilan ke depan untuk
meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat.
0
40
80
120
160
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2008 2009 2010
Penghasilan Saat Ini Ekspektasi Penghasilan
Grafik 6.2 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
55
PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2010
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara
4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut
dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda
pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di
atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-
komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis (Grafik 7.1),
terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ketersediaan
lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh
perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih
tinggi karena stabilnya permintaan dan harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara
dan minyak mentah di pasar internasional (Grafik 7.2).
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010
diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan
beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung dan kedelai, meskipun
harga gula mengalami peningkatan (Grafik 7.2). Selain itu berdasarkan pemantauan harga
di bulan Oktober, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan Timur, beberapa
komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami
penurunan diantaranya cabe merah besar, bawang merah, daging ayam boiler dan telur
ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain
belanja akhir tahun pemerintah daerah yang mulai meningkat untuk menambah realisasi
BAB IV
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2008 2009 2010
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100
Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi
Konsumen
-
20
40
60
80
100
120
140
160
1 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9
2005 2006 2007 2008 2009 2010
USD minyak (per-barel) batubara (per-mt)
Grafik 7.2 Harga Komoditas Minyak dan Batubara
Prospek perekonomian Daerah
56
APBD dan faktor musiman perayaan beberapa hari besar nasional seperti hari raya Idul
Adha, Natal, dan Tahun Baru yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan
masyarakat, terutama akan menambah laju inflasi pada kelompok bahan makanan dan
kelompok sandang.
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug Se
pOct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug Se
pOct
2009 2010
(mtm)Cabe Merah Besar Minyak Goreng
Tepung Terigu Beras Bengawan
Gula Pasir (DN) Bawang Merah
Grafik 7.4 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug
Sep
Oct
Nov De
cJan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug
Sep
Oct
2009 2010
(mtm)Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi
Grafik 7.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)
0
10
20
30
40
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2005 2006 2007 2008 2009 2010
(USD)
SUGAR CORN SOYB WHEAT
Grafik 7.3 Harga Komoditas Pangan Dunia
56
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
1. Inflasi dan PDRB
Total Q III Q IV Q I Q II Q III
MAKRO EKONOMI
Indeks Harga Konsumen (IHK) 121.65 120.88 121.65 124.54 125.03 129.89
Kota Samarinda 121.60 121.25 121.60 124.12 125.04 129.14
Kota Balikpapan 118.55 117.74 118.55 121.57 122.50 127.57
Kota Tarakan 131.39 129.25 131.39 135.19 132.80 139.74
Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) 4.30 3.90 4.30 5.96 5.84 7.45
Kota Samarinda 4.06 3.69 4.06 4.65 4.99 6.51
Kota Balikpapan 3.60 3.30 3.60 6.21 6.70 8.35
Kota Tarakan 7.21 6.33 7.21 9.73 6.37 8.12
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 105,492.98 26,745 27,271 27,558 27,761 27,864
Pertanian 6,813.05 1,666 1,678 1,957 1,860 1,812
Pertambangan & Penggalian 42,859.74 10,902 11,328 11,343 11,462 11,546
Industri Pengolahan 31,447.28 8,013 7,884 7,794 7,822 7,731
Listrik, gas dan air bersih 337.90 86 87 87 88 90
Bangunan 3,901.43 987 1,025 1,040 1,059 1,073
Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,877.30 2,245 2,335 2,363 2,427 2,495
Pengangkutan dan Komunikasi 5,851.54 1,484 1,525 1,542 1,581 1,623
Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,252.36 824 851 862 882 904
Jasa 2,151.05 539 558 562 572 585
Pertumbuhan PDRB (yoy,%) 2.25 3.07 5.65 7.30 7.57 4.17
Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 9,809.18 2,513.72 2,937.15 2,847.50 3,221.59 3,265.13
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 144,279 39,382 44,379 45,853 45,815 45,398
Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 2,681.45 538.00 374.26 425.99 390.07 394.37
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 655.48 179.26 184.13 260.96 344.30 287.21
2009 2010INDIKATOR
2009
57
2. Perbankan
Total Q III Q IV Q I Q II Q III
PERBANKAN
Bank Umum:
Total Aset (Rp triliun) 53.15 55.68 53.15 60.38 61.81 63.96
DPK (Rp triliun) 43.70 42.95 43.70 46.58 47.83 49.37
Tabungan (Rp triliun) 18.92 16.07 18.92 18.01 18.65 19.60
Giro (Rp triliun) 12.60 12.58 12.60 14.43 13.46 13.31
Deposito (Rp triliun) 12.19 14.30 12.19 14.15 15.72 16.46
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek * 36.42 34.15 36.42 39.81 41.09 46.48
Modal Kerja 17.00 15.79 17.00 18.36 21.10 22.46
Konsumsi 7.89 7.46 7.89 9.17 10.00 10.45
Investasi 11.53 10.90 11.53 12.27 13.86 13.57
LDR 83.34% 79.52% 83.34% 85.46% 85.83% 94.16%
Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 24.98 23.51 24.98 26.30 28.13 30.00
Modal Kerja 10.31 10.25 10.31 9.98 10.68 11.76
Konsumsi 7.99 7.34 7.99 9.07 9.84 10.48
Investasi 6.68 5.92 6.68 6.69 7.62 7.75
LDR 57.15% 54.74% 57.15% 55.27% 58.77% 60.76%
Kredit MKM (Rp triliun)
Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.98 3.93 3.98 3.74 4.03 4.30
Kredit Modal Kerja 0.56 0.58 0.56 0.55 0.54 0.66
Kredit Investasi 0.14 0.12 0.14 0.09 0.10 0.06
Kredit Konsumsi 3.29 3.22 3.29 3.10 3.39 3.58
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun) 5.49 5.09 5.49 6.29 7.06 7.76
Kredit Modal Kerja 1.48 1.55 1.48 1.49 1.53 1.73
Kredit Investasi 0.61 0.57 0.61 0.47 0.52 0.54
Kredit Konsumsi 3.40 2.96 3.40 4.33 5.00 5.49
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun) 6.45 6.30 6.45 6.63 7.18 7.68
Kredit Modal Kerja 4.09 4.04 4.09 4.03 4.36 4.73
Kredit Investasi 1.33 1.33 1.33 1.38 1.57 1.71
Kredit Konsumsi 1.03 0.94 1.03 1.22 1.25 1.24
Total Kredit MKM (Rp triliun) 15.92 15.32 15.92 16.66 18.26 19.74
NPL MKM gross (%) 2.56 3.04 2.56 2.41 2.64 2.64
BPR:
Total Aset (Rp mi liar) 222.44 202.04 222.44 220.48 234.23 239.78
DPK (Rp miliar) 143.46 129.46 143.46 141.98 150.86 152.71
Tabungan 64.67 50.27 64.67 60.29 58.48 54.89
Giro - - - - - -
Deposito 78.79 79.19 78.79 81.69 92.38 97.82
Kredit (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49 166.17
Modal Kerja 83.25 84.52 83.25 85.18 90.51 94.01
Konsumsi 50.40 48.29 50.40 55.44 56.09 54.71
Investasi 14.27 14.22 14.27 14.85 16.89 17.46
Kredit UMKM (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49 166.17
Rasio NPL Gross (%) 18.00 12.87 18.00 19.00 17.62 17.78
LDR 103.12% 113.57% 103.12% 109.50% 108.37% 108.81%
2009 2010INDIKATOR
2009
(*) : Data sampai dengan Agustus 2010
58
3. Sistem Pembayaran
Total Q III Q IV Q I Q II Q III
SISTEM PEMBAYARAN
Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) 10.45 2.88 3.62 1.10 1.62 7.52
Inflow (Rp triliun) 2.31 0.27 0.69 0.66 0.17 0.91
Outflow (Rp triliun) 8.15 2.61 2.93 0.44 1.45 6.606
Pemusnahan Uang (Rp miliar) 491.28 118.00 227.29 233.55 108.39 365.20
Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 138.68 35.19 40.57 33.14 40.92 45.603
Volume Transaksi RTGS (transaksi) 199,592.00 51,162 56,325 59,876 63289 47135
Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.58 0.59 0.68 0.55 0.68 0.76
Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 831.63 853 939 998 1,055 786
Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 1.98 0.35 0.65 0.56 0.53 0.55
Volume Kliring Kredit (transaksi) 170,201.00 31,524 50,187 48,089 45306 44083
Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.01 0.006 0.011 0.01 0.01 0.01
Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 709.17 525 836 801 755 735
Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 18.18 4.56 4.81 4.74 4.89 4.927
Volume Kliring Debet (transaksi) 697,674.00 131,839 188,627 190,841 191,645 187,878
Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.08 0.076 0.080 0.079 0.082 0.082
Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 2,906.98 2,197 3,144 3,181 3,194 3,131
Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.66 0.16 0.18 0.18 0.22 0.15
Volume Kliring Pengembalian 16,309.00 3,218 4,840 5,067 4,910 5117
Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.01 0.003 0.003 0.003 0.004 0.002
Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 271.82 54 81 84 82 85
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.42 0.08 0.11 0.16 0.19 0.134
Volume Tolakan Cek/BG Kosong 12,197.00 2,372 3,767 4,119 3824 4116
Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.01 0.001 0.002 0.003 0.003 0.002
Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 203.28 40 63 69 64 69
2009 2010INDIKATOR
2009