KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERKAIT AKTIVITAS PEMBUATAN
KERAJINAN PAHAT BATU DI DUSUN SIDOHARJO, DESA
TAMANAGUNG, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN
MAGELANG, JAWA TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
MARGARETA RETNO DWI PURWANINGSIH
NIM: 151414105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kasih, karya ini
kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa memberkati dan menyartai setiap
langkahku,
kedua orangtuaku terkasih Bapak Mateus Slamet dan Ibu Theresia Astuti,
Seluruh sanak saudaraku,
Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika yang telah memberikan support
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan
berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua
akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu
sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”
-Pramoedya Ananta Toer
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur”
-Filipi 4:6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Margareta Retno Dwi Purwaningsih. 2019. Kajian Etnomatematika Terkait Aktivitas
Pembuatan Kerajinan Pahat Batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek historis, aspek filosofis pada
kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, untuk mengetahui aspek
fundamental matematis menurut Bishop pada kegiatan pahat batu dan implementasinya
dalam pembelajaran matematika sebagai permasalahan kontekstual.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil
narasumber penelitian terdiri dari perintis kegiatan pahat batu, pemahat batu, pengelola
sanggar, pengusaha batu dan pedagang kerajinan pahat batu. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, dimana peneliti menjadi
instrumen utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal mulanya kegiatan pahat batu berawal
dari keluarga Salim Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagra. Kemudian
bakat dan ketrampilannya diwariskan terus menerus kepada generasinya sehingga
menghasilkan barang-barang kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi sampai saat ini.
Makna lain dibalik kegiatan pahat batu (aspek filosofis) diantaranya kegiatan pahat batu
dijadikan sarana untuk melestarikan kebudayaan leluhur dengan berpegang teguh kepada
nilai-nilai kepercayaan setempat dan juga sebagai wujud ungkapan syukur, masyarakat
menggelar Saparan Merti Dusun. Aspek matematis pada kegiatan pahat batu menurut
Bishop diantaranya; a) Counting meliputi perkiraan (approximation) harga bahan baku,
harga jual patung, penentuan upah pegawai, ketepatan (accuracy), perhitungan
menggunakan jari tangan (finger and body counting) dan menentukan banyaknya pegawai,
b) Locating meliputi jarak (distances), lokasi lingkungan (enviromental location),
penggunaan garis lurus dan garis lengkung (straight and curved lines), bentuk melingkar
(circle) ataupun elips (ellips),pembagian lahan untuk proses produksi, c) Measuring
meliputi kualitas (qualities), perkiraan (estimation) waktu (time), memaksimalkan
luasan(area) atau volume (volume), d) Designing meliputi desain (design), bentuk
(shapes), ukuran besar (large), kecilnya (small), proporsi (proportion), perbandingan
(ratio), pembesaran skala (scale-model enlargements), simetri (simetris), dan nilai
seni/keindahan pada patung (aesthetics), e) Playing meliputi prediksi/berspekulasi
(prediction), melakukan rencana (plans strategies), model (modelling) dan f) Explaining
meliputi penjelasan (explanation) dan simbol (symbol) makna tertentu. Adapun
implementasinya dalam pembelajaran matematika digunakan sebagai pembuatan
permasalahan kontekstual pada tingkat SMP meliputi materi; Operasi Hitung Bilangan
Bulat dan Pecahan, Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Perbandingan,
Aritmetika Sosial, Pola Barisan, Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar
dan Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung.
Kata Kunci : Aspek Matematis, Aspek Filosofis, Etnomatematika, Seni, Kegiatan Pahat
Batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT Margareta Retno Dwi Purwaningsih. 2019. Ethnomathematics Study Related to The Activity of Creating Stone Carving Crafts in Sidoharjo, Tamanagung Village, Muntilan Disctrict, Magelang Regency, Central Java and Its Implementation in Mathematics Learning. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this study was to find out the historical aspects, philosophical aspects of stone carving activities in Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, to find out the fundamental mathematical aspects according to Bishop in stone carving activities and their implementation in mathematics learning as a contextual problem.
The type of this research was a qualitative descriptive study by taking research resources persons consisting of pioneers of stone carving activities, stone carvers, managers of studios, stone entrepreneurs and traders of stone carving crafts. The data collection methods were observations, interviews and documentation in which the researcher acted as the main instrument. The results of the study showed that the beginning of the stone carving activities originated from the family of Salim Joyo Pawiro brothers who worked as jlagra. Then his talents and skills were inherited continuously to his generations to produce handicrafts which have high artistic value up till now. Other meanings behind the stone carving activities (philosophical aspects) including stone carving activities that were used as a mean to preserve ancestral culture by adhering to local belief values and a form of gratitude expression by holding Saparan Merti Dusun. The mathematical aspects of the stone carving activities according to Bishop were (a) Counting: Estimating (approximation) of raw material prices, selling prices of statues, determining employee wages, accuracy, calculations using fingers and body counting and determining the number of employees,(b) Locating: Distance (distances), environmental location (enviromental location), the use of straight lines and curved lines (straight and curved lines), circular shapes (circle) or ellipses (ellipses), division of land for production processes, (c) Measuring: quality (qualities), estimate (estimation) time (time), maximize area (area) or volume (volume), :d) Designing: design (design), shapes (shapes), large (large), small (small), proportion, comparison (scale), scale-model enlargements, symmetry (symmetry), and artistic value / aesthetics, (e) Playing: Prediction, making plans (plans strategies), models ( modeling), and (f) Explaining: Explanation (explanation) and symbols (symbols) of certain meanings. In conclusion, the implementation in mathematics learning process is used to create contextual problems in junior high school level materials including algebra, social arithmetic, area and circumference of squares, number sequence patterns, and geometry. Key words : Mathematical Aspects, Philosophical Aspects, Ethnomatematics, Art, Craft
Carving Stone
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul: “KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERKAIT AKTIVITAS PEMBUATAN
KERAJINAN PAHAT BATU DI DUSUN SIDOHARJO, DESA
TAMANAGUNG, KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG, JAWA
TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang turut terlibat dalam memberikan bantuan, dukungan, doa, serta motivasi
kepada penulis. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo,S.Pd.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito,S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bapak Beni Utomo,M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
4. Bapak Prof.Dr.St.Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini
5. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti,M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selama
menjalani dinamika di bangku perkuliahan
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat
bagi penulis sebagai bekal untuk menjadi seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bruder Yohanes Sarju,SJ.,MM. dan segenap tim Lembaga Kesejahteraan
Mahasiswa yang telah memberikan bantuan materi, motivasi, bimbingan dan
dukungan kepada penulis sebagai mahasiswa penerima beasiswa selama kuliah
di Universitas Sanata Dharma
8. Ibu Titi, Bapak Dulkamid Jayaprana, Bapak Kasrin Endraprayana, Bapak Budi
Felix, Bapak Iwan, Ibu Rita yang telah berkenan menjadi narasumber
9. Bapak Mateus Slamet dan Ibu Theresia Astuti yang telah memberikan
dukungan berupa materil maupun non materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma serta Lucia Ngatini,
Stefanus Purwoko, Maria Sarwi Mitayani yang telah memberikan dukungan
semangat dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai
10. Patricia Josephine B.B.T.N, Yohanna Tito Purnawangsih dan Agape Putri
Glory Kause yang telah menjadi sahabat penulis selama kuliah di Universitas
Sanata Dharma
11. Fransiskus Ivan Gunawan dan Caesar Dwi Hardian yang menjadi teman diskusi
penulis
12. Teman-teman bimbingan Vero, Abi, Hapsari, Gisel, Della yang telah berjuang
bersama dan saling memberikan dukungan
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sangat membangun agar dapat bermanfaat bagi pihak lainnya.
Yogyakarta, 9 Juli 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... vii
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
D. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
E. Penjelasan Istilah ...................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................................ 9
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 27
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 27
B. Narasumber Penelitian ............................................................................................ 27
C. Objek Penelitian ..................................................................................................... 28
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 28
E. Bentuk data ............................................................................................................. 28
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 29
G. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................. 31
H. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 31
I. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian .......... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 33
K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 37
A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................................ 37
B. Deskripsi Letak Geografis Daerah Sidoharjo ......................................................... 38
C. Analisis Aspek Historis, Aspek Filosofis, Aspek Matematis dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Matematika ........................................................................... 40
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 95
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 96
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 96
B. Saran ..................................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 101
LAMPIRAN ................................................................................................................. 104
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 105
Lampiran 2: Surat Keterangan dari Kelurahan ......................................................... 106
Lampiran 3: Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ............................................................. 107
Lampiran 4: Pedoman Wawancara ............................................................................ 109
Lampiran 5: Lembar Validasi Pedoman Wawancara ................................................ 112
Lampiran 6: Transkrip Data N1 ................................................................................. 118
Lampiran 7:Transkrip Data N2 .................................................................................. 119
Lampiran 8: Transkrip Data N3 ................................................................................. 137
Lampiran 9:Transkrip Data N4 .................................................................................. 151
Lampiran 10: Transkrip Data N5 ............................................................................... 153
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Permasalahan Kontekstual pada Kegiatan Pahat
Batu di Sidoharjo ................................................................................ 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. 1. Bagan Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
Gambar 3.8. 1. Komponen dalam analisis data model Miles dan Huberman ................... 32
Gambar 4.2. 1. Peta Desa Tamanagung ............................................................................ 38
Gambar 4.3. 1. Candi Borobudur ...................................................................................... 40
Gambar 4.3. 2. Batu Andesit ............................................................................................. 82
Gambar 4.3. 3. Proses Pemahatan ..................................................................................... 85
Gambar 4.3. 4. Proses Pembuatan Detail Patung .............................................................. 86
Gambar 4.3. 5. Proses Pemolesan ..................................................................................... 87
Gambar 4.3. 6. Proses Pengepakan ................................................................................... 87
Gambar 4.3. 7. Patung Semar ........................................................................................... 91
Gambar 4.3. 8. Proses Pengemasan Patung ..................................................................... 92
Gambar 4.3. 9. Air mancur ............................................................................................... 93
Gambar 4.3. 10. Air Mancur ............................................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.11. 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 36
Tabel 4.2. 1. Pedukuhan Desa Tamanagung ..................................................................... 38
Tabel 4.2. 2. Jumlah Penduduk Desa Tamanagung .......................................................... 39
Tabel 4.3. 1. Karya-Karya Dulkamid Periode 1960-1970 ................................................ 48
Tabel 4.3. 2. Karya-Karya Dulkamid Periode 1970-1980 ................................................ 49
Tabel 4.3. 3. Karya-Karya Dulkamid Periode 1980-1992 ................................................ 50
Tabel 4.3. 4. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Aspek Filosofis .............................. 60
Tabel 4.3. 5. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Harga Bahan Baku ......................... 66
Tabel 4.3. 6. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Harga Bahan Baku ......................... 66
Tabel 4.3. 7. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Harga Jual .................... 67
Tabel 4.3. 8. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Banyaknya Pegawai ...................... 68
Tabel 4.3. 9. Pertanyaan dan Jawaban N5 mengenai Penentuan Upah ............................. 68
Tabel 4.3. 10. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Upah ........................... 69
Tabel 4.3. 11. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Lokasi Pengambilan Batu ............ 70
Tabel 4.3. 12. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Lokasi Pengambilan Batu ............ 70
Tabel 4.3. 13. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Lahan ........................ 71
Tabel 4.3. 14. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Perkiraan Luas Lahan .................. 72
Tabel 4.3. 15. Pertanyaan danJjawaban N3 mengenai Penentuan Kualitas Batu ............. 73
Tabel 4.3. 16. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Penentuan Kualitas Batu ............. 73
Tabel 4.3. 17. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Batu ............... 73
Tabel 4.3. 18. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Paket .............. 74
Tabel 4.3. 19. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Perkiraan Waktu .......................... 75
Tabel 4.3. 20. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Perkiraan Waktu .......................... 75
Tabel 4.3. 21. Pertanyaan dan Jawaban N3 terkait mengenai Penentuan Proporsi ........... 76
Tabel 4.3. 22. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penentuan Proporsi ...................... 76
Tabel 4.3. 23. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penggunaan Sket ......................... 77
Tabel 4.3. 24. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penggunaan Sket ......................... 77
Tabel 4.3. 25. Pertanyaan dan jawaban N2 mengenai Penggunaan Mal .......................... 78
Tabel 4.3. 26. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Pemasaran ...................... 78
Tabel 4.3. 27. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Peningkatan Kualitas ..... 79
Tabel 4.3. 28. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Karyawan .................. 80
Tabel 4.3. 29. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Makna Simbolis ........................... 81
Tabel 4.3. 30. Rangkuman Aspek Fundamental Matematis menurut Bishop pada Kegiatan
Pahat Batu .................................................................................................. 82
Tabel 4.3. 31. Contoh Masalah Kontekstual Matematika pada Kegiatan Pahat Batu yang
Disesuaikan KD pada Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP ...................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan peradaban manusia hingga saat ini, tidak terlepas dari peran
penting matematika. Peranan penting matematika dapat kita lihat mulai dari
zaman Mesir Kuno dimana masyarakat dapat menentukan kembali batas tanah
yang mereka miliki setelah terkena banjir bandang dari sungai Nil, bangsa
Babilonia yang mulai mengenal sistem bilangan untuk menghitung jumlah
ternak yang mereka miliki dan juga perhitungan yang dilakukan berkaitan
dengan ilmu-ilmu perbintangan/astronomi. Sampai saat ini tekhnologi
berkembang sangat pesat dan canggih tak lepas dari peranan matematika.
Beberapa ahli, seperti Carl Friedrich Gauss dalam Hutchinson (1994:i)
mengatakan bahwa “Mathematics is the Queen of Science”, dapat diartikan
bahwa Matematika merupakan Ratunya Ilmu Pengetahuan. Matematika
menjadi landasan perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti dalam bidang
astronomi matematika digunakan untuk memodelkan alam semesta, bidang
teknik informatika penggunaan matematika untuk membahas aplikasi dan
program komputer, bidang kimia untuk menyelesaikan persamaan kimia dan
sebagainya. Tanpa kita sadari, kita banyak menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam
berbagai aspek kehidupan. Disisi lain masih adanya beberapa peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menganggap matematika kurang implementatif dan tidak ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Pandangan seperti ini peneliti peroleh ketika diskusi
dengan peserta didik, pada saat peneliti sedang menjalani masa Program
Pengalaman Lapangan (PPL) periode Juli-Oktober 2018. Peserta didik masih
belum menemukan implementasi/kegunaan dalam mempelajari materi Induksi
Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Adanya anggapan seperti ini salah
satu penyebabnya adalah pembelajaran matematika yang dilakukan oleh
peneliti cenderung konvensional seperti metode pembelajaran yang dilakukan
peneliti hanya diskusi untuk mengerjakan soal-soal latihan dan permasalahan
yang diberikan kurang kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan terlalu
abstrak sehingga peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari matematika
lebih dalam terlebih lagi apa yang dipelajari di sekolah tidak ditemukan oleh
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu adanya suatu inovasi dalam pembelajaran matematika agar
tercipta suatu pembelajaran yang interaktif, menyenangkan dan memotivasi
peserta didik. Adapun pembelajaran matematika yang inovatif dapat dilakukan
melalui pendekatan budaya, atau istilah lainnya adalah Etnomatematika. Gerdes
dalam Budiarto (2016,2) mengartikan Etnomatematika merupakan aktivitas-
aktivitas dan ide-ide matematika, tentang aspek-aspek matematika dari
penomena budaya, tentang unsur-unsur matematika dalam konteks budaya.
Marsigit (2016,23) mengungkapkan istilah ethno menggambarkan
semua hal yang membentuk identitas budaya suatu kelompok, yaitu bahasa,
kode, nilai-nilai, jargon, keyakinan, makanan dan pakaian, kebiasaan dan sifat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sifat fisik. Sedangkan matematika mencakup pandangan yang luas mengenai
aritmetika, mengklasifikasikan, mengurutkan, menyimpulkan, dan modeling.
Etnomatematika, berfungsi untuk mengekspresikan hubungan antara budaya
dan matematika. Dengan demikian, etnomatematika adalah suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah
budaya.
Kebudayaan Indonesia telah tersebar di banyak daerah dan memiliki
bentuk yang beranekaragam seperti rumah adat, pakat adat, bahasa daerah, alat
musik daerah, upacara adat, seni tari tradisional, seni rupa tradisional dan
sebagainya. Seni rupa tradisional meliputi batik, wayang, patung dan
sebagainya. Menurut Kurniawan (2017) Desa Tamanagung merupakan salah
satu kelurahan di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yang memiliki
ciri khas sebagai desa wisata kerajinan pahat batunya yang bersentral di Dusun
Prumpung Sidoharjo. Industri kerajinan pahat batu di Muntilan ini telah
berlangsung sejak tahun 1930. Pada awalnya hanya beberapa warga saja yang
bekerja sebagai jlagra (pemahat batu alam yang pekerjaan sehari-harinya
adalah membuat nisan dari batuan alam) dengan menghasilkan barang seperti
kijing, cowek, umpak, lesung dan sejenisnya. Kemudian usaha ini mulai
berkembang dan menghasilkan produk seni seperti patung Buddha, Gupala,
Ganesha, lampu lampion, Stupa dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut
sudah dipasarkan di pasar lokal, regional, maupun internasional.
Dengan adanya Industri Seni Kerajinan Pahat Batu ini, melibatkan
masyarakat beralih profesi sebagai seniman, pengrajin dan pengusaha. Sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
banyak tenaga kerja yang diserap melalui kegiatan industri seni tersebut.
Penyerapan tenaga kerja disekitar lokasi industri kerajinan batu disebabkan
adanya pewarisan keahlian dalam bidang seni kerajinan pahat batu.
Ketrampilan yang diturunkan secara terus menerus akhirnya melekat pada
kehidupan masyarakat pengrajin di daerah tersebut. Bisa dikatakan bahwa
ketrampilan pengrajin pahat batu di daerah tersebut diperoleh dari warisan para
leluhurnya yang berprofesi sebagai jlagra.
Lokasi industri seni kerajinan pahat batu yang terletak tidak jauh dengan
tempat wisata seperti Candi Borobudur, dan jalan yang menghubungkan lintas
Yogyakarta, Magelang dan Semarang menjadi lokasi strategis untuk
mengembangkan perekonomian warga. Di kanan-kiri jalan Yogyakarta,
Magelang dan Semarang tersebut kita bisa menjumpai aneka ragam hasil karya
seni pahat batu yang dipajang. Lokasinya yang strategis menjadi persinggahan
wisatawan yang akan berkunjung ke Candi Borobudur, baik wisatawan
domestik maupun dari mancanegara. Kegiatan pahat batu di Dusun Prumpung
Sidoharjo ini menjadi salah satu mata pencaharian hidup masyarakat setempat
dan merupakan aset budaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Apabila ditinjau dari aspek matematis, terdapat kaitan antara pembuatan
kerajinan pahat batu di Dusun Sidoharjo dengan aktifitas fundamental
matematis menurut Bishop. Seperti, sebelum pembuatan arca diperlukan suatu
ketrampilan dalam menentukan perbandingan proporsi besarnya kepala arca
dengan lebar badan arca yang akan dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Melalui etnomatematika hal ini dapat dikaji lebih dalam lagi mengenai
unsur budaya yang terdapat pada masyarakat Dusun Sidoharjo yaitu kegiatan
pahat batu dengan ilmu matematika yang telah dipelajari. Selanjutnya dari hasil
penelitian ini akan dikembangkan menjadi permasalahan kontekstual yang
relevan dengan materi matematika tertentu. Sehingga peserta didik dapat
mengamati, menemukan penerapan matematika yang dipelajari di sekolah
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah (aspek historis) dari kegiatan pahat batu di Dusun
Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?
2. Bagaimana aspek-aspek kultural dan filosofis dari kegiatan pahat batu di
Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang?
3. Apa saja aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang terdapat
pada kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?
4. Apa saja materi matematika yang relevan dengan aspek-aspek matematis
pada kegiatan pahat batu dalam pembelajaran matematika sebagai masalah
kontekstual ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah (aspek historis) dari kegiatan pahat batu di Dusun
Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kultural dan filosofis dari kegiatan pahat
batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan,
Kabupaten Magelang
3. Untuk mengetahui aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang
terdapat pada kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
4. Untuk mengetahui materi matematika yang relevan dengan aspek-aspek
matematis pada kegiatan pahat batu dalam pembelajaran matematika
sebagai masalah kontekstual
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya penafsiran yang
kurang tepat, dan supaya tujuan penelitian dapat tercapai, masalah penelitian
dibatasi hanya pada aspek historis, aspek kultural (filosofis), aspek fundamental
matematis pada kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Penelitian ini mengambil lima
narasumber yang berprofesi sebagai perintis kegiatan pahat batu, pemahat batu,
pengelola sanggar pahat batu, pengusaha batu alam dan pedagang kerajinan
pahat batu. Adapun aspek matematis dilihat melalui enam aktivitas fundamental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
matematis menurut Bishop pada setiap aktivitas kegiatan pahat batu yang
dilakukan oleh pengrajin.
E. Penjelasan Istilah
1. Etnomatematika
Etnomatematika merupakan matematika yang dipraktekkan diantara
kelompok budaya yang diidentifikasi dalam kelompok buruh, kelompok
anak-anak usia tertentu, buruh serta anak-anak dari kelas profesional
2. Aktivitas fundamental matematis
Aktivitas fundamental matematis merupakan suatu aktivitas matematika
yang meliputi aktivitas counting (membilang), locating (menentukan
lokasi), measuring (mengukur), designing (merancang), playing (bermain)
dan explaining (menjelaskan)
3. Kerajinan Pahat Batu
Kerajinan pahat batu merupakan jenis kerajinan tangan yang dibuat dengan
cara memahat suatu bahan (batu) sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan
4. Kegiatan Pahat Batu
Kegiatan pahat batu merupakan suatu aktivitas untuk membuat barang
kerajinan pahat batu
5. Sidoharjo
Sidoharjo adalah dusun yang berada di Desa Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang sebagai cikal bakal kegiatan pahat batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi
peserta didik maupun guru dalam bidang pendidikan khususnya
metamatika
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan
permasalahan kontekstual yang diterapkan dalam pembelajaran
matematika
b. Hasil dari penelitian ini dapat menunjukkan contoh penerapan
matematika di dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam budaya
setempat.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan wawasan
kepada masyarakat khususnya Dusun Sidoharjo bahwa ilmu matematika
sudah melekat dalam budaya masyarakat Sidoharjo
d. Hasil penelitian ini dapat memperkenalkan sejarah dan profil Dusun
Sidoharjo sebagai daerah yang masih melestarikan budaya setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kebudayaan
Widagdho (1991:18) mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekreta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal. Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah
sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti
daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dengan
kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan
rasa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kebudayaan secara antopologis di
definisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Tylor dalam Liliweri (2002:4) mendefiniskan kebudayaan sebagai
kumpulan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat-istiadat dan setiap kemampuan lain atau kebiasaan yang
diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya Clifford
Geertz dalam Liliweri (2002:6) mendefinisikan kebudayaan berdasarkan
pandangan Tylor bahwa kebudayaan adalah pola pelbagai makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dikemas dalam simbol-simbol yang secara historis ditularkan, dan
kebudayaan juga adalah sistem konsepsi yang diwariskan melalui ekspresi
simbolik sebagai cara orang mengkomunikasikan, melestarikan, dan
mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap
kehidupan.
Koentjaraningrat dalam Suwarsono (2015:6) mendefiniskan
kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar; beserta keseluruhaan dari hasil budi dan
karyanya itu. Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964:113) kebudayaan
merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Heron dan Barta
dalam Suwarsono (2015:7) mengungkapkan “Culture is viewed as a
group’s or person’s dialect, geographical locale, or views of the world
rather than a restricted view that is solely focused on a group’s artifacts or
a person’s ethnicity”.
Koentjaraningrat dalam Liliweri (2002:6) mengungkapkan 7 unsur
kebudayaan sebagai berikut
a. Sistem religi yang meliputi :
1) sistem kepercayaan
2) sistem nilai dan pandangan hidup
3) komunikasi keagamaan
4) upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi :
1) kekerabatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2) asosiasi dan perkumpulan
3) sistem kenegaraan
4) sistem kesatuan hidup
5) perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
1) flora dan fauna
2) waktu, ruang dan bilangan
3) tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
1) lisan
2) tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
1) seni patung/pahat
2) relief
3) lukis dan gambar
4) rias
5) vokal
6) musik
7) bangunan
8) kesusastraan
9) drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi :
1) berburu dan mengumpulkan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) bercocok tanam
3) peternakan
4) perikanan
5) perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
1) produksi, distribusi, transportasi
2) peralatan komunikasi
3) peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
4) pakaian dan perhiasan
5) tempat berlindung dan perumahan
6) senjata
Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat yang telah disampaikan
sebelumnya bahwa salah satu unsur dari kebudayaan adalah kesenian yang
terdiri dari seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vokal, musik,
bangunan, kesustraan dan drama. Dalam hal ini kegiatan pahat batu di
Sidoharjo merupakan wujud dari kebudayaan karena mengandung unsur
kesenian dan merupakan hasil karya manusia.
2. Kebudayaan Masyarakat Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang
Menurut Sukandar dalam SiagaIndonesia.com (5/2018) Dusun
Sidoharjo yang semula merupakan Dusun Prumpung desa Tamanagung
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang merupakan dusun yang terkenal
sebagai cikal bakal lahirnya industri pahat batu di kecamatan Muntilan.
Pada tahun 1935 warga Dusun Prumpung mulai banyak yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sebagai jlagra. Pada waktu itu kondisi dusun masih sepi, para jlagra
mencari batu andesit di sungai Pabelan yang dekat dengan Dusun
Prumpung. Masyarakat pun mulai memahat batu andesit tersebut untuk
dijadikan bahan bangunan rumah seperti umpak, maupun barang untuk
kebutuhan rumah tangga seperti lumpang, cowek, pipisan jamu, serta kijing.
Tak hanya sampai pada kegiatan tersebut, masyarakat mulai mengamati
bagian-bagian Candi Borobudur yang letaknya tak jauh dengan lokasi
Dusun Sidoharjo. Masyarakat mulai mengamati bagian-bagian candi dari
bentuk utuhnya, relief, arca dan stupanya. Bagi mereka keindahan pahatan-
pahatan batu di candi sangat menarik perhatian dan mengagumkan sehingga
memberikan inspirasi bagi mereka untuk meniru membuatnya. Maka tak
heran sampai saat ini masih banyak warga yang berprofesi sebagai pemahat
batu lantaran ketrampilan yang diturunkan turun-temurun dari orang tua
maupun warga lainnya.
Sejak tahun 1967 masyarakat Dusun Sidoharjo menggelar acara Merti
Dusun pada setiap bulan Sapar. Menurut sesepuh setempat, acara ritual ini
untuk bersih dusun baik secara fisik maupun non fisik, menghormati para
leluhur cikal bakal dusun serta mempererat tali persaudaraan serta
meningkatkan semangat gotong royong para warga.
Dalam ritual Saparan Merti Dusun ini sebagai upaya untuk
membersihkan dusun dan diri pribadi masyarakat dari sifat-sifat negatif
yang dilambangkan dengan melarung sesukera (kotoran) baik yang ada di
dusun tersebut mau pun yang ada dalam diri warga. Sesaji larungan berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
jenang baro-baro (jenang bekatul dengan gula jawa), jenang merah-putih,
jenang merah berpalang jenang putih, jenang putih berpalang jenang merah,
kembang setaman, kinang, rokok dan senthir atau api. Juga ada unsur-unsur
tanah, air, api dan udara yang diambil dari dusun ini.
Rangkaian acara ritual Saparan Merti Dusun diawali dengan membaca
doa tahlil bersama dilanjutkan dengan kirab gunungan Saparan menuju
tempat pagelaran wayang kulit. Acara diakhiri dengan melarung sesukera
dan sesaji larungan di Sungai Pabelan yang berhulu di kaki Gunung Merapi.
3. Etnomatematika
Etnomatematika pertama kali diperkenalkan oleh D’Ambrosio, seorang
matematikawan asal Brazil pada tahun 1977. D’Ambrosio (1985:45)
mengemukakan bahwa etnomatematika merupakan matematika yang
dipraktekkan diantara kelompok budaya yang diidentifikasi dalam
kelompok buruh, kelompok anak-anak usia tertentu, buruh serta anak-anak
dari kelas profesional.
Dalam Rosa dan Orey (2011:53) mengatakan bahwa The term
‘ethnomathematics’ has been used by D’Ambrosio (1985) to mean “the
mathematical practices of identifiable cultural grouphs and may be
regarded as the study of mathematical ideas found in any culture). Pendapat
D’Ambrosio dapat diartikan sebagai penggunaan matematika dari
sekelompok budaya yang dapat diidentifikasi dan dapat dianggap sebagai
suatu studi dari matematika yang ditemukan dalam berbagai budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sunandar (2016:96) mengungkapkan bahwa awalan ethno diartikan
sebagai sesuatu yang sangat luas yang mengacu pada konteks sosial budaya,
termasuk bahasa, jargon, kode, perilaku, mitos dan symbol. Kata dasar
mathema berarti menjelaskan, mengetahui, memahami dan melakukan
kegiatan seperti pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan
dan pemodelan. Akhiran tics berasal dari techne dan bermakna sama seperti
teknik.
Albanese dan Perales (2015:2) mengungkapkan bahwa etnomatematika
merupakan program penelitian dimana yang menjadi fokusnya yaitu pada
hubungan antara matematika dan budaya. Barton dalam Rosa dan Orey
(2011:36) mengungkapkan bahwa etnomatematika sebagai program that
investigates the ways in which different cultural groups comprehend,
articulate, and apply concepts and practices that can be identified as
mathematical practies, yang dapat diartikan etnomatematika merupakan
suatu program penyelidikan terhadap suatu kelompok budaya dalam hal
memahami, mengartikulasi dan mengaplikasi berbagai konsep dan praktik
yang dapat diidentifikasi sebagai kegiatan matematika. Marsigit (2016:23)
menyampaikan bahwa etnomatematika merupakan suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah
budaya dan berfungsi untuk mengekpresikan hubungan antara budaya dan
matematika sehingga dengan kata lain etnomatematika merupakan ilmu
yang mengkaji kebudayaan masyarakat. Shirley dalam Sunandar (2016:97)
berpandangan bahwa etnomatematika merupakan matematika yang timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan
setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran.
Hal ini membuka potensi pedagogis yang mempertimbangkan pengetahuan
para siswa yang diperoleh dari belajar di luar kelas.
Dari pendapat yang telah diungkapkan tersebut dapat kita maknai bahwa
etnomatematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara
matematika dan budaya pada sekelompok masyarakat tertentu.
Suwarsono (2015:9) mengungkapkan hal-hal yang dikaji dalam
etnomatematika meliputi :
a. Lambang-lambang, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-
ketrampilan matematis yang ada pada kelompok-kelompok bangsa,
suku, ataupun kelompok masyarakat lainnya.
b. Perbedaan ataupun kesamaan dalam hal-hal yang bersifat matematis
anatara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat
lainnya dan faktor-faktor yang ada dibelakang perbedaan atau kesamaan
tersebut.
c. Hal-hal yang menarik atau spesifik yang ada pada suatu kelompok atau
beberapa kelompok masyarakat tertentu, misalnya cara berpikir, cara
bersikap, cara berbahasa dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan
matematika.
d. Berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat yang ada kaitannya
dengan matematika, misalnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1) Literasi keuangan (financial literacy) dan kesadaran ekonomi
(economic awareness)
2) Keadilan sosial (social justice)
3) Kesadaran budaya (cultural awareness)
4) Demokrasi (democracy) dan kesadaran politik (political awareness)
5) Hukum (law) yang berlaku di suatu daerah atau negara, dan
kaitannya dengan matematika
Suwarsono (2015:12) mengungkapkan tujuan dari kajian tentang
etnomatematika sebagai berikut :
a. Agar keterkaitan antara matematika dan budaya bisa lebih dipahami,
sehingga persepsi siswa dalam masyarakat tentang matematika menjadi
lebih tepat, dan pembelajaran matematika bisa lebih disesuaikan dengan
konteks budaya siswa dan masyarakat, dan matematika bisa lebih mudah
dipahami karena tidak lagi dipersepsikan sebagai sesuatu yang ‘asing’
oleh siswa dan masyarakat.
b. Agar aplikasi dan manfaat matematika bagi kehidupan siswa dan
masyarakat luas dapat dioptimalkan, sehingga siswa dan masyarakat
memperoleh manfaat yang optimal dari kegiatan belajar matematika.
4. Aktivitas Fundamental Matematis
Menurut Bishop (1988:99) terdapat 6 fundamental mathematical
activities (6 aktivitas dasar matematika) yang terdiri dari counting
(membilang), locating (menentukan lokasi), measuring (mengukur),
designing (merancang), playing (bermain) dan explaining (menjelaskan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berikut penjelasan terhadap enam aktivitas fundamental matematis menurut
Bishop :
a. Counting (Membilang)
Quantifiers (each, some, many, none); Adjectival number names;
Finger and body counting; Tallying; Numbers; Place value; Zero; Base
10; Operations on Numbers; Combinatorics; Accuracy;
Approximation; Erros; Fractions; Decimals; Positive; Negatives;
Infinitely large, small; Limit; Number patterns; Powers; Number
relationships; Arrow diagrams; Algebraic representation; Events;
Probabilities; Frequency representations.
Membilang (Counting) merupakan suatu aktivitas yang meliputi
kuantifikasi/kuantor, nama-nama bilangan, penggunaan jari dan bagian
tubuh untuk menghitung; turus; bilangan; nilai tempat; nol; basis 10;
operasi bilangan; kombinatorik; akurasi; perkiraan; kesalahan dalam
membilang; pecahan; desimal; positif, negatif; besar tidak terhingga,
kecil tidak terhingga; limit; pola bilangan; pangkat; relasi bilangan;
diagram panah; representasi aljabar; kejadian; probabilitas; representasi
frekuensi. Pada awalnya aktivitas counting dalam masyarakat muncul
karena kebutuhan masyarakat untuk membuat catatan berdasarkan harta
kepemilikan mereka seperti perhitungan untuk menghitung jumlah
hewan ternak yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Locating (Menentukan Lokasi)
Prepositions; Route descriptions; Enviromental locations; N.S.E.W
Compass bearings; Up/down; Left/right; Forwards/Backwards;
Journeys (distance); Straight and curved lines; Angle as turning
Rotations; Systems of location; Polar coordinates, 2D/3D coordinates,
Mapping; Latitude / Longitude; Loci; Linkages; Circle; Ellipse; Vector;
Spiral.
Menentukan lokasi (Locating) merupakan suatu aktivitas meliputi
preposisi; pendeskripsian suatu rute/lintasan; lokasi lingkungan; arah
mata angin; atas/bawah; depan/belakang; jarak; garis lurus/ garis
lengkung; sudut sebagai penanda perputaran; sistem lokasi; koordinat
kutub; koordinat 2D/3D; pemetaan; lintang/bujur; tempat kedudukan
(lokus); penghubungan; lingkaran; elips; spiral. Awalnya kegiatan
locating digunakan manusia untuk menentukan dimana tempat yang
cocok untuk berburu.
c. Measuring (Mengukur)
Comparative quantifiers (faster, thinner); Ordering; Qualities;
Development of units (heavy – heaviest – weight); Accuracy of units;
Estimation; Length; Area; Volume; Time; Temperature; Weight;
Conventional units; Standard units; System of units; System of units
(metric); Money; Compound units.
Mengukur (Measuring) merupakan suatu aktivitas seperti pembanding
kuantitas (lebih cepat atau lebih kurus), mengurutkan; kualitas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengembangan dari satuan (bobot berat – terberat); keakuratan satuan;
perkiraan; panjang; luas; volume; waktu; suhu; berat; satuan
konvensional; satuan standar; sistem satuan; uang; satuan majemuk.
Pada mulanya aktivitas ini digunakan untuk membandingkan antara dua
objek kemudian berkembang menjadi banyak objek.
d. Designing (Merancang)
Design; Abstraction; Shape; Form; Aesthetics; Objects compared by
properties of form; Large, small; Similarity; Congruence; Properties of
shapes; Common geometric shapes, figures and solids; Nets; Surfaces;
Tesselations; Symmetry; Proportion; Ratio; Scale-model
Enlargements; Rigidty of shapes.
Merancang (Designing) merupakan aktivitas meliputi rancangan;
abstraksi; bentuk (geometris); estetika; objek dibandingkan dengan sifat
bentuk; besar; kecil; kesebangunan; kekronguenan; sifat-sifat dari
banfun; bentuk geometris umum, gambar dan benda padat; jaringan;
permukaan; pengubinan; simetri; proporsi; perbandingan; pembesaran
skala ; kelakuan dari suatu benda. Aktivitas ini dapat kita amati dalam
kehidupan sekitar kita seperti bentuk atap yang beranekaragam,
bangunan tinggi dan rendah dan sebagainya.
e. Playing (Bermain)
Games; Fun; Puzzles; Paradoxes; Modelling; Imagined reality; Rule-
bound activity; Hypothetical reasoning; Procedures; Plans Strategies;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Cooperative games; Competitive games; Solitaire games; Chance,
prediction.
Bermain (Playing) merupakan aktivitas meliputi pertandingan;
menyenangkan; teka-teki; paradoks; pemodelan; bayangkan kenyataan;
aktivitas terikat aturan; penalaran hipotesis; prosedur; strategi rencana;
permainan kerjasama; permainan kompetitif; permainan solitaire;
kemungkinan; prediksi. Masing-masing budaya memiliki permainan
yang berkembang di masyarakat setempat. Banyak permainan
menggunakan aspek-aspek matematis seperti bentuk bangun datar.
Melalui permainan-permainan tersebut pemain diharapkan memiliki
strategi, dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dan sebagainya.
f. Explaining (Menjelaskan)
Similarities; Classifications; Conventions; Hierarchical classifying of
objects; Story explanations; logical connectivies; Linguistic
explanations; locical arguments, Proofs; Symbolic explanations:
Equation; Inequality; Algorithm; Function; Figural explanations;
Graphs, Diagrams, Charts, Matrices; Mathematical modelling;
Criteria: internal validity, external generalisability.
Menjelaskan (Explaining) merupakan aktivitas meliputi kesamaan
dalam bentuk benda-benda; klasifikasi; klasifikasi yang didasarkan pada
hirarki; penjelasan cerita; logika koneksi (misalnya dan, atau, serta yang
lainnya); penjelasan; argumen logis, pembuktian; penjelasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
simbol-simbol; diagram; grafik; matriks, pemodelan matematika;
kriteria; validitas internal, generalisabilitas ekternal.
5. Kerajinan Pahat Batu Tamanagung
Dalam harian magelang online (8/2013) Desa Tamanagung lebih
tepatnya di Dusun Sidoharjo terkenal sebagai sentra kerajinan Pahat Batu di
Desa Tamanagung. Pada awalnya masyarakat mulai membuat bahan
bangunan seperti umpak dan peralatan rumah tangga lainnya menggunakan
batuan andesit dari Gunung Merapi. Kemudian untuk menambah
perekonomian, warga berusaha mengembangkan ketrampilan yang dimiliki
dengan membuat berbagai kerajinan pahat batu dalam segala model,
misalnya miniatur candi, patung Buddha, Gupala, Ganesha, patung antik
Wisnu dan Siwa, cobek, ulekan, meja kursi batu, lampion, air mancur,
gapura klasik, relief dan sebagainya.
Tak hanya dipasarkan dalam area setempat, masarakat Sidoharjo mulai
memasarkan produknya sampai ke berbagai kota seperti Bandung, Jakarta,
Semarang bahkan diekspor dalam jumlah besar ke Belanda, Austria, Jepang,
Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Chili, Jerman, Eropa dan
lain-lain.
Sampai saat ini perkembangan sanggar pahat batu di desa Tamanagung
mulai bertambah setiap tahunnya. Dari tahun 1960-1970 telah berdiri sekitar
14 sanggar pemahat, kemudian tahun 1970-1980 bertambah menjadi 38
sanggar, dan sekitar 1980-1985 bertambah lagi menjadi 45 sanggar. Hingga
saat ini, sekitar 5 km disepanjang lingkar jalan Muntilan-Borobudur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Magelang terdapat ratusan pemahat dan pengusaha kerajinan pahat batu.
Masing-masing sanggar memiliki perhitungan sendiri dalam memasang
harga produk kerajinan, dan harga masing-masing produk tentunya tidak
sama karena hasilnya pengerjaannya yang berbeda-beda, ada yang halus
dan pula ada yang kurang. Harga ditentukan tergantung pada jenis, ukuran,
dan kualitas sebuah produk dengan harga mulai dari kisaran puluhan ribu
hingga ratusan juta rupiah. Lampion misalnya, harga berkisar antara 100 -
500 ribu rupiah, relief Borobudur per meter persegi dihargai 1 - 1,5 juta
rupiah, patung gupala berukuran 80 cm dijual seharga 1,5 - 2 juta rupiah,
sedangkan yang berukuran 1 meter dihargai sekitar 4 - 5 juta rupiah.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini terkait
dengan pengkajian aktivitas fundamental matematis menurut Bishop meliputi :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018) dalam pembuatan gerabah di
Kasongan yaitu adanya aktivitas Counting (Menghitung) yang terdiri dari
perkiraan (approximation), ketepatan (accuracy) dan kekuatan (power).
Locating (Menentukan Lokasi) terdiri dari pengambilan tanah lokasi
lingkungan (environmental location), penggunaan garis lurus (straight),
bentuk melingkar (circle) ataupun elips (ellips). Measuring (Mengukur)
yang terdiri dari penggunaan perkiraan (estimation), waktu (time), luas
(area), volume (volume), suhu (temperature), pemesanan (ordering).
Designing (Merancang) yang terdiri dari bentuk (shapes), ukuran besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(large), kecilnya (small) gerabah, permukaan (surface) gerabah. Playing
(Bermain) yang terdiri dari penggunaan prediksi (prediction plan strategy),
penggunaan model (modelling). Explaining (Menjelaskan) yang terdiri dari
memberikan penjelasan (explanation), penggunaan simbol (symbol).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati (2017) dalam penentuan aspek-
aspek matematis pada Tradisi Pernikahan di Yogyakarta yaitu adanya
aktivitas Counting : number relationship; Location: enviromental location;
Measuring: estimation, money, conventional units; Designing: similarity,
design; Explaining: Story explanation, symbolic explanations; Playing:
plan strategy. Materi matematika SMP yang diperoleh : Bilangan bulat dan
pecahan, Bentuk aljabar, Persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel, Perbandingan, Transformasi, Bangun datar, Volume benda,
Penyajian data, Statistika, Peluang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hardian (2018) dalam kegiatan pembatikan
di masyarakat Wijirejo diperoleh adanya aktivitas Counting meliputi
penentuan banyaknya kain yang diproduksi, penentuan harga jual batik,
penentuan upah pegawai; Measuring meliputi ukuran luas kain, luas cap,
yang digunakan dalam penentuan banyaknya pengecapan; Playing meliputi
strategi tempat usaha batik dalam menentukan motif yang akan diproduksi;
Locating meliputi penentuan lokasi penyuplai bahan baku untuk pembuatan
batik, lokasi pengecapan, penyantingan, pewarnaan, dan penjemuran;
Designing meliputi pendesainan pola batik hingga pembuatan pola di kain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menjadi batik; Explaining meliputi alasan-alasan dibuatnya suatu pola batik
yang memiliki makna filosofis.
Adapun penelitian yang relevan terkait dengan perkembangan kegiatan
pahat batu dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Sulistyo (2004) dan diperoleh hasil bahwa perkembangan kegiatan pahat
batu yang berada di dusun Tejorwano berasal dari dusun Prumpung yang
kini bernama Sidoharjo. Kegiatan pahat batu tersebut diawali dari keluarga
Salim Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagra, kemudian
bakat tersebut diturunkan kepada putranya yaitu Dulkamid Jayaprana.
Hingga kini usaha tersebut semakin berkembang dan masyarakat dusun
lainnya seperti Tejowarno mulai menekuni kegiatan pahat batu tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Etnomatematika merupakan suatu studi yang mengkaji keterkaitan antara
matematika dan budaya pada masyarakat tertentu. Sedangkan budaya
merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan masyarakat tertentu dan dilakukan
secara terus menurus. Budaya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari
bahkan kita lakukan dan dapat ditemui disekitar kita.
Matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak, kurang kontekstual dan
susah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun terlepas dari anggapan
tersebut justru matematika sangat dekat dengan kehidupan manusia bahkan
membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Melalui enam aktivitas fundamental matematis menurut Bishop akan dikaji
mengenai keterkaitan antara budaya pemahat batu Sidoharjo dengan aspek
matematis. Sehingga melalui penelitian ini diperoleh hasil aspek-aspek
matematis yang terdapat pada pengrajin pahat batu Sidoharjo.
Berikut bagan kerangka berpikir yang peneliti buat :
Budaya
(kerajinan pahat batu merupakan
salah satu wujud budaya)
Matematika
(Materi matematika yang relevan
dengan kegiatan pahat batu)
Beberapa peserta didik masih menganggap matematika
kurang kontekstual. Namun, disi lain matematika
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari
Etnomatematika
(menjadi alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan)
Aspek historis
pada kegiatan
pahat batu
Proses analisis menggunakan enam aktivitas fundamental
matematis Bishop (counting, locating, measuring,
desaigning, playing, explaining)
Aspek filosofis
pada kegiatan
pahat batu
Aspek
matematis pada
kegiatan pahat
batu
Pembuatan
permasalahan
kontekstual
matematika
Kajian etnomatematika terkait aktivitas pembuatan
kerajinan pahat batu di Sidoharjo dan implementasinya
dalam pembelajaran matematika
Gambar 2.3. 1 Bagan Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Proses deskripsi akan dilakukan dengan
memaparkan hasil wawancara dan hasil sumber-sumber dari narasumber serta
peneliti akan melihat aspek-aspek matematis terkait dengan aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan,
Magelang, Jawa Tengah.
Secara khusus penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian etnografi.
Menurut Merriam dalam Suwarsono (2016:5) Penelitian Etnografi merupakan
suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk meneliti budaya yang ada
pada suatu masyarakat tertentu atau suatu kelompok tertentu. Dalam penelitian
ini, akan diteliti budaya pada kelompok pemahat batu di Sidoharjo,
Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
B. Narasumber Penelitian
Adapun dalam penelitian ini mengambil lima narasumber dengan profesi
yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut :
1. Perintis usaha kerajinan pahat batu
2. Pengrajin pahat batu
3. Pengelola Sanggar Linang Sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Pedagang kerajinan pahat batu
5. Pengusaha batu andesit
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini berupa kebudayaan yang berkembang pada masyarakat
Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah serta terkait
dengan aktivitas fundamental matematis yang terdapat dalam pembuatan
kerajinan pahat batu.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di daerah Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa tengah.
2. Waktu pengambilan data
Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari – Juni 2019 dan
pengambilan data dilaksanakan bulan Maret – Mei 2019.
E. Bentuk data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, yang
diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara terhadap narasumber penelitian,
serta dari hasil dokumentasi mengenai proses pembuatan kerajinan pahat batu.
Seperti yang diungkapkan Creswell dalam Gunawan (2013:82) bentuk data
yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan
matematika atau statistik. Namun seperti yang dinyatakan Bogdan dan Taylor
dalam Gunawan (2013:82) bahwa penelitian kualitatif menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku
yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
(utuh).
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Berikut penjelasan
dari masing-masing metode yang digunakan :
1. Observasi langsung
Observasi ini sering juga disebut sebagai observasi partisipatoris yang
pasif. Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan
informal untuk mengamati berbagai kegiatan di Dusun Sidoharjo Desa
Tamanagung Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Observasi langsung dilapangan untuk mengamati proses pembuatan
kerajinan seni pahat batu sehingga akan ditemukan aktivitas fundamental
matematis yang terkandung dalam kegiatan pahat batu serta mengetahui
latar belakang munculnya kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dengan orang yang dapat memberikan informasi kepada peneliti.
Wawancara ini bersifat fleksibel dan terbuka, yakni dengan pertanyaan yang
terdapat dalam kendali wawancara yang mengarah pada kedalaman
informasi yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis
wawancara Semistructure Interview, tidak terlalu ketat namun pertanyaan
yang diajukan semakin mengerucut dan mendalam. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh informasi/pendapat dari narasumber secara terbuka.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis pada arsip, buku-buku tentang pendapat, teori dalil yang
berhubungan dengan masalah peneliti. Metode dokumentasi ini merupakan
metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Sumber
tersebut dapat berupa foto, surat-surat, catatan harian, laporan dan
sebagainya. Data yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam
penelitian.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk menganalisis hasil
wawancara, observasi langsung yang dilakukan agar membantu peneliti
dalam menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen utama yang digunakan untuk memperoleh data pokok sesuai
tujuan utama penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus
divalidasi. Validasi terhadap peneliti meliputi; pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya
(Sugiyono,2011,305). Dalam hal ini peneliti melakukan pencarian literatur
mengenai pengertian dan metode penelitian kualitatif serta pengertian
etnomatematika, aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang akan
digunakan dan wawasan terhadap bidang yang diteliti (kegiatan pahat batu di
Sidoharjo). Kemudian peneliti melakukan observasi kegiatan pahat batu di
Sidoharjo. Selanjutnya peneliti melakukan persiapan yang diperlukan seperti
pengadaan alat (kamera dan voice recorder) yang digunakan untuk
pengambilan data. Peneliti juga menggunakan instrumen bantu yang berupa
pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil validasi
menunjukkan bahwa instrumen bantu penelitian, dapat digunakan dengan
sedikit perbaikan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif antara tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan
penarika kesimpulan atau verifikasi. Untuk memperjelas teknik analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang akan dipergunakan, maka digambarkan dalam diagram alur sebagai
berikut.
1. Reduksi Data
Proses reduksi data yang dilakukan peneliti adalah menelaah data-
data yang diperoleh kemudian membuat rangkuman dari setiap
pertemuan dengan narasumber. Setelah itu peneliti kemudian
melakukan reduksi yaitu dengan cara memilih data atas dasar tingkat
relevansi dan kemudian menyusun data dalam satuan-satuan jenis.
2. Sajian Data
Dalam tahap ini peneliti menyusun data-data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Peneliti juga mengkaitkan fenomena-fenomena yang timbul di
lapangan dengan data-data yang diperoleh dari narasumber.
3. Verifikasi data
Pada langkah ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan, dan
memaknai data-data yang diperoleh. Pemaknaan data dilakukan dengan
pemaknaan secara spesifik, serta menarik kesimpulan.
Data collection Data display
Conclusions:
Drawing/verifying
Data reduction
Gambar 3.8. 1 Komponen dalam analisis data model Miles dan Huberman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
I. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian
Keabsahan data kualitatif menurut Sugiyono (2011) dapat dilakukan dengan
bermacam-macam pengujian kredibilitas. Sugiyono menyebutkan bahwa uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan
member check. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Jenis triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi waktu. Menurut
Sugiyono (2011,371) Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga ditemukan kepastian datanya.
J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Supaya penelitian berjalan dengan efektif dan efisien, maka peneliti
membagi beberapa tahapan penelitian sebagai berikut :
1. Tahap Pra Penelitian
a. Penyusunan rancangan penelitian terkait proposal penelitian yang telah
disetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan tujuan penelitian yang
akan dilakukan peneliti dan dapat dijangkau oleh peneliti. Dusun
Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan Kabupaten
Magelang Jawa Tengah menjadi pilihan peneliti dalam penelitian ini.
c. Mengurus perijinan terkait penelitian yang akan dilakukan. Surat
perijinan ditujukan kepada Kelurahan setempat
d. Menyiapkan instrumen bantu penelitian yang diperlukan seperti
instrumen pedoman wawancara.
e. Pemilihan narasumber yang akan diwawancarai
f. Persiapan perlengkapan penelitian lainnya seperti alat perekam untuk
melakukan wawancara, kamera untuk mendokumentasikan objek
penelitian, serta peralatan pendukung lainnya.
g. Peneliti mempersiapkan diri agar dapat menyesuaikan dengan kondisi
lapangan
2. Tahap Pengumpulan data
a. Tahap pengumpulan data dimulai dengan peneliti melakukan observasi
awal di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Pada saat melakukan observasi
awal peneliti mecatat hal-hal penting yang ditemukan di lokasi serta
mendokumentasikan objek penelitian. Observasi awal dilakukan dengan
mencermati sungguh-sungguh apa yang menjadi tujuan penelitian.
b. Selanjutnya adalah tahap wawancara. Dalam tahap wawancara ini
peneliti tidak hanya menggunakan satu narasumber saja. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
narasumber yang dipilih oleh peneliti diantaranya, perintis kegiatan
pahat batu, pengrajin pahat batu, pedagang kerajinan pahat batu,
pengusaha batu andesit dan pengelola sanggar pahat batu. Pada kegiatan
ini peneliti juga menulis pokok-pokok informasi yang penting dari hasil
wawancara, dengan maksud di akhir wawancara dapat diklarifikasi
kesimpulan yang diperoleh.
c. Untuk memperkuat analisis data maka peneliti melakukan pencarian
terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perkembangan
Dusun Sidoharjo, teknik pembuatan kerajinan pahat batu. Pencarian
dokumen bisa dilakukan di Kelurahan Tamanagung maupun dirumah
perintis kerajinan pahat batu di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
3. Tahap Analisis Data
Berdasarkan data yang telah terkumpul mulai dari hasil observasi, hasil
wawancara, serta hasil dokumentasi selanjutnya peneliti mengolah data
untuk dijadikan suatu kesimpulan terkait dengan tujuan penelitian. Apabila
data yang diperoleh diarasa kurang, peneliti bisa melakukan penelitian
kembali dengan melengkapi bagian-bagian yang kurang. Apabila proses
wawancara dirasa masih kurang bisa dilakukan kembali proses wawancara.
Hal ini dimaksudkan agar peneliti semakin memiliki data yang kuat.
Kegiatan ini juga termasuk dalam proses kebasahan suatu data.
4. Tahap Pembuatan laporan
Dalam penulisan laporan ini, peneliti mengaitkan data yang telah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
di lapangan dengan teori yang terkait dengan topik pembahasan, yaitu aspek
matematis di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Berikut jadwal penelitian yang akan dilakukan selama 5 bulan :
Tabel 3.11. 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan proposal rencana
penelitian √
2 Diskusi proposal √ √
3 Pemilihan lokasi dan perijinan
penelitian √
4 Mempersiapkan instrumen bantu
penelitian √ √
5 Penentuan narasumber √
6 Observasi awal √ √
7
Wawancara dengan narasumber
meliputi, perintis usaha kerajinan
pahat batu, pengrajin pahat batu,
pedagang bahat batu, pengusaha
batu dan pengelola sanggar
√ √
8
Pencarian terhadap dokumen-
dokumen penting perkembangan
Dusun Sidoharjo, Desa
Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah.
√
9 Analisis data √
10
Melakukan penelitian kembali
apabila data yang dibutuhkan
masih kurang. Kegiatan ini bisa
dilakukan dengan uji keabsahan
data
√
11 Membuat draft laporan penelitian √
12 Diskusi draf laporan √
13 Penyempurnaan laporan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum penelitian berlangsung, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan
hal-hal yang dibutuhkan untuk membantu penelitian, diantaranya peneliti
mempersiapkan instrumen bantu penelitian yaitu pedoman wawancara.
Pedoman wawancara ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian. Pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti berkaitan dengan aspek
historis, aspek filosofis dan aspek fundamental matematis Bishop yang terdapat
pada kegiatan pahat batu di masyarakat Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan.
Pedoman wawancara yang telah peneliti siapkan, selanjutnya diserahkan
kepada dosen pembimbing untuk diperiksa. Setelah mendapatkan saran dari
dosen pembimbing, peneliti melakukan validasi instrumen kepada validator
untuk ditinjau kembali pedoman wawancara yang akan digunakan oleh peneliti
sudah dapat menggali aspek historis, aspek filosofis dan aspek fundamental
matematis atau belum. Selanjutnya, setelah peneliti mendapatkan saran
perbaikan, peneliti mempersiapkan alat yang membantu peneliti dalam
pengambilan data seperti kamera untuk mendokumentasikan dan voice recorder
untuk merekam saat proses wawancara berlangsung. Peneliti mulai terjun ke
lapangan dimulai dari bulan Maret 2019 – bulan Mei 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Deskripsi Letak Geografis Daerah Sidoharjo
Desa Tamanagung merupakan sebuah desa yang terletak dalam Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Desa ini terdiri dari 16 Dusun dan
8 RW yang disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2. 1. Pedukuhan Desa Tamanagung
RW Nama Pedukuhan RW Nama Pedukuhan
1. Bakalan Ngrancah
Tegalarum Nglawisan
2. Ponalan
6.
Tejowarno
3. Ngentak Sidoharjo
Jumbleng Dukuh
4. Ketaron 7. Ngadiretno
5. Bludru
8. Ponggol
Kwiran Ngepringan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa Sidoharjo merupakan
nama salah satu Dusun di Desa Tamanagung. Letak Desa Tamanagung dapat
kita lihat dalam peta sebagai berikut :
Gambar 4.2. 1. Peta Desa Tamanagung
(Sumber: Google Maps, 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kelurahan Tamanagung mempunyai luas daerah ± 306,8 𝐻𝑎. Kawasan
desa Tamanagung terletak pada ketinggian 358 𝑚 diatas permukaan air laut.
Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.601 𝑚𝑚 dengan suhu rata-rata 25°∁.
Tingkat kesuburan tanah cukup baik, dimana tanah yang subur seluas
198,903 𝐻𝑎.
Batas wilayah administratif desa Tamanagung meliputi desa Gondosuli di
sebelah utara, desa Sedayu di sebelah timur, desa Keji di sebelah selatan, dan
Sungai Pabelan di sebelah barat. Sedangkan Dusun Sidoharjo sendiri di sebelah
utara berbatasan dengan Dusun Nglawisan, di sebelah timur berbatasan dengan
Dusun Tejowarno, disebelah barat berbatasan dengan Sungai Pabelan dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Dukuh.
Jumlah penduduk Desa Tamanagung mencapai 9.626 jiwa, yang secara
terperinci disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2. 2. Jumlah Penduduk Desa Tamanagung
Jumlah laki-laki 4.889 orang
Jumlah perempuan 4.737 orang
Jumlah total 9.626 orang
Jumlah kepala keluarga 2.734 KK
Kelurahan Tamanagung merupakan daerah industri kerajinan pahat batu.
Tamanagung memiliki banyak sanggar seni pahat batu yang terletak dalam
beberapa Dusun. Desa Tamanagung memiliki salah satu bangunan yang cukup
terkenal yaitu Monumen Bambu Runcing. Monumen bambu runcing ini
didirikan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan dalam
melawan penjajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Analisis Aspek Historis, Aspek Filosofis, Aspek Matematis dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran Matematika
1. Analisis Aspek Historis Pada Kegiatan Pahat Batu
Sejarah Dusun Prumpung atau sekarang berkembang menjadi Dusun
Sidoharjo Tamanagung Muntilan tak terlepas dari sejarah penciptaan Candi
Borobudur. Borobudur merupakan sebuah maha karya hasil cipta manusia
sejak ribuan tahun yang lalu dan kini menjadi bukti bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya-budaya yang telah diwariskan
oleh para leluhur.
Gambar 4.3. 1. Candi Borobudur
(Sumber : Dokumen pribadi)
Candi Borobudur yang berdiri tegak dan penuh pesona ini memiliki jumlah
bilangan misteri yang menyelimuti candi ini. Sejarah hanya mencatat Candi
Borobudur dibangun pada masa kejayaan Dinasti Sylendra sekitar abad ke 8
Masehi. Candi Borobudur ini memiliki tinggi lebih dari 30 meter dan panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
alas 120 meter. Bagian tubuh Candi dihiasi lebih dari 500 buah patung serta
sekitar 1.500 panel relief seluas sekitar 2.500 𝑚2 (sumber : dokumentasi video
narasumber).
Candi Borobudur menyimpan misteri pada sosok bangunannya dan juga
proses pembangunan candi tersebut. Pada saat Candi Borobudur dibangun,
tekhnologi yang digunakan untuk memindahkan, memotong dan
membentuk relief masih sangat sederhana. Maka diperlukan banyak waktu
dan tenaga untuk membangun candi tersebut. Masyarakat Prumpung
Sidoharjo meyakini bahwa batuan yang digunakan untuk membangun
Candi Borobudur memiliki bentuk dan karakteristik yang sama dengan
batuan andesit dari kaki lereng gunung Merapi. Letak pengambilan batu
yang cukup jauh dengan lokasi pembangunan candi menjadi gambaran
betapa ramainya suasana pada saat Candi Borobudur dibangun. Inilah
imajinasi masyarakat Dusun Prumpung Sidoharjo yang memiliki cara
tersendiri untuk menceritakan sejarah keberadaan Dusun Prumpung yang
dikenal sebagai daerah cikal bakal kegiatan pahat batu di Muntilan.
Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan dan diketahui oleh N1 yang
mengatakan berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami beliau bahwa
“Saya menggali sedalam 6 meter ternyata dengan luas lingkar 14 meter
saya temukan benda-benda lama yaitu benda besi baja beratnya hanya
setengah kg, bata merah dan juga lempengan piring porselen. Berarti
dibawah monumen sedalam 6 meter ini dimungkinkan abad 8 ke 9 jaman
kejayaan Borobudur di sini sudah ramai. Mungkin karena alam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tertimbun dan sebagainya ternyata menandakan jaman kejayaan Sylendra
waktu pemugaran Candi Borobudur proyek yang besar itu , ini otomatis
mungkin ini satu satunya tempat untuk transit para nenek moyang yang
mengusung dari lereng Merapi ke proyek Candi Borobudur. Saya juga
memastikan bahwa batu alam Gunung Merapi sama dengan Candi
Borobudur, Prambanan dan sebagainya. Berapa puluh ribu manusia
dikerahkan untuk pembangunan candi. Mengapa timbulnya kok di
Prumpung ? Bagi kita yang merintis ini kita merasakan mungkin Borobudur
meninggalkan warisan yang dengan adanya Borobudur di pugar kembali
generasi bangasa Indonesia timbul dan Prumpung ini satu-satunya lokasi
yang dekat timbul satu alamnya generasinya muda dan kebanyakan 70%
tidak melalui akdemis misalkan belajar patung di lain kota, otomatis dari
alam ini. Saya memiliki keyakinan melanjutkan warisan karya nenek
moyang”
Bukan suatu kebetulan apabila komunitas pahat batu di Dusun
Prumpung Sidoharjo terletak tidak jauh dari Gunung Merapi dan Candi
Borobudur. Batuan yang digunakan oleh pemahat batu di Dusun Prumpung
Sidoharjo berasal dari lereng Gunung Merapi dan kualitas karya seni
mereka tak terpaut jauh dari keelokan seni pahat batu yang menghiasi Candi
Borobudur. Apabila secara imajiner ditarik lintasan lurus dari kaki Gunung
Merapi ke arah Candi Borobudur maka Dusun Prumpung akan tepat berada
pada titik tengahnya. Lintasan ini disebut sebagai lintasan sakral yang
dibanggakan dan sekaligus menjadi suatu kebetulan yang unik jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dipandang dari sejarah pembangunan Candi Borobudur dan kisah-kisah
yang berkembang secara turun temurun dalam komunitas pahat batu di
Dusun Prumpung.
Sebagian masyarakat Prumpung Sidoharjo meyakini bahwa batu andesit
yang menjadi bahan pembangunan Candi Borobudur berasal dari Gunung
Merapi dan dusun yang mereka tempati menjadi tempat persinggahan
pekerja, seniman, arsitek pembangun Candi Borobudur. Dalam imajinasi
mereka proses panjang pembangunan Candi Borobudur telah melahirkan
suasana semarak di dusunnya lebih dari 1000 tahun yang lalu. Perilaku
simpatik para pendatang disambut oleh keramah-tamahan masyarakat
pribumi. Suasana kegotong-royongan tercipta dari interaksi sosial yang
sangat dinamis. Sejak saat itulah masyarakat pribumi mulai mengenal seni
memahat batu.
Hasil wawancara dengan N1 diperoleh hasil bahwa kegiatan pahat batu
sudah berlangsung sejak beliau masih kecil. Menurut N1 kegiatan pahat
batu di Prumpung Sidoharjo berawal dari orang tua beliau yang ikut
memugar candi Borobudur pada tahun 1920. Sejarah kegiatan pahat batu di
Prumpung Sidoharjo ini bermula dari keluarga Ramli Wirodikromo dan
Salim Joyo Pawiro yang berprofesi sebagai jlagra (pembahat/penatah batu
sederhana). Menurut Prasetyo (1992) sekitar tahun 1950, desa Prumpung
Tamanagung Muntilan berpenduduk ± 14 kepala keluarga dengan kegiatan
masyarakat sehari-harinya sebanyak 80% sebagai petani dan 20% sebagai
jlagra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada tahun 1930, Salim Joyo Pawiro mendapat pekerjaan ikut memugar
Candi Borobudur dibawah mandor Van Erp, waktu itu memugar di bagian
batu trap candi. Dengan bekal itulah Salim Joyo Pawiro sedikit banyak
memiliki pengetahuan seni memahat batu yang kemudian ditularkan kepada
para teman dan kerabatnya. Selain sebagai pemahat, Salim Joyo Pawiro juga
seorang petani. Dari hasil pernikahannya dengan Nasimah, Salim Joyo
Pawiro dikaruniai 6 orang anak, yaitu 5 laki-laki dan 1 perempuan yakni
Trubus Niti Rejo, Parjo Noto Diharjo, Rebyuk Pawiro Utomo, Rahmad Ali
Rejo, Dullah Marto Utomo dan Dulkamid Jayaprana. Kelima anak laki-laki
Salim Joyo Pawiro ini mewarisi bakat memahat batu. (sumber:Riwayat
Hidup dan Karya-Karya Pematung Batu Dulkamid Jayaprana)
Di sela aktivitasnya mengolah sawah, Salim Joyo Pawiro dan kedua
saudaranya, Wirodikromo dan Mbah Mur mengumpulkan bongkahan-
bongkahan batu dari gunung Merapi yang bertebaran di Sungai Pabelan
kemudian mencoba memanfaatkannya. Waktu itu mereka masih terbilang
sebagai pemahat batu tradisional belum bisa disebut sebagai seniman pahat
batu profesional dengan karya berkelas artistik tinggi seperti saat ini. Hasil
pahatan yang dihasilkan masih sederhana dan terbatas seperti Umpak
(peyangga tiang-tiang rumah), Lesung (tempat menumbuk padi), Lumpang
(tempat penumbuk beras, bumbu-bumbu dapur dan lain sebagainya), Nisan,
Cowek ( tempat penghalus bumbu dapur), Pipisan (tempat penghalus jamu-
jamu tradisional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Salim Joyo Pawiro meninggal dunia pada tahun 1979 bulan Desember.
Generasi Ramli Wirodikromo dan Salim Joyo Pawiro bisa dikatakan
sebagai generasi pertama atau rintisan ke I, sedangkan generasi Dulkamid
Jayaprana merupakan generasi kedua atau rintisan ke II, tepatnya mulai
tahun 1957, karena tahun 1957 ini merupakan mulainya ada bentuk-bentuk
patung. (sumber:Riwayat Hidup dan Karya-Karya Pematung Batu
Dulkamid Jayaprana)
Pada tahun 1955 Dulkamid Jayaprana diminta oleh ayahnya yaitu Salim
Joyo Pawiro untuk pergi ke Candi Borobudur. Salim Joyo Pawiro meminta
kepada putranya untuk melihat-lihat patung maupun relief yang menghiasi
Candi Borobudur dengan berpesan kurang lebih “memegang patung, dan
relief dulu siapa tahu diperbolehkan. Tetapi jangan membuat dulu, cukup
melihat saja”. Kemudian sore harinya Dulkamid Jayaprana dan kedua
saudaranya Kasrin Endraparayana dan Ali Rahmat berjalan kaki menuju
Candi Borobudur.
Jarak tempuh dari Prumpung Sidoharjo ke Candi Borobudur sekitar 13
km. Setibanya di Candi Borobudur Dulkamid Jayaprana dan kedua
saudaranya mengagumi dan mengamati karya nenek moyang tersebut.
Mereka mulai berpikir apakah diperbolehkan membuat patung-patung
seperti patung di Candi Borobudur tersebut. Berawal dari pemikiran
tersebut, mereka memiliki inspirasi untuk membuat patung kepala Buddha
di rumah. Awalnya mereka masih ragu apakah pada nantinya akan berhasil
atau tidak. Bahkan menurut wawancara dengan N2, kira-kira hampir 5 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
beliau harus kembali ke Candi Borobudur lagi untuk mengukur, merekam
dalam ingatan bentuk kepala Buddha. Mengingat pada waktu itu belum ada
teknologi canggih untuk merekam/memotret suatu gambar.
Candi Borobudur menjadi inspirasi bagi Dulkamid Jayaprana dan juga
kedua saudaranya untuk membuat kerajinan pahat batu yang terus menerus
mengalami perkembangan sampai saat ini. Terdapat suatu peristiwa yang
dialami oleh Dulkamid sebagai alasan yang mendasari adanya kegiatan
pahat batu di Prumpung Sidoharjo. Suatu malam bertepatan dengan bulan
Purnama, Dulkamid seolah diberi petunjuk ketika berada di tengah puncak
Candi Borobudur, samar-samar terdengar suara “terusno ... terusno ...
terusno”, mengingat pada waktu itu suasana Candi Borobudur sepi,
Dulkamid belum mengerti makna suara tersebut.
Sepulang dari Candi Borobudur, Dulkamid kemudian membuat patung
kepala Buddha dan setelah jadi, ada seorang Datuk hitam yang berasal dari
Sumatera melihat patung kepala Buddha yang dibuat oleh Dulkamid.
Melihat patung tersebut, sang Datuk senang dan berniat untuk membeli.
Namun karena Dulkamid belum pernah menjual barang, beliau tidak bisa
menentukan harga jual patung tersebut. Sang Datuk hitam membeli patung
kepala Buddha tersebut seharga Rp150,00. Pada waktu itu uang Rp150,00
terbilang sudah banyak sekali. Hal ini membuat Dulkamid senang kemudian
membuat kembali patung-patung lainnya, hingga beliau mulai menyadari
makna wasiat di Candi Borobudur tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pada tahun 1958, Dulkamid mendirikan Sanggar Seni Pahat Batu yang
diberi nama “SANJAYA” di rumahnya. Nama Sanjaya mengingatkan nama
besar Kerajaan Mataram Hindu, sekitar abad 15 silam. Di sanggar inilah
batu besar diukir, laku spiritual dijalani demi mendapatkan karya besar yang
bernilai magis, mitis dan kharismatis. Karya-karya yang dihasilkan seperti
Patung Ganesya Bathara Guru, Syiwa, Durga, Arca Gupolo, Ken Dedes dan
berbagai patung manusia dan hewan. Melalui tekad yang bulat, tekun dan
serius dalam mengembangkan usaha tersebut, satu dua warga mulai
bergabung. Bahkan kabar kepiawaian mereka pun langsung tersebar
kemana-mana. Pesanan pun mulai berdatangan termasuk dari pejabat tinggi
yang ada di Jakarta. Bahkan Presiden Soeharto meminta Dulkamid secara
khusus untuk berkarya dalam melengkapi koleksi Taman Mini Indonesia
Indah yang kala itu masih dalam proses perampungan.
Berikut merupakan karya-karya yang pernah dibuat oleh Dulkamid
Jayaprana (sumber:Riwayat Hidup dan Karya-Karya Pematung Batu
Dulkamid Jayaprana,1992) :
a. Periode tahun 1960 – 1970
Pada tahun 1960 ini, Dulkamid Jayaprana pertama kalinya mendapat
pesanan pekerjaan, yaitu membuat pintu gerbang/gapura dari batu
andesit, berada di sanggar Jendral Gatot Subroto di Ungaran –
Semarang, hingga selesai tahun 1961. Hal ini menjadi suatu
kepercayaan besar yang pertama kalinya diberikan kepada Dulkamid
Jayaprana untuk menangani proyek besar. Dari inilah Dulkamid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menjadi lebih mantap dan percaya diri terhadap hasil karya seni yang
dibuatnya, lebih-lebih setelah selesainya proyek ini. Dulkamid
mendapatkan piagam penghargaan dari Jendral Gatot Subroto, dan
inilah yang lebih membuatnya makin giat berkarya. Bahkan untuk
mengungkapkan perasaan kagumnya, beliau mencoba mencurahkan
gejolak jiwanya untuk membuat patung potret Jendral Gatot Subroto.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kepuasan batinnya.
Berikut merupakan karya-karya Dulkamid pada periode 1960 -1970
yang disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3. 1. Karya-Karya Dulkamid Periode 1960-1970
Tahun Karya yang dihasilkan
1960 – 1961 Membuat pintu gerbang/gapura dari batu Andesit, berada
di sanggar Jendral Gatot Subroto di Ungaran – Semarang
1963 Membuat relief Pangeran Diponegoro dengan ukuran
tinggi 1 meter
1963-1964 Membuat arca-arca motif antik untuk dibawa ke New
York Fair
1965 – 1967 Proyek untuk mengerjakan ukiran tembok makam Sunan
Kalijogo dan ukiran pagar gapura Masjid Agung Demak,
ini semua dikerjakan di Demak
1968 Membuat ukiran batu rai gapura makam keluarga
H.Makruf di Ngembalrejo Kudus
Membuat Pintu Gerbang Bentar/Gapura Bentar
dengan ketinggian 5,5 meter yang berada di
Kebayoran Baru Jakarta
1969 Mendapat pekerjaan berupa relief untuk dipasang di
Kedutaan RI di Jerman Barat
1970 Mendapat pesanan dari Bapak Presiden Soeharto berupa
patung Wisnu Garuda, untuk di pasang di Istana Cendana
Jakarta.
b. Periode tahun 1970 – 1980
Periode ini boleh dikatakan merupakan periode paling banyak
membuat karya-karya seni antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.3. 2. Karya-Karya Dulkamid Periode 1970-1980
Tahun Karya yang dihasilkan
1972 Membuat patung Ken Dedes dengan ukuran tinggi 120 cm
atas dorongan keinginan hati pribadinya untuk berkarya
1973 Membuat pintu gerbang/gapura perbatasan antara Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah, di
Tempel/Salam Magelang. Gapura/pintu gerbang ini
dengan ukuran tinggi 12 meter.
1974 Membuat Pintu Gerbang/Gapura di Kabupaten
Purbalingga, Miniatur Candi Borobudur, dengan
ukuran tinggi 160 cm, untuk dipasang di stan
anjungan Jawa Tengah, di Taman Mini Indonesia
Indah Jakarta
Miniatur Candi Mendut, ukuran tinggi 3,70 meter
dipasang di Taman Mini, juga untuk stan Jawa
Tengah
Miniatur Candi Prambanan dengan ukuran tinggi 2,70
meter ini juga dipasang untuk stan anjungan Jawa
Tengah di Taman Mini Indonesia Indah
Membuat Makara Air Mancur “Ojo Dumeh” dengan
ukuran tinggi 14 meter dan panjang 16 meter, masih
di Taman Mini Indonesia Indah.
1975 Membuat relief kelahiran dan perjuangan Jendral
Sudirman, serta membuat pagar kelir atau pagar keliling
pintu gerbang, ketiganya ini merupakan kesatuan ujud
dari suatu monumen peringatan. Semuanya ini berada di
Rembang – Purbalingga
1976 Membuat Gapura Bima Lukar di Dataran Dieng
Membuat Monumen Perjuangan di Joho,
Banjarnegara
Membuat Gapura/pintu gerbang yang berada di
Kabupaten Pati
1977 Mengerjakan Gapura/pintu gerbang Pesanggrahan Jambe
Pitu di Selok Cilacap
1978 Membuat Monumen Bambu Runcing, ini berada di
Prumpung – Muntilan. Untuk yang ini tidak
semuanya dibuat dari batu, bentuk utamanya yang
berupa Bambu Runcing dibuat dari semen, sedangkan
yang dari batu hanyalah relief-relief hiasan dan
sebagian patungnya
Mengerjakan Prasasti Pertamina di Cilacap, dengan
tinggi 3 meter. Bentuknya dua bongkahan batu yang
besar dan utuh
Membuat relief Candi Borobudur. Relief ini ukuran
tinggi 80 cm dan panjang 220 cm. Relief ini berada di
Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1979 Mengerjakan Plataran Batu untuk makam
Proklamator Bung Karno di Blitar – Jawa Timur
Mengerjakan Gapura/Pintu Gerbang di Klenteng di
Purwokerto
Membuat relung Gapura, Relief Gajah Mada, patung
Buddha, patung Dwarapala di Yogyakarta
Membuat patung Panembahan Senopati, Ki Ageng
Butuh dan Ki Juru Mertani, semua ini berada di
pertapaan Banglampir, Wonosari Gunungkidul
c. Periode tahun 1980 – 1992
Pada periode ini banyak karya-karya yang dihasilkan oleh
Dulkamid, adapun hasil karya beliau disajikan dalam tabel sebagai
berikut
Tabel 4.3. 3. Karya-Karya Dulkamid Periode 1980-1992
Tahun Karya yang dihasilkan
1981 Membuat patung Maria Yesus di Rumah Sakit
Carolus Jakarta
Membuat Makara di halaman Wisma Tamu Negara
Istana Negara Jakarta
1982 Mengerjakan Plataran makam Bung Hatta, khusus dari
batu di Tanah Kusir Jakarta
1984 Membuat patung Dwarapala, pesanan Gubernur Jawa
Tengah H.Ismail, untuk dikirim ke Kedutaan Besar
Republik Indonesia, di Jerman Barat
Membuat patung Dwarapala untuk kantor Kedutaan
Republik Indonesia di London-Inggris
Membuat patung Dwarapala untuk Kantor Kedutaan
Republik Indonesia di Spanyol-Madrid
Membuat patung Buddha dengan ukuran tinggi 150
cm
1985 Membuat patung Batara Kresna di LEMHANAS Jakarta
ukuran tinggi patung 175 cm.
1985 – 1986 Membuat 2 (dua) pintu gerbang / gapura dengan
ukuran tinggi 7 meter
Membuat pagar batu panjang 600 meter
Membuat Plataran batu candi dengan luas 500 𝑚2
Membuat Kala Makara Goa dengan ketinggian 5
meter
Membuat tiruan Candi Gedong Songo dengan ukuran,
panjang 14 m, lebar 12 m, tinggi 14 m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Membuat gapura dengan ukuran tinggi 9 meter berada
di Taman Rekreasi Taman Lele Semarang
Membuat 2 (dua) buah patung Dwarapala untuk
dipasang di halaman Kantor Kotamadya Semarang
Membuat 2 (dua) patung Dwarapala untuk dipasang
di Gedung Batu Wihara Semarang
Membuat 2 (dua) buah gapura dengan ketinggian
maisng-masing 7 meter dan 9 meter, berada di Goa
Kreo Kecamatan Gunung Pati
1987 Membuat patung Dwarapala untuk dipasang di Kantor
Pusat PGRI – Jakarta
1988 Membuat tiruan candi Panataran yang berada di
Lapangan Udara Juanda dan patung Dwarapala gaya
Jatim dengan ukuran tinggi 160 cm
Membuat Gapura/Pintu Gerbang dengan ukuran
tinggi 11 meter dan 9 meter yang berada di jalan
masuk menuju lapangan Udara Juanda Surabaya.
1989 Membuat miniatur Candi Prambanan dengan tinggi 6
meter, berada di Jalan Ampera Raya Jakarta Selatan
Membuat Monumen Palagan di Cangkringan, Sleman
Yogyakarta
1990 Membuat patung Dwarapala 2 buah dengan ukuran tinggi
240 cm dan merupakan pesanan Ibu Tien Soeharto untuk
dibawa ke Jakarta
1991 Membuat relief Ramayana dengan ukuran tinggi 240
cm, panjang 24 meter, ini dibagi dalam 3 episode jadi
tiap episode masing-masing panjangnya 8 meter.
Semua ini dipasang di Hotel Kartika Candra, Jakarta
Mengerjakan Plataran Giri Bangun, Meteseh Karang
Anyar, Surakarta ukurannya 300 𝑚2.
1992 Membuat miniatur Candi Borobudur dengan ukuran
panjang 120 cm lebar 120 cm dan tinggi 40 cm untuk
dikirim ke Sidney Australia
Mengerjakan Taman Senopati di depan Bank
Indonesia yang baru
Mengerjakan Renovasi Makam Giri Bangun, untuk
dibuat plataran yang baru dan ditambah dengan
Gapura/Pintu gerbang sejumlah 12 buah dengan
ukuran masing-masing tinggi 240 cm.
Tahun berjalan, karya patung yang dihasilkan semakin
menunjukkan kelasnya. Tak semata bongkahan batu yang dipahat dan
dibentuk, tapi juga mengalirkan rasa, seni dan unsur kreativitas yang tinggi
yang bisa bersaing dengan karya karya seni dari luar negri. Tengok saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
patung-patung akulturasi yang memadukan gaya Jawa dan Bali, lampion-
lampion batu khas Jepang, patung raja-raja Mesir Kuno, hingga kini karya-
karya Dulkamid sudah memenuhi etalase-etalase seni tanah air dan
mancanegara seperti Patung Jendral Subroto, Monumen Jendral Sudirman
di Rembang Purbalingga, serta Monumen Bambu Runcing di Magelang.
Semula dimata sebagain besar warga Dusun Prumpung, ketekunan Joyo
Pawiro dan saudaranya dianggap sebagai kegiatan yang sia-sia dan tidak
menguntungkan. Hampir tidak ada yang meliriknya. Namun siapa mengira
jika dari keuletan yang mereka lakukan itu menjadi denyut paling awal dari
lahirnya kembali seni memahat batu yang telah lama dianggap sirna dan
secara naluriah telah dibangkitkan lagi oleh Salim Joyo Pawiro bersaudara.
Melihat kesuksesan Dulkamid dan kerabatnya warga Dusun Prumpung
semakin tersadar ada sebuah potensi terpendam dari bongkahan batu di
lereng Gunung Merapi. Akhirnya mereka tergerak untuk belajar dan
menyerap ilmu dari sang maestro Dulkamid. Perlahan dan perlahan hingga
sampai akhirnya setiap Dusun Prumpung terdapat para warga sibuk
memahat batu . Keramaian pun hampir tampak sepanjang hari. Setiap sudut
dan kampung hingga akhirnya nama Dusun ini disebut dengan nama
Prumpung Sidoharjo yang artinya keramaian yang membawa kesejahteraan.
Dusun Prumpung yang letaknya strategis, dekat dengan lokasi obyek
wisata Candi Borobudur, yaitu dengan jarak 13 km dari lokasi obyek wisata
yang dilalui oleh wisatawan baik dosmetik maupun mancanegara yang akan
mengunjungi Candi Borobudur, khususnya yang datang dari arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Yogyakarta. Karena letaknya yang strategis inilah para wisatawan yang
akan berkunjung ke Candi Borobudur atau yang pulang dari Borobudur
setelah sampai di dusun Prumpung ini akan singgah beberapa saat untuk
melihat-lihat ataupun membeli barang-barang souvenir yang ada. Dalam hal
ini dusun Prumpung mempunyai daya tarik tersendiri dalam merangsang
datangnya para pelancong/ wisatawan baik Domestik maupun mancanegara
untuk berkunjung ke dusun Prumpung Sidoharjo, Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis terhadap aspek
historis kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan,
Magelang, Jawa Tengah sebagai berikut :
a. Berkembangnya kegiatan pahat batu di Sidoharjo bermula dari Salim
Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagra. Pada tahun
1930 Salim Joyo Pawiro mendapat pekerjaan ikut memugar Candi
Borobudur dibawah mandor Van Erp. Dengan bekal ketrampilan yang
dimiliki, keluarga ini memahat batu andesit yang berada di Sungai
Pabelan untuk membuat peralatan rumah tangga sederhana seperti
cowek, lesung, umpak, lumpang, dan pipisan.
b. Sekitar tahun 1955 mulai berkembang hasil-hasil pahatan yang
mempunyai nilai seni tinggi seperti adanya kerajinan pahat batu kepala
Buddha, patung kesenian tradisional setempat seperti pentul dan
tembem. Hal ini bermula dari Dulkamid Jayaprana, Kasrin
Endraprayana dan Ali Rahmat yang mendapatkan pesan dari orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tuanya untuk belajar olah pahat dengan menirukan patung-patung yang
berada di Candi Borobudur. Dulkamid bersaudara pun akhirnya mulai
belajar seni memahat dan berhasil membuat patung yang menarik
perhatian seorang Datuk hitam dari Sumatera. Hasil pahatan Dulkamid
bersaudara ternyata mendatangkan berkah melimpah untuk mereka,
semula dari batu andesit yang bertebaran di Sungai Pabelan ternyata
dapat mendatangkan rejeki. Akhirnya mereka mulai menekuni kegiatan
pahat batu dan kabar kepiawaian mereka terdengar dimana-mana.
c. Pada tahun 1958 mulai berdiri adanya Sanggar Sanjaya yang didirikan
oleh Dulkamid Jayaprana. Dari sanggar inilah banyak masyarakat
Prumpung Sidoharjo yang belajar olah pahat dan pesanan pun mulai
banyak berdatangan. Tak hanya kegiatan pahat batu saja yang
berlangsung di Sanggar ini, tetapi laku spiritual juga dijalani oleh
Dulkamid untuk menghasilkan patung-patung yang mempunyai nilai
seni tinggi. Selanjutnya mulai berkembang adanya sanggar-sanggar
seperti Sanggar Sylendra yang didirikan oleh Kasrin Endraprayana dan
sanggar lainnya.
d. Tahun 1960 hasil-hasil kerajinan pahat batu di Prumpung Sidoharjo
mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat seperti adanya
patung potret Jendral Gatot Subroto, pembuatan relief diantaranya relief
Candi Borobudur, gapura untuk perbatasan jalan, patung-patung tokoh
pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, patung Ken Dedes, patung
Gupala, patung Dwarapala dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
e. Adanya nilai lebih dibalik bongkahan batu andesit, menyebabkan warga
mulai beralih profesi sebagai pemahat batu, pedagang kerajinan pahat
batu dan sebagainya. Hingga saat ini di sepanjang jalan Yogyakarta-
Magelang banyak dijumpai para pemahat dan juga pedagang yang
memasarkan barang kerajinan di pinggir jalan. Beberapa warga desa
lainnya juga mulai menekuni usaha pahat batu ini seperti Desa Sedayu,
Desa Keji, Desa Pasehan dan sebagainya. Desa Tamanagung saat ini
sudah memiliki sekitar 45 sanggar pemahat
2. Aspek Filosofis Kegiatan Pahat Batu bagi Masyarakat Prumpung Sidoharjo
Kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo Tamanagung Muntilan menjadi
suatu kebudayaan yang terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi.
Kegiatan pahat batu muncul tidak langsung begitu saja, namun mengalami
proses yang panjang. Bagi masyarakat Dusun Sidoharjo, kegiatan pahat batu
tidak hanya sebatas kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja,
melainkan ada beberapa hal yang menjadi landasan atas berlangsungnya
kegiatan pahat batu dan makna dari kegiatan pahat batu.
Berikut merupakan filosofi dibalik kegiatan pahat batu yang peneliti
tulis melalui sumber literatur video “Menggapai Mustika Batu” dan
sekaligus wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap N2.
Berawal dari tahun 1954 Kasrin Endraprayana yang lebih kerap
dipanggil Kasrin mulai di didik oleh orang tuanya yaitu Wirodikromo yang
pada waktu itu berprofesi sebagai jlagra untuk mengikuti kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dilakukan oleh bapaknya. Wirodikromo menekuni dunia pahat batu hanya
sebagai sambilan untuk mencari tambahan agar kebutuhan hidup dapat
tercukupi di samping kegiatan utamanya adalah bertani.
Suatu kali Kasrin Endraprayana mendapat pesan dari orang tuanya
untuk ikut belajar olah pahat bersama orang tuanya supaya dapat
menemukan mustika batu. Kasrin yang masih kecil masih bingung akan
makna pesan dari bapaknya, kurang lebih makna pesan tersebut seperti ini
“Golekono mustika neng watu, yen wes ketemu kowe bakal biso mabur lan
nyabrang laut”. Demikian wasiat yang diberikan orang tua Kasrin
Endraprayana kepadanya, yang artinya “ Cari dan temukan nilai lebih batu
dan engkau akan bisa terbang dan bisa menyebrangi lautan” .
Setelah mendapat wasiat tersebut Kasrin dengan tekun belajar memahat
dengan orang tuanya sambil mengumpulkan batu suco/batu akik yang
berada di Sungai Pabelan. Pada waktu itu Sungai Pabelan masih terdapat
banyak batu andesit yang besar dan memenuhi sungai. Begitu banyak batu
yang dikumpulkan oleh Kasrin setiap harinya.
Pada suatu malam Kasrin tidak bisa tidur dikarenakan ia merasa lapar,
mengingat pada hari itu hasil jualan orang tuanya belum mendapatkan upah
karena harus ditunda selama dua hari sehingga mereka tidak dapat memasak
untuk keluarganya. Kemudian muncul dalam benak Kasrin rasa penasaran
yang mana dikatakan oleh orang tuanya mengenai mustika batu. Kemudian
olehnya diambil batu-batu kali (sungai) yang telah dikumpulkan untuk
meminta daya kasiat dari batu tersebut. Apabila benar batu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mempunyai kekuatan, Kasrin ingin meminta untuk diberikan makanan.
Namun tak ada reaksi apapun dari batu tersebut.
Pagi harinya Kasrin menemui bapaknya bersama dengan batu-batu yang
ia letakkan dalam besek kemudian dihaturkan kepada bapaknya. Melihat
tingkah laku aneh anaknya, Wirodikromo menanyakan apa maksud dari
Kasrin memberikan batu-batu kali (sungai) tersebut kepadanya. Kasrin pun
menceritakan bahwa ia ingin meminta makanan kepada batu-batu tersebut
namun batu tersebut tidak memberikan daya kasiatnya. Melihat hal tersebut,
bapaknya tertawa dan memberikan pengertian kepada Kasrin bahwasannya
untuk mendapatkan mustika batu tentu bukanlah suatu hal yang mudah. Ada
3 syarat yang harus dilakukan, syarat pertama harus yakin, dua kalinya harus
berani dan tiga kalinya harus tekun. Dengan bekal nasehat dari orang
tuanya, Kasrin mulai menekuni kegiatan pahat batu dan masih belum
menemukan mustika batu tersebut.
Awal mulanya Kasrin menekuni kegiatan pahat batu berawal dari
kesenian tradisional yang berada di sekitar lingkungannya yaitu campur. Di
dalam kesenian tersebut ada pentul dan tembem yang menarik perhatian
Kasrin. Kemudian ia mencoba memahat dengan meniru topeng pentul dan
tembem tersebut dan ternyata berhasil. Setelah topeng dari batu tersebut
selesai dibuat, Kasrin meletakkannya di depan rumah. Beberapa bulan
kemudian ada Datuk hitam lewat di depan rumah dan tertarik dengan patung
buatan Kasrin. Datuk tersebut hendak membeli patung pentul dan tembem,
tetapi Kasrin merasa bingung dengan harga jual patung tersebut dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ia belum pernah berjualan. Maka sang Datuk membeli kedua patung
tersebut seharga Rp300,00 dan uang Rp300,00 terbilang sangat banyak
sekali pada waktu itu.
Setelah itu Kasrin mendapat pesanan kembali dari Datuk hitam tersebut
untuk membuat patung kepala Buddha dalam waktu satu bulan dan dibeli
dengan harga Rp200,00. Sumber inspirasi Kasrin dalam membuat patung
kepala Buddha adalah Candi Borobudur, maka tak heran apabila sampai 5
kali ia harus bolak-balik ke Candi Borobudur untuk melihat, mengamati,
mengukur dan merekam dalam ingatannya bentuk patung kepala Buddha
tersebut. Kemudian pesanan kembali datang lagi bahkan tidak hanya
pesanan lokal, namun pesanan di luar Jawa pun berdatangan, alhasil Kasrin
harus menggunakan transportasi yang cepat dan bahkan perlu menyebrangi
lautan untuk mengantarkan pesanan tersebut.
Beberapa bulan lamanya Kasrin menemukan arti pesan dari bapaknya
mengenai mustika batu bahwa ketiga syarat yang harus dilakukan untuk
menggapai mustika batu yaitu yakin, berani dan tekun ternyata semua itu
ilmiah setelah ia sadar dan mengerti kata-kata tersebut. Dalam arti yakin
mengandung makna bahwa andaikan kita menghadapi suatu pekerjaan apa
saja, kalau bermodal dengan keyakinan akan membuahkan hasil yang
optimis yang bagus dalam arti yakin itu optimis. Syarat kedua kalinya
adalah berani dalam arti berani kita harus berani melawan dirinya sendiri.
Maksudnya adalah ada kalanya ketika orang baru belajar itu godaannya
macam-macam. Misalnya ada bagian patung yang patah, kemudian kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menjadi malas, masih ada beberapa bagian yang kurang kita menjadi malas
dan masih banyak hal-hal lainnya yang membuat kita batal untuk belajar.
Kasrin pun menceritakan bahwa ia perlu belajar banyak lagi dan diperlukan
keberanian untuk melawan ego, malas dan faktor penghambat lainnya.
Syarat ketiga adalah tekun. Makna dari arti tekun yaitu biarpun itu salah,
kita harus coba kembali biar bagaimanapun yang penting kita belajar
dengan tekun sehingga kita bisa sampai di tempat. Sehingga sekarang ini
Kasrin dapat menemukan mustika batu melalui 3 syarat yang diberikan oleh
orang tuanya yaitu yakin, berani dan tekun. Hal ini senantiasa ia wariskan
kepada anak dan generasi muda dalam memulai usahanya di dunia pahat
batu supaya tetap yakin, berani dan tekun dalam menjalani suatu pekerjaan.
Beragam riwayat terus berkembang dalam komunitas tersebut dan
merekalah yang memahami serta menghayati makna kebenarannya.
Terlepas segala bentuk rasionalitas, terkait atau tidak antara fakta dengan
data di lingkungan sekitarnya serta atau tidaknya dalam sejarah formal,
semua bukan menjadikan permasalahan yang penting. Masyarakat
Prumpung Sidoharjo senantiasa terus menerus melestarikan budaya nenek
moyang dengan terus memahat dan senantiasa menciptakan karya-karya
yang mempunyai nilai seni tinggi.
Kegiatan pahat batu semata-mata tidak hanya dipandang sebagai suatu
pekerjaan belaka, namun menurut N2 juga mengatakan bahwa kegiatan
pahat batu merupakan seni “sentuhan rohani”, oleh sebab itu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
membuatnya tidak sembarangan asal memahat, diperlukan sarana olah batin
dan juga olah rasa untuk membuat patung yang memiliki nilai seni tinggi.
Hal ini selaras dengan apa yang pernah dialami oleh N2 ketika mendapat
pesanan dari Kraton Yogyakarta. Beliau mendapat pesanan agar dibuatkan
patung Ki Ageng Pemanahan. Untuk mendapatkan patung tokoh yang
berperan besar dalam sejarah Mataram ini, Kasrin merasa kesulitan, betapa
tidak, melihat wajah dan rupanya saja belum pernah sama sekali apalagi
harus membuat patung seorang tokoh yang berperan dalam dinasti
Mataram.
Tabel 4.3. 4. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Aspek Filosofis
P2015 Apakah terdapat suatu ritual sebelum melakukan kegiatan pahat
batu ?
N2015 Tergantung si pemesan. Saya pernah mendapat pesanan dari
Kraton membuat Panembahan Senopati, Pemanahan dan
lainnya, saya disuruh puasa 3 hari. Tapi puasanya itu nganyep
(tanpa rasa), nganyep itu tidak boleh makan asin, tidak makan
manis ataupun buah nah itu 3 hari. Jadi waktu itu saya memahat
menggunakan pakaian jawa, pakai blangkon, pakai surjan, pakai
jarik. Nah memang saya sendiri agak kagum kenapa saya setelah
menjalankan puasa dan saya ngrepto patung itu seolah-olah
tinuntun (dibantu) jadi mudah sekali. Padahal saya namanya
Panembahan Senopati itu seperti apa, karakternya seperti apa,
lha itu kan raja Jogja. Ya pokonya saya manud saja. Akhirnya
jadi, orang Jogja datang kemudian nyembah dengan patung itu.
P2tam24 Bagaimana bapak bisa membentuk gambar Panembahan
Senopati?
N2tam24 Itu nggak ada gambarnya, tapi saya ya langsung aja, kenapa saya
harus membuat contoh sebagai orang ningrat ini karakternya
seperti apa tapi karena saya dengan menjalankan puasa, sungguh
–sungguh, fokus, ini seolah-olah tinuntun (dituntun). Saya
memahat tek-tek seperti dituntun. Dan begitu jadi, orang-orang
menyembah. Ya semua itu ada suatu keajaiban. Saya pernah
berkali-kali membuat patung yang akan disakralkan itu
menjalankan puasa, puasanya nganyep, nggak makan asin,
nggak makan manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Setelah menjalankan puasa maka hanya dalam waktu beberapa hari
patung pesanan itu selesai tepat waktu, dan hingga kini ditempatkan di
Kembang Lampir, Gunungkidul. Anehnya sejak mendapat orderan dari
Kraton Yogyakarta, pesanan terus mengalir. Tak hanya pesanan dari yang
membutuhkan patung yang memerlukan laku spiritual, banyak pula pesanan
patung biasa untuk sekedar pemanis suasana lingkungan. Pengalaman
serupa juga dialami ketika mendapat pesanan untuk membuatkan patung
Sunan Kalijaga, dan patung Pangeran Diponegoro.
Mulai tahun 1967 masyarakat Dusun Prumpung Sidoharjo menggelar
acara Merti Dusun setiap bulan Sapar, mengikuti anjuran dari orang sepuh
Dusun, Kasrin Endraprayana dan Dulkamid Jayaprana, acara ritual
tradisional ini meliputi bersih dusun dengan cara fisik maupun non fisik
untuk memberikan penghurmatan kepada leluhur sebagai cikal bakal dusun
ini dan lebih merekatkan tali silahturahmi warga dusun sehingga lebih
meningkatkan semangat gotong royong masyarakat. Cikal bakal dusun ini
yaitu Mbah Mustopawiro dan Mbah Endah yang makamnya terletak di
pemakaman umum Dusun Tejowarno.
Dalam kegiatan ritual Saparan Merti Dusun ini supaya membersihkan
dusun dan diri pribadi warga dari sikap-sikap negatif dengan lambang yang
diwujudkan nglarung “sesuket” (rereged) yang ada di dusun tersebut seperti
yang ada dalam diri warga.
Merti Dusun ini artinya mengerti/memberikan hormat/ memperingati
nenek moyang para pendahulu kita. Tujuan diadakan merti Dusun untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tolak bala selama dalam waktu 2 tahun tidak terjadi suatu apapun, semua
diberikan kesehatan, kebahagiaan, rejeki dari segala sesuatunya. Maka dari
itu sebagai wujud ungkapan syukur di Bulan Sapar ini diadakan bersih
dusun dengan melibatkan seluruh warga Prumpung Sidoharjo mulai dari
anak-anak muda sampai orang tua semua terlibat dalam kegiatan tersebut.
Maksud lain diadakannya Merti Dusun di Prumpung Sidoharjo yaitu
yang pertama sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat Sidoharjo atas
limpahan rejeki, kesehatan dan juga kerukunan, ketemtraman masyarakat
Sidoharjo dimana Merti Dusun ini sudah dirintis sejak leluhur terdahulu
kemudian diteruskan oleh generasi-generasi saat ini dan wajib untuk
dipertahankan. Kemudian tujuan lain yaitu sebagai sarana untuk nguri-uri
atau melestarikan budaya adiluhung masyarakat yaitu budaya wayang.
Dimana wayang tersebut merupakan suatu budaya seni asli dari Indonesia
yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga konon katanya wajib untuk
dilestarikan, karena kesenian wayang tersebut mengandung banyak sekali
filosofi dan tuntunan terutama tuntunan agama yang dipercayai dan juga
terdapat unsur-unsur seni yang terkandung di dalamnya meliputi seni rupa,
seni karawitan, dan juga seni perdalangan. Jadi untuk itu sebagai generasi
muda wajib untuk melestarikan kebudayaan wayang tersebut sebelum
diklaim oleh negara lain.
Bentuk kegiatan yang diadakan dalam Merti Dusun diantaranya kirab
dari rumah Dulkamid Jayaprana menuju lokasi pagelaran wayang dengan
harapan membangun jati diri Dusun Sidoharjo supaya ada regenerasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
para pinesepuh kepada anak cucu agar kelak mereka bisa melaksanakan
kebudayaan ini. Karena sangat disayangkan apabila tidak ada generasi yang
meneruskan kebudayaan ini.
Rangkaian acara Saparan terdiri dari doa bersama, tahlilan bersama,
kirab melarung dengan diwujudkan dalam beberapa simbol, diantaranya ada
3 dimensi yang disepakati oleh para tokoh masyarakat. Pertama, unsur
dimensi tanah dengan memiliki dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif.
Nantinya yang dilarung dari sisi negatif. Dimensi kedua adalah air, sama
dengan tanah air juga memiliki sisi negatif dan sisi poritif. Dimensi ketiga
adalah api, nanti dari sisi negatif yang simbolkan dengan obor dan akan
dilarung. Api itu menyimbolkan bisa menerangi tetapi bisa membahayakan.
Lingkungan masyarakat di Tamanagung Muntilan, khususnya di Dusun
Prumpung Sidoharjo, saling berkaitan dengan kehidupan dalam masyarakat.
Dalam hal ini tentunya manusia sebagai individu ataupun kelompok di
dalam menumbuhkan kreativitasnya senantiasa terpengaruh oleh faktor-
faktor alam dan lingkungan.
Dari pengaruh-pengaruh tersebut manusia sebagai anggota masyarakat
dalam hubungan ini dapat memberikan arti terhadap aktivitas yang
dilakukan di lingkungan alam sekelilingnya dan saling memberikan
pengaruh kepada masyarakat lainnya, sehingga dapat memberikan manfaat
terhadap kehidupan masyarakat yang berbudaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari makna filosofis
kegiatan pahat batu di Prumpung, Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan
sebagai berikut :
a. Bagi masyarakat Prumpung Sidoharjo, kegiatan pahat batu bukan
semata-mata sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup saja,
melainkan sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan para
leluhur. Apabila ditengok dari aktivitas pembuatan kerajinan pahat
batu, diperlukan tenaga yang banyak, waktu yang banyak untuk
membuat patung dari batu andesit yang memiliki nilai seni tinggi.
Namun para pemahat senantiasa tetap melakukan dan meneruskan
budaya pahat batu sampai sekarang. Hal ini dilandasi beberapa nilai
yang berkembang di masyarakat Prumpung Sidoharjo. Adapun
nilai-nilai yang mendasari kegiatan pahat batu adalah yakin, berani
dan tekun. Di dalam nilai yakin terkandung makna bahwa suatu
pekerjaan apapun apabila dilandasi dengan keyakinan akan
membuahkan hasil yang optimis. Nilai berani mengandung makna
bahwa segala hal yang menghambat proses belajar harus berani
untuk dilawan. Kemudian makna dari nilai tekun adalah apabila
dalam melakukan suatu pekerjaan terdapat kesalahan, harus dicoba
kembali supaya apa menjadi harapan dapat terwujud.
b. Dalam kegiatan pahat batu, para pemahat masih memegang nilai-
nilai kepercayaan/ nilai agama yang senantiasa dilaksanakan dalam
pembuatan patung. Untuk menghasilkan patung yang mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
nilai magis pemahat harus menjalani laku spiritual dengan
melaksanakan puasa. Hal ini dilakukan sebagai sarana olah batin
agar karakter yang akan dituang dalam bentuk kerajinan pahat batu
dapat sesuai dan memberikan hasil bahwa patung tersebut seolah
nampak hidup. Tidak semua jenis barang kerajinan pahat batu harus
diawali dengan puasa terlebih dahulu seperti lampion, hiasan-hiasan
taman, cowek, dsb. Kerajinan patung seperti patung Raja-raja
Mataram, patung para Sunan, serta patung lainnya yang berperan
besar di jamannya memerlukan sarana olah batin terlebih dahulu
agar dihasilkan patung yang mempunyai nilai seni tinggi dan
sekaligus sebagai sarana ijin pemahat untuk meniru/membuat
karakter tersebut.
c. Masyarakat Prumpung Sidoharjo menggelar kegiatan Merti Dusun
yang dilaksanakan 2 tahun sekali pada bulan Sapar. Hal ini
dimaksudkan sebagai ungkapan syukur masyarakat atas berkat yang
melimpah. Makna dibalik kegiatan Saparan Merti Dusun ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk membersihkan dusun dan pribadi
masyarakat dari sifat-sifat negatif yang dilambangkan dengan
melarung sesukera (kotoran) baik yang ada di Dusun Prumpung
Sidoharjo maupun pada diri warga. Sesaji larungan berupa jenang
baro-baro (jenang bekatul dengan gula jawa), jenang merah-putih,
jenang merah berpalang jenang putih, jenang putih berpalang jenang
merah, kembang setaman, kinang, rokok dan senthir atau api. Unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
lain yang ikut dilarung adalah tanah, air, api yang diambil dari
Dusun Prumpung Sidoharjo.
3. Analisis Aktivitas Fundamental Matematis menurut Bishop pada Kegiatan
Pahat Batu di Sidoharjo
a. Analisis Aktivitas Counting pada Kegiatan Pahat Batu di Masyarakat
Sidoharjo
Pada kegiatan pahat batu di Sidoharjo terdapat beberapa aktivitas
counting, kegiatan pahat batu yang dimaksud seperti, menghitung harga
bahan pokok, menghitung harga jual patung, menentukan banyaknya
pegawai, menentukan upah pegawai. Berikut ini disajikan jawaban
narasumber terkait dengan aktivitas Counting yang terdapat dalam
kegiatan pahat batu.
1) Menghitung harga bahan baku
Tabel 4.3. 5. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Harga Bahan Baku
P4tam08 Bagaimana menentukan harga batu pak ?
N4tam08 Dilihat dari besar kecilnya untuk batang kecil Rp25.000,00
ukuran 30 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚... Batu besar satu bak ini
harganya sekitar beli mobil kurang lebih 40 juta laku,
dengan ukuran jumbo.
Tabel 4.3. 6. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Harga Bahan Baku
P2tam01 Hitungannya per apa pak kalau pesan batu ?
N2tam01 misalnya 1 meter harganya Rp100.000,00 kalau dipecah
jadi 4, seharusnya ¼ itu Rp25.000,00. Itu kalau batu tidak
seperti bisa lebih murah, bisa Rp10.000,00 bisa
Rp15.000,00. Jadi batu itu selisih 5 cm aja harganya sudah
lain. Semakin besar semakin mahal. Semakin kecil
semakin murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Untuk menentukan harga bahan baku yaitu batu andesit,
ukuran batu dan juga jenis batu sangat mempengaruhi harga bahan
pokok tersebut. Semakin kecil ukuran batu maka harga jualnya akan
semakin murah, begitu juga sebaliknya semakin besar ukuran batu
maka harga jual batu tersebut akan mahal. Sebagai contoh untuk
batu berukuran jumbo bisa dibandrol sekitar Rp40.000.000,00
sedangkan batu kecil dengan ukuran 30 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚 seharga
Rp25.000,00. Batu-batu andesit yang besar memerlukan banyak
tenaga untuk mengangkat dari lokasi penambangan menuju lokasi
produksi pembuatan patung. Maka harga jual batu besar tersebut
juga semakin mahal
2) Menghitung harga jual patung
Tabel 4.3. 7. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Harga Jual
P3tam07 Untuk menentukan harga jual patung bagaimana pak ?
N3tam07 Untuk harga relatif, tidak bisa dijadikan patokan di sini,
misal kadang di sebelah sana Rp5.000.000,00, di sini bisa
Rp10.000.000,00, Rp15.000.000,00. Sebab yang namanya
seni itu tidak sama antara satu orang dengan yang lain
beda-beda. Mungkin dari segi anatomi kadang kurang
bagus menyebabkan harga murah. Tetapi kadang jika ada
pesanan dari orang yang tahu anatomi kadang juga harus
mencari pegawai yang bagus juga. Jadi tidak sembarang
asal-asalan.
P3tam12 Semisal patung Gupala ukuran 1 meter, berapa harganya
pak ?
N3tam12 ... misal 1 meter bentuk gupala,kadang ada gupala yang
kurus dan gemuk, misalnya Rp20.000.000,00 namun yang
sana ada yang Rp10.000.000,00 ada yang Rp7.500.000,00.
Kembali pada besar kecilnya. Ini dipengaruhi kualitas batu,
anatomi, bentuk ukiran, masing-masing berpengaruh...
Dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan harga jual
patung beberapa hal dapat mempengaruhi dalam penentuan harga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
seperti bentuk anatomi, ornamen, kualitas batu, ukuran patung dan
juga nilai seni dari patung tersebut. Dalam hal ini harga jual patung
1 meter bisa bervariasi antara pemahat 1 dengan yang lain. Patung
tersebut dijual dengan kisaran harga Rp15.000.000,00-
Rp25.000.000,00
3) Menentukan banyaknya pegawai yang diperlukan dalam proses
produksi patung
Tabel 4.3. 8. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Banyaknya Pegawai
P3tam10 Saat ini anda memiliki berapa pegawai pak ?
N3tam10 Kalau untuk saya hanya 2, tapi untuk adik saya mewakili
Linang Sayang ada sekitar 25 pegawai
P3tam16 Dari pukul berapa sampai pukul berapa pegawai tersebut
bekerja pak ?
N3tam16 Dari jam 8 sampai jam 4.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan N3 dapat
diperoleh hasil bahwa banyaknya pegawai yang bekerja di Sanggar
Linang Sayang sebanyak 25 pekerja. Tentu saja pekerja ini memiliki
spesifikasi khusus atau spesialis tertentu dalam mengerjakan
pembuatan patung.
4) Menentukan upah pegawai
Tabel 4.3. 9. Pertanyaan dan Jawaban N5 mengenai Penentuan Upah
P5tam23 Misal kita memiliki pegawai, sistem penggajiannya
bagaimana Bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
N5tam23 Ya itu permintaan mau borongan atau harian, bedanya
kalau borongan dia mengerjakan pekerjaan seumpama
kijing 1, ah aku borong Rp400.000,00 atau Rp500.000,00
dibikin sejadinya mau dijadikan 2 hari ya Rp400.000,00
atau Rp500.000,00. Kalau harian pekerjaannya
menghitung hari, kalau biar gajinya banyak ya hariannya
tak ulur. Kalau saya, kamu minta harian atau borongan,
kalau pekerjaan harian sekian hari harus selesai. Kalau di
sini minimal Rp50.000,00. Bisa juga saya kasih
Rp100.000,00 harian tapi pekerjaan harus maksimal. Saya
mempekerjakan orang tidak setiap hari kalau sedang punya
proyek saja. Minimal gaji Rp85.000,00 – Rp100.000,00.
Sekian hari sudah harus selesai. Maksimal h-5 sudah jadi
untuk packing dan pengiriman.
Tabel 4.3. 10. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Upah
P3tam20 Sistem penggajiannya apakah borongan atau harian pak ?
N3tam20 Ada yang borongan ada yang harian, tergantung. Kalau
misalnya terdesak dan harus diforsir dan membutuhkan
waktu cepat ya dikerjakan secara borongan. Ada juga
karyawan sendiri yang harian. Kalau sampai mendesak dan
tidak kenal waktu lagi langsung dilembur dan ditambahkan
upah. Mau istirahat ya silahkan tidak ya silahkan pokoknya
borongan harga segini. Misalnya jatuh tempo harus jadi ya
jadi.
P3tam21 Kisaran berapa pak gaji para pegawai ?
N3tam21 Ada yang Rp50.000,00 ada yang Rp100.000,00 tergantung
spesialisnya apa, ada yang mencapai Rp100.000,00 lebih
dan lama tidaknya pegawai tersebut. Ada yang
Rp75.000,00 juga.
Dalam penentuan upah pegawai, para pemahat menyesuaikan
kondisi waktu yang diberikan oleh konsumen untuk menyelesaikan
pesanan. Apabila waktu yang diberikan terlalu mepet maka para
pemahat akan menggunakan sistem borongan untuk proses
pengerjaan patung tersebut. Namun apabila waktu penyelesaian
patung masih lama, maka pemahat akan menerapkan sistem harian
dalam penggajian karyawan. Rata-rata upah yang diterima pegawai
sekitar Rp75.000,00 - Rp100.000,00. Penentuan upah ini tergantung
dengan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal ini terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
aspek matematis yang digunakan oleh para pemahat yaitu
penggunaan konsep perbandingan berbalik nilai dalam menentukan
gaji karyawan.
b. Analisis Aktivitas Locating pada Kegiatan Pahat Bcatu di Masyarakat
Sidoharjo
Adapun aktivitas Locating pada kegiatan pahat batu di masyarakat
Sidoharjo meliputi lokasi pengambilan bahan baku yang dipilih oleh
para pemahat dan pembagian lahan untuk proses produksi.
1) Lokasi pengambilan batu
Tabel 4.3. 11. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Lokasi Pengambilan Batu
P3027 Biasanya batunya diambil darimana pak ?
N3027 Batunya diambil dari lereng Merapi, rata-rata mengambil
batu di lereng Gunung Merapi dan diantar. Kadang kalau di
sini rata-rata di lereng Gunung Merapi kalau bentuk jenis batu
putih itu dari Wonosari, Purwakarta, Jawa Timur dan macem-
macem jenisnya. Kalau yang di Jawa Timur itu cirinya lebih
alot.
Tabel 4.3. 12. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Lokasi Pengambilan Batu
P2041 Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu
pak?
N2041 ...Prosesnya dari batu utuh, kita pesan bahan baku dari
penambangan batu di daerah lereng Gunung Merapi terutama
daerah Dukun karena ada penambang-penambang yang mana
penambang disana membeli artinya itu mengontrak tanah.
Dari kedua narasumber di atas, pengambilan bahan baku
dilakukan di tempat yang sama yaitu di lereng Gunung Merapi. Batu
andesit yang berasal dari Gunung Merapi sangat bagus dan cocok
untuk digunakan dalam proses pembuatan patung. Namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
semua batu dapat digunakan, hanya batuan tertentu yang dapat
digunakan untuk membuat kerajinan pahat batu.
Dahulu pada awalnya masyarakat Sidoharjo mengambil bahan
baku di sekitaran Sungai Pabelan yang dekat dengan pemukiman
warga. Namun karena semakin banyak pemahat maka bahan baku
tersebut sulit di dapatkan. Akhirnya masyarakat harus membeli batu
andesit di lereng Gunung Merapi.
2) Pembagian lahan untuk sirkulasi proses produksi
Tabel 4.3. 13. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Lahan
P3tam Lahan seluas ini digunakan untuk apa saja pak ?
N3tam Macam-macam, untuk menimbun bahan baku diletakkan
paling belakang, kemudian di sebelahnya tempat untuk
pemotongan batu, ada tempat untuk pembuatan relief, tempat
memahat, tempat mencuci patung, tempat packing, tempat
untuk mengasah alat pahat dan juga ruang pamer.
Dari hasil wawancara tersebut, pemilik sanggar memerlukan
lahan yang luas untuk kegiatan proses produksi. Untuk meletakkan
bahan baku diletakkan di bagian belakang karena jumlahnya yang
banyak dan ukuran batu yang bermacam-macam. Sedangkan untuk
sirkulasi kegiatan pahat batu yang meliputi pembuatan relief,
memahat, tempat untuk membersihkan patung yang sudah jadi,
packing diletakkan di bagian tengah. Bagian depan digunakan untuk
ruang pamer dan kantor pemasaran dengan tujuan untuk menarik
minat konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Analisis Aktivitas Measuring pada Kegiatan Pahat Batu di Masyarakat
Sidoharjo
Beberapa aktivitas Measuring pada kegiatan pahat batu di
masyarakat Sidoharjo meliputi menentukan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk membuat patung, memperkirakan luas lahan yang
diperlukan untuk proses produksi, penentuan kualitas batu andesit,
penentuan ukuran batu, penentuan ukuran paket. Adapun hasil
wawancara dan analisis yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut
1) Memperkirakan luas lahan yang diperlukan untuk proses produksi
Tabel 4.3. 14. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Perkiraan Luas Lahan
P3028 Berapa luas lahan yang diperlukan untuk proses produksi
pak ?
N3028 ...ya paling 5 × 5 𝑚2 udah cukup untuk patung, tapi kalau
itu untuk sirkulasi. Kalau untuk menimbun bahan juga harus
luas juga. Kalau buat mengerjakan aja 5 × 5 𝑚2 dan
misalnya 2 × 2 𝑚2 ya tidak masalah kalau hanya 1 yang
dikerjakan...Tergantung kebutuhan tidak harus 5 × 5 𝑚2 ...
Dari hasil wawancara tersebut luas lahan yang diperlukan untuk
kegiatan pahat batu menurut N3 seluas 5 × 5 𝑚2. Namun ukuran ini
tidak menjadi patokan semua pemahat harus menyiapkan lahan 5 ×
5 𝑚2. Lahan yang diperlukan oleh pemahat tergantung kebutuhan
yang akan digunakan oleh pemahat, apabila menginginkan untuk
menimbun bahan baku maka dibutuhkan lahan yang lebih luas.
Perkiraan luas lahan yang dimiliki oleh pemahat penting dilakukan
untuk memperkirakan daya tampung bahan baku supaya tidak
menumpuk di lokasi pembuatan kerajinan pahat batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2) Menentukan kualitas batu andesit
Tabel 4.3. 15. Pertanyaan danJjawaban N3 mengenai Penentuan Kualitas Batu
P3tam13 Bagaimana cara menentukan kualitas batu pak ?
N3tam13 Kualitas batu yang penting rapat dulu dan tidak banyak
pori-porinya,yang jelas, rapet, antep tapi tidak harus padet
banget seperti batu kali (sungai). Karena batu kali (sungai)
berat sekali. Yang jelas pori-pori tidak kelihatan istilahnya
begitu, semakin bagus semakin mahal. Dan setiap orang
pun penjual bahan baku berbeda-beda. Penjual batu balok-
balokan dari Lereng Gunung Merapi, sama-sama penjual
namun harganya berbeda. Jenis batu kan ada yang
bermacem-macem. Ada jenis batu putih, abu-abu, hitam,
merah kan macam-macam.
Tabel 4.3. 16. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Penentuan Kualitas Batu
P4tam09 Adakah pemilihan batu pak untuk khusus patung ?
N4tam09 Ada, tidak bisa batu itu terlalu keras. Dilihat dari porinya
kalau brontok tidak bisa.
Dari hasil wawancara tersebut ciri-ciri batu andesit yang berasal
dari Lereng Gunung Merapi diantaranya memiliki pori-pori
sedikit/rapat, tidak terlalu keras dan padat umumnya merupakan
batu andesit yang bagus digunakan untuk dipahat. Batu andesit yang
terlihat brontok (tidak halus) tidak bisa dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan patung karena mudah patah.
3) Menentukan ukuran batu
Tabel 4.3. 17. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Batu
P3tam27 Berarti untuk penambangan batu itu harus tetap digali ya
pak ?
N3tam27 ...Kadang ya banyak batunya ya bersyukur terus nanti di
kotak-kotak itu dah nanti dijual ada permintaan misal saya
punya batu seperti ini dan masih dalam bentuk bulat tetapi
kalau dibentuk kodok bisa jadi dengan tinggi 1,5 𝑚 ×1,5 𝑚. Ada juga misalnya penambang mempunyai batu
ukuran 1,5 𝑚 × 1,5 𝑚 kemudian pemahat meminta untuk
dikirim padahal batu tersebut masih berbentuk bundar.
Misal ada juga yang menginginkan ukuran 1,70 𝑚 nah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
nanti kan batu tersebut dimaksimalkan bisa. Ya bentuknya
beda-beda ada yang lonjong dsb tidak sama. Para
penambang juga main spekulasi tidak bisa menentukan
apakah tanah yang dikontrak ada batu atau tidak, terkadang
ada tetapi terkadang juga tidak ada...
Dari hasil wawancara tersebut untuk menentukan ukuran batu,
pemahat secara tidak langsung telah menggunakan konsep
memaksimumkan volume atau luasan bangun tertentu. Sebagai
contoh yang telah disebutkan oleh N3 ketika batu yang diperoleh
berbentuk bulat bagaimana caranya batu tersebut bisa
dimaksimalkan sehingga berberbentuk kodok dengan tinggi
1, 5 𝑚 × 1,5 𝑚. Dari bentuk batu yang beranekaragam pemahat
harus pandai dalam menentukan bentuk sket agar mendapatkan
luasan atau volume batu yang maksimal. Selain itu pemahat juga
telah menggunakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran untuk
menentukan bentuk global barang kerajinan.
4) Penentuan ukuran paket
Tabel 4.3. 18. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Paket
P3tam28 Dalam hal, untuk packing bagaimana proses packing Pak ?
N3tam28 Oya, untuk prosesnya pertama seperti ini misalnya patung
ukuran 1,5 m lebar segini dan panjang depan berapa dan
sudah diukur, tetapi nanti tetap dikasih space berapa cm
untuk menaruh. Setiap sudut yang bersinggungan nanti
diberikan spon atau karet. Spon yang digunakan seperti
karet. Setiap sudut digunakan karet supaya tidak goyang
dan patah.
Setelah patung selesai dipahat, maka proses selanjutnya adalah
packing. Dalam proses packing terdapat konsep matematika yang
digunakan dalam menentukan ukuran paket agar patung tersebut
dapat aman saat perjalanan pengiriman. Ukuran paket harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
disesuaikan dengan ukuran patung, apabila ukuran paket terlalu
lebar maka akan menyisakan banyak ruang dan menyebabkan
patung mudah goyang. Pemberian space antara patung dengan
paketnya tidak terlalu melebar dan tidak terlalu menyempit.
5) Memperkirakan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan patung
Tabel 4.3. 19. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Perkiraan Waktu
P3tam17 Semisal ada konsumen yang memesan patung Buddha
dengan ukuran 1 meter, biasanya dikerjakan berapa
pegawai pak ?
N3tam17 Ya tergantung, 2 pegawai juga bisa dan ketika diminta
pesanan orang kan tahu harus seperti ini dengan motif
seperti ini ya sudah hanya dikerjakan 2 pegawai dengan
waktu 1 bulan.
Tabel 4.3. 20. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Perkiraan Waktu
P2044 Biasanya satu patung berapa lama pak untuk proses
pengerjaannya ?
N2044 Ya seperti ini secara manual ya, saya mengerjakan nggak
pakai alat mesin secara manual lebih hidup dan seolah ada
rohnya. Kalau pakai mesin ya lain, itu sekitar 5 bulan. Ya
mungkin nggak sampai tergantung. Dan itu sendiri sampai
matholi. Biasanya yang mengerjakan patung itu dua orang,
yang matholi satu yang mengerjakan bentuk satu. Matholi
itu membuang barang-barang yang tidak digunakan, untuk
meringankan.
Dari hasil wawancara tersebut, banyaknya pegawai yang
diperlukan dalam proses pengerjaan pembuatan patung tergantung
pada ukuran patung yang dibuat. Apabila ukuran patung tidak terlalu
besar, 2 pegawai sudah cukup dengan waktu pengerjaan kurang
lebih 1 bulan. Namun apabila proses pengerjaan pembuatan patung
dilakukan sendiri seperti yang dilakukan oleh N2 maka diperlukan
waktu kurang dari 5 bulan. Tanpa disadari oleh para pemahat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
terdapat aktivitas matematika yang digunakan mereka dalam
menentukan lamanya pengerjaan patung. Aktivitas matematika yang
digunakan adalah penggunaan konsep perbandingan berbalik nilai.
Apabila menginginkan waktu yang cepat dalam penyelesaian
pembuatan patung maka perlu tambahan pegawai.
d. Analisis aktivitas Designing pada Kegiatan Pahat Batu di Masyarakat
Sidoharjo
Aktivitas Designing pada kegiatan pahat batu di masyarakat
Sidoharjo meliputi penggunaan proporsi dalam menentukan ukuran
bagian patung, penggunaan sket untuk menentukan bentuk global
patung dan juga penggunaan mal/cetakan.
1) Penggunaan proporsi dalam menentukan ukuran bagian patung
Tabel 4.3. 21. Pertanyaan dan Jawaban N3 terkait mengenai Penentuan Proporsi
P3042 Bagaimana cara menentukan proporsi bentuk patung agar
menghasilkan bentuk yang sesuai pak ?
P3042 Ya, misal melihat gambar seperti ini, nanti bentuknya seperti
apa ya sudah nanti kita tinggal mahat. Jadi melihat fotonya
biasanya kan pesanan itu seperti ini harus diperbesar kan ada
biasanya ada fotonya dah kepalanya harus segini, jadi skala
ini, perbandingannya misalnya 5 kali atau 10 kali besarnya
jadi diperkecil atau diperbesar, lha itu. Oh kira-kira harus
segini-segini.
Tabel 4.3. 22. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penentuan Proporsi
P2tam14 Biasanya bapak membuat patung dari kepala dulu atau
bagaimana pak ?
N2tam14 Di sket dulu ya untuk keseluruhan, dicari proporsinya,
perbandingannya. Jangan sampai besar kepala dan badan
tidak sesuai ya harus jeli dan peka. Karena sudah biasa ya
sudah. Kalau dulu kan mengukurnya saya pakai tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
awalnya, belum menggunakan meteran, menggunakan
kilan dan perasaan dan lama lama hapal sendiri.
Dari hasil wawancara tersebut kedua narasumber tersebut,
keduanya telah menggunakan konsep skala dan perbandingan dalam
menentukan ukuran patung. Agar menghasilkan suatu karya seni
yang mempunyai nilai seni tinggi dibutuhkan imajinasi dan
perhitungan yang tepat dari pemahat dalam menentukan ukuran-
ukuran bagian patung seperti ukuran kepala, tangan, badan dan kaki
harus serasi.
2) Penggunaan sket untuk menentukan bentuk global patung
Tabel 4.3. 23. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penggunaan Sket
P3041 Kalau langkah pertama memahat itu apakah perlu di sket dulu
pak setelah batunya sampai ?
N3041 Ya perlu di sket dulu. Misal bentuk batu sampai sini kotak,
kebutuhan seperti apa biasanya dengan menggunakan kapur,
kepala segini, tangan segini nanti di prapasi nanti spesifikasi
lagi, nanti temprali lagi, nanti detailnya. Setelah itu detail
lagi.
Tabel 4.3. 24. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penggunaan Sket
N2041 Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu
pak ?
P2041
... Misal ini barang persegi, ini dicoret, lalu dibuang bagian
sini-sini.
Beberapa pemahat masih menggunakan sket untuk menentukan
bentuk global batu, cara yang dilakukan dengan memberikan
coretan pada batu kemudian membuang bagian-bagian yang tidak
digunakan. Hal ini untuk memudahkan pemahat dalam proses
pemahatan. Pada kegiatan ini juga dibutuhkan imajinasi yang kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dari pemahat agar menghasilkan bentuk patung yang sesuai dan
memiliki nilai seni yang tinggi.
3) Penggunaan mal/cetakan
Tabel 4.3. 25. Pertanyaan dan jawaban N2 mengenai Penggunaan Mal
P2tam16 Kalau patung seperti ini bagaimana bapak membuat
melengkungnya ini (bagian sayap) seperti bisa simetris ?
N2tam16 Ya itu dibuat mal di sebelah supaya simetris, dah jadi
sebelah saya templeki (ditempeli) pakai kertas. Itu kan
tidak susah. Di mal (cetakan) supaya mendapatkan kanan
kirinya sama.
Untuk mendapatkan bentuk patung yang simetris pemahat
menggunakan mal/cetakan yang sebelumnya telah di desain. Hal ini
bertujuan untuk membuat bagian patung satu dengan yang lainnya
sama dan simetri.
e. Analisis aktivitas Playing pada Kegiatan Pahat Batu di Masyarakat
Sidoharjo
Aktivitas Playing yang dapat dilihat adalah dalam menentukan
strategi pemasaran, strategi peningkatan kualitas produk dan pembagian
tugas karyawan. Adapun hasil wawancara dan analisis dari aktivitas
Playing sebagai berikut
1) Strategi pemasaran
Berikut merupakan hasil wawancara dengan N3 mengenai
startegi pemasaran kerajinan pahat batu
Tabel 4.3. 26. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Pemasaran
P3031 Bagaimana cara memperkenalkan dan memasarkan barang
kerajinan pahat batu yang diproduksi pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
N3031 Untuk pemasaran kita maaf ya karena berhubung kita dekat
dengan Candi Borobudur secara terlepas dari marketing,
mungkin kalau kita punya situs bisa dilihat di situ. Namun
secara di sini tidak ada media sosial tidak pernah, biasanya
kalau lokalan diadakan pameran dan tertentu. Kemudian ada
faktor kedekatan mungkin dijawil (diajak) dari Prumpung
mungkin mau menampilkan pameran apa. Istilah marketing
tidak ada untuk pemasaran. Untuk proses sampai luar negri,
kebanyakan memang pengusaha dalam arti pebisnis dari luar
negri yang juga melakukan pendekatan dengan pihak hotel
yang sedang mengembangkan atau membuat hotel atau
apapun dan kadang biasanya juga yang memasarkan sendiri
orang-orang pebisnis yang tinggal di sini dan orang luar negri
sendiri yang memasarkan kemudian beliau pesan ke kita
kemudian kita buatkan dan dilakukan proses transaksi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan N3 penggunaan media
sosial kurang dioptimalkan sebagai sarana pemasaran. Para pemilik
sanggar/pemahat biasanya memarkan hasil kerajinan mereka di
event tertentu. Namun kendati seperti ini, letak strategis Dusun
Sidoharjo yang berada di jalan menuju Candi Borobudur menjadi
lokasi strategis untuk memasarkan hasil kerajinan pahat batu,
mengingat banyak turis atau pelancong yang melewati jalan
tersebut.
2) Strategi peningkatan kualitas produk
Tabel 4.3. 27. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Peningkatan
Kualitas
P3029 Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan kualitas hasil
pahatan pak ?
N3029 Kalau ada permintaan yang sulit kita siap menerima resiko,
siap. Misal ada pesanan yang sulit dari hal itu muncul
tangangan kita untuk belajar terus. Dari situ muncul juga
mempertahankan agar lebih bagus bagaimana caranya dan
misal ada pesanan baru nanti kita membuat satu contoh
sampel dan bikin duplikat agar daya tariknya ada. Dulu tahun
1970 gupala bagus, dulu tahun 1990an Buddha-buddha
bagus, sekarang model relief. Kita harus mengikuti terus
permintaan pasar seperti apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari hasil wawancara tersebut, pemahat senantiasa
mengembangkan usaha melalui beragam cara. Persaingan antar
pemahat semakin kompetitif, maka dibutuhkan kreatifitas dan
keahlian tinggi untuk mengimbangi pasar tersebut. Selain menerima
pesanan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan konsumen,
pemahat tetap berkreasi dengan menghasilkan patung-patung yang
memiliki makna tertentu. Pemahat juga akan mengambil bentuk-
bentuk lingkungan sekitar yang diperkirakan sedang trend. Hal ini
dilakukan untuk menarik minat daya beli konsumen.
3) Pembagian tugas karyawan
Tabel 4.3. 28. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Karyawan
P3tam14 ...Pembagian tugas pegawai-pegawai tersebut apa saja ya
Pak ?
N3tam14 Macam-macam, ada matholi (pembentukan batu), misal
nanti untuk bagian kepala ukurannya segini dengan
diameter 10 cm atau 20 cm, lha nanti di prapasi atau
dibentuk secara global dulu, kemudian ada yang bagian
finishing, kemudian ada yang bagian packing saja,
kemudian ada yang spesial relief, kemudian spesial
teblekan (khusus graji)/ pemotongan. Biasanya yang
finishing hanya beberapa. Kebanyakan bagian-bagian yang
ngasari setelah itu nanti spesial finishing.
Dalam produksi kerajinan pahat batu beberapa sanggar yang
sudah memiliki nama seperti Sanggar Linang Sayang membagi para
pegawainya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus sesuai
dengan ahli masing-masing pegawai. Sebagai contoh yang telah
disebutkan oleh N3, pembagian tugas tersebut diantaranya, ada yang
spesialis relief, mantholi, teblekan, finishing dan packing. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dilakukan agar dihasilkan produk yang mempunyai kualitas lebih
bagus sesuai dengan keahlian masing-masing pegawai.
f. Analisis Aktivitas Explaining pada Kegiatan Pahat Batu di masyarakat
Sidoharjo
1) Makna simbolis pada patung
Tabel 4.3. 29. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Makna Simbolis
P2tam37 Saya kalau melihat bapak apapun yang dikerjakan bapak
penuh makna simbolis. Apa Pak makna dari patung ini ?
N2tam37 Ya itu namanya seniman di situ, carnaval ada temanya
ada simbolisnya. Membuat patung Buddha ya harus ada
maknanya tidak sembarangan. Tingkatan 5 itu pancasila
Buddha, 4 kasunyatan Buddha. Seorang pemahat ya
harus memahami anatomi. Rambut kepala Buddha ada
yang 13 ada yang 15. Jumlah ini melambangkan bulan
Purnama, wafatnya dan lahirnya sang Buddha. Lahir dan
wafatnya sang Buddha sama. Cuma depan saja 15. Yang
bentuk melingkar kekanan maksudnya berarti dunia terus
berputar arah jarum jam. Bagian mata tidak mendelik tapi
melihat ke dalam.
Berdasarkan hasil wawancara, pemahat mempunyai cara
tersendiri untuk menjelaskan setiap hasil kerajinan pahat batu yang
dihasilkan akan memiliki jiwa seni tinggi apabila pemahat mengerti
dan memahami simbol-simbol patung tersebut. Hal ini akan
mempengaruhi harga jual patung tersebut semakin mahal karena
seni yang dihasilkan sangat berkelas. Seperti yang telah disebutkan
oleh N2 bahwa untuk membuat patung Buddha, pemahat perlu
mengetahui makna dari anatomi-anatomi pada patung tersebut. Hal
ini menjadi daya tarik bagi konsumen yang hendak membeli patung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
karena mengetahui makna simbolis dari setiap bagian-bagian patung
tersebut.
Dari analisis penentuan aspek fundamental matematis menurut
Bishop diperoleh hasil yang dirangkum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3. 30. Rangkuman Aspek Fundamental Matematis menurut Bishop pada
Kegiatan Pahat Batu
Aktivitas yang dilakukan Aspek Fundamental Matematis
1. Pengolahan Batu
(Sumber : Dokumen pribadi)
a. Counting (Membilang)
Di dalam proses pemesanan batu yang
dilakukan, pemahat melakukan
- perhitungan untuk mencari batu
andesit yang sesuai dengan ukuran
dan disesuaikan dengan biaya yang
cocok
- memperkirakan biaya pengantaran
bahan baku dari lokasi
penambangan menuju tempat
produksi
b. Locating (Menentukan lokasi)
- Batu andesit diambil di daerah
lereng Gunung Merapi karena batu
andesit dari Gunung Merapi bagus
dan cocok untuk dipahat, namun
tidak semua batu dapat digunakan
- Pengambilan batu dilakukan
dengan cara ditambang. Para
penambang batu/ kontraktor tanah
harus mengurus perijinan terlebih
dahulu sebelum melakukan
penambangan agar tidak terjadi
penambangan ilegal yang dapat
memberikan dampak negatif bagi
lingkungan sekitar dan supaya
pemetaan daerah penambangan
dapat terpantau
- Jarak pemesanan bahan batu tidak
terlalu jauh, sekitar 13 km dari
Sidoharjo
- Setelah batu sampai di tempat
produksi, pemahat memetakan
lahannya untuk kegiatan proses
produksi
c. Measuring (Mengukur)
- Pada tahap awal sebelum memahat
patung, pemahat akan memesan
Gambar 4.3. 2. Batu Andesit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
batu andesit dari Lereng Gunung
Merapi untuk dijadikan bahan
baku
- Ukuran yang dipilih disesuaikan
dengan pesanan patung
- Para pemahat batu harus lebih teliti
dalam menentukan kualitas pahat.
Hal ini penting untuk mendukung
barang yang dihasilkan memiliki
kualitas yang bagus. Untuk
mengetahui keadaan bahan,
biasanya batu andesit tersebut
dilakukan pengetesan untuk dilihat
apakah utuh atau keropos. Salah
satu cara yang dapat dilakukan
dengan memukul batu tersebut dari
berbagai arah menggunakan palu
besar. Apabila suara pukulan
berdenting, tandanya batu tersebut
dalam keadaan utuh dan bagus
untuk dipahat
- Pemahat batu juga harus
memperkirakan ukuran batu agar
sesuai dengan ukuran patung yang
akan dibuat
- Menentukan luas lahan yang
digunakan untuk proses produksi
- Pemahat juga memperkirakan
waktu jadi pembuatan patung
d. Playing (Bermain)
- Dalam proses penambangan batu,
penambang berspekulasi dalam hal
mendapatkan batu. Tanah yang
telah dikontrak belum tentu
terdapat batu andesit, bisa juga
tidak ada
2. Penentuan bentuk secara
global
a. Counting (Membilang)
Sebelum menentukan bentuk secara
global pemahat akan :
- memperkirakan jumlah tenaga
yang diperlukan
- menentukan upah pegawai
- menentukan bahan yang
diperlukan agar dapat
mengestimasi total biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan
patung tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Locating (Menentukan lokasi)
- Bentuk dasar yang digunakan
pemahat biasanya garis
lurus/lengkung, lingkaran dan
ellips yang digambar
menggunakan kapur tulis/arang.
Bentuk ini akan memudahkan
pemahat dalam proses selanjutnya
(matholi)
c. Measuring (Mengukur)
- Dalam proses pembentukan secara
global, pengukuran dilakukan
untuk mendapatkan bentuk dengan
ukuran yang proporsional
- Pemahat dapat memperkirakan
ukuran yang tepat dalam
memotong batu agar diperoleh
bagian secara maksimal
d. Designing (Merancang)
- Pada tahap ini pemahat akan
menggunakan rancangan berupa
model atau foto dari bentuk patung
yang akan dibuat
- Kemudian pemahat mulai
mendesain bentuk yang akan
dipahat
- Jika telah mendapatkan bentuk
yang sesuai maka akan dibentuk
patung dengan ukuran yang
sebenarnya
e. Playing (Bermain)
- Pembagian tugas karyawan untuk
spesialis pekerjaan tertentu
- Bentuk yang dipilih pemahat jika
tidak mendapatkan pemesanan
maka akan disesuaikan terhadap
kemungkian bentuk yang sedang
diminati dipasaran
- Bentuk-bentuk yang dipilih
pemahat tidak jauh dari lingkungan
sekitar seperti patung hewan,
lampion-lampion, air mancur,
patung yang menghiasi Candi
Borobudur dan sebagainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Pemahatan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
a. Counting (Membilang)
- Dalam proses pemahatan apabila
masih ada bentuk yang kurang
sesuai satu dengan yang lain
beberapa pemahat menggunakan
jari tangan agar tercapai
kesesuaian masing-masing bentuk
dengan tepat
b. Locating (Menentukan lokasi)
- Pada saat proses pemahatan
berlangsung pemahat
memperkirakan posisi kemiringan
alat cuplik (alat yang digunakan
untuk proses pemahatan) kurang
lebih 45° supaya pecahan batu
tidak mengenai mata. Alat cuplik
dipegang dengan kemiringan
kurang lebih 45°, dan alat
diusahakan mengarah keluar, cara
ini untuk menghindari agar
pecahan batu tidak mengenai
badan si pemahat
c. Designing (Merancang)
- Dalam menentukan ukuran
sebenarnya pada patung, pemahat
menggunakan skala &
perbandingan agar dihasilkan
suatu bentuk yang proporsi
- Untuk mencapai keseluruhan
patung pemahat akan membuat
sket.
- Apabila pemahat mendapat
pesanan gapura maka pemahat
akan membuat mal/cetakan
terlebih dahulu agar meghasilkan
bentuk yang simetris
4. Meratakan Permukaan
Patung
a. Playing (Bermain)
- Alat yang digunakan untuk
meratakan permukaan patung
adalah tatah, yaitu alat pahat yang
mempunyai ujung melebar. Pada
waktu meratakan permukaan
patung sesekali sambil membentuk
anatomi
- Pada proses perataan permukaan
patung, pemahat menghaluskan
bentuk patung supaya
Gambar 4.3. 3 Proses Pemahatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
memudahkan sewaktu proses
pembuatan detail patung
5. Pembuatan Detail Patung
(Sumber : Dokumen Pribadi)
a. Counting (Membilang)
- Pembuatan detail patung
menambah harga jual patung
tersebut semakin mahal. Semakin
banyak ornamen, atribut dan
kerumitan pada patung maka
pemahat memperkirakan harga
jual patung juga akan mahal
- Perlu perhatian khusus agar kadar
pukulan saat pembuatan detail
patung pemahat dapat
memperkirakan pukulan agak
diperlemah dan menggunakan palu
yang kecil. Alat yang digunakan
untuk membuat detail adalah
pengecel dengan berbagai ukuran
b. Designing (Merancang)
- Dalam membuat detail patung
pemahat membandingkan ukuran
yang ada pada gambar dengan
ukuran yang akan dibuat dalam
batu tersebut
c. Playing (Bermain)
Pada proses pembuatan detail patung,
harus dilakukan dengan hati-hati
karena kalau tidak, detail patung bisa
patah atau bentuk keluar dari yang
dikehendaki. Ada cara tersendiri untuk
menyambung bagian patung yang
patah
d. Explaining (Menjelaskan)
- Ornamen atau atribut yang diukir
oleh pemahat menyimbolkan atau
ada cerita dibalik setiap ornamen,
atribut yang dibuat. Sebagai
contoh banyaknya rambut depan
kepala Buddha berjumlah 15 hal
ini menyimbolkan wafat dan
lahirnya sang Buddha. Pemahat
harus mengerti dan memahami
makna filosofis dari bentuk-bentuk
patung tertentu
Gambar 4.3. 4 Proses
Pembuatan Detail Patung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6. Pemolesan / penghalusan
(Sumber : Dokumen pribadi)
a. Locating (Menentukan lokasi)
- Cara pertama yang dapat dilakukan
dengan menggosok-gosokkan
pecahan batu andesit
- Cara yang kedua dengan
menggosok seluruh permukaan
patung dengan batu grinda
- Menggosoknya dilakukan dengan
cara memutar-mutar dan sesekali
disiram air
b. Playing (Bermain)
- Agar hasil kerajinan pahat batu
terlihat alami, pemahat
mempunyai cara sendiri untuk
melakukan pemolesan. Hal ini
dapat menambah tingkat kepuasan
konsumen
7. Pengepakan
(Sumber : Dokumen pribadi)
a. Counting (Membilang)
- Setelah patung jadi, maka pemahat
akan memperkirakan banyaknya
kayu yang diperlukan untuk
membuat paket tersebut.
- Selain itu pemahat juga perlu
menghitung kembali total biaya
pengerjaan patung tersebut agar
pemahat tidak mengalami kerugian
b. Measuring (Mengukur)
Harga setiap hasil kerajinan pahat
batu berbeda-beda, tergantung
dengan ukuran, anatomi dan juga
nilai estetika. Patung yang
mempunyai nilai seni tinggi akan
dibandrol dengan harga yang lebih
mahal
c. Designing (Merancang)
- Ukuran patung menjadi patokan
pemahat dalam merancang ukuran
paket. Hal ini mencegah agar
ukuran paket tidak terlalu kecil
maupun besar
d. Playing (Bermain)
- Untuk menarik minat konsumen
beberapa pemahat akan meniru/
mendokumentasikan pesanan yang
telah dibuat untuk menambah
koleksi karya pemahat
Gambar 4.3. 5 Proses
Pemolesan
Gambar 4.3. 6 Proses
Pengepakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4. Implementasi Aspek-aspek Matematis pada Kegiatan Pahat Batu dalam
Pembelajaran Matematika Sebagai Masalah Kontekstual
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat
diperoleh implementasinya di dalam pembelajaran matematika sebagai masalah
kontekstual. Adapun masalah kontekstual yang dapat dibuat dengan
menggunakan hasil penelitian ini berkaitan dengan kompetensi dasar pada
Kurikulum 2013.
Hasil penemuan dalam penelitian ini menghasilkan suatu pemahaman baru
tentang suatu budaya yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. Keterkaitan ini dapat
dilihat dari penjabaran aktivitas pengrajin di Dusun Sidoharjo melalui aspek
matematis fundamental menurut Bishop.
1. Masalah Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil penemuan dan pengolahan data pada sub bab
sebelumnya diperoleh beberapa manfaat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Adapun salah satu
manfaat yang dapat diperoleh adalah di dalam pengembangan menjadi
masalah kontekstual. Masalah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
masalah matematika. Di dalam Kurikulum 2013 masalah kontekstual
adalah permasalahan yang diharapkan dapat disampaikan kepada siswa
untuk menjadi bahan atau materi diskusi dalam proses pembelajaran.
Hal tersebut menjadi salah satu dari tujuan Kurikulum 2013 yakni
mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa secara lebih aktif, kreatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
inovatif dan mandiri di dalam menentukan suatu penyelesaian terhadap
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan
materi yang sedang dipelajari.
Masalah kontekstual adalah suatu masalah yang diambil dari
peristiwa nyata dalam kehidupan. Aktivitas dan potensi serta sejarah
budaya yang terdapat di daerah Sidoharjo merupakan salah satu
peristiwa nyata yang dapat diangkat ke dalam masalah matematika
secara kontekstual. Hal ini dapat dipermudah karena antara budaya
masyarakat Sidoharjo dengan aspek matematis memiliki keterkaitan
seperti pada penjelasan peneliti pada bab sebelumnya. Berikut adalah
beberapa contoh masalah kontekstual yang dapat disusun dari hasil
penemuan dalam penelitian ini dan sesuai dengan Kompetensi Dasar
pada materi matematika di Kurikulum 2013.
2. Materi Matematika Tingkat SMP
Adapun contoh masalah kontekstual pada materi SMP disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3. 31. Contoh Masalah Kontekstual Matematika pada Kegiatan Pahat
Batu yang Disesuaikan KD pada Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP
No Kelas Kompetensi Dasar Butir Soal
1. VII
4.2. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan operasi
hitung bilangan
bulat dan
pecahan
Indikator :Menyelesaikan operasi
hitung penjumlahan
dan perkalian bilangan
bulat dan pecahan
Seorang pengrajin akan membuat
lumpang, alu, cobek dan munthu
dari batu andesit berukuran
60 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Untuk membuat cobek pemahat
mengalokasikan panjang
diameter cobek 1
2 dari panjang
batu andesit, dan untuk
membuat lumpang pemahat
mengambil panjang diameter
lumpang 1
4 dari panjang batu
andesit serta untuk membuat
alu, pemahat mengambil 1
10 dari
panjang batu andesit untuk
panjang diameter alu. Sisa dari
batu andesit tersebut digunakan
untuk membuat munthu.
Ukuran lebar dan tinggi barang
yang akan dibuat tetap sama
dengan ukuran lebar dan tinggi
batu andesit. Berapakah
Volume masing-masing bagian
untuk membuat barang-barang
kerajinan tersebut ?
2. VII
4.6. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan
persamaan dan
pertidaksamaan
linear satu
variabel
Indikator:Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
pertidaksamaan linear
satu variabel
Seorang pemahat membeli sebuah
batu andesit tidak beraturan
menyerupai balok. Pemahat
tersebut akan meratakan bagian
batu agar berbentuk balok.
Pemahat menghendaki keliling
persegi panjang pada permukaan
salah satu balok kurang dari 74
cm, dengan lebar 26 cm kurang
dari 2 kali panjangnya. Maka
tentukanlah ukuran maksimum
dari persegi panjang tersebut !
3. VII
4.7. Menyelesaian
masalah yang
berkaitan
dengan rasio
dua besaran
(satuannya sama
dan berbeda)
Indikator:Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
rasio dua besaran yang
berbeda
Dari foto berukuran 10 𝑐𝑚 ×15 𝑐𝑚 akan dibuat maskot gajah
dari batu andesit dengan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
maskot 1,2 𝑚. Tentukan skala
yang digunakan pemahat untuk
membuat maskot tersebut!
4. VII
4.9. Menyelesaian
masalah
berkaitan
dengan
aritmetika sosial
(penjualan,
pembelian,
potongan,
keuntungan,
kerugian, bunga
tunggal,
presentase,
bruto, neto, tara)
Indikator:Menyelesaikan masalah
berkaitan dengan
penjualan
Perhatikan gambar patung semar
berikut !
(Sumber : Dokumen pribadi)
Tentukan cara untuk memperoleh
harga jual patung Semar jika
diketahui biaya untuk setiap
1 𝑑𝑚3 pembuatan patung sebesar
Rp45.000,00 dan ukuran patung
Semar tersebut untuk tinggi patung
80 𝑐𝑚, lebar 35 𝑐𝑚 dan
panjangnya 35 𝑐𝑚!
5. VIII
4.1. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan pola
pada barisan
bilanan dan
barisan
konfigurasi
objek
Indikator : Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
kelipatan bilangan
Masyarakat Sidoharjo menggelar
Saparan Merti Dusun pada Sabtu
Pahing 23 Sapar 1952 BE atau
tanggal 3 November 2018.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai
ungkapan syukur masyarakat dan
juga untuk membersihkan
kampung serta diri masyarakat.
Gambar 4.3. 7. Patung Semar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kegiatan ini berlangsung setiap 2
tahun sekali. Pada hari apa dan
pasaran apa Saparan Merti Dusun
Sidoharjo kembali dilaksanakan ?
(Diketahui : 1 Januari 2000
adalah Sabtu Legi)
6. VIII
4.9. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan luas
permukaan dan
volume bangun
ruang sisi datar
(kubus, balok,
prisma dan
limas), serta
gabungannya
Indikator : Menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan luas
permukaan balok
Seorang pekerja bagian
pengemasan patung membuat
kerangka pengemasan patung
yang berbentuk balok dengan
ukuran 55 𝑐𝑚 × 55 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚.
Adapun desain kerangka
pengemasan pada salah satu
permukaan sisinya sebagai berikut
:
(Sumber : Dokumen pribadi)
Jika ukuran kayu yang digunakan
untuk posisi vertical adalah
10 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚 dan
ukuran kayu yang digunakan
untuk posisi horizontal adalah
55 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 dengan
jarak masing-masing kayu adalah
5 cm. Tentukan banyaknya kayu
yang diperlukan pada masing-
masing ukuran!
7. VIII
4.9. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan luas
permukaan dan
volume bangun
ruang sisi datar
Indikator : Menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan volume kubus
Gambar 4.3. 8. Proses
Pengemasan Patung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(kubus, balok,
prisma dan
limas), serta
gabungannya
Sebuah air mancur dari batu alam
berbentuk seperti gambar berikut
ini :
Gambar 4.3. 9 Air mancur
(Sumber : Dokumen pribadi)
Tempat penampungan air bagian
atas dan bawah tersebut berbentuk
kubus. Apabila panjang rusuk
kubus kecil 10 cm dan
perbandingan volume kubus kecil
: volume kubus besar adalah 1:6 ,
tentukan volume total pada air
mancur tersebut!
8. IX
4.7. Menyelesaikan
masalah
kontekstual yang
berkaitan
dengan luas
permukaan dan
volume bangun
ruang sisi
lengkung
(tabung, kerucut,
dan bola) serta
gabungan
beberapa bangun
ruang sisi
lengkung.
Indikator : Menyelesaikan
masalah kontekstual
berkaitan dengan
volume bola dan balok
Perhatikan gambar air mancur
berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(Sumber : Galeri Taman Firdaus)
Diketahui bagian bawah air
mancur berbentuk balok dengan
ukuran 80 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚 ×20 𝑐𝑚 . Kemudian ketiga canthing
yang berbentuk setengah bola
memiliki diameter masing-masing
25 𝑐𝑚, 20 𝑐𝑚 dan 15 𝑐𝑚. Berapa
volume maksimal yang dapat
ditampung oleh air mancur
tersebut ?
Berdasarkan beberapa contoh permasalahan kontekstual yang telah
disebutkan dalam tabel diatas, maka hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai pengembangan pembelajaran Matematika SMP khususnya pada
materi Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan, Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Perbandingan, Aritmetika Sosial,
Pola Barisan, Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar dan
Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung. Melalui hasil penelitian ini guru
dapat menggunakannya sebagai bahan untuk memotivasi siswa dan menarik
minat siswa dalam mempelajari materi matematika yang dapat dihubungkan
dengan hasil penelitian ini.
Gambar 4.3. 10. Air Mancur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
D. Keterbatasan Penelitian
Adanya keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan biaya bagi peneliti dalam
dalam melakukan penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh masih terdapat
beberapa kekurangan. Adapun kekurangan tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Hasil dari penelitian ini sudah dapat dikembangkan dalam pembelajaran
matematika sebagai permasalahan kontekstual namun belum diterapkan
dalam paket pembelajaran karena keterbatasan waktu
2. Penelitian ini hanya berlaku di pengrajin pahat batu di daerah Dusun
Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah yang digunakan sebagai narasumber penelitian
dan narasumber oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dirangkum
sebagai berikut :
1. Aspek Historis pada Kegiatan Pahat Batu di Sidoharjo
Adapun sejarah perkembangan kegiatan pahat batu di Sidoharjo,
Tamanagung, Muntilan secara umum sebagai berikut :
a. Kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang,
Jawa Tengah bermula dari Salim Joyo Pawiro bersaudara yang
berprofesi sebagai jlagra.
b. Tahun 1950 mulai dihasilkan patung-patung yang mempunyai nilai seni
tinggi seperti patung kepala Buddha dan patung kesenian tradisional
yang dirintis oleh Dulkamid Jayaprana bersaudara.
c. Tahun 1958 mulai berdiri beberapa sanggar seperti Sanggar Sanjaya dan
Sanggar Sylendra yang semakin banyak mendapat pesanan patung.
d. Mulai tahun 1960 bentuk-bentuk patung semakin menunjukan seninya
diantaranya mulai muncul relief, patung Ken Dedes, Patung
Panembahan Senopati, Patung Pangeran Diponegoro dan sebaginya.
e. Sampai saat ini banyak warga yang masih berprofesi sebagai pemahat
dan Tamanagung memiliki sanggar pahat batu sekitar 45. Warga desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
lainnya seperti Desa Sedayu, Desa Keji dan Desa Pasehan mulai
menekuni usaha pahat batu andesit.
2. Aspek Filosofis Kegiatan Pahat Batu di Sidoharjo
Beberapa aspek filosofis dari kegiatan pahat batu di Sidoharjo,
Tamanagung, Muntilan sebagai berikut :
a. Dibalik kegiatan pahat batu di Sidoharjo terdapat makna filosofis yang
mendasari berlangsungnya kegiatan pahat batu yaitu kegiatan pahat batu
dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan warisan para leluhur.
b. Kegiatan pahat batu yang saat ini berlangsung masih memegang nilai-
nilai kepercayaan setempat, warga senantiasa mengembangkan kegiatan
pahat batu agar menghasilkan karya seni yang bernilai tinggi.
c. Sebagai wujud ungkapan syukur masyarakat atas berkat yang melimpah
di Dusun Sidoharjo, masyarakat menggelar Merti Dusun yang
dilaksanakan setiap Bulan Sapar.
3. Aktivitas Fundamental Matematis menurut Bishop pada Kegiatan Pahat
Batu di Sidoharjo
a. Counting (Membilang) meliputi perkiraan (approximation) dalam hal
penentuan harga bahan baku, harga jual patung, banyaknya pegawai
yang diperlukan dalam pembuatan patung, penentuan upah pegawai,
biaya transportasi pengiriman bahan baku, perkiraan banyaknya kayu
yang diperlukan dalam pembuatan kerangka pengemasan patung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
ketepatan perhitungan ukuran patung (accuracy), perhitungan
menggunakan jari tangan (finger and body counting) untuk
mendapatakan ukuran patung yang serasi.
b. Locating (Menentukan lokasi) meliputi jarak (distances) tempuh lokasi
pemesanan bahan baku, lokasi pengambilan bahan baku (enviromental
location), penggunaan garis lurus dan garis lengkung (straight and
curved lines), bentuk melingkar (circle) ataupun elips (ellips) sebagai
bentuk dasar yang digunakan pemahat untuk membentuk barang-barang
kerajinan pahat batu, pembagian lahan untuk proses produksi.
c. Measuring (Mengukur) meliputi penentuan kualitas (qualities) bahan
baku, perkiraan (estimation) waktu (time) pembuatan patung, luas lahan
yang diperlukan dalam proses produksi patung, memaksimalkan luasan
(area) atau volume (volume) dalam menentukan ukuran batu,
penentuan ukuran paket dalam pembuatan kerangka pengemasan
patung, dan proporsi (proportion) dalam menentukan ukuran bagian
patung.
d. Designing (Merancang) meliputi desain (design) yang dirancang untuk
membentuk patung tertentu, bentuk-bentuk patung yang dipilih
(shapes), ukuran besar (large), kecilnya (small) batu yang diperlukan
untuk untuk membuat patung, proporsi dalam menentukan ukuran
bagian-bagian patung (proportion), perbandingan antara ukuran pada
foto dengan ukuran patung yang sebenarnya (ratio), pembesaran skala
untuk menentukan ukuran bagian-bagian patung agar sesuai (scale-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
model enlargements), penggunaan mal/cetakan agar dihasilkan bentuk
patung yang simetri (simetris), dan nilai seni/keindahan yang terdapat
pada patung (aesthetics)
e. Playing (Bermain) meliputi prediksi/berspekulasi (prediction) dalam
penambangan bahan baku, melakukan rencana (plans strategies) terkait
pemasaran produk dan peningkatan kualitas, model yang digunakan
pemahat berasal dari lingkungan sekitar (modelling)
f. Explaining (Menjelaskan) meliputi hasil kerajinan pahat batu
mempunyai nilai sejarah dan seni yang beragam, pengrajin dapat
menjelaskan (explanation) setiap makna dari pahatan yang dibuat.
Pemahat juga terinsipirasi dari suatu simbol (symbol) makna tertentu.
4. Adapun implementasinya dalam pembelajaran matematika digunakan
sebagai pembuatan permasalahan kontekstual pada tingkat SMP meliputi
materi; Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan, Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Perbandingan, Aritmetika Sosial,
Pola Barisan, Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar,
Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
B. Saran
1. Bagi pengrajin
Meningkatkan pemasaran dengan menggunakan media elektronik
mengingat perkembangan jaman sudah memasuki era digital. Hal ini
dimaksudkan agar menambah pasar lebih luas lagi
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa, dapat
mengembangkan hasil penelitian menjadi paket pembelajaran berbasis
Etnomatematika
b. Peneliti dapat menambahkan narasumber yang lebih banyak dan
bersedia dilibatkan dalam proses pengambilan data supaya dihasilkan
data penelitian yang lebih mendalam lagi
3. Bagi pemerintah
Mengadakan program pelatihan penggunaan media elektronik bagi para
pengarajin untuk membantu memasarkan produk secara luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Albanese,V & Perales,F.J. 2015. Enculturation with Ethnomathematical
Microprojects:From Culture to Mathematics.Journal of Mathematics &
Culture.ISSN-1558-5336.
Bishop,A.J. 1998. Mathematical Enculturation: a cultural perpective on
Mathematics Education. Kluwer Academic Publisher. Dordrecht. Boston.
London.
Budiarto,M.T. 2016. Etno-matematika: Sebagai Batu Pijakan Untuk Pembelajaran
Matematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika.
Universitas Negri Surabaya. ISBN 978-602-449-023-2.
D’Ambrosio,U. 1985. Ethnomathematics and Its Place In The History and
Pedagogy of Mathematics For Learning of Mathematics, 5 (1).
Gunawan,I. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hardian,C.D. 2018. Etnomatematika, Analisis Pola dan Motif Batik Berdasarkan
Wallpaper Group Serta Analisis Aktivitas Fundamental Matematis Menurut
Bishop pada Industri Batik di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi yang tidak Diterbitkan.
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Hutchinson,J.E. 1994. Introduction To Mathematical Analysis (rev.ed; ANU:
Department of Mathematics School of Mathematics Science; hal,i)
KBBI Online. Diakses pada tanggal 2 Maret 2019 dari https://kbbi.web.id/budaya
Krisnawati,Y. 2017. Kajian Etnomatematika Terhadap Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Masyarakat di Kecamatan Minggir, Sleman, DIY, dalam
Rangka Penentuan Aspek-Aspek Matematis yang Dapat Digunakan dalam
Pembelajaran Matematika di SMP. Tesis yang tidak Diterbitkan. Program
Studi Pendidikan Matematika, Program Magister, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Kurniawan,A. 2017. Pengaruh Teknik Visualisasi, Ritual, dan Lokasi Terhadap
Makna-makna yang Dipancarkan oleh Objek Batara Kala dan Makara Pada
Gerbang Candi Borobudur. Tesis yang tidak Diterbitkan. Program Magister
Desain Produk, Program Pasca Sarjana, Universitas Trisakti Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Liliweri,A. 2004. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusamedia.
Magelang Online. 2013. Wisata Kerajinan Pahat Batu Tamanagung. Diakses pada
tanggal 2 Maret 2019 dari http://www.magelangonline.com/wisata-kerajinan-
pahat-batu-tamanagung/
Marsigit,dkk. 2016. Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis
Etnomatematika. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia. Universitas
Negri Yogyakarta. ISBN: 978-602-6258-07-6
Rosa,M & Orey,D.C. 2011. Ethnomathematics: the cultural aspects of
mathematics. Revista Latinoamericana de Etnomatematica, 4(2).32-54.
Sari,A.E.R.M. 2018. Aspek Matematis Pada Aktifitas Pembuatan Gerabah di
Kasongan dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Matematika. Tesis
yang tidak Diterbitkan. Program Studi Pendidikan Matematika Program
Magister, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Soemardjan,S & Soemardi,S. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta:Yayasan
Penerbit FE UI.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sukandar,A. 2018. Merti Dusun Sidoharjo, Pusat Seni Pahat Batu di Magelang.
Diakes pada tanggal 2 Maret 2019 dari
https://www.siagaindonesia.com/197962/merti-Dusun-sidoharjo-pusat-seni-
pahatbatu-di-magelang.html
Sulistyo,J. 2004. Pusat Kerajinan Batu (Stone Handycraft Centre) di Muntilan.
Skripsi yang tidak Diterbitkan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia.
Sunandar,M.A. 2016. Pembelajaran Matematika SMK Bernuansa
Etnomatematika. Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri
Semarang.
Suwarsono, St. 2016. Pengantar Penelitian Kualitatif. Program Studi Pendidikan
Matematika, JPMIPA-FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Suwarsono,St. 2015. PPT Etnomatematika (Ethnomathematics) Materi Kuliah S2
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Wahyu,P. 1992. Riwayat Hidup dan Karya-Karya Pematung Batu Dulkamid
Jayaprana. Skripsi yang tidak Diterbitkan. Program Studi Seni Patung,
Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Murni, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Widagdho,D. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Pustaka yang berupa video :
Yuniarso, Agus. Menggapai Mustika Batu. Tim Galeri Video Yogyakarta.
Titisan Pemahat Borobudur Dulkamid Jayaprana. Jogja TV.
Kemendikbud DIY. Dulkamid Jayaprana Sosok Pemahat Batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 2: Surat Keterangan dari Kelurahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 3: Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman wawancara yang digunakan
peneliti dalam membuat pedoman wawancara :
Aspek yang
diamati Indikator
Nomor
Pertanyaan
Aspek
Historis Pada
Kegiatan
Pahat Batu
a. Letak geografis Dusun
Sidoharjo
1
b. Kondisi masyarakat Dusun
Sidoharjo
2
c. Sejarah kegiatan pahat batu di
Dusun Sidoharjo
3,4,5,6,7,8
d. Perkembangan kegiatan pahat
batu di Dusun Sidoharjo
9,10,11,12,13
Aspek
Filosofis
(Kultural)
Pada
Kegiatan
Pahat Batu
a. Terkait budaya masyarakat
Sidoharjo
14,15,17
b. Latar belakang diadakannya
budaya setempat
16,18,19,20
c. Perkembangan budaya
masyarakat Sidoharjo
21,22,23
d. Pandangan masyarakat
mengenai kegiatan pahat batu
24
Aspek
Matematis
Pada
Kegiatan
Pahat Batu
a. Aspek Counting pada aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu
25, 26, , 32,36,38,
44
b. Aspek Locating pada aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c. Aspek Measuring pada
aktivitas pembuatan kerajinan
pahat batu
42, 28
d. Aspek Designing pada
aktivitas pembuatan kerajinan
pahat batu
29, 39
e. Aspek Playing pada aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu
30,31,33,34,
f. Aspek Explaining pada
aktivitas pembuatan kerajinan
pahat batu
43
g. Proses produksi pada aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu
35,37, 40,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4: Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Berikut pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti untuk mengambil
data selama proses wawancara berlangsung, meliputi :
1. Bagaimana letak geografis Dusun Sidoharjo ?
2. Apa yang Anda ketahui mengenai kondisi masyarakat Dusun Sidoharjo
sebelum masuknya kegiatan pahat batu ?
3. Pada tahun berapa kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo ini berlangsung
?
4. Berapa orang pekerja yang merintis pekerjaan pahat batu ?
5. Bagaimana sejarah berdirinya kawasan industri pahat batu di Dusun
Sidoharjo ?
6. Apa saja hasil kerajinan pahat batu yang dihasilkan pada awal mula kegiatan
pahat batu di Dusun Sidoharjo ?
7. Bahan apa yang digunakan oleh masyarakat untuk membuat kerajinan pahat
batu pada awal mula kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo ?
8. Peralatan apa saja yang digunakan untuk membuat kerajinan pahat batu
pada awal mula kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo ?
9. Apakah kegiatan pahat batu diturunkan terus menerus kepada generasi
selanjutnya ?
10. Bagaimana kondisi masyarakat Dusun Sidoharjo sebelum adanya industri
kerajinan pahat batu (terkait dengan kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial)?
11. Bagaimana kondisi masyarakat Dusun Sidoharjo setelah adanya industri
pahat batu (terkait dengan kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial) ?
12. Bagaimana perkembangan kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo dari awal
mula sampai sekarang ?
13. Apakah terdapat perbedaan bentuk kerajinan pahat batu dulu dan sekarang?
14. Budaya apa saja yang terdapat di masyarakat Sidoharjo ?
15. Apakah terdapat suatu kebudayan tertentu sebelum melakukan kegiatan
pahat batu pada masyarakat Sidoharjo?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
16. Apa makna kebudayaan tersebut bagi masyarakat Dusun Sidoharjo ?
17. Bagaimana pelaksanaan kebudayaan tersebut ?
18. Siapa saja yang ikut melaksanakan kebudayaan tersebut ?
19. Dimana pelaksanaan kebudayaan masyarakat Sidoharjo berlangsung?
20. Kapan pelaksanaan kebudayaan masyarakat Dusun Sidoharjo dilasanakan
?
21. Apakah terdapat perbedaan pelaksanaan kebudayaan di masa dulu dengan
masa sekarang ?
22. Apakah terdapat hambatan dalam melaksanakan budaya pada kegiatan
pahat batu di Dusun Sidoharjo ?
23. Bagaimana cara komunitas pahat batu menghadapi hambatan tersebut ?
24. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai kegiatan pahat batu di Dusun
Sidoharjo ?
25. Berapa banyak batu yang diperlukan untuk membuat barang kerajinan pahat
batu ?1
26. Berapa besar pendapatan yang Anda peroleh setiap bulannya?
27. Darimana pengambilan batu sebagai bahan utama pembuatan barang
kerajinan pahat batu ?
28. Berapa luas lahan yang diperlukan warga untuk memproduksi barang
kerajinan pahat batu ?
29. Bagaimana usaha Anda untuk meningkatkan kualitas hasil produksi pahat
batu ?
30. Apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilakukan agar dapat menghasilkan
bentuk kerajinan pahat batu dengan nilai jual tinggi ?
31. Bagaimana cara memperkenalkan dan memasarkan barang kerajinan pahat
batu yang diproduksi ?
32. Jenis kerajinan pahat batu apa yang menghasilkan keuntungan terbanyak ?
33. Bagaimana cara membuat bentuk kerajinan pahat batu yang menarik
konsumen ?
34. Apa kekhasan yang dimiliki pengrajin pahat batu Dusun Sidoharjo
dibandingkan dengan prengrajin pahat batu di Dusun lainnya ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
35. Apa saja bahan-bahan dan alat yang Anda gunakan untuk membuat barang
kerajinan pahat batu ?
36. Rata-rata berapa banyak barang kerajinan yang Anda produksi setiap
bulannya ?
37. Faktor apa saja yang mempengaruhi Anda dalam memproduksi kerajinan
pahat batu ?
38. Berapa jenis kerajinan pahat batu yang Anda produksi ?
39. Bagaimana Anda merancang desain pahat batu agar menarik konsumen ?
40. Kendala apa yang anda alami ketika mengerjakan produksi pahat batu ?
41. Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu ?
42. Bagaimana anda menentukan bentuk proporsi kerajinan pahat batu agar
menghasilkan pahatan yang sesuai ?
43. Apakah setiap hasil pahat batu yang dihasilkan memiliki makna/filosofi
tertentu ?
44. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat barang kerajinan pahat
batu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 5: Lembar Validasi Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6: Transkrip Data N1
Transkrip Data N1 dari Wawancara
Transkip ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh peneliti yang telah terekam.
Transkrip ini merupakan pengambilan data yang dilakukan N1 dalam sejarah
perkembangan pahat batu di Sidoharjo,Tamanagung, Muntilan.
Nama : Dulkamid Jayaprana (80 th)
Alamat : Prumpung Sidoharjo Tamanagung Muntilan Magelang
Peran : Perintis Kegiatan Pahat Batu / Pemilik Sanggar Sanjaya
Kode Subyek : N1
Pelaksanaan Penelitian I
Hari,tanggal : Kamis, 25 April 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Sanjaya
Hasil Wawancara :
P1003 : Kapan kegiatan pahat batu ini mulai dirintis pak ?
N1003 : Kegiatan ini sudah ada sejak saya kecil.
P1005 : Bagaimana sejarah berdirinya kawasan industri pahat batu di Dusun
Sidoharjo pak ?
N1005 : Berawal dari bapak saya Salim Joyo Pawiro yang pada waktu itu
ikut memugar candi Borobodur pada tahun 1920. Kemudian bapak
saya selain bertani juga membuat barang-barang rumah tangga
seperti cowek, lesung yang mana batunya diambil di Sungai
Pabelan. Kemudian saya disuruh oleh bapak saya untuk ke Candi
Borobudur untuk melihat dan mengamati kemudian belajar
membuat patung. Pada waktu itu saya berhasil membuat patung lalu
ada yang membeli yaitu Datuk hitam dari Sumatra. Kemudian
karena ada kesenangan, saya kemudian membuat lain-lainnya dan
mendapat pesanan dari mana-mana. Bahkan saya diminta oleh
Bapak Gubernur untuk membuat maket Candi Borobudur. Hingga
saat ini saya memperoleh banyak penghargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 7:Transkrip Data N2
Transkrip Data N2 dari Wawancara
Transkip ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh peneliti yang telah terekam.
Transkrip ini merupakan pengambilan data yang dilakukan N2 dalam kegiatan
produksi pahat batu dan makna filosofis dibalik kegiatan pahat batu
Nama : Kasrin Endraprayana (78)
Alamat : Prumpung Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang
Peran : Perintis Kegiatan pahat batu sekaligus pemahat
Kode Subyek : N2
Pelaksanaan Penelitian I
Hari,tanggal : Jumat, 26 April 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Sylendra
Hasil Wawancara :
P2041 : Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu pak?
N2041 : Tergantung konsumen, konsumen itu kan pesanannya macam-
macam. Kecuali kalau bentuk klasik yang pernah kita kerjakan,
langsung aja nggak pakai gambar nggak masalah. Tetapi kalau
pesanan yang belum pernah dikerjakan ya harus ada gambarnya
dahulu. Prosesnya dari batu utuh, kita pesan bahan baku dari
penambangan batu di daerah lereng Gunung Merapi terutama
daerah Dukun karena ada penambang-penambang yang mana
penambang disana membeli artinya itu mengontrak tanah.
Biasanya dulu jamannya bapak saya itu dulu mengambil yang
sudah kelihatan itu dan bahkan dikirim makanan (sesajen). Tapi
sekarang batu yang tidak kelihatan wujudnya dikontrak tanahnya
harga tanah dengan harga kontrakan lebih mahal harga kontrakan.
Karena dianggap batu itu laku. Itu orang sana pandai-pandai. Jadi
spekulasi orang-orang penambang. Kadang-kadang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
mengontrak berapa meter, begitu digali tidak ada batunya, kan
rugi namun ada kalanya batunya besar. Kemudian orang sini
biasanya pesan dengan penambang cuma ukurannya berapa-
berapa gitu. Tergantung pesanan.
P2tam01 : Hitungannya per apa pak kalau pesan ?
N2tam01 : Tidak seperti kayu, jadi glondongan aja. Soalnya kalau batu itu
tidak sama dengan ukuran lain-lain. Tapi misalnya 1 meter
harganya Rp100.000,00 kalau dipecah jadi 4, seharusnya ¼ itu
Rp25.000,00. Itu kalau batu tidak seperti bisa lebih murah, bisa
Rp10.000,00 bisa Rp15.000,00. Jadi batu itu selisih 5 cm aja
harganya sudah lain. Semakin besar semakin mahal. Semakin
kecil semakin murah.
P2tam02 : Berarti patokannya besar kecilnya ukuran batu ya pak ?
N2tam02 : Nah, karena apa ? Karena mencari batu besar tidak mudah dan
masalah penanganan lokasi ke jalan juga tidak mudah. Lebih
rumit, lebih lama. Kalau batu kecil itu kan mudah.
P2tam03 : Setelah pemilihan batu proses selanjutnya apa pak ?
N2tam03 : Setelah pembelian batu, diturunkan ke lokasi untuk memproses
pembuatan patung ya dari bentuk ini mau dibuat apa. Kalau mau
dibuat patung Buddha ya langsung saja. Nggak pakai gambar
nggak pakai apa, kalau saya begitu. Buat semar ya langsung
saja. Kecuali kalau bentuk bangunan seperti gapura harus di
gambar di desain, sebab ukurannya berapa ketebalannya berapa
kalau bangunan gapura itu di desain. Kalau bentuk patung sudah
apal.
P2042 : Ada tingkat proporsi tidak pak pada bagian-bagian patung ?
N2042 Ya gini ya itu kan tergantung pemahat, pemahat itu kan macam-
macam. Jadi menjual hasil pahatan itu bukan dinilai ukurannya
tetapi kualitas pahatan si pemahat. Mungkin pahatan saya dengan
yang lain berbeda-beda. Termasuk kualitas kalau kerajinan itu.
Kadang-kadang kita itu membuat yang namanya seni murni yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
seharusnya tidak boleh dijiplak. Bentuk-bentuk patung abstrak.
Kalau patung kerajinan ini termasuk bentuk klasik, sudah hapal.
Sebab soalnya saya mulai dari tahun 1957 sudah belajar dari
orang tua. Pada waktu itu saya disuruh mencari mustika batu.
Kamu nek mendapatkan mustikane batu kamu bisa terbang, bisa
menyebrangi laut.
P2tam04 : Mustika batu itu apa pak ?
N2tam04 : Ya sari, jadi intisarinya batu itu apa. Tapi yang saya maksudkan
waktu kecil saya kira itu bentuk akik atau apa terus bisa terbang.
Tapi bukan itu. Jadi ayah saya itu memberikan motivasi seperti
itu agar ada pewaris. Sebab dulu itu kalau mengikuti orang tua
saya itu wah susah di kali (sungai), belum hasil pahatan dijual
laku terus dapat uang. Padahal dulu itu perjuangannya untuk
mengisi perut. Cuma itu, tidak seperti sekarang. Lha saya kan
males to kalau seperti itu, tapi saya diarahkan terus sama bapak
kalau saya bisa mewarisi orang tua. Nah tahun 1974 saya bisa
menemukan mustika batu. Mustikanya batu itu ya bisa terbang
melalui membuat miniatur anjungan Jawa Tengah bisa membuat
Candi Prambanan. Lha saya dipanggil Ir.Subekti jam 9.00 harus
menghadap. Satu-satunya jalan harus naik pesawat ya to. Lha ini
kan terbang. Yo saya sampai ke Eropa, ke Sumatra, ke Bali
menyebrang laut. Itu mustikane batu. Lha syaratnya mustika batu
itu yakin, berani, tekun. Yakin dalam arti optimis. Berani artinya
berani melawan dirinya sendiri ada keset (males) itu harus kita
lawan. Tekun artinya belajar terus dan akhirnya sampai. Terus
tahun 1974 saya bisa menemukan mustika batu. Bahkan sekarang
banyak orang bisa menemukan mustika batu. Dulu awalnya saya
membuat pentul dan tembem.
P2tam05 : Apa itu pak pentul dan tembem ?
N2tam05 : Kesenian tradisionil di Tejowarno itu kan ada Campur. Campur
itu prajuritan. Itu kesenian, jadi ada Gatotkaca yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
bentuk budaya seni. Nah yang paling saya kagumi itu pentul dan
tembemnya. Saya karena kesemsem (suka) saya besarkan saya
buat pentul dan tembem. Nah saya pajang di depan rumah, ada
Datuk hitam dari Sumatra. Lihat itu dan bertanya ini apa ? Ini
topeng pentul dan tembem. Wah bagus, berapa harganya ? Nggak
tahu. Lha saya belum pernah menjual patung. Jadi saya tidak
tahu. Saya beli boleh ? Boleh, lha dibeli olehnya Rp300,00. Wah
itu sudah banyak sekali. Itu kalau bapak membuat umpak 1
gerobak, itu cuma 2 kecil-kecil. Nah terus saya dipesen, kamu
pasti bisa wong sini tidak jauh dari candi Borobudur, saya
buatkan patung kepala Buddha. Awalnya itu, awalnya dulu belum
ada apa-apa. Nah itu sejarah awalnya, setelah itu saya
memberanikan diri karena ada pesanan dari orang tua yakin,
berani, tekun itu sampai sekarang masih saya pakai. Akhirnya
saya pergi ke Borobudur pakai pit onthel (sepeda onthel). Dulu
masih primitif, banyak empring-empring (bambu), rumahnya
gedheg-gedheg (rumah dari anyaman bambu) tidak ada yang
tembok. Orangnya masih kembenan (berpakaian menggunakan
jarik). Wong lanang bebetan (para laki-laki menggunakan
bebetan), sarungan, tidak seperti sekarang. Nah sampai
Borobudur saya naik, dulu tidak bayar seperti sekarang. Saya
kilani patungnya, lha belum ada HP. Nah sekarang tinggal potret
bawa pulang sudah beres, dulu nggak ada. Setelah itu saya rekam
saya ke kali (sungai) ambil batu yang sekiranya dibuat kepala
Buddha itu sesuai saya ambil saya buat. Eh ada yang lupa, saya
kembali kesana lagi. Itu awal, sampai 5 kali saya mondar-mandir
Prumpung-Borobudur, itu baru jadi. Terus dibeli Rp300,00.
Terus kon gawe terus (kemudian disuruh membuat lagi). Jadi
secara continue saya disuruh membuat, nanti kalau jumlahnya
sudah banyak nanti tolong patung-patung ini, patung kepala
Buddha kalau sudah jadi dibakar. Nah supaya terlihat antik. Nah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
itulah awal mulanya Prumpung yang tidak seperti sekarang sudah
banyak pemahat. Ya saya berterima kasih kepada generasi
penerus, saya sudah memberikan satu jembatan emas untuk
generasi penerus diteruskan tapi yang penuh tanggung jawab.
Mengolah seni itu jangan asal-asalan. Sebab seni itu kan sentuhan
rohani. Jadi sebenarnya di situ dakwah lewat bentuk, bukan
dakwah lewat mulut tetapi dakwah lewat bentuk.
P2tam06 : Iya pak, benar soalnya saya melihat patung-patung bapak sumeh
(tersenyum).
N2tam06 : Iya, misalnya membuat patung Buddha, membuat patung Buddha
itu kan melihat ke dalem, karakternya itu harus dibuat sesuai
dengan simbol Buddha harus melihat ke dalam. Jadi tidak
mendelik (melotot) seperti ini, tidak melihat kemana-mana tetapi
melihat ke dalam. Tur sumeh (senyum) berarti damai. Lerem,
neng, ning, nong nah itu simbol Buddha.
P2015 : Apakah terdapat suatu ritual sebelum melakukan kegiatan pahat
batu ?
N2015 : Tergantung si pemesan. Saya pernah mendapat pesanan dari
Kraton membuat Panembahan Senopati, Pemanahan dan lainnya,
saya disuruh puasa 3 hari. Tapi puasanya itu nganyep (tanpa
rasa), nganyep itu tidak boleh makan asin, tidak makan manis
ataupun buah nah itu 3 hari. Jadi waktu itu saya memahat
menggunakan pakaian jawa, pakai blangkon, pakai surjan, pakai
jarik. Nah memang saya sendiri agak kagum kenapa saya setelah
menjalankan puasa dan saya ngrepto patung itu seolah-olah
tinuntun (dibantu) jadi mudah sekali. Padahal saya namanya
Panembahan Senopati itu seperti apa, karakternya seperti apa, lha
itu kan raja Jogja. Ya pokonya saya manud saja. Akhirnya jadi,
orang Jogja datang kemudian nyembah dengan patung itu.
P2tam07 : Apakah terdapat perbedaan antara patung biasa dengan patung
yang mempunyai simbol tertentu pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
N2tam07
: Ya kalau buat patung itu untuk misalnya mengisi keindahan
taman, hotel, kantor itu biasa saja. Tetapi untuk ritual itu
dijadikan mitos-mitos misalnya untuk tapak tilas ya harus
dilakukan puasa. Saya sering menjalani seperti itu, tergantung
pemesan.
P2017 : Bagaimana pelaksanaan ritual Merti Dusun pak ?
N2017 : Itu termasuk ide saya itu Soalnya Prumpung dulunya itu kan
banyak orang padu (bertengkar), berselisih, ada bencana terutama
bencana kendaraan, bencana sungai. Terus saya timbul ide ini
baiknya kita itu arti daripada Saparan itu perti kampung, perti
yang dikatakan perti untuk mengerti awakdewe (diri sendiri) kon
seng resik (disuruh untuk bersih), neng ngerteni kampung e,
istilah batinnya bersih. Yang jotas (bertengkar) ya harus akur dan
harapan saya seperti itu. Di situ juga disertai secara simbolis
harus membuang sesuker. Membuang sesuker itu ya diwakili dari
api, tanah, air, setiap rumah harus diambili dan dikumpulkan per
RT. Lalu di larung di kali (sungai) Pabelan terus di situ ada sajen-
sajen. Sajen itu ya merupakan makanan berupa jenang abang
dipalang, jenang putih dipalang, jenang baro-baro dan pokoknya
komplit, pepak. Nah harus menggunakan pakaian jawa supaya
lestari kampungnya, damai. Tapi ternyata biasanya ada lahar,
musim hujan di Merapi itu ternyata juga nggak sampai. Ada angin
puting, banjir dan dusun ini tidak mungkin kena banjir.
Harapannya diberikan keselamatan dan dirasakan perbedaannya.
P2tam08 : Apakah terdapat kebudayaan lainnya pak ?
N2tam08 : Ya setiap tahun menanggap wayang. Wayang merupakan
tuntunan dan tontonan. Yang namanya wayang sebab adiluhung
karena muncul dakwah semua seni itu disitu. Misalnya seni pahat
ada di situ, wayang dipahat, seni sungging, seni lukis ada disitu,
seni gerak dalam dalang menggerakkan wayang kelihatan hidup,
seni sastra karena ada seni sastra , dulu seni suara sindennya, seni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
musik, seni dakwah, pokoknya semua disitu. Maka harus kita
lestarikan. Harus kita uri-uri dan diteruskan pada generasi
penerus. Misalnya lomba mewarnai wayang untuk anak-anak kita
perkenalkan pada wayang.
P2tam09 : Menurut bapak apakah ada kaitannya antara sejarah Candi
Borobudur dengan kegiatan pahat batu di Prumpung ?
N2tam09 : Ada. Menurut agama Buddha, mungkin saya ini mungkin
inkarnasinya orang-orang yang membuat Candi Borobudur.
Soalnya menurut ajaran agama lain kita itu pernah hidup dimasa
lampau. Terus sekarang kita hidup dimensi tiga ini menjalani
karma masa lampau. Maka ono wong ora kenal Gereja (ada orang
tidak kenal Gereja, kenal Masjid) tapi serba mudah. Ada kalanya
orang khusyuk beribadah kehidupan montang-manting dan
menganggap Tuhan tidak adil. Sebenarnya tidak itu, sebenarnya
itu ya karena menjalani karma kehidupan masa lampau.
N2001 : Karena letak Prumpung ini kan tidak jauh ya pak dari Borobudur.
P2001 : Ini karena ya memang geografisnya itu Borobudur-Prumpung-
Merapi, ini kan tengah-tengah. Jadi Borobudur itu sumber
inspirasi para pemahat. Saya kan awalnya dari itu, kepala Buddha
yang berada di Borobudur sumber inspirasi. Terus Merapi itu
sumber bahan, disini tengah-tengah itu sudah tepat. Mungkin
saya tidak tahu kehidupan masa lampau seperti apa dan memetik
kehidupan masa lampau sekarang jadi pemahat. Mungkin dulu
jadi pemahatnya Borobudur ya siapa tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Pelaksanaan Penelitian II
Hari,tanggal : Rabu,1 Mei 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Sylendra
Hasil Wawancara :
P2tam10 : Kalau di Prumpung sini anak mudanya yang pahat batu banyak
tidak pak?
N2tam10 : Wo ya banyak, generasinya sudah luar biasa. Dulu cuma saya dan
adek saya. Sekarang sudah berkembang
P2tam11 : Ini tema-temanya apakah budiest semua pak ?
N2tam11
: Ya tidak, sembarang. Ada aliran-aliran abstrak sampai modern,
bentuk naturalis, bentuk dekorasi. Untuk menghiasi taman-taman
hotel itu kan nggak harus Buddha. Terutama kita membuat
interior, eksterior, kita membutuhkan batu putih atau batu andesit
ini kan bisa saja.
P2042 : Bagaimana bapak menentukan proporsi kerajinan pahat batu agar
menghasilkan pahatan yang sesuai ?
N2042 : Ya cuma perasaan saja. Nah mungkin ada simbol-simbol mudra-
mudra itu kan ada maksudnya, termasuk melihat kedalam itu juga
ada artinya.
N2tam12 : Apakah pembuatan patung-patung ini menggunakan gambar
terlebih dahulu pak ?
P2tam12 : Ya dulunya kan pakai copyan dari percandian dan itu karena
berulang ulang jadinya hapal. Kalau saya itu otodidak. Dari awal
saya dipesani Datuk hitam, saya ke Borobudur ngilani, nggak
pakai HP karena dulu belum ada itu, terus langsung dirumah
sampai, ada 5 kali saya membuat kepala Buddha. Sampai 5 kali
wira-wiri (bolak-balik). Buat ini lupa, yang ini bagaimana. Lha
dulu masih SD
P2tam13 : Waktu pertama kali apakah bapak menggunakan sket terlebih
dahulu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
N2tam13 : Ya paling-paling dicoret-coret pakai kapur atau pakai apa dulu di
batunya. Ya kalau membuat patung ya nggak di sket langsung saja,
kalau membuat bangunan misalnya gapura atau apa gitu itu harus
di desain dulu. Saya cari ukuran, soalnya potongan-potongan batu
itu kan diperlukan ukuran.
P2044 : Biasanya satu patung berapa lama pak untuk proses
pengerjaannya?
N2044 : Ya seperti ini secara manual ya, saya mengerjakan nggak pakai
alat mesin secara manual lebih hidup dan seolah ada rohnya. Kalau
pakai mesin ya lain, itu sekitar 5 bulan. Ya mungkin nggak sampai
tergantung. Dan itu sendiri sampai matholi. Biasanya yang
mengerjakan patung itu dua orang, yang matholi satu yang
mengerjakan bentuk satu. Matholi itu membuang barang-barang
yang tidak digunakan, untuk meringankan
N2041 : Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu pak ?
P2041 : Ya terutama kita pesen, misalnya saya punya orderan berapa
ukurannya, misal 2 meter. Kita ke penambang lalu pesan. Disana
juga tidak langsung jadi. Disana kan kalau patung besar kadang-
kadang lama sampai satu bulan bahkan 2 bulan, karena mencari
batu besar itu kan tidak mudah sekarang. Kalau dulu itu masih
mudah. Kalau sekarang ya menggali kedalaman 5 meter dan tidak
boleh pakai alat. Misal ini barang persegi, ini dicoret, lalu di buang
bagian sini-sini.
P2tam14 : Biasanya bapak membuat patung dari kepala dulu atau bagaimana
Pak ?
N2tam14 : Di sket dulu ya untuk keseluruhan, dicari proporsinya,
perbandingannya. Jangan sampai besar kepala dan badan tidak
sesuai ya harus jeli dan peka. Karena sudah biasa ya sudah. Kalau
dulu kan mengukurnya saya pakai tangan awalnya, belum
menggunakan meteran, menggunakan kilan dan perasaan dan lama
lama hapal sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
P2tam15 : Misalnya membuat patung Buddha, terdiri dari berapa bagian pak?
N2tam15 : Ya itu kita ambil sket kepala kadang kepala global terbentuk terus
tangan terus kaki lalu ada yang kurang kita lihat jadi tidak
sekaligus, kita kurangi sampai serasi antara kepala, badan, kaki.
Karena bentuk klasik itu kan bulat nah yang penting itu ada
ornamen-ornamen itu sangat mendukung sekali. Bentuk-bentuk
naturalis itu kan ada anatominya yang jelas.
P2tam16 : Kalau patung seperti ini bagaimana bapak membuat
melengkungnya ini (bagian sayap) seperti bisa simetris ?
N2tam16 : Ya itu dibuat mal disebelah supaya simetris, dah jadi sebelah saya
templeki (ditempeli) pakai kertas. Itu kan tidak susah. Di mal
(cetakan) supaya mendapatkan kanan kirinya sama.
P2tam17 : Kalau patung kecil berapa lama pak pengerjaannya ?
N2tam17 : Patung kecil ya 10 hari selesai dari awal.
P2tam18 : Dalam membuat rambut kepala Buddha apakah diukir atau
menggunakan mal pak ?
N2tam18 : Rambut kepala Buddha saya ukir, itu kan ada 4, sini ada 10 ada
yang 9. Artinya 4 ini melambangkan 4 kasunyatan. Kehidupan itu
kan dari kamadatu sampai arcupadatu itu kan 9. Trus disini 5, 5 itu
pancasila Buddha itu ya jangan bohong, jangan mencuri dsb.
P2043 : Setiap patung Buddha ini memiliki penuh filosofi ya pak ?
N2043 : Ya soalnya itu kan simbol semua. Bentuk-bentuk klasik itu
mewakili simbol. Itu merupakan suatu bentuk candrasengkala, jadi
tahun, bulan penuh simbol. Tapi dulu kan tidak di tulis. Orang
yang tidak tahu candrasengkala tidak tahu maknanya.
P2tam19 : Jenis kerajinan pahat batu apa yang baling banyak diminati
konsumen pak?
N2tam19 : Ya itu tertentu tidak hanya orang Buddha. Kalau bukan orang
Buddha ya bentuk-bentuk hiasan taman itu ada air mancur, bentuk
air mancur cewek bawa air, ada wanita-wanita yang bagaimanalah
pokoknya ekspresinya indah. Yang namanya taman ada unsur lucu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
dan indah. Ya macam-macam orangnya pesan apa. Lalu ada
bentuk raja kodok membawa tongkat komando dan mahkota lalu
ada prajuritnya. Ya itu dinamakan maskot. Saya pernah juga
masang maskot gajah.
P2tam20 : Apakah bapak pernah membuat patung-patung sosok legendaris
seperti Pangeran Diponegoro ?
N2tam20 : Saya pernah membuat Pangeran Diponegoro naik jaran/ kuda. Lha
itu saya di Goa Cerme atau apa ya daerah Bantul itu kan ada kuda
ada Pangeran Diponegoro. Tapi waktu itu saya tidak sadar malam
itu kan banyak orang luar dan dalam, banyak sinden, dalang dan
banyak orang bertapa mencari penjaluk (pengaharapan). Saya
disuruh untuk membuat Pangeran Diponegoro dari wakil Bupati
Bantul, Pak Tatang. Kemudian saya diminta untuk menenangkan
diri menjalani spiritual untuk membuat Pangeran Diponegoro.
Tapi ternyata jadinya bukan patung Pangeran Diponegoro namun
Sunan Kalijaga. Lha juru kuncinya ngomong (mengatakan) lha itu
bukan Pangeran Diponegoro, pernah saya ketemu disini tapi
melalui mimpi atau apa nggak tahu seperti itu wajahnya. Akhirnya
Diponegoro kan harus menggunakan keris terus saya ganti
menggunakan tesbeh. Itu untuk mengingatkan orang-orang yang
datang kesitu, lha anehnya disitu.
P2tam21 : Bagaimana proses membuat air mancur pak ?
N2tam21 : Wah itu mudah menggunakan mesin. Secara mesin aja,
motongnya menggunakan mesin jadi cepat. Kalau patung pakai
mesin itu tidak bagus.
P2tam22 : Mulai mengenal mesin tahun berapa pak ?
N2tam23 : Lupa saya, sekitar 1985. Sebetulnya sudah lama tapi orang sini
belum mengenal.
P2015 : Berarti untuk membuat patung seperti Sunan tadi apakah ada ritual
tertentu yang dilakukan pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
N2015 : Ya dulu saya sewaktu diminta untuk membuat Patung
Panembahan Senopati saya diminta untuk berpuasa. Wong cara
memahatnya saya harus berpakaian kejawen. Ini adalah
permintaaan dari Kraton Yogyakarta, ada di Banglampir. Dulu di
situ mungkin pernah Panembahan Senopati cerita legenda bertemu
Nyi Roro Kidul.
P2tam24 : Bagaimana bapak bisa membentuk gambar Panembahan
Senopati?
N2tam24 : Itu nggak ada gambarnya, tapi saya ya langsung aja, kenapa saya
harus membuat contoh sebagai orang ningrat ini karakternya
seperti apa tapi karena saya dengan menjalankan puasa, sungguh
–sungguh, fokus, ini seolah-olah tinuntun (dituntun). Saya
memahat tek-tek seperti dituntun. Dan begitu jadi, orang-orang
menyembah. Ya semua itu ada suatu keajaiban. Saya pernah
berkali-kali membuat patung yang akan disakralkan itu
menjalankan puasa, puasanya nganyep, nggak makan asin, nggak
makan manis.
P2016 : Apa makna Merti Dusun Saparan di Prumpung pak ?
N2016 : Sebab melarung suseker, setiap saat dunia dikotori hal-hal jahat
maka dari itu dengan simbolis kita membuang suseker di kali
(sungai) itu merupakan suatu simbolis untuk tolak bala. Yang
namanya perti kampung, perti becik resik-resik tapi yang dibersihi
bukan kampungnya saja tapi juga batinnya manusia harus bersih
jadi lahir batin. Itu namanya merti kampung Saparan. Itu dalam
sekali maknanya.
P2tam25 : Bagaimana caranya memasukkan filosofi di patung pak ?
N2tam25 : Nah itu mengikuti ajaran agama. Agama itu punya ajaran seperti
apa. Nah terus disitu pesan-pesan dari patung yang namanya seni
itu kan sentuhan rohani. Seni itu kan sentuhan rohani, nah itu.
P2027 : Darimana pengambilan batu untuk kerajinan pahat batu yang putih
ini ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
N2027 : Ya batu putih super itu ada yang diambil dari Wonogiri, Wonosari.
Kalau itu masih melimpah. Kalau batu andesit wah itu masih agak
lama. Tur ya harganya mahal.
P2tam26 : Bagaimana bapak menentukan harga jual patung ?
N2tam27 : Ya dihitung dari bahan berapa, transportasi berapa, pengerjaan
berapa hari, lalu nilai seninya kan gitu. Setiap pahatan kan tidak
sama, jadi ada nilai seninya. Orang yang profesional membuat
kualitasnya batu itu nilai seninya akan tinggi tidak asal saja. Sama-
sama ukuran 1 meter ada yang dijual 10 juta ada yang dijual 15
juta itu kan tergantung seninya.
P2tam27 : Kalau di Prumpung banyak anak muda yang menekuni pahat batu
Pak ?
N2tam27 : Ya sebagian ada sebagian nggak ada. Ya saya ini punya cucu tidak
mau mahat dan kerjanya malah di Restauran.
P2001 : Bagaimana perbatasan Dusun Prumpung ini pak ?
N2001 : Perbatasannya ada kali (sungai) kecil, sebelah kanan Tejowarno
sampai jembatan, sebelah kiri Prumpung itu Dusun Dukuh. Ya
berkembang dulu hanya berapa rumah, dulu masih primitif,
rungkut (rimbun). Dulu yang namanya orang itu jarang yang cuci
kaki ada kelapa itu diambil kelapanya ada sabutnya untuk keset.
Saya masih ingat itu dulu bapak saya, mau naik ke amben (tempat
tidur) harus keset dulu. Dulu cewek-cewek kembenan tidak seperti
sekarang sudah makmur maju. Dulu ada yang bebetan bagor, goni,
jaman Jepang.
P2012 : Dahulu ayahnya bapak seorang pemahat batu ya pak ?
Bapak iya, ya itu awalnya bapak saya itu yang memberikan saya
ilmu kon nggolek’i mustikane watu ben iso mabur, ben iso
nyebrang laut (cari dan temukan nilai lebih batu supaya bisa
terbang dan menyebrangi laut) itu dari bapak saya. Akhirnya saya
mengikuti orang tua saya ya akhirnya tahun 1974 saya bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
menemukan mustika batu. Saat itu saya dipanggil Ir.Subekti jam
9.00 harus menghadap dan harus menggunakan pesawat.
P2006 : Apa saja hasil kerajinan pahat batu yang dihasilkan pada awal
mula pak ?
N2006 : Dulu itu ya bagaimana ya masih kasar. Sama-sama dipahat tapi
belum menemukan keindahan. Ya membuat umpak ya tatahannya
masih kasar. Membuat lumpang, lesung, tidak ada yang lain. Lha
tahun itu saya mencoba karena tergiur pentul dan tembem dari
kesenian campur dan saya tertarik ingin membuatnya. Terus
membuat kepala Buddha, sampai 5 kali saya mondar-madir ke
Borobudur untuk membuat kepala Buddha.
P2tam28
: Dulu bapak gambar atau bagaimana pak ?
N2tam28 : Ya tadi sudah saya katakan, saya kilani aja pakai tangan lalu saya
rekam, saya tuangkan, saya ambil batu dari kali (sungai). Tapi ada
yang lupa saya kembali kesana lagi sampai 5 kali. Ya sekarang
pakai HP saja sudah cukup.
P2004 : Dulu selain ayah Pak Kasrin ada berapa yang merintis kegiatan
pahat batu pak ?
N2004 : Ya ada Pa Lik, Bapaknya Pak Joyo, sama Mbah Mur ya lainnya ya
ada orang di kampung Tejowarno Mbah Mangun ya buatnya ya
kaya itu-itu aja. Wah jaman dulu orang bekerja ya hanya sebatas
untuk mengisi perut saja. Karena kan mahal, pakaiannya ya
sederhana sekali, rumah juga tidak seperti sekarang ini. Sekarang
sudah makmur kita syukuri. Lapangan kerja mudah-mudahan bisa
diciptakan. Dulu nithiki watu nggo ngopo (mahat batu untuk apa),
orang dulu menyepelekan nah akhirnya sekarang bisa berkembang
dan ada nilai harganya. Dulu orang menithiki watu diplengosi. Ya
dulu masih susah, kok mau menikmati seni. Seni itu ya kalau sudah
makmur, baru bisa dinikmati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
P2tam29 : Apakah di Dusun Prumpung juga ada yang memproduksi lampion
pak ?
P2tam29 : Dulu saya, saya itu mengambil bentuk-bentuk dari Jepang.
Namanya kan ada jadi itu juga ada artinya ada suatu simbol-
simbol, lampion itu tidak sekedar lampion, itu ada maknanya. Wah
pokoknya macem-macem dan bagus-bagus.
P2024 : Bagaimana pandangan bapak mengenai kegiatan pahat batu ?
N2024 : Saya membuat patung itu merupakan suatu ibadah, iya kan untuk
menghidupi anak,istri itu kan ibadah.
P2040 : Apakah bapak mengalami hambatan/kendala dalam kegiatan pahat
batu?
N2040 : Ya dulu pernah ditipu 1 kontainer tidak bayaran dibawa ke
Kanada. Jadi pertama pesen DP ke saya 50%, dua kalinya 20%
akhirnya nggak dibayar. Saya ngirimnya di Jogja, masuk ke
kontainer. Ya namanya orang jahat ya dimana-mana ada. Dulu
perusahaan paling besar tempat saya ini, banyak pegawai yang ikut
saya.
P2tam30 : Sanggar Sylendra ini didirikan tahun berapa pak ?
N2tam30 : Tahun berapa ya, saya lupa. Kalau Pak Joyo kan mendirikan
sanggar Sanjaya, saya Sylendra. Sylendra itu kan identitas
Borobudur. Soalnya kan Borobudur itu dibuat wangsa Sylendra.
Terus Sanjaya itu kan identik Hindu, maka Hindu-Buddha. Terus
saya memberikan nama Sanggar Linang Sayang artinya berlinang-
linang tapi disayang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Pelaksanaan Penelitian III
Hari,tanggal : Kamis, 9 Mei 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Sylendra
Hasil wawancara :
P2tam31 : Proses selanjutnya apa ini pak ?
N2tam31 : Proses selanjutnya adalah penghalusan patung dengan cara
menggosok-gosokkan batu andesit ke patung tujuannya adalah
agar patung menjadi halus dan nampak dari batu alami sekaligus
menghilangkan bekas pahatan yang masih putih-putih.
Kemudian ada juga yang di kuas.
P2tam32 : Pesanan darimana ini pak ?
N2tam32 : Pesanan orang Jakata yang akan dibawa ke Bali
P2035 : Apakah ini peralatan yang bapak gunakan untuk memahat ?
N2035 : Peralatan untuk membuat detail patung/pengukir, nama alatnya
adalah pengecel/pengukir. Ada tatah, cuplik, pengecel lebih
lebar.
P2tam33 : Berapa kali gosok pak ?
N2tam33 : Ya sebetulnya satu kali gosok, cuma ini batunya keras bisa 2 kali
gosok.
P2044 : Lama pengerjaan berapa ini pak ?
N2044 : Ya satu bulan lebih.
P2tam34 : Berapa harga patung ini pak ?
N2tam34 : Ya yang penting bisa buat nempur (beli beras) aja. Sekarang itu
yang penting bisa mengalir, hanya untuk olahraga saja. Kalau
patung yang besar itu ya 50 juta lebih. Kalau batu kecil ya murah.
Ya kalau lampion itu kan Rp 250.000,00.
P2tam34 : Bapak juga membuat lampion ?
N2tam34 : Tidak, kalau dulu saya membuat lampion bentuknya dari Jepang
dan ada namanya mungkin ada maknanya dan simbolnya. Tidak
asal-asal.
P2tam35 : Minat konsumen untuk lampion apakah tinggi pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
N2tam35 : Minat konsumen untuk lampion ya ada untuk stok kerajinan ada
orang yang ingin lampion ya belinya lampion. Kalau jaman dulu
belum mengenal mesin ya di pahat secara tradisonal dan hasilnya
lebih bagus pahat.
N2tam36 : Apakah dulu ketika mengerjakan lampion dijiplak dulu pak
gambarnya ?
N2tam36 : Oh gambarnya dari Jepang langsung saya gambar dengan sket
dengan menggunakan ukuran. Jadi untuk memudahkan bentuk
mencari ukuran, kalau bagian bawah berapa atas berapa supaya
memudahkan untuk mengerjakan. Kalau nggak dikasih ukuran
ya hasilnya nggak sesuai.
P2002 : Bagaimana kondisi masyarakat sebelum adanya kegiatan pahat
batu pak?
N2002 : Ya dulu hanya berapa rumah sekarang sudah berkembang, situ
masih persawahan, belum ada jalanan. Dulu yang punya sawah
ya bertani yang nggak punya ya buruh tani. Tapi dulu ayah saya
tetap pemahat cobek, umpak, kurang lebih ya dulu baru ada 10an
rumah, dan masih primitif masih banyak bambu-bambu. Terus
pohonnya besar-besar. Kebanyakan pohon serut-serutan. Ya
mungkin masih ada pohon kenari dulu. Mulai ramai jaman Pak
Soeharto sudah mulai ramai jalanan ini.
P2tam37 : Saya kalau melihat bapak apapun yang dikerjakan bapak penuh
makna simbolis. Apa pak makna dari patung ini ?
N2tam37 : Ya itu namanya seniman di situ, carnaval ada temanya ada
simbolisnya. Membuat patung Buddha ya harus ada maknanya
tidak sembarangan. Tingkatan 5 itu pancasila Buddha, 4
kasunyatan Buddha. Seorang pemahat ya harus memahami
anatomi. Rambut kepala Buddha ada yang 13 ada yang 15.
Jumlah ini melambangkan bulan Purnama, wafatnya dan lahirnya
sang Buddha. Lahir dan wafatnya sang Buddha sama. Cuma
depan saja 15. Yang bentuk melingkar ke kanan maksudnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
berarti dunia terus berputar arah jarum jam. Bagian mata tidak
mendelik tapi melihat ke dalam. Mata di bagian atas
melambangkan indra ke-enam. Yang namanya manusia itu jadi
kalau kita mau meninggal kalau roh kita keluar lewat mulut itu
jadi ikan, kalau hidung itu menjadi serangga karena ada gula ada
semut, kalau lewat mata menjadi unggas pitik, bebek, menthok,
banyak (angsa), burung kalalu lewat mata, kalau telinga bisa
menjadi singa, macan, anjing. Maka kita itu harus ngudi supaya
lewat jalan tengah. Kita hidup dimensi tiga ini menjalani
kehidupan masa lampau. Kalau nanti mau kembali kemana lagi
ini untuk ajaran jangan sampai terinkarnasi, makanya jadilah
manungsa yang mulya. Sebab kehidupan di dimensi tiga itu,
orang-orang yang tidak pergi beribadah itu serba kecukupan,
sedangkan yang rajin beribadah malah berkekurangan, kemudian
timbul Tuhan itu tidak adil. Nah itulah yang disebut menjalani
kehidupan karma masa lampau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 8: Transkrip Data N3
Transkrip Data N3 dari Wawancara
Transkip ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh peneliti yang telah terekam.
Transkrip ini merupakan pengambilan data yang dilakukan N3 dalam kegiatan
produksi pahat batu
Nama : Budi Felix (52 th)
Alamat : Prumpung Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang
Peran : Perwakilan Sanggar Linang Sayang
Kode Subyek : N3
Pelaksanaan Penelitian I
Hari,tanggal : Jumat, 26 April 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Linang Sayang
Hasil wawancara :
P3tam01 : Mohon maaf sebelumnya pak, mohon disebutkan mengenai
identitas bapak.
N3tam01 : Ya nama saya Budi Santoso, alamat disini Prumpung Sidoharjo,
Tamanagung, Muntilan saya berkarya waktu masih SMP, saya
dulu otodidak walaupun saya sempat berhenti karena saya
bekerja di Semarang, di pelabuhan. Kemudian tahun 2004
kembali lagi menekuni lagi.
P3tam02 : Berarti usaha ini sudah cukup lama sekali ya pak ?
N3tam02 : Kalau dari bapak sudah dari tahun 1970-an, bapak dulu buka toko
jamu air mancur, seiring berjalannya waktu karena disini banyak
pemahat dan walaupun terbentuknya masih bentuk candi atau
bentuk apa ya gapura-gapura jadi untuk istilah seninya itu
memang masih tempo dulu-tempo dulu, gapura seperti di daerah
Jawa Timuran seperti pura-pura. Jadi waktu itu maksimal ya
gupala sekitar 1975 itu paling bagus, kepala Buddha juga itu pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
jarang dan belum ada pesanan masih lokal-lokal untuk
perkantoran.
P3tam03 : Dulu awalnya apa yang melatarbelakangi usaha ini pak ?
N3tam03 : Yang melatarbelakangi ya lingkungan juga waktu masih
berjualan jamu air mancur, tambah kelontong, jamunya berhenti,
kemudian ada sedikit lahan ya dipakai buat usaha untuk sambil
punya pegawai, sambil menurunkan bahan baku untuk patung
candi atau lampu berbentuk serongan/ jepang dan waktu itu masih
ngetrend nya. Ya itu kalau ada pesanan, kalau tidak ada pesanan
ya bikin-bikin apa gitu sehingga berjalannya waktu ya
berkembang.
P3tam04 : Dulu awalnya bapak belajar sendiri atau bagaimana pak ?
N3tam04 : Ya dulu otodidak, di sini otomastis tidak ada yang belajar sendiri.
Dalam arti tidak ada yang belajar itu kadang kita pulang sekolah
pegang alat. Biasanya saya pun kalau punya anak saya kasih
entah itu betel ataupun palu dan silahkan terserah mau buat apa,
kita kasih cuilan batu terserah kreasinya mau dibuat apa dan saya
biarkan imajinasi mereka. Kalau biasanya itu tergantung minat
orang yang disini dalam arti anak-anaknya keturunan walaupun
bapaknya pemahat bagus tapi kalau anaknya nggak bisa ya yang
tidak bisa. Tapi orang bukan asli sini, pendatang cuma ikut-ikutan
ternyata lebih bagus ya banyak. Pertama kalau untuk pemula
yang penting bisa ngelus, misalnya dari bentuk yang masih gocel
itu dibikin yang jelas, lurus dulu, yang penting lurus sik, namanya
bakali.
P3tam05 : Barang apa saja yang anda produksi pak ?
N3tam05 : Kalau disini untuk saya spesialis prasasti, saya pribadi spesialis
prasasti dan leter nama di nisan walaupun dulu buat lampu,
kodok, patung-patung kecil tapi tidak saya tekuni. Di belakang di
tempat adik saya nanti bisa dilihat kerjaannya apa saja, yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
spesifik, ada yang spesial ngelus, spesial ngukir, ada bagian
matholi untuk pegawai yang badannya besar-besar.
P3038 : Barang apa saja yang anda produksi pak ?
N3038 Kalau disini untuk saya spesialis prasasti, saya pribadi spesialis
prasasti dan leter nama di nisan walaupun dulu buat lampu,
kodok, patung-patung kecil tapi tidak saya tekuni. Dibelakang
ditempat adik saya nanti bisa dilihat kerjaannya apa saja, yang
lebih spesifik, ada yang spesial ngelus, spesial ngukir, ada bagian
matholi untuk pegawai yang badannya besar-besar .
P3028 : Berapa luas lahan yang diperlukan untuk proses produksi pak ?
N3028 : Yang terpenting untuk menurunkan bahan ya paling 5 × 5 𝑚2
udah cukup untuk patung, tapi kalau itu untuk sirkulasi. Tapi
kalau nimbun bahan juga harus agak luas juga. Kalau buat
mengerjakan aja 5 × 5 𝑚2 dan misalnya bahkan 2 × 2 𝑚2 ya
tidak masalah kalau hanya 1 yang dikerjakan, namun kalau nanti
partainya banyak dan harus menimbun bahan baku ya harus luas
juga. Tergantung kebutuhannya, tidak harus 5 × 5 𝑚2. Kadang
kalau ini bukan pesanan kita mengerjakan sehari hari, tetapi kalau
ada pesanan yang sehari-hari itu ditinggal ngerjain yang pesanan.
P3027 : Biasanya batunya diambil darimana pak ?
N3027 : Batunya diambil dari lereng Gunung Merapi, rata-rata
mengambil batu di lereng Gunung Merapi dan diantar. Kadang
kalau disini rata-rata di lereng Gunung Merapi kalau bentuk jenis
batu putih itu dari Wonosari, Purwakarta, Jawa Timur dan
macem-macem jenisnya. Kalau yang di Jawa Timur itu cirinya
lebih alot.
P3tam06 : Sistem pemesanannya bagaimana pak ?
N3tam06 : Sebenarnya kalau disana ya ditempat produksi batu sana ya
istilahnya yang di lereng Gunung Merapi atau di Jawa Timur atau
yang di Purwakarta itu tergantung pesanan kita juga. Terlepas
dari kita mendapat pesanan mereka juga bikin misalnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
ukuran 1 𝑚2 atau ukuran 1,5 𝑚2 tergantung pesanan juga. Tapi
juga memproses ukuran berapa kali berapa yang rata-rata
disesuaikan dengan pesanan dan juga mengikuti. Misalnya batu
bulat diameter 5 𝑐𝑚, bagaimana caranya dimaksimalkan agar
terbentuk kotak.
P3tam07 : Untuk menentukan harga jual patung bagaimana pak ?
N3tam07 : Untuk harga relatif, tidak bisa dijadikan patokan disini, misal
kadang di sebelah misal 5 juta, di sini bisa 10 juta, bisa 15 juta.
Sebab yang namanya seni itu tidak sama antara satu orang dengan
yang lain beda-beda. Mungkin dari segi anatomi kadang kurang
bagus menyebabkan harga murah. Tetapi kadang jika ada
pesanan dari orang yang tahu anatomi kadang juga harus mencari
pegawai yang bagus juga. Jadi tidak sembarang asal-asalan.
Banyak juga pemahat-pemahat yang otodidak itu yang penting
jadi rupanya misal kita mau buat patung Ken Dedes, Ken Arok,
kadang orangnya berbentuk Ken Dedes, tubuhnya berbentuk laki-
laki, kadang tidak sesuai, itu bisa dilihat juga. Maaf kadang
badannya gagah kan tidak luwes, harus disesuaikan. Ada yang
sudah badannya bagus, kepalanya kekecilan, kadang tangannya
kependekan, kadang tidak sesuai seperti itu. Nah yang sulit ya
harus menyesuaikan itu. Karena sekarang seni dan bisnis kadang
kalah dengan orang bisnis juga.
P3042 : Bagaimana cara menentukan proporsi bentuk patung agar
menghasilkan bentuk yang sesuai pak ?
N3042 : Perbandingan proporsi tergantung daya imajinasi kita. Dan kita
bisa melihat dari pemahat. Misal bapak ini dengan bapak ini,
nanti yang lebih spesifik, mendekati ataupun yang benar-benar
sesuai dengan anatomi, oh tinggi segini maka tangan harus segini,
kaki harus segini kepala harus segini, nah itu yang agak sulit dan
orang yang memiliki daya imajinasi tinggi akan kelihatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
untuk seninya nanti dalam bentuk ukiran juga akan terlihat itu
asal-asalan atau tidak kan nanti kelihatan dari bentuk cara ngukir.
P3015 : Apakah ada ritual tertentu sebelum melaksanakan kegiatan pahat
batu pak ?
N3015 : Sebenarnya kalau kita ya ada lah, memang ada yang ada, ada
yang tidak. Pernah orang bilang, orang Jawa bilang kadang ada
misal kita butuh bahan baku pesan dari lereng Gunung Merapi
ukuran 4 𝑚 lebar 1 𝑚 panjang 2 𝑚, sudah sip tinggal angkut saja,
ternyata dari sana sudah naik truk mobil nyala tapi tidak bisa
dijalankan, harus perlu ritual juga. Kemudian setelah sampai di
sini, ternyata juga tidak bisa diturunkan juga. Harus pakai ritual
ternyata dengan doa dan digunakan dongkrak cuma sebentar
tidak sampai 1,5 jam akhirnya bisa turun. Padahal juga tadinya
nggak bisa. Kadang diluar nalar seperti itu ya memang ada kita
percaya tidak percaya harus percaya. Pada kita dasarnya toh
ketika kalau mengalami kesulitan dan harus menggunakan ritual
ya harus dilakukan. Mau tidak mau harus dilakukan.
P3tam08 : Biaya bahan baku, harganya berapa pak ?
N3tam08 : Itu bahan baku tergantung dan kesepakatan saja, misal saya butuh
batu nisan kijing saya beli 1,30 𝑚 kali ketinggan 50 𝑐𝑚, lebar
50 𝑐𝑚, kesepakatan dengan saya dan saya tahunya harus sampai
sini dan jika di sana minta tambah untuk mengantar nanti bisa
nego dan harganya juga tidak sama kadang bahan juga tidak
sama, juga kualitas mempengaruhi harga, ada misal harga 1,5
juta, 2 juta tidak mesti. Jadi kembali pada kualitas batu.
N3tam09 : Paling banyak diminati jenis kerajinan apa pak ?
N3tam09 : Kalau ditempat saya ya Prasasti, kijing, kalau ditempat adik saya
rata-rata sekarang relief paling bagus relief batu di dinding
kemaren ada pesanan dari Hawai dan sesuai permintaan mau
dibentuk relief bunga tulip, atau wayang atau candi Borobudur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
P3031 : Bagaimana cara memperkenalkan dan memasarkan barang
kerajinan pahat batu yang diproduksi pak ?
N3031 : Untuk pemasaran kita maaf ya karena berhubung kita dekat
dengan Candi Borobudur secara terlepas dari marketing,
mungkin kalau kita punya situs bisa dilihat di situ. Namun secara
di sini tidak ada media sosial tidak pernah, biasanya kalau lokalan
diadakan pameran dan tertentu. Kemudian ada faktor kedekatan
mungkin dijawil (diajak) dari Prumpung mungkin mau
menampilkan pameran apa. Istilah marketing tidak ada untuk
pemasaran. Untuk proses sampai luar negri, kebanyakan memang
pengusaha dalam arti pebisnis dari luar negri yang juga
melakukan pendekatan dengan pihak hotel yang sedang
mengembangkan atau membuat hotel atau apapun dan kadang
biasanya juga yang memasarkan sendiri orang-orang pebisnis
yang tinggal di sini dan orang luar negri sendiri yang memasarkan
kemudian beliau pesan ke kita kemudian kita buatkan dan
dilakukan proses tranksaski.
P3tam10 : Saat ini anda memiliki berapa pegawai pak ?
N3tam10 : Kalau untuk saya hanya 2, tapi untuk adik saya mewakili Linang
Sayang ada sekitar 25 pegawai dan macam-macam untuk
spesialis pekerjaannya misalnya packing, ukir, pemahat. Karena
packingan kalau tidak bagus nanti dikomplain juga.
P3029 : Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan kualitas hasil
pahatan pak ?
N3029 : Kalau ada permintaan yang sulit kita siap menerima resiko, siap.
Misal ada pesanan yang sulit dari hal itu muncul tangangan kita
untuk belajar terus. Dari situ muncul juga mempertahankan agar
lebih bagus bagaimana caranya dan misal ada pesanan baru nanti
kita membikin satu contoh sampel dan bikin duplikat agar daya
tariknya ada. Dulu tahun 1970 gupala bagus, dulu tahun 1990an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Buddha-buddha bagus, sekarang model relief. Kita harus
mengikuti terus permintaan pasar seperti apa
P3026 : Berapa besar pendapatan yang anda peroleh pak ?
N3026 : Tidak tentu dan tidak bisa dijadikan patokan. Biasanya kita
mengikuti musim, biasanya per bulan 10 juta, 15 juta , namun
terkadang 2 juta dan tidak bisa dijadikan patokan, mengikuti
musim. Itu masih kotor. Kalau cobek batu, sapu, musim dan kita
harus menyiasati pasar, misalnya kemaren liburan saya geser
bentuk souvenir, cobek, sapu atau seperti apa, mengikuti
musimnya.
P3tam11 : Rata-rata cobek harga berapa pak ?
N3tam11 : Tidak bisa tentu, kisaran ada yang Rp40.000,00 yang kecil itu
Rp25.000,00 ada yang Rp200.000,00 ada yang Rp250.000,00
tergantung diameter, kadang cobek juga ada kualitasnya. Misal
harusnya cobek tersebut dijual Rp40.000,00 tetapi karena
kualitas cobek tersebut kurang bagus maka dijual Rp30.000,00.
Kalau jelek kadang ya buat bonus orang beli kijing.
P3tam12 : Bagaimana menentukan harga jual patung pak ?
N3tam12 : Untuk tolak ukur wah agak kesulitan, misal 1 meter bentuk
gupala, kadang ada gupala yang kurus dan gemuk, misalnya 20
juta, namun yang sana ada yang 10 juta , ada yang 7,5 juta.
Kembali pada besar kecilnya. Ini dipengaruhi kualitas batu,
anatomi, bentuk ukiran, masing-masing berpengaruh. Biasanya
yang sudah punya nama juga menjaga kualitas barang yang
bagus. Ada juga misal kepala Buddha tapi kepala kecil kurang
bagus, saya nggak akan beli karena nggak sesuai. Misal rambut
kepala Buddha ada ukiran yang terbalik tapi kadang orang nggak
tahu ini berpengaruh, orang yang tahu pasti apalagi pembeli yang
jeli tidak akan membeli barang bagus kalau terbalik.
P3tam13 : Bagaimana cara menentukan kualitas batu pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
N3tam13 : Kualitas batu yang penting rapat dulu dan tidak banyak pori-
porinya, yang jelas, rapet, antep tapi tidak harus padet banget
seperti batu kali (sungai). Karena batu kali (sungai) berat sekali.
Yang jelas pori-pori tidak kelihatan istilahnya begitu, semakin
bagus semakin mahal. Dan setiap orang pun penjual bahan baku
berbeda-beda. Penjual batu balok-balokan dari Lereng Merapi,
sama-sama penjual namun harganya berbeda. Jenis batu kan ada
yang bermacem-macem. Ada jenis batu putih, abu-abu, hitam,
merah kan macam-macam.
P3040 : Kendala apa yang pernah dialami dalam kegiatan pahat batu ini
pak ?
N3040 : Ya banyak seperti itu, sering. Seperti membuat kepala Buddha,
tangannya gini dan sampai finishing tangannya patah bisa, atau
kadang ya kuping sapi yang noleh patah, ya nanti mempengaruhi
harga. Kadang orang mau beli, tahu cacat begitu ya tidak mau.
Misal dari harga 100 juta jadi 50 juta. Tingkat kerumitan-
kerumitan. Tapi sekarang bisa dibuat sama bahwa ini bukan
bekas patah.
P3033 : Bagaimana tips menarik daya beli konsumen pak ?
N3033
: Kalau sapu itu hanya untuk menambah daya tarik saja,
sebenarnya dulu cobek dan dulu tahun 1970-an itu bentuk candi-
candi itu ada keramiknya, biasanya di pinggir jalan banyak
bentuk candi, dulu ada umpak sekarang nggak ada, untuk menarik
perhatian juga menambah gerabah ada itu bentuk kayak
celengan-celengan, terus ada sapu, ada kuntul bangau-bangau itu
, biar menarik perhatian.
P3041 : Bagaimana langkah-langkah membuat kerajinan pahat batu ini
pak ?
N3041 : Misal saya mendapat pesanan bentuk gupala satu pasang, misal
saya pesanan pribadi atau saya bangkel. Misal saya tidak punya
spesialis yang diinginkan pembeli, saya bangkelke dalam arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
saya mendapat pesanan patung gupala 1 meter dan berhubung
saya tidak memiliki spesialis keinginan pembeli saya harus
menggunakan tenaga orang lain kan ada yang mandiri bukan
perusahaan seperti sanggar besar, itu kan punya sendiri yang
menerima pesana-pesanan seperti itu ya sudah. Misal harga 10
juta, saya pesan jadi atau kita ada batunya. Kalau ada batunya ya
sudah saya punya batu segini, tolong gawekke gupala dhuwure
semene (tolong buatkan gupala tingginya segini), regane
(harganya) misale berapa lha itu misalnya 10 juta misal bahan 1,5
juta, misal pengerjaan 2 juta, 3,5 juta ya sudah nanti selepas dari
itu nanti untuk proses transportasi ada ongkosnya nanti untuk
ngunggahke (menaikkan), ngedunke (menurunkan) ada
ongkosnya juga. Setelah batu dipesan, karena misal ada bahan
yang ada namun tidak sesuai dengan yang pembeli inginkan dan
masih ada banyak waktu ya saya akan menunggu dan pokoknya
golekke watu seng podo iki (carikan batu yang sama seperti ini),
paling enggak mirip seng koyo ngene (paling tidak mirip yang
seperti ini). Karena batu juga tidak mungkin sama tapi setidak-
tidanya mirip dalam artian masalah pori-porinya, misal nanti
dalam watu 10 hari kalau sudah jadi nanti saya anter ke tempat e
tukang e saya. Tulung iki gawekke seperti ini, waktune piro. Ya
sudah saya lihat waktunya kalau nggak nyandak (sampai) ya
sudah selake (diutamakan) dilembur saya berani nambahi.
Karena untuk menjaga kualitas bagus ya gimana caranya
mending saya ngalah sedikit untuk nambahi lagi tapi barangnya
harus bagus sesuai permintaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Penelitian ke II
Hari,tanggal : Senin, 17 Mei 2019
Tempat Penelitian : Sanggar Linang Sayang
Hasil wawancara :
P3tam14 : Di sanggar Linang Sayang, seperti yang telah Bapak katakan
sebelumnya bahwa sanggar in memiliki 25 pegawai. Pembagian
tugas pegawai-pegawai tersebut apa saja ya pak ?
N3tam14 : Macam-macam, ada matholi (pembentukan batu), misal nanti
untuk bagian kepala ukurannya segini dengan diameter 10 𝑐𝑚
atau 20 𝑐𝑚, lha nanti di prapasi atau dibentuk secara global dulu,
kemudian ada yang bagian finishing, kemudian ada yang bagian
packing saja, kemudian ada yang spesial relief, kemudian spesial
teblekan (khusus graji)/ pemotongan. Biasanya yang finishing
hanya beberapa. Kebanyakan bagian-bagian yang ngasari setelah
itu nanti spesial finishing.
P3tam15 : Setiap hari ini, apakah ke 25 pegawai ini masuk kerja pak ?
N3tam15 : Iya pasti masuk kerja semua.
P3tam16 : Dari pukul berapa sampai pukul berapa pak ?
N3tam16 : Dari jam 8 sampai jam 4.
P3tam17 : Semisal ada konsumen yang memesan patung Buddha dengan
ukuran 1 meter, biasanya dikerjakan berapa pegawai pak ?
N3tam17 : Ya tergantung, 2 pegawai juga bisa dan ketika diminta pesanan
orang kan tahu harus seperti ini dengan motif seperti ini ya sudah
hanya dikerjakan 2 pegawai dengan waktu 1 bulan.
P3tam18 : Semisal patung ukuran 1 meter pak, biasanya harganya berapa
Pak ?
N3tam18 : Ya relatif ada yang 25 juta, 20 juta, 15 juta ya 15-25 juta. Semisal
batu kurang bagus ya tidak mau.
P3tam19 : Yang mempengaruhi mahal nya harga jual patung apa ya pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
N3tam19 : Ornamen juga berpengaruh, anatomi juga berpengaruh. Kadang
orang yang asal-asalan kecuali kalau abstrak kan lain dan harus
dibuatkan pesanan yang spesifik, badannya bagus kepala
kekecilan, bagus semua tangannya kekecilan, kadang tidak
spesifik kurang serasi juga sangat berpengaruh. Kalau pembeli
cuma pebisnis ya tidak masalah. Kalau orang seni ya pastinya
akan mencermati bagus tidaknya dia tidak mau apabila seperti itu.
Kalau pebisnis masih bisa misal 25 juta jadi 15 juta. Kalau orang
seni dan kurang bagus ya tidak mau dan harus buatkan lagi.
P3tam20 : Sistem penggajiannya apakah borongan atau harian pak ?
N3tam20 : Ada yang borongan ada yang harian,tergantung. Kalau misalnya
terdesak dan harus diforsir dan membutuhkan waktu cepat ya
dikerjakan secara borongan. Ada juga karyawan sendiri yang
harian. Kalau sampai mendesak dan tidak kenal waktu lagi
langsung dilembur dan ditambahkan upah. Mau istirahat ya
silahkan tidak ya silahkan pokoknya borongan harga segini.
Misalnya jatuh tempo harus jadi ya jadi.
P3tam21 : Kisaran berapa pak gaji para pegawai ?
N3tam21 Ada yang Rp50.000,00 ada yang Rp100.000,00 tergantung
spesialnya apa, ada yang mencapai Rp100.000,00 lebih dan lama
tidaknya pegawai tersebut. Ada yang Rp75.000,00 juga.
P3tam22 : Proses setelah patung jadi apa pak ?
N3tam22 : Tentunya di poles dan ada juga yang dikoting untuk anti lumutan.
Tapi tergantung permintaan konsumen juga mau di halus atau
tidak. Koting itu seperti cat biasa yang netral yang tidak ada
warnanya tujuannya supaya tidak ada lumutan. Misal bentuk
patung monyet yang kasar ya tidak dihaluskan, tapi kalau bentuk
patung Buddha itu kan halus ya harus diperhalus.
P3036 : Kalau di Linang Sayang ini rata-rata berapa banyak barang
kerajinan yang diproduksi setiap bulannya ya pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
N3036 : Oh kalau itu tidak bisa dijadikan pathokan, karena jenis
pengerjaan macam-macam ada yang relief, ada yang patung ya
tergantung tidak mesti. Jadi yang jelas tidak bisa dipastikan.
Seperti saya pun pemasukkan berapa itu tidak mesti kadang 5 juta
kadang 10 juta nggak mesti kadang 30 juta, satu bulan hanya
berapa juta tapi uang itu rolling untuk modal lagi.
P3041 : Kalau langkah pertama memahat itu apakah perlu di sket dulu pak
setelah batunya sampai ?
N3041 : Ya perlu di sket dulu. Misal bentuk batu sampai sini kotak,
kebutuhan seperti apa biasanya pakai kapur, kepala segini, tangan
segini nanti di prapasi nanti spesifikasi lagi, nanti temprali lagi,
nanti detailnya. Setelah itu detail lagi.
P3tam23 : Berarti diperlukan imajinasi tinggi ya pak ?
N3tam23 : Ya, misal melihat gambar seperti ini, nanti bentuknya seperti apa
ya sudah nanti kita tinggal mahat. Jadi melihat fotonya biasanya
kan pesanan itu seperti ini harus diperbesar kan ada biasanya ada
fotonya dah kepalanya harus segini, jadi skala ini,
perbandingannya misalnya 5 kali atau 10 kali besarnya jadi
diperkecil atau diperbesar, lha itu. Oh kira-kira harus segini-
segini.
P3tam24 : Apa perbedaan relief dan patung pak ?
N3tam24 : Perbedaannya kalau relief posisinya ambruk, pengerjaannya di
bawah tidur. Kalau patungkan pengerjaannya berdiri dari
samping. Kalau relief pengerjaan dari bawah dan hanya satu
muka saja. Dan dari batu disambung-sambung. Tapi bisa juga
satu batu 1,5 𝑚 × 1,5 𝑚 untuk relief kecil.
P3044 : Berapa lama pengerjaan relief pak ?
N3044 : Ya tergantung bentuknya apa, misal bentuknya bunga tulip
begitu, cepat
P3038 : Apakah di Linang Sayang juga menerima pesanan Gapura pak ?
N3038 : Iya menerima juga, dulu awalnya Gapura itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
P3tam25 : Apakah harus di sket dulu pak kalau membuat gapura ?
N3tam25 : Gapura itu kan dari potongan-potongan batu, kalau di sket dulu
ya pasti, misalnya bawah, tengah, terus nanti untuk lampion, nanti
semprong, pencu yang di atas sendiri, nanti sayapnya kanan kiri.
Bentuknya macam-macam ada yang dari Sumatra rata-rata dari
Jawa. Antara Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah itu lain.
P3tam26 : Terkait penambangan batu pak, apakah penambang dilarang
menggunakan alat berat seperti bego pak ?
N3tam26 : Penambangan masih menggunakan bego dan hanya yang
mendapatkan ijin saja yang boleh menambang, tapi kan tidak
serta merta dia mengambil pasir, ada kalanya ada batunya nanti
batunya disingkirkan nanti ada yang menjual sendiri walaupun
spesial bego kan untuk mengambil pasir tetapi tetap ada batunya
juga kan ada yang dibutuhkan dan ternyata ada yang pesan nah
itu nanti kan dikirim dan yang menjual bukan bego itu, tapi orang
lain. Misal saya memborongi saya yang punya bego yang punya
alat, misal saya mengambil borong berapa misal 1 Miliyar, ya
sudah saya mengambil pasir saja batunya nanti sudah ada yang
mengurusi sendiri dan bego tidak mau mengurusi itu, yang
ngurusi orang lain, walaupun masih satu grup tapi yang
mengurusi orang lain. Kalau bego hanya mengurusi pasir saja ada
batunya nanti urusannya lain orang.
P3tam27 : Berarti untuk penambangan batu itu harus tetap digali ya pak ?
N3tam27 : Iya, jadi misal saya memborong yang di atas, misal e itu di tempat
sana ada yang memiliki misalnya lahannya siapa misalnya
100 𝑚2 atau 200 𝑚2 atau 500 𝑚2 , atau misalnya 1 ℎ𝑎 itu saya
borong tetapi hanya mengambil batunya saja misalnya 600 juta
ya sudah itu resiko juga kadang sudah gethuk (mencangkul
sampai keluar air) tapi nggak ada batunya, nah resiko juga itu.
Kadang ya banyak batunya ya bersyukur terus nanti di kotak-
kotak itu dah nanti dijual ada permintaan misal saya punya batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
seperti ini dan masih dalam bentuk bulat tetapi kalau dibentuk
kodok bisa jadi dengan tinggi 1, 5 𝑚 × 1,5 𝑚. Ada juga
misalnya penambang mempunyai batu ukuran 1,5 𝑚 × 1,5 𝑚
kemudian pemahat meminta untuk dikirim padahal batu tersebut
masih berbentuk bundar. Misal ada juga yang menginginkan
ukuran 1,70 𝑚 nah nanti kan batu tersebut dimaksimalkan bisa.
Ya bentuknya beda-beda ada yang lonjong dsb tidak sama. Para
penambang juga main spekulasi tidak bisa menentukan apakah
tanah yang dikontrak ada batu atau tidak, terkadang ada tetapi
terkadang juga tidak ada. Ada ya syukur tidak ada ya resiko.
P3tam28 : Dalam hal, untuk packing bagaimana proses packingnya pak ?
N3tam28 : Oya, untuk prosesnya pertama seperti ini misalnya patung ukuran
1,5 𝑚 lebar segini dan panjang depan berapa dan sudah diukur,
tetapi nanti tetap dikasih space berapa cm untuk menaruh. Setiap
sudut yang bersinggungan nanti diberikan spon atau karet. Spon
yang digunakan seperti karet. Setiap sudut digunakan karet
supaya tidak goyang dan patah.
P3tam29 : Pengirimannya menggunakan apa pak ?
N3tam29 : Bisa juga armada untuk lokal, namun kalau luar menggunakan
kontainer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 9:Transkrip Data N4
Transkrip Data N4 dari Wawancara
Transkip ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh peneliti yang telah terekam.
Transkrip ini merupakan pengambilan data yang dilakukan N4 dalam kegiatan
produksi pahat batu
Nama : Iwan
Alamat : Ketingar
Peran : Pegawai di Pabrik Batu
Kode Subyek : N4
Pelaksanaan Penelitian I
Hari,tanggal : Rabu, 1 Mei 2019
Tempat Penelitian : Ketingar
Hasil wawancara :
P4tam01 : Biasanya batu-batu ini dibawa kemana pak ?
N4tam01 : Kalau batu dari sini, pasir dari sini biasanya di bawa ke Demak,
Semarang, Ambarawa.
P4tam02 : Kalau yang batu ukuran besar-besar namanya apa pak ?
N4tam02 : Nah ini namanya batu belah, nanti ndamel (buat) patung, cobek.
Ukuran segitu jadi patung, jadi cobek.
P4tam03 : Hitungan ukurannya batu itu per apa pak ?
N4tam03 : Per batang.
P4tam04 : Misal satu truk ini muat berapa batu ya pak ?
N4tam04 : Misal 1 truk ini muat paling 10 kibik atau 9 tergantung mobil juga
kalau mobil muda ya muat banyak. Kalau mobil diatas 8 tahun ya
nggak kuat.
P4tam05 : Pengambilan batu ini darimana pak ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
N4tam05 : Pengambilannya di lokasi-lokasi itu mbak, ditambang. Itu lurus
saja nanti ada bego-bego di kali (sungai) Nglowo, nanti dilansir
di pabrik. Kemudian nanti dipisahkan atau dibelah.
P4tam06 : Kalau batu untuk patung tadi yang mana pak ?
N4tam06 : Yang ini untuk patung-patung, kalau membuat patung kan tidak
batu besar lalu dibuat patung, nanti buat kepalanya nanti
disambung-sambung. Kalau yang besar untuk mencari batu besar
susah dan jarang.
P4tam07 : Biasanya pemahat muntilan pesan batu dari sini pak ?
N4tam07 : Ya biasanya mereka pesan di sini, lereng Gunung Merapi. Batu
besar satu bak ini, harganya sekitar beli mobil kurang lebih 40
juta laku dengan ukuran jumbo.
P4tam08 : Bagaimana menentukan harga batu pak ?
N4tam08 :
Dilihat dari besar kecilnya, untuk batang kecil Rp 25.000,00
ukuran 30 x 40 cm
P4tam09 : Adakah pemilihan batu pak untuk khusus patung ?
N4tam09 : Ada, tidak bisa batu itu terlalu keras. Dilihat dari porinya kalau
brontok tidak bisa.
P4tam10 : Ini biasanya setiap hari mendapat pesanan pak ?
N4tam10 : Nggak mesti, tergantung pesanan biasanya yang paling banyak
pesanan itu Agustus karena akan ada proyek. Kalau pas puasa
malah sepi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 10: Transkrip Data N5
Transkrip Data N5 dari Wawancara
Transkip ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh peneliti yang telah terekam.
Transkrip ini merupakan pengambilan data yang dilakukan N5 dalam kegiatan
produksi pahat batu
Nama : Rita
Alamat : Prumpung Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang
Peran : Penjaga toko kerajinan batu
Kode Subyek : N5
Pelaksanaan Penelitian I
Hari,tanggal : Kamis, 9 Mei 2019
Tempat Penelitian : Prumpung Sidoharjo Tamanagung Muntilan Magelang
Hasil wawancara :
P5tam01 : Apakah ibu memproduksi cobek sendiri ?
N5tam01 : Oh mboten, kulakan niki (oh tidak, berdagangan ini)
P5tam02 : Wonten pundi Bu? (Dimana bu)
N5tam02 : Banyak mbak, di Pasehan:
P5tam03 : Ini harga cobek macam-macam Bu?
N5tam03 : Macam-macam tergantung besar kecilnya, paling kecil
Rp5.000,00 untuk sambal. Mulai dari Rp5.000,00
P5tam04 : Kalau barang-barang lainnya seperti burung-burung ini juga
disetori Bu?
N5tam04 : Burung-burung disetorin dan warga juga membuat, dari semen
kemudian di cat.
P5tam05 : Berapa bu harga burung-burung ini ?
N5tam05 : Harganya macam-macam tergantung besar kecil, modelnya ada
yang polos. Rp45.000,00 untuk burung kuntul yang polos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
P5tam06 : Biasanya konsumen lebih tertarik beli kerajinan batu andesit atau
lainnya Bu?
N5tam06 : Fifty-fifty mbak, kalau mau lebaran yang laku banter burung-
burung
P5tam07 : Harga cobek berapa Bu?
N5tam07 : Rp100.000,00 untuk diameter 36 cm, kalau diameter 40 cm ke
atas ya hampir Rp200.000,00
P5tam08 : Rata-rata berapa banyak yang terjual tiap bulannya Bu?
N5tam08 : Ya, nggak pernah ngitung mbak
P5tam09 : Tapi tiap hari pasti ada Bu?
N5tam09 : Ya pasti ada, kalau nggak cobek yang laku ya burung yang laku.
Ya namanya juga jualan di jalan menunggu konsumen yang
membutuhkan
P5tam10 : Apakah sapu ini juga produksi sendiri Bu?
N5tam10 : Nggak itu Keprekan, Bojong sistemnya kulakan. Sepunyanya
uang kita beli berapa
P5tam11 : Satu sapu berapa ini Bu?
N5tam11 : Macam-macam, tergantung tebal tipis. Yang tipis Rp15.000,00
ada yang Rp20.000,00 ada juga Rp25.000,00
P5tam12 : Masyarakat membuat gerabah tanah liat juga Bu?
N5tam12 : Nggak, kalau sini mayoritas bikin burung, tapi ya nggak semua,
yang rumah di dalem-dalem situ.
P5tam13 : Rata-rata warga berprofesi pemahat batu ya Bu?
N5tam13 : Kalau yang laki pemahat batu kalau yang perempuan ada yang
berjualan kelontong sembako, toko seperti ini.
P5tam14 : Apakah menerima pesenan kijing juga Bu?
N5tam14 : Iya, itu suami saya yang mahat.
P5027 : Darimana pemesanan batu andesitnya Bu?
N5027 : Dari lereng Gunung Merapi nanti sudah diantar berupa balok-
balokan
P5tam15 : Jadi sistem pemesananya bagaimana Bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
N5tam15 : Ya nanti kita ngarani ukuran seberapa-seberapa kadang kalau
sudah ngarani sewaktu turun ukurannya lain. Jadi nanti misal
suruh bikinin ukuran 1 meter kadang kalau nggak jadi 1 meter
diukur jadi 80 centimeter sejadinya batu. Terkecuali kalau ada
pesanan batunya harus ukuran ya harus seperti itu.
P5032 : Jenis kerajinan apa yang keuntungannya paling banyak Bu?
N5032 : Kalau dihitung-hitung ya sama saja, kijing kan musiman
walaupun untungnya agak lumayan tapi musiman, nggak setiap
hari ada yang pesan kijing. Karena bikin sendiri untungnya besar,
kalau pakai tenaga ya untungnya mepet. Kalau saya sistemnya
kalau ada pesanan lagi cari tenaga kerja, kalau enggak ya udah
bapaknya bikin sendiri.
P5044 : Berapa lama Bu proses pengerjaannya ?
N5044 : Kalau tempat saya karena setengah hari istirahat ya tidak mesti,
sejadinya. Kecuali kalau pesanan ditarget tanggal sekian harus
jadi, harus sregep (rajin). Apalagi puasa seperti ini, setelah sholat
luhur tidur.
P5031 : Bagaimana cara memperkenalkan dan memasarkan barang
kerajinan Bu?
N5031 : Biasanya ada langganan yang sudah sering ngambil, nanti misal
butuh berapa saya ambilkan di rumah kalau kurang, karena
tempatnya tidak cukup. Saya juga ambil keuntungannya juga
nggak banyak-banyak.
P5tam16 : Langganannya menjual kembali barang dagangan atau
bagaimana Bu?
N5tam16 : Iya dipasarkan lagi, karena dia dipasarkan lagi kita untungnya
juga nggak banyak, harus fifty-fifty, dia juga ingin nyari untung.
Jumah yang diambil juga nggak mesti kadang kalau mau lebaran
ngambil 30, 30. Kalau sudah mepet-mepet ngambilnya 10, 10
buat nambahin di rumah.
P5tam17 : Kalau sudah pelanggan dari harga berapa Bu penjualannya ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
N5tam17 : Ya macam-macam, kalau misalnya di jalan kita jual minimal
harus laku Rp20.000,00 kita jualnya ke sana paling Rp15.000,00
atau Rp16.000,00. Ya walaupun begitu saya juga sudah untung
sedikit. Kalau harus terjual Rp20.000,00 nanti langganan saya
jual harga berapa nanti kalau kecil juga tidak laku. Kita juga
tergantung barangnya, yang penting kita kulakan sekian untung
sekian, kalau kita jualnya kan bonus munthu, kalau kita kulakan
sendiri kan cobek sendiri, munthu sendiri, nggak mau pemahat
kalau kulak cobek sudah satu stel dengan munthu.
P5tam18 : Rata-rata satu cobek minimal untungnya berapa Bu?
N5tam18 : Tergantung besar kecilnya, kalau kecil ya kadang Rp5.000,00
kadang kurang dikit, tergantung kalau ngambilnya banyak ya
nanti bisa turun paling ambil untung Rp4.000,00. Tetapi kalau
yang besar dapet Rp10.000,00 soalnya kan lebih mahal juga dan
juga keranjang juga harus beli. Kalau kita ngambil untung di pres
nanti nggak jebul. Keranjang yang kecil Rp500,00 yang sedang
Rp1.000,00 besar Rp2.000,00.
P5tam19 : Apakah ada pelatihan pembuatan kerajinan untuk masyarakat bu?
N5tam19 : Nggak ada, yang ada dulu pelatihan mau penjualan itu dan yang
kumpul hanya bapak-bapak, kalau ibu-ibu ya nanti kalau
bapaknya nggak bisa. Kalau saya yang saya ajukan bapaknya.
Pelatihannya diselenggarakan dari desa/kelurahan. Sekarang
sudah macet mbak.
P5tam20 : Apakah kegiatan tersebut membantu Bu?
N5tam20 : Ya, nyatanya untuk penjualan juga tetap sulit. Soalnya kalau ada
kelompok seperti itu kan penjualannya harus bersama to, misal
sekarang kita ada pesanan ini yang melakukan kelompok itu nanti
penjualannya juga kelompok tersebut. Tapi nyari tamu sendiri-
sendiri lalu ditangani sendiri-sendiri kan kelompoknya bubrah
dan hasilnya juga dinikmati sendiri. Jadi yang lain menjadi males
to.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
P5tam21 : Apakah Ibu menggunakan sistem jualan online ?
N5tam21 : Nggak , aku bingung kalau berjualan online. Karena dulu kan
tidak ada HP, jadi masih kebingungan. Dulu ada anak saya yang
membuka online, sekarang anak saya ke Jakarta semua ya nggak
lagi.
P5tam22 : Apakah anak mudanya banyak yang memahat juga Bu?
N5tam22 : Ya ada yang mengikuti tapi tidak begitu banyak.
P5tam23 : Misal kita memiliki pegawai, sistem penggajiannya bagaimana
Bu?
N5tam23 : Ya itu permintaan mau borongan atau harian, bedanya kalau
borongan dia mengerjakan pekerjaan seumpama kijing 1, ah aku
borong Rp400.000,00 atau Rp500.000,00 dibikin sejadinya mau
dijadikan 2 hari ya Rp400.000,00 atau Rp500.000,00. Kalau
harian pekerjaannya menghitung hari, kalau biar gajinya banyak
ya hariannya tak ulur. Kalau saya, kamu minta harian atau
borongan, kalau pekerjaan harian sekian hari harus selesai. Kalau
di sini minimal Rp50.000,00. Bisa juga saya kasih Rp100.000,00
harian tapi pekerjaan harus maksimal. Saya mempekerjakan
orang tidak setiap hari kalau sedang punya proyek saja. Minimal
gaji Rp85.000,00 – Rp100.000,00. Sekian hari sudah harus
selesai. Maksimal h-5 sudah jadi untuk packing dan pengiriman.
P5038 : Selain kijing, juga memproduksi apalagi Bu?
N5038 : Ya itu patung bulus (kura-kura) juga bapaknya yang bikin
P5044 : Kalau dikerjakan sendiri, satu patung berapa lama Bu?
N5044 : Nek patung-patung seperti itu disambi mbak, kadang kalau pagi
belum pegang mesin, pegang patung-patung kecil bikin kodok
bikin lainnya. Satu minggu ya jadi.
P5tam24 : Dari bentuk batu balok, bagaimana bisa dibuat bentuk patung ini
Bu?
N5tam24 : Ya di sket dulu, langsung di batunya. Batunya dicoret-coret
menggunakan kapur, ya aku nggak tahu batas-batasnya segini-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
segini, tahu-tahu bagian ini dicoel, ini coel, tahu-tahu tinggal
bagian tertentu saja. Ternyata itu untuk kepala. Setelah di sket
nanti tinggal bentuk, lalu dibuat detailnya. Kalau sudah jadi tidak
di cat soalnya nanti kotor lagi, kalau sudah ada yang beli biasanya
pakai koting itu anti lumut dan bisa mengkilap tapi tetap seperti
batu, seolah-olah seperti batu itu natural.
P5tam25 : Harga lumpang berapa Bu?
N5tam25 : Harga lumpang untuk menumbuk bumbu dengan harga kecil
sekitar Rp50.000,00 dengan alu sekitar Rp100.000,00
P5tam26 : Apakah bentuk cobek yang selain bundar ini dibuat menggunakan
mesin bubut Bu?
N5tam26 : Nggak mbak, tetap di pahat. Itu yang bikin suami saya bentuk
macam-macam cobek, bermacam macam ada yang bundar,
berbentuk love, berbentuk daun, berbentuk ikan dan sebagainya.
P5025 : Berapa banyak batu yang diperlukan untuk membuat cobek-
cobek ini Bu?
N5025 Saya belinya 1 colt mbak, bentuknya balok-balok itu, soalnya
dijual bijian tidak bisa. Harganya ya Rp700.000,00 tapi dapetnya
juga sedikit, nggak sampai 50 balok juga. Tergantung besar
kecilnya, kalau coltnya sudah berat ya sudah dapetnya hanya
berapa. Mungkin dari sana dijual bijian, tambah ongkosnya kirim,
tambah muat coltnya sekian. Kalau kecil ya muat banyak 40-an
lebih batu, kalau besar 40 juga nggak ada.
P5044 : Buat cobek berkarakter lama nggak Bu?
N5044 : Ya karena disambi ya pagi ke pagi berikutnya sudah jadi dengan
pengerjaan sekitar 2-3 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Permasalahan Kontekstual pada Kegiatan
Pahat Batu di Sidoharjo
Kunci Jawaban Soal Permasalahan Kontekstual pada Kegiatan Pahat Batu
di Sidoharjo
No Penyelesian Skor
1.
Diketahui :
Batu berbentuk balok dengan ukuran 60 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
akan dibuat lumpang, alu, cobek dan munthu
diameter lumpang = 1
2 panjang batu andesit
diameter cobek = 1
4 panjang batu andesit
diameter alu = 1
10 panjang batu andesit
sisa dari batu andesit digunakan untuk membuat munthu
ukuran lebar dan tinggi barang-barang yang akan dibuat = ukuran lebar
dan tinggi batu andesit
Ditanya :
Volume masing-masing bagian untuk membuat barang-barang
kerajinan tersebut ?
3
Jawab :
Untuk membuat lumpang
diameter lumpang = 1
2 panjang batu andesit
diameter lumpang = 1
2 × 60 𝑐𝑚
diameter lumpang = 30 cm
diperoleh ukuran bagian lumpang : 30𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
maka Volume bagian lumpang = 30𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
= 27.000 𝑐𝑚3
Untuk membuat cobek
diameter cobek = 1
4 panjang batu andesit
diameter cobek = 1
4 × 60 𝑐𝑚
diameter cobek = 15 𝑐𝑚
diperoleh ukuran bagian cobek : 15𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
maka Volume bagian cobek = 15𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
= 13.500 𝑐𝑚3
Untuk membuat alu
diameter alu = 1
10 panjang batu andesit
diameter alu = 1
10 × 60 𝑐𝑚
diameter alu = 6 𝑐𝑚
diperoleh ukuran bagian alu : 6𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
maka Volume bagian alu = 6𝑐𝑚 × 30𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
= 5.400 𝑐𝑚3
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Untuk membuat munthu
Volume bagian munthu = Volume batu andesit – (Volume
lumpang + Volume cobek + Volume
alu )
= (60 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚) − (27.000 + 13.500 + 5.400 )𝑐𝑚3
= 54.000𝑐𝑚3 − 45.900𝑐𝑚3
= 8.100 𝑐𝑚3
Jadi Volume masing-masing bagian yang akan dibuat
- Lumpang : 27.000 𝑐𝑚3
- Cobek 13.500 𝑐𝑚3
- Alu : 5.400 𝑐𝑚3
- Munthu : 8.100 𝑐𝑚3
2
Total 15
2. Diketahui :
Batu andesit akan dibuat Balok
Keliling (𝐾) salah satu permukaan Balok < 74𝑐𝑚
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 (𝑙) = 2 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 (𝑝) Ditanya :
Ukuran maksimum persegi panjang tersebut!
3
Jawab :
Gambar persegi panjang sebagai berikut :
𝐾 < 74
2(𝑝 + 𝑙) < 74
2(𝑝 + 2𝑝 − 26) < 74
2(3𝑝 − 26) < 74
6𝑝 − 52 < 74
6𝑝 − 52 + 52 < 74 + 52
6𝑝 < 126 1
6× 6𝑝 <
1
6× 126
𝑝 < 21 Diperoleh 𝑝 < 21 maka bilangan bulat yang memenuhi nilai p adalah
20 𝑐𝑚
Untuk 𝑝 = 20 maka
𝑙 = 2𝑝 − 26
𝑙 = 2.20 − 26
𝑙 = 40 − 26
𝑙 = 14
Maka ukuran maksimum dari persegi panjang tersebut adalah
𝑝 = 20𝑐𝑚 dan 𝑙 = 14𝑐𝑚
10
𝑝 𝑐𝑚
(2𝑝 − 26 ) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Jadi ukuran maksimum dari persegi panjang yang dapat dibentuk
20𝑐𝑚 × 14𝑐𝑚 2
Total 15
3.
Diketahui :
Ukuran pada gambar 10 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚
Tinggi sebenarnya 1,2 𝑚
Ditanya :
Skala yang digunakan dalam pembuatan Maskot tersebut!
3
Jawab :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =15 𝑐𝑚
1,2 𝑚
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =15 𝑐𝑚
120 𝑐𝑚
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =1
8
Diperoleh Skala yang digunakan 1:8
10
Skala yang digunakan pemahat dalam pembuatan Maskot tersebut
adalah 1:8 2
Total 15
4.
Diketahui :
biaya untuk setiap 1 𝑑𝑚3 patung sebesar Rp45.000,00
ukuran patung 80 𝑐𝑚 × 35 𝑐𝑚 × 35 𝑐𝑚
Ditanya :
Harga jual patung tersebut!
3
Jawab :
Volume patung = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 80 𝑐𝑚 × 35 𝑐𝑚 × 35 𝑐𝑚
= 98.000𝑐𝑚3
Biaya pembuatan patung =98.000𝑐𝑚3
1.000𝑐𝑚3 × 45.000
= 98 × 44.000
= 4.410.000
10
Jadi harga jual patung Semar tersebut sebesar Rp4.410.000,00 2
Total 15
5.
Diketahui :
Saparan Merti Dusun setiap 2 tahun sekali
Terakhir kali pelaksanaan pada Sabtu Pahing, 23 Sapar 1952 BE atau 3
November 2018
Ditanya :
Hari dan pasaran apa Saparan Merti Dusun kembali dilaksanakan ?
3
Jawab :
a. Menentukan tanggal Masehi
Selisih 1 tahun Kalender Jawa dengan Kalender Masehi adalah
11 hari. Apabila 2 tahun maka selisihnya 22 hari
Sehingga 22 hari sebelum tanggal 3 November adalah 12
Oktober
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Dalam Kalender Masehi, Saparan dilaksanakan pada tanggal
12 Oktober 2020
b. Menentukan hari pasaran 1 Januari 2020 dengan patokan 1 Januari
2000 adalah Sabtu Legi
Selisih hari dari tahun 2000 sampai dengan 2020 adalah :
2020-2000 = 20 hari
Ditambah terdapat 5 tahun kabisat (2000, 2004, 2008, 2012,
2016) jadi + 5
Maka total perubahan hari adalah 20 + 5 = 25 hari (Masehi)
Total perubahan pasaran adalah 5 hari (hanya tahun kabisat)
1 Januari 2000 adalah Sabtu Legi, maka :
Sabtu + 25 hari = Rabu
Legi + 5 hari = Legi
Jadi 1 Januari 2020 adalah Rabu Legi
c. Menentukan hari dan pasaran 12 Oktober 2019
Jumlah hari dalam bulan Januari – September 2019 adalah 274
hari
Ditambah jumlah hari selama 12 Oktober -1 Oktober =11 hari
Maka total hari : 274+11 = 285 hari
Menentukan hari : =285
7 menyisakan 5, maka Rabu + 5 hari =
Senin
Menentukan pasaran: =285
5 menyisakan 0, maka tetap Legi
Jadi Saparan Merti Dusun Sidoharjo kembali dilaksanakan pada Senin
Legi 2
Total 15
6.
Diketahui :
𝑟 = 10𝑐𝑚
𝑉𝑘 ∶ 𝑉𝑏 = 1 ∶ 6 Ditanya :
Volume total air tersebut !
3
Jawab :
𝑉𝑘 = 𝑟3
= 10 𝑐𝑚 × 10 𝑐𝑚 × 10 𝑐𝑚
= 1.000 𝑐𝑚3
𝑉𝑏 = 6 × 𝑉𝑘
= 6 × 1.000 𝑐𝑚3
= 6.000 𝑐𝑚3
𝑉𝑡 = 𝑉𝑘 + 𝑉𝑏
𝑉𝑡 = 1.000 𝑐𝑚3 + 6.000 𝑐𝑚3
𝑉𝑡 = 7.000 𝑐𝑚3
𝑉𝑡 = 7 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
10
Jadi volume total pada air mancur tersebut sebanyak 7 liter 2
Total
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
7.
Diketahui :
Kerangka pengemasan patung berbentuk balok dengan ukuran
55 𝑐𝑚 × 55 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚
ukuran kayu yang digunakan untuk posisi vertical adalah 10 𝑐𝑚 ×1 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚
ukuran kayu yang digunakan untuk posisi horizontal adalah 55 𝑐𝑚 ×1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 jarak masing-masing kayu adalah 5 cm
Ditanya :
Banyaknya kayu yang diperlukan pada masing-masing ukuran!
3
Jawab :
Menentukan banyaknya kayu untuk posisi vertical
Dalam kerangka pengemasan balok terdapat 6 sisi permukaan
secara vertical.
Untuk 1 satu sisi permukaan dapat dicari sebagai berikut :
Terdapat 4 kayu berukuran 10 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚 dan 2
kayu dibagian atas dan bawah untuk ukuran kayu 55 𝑐𝑚 ×1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 di setiap permukaan sisi secara vertical.
Maka banyaknya kayu pada ke 4 permukaan sisi secara
vertical adalah 16 kayu berukuran 𝟏𝟎 𝒄𝒎 × 𝟏 𝒄𝒎 ×𝟔𝟎 𝒄𝒎 dan 8 kayu berukuran 𝟓𝟓 𝒄𝒎 × 𝟏 𝒄𝒎 × 𝟏𝟓 𝒄𝒎
Menentukan banyaknya kayu untuk posisi horizontal
Dalam kerangka pengemasan balok terdapat 2 sisi permukaan
secara horizontal.
Untuk 1 satu sisi permukaan dapat dicari sebagai berikut :
Terdapat 3 kayu berukuran 55 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 dan 2
kayu dibagian atas dan bawah untuk ukuran kayu 55 𝑐𝑚 ×1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 di setiap permukaan sisi secara horizontal.
10
10 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚
5 cm
55 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚
5 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Maka banyaknya kayu pada ke 2 permukaan sisi secara
horizontal adalah 10 kayu berukuran 𝟓𝟓 𝒄𝒎 × 𝟏 𝒄𝒎 ×𝟏𝟓 𝒄𝒎.
Sehingga dari perhitungan diatas diperoleh banyaknya kayu berukuran
10 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 60 𝑐𝑚 adalah 16 kayu dan banyaknya kayu
berukuran 55 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 sebanyak 18 kayu
Jadi banyaknya kayu yang diperlukan dalam pembuatan kerangka
pengemasan patung tersebut untuk kayu berukuran 10 𝑐𝑚 × 1 𝑐𝑚 ×60 𝑐𝑚 sebanyak 16 kayu dan banyaknya kayu berukuran 55 𝑐𝑚 ×1 𝑐𝑚 × 15 𝑐𝑚 sebanyak 18 kayu.
3
Total 15
8.
Diketahui :
Bak air mancur berbentuk balok dengan ukuran 80𝑐𝑚 × 40𝑐𝑚 ×20𝑐𝑚
𝑑1 ∶ 25𝑐𝑚
𝑑2 ∶ 20𝑐𝑚
𝑑3 ∶ 15𝑐𝑚
Ditanya :
Berapa volume total pada air mancur ?
3
Jawab :
Menentukan volume air pada bak
𝑉𝑏 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
𝑉𝑏 = 80𝑐𝑚 × 40𝑐𝑚 × 20𝑐𝑚
𝑉𝑏 = 64.000 𝑐𝑚3
Menentukan volume air pada masing-masing canthing
- Volume air pada chanting dengan diameter (𝑑1) ∶ 25 𝑐𝑚
𝑉1 =1
2×
4
3× 𝜋 × 𝑟3
𝑉1 =1
2×
4
3×
22
7× (
25
2𝑐𝑚)
3
𝑉1 =1
2×
4
3×
22
7× (
15.625
8𝑐𝑚3)
𝑉1 =1.375.000
336𝑐𝑚3
𝑉1 = 4.092,26𝑐𝑚3
- Volume air pada chanting dengan diameter (𝑑2) ∶ 20 𝑐𝑚
𝑉2 =1
2×
4
3× 𝜋 × 𝑟3
𝑉2 =1
2×
4
3×
22
7× (
20
2𝑐𝑚)
3
𝑉2 =1
2×
4
3×
22
7× (1.000𝑐𝑚3)
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
𝑉2 =88.000 𝑐𝑚3
42
𝑉2 = 2.095,24 𝑐𝑚3
- Volume air pada chanting dengan diameter (𝑑3) ∶ 15 𝑐𝑚
𝑉3 =1
2×
4
3× 𝜋 × 𝑟3
𝑉3 =1
2×
4
3×
22
7× (
15
2𝑐𝑚)
3
𝑉3 =1
2×
4
3×
22
7×
3.375
8𝑐𝑚3
𝑉3 =297.000𝑐𝑚3
336
𝑉3 = 883,93 𝑐𝑚3
Menentukan volume total
𝑉𝑡 = 𝑉𝑏 + 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3
𝑉𝑡 = 64.000 𝑐𝑚3 + 4.092,26𝑐𝑚3 + 2.095,24𝑐𝑚3 +
883,93 𝑐𝑚3
𝑉𝑡 = 71.071,43𝑐𝑚3
𝑉𝑡 = 71,07 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Jadi banyaknya volume air pada air mancur adalah 71,07 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 2
Total 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI