LAPORAN AKHIR
KAJIAN TERHADAP UPAYA PENINGKATANPENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI SEKTOR
PARIWISATA DI KABUPATEN KUNINGAN
KERJA SAMA BAPPEDAKABUPATEN KUNINGAN DENGAN
LEMBAGA PENELITIAN UNSWAGATICIREBONJUNI 2012
ABSTRAK
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yangmemiliki potensi yang cukup besar dalam PAD-nya, khususnya dari sektor pariwisata.Peningkatan PAD Kabupaten Kuningan dari sektor pariwisata sangat dimungkinkan karenaketersediaan berbagai potensi pariwisata yang ada serta dukungan pemerintah daerah dalambentuk regulasi. Namun potensi pariwisata yang besar tersebut akan tetap merupakan potensiapabila tidak dikelola secara profesional dan optimal.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaanmasalah (problem questions) sebagai berikut :1. Bagaimana potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ?2. Seberapa besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten
Kuningan ?3. Strategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten
Kuningan ?Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survey
dilakukan di 20 obyek wisata yang diambil secara random dari 38 obyek wisata di KabupatenKuningan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, studidokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Metode analisis data menggunakan analisisdeskriptif untuk menginterpretasikan hasil penelitian dari data primer hasil kuesioner maupundari data sekunder.
Kesimpulan penelitian yaitu :1. Potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan cukup besar tetapi belum tetapi
belum seluruhnya dikelola secara profesional dan optimal dalam rangka menunjang PAD.Kepuasan pengunjung obyek wisata sudah baik meskipun belum optimal yaitu sebesar 74,9%. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan dalam sarana dan prasarana diobyek wisata, akses transportasi menuju obyek wisata, kualitas pelayanan, dan keterbatasaninformasi tentang obyek wisata.
2. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD selama 11 tahun terakhir (2001-2011) berfluktuasi tetapi baru berada di kisaran 1 % dengan rata-rata sebesar 1,32 %.Potensi wisata yang ada di Kabupaten Kuningan sesungguhnya sangat besar tetapi belumsemua potensi wisata tersebut tergali dengan baik. Kontribusi terendah terjadi tahun 2011yaitu hanya 0,92 %. Hal ini terjadi karena adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyekwisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka UsahaKabupaten Kuningan.
3. Strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan telah ditetapkan dalam RencanaInduk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Tahun 2009 yang meliputi StrategiPengembangan Produk Wisata, Strategi Pemasaran dan Promosi, Strategi PengembanganAksesibilitas, Strategi Pengembangan Prasarana, dan Strategi Pengembangan Usaha.Meskipun demikian, strategi-strategi tersebut belum optimal dalam meningkatkan PAD.
KATA PENGANTAR
Kebijakan Kabupaten Kuningan telah menempatkan pariwisata sebagai salah satu
penggerak pembangunan maka secara prinsip tidak ada hambatan bagi akselerasi
pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan, sehingga prioritas dan dukungan
bagi pengembangan wisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan
pembangunan daerah.
Hal tersebut didukung dengan adanya Rencana Strategis Pembangunan Pariwisata
Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Fokus
kajian ini adalah memunculkan kajian pariwisata terhadap peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) yang tujuan akhirnya diharapkan dapat menjadi penggerak bagi
percepatan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat.
Kuningan, Juni 2012Kepala BAPPEDA Kab. Kuningan,
Drs. Dian Rachmat Yanuar, M.SiNIP. 19680120 199303 1 005
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyusun Laporan Akhir berjudul “Kajian Terhadap Upaya Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan” ini.
Laporan Akhir ini disusun sebagai realisasi dari kerjasama di bidang penelitian
antara Bappeda Kabupaten Kuningan dengan Lembaga Penelitian Unswagati Cirebon
sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan
Unswagati Cirebon. Laporan akhir ini merupakan penyempurnaan dari Laporan Antara
yang telah disusun sebelumnya.
Atas selesainya Laporan Akhir ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bupati Kuningan.
2. Rektor Unswagati Cirebon.
3. Kepala Bappeda Kabupaten Kuningan.
4. Segenap unsur pimpinan dan staf di Bappeda Kabupaten Kuningan.
5. Segenap unsur pimpinan dan staf Disparda dan Dispenda Kabupaten Kuningan.
6. Anggota Tim Peneliti.
7. Para responden yang telah memberikan data.
8. Semua pihak yang telah membantu penelitian ini.
Semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait yang
memerlukannya.
Cirebon, Juni 2012
Tim PenelitiLembaga Penelitian Unswagati Cirebon1. Dr. Hj. Ida Rosnidah, SE., MM., Ak.2. Moh. Taufik Hidayat, Drs., M.Si.3. Ratu Mawar Kartina, SH., MH.
DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR KEPALA BAPPEDA KAB. KUNINGAN ……….. i
KATA PENGANTAR TIM PENELITI LEMBAGA PENELITIAN
UNSWAGATI CIREBON …………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………...... 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………. 3
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………. 3
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 5
2.1. Pendapatan Asli Daerah …………………………………… 5
2.2. Potensi Peningkatan PAD dari Pariwisata ………………… 9
2.3. Konsep Pariwisata …………………………………………. 10
2.4. Prinsip Dasar Kebijakan Pengelolaan Pariwisata ………….. 14
2.5. Potensi Sumber Daya Pariwisata …………………………... 20
2.6. Dampak Positif Pariwisata Bagi Perekonomian …………… 27
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 31
3.1. Metode Penelitian ………………………………………….. 31
3.2. Lokasi Penelitian …………………………………………... 31
3.3. Jenis Data Penelitian ………………………………………. 31
3.4. Sumber Data Penelitian ………………………………….. 32
3.5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 32
3.6. Metode Penarikan Sampel …………………………………. 32
3.7. Teknik Analisis Data ………………………………………. 34
3.8. Waktu dan Tahapan Penelitian …………………………….. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 37
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kuningan ………………… 37
4.2. Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor
Pariwisata di Kabupaten Kuningan ………………………... 40
4.2.1. Potensi Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan .... 40
4.2.2. Hasil Kuesioner Kepuasan Pengunjung Obyek Wisata
di Kabupaten Kuningan .............................................. 47
4.3. Kontribusi Pendapatan dari Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan ……. 50
4.4. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari
Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan ………………… 53
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………. 60
5.1. Kesimpulan …………………………………………………. 60
5.2. Saran ………………………………………………………... 61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 66
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hlm.
Tabel 2.1 Beberapa Konsep Dalam Pariwisata ....................................... 12
Tabel 2.2 Aspek Kebijakan Pariwisata .................................................. 16
Tabel 2.3 Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus .................................... 26
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 33
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban Dalam Instrumen .......................... 35
Tabel 3.3 Agenda Penelitian ................................................................ 36
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010 .......... 38
Tabel 4.2 Indikator Keberhasilan Pembangunan Kabupaten
Kuningan ………………………………………………….. 39
Tabel 4.3 Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan ................................ 40
Tabel 4.4 Situs dan Seni Budaya Tradisional Kabupaten Kuningan ... 44
Tabel 4.5 Kuliner Khas dan Cinderamata Kabupaten Kuningan ……. 44
Tabel 4.6 Sarana Pendukung Pariwisata di Kabupaten Kuningan …... 45
Tabel 4.7 Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata di Kabupaten
Kuningan Tahun 2009 – 2011 .............................................. 45
Tabel 4.8 Identitas Responden ............................................................. 47
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner .................................................................... 48
Tabel 4.10 Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 49
Tabel 4.11 Target dan Realisasi PAD Dari Sektor Pariwisata Tahun
2001 – 2011 ……………………………………………….. 51
Tabel 4.12 Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten
Kuningan Tahun 2001-2011 ………………………………. 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era baru otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan keleluasaan kepada daerah kabupaten/
kota untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan adanya otonomi yang lebih luas
yang diberikan oleh Undang-Undang tersebut, daerah memiliki kewenangan yang lebih
besar untuk menyelenggarakan berbagai urusan pemerintahan dan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan dan sekaligus roh
otonomi daerah.
Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupaten/kota
disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber-
sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan-urusan tersebut. Sumber-sumber
pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bantuan pemerintah pusat
dan sumber-sumber lain yang sah. Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut,
PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan
kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah.
Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan
pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD. Padahal banyak daerah
kabupaten/kota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar, tetapi potensi-potensi
tersebut belum dapat digali dengan baik. Hal ini memberikan tantangan kepada daerah
kabupaten/kota untuk meningkatkan PAD dari sektor-sektor potensial melalui kebijakan
intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang
potensial.
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat
yang memiliki potensi yang cukup besar dalam PAD-nya. Salah satu potensi PAD
Kabupaten Kuningan adalah dari sektor pertanian dan pariwisata yang merupakan
keunggulan kompetitif Kabupaten Kuningan karena letak dan kondisi geografisnya di
daerah dataran tinggi dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur. Secara geoggrafis
Kabupaten Kuningan berada di Region III dengan Cirebon sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN). Oleh karena itu arah pembangunan Kabupaten Kuningan dalam posisi
ini akan berperan sebagai buffer zone, yang secara global akan memberikan daya
dukung berupa catchment area, penyedia air bersih, pereduksi polusi/karbon, jasa
pariwisata dan alternatif hunian yang nyaman.
Salah satu potensi besar yang dapat menjadi modal pembangunan di Kabupaten
Kuningan adalah kekayaan potensi pariwisata berbasis alam. Sektor pariwisata
merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan PAD,
sehingga dalam rencana pembangunan menempatkan pariwisata sebagai komponen
pembangunan yang utama. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005-2025 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010, Pemerintah
Kabupaten Kuningan telah menargetkan menjadi “Kabupaten Agropolitan dan Wisata
Termaju di Jawa Barat Tahun 2027”. Target tersebut dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2009-2013 dengan menetapkan tujuan
pembangunan selama 5 tahun seperti yang dimuat dalam visi RPJM yaitu “Kuningan
Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata Yang Maju Dalam Lingkungan Yang
Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Prioritas dan dukungan bagi pengembangan
pariwisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan dan perencanaan
pembangunan daerah. Hal tersebut didukung pula dengan adanya Rencana Strategis
Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata.
Pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Kuningan sebagian besar merupakan
wisata alam dan saat ini Kabupaten Kuningan memiliki 38 obyek wisata, 5 diantaranya
masih merupakan potensi yang belum dikembangkan. Beberapa obyek wisata di
Kabupaten Kuningan sudah dikenal di tingkat regional dan nasional seperti Linggajati,
Cibulan, Waduk Darma, Sangkanhurip, dan Curug Sidomba. Obyek-obyek wisata
tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang optimal sehingga
dapat meningkatkan PAD Kabupaten Kuningan.
1.2. Rumusan Masalah
Secara yuridis formal, peningkatan PAD Kabupaten Kuningan dari sektor
pariwisata sangat dimungkinkan karena ketersediaan berbagai potensi pariwisata yang
ada serta dukungan pemerintah daerah dalam bentuk regulasi. Namun potensi pariwisata
yang besar tersebut akan tetap merupakan potensi apabila tidak dikelola dengan baik.
Peningkatan PAD dari sektor pariwisata tidak mungkin dapat diwujudkan apabila
Pemerintah Kabupaten Kuningan tidak melakukan langkah-langkah yang proaktif, baik
melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari sektor
pariwisata.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan masalah (problem questions) sebagai berikut :
4. Bagaimana potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan ?
5. Seberapa besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD
Kabupaten Kuningan ?
6. Strategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata di
Kabupaten Kuningan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten
Kuningan.
2. Mengetahui dan menganalisis kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap
PAD Kabupaten Kuningan.
3. Mengetahui strategi yang dilakukan untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata
di Kabupaten Kuningan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah
khususnya Bappeda Kabupaten Kuningan mengenai strategi pengembangan pariwisata
di Kabupaten Kuningan dalam rangka meningkatkan PAD.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pendapatan Asli Daerah
Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
pemerintah Pusat dan Daerah, pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh
dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Dalam rangka memenuhi prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab,
kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk membiayai berbagai tugas dan
tanggungjawabnya sebagai daerah otonom. Klasifikasi PAD yang terbaru berdasarkan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut objek pendapatan sesuai dengan
undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup
bagian laba atas penyertaaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba
atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan bagian laba atas
penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
2.1.1. Pajak Daerah
Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU Nomor 18
Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Saragih (dalam Koswara
Kertapraja, 2010 : 61), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Jenis-jenis pajak daerah untuk kabupaten/kota menurut Kadjatmiko (dalam
Koswara Kertapraja, 2010 : 77) antara lain ialah:
1. Pajak hotel,
2. Pajak restoran,
3. Pajak hiburan,
4. Pajak reklame,
5. Pajak penerangan jalan,
6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan
7. Pajak parkir
Jenis hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan sebagaimana dirinci
menurut obyek pendapatan yang mencakup:
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Daerah/BUMD,
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan
3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok
usaha masyarakat.
Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang dirinci menurut obyek pendapatan
yang mencakup:
1. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan,
2. Jasa Giro,
3. Pendapatan Bunga,
4. Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Daerah,
5. Penerimaan Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah,
6. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar Rupiah terhadap Mata Uang Asing,
7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
8. Pendapatan denda pajak,
9. Pendapatan denda retribusi,
10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,
11. Pendapatan dari pengembalian,
12. Fasilitas sosial dan fasilitas umum,
13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan
14. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
Dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan.
1. Dana Bagi Hasil. Jenis Dana Bagi Hasil dirinci menurut objek pendapatan yang
mencakup:
a. Bagi Hasil Pajak,
b. Bagi Hasil Bukan Pajak,
2. Dana Alokasi Umum.
3. Dana Alokasi Khusus.
2.1.2. Retribusi Daerah
Retribusi menurut Saragih (dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 65) adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing-masing
daerah, terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu,
2. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan
oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa usaha. (Kadjatmiko
dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 78).
Jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan
berikut:
1. Retribusi pelayanan kesehatan,
2. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan,
3. Retribusi pergantian biaya cetak KTP,
4. Retribusi pergantian cetak akta catatan sipil,
5. Retribusi pelayanan pemakaman,
6. Retribusi pelayanan pengabuan mayat,
7. Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum,
8. Retribusi pelayanan pasar,
9. Retribusi pengujian kendraan bermotor,
10. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran,
11. Retribusi penggantian biaya cetak peta,
12. Retribusi pengujian kapal perikanan,
13. Retribusi pemakaian kekayaan daerah,
14. Retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan,
15. Retribusi jasa usaha tempat pelelangan,
16. Retribusi jasa usaha terminal,
17. Retribusi jasa usaha tempat khusus parkir,
18. Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa,
19. Retribusi jasa usaha penyedotan kakus,
20. Retribusi jasa usaha rumah potong hewan,
21. Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal,
22. Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga,
23. Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air,
24. Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair,
25. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah,
26. Retribusi izin mendirikan bangunan,
27. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol,
28. Retribusi izin gangguan,
29. Retribusi izin trayek.
2.1.3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik
Daerah yang Dipisahkan
Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2005 : 68), “Hasil perusahaan milik
Daerah dan hasil Pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2004 :
68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: “1) bagian laba Perusahaan
milik Daerah, 2) bagian laba lembaga keuangan Bank, 3) bagian laba lembaga keuangan
non Bank, 4) bagian laba atas penyertaan modal/investasi”.
2.1.4. Lain-Lain PAD yang Sah
Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris, 2005 : 69), pendapatan ini merupakan
penerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah Daerah. Jenis
pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut, “1) hasil penjualan aset Daerah yang
tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro, 3) penerimaan bunga deposito, 4)
denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5) penerimaan ganti rugi atas
kerugian/kehilangan kekayaan Daerah”.
2.2. Potensi Peningkatan PAD dari Pariwisata
Dalam melakukan perjalanan wisata, seorang wisatawan memerlukan bermacam
jasa dan produk wisata yang dibutuhkannya. Berbagai macam jasa dan produk wisata
inilah yang disebut dengan Komponen Pariwisata. Komponen pariwisata ini dapat
disediakan oleh pihak pengusaha, masyarakat atau siapapun yang berminat untuk
menyediakan jasa pariwisata. Komponen pariwisata ini bisa meliputi:
1. Objek dan daya tarik wisata
2. Akomodasi
3. Angkutan Wisata
4. Sarana dan fasilitas wisata
5. Prasarana wisata.
Dengan mengetahui komponen pariwisata diatas, maka arah pengembangan
pembangunan pariwisata bisa terarah dengan baik. Banyak sekali manfaat yang bisa
didapat jika pembangunan pariwisata ini terarah dan bisa memancing minat wisatawan
untuk berkunjung.
Beberapa manfaat dalam pembangunan pariwisata ini antara lain:
1. Manfaat Ekonomi:
- Adanya penerimaan penerimaan devisa atau Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Adanya kesempatan untuk berusaha
- Terbukanya lapangan kerja
- Meningkatnya Pendapatan masyarakat dan pemerintah
- Mendorong pembangunan daerah
2. Manfaat Sosial Budaya
- Pelestarian budaya dan adat istiadat
- Meningkatkan kecerdasan masyarakat
- Mengurangi konflik sosial.
3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
- Mempererat persatuan
- Menumbuhkan rasa memiliki
- Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata.
4. Manfaat Bagi Lingkungan
Arah pembangunan pariwisata agar dapat memenuhi keinginan wisatawan seperti
bersih, jauh dari populasi, santai, dan sejuk akan memberikan upaya dalam
pengembangan untuk melestarikan lingkungan supaya hijau dan bersih.
Sasaran yang akan dicapai dalam rangka otonomi daerah seperti yang tertuang
dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat harus dapat menggali potensi-potensi yang
ada di daerah. Dalam hal ini potensi-potensi yang ada di daerah berkenaan dengan
pariwisata yang bertujuan dapat peningkatan PAD.
2.3. Konsep Pariwisata
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan
kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat
multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan
Negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Kepariwisataan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3. Menghapus kemiskinan
4. Mengatasi pengangguran
5. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya
6. Memajukan kebudayaan
7. Mengangkat citra bangsa
8. Memperkukuh jati diri dan persatuan bangsa.
9. Memupuk rasa cinta tanah air, mempererat persahabatan antar bangsa.
Menurut UN-WTO (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 18-19), ada
tiga elemen dasar dalam pengertian pariwisata secara holistik yaitu :
1. domestic tourism (residen/penduduk yang mengunjungi/mengadakan perjalanan
wisata dalam wilayah negaranya).
2. inbound tourism (non-residen/bukan penduduk yang mengadakan perjalanan
wisata, masuk ke negara tertentu).
3. outbound tourism (residen/penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke negara
lain).
Ketiga bentuk pariwisata ini dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga
dapat diturunkan tiga kategori lagi, yaitu:
1. internal tourism (termasuk domestic tourism dan inbound tourism).
2. national tourism (termasuk domestic tourism dan outbound tourism).
3. international tourism (termasuk inbound dan outbound tourism).
Baron (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 17) mengkompilasi
beberapa definisi mengenai wisatawan dan pariwisata seperti yang terlihat dalam
tabel:
Tabel 2.1Beberapa Konsep Dalam Pariwisata
No. Konsep Keterangan1. Visitor (V) Setiap orang yang melakukan perjalanan ke suatu
tempat tertentu selain ke tempat biasanya sehari-hari dengan tujuan utama untuk leisure, bisnis,perjalanan religius/agama, kesehatan, dansebagainya kecuali karena orang tersebut dibayaratau mendapatkan upah dari perjalanan tersebut.Transport crew dan commercial travelers (walauperjalanan tersebut ke beberapa tujuan berbedasampai setahun bahkan lebih) dikategorikansebagai perjalanan ke usual environment dan tidakdiperhitungkan sebagai visitor. Demikian juga bagimereka yang melakukan perjalanan sepanjangtahun antara dua tempat di daerah sekitar tempatasalnya (residence) seperti weekend homes, danresidential study dikeluarkan dari pengertian visitor.
2. Tourist (T) : Stay-over/overnight
Visitor yang tinggal paling tidak semalam (overnight)di tempat yang dikunjunginya (tidak harus ditempat akomodasi komersial).
3. Same-day visitor(SD) : Excursionist,Day-visitor
Visitor yang tidak bermalam (overnight) di tempatyang dikunjunginya, terdiri atas: a. Cruise Visitor(CV): seseorang yang melakukan perjalanan selamasehari atau lebih, tetapi tinggal dan mungkinbermalam dalam kapalnya (termasuk awakangkatan laut negara lain yang sedang bertugasdi suatu negara) b. Border Shopper (BS): seseorangyang melakukan pembelian dalam jumlah besarterhadap barang-barang tertentu dan melintasiwilayah perbatasan suatu negara lain tetapi tidaktermasuk pekerja yang memang bertugas diperbatasan.
4. Traveller Visitor dan : a. Direct transit traveler (DT), yaitusaat di airport, dan antara dua pelabuhanberdekatan. b. Commuters, yaitu perjalananrutin ke tempat kerja, studi, atau belanja,dan sebagainya. c. Other noncommuting travel(ONT), yaitu berupa perjalanan khusus, awaktransport atau awak perusahaan travelkomersial, buruh migran (termasuk pekerjatidak tetap), diplomat (ke dan dari tempattugas).
No. Konsep Keterangan5. Passanger atau
penumpang (PAX,Revenue)
Traveller kecuali dan tidak termasuk crew (awak)transport, non-revenue (low revenue) travelerseperti bayi, perjalanan cuma-cuma (gratis) ataudengan potongan harga 25 % atau lebih.
6. Tourism (pariwisata) Aktivitas dari visitor, orang yangmelakukan perjalanan ke dan tinggal di tempat diluar tempat tinggalnya (residen) sehari-hariuntuk periode tidak lebih dari 12 bulan untukberagam kegiatan leisure, bisnis, agama, danalasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapatupah/gaji dari perjalanannya tersebut.
7. Tourism industry Bisnis atau perusahaan penyedia layanandan barang kepada visitor, termasuk: a. Hospitality(hotel dan restoran, dll.) b. Transportasi c. Turoperator dan biro perjalanan, atraksi wisata, dll. d.Usaha-usaha ekonomi lain yang mendukungkebutuhan visitor (beberapa darinya termasukpenyedia layanan dan barang yang signifikanbagi visitor maupun non-visitor)
8. The travel andtourism industry(TTI)
Tourism industry dan usaha/bisnispenyediaan jasa/layanan dan barang kepadaother non-communiting traveler
Cohen (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 20) mengklasifikasikan
wisatawan atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat
pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas dasar ini, Cohen menggolongkan
wisatawan menjadi empat, yaitu:
1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum
diketahuinya, yang bepergian dalam jumlah kecil.
2. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur
perjalanannya sendiri, tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang sudah umum
melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track). Wisatawan seperti
ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan tingkat interaksinya
dengan masyarakat lokal juga tinggi.
3. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengaturan
perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang
sudah terkenal.
4. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah
tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di
tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.
Wisatawan seperti ini sangat terkungkung oleh apa yang disebut sebagai
environmental bubble.
Mill dan Morrison (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 22) juga
mengembangkan sebuah model sistem pariwisata, yang terdiri dari empat komponen
utama berikut:
1. market (reaching the marketplace),
2. travel (the purchase of travel products), .
3. destination (the shape of travel demand),
4. marketing (the selling of travel).
2.4. Prinsip Dasar Kebijakan Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelola-an yang
menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang
memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi
kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya
Diarta, 2009 : 30), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan
lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan
keunikan lingkungan.
2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata.
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
lokal.
4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan
lingkungan lokal.
5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif,
tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas
pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan
alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Menurut UN-WTO, peran pemerintah dalam menentukan kebijakan pariwisata
sangat strategis dan bertanggung jawab terhadap beberapa hal berikut:
1. Membangun kerangka (framework) operasional di mana sektor publik dan swasta
terlibat dalam menggerakkan denyut pariwisata.
2. Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol yang
diterapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan, dan pelestarian budaya serta
warisan budaya.
3. Menyediakan dan membangun infrastruktur transportasi darat, laut dan udara
dengan kelengkapan prasarana komunikasinya.
4. Membangun dan memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia
dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang professional untuk menyuplai
kebutuhan tenaga kerja di sektor pariwisata.
5. Menerjemahkan kebijakan pariwisata yang disusun ke dalam rencana kongkret yang
mungkin termasuk di dalamnya : (a) evaluasi kekayaan aset pariwisata, alam dan
budaya serta mekanisme perlindungan dan pelestariannya; (b) identifikasi
dan kategorisasi produk pariwisata yang mempunyai keunggulan kompetitif dan
komparatif; (c) menentukan persyaratan dan ketentuan penyediaan infrastruktur dan
suprastruktur yang dibutuhkan yang akan berdampak pada keragaan (performance)
pariwisata, dan; (d) mengelaborasi program untuk pembiayaan dalam
aktivitas pariwisata, baik untuk sektor publik maupun swasta.
Untuk mencapai kesuksesan dalam pembangunan pariwisata diperlukan
pemahaman baik dan sisi pemerintah selaku regulator maupun dari sisi pengusaha
selaku pelaku bisnis. Pemerintah tentu harus memperhatikan dan memastikan bahwa
pembangunan pariwisata itu akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan
biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Di sisi lain, pebisnis
yang lebih terfokus dan berorientasi keuntungan tentu tidak bisa seenaknya
melakukan segala sesuatu demi mencapai keuntungan, tetapi harus menyesuaikan
dengan kebijakan dan regulasi dari pemerintah. Misalnya melalui peraturan tata ruang,
perijinan, lisensi, akreditasi, dan perundang-undangan.
Liu (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 218) membuat
kerangka implementasi kebijakan pariwisata yang paling tidak menyentuh empat
aspek, yaitu:
1. Pembangunan dan pengembangan infrastuktur;
2. Aktivitas pemasaran;
3. Peningkatan kualitas budaya dan lingkungan; serta
4. Pengembangan sumber daya manusia.
Penjabaran detail dari keempat aspek kebijakan pariwisata tersebut menurut Liu
(1994) dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2Aspek Kebijakan Pariwisata
No. Aspek Implementasi1 Penentuan tujuan
pembangunanpariwisata
a. Tentukan tujuan pembangunan danpengembangan pariwisata denganmempertimbangkan aspek ekonomi,lingkungan dan faktor sosial budaya.
b. Konsultasikan tujuan tersebut kepadakomunitas lokal terutama kepada pemilik lokasipembangunan dan pengembangan.
c. Rancang area pembangunan dan pengembanganbeserta aktivitas yang diperlukan untukmemperlancar proses keberhasilannya.
d. Identifikasi kepentingan secara individualdan kolektif dari pernangku kepentingansehingga dapat diakomodasi dalam aktivitas danbisnis pariwisata tersebut.
No. Aspek Implementasi2 Inventarisasi a. Lakukan survai dan analisis karakteristik
kawasan pembangunan dan pengembangantermasuk lingkungan, sejarah, budaya,masyarakat, ekonomi, sumber daya, polapenguasaan dan pemilikan tanah dan perairan.
b. Lakukan identifikasi dan evaluasi atraksi danaktivitas pariwisata yang potensial untukdikembangkan.
c. Lakukan identifikasi dan evaluasi sarana danprasarana akomodasi yang tersedia dan fasilitasserta pelayanan pariwisata.
d. Evaluasi akses transportasi ke kawasanpengembangan pariwisata termasuk kondisiinfrastruktur pendukungnya saat ini danpengembangannya di masa depan.
e. Review dan pastikan kebijakan dan rencanapembangunan kawasan dari pemerintahsetempat baik jangka pendek maupun jangkapanjang terutama cetak biru programpengembangan pariwisata.
3 Infrastruktur danfasilitas
a. Sediakan infrastruktur dan fasilitas untukpembangunan dan pengembangan pariwisata.
b. Bangun mekanisme untuk membantu sektorinformal membangun usaha yang terkait denganpengembangan pariwisata dan cari caramembantu mereka agar bisa memenuhi standarbaru yang ditetapkan.
4 Pasar a. Analisis kondisi pasar pariwisata nasionaldan internasional, tetapkan tujuan dan targetpemasaran, analisis akomodasi, fasilitas,pelayanan yang dibutuhkan.
b. Ketahui target pasar sehingga harapan dantujuan realistis dapat diwujudkan. Targetpasar harus bisa diakses oleh fasilitaskomunikasi dan transportasi.
c. Bantu usaha perseorangan denganmenyediakan riset pasar yang berpotensimembantu pemasaran dan program promosi.
No. Aspek Implementasi5 Daya dukung a. Tentukan batas ambang (carrying capacity)
kawasan pengembangan pariwisata melaluianalisis lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
b. Tentukan batas standar yang dapat ditoleransiuntuk aktivitas dan kegiatan ekonomi olehoperator pariwisata, termasuk di dalamnyaadalah batas maksimal pengunjung dan wilayahyang dapat dijelajahi.
c. Implementasikan prosedur yang dapatmenentukan kapan kawasan pengembangandan dalam kondisi mengalami perusakanbagaimana kondisi tersebut dapat dipulihkan.
6 Pengembangan a. Buat rencana pengembangan strukturpariwisata di kawasan tersebut termasukatraksi dan aktivitas utama, pengembangannyasecara regional, disertai akses dan jaringantransportasinya.
b. Buat rekomendasi yang dibutuhkan untukperbaikan fasilitas, pelayanan, dan infrastukturterkait.
c. Bantu pemodal dan pengembang lokalmengenai apa yang dibutuhkan agarmemenuhi kelayakan menurut standar yangtelah ditentukan.
d. Buat rencana kontingensi untuk tantanganpotensial di masa depan untuk menjagastabilitas pemasaran termasuk kemungkinanpengaruh bencana alam.
7 Ekonomi a. Lakukan analisis ekonomi untuk kondisisekarang dan perkiraan masa depan daripengembangan pariwisata.
b. Buat strategi untuk meningkatkan keuntunganekonomi dari kegiatan pariwisata.
c. Pastikan manajemen finansial bekerjadengan baik sehingga pengusaha lokaldapat memperoleh keuntungan, pengunjungmembayar kewajibannya, penduduk lokalmendapat pembagian keuntungan secara adil.
8 Lingkungan a. Evaluasi dampak pariwisata terhadaplingkungan dan cari cara untuk menurunkanatau mencegah dampak negatif tersebut danmendorongnya ke arah yang positif.
b. Buat sinergi antara pembangunan danpengembangan pariwisata dengan usahakonservasi lainnya, termasuk pembangunan
No. Aspek Implementasiwilayah lindung, manajemen kawasan lindung,pengelolaan limbah, energi, air, zone pesisir,terumbu karang, bencana alam dan sebagainya.
9 Budaya a. Evaluasi dampak sosial budaya pariwisata,cari cara untuk menurunkan atau mencegahdampak negatif tersebut dan mendorong kearah dampak positif.
b. Berdayakan komunitas lokal sebagaipemilik dan pemangku kepentingan pariwisatadengan menerapkan manajemen yang konsistendengan nilai lokal.
c. Buat audit sosial dalam hal bagaimanakomunitas lokal, penduduk desa danmasyarakat sekitarnya dipengaruhi olehpariwisata.
10 Standar kualitas a. Buat desain untuk pengukuran standar kualitasbagi fasilitas dan akomodasi untuk memenuhipersyaratan pariwisata.
b. Lakukan penilaian standar kualitas untukakomodasi dan fasilitas pariwisata.
c. Mediasi dan pacu komponen pendukungpariwisata yang belum memenuhi standarkualitas dengan menyediakan insentif finansialdan pajak serta akses kepada spesialis.
11 Sumber dayamanusia
a. Rencanakan kebutuhan sumber daya manusiadengan promosi dan degradasi jabatan sertakewirausahaan di bidang pariwisata.
b. Sediakan pendidikan dan latihan yangcukup untuk penyelenggara pariwisatatermasuk sertifikasi dan program pelatihan,serta transfer teknologi dan skill.
c. Jalankan program kepedulian/kesadaranmasyarakat sehingga turut berperan positifterhadap kesuksesan pariwisata.
12 Organisasi Bangun hubungan kerjasama antara organisasipublik, swasta, dan pemerintah untuk menjaminkoordinasi yang efektif.
13 Investasi Sediakan insentif investasi bagi pemodal luarsehingga merangsang keterlibatan investor lokaldalam meningkatkan kualitas pelayanan danfasilitas pariwisata.
No. Aspek Implementasi14 Regulasi dan
pengawasana. Bangun mekanisme legislasi dan regulasi
untuk mendorong pengembangan pariwisatamelalui dukungan organisasi pariwisatanasional, agen biro perjalanan, akomodasidan sektor-sektor lain dalam pariwisata.
b. Buat standar fasilitas, insentif investasi, danzoning,
c. Buat prosedur penilaian dan pengawasan.
15 Sistem data danInformasi
Bangun sistem data dan informasi pariwisata secaraterintegrasi untuk menjamin kontinuitasoperasional yang juga berfungsi sebagai informasipasar.
16 Implementasi a. Identifikasi berbagai teknik untuk mengimple-mentasikan berbagai perencanaan pariwisata.
b. Kolaborasikan dengan dunia industri dan duniaakademik untuk menjamin pertanggungjawabanimplementasi tersebut.
2.5. Potensi Sumber Daya Pariwisata
2.5.1. Sumberdaya Alam
Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan,
pantai, bentang alam, dan sebagainya tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi
pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan
manusia. Oleh karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk
mengubahnya agar menjadi bermanfaat.
Menurut Damanik dan Weber (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009:
42), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah:
1. Keajaiban dan keindahan alam (topografi),
2. Keragaman flora,
3. Keragaman fauna,
4. Kehidupan satwa liar,
5. Vegetasi alam,
6. Ekosistem yang belum terjamah manusia,
7. Rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai),
8. Lintas alam (trekking, rafting, dan Iain-lain),
9. Objek megalitik,
10. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman.
Menurut Fennel (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 68), sumber
daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisata di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Lokasi geografis. Hal ini menyangkut karakteristik ruang yang
menentukan kondisi yang terkait dengan beberapa variabel lain,
misalnya untuk wilayah Eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss
mungkin cocok dikembangkan untuk atraksi wisata ski es.
2. Iklim dan cuaca. Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari
permukaan air laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Bersama
faktor geologis, iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik
yang memengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin, dan
sebagainya.
3. Topografi dan landforms. Bentuk umum dari permukaan bumi (topografi) dan
struktur permukaan bumi yang membuat beberapa areal geografis menjadi
bentang alam yang unik (landform). Kedua aspek ini menjadi daya tarik tersendiri
yang membedakan kondisi geografis suatu wilayah/benua dengan wilayah/benua
lainnya sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata.
4. Surface materials. Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun
permukaan bumi, misalnya formasi bebatuan alam, pasir, mineral, minyak, dan
sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi
atraksi wisata alam.
5. Air. Air memegang peran sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari
rekreasi outdoor, misalnya bisa dikembangkan jenis wisata pantai/bahari, danau,
sungai, dan sebagainya {sailing, cruises, fishing, snorkeling, dan sebagainya).
6. Vegetasi. Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi
suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan formasi
tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan konservasi alam/hutan
lindung.
7. Fauna. Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktivitas wisata
baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan mancing)
maupun non-konsumsi (misalnya birdwat-ching).
2.5.2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam
pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan
sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Singkatnya, faktor sumber daya
manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa,
sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap bagaimana pelayanan
pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada
kenyaman-an, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya.
Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam pariwisata, Mclntosh, et al.
(dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 54-65), memberikan gambaran
atas berbagai peluang karir dalam industri pariwisata yang memanfaatkan dan
digerakkan oleh sumber daya manusia, seperti di bidang transportasi,
akomodasi, pelayanan makanan dan minuman (F & B), shopping, travel, dan
sebagainya.
Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni di sektor pariwisata adalah
sebagai berikut:
1. Airlines (maskapai penerbangan), merupakan salah satu industri perjalanan yang
menyerap dan menggunakan sumber daya manusia dalam jumlah paling besar. Bagi
masyarakat lokal, airlines menyediakan berbagai level pekerjaan, mulai dari level
pemula sampai manajer. Contohnya, agen pemesanan tiket, awak pesawat, pilot,
mekanik, staf pemeliharaan, penanganan bagasi, pelayanan makan dan minum di
pesawat (catering), pemasaran, ahli komputer, staf pelatihan, pekerjaan administrasi
kantor, agen tiket, peneliti, satpam, sampai tenaga pembersih (cleaning service), dan
sebagainya.
2. Bus companies, memerlukan manajer sumber daya manusia, agen
tiket, agen pemasaran, petugas informasi, pengemudi bus, staf pelatihan,
administrasi, akuntansi, dan sebagainya.
3. Cruise companies. Peluang karir terbuka untuk posisi kantor perwakilan dan
penjualan, agen tiket, tenaga administrasi, peneliti pasar, direktur rekreasi,
akuntansi, dan sebagainya.
4. Railroad. Diperlukan tenaga pelayanan penumpang, penjualan tiket, tenaga
reservasi, masinis, petugas pengatur lalu lintas kereta, mekanik, manajer
regional/wilayah, dan sebagainya.
5. Rental car companies. Agen penjualan/reservasi, agen penyewaan,
mekanik, pengemudi, administrasi, pelatihan, manajer wilayah/regional, dan
sebagainya.
6. Hotel, motel, resort. Memerlukan tenaga general manager, resident manager,
controller, akuntan, management trainee, direktur penjualan, direktur riset, direktur
SDM, room clerk, reservasi clerk, front office manager, housekeeper, bellboy,
lobby porter, washer, waiter, waitress, bartender, enginer, dan seterusnya.
7. Travel agencies. Tenaga administrasi, penasihat travel, peneliti,
pemasaran, konsultan, akuntan, reservasi, ahli komputer, dan seterusnya.
8. Tour companies. Tenaga tour manager, tour coordinator, tour planner, pemasaran,
reservasi, akuntan, agen penjualan, group tour specialist, hotel coordinator, dan
sebagainya.
9. Food service. Tenaga waiter dan waitress, chef, cooks, bartender, ahli gizi, agen
penjualan, tenaga penjualan, pemasaran, kasir, dan seterusnya.
10. Tourism education, memerlukan tenaga administrasi, pengajar, profesor,
dosen, guru, peneliti, litbang, penerbit, pemasaran, dan seterusnya.
11. Tourism research, memerlukan tenaga analis untuk melakukan riset pasar, survai
konsumen, dan tenaga peneliti di masing-masing sektor seperti tenaga litbang di
airlines, departemen pariwisata, dan sebagainya.
12. Travel journalism, misalnya sebagai editor, staf penulis, penulis paruh
waktu, humas, public speaking, kampanye perusahaan, dan sebagainya.
13. Recreation and leisure. Misalnya direktur aktivitas, ski instructor,
penjaga taman wisata, museum guide, tenaga penjaga hutan, camping
director, lifeguards, golf and tennis instructor, manajemen,
supervisory, clerk, administrasi, dan sebagainya.
14. Attractions. Atraksi wisata seperti Sea World, Disney Land, dan yang
lainnya, memerlukan tenaga mulai dari klerikal sampai top manager,
akuntan, pemandu, trainer, tenaga keamanan, reservasi, agen
penjualan tiket, dan sebagainya.
15. Tourist offices and information centre. Peluang karirnya, misal, sebagai direktur,
asisten direktur, economic development specialist, analis, peneliti, humas,
marketing coordinator, travel editor, media coordinator, photographer,
administrasi, dan sebagainya.
16. Convention and visitor bureaus, memerlukan tenaga manajer, asisten
manajer, riset, pemasaran, information specialist, marketing manager,
humas, sales, sekretaris, clerk, keamanan, transportasi, dan sebagainya.
17. Meeting planners, bertanggung jawab untuk mempersiapkan, merencanakan, dan
menyelenggarakan pertemuan.
18. Gaming, memerlukan tenaga managerial, humas, pemasaran, promosi,
reservasi, akuntan, pengamanan, dan sebagainya.
19. Other opportunities. Seperti club manajemen, percetakan dan penerbitan, asosiasi
profesional, dan sebagainya.
2.5.3. Sumber Daya Budaya
Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang
menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk
melihat cara hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk
memelajari budaya orang lain tersebut. Industri pariwisata mengakui peran budaya
sebagai faktor penarik dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi.
Sumber daya budaya
dimungkinkan untuk menjadi faktor utama yang menarik wisatawan
untuk melakukan perjalanan wisatanya.
Istilah 'budaya' bukan saja merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga pada
keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan manusia dalam kehidupan
sehari-hari yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya,
serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk heritage.
Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya
budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai
pariwisata budaya. Jenis pariwisata ini memberikan variasi yang luas
menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, festival,
makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan cara hidup yang
lain.
Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami,
memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan dan keragaman
budayanya. Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung
dengan masyarakat lokal dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus
tentang sesuatu objek budaya. Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya
dibandingkan dengan sekedar mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada
mengenai suatu budaya.
Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bangunan bersejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, situs budaya kuno
dan sebagainya.
2. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni,
pusat desain, studio artis, industri film dan penerbit, dan sebagainya.
3. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto,
festival, dan even khusus lainnya.
4. Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, masjid, situs, dan sejenisnya.
5. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar,
teknologi tradisional, cara kerja, dan sistem kehidupan setempat.
6. Perjalanan {trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik
(berkuda, dokar, cikar, dan sebagainya).
7. Mencoba kuliner (masakan) setempat. Melihat persiapan, cara membuat,
menyajikan, dan menyantapnya merupakan atraksi budaya yang sangat menarik bagi
wisatawan.
2.5.4. Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus
Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar pariwi-sata
adalah karena adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam
jumlah wisatawan maupun area minatnya. Hal ini sangat berbeda dari jenis pariwisata
tradisional karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu
sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati. Pariwisata
dengan minat khusus ini diperkirakan akan menjadi trend perkembangan pariwisata
ke depan sebab calon wisatawan telah menginginkan jenis pariwisata yang fokus, yang
mampu memenuhi kebutuhan spesifik wisatawan.
Jenis-jenis sumber daya pariwisata minat khusus yang bisa dijadikan atraksi
wisata dapat diklasifikasikan sebagaimana dalam Tabel 5.1 (Richardson dan Fluker
dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 71).
Tabel 2.3Sumberdaya Pariwisata Minat Khusus
No. Klasifikasi Contoh
1. Active adventure(petualanganaktif)
- Caving- Parachute jumping.- Trekking.- Off-road adventure.- Mountain climbing.
2. Nature and wildlife - Birdwatching.- Ecotourism.- Geology.- National parks.- Rainforest.
3. Affinity - Artist's workshop.- Senior tour.- Tour for the handicapped.
4. Romance - Honeymoon.- Island vacation.- Nightlife.- Single tour.- Spalhot spring.
5. Family - Amusemen park.- Camping.- Shopping trips.- Whalewatching.
6. Soft adventure - Backpacking.- Bicycle touring.- Canoing/kayaking.- Scuba diving/snorkelling.- Walking tours.
No. Klasifikasi Contoh
7. History/culture - Agriculture.- Art/architecture.- Art festival.- Film/film history.
8. Hobby - Antique.- Beer festival.- Craft tour.- Gambling.- Videography tour.
9. Spiritual - Pilgrimage/mythology. Religion/spiritual.- Yiga and spiritual tours.
10. Sports - Basket ball.- Car racing.- Olympic games.- Soccer.
2.6. Dampak Positif Pariwisata Bagi Perekonomian
Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, diantaranya adalah
sebagai berikut (Leiper dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 70) :
1. Pendapatan dari penukaran valuta asing
Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa Negara pendapatan dari
penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun beberapa Negara, missal New
Zealand dan Australia, pendapatan dari penukaran valuta asing ini sangat besar
nilainya dan berperan secara sangat signifikan. Bahkan untuk New Zealand pada
tahun 90-an menempati peringkat pertama sumbangannya, yaitu 2.277 miilyar
NZD dibandingkan sumbangan industri daging (2.195 milyard NZD), wool (1.811
milyard NZD), susu dan turunannya (1.733 milyard NZD) (Leiper, 1990 : 228).
2. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri
Surplus dari pendapatan penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca
perdagangan menjadi semakin sehat. Hal ini akan mendorong suatu negara mampu
mengimpor beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakatnya.
3. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
Pengeluaran dari wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung
merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau
masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah
wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk lokal. Masyarakat secara
perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari
pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor pariwisata sangat beragam, seperti
pengusaha pariwisata, karyawan hotel dan restoran, karyawan agen perjalanan,
penyedia jasa transportasi, pemandu wisata, penyedia souvenir, atraksi wisata, dan
seterusnya.
Pendapatan dari hasil kerja di usaha pariwisata merupakan dampak sekunder
sedangkan dampak primernya berupa pendapatan bisnis organisasi atau perusahaan
serta pendaparan devisa negara. Bagi perusahaan, pendapatan primer inilah yang
dipakai untuk membayar gaji dan upah pekerjanya, serta berupa deviden bagi pemilik
usaha.
4. Pendapatan pemerintah
Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari bebe
rapa cara. Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan
sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah. Oleh karena itu,
pemerintah negara manapun menaruh perhatian besar untuk berusaha menarik
sebanyak-banyaknya wisatawan asing untuk berlibur ke negaranya.
Sumbangan pendapatan terbesar dari pariwisata bersumber dari pengenaan
pajak. Sebagai contoh, pengenaan pajak hotel dan restoran yang "merupakan bagian
dari keuntungan usaha pariwisata hotel dan restoran tersebut. Sumber lain bisa
berupa usaha pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah sendiri. Pemerintah juga
mengenakan pajak secara langsung kepada wisatawan jika mereka melakukan
transaksi yang tergolong kena pajak. Biasanya di banyak negara dikenal sebagai
service tax, yang umumnya sebesar 10% untuk transaksi di hotel dan restoran.
Pajak ini berbeda dari pajak yang sumbernya dari keuntungan hotel dan restoran
yang diuraikan sebelumnya.
5. Penyerapan tenaga kerja
Banyak individu menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Pariwisata
merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari
sektor lain. Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang berhubungan
dengan sector pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang
menyerap begitu banyak tenaga kerja.
6. Multiplier effects
Efek multiplier merupakan efek ekonomi yang ditimbulkan kegiatan ekonomi
pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah,
negara) tertentu. Jika seorang wisatawan mengeluarkan 1 USD atau mungkin 1.000
USD, uang tersebut akan menjadi pendapatan bagi penerimanya, misalnya
pemilik toko souvenir. Pemilik toko souvenir tersebut memakai uang tersebut
seluruhnya atau sebagian untuk membeli bahan-bahan kerajinan souvenir-nya
untuk dijual kembali di tokonya, membayar gaji karyawan tokonya, membayar
pajak, listrik, air dan seterusnya.
Penerima uang dari pemilik toko souvenir ini kembali menjadi sumber
pendapatan bagi pihak lain. Ini adalah perputaran uang yang ketiga setelah
wisatawan - pemilik toko - pemilik bahan kerajinan, karyawan, dan lainnya.
Semakin panjang perjalanan uang tersebut, jumlahnya akan semakin mengecil
karena mungkin sebagaian dari pendapatan tersebut disimpan atau ditabung oleh
masing-masing pihak, atau bahkan mungkin keluar dari perputaran aktivitas
ekonomi di wilayah tersebut. Sebagai contoh, pemilik hotel dan restoran dengan
jaringan internasional seringkali tidak berasal dari warga negara di tujuan wisata
tetapi berasal dari luar negeri sehingga hal ini menimbulkan kebocoran ekonomi
(economic leakage).
Rasio antara total pengeluaran dari setiap putaran ekonomi dibanding dengan
jumlah asli atau permulaan yang dikeluarkan oleh wisatawan dinamakan
multiplier. Dari contoh di atas, jika pengeluaran wisatawan yang 1.000 USD
mampu mendorong berputarnya mesin ekonomi sejauh tiga tahapan seperti di atas,
dengan total pengeluaran dari ketiga tahap tersebut 1.250 USD, maka dikatakan
memiliki efek multiplier sebesar 1,25. Terdapat beragam efek multiplier yang dapat
dihitung dari kegiatan pariwisata, yaitu expenditure, employment, income, dan
sebagainya.
Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal Wisatawan dan
masyarakat lokal sering berbagi fasilitas untuk berbagai kepentingan. Dalam
beberapa kasus, keberadaan pariwisata di suatu daerah atau negara tujuan wisata
menjadi perbedaan ktitis dari nilai ekonomi fasilitas pariwisata tersebut. Banyaknya
wisatawan mendatangkan keuntungan yang cukup besar sehingga suatu fasilitas dapat
digratiskan pemanfaatannya bagi masyarakat lokal.
Contohnya adalah wisata bahari Hanauma Bay Hawaii, USA. Hanauman
Bay menyediakan fasilitas konservasi karang laut dengan berbagai jenis ikan, penyu,
fasilitas diving, dan rekreasi perairan yang sangat indah. Hanauma Bay menjadi tujuan
wisata yang sangat favorit bersama Pantai Waikiki. Tempat ini tiap tahunnya
dikunjungi lebih dari lima juta orang (bandingkan dengan jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia yang terdiri dari 33 propinsi, yang bahkan belum
mencapai angka enam juta orang). Bagi wisatawan asing dikenai biaya USD 5
untuk tiket masuk sedangkan bagi wisatawan lokal dan pemegang kartu residen
Hawaii atau pemegang kartu pelajar/mahasiswa untuk sekolah dan universitas di
Hawaii
digratiskan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Kerlinger dalam Sugiyono (2006 : 7) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.
Survey dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu
dalam hal membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya, dan juga untuk pelaksanaan evaluasi. Survey dapat dilakukan
dengan cara sensus maupun sampling terhadap hal-hal yang nyata dan tidak nyata.
3.2. Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di 20 obyek wisata di Kabupaten Kuningan
sebagai sampel untuk memperoleh data primer. Selain itu penelitian juga dilakukan di
Bappeda, Disparbud, dan Dispenda Kabupaten Kuningan untuk memperoleh data
sekunder.
3.3. Jenis Data Penelitian
Jenis data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Husein Umar
(2005 : 42) mengatakan data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain.
3.4. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian terdiri dari :
1. Unsur manusia yaitu peneliti terlibat langsung dalam diskusi interaktif atau Focus
Group Discussion (FGD) yang melibatkan para stakeholder di lingkungan aparatur
pemerintah daerah, unsur informan yang terdiri dari pejabat Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kuningan, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan,
Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kuningan, dan pengunjug obyek wisata di
Kabupaten Kuningan.
2. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
1. Kuesioner melalui penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden
(pengunjung obyek wisata) dengan harapan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut.
2. Wawancara/interview dengan pejabat terkait yaitu dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kuningan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Kabupaten Kuningan, Bappeda, dan Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kuningan.
3. Observasi, melalui pengamatan langsung dan tidak langsung terhadap obyek
penelitian.
4. Studi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data di basis data melalui studi
kepustakaan dan browsing di internet.
5. Focus Group Discussion (FGD) melalui diskusi interaktif yang melibatkan para
stakeholder.
3.6. Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang dilakukan adalah penarikan sampel secara kluster
(cluster sampling). Menurut Jogiyanto (2005 : 70), cluster sampling dilakukan dengan
membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian disebut cluster.
Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada dalam
cluster yang terpilih merupakan sampelnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua obyek wisata di Kabupaten Kuningan
sebanyak 38 buah, sedangkan yang diambil sebagai sampel sebanyak 20 obyek
penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.1Populasi dan Sampel Penelitian
No. Nama Obyek Wisata Alamat Keterangan1. Cigugur Jl. Raya Cigugur, Kec. Cigugur Sampel 12. Cibulan Desa Maniskidul, Kec. Jalaksana Sampel 23. Balong Dalem Desa Babakan Mulya, Kec.
JalaksanaSampel 3
4. Linggarjati Indah Jl. Linggarjati No. 4 DesaLinggasana, Kec.Ciganda Mekar
Sampel 4
5. Sangkanhurip Alami Jl. Pemandian Air PanasSangkan-hurip, Kec. CigandaMekar
Sampel 5
6. Curug Sidomba Jl. Sidomba No.1 Desa Peusing,Kec. Jalaksana
Sampel 6
7. Situ Musium TamanPurbakala Cipari
Jl. Purbakala Desa Cipari, Kec.Cigugur
Sampel 7
8. Balong KeramatDarmaloka
Desa / Kec. Darma Sampel 8
9. Waduk Darma Desa Jagara, Kec. Darma Sampel 910. Gedung Perundingan
LinggajatiDesa Linggajati, Kec. Cilimus Sampel 10
11. Lembah Cilengkrang Desa Pajambon, Kec.Karamatmulya
Sampel 11
12. Talaga Remis Desa Kaduela, Kec. Pasawahan Sampel 1213. Talaga Nilem (potensi) Desa Kaduela, Kec. Pasawahan14. Taman Rekreasi
SalsabilaDesa Panawuan, Kec. CigandaMekar
Sampel 13
15 Balong KambangPasawahan
Desa / Kec. Pasawahan
16. Sitonjul Desa Sangkan Hurip, Kec.Ciganda Mekar
17. Situ Cicerem Desa Kaduela, Kec. Pasawahan18. Curug Bangkong Desa Kertawirama, Kec. Nusa
HerangSampel 14
19. Curug Landung(potensi)
Desa Cisantana, Kec. Cigugur
20. Ciangir Desa Ciangir, Kec. Cibingbin21. Kolam Renang Tirta
Agung MasDesa Luragung Sampel 15
22. Kolam Renang ABN Desa Cihideung Girang Kec.
Cidahu23. Kolam Renang
SanggariangJl. Siliwangi 75 Kuningan Sampel 16
24. Perkebunan Salak,Durian dan WisataKuliner Bin AmarAgro
Desa Cipondok Kec. Cibingbin
25. Gua Maria FatimahSawer Rahmat
Desa Cisantana Kec. Cigugur
26. Cagar BudayaNasional Paseban TriPanca Tunggal
Desa Sukamulya Kec. Cigugur Sampel 17
27. Gua Indrakila Desa / Kec. Karangkancana28. Pemandian Air Panas
SubangDesa / Kec. Subang
29. Curug Putri Desa Cisantana Kec. Cigugur Sampel 1830. Situ Jangggala Desa Panawuan Kec. Ciganda
MekarSampel 19
31. Bumi PerkemahanCibeureum
Desa Cibeureum Kec. Cilimus
32. Lamping Sibilik Desa Sukasari Kec. Mandirancan33. Buper dan Jalur
Pandakian PalutunganDesa Cisantana Kec. Cigugur
34. Bumi PerkemahanPaniis
Desa Paniis Kec. Pasawahan Sampel 20
35. Buper dan JalurPendakian Cibunar
Desa Linggajati Kec. Cilimus
36. Puteran (potensi) Desa Tundagan Kec. Hantara37. Embah Dalem Cageur
(potensi)DesaCageur Kec. Darma
38. Kebon Balong(potensi)
Desa sangkanhurup Kec.Ciganda Mekar
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
3.7. Teknik Analisis Data
Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum ataupun generalisasi (Sugiyono, 2010 : 208).
Statistik deskriptif dilakukan pada sejumlah populasi dan dari populasi tersebut diambil
sampel. Statistik deskriptif membuat suatu kumpulan data mentah menjadi informasi
yang ringkas dan menjadi lebih dipahami. Untuk memudahkan analisis data, digunakan
alat bantu Software SPSS release 19.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pendapat pengunjung tentang obyek
wisata di Kabupaten Kuningan berbentuk check list dengan skala Likert sebagai berikut
:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
TDM = Tidak Dapat Menentukan
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Setiap alternatif jawaban diberi skor yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2Skor Alternatif Jawaban Dalam Instrumen
No. Alternatif Jawaban S k o rPernyataan Positif Pernyataan Negatif
1. Sangat Setuju (SS) 5 12. Setuju (S) 4 23. Tidak Dapat Menentukan
(TDM)3 3
4. Tidak Setuju (TS) 2 45. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Responden adalah pengunjung 20 obyek wisata di Kabupaten Kuningan sebagai
sampel. Dari tiap-tiap obyek wisata diambil secara random 2 orang pengunjung,
sehingga responden seluruhnya sebanyak 40 orang.
3.8. Waktu dan Tahapan Penelitian
Agenda penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3Agenda Penelitian
Jenis Kegiatan Minggu keI II III IV V VI VI VIII
Penyusunan dan persetujuan UsulPenelitianPerumusan dan penyempurnaaninstrumen penelitianStudi pendahuluan untukmenentukan lokasi penelitianPengumpulan data di lapanganPengolahan dan analisis dataPenyusunan laporanPublikasi hasil penelitian melaluijurnal ilmiah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kuningan
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi jawa Barat
bagian timur. Kabupaten Kuningan terletak terletak pada titik koordinat 108° 23' -
108° 47' Bujur Timur dan 6° 47' - 7° 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya
terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' Lintang Selatan dan 105° 20' - 108°
40' Bujur Timur.
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat, Kabupaten
Kuningan berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon
dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang
menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif
pemerintahan, Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361
Desa
Kabupaten Kuningan berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon.
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka.
Visi Kabupaten Kuningan yaitu “Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan
Pariwisata yang Maju dalam Lingkungan Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Sedangkan
misinya yaitu :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan pembangunan
manusia melalui akselerasi peningkatan derajat pendidikan, kesehatan, dan daya
beli.
2. Meningkatkan pengembangan agropolitan dan kepariwisataan daerah melalui
penguatan sarana dan prasarana, sinergitas sektor dan wilayah, serta produktvitas
dengan berorientasi pada pemberdayaan perekonomian rakyat.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang agamis, harmonis, dan bersatu.
4. Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka
Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan, pengawetan, dan
pemanfaatan secara lestari.
Jumlah penduduk Kabupaten Kuningan pada tahun 2010 adalah sebanyak
1.145.597 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010
No. Kecamatan Jumlah Penduduk JumlahLaki-laki Perempuan
1 Kadugede 12.316 12.269 24.5852 Ciniru 11.282 10.846 22.1273 Subang 8.203 8.430 16.6334 Ciwaru 18.871 17.678 36.5495 Cibingbin 21.822 21.039 42.8616 Luragung 19.891 19.783 39.6747 Lebakwangi 21.537 21.538 43.0758 Garawangi 19.652 20.154 39.8069 Kuningan 43.676 43.002 86.67810 Ciawigebang 48.480 45.572 94.05211 Cidahu 23.872 22.575 46.44712 Jalaksana 21.521 21.086 42.60213 Cilimus 23.747 23.368 47.11514 Mandirancan 12.077 12.204 24.28115 Selajambe 7.352 7.424 14.77616 Kramatmulya 26.001 24.843 50.84417 Darma 29.546 27.932 57.47818 Cigugur 22.136 20.889 43.02519 Pasawahan 12.501 12.021 24.52220 Nusaherang 10.111 10.058 20.16821 Cipicung 14.477 14.221 28.69822 Pancalang 14.839 13.594 28.43323 Japara 10.942 10.466 21.40824 Cimahi 18.952 19.509 38.46125 Cilebak 5.938 5.592 11.53026 Hantara 7.305 7.168 14.47327 Karangkancana 10.446 9.710 20.15628 Cibeureum 11.339 11.046 22.38529 Kalimanggis 11.974 12.314 24.288
30 Maleber 21.466 25.403 46.86931 Sindangagung 20.707 16.213 36.92032 Cigandamekar 17.817 16.855 34.672
Jumlah 580.796 564.801 1.145.597
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kuningan, 2011
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui jumlah penduduk paling banyak
adalah di Kecamatan Ciawigebang (94.052 jiwa), sedangkan jumlah penduduk paling
sedikit adalah di Kecamatan Cilebak (11.530 jiwa).
Pemerintah Kabupaten Kuningan terus berusaha meningkatkan pembangunan di
segala bidang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :
Tabel 4.2Indikator Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Kuningan
No. Indikator Tahun 20101. LPP (%) 0,482. Angka Harapan Hidup (Tahun) 70,763. Angka Kematian Bayi / AKB (%) 9,654. Angka Melek Huruf / AMH (%) 97,745. Rata-rata Lama Sekolah / RLS 8,486. Daya Beli (Rp.000) 549,107. PDRB Konstan (Rp.juta) 3.967.091,028. PDRB Perkapita (Rp.) 3.729.583,719. Laju Pertumbuhan Ekonomi / LPE (%) 4,9910. Indeks Pembangunan Manusia / IPM 72,6111. Jumlah Kepala Keluarga / KK 315.98912. Jumlah KK Miskin 39.50813. % KK Miskin 12,514. Jumlah Pengangguran (orang) 27.15815. Pengangguran (%) 5,17
Sumber : Bappeda Kabupaten Kuningan, 2011
Berdasarkan data pada tabel di atas, pembangunan di Kabupaten Kuningan selama
ini cukup berhasil.
4.2. Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Pariwisata di Kabupaten
Kuningan
4.2.1. Potensi Sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan
Kabupaten Kuningan memiliki potensi yang besar dalam PAD-nya, salah satunya
adalah dari sektor pertanian dan pariwisata yang merupakan keunggulan kompetitif
Kabupaten Kuningan karena letak dan kondisi geografisnya di daerah dataran tinggi
dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur. Oleh karena itu arah pembangunan
Kabupaten Kuningan dalam posisi ini akan berperan sebagai buffer zone, yang secara
global akan memberikan daya dukung berupa catchment area, penyedia air bersih,
pereduksi polusi/karbon, jasa pariwisata dan alternatif hunian yang nyaman. Sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan dalam
meningkatkan PAD, sehingga dalam rencana pembangunan menempatkan pariwisata
sebagai komponen pembangunan yang utama.
Kabupaten Kuningan memiliki 38 obyek wisata yaitu :
Tabel 4.3Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan
No. Nama dan Lokasi Obyek Wisata Pengelola
I. Kecamatan Cigugur :1. Obyek Wisata Cigugur PDAU2. Situs Musium Taman Purbakala Cipari Disparbud3. Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat Swasta4. Cagar Budaya Nasional Paseban Tri Panca Tunggal Swasta5. Curug Putri Perhutani6. Curug Landung (Potensi) -7. Buper dan Jalur Pandakian Palutungan TNGC
II . Kecamatan Ciganda Mekar :1. Sangkanhurip Alami Swasta2. Taman Rekreasi Salsabila Swasta3. Sitonjul Pemdes4. Situ Jangggala Swasta5. Linggarjati Indah Swasta6. Kebon Balong (Potensi) -
III. Kecamatan Pasawahan :1. Talaga Remis PDAU2. Talaga Nilem (potensi) -
3. Balong Kambang Pemdes4. Situ Cicerem Pemdes5. Bumi Perkemahan Paniis PDAU
IV. Kecamatan Cilimus :1. Gedung Perundingan Linggajati Disparda2. Bumi Perkemahan Cibeureum Pemdes5. Buper dan Jalur Pendakian Cibunar PDAU
V. Kecamatan Jalaksana :1. Cibulan Pemdes2. Balong Dalem PDAU3. Curug Sidomba Swasta
VI. Kecamatan Darma :1. Waduk Darma PDAU2. Balong Keramat Darmaloka Pemdes3. Embah Dalem Cageur (Potensi) -
VII. Kecamatan Cibingbin :1. Perkebunan Salak, Durian dan Wisata
Kuliner Bin Amar AgroSwasta
2. Ciangir SwastaVIII. Kecamatan Kramat Mulya :
1. Lembah Cilengkrang SwastaIX. Kecamatan Luragung :
1. Kolam Renang Tirta Agung Mas SwastaX. Kecamatan Nusa Herang :
1. Curug Bangkong SwastaXI. Kecamatan Cidahu :
1. Kolam Renang ABN SwastaXII. Kecamatan Kuningan :
1. Kolam Renang Sanggariang SwastaXIII. Kecamatan Karangkancana :
1. Gua Indrakila PemdesXIV. Kecamatan Subang :
1. Pemandian Air Panas Subang SwastaXV. Kecamatan Mandirancan :
1. Lamping Sibilik SwastaXVI. Kecamatan Hantara :
1. Puteran (Potensi) -
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui dari sebanyak 38 obyek wisata di Kabupaten
Kuningan, 5 obyek wisata diantaranya atau 13 % masih merupakan potensi yang perlu
dikembangkan. Jika dilihat dari lokasinya, diketahui bahwa dari 32 kecamatan di
Kabupaten Kuningan, hanya 16 kecamatan atau 50 % yang mempunyai obyek wisata.
Obyek wisata paling banyak adalah di Kecamatan Cigugur yaitu sebanyak 7 obyek
wisata.
Sebelum tahun 2010, dari sebanyak 38 obyek wisata tersebut, Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan (Disparda) Kabupaten Kuningan hanya mengelola lima obyek wisata
(satu diantaranya bekerja sama dengan swasta). Adapun obyek-obyek swasta lainnya
dikelola oleh Perhutani, Pemerintah Desa setempat dan swasta. Deskripsi singkat
obyek-obyek wisata itu dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 8 Tahun
2009, didirikan Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Darma Putra Kertaraharja.
PDAU mulai beroperasi pada tanggal 22 Maret 2010 dengan ditandai dilantiknya
Dewan Direksi oleh Bupati Kuningan. Sejak saat itu secara bertahap, PDAU mengambil
alih pengelolaan beberapa obyek wisata yang semula dikelola oleh Disparda Kabupaten
Kuningan dan pihak ketiga.
Sejalan dengan visi Kabupaten Kuningan yaitu "Mewujudkan Kuningan Sebagai
Kota Pariwisata dan Konservasi" dan agar pengelolaan obyek wisata lebih profesional,
maka berdasarkan SK Bupati Nomor 180/KPTS.251-Huk/2010, Bupati Kuningan
menunjuk PDAU untuk mengelola dan mengembangkan 9 obyek wisata yang berada di
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), salah satunya adalah obyek wisata
kolam terapi ikan Cigugur.
PDAU memiliki komitmen untuk menjadi ujung tombak perekonomian
Kabupaten Kuningan dengan dilandasi Spirit C4 yaitu Clean (Bersih), Committed
(Berkomitmen), Capable (Berkemampuan), dan Competitive (Berdayasaing). PDAU
berkomitmen untuk mengembangkan berbagai potensi usaha yang ada di Kabupaten
Kuningan dan Indonesia untuk diproses/diolah menjadi sesuatu produk/jasa yang
memiliki nilai tambah yang tinggi sehingga dapat menciptakan multiplier effect yang
positif dan berkelanjutan. Bidang usaha yang akan digarap oleh PDAU sejalan dengan
Visi dan Misi Kabupaten Kuningan yaitu Agribisnis, Pariwisata, Energi, Kesehatan,
Perdagangan, dan Jasa lainnya.
Visi PDAU sendiri yaitu “Membangun Perusahaan Daerah yang Sehat, Mandiri,
Professional, Berdaya Saing, dan Menjadi Ujung Tombak Perekonomian Kabupaten
Kuningan”. Adapun misi PDAU yaitu :
1. Mengembangkan perekonomian masyarakat Kabupaten Kuningan.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
3. Memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kuningan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Menciptakan peluang usaha dan peluang kerja.
6. Menggali dan mengembangkan potensi lokal sebagai kekuatan bisnis.
Sesuai dengan namanya, PDAU bergerak dalam bidang aneka usaha tetapi yang
dominan adalah usaha di bidang pariwisata. PDAU memiliki 8 unit/sub bagian yang
masing-masing dipimpin oleh seorang manajer dan 6 diantaranya bergerak dalam
bidang pariwisata yang memiliki potensi besar yaitu :
1. Manajer Objek Wisata Cigugur.
2. Manajer Objek Wisata Talaga Remis.
3. Manajer Objek Wisata Paniis.
4. Manajer Objek Wisata Balong Dalem.
5. Manajer Objek Wisata Waduk Darma.
6. Manajer Objek Wisata Cibunar.
7. Manajer Linggarjati Organizer.
8. Manajer Pupuk Organik
Selain 38 obyek wisata yang telah disebutkan di atas, Kabupaten Kuningan juga
memiliki potensi berupa situs (20 buah) dan seni budaya tradisional (14 jenis) yaitu :
Tabel 4.4Situs dan Seni Budaya Tradisional Kabupaten Kuningan
No. Jenis Nama dan Lokasi
1. Situs Adipati Ewangga (Kuningan), Aria Kemuning(Kuningan), Eyang Weri (Kuningan),Cangkuang (Kuningan), Hasan EyangMaolani (Kuningan), Taman Purbakala(Cipari), Pasanggrahan Dipati Ewangga(Cigugur), Gedung Paseban Tri PancaTunggal (Cigugur), Kompleks Arca(Palutungan), Batu Tili (Cigugur), GedungPerundingan Linggarjati (Cilimus), LinggaSagarahiyang (Darma), Untap-untapSanghiyang Panten (Darma), Darmaloka(Darma), Balong Kagungan (Karamatmulya),Monumen Tentara Pelajar (Jalaksana),Patilasan Prabu Siliwangi (Cibulan), BatuYoni (Ciawigebang), Gua Indrakila(Karangkencana), Gunung Gentong (Subang)
2. Seni budaya tradisional Sapton, Seren Taun, Sintren, Kawin Cai,Pesta Dadung, Cingcowong, Babarit Desa,Tari Buyung, Goong Renteng, Gemyung,Tayub, Kuda Lumping, Seni Buroq, PajangJimat.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Kabupaten Kuningan juga memiliki kuliner khas dan cinderamata yaitu :
Tabel 4.5Kuliner Khas dan Cinderamata Kabupaten Kuningan
No. Jenis Nama
1. Makanan khas Tape ketan/peuyeum, gemblong/ketempling, leupeutdan koecang, kripik gadung, opak baker, kripiksingkong, cuhcur, angling, papais monyong, wajitsubang, emping keripik melinjo, raginang, kupat tahu(hucap), gemet (dage saemet), sop tutut, rujakkangkung.
2. Minuman khas Jeruk nipis, wedang jahe, wedang koneng, cuwing,sirop limus.
3. Cinderamata Peti antik, celengan bamboo, batu cincin, keranglukis, timah putih, pernak-pernik, anyaman bambu,kerajinan kayu
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan juga didukung oleh sarana
lainnya yaitu:
Tabel 4.6Sarana Pendukung Pariwisata di Kabupaten Kuningan
No. Sarana Pendukung Jumlah
1. Restoran / Rumah Makan 44 buah
2. Hotel / Penginapan 36 buah
3. Tempat Oleh-oleh Khas Kuningan 7 buah
4. Toserba 11 buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Situs, seni budaya tradisional, kuliner khas, cinderamata dan sarana pendukung
pariwisata di atas merupakan potensi dalam meningkatkan PAD karena semuanya
memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Berikut ini disajikan data kunjungan wisata ke beberapa obyek wisata di
Kabupaten Kuningan tahun 2009 sampai dengan 2011, baik wisatawan domestik
(wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman) :
Tabel 4.7Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata
di Kabupaten Kuningan Tahun 2009 - 2011
No. Obyek Wisata2009 2010 2011
Wisdom Wisman Wisdom Wisman Wisdom Wisman1. Cigugur 17.713 - 58.886 - 92.719 -2. Cibulan 145.220 5 171.458 - 182.379 -3. Balong Dalem 978 - 200 - 6.370 -4. Linggarjati Indah 101.399 - 128.656 - 122.050 -5. Sangkanhurip Alami 46.916 - 58.886 - 64.571 -6. Curug Sidomba 10.298 - 16.802 - 5.047 -7. Taman Purbakala
Cipari8.040 12 11.548 12 9.471 -
8. Balong KeramatDarmaloka
10.180 - 4.090 - - -
9. Waduk Darma 42.750 - 54.000 - 19.522 -10. Gedung Perundi-
ngan Linggajati65.298 262 75.102 255 72.650 208
11. Lembah Cilengkrang 13.110 - 18.210 - 29.641 -12. Talaga Remis 27.510 - 19.072 - 42.617 -13. Talaga Nilem
(potensi)- - - - - -
14. Taman RekreasiSalsabila
- - - - - -
15 Balong KambangPasawahan
- - - - - -
16. Sitonjul - - - - - -17. Situ Cicerem - - - - - -18. Curug Bangkong - - - - - -19. Curug Landung
(potensi)- - - - - -
20. Ciangir - - - - - -21. Kolam Renang Tirta
Agung Mas75.986 - 48.005 - 37.177 -
22. Kolam Renang ABN 17.709 - 9.398 - -23. Kolam Renang
Sanggariang35.831 - 32.632 - 31.192 -
24. Perkebunan salak,durian dan wisatakuliner Bin AmarAgro
- - - - 350 -
25. Gua Maria FatimahSawer Rahmat
- - 3.650 - 5.295 -
26. Cagar BudayaNasional Paseban TriPanca Tunggal
- - 1307 - 1482 -
27. Gua Indrakila - - 472 - 550 -28. Pemandian Air Panas
Subang- - - - - -
29. Curug Putri - - - - - -30. Situ Jangggala - - - - - -31. Bumi Perkemahan
Cibeureum1.599 632 300 -
32. Lamping Sibilik - - - - - -33. Buper dan Jalur
Pandakian Palutungan16.814 - 50.288 - 68.657 -
34. Bumi PerkemahanPaniis
12.028 - 17.522 - 56.918 -
35. Buper dan JalurPendakian Cibunar
10.124 - - - - -
36. Puteran (potensi) - - - - - -37. Embah Dalem
Cageur (potensi)- - - - - -
38. Kebon Balong(potensi)
- - - - - -
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, 2012
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa secara umum kunjungan wisata ke
beberapa obyek wisata cenderung meningkat. Meskipun demikian, kunjungan wisata ke
beberapa obyek wisata yang terkenal justru menurun pada tahun 2011 dibandingkan
tahun 2010 yaitu di Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Taman Purbakala Cipari,
Waduk darma, Gedung Perundingan Linggarjati, Kolam renang Tirta Agung Mas, dan
Kolam Renang ABN.
Sebagian besar wisatawan adalah wisatawan domestik, sedangkan wisatawan
mancanegara tercatat hanya mengunjungi Taman Purbakala Cipari dan Gedung
Perundingan Linggarjati. Hal ini sesuai dengan minat wisatawan mancanegara yang
lebih tertarik pada obyek wisata yang bernilai sejarah dan/atau bersifat mendunia seperti
Gedung Perundingan Linggarjati.
4.2.2. Hasil Kuesioner Kepuasan Pengunjung Obyek Wisata di Kabupaten
Kuningan
Penelitian dilakukan juga dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung di
20 obyek wisata yang terpilih sebagai sampel. Dari tiap-tiap obyek wisata diambil
sampel pengunjung sebanyak 2 orang, sehingga seluruh responden berjumlah 40 orang.
Kuesioner terdiri dari 11 item pernyataan.
Kuesioner disebarkan dengan maksud untuk mengukur kepuasan pengunjung
terhadap obyek wisata. Hasil kuesioner yaitu sebagai berikut :
1. Deskripsi Responden
Identitas responden yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.8Identitas Responden
No. IdentitasResponden
Uraian Frekuensi(Orang)
Prosentase(%)
1. Jenis Kelamin Laki-laki 28 70,0Perempuan 12 30,0
Jumlah 40 100,02. Usia < 26 tahun 25 62,5
26 – 35 tahun 11 27,536 – 50 tahun 3 7,5> 50 tahun 1 2,5
Jumlah 40 100,03. Pendidikan SMA 22 55,0
D3 3 7,5S1 14 35,0S2 1 2,5
Jumlah 40 100,0
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden sebagian besar (70,0 %)
adalah laki-laki dengan usia sebagian besar (62,5 %) kurang dari 26 tahun dan tingkat
pendidikan sebagian besar (55,0 %) adalah SMA.
2. Hasil Kuesioner
Hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.9Hasil Kuesioner
No. PernyataanFrekuensi dan Prosentase Jawaban Responden
TotalSTS TS TDM S SS
1. Tempat ini merupa-kan salah satu obyekwisata terbaik yangsaya kunjungi.
--
9(22,5 %)
4(10,0 %)
23(57,5 %)
4(10,0 %)
40(100,0 %)
2. Obyek wisata initelah dikelola denganbaik.
--
3(7,5 %)
8(20,0 %)
26(65,0 %)
3(7,5 %)
40(100,0 %)
3. Tempat ini tidaksenyaman sebagai-mana harapan sayasebelumnya.
--
6(15,0 %)
5(12,5 %)
25(62,5 %)
4(10,0 %)
40(100,0 %)
4. Saya puas dengansarana dan prasaranayang tersedia diobyek wisata ini.
--
5(12,5 %)
10(25,0 %)
23(57,5 %)
2(5,0 %)
40(100,0 %)
5. Layanan terhadappengunjung obyekwisata ini telahdilaksanakan denganbaik.
--
4(10,0 %)
11(27,5 %)
24(60,0 %)
1(2,5 %)
40(100,0 %)
6. Lokasi obyek wisataini mudah dicapai,baik dengan kenda-raan pribadi maupunangkutan umum.
2(5,0 %)
7(17,5 %)
3(7,5 %)
19(47,5 %)
922,5 %)
40(100,0 %)
7. Saya sungguh-sungguh menikmatiobyek wisata ini.
--
4(10,0 %)
3(7,5 %)
27(67,5 %)
6(15,0 %)
40(100,0 %)
8. Saya merasa kecewaterhadap keputusansaya untuk mengun-jungi tempat ini.
--
2(5,0 %)
1(2,5 %)
24(60,0 %)
13(32,5 %)
40(100,0 %)
9. Informasi tentangobyek wisata inidengan mudah sayaperoleh dari berbagaimacam sumber.
--
8(20,0 %)
1(2,5 %)
26(65,0 %)
5(12,5 %)
40(100,0 %)
10. Mengunjungi obyekwisata ini merupakanpengalaman yangmembahagiakan.
--
4(10,0 %)
3(7,5 %)
30(75,0 %)
3(7,5 %)
40(100,0 %)
11. Saya yakin mengun-jungi obyek wisataini adalah tindakanyang benar.
--
3(7,5 %)
4(10,0 %)
27(67,5 %)
6(15,0 %)
40(100,0 %)
Total 2 55 53 274 56 -
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Tabel 4.10Analisis Statistik Deskriptif
No.Item
PernyataanHasil Skor Ideal
(Tertinggi) 1)
ProsentaseHasil
Kuesioner 2)Mean Modus Sum
1 Tempat ini merupakan salahsatu obyek wisata terbaik yangsaya kunjungi.
3,55 4 142 200 71,0 %
2 Obyek wisata ini telahdikelola dengan baik.
3,73 4 149 200 74,5 %
3 Tempat ini tidak senyamansebagaimana harapan sayasebelumnya.
3,68 4 147 200 73,5 %
4 Saya puas dengan sarana danprasarana yang tersedia diobyek wisata ini.
3,55 4 142 200 71,0 %
5 Layanan terhadap pengunjungobyek wisata ini telahdilaksanakan dengan baik.
3,55 4 142 200 71,0 %
6 Lokasi obyek wisata inimudah dicapai, baik dengankendaraan pribadi maupunangkutan umum.
3,65 4 146 200 73,0 %
7 Saya sungguh-sungguhmenikmati obyek wisata ini.
3,88 4 155 200 77,5 %
8 Saya merasa kecewa terhadapkeputusan saya untukmengunjungi tempat ini.
4,20 4 168 200 84, 0 %
9 Informasi tentang obyekwisata ini dengan mudah sayaperoleh dari berbagai macamsumber.
3,70 4 148 200 74,0 %
10 Mengunjungi obyek wisata inimerupakan pengalaman yangmembahagiakan.
3,80 4 152 200 76,0 %
11 Saya yakin mengunjungiobyek wisata ini adalahtindakan yang benar.
3,90 4 156 200 78,0 %
Total - - 1647 2200 74,9 % 3)
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Keterangan :1) Jumlah responden x Jumlah Item x Skor Tertinggi = 40 x 1 x 5 = 2002) [ Sum : Skor ideal (tertinggi) ] x 100 %3) (1647 : 2200) x 100 %
Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada pengunjung obyek wisata di
Kabupaten Kuningan, diketahui bahwa kepuasan pengunjung sudah baik sebagaimana
terlihat dari nilai mean (rata-rata) yang berkisar antara 3,55 sampai dengan 4,20 dengan
modus 4. Prosentase keseluruhan tingkat kepuasan pengunjung adalah sebesar 74,9 %.
Meskipun demikian, berdasarkan hasil kuesioner masih ditemukan beberapa kelemahan
pada obyek wisata yaitu:
a. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata.
b. Hambatan dalam akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mencapai
obyek wisata.
c. Kualitas pelayanan yang belum optimal kepada pengunjung obyek wisata.
d. Informasi tentang obyek wisata di Kabupaten Kuningan belum sepenuhnya dengan
mudah dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.
4.3. Kontribusi Pendapatan dari Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan
Berdasarkan Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan Tahun
Anggaran 2001 sampai dengan 2011, diketahui bahwa realisasi pendapatan dari sektor
pariwisata melebihi target yang direncanakan. Kecuali pada tahun 2006, realisasi hanya
99,5 % karena dari sektor ijin pendakian gunung Ciremai yang tidak mencapai target.
Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11Target dan Realisasi PAD Dari Sektor Pariwisata Tahun 2001 – 2011
Tahun Target (Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase (%)
2001 204.607.000 231.034.625 112,92
2002 258.180.000 272.178.275 105,42
2003 289.666.000 290.919.900 100,43
2004 302.270.160 314.737.070 104,12
2005 347.849.000 353.309.055 101,57
2006 387.358.600 385.516.060 99,5
2007 471.809.000 478.269.550 101,37
2008 541.348.350 544.002.325 100,49
2009 622.550.600 671.154.260 107,81
2010 1.157.788.000 1.205.655.375 104,13
2011 733.305.000 759.839.200 103,62
Sumber : Dispenda Kabupaten Kuningan, 2012
Tabel di atas menunjukkan target PAD dari sektor pariwisata dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2010 terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2010
mengalami kenaikan target hampir dua kali lipat dari tahun 2009. Realisasi PAD dari
sektor pariwisata dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 juga terus mengalami
kenaikan, bahkan pada tahun 2010 realisasi mengalami kenaikan lebih dari dua kali
lipat. Adapun prosentase realisasi berfluktuasi tetapi selalu melebihi target, kecuali pada
tahun 2006, realisasinya hanya 99,5 % karena dari sektor ijin pendakian gunung
Ciremai tidak mencapai target.
Besarnya kontribusi penerimaan dari sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten
Kuningan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten Kuningan
Tahun 2001-2011
Tahun Penerimaan dari SektorPariwisata (Rp)
PAD(Rp.)
Prosentase(%)
2001 231.034.625 12.093.675.538 1,91
2002 272.178.275 16.496.871.043 1,65
2003 290.919.900 20.511.178.117 1,42
2004 314.737.070 24.412.352.859 1,29
2005 353.309.055 31.064.548.152 1,14
2006 385.516.060 35.731.420.985 1,08
2007 478.269.550 43.507.886.549 1,09
2008 544.002.325 42.825.180.706 1,27
2009 671.154.260 63.573.538.311 1,06
2010 1.205.655.375 2.935.375.414 1,65
2011 759.839.200 82.913.615.301 0,92
Rata-rata - 1,32
Sumber : Dispenda Kabupaten Kuningan, 2012
Tabel di atas menunjukkan penerimaan dari sektor pariwisata dari tahun 2001
sampai dengan 2010 terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2010 mengalami
kenaikan hampir dua kali lipat. Meskipun demikian, kenaikan penerimaan dari sektor
pariwisata ini tidak berbanding lurus dengan kenaikan prosentase kontribusi sektor
pariwisata terhadap PAD. Prosentase kontribusinya dari tahun 2001 sampai 2011
berfluktuasi, bahkan dari tahun 2001 sampai tahun 2006 terus mengalami penurunan
setiap tahun. Selanjutnya pada tahun 2007 sampai 2011 kembali berfluktuasi.
Prosentase kontribusi terendah terjadi di tahun 2011 yaitu hanya 0,92 %.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi penerimaan dari sektor pariwisata
terhadap PAD selama 11 tahun terakhir (2001-2011) baru berada di kisaran 1 % atau
rata-rata 1,32 %. Dengan demikian, kontribusinya masih terdapat peluang untuk lebih
ditingkatkan lagi.
Kontribusi terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu hanya 0,92 %. Hal terjadi
karena adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten
Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Kuningan.
Setelah dikelola PDAU, penerimaan dari obyek wisata yang dikelola oleh PDAU tidak
masuk ke dalam komponen PAD dari sektor pariwisata tetapi masuk ke dalam pos
Bagian Laba Perusahaan Daerah. Meskipun demikian, berdasarkan Laporan Penerimaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan tahun 2011, PDAU belum memberikan
kontribusi PAD berupa Bagian Laba Perusahaan Daerah.
4.4. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Pariwisata
di Kabupaten Kuningan
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Kuningan
dalam meningkatkan PAD, sehingga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010,
Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menargetkan menjadi “Kabupaten Agropolitan
dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027”. Target tersebut dijabarkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2009-2013 dengan
menetapkan tujuan pembangunan selama 5 tahun seperti yang dimuat dalam visi RPJM
yaitu “Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata Yang Maju Dalam
Lingkungan Yang Lestari dan Agamis Tahun 2013”. Prioritas dan dukungan bagi
pengembangan pariwisata akan menempati tempat utama dalam kebijakan dan
perencanaan pembangunan daerah. Hal tersebut didukung pula dengan adanya Rencana
Strategis Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2009-2013 melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata.
Dalam rangka meningkatan pariwisata di Kabupaten Kuningan, pemerintah daerah
setempat telah menetapkan Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana
Induk pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). RIPPDA ini disusun dengan
pertimbangan bahwa potensi kepariwisataan di Kabupaten Kuningan perlu
dikembangkan guna menunjang Pembangunan Daerah dan Pembangunan
Kepariwisataan pada khususnya.
RIPPDA adalah rumusan pokok-pokok kebijaksanaan perencanaan dan
pemanfaatan pembangunan pariwisata di daerah yang didalamnya mencakup aspek
ketataruangan, usaha pariwisata, faktor penunjang dan pengembangan kepariwisataan
secara berlanjut dan berwawasan lingkungan. RIPPDA merupakan landasan bagi semua
kegiatan pemanfaatan potensi pariwisata secara optimal, serasi, selaras, seimbang,
terpadu, tertib, lestari dan berkelanjutan.
RIPPDA berfungsi sebagai :
1. Pedoman pembinaan dan pengembangan kawasan pariwisata, obyek dan daya tarik
wisata, sarana dan prasarana wisata, pemasaran wisata, promosi, kelembagaan
kepariwisataan, sumber daya manusia kepariwisataan, serta investasi pembangunan
di bidang kepariwisataan.
2. Pedoman bagi pengawasan dan pengendalian pengembangan pariwisata,obyek dan
daya tarik wisata.
3. Pedoman penyusunan rencana pembangunan Daerah sub sektor pariwisata.
4. Penjabaran pemanfaatan ruang sub sektor kepariwisataan berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan.
Ruang Lingkup RIPPDA terdiri atas :
1. Ruang Lingkup wilayah RIPPDA adalah Daerah dengan batas yang ditentukan
bedasarkan aspek administratif mencakup wilayah daratan seluas 111.857,55 Ha.
Batas-batas wilayah adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Cirebon,
sebelah timur dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, sebelah selatan
dengan Kabupaten Ciamis dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Majalengka.
2. Ruang lingkup Pekerjaan RIPPDA memfokuskan pada perencanaan satu atau
beberapa obyek wisata yang menjadi atau akan menjadi unggulan Daerah.
3. Ruang lingkup Substansi RIPPDA, meliputi :
a. Kebijaksanaan makro dan mikro pariwisata Daerah;
b. Obyek dan Daya Tarik Wisata(ODTW);
c. Sarana dan Prasarana pendukung wisata;
d. Karakteristik Pasar Wisatawan;
e. Kawasan wisata unggulan dan prioritas pengembangan wisata;
f. Kebijaksanaan, strategi dan program pengembangan kepariwisataan.
Kebijaksanaan sektor pariwisata Daerah menurut RIPPDA, meliputi:
1. peningkatan mutu sarana dan prasarana serta pelayanan jasa pariwisata dan jasa
penunjang dengan tetap memelihara kebudayaan Daerah;
2. Pembinaan pelestarian peninggalan sejarah dan promosi obyek-obyek pariwisata
yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kepariwisataan;
3. Kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk penggalian obyek wisata baru.
Sasaran pembangunan pariwisata Daerah menurut RIPPDA, yaitu:
1. Terkelolanya seluruh potensi pariwisata secara lebih profesional dengan melibatkan
peran aktif masyarakat dan pengusaha yang sejalan dengan kepentingan penataan
ruang, peningkatan pendapatan asli daerah, pengembangan seni dan budaya Daerah
serta pelestarian lingkungan;
2. Menjadikan Daerah menjadi daerah tujuan wisata regional Jawa Barat;
3. Memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong penggunaan
produk lokal;
4. Menjadikan kegiatan pariwisata menjadi kegiatan masyarakat dan pemerintah.
5. Menjaga kelestarian serta memupuk rasa cinta alam dan budaya serta
memperhatikan nilai-nilai agama.
RIPPDA juga menetapkan strategi kebijaksanaan dalam pengembangan
pariwisata, yaitu:
1. Pengembangan dan penataan obyek serta daya tarik wisata dan menggali obyek dan
daya tarik wisata baru.
2. Membangun, mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.
3. Meningkatkan promosi kepariwisataan untuk mewujudkan Daerah sebagai tujuan
wisata.
4. Meningkatkan pendidikan dan latihan kepariwisataan guna lebih terampil dan
mampu bagi tenaga usaha pariwisata dan aparat terkait.
5. Menggali, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Daerah serta memelihara
dan melestarikan benda-benda purbakala sebagai peninggalan sejarah dan aset
Daerah.
6. Meningkatkan peranan sektor pariwisata sebagai lapangan kerja, sumber
Pendapatan Daerah dan masyarakat.
7. Melestarikan dan menertibkan sarana transportasi berciri khas Daerah (delman)
yang berdimensi wisata.
Adapun strategi pengembangan pariwisata menurut RIPPDA yaitu:
1. Strategi Pengembangan Produk Wisata, meliputi:
a. Menata dan mengembangkan produk wisata secara teratur sesuai dengan pasar
wisatawan, terutama wisatawan nusantara.
b. Mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai selling point (nilai jual) secara
khusus, untuk pasar wisatawan mancanegara.
c. Menata event-event pariwisata secara teratur untuk ditingkatkan menjadi event
regional dan nasional.
d. Usaha penganekaragaman produk/daya tarik wisata.
e. Menata dan mengembangkan produk wisata yang berwawasan lingkungan.
f. Menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan menetapkan agar setiap obyek
wisata mempunyai kekhasan sendiri.
g. Menggabungkan obyek wisata menjadi satu kesatuan kawasan dan menyatukan
kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan.
2. Strategi pemasaran dan promosi pariwisata, meliputi :
a. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi serta kualitas promosi
yang efektif dan kemudahan wisatawan untuk memperoleh semua hal tentang
produk wisata yang ada dan siap jual.
b. Meningkatkan citra produk wisata Daerah agar mampu bersaing dengan daerah-
daerah wisata lainnya yang sudah berkembang di Jawa Barat.
c. Meningkatkan peran serta biro perjalanan di Cirebon dan Majalengka untuk
menjual produk wisata Daerah.
d. Meningkatkan “sadar wisata“ dan sapta pesona di kalangan para pejabat,
pengusaha dan masyarakat, agar tumbuh kegiatan wisata yang berwawasan
lingkungan.
3. Strategi Pengembangan Aksesibilitas, meliputi:
a. Meningkatkan akses antara daerah-daerah yang memiliki potensi wisatawan,
khususnya jalur Bandung- Majalengka- Kuningan –Cirebon.
b. Menata sistem penunjuk jalan/rambu-rambu lalu-lintas yang mempermudah para
wisatawan untuk mencapai obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Daerah.
c. Terintegrasi dengan sektor yang lain.
4. Strategi pengembangan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang meliputi : jalan, jembatan, air
bersih, listrik, telepon disesuaikan dengan arah perkembangan objek dan daya
tarik wisata.
b. Pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata secara bertahap diusahakan pada
objek-objek dan daya tarik wisata unggulan atau yang sudah berkembang yang
seterusnya menyebar ke setiap objek dan daya tarik wisata lainnya.
c. Penetapan legalitas kewenangan dan pungutan.
5. Strategi pengembangan usaha, meliputi:
a. Mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan
memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan menanamkan
modalnya dalam bidang pariwisata.
b. Membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya peningkatan
kualitas jasa usaha pariwisata.
c. Menumbuhkan dan mengembangkan profesionalisme.
d. Bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi, pengembangan, konsolidasi dan
stagnat).
e. Pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan.
Pelaksanaan RIPPDA berbentuk program pembangunan pariwisata daerah yang
diselenggarakan oleh pemerintah, perseorangan, kelompok masyarakat, atau badan
usaha swasta yang harus memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat.
Program pembangunan pariwisata Daerah meliputi beberapa tahapan, yaitu:
1. Prioritas Rencana Tindak, meliputi:
a. Rencana Tindak Pengembangan Sarana dan Prasarana.
b. Pentahapan Insentif dan disinsentif Program Investasi.
c. Pentahapan Program Investasi.
d. Prosedur Kemitraan.
2. Prioritas Program, meliputi:
a. Prioritas Program Penanganan.
b. Prioritas Penanganan Kawasan
3. Tahapan Pelaksanaan Program, meliputi:
b. Indikasi Program.
c. Indikasi Program Pembangunan Sektoral.
d. Indikasi Program Pembangunan.
RIPPDA ditetapkan pada tahun 2009 dan mulai efektif diimplementasikan pada
tahun 2010. Oleh karena itu, keberhasilan strategi pengembangan pariwisata yang
ditetapkan dalam RIPPDA dapat dilihat dari realisasi penerimaan PAD dari sektor
pariwisata tahun 2010 dan 2011 (sesudah RIPPDA dilaksanakan) dengan
membandingkannya dengan tahun 2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan). Mengenai
hal tersebut, dengan berdasarkan data pada tabel 4.4 dan 4.5 di muka, maka dapat
diketahui bahwa :
1. Berdasarkan data pada Tabel 4.11, nilai nominal realisasi PAD dari sektor
pariwisata dibandingkan dengan targetnya, dari tahun ke tahun memang terus
meningkat tetapi tidak berbanding lurus dengan prosentasi realisasinya. Pada tahun
2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan), persentase realisasinya adalah sebesar
107,81 %. Tetapi pada tahun 2010 dan 2011 (setelah RIPPDA dilaksanakan),
prosentase realisasinya justru terus menurun yaitu sebesar 104,13 % pada tahun
2010 dan 103,62 % pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalihan
pengelolaan beberapa obyek wisata dari Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak
ketiga kepada PD. Aneka Usaha.
2. Berdasarkan data pada Tabel 4.12, nilai nominal kontribusi sektor pariwisata
terhadap PAD memang terus mengalami kenaikan, tetapi tidak berbanding lurus
dengan prosentase kontribusinya. Pada tahun 2009 (sebelum RIPPDA dilaksanakan)
prosentase kontribusinya adalah sebesar 1,06 %, tetapi pada tahun 2010 dan 2011
(setelah RIPPDA dilaksanakan) kontribusinya berfluktuasi yaitu meningkat menjadi
1,65 % pada tahun 2010 tetapi menurun menjadi 0,92 % pada tahun 2011. Hal ini
juga disebabkan oleh adanya pengalihan pengelolaan beberapa obyek wisata dari
Disparda Kabupaten Kuningan dan pihak ketiga kepada PD. Aneka Usaha (PDAU),
tetapi PDAU sendiri pada tahun 2011 belum memberikan kontribusi berupa Bagian
Laba Perusahaan Daerah terhadap PAD.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Potensi PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan relatif besar karena di
Kabupaten Kuningan terdapat 38 obyek wisata ditambah sarana dan prasarana
pendukung pariwisata lainnya. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa
Barat pada umumnya dan di wilayah Cirebon pada khususnya, potensi PAD dari
sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif yang lebih baik. Meskipun demikian, potensi wisata yang ada di
Kabupaten Kuningan belum seluruhnya dikelola secara profesional dan optimal
dalam rangka menunjang PAD dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa kepuasan pengunjung obyek wisata
sudah baik meskipun belum optimal yaitu sebesar 74,9 %. Meskipun demikian,
masih terdapat beberapa kelemahan dalam pengelolaan obyek wisata yaitu :
a. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata.
b. Hambatan dalam akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk
mencapai obyek wisata.
c. Kualitas pelayanan yang belum optimal kepada pengunjung obyek wisata.
d. Informasi tentang obyek wisata di Kabupaten Kuningan belum sepenuhnya
dengan mudah dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.
2. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD selama 11 tahun
terakhir (2001-2011) berfluktuasi tetapi baru berada pada kisaran 1 % dengan rata-
rata sebesar 1,32 % per tahun. Dengan demikian, kontribusi pendapatan dari sektor
pariwisata terhadap PAD belum optimal jika dibandingkan dengan potensi
pariwisata yang relative besar di Kabupaten Kuningan. Setelah pengelolaan
beberapa obyek wisata diserahkan kepada PD. Aneka Usaha (PDAU), kontribusi
pendapatan dari sektor pariwisata terhadap PAD pada tahun 2011 menurun menjadi
0,92 % karena pendapatan dari obyek wisata tidak masuk ke dalam pos PAD dari
sektor pariwisata tetapi masuk ke dalam Bagian Laba Perusahaan Daerah. PDAU
sendiri pada tahun 2011 belum memberikan kontribusi dalam Bagian Laba
Perusahaan Daerah tersebut.
3. Strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan telah ditetapkan dalam
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Tahun 2009 yang
meliputi Strategi Pengembangan Produk Wisata, Strategi Pemasaran dan Promosi,
Strategi Pengembangan Aksesibilitas, Strategi Pengembangan Prasarana, dan
Strategi Pengembangan Usaha. Strategi-strategi tersebut relatif sudah baik dan
komprehensif tetapi belum optimal dalam meningkatkan PAD dari sektor pariwisata
sebagaimana terlihat dari prosentase realisasi PAD dari sektor pariwisata yang justru
menurun setelah RIPPDA dilaksanakan. Strategi lainnya yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Kuningan adalah dengan mendirikan PD. Aneka Usaha
(PDAU) untuk mengelola beberapa obyek wisata yang potensial. Meskipun
demikian, keberadaan PDAU sendiri banyak dinilai kontroversial dan belum
menampakkan hasil dalam meningkatkan PAD tahun 2011 karena Perusahaan
Daerah tersebut baru beroperasi tahun 2010.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka tim peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan dan peningkatan dalam implementasi strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Kuningan, yaitu :
a. Strategi Pengembangan Produk Wisata :
Peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata secara lebih profesional.
Pengelola dan pelaku usaha wisata perlu melakukan diversifikasi atau
pengembangan usaha produk wisata secara beragam yang inovatif dan
kreatif dengan melibatkan masyarakat di sekitar obyek wisata.
Perlu peningkatan koordinasi dari berbagai instansi dan pihak terkait dalam
pengembangan pariwisata.
b. Strategi Pemasaran dan Promosi :
Peningkatan pemasaran dan promosi melalui penyebaran informasi di
berbagai media, baik media cetak maupun elektronik.
Perlu diadakan upaya pemberian insentif misalnya melalui lomba pengelola
obyek wisata terbaik untuk memotivasi pengelola obyek wisata dalam
meningkatkan pengelolaan obyek wisata.
Meningkatkan “sadar wisata“ dan “sapta pesona” di kalangan para pejabat,
pengusaha dan masyarakat agar semua pihak yang berkepentingan
mempunyai rasa memiliki sehingga terwujud langkah yang sinergis dalam
pengembangan pariwisata.
c. Strategi Pengembangan Aksesibilitas :
Meningkatkan kemudahan akses angkutan umum maupun kendaraan pribadi
untuk mencapai obyek wisata.
Meningkatkan kemudahan akses informasi agar obyek wisata di Kabupaten
Kuningan dapat diakses dengan mudah dari berbagai macam sumber.
d. Strategi Pengembangan Prasarana :
Perlu perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana yang ada di obyek
wisata.
e. Strategi Pengembangan Usaha :
Peningkatan kualitas pelayanan kepada pengunjung obyek wisata.
Pengembangan obyek wisata yang masih berupa potensi menjadi obyek
wisata yang riil dalam mendukung PAD.
2. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan tidak hanya sebatas dalam
tataran normatif dalam bentuk berbagai regulasi tetapi harus bersifat implementatif.
Oleh karena itu, pengembangan pariwisata perlu didukung oleh semua pihak yaitu
pejabat Pemerintah Daerah, DPRD, pengusaha dan juga masyarakat. Dalam hal ini
diperlukan kerja sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara sinergis antara
berbagai pihak tersebut, sehingga dapat dihindari konflik yang akan berdampak
negatif terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan.
3. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan perlu didukung oleh political will
yang kuat dari kalangan elit pemerintah daerah dan DPRD dalam bentuk regulasi,
program, alokasi anggaran yang memadai, dan debirokratisasi atau kemudahan
dalam perijinan usaha pariwisata bagi investor. Selain itu, pengembangan pariwisata
juga harus dirasakan sebagai kebutuhan di kalangan grass root yaitu masyarakat,
khususnya masyarakat di sekitar lokasi obyek wisata. Dalam hal ini diperlukan
pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat, sehingga di kalangan
masyarakat akan tumbuh ”sadar wisata”. Masyarakat harus menyadari potensi
wisata di daerahnya yang besar dan harus mempunyai rasa memiliki, sehingga
tumbuh budaya “sapta pesona’ yang positif di kalangan masyarakat. Hal ini dapat
diupayakan melalui pembentukan komunitas-komunitas sadar wisata dan forum-
forum pertemuan bersama yang dilakukan secara rutin, intensif dan
berkesinambungan.
4. Pemerintah Kabupaten Kuningan perlu memiliki sistem informasi dan database
kepariwisataan yang benar-benar akurat yang harus di-update secara rutin, sehingga
dapat diketahui potensi riil pariwisata di daerahnya beserta kelemahan, hambatan,
tantangan dan peluang yang dihadapi. Sistem informasi dan database ini penting
bagi Pemerintah Daerah sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, pengambilan
keputusan dan perumusan strategi pengembangan pariwisata yang tepat. Sistem
informasi dan database ini juga penting bagi pihak investor, pengusaha, peneliti,
wisatawan dan pihak-pihak lain yang memerlukannya.
5. PD. Aneka Usaha (PDAU) agar mengelola obyek wisata secara lebih profesional
dan optimal. Dalam hal ini yang diperlukan bukan hanya strategi intensifikasi atau
eksploitasi dengan cara meningkatkan pengelolaan obyek wisata yang sudah ada dan
yang masih berupa potensi, tetapi juga strategi ekstensifikasi atau eksplorasi yaitu
mencari dan mengembangkan obyek wisata baru di luar obyek wisata yang sudah
ada. Dalam tahap ini, potensi pariwisata yang dimiliki merupakan modal dasar yang
masih dapat dikembangkan secara lebih optimal, sehingga dirasakan belum perlu
membangun obyek wisata yang spektakuler dengan modal yang sangat besar.
Dengan demikian, PDAU akan benar-benar dirasakan eksistensi dan peranannya
sebagai leading sector dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kuningan.
6. Perlu renegosiasi atau negosiasi ulang yang berkaitan dengan penyerahan atau
pengalihan obyek wisata yang sekiranya akan merugikan Pemerintah Kabupaten
Kuningan. Hal ini juga penting dilakukan untuk menghindari masalah hukum yang
tidak diinginkan di kemudian hari serta konflik dengan warga masyarakat di sekitar
obyek wisata. Keberadaan obyek wisata pertama-tama harus dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat sekitar dalam bentuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan.
Oleh karena itu, masyarakat sekitar obyek wisata perlu diberi kesempatan yang
seluas-luasnya untuk membuka usaha yang menunjang keberadaan obyek wisata
tersebut.
7. Untuk ke depan perlu dipikirkan dan dipertimbangkan keberadaan Disparbud
Kabupaten Kuningan yang selama ini menjadi leading sector bidang pariwisata dan
kebudayaan. Hal ini perlu dilakukan setelah pengelolaan beberapa obyek wisata
diserahkan dari Disparbud kepada PDAU, sementara di tingkat pusat urusan
kebudayaan kembali diintegrasikan ke dalam Kementerian Pendidikan. Dalam hal
ini perlu dipertimbangkan apakah Disparbud Kabupaten Kuningan tetap
dipertahankan atau dibubarkan. Hal itu perlu dikaji secara komprehensif oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD dengan melakukan analisis jabatan dan analisis
beban kerja secara akurat dan obyektif.
8. Sesuai dengan Term of Reference (ToR) yang ditetapkan Bappeda Kabupaten
Kuningan, penelitian ini tidak mengkaji kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kuningan. BPS sendiri tidak
melakukan kajian ini, sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana peranan
pemerintah daerah dalam menunjang perekonomian daerah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB Kabupaten Kuningan. Melalui penelitian ini akan diketahui kontribusi jasa
pariwisata yang memiliki multiplier effect terhadap PDRB.
9. Sesuai dengan ToR yang ditetapkan Bappeda Kabupaten Kuningan, penelitian ini
tidak mengkaji kinerja PDAU dalam mengelola obyek wisata di Kabupaten
Kuningan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal
tersebut. Kinerja PDAU dalam mengelola obyek wisata antara lain akan nampak
dari kontribusi Bagian Laba PDAU terhadap PAD, di mana pada tahun 2011 PDAU
belum memberikan kontribusi Bagian Labanya terhadap PAD.
DAFTAR PUSTAKA
Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta
Fuad Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Semarang: Balai Penerbit UNDIP
Husein Umar. 2005. Metode penelitian Untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada
I Gde Pitana & I Ketut Surya Diarta, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :Andi
Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE
Koswara Kertapraja. 2010. Pemerintahan Daerah. Jakarta : Inner
Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonnesia
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Syamsuddin Haris, 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta : LIPI Press
Peraturan Perundang-undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
DESKRIPSI SINGKATOBYEK WISATA
DI KABUPATEN KUNINGAN
CIGUGUR
Alamat : Jalan Raya Cigugur Kel./Kec. CigugurTelepon : 081324088988Email : -Jarak dari pusat kota : 3 kmDibangun tahun : 1930Luas lahan : 0,42 haStatus tanah :Petunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten KuninganHarga Tiket Masuk
Hari Biasa Hari Libur
Dewasa Rp 3.000,00 Rp 3.500,00Anak-anak Rp 2 000,00 Rp 2.500,00
Hari Libur : -Jam Buka : 8.00 s.d 18.00 WIBPemandu Wisata : ada, 1 orangTim Penyelamat : ada, 4 orangKompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaFasilitas : musala, tempat ganti pakaian, kolam renang, WCAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Ikan DewaJumlah Tenaga Kerja : 4 orang priaPendidikan : - Lulusan SD : 1 orang
- Lulusan SMA : 3 orang
CIBULAN
Alamat : Desa Maniskidul Kec. JalaksanaTelepon/Fax : (0232) 614045Fax : (0232) 612045Email : [email protected] dari pusat kota : 7 kmDibangun tahun : 1939Luas lahan : 5 haStatus tanah : Milik Desa (tanaman Dishutbun, terdaftar di TNGC)Petunjuk kearah tujuan: - di jalan raya desa Caracas
- 2 buah di pinggir jalan rayaPengelola : Pemerintah Desa ManiskidulHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa Hari Libur
Dewasa Rp 4.000,00 Rp 5.500,00Anak-anak Rp 3.000,00 Rp 4.000,00
Kendaraan : Sepeda Motor Rp 1.500,00 Rp 1.500,00Bus/Truk Rp 4.000,00 Rp 4.000,00Non Bus Rp 2.500,00 Rp 2.500,00
Flying Fox Dewasa Rp 10.000,00 Rp 10.000,00Anak-anak Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : Hari biasa & libur : 7.30 s.d. 17.30 WIBPemandu Wisata : ada, 1 orangTim Penyelamat : ada , 6 orangKompepar : KOMPEPAR CIBULAN (DENI SUPRIADI)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Kolam Renang Air Jernih seluas 600 m, Ikan Dewa, Sumur TujuhAktifitatas : Tahunan Kawin Cai (Kamis Wage Bulan Rewah), Olah Raga Renang (Umum
dan Anak Sekolah), Wisata Religi/Ziarah di Sumur TujuhJumlah Tenaga Kerja : - Pria : 6 orang
- Wanita : 2 orangPendidikan : - Lulusan SMA : 6 orang
- Lulusan D3 : 1 orang- Lulusan S1 : 1 orang
BALONG DALEM
Alamat : Desa Babakanmulya Kec. JalaksanaTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 6 kmDibangun tahun : 1948Luas lahan : 6,25 haStatus tanah : Milik DesaPetunjuk kearah tujuan: -Pengelola : Kompepar & DesaHarga Tiket Masuk : Rp 2.000,00Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : TIRTA YATRA BALONG DALEMPrasarana : Tidak AdaSarana : Tidak AdaAksesibilitas : Tidak AdaDaya Tarik : 2 Buah Kolam Besar/Balong, Situs Taman Makam Pahlawan Samudra,
BumiPerkemahan (luas 2 ha)Aktifitas : Tahunan Kawin Cai (Kamis Wage Bulan Rewah), Bumi PerkemahanJumlah Tenaga Kerja : 6 orang priaPendidikan : - Lulusan SMP : 4 orang
- Lulusan SMA : 2 orang
LINGGARJATI INDAH
Alamat : Jl. Linggarjati No. 4 Desa Linggasana Kec. CigandamekarTelepon/Fax : (0232) 613188Email :Jarak dari pusat kota : 12 kmDibangun tahun : 1988Luas lahan : 11,5 haStatus tanah : Hak Guna UsahaPetunjuk kearah tujuan: adaPengelola : PT Linggarjati Wigena (Pimpinan: H. TOTO SUPRAPTO, SE)Harga Fasilitas Rekreasi:
Fasilitas RpPintu Masuk Dewasa 5.000,00
Anak-anak 4.000,00Kolam Renang Dewasa 7.500,00
Anak-anak 7.500,00ParkirKendaraan
Motor 4.000,00Bus/Truk 10.000,00Non Bus 5.000,00
Sepeda Air 10.000,00Mainan Anak 3.000,00 /koinOutbond 35.000,00 /5 permainanBilyar 1.500,00 /koinKuda Tunggang 15.000,00 /PenunggangKolam Pancing 16.000,00 /kg ikanSepeda Layang 5.000,00Villa 85.000,00 s.d. 250.000,00
PAKET WISATA HARGA DAN FASILITASAdventure deLinggarjati
Paket A (Menginap) Rp 175.000,00/orang nett3 x makan & 1 x snack, free charge tiket masuk pintu masukgapura & kolam renang, kamar standar 2 orang/kamar family 4orang, maks. 100 orang
Paket B (Rekreasi) Rp 90.000,00/orang nettFree charge tiket masuk pintu masuk gapura & kolam renang,sepeda air, outbond flying fox, makan siang, snack
Paket Outbond Rp 40.000,00/orang nettFree charge tiket masuk pintu masuk gapura, 2 flying fox,Jembatan Elvis, Jembatan V, Spider Wb, Rakit, Snack
Hari Libur : -Jam Buka : 7.00 WIBPemandu Wisata : Ada, 1 orangTim Penyelamat : Ada, 4 orangKompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Wisata alam Adventure De Linggarjati, Kolam Renang, Mainan Anak,
Sepeda Air, Kuda Tunggang, Outbond, Kolam Pancing, Kuda Tunggang, dll
Jumlah Tenaga Kerja : 40 orang terdiri dari:- Pria : 39 orang- Wanita : 1 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 17 orang- Lulusan SMP : 10 orang- Lulusan SMA : 11 orang- Lulusan S1 : 2 orang
SANGKANHURIP ALAMI
Alamat : Jl. Pemandian Air Panas Sangkanhurip No. 210Desa Sangkanhurip Kecamatan Cigandamekar
Telepon/Fax : (0232) 613142Email : -Jarak dari pusat kota : 12 kmDibangun tahun : 1986Luas lahan : ± 3400 m3
Status tanah : Pemkab KuninganPetunjuk kearah tujuan : adaPengelola : PT Citra Daya Reksa (Hj. SRI WINARSIH)Harga Tiket Masuk :
Dewasa (Rp) Anak (Rp)Kolam Renang 7.000,00 6.000,00Ruang Tertutup (Utama) 8.000,00 6.000,00Ruang Tertutup (Executive) 30.000,00 20.000,00Parkir Kendaraan Motor 2.000,00
Non Bus 5.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 24 jamPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : Ada (AGUS WARDONO)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Air panasAktifitatas : Berenang, berendamFasilitas : Kantin, Kolam Rendam Air Panas Alami, Kolam Renang Luncuran Naga,
Cenderamata, Panggung Hiburan, Restoran/LesehanJumlah Tenaga Kerja : 20 orang terdiri dari:
- Pria : 18 orang- Wanita : 2 orang
Pendidikan : - Lulusan SMP : 11 orang- Lulusan SMA : 7 orang- Lulusan D3 : 1 orang- Lulusan S1 : 1 orang
CURUG SIDOMBA
Alamat : Jl. Sidomba N0. 1 Desa Peusing Kecamatan JalaksanaTelepon/Fax : (0232) 8617662, 08170468800, 081911397811, 081564745881Website : www.sidomba.co.idEmail : [email protected] dari pusat kota : 18 kmDibangun tahun : 2003, diresmikan 15 Februari 2005Luas lahan : 6 haStatus tanah : hak milikPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Yayasan Islam Terpadu Umar Sjarifuddin (ITUS)Harga Tiket Masuk :
Fasilitas Dewasa (Rp) Anak (Rp)
Tiket Masuk 5.000,00 3.500,00Air terjun/Curug 5.000,00 3.500,00Buper 10.000,00Flying Fox 10.000,00Outbond Anak 15.000,00Kolam Renang 10.000,00 7.500,00Ruang Meeting 15.000,00
KendaraanMotor 1.000,00Bus/Truk 5.000,00Non Bus 1.500,00
Hari Libur : -Jam Buka : 8.00 WIBPemandu Wisata : Ada, 1 orangTim Penyelamat : Ada, 2 orangKompepar : Ada, (ANDRI SOFYAN)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaFasilitas : Kolam Renang, Bumi Perkemahan (4 ha), Kantin, Arena Bermain Anak &
Outbond, Menara At-Tiin (t:36m), Koleksi Hewan, Ikan Hias, Air TerjunJumlah Tenaga Kerja : 20 orang terdiri dari : - Pria : 19 orang
- Wanita : 1 orangPendidikan : - Lulusan SD : 1 orang - Lulusan S1 : 3 orang
- Lulusan SMP : 7 orang- Lulusan SMA : 6 orang- Lulusan D3 : 1 orang
SITE MUSEUM TAMAN PURBAKALA CIPARI
Alamat : Jl. Purbakala Kelurahan Cipari Kecamatan CigugurTelepon/Fax : (0232) 871378Email : -Jarak dari pusat kota : 4,7 kmDibangun tahun : 1976Luas lahan : 7000 m2
Status tanah : Milik Departemen Kebudayaan & Pariwisata ( Pemerintah )Petunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten KuninganHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : Pukul 8.00 s.d. 15.00 WIBPemandu Museum : Ada, 9 orangDaya Tarik : Museum dan peninggalan prasejarahJumlah Koleksi : 121 buahJenis Koleksi : Kapak Batu, Gelang Batu, Kapak Perunggu, Benda dari Gerabah, Jenis
Batuan, Punden, Peti Kubur Batu, Lumpang, DolmenJumlah Tenaga Kerja : 9 orang terdiri dari
- Pria : 7 orang- Wanita : 2 orang
Pendidikan : - Lulusan SMP : 1 orang- Lulusan SMA : 8orang
BALONG KERAMAT DARMALOKA
Alamat : RT 9 RW 2 Dusun Paleben Desa/Kecamatan DarmaTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 13,5 kmDibangun tahun : -Luas lahan : 2,7 haStatus tanah : Tanah DesaPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Pemerintah Desa DarmaHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa/Libur
Dewasa Rp 3.000,00Anak-anak Rp 2.000,00
Kendaraan : Sepeda Motor Rp 1.000,00Bus/Truk Rp 3.000,00Non Bus Rp 2.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : 24 jamPemandu Wisata : Ada, 3 orangTim Penyelamat : Ada, 2 orangKompepar : Ada (Ketua: OMAN SOMANTRI)Daya Tarik : Ikan Langka, Situs Makam KunoFasilitas : Parkir, kolam keramat, gazebo, MCK, kedai, mainan anakJumlah Tenaga Kerja : 12 orang terdiri dari
- Pria : 7 orang- Wanita : 5 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 2 orang- Lulusan SMP : 6 orang- Lulusan SMA : 4 orang
WADUK DARMA
Alamat : Desa Jagara Kecamatan DarmaTelepon : (0232) 8880193,081931144650Email : -Jarak dari pusat kota : 12 kmDibangun tahun : 1958Luas lahan : 4,25 haStatus tanah : Pemkab KuninganPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten KuninganHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa (Rp) Hari Libur (Rp)
Dewasa 4.000,00 5.000,00Anak-anak 2.000,00 3.000,00
Kendaraan : Sepeda Motor 1.000,00 1.000,00Bus/Truk 5.000,00 5.000,00Non Bus 2.500,00 2.500,00Outbond 7.000,00Minitrain 5.000,00Perahu 70.000,00Villa 100.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : 24 jamPemandu Wisata : Ada, 2 orangTim Penyelamat : Ada, 1 orangKompepar : Ada (UMAR HIDAYAT)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Keindahan alam (danau dan pemandangan)Fasilitas : 15 buah warung Asri, 12 buah perahu wisata, 1 buah kios foto digital, 16
buah mainan anak, 10 buah gazebo, 6 buah cottage, arena kemping seluas120x90m, 3 toilet umum, 3 musala, panggung hiburan 14x9m, kolam renanganak
Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang priaPendidikan : - Lulusan SD : 1 orang
- Lulusan SMA : 6 orang
GEDUNG PERUNDINGAN LINGGAJATI
Alamat : Jl. Naskah Linggarjati No. 106 Desa Linggarjati CilimusTelepon/Fax : (0232) 615379Email : -Jarak dari pusat kota : 17 kmDibangun tahun : 1930Luas lahan : 20.070 m2
Status tanah : Milik PemerintahPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten KuninganHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : 7.30 WIBPemandu Wisata : Ada, 8 orangDaya Tarik : Gedung Perundingan LinggarjatiFasilitas : Auditorium, WC, warung, musala, tempat parkirJumlah Tenaga Kerja : 10 orang terdiri dari
- Pria : 9 orang- Wanita : 1 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang- Lulusan SMP : 3 orang- Lulusan SMA : 5 orang- Lulusan S1 : 1 orang
LEMBAH CILENGKRANG
Alamat : Desa Pajambon Kec.KaramatmulyaTelepon : 853 0232 0239Email : -Jarak dari pusat kota : 9 kmDibangun tahun : 2000Luas lahan : 30 haStatus tanah : BTNGCPetunjuk kearah tujuan: adaPengelola : KompeparHarga Tiket Masuk : 3.500,-Hari Libur : -Jam Buka : 07.00Pemandu Wisata : Ada, 21 orangTim Penyelamat : -Kompepar : Ada (Ketua: MULYADI)Daya Tarik : Keindahan alam, air terjun, air panasFasilitas : 2 buah air terjun (Curug Sawer & Curug Sabuk), air panas alami, bumi
perkemahan, musala, MCKJumlah Tenaga Kerja : 21 orang priaPendidikan : Lulusan SD : 21 orang
TALAGAREMIS
Alamat : Desa Kaduela Kecamatan PasawahanTelepon : 081395697901Email : -Jarak dari pusat kota : 20 kmDibangun tahun : 1983Luas lahan : 28,80 haStatus tanah : Milik BTNGCPetunjuk kearah tujuan: -Pengelola : PerhutaniHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa (Rp) Hari Libur (Rp)
Dewasa 5.000,00 6.000,00Anak-anak 2.500,00 3.000,00
Kendaraan : Sepeda Motor 1.000,00 1.000,00Bus/Truk 5.000,00 5.000,00Non Bus 2.500,00 2.500,00Sepeda Air 2.500,00Perahu Boat 1.500,00Situ Ayu Sauntang 1.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : 07.00Pemandu Wisata : Ada, 2 orangTim Penyelamat : Ada, 2 orangKompepar : AdaFasilitas : Permainan air , panggung hiburan, situ ayu sauntang, parkir, MCKDaya Tarik : keindahan alam, air telaga yang jernihJumlah Tenaga Kerja : 7 orang priaPendidikan : - Lulusan SMP : 1 orang
- Lulusan SMA : 6 orang
TALAGA NILEM (Potensi )
Alamat : Desa Kaduela Kecamatan PasawahanTelepon : -Email : -Jarak dari pusat kota : 30 kmDibangun tahun : -Luas lahan : 1 haStatus tanah : Milik BTNGCPetunjuk kearah tujuan: -Pengelola :Harga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : -Potensi : Tempat kemping, sepeda air, kolam renangJumlah Tenaga Kerja : -Pendidikan : -
Taman Rekreasi Salsabila
Alamat : Jl. Panawuan No. 2 RT I RW I Dusun IDesa Panawuan Kec. Cigandamekar
Telepon/Fax : (0232) 613732/(0232)8617085Email : -Jarak dari pusat kota :Dibangun tahun : Januari 2008Luas lahan : 1000 m2
Status tanah : Milik PribadiPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : H.M. Andaka WidjajaHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa Hari Libur
Outbond Rp 5.000,00 Rp 8.000,00Memancing Rp 3.000,00Sepeda Rp 500,00
Hari Libur : JumatJam Buka : 8.00 s.d. 15.00 WIBPrasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Outbond Anak, KantinJumlah Tenaga Kerja : 16 orang terdiri dari
- Pria : 8 orang- Wanita : 8 orang
Pendidikan : - Lulusan SMP : 6 orang- Lulusan SMA : 10 orang
BALONG KAMBANG PASAWAHAN
Alamat : Desa Pasawahan Kec. PasawahanTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 28 kmDibangun tahun : 2007Luas lahan : 900 m2
Status tanah : Milik DesaPetunjuk kearah tujuan: Ada, sudah rusakPengelola : Pemerintah Desa PasawahanHarga Tiket Masuk : Rp 1.000,00Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Ikan Kancra Bodas (Ikan Dewa), Kolam, Sumur TujuhJumlah Tenaga Kerja : Dikelola oleh Karang tarunaPendidikan : -
SITONJUL
Alamat : Dusun Kliwon & Manis Desa SangkanhuripKec. Cigandamekar
Telepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 16 kmDibangun tahun : 1999Luas lahan : 4 haStatus tanah : Milik DesaPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Pemerintah Desa SangkanhuripHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : Pukul 8.00Pemandu Wisata : -Kompepar : AdaPrasarana : Tidak AdaSarana : Tidak AdaAksesibilitas : Tidak AdaDaya Tarik : AlamAktifitatas : Jalan SantaiJumlah Tenaga Kerja : 11 orang terdiri dari
- Pria : 9 orang- Wanita : 2 orang
Pendidikan : - Lulusan SMA : 8 orang- Lulusan D3 : 1 orang- Lulusan S1 : 2 orang
SITU CICEREM
Alamat : Desa Kaduela Kec. PasawahanTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 37 kmDibangun tahun : 2006Luas lahan : 5.000 m2
Status tanah : BTNGC (Sewa Rp 5.000.000/th)Petunjuk kearah tujuan: Ada, 1 buahPengelola : Pemerintah Desa KaduelaHarga Tiket Masuk : - Rp 2.000,00/orang
- Rp 1.000,00/kendaraanHari Libur : -Jam Buka : 8.00 s.d. 16.00 WIBPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : AdaDaya Tarik : Situ/Talaga, Tempat Kemping, AlamJumlah Tenaga Kerja : 4 orang priaPendidikan : - Lulusan SMP : 3 orang
- Lulusan SMA : 1 orang
CURUG BANGKONG
Alamat : Desa Kertawirama Kec. NusaherangTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 9 kmDibangun tahun : 2003Luas lahan : 420m2
Status tanah : Tanah Desa (Gege)Petunjuk kearah tujuan: -Pengelola : Enjon (ditugaskan)Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 1.500,00
- Anak-anak : Rp 1.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 7.00 s.d. 15.00 WIBPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : Air terjunJumlah Tenaga Kerja : 1 orang priaPendidikan : -
CURUG LANDUNG ( Potensi )
Alamat : Desa Cisantana Kecamatan CigugurTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 9 kmDibangun tahun : -Luas lahan : 1 haStatus tanah : -Petunjuk kearah tujuan: -Pengelola : -Harga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : Air terjun, Saung Santai, Tempat KempingJumlah Tenaga Kerja : -Pendidikan : -
CIANGIR
Alamat : Desa Ciangir Kecamatan CibingbinTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 25 kmDibangun tahun : 1970Luas lahan : 50 bataStatus tanah : Gege
- Sewa tanah ke desa Rp 400.000,00/th- Listrik Rp 360.000,00/th
Petunjuk kearah tujuan: -Pengelola : RUMINAHHarga Tiket Masuk : Rp 500,00 – Rp 2.000Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : Air panasJumlah Tenaga Kerja : 2 orang terdiri dari
- Pria : 1 orang- Wanita : 1 orang
Pendidikan : -
KOLAM RENANG TIRTA AGUNG MAS
Alamat : Jl. Raya Luragung No. 5 Desa LuragungTelepon : (0232) 879988Email : -Jarak dari pusat kota : 20 kmDibangun tahun : 2006 (diresmikan 6 September 2006)Luas kolam : - Dewasa : 25 x 50 meter
- Anak-anak : 32 x 12 meterStatus tanah : Milik PribadiPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Drs. H. Ade KusmapradjaHarga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 8.000,00
- Anak-anak : Rp 5.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 8.00 s.d 17.00 WIBTim Penyelamat : Ada, 4 orangKompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : baikFasilitas : Kantor, Tempat Parkir, Fitnes Center/Sanggar Senam, Gazebo/TendaDaya Tarik : -Aktifitas : BerenangJumlah Tenaga Kerja : 10 orang terdiri dari:
- Pria : 7 orang- Wanita : 3 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 1 orang- Lulusan SMP : 5 orang- Lulusan SMA : 4 orang
KOLAM RENANG ABN
Alamat : Jl. Raya Cihideung Girang Desa Cihideung GirangKec. Cidahu
Telepon/Fax : (0232) 879765/(0232) 878689Email : [email protected] dari pusat kota : 15 kmDibangun tahun : 2007 (diresmikan 23 juni 2007)Luas lahan : 200 bata, terdiri dari 5 buah kolam renang
- Dewasa : 25 x 12 meter (2 buah)- Anak-anak : 35 x 35 meter (3 buah)
Status tanah : Milik PribadiPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : KARYANIHarga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 8.000,00
- Anak-anak : Rp 5.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 8.00 s.d. 18.00 WIBTim Penyelamat : Ada, 4 orangKompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : BaikDaya Tarik : Waterboom (tinggi 8 m, panjang 60 m)Aktifitas : BerenangFasilitas : Toserba, Cafetaria, Kamar Ganti, Waterboom, Kolam Renang, Arena
Bermain AnakJumlah Tenaga Kerja : 7 orang terdiri dari:
- Pria : 6 orang- Wanita : 1 orang
Pendidikan : - Lulusan SMP : 5 orang- Lulusan SMA : 2 orang
KOLAM RENANG SANGGARIANG
Alamat : Jl. Siliwangi No. 75 Kel. PurwawinangunTelepon : (0232) 871567Email : -Jarak dari pusat kota : 0 kmDibangun tahun : -Luas lahan : 4160 m2, terdiri dari 3 buah kolam renang, dengan ketinggian kolam 60cm,
1m–120cm, dan 180cm–3mStatus tanah : Milik PribadiPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : PT KUNING AYU (Ir. PUDJA SURASA)
Nomor Izin Usaha : 556.12/KPTS.1459-SIUP/2007Harga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 5.000,00
- Anak-anak : Rp 4.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 7.00 WIBTim Penyelamat : Ada, 2 orangKompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Kolam Renang dan Gedung PertemuanAktifitatas : BerenangJumlah Tenaga Kerja : 15 orang terdiri dari:
- Pria : 11 orang- Wanita : 4 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 2 orang- Lulusan SMP : 2 orang- Lulusan SMA : 9 orang- Lulusan S1 : 2 orang
PERKEBUNAN SALAK, DURIAN, DAN KULINER BIN AMAR AGRO
Alamat : Kampung Cibodas Desa Cipondok Kecamatan CibingbinTelepon : 081585919791Email : -Jarak dari pusat kota : 40 kmDibangun tahun : 2000Luas lahan : 20 haStatus tanah : hak milikPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Drs. KOSIM ALI NUGROHO, MMHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : Jumat PagiJam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : -Jumlah Tenaga Kerja : 12 orang terdiri dari
- Pria : 7 orang- Wanita : 5 orang
Pendidikan : - Lulusan SD : 8 orang- Lulusan SMP : 2 orang- Lulusan SMA : 2 orang
GUA MARIA FATIMAH SAWER RAHMAT
Alamat : Desa Cisantana Kecamatan CigugurTelepon : (0232) 873210Email : -Jarak dari pusat kota : 5 kmDibangun tahun : 21 Juli 1990Luas lahan : 6 haStatus tanah : Milik Yayasan Keuskupan BandungPetunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Y. Abukasman, OSCHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : 24 jamPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : AdaDaya Tarik : Tempat ziarah umat KatolikJumlah Tenaga Kerja : 2 orang priaPendidikan : - Lulusan SR : 1 orang
- Lulusan SMP : 1 orang
Kunjungan banyak dilakukan pada bulan Mei (bulan Maria) dan Oktober (bulan Rosario)
CAGAR BUDAYA NASIONAL PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL
Alamat : Jl. Sukamulya CigugurTelepon/Fax : (0232) 873351Email : [email protected] dari pusat kota : 3 kmDibangun tahun : 1860Luas lahan : 7600 m2
Status tanah : -Petunjuk kearah tujuan: AdaPengelola : Yayasan Trimulya (Gumirat Barna Alam)Harga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Museum : -Jumlah Klasifikasi Koleksi: -Jumlah Koleksi : -Jenis Koleksi : -Jumlah Tenaga Kerja : -Pendidikan : -
GUA INDRAKILA
Alamat : Jalan 11 April Desa/Kec. KarangkancanaTelepon : -Email : -Jarak dari pusat kota : 40 kmDibangun tahun : -Luas lahan : 10 haStatus tanah : Milik KehutananPetunjuk kearah tujuan: Tidak AdaPengelola : Pemerintah Desa KarangkancanaHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : 11 gua (berjarak 50m dr jalan raya)Aktifitas : rekreasi, wisata ziarahJumlah Tenaga Kerja : -Pendidikan : -
PEMANDIAN AIR PANAS SUBANG
Alamat : Dusun Kliwon Desa/Kec. SubangNama Sungai : CitiisTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 1,5 kmDibangun tahun : 1980Luas lahan : 0,5 haStatus tanah : DesaPetunjuk kearah tujuan: -Pengelola : SUHARNAHarga Tiket Masuk : - Dewasa : Rp 1.000,00
- Anak-anak : Rp 500,00- Lainnya : Rp 10.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : AdaSarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : Air panasJumlah Tenaga Kerja : 1 orang priaPendidikan : -
CURUG PUTRI
Alamat : Desa Cisantana Kecamatan CigugurTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : 9 kmDibangun tahun : 1997Luas lahan : -Status tanah : PerhutaniPengelola : PerhutaniHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : 24 jamPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar :Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : CukupDaya Tarik : Air TerjunJumlah Tenaga Kerja : 4 orang priaPendidikan : lulusan SMA : 4 orang
SITU JANGGALA
Alamat : Jalan Panawuan RT 1 RW 1 Desa PanawuanKec. Cigandamekar
Telepon/Fax : (0232) 615012, 081380623542Email : -Jarak dari pusat kota : 15 kmDibangun tahun : 2007Luas lahan : 1 haStatus tanah : DesaPetunjuk kearah tujuan: -Pengelola : RUSANTIHarga Tiket Masuk : - Memancing : Rp 20.000,00/kg
- Perahu : Rp 5.000,00/setengah jamHari Libur : -Jam Buka : 9.00 s.d. 20.00 WIBPemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Fasilitas : Kolam Pemancingan, perahu, saung lesehanDaya Tarik : MemancingJumlah Tenaga Kerja : 8 orang terdiri dari
- Pria : 3 orang- Wanita : 5 orang
Pendidikan : - Lulusan SMP : 5 orang- Lulusan SMA : 1 orang- Lulusan S1 : 2 orang
BUMI PERKEMAHAN CIBEUREUM
Alamat : Jalan Raya Cibeureum Desa Cibeureum Kec. CilimusTelepon/Fax : 081911348683Email : -Jarak dari pusat kota : 14 kmDibangun tahun :Luas lahan : 10 haStatus tanah : DesaPetunjuk kearah tujuan: -Pemilik :Pengelola : Karang Taruna Tunas Bangsa CibeureumHarga Tiket Masuk :
Hari Biasa (Rp) Hari Libur (Rp)
Dewasa 2.000,00 2.000,00Anak-anak 2.000,00 2.000,00
Kendaraan : Sepeda Motor 1.000,00 1.000,00Non Bus 2.000,00 2.000,00
Perkemahan < 100 orang 200.000,00/paket> 100 orang 2.000,00/orang
Hari Libur : -Jam Buka : 9.00 s.d. 20.00 WIBPemandu Wisata : Ada, 6 orangTim Penyelamat : Ada, 6 orangKompepar : Ada (Tunas Bangsa)Fasilitas : Kedai makan, Bumi PerkemahanDaya Tarik : Mata air, heman hutan (monyet)Jumlah Tenaga Kerja : 10 orang terdiri dari
- Pria : 6 orang- Wanita : 4 orang
Pendidikan : - Lulusan SMA : 9 orang- Lulusan D3 : 1 orang
LAMPING SIBILIK
Alamat : Desa Sukasari Kecamatan MandirancanTelepon/Fax : 081320241130,081324722575Email : -Jarak dari pusat kota : 1-2 km dari Kecamatan MandirancanDibangun tahun :Luas lahan : 3,9 haStatus tanah : Milik SendiriPetunjuk kearah tujuan: -Pemilik : Dra. NANI NUR AHYANI, M.M.PdPengelola :Harga Tiket Masuk :Hari Libur :Jam Buka :Pemandu Wisata :Tim Penyelamat :Kompepar :Fasilitas :Daya Tarik :Jumlah Tenaga Kerja :Pendidikan :
BUPER DAN JALUR PENDAKIAN PALUTUNGAN
Alamat : Desa Cisantana Kecamatan CigugurTelepon/Fax : 081320773999Email : -Jarak dari pusat kota : 9 kmDibangun tahun : 1997Luas lahan : 9,55 ha (yang dipakai 3 ha)Status tanah : BTNGCPengelola : CV Wisata Putri Mustika (A. Kusmadhio) & DiparbudHarga Tiket Masuk : Rp 7.000,00/orang
Biaya Kemah : Rp 5.000,00/malam/orangKendaraan : - Motor : Rp 2.000,00
- Mobil : Rp 2.500,00Sewa Tenda : - Kecil : Rp 10.000,00
- Besar : Rp 400.000,00Hari Libur : -Jam Buka : 8.00 s.d. 17.00 WIBPemandu Wisata : Ada, 2 orangTim Penyelamat : Ada, 4 orangKompepar : Ada (Ustd. ROHMAN)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : CukupDaya Tarik : Curug Putri, pemandangan ke kota pada malam hariFasiltas : Tenda, saung, curug, camping ground, MCKJumlah Tenaga Kerja : 4 orang terdiri dari
- Pria : 3 orang- Wanita : 1 orang
Pendidikan : Lulusan SMA : 4 orang
BUMI PERKEMAHAN PANIIS / WANA WISATA PANIIS
Alamat : Desa Paniis Kecamata Pasawahan Kabupaten KuninganTelepon : 085 224 148 497Email : -Jarak dari pusat kota : 17 kmDibangun tahun : 1999Luas lahan : 25,35 haStatus tanah : BTNGCPetunjuk kearah tujuan: AdaPemilik : PerhutaniPengelola : PERHUTANINama Perusahaan :Harga Tiket Masuk
Tarif
Bumi Perkemahan Rp 2.000,00Kendaraan : Sepeda Motor Rp 1.500,00
Bus/Truk Rp 5.000,00Non Bus Rp 3.000,00
Hari Libur : -Jam Buka : 07.00Pemandu Wisata : Ada, 1 orangTim Penyelamat : Ada, 1 orangKompepar : Ada (Kompepar Paniis)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : BaikDaya Tarik : Sungai, bumi perkemahanFasilitas : MCK, bumi perkemahan, parkirJumlah Tenaga Kerja : 2 orang priaPendidikan : Lulusan SMA : 2 orang
BUPER DAN JALUR PENDAKIAN CIBUNAR
Alamat : Desa Linggarjati Kecamatan CilimusTelepon/Fax : 081546742116Email : -Jarak dari pusat kota : 10 kmDibangun tahun : 1990Luas lahan : 10 ha/Perhutani: 60 haStatus tanah :Pengelola : DesaHarga Tiket Masuk : Rp 5.000,00
Pendakian Rp 6.500,00Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : Ada, 40 orangTim Penyelamat : Ada, 40 orangKompepar : Ada (SAJEN ZM)Prasarana : AdaSarana : AdaAksesibilitas : BaikDaya Tarik : Curug Ceret, bumi perkemahanFasiltas : Kedai makan, mck, posko penjagaanJumlah Tenaga Kerja :Pendidikan :
PUTERAN (Potensi)
Alamat : Desa Tundagan Kec HantaraTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota :± 27 km dari Kota KuninganDibangun tahun : -Luas lahan : 5,5 haStatus tanah : Desa dan PerhutaniPengelola : DesaHarga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : Situs dan BuperFasiltas : -Jumlah Tenaga Kerja :Pendidikan :
EMBAH DALEM CAGEUR (Potensi)Alamat : Desa Cageur Kec. DarmaTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : -Dibangun tahun : -Luas lahan : haStatus tanah : -Pengelola : -Harga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : -Fasiltas : -Jumlah Tenaga Kerja : -Pendidikan : -
KEBON BALONG (Potensi)
Alamat : Desa Sangkanhurip Kecamatan CigandamekarTelepon/Fax : -Email : -Jarak dari pusat kota : -Dibangun tahun : -Luas lahan : -Status tanah : -Pengelola : -Harga Tiket Masuk : -Hari Libur : -Jam Buka : -Pemandu Wisata : -Tim Penyelamat : -Kompepar : -Prasarana : -Sarana : -Aksesibilitas : -Daya Tarik : -Fasiltas : -Jumlah Tenaga Kerja :Pendidikan :
LAMPIRAN
Lampiran
KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG OBYEK WISATADI KABUPATEN KUNINGAN
A. Identitas Responden1. Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
2. Usia< 26 tahun26 – 35 tahun36 – 50 tahun> 50 tahun
3. Pendidikan FormalSMAD3S1S2S3
Untuk bagian B digunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh mana andasetuju atau tidak setuju.
STS TS TDM S SSSangat Tidak
SetujuTidak Setuju Tidak Dapat
MenentukanSetuju Sangat Setuju
B. Pendapat Responden terhadap Obyek Wisata di Kabupaten Kuningan
No. Pernyataan STS TS TDM S SS1 Tempat ini merupakan salah satu
obyek wisata terbaik yang sayakunjungi.
2 Obyek wisata ini telah dikeloladengan baik.
3 Tempat ini tidak senyamansebagaimana harapan sayasebelumnya.
4 Saya puas dengan sarana danprasarana yang tersedia di obyekwisata ini.
5 Layanan terhadap pengunjungobyek wisata ini telah dilaksanakandengan baik.
6 Lokasi obyek wisata ini mudahdicapai, baik dengan kendaraanpribadi maupun angkutan umum.
7 Saya sungguh-sungguh menikmatiobyek wisata ini.
8 Saya merasa kecewa terhadapkeputusan saya untuk mengunjungitempat ini.
9 Informasi tentang obyek wisata inidengan mudah saya peroleh dariberbagai macam sumber.
10 Mengunjungi obyek wisata inimerupakan pengalaman yangmembahagiakan.
11 Saya yakin mengunjungi obyekwisata ini adalah tindakan yangbenar.