KARYA TULIS ILMIAH
PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT INVOLUSI UTERI PADA
NY. I UMUR 21TAHUN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
FAIZAH MUSININGSIH MIRIT KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
Indah Palupi
B1301062
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
i
KARYA TULIS ILMIAH
PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT INVOLUSI UTERI PADA
NY. I UMUR 21TAHUN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
FAIZAH MUSININGSIH MIRIT KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
Indah Palupi
B1301062
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
v
KARYA TULIS ILMIAH
PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT INVOLUSI UTERI PADA
NY. I UMUR 21TAHUN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
FAIZAH MUSININGSIH MIRIT KEBUMEN¹
Indah Palupi², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST, M.Keb³
INTISARI
Latar Belakang : Kematian ibu pada masa nifas di Indonesia kebanyakan
disebabkan oleh kasus perdarahan. Perdarahan merupakan komplikasi dari
persalinan yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
maternal. Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25%
kematian ibu. Ini merupakan resiko yang paling serius. Hal itulah yang
membuat penulis tertarik untuk melakukan inovasi pijat oksitosin. Ini
merupakan salah satu upaya mempertahankan kontraksi uterus dan retraksi
uterus melalui pijatan untuk mencegah perdarahan.
Tujuan : Mengetahui pengaruh pijat oksitosin untuk mempercepat involusi
uteri.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
melalui pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder sedangkan pengolahan data
dengan menggunakan reduksi, penyajian data, dan penarik kesimpulan.
Hasil : Setelah dilakukan pijat oksitosin pada Ny. I penurunan TFU lebih
cepat, volume pengeluaran lochea lebih cepat, dan produksi ASI meningkat.
Kesimpulan : Pijat oksitosin merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mempercepat involusi uteri.
Kata Kunci : Pijat Oksitosin, involusi uteri
Kepustakaan : Buku Tahun 2006-2016, 2 jurnal
Jumlah halaman : ix+41 lembar+4 lampiran
1 Judul
2 Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
3 Pembimbing Akademik
vi
SCIENTIFIC PAPER
OXYTOCIN MASSAGE TO ACCELERATE UTERUS INVOLUTION
MRS. I, A 21 YEAR-OLD POSTPARTUM MOTHER IN PRIVATE
MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE FAIZAH MUSININGSIH
AT MIRIT, KEBUMEN¹
Indah Palupi², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST, M.Keb³
ABSTRACT
Background: Puerperal maternal mortality in Indonesia is mostly by bleeding.
Bleeding is a complication of childbirth that leads to maternal morbidity and
mortality. Uncontrolled bleeding supports for about 20%-25% of maternal
mortality. This is the most serious risk. That makes the writer interested in
innovating oxytocin massage. This is one of the efforts to maintain uterus
contraction and retraction by giving oxytocin massage to prevent the bleeding.
Objective: Knowing the effect of oxytocin massage to accelerate uterus
involution.
Method: This scientific paper is a qualitative descriptive with a case study
approach. The data was obtained by collecting primary data and secondary data.
The data processing was done by reducing data, presenting data, and drawing
conclusion.
Result: After having oxytocin massage on Mrs. I, the height of uterus fundus was
declining faster, the lochea volume was flowing faster, and the milk production
was increasing.
Conclusion: Oxytocin massage is an effective way to accelerate uterus
involution.
Keywords : Oxytocin massage, uterus involution
Bibliography : Books (2006-2016), 2 journals
Number of pages : ix +41 pages+4 appendices
1 Title
2 Student of DIII Program of Midwifery Dept
3 Lucturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
vii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah
Subahanallah Wa Taala (SWT) yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini saya tidak mengalami kendala
yang berarti hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah yang saya beri judul “Pijat
Oksitosin Untuk Mempercepat Involusi Uteri Pada Ny. I Umur 21tahun Di Bidan
Praktik Mandiri Faizah Musiningsih Mirit Kebumen”.
Pada kesempatan ini, dalam penulisan karya tulis ilmiah ini saya
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang
terdalam saya juga ingin mengungkapkan rasa terimakasih kepada:
1. Madkhan Anis, S.Kep, Ns. selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT, M.P.H. selaku ketua Prodi DIII Kebidanan.
3. Adinda P.S.D., S.ST, M.Keb. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak masukkan dan saran dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
4. Faizah Musiningsih, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan banyak masukkan dan saran dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
5. Lutfia Uli N., S.ST., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan banyak
masukkan dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Ny. I dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien karya tulis ilmiah.
7. Penghargaan yang khusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang
selaku memberikan support baik moral maupun materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik
berupa sharing pendapat, motivasi dalam hal-hal lainnya dalam rangka
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
9. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu saya dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan,
kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulisan sangat berharap
kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran kepada kita semua.
Gombong, Juni 2016
Indah Palupi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
INTISARI........................................................................................................... v
ABSTRACK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan penulisan ......................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 7
1. Nifas ........................................................................................ 7
a. Definisi .............................................................................. 7
b. Tujuan Masa Nifas ............................................................ 7
2. Involusi Uteri ......................................................................... 8
a. Definisi .............................................................................. 8
b. Pengkajian Involusi Uteri ................................................ 10
c. Faktor yang Mempengaruhi Involusi Uteri ..................... 12
d. Penilaian Involusi Uteri ................................................... 13
3. Lochea ................................................................................... 14
a. Definisi ............................................................................ 14
b. Jenis Lochea .................................................................... 14
4. Pijat Oksitosin ...................................................................... 15
a. Definisi ............................................................................ 15
b. Manfaat ............................................................................ 16
c. Langkah-Langkah ............................................................ 17
5. ASI ( Air Susu Ibu) .............................................................. 18
a. Definisi............................................................................ 18
b. Kompisisi ASI................................................................. 19
c. Hormon dan Reflek Menyusui ........................................ 20
d. Faktor-Faktor yang Mempengarui ASI........................... 22
e. Penilaian Produksi ASI ................................................... 24
B. Kerangka Teori .......................................................................... 26
BAB III METODE PENULISAN
A. Jenis penelitian ......................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu .................................................................. 27
C. Subjek ........................................................................................ 27
D. Instrumen .................................................................................. 28
viii
E. Analisa Data .............................................................................. 28
1. Pengumpulan Data ............................................................... 28
2. Data Reduction (Reduksi Data) ............................................ 31
3. Data display (Penyajian Data) ............................................. 31
4. Conclution Drawing atau verivication ................................. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................. 33
B. Pembahasan ................................................................................ 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 40
B. Saran ........................................................................................... 41
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri (cm) pada Masa Involusi ................................ 11
Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi ....... 12
Tabel 3.1 Instrumen .......................................................................................... 27
Tabel 4.1 Hasil Observasi Penurunan TFU....................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gerakan dan Posisi Pijat Oksitosin ............................................... 18
Gambar 2.2 Kerangka Teori .............................................................................. 26
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indikator derajat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka
Kematian Ibu (AKI) pada nifas di dunia mencapai 500.000 jiwa setiap
tahun. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan hasil tersebut dapat diperkirakan 20 ribu ibu meninggal
pertahun saat hamil, melahirkan dan nifas. Provinsi dengan jumlah kematian
ibu terbesar yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan (Kemenkes RI, 2014).
Jumlah AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sekitar 116,34 per
100.000 kelahiran hidup. Sekitar 57,93% kematian maternal terjadi pada
waktu nifas (Sistiarani et al, 2014). Penyebab kematian maternal di Jawa
Tengah diantaranya komplikasi perdarahan pasca persalinan (Dinkes
Provinsi Jawa Tengah, 2013).
Kasus kematian ibu di Kabupaten Kebumen terdistribusi merata di
setiap Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Pada tahun 2009 terdapat
15 kasus kematian ibu atau 49,26 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010
ada 14 atau 66,41 per kelahiran hidup, tahun 2011 terdapat 9 kasus dari
21.297 kelahiran hidup atau 42,6 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kab
Kebumen, 2012). AKI di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 sebesar
2
42,581 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kab Kebumen, 2014).
Kematian ibu terbanyak didominasi oleh kasus perdarahan mencapai 45%
(Dinkes Kab Kebumen, 2012).
Perdarahan merupakan komplikasi dari persalinan dan merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal. Perdarahan yang tidak
terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga
merupakan risiko yang paling serius (Anggraini, 2010).
Perdarahan dapat terjadi dalam saat persalinan maupun periode post
partum. Kejadian perdarahan pada saat persalinan menunjukkan manajemen
proses persalinan tahap ketiga kurang baik dan pelayanan emergensi
obstertrik serta perawatan neonatal tidak tepat waktu. Sedangkan penyebab
perdarahan pada periode post partum biasanya disebabkan oleh retensio
placenta dan atonia uteri. Penyebab perdarahan post partum : atonia uteri
(50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta (23-24%), laserasi jalan
lahir (4-5%), involusi uteri (3,02%) dan kelainan darah (0,5-0,8%) (Maria,
2006).
Masa nifas merupakan masa pemulihan setelah persalinan yang
berpeluang untuk terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu
mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh
tenaga kesehatan minimal tiga (3) kali sejak persalinan (Dinkes Provinsi
Jawa Tengah, 2013).
Upaya pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan
semenjak persalinan sesuai dengan Permenkes Nomor
3
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan Kompetensi 4 dan
5 yaitu melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), melaksanakan
Manajemen Aktif Kala (MAK) 3 yaitu pengeluaran urin, pada tahap ini
akan terjadi proses pelepasan dan pengeluaran urin. Setelah terjadi
pengeluaran plasenta akan terjadi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat
dan terus menerus untuk mencegah perdarahan post partum. Pada fase kala
3 kadar oksitosin didalam plasma meningkat dimana hormon ini jelas sangat
berperan dalam proses involusi. Proses involusi akan berjalan dengan
bagus jika kontraksi uterus kuat sehingga harus dilakukan tindakan
untuk memperbaiki kontraksi uterus (Cuningham, 2006). Proses involusi
yang tidak ada merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan post
partum (DepKes, RI, 2011). Oleh karena itu, upaya mempertahankan
kontraksi uterus melalui pijatan untuk merangsang keluarnya hormon
oksitosin merupakan bagian penting dari perawatan post partum (Maria,
2006).
Perdarahan merupakan kehilangan darah setelah anak lahir,
terjadinya kasus perdarahan menunjukan bahwa ada permasalahan di tingkat
keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan. Permasalahan yang ada di
masyarakat bisa berupa masalah pengetahuan masyarakat yang kurang
mengenai perdarahan, tenaga kesehatan yang kurang baik dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas (Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang
mulai dari costa ke 5-6 sampai scapula akan mempercepat kerja saraf
4
parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang
sehingga oksitosin keluar sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan
(Suherni eat al, 2008). Hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk
melakukan inovasi pijat oksitosin yang merupakan salah satu upaya
mempertahankan kontraksi uterus dan retraksi uterus melalui pijatan untuk
mencegah perdarahan post partum.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khairani (2012),
menyimpulkan bahwa oksitosin digunakan untuk memperbaiki kontraksi
uterus setelah melahirkan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
perdarahan post partum.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Hamranani (2010) yang
menyimpulkan bahwa oksitosin digunakan untuk memperbaiki kontraksi
uterus setelah melahirkan sebagai salah satu tindakan untuk mencegah
terjadinya perdarahan post partum. Hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwasannya oksitosin bermanfaat untuk memperbaiki involusi
uterus dan bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi perdarahan.
Penelitian diatas juga dapat dianalisis sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Khairani (2012) bahwa oksitosin merupakan suatu
hormon yang dapat memperbanyak masuknya ion kalsium kedalam intrasel.
Keluarnya hormon oksitosin sehingga kontraksi uterus semakin kuat dan
proses involusi uterus semakin bagus.
Sesuai pengamatan yang dilakukan oleh Hamranani (2010)
mengenai pengertian pijat oksitosin itu sendiri yaitu pemijatan tulang
5
belakang pada nervus ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat
kerja saraf parasimpatis yang merangsang hipofise posterior untuk
mengeluarkan oksitosin. Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah
merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan
maupun setelah persalinan sehingga bisa mempercepat proses involusi
uterus (Cuningham, 2006).
Bidan Faizah Musiningsih, merupakan salah satu Bidan Praktik
Mandiri (BPM) di Desa Mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen.
Berdasarkan data di BPM Faizah, terdapat ibu Nifas pada bulan Januari
sampai dengan bulan Desember tahun 2015 sesuai dengan jumlah persalinan
mencapai 63. Salah satu ibu nifas yaitu Ny. I berusia 21 tahun, pernah
melahirkan satu kali, dan belum pernah keguguran, alamat Desa
Tlogodepok Rt 04 Rw 03 Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Hal itulah
yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pijat
oksitosin untuk mempercepat involusi uteri pada masa nifas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pijat oksitosin untuk mempercepat involusi uteri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat dilakukan pijat oksitosin
b. Mengetahui pengeluaran lochea setelah dilakukan pijat oksitosin
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uteri
6
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi
khususnya dibidang ilmu kebidanan tentang pijat oksitosin untuk
menpercepat proses involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan.
2. Manfaat Praktis
Penulis dapat lebih memahami masalah yang dikaji, memberikan
masukan bagi ibu nifas tentang pijat oksitosin untuk mempercepat
proses involusi sehingga penulis dapat memberikan pengetahuan ini
kepada khalayak umum, baik secara langsung ataupun tidak langsung,
dapat menambah kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi dalam
bidang pengaruh pijat oksitosin untuk mempercepat involusi uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati dan Wulandari, (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Mitra Cendekia Press
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Bobak. (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing).
Jakarta: EGC.
Badriul, H. (2008). Bedah ASI. Jakarta : Balai Pustaka FKUI
Cuningham. (2006). Obsietri Williams. Edisi 21.Volume 1.Jakarta: EGC.
Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes Kab) Kebumen. (2012). Profil Kesehatan
Kabupaten Kebumen. (2011). http://www.dinkeskebumenkab.go.id.
Accesed tanggal 5 Maret 2016.
. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. (2013).
http://www.dinkeskebumenkab.go.id. Accesed tanggal 28 Februari
2016
Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Prov) Jawa Tengah. (2013). Buku Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinkes
Prov Jateng.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2007). Peta
Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI
Farrer, U. (2011). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hubertin, S. (2006). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC
Hamranani, S. (2010). Pengaruh Pijat Oksitoksin terhadap Involusi Uterus
pada ibu Post Partum dengan Persalinan lama. Klaten.
Hellen, Varney. (2007). Buku ajaran asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2.
Jakarta : EGC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2014). Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatann Ibu dan Anak (PWS-KIA).
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
Bina Kesehatan Ibu (Dirjen Binkesmas Dirbinkesi).
(2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes
RI.
Khairani, et al. (2012). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uterus
pada Ibu Post Partum di Ruang Post Partum Kelas III. Bandung.
Maria, (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing).
Jakarta: EGC.
Manuaba, I. A. C., et al. (2007). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Pillitery. (2007). Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan BIna
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung : Alfabeta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Hasil Riskesdas 2013 Terkait
kesehatan Ibu. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id. Accesed
tanggal 5 Maret 2016.
Roesli, U. ( 2009). Manajemen Laktasi. Jakarta : IDAI
Saryono & Anggraeni, M., D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Siregar, A. (2006). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya.USU Digital Library.
Sistiarani, C., et al. (2014). Fungsi Pemanfaatan Buku KIA Terhadap
Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak Pada Ibu. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol 8 ( No 8), 353-354.
http://www.jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php. Accesed tanggal 10
Maret 2016.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Researh and
Development. Bandung : Alfabeta.
Suherni, et al. (2008). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). AKI dan AKB
National 2012. http://SDKI2012 AKI dan AKB Indonesia.com.
Diakses 07 April 2016.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.
LAMPIRAN
SOP Teknis Pijat Oksitosin Ibu Nifas
1. Pengertian
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai
dari costa ke 5-6 sampai scapula akan mempercepat kerja saraf parasimpatis
untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin
keluar.
Pijat oksitosin, dilakukan 2 kali sehari selama kurang lebih 2-3 menit
pada siang dan sore hari selama 7 hari berturut-turut. Efek pemijatan oksitosin
itu sendiri dapat dilihat reaksinya setelah 6-12 jam pemijatan.
2. Alat yang digunakan
a. Baby Oil
b. Mitlen
3. Cara Pemijatan :
a. Ibu bersandar, bersandar kedepan, lipat lengan diatas meja didepannya dan
letakkan kepala diatas lengannya.
b. Payudara tergantung beas, tanpa pakaian
c. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan
dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjukan kedepan.
d. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentukgerakan-
gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya.
e. Pada saat bersamaan, pijat kearah bawah pada kedua sisi tulang belakang,
dari leher ke arah tulang belikat, selama dua atau tiga menit.
4. Cara Pengukuran Involusi
a. Pengukuran TFU pada 24 jam pertama, hari keempat dan hari keempat
dengan hari ketujuh dalam cm dengan menggunakan mitlen.
b. Pemantauan pengeluaran lochea dilakukan dengan cara melakukan
wawancara dengan responden terkait perdarahan atau lochea yang keluar
meliputi volume, warna, konsistensi, dan bau dari darah yang keluar
dilihat dari jumlah pembalut yang digunakan per hari. Selanjutnya hasil
yang telah diperoleh di masukan kedalam lembar observasi yang telah
dibuat oleh peneliti.
CEKLIST PIJAT OKSITOSIN IBU NIFAS
NO BUTIR YANG DINILAI SKOR
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut pasien, memberikan salam, dan
memperkenalkan diri
2 Menjelaskan maksud dan tujuan
3 Menjelaskan Prosedur yang akan dilakukan
4 Menanyakan kesiapan pasien dan melakukan inform
concent
5 Menjaga privacy pasien
6 Mengawali dengan tazmiah dan mengakhiri dengan tahmid
TOTAL SKOR : 6
B CONTENT/ ISI
1 Mencuci tangan
2 Membantu ibu untuk melepas pakaian atas dan BH
3 Mengatur posisi ibu yaitu ibu bersandar, bersandar
kedepan, lipat lengan diatas meja didepannya dan letakkan
kepala diatas lengannya, payudara tergantung bebas, tanpa
pakaian
4 Melakukan pemijatan sepanjang kedua sisi tulang belakang
ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu
jari menunjukan kedepan
5 Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk
gereakan-gerakan menilngkar kecil-kecil dengan ibu
jarinya, pijat kearah bawah pada kedua sisi tulang belakang
dari leher kearah tulang belikat selama dua atau tiga menit
6 Memberitahu ibu tindakan sudah selesai
7 Membantu ibu memakai BH dan pakaian kembali
8 Merapikan pasien dan membereskan alat
9 Mencuci tangan
TOTAL SCORE : 9
C TEKNIK
1 Melakukan tindakan dengan sistematis dan berurutan
2 Tanggap terhadap reaksi pasien dan melakukan kontak
mata dengan pasien
3 Percaya diri dan tidak ragu-ragu
4 Teruji sabar dan teliti
5 Dokumentasi
TOTAL SCORE : 5
Lembar Observasi TFU
Pengkajian Tinggi TFU (cm) Lochea Keterangan Lain
24 jam pertama
3 jari dibawah
pusat, 13cm
Lochea : rubra
Volume : ganti
pembalut 2-3x
sehari
Warna : merah
gelap
Konsistensi : cair
Jumlah : 150cc
Bau : khas
1. ASI yang
banyak dapat
keluar dari
puting dengan
sendiri setelah
dipijat.
2. Mobilisasi: ibu
sudah bisa
jalan-jalan dan
melakukan
aktivitas seperti
biasa.
3. Status gizi : ibu
makan teratur
sehari 3x, menu
nasi, sayur, lauk
(tempe, tahu,
ikan), sayur
katu, porsi
sedang, dan
minum air putih
7-8 gelas air
putih.
4. Menyusui :
setiap 2 jam
sekali atau saat
bayinya
menginginkan
Hari ke 4
2 jari dibawah
pusat, 7cm
Lochea :
sanginolenta
Volume :ganti
pembalut 2-3x
sehari
Warna :merah
kekuningan
Konsistensi : cair
Jumlah :70cc
Bau : khas
1. ASI yang
banyak dapat
keluar dari
puting dengan
sendiri setelah
dipijat.
2. Mobilisasi: ibu
sudah bisa
jalan-jalan dan
melakukan
aktivitas sebagai
ibu rumah
tangga dan
merawat
bayinya sendiri
3. Status gizi : ibu
makan teratur
sehari 3x, menu
nasi, sayur, lauk
(tempe, tahu),
sayur bayam,
minum air putih
7-8 gelas air
putih
4. Menyusui :
setiap 2 jam
sekali atau saat
bayinya
menginginkan
Hari ke 7
Tidak teraba Lochea : serosa
Volume : ganti
pembalut 2-3x
sehari
Warna :kuning
kecoklatan
Konsistensi :cair
Jumlah :30cc
Bau : khas
1. ASI yang
banyak dapat
keluar dari
puting dengan
sendiri setelah
dipijat.
2. Mobilisasi: ibu
sudah bisa
beraktivitas
seperti biasa
dan merawat
bayinya sendiri.
3. Status gizi : ibu
makan teratur
sehari 3x, menu
nasi, sayur, lauk
(tempe, tahu),
sayur katu,
minum air putih
7-8 gelas air
putih.
4. Menyusui :
setiap 2 jam
sekali atau saat
bayinya
menginginkan
DAFTAR SINGKATAN
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
ASI : Air Susu Ibu
BPM : Bidan Praktik Mandiri
BPP : Biophysical Profile
Cm : Centimeter
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes Kab : Dinas Kesehatan Kabupaten
Dinkes Prop : Dinas Kesehatan Propinsi
G : Gram
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
JNPK-KR : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu Anak
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
MAK 3 : Manajemen Aktif Kala 3
MDGs : Millineum Development Goals
Polindes : Pondok Bersalin Desa
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SDKI : Sumber Demografi dan Kesehatan Indonesia
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
STLD : Sarung Tangan Lendir Darah
SWT : Subahanallah Wa Taala
TFU : Tinggi Fundus Uteri