Transcript
Page 1: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

KATA KONKRET DAN BAHASA FIGURATIF DALAM PUISI

Disusun Oleh

Fitrika :1106102010045Mega Silvija :1106102010017Nina Eka Putri :1106102010041Novia Maisary :1106102010007

Sri Rahayu Ningsih:1106102010009

Page 2: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Pengertian Kata Konkret dan Bahasa Figuratif (Majas)

Kata Konkret adalah kata yang dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh. Kata-kata yang diperkonkret erat juga hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian pembaca terlibat penuh secara batin ke dalam puisinya.(Waluyo, 1991:81)

Page 3: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Bahasa figuratif

bahasa yang bersusun atau berpigura yang digunakan penyair. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatic artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak bisaa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau maknanya bermakna kias atau makna lambang. Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. (Waluyo, 1991:83)

Page 4: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Pembagian Bahasa Figuratif (Majas)Kiasan(Gaya Bahasa)Menurut KBBI, gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis atau pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek tertentu (2007:340).Menurut Pradopo, bahasa kiasan mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup (2005:62).Gaya bahasa adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan sesuatu (TIM GENESHA OPERATION :152).

Page 5: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Jenis- Jenis Gaya Bahasa

Jenis-jenis bahasa kiasan (Pradopo, 2005:62) tersebut adalah:1. Perbandingan (simile)2. Metafora3. Perumpamaan epos (epic simile)4. Personifikasi5. Metonimi6. Sinekdoki (synecdoche)7. Allegori

Page 6: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Jenis-jenis bahasa kiasan(Waluyo,1991:84) adalah:

1. Metafora2. Perbandingan3. Personifikasi4. Hiperbola5. Sinekdoce6. Ironi

Page 7: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Di dalam buku EYD Lengkap SD, SLTP, SLTA(Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2010:107), majas terdiri atas:

1. majas perbandingan (personifikasi, metafora, perumpamaan, dan alegori);

2. majas pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, oksimoron);

3. majas perulangan (aliterasi,antanaklasis, repetisi, paralelisme, kiasmas);

4. majas pertautan (metonomia,sinekdoke, alusio, ellipsis,inverse).

Page 8: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Di dalam buku Instan Bahasa Indonesia SMA(TIM GANESHA OPERATION, 2005:152), gaya bahasa dibagi atas empat bagian, yaitu:gaya bahasa perbandingan dibagi atas lima belas macam, yaitu

metafora, personifikasi, asosiasi, parable, tropen, metonimia, litotes, sinekdoke,(yang terbagi atas pars prototo dan totem proparte), eufimisme, hiperbola, alusio, antonomasia, dan prifase;

gaya bahasa penegasan dibagi pleonasme, repetisi, paralelisme,(anaphora dan epipora), tautology, klimaks, antiklimaks, retoris, koreksio,asindenton, polisindenton, interupsi, praterito, dan enumerasio;

gaya bahasa pertentangan dibagi atas paradox, antithesis, okupasi, dan kontrakdiksio interminis;

gaya bahasa sindiran dibagi atas tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.

Page 9: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

PelambanganPelambangan adalah kata-kata yang digunakan untuk memperjelas makna dan membuat nada dan suasana sajak menjadi lebih jelas, sehingga dapat menggugah hati pembaca. Jika dalam kiasan sesuatu hal dibandingkan dengan hal lain maka dalam pelambangan, sesuatu ha diganti dengan lambang-lambang yang lain. Penyair merasa dengan simbol-simbol itu makna akan lebih hidup, lebih jelas, dan lebih mudah dibayangkan oleh pembaca. Macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa apa yang digunakan oleh penyair untuk mengganti keadaan peristiwa itu. ( Waluyo, 1991:87)

Page 10: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Alegori 

Alusio Anapora Antiklimaks AntithesisAntonomasiaAsindentonAsosiasiEufemismeHiperbola

InterupsiEnumerasioEpiporaIroniKlimaksKontrakdisio interminisKoreksioLitotesMetaforaMetonimia

Pengertian dari semua bagian-bagian gaya bahasa yang penulis anggap lengkap (TIM GANESHA OPERATION, 2005:152).

Page 11: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

OkupasiParabelParadoksParalelismePars prototoPersonifikasiPleonasmePolisidentonPrateritoPrifase

RepetisiRetorisSarkasmeSimetrisSinismeSinekdokeTautologiTotem proparteTropen

Page 12: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Pelambangan dibagi atas :

Lambang WarnaWarna mempunyai karakteristik watak tertentu. Banyak puisi menggunakan lambang warna untuk mengungkapkan perasaan penyair. Judul-judul puisi, seperti, “sajak putih”, serenade biru”, malam kelabu”, dan sebagainya. (Waluyo, 1991:87)

Lambang BendaLambang benda, misalnya, bendera merah putih sebagai lambang keberaniaan dan kesucian, dan sebagainya (lihat Waluyo, 1991:88).

Page 13: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Lambang Bunyi Penggunaan bunyi sebagai lambang erat hubungannya dengan rima dan diksi. Waktu memilih kata-kata salah satu factor yang diperhatikan adalah factor bunyi yang padu. Bunyi yang melambangkan sesuatu, oleh J. Elema disebut klanksymbolik(symbol bunyi). (Waluyo, 1991:89)

Lambang SuasanaLambang suasana biasanya dilukiskan dalam kalimat atau alinea (lihat Waluyo, 1991:89).

Page 14: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

Gembala  Perasaan siapa ta’kan nyala (a)Melihat anak berlagu dendang (b) Seorang saja di tengah padang (b) Tiada berbaju buka kepala (a)

Beginilah nasib anak gembala (a)Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)Pulang ke rumah di senja kala (a) Jauh sedikit sesayup sampai (a) Terdengar olehku bunyi serunai (a)Melagukan alam nan molek permai (a) (a) 

Hiperbola

Kata konkret

Kata konkret

prifase

prifase

prifase

Kata konkret

Lambang bunyi

Lambang bunyi

Lambang bunyi

Kata konkret

Page 15: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

RujukanWaluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi.

Jakarta: Penerbit Erlangga Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press TIM GANESHA OPERATION. 2005. Instan Bahasa

Indonesia SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.

2007. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Page 16: Kata Konkret dan Gaya Bahasa

TERIMA KASIH


Recommended