5
BAB II
KAWIH KAULINAN BARUDAK SUNDA SEBAGAI SALAH SATU
BENTUK KARAWITAN SUNDA
2.1 Karawitan
Dalam http://visitjavacs.blogspot.com karawitan dapat ditinjau dari 3 arti ,
yang pertama secara etimologi karawitan berasal dari kata rawit yang artinya
kecil, halus, indah. Jadi karawitan adalah segala sesuatu yang indah dan
halus. Dalam arti luas karawitan berarti suara / musik atau bunyi-bunyian.
Jadi segala sesuatu yang menimbulkan bunyi baik yang berasal dari suara
manusia maupun alat disebut dengan karawitan. Karawitan dalam arti sempit
atau khusus, karawitan adalah seni suara yang berlaras/ bersistem Slendro dan
Pelog.
2.1.1 Macam Bentuk Karawitan
Dalam http://agusdarmantaku.blogspot.com dijelaskan ada tiga macam
bentuk karawitan, diantaranya Karawitan Sekar, Karawitan Sekar
Gending, dan karawitan Gending.
2.1.1.1 Karawitan Sekar
Karawitan Sekar adalah jenis karawitan yang terbentuk
melalui penyajian suara manusia (vokal). Yang termasuk
karawitan dibagi menjadi 2 macam yaitu, sekar Tandak yang
merupakan sekar atau lagu yang terikat oleh wiletan atau
birama, dan sekar Irama Merdika yaitu sekar atau lagu yang
tidak terikat oleh wiletan atau birama. Yang termasuk sekar
Tandak yaitu, lagu-lagu panambih tembang
Sunda/Cianjuran, lagu-lagu kawih Sunda atau lagu-lagu
kepesindenan, lagu-lagu pupuh sekar tandak.
6
Gambar 2.1 Karawitan sekar kepesindenan
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/18086
diunggah 20 Desember 2013, 20:12 WIB
2.1.1.2 Karawitan Gending
Karawitan Gending adalah bentuk karawitan yang terbentuk
melalui penyajian alat musik/instrumen atau waditra. Yang
termasuk karawitan Gending adalah lagu-lagu Degung Klasik
( ladrak, Pajajaran Kintel Bueuk, manintin Serang, Mayu
Selas, dan lain-lain), Gending Wanda Anyar, Kecapi suling,
Gambangan, overture, Gending karatagan pada acara
pembukaan pertunjukan wayang golek.
Gambar 2.2 Karawitan Gending karatagan
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/142614
diunggah 20 Desember 2013, 20:30 WIB
2.1.1.3 Karawitan Sekar Gending
Karawitan sekar Gending adalah bentuk karawitan yang
disajikan melalui perpaduan antar suara manusia (vokal)
dengan alat musik/instrumen atau waditra. Yang termasuk
7
karawitan sekar Gending adalah lagu-lagu sekar gending (
seperti lagu Gerimis kasorenankeun, Gupay Lembur, Gupay
Pileleuyan, Hujan Munggaran, dan lain-lain), lagu-lagu
sempal guyon kawih Sunda (seperti lagu Kasenian, lagu
Kareta Api, Lagu Berkat Katitih Mahal, dan lain-lain),
Gending Karesmen ( seperti Gending Karesmen Si Kabayan,
Lutung Kasarung, Dayang Sumbi, gending Karesmen
Pitaloka Citraresmi, dan lain-lain).
Gambar 2.3 Karawitan sekar Gending
Sumber: http://macapatwungu.wordpress.com/category/karawitan/
diunggah 20 Desember 2013, 21:09 WIB
2.2 Kawih
2.2.1 Latar Belakang Kawih
Kawih adalah salah satu bentuk karawitan Sunda, karena termasuk
kedalam salah satu macam bentuk karawitan yaitu pada karawitan
sekar. Kawih merupakan jenis karawitan yang terbentuk melalui
penyajian suara manusia (vokal) sama halnya dengan karawitan sekar.
Istilah kawih telah lama disebut dan dipergunakan oleh masyarakat
Jawa Barat, sebagaimana menurut istilah tersebut telah ditulis di dalam
naskah Siksa Kanda Ng Karesian yang berangka pada tahun 1518
(seperti yang dikutip oleh Saleh Danasasmita dkk., 1987: 83) yaitu
sebagai berikut:
8
“Hayang nyaho disakweh ning kawih ma kawih
bwatuha kawih panjang, kawih lalaguan, kawih
panyaraman, kawih sisi(n)diran, kawih pangpeledan,
kawih bongbongkaso, kawih pererane, porod eurih,
kawih babahanan, kawih bangbarongan, kawih
tangtung, kawih sasa(m)batan, kawih igel-igelan, sing
sawatek kawih ma, paraguna Tanya”
“(Bila ingin tahu segala macam lagu kawih batuha,
kawih panjang, kawih lalaguan, kawih panyamaran,
kawih sisindiran, kawih peledan, kawih bobongkaso,
kawih tangtung, kawih sasambatan, kawih igel-igelan,
segala macam lagu tanyalah paraguna/ahli
karawitan.)”
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan ternyata istilah kawih lebih
dahulu dipergunakan masyarakat Sunda. Dalam budaya Sunda, selain
dikenal istilah kawih juga ada yang dinamakan tembang. Istilah
tembang baru dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat Sunda
setelah memperoleh pengaruh dari Mataram (abad ke 17) (Atik dan
Oyon, 1985:13-14).
2.2.2 Pengertian Kawih
Istilah kawih yang kemudian disusul dengan istilah tembang
mempunyai pengertian yang sama yaitu nyanyian. Istilah kawih lebih
dulu dipergunakan oleh masyarakat Jawa Barat dibandingkan dengan
istilah tembang yang berpolakan pupuh (Atik dan Oyon, 1985:14). Di
dalam kawih terdapat dua macam, yaitu kawih sekar irama merdika
dan kawih sekar tandak.
Sepeti yang dikemukakan oleh RMA Koesoemadinata (seperti yang
dikutip Atik dan Oyon, 1985:14) Sekar irama merdika, adalah
tembang/kawih berharga-nada dan berirama bebas menurut si
penampil. Sekar irama merdika yaitu seperti, tembang buhun, rancag,
tembang buhun raehan, beluk, kakawen, suluk, tembang Cianjuran,
9
tembang Ciawian, kakawihan dongeng. Sedangkan Sekar Tandak,
adalah tembang/kawih yang memiliki irama tetap jelasnya jarak antara
irama yang satu dengan lainnya sama.
2.3 Kawih barudak
Kawih barudak artinya nyanyian anak-anak. Kawih barudak Sunda termasuk
kedalam bentuk puisi kakawihan (puisi nyanyian), seperti yang telah
dikemukakan oleh Yus Rusyana (seperti dikutip oleh Atik dan Oyon,
1985:65):
“ Dalam sastra rakyat dikenal berbagai bentuk karangan
seperti halnya dengan sastra tulisan yaitu bentuk cerita,
drama, puisi dan basan, Dalam sastra Sunda dikenal cerita
rakyat seperti dongeng dan cerita panting, teater, rakyat
seperti banjet, topeng, longer, ubrug dan tarling, puisi rakyat
seperti mantra, sawer, pupujian, kakawihan dan paparikan
serta bahasan seperti uraian tentang pandangan hidup”
Cerita rakyat Sunda merupakan sastra yang termasuk kedalam cakupan
folklor, yaitu sastra yang hidup secara lisan dan tersebar dalam bentuk tidak
tertulis. Jadi pengertian folklor secara keseluruhan menurut James Danandjaja
adalah:
“folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang
tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, di antara
kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang
berbeda, baik dalam bentuk lisan mapun contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (nemonic
device) (1997:2)”.
Seperti yang diungkapkan oleh Alpine G. Wibatsuh (2011) secara etimologis
kata folklor merupakan bentuk pengindonesiaan dari kata berbahasa Inggris
folklore, yang berasal dari dua kata yakni folk dan lore. Kata folk sama artinya
dengan kata kolektif (collectivity) yaitu sekelompok orang yang memiliki ciri-
ciri pengenal fisik maupun kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari
kelompok-kelompok lainnya. Sedangkan yang dimaksud lore adalah tradisi
masyarakat yaitu sebagian kebudayaannya, yang diwariskan secara turun-
10
temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai sengan gerak
isyarat atau alat bantu pengingat.
2.3.1 Kawih Kaulinan Barudak Sunda
Kawih kaulinan barudak adalah kawih barudak yang digunakan
sebagai pengiring permainan, dan atau kawih yang memerlukan suatu
gerak. Seperti yang dikatakan oleh James Danandjaja (1997:147) yaitu:
“Nyanyian permainan (play song) yakni nyanyian yang
mempunyai irama gembira serta kata-kata lucu dan
selalu dikaitkan dengan permainan bermain (play) atau
permainan bertanding (game)”
Dalam kakawihan kaulinan barudak Sunda terkandung akan aspek
etnopedagogi, yaitu pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu
kehidupan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok
dalam kehidupan bermasyarakat (Achmad, 2013). Berikut ini adalah
beberapa judul kawih barudak Sunda menurut Atik dan Oyon
(1985:54) yaitu:
Tabel 2.1 Kawih kaulinan barudak Sunda yang disertai gerakan
Sumber: Atik dan Oyon (1985:54)
No Judul Kawih No Judul Kawih
1 Ayang-ayang Gung 16 Ole-ole Ogong
2 Ambil-ambilan 17 Paciwit-ciwit Lutung
3 Cingcangkeling 18 Perepet Jengkol
4 Cing Ciripit 19 Punten Mangga
5 Cang Kacang Panjang 20 Sasalimpetan
6 Dingding Kripik 21 Sur-Ser
7 Eundeuk-eundeukan Caladi 22 Tat Tit Tut
8 Eundeuk-eundeukan Lagondi 23 Tokecang
9 Eundeuk-Eundeukan Tuan She 24 Tongtolang Nangka
10 Hompimpah 25 Tong mali maliatong
11 Ja Leuleu ja 26 Tran-trang Kolentrang
12 Kacang Buncis 27 Ucang Angge
13 Meuncit Reungit
14 Nami Anggota Badan
15 Ojok-ojok Uat-uat
11
Tabel 2.2 Kawih kaulinan barudak Sunda yang tidak disertai gerakan
Sumber: Atik dan Oyon (1985:54)
No Judul Kawih No Judul Kawih
1 Bulan 26 Oyong-oyong Bangkong
2 Blung-blong 27 Pacublek-cublek Uang
3 Cacag Gurame 28 Paciwit-ciwit Putri
4 Daldeldol 29 Papanting
5 Dungkuy Pelentung 30 Papatong Diambat
6 Dut-dut Colotok 31 Papatong Ditewak
7 Gere-gere Tong 32 Papatong Ditewak
8 Hap hap 33 Papatungan
9 Hihid Aing 34 Pupujian
10 Hitut 35 Sakentrung Taligung
11 Jing Duang Deang 36 Samagaha
12 Jongjang 37 Sang Nata
13 Jung Jae 38 Si Jendil
14 Kalong Kukudaan 39 Slep Dur
15 Kukuruyuk 40 Suling Aing
16 Lamsijan 41 Tek Kotek-kotek
17 Leuleui Leuleuyang 42 Tilil
18 Lar Kili 43 Tukang Kaleng
19 Ma Ijah 44 Tuk-tuk Brung
20 Menta Angin 45 Ula-Elo Kembang
21 Ngadu Hayam 22 Ngadu Panggal 23 Ngokok 24 Oet-oetan 25 Ojok-ojok Uang-aung
2.3.2 Isi Kakawihan Barudak Sunda
Bermacam ragam pokok yang terkandung dalam isi kakawihan
barudak Sunda bergantung kepada keadaan lingkungan pada waktu
kakawihan itu lahir yang merupakan rangsangan kepada para
pengarang urang rea yang menggubah kakawihan tersebut. Seperti
yang dikemukakan oleh Atik dan Oyon (1985:100), bahwa apa yang
didapat dari kakawihan barudak Sunda yang merupakan karya urang
rea (umum) dalam sastra lisan Sunda bisa dikatakan bahwa
pengungkapan pengalaman sebagai tanggapan jiwa penggubah
12
terhadap rangsangan dari luar yaitu lingkungan masyarakat, keadaan
alam, yang dicurahkan ke dalam larik-larik dengan bahasa yang
ditemukan dalam kakawihan tersebut.
2.3.3 Gaya Bahasa dalam Kakawihan Barudak Sunda
Salah satu alat yang dipakai untuk mengintensipkan penceritaan gaya
bahasa merupakan berbagai daya pengarang untuk mencapai efek
estetis atau artistik. Seperti yang telah dikemukakan oleh Atik dan
Oyon (1985:85) berbagai gaya bahasa ditemukan dalam kakawihan
barudak Sunda sebagai perbandingan yaitu yang membandingkan,
sebagai penegas yang memperkuat sebagai suatu pernyataan, sebagai
pertentangan yaitu yang mempertentangkan baik dalam arti maupun
dalam kalimat, sebagai sindiran yaitu yang mengandung sindiran baik
yang halus maupun yang kasar.
2.4 Media Informasi
Menurut Criticos ( seperti yang dikutip oleh Tri dan Hanif, 2013:6) media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan pengertian dari informasi
secara umum menurut Gordon (Tri dan Hanif, 2013:6) informasi adalah data
yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu
pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima 7 dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk
mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi. Adapun penjelasan menurut
Sobur (Tri dan Hanif, 2013:6) media informasi adalah “alat-alat grafis,
fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual”. Demikian pentingnya media informasi pada masa
ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi
dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama lainnya.
13
2.4.1 Jenis - Jenis Media Informasi
Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi
harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target
sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima
informasi, media informasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
yaitu :
1. Menurut cara penyampaiannya kepada target audiens:
Media Lini Atas
Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target
audiens dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas,
seperti billboard, iklan televis, iklan radio, multimedia interaktif
dan lain-lain.
Media Lini Bawah
Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui
media massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik
atau daerah, seperti brosur, poster, flyer, sign system dan lainlain.
2. Menurut bentuk penyampaiannya kepada target audiens:
Media Cetak
Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster,pamphlet,
spanduk, dan lain-lain
Media Elektronik
Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset,
kamera,handphone, dan internet.
2.4.2 Multimedia
Menurut Tri dan Hanif (2013:5) istilah multimedia berasal dari 2 buah
kata yaitu multi dan media, kata multi berarti banyak atau lebih dari
satu, sedangkan kata media berarti alat/saran/piranti untuk berinteraksi
dan berkomunikasi. Multimedia dapat juga diartikan pemanfaatan
komputer untuk membuat teks, grafik, audio, gambar gerak ( video dan
14
animasi ) dengan mengabungkan link dan tool yang memungkinkan
pemakai melakukan navigasi dan berkomunikasi.
2.4.3 Multimedia Interaktif
Multimedia Interaktif adalah suatu media yang merupakan
penggabungan dari beberapa bagian media seperti teks, grafik,
gambar, foto, video, dan animasi sehingga menjadi suatu kempulan
yang menarik untuk dapat menginformasikan pesan dan memiliki
interaktifitas kepada penggunanya. Informasi tersebut dapat diakses
oleh perangkat elektronik tertentu, seperti komputer atau ponsel pintar.
Berdasarkan cara jenisnya, multimedia interaktif dibagi menjadi 2
yakni :
Multimedia interaktif Online :
Adalah jenis multimedia interaktif yang data-data pendukungnya
seperti informasi dan objek media didalamnya disimpan di server
sang pembuat atau badan yang bertanggung jawab atas aplikasi
tersebut, sehingga untuk mengakses data, pengguna aplikasi harus
mengunduh terlebih dahulu. Keuntungan dari multimedia interaktif
online adalah sang pemilik aplikasi bisa dengan mudah mengganti
data-data lama dengan data-data yang baru ketika ada perubahan
tertentu yang dirasa diperlukan, dan pengguna pun akan langsung
mendapati data baru tersebut ketika nantinya menggunakan
aplikasi tersebut.
Multimedia interaktif Offline :
Adalah jenis multimedia interaktif yang merupakan satu kesatuan
utuh didalam satu aplikasi. Data-data didalamnya baik itu
informasi ataupun media-media pendukungnya sudah dikemas
secara keseluruhan didalamnya. Dalam penggunaannya sang
pengguna hanya memerlukan media yang cocok untuk memutar
aplikasi tersebut seperti komputer ataupun ponsel pintar tanpa
memerlukan koneksi internet.
15
Media informasi ini disebut multimedia karena dalam proses
penyampaian menggunakan banyak atau beberapa media. Seperti text
bacaan, suara, gambar bahkan video. Bagian-bagian yang terdapat
pada Multimedia Interaktif adalah sebagai berikut:
Teks
Teks adalah bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan
dan di kendalikan dan yang paling banyak kita lihat. Teks dapat
berupa kata atau narasi dalam multimedia yang dapat menyajikan
bahasa kita. Kebutuhan teks bergantung pada kegunaan aplikasi
multimedia1. Misal sebuah game membutuhkan teks yang lebih
sedikit. Sedangkan ensiklopedi membutuhkan teks yang lebih
banyak. Contoh teks seperti : teks cetak, teks hasil scan, teks
elektronik.
Suara
Penyampaian sebuah informasi yang disertai desain grafis dan teks
yang menarik, akan terasa hampa dan kurang menarik tanpa
adanya suatu narasi atau sound yang menyertai dan menjelaskan
informasi yang disampaikan. Contoh sound seperti :
waveformaudio, MIDI soundtrack, MP3 file.
Grafik
Grafik disusun dari bangun-bangun grafis seperti garis, persegi
panjang, elipse dan sebagainya yang ditempatkan secara matematis
dengan koordinat, ukuran, ketebalan sisi dan pola pengisian pada
bidang sebagai tambahan suatu penyajian data (informasi). Alasan
untuk menggunakan gambar dalam persentasi multimedia adalah
karena menjadi lebih baik menarik perhatian dan dapat mengurangi
kebosanan disbanding dengan teks. Sering dikatakan bahwa sebuah
gambar dapat menggungkapkan seribu kata. Tapi itu hanya berlaku
16
ketika kita bisa menampilkan gambar yang diinginkan saat kita
memerlukannya.
Animasi
Multimedia animasi merupakan penggunaan komputer untuk
menciptakan gerak pada layar. Penayangan frame-frame gambar
secara cepat untuk menghasilkan kesan gerakan.
Video
Video Seperti animasi, tetapi disimpan dalam format khusus yang
dapat menyimpan adegan dunia nyata atau rekaan dengan
komputer.
Interaktivitas
Interaktivitas bukanlah medium, interaktivitas adalah rancangan
dibalik suatu program multimedia. Interaktivitas mengijinkan
seseorang untuk mengakses berbagai macam bentuk media atau
jalur didalam suatu program multimedia sehingga program tersebut
dapat lebih berarti dan lebih memberikan kepuasan bagi pengguna.
Interaktivitas dapat disebut juga sebagai interface design atau
human factor design. Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua
macam struktur, yakni struktur linear dan struktur non linear.
Struktur linear menyediakan satu pilihan situasi saja kepada
pengguna sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai macam
pilihan kepada pengguna.
Disebut interaktif karena dalam penyampaian informasi serta
penggunaannya terdapat interaksi antara pengguna dan media tersebut.
Dimana pengguna aplikasi (multimedia interaktif) mempunyai kuasa
untuk mengatur dan mengendalikan lajunya penyampaian informasi
didalamnya.
17
2.5 Analisa Masalah
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kemana arah media informasi
yang dibutuhkan. metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
literature dan metode kuisioner. Pengunaan metode literatur yaitu dengan
mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet
yang mendukung dan menunjang dalam penyusunan laporan, sekaligus
dijadikan sebagai landasan dalam penulisan laporan TA. Dalam pengumpulan
data, sumber data yang digunakan diperoleh dari buku kakawihan, kebudayaan
Sunda, Desain, Psikologi dan media informasi. Dan penggunaan metode
kuisioner yaitu untuk membuktikan seberapa banyak anak-anak yang masih
mengetahui tentang kawih kaulinan. Analisis yang dilakukan yaitu :
2.5.1 Hasil Kuisioner
Penulis melakukan kuesioner kepada 60 orang, diantaranya 30 anak
perempuan dan 30 anak laki-laki yang dengan usia 7-9 tahun.
Kuesioner dilakukan oleh penulis 2 kali, pada tanggal 16 juni dan 14
Juli 2014 di kota Bandung. Hanya 25% anak-anak yang mengetahui
kawih kaulinan barudak Sunda dari total keseluruhan responden
kuisioner, dan peran orangtua dalam memberikan pengenalan tentang
kawih kaulinan pun kurang. Berikut hasil kuisioner:
Tabel 2.3 Hasil Kuisioner
15
45
Pengetahuan anak-anak tentang kawih kaulinan
Mengetahui kawih kaulinan
Tidak Mengetahui kawih kaulinan
18
Dari hasil kuisioner yang diperoleh, masih sedikit anak-anak yang
mengetahui kawih kaulinan dan kata istilah kawih kaulinan. Selain
tentang kawih.
2.5.2 Analisis 5W + 1H
What
Menyanyikan kakawihan barudak Sunda disertai gerakannya.
Who
Target dikhususkan pada anak – anak Sekolah Dasar kelas 1-3 usia
7-9 tahun.
Why
Agar anak-anak dapat menyanyikan dan mengetahui kawih kaulinan
barudak Sunda disertai gerakannya. Dan usia anak 7-9 tahun adalah
usia anak memasuki fase kognitif, yaitu anak-anak mulai menjadi
kreatif, bebas, dan imajinatif.
Where
Didaerah Kota Bandung yang mempunyai mayoritas masyarakatnya
suku Sunda.
When
Disaat sekarang ini, dimana anak-anak kurang dan tidak mengetahui
tentang kawih kaulinan barudak Sunda baik lagu maupun istilah
kawih.
How
Memberikan media informasi seperti multimedia interaktif yang
dapat mempermudah dan menarik perhatian anak-anak.
19
2.5.3 Solusi Permasalahan
Dari analisa di atas maka anak-anak saat sekarang ini sangat
membutuhkan media informasi yang menarik dan mempermudah
penggunaannya seperti multimedia interaktif, sebagai pilihan
pengganti peran orang tua dalam mengenalkan kawih kaulinan.
Terpilihnya multimedia interaktif ini karena pemberian informasi dapat
menyajikan informasi kakawihan barudak Sunda dengan bentuk
gambar, teks, audio, animasi serta video dalams satu media. Oleh
karena itu dengan dirancangnya media informasi multimedia interkatif
menjadi pilihan dan juga dapat menarik perhatian anak-anak,
dibandingkan dengan buku yang hanya dapat menyajikan gambar serta
teks saja yang dapat membuat anak menjadi bosan.
2.6 Target Audiens
Penentuan target audiens sangat diperlukan dalam perancangan konsep media.
Agar pendekatan kepada target sasaran dapat lebih terfokus dan efektif dalam
penyampaian pesan. Target audiens dalam perancangan multimedia interaktif
kakawihan barudak Sunda dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Target Audiens Primer
A. Demografis
Gender
Laki-laki dan perempuan
Usia
7-9 tahun
Pendidikan
Sekolah Dasar
Status Ekonomi Sosial
Menengah ke atas
B. Geografis
Primer
20
Kota Bandung
Sekunder
Jawa Barat ( ruang lingkup suku Sunda )
C. Psikografis
Anak-anak yang aktif untuk mengetahui sesuatu hal yang baru, senang
bermain, menyukai permainan dan musik.
2. Target Pasar
A. Demografis
Gender
Laki – laki dan perempuan
Umur
27 – 40 tahun (dewasa, orang tua anak)
Peandidikan anak
SMA dan Perguruan Tinggi
Status Sosial Ekonomi
Kalangan menengah ke atas
B. Geografis
Primer
Kota Bandung
Sekunder
Jawa Barat ( ruang lingkup suku Sunda )
C. Psikografis
Orang tua yang peka terhadap kemajuan zaman dan teknologi, selalu
mendukung anaknya dalam hal apapun asalkan bersifat positif, selalu
ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya, dan peduli terhadap
seni budaya tradisional.
Untuk memudahkan penyampaian informasi tentang kakawihan barudak,
target dibagi menjadi 2 kelompok yaitu target audiens yang menjadi target
utama dalam penyampaian pesan, dan target pasar yang dapat mendukung
21
penyampaian informasi dapat tersampaikan kepada target audiens. Target
audiens adalah target sasaran penyampaian informasi-informasi yang ada
dalam media informasi yang akan dirancang Target pasar adalah target sasaran
pemasaran, yang dapat mendukung tersampaikannya informasi yang ada pada
media informasi kepada anak-anak.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, target audiens primer demografi
adalah seorang anak laki-laki dan perempuan berusia 7-9 tahun yang
merupakan pelajar SD, dan berada pada status ekonomi yang menengah
keatas. Hal itu dipilih karena pada kawih kaulinan barudak tidak ada
pengelompokan kawih barudak untuk laki-laki dan perempuan. Menurut
http://akubisamendengar.wordpress.com secara psikologis anak-anak pada
usia tersebut sedang mengalami perkembangan kognitifitas dan menurut
http://abazariant.blogspot.sg tujuan aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah
yang menuntut seorang anak untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut.
Gambar 2.4 Fase Pertumbuhan Masa Anak-Anak
Sumber: http://akubisamendengar.wordpress.com/2012/08/31/pahami-
perkembangan-anak-untuk-memberi-yang-terbaik-baginya/
diunggah 20 Desember 2013, 21:09 WIB
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa target audiens adalah anak-anak
yang berada di kota Bandung. Kota Bandung dipilih, dikarenakan mayoritas
22
masyarakat Bandung merupakan suku Sunda dan juga hal tersebut dapat
mempermudah menginformasikan pengenalan kawih kaulinan barudak yang
merupakan hasil dari budaya Sunda.