i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KEANEKARAGAMAN IKAN (CLASS PISCES) DIALIRAN
SUNGAI AIR HITAM DESA BARU KECAMATAN AIR
HITAM KABUPATEN SAROLANGUN
SKRIPSI
Oleh
AHMAD DAIROBI
NIM: TB.140420
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020/2021
iii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
AlamatFakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi, Jl. Jambi-Ma.
Bulian KM 16 Simp, Sungai Duren Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTanggal No revisi Tanggalrevis
i
Halama
n
In.08-pp-05-01 In.08-fm-pp-05-
03
25/10/2013 R - 0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lamp : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan FakultasTarbiyah dan Keguruan
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi
Di-Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah melalui proses bimbingan dan perbaikan sepenuhnya kami berpendapat
bahwa skripsi kami :
Nama : Ahmad Dairobi
NIM : TB.140420
Program/Studi : Tadris Biologi
Judul : Keanekaragaman Ikan (Class Pisces) Dialiran Sungai Air
Hitam Kabupaten Sarolangun
Telah Dapat diujikan dihadapan sidang munaqasyah sebagai salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Program Studi Tadris Biologi pada
FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas
dapat segera di munaqasyahkan, atas perhatian nya kami ucapkan terima kasih.
WassalamualaikumWr. Wb.
Jambi, 14 Juni 2021
Mengetahui,
Pembimbing I
Try Susanti,S,Si,M.Si
NIP.197603032005012005
iv Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KEMENTRIAN AGAMA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
AlamatFakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi, Jl. Jambi-Ma.
Bulian KM 16 Simp, Sungai Duren Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTanggal No revisi Tanggalrevis
i
Halama
n
In.08-pp-05-01 In.08-fm-pp-05-
03
05/09/2019 R – 0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lamp : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan FakultasTarbiyah dan Keguruan
UINSulthanThahaSaifuddin Jambi
Di-Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah melalui proses bimbingan dan perbaikan sepenuhnya kami berpendapat
bahwa skripsi kami :
Nama : Ahmad Dairobi
NIM : TB.140420
Program/Studi : Tadris Biologi
Judul : Keanekaragaman Ikan (Class Pisces) Dialiran Sungai Air
Hitam Kabupaten Sarolangun
Telah dapat diujikan dihadapan sidang munaqasyah sebagai salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Program Studi Tadris Biologi pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas
dapat segera di munaqasyah kan, atas perhatiannya kami ucap kan terimakasih.
WassalamualaikumWr. Wb.
Jambi, 14 Juni 2021
Mengetahui,
Pembimbing II
Reny Safita, S.Pt, M.Pd
Nip 198210292009122003
vi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Dalam rasa syukur yang mendalam keahadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran kepadaku
dalam mengerjakan skripsi ini.
Setelah ucapan hamdalah saya ingin mengulur tali terimakasih kepada orang
orang yang telah mewarnai hidup dan mengikat hati saya.
Terima kasih untuk ayahanda Jakfar Sidik dan Ibunda Zuryati
yang telah membesarkan dan mendidik ku di waktu kecil...
keduanya telah bersusah payah dan senantiasa mengalirkan air mata kasih sayang,
sehingga perasaan dan keberadaanku senantiasa dipenuhi kecintaan, kemulyaan
dan keimanan.
Terima kasih kepada saudaraku,Ahmad Supriadi,S.Pd.I, Maskuri,
Ahmad Jupri,A.Ma, Siti Ayuni, Ahmad Khoril Aulia, Ahmad
Musowwir saudara tersayangku, penyemangatku, inspirasiku, tempat
curhatku, tempat untuk tertawa riang gembira. Saudaraku pembawa
keceriaan dalam hidupku.
“Tanpa keluarga, manusia sendiri di dunia, gemetar dalam dingin”
Terima kasih juga kupersembahkan kepada sahabat-sahabatku Faisal,Redina
Morinka, Rika Aprianiwati, Fitri Kumala Sari, Meri Suryani, Siti Qamariah
dan tak bisa ku sebutkan satu persatu yang selalu ada saat sedih maupun gembira ,
teruntuk teman-teman Biologi angkatan 2014 dan yang terakhir untuk Almamater
kebanggaanku.
Akhir kata, Terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahanku
Semoga Allah meridhoi. Aamiin...
vii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
زَلَ مِنَ ۡ ءً وَّاَنۡ ءَ بِنَاۡ ضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۡ اَرۡ جَعَلَ لَـكُمُ ال ۡ الَّذِى
ا ۡ عَلُوۡ فَلََ تَج ۚ ۡ قًا لَّـكُمۡ تِ رِزۡ مِنَ الثَّمَر ۡ رَجَ بِهۡ ءً فَاَخۡ ءِ مَاۡ السَّمَا
نَۡ لَمُوۡ تَع ۡ ـتُمۡ دَادًا وَّاَنۡ هِ اَنۡ لِلّ
Artinya: (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
dan langit sebagai atap, dan dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.
Karena itu janganlah kamu mengadakan tandinga-tandingan bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.(QS Albaqarah:22)
viii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat serta karunia-Nya, .kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad
SAW, untuk keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat
dan semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Biologi pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak
masukan-masukan maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama
dari dosen pembimbing dan rekan-rekan peneliti lainnya. Untuk itu melalui
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Suthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Armida, M. Pd. I selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Try Susanti, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Reny Safita, S.Pt.,M.Pd
selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Ahmad Dairobi
Department : Tadris Biologi
Title :. Keanekaragaman Ikan (Class Pisces) Dialiran Sungai Air
Hitam Kabupaten Sarolangun
Skripsi ini membahas tentang keanekaragaman jenis pisces di kawasan
sungai Air Hitam Kabupaten Sarolangun Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, koleksi
specimen, dan dokumentasi. Dan indeks keanekaragaman, jenis dan indeks
dominan. Hasil pengamatan ditemukan 130 spesies dengan 18 spesies jenis Pisces
yaitu Kriptoterus Apogon, Kryptopterus Cryptopterus, Ompok Hypophthalmus,
Mystus Singiringan, Cyclocheilichthys Apogon dll. Nilai indeks keanekaragaman
Pisces terbilang rendah dengan 2,83. Sementara yang agak mendominasi adalah
ikan lais itupun beda spesies tetapi satu family. Setiap stasiun pengamatan
dominasi oleh satu spesies sehingga indeks dominasi spesies pada tiap stasiun
pengamatan tergolong rendah. Pada masing-masing stasiun dominasi setiap
spesies juga tergolong rendah.
Kata Kunci: Keanekaragaman Ikan (Class Pisces) Dialiran Sungai Air Hitam
Desa Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun
x Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Nama : Ahmad Dairobi
Department : Biologi Education
Title :. Diversity of Fish (Class Pisces) Dialogue of Air Hitam River
in Sarolangun Regency
This thesis discusses the diversity of species of Pisces in the Air Hitam
river area Sarolangun Regency. This study uses a quantitative descriptive
approach. Data collection is done through observation, specimen collection, and
documentation. And diversity index, type and dominant index. The observation
found 130 species with 18 species of Pisces species namely Cryptoterus Apogon,
Cryptopterus Cryptopterus, Hypophthalmus Ompok, Mystus Singiringan,
Cyclocheilichthys Apogon etc. The Pisces diversity index value is fairly low by
2.83. While what dominates somewhat is the lais fish and even then different
species but one family. Each observation station is dominated by one species so
that the index of species dominance at each observation station is relatively low.
At each station the dominance of each species is also relatively low.
Keywords: Pisces Diversity, Air Hitam District, Sarolangun District
xi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik .......................................................................... 6
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 13
C. Habitat ikan yang paling dominan ............................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................... 15
B. Alat Dan Bahan ......................................................................... 15
C. Metode Dan Desain Penelitian ................................................. 15
D. Sumber Data ............................................................................. 17
E. Teknik Dan Pengumpulan Data ................................................ 17
F. Analsis Data .............................................................................. 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. ...... 20
1. Jenis Pisces(pisces) ............................................................. ...... 20
Deskripsi keanekaragaman ikan di sungai air hitam
1. Osteochilus Triporos (ikan salak) ......................................... 23
2. Leiocassis Micropogon (ikan tampang durian) .................... 23
3. Puntius brevis (ikan keperas) ................................................ 25
4. Pristolepis Fastiaca (ikan batung) ........................................ 25
5. Mystus Micracanthus (ikan sengering) ................................. 26
6. Cyclocheilichitys Heteronema (ikan kapiat) ......................... 27
7. Kriptoterus Apogon (ikan lais piar) ...................................... 28
xii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
8. Puntius Lineatus (ikan banir kalumbi).................................. 30
9. Osteochilus Spilurus (ikan palau) ......................................... 31
10. Hemibagrus Sabanus (ikan baung) ..................................... 32
11.Osteochilus microcephalus (ikan habujur) .......................... 33
12.Kryptopterus Cryptopterus (ikan lais pandak muncung) ... 35
13.Ompok Hypophthalmus (ikan lais janggut) ......................... 36
14.Mystus Singiringan ( ikan ujung atap) ................................. 38
15.Cyclocheilichthys Apogon (Ikan Keperas) ........................... 39
16.Bagrichthys Macracanthus (ikan keling) ............................ 40
17.Rasbora Cephalotaenia (ikan saluang maram) ................... 41
18.Parachela Oxygastroides (ikan juaro pimping)................... 42
A).Parameter perairan ............................................................................... 43
1).Suhu ............................................................................................... 43
2).Salinitas .......................................................................................... 44
3).Ph (Derajat Keasaman) .................................................................. 44
4).Substrat .......................................................................................... 45
2. Keanekaragaman Jenis Pisces ............................................................... 45
3. Dominasi Pisces .................................................................................... 50
B. Pembahasan .......................................................................................... 54
b). Jenis ikan (Pisces)....................................................................... 54
c). Keanekaragaman Jenis Pisces ..................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................. 56
C. Kata Penutup ..................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL Tabel.4.1. Jumlah Spesies Ikan Yang Ditemukan Di Sungai Air Hitam .. ..................... 20
Tabel4.2. Hasil identifikasi ikan di sungai Air Hitam, Sarolangun ................................ 21
Tabel.4.3. Keanekaragaman Spesies Pisces dikawasan sungai Air Hitam ..................... 46
Tabel.4.4. tabel ulangan tiap-tiap stasiun ....................................................................... 50
Tabel.4.5.Tabel Dominansi pisces .................................................................................. 51
xiv Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1.2.3. Osteochilus Triporos (ikan salak) ........................................................... 23
Gambar.1.2.4. Leiocassis Micropogon (ikan tampang durian) ....................................... 24
Gambar.1.2.5. Puntius brevis (ikan keperas) .................................................................. 25
Gambar.1.2.6. Pristolepis Fastiaca (ikan batung) .......................................................... 26
Gambar.1.2.7.Mystus Micracanthus (ikan sengering) .................................................... 27
Gambar.1.2.8. Cyclocheilichitys Heteronema (ikan kapiat) .......................................... 28
Gambar.1.2.9.Kriptoterus Apogon (ikan lais piar) ........................................................ 29
Gambar.1.3.0.Puntius Lineatus (ikan banir kalumbi) .................................................... 30
Gambar.1.3.1.Osteochilus Spilurus (ikan palau) ............................................................ 31
Gambar.1.3.3 Hemibagrus Sabanus (ikan baung) .......................................................... 33
Gambar.1.3.4 Osteochilus microcephalus (ikan habujur) ............................................... 34
Gambar.1.3.5. Kryptopterus Cryptopterus (ikan lais pandak muncung ) ....................... 35
Gambar.1.3.7. Ompok Hypophthalmus (ikan lais janggut) ............................................. 37
Gambar.1.3.8.Mystus Singiringan ( ikan ujung atap) .................................................... 38
Gambar.1.3.9.Cyclocheilichthys Apogon (Ikan Keperas) ............................................... 39
Gambar1.4.1.Bagrichthys Macracanthus (ikan keling) ................................................. 41
Gambar1.4.2.Rasbora Cephalotaenia (ikan saluang maram) ......................................... 42
Gambar1.4.3. Parachela Oxygastroides (ikan juaro pimping) ....................................... 43
1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati
tertinggi kedua setelah brazil. Keanekaragaman hayati tersebut meliputi
keragaman ekosistem (habitat), jenis(spesies) dan genetik. Salah satu ekosistem
yang terdapat di indonesia adalah sungai. Sungai merupakan wilayah yang
dilalui badan air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah baik
melalui permukaan atau bawah tanah. (Nursyahra, 2012:3).
Ekosistem ini menyediakan keanekaragaman flora dan fauna yang hidup
didalamnya seperti alga, mikrozoobentos, makrozoobentos dan nekton (ikan).
Ikan merupakan salah satu fauna penghuni tetap di perairan sungai (Kottelat
dkk,1993:). Di indonesia dapat ditemukan sebanyak kurang lebih 1.300 jenis
ikan hidup di perairan tawar salah satunya sungai. Dan sebanyak 99% ikan yang
berada di beberapa belahan dunia berasal dari indonesia bagian barat dengan
jumlah jenis dan distribusinya yang sangat luas, ikan memainkan peranan
penting didalam ekosistem dan juga bagi manusia. Di dalam ekosistem sungai,
organisme ini berperan di dalam menjaga keseimbangan siklus rantai makanan
dan juga dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadapa kualitas badan perairan
sungai. Bagi manusia, ikan juga dimanfaatkan sebagai konsumsi karena
memiliki kandungan protein yang tinggi omega 3 yang berguna bagi
perkembangan otak. Dan ada juga memanfaatkannya sebagai ikan hias.
Air Hitam sekarang berada di wilayah Kabupaten Sarolangun, berbatasan
langsung dengan Kabupaten Merangin, tepatnya dengan kecamatan hitam hulu
+/- 15 km dari Bangko (Ibukota Kabupaten Merangin). Sekilas kita sering
bertanya-tanya,kenapa ada nama Kecamatan Air Hitam hulu. Memang realita di
lapangan wilayah ini, tepatnya didusun Air Hitam Kecamatan Pauh Kabupaten
Sarolangun. Sejarah yang beredar di masyarakat hitam hulu Kabupaten
Merangin. Menurut cerita suku kubu: suku anak dalam (SAD),
memperdebatkan tentang air kopi dan air bening. Menurut kepercayaan mereka,
2 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
air kopi lebih berat dari pada air bening. Sebagian lagi mengatakan bahwa air
bening lebih berat dari air kopi. Terjadiah perselisihan antara dua paham ini.
Maka diadakanlah pembuktian tentang hal tersebut dengan cara menimbangnya.
Penimbangan tersebut dilakukan oleh Datuk Temenggung Merrah Mato di
puncak bukit dua belas (sekarang di jadikan konservasi pemukiman suku anak
dalam) yang disaksikan oleh penghulu-penghulu (tokoh spiritual) dan dubalang-
dubalang (ksatria) suku kubu. Pertama kali di timbang adalah masing-masing
gelas tempat air kopi dan air bening itu akan dituang. Berat kedua gelas tersebut
ternyata seimbang. Kemudian air kopi dan air bening tadi dimasukkan ke dalam
gelas-gelas tersebut. Ternyata kedua air itu juga memiliki berat yang sama.
Melihat kejadian itu, Datuk Temenggung Merah Mato menyatakan bahwa air
kopi dan air bening memiliki berat yang sama. Tetapi, tidak lama kemudian,
tiba-tiba datang angin puyuh yang sangat kencang dan menggoyang timbangan
yang dipegang oleh datuk temenggung merah. Gelas yang berisi air bening
terpelanting dan jatuh didesa Jernih. Sedangkan gelas yang berisi air kopi
terpental kearah bukit suban (wilayah transmigrasi SP A Hitam hulu Kab.
Merangin) yang ada di muara desa Air Hitam. Maka sejak saat itu masyarakat
suku kubu mempercayai bahwa nama desa air hitam dan desa jernih berasal dari
air kopi dan air bening yang ditimbang oleh datuk temenggung merah mato di
puncak bukit dua belas.
Indonesia memiliki kekayaan spesies ikan yang sangat tinggi. Ada sekitar
8500 spesies ikan hidup di perairan Indonesia bagian barat dan merupakan 45%
dari jumlah spesies global di dunia. Menurut Kottelat et al (1993) mencatat 272
spesies ikan air tawar di Sumatera dan 30 spesies termasuk ikan endemik.
Spesies endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada
suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika
spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah
tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat
berupa pulau, negara, atau zona tertentu.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat biodiversitas teringgi
di dunia setelah brazil. Secara geografis wilayah indonesia berada diantara dua
3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga membuat
keanekaragaman hayati melimpah. Di Asia Tenggara terdapat 2.917 beroperasi
ikan air tawar yang teridentifikasi (Kottelat et al 1993).
Seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan industri maka tekanan terhadap sumber daya perikanan menjadi
semakin besar. Tingkat kerusakan yang telah terjadi dan aktifitas-aktifitas yang
sangat berpotensi menjadi ancaman terhadap sumber daya perikanan, maka
diperlukan suatu sistem pengelolahan, aturan dan pengawasan yang mendukung
ke arah pelestarian sumber daya perikanan ini. Sejalan dengan pembangunan
yang berkelanjutan terutama terhadap pemanfaataan sumber daya ikan dan
habitatnya, perlu dilakukan upaya pelestarian sumber daya dan habitatnya
melalui pembentukan konservasi perairan (Fitri Hartati, 2013, hlm 1). Sungai
adalah aliran air atau bagian dari aliran yang lebarnya rata-rata sama dengan
atau lebih dari 5 meter (heddi,2012:23). Sungai merupakan wilayah dilalui
badan air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah baik melalui
permukaan atau bawah tanah (nursyahra,2012:3). Keanekaragaman dan
kelimpahan jenis ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.
Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran arus
sungai.
Salah satu sungai yang terdapat di provinsi jambi tepatnya di kabupaten
sarolangun kecamatan air hitam adalah sungai air hitam. Sungai air hitam
merupakan salah satu sungai aliranmya yang lumayan besar dan muaranya di
tembus di perairan sungai tembesi. Sungai air hitam ini memiliki fungsi sebagai
sumber daya ikan air tawar.aktivitas manusia yang terjadi disepanjang daerah
aliran sungai tidak ada dampak-dampak negatif ataupun dapat mencemari
sungai air hitam tersebut. Alasan saya ingin meneliti di desa saya, karna sejauh
ini didesa saya belum ada penelitian tentang ikan atau jenis-jenis ikan maka dari
itu saya ingin sekali melakukan penelitian didesa saya tersebut. Adapun panjang
sungai di sepanjang aliran air hitam yang saya teliti tersebut ialah kurang lebih
1000m.
4 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kekayaan jenis suatu biota didukung oleh kondisi lingkungan yang baik
pula, jauh dari kehidupan kota, jarak tempuh dari kota ke tempat sungai tersebut
adalah sekitar 80 kilometer.
Kondisi perairan sungai akan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang
hidup didalamnya, salah satu biota tersebut adalah ikan. Secara umum, ikan
dapat diartikan sebagai kelompok vertebrata akuatik poikilotermal (berdarah
dingin) yang memiliki insang untuk bernapas dan bergerak dalam air dengan
bantuan alat berupa sirip. Bentuk tubuh ikan umumnya termodifikasi
sedemikian rupa sesuai dengan habitatnya diair. Ikan air tawar umumnya lebih
banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainnya, karena jenis ikan tersebut
yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. Bentuk tubuh ikan air tawar
yang unik dan bervariasi,misalnya ikan selais,ikan tapah, ikan baung,dan lain
sebagianya. Bila lingkungan tempat hidup ikan masih memadai dimana
ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan mendukung kehidupan ikan
tersebut, ikan tumbuh dengan cepat dan bentuk tubuh proporsional. Ikan
merupakan penghuni utama pada ekosistem akuatik (perairan) yang trsebar
pada perairan air tawar, seperti danau, sungai dan rawa serta perairan payau dan
perairan laut (pulungan, 2009; allen dan adrim,2003;agustus,2015). Ikan
memiliki peranan penting bagi ekosistem dan lingkungan, dimana dapat
dijadikan sebagai bioindikator terhadap kualitas suatu badan perairan. sehingga
judul penelitian adalah “Keanekaragaman ikan dialiran sungai Air Hitam
Kabupaten Sarolangun
5 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Jenis-jenis ikan apa saja yang terdapat di sungai Air Hitam Kecamatan
Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi?
2. Jenis-jenis ikan apa saja yang dominan di Sungai Air Hitam
Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi ikan jenis-jenis apa saja yang berada di sungai
air hitam tersebut.
2. Mengetahui dominasi ikan antara masing-masing plot di Sungai Air
Hitam Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
3. Untuk mengetahui keberagaman jenis-jenis ikan di sungai Air Hitam
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi spesies ikan apa
saja yang masih ada di sungai air hitam kabupaten Sarolangun.
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai
ketertarikan dengan masalah penelitian yang sama.
6 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teoritik
1. Habitat dari pisces
Sungai adalah salah satu habitat perairan air tawar yang berasal dari air
hujan pada suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi. Dan merupakan
salah satu badan air lotik yang utama, yaitu badan sungai dengan air mengalir
(lotik) dan badan sungai dengan air tidak mengalir (lentik). Sungai juga
merupakan suatu perairan terbuka yang memiliki arus, perbedaa gardien
lingkungan, serta masih dipengaruhi daratan.
Sungai memiliki beberapa ciri antara lain: memiliki arus residen time
(waktu tunggal air), organisme yang ada memiliki adaptasi biota khusus,
substrat umumnya berupa batuan, kerikil, pasir dan lumpur, tidak terdapat
stratifikasi suhu dan oksigen, serta sangat mudah mengalami pencemaran dan
mudah pula menghilangkannya (Odm,996).
Secara ekologis menurut Odum (1996) sungai memiliki dua zona utama
yaitu:
1. Zona air deras
Daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas,
sehingga dasarnya padat. Zona ini di huni oleh bentos yang beradapatasi
khusus yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang
padat dan oleh ikan yang kuat berenang.
2. Zona air tenang
Bagian air yang dalam kecepatan aru sudah berkurang, lumpur dan
materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak,
tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggal nekton
dan pada beberapa plankton. Berdasarkan intesitas cahaya, ekosistem air
tawar dibedakan menjadi 3 daerah:
7 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Daerah Litoral, merupakan daerah air dangkal sehingga sinar matahari
dapat menembus sampai dasar perairan. Organisme didaerah ini
tanaman yang berakar (tabun dan gambut), udang, ikan-ikan kecil
(Rasbora sp, Betta sp, Hemirhamphodon sp dan sebagainya).
b. Daerah Limnetik, merupakan terbuka yang masih oleh sinar matahari.
Organisme didaerah ini adalah Ombk sp, Clarias sp, Nandus nebulosus,
c. Daerah Propundal, merupakan dasar perairan tawar yang dalam
sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya.
Umumnya ikan yang berada didaerah ini adalah Calarias sp.
Oxyeleotris sp. Chaca sp. Channa sp. kualitas air sungai juga dapat
mempengaruhi kehidupan biota dalam ekosistem tersebut. Sifat-sifat
fisika dan kimia yang berpengaruh terhadapa kehidupan ikan
diantaranya:
a. Suhu lingkungan
Suhu merupakan faktor lingkungan yang seringkali beroperasi
sebagai faktor pembatas. Suhu juga mempengaruhi termoregulasi tubuh
ikan dalam lingkungan yang berbeda. Suhu juga mempengaruhiaktivitas
reproduksi ikan dalam pembentukan gonad. Organisme perairan seperti
ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-30oC.
Perubahan suhu dibawah 20oC atau diatas 30oC menyebabkan ikan
mengalami stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna
(ardiyana,2010).
b. pH (keasama) air
pH merupakan suatu ukuran keasaman air yang dapat
mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan perairan hewan
didaerah hulu sungai umumnya cenderung lebih rendah, ini dikarenakan
sungai bagian hulu masih belum tercemar. pH juga merupakan derajat
keasaman yang mnyatakan keasaman atau kebasaan dalam suatu
larutan. Adanya pengaruh pembuangan limbah dari penduduk dapat
menurut pH air di sungai. Maka pH air sangatlah penting dari faktor
lingkungan di sungai Air Hitam, pengaruh terhadapa keanekaragaman
8 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
jenis ikan di sungai tersebut. pH ideal untuk ikan hidup berkisar 7-8,5
(Odum 1996).
c. Kekeruhan air
Kekeruhan pada sungai lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan
tersus pensi yang berukuran lebih besar, yang merupakan lapisan
permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan.
Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmo
regulasi, misalnya pernapasan dan daya lhat Organisme akuatik, serta
dapat menghambat penetrasi cahaya kedalaman air (Odum 1996).
2. Karakter ikan di sungai dan pola adaptasi
1. Ikan
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang
(raharjo,19980. Secara t eori para ahli memperkirakan ada 20.000 sampai
40.000 yang mendiami pemukaan bumi ini, dan 4000 diantaranya menghuni
perairan indonesia baik laut, payau, dan perairan tawar. Dalam perairan
indonesia yang sangat luas ini mengandung kurang lebih 6000 jenis ikan yang
belum diidentifikasi dan ini merupakan sumber daya hayati perikanan yang
potensial bila dikelola secara maksimal. Pengamatan srtuktur ikan tidak
terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri
yang mudah di lihat dan diingat dalam mempelajari jeni-jenis ikan. Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan (Saputra,
2009).
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewan yang banyak
dikonsumsi masyarakat karena relatif mudah didapat karena harganya yang
terjangkau. Banyak jenis ikan yang dikembangkan diindonesia meliputi
perikanan air tawar, air asin (laut), dan air payau atau tambak. Ikan merupakan
makanan manusia yang paling utama sejak awal abad dari sejarah manusia.
Daging ikan banyak mengandung protein dan lemak, seperti juga pada daging-
daging hewan ternak. Daging ikan udah dicerna dibandingkan tumbuh-
9 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tumbuhan . ikan banyak mengandung unsur organik dan anorganik yang
berguna bagi manusia. Ikan perlu ditangani dengan baik agar tetap dalam
kondisi yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun juga ikan cepat
mengalami proses pembusukan setelah di tangkap dan mati. Hal itu disebabkan
ikan memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga dengan cepat
mengalami pembusukan.
a. Ikan Betok
ikan betok biasanya ditemukan di sungai kecil, parit-parit, sawah,
rawa-rawa, dan juga pada kolam yang saluran airnya terbuka. Ikan ini
memangsa hewan-hewan air yang berukuran kecil dan aneka serangga.
Ikan betok jarang dipelihara, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar
yang mengganggu. Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan pada
umumnya, ikan betok bernapas dalam air menggunakan insang. Akan
tetapi seperti ikan lele dan ikan gabus, ikan betok juga mempunyai
kemampuan untuk mengambil oksigen secara langsung dari udara. Karena,
ikan ini organ labirin (labyrinth organ) yang berada dikepalanya, yang
memungkin hal itu dapat dilakukan. Alat bantu pernapasan ini sangat
berguna apabila ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke
tempat lain yang masih memiliki air. Ikan betok mampu bejalan dan
merayap naik didaratan karena mengunakan tutup insangnya yang dapat
dimekarkan, dan insang juga berguna sebagai kaki depan. Namun ikan ini
tidak dapat terlalu lama bertahan ketika berada didaratan, dan harus
mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati. Ikan ini menyebar
luas, mulai dari asia tenggara, india, tiongkok.
Cara memperoleh ikan ini pada kebanyakan daerah dengan cara
dipancing yang diberi umpan berupa cacing, akan tetapi ada juga
menggunakan jangkrik, cilung(ulat bambu) sebagai umpannya. Di
banjarmasin, dan kalimantan tengah, penduduk setempat mempunyai cara
tersendiri yaitu dengan cara mencampur telur semut atau kroto dengan
getah karet yang dimasak dengan di kukus. Selain untuk ikan betok,
umpan ini juga dapat sebagai umpan ikan seluang.
10 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Ikan Gabus
Ikan gabus atau ikan kutuk biasa ditemui di sungai, rawa, danau,
dan sawah-sawah hingga ke saluran-saluran air. Ikan in memangsa
berbagai serangga, ikan-ikan kecil, kodok dan berudu. Seringkali ikan
gabus terbawa oleh banjir ke parit-parit dan berada sekitar rumah kita, atau
memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan dan tentunya menjadi
hama karena akan memeangsa ikan-ikan peliharaan dikolam tersebut. Jika
kolam, sawah atau parit yang mengering, ikan ini akan pindah ketempat
lain. Dan bila terpaksa, ikan kutuk ini akan mengubur dirinya didalam
lumpur hingga tempat itu kembali memiliki air. Oleh karena itu, ikan
kutuk seringkali ditemui berjalan didaratan,khsusnya ketika pada malam
hari pada musim kemarau, ikan ini akan mencari tempat lain yang masih
berair. Fenomena ini dapat terjadi karena gabus memiliki kemampuan
untuk bernapas secara langsung dari udara, dengan menggunakan organ
pernapasan tambahan yaitu organ labirin.
Ketika musim kawin, ikan gabus jantan dan betina akan bekerjasama
untuk menyiapkan sarang diantara tumbuhan yang berada ditepi air. Anak-
anak ikan kutuk berwarna jingga merah dengan garis hitam, mereka
berenang membentuk membentuk kelompok yang bergerak secara
bersama-sama untuk mencari makanan. Kelompok muda ikan gabus ini
dijaga oleh induknya.
c. Ikan Gurami
Di habitatnya, ikan gurami hidup di rawa, sungai-sungai dan
kolam. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan air untuk bernapas secara
langsung dari udara. Induk ikan gurami, untuk beberapa waktu lamanya,
akan melindungi dan memelihara anak-anaknya. Telurnya akan dilekatkan
pada tumbuhan air atau ditaruh di sarang yang telah terbuat dari
tumbuhan-tumbuhan.
11 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Ikan Hampala
Ikan hampala atau sering di sebut ikan barau menyukai sungai-
sungai besar dan kecil yang jernih, dengan dasar berpasir atau berlumpur
dan berair deras. Ikan ini banyak ditemukan didanau dan waduk. Ikan
hampala termasuk ikan predator, ikan dewasa tercatat memangsa ikan-ikan
kecil, akan tetapi pada pengamatan diwaduk bahwa 74% makanan ikan
hampala adalah serangga air.
e. Ikan Lundu atau Ikan Keting
ikan lundu atau sering disebut ikan sengering kalau dikampung saya
khususnya sarolangun, yang memiliki nama latin mystus nigricheps adalah
ikan yang hidup di air tawar.ikan lundu mempunyai ciri khusus yaitu
memiliki 3 buah patil, kumis, dan tubuh yang tidak memiliki sisik. Ikan
jenis lundu ini hampir mirip bentuk tubuhnya dengan ikan sembilang,
hanya saja ikan lundu ini memiliki ukuran yang lebih kecil dan mempunyai
ekor bercabang dua. Ikan lundu ini memiliki banyak nama seperti: ikan
penyengat, ririgi, kating, ndaring, kalibere ikan tedon, senggiringan dan
lain-lain tergantung pada spesies dan sebutan didaerahnya berada. Ikan
lundu banyak di jumpai di rawa, muara, sungai, waduk dan danau. Ikan
lundu menyebar hampir diseluruh prairan indonesia dan ikan lundu suka
hidup didasar air. Ikan lundu adalah binatang omnivora dan terkenal sangat
rakus dalam memangsanya yang berada disekitarnya. Biasanya ikan lundu
dapat ditemui pada siang dan malam hari karena ikan lundu tidak memiliki
batas waktu untuk beraktivitas. Pada saat banjir ikan lundu akan bermigrasi
ke sungai kemudian akan kembali lagi ke muara ketika hujan mulai turun.
f. Ikan Seluang
Ikan seluang buto begitu sebutan oleh orang-orang di daerah
sumatera,khususnya jambi, merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
memiliki ukuran tubuh yang kecil. Ikan ini bisa juga dikonsumsi karena
rasa dagingnya yang gurih dan renyah apabila di goreng sampa kering.
12 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Spesies ikan secara umum
Pisces termasuk kedalam kelompok vertebrata atau ikan bertulang
belakang. Pisces terbagi menjadi dua golongan,yaitu:
a. Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
Chondrichthyes adalah ikan bertulang rawan yang memiliki rahang
mulut pada bagian depannya. Kulit tertutup sisik, sirip berpasangan, serta
sirip ekor yang tidak seimbang. Sebagian notokordanyadiganti oleh
Vertebrae yang lengkap. Ginjalnya berupa Mesonefros. Jantung beruang
dua, rangkanya bertulang rawan, shingga notokorda yang berada pada ikan
mudahpun lambat laun tergantikan oleh tulang rawan. Mereka tidak
memiliki tulang rusuk, maka jika keluar dari air, berat tubuh spesies besar
dapat menghancurkan organ dalam mereka. Ikan ini tidak memiliki
sumsum tulang, hingga sel darah merah diproduksi dilimpa dan jaringan
khusus dikelaminnya, yaitu organ Leydig penghasil sel darah merah.
Organ unik lainnya adalah epigonal yang berperan sebagai sistem
kekebalan. Sub kelas dari ikan ini adalah elasmobrancii(hiu,pari, dan
skate) dan holochepali(kimera atau hiu hantu).
b. Osteichthyes (ikan bertulang sejati)
Osteichthyes merupakan ikan bertulang keras. Mulutnya memiliki
rahang, sisiknya bertipe ganoid, sikloid, dan stenoid yang semunanya
berasal dari Mesodernal. Bernapas dengan insang yang ditutupi dengan
Operculum (penutup insang). Notokordanya ditempati Vertebrae (tulang
belakang) padat, memiliki gelembung renang yang terletak dekat dengan
faring. Celah-celah faringnya tertutup, jantung beruang dua, Ventrikel dan
Atrium. Darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang beinti dan
leukosit. Ikan ini juga memiliki sistem limpa dan porta renalis. Yang
mempunyai hati dan berkantung empedu. Lambung dipisahkan dari usus
oleh dua katup.
13 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Hasil penelitian yang relevan
Penelitian-penelitian mengenai keanekaragaman ikan telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan peneliti risna (2015) dengan judul keanekaragaman jenis ikan
lele(Clarias sp) didanau sipin kota jambi. Sebanyak empat spesies yaitu
(Clarias gariepinus)dan ikan lele albino.
Berdasarkan penelitian azizah kurnia (2015) dengan judul jenis ikan nila
(Oreochromis niloticus) didanau sipin kota jambi. Sebanyak delapan spesies
yaitu nila merah (Oreochromis nilaticus), nila JICA, nila lokal,nila gift
(genetic improvement of farmed tilopias), nila nirwana, nila best, ikan nila
hitam, nila gesit.
Nurudin, febrian ahmad (2013) dengan judul keanekaragaman jenis ikan
disungai sekonyer taman nasional tanjung puting kalimantan tengah.
Penelitian keanekaragaman jenis ikan disungai sekonyer taman nasional
tanjung puting kalimantan tengah terdiri dari enam stasiun. Pemilihan stasiun
pengamatan secara terpilih (Purpossive sampling) yaitu berdasarkan
pertimbangan terwakilinya keadaan perairan. Hasil penelitian terdapat 43
jenis dari 25 genus dan 13 famili dari ikan yang berhasil dikumpulkan
berjumlah 1013 ekor menggnakan pancing, gilnet, serok, seruak, taut, dan
pengilar secara eksplorasi. Jenis ikan terbanyak disepanjang sungai sekonyer
terdiri dari famili Cyiprinidae (10 jenis), Belontidae (7 jenis), Channidae (6
jenis), Hemiramphidae (4 jenis) dan Siluridae ( 4 jenis).
Pebedaan hasil penelitian terdahulu yang ditinjau dari aspek judul, judul
penelitian ini adalah identifikasi jenis ikan disungai Air Hitam Kecamatan
Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Dari segi judul terdapat
perbedaan antara penelitian dengan penelitian-penelitian terdahulu, letak
perbedaannya antara lain ketiga penelitian mengambil pada satu jenis ikan.
C. Habitat ikan yang paling dominan
Ikan yang paling dominan di sungai air hitam biasanya terdapat ikan lais
dengan ikan sengering/ ikan keting, karena kedua ikan tersebut tingkat
pertumbuhannya cepat dan menangkapnya pun sangat mudah, cukup
14 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menggunakan alat yang biasa orang-orang gunakan dalam menangkap ikan
seperti pancing, pukat dll. Ikan lais dengan ikan sengering/ikan keting sangat
dominan pada waktu air mulai dalam, karena pada kondisi air tersebut ikan
akan keluar mencari makan. pada saat air dalam sering di manfaatkan
masyarakat setempat untuk menangkap ikan.
1. Aspek Habitat
Salah satu aspek habitat adalah kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut,
pH dan arus yang mempengaruhi kemampuan hidup ikan di perairan. Suhu
optimum untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis berkisar 25-30 ºC (Boyd
dan Kopler, 1979). Sedangkan untuk golongan ikan catfish suhu air berkisar
antara 26,0-32,0 °C (Varikul dan Sritongsok, 1980). Semakin tinggi suhu,
kadar garam dan tekanan parsial gas yang terlarut dalam air maka kelarutan
oksigen dalam air akan semakin berkurang (Wardoyo, 1981).
Kelompok Siluridae kebanyakan terdiri dari spesies ikan yang tahan
terhadap kondisi deoksigenasi dan diistilahkan dengan sebutan “blackfish”
(Welcomme, 1979). Ikan-ikan ini sebagian besar waktu hidupnya dihabiskan
di perairan air hitam. Perairan air hitam dicirikan oleh warna perairan yang
coklat tua sampai kehitaman yang disebabkan oleh adanya asam humat, pH
relatif lebih rendah tapi tidak keruh (transparansinya tinggi). Perairan danau
oxbow dan perairan rawa gambut termasuk perairan air hitam (Hartoto,
Sarnita, Sjafei, Satya, Syawal, Sulastri, Kamal dan Siddik, 1998). Faktor
lingkungan lainnya adalah arus. Arus dapat menguntungkan karena dapat
membawa makanan, oksigen dan sebagainya. Namun arus kuat menyebabkan
ketidakseimbangan pada dasar perairan yang lunak (Arinardi,1978).
15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Untuk lokasi penelitiannya bertempat di Desa Baru Kecamatan Air Hitam
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi pada bulan april – mei 2019.
Sedangkan identifikasinya di Labor Saintek Universitas Jambi.
B. Alat dan bahan
Alat
Alat dari penelitian ini adalah:
1. tambom
2. lukah
3. Perahu
4. Kertas label, alat tulis dan kamera.
C. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Formalin 37%
Cara mengawetkan ikan:
Larutan formalin 10%, larutan alkohol 70%, aquadest, dan masing-masing
ikan dalam setiap stasiun yang sudah di labeli yang mewakili yang terdapat
di perairan sungai Air Hitam.
D. Metode dan desain penelitian
Cara mendapatkan ikan yang saya teliti yaitu dengan cara menggunakan
perangkap tradisional seperti lukah,tambom,ambet, berikut cara
menggunakan alat tersebut:
1. Lukah, yaitu dengan cara membuat hawar/penambat supaya ikan
tersebut tidak dapat lewat,tujuannya adalah agar ikan dapat masuk ke
dalam lukah tersebut
2. Tambom, yaitu dengan cara meletakkan umpan berupa dedak ke dalam
tambom tersebut, lalu tambom tersebut di tenggelamkan di area
perairan yang ada rumput-rumputnya.
16 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Ambet, yaitu berupa jaring besar dan ada seperti pondokan
kecil,menggunakan perangkap ini lumayan rumit,menggunakan
perangkap ini harus di tunggu dari sore sampai pagi.
Lokasi penelitian dipilih untuk mencerminkan berbagai penggunaan lahan
yang ditemukan di sepanjang Sungai seperti hutan, hutan sekunder, pertanian,
dan pemukiman manusia. Komposisi substrat berubah bertahap di sepanjang
sungai. Survei menggunakan clustered teknik pengambilan sampel acak: kami
membagi sungai menjadi tiga wilayah, hulu, tengah dan hilir, dan kemudian
mengumpulkan sampel ikan di tiga lokasi pengambilan sampel per area.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. deskriptif
kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada data-data, gambar, hasil
observasi, dan studi keperpustakaan kemudian disusun dalam kalimat yang
dapat menginterpresentasikan hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan penempatan pos dilakukan secara
“Purpossive Sampling” penentuan pos pengamatan dalam penelitian ini
didasarkan atas
Gambar.. Peletakan pos Penelitian Dikawasan Sungai Air Hitam
1. Ciri khas rona lingkungan yang relatif berbeda dan
2. Daerah penangkapan ikan yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat.
Berdasarkan dua hal tersebut maka lokasi penelitian ini ditentukan
sebanyak enam pos pengamatan di sungai Air Hitam.
17 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Pos satu berada ditepi sungai, dipinggiran sungai ini terdapat tanah agak
berlumpur yang sungainya lumayan dalam.
b. Pos dua merupakan perairan yang berada ditengah sungai, dimana perairan
ini banyak mendapatkan sinaar matahari
c. Pos ketiga merupakan perairan yang keadaan air yang deras, yang mana
ditempat ini juga terdapat sinar matahari.
d. Pos keempat merupakan perairan yang keadaan airnya tenang dan keadaan
dibawahnya berlumpur.
e. Pos kelima merupakan perairan yang tenang dipermukaan atasnya dan agak
deras di permukaan tanahnya.
f. Pos keenam merupakan perairan yang lebih deras dari stasiun lainnya
Untuk pengambilan sampel bisa seminggu 3 kali, dalam sehari bisa survei 2
kali, yaitu pagi dan sore
E. Sumber data
Berdasarkan sumbernya, penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis
yaitu:
a. Data primer
Merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
sumbernya seperti melakukan observasi, dokumentasi dan pengambilan
spesimen ke lokasi penelitian di sngai Air Hitam Kecamatan Air Hitam
Kabupaten SarolangunProvinsi Jambi. Ikan contoh/ sampel hasil
tangkapan oleh nelayan, diidentifikasi dilapangan untuk melihat jenis ikan
dengan mengacu atau panduan buku identifikasi air tawar.
18 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti srbagai tangan kedua), seperti buku, jurnal,
artikel, dan internet.
F. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang konkret dan memiliki relevansi dengan
permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Survei/observasi
Menurut sutrisno hadi mengemukakan bahwa observasi adalah suatu
proses yang kompleks. Suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Jadi observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu
periode tertentu dan mengedakan pencatatan secara sistematis tentang hal-
hal yang diamati(Sugioyono,2013).
Observasi dalam penelitian ini berguna untuk mendapatkan informasi
mengenai gambaran umum tentang lokasi penelitian dan keanekaragaman
ikan di disungsi Air Hitam. Observasi ini penulis gunakan untuk
memperoleh data-data sehingga penulis dapat mengetahui dengan baik
tentang kondisi dan situasi ikan disungai Air Hitam.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya
monumental dari seorang dokumen yang berbentuk gambar misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan biografi dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya gambar dan foto atau video.
19 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Penangan spesimen dilapangan
a. Spesimen yang didapat dari lapangan, dipilih ikan yang kondisinya
masih segar.
b. Spesimen terlebih dahulu direndam dengan larutan formalin 10%
selama satu jam, selanjutnya dibilas dengan menggunakan air
bersih kemudian alkohol 70% diijeksikan kebagian rongga perut.
Melalui anal dan jaringan daging dan punggung.
c. Selanjutnya spesimen ini diberi kode dengan menempelkan kertas
label pada wadah spesimen dengan mencantumkan lokasi
ditemukan, tanggal koleksi, nomor urut sampel(kode sampel) dan
data lainnya yang penting(Suharjo, 1990 dalam Sukmono,2006).
2. Penanganan spesimen dilaboratorium
a. Sampel dicuci dengan air bersih, selanjutnya dilakukan identifikasi
dengan berdasarkan karakter morfologi yang meliputi panjang
seluruhnya, panjang standar, panjang predorsal, panjang penducle
ekor, panjang dasar sirip punggung, tinggi penducle ekor, jumlah
jari-jari sirip dubur, jumlah jari-jari sirip dada, dan jumlah jari-jari
sirip perut.
b. Selanjutnya sampel dipindahkan kedalam wadah yang tersedia,
morfologi kepala meliputi pajang kepala, panjang ataupun lebar
mata, panjang hidung, panjang predorsal, tinggi bawah mata, tinggi
tepi pipih, dan tinggi kepala(Tejo sukmono,2000).
G. Analisis data
Data yang di dapatkan, selanjutnya di analisis secara deskriptif yang
meliputi ciri-ciri dan morfologis untuk menentukan jenis-jenisnya beserta
indeks identifikasi dan dominasinya.
20 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Indeks Dominansi
Menurut (Fachrul, 2008, hlm. 96-97) dominansi dihitung
menggunakan indeks Simpson sebagai berikut:
Keterangan : C = Indeks dominansi simpson
ni = Jumlah individu dari jenis ke-i
N = Jumlah total dari seluruh individu
Ʃ = Jumlah
dengan kriteria sebagai berikut:
Indeks dominansi antara 0-1, semakin kecil nilai C maka dominansi suatu
jenis organisme kecil, jika nilai C = 1 dominansi maka dominansi suatu
organisme tinggi.
21 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Jenis ikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sungai Air Hitam
Kecamatan Air Hitam ditemukan 18 spesies ikan yakni 9 dari famili Cyprinidae
dan 5 dari famili Bagridae dan 1 dari famili Nandidae dan 3 dari famili Siluridae
yang masing-masing ditemukan pada pos penangkapan yang sama dan ada juga
pos yang berbeda seperti,
Tabel 4.1. Jumlah Spesies Ikan Yang Ditemukan Di Sungai Air Hitam
NO SPESIES BANYAK
SPESIES
POS
KE
1 Osteochilus Triporos 1 1
2 Puntius Brevis 1 1
3 Leiocassis Micropogon 1 1
4 Pristolepis Fastiaca 1 2
5 Mystus Micracanthus 1 2
6 Cyclocheilichitys Heteronema 1 2
7 Kryptoterus Apogon 1 3
8 Puntius Lineatus 1 3
9 Osteochilus Spilurus 1 3
10 Hemibagrus Sabanus 1 4
11 Osreochilus Microchepalus 1 4
12 Kryptopterus Cryptopterus 1 4
13 Ompok Hypophthalmus 1 5
14 Mystus Singiringan 1 5
15 Cyclocheilichthys Apogon 1 5
16 Bagrichthys Macrachanthus 1 6
17 Rasbora Chephalotaenia 1 6
22 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
18 Parachela Oxygastroides 1 6
Jumlah 18
Berdasarkan pengambilan sampel yang telah dilakukan diperoleh sejumlah
18 ikan yang dari enam stasiun di sungai Air Hitam dan teridentifikasi dalam
delapan belas spesies.
Alat tangkap yang digunakan berupa tambom, lukah, dan jaring ambat
sudah cukup efektif karena menangkap ikan yang bervariasi, dilihat dari jenis
ikan selama penelitian sebanyak 18 jenis yang didapat. Jenis ikan yang
tertangkap pada stasiun penelitian dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
area penyebarannya, yaitu ikan yang memiliki area penyebaran luas dan ikan
yang memiliki area penyebaran sempit. Ikan sengering dan ikan lais tertangkap
di seluruh stasiun, karena ikan tersebut memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan, sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan ekosistem
lotik menjadi ekosistem lentik dan penyebarannya luas. Ikan keling hanya
tertangkap di inlet, karena ikan tersebut merupakan jenis ikan restocking yang
masih berukuran kecil, sehingga ikan tersebut memiliki daya adaptasi yang tidak
terlalu tinggi terhadap lingkungan dan penyebarannya sempit.
Tabel4.2. Hasil identifikasi ikan di sungai Air Hitam, Sarolangun
STASIUN
NAMA ILMIAH
NAMA LOKAL
I
Osteochilus Triporos Ikan Salak
Puntius Brevis Ikan Kaperas
Leiocassis Micropogon Ikan Tampang Durian
II
Pristolepis Fastiaca Ikan Batung
Mystus Micracanthus Ikan Sengering
Cyclocheilichitys Heteronema Ikan Kapiat
III
Kriptoterus Apogon Ikan Lais piar
Puntius Lineatus Ikan Banir Kalumbi
23 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Osteochilus Spilurus Ikan Palau
IV
Hemibagrus Sabanus Ikan Baung
Osteochilus Microchepalus Ikan Habujur
Kryptopterus Cryptopterus Ikan Lais pandak muncung
V
Ompok Hypophthalmus Ikan Lais janggut
Mystus Singiringan Ikan Ujumg Atap
Cyclocheilichthys Apogon Ikan Kaperas
VI
Bagrichthys Macracanthus Ikan Keling
Rasbora Cephalotaenia Saluang Maram
Parachela Oxygastroides Juaro Pimping
2. Deskripsi keanekaragaman ikan di sungai air hitam
a. Osteochilus Triporos (ikan salak)
Osteochilus Triporos atau disebut dengan ikan salak termasuk ikan
yang hidup di air tawar pada iklim tropis dengan suhu pH: 6,5 - 7,5; rentang
dH: 12 - 20. Tropis; 22 ° C - 28 ° C. Ciri-ciri ikan salak adalah Adanya
garis hitam pertengahan lateral yang luas yang berakhir di dasar sirip ekor,
0-13 sinar punggung bercabang; sirip ekor kemerahan; 1 atau 3 tuberkel di
ujung moncong. Tinggal di sungai dataran tinggi menuju sungai dan gambut
dataran rendah. Ditemukan di berbagai habitat, tetapi sering di perairan
keruh,. Terjadi di kedalaman ke bawah di sungai, aliran, kanal dan rawa.
Beranjak ke hutan dan padang rumput yang banjir selama musim banjir.
Pada air surut ikan tersebut kemudian kembali ke sungai.( Kottelat, M., AJ
Whitten, SN Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo , 1993.)
24 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Osteochilus Triporos (ikan salak)
Koleksi:gambar ikan sendiri.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopteri
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : : Osteochilus Triporos
b. Leiocassis Micropogon (ikan tampang durian)
Leiocassis Micropogon atau yang biasa dikenal sebagai ikan Biji
Durian atau Baung Tikus atau Tampang Durian hidup di perairan sungai
dengan kadar oksigen yang tinggi, berarus deras, dan berbatu atau berpasir
(PlanetCatfish, 2015). Kadar oksigen yang tinggi, memungkinkan alga dan
periphyton untuk hidup subur yang merupakan salah satu pakan utama
spesies ini. Karakter ikan Tampang Durian, badan ramping, badan bercak-
bercak kecoklatan, tetapi umumnya bercak berwarna hitam. Sirip pectoral
dan pelvic memiliki dasar warna hitam, bagian tengah warna putih
kekuningan dan hitam.jari-jari keras (pertama) pada sirip dorsal bergerigi
dengan arah ke bawah.
25 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Karena dengan karakteristikr ruang lingkup hidupnya tersebut
Leiocassis Micropogon dapat dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai bio
indikator pencemaran air.Chov anec(2003)menyatakan bahwa penggunaan
ikan sebagai bio indikator pencemaran air dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam manajemen perairan. Leiocassis Micropogon hanya
terdistribusi pada beberapa lokasi saja di dunia, yaitu pada kawasan
Asia Tenggara seperti pulu Sumatera, Borneo dan Malaysia. Dari studi
pendahuluan yang telah dilakukan, ikan ini diketahui terdapat di
Sumatera Tengah, pada sungai yang alirannya bermuara ke sungai
Batanghari(pantai timur Sumatera).Sungai-sungai tersebutantara
lain:Sungai Batang Nabuan (Dharmasraya), Sungai Betung TKA
(Solok Selatan) (Roesma et al.2014), dan Sungai Siak (Pekanbaru,
Riau). Menurut Ng dan Lim (2008), terdapat beberapa jenis Leiocassis
lain yang tersebar di kawasan Asia Tenggara,yaitu:Leiocassis.
aculeatus(Sumatra:Aceh);L.poecilopterus(Malaysia:Pahang);L.collinus(Bor
neo: Sabah); dan L. tenebricus (Borneo: Kalimantan Timur).
Gambar: Leiocassis Micropogon (ikan tampang durian)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Bagridae
26 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Genus : Leiocassis
Spesies : Leiocassis Micropogon
c. Puntius brevis (ikan keperas)
Puntius brevis atau biasa disebut ikan keperas hidup dipertengahan
hingga dasar perairan dan juga ditemukan di sungai kecil hingga besar. Ikan
keperas memiliki sepasang Maxilary barbel kecil di rahang atas. Terdapat
noktah hitam dipangkal ekor, semua sirip berwarna kemerahan kecuali sirip
pectoral berwarna kekuningan.
Gambar: Puntius brevis (ikan keperas)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Anematichthys
Spesies : Puntius brevis
27 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Pristolepis Fastiaca (ikan batung)
Pristolepis Fastiaca atau disebut ikan batung biasa ditemukan di
rawa-rawa dan sungai berarus lemah dalam hutan. Biasanya ditemukan
diantara vegetasi di pinggir sungai.
Ikan berukuran kecil hingga sedang, panjang standar (SL, standard
length) hingga sekitar 210 mm. Tinggi tubuh 2 kalinya sebanding
dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 2,6 kalinya
sebanding dengan panjang standar. Profil atas kepalanya menaik dan
lurus dari moncong hingga mendekati punggung, agak lekuk di tentang
mata, lalu melengkung hingga awal sirip dorsal, sirip pelvic mencapai
kloaka, jari jari keras dan lemah pada sirip dorsal terpisah jelas. Lateral
line melengkung sempurna, terdapat pola warna pada dewasa dan
juvenil. Rasio tinggi badan dibandingkan dengan panjang baku.
Gambar: Pristolepis Fastiaca (ikan batung)
Koleksi: gambar ikan sendiri.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Nandidae
Genus : Pristolepis
Spesies : Pristolepis.fasciata
28 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e. Mystus Micracanthus (ikan sengering)
Mystus Micracanthus atau ikan sengering Kelompok ikan dalam
marga Mystus sangat beragam, terdiri dari jenis-jenis ikan yang berukuran
kecil sampai sedang. Ikan sengering ditemukan di berbagai tipe habitat,
seperti sungai kecil, rawa, danau, dan sungai besar. Ciri-ciri ikan sengering
memiliki sirip adipose yang hampir menyatu dengan sirip dorsal. Ukuran
sirip adipose lebih lebar dari sirip dorsal Maxilary barbel panjangnya
melampaui lekukan sirip ekor. Ikan sengering sangat mudah didapat
dengan alat tangkapan apapun, karena keberadaan ikan ini di semua
berbagai perairan,di perairan deras, tenang, habitatnya tedapat di dasar air
maupun ditengah-tungai sungai.
Gambar: Mystus Micracanthus (ikan sengering)
Koleksi:gambar ikan sendiri.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Mystus
Spesies : Mystus Micracanthus
29 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f. Cyclocheilichitys Heteronema (ikan kapiat)
Cyclocheilichitys Heteronema atau ikan kapiat dapat ditemukan
di perairan sungai kecil dan sungai besar. Ikan kapiat biasa hidup
doperairan tenang dan bergambut. Ikan ini memiliki ciri bentuk tubuh
pipih dan berwarna putih keperak-perakan atau kuning keemasan, sirip
punggung berwarna merah keperak-perakan. Sirip punggung berwarna
merah dengan bercak hitam pada ujungnya, siripdada sirip perut dan sirip
dubur berwarna merah. Sirip ekor berwarna orange atau merah dengan
pinggiran garis hitam dan putih sepanjang sirip ekor ikan.
Gambar: Cyclocheilichitys Heteronema (ikan kapiat)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Spesies : Cyclocheilichitys Heteronema
30 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
g. Kriptoterus Apogon (ikan lais piar)
Kriptoterus Apogon atau ikan lais piar Ikan lais hidup di sungai
yang termasuk tipe sungai berawa banjiran. Daerah penyebaran ikan ini
di Indonesia adalah di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Jenis ikan yang
dikatakan ikan lais oleh masyarakat adalah jenis-jenis ikan dari famili
Siluridae yang terdiri dari beberapa genus. Diantara genus-genus tersebut
yang mempunyai spesies paling banyak adalah Cryptopterus yaitu terdiri
dari C. bicirrhis, C. schilbeides, C. cryptopterus, C. hexapterus, C.
limpok, C. macrocephalus, C. apogon, C. micronema, C. lais dan C.
mononema. Nama daerah ikan lais ini di Indonesia bermacam-macam
antara lain dikenal dengan nama lais padi, lais tunggul, limpok, padgiat,
mahor, bentilap, lais timah dan lais putih. Ikan Lais hidup pada ekosistem
sungai rawa banjiran. Pada ekosistem ini selama musim penghujan air
terdistribusi ke seluruh dataran (plain), tetapi selama musim kemarau
hanya saluran utama dan bagian perairan yang rendah yang tetap terisi
atau tetap tergenang. Ekosistem ini meliputi saluran sungai, danau
banjiran.
Kelompok Siluridae sering berada pada air yang tenang di
floodplain dan jika mereka pindah ke sungai mereka tinggal di pinggir
yang bervegetasi atau lubuk di dasar sungai pada periode kemarau.
Sebagian besar waktu hidup ikan Siluridae dihabiskan di perairan yang
dicirikan oleh wama perairan coklat tua sampai kehitaman karena adanya
asam humat, pH relatif lebih rendah tetapi transparansinya tinggi.
31 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Kriptoterus Apogon (ikan lais piar)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Siluridae
Genus : Cryptopterus
Species : Cryptopterus Apogon
Ciri-ciri Cryptopterus antara lain adalah tidak bersisik, ujung
belakang lubang hidung di muka pinggiran depan mata. Gigi-gigi pada
tulang mata bajak (dengan satu kecualian) satu tumpuk. Sungut dua
pasang. Sirip punggung rudimenter atau tidak ada. Bersirip perut. Tidak
mempunyai sirip lemak. Sirip dubur sangat panjang.
h. Puntius Lineatus (ikan banir kalumbi)
Puntius Lineatus atau ikan banir kalumbi ikan dari golongan
puntius menyukai kondisi perairan yang agak tenang dan banyak
ditumbuhi vegetasi. Puntius lineatus (ikan banir kalumbi) Sungut pada
32 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
rahang atas pendek atau tidak ada, 5 – 6 garis berwarna pada badan, 18 –
19 sisir saring pada lengkung insang pertama.
Gambar: Puntius Lineatus (ikan banir kalumbi)
Koleksi: gambar ikan sendiri
i. Osteochilus Spilurus (ikan palau)
Osteochilus Spilurus atau ikan palau merupakan habitat aslinya
didaerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28 0C. Ikan palau ini
hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu
deras, seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. ikan ini
mudah berkembang biak menurut aturan air mengalir. ikan ini memakan
planton dan peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air) ikan ini
termasuk ikan yang sangat agresif dalam mencari makanan. Ikan ini
dapat bereproduksi pada usia kira-kira 9 bulan. Bentuk ikan palau ini
hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan palau relatif lebih
kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba.
Osteochilus spilurus atau ikan palau mempunyai warna tubuh hijau abu-
abu.
Ciri-ciri ikan palau terdiri dari punggung gelap dan badan
keputihan. Sirip dorsal, sirip ekor, dan sirip anal berwarna kehitaman,
sedangkan sirip pecoral dan pelvic berwarna kuning kemerahan.
33 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Osteochilus Spilurus (ikan palau)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Species : Osteochius spilurus
Memiliki panjang seluruhnya 15,7 cm, panjang standar 12 cm,
panjang predorsal ± 6 cm, panajng penducle ekor ± 2,8 cm, panjang
dasar sirip punggung ± 4,5 cm, tinggi badan ± 5 cm, tinggi penducle
ekor ± 1,4 cm, memiliki ± 3 jari-jari pungung keras dan 16 jari-jari
lunak, memiliki jari-jari dada ± 26 jari-jari lunak, memiliki jari-jari sirip
ekor ± 25 buah, sirip jari-jari dubur ± 7,5 buah, jumlah sirip jari-jari
perut ± 18 buah, panjang kepala ± 2,5 cm, lebar relatif mata kecil yaitu
± 0,3 cm, panjang hidung ± 1,3 cm, panjang bagian kepala dibelakang
mata ± 1 cm, tinggi bawah mata ± 1 cm, tinggi pipi ± 1 cm, tinggi
kepala ± 2,3 cm, dan panjang mulutnya ± 1 cm.
34 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
j. Hemibagrus Sabanus (ikan baung)
Hemibagrus Sabanus atau ikan baung biasa ditemukan di ssungai
besar dasar pasir hingga lumpur. Ikan baung lebih menyukai area
perairan deras berpasir, ciri-ciri ikan baung barbel terpanjang mencapai
akhir sirip adipose. Sirip adi[ose lebih lebar di bandingkan sirip anal.
Kepala dan ekor berwarna gelap, sedangkan badan berwarna
kekuningan, panjang kepala dibandingkan dengan panjang baku.
Gambar: Hemibagrus Sabanus (ikan baung)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Hemibagrus
Spesies : Hemibagrus Sabanus
35 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
k. Osteochilus microcephalus (ikan habujur)
Osteochilus microcephalus atau ikan habujur ditemukan di perairan
deras dan berpasir, sering juga di temukan area gambut. Ia mendiami
lahan basah air tawar dataran rendah, kanal, dan habitat buatan lainnya,
dan juga berpindah ke hutan, padang rumput, dan ladang yang
tergenang. Ini secara lokal umum dan memancing di perikanan skala
kecil.
Gambar: Osteochilus microcephalus (ikan habujur)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Species : O. microcephalus
Spesies barb ini memiliki warna dasar putih dengan garis hitam
cukup lebar di mid lateral (dari operculum hingga sepanjang linea
lateralis) Sirip berwarna dasar putih sedikit kemerahan pada dorsal ,
caudal dan anal sedangkan pada pectoral dan ventral berwarna kuning -
oranye. Sirip pada dorsal bercabang. Bentuk mulut agak moncong dan
36 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berlemak hal ini dikarenakan spesies ini hanya hidup di arus yang
sangat deras dan juga memakan lumut yang ada di bebatuan sehingga
adaptasi spesies ini membentuk mulut seperti itu untuk menahan
benturan dari batu dan juga fleksibilitas ketika mengambil lumut pada
berbagai macam bentuk pinggiran batu. Spesies ini memiliki sungut
pada bagian mulutnya.(Menurut Kottelat et al,1993)spesies ini memiliki
satu atau tiga tubus keras pada moncongnya. 27 - 35 sisir saring pada
lengkung insang pertama, 16 sisik pada batang ekor. Spesies yang satu
ini merupakan spesies ikan air tawar yang memiliki habitat di sungai
jernih dan berarus deras dengan substrat batu dan kerikil. Biasanya
spesies ini lebih menyukai bagian hulu sungai yang berwarna lebih
cerah.
l. Kryptopterus Cryptopterus (ikan lais pandak muncung )
Kryptopterus Cryptopterus atau ikan lais pandak muncung
ditemukan Ikan lais hidup di sungai yang termasuk tipe sungai berawa
banjiran. Daerah penyebaran ikan ini di Indonesia adalah di
Kalimantan, Sumatera dan Jawa. ikan Lais adalah jenis ikan air tawar
atau sungai yang banyak ditemukan di perairan Kalimantan, Jawa dan
Sumatra. Ikan lais ini merupakan ikan endemik indonesia yang
memiliki nilai ekonomis tinggi.
37 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Kryptopterus Cryptopterus (ikan lais pandak
muncung )
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Siluriformes
Family : Siluridae
Genus : Kryptopterus
Species : K. cryptopterus
Ikan lais pandak muncung Memiliki memiliki ciri-ciri dua pasang
sungut, sungut rahang atas mencapai sirip punggung, memiliki sirip
punggung tereduksi, sirip dada lebih panjang dari pada kepala.
Memiliki sungut rahang atas yang lebih panjang, panjang sungut
rahang atas 10,2 cm ; 51% dari panjang seluruhnya dan memiliki sungut
rahang bawah yang lebih pendek, panjang sungut rahang bawah 1 cm ; 5%
dari panjang seluruhnya. Memiliki tinggi kepala 2,5 cm ; 55,5% dari tinggi
badan. Tinggi badan 6 kali lebih panjang dari diameter mata. Memiliki
mata yang lebar dengan diameter mata 0,7 cm ; 21,9% dari panjang
kepala. Tinggi badan 4,5 cm ; 22,5% dari panjang seluruhnya. Memiliki
38 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
warna badan yang tidak terlalu transparan, badan berwarna putih
kehitaman.
m. Ompok Hypophthalmus (ikan lais janggut)
Ompok Hypophthalmus atau ikan lais janggut biasa ditemukan di
sungai aliran deras dan tenang, Ikan Ompok hypophthalmus dikenal
dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan
disebut lais bantut dan lais. Ikan selais (O. hypophthalmuaI Bleeker, 1846)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Gambar: Ompok Hypophthalmus (ikan lais janggut)
Koleksi: gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriformes
Subordo : Siluroidea
Family : Siluridae
Genus : Ompok
Spesies : O. Hypophthalmus
Memiliki dua pasang sungut yang panjangnya mencapai sirip dubur,
terdapat sedikit bintikbintik gelap disetengah badan atas. Mempunyai
39 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sungut rahang atas dan sungut rahang bawah yang sangat panjang. Sungut
rahang atas mencapai sirip dubur dan sungut rahang bawah mencapai sirip
dada. Panjang sungut rahang atas 13,5 cm ; 65,5% dari panjang
seluruhnya, panjang sungut rahang bawah 8 cm ; 38,8% dari panjang
seluruhnya. Panjang seluruhnya 20,6 cm. Memiliki mata yang lebar
dengan diameter mata 0,8 cm ; 26,7% dari panjang kepala. Panjang kepala
3 cm ; 14,5% dari panjang seluruhnya. Memiliki tinggi badan 3,8 cm ; 5,4
kali lebih pendek dari panjang seluruhnya. Memiliki warna badan yang
tidak terlalu transparan, badan berwarna kekuningan, memiliki sirip yang
transparan.
n. Mystus Singiringan ( ikan ujung atap)
Mystus Singiringan atau ikan ujung atap Ikan ini hidup baik di perairan
yang mengalir maupun yang menggenang. Sebagai predator, senggaringan
terutama memangsa larva serangga, zooplankton, serta ikan-ikan yang
berukuran lebih kecil. Pada musim hujan, ikan ini turut air banjir
menjelajahi hutan riparian dan paya-paya yang tergenang air tinggi; dan
kembali ke sungai manakala banjir menyurut. Senggaringan umum
didapati di bagian hilir sungai-sungai di pesisiran.
Tubuh berwarna abu-abu gelap seragam sirip lemak jauh lebih
panjang daripada sirip anal dan tidak berjarak dari sirip dorsal. Sungut
rahang atas sangat panjang dan mencapai atau melewati awal sirip ekor.
Celah ubun-ubun memanjang hingga ke pangkal taju belakang kepala
Ruas-ruas tulang belakang
40 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar:Mystus Singiringan ( ikan ujung atap)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili :Bagridae
Genus : Mystus
Spesies : M. Singaringan
o. Cyclocheilichthys Apogon (Ikan Keperas)
Cyclocheilichthys Apogon atau Ikan Keperas hidup di sungai dan
rawa dalam hutan. Biasa ditemukan di sngai ukuran sedang hingga
besar dengan aus lemah. Ciri- ciri ikan keperas adalah tidak memiliki
barbel, terdapat titik- titik hitam pada sisik yang membentuk garis
sebanyak 9 garis. Pada bagian tengah badan titiknya besar dan lebih
gelap, terdapat noktah gelap pada pangkal sirip ekor. Tepi mata warna
merah sirip berwarna orange, kecuali sirip pectoral. Jari-jari keras pada
sirip dorsal berperigi. Rasio tinggi badan dibandingkan dengan panjang
baku.
41 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Cyclocheilichthys Apogon (Ikan Keperas)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyclocheilichthys
Spesies : Cyclocheilichthys Apogon
p. Bagrichthys Macracanthus (ikan keling)
Bagrichthys Macrachanthus atau ikan keling Ikan hidup di dasar
perairan berlumpur pada sungai kecil. Ikan keling adalah salah satu
famili dari Bagridae. Mempunyai ciri sungut rahang bawah bagian luar
maupun dalam lurus. Berwarna hitam dengan garis putih sepanjang
gurat sisi. Sirip lemak panjang dan tidak terikat oleh badan bagian
belakang (Kottelat et al., 1993).Setiap ikan mempunyai ukuran yang
berbeda beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan
lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi
kehidupan ikan antara lainmakanan, pH, suhu, dan salinitas, dengan
demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun
42 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda.Ukuran ikan
adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang
lainnya.
Gambar: Bagrichthys Macracanthus (ikan keling)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Siluriformes
Family : Bagridae
Genus : Bagrichthys
Species : B. Macracanthus
q. Rasbora Cephalotaenia (ikan saluang maram)
Rasbora Cephalotaenia atau ikan saluang maram Menghuni aliran
air hitam dan sungai yang terkait dengan rawa gambut hutan purba.
Airnya berwarna cokelat karena pelepasan tanin dan bahan kimia
lainnya yang dilepaskan dengan membusuknya bahan organik dan
substratnya disebarkan dengan daun, ranting, dan cabang yang gugur.
Lingkungan seperti itu secara khas mengandung air yang sangat lunak
43 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(dapat diabaikan), bersifat asam (pH serendah 3,0) dan seringkali redup
karena tajuk hutan di atas. Di sebagian besar Asia Tenggara, biotop ini
terancam oleh perkebunan karet / kelapa sawit, dan kegiatan manusia
lainnya.
Gambar: Rasbora Cephalotaenia (ikan saluang maram)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Subfamily : Danioninae
Genus : Rasbora
Species : R. Cephalotaenia
r. Parachela Oxygastroides (ikan juaro pimping)
Parachela Oxygastroides atau ikan juaro pimping hidup di sungai
dan rawa dalam hutan dengan arus lemah. Ciri-ciri ikan juaro pimping
adalah badan keperakan, mulut menyembul keatas. Punggung agak
datar, lateral line sangat jelas mulai dari operculum melengkung
kebawah hingga pangkal ekor. Sirip ekor berwarna hitam, sirip ekor
lebih panjang dari pada bagian atas dan sirip dorsal kecil.
44 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: Parachela Oxygastroides (ikan juaro pimping)
Koleksi:gambar ikan sendiri
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Parachela
Species : P. Oxygastroides
a) Parameter Perairan
1) Suhu
Suhu merupakan faktor fisika yang penting dimana-mana.
Kenaikan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimiawi. Setiap perubahan
suhu cenderung untuk mempengaruhi banyak proses kimiawi yang
terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang,
karenanya juga mempengaruhi pola kehidupan biota secara
keseluruhan. Suhu sangat mempengaruhi pola kehidupan organisme
perairan, seperti distribusi, komposisi, kelimpahan dan mortalitas.
Suhu air permukaan diperairan Nusantara kita umumnya
bekisar antara 28 sampai 31◦C. Suhu air bisa turun sampai sekitar
25◦C. Ini disebabkan karena air yang dingin dari lapisan bawah
terangkat keatas. Suhu air di dekat pantai teratas, lapisan termoklin
45 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ditengah dan lapisan dingin sebelah bawah (Agustono dan Manan,
2014, hal. 46). Parameter yang cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bivalvia salah satunya adalah suhu.
Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktofitas biologis
fisiologis di dalam suatu ekosistem perairan, sangat dipengaruhi
(Piyanti, 2012, hal. 31).
Suhu pada perairan sungai Air Hitam pada stasiun satu sesuai
dengan hasil pengukuran suhu di lokasi penelitian yaitu sebesar 31◦C,
sedangkan stasiun dua sbsar 32◦C dan pada stasiun tiga sebesar 29◦C.
Kondisi ini sesuai dengan baku mutu kehidupan ikan yang memiliki
suhu optimum berkisar 25-32.5◦C (Anggraini, 2017, hal. 23).
2) Salinitas
Keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi
jasad-jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan
keanekaragaman tekanan osmotik. Perubahan salinitas akan
mempengaruhi biota laut melalui dua cara. Pertama, karena didaerah
pasang surut terbuka pada saat pasang turun dan kemudian digenangi
air laut atau aliran akibat hujan lebat, akibatnya salinitas akan sangat
turun. Kedua ada hubungannya dengan genangan pasang surut.
Kenaikan salinitas terjadi ketika jika penguapan tinggi pada siang hari.
3) Ph (Derajat Keasaman)
Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat
besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja pada
pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga.
Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar
CO₂ yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. Menurut
Suhartono (2011, hal. 51) Ph permukaan laut Indonesia padaumumnya
antara 6,0-8,5. Perubahan nilai pH mempunayai akibat buruk terhadap
kehidupan biota.
Nilai pH air yang ditemukan dalam lokasi penelitian ini
kisaran 6 dan 5. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme pada
46 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
umumnya antar 7-8,5. Kondisi perairan yang sangat asam maupun
sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme
karena akan menyebabkan kelangsungan hidup ikan karena akan
menyebabkan terjadinya gangguan kelangsungan ikan (Fahrezi,
Mulya, dan Leoniland, 2011, hal. 82). Berdasarkan hasil pengukuran
diatas menunjukkan bahwa kondisi perairan tempat hidup dan
berkembang biak Pisces dalam kisaran pH asam dan basa.
Table IV. II.
Hasil Pengukuran Parameter Perairan Antar Stasiun
Parameter Satuan
Unit
Hasil Uji
1 2 3 4
pH mg/l 6.84 6.66 6.46 6.33
Salinitas Ppm NaCI 101.4 360.1 167.6 679.3
4) Substrat
Substrat yang mendominasi kawasan Air Hitam yaitu berpasir
dan lumpur berpasir. Kondisi substrat sangat menguntungkan bagi
biota-biota yang mendominasi kawasan tersebut.
2. Keanekaragaman Jenis Pisces
Keanekaragaman jenis suatu spesies bila dapat diketahui,
menunjukkan bahwa dalam komunitas terjadi interaksi yang tinggi antar
spesies (Mardiyanti, 2013, hal. 25), namun dari hasil penelitian di kawasan
sungai Air Hitam indeks keanekaragaman jenis Pisces (H’) pada masing-
masing stasiun pengamatan terkategori rendah seperti seperti pada table
IV.III (nilai H’ <1 maka keanekaragaman jenis Pisces terbilang rendah),
(Fachrul, 2012, hal. 118) Table IV. III.
47 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel.4.3. Keanekaragaman Spesies Pisces dikawasan sungai Air
Hitam
Stasiun Spesies Pisces Keanekaragaman
(H’)
Ulangan
(1) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
• Parachela
Oxygastroides
2,78
Ulangan
(2) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
2,69
48 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
• Parachela
Oxygastroides
Ulangan
(3) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
• Parachela
Oxygastroides
2,81
Ulangan
(4) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
2,69
49 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
• Parachela
Oxygastroides
Ulangan
(5) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
• Parachela
Oxygastroides
2,83
Ulangan
(6) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
2,76
50 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus
Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys
Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora
Chephalotaenia
Parachela
Oxygastroides
Dari table di atas dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan
terhadap keanekaragaman Pisces di sungai Air Hitam Kabupaten Sarolangun
pada Ulangan 1 adalah 2,78, pada Ulangan 2 adalah 2,69, pada Ulangan 3
adalah 2,81, pada Ulangan 4 adalah 2,69, pada Ulangan 5 adalah 2,83, pada
Ulangan 6 adalah 2,76. Besar indeks keanekaragaman tertinggi yaitu pada
Ulangan 5 yang berada di daerah sungai dengan kondisi berlumpur. sedangkan
indeks keanekaragaman terendah pada Ulangan 2 dan 4 yang berada di daerah
berpasir.
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi Kelurahan Nipah Panjang yang
di lakukan pada 4 stasiun pengambilan sampel, kepadatan merupakan jumlah
individu dibagi dengan jumlah total area atau jumlah individu per satuan luas.
Sebagaimana dapat dilihat pada Table IV.III, di mana dapat dilihat bahwa
kepadatan tertinggi pada stasiun 1 adalah spesies Mystus gulio.
51 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel.4.4. Tabel ulangan tiap-tiap stasiun
No Spesies
Ulangan
Jumlah 1 2 3 4 5 6
1 Osteochilus Triporos 2 3 1 2 1 1 10
2 Puntius Brevis 2 2 2 3 1 1 11
3 Leiocassis Micropogon 1 1 1 2 1 2 8
4 Pristolepis Fastiaca 1 1 1 1 1 1 6
5 Mystus Micracanthus 1 2 2 1 2 1 9
6 Cyclocheilichitys Heteronema 1 1 1 1 2 1 7
7 Kryptoterus Apogon 1 1 1 1 2 1 7
8 Puntius Lineatus 2 1 1 1 1 1 7
9 Osteochilus Spilurus 1 1 1 1 1 1 6
10 Hemibagrus Sabanus 1 1 1 1 2 1 7
11 Osreochilus Microchepalus 1 1 1 1 2 1 7
12 Kryptopterus Cryptopterus 1 1 1 1 1 1 6
13 Ompok Hypophthalmus 1 1 1 1 1 1 6
14 Mystus Singiringan 2 2 2 1 1 3 11
15 Cyclocheilichthys Apogon 1 0 0 0 2 0 3
16 Bagrichthys Macrachanthus 0 0 0 0 2 1 3
17 Rasbora Chephalotaenia 1 1 2 2 2 2 10
18 Parachela Oxygastroides 1 1 1 1 1 1 6
Total 21 21 20 21 26 21 130
Dari table di atas dapat diketahui bahwa stasiun 5 lebih mendominasi
jumlah Pisces dibandingkan stasiun 2, stasiun 3 stasiun 4 dan 6, ini
dikarenakan kondisi air pada waktu penelitian banjir jadi kemungkinan
ikan-ikan menyebar ke area perbanjiran tersebut. Keanekaragaman jenis
merupakan parameter yang digunakan dalam mengetahui suatu komunitas,
parameter ini mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan dalam suatu
komunitas. Ekosistem dengan keanekaragaman rendah adalah tidak stabil
dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar dibandingkan dengan
ekosistem yang memiliki keanekaragaman yang tinggi (Boyd, 1999, hal.
36).
52 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Dominasi Pisces
Pada suatu komunitas sering dijumpai spesies dominan, spesies
dominan menyebabkan keragaman jenis pada sepesies yang ada. Suatu
lingkungan yang stabil dicirikan oleh kondisi yang seimbang dan
mengandung kehidupan yang beranekaragam tanpa ada suatu spesies yang
dominan (Odum, 1971, hal. 24). Menurut Krebs (1972, hal. 694),
ekosistem yang baik mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang
tinggi dan penyebaran jenis individu yang hampir merata di setiap
perairan. Perairan yang tercemar pada umumnya kekayaan jenis relatif
rendah dan di dominasi oleh jenis tertentu. Dalam hasil penelitian
keberadaan spesies Pisces di kawasan sungai Air Hutam pada masing-
masing stasiun pengamatan terkategori relatif rendah dan di dominasi oleh
jenis tertentu seperti pada Table IV.V. (indeks dominasi antara 0,415-
0,485, semakin nilai C maka dominasi suatu jenis organisme kecil, jika
nilai C = 1 domenasi maka dominasi suatu organisme tinggi).
Tabel.4.5.Tabel Dominansi pisces
Stasiun Spesies Pisces Dominansi
(C)
Ulangan
(1) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
53 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
Ulangan
(2) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
0,02
0,01
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
Ulangan
(3) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
0,00
0,01
0,00
0,00
0,01
54 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,01
0,00
Ulangan
(4) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
0,01
0,02
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
Ulangan
(5) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,01
0,01
55 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
0,00
0,00
0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
0,01
0,01
0,01
0,00
Ulangan
(6) • Osteochilus Triporos
• Puntius Brevis
• Leiocassis Micropogon
• Pristolepis Fastiaca
• Mystus Micracanthus
• Cyclocheilichitys
Heteronema
• Kryptoterus Apogon
• Puntius Lineatus
• Osteochilus Spilurus
• Hemibagrus Sabanus
• Osreochilus
Microchepalus
• Kryptopterus Cryptopterus
• Ompok Hypophthalmus
• Mystus Singiringan
• Cyclocheilichthys Apogon
• Bagrichthys
Macrachanthus
• Rasbora Chephalotaenia
• Parachela Oxygastroides
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,02
0,00
0,00 0,01
0,00
56 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Pembahasan
1. Jenis ikan
Jenis pisces yang berada di Sungai Air Hitam Kecamatan Air Hitam
ditemukan 18 spesies ikan yakni 9 dari famili Cyprinidae dan 5 dari famili
Bagridae dan 1 dari famili Nandidae dan 3 dari famili Siluridae yang
masing-masing ditemukan pada pos penangkapan yang sama dan ada juga
pos yang berbeda dengan jumlah keseluruhan mencapai 130 individu
pisces yang ada.
2. Keanekaragaman Pisces
Keanekaragaman hayati merupakan variabilitas antar mahluk hidup
dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem perairan dan
kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di antara
spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa
suaka alam, suaka marga satwa, taman nasional, hutan lindung, dan
sebagian lagi untuk kepentingan budidaya plasma nutfah yang
dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi perlindungan bagi
keanekaragaman hayati (Mardiasturi, 2011, p. 4).
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua kehidupan di
atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta
berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman system
ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan
keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal
dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem
perairan lainnya. Itu artinya keanekaragaman hayati mencakup semua
bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti
jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia
(Triyono, 2013, p. 12).
Dari hasil penelitian identifikasi ikan yang pernah saya baca
sebelumnya, sampel yang didapatkan tidak terlalu banyak akan tetapi
jumlah individunya lebih banyak dari pada jumlah individu dari hasil
penelitian saya. Perbedaan jumlah individunya juga dipengaruhi keadaan
57 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sungainya, habitatnya, dan pH airnya. Misalnya di kawasan hutan
mangrove, Keberadaan spesies Pisces di kawasan Hutan mangrove
Kelurahan Nipah Panjang masing-masing pengamatan terkategori relatif
rendah dan di dominasi oleh jenis-jenis tertentu. Cara penelitiannya sama
menggunakan stasiun, sedangkan di stasiun di dalam penelitian saya
tingkat dominasinya lebih rendah dari penelitian orang lain. Di sungai Air
Hitam Kabupaten Sarolangun tempat penelitian saya, di setiap stasiun
paling tinggi dominasi ikannya itu hanya 3 itu Cuma beberapa spesies saja,
sedangkan di tingkat terendahnya adalah 1 bahkan tidak ada sama sekali
pada beberapa stasiun, ini menandakan rendahnya dominasi spesies ikan di
sungai Air Hitam tempat penelitian saya.
58 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Sungai Air Hitam
Kabupaten Sarolangun dapat disimpulkan bahwa terdapat delapan spesies jenis
Pisces Nilai indeks keanekaragaman Pisces terbilang rendah dengan 2,83.
Sedangkan Setiap stasiun pengamatan dominasi oleh satu spesies sehingga indeks
dominasi spesies pada tiap stasiun pengamatan tergolong rendah, dari yang
tertinggi terdapat 3 spesies itupun tidak semua stasiun sama, sampai tingkat yang
terendah pada stasiun hanya 1 spesies terdapat di setiap stasiun. Jadi, indeks
dominansi pisces di sungai Air Hitam Kabupaten Sarolangun terbilang sangat
rendah dibanding di tempat lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil yang didapatkan, untuk selanjutnya perlu dilakukan usaha
konservasi terhadap spesies Pisces di kawasan sungai Air Hitam
Kabupaten Sarolangun.
2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
mengenai keanekaragaman jenis Pisces di kawasan sungai Air Hitam
Kabupaten Sarolangun.
3. Perlu adanya identifikasi terhadap spesies-spesies Pisces lain yang ada di
di kawasan sungai Air Hitam Kabupaten Sarolangun.
59 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur atas kehadiran Allah SWT,
berkat nikmat kesehatan dan karunia ilmu pengetahuan, yang telah menuntun
kehidupan kita tetap berada pada jalan-Nya, akhirnya karya tulis berupa Skripsi
ini selesai. Walaupun kandungannya sangat sederhana dan isinya masih dangkal
dipahami, namun demikianlah kemampuan penulis yang bisa terjangkau. Penulis
sangat menyadari jauh dari kesempurnaan dan belum pantas dibanggakan. Untuk
menuju kesempurnaan dalam penulisan Skripsi ini, agar dapat memberikan
masukan berupa kritik dan saran, supaya skripsi ini lebih baik dan benar. Atas
kritik dan saran yang diberikan, penulis ucapkan ribuan terimakasih, selanjutnya
pada pihak yang telah banyak membantu dalam proses penulisan Skripsi ini,
penulis hanturkan terimakasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal. Amin, semoga Skripsi ini bermanfaat.
60 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia. Azizah. 2015. Keanekaragaman Jenis Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Danau Sipin Kota Jambi. (Skripsi yang tidak diterbitkan,
2015)
Nurudin. Febrian Achmad. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai
Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. On
line at http//: Achmad Febrian Blog.com. [akses tanggal 2 April
2016 jam 20:22 WIB]. (Skripsi yang diterbitkan, 2013)
Odum. E P. 1996 . Dasar – Dasar Ekologi : edisi ketiga. Yogyakarta :
Gadja Mada University Prees.
Reny Safita. 2014. Zoologi Vertebrata. Media Kreativa Yokyakarta
Risna. 2015. Keanekaragaman Jenis Ikan Lele (Clarias sp) di Danau Sipin
Kota Jambi. (Skripsi yang tidak diterbitkan, 2015)
Kottelat M. Anthony J. W. Sri Nurani K & Soetikno W. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta : Periplus
Editios (HK)
Kottelat, M., AJ Whitten, SN Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo , 1993.)
BIODIVERSITAS Volume 19, Number 1, January 2018 E-ISSN: 2085-4722
Pages: 85-92 Diversity and longitudinal distribution of freshwater fish in Klawing
River, Central Java, Indonesia. Manuscript received: 10 July 2017. Revision
accepted: 2 December 2017.
International Journal of Science and Technology Fish Species Composition and
Diversity of Small Riverine Ecosystems in the Lake Victoria Basin, Kenya.
Volume 2 No.9, September 2012
http:///D:/jurnal%20ikan/111842-ID-jenis-jenis-ikan-pisces-di-sungai-sangki.pdf
http:///D:/jurnal%20ikan/33997-241-66928-1-10-20170912.pdf
http:///D:/jurnal%20ikan/325-938-1-PB.pdf
61 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ahmad Dairobi
CURRICULUM VITAE 082377694522
DATA PRIBADI
Nama : Ahmad Dairobi
Tempat Tanggsl Lahir : Sarolangun, 26 September 1995
Alamat : Sarolangun Jl Pauh Bukit Suban
Kec. Air Hitam Desa Baru RT 06 RW 03
Email : [email protected]
No. Telpon : 082377694522
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 168 Cm/ 65 Kg
Kewarganegaraan : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
Formal :
1. Mahasiswa S1 Jurusan Tadrsi Biologi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguuan,
Univertsitas Islam Negeri Sultan Staha Saifuddin Jambi : 2014-12019
2. SMA/ MA : MAS AS’AD KOTA JAMBI, 2011-2014
3. SMP/MTS : MTSs SAROLANGUN, 2008-2011
4. SD/MI : SDN 97 SAROLANGU/VII, 2002-2008
PENGALAMAN AKADEMIS
1. Menjadi Sekjen BPH HMJ Tadris Biologi : 2016-2017
2. Seminar Nasional Mipa & Pmipa Di Grand Hotel Jambi, Pengembangan
Ethnopaedagogy Dan Sains Terapan Dalam Menggali Kemandirian Serta
Profesionalitas Civitas Akademika : 26 November 2016