Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Disampaikan pada : Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
tanggal, 25 Maret 2014
1
RIWAYAT HIDUP NAMA : SYAHRIN ABDURRAHMAN,SE
JABATAN : DIREKTUR JENDERAL PSDKP
NIP / PANGKAT GOL
: 19540706 201009 1 001 /
Pembina Utama IV e
PANGKAT TERAKHIR TNI-AL : Laksamana Muda (Laksda)
TEMPAT, TGL LAHIR : Lampung, 6 Juli 1954
TELEPON (KANTOR / HP) : 021 - 3500087
RIWAYAT PENUGASAN :
1. Komandan KRI berbagai jenis
2. Komandan Lanal Sabang
3. Komandan Satuan Kapal Cepat
4. Kaopsjar Seskoal
5. Komandan Kolat Armabar
6. Wadan Lantamal X / JPR
7. Sekdisdikal Mabes-AL
8. Komandan Pusdik Opsla
9. Komandan Lantamal VII/NTT
10. Kepala Staf Koarmatim
11. Dirtap Konsis & Sisnas Debid Taplai Bangsa
LEMHANNAS RI
12. Tenaga Ahli Pengajar Bidang Hankam
LEMHANNAS RI
13. Direktur Jenderal PSDKP
2
TANDA JASA/BINTANG PENGHARGAAN
1. SATYALENCANA SEROJA
2. SATYALENCANA KESETIAAN VIII TAHUN
3. SATYALENCANA KESETIAAN XVI TAHUN
4. SATYALENCANA KESETIAAN XXIV TAHUN
5. SATYALENCANA KESETIAAN XXXII TAHUN
6. SATYALENCANA DHARMA SAMUDRA
7. SATYALENCANA DWIDYA SISTHA
8. SATYALENCANA DHARMA NUSA
9. SATYALENCANA SANTI DHARMA
10.GOM VII ACEH
11.THE UNITED NATIONS MEDAL PBB
12.BINTANG JALASENA NARARYA
13.BINTANG YUDHA DHARMA NARARYA
LANJUTAN
3
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
BKIPM
Menteri
Kelautan dan Perikanan
Sekretaris
Jenderal
Inspektur Jenderal
Dirjen Perikanan Tangkap
Dirjen Perikanan Budidaya
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan
Dirjen Kelautan, Pesisir dan
pulau-Pulau Kecil
Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan
Badan Penelitian dan
Pengembangan KP
Badan Pengembangan
SDM KP
STAF AHLI
STAF AHLI
STAF AHLI
STRUKTUR ORGANISASI KKP
4
OUTLINE
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 1.
RANCANGAN AWAL ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015-2019
2. TANTANGAN DAN PERMASALAHAN
4.
3. PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014
5
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
1.
6
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laut Indonesia:
•17.504 (13.466 pulau sudah dibakukan)
•¾ wilayah Indonesia adalah lautan Daratan 1,91 juta km2 (23,32%) : Lautan 6,28 juta km2 (76,68%)
•Panjang pantai 104.000 km
*) Sumber : Timnas Pembakuan Nama Rupa Bumi 2010 dan Bakorsurtanal 2006 7
POSISI GEO-STRATEGIS
• Kurang lebih 40% lalu lintas perdagangan barang dan jasa yang diangkut kapal melintasi perairan Indonesia (termasuk 20% oil demand melalui selat Malaka)
• 70% produksi minyak dan gas nasional berasal dari wilayah pesisir dan lautan (offshore).
• Sumberdaya hidrokarbon, khususnya minyak dan gas yang tersedia di 60 titik cekungan (masih sangat besar).
8
LINGKUNGAN STRATEGIS PERIKANAN
• Berkontribusi didalam mendukung pemenuhan kebutuhan protein hewani yang lebih sehat dan mudah diperoleh
• Peningkatan Kebutuhan Gizi masyarakat • Ikan berkontribusi lebih dari 50% dari
keseluruhan intake protein hewani
Ikan sebagai Sumber Asupan Protein dan
Gizi Masyarakat
• Semakin meningkatnya kesadaran global terhadap konsumsi jenis makanan yang lebih sehat
• Semakin bertambahnya kelas menengah yang memiliki life style menyukai makanan berasal dari seafood
Trend Konsumsi Ikan Dunia Semakin
Meningkat
9
Perbandingan Konsumsi Protein (Gr/kap/hari)*
Sumber Data Susenas 2005-2009
Rank Country Score/100 World Rank
1 New Zealand 82,1 11
2 Japan 81,0 13
3 Australia 80,4 14
4 South Korea 76,9 22
5 Malaysia 63,7 32
6 China 61,9 37
7 Thailand 57,4 43
8 Vietnam 49,4 56
9 Philippines 46,6 61
10 Indonesia 45,8 64
11 Myanmar 36,4 78
12 Cambodia 30,1 87
Indeks Ketahanan Pangan 2012 (Asia Timur dan Pasifik)*
Based on: 1. Affordability 2. Availability 3. Quality & Safety
*Sumber. Economic Intelligent Unit, The Economist. Date of
release: October 17, 2012
KONSUMSI IKAN DALAM NEGERI DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
10
PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DUNIA
No. Negara Produksi Perikanan (ribu ton)
2010 2011 1. China 15,417.0 15,772.1 2. Peru 4,261.1 8,248.5 3. Indonesia 5,380.2 5,707.7 4. Amerika 4,426.0 5,153.5 5. India 4,689.3 4,301.5 6. Rusia 4,069.6 4,254.9 7. Jepang 4,069.1 3,761.2 8. Myanmar 3,063.2 3,333.0 9. Chile 2,679.7 3,063.4 10 Vietnam 2,414.4 2,502.5
Sumber: FAO, 2012
Indonesia peringkat ke-3
No. Negara Produksi Perikanan (ribu ton)
2010 2011
1. China 36.734 38.621
2. India 3.786 4.573
3. Vietnam 2.672 2.846
4. Indonesia 2.305 2.718
5. Bangladesh 1.309 1.524
6. Norway 1.286 1.139
7. Thailand 1.008 1.008
8. Egypt 920 987
9. Chile 701 955
10 Myanmar 851 817
PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DUNIA
Indonesia peringkat ke-4
Keterangan: Produksi di luar rumput laut Sumber: FAO, 2012
POSISI PRODUKSI PERIKANAN INDONESIA DI DUNIA
11
LINGKUNGAN STRATEGIS KELAUTAN
EKONOMI: Potensi wilayah laut yang luasnya 70% dari luas wilayah Indonesia belum termanfaatkan secara optimal
• Potensi perikanan belum dimanfaatkan secara optimal dari jumlah tangkap yang diperbolehkan 5,8 juta ton/tahun, dan masih adanya kapal perikanan asing secara illegal masuk ke perairan Indonesia
• Potensi biodiversity untuk pemanfaatan keekonomian (bioprospect dan wisata bahari) yang belum optimal
• Masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil masih miskin belum banyak tersentuh dalam pelayanan dasar dan kebutuhan dasar serta kesempatan ekonomi
EKSISTENSI:
a. Penyelesaian batas wilayah laut dengan 9 negara tetangga
b. Dari 17.504 pulau di Indonesia, baru terdaftar ke PBB sebanyak 13.466 pulau di tahun 2012. Dan sisanya harus selesai tahun 2017.
c. Eksistensi RI di 92 pulau terluar (31 berpenghuni)
12
No Kawasan Konservasi Jumlah
Kawasan Luas
(juta Ha)
A
Inisiasi Kemenhut (Taman Nasional Laut, Taman Wisata Alam Laut, Suaka Margasatwa Laut, Cagar Alam Laut)
32 4,69
B
Inisiasi KKP dan Pemda (Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kawasan Konservasi Perairan Daerah)
76 11,09
Jumlah Total 108 15,78
• Komitmen Indonesia dalam hasil pertemuan Convention on Biological Diversity (CBD) tahun 2006 luas kawasan konservasi perairan adalah 20 juta pada tahun 2020
• Tahun 2015-2019: peningkatan luas kawasan konservasi laut sebesar 4,2 juta ha
BIODIVERSITY LAUT
Luasan terumbu Karang Indonesia : 85.000 km2
Lokasi Jumlah
Titik Sangat
Baik (%) Baik (%)
Cukup (%)
Kurang (%)
Barat 439 5,47 27,56 33,94 33,03 Tengah 274 5,11 30,29 44,89 19,71 Timur 272 5,88 17,28 34,19 42,65 Indonesia 985 5,48 25,48 37,06 31,98
13
TANTANGAN DAN PERMASALAHAN
2.
14
DINAMIKA EKONOMI GLOBAL, POSISI EKONOMI
NASIONAL TERKINI, DAN PEKERJAAN RUMAH
EKSTERNAL INTERNAL
15
INTEGRASI EKONOMI & PASAR TERBUKA
16
MODALITAS KITA
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Alam
Letak Geografis dan Maritim (Geo Strategis)
Negara Demokrasi
Terbesar ke-3 di Dunia
1
2
3
4
17
18
19
BIDANG PERIKANAN
ISU TANTANGAN
Infrastruktur Produksi yang Belum Optimal
• Armada penangkapan didominasi oleh nelayan kecil dan kapal tanpa motor/motor<5 GT (89,45% dari total armada tangkap Indonesia,
• Pelabuhan (i) Sebaran pelabuhan tidak merata pada daerah fishing ground (ii) Pengelolaan pelabuhan perikanan belum berjalan baik : sistem informasi dan manajemen operasional pelabuhan perikanan masih belum optimal dan belum profesional, kualitas pendataan, peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan pengelolaan pelabuhan; (iii) pelabuhan yang idle tidak termanfaatan dengan baik; (iv) Konektivitas antarpelabuhan belum berjalan dengan baik
• Masih terbatasnya lahan yang dipakai untuk kegiatan budidaya, dibandingkan potensi terdata (6,28% dari total potensi lahan)
• Keterbatasan pengembangan budidaya laut (marikultur dan budidaya air payau) dibanding potensinya
• Lemahnya akses permodalan, akses pasar, dll dalam rangka pengembangan usaha
20
ISU TANTANGAN
Terbatasnya Sumber Daya Ikan • Perlunya updating stock dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (MSY dan TAC) serta pengukuran daya dukung lingkungan terkait pengembangan perikanan budidaya
• Perlunya peningkatan pemanfaatan perairan umum daratan
Persoalan Input Produksi • Tingginya harga pakan sangat mempengaruhi tingginya biaya produksi menigingat harga pakan mencapai sekitar 60% dari biaya produksi), selama ini dipenuhi melalui import pengembangan usaha pakan lokal
• Tidak optimalnya pemenuhan kebutuhan BBM bersubdisi untuk armada tangkap
Rendahnya nilai tambah produk kapasitas industri pengolahan perikanan
• Produk kelautan dan perikanan masih dipasarkan dalam bentuk primer, belum diolah dan memiliki nilai tambah kecil
• Terlalu banyak komoditas yang dikembangkan tanpa prioritas yang jelas,
• Sebagian besar industri perikanan merupakan industri kecil dan industri primer yang nilai tambah yang dihasilkan masih relatif kecil
• perkembangan industri cenderung di pulau jawa sementara bahan baku sebagian besar di luar jawa, sehingga kontinuitas supply sering terjadi
• pada umumnya bekerja dibawah kapasitas karena bahan baku yang fluktuatif dan musiman serta tidak adanya jaminan akan ketersediaan bahan baku
Rendahnya Kesejahteraan Pelaku Perikanan
• Problem struktural dan fungsional sosial ekonomi masyarakat perikanan (kemiskinan) yang masih tinggi
Lanjutan..
21
ISU TANTANGAN
Ekonomi kelautan • Masih banyak pulau-pulau kecil yang belum terkelola dan dimanfaatkan secara optimal
• Peraturan tentang perijinan/investasi pulau-pulau kecil dan pesisir untuk wisata bahari belum jelas
Tata kelola laut • Tata ruang laut belum diatur dan rencana zonasi pesisir (amanat UU No 27/2007 dan perubahannya) belum selesai disusun
Keamanan laut • Perundingan batas laut dengan beberapa negara masih belum selesai, terutama dengan 9 negara tetangga
• Masih maraknya praktek Illegal fishing • Jumlah hari layar kapal pengawas masih sangat terbatas (hari 90
hari per tahun)
SDM dan Iptek Kelautan
• Kualitas dan kuantitas SDM kelautan yang belum optimal • Kelembagaan pendidikan dan pelatihan • Peningkatan inovasi dan sosialisasi iptek kelautan yang tepat guna.
BIDANG KELAUTAN
22
PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
2010-2014
3.
23
V I S I PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
M I S I 1. MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA KELAUTAN
DAN PERIKANAN 2. MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN PERIKANAN 3. MEMELIHARA DAYA DUKUNG DAN KUALITAS LINGKUNGAN
SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
VISI DAN MISI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
V I S I (RPJMN 2010-2014)
INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN
24
KERANGKA KERJA PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010-2014
VISI dan MISI
Pengelolaan Sumber Daya Ikan
Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pengembangan Sistem Produksi
Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
Pengembangan industri pengolahan
Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
Pengelolaan dan Pengembangan
Konservasi
Pengelolaan Sumberdaya Laut, Peisisir dan PPK
Penyelesaian Tindak Pidana
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Pengembangan dan Pembinaan
Pengembangan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan keamanan
Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Kelautan dan Perikanan
Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Pengembangan Sumberdaya Manusia
Kelautan dan Perikanan
Pengawasan Akuntabilitas
Aparatur
Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur
Pembinaan dan Koordinasi
Peningkatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan
Minapolitan
Industrialisasi
Blue economy
MINAPOLITAN
INDUSTRIALISASI
BLUE ECONOMY
MP3KI/PKN
MP3EI
LUMBUNG IKAN
P4B
GENDER
DIREKTIF PRESIDEN
DAYA SAING
Pertumbuhan PDB
Produksi Perikanan dan
Garam
NTN/ Pembudidaya
Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Negeri
Nilai Ekspor Komoditas Perikanan
Jumlah Kasus Penolakan Ekspor
Luas Kawasan Konservasi
Jumlah Pulau-Pulau Kecil
Bebas IUU Fishing
IKU PROGRAM KEGIATAN SINERGI KEBIJAKAN
MAINSTREAMING HASIL
BERKELANJUTAN
KESEJAHTERAAN
VISI dan MISI
25
Pengembangan Kawasan Minapolitan melalui
Sinergi Lintas Kementerian/Lembaga
• Komoditas Unggulan • Letak Geografis
• Komitmen Daerah • Sistem dan Mata Rantai
Hulu-Hilir • Kelayakan Lingkungan • Fasilitas Pendukung
- Peningkatan produksi dan nilai
tambah produk
- Pengembangan kawasan ekonomi KP untuk menggerakkan
ekonomi di daerah
Peningkatan pendapatan
nelayan, pembudidaya dan pengolah
ikan
MINAPOLITAN pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan
pendekatan sistem dan manajemen kawasan dengan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi
26
BASIS KEBIJAKAN MINAPOLITAN
KEBIJAKAN MINAPOLITAN
Pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah untuk kesejahteraan rakyat dengan konsepsi minapolitan Pengembangan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah dengan akselerasi peningkatan produksi perikanan
BASIS KEBIJAKAN MINAPOLITAN
• Ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah: indonesia dibagi menjadi sub – sub wilayah pengembangan ekonomi berdasarkan potensi sda, prasarana dan geografi
• Kawasan ekonomi unggulan- minapolitan : setiap propinsi dan kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa kawasan ekonomi unggulan bernama minapolitan
• Sentra produksi: setiap kawasan minapolitan terdiri dari sentra-sentra produksi perikanan dan kegiatan lainnya dengan keragaman usaha yang saling terkait
• Unit produksi/usaha: setiap sentra produksi terdiri dari unit-unit produksi/pelaku-pelaku usahasaerikanan
27
Percepatan Kebijakan MINAPOLITAN sebagai Basis
INDUSTRIALISASI KP
PRINSIP – PRINSIP INDUSTRIALISASI
MODERNISASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK
BERNILAI TAMBAH
Kemajuan sektor perikanan dapat dipercepat dengan modernisasi sistem produksi yang mampu meningkatkan produk bernilai tambah berkualitas tinggi
INTEGRASI SISTEM PRODUKSI HULU DAN HILIR BERORIENTASI PASAR DAN
KEMITRAAN USAHA
Agar kuat, berkualitas dan kompetitif industrialisasi perikanan akan diikuti dengan penguatan struktur industri, yaitu peningkatan jumlah dan kualitas industri perikanan dan pembinaan hubungan antar entitas sesama industri, industri hilir dan hulu, industri besar, menengah dan kecil, serta hubungan antara industri dengan konsumen pada semua tahapan value chain
BERBASIS WILAYAH DAN SISTEM MANAJEMEN
KAWASAN
Kebijakan industrialisasi perikanan dilaksanakan berbasis wilayah dan sistem manajemen kawasan, yaitu berdasarkan pada distribusi sumberdaya alam di wilayah-wilayah potensial dan dengan sistem manajemen sentra-sentra produksi potensial dan sesuai dengan prospek pertumbuhannya di masa depan
BERKELANJUTAN
Industrialisasi perikanan akan dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan berjangka panjang
28
Proses perubahan sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas, dan skala produksi sumberdaya kelautan dan perikanan melalui : modernisasi yang didukung dengan arah kebijakan
terintegrasi antara kebijakan ekonomi makro pengembangan infrastruktur Pengembangan sistem usaha dan investasi Pengembangan IPTEK dan SDM
untuk kesejahteraan rakyat
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
29
1. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan yang berdaya saing tinggi berorientasi pasar,
2. Mempercepat pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan melalui modernisasi sistem produksi dan manajemen,
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TUJUAN
30
Nilai Tambah
dan Daya Saing
Penataan dan pengembangan
kawasan dan sentra produksi
Komoditas dan produk unggulan
IPTEK dan SDM
Mutu dan keamanan produk
Konektivitas dan
infrastruktur
Usaha dan investasi
Pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
PENDEKATAN INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
31
Industrialisasi Bidang Perikanan Tangkap
Tuna Tongkol dan Cakalang [TTC] Udang dan Pelagis Kecil
PPN Palabuhan Ratu
PPS Nizham Zachman
PPS Bungus
PPS Bitung
PPN Ambon
PPN Tual
PPP Sorong
PPP Merauke
PPP Tamperan
PPN Sibolga
PPS Belawan
Industrialisasi Bidang Perikanan Budidaya
33
Komoditas : Udang
Komoditas : Bandeng
Industrialisasi Bidang Perikanan Budidaya
Industrialisasi Usaha Garam Rakyat
35
Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
ASAL KAPAL PERIKANAN ILEGAL DI WPP-INDONESIA
• Tanpa dokumen izin
• Memiliki izin tapi melanggar ketentuan: alat tangkap, fishing ground, port of call
• Pemalsuan dokumen
• Manipulasi persyaratan (DC, Bill of sale)
• Transhipment di laut, tidak melapor di PP
• Double flagging deletion certificate
Ukuran lingkaran menunjukkan tingkat pelanggaran
Thailand, Viet Nam, Malaysia,
PRC, Taiwan Philippines
Thailand, Taiwan &
PRC
FOCAL AREA IUU FISHING
1. TERINTEGRASI (interconnected): Integrasi ekonomi dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi, kebijakan pusat, daerah dan lintas sektor
2. BERBASIS KAWASAN: Kawasan ekonomi potensial dan lintas batas ekosistem, wilayah administratif, dan sektor
3. SISTEM PRODUKSI BERSIH Sistem produksi efisien tanpa limbah: bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan
4. INVESTASI KREATIF DAN INOVATIF Penanaman modal dan bisnis dengan model Blue Economy
5. BERKELANJUTAN Keseimbangan antara pemanfaatan SDA dan pelestarian lingkungan
PRINSIP BLUE ECONOMY
39
1. Pemetaan Kawasan Potensial dan Penetapan Kawasan Percontohan
2. Pengembangan Sentra-sentra Produksi Bersih, Jasa, dan Perdagangan Sebagai Penggerak Utama Ekonomi Kawasan
3. Penataan Sistem Manajemen Sumberdaya Kelautan yang Secara Ekonomi dan Lingkungan Menguntungkan:
a) Sistem Perencanaan dan Penataan Ruang
b) Sistem Pendekatan dan Implementasi Manajemen Inovatif
STRATEGI BLUE ECONOMY
40
BLUE
ECONOMY
INDUSTRIALISASI KP
MINAPOLITAN BASIS:
WILAYAH DAN KAWASAN
PERCEPATAN: PENINGKATAN NILAI TAMBAH
DAN DAYA SAING
PARADIGMA EKONOMI
KELAUTAN & PERIKANAN
BERKELANJUTAN
EKONOMI BERBASIS KP
SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE ECONOMY
Mendukung pengembangan ‘Kawasan Perhatian Investasi’ di Koridor Ekonomi MP3EI 41
SINERGI PELAKSANAAN KEBIJAKAN MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE ECONOMY
PRODUKSI PENGOLAHAN PEMASARAN
DUKUNGAN SDM, IPTEK, PENGAWASAN, KARANTINA, PENGENDALIAN MUTU
• Bibit unggul • Penanganan ikan di
atas kapal, palkanisasi, dll
• Pengembangn sarpras produksi
Peningkatan kuantitas, kualitas & kontinuitas produksi sesuai standar (ikan & rumput laut)
Cara penangkapan dan budidaya ikan ramah lingkungan & berkelanjutan
• Pengembangan sentra pengolahan
• Pengembangan sarpras pengolahan
• Pengembangan produk bernilai tambah
• Peningkatan kapasitas & utilitas UPI (ikan & rumput laut)
• Penurunan susut hasil
Pengolahan produk ikutan bernilai tambah (zero waste)
• Pembangunan & rehabilitasi pasar ikan
• Diversifikasi pasar DN & LN;
• Pemenuhan syarat pasar DN & LN
• Promosi & branding
• Pengembangan SLIN • Pusat Informasi Pasar
BLUE
ECONOMY
INDUSTRIA-LISASI
MINAPOLITAN
42 42
RANCANGAN AWAL ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KP SEBAGAI BAHAN MASUKAN RPJMN
TAHUN 2015-2019
4.
43
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2015-2019
Pemantapan Ketahanan
Pangan dan Gizi
Peningkatan Kesejahteraan
Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah
Pembangunan Kelautan
Pembangunan berkelanjutan
1. 2.
3. 4.
5.
44
• Peningkatan produksi perikanan untuk pemantapan ketahanan pangan dan gizi 1
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan 2
• Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan 3
• Pendayagunaan potensi ekonomi kelautan 4
• Pemantapan keberlanjutan pembangunan kelautan dan perikanan 5
• Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM KP serta inovasi IPTEK KP 6
RANCANGAN AWAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2015-2019
45
Terima Kasih
46