HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS
PRESTASI MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2012
Oleh
IRFAN SYAMSU
110 207 068
PEMBIMBING :
Pembimbing I : dr. Hj. Suliati. P. Amir, Sp.M
Pembimbing II : dr. Hj. Shulhana Mokhtar
FAKULTAS KDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESI
MAKASSAR
2012
HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS
PRESTASI MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran
OLEH :
IRFAN SYAMSU110 207 068
PEMBIMBING :
Pembimbing I Pembimbing II
(dr. Hj. Suliati. P. Amir, Sp.M) (dr. Hj. Shulhana Mokhtar)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang tersebut namanya di bawah ini:
Nama : IRFAN SYAMSU
Stambuk : 110207068
Adalah benar telah menyelesaikan Penelitian yang berjudul “HUBUNGAN
KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS PRESTASI
MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2012” dan telah
disetujui oleh dosen pembimbing.
Makassar, Juni 2012
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
(dr. Hj. Suliati. P. Amir, Sp.M) (dr. Hj. Shulhana Mokhtar)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS
PRESTASI MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2012
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
IRFAN SYAMSU
110207068
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Makassar,
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
(dr. Hj. Suliati. P. Amir, Sp.M) (dr. Hj. Shulhana Mokhtar)
Koordinator Karya Tulis IlmiahFakultas Kedokteran UMI
Dr. dr. Sri Vitayani, Sp.KK
iv
ABSTRAK
HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2012, dibimbing oleh Hj. Suliati. P. Amir dan Hj. Shulhana Mokhtar
( X + 37 Halaman + 5 Tabel + 3 Grafik + 2 Gambar + Lampiran )
Latar Belakang: Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini diminati oleh banyak orang yang perkembangannya cukup pesat. Pesatnya perkembangan internet juga diikuti dengan maraknya kecanduan internet yang khususnya terjadi pada mahasiswa, yang dimana kecanduan internet juga menimbulkan dampak yang negatif.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu meneliti hubungan antara kecanduan internet dengan dampaknya terhadap Indeks Prestasi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun 2012
Hasil Penelitian: Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun 2012 yang normal (tidak mengalami kecanduan internet) sebesar 32,5%, tipe mild sebesar 57,5% dan tipe moderate sebesar 10%. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagian besar 1,5-1,99 yaitu 65,0%, IPK 1,0-1,49 sebanyak 27,5 dan paling sedikit kurang dari 1 sebanyak 7,5%.
Kesimpulan : Dari hasil analisis didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat kecanduan internet dengan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa (p=0,471)
Kata Kunci : Kecanduan internet, Indeks Prestasi Kumulatif, Mahasiswa.
Sumber : 19 Kepustakaan
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran dapat terselesaikan dengan
judul “HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET TERHADAP INDEKS
PRESTASI MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2012”.
Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, baik dari isi maupun
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan tugas-tugas yang
akan datang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis dapatkan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan, terutama kepada yang terhormat :
1. Prof. dr. H. Abd. Razak Datu, Ph.D (Alm) sebagai mantan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
2. Prof. dr. H. Syarifuddin Wahid, PhD, SpPA, SpF sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia beserta seluruh jajarannya.
vi
3. DR. dr. Sri Vitayani, Sp.KK sebagai koordinator karya tulis ilmiah yang
telah ikhlas meluangkan waktunya, memberikan petunjuk, dan saran serta
nasehat selama penyusunan karya Ilmiah ini.
4. dr. Hj. Suliati. P. Amir, Sp.M dan dr. Hj. Shulhana Mokhtar selaku
pembimbing dalam menyusun penelitian ini.
5. Para Staf MEU Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
6. Ahmad Azhari Nurdin yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian
ini.
7. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan saran dalam pembuatan
karya tulis ini, semoga kita akan selalu menjadi sahabat.
8. Seluruh warga Deltoideus 2007 atas semua bantuan yang diberikan saat
penyusunan skripsi ini.
9. Keluarga besar penulis yang senantiasa mendoakan atas kelancaran
penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Tidak lupa ucapan terima kasih yang setingi-tingginya untuk kedua orang
tua tercinta, Muh. Basir Nanda dan Hj. Normawati, S.Pd yang selalu memberikan
motivasi, dukungan, doa-doanya, dan selalu sabar dalam menghadapi kenakalanku
selama ini. Semoga apa yang telah kita lakukan bernilai ibadah disisi Allah SWT
dan kita senantiasa mendapatkan Ridho-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin…..
Makassar, September 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK..................................................................................................... iii
KATAPENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum tentang Kecanduan............................................. 5
2.2 Tinjauan Umum tentang Prestasi Belajar...................................... 10
2.3 Indeks Prestasi .............................................................................. 16
2.4 Kerangka Konsep........................................................................... 16
2.5 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................... 18
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................. 20
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................ 20
3.3 Waktu Penelitian.......................................................................... 20
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................... 20
3.5 Pengumpulan Data....................................................................... 21
3.6 Pengolahan dan Penyajian Data................................................... 21
3.7 Analisis data ................................................................................ 22
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran UMI.............................. 23
4.2 Pimpinan Fakultas Kedokteran Umi............................................ 24
4.3 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Umi..................................... 24
4.4 Sarana dan Prasarana Fakultas Kedokteran Umi......................... 25
4.5 Staf Dosen Fakultas Kedokteran Umi.......................................... 26
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian............................................................................. 27
5.2 Pembahasan.................................................................................. 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 36
6.2 Saran........................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Fakultas
Kedokteran UMI ..................................................................... 27
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Internet Addiction Test di
Fakultas Kedokteran UMI ......................................................... 28
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif di
Fakultas Kedokteran UMI ......................................................... 30
Tabel 5.4 Distribusi Nilai Internet Addiction Test dengan Indeks Prestasi
Kumulatif Mahasiswa ............................................................... 31
Tabel 5.5 Hasil Uji Chi Square .................................................................. 35
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Grafik Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 28
Grafik 5.2 Grafik Distribusi berdasarkan Internet Addiction di
Fakultas Kedokteran UMI ......................................................... 29
Grafik 5.3 Grafik Distribusi berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif
di Fakultas Kedokteran UMI ..................................................... 30
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Kerangka Konsep..................................................................... 18
Gambar 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................ 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Internet Addiction Disorder
Lampiran 2 Master Tabel Data Penelitian
Lampiran 3 Hasil Analisis Data Penelitian
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran internet bisa dibilang terlambat di Indonesia, namun dapat
dibilang sangat cepat perkembangannya. Berdasarkan data dari situs Internet
World Stats, pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 25 juta orang
pada akhir tahun 2008. Tingkat pertumbuhan penggunaan internet yang terjadi
selama 8 tahun mencapai 1.150%. Jauh melebihi data yang diambil pada tahun
2000, dimana jumlahnya hanya 2 juta orang. Besar pertumbuhan penggunaan
internet ini jauh lebih besar dari jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia yang
tidak lebih dari 3% per tahun. Hal tersebut makin meyakinkan bahwa internet
dapat menjadi media baru yang akan dinikmati seluruh masyarakat Indonesia
seperti halnya media televisi saat ini.1
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini diminati oleh
banyak orang. Internet yang semula dirancang untuk menjadi sistem komunikasi
militer telah berkembang menjadi penghubung banyak komputer sekaligus ke
dalam sebuah jaringan. Perkembangan internet saat ini bukan hanya sebagai alat
pengiriman, pertukaran dan pengambilan data, melainkan juga memenuhi banyak
fungsi lain, meliputi kemudahan berbisnis, berkarir, berkomunikasi, menjalankan
proses belajar - mengajar, menjalin relasi, menyiarkan berita, hingga
berkampanye. Dapat dipastikan bahwa jumlah pengguna internet ini akan terus
bertambah seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet, tersebarnya
1
jaringan, serta juga semakin tersedianya peralatan komputer, handphone, hingga
iPhone dan BlackBerry.2
Semakin tidak terhindarkannya internet sebagai perlengkapan studi dan
alat bantu pekerjaan membuat internet turut berperan dalam cara kita berpikir,
berkomunikasi, berelasi, berekreasi, bertingkah laku dan mengambil keputusan.
Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam mencari informasi terbaru dan
menjalin pengaruh dengan orang lain di beda tempat. Internet juga memiliki
kelebihan karena sifat yang tidak terbatasnya waktu akses, sehingga individu
dapat mengakses internet kapan saja. Hal ini membuat beberapa orang terkena
salah satu dampak negatif dari penggunaan internet. Tidak sedikit orang yang
sangat bergantung pada internet sehingga mengalami kecanduan. Seiring dengan
berkembangnya jaringan internet, saat ini jumlah penderita adiksi internet atau
kecanduan internet semakin bertambah banyak. Kecanduan jenis tersebut dapat
dialami anak-anak maupun dewasa.3
Internet addiction merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan
menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet
dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Durasi waktu yang
digunakan juga semakin lama akan semakin bertambah agar individu
mendapatkan efek perubahan dari perasaan, dimana setelah bermain internet atau
game online individu merasakan kenyamanan dan kesenangan. Sebaliknya,
individu biasanya akan merasa cemas atau bosan ketika bermain internet ditunda
atau diberhentikan.4
Efek dari kecanduan internet dapat dilihat dalam bidang akademik,
2
hubungan (relationship), pekerjaan (occupational), keuangan (financial), fisik,
dan mendapatkan masalah psikologi yang serius di kemudian hari.4 Melihat dari
dampak kecanduan internet khususnya dalam bidang akademik, oleh karena itu
penulis merasa tertarik untuk menelitinya. Dalam hal ini peneliti mengambil
mahasiswa sebagai sampel karena mahasiswa identik dengan perangkat komputer
maupun gadget seperti handphone, iPhone dan BlackBerry yang memudahkan
mereka dalam mengakses internet. Dengan mudahnya mengakses internet
tentunya kecenderungan mengalami kecanduan internet semakin besar pada
mahasiswa.
Hal inilah yang peneliti ingin teliti, apakah ada pengaruh antara
kecanduan internet dengan Indeks Prestasinya pada mahasiswa, khususnya di
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Peneliti berusaha untuk menemukan jawaban dari masalah yang diangkat
dalam penelitian ini yaitu :
"Apakah terdapat hubungan antara kecanduan internet dengan
Indeks Prestasi mahasiswa khususnya di FK UMI".
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya hubungan antara kecanduan internet dengan
Indeks Prestasi mahasiswa.
2. Tujuan khusus
3
1. Mengetahui tingkat kecanduan internet pada mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
2. Mengetahui Indeks Prestasi mahasiswa di FK UMI
3. Mengetahui apakah ada hubungan antara kecanduan internet dengan
Indeks Prestasi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu memberikan sumbangan pada
ilmu psikologi dalam memahami fenomena yang terjadi akibat dari kecanduan
internet.
2. Manfaat Praktis
1. Data dari hasil penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi orang
tua dan pemerhati pendidikan akan dampak dari kecanduan internet
terhadap mahasiswa
2. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan baru mengenai dampak yang
dapat ditimbulkan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk penelitian
selanjutnya mengenai kecanduan internet.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum tentang Kecanduan
2.1.1 Definisi kecanduan
Sarafino mendefinisikan kecanduan sebagai suatu kondisi yang
diakibatkan karena adanya konsumsi obat-obatan yang berulang-ulang, yang
membuat individu tergantung secara fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik
terjadi ketika tubuh telah beradaptasi dengan obat-obatan dan jaringan tubuh tidak
lagi berfungsi secara normal. Sedangkan pada ketergantungan psikologis, individu
merasa didorong menggunakan obat-obatan untuk mendapatkan efeknya.5
Berdasarkan uraian diatas maka kecanduan dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dimana individu mengalami ketergantungan terhadap perilaku tertentu
akibat kurangnya kontrol terhadap perilaku menggunakan internet sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan dan stres ketika perilaku tersebut ditunda atau
dihentikan.
2.1.2 Kecanduan Internet
Internet addiction merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang
meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan
respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan
dalam jumlah yang sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan
termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit
5
menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial (menurun atau hilang
sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).6
Kecanduan internet diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai
dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan
internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online.4
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan
internet adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah
waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu
mengontrol penggunaannya saat online serta meliputi symptom-symptom fisik dan
mental ketika tingkah laku tersebut ditunda atau dihentikan.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecanduan Internet
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet adalah :7
1. Gender
Gender mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab
individu tersebut mengalami kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami
kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan
perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja
secara online.
2. Kondisi psikologis
Survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu
yang mengalami kecanduan internet juga mengalami kecanduan pada hal lain
seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga
6
timbul akibat masalah-masalah emosional seperti depresi dan gangguan
kecemasan dan sering menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan
secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau
situasi yang menimbulkan stres. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh
bahwa 75% individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya
masalah dalam pengaruhnya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai
menggunakan aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room
dan game online sebagai cara untuk membentuk pengaruh baru dan lebih percaya
diri dalam berpengaruh dengan orang lain melalui internet.
3. Kondisi sosial ekonomi
Individu yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami
kecanduan internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini
didukung bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di
kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut
memiliki fasilitas komputer dan internet juga di rumahnya.
4. Tujuan dan waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan internet akan menentukan sejauh mana individu
tersebut akan mengalami kecanduan internet, terutama dikaitkan terhadap
banyaknya waktu yang dihabiskannya sendirian di depan komputer. Individu yang
menggunakan internet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan
mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet.
Umumnya, individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan
mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan internet.
7
Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan sebagai upaya
untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya di
kehidupan nyata atau sekedar hiburan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecanduan internet, yaitu gender,
kondisi psikologis, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan waktu penggunaan internet.
2.1.4. Dimensi Kecanduan Internet
Terdapat enam dimensi untuk menentukan apakah individu dapat
digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi-dimensinya adalah sebagai
berikut:7
1. Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang
paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu
(pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh) dan
tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu
memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.
2. Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri,
yang menjadi hasil dari bermain internet dan dapat dilihat sebagai strategy
copyng.
3. Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya penigkatan
jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari
mood.
8
4. Withdrawal symptoms. Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan
yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan
(misalnya, mudah marah, cemas, tubuh bergoyang).
5. Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna
internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik
dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik
yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa
kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan
waktu bermain internet.
6. Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola
penggunaan internet setelah adanya kontrol.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan apakah individu dapat dinyatakan mengalami kecanduan internet
adalah dengan menggunakan dimensi-dimensi kecanduan internet, yaitu salience,
mood modification, tolerance, withdrawal symptom, conflict, dan relapse. Semua
dimensi kecanduan internet tersebut tertuang dalam questioner untuk
memudahkan dalam mendiagnosis Internet Addiction Disorder.
2.1.5 Gejala- Gejala Kecanduan Internet
Gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:8
1. Sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses
internet terlalu lama.
2. Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet
tidak bisa diakses.
9
3. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang
dihabiskan. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengakses internet terus
bertambah.
4. Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih
banyak untuk dimiliki.
5. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial,
dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang
berkepanjangan. Gejala ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan
narkoba.
6. Kesehatan tubuhnya terganggu. Kecanduan internet juga menurunkan kondisi
serta kesehatan tubuh seseorang, baik karena aktifitas duduk terlalu lama
didepan komputer, radiasi dari komputer yang mengganggu kesehatan
maupun karena kurangnya waktu tidur pada malam hari karena keasyikan
bermain internet.
Berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan akibat kecanduan internet di
atas, tentunya hal-hal seperti sering lupa waktu dan kesehatan tubuh yang
terganggu akan sangat berdampak bagi prestasi mahasiswa.
2.2 Tinjauan Umum tentang Prestasi Belajar
2.2.1 Definisi
Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan.9 Belajar juga dapat diartikan segenap rangkaian atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam
10
dirinya berupa peningkatan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra
dan pengalamannya.10
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat diartikan bahwa belajar itu
membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial).
Perubahan itu pada dasarnya didapatkannya kecakapan baru dan perubahan
tersebut terjadi karena usaha.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu
dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
mahasiswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.11
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk indeks prestasi
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar
mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.11
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang, yaitu :
1. Faktor internal12
a. Faktor Kesehatan Fisik
Seseorang yang mengalami kelemahan fisik baik karena sakit maupun
cacat, dimana saraf sensoris dan motoriknya dapat terganggu, akibatnya
11
rangsangan yang diterima melalui indera tidak dapat diteruskan ke otak dengan
baik. Kondisi ini dapat menyebabkan mahasiswa tertinggal dalam pelajarannya.
b. Kecerdasan/inteligensi
Intelegensi seseorang mempengaruhi potensi orang tersebut untuk
menyelesaikan pendidikannya, dan potensi itu sesuai dengan tingkatan IQ yang
dimilikinya, semakin tinggi IQ seseorang maka semakin baik pula potensinya.
Dengan melalui ujian saringan yang demikian ketat persaingannya, secara praktis
sebenarnya mahasiswa sudah terseleksi dalam hal aspek intelegensinya. Namun
kenyataan menunjukkan masih cukup besar kendala untuk keberhasilan belajar
mahasiswa. Ternyata intelegensi bukan satu-satunya yang menentukan
keberhasilan dalam belajar.
c. Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mengarahkan dan membangkitkan suatu
tingkah laku pada manusia, baik dari diri sendiri yakni berupa kebutuhan-
kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta,
penghargaan maupun dari orang lain. Setiap mahasiswa memiliki motif yang
berbeda-beda dalam berprestasi.
d. Minat
Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap sesuatu yang muncul
dari dalam diri sendiri tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak dibawa sejak lahir
melainkan diperoleh kemudian melalui proses pembelajaran terhadap hal yang
diminati. Untuk membangkitkan minat pada mahasiswa, mahasiswa perlu
12
mengetahui pengaruh antara materi yang dipelajarinya dapat membawa kemajuan
pada dirinya.
e. Kepribadian
Pribadi yang seimbang sangat mempengaruhi proses belajar, pribadi yang
seimbang dapat menciptakan kesehatan mental dan ketenangan emosi, yang dapat
mendorong keberhasilan dalam belajar. Individu dalam hidupnya selalu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan seperti rasa aman,
dapat dipercaya, memperoleh penghargaan dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu
tidak terpenuhi maka akan muncul masalah-masalah emosional dan sebagai
manifestasi dari rasa emosional mental yang kurang sehat, akibatnya akan
dikompensasikan dalam tindakan-tindakan agresif yang bersifat negatif.
2. Faktor eksternal
Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain:13
a. Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau
turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh
seseorang. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting.
b. Guru dan cara mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya juga merupakan faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan
13
bagaiamana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak
didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
c. Alat-alat pelajaran
Institusi yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru atau dosen,
kecakapan pengajar dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan
mempercepat belajar seseorang.
d. Motivasi sosial
Jika seseorang mendapatkan motivasi sosial dari lingkungan sekitarnya,
maka akan timbul keinginan dan hasrat belajar yang lebih baik. Motivasi sosial
dapat berasal dari orang tua, guru, tetangga, sanak saudara, dan teman sebaya.
e. Lingkungan dan kesempatan
Keadaan lingkungan dan kesempatan juga mempengaruhi keberhasilan
belajar seseorang, seperti jarak antara rumah dan sekolah, keadaan lingkungan
sekitar sekolah dan kesempatan yang dimiliki oleh seseorang untuk tetap
melanjutkan pendidikannya. 14
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, konsentrasi
dari penelitian ini khususnya dalam peran kepribadian. kepribadian yang kurang
seimbang karena mengalami kecanduan internet mengakibatkan mahasiswa
tersebut menjadi sering lupa waktu, sehingga kuliah dan kewajibannya sebagai
mahasiswa sering terbengkalai, yang pada akhirnya akan mempengaruhi indeks
prestasi mahasiswa tersebut.
14
2.2.3 Penilaian Prestasi
Prestasi seorang peserta didik khususnya mahasiswa dalam belajar
ditentukan oleh angka Indeks Prestasi (IP) yang ditentukan pada setiap akhir
semester. Indeks Prestasi dibedakan atas Indeks Prestasi Semester yang berjalan
(IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks Prestasi Semester dihitung
berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester dikalikan
dengan bobot prestasi tiap-tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah beban
kredit yang diambil.14
IP = Jumlah Nilai Mutu (IP) ∑ (KN)
=
Jumlah kredit ∑(K)
Indeks Prestasi Kumulatif merupakan indeks prestasi yang dihitung
berdasarkan jumlah keseluruhan beban kredit yang diambil mulai dari semester I
sampai dengan semester yang terakhir, dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap
mata kuliah kemudian dibagi dengan beban kredit yang diambil.14
IP = Jumlah Nilai Mutu (IP) ∑ (KN)
=
Jumlah Kredit ∑(K)
Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh
sub bagian pendidikan Fakultas.14
15
2.3 Indeks Prestasi
2.3.1 Definisi Indeks Prestasi
Indeks prestasi adalah simbol atau angka yang mencerminkan prestasi
keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Indeks prestasi ini ditentukan setiap akhir
semester.14
2.3.2 Penggolongan Indeks Prestasi
Indeks prestasi dapat digolongkan berdasarkan :14
1. Cumlaude = 3,51 – 4.00
2. Sangat memuaskan = 2,76 - 3,50
3. Memuaskan = 1,00 - 2,75
4. Gagal = 0,00 - 0,99
2.4 Kerangka Konsep
Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat
dan tidak mampu lepas dari keadaan itu. Seseorang yang kecanduan merasa
terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya. Umumnya, mahasiswa yang
kencanduan internet terlalu asyik dengan dunia maya sehingga sering lupa waktu,
sehingga kuliah dan kewajibannya sebagai mahasiswa sering terbengkalai.
Selain itu kecanduan internet juga menurunkan kondisi serta kesehatan
tubuh seseorang, baik karena aktifitas duduk terlalu lama didepan komputer,
radiasi dari komputer yang mengganggu kesehatan maupun karena kurangnya
waktu tidur pada malam hari karena keasyikan bermain internet. Kondisi tubuh
yang kurang sehat tentunya akan berpengaruh pada proses belajar yang pada
akhirnya akan mempengaruhi prestasi yang diraih.
16
Indeks Prestasi Mahasiswa
Kecanduan Intenet
Lupa waktu ( malas , menunda mengerjakan tugas)
Kecanduan Intenet
Lupa waktu ( malas , menunda mengerjakan tugas)
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Penjelasan :
1. Kecanduan internet : Variabel Bebas (independent variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (terikat). Sehingga variabel independent
dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi.
2. Indeks Prestasi Mahasiswa : Variabel Terikat (dependent variabel)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas).
3. Lupa waktu (malas, menunda mengerjakan tugas) : (Variabel Intervening).
Variabel Intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung.
4. Kondisi dan kesehatan tubuh terganngu : Variabel Intervening Variabel
Intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung.
17
Kondisi dan Kesehatan Tubuh Terganggu
2.5 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Kecanduan Internet
Kecanduan internet diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai
dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan
internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Diagnosa dan
grade ditegakan dengan kuesioner.
Alat ukur : Menggunakan kuesioner Internet Addiction Disorder
Kriteria objektif :15
Normal : 0 - 19 poin. Tidak mengalami kecanduan internet.
Mild : 20 - 39 poin. Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna
online rata- rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi
masih memiliki kontrol dalam penggunaannya.
Moderate : 40 -59 poin. Pada tingkatan ini individu mulai sering
mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan
hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupannya.
Severe : 60 - 80 poin. Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan
yang signifikan dalam kehidupan mereka. Baginya internet merupakan hal yang
paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain.
2. Indeks Prestasi Mahasiswa
Indeks prestasi adalah simbol atau angka yang mencerminkan prestasi
keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Indeks prestasi ini ditentukan setiap akhir
semester.14
18
Kriteria objektif :
IPK 1,5- 1,99
IPK 1,0 – 1,49
IPK < 1
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu meneliti hubungan antara kecanduan internet dengan dampaknya
terhadap Indeks Prestasi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia tahun 2012.
3.2 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia Makassar.
3.3 Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 18 September 2012.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua Mahasiswa FK UMI Makassar
yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada saat penelitian dilaksanakan.
Populasi mahasiswa sebanyak 450 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Penarikan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara “consequtive sampling” dimana
sampel dari perwakilan mahasiswa angkatan 2009, 2010 dan 2011 yang masuk
20
dalam kriteria penelitian. Jumlah sampel yang terpenuhi berdasarkan kriteria
adalah 40 orang.
a. Kriteria Inklusi
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang mempunyai IPK < 2.00.
- Bersedia untuk menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
- Bukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia angkatan 2009, 2010, dan 2011.
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang mempunyai IPK ≥ 2.00.
- Tidak bersedia berpartisipasi.
- Tidak hadir pada saat penelitian dilakukan.
- Mahasiswa yang tidak mengalami kecanduan internet
3.5 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data Primer dari kuesioner dan hasil dari
Indeks Prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
yang didapatkan dari bagian administrasi fakultas. Kegiatan dilakukan pada bulan
September 2012.
3.6 Pengolahan dan Penyajian Data
3.6.1 Pengolahan data
Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS
dengan komputer.
21
3.6.2 Penyajian Data
Data yang telah diolah dan dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel
disertai penjelasan-penjelasan.
3.7 Analisis Data
Analisis Data yang digunakan adalah analisis univariat dengan frekuensi
untuk melihat distribusi variabel penelitian dan analisis univariat untuk
mengetahui hubungan antara kecanduan internet dengan indeks prestasi
kumulatif menggunakan uji Fisher's Exact.
22
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran universitas Muslim Indonesia
Gambar 4.1
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK-UMI), didirikan
di Makassar, pada tanggal 8 Juni 1992. Sejak 14 tahun didirikannya, FK-UMI
telah meluluskan 304 orang dokter. Awal berdirinya, FK-UMI memulai kegiatan
akademik dengan jumlah mahasiswa yang sangat sedikit (45 orang) hingga saat
ini mampu menampung kurang lebih1089 mahasiswa yang aktif baik di pre-klinik
(tahap akademik) maupun klinik (tahap profesi).
Letaknya yang sangat strategis baik secara geografis maupun ekonomis,
mempunyai fasilitas Rumah Sakit Pendidikan sendiri (RS. Ibnu Sina) yang
letaknya berhadapan dengan kampus UMI, menjadikan fakultas ini mempunyai
prospek yang sangat baik dalam konsep pengembangan keterampilan klinik,
23
pengenalan lebih dini dengan masalah klinik dan pelayanan kesehatan primer di
masa mendatang.
Berikut uraian tentang gambaran umum Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia :
1. Nama Fakultas : Fakultas Kedokteran
2. Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 Makassar
3. No. Telp/fax : (0411) 443280/ (0411) 432730
4. Kota : Makassar
5. Provinsi : Sulawesi Selatan
4.2 Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia periode
sekarang adalah :
1. Dekan : Prof. dr. H. Syarifuddin Wahid, PhD, SpPA, SpF
2. Pembantu Dekan I : Dr. dr. Hj. Siti Maisuri T. Chalid, Sp.OG(K)
3. Pembantu Dekan II : dr. Hj. Suliati P. Amir, Sp.M
4. Pembantu Dekan III : dr. Nasrudin A. M , Sp.OG
4.3 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Adapun visi dan misi Fakultas Kedokteran adalah sebagai berikut :
Visi : Menuju Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia yang
mandiri dengan melakukan penguatan kapasitas institusi untuk
menghasilkan alumni yang memiliki daya saing.
24
Misi : 1. Menghasilkan dokter yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah,
konsisten terhadap ajaran islam.
2. Menghasilkan dokter yang profesional, terampil dan mampu
menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
3. Menghasilkan dokter yang mampu untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan nilai-nilai islam.
4.4 Sarana dan Prasarana Fakultas Kedokteran universitas Muslim
Indonesia
1. Gedung berlantai IV yang dilengkapi AC, sound system, multimedia, dan
CCTV, terdiri atas : Ruang kuliah, ruang diskusi tutorial, laboratorium
keterampilan klinik, laboratorium terpadu, laboratorium computer dan
internet, perpustakaan, ruang untuk pimpinan, ruang untuk tenaga
administrasi, ruang medical unit/ ruang dosen dan kantin.
2. Gedung berlantai 1 untuk laboratorium dasar.
3. Fasilitas manikin.
4. Sarana perparkiran.
5. Sarana olahraga
6. Rumah sakit Ibnu Sina YWUMI dan bekerja sama dengan beberapa rumah
sakit dan puskesmas di Kota Makassar dan sekitarnya.
25
4.5 Staf Dosen Fakultas Kedokteran universitas Muslim Indonesia
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Saat ini memiliki
Dosen dengan kualifikasi Ahli dibidangnya masing-masing. Dan di dukung oleh
40 orang guru besar, 51 dosen bergelar doktor/PhD, 21dosen setingkat master, 48
orang dokter spesialis 2, 59 orang dokter spesialis 1, sebanyak 107 orang
dokter/S1, dan tenaga dosen luar biasa dari Departemen Kesehatan.
26
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan
September 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, dengan
jumlah responden yang mengisi kuesioner sebanyak 40 orang. Berdasarkan
jawaban dari kuisioner yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka didapatkan
hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.
5.1.1 Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Distribusi berdasarkan jenis kelamin di Fakultas Kedokteran UMI
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persen (%)
Laki-laki 11 27,5
Perempuan 29 72,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa umumnya responden mempunyai jenis
kelamin perempuan sebanyak 29 orang (72,5%) sedangkan responden laki-
laki sebanyak 11 orang (27,5%). Data ini menunjukkan bahwa jenis kelamin
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini dapat juga dilihat
pada grafik berikut :
27
Grafik 5.1Grafik Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 0
10
20
30
40
50
60
70
80
27.5
72.5
5.1.2 Tingkat Kecanduan Internet
Tabel 5.2Distribusi Berdasarkan Tingkat Kecanduan Internet
di Fakultas Kedokteran UMI
Tingkat Kecanduan
InternetFrekuensi (n) Persen (%)
Normal 13 32,5
Mild 23 57,5
Moderate 4 10,0
Total 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
kecanduan internet tipe mild yaitu sebanyak 23 orang (57,5%) kemudian
responden yang tipe normal (tidak mengalami kecanduan internet) yaitu
28
sebanyak 13 orang (32,5%) dan paling sedikit responden yang mengalami
kecanduan internet tipe moderate yaitu sebanyak 4 orang (10%). Data ini
menunjukkan bahwa umumnya responden mempunyai kecanduan internet
mild. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik 5.2Grafik Distribusi Berdasarkan Internet Addiction di Fakultas Kedokteran
UMI
Normal Mild Moderate0
10
20
30
40
50
60
70
32.5
57.5
10
Internet Addiction
Pers
en
5.1.3 Indeks Prestasi Kumulatif
Tabel 5.3Distribusi Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif di Fakultas
Kedokteran UMI (Angkatan 2009, 2010 dan 2011)
29
Indeks Prestasi
Kumulatif Frekuensi (n) Persen (%)
1,5 – 1,99 26 65,0
1,0 – 1,49 11 27,5
<1 3 7,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa indeks prestasi kumulatif responden
sebagian besar 1,5-1,99 yaitu 65,0%, IPK 1,0-1,49 sebanyak 27,5 dan paling
sedikit kurang dari 1 sebanyak 7,5%.
Grafik 5.1.3Grafik Distribusi Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif di Fakultas
Kedokteran UMI (2009, 2010 dan 2011)
1.5-1.99 1.0-1.49 <10
10
20
30
40
50
60
70 65
27.5
7.5
Indeks Prestasi Akademik
Pers
en
5.1.4 Hubungan Internet Addiction Test dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Tabel 5.4
30
Hubungan Kecanduan Internet Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI
(Angkatan 2009, 2010 dan 2011)
Kecanduan
Internet
Indeks Prestasi Kumulatif Jumlah
p1,5 – 1,99 1,0 – 1,49 <1
n % n % n %
Normal 10 76,9 3 23,1 0 ,0 13 100,0
0,471Mild 14 60,9 6 26,1 3 13,0 23 100,0
Moderate 2 50,0 2 50,0 0 ,0 4 100,0
Jumlah 26 65,0 11 27,5 3 7,5 40 100,0
Sumber : Data Primer
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai indeks
prestasi kumulatif 1,5-1,99 lebih banyak mempunyai kecanduan internet
normal yaitu sebesar 76,9% dibandingkan responden yang mempunyai
kecanduan internet mild sebesar 60,9 maupun kecanduan internet moderat
50%. Sedangkan responden yang mempunyai indeks prestasi kumulatif
1,0-1,49 lebih banyak mempunyai kecanduan internet mild yaitu sebesar
26,3% dan paling sedikit yang mempunyai kecanduan internet normal
sebesar 23,1%. Responden yang mempunyai indeks prestasi kumulatif
<1,0 semuanya mempunyai kecanduan internet mild yaitu sebesar 13,0%.
Hasil uji statistik dengan Fisher's Exact diperoleh nilai p = 0.471.
Karena nilai p > 0.05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada
hubungan kecanduan internet dengan indeks prestasi kumulatif
mahasiswa.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Kecanduan Internet
31
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mengalami kecanduan internet tipe mild yaitu sebanyak 57,5% kemudian
responden yang tipe normal (tidak mengalami kecanduan internet) yaitu sebanyak
32,5% dan paling sedikit responden yang mengalami kecanduan internet tipe
moderate yaitu sebanyak 10%. Data ini menunjukkan bahwa umumnya
responden mempunyai kecanduan internet mild.
Kondisi seperti ini berlaku karena ketersediaan dan bertambahnya jenis-
jenis game di pasaran semakin pesat sejajar dengan perkembangan teknologi.
Remaja yang gaya hidupnya lebih modern dan bebas sekarang membuatkan
mereka terikut dengan perkembangan dunia teknologi dimana bermain internet ini
menjadi satu trend masa kini
Besarnya mahasiswa yang mengalami kecanduan internet hal ini bisa
disebabkan oleh karena mudahnya sekarang mahasiswa mengakses internet, baik
itu mengakses internet dengan menggunakan komputer PC maupun dari perangkat
gadget. Hal ini juga didukung dengan mudahnya kini mahasiswa mengakses
internet karena didukung prasarana seperti wifi yang tersedia di kampus. Tentunya
dengan semakin mudahnya seseorang mengakses internet akan berbanding lurus
dengan kemungkinan untuk mengalami kecanduan internet.
kecanduan internet adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan
menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet
dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online serta meliputi symptom-
symptom fisik dan mental ketika tingkah laku tersebut ditunda atau dihentikan.
Kaitannya antara jumlah masa bermain dengan kecanduan adalah terjadinya
32
kecanduan internet akibat dari penambahan jumlah masa bermain internet.
Aktivitas yang dilakukan berulang-ulang yaitu jumlah masa bermain internet yang
bertambah ini dapat menimbulkan dampak negatif . 4
5.2.2 Indeks Prestasi Kumulatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks prestasi kumulatif responden
indeks prestasi kumulatif responden sebagian besar 1,5-1,99 yaitu 65,0%, IPK
1,0-1,49 sebanyak 27,5 dan paling sedikit kurang dari 1 sebanyak 7,5%
Responden yang mempunyai indeks prestasi kumulatif 1,5-1,99 lebih
banyak mempunyai kecanduan internet normal yaitu sebesar 76,9% dibandingkan
responden yang mempunyai kecanduan internet mild sebesar 60,9 maupun
kecanduan internet moderat 50%. Sedangkan responden yang mempunyai indeks
prestasi kumulatif 1,0-1,49 lebih banyak mempunyai kecanduan internet mild
yaitu sebesar 26,3% dan paling sedikit yang mempunyai kecanduan internet
normal sebesar 23,1%. Responden yang mempunyai indeks prestasi kumulatif
<1,0 semuanya mempunyai kecanduan internet mild yaitu sebesar 13,0%.
Hasil uji statistik dengan Fisher's Exact diperoleh tidak ada hubungan
kecanduan internet dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa (p = 0.471).
Dalam penelitian ini, kecanduan internet tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan Indeks Prestasi mahasiswa. Hal ini disebabkan ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Prestasi seseorang seperti faktor
kesehatan fisik, motivasi, kepribadian, minat, guru dan cara mengajar, faktor
keluarga, sarana dan alat-alat pembelajaran, motivasi sosial, serta faktor
lingkungan dan kesempatan.
33
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gopinath Naiken
Suveraniam (2011) yang menyatakan ada pengaruh game online terhadap
prestasi akademik siswa SMA di kota Medan.16
Isi internet yang dilihat/dibaca dapat mempengaruhi prestasi akademik.
Mahasiswa yang menggunakan internet untuk bermain game lebih sering
mendapatkan prestasi buruk, sementara mereka yang menggunakan komputer
untuk membuat homework tampil lebih baik di sekolah. Dalam beberapa
penelitian, telah diketahui efek bermain internet hasilnya adalah efek positif
terhadap perilaku agresif, peningkatan kognitif yang agresif dan penurunan
perilaku pro-sosial Hal ini menunjukkan bahwa materi dari internet yang dilihat
dapat memberi pengaruh kepada prestasi akademik 17.
Frekuensi bermain internet merupakan parameter yang penting sekali
untuk memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik. Semasa seorang
mahasiswa (i) meluangkan masa lebih banyak untuk bermain internet, maka masa
yang dibagikan untuk aktivitas lain akan berkurang seperti membuat pekerjaan
rumah, belajar mandiri, membuat latihan dan membaca. Ini karena kecanduan
terhadap internet merangsang seseorang untuk mengabaikan segala sesuatu
lainnya dan membuatkan mereka untuk menambah masa bermain.
Terdapat 2 jenis faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik
seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal.12 Di sini, faktor internal
mempunyai lebih kaitan antara pikiran dan pretasi akademik. Faktor internal
terbagi kepada 2 lagi yaitu faktor fisik dan non-fisik. Bermain game online
memerlukan konsentrasi dan pergerakkan mata serta syaraf otak yang berkerja
34
cepat. Bermain internet yang berlamaan bisa membuatkan radiasi yang
dipancarkan oleh media visual mempengaruhi kesehatan pemain terutamanya
sakit mata dan pendengaran. Jika keadaan fisik umum terganggu, maka mood dan
konsentrasi juga turut terganggu. Mood dan konsentrasi serta penglihatan adalah
suatu komponen yang penting diperlukan untuk aktivitas belajar seperti semasa
berada di ruang kuliah, buat PR dan membuat sesuatu pekerjaan. Jadi, secara tidak
langsung keadaan ini menyebabkan gangguan beberapa hal yang akan
berpengaruh kepada aktivitas belajar siswa. Inilah yang dikatakan dengan faktor
fisik dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang. 18
Bermain internet berlebihan dapat mengakibatkan perubahan pada
kesehatan mental (faktor non-fisik) seperti mengalami perubahan mood, seperti
mudah marah, mengalami masalah dalam hubungan dengan hubungan sosial,
tidak konsentrasi dan lain sebagainya 19. Hal ini juga bisa disebabkan oleh
kecanduan internet. Contohnya tubuhnya ada di ruang kuliah tetapi pikiran, rasa
penasaran, dan keinginannya ada di internet. Sepertinya sedang belajar, tetapi
pikirannya sibuk mengolah bayang-bayang game yang mendebarkan. Kadangkala
juga minat dan motivasi (faktor non-fisik) berkurang di mana siswa malas belajar
atau sering membolos sekolah hanya untuk bermain game 17.. Semua hal tersebut
dapat mengakibatkan gangguan pikiran siswa dan pekerjaan dan masih bermain
ketika periode sibuk yang mana merupakan perkara yang penting mengakibatkan
pengaruh terhadap prestasi akademik.
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang kecanduan internet dengan indeks
prestasi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun
2012 maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun
2012 yang normal (tidak mengalami kecanduan internet) sebesar 32,5% dan
yang mengalami tingkat kecanduan internet tipe mild sebesar 57,5% dan
tipe moderate sebesar 10%.
2. Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun
2012 yang mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagian besar
1,5-1,99 yaitu 65,0%, IPK 1,0-1,49 sebanyak 27,5 dan paling sedikit
kurang dari 1 sebanyak 7,5%.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecanduan internet
dengan Indeks Prestasi mahasiswa. Sering tidaknya mahasiswa
menggunakan internet tidak mempengaruhi tinggi rendahnya IPK mereka.
6.2 SARAN
Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa terhadap
hasil penelitian, penulis mencoba untuk memberikan saran–saran sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi mahasiswa (i) untuk bisa membatasi dirinya dalam
menggunakan internet dan menyadari akan dampak negatif yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan internet yang berlebihan.
36
2. Diharapkan pihak kampus dan orang tua mahasiswa (i) tetap berperan aktif
dalam memberikan informasi mengenai hal–hal tentang kecanduan internet
dan dampak negatifnya bagi kesehatan.
3. Diharapkan peran serta dan kerja sama antara dosen, petugas medis, orang
tua, tokoh agama, masyarakat dan pemerintah baik secara formal dan non
formal guna memberikan dan melakukan pengawasan terhadap perilaku
kecanduan internet khususnya pada kalangan mahasiswa.
4. Diharapkan agar mahasiswa (i) dapat membuat penelitian yang mengkaji
lebih dalam dan mendetail lagi tentang kecanduan internet baik dikalangan
masyarakat pada umumnya dan khususnya pada mahasiswa.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Syaifudin, A. Z. “Tantangan dan Peluang Ekonomi Internet di Indonesia” Online posting. 07 December 2008. UKM ShARE ITB http://www.km.itb.ac.id/web/index.php
2. Elia, Heman. (2009). Kecanduan Berinternet dan Prinsip-prinsip untuk Menolong Pecandu Internet. Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan 10/2 (Oktober 2009) 285-299. http://www.seabs.ac.id//Kecanduan%20Berinternet%20dan%20Prinsip-Prinsip%20Untuk%20Menolong%20Pecandu%20Internet.pdf .
3. Dyah, Rahayuning. (2009).Pengaruh Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet pada Siswa Sekolah Menengah Pertama . http://etd.eprints.ums.ac.id/5980/1/F100040103.pdf
4. Young, K. S. dan Rodgers, R. C. 1998. The Relationship Between Depression and Internet Addiction. Cyber Psychology & Behavior. Published in CyberPsychology and Behavior, Vol. 1 No. 3., pages 237-244. http://www.apa.org/releases/ internet. html.
5. Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (5th ed.). New York: John Wiley and Sons.
6. Ferris, J. R, 1997. Internet Addiction Disorder: Causes,Symptomps, and Consequencess. Virginia Tech. http://www.chem.vt.edu/ehem.dept/dessy/honors/ papers/ferris. html.
7. Young, Pitsner, O’Mara, & Buchanan. (1998). What Is Internet Addiction?.hhtp://www.netaddiction.com/whatis.html.
8. Griffiths, M. (2005). Gambling, and Gaming Addictions in Adolescence. UK : Blackwell.
9. Slameto, Drs. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
10. Simamora, Roymond. (2008).Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: ECG.
11. Winkel,W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta.:Grasindo.
12. Ahmadi, Abu. Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
13. Purwanto, M. N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
14. Universitas Sumatera Utara.(2007). Peraturan Akademik Program Sarjana (S-1) Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara
15. Young, Kimberly. Dr. (2011). Internet Addiction Test. http://www.netaddiction.com/index.php?option=com_bfquiz&view=onepage&catid=46&Itemid=106.
16. Gopinath Naiken Suveraniam, 2011. Pengaruh Game Online Terhadap Prestasi Akademik Pada Siswa SMA di Kota Medan, Skripsi FK USU Medan.
. 17. Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2001). Effects of violent games on
aggressive behavior, aggressive cognition, aggressive affect, physiological arousal, and prosocial behavior: A meta-analytic review of the scientific literature. Psychological Science, 12, 353–59.
18. Azwar, S. (2004). Pengantar psikologi intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
19. Ian S Bruce. (2002). Official: video games are bad for your brain. Diakses pada 10 September 2012 dari situs http://www.tribune.ie/article/2002/jul/28/official-video-games-are-bad-for-your-brain/?q=ian%20bruce. [internet]
20.
KUESIONER
INTERNET ADDICTION DISORDER
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :Stambuk :Angkatan :Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
KRITERIA PENGISIAN KUESIONER
Berikut ini adalah kuesioner mengenai Internet Addiction Disorder (IAD). Mohon Anda memberi paraf () pada nomor yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
0 = Tidak Pernah1 = Jarang2 = Kadang - kadang3 = Sering4 = Sangat sering
Berilah tanda paraf () pada jawaban yang anda anggap sesuai.
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Seberapa seringkah anda online lebih lama dari yang anda rencanakan?
2. Seberapa seringkah anda mengabaikan tugas karena kesibukan bermain internet?
3. Seberapa sering anda lebih memilih bermain internet daripada berhubungan (bersosialisasi) dengan kerabat atau sahabat anda?
4. Apakah anda sering mendapatkan teman baru dari internet?
5. Seberapa seringkah teman atau keluarga anda mengeluh tentang waktu yang anda habiskan untuk bermain internet?
6. Seberapa sering tugas - tugas kuliah anda menjadi terbengkalai karena anda menghabiskan waktu anda untuk online?
7. Seberapa seringkah anda memeriksa email sebelum melakukan tugas yang lain?
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
8. Seberapa seringkah kinerja pekerjaan atau produktivitas belajar anda menjadi menurun karena internet?
9. Seberapa seringkah anda menutupi ketika ada yang bertanya apa yang anda lakukan ketika sedang online?
10. Seberapa sering anda menghilangkan stres dengan bermain internet?
11. Seberapa seringkah anda merasa perlu membatasi waktu yang anda gunakan untuk online?
12. Seberapa seringkah anda berpikir bahwa hidup tanpa internet itu membosankan, kosong dan muram?
13. Seberapa seringkah anda marah jika seseorang mengganggu anda pada saat sedang online?
14. Seberapa seringkah anda kehilangan waktu tidur karena online di malam hari?
15. Seberapa seringkah anda ketika sedang offline, ingin sesegara mungkin untuk online?
16. Seberapa seringkah anda mengatakan "hanya beberapa menit lagi" ketika online?
17. Seberapa seringkah anda mencoba untuk mengurangi jumlah waktu yang anda habiskan online dan gagal?
18. Seberapa seringkah anda mencoba menyembunyikan berapa lama anda sudah online?
19. Seberapa seringkah anda memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu online daripada bersosialisasi dengan orang lain?
20. Seberapa seringkah anda merasa tertekan, murung atau gugup ketika anda sedang offline dan hilang setelah anda online?
PENILAIAN KUESIONER
INTERNET ADDICTION DISORDER
Skala penilaian kuesioner :
0 = Tidak Pernah
1 = Jarang
2 = Kadang - kadang
3 = Sering
4 = Sangat sering
Jawaban dari kuesioner dihitung dengan menggunakan skala penilaian diatas, dari
nomor satu sampai terakhir kemudian hasilnya dijumlahkan secara keseluruhan.
Semakin tinggi nilai yang didapatkan, maka semakin tinggi pula level kecanduan
penggunaan internetnya.
0 – 19 poin : Normal. Tidak mengalami kecanduan internet.
20 - 39 poin: Mild. Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna online
rata- rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi individu
memiliki kontrol dalam penggunaannya.
40 -59 poin: Moderate. Pada tingkatan ini individu mulai sering mengalami
beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan hal yang
penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupan.
60 - 80 poin: Severe. Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan yang
signifikan dalam kehidupan mereka. Internet merupakan hal yang paling utama
sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain.
HASIL ANALISIS DATA
Frequency Table
Jenis Kelamin
11 27.5 27.5 27.5
29 72.5 72.5 100.0
40 100.0 100.0
Laki-Laki
Perempuan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kecanduan Internet
13 32.5 32.5 32.5
23 57.5 57.5 90.0
4 10.0 10.0 100.0
40 100.0 100.0
Normal
Mild
Moderat
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Indeks Prestasi kumulatif
26 65.0 65.0 65.0
11 27.5 27.5 92.5
3 7.5 7.5 100.0
40 100.0 100.0
1,5 - 1,99
1,0 - 1,49
<1
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Crosstabs
Kecanduan Internet * Indeks Prestasi kumulatif Crosstabulation
10 3 0 13
76.9% 23.1% .0% 100.0%
14 6 3 23
60.9% 26.1% 13.0% 100.0%
2 2 0 4
50.0% 50.0% .0% 100.0%
26 11 3 40
65.0% 27.5% 7.5% 100.0%
Count
% withinKecanduan Internet
Count
% withinKecanduan Internet
Count
% withinKecanduan Internet
Count
% withinKecanduan Internet
Normal
Mild
Moderat
KecanduanInternet
Total
1,5 - 1,99 1,0 - 1,49 <1
Indeks Prestasi kumulatif
Total
Chi-Square Tests
3.546a 4 .471
4.507 4 .342
1.318 1 .251
40
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-LinearAssociation
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
6 cells (66.7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .30.
a.