Hubungan Pusat dan DaerahReferesensi: Jurnal Hubungan Pusat dan
Daerah (Prof.Dr. Miftah Thoha, MPA)
Kelompok 4:Syafiga MillaAyu Kartika
Ariska Tri VikyEka WardhaniYugke Cintya
PERSPEKTIF BAHASAN
ANTARA PEMPUS DAN PEMDA DIIKAT DALAM HUBUNGAN SEBAGAI NEGARA KESATUAN
MERUPAKAN HUB ORDINAT DAN SUB ORDINAT
(HIERARKHIS)
ADANYA INSTRUMEN DOMINASI DR KEKUASAAN
YG LEBIH BESAR KPD KEKUASAAN YG LEBIH
KECIL
PASAL 18 UUD 1945
AMANDEMEN PASAL 18 PERLU
DIPIKIRKAN !
UNTUK MENDASARI JUSTIFIKASI TERSUSUNNYA HUB. PUSAT DAN
DAERAH PERLU:
DEMOKRASI
PERUBAHAN SIST. POLITIK
PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN PEMERINTAH
AN
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM KERANGKA
DEMOKRASI
Dalam hub. Imperatif-sentralistik, pempus lebih berperan sebagai pemegang dan pengendali kekuasaan Penentuan
pembagian kewenangan ditentukan oleh Pempus, bukan di mulai dari bawah.
Daerah hanya dijadikan objek/ sasaran dari kekuasaan yang memusat pada hierarkhi atas (pempus)
Penentuan pembagian kewenangan ditentukan oleh Pempus, bukan di mulai dari bawah.
Asas Demokrasi menekankan terhadap peranan rakyat dan kekuasaan berada di tangan rakyat,
bukan di tangan penguasa
Pembagian daerah di Indonesia sebagai perwujudan kelembagaan dari pembagian kewenangan dan
kekuasaan harus dikembalikan kepada rakyat, bukan ditentukan penguasa.
Akibat pasal 18 UUD 45 ( membagi daerah Indonesia secara hierarkis)
Seharusnya….
Dengan tata hubungan yang mandiri dan konsultatif, pempus
tidak merasa kehilangan kewenangannya untuk bersifat sebagai pemerintah nasional
Jika asas dan sistem demokrasi dijadikan secara konsekuen, maka tata hubungan antara pempus dan pemda harus dapat
dibangun secara:MANDIRI & KONSULTATIF
Berlanjut dg hub. KORDINATIF dan FUNGSIONAL antara Pempus dan Pemda
SEHINGGA
Tata Hubungan dalam Kerangka Sist. Politik Baru
OLD
Pempus dan Pemda dikuasai oleh partai pemenang dan tidak ada satupun kepala daerah yang berasal dari
partai lain
Sistem 3 partai & Single Majority
NEW
Adanya persaingan politik. Dalam Pempus maupun Pemda dimungkinkan adanya koalisi antara beberapa parpol.
Selain itu juga memungkinkan koalisi sehingga memudahkan CHECK and BALANCE.
Sistem Multi Partai
Pemerintah yang demokrasi ialah jika pengendaliannya dilakukan oleh rakyat (control of government by governed, Gruber 1988)
Tidak menghendaki sentralisasi, sedangkan UUD 1945 bernuansa sentralisasi
Meletakkan kekuasaan presiden lebih dominan daripada legislatif
Hubungan pempus dan Pemda menjadi tidak seimbang
Perubahan Paradigma dan Pola Tata HubunganPusat
dan DaerahParadigma dipengaruhi oleh :
Kemajuan teknologi dan perubahan global
Menghasilkan BOUNDARYLESS ORGANIZATION dan mengenalkan PAPERLESS ORGANIZATION
Maka tatanan organisasi yang vertically operated akan berubah menjadi lebih pendek, ramping, dan berfungsi dengan baik
BOUNDARYLESS ORGANIZATION (birokrasi pemerintah tanpa batas) tidak lagi secara tegas
mengikuti garis hierarkhi. Struktur organisasi yang bersifat ad hoc, komite, dan matrik menjadi model dari organisasi pemerintahan yang akan datang.
LOGICAL STRUCTURE (didasarkan atas perpaduan yang sinergik antara
kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan keinginan penguasa)
Sehingga susunan, bentuk, dan macam organisasi publik tidak lagi hanya ditentukan oleh kebutuhan
elit penguasa pemerintah saja, ta;i harus ditentukan bersama antara masyarakat dengan pemerintah -- peran parpol di legislatif sangat
menentukan
KESIMPULAN
Menurut penulis, sebaiknya rumusan pasal 18 diubah. Kalimat yang memberikan tafsir hubungan hierarkhis diganti menjadi kalimat yang tdk mencerminkan hubungan hierarkhis.
Penulis mengusulkan kalimat sebagai berikut:Bahwa Pemerintah negara kesatuan dibagi
atas Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kotamadya yang bersifat otonom satu sama lain.